Tampilkan postingan dengan label samuel 18. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label samuel 18. Tampilkan semua postingan

Rabu, 29 Januari 2025

samuel 18


 kup Patrick 

menyebutkan alasan yang diberikan oleh para ahli Yahudi 

untuk nama-nama ini, bahwa nama pertamanya yaitu  Daniel 

– Allah telah menghakimi aku, yaitu, melawan Nabal. namun  

musuh-musuh Daud mencelanya, dan berkata, “Ini yaitu  

anak Nabal, dan bukan anak Daud.” Untuk menyangkal fitnah 

itu, sang Penyelenggara mengatur begitu rupa hingga, saat  

anak itu tumbuh dewasa, ia menjadi, dalam wajah dan 

rupanya, luar biasa mirip Daud, dan lebih menyerupai Daud 

daripada anak-anaknya yang lain. Itulah sebabnya Daud 

memberinya nama Kileab, yang berarti, seperti ayahnya, atau 

gambar ayahnya.  

5. Ibu Absalom dikatakan sebagai anak wanita   dari Talmai 

raja Gesur, seorang raja kafir. Mungkin Daud dengan ini ber-

harap untuk memperkuat pengaruhnya, namun  akibat dari 

pernikahan itu ternyata membawa dukacita dan aib baginya.  

6. Yang terakhir disebut sebagai isteri Daud, yang sebab  itu, 

menurut sebagian orang, yaitu  Mikhal, istrinya yang pertama 

dan paling sah, yang di sini disebut dengan nama lain. Meski-

pun Mikhal tidak mempunyai anak lain sesudah  ia memandang 


 602

rendah Daud, namun ia bisa saja mempunyai anak sebelum-

nya. 

Demikianlah keluarga Daud diperkuat, namun  Abner makin 

mendapat pengaruh di antara keluarga Saul. Hal ini disebutkan 

(ay. 6) untuk menunjukkan bahwa, jika Abner sampai meng-

khianati keluarga Saul, maka keluarga itu tentu saja akan run-

tuh. 

Abner Membelot kepada Daud 

(3:7-21)  

7 Saul mempunyai gundik yang bernama Rizpa; dia anak wanita   Aya. 

Berkatalah Isyboset kepada Abner: “Mengapa kauhampiri gundik ayahku?“  

8 Lalu sangat marahlah Abner sebab  perkataan Isyboset itu, katanya: “Ke-

pala anjing dari Yehudakah aku? Sampai sekarang aku masih menunjukkan 

kesetiaanku kepada keluarga Saul, ayahmu, kepada saudara-saudaranya 

dan kepada sahabat-sahabatnya, dan aku tidak membiarkan engkau jatuh 

ke tangan Daud, namun  sekarang engkau menuduh aku berlaku salah dengan 

seorang wanita  ? 9 Kiranya Allah menghukum Abner, bahkan lebih lagi 

dari pada itu, jika tidak kulakukan kepada Daud seperti yang dijanjikan 

TUHAN dengan bersumpah kepadanya, 10 yakni memindahkan kerajaan dari 

keluarga Saul dan mendirikan takhta kerajaan Daud atas Israel dan atas 

Yehuda, dari Dan sampai Bersyeba.” 11 Dan Isyboset tidak dapat lagi men-

jawab sepatah kata pun kepada Abner, sebab  takutnya kepadanya. 12 Lalu 

Abner mengirim utusan kepada Daud dengan pesan: “Milik siapakah negeri 

ini? Adakanlah perjanjian dengan aku, maka sesungguhnya aku akan mem-

bantu engkau untuk membawa seluruh orang Israel memihak kepadamu.”  

13 Jawab Daud: “Baik, aku akan mengadakan perjanjian dengan engkau, 

hanya satu hal kuminta dari padamu, yakni engkau tidak akan menghadap 

aku, kecuali jika engkau membawa lebih dahulu Mikhal, anak wanita   

Saul, jika  engkau datang menghadap aku.” 14 Daud mengirim utusan juga 

kepada Isyboset, anak Saul, dengan pesan: “Berikanlah isteriku Mikhal, yang 

telah kuperoleh dengan seratus kulit khatan orang Filistin.” 15 Lalu Isyboset 

menyuruh mengambil wanita   itu dari pada suaminya, yakni Paltiel bin 

Lais. 16 Dan suaminya berjalan bersama-sama dengan dia, sambil mengikuti 

dia dengan menangis sampai ke Bahurim. Lalu berkatalah Abner kepadanya: 

“Ayo, pulanglah.” Maka pulanglah ia. 17 Sementara itu berundinglah Abner 

dengan para tua-tua orang Israel, katanya: “Telah lama kamu menghendaki 

Daud menjadi raja atas kamu. 18 Maka sekarang bertindaklah, sebab TUHAN 

sudah berfirman tentang Daud, demikian: Dengan perantaraan hamba-Ku 

Daud Aku akan menyelamatkan umat-Ku Israel dari tangan orang Filistin 

dan dari tangan semua musuhnya.” 19 Abner berbicara dengan orang Benya-

min; pula Abner pergi membicarakan dengan Daud di Hebron segala yang 

sudah dipandang baik oleh orang Israel dan oleh seluruh kaum Benyamin. 20 

saat  Abner datang kepada Daud di Hebron bersama-sama dua puluh 

orang, maka Daud mengadakan perjamuan bagi Abner dan orang-orang yang 

menyertainya. 21 Berkatalah Abner kepada Daud: “Baiklah aku bersiap untuk 

pergi mengumpulkan seluruh orang Israel kepada tuanku raja, supaya 

mereka mengadakan perjanjian dengan tuanku dan tuanku menjadi raja atas

Kitab 2 Samuel 3:7-21 

 603 

segala yang dikehendaki hatimu.” Lalu Daud membiarkan Abner pergi dan 

berjalanlah ia dengan selamat. 

Dalam perikop ini,  

I. Abner putus hubungan dengan Isyboset, dan meninggalkan ke-

pentingannya, sebab  ia dibuat marah oleh Isyboset. Allah dapat 

memenuhi tujuan-tujuan-Nya sendiri melalui dosa-dosa dan 

kebodohan-kebodohan manusia.  

1. Isyboset menuduh Abner atas sesuatu yang tidak kurang dari 

sebuah kejahatan, yaitu berbuat mesum dengan salah seorang 

gundik ayahnya (ay. 7). Tidak tampak apakah itu benar atau 

tidak, juga tidak jelas atas dasar Isyboset mencurigainya. Akan 

namun , apa pun yang sebenarnya terjadi, alangkah bijak bagi 

Isyboset untuk tetap diam, mengingat betapa ia berkepenting-

an untuk tidak menentang Abner. Jika hal itu tidak benar, dan 

kecemburuannya tidak berdasar, maka Isyboset sungguh tidak 

jujur dan tidak tahu berterima kasih. Sebab ia menyimpan 

prasangka-prasangka yang tidak adil terhadap seseorang yang 

sudah mempertaruhkan segala-galanya untuknya, dan yang 

pasti merupakan sahabat terbaik yang dimilikinya di dunia.  

2. Abner sangat marah dengan tuduhan itu. Apakah ia berlaku 

salah dengan seorang wanita   atau tidak, tidak ia katakan 

(ay. 8). namun  kita curiga bahwa ia bersalah, sebab ia tidak 

menyangkalnya dengan tegas. Dan, meskipun ia bersalah, ia 

memberitahukan Isyboset,  

(1) Bahwa ia tidak suka dicela untuk itu oleh Isyboset, dan 

tidak mau menerima teguran darinya. “Apa!” seru Abner, 

“Kepala anjing dari Yehudakah aku, binatang yang rendah 

dan hina, hingga engkau memperkarakan aku seperti itu? 

(ay. 8). Inikah balasan yang kuterima atas kebaikan yang 

telah kutunjukkan kepadamu dan keluarga ayahmu, dan 

pekerjaan-pekerjaan baik yang telah kulakukan untukmu?” 

Abner membesar-besarkan jasanya, bahwa semuanya itu ia 

lakukan dengan melawan Yehuda, suku yang telah ditetap-

kan untuk meneruskan mahkota kerajaan, dan yang pasti 

akan memiliki mahkota itu pada akhirnya. Dengan begitu, 

dalam mendukung keluarga Saul, ia bertindak melawan 

hati nuraninya dan juga kepentingannya. Oleh sebab  itu, 


 604

sudah selayaknya ia mendapat balasan yang lebih baik 

daripada tuduhan ini. Sekalipun demikian, ada kemung-

kinan, Abner tidak akan begitu bersemangat mendukung 

keluarga Saul seandainya ia tidak punya maksud tertentu 

untuk memuaskan hasratnya sendiri, dan berharap untuk 

mendapat keuntungan sendiri. Perhatikanlah, orang-orang 

yang sombong tidak akan tahan ditegur, terutama oleh 

orang-orang yang mereka pikir telah berutang budi kepada 

mereka. 

(2) Bahwa Abner pasti akan membalas dendam kepada Isy-

boset (ay. 9-10). Dengan kesombongan dan kekurangajaran 

yang sejadi-jadinya, Abner membiarkan Isyboset tahu bah-

wa, sama seperti ia telah mengangkat Isyboset, demikian 

pula ia dapat menurunkannya lagi, dan ia akan melaku-

kannya. Abner tahu bahwa Allah telah bersumpah kepada 

Daud untuk memberinya kerajaan, dan sekalipun begitu ia 

menentangnya dengan segenap kekuatannya atas dasar 

hasrat untuk berkuasa. namun  sekarang ia mau mendu-

kung Daud sebab  ingin membalas dendam, namun  ia mela-

kukannya dengan pura-pura mau mengindahkan kehendak 

Allah. Orang-orang yang diperbudak oleh hawa nafsu mere-

ka sendiri mempunyai banyak tuan, yang mendorong mere-

ka sebagian ke arah sana dan sebagian lainnya ke arah 

sini. Akibatnya, dengan ganasnya mereka melakukan tin-

dakan-tindakan yang menghantam diri mereka sendiri. 

Hasrat Abner untuk berkuasa membuatnya bersemangat 

untuk mendukung Isyboset, dan sekarang keinganannya 

untuk membalas dendam membuatnya sama bersemangat-

nya untuk mendukung Daud. Seandainya Abner dengan 

tulus mengindahkan janji Allah kepada Daud, dan bertin-

dak dengan mata yang tertuju pada janji itu, maka ran-

cangan-rancangannya akan tetap dan seragam, dan ia 

akan bertindak selaras dengan jati dirinya. Akan namun , 

sementara Abner melayani hawa nafsunya sendiri, Allah 

melalui Abner memenuhi tujuan-tujuan-Nya. Ia bahkan 

menjadikan amarah dan balas dendam Abner untuk men-

datangkan pujian bagi-Nya, dan meletakkan dasar kekuat-

an kepada Daud melalui hal itu. Yang terakhir, lihatlah 

bagaimana Isyboset dibuat tercengang oleh kekurangajaran 

Kitab 2 Samuel 3:7-21 

 605 

Abner: Isyboset tidak dapat lagi menjawab sepatah kata 

pun kepada Abner (ay. 11). Seandainya Isyboset berjiwa 

lelaki, terutama berjiwa seorang raja, ia bisa saja menjawab 

Abner bahwa jasa-jasanya memperparah kejahatan-keja-

hatannya, bahwa ia tidak mau dilayani oleh orang yang 

begitu rendah, dan tidak ragu bahwa ia akan baik-baik saja 

tanpa Abner. namun  Isyboset sadar akan kelemahannya 

sendiri, dan sebab  itu tidak mengatakan sepatah kata 

pun, supaya jangan sampai ia memperburuk keadaan. 

Hatinya menjadi tawar, dan ia sekarang menjadi, sesuai 

yang telah dinubuatkan Daud tentang musuh-musuhnya, 

seperti dinding yang miring dan tembok yang hendak roboh 

(Mzm. 62:4). 

II Abner mengadakan perjanjian dengan Daud. Kita harus menduga 

bahwa Abner mulai muak dengan kepentingan Isyboset, dan 

mencari-cari kesempatan untuk meninggalkannya. Sebab jika 

tidak demikian halnya, bagaimana mungkin sesudah  mengancam 

akan meninggalkan Isyboset dan memintanya mencabut tuduhan-

nya itu, ia segera saja mewujudkan kata-katanya yang penuh 

amarah itu (ay. 12). Ia mengirim utusan kepada Daud, untuk 

memberi tahu Daud bahwa ia siap sedia untuk melayaninya. 

“Milik siapakah negeri ini? Bukankah ini milikmu? Sebab engkau-

lah yang paling berhak untuk memerintah dan yang paling men-

dapat tempat di hati rakyat.” Perhatikanlah, Allah dapat menemu-

kan cara-cara untuk membuat orang melayani kerajaan Kristus, 

sekalipun mereka tidak mempunyai perasaan yang tulus terha-

dapnya, dan sudah menetapkan hati dengan keras untuk menen-

tangnya. Ada kalanya musuh-musuh dijadikan sebagai tumpuan 

kaki, bukan hanya untuk diinjak-injak, melainkan juga sebagai 

tempat pijakan untuk naik ke atas. Bumi datang menolong perem-

puan itu. 

III. Daud mengikat perjanjian dengan Abner, namun  dengan syarat 

bahwa Abner harus mengembalikan kepadanya Mikhal istrinya 

(ay. 13). Dengan ini,  

1. Daud menunjukkan ketulusan kasih sayangnya sebagai suami 

terhadap istrinya yang pertama dan yang paling sah. Istrinya 

menikah dengan orang lain, dan Daud pun menikahi orang 


 606

lain, namun hal itu tidak merenggangkan hubungannya de-

ngan istrinya. Banyaknya air tidak dapat memuaskan dahaga 

cinta itu.  

2. Daud membuktikan rasa hormatnya kepada keluarga Saul. Ia 

sama sekali tidak menginjak-injak keluarga Saul, sesudah  

keluarga itu jatuh sekarang, namun  justru dalam pengangkat-

annya, ia sangat menilai dirinya berdasar  hubungannya 

dengan keluarga itu. Daud tidak bisa disenangkan dengan 

kehormatan-kehormatan takhta kecuali ia memiliki Mikhal, 

anak wanita   Saul, untuk berbagi dengannya dalam kehor-

matan-kehormatan itu. Ia sama sekali tidak menyimpan suatu 

kebencian terhadap keluarga musuhnya. Abner mengirimkan 

pesan kepada Daud agar Daud meminta Mikhal kepada 

Isyboset, yang memang dilakukan Daud (ay. 14), dengan me-

nuntut bahwa ia telah membeli Mikhal dengan harga yang 

mahal, dan bahwa Mikhal diambil darinya dengan cara tidak 

benar. Isyboset tidak berani menolak tuntutan Daud, sebab 

sekarang tidak ada Abner untuk membelanya, sehingga ia 

mengambil Mikhkal dari Paltiel, yang dinikahkan dengan 

Mikhal oleh Saul (ay. 15). Lalu Abner mengantar Mikhal ke-

pada Daud, tanpa ragu bahwa pada saat itu ia akan disambut 

dua kali lipat, saat  ia membawakan kepada Daud seorang 

istri di satu tangan, dan mahkota di tangan lain. Suami Mikhal 

yang terakhir enggan berpisah dengannya, dan mengikutinya 

dengan menangis (ay. 16), namun  tidak ada obat penawar. Ia 

harus menyalahkan dirinya sendiri. Sebab saat  ia mengam-

bil Mikhal, ia tahu bahwa orang lain berhak atas Mikhal. Para 

perebut harus bersiap melepaskan apa yang mereka rebut. 

Oleh sebab itu, janganlah ada seorang pun yang hatinya 

terpatri pada apa yang tidak berhak dimilikinya. Jika suatu 

perselisihan telah memisahkan suami dan istri, maka sambil 

mereka mengharapkan berkat Allah, biarlah mereka berdamai, 

dan berkumpul kembali. Biarlah semua pertengkaran yang te-

lah lalu dilupakan, dan biarlah mereka hidup bersama dalam 

kasih, sesuai dengan ketetapan Allah yang kudus. 

IV. Abner menggunakan pengaruhnya atas para tua-tua Israel untuk 

membawa mereka kepada Daud, sebab  tahu bahwa ke mana saja 

mereka pergi, rakyat tentu akan mengikuti. sebab  sekarang hal 

Kitab 2 Samuel 3:7-21 

 607 

ini dapat memenuhi tujuannya sendiri, maka ia dapat berseru 

atas nama Daud bahwa Daud yaitu ,  

1. Pilihan Israel (ay. 17): “Telah lama kamu menghendaki Daud 

menjadi raja atas kamu, saat  ia telah membuktikan dirinya 

dalam begitu banyak pertempuran dengan orang Filistin, dan 

melakukan jasa yang begitu baik untukmu. Tak seorang pun 

dapat mengaku mempunyai jasa pribadi yang lebih besar dari-

pada Daud, atau yang lebih kecil daripada Isyboset. Engkau 

telah menguji kedua orang itu, Detur digniori – berikanlah mah-

kota kepada orang yang paling layak menerimanya. Hendaklah 

Daud menjadi rajamu.” 

2. Pilihan Allah (ay. 18): “TUHAN sudah berfirman tentang Daud. 

Bandingkan dengan ayat 9. saat  Allah menetapkan Samuel 

untuk mengurapi Daud, Allah, pada dasarnya, berjanji bahwa 

melalui tangan Daud Ia akan menyelamatkan Israel. Sebab 

untuk tujuan itulah Daud diangkat menjadi raja. sebab  Allah 

telah berjanji, melalui tangan Daud, untuk menyelamatkan 

Israel, maka sudah menjadi kewajibanmu, dengan menuruti 

kehendak Allah, maupun demi kepentingannmu sendiri, 

supaya engkau dapat memperoleh kemenangan-kemenangan 

atas musuh-musuhmu, untuk tunduk kepada Daud. Sungguh 

teramat bodoh untuk menentangnya.” Siapa yang akan 

menduga alasan-alasan seperti ini keluar dari mulut Abner? 

namun  demikianlah Allah akan membuat musuh-musuh umat-

Nya mengetahui dan mengakui bahwa Ia mengasihi mereka 

(Why. 3:9). Abner secara khusus berseru kepada orang-orang 

Benyamin, orang-orang dari sukunya sendiri, yang atas mere-

ka ia punya pengaruh paling besar, dan yang telah ditariknya 

untuk tampil mendukung keluarga Saul. Abner yaitu  orang 

yang telah menipu mereka, dan sebab  itu ia berkepentingan 

untuk menyadarkan mereka kembali. Demikianlah, orang 

banyak bertindak sebagaimana mereka diatur. 

V. Daud menutup perjanjian dengan Abner, dan ia bertindak dengan 

bijak dan baik di dalamnya. Sebab, apa pun yang mendorong 

Abner untuk melakukannya, yaitu  tindakan yang baik untuk 

mengakhiri perang, dan menetapkan orang yang diurapi Tuhan di 

atas takhta. Dan sah-sah saja bagi Daud untuk memanfaatkan 

perantaraan Abner, sama seperti bagi orang miskin untuk mene-


 608

rima sedekah dari seorang Farisi, walaupun memberikannya da-

lam kesombongan dan kemunafikan. Abner melaporkan kepada 

Daud perasaan rakyat dan keberhasilan dari pembicaraan-pem-

bicaraannya dengan mereka (ay. 19). Abner sekarang datang, 

bukan secara pribadi seorang diri seperti pada waktu pertama 

kali, melainkan dengan rombongan sebanyak dua puluh orang, 

dan Daud menyambut mereka dengan sebuah perjamuan (ay. 20), 

sebagai tanda perdamaian dan sukacita, dan sebagai ikrar atas 

persepakatan di antara mereka. Itu yaitu  perjamuan atas se-

buah perjanjian, seperti dalam Kejadian 26:30. Jika seterumu la-

par, berilah dia makan. namun , jika ia tunduk, jamulah dia. Abner, 

sebab  senang dengan jamuan Daud, dan dengan dicegahnya 

kejatuhannya bersama keluarga Saul, yang tak akan terelakkan 

seandainya ia tidak mengambil jalan ini, dan terlebih lagi dengan 

harapan yang dimilikinya untuk mendapat jabatan di bawah 

Daud, berusaha keras dalam waktu singkat untuk menyempurna-

kan semua perubahan mendadak itu, dan membawa seluruh 

Israel supaya patuh kepada Daud (ay. 21). Ia memberi tahu Daud 

bahwa Daud akan menjadi raja atas segala yang dikehendaki 

hatinya. Ia tahu bahwa pengangkatan Daud didasarkan atas 

ketetapan Allah, namun ia menyindir secara halus bahwa itu 

timbul dari hasrat dan keinginan Daud sendiri untuk berkuasa. 

Demikianlah, seperti yang sering kali dilakukan orang-orang 

jahat, Abner mengukur orang baik itu berdasar  dirinya sen-

diri. Namun demikian, Daud dan Abner berpisah sebagai teman 

yang sangat baik, dan perkara di antara mereka diselesaikan de-

ngan baik. Demikian pula halnya, sudah sepatutnya semua orang 

yang takut akan Allah dan yang menjalankan perintah-perintah-

Nya untuk menghindari perselisihan, bahkan dengan orang fasik, 

untuk hidup damai dengan semua orang, dan menunjukkan 

kepada dunia bahwa mereka yaitu  anak-anak terang. 

Yoab Membunuh Abner; Ratapan Daud  

atas Pembunuhan terhadap Abner  

(3:22-39)  

22 Anak buah Daud dan Yoab baru saja pulang sesudah  mengadakan peng-

gerebekan dan mereka membawa pulang jarahan yang banyak. namun  Abner 

tidak lagi bersama-sama Daud di Hebron, sebab ia telah dilepasnya pergi 

dengan selamat. 23 saat  Yoab bersama dengan segenap tentaranya sudah

Kitab 2 Samuel 3:22-39 

 609 

pulang, diberitahukan kepada Yoab, demikian: “Abner bin Ner telah datang 

kepada raja dan ia sudah dibiarkannya pergi dengan selamat.” 24 Kemudian 

pergilah Yoab kepada raja, katanya: “Apakah yang telah kauperbuat? Abner 

telah datang kepadamu; mengapa engkau membiarkannya begitu saja?  

25 Apakah engkau tidak kenal Abner bin Ner itu. Ia datang untuk memper-

daya engkau dan untuk mengetahui gerak-gerikmu dan untuk mengetahui 

segala yang hendak kaulakukan.” 26 Sesudah itu keluarlah Yoab meninggal-

kan Daud dan menyuruh orang menyusul Abner, lalu mereka membawanya 

kembali dari perigi Sira tanpa diketahui Daud. 27 saat  Abner kembali ke 

Hebron, maka Yoab membawanya sebentar ke samping di tengah-tengah 

pintu gerbang itu, seakan-akan hendak berbicara dengan dia dengan diam-

diam; kemudian ditikamnyalah dia di sana pada perutnya, sehingga mati, 

membalas darah Asael, adiknya. 28 saat  hal itu didengar Daud kemudian, 

berkatalah ia: “Aku dan kerajaanku tidak bersalah di hadapan TUHAN sampai 

selama-lamanya terhadap darah Abner bin Ner itu. 29 Biarlah itu ditanggung 

oleh Yoab sendiri dan seluruh kaum keluarganya. Biarlah dalam keturunan 

Yoab tidak putus-putusnya ada orang yang mengeluarkan lelehan, yang sakit 

kusta, yang bertongkat, yang tewas oleh pedang atau yang kekurangan makan-

an.” 30 Demikianlah Yoab dan Abisai, adiknya, membunuh Abner, sebab  ia 

telah membunuh Asael, adik mereka, di Gibeon dalam pertempuran. 31 Dan 

berkatalah Daud kepada Yoab dan kepada segala rakyat yang bersama-sama 

dengan dia: “Koyakkanlah pakaianmu dan lilitkanlah pada tubuhmu kain 

kabung dan merataplah di depan mayat Abner.” Raja Daud sendiri pun ber-

jalan di belakang usungan mayat. 32 saat  orang menguburkan Abner di 

Hebron, maka menangislah raja dengan suara nyaring pada kubur Abner dan 

seluruh rakyat pun menangis. 33 sebab  Abner raja mengucapkan nyanyian 

ratapan ini: “Apakah Abner harus mati seperti orang bebal? 34 Tanganmu 

tidak terikat dan kakimu tidak dirantai. Engkau gugur seperti orang gugur 

oleh orang-orang durjana.” Dan seluruh rakyat itu makin menangis sebab  

dia. 35 Seluruh rakyat datang menawarkan kepada Daud untuk makan roti 

selagi hari siang, namun  Daud bersumpah, katanya: “Kiranya Allah meng-

hukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika sebelum matahari terbenam 

aku mengecap roti atau apa pun.” 36 saat  seluruh rakyat melihat hal itu, 

mereka menganggap hal itu baik, seperti segala sesuatu yang dilakukan raja 

dianggap baik oleh seluruh rakyat. 37 Maka tahulah seluruh rakyat dan selu-

ruh Israel pada hari itu, bahwa pembunuhan Abner bin Ner bukanlah ran-

cangan raja. 38 Kemudian berkatalah raja kepada para pegawainya: “Tidak 

tahukah kamu, bahwa pada hari ini gugur seorang pemimpin, seorang besar, 

di Israel? 39 namun  aku ini sekarang masih lemah, sekalipun sudah diurapi 

menjadi raja, sedang orang-orang itu, yakni anak-anak Zeruya, melebihi aku 

dalam kekerasan. Kiranya TUHAN membalas kepada orang yang berbuat 

jahat setimpal dengan kejahatannya.” 

Kita mendapati dalam perikop ini gambaran tentang pembunuhan 

terhadap Abner oleh Yoab, dan kemarahan Daud yang mendalam 

sebab nya. 

I. Yoab dengan sangat kurang ajar mencerca Daud sebab  sudah 

mengadakan perjanjian dengan Abner. Yoab kebetulan sedang 

melakukan tugas di luar saat  Abner bertemu dengan Daud, se-

dang mengejar pasukan, entah orang Filistin atau pihak Saul. 


 610

namun , pada saat kembali, ia diberi tahu bahwa Abner baru saja 

pergi (ay. 22-23), dan bahwa banyak hal baik telah terjadi antara 

Daud dan Abner. Abner mempunyai segala alasan untuk puas 

dengan kebijaksanaan Daud, dan untuk menyetujui langkah-

langkah yang diambilnya, sebab  Abner sendiri mengenalnya 

sebagai orang yang bijak dan baik, dan bertindak di bawah pim-

pinan ilahi dalam semua urusannya. Sekalipun begitu, seolah-

olah ia mempunyai kuasa yang sama dalam perkara Daud seperti 

yang dimiliki Abner dalam perkara Isyboset, ia menegur Daud, 

dan mencelanya di depan mukanya sebagai orang yang tidak 

cerdik (ay. 24-25): Apakah yang telah kauperbuat? Seolah-olah 

Daud bertanggung jawab kepadanya atas apa yang ia lakukan: 

“Mengapa engkau membiarkannya begitu saja, saat  engkau bisa 

saja menangkapnya sebagai tahanan? Ia datang sebagai mata-

mata, dan pasti akan mengkhianatimu.” Sulit untuk dikatakan, 

apakah Yoab yang cukup lancang untuk menghina rajanya seperti 

itu, ataukah justru Daud yang cukup bersabar untuk menerima 

penghinaan itu. Yoab, pada dasarnya, mencela Daud sebagai 

orang bodoh saat  ia memberi tahu Daud bahwa ia tahu Abner 

datang untuk menipu Daud, dan sekalipun begitu Daud memper-

cayainya. Kita tidak mendapati Daud memberi jawab kepada 

Yoab, bukan sebab  Daud takut kepadanya, seperti Isyboset takut 

kepada Abner (ay. 11), melainkan sebab  Daud tidak ambil peduli 

terhadap Yoab, atau sebab  Yoab memang tidak mempunyai 

sopan santun untuk menunggu jawaban. 

II. Yoab dengan sangat khianat menyuruh orang untuk memanggil 

Abner kembali, dan, dengan berpura-pura ingin berbicara secara 

pribadi dengan Abner, membunuhnya secara biadab dengan ta-

ngannya sendiri. Bahwa Yoab memanfaatkan nama Daud, dengan 

berdalih hendak memberi beberapa petunjuk lebih jauh kepada 

Abner, tersirat dalam kata-kata ini, tanpa diketahui Daud (ay. 26). 

Abner, sebab  tidak merancang kejahatan apa pun, tidak takut 

kepada siapa-siapa, namun  dengan sangat polos kembali ke 

Hebron. Dan, saat  ia mendapati Yoab menunggunya di pintu 

gerbang, ia menepi untuk berbincang-bincang dengannya secara 

pribadi, dengan melupakan apa yang sudah ia katakan sendiri 

saat  ia membunuh Asael, bagaimana aku dapat memandang 

muka Yoab, abangmu itu? (2:22). Dan di sanalah Yoab membu-

Kitab 2 Samuel 3:22-39 

 611 

nuhnya (ay. 27). Dan disiratkan (ay. 30) bahwa Abisai mengetahui 

rancangan itu, ikut membantu dan bersekongkol, dan akan da-

tang menolong saudaranya jika diperlukan. Oleh sebab itu Abisai 

didakwa sebagai kaki tangan dalam kejahatan itu: Yoab dan 

Abisai membunuh Abner, meskipun mungkin yang mengetahui hal 

itu hanyalah Dia yang mengetahui rahasia pikiran dan niat hati 

manusia. Nah, dalam hal ini,  

1. Sudah pasti bahwa Tuhan itu benar. Abner sudah menentang 

Daud dengan penuh kebencian, dan melawan hati nuraninya 

sendiri yang menyatakan bahwa ia bersalah. Sekarang dengan 

hina pula ia meninggalkan Isyboset, dan mengkhianatinya, 

dengan berdalih hendak mengindahkan Allah dan Israel, namun  

sebenarnya berdasar  kesombongan, balas dendam, dan 

ketidaksabaran untuk mengendalikan diri. Oleh sebab itu 

Allah tidak akan memakai orang yang begitu jahat, meskipun 

Daud mungkin akan memakainya, dalam pekerjaan yang 

begitu baik seperti menyatukan Israel. Penghakiman-pengha-

kiman dipersiapkan untuk para pencemooh seperti Abner. 

Akan namun ,  

2. Pasti juga bahwa Yoab tidak benar, dan, dalam apa yang dia 

lakukan, berbuat fasik. Daud yaitu  seorang yang berkenan di 

hati Allah, namun  ia tidak dapat memiliki orang-orang di seki-

tarnya, bahkan di tempat-tempat kepercayaan yang tertinggi 

sekalipun, sesuai dengan kehendak hatinya. Banyak raja yang 

baik, dan tuan yang baik, terpaksa mempekerjakan orang-

orang yang jahat.  

(1) Bahkan dalih untuk melakukan pembunuhan ini sangatlah 

tidak adil. Abner memang telah membunuh Asael, saudara 

Yoab, dan Yoab dan Abisai dalam hal ini mengaku sebagai 

penuntut darahnya (ay. 27, 30). Akan namun  Abner membu-

nuh Asael dalam perang terbuka, dengan memberikan tan-

tangan kepada Asael. Yoab sendiri telah menerima tantang-

an itu, dan telah membunuh banyak teman Abner. Abner 

juga membunuh Asael untuk membela diri, dan tidak 

sebelum ia memberikan peringatan yang baik kepada Asael 

yang tidak mau mendengar Abner, dan lagi pula Abner 

melakukannya dengan enggan hati. namun  Yoab di sini 

menumpahkan darah dalam zaman damai (1Raj. 2:5).  


 612

(2) Beralasan bagi kita untuk berpikir bahwa apa yang men-

dasari permusuhan Yoab terhadap Abner, membuat masa-

lah ini jauh lebih buruk. Yoab sekarang yaitu  panglima 

dari pasukan-pasukan Daud. Akan namun , jika Abner ber-

pihak pada kepentingan Daud, ada kemungkinan Abner 

akan lebih dipilih daripada Yoab, sebab Abner yaitu  

perwira yang lebih tua, dan lebih berpengalaman dalam 

ilmu perang. Hal ini membuat Yoab cemburu, dan merasa 

lebih baik menanggung kesalahan sebab  menumpahkan 

darah daripada memikirkan adanya saingan.  

(3) Yoab melakukannya secara khianat, dengan dalih ingin ber-

bicara baik-baik dengan Abner (Ul. 27:24). Seandainya Yoab 

menantang Abner, Yoab akan bertindak seperti seorang 

prajurit. namun  membunuhnya yaitu  perbuatan yang keji 

dan seperti seorang pengecut. Perkataannya lebih lembut 

dari minyak, namun  semuanya yaitu  pedang terhunus 

(Mzm. 55:22). Demikian pula Yoab secara hina membunuh 

Amasa (20:9-10).  

(4) Tindakan pembunuhan itu merupakan penghinaan yang 

besar terhadap Daud dan mencederai dirinya, sebab  ia 

sekarang telah mengikat perjanjian dengan Abner, seperti 

yang diketahui Yoab juga. Abner sebenarnya sedang melak-

sanakan tugas tuannya sekarang, dan sebab  itu, dengan 

menyerang Abner, Yoab sebenarnya sedang menghantam 

Daud sendiri.  

(5) Pembunuhan yang dilakukan Yoab sangat diperparah kare-

na ia melakukannya di pintu gerbang, di hadapan semua 

orang dan secara terang-terangan, seperti orang yang tidak 

tahu malu, bermuka tebal. Pintu gerbang yaitu  tempat 

penghakiman dan tempat pertemuan orang banyak. Yoab 

melakukan pembunuhan di sana dengan menentang ke-

adilan, baik itu terhadap hukuman yang adil dari para 

hakim maupun terhadap kebencian yang wajar dari orang 

banyak. Yoab melakukannya seperti orang yang tidak takut 

akan Allah dan tidak menghormati seorang pun. Ia meng-

anggap diri mengendalikan segala sesuatu, padahal Hebron 

yaitu  kota orang Lewi dan kota perlindungan. 

Kitab 2 Samuel 3:22-39 

 613 

III. Daud merasa sangat terenyuh, dan dalam banyak cara mengung-

kapkan kemarahannya terhadap kejahatan yang mengerikan ini. 

1. Daud membasuh tangannya dari kesalahan atas darah Abner. 

Supaya jangan sampai orang curiga bahwa Yoab diberi isyarat 

diam-diam oleh Daud untuk melakukan apa yang dilakukan-

nya dan terlebih lagi sebab  Yoab tidak mendapat hukuman 

untuk waktu yang begitu lama, maka Daud di sini berseru 

dengan sungguh-sungguh kepada Allah akan ketidakbersalah-

annya: Aku dan kerajaanku tidak bersalah dan kerajaanku 

tidak bersalah sebab  aku tidak bersalah, di hadapan TUHAN 

sampai selama-lamanya (ay. 28). Sungguh menghibur untuk 

dapat berkata, saat  suatu hal buruk terjadi, bahwa kita 

tidak ikut andil di dalamnya. Kami tidak mencurahkan darah 

ini (Ul. 21:7). Dengan begitu, seperti apa pun kita mungkin 

dicela atau dicurigai, hati kita tidak akan mencela kita. 

2. Daud menanggungkan kutukan atas perbuatan itu kepada 

Yoab dan keluarganya (ay. 29): “Biarlah itu ditanggung oleh 

Yoab sendiri. Biarlah darah itu berteriak melawannya, dan 

biarlah pembalasan ilahi mengikutinya. Biarlah kejahatan itu 

dibalaskan kepada anak cucunya, berupa suatu penyakit 

keturunan atau yang lain. Semakin lama hukuman ditunda, 

semakin lama kiranya hukuman itu berlangsung saat  sudah 

tiba. Biarlah keturunannya terkena aib, ternoda oleh penyakit 

yang mengeluarkan lelehan atau kusta, yang akan membuat 

mereka diasingkan dari masyarakat. Biarlah mereka menjadi 

pengemis, atau lumpuh, atau mati cepat, supaya dapat dikata-

kan, dia yaitu  salah seorang keturunan Yoab.” Ini menyirat-

kan bahwa kesalahan sebab  menumpahkan darah menda-

tangkan kutukan ke atas keluarga. Jika manusia tidak mem-

balasnya, maka Allah akan membalasnya, dan akan menyim-

pan kesalahan itu untuk anak cucu. namun  menurut saya, 

hukuman yang tegas terhadap pembunuh itu sendiri akan 

lebih baik bagi Daud daripada kutukan yang penuh amarah 

ini, yang mengancamkan penghakiman-penghakiman Allah 

atas keturunan Yoab. 

3. Daud memanggil semua orang di sekelilingnya, bahkan Yoab 

sendiri, untuk meratapi kematian Abner (ay. 31): Koyakkanlah 

pakaianmu dan merataplah di depan Abner, yaitu, di depan 

mayat Abner, seperti Abraham dikatakan meratapi isterinya 


 614

yang mati (Kej. 23:2-3). Daud memberikan alasan mengapa 

mereka harus menghadiri pemakaman Abner dengan berka-

bung secara tulus dan khidmat (ay. 38), sebab pada hari ini 

gugur seorang pemimpin, seorang besar, di Israel. Persekutuan-

nya dengan Saul, kedudukannya sebagai panglima, pengaruh-

nya, dan pelayanan-pelayanan besar yang sudah dilakukannya 

dulu, cukup untuk membuatnya disebut sebagai seorang 

pemimpin, seorang besar. saat  Daud tidak bisa menyebut 

Abner sebagai orang kudus atau orang baik, ia tidak berkata 

apa-apa tentang itu. namun  Daud memberikan pujian kepada 

Abner untuk apa yang benar, meskipun Abner menjadi mu-

suhnya sebelumnya, bahwa ia yaitu  seorang pemimpin, 

seorang besar. “Orang seperti itu telah gugur di Israel, dan 

gugur pada hari ini, tepat saat  ia sedang melakukan per-

buatan terbaik yang pernah dilakukannya selama hidupnya. 

Pada hari ini, yaitu saat  ia mungkin akan begitu berguna 

untuk menciptakan kedamaian dan kesejahteraan rakyat, dan 

dapat diluputkan dari hal yang begitu jahat ini.”  

(1) Biarlah mereka semua meratapinya. Kematian membawa 

perubahan yang merendahkan bagi semua orang, dan itu 

harus diratapi, terutama perubahan yang mempengaruhi 

para raja dan pembesar. Celaka! Celaka! (lih. Why. 18:10), 

betapa kematian telah membuat hina dan kecil orang-orang 

yang telah menjadikan diri mereka sebagai ketakutan ter-

hadap pahlawan-pahlawan yang meliputi dunia orang-

orang hidup! namun  kita terutama harus meratapi gugurnya 

orang-orang yang berguna di tengah-tengah puncak keber-

gunaan mereka, dan saat  mereka teramat dibutuhkan. 

Kehilangan yang dirasakan rakyat haruslah menjadi duka-

cita semua orang, sebab semua orang berbagi di dalamnya. 

Demikianlah, Daud memberi perhatian untuk menggugah 

hati rakyat, supaya mereka memberi penghormatan untuk 

mengenang seorang yang berjasa.  

(2) Biarlah Yoab dengan cara yang khusus meratapinya. Ia 

tidak begitu mempunyai hati untuk melakukannya, namun  

ia mempunyai lebih banyak alasan untuk melakukannya 

daripada semua yang lainnya. Jika ia dapat dibuat meratap 

dengan tulus hati, maka itu akan menjadi ungkapan per-

tobatan atas dosanya dalam membunuh Abner. Walaupun 

Kitab 2 Samuel 3:22-39 

 615 

ia hanya meratap supaya dilihat orang, seperti yang mung-

kin demikian, namun itu yaitu  semacam laku tobat yang 

dikenakan kepadanya, dan membantu meringankan hu-

kuman itu sekarang. Jika saat ini ia belum menebus pem-

bunuhan itu dengan darahnya, maka biarlah ia melakukan 

sesuatu untuk menebusnya dengan air mata. Ada kemung-

kinan Yoab menuruti ungkapan pertobatan ini tanpa 

segan-segan, sebab sekarang maksudnya sudah tercapai. 

sebab  sekarang Abner sudah ada dalam usungan mayat, 

maka tidak masalah seberapa megah pun ia terbaring. Sit 

divus, modo non sit vivus – Biarlah dia diangkat sebagai 

orang kudus, yang penting ia sudah mati. 

4. Daud sendiri mengikuti jasad itu sebagai pelayat yang paling 

berkabung, dan menyampaikan pidato di pemakaman. Ia 

berjalan di belakang usungan mayat (ay. 31), dan menangis 

pada kubur Abner (ay. 32). Meskipun Abner dahulu menjadi 

musuhnya, dan mungkin telah terbukti sebagai teman yang 

sangat tidak setia, namun sebab  ia sudah menjadi orang yang 

gagah berani di medan pertempuran, dan mungkin telah mela-

kukan jasa besar untuk kepentingan-kepentingan masyarakat 

pada saat yang genting ini, maka semua pertengkaran yang 

dulu dilupakan. Dan Daud benar-benar berkabung atas gu-

gurnya Abner. Apa yang dikatakan Daud di atas kubur Abner 

memicu  banjir air mata pada semua orang yang hadir, 

saat  mereka menyangka bahwa mereka sudah membayar 

lunas utang (ay. 33-34): Apakah Abner harus mati seperti orang 

bebal?  

(1) Daud berbicara seperti orang yang geram sebab  Abner 

dibodohi hingga kehilangan nyawanya. Bahwa orang yang 

begitu besar seperti Abner, yang begitu termasyhur akan 

kelakuan dan keberaniannya, bisa diperdaya oleh persaha-

batan yang pura-pura, dibunuh secara tak terduga, dan 

dengan begitu mati seperti orang bodoh. Orang yang paling 

bijaksana dan gagah berani sekalipun tidak mempunyai 

pagar untuk melindungi diri dari pengkhianatan. Abner 

menganggap dirinya sebagai penentu perkara-perkara besar 

di Israel, sebagai orang yang begitu penting hingga mampu 

menyeimbangkan pemerintahan yang goncang, yang kepala-


 616

nya penuh dengan rancangan-rancangan dan harapan-ha-

rapan besar. Melihat Abner dibodohi oleh seorang saingan 

yang hina, dan gugur secara tiba-tiba sebagai korban bagi 

hasrat dan kecemburuannya, ini menodai kesombongan 

dari segala perbuatan memegahkan diri, dan harus mem-

buat orang tidak membangga-banggakan kemegahan du-

niawi. Janganlah percaya kepada para bangsawan (Mzm. 

146:3-4). Dan sebab  itu, marilah kita memastikan sesuatu 

yang tentangnya kita tidak dapat dibodohi. Hidup sese-

orang, dan segala sesuatu yang disayanginya, bisa saja 

diambil darinya, tanpa mampu dicegahnya dengan segala 

hikmat, kehati-hatian, dan kelurusan hatinya. namun  ada 

sesuatu yang tidak dapat dibongkar dan dicuri oleh pen-

curi. Lihatlah di sini betapa kita lebih berutang budi pada 

penyelenggaraan Allah daripada pada kebijaksanaan kita 

sendiri, untuk kelanjutan hidup dan penghiburan-peng-

hiburan kita. Kalau bukan sebab  kekang yang dikendali-

kan Allah atas hati nurani orang-orang jahat, betapa orang-

orang yang lemah dan tidak bersalah akan cepat menjadi 

mangsa yang empuk bagi orang-orang yang kuat dan tak 

mengenal belas kasihan, dan orang-orang yang paling bijak 

mati seperti orang bebal! Atau,  

(2) Daud berbicara sebagai orang yang bermegah bahwa Abner 

tidak bertindak bodoh hingga kehilangan nyawanya: “Apa-

kah Abner mati seperti orang bebal? Tidak, bukan seperti 

pelanggar hukum, pengkhianat atau penjahat, yang nyawa-

nya diambil darinya sebab  perbuatannya sendiri dan 

diserahkan ke tangan keadilan umum. Tangannya tidak 

terikat, tidak pula kakinya terbelenggu, seperti kaki para 

penjahat. Abner tidak gugur di depan orang-orang benar, 

oleh putusan pengadilan. namun  seperti orang, orang yang 

tidak bersalah, gugur oleh orang-orang durjana, oleh para 

pencuri dan perampok, begitulah engkau gugur.” Apakah 

Abner mati seperti Nabal? Demikian Septuaginta membaca-

nya. Nabal mati seperti ia hidup, seperti dirinya sendiri, 

seperti orang dungu. namun  nasib Abner yaitu  nasib yang 

bisa saja menimpa orang paling bijak dan paling baik di 

dunia sekalipun. Abner tidak menyia-nyiakan nyawanya 

seperti Asael, yang sengaja berlari menyongsong tombak, 

Kitab 2 Samuel 3:22-39 

 617 

sekalipun sudah diberi peringatan. namun  Abner dihantam 

secara tak terduga. Perhatikanlah, sungguh menyedihkan 

untuk mati seperti orang bodoh, seperti yang dialami oleh 

orang-orang yang dengan suatu cara mempersingkat hidup 

mereka sendiri, dan terlebih lagi orang-orang yang tidak 

membuat persediaan bagi dirinya untuk dunia yang lain.  

5. Daud berpuasa sepanjang hari itu, dan sama sekali tidak mau 

dibujuk untuk makan apa pun sampai malam (ay. 35). Sudah 

menjadi kebiasaan orang-orang yang berkabung pada saat itu 

untuk menahan diri dari makanan dan minuman selama bebe-

rapa waktu, seperti dalam pasal 1:12 dan 1 Samuel 31:13. 

Jadi betapa tidak pada tempatnya untuk mengubah rumah 

berkabung menjadi rumah pesta! Penghormatan yang diberi-

kan Daud kepada Abner ini sangat menyenangkan rakyat dan 

menghibur hati mereka, bahwa ia, sedikit pun, tidak terlibat 

dalam pembunuhan itu (ay. 36-37). Daud berusaha keras 

untuk menghindari kecurigaan itu, supaya jangan sampai 

kejahatan Yoab membuatnya dibenci orang, seperti kejahatan 

Simeon dan Lewi membuat Yakub dibenci (Kej. 34:30). Pada 

kesempatan ini dikatakan, segala sesuatu yang dilakukan raja 

dianggap baik oleh seluruh rakyat. Ini menyiratkan,  

(1) Cinta kasih Daud kepada rakyat. Ia berusaha menyenang-

kan mereka dalam segala hal, dan dengan hati-hati meng-

hindari apa yang bertentangan dengan kehendak mereka.  

(2) Pemikiran mereka yang baik tentang Daud. Mereka berpikir 

bahwa segala sesuatu yang dia lakukan, dilakukan dengan 

baik. Kesediaan untuk saling menyenangkan seperti itu, 

dan kemudahan untuk disenangkan, akan membuat setiap 

hubungan menghibur. 

6. Daud meratapi bahwa ia tidak dapat menegakkan keadilan 

terhadap para pembunuh itu secara aman (ay. 30). Ia lemah, 

kerajaannya baru ditanam, dan sedikit goncangan akan meng-

gulingkannya. Keluarga Yoab mempunyai pengaruh besar, 

berani dan tidak takut siapa pun. Menjadikan mereka sebagai 

musuh-musuhnya sekarang mungkin akan menimbulkan aki-

bat yang buruk. Anak-anak Zeruya ini terlalu sukar baginya, 

terlalu besar untuk dicengkeram oleh hukum. Dan sebab  itu, 

meskipun oleh manusia, oleh hakim, darah seorang pembu-


 618

nuh harus ditumpahkan (Kej. 9:6), namun Daud memegang pe-

dang dengan sia-sia, dan hanya berpuas diri dengan menye-

rahkan mereka kepada penghakiman Allah: Kiranya TUHAN 

membalas kepada orang yang berbuat jahat setimpal dengan 

kejahatannya. Nah, hal ini mengurangi,  

(1) Kebesaran Daud. Dia yaitu  raja yang diurapi, dan sekali-

pun begitu dibuat gentar oleh rakyatnya sendiri, dan seba-

gian dari mereka terlalu sukar baginya. Siapa yang akan 

menginginkan kekuasaan jika orang bisa disebut berkuasa, 

dan harus bertanggung jawab atas kekuasaan itu, namun 

terhalangi untuk menggunakannya?  

(2) Kebaikan Daud. Ia seharusnya melakukan kewajibannya, 

dan mempercayakan hasilnya kepada Allah. Fiat justitia, 

ruat coelum – Biarlah keadilan ditegakkan, meskipun langit 

harus runtuh. Seandainya hukum dibiarkan berjalan me-

nentang Yoab, mungkin pembunuhan terhadap Isyboset, 

Amnon, dan yang lain akan dicegah. Cara kebiasaan dunia-

wi dan rasa iba yang kejam, itulah yang membiarkan Yoab 

terluput. Kebenaran menyokong takhta, dan tidak akan 

pernah menggoncangkannya. Namun hanya penangguhan 

hukuman yang diberikan Daud kepada Yoab. Di ranjang 

kematiannya, Daud menyerahkan kepada Salomo (yang da-

pat menggunakan pedang keadilan dengan lebih baik kare-

na ia tidak mempunyai keperluan untuk menghunus pe-

dang perang) untuk membalaskan darah Abner. Kejahatan 

mengejar orang-orang berdosa, dan akan menyusul mereka 

pada akhirnya. Daud memberikan jabatan kepada anak 

Abner, Yaasiel (1Taw. 27:21). 

 

 

 

 

PASAL  4  

etika Abner dibunuh, Daud kehilangan sahabat untuk menyem-

purnakan penaklukan atas suku-suku yang masih berpihak pada 

kepentingan Isyboset. Cara apa yang harus diambil untuk mewu-

judkan penaklukan itu tidak dapat diketahuinya, namun  di sini Penye-

lenggaraan Allah mewujudkannya melalui tersingkirnya Isyboset. 

I. Dua dari antara anak buah Isyboset sendiri membunuh dia, 

dan membawa kepalanya kepada Daud (ay. 1-8). 

II. Daud, bukannya memberi mereka upah, justru menghukum 

mati mereka atas apa yang telah mereka perbuat (ay. 9-12). 

Isyboset Dibunuh oleh Dua Anak Buahnya 

(4:1-8) 

1 saat  didengar anak Saul, bahwa Abner sudah mati di Hebron, maka 

hilanglah keberaniannya, dan terkejutlah seluruh orang Israel. 2 Anak Saul 

mempunyai dua orang sebagai kepala gerombolan, yang satu bernama Baana 

dan yang kedua bernama Rekhab, keduanya anak Rimon, orang Benyamin 

dari Beerot. – Sebab Beerot pun terhitung daerah Benyamin. 3 Orang Beerot 

sudah melarikan diri ke Gitaim dan menjadi pendatang di sana sampai 

sekarang. – 4 Yonatan, anak Saul, mempunyai seorang anak laki-laki, yang 

cacat kakinya. Ia berumur lima tahun, saat  datang kabar tentang Saul dan 

Yonatan dari Yizreel. Inang pengasuhnya mengangkat dia pada waktu itu, 

lalu lari, namun  sebab  terburu-buru larinya, anak itu jatuh dan menjadi 

timpang. Ia bernama Mefiboset. 5 Anak-anak Rimon, orang Beerot itu, yakni 

Rekhab dan Baana, pergi, lalu sampai pada waktu hari panas terik ke rumah 

Isyboset, saat  ia sedang berbaring siang hari. 6 Kebetulan penjaga pintu 

rumah itu mengantuk dan tertidur, saat  sedang membersihkan gandum. 

Demikianlah Rekhab dan Baana menyusup ke dalam. 7 Mereka masuk ke 

dalam rumah itu, saat  Isyboset sedang berbaring di atas tempat tidurnya di 

dalam kamar tidurnya, membunuh dia lalu memenggal kepalanya. Mereka 

membawa kepalanya itu, lalu berjalan semalam-malaman melalui jalan dari 

Araba-Yordan. 8 Kepala Isyboset itu dibawa mereka kepada Daud di Hebron 

dan mereka berkata kepada raja: “Inilah kepala Isyboset, anak Saul, musuh-


 620

mu itu, yang ingin mencabut nyawamu; TUHAN pada hari ini telah membiar-

kan tuanku raja mengadakan pembalasan atas Saul dan atas keturunannya. 

Dalam perikop ini kita mendapati, 

I. Melemahnya keluarga Saul, dan makin lama makin lemah saja. 

1. Adapun Isyboset, yang menduduki takhta kerajaan, hilang 

keberaniannya (ay. 1). Seluruh kekuatan yang selama ini ada 

pada keluarga Saul berasal dari dukungan Abner. Dan sebab  

sekarang Abner telah mati, tidak ada lagi semangat yang 

tersisa pada diri Isyboset. Meskipun Abner, dalam kemarahan, 

tidak lagi berpihak pada kepentingannya, namun Isyboset 

berharap untuk mencapai kesepakatan dengan Daud melalui 

Abner. Namun sekarang bahkan harapan ini sirna, dan ia 

mendapati dirinya ditinggalkan oleh kawan-kawannya dan ada 

dalam kekuasaan lawan-lawannya. Semua orang Israel yang 

tetap setia kepadanya merasa kebingungan dan tidak tahu 

harus berbuat apa, apakah melanjutkan persetujuan mereka 

dengan Daud atau tidak. 

2. Adapun Mefiboset, yang berdasar  hak Yonatan, ayahnya, 

terlebih dahulu berhak menjadi raja, ia memiliki kaki timpang, 

sehingga tidak layak menjalankan tugas apa pun (ay. 4). 

Usianya baru lima tahun saat ayah dan kakeknya terbunuh. 

Inang pengasuhnya, saat  mendengar tentang kemenangan 

orang Filistin, takut kalau-kalau mereka, dalam mengejar 

kemenangan itu, akan segera mengirim pasukan ke rumah 

Saul, dan membinasakan semua orang yang ada di situ, dan 

terutama akan menyasar tuannya yang masih kecil, yang pada 

saat itu merupakan pewaris takhta selanjutnya. Dalam keta-

kutan ini, ia melarikan diri sambil menggendong anak itu, un-

tuk mengamankannya di suatu tempat rahasia supaya tidak 

bisa ditemukan orang, atau di suatu tempat perlindungan 

supaya anak itu tidak bisa dijangkau oleh musuh. Dan, kare-

na terlalu terburu-buru, sang inang pun terjatuh bersama 

anak itu. Akibatnya, ada tulang anak itu yang patah atau 

menonjol, dan bergeser dari tempatnya, sehingga dia pincang 

seumur hidup, dan tidak layak bekerja baik di istana maupun 

dalam tentara Israel. Lihatlah betapa anak-anak bisa saja 

mengalami kecelakaan yang mengenaskan saat  masih kecil, 

yang dampaknya mungkin akan mereka tanggung seumur 

Kitab 2 Samuel 4:1-8 

 621 

hidup mereka, yang akan menyusahkan mereka. Bahkan 

anak-anak para raja dan pembesar, anak-anak orang baik-

baik, sebab seperti itulah Yonatan, anak-anak yang dijaga 

dengan ketat, dan yang mempunyai inang pengasuh sendiri, 

tidaklah selalu aman. Betapa beralasan bagi kita untuk ber-

syukur kepada Allah sebab  telah memelihara anggota tubuh 

dan pancaindra kita, dengan melewati banyak bahaya pada 

masa kanak-kanak yang penuh kelemahan dan ketidakber-

dayaan. Betapa beralasan bagi kita untuk mengakui kebaikan-

Nya dalam memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk men-

jaga kita, untuk menatang kita di atas tangan mereka, sehing-

ga kita tidak terancam bahaya akan jatuh (Mzm. 91:12). 

II.  Pembunuhan terhadap anak Saul. Di sini diceritakan kepada kita, 

1. Siapa para pembunuh itu: Baana dan Rekhab (ay. 2-3). Kedua 

orang itu bersaudara, seperti halnya Simeon dan Lewi, dan 

rekan dalam kejahatan. Mereka yaitu , atau pernah menjadi, 

anak buah Isyboset, dan bekerja di bawah pimpinannya. De-

ngan demikian, mereka sungguh hina dan berkhianat dengan 

berbuat jahat kepadanya. Keduanya yaitu  orang Benyamin, 

dari sukunya sendiri.  Mereka berasal dari kota Beerot. Untuk 

suatu alasan yang tidak bisa kita jelaskan sekarang, kita 

diberi tahu di sini (dalam keterangan yang diselipkan sebagai 

tambahan) bahwa kota itu terhitung sebagai daerah Benyamin, 

begitu pula yang kita dapati dalam Yosua 18:25. namun  para 

penduduk kota itu, untuk suatu alasan tertentu, mungkin 

sesudah  kematian Saul, melarikan diri ke Gitaim, kota lain 

dalam suku sama yang terletak tidak jauh dari situ, dan yang 

lebih terlindung berkat keadaan alamnya, sebab  terletak (jika 

kita bisa mengandalkan peta Tuan Fuller) di antara dua bukit 

batu bernama Bozes dan Sene. Di sanalah orang Beerot berada 

pada saat kejadian ini dituliskan, dan ada kemungkinan mere-

ka bermukim di situ, dan tidak pernah kembali ke Beerot lagi. 

Hal ini membuat Beerot, yang dahulu merupakan salah satu 

kota orang Gibeon (Yos. 9:17), menjadi terlupakan, sedangkan 

Gitaim menjadi termasyhur lama sesudah itu, seperti yang kita 

dapati dalam Kitab Nehemia 11:33. 

2. Bagaimana pembunuhan itu dilakukan (ay. 5-7). Lihatlah di sini, 


 622

(1) Sifat malas Isyboset. Ia berbaring di tempat tidurnya pada 

tengah hari. Tidak tampak bahwa negeri itu dilanda cuaca 

begitu terik pada musim tertentu hingga penduduknya ter-

paksa beristirahat pada siang hari, seperti yang terjadi di 

Spanyol pada teriknya musim panas, demikian dikatakan 

orang. namun  Isyboset yaitu  seorang pemalas, suka ber-

leha-leha dan tidak suka bekerja. Dan saat  ia seharus-

nya, di tengah masa darurat ini, memimpin pasukannya di 

medan perang, atau memimpin perundingan dalam mem-

buat kesepakatan dengan Daud, ia malah berbaring di 

tempat tidurnya, sebab tangannya lemah (ay. 1, KJV), begitu 

juga kepala dan hatinya. jika  kesukaran-kesukaran 

yang seharusnya menggiatkan kita dan memperkeras usa-

ha-usaha kita malah mengecilkan hati kita, maka kita telah 

mengkhianati mahkota dan juga hidup kita. Janganlah 

menyukai tidur, supaya engkau tidak jatuh miskin dan han-

cur. Jiwa pemalas yaitu  mangsa yang empuk bagi si 

pembinasa. 

(2) Pengkhianatan Baana dan Rekhab. Mereka memasuki ru-

mah Isyboset, dengan berpura-pura mengambil gandum 

untuk menyediakan perbekalan makanan bagi pasukan 

mereka. Begitu sederhananya kebiasaan pada masa itu 

hingga gudang penyimpanan gandum sang raja dan kamar 

tidurnya saling berdekatan, yang memberi mereka kesem-

patan, sementara mengambil gandum, untuk membunuh-

nya juga sewaktu ia berbaring di tempat tidurnya. Kita 

tidak tahu kapan dan di mana ajal akan menjemput kita. 

Saat berbaring untuk tidur, bisa jadi kita akan dijemput ajal 

sebelum sempat terbangun. Tidak pula kita tahu tangan 

siapa yang tanpa kita curigai akan memberi kita hantaman 

yang mematikan. Anak buah Isyboset sendiri, yang seharus-

nya melindungi nyawanya, justru mencabutnya. 

3. Para pembunuh itu bergirang atas apa yang telah mereka 

perbuat. Seakan-akan telah melaksanakan suatu tindakan 

yang sangat mulia, dan tindakan itu tidak saja dibenarkan 

namun  juga dikuduskan sebab  dilakukan demi kepentingan 

Daud, mereka membawa kepala Isyboset sebagai persembahan 

kepada Daud (ay. 8): Inilah kepala musuhmu itu. Mereka me-

nyangka bahwa tidak ada hal lain yang lebih berkenan bagi

Kitab 2 Samuel 4:9-12 

 623 

 Daud daripada kepala Isyboset. Bahkan, mereka menjadikan 

diri mereka sendiri sebagai alat keadilan Allah, hamba-hamba 

yang menghunus pedang-Nya, meskipun mereka tidak ditu-

gaskan untuk itu: TUHAN pada hari ini telah membiarkan tuan-

ku raja mengadakan pembalasan atas Saul dan atas keturun-

annya. Bukan berarti bahwa mereka sama sekali tidak meng-

indahkan Allah ataupun kehormatan Daud. Yang menjadi 

tujuan mereka hanyalah mencari keuntungan sendiri (sebagai-

mana kita berkata) dan memperoleh kedudukan di istana 

Daud. Akan namun , untuk mengambil hati Daud, mereka pura-

pura mengkhawatirkan keselamatannya, yakin betul akan 

haknya untuk menjadi raja, dan sangat ingin melihatnya men-

duduki takhta sepenuhnya. Yehu berpura-pura giat untuk 

TUHAN semesta alam, padahal hasrat berlebihan untuk meng-

angkat dirinya dan keluarganya sendirilah yang memicu tin-

dakan-tindakannya. 

Para Pembunuh Isyboset Dihukum 

(4:9-12) 

9 namun  Daud menjawab Rekhab dan Baana, saudaranya, anak-anak Rimon, 

orang Beerot itu, katanya kepada mereka: “Demi TUHAN yang hidup, yang 

telah membebaskan nyawaku dari segala kesesakan! 10 saat  ada orang 

yang membawa kabar kepadaku demikian: Saul sudah mati! dan memandang 

dirinya sebagai orang yang menyampaikan kabar baik, maka aku menangkap 

dan membunuh dia di Ziklag, dan dengan demikian aku memberikan kepa-

danya upah kabarnya; 11 terlebih lagi sekarang, sesudah  orang-orang fasik 

membunuh seorang yang benar, di rumahnya di atas tempat tidurnya, tidak-

kah aku menuntut darahnya dari pada kamu dan melenyapkan kamu dari 

muka bumi?” 12 Sesudah itu Daud memberi perintah kepada anak buahnya 

untuk membunuh mereka; tangan dan kaki mereka dipotong, kemudian 

mayat mereka digantung di tepi telaga di Hebron. namun  kepala Isyboset 

diambil dan dikuburkan di dalam kubur Abner di Hebron. 

Di sini kita mendapati keadilan ditegakkan atas para pembunuh 

Isyboset. 

I. Hukuman mati dijatuhkan atas mereka. Tidak perlu bukti lagi, 

lidah mereka sendiri bersaksi melawan mereka. Mereka sama 

sekali tidak menyangkal kenyataan yang terjadi, namun  malah 

bermegah di dalamnya. Oleh sebab  itu Daud menunjukkan ke-

pada mereka betapa kejinya kejahatan mereka itu, dan bahwa 


 624

darah Isyboset menuntut balas darah juga melalui tangannya, 

yang sekarang menjadi hakim ketua, dan yang berdasar  jabat-

an merupakan penuntut tebusan darah. Bisa jadi, Daud lebih 

bersemangat dalam melaksanakan hukuman itu sebab  untuk 

alasan-alasan pemerintahan, ia telah membiarkan Yoab hidup: 

“Tidakkah aku menuntut darah orang yang terbunuh dari tangan 

orang yang membunuh, dan, sebab  orang yang membunuh tidak 

dapat memberikan ganti rugi, maka aku harus mengambil darah-

nya sebagai gantinya?” Amatilah,  

1. Bagaimana Daud memperberat kejahatan itu (ay. 11). Isyboset 

yaitu  orang benar, ia tidak berbuat jahat kepada mereka, 

ataupun merencanakan kejahatan terhadap mereka. Adapun 

Daud sendiri, ia merasa puas sebab  perlawanan apa pun 

yang diberikan Isyboset kepadanya tidak timbul dari rasa ben-

ci, namun  merupakan salah paham, sebab  ia merasa berhak 

atas mahkota kerajaan, dan sebab  pengaruh orang-orang lain 

terhadapnya, yang mendesaknya untuk mengajukan tuntutan 

itu. Perhatikanlah, kasih mengajar kita untuk memikirkan hal 

yang sebaik mungkin, bukan hanya tentang kawan-kawan 

kita, melainkan juga tentang lawan-lawan kita, dan mengang-

gap mereka sebagai orang benar meskipun, dalam beberapa 

hal, mereka berbuat jahat kepada kita. Aku tidak boleh serta 

merta menilai seseorang sebagai orang jahat sebab  aku meng-

anggap dia jahat kepadaku. Daud mengakui Isyboset sebagai 

orang jujur, meskipun ia sudah sangat menyusahkannya se-

cara tidak adil. Cara yang digunakan untuk membunuhnya 

sangat memperberat kejahatan tadi. Membantai Isyboset di 

rumahnya sendiri, yang seharusnya menjadi istananya, dan di 

atas tempat tidurnya, pada saat ia tidak bisa melawan, ini me-

rupakan tindakan berkhianat dan biadab, dan segala sesuatu 

yang hina. Siapa saja yang hatinya tidak sepenuhnya kehi-

langan rasa hormat dan perikemanusiaan, akan geram memi-

kirkan hal itu. Membunuh secara diam-diam diakui sebagai 

cara membunuh yang paling menjijikkan dan keji. Terkutuklah 

orang yang membunuh sesamanya manusia dengan tersem-

bunyi. 

2. Daud lalu mengutip peristiwa sebelumnya yang bisa dijadikan 

contoh (ay. 10): Ia telah membunuh orang yang membawa ka-

bar tentang kematian Saul kepadanya, sebab orang itu me-

Kitab 2 Samuel 4:9-12 

 625 

nyangka bahwa itu akan menjadi kabar baik bagi Daud. Di 

sini tidak disebutkan sama sekali bahwa orang Amalek itu 

membantu Saul membunuh dirinya sendiri, hanya tentang 

kabar kematian Saul yang dibawanya. Dengan demikian, bisa 

diduga bahwa sesudah  diselidiki, cerita yang disampaikannya 

itu ternyata dusta belaka, dan bahwa ia berbohong sehingga 

kehilangan nyawanya sendiri. “Nah,” kata Daud, “bukankah 

aku memperlakukannya seperti seorang penjahat, dan bukan 

sebagai orang kesayangan” seperti yang diharapkannya, “dia 

yang membawa mahkota Saul kepadaku? Jadi, masakan orang 

yang membawa kepala Isyboset kepadaku akan dianggap tidak 

bersalah?” 

3. Daud menguatkan hukuman itu dengan sumpah (ay. 9): Demi 

TUHAN yang hidup, yang telah membebaskan nyawaku dari 

segala kesesakan. Daud menyatakannya dengan tegas seperti 

itu untuk mencegah orang-orang di sekelilingnya membela ke-

dua penjahat itu. Dengan demikian, ia dengan penuh kesaleh-

an menunjukkan bahwa ia hanya bergantung pada Allah 

untuk membuatnya menduduki takhta yang telah dijanjikan, 

dan bahwa ia tidak mau berutang budi kepada siapa pun 

untuk membantunya menduduki takhta itu melalui perbuatan 

diam-diam atau melanggar hukum. Sampai sejauh ini Allah 

telah membebaskan nyawanya dari segala kesesakan, meno-

longnya mengatasi banyak kesusahan dan melewati banyak 

bahaya. Oleh sebab itu, ia mau bergantung pada-Nya untuk 

memahkotai dan menuntaskan pekerjaan-Nya sendiri. Daud 

berbicara tentang pembebasan nyawanya dari segala kesesak-

an sebagai hal yang sudah terlaksana, meskipun masih 

banyak badai yang menghadangnya, sebab ia tahu bahwa Dia 

yang telah membebaskannya, akan membebaskannya lagi. 

4. Segera sesudah itu Daud menandatangani surat perintah un-

tuk menghukum mati kedua orang ini (ay. 12). Hal ini mung-

kin tampak kejam, padahal mereka berniat melakukan kebaik-

an kepadanya. Namun demikian, 

(1) Dengan berbuat begitu Daud hendak menunjukkan keben-

ciannya terhadap perbuatan keji itu. saat  mendengar 

bahwa TUHAN memukul Nabal sehingga mati, ia mengucap 

syukur, (1Sam. 25:38-39), sebab  Dialah Allah pembalas. 

Akan namun , saat  orang-orang fasik membunuh Isyboset, 


 626

mereka pantas mati sebab  merebut tugas Allah dari ta-

ngan-Nya. 

(2) Dengan berbuat begitu Daud hendak menunjukkan keben-

ciannya terhadap penghinaan luar biasa yang mereka laku-

kan terhadapnya, dengan berharap bahwa ia akan men-

dukung tindakan mereka dan memberi mereka upah untuk 

itu. Tidak ada tindakan mereka yang lebih menyakitkan 

Daud daripada menganggapnya sama saja seperti mereka, 

orang yang tidak peduli seberapa banyak darah yang harus 

diarunginya demi mencapai takhta. 

II. Hukuman mati dijalankan. Kedua pembunuh itu dihukum mati 

sesuai hukum, dan kedua tangan serta kaki mereka digantung. 

Bukan seluruh tubuh mereka, sebab  hukum Taurat melarang hal 

ini , melainkan hanya kedua tangan dan kaki mereka, in 

terrorem – untuk menakut-nakuti yang lain. Hal ini menjadi tugu 

peringatan akan keadilan Daud, dan memperlihatkan sesuatu yang 

akan membuatnya dihormati rakyat, sebagai orang yang layak 

memerintah dan tidak mencari kedudukannya sendiri, tidak pula 

memusuhi keluarga Saul, namun  semata-mata berniat tulus untuk 

mewujudkan kesejahteraan rakyat. Akan namun , betapa hal ini 

membuat bingung kedua pembunuh itu! Alangkah takut dan kece-

wanya mereka! Dan itu pulalah yang akan menimpa orang-orang 

yang menyangka telah melayani kepentingan-kepentingan Anak 

Daud melalui berbagai perbuatan yang tidak berakhlak, melalui 

perang dan penganiayaan, tipu daya dan penjarahan. Orang-orang 

yang atas nama agama telah membunuh raja-raja, melanggar per-

janjian-perjanjian luhur, memorak-porandakan negeri-negeri, mem-

benci saudara-saudara mereka, mengucilkan mereka, dan berkata: 

“Baiklah TUHAN menyatakan kemuliaan-Nya.” Orang-orang yang 

telah membunuh saudara-saudara mereka, dan menyangka bahwa 

mereka telah beribadah kepada Allah. Betapa pun orang menyata-

kan suci cara-cara demikian untuk melayani jemaat dan kepenting-

an jemaat yang am, Kristus akan membuat mereka tahu, suatu 

hari nanti, bahwa Kekristenan tidak dimaksudkan untuk menghan-

curkan umat manusia. Dan orang-orang yang menyangka bahwa 

dengan berbuat demikian mereka pantas mendapatkan sorga, tidak 

akan luput dari hukuman neraka. 

PASAL  5  

idak tampak seberapa jauh pembelotan Abner dari keluarga Saul, 

pembunuhan terhadapnya, dan pembunuhan terhadap Isyboset, 

berperan dalam menyempurnakan penggulingan kekuasa-an, dan 

menetapkan Daud sebagai raja atas seluruh Israel. Akan namun , rupa-

rupanya perubahan yang menggembirakan itu menyusul segera 

sesudah  itu, yang penjelasannya kita dapati dalam pasal ini. Di sini,  

I.  Daud diurapi menjadi raja oleh semua suku (ay. 1-5).  

II. Daud menjadikan dirinya penguasa atas kubu pertahanan 

Sion (ay. 6-10).  

III. Daud mendirikan istana bagi dirinya dan memperkuat diri-

nya dalam kerajaannya (ay. 11-12).  

IV. Anak-anaknya yang lahir sesudah  masa ini (ay. 13-16).  

V. Kemenangan-kemenangannya atas orang Filistin (ay. 17-25).  

Daud Menjadi Raja atas Seluruh Israel 

(5:1-5) 

1 Lalu datanglah segala suku Israel kepada Daud di Hebron dan berkata: 

“Ketahuilah, kami ini darah dagingmu. 2 Telah lama, saat  Saul memerintah 

atas kami, engkaulah yang memimpin segala gerakan orang Israel. Dan 

TUHAN telah berfirman kepadamu: Engkaulah yang harus menggembalakan 

umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas Israel.” 3 Maka da-

tanglah semua tua-tua Israel menghadap raja di Hebron, lalu raja Daud 

mengadakan perjanjian dengan mereka di Hebron di hadapan TUHAN; kemu-

dian mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel. 4 Daud berumur tiga 

puluh tahun, pada waktu ia menjadi raja; empat puluh tahun lamanya ia me-

merintah. 5 Di Hebron ia memerintah atas Yehuda tujuh tahun enam bulan, 

dan di Yerusalem ia memerintah tiga puluh tiga tahun atas seluruh Israel 

dan Yehuda. 


 628

Dalam perikop ini kita mendapati,  

I.  Permohonan yang penuh kerendahan hati dari semua suku ke-

pada Daud, yang memintanya untuk menduduki tampuk peme-

rintahan, sebab  mereka sekarang bagai domba yang tidak mem-

punyai gembala, dan mengakuinya sebagai raja mereka. Meskipun 

Daud mungkin sama sekali tidak menyetujui pembunuhan terha-

dap Isyboset, namun ia dapat memanfaatkan keuntungan-keun-

tungan yang diperolehnya melalui kematian itu, dan menerima 

permintaan yang diajukan kepadanya sebagai akibatnya. Suku 

Yehuda telah tunduk kepada Daud sebagai raja mereka lebih dari 

tujuh tahun yang lalu, dan ketenteraman serta kebahagiaan yang 

mereka rasakan di bawah pemerintahannya mendorong semua 

suku lain untuk membujuk Daud. Berapa jumlah orang yang 

datang dari setiap suku, betapa mereka datang dengan semangat 

yang berkobar dan hati yang tulus, dan bagaimana mereka 

dijamu selama tiga hari di Hebron, saat  mereka semua satu hati 

untuk mengangkat Daud menjadi raja, penjelasan lengkapnya 

kita dapati dalam 1 Tawarikh 12:23-40. Di sini kita hanya menda-

pati pokok-pokok dari permohonan mereka, yang berisi dasar-

dasar bagi mereka untuk menjadikan Daud sebagai raja.  

1. Hubungan saudara yang mereka miliki dengan Daud merupa-

kan suatu dorongan tertentu: “Kami ini darah dagingmu (ay. 1), 

tidak saja engkau darah daging kami, dan bukan seorang 

asing, yang tidak memenuhi syarat untuk menjadi raja menu-

rut hukum Taurat (Ul. 17:15), namun  juga kami ini milikmu.” 

Artinya, “Kami tahu bahwa engkau menganggap kami darah 

dagingmu, dan mempunyai kepedulian yang lembut terhadap 

kami sama seperti orang peduli terhadap tubuhnya sendiri, 

yang tidak dimiliki Saul dan keluarganya. Kami ini darah 

dagingmu, dan sebab  itu engkau akan senang sama seperti 

kami untuk mengakhiri perang saudara yang sudah berlang-

sung lama ini. Engkau juga akan berbelaskasihan kepada 

kami, melindungi kami, dan berbuat semampumu untuk kese-

jahteraan kami.” Orang-orang yang menerima Kristus sebagai 

Raja mereka dapat berseru kepada-Nya seperti itu, “Kami ini 

darah daging-Mu, Engkau telah menyamakan diri-Mu dalam 

segala hal dengan saudara-saudara-Mu (Ibr. 2:17). Oleh sebab  

Kitab 2 Samuel 5:1-5 

 629 

itu, jadilah pemimpin kami, dan reruntuhan ini di bawah kua-

sa-Mu” (Yes. 3:6).  

2. Pekerjaan-pekerjaan baik yang dilakukan Daud dahulu untuk 

kepentingan masyarakat merupakan dorongan lebih lanjut (ay. 

2): “saat  Saul memerintah, ia hanyalah seseorang yang ko-

song tanpa arti, namun  engkaulah orang yang masuk hitungan, 

engkaulah yang memimpin orang Israel maju ke medan 

pertempuran, dan membawa mereka pada kemenangan. Oleh 

sebab  itu, siapa lagi sekarang yang lebih layak untuk men-

duduki takhta yang kosong ini?” Ia yang setia dalam perkara 

kecil patut dipercayai dengan perkara yang lebih besar. Per-

buatan-perbuatan baik yang dulu dilakukan untuk kita harus-

lah kita ingat dengan penuh syukur jika  ada keperluan 

untuk itu.  

3. Ketetapan ilahi merupakan dorongan terbesar dari semuanya: 

TUHAN telah berfirman, engkaulah yang harus menggembala-

kan umat-Ku Israel (KJV: Engkaulah yang harus memberi makan 

umat-Ku Israel), artinya, engkaulah yang harus memerintah 

mereka. Sebab para raja harus memberi makan rakyat mereka 

seperti gembala, dengan turut memperhitungkan kebaikan 

rakyat dalam segala sesuatu, memberi mereka makan dan 

bukan mencukur bulu mereka. “Dan engkau tidak hanya akan 

menjadi raja yang memerintah pada masa damai, namun  juga 

seorang panglima yang memimpin dalam perang, dan ikut 

merasakan segala jerih payah dan marabahaya yang dialami 

tentara Israel.” sebab  Allah telah berfirman demikian, maka 

sekarang pada akhirnya, saat  kebutuhan mendorong mere-

ka, mereka pun tergerak untuk berkata demikian.  

II. Pelantikan Daud yang penuh kekhidmatan di hadapan semua 

orang (ay. 3). Sebuah pertemuan seluruh negeri diselenggarakan. 

Semua tua-tua Israel datang menghadap Daud. Kesepakatan pun 

tercapai, pacta conventa – perjanjian kontrak, yang disetujui kedua 

belah pihak dengan sumpah. Daud membaktikan dirinya untuk 

melindungi mereka sebagai hakim mereka pada masa damai dan 

panglima mereka pada masa perang, dan mereka membaktikan 

diri mereka untuk taat kepadanya. Ia mengadakan perjanjian de-

ngan mereka, di mana Allah menjadi saksinya: perjanjian itu di-

adakan di hadapan TUHAN. sesudah  itu Daud, untuk ketiga kali-


 630

nya, diurapi menjadi raja. Kemajuan-kemajuannya berjalan seta-

hap demi setahap, supaya imannya dapat diuji dan ia bisa men-

dapat pengalaman. Dan dengan begitu kerajaannya melambang-

kan kerajaan sang Mesias, yang akan mencapai puncaknya secara 

bertahap. Sebab sekarang ini belum kita lihat, bahwa segala 

sesuatu telah ditaklukan kepada-Nya (Ibr. 2:8), namun  kita akan 

melihatnya nanti (1Kor. 15:25).  

III. Sebuah penjelasan umum tentang pemerintahan dan usianya. Ia 

berumur tiga puluh tahun saat mulai memerintah, sesudah  kema-

tian Saul (ay. 4). Pada usia yang sama orang Lewi pertama-tama 

ditetapkan untuk memulai tugas mereka (Bil. 4:3). Kira-kira pada 

usia itu pula Anak Daud memulai pelayanan-Nya di tengah orang 

banyak (Luk. 3:23). Pada umur itu orang mencapai kematangan 

penuh dalam kekuatan dan penilaian mereka. Daud memerintah, 

secara keseluruhan, selama empat puluh tahun dan enam bulan, 

tujuh setengah tahunnya di Hebron dan tiga puluh tiga tahunnya 

di Yerusalem (ay. 5). Hebron sudah menjadi kota yang termasyhur 

pada saat itu (Yos. 14:15). Kota itu merupakan kota imam. namun  

Yerusalem akan menjadi lebih termasyhur, dan menjadi kota suci. 

Raja-raja besar ingin mendirikan kota bagi diri mereka sendiri 

(Kej. 10:11, 36:32-35). Daud pun begitu, dan Yerusalem yaitu  

kota Daud. Nama itu termasyhur sampai ke akhir Alkitab (Why. 

21), di mana kita membaca tentang Yerusalem yang baru.  

Daud Merebut Gunung Sion 

(5:6-10) 

6 Lalu raja dengan orang-orangnya pergi ke Yerusalem, menyerang orang 

Yebus, penduduk negeri itu. Mereka itu berkata kepada Daud: “Engkau tidak 

sanggup masuk ke mari; orang-orang buta dan orang-orang timpang akan 

mengenyahkan engkau!” Maksud mereka: Daud tidak sanggup masuk ke 

mari. 7 namun  Daud merebut kubu pertahanan Sion, yaitu kota Daud. 8 Daud 

telah berkata pada waktu itu: “Siapa yang hendak memukul kalah orang 

Yebus, haruslah ia masuk melalui saluran air itu; hati Daud benci kepada 

orang-orang timpang dan orang-orang buta.” Sebab itu orang berkata: 

“Orang-orang buta dan orang-orang timpang tidak boleh masuk bait.” 9 Dan 

Daud menetap di kubu pertahanan itu dan menamainya: Kota Daud. Ia 

memperkuatnya sekelilingnya, mulai dari Milo ke bagian dalam. 10 Lalu 

makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab TUHAN, Allah semesta alam, 

menyertainya.

Kitab 2 Samuel 5:6-10 

 631 

Jika Salem, tempat di mana Melkisedek menjadi raja, yaitu  Yerusa-

lem, yang sepertinya demikian berdasar  Mazmur 76:3, maka kota 

itu sudah termasyhur pada masa Abraham. Yosua, pada masanya, 

mendapati kota itu sebagai kota utama di bagian selatan Kanaan 

(Yos. 10:1-3). Kota itu jatuh kepada wilayah undian suku Benyamin 

(Yos. 18:28), namun  berbatasan dekat dengan wilayah undian suku 

Yehuda (Yos. 15:8). Bani Yehuda telah merebut kota itu (Hak.1:8), 

namun  bani Benyamin membiarkan orang Yebus tinggal di antara 

mereka (Hak. 1:21), dan orang Yebus bertambah begitu banyak 

melebihi mereka sehingga kota itu menjadi kota orang Yebus (Hak. 

19:11). Nah, tindakan berani yang paling pertama yang dilakukan 

Daud, sesudah  diurapi menjadi raja atas seluruh Israel, yaitu  mere-

but Yerusalem dari tangan orang Yebus. sebab  Yerusalem termasuk 

wilayah suku Benyamin, maka hal itu sulit diupayakannya dengan 

baik sebelum suku itu, yang sudah lama setia pada keluarga Saul 

(1Taw. 12:29), tunduk kepadanya. Di sini kita mendapati,  

I. Perlawanan orang Yebus terhadap Daud dan pasukannya. Mereka 

berkata, engkau tidak sanggup masuk ke mari; orang-orang buta 

dan orang-orang timpang akan mengenyahkan engkau (ay. 6). 

Mereka mengirim pesan yang menantang ini kepada Daud sebab , 

seperti yang dikatakan sesudahnya, pada kesempatan lain, mere-

ka tidak bisa percaya bahwa seteru dapat masuk ke dalam gapura-

gapura Yerusalem (Rat. 4:12). Mereka mengandalkan,  

1. Perlindungan dewa-dewa mereka, yang telah disebut Daud, de-

ngan merendahkan, sebagai orang-orang buta dan orang-orang 

timpang, sebab  mereka mempunyai mata, namun  tidak dapat 

melihat, mempunyai kaki namun  tidak dapat berjalan. “Akan 

namun ,” kata mereka, “inilah penjaga kota kami, dan kecuali 

engkau mengenyahkan semuanya ini (yang tidak akan pernah 

sanggup engkau lakukan), engkau tidak sanggup masuk ke-

mari.” Ada yang menafsirkan bahwa mereka ini merupakan 

kumpulan patung tembaga yang didirikan di suatu tempat 

yang gelap dan tersembunyi di dalam benteng, dan yang diberi 

kepercayaan untuk menjaga tempat itu. Orang Yebus menye-

but berhala-berhala mereka sebagai mauzim atau benteng-

benteng (Dan. 11:38), dan dengan begitu mereka mengandal-

kan berhala-berhala mereka. namun  nama TUHAN yaitu  


 632

menara kita yang kuat, dan lengan-Nya perkasa, mata-Nya 

tajam menusuk. Atau,  

2. Mereka mengandalkan kekuatan kubu-kubu mereka, yang 

mereka pikir begitu tahan serangan sebab  keadaan alamnya, 

atau sebab  dibuat demikian oleh rancangan manusia, atau 

sebab  kedua-duanya, sehingga orang-orang buta dan orang-

orang timpang saja sudah cukup untuk membela mereka dari 

penyerang yang terkuat sekalipun. Mereka terutama bergan-

tung pada kubu pertahanan Sion, sebagai kubu yang tidak bisa 

ditembus. Ada kemungkinan mereka menempatkan orang-

orang buta dan orang-orang timpang, prajurit-prajurit yang ca-

cat atau cedera, untuk tampil di atas tembok-tembok pertahan-

an, untuk mencemooh Daud dan pasukannya, dengan menilai 

orang-orang itu sebagai lawan yang sebanding bagi Daud. Mes-

kipun di antara mereka hanya tinggal orang-orang yang luka 

parah, namun orang-orang itu sudah cukup untuk memukul 

mundur para pengepung. Bandingkan dengan Yeremia 37:10. 

Perhatikanlah, musuh-musuh umat Allah sering kali sangat 

yakin akan kekuatan mereka sendiri, dan merasa paling aman 

saat  hari kejatuhan mereka sudah dekat.  

II. Keberhasilan Daud melawan orang Yebus. Keangkuhan dan 

kekurangajaran mereka, bukannya menggentarkan Daud, namun  

justru menyemangatinya, dan saat  mengadakan serangan 

menyeluruh, ia memberikan perintah berikut kepada pasukannya: 

“Siapa yang hendak memukul kalah orang Yebus, haruslah ia 

masuk melalui saluran air atau parit itu, orang-orang timpang dan 

orang-orang buta, yang ditempatkan di tembok untuk menghina 

kita dan Allah kita.” Ada kemungkinan bahwa orang-orang itu 

sendiri telah mengatakan hal-hal yang menghujat, dan oleh ka-

rena itu hati Daud benci kepada mereka. Begitulah ayat 8 bisa 

ditafsirkan. Penafsiran kita itu didasarkan atas 1 Tawarikh 11:6, 

yang hanya berbicara tentang memukul kalah orang Yebus, namun  

tidak berbicara apa pun tentang orang-orang buta dan orang-

orang timpang. Orang Yebus telah berkata bahwa jika patung-

patung mereka ini tidak melindungi mereka, maka orang-orang 

buta dan orang-orang timpang tidak boleh masuk bait, artinya, 

mereka tidak akan mempercayai kubu pertahanan mereka lagi 

(begitulah Tuan Gregorius memahaminya), ataupun memberikan

Kitab 2 Samuel 5:11-16 

 633 

penghormatan kepada patung-patung mereka seperti yang dulu 

mereka lakukan. Dan Daud, sesudah  merebut kubu pertahanan 

mereka, berkata demikian pula, bahwa patung-patung ini, yang 

tidak bisa melindungi para penyembahnya, tidak boleh mendapat 

tempat di situ lagi.  

III. Keputusan Daud untuk menempatkan takhta kerajaannya di 

Sion. Ia sendiri menetap di kubu pertahanan itu, yang kekuatan-

nya dulu menentangnya dan membuatnya ngeri, namun sekarang 

ikut menjaga keamanannya, dan ia membangun rumah-rumah di 

sekitarnya untuk para pelayan dan pengawalnya (ay. 9), dari Milo 

yaitu balai kota atau gedung pemerintahan ke bagian dalam. Ia 

terus maju dan berhasil dalam segala sesuatu yang dikerjakan 

tangannya, makin besar dalam kehormatan, kekuatan, dan keka-

yaan, makin lama makin terhormat di mata bawahannya dan 

makin menakutkan di mata musuh-musuhnya, sebab TUHAN, 

Allah semesta alam, menyertainya. Allah memiliki semua makhluk 

ciptaan yang siap diperintah-Nya, Ia memakai mereka seperti yang 

dikehendaki-Nya atas mereka, dan memenuhi tujuan-tujuan-Nya 

sendiri melalui mereka. Dan Ia menyertai Daud, untuk menuntun, 

menjaga, dan membuatnya berhasil. Orang-orang yang memiliki 

Allah semesta alam di pihak mereka tidak perlu takut pada apa 

pun yang bisa dilakukan oleh bala tentara manusia atau setan 

terhadap mereka. Mereka yang bertambah besar haruslah meng-

akui bahwa keberhasilan mereka itu terjadi berkat penyertaan 

Allah dalam hidup mereka, dan mereka harus memuliakan-Nya 

untuk itu. Jemaat disebut Sion, dan kota Allah yang hidup. Orang 

Yebus, sebagai lambang musuh-musuh Kristus, haruslah ditak-

lukkan dan dihalau terlebih dahulu, orang-orang buta dan orang-

orang timpang harus disingkirkan, maka barulah kemudian Kris-

tus membagi-bagaikan jarahan, mendirikan takhta-Nya di sana, 

dan menjadikan tempat itu sebagai tempat kediaman-Nya melalui 

Roh Kudus. 

Anak-anak Daud 

(5:11-16) 

11 Hiram, raja negeri Tirus, mengirim utusan kepada Daud dan kayu alas, 

tukang-tukang kayu dan tukang-tukang batu; mereka mendirikan istana bagi 


 634

Daud. 12 Lalu tahulah Daud, bahwa TUHAN telah menegakkan dia sebagai 

raja atas Israel dan telah mengangkat martabat pemerintahannya oleh kare-

na Israel, umat-Nya. 13 Daud mengambil lagi beberapa gundik dan isteri dari 

Yerusalem, sesudah  ia datang dari Hebron dan bagi Daud masih lahir lagi 

anak-anak lelaki dan wanita  . 14 Inilah nama anak-anak yang lahir bagi 

dia di Yerusalem: Syamua, Sobab, Natan, Salomo, 15 Yibhar, Elisua, Nefeg, 

Yafia, 16 Elisama, Elyada dan Elifelet. 

Dalam perikop ini kita mendapati,  

I. Rumah Daud dibangun, sebuah istana kerajaan, yang layak 

untuk jamuan negara yang diadakannya dan penghormatan yang 

diberikan kepadanya (ay. 11). Orang Yahudi merupakan petani 

dan gembala, dan tidak begitu gemar akan barang-barang da-

gangan ataupun pembuatan barang. Oleh sebab  itu Hiram, raja 

negeri Tirus, seorang penguasa yang kaya raya, saat  mengirim 

ucapan selamat kepada Daud atas naiknya ia ke atas taktha, juga 

menawarkan kepadanya para pekerja untuk membangun istana 

baginya. Daud dengan rasa terima kasih menerima tawaran itu, 

dan para pekerja Hiram pun membangun sebuah istana bagi 

Daud yang sesuai dengan keinginannya. Banyak orang memiliki 

kemampuan unggul dalam seni dan ilmu pengetahuan, namun  me-

reka tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian 

dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan. Namun demikian, 

istana Daud tidak menjadi lebih buruk, atau kurang layak diper-

sembahkan kepada Allah, sebab  dibangun oleh orang-orang 

asing. Dinubuatkan tentang jemaat Injil, bahwa orang-orang asing 

akan membangun tembokmu, dan raja-raja mereka akan melayani 

engkau (Yes. 60:10). 

II. Pemerintahan Daud dikuatkan dan dikokohkan (ay. 12).  

1. Kerajaanya ditegakkan, tidak ada apa pun yang dapat meng-

goyahkannya, tak seorang pun dapat menganggu kepemilikan-

nya atau menggugat haknya. Ia yang menjadikan Daud raja 

juga menegakkannya, sebab  Daud akan menjadi perlambang 

akan Kristus, yang dengan-Nya tangan Allah akan tetap tegak, 

dan perjanjian Allah teguh bagi Dia (Mzm. 89:22-29). Saul 

dijadikan raja, namun  tidak ditegakkan, begitu pula Adam keti-

ka belum jatuh dalam dosa. Daud ditegakkan menjadi raja, 

begitu pula Anak Daud, bersama dengan semua orang yang 

Kitab 2 Samuel 5:11-16 

 635 

melalui Dia dibuat menjadi suatu kerajaan dan imam-imam 

bagi Allah kita.  

2. Martabat kerajaan Daud diangkat baik di mata kawan mau-

pun lawan. Tidak pernah bangsa Israel terlihat begitu besar 

atau menjadi begitu diperhitungkan seperti yang sekarang 

mulai terjadi. Demikian pula yang dijanjikan tentang Kristus, 

bahwa Ia akan menjadi yang mahatinggi di antara raja-raja 

bumi (Mzm. 89:28). Allah sangat meninggikan Dia (Flp. 2:9).  

3. Tahulah Daud bahwa Allah besertanya, melalui peristiwa-

peristiwa yang selaras yang secara ajaib diizinkan terjadi oleh 

penyelenggaraan ilahi untuk membantu menegakkan dan 

mengangkat dirinya sebagai raja. Dengan demikian aku tahu, 

ba