ng saat dewa-dewa asing itu telah disingkirkan dan mereka
semua bersama-sama pergi ke Betel, para tetangganyalah yang
takut kepadanya. Selama kita melakukan pekerjaan Tuhan , kita
berada di bawah perlindungan istimewa. Tuhan akan menyertai
kita selama kita berada bersama-Nya. Dan jika Ia di pihak kita,
siapakah yang akan melawan kita? Tidak ada seorang pun yang
akan mengingini negerimu, jika engkau pergi untuk menghadap
ke hadirat TUHAN (Kel. 34:24). Tuhan mengatur dunia dengan me-
nanamkan ketakutan tersembunyi dalam pikiran manusia, lebih
sering dibandingkan yang kita sadari.
Yakub Tiba di Betel
(35:6-15)
6 Lalu sampailah Yakub ke Lus yang di tanah Kanaan yaitu Betel , ia dan
semua orang yang bersama-sama dengan dia. 7 Didirikannyalah mezbah di
situ, dan dinamainyalah tempat itu El-Betel, sebab Tuhan telah menyatakan
diri kepadanya di situ, saat ia lari terhadap kakaknya. 8 saat Debora,
inang pengasuh Ribka, mati, dikuburkanlah ia di sebelah hilir Betel di bawah
pohon besar, yang dinamai orang: Pohon Besar Penangisan. 9 sesudah Yakub
datang dari Padan-Aram, maka Tuhan menampakkan diri pula kepadanya dan
memberkati dia. 10 Firman Tuhan kepadanya: Namamu Yakub; dari sekarang
namamu bukan lagi Yakub, melainkan Israel, itulah yang akan menjadi
namamu. Maka Tuhan menamai dia Israel. 11 Lagi firman Tuhan kepadanya:
Akulah Tuhan Yang Mahakuasa. Beranakcuculah dan bertambah banyak;
satu bangsa, bahkan sekumpulan bangsa-bangsa, akan terjadi dari padamu
696
dan raja-raja akan berasal dari padamu. 12 Dan negeri ini yang telah
Kuberikan kepada Abraham dan kepada Ishak, akan Kuberikan kepadamu
dan juga kepada keturunanmu. 13 Lalu naiklah Tuhan meninggalkan Yakub
dari tempat Ia berfirman kepadanya. 14 Kemudian Yakub mendirikan tugu di
tempat itu, yakni tugu batu; ia mempersembahkan korban curahan dan
menuangkan minyak di atasnya. 15 Yakub menamai tempat di mana Tuhan
telah berfirman kepadanya Betel.
sesudah Yakub dan rombongannya tiba dengan selamat di Betel, di
sini diceritakan apa yang terjadi di situ.
I. Di sana ia membangun sebuah mezbah (ay. 7) dan tidak diragu-
kan lagi mempersembahkan korban di atasnya. Boleh jadi seper-
sepuluh dari ternaknya, sesuai dengan nazarnya, Akan selalu
kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu. Dengan korban-kor-
ban ini ia menyertakan pujian bagi semua rahmat yang dulu per-
nah diterimanya, terutama yang muncul dalam ingatannya saat
melihat tempat itu. Ia juga menambahkan doa-doa bagi kelang-
sungan perkenan Tuhan terhadap dirinya dan keluarganya. Ia lalu
menamai tempat itu (maksudnya, mezbah itu) El-Betel, Tuhan yang
di Betel itu, sebab di sanalah Tuhan telah menyatakan diri kepada-
nya. Sementara ia dengan penuh syukur mengakui kehormatan
yang diberikan Tuhan kepadanya dengan menamai dia Israel, ia
menyembah Tuhan dengan menyebut nama Tuhan Israel ialah Tuhan .
Jadi, saat ia sekarang dengan penuh syukur mengakui per-
kenan Tuhan sebelumnya di Betel, ia menyembah Tuhan dengan
menyebut nama El-Betel, Tuhan yang di Betel itu, sebab di sanalah
Tuhan menampakkan diri kepadanya. Perhatikanlah, penghiburan
yang diperoleh orang-orang yang dikasihi-Nya dalam ketetapan-
ketetapan ibadah kudus tidaklah berasal dari Betel, rumah Tuhan ,
namun terutama dari El-Betel, Tuhan rumah itu. Semua ketetapan itu
hanyalah kosong belaka jika kita tidak bertemu dengan Tuhan
di dalamnya.
II. Di tempat itulah ia menguburkan Debora, inang pengasuh Ribka
(ay. 8). Kita mempunyai alasan untuk berpikir bahwa sesudah da-
tang ke Kanaan, tempat keluarganya bermukim di dekat Sikhem,
Yakub (boleh jadi sering kali) mengunjungi Ishak, ayahnya, di
Hebron seorang diri. Mungkin saja Ribka sudah mati, namun inang
pengasuhnya yang sudah tua (yang disebut-sebut dalam ps.
24:59) masih hidup. Yakub lalu menerima dia ke dalam keluarga-
Kitab Kejadian 35:6-15
697
nya, untuk menemani istri-istrinya, para perempuan yang berasal
dari satu daerah dengannya, dan menjadi pembimbing bagi anak-
anak Yakub. saat mereka tinggal di Betel, perempuan tua itu
mati dan ditangisi dengan sedemikian rupa hingga pohon besar
yang di bawahnya ia dikuburkan, dinamai Allon-bachuth, Pohon
Besar Penangisan. Perhatikanlah,
1. Para pelayan tua dalam keluarga yang di masa hidup mereka
sangat setia dan banyak membantu, sudah seharusnya dihor-
mati. Kehormatan telah diberikan anggota keluarga Yakub ke-
pada inang pengasuh ini saat ia mati, meskipun ia tidak mem-
punyai pertalian darah dengan mereka dan usianya sudah lan-
jut. Dalam hal seperti ini, pelayanan di masa lampau haruslah
tetap diingat.
2. Kita tidak tahu di mana ajal akan menjemput kita. Boleh jadi di
Betel, rumah Tuhan . Oleh sebab itu, biarlah kita selalu siap.
3. Penderitaan dalam keluarga bisa saja datang, bahkan semen-
tara pembaharuan keluarga dan ibadah dijalankan. Oleh
sebab itu, bersukacitalah dengan hati gentar.
III. Di sana Tuhan menampakkan diri kepadanya (ay. 9) untuk meng-
akui mezbah yang dibuat Yakub, untuk memberi jawaban atas
nama yang dipanggilnya, yakni Tuhan yang di Betel itu (ay. 7), dan
untuk menghibur dia di tengah penderitaannya (ay. 8). Perhati-
kanlah, Tuhan akan menyatakan diri dengan anugerah-Nya kepada
mereka yang menantikan Dia sambil melakukan kewajibannya. Di
sini,
1. Tuhan menegaskan penggantian nama Yakub (ay. 10). Sebelum-
nya hal ini pernah dilakukan oleh malaikat yang bergumul
dengannya (32:28), dan di sini hal itu disahkan oleh Keagung-
an ilahi atau Shekinah, yang menampakkan diri di hadapan-
nya. Dahulu, hal ini yaitu untuk menguatkan hati Yakub
yang takut kepada Esau, sedangkan sekarang, untuk melawan
rasa takut terhadap orang Kanaan. Siapa pula yang terlampau
sulit dihadapi oleh Israel, seorang raja yang bersama Tuhan ?
Nama itu menopang mereka yang diangkat seperti itu dari
kemurungan dan kesedihan.
2. Tuhan memperbarui dan mengesahkan kovenan dengan Yakub
melalui nama El-shaddai, Akulah Tuhan Yang Mahakuasa, Tuhan
698
Yang Mahamencukupi (ay. 11). Ia mampu menggenapi janji itu
pada waktunya, menopang, dan mencukupi semua keperluan
di masa yang sulit. Dua hal dijanjikan kepadanya, yang sudah
sering kita jumpai sebelumnya:
(1) Bahwa ia akan menjadi bapa bagi sebuah bangsa yang be-
sar. Besar dalam jumlah sekumpulan bangsa-bangsa akan
terjadi dari padamu (tiap suku Israel merupakan bangsa,
dan kedua belas suku itu menjadi sekumpulan bangsa), juga
besar dalam kehormatan dan kuasa raja-raja akan berasal
dari padamu.
(2) Bahwa ia akan menjadi tuan atas negeri yang baik (ay. 12)
yang pernah dilukiskan oleh Abraham dan Ishak yang per-
tama menerimanya, yang diberikan janji itu, dan bukan
kepada para penduduknya, yakni orang Kanaan, yang
sekarang memilikinya. Di sini, negeri yang diberikan ke-
pada Abraham dan Ishak itu hanya diberikan kepada Ya-
kub dan keturunannya. Ia tidak akan mempunyai anak-
anak tanpa tanah, seperti yang sering kali dialami orang
miskin, atau memiliki tanah tanpa anak-anak, seperti yang
acap kali mendukakan orang kaya. namun , ia akan memiliki
kedua-duanya. Kedua janji ini memiliki makna rohani,
yang bisa kita duga telah dipahami juga oleh Yakub, meski-
pun tidak sejelas dan senyata bagi kita sekarang. sebab
bisa dipastikan tanpa ragu bahwa Kristus-lah keturunan
yang dijanjikan itu, sedangkan sorga yaitu negeri yang
dijanjikan itu. Yang disebut pertama merupakan fondasi,
sedangkan yang kedua merupakan batu paling tinggi dari
antara semua perkenan Tuhan .
3. Tuhan naik dari padanya, atau meninggalkan Yakub, dalam rupa
mulia yang bisa dilihat, dan yang melingkupi Dia selama ber-
bicara dengan Yakub (ay. 13). Perhatikanlah, persekutuan ter-
manis yang dialami para orang kudus bersama Tuhan di dunia
ini hanyalah singkat dan bersifat sementara saja, dan segera
akan berakhir. Sedangkan, penglihatan kita akan Tuhan di sor-
ga akan bersifat kekal. Di sana kita akan selamanya bersama
Tuhan, tidak seperti di sini.
Kitab Kejadian 35:16-20
699
IV. Di sana Yakub mendirikan sebuah tugu peringatan untuk menge-
nang peristiwa ini (ay. 14).
1. Ia menegakkan sebuah tugu. Pada waktu pergi ke Padan-
Aram, ia mendirikan sebuah tugu memakai batu tempat
ia membaringkan kepalanya. Hal ini memang cukup pantas di-
lakukan mengingat keadaannya yang mengenaskan di tengah
pelariannya itu. Namun, sekarang ia mengambil waktu untuk
mendirikan tugu yang lebih megah, terhormat, dan tahan
lama, boleh jadi juga dengan menaruh batu tadi di dalamnya.
Sebagai tanda hendak menjadikan tugu itu sebagai peringatan
suci perihal persekutuannya dengan Tuhan , ia menuangkan
minyak dan korban curahan ke atasnya. Nazarnya dulu berbu-
nyi, Batu ini akan menjadi rumah Tuhan . Artinya, batu itu akan
ditegakkan bagi kehormatan-Nya, sama seperti rumah diba-
ngun bagi kehormatan para pendirinya. Di sini ia melaksana-
kan nazarnya itu, menyerahkannya kepada Tuhan dengan cara
menuangkan minyak ke atasnya.
2. Ia menegaskan nama yang sebelum itu telah diberikannya ke-
pada tempat itu (ay. 15), Betel, rumah Tuhan . Namun, di kemu-
dian hari tempat ini kehilangan kehormatan namanya dan
berubah menjadi Bet-Awen, rumah kejahatan, sebab di sinilah
Yerobeam mendirikan salah satu anak lembu emasnya. Me-
mang mustahil bagi orang terbaik sekalipun untuk mewarisi
suatu tempat dengan pengakuan akan agama dan ibadahnya.
Kematian Rahel
(35:16-20)
16 Sesudah itu berangkatlah mereka dari Betel. saat mereka tidak berapa
jauh lagi dari Efrata, bersalinlah Rahel, dan bersalinnya itu sangat sukar. 17
Sedang ia sangat sukar bersalin, berkatalah bidan kepadanya: Janganlah
takut, sekali inipun anak laki-laki yang kaudapat. 18 Dan saat ia hendak
menghembuskan nafas sebab ia mati kemudian diberikannyalah nama
Ben-oni kepada anak itu, namun ayahnya menamainya Benyamin. 19 Demi-
kianlah Rahel mati, lalu ia dikuburkan di sisi jalan ke Efrata, yaitu Betlehem.
20 Yakub mendirikan tugu di atas kuburnya; itulah tugu kubur Rahel sampai
sekarang.
Di sini diceritakan tentang kematian Rahel, istri yang sangat dikasihi
Yakub.
1. Di tengah perjalanan tibalah waktunya untuk melahirkan sehing-
ga tidak dapat mencapai Betlehem, kota berikutnya, walaupun
700
mereka sudah hampir tiba di sana. Adakalanya rasa sakit hebat
tiba-tiba menimpa perempuan yang hendak melahirkan, sesuatu
yang tidak dapat dihindari atau ditangguhkan olehnya. Kita bisa
menduga bahwa Yakub segera mendirikan tenda yang cukup
nyaman bagi Rahel untuk melahirkan.
2. Rasa sakit yang dideritanya sangat berat. Ia mengalami kelahiran
yang sukar, lebih sulit dibandingkan biasanya. Ini yaitu akibat dari
dosa (3:16). Perhatikanlah, kehidupan manusia diawali dengan
kesusahan, sedangkan bunga-bunga mawar sukacita yang kemu-
dian diperoleh juga dikelilingi duri.
3. Bidan menguatkan hatinya (ay. 17). Tak diragukan lagi bahwa ada
bidan yang menyertainya, yang siap membantunya, namun tidak
mampu memberi jaminan kepadanya. saat melahirkan Yu-
suf, Rahel berkata, Mudah-mudahan TUHAN menambah seorang
anak laki-laki lagi bagiku. Kata-kata ini diingat oleh bidan itu dan
mengatakan kepadanya bahwa keinginan Rahel itu telah menjadi
kenyataan. Namun, hal ini tidak berhasil membantu menguatkan
hatinya. Kecuali Tuhan yang mengusir rasa takut, tidak akan ada
yang mampu melakukannya. Hanya Dialah yang memiliki kuasa
yang dapat berkata, Janganlah takut. Di tengah bahaya besar,
kita cenderung menghibur diri dan teman-teman kita dengan per-
tolongan yang bersifat sementara, dan itu bisa saja membuat kita
kecewa. Lebih baik kita mencari penghiburan pada sesuatu yang
tidak dapat mengecewakan kita, yakni pengharapan akan hidup
yang kekal.
4. Peristiwa kelahiran itu memberi kehidupan kepada anaknya,
tapi membawa kematian bagi dirinya sendiri. Perhatikanlah, mes-
kipun rasa sakit dan bahaya dalam melahirkan dibawa pertama
kali oleh dosa, adakalanya hal ini juga berakibat kematian pada
para perempuan yang sangat saleh, yang meskipun tidak melahir-
kan dengan selamat, telah melaluinya dengan keselamatan yang
kekal. Rahel pernah berkata dengan berapi-api, Berikanlah kepa-
daku anak, kalau tidak, aku akan mati. Sekarang sesudah ia mem-
peroleh anak-anak (sebab ini yaitu anaknya yang kedua), ia
pun mati. Di sini, kematiannya disebut putuslah nyawanya. Per-
hatikanlah, kematian jasmani tidak lebih dari putus atau perginya
nyawa ke dunia roh.
5. Menjelang ajal, bibirnya menamai anaknya yang baru lahir itu
Ben-oni, anak yang diperoleh dengan susah payah. Banyak anak
Kitab Kejadian 35:16-20
701
laki-laki yang tidak dilahirkan dengan susah payah namun ternyata
mendatangkan dukacita bagi orangtuanya dan menjadi beban
bagi ibu yang telah melahirkannya. Anak-anak sudah cukup me-
nyusahkan ibu mereka yang malang saat mengandung, melahir-
kan, dan menyusuinya. Oleh sebab itu, saat tumbuh besar,
mereka seharusnya berusaha keras menjadi sukacita ibu mereka,
dan bila memungkinkan, mengganti kerugian bagi mereka. Na-
mun, sebab tidak ingin mengingat-ingat kesedihan atas kematian
sang ibu setiap kali menyebut nama putranya, Yakub lalu meng-
ganti nama itu menjadi Benyamin, atau anak dari tangan kanan-
ku. Artinya, sangat kukasihi, ditempatkan di tangan kananku
untuk menerima berkat, penopang umurku, bagaikan tongkat di
tangan kananku.
6. Yakub menguburkan Rahel dekat tempat ia mati. Mengingat
bahwa ia mati saat melahirkan, lebih baik untuk segera mengu-
burkan dia. Oleh sebab itu Yakub tidak membawa jasadnya ke
tanah pekuburan keluarganya. Jika jiwa telah beristirahat tenang
sesudah kematian, tidak menjadi soal di mana jasadnya dibaring-
kan. Kalaupun hanya di tempat pohon itu tumbang, biarlah hal
itu terjadi. Di sini memang tidak disebutkan adanya perkabungan
untuk kematian Rahel, sebab hal itu pasti dilakukan jadi tidak
perlu disebutkan lagi. Tak diragukan lagi bahwa Yakub sangat
berduka. Perhatikanlah, adakalanya penderitaan hebat menimpa
kita tidak lama sesudah memperoleh penghiburan besar. Kecuali
semangat Yakub terangkat oleh penampakan Tuhan yang Maha-
kuasa yang diberikan kepadanya, peristiwa kematian itu pasti
terasa bagaikan duri dalam daging yang membuatnya harus me-
rendahkan diri. Orang-orang yang menikmati anugerah istimewa
yang hanya diberikan kepada anak-anak Tuhan , haruslah siap
mengalami masalah-masalah yang biasa diderita anak-anak ma-
nusia. Debora, yang pasti akan menjadi penghiburan bagi Rahel
di tengah penderitaannya seandainya ia masih hidup, telah mati
tidak lama sebelum itu. Perhatikanlah, saat datang dalam sebuah
keluarga, tidak jarang kematian terjadi dua kali. Melalui kemati-
an, Tuhan berbicara satu kali, bahkan dua kali. Para penulis Ya-
hudi berkata, Kematian Debora dan Rahel dimaksudkan untuk
mengganti kerugian atas pembunuhan orang Sikhem yang dipicu
oleh Dina, anak perempuan keluarga itu.
702
7. Yakub mendirikan tugu di atas kubur Rahel. Jadi sampai lama
sesudah itu, tempat itu dikenal sebagai kubur Rahel (1Sam. 10:2),
dan campur tangan Tuhan menentukan bahwa di kemudian hari
tempat ini jatuh ke tangan Benyamin. Yakub pernah mendirikan
tugu untuk mengenang semua sukacita yang pernah dialaminya
(ay. 14), dan di sini ia mendirikan tugu untuk mengenang duka-
citanya. Sama seperti halnya berguna bagi kita untuk mengingat
kedua hal itu, sungguh berguna juga bagi orang lain untuk mene-
ruskan kenangan akan kedua hal itu. Lama sesudah itu, gereja
mengakui bahwa apa yang dikatakan Tuhan kepada Yakub di
Betel, baik melalui firman maupun tongkat-Nya, dimaksudkan-
Nya untuk menjadi pelajaran bagi mereka (Hos. 12:5), Di sanalah
Dia berfirman kepadanya (KJV: Di sanalah Dia berfirman kepada
kita).
Aib Ruben
(35:21-29)
21 Sesudah itu berangkatlah Israel, lalu ia memasang kemahnya di seberang
Migdal-Eder. 22a saat Israel diam di negeri ini, terjadilah bahwa Ruben sam-
pai tidur dengan Bilha, gundik ayahnya, dan kedengaranlah hal itu kepada
Israel. 22b Adapun anak-anak lelaki Yakub dua belas orang jumlahnya. 23
Anak-anak Lea ialah Ruben, anak sulung Yakub, kemudian Simeon, Lewi,
Yehuda, Isakhar dan Zebulon. 24 Anak-anak Rahel ialah Yusuf dan Benya-
min. 25 Dan anak-anak Bilha, budak perempuan Rahel ialah Dan serta Naf-
tali. 26 Dan anak-anak Zilpa, budak perempuan Lea ialah Gad dan Asyer.
Itulah anak-anak lelaki Yakub, yang dilahirkan baginya di Padan-Aram. 27
Lalu sampailah Yakub kepada Ishak, ayahnya, di Mamre dekat Kiryat-Arba
itulah Hebron tempat Abraham dan Ishak tinggal sebagai orang asing. 28
Adapun umur Ishak seratus delapan puluh tahun. 29 Lalu meninggTuhan
Ishak, ia mati dan dikumpulkan kepada kaum leluhurnya; ia tua dan suntuk
umur, maka Esau dan Yakub, anak-anaknya itu, menguburkan dia.
Di sini terdapat,
1. Kepindahan Yakub (ay. 21). Sama seperti para leluhurnya, ia juga
tinggal beberapa waktu di negeri perjanjian bagaikan di negeri
asing, dan tidak tinggal lama di satu tempat. Segera sesudah
kisah tentang kematian Rahel, di sini ia disebut Israel (ay. 21-22),
namun tidak sering lagi sesudah itu. Orang-orang Yahudi berkata,
Sang sejarawan memberi kehormatan ini kepadanya sebab
ia menanggung penderitaan itu dengan kesabaran dan penyerah-
an diri yang begitu mengagumkan kepada pemeliharaan Tuhan .
Perhatikanlah, orang-orang yang sungguh-sungguh berusaha me-
Kitab Kejadian 35:21-29
703
ngendalikan hasrat-hasratnya sendiri, sungguh merupakan Israel-
Israel, yaitu raja-raja yang bersama Tuhan . Orang yang memerintah
atas rohnya sendiri sungguh lebih baik dibandingkan orang-orang per-
kasa. Israel memang seorang raja bersama Tuhan , namun yang tinggal
di kemah-kemah. Baginya disediakan sebuah kota di dunia lain.
2. Dosa Ruben. Ia bersalah melakukan kejahatan yang menjijikkan
(ay. 22), dosa yang disebutkan oleh sang rasul (1Kor. 5:1), yang
bahkan tidak pernah disebut-sebut di antara orang-orang yang
tidak mengenal Tuhan , bahwa ada orang yang hidup dengan istri
ayahnya. Dikatakan bahwa hal ini terjadi saat Israel diam di
negeri ini, seolah-olah ia tidak berada di tengah keluarganya, yang
mungkin saja menjadi penyebab menyedihkan bagi terjadinya
pelanggaran ini. Meskipun ada kemungkinan Bilha melakukan
kejahatan yang lebih besar dan boleh jadi ditinggalkan Yakub
sebab itu, kejahatan yang dilakukan Ruben begitu menggusar-
kan hingga ia kehilangan hak kesulungan dan berkatnya (49:4).
Anak sulung memang bukan selalu yang terbaik atau paling
menjanjikan. Ini merupakan dosa Ruben namun juga penderitaan
Yakub. Betapa menyakitkannya penderitaan itu, tersirat dalam
rangkaian kata yang singkat ini, dan kedengaranlah hal itu
kepada Israel. Tidak lebih dari itu kata-kata itu sudah cukup. Ia
mendengar berita itu dengan hati yang teramat sedih, malu, ngeri,
dan tidak senang. Ruben berpikir ia bisa menyembunyikan per-
buatannya itu, bahwa ayahnya takkan pernah mendengar tentang
hal itu. Namun, orang-orang yang berjanji kepada diri sendiri un-
tuk merahasiakan dosa mereka, biasanya akan kecewa. Burung di
udara bisa meneruskan berita itu.
3. Daftar lengkap anak-anak lelaki Yakub, sesudah Benyamin si anak
bungsu lahir. Inilah pertama kalinya kita mendapati nama-nama
para pemimpin kedua belas suku itu sekaligus. Sesudah itu kita se-
ring mendapati nama mereka dibicarakan dan disebut satu per satu,
bahkan sampai kitab terakhir dalam Alkitab (Why. 7:4; 21:12).
4. Kunjungan Yakub kepada Ishak, ayahnya, di Hebron. Kita dapat
menduga bahwa sejak kembali, ia sudah mengunjungi ayahnya,
sebab ia sangat rindu kepada rumah bapanya. Namun, sampai
sekarang ia belum pernah membawa keluarganya untuk menetap
bersama ayahnya atau tinggal di dekatnya (ay. 27). Boleh jadi ia
melakukan hal itu sekarang, sebab kematian Ribka telah mem-
buat Ishak hidup sendirian dan tidak ingin menikah lagi.
704
5. Di sini umur dan kematian Ishak dicatat, meskipun melalui per-
hitungan, tampaknya ia mati tidak lama sesudah Yusuf dijual ke
Mesir dan sebagian besar dari masa itu ia lebih suka tinggal di situ.
Ishak, seorang laki-laki yang tenang, hidup paling lama diban-
dingkan dengan semua bapa leluhurnya, sebab umurnya mencapai
180 tahun. Abraham hanya mencapai usia 175 tahun. Ishak hidup
sampai empat puluh tahun sesudah membuat wasiat (27:2). Kita
memang tidak akan mati satu jam lebih cepat, namun alangkah
baiknya jika kita menata hati dan rumah tangga kita dengan
tepat. Perhatian khusus diberikan kepada kesepakatan yang baik di
antara Esau dan Yakub, demi kekhidmatan penguburan ayah
mereka (ay. 29), untuk menunjukkan betapa Tuhan telah mengubah
pikiran Esau yang telah bersumpah akan membunuh adiknya
segera sesudah kematian sang ayah (27:41). Perhatikanlah, Tuhan
memiliki banyak cara untuk mencegah orang-orang fasik melaku-
kan kejahatan yang telah mereka rencanakan. Ia dapat mengikat
tangan atau membelokkan hati mereka.
PASAL 36
alam pasal ini kita mendapati cerita tentang keturunan Esau,
yang, sebab turun dari dia, disebut sebagai orang-orang Edom,
si Esau yang menjual hak kesulungannya itu, yang kehilangan
berkatnya, dan yang tidak dikasihi Tuhan seperti Yakub. Inilah daftar
singkat yang tersimpan tentang keluarganya selama beberapa ang-
katan. Silsilah keluarganya dicatat,
1. sebab dia yaitu anak Ishak, dan demi Ishaklah ia mendapat
kehormatan ini.
2. sebab orang-orang Edom yaitu tetangga Israel, dan silsilah me-
reka akan bermanfaat untuk memberi penjelasan pada cerita-
cerita selanjutnya tentang apa yang terjadi di antara mereka.
3. Ini untuk menunjukkan penggenapan dari janji kepada Abraham,
bahwa ia akan menjadi bapa segala bangsa, dan penggenapan
dari jawaban yang diberikan kepada Ribka saat dia mencari tahu
dari sabda Tuhan bahwa dua bangsa ada dalam kandunganmu. Ini
juga merupakan penggenapan dari berkat Ishak kepada Esau,
Tempat kediamanmu akan berada di tanah-tanah gemuk di bumi
(27:39, KJV). Kita mendapati di sini,
I. Istri-istri Esau (ay. 1-5).
II. Kepindahan Esau ke pegunungan Seir (ay. 6-8).
III. Nama anak-anaknya (ay. 9-14).
IV. Kepala-kepala kaum yang diturunkan dari anak-anaknya (ay.
15-19).
V. Kepala-kepala kaum Hori (ay. 20-30).
VI. Raja-raja dan kepala-kepala kaum Edom (ay. 31-43).
Selain dari nama-nama mereka, hanya sedikit saja yang dicatat
tentang mereka, sebab sejarah orang-orang yang berada di luar je-
D
706
maat (meskipun mungkin bermanfaat bagi sejarah bangsa) akan sedi-
kit gunanya bagi ilmu agama. Di dalam jemaatlah ditemukan contoh-
contoh yang layak diingat tentang anugerah yang istimewa, dan pe-
meliharaan yang istimewa. Sebab yang istimewa hanya terjadi dalam
ruang lingkup jemaat, yang lainnya biasa saja. Pasal ini diringkas
dalam 1 Tawarikh 1:35, dst.
Keturunan Esau
(36:1-8)
1 Inilah keturunan Esau, yaitu Edom. 2 Esau mengambil perempuan-perem-
puan Kanaan menjadi isterinya, yakni Ada, anak Elon orang Het, dan
Oholibama, anak Ana anak Zibeon orang Hewi, 3 dan Basmat, anak Ismael,
adik Nebayot. 4 Ada melahirkan Elifas bagi Esau, dan Basmat melahirkan
Rehuel, 5 dan Oholibama melahirkan Yeush, Yaelam dan Korah. Itulah anak-
anak Esau, yang lahir baginya di tanah Kanaan. 6 Esau membawa isteri-
isterinya, anak-anaknya lelaki dan perempuan dan semua orang yang ada di
rumahnya, ternaknya, segala hewannya dan segala harta bendanya yang
telah diperolehnya di tanah Kanaan, lalu pergilah ia ke negeri lain dan ia
meninggalkan Yakub, adiknya itu. 7 Sebab harta milik mereka terlalu banyak,
sehingga mereka tidak dapat tinggal bersama-sama, dan negeri penumpang-
an mereka tidak dapat memuat mereka sebab banyaknya ternak mereka itu.
8 Maka menetaplah Esau di pegunungan Seir; Esau itulah Edom.
Amatilah di sini,
1. Mengenai Esau sendiri (ay. 1). Ia disebut Edom (ay. 8), nama yang
dengannya diabadikanlah ingatan akan tawaran bodoh yang di-
buatnya, saat ia menjual hak kesulungannya untuk yang
merah-merah itu. Disebutkannya nama itu sudah cukup untuk
menunjukkan alasan mengapa silsilah keluarganya ditutup de-
ngan pemberitahuan yang singkat seperti itu. Perhatikanlah, jika
orang melakukan suatu kesalahan, mereka sendirilah yang harus
dipersalahkan jika , lama sesudah itu, kesalahan tersebut
diingat untuk melawan mereka, bagi cela mereka.
2. Mengenai istri-istrinya, dan anak-anak yang mereka lahirkan un-
tuk dia di tanah Kanaan. Ia mempunyai tiga orang istri, dan dari
ketiga-tiganya hanya mempunyai lima anak. Adakalanya, banyak
orang justru mempunyai lebih banyak anak dari satu istri. Tuhan
dalam pemeliharaan-Nya sering kali mengecewakan orang-orang
yang mengambil jalan-jalan tidak langsung untuk membangun
sebuah keluarga. Walaupun demikian, di sini janji itu digenapi,
dan keluarga Esau dibangun.
Kitab Kejadian 36:1-8
707
3. Mengenai kepindahannya ke pegunungan Seir, sebuah negeri
yang telah diberikan Tuhan kepadanya untuk dia miliki, sementara
Ia menyimpan Kanaan bagi keturunan Yakub. Tuhan mengakui-
nya, lama sesudah itu: kepada Esau Kuberikan pegunungan Seir
(Ul. 2:5; Yos. 24:4), yang merupakan alasan mengapa orang-orang
Edom tidak boleh diganggu dalam hal kepemilikan mereka itu.
Orang-orang yang tidak mempunyai hak berdasarkan kovenan,
seperti Yakub atas tanah Kanaan, bisa saja mempunyai hak
penuh berdasarkan pemeliharaan ilahi atas harta dan tanah
mereka, seperti Esau atas pegunungan Seir. Esau sudah tinggal
tetap bersama sanak saudara dari istri-istrinya di Seir, sebelum
Yakub datang dari Padan-Aram (32:3). Ishak, ada kemungkinan,
mengirimkan Esau ke sana sebelumnya (seperti Abraham pada
masa hidupnya mengirimkan anak-anak dari gundik-gundiknya
meninggalkan Ishak anaknya ke negeri timur, 25:6), agar Yakub
dibuatkan jalan yang lebih jelas untuk memiliki tanah perjanjian
itu. Namun, bagaimanapun juga, pada masa Ishak hidup, Esau
mungkin mempunyai sejumlah milik yang masih tertinggal di
Kanaan. namun , sesudah kematian Ishak, ia sepenuhnya mengun-
durkan diri ke pegunungan Seir, membawa serta bersamanya apa
yang menjadi bagiannya dari harta pribadi ayahnya, dan menye-
rahkan Kanaan kepada Yakub. Ini bukan hanya sebab Yakub
diberi janji untuk itu, melainkan juga sebab Esau melihat bahwa
jika harta benda mereka terus bertambah-tambah seperti yang
sudah mulai terjadi, maka tidak akan ada ruang untuk keduanya.
Maka menetaplah Esau di pegunungan Seir (ay. 8). Perhatikanlah,
perlawanan apa pun yang dilancarkan orang, firman Tuhan tetap
akan digenapi, dan bahkan orang-orang yang sudah menentang-
nya akan melihat bahwa mereka, pada suatu saat, harus tunduk
pada penggenapan itu dan menerimanya. Esau sudah berjuang
mendapatkan Kanaan, namun sekarang ia dengan patuh mengun-
durkan diri ke pegunungan Seir. Sebab rencana-rencana Tuhan
pasti akan terlaksana, baik itu mengenai masa-masa sebelum
ditetapkan, maupun tentang batas-batas tempat kediaman kita.
708
Kepala-kepala Kaum Edom
(36:9-19)
9 Inilah keturunan Esau, bapa orang Edom, di pegunungan Seir. 10 Nama
anak-anaknya ialah: Elifas, anak Ada isteri Esau; Rehuel, anak Basmat isteri
Esau. 11 Anak-anak Elifas ialah Téman, Omar, Zefo, Gaetam dan Kenas. 12
Timna yaitu gundik Elifas anak Esau; ia melahirkan Amalek bagi Elifas.
Itulah cucu-cucu Ada isteri Esau. 13 Inilah anak-anak Rehuel: Nahat, Zerah,
Syama dan Miza. Itulah cucu-cucu Basmat isteri Esau. 14 Inilah anak-anak
Oholibama, isteri Esau itu, anak Ana anak Zibeon; ia melahirkan bagi Esau:
Yeush, Yaelam dan Korah. 15 Inilah kepala-kepala kaum bani Esau: keturun-
an Elifas anak sulung Esau, ialah kepala kaum Téman, kepala kaum Omar,
kepala kaum Zefo, kepala kaum Kenas, 16 kepala kaum Korah, kepala kaum
Gaetam dan kepala kaum Amalek; itulah kepala-kepala kaum Elifas di tanah
Edom; itulah keturunan Ada. 17 Inilah keturunan Rehuel anak Esau: kepala
kaum Nahat, kepala kaum Zerah, kepala kaum Syama dan kepala kaum
Miza; itulah kepala-kepala kaum Rehuel di tanah Edom; itulah keturunan
Basmat isteri Esau. 18 Inilah keturunan Oholibama isteri Esau: kepala kaum
Yeush, kepala kaum Yaelam, kepala kaum Korah; itulah kepala-kepala kaum
Oholibama, isteri Esau, anak Ana. 19 Itulah bani Esau, yakni Edom, dan
itulah kepala-kepala kaum mereka.
Amatilah di sini,
1. Bahwa hanya nama dari anak-anak dan cucu-cucu Esau yang
dicatat, hanya nama-nama mereka, bukan sejarah mereka. Sebab
catatan tentang jemaatlah yang dijaga Musa, bukan catatan
tentang orang-orang yang berada di luarnya. Nenek moyang bang-
sa Ibrani yang hidup hanya berdasarkan iman itu mendapat ke-
saksian yang baik. Sionlah yang menghasilkan orang-orang ter-
nama, bukan Seir (Mzm. 87:5). Dan juga silsilahnya tidak berlan-
jut lebih jauh dibandingkan keturunan ketiga dan keempat. Bahkan
nama-nama dari semua keturunan selanjutnya terkubur dalam
kelupaan. Hanya keturunan orang-orang Israellah, yang akan
menjadi ahli waris tanah Kanaan, dan yang dari mereka akan
datang keturunan yang dijanjikan, dan keturunan kudus, yang
diceritakan secara panjang lebar, sejauh ada kesempatan untuk
itu. Bahkan keturunan dari semua suku Israel sampai tanah
Kanaan dibagi-bagi di antara mereka, dan keturunan raja-raja
sampai Kristus datang.
2. Bahwa anak-anak dan cucu-cucu Esau ini disebut kepala-kepala
kaum (ay. 15-19). Mungkin mereka yaitu panglima-panglima
perang, kepala kaum, atau kepala pasukan yang mempunyai pra-
jurit-prajurit di bawah mereka. Sebab Esau dan keluarganya
hidup dari padang (27:40). Perhatikanlah, gelar-gelar kehormatan
sudah berada lebih lama di luar jemaat dibandingkan di dalamnya.
Kitab Kejadian 36:20-30
709
Anak-anak Esau menjadi kepala-kepala kaum saat anak-anak
Yakub hanyalah gembala-gembala domba (Kej. 47:3). Ini bukanlah
alasan mengapa gelar-gelar kehormatan seperti itu tidak boleh
digunakan di antara orang-orang Kristen. namun ini merupakan
alasan mengapa orang tidak boleh terlalu tinggi menilai diri mere-
ka sendiri, atau orang lain, berdasarkan gelar-gelar itu. Ada
kehormatan yang datang dari Tuhan , dan nama di dalam keluarga-
Nya jauh lebih berharga tak terhingga. Orang-orang Edom mung-
kin menjadi kepala-kepala kaum bagi manusia, namun orang-orang
Israel sejati dijadikan raja-raja dan imam-imam bagi Tuhan kita.
3. Kita dapat menduga bahwa kepala-kepala kaum itu mempunyai
sangat banyak keluarga, yang terdiri dari anak-anak dan hamba-
hamba yang termasuk di dalam wilayah kaum mereka. Tuhan ber-
janji untuk membuat Yakub beranak banyak, dan untuk memper-
kaya dia. Namun Esau beranak banyak, dan diperkaya terlebih
dahulu. Perhatikanlah, bukan hal baru bahwa orang-orang dari
dunia ini mempunyai banyak anak, dan bahwa perut mereka dike-
nyangkan dengan harta yang tersimpan (Mzm. 17:14). Janji Tuhan
kepada Yakub mulai digenapi belakangan, namun buah-buahnya
tinggal lebih lama, dan janji itu mendapat penggenapannya yang
penuh dalam Israel secara rohani.
Silsilah Orang Hori
(36:20-30)
20 Inilah anak-anak Seir, orang Hori, penduduk negeri itu: Lotan, Syobal,
Zibeon, Ana, 21 Disyon, Ezer, Disyan; itulah kepala-kepala kaum orang Hori,
anak-anak Seir, di tanah Edom. 22 Anak-anak Lotan ialah Hori dan Heman,
dan saudara perempuan Lotan ialah Timna. 23 Inilah anak-anak Syobal:
Alwan, Manahat, Ebal, Syefo dan Onam. 24 Inilah anak-anak Zibeon: Aya dan
Ana; Ana inilah yang menemui mata-mata air panas di padang gurun, saat
ia sedang menggembalakan keledai Zibeon ayahnya itu. 25 Inilah anak-anak
Ana: Disyon dan Oholibama anak perempuan Ana. 26 Inilah anak-anak
Disyon: Hemdan, Esyban, Yitran dan Keran. 27 Inilah anak-anak Ezer: Bilhan,
Zaawan dan Akan. 28 Inilah anak-anak Disyan: Us dan Aran. 29 Itulah kepala-
kepala kaum orang Hori: kepala kaum Lotan, kepala kaum Syobal, kepala
kaum Zibeon, kepala kaum Ana, 30 kepala kaum Disyon, kepala kaum Ezer
dan kepala kaum Disyan; itulah kepala-kepala kaum orang Hori, kaum demi
kaum, di tanah Seir.
Di tengah-tengah silsilah orang-orang Edom ini, di sini diselipkan
silsilah orang-orang Hori, orang-orang Kanaan itu, atau orang-orang
Het (bandingkan dengan pasal 26:34), yang merupakan penduduk
asli di pegunungan Seir. Disebutkan tentang mereka (14:6), dan ten-
710
tang kepentingan mereka di pegunungan Seir, sebelum orang-orang
Edom memiliki tanah itu (Ul. 2:12, 22). Hal ini disebutkan di sini,
bukan hanya untuk menjelaskan cerita itu, melainkan juga untuk
menjadi cela yang akan tetap melekat pada orang-orang Edom sebab
sudah kawin campur dengan mereka, yang melaluinya, ada kemung-
kinan, mereka mempelajari jalan orang-orang Kanaan itu, dan mem-
buat cemar diri mereka sendiri. sesudah Esau menjual hak kesulung-
annya dan kehilangan berkatnya, dan bersekutu dengan orang-orang
Het, keturunannya dan anak-anak Seir di sini dihitung secara ber-
sama-sama. Perhatikanlah, orang-orang berkhianat meninggalkan je-
maat Tuhan sudah sewajarnya dihitung bersama-sama dengan orang-
orang yang tidak pernah berada di dalamnya. Orang-orang Edom
yang murtad berpijak di tanah yang sama dengan orang-orang Het
yang terkutuk. Perhatian khusus diberikan tentang seseorang yang
bernama Ana, yang menggembalakan keledai Zibeon ayahnya (ay.
24), namun disebut sebagai kepala kaum Ana (ay. 29). Perhatikanlah,
orang-orang yang ingin naik ke puncak harus mulai dari bawah.
Latar belakang keturunan yang terhormat tidak boleh membuat
seseorang tidak bekerja dengan jujur, dan juga pekerjaan yang hina
tidak boleh menghalang-halangi kemajuan siapa pun. Ana ini tidak
hanya rajin bekerja, namun juga tekun, dan berhasil. Sebab ia men-
dapatkan bagal-bagal, atau (sebagaimana sebagian orang membaca-
nya) mata-mata air panas, di padang gurun. Orang-orang yang rajin
bekerja kadang-kadang mendapat keuntungan yang lebih besar dari-
pada yang mereka harapkan.
Raja-raja dan Kepala-kepala Kaum Edom
(36:31-43)
31 Inilah raja-raja yang memerintah di tanah Edom, sebelum ada seorang raja
memerintah atas orang Israel. 32 Di Edom yang memerintah ialah Bela bin
Beor dan kotanya bernama Dinhaba. 33 sesudah Bela mati, Yobab bin Zerah
dari Bozra menjadi raja menggantikan dia. 34 sesudah Yobab mati, Husyam,
dari negeri orang Téman, menjadi raja menggantikan dia. 35 sesudah Husyam
mati, Hadad bin Bedad menjadi raja menggantikan dia; dialah yang memukul
kalah orang Midian di daerah Moab, dan kotanya bernama Awit. 36 sesudah
Hadad mati, Samla dari Masreka menjadi raja menggantikan dia. 37 sesudah
Samla mati, Saul, dari Rehobot yang di pinggir sungai, menjadi raja meng-
gantikan dia. 38 sesudah Saul mati, Baal-Hanan bin Akhbor menjadi raja
menggantikan dia. 39 sesudah Baal-Hanan bin Akhbor mati, Hadar menjadi
raja menggantikan dia; kotanya bernama Pahu dan isterinya bernama
Mehetabeel binti Matred binti Mezahab. 40 Inilah nama kepala-kepala kaum
Esau menurut kaum dan tempat mereka, dengan nama mereka masing-
masing: kepala kaum Timna, kepala kaum Alwa, kepala kaum Yetet, 41 kepala
Kitab Kejadian 36:31-43
711
kaum Oholibama, kepala kaum Ela, kepala kaum Pinon, 42 kepala kaum
Kenas, kepala kaum Téman, kepala kaum Mibzar, 43 kepala kaum Magdiel dan
kepala kaum Iram; itulah kepala-kepala kaum Edom, menurut tempat
kediaman mereka di tanah milik mereka; Edom ialah Esau, bapa orang Edom.
Secara perlahan-lahan, tampaknya, orang-orang Edom mengalahkan
orang-orang Hori, memiliki negeri itu sepenuhnya, dan mendirikan
pemerintahan mereka sendiri.
1. Mereka diperintah oleh raja-raja, yang mengatur seluruh negeri,
dan yang tampaknya naik takhta melalui pemilihan, dan bukan
secara turun-temurun. Begitulah menurut pengamatan Uskup
Patrick. Raja-raja ini memerintah di tanah Edom, sebelum ada
seorang raja memerintah atas orang Israel, maksudnya, sebelum
zaman Musa, sebab ia menjadi raja di Yesyurun (Ul. 33:5). Tuhan
baru saja berjanji kepada Yakub bahwa raja-raja akan berasal
dari padanya (35:11), namun darah daging Esau menjadi raja
jauh sebelum siapa pun dari darah daging Yakub. Perhatikanlah,
dalam kemakmuran dan kehormatan lahiriah, anak-anak kove-
nan sering kali ketinggalan, dan orang-orang yang berada di luar
kovenan maju terlebih dahulu. Kemenangan orang-orang fasik
mungkin cepat, namun singkat. Cepat matang, dan cepat juga bu-
suk. namun , buah-buah janji, meskipun pelan, pasti dan
abadi. namun ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak meni-
pu. Kita dapat menduga bahwa sungguh merupakan ujian yang
besar bagi iman Israel milik Tuhan saat mendengar tentang keme-
gahan dan kekuasaan raja-raja Edom, sementara mereka menjadi
budak di Mesir. namun orang-orang yang mencari perkara-perkara
besar dari Tuhan harus puas untuk bersabar menantikannya. Waktu
Tuhan yaitu waktu yang terbaik.
2. sesudah itu mereka diperintah oleh kepala-kepala kaum, yang di-
sebutkan lagi di sini, dan yang saya kira, semuanya memerintah
pada waktu yang sama di beberapa tempat di negeri itu. Entah
mereka mendirikan bentuk pemerintahan ini mengikuti cara
orang-orang Hori, yang sudah terlebih dahulu memakai nya
(ay. 29), atau pemerintahan Tuhan merendahkan mereka ke dalam
cara pemerintahan itu, seperti yang diduga sebagian orang, untuk
menegur mereka atas sikap tidak bersahabat mereka terhadap
Israel, yaitu saat menolak orang-orang Israel untuk melalui
daerah mereka (Bil. 20:18). Perhatikanlah, jika kekuasaan
disalahgunakan, adil bagi Tuhan untuk memperlemahnya, dengan
712
mengubahnya menjadi berbagai macam aliran. sebab pemberon-
takan negeri banyaklah penguasa-penguasanya. Dosa menurun-
kan orang Edom dari raja-raja menjadi kepala-kepala kaum, dari
mahkota-mahkota raja menjadi mahkota-mahkota mainan. Kita
membaca tentang kepala-kepala kaum Edom (Kel. 15:15), namun,
lama sesudah itu, kita juga membaca tentang raja-raja mereka lagi.
3. Pegunungan Seir disebut sebagai tanah milik mereka (ay. 43).
Sementara orang-orang Israel berdiam di rumah perbudakan, dan
tanah Kanaan mereka masih hanya berupa tanah perjanjian,
orang-orang Edom berdiam di tempat kediaman mereka sendiri,
dan Seir menjadi milik mereka. Perhatikanlah, anak-anak dunia
ini mempunyai segala-galanya di dalam genggaman, namun tidak
mempunyai apa-apa dalam pengharapan (Luk. 16:25). Sementara
anak-anak Tuhan mempunyai segala-galanya dalam pengharapan,
namun hampir tidak mempunyai apa-apa di dalam genggaman.
namun , dengan menimbang segala segi, lebih baik mempunyai
Kanaan di dalam janji dibandingkan mendapatkan pegunungan Seir
sebagai hak milik.
PASAL 37
ada pasal ini dimulai cerita tentang Yusuf. Dalam setiap pasal
selanjutnya sampai akhir kitab ini, kecuali dalam satu pasal,
Yusuf menjadi tokoh utama. Ia yaitu anak Yakub yang tertua dari
istrinya yang terkasih Rahel, yang dilahirkan, seperti halnya dengan
banyak orang terpandang, dari seorang ibu yang sudah lama mandul.
Ceritanya dengan begitu menakjubkan dibagi antara keadaannya
yang rendah dan ditinggikan, sehingga kita tidak bisa menghindar
untuk melihat sesuatu tentang Kristus di dalamnya, yang pertama-
tama direndahkan dan kemudian ditinggikan, dan yang dalam ba-
nyak contoh, mengalami hal sedemikian rupa sehingga menggenapi
pelambangan Yusuf. Cerita ini juga menunjukkan apa yang menjadi
bagian bagi orang-orang Kristen, yang harus masuk ke dalam keraja-
an melalui banyak penganiayaan. Dalam pasal ini, kita mendapati,
I. Kebencian yang terpendam dari saudara-saudaranya terha-
dap dia. Mereka membenci dia,
1. sebab dia memberi tahu ayahnya tentang kefasikan me-
reka (ay. 1-2).
2. sebab ayahnya mengasihi dia (ay. 3-4).
3. sebab dia bermimpi tentang kekuasaannya atas mereka
(ay. 5-11).
II. Kejahatan-kejahatan yang dirancangkan dan diperbuat oleh
saudara-saudaranya melawan dia.
1. Kunjungannya yang baik terhadap mereka memberi mere-
ka kesempatan untuk melakukan kejahatan itu (ay. 12-17).
2. Mereka berencana untuk membunuhnya, namun bertekad
untuk membuatnya kelaparan terlebih dahulu (ay. 18-24).
3. Mereka mengubah tujuan mereka, dan menjualnya seba-
gai budak (ay. 25-28).
P
714
4. Mereka membuat ayah mereka percaya bahwa ia diterkam
oleh binatang buas (ay. 29-35).
5. Ia dijual ke Mesir kepada Potifar (ay. 36).
Dan semua ini bekerja bersama-sama untuk mendatangkan ke-
baikan.
Yusuf Anak Kesayangan Yakub
(37:1-4)
1 Adapun Yakub, ia diam di negeri penumpangan ayahnya, yakni di tanah
Kanaan. 2 Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh
belas tahun jadi masih muda biasa menggembalakan kambing domba,
bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa,
kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar
tentang kejahatan saudara-saudaranya. 3 Israel lebih mengasihi Yusuf dari
semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa
tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia. 4
sesudah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi
Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya dan
tidak mau menyapanya dengan ramah.
Musa tidak mempunyai apa-apa lagi untuk dikatakan tentang orang-
orang Edom, kecuali kalau mereka kebetulan didapati di tengah-
tengah jalan yang dilalui Israel. namun sekarang ia memberi per-
hatiannya dekat-dekat kepada cerita tentang keluarga Yakub: Inilah
riwayat keturunan Yakub. Silsilah keluarganya bukanlah silsilah yang
kosong dan kering seperti silsilah keluarga Esau (36:1), melainkan
sebuah sejarah yang layak diingat dan berguna. Inilah,
1. Yakub tinggal di negeri penumpangan ayahnya Ishak, yang masih
hidup pada waktu itu (ay. 1). Kita tidak akan pernah berada di
rumah, sampai kita tiba di sorga.
2. Yusuf, seorang gembala, sedang menggembalakan kambing domba
bersama-sama dengan saudara-saudaranya (ay. 2). Walaupun
menjadi anak kesayangan ayahnya, ia tidak dibesarkan dalam
kemalasan dan kemewahan. Orang tidak sungguh-sungguh me-
ngasihi anak-anak mereka jika mereka tidak membiasakan anak-
anak mereka bekerja, memeras keringat, dan menyangkal diri.
Memanjakan anak biasanya dengan alasan yang baik disebut me-
rusakkan mereka. Orang-orang yang tidak terlatih untuk berbuat
sesuatu, kemungkinan tidak akan berguna bagi apa pun.
3. Yusuf dikasihi oleh ayahnya (ay. 3), sebagian demi ibunya yang
tercinta yang sudah meninggal, dan sebagian demi Yakub sendiri,
Kitab Kejadian 37:1-4
715
sebab ia menjadi penghiburan terbesar bagi Yakub di usia tua-
nya. Mungkin Yusuf selalu melayani dia, dan lebih memperhati-
kan dia dibandingkan anak-anaknya yang lain. Ia anak si orang tua,
begitu kata sebagian orang. Maksudnya, saat masih anak-anak,
ia bersikap sungguh-sungguh dan bijak seperti layaknya orang
tua, seorang anak, namun tidak kekanak-kanakan. Yakub menya-
takan perasaannya kepada Yusuf dengan memakaikan kepadanya
baju yang lebih indah dibandingkan baju anak-anaknya yang lain. Ia
menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia, yang mung-
kin mengisyaratkan kehormatan-kehormatan lebih jauh yang
akan diberikan kepadanya di kemudian hari. Perhatikanlah, wa-
laupun sungguh berbahagia anak-anak yang mempunyai dalam
diri mereka sesuatu yang dengan wajar membuat mereka disa-
yang orangtua secara istimewa, namun bijaklah orangtua untuk
tidak membuat pembedaan antara anak yang satu dan anak yang
lain. Hal ini bisa saja dilakukan kecuali ada alasan kuat dan nya-
ta, yang berkaitan dengan ketaatan atau ketidaktaatan mereka.
Pengasuhan orangtua tidak boleh memihak, dan harus dipandu
dengan tangan yang kokoh.
4. Yusuf dibenci oleh saudara-saudaranya,
(1) sebab ayahnya mengasihi dia. jika orangtua membuat
pembedaan, anak-anak segera memperhatikannya, dan hal itu
sering kali menimbulkan perseteruan dan pertengkaran di
dalam keluarga.
(2) sebab ia menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang
kejahatan saudara-saudaranya. Anak-anak Yakub melakukan
itu saat mereka tidak berada di bawah pengawasannya. Me-
reka tidak akan berani melakukannya seandainya mereka ber-
ada di rumah bersama dia. namun Yusuf melaporkan kepada
ayahnya tentang perilaku buruk mereka, supaya ayahnya
menegur dan mengekang mereka. Yusuf melakukan ini bukan
sebagai seorang pengadu yang penuh kebencian, untuk mena-
bur perpecahan, melainkan sebagai adik yang setia, yang,
sebab tidak berani memperingatkan mereka sendiri, menceri-
takan kesalahan-kesalahan mereka kepada orang yang berwe-
nang untuk memperingatkan mereka. Perhatikanlah,
[1] Sudah biasa bahwa orang yang mengawasi dengan maksud
baik dipandang sebagai musuh. Orang-orang yang benci di-
716
perbaharui membenci orang-orang yang ingin memperbaha-
rui mereka (Ams. 9:8).
[2] Sudah biasa bahwa orang-orang yang dikasihi Tuhan dibenci
oleh dunia. Siapa yang diberkati Sorga dikutuk oleh neraka.
Orang-orang yang kepada mereka Tuhan berbicara dengan
menghibur, kepada mereka orang-orang fasik tidak akan
berbicara dengan damai. Dikatakan di sini tentang Yusuf,
bahwa ia bersama-sama dengan anak-anak Bilha. Sebagian
orang membacanya seperti ini, dan ia melayani mereka, dan
mereka menjadikannya sebagai babu.
Mimpi Yusuf yang Membuat
Saudara-saudaranya Membencinya
(37:5-11)
5 Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya
kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya.
6 sebab katanya kepada mereka: Coba dengarkan mimpi yang kumimpikan
ini: 7 Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu
bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas
kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu. 8
Lalu saudara-saudaranya berkata kepadanya: Apakah engkau ingin menjadi
raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami? Jadi makin ben-
cilah mereka kepadanya sebab mimpinya dan sebab perkataannya itu. 9
Lalu ia memimpikan pula mimpi yang lain, yang diceritakannya kepada
saudara-saudaranya. Katanya: Aku bermimpi pula: Tampak matahari, bulan
dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku. 10 sesudah hal ini dicerita-
kannya kepada ayah dan saudara-saudaranya, maka ia ditegor oleh ayahnya:
Mimpi apa mimpimu itu? Masakan aku dan ibumu serta saudara-saudara-
mu sujud menyembah kepadamu sampai ke tanah? 11 Maka iri hatilah sau-
dara-saudaranya kepadanya, namun ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya.
Di sini,
I. Yusuf menceritakan mimpi-mimpi yang mengandung nubuatan
yang dialaminya (ay. 6-7, 9-10). Meskipun waktu itu ia sangat
muda (sekitar tujuh belas tahun), ia saleh dan taat, dan condong
pada hal yang baik, dan ini membuatnya pantas menerima
penyataan-penyataan Tuhan yang penuh rahmat tentang diri-Nya
kepada dia. Yusuf mempunyai banyak masalah di hadapannya,
dan oleh sebab itu Tuhan sedari dini memberi dia pengharapan
akan pengangkatannya ini, untuk menopang dan menghibur dia
di bawah permasalahan-permasalahannya yang akan berlangsung
lama dan menyakitkan, yang dengannya ia harus diuji. Demikian
pulalah Kristus mendapat sukacita yang disediakan bagi Dia, dan
Kitab Kejadian 37:5-11
717
begitu pula dengan orang-orang Kristen. Perhatikanlah, Tuhan mem-
punyai cara untuk mempersiapkan umat-Nya menghadapi ujian-
ujian yang tidak bisa mereka lihat sebelumnya. Tuhan sudah bisa
melihat semua ujian ini sebelum terjadi, dan sebab itu Dia me-
lengkapi mereka dengan berbagai penghiburan. Mimpi-mimpi Yusuf
yaitu ,
1. Bahwa berkas-berkas gandum saudara-saudaranya sujud me-
nyembah kepada berkas gandumnya, dengan menunjukkan
pada kesempatan apa mereka harus tunduk hormat kepada-
nya, yaitu saat mereka mencari gandum pada dia. Berkas-
berkas gandum mereka yang kosong akan sujud menyembah
kepada berkas gandumnya yang penuh.
2. Bahwa matahari, bulan, dan sebelas bintang sujud menyem-
bah kepadanya (ay. 9). Yusuf lebih merupakan seorang nabi
dibandingkan seorang yang suka mencari kedudukan, sebab kalau
tidak, ia pasti akan menyimpan hal ini dalam hatinya, sebab ia
sudah tahu bahwa saudara-saudaranya membenci dia, dan
bahwa hal ini hanya akan membuat mereka lebih kesal lagi.
Walaupun begitu, sekalipun Yusuf memberitahukan hal ini da-
lam kepolosannya, Tuhan mengatur ceritanya itu untuk mem-
permalukan saudara-saudaranya. Amatilah, Yusuf bermimpi
tentang pengangkatannya ke suatu kedudukan yang tinggi,
namun ia tidak bermimpi tentang dirinya masuk penjara. Demi-
kianlah banyak orang muda, saat baru mulai menapaki du-
nia, tidak memikirkan hal lain selain kemakmuran dan kese-
nangan, dan tidak pernah memimpikan masalah.
II. Saudara-saudaranya menanggapi cerita itu dengan hati jahat, dan
semakin merasa geram terhadapnya (ay. 8): Apakah engkau ingin
menjadi raja atas kami? Lihatlah di sini,
1. Betapa benar mereka menafsirkan mimpinya, bahwa ia akan
berkuasa atas mereka. Yang menjadi penafsir mimpinya ada-
lah orang-orang yang menjadi musuh bagi penggenapannya,
seperti dalam cerita Gideon (Hak. 7:13-14). Mereka memahami
bahwa merekalah yang dimaksudkannya (Mat. 21:45). Apa yang
terjadi kemudian persis menggenapi penafsiran ini (42:6, dst.).
2. Betapa dengan rasa cela mereka membenci mimpi itu: Apakah
engkau, yang hanya satu, ingin menjadi raja atas kami, yang
718
banyak? Engkau, yang paling muda, berkuasa atas kami yang
lebih tua? Perhatikanlah, pemerintahan dan kekuasaan Yesus
Kristus, Yusuf kita, sudah dan masih direndahkan dan diten-
tang oleh dunia yang bersifat kedagingan dan tidak mau per-
caya, yang tidak bisa tahan membayangkan orang ini harus
berkuasa atas mereka. Dan kekuasaan orang benar pun, di
fajar hari kebangkitan, dipandang dengan penghinaan yang
teramat besar.
III. Ayahnya menegur dia dengan lembut, namun menyimpan dalam
hati apa yang dikatakannya (ay. 10-11). Mungkin ayahnya mene-
gur dia supaya saudara-saudaranya tidak terlalu tersinggung de-
ngan perkataannya itu. Namun, ayahnya memperhatikan perkata-
annya itu lebih dibandingkan yang tidak seharusnya: ia mencetuskan
gagasan bahwa itu hanyalah mimpi kosong, sebab ibunya yang
sudah mati beberapa waktu sebelumnya dibawa-bawa. Padahal,
sebenarnya matahari, bulan dan sebelas bintang tiada lain menan-
dakan seluruh keluarga yang akan bergantung kepadanya dan
akan berutang budi kepadanya. Perhatikanlah, iman umat Tuhan
kepada janji-janji Tuhan sering kali dengan pedih digoyahkan oleh
kesalahpahaman mereka terhadap janji-janji itu. Akibatnya, mere-
ka yakin penggenapannya tidak mungkin terlaksana. namun Tuhan
melakukan pekerjaan-Nya sendiri, dan akan melakukannya, en-
tah kita memahami-Nya dengan benar atau tidak. Yakub, seperti
Maria (Luk. 2:51), menyimpan perkara ini dalam hatinya, dan
tidak diragukan lagi mengingatnya lama sesudah itu, saat apa
yang terjadi menggenapi nubuatan itu.
Kejahatan Saudara-saudara Yusuf terhadapnya
(37:12-22)
12 Pada suatu kali pergilah saudara-saudaranya menggembalakan kambing
domba ayahnya dekat Sikhem. 13 Lalu Israel berkata kepada Yusuf: Bukan-
kah saudara-saudaramu menggembalakan kambing domba dekat Sikhem?
Marilah engkau kusuruh kepada mereka. Sahut Yusuf: Ya bapa. 14 Kata
Israel kepadanya: Pergilah engkau melihat apakah baik keadaan saudara-
saudaramu dan keadaan kambing domba; dan bawalah kabar tentang itu
kepadaku. Lalu Yakub menyuruh dia dari lembah Hebron, dan Yusuf pun
sampailah ke Sikhem. 15 saat Yusuf berjalan ke sana ke mari di padang,
bertemulah ia dengan seorang laki-laki, yang bertanya kepadanya: Apakah
yang kaucari? 16 Sahutnya: Aku mencari saudara-saudaraku. Tolonglah
katakan kepadaku di mana mereka menggembalakan kambing domba? 17
Lalu kata orang itu: Mereka telah berangkat dari sini, sebab telah kudengar
Kitab Kejadian 37:12-22
719
mereka berkata: Marilah kita pergi ke Dotan. Maka Yusuf menyusul sau-
dara-saudaranya itu dan didapatinyalah mereka di Dotan. 18 Dari jauh ia
telah kelihatan kepada mereka. namun sebelum ia dekat pada mereka, mere-
ka telah bermufakat mencari daya upaya untuk membunuhnya. 19 Kata
mereka seorang kepada yang lain: Lihat, tukang mimpi kita itu datang! 20 Se-
karang, marilah kita bunuh dia dan kita lemparkan ke dalam salah satu sumur
ini, lalu kita katakan: seekor binatang buas telah menerkamnya. Dan kita akan
lihat nanti, bagaimana jadinya mimpinya itu! 21 saat Ruben mendengar hal
ini, ia ingin melepaskan Yusuf dari tangan mereka, sebab itu katanya: Jangan-
lah kita bunuh dia! 22 Lagi kata Ruben kepada mereka: Janganlah tumpahkan
darah, lemparkanlah dia ke dalam sumur yang ada di padang gurun ini, namun
janganlah apa-apakan dia maksudnya hendak melepaskan Yusuf dari tangan
mereka dan membawanya kembali kepada ayahnya.
Inilah,
I. Kedatangan Yusuf yang baik, dalam menuruti perintah ayahnya,
untuk menemui saudara-saudaranya, yang sedang menggembala-
kan domba di Sikhem, berkilo-kilometer jauhnya. Sebagian orang
beranggapan bahwa mereka sengaja pergi ke sana, dengan ber-
harap agar Yusuf disuruh melihat mereka, dan agar pada saat itu
mereka mendapatkan kesempatan untuk berbuat jahat kepada-
nya. Namun bagaimanapun juga, baik Yusuf maupun ayahnya
lebih memiliki ketulusan merpati dibandingkan kecerdikan ular, sebab
kalau tidak, Yusuf tidak akan pernah datang seperti itu kepada
orang-orang yang membencinya. Namun, Tuhan merancangkan itu
semua untuk mendatangkan kebaikan. Lihatlah dalam diri Yusuf
sebuah teladan,
1. Ketaatannya terhadap ayahnya. Meskipun sebagai anak kesa-
yangan ayahnya, ia dijadikan, dan rela menjadi, hamba ayah-
nya. Betapa dengan siap sedia ia menunggu perintah-perintah
ayahnya! Ya bapa (ay. 13). Perhatikanlah, anak-anak yang
paling dikasihi oleh orangtua mereka haruslah yang paling
taat terhadap mereka. Dengan begitulah kasih orangtua mere-
ka tersampaikan dengan baik dan dibalas dengan baik.
2. Kebaikannya terhadap saudara-saudaranya. Meskipun tahu
bahwa mereka membenci dia dan iri hati terhadapnya, ia tidak
berkeberatan melakukan perintah-perintah ayahnya. Tidak
peduli tempat itu jauh atau berbahayanya perjalanan ke sana,
dengan gembira ia mengambil kesempatan itu untuk menun-
jukkan penghormatannya terhadap saudara-saudaranya. Per-
hatikanlah, yaitu pelajaran yang sangat baik, walaupun di-
pelajari dengan sulit dan jarang diterapkan, untuk mengasihi
720
orang yang membenci kita. Sekalipun saudara-saudara kita
tidak melakukan kewajiban mereka terhadap kita, kita tidak
boleh melalaikan kewajiban kita terhadap mereka. Ini patut
disyukuri. Yusuf disuruh oleh ayahnya untuk pergi ke Sikhem,
untuk melihat apakah saudara-saudaranya baik-baik saja di
sana, dan jangan-jangan negeri itu bangkit melawan mereka
dan menghancurkan mereka, untuk membalaskan pembunuh-
an biadab yang anak-anak Yakub lakukan terhadap orang-
orang Sikhem beberapa tahun sebelumnya. namun Yusuf, kare-
na tidak menemui mereka di sana, pergi ke Dotan, yang me-
nunjukkan bahwa ia melakukan perjalanan ini bukan hanya
untuk menuruti ayahnya (sebab jika demikian ia bisa saja pu-
lang kembali saat tidak menemukan mereka di Sikhem, ka-
rena sudah melakukan apa yang disuruh ayahnya), melainkan
juga sebab kasihnya kepada saudara-saudaranya, dan oleh
sebab itu ia mencari dengan tekun sampai ia mendapatkan
mereka. Hendaklah kasih persaudaraan terus berlanjut seperti
itu, dan hendaklah kita menunjukkan bukti-buktinya.
II. Rencana yang haus darah dan penuh kebencian dari saudara-
saudaranya melawan dia, yang membalas kebaikan dengan keja-
hatan, dan, sebagai balasan terhadap kasihnya, menjadi musuh-
musuhnya. Amatilah,
1. Bagaimana dengan sengaja mereka merancangkan kejahatan
ini: saat dari jauh ia telah kelihatan kepada mereka, mereka
telah bermufakat mencari daya upaya untuk membunuhnya
(ay. 18). Bukan dalam amarah, atau sebab dipancing secara
tiba-tiba, mereka berpikir untuk membunuhnya, melainkan
sebab kebencian yang sudah terpendam, dan dengan darah
dingin. Perhatikanlah, barangsiapa membenci saudaranya, ia
seorang pembunuh, sebab ia akan menjadi pembunuh jika ada
kesempatan untuk itu (1Yoh. 3:15). Kebencian yaitu hal yang
paling keji, dan mengandung bahaya akan melahirkan peker-
jaan yang haus darah jika dipendam dan dituruti. Semakin
banyak rencana dan rancangan di dalam dosa, semakin buruk
dosa itu. Melakukan kejahatan itu buruk, namun lebih buruk
lagi merancangkannya.
2. Betapa kejamnya mereka dalam rancangan mereka. Tidak ada
yang akan membuat mereka puas selain darahnya: Sekarang,
Kitab Kejadian 37:12-22
721
marilah kita bunuh dia (ay. 20). Perhatikanlah, permusuhan
yang berlangsung lama akan memburu nyawa yang berharga.
Orang yang haus akan darahlah yang membenci orang saleh
(Ams. 29:10), dan darah orang-orang kuduslah yang membuat
si pelacur mabuk.
3. Betapa dengan cemooh mereka menghina dia atas mimpi-
mimpinya (ay. 19): tukang mimpi kita itu datang, dan (ay. 20),
kita akan lihat nanti, bagaimana jadinya mimpinya itu. Hal ini
menunjukkan apa yang membuat mereka kesal dan geram.
Mereka tidak bisa tahan membayangkan bahwa mereka harus
memberi penghormatan kepada dia. Inilah yang berusaha
mereka cegah, dengan membunuhnya. Perhatikanlah, manusia
yang kesal dan geram terhadap tindakan-tindakan kebijaksana-
an Tuhan berarti secara tidak saleh berencana untuk menggagal-
kannya. namun mereka hanya mereka-reka perkara yang sia-sia
(Mzm. 2:1-3). Apa yang sudah ditetapkan Tuhan akan terjadi.
4. Bagaimana mereka sepakat untuk menjaga rahasia satu sama
lain, dan menutup-nutupi pembunuhan itu dengan kebohong-
an: Kita katakan: seekor binatang buas telah menerkamnya.
Sementara dalam usaha untuk menghabisinya seperti itu, me-
reka membuktikan diri mereka lebih buruk dibandingkan binatang-
binatang yang paling buas. Sebab, binatang-binatang buas
tidak memangsa binatang-binatang sejenis mereka, sedangkan
mereka menerkam sesama mereka sendiri.
III. Rencana Ruben untuk melepaskan dia (ay. 21-22). Perhatikanlah,
Tuhan bisa mengangkat sahabat-sahabat bagi umat-Nya, bahkan
di antara musuh-musuh mereka. Sebab semua hati berada dalam
genggaman tangan-Nya. Ruben, dari semua saudara yang lain,
mempunyai paling banyak alasan untuk iri hati terhadap Yusuf,
sebab ia yaitu anak sulung, dan dengan demikian berhak men-
dapatkan kebaikan-kebaikan istimewa yang diberikan Yakub
kepada Yusuf. Namun, ia membuktikan dirinya sebagai sahabat
terbaik bagi Yusuf. Ruben tampaknya berperangai lembut dan
halus, yang membuatnya rentan melakukan dosa kecemaran.
Sedangkan perangai dari kedua adiknya, Simeon dan Lewi, keras,
yang membuat mereka rentan melakukan dosa pembunuhan,
dosa yang membuat Ruben ngeri membayangkannya. Perhatikan-
lah, perangai kita haruslah kita jaga dari dosa-dosa yang paling
722
cenderung dilakukannya, dan dimanfaatkan (seperti Ruben di sini)
untuk melawan dosa-dosa yang paling dibencinya. Ruben mengaju-
kan sebuah usulan, yang mereka pikir akan berhasil memenuhi
maksud mereka untuk menghancurkan Yusuf, namun yang di-
rancangkannya akan memenuhi maksudnya sendiri untuk me-
nyelamatkan Yusuf dari tangan mereka, dan mengembalikan dia
kepada ayahnya, mungkin sambil berharap dengan berbuat demi-
kian ia bisa mendapatkan kembali kebaikan ayahnya, yang bela-
kangan ini hilang darinya. namun Tuhan mengesampingkan semua-
nya itu untuk memenuhi maksud-Nya sendiri dalam menjadikan
Yusuf sebagai alat untuk menyelamatkan kehidupan banyak
orang. Yusuf di sini menjadi pelambang Kristus. Meskipun Ia
yaitu Anak kesayangan Bapa-Nya, dan dibenci oleh dunia yang
fasik, Bapa mengutus Dia dari pangkuan-Nya untuk melawat kita
dalam perendahan diri dan kasih yang besar. Ia datang dari sorga
ke bumi, untuk mencari dan menyelamatkan kita. Namun, sekali-
pun begitu, rancangan-rancangan yang penuh kebencian diben-
tangkan untuk melawan dia. Ia datang kepada milik kepunyaan-
Nya, namun orang-orang kepunyaan-Nya itu bukan saja tidak me-
nerima-Nya, melainkan juga berencana untuk menentang-Nya: Ia
yaitu ahli waris, mari kita bunuh dia. Salibkanlah Dia! Salibkan-
lah Dia. Kepada semuanya ini Ia berserah, sesuai dengan ran-
cangan-Nya untuk menebus dan menyelamatkan kita.
Yusuf Dijual
(37:23-30)
23 Baru saja Yusuf sampai kepada saudara-saudaranya, mereka pun me-
nanggalkan jubah Yusuf, jubah maha indah yang dipakainya itu. 24 Dan me-
reka membawa dia dan melemparkan dia ke dalam sumur. Sumur itu ko-
song, tidak berair. 25 Kemudian duduklah mereka untuk makan. saat
mereka mengangkat muka, kelihatanlah kepada mereka suatu kafilah orang
Ismael datang dari Gilead dengan untanya yang membawa damar, balsam
dan damar ladan, dalam perjalanannya mengangkut barang-barang itu ke
Mesir. 26 Lalu kata Yehuda kepada saudara-saudaranya itu: Apakah untung-
nya kalau kita membunuh adik kita itu dan menyembunyikan darahnya? 27
Marilah kita jual dia kepada orang Ismael ini, namun janganlah kita apa-
apakan dia, sebab ia saudara kita, darah daging kita. Dan saudara-sau-
daranya mendengarkan perkataannya itu. 28 saat ada saudagar-saudagar
Midian lewat, Yusuf diangkat ke atas dari dalam sumur itu, kemudian dijual
kepada orang Ismael itu dengan harga dua puluh syikal perak. Lalu Yusuf
dibawa mereka ke Mesir. 29 saat Ruben kembali ke sumur itu, ternyata
Yusuf tidak ada lagi di dalamnya. Lalu dikoyakkannyalah bajunya, 30 dan
kembalilah ia kepada saudara-saudaranya, katanya: Anak itu tidak ada lagi,
ke manakah aku ini?
Kitab Kejadian 37:23-30
723
Kita mendapati di sini bagaimana mereka menjalankan rancangan
mereka terhadap Yusuf.
1. Mereka menelanjangi dia, masing-masing berusaha merebut
jubah berwarna-warni yang membuat mereka iri hati itu (ay. 23).
Demikianlah, dalam bayangan mereka, mereka merampas haknya
sebagai anak, yang mungkin dilambangkan oleh jubah ini, dengan
mendukakan dia, menghina ayah mereka, dan menghibur diri
mereka sendiri, sementara mereka menghina-hina dia. Sekarang,
Yusuf, di manakah jubah yang mahaindah itu? Demikian pulalah
Yesus Tuhan kita ditelanjangi dari jubah-Nya yang tidak berjahit,
dan demikian pulalah dengan orang-orang kudus-Nya yang men-
derita, yang pertama-pertama dirampas dengan begitu gencar dari
hak-hak istimewa dan kehormatan-kehormatan mereka, dan
kemudian dijadikan sebagai kotoran dari segala sesuatu.
2. Mereka pergi ke sana kemari untuk membuat dia kelaparan, me-
lemparkannya ke dalam sumur kering, untuk membinasakannya
di sana dengan rasa lapar dan udara dingin, betapa mereka tidak
mengenal belas kasihan (ay. 24). Perhatikanlah, jika iri hati
berkuasa, belas kasihan hilang, dan perikemanusiaan sendiri ter-
lupakan (Ams. 27:4). Betapa kebencian penuh dengan racun yang
mematikan, sehingga semakin biadab suatu perbuatan, semakin
menyenangkan perbuatan itu. Sekarang Yusuf memohon untuk
tidak dibunuh, dalam kesesakan hatinya (42:21), meminta, de-
ngan segala rasa iba yang bisa dibayangkan, agar mereka puas
mengambil jubahnya dan menyayangkan hidupnya. Ia menyeru-
kan ketidakbersalahannya, hubungan persaudaraannya dengan
mereka, kasih sayangnya terhadap mereka, dan penyerahan diri-
nya terhadap mereka. Ia menangis dan memohon, namun semua
sia-sia. Hanya Ruben yang melunak dan menengahi untuk dia
(42:22). namun ia tidak berhasil menyelamatkan Yusuf dari sumur
yang mengerikan itu, yang di dalamnya mereka bertekad untuk
membuatnya mati secara perlahan-lahan, dan terkubur hidup-
hidup. Inikah orang yang kepadanya saudara-saudaranya harus
memberi penghormatan? Perhatikanlah, pemeliharaan-peme-
liharaan Tuhan sering kali tampak bertentangan dengan maksud-
maksud-Nya, sekalipun pemeliharaan-pemeliharaan itu memenuhi
maksud-maksud-Nya, dan bekerja dari kejauhan untuk mencapai
penggenapannya.
724
3. Mereka menghinanya saat ia sedang dalam kesusahan, dan
tidak bersedih atas penderitaannya. Sebab saat ia merana di
dalam sumur, meratapi kesengsaraannya sendiri, dan dengan
tangisan yang pilu memohon-mohon agar mereka mengasihani-
nya, duduklah mereka untuk makan (ay. 25).
(1) Tidak ada penyesalan dalam hati nurani mereka atas dosa itu.
Seandainya mereka menyesal, itu akan merusak nafsu makan
mereka, dan kenikmatan makanan mereka. Perhatikanlah,
kekuatan besar yang menutupi hati nurani biasanya membuat
hati nurani itu beku, dan untuk sementara waktu membuat-
nya kehilangan rasa maupun kata. Orang yang berani berbuat
dosa selalu merasa aman-aman saja. namun hati nurani sau-
dara-saudara Yusuf, meskipun sekarang tertidur, dibangun-
kan lagi lama sesudah itu (42:21).
(2) Sekarang mereka senang membayangkan bagaimana mereka
terbebas dari ketakutan bahwa saudara mereka akan berkua-
sa atas mereka, dan bahwa, sebaliknya, mereka telah memutar
roda sehingga berbalik melawannya. Mereka bergembira atas
dia, seperti penganiaya-penganiaya bergembira atas dua saksi
Tuhan yang telah menjadi siksaan bagi mereka (Why. 11:10).
Perhatikanlah, orang-orang yang menentang ketetapan-kete-
tapan Tuhan mungkin saja berhasil, sejauh mereka berpikir
bahwa mereka telah mencapai tujuan mereka, namun dalam
hal ini mereka tertipu.
4. Mereka menjualnya. Serombongan kafilah pedagang pada waktu
yang amat tepat (dengan sudah diatur oleh Tuhan Sang Pemelihara)
lewat, dan Yehuda mengajukan permintaan agar mereka menjual
Yusuf kepada pedagang-pedagang itu, untuk dibawa jauh-jauh ke
Mesir, di mana, dalam segala kemungkinan, ia akan tersesat, dan
tidak akan pernah terdengar lagi kabarnya.
(1) Yehuda mengusulkannya sebab merasa kasihan kepada
Yusuf (ay. 26): Apakah untungnya kalau kita membunuh adik
kita itu? Kita akan lebih sedikit bersalah, dan lebih banyak
beruntung, jika kita menjualnya. Perhatikanlah, jika kita
tergoda untuk berdosa, kita harus mempertimbangkan kerugi-
annya. Dosa yaitu sesuatu yang dengannya kita tidak men-
dapat apa-apa.
Kitab Kejadian 37:31-36
725
(2) Mereka menerima permintaan itu, sebab mereka berpikir bah-
wa jika ia dijual sebagai budak, ia tidak akan pernah menjadi
tuan, dan jika dijual ke Mesir, ia tidak akan pernah menjadi
tuan mereka. Namun demikian, semua ini justru bekerja me-
nuju pada penggenapannya. Perhatikanlah, panas hati manu-
sia akan menjadi pujian bagi Tuhan , dan sisa panas hati itu
akan Dia perikatpinggangkan (Mzm. 76:11). Saudara-saudara
Yusuf secara menakjubkan diperikatpinggangkan (atau dita-
han) untuk tidak membunuh dia, dan perbuatan mereka yang
menjual dia dijadikan sebagai pujian bagi Tuhan dengan cara
yang begitu menakjubkan. Sama seperti Yusuf dijual oleh ren-
cana Yehuda seharga dua puluh keping perak, demikian pula
Yesus Tuhan kita dijual seharga tiga puluh keping perak, dan
oleh seorang yang juga bernama sama, Yudas. Ruben, tampak-
nya, sudah pergi jauh-jauh dari saudara-saudaranya saat
mereka menjual Yusuf, dengan niat untuk mendatangi sumur
itu kembali melalui suatu jalan lain. Ia hendak membantu
mengeluarkan Yusuf dari sumur dan mengantarnya pulang
dengan selamat kepada ayahnya. Ini yaitu rencana yang
baik, namun , seandainya itu berhasil, apa jadinya dengan mak-
sud Tuhan untuk mengangkat Yusuf di Mesir? Perhatikanlah,
ada banyak rancangan dalam hati manusia, banyak rancangan
dari musuh-musuh umat Tuhan untuk menghancurkan mereka,
dan banyak rancangan dari sahabat-sahabat mereka untuk
membantu mereka, yang mungkin kedua-duanya dikecewakan,
seperti yang terjadi di sini. namun ketetapan-ketetapan Tuhan-
lah yang akan terlaksana. Ruben menganggap dirinya binasa,
sebab anak itu sudah dijual: ke manakah aku ini? (ay. 30).
sebab ia anak sulung, ayahnya akan mengharapkan laporan
tentang Yusuf dari dia. namun , seperti yang ternyata kemudian,
mereka semua akan binasa seandainya ia tidak dijual.
Laporan bahwa Yusuf Dimangsa Binatang Buas
(37:31-36)
31 Kemudian mereka mengambil jubah Yusuf, dan menyembelih seekor
kambing, lalu mencelupkan jubah itu ke dalam darahnya. 32 Jubah maha
indah itu mereka suruh antarkan kepada ayah mereka dengan pesan: Ini
kami dapati. Silakanlah bapa periksa apakah jubah ini milik anak bapa atau
tidak? 33 saat Yakub memeriksa jubah itu, ia berkata: Ini jubah anakku;
binatang buas telah memakannya; tentulah Yusuf telah diterkam. 34 Dan
726
Yakub mengoyakkan jubahnya, lalu mengenakan kain kabung pada ping-
gangnya dan berkabunglah ia berhari-hari lamanya sebab anaknya itu. 35
Sekalian anaknya laki-laki dan perempuan berusaha menghiburkan dia,
namun ia menolak dihiburkan, serta katanya: Tidak! Aku akan berkabung,
sampai aku turun mendapatkan anakku, ke dalam dunia orang mati! Demi-
kianlah Yusuf ditangisi oleh ayahnya. 36 Adapun Yusuf, ia dijual oleh orang
Midian itu ke Mesir, kepada Potifar, seorang pegawai istana Firaun, kepala
pengawal raja.
I. Orang akan segera kehilangan Yusuf, dan pencarian besar-besaran
akan dilakukan untuk menemukannya, dan oleh sebab itu sau-
dara-saudaranya mempunyai rencana lebih lanjut, untuk membuat
dunia percaya bahwa Yusuf sudah diterkam oleh binatang buas.
Dan hal ini mereka lakukan,
1. Untuk membersihkan diri mereka sendiri, supaya mereka
tidak dicurigai telah berbuat jahat kepadanya. Perhatikanlah,
kita semua belajar dari Adam untuk menutupi pelanggaran
kita (Ayb. 31:33). jika Iblis sudah mengajar manusia untuk
berbuat dosa, ia kemudian mengajar mereka untuk menyembu-
nyikannya dengan dosa lain. Demikianlah, pencurian dan pem-
bunuhan disembunyikan dengan dusta dan sumpah palsu.
namun siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan ber-
untung untuk waktu yang lama. Saudara-saudara Yusuf men-
jaga rahasia mereka satu sama lain selama beberapa waktu,
namun kejahatan mereka ketahuan juga pada akhirnya, dan
dinyatakan di sini di hadapan seluruh dunia, dan ingatan
akan hal itu diteruskan dari masa ke masa.
2. Untuk mendukakan ayah mereka yang baik. Tampaknya hal
itu sengaja dirancangkan mereka untuk membalas dendam
kepada ayahnya atas kasihnya yang istimewa terhadap Yusuf.
Perbuatan itu dirancang dengan tujuan untuk membuat dia
kesal sejadi-jadinya. Mereka mengantarkan kepadanya jubah
Yusuf yang berwarna-warni, ditambah satu warna yang tidak
ada sebelumnya, warna darah (ay. 32). Mereka berpura-pura
bahwa mereka sudah menemukannya di padang, dan Yakub
sendiri harus ditanya dengan nada mencemooh, apakah jubah
ini milik anak bapa? Sekarang, lambang kehormatan Yusuf
akan mengungkapkan nasibnya. Dan dari jubah yang berlumur-
an darah itu disimpulkan dengan tergesa-gesa bahwa tentulah
Yusuf telah diterkam. Kasih selalu cenderung takut akan hal
terburuk yang menimpa orang yang dikasihi. Ada kasih yang
Kitab Kejadian 37:31-36
727
melenyapkan ketakutan, namun itu yaitu kasih yang sempur-
na. Sekarang, hendaklah orang-orang yang memahami perasa-
an orangtua membayangkan penderitaan Yakub yang malang
ini, dan menempatkan diri mereka di tempat Yakub. Betapa
dengan perasaan kuat ia membayangkan dalam pikirannya
bagaimana sengsaranya Yusuf! Jatuh bangun, ia membayang-
kan dirinya melihat binatang buas yang sedang menerkam
Yusuf, ia merasa mendengar teriakan-teriakannya yang memilu-
kan saat singa mengaum-aum hendak memangsanya, yang
membuat dirinya gemetar dan bulu kuduknya berdiri. Hal ini
dialaminya berkali-kali, saat ia membayangkan bagaimana
binatang itu menghisap darah Yusuf, mencabik-cabik bagian-
bagian tubuhnya satu per satu, dan tidak menyisakan apa pun
dari dirinya, selain jubah yang berwarna-warni, untuk me-
nyampaikan kabar tentang itu. Dan tidak diragukan lagi bahwa
penderitaannya bertambah besar saat ia menyadari bahwa dia
sendiri yang menghadapkan Yusuf pada bahaya, dengan menyu-
ruh dia, dan menyuruh dia sendirian, untuk melakukan per-
jalanan yang berbahaya ini, yang ternyata membawa kematian
baginya. Hal ini menusuk sampai ke ulu hatinya, dan ia pun
siap melihat dirinya sebagai pembawa kematian bagi anaknya.
Sekarang,
(1) Dilakukan usaha-usaha untuk menghibur dia. Dengan mu-
nafiknya anak-anaknya berpura-pura menghiburnya (ay.
35). namun mereka semua yaitu penghibur-penghibur yang
munafik dan menyedihkan. Seandainya mereka benar-benar
ingin menghibur dia, mereka bisa saja dengan mudah mela-
kukannya, dengan memberi tahu dia apa yang sebenarnya
terjadi, Yusuf masih hidup, dan ia memang dijual ke
Mesir, namun mudah saja untuk pergi ke sana dan menebus
dia. Ini pasti akan membuka kain kabungnya, dan meng-
ikat pinggangnya dengan sukacita. Saya bertanya-tanya
apakah wajah-wajah mereka tidak mengungkapkan keber-
salahan mereka, dan dengan muka seperti apa mereka bisa
berpura-pura berdukacita bersama Yakub atas kematian
Yusuf, sementara mereka tahu bahwa ia masih hidup. Per-
hatikanlah, hati manusia secara mengherankan mengeras
oleh tipu daya dosa. namun ,
728
(2) Semua itu sia-sia: Yakub menolak dihiburkan (ay. 35). Ia
bersikeras untuk berkabung, bertekad untuk terus berka-
bung sampai masuk ke liang kubur. Ini bukanlah luapan
perasaan yang tiba-tiba, seperti yang dirasakan Daud, ah,
kalau aku mati menggantikan engkau, anakku, anakku!
melainkan, seperti Ayub, ia mengeraskan hatinya sendiri di
dalam dukacita. Perhatikanlah,
[1] Kasih sayang yang besar terhadap suatu ciptaan mem-
buat kita tidak siap untuk menghadapi penderitaan
yang jauh lebih besar, saat ciptaan itu diambil dari
kita atau memahitkan hati kita. Cinta yang berlebihan
biasanya berakhir dengan kepedihan hati yang melam-
paui batas kewajaran. Sejauh mana buaian digoyang ke
kanan, sejauh itu pula ia akan bergoyang ke kiri.
[2] Orang menjadi tidak peduli dengan penghiburan jiwa
mereka atau pujian bagi agama mereka jika mereka
bersikeras untuk terus berdukacita setiap waktu. Ja-
nganlah pernah kita berkata, Kita akan masuk ke liang
kubur dengan berkabung, sebab kita tidak tahu hari-
hari sukacita apa yang mungkin disediakan bagi kita
oleh Tuhan Sang Pemelihara. Dan sudah menjadi hikmat
serta kewajiban kita untuk menyesuaikan diri dengan
pemeliharaan ilahi.
[3] Kita sering kali membingungkan diri kita dengan masa-
lah-masalah yang kita bayangkan sendiri. Kita memba-
yangkan segala sesuatunya lebih buruk dibandingkan yang
sebenarnya, dan kemudian menyiksa diri kita melebihi
apa yang seperlunya. Kadang-kadang yang kita perlu-
kan bukanlah apa yang bisa menghibur kita, melainkan
terlebih apa yang bisa menyadarkan kita. Baiklah untuk
mengharapkan yang terbaik.
II. sesudah orang-orang Ismael dan orang-orang Midian membeli Yu-
suf hanya untuk memperdagangkan dia, di sini kita mendapati
dia dijual lagi (dengan keuntungan yang cukup bagi para penjual-
nya, tentu saja) kepada Potifar (ay. 36). Yakub sedang meratapi
Yusuf atas hilangnya nyawanya. Seandainya saja ia tahu yang se-
benarnya, ia akan meratapi Yusuf, meskipun dengan tidak begitu
pilu, atas hilangnya kebebasannya. Akankah anak Yakub yang
Kitab Kejadian 37:31-36
729
lahir sebagai orang merdeka menukarkan jubah terbaik dari ke-
luarganya demi uang dari seorang tuan Mesir, dan demi segala
tanda perhambaan? Betapa cepat negeri Mesir menjadi rumah
perbudakan bagi keturunan Yakub! Perhatikanlah, berhikmatlah
orangtua jika tidak membesarkan anak-anak mereka dengan ter-
lampau lembut, sebab mereka tidak tahu kesusahan-kesusahan
dan penderitaan-penderitaan apa yang mungkin didatangkan ke
atas anak-anak mereka oleh Tuhan Sang Pemelihara sebelum mere-
ka mati. Tak terpikirkan oleh Yakub bahwa anak kesayangannya
Yusuf akan dibeli dan dijual sebagai budak seperti itu.
PASAL 38
asal ini menceritakan kepada kita tentang Yehuda dan keluarga-
nya. Dari kisah ini orang akan bertanya-tanya mengapa, dari
semua anak Yakub, Tuhan kita berasal dari suku Yehuda (Ibr. 7:14).
Seandainya kita harus menilai sifat Yehuda berdasarkan cerita ini,
maka kita tidak akan berkata, Yehuda, engkau akan dipuji oleh
saudara-saudaramu (49:8). namun Tuhan akan menunjukkan bahwa
Ia memilih berdasarkan anugerah, dan bukan jasa, dan bahwa Kris-
tus datang ke dalam dunia untuk menyelamatkan orang-orang ber-
dosa, bahkan yang paling berdosa sekalipun, jika mereka ber-
tobat. Dan Ia tidak malu untuk melakukan itu, untuk menjalin per-
sekutuan dengan mereka. Dan juga bahwa nilai serta kelayakan
Yesus Kristus yaitu sebab pribadi-Nya, berasal dari diri-Nya sen-
diri, dan tidak berasal dari nenek moyang-Nya. Dengan merendahkan
diri-Nya sendiri untuk menjadi serupa dengan daging yang dikuasai
dosa, Ia berkenan menjadi keturunan sebagian orang yang bercela.
Betapa sedikit alasan orang-orang Yahudi, yang disebut Yahudi kare-
na Yehuda ini, untuk bermegah, seperti yang sudah mereka lakukan,
bahwa mereka tidak dilahirkan dari zinah! (Yoh. 8:41). Kita men-
dapati, dalam pasal ini,
I. Perkawinan Yehuda dan keturunannya, dan kematian dini
kedua anak pertamanya (ay. 1-11).
II. Yehuda berhubungan badan dengan menantunya Tamar,
tanpa ia sendiri mengetahuinya (ay. 12-23).
III. Kebingungannya, saat hal itu diketahui (ay. 24-26).
IV. Kelahiran dua anak kembarnya, yang di dalam mereka keluar-
ganya dibangun (ay. 27, dst.).
P
732
Keliaran Yehuda
(38:1-11)
1 Pada waktu itu Yehuda meninggalkan saudara-saudaranya dan menum-
pang pada seorang Adulam, yang namanya Hira. 2 Di situ Yehuda melihat
anak perempuan seorang Kanaan; nama orang itu ialah Syua. Lalu Yehuda
kawin dengan perempuan itu dan menghampirinya. 3 Perempuan itu me-
ngandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki dan menamai anak itu Er.
4 Sesudah itu perempuan itu mengandung lagi, lalu melahirkan seorang anak
laki-laki dan menamai anak itu Onan. 5 Kemudian perempuan itu melahirkan
seorang anak laki-laki sekali lagi, dan menamai anak itu Syela. Yehuda
sedang berada di Kezib, saat anak itu dilahirkan. 6 Sesudah itu Yehuda
mengambil bagi Er, anak sulungnya, seorang isteri, yang bernama Tamar. 7
namun Er, anak sulung Yehuda itu, yaitu jahat di mata TUHAN, maka
TUHAN membunuh dia. 8 Lalu berkatalah Yehuda kepada Onan: Hampirilah
isteri kakakmu itu, kawinlah dengan dia sebagai ganti kakakmu dan
bangkitkanlah keturunan bagi kakakmu. 9 namun Onan tahu, bahwa bukan
ia yang empunya keturunannya nanti, sebab itu setiap kali ia menghampiri
isteri kakaknya itu, ia membiarkan maninya terbuang, supaya ia jangan
memberi keturunan kepada kakaknya. 10 namun yang dilakukannya itu ada-
lah jahat di mata TUHAN, maka TUHAN membunuh dia juga. 11 Lalu berkata-
lah Yehuda kepada Tamar, menantunya itu: TinggTuhan sebagai janda di
rumah ayahmu, sampai anakku Syela itu besar, sebab pikirnya: Jangan-
jangan ia mati seperti kedua kakaknya itu. Maka pergilah Tamar dan tinggal
di rumah ayahnya.
Inilah,
1. Pertemanan Yehuda yang bodoh dengan seorang Kanaan. Ia me-
ninggalkan saudara-saudaranya, dan mengundurkan diri untuk
sementara waktu dari pergaulan dengan mereka dan dengan ke-
luarga ayahnya, lalu bergaul akrab dengan seseorang yang ber-
nama Hira, seorang Adulam (ay. 1). Menurut perhitungan, pada
saat itu umurnya tidak jauh di atas lima belas atau enam belas
tahun, mangsa yang empuk bagi si pencoba. Perhatikanlah, jika
orang-orang muda yang sudah terdidik dengan baik mulai meng-
ubah pergaulan mereka, mereka akan segera mengubah perilaku
mereka, dan kehilangan didikan mereka yang baik. Orang-orang
yang meninggalkan saudara-saudara mereka, yang merendahkan
dan meninggalkan pergaulan dengan keturunan Israel, dan ber-
teman dengan orang-orang Kanaan, berarti pergi menuruni bukit
dengan cepat. Besar dampaknya bagi orang muda untuk memilih
teman-teman yang benar. Sebab teman-teman inilah yang akan
mereka tiru, yang akan berusaha mereka senangkan, dan mereka
akan menghargai diri mereka sendiri berdasarkan pendapat teman-
teman mereka tentang mereka. Kesalahan dalam membuat pilihan
ini sering kali berakibat mematikan.
Kitab Kejadian 38:1-11
733
2. Pernikahannya yang bodoh dengan seorang perempuan Kanaan,
sebab dijodohkan, bukan oleh ayahnya, yang tampaknya tidak
dimintai nasihat, melainkan oleh teman barunya Hira (ay. 2).
Banyak orang terjerumus ke dalam perkawinan yang memalukan
dan membahayakan diri mereka sendiri serta keluarga mereka
sebab pergaulan y