tidak beralasan, padahal semakin tidak
beralasan kejahatan itu, semakin serupalah penderita-
an kita itu dengan yang dialami Kristus, dan sebab nya,
semakin mudah pula bagi kita untuk menanggungnya.
3. Melalui Kristus, dunia membenci Allah sendiri. Hal ini dikata-
kan dua kali di sini (ay. 23): Barangsiapa membenci Aku, seka-
lipun dia menyangka bahwa kebenciannya hanya sampai di
situ saja, sesungguhnya dia juga membenci Bapa-Ku. Dan lagi
(ay. 24), mereka telah melihat dan membenci baik Aku maupun
Bapa-Ku.
Perhatikanlah:
(1) Ada orang-orang yang membenci Allah sekalipun mereka
melihat keindahan sifat-Nya dan kelimpahan pemelihara-
an-Nya. Mereka marah terhadap keadilan-Nya, seperti roh-
roh jahat yang percaya dan gemetar, mereka jengkel de-
ngan kekuasaan-Nya dan dengan senang hati mau memu-
tuskan belenggu-belenggu-Nya. Orang-orang yang tidak bisa
menyangkal bahwa Allah itu ada, dan masih berharap
bahwa tidak ada Allah, mereka ini melihat-Nya dan mem-
benci-Nya.
(2) Kebencian terhadap Kristus akan diperhitungkan dan di-
pandang sebagai kebencian terhadap Allah, sebab Kristus
mewakili gambaran Bapa-Nya di dalam diri-Nya, dan mela-
lui tugas-Nya, Ia menjadi wakil dan utusan Bapa. Allah
berkehendak supaya semua manusia menghormati Anak-
Nya seperti mereka menghormati Bapa. Oleh sebab itu,
sambutan apa pun yang diterima oleh Anak, itulah yang
diterima Bapa juga. Dengan demikian, mudah saja untuk
menyimpulkan bahwa orang-orang yang memusuhi agama
Kristen, tidak peduli betapa kencangnya mereka meng-
gaungkan agama alamiah, sesungguhnya yaitu musuh
terhadap seluruh agama. Para penganut aliran deisme
sama saja dengan atheis, dan orang-orang yang mengolok-
olok terang Injil akan memadamkan terang apa pun juga,
sekiranya mereka bisa, dan mengenyahkan segala kewajib-
an hati nurani dan rasa takut akan Allah. Biarlah dunia
yang jahat dan degil ini tahu bahwa permusuhan mereka
terhadap Injil Kristus akan diperhitungkan sebagai permu-
suhan terhadap Allah yang agung itu pada hari penghakim-
an, dan biarlah semua orang yang menderita sebab kebe-
naran sesuai dengan kehendak Allah, mendapatkan peng-
hiburan dari kebenaran ini: Jika Allah sendiri dibenci di
dalam diri mereka, dan mereka diserang oleh sebab Dia,
mereka tidak perlu malu sebab penyebab serangan itu
dan tidak perlu merasa gentar sebab nya.
Pemberitahuan mengenai Sang Penghibur
(15:26-27)
26 “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebe-
naran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. 27 namun kamu
juga harus bersaksi, sebab kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.”
sesudah Kristus berbicara mengenai perlawanan sengit yang akan
dihadapi Injil-Nya di dunia ini, dan kesukaran-kesukaran yang akan
ditanggungkan kepada para pemberita Injil-Nya itu, kini Ia menekan-
kan kepada semua orang yang memihak perkara dan kepentingan-
Nya bahwa ada pemeliharaan yang tersedia untuk mendukung ke-
pentingan-Nya itu, supaya tidak perlu seorang pun merasa takut
bahwa dirinya dan Injil akan dihancurkan oleh serbuan ganas dunia
ini. Pemeliharaan yang akan disediakan itu yaitu melalui kesaksian
utama dari Roh (ay. 26) dan juga kesaksian selanjutnya dari para
rasul (ay. 27), dan kesaksian-kesaksian memang merupakan pendu-
kung kebenaran yang sesuai.
I. Di sini dijanjikan bahwa Roh yang terberkati itu akan memelihara
kepentingan Kristus di dunia ini, betapa hebat pun perlawanan
yang harus dihadapinya. Saat dicerca, Kristus menyerahkan se-
mua perkara-Nya kepada Bapa, dan dengan berdiam diri itu Dia
tidak kalah, sebab Sang Penghibur datang, membela perkara-Nya
dengan penuh kuasa, dan berhasil dengan penuh kemenangan.
“saat Penghibur atau Pembela yang akan Kuutus dari Bapa dan
yang akan Kukirimkan untuk menggantikan ketidakhadiran tu-
buh jasmani-Ku datang, Ia akan bersaksi tentang Aku melawan
orang-orang yang membenci Aku tanpa alasan.” Dalam ayat ini
kita dapat mengetahui lebih banyak mengenai Roh Kudus diban-
ding ayat-ayat lainnya dalam Alkitab. Dan sebab kita telah di
baptis dalam nama-Nya, kita harus berusaha mengenal Roh itu
sedalam yang telah diwahyukan kepada kita.
1. Di sini ada keterangan mengenai jati diri Roh Kudus, atau
lebih tepat lagi, hakikat keberadaan dari Roh Kudus. Dia ada-
lah Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa.
Di sini:
(1) Roh Kudus dibicarakan sebagai seorang pribadi tersendiri.
Bukan hanya sekedar sifat atau ciri, melainkan seorang
pribadi dengan nama diri Roh, dan dengan sebutan sebagai
Roh Kebenaran, gelar yang benar-benar sesuai bagi-Nya di
mana Dia dipanggil untuk bersaksi.
(2) Sebagai sebuah pribadi ilahi yang berasal dari Bapa, sejak
purbakala, semenjak kekekalan. Roh atau nafas manusia
dinamakan nafas kehidupan, keluar dari manusia, dan
melalui kekuatan darinya manusia dapat menyampaikan
pikirannya. Dengan embusan nafas yang kuat, dia juga
terkadang mengeluarkan kekuatannya untuk mematikan
apa yang ingin dia padamkan, atau menyalakan apa yang
hendak ia kobarkan. Demikiankah Roh Kudus juga meru-
pakan pancaran terang ilahi dan tenaga dari kuasa ilahi.
Pancaran sinar matahari, yang melaluinya matahari me-
nyebarkan terang, panas dan pengaruhnya, berasal dari
matahari itu sendiri, dan sekaligus juga menyatu dengan-
nya. Pengakuan iman Nicena berbunyi, Roh Kudus keluar
dari Bapa dan Anak, sebab Ia disebut Roh Anak (Gal. 4:6).
Dan di sini dikatakan bahwa Anak mengutus Roh. Gereja
Yunani lebih memilih untuk menyebutnya “dari Bapa me-
lalui Anak.”
2. Dalam tugas-Nya:
(1) Dia akan datang dalam kelimpahan berkat, anugerah dan
kuasa, lebih daripada yang telah terjadi sebelumnya.
Kristus sudah lama menjadi ho erchomenos – Dia yang
akan datang, dan kini Roh Kudus pun demikian.
(2) Aku akan mengutus-Nya dari Bapa. Sebelumnya Dia telah
berkata (14:16), Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan
memberi kepadamu seorang Penolong, dan ini menun-
jukkan bahwa Roh Kudus merupakan buah dari tindakan
pengantaraan yang dilakukan Kristus di dalam tabir. Na-
mun, di sini Kristus berkata, Aku akan mengutus-Nya, yang
menunjukkan bahwa Roh merupakan buah dari kekuasa-
an-Nya di dalam tabir. Roh Kudus diutus:
[1] Oleh Kristus Sang Pengantara, yang kini telah naik un-
tuk membagi-bagikan berbagai karunia kepada manusia,
dan kepada-Nya telah diberikan segala kuasa.
[2] Dari Bapa: “Bukan hanya berasal dari sorga yang meru-
pakan kediaman Bapa-Ku” (Roh dicurahkan melalui
suatu bunyi dari langit, Kis. 2:2), “namun juga menurut
kehendak dan ketetapan Bapa-Ku, dan disertai dengan
kuasa dan wewenang-Nya.”
[3] Kepada para rasul untuk mengarahkan mereka dalam
mengajar, memampukan mereka untuk bekerja, dan
menopang mereka dalam penderitaan mereka. Roh Ku-
dus dianugerahkan kepada mereka dan penerus mere-
ka, untuk menjalankan iman Kristen mereka maupun
untuk melayani; kepada mereka dan keturunan mereka,
bahkan sampai keturunan selanjutnya, sesuai dengan
janji yang telah diberikan Allah kepada mereka (Yes.
59:21).
3. Dalam jabatan dan pekerjaan-Nya, yaitu sebagai:
(1) Seorang pribadi yang dinyatakan melalui gelar yang diberi-
kan kepada-Nya: Di yaitu Sang Penghibur, atau Pembela.
Pembela bagi Kristus, untuk mempertahankan kepenting-
an-Nya melawan ketidakpercayaan dunia, dan Penghibur
bagi semua orang kudus dalam menghadapi kebencian
dunia.
(2) Tentang Dia juga disebutkan: Ia akan bersaksi tentang Aku.
Dia bukan saja seorang Pembela, melainkan juga Saksi
bagi Yesus Kristus. Dialah satu dari tiga pihak yang mem-
berikan kesaksian di sorga, dan yang pertama dari ketiga-
nya yang memberi kesaksian di bumi (1Yoh. 5:7-8). Dia
membimbing para rasul dan memampukan mereka untuk
mengerjakan mujizat. Dia memberi ilham mengenai apa
yang harus ditulis dalam Kitab Suci, yang memberi kesaksi-
an tentang Kristus (5:39). Kuasa pelayanan berasal dari
Roh, sebab Dialah yang memperlengkapi para pelayan
Allah supaya layak untuk pekerjaan itu. Begitu pula kuasa
untuk menjalankan iman Kristen, sebab Roh menguduskan
orang-orang Kristen. Melalui hal-hal ini Ia memberi-
kan kesaksian tentang Kristus.
II. Di sini dijanjikan kepada para rasul bahwa mereka juga akan
mendapat kehormatan sebagai saksi-saksi Kristus dengan bantu-
an Roh Kudus (ay. 27): namun kamu juga harus bersaksi, menjadi
saksi yang andal, sebab kamu dari semula bersama-sama dengan
Aku sejak awal mula pelayanan-Ku.
Perhatikanlah di sini:
1. Para rasul ditetapkan menjadi saksi-saksi Kristus di dunia ini.
sesudah Ia berkata, Roh akan bersaksi, Ia menambahkan lagi,
Dan kamu juga harus bersaksi. Perhatikanlah, pekerjaan Roh
bukanlah untuk menggantikan, melainkan untuk menggalak-
kan dan menyemangati kita. Meskipun Roh bersaksi, para
hamba Allah tetap harus memberi kesaksian mereka, dan
orang-orang akan memperhatikan kesaksian mereka itu, sebab
Roh kasih karunia bersaksi dan bekerja melalui sarana-sarana
kasih karunia. Para rasul merupakan saksi-saksi pertama
yang dipanggil dalam perseteruan sengit antara Kristus dan
penguasa dunia ini, yang berakhir dengan terlemparnya si pe-
ngacau itu. Hal ini menunjukkan:
(1) Pekerjaan itu sudah dipilih bagi mereka. Mereka wajib me-
nyatakan seluruh kebenaran, dan tiada yang lain kecuali
kebenaran mengenai Kristus saja, untuk memulihkan hak
yang layak Ia terima dan untuk mempertahankan mahkota
dan martabat-Nya. Meskipun murid-murid Kristus kabur
saat mereka seharusnya bersaksi bagi Dia pada waktu per-
sidangan di depan Imam Besar dan Pilatus, akan namun
sesudah Roh dicurahkan ke atas mereka, mereka menjadi
berani membela kepentingan Kristus melawan segenap tu-
duhan yang menyerang kepentingan-Nya itu secara ber-
tubi-tubi. Kebenaran agama Kristus harus dibuktikan de-
ngan bukti-bukti nyata, terutama mengenai kebangkitan
Kristus, dan para rasul itu telah ditunjuk secara istimewa
untuk menjadi saksi dari kebangkitan Kristus ini (Kis.
10:41), dan mereka pun memberi kesaksian mereka
dengan setia (Kis. 3:15; 5:32). Hamba-hamba Kristus meru-
pakan saksi-saksi-Nya juga.
(2) Kehormatan yang akan diberikan kepada mereka sebab -
nya, yaitu mereka akan menjadi pekerja-pekerja bersama-
sama dengan Allah. “Roh akan bersaksi tentang Aku, dan
kamu juga harus bersaksi di bawah pimpinan Roh dan se-
suai dengan kehendak Roh (yang akan menjagaimu supaya
tidak membuat kesalahan akibat mengandalkan pengeta-
huanmu sendiri, dan akan memberi tahu kamu mengenai
hal-hal yang tidak dapat kamu ketahui kecuali melalui pe-
wahyuan).” Hal ini mungkin dapat membesarkan hati me-
reka dalam menghadapi kebencian dan penghinaan dunia
ini, yaitu bahwa Kristus telah menghormati mereka dan
akan mengakui mereka.
2. Bahwa mereka telah dipandang layak untuk menjadi saksi-
saksi-Nya: Kamu dari semula bersama-sama dengan Aku. Me-
reka tidak hanya telah mendengar khotbah-khotbah yang di-
sampaikan-Nya di depan orang banyak, melainkan juga selalu
bercakap-cakap secara pribadi dengan Dia. Dia berkeliling me-
lakukan kebaikan, dan sementara orang lain hanya menyaksi-
kan pekerjaan-pekerjaan mujizat dan penuh belas kasih-Nya
itu di kota dan desa mereka saja, murid-murid yang berkeliling
bersama-Nya malah menyaksikan semua pekerjaan baik-Nya
itu di mana-mana. Mereka juga memiliki kesempatan untuk
mengamati kekudusan perilaku-Nya yang tanpa cacat itu, dan
dapat bersaksi bagi-Nya bahwa mereka tidak pernah melihat
atau mendengar sedikit pun cela kejahatan di dalam diri-Nya.
Perhatikanlah:
(1) Ada alasan sangat kuat bagi kita untuk menerima catatan
mengenai Kristus yang diberikan oleh para rasul, sebab
mereka tidak melakukannya hanya berdasarkan kabar bu-
rung, melainkan memiliki kepastian sepenuh-penuhnya
mengenai semuanya itu (2Ptr. 1:16; 1Yoh. 1:1, 3).
(2) Yang terbaik untuk menjadi saksi-saksi Kristus yaitu me-
reka yang telah bersama-sama dengan Dia melalui iman,
pengharapan, dan kasih, dan yang telah menjalani kehi-
dupan bersekutu dengan Allah melalui Dia. Para hamba
Allah harus mengenal Kristus dengan baik terlebih dahulu,
sebelum mereka menyebarkan kabar mengenai Dia. Yang
dapat mengatakan hal-hal terbaik mengenai Allah hanyalah
mereka yang sudah pernah mengalami-Nya sendiri. Sung-
guh istimewa dan merupakan suatu keuntungan besar bila
kita dapat mengenal Kristus dari semula, memahami segala
sesuatu dari asal mulanya (Luk. 1:3), bersama-sama de-
ngan-Nya sedari awal kehidupan kita. Pengenalan dan per-
gaulan tak putus-putusnya dengan Injil Kristus sedari dini
akan membuat kita menjadi seorang tuan rumah yang
baik.
PASAL 16
i antara hal-hal mulia yang dikatakan Allah tentang diri-Nya
sendiri yaitu seperti ini: Aku telah meremukkan, dan Akulah
yang menyembuhkan (Ul. 32:39). Perkataan Kristus dalam pasal ini,
yang melanjutkan dan menutup khotbah perpisahan-Nya dengan
murid-murid-Nya, juga berbicara mengenai hal-hal mulia ini .
I. Di sini ada kata-kata yang meremukkan, yang ada da-
lam pemberitahuan yang diberikan-Nya perihal kesukaran-
kesukaran yang akan menghadang murid-murid-Nya itu (ay.
1-6).
II. Di sini ada kata-kata yang menyembuhkan, yang ada
dalam penghiburan-penghiburan yang diberikan-Nya kepada
mereka sebagai dukungan di tengah semua kesukaran itu,
yang terdiri atas lima hal:
1. Bahwa Ia akan mengutus Penghibur (ay. 7-15).
2. Bahwa Ia akan mengunjungi mereka lagi sesudah kebang-
kitan-Nya (ay. 16-22).
3. Bahwa Ia akan menjamin jawaban damai sejahtera bagi
semua doa mereka (ay. 23-27).
4. Bahwa Ia sekarang hendak kembali kepada Bapa-Nya (ay.
28-32).
5. Bahwa apa pun kesukaran yang akan mereka temui di
dunia ini, mereka akan tetap mengalami damai sejahtera
di dalam Dia melalui kuasa kemenangan-Nya atas semua
kesukaran itu.
Aniaya Diberitahukan Sebelumnya;
Manfaat Kepergian Kristus
(16:1-6)
1 “Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan me-
nolak Aku. 2 Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa se-
tiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti
bagi Allah. 3 Mereka akan berbuat demikian, sebab mereka tidak mengenal
baik Bapa maupun Aku. 4a namun semuanya ini Kukatakan kepadamu, su-
paya jika datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya
kepadamu.” 4b “Hal ini tidak Kukatakan kepadamu dari semula, sebab sela-
ma ini Aku masih bersama-sama dengan kamu, 5 namun sekarang Aku pergi
kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorang pun di antara kamu
yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? 6 namun sebab Aku me-
ngatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita.”
Kristus berlaku setia kepada murid-murid-Nya saat Ia mengutus
mereka untuk melaksanakan tugas-tugas-Nya, sebab Ia menyampai-
kan hal-hal terburuk mengenai tugas-tugas itu, supaya mereka boleh
duduk dan merenungkan akibatnya. Di dalam pasal sebelum ini, Ia
telah mengatakan kepada mereka untuk bersiap menghadapi keben-
cian dunia. Sekarang dalam ayat-ayat ini,
I. Ia memberi alasan mengapa Ia sampai memberi peringatan ke-
pada mereka untuk siap-siap menyambut kesukaran: Semuanya
ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa, atau ter-
kejut (ay. 1).
1. Murid-murid Kristus cenderung merasa kecewa terhadap salib.
Merasa kecewa terhadap salib merupakan godaan yang berba-
haya, bahkan bagi orang-orang yang baik sekalipun, sebab
dapat menyebabkan mereka berpaling dari jalan-jalan Allah,
menyingkir darinya, atau bahkan meninggalkan integritas
ataupun penghiburan yang telah mereka miliki. sebab itu,
bukanlah tanpa sebab bahwa saat penderitaan itu disebut hari
pencobaan.
2. Dengan memberitahukan kepada kita akan adanya kesukaran,
Yesus Tuhan kita bermaksud menghapus kengerian yang bisa
timbul dari dalamnya, supaya tidak terlampau mengejutkan
kita. Dari antara semua musuh yang mengancam damai sejah-
tera kita di dalam dunia yang penuh kesukaran ini, tidak ada
yang lebih nista bagi kita atau yang lebih mengacaukan kita
selain rasa kecewa. namun , kedatangan tamu yang memang
kita nantikan akan lebih mudah kita sambut, dan diperingat-
kan terlebih dulu berarti dipersenjatai terlebih dulu – Præmoniti,
præmuniti.
II. Secara khusus Ia terutama memberitahukan perihal penderitaan
yang akan mereka alami (ay. 2): “Kamu akan dikucilkan oleh
orang-orang yang berkuasa melakukannya, dan ini belum sebe-
rapa, sebab mereka akan membunuh kamu.” Ecce duo-gladii –
Lihatlah dua pedang yang dihunus melawan para pengikut Tuhan
Yesus.
1. Pedang kecaman terhadap gereja. Pedang ini dihunus untuk
melawan mereka oleh orang-orang Yahudi, sebab merekalah
satu-satunya golongan yang mengaku-ngaku memiliki kuasa
gerejawi. Kamu akan dikucilkan mereka. Aposynagōgous
poiēsousin hymas – mereka akan mengucilkan kamu.
(1) “Mereka akan mengucilkan kamu dari rumah ibadah yang
di dalamnya kamu menjadi anggota.” Mula-mula, mereka
menyesah para pengikut Kristus di rumah ibadat sebab
beranggapan bahwa mereka telah menghina Hukum Taurat
(Mat. 10:17), dan akhirnya mengusir mereka dengan alasan
tidak mungkin diperbaiki lagi.
(2) “Mereka akan mengucilkan kamu dari jemaat Israel secara
umum, jemaat seluruh bangsa Yahudi, mencabut hak-hak
istimewa dalam jemaat itu, dan memperlakukan kamu se-
bagai orang yang berada di luar perlindungan hukum,” qui
caput gerit lupinum – dipukul kepalanya bagaikan serigala.
“Mereka akan memperlakukan kamu seperti orang Sama-
ria, orang yang tidak mengenal Allah, dan pemungut cu-
kai.” Interdico tibi aqua et igne – aku melarang kamu meng-
gunakan air dan api. Seandainya bukan sebab hukuman,
denda, dan ketidakberdayaan yang ditimbulkan oleh kare-
nanya, tidak akan menjadi masalah bila seseorang diusir
keluar dari rumah yang memang sudah buruk dan jatuh
seperti itu. Perhatikanlah, sudah menjadi nasib murid Kris-
tus untuk dikucilkan dengan tidak adil. Sudah begitu se-
ring kebenaran yang baik justru dikutuk dan anak-anak
Allah diserahkan kepada Iblis.
2. Pedang kekuasaan rakyat: “Saatnya telah tiba, sudah datang
saatnya. Kini keadaanmu tampaknya lebih buruk dibanding-
kan dengan yang kamu alami selama ini. saat kamu dikucil-
kan sebagai orang sesat, mereka akan membunuh kamu dan
menyangka bahwa mereka berbakti bagi Allah. Orang-orang
lain pun akan berpikir seperti itu.”
(1) Kamu akan mendapati betapa kejinya mereka itu: Mereka
akan membunuh kamu. Domba-domba Kristus telah diten-
tukan untuk menjadi domba sembelihan. (Seperti yang di-
ceritakan kepada kita), kedua belas murid Kristus dihukum
mati, kecuali Yohanes. Kristus telah berkata (15:27), Kamu
akan bersaksi, martyreite – kamu akan menjadi martir,
kamu akan memeteraikan kebenaran dengan darahmu, da-
rah jantungmu.
(2) Kamu akan mendapati bahwa mereka menganggap diri me-
reka berbakti. Mereka akan menyangka telah berbuat bakti
kepada Allah. Mereka seakan-akan latreian prospherein –
memberi korban persembahan yang baik kepada Allah.
Mereka seperti orang-orang pada zaman dulu, yang mengu-
cilkan hamba-hamba Allah lalu berkata, Baiklah TUHAN
menyatakan kemuliaan-Nya (Yes. 66:5).
Perhatikanlah:
[1] Memang tidak mustahil bahwa orang-orang yang meru-
pakan musuh pelayanan Allah bisa berpura-pura sa-
ngat giat dalam pelayanan itu. Sudah sering kali peker-
jaan Iblis dilaksanakan dengan dalih demi Allah, dan
salah satu musuh terbesar Kekristenan justru duduk di
Bait Allah.
[2] Sudah merupakan hal biasa bahwa permusuhan terha-
dap agama didukung dengan kedok melakukan tugas
bagi Allah dan pelayanan bagi jemaat-Nya. Umat Allah
telah menanggung berbagai kesukaran yang teramat
berat yang dibawa oleh para penganiaya yang kejam.
Paulus sangat yakin bahwa ia harus keras bertindak me-
nentang nama Yesus. Perbuatan seperti ini sama sekali
tidak meringankan dosa para penganiaya, sebab keja-
hatan tidak akan pernah mendapat perkenanan Allah
sekalipun dilakukan atas nama-Nya. Namun, perbuatan
mereka ini benar-benar menambah penderitaan mereka
yang dianiaya itu, sebab mereka harus mati dengan
tuduhan menjadi musuh Allah. Pada hari yang agung
itu nanti akan terjadi kebangkitan, baik bagi nama
maupun tubuh.
III. Ia memberi mereka alasan sebenarnya mengapa ada permusuhan
dan amarah dunia terhadap mereka (ay. 3): “Mereka akan berbuat
demikian, bukan sebab kamu telah merugikan mereka, namun
sebab mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku. Biarlah
hal ini menenteramkan hatimu, bahwa yang akan menjadi mu-
suhmu itu tiada lain yaitu orang-orang yang teramat jahat.”
Perhatikanlah:
1. Banyak orang berpura-pura mengenal Allah, namun sebenarnya
tidak tahu apa-apa mengenai Dia. Orang-orang yang menga-
ku-ngaku berbuat bakti bagi Allah menyangka bahwa mereka
mengenal Dia, namun pengertian mereka tentang diri-Nya sebe-
narnya keliru. Israel telah melanggar kovenan, namun mereka
berseru, Ya Allahku, kami, Israel mengenal Engkau! (Hos. 8:1-
2).
2. Orang-orang yang tidak mengenal Kristus tidak mungkin me-
ngenal Allah dengan benar. Sia-sia saja manusia mengaku-
ngaku mengenal Allah dan agama, sementara mereka mere-
mehkan Kristus dan Kekristenan.
3. Orang-orang yang menyangka bahwa sungguh merupakan pe-
layanan yang terpuji untuk menganiaya orang-orang yang
baik, sama sekali sungguh tidak mengenal Allah dan Kristus.
Orang-orang yang mengenal Kristus tahu bahwa Ia datang ke
dalam dunia bukan untuk membinasakan manusia, melainkan
untuk menyelamatkannya, bahwa Ia memerintah dengan kua-
sa kebenaran dan kasih, bukan dengan api dan pedang. Gereja
yang sungguh kejam yaitu gereja yang menjadikan ketidak-
tahuan sebagai inti penyembahan mereka.
IV. Ia mengatakan kepada mereka mengapa Ia memberitahukan hal
ini kepada mereka sekarang, bukan sebelumnya.
1. Alasan mengapa Ia memberitahukan ini kepada mereka seka-
rang (ay. 4), bukanlah untuk mengecilkan hati atau menam-
bah kesedihan mereka. Ia juga tidak memberitahukan perihal
bahaya yang akan mereka hadapi supaya mereka berusaha
menghindarinya, melainkan supaya “jika datang saatnya
(dan yakinlah bahwa saat itu akan tiba), kamu ingat, bahwa
Aku telah mengatakannya kepadamu.” Perhatikanlah, jika
masa penderitaan datang, sungguh berguna bagi kita untuk
mengingat apa yang telah dikatakan Kristus kepada kita peri-
hal penderitaan.
(1) Supaya kepercayaan kita terhadap hal-hal yang sudah di-
katakan Kristus sebelumnya, dan juga terhadap kesetiaan-
Nya, dapat diteguhkan, dan
(2) Supaya kesukaran tidak akan begitu terasa menyedihkan
sebab kita telah diperingatkan sebelumnya dan dengan
iman menantikan kedatangannya. Dengan demikian kita
tidak akan terkejut ataupun menganggapnya sebagai keti-
dakadilan terhadap kita. Sama seperti Kristus dalam pen-
deritaan-Nya, para pengikut-Nya yang sedang menderita
pun harus memperhatikan penggenapan nas Kitab Suci.
2. Mengapa Ia tidak memberitahukannya kepada mereka sebe-
lum itu: “Hal ini tidak Kukatakan kepadamu dari semula saat
kita pertama kali berkenalan, sebab selama ini Aku masih ber-
sama-sama dengan kamu.”
(1) Sementara masih berada bersama mereka, Ia menanggung
ganasnya kejahatan dunia, dan berdiri di garis depan me-
dan pertempuran. Kepada Dia-lah seluruh kuasa kegelapan
tertuju, bukan kepada sembarang orang, melainkan mela-
wan raja Israel saja. Oleh sebab itu Ia tidak perlu berbicara
banyak kepada mereka perihal penderitaan, sebab hal ini
tidak terlampau ditujukan kepada mereka. Namun, kita
bisa melihat bahwa sejak awal Ia telah meminta mereka
untuk mempersiapkan diri menghadapi penderitaan. Oleh
sebab itu,
(2) Sepertinya hal ini lebih dimaksudkan menyangkut janji
akan tibanya Penghibur yang lain. Mengenai hal ini Ia ha-
nya berbicara sedikit dari semula, sebab Ia sendiri ada un-
tuk mengajar, membimbing, dan menghibur mereka, se-
hingga mereka belum membutuhkan janji tentang penyer-
taan Roh yang luar biasa itu. Sahabat-sahabat mempelai
laki-laki belum begitu membutuhkan seorang penghibur
sampai mempelai itu diambil dari mereka.
V. Ia mengutarakan keprihatinan-Nya, penuh belas kasihan, terha-
dap kesedihan yang saat ini dirasakan murid-murid-Nya, sebab
apa yang telah dikatakan-Nya kepada mereka (ay. 5-6): “Sekarang
Aku tidak akan bersama-sama dengan kamu lagi, namun pergi
kepada Dia yang telah mengutus Aku, untuk beristirahat di situ
sesudah mengalami keletihan ini. Masakan tiada seorang pun di
antara kamu yang bertanya kepada-Ku dengan berani, Ke mana
Engkau pergi? Sebaliknya, bukannya menanyakan hal yang dapat
menghiburmu, kalian malah hanyut dengan hal yang tampak
menyedihkan, dan sebab itu hatimu berdukacita.”
1. Ia telah mengatakan kepada mereka bahwa Ia akan pergi me-
ninggalkan mereka: sekarang Aku pergi. Ia bukan diusir de-
ngan paksa, melainkan pergi dengan sukarela. Nyawa-Nya bu-
kan direnggut melainkan diserahkan oleh-Nya. Ia pergi kepada
Dia yang telah mengutus-Nya untuk memberi pertangg-
ungjawaban atas pencapaian-Nya. Dengan demikian, pada
saat kita meninggalkan dunia ini, kita pergi kepada Dia yang
telah mengutus kita ke dalam dunia, dan hal ini sudah seha-
rusnya membuat kita semua tekun menjalani kehidupan un-
tuk tujuan-tujuan yang baik, sambil mengingat bahwa ada
tugas yang harus kita laksanakan dan harus dikembalikan
pada suatu hari kelak.
2. Ia telah menyampaikan kepada mereka masa-masa sukar apa
yang harus mereka tanggung sesudah Ia pergi, dan bahwa
mereka tidak boleh mengharapkan kehidupan yang mudah
dan tenang seperti yang pernah mereka jalani. Sekarang, bila
inilah warisan yang harus ditinggalkan-Nya bagi mereka yang
telah meninggalkan segalanya demi Dia, mereka mungkin
akan tergoda untuk berpikir bahwa mereka telah dirugikan.
Sementara itu, mereka merasa ketakutan, dan guru mereka
dapat memahami perasaan mereka namun juga menegur mere-
ka,
(1) sebab mereka tidak memperhatikan sarana yang menghi-
bur dan tidak berusaha mencarinya: Tiada seorang pun di
antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau
pergi? Petruslah yang mula-mula mengajukan pertanyaan
ini (13:36), disokong oleh Tomas (14:5), namun mereka tidak
bertanya lebih lanjut dan tidak menerima jawabannya. Me-
reka tidak memahami hal ini dan tidak bertanya lebih
lanjut atau mencari jawaban yang lebih memuaskan. Mere-
ka tidak terus mencari, terus mengetuk pintu. Lihatlah,
betapa Kristus merupakan guru yang penuh kasih sayang
Kristus itu. Betapa Ia mau merendahkan diri terhadap me-
reka yang lemah dan bodoh. Banyak guru yang tidak suka
jika muridnya mengajukan pertanyaan yang sama sam-
pai dua kali. Jika murid itu tidak mampu menangkap se-
suatu dengan cepat, ia akan diabaikan. Namun, Yesus,
Tuhan kita, tahu cara menangani para pemula yang harus
diajar dengan cara mesti begini mesti begitu. Alangkah baik-
nya jika para murid di sini mengerti bahwa kepergian-Nya
yaitu demi peningkatan kedudukan-Nya, supaya kepergi-
an-Nya itu tidak perlu menyusahkan hati mereka (sebab
mengapa mereka harus menentang hal ini?). Ini juga untuk
keuntungan mereka, supaya penderitaan mereka sebab
Dia tidak perlu menyusahkan mereka. sebab dengan meli-
hat Yesus yang ada di sebelah kanan Allah, mereka akan
sangat ditopang, seperti Stefanus. Perhatikanlah, mengaju-
kan pertanyaan dengan rendah hati dan percaya pada ran-
cangan dan tujuan pemeliharaan Allah yang tampak sangat
gelap sekalipun akan turut memperdamaikan kita dengan
tindakan pemeliharaan-Nya itu, serta meringankan kese-
dihan dan ketakutan kita. Ini akan mencegah kita berta-
nya, Dari mana datangnya semua rancangan yang gelap
ini? Sebaliknya, kita akan bertanya dengan penuh kepuas-
an, Ke mana perginya semua itu?, sebab kita tahu bahwa
semua ini akan mendatangkan kebaikan (Rm. 8:28).
(2) sebab mereka terlampau larut dan tenggelam dalam kese-
dihan: hati mereka berdukacita. Kristus telah berkata cu-
kup banyak untuk memenuhi mereka dengan sukacita
(15:11). Namun, sebab mereka memusatkan perhatian ha-
nya kepada hal-hal yang bertentangan dengan keinginan
mereka, mereka begitu berdukacita hingga tidak ada tem-
pat lagi di hati mereka bagi sukacita. Perhatikanlah, sudah
merupakan kekeliruan dan kebodohan umum pada orang
Kristen yang berdukacita untuk berkubang dalam sisi gelap
keadaan, hanya merenungkan kengerian, dan menutup
telinga terhadap suara kegirangan dan suara sukacita. Hal
yang memenuhi hati para murid dengan dukacita dan
menghalangi bekerjanya semua kebaikan yang diberikan
Kristus, merupakan perasaan yang terlampau berat bagi
kehidupan sekarang ini. Mereka sangat mengharapkan ke-
rajaan lahiriah serta kemuliaan Sang Guru, dan menyang-
ka bahwa mereka akan turut bersinar dan memerintah ber-
sama-Nya. Namun, sekarang mereka bukan mengalami
semua ini, melainkan hanya mendengar perihal belenggu
dan penderitaan, dan ini membuat hati mereka penuh de-
ngan dukacita. Tidak ada hal yang lebih merugikan suka-
cita kita di dalam Allah daripada mengasihi dunia dan du-
kacita yang dari dunia, yaitu akibatnya.
Manfaat Kepergian Kristus; Janji mengenai Roh
(16:7-15)
7 “Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: yaitu lebih berguna bagi
kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak
akan datang kepadamu, namun jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia ke-
padamu. 8 Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, ke-
benaran dan penghakiman; 9 akan dosa, sebab mereka tetap tidak percaya
kepada-Ku; 10 akan kebenaran, sebab Aku pergi kepada Bapa dan kamu ti-
dak melihat Aku lagi; 11 akan penghakiman, sebab penguasa dunia ini telah
dihukum. 12 Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, namun
sekarang kamu belum dapat menanggungnya. 13 namun jika Ia datang,
yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran;
sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, namun segala sesuatu
yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberita-
kan kepadamu hal-hal yang akan datang. 14 Ia akan memuliakan Aku, sebab
Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku. 15
Segala sesuatu yang Bapa punya, yaitu Aku punya; sebab itu Aku berkata:
Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.”
Pada masa lampau nabi-nabi Perjanjian Lama biasanya menghibur
umat Allah yang dilanda bencana dengan janji mengenai Mesias (Yes.
9:6; Mi. 5:6; Zak. 3:8). Demikian pula saat Mesias sudah datang, janji
akan kedatangan Roh itu sungguh sangat memberi kehangatan dan
kesejukan bagi umat-Nya, dan masih terus dirasakan hingga kini.
Di sini ada tiga hal yang kita lihat menyangkut kedatangan
Penghibur itu:
I. Bahwa kepergian Kristus mutlak penting bagi kedatangan Sang
Penghibur (ay. 7). Murid-murid begitu enggan mempercayai hal ini
sehingga Kristus menganggap perlu untuk menegaskannya de-
ngan lebih sungguh-sungguh daripada biasanya: Namun benar
yang Kukatakan ini kepadamu. Kita boleh yakin mengenai kebe-
naran segala sesuatu yang dikatakan Kristus kepada kita. Ia tidak
berniat merugikan kita. Sekarang, supaya lebih mudah diterima,
Ia menyampaikan kepada mereka, bahwa:
1. Secara umum, yaitu lebih berguna bagi mereka jika Ia pergi.
Ini pengajaran yang sungguh janggal, namun jika memang be-
nar adanya, maka ini cukup untuk menghibur dan menunjuk-
kan kepada mereka betapa sia-sianya dukacita mereka. Ada-
lah lebih berguna, bukan saja bagi-Ku, namun bagi kamu juga,
jika Aku pergi. Walaupun mereka tidak melihatnya dan enggan
mempercayainya, memang demikianlah kebenaran apa yang
dikatakan-Nya itu.
Perhatikanlah:
(1) Hal-hal yang sering kali tampak menyedihkan, sebenarnya
sangat bermanfaat bagi kita, terutama kepergian kita sete-
lah menyelesaikan tugas.
(2) Yesus Tuhan kita senantiasa menginginkan hal yang paling
bermanfaat bagi kita, tidak peduli kita pikir itu bermanfaat
atau tidak. Ia tidak memperlakukan kita sesuai dengan ke-
bodohan pilihan kita, melainkan dengan murah hati meng-
atasi kebodohan kita itu dan memberi kita obat penyem-
buhnya yang enggan kita terima, sebab Ia tahu itu baik
bagi kita.
2. yaitu lebih berguna bila Ia pergi, supaya Roh itu dapat di-
utus.
Sekarang perhatikanlah:
(1) Bahwa kepergian Kristus yaitu demi kedatangan Sang
Penghibur.
[1] Hal ini diutarakan dalam bentuk negatif: Jikalau Aku ti-
dak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu.
Mengapa tidak?
Pertama, memang demikianlah yang telah diatur se-
suai kebijaksanaan ilahi menyangkut perkara ini, dan
pengaturan ini tidak boleh diubah. Demi kepentingan
merekakah bumi harus menjadi sunyi? Orang yang
memberi dengan sukarela bisa teringat akan suatu
pemberian lagi sebelum memberi yang lain, semen-
tara kita mati-matian mempertahankan semua milik
kita.
Kedua, serupa dengan hal itu, sudah seharusnya
utusan yang luar biasa itu diingat sebelum duta yang
akan senantiasa hadir itu tiba.
Ketiga, pengutusan Roh itu akan menjadi buah dari
penebusan Kristus, dan penebusan-Nya itu dilakukan
melalui kematian-Nya, yaitu kepergian-Nya.
Keempat, pengutusan Roh itu akan menjadi jawaban
atas doa pengantaraan-Nya di balik tabir itu (14:16).
Demikianlah karunia atau pemberian ini harus dibayar
dan didoakan oleh Yesus Tuhan kita, supaya kita bela-
jar untuk lebih menghargainya.
Kelima, alasan agung yang akan digunakan Roh un-
tuk meyakinkan dunia yaitu peristiwa kenaikan Kris-
tus ke sorga dan sambutan yang diberikan kepada-Nya
di sini (ay. 10; 7:39).
Terakhir, murid-murid harus dibiasakan terlepas
dari kehadiran jasmaniah-Nya, yang terlampau mereka
gemari, sebelum mereka akhirnya siap untuk menerima
segala bantuan dan penghiburan rohani dalam dispen-
sasi atau cara yang baru.
[2] Hal ini diutarakan dalam bentuk positif: Jikalau Aku
pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Seakan-akan
Ia berkata, “Percayalah bahwa Aku akan membuat
kamu tidak dirugikan sebab kepergian-Ku.” Penebus
yang telah dipermuliakan itu tidak mengabaikan je-
maat-Nya di bumi, dan Ia tidak akan pernah mening-
galkannya tanpa dukungan yang diperlukannya. Walau-
pun Ia pergi, Ia akan mengutus Penghibur itu, bahkan
sengaja pergi untuk mengutus-Nya. Jadi kalaupun satu
angkatan pelayan Tuhan dan orang Kristen pergi, ang-
katan lain akan menggantikan tempat mereka, sebab
Kristus akan mengurus perkara-Nya sendiri.
(2) Bahwa kehadiran Roh Kristus di dalam jemaat-Nya begitu
jauh lebih baik dan diperlukan dibandingkan dengan keha-
diran-Nya secara jasmani, sehingga sangatlah bijaksana
bagi kita bila Ia pergi untuk mengutus Penghibur itu. Se-
cara lahiriah Ia hanya bisa hadir di satu tempat pada satu
saat, namun Roh-Nya ada di mana-mana, kapan pun, dan di
mana pun dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya.
Kehadiran Kristus secara lahiriah menarik mata manusia,
sedangkan Roh-Nya menarik hati mereka. Hukum yang
tertulis mematikan, namun Roh menghidupkan.
II. Bahwa kedatangan Roh mutlak perlu guna meneruskan kepen-
tingan Kristus di bumi (ay. 8): Dan kalau Ia datang, elthōn ekeinos.
Dia yang diutus itu datang dengan sukarela, dan pada kedatang-
an-Nya yang pertama, Ia akan melakukan ini, Ia akan menginsaf-
kan, atau juga, Ia akan meyakinkan dunia, melalui pelayananmu,
mengenai dosa, kebenaran dan penghakiman.
1. Lihatlah di sini apa yang menjadi tugas Roh, dan untuk keper-
luan apa Ia diutus.
(1) Untuk menginsafkan. Melalui perkataan dan hati nurani,
Roh itu bertugas menegur. Tugas para pelayan Tuhan ada-
lah menegur, dan melalui mereka, Roh menegur.
(2) Untuk meyakinkan. Ini yaitu istilah hukum yang ber-
bicara tentang tugas seorang hakim dalam menyimpulkan
bukti dan memutuskan perkara yang telah lama diselidik
dalam terang dan kebenaran. Ia akan meyakinkan, yang
berarti, “Ia akan membungkam pihak-pihak yang memu-
suhi Kristus dan perkara-Nya, dengan membongkar dan
mengungkapkan kepalsuan serta kekeliruan yang mereka
pegang, dan juga membukakan kebenaran serta kepastian
hal yang selama ini mereka tentang.” Perhatikanlah, peker-
jaan meyakinkan yaitu tugas Roh. Ia mampu melakukan-
nya dengan berhasil, dan hanya Dia seorang yang mampu.
Manusia bisa saja mengungkapkan perkara, namun hanya
Roh sajalah yang mampu membuka hati. Roh itu disebut
Sang Penghibur (ay. 7), dan di sini dikatakan, Ia akan me-
yakinkan. Orang akan berpikir bahwa perkataan ini hanya
sekadar penghiburan yang bersifat basa basi, namun me-
mang inilah cara yang digunakan Roh. Mula-mula meya-
kinkan, dan sesudah itu menghibur. Mula-mula membuka
luka, dan sesudah itu mengobati. Atau, bila kita mengarti-
kan perbuatan meyakinkan secara lebih umum, yaitu tin-
dakan untuk memperlihatkan apa yang benar, maka perka-
taan tadi menyiratkan bahwa penghiburan Roh itu bersifat
kokoh dan didasarkan atas kebenaran.
2. Lihatlah siapa saja yang akan ditegur dan disadarkan oleh-
Nya: Dunia ini, baik orang Yahudi maupun bukan-Yahudi.
(1) Ia akan memberi kepada dunia sarana yang paling kuat
untuk meyakinkan orang, sebab para rasul akan pergi ke
seluruh dunia, dengan dukungan Roh itu, untuk memberi-
takan Injil, lengkap dengan buktinya.
(2) Ia akan melengkapi sedemikian rupa hingga semua kebe-
ratan dan prasangka dunia terhadap Injil akan dipatahkan
dan dibungkam. Banyak orang tidak beriman yang akan
diyakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua (1Kor.
14:24).
(3) Ia akan menyadarkan banyak orang di dunia ini sehingga
diselamatkan, dari segala tingkat usia di mana pun, hingga
mereka bertobat dan beriman kepada Kristus. Nah, hal ini
menguatkan hati para murid berkaitan dengan kesukaran-
kesukaran yang mungkin akan mereka hadapi kelak,
[1] Bahwa mereka akan melihat kebaikan terjadi, kerajaan
Iblis jatuh seperti kilat dari langit, sesuatu yang akan
menjadi sukacita mereka, seperti sukacita Kristus seka-
rang. Roh bahkan akan menangani dunia yang jahat
ini, dan pertobatan orang berdosa sungguh akan men-
jadi penghiburan bagi para pelayan Tuhan yang setia.
[2] Bahwa semua hal ini akan menjadi buah pelayan-
an dan penderitaan mereka, yang sangat mendukung
pekerjaan baik ini.
3. Lihatlah Roh akan meyakinkan dunia akan apa:
(1) Akan dosa (ay. 9), sebab mereka tetap tidak percaya ke-
pada-Ku.
[1] Roh itu diutus guna menyadarkan orang berdosa akan
dosa, bukan sekadar menyampaikan kepada mereka
tentang dosa. Menyadarkan orang berarti lebih daripada
itu. Meyakinkan yaitu untuk membuktikan dosa itu
kepada mereka dan memaksa mereka mengakuinya, se-
perti orang-orang yang diinsafkan akan dosa mereka
(8:9). Beritahukan kepada mereka perbuatan-perbuatan
mereka yang keji. Roh itu meyakinkan kita akan kenya-
taan adanya dosa, bahwa kita telah melakukan itu dan
ini. Juga akan kesalahan dari dosa, bahwa kita telah
berlaku jahat dengan sesuatu yang telah kita lakukan
itu. Akan kebodohan dosa, bahwa kita telah bertindak
melawan alasan yang benar dan melawan kepentingan
kita yang sebenarnya. Akan najisnya dosa, bahwa oleh
dosa itu kita jadi menjijikkan bagi Allah. Akan sumber
dosa, tabiat yang rusak. Dan terakhir, akan buah dosa,
bahwa akhir dari semuanya itu yaitu maut. Roh me-
nunjukkan kebejatan dan kemerosotan seluruh dunia,
bahwa seisi dunia bersalah di hadapan Allah.
[2] Dalam menyadarkan manusia, Roh terutama menekan-
kan dosa ketidakpercayaan, sikap tidak percaya mereka
terhadap Kristus.
Pertama, sebagai dosa besar yang begitu menguasai
manusia. Baik dulu maupun sekarang, ada dunia
orang-orang yang tidak percaya kepada Yesus Kristus,
dan mereka tidak menyadari bahwa itu yaitu dosa.
Hati nurani menyatakan kepada mereka bahwa membu-
nuh dan mencuri yaitu dosa, namun pekerjaan Roh
yang supraalamilah yang meyakinkan mereka bahwa
dengan tidak memercayai Injil dan menolak keselamat-
an yang ditawarkannya, mereka telah berbuat dosa.
sesudah mengungkapkan dan memberi petunjuk kepada
kita mengenai segala hal yang terbaik, agama alamiah
selanjutnya mewajibkan kita, bahwa apa pun dan ka-
pan pun pewahyuan ilahi diungkapkan bagi kita dengan
bukti yang cukup untuk menyatakan keilahiannya, kita
harus menerimanya dan tunduk kepadanya. Hukum ini
dilanggar oleh mereka yang saat Allah telah berbicara
kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, menolak
Dia, yang berfirman. sebab itu pelanggaran demikian
merupakan dosa.
Kedua, sebagai dosa besar yang sangat menghancur-
kan. Setiap dosa memang bersifat merusak. namun ,
tidak ada dosa yang mampu menghancurkan mereka
yang percaya kepada Kristus. sebab itu, ketidakper-
cayaanlah yang membinasakan orang berdosa. sebab
hal inilah mereka tidak dapat masuk ke tempat perhenti-
an, tidak dapat melarikan diri dari murka Allah. Ketidak-
percayaan yaitu dosa yang melawan obat penghilang
dosa itu sendiri.
Ketiga, ketidakpercayaan yaitu dasar dari semua
dosa. Demikianlah yang dipercayai Calvin. Roh akan
menginsafkan dunia bahwa alasan sebenarnya mengapa
dosa berkuasa atas mereka disebabkan sebab mereka
tidak dipersatukan dengan Kristus melalui iman. Ne
putimus vel guttam unam rectitudinis sine Christo nobis
inesse – Janganlah kita beranggapan bahwa di luar
Kristus kita dapat memiliki setitik kebenaran. – Calvin.
(2) Akan kebenaran, sebab Aku pergi kepada Bapa dan kamu
tidak melihat Aku lagi (ay. 10). Kita boleh memahami hal
ini:
[1] Sebagai kebenaran pribadi Kristus. Ia akan menginsaf-
kan dunia bahwa Yesus dari Nazaret yaitu Kristus,
yang adil dan benar (1Yoh. 2:1), seperti yang diakui oleh
kepala pasukan itu (Luk. 23:47), Sungguh, orang ini
yaitu orang benar. Musuh-musuh-Nya melontarkan
sebutan-sebutan terburuk kepada-Nya, dan orang ba-
nyak tidak atau tidak mau diinsafkan bahwa Dia bu-
kanlah orang yang jahat. Hal ini semakin menguatkan
prasangka mereka terhadap pengajaran-Nya. Namun, Ia
dibenarkan dalam Roh (1Tim. 3:16), terbukti yaitu
orang benar, dan bukan seorang penipu. Jadi kita su-
dah bisa melihat hasilnya, sebab hanya ada dua ke-
mungkinan, Dia seorang Penebus yang agung atau se-
orang penipu ulung. Dan sekarang kita yakin bahwa
Dia bukanlah seorang penipu. Nah, melalui sarana atau
pernyataan apakah Roh akan meyakinkan manusia ten-
tang ketulusan Tuhan Yesus?
Pertama, dengan tidak melihat Dia lagi, prasangka
mereka akan tersingkir. Mereka tidak akan melihat-Nya
lagi serupa dengan daging, dalam rupa seorang hamba,
yang membuat mereka meremehkan Dia. Sesudah ke-
pergian-Nya, Musa semakin dihormati daripada sebe-
lumnya. Namun:
Kedua, sebab Ia pergi kepada Bapa, hal ini dapat
sepenuhnya menyadarkan orang akan hal itu. Keda-
tangan Roh seperti yang telah dijanjikan, merupakan
bukti bahwa Kristus ditinggikan di sebelah tangan ka-
nan Allah (Kis. 2:33). Ini memberi bukti tentang kebe-
naran-Nya, sebab Allah yang suci tidak akan pernah
menempatkan seorang penipu di sebelah kanan-Nya.
[2] Sebagai keadilan Kristus yang disampaikan kepada kita
demi pembenaran dan keselamatan kita, yakni keadilan
kekal yang akan dibawa Sang Mesias (Dan. 9:24).
Perhatikanlah:
Pertama, Roh akan menginsafkan manusia perihal
kebenaran ini. sesudah menyadarkan mereka akan dosa
dan menunjukkan kebutuhan mereka akan kebenaran,
supaya jangan sampai mereka menjadi putus asa, Ia
akan menunjukkan kepada mereka di mana mereka
bisa memperoleh kebenaran itu. Ia juga akan menun-
jukkan bahwa melalui percaya, mereka akan dibebas-
kan dari rasa bersalah, dan dibenarkan dalam pandang-
an Allah. Sungguh sulit untuk meyakinkan mereka
yang berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sen-
diri (Rm. 10:3) perihal kebenaran ini, namun Roh akan
melakukannya.
Kedua, kenaikan Kristus merupakan alasan agung
yang cocok untuk meyakinkan manusia perihal kebe-
naran ini: Aku pergi kepada Bapa dan, sebagai bukti
bahwa Dia menyambut-Ku, kamu tidak melihat Aku lagi.
Andaikata Kristus pergi dengan tidak menuntaskan se-
bagian dari pekerjaan-Nya, Ia pasti akan dikirim kem-
bali. namun sebab sekarang kita yakin bahwa Ia duduk
di sebelah kanan Allah, kita boleh yakin bahwa kita juga
sekarang dibenarkan melalui Dia.
(3) Akan penghakiman, sebab penguasa dunia ini telah dihu-
kum (ay. 11).
Perhatikanlah di sini:
[1] Iblis, atau penguasa dunia ini, telah dihukum, dinyata-
kan sebagai penipu dan penghancur yang luar biasa,
dan oleh sebab itu ia dijatuhi hukuman, yang telah di-
laksanakan sebagian. Ia telah dilempar keluar dari du-
nia orang bukan-Yahudi pada saat para peramalnya di-
bungkam dan mezbah-mezbahnya ditinggalkan orang,
saat ia diusir keluar dari tubuh banyak orang dalam
nama Kristus, yang kuasa mujizatnya terus berlanjut
dalam jemaat. Ia telah diusir keluar dari jiwa orang-
orang melalui anugerah Allah yang bekerja dengan Injil
Kristus. Ia jatuh seperti kilat dari langit.
[2] Dihukumnya Iblis ini merupakan alasan kuat yang di-
pakai Roh untuk menginsafkan dunia akan penghakim-
an, yaitu:
Pertama, perihal kekudusan dan pengudusan dalam
Kristus (Mat. 12:18). Melalui penghakiman terhadap pe-
nguasa dunia ini, tampaklah bahwa Kristus lebih kuat
daripada Iblis, dan Ia mampu melucuti dan mencabut
kuasanya, serta mendirikan takhta-Nya di atas rerun-
tuhan takhta Iblis.
Kedua, perihal dispensasi atau pemberian hal-hal
baru yang lebih baik. Ia akan menunjukkan bahwa tu-
gas Kristus diutus ke dunia ini yaitu untuk memper-
baiki semua hal di dalamnya, dan untuk memperkenal-
kan masa pembaruan dan pemulihan. Dan Ia membuk-
tikannya melalui hal ini, bahwa penguasa dunia ini, ke-
pala pemerintahan yang menyesatkan itu, dihakimi dan
dilemparkan keluar. saat kuasa kejahatan itu dipa-
tahkan, segalanya akan jadi baik.
Ketiga, perihal kuasa dan kekuasaan Tuhan Yesus.
Roh akan meyakinkan dunia bahwa Bapa telah menye-
rahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Dia, dan
bahwa Dia yaitu Tuhan dari semua orang. Hal ini ter-
bukti melalui ini, bahwa Ia telah menghakimi penguasa
dunia ini, meremukkan kepala ular itu, memusnahkan
dia yang berkuasa atas maut, dan melucuti pemerintah-
pemerintah. Jika Iblis telah sedemikian ditaklukkan
oleh Kristus, kita boleh merasa yakin bahwa tidak ada
kuasa lain yang mampu bertahan di hadapan-Nya.
Keempat, perihal hari penghakiman terakhir: semua
musuh Injil dan kerajaan Kristus pada akhirnya pasti
akan dimintai pertanggung jawabannya, sebab Iblis,
pemimpin mereka, telah dihakimi.
III. Bahwa kedatangan Roh akan mendatangkan keuntungan tidak
terkatakan bagi murid-murid itu sendiri. Masih ada tugas yang
harus dikerjakan oleh Roh, bukan saja terhadap musuh-musuh
Kristus, untuk meyakinkan dan merendahkan hati mereka, namun
juga untuk mengajar dan menghibur pelayan-pelayan dan wakil-
wakil-Nya. Itulah sebabnya lebih berguna bagi mereka, jika Ia
pergi.
1. Ia menyiratkan perasaan-Nya yang lembut terhadap kelemah-
an mereka saat itu (ay. 12): Masih banyak hal yang harus
Kukatakan kepadamu (bukan hal-hal yang seharusnya dikata-
kan, melainkan yang dapat dan akan dikatakan-Nya), namun
sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Lihatlah guru
seperti apakah Kristus itu.
(1) Dalam hal hikmat dan pengetahuan, tidak ada yang mam-
pu menyamai Dia. Meskipun Ia telah mengatakan banyak
hal, masih ada lebih banyak lagi yang hendak dikatakan-
Nya. Harta hikmat dan pengetahuan tersembunyi di dalam
Dia, jika hati kita belum lurus.
(2) Dalam hal belas kasihan, tidak ada yang seperti Dia. Sebe-
narnya Ia masih ingin lebih banyak lagi berbicara kepada
mereka tentang kerajaan Allah, terutama mengenai peno-
lakan orang Yahudi dan panggilan yang diberikan kepada
bangsa bukan-Yahudi, namun mereka belum sanggup men-
dengarnya. sebab hal ini pasti akan membuat mereka
kecewa dan tersandung, bukan memuaskan hati mereka.
Sesudah kebangkitan-Nya, saat mereka berbicara kepada
Dia mengenai memulihkan kerajaan bagi Israel, Ia meng-
arahkan hati mereka terhadap kedatangan Roh Kudus.
Dengan kedatangan Roh Kudus inilah mereka akan dikuat-
kan dengan kuasa untuk menanggung segala pengungkap-
an yang begitu bertolak belakang dengan gagasan yang
telah mereka terima sekarang ini namun yang belum dapat
mereka tanggung.
2. Ia meyakinkan mereka akan dukungan yang memadai melalui
pencurahan Roh. Sekarang mereka menyadari betapa diri me-
reka penuh dengan kebodohan dan kekeliruan. Apa yang ha-
rus mereka lakukan sekarang saat Guru mereka hendak me-
ninggalkan mereka? “namun jika Ia datang, yaitu Roh Kebe-
naran, kamu akan tenang dan segalanya akan menjadi baik.”
Benar-benar baik, sebab Ia akan memimpin para rasul dan
mempermuliakan Kristus.
(1) Untuk memimpin para rasul. Ia akan menjaga,
[1] Agar supaya mereka tidak tersesat: Ia akan memimpin
kamu, sama seperti orang Israel dipimpin melintasi pa-
dang gurun dengan tiang awan dan tiang api. Roh akan
menuntun lidah mereka dalam berkata-kata, dan pena
mereka dalam menulis, untuk mencegah mereka mela-
kukan kesalahan. Roh itu diberikan untuk menjadi pe-
nuntun kita (Rm. 8:14), bukan saja untuk menunjuk-
kan jalan kepada kita, namun juga untuk menyertai kita
melalui bantuan dan pengaruh-Nya yang tiada putus-
putusnya.
[2] Supaya mereka jangan gagal mencapai tujuan: Ia akan
memimpin mereka ke dalam seluruh kebenaran, seperti
nakhoda yang terampil menuntun kapal ke pelabuhan
yang dituju. Untuk dipimpin ke dalam kebenaran ber-
arti lebih daripada sekadar mengetahuinya. Ini berarti
menjadikan orang terbiasa dan akrab dengannya, untuk
dipengaruhi secara saleh dan kuat oleh-Nya. Bukan se-
kadar mempunyai suatu gagasan tentang kebenaran di
otak kita, namun juga melepaskan dan menikmati kuasa-
nya di dalam hati kita. Hal ini berarti pengungkapan
kebenaran itu terjadi perlahan-lahan, semakin bersinar
dan bersinar: “Dia akan menuntun kamu melalui kebe-
naran-kebenaran yang sederhana dan mudah ditangkap
menuju kebenaran-kebenaran yang lebih sulit.” namun
bagaimana dengan ke dalam seluruh kebenaran itu?
Maksudnya yaitu ,
Pertama, ke dalam seluruh kebenaran yang berkait-
an dengan tugas mereka sebagai duta. Mereka harus
mendapat pengarahan lengkap tentang apa pun yang
perlu atau berguna untuk mereka ketahui berkenaan
dengan pelaksanaan tugas yang akan datang. Kebenar-
an apa saja yang harus mereka ajarkan kepada orang
lain, Roh akan mengajarkan mereka. Ia akan memberi-
kan pengertian kepada mereka akan ajaran-Nya itu, dan
memampukan mereka untuk menjelaskan serta mem-
pertahankannya.
Kedua, ke dalam kebenaran semata, bukan hal lain-
nya. Ke dalam apa saja Ia akan memimpin kamu, se-
muanya itu yaitu kebenaran (1Yoh. 2:27). Pengurapan
itu yaitu kebenaran. Di dalam kata-kata berikutnya
Kristus membuktikan hal-hal ini:
1. “Roh hanya mengajarkan kebenaran semata, sebab
Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri me-
ngenai pengajaran yang berbeda dengan pengajaran-
Ku, namun segala sesuatu yang didengar-Nya dan di-
ketahui-Nya merupakan pikiran Bapa, hanya itulah
yang akan dikatakan-Nya.” Hal ini menyiratkan,
(1) Bahwa kesaksian Roh melalui firman dan para
rasul dapat kita andalkan. Roh mengetahui dan
menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang
tersembunyi dalam diri Allah, dan para rasul me-
nerima Roh itu (1Kor. 2:10-11), sehingga kita da-
pat mempercayakan jiwa kita pada perkataan
Roh itu.
(2) Bahwa kesaksian Roh senantiasa sesuai dengan
perkataan Kristus, sebab Ia tidak akan berkata-
kata dari diri-Nya sendiri, tidak memiliki kepen-
tingan atau kehendak-Nya sendiri, melainkan
pada hakikatnya yaitu satu, baik dengan Bapa
maupun Anak (1Yoh. 5:7). Perkataan manusia
sering kali bertentangan dengan rohnya, namun
tidak demikian halnya dengan Firman dan Roh
yang kekal itu.
2. “Ia akan mengajarkan seluruh kebenaran kepadamu
dan tidak menahan apa pun yang bermanfaat bagi-
mu, sebab Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal
yang akan datang.” Roh yang tinggal di dalam para
rasul yaitu Roh nubuat. Telah dinubuatkan sebe-
lumnya bahwa Ia akan demikian adanya (Yl. 2:28),
dan memang demikianlah yang terjadi. Roh itu akan
menunjukkan kepadamu hal-hal yang akan datang,
seperti dalam Kisah Para Rasul 11:28; 20:23; 21:11.
Roh itu berkata-kata tentang kemurtadan di waktu-
waktu kemudian (1Tim. 4:1). saat dipenuhi oleh
Roh, Yohanes melihat hal-hal yang akan datang me-
lalui penglihatan. Hal ini memberi kepuasan luar
biasa kepada pikiran mereka, berguna bagi perilaku
mereka, dan juga merupakan penegasan yang kuat
perihal pengutusan mereka. Theolog Jansenius
membuat catatan yang saleh mengenai hal ini: Ja-
nganlah kita menggerutu bahwa Roh tidak menun-
jukkan kepada kita hal-hal yang akan datang di da-
lam dunia ini seperti yang dilakukan-Nya kepada
para rasul. Sudah cukup bagi kita bila Roh telah
memberitakan kepada kita hal-hal yang akan datang
di dunia lain, yang merupakan hal yang terpenting
bagi kita.
(2) Roh bekerja untuk mempermuliakan Kristus (ay. 14-15).
[1] Bahkan pengutusan Roh itu pun mempermuliakan
Kristus. Allah Bapa mempermuliakan Dia di sorga, se-
dangkan Roh mempermuliakan Dia di bumi. Merupakan
kehormatan bagi Sang Penebus jika Roh itu diutus
dalam nama-Nya dan juga untuk melaksanakan peker-
jaan bagi-Nya, yaitu melanjutkan dan menyempurnakan
karya-Nya. Semua pemberian dan karunia Roh, semua
khotbah dan tulisan para rasul di bawah pengaruh Roh,
bahasa lidah, dan mujizat, yaitu untuk mempermulia-
kan Kristus.
[2] Roh itu mempermuliakan Kristus dengan cara memim-
pin para pengikut-Nya ke dalam kebenaran yang nyata
dalam Yesus (Ef. 4:21). Ia meyakinkan mereka,
Pertama, bahwa Roh akan menyampaikan hal-hal
dari Kristus kepada mereka: Ia akan memberitakan ke-
padamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku. Sama
seperti pada dasarnya Ia diutus dari Anak, begitu pula-
lah halnya, pengaruh dan pelaksanaan tugas diperoleh-
Nya dari Dia. Ia akan mengambil ek tou emou – apa
yang yaitu milik-Ku. Segala sesuatu yang ditunjukkan
Roh kepada kita, yakni yang berlaku bagi kita untuk
menerima pengajaran dan penghiburan, segala sesuatu
yang memberi kita kekuatan dan semangat, serta segala
sesuatu yang Ia tetapkan dan meteraikan atas kita
yaitu milik Kristus, yang diperoleh dan diterima dari
Dia. Semuanya yaitu milik Kristus, sebab Ia telah
membeli dan membayar mahal untuk itu. Oleh sebab
itu Ia mempunyai alasan untuk menyebutnya milik-
Nya. Kepunyaan-Nya, sebab Dia-lah yang pertama me-
nerimanya. Semua ini diberikan kepada Dia sebagai
kepala jemaat, untuk disampaikan kepada seluruh je-
maat oleh Dia. Roh itu datang bukan untuk mendirikan
kerajaan baru, melainkan untuk memajukan dan me-
mantapkan kerajaan yang sama yang telah didirikan
oleh Kristus, untuk memelihara kepentingan yang sama
serta mengejar tujuan yang sama dari kerajaan itu.
Oleh sebab itu, orang-orang yang berpura-pura dipe-
nuhi Roh dan mencemarkan Kristus, sebenarnya telah
berdusta, sebab Roh itu datang untuk mempermuliakan
Kristus.
Kedua, bahwa dalam hal ini perkara-perkara yang
dari Allah harus disampaikan kepada kita. Agar supaya
tidak ada yang berpikir bahwa menerima hal-hal ini
tidak akan membuat mereka lebih kaya, Ia menambah-
kan, Segala sesuatu yang Bapa punya yaitu Aku pu-
nya. Sebagai Allah, seluruh terang yang ada dengan
sendirinya