kup Patrick
menyebutkan alasan yang diberikan oleh para ahli Yahudi
untuk nama-nama ini, bahwa nama pertamanya yaitu Daniel
– Allah telah menghakimi aku, yaitu, melawan Nabal. namun
musuh-musuh Daud mencelanya, dan berkata, “Ini yaitu
anak Nabal, dan bukan anak Daud.” Untuk menyangkal fitnah
itu, sang Penyelenggara mengatur begitu rupa hingga, saat
anak itu tumbuh dewasa, ia menjadi, dalam wajah dan
rupanya, luar biasa mirip Daud, dan lebih menyerupai Daud
daripada anak-anaknya yang lain. Itulah sebabnya Daud
memberinya nama Kileab, yang berarti, seperti ayahnya, atau
gambar ayahnya.
5. Ibu Absalom dikatakan sebagai anak wanita dari Talmai
raja Gesur, seorang raja kafir. Mungkin Daud dengan ini ber-
harap untuk memperkuat pengaruhnya, namun akibat dari
pernikahan itu ternyata membawa dukacita dan aib baginya.
6. Yang terakhir disebut sebagai isteri Daud, yang sebab itu,
menurut sebagian orang, yaitu Mikhal, istrinya yang pertama
dan paling sah, yang di sini disebut dengan nama lain. Meski-
pun Mikhal tidak mempunyai anak lain sesudah ia memandang
602
rendah Daud, namun ia bisa saja mempunyai anak sebelum-
nya.
Demikianlah keluarga Daud diperkuat, namun Abner makin
mendapat pengaruh di antara keluarga Saul. Hal ini disebutkan
(ay. 6) untuk menunjukkan bahwa, jika Abner sampai meng-
khianati keluarga Saul, maka keluarga itu tentu saja akan run-
tuh.
Abner Membelot kepada Daud
(3:7-21)
7 Saul mempunyai gundik yang bernama Rizpa; dia anak wanita Aya.
Berkatalah Isyboset kepada Abner: “Mengapa kauhampiri gundik ayahku?“
8 Lalu sangat marahlah Abner sebab perkataan Isyboset itu, katanya: “Ke-
pala anjing dari Yehudakah aku? Sampai sekarang aku masih menunjukkan
kesetiaanku kepada keluarga Saul, ayahmu, kepada saudara-saudaranya
dan kepada sahabat-sahabatnya, dan aku tidak membiarkan engkau jatuh
ke tangan Daud, namun sekarang engkau menuduh aku berlaku salah dengan
seorang wanita ? 9 Kiranya Allah menghukum Abner, bahkan lebih lagi
dari pada itu, jika tidak kulakukan kepada Daud seperti yang dijanjikan
TUHAN dengan bersumpah kepadanya, 10 yakni memindahkan kerajaan dari
keluarga Saul dan mendirikan takhta kerajaan Daud atas Israel dan atas
Yehuda, dari Dan sampai Bersyeba.” 11 Dan Isyboset tidak dapat lagi men-
jawab sepatah kata pun kepada Abner, sebab takutnya kepadanya. 12 Lalu
Abner mengirim utusan kepada Daud dengan pesan: “Milik siapakah negeri
ini? Adakanlah perjanjian dengan aku, maka sesungguhnya aku akan mem-
bantu engkau untuk membawa seluruh orang Israel memihak kepadamu.”
13 Jawab Daud: “Baik, aku akan mengadakan perjanjian dengan engkau,
hanya satu hal kuminta dari padamu, yakni engkau tidak akan menghadap
aku, kecuali jika engkau membawa lebih dahulu Mikhal, anak wanita
Saul, jika engkau datang menghadap aku.” 14 Daud mengirim utusan juga
kepada Isyboset, anak Saul, dengan pesan: “Berikanlah isteriku Mikhal, yang
telah kuperoleh dengan seratus kulit khatan orang Filistin.” 15 Lalu Isyboset
menyuruh mengambil wanita itu dari pada suaminya, yakni Paltiel bin
Lais. 16 Dan suaminya berjalan bersama-sama dengan dia, sambil mengikuti
dia dengan menangis sampai ke Bahurim. Lalu berkatalah Abner kepadanya:
“Ayo, pulanglah.” Maka pulanglah ia. 17 Sementara itu berundinglah Abner
dengan para tua-tua orang Israel, katanya: “Telah lama kamu menghendaki
Daud menjadi raja atas kamu. 18 Maka sekarang bertindaklah, sebab TUHAN
sudah berfirman tentang Daud, demikian: Dengan perantaraan hamba-Ku
Daud Aku akan menyelamatkan umat-Ku Israel dari tangan orang Filistin
dan dari tangan semua musuhnya.” 19 Abner berbicara dengan orang Benya-
min; pula Abner pergi membicarakan dengan Daud di Hebron segala yang
sudah dipandang baik oleh orang Israel dan oleh seluruh kaum Benyamin. 20
saat Abner datang kepada Daud di Hebron bersama-sama dua puluh
orang, maka Daud mengadakan perjamuan bagi Abner dan orang-orang yang
menyertainya. 21 Berkatalah Abner kepada Daud: “Baiklah aku bersiap untuk
pergi mengumpulkan seluruh orang Israel kepada tuanku raja, supaya
mereka mengadakan perjanjian dengan tuanku dan tuanku menjadi raja atas
Kitab 2 Samuel 3:7-21
603
segala yang dikehendaki hatimu.” Lalu Daud membiarkan Abner pergi dan
berjalanlah ia dengan selamat.
Dalam perikop ini,
I. Abner putus hubungan dengan Isyboset, dan meninggalkan ke-
pentingannya, sebab ia dibuat marah oleh Isyboset. Allah dapat
memenuhi tujuan-tujuan-Nya sendiri melalui dosa-dosa dan
kebodohan-kebodohan manusia.
1. Isyboset menuduh Abner atas sesuatu yang tidak kurang dari
sebuah kejahatan, yaitu berbuat mesum dengan salah seorang
gundik ayahnya (ay. 7). Tidak tampak apakah itu benar atau
tidak, juga tidak jelas atas dasar Isyboset mencurigainya. Akan
namun , apa pun yang sebenarnya terjadi, alangkah bijak bagi
Isyboset untuk tetap diam, mengingat betapa ia berkepenting-
an untuk tidak menentang Abner. Jika hal itu tidak benar, dan
kecemburuannya tidak berdasar, maka Isyboset sungguh tidak
jujur dan tidak tahu berterima kasih. Sebab ia menyimpan
prasangka-prasangka yang tidak adil terhadap seseorang yang
sudah mempertaruhkan segala-galanya untuknya, dan yang
pasti merupakan sahabat terbaik yang dimilikinya di dunia.
2. Abner sangat marah dengan tuduhan itu. Apakah ia berlaku
salah dengan seorang wanita atau tidak, tidak ia katakan
(ay. 8). namun kita curiga bahwa ia bersalah, sebab ia tidak
menyangkalnya dengan tegas. Dan, meskipun ia bersalah, ia
memberitahukan Isyboset,
(1) Bahwa ia tidak suka dicela untuk itu oleh Isyboset, dan
tidak mau menerima teguran darinya. “Apa!” seru Abner,
“Kepala anjing dari Yehudakah aku, binatang yang rendah
dan hina, hingga engkau memperkarakan aku seperti itu?
(ay. 8). Inikah balasan yang kuterima atas kebaikan yang
telah kutunjukkan kepadamu dan keluarga ayahmu, dan
pekerjaan-pekerjaan baik yang telah kulakukan untukmu?”
Abner membesar-besarkan jasanya, bahwa semuanya itu ia
lakukan dengan melawan Yehuda, suku yang telah ditetap-
kan untuk meneruskan mahkota kerajaan, dan yang pasti
akan memiliki mahkota itu pada akhirnya. Dengan begitu,
dalam mendukung keluarga Saul, ia bertindak melawan
hati nuraninya dan juga kepentingannya. Oleh sebab itu,
604
sudah selayaknya ia mendapat balasan yang lebih baik
daripada tuduhan ini. Sekalipun demikian, ada kemung-
kinan, Abner tidak akan begitu bersemangat mendukung
keluarga Saul seandainya ia tidak punya maksud tertentu
untuk memuaskan hasratnya sendiri, dan berharap untuk
mendapat keuntungan sendiri. Perhatikanlah, orang-orang
yang sombong tidak akan tahan ditegur, terutama oleh
orang-orang yang mereka pikir telah berutang budi kepada
mereka.
(2) Bahwa Abner pasti akan membalas dendam kepada Isy-
boset (ay. 9-10). Dengan kesombongan dan kekurangajaran
yang sejadi-jadinya, Abner membiarkan Isyboset tahu bah-
wa, sama seperti ia telah mengangkat Isyboset, demikian
pula ia dapat menurunkannya lagi, dan ia akan melaku-
kannya. Abner tahu bahwa Allah telah bersumpah kepada
Daud untuk memberinya kerajaan, dan sekalipun begitu ia
menentangnya dengan segenap kekuatannya atas dasar
hasrat untuk berkuasa. namun sekarang ia mau mendu-
kung Daud sebab ingin membalas dendam, namun ia mela-
kukannya dengan pura-pura mau mengindahkan kehendak
Allah. Orang-orang yang diperbudak oleh hawa nafsu mere-
ka sendiri mempunyai banyak tuan, yang mendorong mere-
ka sebagian ke arah sana dan sebagian lainnya ke arah
sini. Akibatnya, dengan ganasnya mereka melakukan tin-
dakan-tindakan yang menghantam diri mereka sendiri.
Hasrat Abner untuk berkuasa membuatnya bersemangat
untuk mendukung Isyboset, dan sekarang keinganannya
untuk membalas dendam membuatnya sama bersemangat-
nya untuk mendukung Daud. Seandainya Abner dengan
tulus mengindahkan janji Allah kepada Daud, dan bertin-
dak dengan mata yang tertuju pada janji itu, maka ran-
cangan-rancangannya akan tetap dan seragam, dan ia
akan bertindak selaras dengan jati dirinya. Akan namun ,
sementara Abner melayani hawa nafsunya sendiri, Allah
melalui Abner memenuhi tujuan-tujuan-Nya. Ia bahkan
menjadikan amarah dan balas dendam Abner untuk men-
datangkan pujian bagi-Nya, dan meletakkan dasar kekuat-
an kepada Daud melalui hal itu. Yang terakhir, lihatlah
bagaimana Isyboset dibuat tercengang oleh kekurangajaran
Kitab 2 Samuel 3:7-21
605
Abner: Isyboset tidak dapat lagi menjawab sepatah kata
pun kepada Abner (ay. 11). Seandainya Isyboset berjiwa
lelaki, terutama berjiwa seorang raja, ia bisa saja menjawab
Abner bahwa jasa-jasanya memperparah kejahatan-keja-
hatannya, bahwa ia tidak mau dilayani oleh orang yang
begitu rendah, dan tidak ragu bahwa ia akan baik-baik saja
tanpa Abner. namun Isyboset sadar akan kelemahannya
sendiri, dan sebab itu tidak mengatakan sepatah kata
pun, supaya jangan sampai ia memperburuk keadaan.
Hatinya menjadi tawar, dan ia sekarang menjadi, sesuai
yang telah dinubuatkan Daud tentang musuh-musuhnya,
seperti dinding yang miring dan tembok yang hendak roboh
(Mzm. 62:4).
II Abner mengadakan perjanjian dengan Daud. Kita harus menduga
bahwa Abner mulai muak dengan kepentingan Isyboset, dan
mencari-cari kesempatan untuk meninggalkannya. Sebab jika
tidak demikian halnya, bagaimana mungkin sesudah mengancam
akan meninggalkan Isyboset dan memintanya mencabut tuduhan-
nya itu, ia segera saja mewujudkan kata-katanya yang penuh
amarah itu (ay. 12). Ia mengirim utusan kepada Daud, untuk
memberi tahu Daud bahwa ia siap sedia untuk melayaninya.
“Milik siapakah negeri ini? Bukankah ini milikmu? Sebab engkau-
lah yang paling berhak untuk memerintah dan yang paling men-
dapat tempat di hati rakyat.” Perhatikanlah, Allah dapat menemu-
kan cara-cara untuk membuat orang melayani kerajaan Kristus,
sekalipun mereka tidak mempunyai perasaan yang tulus terha-
dapnya, dan sudah menetapkan hati dengan keras untuk menen-
tangnya. Ada kalanya musuh-musuh dijadikan sebagai tumpuan
kaki, bukan hanya untuk diinjak-injak, melainkan juga sebagai
tempat pijakan untuk naik ke atas. Bumi datang menolong perem-
puan itu.
III. Daud mengikat perjanjian dengan Abner, namun dengan syarat
bahwa Abner harus mengembalikan kepadanya Mikhal istrinya
(ay. 13). Dengan ini,
1. Daud menunjukkan ketulusan kasih sayangnya sebagai suami
terhadap istrinya yang pertama dan yang paling sah. Istrinya
menikah dengan orang lain, dan Daud pun menikahi orang
606
lain, namun hal itu tidak merenggangkan hubungannya de-
ngan istrinya. Banyaknya air tidak dapat memuaskan dahaga
cinta itu.
2. Daud membuktikan rasa hormatnya kepada keluarga Saul. Ia
sama sekali tidak menginjak-injak keluarga Saul, sesudah
keluarga itu jatuh sekarang, namun justru dalam pengangkat-
annya, ia sangat menilai dirinya berdasar hubungannya
dengan keluarga itu. Daud tidak bisa disenangkan dengan
kehormatan-kehormatan takhta kecuali ia memiliki Mikhal,
anak wanita Saul, untuk berbagi dengannya dalam kehor-
matan-kehormatan itu. Ia sama sekali tidak menyimpan suatu
kebencian terhadap keluarga musuhnya. Abner mengirimkan
pesan kepada Daud agar Daud meminta Mikhal kepada
Isyboset, yang memang dilakukan Daud (ay. 14), dengan me-
nuntut bahwa ia telah membeli Mikhal dengan harga yang
mahal, dan bahwa Mikhal diambil darinya dengan cara tidak
benar. Isyboset tidak berani menolak tuntutan Daud, sebab
sekarang tidak ada Abner untuk membelanya, sehingga ia
mengambil Mikhkal dari Paltiel, yang dinikahkan dengan
Mikhal oleh Saul (ay. 15). Lalu Abner mengantar Mikhal ke-
pada Daud, tanpa ragu bahwa pada saat itu ia akan disambut
dua kali lipat, saat ia membawakan kepada Daud seorang
istri di satu tangan, dan mahkota di tangan lain. Suami Mikhal
yang terakhir enggan berpisah dengannya, dan mengikutinya
dengan menangis (ay. 16), namun tidak ada obat penawar. Ia
harus menyalahkan dirinya sendiri. Sebab saat ia mengam-
bil Mikhal, ia tahu bahwa orang lain berhak atas Mikhal. Para
perebut harus bersiap melepaskan apa yang mereka rebut.
Oleh sebab itu, janganlah ada seorang pun yang hatinya
terpatri pada apa yang tidak berhak dimilikinya. Jika suatu
perselisihan telah memisahkan suami dan istri, maka sambil
mereka mengharapkan berkat Allah, biarlah mereka berdamai,
dan berkumpul kembali. Biarlah semua pertengkaran yang te-
lah lalu dilupakan, dan biarlah mereka hidup bersama dalam
kasih, sesuai dengan ketetapan Allah yang kudus.
IV. Abner menggunakan pengaruhnya atas para tua-tua Israel untuk
membawa mereka kepada Daud, sebab tahu bahwa ke mana saja
mereka pergi, rakyat tentu akan mengikuti. sebab sekarang hal
Kitab 2 Samuel 3:7-21
607
ini dapat memenuhi tujuannya sendiri, maka ia dapat berseru
atas nama Daud bahwa Daud yaitu ,
1. Pilihan Israel (ay. 17): “Telah lama kamu menghendaki Daud
menjadi raja atas kamu, saat ia telah membuktikan dirinya
dalam begitu banyak pertempuran dengan orang Filistin, dan
melakukan jasa yang begitu baik untukmu. Tak seorang pun
dapat mengaku mempunyai jasa pribadi yang lebih besar dari-
pada Daud, atau yang lebih kecil daripada Isyboset. Engkau
telah menguji kedua orang itu, Detur digniori – berikanlah mah-
kota kepada orang yang paling layak menerimanya. Hendaklah
Daud menjadi rajamu.”
2. Pilihan Allah (ay. 18): “TUHAN sudah berfirman tentang Daud.
Bandingkan dengan ayat 9. saat Allah menetapkan Samuel
untuk mengurapi Daud, Allah, pada dasarnya, berjanji bahwa
melalui tangan Daud Ia akan menyelamatkan Israel. Sebab
untuk tujuan itulah Daud diangkat menjadi raja. sebab Allah
telah berjanji, melalui tangan Daud, untuk menyelamatkan
Israel, maka sudah menjadi kewajibanmu, dengan menuruti
kehendak Allah, maupun demi kepentingannmu sendiri,
supaya engkau dapat memperoleh kemenangan-kemenangan
atas musuh-musuhmu, untuk tunduk kepada Daud. Sungguh
teramat bodoh untuk menentangnya.” Siapa yang akan
menduga alasan-alasan seperti ini keluar dari mulut Abner?
namun demikianlah Allah akan membuat musuh-musuh umat-
Nya mengetahui dan mengakui bahwa Ia mengasihi mereka
(Why. 3:9). Abner secara khusus berseru kepada orang-orang
Benyamin, orang-orang dari sukunya sendiri, yang atas mere-
ka ia punya pengaruh paling besar, dan yang telah ditariknya
untuk tampil mendukung keluarga Saul. Abner yaitu orang
yang telah menipu mereka, dan sebab itu ia berkepentingan
untuk menyadarkan mereka kembali. Demikianlah, orang
banyak bertindak sebagaimana mereka diatur.
V. Daud menutup perjanjian dengan Abner, dan ia bertindak dengan
bijak dan baik di dalamnya. Sebab, apa pun yang mendorong
Abner untuk melakukannya, yaitu tindakan yang baik untuk
mengakhiri perang, dan menetapkan orang yang diurapi Tuhan di
atas takhta. Dan sah-sah saja bagi Daud untuk memanfaatkan
perantaraan Abner, sama seperti bagi orang miskin untuk mene-
608
rima sedekah dari seorang Farisi, walaupun memberikannya da-
lam kesombongan dan kemunafikan. Abner melaporkan kepada
Daud perasaan rakyat dan keberhasilan dari pembicaraan-pem-
bicaraannya dengan mereka (ay. 19). Abner sekarang datang,
bukan secara pribadi seorang diri seperti pada waktu pertama
kali, melainkan dengan rombongan sebanyak dua puluh orang,
dan Daud menyambut mereka dengan sebuah perjamuan (ay. 20),
sebagai tanda perdamaian dan sukacita, dan sebagai ikrar atas
persepakatan di antara mereka. Itu yaitu perjamuan atas se-
buah perjanjian, seperti dalam Kejadian 26:30. Jika seterumu la-
par, berilah dia makan. namun , jika ia tunduk, jamulah dia. Abner,
sebab senang dengan jamuan Daud, dan dengan dicegahnya
kejatuhannya bersama keluarga Saul, yang tak akan terelakkan
seandainya ia tidak mengambil jalan ini, dan terlebih lagi dengan
harapan yang dimilikinya untuk mendapat jabatan di bawah
Daud, berusaha keras dalam waktu singkat untuk menyempurna-
kan semua perubahan mendadak itu, dan membawa seluruh
Israel supaya patuh kepada Daud (ay. 21). Ia memberi tahu Daud
bahwa Daud akan menjadi raja atas segala yang dikehendaki
hatinya. Ia tahu bahwa pengangkatan Daud didasarkan atas
ketetapan Allah, namun ia menyindir secara halus bahwa itu
timbul dari hasrat dan keinginan Daud sendiri untuk berkuasa.
Demikianlah, seperti yang sering kali dilakukan orang-orang
jahat, Abner mengukur orang baik itu berdasar dirinya sen-
diri. Namun demikian, Daud dan Abner berpisah sebagai teman
yang sangat baik, dan perkara di antara mereka diselesaikan de-
ngan baik. Demikian pula halnya, sudah sepatutnya semua orang
yang takut akan Allah dan yang menjalankan perintah-perintah-
Nya untuk menghindari perselisihan, bahkan dengan orang fasik,
untuk hidup damai dengan semua orang, dan menunjukkan
kepada dunia bahwa mereka yaitu anak-anak terang.
Yoab Membunuh Abner; Ratapan Daud
atas Pembunuhan terhadap Abner
(3:22-39)
22 Anak buah Daud dan Yoab baru saja pulang sesudah mengadakan peng-
gerebekan dan mereka membawa pulang jarahan yang banyak. namun Abner
tidak lagi bersama-sama Daud di Hebron, sebab ia telah dilepasnya pergi
dengan selamat. 23 saat Yoab bersama dengan segenap tentaranya sudah
Kitab 2 Samuel 3:22-39
609
pulang, diberitahukan kepada Yoab, demikian: “Abner bin Ner telah datang
kepada raja dan ia sudah dibiarkannya pergi dengan selamat.” 24 Kemudian
pergilah Yoab kepada raja, katanya: “Apakah yang telah kauperbuat? Abner
telah datang kepadamu; mengapa engkau membiarkannya begitu saja?
25 Apakah engkau tidak kenal Abner bin Ner itu. Ia datang untuk memper-
daya engkau dan untuk mengetahui gerak-gerikmu dan untuk mengetahui
segala yang hendak kaulakukan.” 26 Sesudah itu keluarlah Yoab meninggal-
kan Daud dan menyuruh orang menyusul Abner, lalu mereka membawanya
kembali dari perigi Sira tanpa diketahui Daud. 27 saat Abner kembali ke
Hebron, maka Yoab membawanya sebentar ke samping di tengah-tengah
pintu gerbang itu, seakan-akan hendak berbicara dengan dia dengan diam-
diam; kemudian ditikamnyalah dia di sana pada perutnya, sehingga mati,
membalas darah Asael, adiknya. 28 saat hal itu didengar Daud kemudian,
berkatalah ia: “Aku dan kerajaanku tidak bersalah di hadapan TUHAN sampai
selama-lamanya terhadap darah Abner bin Ner itu. 29 Biarlah itu ditanggung
oleh Yoab sendiri dan seluruh kaum keluarganya. Biarlah dalam keturunan
Yoab tidak putus-putusnya ada orang yang mengeluarkan lelehan, yang sakit
kusta, yang bertongkat, yang tewas oleh pedang atau yang kekurangan makan-
an.” 30 Demikianlah Yoab dan Abisai, adiknya, membunuh Abner, sebab ia
telah membunuh Asael, adik mereka, di Gibeon dalam pertempuran. 31 Dan
berkatalah Daud kepada Yoab dan kepada segala rakyat yang bersama-sama
dengan dia: “Koyakkanlah pakaianmu dan lilitkanlah pada tubuhmu kain
kabung dan merataplah di depan mayat Abner.” Raja Daud sendiri pun ber-
jalan di belakang usungan mayat. 32 saat orang menguburkan Abner di
Hebron, maka menangislah raja dengan suara nyaring pada kubur Abner dan
seluruh rakyat pun menangis. 33 sebab Abner raja mengucapkan nyanyian
ratapan ini: “Apakah Abner harus mati seperti orang bebal? 34 Tanganmu
tidak terikat dan kakimu tidak dirantai. Engkau gugur seperti orang gugur
oleh orang-orang durjana.” Dan seluruh rakyat itu makin menangis sebab
dia. 35 Seluruh rakyat datang menawarkan kepada Daud untuk makan roti
selagi hari siang, namun Daud bersumpah, katanya: “Kiranya Allah meng-
hukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika sebelum matahari terbenam
aku mengecap roti atau apa pun.” 36 saat seluruh rakyat melihat hal itu,
mereka menganggap hal itu baik, seperti segala sesuatu yang dilakukan raja
dianggap baik oleh seluruh rakyat. 37 Maka tahulah seluruh rakyat dan selu-
ruh Israel pada hari itu, bahwa pembunuhan Abner bin Ner bukanlah ran-
cangan raja. 38 Kemudian berkatalah raja kepada para pegawainya: “Tidak
tahukah kamu, bahwa pada hari ini gugur seorang pemimpin, seorang besar,
di Israel? 39 namun aku ini sekarang masih lemah, sekalipun sudah diurapi
menjadi raja, sedang orang-orang itu, yakni anak-anak Zeruya, melebihi aku
dalam kekerasan. Kiranya TUHAN membalas kepada orang yang berbuat
jahat setimpal dengan kejahatannya.”
Kita mendapati dalam perikop ini gambaran tentang pembunuhan
terhadap Abner oleh Yoab, dan kemarahan Daud yang mendalam
sebab nya.
I. Yoab dengan sangat kurang ajar mencerca Daud sebab sudah
mengadakan perjanjian dengan Abner. Yoab kebetulan sedang
melakukan tugas di luar saat Abner bertemu dengan Daud, se-
dang mengejar pasukan, entah orang Filistin atau pihak Saul.
610
namun , pada saat kembali, ia diberi tahu bahwa Abner baru saja
pergi (ay. 22-23), dan bahwa banyak hal baik telah terjadi antara
Daud dan Abner. Abner mempunyai segala alasan untuk puas
dengan kebijaksanaan Daud, dan untuk menyetujui langkah-
langkah yang diambilnya, sebab Abner sendiri mengenalnya
sebagai orang yang bijak dan baik, dan bertindak di bawah pim-
pinan ilahi dalam semua urusannya. Sekalipun begitu, seolah-
olah ia mempunyai kuasa yang sama dalam perkara Daud seperti
yang dimiliki Abner dalam perkara Isyboset, ia menegur Daud,
dan mencelanya di depan mukanya sebagai orang yang tidak
cerdik (ay. 24-25): Apakah yang telah kauperbuat? Seolah-olah
Daud bertanggung jawab kepadanya atas apa yang ia lakukan:
“Mengapa engkau membiarkannya begitu saja, saat engkau bisa
saja menangkapnya sebagai tahanan? Ia datang sebagai mata-
mata, dan pasti akan mengkhianatimu.” Sulit untuk dikatakan,
apakah Yoab yang cukup lancang untuk menghina rajanya seperti
itu, ataukah justru Daud yang cukup bersabar untuk menerima
penghinaan itu. Yoab, pada dasarnya, mencela Daud sebagai
orang bodoh saat ia memberi tahu Daud bahwa ia tahu Abner
datang untuk menipu Daud, dan sekalipun begitu Daud memper-
cayainya. Kita tidak mendapati Daud memberi jawab kepada
Yoab, bukan sebab Daud takut kepadanya, seperti Isyboset takut
kepada Abner (ay. 11), melainkan sebab Daud tidak ambil peduli
terhadap Yoab, atau sebab Yoab memang tidak mempunyai
sopan santun untuk menunggu jawaban.
II. Yoab dengan sangat khianat menyuruh orang untuk memanggil
Abner kembali, dan, dengan berpura-pura ingin berbicara secara
pribadi dengan Abner, membunuhnya secara biadab dengan ta-
ngannya sendiri. Bahwa Yoab memanfaatkan nama Daud, dengan
berdalih hendak memberi beberapa petunjuk lebih jauh kepada
Abner, tersirat dalam kata-kata ini, tanpa diketahui Daud (ay. 26).
Abner, sebab tidak merancang kejahatan apa pun, tidak takut
kepada siapa-siapa, namun dengan sangat polos kembali ke
Hebron. Dan, saat ia mendapati Yoab menunggunya di pintu
gerbang, ia menepi untuk berbincang-bincang dengannya secara
pribadi, dengan melupakan apa yang sudah ia katakan sendiri
saat ia membunuh Asael, bagaimana aku dapat memandang
muka Yoab, abangmu itu? (2:22). Dan di sanalah Yoab membu-
Kitab 2 Samuel 3:22-39
611
nuhnya (ay. 27). Dan disiratkan (ay. 30) bahwa Abisai mengetahui
rancangan itu, ikut membantu dan bersekongkol, dan akan da-
tang menolong saudaranya jika diperlukan. Oleh sebab itu Abisai
didakwa sebagai kaki tangan dalam kejahatan itu: Yoab dan
Abisai membunuh Abner, meskipun mungkin yang mengetahui hal
itu hanyalah Dia yang mengetahui rahasia pikiran dan niat hati
manusia. Nah, dalam hal ini,
1. Sudah pasti bahwa Tuhan itu benar. Abner sudah menentang
Daud dengan penuh kebencian, dan melawan hati nuraninya
sendiri yang menyatakan bahwa ia bersalah. Sekarang dengan
hina pula ia meninggalkan Isyboset, dan mengkhianatinya,
dengan berdalih hendak mengindahkan Allah dan Israel, namun
sebenarnya berdasar kesombongan, balas dendam, dan
ketidaksabaran untuk mengendalikan diri. Oleh sebab itu
Allah tidak akan memakai orang yang begitu jahat, meskipun
Daud mungkin akan memakainya, dalam pekerjaan yang
begitu baik seperti menyatukan Israel. Penghakiman-pengha-
kiman dipersiapkan untuk para pencemooh seperti Abner.
Akan namun ,
2. Pasti juga bahwa Yoab tidak benar, dan, dalam apa yang dia
lakukan, berbuat fasik. Daud yaitu seorang yang berkenan di
hati Allah, namun ia tidak dapat memiliki orang-orang di seki-
tarnya, bahkan di tempat-tempat kepercayaan yang tertinggi
sekalipun, sesuai dengan kehendak hatinya. Banyak raja yang
baik, dan tuan yang baik, terpaksa mempekerjakan orang-
orang yang jahat.
(1) Bahkan dalih untuk melakukan pembunuhan ini sangatlah
tidak adil. Abner memang telah membunuh Asael, saudara
Yoab, dan Yoab dan Abisai dalam hal ini mengaku sebagai
penuntut darahnya (ay. 27, 30). Akan namun Abner membu-
nuh Asael dalam perang terbuka, dengan memberikan tan-
tangan kepada Asael. Yoab sendiri telah menerima tantang-
an itu, dan telah membunuh banyak teman Abner. Abner
juga membunuh Asael untuk membela diri, dan tidak
sebelum ia memberikan peringatan yang baik kepada Asael
yang tidak mau mendengar Abner, dan lagi pula Abner
melakukannya dengan enggan hati. namun Yoab di sini
menumpahkan darah dalam zaman damai (1Raj. 2:5).
612
(2) Beralasan bagi kita untuk berpikir bahwa apa yang men-
dasari permusuhan Yoab terhadap Abner, membuat masa-
lah ini jauh lebih buruk. Yoab sekarang yaitu panglima
dari pasukan-pasukan Daud. Akan namun , jika Abner ber-
pihak pada kepentingan Daud, ada kemungkinan Abner
akan lebih dipilih daripada Yoab, sebab Abner yaitu
perwira yang lebih tua, dan lebih berpengalaman dalam
ilmu perang. Hal ini membuat Yoab cemburu, dan merasa
lebih baik menanggung kesalahan sebab menumpahkan
darah daripada memikirkan adanya saingan.
(3) Yoab melakukannya secara khianat, dengan dalih ingin ber-
bicara baik-baik dengan Abner (Ul. 27:24). Seandainya Yoab
menantang Abner, Yoab akan bertindak seperti seorang
prajurit. namun membunuhnya yaitu perbuatan yang keji
dan seperti seorang pengecut. Perkataannya lebih lembut
dari minyak, namun semuanya yaitu pedang terhunus
(Mzm. 55:22). Demikian pula Yoab secara hina membunuh
Amasa (20:9-10).
(4) Tindakan pembunuhan itu merupakan penghinaan yang
besar terhadap Daud dan mencederai dirinya, sebab ia
sekarang telah mengikat perjanjian dengan Abner, seperti
yang diketahui Yoab juga. Abner sebenarnya sedang melak-
sanakan tugas tuannya sekarang, dan sebab itu, dengan
menyerang Abner, Yoab sebenarnya sedang menghantam
Daud sendiri.
(5) Pembunuhan yang dilakukan Yoab sangat diperparah kare-
na ia melakukannya di pintu gerbang, di hadapan semua
orang dan secara terang-terangan, seperti orang yang tidak
tahu malu, bermuka tebal. Pintu gerbang yaitu tempat
penghakiman dan tempat pertemuan orang banyak. Yoab
melakukan pembunuhan di sana dengan menentang ke-
adilan, baik itu terhadap hukuman yang adil dari para
hakim maupun terhadap kebencian yang wajar dari orang
banyak. Yoab melakukannya seperti orang yang tidak takut
akan Allah dan tidak menghormati seorang pun. Ia meng-
anggap diri mengendalikan segala sesuatu, padahal Hebron
yaitu kota orang Lewi dan kota perlindungan.
Kitab 2 Samuel 3:22-39
613
III. Daud merasa sangat terenyuh, dan dalam banyak cara mengung-
kapkan kemarahannya terhadap kejahatan yang mengerikan ini.
1. Daud membasuh tangannya dari kesalahan atas darah Abner.
Supaya jangan sampai orang curiga bahwa Yoab diberi isyarat
diam-diam oleh Daud untuk melakukan apa yang dilakukan-
nya dan terlebih lagi sebab Yoab tidak mendapat hukuman
untuk waktu yang begitu lama, maka Daud di sini berseru
dengan sungguh-sungguh kepada Allah akan ketidakbersalah-
annya: Aku dan kerajaanku tidak bersalah dan kerajaanku
tidak bersalah sebab aku tidak bersalah, di hadapan TUHAN
sampai selama-lamanya (ay. 28). Sungguh menghibur untuk
dapat berkata, saat suatu hal buruk terjadi, bahwa kita
tidak ikut andil di dalamnya. Kami tidak mencurahkan darah
ini (Ul. 21:7). Dengan begitu, seperti apa pun kita mungkin
dicela atau dicurigai, hati kita tidak akan mencela kita.
2. Daud menanggungkan kutukan atas perbuatan itu kepada
Yoab dan keluarganya (ay. 29): “Biarlah itu ditanggung oleh
Yoab sendiri. Biarlah darah itu berteriak melawannya, dan
biarlah pembalasan ilahi mengikutinya. Biarlah kejahatan itu
dibalaskan kepada anak cucunya, berupa suatu penyakit
keturunan atau yang lain. Semakin lama hukuman ditunda,
semakin lama kiranya hukuman itu berlangsung saat sudah
tiba. Biarlah keturunannya terkena aib, ternoda oleh penyakit
yang mengeluarkan lelehan atau kusta, yang akan membuat
mereka diasingkan dari masyarakat. Biarlah mereka menjadi
pengemis, atau lumpuh, atau mati cepat, supaya dapat dikata-
kan, dia yaitu salah seorang keturunan Yoab.” Ini menyirat-
kan bahwa kesalahan sebab menumpahkan darah menda-
tangkan kutukan ke atas keluarga. Jika manusia tidak mem-
balasnya, maka Allah akan membalasnya, dan akan menyim-
pan kesalahan itu untuk anak cucu. namun menurut saya,
hukuman yang tegas terhadap pembunuh itu sendiri akan
lebih baik bagi Daud daripada kutukan yang penuh amarah
ini, yang mengancamkan penghakiman-penghakiman Allah
atas keturunan Yoab.
3. Daud memanggil semua orang di sekelilingnya, bahkan Yoab
sendiri, untuk meratapi kematian Abner (ay. 31): Koyakkanlah
pakaianmu dan merataplah di depan Abner, yaitu, di depan
mayat Abner, seperti Abraham dikatakan meratapi isterinya
614
yang mati (Kej. 23:2-3). Daud memberikan alasan mengapa
mereka harus menghadiri pemakaman Abner dengan berka-
bung secara tulus dan khidmat (ay. 38), sebab pada hari ini
gugur seorang pemimpin, seorang besar, di Israel. Persekutuan-
nya dengan Saul, kedudukannya sebagai panglima, pengaruh-
nya, dan pelayanan-pelayanan besar yang sudah dilakukannya
dulu, cukup untuk membuatnya disebut sebagai seorang
pemimpin, seorang besar. saat Daud tidak bisa menyebut
Abner sebagai orang kudus atau orang baik, ia tidak berkata
apa-apa tentang itu. namun Daud memberikan pujian kepada
Abner untuk apa yang benar, meskipun Abner menjadi mu-
suhnya sebelumnya, bahwa ia yaitu seorang pemimpin,
seorang besar. “Orang seperti itu telah gugur di Israel, dan
gugur pada hari ini, tepat saat ia sedang melakukan per-
buatan terbaik yang pernah dilakukannya selama hidupnya.
Pada hari ini, yaitu saat ia mungkin akan begitu berguna
untuk menciptakan kedamaian dan kesejahteraan rakyat, dan
dapat diluputkan dari hal yang begitu jahat ini.”
(1) Biarlah mereka semua meratapinya. Kematian membawa
perubahan yang merendahkan bagi semua orang, dan itu
harus diratapi, terutama perubahan yang mempengaruhi
para raja dan pembesar. Celaka! Celaka! (lih. Why. 18:10),
betapa kematian telah membuat hina dan kecil orang-orang
yang telah menjadikan diri mereka sebagai ketakutan ter-
hadap pahlawan-pahlawan yang meliputi dunia orang-
orang hidup! namun kita terutama harus meratapi gugurnya
orang-orang yang berguna di tengah-tengah puncak keber-
gunaan mereka, dan saat mereka teramat dibutuhkan.
Kehilangan yang dirasakan rakyat haruslah menjadi duka-
cita semua orang, sebab semua orang berbagi di dalamnya.
Demikianlah, Daud memberi perhatian untuk menggugah
hati rakyat, supaya mereka memberi penghormatan untuk
mengenang seorang yang berjasa.
(2) Biarlah Yoab dengan cara yang khusus meratapinya. Ia
tidak begitu mempunyai hati untuk melakukannya, namun
ia mempunyai lebih banyak alasan untuk melakukannya
daripada semua yang lainnya. Jika ia dapat dibuat meratap
dengan tulus hati, maka itu akan menjadi ungkapan per-
tobatan atas dosanya dalam membunuh Abner. Walaupun
Kitab 2 Samuel 3:22-39
615
ia hanya meratap supaya dilihat orang, seperti yang mung-
kin demikian, namun itu yaitu semacam laku tobat yang
dikenakan kepadanya, dan membantu meringankan hu-
kuman itu sekarang. Jika saat ini ia belum menebus pem-
bunuhan itu dengan darahnya, maka biarlah ia melakukan
sesuatu untuk menebusnya dengan air mata. Ada kemung-
kinan Yoab menuruti ungkapan pertobatan ini tanpa
segan-segan, sebab sekarang maksudnya sudah tercapai.
sebab sekarang Abner sudah ada dalam usungan mayat,
maka tidak masalah seberapa megah pun ia terbaring. Sit
divus, modo non sit vivus – Biarlah dia diangkat sebagai
orang kudus, yang penting ia sudah mati.
4. Daud sendiri mengikuti jasad itu sebagai pelayat yang paling
berkabung, dan menyampaikan pidato di pemakaman. Ia
berjalan di belakang usungan mayat (ay. 31), dan menangis
pada kubur Abner (ay. 32). Meskipun Abner dahulu menjadi
musuhnya, dan mungkin telah terbukti sebagai teman yang
sangat tidak setia, namun sebab ia sudah menjadi orang yang
gagah berani di medan pertempuran, dan mungkin telah mela-
kukan jasa besar untuk kepentingan-kepentingan masyarakat
pada saat yang genting ini, maka semua pertengkaran yang
dulu dilupakan. Dan Daud benar-benar berkabung atas gu-
gurnya Abner. Apa yang dikatakan Daud di atas kubur Abner
memicu banjir air mata pada semua orang yang hadir,
saat mereka menyangka bahwa mereka sudah membayar
lunas utang (ay. 33-34): Apakah Abner harus mati seperti orang
bebal?
(1) Daud berbicara seperti orang yang geram sebab Abner
dibodohi hingga kehilangan nyawanya. Bahwa orang yang
begitu besar seperti Abner, yang begitu termasyhur akan
kelakuan dan keberaniannya, bisa diperdaya oleh persaha-
batan yang pura-pura, dibunuh secara tak terduga, dan
dengan begitu mati seperti orang bodoh. Orang yang paling
bijaksana dan gagah berani sekalipun tidak mempunyai
pagar untuk melindungi diri dari pengkhianatan. Abner
menganggap dirinya sebagai penentu perkara-perkara besar
di Israel, sebagai orang yang begitu penting hingga mampu
menyeimbangkan pemerintahan yang goncang, yang kepala-
616
nya penuh dengan rancangan-rancangan dan harapan-ha-
rapan besar. Melihat Abner dibodohi oleh seorang saingan
yang hina, dan gugur secara tiba-tiba sebagai korban bagi
hasrat dan kecemburuannya, ini menodai kesombongan
dari segala perbuatan memegahkan diri, dan harus mem-
buat orang tidak membangga-banggakan kemegahan du-
niawi. Janganlah percaya kepada para bangsawan (Mzm.
146:3-4). Dan sebab itu, marilah kita memastikan sesuatu
yang tentangnya kita tidak dapat dibodohi. Hidup sese-
orang, dan segala sesuatu yang disayanginya, bisa saja
diambil darinya, tanpa mampu dicegahnya dengan segala
hikmat, kehati-hatian, dan kelurusan hatinya. namun ada
sesuatu yang tidak dapat dibongkar dan dicuri oleh pen-
curi. Lihatlah di sini betapa kita lebih berutang budi pada
penyelenggaraan Allah daripada pada kebijaksanaan kita
sendiri, untuk kelanjutan hidup dan penghiburan-peng-
hiburan kita. Kalau bukan sebab kekang yang dikendali-
kan Allah atas hati nurani orang-orang jahat, betapa orang-
orang yang lemah dan tidak bersalah akan cepat menjadi
mangsa yang empuk bagi orang-orang yang kuat dan tak
mengenal belas kasihan, dan orang-orang yang paling bijak
mati seperti orang bebal! Atau,
(2) Daud berbicara sebagai orang yang bermegah bahwa Abner
tidak bertindak bodoh hingga kehilangan nyawanya: “Apa-
kah Abner mati seperti orang bebal? Tidak, bukan seperti
pelanggar hukum, pengkhianat atau penjahat, yang nyawa-
nya diambil darinya sebab perbuatannya sendiri dan
diserahkan ke tangan keadilan umum. Tangannya tidak
terikat, tidak pula kakinya terbelenggu, seperti kaki para
penjahat. Abner tidak gugur di depan orang-orang benar,
oleh putusan pengadilan. namun seperti orang, orang yang
tidak bersalah, gugur oleh orang-orang durjana, oleh para
pencuri dan perampok, begitulah engkau gugur.” Apakah
Abner mati seperti Nabal? Demikian Septuaginta membaca-
nya. Nabal mati seperti ia hidup, seperti dirinya sendiri,
seperti orang dungu. namun nasib Abner yaitu nasib yang
bisa saja menimpa orang paling bijak dan paling baik di
dunia sekalipun. Abner tidak menyia-nyiakan nyawanya
seperti Asael, yang sengaja berlari menyongsong tombak,
Kitab 2 Samuel 3:22-39
617
sekalipun sudah diberi peringatan. namun Abner dihantam
secara tak terduga. Perhatikanlah, sungguh menyedihkan
untuk mati seperti orang bodoh, seperti yang dialami oleh
orang-orang yang dengan suatu cara mempersingkat hidup
mereka sendiri, dan terlebih lagi orang-orang yang tidak
membuat persediaan bagi dirinya untuk dunia yang lain.
5. Daud berpuasa sepanjang hari itu, dan sama sekali tidak mau
dibujuk untuk makan apa pun sampai malam (ay. 35). Sudah
menjadi kebiasaan orang-orang yang berkabung pada saat itu
untuk menahan diri dari makanan dan minuman selama bebe-
rapa waktu, seperti dalam pasal 1:12 dan 1 Samuel 31:13.
Jadi betapa tidak pada tempatnya untuk mengubah rumah
berkabung menjadi rumah pesta! Penghormatan yang diberi-
kan Daud kepada Abner ini sangat menyenangkan rakyat dan
menghibur hati mereka, bahwa ia, sedikit pun, tidak terlibat
dalam pembunuhan itu (ay. 36-37). Daud berusaha keras
untuk menghindari kecurigaan itu, supaya jangan sampai
kejahatan Yoab membuatnya dibenci orang, seperti kejahatan
Simeon dan Lewi membuat Yakub dibenci (Kej. 34:30). Pada
kesempatan ini dikatakan, segala sesuatu yang dilakukan raja
dianggap baik oleh seluruh rakyat. Ini menyiratkan,
(1) Cinta kasih Daud kepada rakyat. Ia berusaha menyenang-
kan mereka dalam segala hal, dan dengan hati-hati meng-
hindari apa yang bertentangan dengan kehendak mereka.
(2) Pemikiran mereka yang baik tentang Daud. Mereka berpikir
bahwa segala sesuatu yang dia lakukan, dilakukan dengan
baik. Kesediaan untuk saling menyenangkan seperti itu,
dan kemudahan untuk disenangkan, akan membuat setiap
hubungan menghibur.
6. Daud meratapi bahwa ia tidak dapat menegakkan keadilan
terhadap para pembunuh itu secara aman (ay. 30). Ia lemah,
kerajaannya baru ditanam, dan sedikit goncangan akan meng-
gulingkannya. Keluarga Yoab mempunyai pengaruh besar,
berani dan tidak takut siapa pun. Menjadikan mereka sebagai
musuh-musuhnya sekarang mungkin akan menimbulkan aki-
bat yang buruk. Anak-anak Zeruya ini terlalu sukar baginya,
terlalu besar untuk dicengkeram oleh hukum. Dan sebab itu,
meskipun oleh manusia, oleh hakim, darah seorang pembu-
618
nuh harus ditumpahkan (Kej. 9:6), namun Daud memegang pe-
dang dengan sia-sia, dan hanya berpuas diri dengan menye-
rahkan mereka kepada penghakiman Allah: Kiranya TUHAN
membalas kepada orang yang berbuat jahat setimpal dengan
kejahatannya. Nah, hal ini mengurangi,
(1) Kebesaran Daud. Dia yaitu raja yang diurapi, dan sekali-
pun begitu dibuat gentar oleh rakyatnya sendiri, dan seba-
gian dari mereka terlalu sukar baginya. Siapa yang akan
menginginkan kekuasaan jika orang bisa disebut berkuasa,
dan harus bertanggung jawab atas kekuasaan itu, namun
terhalangi untuk menggunakannya?
(2) Kebaikan Daud. Ia seharusnya melakukan kewajibannya,
dan mempercayakan hasilnya kepada Allah. Fiat justitia,
ruat coelum – Biarlah keadilan ditegakkan, meskipun langit
harus runtuh. Seandainya hukum dibiarkan berjalan me-
nentang Yoab, mungkin pembunuhan terhadap Isyboset,
Amnon, dan yang lain akan dicegah. Cara kebiasaan dunia-
wi dan rasa iba yang kejam, itulah yang membiarkan Yoab
terluput. Kebenaran menyokong takhta, dan tidak akan
pernah menggoncangkannya. Namun hanya penangguhan
hukuman yang diberikan Daud kepada Yoab. Di ranjang
kematiannya, Daud menyerahkan kepada Salomo (yang da-
pat menggunakan pedang keadilan dengan lebih baik kare-
na ia tidak mempunyai keperluan untuk menghunus pe-
dang perang) untuk membalaskan darah Abner. Kejahatan
mengejar orang-orang berdosa, dan akan menyusul mereka
pada akhirnya. Daud memberikan jabatan kepada anak
Abner, Yaasiel (1Taw. 27:21).
PASAL 4
etika Abner dibunuh, Daud kehilangan sahabat untuk menyem-
purnakan penaklukan atas suku-suku yang masih berpihak pada
kepentingan Isyboset. Cara apa yang harus diambil untuk mewu-
judkan penaklukan itu tidak dapat diketahuinya, namun di sini Penye-
lenggaraan Allah mewujudkannya melalui tersingkirnya Isyboset.
I. Dua dari antara anak buah Isyboset sendiri membunuh dia,
dan membawa kepalanya kepada Daud (ay. 1-8).
II. Daud, bukannya memberi mereka upah, justru menghukum
mati mereka atas apa yang telah mereka perbuat (ay. 9-12).
Isyboset Dibunuh oleh Dua Anak Buahnya
(4:1-8)
1 saat didengar anak Saul, bahwa Abner sudah mati di Hebron, maka
hilanglah keberaniannya, dan terkejutlah seluruh orang Israel. 2 Anak Saul
mempunyai dua orang sebagai kepala gerombolan, yang satu bernama Baana
dan yang kedua bernama Rekhab, keduanya anak Rimon, orang Benyamin
dari Beerot. – Sebab Beerot pun terhitung daerah Benyamin. 3 Orang Beerot
sudah melarikan diri ke Gitaim dan menjadi pendatang di sana sampai
sekarang. – 4 Yonatan, anak Saul, mempunyai seorang anak laki-laki, yang
cacat kakinya. Ia berumur lima tahun, saat datang kabar tentang Saul dan
Yonatan dari Yizreel. Inang pengasuhnya mengangkat dia pada waktu itu,
lalu lari, namun sebab terburu-buru larinya, anak itu jatuh dan menjadi
timpang. Ia bernama Mefiboset. 5 Anak-anak Rimon, orang Beerot itu, yakni
Rekhab dan Baana, pergi, lalu sampai pada waktu hari panas terik ke rumah
Isyboset, saat ia sedang berbaring siang hari. 6 Kebetulan penjaga pintu
rumah itu mengantuk dan tertidur, saat sedang membersihkan gandum.
Demikianlah Rekhab dan Baana menyusup ke dalam. 7 Mereka masuk ke
dalam rumah itu, saat Isyboset sedang berbaring di atas tempat tidurnya di
dalam kamar tidurnya, membunuh dia lalu memenggal kepalanya. Mereka
membawa kepalanya itu, lalu berjalan semalam-malaman melalui jalan dari
Araba-Yordan. 8 Kepala Isyboset itu dibawa mereka kepada Daud di Hebron
dan mereka berkata kepada raja: “Inilah kepala Isyboset, anak Saul, musuh-
K
620
mu itu, yang ingin mencabut nyawamu; TUHAN pada hari ini telah membiar-
kan tuanku raja mengadakan pembalasan atas Saul dan atas keturunannya.
Dalam perikop ini kita mendapati,
I. Melemahnya keluarga Saul, dan makin lama makin lemah saja.
1. Adapun Isyboset, yang menduduki takhta kerajaan, hilang
keberaniannya (ay. 1). Seluruh kekuatan yang selama ini ada
pada keluarga Saul berasal dari dukungan Abner. Dan sebab
sekarang Abner telah mati, tidak ada lagi semangat yang
tersisa pada diri Isyboset. Meskipun Abner, dalam kemarahan,
tidak lagi berpihak pada kepentingannya, namun Isyboset
berharap untuk mencapai kesepakatan dengan Daud melalui
Abner. Namun sekarang bahkan harapan ini sirna, dan ia
mendapati dirinya ditinggalkan oleh kawan-kawannya dan ada
dalam kekuasaan lawan-lawannya. Semua orang Israel yang
tetap setia kepadanya merasa kebingungan dan tidak tahu
harus berbuat apa, apakah melanjutkan persetujuan mereka
dengan Daud atau tidak.
2. Adapun Mefiboset, yang berdasar hak Yonatan, ayahnya,
terlebih dahulu berhak menjadi raja, ia memiliki kaki timpang,
sehingga tidak layak menjalankan tugas apa pun (ay. 4).
Usianya baru lima tahun saat ayah dan kakeknya terbunuh.
Inang pengasuhnya, saat mendengar tentang kemenangan
orang Filistin, takut kalau-kalau mereka, dalam mengejar
kemenangan itu, akan segera mengirim pasukan ke rumah
Saul, dan membinasakan semua orang yang ada di situ, dan
terutama akan menyasar tuannya yang masih kecil, yang pada
saat itu merupakan pewaris takhta selanjutnya. Dalam keta-
kutan ini, ia melarikan diri sambil menggendong anak itu, un-
tuk mengamankannya di suatu tempat rahasia supaya tidak
bisa ditemukan orang, atau di suatu tempat perlindungan
supaya anak itu tidak bisa dijangkau oleh musuh. Dan, kare-
na terlalu terburu-buru, sang inang pun terjatuh bersama
anak itu. Akibatnya, ada tulang anak itu yang patah atau
menonjol, dan bergeser dari tempatnya, sehingga dia pincang
seumur hidup, dan tidak layak bekerja baik di istana maupun
dalam tentara Israel. Lihatlah betapa anak-anak bisa saja
mengalami kecelakaan yang mengenaskan saat masih kecil,
yang dampaknya mungkin akan mereka tanggung seumur
Kitab 2 Samuel 4:1-8
621
hidup mereka, yang akan menyusahkan mereka. Bahkan
anak-anak para raja dan pembesar, anak-anak orang baik-
baik, sebab seperti itulah Yonatan, anak-anak yang dijaga
dengan ketat, dan yang mempunyai inang pengasuh sendiri,
tidaklah selalu aman. Betapa beralasan bagi kita untuk ber-
syukur kepada Allah sebab telah memelihara anggota tubuh
dan pancaindra kita, dengan melewati banyak bahaya pada
masa kanak-kanak yang penuh kelemahan dan ketidakber-
dayaan. Betapa beralasan bagi kita untuk mengakui kebaikan-
Nya dalam memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk men-
jaga kita, untuk menatang kita di atas tangan mereka, sehing-
ga kita tidak terancam bahaya akan jatuh (Mzm. 91:12).
II. Pembunuhan terhadap anak Saul. Di sini diceritakan kepada kita,
1. Siapa para pembunuh itu: Baana dan Rekhab (ay. 2-3). Kedua
orang itu bersaudara, seperti halnya Simeon dan Lewi, dan
rekan dalam kejahatan. Mereka yaitu , atau pernah menjadi,
anak buah Isyboset, dan bekerja di bawah pimpinannya. De-
ngan demikian, mereka sungguh hina dan berkhianat dengan
berbuat jahat kepadanya. Keduanya yaitu orang Benyamin,
dari sukunya sendiri. Mereka berasal dari kota Beerot. Untuk
suatu alasan yang tidak bisa kita jelaskan sekarang, kita
diberi tahu di sini (dalam keterangan yang diselipkan sebagai
tambahan) bahwa kota itu terhitung sebagai daerah Benyamin,
begitu pula yang kita dapati dalam Yosua 18:25. namun para
penduduk kota itu, untuk suatu alasan tertentu, mungkin
sesudah kematian Saul, melarikan diri ke Gitaim, kota lain
dalam suku sama yang terletak tidak jauh dari situ, dan yang
lebih terlindung berkat keadaan alamnya, sebab terletak (jika
kita bisa mengandalkan peta Tuan Fuller) di antara dua bukit
batu bernama Bozes dan Sene. Di sanalah orang Beerot berada
pada saat kejadian ini dituliskan, dan ada kemungkinan mere-
ka bermukim di situ, dan tidak pernah kembali ke Beerot lagi.
Hal ini membuat Beerot, yang dahulu merupakan salah satu
kota orang Gibeon (Yos. 9:17), menjadi terlupakan, sedangkan
Gitaim menjadi termasyhur lama sesudah itu, seperti yang kita
dapati dalam Kitab Nehemia 11:33.
2. Bagaimana pembunuhan itu dilakukan (ay. 5-7). Lihatlah di sini,
622
(1) Sifat malas Isyboset. Ia berbaring di tempat tidurnya pada
tengah hari. Tidak tampak bahwa negeri itu dilanda cuaca
begitu terik pada musim tertentu hingga penduduknya ter-
paksa beristirahat pada siang hari, seperti yang terjadi di
Spanyol pada teriknya musim panas, demikian dikatakan
orang. namun Isyboset yaitu seorang pemalas, suka ber-
leha-leha dan tidak suka bekerja. Dan saat ia seharus-
nya, di tengah masa darurat ini, memimpin pasukannya di
medan perang, atau memimpin perundingan dalam mem-
buat kesepakatan dengan Daud, ia malah berbaring di
tempat tidurnya, sebab tangannya lemah (ay. 1, KJV), begitu
juga kepala dan hatinya. jika kesukaran-kesukaran
yang seharusnya menggiatkan kita dan memperkeras usa-
ha-usaha kita malah mengecilkan hati kita, maka kita telah
mengkhianati mahkota dan juga hidup kita. Janganlah
menyukai tidur, supaya engkau tidak jatuh miskin dan han-
cur. Jiwa pemalas yaitu mangsa yang empuk bagi si
pembinasa.
(2) Pengkhianatan Baana dan Rekhab. Mereka memasuki ru-
mah Isyboset, dengan berpura-pura mengambil gandum
untuk menyediakan perbekalan makanan bagi pasukan
mereka. Begitu sederhananya kebiasaan pada masa itu
hingga gudang penyimpanan gandum sang raja dan kamar
tidurnya saling berdekatan, yang memberi mereka kesem-
patan, sementara mengambil gandum, untuk membunuh-
nya juga sewaktu ia berbaring di tempat tidurnya. Kita
tidak tahu kapan dan di mana ajal akan menjemput kita.
Saat berbaring untuk tidur, bisa jadi kita akan dijemput ajal
sebelum sempat terbangun. Tidak pula kita tahu tangan
siapa yang tanpa kita curigai akan memberi kita hantaman
yang mematikan. Anak buah Isyboset sendiri, yang seharus-
nya melindungi nyawanya, justru mencabutnya.
3. Para pembunuh itu bergirang atas apa yang telah mereka
perbuat. Seakan-akan telah melaksanakan suatu tindakan
yang sangat mulia, dan tindakan itu tidak saja dibenarkan
namun juga dikuduskan sebab dilakukan demi kepentingan
Daud, mereka membawa kepala Isyboset sebagai persembahan
kepada Daud (ay. 8): Inilah kepala musuhmu itu. Mereka me-
nyangka bahwa tidak ada hal lain yang lebih berkenan bagi
Kitab 2 Samuel 4:9-12
623
Daud daripada kepala Isyboset. Bahkan, mereka menjadikan
diri mereka sendiri sebagai alat keadilan Allah, hamba-hamba
yang menghunus pedang-Nya, meskipun mereka tidak ditu-
gaskan untuk itu: TUHAN pada hari ini telah membiarkan tuan-
ku raja mengadakan pembalasan atas Saul dan atas keturun-
annya. Bukan berarti bahwa mereka sama sekali tidak meng-
indahkan Allah ataupun kehormatan Daud. Yang menjadi
tujuan mereka hanyalah mencari keuntungan sendiri (sebagai-
mana kita berkata) dan memperoleh kedudukan di istana
Daud. Akan namun , untuk mengambil hati Daud, mereka pura-
pura mengkhawatirkan keselamatannya, yakin betul akan
haknya untuk menjadi raja, dan sangat ingin melihatnya men-
duduki takhta sepenuhnya. Yehu berpura-pura giat untuk
TUHAN semesta alam, padahal hasrat berlebihan untuk meng-
angkat dirinya dan keluarganya sendirilah yang memicu tin-
dakan-tindakannya.
Para Pembunuh Isyboset Dihukum
(4:9-12)
9 namun Daud menjawab Rekhab dan Baana, saudaranya, anak-anak Rimon,
orang Beerot itu, katanya kepada mereka: “Demi TUHAN yang hidup, yang
telah membebaskan nyawaku dari segala kesesakan! 10 saat ada orang
yang membawa kabar kepadaku demikian: Saul sudah mati! dan memandang
dirinya sebagai orang yang menyampaikan kabar baik, maka aku menangkap
dan membunuh dia di Ziklag, dan dengan demikian aku memberikan kepa-
danya upah kabarnya; 11 terlebih lagi sekarang, sesudah orang-orang fasik
membunuh seorang yang benar, di rumahnya di atas tempat tidurnya, tidak-
kah aku menuntut darahnya dari pada kamu dan melenyapkan kamu dari
muka bumi?” 12 Sesudah itu Daud memberi perintah kepada anak buahnya
untuk membunuh mereka; tangan dan kaki mereka dipotong, kemudian
mayat mereka digantung di tepi telaga di Hebron. namun kepala Isyboset
diambil dan dikuburkan di dalam kubur Abner di Hebron.
Di sini kita mendapati keadilan ditegakkan atas para pembunuh
Isyboset.
I. Hukuman mati dijatuhkan atas mereka. Tidak perlu bukti lagi,
lidah mereka sendiri bersaksi melawan mereka. Mereka sama
sekali tidak menyangkal kenyataan yang terjadi, namun malah
bermegah di dalamnya. Oleh sebab itu Daud menunjukkan ke-
pada mereka betapa kejinya kejahatan mereka itu, dan bahwa
624
darah Isyboset menuntut balas darah juga melalui tangannya,
yang sekarang menjadi hakim ketua, dan yang berdasar jabat-
an merupakan penuntut tebusan darah. Bisa jadi, Daud lebih
bersemangat dalam melaksanakan hukuman itu sebab untuk
alasan-alasan pemerintahan, ia telah membiarkan Yoab hidup:
“Tidakkah aku menuntut darah orang yang terbunuh dari tangan
orang yang membunuh, dan, sebab orang yang membunuh tidak
dapat memberikan ganti rugi, maka aku harus mengambil darah-
nya sebagai gantinya?” Amatilah,
1. Bagaimana Daud memperberat kejahatan itu (ay. 11). Isyboset
yaitu orang benar, ia tidak berbuat jahat kepada mereka,
ataupun merencanakan kejahatan terhadap mereka. Adapun
Daud sendiri, ia merasa puas sebab perlawanan apa pun
yang diberikan Isyboset kepadanya tidak timbul dari rasa ben-
ci, namun merupakan salah paham, sebab ia merasa berhak
atas mahkota kerajaan, dan sebab pengaruh orang-orang lain
terhadapnya, yang mendesaknya untuk mengajukan tuntutan
itu. Perhatikanlah, kasih mengajar kita untuk memikirkan hal
yang sebaik mungkin, bukan hanya tentang kawan-kawan
kita, melainkan juga tentang lawan-lawan kita, dan mengang-
gap mereka sebagai orang benar meskipun, dalam beberapa
hal, mereka berbuat jahat kepada kita. Aku tidak boleh serta
merta menilai seseorang sebagai orang jahat sebab aku meng-
anggap dia jahat kepadaku. Daud mengakui Isyboset sebagai
orang jujur, meskipun ia sudah sangat menyusahkannya se-
cara tidak adil. Cara yang digunakan untuk membunuhnya
sangat memperberat kejahatan tadi. Membantai Isyboset di
rumahnya sendiri, yang seharusnya menjadi istananya, dan di
atas tempat tidurnya, pada saat ia tidak bisa melawan, ini me-
rupakan tindakan berkhianat dan biadab, dan segala sesuatu
yang hina. Siapa saja yang hatinya tidak sepenuhnya kehi-
langan rasa hormat dan perikemanusiaan, akan geram memi-
kirkan hal itu. Membunuh secara diam-diam diakui sebagai
cara membunuh yang paling menjijikkan dan keji. Terkutuklah
orang yang membunuh sesamanya manusia dengan tersem-
bunyi.
2. Daud lalu mengutip peristiwa sebelumnya yang bisa dijadikan
contoh (ay. 10): Ia telah membunuh orang yang membawa ka-
bar tentang kematian Saul kepadanya, sebab orang itu me-
Kitab 2 Samuel 4:9-12
625
nyangka bahwa itu akan menjadi kabar baik bagi Daud. Di
sini tidak disebutkan sama sekali bahwa orang Amalek itu
membantu Saul membunuh dirinya sendiri, hanya tentang
kabar kematian Saul yang dibawanya. Dengan demikian, bisa
diduga bahwa sesudah diselidiki, cerita yang disampaikannya
itu ternyata dusta belaka, dan bahwa ia berbohong sehingga
kehilangan nyawanya sendiri. “Nah,” kata Daud, “bukankah
aku memperlakukannya seperti seorang penjahat, dan bukan
sebagai orang kesayangan” seperti yang diharapkannya, “dia
yang membawa mahkota Saul kepadaku? Jadi, masakan orang
yang membawa kepala Isyboset kepadaku akan dianggap tidak
bersalah?”
3. Daud menguatkan hukuman itu dengan sumpah (ay. 9): Demi
TUHAN yang hidup, yang telah membebaskan nyawaku dari
segala kesesakan. Daud menyatakannya dengan tegas seperti
itu untuk mencegah orang-orang di sekelilingnya membela ke-
dua penjahat itu. Dengan demikian, ia dengan penuh kesaleh-
an menunjukkan bahwa ia hanya bergantung pada Allah
untuk membuatnya menduduki takhta yang telah dijanjikan,
dan bahwa ia tidak mau berutang budi kepada siapa pun
untuk membantunya menduduki takhta itu melalui perbuatan
diam-diam atau melanggar hukum. Sampai sejauh ini Allah
telah membebaskan nyawanya dari segala kesesakan, meno-
longnya mengatasi banyak kesusahan dan melewati banyak
bahaya. Oleh sebab itu, ia mau bergantung pada-Nya untuk
memahkotai dan menuntaskan pekerjaan-Nya sendiri. Daud
berbicara tentang pembebasan nyawanya dari segala kesesak-
an sebagai hal yang sudah terlaksana, meskipun masih
banyak badai yang menghadangnya, sebab ia tahu bahwa Dia
yang telah membebaskannya, akan membebaskannya lagi.
4. Segera sesudah itu Daud menandatangani surat perintah un-
tuk menghukum mati kedua orang ini (ay. 12). Hal ini mung-
kin tampak kejam, padahal mereka berniat melakukan kebaik-
an kepadanya. Namun demikian,
(1) Dengan berbuat begitu Daud hendak menunjukkan keben-
ciannya terhadap perbuatan keji itu. saat mendengar
bahwa TUHAN memukul Nabal sehingga mati, ia mengucap
syukur, (1Sam. 25:38-39), sebab Dialah Allah pembalas.
Akan namun , saat orang-orang fasik membunuh Isyboset,
626
mereka pantas mati sebab merebut tugas Allah dari ta-
ngan-Nya.
(2) Dengan berbuat begitu Daud hendak menunjukkan keben-
ciannya terhadap penghinaan luar biasa yang mereka laku-
kan terhadapnya, dengan berharap bahwa ia akan men-
dukung tindakan mereka dan memberi mereka upah untuk
itu. Tidak ada tindakan mereka yang lebih menyakitkan
Daud daripada menganggapnya sama saja seperti mereka,
orang yang tidak peduli seberapa banyak darah yang harus
diarunginya demi mencapai takhta.
II. Hukuman mati dijalankan. Kedua pembunuh itu dihukum mati
sesuai hukum, dan kedua tangan serta kaki mereka digantung.
Bukan seluruh tubuh mereka, sebab hukum Taurat melarang hal
ini , melainkan hanya kedua tangan dan kaki mereka, in
terrorem – untuk menakut-nakuti yang lain. Hal ini menjadi tugu
peringatan akan keadilan Daud, dan memperlihatkan sesuatu yang
akan membuatnya dihormati rakyat, sebagai orang yang layak
memerintah dan tidak mencari kedudukannya sendiri, tidak pula
memusuhi keluarga Saul, namun semata-mata berniat tulus untuk
mewujudkan kesejahteraan rakyat. Akan namun , betapa hal ini
membuat bingung kedua pembunuh itu! Alangkah takut dan kece-
wanya mereka! Dan itu pulalah yang akan menimpa orang-orang
yang menyangka telah melayani kepentingan-kepentingan Anak
Daud melalui berbagai perbuatan yang tidak berakhlak, melalui
perang dan penganiayaan, tipu daya dan penjarahan. Orang-orang
yang atas nama agama telah membunuh raja-raja, melanggar per-
janjian-perjanjian luhur, memorak-porandakan negeri-negeri, mem-
benci saudara-saudara mereka, mengucilkan mereka, dan berkata:
“Baiklah TUHAN menyatakan kemuliaan-Nya.” Orang-orang yang
telah membunuh saudara-saudara mereka, dan menyangka bahwa
mereka telah beribadah kepada Allah. Betapa pun orang menyata-
kan suci cara-cara demikian untuk melayani jemaat dan kepenting-
an jemaat yang am, Kristus akan membuat mereka tahu, suatu
hari nanti, bahwa Kekristenan tidak dimaksudkan untuk menghan-
curkan umat manusia. Dan orang-orang yang menyangka bahwa
dengan berbuat demikian mereka pantas mendapatkan sorga, tidak
akan luput dari hukuman neraka.
PASAL 5
idak tampak seberapa jauh pembelotan Abner dari keluarga Saul,
pembunuhan terhadapnya, dan pembunuhan terhadap Isyboset,
berperan dalam menyempurnakan penggulingan kekuasa-an, dan
menetapkan Daud sebagai raja atas seluruh Israel. Akan namun , rupa-
rupanya perubahan yang menggembirakan itu menyusul segera
sesudah itu, yang penjelasannya kita dapati dalam pasal ini. Di sini,
I. Daud diurapi menjadi raja oleh semua suku (ay. 1-5).
II. Daud menjadikan dirinya penguasa atas kubu pertahanan
Sion (ay. 6-10).
III. Daud mendirikan istana bagi dirinya dan memperkuat diri-
nya dalam kerajaannya (ay. 11-12).
IV. Anak-anaknya yang lahir sesudah masa ini (ay. 13-16).
V. Kemenangan-kemenangannya atas orang Filistin (ay. 17-25).
Daud Menjadi Raja atas Seluruh Israel
(5:1-5)
1 Lalu datanglah segala suku Israel kepada Daud di Hebron dan berkata:
“Ketahuilah, kami ini darah dagingmu. 2 Telah lama, saat Saul memerintah
atas kami, engkaulah yang memimpin segala gerakan orang Israel. Dan
TUHAN telah berfirman kepadamu: Engkaulah yang harus menggembalakan
umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas Israel.” 3 Maka da-
tanglah semua tua-tua Israel menghadap raja di Hebron, lalu raja Daud
mengadakan perjanjian dengan mereka di Hebron di hadapan TUHAN; kemu-
dian mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel. 4 Daud berumur tiga
puluh tahun, pada waktu ia menjadi raja; empat puluh tahun lamanya ia me-
merintah. 5 Di Hebron ia memerintah atas Yehuda tujuh tahun enam bulan,
dan di Yerusalem ia memerintah tiga puluh tiga tahun atas seluruh Israel
dan Yehuda.
T
628
Dalam perikop ini kita mendapati,
I. Permohonan yang penuh kerendahan hati dari semua suku ke-
pada Daud, yang memintanya untuk menduduki tampuk peme-
rintahan, sebab mereka sekarang bagai domba yang tidak mem-
punyai gembala, dan mengakuinya sebagai raja mereka. Meskipun
Daud mungkin sama sekali tidak menyetujui pembunuhan terha-
dap Isyboset, namun ia dapat memanfaatkan keuntungan-keun-
tungan yang diperolehnya melalui kematian itu, dan menerima
permintaan yang diajukan kepadanya sebagai akibatnya. Suku
Yehuda telah tunduk kepada Daud sebagai raja mereka lebih dari
tujuh tahun yang lalu, dan ketenteraman serta kebahagiaan yang
mereka rasakan di bawah pemerintahannya mendorong semua
suku lain untuk membujuk Daud. Berapa jumlah orang yang
datang dari setiap suku, betapa mereka datang dengan semangat
yang berkobar dan hati yang tulus, dan bagaimana mereka
dijamu selama tiga hari di Hebron, saat mereka semua satu hati
untuk mengangkat Daud menjadi raja, penjelasan lengkapnya
kita dapati dalam 1 Tawarikh 12:23-40. Di sini kita hanya menda-
pati pokok-pokok dari permohonan mereka, yang berisi dasar-
dasar bagi mereka untuk menjadikan Daud sebagai raja.
1. Hubungan saudara yang mereka miliki dengan Daud merupa-
kan suatu dorongan tertentu: “Kami ini darah dagingmu (ay. 1),
tidak saja engkau darah daging kami, dan bukan seorang
asing, yang tidak memenuhi syarat untuk menjadi raja menu-
rut hukum Taurat (Ul. 17:15), namun juga kami ini milikmu.”
Artinya, “Kami tahu bahwa engkau menganggap kami darah
dagingmu, dan mempunyai kepedulian yang lembut terhadap
kami sama seperti orang peduli terhadap tubuhnya sendiri,
yang tidak dimiliki Saul dan keluarganya. Kami ini darah
dagingmu, dan sebab itu engkau akan senang sama seperti
kami untuk mengakhiri perang saudara yang sudah berlang-
sung lama ini. Engkau juga akan berbelaskasihan kepada
kami, melindungi kami, dan berbuat semampumu untuk kese-
jahteraan kami.” Orang-orang yang menerima Kristus sebagai
Raja mereka dapat berseru kepada-Nya seperti itu, “Kami ini
darah daging-Mu, Engkau telah menyamakan diri-Mu dalam
segala hal dengan saudara-saudara-Mu (Ibr. 2:17). Oleh sebab
Kitab 2 Samuel 5:1-5
629
itu, jadilah pemimpin kami, dan reruntuhan ini di bawah kua-
sa-Mu” (Yes. 3:6).
2. Pekerjaan-pekerjaan baik yang dilakukan Daud dahulu untuk
kepentingan masyarakat merupakan dorongan lebih lanjut (ay.
2): “saat Saul memerintah, ia hanyalah seseorang yang ko-
song tanpa arti, namun engkaulah orang yang masuk hitungan,
engkaulah yang memimpin orang Israel maju ke medan
pertempuran, dan membawa mereka pada kemenangan. Oleh
sebab itu, siapa lagi sekarang yang lebih layak untuk men-
duduki takhta yang kosong ini?” Ia yang setia dalam perkara
kecil patut dipercayai dengan perkara yang lebih besar. Per-
buatan-perbuatan baik yang dulu dilakukan untuk kita harus-
lah kita ingat dengan penuh syukur jika ada keperluan
untuk itu.
3. Ketetapan ilahi merupakan dorongan terbesar dari semuanya:
TUHAN telah berfirman, engkaulah yang harus menggembala-
kan umat-Ku Israel (KJV: Engkaulah yang harus memberi makan
umat-Ku Israel), artinya, engkaulah yang harus memerintah
mereka. Sebab para raja harus memberi makan rakyat mereka
seperti gembala, dengan turut memperhitungkan kebaikan
rakyat dalam segala sesuatu, memberi mereka makan dan
bukan mencukur bulu mereka. “Dan engkau tidak hanya akan
menjadi raja yang memerintah pada masa damai, namun juga
seorang panglima yang memimpin dalam perang, dan ikut
merasakan segala jerih payah dan marabahaya yang dialami
tentara Israel.” sebab Allah telah berfirman demikian, maka
sekarang pada akhirnya, saat kebutuhan mendorong mere-
ka, mereka pun tergerak untuk berkata demikian.
II. Pelantikan Daud yang penuh kekhidmatan di hadapan semua
orang (ay. 3). Sebuah pertemuan seluruh negeri diselenggarakan.
Semua tua-tua Israel datang menghadap Daud. Kesepakatan pun
tercapai, pacta conventa – perjanjian kontrak, yang disetujui kedua
belah pihak dengan sumpah. Daud membaktikan dirinya untuk
melindungi mereka sebagai hakim mereka pada masa damai dan
panglima mereka pada masa perang, dan mereka membaktikan
diri mereka untuk taat kepadanya. Ia mengadakan perjanjian de-
ngan mereka, di mana Allah menjadi saksinya: perjanjian itu di-
adakan di hadapan TUHAN. sesudah itu Daud, untuk ketiga kali-
630
nya, diurapi menjadi raja. Kemajuan-kemajuannya berjalan seta-
hap demi setahap, supaya imannya dapat diuji dan ia bisa men-
dapat pengalaman. Dan dengan begitu kerajaannya melambang-
kan kerajaan sang Mesias, yang akan mencapai puncaknya secara
bertahap. Sebab sekarang ini belum kita lihat, bahwa segala
sesuatu telah ditaklukan kepada-Nya (Ibr. 2:8), namun kita akan
melihatnya nanti (1Kor. 15:25).
III. Sebuah penjelasan umum tentang pemerintahan dan usianya. Ia
berumur tiga puluh tahun saat mulai memerintah, sesudah kema-
tian Saul (ay. 4). Pada usia yang sama orang Lewi pertama-tama
ditetapkan untuk memulai tugas mereka (Bil. 4:3). Kira-kira pada
usia itu pula Anak Daud memulai pelayanan-Nya di tengah orang
banyak (Luk. 3:23). Pada umur itu orang mencapai kematangan
penuh dalam kekuatan dan penilaian mereka. Daud memerintah,
secara keseluruhan, selama empat puluh tahun dan enam bulan,
tujuh setengah tahunnya di Hebron dan tiga puluh tiga tahunnya
di Yerusalem (ay. 5). Hebron sudah menjadi kota yang termasyhur
pada saat itu (Yos. 14:15). Kota itu merupakan kota imam. namun
Yerusalem akan menjadi lebih termasyhur, dan menjadi kota suci.
Raja-raja besar ingin mendirikan kota bagi diri mereka sendiri
(Kej. 10:11, 36:32-35). Daud pun begitu, dan Yerusalem yaitu
kota Daud. Nama itu termasyhur sampai ke akhir Alkitab (Why.
21), di mana kita membaca tentang Yerusalem yang baru.
Daud Merebut Gunung Sion
(5:6-10)
6 Lalu raja dengan orang-orangnya pergi ke Yerusalem, menyerang orang
Yebus, penduduk negeri itu. Mereka itu berkata kepada Daud: “Engkau tidak
sanggup masuk ke mari; orang-orang buta dan orang-orang timpang akan
mengenyahkan engkau!” Maksud mereka: Daud tidak sanggup masuk ke
mari. 7 namun Daud merebut kubu pertahanan Sion, yaitu kota Daud. 8 Daud
telah berkata pada waktu itu: “Siapa yang hendak memukul kalah orang
Yebus, haruslah ia masuk melalui saluran air itu; hati Daud benci kepada
orang-orang timpang dan orang-orang buta.” Sebab itu orang berkata:
“Orang-orang buta dan orang-orang timpang tidak boleh masuk bait.” 9 Dan
Daud menetap di kubu pertahanan itu dan menamainya: Kota Daud. Ia
memperkuatnya sekelilingnya, mulai dari Milo ke bagian dalam. 10 Lalu
makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab TUHAN, Allah semesta alam,
menyertainya.
Kitab 2 Samuel 5:6-10
631
Jika Salem, tempat di mana Melkisedek menjadi raja, yaitu Yerusa-
lem, yang sepertinya demikian berdasar Mazmur 76:3, maka kota
itu sudah termasyhur pada masa Abraham. Yosua, pada masanya,
mendapati kota itu sebagai kota utama di bagian selatan Kanaan
(Yos. 10:1-3). Kota itu jatuh kepada wilayah undian suku Benyamin
(Yos. 18:28), namun berbatasan dekat dengan wilayah undian suku
Yehuda (Yos. 15:8). Bani Yehuda telah merebut kota itu (Hak.1:8),
namun bani Benyamin membiarkan orang Yebus tinggal di antara
mereka (Hak. 1:21), dan orang Yebus bertambah begitu banyak
melebihi mereka sehingga kota itu menjadi kota orang Yebus (Hak.
19:11). Nah, tindakan berani yang paling pertama yang dilakukan
Daud, sesudah diurapi menjadi raja atas seluruh Israel, yaitu mere-
but Yerusalem dari tangan orang Yebus. sebab Yerusalem termasuk
wilayah suku Benyamin, maka hal itu sulit diupayakannya dengan
baik sebelum suku itu, yang sudah lama setia pada keluarga Saul
(1Taw. 12:29), tunduk kepadanya. Di sini kita mendapati,
I. Perlawanan orang Yebus terhadap Daud dan pasukannya. Mereka
berkata, engkau tidak sanggup masuk ke mari; orang-orang buta
dan orang-orang timpang akan mengenyahkan engkau (ay. 6).
Mereka mengirim pesan yang menantang ini kepada Daud sebab ,
seperti yang dikatakan sesudahnya, pada kesempatan lain, mere-
ka tidak bisa percaya bahwa seteru dapat masuk ke dalam gapura-
gapura Yerusalem (Rat. 4:12). Mereka mengandalkan,
1. Perlindungan dewa-dewa mereka, yang telah disebut Daud, de-
ngan merendahkan, sebagai orang-orang buta dan orang-orang
timpang, sebab mereka mempunyai mata, namun tidak dapat
melihat, mempunyai kaki namun tidak dapat berjalan. “Akan
namun ,” kata mereka, “inilah penjaga kota kami, dan kecuali
engkau mengenyahkan semuanya ini (yang tidak akan pernah
sanggup engkau lakukan), engkau tidak sanggup masuk ke-
mari.” Ada yang menafsirkan bahwa mereka ini merupakan
kumpulan patung tembaga yang didirikan di suatu tempat
yang gelap dan tersembunyi di dalam benteng, dan yang diberi
kepercayaan untuk menjaga tempat itu. Orang Yebus menye-
but berhala-berhala mereka sebagai mauzim atau benteng-
benteng (Dan. 11:38), dan dengan begitu mereka mengandal-
kan berhala-berhala mereka. namun nama TUHAN yaitu
632
menara kita yang kuat, dan lengan-Nya perkasa, mata-Nya
tajam menusuk. Atau,
2. Mereka mengandalkan kekuatan kubu-kubu mereka, yang
mereka pikir begitu tahan serangan sebab keadaan alamnya,
atau sebab dibuat demikian oleh rancangan manusia, atau
sebab kedua-duanya, sehingga orang-orang buta dan orang-
orang timpang saja sudah cukup untuk membela mereka dari
penyerang yang terkuat sekalipun. Mereka terutama bergan-
tung pada kubu pertahanan Sion, sebagai kubu yang tidak bisa
ditembus. Ada kemungkinan mereka menempatkan orang-
orang buta dan orang-orang timpang, prajurit-prajurit yang ca-
cat atau cedera, untuk tampil di atas tembok-tembok pertahan-
an, untuk mencemooh Daud dan pasukannya, dengan menilai
orang-orang itu sebagai lawan yang sebanding bagi Daud. Mes-
kipun di antara mereka hanya tinggal orang-orang yang luka
parah, namun orang-orang itu sudah cukup untuk memukul
mundur para pengepung. Bandingkan dengan Yeremia 37:10.
Perhatikanlah, musuh-musuh umat Allah sering kali sangat
yakin akan kekuatan mereka sendiri, dan merasa paling aman
saat hari kejatuhan mereka sudah dekat.
II. Keberhasilan Daud melawan orang Yebus. Keangkuhan dan
kekurangajaran mereka, bukannya menggentarkan Daud, namun
justru menyemangatinya, dan saat mengadakan serangan
menyeluruh, ia memberikan perintah berikut kepada pasukannya:
“Siapa yang hendak memukul kalah orang Yebus, haruslah ia
masuk melalui saluran air atau parit itu, orang-orang timpang dan
orang-orang buta, yang ditempatkan di tembok untuk menghina
kita dan Allah kita.” Ada kemungkinan bahwa orang-orang itu
sendiri telah mengatakan hal-hal yang menghujat, dan oleh ka-
rena itu hati Daud benci kepada mereka. Begitulah ayat 8 bisa
ditafsirkan. Penafsiran kita itu didasarkan atas 1 Tawarikh 11:6,
yang hanya berbicara tentang memukul kalah orang Yebus, namun
tidak berbicara apa pun tentang orang-orang buta dan orang-
orang timpang. Orang Yebus telah berkata bahwa jika patung-
patung mereka ini tidak melindungi mereka, maka orang-orang
buta dan orang-orang timpang tidak boleh masuk bait, artinya,
mereka tidak akan mempercayai kubu pertahanan mereka lagi
(begitulah Tuan Gregorius memahaminya), ataupun memberikan
Kitab 2 Samuel 5:11-16
633
penghormatan kepada patung-patung mereka seperti yang dulu
mereka lakukan. Dan Daud, sesudah merebut kubu pertahanan
mereka, berkata demikian pula, bahwa patung-patung ini, yang
tidak bisa melindungi para penyembahnya, tidak boleh mendapat
tempat di situ lagi.
III. Keputusan Daud untuk menempatkan takhta kerajaannya di
Sion. Ia sendiri menetap di kubu pertahanan itu, yang kekuatan-
nya dulu menentangnya dan membuatnya ngeri, namun sekarang
ikut menjaga keamanannya, dan ia membangun rumah-rumah di
sekitarnya untuk para pelayan dan pengawalnya (ay. 9), dari Milo
yaitu balai kota atau gedung pemerintahan ke bagian dalam. Ia
terus maju dan berhasil dalam segala sesuatu yang dikerjakan
tangannya, makin besar dalam kehormatan, kekuatan, dan keka-
yaan, makin lama makin terhormat di mata bawahannya dan
makin menakutkan di mata musuh-musuhnya, sebab TUHAN,
Allah semesta alam, menyertainya. Allah memiliki semua makhluk
ciptaan yang siap diperintah-Nya, Ia memakai mereka seperti yang
dikehendaki-Nya atas mereka, dan memenuhi tujuan-tujuan-Nya
sendiri melalui mereka. Dan Ia menyertai Daud, untuk menuntun,
menjaga, dan membuatnya berhasil. Orang-orang yang memiliki
Allah semesta alam di pihak mereka tidak perlu takut pada apa
pun yang bisa dilakukan oleh bala tentara manusia atau setan
terhadap mereka. Mereka yang bertambah besar haruslah meng-
akui bahwa keberhasilan mereka itu terjadi berkat penyertaan
Allah dalam hidup mereka, dan mereka harus memuliakan-Nya
untuk itu. Jemaat disebut Sion, dan kota Allah yang hidup. Orang
Yebus, sebagai lambang musuh-musuh Kristus, haruslah ditak-
lukkan dan dihalau terlebih dahulu, orang-orang buta dan orang-
orang timpang harus disingkirkan, maka barulah kemudian Kris-
tus membagi-bagaikan jarahan, mendirikan takhta-Nya di sana,
dan menjadikan tempat itu sebagai tempat kediaman-Nya melalui
Roh Kudus.
Anak-anak Daud
(5:11-16)
11 Hiram, raja negeri Tirus, mengirim utusan kepada Daud dan kayu alas,
tukang-tukang kayu dan tukang-tukang batu; mereka mendirikan istana bagi
634
Daud. 12 Lalu tahulah Daud, bahwa TUHAN telah menegakkan dia sebagai
raja atas Israel dan telah mengangkat martabat pemerintahannya oleh kare-
na Israel, umat-Nya. 13 Daud mengambil lagi beberapa gundik dan isteri dari
Yerusalem, sesudah ia datang dari Hebron dan bagi Daud masih lahir lagi
anak-anak lelaki dan wanita . 14 Inilah nama anak-anak yang lahir bagi
dia di Yerusalem: Syamua, Sobab, Natan, Salomo, 15 Yibhar, Elisua, Nefeg,
Yafia, 16 Elisama, Elyada dan Elifelet.
Dalam perikop ini kita mendapati,
I. Rumah Daud dibangun, sebuah istana kerajaan, yang layak
untuk jamuan negara yang diadakannya dan penghormatan yang
diberikan kepadanya (ay. 11). Orang Yahudi merupakan petani
dan gembala, dan tidak begitu gemar akan barang-barang da-
gangan ataupun pembuatan barang. Oleh sebab itu Hiram, raja
negeri Tirus, seorang penguasa yang kaya raya, saat mengirim
ucapan selamat kepada Daud atas naiknya ia ke atas taktha, juga
menawarkan kepadanya para pekerja untuk membangun istana
baginya. Daud dengan rasa terima kasih menerima tawaran itu,
dan para pekerja Hiram pun membangun sebuah istana bagi
Daud yang sesuai dengan keinginannya. Banyak orang memiliki
kemampuan unggul dalam seni dan ilmu pengetahuan, namun me-
reka tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian
dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan. Namun demikian,
istana Daud tidak menjadi lebih buruk, atau kurang layak diper-
sembahkan kepada Allah, sebab dibangun oleh orang-orang
asing. Dinubuatkan tentang jemaat Injil, bahwa orang-orang asing
akan membangun tembokmu, dan raja-raja mereka akan melayani
engkau (Yes. 60:10).
II. Pemerintahan Daud dikuatkan dan dikokohkan (ay. 12).
1. Kerajaanya ditegakkan, tidak ada apa pun yang dapat meng-
goyahkannya, tak seorang pun dapat menganggu kepemilikan-
nya atau menggugat haknya. Ia yang menjadikan Daud raja
juga menegakkannya, sebab Daud akan menjadi perlambang
akan Kristus, yang dengan-Nya tangan Allah akan tetap tegak,
dan perjanjian Allah teguh bagi Dia (Mzm. 89:22-29). Saul
dijadikan raja, namun tidak ditegakkan, begitu pula Adam keti-
ka belum jatuh dalam dosa. Daud ditegakkan menjadi raja,
begitu pula Anak Daud, bersama dengan semua orang yang
Kitab 2 Samuel 5:11-16
635
melalui Dia dibuat menjadi suatu kerajaan dan imam-imam
bagi Allah kita.
2. Martabat kerajaan Daud diangkat baik di mata kawan mau-
pun lawan. Tidak pernah bangsa Israel terlihat begitu besar
atau menjadi begitu diperhitungkan seperti yang sekarang
mulai terjadi. Demikian pula yang dijanjikan tentang Kristus,
bahwa Ia akan menjadi yang mahatinggi di antara raja-raja
bumi (Mzm. 89:28). Allah sangat meninggikan Dia (Flp. 2:9).
3. Tahulah Daud bahwa Allah besertanya, melalui peristiwa-
peristiwa yang selaras yang secara ajaib diizinkan terjadi oleh
penyelenggaraan ilahi untuk membantu menegakkan dan
mengangkat dirinya sebagai raja. Dengan demikian aku tahu,
ba