leh sebab Tuhan telah memberitahukan semuanya
ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana
seperti engkau. 40 Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada pe-
rintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari
padamu. 41 Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: Dengan ini aku me-
lantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir. 42 Sesudah itu
Firaun menanggalkan cincin meterainya dari jarinya dan mengenakannya
pada jari Yusuf; dipakaikannyalah kepada Yusuf pakaian dari pada kain
halus dan digantungkannya kalung emas pada lehernya. 43 Lalu Firaun
menyuruh menaikkan Yusuf dalam keretanya yang kedua, dan berserulah
orang di hadapan Yusuf: Hormat! Demikianlah Yusuf dilantik oleh Firaun
menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir. 44 Berkatalah Firaun kepada Yusuf:
Akulah Firaun, namun dengan tidak setahumu, seorangpun tidak boleh
bergerak di seluruh tanah Mesir. 45 Lalu Firaun menamai Yusuf: Zafnat-
Paaneah, serta memberi Asnat, anak Potifera, imam di On, kepadanya
menjadi isterinya. Demikianlah Yusuf muncul sebagai kuasa atas seluruh
tanah Mesir.
Di sini terdapat,
I. Saran bijaksana yang diberikan Yusuf kepada Firaun,
1. Bahwa selama tahun-tahun kelimpahan ia harus menimbun
persediaan untuk menghadapi tujuh tahun kelaparan, mem-
beli gandum saat harganya murah, supaya dapat memper-
kaya diri dan juga memberi makan rakyat negerinya pada wak-
tu harganya mahal dan gandum sulit didapat. Perhatikanlah,
peringatan yang adil harus selalu diikuti dengan nasihat
yang baik. Itulah sebabnya orang yang bijaksana mewaspadai
masa jahat, supaya ia bisa bersembunyi. Melalui firman-Nya,
Tuhan telah memberitahukan kepada kita tentang masa seng-
sara dan darurat yang menghadang kita, saat kita akan
membutuhkan seluruh kasih karunia yang bisa kita peroleh
Kitab Kejadian 41:33-45
771
walaupun cuma sedikit. Nah, oleh sebab itu, sediakanlah se-
suai yang diperlukan. Perhatikanlah lebih lanjut bahwa masa
mengumpulkan harus ditingkatkan dengan cermat, sebab akan
tiba waktunya mereka hanya bisa menghabiskannya. Biarlah
kita memandang semut dan mempelajari hikmat ini darinya
(Ams. 6:6-8).
2. Berhubung apa yang menjadi tugas semua orang biasanya
terbukti tidak dilakukan oleh siapa pun, Yusuf menyarankan
kepada Firaun untuk menunjuk penilik-penilik yang harus
melakukan tugas masing-masing, dan memilih seseorang un-
tuk memimpin pekerjaan itu (ay. 33). Boleh jadi, seandainya
Yusuf tidak memberi saran ini, hal itu tidak akan dikerja-
kan. Para penasihat Firaun tidak mampu menarik manfaat
baik dari mimpi itu, seperti halnya para ahlinya tidak mampu
mengartikannya. Oleh sebab itu, tentang Yusuf dikatakan
bahwa ia mengajarkan hikmat kepada para tua-tuanya (Mzm.
105:22). Dari situ kita boleh mengambil kesimpulan seperti
Salomo, bahwa lebih baik seorang muda miskin namun berhik-
mat dari pada seorang raja tua namun bodoh (Pkh. 4:13).
II. Kehormatan tinggi yang diberikan Firaun kepada Yusuf.
1. Firaun memberi kesaksian terhormat mengenai Yusuf: Dia
seorang yang penuh dengan Roh Tuhan , dan hal ini menjadikan
seseorang sangat unggul. Orang-orang seperti ini memang
layak dihargai (ay. 38). Yusuf seorang yang teramat bijaksana:
Tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana
seperti engkau (ay. 39). Sekarang ia mendapatkan ganti rugi
yang berlimpah atas aib yang telah ditimpakan kepadanya. Ke-
benarannya bersinar bagaikan terang di pagi hari (Mzm. 37:6).
2. Firaun mempercayakan kepadanya kedudukan yang terhor-
mat. Dia tidak saja dipekerjakan untuk membeli persediaan
gandum, namun juga dijadikan perdana menteri seluruh keraja-
an, penguasa atas rumah tangga istana. Engkaulah menjadi
kuasa atas istanaku, hakim agung kerajaan. Kepada perin-
tahmu seluruh rakyatku akan taat, atau menurut beberapa
orang, dipersenjatai. Dengan demikian kedudukan ini mem-
buat Yusuf menjadi jenderal atas semua pasukan Firaun. Ja-
batan Yusuf mencakup daerah yang sangat luas: aku melantik
engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir (ay. 41).
772
Dengan tidak setahumu, seorang pun tidak boleh bergerak di
seluruh tanah Mesir (ay. 44). Semua urusan kerajaan harus
melalui Yusuf terlebih dulu. Bahkan, hanya takhta inilah
kelebihanku dari padamu (ay. 40). Perhatikanlah, sungguh me-
rupakan hikmat para raja untuk lebih memilih dan menaruh
kuasa dan kepercayaan kepada orang-orang yang di dalam
dirinya ada Roh Tuhan . Rakyat sendiri pun akan berbahagia
memiliki orang-orang yang demikian. Ada kemungkinan terda-
pat beberapa orang di istana yang menentang pengangkatan
Yusuf, hingga membuat Firaun harus mengulangi pemberian
kuasa itu, disertai kata peneguhan khidmat itu, Akulah Firaun
(ay. 44). saat diajukan saran supaya ditunjuk seorang pe-
nguasa dalam urusan pengadaan gandum, dikatakan bahwa
usul itu dipandang baik oleh semua pegawainya (ay. 37), kare-
na masing-masing mengharapkan kedudukan itu. Namun,
saat Firaun berkata kepada mereka, Yusuflah orangnya,
kita tidak membaca bahwa mereka memberi tanggapan
apa pun. Mereka merasa tidak enak dan menyetujui dengan
diam hanya sebab mereka tidak bisa berbuat lain. Yusuf pasti
mempunyai musuh, misalnya para pemanah yang memanah
dan membenci dia (49:23), sama seperti Daniel (Dan. 6:4).
3. Pada diri Yusuf terdapat semua tanda kehormatan yang dapat
dibayangkan orang, yang dapat memberi dia penghargaan dan
rasa hormat rakyat sebagai orang kesayangan raja, raja yang
dihormatinya dengan senang hati.
(1) Firaun memberi cincinnya sendiri sebagai pengesahan
atas penugasan Yusuf dan sebagai tanda perkenan khusus.
Tindakan ini seperti menyerahkan meterai agung kepadanya.
(2) Firaun mengenakan pakaian halus pada dirinya sebagai gan-
ti pakaian tahanan penjara. Sebab orang-orang yang berada
di istana raja haruslah mengenakan pakaian halus. Dia yang
pagi harinya masih menyeret-nyeret belenggu besinya, telah
diberi perhiasan rantai emas sebelum malam tiba.
(3) Firaun menyuruh menaikkan Yusuf dalam keretanya yang
kedua di samping keretanya sendiri, dan memerintahkan
semua orang memberi hormat kepadanya: Beri hormat
seolah-olah kepada Firaun sendiri.
(4) Firaun memberinya nama baru, untuk menunjukkan wiba-
wanya atas Yusuf. Walaupun demikian, nama itu juga
Kitab Kejadian 41:46-57
773
menyatakan penghargaan yang diberikannya kepada Yusuf,
Zafnat-Paaneah Pengungkap rahasia.
(5) Firaun menikahkan Yusuf dengan seorang putri raja. jika
Tuhan tidak segan-segan melimpahkan hikmat dan kecakapan
lainnya, Firaun tidak berhemat-hemat dalam memberi
kehormatan. Pengangkatan martabat Yusuf ini merupakan,
[1] Ganti rugi berlimpah atas penderitaan yang ditanggung-
nya dengan sabar meskipun dia tidak bersalah. Ini suatu
contoh keadilan dan kebaikan Tuhan serta dorongan bagi
semua orang baik agar percaya kepada Tuhan yang baik.
[2] Pelambang dari pemuliaan Kristus, Yang menyingkap-
kan rahasia-rahasia (Yoh. 1:18), atau seperti beberapa
orang mengartikan nama baru Yusuf, Sang Juruselamat
dunia. Segala kemuliaan dunia atas yang paling cemer-
lang diletakkan ke atasnya, kepercayaan yang paling
tinggi diserahkan ke dalam tangannya, dan semua kua-
sa diberikan kepada-Nya, baik di sorga maupun di
bumi. Dia yaitu pengumpul, pemelihara, dan penyalur
seluruh simpanan kasih karunia ilahi, serta penguasa
agung kerajaan Tuhan di antara manusia. Tugas para
hamba Tuhan yaitu berseru-seru di hadapan-Nya,
Berilah hormat; ciumlah kaki-Nya.
Tujuh Tahun Kelimpahan
dan Tujuh Tahun Kelaparan
(41:46-57)
46 Yusuf berumur tiga puluh tahun saat ia menghadap Firaun, raja Mesir
itu. Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu dikelilinginya seluruh tanah
Mesir. 47 Tanah itu mengeluarkan hasil bertumpuk-tumpuk dalam ketujuh
tahun kelimpahan itu, 48 maka Yusuf mengumpulkan segala bahan makanan
ketujuh tahun kelimpahan yang ada di tanah Mesir, lalu disimpannya di
kota-kota; hasil daerah sekitar tiap-tiap kota disimpan di dalam kota itu. 49
Demikianlah Yusuf menimbun gandum seperti pasir di laut, sangat banyak,
sehingga orang berhenti menghitungnya, sebab memang tidak terhitung. 50
Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak
laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. 51 Yusuf
memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: Tuhan
telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada
rumah bapaku. 52 Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim,
sebab katanya: Tuhan membuat aku mendapat anak dalam negeri keseng-
saraanku. 53 sesudah lewat ketujuh tahun kelimpahan yang ada di tanah Me-
sir itu, 54 mulailah datang tujuh tahun kelaparan, seperti yang telah dikata-
kan Yusuf; dalam segala negeri ada kelaparan, namun di seluruh negeri Mesir
774
ada roti. 55 saat seluruh negeri Mesir menderita kelaparan, dan rakyat
berteriak meminta roti kepada Firaun, berkatalah Firaun kepada semua
orang Mesir: Pergilah kepada Yusuf, perbuatlah apa yang akan dikatakannya
kepadamu. 56 Kelaparan itu merajalela di seluruh bumi. Maka Yusuf
membuka segala lumbung dan menjual gandum kepada orang Mesir, sebab
makin hebat kelaparan itu di tanah Mesir. 57 Juga dari seluruh bumi
datanglah orang ke Mesir untuk membeli gandum dari Yusuf, sebab hebat
kelaparan itu di seluruh bumi.
Amatilah di sini,
I. Terbentuknya keluarga Yusuf dengan lahirnya dua orang anak
laki-laki bernama Manasye dan Efraim (ay. 50-52). Melalui nama-
nama yang diberikannya itu, ia mengakui campur tangan ilahi
yang telah mendatangkan perubahan menyenangkan pada segala
perkaranya.
1. Ia dibuat melupakan kesusahannya (Ayb. 11:16). Kita harus
menanggung penderitaan kita pada waktu sedang mengalami-
nya, seperti orang-orang yang tidak menyadarinya. Namun,
pemeliharaan Tuhan mampu mengalahkan semuanya melalui
penghiburan sesudahnya hingga kita mungkin bahkan melu-
pakan semua penderitaan itu saat sudah berlalu. Namun,
mampukah Yusuf bersikap begitu tidak wajar sehingga lupa
sama sekali kepada rumah bapanya? Yang dimaksudkannya
yaitu perilaku buruk saudara-saudaranya terhadap dirinya,
atau boleh jadi juga kekayaan dan kehormatan yang diharap-
kannya dari sang ayah bersama hak kesulungan. Pakaian
yang sekarang dikenakannya membuat dia lupa akan jubah
warna-warni yang dulu dikenakannya di rumah ayahnya.
2. Yusuf telah dibuat mendapat anak dalam negeri kesengsaraan-
nya. Ini memang negeri kesengsaraannya, dan dalam beberapa
hal masih tetap demikian, sebab negeri ini bukanlah Kanaan,
negeri perjanjian itu. Jarak yang memisahkan dia dengan
ayahnya masih menyengsarakannya. Perhatikanlah, terang
kebenaran adakalanya ditabur bagi orang-orang benar yang
berada di negeri yang tandus dan tidak menjanjikan. Namun,
jika Tuhan sendirilah yang menabur dan menyiraminya,
kebenaran itu akan muncul lagi. Penderitaan orang-orang ku-
dus menghasilkan kesuburan. Efraim menandakan kesubur-
an, sedangkan Manasye berarti lupa, dan keduanya sering kali
Kitab Kejadian 41:46-57
775
berjalan seiring. Pada waktu Yesyurun menjadi gemuk, ia me-
lupakan Tuhan Penciptanya.
II. Penggenapan tafsiran Yusuf. Firaun sangat mempercayai kebenar-
an tafsiran mimpinya, boleh jadi sebab menemukan dalam pikir-
annya sendiri, melebihi kemampuan orang lain, kecocokan yang
tepat antara tafsiran itu dan mimpi-mimpinya, bagaikan anak
kunci dengan lubang kuncinya. Peristiwa yang kemudian terjadi
menunjukkan bahwa ia tidak tertipu. Ketujuh tahun kelimpahan
itu pun tiba (ay. 47), dan kemudian berakhir juga (ay. 53). Per-
hatikanlah, kita perlu mewaspadai datangnya masa kelimpahan
dan juga kesempatan kita, dan oleh sebab itu janganlah merasa
aman dalam kenikmatan kekayaan kita, ataupun malas menggu-
nakan kesempatan itu. Tahun-tahun kelimpahan akan berakhir.
Oleh sebab itu, apa pun yang bisa dikerjakan tangan, lakukanlah
itu, dan kumpulkanlah saat masa menuai itu tiba. Pagi akan
datang, namun malam juga (Yes. 21:12), baik masa kelimpahan
maupun masa kelaparan. Mulailah datang tujuh tahun kelaparan
(ay. 54). Lihatlah perubahan keadaan seperti apa yang mungkin
kita temui di dunia ini, dan betapa kita perlu bersukacita di masa
kelimpahan dan memperhitungkan masa kesukaran (Pkh. 7:14).
Sepertinya, masa kelaparan ini tidak saja terjadi di Mesir, namun
juga di negeri-negeri lain, dalam segala negeri. Artinya, semua
negara tetangga. Tanah yang subur segera menjadi padang asin,
oleh sebab kejahatan orang-orang yang diam di dalamnya (Mzm.
107:34). Di sini dikatakan bahwa di seluruh negeri Mesir ada roti.
Mungkin ini berarti bukan saja roti yang dibelikan Yusuf untuk
raja, melainkan juga yang telah dikumpulkan oleh orang-orang
secara pribadi sebab meneladani Yusuf berkat pengumuman
perihal prakiraan ini dan juga melalui peraturan yang telah dibuat
dengan bijaksana.
III. Pelaksanaan atas kepercayaan yang diberikan kepada Yusuf. Ia
didapati setia dalam melaksanakannya, seperti seharusnya se-
orang pengurus yang baik.
1. Ia rajin mengumpulkan persediaan sementara kelimpahan itu
masih berlangsung (ay. 48-49). Orang yang mengumpulkan
seperti itu yaitu orang yang bijaksana.
776
2. Ia juga bertindak bijaksana dan hati-hati dalam membagi-bagi-
kan persediaan makanan saat masa kelaparan itu tiba dan
menjaga supaya harga pasaran tetap rendah dengan cara me-
nyediakan gandum dari gudang-gudangnya dengan harga yang
pantas. Rakyat yang menderita berseru kepada Firaun, seperti
perempuan yang berseru kepada raja Israel itu, Tolonglah, ya
tuanku raja! (2Raj. 6:26). Firaun kemudian menyuruh mereka
pergi menemui bendaharanya, Pergilah kepada Yusuf. Demi-
kian jugalah Tuhan melalui Injil mengarahkan orang-orang yang
memohon rahmat dan anugerah supaya pergi kepada Tuhan
Yesus, di dalam siapa seluruh kepenuhan Tuhan berdiam.
Perbuatlah apa yang akan dikatakannya kepadamu. Tidak
diragukan lagi bahwa dengan penuh hikmat dan adil Yusuf
menentukan harga jual gandum supaya Firaun, dengan uang
yang didapat, bisa memperoleh keuntungan yang pantas namun
juga negeri itu tidak sampai ditindas, ataupun supaya ia tidak
mengambil keuntungan dari kekurangan mereka. Sementara
orang yang menahan gandum saat harganya mahal dengan
harapan bahwa harga itu akan terus meningkat, meskipun
orang mati kelaparan sebab tiadanya gandum, sangat diku-
tuki sebab berbuat seperti itu (kutuk yang bukan tanpa se-
bab). Berkat turun di atas kepala orang yang menjual gandum
(Ams. 11:26). Biarlah harganya ditentukan oleh hukum emas
perihal keadilan itu, yakni memperlakukan orang seperti kita
ingin diperlakukan.
PASAL 42
i dalam pasal sebelum ini, kita telah melihat penggenapan mim-
pi-mimpi yang telah diartikan Yusuf. Dalam pasal ini dan pasal-
pasal selanjutnya kita melihat penggenapan dari mimpi-mimpi yang
dialami Yusuf sendiri, bahwa keluarga ayahnya akan memberi hor-
mat kepadanya. Sebagian besar kisah ini terutama berkaitan dengan
apa yang terjadi antara Yusuf dan saudara-saudaranya. Kisah ini
diceritakan panjang lebar bukan hanya sebab memang menarik, dan
boleh jadi sering kali diperbincangkan baik di antara orang Israel
maupun Mesir, melainkan juga sebab mengandung banyak peng-
ajaran. Penggenapan mimpi-mimpi Yusuf membuka jalan bagi ke-
luarga Yakub berpindah ke Mesir, dan terjadilah berbagai peristiwa
besar sesudah itu. Di dalam pasal ini kita mendapati,
I. Permohonan penuh kerendahan hati yang diajukan anak-
anak Yakub kepada Yusuf untuk membeli gandum (ay. 1-6).
II. Rasa takut yang ditanamkan Yusuf dalam diri mereka untuk
menguji mereka (ay. 7-20).
III. Rasa bersalah yang menindih mereka sebab dosa terhadap Yu-
suf yang pernah mereka lakukan jauh sebelum itu (ay. 21-24).
IV. Perjalanan mereka kembali ke Kanaan sambil membawa gan-
dum, dan kesedihan mendalam ayah mereka yang baik itu,
saat mendengar kisah perjalanan mereka (ay. 25, dst.)
Yakub Menyuruh Membeli Gandum di Mesir
(42:1-6)
1 sesudah Yakub mendapat kabar, bahwa ada gandum di Mesir, berkatalah ia
kepada anak-anaknya: Mengapa kamu berpandang-pandangan saja? 2 Lagi
katanya: Telah kudengar, bahwa ada gandum di Mesir; pergilah ke sana dan
belilah gandum di sana untuk kita, supaya kita tetap hidup dan jangan
mati. 3 Lalu pergilah sepuluh orang saudara Yusuf untuk membeli gandum
D
778
di Mesir. 4 namun Yakub tidak membiarkan Benyamin, adik Yusuf, pergi ber-
sama-sama dengan saudara-saudaranya, sebab pikirnya: Jangan-jangan ia
ditimpa kecelakaan nanti. 5 Jadi di antara orang yang datang membeli gan-
dum terdapatlah juga anak-anak Israel, sebab ada kelaparan di tanah Ka-
naan. 6 Sementara itu Yusuf telah menjadi mangkubumi di negeri itu; dialah
yang menjual gandum kepada seluruh rakyat negeri itu. Jadi saat saudara-
saudara Yusuf datang, kepadanyalah mereka menghadap dan sujud dengan
mukanya sampai ke tanah.
Meskipun semua anak laki-laki Yakub telah menikah dan masing-
masing memiliki keluarga, sepertinya mereka masih berkumpul da-
lam satu masyarakat di bawah pimpinan dan pengawasan Yakub,
ayah mereka. Di sini diceritakan tentang,
I. Perintah yang diberikan Yakub kepada mereka untuk pergi dan
membeli gandum di Mesir (ay. 1-2). Amatilah,
1. Bencana kelaparan di negeri Kanaan sangatlah parah. Dapat
dilihat bahwa ketiga bapa leluhur, kepada siapa negeri Kanaan
dijanjikan, mengalami bencana kelaparan di negeri itu. Hal ini
tidak saja untuk menguji iman mereka, apakah mereka masih
dapat mempercayai Tuhan seandainya pun Ia akan membunuh
mereka dan membuat mereka mati kelaparan, namun juga un-
tuk mengajar mereka supaya mencari negeri yang lebih baik,
yakni negeri sorgawi (Ibr. 11:14-16). Kita membutuhkan se-
suatu yang dapat memisahkan kita dari dunia ini dan mem-
buat kita merindukan dunia yang lebih baik.
2. Bagaimanapun, saat terjadi kelaparan di Kanaan, di Mesir ma-
sih terdapat gandum. Demikianlah pemeliharaan Tuhan mengatur-
nya, bahwa di satu tempat terdapat pertolongan dan persediaan
bagi orang lain. Sebab, kita semua bersaudara. Orang Mesir,
yakni keturunan Ham yang terkutuk, memiliki kelimpahan, se-
mentara Israel yang diberkati Tuhan justru kekurangan. Demi-
kianlah Tuhan dalam menyalurkan berkat-berkat umum sering
kali menukar-nukar penerimanya. Namun, amatilah bahwa
kelimpahan yang sekarang dimiliki Mesir boleh terjadi berkat
kebijaksanaan dan kepedulian Yusuf di bawah pimpinan Tuhan .
Seandainya saudara-saudaranya dulu tidak menjualnya ke
Mesir, namun menghormati dia sesuai kecakapannya, boleh jadi
ia juga melakukan hal yang sama bagi keluarga Yakub seperti
yang sekarang dilakukannya bagi Firaun. Boleh jadi orang
Mesir akan datang kepada mereka untuk membeli gandum.
Kitab Kejadian 42:1-6
779
Namun, orang-orang yang menjauhkan diri dari antara orang-
orang bijaksana dan baik, tidak tahu apa yang mereka per-
buat.
3. Yakub mendapat kabar, bahwa ada gandum di Mesir. Ia meli-
hat gandum yang telah dibeli para tetangganya di sana dan
dibawa pulang oleh mereka. Orang akan terpicu untuk bertin-
dak saat tahu di mana ia dapat memperoleh bahan persediaan
sehingga dapat memenuhi kebutuhan orang lain. Akankah
orang lain mendapatkan makanan bagi jiwa mereka, dan akan-
kah kita mati kelaparan sementara makanan itu masih bisa
diperoleh?
4. Yakub menegur anak-anaknya sebab berlambat-lambat me-
nyediakan gandum bagi keluarga mereka. Mengapa kamu ber-
pandang-pandangan saja? Perhatikanlah, pada waktu kita
berada dalam kesulitan dan kekurangan, sungguh bodoh jika
kita hanya berdiri dan saling berpandangan. Artinya, berdiri
dengan murung dan berputus asa seakan-akan tidak ada ha-
rapan dan pertolongan lagi; berdiri sambil bertengkar tentang
siapa yang akan mendapat kehormatan sebab berangkat ter-
lebih dulu atau siapa yang akan tetap aman dengan berangkat
terakhir; berdiri sambil berunding dan berdebat tentang apa
yang akan kita lakukan, tanpa berbuat apa pun; berdiri sambil
melamun dengan roh yang tertidur, seakan-akan tidak ada
yang perlu kita lakukan, dan menunda-nunda seakan-akan
kita berkuasa atas waktu. Jangan pernah berkata, Kami baru
akan melakukan besok apa yang bisa kami lakukan hari ini.
5. Yakub menyuruh mereka segera berangkat ke Mesir, Pergilah
ke sana. Para kepala keluarga tidak saja harus berdoa untuk
makanan bagi anggota keluarga mereka dan mencukupi per-
sediaan makanan, namun juga harus berusaha dengan keras
dan giat untuk menyediakannya.
II. Ketaatan saudara-saudara Yusuf terhadap perintah ini (ay. 3).
Mereka pergi untuk membeli gandum di Mesir. Mereka tidak meng-
utus pelayan-pelayan mereka, namun dengan bijak berangkat sen-
diri untuk membelanjakan uang mereka sendiri juga. Janganlah
ada yang berpikir dirinya terlampau agung atau baik untuk ber-
susah payah. Para kepala keluarga harus melihat dengan mata
kepala sendiri dan berhati-hati untuk tidak menyerahkan terlalu
780
banyak tugas kepada pelayan mereka. Hanya Benyaminlah yang
tidak ikut serta dengan mereka, sebab dia anak kesayangan ayah-
nya. Mereka pergi ke Mesir bersama-sama orang-orang lain, dan
sebab mereka hendak membeli gandum dalam jumlah cukup
banyak, mereka dibawa ke hadapan Yusuf sendiri, yang mungkin
sudah siap mengharapkan mereka akan datang. Sesuai adat
sopan santun, mereka sujud dengan mukanya sampai ke tanah
(ay. 6). Sekaranglah berkas-berkas gandum mereka yang kosong
itu tunduk memberi hormat kepada berkas gandum Yusuf yang
penuh. Bandingkan dengan Yesaya 60:14 dan Wahyu 3:9.
Pertemuan Yusuf dan Saudara-saudaranya
(42:7-20)
7 saat Yusuf melihat saudara-saudaranya, segeralah mereka dikenalnya,
namun ia berlaku seolah-olah ia seorang asing kepada mereka; ia menegor
mereka dengan membentak, katanya: Dari mana kamu? Jawab mereka:
Dari tanah Kanaan untuk membeli bahan makanan. 8 Memang Yusuf me-
ngenal saudara-saudaranya itu, namun dia tidak dikenal mereka. 9 Lalu
teringatlah Yusuf akan mimpi-mimpinya tentang mereka. Berkatalah ia
kepada mereka: Kamu ini pengintai, kamu datang untuk melihat-lihat di
mana negeri ini tidak dijaga. 10 namun jawab mereka: Tidak tuanku! Hanya-
lah untuk membeli bahan makanan hamba-hambamu ini datang. 11 Kami ini
sekalian anak dari satu ayah; kami ini orang jujur; hamba-hambamu ini
bukanlah pengintai. 12 namun ia berkata kepada mereka: Tidak! Kamu
datang untuk melihat-lihat di mana negeri ini tidak dijaga. 13 Lalu jawab
mereka: Hamba-hambamu ini dua belas orang, kami bersaudara, anak dari
satu ayah di tanah Kanaan, namun yang bungsu sekarang ada pada ayah
kami, dan seorang sudah tidak ada lagi. 14 Lalu kata Yusuf kepada mereka:
Sudahlah! Seperti telah kukatakan kepadamu tadi: kamu ini pengintai. 15
Dalam hal ini juga kamu harus diuji: demi hidup Firaun, kamu tidak akan
pergi dari sini, jika saudaramu yang bungsu itu tidak datang ke mari. 16
Suruhlah seorang dari padamu untuk menjemput adikmu itu, namun kamu
ini harus tinggal terkurung di sini. Dengan demikian perkataanmu dapat
diuji, apakah benar, dan jika tidak, demi hidup Firaun, sungguh-sungguhlah
kamu ini pengintai. 17 Dan dimasukkannyalah mereka bersama-sama ke da-
lam tahanan tiga hari lamanya. 18 Pada hari yang ketiga berkatalah Yusuf
kepada mereka: Buatlah begini, maka kamu akan tetap hidup, aku takut
akan Tuhan . 19 Jika kamu orang jujur, biarkanlah dari kamu bersaudara ting-
gal seorang terkurung dalam rumah tahanan, namun pergilah kamu, bawalah
gandum untuk meredakan lapar seisi rumahmu. 20 namun saudaramu yang
bungsu itu haruslah kamu bawa kepadaku, supaya perkataanmu itu ter-
nyata benar dan kamu jangan mati. Demikianlah diperbuat mereka.
Kita mungkin merasa heran mengapa selama dua puluh tahun ber-
ada di Mesir, terutama tujuh tahun terakhir saat ia berkuasa di
sana, Yusuf tidak pernah mengirim kabar kepada ayahnya untuk
memberitahukan perihal keadaan dirinya. Lebih dari itu, sungguh
Kitab Kejadian 42:7-20
781
aneh bahwa orang yang sudah begitu sering pergi mengelilingi seluruh
tanah Mesir (41:45-46), tidak pernah bepergian ke Kanaan untuk
mengunjungi ayahnya yang sudah tua, saat ia sampai di perbatas-
an Mesir yang bersebelahan dengan Kanaan. Dengan kereta kuda,
mungkin ia membutuhkan tidak lebih dari tiga atau empat hari per-
jalanan untuk pergi ke sana. Ada dugaan bahwa boleh jadi seluruh
tindakannya dalam perkara ini berada di bawah bimbingan langsung
dari Sorga, supaya rencana Tuhan yang berkaitan dengan Yakub seke-
luarga dapat digenapi. Waktu saudara-saudaranya tiba, Yusuf lang-
sung mengenali mereka, namun mereka tidak mengenali dia sebab
sama sekali tidak menyangka akan berjumpa dengannya di situ (ay.
8). Yusuf teringat akan mimpi-mimpinya (ay. 9), namun saudara-
saudaranya telah melupakan mimpi-mimpi itu. Firman Tuhan yang
tersimpan di dalam hati kita akan sangat berguna dalam seluruh
perilaku kita. Melalui sikapnya terhadap saudara-saudaranya itu,
Yusuf memperhatikan mimpi-mimpinya, yang dia tahu berasal dari
Tuhan , dan bertujuan supaya mimpi-mimpi itu menjadi kenyataan
serta membuat mereka menyesali dosa-dosa mereka dahulu. Kedua
hal ini akhirnya tercapai juga.
I. Yusuf bersikap garang dan kasar terhadap mereka. Cara ber-
bicaranya yang sesuai dengan kedudukannya itu cukup untuk
membuat mereka ketakutan, sebab ia menegor mereka dengan
membentak (ay. 7). Ia menuduh mereka telah bermaksud jahat
terhadap pemerintah (ay. 9) dan memperlakukan mereka seperti
orang-orang berbahaya. Katanya, Kamu ini pengintai, dan ia ber-
sikeras demi hidup Firaun, bahwa mereka memang pengintai (ay.
16). Ada yang beranggapan bahwa kata-kata ini yaitu sebuah
sumpah, dan ada pula yang menganggapnya tidak lebih dari per-
nyataan tegas, seperti demi tuanku hidup. Bagaimanapun, ung-
kapan ini lebih dari sekadar: jika ya, katakan ya, jika tidak, kata-
kan tidak, sehingga dengan demikian bisa mengakibatkan celaka.
Perhatikanlah, kata-kata buruk mudah dipelajari lewat percakap-
an dengan mereka yang memakai nya, namun sulit dihilang-
kan. sebab sering berada di istana, Yusuf terbiasa memakai
ungkapan di kalangan istana, demi hidup Firaun. Mungkin ia
memakai ungkapan ini dengan tujuan mengukuhkan apa
yang dipercayai saudara-saudaranya, bahwa dia seorang Mesir
dan bukan orang Israel. Mereka tahu bahwa ungkapan tadi tidak
782
terdapat dalam bahasa yang digunakan keturunan Abraham.
Waktu Petrus hendak membuktikan bahwa dia bukanlah murid
Kristus, ia memaki-maki dan menyumpah-nyumpah. Sekarang,
mengapa Yusuf bersikap sekeras itu terhadap saudara-saudara-
nya? Kita boleh yakin bahwa ini tidak disebabkan oleh roh balas
dendam, supaya ia sekarang bisa menginjak-injak orang-orang
yang dahulu pernah menginjak-injak dia. Yusuf bukanlah sese-
orang yang memiliki perangai seperti itu. Sebaliknya,
1. Sikap tadi yaitu demi memperkaya mimpi-mimpinya sendiri
dan melengkapi penggenapannya.
2. Ini yaitu untuk membuat mereka bertobat.
3. Sikap ini yaitu untuk mengorek keterangan tentang keadaan
keluarga mereka yang sangat ingin diketahuinya. Jika ia ber-
tanya dengan ramah seperti seorang teman, mereka akan me-
ngenali dia. Oleh sebab itu ia bertanya seperti layaknya se-
orang hakim. sebab tidak melihat adiknya Benyamin bersama
mereka, Yusuf mungkin curiga bahwa mereka telah melenyap-
kan dia juga. Oleh sebab itu ia memberi mereka kesempatan
untuk berbicara tentang ayah dan adik mereka. Perhatikanlah,
adakalanya, melalui campur tangan-Nya, Tuhan seakan-akan
bersikap kasar terhadap orang-orang yang dikasihi-Nya, dan
berbicara keras kepada mereka, yang sebenarnya telah Ia siap-
kan rahmat-Nya untuk diberikan.
II. Mendengar kata-kata Yusuf, mereka pun bersikap sangat tunduk.
Mereka berbicara kepadanya dengan sangat hormat: Tidak, tuan-
ku! (ay. 10). Sungguh sangat berbeda dengan saat mereka ber-
kata, Lihat, tukang mimpi kita itu datang! Dengan penuh keren-
dahan hati mereka menyangkal tuduhan itu: Hamba-hambamu ini
bukanlah pengintai. Mereka menyampaikan kepadanya urusan
mereka, bahwa mereka datang untuk membeli makanan. Ini tugas
yang dapat dibenarkan, dan sama seperti yang dilakukan banyak
orang asing yang datang ke Mesir pada waktu itu. Mereka mem-
beri penjelasan tentang diri mereka sendiri dan keluarga mereka
(ay. 13). Mereka hanya ingin membeli gandum.
III. Yusuf mengurung mereka semua di dalam penjara selama tiga
hari (ay. 17). Demikianlah Tuhan berurusan dengan jiwa-jiwa yang
hendak Ia berikan penghiburan dan kehormatan khusus. Mula-
Kitab Kejadian 42:21-28
783
mula Ia merendahkan mereka, membuat mereka ketakutan, dan
membawa mereka ke bawah roh perhambaan. Sesudah itu Ia mem-
bebat luka-luka mereka dengan Roh yang mengangkat mereka se-
bagai anak.
IV. Akhirnya Yusuf membuat persetujuan dengan mereka, yakni su-
paya salah satu dari mereka ditinggalkan sebagai sandera, se-
dangkan sisanya boleh pulang dan menjemput Benyamin. Kata-
kata yang diucapkannya kepada mereka sungguh membesarkan
hati (ay. 18), Aku takut akan Tuhan . Seakan-akan ia telah berkata,
Yakinlah bahwa aku tidak akan berbuat jahat kepadamu. Aku
tidak berani, sebab aku tahu bahwa setinggi apa pun kedudukan-
ku, masih ada satu yang lebih tinggi daripadaku. Perhatikanlah,
dengan orang yang takut akan Tuhan , kita boleh mengharapkan
perlakuan yang adil. Rasa takut akan Tuhan dapat menjadi kendali
bagi orang-orang yang sedang berkuasa, guna mencegah mereka
menyalahgunakan kekuasaan mereka untuk menindas dan ber-
tindak dengan lalim. Orang-orang yang tidak mempunyai siapa
pun untuk ditakuti, seharusnya takut kepada hati nurani mereka
sendiri. namun aku tidak berbuat demikian sebab takut akan Tuhan
(Neh. 5:15).
Perenungan Saudara-saudara Yusuf
(42:21-28)
21 Mereka berkata seorang kepada yang lain: Betul-betullah kita menang-
gung akibat dosa kita terhadap adik kita itu: bukankah kita melihat bagai-
mana sesak hatinya, saat ia memohon belas kasihan kepada kita, namun
kita tidak mendengarkan permohonannya. Itulah sebabnya kesesakan ini
menimpa kita. 22 Lalu Ruben menjawab mereka: Bukankah dahulu
kukatakan kepadamu: Janganlah kamu berbuat dosa terhadap anak itu!
namun kamu tidak mendengarkan perkataanku. Sekarang darahnya dituntut
dari pada kita. 23 namun mereka tidak tahu, bahwa Yusuf mengerti perkataan
mereka, sebab mereka memakai seorang juru bahasa. 24 Maka Yusuf
mengundurkan diri dari mereka, lalu menangis. Kemudian ia kembali kepada
mereka dan berkata-kata dengan mereka; ia mengambil Simeon dari antara
mereka; lalu disuruh belenggu di depan mata mereka. 25 Sesudah itu Yusuf
memerintahkan, bahwa tempat gandum mereka akan diisi dengan gandum
dan bahwa uang mereka masing-masing akan dikembalikan ke dalam
karungnya, serta bekal mereka di jalan akan diberikan kepada mereka.
Demikianlah dilakukan orang kepada mereka itu. 26 Sesudah itu merekapun
memuat gandum itu ke atas keledai mereka, lalu berangkat dari situ. 27
saat seorang membuka karungnya untuk memberi makan keledainya di
tempat bermalam, dilihatnyalah uangnya ada di dalam mulut karungnya. 28
Katanya kepada saudara-saudaranya: Uangku dikembalikan; lihat, ada
dalam karungku! Lalu hati mereka menjadi tawar dan mereka berpandang-
784
pandangan dengan gemetar serta berkata: Apakah juga yang diperbuat Tuhan
terhadap kita!
Di sini terdapat,
I. Perenungan penuh penyesalan yang dibuat saudara-saudara
Yusuf atas kesalahan yang pernah mereka perbuat atas dirinya
(ay. 21). Mereka memperbincangkan hal itu dalam bahasa Ibrani
tanpa menyangka bahwa Yusuf yang mereka anggap sebagai pen-
duduk asli Mesir itu bisa memahami mereka. Jauh dari sangkaan
mereka bahwa dialah orang yang mereka perbincangkan itu.
1. Dengan menyesal mereka teringat bagaimana kejamnya mereka
menganiaya dia: Betul-betullah kita menanggung akibat dosa kita
terhadap adik kita itu. Kita tidak membaca bahwa mereka me-
ngatakan hal ini saat mereka dipenjarakan selama tiga hari
itu. namun sekarang, saat peristiwa itu telah berlalu dan
mereka masih merasa malu, mereka mulai bisa menaruh belas
kasihan. Boleh jadi kata-kata Yusuf tentang takut akan Tuhan
(ay. 18) membuat mereka memikirkan hal itu dan merenung-
kannya. Sekarang lihatlah,
(1) Tugas hati nurani. Ia merupakan pengingat yang meng-
ingatkan tentang hal-hal yang dulu pernah kita katakan
dan lakukan, untuk menunjukkan kepada kita dalam hal
apa saja kita telah bersalah, meskipun kejadiannya sudah
lama berselang. Perenungan yang disebutkan di sini terjadi
lebih dari dua puluh tahun sesudah kejahatan itu dilaku-
kan. Sama seperti waktu tidak akan membuat kabur rasa
bersalah yang diakibatkan dosa, waktu juga tidak akan
menghapus catatan-catatan hati nurani. saat rasa ber-
salah saudara-saudara Yusuf masih segar, mereka menye-
pelekannya dan malah duduk makan roti. namun sekarang,
lama sesudahnya, hati nurani mereka mengingatkan mere-
ka akan hal itu.
(2) Manfaat penderitaan. Ini sering kali terbukti merupakan
sarana yang bermanfaat dan membahagiakan untuk mem-
bangunkan hati nurani dan mengingatkan kita akan dosa
(Ayb. 13:26).
(3) Beratnya rasa bersalah terhadap sesama kita. Dari semua
dosa yang pernah mereka lakukan, dosa inilah yang mem-
Kitab Kejadian 42:21-28
785
buat mereka ditegur oleh hati nurani mereka. Setiap kali
berpikir bahwa kita telah diperlakukan dengan salah, kita
harus mengingat kesalahan yang pernah kita lakukan ter-
hadap orang lain (Pkh. 7:21-22).
2. Hanya Ruben yang teringat, dengan rasa terhibur, bahwa dia-
lah yang dulu membela adiknya dan berbuat sebisa-bisanya
untuk mencegah celaka yang mereka timpakan ke atas Yusuf
(ay. 22): Bukankah dahulu kukatakan kepadamu: Janganlah
kamu berbuat dosa terhadap anak itu! Perhatikanlah,
(1) Dosa akan semakin berat jika tetap dilakukan meski-
pun sudah diberikan peringatan.
(2) jika kita datang untuk turut merasakan malapetaka
orang lain, maka akan menjadi penghiburan bagi kita apa-
bila hati nurani kita bersaksi bahwa kita tidak turut serta
melakukan kejahatan bersama mereka. Sebaliknya, hati
nurani itu akan bersaksi melawan mereka. Inilah yang
akan menjadi sukacita kita pada hari malapetaka itu, yang
akan mencabut sengatnya.
II. Kelembutan hati Yusuf terhadap mereka pada kejadian ini. Ia
mengundurkan diri dari mereka dan menangis (ay. 24). Meskipun
akal sehatnya mengatakan bahwa ia harus tetap berlaku seperti
orang asing bagi mereka sebab mereka belum cukup direndah-
kan, mau tidak mau rasa kasih sayang alami itu bekerja juga,
sebab ia memang seorang yang memiliki roh yang lemah lembut.
Hal ini menggambarkan belas kasihan Tuhan kita yang lembut
terhadap orang-orang berdosa yang bertobat. Sebab setiap kali
Aku menghardik dia, tak putus-putusnya Aku terkenang kepada-
nya (Yer. 31:20). Baca juga Hakim-hakim 10:16.
III. Penahanan terhadap Simeon (ay. 24). Boleh jadi Yusuf memilih
dia untuk dijadikan sandera sebab teringat bahwa saudaranya
ini pernah menjadi musuh yang sangat memahitkan hatinya.
Atau, mungkin juga sebab Yusuf melihat bahwa dialah yang
sekarang paling tidak bersikap merendah dan peduli. Ia mem-
belenggu Simeon di depan mata mereka untuk memengaruhi me-
reka semua. Atau, mungkin juga untuk menyiratkan bahwa mes-
kipun membelenggu saudaranya dengan cukup kasar di depan
786
yang lain, Yusuf kemudian melepaskan belenggu itu sesudah mere-
ka pergi.
IV. Pembebasan saudara-saudara yang lain. Mereka datang untuk
membeli gandum, dan gandumlah yang mereka peroleh. Bukan
saja gandum, melainkan juga uang yang dikembalikan ke dalam
karung masing-masing. Demikian jugalah Kristus, Yusuf kita,
membagikan persediaan tanpa kita harus mengeluarkan uang
dan biaya. Oleh sebab itu, orang miskin diajak untuk membeli
(Why. 3:17-18). Kejadian itu membuat saudara-saudaranya sa-
ngat ketakutan (ay. 28). Hati mereka menjadi tawar dan mereka
berpandang-pandangan dengan gemetar serta berkata: Apakah
juga yang diperbuat Tuhan terhadap kita!
1. Ini benar-benar merupakan kejadian yang penuh rahmat. Saya
berharap mereka tidak menganggapnya sebagai perlakuan bu-
ruk saat mendapati uang mereka dikembalikan, namun seba-
gai kebaikan. Namun, mereka ternyata sangat ketakutan. Per-
hatikanlah,
(1) Nurani yang bersalah cenderung memandang tindak peme-
liharaan yang baik sebagai hal yang buruk, dan memahami
secara keliru hal-hal yang mendatangkan kebaikan itu.
Mereka melarikan diri saat tidak ada yang mengejar.
(2) Kekayaan adakalanya membawa kesusahan, seperti juga
halnya dengan kekurangan, dan bahkan lebih parah lagi.
Seandainya uang mereka dirampok, mereka tidak akan
merasa lebih ketakutan dibandingkan sekarang saat mereka
menemukan uang mereka di dalam karung masing-masing.
Demikian jugalah orang yang tanahnya memberi banyak
hasil lalu berkata, Apakah yang harus aku perbuat? (Luk.
12:17).
2. Namun, dalam keadaan mereka, hal ini sangatlah menakjub-
kan. Mereka tahu bahwa orang Mesir membenci orang Ibrani
(43:32), dan oleh sebab itu, mengingat bahwa mereka tidak
dapat mengharapkan kebaikan apa pun dari orang Mesir, me-
reka menyimpulkan bahwa hal ini memang dirancang untuk
mencari gara-gara dengan mereka. Alasannya yaitu sebab
orang yang menjadi penguasa tanah itu telah menuduh mere-
ka sebagai mata-mata. Hati nurani mereka sendiri pun telah
Kitab Kejadian 42:29-38
787
disadarkan dan dosa-dosa mereka terpampang di hadapan mere-
ka. Hal inilah yang membuat hati mereka kacau. Perhatikanlah,
(1) jika semangat manusia sedang tenggelam, semua hal
akan turut membuatnya semakin turun.
(2) jika berbagai peristiwa pemeliharaan Tuhan menyangkut
diri kita terasa mengejutkan, ada baiknya kita bertanya apa
gerangan yang telah dan sedang diperbuat Tuhan terhadap
kita, serta merenungkan pekerjaan tangan-Nya.
Laporan kepada Yakub
(42:29-38)
29 saat mereka sampai kepada Yakub, ayah mereka, di tanah Kanaan,
mereka menceritakan segala sesuatu yang dialaminya, katanya: 30 Orang itu,
yakni yang menjadi tuan atas negeri itu, telah menegor kami dengan mem-
bentak dan memperlakukan kami sebagai pengintai negeri itu. 31 namun kata
kami kepadanya: Kami orang jujur, kami bukan pengintai. 32 Kami dua belas
orang bersaudara, anak-anak ayah kami; seorang sudah tidak ada lagi, dan
yang bungsu ada sekarang pada ayah kami, di tanah Kanaan. 33 Lalu kata
orang itu, yakni yang menjadi tuan atas negeri itu, kepada kami: Dari hal ini
aku akan tahu, apakah kamu orang jujur: dari kamu bersaudara haruslah
kamu tinggalkan seorang padaku; kemudian bawalah gandum untuk mere-
dakan lapar seisi rumahmu dan pergilah; 34 lalu bawalah kepadaku saudara-
mu yang bungsu itu, maka aku akan tahu, bahwa kamu bukan pengintai,
namun orang jujur; dan aku akan mengembalikan saudaramu itu kepadamu,
dan bolehlah kamu menjalani negeri ini dengan bebas. 35 saat mereka
mengosongkan karungnya, tampaklah ada pundi-pundi uang masing-masing
dalam karungnya; dan saat mereka beserta ayah mereka melihat pundi-
pundi uang itu, ketakutanlah mereka. 36 Dan Yakub, ayah mereka, berkata
kepadanya: Kamu membuat aku kehilangan anak-anakku: Yusuf tidak ada
lagi, dan Simeon tidak ada lagi, sekarang Benyaminpun hendak kamu bawa
juga. Aku inilah yang menanggung segala-galanya itu! 37 Lalu berkatalah
Ruben kepada ayahnya: Kedua anakku laki-laki boleh engkau bunuh, jika ia
tidak kubawa kepadamu; serahkanlah dia ke dalam tanganku, maka dia
akan kubawa kembali kepadamu. 38 namun jawabnya: Anakku itu tidak
akan pergi ke sana bersama-sama dengan kamu, sebab kakaknya telah mati
dan hanya dialah yang tinggal; jika dia ditimpa kecelakaan di jalan yang akan
kamu tempuh, maka tentulah kamu akan menyebabkan aku yang ubanan ini
turun ke dunia orang mati sebab dukacita.
Di sini terdapat,
1. Laporan yang disampaikan anak-anak Yakub kepada ayah mere-
ka mengenai kesulitan besar yang mereka alami di Mesir. Bagai-
mana mereka telah dicurigai, diancam, dan diharuskan mening-
galkan Simeon sebagai tahanan sampai mereka datang membawa
Benyamin ke sana. Siapa yang mengira akan terjadi hal seperti ini
saat mereka meninggalkan rumah? jika kita bepergian, kita
788
harus mempertimbangkan seberapa banyak celaka yang nyaris
tidak kita pikirkan, bisa saja menimpa kita sebelum kita pulang.
Engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu. Oleh sebab itu,
kita harus selalu siap menghadapi yang terburuk.
2. Kesan mendalam yang ditimbulkan hal ini atas orang tua yang
baik itu. Pundi-pundi uang yang dikembalikan Yusuf sebagai niat
baik kepada ayahnya, justru membuatnya takut (ay. 35). Ia
menyimpulkan bahwa hal ini diperbuat dengan niat mencelaka-
kan. Mungkin juga ia curiga bahwa anak-anaknya sendirilah yang
telah melakukan pelanggaran, sehingga harus mendapat præmunire
hukuman. Hal ini tersirat dalam kata-katanya, Kamu membuat
aku kehilangan anak-anakku (ay. 36). Sepertinya ia memper-
salahkan mereka. sebab mengenal tabiat mereka, ia takut kalau-
kalau mereka telah memancing kemarahan orang Mesir, dan boleh
jadi membawa pulang uang mereka dengan paksa atau dengan
curang. Di sini Yakub benar-benar kehilangan kendali.
(1) Keprihatinannya terhadap keadaan keluarganya saat itu sa-
ngatlah menyedihkan: Yusuf tidak ada lagi, dan Simeon tidak
ada lagi. Jika Yusuf menerima kehormatan, Simeon justru
menjadi penghalangnya. Perhatikanlah, kita sering kali menga-
caukan diri sendiri dengan kesalahan-kesalahan kita, bahkan
yang sederhana sekalipun. Kesedihan mendalam bisa saja tim-
bul sebab pemahaman dan perkiraan yang keliru (2Sam.
13:31). Yakub beranggapan bahwa Yusuf sudah tiada, sedang-
kan Simeon dan Benyamin dalam bahaya. Ia lalu menyimpul-
kan, Aku inilah yang menanggung segala-galanya itu. Ternyata
sebaliknyalah yang terjadi. Semua hal itu terjadi untuknya
dan bekerja bersama-sama demi kebaikan dia dan keluarga-
nya. Walaupun demikian, di sini ia menyangka bahwa semua
ini melawan dia. Perhatikanlah, melalui ketidaktahuan dan ke-
keliruan kita, serta lemahnya iman kita, kita sering kali meli-
hat sesuatu melawan kita, padahal sebenarnya justru bagi
kebaikan kita. Kita mengalami penderitaan dalam hal jasmani,
harta, nama, dan hubungan kita, dan kita pun berpikir bahwa
semuanya ini melawan kita, padahal sebenarnya justru men-
datangkan kemuliaan bagi kita.
(2) Sekarang ia bertekad bahwa Benyamin tidak boleh pergi ber-
sama yang lain. Ruben menjamin akan membawanya pulang
dengan selamat (ay. 37). Ia sama sekali tidak menambahkan,
Kitab Kejadian 42:29-38
789
kalau Tuhan menghendakinya, atau sadar bahwa ia juga bisa
menghadapi berbagai bencana yang biasa menimpa para pe-
lancong. Sebaliknya, dengan bodoh ia menyuruh Yakub mem-
bunuh kedua anaknya (yang tentu saja sangat dibanggakan-
nya) jika ia tidak membawa kembali adiknya itu. Seakan-
akan kematian dua orang cucu mampu menghibur Yakub
yang sedih sebab kematian seorang anak. Tidak, yang dipikir-
kan Yakub sekarang yaitu , Anakku itu tidak akan pergi ke
sana bersama-sama dengan kamu. Dengan jelas Yakub menyi-
ratkan bahwa ia tidak mempercayai mereka sebab teringat
bahwa ia tidak pernah melihat Yusuf lagi sejak ia pergi
bersama mereka. Oleh sebab itu, Benyamin tidak boleh pergi
bersamamu di jalan yang kaulalui, sebab kamu akan menye-
babkan aku yang ubanan ini turun ke dunia orang mati sebab
dukacita. Perhatikanlah, sungguh menyedihkan bagi sebuah
keluarga jika anak-anak berperilaku sedemikian buruk
hingga orangtua mereka tidak bisa mempercayai mereka lagi.
PASAL 43
i sini kisah tentang saudara-saudara Yusuf dilanjutkan dan dice-
ritakan dengan sangat khusus.
I. Kesedihan mereka sebab harus berpisah dengan Yakub, ayah
mereka, di Kanaan (ay. 1-14).
II. Perjumpaan mereka yang menyenangkan dengan Yusuf di Me-
sir (ay. 15, dst.), sebab dalam kejadian ini tidak ada yang ter-
jadi selain hal-hal yang menggembirakan dan membahagiakan.
Yakub Enggan Berpisah dengan Benyamin
(43:1-10)
1 namun hebat sekali kelaparan di negeri itu. 2 Dan sesudah gandum yang
dibawa mereka dari Mesir habis dimakan, berkatalah ayah mereka: Pergilah
pula membeli sedikit bahan makanan untuk kita. 3 Lalu Yehuda menjawab-
nya: Orang itu telah memperingatkan kami dengan sungguh-sungguh:
Kamu tidak boleh melihat mukaku, jika adikmu itu tidak ada bersama-sama
dengan kamu. 4 Jika engkau mau membiarkan adik kami pergi bersama-
sama dengan kami, maka kami mau pergi ke sana dan membeli bahan ma-
kanan bagimu. 5 namun jika engkau tidak mau membiarkan dia pergi, maka
kami tidak akan pergi ke sana, sebab orang itu telah berkata kepada kami:
Kamu tidak boleh melihat mukaku, jika adikmu itu tidak ada bersama-sama
dengan kamu. 6 Lalu berkatalah Israel: Mengapa kamu mendatangkan
malapetaka kepadaku dengan memberitahukan kepada orang itu, bahwa
masih ada adikmu seorang? 7 Jawab mereka: Orang itu telah menanyai
kami dengan seksama tentang kami sendiri dan tentang sanak saudara kita:
Masih hidupkah ayahmu? Adakah adikmu lagi? Dan kami telah memberi-
tahukan semuanya kepadanya seperti yang sebenarnya. Bagaimana kami
dapat menduga bahwa ia akan berkata: Bawalah ke mari adikmu itu. 8 Lalu
berkatalah Yehuda kepada Israel, ayahnya: Biarkanlah anak itu pergi ber-
sama-sama dengan aku; maka kami akan bersiap dan pergi, supaya kita
tetap hidup dan jangan mati, baik kami maupun engkau dan anak-anak
kami. 9 Akulah yang menanggung dia; engkau boleh menuntut dia dari pada-
ku; jika aku tidak membawa dia kepadamu dan menempatkan dia di depan-
mu, maka akulah yang berdosa terhadap engkau untuk selama-lamanya. 10
Jika kita tidak berlambat-lambat, maka tentulah kami sekarang sudah dua
kali pulang.
D
792
Di sini,
1. Yakub menyuruh anak-anaknya pergi dan membeli gandum lagi
di Mesir (ay. 1-2). Masa kelaparan terus berlanjut dan gandum
yang mereka beli sebelumnya sudah habis, sebab memang ma-
kananlah yang bisa habis. Sebagai kepala keluarga yang baik,
Yakub harus menyediakan cukup makanan bagi seisi rumahnya.
Bukankah Tuhan akan mencukupi kebutuhan anak-anak-Nya,
yakni kawan-kawan seiman? Yakub menyuruh mereka pergi lagi
dan membeli sedikit bahan makanan. Sekarang, saat terjadi ke-
langkaan, sedikit makanan harus dicukup-cukupkan, sebab alam
sendiri juga cukup puas dengan yang sedikit.
2. Yehuda mendorong Yakub agar sekarang Benyamin diperbolehkan
ikut dengan mereka, meskipun sangat bertentangan dengan pera-
saan dan tekad hatinya sebelum itu. Perhatikanlah, sungguh bu-
kan merupakan hal yang berlawanan dengan rasa hormat serta
kewajiban anak terhadap orangtua jika mereka menasihati
orangtua dengan rendah hati dan sopan, dan bila perlu, berun-
ding dengan mereka. Adukanlah ibumu, adukanlah (Hos. 2:1).
(1) Yehuda bersikeras tentang pentingnya membawa Benyamin
bersama mereka. Dia yang menyaksikan sendiri segala sesua-
tu yang pernah terjadi di Mesir itu, lebih mampu menilainya
dibanding Yakub. Pernyataan Yehuda (ay. 3) dapat dirujuk un-
tuk menunjukkan dengan persyaratan apa saja kita dapat men-
dekat kepada Tuhan . jika kita tidak membawa serta Kristus
dengan iman, kita tidak dapat melihat wajah Tuhan dengan
lapang hati.
(2) Yehuda menjamin bahwa ia akan menjaga Benyamin sebisa-
bisanya dan berusaha keras melindungi adiknya itu (ay. 8-9).
Belakangan, hati nurani Yehuda telah menegurnya atas apa
yang dulu pernah diperbuatnya terhadap Yusuf (42:21). Dan
sebagai bukti atas kesungguhan penyesalannya, ia siap men-
jamin keselamatan Benyamin sejauh yang mampu dilakukan-
nya. Dia tidak saja takkan menyakiti, namun akan berbuat apa
saja untuk melindungi Benyamin. Ini merupakan semacam
ganti rugi, sejauh yang mungkin dilakukannya. Sementara
tidak mengetahui bagaimana ia bisa mengembalikan Yusuf, ia
akan mencoba menebus kerugian yang tidak dapat diperbaiki
Kitab Kejadian 43:11-14
793
terhadap ayahnya itu dengan cara meningkatkan penjagaan-
nya atas Benyamin.
Saudara-saudara Yusuf Kembali Diutus ke Mesir
(43:11-14)
11 Lalu Israel, ayah mereka, berkata kepadanya: Jika demikian, perbuatlah
begini: Ambillah hasil yang terbaik dari negeri ini dalam tempat gandummu
dan bawalah kepada orang itu sebagai persembahan: sedikit balsam dan
sedikit madu, damar dan damar ladan, buah kemiri dan buah badam. 12 Dan
bawalah uang dua kali lipat banyaknya: uang yang telah dikembalikan ke
dalam mulut karung-karungmu itu haruslah kamu bawa kembali; mungkin
itu suatu kekhilafan. 13 Bawalah juga adikmu itu, bersiaplah dan kembalilah
pula kepada orang itu. 14 Tuhan Yang Mahakuasa kiranya membuat orang itu
menaruh belas kasihan kepadamu, supaya ia membiarkan saudaramu yang
lain itu beserta Benyamin kembali. Mengenai aku ini, jika terpaksa aku
kehilangan anak-anakku, biarlah juga kehilangan!
Amatilah di sini,
I. Kesediaan Yakub untuk dibujuk. Ia bersedia diajak berunding,
walaupun anak-anaknyalah yang mengajukan hal itu. Ia melihat
pentingnya perkara itu, dan sebab tidak ada jalan keluar lain, ia
pun setuju mengalah kepada kepentingan itu (ay. 11-13), Jika
demikian, bawalah juga adikmu. Bila kita tidak bisa mendapatkan
gandum kecuali memenuhi persyaratan itu, lebih baik membiar-
kan dia menghadapi bahaya-bahaya perjalanan dibandingkan mem-
biarkan diri kita dan keluarga kita, termasuk Benyamin juga, mati
kelaparan sebab kekurangan makanan. Kulit ganti kulit! Orang
akan memberi segala yang dipunyainya, bahkan Benyamin
yang paling dikasihi, ganti nyawanya. Tidak ada kematian yang
lebih mengerikan dibandingkan mati kelaparan (Rat. 4:9). Yakub per-
nah berkata, Anakku itu tidak akan pergi ke sana (42:38), namun
sekarang ia dibujuk-bujuk supaya memberi persetujuannya.
Perhatikanlah, bukan merupakan kesalahan melainkan justru
kebijaksanaan dan kewajiban kita untuk mengubah keputusan
dan ketetapan hati kita, saat ada alasan yang tepat untuk mela-
kukannya. Keteguhan dan ketetapan hati merupakan kebajikan,
namun keras kepala tidak demikian. Hanya Tuhan saja yang punya
hak istimewa untuk tidak mengubah keputusan atau mengubah
ketetapan hati-Nya.
II. Kebijaksanaan dan keadilan Yakub yang tampak dalam tiga hal:
794
1. Ia mengembalikan uang yang mereka temukan di dalam mulut
karung masing-masing, dengan pikiran bijak ini, bahwa mung-
kin itu suatu kekhilafan. Perhatikanlah, kejujuran mengharus-
kan kita untuk membayar ganti rugi, bukan saja untuk hal-
hal yang terjadi sebab kesalahan kita, melainkan juga untuk
hal-hal yang disebabkan sebab kekeliruan orang lain. Walau-
pun kita memperolehnya sebab kekhilafan, dan kita tetap
mempertahankannya saat kekhilafan itu diketahui, maka hal
itu telah kita miliki lewat penipuan. Dalam menyampaikan
laporan, kekeliruan haruslah diterima, baik yang menguntung-
kan maupun yang merugikan kita. Kata-kata Yakub meleng-
kapi kita dengan cara yang baik bagaimana menghadapi suatu
kerugian dan penghinaan, yaitu mengabaikannya, lalu ber-
kata, mungkin itu suatu kekhilafan.
2. Yakub mengirimkan uang dua kali lipat jumlah yang mereka
bawa waktu itu, dengan perkiraan bahwa harga gandum mung-
kin saja sudah naik, atau jika memang tetap diharuskan,
mereka bisa membayar uang tebusan bagi kebebasan Simeon
atau biaya selama ia berada di penjara. Atau juga untuk me-
nunjukkan sikap murah hati, supaya mereka lebih diperlaku-
kan dengan baik oleh orang itu, yakni yang menjadi tuan atas
negeri itu.
3. Yakub mengirimkan persembahan berupa hasil bumi mereka,
yang sulit didapat di Mesir, yaitu sedikit balsam dan sedikit
madu, dst. (ay. 11), barang dagangan yang dikirimkan dari Ka-
naan ke luar negeri (37:25). Perhatikanlah,
(1) Campur tangan Tuhan menyalurkan karunia-karunia dengan
berbagai cara. Beberapa negara menghasilkan satu jenis
barang dagangan, sedangkan negara lain jenis yang berbeda
pula, supaya perniagaan dapat berlangsung.
(2) Madu dan rempah-rempah tidak akan dapat mengatasi ke-
kurangan gandum untuk membuat roti. Bencana kelapar-
an yang terjadi di Kanaan sangatlah parah. Walaupun
demikian, mereka masih memiliki balsam, damar ladan,
dan sebagainya. Kita masih bisa hidup dengan cukup baik
dengan makanan biasa tanpa makanan yang lezat-lezat.
Namun, kita tidak dapat bertahan hidup dengan makanan
lezat tanpa makanan biasa. Biarlah kita bersyukur kepada
Tuhan bahwa bahan makanan yang paling dibutuhkan dan
Kitab Kejadian 43:15-25
795
berguna, biasanya juga yang paling murah dan mudah
didapat.
(3) Pemberian dengan sembunyi-sembunyi memadamkan ma-
rah (Ams. 21:14). Dengan cara tidak adil, anak-anak Yakub
dituduh sebagai mata-mata, namun Yakub tetap bersedia
memberi persembahan untuk meredakan amarah orang
yang menuduh itu. Adakalanya kita perlu untuk tidak
segan-segan membeli perdamaian meskipun sebenarnya
kitalah yang pantas menuntutnya dan bersikeras bahwa
itulah hak kita.
III. Kesalehan Yakub tampak dalam doanya, Tuhan Yang Mahakuasa
kiranya membuat orang itu menaruh belas kasihan kepadamu (ay.
14). Dahulu Yakub pernah mengubah saudara yang marah men-
jadi baik melalui pemberian dan doa. Di sini ia hendak mengguna-
kan cara sama yang pernah dicobanya, dan ternyata cara itu ber-
hasil dengan baik. Perhatikanlah, orang-orang yang mengharap-
kan belas kasihan manusia harus mencarinya dari Tuhan , yang
menggenggam hati semua orang dan mampu mengubahnya se-
suka hati.
IV. Kesabaran Yakub. Ia mengakhiri perkataannya dengan, Jika ter-
paksa aku kehilangan anak-anakku, biarlah juga kehilangan! Jika
aku terpaksa berpisah dengan mereka satu per satu, aku harus
setuju dan berkata, Jadilah kehendak Tuhan. Perhatikanlah, sung-
guh bijaksana jika kita berdamai dengan penderitaan yang
paling berat dan berusaha memanfaatkannya sebaik-baiknya. Se-
bab tidak ada suatu pun yang bisa diperoleh dengan cara bergulat
melawan Pencipta kita (2Sam. 15:25-26).
Yusuf Membawa Saudara-saudaranya ke Rumahnya
(43:15-25)
15 Lalu orang-orang itu mengambil persembahan itu dan mengambil uang
dua kali lipat banyaknya, beserta Benyamin juga; mereka bersiap dan pergi
ke Mesir. Kemudian berdirilah mereka di depan Yusuf. 16 saat Yusuf meli-
hat Benyamin bersama-sama dengan mereka, berkatalah ia kepada kepala
rumahnya: Bawalah orang-orang ini ke dalam rumah, sembelihlah seekor
hewan dan siapkanlah itu, sebab orang-orang ini akan makan bersama-sama
dengan aku pada tengah hari ini. 17 Orang itu melakukan seperti yang dika-
takan Yusuf dan dibawanyalah orang-orang itu ke dalam rumah Yusuf. 18
Lalu ketakutanlah orang-orang itu, sebab mereka dibawa ke dalam rumah
796
Yusuf. Kata mereka: Yang menjadi sebab kita dibawa ke sini, ialah perkara
uang yang dikembalikan ke dalam karung kita pada mulanya itu, supaya kita
disergap dan ditangkap dan supaya kita dijadikan budak dan keledai kita
diambil. 19 sebab itu mereka mendekati kepala rumah Yusuf itu, dan
berkata kepadanya di depan pintu rumah: 20 Mohon bicara tuan! Kami
dahulu datang ke mari untuk membeli bahan makanan, 21 namun saat kami
sampai ke tempat bermalam dan membuka karung kami, tampaklah uang
kami masing-masing dengan tidak kurang jumlahnya ada di dalam mulut
karung. namun sekarang kami membawanya kembali. 22 Uang lain kami bawa
juga ke mari untuk membeli bahan makanan; kami tidak tahu siapa yang
menaruh uang kami itu ke dalam karung kami. 23 namun jawabnya: Tenang
sajalah, jangan takut; Tuhan mu dan Tuhan bapamu telah memberi kepada-
mu harta terpendam dalam karungmu; uangmu itu telah kuterima. Kemu-
dian dikeluarkannyalah Simeon dan dibawanya kepada mereka. 24 sesudah
orang itu membawa mereka ke dalam rumah Yusuf, diberikannyalah air,
supaya mereka membasuh kaki; juga keledai mereka diberinya makan. 25
Sesudah itu mereka menyiapkan persembahannya menantikan Yusuf datang
pada waktu tengah hari, sebab mereka telah mendengar, bahwa mereka akan
makan di situ.
Sesudah mendapat izin membawa serta Benyamin, anak-anak Yakub
mematuhi perintah-perintah yang telah diberikan ayah mereka, dan
pergi kedua kalinya ke Mesir untuk membeli gandum. Jika kita
sungguh memahami bagaimana rasanya kelaparan itu, maka marilah
kita jangan segan-segan untuk berjalan jauh demi mencari makanan
rohani seperti yang mereka lakukan untuk mencari makanan jas-
mani ini. Di sini kita mendapati uraian tentang apa yang terjadi di
antara mereka dengan pelayan Yusuf, yang menurut perkiraan bebe-
rapa orang, diam-diam mengetahui bahwa mereka ini yaitu sau-
dara-saudaranya, dan ia pun turut mengikuti semua keinginan Yusuf.
Namun, saya berpendapat lain, sebab tak seorang pun diizinkan hadir
saat Yusuf kemudian memperkenalkan diri kepada mereka (45:1).
Amatilah,
1. Pelayan Yusuf diberi perintah oleh tuannya (yang sedang sibuk
menjual gandum dan menerima uang pembayarannya) untuk
membawa mereka ke rumahnya dan menyiapkan perjamuan un-
tuk mereka. Meskipun Yusuf melihat Benyamin juga ada di situ,
ia tidak mau meninggalkan pekerjaannya di jam kerja ataupun
mempercayakan pekerjaan itu kepada orang lain. Perhatikanlah,
semua kegiatan harus lebih didahulukan dibandingkan sopan santun
jika memang perlu. Pekerjaan kita yang penting tidak boleh
dilalaikan. Tidak, bahkan tidak demi memberi hormat kepada
teman-teman kita.
2. Bahkan perlakuan ini pun membuat saudara-saudara Yusuf keta-
kutan, Lalu ketakutanlah orang-orang itu, sebab mereka dibawa
Kitab Kejadian 43:15-25
797
ke dalam rumah Yusuf (ay. 18). Teguran hati nurani mereka dan
kecurigaan Yusuf kepada mereka, mencegah mereka untuk meng-
harapkan perkenanan apa saja. sebab itu, perlakuan yang baik
dari Yusuf pun mereka pikir dilakukan sebagai niat buruk untuk
mencelakai mereka. Perhatikanlah, orang-orang yang bersalah
dan takut-takut, cenderung memikirkan yang buruk-buruk ten-
tang semua hal. Sekarang mereka sangka bahwa mereka harus
mempertanggungjawabkan uang yang mereka temukan di mulut
karung-karung itu, dan akan dituduh sebagai penipu, orang-
orang yang tidak pantas diurusi, yang mencari untung saat mem-
bawa kabur gandum tanpa bayar saat orang sibuk berjual beli.
Oleh sebab itu mereka menjelaskan duduk persoalannya kepada
si pelayan, supaya dia, sesudah memahaminya, dapat menengahi
dan meluputkan mereka dari bahaya. Sebagai bukti nyata tentang
kejujuran mereka, sebelum dituduh membawa kembali uang me-
reka, maka mereka pun mengeluarkan uang itu. Perhatikanlah,
ketulusan dan kejujuran akan memelihara kita dan menampak-
kan diri bagaikan cahaya di pagi hari.
3. Pelayan itu membesarkan hati mereka (ay. 23), Tenang sajalah,
jangan takut, meskipun ia tidak tahu apa yang menjadi rencana
tuannya. Namun, ia menyadari bahwa tuannya tidak akan ber-
maksud jahat terhadap orang-orang ini, sebab berencana meng-
hibur mereka seperti itu. Oleh sebab itu, pelayan tadi menasihati
mereka untuk berharap saja pada campur tangan ilahi perihal
uang mereka yang dikembalikan itu. Tuhan mu dan Tuhan bapamu
telah memberi kepadamu harta terpendam dalam karungmu.
Amatilah,
(1) Dengan demikian ia menunjukkan bahwa ia sama sekali tidak
mencurigai bahwa mereka tidak jujur. Sebab, apa yang kita
peroleh dengan menipu, tidak dapat kita katakan, Tuhan mem-
berikannya kepada kami.
(2) Dengan kata-kata itu ia menenangkan mereka untuk bertanya
lebih lanjut mengenai uang itu. Jangan menanyakan bagai-
mana uang itu bisa berada di situ. Pemeliharaan Tuhan sendiri-
lah yang memberi nya kepadamu, jadi jangan khawatir lagi.
(3) Dari apa yang dikatakannya itu, tampaknya ia bisa tahu ten-
tang Tuhan yang benar, Tuhan orang Ibrani, berkat bimbingan
tuannya yang baik. Memang pantas diharapkan bahwa orang-
orang yang menjadi pelayan dalam keluarga yang saleh sebaik-
798
nya memakai semua kesempatan yang cocok untuk ber-
bicara tentang Tuhan dan pemeliharaan-Nya dengan rasa hor-
mat dan bersungguh-sungguh.
(4) Pelayan itu mengarahkan mereka untuk memandang kepada
Tuhan dan mengakui pemeliharaan-Nya dalam jual beli yang
menguntungkan bagi mereka itu. Kita harus mengakui bahwa
kita ini berutang budi kepada Tuhan , sebagai Tuhan kita dan
Tuhan bapa leluhur kita (Tuhan di dalam kovenan dengan kita
dan mereka), atas semua keberhasilan dan keuntungan kita,
serta kebaikan teman-teman kita. Sebab setiap ciptaan me-
mang menguntungkan bagi kita namun tidak lebih dibandingkan
yang ditentukan Tuhan . Pelayan itu membesarkan hati mereka,
tidak saja melalui perkataan, namun juga melalui perbuatan,
sebab ia melayani mereka dengan berbagai cara sampai tuan-
nya datang (ay. 24).
Yusuf Menjamu Saudara-saudaranya
(43:26-34)
26 saat Yusuf telah pulang, mereka membawa persembahan yang ada pada
mereka itu kepada Yusuf di dalam rumah, lalu sujud kepadanya sampai ke
tanah. 27 Sesudah itu ia bertanya kepada mereka apakah mereka selamat;
lagi katanya: Apakah ayahmu yang tua yang kamu sebutkan itu selamat?
Masih hidupkah ia? 28 Jawab mereka: Hambamu, ayah kami, ada selamat;
ia masih hidup. Sesudah itu berlututlah mereka dan sujud. 29 saat Yusuf
memandang kepada mereka, dilihatnyalah Benyamin, adiknya, yang seibu
dengan dia, lalu katanya: Inikah adikmu yang bungsu itu, yang telah kamu
sebut-sebut kepadaku? Lagi katanya: Tuhan kiranya memberi kasih
karunia kepadamu, anakku! 30 Lalu segeralah Yusuf pergi dari situ, sebab
hatinya sangat terharu merindukan adiknya itu, dan dicarinyalah tempat
untuk menangis; ia masuk ke dalam kamar, lalu menangis di situ. 31 Sesu-
dah itu dibasuhnyalah mukanya dan ia tampil ke luar. Ia menahan hatinya
dan berkata: Hidangkanlah makanan. 32 Lalu dihidangkanlah makanan,
bagi Yusuf tersendiri, bagi saudara-saudaranya tersendiri dan bagi orang-
orang Mesir yang bersama-sama makan dengan mereka itu tersendiri; sebab
orang Mesir tidak boleh makan bersama-sama dengan orang Ibrani, sebab
hal itu suatu kekejian bagi orang Mesir. 33 Saudara-saudaranya itu duduk di
depan Yusuf, dari yang sulung sampai yang bungsu, sehingga mereka
berpandang-pandangan dengan heran. 34 Lalu disajikan kepada mereka
hidangan dari meja Yusuf, namun yang diterima Benyamin yaitu lima kali
lebih banyak dari pada setiap orang yang lain. Lalu minumlah mereka dan
bersukaria bersama-sama dengan dia.
Di sini terdapat,
I. Kehormatan tinggi yang diberikan saudara-saudara Yusuf ke-
padanya. Waktu memberi persembahan itu kepadanya, mere-
Kitab Kejadian 43:26-34
799
ka sujud kepadanya sampai ke tanah (ay. 26). Kemudian sekali
lagi, saat mereka menceritakan perihal kesehatan ayah mereka
kepada Yusuf, berlututlah mereka dan sujud, serta menyebut dia
hambamu, ayah kami (ay. 28). Demikianlah mimpi-mimpi Yusuf
semakin digenapi: dan bahkan sang ayah, diwakili anak-anaknya,
sujud menyembah kepadanya, sesuai dengan mimpi itu (37:10).
Boleh jadi Yakub telah mengajari mereka, bahwa bila mereka ber-
kesempatan berbicara tentang dirinya kepada orang itu, yakni
yang menjadi tuan atas negeri itu, mereka harus menyebut ayah
mereka sebagai hambanya.
II. Kebaikan luar biasa yang ditunjukkan Yusuf kepada mereka,
sementara mereka tidak berpikir sedikit pun bahwa ini yaitu
kebaikan seorang saudara. Di sini terdapat,
1. Pertanyaan Yusuf yang ramah perihal Yakub: Masih hidupkah
ia? Ini sebuah pertanyaan yang pantas diajukan perihal siapa
saja, terutama tentang orang-orang yang sudah lanjut usia.
Sebab tiap hari kita semakin mendekati kematian, jadi sung-
guh mengherankan jika kita masih hidup. Jauh sebelum-
nya Yakub pernah berkata, Aku akan berkabung, sampai aku
turun mendapatkan anakku, ke dalam dunia orang mati, namun
ternyata ia masih hidup. Janganlah kita ingin mati sebelum
waktunya.
2. Perhatian sayang yang diperlihatkannya tentang Benyamin,
adiknya sendiri.
(1) Yusuf menaikkan doa baginya, Tuhan kiranya memberi
kasih karunia kepadamu, anakku (ay. 29). Meskipun ia ada-
lah tuan atas negeri itu, perkenan Yusuf tidak akan banyak
manfaatnya jika Tuhan tidak bermurah hati kepadanya.
Banyak orang yang mencari perkenan seorang penguasa,
namun Yusuf menuntun mereka untuk mencari perkenan
Penguasa di atas segala penguasa.
(2) Yusuf menitikkan air mata baginya (ay. 30). Rasa kasih sa-
yangnya yang alami terhadap sang adik, sukacitanya saat
melihat dia, keprihatinannya saat melihat dia dan saudara-
saudaranya yang lain berada dalam kesulitan sebab keku-
rangan makanan, serta kenangan tentang kesedihannya
sendiri sejak terakhir kalinya melihat Benyamin, sangat
800
mengharu biru perasaannya. Semua ini boleh jadi terasa
semakin sulit sebab ia berusaha keras meredam dan me-
nekan perasaannya. Ia terpaksa masuk ke kamarnya untuk
menumpahkan perasaan itu melalui air mata. Perhatikan-
lah,
[1] Air mata kelembutan hati dan kasih sayang sama sekali
bukan merupakan sesuatu yang hina, bahkan bagi
orang-orang yang besar dan bijaksana sekalipun.
[2] Orang-orang yang menangis dengan penuh rahmat
tidak boleh memamerkan air mata mereka. Sang nabi
berkata, Aku akan menangis di tempat yang tersembunyi
(Yer. 13:17). Lalu Petrus pergi ke luar dan menangis
dengan sedihnya (Mat. 26:75).
3. Pelayanan baik yang diberikannya kepada mereka semua. Se-
sudah tangisnya mereda hingga ia mampu menguasai diri
kembali, Yusuf duduk untuk makan bersama mereka. Ia mem-
perlakukan mereka seperti bangsawan, namun juga berusaha
melakukan apa pun untuk menyenangkan hati mereka.
(1) Ia memerintahkan orang menyiapkan tiga meja. Sebuah
untuk saudara-saudaranya, sebuah lagi untuk orang-orang
Mesir yang makan bersamanya (sebab begitu berbedanya
adat istiadat mereka hingga mereka tidak mau makan
semeja), dan sebuah untuk dirinya sendiri sebab ia tidak
berani menunjukkan dirinya orang Ibrani, namun juga tidak
mau duduk bersama orang-orang Mesir. Lihatlah di sini
contoh mengenai,
[1] Sikap ramah tamah dan pengurusan rumah tangga yang
baik yang sangat dianjurkan sesuai dengan kemampuan.
[2] Kemampuan menyesuaikan diri dengan kebiasaan
orang lain, bahkan yang aneh sekalipun, sebagaimana
yang dikatakan Uskup Patrick perihal orang Mesir yang
tidak mau makan bersama orang Ibrani. Meskipun Yu-
suf yaitu tuan atas negeri itu dan semua orang dipe-
rintahkan untuk menaatinya, ia tetap tidak mau me-
maksa orang Mesir makan bersama orang Ibrani, ber-
tentangan dengan kehendak mereka, namun membiarkan
mereka menikmati kebiasaan itu. Orang-orang yang
benar-benar murah hati tidak suka memaksa.
Kitab Kejadian 43:26-34
801
[3] Jarak yang sejak dahulu ada antara orang Yahudi dan
bukan Yahudi. Sebuah meja tidak akan bisa digunakan
mereka bersama-sama.
(2) Yusuf mendudukkan saudara-saudaranya sesuai usia ma-
sing-masing (ay. 33), seakan-akan ia pasti dapat menelaah.
Ada yang berpendapat bahwa mereka sendirilah yang du-
duk sesuai urutan itu, seperti yang sudah menjadi kebiasa-
an mereka. Namun, seandainya memang demikian, saya
tidak melihat mengapa hal ini disebutkan dengan khusus,
terutama sebagai hal yang membuat mereka berpandang-
pandangan dengan heran.
(3) Yusuf menjamu mereka dengan berlimpah dan memberi
mereka hidangan dari mejanya sendiri (ay. 34). Di masa
kekurangan pangan itu, sikap ini semakin menunjukkan
kemurahan hati dan kebaikannya di mata mereka. Di masa
kelaparan, sudahlah cukup jika orang diberi makan,
namun di sini mereka makan seperti di pesta. Boleh jadi
sudah berbulan-bulan mereka tidak pernah makan selezat
ini. Dikatakan bahwa minum-minumlah mereka dan ber-
sukaria bersama-sama dengan dia. Sekarang semua kekha-
watiran dan ketakutan mereka sudah berlalu, dan mereka
makan dengan sukacita sebab menyimpulkan bahwa se-
karang mereka sudah bersahabat dengan orang itu, yakni
tuan atas negeri itu. Jika Tuhan menerima pekerjaan kita,
persembahan kita, kita mempunyai alasan untuk bersuka-
cita. Namun, sementara kita duduk untuk makan bersama
sang pembesar, seperti yang mereka lakukan di sini, kita
harus mempertimbangkan apa yang ada di hadapan kita dan
tidak memanjakan diri dengan selera makan kita, ataupun
menginginkan makanan yang lezat-lezat (Ams. 23:1-3). Yusuf
membuat mereka mengerti bahwa Benyaminlah orang yang
paling disukainya, sebab hidangan yang diterima olehnya
yaitu lima kali lebih banyak dari pada setiap orang yang
lain. Ini bukan berarti seolah-olah Yusuf ingin adiknya ini
makan jauh lebih banyak dibandingkan yang lain, sebab bila
memang demikian, ia harus makan lebih banyak dibandingkan
jumlah yang baik baginya (dan ini bukanlah tindakan ber-
sahabat, melainkan lebih bersifat mencelakakan dan tidak
baik sebab memaksa orang untuk makan atau minum
802
berlebihan). Sebaliknya, dengan sikap itu Yusuf hendak
menunjukkan rasa hormatnya yang khusus kepada Benya-
min untuk menguji saudara-saudaranya, apakah mereka
akan merasa iri terhadap hidangan Benyamin yang lebih
banyak, sama seperti mereka dahulu pernah merasa iri
terhadap dirinya dan jubahnya yang lebih indah itu. Dalam
keadaan seperti itu, sudah harus menjadi pedoman kita
untuk merasa puas dengan apa yang kita miliki dan tidak
merasa sedih atas apa yang dimiliki orang lain.
PASAL 44
esudah menjamu saudara-saudaranya, Yusuf membebaskan me-
reka. Namun, di sini kita melihat bagaimana mereka justru meng-
alami ketakutan yang lebih hebat dibandingkan sebelumnya. Amatilah,
I. Cara yang digunakan Yusuf, baik untuk lebih merendahkan
hati mereka maupun untuk menguji kasih sayang mereka ter-
hadap Benyamin, adiknya. Dengan demikian ia akan dapat
menilai kesungguhan penyesalan mereka atas apa yang per-
nah mereka lakukan terhadap dirinya. Ia ingin memastikan
terlebih dahulu mengenai hal ini sebelum ia berdamai dengan
mereka lagi. Ia merencanakan hal ini dengan cara seakan-
akan hendak membawa Benyamin ke dalam bahaya (ay. 1-17).
II. Keberhasilan percobaan itu. Ia mendapati mereka semua me-
rasa sangat cemas, terutama Yehuda, baik menyangkut kese-
lamatan Benyamin maupun perasaan ayah mereka yang su-
dah lanjut usia (ay. 18, dst.).
Yusuf Menguji Saudara-saudaranya
(44:1-17)
1 Sesudah itu diperintahkannyalah kepada kepala rumahnya: Isilah karung
orang-orang itu dengan gandum, seberapa yang dapat dibawa mereka, dan
letakkanlah uang masing-masing di dalam mulut karungnya. 2 Dan pialaku,
piala perak itu, taruhlah di dalam mulut karung anak yang bungsu serta
uang pembayar gandumnya juga. Maka diperbuatnyalah seperti yang dikata-
kan Yusuf. 3 saat paginya hari terang tanah, orang melepas mereka beserta
keledai mereka. 4 namun baru saja mereka keluar dari kota itu, belum lagi
jauh jaraknya, berkatalah Yusuf kepada kepala rumahnya: Bersiaplah, ke-
jarlah orang-orang itu, dan jika engkau sampai kepada mereka, katakan-
lah kepada mereka: Mengapa kamu membalas yang baik dengan yang jahat?
5 Bukankah ini piala yang dipakai tuanku untuk minum dan yang biasa
dipakainya untuk menelaah? Kamu berbuat jahat dengan melakukan yang
demikian. 6 saat sampai kepada mereka, diberitakannyalah kepada mere-
S
804
ka perkataan Yusuf itu. 7 Jawab mereka kepadanya: Mengapa tuanku me-
ngatakan perkataan yang demikian? Jauhlah dari pada hamba-hambamu ini
untuk berbuat begitu! 8 Bukankah uang yang kami dapati di dalam mulut
karung kami telah kami bawa kembali kepadamu dari tanah Kanaan?
Masakan kami mencuri emas atau perak dari rumah tuanmu? 9 Pada siapa
dari hamba-hambamu ini kedapatan piala itu, biarlah ia mati, juga kami ini
akan menjadi budak tuanku. 10 Sesudah itu berkatalah ia: Ya, usulmu itu
baik; namun pada siapa kedapatan piala itu, hanya dialah yang akan menjadi
budakku dan kamu yang lain itu akan bebas dari salah. 11 Lalu segeralah
mereka masing-masing menurunkan karungnya ke tanah dan masing-ma-
sing membuka karungnya. 12 Dan kepala rumah itu memeriksanya dengan
teliti; ia mulai dengan yang sulung sampai kepada yang bungsu; maka
kedapatanlah piala itu dalam karung Benyamin. 13 Lalu mereka mengoyak-
kan jubahnya dan masing-masing memuati keledainya, dan mereka kembali
ke kota. 14 saat Yehuda dan saudara-saudaranya sampai ke dalam rumah
Yusuf, Yusuf masih ada di situ, sujudlah mereka sampai ke tanah di depan-
nya. 15 Berkatalah Yusuf kepada mereka: Perbuatan apakah yang kamu
lakukan ini? Tidakkah kamu tahu, bahwa seorang yang seperti aku ini pasti
dapat menelaah? 16 Sesudah itu berkatalah Yehuda: Apakah yang akan
kami katakan kepada tuanku, apakah yang akan kami jawab, dan dengan
apakah kami akan membenarkan diri kami? Tuhan telah memperlihatkan
kesalahan hamba-hambamu ini. Maka kami ini, budak tuankulah kami, baik
kami maupun orang pada siapa kedapatan piala itu. 17 namun jawabnya:
Jauhlah dari padaku untuk berbuat demikian! Pada siapa kedapatan piala
itu, dialah yang akan menjadi budakku, namun kamu ini, pergilah kembali
dengan selamat kepada ayahmu.
Yusuf melimpahkan lebih banyak kebaikan ke atas saudara-saudara-
nya dengan mengisi karung-karung mereka, mengembalikan uang
mereka, dan mengirim mereka kembali dengan hati penuh bahagia.
Namun, ia juga memberi ujian selanjutnya kepada mereka. Demi-
kianlah Tuhan kita merendahkan hati orang-orang yang dikasihi-Nya
dan melimpahi mereka dengan banyak berkat. Yusuf memerintahkan
kepada pengurus rumahnya untuk memasukkan sebuah piala perak
miliknya (yang besar kemungkinan digunakan di mejanya saat mere-
ka makan bersama dia) ke dalam mulut karung Benyamin. Dengan
demikian tampak seolah-olah dia telah mencuri benda itu dari meja
dan memasukkannya ke situ sesudah gandum diberikan kepadanya.
Jika Benyamin yang mencurinya, itu merupakan sikap curang dan
tidak tahu berterima kasih yang sungguh rendah. Dan seandainya
Yusuf menyuruh meletakkan piala itu di situ dengan tujuan untuk
benar-benar mengambil manfaat hendak mencelakakan dia, ini me-
rupakan tindakan yang paling kejam dan menindas. Namun, dalam
hal ini terbukti bahwa tidak terdapat niat buruk pada kedua belah
pihak. Amatilah,
Kitab Kejadian 44:1-17
805
I. Bagaimana orang-orang yang pura-pura dituduh penjahat itu
dikejar kemudian ditangkap, atas kecurigaan telah mencuri piala
perak itu. Pengurus rumah tangga itu menuduh mereka telah
bersikap tidak tahu berterima kasih, yakni membalas kebaikan
dengan kejahatan. Tindakan itu begitu bodoh, sebab mencuri
piala yang biasa digunakan setiap hari sehingga bisa segera keta-
huan dan bisa dicari ke mana-mana. Kata-katanya juga dapat di-
artikan dengan, Bukankah ini piala yang dipakai tuanku untuk
minum (jadi yang sangat disukainya), dan sebab itu akan dicari-
nya ke mana-mana? (ay. 5). Atau, Dengan meninggalkan piala itu
begitu saja di meja kalian, ia hendak menguji apakah kalian
orang-orang yang jujur atau tidak.
II. Bagaimana mereka mengajukan pembelaan bagi diri sendiri. De-
ngan sungguh mereka menyangkal tuduhan itu dan menyatakan
diri tidak bersalah, dan tidak akan pernah melakukan hal seren-
dah itu (ay. 7). Untuk membuktikan kejujuran mereka, mereka
mengingatkan bahwa mereka telah mengembalikan uang mereka
(ay. 8), dan bersedia menerima hukuman terberat seandainya me-
mang bersalah (ay. 9-10).
III. Bagaimana pencurian itu dituduhkan kepada Benyamin. Di dalam
karungnyalah piala itu ditemukan, padahal Yusuf telah bersikap
begitu baik kepadanya. Tidak diragukan lagi bahwa Benyamin
siap bersumpah dan menyangkal telah mencuri piala itu, dan kita
bisa menduga bahwa di antara saudara-saudaranya, dialah yang
paling tidak pantas dicurigai. Namun, tidak ada gunanya me-
nyangkali bukti yang tampak begitu jelas: piala itu ditemukan di
dalam karungnya. Mereka tidak berani mempertanyakan keadilan
Yusuf, atau bahkan mengatakan bahwa ada kemungkinan orang
yang memasukkan uang mereka ke dalam mulut karung itu telah
memasukkan piala itu ke dalamnya juga. Sebaliknya, mereka
menyerahkan diri kepada belas kasihan Yusuf. Dan,
IV. Di sinilah tampak penyerahan diri mereka yang penuh kerendah-
an hati (ay. 16).
1. Mereka mengakui keadilan Tuhan : Tuhan telah memperlihatkan
kesalahan hamba-hambamu ini. Mungkin pengakuan ini di-
kaitkan dengan celaka yang dulu pernah mereka datangkan ke
806
atas Yusuf, dan mereka menyangka bahwa untuk itulah Tuhan
sekarang membuat perhitungan dengan mereka. Perhatikan-
lah, bahkan di tengah penderitaan yang kita lihat sebagai per-
lakuan buruk orang terhadap kita, haruslah kita tetap meng-
akui bahwa Tuhan itu adil dan sedang memperlihatkan kesa-
lahan kita sendiri.
2. Mereka menyerahkan diri kepada Yusuf untuk ditawan, Kami
ini, budak tuankulah kami. Sekarang mimpi-mimpi Yusuf dige-
napi sepenuhnya. Sikap merendah penuh hormat yang begitu
sering mereka perlihatkan mungkin bisa saja dipandang seba-
gai tidak lebih dari pujian seperti yang biasa dilakukan siapa
saja. Namun, penjelasan mereka sendiri yang congkak terha-
dap mimpi-mimpi Yusuf yaitu , Apakah engkau ingin ber-
kuasa atas kami? (37:8), dan dalam kejadian ini hal itu telah
digenapi sepenuhnya. Mereka mengakui diri sebagai budak-
nya. sebab mereka sendiri memahaminya seperti itu, demi-
kianlah hal itu akan digenapi juga.
V. Dengan sikap yang adil, Yusuf memutuskan bahwa hanya Benya-
minlah yang akan dipenjarakan, sedangkan yang lain boleh pergi,
sebab mengapa pula harus ada yang menderita selain yang ber-
salah? Boleh jadi tujuan Yusuf yaitu untuk menguji tabiat
Benyamin, apakah ia mampu menanggung penderitaan seperti ini
dengan tenang dan akal sehat, yang menjadi pertanda bahwa dia
yaitu orang yang bijaksana dan baik. Singkatnya, apakah pe-
muda ini memang benar adiknya, baik dalam roh maupun dalam
darah. Yusuf sendiri pun pernah menerima tuduhan palsu dan
sebagai akibatnya harus sangat menderita. Walaupun demikian,
ia tetap bisa menguasai jiwanya. Bagaimanapun, sudah jelas bah-
wa dengan sikap ini ia bermaksud menguji kasih sayang saudara-
saudaranya terhadap Benyamin dan ayah mereka. Jika mereka
langsung pergi dengan senang hati dan meninggalkan Benyamin
dalam sekapan, Yusuf pasti akan segera melepaskan dan menyu-
ruh dia pergi mengirimkan berita kepada Yakub serta meninggal-
kan saudara-saudaranya yang lain untuk mendapat hukuman
setimpal atas kekerasan hati mereka. Namun, ternyata mereka
terbukti mengasihi Benyamin, lebih dari yang dikhawatirkan Yu-
suf. Perhatikanlah, kita tidak dapat menilai orang berdasarkan
perilaku mereka di masa lalu, atau menentukan apa yang akan
Kitab Kejadian 44:18-34
807
mereka lakukan berdasarkan apa yang pernah mereka lakukan:
bertambahnya usia dan pengalaman membuat orang lebih bijak-
sana dan baik. Orang-orang yang dulu pernah menjual Yusuf itu
sekarang tidak mau meninggalkan Benyamin. Dengan berjalannya
waktu, orang-orang yang paling jahat pun masih bisa menjadi baik.
Permohonan Yehuda atas Nama Benyamin
(44:18-34)
18 Lalu tampillah Yehuda mendekatinya dan berkata: Mohon bicara tuanku,
izinkanlah kiranya hambamu ini mengucapkan sepatah kata kepada tuanku
dan janganlah kiranya bangkit amarahmu terhadap hambamu ini, sebab
tuanku yaitu seperti Firaun sendiri. 19 Tuanku telah bertanya kepada
hamba-hambanya ini: Masih adakah ayah atau saudara kamu? 20 Dan kami
menjawab tuanku: Kami masih mempunyai ayah yang tua dan masih ada
anaknya yang muda, yang lahir pada masa tuanya; kakaknya telah mati,
hanya dia sendirilah yang tinggal dari mereka yang seibu, sebab itu ayahnya
sangat mengasihi dia. 21 Lalu tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini:
Bawalah dia ke mari kepadaku, supaya mataku memandang dia. 22 namun
jawab kami kepada tuanku: Anak itu tidak dapat meninggalkan ayahnya,
sebab jika ia meninggalkan ayahnya, tentulah ayah ini mati. 23 Kemudian
tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini: Jika adikmu yang bungsu itu
tidak datang ke mari bersama-sama dengan kamu, kamu tidak boleh melihat
mukaku lagi. 24 sesudah kami kembali kepada hambamu, ayahku, maka kami
memberitahukan kepadanya perkataan tuanku itu. 25 Kemudian ayah kami
berkata: Kembalilah kamu membeli sedikit bahan makanan bagi kita. 26
namun jawab kami: Kami tidak dapat pergi ke sana. Jika adik kami yang
bungsu bersama-sama dengan kami, barulah kami akan pergi ke sana, sebab
kami tidak boleh melihat muka orang itu, j