Tampilkan postingan dengan label yohanes 10. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label yohanes 10. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 Januari 2025

yohanes 10


 tidak beralasan, padahal semakin tidak 

beralasan kejahatan itu, semakin serupalah penderita-

an kita itu dengan yang dialami Kristus, dan sebab nya, 

semakin mudah pula bagi kita untuk menanggungnya.  

3. Melalui Kristus, dunia membenci Allah sendiri. Hal ini dikata-

kan dua kali di sini (ay. 23): Barangsiapa membenci Aku, seka-

lipun dia menyangka bahwa kebenciannya hanya sampai di 

situ saja, sesungguhnya dia juga membenci Bapa-Ku. Dan lagi 

(ay. 24), mereka telah melihat dan membenci baik Aku maupun 

Bapa-Ku.  

Perhatikanlah: 

(1)  Ada orang-orang yang membenci Allah sekalipun mereka 

melihat keindahan sifat-Nya dan kelimpahan pemelihara-

an-Nya. Mereka marah terhadap keadilan-Nya, seperti roh-

roh jahat yang percaya dan gemetar, mereka jengkel de-

ngan kekuasaan-Nya dan dengan senang hati mau memu-

tuskan belenggu-belenggu-Nya. Orang-orang yang tidak bisa 

menyangkal bahwa Allah itu ada, dan masih  berharap 

bahwa tidak ada Allah, mereka ini melihat-Nya dan mem-

benci-Nya. 

(2) Kebencian terhadap Kristus akan diperhitungkan dan di-

pandang sebagai kebencian terhadap Allah, sebab Kristus 

mewakili gambaran Bapa-Nya di dalam diri-Nya, dan mela-

lui tugas-Nya, Ia menjadi wakil dan utusan Bapa. Allah 

berkehendak supaya semua manusia menghormati Anak-

Nya seperti mereka menghormati Bapa. Oleh sebab  itu, 

sambutan apa pun yang diterima oleh Anak, itulah yang 

diterima Bapa juga. Dengan demikian, mudah saja untuk 

menyimpulkan bahwa orang-orang yang memusuhi agama 

Kristen, tidak peduli betapa kencangnya mereka meng-

gaungkan agama alamiah, sesungguhnya yaitu  musuh 

terhadap seluruh agama. Para penganut aliran deisme 

sama saja dengan atheis, dan orang-orang yang mengolok-

olok terang Injil akan memadamkan terang apa pun juga, 

sekiranya mereka bisa, dan mengenyahkan segala kewajib-

an hati nurani dan rasa takut akan Allah. Biarlah dunia 

yang jahat dan degil ini tahu bahwa permusuhan mereka 

terhadap Injil Kristus akan diperhitungkan sebagai permu-

suhan terhadap Allah yang agung itu pada hari penghakim-

an, dan biarlah semua orang yang menderita sebab  kebe-

naran sesuai dengan kehendak Allah, mendapatkan peng-

hiburan dari kebenaran ini: Jika Allah sendiri dibenci di 

dalam diri mereka, dan mereka diserang oleh sebab  Dia, 

mereka tidak perlu malu sebab  penyebab serangan itu 

dan tidak perlu merasa gentar sebab nya.  

Pemberitahuan mengenai Sang Penghibur 

(15:26-27) 

26 “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebe-

naran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. 27 namun  kamu 

juga harus bersaksi, sebab  kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.” 

sesudah  Kristus berbicara mengenai perlawanan sengit yang akan 

dihadapi Injil-Nya di dunia ini, dan kesukaran-kesukaran yang akan 

ditanggungkan kepada para pemberita Injil-Nya itu, kini Ia menekan-

kan kepada semua orang yang memihak perkara dan kepentingan-

Nya bahwa ada pemeliharaan yang tersedia untuk mendukung ke-

pentingan-Nya itu, supaya tidak perlu seorang pun merasa takut 

bahwa dirinya dan Injil akan dihancurkan oleh serbuan ganas dunia 

ini. Pemeliharaan yang akan disediakan itu yaitu  melalui kesaksian 

utama dari Roh (ay. 26) dan juga kesaksian selanjutnya dari para 

rasul (ay. 27), dan kesaksian-kesaksian memang merupakan pendu-

kung kebenaran yang sesuai. 

I.  Di sini dijanjikan bahwa Roh yang terberkati itu akan memelihara 

kepentingan Kristus di dunia ini, betapa hebat pun  perlawanan 

yang harus dihadapinya. Saat dicerca, Kristus menyerahkan se-

mua perkara-Nya kepada Bapa, dan dengan berdiam diri itu Dia 

tidak kalah, sebab Sang Penghibur datang, membela perkara-Nya 

dengan penuh kuasa, dan berhasil dengan penuh  kemenangan. 

“saat  Penghibur atau Pembela yang akan Kuutus dari Bapa dan 

yang akan Kukirimkan untuk menggantikan ketidakhadiran tu-

buh jasmani-Ku datang, Ia akan bersaksi tentang Aku melawan 

orang-orang yang membenci Aku tanpa alasan.” Dalam ayat ini 

kita dapat mengetahui lebih banyak mengenai Roh Kudus diban-

ding ayat-ayat lainnya dalam Alkitab. Dan sebab  kita telah di

baptis dalam nama-Nya, kita harus berusaha mengenal Roh itu 

sedalam yang telah diwahyukan kepada kita.  

1.  Di sini ada  keterangan mengenai jati diri Roh Kudus, atau 

lebih tepat lagi, hakikat keberadaan dari Roh Kudus. Dia ada-

lah Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa.  

Di sini: 

(1)  Roh Kudus dibicarakan sebagai seorang pribadi tersendiri. 

Bukan hanya sekedar sifat atau ciri, melainkan seorang 

pribadi dengan nama diri Roh, dan dengan sebutan sebagai 

Roh Kebenaran, gelar yang benar-benar sesuai bagi-Nya di 

mana Dia dipanggil untuk bersaksi. 

(2)  Sebagai sebuah pribadi ilahi yang berasal dari Bapa, sejak 

purbakala, semenjak kekekalan. Roh atau nafas manusia 

dinamakan nafas kehidupan, keluar dari manusia, dan 

melalui kekuatan darinya manusia dapat menyampaikan 

pikirannya. Dengan embusan nafas yang kuat, dia juga 

terkadang mengeluarkan kekuatannya untuk mematikan 

apa yang ingin dia padamkan, atau menyalakan apa yang 

hendak ia kobarkan. Demikiankah Roh Kudus juga meru-

pakan pancaran terang ilahi dan tenaga dari kuasa ilahi. 

Pancaran sinar matahari, yang melaluinya matahari me-

nyebarkan terang, panas dan pengaruhnya, berasal dari 

matahari itu sendiri, dan sekaligus juga menyatu dengan-

nya. Pengakuan iman Nicena berbunyi, Roh Kudus keluar 

dari Bapa dan Anak, sebab Ia disebut Roh Anak (Gal. 4:6). 

Dan  di sini  dikatakan bahwa Anak mengutus Roh. Gereja 

Yunani lebih memilih untuk menyebutnya “dari Bapa me-

lalui Anak.”  

2.  Dalam tugas-Nya: 

(1) Dia akan datang dalam kelimpahan berkat, anugerah dan 

kuasa, lebih daripada yang telah terjadi sebelumnya. 

Kristus sudah lama menjadi ho erchomenos – Dia yang 

akan datang, dan kini Roh Kudus pun demikian.  

(2) Aku akan mengutus-Nya dari Bapa. Sebelumnya Dia telah 

berkata (14:16), Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan 

memberi  kepadamu seorang Penolong, dan ini menun-

jukkan bahwa Roh Kudus merupakan buah dari tindakan 

pengantaraan yang dilakukan Kristus di dalam tabir. Na-

mun, di sini Kristus berkata, Aku akan mengutus-Nya, yang 

menunjukkan bahwa Roh merupakan buah dari kekuasa-

an-Nya di dalam tabir. Roh Kudus diutus: 

[1] Oleh Kristus Sang Pengantara, yang kini telah naik un-

tuk membagi-bagikan berbagai karunia kepada manusia, 

dan kepada-Nya telah diberikan segala kuasa. 

[2] Dari Bapa: “Bukan hanya berasal dari sorga yang meru-

pakan kediaman Bapa-Ku” (Roh dicurahkan melalui 

suatu bunyi dari langit, Kis. 2:2), “namun  juga menurut 

kehendak dan ketetapan Bapa-Ku, dan disertai dengan 

kuasa dan wewenang-Nya.” 

[3] Kepada para rasul untuk mengarahkan mereka dalam 

mengajar, memampukan mereka untuk bekerja, dan 

menopang mereka dalam penderitaan mereka. Roh Ku-

dus dianugerahkan kepada mereka dan penerus mere-

ka, untuk menjalankan iman Kristen mereka maupun 

untuk melayani; kepada mereka dan keturunan mereka, 

bahkan sampai keturunan selanjutnya, sesuai dengan 

janji yang telah diberikan Allah kepada mereka (Yes. 

59:21). 

3.  Dalam jabatan dan pekerjaan-Nya, yaitu sebagai:  

(1) Seorang pribadi yang dinyatakan melalui gelar yang diberi-

kan kepada-Nya: Di yaitu  Sang Penghibur, atau Pembela. 

Pembela bagi Kristus, untuk mempertahankan kepenting-

an-Nya melawan ketidakpercayaan dunia, dan Penghibur 

bagi semua orang kudus dalam menghadapi kebencian 

dunia. 

(2)  Tentang Dia juga disebutkan: Ia akan bersaksi tentang Aku. 

Dia bukan saja seorang Pembela, melainkan juga Saksi 

bagi Yesus Kristus. Dialah satu dari tiga pihak yang mem-

berikan kesaksian di sorga, dan yang pertama dari ketiga-

nya yang memberi kesaksian di bumi (1Yoh. 5:7-8). Dia 

membimbing para rasul dan memampukan mereka untuk 

mengerjakan mujizat. Dia memberi ilham mengenai apa 

yang harus ditulis dalam Kitab Suci, yang memberi kesaksi-

an tentang Kristus (5:39). Kuasa pelayanan berasal dari 

Roh, sebab Dialah yang memperlengkapi para pelayan 

Allah supaya layak untuk pekerjaan itu. Begitu pula kuasa 

untuk menjalankan iman Kristen, sebab Roh menguduskan 

orang-orang Kristen. Melalui hal-hal ini  Ia memberi-

kan kesaksian tentang Kristus.   

II.  Di sini dijanjikan kepada para rasul bahwa mereka juga akan 

mendapat kehormatan sebagai saksi-saksi Kristus dengan bantu-

an Roh Kudus (ay. 27):  namun  kamu juga harus bersaksi, menjadi 

saksi yang andal, sebab  kamu dari semula bersama-sama dengan 

Aku sejak awal mula pelayanan-Ku.  

Perhatikanlah di sini: 

1.  Para rasul ditetapkan menjadi saksi-saksi Kristus di dunia ini. 

sesudah  Ia berkata, Roh akan bersaksi, Ia menambahkan lagi, 

Dan kamu juga harus bersaksi. Perhatikanlah, pekerjaan Roh 

bukanlah untuk menggantikan, melainkan untuk menggalak-

kan dan menyemangati kita. Meskipun Roh bersaksi, para 

hamba Allah tetap harus memberi  kesaksian mereka, dan 

orang-orang akan memperhatikan kesaksian mereka itu, sebab 

Roh kasih karunia bersaksi dan bekerja melalui sarana-sarana 

kasih karunia. Para rasul merupakan saksi-saksi pertama 

yang dipanggil dalam perseteruan sengit antara Kristus dan 

penguasa dunia ini, yang berakhir dengan terlemparnya si pe-

ngacau itu. Hal ini menunjukkan: 

(1) Pekerjaan itu sudah dipilih bagi mereka. Mereka wajib me-

nyatakan seluruh kebenaran, dan tiada yang lain kecuali 

kebenaran mengenai Kristus saja, untuk memulihkan hak 

yang layak Ia terima dan untuk mempertahankan mahkota 

dan martabat-Nya. Meskipun murid-murid Kristus kabur 

saat mereka seharusnya bersaksi bagi Dia pada waktu per-

sidangan di depan Imam Besar dan Pilatus, akan namun  

sesudah  Roh dicurahkan ke atas mereka, mereka menjadi 

berani membela kepentingan Kristus melawan segenap tu-

duhan yang menyerang kepentingan-Nya itu secara ber-

tubi-tubi. Kebenaran agama Kristus harus dibuktikan de-

ngan bukti-bukti nyata, terutama mengenai kebangkitan 

Kristus, dan para rasul itu telah ditunjuk secara istimewa 

untuk menjadi saksi dari kebangkitan Kristus ini  (Kis. 

10:41), dan mereka pun memberi  kesaksian mereka 

dengan setia (Kis. 3:15; 5:32). Hamba-hamba Kristus meru-

pakan saksi-saksi-Nya juga.  

(2) Kehormatan yang akan diberikan kepada mereka sebab -

nya, yaitu mereka akan menjadi pekerja-pekerja bersama-

sama dengan Allah. “Roh akan bersaksi tentang Aku, dan 

kamu juga harus bersaksi di bawah pimpinan Roh dan se-

suai dengan kehendak Roh (yang akan menjagaimu supaya 

tidak membuat kesalahan akibat mengandalkan pengeta-

huanmu sendiri, dan akan memberi tahu kamu mengenai 

hal-hal yang tidak dapat kamu ketahui kecuali melalui pe-

wahyuan).” Hal ini mungkin dapat membesarkan hati me-

reka dalam menghadapi kebencian dan penghinaan dunia 

ini, yaitu bahwa Kristus telah menghormati mereka dan 

akan mengakui mereka.  

2.  Bahwa mereka telah dipandang layak untuk menjadi saksi-

saksi-Nya: Kamu dari semula bersama-sama dengan Aku. Me-

reka tidak hanya telah mendengar khotbah-khotbah yang di-

sampaikan-Nya di depan orang banyak, melainkan juga selalu 

bercakap-cakap secara pribadi dengan Dia. Dia berkeliling me-

lakukan kebaikan, dan sementara orang lain hanya menyaksi-

kan pekerjaan-pekerjaan mujizat dan penuh belas kasih-Nya 

itu di kota dan desa mereka saja, murid-murid yang berkeliling 

bersama-Nya malah menyaksikan semua pekerjaan baik-Nya 

itu di mana-mana. Mereka juga memiliki kesempatan untuk 

mengamati kekudusan perilaku-Nya yang tanpa cacat itu, dan 

dapat bersaksi bagi-Nya bahwa mereka tidak pernah melihat 

atau mendengar sedikit pun cela kejahatan di dalam diri-Nya.  

Perhatikanlah: 

(1)  Ada alasan sangat kuat bagi kita untuk menerima catatan 

mengenai Kristus yang diberikan oleh para rasul, sebab 

mereka tidak melakukannya hanya berdasarkan kabar bu-

rung, melainkan memiliki kepastian sepenuh-penuhnya 

mengenai semuanya itu (2Ptr. 1:16; 1Yoh. 1:1, 3). 

(2) Yang terbaik untuk menjadi saksi-saksi Kristus yaitu  me-

reka yang telah bersama-sama dengan Dia melalui iman, 

pengharapan, dan kasih, dan yang telah menjalani kehi-

dupan bersekutu dengan Allah melalui Dia. Para hamba 

Allah harus mengenal Kristus dengan baik terlebih dahulu, 

sebelum mereka menyebarkan kabar mengenai Dia. Yang 

dapat mengatakan hal-hal terbaik mengenai Allah hanyalah 

mereka yang sudah pernah mengalami-Nya sendiri. Sung-

guh istimewa dan merupakan suatu keuntungan besar bila 

kita dapat mengenal Kristus dari semula, memahami segala 

sesuatu dari asal mulanya (Luk. 1:3), bersama-sama de-

ngan-Nya sedari awal kehidupan kita. Pengenalan dan per-

gaulan tak putus-putusnya dengan Injil Kristus sedari dini 

akan membuat kita menjadi seorang tuan rumah yang 

baik. 

PASAL 16  

i antara hal-hal mulia yang dikatakan Allah tentang diri-Nya 

sendiri yaitu  seperti ini: Aku telah meremukkan, dan Akulah 

yang menyembuhkan (Ul. 32:39). Perkataan Kristus dalam pasal ini, 

yang melanjutkan dan menutup khotbah perpisahan-Nya dengan 

murid-murid-Nya, juga berbicara mengenai hal-hal mulia ini . 

I.    Di sini ada kata-kata yang meremukkan, yang ada  da-

lam pemberitahuan yang diberikan-Nya perihal kesukaran-

kesukaran yang akan menghadang murid-murid-Nya itu (ay. 

1-6). 

II.   Di sini ada kata-kata yang menyembuhkan, yang ada  

dalam penghiburan-penghiburan yang diberikan-Nya kepada 

mereka sebagai dukungan di tengah semua kesukaran itu, 

yang terdiri atas lima hal: 

1.  Bahwa Ia akan mengutus Penghibur (ay. 7-15). 

2.  Bahwa Ia akan mengunjungi mereka lagi sesudah kebang-

kitan-Nya (ay. 16-22). 

3.  Bahwa Ia akan menjamin jawaban damai sejahtera bagi 

semua doa mereka (ay. 23-27). 

4.  Bahwa Ia sekarang hendak kembali kepada Bapa-Nya (ay. 

28-32). 

5.  Bahwa apa pun kesukaran yang akan mereka temui di 

dunia ini, mereka akan tetap mengalami damai sejahtera 

di dalam Dia melalui kuasa kemenangan-Nya atas semua 

kesukaran itu. 


Aniaya Diberitahukan Sebelumnya; 

Manfaat Kepergian Kristus  

(16:1-6)  

1 “Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan me-

nolak Aku. 2 Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa se-

tiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti 

bagi Allah. 3 Mereka akan berbuat demikian, sebab  mereka tidak mengenal 

baik Bapa maupun Aku. 4a namun  semuanya ini Kukatakan kepadamu, su-

paya jika   datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya 

kepadamu.” 4b “Hal ini tidak Kukatakan kepadamu dari semula, sebab  sela-

ma ini Aku masih bersama-sama dengan kamu, 5 namun  sekarang Aku pergi 

kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorang pun di antara kamu 

yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? 6 namun  sebab  Aku me-

ngatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita.” 

Kristus berlaku setia kepada murid-murid-Nya saat  Ia mengutus 

mereka untuk melaksanakan tugas-tugas-Nya, sebab Ia menyampai-

kan hal-hal terburuk mengenai tugas-tugas itu, supaya mereka boleh 

duduk dan merenungkan akibatnya. Di dalam pasal sebelum ini, Ia 

telah mengatakan kepada mereka untuk bersiap menghadapi keben-

cian dunia. Sekarang dalam ayat-ayat ini, 

I.  Ia memberi  alasan mengapa Ia sampai memberi peringatan ke-

pada mereka untuk siap-siap menyambut kesukaran:  Semuanya 

ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa, atau ter-

kejut (ay. 1). 

1.  Murid-murid Kristus cenderung merasa kecewa terhadap salib. 

Merasa kecewa terhadap salib merupakan godaan yang berba-

haya, bahkan bagi orang-orang yang baik sekalipun, sebab  

dapat menyebabkan mereka berpaling dari jalan-jalan Allah, 

menyingkir darinya, atau bahkan meninggalkan integritas 

ataupun penghiburan yang telah mereka miliki. sebab  itu, 

bukanlah tanpa sebab bahwa saat penderitaan itu disebut hari 

pencobaan. 

2.  Dengan memberitahukan kepada kita akan adanya kesukaran, 

Yesus Tuhan kita bermaksud menghapus kengerian yang bisa 

timbul dari dalamnya, supaya tidak terlampau mengejutkan 

kita. Dari antara semua musuh yang mengancam damai sejah-

tera kita di dalam dunia yang penuh kesukaran ini, tidak ada 

yang lebih nista bagi kita atau yang lebih mengacaukan kita 

selain rasa kecewa. namun , kedatangan tamu yang memang 

kita nantikan akan lebih mudah kita sambut, dan diperingat-

kan terlebih dulu berarti dipersenjatai terlebih dulu – Præmoniti, 

præmuniti. 

II.  Secara khusus Ia terutama memberitahukan perihal penderitaan 

yang akan mereka alami (ay. 2): “Kamu akan dikucilkan oleh 

orang-orang yang berkuasa melakukannya, dan ini belum sebe-

rapa, sebab  mereka akan membunuh kamu.” Ecce duo-gladii – 

Lihatlah dua pedang yang dihunus melawan para pengikut Tuhan 

Yesus. 

1.  Pedang kecaman terhadap gereja. Pedang ini dihunus untuk 

melawan mereka oleh orang-orang Yahudi, sebab merekalah 

satu-satunya golongan yang mengaku-ngaku memiliki kuasa 

gerejawi. Kamu akan dikucilkan mereka. Aposynagōgous 

poiēsousin hymas – mereka akan mengucilkan kamu. 

(1) “Mereka akan mengucilkan kamu dari rumah ibadah yang 

di dalamnya kamu menjadi anggota.” Mula-mula, mereka 

menyesah para pengikut Kristus di rumah ibadat sebab  

beranggapan bahwa mereka telah menghina Hukum Taurat 

(Mat. 10:17), dan akhirnya mengusir mereka dengan alasan 

tidak mungkin diperbaiki lagi. 

(2) “Mereka akan mengucilkan kamu dari jemaat Israel secara 

umum, jemaat seluruh bangsa Yahudi, mencabut hak-hak 

istimewa dalam jemaat itu, dan memperlakukan kamu se-

bagai orang yang berada di luar perlindungan hukum,” qui 

caput gerit lupinum – dipukul kepalanya bagaikan serigala. 

“Mereka akan memperlakukan kamu seperti orang Sama-

ria, orang yang tidak mengenal Allah, dan pemungut cu-

kai.” Interdico tibi aqua et igne – aku melarang kamu meng-

gunakan air dan api. Seandainya bukan sebab  hukuman, 

denda, dan ketidakberdayaan yang ditimbulkan oleh kare-

nanya, tidak akan menjadi masalah bila seseorang diusir 

keluar dari rumah yang memang sudah buruk dan jatuh 

seperti itu. Perhatikanlah, sudah menjadi nasib murid Kris-

tus untuk dikucilkan dengan tidak adil. Sudah begitu se-

ring kebenaran yang baik justru dikutuk dan anak-anak 

Allah diserahkan kepada Iblis. 

2.  Pedang kekuasaan rakyat: “Saatnya telah tiba, sudah datang 

saatnya. Kini keadaanmu tampaknya lebih buruk dibanding-

kan dengan yang kamu alami selama ini. saat  kamu dikucil-

kan sebagai orang sesat, mereka akan membunuh kamu dan 

menyangka bahwa mereka berbakti bagi Allah. Orang-orang 

lain pun akan berpikir seperti itu.” 

(1) Kamu akan mendapati betapa kejinya mereka itu: Mereka 

akan membunuh kamu. Domba-domba Kristus telah diten-

tukan untuk menjadi domba sembelihan. (Seperti yang di-

ceritakan kepada kita), kedua belas murid Kristus dihukum 

mati, kecuali Yohanes. Kristus telah berkata (15:27), Kamu 

akan bersaksi, martyreite – kamu akan menjadi martir, 

kamu akan memeteraikan kebenaran dengan darahmu, da-

rah jantungmu. 

(2) Kamu akan mendapati bahwa mereka menganggap diri me-

reka berbakti. Mereka akan menyangka telah berbuat bakti 

kepada Allah. Mereka seakan-akan latreian prospherein – 

memberi  korban persembahan yang baik kepada Allah. 

Mereka seperti orang-orang pada zaman dulu, yang mengu-

cilkan hamba-hamba Allah lalu berkata, Baiklah TUHAN 

menyatakan kemuliaan-Nya (Yes. 66:5).  

Perhatikanlah:  

[1] Memang tidak mustahil bahwa orang-orang yang meru-

pakan musuh pelayanan Allah bisa berpura-pura sa-

ngat giat dalam pelayanan itu. Sudah sering kali peker-

jaan Iblis dilaksanakan dengan dalih demi Allah, dan 

salah satu musuh terbesar Kekristenan justru duduk di 

Bait Allah. 

[2] Sudah merupakan hal biasa bahwa permusuhan terha-

dap agama didukung dengan kedok melakukan tugas 

bagi Allah dan pelayanan bagi jemaat-Nya. Umat Allah 

telah menanggung berbagai kesukaran yang teramat 

berat yang dibawa oleh para penganiaya yang kejam. 

Paulus sangat yakin bahwa ia harus keras bertindak me-

nentang nama Yesus. Perbuatan seperti ini sama sekali 

tidak meringankan dosa para penganiaya, sebab  keja-

hatan tidak akan pernah mendapat perkenanan Allah 

sekalipun dilakukan atas nama-Nya. Namun, perbuatan 

mereka ini benar-benar menambah penderitaan mereka 

yang dianiaya itu, sebab  mereka harus mati dengan 

tuduhan menjadi musuh Allah. Pada hari yang agung 

itu nanti akan terjadi kebangkitan, baik bagi nama 

maupun tubuh. 

III. Ia memberi mereka alasan sebenarnya mengapa ada permusuhan 

dan amarah dunia terhadap mereka (ay. 3): “Mereka akan berbuat 

demikian, bukan sebab  kamu telah merugikan mereka, namun  

sebab  mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku. Biarlah 

hal ini menenteramkan hatimu, bahwa yang akan menjadi mu-

suhmu itu tiada lain yaitu  orang-orang yang teramat jahat.”  

Perhatikanlah: 

1.  Banyak orang berpura-pura mengenal Allah, namun  sebenarnya 

tidak tahu apa-apa mengenai Dia. Orang-orang yang menga-

ku-ngaku berbuat bakti bagi Allah menyangka bahwa mereka 

mengenal Dia, namun  pengertian mereka tentang diri-Nya sebe-

narnya keliru. Israel telah melanggar kovenan, namun mereka 

berseru, Ya Allahku, kami, Israel mengenal Engkau! (Hos. 8:1-

2). 

2. Orang-orang yang tidak mengenal Kristus tidak mungkin me-

ngenal Allah dengan benar. Sia-sia saja manusia mengaku-

ngaku mengenal Allah dan agama, sementara mereka mere-

mehkan Kristus dan Kekristenan. 

3.  Orang-orang yang menyangka bahwa sungguh merupakan pe-

layanan yang terpuji untuk menganiaya orang-orang yang 

baik, sama sekali sungguh tidak mengenal Allah dan Kristus. 

Orang-orang yang mengenal Kristus tahu bahwa Ia datang ke 

dalam dunia bukan untuk membinasakan manusia, melainkan 

untuk menyelamatkannya, bahwa Ia memerintah dengan kua-

sa kebenaran dan kasih, bukan dengan api dan pedang. Gereja 

yang sungguh kejam yaitu  gereja yang menjadikan ketidak-

tahuan sebagai inti penyembahan mereka. 

IV. Ia mengatakan kepada mereka mengapa Ia memberitahukan hal 

ini kepada mereka sekarang, bukan sebelumnya. 

1. Alasan mengapa Ia memberitahukan ini kepada mereka seka-

rang (ay. 4), bukanlah untuk mengecilkan hati atau menam-

bah kesedihan mereka. Ia juga tidak memberitahukan perihal 

bahaya yang akan mereka hadapi supaya mereka berusaha 

menghindarinya, melainkan supaya “jika   datang saatnya 

(dan yakinlah bahwa saat itu akan tiba), kamu ingat, bahwa 

Aku telah mengatakannya kepadamu.” Perhatikanlah, jika   

masa penderitaan datang, sungguh berguna bagi kita untuk 

mengingat apa yang telah dikatakan Kristus kepada kita peri-

hal penderitaan. 

(1) Supaya kepercayaan kita terhadap hal-hal yang sudah di-

katakan Kristus sebelumnya, dan juga terhadap kesetiaan-

Nya, dapat diteguhkan, dan 

(2) Supaya kesukaran tidak akan begitu terasa menyedihkan 

sebab kita telah diperingatkan sebelumnya dan dengan 

iman menantikan kedatangannya. Dengan demikian kita 

tidak akan terkejut ataupun menganggapnya sebagai keti-

dakadilan terhadap kita. Sama seperti Kristus dalam pen-

deritaan-Nya, para pengikut-Nya yang sedang menderita 

pun harus memperhatikan penggenapan nas Kitab Suci. 

2.  Mengapa Ia tidak memberitahukannya kepada mereka sebe-

lum itu: “Hal ini tidak Kukatakan kepadamu dari semula saat 

kita pertama kali berkenalan, sebab  selama ini Aku masih ber-

sama-sama dengan kamu.” 

(1)  Sementara masih berada bersama mereka, Ia menanggung 

ganasnya kejahatan dunia, dan berdiri di garis depan me-

dan pertempuran. Kepada Dia-lah seluruh kuasa kegelapan 

tertuju, bukan kepada sembarang orang, melainkan mela-

wan raja Israel saja. Oleh sebab itu Ia tidak perlu berbicara 

banyak kepada mereka perihal penderitaan, sebab  hal ini 

tidak terlampau ditujukan kepada mereka. Namun, kita 

bisa melihat bahwa sejak awal Ia telah meminta mereka 

untuk mempersiapkan diri menghadapi penderitaan. Oleh 

sebab itu, 

(2) Sepertinya hal ini lebih dimaksudkan menyangkut janji 

akan tibanya Penghibur yang lain. Mengenai hal ini Ia ha-

nya berbicara sedikit dari semula, sebab  Ia sendiri ada un-

tuk mengajar, membimbing, dan menghibur mereka, se-

hingga mereka belum membutuhkan janji tentang penyer-

taan Roh yang luar biasa itu. Sahabat-sahabat mempelai 

laki-laki belum begitu membutuhkan seorang penghibur 

sampai mempelai itu diambil dari mereka. 

V. Ia mengutarakan keprihatinan-Nya, penuh belas kasihan, terha-

dap kesedihan yang saat ini dirasakan murid-murid-Nya, sebab  

apa yang telah dikatakan-Nya kepada mereka (ay. 5-6): “Sekarang 

Aku tidak akan bersama-sama dengan kamu lagi, namun  pergi 

kepada Dia yang telah mengutus Aku, untuk beristirahat di situ 

sesudah  mengalami keletihan ini. Masakan tiada seorang pun di 

antara kamu yang bertanya kepada-Ku dengan berani, Ke mana 

Engkau pergi? Sebaliknya, bukannya menanyakan hal yang dapat 

menghiburmu, kalian malah hanyut dengan hal yang tampak 

menyedihkan, dan sebab itu hatimu berdukacita.” 

1. Ia telah mengatakan kepada mereka bahwa Ia akan pergi me-

ninggalkan mereka: sekarang Aku pergi. Ia bukan diusir de-

ngan paksa, melainkan pergi dengan sukarela. Nyawa-Nya bu-

kan direnggut melainkan diserahkan oleh-Nya. Ia pergi kepada 

Dia yang telah mengutus-Nya untuk memberi  pertangg-

ungjawaban atas pencapaian-Nya. Dengan demikian, pada 

saat kita meninggalkan dunia ini, kita pergi kepada Dia yang 

telah mengutus kita ke dalam dunia, dan hal ini sudah seha-

rusnya membuat kita semua tekun menjalani kehidupan un-

tuk tujuan-tujuan yang baik, sambil mengingat bahwa ada 

tugas yang harus kita laksanakan dan harus dikembalikan 

pada suatu hari kelak. 

2. Ia telah menyampaikan kepada mereka masa-masa sukar apa 

yang harus mereka tanggung sesudah  Ia pergi, dan bahwa 

mereka tidak boleh mengharapkan kehidupan yang mudah 

dan tenang seperti yang pernah mereka jalani. Sekarang, bila 

inilah warisan yang harus ditinggalkan-Nya bagi mereka yang 

telah meninggalkan segalanya demi Dia, mereka mungkin 

akan tergoda untuk berpikir bahwa mereka telah dirugikan. 

Sementara itu, mereka merasa ketakutan, dan guru mereka 

dapat memahami perasaan mereka namun  juga menegur mere-

ka, 

(1) sebab  mereka tidak memperhatikan sarana yang menghi-

bur dan tidak berusaha mencarinya: Tiada seorang pun di 

antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau 

pergi? Petruslah yang mula-mula mengajukan pertanyaan 

ini (13:36), disokong oleh Tomas (14:5), namun  mereka tidak 

bertanya lebih lanjut dan tidak menerima jawabannya. Me-

reka tidak memahami hal ini dan tidak bertanya lebih 

lanjut atau mencari jawaban yang lebih memuaskan. Mere-

ka tidak terus mencari, terus mengetuk pintu. Lihatlah, 

betapa Kristus merupakan guru yang penuh kasih sayang 

Kristus itu. Betapa Ia mau merendahkan diri terhadap me-

reka yang lemah dan bodoh. Banyak guru yang tidak suka 

jika   muridnya mengajukan pertanyaan yang sama sam-

pai dua kali. Jika murid itu tidak mampu menangkap se-

suatu dengan cepat, ia akan diabaikan. Namun, Yesus, 

Tuhan kita, tahu cara menangani para pemula yang harus 

diajar dengan cara mesti begini mesti begitu. Alangkah baik-

nya jika para murid di sini mengerti bahwa kepergian-Nya 

yaitu  demi peningkatan kedudukan-Nya, supaya kepergi-

an-Nya itu tidak perlu menyusahkan hati mereka (sebab 

mengapa mereka harus menentang hal ini?). Ini juga untuk 

keuntungan mereka, supaya penderitaan mereka sebab  

Dia tidak perlu menyusahkan mereka. sebab  dengan meli-

hat Yesus yang ada di sebelah kanan Allah, mereka akan 

sangat ditopang, seperti Stefanus. Perhatikanlah, mengaju-

kan pertanyaan dengan rendah hati dan percaya pada ran-

cangan dan tujuan pemeliharaan Allah yang tampak sangat 

gelap sekalipun akan turut memperdamaikan kita dengan 

tindakan pemeliharaan-Nya itu, serta meringankan kese-

dihan dan ketakutan kita. Ini akan mencegah kita berta-

nya, Dari mana datangnya semua rancangan yang gelap 

ini? Sebaliknya, kita akan bertanya dengan penuh kepuas-

an, Ke mana perginya semua itu?, sebab kita tahu bahwa 

semua ini akan mendatangkan kebaikan (Rm. 8:28). 

(2) sebab  mereka terlampau larut dan tenggelam dalam kese-

dihan: hati mereka berdukacita. Kristus telah berkata cu-

kup banyak untuk memenuhi mereka dengan sukacita 

(15:11). Namun, sebab  mereka memusatkan perhatian ha-

nya kepada hal-hal yang bertentangan dengan keinginan 

mereka, mereka begitu berdukacita hingga tidak ada tem-

pat lagi di hati mereka bagi sukacita. Perhatikanlah, sudah 

merupakan kekeliruan dan kebodohan umum pada orang 

Kristen yang berdukacita untuk berkubang dalam sisi gelap 

keadaan, hanya merenungkan kengerian, dan menutup 

telinga terhadap suara kegirangan dan suara sukacita. Hal 

yang memenuhi hati para murid dengan dukacita dan 

menghalangi bekerjanya semua kebaikan yang diberikan 

Kristus, merupakan perasaan yang terlampau berat bagi 

kehidupan sekarang ini. Mereka sangat mengharapkan ke-

rajaan lahiriah serta kemuliaan Sang Guru, dan menyang-

ka bahwa mereka akan turut bersinar dan memerintah ber-

sama-Nya. Namun, sekarang mereka bukan mengalami 

semua ini, melainkan hanya mendengar perihal belenggu 

dan penderitaan, dan ini membuat hati mereka penuh de-

ngan dukacita. Tidak ada hal yang lebih merugikan suka-

cita kita di dalam Allah daripada mengasihi dunia dan du-

kacita yang dari dunia,  yaitu akibatnya. 

Manfaat Kepergian Kristus; Janji mengenai Roh 

(16:7-15) 

7 “Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: yaitu  lebih berguna bagi 

kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak 

akan datang kepadamu, namun  jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia ke-

padamu. 8 Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, ke-

benaran dan penghakiman; 9 akan dosa, sebab  mereka tetap tidak percaya 

kepada-Ku; 10 akan kebenaran, sebab  Aku pergi kepada Bapa dan kamu ti-

dak melihat Aku lagi; 11 akan penghakiman, sebab  penguasa dunia ini telah 

dihukum. 12 Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, namun  

sekarang kamu belum dapat menanggungnya. 13 namun  jika   Ia datang, 

yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; 

sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, namun  segala sesuatu 

yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberita-

kan kepadamu hal-hal yang akan datang. 14 Ia akan memuliakan Aku, sebab 

Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku. 15 

Segala sesuatu yang Bapa punya, yaitu  Aku punya; sebab itu Aku berkata: 

Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.” 

 

Pada masa lampau nabi-nabi Perjanjian Lama biasanya menghibur 

umat Allah yang dilanda bencana dengan janji mengenai Mesias (Yes. 

9:6; Mi. 5:6; Zak. 3:8). Demikian pula saat Mesias sudah datang, janji 

akan kedatangan Roh itu sungguh sangat memberi kehangatan dan 

kesejukan bagi umat-Nya, dan masih terus dirasakan hingga kini. 

Di sini ada  tiga hal yang kita lihat menyangkut kedatangan 

Penghibur itu: 

I.  Bahwa kepergian Kristus mutlak penting bagi kedatangan Sang 

Penghibur (ay. 7). Murid-murid begitu enggan mempercayai hal ini 

sehingga Kristus menganggap perlu untuk menegaskannya de-

ngan lebih sungguh-sungguh daripada biasanya: Namun benar 

yang Kukatakan ini kepadamu. Kita boleh yakin mengenai kebe-

naran segala sesuatu yang dikatakan Kristus kepada kita. Ia tidak 

berniat merugikan kita. Sekarang, supaya lebih mudah diterima, 

Ia menyampaikan kepada mereka, bahwa:   

1.  Secara umum, yaitu  lebih berguna bagi mereka jika Ia pergi. 

Ini pengajaran yang sungguh janggal, namun  jika memang be-

nar adanya, maka ini cukup untuk menghibur dan menunjuk-

kan kepada mereka betapa sia-sianya dukacita mereka. Ada-

lah lebih berguna, bukan saja bagi-Ku, namun  bagi kamu juga, 

jika Aku pergi. Walaupun mereka tidak melihatnya dan enggan 

mempercayainya, memang demikianlah kebenaran apa yang 

dikatakan-Nya itu.  

Perhatikanlah: 

(1) Hal-hal yang sering kali tampak menyedihkan, sebenarnya 

sangat bermanfaat bagi kita, terutama kepergian kita sete-

lah menyelesaikan tugas. 

(2) Yesus Tuhan kita senantiasa menginginkan hal yang paling 

bermanfaat bagi kita, tidak peduli kita pikir itu bermanfaat 

atau tidak. Ia tidak memperlakukan kita sesuai dengan ke-

bodohan pilihan kita, melainkan dengan murah hati meng-

atasi kebodohan kita itu dan memberi kita obat penyem-

buhnya yang enggan kita terima, sebab  Ia tahu itu baik 

bagi kita. 

2.  yaitu  lebih berguna bila Ia pergi, supaya Roh itu dapat di-

utus.  

Sekarang perhatikanlah: 

(1) Bahwa kepergian Kristus yaitu  demi kedatangan Sang 

Penghibur. 

[1] Hal ini diutarakan dalam bentuk negatif: Jikalau Aku ti-

dak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu. 

Mengapa tidak?  

Pertama, memang demikianlah yang telah diatur se-

suai kebijaksanaan ilahi menyangkut perkara ini, dan 

pengaturan ini tidak boleh diubah. Demi kepentingan 

merekakah bumi harus menjadi sunyi? Orang yang 

memberi dengan sukarela bisa teringat akan suatu 

pemberian lagi sebelum memberi  yang lain, semen-

tara kita mati-matian mempertahankan semua milik 

kita. 

Kedua, serupa dengan hal itu, sudah seharusnya 

utusan yang luar biasa itu diingat sebelum duta yang 

akan senantiasa hadir itu tiba. 

Ketiga, pengutusan Roh itu akan menjadi buah dari 

penebusan Kristus, dan penebusan-Nya itu dilakukan 

melalui kematian-Nya, yaitu kepergian-Nya.  

Keempat, pengutusan Roh itu akan menjadi jawaban 

atas doa pengantaraan-Nya di balik tabir itu (14:16). 

Demikianlah karunia atau pemberian ini harus dibayar 

dan didoakan oleh Yesus Tuhan kita, supaya kita bela-

jar untuk lebih menghargainya. 

Kelima, alasan agung yang akan digunakan Roh un-

tuk meyakinkan dunia yaitu  peristiwa kenaikan Kris-

tus ke sorga dan sambutan yang diberikan kepada-Nya 

di sini (ay. 10; 7:39). 

Terakhir, murid-murid harus dibiasakan terlepas 

dari kehadiran jasmaniah-Nya, yang terlampau mereka 

gemari, sebelum mereka akhirnya siap untuk menerima 

segala bantuan dan penghiburan rohani dalam dispen-

sasi atau cara yang baru. 

[2] Hal ini diutarakan dalam bentuk positif: Jikalau Aku 

pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Seakan-akan 

Ia berkata, “Percayalah bahwa Aku akan membuat 

kamu tidak dirugikan sebab  kepergian-Ku.” Penebus 

yang telah dipermuliakan itu tidak mengabaikan je-

maat-Nya di bumi, dan Ia tidak akan pernah mening-

galkannya tanpa dukungan yang diperlukannya. Walau-

pun Ia pergi, Ia akan mengutus Penghibur itu, bahkan 

sengaja pergi untuk mengutus-Nya. Jadi kalaupun satu 

angkatan pelayan Tuhan dan orang Kristen pergi, ang-

katan lain akan menggantikan tempat mereka, sebab  

Kristus akan mengurus perkara-Nya sendiri. 

(2)  Bahwa kehadiran Roh Kristus di dalam jemaat-Nya begitu 

jauh lebih baik dan diperlukan dibandingkan dengan keha-

diran-Nya secara jasmani, sehingga sangatlah bijaksana 

bagi kita bila Ia pergi untuk mengutus Penghibur itu. Se-

cara lahiriah Ia hanya bisa hadir di satu tempat pada satu 

saat, namun  Roh-Nya ada di mana-mana, kapan pun, dan di 

mana pun dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya. 

Kehadiran Kristus secara lahiriah menarik mata manusia, 

sedangkan Roh-Nya menarik hati mereka. Hukum yang 

tertulis mematikan, namun  Roh menghidupkan. 

II.  Bahwa kedatangan Roh mutlak perlu guna meneruskan kepen-

tingan Kristus di bumi (ay. 8): Dan kalau Ia datang, elthōn ekeinos. 

Dia yang diutus itu datang dengan sukarela, dan pada kedatang-

an-Nya yang pertama, Ia akan melakukan ini, Ia akan menginsaf-

kan, atau juga, Ia akan meyakinkan dunia, melalui pelayananmu, 

mengenai dosa, kebenaran dan penghakiman. 

1.  Lihatlah di sini apa yang menjadi tugas Roh, dan untuk keper-

luan apa Ia diutus. 

(1) Untuk menginsafkan. Melalui perkataan dan hati nurani, 

Roh itu bertugas menegur. Tugas para pelayan Tuhan ada-

lah menegur, dan melalui mereka, Roh menegur.  

(2) Untuk meyakinkan. Ini yaitu  istilah hukum yang ber-

bicara tentang tugas seorang hakim dalam menyimpulkan 

bukti dan memutuskan perkara yang telah lama diselidik 

dalam terang dan kebenaran. Ia akan meyakinkan, yang 

berarti, “Ia akan membungkam pihak-pihak yang memu-

suhi Kristus dan perkara-Nya, dengan membongkar dan 

mengungkapkan kepalsuan serta kekeliruan yang mereka 

pegang, dan juga membukakan kebenaran serta kepastian 

hal yang selama ini mereka tentang.” Perhatikanlah, peker-

jaan meyakinkan yaitu  tugas Roh. Ia mampu melakukan-

nya dengan berhasil, dan hanya Dia seorang yang mampu. 

Manusia bisa saja mengungkapkan perkara, namun  hanya 

Roh sajalah yang mampu membuka hati. Roh itu disebut 

Sang Penghibur (ay. 7), dan di sini dikatakan, Ia akan me-

yakinkan. Orang akan berpikir bahwa perkataan ini hanya 

sekadar penghiburan yang bersifat basa basi, namun  me-

mang inilah cara yang digunakan Roh. Mula-mula meya-

kinkan, dan sesudah  itu menghibur. Mula-mula membuka 

luka, dan sesudah  itu mengobati. Atau, bila kita mengarti-

kan perbuatan meyakinkan secara lebih umum, yaitu tin-

dakan untuk memperlihatkan apa yang benar, maka perka-

taan tadi menyiratkan bahwa penghiburan Roh itu bersifat 

kokoh dan didasarkan atas kebenaran. 

2.  Lihatlah siapa saja yang akan ditegur dan disadarkan oleh-

Nya: Dunia ini, baik orang Yahudi maupun bukan-Yahudi. 

(1)  Ia akan memberi  kepada dunia sarana yang paling kuat 

untuk meyakinkan orang, sebab  para rasul akan pergi ke 

seluruh dunia, dengan dukungan Roh itu, untuk memberi-

takan Injil, lengkap dengan buktinya. 

(2) Ia akan melengkapi sedemikian rupa hingga semua kebe-

ratan dan prasangka dunia terhadap Injil akan dipatahkan 

dan dibungkam. Banyak orang tidak beriman yang akan 

diyakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua (1Kor. 

14:24). 

(3) Ia akan menyadarkan banyak orang di dunia ini sehingga 

diselamatkan, dari segala tingkat usia di mana pun, hingga 

mereka bertobat dan beriman kepada Kristus. Nah, hal ini 

menguatkan hati para murid berkaitan dengan kesukaran-

kesukaran yang mungkin akan mereka hadapi kelak, 

[1] Bahwa mereka akan melihat kebaikan terjadi, kerajaan 

Iblis jatuh seperti kilat dari langit, sesuatu yang akan 

menjadi sukacita mereka, seperti sukacita Kristus seka-

rang. Roh bahkan akan menangani dunia yang jahat 

ini, dan pertobatan orang berdosa sungguh akan men-

jadi penghiburan bagi para pelayan Tuhan yang setia. 

[2] Bahwa semua hal ini  akan menjadi buah pelayan-

an dan penderitaan mereka, yang sangat mendukung 

pekerjaan baik ini. 

3.  Lihatlah Roh akan meyakinkan dunia akan apa: 

(1) Akan dosa (ay. 9), sebab  mereka tetap tidak percaya ke-

pada-Ku. 

[1]  Roh itu diutus guna menyadarkan orang berdosa akan 

dosa, bukan sekadar menyampaikan kepada mereka 

tentang dosa. Menyadarkan orang berarti lebih daripada 

itu. Meyakinkan yaitu  untuk membuktikan dosa itu 

kepada mereka dan memaksa mereka mengakuinya, se-

perti orang-orang yang diinsafkan akan dosa mereka 

(8:9). Beritahukan kepada mereka perbuatan-perbuatan 

mereka yang keji. Roh itu meyakinkan kita akan kenya-

taan adanya dosa, bahwa kita telah melakukan itu dan 

ini. Juga akan kesalahan dari dosa, bahwa kita telah 

berlaku jahat dengan sesuatu yang telah kita lakukan 

itu. Akan kebodohan dosa, bahwa kita telah bertindak 

melawan alasan yang benar dan melawan kepentingan 

kita yang sebenarnya. Akan najisnya dosa, bahwa oleh 

dosa itu kita jadi menjijikkan bagi Allah. Akan sumber 

dosa, tabiat yang rusak. Dan terakhir, akan buah dosa, 

bahwa akhir dari semuanya itu yaitu  maut. Roh me-

nunjukkan kebejatan dan kemerosotan seluruh dunia, 

bahwa seisi dunia bersalah di hadapan Allah. 

[2] Dalam menyadarkan manusia, Roh terutama menekan-

kan dosa ketidakpercayaan, sikap tidak percaya mereka 

terhadap Kristus.  

Pertama, sebagai dosa besar yang begitu menguasai 

manusia. Baik dulu maupun sekarang, ada  dunia 

orang-orang yang tidak percaya kepada Yesus Kristus, 

dan mereka tidak menyadari bahwa itu yaitu  dosa. 

Hati nurani menyatakan kepada mereka bahwa membu-

nuh dan mencuri yaitu  dosa, namun  pekerjaan Roh 

yang supraalamilah yang meyakinkan mereka bahwa 

dengan tidak memercayai Injil dan menolak keselamat-

an yang ditawarkannya, mereka telah berbuat dosa. 

sesudah  mengungkapkan dan memberi petunjuk kepada 

kita mengenai segala hal yang terbaik, agama alamiah 

selanjutnya mewajibkan kita, bahwa apa pun dan ka-

pan pun pewahyuan ilahi diungkapkan bagi kita dengan 

bukti yang cukup untuk menyatakan keilahiannya, kita 

harus menerimanya dan tunduk kepadanya. Hukum ini 

dilanggar oleh mereka yang saat  Allah telah berbicara 

kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, menolak 

Dia, yang berfirman. sebab  itu pelanggaran demikian 

merupakan dosa. 

Kedua, sebagai dosa besar yang sangat menghancur-

kan. Setiap dosa memang bersifat merusak. namun , 

tidak ada dosa yang mampu menghancurkan mereka 

yang percaya kepada Kristus. sebab  itu, ketidakper-

cayaanlah yang membinasakan orang berdosa. sebab  

hal inilah mereka tidak dapat masuk ke tempat perhenti-

an, tidak dapat melarikan diri dari murka Allah. Ketidak-

percayaan yaitu  dosa yang melawan obat penghilang 

dosa itu sendiri. 

Ketiga, ketidakpercayaan yaitu  dasar dari semua 

dosa. Demikianlah yang dipercayai Calvin. Roh akan 

menginsafkan dunia bahwa alasan sebenarnya mengapa 

dosa berkuasa atas mereka disebabkan sebab  mereka 

tidak dipersatukan dengan Kristus melalui iman. Ne 

putimus vel guttam unam rectitudinis sine Christo nobis 

inesse – Janganlah kita beranggapan bahwa di luar 

Kristus kita dapat memiliki setitik kebenaran. – Calvin. 

(2)  Akan kebenaran, sebab  Aku pergi kepada Bapa dan kamu 

tidak melihat Aku lagi (ay. 10). Kita boleh memahami hal 

ini:  

[1] Sebagai kebenaran pribadi Kristus. Ia akan menginsaf-

kan dunia bahwa Yesus dari Nazaret yaitu  Kristus, 

yang adil dan benar (1Yoh. 2:1), seperti yang diakui oleh 

kepala pasukan itu (Luk. 23:47), Sungguh, orang ini 

yaitu  orang benar. Musuh-musuh-Nya melontarkan 

sebutan-sebutan terburuk kepada-Nya, dan orang ba-

nyak tidak atau tidak mau diinsafkan bahwa Dia bu-

kanlah orang yang jahat. Hal ini semakin menguatkan 

prasangka mereka terhadap pengajaran-Nya. Namun, Ia 

dibenarkan dalam Roh (1Tim. 3:16), terbukti yaitu  

orang benar, dan bukan seorang penipu. Jadi kita su-

dah bisa melihat hasilnya, sebab  hanya ada dua ke-

mungkinan, Dia seorang Penebus yang agung atau se-

orang penipu ulung. Dan sekarang kita yakin bahwa 

Dia bukanlah seorang penipu. Nah, melalui sarana atau 

pernyataan apakah Roh akan meyakinkan manusia ten-

tang ketulusan Tuhan Yesus? 

Pertama, dengan tidak melihat Dia lagi, prasangka 

mereka akan tersingkir. Mereka tidak akan melihat-Nya 

lagi serupa dengan daging, dalam rupa seorang hamba, 

yang membuat mereka meremehkan Dia. Sesudah ke-

pergian-Nya, Musa semakin dihormati daripada sebe-

lumnya. Namun: 

Kedua, sebab  Ia pergi kepada Bapa, hal ini dapat 

sepenuhnya menyadarkan orang akan hal itu. Keda-

tangan Roh seperti yang telah dijanjikan, merupakan 

bukti bahwa Kristus ditinggikan di sebelah tangan ka-

nan Allah (Kis. 2:33). Ini memberi bukti tentang kebe-

naran-Nya, sebab Allah yang suci tidak akan pernah 

menempatkan seorang penipu di sebelah kanan-Nya. 

[2]  Sebagai keadilan Kristus yang disampaikan kepada kita 

demi pembenaran dan keselamatan kita, yakni keadilan 

kekal yang akan dibawa Sang Mesias (Dan. 9:24).  

Perhatikanlah: 

Pertama, Roh akan menginsafkan manusia perihal 

kebenaran ini. sesudah  menyadarkan mereka akan dosa 

dan menunjukkan kebutuhan mereka akan kebenaran, 

supaya jangan sampai mereka menjadi putus asa, Ia 

akan menunjukkan kepada mereka di mana mereka 

bisa memperoleh kebenaran itu. Ia juga akan menun-

jukkan bahwa melalui percaya, mereka akan dibebas-

kan dari rasa bersalah, dan dibenarkan dalam pandang-

an Allah. Sungguh sulit untuk meyakinkan mereka 

yang berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sen-

diri (Rm. 10:3) perihal kebenaran ini, namun  Roh akan 

melakukannya. 

Kedua, kenaikan Kristus merupakan alasan agung 

yang cocok untuk meyakinkan manusia perihal kebe-

naran ini: Aku pergi kepada Bapa dan, sebagai bukti 

bahwa Dia menyambut-Ku, kamu tidak melihat Aku lagi. 

Andaikata Kristus pergi dengan tidak menuntaskan se-

bagian dari pekerjaan-Nya, Ia pasti akan dikirim kem-

bali. namun  sebab  sekarang kita yakin bahwa Ia duduk 

di sebelah kanan Allah, kita boleh yakin bahwa kita juga 

sekarang dibenarkan melalui Dia. 

(3) Akan penghakiman, sebab  penguasa dunia ini telah dihu-

kum (ay. 11).  

Perhatikanlah di sini: 

[1] Iblis, atau penguasa dunia ini, telah dihukum, dinyata-

kan sebagai penipu dan penghancur yang luar biasa, 

dan oleh sebab  itu ia dijatuhi hukuman, yang telah di-

laksanakan sebagian. Ia telah dilempar keluar dari du-

nia orang bukan-Yahudi pada saat para peramalnya di-

bungkam dan mezbah-mezbahnya ditinggalkan orang, 

saat  ia diusir keluar dari tubuh banyak orang dalam 

nama Kristus, yang kuasa mujizatnya terus berlanjut 

dalam jemaat. Ia telah diusir keluar dari jiwa orang-

orang melalui anugerah Allah yang bekerja dengan Injil 

Kristus. Ia jatuh seperti kilat dari langit. 

[2] Dihukumnya Iblis ini merupakan alasan kuat yang di-

pakai Roh untuk menginsafkan dunia akan penghakim-

an, yaitu: 

Pertama, perihal kekudusan dan pengudusan dalam 

Kristus (Mat. 12:18). Melalui penghakiman terhadap pe-

nguasa dunia ini, tampaklah bahwa Kristus lebih kuat 

daripada Iblis, dan Ia mampu melucuti dan mencabut 

kuasanya, serta mendirikan takhta-Nya di atas rerun-

tuhan takhta Iblis. 

Kedua, perihal dispensasi atau pemberian hal-hal 

baru yang lebih baik. Ia akan menunjukkan bahwa tu-

gas Kristus diutus ke dunia ini yaitu  untuk memper-

baiki semua hal di dalamnya, dan untuk memperkenal-

kan masa pembaruan dan pemulihan. Dan Ia membuk-

tikannya melalui hal ini, bahwa penguasa dunia ini, ke-

pala pemerintahan yang menyesatkan itu, dihakimi dan 

dilemparkan keluar. saat  kuasa kejahatan itu dipa-

tahkan, segalanya akan jadi baik. 

Ketiga, perihal kuasa dan kekuasaan Tuhan Yesus. 

Roh akan meyakinkan dunia bahwa Bapa telah menye-

rahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Dia, dan 

bahwa Dia yaitu  Tuhan dari semua orang. Hal ini ter-

bukti melalui ini, bahwa Ia telah menghakimi penguasa 

dunia ini, meremukkan kepala ular itu, memusnahkan 

dia yang berkuasa atas maut, dan melucuti pemerintah-

pemerintah. Jika Iblis telah sedemikian ditaklukkan 

oleh Kristus, kita boleh merasa yakin bahwa tidak ada 

kuasa lain yang mampu bertahan di hadapan-Nya. 

Keempat, perihal hari penghakiman terakhir: semua 

musuh Injil dan kerajaan Kristus pada akhirnya pasti 

akan dimintai pertanggung jawabannya, sebab Iblis, 

pemimpin mereka, telah dihakimi. 

III. Bahwa kedatangan Roh akan mendatangkan keuntungan tidak 

terkatakan bagi murid-murid itu sendiri. Masih ada tugas yang 

harus dikerjakan oleh Roh, bukan saja terhadap musuh-musuh 

Kristus, untuk meyakinkan dan merendahkan hati mereka, namun  

juga untuk mengajar dan menghibur pelayan-pelayan dan wakil-

wakil-Nya. Itulah sebabnya lebih berguna bagi mereka, jika Ia 

pergi. 

1.  Ia menyiratkan perasaan-Nya yang lembut terhadap kelemah-

an mereka saat  itu (ay. 12): Masih banyak hal yang harus 

Kukatakan kepadamu (bukan hal-hal yang seharusnya dikata-

kan, melainkan yang dapat dan akan dikatakan-Nya), namun  

sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Lihatlah guru 

seperti apakah Kristus itu. 

(1) Dalam hal hikmat dan pengetahuan, tidak ada yang mam-

pu menyamai Dia. Meskipun Ia telah mengatakan banyak 

hal, masih ada lebih banyak lagi yang hendak dikatakan-

Nya. Harta hikmat dan pengetahuan tersembunyi di dalam 

Dia, jika hati kita belum lurus. 

(2) Dalam hal belas kasihan, tidak ada yang seperti Dia. Sebe-

narnya Ia masih ingin lebih banyak lagi berbicara kepada 

mereka tentang kerajaan Allah, terutama mengenai peno-

lakan orang Yahudi dan panggilan yang diberikan kepada 

bangsa bukan-Yahudi, namun  mereka belum sanggup men-

dengarnya. sebab  hal ini pasti akan membuat mereka 

kecewa dan tersandung, bukan memuaskan hati mereka. 

Sesudah kebangkitan-Nya, saat  mereka berbicara kepada 

Dia mengenai memulihkan kerajaan bagi Israel, Ia meng-

arahkan hati mereka terhadap kedatangan Roh Kudus. 

Dengan kedatangan Roh Kudus inilah mereka akan dikuat-

kan dengan kuasa untuk menanggung segala pengungkap-

an yang begitu bertolak belakang dengan gagasan yang 

telah mereka terima sekarang ini namun yang belum dapat 

mereka tanggung. 

2.  Ia meyakinkan mereka akan dukungan yang memadai melalui 

pencurahan Roh. Sekarang mereka menyadari betapa diri me-

reka penuh dengan kebodohan dan kekeliruan. Apa yang ha-

rus mereka lakukan sekarang saat Guru mereka hendak me-

ninggalkan mereka? “namun  jika   Ia datang, yaitu Roh Kebe-

naran, kamu akan tenang dan segalanya akan menjadi baik.” 

Benar-benar baik, sebab Ia akan memimpin para rasul dan 

mempermuliakan Kristus. 

(1)  Untuk memimpin para rasul. Ia akan menjaga, 

[1]  Agar supaya mereka tidak tersesat: Ia akan memimpin 

kamu, sama seperti orang Israel dipimpin melintasi pa-

dang gurun dengan tiang awan dan tiang api. Roh akan 

menuntun lidah mereka dalam berkata-kata, dan pena 

mereka dalam menulis, untuk mencegah mereka mela-

kukan kesalahan. Roh itu diberikan untuk menjadi pe-

nuntun kita (Rm. 8:14), bukan saja untuk menunjuk-

kan jalan kepada kita, namun  juga untuk menyertai kita 

melalui bantuan dan pengaruh-Nya yang tiada putus-

putusnya. 

[2] Supaya mereka jangan gagal mencapai tujuan: Ia akan 

memimpin mereka ke dalam seluruh kebenaran, seperti 

nakhoda yang terampil menuntun kapal ke pelabuhan 

yang dituju. Untuk dipimpin ke dalam kebenaran ber-

arti lebih daripada sekadar mengetahuinya. Ini berarti 

menjadikan orang terbiasa dan akrab dengannya, untuk 

dipengaruhi secara saleh dan kuat oleh-Nya. Bukan se-

kadar mempunyai suatu gagasan tentang kebenaran di 

otak kita, namun  juga melepaskan dan menikmati kuasa-

nya di dalam hati kita. Hal ini berarti pengungkapan 

kebenaran itu terjadi perlahan-lahan, semakin bersinar 

dan bersinar: “Dia akan menuntun kamu melalui kebe-

naran-kebenaran yang sederhana dan mudah ditangkap 

menuju kebenaran-kebenaran yang lebih sulit.” namun  

bagaimana dengan ke dalam seluruh kebenaran itu? 

Maksudnya yaitu , 

Pertama, ke dalam seluruh kebenaran yang berkait-

an dengan tugas mereka sebagai duta. Mereka harus 

mendapat pengarahan lengkap tentang apa pun yang 

perlu atau berguna untuk mereka ketahui berkenaan 

dengan pelaksanaan tugas yang akan datang. Kebenar-

an apa saja yang harus mereka ajarkan kepada orang 

lain, Roh akan mengajarkan mereka. Ia akan memberi-

kan pengertian kepada mereka akan ajaran-Nya itu, dan 

memampukan mereka untuk menjelaskan serta mem-

pertahankannya. 

Kedua, ke dalam kebenaran semata, bukan hal lain-

nya. Ke dalam apa saja Ia akan memimpin kamu, se-

muanya itu yaitu  kebenaran (1Yoh. 2:27). Pengurapan 

itu yaitu  kebenaran. Di dalam kata-kata berikutnya 

Kristus membuktikan hal-hal ini: 

1.  “Roh hanya mengajarkan kebenaran semata, sebab 

Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri me-

ngenai pengajaran yang berbeda dengan pengajaran-

Ku, namun  segala sesuatu yang didengar-Nya dan di-

ketahui-Nya merupakan pikiran Bapa, hanya itulah 

yang akan dikatakan-Nya.” Hal ini menyiratkan, 

(1)  Bahwa kesaksian Roh melalui firman dan para 

rasul dapat kita andalkan. Roh mengetahui dan 

menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang 

tersembunyi dalam diri Allah, dan para rasul me-

nerima Roh itu (1Kor. 2:10-11), sehingga kita da-

pat mempercayakan jiwa kita pada perkataan 

Roh itu. 

(2) Bahwa kesaksian Roh senantiasa sesuai dengan 

perkataan Kristus, sebab  Ia tidak akan berkata-

kata dari diri-Nya sendiri, tidak memiliki kepen-

tingan atau kehendak-Nya sendiri, melainkan 

pada hakikatnya yaitu  satu, baik dengan Bapa 

maupun Anak (1Yoh. 5:7). Perkataan manusia 

sering kali bertentangan dengan rohnya, namun  

tidak demikian halnya dengan Firman dan Roh 

yang kekal itu. 

2.  “Ia akan mengajarkan seluruh kebenaran kepadamu 

dan tidak menahan apa pun yang bermanfaat bagi-

mu, sebab Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal 

yang akan datang.” Roh yang tinggal di dalam para 

rasul yaitu  Roh nubuat. Telah dinubuatkan sebe-

lumnya bahwa Ia akan demikian adanya (Yl. 2:28), 

dan memang demikianlah yang terjadi. Roh itu akan 

menunjukkan kepadamu hal-hal yang akan datang, 

seperti dalam Kisah Para Rasul 11:28; 20:23; 21:11. 

Roh itu berkata-kata tentang kemurtadan di waktu-

waktu kemudian (1Tim. 4:1). saat  dipenuhi oleh 

Roh, Yohanes melihat hal-hal yang akan datang me-

lalui penglihatan. Hal ini memberi  kepuasan luar 

biasa kepada pikiran mereka, berguna bagi perilaku 

mereka, dan juga merupakan penegasan yang kuat 

perihal pengutusan mereka. Theolog Jansenius 

membuat catatan yang saleh mengenai hal ini: Ja-

nganlah kita menggerutu bahwa Roh tidak menun-

jukkan kepada kita hal-hal yang akan datang di da-

lam dunia ini seperti yang dilakukan-Nya kepada 

para rasul. Sudah cukup bagi kita bila Roh telah 

memberitakan kepada kita hal-hal yang akan datang 

di dunia lain, yang merupakan hal yang terpenting 

bagi kita. 

(2)  Roh bekerja untuk mempermuliakan Kristus (ay. 14-15). 

[1] Bahkan pengutusan Roh itu pun mempermuliakan 

Kristus. Allah Bapa mempermuliakan Dia di sorga, se-

dangkan Roh mempermuliakan Dia di bumi. Merupakan 

kehormatan bagi Sang Penebus jika Roh itu diutus 

dalam nama-Nya dan juga untuk melaksanakan peker-

jaan bagi-Nya, yaitu melanjutkan dan menyempurnakan 

karya-Nya. Semua pemberian dan karunia Roh, semua 

khotbah dan tulisan para rasul di bawah pengaruh Roh, 

bahasa lidah, dan mujizat, yaitu  untuk mempermulia-

kan Kristus. 

[2] Roh itu mempermuliakan Kristus dengan cara memim-

pin para pengikut-Nya ke dalam kebenaran yang nyata 

dalam Yesus (Ef. 4:21). Ia meyakinkan mereka, 

Pertama, bahwa Roh akan menyampaikan hal-hal 

dari Kristus kepada mereka: Ia akan memberitakan ke-

padamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku. Sama 

seperti pada dasarnya Ia diutus dari Anak, begitu pula-

lah halnya, pengaruh dan pelaksanaan tugas diperoleh-

Nya dari Dia. Ia akan mengambil ek tou emou – apa 

yang yaitu  milik-Ku. Segala sesuatu yang ditunjukkan 

Roh kepada kita, yakni yang berlaku bagi kita untuk 

menerima pengajaran dan penghiburan, segala sesuatu 

yang memberi kita kekuatan dan semangat, serta segala 

sesuatu yang Ia tetapkan dan meteraikan atas kita 

yaitu  milik Kristus, yang diperoleh dan diterima dari 

Dia. Semuanya yaitu  milik Kristus, sebab Ia telah 

membeli dan membayar mahal untuk itu. Oleh sebab 

itu Ia mempunyai alasan untuk menyebutnya milik-

Nya. Kepunyaan-Nya, sebab Dia-lah yang pertama me-

nerimanya. Semua ini diberikan kepada Dia sebagai 

kepala jemaat, untuk disampaikan kepada seluruh je-

maat oleh Dia. Roh itu datang bukan untuk mendirikan 

kerajaan baru, melainkan untuk memajukan dan me-

mantapkan kerajaan yang sama yang telah didirikan 

oleh Kristus, untuk memelihara kepentingan yang sama 

serta mengejar tujuan yang sama dari kerajaan itu. 

Oleh sebab itu, orang-orang yang berpura-pura dipe-

nuhi Roh dan mencemarkan Kristus, sebenarnya telah 

berdusta, sebab Roh itu datang untuk mempermuliakan 

Kristus. 

Kedua, bahwa dalam hal ini perkara-perkara yang 

dari Allah harus disampaikan kepada kita. Agar supaya 

tidak ada yang berpikir bahwa menerima hal-hal ini 

tidak akan membuat mereka lebih kaya, Ia menambah-

kan, Segala sesuatu yang Bapa punya yaitu  Aku pu-

nya. Sebagai Allah, seluruh terang yang ada dengan 

sendirinya