Tampilkan postingan dengan label galatia filemon 15. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label galatia filemon 15. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 Januari 2025

galatia filemon 15


 l setiap kesempatan untuk berbicara tentang jabat-

annya, sebab  dia menganggap hal itu kemuliaan pelayanan-

nya (Rm. 11:13). Dan juga dalam ayat 25, Aku telah menjadi 

pelayan. Perhatikanlah di sini, 

(1) Dari mana Paulus mendapatkan pelayanannya: sesuai de-

ngan tugas yang dipercayakan Allah kepadanya (ay. 25), 

yaitu untuk mengatur dengan bijaksana hal-hal di rumah 

Allah. Dia adalah pelayan dan pendiri utama, dan pelayan-

an ini diberikan kepadanya. Dia tidak merebutnya, juga 

tidak mengambilnya untuk dirinya sendiri, dan dia tidak 

dapat menolaknya sebagai utang. Dia mendapatkannya 

dari Allah sebagai sebuah karunia, dan menerimanya seba-

gai sebuah anugerah. 

(2) Untuk kepentingan siapa dia mendapatkan pelayanannya: 

“Kepada kamu, untuk kepentinganmu, diri kami sebagai 

hambamu sebab  kehendak Yesus (2Kor. 4:5). Kita adalah 

pelayan-pelayan Kristus untuk kebaikan umat-Nya, untuk 

meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya (artinya, un-

tuk memberitakannya sepenuhnya), sehingga kamu akan 

mendapatkan keuntungan yang semakin besar. Semakin 

kita melaksanakan pelayanan kita, atau melaksanakan se-

luruh bagiannya, akan semakin besar manfaatnya bagi 

orang banyak. Mereka akan lebih banyak diisi dengan pe-

ngetahuan, dan diperlengkapi untuk pelayanan.” 

(3) Pemberita Injil seperti apa Paulus itu. Hal ini ditunjukkan 

secara khusus. 


 366

[1] Dia adalah seorang pemberita Injil yang selalu men-

derita: Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh men-

derita sebab  kamu (ay. 24). Dia menderita sebab  

kepentingan Kristus, dan untuk kebaikan jemaat. Dia 

menderita sebab  memberitakan Injil kepada mereka. 

Dan, selagi dia menderita dalam kepentingan yang sa-

ngat baik ini, dia dapat bersukacita dalam penderita-

annya, bersukacita sebab  telah dianggap layak men-

derita, dan menghargainya sebagai suatu kehormatan 

bagi dia. Dan menggenapkan dalam dagingku apa yang 

kurang pada penderitaan Kristus. Bukan berarti pen-

deritaan Paulus, atau siapa pun yang lainnya, merupa-

kan penebusan untuk dosa, seperti yang dilakukan 

Kristus dengan penderitaan-Nya. Tidak ada yang ku-

rang dalam penderitaan Kristus, tidak ada yang perlu 

digenapkan. Penderitaan-Nya cukup untuk memenuhi 

dengan sempurna tujuannya, yaitu memenuhi tuntutan 

keadilan Allah, untuk menyelamatkan umat-Nya. Wa-

laupun demikian, penderitaan Paulus dan pelayan-pela-

yan baik lainnya membuat mereka menjadi serupa de-

ngan Kristus. Dan mereka mengikuti Dia dengan turut 

menderita seperti Dia, sehingga mereka dikatakan 

menggenapi apa yang kurang pada penderitaan Kristus, 

seperti lilin mengisi tempat yang kosong pada meterai 

saat  menerima tekanan alat pencetak. Atau mungkin 

yang dimaksudkan bukan penderitaan Kristus, melain-

kan penderitaannya bagi Kristus. Dia menggenapkan 

apa yang kurang. Dia memiliki nilai dan ukuran terten-

tu mengenai menderita demi Kristus yang telah menu-

gaskan dia. Dan, sebab  penderitaannya sesuai dengan 

penetapan tugasnya itu, maka demikianlah dia masih 

menggenapkan lagi dan lagi apa yang kurang, atau yang 

masih tersisa dari apa yang menjadi bagiannya. 

[2] Dia adalah seorang pemberita Injil yang karib. Dia tidak 

hanya memberitakan Injil di hadapan orang banyak, 

melainkan juga dari rumah ke rumah, dari satu orang ke 

orang yang lain. Dialah yang kami beritakan, jika 

tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami 

ajari dalam segala hikmat (ay. 28). Setiap orang perlu 

Surat Kolose 1:12-29 

 367 

diperingatkan dan diajari, dan oleh sebab  itu biarlah 

setiap orang mendapatkan bagiannya. Perhatikanlah, 

pertama, saat  kita memperingatkan orang tentang 

perbuatan mereka yang salah, kita harus mengajar 

mereka untuk berbuat lebih baik. Memperingatkan dan 

mengajar harus berjalan beriringan. Kedua, orang harus 

diperingatkan dan diajar dengan penuh kebijaksanaan. 

Kita harus memilih waktu yang paling cocok dan meng-

gunakan cara yang paling mungkin berhasil, dan me-

nyesuaikan diri kita sendiri dengan keadaan dan ke-

mampuan yang berbeda-beda dari orang-orang yang 

harus kita tangani, dan mengajar mereka semampu me-

reka menanggungnya. Hal yang menjadi tujuan Rasul 

Paulus adalah untuk memimpin tiap-tiap orang kepada 

kesempurnaan dalam Kristus, teleios, yaitu sempurna 

dalam pengetahuan tentang ajaran Kristen (sebab  itu 

marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian, Flp. 

3:15; 2Tim. 3:17), atau dimahkotai dengan balasan yang 

mulia di sorga nanti, saat  Dia akan menempatkan 

jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang (Ef. 5:27), 

dan membawa mereka kepada roh-roh orang-orang be-

nar yang telah menjadi sempurna (Ibr. 12:23). Perhati-

kanlah, pelayan-pelayan Tuhan harus bertujuan agar 

setiap orang yang mendengarkan mereka bisa hidup 

lebih baik dan memperoleh keselamatan. Ketiga, dia 

adalah seorang pemberita Injil yang rajin dan pekerja 

keras. Dia tidak menunda-nunda pekerjaan, dan tidak 

melakukan pekerjaannya dengan ceroboh (ay. 29): Itu-

lah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan se-

gala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja 

dengan kuat di dalam aku. Dia bekerja keras dan ber-

juang, sangat rajin dan bergumul dengan banyak kesu-

litan, sesuai dengan ukuran anugerah yang diberikan 

kepadanya dan kehadiran Kristus yang luar biasa yang 

menyertai dia. Perhatikanlah, sebab  Paulus mengabdi-

kan dirinya untuk melakukan banyak kebaikan, maka 

dia memperoleh anugerah ini, bahwa kuasa Allah beker-

ja di dalam dia dengan lebih berhasil. Semakin kita 

bekerja keras dalam pekerjaan Tuhan, semakin besar 


 368

ukuran bantuan yang dapat kita harapkan dari Dia bagi 

pekerjaan itu (Ef. 3:7): Menurut pemberian kasih karunia 

Allah, yang dianugerahkan kepadaku sesuai dengan 

pengerjaan kuasa-Nya. 

3. Injil yang diberitakan. Kita memiliki catatan mengenai hal ini: 

Yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari 

turunan ke turunan, namun  yang sekarang dinyatakan kepada 

orang-orang kudus-Nya (ay. 26). Perhatikanlah, 

(1) Rahasia Injil sudah lama tersembunyi, yaitu tersembunyi 

selama berabad-abad dan dari generasi ke generasi, selama 

beberapa abad saat  jemaat berada di bawah pengaturan 

Perjanjian Lama. Jemaat waktu itu masih segolongan kecil 

saja, dan belajar untuk mencapai keadaan yang lebih 

sempurna dalam segala sesuatu, dan tidak dapat melihat 

akhir dari hal-hal yang telah ditetapkan itu (2Kor. 3:13). 

(2) Rahasia ini sekarang, pada saat waktunya sudah genap, 

dinyatakan kepada orang-orang kudus, atau diungkapkan 

dengan jelas dan dibuat tampak. Selubung yang menutupi 

wajah Musa disingkapkan di dalam Kristus (2Kor. 3:14). 

Orang kudus yang paling hina di bawah Injil lebih mengerti 

daripada nabi terbesar di bawah hukum Taurat. Orang 

yang terkecil di dalam kerajaan sorga lebih besar daripada 

mereka. Rahasia Kristus, yang pada zaman angkatan-ang-

katan dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak manusia, 

namun  yang sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada 

rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus (Ef. 3:4-5). Dan 

apakah yang menjadi rahasia tersebut? Yaitu kekayaan 

kemuliaan Allah di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi. 

Ajaran khusus Injil merupakan sebuah rahasia yang sebe-

lumnya tersembunyi, dan sekarang dinyatakan dan diberi-

tahukan. Namun rahasia besar yang dibicarakan di sini 

adalah peruntuhan tembok pemisah antara bangsa Yahudi 

dan bangsa-bangsa bukan Yahudi, dan pemberitaan Injil 

kepada dunia bangsa-bangsa bukan Yahudi, serta menjadi-

kan orang-orang yang sebelumnya bebal dan penyembah 

berhala kini ikut mendapatkan hak-hak istimewa dari Injil, 

yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, sebab  Berita Injil, 

turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan 

Surat Kolose 1:12-29 

 369 

peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus (Ef. 

3:6). Rahasia ini, yang diungkapkan dengan cara demikian, 

yaitu Kristus ada di dalam kamu (atau di tengah-tengah 

kamu), Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan. 

Perhatikanlah, Kristus adalah pengharapan akan kemulia-

an. Dasar pengharapan kita adalah Kristus di dalam fir-

man, atau wahyu Injil, yang menyatakan sifat dan cara 

mendapatkannya. Bukti pengharapan kita adalah Kristus 

di dalam hati, atau pengudusan jiwa, dan persiapannya 

untuk kemuliaan sorgawi. 

4.  Kewajiban orang-orang yang ingin mendapat bagian dalam 

penebusan ini: Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, 

tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser 

dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar (ay. 23). 

Kita harus bertahan di dalam iman dengan teguh dan tidak 

goncang, dan tidak mau digeser dari pengharapan Injil. 

Artinya, kita harus benar-benar menetapkan dalam pikiran 

kita untuk tidak digeser dari pengharapan itu oleh godaan 

apa pun. Kita harus berdiri teguh dan tidak tergoyahkan 

(1Kor. 15:58) dan teguh berpegang pada pengakuan tentang 

pengharapan kita (Ibr. 10:23). Perhatikanlah, kita dapat 

mengharapkan akhir yang membahagiakan untuk iman 

kita hanya jika kita tetap bertahan di dalam iman, dan 

tetap teguh dan tidak tergoyahkan di dalamnya sehingga 

tidak dapat digeser darinya. Kita tidak boleh mengundurkan 

diri dan binasa, melainkan harus menjadi orang-orang yang 

percaya dan yang beroleh hidup (Ibr. 10:39). Kita harus 

setia sampai mati, melewati segala pencobaan, supaya kita 

dapat menerima mahkota kehidupan, dan mencapai tujuan 

iman kita, yaitu keselamatan jiwa kita (1Ptr. 1:9). 

 

 

 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL  2  

I.  Dalam pasal ini Rasul Paulus mengungkapkan kepedulian-

nya terhadap jemaat di Kolose (ay. 1-3).  

II.  Ia mengulanginya lagi (ay. 5).  

III. Ia memperingatkan mereka terhadap para pengajar palsu 

yang berasal dari antara orang-orang Yahudi (ay. 4, 6-7) dan 

terhadap pandangan atau filsafat kafir (ay. 8-12).  

IV. Ia menunjukkan hak-hak istimewa orang Kristen (ay. 13-15). 

Dan, 

V.  Ia menutup surat ini dengan sebuah peringatan terhadap 

para pengajar yang memaksakan ajaran agama Yahudi, dan 

orang-orang yang ingin memperkenalkan penyembahan ma-

laikat-malaikat (ay. 16-23).  

Kepedulian Rasul Paulus  

terhadap Jemaat di Kolose  

(2:1-3)  

1 sebab  aku mau, supaya kamu tahu, betapa beratnya perjuangan yang 

kulakukan untuk kamu, dan untuk mereka yang di Laodikia dan untuk 

semuanya, yang belum mengenal aku pribadi, 2 supaya hati mereka terhibur 

dan mereka bersatu dalam kasih, sehingga mereka memperoleh segala keka-

yaan dan keyakinan pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus, 3 

sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan. 

Dalam perikop ini kita bisa mengamati kepedulian Rasul Paulus yang 

besar terhadap jemaat di Kolose dan jemaat-jemaat lain yang tidak 

dikenalnya secara pribadi. Rasul Paulus belum pernah ke Kolose, dan 

jemaat yang ditanam di sana bukanlah hasil pekerjaannya. Akan 

namun , ia memperhatikan jemaat itu dengan sama lembutnya seperti 

seolah-olah itu satu-satunya jemaat yang menjadi tanggung jawabnya 


 372

(ay. 1): sebab  aku mau, supaya kamu tahu, betapa beratnya per-

juangan yang kulakukan untuk kamu, dan untuk mereka yang di Lao-

dikia dan untuk semuanya, yang belum mengenal aku pribadi. 

Amatilah,  

1. Kepedulian Rasul Paulus terhadap jemaat itu sedemikian rupa 

sampai-sampai menimbulkan pergumulan di dalam hatinya. Ia 

seperti tersiksa, dan terus-menerus takut akan apa yang mungkin 

terjadi pada mereka. Dalam hal ini ia mengikuti Gurunya, yang 

sangat menderita untuk kita, dan sebab  kesalehan-Nya Ia telah 

didengarkan.  

2.  Kita dapat menjaga persekutuan dengan iman, harapan, dan 

kasih yang kudus, bahkan dengan jemaat-jemaat dan sesama 

orang Kristen yang tidak kita kenal secara pribadi sekalipun, dan 

yang dengan mereka kita tidak pernah bergaul secara langsung. 

Kita dapat memikirkan, berdoa, dan peduli satu terhadap yang 

lain sekalipun terpisah jarak yang teramat jauh. Dan yang tidak 

pernah bertatap muka dengan kita, dapat kita harapkan akan kita 

jumpai di sorga. Akan namun , 

I.  Apa yang diinginkan Rasul Paulus untuk mereka? Supaya hati 

mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih, dst. (ay. 2). 

Kesejahteraan rohani merekalah yang dicemaskannya. Ia tidak 

berkata supaya mereka sehat, gembira, kaya, hebat, dan makmur, 

melainkan supaya hati mereka terhibur. Perhatikanlah, kesejah-

teraan jiwa adalah kesejahteraan yang terbaik dan yang harus 

betul-betul kita perhatikan untuk diri kita sendiri maupun orang 

lain. Di sini kita mendapati gambaran tentang kesejahteraan jiwa.  

1.  jika pengetahuan kita bertumbuh sehingga kita mengerti 

akan rahasia Allah, dan akan Bapa dan Kristus, dan jika 

kita sampai pada pengetahuan yang lebih jelas, sangat terang, 

dan teratur tentang kebenaran di dalam Yesus, maka pada 

saat itulah jiwa kita sejahtera. Mengenal rahasia, entah ra-

hasia tentang Bapa dan Kristus yang sebelumnya tersembunyi 

namun  sekarang dinyatakan, atau rahasia yang disebutkan 

sebelumnya tentang dipanggilnya bangsa-bangsa kafir atau 

bukan Yahudi ke dalam jemaat Kristen, seperti yang sudah 

disingkapkan Bapa dan Kristus di dalam Injil. Dan bukan 

hanya berbicara tentang rahasia itu sebagai hapalan, atau 

Surat Kolose 2:1-3 

 373 

seperti yang sudah diajarkan kepada kita dalam pelajaran-pela-

jaran agama, melainkan supaya kita dipimpin ke dalam rahasia 

itu, dan masuk ke dalam maksud dan tujuannya. Inilah yang 

harus kita usahakan, maka barulah jiwa kita sejahtera.  

2.  jika iman kita bertumbuh sehingga kita yakin sepenuhnya 

akan rahasia ini dan berani mengakuinya. 

(1) Bertumbuh sehingga kita yakin sepenuhnya, atau mem-

buat penilaian yang teguh, berdasar  bukti-bukti yang 

sesuai, akan kebenaran-kebenaran Injil yang agung, tanpa 

meragukan atau mempertanyakannya, melainkan meme-

luknya dengan seyakin-yakinnya, sebagai perkataan yang 

benar dan patut diterima sepenuhnya.  

(2) Bertumbuh sehingga kita mengakui iman kita dengan be-

bas, dan tidak hanya percaya dengan hati, namun  juga siap, 

bila dipanggil, untuk mengaku dengan mulut kita, dan 

tidak malu dengan Guru kita dan agama kita yang kudus 

sebab  kernyit dahi dan tindak kekerasan orang-orang 

yang memusuhi Guru dan agama kita. Ini disebut segala 

kekayaan dan keyakinan pengertian. Pengetahuan yang 

hebat dan iman yang kuat menjadikan jiwa kaya. Inilah 

yang dimaksudkan dengan kaya di hadapan Allah, kaya di 

dalam iman, dan memiliki kekayaan yang sesungguhnya 

(Luk. 12:21; 16:11; Yak. 2:5).  

3.  Kesejahteraan jiwa adalah berlimpahnya penghiburan dalam 

jiwa kita: Supaya hati mereka terhibur. Jiwa sejahtera jika 

dipenuhi dengan sukacita dan damai sejahtera (Rm. 15:13), 

dan mendapat kepuasan dalam batin yang tidak akan terusik 

oleh segala permasalahan di luar, dan mampu bersukacita di 

dalam Tuhan sesudah  semua penghiburan lain gagal (Hab. 

3:17-18).  

4.  Semakin akrab kita bersekutu dengan sesama orang Kristen, 

semakin sejahteralah jiwa kita: Bersatu dalam kasih. Kasih 

yang kudus merajut hati orang-orang Kristen satu sama lain. 

Dan baik iman maupun kasih membantu membuat kita terhi-

bur. Semakin kuat iman kita, dan semakin hangat kasih kita, 

semakin besarlah penghiburan kita. sebab  ada kesempatan 

untuk menyebutkan Kristus (ay. 2), Rasul Paulus, seperti 

biasa, memberikan ucapan ini untuk menghormati Dia (ay. 3): 


 374

Di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan penge-

tahuan. Sebelumnya ia berkata (1:19) bahwa seluruh kepenuh-

an Allah berkenan diam di dalam Dia. Lalu di sini ia menyebut-

kan secara khusus tentang harta hikmat dan pengetahuan. 

Ada kepenuhan hikmat di dalam Dia, sebab Ia sudah secara 

sempurna menyatakan kehendak Allah kepada umat manusia. 

Perhatikanlah, harta hikmat tidak disembunyikan dari kita, 

melainkan tersembunyi atau tersimpan untuk kita di dalam 

Kristus. Siapa yang ingin bijak dan berpengetahuan harus 

datang kepada Kristus. Kita harus memanfaatkan persediaan 

yang tersedia bagi kita di dalam Dia, dan menimba dari harta 

yang tersembunyi di dalam Dia. Dialah hikmat Allah, dan yang 

oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita, dst. (1Kor. 1:24, 30). 

II.  Kepedulian Rasul Paulus terhadap mereka diulangi lagi (ay. 5): 

Sebab meskipun aku sendiri tidak ada di antara kamu, namun  da-

lam roh aku bersama-sama dengan kamu dan aku melihat dengan 

sukacita tertib hidupmu dan keteguhan imanmu dalam Kristus. 

Perhatikanlah,  

1. Kita bisa hadir di dalam roh bersama-sama dengan jemaat-je-

maat dan orang-orang Kristen, sekalipun kita tidak hadir ber-

sama mereka secara jasmani. Sebab, persekutuan orang-orang 

kudus adalah perkara rohani. Rasul Paulus sudah mendengar 

tentang jemaat di Kolose, bahwa mereka hidup tertib dan 

teratur. Dan walaupun belum pernah melihat mereka, atau 

berada di antara mereka, ia berkata kepada mereka bahwa ia 

bisa melihat dirinya berada di antara mereka, dan merasa 

senang melihat perilaku baik mereka.  

2.  Ketertiban hidup dan keteguhan iman orang-orang Kristen me-

rupakan hal yang membuat hamba-hamba Tuhan bersukacita. 

Mereka bersukacita jika melihat orang Kristen hidup tertib, 

berperilaku teratur, dan teguh setia pada ajaran Kristen.  

3.  Semakin teguh iman kita kepada Kristus, semakin tertiblah 

segenap perilaku kita. Sebab kita hidup dan berjalan oleh 

iman (2Kor. 5:7; Ibr. 10:38). 

Surat Kolose 2:4-12 

 375 

Kemuliaan Cara Hidup Kristiani  

(2:4-12)  

4 Hal ini kukatakan, supaya jangan ada yang memperdayakan kamu dengan 

kata-kata yang indah. 5 Sebab meskipun aku sendiri tidak ada di antara 

kamu, namun  dalam roh aku bersama-sama dengan kamu dan aku melihat 

dengan sukacita tertib hidupmu dan keteguhan imanmu dalam Kristus. 6 

Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. sebab  itu hendaklah 

hidupmu tetap di dalam Dia. 7 Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan 

dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang 

telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur. 

8 Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya 

yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, 

namun  tidak menurut Kristus. 9 Sebab dalam Dialah berdiam secara jasma-

niah seluruh kepenuhan ke-Allahan, 10 dan kamu telah dipenuhi di dalam 

Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa. 11 Dalam Dia kamu

telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, namun  de-

ngan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa, 

12 sebab  dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia 

kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa 

Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati. 

Rasul Paulus memperingatkan jemaat di Kolose terhadap para penipu 

(ay. 4): Hal ini kukatakan, supaya jangan ada yang memperdayakan 

kamu dengan kata-kata yang indah. Dan dalam ayat 8, supaya 

jangan ada yang menawan kamu. Ia begitu menekankan kesem-

purnaan Kristus dan pewahyuan Injil untuk menjaga mereka dari 

segala tipu daya yang menjerat dari orang-orang yang mau merusak 

asas-asas hidup mereka. Perhatikanlah, 

1.  Cara Iblis merusak jiwa-jiwa adalah dengan memperdaya mereka. 

Ia menipu mereka, dan dengan cara itu membunuh mereka. 

Dialah si ular tua yang memperdayakan Hawa dengan kelicikan-

nya (2Kor. 11:3). Ia tidak bisa menghancurkan kita jika tidak me-

nipu kita. Dan ia tidak bisa menipu kita selain sebab  kesalahan 

dan kebodohan kita sendiri.  

2.  Antek-antek Iblis, yang berusaha merusak mereka, memperdaya 

mereka dengan kata-kata yang indah. Lihatlah bahaya dari kata-

kata yang indah. Berapa banyak orang yang sudah dihancurkan 

oleh mereka yang diam-diam menunggu kesempatan untuk meni-

pu dengan kata-kata sanjungan dan dengan segala penyamaran 

dan tampilan manis yang palsu berupa ajaran-ajaran yang jahat 

dan perbuatan-perbuatan fasik. Dengan kata-kata mereka yang 

muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu 

orang-orang yang tulus hatinya (Rm. 16:18). “Kamu harus was-

pada terhadap kata-kata yang indah, dan berjaga-jaga serta takut 


 376

pada mereka yang ingin menggoda kamu kepada kejahatan apa 

saja. Sebab yang mereka inginkan adalah merusak kamu.” Jika-

lau orang berdosa hendak membujuk engkau, janganlah engkau 

menurut (Ams. 1:10). Perhatikanlah, 

I.  Obat penawar yang mujarab untuk melawan para penggoda (ay. 

6-7): Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. sebab  itu 

hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia, berakar di dalam Dia dan 

dibangun di atas Dia, dst. Di sini perhatikanlah,  

1.  Semua orang Kristen, setidak-tidaknya menurut pengakuan 

dengan mulut, telah menerima Kristus Yesus Tuhan, mene-

rima-Nya sebagai Kristus, Nabi agung dari jemaat, yang di-

urapi Allah untuk menyatakan kehendak-Nya. Menerima-Nya 

sebagai Yesus, Sang Imam Besar Agung, dan Juruselamat dari 

dosa dan murka, dengan jalan mempersembahkan diri-Nya se-

bagai korban. Dan menerima-Nya sebagai Tuhan, atau Pe-

nguasa dan Raja, yang kepada-Nya kita harus patuh dan tun-

duk. Menerima Dia, menyetujui-Nya, memandang-Nya sebagai 

milik kita dalam setiap hubungan dan kemampuan, dan untuk 

segala maksud dan tujuannya.  

2.  Yang harus betul-betul diperhatikan oleh orang yang telah me-

nerima Kristus adalah hidup di dalam Dia, yaitu menyesuaikan 

perbuatan mereka dengan asas-asas iman mereka, dan me-

nyesuaikan perilaku mereka dengan ikrar mereka. sebab  

telah menerima Kristus, atau setuju untuk menjadi milik-Nya, 

kita harus hidup di dalam Dia sehari-hari dan menjaga 

persekutuan dengan-Nya.  

3.  Semakin dekat kita hidup di dalam Kristus, semakin kita 

bertambah teguh dalam iman. Perilaku yang baik adalah cara 

terbaik untuk meneguhkan iman yang baik. Jika kita hidup di 

dalam Dia, kita akan berakar di dalam Dia. Dan semakin kuat 

kita berakar di dalam Dia, semakin dekat kita hidup di dalam 

Dia: Berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia. Perhati-

kanlah, kita tidak bisa dibangun di atas Kristus, jika kita tidak 

terlebih dulu berakar di dalam Dia. Kita harus menyatu de-

ngan-Nya melalui iman yang hidup dan persetujuan sepenuh 

hati dengan perjanjian-Nya, maka barulah kita bertumbuh di 

dalam segala hal ke arah Dia. Yang telah diajarkan kepadamu, 

“sesuai dengan kaidah ajaran Kristen, yang dengannya kamu 

Surat Kolose 2:4-12 

 377 

telah diajari.” Cermatilah, pendidikan yang baik memberikan 

pengaruh yang baik pada keteguhan hati kita. Hendaklah kita 

bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepada kita, 

dan hendaklah hati kita melimpah dengan syukur. Perhatikan-

lah, saat  bertambah teguh dalam iman, hati kita haruslah 

melimpah di dalamnya, dan makin hari makin berkembang di 

dalam iman. Dan ini dilakukan dengan ucapan syukur. Cara 

untuk mendapat manfaat dan penghiburan dari anugerah 

Allah adalah dengan banyak-banyak mengucap syukur atas 

anugerah itu. Kita harus mengucap syukur atas semua per-

baikan yang telah kita buat, dan peka terhadap rahmat yang 

sudah memungkinkan kita mendapat semua hak istimewa dan 

pencapaian kita. Perhatikanlah,  

II. Peringatan yang sudah sewajarnya diberikan kepada kita akan 

bahaya yang mengintai kita: Hati-hatilah, supaya jangan ada yang 

menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu 

menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, namun  tidak 

menurut Kristus (ay. 8). Ada filsafat yang merupakan hasil mulia 

dari penerapan kemampuan-kemampuan berpikir kita, dan yang 

sangat berguna bagi agama, seperti misalnya kajian mengenai 

karya-karya Allah, dan ini dapat memimpin kita untuk mengenal 

Allah dan meneguhkan iman kita kepada-Nya. namun  ada juga 

filsafat yang sia-sia dan memperdaya, yang berprasangka buruk 

terhadap agama, dan menegakkan hikmat manusia untuk ber-

saing melawan hikmat Allah. Filsafat seperti ini, walaupun menye-

nangkan angan-angan manusia, namun merusak iman mereka. 

Misalnya seperti rekaan-rekaan yang memesona dan memancing 

rasa ingin tahu tentang perkara-perkara di atas, atau perkara-

perkara yang tidak berguna dan tidak penting bagi kita. Atau ada 

juga filsafat yang penuh dengan kata-kata dan istilah-istilah yang 

hebat, yang tampaknya saja sebagai pengetahuan, padahal itu 

kosong belaka dan sering kali memperdaya. Menurut ajaran turun-

temurun dan roh-roh dunia. Perkataan ini jelas merujuk pada 

pendidikan atau cara hidup Yahudi, dan juga pembelajaran 

bangsa kafir. Orang-orang Yahudi mengatur diri mereka menurut 

adat-istiadat nenek-moyang dan roh-roh atau unsur-unsur dunia, 

segala upacara dan ibadah yang hanya merupakan persiapan dan 

pengantar kepada Injil. Sementara bangsa-bangsa bukan Yahudi 


 378

mencampur-adukkan kaidah-kaidah filsafat mereka dengan asas-

asas ajaran Kekristenan yang sudah mereka anut. Dan baik kela-

kuan bangsa Yahudi maupun bangsa-bangsa bukan Yahudi ini 

mengasingkan pikiran mereka dari Kristus. Siapa yang menggan-

tungkan iman pada orang lain, dan hidup mengikuti cara-cara 

dunia, maka ia sudah berpaling dari Kristus dan tidak lagi meng-

ikuti-Nya. Para penipu itu terutama pengajar-pengajar Yahudi, 

yang berusaha membuat hukum Musa bersanding dengan Injil 

Kristus, padahal sebenarnya bersaing melawannya dan menen-

tangnya. Sekarang di sini Rasul Paulus menunjukkan, 

1. Bahwa di dalam Kristus kita menemukan inti dari semua hu-

kum keupacaraan yang merupakan bayang-bayang. Misalnya,  

(1) Bukankah pada bangsa Yahudi ada Shekinah, atau hadirat 

Allah secara istimewa, yang disebut kemuliaan, dari tanda-

nya yang kelihatan? Demikian pula sekarang kita memiliki-

nya di dalam Yesus Kristus (ay. 9): Sebab dalam Dialah ber-

diam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan. Di 

bawah hukum Taurat, hadirat Allah berdiam di antara dua 

kerub, dalam awan yang menutupi tutup pendamaian. Te-

tapi sekarang hadirat Allah berdiam dalam pribadi Juru-

selamat kita, yang turut mengambil kodrat manusia seperti 

kita, dan merupakan tulang dari tulang kita dan daging 

dari daging kita, dan yang sudah menyatakan Bapa secara 

lebih jelas kepada kita. Hadirat Allah berdiam di dalam Dia 

secara jasmaniah. Bukan seperti tubuh sebagai lawan dari 

roh, melainkan tubuh sebagai lawan dari bayang-bayang. 

Kepenuhan ke-Allahan berdiam dalam diri Kristus secara 

nyata, dan bukan secara kiasan. Sebab Dia adalah Allah 

sekaligus manusia.  

(2)  Bukankah pada bangsa Yahudi ada sunat, yang merupa-

kan meterai perjanjian? Di dalam Kristus kita juga disunat, 

bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia (ay. 11), 

melainkan oleh karya pembaharuan di dalam diri kita, yang 

merupakan sunat rohani atau sunat Kristen. Orang Yahudi 

sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan 

sunat ialah sunat di dalam hati (Rm. 2:29). Ini terjadi berkat 

Kristus, dan menjadi milik masa penyelenggaraan Kristen. 

Sunat itu tidak dilakukan oleh manusia, bukan oleh kekuat-

Surat Kolose 2:4-12 

 379 

an makhluk apa pun, melainkan oleh kuasa Roh Allah 

yang terberkati. Kita dilahirkan dari Roh (Yoh. 3:5). Sunat 

kristiani itu merupakan permandian kelahiran kembali dan 

pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus (Tit. 3:5). 

Sunat kristiani itu terdiri atas tindakan yang berupa 

penanggalan akan tubuh yang berdosa, dalam meninggal-

kan dosa dan memperbaharui hidup kita, dan bukan hanya 

dalam upacara-upacara lahiriah. Sunat kristiani itu bukan 

membersihkan kenajisan jasmani, melainkan memohonkan 

hati nurani yang baik kepada Allah (1Ptr. 3:21). Dan tidak 

cukup hanya dengan meninggalkan satu dosa tertentu 

saja, namun  kita juga harus menanggalkan seluruh tubuh 

dosa. Manusia lama harus turut disalibkan, supaya tubuh 

dosa hilang kuasanya (Rm. 6:6). Kristus disunat, dan oleh 

sebab  persatuan kita dengan-Nya, maka kita ikut ambil 

bagian dalam anugerah yang berkuasa itu, yang menang-

galkan tubuh yang berdosa. Dan lagi, orang-orang Yahudi 

menyangka bahwa mereka menjadi lengkap atau dipenuhi 

dalam hukum keupacaraan, namun  kita dipenuhi di dalam 

Kristus (ay. 10). Hukum keupacaraan tidak sempurna dan 

berkekurangan. Sekiranya perjanjian yang pertama itu tidak 

bercacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk yang kedua 

(Ibr. 8:7), dan di dalam hukum Taurat hanya terdapat ba-

yangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan 

sebab  itu dengan korban yang sama, hukum Taurat tidak 

mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil 

bagian di dalamnya (Ibr. 10:1). namun  segala kekurangan 

hukum Taurat dilengkapi di dalam Injil Kristus, dengan 

korban sempurna untuk dosa dan dengan dinyatakannya 

kehendak Allah. Dialah kepala semua pemerintah dan pe-

nguasa. Sebagaimana imamat Perjanjian Lama disempur-

nakan di dalam Kristus, demikian pula halnya dengan 

kerajaan Daud, yang dikenal sebagai pemerintah dan pe-

nguasa utama di bawah Perjanjian Lama, yang sangat di-

hargai tinggi oleh orang Yahudi. Dan Dialah Tuhan dan 

Kepala dari semua kuasa di sorga dan di bumi, dari segala 

malaikat dan manusia. Segala malaikat, kuasa dan kekuat-

an ditaklukkan kepada-Nya (1Ptr. 3:22). 


 380

2. Kita bersekutu dengan Kristus dalam seluruh pekerjaan-Nya 

(ay. 12): Dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di 

dalam Dia kamu turut dibangkitkan. Kita dikuburkan dan juga 

dibangkitkan dengan Dia, dan kedua-duanya ditandakan oleh 

baptisan kita. Bukan berarti bahwa ada sesuatu dalam tanda 

atau upacara baptisan yang melambangkan hal dikuburkan 

dan dibangkitkan ini, seperti halnya penyaliban Kristus tidak 

dilambangkan dengan kemiripan apa saja yang ada dalam 

perjamuan Tuhan. Dan di sini Rasul Paulus berbicara tentang 

sunat yang tidak dilakukan oleh manusia, dan berkata bahwa 

itu terjadi oleh kepercayaan kepada kerja kuasa Allah. namun  

apa yang dilambangkan oleh baptisan kita adalah bahwa kita 

dikuburkan dengan Kristus, sebab  baptisan merupakan me-

terai perjanjian dan kewajiban bagi kita untuk mati terhadap 

dosa. Dan bahwa kita dibangkitkan dengan Kristus, sebab  

kebangkitan merupakan meterai dan kewajiban bagi kita untuk 

hidup benar, atau kebaruan hidup. Di dalam baptisan, Allah 

melibatkan diri-Nya untuk menjadi Allah bagi kita, dan kita 

dilibatkan untuk menjadi umat-Nya dan, dengan anugerah-Nya, 

untuk mati terhadap dosa dan hidup bagi kebenaran, atau 

menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru.  

Kemuliaan Cara Hidup Kristiani 

(2:13-15)  

13 Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh sebab  

tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan 

Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita, 14 dengan menghapus-

kan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan 

mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu 

salib: 15 Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan 

menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka. 

Dalam perikop ini Rasul Paulus menunjukkan hak-hak istimewa 

yang kita miliki sebagai orang-orang Kristen melebihi orang-orang 

Yahudi. Dan hak-hak istimewa itu sangatlah besar. 

I.  Kematian Kristus adalah kehidupan kita: Kamu juga, meskipun 

dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh sebab  tidak disunat 

secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia 

(ay. 13). Keadaan dosa adalah keadaan di mana kita mati secara

Surat Kolose 2:13-15 

 381 

 rohani. Mereka yang hidup di dalam dosa, mati di dalam dosa. 

Sama seperti kematian tubuh berarti terpisahnya tubuh dari jiwa, 

demikian pula kematian jiwa berarti terpisahnya jiwa dari Allah 

dan perkenanan ilahi. Sebagaimana kematian tubuh berarti tu-

buh akan rusak dan membusuk, demikian pula dosa adalah keru-

sakan atau kebejatan jiwa. Sebagaimana orang yang mati tidak 

mampu menolong dirinya dengan kekuatannya sendiri, demikian 

pula orang yang sudah terbiasa berdosa tidak berdaya secara mo-

ral. Meskipun mempunyai kekuatan alami, atau kekuatan makh-

luk yang berakal, ia tidak mempunyai kekuatan rohani, sampai ia 

memiliki hidup ilahi atau kodrat yang diperbaharui. Semua 

keadaan berdosa ini terutama harus dipahami sebagai merujuk 

kepada dunia bangsa-bangsa bukan Yahudi atau bangsa-bangsa 

kafir, yang berada di bawah kuasa si jahat. Mereka dahulu mati 

sebagai orang-orang yang tak bersunat secara lahiriah, sebab  

tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanji-

kan, dan tanpa Allah di dalam dunia (Ef. 2:11-12). Oleh sebab  

tidak bersunat, mereka mati dalam dosa-dosa mereka. Ini bisa 

dipahami sebagai tidak bersunat secara rohani atau kebobrokan 

sifat. Dengan demikian, hal itu menunjukkan bahwa kita mati 

dalam hukum Taurat, dan bahwa kita ada dalam keadaan mati. 

Mati dalam hukum Taurat, seperti penjahat yang dihukum dise-

but sebagai orang mati sebab  ia berada di bawah hukuman mati. 

Demikian pula para pendosa, sebab  kesalahan dosa, berada di 

bawah penghukuman dari hukum Taurat dan telah berada di 

bawah hukuman (Yoh. 3:18). Dan kita ada dalam keadaan mati, 

sebab  kita tidak bersunat secara lahiriah. Hati yang tidak diku-

duskan disebut hati yang tidak bersunat. Beginilah keadaan kita. 

Sekarang oleh Kristus kita, yang dahulu mati dalam dosa, dihidup-

kan. Maksudnya, ada pengaturan yang disediakan untuk mengha-

puskan kesalahan dosa, dan menghancurkan kekuatan serta kua-

sanya. Dihidupkan bersama-sama dengan Dia, melalui persatuan 

kita dengan-Nya, dan keserupaan kita dengan Dia. Kematian 

Kristus adalah kematian bagi dosa-dosa kita. Kebangkitan Kristus 

adalah kehidupan bagi jiwa kita. 

II. Oleh Dia kita menerima penghapusan dosa: Sesudah Ia mengam-

puni segala pelanggaran kita. Di sinilah kita dihidupkan kembali. 

Pengampunan terhadap tindakan kejahatan adalah kehidupan 


 382

bagi si pelaku kejahatan itu. Dan ini terjadi berkat kebangkitan 

Kristus, dan juga kematian-Nya. Sebab, sama seperti Dia mati 

sebab  pelanggaran kita, demikian pula Ia dibangkitkan sebab  

pembenaran kita (Rm. 4:25). 

III. Apa pun yang dulu berkuasa atas diri kita sekarang disingkirkan. 

Ia telah memperoleh bagi kita penghapusan surat hutang, yang 

mendakwa kita (ay. 14), yang bisa dipahami,  

1. Sebagai utang untuk dihukum sebab  kesalahan dosa. Kutuk 

hukum Taurat adalah surat utang yang mendakwa kita, 

seperti tulisan tangan di dinding Belsyazar. Terkutuklah orang 

yang tidak setia melakukan segala sesuatu. Inilah surat utang 

yang mendakwa dan mengancam kita, sebab surat itu meng-

ancam akan membawa kita pada kebinasaan kekal. Surat 

utang ini dihapuskan saat  Kristus menebus kita dari kutuk 

hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk sebab  kita (Gal. 

3:13). Ia membatalkan utang itu bagi orang yang bertobat dan 

percaya. “Akulah yang menanggung kutuk itu, Bapa-Ku.” Ia 

mengosongkan dan membatalkan hukuman yang melawan 

kita. saat  Ia dipaku di kayu salib, kutuk itu seolah-olah 

dipakukan di kayu salib. Dan kebobrokan yang berdiam dalam 

diri kita disalibkan bersama-sama dengan Kristus, dan berkat 

salib-Nya. saat  kita mengingat bagaimana Tuhan Yesus se-

karat, dan melihat Dia dipaku di kayu salib, kita harus melihat 

surat utang yang mendakwa kita itu ditiadakan. Atau lebih 

tepatnya,  

2.  Surat utang itu harus dipahami sebagai hukum keupacaraan, 

surat ketentuan-ketentuan hukum, ketetapan-ketetapan upa-

cara atau hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentu-

annya (Ef. 2:15), yang merupakan kuk bagi bangsa Yahudi dan 

dinding pemisah bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi. Tuhan 

Yesus meniadakannya dengan memakukannya pada kayu 

salib. Maksudnya, Ia membatalkan utang itu, supaya semua 

bisa melihat dan dilegakan bahwa utang itu tidak lagi meng-

ikat. jika wujud yang sebenarnya sudah datang, bayang-

bayang menghilang. Bayang-bayang itu menghilang (2Kor. 

3:13), dan apa yang telah menjadi tua dan usang, telah dekat 

kepada kemusnahannya (Ibr. 8:13). Ungkapan-ungkapan itu 

Surat Kolose 2:13-15 

 383 

merujuk pada cara-cara kuno membatalkan sebuah ikatan, 

dengan mencoret tulisan atau melubanginya dengan paku. 

IV. Ia telah memperoleh kemenangan yang mulia bagi kita atas kua-

sa-kuasa kegelapan: Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan 

penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum da-

lam kemenangan-Nya atas mereka (ay. 15). sebab  kutuk hukum 

Taurat mendakwa kita, maka kuasa Iblis menentang kita. Kristus 

berhadapan dengan Allah sebagai Hakim, dan menebus kita dari 

tangan keadilan-Nya dengan membayar harga. namun  dari tangan 

Iblis si algojo, Kristus menebus kita dengan kuasa dan tangan 

yang teracung. Ia membawa tawanan-tawanan. Iblis dan segala 

kuasa neraka ditaklukkan dan dilucuti oleh Sang Penebus yang 

mati itu. Janji yang pertama menunjuk pada hal ini: diremukkan-

nya tumit Kristus dalam penderitaan-penderitaan-Nya berarti di-

remukkannya kepala si ular (Kej. 3:15). Sungguh luhur dan me-

gah ungkapan-ungkapan itu. Marilah sejenak kita berpaling dan 

melihat pemandangan yang hebat ini. Sang Penebus menakluk-

kan melalui kematian. Lihatlah mahkota duri-Nya yang berubah 

menjadi mahkota kemenangan dan kehormatan. Ia melucuti mere-

ka, menghancurkan kuasa Iblis, dan menaklukkan serta melum-

puhkannya, dan menjadikan mereka tontonan umum, yaitu mema-

merkan mereka di hadapan orang banyak untuk dipermalukan, 

dan menjadikan mereka tontonan bagi para malaikat dan manu-

sia. Belum pernah kerajaan Iblis menerima hantaman yang sede-

mikian mematikan seperti yang diterimanya dari Tuhan Yesus. Ia 

mengikat mereka pada roda kereta-Nya, lalu maju sebagai peme-

nang untuk merebut kemenangan, yang merujuk pada kebiasaan 

perayaan kemenangan seorang jenderal perang yang kembali pu-

lang dengan berjaya. Dalam kemenangan-Nya atas mereka, yaitu 

pada salib-Nya dan oleh kematian-Nya, atau, seperti yang dipa-

hami sebagian orang, dalam diri-Nya sendiri, dengan kuasa-Nya 

sendiri, sebab Ia seorang dirilah yang melakukan pengirikan, dan 

dari antara umat-Nya tidak ada yang menemani-Nya! 


 384

Kemuliaan Cara Hidup Kristiani  

(2:16-23) 

16 sebab  itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai 

makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari 

Sabat; 17 semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, se-

dang wujudnya ialah Kristus. 18 Janganlah kamu biarkan kemenanganmu 

digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah 

kepada malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa 

alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi, 19 sedang ia 

tidak berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang 

ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima 

pertumbuhan ilahinya. 20 jika kamu telah mati bersama-sama dengan 

Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, mengapakah kamu menaklukkan diri-

mu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di dunia: 21 

jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini; 22 semuanya itu hanya 

mengenai barang yang binasa oleh pemakaian dan hanya menurut perintah-

perintah dan ajaran-ajaran manusia. 23 Peraturan-peraturan ini, walaupun 

nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendah-

kan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup 

duniawi. 

Rasul Paulus menutup pasal ini dengan nasihat-nasihat untuk men-

jalankan kewajiban sebagaimana mestinya, yang ia simpulkan dari 

pembicaraan sebelumnya. 

I.  Di sini ada peringatan untuk berjaga-jaga terhadap para pengajar 

yang memaksakan ajaran agama Yahudi, atau mereka yang ingin 

membebankan kepada orang-orang Kristen kuk hukum keupa-

caraan: sebab  itu janganlah kamu biarkan orang menghukum 

kamu mengenai makanan dan minuman, dst. (ay. 16). Banyak dari 

tata upacara hukum Musa berkenaan dengan pembedaan makan-

an-makanan dan hari-hari raya. Tampak dari Kitab Roma pasal 

14 bahwa ada orang yang ingin mempertahankan pembedaan-

pembedaan itu. namun  di sini Rasul Paulus menunjukkan bahwa 

sesudah  Kristus datang, dan membatalkan hukum keupacaraan, 

kita tidak boleh mempertahankannya. “Janganlah kamu biarkan 

orang membebankan hal-hal itu kepadamu, sebab Allah tidak 

membebankannya. Jika Allah telah memerdekakan kamu, jangan 

mau lagi kamu dikenakan kuk perhambaan.” Terlebih lagi sebab  

semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang (ay. 

17), yang menyiratkan bahwa semua itu tidak ada nilai di dalam-

nya, dan bahwa sekarang sudah ditiadakan. Sedang wujudnya 

ialah Kristus: wujudnya, di mana yang dulu hanyalah bayangan 

untuknya, sudah datang. Jika ibadah-ibadah keupacaraan dite-

Surat Kolose 2:16-23 

 385 

ruskan, yang hanya merupakan perlambang dan bayangan dari 

Kristus dan Injil, maka itu menyiratkan bahwa Kristus belum 

datang dan zaman Injil belum dimulai. Amatilah keuntungan-

keuntungan yang kita miliki di bawah Injil, mengatasi apa yang 

mereka miliki di bawah hukum Taurat. Mereka hanya memiliki 

bayangan-bayangannya saja, sedang kita memiliki wujudnya. 

II. Rasul Paulus memperingatkan mereka untuk berjaga-jaga terha-

dap orang-orang yang ingin memperkenalkan ajaran penyembah-

an kepada malaikat-malaikat sebagai pengantara antara Allah dan 

mereka, seperti yang dilakukan para filsuf kafir: Janganlah kamu 

biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura 

merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat (ay. 18). Peren-

dahan diri ini tampaknya bermaksud memanfaatkan pengantara-

an malaikat-malaikat, dengan kesadaran bahwa manusia tidak 

layak berbicara langsung dengan Allah. Akan namun , walaupun 

kelihatan rendah hati, kerendahan hati itu atas kemauan sendiri, 

dan tidak diperintahkan. Oleh sebab nya, kerendahan hati terse-

but tidak berkenan, bahkan tidak bisa dibenarkan. Yang terjadi 

justru memberikan kepada makhluk tertentu kehormatan yang 

semestinya ditujukan kepada Kristus. Di samping itu, gagasan-

gagasan yang mendasari ibadah ini hanyalah temuan-temuan 

manusia dan bukan pewahyuan ilahi. Ini merupakan keangkuhan 

akal budi manusia, yang membuat manusia berlagak telah me-

nyelami berbagai perkara, dan menentukan ketetapan-ketetapan, 

tanpa pengetahuan dan pembenaran yang cukup: Berkanjang 

pada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besar-

kan diri oleh pikirannya yang duniawi. Manusia berlagak bisa 

menguraikan tatanan para malaikat, dan pelayanan mereka 

masing-masing, padahal itu disembunyikan Allah dari kita. Dan 

sebab  itu, walaupun tampak ada kerendahan hati dalam per-

buatan itu, sebenarnya justru ada keangkuhan yang nyata dalam 

asasnya. Mereka mengedepankan gagasan-gagasan itu untuk me-

muaskan angan-angan mereka sendiri yang bersifat kedagingan, 

dan sebab  ingin dianggap lebih bijak dari orang lain. Keangkuh-

an mendasari banyak kekeliruan dan kebobrokan, dan bahkan 

banyak perbuatan jahat, yang banyak memperlihatkan kerendah-

an hati. Mereka yang melakukannya tidak berpegang teguh kepa-

da Kepala (ay. 19). Sebagai akibatnya, mereka menyangkal Kris-


 386

tus, yang merupakan satu-satunya Pengantara antara Allah dan 

manusia. Adalah suatu penghinaan terbesar bagi Kristus, yang 

merupakan Kepala jemaat, jika ada anggotanya yang menjadikan 

siapa saja selain Dia sebagai pengantara dengan Allah. saat  ma-

nusia melepaskan pegangan mereka dari Kristus, maka mereka 

akan menangkap apa yang setingkat lebih tinggi dari mereka, 

yang sebenarnya tidak akan memberi mereka manfaat apa-apa. 

Dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu 

oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya. 

Perhatikanlah,  

1.  Yesus Kristus bukan hanya Kepala yang memerintah jemaat, 

melainkan juga Kepala yang menentukan kehidupannya. Me-

reka diikat kepada-Nya oleh urat-urat dan sendi-sendi, seperti 

anggota-anggota tubuh disatukan dengan kepala, dan mene-

rima hidup dari Dia dan ditunjang oleh-Nya.  

2. Tubuh Kristus adalah tubuh yang bertumbuh: ia menerima 

pertumbuhan ilahinya. Manusia baru terus bertumbuh, dan 

kodrat dari anugerah adalah bertumbuh, jika tidak ada 

yang sengaja menghalanginya. Pertumbuhan ilahi, yaitu per-

tumbuhan anugerah yang berasal dari Allah sebagai Pencipta-

nya. Atau, seperti yang biasa diucapkan dalam ungkapan baha-

sa Ibrani, pertumbuhan yang besar dan melimpah. Supaya 

kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah (Ef. 3:19). 

Lihatlah ungkapan yang sejajar dengan ini: Kristus, yang adalah 

Kepala. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, yang rapi tersusun dan 

diikat menjadi satu, menerima pertumbuhannya (Ef. 4:15-16). 

III. Rasul Paulus mengambil kesempatan dari sini untuk memperi-

ngatkan mereka lagi: “jika kamu telah mati bersama-sama 

dengan Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, mengapakah kamu 

menaklukkan dirimu pada rupa-rupa peraturan? (ay. 20). Jika 

sebagai orang Kristen kamu mati pada rupa-rupa hukum keupa-

caraan, mengapakah kamu menaklukkan dirimu padanya? Rupa-

rupa peraturan seperti, jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan 

sentuh ini” (ay. 21-22). Di bawah hukum Taurat, orang menjadi 

najis jika menyentuh jasad, atau apa saja yang dipersembah-

kan kepada berhala, atau jika mengecap makanan yang diha-

ramkan, dst., yang binasa oleh pemakaian, sebab  tidak bernilai 

dengan sendirinya, dan orang-orang yang memakainya melihatnya 

Surat Kolose 2:16-23 

 387 

sirna dan berlalu. Juga, hukum Taurat itu cenderung merusak 

iman Kristen, sebab  tidak mempunyai wewenang lain selain 

adat-istiadat dan perintah-perintah manusia. Peraturan-peraturan 

ini nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, 

seperti merendahkan diri dan menyiksa diri. Mereka menganggap 

diri lebih bijak daripada sesama mereka, sebab  menjalankan 

hukum Musa bersama-sama dengan Injil Kristus. Sebab, dengan 

begitu mereka bisa yakin benar, setidak-tidaknya, dalam salah 

satunya. namun , sungguh malang, itu hanyalah pamer hikmat, 

sekadar temuan dan berlagak bijak. Demikianlah, mereka tampak 

menyiksa diri dengan tidak makan ini dan itu, dan mematikan 

kesenangan tubuh dan nafsu kedagingan. namun  dalam semuanya 

ini tidak ada ibadah yang sejati, sebab Injil mengajar kita untuk 

menyembah Allah dalam roh dan kebenaran, bukan dengan iba-

dah-ibadah ritual, dan melalui pengantaraan Kristus saja, bukan 

melalui pengantaraan malaikat mana pun. Perhatikanlah,  

1.  Orang-orang Kristen dibebaskan oleh Kristus dari ibadah-iba-

dah ritual hukum Musa, dan dimerdekakan dari kuk perbudak-

an yang sebelumnya dibebankan Allah sendiri pada mereka.  

2.  Tunduk pada ketetapan-ketetapan atau ketentuan-ketentuan 

manusia dalam menyembah Allah adalah hal yang sangat 

salah, dan bertentangan dengan kebebasan dan kemerdekaan 

Injil. Rasul Paulus menghendaki orang-orang Kristen untuk 

berdiri teguh dalam kebebasan yang dengannya Kristus telah 

memerdekakan mereka, dan supaya mereka jangan mau lagi 

dikenakan kuk perhambaan (Gal. 5:1). Dan memaksakan ke-

tentuan-ketentuan itu berarti menyerang wewenang Kristus, 

Sang Kepala jemaat, dan memperkenalkan hukum Taurat lain 

dengan segala perintah dan ketentuannya, sementara Kristus 

sudah membatalkan hukum yang lama (Ef. 2:15).  

3. Semua itu tampaknya saja hikmat, padahal sebenarnya kebo-

dohan. Hikmat yang sebenarnya adalah mengikuti betul-betul 

segala ketentuan Injil, dan tunduk sepenuhnya kepada Kris-

tus, satu-satunya Kepala jemaat. 

 

 

 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL  3  

I.  Rasul Paulus menasihati kita untuk mengarahkan hati kita 

ke sorga dan melepaskannya dari dunia ini (ay. 1-4). 

II. Ia menasihati kita agar mematikan dosa, dalam berbagai ben-

tuknya (ay. 5-11), 

III. Dengan bersungguh-sungguh Ia menekankan kita untuk 

saling mengasihi dan berbelas kasihan (ay. 12-17). Dan ia 

mengakhiri dengan berbagai-bagai nasihat mengenai kewajib-

an-kewajiban dalam berbagai hubungan, istri dan suami, 

orangtua dan anak, serta tuan dan hamba (ay. 18-25). 

Kehidupan Rohani 

(3:1-4) 

1 sebab  itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah per-

kara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. 2 

Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. 3 Sebab kamu telah 

mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. 4 

jika Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun 

akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.  

sesudah  menjelaskan hak-hak istimewa yang kita peroleh melalui 

Kristus dalam bagian sebelumnya dari surat ini, dan bagaimana kita 

dilepaskan dari kuk upacara hukum Taurat, di bagian ini Rasul Pau-

lus menekankan tugas kita kepada kita, sebagai akibat dari semua-

nya itu. Meskipun kita telah dibebaskan dari kewajiban upacara 

hukum Taurat, itu bukan berarti kita boleh hidup sekehendak hati. 

Kita harus berjalan semakin dekat lagi dengan Allah di dalam setiap 

bentuk ketaatan terhadap Injil. Paulus memulai dengan menasihati 

supaya jemaat di Kolose mengarahkan hati ke sorga, dan menjauh-

kan hati mereka dari dunia ini. sebab  itu, kalau kamu dibangkitkan 


 390

bersama dengan Kristus. Bahwa kita telah dibangkitkan bersama de-

ngan Kristus, itu merupakan hak istimewa bagi kita. Maksudnya, 

kita memperoleh keuntungan dari kebangkitan Kristus, dan melalui 

persatuan dan persekutuan kita dengan Dia, kita dibenarkan dan 

dikuduskan, dan juga akan dimuliakan. Dari sini, Paulus menyim-

pulkan bahwa kita harus mencari perkara yang di atas. Kita harus 

lebih memikirkan hal-hal yang ada di sorga daripada hal-hal di dalam 

dunia ini. Kita mesti menjadikan sorga sebagai sasaran dan tujuan 

kita. Kita juga harus mencari perkenanan dari Allah yang ada di 

sorga, memelihara persekutuan kita dengan dunia atas melalui iman, 

pengharapan, dan kasih kudus. Begitu juga, kita harus selalu peduli 

dan berusaha menjamin terpenuhinya hak dan persyaratan kita un-

tuk menerima sukacita sorgawi. Dan alasannya adalah sebab  Kris-

tus duduk di sebelah kanan Allah. Kristus, yang adalah sahabat 

terbaik dan Kepala kita, diangkat hingga mencapai kemuliaan dan 

kehormatan tertinggi di sorga, dan telah pergi mendahului kita untuk 

mengamankan kebahagiaan sorgawi bagi kita. Itulah sebabnya, kita 

harus berusaha dan melindungi apa yang telah dibeli-Nya dengan 

harga yang sangat mahal, dan yang begitu diperhatikan oleh-Nya. 

Kita harus semampunya menjalani hidup sedemikian rupa sebagai-

mana Kristus dahulu hidup di dunia ini, dan sekarang hidup di 

sorga. 

I. Paulus menjelaskan kewajiban ini (ay. 2). Pikirkanlah perkara 

yang di atas, bukan yang di bumi. Perhatikan, mencari perkara-

perkara sorgawi berarti selalu memikirkan atau mengarahkan hati 

kepada perkara-perkara tersebut, mencintainya dan membiarkan 

supaya segala keinginan kita tertuju pada semua perkara itu. 

Dengan sayap pikiran seperti ini, hati melayang ke atas, dan di-

bawa menuju ke hal-hal yang rohani dan ilahi. Kita harus mem-

biasakan diri dengan perkara-perkara yang di atas, menghargai-

nya lebih dari semua hal yang lain, dan mempersiapkan diri kita 

untuk menikmatinya. Daud memberikan bukti akan cintanya 

untuk rumah Allah demikian, bahwa ia bersungguh-sungguh 

mengingini dan mencarinya, dan mempersiapkan diri bagi rumah 

Allah (Mzm. 27:4). Ini artinya memiliki keinginan Roh (Rm. 8:6) 

dan dengan rindu mencari suatu tanah air yang lebih baik yaitu 

satu tanah air sorgawi (Ibr. 11:14, 16). Di sini, perkara-perkara 

yang di bumi dipertentangkan dengan perkara-perkara yang di 

Surat Kolose 3:1-4 

 391 

atas. Kita tidak boleh menyukai perkara-perkara yang di bumi, 

ataupun berharap terlalu banyak darinya, agar dengan begitu kita 

dapat memikirkan sorga. Ini disebab kan bahwa sorga dan bumi 

saling bertolak belakang, dan menunjukkan penghargaan tertinggi 

kepada kedua-duanya adalah hal yang tidak masuk akal. Besar-

nya pikiran kita terhadap yang satu akan melemahkan dan me-

matikan hati kita terhadap yang lain dengan kekuatan yang sama 

pula.  

II. Paulus mengemukakan tiga alasan mengapa tugas ini harus di-

lakukan (ay. 3-4).  

1. sebab  kita telah mati. Maksudnya, terhadap hal-hal yang 

sekarang, dan bahwa kematian merupakan bagian kita. Kita 

mati menurut pengakuan kita, dan sebagai kewajiban kita. 

sebab  kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Kristus, 

dan telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kemati-

an-Nya. Setiap orang Kristen telah disalibkan bagi dunia, dan 

dunia telah disalibkan baginya (Gal. 6:14). jika kita telah 

mati bagi hal-hal yang di bumi, dan telah menolaknya untuk 

menjadi kebahagiaan bagi kita, maka tidaklah masuk akal bila 

kita masih memikirkan hal-hal tersebut, dan mencarinya. Kita 

semestinya menjadi seperti orang mati terhadapnya, tidak 

tergerak dan tidak memiliki kegemaran terhadapnya. 

2. sebab  hidup kita yang sesungguhnya terletak di sorga. Sebab 

kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan 

Kristus di dalam Allah (ay. 3). Dari sanalah, manusia baru 

memperoleh kehidupannya. Manusia baru dilahirkan dan di-

pelihara dari sorga, dan kesempurnaan hidupnya dijaga su-

paya bisa hidup di sorga. Hidup kita tersembunyi bersama 

dengan Kristus, bukan hanya tersembunyi dari kita, supaya 

tidak diketahui, melainkan juga tersembunyi bagi kita, supaya 

aman. Hidup seorang Kristen tersembunyi bersama dengan 

Kristus. Sebab Aku hidup dan kamu pun akan hidup (Yoh. 

14:19). Saat ini, Kristus adalah Kristus yang tersembunyi, atau 

Kristus yang belum pernah kita lihat. Namun, inilah penghi-

buran kita, yaitu bahwa hidup kita tersembunyi bersama 

dengan Dia, dan tersimpan aman bersama-Nya. Seperti halnya 

kita mempunyai alasan untuk mengasihi-Nya, sekalipun kita 

belum pernah melihat Dia (1Ptr. 1:8), begitu juga kita bisa 


 392

memperoleh penghiburan dari sukacita yang masih belum ke-

lihatan dan tersimpan di sorga bagi kita. 

3. sebab  pada saat kedatangan Kristus yang kedua kalinya, kita 

memiliki pengharapan bahwa sukacita kita akan disempurna-

kan. Jika sekarang kita menjalani kehidupan Kristen yang 

murni dan taat, maka jika Kristus, yang adalah hidup kita, 

menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri ber-

sama dengan Dia dalam kemuliaan (ay. 4). Perhatikanlah, 

(1) Kristus merupakan kehidupan seorang percaya. Aku hidup, 

namun  bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus 

yang hidup di dalam aku (Gal. 2:20). Kristus adalah pokok 

dan tujuan kehidupan orang Kristen. Dia hidup di dalam 

kita melalui Roh-Nya, dan kita hidup bagi Dia di dalam se-

gala perbuatan kita. Bagiku hidup adalah Kristus (Fil. 1:21). 

(2) Kristus akan menyatakan diri kembali. Sekarang Ia tersem-

bunyi, dan langit harus memuat Dia, namun Ia akan me-

nyatakan diri-Nya di dalam segala kemegahan sorga, ber-

sama malaikat-malaikat kudus-Nya, dalam kemuliaan-Nya 

dan dalam kemuliaan Bapa-Nya (Mrk. 8:38; Luk. 9:26). 

(3) saat  Dia menyatatakan diri kembali saat itu, kita pun 

akan menyatakan diri bersama-sama dengan Dia di dalam 

kemuliaan. Merupakan kemuliaan bagi-Nya saat  umat 

yang telah ditebus-Nya ada bersama-sama dengan Dia saat 

itu. Ia akan datang untuk dimuliakan di antara orang-

orang kudus-Nya (2Tes. 1:10). Dan merupakan kemuliaan 

juga bagi umat-Nya saat itu, saat  mereka datang bersama 

Dia, dan hidup bersama Dia selama-lamanya. Pada saat ke-

datangan Kristus yang kedua kalinya, semua orang kudus 

akan berjumpa bersama-sama. Orang-orang yang sekarang 

hidupnya tersembunyi bersama dengan Kristus, pada waktu 

itu akan tampil bersama Kristus di dalam kemuliaan itu, 

yang sangat dinikmati-Nya (Yoh. 17:24). Apakah kita men-

cari kebahagiaan yang demikian? Bukankah seharusnya 

kita mengarahkan hati kita kepada dunia yang di atas itu, 

dan hidup lebih tinggi daripada dunia yang di bawah sini? 

Ada apa di dalam d