mberkati dia dengan berkat kesuburan,
lalu engkau akan mempunyai seorang anak laki-laki dari dia.
3. Pemerintahan dan tatanan masyarakat yaitu berkat yang be-
sar bagi jemaat. Dijanjikan bahwa bukan hanya bangsa melain-
392
kan juga raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari dia. Bukan
segerombolan manusia banyak tanpa pemimpin, melainkan
sebuah masyarakat yang tertata dan teratur dengan baik.
II. Pengesahan terhadap janji ini yaitu diubahnya nama Sarai men-
jadi Sara (ay. 15) atau Sarah (KJV), huruf yang sama yang ditambah-
kan kepada nama Abraham ini ditambahkan kepada namanya, dan
untuk alasan-alasan yang sama. Sarai berarti tuan putriku, seolah-
olah kehormatannya dibatasi hanya pada satu keluarga. Sarah ber-
arti tuan putri, yaitu tuan putri atas rakyat banyak, atau nama itu
menandakan bahwa dari dia akan datang Mesias Sang Pangeran,
bahkan Pangeran atas segala raja di bumi.
III. Sambutan Abraham yang penuh sukacita dan rasa syukur ter-
hadap janji yang penuh rahmat ini (ay. 17). Dalam kesempatan ini
ia mengungkapkan,
1. Kerendahan hati yang besar: Ia bersujud. Perhatikanlah, se-
makin banyak kehormatan dan kebaikan yang dikaruniakan
Tuhan kepada kita, semakin rendahlah seharusnya kita me-
mandang diri sendiri, dan semakin hormat serta berserah di
hadapan Tuhan .
2. Sukacita yang besar: Ia tertawa. Itu yaitu tawa sebab
senang, bukan sebab tidak percaya. Perhatikanlah, bahkan
janji-janji dari Tuhan yang kudus, dan juga pelaksanaan-pelak-
sanaannya oleh Dia, yaitu sukacita bagi jiwa yang kudus.
Ada sukacita sebab iman seperti juga ada sukacita sebab
mendapatkan hasil. Sekaranglah Abraham bersukacita melihat
hari Kristus. Sekarang ia melihat-Nya dan bersukacita (Yoh.
8:56). Sebab, sama seperti ia melihat sorga dalam janji tentang
Kanaan, demikian pula ia melihat Kristus dalam janji tentang
Ishak.
3. Pemujaan yang besar: Mungkinkah bagi seorang yang berumur
seratus tahun dilahirkan seorang anak? Ia di sini tidak ber-
bicara tentang hal ini sebagai sesuatu yang sama sekali
meragukan (sebab kita yakin bahwa ia tidak bimbang terhadap
janji Tuhan [Rm. 4:20]), namun sebagai sesuatu yang sangat me-
nakjubkan, dan yang tidak bisa dikerjakan kecuali dengan ke-
kuatan Tuhan yang mahakuasa, sebagai sesuatu yang sangat
baik, dan sebagai kebaikan yang semakin menyentuh dan me-
Kitab Kejadian 17:15-22
393
nyenangkan lagi sebab hal ini, bahwa itu merupakan peris-
tiwa yang amat sangat mengejutkan (Mzm. 126:1-2).
IV. Doa Abraham untuk Ismael: Ah, sekiranya Ismael diperkenankan
hidup di hadapan-Mu! (ay. 18). Hal ini dikatakannya, bukan
sebab ia ingin agar Ismael lebih dipilih dibandingkan anak yang akan
dimilikinya dari Sara. namun , sebab ngeri kalau-kalau Ismael di-
telantarkan dan ditinggalkan Tuhan , maka ia mengajukan per-
mohonan ini atas nama Ismael. sebab sekarang Tuhan berbicara
dengannya, ia berpikir bahwa ia mempunyai kesempatan yang
sangat baik untuk mengatakan sesuatu yang baik bagi Ismael,
dan ia tidak mau melewatkannya begitu saja. Perhatikanlah,
1. Walaupun kita tidak boleh mengatur-atur Tuhan , Ia memberi kita
izin, dalam doa, untuk secara rendah hati bersikap bebas de-
ngan-Nya, dan terperinci dalam menyampaikan keinginan-ke-
inginan kita (Flp. 4:6). Apa pun yang kita khawatirkan dan takut-
kan haruslah dibentangkan di hadapan Tuhan di dalam doa.
2. yaitu kewajiban orangtua untuk berdoa bagi anak-anak
mereka, bagi semua anak mereka, seperti Ayub, yang memper-
sembahkan korban bakaran sebanyak jumlah mereka sekalian
(Ayb. 1:5). Abraham tidak ingin ada yang menyangka bahwa,
sesudah Tuhan menjanjikan kepadanya seorang anak laki-laki
dari Sara, yang begitu amat diinginkannya, maka anaknya dari
Hagar dilupakan. Tidak, ia masih menyimpan Ismael di dalam
hatinya, dan menunjukkan kepedulian terhadapnya. Pengha-
rapan akan kebaikan-kebaikan selanjutnya tidak boleh mem-
buat kita melupakan kebaikan-kebaikan sebelumnya.
3. Perkara besar yang harus kita inginkan dari Tuhan bagi anak-
anak kita yaitu agar mereka hidup di hadapan Dia, yaitu,
agar mereka dijaga di dalam kovenan dengan-Nya, dan dapat
memperoleh anugerah untuk hidup lurus di hadapan-Nya.
Berkat-berkat rohani yaitu berkat-berkat terbaik, dan ber-
kat-berkat yang harus paling sungguh-sungguh kita harapkan
dari Tuhan , baik bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain.
Orang-orang yang hidup sejahtera yaitu mereka yang hidup
di hadapan Tuhan .
394
V. Jawaban Tuhan terhadap doanya. Dan itu yaitu jawaban damai.
Abraham tidak dapat berkata bahwa ia mencari wajah Tuhan
dengan sia-sia.
1. Berkat-berkat umum dijamin bagi Ismael (ay. 20): Tentang Ismael,
yang begitu amat engkau pedulikan, Aku telah mendengarkan
permintaanmu. Ia akan mendapat perkenanan-Ku demi engkau.
Ia akan Kuberkati (KJV: Aku telah memberkati dia), yaitu, Aku
menyediakan banyak berkat baginya.
(1) Keturunannya akan sangat banyak: Ia akan Kubuat beranak
cucu dan sangat banyak, lebih dibandingkan tetangga-tetangga-
nya. Ini yaitu buah dari berkat itu, seperti dalam pasal
1:28.
(2) Mereka akan menjadi orang-orang besar: Ia akan memper-
anakkan dua belas raja. Di dalam kasih kita dapat berha-
rap bahwa berkat-berkat rohani juga dikaruniakan kepada
Ismael, meskipun jemaat yang kelihatan di bumi ini tidak
dilahirkan dari keturunannya dan kovenan tidak ditetap-
kan di dalam keluarganya. Perhatikanlah, berlimpahnya
kebaikan-kebaikan lahiriah sering kali diberikan kepada
anak-anak menurut daging dari orangtua yang saleh, demi
orangtua mereka.
2. Berkat-berkat kovenan disimpan bagi Ishak, dan dipersiapkan
khusus untuknya (ay. 19, 21). Jika Abraham, dalam doanya
untuk Ismael, bermaksud bahwa ia ingin agar kovenan dibuat
dengan Ismael, dan keturunan yang dijanjikan akan datang
darinya, maka Tuhan tidak menjawabnya secara harfiah, namun
dalam apa yang sepadan dengan itu, bahkan, apa yang dalam
segala hal lebih baik.
(1) Tuhan mengulangi kepadanya janji akan seorang anak laki-
laki dari Sara: Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki
bagimu. Perhatikanlah, bahkan orang-orang yang sungguh-
sungguh percaya perlu diberi janji-janji Tuhan yang dilipat-
gandakan dan diulangi kepada mereka, agar mereka men-
dapat dorongan yang kuat (Ibr. 6:18). Dan lagi, anak-anak
kovenan yaitu anak-anak yang sesungguhnya.
(2) Ia menamai anak itu, menamainya Ishak, tawa, sebab
Abraham bersukacita dalam hatinya saat anak ini dijanji-
kan kepadanya. Perhatikanlah, jika janji-janji Tuhan
Kitab Kejadian 17:23-27
395
yaitu sukacita kita, maka rahmat-rahmat-Nya akan men-
jadi sukacita kita yang tak terkira pada waktunya. Kristus
akan menjadi tawa bagi orang-orang yang mencari Dia.
Mereka yang sekarang bersukacita dalam pengharapan
akan segera bersukacita dalam memperoleh apa yang mere-
ka harapkan: ini bukanlah tawa orang gila.
(3) Ia meneruskan kovenan dengan anak itu: Aku akan meng-
adakan perjanjian-Ku dengan dia. Perhatikanlah, Tuhan
mengajak siapa saja yang disenangi-Nya untuk mengikat
kovenan dengan-Nya, sesuai dengan keputusan kehendak-
Nya. Lihat Roma 9:8, 18. Begitulah kovenan ditetapkan
antara Tuhan dan Abraham, beserta sejumlah batasan dan
penerusnya, dan kemudian percakapan itu berakhir: Sete-
lah selesai berfirman kepada Abraham, dan penglihatan itu
menghilang, naiklah Tuhan meninggalkan Abraham. Perhati-
kanlah, persekutuan kita dengan Tuhan di sini terputus dan
terganggu. namun di sorga akan ada pesta yang berlang-
sung terus-menerus dan untuk selama-lamanya.
Abraham Disunat
(17:23-27)
23 sesudah itu Abraham memanggil Ismael, anaknya, dan semua orang yang
lahir di rumahnya, juga semua orang yang dibelinya dengan uang, yakni
setiap laki-laki dari isi rumahnya, lalu ia mengerat kulit khatan mereka pada
hari itu juga, seperti yang telah difirmankan Tuhan kepadanya. 24 Abraham
berumur sembilan puluh sembilan tahun saat dikerat kulit khatannya. 25
Dan Ismael, anaknya, berumur tiga belas tahun saat dikerat kulit khatan-
nya. 26 Pada hari itu juga Abraham dan Ismael, anaknya, disunat. 27 Dan
semua orang dari isi rumah Abraham, baik yang lahir di rumahnya, maupun
yang dibeli dengan uang dari orang asing, disunat bersama-sama dengan dia.
Di sini kita mendapati ketaatan Abraham pada hukum sunat. Ia sen-
diri dan seluruh keluarganya disunat, dan dengan demikian meneri-
ma tanda kovenan dan membedakan diri mereka dari keluarga-kelu-
arga lain, yang tidak mempunyai bagian atau hak dalam perkara ini.
1. Ketaatan itu penuh: Ia melakukan seperti yang sudah dikatakan
Tuhan kepadanya, dan tidak bertanya mengapa atau untuk apa.
Kehendak Tuhan bukan saja merupakan hukum baginya, melain-
kan juga alasan. Ia melakukannya sebab Tuhan menyuruhnya.
2. Ketaatan itu cepat dilaksanakan: Pada hari itu juga (ay. 23, 26).
Ketaatan yang tulus tidak akan ditunda-tunda (Mzm. 119:60). Se-
396
lagi perintah masih terngiang di telinga kita, dan kesadaran untuk
melaksanakan kewajiban masih segar, baiklah sekiranya bagi kita
untuk menjalankannya dengan segera, supaya jangan kita menipu
diri dengan menunda-nundanya sampai waktu yang lebih nyaman.
3. Ketaatan itu diterapkan juga kepada seisi rumahnya: ia tidak
menyunat keluarganya lalu ia sendiri berdalih untuk tidak mau
disunat. Sebaliknya, ia memberi mereka teladan. Tidak pula ia
mengambil penghiburan dari meterai kovenan itu hanya bagi diri-
nya sendiri, tetap ingin agar semua orang kepunyaannya turut
berbagi bersama dia di dalamnya. Ini yaitu contoh yang baik
bagi para kepala keluarga. Mereka dan seisi rumah mereka harus
melayani Tuhan. Meskipun kovenan Tuhan tidak ditetapkan de-
ngan Ismael, ia disunat. Sebab anak-anak dari orangtua yang per-
caya, sebagai anak-anak mereka, berhak mendapat hak-hak isti-
mewa dari jemaat lahiriah, dan dari meterai-meterai kovenan,
bagaimanapun mereka jadinya sesudah itu. Ismael diberkati, dan
oleh sebab itu ia disunat.
4. Abraham melakukan sunat ini meskipun banyak yang bisa diaju-
kan sebagai keberatan untuk menentangnya. Meskipun sunat itu
sakit, dan meskipun bagi orang dewasa sunat itu memalukan,
serta meskipun selagi kesakitan dan tidak bisa berbuat apa-apa,
musuh-musuh bisa memanfaatkan kesempatan untuk melawan,
seperti yang dilakukan Simeon dan Lewi melawan orang-orang
Sekhem, dan juga meskipun Abraham berumur sembilan puluh
sembilan tahun, dan sudah dibenarkan dan diterima oleh Tuhan
lama sebelumnya, serta meskipun hal yang demikian aneh yang
dilakukan untuk tujuan ibadah mungkin akan berbalik dijadikan
cela baginya oleh orang-orang Kanaan dan orang-orang Feris yang
berdiam di negeri itu pada waktu itu, namun perintah Tuhan sudah
cukup untuk menjawab semua keberatan ini dan seribu macam
keberatan lain. Apa yang dituntut dari Tuhan haruslah kita lakukan,
tanpa minta pertimbangan kepada manusia.
PASAL 18
alam pasal ini diceritakan sebuah perjumpaan lain antara Tuhan
dan Abraham. Mungkin peristiwa ini terjadi beberapa hari sete-
lah perjumpaan sebelumnya, sebagai upah sebab Abraham dengan
sukarela menaati hukum sunat. Di sini terdapat,
I. Kebaikan hati Tuhan untuk mengunjungi Abraham, dan sam-
butan ramah Abraham atas kunjungan itu (ay. 1-8),
II. Persoalan yang dibicarakan di antara mereka.
1. Rencana kasih Tuhan mengenai Sara (ay. 9-15).
2. Rencana murka Tuhan terhadap Sodom.
(1) Tuhan memberi tahu Abraham tentang rencana-Nya
untuk melenyapkan Sodom (ay. 16-22).
(2) Abraham bersyafaat bagi Sodom (ay. 23, dst.).
Perjumpaan Abraham dengan Para Malaikat
(18:1-8)
1 Kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Abraham dekat pohon tarban-
tin di Mamre, sedang ia duduk di pintu kemahnya waktu hari panas terik. 2
saat ia mengangkat mukanya, ia melihat tiga orang berdiri di depannya.
Sesudah dilihatnya mereka, ia berlari dari pintu kemahnya menyongsong
mereka, lalu sujudlah ia sampai ke tanah, 3 serta berkata: Tuanku, jika aku
telah mendapat kasih tuanku, janganlah kiranya lampaui hambamu ini. 4
Biarlah diambil air sedikit, basuhlah kakimu dan duduklah beristirahat di
bawah pohon ini; 5 biarlah kuambil sepotong roti, supaya tuan-tuan segar
kembali; kemudian bolehlah tuan-tuan meneruskan perjalanannya; sebab
tuan-tuan telah datang ke tempat hambamu ini. Jawab mereka: Perbuatlah
seperti yang kaukatakan itu. 6 Lalu Abraham segera pergi ke kemah men-
dapatkan Sara serta berkata: Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang ter-
baik! Remaslah itu dan buatlah roti bundar! 7 Lalu berlarilah Abraham ke-
pada lembu sapinya, ia mengambil seekor anak lembu yang empuk dan baik
dagingnya dan memberi nya kepada seorang bujangnya, lalu orang ini
segera mengolahnya. 8 Kemudian diambilnya dadih dan susu serta anak lembu
yang telah diolah itu, lalu dihidangkannya di depan orang-orang itu; dan ia ber-
diri di dekat mereka di bawah pohon itu, sedang mereka makan.
D
398
Dalam peristiwa di mana Tuhan menampakkan diri kepada Abraham,
tampaknya perjumpaan itu lebih bersifat bebas dan akrab, serta
tidak seagung dan semegah peristiwa serupa yang kita baca sejauh
ini. Dengan demikian, penampakan itu lebih mencerminkan kunjung-
an yang akan dilakukan Anak Tuhan ke dunia, yaitu saat Firman itu
menjadi daging, dan menjadi salah satu dari kita. Perhatikanlah di
sini,
I. Bagaimana Abraham menantikan orang asing, dan bagaimana pe-
nantiannya dijawab dengan sempurna (ay. 1). Ia duduk di pintu
kemahnya waktu hari panas terik. Bukannya untuk melepas lelah
atau mengalihkan pikiran, ia cenderung lebih mencari kesempat-
an untuk berbuat baik, dengan menjamu orang asing dan pelan-
cong, sebab barangkali tidak ada penginapan yang bisa menam-
pung mereka. Perhatikanlah,
1. Perbuatan baik yang kita lakukan dengan sangat rela dan siap
siaga kemungkinan besar akan mendatangkan penghiburan
paling besar bagi kita.
2. Dengan penuh rahmat Tuhan mengunjungi orang-orang, yang
sebelumnya di dalam diri mereka Ia menumbuhkan pengha-
rapan untuk berjumpa dengan-Nya, dan menampakkan diri-
Nya kepada mereka yang menantikan Dia. Maka saat Abra-
ham sedang duduk, ia melihat tiga orang datang menuju ke
arahnya. Ketiga orang ini yaitu tiga makhluk sorgawi, yang
sedang berwujud manusia, supaya Abraham bisa melihat dan
bercakap-cakap dengan mereka. Beberapa orang beranggapan
bahwa mereka semua yaitu malaikat ciptaan Tuhan . Sebagian
orang lagi menduga bahwa salah satu dari mereka yaitu
Anak Tuhan , yaitu malaikat perjanjian, yang dibedakan Abra-
ham dari yang lain (ay. 3), dan yang disebut Yahwe (dalam LAI
disebutkan, TUHAN pen.) (ay. 13). Sang Rasul dalam kitab
Ibrani memakai hal ini untuk mendorong jemaat mem-
berikan tumpangan kepada orang lain (Ibr. 13:2). Orang-orang
yang mau memberi tumpangan kepada orang asing ternyata
telah menjamu para malaikat, dan mendapatkan kehormatan
serta kepuasan yang tak terkatakan. sesudah menimbang-nim-
bang dengan saksama dan adil kita tidak melihat alasan untuk
curiga akan adanya niat jahat, maka sikap murah hati meng-
ajar kita untuk mengharapkan yang baik dan memperlihatkan
Kitab Kejadian 18:1-8
399
keramahtamahan yang sepantasnya. Lebih baik memberi ma-
kan lima ekor tawon jantan atau lebah besar, dibandingkan mem-
biarkan seekor lebah kelaparan.
II. Bagaimana Abraham menjamu orang-orang asing ini, dan betapa
baik jamuannya itu diterima. Secara khusus Roh Kudus memper-
hatikan sambutan Abraham yang begitu spontan dan hangat ter-
hadap orang-orang asing tersebut.
1. Ia sangat menghormati tamu-tamunya dan berusaha menye-
nangkan mereka. Dengan melupakan usia dan gengsinya sen-
diri, ia berlari menyongsong mereka dengan sikap yang paling
ramah, dan dengan segala sikap hormat lalu sujudlah ia sam-
pai ke tanah, meskipun ia belum tahu apa-apa tentang mereka
selain bahwa mereka tampak sebagai orang baik yang terhor-
mat. Perhatikanlah, agama tidak melenyapkan tata krama,
namun justru memakai nya, dan mengajar kita untuk
menghormati semua orang. Keramahtamahan merupakan per-
hiasan yang sungguh cantik bagi kesalehan.
2. Abraham sangat bersungguh-sungguh dan sedikit memaksa
supaya mereka singgah, dan menganggap hal itu sebagai ke-
hormatan besar (ay. 3-4). Perhatikanlah,
(1) Siapa yang diberkati Tuhan dengan kelimpahan, wajib ber-
sikap murah hati dan terbuka dalam mengadakan jamuan
menurut kemampuan mereka, serta memperlakukan teman-
teman mereka dengan baik (bukan sebab ingin mendapat
pujian, melainkan dengan tulus). Kita harus senang bersikap
ramah kepada siapa saja. Sebab baik Tuhan maupun manu-
sia mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Siapa
yang mau makan roti orang yang kikir? (Ams. 23:6-7)
(2) Mereka yang ingin memiliki persekutuan dengan Tuhan harus
menginginkannya dengan sungguh-sungguh dan berdoa su-
paya mendapatkannya. Tuhan yaitu tamu yang layak untuk
dijamu dengan baik.
3. Meskipun Abraham menjamu dengan sangat murah hati,
hidangan itu sederhana dan biasa saja, dan di dalamnya tidak
ada kemewahan dan keindahan seperti yang ada pada zaman
kita. Ruang makannya yaitu tempat berteduh di bawah po-
hon. Tidak ada taplak meja yang mewah, tidak ada meja hi-
400
dangan yang terisi dengan piring sajian. Jamuan makan itu
terdiri dari satu dua potong daging lembu, beberapa potong roti
yang dibakar di atas perapian, dan keduanya disajikan dengan
cepat-cepat. Hidangannya tidak mewah dan bermacam-macam.
Tidak ada yang lezat-lezat, tidak banyak macam, tidak ada
masakan daging yang enak, tidak ada hidangan yang manis-
manis, kecuali makanan sehat yang baik dan biasa saja,
meskipun Abraham sangat kaya dan tamunya sangat ter-
hormat. Perhatikan, kita tidak perlu terlalu rumit dalam mem-
persiapkan menu makanan kita. Marilah kita bersyukur atas
kecukupan makanan kita, meskipun makanan itu sederhana.
Kita tidak perlu menginginkan yang enak-enak, sebab keme-
wahan menyesatkan orang-orang yang mencintainya dan me-
naruh hati mereka kepadanya.
4. Baik Abraham maupun istrinya penuh perhatian dan sangat
sibuk dalam menjamu tamu mereka sebaik-baiknya. Sara sen-
dirilah yang memasak dan membuat roti. Sedangkan Abraham
berlari untuk mengambil lembunya, membawa susu dan da-
dih. Ia tidak beranggapan bahwa harga dirinya akan turun jika
ia melayani tamu-tamunya di meja makan, supaya tamunya
boleh merasa disambut dengan sepenuh hati. Perhatikan,
(1) Barangsiapa memiliki kebaikan yang tulus di dalam diri,
mereka tidak perlu mencari sanjungan atas diri mereka,
ataupun khawatir bahwa sikap mereka yang merendahkan
diri dianggap sebagai penghinaan terhadap mereka.
(2) Persahabatan yang tulus akan merendahkan diri terhadap
apa saja, kecuali dosa. Kristus sendiri telah mengajar kita
untuk saling membasuh kaki dengan kasih yang rendah
hati. Barangsiapa merendahkan diri, akan ditinggikan. Di
sini iman Abraham tampak dalam perbuatan-perbuatan
baiknya. Kita pun harus demikian, sebab jika tidak, maka
iman kita itu mati (Yak. 2:21, 26). Bapa orang beriman
dikenal atas kebaikannya, kemurahan hatinya, dan keca-
kapannya dalam mengatur rumah tangga. Kita harus belajar
darinya dalam hal berbuat baik dan memberi bantuan. Ayub
tidak memakan makanannya seorang diri (Ayb. 31:17).
Kitab Kejadian 18:9-15
401
Sara Tertawa
(18:9-15)
9 Lalu kata mereka kepadanya: Di manakah Sara, isterimu? Jawabnya: Di
sana, di dalam kemah. 10 Dan firman-Nya: Sesungguhnya Aku akan kem-
bali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu,
akan mempunyai seorang anak laki-laki. Dan Sara mendengarkan pada
pintu kemah yang di belakang-Nya. 11 Adapun Abraham dan Sara telah tua
dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid. 12 Jadi tertawalah Sara dalam
hatinya, katanya: Akan berahikah aku, sesudah aku sudah layu, sedangkan
tuanku sudah tua? 13 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Abraham: Menga-
pakah Sara tertawa dan berkata: Sungguhkah aku akan melahirkan anak,
sedangkan aku telah tua? 14 Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk
TUHAN? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kem-
bali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak
laki-laki. 15 Lalu Sara menyangkal, katanya: "Aku tidak tertawa," sebab ia ta-
kut; namun TUHAN berfirman: Tidak, memang engkau tertawa!
saat para tamu dari sorga ini (yang diutus untuk meneguhkan janji
yang belum lama ini diberikan kepada Abraham, bahwa ia akan
memperoleh seorang anak melalui Sara) menerima jamuan Abraham
yang hangat, mereka membalas kebaikannya. Dia menyambut malai-
kat, dan menerima upah malaikat, yaitu pesan yang mulia dari sorga
(Mat. 10:41).
I. Tuhan mengatur supaya Sara ada di sekitar situ untuk men-
dengarkan. Dia harus mengandung oleh iman, dan sebab itu
janji itu harus dinyatakan kepadanya (Ibr. 11:11). Merupakan ke-
biasaan yang lazim pada zaman itu bahwa perempuan tidak
duduk makan bersama-sama kaum pria, setidaknya dengan orang
asing, dan hanya tinggal di dalam kemah mereka sendiri. sebab
itu, di sini Sara tidak tampak. Namun ia harus bisa mendengar
pembicaraan itu. Para malaikat bertanya (ay. 9), Di manakah
Sara, isterimu? Dengan menyebutkan namanya, mereka memberi
petunjuk kepada Abraham bahwa sekalipun kelihatannya mereka
orang asing, mereka sangat mengenal dia beserta keluarganya.
Dengan bertanya tentang Sara, mereka menunjukkan perhatian
yang hangat terhadap keluarga dan sanak saudara seseorang
yang menghormati mereka. Itu merupakan suatu bentuk kera-
mahtamahan biasa, yang semestinya diungkapkan dari prinsip
kasih Kristen, supaya dikuduskan. Selain itu, dengan membicara-
kan Sara (sementara Sara diam-diam mendengarkan), mereka
menarik perhatiannya untuk mendengarkan apa yang selanjutnya
dikatakan. Di manakah Sara, isterimu? tanya para malaikat. Di
402
sana, di dalam kemah, jawab Abraham. Di mana lagi mestinya ia
berada? Di tempatnyalah ia berada, seperti biasanya, dan seka-
rang sedang dipanggil. Perhatikan,
1. Putri-putri Sara hendaknya belajar darinya supaya menjadi
suci, rajin mengatur rumah tangganya (Tit. 2:5). Tidak ada
gunanya berkeliaran saja tanpa tujuan.
2. Barangsiapa berada di tempatnya dan sedang mengerjakan
tugasnya, dialah yang paling mungkin menerima penghiburan
dan janji-janji Tuhan (Luk. 2:8).
II. Janji itu kemudian diperbarui dan diteguhkan, bahwa Sara akan
memiliki seorang anak laki-laki (ay. 10): Sesungguhnya Aku akan
kembali mendapatkan engkau, dan mengunjungi engkau lain kali
untuk memenuhi janji, seperti yang sekarang Kulakukan untuk
memberi janji. Tuhan akan kembali mendapatkan mereka yang
menyambut-Nya dengan baik, yang menjamu-Nya saat Ia ber-
kunjung: Aku akan membalas kebaikanmu. Sara, isterimu, akan
mempunyai seorang anak laki-laki. Janji itu diulangi lagi (ay. 14).
Demikianlah, janji-janji tentang Mesias sering diulangi di dalam
Perjanjian Lama, untuk menguatkan iman umat Tuhan . Hati kita
lambat untuk percaya, sebab nya janji itu perlu diulangi baris
demi baris supaya kita bisa percaya. Janji inilah yang dikutip oleh
Rasul Paulus (Rm. 9:9), bahwa oleh sebab janji inilah Ishak lahir.
Perhatikanlah,
1. Berkat yang sama yang diperoleh orang lain dari pemeliharaan
yang umum, diperoleh orang percaya melalui janji, sehingga
menjadikan janji itu sangat indah dan pasti.
2. Keturunan rohani Abraham berutang pada janji tersebut atas
kehidupan, sukacita, pengharapan dan segala sesuatu yang me-
reka miliki. Mereka dilahirkan oleh firman Tuhan (1Ptr. 1:23).
III. Sara beranggapan bahwa berita ini terlalu bagus untuk menjadi
kenyataan, sehingga hatinya tidak bisa percaya: tertawalah Sara
dalam hatinya (ay. 12). Tawa itu bukanlah tawa bahagia sebab
iman, seperti tawa Abraham (17:17), melainkan tawa sebab ragu
dan tidak percaya. Perhatikan, tindakan yang sama bisa dilaku-
kan dengan sikap yang sangat berbeda, sehingga hanya bisa di-
bedakan oleh Tuhan , yang mengenal hati manusia. Alasan yang
Kitab Kejadian 18:9-15
403
tidak bisa diterima Sara yaitu usianya: Aku sudah layu, dan su-
dah lewat masa suburku, apalagi sejauh ini aku mandul, sedang-
kan (yang menjadikannya semakin sulit), tuanku sudah tua.
Perhatikan di sini:
1. Sara menyebut Abraham sebagai tuannya. Itu merupakan
satu-satunya kata yang baik di dalam ucapan ini. Dan Roh
Kudus memperhatikan kata-katanya itu untuk menghormati
dia, dan menganjurkan hal itu untuk diteladani oleh para istri
Kristen. Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya
(1Ptr. 3:6), sebagai tanda rasa hormat dan penundukan diri.
Begitulah seharusnya seorang istri menghormati suaminya (Ef.
5:33). Demikian pulalah seharusnya kita siap memperhatikan
apa yang dikatakan dengan jelas dan baik, untuk menghor-
mati orang yang mengucapkannya. Meskipun perkataan itu
bercampur dengan perkataan yang tidak benar, kita bisa me-
nutupi perkataan yang tidak benar itu dengan kasih.
2. Kemustahilan manusia kerap kali bertentangan dengan janji
ilahi. Hal-hal yang bertentangan dengan akal cenderung men-
jatuhkan dan membingungkan iman yang lemah, sekalipun itu
iman orang percaya yang sungguh-sungguh. Merupakan hal
yang sulit untuk berpegangan pada Sebab Pertama, saat
sebab-sebab kedua menampakkan ketidaksetujuan.
3. Bahkan saat ada iman yang sejati, masih sering ada perten-
tangan sengit dengan ketidakpercayaan. Sara dapat berkata,
Tuhan, aku percaya (Ibr. 11:11), namun juga harus mengata-
kan, Tuhan, tolong angkat ketidakpercayaanku.
IV. Malaikat mengecam ungkapan ketidakpercayaan Sara yang tidak
pantas (ay. 13-14). Perhatikanlah,
1. Meskipun saat itu Sara dengan sangat ramah dan murah
hati menjamu para malaikat ini, namun, sewaktu ia melaku-
kan kekeliruan, mereka menegurnya sebab hal itu, sebagai-
mana Kristus menegur Marta di dalam rumahnya sendiri (Luk.
10:40-41). Jika teman-teman kita berbuat baik kepada kita,
maka kita tidak boleh bertindak begitu jahat dengan membiar-
kan mereka berbuat dosa.
2. Tuhan memberi teguran ini kepada Sara melalui Abraham,
suaminya. Kepada Abraham Tuhan berkata, Mengapakah Sara
404
tertawa? Mungkin Abraham belum memberi tahu Sara ten-
tang janji yang telah diberikan kepadanya beberapa waktu se-
belumnya mengenai hal ini. Seandainya ia telah menyampai-
kan berita itu kepada Sara berikut penjelasannya, Sara tidak
akan begitu terkejut seperti sekarang. Atau, Abraham diberi
tahu tentang teguran itu supaya ia menegur Sara. jika
perlu dilakukan, maka saling menegur merupakan salah satu
tugas suami-istri.
3. Teguran itu sendiri jelas, dan didukung oleh alasan yang baik,
Mengapakah Sara tertawa? Perhatikan, yaitu baik untuk
menanyakan alasan mengapa kita tertawa, supaya tawa kita
tidak menjadi tawa yang bodoh (Pkh. 7:6). Mengapakah aku
tertawa? Sekali lagi, ketidakpercayaan kita merupakan peng-
hinaan besar terhadap Tuhan di sorga. Dengan adil Ia mengang-
gapnya sebagai kejahatan jika janji-Nya dikatakan tidak ma-
suk akal, seperti dalam Lukas 1:18.
4. Di sini terdapat sebuah pertanyaan yang cukup untuk men-
jawab semua penolakan yang berasal dari daging dan darah:
Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk TUHAN? (Ibr.:
terlalu luar biasa), artinya,
(1) Adakah sesuatu yang terlalu rahasia sehingga lolos tanpa
sepengetahuan-Nya? Tidak ada. Bahkan termasuk tawa
Sara, meskipun itu dilakukannya di dalam hatinya. Atau,
(2) Adakah sesuatu yang terlalu sulit, sehingga melampaui ke-
kuatan-Nya? Tidak ada, sekalipun untuk memberi anak
kepada Sara dalam usianya yang lanjut.
V. Dengan bodoh Sara berusaha menutupi kesalahannya (ay. 15).
Sara menyangkal, katanya: Aku tidak tertawa, mengira tidak
ada yang dapat membantahnya. Sara mengucapkan dusta ini,
sebab ia takut. Namun sia-sia saja berusaha menyembunyi-
kannya dari mata Tuhan yang sanggup melihat segala sesuatu.
Dengan penuh rasa malu, ia diberi tahu, Tidak, memang engkau
tertawa! Perhatikan,
1. Agaknya, di dalam diri Sara, ketidakpercayaan itu berganti
menjadi percaya. Dengan melihat keadaan seluruhnya, se-
karang ia menyadari, bahwa itu yaitu janji ilahi yang di-
nyatakan tentang dirinya. Oleh sebab itu, dia menarik kembali
Kitab Kejadian 18:16-22
405
seluruh pemikirannya yang tidak percaya dan ragu-ragu ter-
hadap hal tersebut. Namun demikian,
2. Dia masih mencoba melakukan dosa untuk menutupi sebuah
dosa dengan dusta. Berbuat dosa memang memalukan, namun
menyangkal dosa itu lebih memalukan lagi, sebab dengan
demikian kita menambahkan salah kepada salah kita. sebab
takut ditegur, sering kali kita jatuh ke dalam perangkap ini.
Lihat Yesaya 57:11, Kepada siapa gerangan engkau takut, se-
hingga engkau berdusta? Namun kita menyesatkan diri sendiri
jika kita berpikir untuk mengambil untung dari Tuhan . Dia
sanggup dan akan membawa kebenaran kepada terang, se-
hingga kita menjadi malu. Siapa menyembunyikan pelanggar-
annya tidak akan beruntung, sebab akan tiba harinya di
mana pelanggarannya itu akan terungkap.
Perjumpaan Abraham dengan Tuhan
(18:16-22)
16 Lalu berangkatlah orang-orang itu dari situ dan memandang ke arah
Sodom; dan Abraham berjalan bersama-sama dengan mereka untuk meng-
antarkan mereka. 17 Berpikirlah TUHAN: Apakah Aku akan menyembunyi-
kan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan ini? 18 Bukankah sesung-
guhnya Abraham akan menjadi bangsa yang besar serta berkuasa, dan oleh
dia segala bangsa di atas bumi akan mendapat berkat? 19 Sebab Aku telah
memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada ke-
turunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN,
dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi
kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya. 20 Sesudah itu ber-
firmanlah TUHAN: Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom
dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya. 21 Baiklah Aku turun
untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh
kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak menge-
tahuinya. 22 Lalu berpalinglah orang-orang itu dari situ dan berjalan ke
Sodom, namun Abraham masih tetap berdiri di hadapan TUHAN.
Sekarang para utusan dari sorga itu telah menunaikan satu bagian
dari tugas mereka, yang merupakan perjalanan untuk menyampai-
kan kasih karunia bagi Abraham dan Sara, dan merupakan tugas
yang yang mereka selesaikan terlebih dahulu. Namun, sekarang di
hadapan mereka terdapat pekerjaan yang lain. Sodom akan dibinasa-
kan, dan mereka harus melakukannya (19:13). Perhatikanlah, se-
bagaimana dengan Tuhan ada belas kasih, demikian juga Dia yaitu
Tuhan yang berhak atas pembalasan. Menurut tugas mereka, di sini
kita mendapati:
406
1. Bahwa mereka memandang ke arah Sodom (ay. 16). Mereka meng-
arahkan wajah mereka kepada kota itu dengan murka, sebagai-
mana dikatakan tentang pandangan Tuhan kepada tentara orang
Mesir (Kel. 14:24). Perhatikan, meskipun sejak lama kelihatannya
Tuhan membiarkan orang berdosa begitu saja, sehingga mereka
berkata bahwa Tuhan tidak melihat dan tidak peduli, namun saat
hari kemurkaan-Nya tiba, Ia akan memandang kepada mereka.
2. Bahwa mereka berjalan ke Sodom (ay. 22) dan dengan demikian
kita mendapati dua dari mereka ada di Sodom (19:1). Apakah
yang ketiga yaitu Tuhan, yang dihadapan-Nya Abraham berdiri,
dan kepada siapa ia mendekat (ay. 23), seperti yang diperkirakan
banyak orang, atau apakah yang ketiga telah meninggalkan mere-
ka sebelum tiba di Sodom, dan Tuhan yang berdiri di hadapan
Abraham yaitu shekinah, atau penampakan kemuliaan ilahi se-
perti yang sebelumnya dilihat Abraham dan bercakap-cakap
dengan dia, itu tidak jelas. Namun demikian, di sini diceritakan:
I. Penghormatan yang ditunjukkan Abraham kepada para tamunya:
Abraham berjalan bersama-sama dengan mereka untuk mengan-
tarkan mereka, seolah enggan berpisah dengan teman yang se-
demikian baik, dan ingin memberi penghormatannya yang ter-
tinggi kepada mereka. Ini yaitu suatu bentuk sopan santun yang
sangat pantas untuk ditunjukkan kepada teman-teman kita.
namun itu harus dilakukan sesuai petunjuk Rasul Yohanes (3Yoh.
1:6), yaitu dengan suatu cara yang berkenan kepada Tuhan .
II. Penghormatan yang diberikan mereka kepada Abraham. sebab
barangsiapa menghormati Tuhan , orang itu akan dihargai-Nya. Ke-
pada Abraham Tuhan menyampaikan rencana-Nya untuk membina-
sakan Sodom. Dan bukan itu saja, melainkan Dia juga berbicara
secara terbuka dengannya mengenai hal itu. Dengan mengikat
Abraham melalui suatu kovenan dengan diri-Nya sendiri, secara
lebih akrab dibandingkan sebelumnya (ps. 17), di sini Dia mengizinkan
Abraham memiliki suatu persekutuan yang lebih intim dengan
diri-Nya dibandingkan sebelumnya, sebagai orang yang dilibatkan
dalam rencana-Nya. Perhatikan di sini,
1. Pemikiran Tuhan yang bersahabat mengenai Abraham (ay. 17-
19), di mana kita mengetahui keputusan-Nya untuk memberi
tahu Abraham tentang rencana-Nya mengenai Sodom, beserta
Kitab Kejadian 18:16-22
407
alasannya. Jika Abraham tidak mengantarkan mereka, mung-
kin ia tidak akan sedemikian berkenan kepada-Nya. Namun
siapa yang senang bergaul dengan orang bijak menjadi bijak
(Ams. 13:20, KJV: Siapa berjalan dengan orang bijak menjadi
bijak pen.). Lihat bagaimana Tuhan mau bergumul dalam hati-
nya sendiri: Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abra-
ham (atau seperti ditafsirkan oleh beberapa orang, Apakah Aku
akan menutupi dari Abraham) apa yang hendak Kulakukan
ini? Dapatkah Aku merencanakan suatu hal yang demikian,
dan tidak memberitahukan Abraham? Maka demikianlah Tu-
han, saat Ia berpikir, menyatakan pertimbangan-Nya sendiri,
seperti cara manusia. Namun mengapa Abraham harus men-
jadi bagian dari anggota dewan pertimbangan-Nya? Orang Ya-
hudi berpendapat bahwa sebab Tuhan mengaruniakan tanah
Kanaan kepada Abraham dan keturunannya, maka Ia tidak
akan menghancurkan kota-kota tersebut, yang merupakan
bagian dari tanah Kanaan, tanpa sepengetahuan Abraham.
Namun di sini Tuhan memberi dua alasan lain:
(1) Abraham harus tahu, sebab ia yaitu sahabat dan orang
yang disukai Tuhan . Juga, sebab dia yaitu seorang yang
baginya Tuhan menyediakan kebaikan istimewa dan perka-
ra-perkara besar. Dia akan menjadi sebuah bangsa yang
besar. Dan bukan itu saja, melainkan juga di dalam Mesias,
yang akan berasal dari keturunannya, segala bangsa di atas
bumi akan mendapat berkat. Perhatikan, TUHAN bergaul
karib dengan orang yang takut akan Dia (KJV: Rahasia Tuhan
ada bersama dengan orang yang takut akan Dia pen.)
(Mzm. 25:14; Ams. 3:32). Barangsiapa dengan iman men-
jalani hidup yang bersekutu dengan Tuhan , mau tidak mau
akan mengenal pikiran-Nya lebih dari orang lain, meskipun
bukan melalui nubuatan, melainkan melalui pengetahuan
mendalam akan hal-hal yang terjadi. Mereka memiliki peng-
ertian yang lebih baik dibandingkan orang lain mengenai apa
yang terjadi saat ini (Hos. 14:10; Mzm. 107:43), dan memiliki
kemampuan untuk mengetahui masa depan dengan lebih
baik, setidaknya cukup untuk memberi petunjuk dan
penghiburan bagi mereka.
(2) Abraham harus tahu, supaya ia mengajar seisi rumahnya:
Sebab Aku telah memilih dia (KJV: Aku mengenal dia dengan
408
sangat baik pen.), supaya diperintahkannya kepada anak-
anaknya dan kepada keturunannya (ay. 19). Pertimbang-
kanlah hal-hal ini,
[1] Sebagai salah satu sifat dan teladan Abraham yang
sangat cemerlang. Dia tidak hanya berdoa bersama se-
luruh keluarganya, namun juga mengajar mereka sebagai
orang yang berpengetahuan. Tidak itu saja, ia mengajar
mereka sebagai orang yang punya kuasa, dan merupa-
kan nabi dan raja, sekaligus imam, di rumahnya sen-
diri. Perhatikan, pertama, sebab Tuhan telah membuat
kovenan dengan dia beserta keturunannya, dan untuk
itu seluruh isi rumahnya disunat, dengan saksama
Abraham mengajar dan memimpin mereka dengan baik.
Barangsiapa mengharapkan berkat bagi keluarganya
harus menyadari tugasnya dalam keluarga. Jika anak-
anak kita menjadi milik Tuhan , mereka harus dipelihara
bagi-Nya. Jika mereka memakai pemberian-Nya,
mereka harus dilatih melakukan pekerjaan-Nya. Kedua,
Abraham tidak hanya peduli terhadap anak-anaknya,
namun juga seisi rumahnya. Para hambanya yaitu
hamba-hamba yang terlatih. Kepala-kepala keluarga
harus mengajar dan mengawasi perilaku orang-orang
yang ada di bawah atap rumahnya. Hamba yang paling
miskin pun memiliki jiwa yang berharga yang harus
dipelihara. Ketiga, Abraham menjadikan bagian dari tu-
gas dan urusannya untuk mengajar keluarganya beriba-
dah. Dia tidak mengisi kepala mereka dengan cerita-
cerita isapan jempol, atau pembicaraan yang menimbul-
kan keraguan, namun ia mengajar mereka untuk hidup
menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melaku-
kan kebenaran dan keadilan, yaitu, untuk bersungguh-
sungguh dan tulus menyembah Tuhan serta jujur dalam
segala perkara mereka dengan semua orang. Keempat,
di sini Abraham menunjukkan kepedulian terhadap
keturunannya. Ia mau supaya tidak hanya seisi rumah-
nya yang ada bersama dengan dia sekarang, namun juga
seisi rumahnya yang akan lahir sesudah nya, harus hidup
menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, supaya iba-
dah tetap hidup dalam keluarganya sesudah ia mati.
Kitab Kejadian 18:16-22
409
Kelima, Ia melakukan hal ini untuk memenuhi syarat
mengenai janji yang telah dibuat Tuhan dengannya. Ha-
nya orang yang mengharapkan keuntungan dari janji-
janji itulah yang sadar akan tugas mereka.
[2] Sebagai alasan mengapa Tuhan mau memberitahukan
rencana-Nya mengenai Sodom, yaitu sebab Abraham
pandai mengemukakan apa yang diketahuinya, dan
memakai nya bagi kepentingan orang-orang yang
dipimpinnya. Perhatikanlah, siapa yang mempunyai, ke-
padanya akan diberi (Mat. 13:12; 25:29). Mereka yang
memakai pengetahuan mereka dengan baik akan
mengetahui dengan lebih banyak lagi.
2. Percakapan akrab antara Tuhan dan Abraham, di mana di da-
lamnya Tuhan memberitahukan rencana-Nya kepada Abraham
mengenai Sodom, dan memberinya kebebasan untuk meng-
ajukan permohonan kepada-Nya tentang masalah tersebut.
(1) Tuhan memberi tahu Abraham bukti-bukti yang memberat-
kan Sodom: Banyak keluh kesah orang tentang Sodom (ay.
20). Perhatikan, keluh kesah atas beberapa dosa, dan dosa
dari sebagian orang, terdengar keras sampai di sorga untuk
meminta pembalasan. Kejahatan Sodom meneriakkan keja-
hatan, artinya, seruan itu begitu membangkitkan amarah
sehingga Tuhan pun tergerak untuk menjatuhkan hukuman.
(2) Penyelidikan yang akan dilakukan Tuhan berdasarkan bukti
ini: Baiklah Aku turun untuk melihat (ay. 21). Bukan berarti
ada hal yang diragukan Tuhan atau masih menjadi misteri
bagi-Nya. Namun, Dia senang menyatakan diri-Nya dengan
cara manusia,
[1] Untuk menunjukkan persamaan yang tidak terbantah-
kan akan segala keputusan penghakiman-Nya. Manusia
cenderung berpendapat bahwa jalan-jalan-Nya tidak
adil. Namun biarlah mereka tahu bahwa penghakiman-
Nya timbul dari hikmat yang kekal, dan tidak pernah
merupakan penyelesaian yang gegabah ataupun tiba-
tiba. Dia tidak pernah menghukum berdasarkan lapor-
an, rahasia umum, atau keterangan orang lain, namun
berdasarkan keyakinan-Nya sendiri dan pengetahuan-
Nya yang tidak bisa salah.
410
[2] Untuk memberi teladan kepada para pembesar dan
orang-orang yang berkuasa, supaya dengan sangat sak-
sama dan tekun mereka menyelidiki permasalahan dari
suatu sebab, sebelum mereka menjatuhkan penghakim-
an atas hal itu.
[3] Mungkin di sini Ia mengatakan hal itu untuk menun-
jukkan bahwa keputusan-Nya belum final, dan Ia masih
memberi tempat dan dukungan kepada Abraham
untuk bersyafaat bagi mereka. Demikianlah Tuhan men-
cari apakah ada orang yang hendak bangkit untuk
membela (Yes. 59:16).
Abraham Bersyafaat bagi Sodom
(18:23-33)
23 Abraham datang mendekat dan berkata: Apakah Engkau akan melenyap-
kan orang benar bersama-sama dengan orang fasik? 24 Bagaimana sekiranya
ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau akan melenyap-
kan tempat itu dan tidakkah Engkau mengampuninya sebab kelima puluh
orang benar yang ada di dalamnya itu? 25 Jauhlah kiranya dari pada-Mu
untuk berbuat demikian, membunuh orang benar bersama-sama dengan
orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang fasik!
Jauhlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim segenap bumi
tidak menghukum dengan adil? 26 TUHAN berfirman: Jika Kudapati lima
puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tem-
pat itu sebab mereka. 27 Abraham menyahut: "Sesungguhnya aku telah
memberanikan diri berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu. 28
Sekiranya kurang lima orang dari kelima puluh orang benar itu, apakah
Engkau akan memusnahkan seluruh kota itu sebab yang lima itu? Firman-
Nya: Aku tidak memusnahkannya, jika Kudapati empat puluh lima di sana.
29 Lagi Abraham melanjutkan perkataannya kepada-Nya: Sekiranya empat
puluh didapati di sana? Firman-Nya: Aku tidak akan berbuat demikian
sebab yang empat puluh itu. 30 Katanya: Janganlah kiranya Tuhan murka,
kalau aku berkata sekali lagi. Sekiranya tiga puluh didapati di sana?
Firman-Nya: Aku tidak akan berbuat demikian, jika Kudapati tiga puluh di
sana. 31 Katanya: Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata ke-
pada Tuhan. Sekiranya dua puluh didapati di sana? Firman-Nya: Aku tidak
akan memusnahkannya sebab yang dua puluh itu. 32 Katanya: Janganlah
kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya se-
puluh didapati di sana? Firman-Nya: Aku tidak akan memusnahkannya
sebab yang sepuluh itu. 33 Lalu pergilah TUHAN, sesudah Ia selesai ber-
firman kepada Abraham; dan kembalilah Abraham ke tempat tinggalnya.
Persekutuan dengan Tuhan dipelihara dengan firman dan doa. Dalam
firman Tuhan berbicara kepada kita. Dalam doa kita berbicara kepada-
Nya. Tuhan telah menyingkapkan kepada Abraham rencana-Nya me-
ngenai Sodom. Sekarang mulai dari sini Abraham memakai ke-
sempatan berbicara kepada Tuhan untuk membela Sodom. Perhatikan,
Kitab Kejadian 18:23-33
411
dengan demikian firman Tuhan membawa kebaikan bagi kita saat
firman itu melengkapi kita dengan kata-kata untuk didoakan dan
membangkitkan kita untuk berdoa mengenainya. sesudah Tuhan ber-
bicara kepada kita, kita harus mempertimbangkan apa yang harus
kita katakan mengenai perkataan-Nya itu. Perhatikan,
I. Kesungguhan Abraham kepada Tuhan mengenai hal ini: Abraham
datang mendekat (ay. 23). Sikap itu menunjukkan:
1. Kepedulian yang kudus: Dia berani mempertaruhkan nyawa-
nya untuk mendekat kepada Tuhan (Yer. 30:21). Akankah
Sodom dibinasakan, sementara aku tidak mengucapkan sepa-
tah kata pun yang baik demi kota itu?
2. Keyakinan yang kudus: Dia mendekat kepada Tuhan dengan
keyakinan iman yang teguh, mendekat selaku pemuka (Ayb.
31:37). Perhatikan, saat kita memberi diri untuk berdoa,
kita harus ingat bahwa kita sedang mendekat kepada Tuhan ,
supaya kita penuh dengan rasa hormat akan Dia (Im. 10:3).
II. Lingkup doanya secara umum. Itu yaitu doa pertama yang ter-
catat di dalam Alkitab yang dinaikkan dengan sungguh-sungguh.
Dan itu yaitu doa untuk membela Sodom. Tidak diragukan lagi,
Abraham sangat membenci kejahatan orang-orang Sodom. Dia
tidak akan mau tinggal di antara mereka, seperti yang telah di-
lakukan Lot, sekalipun mereka memberinya daerah terbaik di ne-
geri mereka. Namun demikian, ia berdoa sungguh-sungguh bagi
mereka. Perhatikan, meskipun dosa harus dibenci, pendosa harus
dikasihani dan didoakan. Tuhan tidak senang jika mereka mati.
Demikian pula kita juga tidak boleh menginginkan hal itu, namun
kita justru harus berharap agar hari celaka itu tidak kunjung tiba.
1. Abraham mulai dengan doa supaya orang-orang benar di an-
tara mereka diselamatkan, dan tidak turut dilenyapkan dalam
bencana yang akan dijatuhkan kepada semua orang di sana.
Khususnya yang dimaksud oleh Abraham yaitu Lot. Sikap
Lot yang penuh perhitungan terhadapnya telah lama diampuni
dan dilupakan olehnya, dan sekarang ia menunjukkan keha-
ngatan hatinya untuk menyelamatkan Lot, dahulu dengan pe-
dangnya dan sekarang dengan doanya.
412
2. Abraham meningkatkan doanya menjadi suatu permohonan
supaya sekiranya seluruh isi kota itu bisa diampuni, demi
orang benar yang ada di antara mereka. Tuhan sendiri mem-
biarkan permohonan ini, dan sengaja membuat Abraham
mengajukan pertanyaan tersebut dengan memberi jawaban
yang demikian terhadap pertanyaan Abraham yang pertama
(ay. 26). Perhatikan, kita harus berdoa, tidak hanya untuk diri
kita sendiri, namun bagi orang lain juga. sebab kita yaitu ba-
gian dari tubuh yang sama, setidaknya tubuh yang sama dari
umat manusia. Kita semua yaitu saudara.
III. Kasih karunia yang dinyatakan Tuhan mencapai puncaknya dalam
doa ini.
1. Di sini terdapat iman yang besar. Dan doa yang disertai iman-
lah yang akan membuahkan hasil. Iman Abraham memohon
kepada Tuhan , menyusun alasan, dan mengungkapkan dalih. Ia
menjalankan iman khususnya berdasarkan keadilan Tuhan ,
dan sangat yakin:
(1) Bahwa Tuhan tidak akan melenyapkan orang benar bersama-
sama dengan orang fasik (ay. 23). Jauhlah kiranya yang
demikian dari pada-Mu (ay. 25). Kita tidak boleh memeli-
hara pemikiran yang tidak sesuai dengan kehormatan ke-
adilan Tuhan . Lihat Roma 3:5-6. Perhatikan,
[1] Orang benar bercampur baur dengan orang fasik di du-
nia ini. Biasanya di antara yang orang-orang yang sa-
ngat baik ada beberapa yang jahat, dan di antara yang
sangat buruk ada beberapa yang baik. Bahkan di So-
dom, ada satu orang Lot.
[2] Meskipun orang benar hidup di antara orang jahat, Tuhan
yang benar tidak akan, jelas tidak akan, melenyapkan
orang benar bersama-sama dengan orang fasik. Meski-
pun di dalam dunia ini mereka bisa mengalami bencana
yang sama, namun di hari yang besar itu mereka akan
dibedakan.
(2) Bahwa orang benar tidak akan menjadi sama dengan orang
fasik (ay. 25). Meskipun mereka bisa menderita bersama
orang fasik, mereka tidak menderita seperti orang fasik.
Bencana yang ditimpakan atas semua orang merupakan
Kitab Kejadian 18:23-33
413
hal yang sangat berbeda bagi orang benar dibandingkan
bagi orang fasik (Yes. 27:7).
(3) Bahwa Hakim segenap bumi akan menghukum dengan adil.
Tidak diragukan lagi pasti demikian, sebab Dia yaitu
hakim segenap bumi. Itulah yang dikatakan oleh rasul
Paulus (Rm. 3:5-6). Perhatikan,
[1] Tuhan yaitu hakim segenap bumi. Dia memberi pe-
rintah kepada semua orang, mengenal semua orang,
dan akan menjatuhkan hukuman kepada semua orang.
[2] Tuhan Mahakuasa tidak pernah dan tidak akan pernah
berbuat salah terhadap makhluk mana pun, baik de-
ngan menahan apa yang benar maupun dengan mene-
tapkan lebih dari apa yang benar (Ayb. 34:10-11).
2. Di sini terdapat kerendahan hati yang luar biasa.
(1) Suatu perasaan mendalam pada diri Abraham bahwa ia
tidak layak (ay. 27): Sesungguhnya aku telah memberanikan
diri berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu.
Dan sekali lagi ia mengucapkannya (ay. 31). Dia berbicara
seakan terheran-heran atas keberaniannya sendiri, dan atas
kebebasan yang diberikan Tuhan dengan murah hatinya ke-
padanya. Padahal Tuhan itu besar, Dia yaitu Tuhan, sedang-
kan dirinya begitu hina, hanya debu dan abu. Perhatikanlah,
[1] Bahkan yang terbesar dari antara semua manusia, yang
terhebat dan terlayak sekalipun, hanyalah debu dan abu,
hina dan bejat di hadapan Tuhan , nista, lemah, dan akan
mati.
[2] Kapan pun kita mendekat kepada Tuhan , sudah selayak-
nya dengan hormat kita mengakui perbedaan besar
yang ada antara kita dan Tuhan . Dia yaitu Tuhan yang
Mahamulia, sedangkan kita seperti cacing di muka
bumi.
[3] Bahwa kita boleh menghampiri takhta kasih karunia,
dan diizinkan untuk berbicara dengan bebas, itu sung-
guh menimbulkan kekaguman yang disertai kerendah-
an hati (2Sam. 7:18).
(2) Ketakutan yang luar biasa seandainya Tuhan merasa tidak
senang: Janganlah kiranya Tuhan murka (ay. 30), dan itu
dikatakannya sekali lagi (ay. 32). Perhatikan,
414
[1] Orang-orang percaya sangat gigih saat mengajukan
permohonan kepada Tuhan . Begitu gigihnya sampai me-
reka merasa bahwa seandainya berurusan dengan se-
orang manusia seperti diri mereka sendiri, mereka pasti
takut orang itu akan marah kepada mereka. Namun
kita berurusan dengan Tuhan dan bukan manusia. Dan
seperti apa pun tampaknya Dia, Dia tidak sungguh-
sungguh murka terhadap doa orang benar (Mzm. 80:5),
sebab mereka dikenan-Nya (Ams. 15:8), dan Dia merasa
senang saat ada orang yang bergumul dengan Dia.
[2] Bahkan saat kita menerima tanda-tanda istimewa
bahwa Tuhan berkenan kepada kita, kita harus waspada
terhadap diri kita sendiri, sebab jika tidak demikian,
bisa-bisa kita membuat Tuhan tidak senang. Oleh sebab
itu, kita harus merengkuh Sang Pengantara itu dalam
dekapan iman kita, untuk menebus kesalahan terhadap
segala yang dikuduskan bagi kita.
3. Di sini terdapat kasih yang besar.
(1) Pandangan yang penuh kasih akan sifat Sodom: seburuk-
buruknya kota itu, Abraham beranggapan bahwa masih
ada beberapa orang baik di dalamnya. Kita harus meng-
harapkan yang terbaik dari tempat-tempat yang terburuk.
Lebih baik kita keliru sebab berharap demikian dibandingkan
mengharapkan sebaliknya.
(2) Keinginan yang penuh kasih akan kesejahteraan Sodom:
Abraham memanfaatkan seluruh bagiannya di dalam takh-
ta kasih karunia untuk meminta pengampunan bagi mere-
ka. Kita tidak pernah mendapatinya begitu bersungguh-
sungguh memohon kepada Tuhan bagi dirinya sendiri dan
keluarganya, seperti yang dilakukannya bagi Sodom di sini.
4. Di sini terdapat keberanian dan keyakinan yang besar untuk
percaya.
(1) Dia meminta kebebasan untuk menentukan jumlah orang
benar yang menurutnya mungkin terdapat di Sodom. Se-
kiranya ada lima puluh di sana (ay. 24).
(2) Lebih jauh ia memohon kasih karunia Tuhan , lagi dan lagi.
Saat Tuhan mencurahkan banyak kasih karunia, dia terus
meminta lebih, dengan harapan mencapai sasarannya.
Kitab Kejadian 18:23-33
415
(3) Dia menurunkan syarat serendah mungkin yang bisa di-
lakukannya sebab malu dengan syarat sebelumnya yang
terlampau banyak (sebab memaksa meminta pengampun-
an seandainya hanya ada sepuluh saja orang benar di da-
lam lima kota), dan mungkin begitu rendah sehingga ia
berpikir bahwa mereka pasti akan diampuni.
IV. Keberhasilan doa itu. Abraham yang telah bergumul berhasil de-
ngan gemilang. Seperti seorang pemuka ia bergumul dengan
Tuhan . Abraham meminta dan ia mendapatkan.
1. Niat baik Tuhan secara umum tampak dalam hal ini, bahwa Ia
mau mengampuni orang fasik demi orang benar. Lihat bagai-
mana cepatnya Tuhan memperlihatkan kasih karunia. Dia bah-
kan mencari alasan untuk itu. Lihatlah bagaimana orang baik
menjadi berkat yang luar biasa di mana pun, dan betapa sedi-
kitnya berkat yang diperoleh orang-orang yang membenci dan
menganiaya mereka.
2. Perkenanan Tuhan secara khusus kepada Abraham tampak
dalam hal ini, bahwa Ia tidak berhenti mencurahkan karunia
sampai Abraham berhenti bertanya. Begitu besarnya kuasa
doa. Mengapa kemudian Abraham berhenti meminta, jika
sejauh ini ia telah berhasil meminta keselamatan bagi tempat
itu seandainya hanya ada sepuluh orang benar di dalamnya?
Bisa jadi,
(1) sebab ia mengakui bahwa kota itu layak untuk dilenyapkan
jikalau jumlah orang benar di sana tidak lebih dari itu, seper-
ti pengurus kebun anggur, yang menetapkan bahwa pohon
yang tidak berbuah harus ditebang jika dalam satu tahun
masa percobaan ia belum berbuah juga (Luk. 13:9). Atau,
(2) sebab Tuhan membatasi roh Abraham untuk meminta
lebih jauh. saat Tuhan telah menetapkan untuk melenyap-
kan sebuah tempat, Dia melarang kota itu didoakan (Yer.
7:16; 11:14; 14:11).
V. Di sini terdapat akhir dari percakapan itu (ay. 33).
1. Lalu pergilah TUHAN. Penglihatan akan Tuhan tidak terjadi terus-
menerus di dunia ini, sebab hanya dengan iman sajalah kita di-
tetapkan untuk berjumpa dengan Tuhan . Tuhan tidak pergi sampai
416
Abraham menyampaikan semua yang perlu dikatakannya. Ka-
rena Ia tidak pernah lelah mendengarkan doa (Yes. 59:1).
2. Kembalilah Abraham ke tempat tinggalnya, tanpa merasa som-
bong sebab kehormatan yang telah diberikan kepadanya, atau
oleh sebab percakapan luar biasa yang dilakukan di sela ke-
sibukannya yang biasa. Dia kembali ke tempat tinggalnya untuk
mengamati apa yang akan terjadi, dan terbukti bahwa doanya di-
dengar, meskipun Sodom tidak diluputkan, sebab tidak terdapat
sepuluh orang benar di dalamnya. Kita tidak dapat mengharap-
kan terlalu sedikit dari manusia atau terlalu banyak dari Tuhan .
PASAL 19
si pasal ini yaitu seperti yang terdapat dalam 2 Petrus 2:6-8, di
mana kita temukan Tuhan membinasakan kota Sodom dan Gomora
dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya, dan menye-
lamatkan Lot, orang yang benar. Ini yaitu sejarah kehancuran
Sodom, dan penyelamatan Lot dari kehancuran itu. Kita sudah mem-
baca dalam pasal 18 tentang Tuhan datang untuk melihat keadaan
saat itu di Sodom, apa kejahatannya, dan apakah ada orang-orang
benar di kota itu, dan sekarang kita mendapatkan hasil penyelidikan
tersebut.
I. sesudah diuji, ternyata Lot sangat baik (ay. 1-3), dan tampak-
nya tidak ada orang lain yang memiliki sifat yang sama
dengannya.
II. Orang-orang Sodom didapati sangat jahat dan keji (ay. 4-11).
III. Oleh sebab itu tindakan khusus diambil untuk menyelamat-
kan Lot dan keluarganya, ke tempat yang aman (ay. 12-23).
IV. sesudah belas kasihan mendatangkan sukacita di tempat itu,
keadilan menampakkan diri dalam kehancuran Sodom dan
kematian istri Lot (ay. 24-26), dengan pengulangan garis be-
sar cerita pada ayat 27-29.
V. Dosa menjijikkan yang menjadi kesalahan Lot, dengan me-
lakukan hubungan badan dengan kedua anak perempuannya
(ay. 30 dst.).
Kedatangan Dua Malaikat
(19:1-3)
1 Kedua malaikat itu tiba di Sodom pada waktu petang. Lot sedang duduk di
pintu gerbang Sodom dan saat melihat mereka, bangunlah ia menyongsong
mereka, lalu sujud dengan mukanya sampai ke tanah, 2 serta berkata: Tuan-
I
418
tuan, silakanlah singgah ke rumah hambamu ini, bermalamlah di sini dan
basuhlah kakimu, maka besok pagi tuan-tuan boleh melanjutkan perjalanan-
nya. Jawab mereka: Tidak, kami akan bermalam di tanah lapang. 3 namun
sebab ia sangat mendesak mereka, singgahlah mereka dan masuk ke dalam
rumahnya, kemudian ia menyediakan hidangan bagi mereka, ia membakar
roti yang tidak beragi, lalu mereka makan.
Malaikat-malaikat ini mungkin yaitu dua dari tiga malaikat yang
baru saja bersama dengan Abraham sebelumnya, dua malaikat cipta-
an yang diutus untuk melaksanakan maksud Tuhan yang berkaitan
dengan Sodom. Perhatikanlah di sini,
1. Hanya ada satu laki-laki yang baik di Sodom, dan utusan-utusan
sorgawi ini segera menemukan dia. Di mana pun kita berada, kita
seharusnya mencari orang-orang di tempat itu yang tinggal dalam
takut akan Tuhan , dan memilih untuk bergaul dengan mereka.
Carilah di situ seorang yang layak dan tinggTuhan padanya (Mat.
10:11). Orang-orang yang berasal dari negara yang sama, saat
mereka ada di negara asing, senang bersama-sama.
2. Saat itu Lot cukup menunjukkan perbedaan dengan tetangga-
tetangganya, yang memberi ciri nyata pada dirinya. Orang yang
tidak berperilaku seperti yang lain tidak boleh mengalami seperti
yang lain.
(1) Lot duduk di gerbang kota Sodom pada waktu petang. saat
semua orang lain mungkin sedang minum-minum dan mabuk-
mabukan, dia duduk sendirian, menantikan kesempatan un-
tuk berbuat baik.
(2) Dia sangat menghormati orang-orang yang sikap dan raut wa-
jahnya bijak dan saleh, walaupun bukan orang-orang penting.
saat menyongsong mereka, dia sujud dengan mukanya sam-
pai ke tanah, seakan-akan, dari pandangan pertama, dia me-
ngenali sesuatu yang ilahi pada diri mereka.
(3) Dia ramah, sangat rela dan murah hati dengan undangan dan
jamuannya. Dia mengundang orang-orang asing ini ke rumah-
nya, menyediakan tempat dan makanan terbaik yang dia miliki,
dan menunjukkan tanda-tanda ketulusannya sebaik mungkin.
[1] saat malaikat-malaikat menguji apakah dia mengundang
dengan tulus, dengan cara menolak undangannya pada
awalnya (yang merupakan cara biasa untuk menunjukkan
kerendahan hati, dan sama sekali bukan tidak menghargai
kebenaran dan kejujuran), penolakan mereka tidak mem-
buat dia lebih menyusahkan. Dia sangat mendesak mereka
Kitab Kejadian 19:4-11
419
(ay. 3), sebagian sebab dia sama sekali tidak bermaksud
membiarkan mereka mengalami ketidaknyamanan dan ba-
haya dengan menginap di jalanan di Sodom, dan sebagian
sebab dia sangat ingin berteman dan bercakap-cakap de-
ngan mereka. Dia belum pernah melihat dua wajah yang be-
gitu jujur di Sodom selama ini. Perhatikanlah, orang yang
tinggal di tempat yang buruk harus tahu bagaimana meng-
hargai pergaulan dengan orang-orang yang bijaksana dan
baik, dan sungguh-sungguh menginginkan pergaulan itu.
[2] saat malaikat-malaikat tersebut menerima undangannya,
dia memperlakukan mereka secara terhormat. Dia mem-
buat hidangan melimpah untuk mereka, dan menganggap
itu pantas diberikan kepada tamu-tamu seperti mereka.
Perhatikanlah, orang yang baik harus menjadi orang yang
murah hati (dengan bijaksana).
Pengepungan Rumah Lot
(19:4-11)
4 namun sebelum mereka tidur, orang-orang lelaki dari kota Sodom itu, dari
yang muda sampai yang tua, bahkan seluruh kota, tidak ada yang terkecuali,
datang mengepung rumah itu. 5 Mereka berseru kepada Lot: Di manakah
orang-orang yang datang kepadamu malam ini? Bawalah mereka keluar
kepada kami, supaya kami pakai mereka. 6 Lalu keluarlah Lot menemui me-
reka, ke depan pintu, namun pintu ditutupnya di belakangnya, 7 dan ia ber-
kata: Saudara-saudaraku, janganlah kiranya berbuat jahat. 8 Kamu tahu,
aku mempunyai dua orang anak perempuan yang belum pernah dijamah
laki-laki, baiklah mereka kubawa ke luar kepadamu; perbuatlah kepada me-
reka seperti yang kamu pandang baik; hanya jangan kamu apa-apakan
orang-orang ini, sebab mereka memang datang untuk berlindung di dalam
rumahku. 9 namun mereka berkata: Enyahlah! Lagi kata mereka: Orang ini
datang ke sini sebagai orang asing dan dia mau menjadi hakim atas kita!
Sekarang kami akan menganiaya engkau lebih dari pada kedua orang itu!
Lalu mereka mendesak orang itu, yaitu Lot, dengan keras, dan mereka men-
dekat untuk mendobrak pintu. 10 namun kedua orang itu mengulurkan ta-
ngannya, menarik Lot masuk ke dalam rumah, lalu menutup pintu. 11 Dan
mereka membutakan mata orang-orang yang di depan pintu rumah itu, dari
yang kecil sampai yang besar, sehingga percumalah orang-orang itu mencari-
cari pintu.
Sekarang kelihatan jelas, tanpa terbantahkan lagi, bahwa teriakan
sebab Sodom bukannya tanpa alasan. Perbuatan malam ini cukup
untuk memenuhi takaran, sebab kita temukan di sini,
I. Bahwa mereka semua jahat (ay. 4). Kejahatan dilakukan oleh se-
mua orang, dan mereka sepakat dalam setiap maksud keji. Di sini
420
yang tua dan yang muda, dan dari seluruh kota, ikut serta dalam
kericuhan ini. Yang tua tidak melewatkannya, dan yang muda se-
gera menghampirinya. Entah mereka tidak memiliki hakim untuk
memelihara perdamaian dan melindungi orang-orang yang cinta
damai, atau hakim-hakim mereka justru membantu dan bersekong-
kol. Perhatikanlah, saat penyakit dosa sudah menjadi wabah,
maka akibatnya sungguh mematikan di mana pun (Yes. 1:5-7).
II. Bahwa mereka telah sampai pada puncak tertinggi kejahatan.
Mereka sangat berdosa terhadap TUHAN (13:13), sebab ,
1. Kejahatan yang mereka ingin lakukan saat itu yaitu kejahat-
an yang paling tidak wajar dan buruk sekali, dosa yang masih
membawa nama mereka, yang disebut sebagai Sodomi. Itu di-
lakukan tanpa pikir panjang dengan hawa nafsu yang me-
malukan (Rm. 1:26-27), yang lebih buruk dibandingkan binatang,
dan selamanya bertentangan dengan sifat dasar manusia.
Orang yang punya sedikit saja percikan kebijaksanaan, dan
sisa-sisa pemahaman dan hati nurani yang wajar, tidak akan
dapat memikirkannya tanpa kengerian. Perhatikanlah, orang
yang membiarkan dirinya dalam kecemaran yang tidak wajar
menjadi sasaran siksaan api kekal. Lihat Yudas 1:7.
2. Mereka tidak malu mengakuinya, dan tidak malu melaksana-
kan maksud mereka dengan paksaan dan kekerasan. Perbuat-
an tersebut sudah cukup buruk jika dilakukan dengan tipu
daya dan bujuk rayu, namun sekarang lebih dari itu, mereka
mengumumkan perang dengan berani, dan memberi tan-
tangan secara terbuka. sebab itu orang berdosa yang berani
dikatakan seperti orang Sodom, mereka dengan terang-terang-
an menyebut-nyebut dosanya (Yes. 3:9). Perhatikanlah, Orang
yang sudah menjadi lancang dalam dosa biasanya tidak me-
nyesal dengan dosanya. Dan itulah yang akan menghancurkan
mereka. Memang berhati keras orang-orang yang melakukan
dosa dengan semena-mena (Yer. 6:15).
3. saat Lot menengahi, dengan segala kelemahlembutan yang
ada, untuk mengurangi kemarahan dan amukan nafsu mere-
ka, mereka semakin bertambah kasar terhadap dia. Dia me-
nempatkan dirinya dalam bahaya di antara mereka (ay. 6). Dia
berbicara dengan sopan kepada mereka, memanggil mereka
Saudara-saudaraku (ay. 7), dan memohon supaya mereka ti-
Kitab Kejadian 19:4-11
421
dak berbuat begitu jahat. Dan, sebab sangat terganggu oleh
usaha mereka yang keji, tanpa mempertimbangkannya lebih
dahulu, dan tanpa dapat dibenarkan, dia menawarkan untuk
melacurkan kedua anak perempuannya untuk mereka (ay. 8).
Memang benar, dari dua hal yang berbahaya kita harus memi-
lih yang kurang berbahaya, namun dari dua dosa kita tidak
boleh memilih satu pun di antaranya, dan jangan pernah me-
lakukan kejahatan untuk mendapatkan kebaikan darinya. Dia
berunding dengan mereka, memohonkan aturan kesopanan
dan perlindungan rumahnya yang berhak didapat oleh tamu-
tamunya. Namun dia sama saja memberi alasan kepada
singa yang mengaum dan beruang yang mengamuk saat
memberi alasan kepada orang-orang berdosa yang keras
kepala ini, yang dikendalikan hanya oleh hawa nafsu dan be-
rahi. Lot yang berdebat dengan mereka hanya menjengkelkan
mereka saja. Dan yang menambah kejahatan mereka dan me-
menuhi takarannya yaitu , mereka mendakwa dia.
(1) Mereka mengejek dia, menuduh dia tidak masuk akal de-
ngan berpura-pura menjadi hakim, sedangkan dia bukan
orang yang punya hak penuh sebagai warga di kota mereka
(ay. 9). Perhatikanlah, suatu hal yang biasa bagi seorang
penegur jika dia dituduh dengan tidak adil sebagai orang
yang merampas kekuasaan. saat menawarkan kebaikan
sebagai seorang teman, ia akan dituduh berlaku bagaikan
seorang hakim, seakan-akan orang tidak boleh menyampai-
kan pertimbangan kalau ia bukan siapa-siapa.
(2) Mereka mengancam dia, dan bersikap kasar terhadap dia,
dan orang baik ini dalam bahaya akan dicabik-cabik oleh
para perusuh yang melampaui batas ini. Perhatikanlah,
[1] Orang yang benci untuk berubah jika disuruh berubah,
membenci orang-orang yang menegur mereka, walau-
pun mereka menegur dengan sangat halus. Orang-
orang berdosa yang sombong memperlakukan hati nu-
rani mereka seperti yang dilakukan orang-orang Sodom
terhadap Lot, mengacaukan tegurannya, melumpuhkan
tuduhannya, menekannya kuat-kuat, sampai mereka
membuatnya kering dan benar-benar terbungkam mu-
422
lutnya. Dengan demikian mereka membuat diri mereka
sendiri matang untuk dihancurkan.
[2] Penganiayaan yang dilakukan terhadap utusan-utusan
Tuhan dan penegur-penegur yang setia segera mengisi ta-
karan kejahatan orang-orang, dan membawa kehancuran
yang tidak dapat dipulihkan lagi. Lihatlah Amsal 29:1
dan 2 Tawarikh 36:16. Jika teguran tidak memulihkan,
maka tidak ada pemulihan. Lihatlah 2 Tawarikh 25:16.
III. Bahwa tidak ada yang dapat menyelamatkan orang baik dari
tangan-tangan jahat mereka selain kekuatan malaikat. Sudah
tidak terbantahkan lagi bagaimana sifat Sodom dan tindakan apa
yang harus diambil terhadapnya, dan oleh sebab itu malaikat-
malaikat segera memberi contoh dari apa yang mereka rencana-
kan selanjutnya.
1. Mereka menyelamatkan Lot (ay. 10). Perhatikanlah, siapa mem-
beri minum, ia sendiri akan diberi minum. Lot ingin melindungi
mereka, dan sekarang mereka menjamin sepenuhnya kesela-
matannya, sebagai balasan atas kebaikannya. Perhatikan lebih
jauh, malaikat-malaikat dipekerjakan untuk secara khusus
menjaga orang-orang yang membuka diri mereka terhadap
bahaya demi melakukan kebaikan. Orang-orang kudus, saat
meninggal dunia, ditarik seperti Lot ke dalam rumah perlin-
dungan yang sempurna, dan pintunya ditutup untuk selama-
nya bagi orang-orang yang mengejar mereka.
2. Mereka menghukum kesombongan orang-orang Sodom: Mere-
ka membutakan mata orang-orang (ay. 11). Ini dimaksudkan,
(1) Untuk mengakhiri usaha mereka, dan membuat mereka
tidak mampu melanjutkannya. Sudah sepantasnya orang
yang tuli terhadap pertimbangan dilanda kebutaan. Peng-
aniaya-penganiaya yang bengis sering kali dibuat terkecoh
supaya mereka tidak dapat meneruskan maksud jahat me-
reka terhadap utusan-utusan Tuhan (Ayb. 5:14-15). Namun
orang-orang Sodom ini, sesudah mereka dilanda kebutaan,
terus mencari pintu untuk mendobraknya, sampai mereka
lelah. Hukuman saja tidak akan mengubah sifat-sifat dan
maksud-maksud bejat orang-orang jahat. Jika pikiran me-
reka tidak dibutakan juga seperti tubuh mereka, mereka
Kitab Kejadian 19:12-14
423
pasti sudah mengatakan, seperti para ahli sihir, Inilah ta-
ngan Tuhan , dan menyerah.
(2) Itu yaitu permulaan dari kehancuran total mereka pada
keesokan harinya. saat Tuhan , dengan penghakiman-Nya
yang benar, membutakan manusia, keadaan mereka sudah
tidak berpengharapan lagi (Rm. 11:8-9).
Persiapan Penyelamatan Lot
(19:12-14)
12 Lalu kedua orang itu berkata kepada Lot: Siapakah kaummu yang ada di
sini lagi? Menantu atau anakmu laki-laki, anakmu perempuan, atau siapa
saja kaummu di kota ini, bawalah mereka keluar dari tempat ini, 13 sebab
kami akan memusnahkan tempat ini, sebab banyak keluh kesah orang ten-
tang kota ini di hadapan TUHAN; sebab itulah TUHAN mengutus kami untuk
memusnahkannya. 14 Keluarlah Lot, lalu berbicara dengan kedua bakal me-
nantunya, yang akan kawin dengan kedua anaknya perempuan, katanya:
Bangunlah, keluarlah dari tempat ini, sebab TUHAN akan memusnahkan
kota ini. namun ia dipandang oleh kedua bakal menantunya itu sebagai
orang yang berolok-olok saja.
Di sini kita menemukan persiapan penyelamatan Lot.
I. Dia diberi tahu tentang akan datangnya kehancuran Sodom: Kami
akan memusnahkan tempat ini (ay. 13). Perhatikanlah, malaikat-
malaikat kudus yaitu pelayan-pelayan yang menjalankan murka
Tuhan untuk menghancurkan orang-orang berdosa, selain melaksa-
nakan belas kasihan-Nya untuk memelihara dan menyelamatkan
umat-Nya. Dalam pengertian ini, malaikat-malaikat yang baik men-
jadi pasukan malaikat yang membawa malapetaka (Mzm. 78:49).
II. Dia diperintahkan untuk memberi tahu teman-teman dan sanak-
saudaranya, supaya mereka, jika mau, dapat diselamatkan ber-
sama-sama dengan dia (ay. 12): Siapakah kaummu yang ada di
sini lagi, yang engkau pedulikan? Jika ada, pergilah dan beri tahu
mereka apa yang akan terjadi." Nah, ini menyiratkan,
1. Perintah untuk suatu tugas besar, yaitu harus dilakukannya
dengan mengerahkan segala kemampuannya demi keselamat-
an orang-orang yang ada di sekitarnya, untuk merenggut me-
reka, seperti dahan terbakar, keluar dari api. Perhatikanlah,
Orang-orang yang melalui anugerah diselamatkan dari keada-
an penuh dosa, harus melakukan apa yang mereka mampu
424
lakukan untuk menyelamatkan orang lain, terutama sanak-
saudara mereka.
2. Tawaran yang sangat murah hati. Mereka tidak menanyakan
apakah dia mengenal orang-orang benar di kota yang pantas
untuk diselamatkan. Tidak, mereka tahu bahwa tidak ada
orang seperti itu. Namun mereka bertanya apakah dia mempu-
nyai sanak-saudara di situ, yang, entah orang benar atau bu-
kan, dapat diselamatkan bersama-sama dengan dia. Perhati-
kanlah, orang-orang jahat sering kali mengalami hal yang lebih
baik di dunia ini hanya disebab kan sanak-saudara mereka
yang baik. Jadi, sungguh baiklah jika bersanak-saudara de-
ngan orang yang saleh.
III. Dia pergi memberitahukan menantu-menantunya (ay. 14). Perha-
tikanlah,
1. Peringatan jelas yang Lot berikan kepada mereka: Bangunlah,
keluarlah dari tempat ini. Cara penyampaiannya mengejutkan
dan mendesak. Tidak ada waktu untuk berlambat-lambat ke-
tika kehancuran sudah ada di depan pintu. Mereka tidak me-
miliki 40 hari untuk bertobat, seperti orang-orang Niniwe. Se-
karang juga mereka harus melarikan diri, atau tidak akan
pernah. Pada waktu tengah malam peringatan ini diteriakkan.
Seperti inilah panggilan kita bagi orang-orang yang belum ber-
tobat, supaya mereka berbalik dan hidup.
2. Mereka meremehkan peringatan ini: Ia dipandang oleh kedua
bakal menantunya itu sebagai orang yang berolok-olok saja.
Mungkin mereka berpikir bahwa serangan yang baru saja di-
lancarkan orang-orang Sodom terhadap rumahnya telah meng-
ganggu pikirannya, dan membuat dia begitu ketakutan se-
hingga tidak menyadari apa yang dia katakan. Atau mereka
beranggapan bahwa dia tidak bersungguh-sungguh dengan
mereka. Orang yang hidupnya penuh kesenangan, dan meng-
olok-olok segala sesuatu, mengolok-olok peringatan ini, dan
sebab itu mereka binasa saat kota ditunggangbalikkan.
Demikianlah banyak orang yang diperingatkan tentang ke-
sengsaraan dan bahaya yang mengancam mereka oleh sebab
dosa menganggap remeh hal tersebut. Mereka berpikir pen-
deta-pendeta mereka hanya berolok-olok saja dengan mereka.
Kitab Kejadian 19:15-23
425
Orang-orang seperti ini akan binasa dengan darah mereka ter-
tumpah di atas kepala mereka sendiri.
Penyelamatan Lot Keluar Sodom
(19:15-23)
15 saat fajar telah menyingsing, kedua malaikat itu mendesak Lot, supaya
bersegera, katanya: Bangunlah, bawalah isterimu dan kedua anakmu yang
ada di sini, supaya engkau jangan mati lenyap sebab kedurjanaan kota ini.
16 saat ia berlambat-lambat, maka tangannya, tangan isteri dan tangan ke-
dua anaknya dipegang oleh kedua orang itu, sebab TUHAN hendak menga-
sihani dia; lalu kedua orang itu menuntunnya ke luar kota dan melepaskan-
nya di sana. 17 Sesudah kedua orang itu menuntun mereka sampai ke luar,
berkatalah seorang: Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke
belakang, dan janganlah berhenti di mana pun juga di Lembah Yordan, lari-
lah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap. 18 Kata Lot kepada
mereka: Janganlah kiranya demikian, tuanku. 19 Sungguhlah hambamu ini
telah dikaruniai belas kasihan di hadapanmu, dan tuanku telah berbuat ke-
murahan besar kepadaku dengan memelihara hidupku, namun jika aku harus
lari ke pegunungan, pastilah aku akan tersusul oleh bencana itu, sehingga
matilah aku. 20 Sungguhlah kota yang di sana itu cukup dekat kiranya untuk
lari ke sana; kota itu kecil; izinkanlah kiranya aku lari ke sana. Bukankah
kota itu kecil? Jika demikian, nyawaku akan terpelihara. 21 Sahut malaikat
itu kepadanya: Baiklah, dalam hal ini pun permintaanmu akan kuterima
dengan baik; yakni kota yang telah kau sebut itu tidak akan kutunggang-
balikkan. 22 Cepatlah, larilah ke sana, sebab aku tidak dapat berbuat apa-
apa, sebelum engkau sampai ke sana. Itulah sebabnya nama kota itu di-
sebut Zoar. 23 Matahari telah terbit menyinari bumi, saat Lot tiba di Zoar.
Inilah dia,
I. Penyelamatan Lot keluar Sodom. Walaupun tidak ada sepuluh
orang benar di Sodom, yang demi mereka kota itu mungkin saja
dibiarkan selamat, namun satu orang benar yang tadinya berada
di antara mereka itu menyelamatkan nyawanya sendiri (Yeh.
14:14). Pagi-pagi sekali tamu-tamunya sendiri, dengan maksud
baik terhadap dia, menghalau dia keluar dari pintu, dan keluarga-
nya bersama dia (ay. 15). Anak-anak perempuannya yang sudah
menikah binasa bersama suami-suami mereka yang tidak per-
caya, namun anak-anak perempuan yang terus bersama dia dise-
lamatkan bersama dia. Perhatikanlah,
1. Dengan kekasaran yang sangat murah hati Lot dibawa keluar
Sodom (ay. 16). Tampaknya, walaupun dia tidak mengolok-
olok peringatan yang diberikan, seperti yang dilakukan me-
nantunya, namun dia berlambat-lambat, membuang-buang
waktu, tidak bergegas-gegas seperti yang seharusnya dalam
426
keadaan seperti itu. Demikianlah banyak orang yang sedang
diinsafkan akan kesengsaraan akibat keadaan rohani mereka,
dan pentingnya melakukan perubahan, namun menunda usa-
ha yang diperlukan itu, dan dengan bodohnya berlambat-lam-
bat. Lot seperti itu, dan itu bisa saja mendatangkan kematian
bagi dia jika malaikat-malaikat tidak memegang tangannya,
menuntunnya keluar, dan menyelamatkan dia dengan ketakut-
an (Yud. 1:23). Dalam hal ini dikatakan, TUHAN hendak me-
ngasihani dia. Jika tidak, dia bisa saja dibiarkan binasa, dan
itu sudah sepantasnya, sebab dia sangat enggan berangkat.
Perhatikanlah,
(1) Keselamatan orang-orang yang paling benar harus disadari
berasal dari belas kasihan Tuhan , bukan sebab kebaikan
mereka sendiri. Kita diselamatkan sebab anugerah.
(2) Kuasa Tuhan juga harus diakui sebagai yang membawa ke-
luar jiwa-jiwa dari keadaan berdosa. Jika Tuhan tidak me-
nuntun kita keluar, kita tidak akan pernah keluar.
(3) Jika Tuhan tidak berbelas-kasihan terhadap kita, sikap ber-
lambat-lambat kita pasti sudah menghancurkan kita.
2. Dengan mendesak-desak, disertai penuh kemurahan hati, Lot
dipaksa untuk berusaha sebaik-baiknya, saat dia dituntun
keluar (ay. 17).
(1) Dia harus tetap menyadari dirinya berada dalam bahaya
akan dibinasakan, dan didorong oleh naluri untuk menye-
lamatkan diri sendiri, ia pun melarikan diri. Perhatikanlah,
ketakutan dan kegentaran yang kudus sangat diperlukan
dalam mengerjakan keselamatan kita.
(2) Oleh sebab itu dia harus mencari keselamatan jiwanya itu
dengan penuh perhatian dan kegigihan. Dia tidak boleh
merindukan Sodom: Janganlah menoleh ke belakang. Dia
tidak boleh berkeliaran di jalan: Janganlah berhenti di
mana pun juga di Lembah Yordan, sebab lembah itu akan
dijadikan laut mati. Dia tidak boleh memilih tempat pe-
larian yang lain dibandingkan yang ditetapkan baginya: Larilah
ke pegunungan. Seperti inilah perintah-perintah yang di-
berikan kepada orang-orang yang melalui anugerah di-
selamatkan dari keadaan berdosa.
Kitab Kejadian 19:15-23
427
[1] Janganlah kembali kepada dosa dan Iblis, sebab itulah
arti menengok ke belakang ke arah Sodom.
[2] Janganlah berhenti pada diri sendiri dan dunia, sebab
itulah arti berhenti di mana pun juga di lembah Yordan.
Dan,
[3] Mendekatlah kepada Kristus dan sorga, sebab itulah
arti lari ke pegunungan, dan yang lain dari itu jangan-
lah kita terima.
II. Pengaturan tempat pelarian untuknya. Pegunungan yaitu yang
pertama ditetapkan sebagai tujuan pelariannya, namun,
1. Dia memohon sebuah kota perlindungan, satu dari antara lima
kota yang letaknya berdekatan, bernama Bela (14:2; 19:18-20).
Kelemahan Lot yaitu mengira kota yang dipilihnya lebih
aman dibandingkan pegunungan yang ditetapkan Tuhan . Dan dia
berbantah dengan dirinya sendiri saat meminta: Tuanku
telah berbuat kemurahan besar kepadaku dengan memelihara
hidupku, namun jika aku harus lari ke pegunungan, pastilah aku
akan tersusul oleh bencana itu, sehingga matilah aku. Ini suatu
pertentangan sebab , tidak dapatkah Dia, yang menariknya
keluar Sodom saat dia berlambat-lambat, membawanya de-
ngan selamat ke pegunungan, walaupun dia mulai letih? Tidak
dapatkah Dia, yang menyelamatkannya dari kemalangan yang
lebih besar, menyelamatkannya dari yang lebih kecil? Dalam
permintaannya dia sangat menekankan pada kecilnya tempat
itu: Bukankah kota itu kecil? sebab kecil, diharapkan tidak
akan seburuk kota-kota lainnya. Ini menghasilkan nama baru
bagi tempat itu. Kota itu disebut Zoar, yang kecil. Campur
tangan untuk menolong yang kecil patut diingat.
2. Tuhan mengabulkan permintaannya, walaupun mengandung
banyak kelemahan (ay. 21-22). Lihatlah kemurah-hatian yang
Tuhan tunjukkan kepada orang kudus sejati, walaupun lemah.
(1) Zoar dibiarkan selamat, untuk memenuhi permintaannya.
Campur tangannya untuk kota itu, seperti campur tangan
Abraham untuk Sodom, bukanlah bersumber dari sikap
murah hati, melainkan hanya demi kepentingan diri sen-
diri. Namun Tuhan mengabulkan permintaannya, untuk me-
428
nunjukkan betapa banyak yang bisa dihasilkan oleh doa
yang sungguh-sungguh dari orang benar.
(2) Kehancuran Sodom ditunda sampai dia aman: Aku tidak da-
pat berbuat apa-apa, sebelum engkau sampai ke sana. Per-
hatikanlah, kehadiran orang baik di suatu tempatlah yang
membantu menjauhkan penghukuman. Lihatlah bagaimana
Tuhan mengurus pemeliharaan umat-Nya. Angin ditahan sam-
pai hamba-hamba Tuhan dimeteraikan (Why. 7:3; Yeh. 9:4).
III. Diceritakan bahwa matahari telah terbit saat Lot memasuki
Zoar. saat orang baik masuk ke suatu tempat, dia membawa
terang bersama dia, atau seharusnya demikian.
Penghancuran Sodom dan Gomora
(19:24-25)
24 Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan
Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit; 25 dan ditunggangbalikkan-Nyalah
kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta tum-
buh-tumbuhan di tanah.
Kemudian, saat Lot telah memasuki Zoar dengan aman, barulah
kehancuran itu tiba, sebab orang-orang baik sudah dijauhkan dari
kemalangan yang akan datang. Kemudian, saat matahari telah
terbit, terang dan cerah, menjanjikan hari yang indah, barulah badai
itu timbul, menunjukkan bahwa penyebabnya bukanlah dari peris-
tiwa alam. Mengenai penghancuran ini perhatikanlah,
1. Tuhan yaitu pencipta langsung badai itu. Itu yaitu kehancuran
dari Yang Mahakuasa: TUHAN menurunkan hujan berasal dari
TUHAN (ay. 24), yaitu Tuhan sendiri, langsung oleh kuasa-Nya sen-
diri, dan bukan melalui gejala alam biasa. Atau, Tuhan Anak dari
Tuhan Bapa, sebab Bapa telah menyerahkan seluruh penghakiman
kepada Sang Anak. Perhatikanlah, Dia yang yaitu Juruselamat
akan menghancurkan orang-orang yang menolak keselamatan.
2. Itu merupakan hukuman yang tidak biasa (Ayb. 31:3). Hal seperti
itu tidak pernah terjadi sebelumnya, dan tidak pernah terjadi lagi
sejak itu. Neraka dihujankan dari langit ke atas mereka. Arang
berapi dan belerang; angin yang menghanguskan, itulah isi piala
mereka (Mzm. 11:6). Bukan sebuah kilasan petir, yang cukup
menghancurkan jika Tuhan memberi perintah kepadanya, melain-
Kitab Kejadian 19:24-25
429
kan hujan petir. Belerang ditaburkan di atas tempat kediaman
mereka (Ayb. 18:15), dan lalu api segera dihujamkan ke atas me-
reka. Tuhan bisa saja menenggelamkan mereka, seperti yang Dia
lakukan terhadap dunia lama, namun Dia hendak menunjukkan
bahwa Dia memiliki banyak anak panah di dalam sarung anak
panah-Nya, baik api maupun air.
3. Itu merupakan hukuman yang memorak-porandakan segala se-
suatu: ditunggangbalikkan-Nyalah kota-kota itu, dan hancurlah
seluruh penduduk, lembah, dan semua tumbuh-tumbuhan di
tanah (ay. 25). Kehancurannya menyeluruh, dan tidak dapat di-
pulihkan kembali. Lembah yang subur itu sampai sekarang tetap
berupa sebuah danau besar, atau laut mati, yang disebut Laut
Asin (Bil. 34:12). Para pelancong mengatakan laut tersebut sekitar
30 mil panjangnya dan 10 mil lebarnya. Tidak ada makhluk hidup
di dalamnya, airnya tidak digerakkan oleh angin, baunya me-
nusuk hidung, dan benda-benda tidak mudah tenggelam di da-
lamnya. Orang Yunani menyebutnya Asphaltites, dari semacam
belerang yang dihasilkannya. Sungai Yordan mengalir turun ke
dalamnya, dan menghilang di situ.
4. Itu yaitu hukuman yang menjawab dosa mereka. Hawa nafsu
yang berkobar-kobar melawan alam dihukum secara adil dengan
kobaran api yang melampaui alam ini. Orang-orang yang mengejar
kepuasan-kepuasan yang tidak waja