Tampilkan postingan dengan label Kejadian 11. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kejadian 11. Tampilkan semua postingan

Selasa, 11 Februari 2025

Kejadian 11

 


mberkati dia dengan berkat kesuburan, 

lalu engkau akan mempunyai seorang anak laki-laki dari dia.”  

3. Pemerintahan dan tatanan masyarakat yaitu  berkat yang be-

sar bagi jemaat. Dijanjikan bahwa bukan hanya bangsa melain-


 392

kan juga raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari dia. Bukan 

segerombolan manusia banyak tanpa pemimpin, melainkan 

sebuah masyarakat yang tertata dan teratur dengan baik. 

II.  Pengesahan terhadap janji ini yaitu  diubahnya nama Sarai men-

jadi Sara (ay. 15) atau Sarah (KJV), huruf yang sama yang ditambah-

kan kepada nama Abraham ini ditambahkan kepada namanya, dan 

untuk alasan-alasan yang sama. Sarai berarti tuan putriku, seolah-

olah kehormatannya dibatasi hanya pada satu keluarga. Sarah ber-

arti tuan putri, yaitu tuan putri atas rakyat banyak, atau nama itu 

menandakan bahwa dari dia akan datang Mesias Sang Pangeran, 

bahkan Pangeran atas segala raja di bumi. 

III. Sambutan Abraham yang penuh sukacita dan rasa syukur ter-

hadap janji yang penuh rahmat ini (ay. 17). Dalam kesempatan ini 

ia mengungkapkan,  

1. Kerendahan hati yang besar: Ia bersujud. Perhatikanlah, se-

makin banyak kehormatan dan kebaikan yang dikaruniakan 

Tuhan  kepada kita, semakin rendahlah seharusnya kita me-

mandang diri sendiri, dan semakin hormat serta berserah di 

hadapan Tuhan .  

2. Sukacita yang besar: Ia tertawa. Itu yaitu  tawa sebab  

senang, bukan sebab  tidak percaya. Perhatikanlah, bahkan 

janji-janji dari Tuhan  yang kudus, dan juga pelaksanaan-pelak-

sanaannya oleh Dia, yaitu  sukacita bagi jiwa yang kudus. 

Ada sukacita sebab  iman seperti juga ada sukacita sebab  

mendapatkan hasil. Sekaranglah Abraham bersukacita melihat 

hari Kristus. Sekarang ia melihat-Nya dan bersukacita (Yoh. 

8:56). Sebab, sama seperti ia melihat sorga dalam janji tentang 

Kanaan, demikian pula ia melihat Kristus dalam janji tentang 

Ishak.  

3.  Pemujaan yang besar: Mungkinkah bagi seorang yang berumur 

seratus tahun dilahirkan seorang anak? Ia di sini tidak ber-

bicara tentang hal ini sebagai sesuatu yang sama sekali 

meragukan (sebab kita yakin bahwa ia tidak bimbang terhadap 

janji Tuhan  [Rm. 4:20]), namun  sebagai sesuatu yang sangat me-

nakjubkan, dan yang tidak bisa dikerjakan kecuali dengan ke-

kuatan Tuhan  yang mahakuasa, sebagai sesuatu yang sangat 

baik, dan sebagai kebaikan yang semakin menyentuh dan me-

Kitab Kejadian 17:15-22 

 393 

nyenangkan lagi sebab  hal ini, bahwa itu merupakan peris-

tiwa yang amat sangat mengejutkan (Mzm. 126:1-2). 

IV. Doa Abraham untuk Ismael: Ah, sekiranya Ismael diperkenankan 

hidup di hadapan-Mu! (ay. 18). Hal ini dikatakannya, bukan 

sebab  ia ingin agar Ismael lebih dipilih dibandingkan anak yang akan 

dimilikinya dari Sara. namun , sebab  ngeri kalau-kalau Ismael di-

telantarkan dan ditinggalkan Tuhan , maka ia mengajukan per-

mohonan ini atas nama Ismael. sebab  sekarang Tuhan  berbicara 

dengannya, ia berpikir bahwa ia mempunyai kesempatan yang 

sangat baik untuk mengatakan sesuatu yang baik bagi Ismael, 

dan ia tidak mau melewatkannya begitu saja. Perhatikanlah,  

1.  Walaupun kita tidak boleh mengatur-atur Tuhan , Ia memberi kita 

izin, dalam doa, untuk secara rendah hati bersikap bebas de-

ngan-Nya, dan terperinci dalam menyampaikan keinginan-ke-

inginan kita (Flp. 4:6). Apa pun yang kita khawatirkan dan takut-

kan haruslah dibentangkan di hadapan Tuhan  di dalam doa.  

2. yaitu  kewajiban orangtua untuk berdoa bagi anak-anak 

mereka, bagi semua anak mereka, seperti Ayub, yang memper-

sembahkan korban bakaran sebanyak jumlah mereka sekalian 

(Ayb. 1:5). Abraham tidak ingin ada yang menyangka bahwa, 

sesudah  Tuhan  menjanjikan kepadanya seorang anak laki-laki 

dari Sara, yang begitu amat diinginkannya, maka anaknya dari 

Hagar dilupakan. Tidak, ia masih menyimpan Ismael di dalam 

hatinya, dan menunjukkan kepedulian terhadapnya. Pengha-

rapan akan kebaikan-kebaikan selanjutnya tidak boleh mem-

buat kita melupakan kebaikan-kebaikan sebelumnya.  

3.  Perkara besar yang harus kita inginkan dari Tuhan  bagi anak-

anak kita yaitu  agar mereka hidup di hadapan Dia, yaitu, 

agar mereka dijaga di dalam kovenan dengan-Nya, dan dapat 

memperoleh anugerah untuk hidup lurus di hadapan-Nya. 

Berkat-berkat rohani yaitu  berkat-berkat terbaik, dan ber-

kat-berkat yang harus paling sungguh-sungguh kita harapkan 

dari Tuhan , baik bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain. 

Orang-orang yang hidup sejahtera yaitu  mereka yang hidup 

di hadapan Tuhan .   


 394

V.   Jawaban Tuhan  terhadap doanya. Dan itu yaitu  jawaban damai. 

Abraham tidak dapat berkata bahwa ia mencari wajah Tuhan  

dengan sia-sia.  

1. Berkat-berkat umum dijamin bagi Ismael (ay. 20): Tentang Ismael, 

yang begitu amat engkau pedulikan, Aku telah mendengarkan 

permintaanmu. Ia akan mendapat perkenanan-Ku demi engkau. 

Ia akan Kuberkati (KJV: Aku telah memberkati dia), yaitu, Aku 

menyediakan banyak berkat baginya.  

(1) Keturunannya akan sangat banyak: Ia akan Kubuat beranak 

cucu dan sangat banyak, lebih dibandingkan tetangga-tetangga-

nya. Ini yaitu  buah dari berkat itu, seperti dalam pasal 

1:28.  

(2) Mereka akan menjadi orang-orang besar: Ia akan memper-

anakkan dua belas raja. Di dalam kasih kita dapat berha-

rap bahwa berkat-berkat rohani juga dikaruniakan kepada 

Ismael, meskipun jemaat yang kelihatan di bumi ini tidak 

dilahirkan dari keturunannya dan kovenan tidak ditetap-

kan di dalam keluarganya. Perhatikanlah, berlimpahnya 

kebaikan-kebaikan lahiriah sering kali diberikan kepada 

anak-anak menurut daging dari orangtua yang saleh, demi 

orangtua mereka. 

2.  Berkat-berkat kovenan disimpan bagi Ishak, dan dipersiapkan 

khusus untuknya (ay. 19, 21). Jika Abraham, dalam doanya 

untuk Ismael, bermaksud bahwa ia ingin agar kovenan dibuat 

dengan Ismael, dan keturunan yang dijanjikan akan datang 

darinya, maka Tuhan  tidak menjawabnya secara harfiah, namun  

dalam apa yang sepadan dengan itu, bahkan, apa yang dalam 

segala hal lebih baik.  

(1) Tuhan  mengulangi kepadanya janji akan seorang anak laki-

laki dari Sara: Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki 

bagimu. Perhatikanlah, bahkan orang-orang yang sungguh-

sungguh percaya perlu diberi janji-janji Tuhan  yang dilipat-

gandakan dan diulangi kepada mereka, agar mereka men-

dapat dorongan yang kuat (Ibr. 6:18). Dan lagi, anak-anak 

kovenan yaitu  anak-anak yang sesungguhnya.  

(2) Ia menamai anak itu, menamainya Ishak, tawa, sebab  

Abraham bersukacita dalam hatinya saat  anak ini dijanji-

kan kepadanya. Perhatikanlah, jika  janji-janji Tuhan 

Kitab Kejadian 17:23-27 

 395 

 yaitu  sukacita kita, maka rahmat-rahmat-Nya akan men-

jadi sukacita kita yang tak terkira pada waktunya. Kristus 

akan menjadi tawa bagi orang-orang yang mencari Dia. 

Mereka yang sekarang bersukacita dalam pengharapan 

akan segera bersukacita dalam memperoleh apa yang mere-

ka harapkan: ini bukanlah tawa orang gila. 

(3) Ia meneruskan kovenan dengan anak itu: Aku akan meng-

adakan perjanjian-Ku dengan dia. Perhatikanlah, Tuhan  

mengajak siapa saja yang disenangi-Nya untuk mengikat 

kovenan dengan-Nya, sesuai dengan keputusan kehendak-

Nya. Lihat Roma 9:8, 18. Begitulah kovenan ditetapkan 

antara Tuhan  dan Abraham, beserta sejumlah batasan dan 

penerusnya, dan kemudian percakapan itu berakhir: Sete-

lah selesai berfirman kepada Abraham, dan penglihatan itu 

menghilang, naiklah Tuhan  meninggalkan Abraham. Perhati-

kanlah, persekutuan kita dengan Tuhan  di sini terputus dan 

terganggu. namun  di sorga akan ada pesta yang berlang-

sung terus-menerus dan untuk selama-lamanya. 

Abraham Disunat  

(17:23-27)  

23 sesudah  itu Abraham memanggil Ismael, anaknya, dan semua orang yang 

lahir di rumahnya, juga semua orang yang dibelinya dengan uang, yakni 

setiap laki-laki dari isi rumahnya, lalu ia mengerat kulit khatan mereka pada 

hari itu juga, seperti yang telah difirmankan Tuhan  kepadanya. 24 Abraham 

berumur sembilan puluh sembilan tahun saat  dikerat kulit khatannya. 25 

Dan Ismael, anaknya, berumur tiga belas tahun saat  dikerat kulit khatan-

nya. 26 Pada hari itu juga Abraham dan Ismael, anaknya, disunat. 27 Dan 

semua orang dari isi rumah Abraham, baik yang lahir di rumahnya, maupun 

yang dibeli dengan uang dari orang asing, disunat bersama-sama dengan dia. 

Di sini kita mendapati ketaatan Abraham pada hukum sunat. Ia sen-

diri dan seluruh keluarganya disunat, dan dengan demikian meneri-

ma tanda kovenan dan membedakan diri mereka dari keluarga-kelu-

arga lain, yang tidak mempunyai bagian atau hak dalam perkara ini.  

1.  Ketaatan itu penuh: Ia melakukan seperti yang sudah dikatakan 

Tuhan  kepadanya, dan tidak bertanya mengapa atau untuk apa. 

Kehendak Tuhan  bukan saja merupakan hukum baginya, melain-

kan juga alasan. Ia melakukannya sebab  Tuhan  menyuruhnya.  

2.  Ketaatan itu cepat dilaksanakan: Pada hari itu juga (ay. 23, 26). 

Ketaatan yang tulus tidak akan ditunda-tunda (Mzm. 119:60). Se-


 396

lagi perintah masih terngiang di telinga kita, dan kesadaran untuk 

melaksanakan kewajiban masih segar, baiklah sekiranya bagi kita 

untuk menjalankannya dengan segera, supaya jangan kita menipu 

diri dengan menunda-nundanya sampai waktu yang lebih nyaman.  

3.  Ketaatan itu diterapkan juga kepada seisi rumahnya: ia tidak 

menyunat keluarganya lalu ia sendiri berdalih untuk tidak mau 

disunat. Sebaliknya, ia memberi mereka teladan. Tidak pula ia 

mengambil penghiburan dari meterai kovenan itu hanya bagi diri-

nya sendiri, tetap ingin agar semua orang kepunyaannya turut 

berbagi bersama dia di dalamnya. Ini yaitu  contoh yang baik 

bagi para kepala keluarga. Mereka dan seisi rumah mereka harus 

melayani Tuhan. Meskipun kovenan Tuhan  tidak ditetapkan de-

ngan Ismael, ia disunat. Sebab anak-anak dari orangtua yang per-

caya, sebagai anak-anak mereka, berhak mendapat hak-hak isti-

mewa dari jemaat lahiriah, dan dari meterai-meterai kovenan, 

bagaimanapun mereka jadinya sesudah  itu. Ismael diberkati, dan 

oleh sebab itu ia disunat.  

4. Abraham melakukan sunat ini meskipun banyak yang bisa diaju-

kan sebagai keberatan untuk menentangnya. Meskipun sunat itu 

sakit, dan meskipun bagi orang dewasa sunat itu memalukan, 

serta meskipun selagi kesakitan dan tidak bisa berbuat apa-apa, 

musuh-musuh bisa memanfaatkan kesempatan untuk melawan, 

seperti yang dilakukan Simeon dan Lewi melawan orang-orang 

Sekhem, dan juga meskipun Abraham berumur sembilan puluh 

sembilan tahun, dan sudah dibenarkan dan diterima oleh Tuhan  

lama sebelumnya, serta meskipun hal yang demikian aneh yang 

dilakukan untuk tujuan ibadah mungkin akan berbalik dijadikan 

cela baginya oleh orang-orang Kanaan dan orang-orang Feris yang 

berdiam di negeri itu pada waktu itu, namun perintah Tuhan  sudah 

cukup untuk menjawab semua keberatan ini dan seribu macam 

keberatan lain. Apa yang dituntut dari Tuhan  haruslah kita lakukan, 

tanpa minta pertimbangan kepada manusia.

 

PASAL 18   

alam pasal ini diceritakan sebuah perjumpaan lain antara Tuhan  

dan Abraham. Mungkin peristiwa ini terjadi beberapa hari sete-

lah perjumpaan sebelumnya, sebagai upah sebab  Abraham dengan 

sukarela menaati hukum sunat. Di sini terdapat,  

I. Kebaikan hati Tuhan  untuk mengunjungi Abraham, dan sam-

butan ramah Abraham atas kunjungan itu (ay. 1-8), 

II.  Persoalan yang dibicarakan di antara mereka. 

1.  Rencana kasih Tuhan  mengenai Sara (ay. 9-15). 

2.  Rencana murka Tuhan  terhadap Sodom. 

(1) Tuhan  memberi tahu Abraham tentang rencana-Nya 

untuk melenyapkan Sodom (ay. 16-22). 

(2)  Abraham bersyafaat bagi Sodom (ay. 23, dst.). 

Perjumpaan Abraham dengan Para Malaikat  

(18:1-8) 

1 Kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Abraham dekat pohon tarban-

tin di Mamre, sedang ia duduk di pintu kemahnya waktu hari panas terik. 2 

saat  ia mengangkat mukanya, ia melihat tiga orang berdiri di depannya. 

Sesudah dilihatnya mereka, ia berlari dari pintu kemahnya menyongsong 

mereka, lalu sujudlah ia sampai ke tanah, 3 serta berkata:  Tuanku, jika aku 

telah mendapat kasih tuanku, janganlah kiranya lampaui hambamu ini. 4 

Biarlah diambil air sedikit, basuhlah kakimu dan duduklah beristirahat di 

bawah pohon ini; 5 biarlah kuambil sepotong roti, supaya tuan-tuan segar 

kembali; kemudian bolehlah tuan-tuan meneruskan perjalanannya; sebab 

tuan-tuan telah datang ke tempat hambamu ini.” Jawab mereka:  Perbuatlah 

seperti yang kaukatakan itu.” 6 Lalu Abraham segera pergi ke kemah men-

dapatkan Sara serta berkata:  Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang ter-

baik! Remaslah itu dan buatlah roti bundar!” 7 Lalu berlarilah Abraham ke-

pada lembu sapinya, ia mengambil seekor anak lembu yang empuk dan baik 

dagingnya dan memberi nya kepada seorang bujangnya, lalu orang ini 

segera mengolahnya. 8 Kemudian diambilnya dadih dan susu serta anak lembu 

yang telah diolah itu, lalu dihidangkannya di depan orang-orang itu; dan ia ber-

diri di dekat mereka di bawah pohon itu, sedang mereka makan.    


 398

Dalam peristiwa di mana Tuhan  menampakkan diri kepada Abraham, 

tampaknya perjumpaan itu lebih bersifat bebas dan akrab, serta 

tidak seagung dan semegah peristiwa serupa yang kita baca sejauh 

ini. Dengan demikian, penampakan itu lebih mencerminkan kunjung-

an yang akan dilakukan Anak Tuhan  ke dunia, yaitu saat  Firman itu 

menjadi daging, dan menjadi salah satu dari kita. Perhatikanlah di 

sini,  

I.  Bagaimana Abraham menantikan orang asing, dan bagaimana pe-

nantiannya dijawab dengan sempurna (ay. 1). Ia duduk di pintu 

kemahnya waktu hari panas terik. Bukannya untuk melepas lelah 

atau mengalihkan pikiran, ia cenderung lebih mencari kesempat-

an untuk berbuat baik, dengan menjamu orang asing dan pelan-

cong, sebab barangkali tidak ada penginapan yang bisa menam-

pung mereka. Perhatikanlah,  

1.  Perbuatan baik yang kita lakukan dengan sangat rela dan siap 

siaga kemungkinan besar akan mendatangkan penghiburan 

paling besar bagi kita.  

2.  Dengan penuh rahmat Tuhan  mengunjungi orang-orang, yang 

sebelumnya di dalam diri mereka Ia menumbuhkan pengha-

rapan untuk berjumpa dengan-Nya, dan menampakkan diri-

Nya kepada mereka yang menantikan Dia. Maka saat  Abra-

ham sedang duduk, ia melihat tiga orang datang menuju ke 

arahnya. Ketiga orang ini yaitu  tiga makhluk sorgawi, yang 

sedang berwujud manusia, supaya Abraham bisa melihat dan 

bercakap-cakap dengan mereka. Beberapa orang beranggapan 

bahwa mereka semua yaitu  malaikat ciptaan Tuhan . Sebagian 

orang lagi menduga bahwa salah satu dari mereka yaitu  

Anak Tuhan , yaitu malaikat perjanjian, yang dibedakan Abra-

ham dari yang lain (ay. 3), dan yang disebut Yahwe (dalam LAI 

disebutkan,  TUHAN” – pen.) (ay. 13). Sang Rasul dalam kitab 

Ibrani memakai  hal ini untuk mendorong jemaat mem-

berikan tumpangan kepada orang lain (Ibr. 13:2). Orang-orang 

yang mau memberi tumpangan kepada orang asing ternyata 

telah menjamu para malaikat, dan mendapatkan kehormatan 

serta kepuasan yang tak terkatakan. sesudah  menimbang-nim-

bang dengan saksama dan adil kita tidak melihat alasan untuk 

curiga akan adanya niat jahat, maka sikap murah hati meng-

ajar kita untuk mengharapkan yang baik dan memperlihatkan 

Kitab Kejadian 18:1-8 

 399 

keramahtamahan yang sepantasnya. Lebih baik memberi ma-

kan lima ekor tawon jantan atau lebah besar, dibandingkan mem-

biarkan seekor lebah kelaparan.   

II.  Bagaimana Abraham menjamu orang-orang asing ini, dan betapa 

baik jamuannya itu diterima. Secara khusus Roh Kudus memper-

hatikan sambutan Abraham yang begitu spontan dan hangat ter-

hadap orang-orang asing tersebut.  

1. Ia sangat menghormati tamu-tamunya dan berusaha menye-

nangkan mereka. Dengan melupakan usia dan gengsinya sen-

diri, ia berlari menyongsong mereka dengan sikap yang paling 

ramah, dan dengan segala sikap hormat lalu sujudlah ia sam-

pai ke tanah, meskipun ia belum tahu apa-apa tentang mereka 

selain bahwa mereka tampak sebagai orang baik yang terhor-

mat. Perhatikanlah, agama tidak melenyapkan tata krama, 

namun  justru memakai nya, dan mengajar kita untuk 

menghormati semua orang. Keramahtamahan merupakan per-

hiasan yang sungguh cantik bagi kesalehan.  

2. Abraham sangat bersungguh-sungguh dan sedikit memaksa 

supaya mereka singgah, dan menganggap hal itu sebagai ke-

hormatan besar (ay. 3-4). Perhatikanlah, 

(1) Siapa yang diberkati Tuhan  dengan kelimpahan, wajib ber-

sikap murah hati dan terbuka dalam mengadakan jamuan 

menurut kemampuan mereka, serta memperlakukan teman-

teman mereka dengan baik (bukan sebab  ingin mendapat 

pujian, melainkan dengan tulus). Kita harus senang bersikap 

ramah kepada siapa saja. Sebab baik Tuhan  maupun manu-

sia mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Siapa 

yang mau makan roti orang yang kikir? (Ams. 23:6-7) 

(2) Mereka yang ingin memiliki persekutuan dengan Tuhan  harus 

menginginkannya dengan sungguh-sungguh dan berdoa su-

paya mendapatkannya. Tuhan  yaitu  tamu yang layak untuk 

dijamu dengan baik. 

3. Meskipun Abraham menjamu dengan sangat murah hati, 

hidangan itu sederhana dan biasa saja, dan di dalamnya tidak 

ada kemewahan dan keindahan seperti yang ada pada zaman 

kita. Ruang makannya yaitu  tempat berteduh di bawah po-

hon. Tidak ada taplak meja yang mewah, tidak ada meja hi-


 400

dangan yang terisi dengan piring sajian. Jamuan makan itu 

terdiri dari satu dua potong daging lembu, beberapa potong roti 

yang dibakar di atas perapian, dan keduanya disajikan dengan 

cepat-cepat. Hidangannya tidak mewah dan bermacam-macam. 

Tidak ada yang lezat-lezat, tidak banyak macam, tidak ada 

masakan daging yang enak, tidak ada hidangan yang manis-

manis, kecuali makanan sehat yang baik dan biasa saja, 

meskipun Abraham sangat kaya dan tamunya sangat ter-

hormat. Perhatikan, kita tidak perlu terlalu rumit dalam mem-

persiapkan menu makanan kita. Marilah kita bersyukur atas 

kecukupan makanan kita, meskipun makanan itu sederhana. 

Kita tidak perlu menginginkan yang enak-enak, sebab  keme-

wahan menyesatkan orang-orang yang mencintainya dan me-

naruh hati mereka kepadanya. 

4.  Baik Abraham maupun istrinya penuh perhatian dan sangat 

sibuk dalam menjamu tamu mereka sebaik-baiknya. Sara sen-

dirilah yang memasak dan membuat roti. Sedangkan Abraham 

berlari untuk mengambil lembunya, membawa susu dan da-

dih. Ia tidak beranggapan bahwa harga dirinya akan turun jika 

ia melayani tamu-tamunya di meja makan, supaya tamunya 

boleh merasa disambut dengan sepenuh hati. Perhatikan, 

(1) Barangsiapa memiliki kebaikan yang tulus di dalam diri, 

mereka tidak perlu mencari sanjungan atas diri mereka, 

ataupun khawatir bahwa sikap mereka yang merendahkan 

diri dianggap sebagai penghinaan terhadap mereka.  

(2) Persahabatan yang tulus akan merendahkan diri terhadap 

apa saja, kecuali dosa. Kristus sendiri telah mengajar kita 

untuk saling membasuh kaki dengan kasih yang rendah 

hati. Barangsiapa merendahkan diri, akan ditinggikan. Di 

sini iman Abraham tampak dalam perbuatan-perbuatan 

baiknya. Kita pun harus demikian, sebab  jika tidak, maka 

iman kita itu mati (Yak. 2:21, 26). Bapa orang beriman 

dikenal atas kebaikannya, kemurahan hatinya, dan keca-

kapannya dalam mengatur rumah tangga. Kita harus belajar 

darinya dalam hal berbuat baik dan memberi bantuan. Ayub 

tidak memakan makanannya seorang diri (Ayb. 31:17).

Kitab Kejadian 18:9-15 

 401 

Sara Tertawa 

(18:9-15) 

9 Lalu kata mereka kepadanya:  Di manakah Sara, isterimu?” Jawabnya:  Di 

sana, di dalam kemah.” 10 Dan firman-Nya:  Sesungguhnya Aku akan kem-

bali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, 

akan mempunyai seorang anak laki-laki.” Dan Sara mendengarkan pada 

pintu kemah yang di belakang-Nya. 11 Adapun Abraham dan Sara telah tua 

dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid. 12 Jadi tertawalah Sara dalam 

hatinya, katanya:  Akan berahikah aku, sesudah  aku sudah layu, sedangkan 

tuanku sudah tua?” 13 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Abraham:  Menga-

pakah Sara tertawa dan berkata: Sungguhkah aku akan melahirkan anak, 

sedangkan aku telah tua? 14 Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk 

TUHAN? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kem-

bali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak 

laki-laki.” 15 Lalu Sara menyangkal, katanya: "Aku tidak tertawa," sebab ia ta-

kut; namun  TUHAN berfirman:  Tidak, memang engkau tertawa!” 

saat  para tamu dari sorga ini (yang diutus untuk meneguhkan janji 

yang belum lama ini diberikan kepada Abraham, bahwa ia akan 

memperoleh seorang anak melalui Sara) menerima jamuan Abraham 

yang hangat, mereka membalas kebaikannya. Dia menyambut malai-

kat, dan menerima upah malaikat, yaitu pesan yang mulia dari sorga 

(Mat. 10:41).  

I. Tuhan mengatur supaya Sara ada di sekitar situ untuk men-

dengarkan. Dia harus mengandung oleh iman, dan sebab  itu 

janji itu harus dinyatakan kepadanya (Ibr. 11:11). Merupakan ke-

biasaan yang lazim pada zaman itu bahwa perempuan tidak 

duduk makan bersama-sama kaum pria, setidaknya dengan orang 

asing, dan hanya tinggal di dalam kemah mereka sendiri. sebab  

itu, di sini Sara tidak tampak. Namun ia harus bisa mendengar 

pembicaraan itu. Para malaikat bertanya (ay. 9),  Di manakah 

Sara, isterimu?” Dengan menyebutkan namanya, mereka memberi 

petunjuk kepada Abraham bahwa sekalipun kelihatannya mereka 

orang asing, mereka sangat mengenal dia beserta keluarganya. 

Dengan bertanya tentang Sara, mereka menunjukkan perhatian 

yang hangat terhadap keluarga dan sanak saudara seseorang 

yang menghormati mereka. Itu merupakan suatu bentuk kera-

mahtamahan biasa, yang semestinya diungkapkan dari prinsip 

kasih Kristen, supaya dikuduskan. Selain itu, dengan membicara-

kan Sara (sementara Sara diam-diam mendengarkan), mereka 

menarik perhatiannya untuk mendengarkan apa yang selanjutnya 

dikatakan.  Di manakah Sara, isterimu?” tanya para malaikat.  Di 


 402

sana, di dalam kemah,” jawab Abraham.  Di mana lagi mestinya ia 

berada? Di tempatnyalah ia berada, seperti biasanya, dan seka-

rang sedang dipanggil.” Perhatikan, 

1.  Putri-putri Sara hendaknya belajar darinya supaya menjadi 

suci, rajin mengatur rumah tangganya (Tit. 2:5). Tidak ada 

gunanya berkeliaran saja tanpa tujuan.  

2.  Barangsiapa berada di tempatnya dan sedang mengerjakan 

tugasnya, dialah yang paling mungkin menerima penghiburan 

dan janji-janji Tuhan  (Luk. 2:8). 

II. Janji itu kemudian diperbarui dan diteguhkan, bahwa Sara akan 

memiliki seorang anak laki-laki (ay. 10):  Sesungguhnya Aku akan 

kembali mendapatkan engkau, dan mengunjungi engkau lain kali 

untuk memenuhi janji, seperti yang sekarang Kulakukan untuk 

memberi  janji.” Tuhan  akan kembali mendapatkan mereka yang 

menyambut-Nya dengan baik, yang menjamu-Nya saat  Ia ber-

kunjung:  Aku akan membalas kebaikanmu. Sara, isterimu, akan 

mempunyai seorang anak laki-laki.” Janji itu diulangi lagi (ay. 14). 

Demikianlah, janji-janji tentang Mesias sering diulangi di dalam 

Perjanjian Lama, untuk menguatkan iman umat Tuhan . Hati kita 

lambat untuk percaya, sebab nya janji itu perlu diulangi baris 

demi baris supaya kita bisa percaya. Janji inilah yang dikutip oleh 

Rasul Paulus (Rm. 9:9), bahwa oleh sebab  janji inilah Ishak lahir. 

Perhatikanlah,   

1.  Berkat yang sama yang diperoleh orang lain dari pemeliharaan 

yang umum, diperoleh orang percaya melalui janji, sehingga 

menjadikan janji itu sangat indah dan pasti.  

2.  Keturunan rohani Abraham berutang pada janji tersebut atas 

kehidupan, sukacita, pengharapan dan segala sesuatu yang me-

reka miliki. Mereka dilahirkan oleh firman Tuhan  (1Ptr. 1:23). 

III. Sara beranggapan bahwa berita ini terlalu bagus untuk menjadi 

kenyataan, sehingga hatinya tidak bisa percaya: tertawalah Sara 

dalam hatinya (ay. 12). Tawa itu bukanlah tawa bahagia sebab  

iman, seperti tawa Abraham (17:17), melainkan tawa sebab  ragu 

dan tidak percaya. Perhatikan, tindakan yang sama bisa dilaku-

kan dengan sikap yang sangat berbeda, sehingga hanya bisa di-

bedakan oleh Tuhan , yang mengenal hati manusia. Alasan yang 

Kitab Kejadian 18:9-15 

 403 

tidak bisa diterima Sara yaitu  usianya:  Aku sudah layu, dan su-

dah lewat masa suburku, apalagi sejauh ini aku mandul, sedang-

kan (yang menjadikannya semakin sulit), tuanku sudah tua.” 

Perhatikan di sini: 

1.  Sara menyebut Abraham sebagai tuannya. Itu merupakan 

satu-satunya kata yang baik di dalam ucapan ini. Dan Roh 

Kudus memperhatikan kata-katanya itu untuk menghormati 

dia, dan menganjurkan hal itu untuk diteladani oleh para istri 

Kristen. Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya 

(1Ptr. 3:6), sebagai tanda rasa hormat dan penundukan diri. 

Begitulah seharusnya seorang istri menghormati suaminya (Ef. 

5:33). Demikian pulalah seharusnya kita siap memperhatikan 

apa yang dikatakan dengan jelas dan baik, untuk menghor-

mati orang yang mengucapkannya. Meskipun perkataan itu 

bercampur dengan perkataan yang tidak benar, kita bisa me-

nutupi perkataan yang tidak benar itu dengan kasih. 

2.  Kemustahilan manusia kerap kali bertentangan dengan janji 

ilahi. Hal-hal yang bertentangan dengan akal cenderung men-

jatuhkan dan membingungkan iman yang lemah, sekalipun itu 

iman orang percaya yang sungguh-sungguh. Merupakan hal 

yang sulit untuk berpegangan pada Sebab Pertama, saat  

sebab-sebab kedua menampakkan ketidaksetujuan.  

3. Bahkan saat  ada iman yang sejati, masih sering ada perten-

tangan sengit dengan ketidakpercayaan. Sara dapat berkata, 

Tuhan, aku percaya (Ibr. 11:11), namun  juga harus mengata-

kan, Tuhan, tolong angkat ketidakpercayaanku. 

IV. Malaikat mengecam ungkapan ketidakpercayaan Sara yang tidak 

pantas (ay. 13-14). Perhatikanlah, 

1.  Meskipun saat  itu Sara dengan sangat ramah dan murah 

hati menjamu para malaikat ini, namun, sewaktu ia melaku-

kan kekeliruan, mereka menegurnya sebab  hal itu, sebagai-

mana Kristus menegur Marta di dalam rumahnya sendiri (Luk. 

10:40-41). Jika teman-teman kita berbuat baik kepada kita, 

maka kita tidak boleh bertindak begitu jahat dengan membiar-

kan mereka berbuat dosa.  

2.  Tuhan  memberi  teguran ini kepada Sara melalui Abraham, 

suaminya. Kepada Abraham Tuhan  berkata,  Mengapakah Sara 


 404

tertawa?” Mungkin Abraham belum memberi tahu Sara ten-

tang janji yang telah diberikan kepadanya beberapa waktu se-

belumnya mengenai hal ini. Seandainya ia telah menyampai-

kan berita itu kepada Sara berikut penjelasannya, Sara tidak 

akan begitu terkejut seperti sekarang. Atau, Abraham diberi 

tahu tentang teguran itu supaya ia menegur Sara. jika  

perlu dilakukan, maka saling menegur merupakan salah satu 

tugas suami-istri.  

3.  Teguran itu sendiri jelas, dan didukung oleh alasan yang baik, 

 Mengapakah Sara tertawa?” Perhatikan, yaitu  baik untuk 

menanyakan alasan mengapa kita tertawa, supaya tawa kita 

tidak menjadi tawa yang bodoh (Pkh. 7:6).  Mengapakah aku 

tertawa?” Sekali lagi, ketidakpercayaan kita merupakan peng-

hinaan besar terhadap Tuhan  di sorga. Dengan adil Ia mengang-

gapnya sebagai kejahatan jika janji-Nya dikatakan tidak ma-

suk akal, seperti dalam Lukas 1:18. 

4. Di sini terdapat sebuah pertanyaan yang cukup untuk men-

jawab semua penolakan yang berasal dari daging dan darah: 

Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk TUHAN? (Ibr.: 

terlalu luar biasa), artinya, 

(1) Adakah sesuatu yang terlalu rahasia sehingga lolos tanpa 

sepengetahuan-Nya? Tidak ada. Bahkan termasuk tawa 

Sara, meskipun itu dilakukannya di dalam hatinya. Atau,  

(2) Adakah sesuatu yang terlalu sulit, sehingga melampaui ke-

kuatan-Nya? Tidak ada, sekalipun untuk memberi  anak 

kepada Sara dalam usianya yang lanjut.  

V. Dengan bodoh Sara berusaha menutupi kesalahannya (ay. 15). 

Sara menyangkal, katanya:  Aku tidak tertawa,” mengira tidak 

ada yang dapat membantahnya. Sara mengucapkan dusta ini, 

sebab  ia takut. Namun sia-sia saja berusaha menyembunyi-

kannya dari mata Tuhan yang sanggup melihat segala sesuatu. 

Dengan penuh rasa malu, ia diberi tahu,  Tidak, memang engkau 

tertawa!” Perhatikan, 

1.  Agaknya, di dalam diri Sara, ketidakpercayaan itu berganti 

menjadi percaya. Dengan melihat keadaan seluruhnya, se-

karang ia menyadari, bahwa itu yaitu  janji ilahi yang di-

nyatakan tentang dirinya. Oleh sebab itu, dia menarik kembali

Kitab Kejadian 18:16-22 

 405 

 seluruh pemikirannya yang tidak percaya dan ragu-ragu ter-

hadap hal tersebut. Namun demikian,  

2.  Dia masih mencoba melakukan dosa untuk menutupi sebuah 

dosa dengan dusta. Berbuat dosa memang memalukan, namun  

menyangkal dosa itu lebih memalukan lagi, sebab  dengan 

demikian kita menambahkan salah kepada salah kita. sebab  

takut ditegur, sering kali kita jatuh ke dalam perangkap ini. 

Lihat Yesaya 57:11, Kepada siapa gerangan engkau takut, se-

hingga engkau berdusta? Namun kita menyesatkan diri sendiri 

jika kita berpikir untuk mengambil untung dari Tuhan . Dia 

sanggup dan akan membawa kebenaran kepada terang, se-

hingga kita menjadi malu. Siapa menyembunyikan pelanggar-

annya tidak akan beruntung, sebab  akan tiba harinya di 

mana pelanggarannya itu akan terungkap.    

Perjumpaan Abraham dengan Tuhan  

(18:16-22)  

16 Lalu berangkatlah orang-orang itu dari situ dan memandang ke arah 

Sodom; dan Abraham berjalan bersama-sama dengan mereka untuk meng-

antarkan mereka. 17 Berpikirlah TUHAN:  Apakah Aku akan menyembunyi-

kan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan ini? 18 Bukankah sesung-

guhnya Abraham akan menjadi bangsa yang besar serta berkuasa, dan oleh 

dia segala bangsa di atas bumi akan mendapat berkat? 19 Sebab Aku telah 

memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada ke-

turunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, 

dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi 

kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya.” 20 Sesudah itu ber-

firmanlah TUHAN:  Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom 

dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya. 21 Baiklah Aku turun 

untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh 

kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak menge-

tahuinya.” 22 Lalu berpalinglah orang-orang itu dari situ dan berjalan ke 

Sodom, namun  Abraham masih tetap berdiri di hadapan TUHAN.    

Sekarang para utusan dari sorga itu telah menunaikan satu bagian 

dari tugas mereka, yang merupakan perjalanan untuk menyampai-

kan kasih karunia bagi Abraham dan Sara, dan merupakan tugas 

yang yang mereka selesaikan terlebih dahulu. Namun, sekarang di 

hadapan mereka terdapat pekerjaan yang lain. Sodom akan dibinasa-

kan, dan mereka harus melakukannya (19:13). Perhatikanlah, se-

bagaimana dengan Tuhan  ada belas kasih, demikian juga Dia yaitu  

Tuhan  yang berhak atas pembalasan. Menurut tugas mereka, di sini 

kita mendapati:  


 406

1. Bahwa mereka memandang ke arah Sodom (ay. 16). Mereka meng-

arahkan wajah mereka kepada kota itu dengan murka, sebagai-

mana dikatakan tentang pandangan Tuhan  kepada tentara orang 

Mesir (Kel. 14:24). Perhatikan, meskipun sejak lama kelihatannya 

Tuhan  membiarkan orang berdosa begitu saja, sehingga mereka 

berkata bahwa Tuhan  tidak melihat dan tidak peduli, namun  saat  

hari kemurkaan-Nya tiba, Ia akan memandang kepada mereka.  

2.  Bahwa mereka berjalan ke Sodom (ay. 22) dan dengan demikian 

kita mendapati dua dari mereka ada di Sodom (19:1). Apakah 

yang ketiga yaitu  Tuhan, yang dihadapan-Nya Abraham berdiri, 

dan kepada siapa ia mendekat (ay. 23), seperti yang diperkirakan 

banyak orang, atau apakah yang ketiga telah meninggalkan mere-

ka sebelum tiba di Sodom, dan Tuhan yang berdiri di hadapan 

Abraham yaitu  shekinah, atau penampakan kemuliaan ilahi se-

perti yang sebelumnya dilihat Abraham dan bercakap-cakap 

dengan dia, itu tidak jelas. Namun demikian, di sini diceritakan: 

I.  Penghormatan yang ditunjukkan Abraham kepada para tamunya: 

Abraham berjalan bersama-sama dengan mereka untuk mengan-

tarkan mereka, seolah enggan berpisah dengan teman yang se-

demikian baik, dan ingin memberi  penghormatannya yang ter-

tinggi kepada mereka. Ini yaitu  suatu bentuk sopan santun yang 

sangat pantas untuk ditunjukkan kepada teman-teman kita. 

namun  itu harus dilakukan sesuai petunjuk Rasul Yohanes (3Yoh. 

1:6), yaitu dengan suatu cara yang berkenan kepada Tuhan . 

II. Penghormatan yang diberikan mereka kepada Abraham. sebab  

barangsiapa menghormati Tuhan , orang itu akan dihargai-Nya. Ke-

pada Abraham Tuhan  menyampaikan rencana-Nya untuk membina-

sakan Sodom. Dan bukan itu saja, melainkan Dia juga berbicara 

secara terbuka dengannya mengenai hal itu. Dengan mengikat 

Abraham melalui suatu kovenan dengan diri-Nya sendiri, secara 

lebih akrab dibandingkan sebelumnya (ps. 17), di sini Dia mengizinkan 

Abraham memiliki suatu persekutuan yang lebih intim dengan 

diri-Nya dibandingkan sebelumnya, sebagai orang yang dilibatkan 

dalam rencana-Nya. Perhatikan di sini, 

1.  Pemikiran Tuhan  yang bersahabat mengenai Abraham (ay. 17-

19), di mana kita mengetahui keputusan-Nya untuk memberi 

tahu Abraham tentang rencana-Nya mengenai Sodom, beserta 

Kitab Kejadian 18:16-22 

 407 

alasannya. Jika Abraham tidak mengantarkan mereka, mung-

kin ia tidak akan sedemikian berkenan kepada-Nya. Namun 

siapa yang senang bergaul dengan orang bijak menjadi bijak  

(Ams. 13:20, KJV: Siapa berjalan dengan orang bijak menjadi 

bijak – pen.). Lihat bagaimana Tuhan  mau bergumul dalam hati-

nya sendiri:  Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abra-

ham (atau seperti ditafsirkan oleh beberapa orang, Apakah Aku 

akan menutupi dari Abraham) apa yang hendak Kulakukan 

ini?”  Dapatkah Aku merencanakan suatu hal yang demikian, 

dan tidak memberitahukan Abraham?” Maka demikianlah Tu-

han, saat  Ia berpikir, menyatakan pertimbangan-Nya sendiri, 

seperti cara manusia. Namun mengapa Abraham harus men-

jadi bagian dari anggota dewan pertimbangan-Nya? Orang Ya-

hudi berpendapat bahwa sebab  Tuhan  mengaruniakan tanah 

Kanaan kepada Abraham dan keturunannya, maka Ia tidak 

akan menghancurkan kota-kota tersebut, yang merupakan 

bagian dari tanah Kanaan, tanpa sepengetahuan Abraham. 

Namun di sini Tuhan  memberi  dua alasan lain: 

(1) Abraham harus tahu, sebab  ia yaitu  sahabat dan orang 

yang disukai Tuhan . Juga, sebab  dia yaitu  seorang yang 

baginya Tuhan  menyediakan kebaikan istimewa dan perka-

ra-perkara besar. Dia akan menjadi sebuah bangsa yang 

besar. Dan bukan itu saja, melainkan juga di dalam Mesias, 

yang akan berasal dari keturunannya, segala bangsa di atas 

bumi akan mendapat berkat. Perhatikan, TUHAN bergaul 

karib dengan orang yang takut akan Dia (KJV: Rahasia Tuhan 

ada bersama dengan orang yang takut akan Dia – pen.) 

(Mzm. 25:14; Ams. 3:32). Barangsiapa dengan iman men-

jalani hidup yang bersekutu dengan Tuhan , mau tidak mau 

akan mengenal pikiran-Nya lebih dari orang lain, meskipun 

bukan melalui nubuatan, melainkan melalui pengetahuan 

mendalam akan hal-hal yang terjadi. Mereka memiliki peng-

ertian yang lebih baik dibandingkan orang lain mengenai apa 

yang terjadi saat ini (Hos. 14:10; Mzm. 107:43), dan memiliki 

kemampuan untuk mengetahui masa depan dengan lebih 

baik, setidaknya cukup untuk memberi  petunjuk dan 

penghiburan bagi mereka. 

(2) Abraham harus tahu, supaya ia mengajar seisi rumahnya: 

Sebab Aku telah memilih dia (KJV: Aku mengenal dia dengan 


 408

sangat baik – pen.), supaya diperintahkannya kepada anak-

anaknya dan kepada keturunannya (ay. 19).  Pertimbang-

kanlah hal-hal ini, 

[1] Sebagai salah satu sifat dan teladan Abraham yang 

sangat cemerlang. Dia tidak hanya berdoa bersama se-

luruh keluarganya, namun  juga mengajar mereka sebagai 

orang yang berpengetahuan. Tidak itu saja, ia mengajar 

mereka sebagai orang yang punya kuasa, dan merupa-

kan nabi dan raja, sekaligus imam, di rumahnya sen-

diri. Perhatikan, pertama, sebab  Tuhan  telah membuat 

kovenan dengan dia beserta keturunannya, dan untuk 

itu seluruh isi rumahnya disunat, dengan saksama 

Abraham mengajar dan memimpin mereka dengan baik. 

Barangsiapa mengharapkan berkat bagi keluarganya 

harus menyadari tugasnya dalam keluarga. Jika anak-

anak kita menjadi milik Tuhan , mereka harus dipelihara 

bagi-Nya. Jika mereka memakai  pemberian-Nya, 

mereka harus dilatih melakukan pekerjaan-Nya. Kedua, 

Abraham tidak hanya peduli terhadap anak-anaknya, 

namun  juga seisi rumahnya. Para hambanya yaitu  

hamba-hamba yang terlatih. Kepala-kepala keluarga 

harus mengajar dan mengawasi perilaku orang-orang 

yang ada di bawah atap rumahnya. Hamba yang paling 

miskin pun memiliki jiwa yang berharga yang harus 

dipelihara. Ketiga, Abraham menjadikan bagian dari tu-

gas dan urusannya untuk mengajar keluarganya beriba-

dah. Dia tidak mengisi kepala mereka dengan cerita-

cerita isapan jempol, atau pembicaraan yang menimbul-

kan keraguan, namun  ia mengajar mereka untuk hidup 

menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melaku-

kan kebenaran dan keadilan, yaitu, untuk bersungguh-

sungguh dan tulus menyembah Tuhan  serta jujur dalam 

segala perkara mereka dengan semua orang. Keempat, 

di sini Abraham menunjukkan kepedulian terhadap 

keturunannya. Ia mau supaya tidak hanya seisi rumah-

nya yang ada bersama dengan dia sekarang, namun  juga 

seisi rumahnya yang akan lahir sesudah nya, harus hidup 

menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, supaya iba-

dah tetap hidup dalam keluarganya sesudah  ia mati. 

Kitab Kejadian 18:16-22 

 409 

Kelima, Ia melakukan hal ini untuk memenuhi syarat 

mengenai janji yang telah dibuat Tuhan  dengannya. Ha-

nya orang yang mengharapkan keuntungan dari janji-

janji itulah yang sadar akan tugas mereka.  

[2] Sebagai alasan mengapa Tuhan  mau memberitahukan 

rencana-Nya mengenai Sodom, yaitu sebab  Abraham 

pandai mengemukakan apa yang diketahuinya, dan 

memakai nya bagi kepentingan orang-orang yang 

dipimpinnya. Perhatikanlah, siapa yang mempunyai, ke-

padanya akan diberi (Mat. 13:12; 25:29). Mereka yang 

memakai  pengetahuan mereka dengan baik akan 

mengetahui dengan lebih banyak lagi. 

2.  Percakapan akrab antara Tuhan  dan Abraham, di mana di da-

lamnya Tuhan  memberitahukan rencana-Nya kepada Abraham 

mengenai Sodom, dan memberinya kebebasan untuk meng-

ajukan permohonan kepada-Nya tentang masalah tersebut.  

(1) Tuhan  memberi tahu Abraham bukti-bukti yang memberat-

kan Sodom: Banyak keluh kesah orang tentang Sodom (ay. 

20). Perhatikan, keluh kesah atas beberapa dosa, dan dosa 

dari sebagian orang, terdengar keras sampai di sorga untuk 

meminta pembalasan. Kejahatan Sodom meneriakkan keja-

hatan, artinya, seruan itu begitu membangkitkan amarah 

sehingga Tuhan  pun tergerak untuk menjatuhkan hukuman. 

(2)  Penyelidikan yang akan dilakukan Tuhan  berdasarkan bukti 

ini: Baiklah Aku turun untuk melihat (ay. 21). Bukan berarti 

ada hal yang diragukan Tuhan  atau masih menjadi misteri 

bagi-Nya. Namun, Dia senang menyatakan diri-Nya dengan 

cara manusia,  

[1] Untuk menunjukkan persamaan yang tidak terbantah-

kan akan segala keputusan penghakiman-Nya. Manusia 

cenderung berpendapat bahwa jalan-jalan-Nya tidak 

adil. Namun biarlah mereka tahu bahwa penghakiman-

Nya timbul dari hikmat yang kekal, dan tidak pernah 

merupakan penyelesaian yang gegabah ataupun tiba-

tiba. Dia tidak pernah menghukum berdasarkan lapor-

an, rahasia umum, atau keterangan orang lain, namun  

berdasarkan keyakinan-Nya sendiri dan pengetahuan-

Nya yang tidak bisa salah. 


 410

[2] Untuk memberi teladan kepada para pembesar dan 

orang-orang yang berkuasa, supaya dengan sangat sak-

sama dan tekun mereka menyelidiki permasalahan dari 

suatu sebab, sebelum mereka menjatuhkan penghakim-

an atas hal itu. 

[3] Mungkin di sini Ia mengatakan hal itu untuk menun-

jukkan bahwa keputusan-Nya belum final, dan Ia masih 

memberi  tempat dan dukungan kepada Abraham 

untuk bersyafaat bagi mereka. Demikianlah Tuhan  men-

cari apakah ada orang yang hendak bangkit untuk 

membela (Yes. 59:16).  

  

Abraham Bersyafaat bagi Sodom  

(18:23-33) 

23 Abraham datang mendekat dan berkata:  Apakah Engkau akan melenyap-

kan orang benar bersama-sama dengan orang fasik? 24 Bagaimana sekiranya 

ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau akan melenyap-

kan tempat itu dan tidakkah Engkau mengampuninya sebab  kelima puluh 

orang benar yang ada di dalamnya itu? 25 Jauhlah kiranya dari pada-Mu 

untuk berbuat demikian, membunuh orang benar bersama-sama dengan 

orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang fasik! 

Jauhlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim segenap bumi 

tidak menghukum dengan adil?” 26 TUHAN berfirman:  Jika Kudapati lima 

puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tem-

pat itu sebab  mereka.” 27 Abraham menyahut: "Sesungguhnya aku telah 

memberanikan diri berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu. 28 

Sekiranya kurang lima orang dari kelima puluh orang benar itu, apakah 

Engkau akan memusnahkan seluruh kota itu sebab  yang lima itu?” Firman-

Nya:  Aku tidak memusnahkannya, jika Kudapati empat puluh lima di sana.” 

29 Lagi Abraham melanjutkan perkataannya kepada-Nya:  Sekiranya empat 

puluh didapati di sana?” Firman-Nya:  Aku tidak akan berbuat demikian 

sebab  yang empat puluh itu.” 30 Katanya:  Janganlah kiranya Tuhan murka, 

kalau aku berkata sekali lagi. Sekiranya tiga puluh didapati di sana?” 

Firman-Nya:  Aku tidak akan berbuat demikian, jika Kudapati tiga puluh di 

sana.” 31 Katanya:  Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata ke-

pada Tuhan. Sekiranya dua puluh didapati di sana?” Firman-Nya:  Aku tidak 

akan memusnahkannya sebab  yang dua puluh itu.” 32 Katanya:  Janganlah 

kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya se-

puluh didapati di sana?” Firman-Nya:  Aku tidak akan memusnahkannya 

sebab  yang sepuluh itu.” 33 Lalu pergilah TUHAN, sesudah  Ia selesai ber-

firman kepada Abraham; dan kembalilah Abraham ke tempat tinggalnya. 

Persekutuan dengan Tuhan  dipelihara dengan firman dan doa. Dalam 

firman Tuhan  berbicara kepada kita. Dalam doa kita berbicara kepada-

Nya. Tuhan  telah menyingkapkan kepada Abraham rencana-Nya me-

ngenai Sodom. Sekarang mulai dari sini Abraham memakai  ke-

sempatan berbicara kepada Tuhan  untuk membela Sodom. Perhatikan,

Kitab Kejadian 18:23-33 

 411 

dengan demikian firman Tuhan  membawa kebaikan bagi kita saat  

firman itu melengkapi kita dengan kata-kata untuk didoakan dan 

membangkitkan kita untuk berdoa mengenainya. sesudah  Tuhan  ber-

bicara kepada kita, kita harus mempertimbangkan apa yang harus 

kita katakan mengenai perkataan-Nya itu. Perhatikan,  

I.  Kesungguhan Abraham kepada Tuhan  mengenai hal ini: Abraham 

datang mendekat (ay. 23). Sikap itu menunjukkan: 

1.  Kepedulian yang kudus: Dia berani mempertaruhkan nyawa-

nya untuk mendekat kepada Tuhan  (Yer. 30:21).  Akankah 

Sodom dibinasakan, sementara aku tidak mengucapkan sepa-

tah kata pun yang baik demi kota itu?” 

2.  Keyakinan yang kudus: Dia mendekat kepada Tuhan  dengan 

keyakinan iman yang teguh, mendekat selaku pemuka (Ayb. 

31:37). Perhatikan, saat  kita memberi  diri untuk berdoa, 

kita harus ingat bahwa kita sedang mendekat kepada Tuhan , 

supaya kita penuh dengan rasa hormat akan Dia (Im. 10:3). 

II. Lingkup doanya secara umum. Itu yaitu  doa pertama yang ter-

catat di dalam Alkitab yang dinaikkan dengan sungguh-sungguh. 

Dan itu yaitu  doa untuk membela Sodom. Tidak diragukan lagi, 

Abraham sangat membenci kejahatan orang-orang Sodom. Dia 

tidak akan mau tinggal di antara mereka, seperti yang telah di-

lakukan Lot, sekalipun mereka memberinya daerah terbaik di ne-

geri mereka. Namun demikian, ia berdoa sungguh-sungguh bagi 

mereka. Perhatikan, meskipun dosa harus dibenci, pendosa harus 

dikasihani dan didoakan. Tuhan  tidak senang jika mereka mati. 

Demikian pula kita juga tidak boleh menginginkan hal itu, namun  

kita justru harus berharap agar hari celaka itu tidak kunjung tiba. 

1. Abraham mulai dengan doa supaya orang-orang benar di an-

tara mereka diselamatkan, dan tidak turut dilenyapkan dalam 

bencana yang akan dijatuhkan kepada semua orang di sana. 

Khususnya yang dimaksud oleh Abraham yaitu  Lot. Sikap 

Lot yang penuh perhitungan terhadapnya telah lama diampuni 

dan dilupakan olehnya, dan sekarang ia menunjukkan keha-

ngatan hatinya untuk menyelamatkan Lot, dahulu dengan pe-

dangnya dan sekarang dengan doanya. 


 412

2. Abraham meningkatkan doanya menjadi suatu permohonan 

supaya sekiranya seluruh isi kota itu bisa diampuni, demi 

orang benar yang ada di antara mereka. Tuhan  sendiri mem-

biarkan permohonan ini, dan sengaja membuat Abraham 

mengajukan pertanyaan tersebut dengan memberi  jawaban 

yang demikian terhadap pertanyaan Abraham yang pertama 

(ay. 26). Perhatikan, kita harus berdoa, tidak hanya untuk diri 

kita sendiri, namun  bagi orang lain juga. sebab  kita yaitu  ba-

gian dari tubuh yang sama, setidaknya tubuh yang sama dari 

umat manusia. Kita semua yaitu  saudara.  

III. Kasih karunia yang dinyatakan Tuhan  mencapai puncaknya dalam 

doa ini. 

1. Di sini terdapat iman yang besar. Dan doa yang disertai iman-

lah yang akan membuahkan hasil. Iman Abraham memohon 

kepada Tuhan , menyusun alasan, dan mengungkapkan dalih. Ia 

menjalankan iman khususnya berdasarkan keadilan Tuhan , 

dan sangat yakin: 

(1)  Bahwa Tuhan  tidak akan melenyapkan orang benar bersama-

sama dengan orang fasik (ay. 23). Jauhlah kiranya yang 

demikian dari pada-Mu (ay. 25). Kita tidak boleh memeli-

hara pemikiran yang tidak sesuai dengan kehormatan ke-

adilan Tuhan . Lihat Roma 3:5-6. Perhatikan, 

[1] Orang benar bercampur baur dengan orang fasik di du-

nia ini. Biasanya di antara yang orang-orang yang sa-

ngat baik ada beberapa yang jahat, dan di antara yang 

sangat buruk ada beberapa yang baik. Bahkan di So-

dom, ada satu orang Lot. 

[2] Meskipun orang benar hidup di antara orang jahat, Tuhan  

yang benar tidak akan, jelas tidak akan, melenyapkan 

orang benar bersama-sama dengan orang fasik. Meski-

pun di dalam dunia ini mereka bisa mengalami bencana 

yang sama, namun di hari yang besar itu mereka akan 

dibedakan.  

(2)  Bahwa orang benar tidak akan menjadi sama dengan orang 

fasik (ay. 25). Meskipun mereka bisa menderita bersama 

orang fasik, mereka tidak menderita seperti orang fasik. 

Bencana yang ditimpakan atas semua orang merupakan 

Kitab Kejadian 18:23-33 

 413 

hal yang sangat berbeda bagi orang benar dibandingkan 

bagi orang fasik (Yes. 27:7). 

(3)  Bahwa Hakim segenap bumi akan menghukum dengan adil. 

Tidak diragukan lagi pasti demikian, sebab  Dia yaitu  

hakim segenap bumi. Itulah yang dikatakan oleh rasul  

Paulus (Rm. 3:5-6). Perhatikan, 

[1] Tuhan  yaitu  hakim segenap bumi. Dia memberi  pe-

rintah kepada semua orang, mengenal semua orang, 

dan akan menjatuhkan hukuman kepada semua orang.   

[2] Tuhan  Mahakuasa tidak pernah dan tidak akan pernah 

berbuat salah terhadap makhluk mana pun, baik de-

ngan menahan apa yang benar maupun dengan mene-

tapkan lebih dari apa yang benar (Ayb. 34:10-11). 

2.  Di sini terdapat kerendahan hati yang luar biasa. 

(1) Suatu perasaan mendalam pada diri Abraham bahwa ia 

tidak layak (ay. 27): Sesungguhnya aku telah memberanikan 

diri berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu. 

Dan sekali lagi ia mengucapkannya (ay. 31). Dia berbicara 

seakan terheran-heran atas keberaniannya sendiri, dan atas 

kebebasan yang diberikan Tuhan  dengan murah hatinya ke-

padanya. Padahal Tuhan  itu besar, Dia yaitu  Tuhan, sedang-

kan dirinya begitu hina, hanya debu dan abu. Perhatikanlah, 

[1]  Bahkan yang terbesar dari antara semua manusia, yang 

terhebat dan terlayak sekalipun, hanyalah debu dan abu, 

hina dan bejat di hadapan Tuhan , nista, lemah, dan akan 

mati. 

[2] Kapan pun kita mendekat kepada Tuhan , sudah selayak-

nya dengan hormat kita mengakui perbedaan besar 

yang ada antara kita dan Tuhan . Dia yaitu  Tuhan  yang 

Mahamulia, sedangkan kita seperti cacing di muka 

bumi. 

[3]  Bahwa kita boleh menghampiri takhta kasih karunia, 

dan diizinkan untuk berbicara dengan bebas, itu sung-

guh menimbulkan kekaguman yang disertai kerendah-

an hati (2Sam. 7:18). 

(2) Ketakutan yang luar biasa seandainya Tuhan  merasa tidak 

senang: Janganlah kiranya Tuhan murka (ay. 30), dan itu 

dikatakannya sekali lagi (ay. 32). Perhatikan,  


 414

[1] Orang-orang percaya sangat gigih saat  mengajukan 

permohonan kepada Tuhan . Begitu gigihnya sampai me-

reka merasa bahwa seandainya berurusan dengan se-

orang manusia seperti diri mereka sendiri, mereka pasti 

takut orang itu akan marah kepada mereka. Namun 

kita berurusan dengan Tuhan  dan bukan manusia. Dan 

seperti apa pun tampaknya Dia, Dia tidak sungguh-

sungguh murka terhadap doa orang benar (Mzm. 80:5), 

sebab  mereka dikenan-Nya (Ams. 15:8), dan Dia merasa 

senang saat  ada orang yang bergumul dengan Dia. 

[2] Bahkan saat  kita menerima tanda-tanda istimewa 

bahwa Tuhan  berkenan kepada kita, kita harus waspada 

terhadap diri kita sendiri, sebab  jika tidak demikian, 

bisa-bisa kita membuat Tuhan  tidak senang. Oleh sebab 

itu, kita harus merengkuh Sang Pengantara itu dalam 

dekapan iman kita, untuk menebus kesalahan terhadap 

segala yang dikuduskan bagi kita. 

3.  Di sini terdapat kasih yang besar. 

(1) Pandangan yang penuh kasih akan sifat Sodom: seburuk-

buruknya kota itu, Abraham beranggapan bahwa masih 

ada beberapa orang baik di dalamnya. Kita harus meng-

harapkan yang terbaik dari tempat-tempat yang terburuk. 

Lebih baik kita keliru sebab  berharap demikian dibandingkan 

mengharapkan sebaliknya. 

(2) Keinginan yang penuh kasih akan kesejahteraan Sodom: 

Abraham memanfaatkan seluruh bagiannya di dalam takh-

ta kasih karunia untuk meminta pengampunan bagi mere-

ka. Kita tidak pernah mendapatinya begitu bersungguh-

sungguh memohon kepada Tuhan  bagi dirinya sendiri dan 

keluarganya, seperti yang dilakukannya bagi Sodom di sini. 

4. Di sini terdapat keberanian dan keyakinan yang besar untuk 

percaya. 

(1) Dia meminta kebebasan untuk menentukan jumlah orang 

benar yang menurutnya mungkin terdapat di Sodom. Se-

kiranya ada lima puluh di sana (ay. 24). 

(2) Lebih jauh ia memohon kasih karunia Tuhan , lagi dan lagi. 

Saat Tuhan  mencurahkan banyak kasih karunia, dia terus 

meminta lebih, dengan harapan mencapai sasarannya.  

Kitab Kejadian 18:23-33 

 415 

(3) Dia menurunkan syarat serendah mungkin yang bisa di-

lakukannya sebab  malu dengan syarat sebelumnya yang 

terlampau banyak (sebab  memaksa meminta pengampun-

an seandainya hanya ada sepuluh saja orang benar di da-

lam lima kota), dan mungkin begitu rendah sehingga ia 

berpikir bahwa mereka pasti akan diampuni. 

IV. Keberhasilan doa itu. Abraham yang telah bergumul berhasil de-

ngan gemilang. Seperti seorang pemuka ia bergumul dengan 

Tuhan . Abraham meminta dan ia mendapatkan.  

1.  Niat baik Tuhan  secara umum tampak dalam hal ini, bahwa Ia 

mau mengampuni orang fasik demi orang benar. Lihat bagai-

mana cepatnya Tuhan  memperlihatkan kasih karunia. Dia bah-

kan mencari alasan untuk itu. Lihatlah bagaimana orang baik 

menjadi berkat yang luar biasa di mana pun, dan betapa sedi-

kitnya berkat yang diperoleh orang-orang yang membenci dan 

menganiaya mereka.  

2. Perkenanan Tuhan  secara khusus kepada Abraham tampak 

dalam hal ini, bahwa Ia tidak berhenti mencurahkan karunia 

sampai Abraham berhenti bertanya. Begitu besarnya kuasa 

doa. Mengapa kemudian Abraham berhenti meminta, jika  

sejauh ini ia telah berhasil meminta keselamatan bagi tempat 

itu seandainya hanya ada sepuluh orang benar di dalamnya? 

Bisa jadi, 

(1) sebab  ia mengakui bahwa kota itu layak untuk dilenyapkan 

jikalau jumlah orang benar di sana tidak lebih dari itu, seper-

ti pengurus kebun anggur, yang menetapkan bahwa pohon 

yang tidak berbuah harus ditebang jika dalam satu tahun 

masa percobaan ia belum berbuah juga (Luk. 13:9). Atau, 

(2)  sebab  Tuhan  membatasi roh Abraham untuk meminta 

lebih jauh. saat  Tuhan  telah menetapkan untuk melenyap-

kan sebuah tempat, Dia melarang kota itu didoakan (Yer. 

7:16; 11:14; 14:11). 

V.  Di sini terdapat akhir dari percakapan itu (ay. 33). 

1. Lalu pergilah TUHAN. Penglihatan akan Tuhan  tidak terjadi terus-

menerus di dunia ini, sebab  hanya dengan iman sajalah kita di-

tetapkan untuk berjumpa dengan Tuhan . Tuhan  tidak pergi sampai 


 416

Abraham menyampaikan semua yang perlu dikatakannya. Ka-

rena Ia tidak pernah lelah mendengarkan doa (Yes. 59:1). 

2. Kembalilah Abraham ke tempat tinggalnya, tanpa merasa som-

bong sebab  kehormatan yang telah diberikan kepadanya, atau 

oleh sebab  percakapan luar biasa yang dilakukan di sela ke-

sibukannya yang biasa. Dia kembali ke tempat tinggalnya untuk 

mengamati apa yang akan terjadi, dan terbukti bahwa doanya di-

dengar, meskipun Sodom tidak diluputkan, sebab  tidak terdapat 

sepuluh orang benar di dalamnya. Kita tidak dapat mengharap-

kan terlalu sedikit dari manusia atau terlalu banyak dari Tuhan . 

 

PASAL 19   

si pasal ini yaitu  seperti yang terdapat dalam 2 Petrus 2:6-8, di 

mana kita temukan  Tuhan  membinasakan kota Sodom dan Gomora 

dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya, dan menye-

lamatkan Lot, orang yang benar.” Ini yaitu  sejarah kehancuran 

Sodom, dan penyelamatan Lot dari kehancuran itu. Kita sudah mem-

baca dalam pasal 18 tentang Tuhan  datang untuk melihat keadaan 

saat itu di Sodom, apa kejahatannya, dan apakah ada orang-orang 

benar di kota itu, dan sekarang kita mendapatkan hasil penyelidikan 

tersebut. 

I. sesudah  diuji, ternyata Lot sangat baik (ay. 1-3), dan tampak-

nya tidak ada orang lain yang memiliki sifat yang sama 

dengannya. 

II. Orang-orang Sodom didapati sangat jahat dan keji (ay. 4-11). 

III. Oleh sebab  itu tindakan khusus diambil untuk menyelamat-

kan Lot dan keluarganya, ke tempat yang aman (ay. 12-23). 

IV. sesudah  belas kasihan mendatangkan sukacita di tempat itu, 

keadilan menampakkan diri dalam kehancuran Sodom dan 

kematian istri Lot (ay. 24-26), dengan pengulangan garis be-

sar cerita pada ayat 27-29. 

V. Dosa menjijikkan yang menjadi kesalahan Lot, dengan me-

lakukan hubungan badan dengan kedua anak perempuannya 

(ay. 30 dst.). 

Kedatangan Dua Malaikat 

(19:1-3) 

1 Kedua malaikat itu tiba di Sodom pada waktu petang. Lot sedang duduk di 

pintu gerbang Sodom dan saat  melihat mereka, bangunlah ia menyongsong 

mereka, lalu sujud dengan mukanya sampai ke tanah, 2 serta berkata:  Tuan-


 418

tuan, silakanlah singgah ke rumah hambamu ini, bermalamlah di sini dan 

basuhlah kakimu, maka besok pagi tuan-tuan boleh melanjutkan perjalanan-

nya.” Jawab mereka:  Tidak, kami akan bermalam di tanah lapang.” 3 namun  

sebab  ia sangat mendesak mereka, singgahlah mereka dan masuk ke dalam 

rumahnya, kemudian ia menyediakan hidangan bagi mereka, ia membakar 

roti yang tidak beragi, lalu mereka makan. 

Malaikat-malaikat ini mungkin yaitu  dua dari tiga malaikat yang 

baru saja bersama dengan Abraham sebelumnya, dua malaikat cipta-

an yang diutus untuk melaksanakan maksud Tuhan  yang berkaitan 

dengan Sodom. Perhatikanlah di sini, 

1. Hanya ada satu laki-laki yang baik di Sodom, dan utusan-utusan 

sorgawi ini segera menemukan dia. Di mana pun kita berada, kita 

seharusnya mencari orang-orang di tempat itu yang tinggal dalam 

takut akan Tuhan , dan memilih untuk bergaul dengan mereka.  

Carilah di situ seorang yang layak dan tinggTuhan  padanya (Mat. 

10:11). Orang-orang yang berasal dari negara yang sama, saat  

mereka ada di negara asing, senang bersama-sama. 

2. Saat itu Lot cukup menunjukkan perbedaan dengan tetangga-

tetangganya, yang memberi ciri nyata pada dirinya. Orang yang 

tidak berperilaku seperti yang lain tidak boleh mengalami seperti 

yang lain. 

(1) Lot duduk di gerbang kota Sodom pada waktu petang. saat  

semua orang lain mungkin sedang minum-minum dan mabuk-

mabukan, dia duduk sendirian, menantikan kesempatan un-

tuk berbuat baik. 

(2) Dia sangat menghormati orang-orang yang sikap dan raut wa-

jahnya bijak dan saleh, walaupun bukan orang-orang penting. 

saat  menyongsong mereka, dia sujud dengan mukanya sam-

pai ke tanah, seakan-akan, dari pandangan pertama, dia me-

ngenali sesuatu yang ilahi pada diri mereka. 

(3) Dia ramah, sangat rela dan murah hati dengan undangan dan 

jamuannya. Dia mengundang orang-orang asing ini ke rumah-

nya, menyediakan tempat dan makanan terbaik yang dia miliki, 

dan menunjukkan tanda-tanda ketulusannya sebaik mungkin. 

[1] saat  malaikat-malaikat menguji apakah dia mengundang 

dengan tulus, dengan cara menolak undangannya pada 

awalnya (yang merupakan cara biasa untuk menunjukkan 

kerendahan hati, dan sama sekali bukan tidak menghargai 

kebenaran dan kejujuran), penolakan mereka tidak mem-

buat dia lebih menyusahkan. Dia sangat mendesak mereka 

Kitab Kejadian 19:4-11 

 419 

(ay. 3), sebagian sebab  dia sama sekali tidak bermaksud 

membiarkan mereka mengalami ketidaknyamanan dan ba-

haya dengan menginap di jalanan di Sodom, dan sebagian 

sebab  dia sangat ingin berteman dan bercakap-cakap de-

ngan mereka. Dia belum pernah melihat dua wajah yang be-

gitu jujur di Sodom selama ini. Perhatikanlah, orang yang 

tinggal di tempat yang buruk harus tahu bagaimana meng-

hargai pergaulan dengan orang-orang yang bijaksana dan 

baik, dan sungguh-sungguh menginginkan pergaulan itu.  

[2] saat  malaikat-malaikat tersebut menerima undangannya, 

dia memperlakukan mereka secara terhormat. Dia mem-

buat hidangan melimpah untuk mereka, dan menganggap 

itu pantas diberikan kepada tamu-tamu seperti mereka. 

Perhatikanlah, orang yang baik harus menjadi orang yang 

murah hati (dengan bijaksana). 

Pengepungan Rumah Lot 

(19:4-11) 

4 namun  sebelum mereka tidur, orang-orang lelaki dari kota Sodom itu, dari 

yang muda sampai yang tua, bahkan seluruh kota, tidak ada yang terkecuali, 

datang mengepung rumah itu. 5 Mereka berseru kepada Lot:  Di manakah 

orang-orang yang datang kepadamu malam ini? Bawalah mereka keluar 

kepada kami, supaya kami pakai mereka.” 6 Lalu keluarlah Lot menemui me-

reka, ke depan pintu, namun  pintu ditutupnya di belakangnya, 7 dan ia ber-

kata:  Saudara-saudaraku, janganlah kiranya berbuat jahat. 8 Kamu tahu, 

aku mempunyai dua orang anak perempuan yang belum pernah dijamah 

laki-laki, baiklah mereka kubawa ke luar kepadamu; perbuatlah kepada me-

reka seperti yang kamu pandang baik; hanya jangan kamu apa-apakan 

orang-orang ini, sebab mereka memang datang untuk berlindung di dalam 

rumahku.” 9 namun  mereka berkata:  Enyahlah!” Lagi kata mereka:  Orang ini 

datang ke sini sebagai orang asing dan dia mau menjadi hakim atas kita! 

Sekarang kami akan menganiaya engkau lebih dari pada kedua orang itu!” 

Lalu mereka mendesak orang itu, yaitu Lot, dengan keras, dan mereka men-

dekat untuk mendobrak pintu. 10 namun  kedua orang itu mengulurkan ta-

ngannya, menarik Lot masuk ke dalam rumah, lalu menutup pintu. 11 Dan 

mereka membutakan mata orang-orang yang di depan pintu rumah itu, dari 

yang kecil sampai yang besar, sehingga percumalah orang-orang itu mencari-

cari pintu. 

Sekarang kelihatan jelas, tanpa terbantahkan lagi, bahwa teriakan 

sebab  Sodom bukannya tanpa alasan. Perbuatan malam ini cukup 

untuk memenuhi takaran, sebab  kita temukan di sini, 

I. Bahwa mereka semua jahat (ay. 4). Kejahatan dilakukan oleh se-

mua orang, dan mereka sepakat dalam setiap maksud keji. Di sini 


 420

yang tua dan yang muda, dan dari seluruh kota, ikut serta dalam 

kericuhan ini. Yang tua tidak melewatkannya, dan yang muda se-

gera menghampirinya. Entah mereka tidak memiliki hakim untuk 

memelihara perdamaian dan melindungi orang-orang yang cinta 

damai, atau hakim-hakim mereka justru membantu dan bersekong-

kol. Perhatikanlah, saat  penyakit dosa sudah menjadi wabah, 

maka akibatnya sungguh mematikan di mana pun (Yes. 1:5-7). 

II. Bahwa mereka telah sampai pada puncak tertinggi kejahatan. 

Mereka sangat berdosa terhadap TUHAN (13:13), sebab , 

1. Kejahatan yang mereka ingin lakukan saat itu yaitu  kejahat-

an yang paling tidak wajar dan buruk sekali, dosa yang masih 

membawa nama mereka, yang disebut sebagai Sodomi. Itu di-

lakukan tanpa pikir panjang dengan hawa nafsu yang me-

malukan (Rm. 1:26-27), yang lebih buruk dibandingkan binatang, 

dan selamanya bertentangan dengan sifat dasar manusia. 

Orang yang punya sedikit saja percikan kebijaksanaan, dan 

sisa-sisa pemahaman dan hati nurani yang wajar, tidak akan 

dapat memikirkannya tanpa kengerian. Perhatikanlah, orang 

yang membiarkan dirinya dalam kecemaran yang tidak wajar 

menjadi sasaran siksaan api kekal. Lihat Yudas 1:7. 

2. Mereka tidak malu mengakuinya, dan tidak malu melaksana-

kan maksud mereka dengan paksaan dan kekerasan. Perbuat-

an tersebut sudah cukup buruk jika dilakukan dengan tipu 

daya dan bujuk rayu, namun  sekarang lebih dari itu, mereka 

mengumumkan perang dengan berani, dan memberi  tan-

tangan secara terbuka. sebab  itu orang berdosa yang berani 

dikatakan seperti orang Sodom, mereka dengan terang-terang-

an menyebut-nyebut dosanya (Yes. 3:9). Perhatikanlah, Orang 

yang sudah menjadi lancang dalam dosa biasanya tidak me-

nyesal dengan dosanya. Dan itulah yang akan menghancurkan 

mereka. Memang berhati keras orang-orang yang melakukan 

dosa dengan semena-mena (Yer. 6:15). 

3. saat  Lot menengahi, dengan segala kelemahlembutan yang 

ada, untuk mengurangi kemarahan dan amukan nafsu mere-

ka, mereka semakin bertambah kasar terhadap dia. Dia me-

nempatkan dirinya dalam bahaya di antara mereka (ay. 6). Dia 

berbicara dengan sopan kepada mereka, memanggil mereka 

Saudara-saudaraku (ay. 7), dan memohon supaya mereka ti-

Kitab Kejadian 19:4-11 

 421 

dak berbuat begitu jahat. Dan, sebab  sangat terganggu oleh 

usaha mereka yang keji, tanpa mempertimbangkannya lebih 

dahulu, dan tanpa dapat dibenarkan, dia menawarkan untuk 

melacurkan kedua anak perempuannya untuk mereka (ay. 8). 

Memang benar, dari dua hal yang berbahaya kita harus memi-

lih yang kurang berbahaya, namun  dari dua dosa kita tidak 

boleh memilih satu pun di antaranya, dan jangan pernah me-

lakukan kejahatan untuk mendapatkan kebaikan darinya. Dia 

berunding dengan mereka, memohonkan aturan kesopanan 

dan perlindungan rumahnya yang berhak didapat oleh tamu-

tamunya. Namun dia sama saja memberi  alasan kepada 

singa yang mengaum dan beruang yang mengamuk saat  

memberi  alasan kepada orang-orang berdosa yang keras 

kepala ini, yang dikendalikan hanya oleh hawa nafsu dan be-

rahi. Lot yang berdebat dengan mereka hanya menjengkelkan 

mereka saja. Dan yang menambah kejahatan mereka dan me-

menuhi takarannya yaitu , mereka mendakwa dia. 

(1) Mereka mengejek dia, menuduh dia tidak masuk akal de-

ngan berpura-pura menjadi hakim, sedangkan dia bukan 

orang yang punya hak penuh sebagai warga di kota mereka 

(ay. 9). Perhatikanlah, suatu hal yang biasa bagi seorang 

penegur jika dia dituduh dengan tidak adil sebagai orang 

yang merampas kekuasaan. saat  menawarkan kebaikan 

sebagai seorang teman, ia akan dituduh berlaku bagaikan 

seorang hakim, seakan-akan orang tidak boleh menyampai-

kan pertimbangan kalau ia bukan siapa-siapa. 

(2) Mereka mengancam dia, dan bersikap kasar terhadap dia, 

dan orang baik ini dalam bahaya akan dicabik-cabik oleh 

para perusuh yang melampaui batas ini. Perhatikanlah, 

[1] Orang yang benci untuk berubah jika disuruh berubah, 

membenci orang-orang yang menegur mereka, walau-

pun mereka menegur dengan sangat halus. Orang-

orang berdosa yang sombong memperlakukan hati nu-

rani mereka seperti yang dilakukan orang-orang Sodom 

terhadap Lot, mengacaukan tegurannya, melumpuhkan 

tuduhannya, menekannya kuat-kuat, sampai mereka 

membuatnya kering dan benar-benar terbungkam mu-


 422

lutnya. Dengan demikian mereka membuat diri mereka 

sendiri matang untuk dihancurkan. 

[2] Penganiayaan yang dilakukan terhadap utusan-utusan 

Tuhan  dan penegur-penegur yang setia segera mengisi ta-

karan kejahatan orang-orang, dan membawa kehancuran 

yang tidak dapat dipulihkan lagi. Lihatlah Amsal 29:1 

dan 2 Tawarikh 36:16. Jika teguran tidak memulihkan, 

maka tidak ada pemulihan. Lihatlah 2 Tawarikh 25:16.  

III. Bahwa tidak ada yang dapat menyelamatkan orang baik dari 

tangan-tangan jahat mereka selain kekuatan malaikat. Sudah 

tidak terbantahkan lagi bagaimana sifat Sodom dan tindakan apa 

yang harus diambil terhadapnya, dan oleh sebab  itu malaikat-

malaikat segera memberi contoh dari apa yang mereka rencana-

kan selanjutnya. 

1. Mereka menyelamatkan Lot (ay. 10). Perhatikanlah, siapa mem-

beri minum, ia sendiri akan diberi minum. Lot ingin melindungi 

mereka, dan sekarang mereka menjamin sepenuhnya kesela-

matannya, sebagai balasan atas kebaikannya. Perhatikan lebih 

jauh, malaikat-malaikat dipekerjakan untuk secara khusus 

menjaga orang-orang yang membuka diri mereka terhadap 

bahaya demi melakukan kebaikan. Orang-orang kudus, saat 

meninggal dunia, ditarik seperti Lot ke dalam rumah perlin-

dungan yang sempurna, dan pintunya ditutup untuk selama-

nya bagi orang-orang yang mengejar mereka. 

2. Mereka menghukum kesombongan orang-orang Sodom: Mere-

ka membutakan mata orang-orang (ay. 11). Ini dimaksudkan, 

(1) Untuk mengakhiri usaha mereka, dan membuat mereka 

tidak mampu melanjutkannya. Sudah sepantasnya orang 

yang tuli terhadap pertimbangan dilanda kebutaan. Peng-

aniaya-penganiaya yang bengis sering kali dibuat terkecoh 

supaya mereka tidak dapat meneruskan maksud jahat me-

reka terhadap utusan-utusan Tuhan  (Ayb. 5:14-15). Namun 

orang-orang Sodom ini, sesudah  mereka dilanda kebutaan, 

terus mencari pintu untuk mendobraknya, sampai mereka 

lelah. Hukuman saja tidak akan mengubah sifat-sifat dan 

maksud-maksud bejat orang-orang jahat. Jika pikiran me-

reka tidak dibutakan juga seperti tubuh mereka, mereka

Kitab Kejadian 19:12-14 

 423 

pasti sudah mengatakan, seperti para ahli sihir, Inilah ta-

ngan Tuhan , dan menyerah. 

(2) Itu yaitu  permulaan dari kehancuran total mereka pada 

keesokan harinya. saat  Tuhan , dengan penghakiman-Nya 

yang benar, membutakan manusia, keadaan mereka sudah 

tidak berpengharapan lagi (Rm. 11:8-9). 

Persiapan Penyelamatan Lot  

(19:12-14)  

12 Lalu kedua orang itu berkata kepada Lot:  Siapakah kaummu yang ada di 

sini lagi? Menantu atau anakmu laki-laki, anakmu perempuan, atau siapa 

saja kaummu di kota ini, bawalah mereka keluar dari tempat ini, 13 sebab 

kami akan memusnahkan tempat ini, sebab  banyak keluh kesah orang ten-

tang kota ini di hadapan TUHAN; sebab itulah TUHAN mengutus kami untuk 

memusnahkannya.” 14 Keluarlah Lot, lalu berbicara dengan kedua bakal me-

nantunya, yang akan kawin dengan kedua anaknya perempuan, katanya: 

 Bangunlah, keluarlah dari tempat ini, sebab TUHAN akan memusnahkan 

kota ini.” namun  ia dipandang oleh kedua bakal menantunya itu sebagai 

orang yang berolok-olok saja. 

Di sini kita menemukan persiapan penyelamatan Lot. 

I. Dia diberi tahu tentang akan datangnya kehancuran Sodom: Kami 

akan memusnahkan tempat ini (ay. 13). Perhatikanlah, malaikat-

malaikat kudus yaitu  pelayan-pelayan yang menjalankan murka 

Tuhan  untuk menghancurkan orang-orang berdosa, selain melaksa-

nakan belas kasihan-Nya untuk memelihara dan menyelamatkan 

umat-Nya. Dalam pengertian ini, malaikat-malaikat yang baik men-

jadi pasukan malaikat yang membawa malapetaka (Mzm. 78:49). 

II. Dia diperintahkan untuk memberi tahu teman-teman dan sanak-

saudaranya, supaya mereka, jika mau, dapat diselamatkan ber-

sama-sama dengan dia (ay. 12):  Siapakah kaummu yang ada di 

sini lagi, yang engkau pedulikan? Jika ada, pergilah dan beri tahu 

mereka apa yang akan terjadi." Nah, ini menyiratkan, 

1. Perintah untuk suatu tugas besar, yaitu harus dilakukannya 

dengan mengerahkan segala kemampuannya demi keselamat-

an orang-orang yang ada di sekitarnya, untuk merenggut me-

reka, seperti dahan terbakar, keluar dari api. Perhatikanlah, 

Orang-orang yang melalui anugerah diselamatkan dari keada-

an penuh dosa, harus melakukan apa yang mereka mampu 


 424

lakukan untuk menyelamatkan orang lain, terutama sanak-

saudara mereka. 

2. Tawaran yang sangat murah hati. Mereka tidak menanyakan 

apakah dia mengenal orang-orang benar di kota yang pantas 

untuk diselamatkan. Tidak, mereka tahu bahwa tidak ada 

orang seperti itu. Namun mereka bertanya apakah dia mempu-

nyai sanak-saudara di situ, yang, entah orang benar atau bu-

kan, dapat diselamatkan bersama-sama dengan dia. Perhati-

kanlah, orang-orang jahat sering kali mengalami hal yang lebih 

baik di dunia ini hanya disebab kan sanak-saudara mereka 

yang baik. Jadi, sungguh baiklah jika bersanak-saudara de-

ngan orang yang saleh. 

III. Dia pergi memberitahukan menantu-menantunya (ay. 14). Perha-

tikanlah, 

1. Peringatan jelas yang Lot berikan kepada mereka: Bangunlah, 

keluarlah dari tempat ini. Cara penyampaiannya mengejutkan 

dan mendesak. Tidak ada waktu untuk berlambat-lambat ke-

tika kehancuran sudah ada di depan pintu. Mereka tidak me-

miliki 40 hari untuk bertobat, seperti orang-orang Niniwe. Se-

karang juga mereka harus melarikan diri, atau tidak akan 

pernah. Pada waktu tengah malam peringatan ini diteriakkan. 

Seperti inilah panggilan kita bagi orang-orang yang belum ber-

tobat, supaya mereka berbalik dan hidup.  

2. Mereka meremehkan peringatan ini: Ia dipandang oleh kedua 

bakal menantunya itu sebagai orang yang berolok-olok saja. 

Mungkin mereka berpikir bahwa serangan yang baru saja di-

lancarkan orang-orang Sodom terhadap rumahnya telah meng-

ganggu pikirannya, dan membuat dia begitu ketakutan se-

hingga tidak menyadari apa yang dia katakan. Atau mereka 

beranggapan bahwa dia tidak bersungguh-sungguh dengan 

mereka. Orang yang hidupnya penuh kesenangan, dan meng-

olok-olok segala sesuatu, mengolok-olok peringatan ini, dan 

sebab  itu mereka binasa saat  kota ditunggangbalikkan. 

Demikianlah banyak orang yang diperingatkan tentang ke-

sengsaraan dan bahaya yang mengancam mereka oleh sebab  

dosa menganggap remeh hal tersebut. Mereka berpikir pen-

deta-pendeta mereka hanya berolok-olok saja dengan mereka.

Kitab Kejadian 19:15-23 

 425 

Orang-orang seperti ini akan binasa dengan darah mereka ter-

tumpah di atas kepala mereka sendiri. 

Penyelamatan Lot Keluar Sodom 

(19:15-23) 

15 saat  fajar telah menyingsing, kedua malaikat itu mendesak Lot, supaya 

bersegera, katanya:  Bangunlah, bawalah isterimu dan kedua anakmu yang 

ada di sini, supaya engkau jangan mati lenyap sebab  kedurjanaan kota ini.” 

16 saat  ia berlambat-lambat, maka tangannya, tangan isteri dan tangan ke-

dua anaknya dipegang oleh kedua orang itu, sebab TUHAN hendak menga-

sihani dia; lalu kedua orang itu menuntunnya ke luar kota dan melepaskan-

nya di sana. 17 Sesudah kedua orang itu menuntun mereka sampai ke luar, 

berkatalah seorang: ”Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke 

belakang, dan janganlah berhenti di mana pun juga di Lembah Yordan, lari-

lah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap.” 18 Kata Lot kepada 

mereka:  Janganlah kiranya demikian, tuanku. 19 Sungguhlah hambamu ini

telah dikaruniai belas kasihan di hadapanmu, dan tuanku telah berbuat ke-

murahan besar kepadaku dengan memelihara hidupku, namun  jika aku harus 

lari ke pegunungan, pastilah aku akan tersusul oleh bencana itu, sehingga 

matilah aku. 20 Sungguhlah kota yang di sana itu cukup dekat kiranya untuk 

lari ke sana; kota itu kecil; izinkanlah kiranya aku lari ke sana. Bukankah 

kota itu kecil? Jika demikian, nyawaku akan terpelihara.” 21 Sahut malaikat 

itu kepadanya:  Baiklah, dalam hal ini pun permintaanmu akan kuterima 

dengan baik; yakni kota yang telah kau sebut itu tidak akan kutunggang-

balikkan. 22 Cepatlah, larilah ke sana, sebab aku tidak dapat berbuat apa-

apa, sebelum engkau sampai ke sana.” Itulah sebabnya nama kota itu di-

sebut Zoar. 23 Matahari telah terbit menyinari bumi, saat  Lot tiba di Zoar. 

Inilah dia, 

I. Penyelamatan Lot keluar Sodom. Walaupun tidak ada sepuluh 

orang benar di Sodom, yang demi mereka kota itu mungkin saja 

dibiarkan selamat, namun satu orang benar yang tadinya berada 

di antara mereka itu menyelamatkan nyawanya sendiri (Yeh. 

14:14). Pagi-pagi sekali tamu-tamunya sendiri, dengan maksud 

baik terhadap dia, menghalau dia keluar dari pintu, dan keluarga-

nya bersama dia (ay. 15). Anak-anak perempuannya yang sudah 

menikah binasa bersama suami-suami mereka yang tidak per-

caya, namun  anak-anak perempuan yang terus bersama dia dise-

lamatkan bersama dia. Perhatikanlah, 

1. Dengan kekasaran yang sangat murah hati Lot dibawa keluar 

Sodom (ay. 16). Tampaknya, walaupun dia tidak mengolok-

olok peringatan yang diberikan, seperti yang dilakukan me-

nantunya, namun dia berlambat-lambat, membuang-buang 

waktu, tidak bergegas-gegas seperti yang seharusnya dalam 


 426

keadaan seperti itu. Demikianlah banyak orang yang sedang 

diinsafkan akan kesengsaraan akibat keadaan rohani mereka, 

dan pentingnya melakukan perubahan, namun menunda usa-

ha yang diperlukan itu, dan dengan bodohnya berlambat-lam-

bat. Lot seperti itu, dan itu bisa saja mendatangkan kematian 

bagi dia jika malaikat-malaikat tidak memegang tangannya, 

menuntunnya keluar, dan menyelamatkan dia dengan ketakut-

an (Yud. 1:23). Dalam hal ini dikatakan, TUHAN hendak me-

ngasihani dia. Jika tidak, dia bisa saja dibiarkan binasa, dan 

itu sudah sepantasnya, sebab  dia sangat enggan berangkat. 

Perhatikanlah, 

(1) Keselamatan orang-orang yang paling benar harus disadari 

berasal dari belas kasihan Tuhan , bukan sebab  kebaikan 

mereka sendiri. Kita diselamatkan sebab  anugerah. 

(2) Kuasa Tuhan  juga harus diakui sebagai yang membawa ke-

luar jiwa-jiwa dari keadaan berdosa. Jika Tuhan  tidak me-

nuntun kita keluar, kita tidak akan pernah keluar. 

(3) Jika Tuhan  tidak berbelas-kasihan terhadap kita, sikap ber-

lambat-lambat kita pasti sudah menghancurkan kita. 

2. Dengan mendesak-desak, disertai penuh kemurahan hati, Lot 

dipaksa untuk berusaha sebaik-baiknya, saat  dia dituntun 

keluar (ay. 17). 

(1) Dia harus tetap menyadari dirinya berada dalam bahaya 

akan dibinasakan, dan didorong oleh naluri untuk menye-

lamatkan diri sendiri, ia pun melarikan diri. Perhatikanlah, 

ketakutan dan kegentaran yang kudus sangat diperlukan 

dalam mengerjakan keselamatan kita. 

(2) Oleh sebab  itu dia harus mencari keselamatan jiwanya itu 

dengan penuh perhatian dan kegigihan. Dia tidak boleh 

merindukan Sodom: Janganlah menoleh ke belakang. Dia 

tidak boleh berkeliaran di jalan: Janganlah berhenti di 

mana pun juga di Lembah Yordan, sebab  lembah itu akan 

dijadikan laut mati. Dia tidak boleh memilih tempat pe-

larian yang lain dibandingkan yang ditetapkan baginya: Larilah 

ke pegunungan. Seperti inilah perintah-perintah yang di-

berikan kepada orang-orang yang melalui anugerah di-

selamatkan dari keadaan berdosa. 

Kitab Kejadian 19:15-23 

 427 

[1] Janganlah kembali kepada dosa dan Iblis, sebab  itulah 

arti menengok ke belakang ke arah Sodom. 

[2] Janganlah berhenti pada diri sendiri dan dunia, sebab  

itulah arti berhenti di mana pun juga di lembah Yordan. 

Dan, 

[3] Mendekatlah kepada Kristus dan sorga, sebab  itulah 

arti lari ke pegunungan, dan yang lain dari itu jangan-

lah kita terima. 

II. Pengaturan tempat pelarian untuknya. Pegunungan yaitu  yang 

pertama ditetapkan sebagai tujuan pelariannya, namun, 

1. Dia memohon sebuah kota perlindungan, satu dari antara lima 

kota yang letaknya berdekatan, bernama Bela (14:2; 19:18-20). 

Kelemahan Lot yaitu  mengira kota yang dipilihnya lebih 

aman dibandingkan pegunungan yang ditetapkan Tuhan . Dan dia 

berbantah dengan dirinya sendiri saat  meminta: Tuanku 

telah berbuat kemurahan besar kepadaku dengan memelihara 

hidupku, namun  jika aku harus lari ke pegunungan, pastilah aku 

akan tersusul oleh bencana itu, sehingga matilah aku. Ini suatu 

pertentangan sebab , tidak dapatkah Dia, yang menariknya 

keluar Sodom saat  dia berlambat-lambat, membawanya de-

ngan selamat ke pegunungan, walaupun dia mulai letih? Tidak 

dapatkah Dia, yang menyelamatkannya dari kemalangan yang 

lebih besar, menyelamatkannya dari yang lebih kecil? Dalam 

permintaannya dia sangat menekankan pada kecilnya tempat 

itu: Bukankah kota itu kecil? sebab  kecil, diharapkan tidak 

akan seburuk kota-kota lainnya. Ini menghasilkan nama baru 

bagi tempat itu. Kota itu disebut Zoar, yang kecil. Campur 

tangan untuk menolong yang kecil patut diingat. 

2. Tuhan  mengabulkan permintaannya, walaupun mengandung 

banyak kelemahan (ay. 21-22). Lihatlah kemurah-hatian yang 

Tuhan  tunjukkan kepada orang kudus sejati, walaupun lemah. 

(1) Zoar dibiarkan selamat, untuk memenuhi permintaannya. 

Campur tangannya untuk kota itu, seperti campur tangan 

Abraham untuk Sodom, bukanlah bersumber dari sikap 

murah hati, melainkan hanya demi kepentingan diri sen-

diri. Namun Tuhan  mengabulkan permintaannya, untuk me-


 428

nunjukkan betapa banyak yang bisa dihasilkan oleh doa 

yang sungguh-sungguh dari orang benar. 

(2) Kehancuran Sodom ditunda sampai dia aman: Aku tidak da-

pat berbuat apa-apa, sebelum engkau sampai ke sana. Per-

hatikanlah, kehadiran orang baik di suatu tempatlah yang 

membantu menjauhkan penghukuman. Lihatlah bagaimana 

Tuhan  mengurus pemeliharaan umat-Nya. Angin ditahan sam-

pai hamba-hamba Tuhan  dimeteraikan (Why. 7:3; Yeh. 9:4). 

III. Diceritakan bahwa matahari telah terbit saat  Lot memasuki 

Zoar. saat  orang baik masuk ke suatu tempat, dia membawa 

terang bersama dia, atau seharusnya demikian. 

Penghancuran Sodom dan Gomora 

(19:24-25)  

24 Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan 

Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit; 25 dan ditunggangbalikkan-Nyalah 

kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta tum-

buh-tumbuhan di tanah. 

Kemudian, saat  Lot telah memasuki Zoar dengan aman, barulah 

kehancuran itu tiba, sebab  orang-orang baik sudah dijauhkan dari 

kemalangan yang akan datang. Kemudian, saat  matahari telah 

terbit, terang dan cerah, menjanjikan hari yang indah, barulah badai 

itu timbul, menunjukkan bahwa penyebabnya bukanlah dari peris-

tiwa alam. Mengenai penghancuran ini perhatikanlah, 

1. Tuhan  yaitu  pencipta langsung badai itu. Itu yaitu  kehancuran 

dari Yang Mahakuasa: TUHAN menurunkan hujan – berasal dari 

TUHAN (ay. 24), yaitu Tuhan  sendiri, langsung oleh kuasa-Nya sen-

diri, dan bukan melalui gejala alam biasa. Atau, Tuhan  Anak dari 

Tuhan  Bapa, sebab  Bapa telah menyerahkan seluruh penghakiman 

kepada Sang Anak. Perhatikanlah, Dia yang yaitu  Juruselamat 

akan menghancurkan orang-orang yang menolak keselamatan. 

2. Itu merupakan hukuman yang tidak biasa (Ayb. 31:3). Hal seperti 

itu tidak pernah terjadi sebelumnya, dan tidak pernah terjadi lagi 

sejak itu. Neraka dihujankan dari langit ke atas mereka. Arang 

berapi dan belerang; angin yang menghanguskan, itulah isi piala 

mereka (Mzm. 11:6). Bukan sebuah kilasan petir, yang cukup 

menghancurkan jika Tuhan  memberi perintah kepadanya, melain-

Kitab Kejadian 19:24-25 

 429 

kan hujan petir. Belerang ditaburkan di atas tempat kediaman 

mereka (Ayb. 18:15), dan lalu api segera dihujamkan ke atas me-

reka. Tuhan  bisa saja menenggelamkan mereka, seperti yang Dia 

lakukan terhadap dunia lama, namun Dia hendak menunjukkan 

bahwa Dia memiliki banyak anak panah di dalam sarung anak 

panah-Nya, baik api maupun air. 

3. Itu merupakan hukuman yang memorak-porandakan segala se-

suatu: ditunggangbalikkan-Nyalah kota-kota itu, dan hancurlah 

seluruh penduduk, lembah, dan semua tumbuh-tumbuhan di 

tanah (ay. 25). Kehancurannya menyeluruh, dan tidak dapat di-

pulihkan kembali. Lembah yang subur itu sampai sekarang tetap 

berupa sebuah danau besar, atau laut mati, yang disebut Laut 

Asin (Bil. 34:12). Para pelancong mengatakan laut tersebut sekitar 

30 mil panjangnya dan 10 mil lebarnya. Tidak ada makhluk hidup 

di dalamnya, airnya tidak digerakkan oleh angin, baunya me-

nusuk hidung, dan benda-benda tidak mudah tenggelam di da-

lamnya. Orang Yunani menyebutnya Asphaltites, dari semacam 

belerang yang dihasilkannya. Sungai Yordan mengalir turun ke 

dalamnya, dan menghilang di situ. 

4. Itu yaitu  hukuman yang menjawab dosa mereka. Hawa nafsu 

yang berkobar-kobar melawan alam dihukum secara adil dengan 

kobaran api yang melampaui alam ini. Orang-orang yang mengejar 

kepuasan-kepuasan yang tidak waja