l setiap kesempatan untuk berbicara tentang jabat-
annya, sebab dia menganggap hal itu kemuliaan pelayanan-
nya (Rm. 11:13). Dan juga dalam ayat 25, Aku telah menjadi
pelayan. Perhatikanlah di sini,
(1) Dari mana Paulus mendapatkan pelayanannya: sesuai de-
ngan tugas yang dipercayakan Allah kepadanya (ay. 25),
yaitu untuk mengatur dengan bijaksana hal-hal di rumah
Allah. Dia adalah pelayan dan pendiri utama, dan pelayan-
an ini diberikan kepadanya. Dia tidak merebutnya, juga
tidak mengambilnya untuk dirinya sendiri, dan dia tidak
dapat menolaknya sebagai utang. Dia mendapatkannya
dari Allah sebagai sebuah karunia, dan menerimanya seba-
gai sebuah anugerah.
(2) Untuk kepentingan siapa dia mendapatkan pelayanannya:
Kepada kamu, untuk kepentinganmu, diri kami sebagai
hambamu sebab kehendak Yesus (2Kor. 4:5). Kita adalah
pelayan-pelayan Kristus untuk kebaikan umat-Nya, untuk
meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya (artinya, un-
tuk memberitakannya sepenuhnya), sehingga kamu akan
mendapatkan keuntungan yang semakin besar. Semakin
kita melaksanakan pelayanan kita, atau melaksanakan se-
luruh bagiannya, akan semakin besar manfaatnya bagi
orang banyak. Mereka akan lebih banyak diisi dengan pe-
ngetahuan, dan diperlengkapi untuk pelayanan.
(3) Pemberita Injil seperti apa Paulus itu. Hal ini ditunjukkan
secara khusus.
366
[1] Dia adalah seorang pemberita Injil yang selalu men-
derita: Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh men-
derita sebab kamu (ay. 24). Dia menderita sebab
kepentingan Kristus, dan untuk kebaikan jemaat. Dia
menderita sebab memberitakan Injil kepada mereka.
Dan, selagi dia menderita dalam kepentingan yang sa-
ngat baik ini, dia dapat bersukacita dalam penderita-
annya, bersukacita sebab telah dianggap layak men-
derita, dan menghargainya sebagai suatu kehormatan
bagi dia. Dan menggenapkan dalam dagingku apa yang
kurang pada penderitaan Kristus. Bukan berarti pen-
deritaan Paulus, atau siapa pun yang lainnya, merupa-
kan penebusan untuk dosa, seperti yang dilakukan
Kristus dengan penderitaan-Nya. Tidak ada yang ku-
rang dalam penderitaan Kristus, tidak ada yang perlu
digenapkan. Penderitaan-Nya cukup untuk memenuhi
dengan sempurna tujuannya, yaitu memenuhi tuntutan
keadilan Allah, untuk menyelamatkan umat-Nya. Wa-
laupun demikian, penderitaan Paulus dan pelayan-pela-
yan baik lainnya membuat mereka menjadi serupa de-
ngan Kristus. Dan mereka mengikuti Dia dengan turut
menderita seperti Dia, sehingga mereka dikatakan
menggenapi apa yang kurang pada penderitaan Kristus,
seperti lilin mengisi tempat yang kosong pada meterai
saat menerima tekanan alat pencetak. Atau mungkin
yang dimaksudkan bukan penderitaan Kristus, melain-
kan penderitaannya bagi Kristus. Dia menggenapkan
apa yang kurang. Dia memiliki nilai dan ukuran terten-
tu mengenai menderita demi Kristus yang telah menu-
gaskan dia. Dan, sebab penderitaannya sesuai dengan
penetapan tugasnya itu, maka demikianlah dia masih
menggenapkan lagi dan lagi apa yang kurang, atau yang
masih tersisa dari apa yang menjadi bagiannya.
[2] Dia adalah seorang pemberita Injil yang karib. Dia tidak
hanya memberitakan Injil di hadapan orang banyak,
melainkan juga dari rumah ke rumah, dari satu orang ke
orang yang lain. Dialah yang kami beritakan, jika
tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami
ajari dalam segala hikmat (ay. 28). Setiap orang perlu
Surat Kolose 1:12-29
367
diperingatkan dan diajari, dan oleh sebab itu biarlah
setiap orang mendapatkan bagiannya. Perhatikanlah,
pertama, saat kita memperingatkan orang tentang
perbuatan mereka yang salah, kita harus mengajar
mereka untuk berbuat lebih baik. Memperingatkan dan
mengajar harus berjalan beriringan. Kedua, orang harus
diperingatkan dan diajar dengan penuh kebijaksanaan.
Kita harus memilih waktu yang paling cocok dan meng-
gunakan cara yang paling mungkin berhasil, dan me-
nyesuaikan diri kita sendiri dengan keadaan dan ke-
mampuan yang berbeda-beda dari orang-orang yang
harus kita tangani, dan mengajar mereka semampu me-
reka menanggungnya. Hal yang menjadi tujuan Rasul
Paulus adalah untuk memimpin tiap-tiap orang kepada
kesempurnaan dalam Kristus, teleios, yaitu sempurna
dalam pengetahuan tentang ajaran Kristen (sebab itu
marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian, Flp.
3:15; 2Tim. 3:17), atau dimahkotai dengan balasan yang
mulia di sorga nanti, saat Dia akan menempatkan
jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang (Ef. 5:27),
dan membawa mereka kepada roh-roh orang-orang be-
nar yang telah menjadi sempurna (Ibr. 12:23). Perhati-
kanlah, pelayan-pelayan Tuhan harus bertujuan agar
setiap orang yang mendengarkan mereka bisa hidup
lebih baik dan memperoleh keselamatan. Ketiga, dia
adalah seorang pemberita Injil yang rajin dan pekerja
keras. Dia tidak menunda-nunda pekerjaan, dan tidak
melakukan pekerjaannya dengan ceroboh (ay. 29): Itu-
lah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan se-
gala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja
dengan kuat di dalam aku. Dia bekerja keras dan ber-
juang, sangat rajin dan bergumul dengan banyak kesu-
litan, sesuai dengan ukuran anugerah yang diberikan
kepadanya dan kehadiran Kristus yang luar biasa yang
menyertai dia. Perhatikanlah, sebab Paulus mengabdi-
kan dirinya untuk melakukan banyak kebaikan, maka
dia memperoleh anugerah ini, bahwa kuasa Allah beker-
ja di dalam dia dengan lebih berhasil. Semakin kita
bekerja keras dalam pekerjaan Tuhan, semakin besar
368
ukuran bantuan yang dapat kita harapkan dari Dia bagi
pekerjaan itu (Ef. 3:7): Menurut pemberian kasih karunia
Allah, yang dianugerahkan kepadaku sesuai dengan
pengerjaan kuasa-Nya.
3. Injil yang diberitakan. Kita memiliki catatan mengenai hal ini:
Yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari
turunan ke turunan, namun yang sekarang dinyatakan kepada
orang-orang kudus-Nya (ay. 26). Perhatikanlah,
(1) Rahasia Injil sudah lama tersembunyi, yaitu tersembunyi
selama berabad-abad dan dari generasi ke generasi, selama
beberapa abad saat jemaat berada di bawah pengaturan
Perjanjian Lama. Jemaat waktu itu masih segolongan kecil
saja, dan belajar untuk mencapai keadaan yang lebih
sempurna dalam segala sesuatu, dan tidak dapat melihat
akhir dari hal-hal yang telah ditetapkan itu (2Kor. 3:13).
(2) Rahasia ini sekarang, pada saat waktunya sudah genap,
dinyatakan kepada orang-orang kudus, atau diungkapkan
dengan jelas dan dibuat tampak. Selubung yang menutupi
wajah Musa disingkapkan di dalam Kristus (2Kor. 3:14).
Orang kudus yang paling hina di bawah Injil lebih mengerti
daripada nabi terbesar di bawah hukum Taurat. Orang
yang terkecil di dalam kerajaan sorga lebih besar daripada
mereka. Rahasia Kristus, yang pada zaman angkatan-ang-
katan dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak manusia,
namun yang sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada
rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus (Ef. 3:4-5). Dan
apakah yang menjadi rahasia tersebut? Yaitu kekayaan
kemuliaan Allah di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi.
Ajaran khusus Injil merupakan sebuah rahasia yang sebe-
lumnya tersembunyi, dan sekarang dinyatakan dan diberi-
tahukan. Namun rahasia besar yang dibicarakan di sini
adalah peruntuhan tembok pemisah antara bangsa Yahudi
dan bangsa-bangsa bukan Yahudi, dan pemberitaan Injil
kepada dunia bangsa-bangsa bukan Yahudi, serta menjadi-
kan orang-orang yang sebelumnya bebal dan penyembah
berhala kini ikut mendapatkan hak-hak istimewa dari Injil,
yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, sebab Berita Injil,
turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan
Surat Kolose 1:12-29
369
peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus (Ef.
3:6). Rahasia ini, yang diungkapkan dengan cara demikian,
yaitu Kristus ada di dalam kamu (atau di tengah-tengah
kamu), Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan.
Perhatikanlah, Kristus adalah pengharapan akan kemulia-
an. Dasar pengharapan kita adalah Kristus di dalam fir-
man, atau wahyu Injil, yang menyatakan sifat dan cara
mendapatkannya. Bukti pengharapan kita adalah Kristus
di dalam hati, atau pengudusan jiwa, dan persiapannya
untuk kemuliaan sorgawi.
4. Kewajiban orang-orang yang ingin mendapat bagian dalam
penebusan ini: Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman,
tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser
dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar (ay. 23).
Kita harus bertahan di dalam iman dengan teguh dan tidak
goncang, dan tidak mau digeser dari pengharapan Injil.
Artinya, kita harus benar-benar menetapkan dalam pikiran
kita untuk tidak digeser dari pengharapan itu oleh godaan
apa pun. Kita harus berdiri teguh dan tidak tergoyahkan
(1Kor. 15:58) dan teguh berpegang pada pengakuan tentang
pengharapan kita (Ibr. 10:23). Perhatikanlah, kita dapat
mengharapkan akhir yang membahagiakan untuk iman
kita hanya jika kita tetap bertahan di dalam iman, dan
tetap teguh dan tidak tergoyahkan di dalamnya sehingga
tidak dapat digeser darinya. Kita tidak boleh mengundurkan
diri dan binasa, melainkan harus menjadi orang-orang yang
percaya dan yang beroleh hidup (Ibr. 10:39). Kita harus
setia sampai mati, melewati segala pencobaan, supaya kita
dapat menerima mahkota kehidupan, dan mencapai tujuan
iman kita, yaitu keselamatan jiwa kita (1Ptr. 1:9).
PASAL 2
I. Dalam pasal ini Rasul Paulus mengungkapkan kepedulian-
nya terhadap jemaat di Kolose (ay. 1-3).
II. Ia mengulanginya lagi (ay. 5).
III. Ia memperingatkan mereka terhadap para pengajar palsu
yang berasal dari antara orang-orang Yahudi (ay. 4, 6-7) dan
terhadap pandangan atau filsafat kafir (ay. 8-12).
IV. Ia menunjukkan hak-hak istimewa orang Kristen (ay. 13-15).
Dan,
V. Ia menutup surat ini dengan sebuah peringatan terhadap
para pengajar yang memaksakan ajaran agama Yahudi, dan
orang-orang yang ingin memperkenalkan penyembahan ma-
laikat-malaikat (ay. 16-23).
Kepedulian Rasul Paulus
terhadap Jemaat di Kolose
(2:1-3)
1 sebab aku mau, supaya kamu tahu, betapa beratnya perjuangan yang
kulakukan untuk kamu, dan untuk mereka yang di Laodikia dan untuk
semuanya, yang belum mengenal aku pribadi, 2 supaya hati mereka terhibur
dan mereka bersatu dalam kasih, sehingga mereka memperoleh segala keka-
yaan dan keyakinan pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus, 3
sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan.
Dalam perikop ini kita bisa mengamati kepedulian Rasul Paulus yang
besar terhadap jemaat di Kolose dan jemaat-jemaat lain yang tidak
dikenalnya secara pribadi. Rasul Paulus belum pernah ke Kolose, dan
jemaat yang ditanam di sana bukanlah hasil pekerjaannya. Akan
namun , ia memperhatikan jemaat itu dengan sama lembutnya seperti
seolah-olah itu satu-satunya jemaat yang menjadi tanggung jawabnya
372
(ay. 1): sebab aku mau, supaya kamu tahu, betapa beratnya per-
juangan yang kulakukan untuk kamu, dan untuk mereka yang di Lao-
dikia dan untuk semuanya, yang belum mengenal aku pribadi.
Amatilah,
1. Kepedulian Rasul Paulus terhadap jemaat itu sedemikian rupa
sampai-sampai menimbulkan pergumulan di dalam hatinya. Ia
seperti tersiksa, dan terus-menerus takut akan apa yang mungkin
terjadi pada mereka. Dalam hal ini ia mengikuti Gurunya, yang
sangat menderita untuk kita, dan sebab kesalehan-Nya Ia telah
didengarkan.
2. Kita dapat menjaga persekutuan dengan iman, harapan, dan
kasih yang kudus, bahkan dengan jemaat-jemaat dan sesama
orang Kristen yang tidak kita kenal secara pribadi sekalipun, dan
yang dengan mereka kita tidak pernah bergaul secara langsung.
Kita dapat memikirkan, berdoa, dan peduli satu terhadap yang
lain sekalipun terpisah jarak yang teramat jauh. Dan yang tidak
pernah bertatap muka dengan kita, dapat kita harapkan akan kita
jumpai di sorga. Akan namun ,
I. Apa yang diinginkan Rasul Paulus untuk mereka? Supaya hati
mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih, dst. (ay. 2).
Kesejahteraan rohani merekalah yang dicemaskannya. Ia tidak
berkata supaya mereka sehat, gembira, kaya, hebat, dan makmur,
melainkan supaya hati mereka terhibur. Perhatikanlah, kesejah-
teraan jiwa adalah kesejahteraan yang terbaik dan yang harus
betul-betul kita perhatikan untuk diri kita sendiri maupun orang
lain. Di sini kita mendapati gambaran tentang kesejahteraan jiwa.
1. jika pengetahuan kita bertumbuh sehingga kita mengerti
akan rahasia Allah, dan akan Bapa dan Kristus, dan jika
kita sampai pada pengetahuan yang lebih jelas, sangat terang,
dan teratur tentang kebenaran di dalam Yesus, maka pada
saat itulah jiwa kita sejahtera. Mengenal rahasia, entah ra-
hasia tentang Bapa dan Kristus yang sebelumnya tersembunyi
namun sekarang dinyatakan, atau rahasia yang disebutkan
sebelumnya tentang dipanggilnya bangsa-bangsa kafir atau
bukan Yahudi ke dalam jemaat Kristen, seperti yang sudah
disingkapkan Bapa dan Kristus di dalam Injil. Dan bukan
hanya berbicara tentang rahasia itu sebagai hapalan, atau
Surat Kolose 2:1-3
373
seperti yang sudah diajarkan kepada kita dalam pelajaran-pela-
jaran agama, melainkan supaya kita dipimpin ke dalam rahasia
itu, dan masuk ke dalam maksud dan tujuannya. Inilah yang
harus kita usahakan, maka barulah jiwa kita sejahtera.
2. jika iman kita bertumbuh sehingga kita yakin sepenuhnya
akan rahasia ini dan berani mengakuinya.
(1) Bertumbuh sehingga kita yakin sepenuhnya, atau mem-
buat penilaian yang teguh, berdasar bukti-bukti yang
sesuai, akan kebenaran-kebenaran Injil yang agung, tanpa
meragukan atau mempertanyakannya, melainkan meme-
luknya dengan seyakin-yakinnya, sebagai perkataan yang
benar dan patut diterima sepenuhnya.
(2) Bertumbuh sehingga kita mengakui iman kita dengan be-
bas, dan tidak hanya percaya dengan hati, namun juga siap,
bila dipanggil, untuk mengaku dengan mulut kita, dan
tidak malu dengan Guru kita dan agama kita yang kudus
sebab kernyit dahi dan tindak kekerasan orang-orang
yang memusuhi Guru dan agama kita. Ini disebut segala
kekayaan dan keyakinan pengertian. Pengetahuan yang
hebat dan iman yang kuat menjadikan jiwa kaya. Inilah
yang dimaksudkan dengan kaya di hadapan Allah, kaya di
dalam iman, dan memiliki kekayaan yang sesungguhnya
(Luk. 12:21; 16:11; Yak. 2:5).
3. Kesejahteraan jiwa adalah berlimpahnya penghiburan dalam
jiwa kita: Supaya hati mereka terhibur. Jiwa sejahtera jika
dipenuhi dengan sukacita dan damai sejahtera (Rm. 15:13),
dan mendapat kepuasan dalam batin yang tidak akan terusik
oleh segala permasalahan di luar, dan mampu bersukacita di
dalam Tuhan sesudah semua penghiburan lain gagal (Hab.
3:17-18).
4. Semakin akrab kita bersekutu dengan sesama orang Kristen,
semakin sejahteralah jiwa kita: Bersatu dalam kasih. Kasih
yang kudus merajut hati orang-orang Kristen satu sama lain.
Dan baik iman maupun kasih membantu membuat kita terhi-
bur. Semakin kuat iman kita, dan semakin hangat kasih kita,
semakin besarlah penghiburan kita. sebab ada kesempatan
untuk menyebutkan Kristus (ay. 2), Rasul Paulus, seperti
biasa, memberikan ucapan ini untuk menghormati Dia (ay. 3):
374
Di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan penge-
tahuan. Sebelumnya ia berkata (1:19) bahwa seluruh kepenuh-
an Allah berkenan diam di dalam Dia. Lalu di sini ia menyebut-
kan secara khusus tentang harta hikmat dan pengetahuan.
Ada kepenuhan hikmat di dalam Dia, sebab Ia sudah secara
sempurna menyatakan kehendak Allah kepada umat manusia.
Perhatikanlah, harta hikmat tidak disembunyikan dari kita,
melainkan tersembunyi atau tersimpan untuk kita di dalam
Kristus. Siapa yang ingin bijak dan berpengetahuan harus
datang kepada Kristus. Kita harus memanfaatkan persediaan
yang tersedia bagi kita di dalam Dia, dan menimba dari harta
yang tersembunyi di dalam Dia. Dialah hikmat Allah, dan yang
oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita, dst. (1Kor. 1:24, 30).
II. Kepedulian Rasul Paulus terhadap mereka diulangi lagi (ay. 5):
Sebab meskipun aku sendiri tidak ada di antara kamu, namun da-
lam roh aku bersama-sama dengan kamu dan aku melihat dengan
sukacita tertib hidupmu dan keteguhan imanmu dalam Kristus.
Perhatikanlah,
1. Kita bisa hadir di dalam roh bersama-sama dengan jemaat-je-
maat dan orang-orang Kristen, sekalipun kita tidak hadir ber-
sama mereka secara jasmani. Sebab, persekutuan orang-orang
kudus adalah perkara rohani. Rasul Paulus sudah mendengar
tentang jemaat di Kolose, bahwa mereka hidup tertib dan
teratur. Dan walaupun belum pernah melihat mereka, atau
berada di antara mereka, ia berkata kepada mereka bahwa ia
bisa melihat dirinya berada di antara mereka, dan merasa
senang melihat perilaku baik mereka.
2. Ketertiban hidup dan keteguhan iman orang-orang Kristen me-
rupakan hal yang membuat hamba-hamba Tuhan bersukacita.
Mereka bersukacita jika melihat orang Kristen hidup tertib,
berperilaku teratur, dan teguh setia pada ajaran Kristen.
3. Semakin teguh iman kita kepada Kristus, semakin tertiblah
segenap perilaku kita. Sebab kita hidup dan berjalan oleh
iman (2Kor. 5:7; Ibr. 10:38).
Surat Kolose 2:4-12
375
Kemuliaan Cara Hidup Kristiani
(2:4-12)
4 Hal ini kukatakan, supaya jangan ada yang memperdayakan kamu dengan
kata-kata yang indah. 5 Sebab meskipun aku sendiri tidak ada di antara
kamu, namun dalam roh aku bersama-sama dengan kamu dan aku melihat
dengan sukacita tertib hidupmu dan keteguhan imanmu dalam Kristus. 6
Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. sebab itu hendaklah
hidupmu tetap di dalam Dia. 7 Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan
dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang
telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
8 Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya
yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia,
namun tidak menurut Kristus. 9 Sebab dalam Dialah berdiam secara jasma-
niah seluruh kepenuhan ke-Allahan, 10 dan kamu telah dipenuhi di dalam
Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa. 11 Dalam Dia kamu
telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, namun de-
ngan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa,
12 sebab dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia
kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa
Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.
Rasul Paulus memperingatkan jemaat di Kolose terhadap para penipu
(ay. 4): Hal ini kukatakan, supaya jangan ada yang memperdayakan
kamu dengan kata-kata yang indah. Dan dalam ayat 8, supaya
jangan ada yang menawan kamu. Ia begitu menekankan kesem-
purnaan Kristus dan pewahyuan Injil untuk menjaga mereka dari
segala tipu daya yang menjerat dari orang-orang yang mau merusak
asas-asas hidup mereka. Perhatikanlah,
1. Cara Iblis merusak jiwa-jiwa adalah dengan memperdaya mereka.
Ia menipu mereka, dan dengan cara itu membunuh mereka.
Dialah si ular tua yang memperdayakan Hawa dengan kelicikan-
nya (2Kor. 11:3). Ia tidak bisa menghancurkan kita jika tidak me-
nipu kita. Dan ia tidak bisa menipu kita selain sebab kesalahan
dan kebodohan kita sendiri.
2. Antek-antek Iblis, yang berusaha merusak mereka, memperdaya
mereka dengan kata-kata yang indah. Lihatlah bahaya dari kata-
kata yang indah. Berapa banyak orang yang sudah dihancurkan
oleh mereka yang diam-diam menunggu kesempatan untuk meni-
pu dengan kata-kata sanjungan dan dengan segala penyamaran
dan tampilan manis yang palsu berupa ajaran-ajaran yang jahat
dan perbuatan-perbuatan fasik. Dengan kata-kata mereka yang
muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu
orang-orang yang tulus hatinya (Rm. 16:18). Kamu harus was-
pada terhadap kata-kata yang indah, dan berjaga-jaga serta takut
376
pada mereka yang ingin menggoda kamu kepada kejahatan apa
saja. Sebab yang mereka inginkan adalah merusak kamu. Jika-
lau orang berdosa hendak membujuk engkau, janganlah engkau
menurut (Ams. 1:10). Perhatikanlah,
I. Obat penawar yang mujarab untuk melawan para penggoda (ay.
6-7): Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. sebab itu
hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia, berakar di dalam Dia dan
dibangun di atas Dia, dst. Di sini perhatikanlah,
1. Semua orang Kristen, setidak-tidaknya menurut pengakuan
dengan mulut, telah menerima Kristus Yesus Tuhan, mene-
rima-Nya sebagai Kristus, Nabi agung dari jemaat, yang di-
urapi Allah untuk menyatakan kehendak-Nya. Menerima-Nya
sebagai Yesus, Sang Imam Besar Agung, dan Juruselamat dari
dosa dan murka, dengan jalan mempersembahkan diri-Nya se-
bagai korban. Dan menerima-Nya sebagai Tuhan, atau Pe-
nguasa dan Raja, yang kepada-Nya kita harus patuh dan tun-
duk. Menerima Dia, menyetujui-Nya, memandang-Nya sebagai
milik kita dalam setiap hubungan dan kemampuan, dan untuk
segala maksud dan tujuannya.
2. Yang harus betul-betul diperhatikan oleh orang yang telah me-
nerima Kristus adalah hidup di dalam Dia, yaitu menyesuaikan
perbuatan mereka dengan asas-asas iman mereka, dan me-
nyesuaikan perilaku mereka dengan ikrar mereka. sebab
telah menerima Kristus, atau setuju untuk menjadi milik-Nya,
kita harus hidup di dalam Dia sehari-hari dan menjaga
persekutuan dengan-Nya.
3. Semakin dekat kita hidup di dalam Kristus, semakin kita
bertambah teguh dalam iman. Perilaku yang baik adalah cara
terbaik untuk meneguhkan iman yang baik. Jika kita hidup di
dalam Dia, kita akan berakar di dalam Dia. Dan semakin kuat
kita berakar di dalam Dia, semakin dekat kita hidup di dalam
Dia: Berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia. Perhati-
kanlah, kita tidak bisa dibangun di atas Kristus, jika kita tidak
terlebih dulu berakar di dalam Dia. Kita harus menyatu de-
ngan-Nya melalui iman yang hidup dan persetujuan sepenuh
hati dengan perjanjian-Nya, maka barulah kita bertumbuh di
dalam segala hal ke arah Dia. Yang telah diajarkan kepadamu,
sesuai dengan kaidah ajaran Kristen, yang dengannya kamu
Surat Kolose 2:4-12
377
telah diajari. Cermatilah, pendidikan yang baik memberikan
pengaruh yang baik pada keteguhan hati kita. Hendaklah kita
bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepada kita,
dan hendaklah hati kita melimpah dengan syukur. Perhatikan-
lah, saat bertambah teguh dalam iman, hati kita haruslah
melimpah di dalamnya, dan makin hari makin berkembang di
dalam iman. Dan ini dilakukan dengan ucapan syukur. Cara
untuk mendapat manfaat dan penghiburan dari anugerah
Allah adalah dengan banyak-banyak mengucap syukur atas
anugerah itu. Kita harus mengucap syukur atas semua per-
baikan yang telah kita buat, dan peka terhadap rahmat yang
sudah memungkinkan kita mendapat semua hak istimewa dan
pencapaian kita. Perhatikanlah,
II. Peringatan yang sudah sewajarnya diberikan kepada kita akan
bahaya yang mengintai kita: Hati-hatilah, supaya jangan ada yang
menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu
menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, namun tidak
menurut Kristus (ay. 8). Ada filsafat yang merupakan hasil mulia
dari penerapan kemampuan-kemampuan berpikir kita, dan yang
sangat berguna bagi agama, seperti misalnya kajian mengenai
karya-karya Allah, dan ini dapat memimpin kita untuk mengenal
Allah dan meneguhkan iman kita kepada-Nya. namun ada juga
filsafat yang sia-sia dan memperdaya, yang berprasangka buruk
terhadap agama, dan menegakkan hikmat manusia untuk ber-
saing melawan hikmat Allah. Filsafat seperti ini, walaupun menye-
nangkan angan-angan manusia, namun merusak iman mereka.
Misalnya seperti rekaan-rekaan yang memesona dan memancing
rasa ingin tahu tentang perkara-perkara di atas, atau perkara-
perkara yang tidak berguna dan tidak penting bagi kita. Atau ada
juga filsafat yang penuh dengan kata-kata dan istilah-istilah yang
hebat, yang tampaknya saja sebagai pengetahuan, padahal itu
kosong belaka dan sering kali memperdaya. Menurut ajaran turun-
temurun dan roh-roh dunia. Perkataan ini jelas merujuk pada
pendidikan atau cara hidup Yahudi, dan juga pembelajaran
bangsa kafir. Orang-orang Yahudi mengatur diri mereka menurut
adat-istiadat nenek-moyang dan roh-roh atau unsur-unsur dunia,
segala upacara dan ibadah yang hanya merupakan persiapan dan
pengantar kepada Injil. Sementara bangsa-bangsa bukan Yahudi
378
mencampur-adukkan kaidah-kaidah filsafat mereka dengan asas-
asas ajaran Kekristenan yang sudah mereka anut. Dan baik kela-
kuan bangsa Yahudi maupun bangsa-bangsa bukan Yahudi ini
mengasingkan pikiran mereka dari Kristus. Siapa yang menggan-
tungkan iman pada orang lain, dan hidup mengikuti cara-cara
dunia, maka ia sudah berpaling dari Kristus dan tidak lagi meng-
ikuti-Nya. Para penipu itu terutama pengajar-pengajar Yahudi,
yang berusaha membuat hukum Musa bersanding dengan Injil
Kristus, padahal sebenarnya bersaing melawannya dan menen-
tangnya. Sekarang di sini Rasul Paulus menunjukkan,
1. Bahwa di dalam Kristus kita menemukan inti dari semua hu-
kum keupacaraan yang merupakan bayang-bayang. Misalnya,
(1) Bukankah pada bangsa Yahudi ada Shekinah, atau hadirat
Allah secara istimewa, yang disebut kemuliaan, dari tanda-
nya yang kelihatan? Demikian pula sekarang kita memiliki-
nya di dalam Yesus Kristus (ay. 9): Sebab dalam Dialah ber-
diam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan. Di
bawah hukum Taurat, hadirat Allah berdiam di antara dua
kerub, dalam awan yang menutupi tutup pendamaian. Te-
tapi sekarang hadirat Allah berdiam dalam pribadi Juru-
selamat kita, yang turut mengambil kodrat manusia seperti
kita, dan merupakan tulang dari tulang kita dan daging
dari daging kita, dan yang sudah menyatakan Bapa secara
lebih jelas kepada kita. Hadirat Allah berdiam di dalam Dia
secara jasmaniah. Bukan seperti tubuh sebagai lawan dari
roh, melainkan tubuh sebagai lawan dari bayang-bayang.
Kepenuhan ke-Allahan berdiam dalam diri Kristus secara
nyata, dan bukan secara kiasan. Sebab Dia adalah Allah
sekaligus manusia.
(2) Bukankah pada bangsa Yahudi ada sunat, yang merupa-
kan meterai perjanjian? Di dalam Kristus kita juga disunat,
bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia (ay. 11),
melainkan oleh karya pembaharuan di dalam diri kita, yang
merupakan sunat rohani atau sunat Kristen. Orang Yahudi
sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan
sunat ialah sunat di dalam hati (Rm. 2:29). Ini terjadi berkat
Kristus, dan menjadi milik masa penyelenggaraan Kristen.
Sunat itu tidak dilakukan oleh manusia, bukan oleh kekuat-
Surat Kolose 2:4-12
379
an makhluk apa pun, melainkan oleh kuasa Roh Allah
yang terberkati. Kita dilahirkan dari Roh (Yoh. 3:5). Sunat
kristiani itu merupakan permandian kelahiran kembali dan
pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus (Tit. 3:5).
Sunat kristiani itu terdiri atas tindakan yang berupa
penanggalan akan tubuh yang berdosa, dalam meninggal-
kan dosa dan memperbaharui hidup kita, dan bukan hanya
dalam upacara-upacara lahiriah. Sunat kristiani itu bukan
membersihkan kenajisan jasmani, melainkan memohonkan
hati nurani yang baik kepada Allah (1Ptr. 3:21). Dan tidak
cukup hanya dengan meninggalkan satu dosa tertentu
saja, namun kita juga harus menanggalkan seluruh tubuh
dosa. Manusia lama harus turut disalibkan, supaya tubuh
dosa hilang kuasanya (Rm. 6:6). Kristus disunat, dan oleh
sebab persatuan kita dengan-Nya, maka kita ikut ambil
bagian dalam anugerah yang berkuasa itu, yang menang-
galkan tubuh yang berdosa. Dan lagi, orang-orang Yahudi
menyangka bahwa mereka menjadi lengkap atau dipenuhi
dalam hukum keupacaraan, namun kita dipenuhi di dalam
Kristus (ay. 10). Hukum keupacaraan tidak sempurna dan
berkekurangan. Sekiranya perjanjian yang pertama itu tidak
bercacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk yang kedua
(Ibr. 8:7), dan di dalam hukum Taurat hanya terdapat ba-
yangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan
sebab itu dengan korban yang sama, hukum Taurat tidak
mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil
bagian di dalamnya (Ibr. 10:1). namun segala kekurangan
hukum Taurat dilengkapi di dalam Injil Kristus, dengan
korban sempurna untuk dosa dan dengan dinyatakannya
kehendak Allah. Dialah kepala semua pemerintah dan pe-
nguasa. Sebagaimana imamat Perjanjian Lama disempur-
nakan di dalam Kristus, demikian pula halnya dengan
kerajaan Daud, yang dikenal sebagai pemerintah dan pe-
nguasa utama di bawah Perjanjian Lama, yang sangat di-
hargai tinggi oleh orang Yahudi. Dan Dialah Tuhan dan
Kepala dari semua kuasa di sorga dan di bumi, dari segala
malaikat dan manusia. Segala malaikat, kuasa dan kekuat-
an ditaklukkan kepada-Nya (1Ptr. 3:22).
380
2. Kita bersekutu dengan Kristus dalam seluruh pekerjaan-Nya
(ay. 12): Dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di
dalam Dia kamu turut dibangkitkan. Kita dikuburkan dan juga
dibangkitkan dengan Dia, dan kedua-duanya ditandakan oleh
baptisan kita. Bukan berarti bahwa ada sesuatu dalam tanda
atau upacara baptisan yang melambangkan hal dikuburkan
dan dibangkitkan ini, seperti halnya penyaliban Kristus tidak
dilambangkan dengan kemiripan apa saja yang ada dalam
perjamuan Tuhan. Dan di sini Rasul Paulus berbicara tentang
sunat yang tidak dilakukan oleh manusia, dan berkata bahwa
itu terjadi oleh kepercayaan kepada kerja kuasa Allah. namun
apa yang dilambangkan oleh baptisan kita adalah bahwa kita
dikuburkan dengan Kristus, sebab baptisan merupakan me-
terai perjanjian dan kewajiban bagi kita untuk mati terhadap
dosa. Dan bahwa kita dibangkitkan dengan Kristus, sebab
kebangkitan merupakan meterai dan kewajiban bagi kita untuk
hidup benar, atau kebaruan hidup. Di dalam baptisan, Allah
melibatkan diri-Nya untuk menjadi Allah bagi kita, dan kita
dilibatkan untuk menjadi umat-Nya dan, dengan anugerah-Nya,
untuk mati terhadap dosa dan hidup bagi kebenaran, atau
menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru.
Kemuliaan Cara Hidup Kristiani
(2:13-15)
13 Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh sebab
tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan
Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita, 14 dengan menghapus-
kan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan
mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu
salib: 15 Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan
menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka.
Dalam perikop ini Rasul Paulus menunjukkan hak-hak istimewa
yang kita miliki sebagai orang-orang Kristen melebihi orang-orang
Yahudi. Dan hak-hak istimewa itu sangatlah besar.
I. Kematian Kristus adalah kehidupan kita: Kamu juga, meskipun
dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh sebab tidak disunat
secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia
(ay. 13). Keadaan dosa adalah keadaan di mana kita mati secara
Surat Kolose 2:13-15
381
rohani. Mereka yang hidup di dalam dosa, mati di dalam dosa.
Sama seperti kematian tubuh berarti terpisahnya tubuh dari jiwa,
demikian pula kematian jiwa berarti terpisahnya jiwa dari Allah
dan perkenanan ilahi. Sebagaimana kematian tubuh berarti tu-
buh akan rusak dan membusuk, demikian pula dosa adalah keru-
sakan atau kebejatan jiwa. Sebagaimana orang yang mati tidak
mampu menolong dirinya dengan kekuatannya sendiri, demikian
pula orang yang sudah terbiasa berdosa tidak berdaya secara mo-
ral. Meskipun mempunyai kekuatan alami, atau kekuatan makh-
luk yang berakal, ia tidak mempunyai kekuatan rohani, sampai ia
memiliki hidup ilahi atau kodrat yang diperbaharui. Semua
keadaan berdosa ini terutama harus dipahami sebagai merujuk
kepada dunia bangsa-bangsa bukan Yahudi atau bangsa-bangsa
kafir, yang berada di bawah kuasa si jahat. Mereka dahulu mati
sebagai orang-orang yang tak bersunat secara lahiriah, sebab
tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanji-
kan, dan tanpa Allah di dalam dunia (Ef. 2:11-12). Oleh sebab
tidak bersunat, mereka mati dalam dosa-dosa mereka. Ini bisa
dipahami sebagai tidak bersunat secara rohani atau kebobrokan
sifat. Dengan demikian, hal itu menunjukkan bahwa kita mati
dalam hukum Taurat, dan bahwa kita ada dalam keadaan mati.
Mati dalam hukum Taurat, seperti penjahat yang dihukum dise-
but sebagai orang mati sebab ia berada di bawah hukuman mati.
Demikian pula para pendosa, sebab kesalahan dosa, berada di
bawah penghukuman dari hukum Taurat dan telah berada di
bawah hukuman (Yoh. 3:18). Dan kita ada dalam keadaan mati,
sebab kita tidak bersunat secara lahiriah. Hati yang tidak diku-
duskan disebut hati yang tidak bersunat. Beginilah keadaan kita.
Sekarang oleh Kristus kita, yang dahulu mati dalam dosa, dihidup-
kan. Maksudnya, ada pengaturan yang disediakan untuk mengha-
puskan kesalahan dosa, dan menghancurkan kekuatan serta kua-
sanya. Dihidupkan bersama-sama dengan Dia, melalui persatuan
kita dengan-Nya, dan keserupaan kita dengan Dia. Kematian
Kristus adalah kematian bagi dosa-dosa kita. Kebangkitan Kristus
adalah kehidupan bagi jiwa kita.
II. Oleh Dia kita menerima penghapusan dosa: Sesudah Ia mengam-
puni segala pelanggaran kita. Di sinilah kita dihidupkan kembali.
Pengampunan terhadap tindakan kejahatan adalah kehidupan
382
bagi si pelaku kejahatan itu. Dan ini terjadi berkat kebangkitan
Kristus, dan juga kematian-Nya. Sebab, sama seperti Dia mati
sebab pelanggaran kita, demikian pula Ia dibangkitkan sebab
pembenaran kita (Rm. 4:25).
III. Apa pun yang dulu berkuasa atas diri kita sekarang disingkirkan.
Ia telah memperoleh bagi kita penghapusan surat hutang, yang
mendakwa kita (ay. 14), yang bisa dipahami,
1. Sebagai utang untuk dihukum sebab kesalahan dosa. Kutuk
hukum Taurat adalah surat utang yang mendakwa kita,
seperti tulisan tangan di dinding Belsyazar. Terkutuklah orang
yang tidak setia melakukan segala sesuatu. Inilah surat utang
yang mendakwa dan mengancam kita, sebab surat itu meng-
ancam akan membawa kita pada kebinasaan kekal. Surat
utang ini dihapuskan saat Kristus menebus kita dari kutuk
hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk sebab kita (Gal.
3:13). Ia membatalkan utang itu bagi orang yang bertobat dan
percaya. Akulah yang menanggung kutuk itu, Bapa-Ku. Ia
mengosongkan dan membatalkan hukuman yang melawan
kita. saat Ia dipaku di kayu salib, kutuk itu seolah-olah
dipakukan di kayu salib. Dan kebobrokan yang berdiam dalam
diri kita disalibkan bersama-sama dengan Kristus, dan berkat
salib-Nya. saat kita mengingat bagaimana Tuhan Yesus se-
karat, dan melihat Dia dipaku di kayu salib, kita harus melihat
surat utang yang mendakwa kita itu ditiadakan. Atau lebih
tepatnya,
2. Surat utang itu harus dipahami sebagai hukum keupacaraan,
surat ketentuan-ketentuan hukum, ketetapan-ketetapan upa-
cara atau hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentu-
annya (Ef. 2:15), yang merupakan kuk bagi bangsa Yahudi dan
dinding pemisah bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi. Tuhan
Yesus meniadakannya dengan memakukannya pada kayu
salib. Maksudnya, Ia membatalkan utang itu, supaya semua
bisa melihat dan dilegakan bahwa utang itu tidak lagi meng-
ikat. jika wujud yang sebenarnya sudah datang, bayang-
bayang menghilang. Bayang-bayang itu menghilang (2Kor.
3:13), dan apa yang telah menjadi tua dan usang, telah dekat
kepada kemusnahannya (Ibr. 8:13). Ungkapan-ungkapan itu
Surat Kolose 2:13-15
383
merujuk pada cara-cara kuno membatalkan sebuah ikatan,
dengan mencoret tulisan atau melubanginya dengan paku.
IV. Ia telah memperoleh kemenangan yang mulia bagi kita atas kua-
sa-kuasa kegelapan: Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan
penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum da-
lam kemenangan-Nya atas mereka (ay. 15). sebab kutuk hukum
Taurat mendakwa kita, maka kuasa Iblis menentang kita. Kristus
berhadapan dengan Allah sebagai Hakim, dan menebus kita dari
tangan keadilan-Nya dengan membayar harga. namun dari tangan
Iblis si algojo, Kristus menebus kita dengan kuasa dan tangan
yang teracung. Ia membawa tawanan-tawanan. Iblis dan segala
kuasa neraka ditaklukkan dan dilucuti oleh Sang Penebus yang
mati itu. Janji yang pertama menunjuk pada hal ini: diremukkan-
nya tumit Kristus dalam penderitaan-penderitaan-Nya berarti di-
remukkannya kepala si ular (Kej. 3:15). Sungguh luhur dan me-
gah ungkapan-ungkapan itu. Marilah sejenak kita berpaling dan
melihat pemandangan yang hebat ini. Sang Penebus menakluk-
kan melalui kematian. Lihatlah mahkota duri-Nya yang berubah
menjadi mahkota kemenangan dan kehormatan. Ia melucuti mere-
ka, menghancurkan kuasa Iblis, dan menaklukkan serta melum-
puhkannya, dan menjadikan mereka tontonan umum, yaitu mema-
merkan mereka di hadapan orang banyak untuk dipermalukan,
dan menjadikan mereka tontonan bagi para malaikat dan manu-
sia. Belum pernah kerajaan Iblis menerima hantaman yang sede-
mikian mematikan seperti yang diterimanya dari Tuhan Yesus. Ia
mengikat mereka pada roda kereta-Nya, lalu maju sebagai peme-
nang untuk merebut kemenangan, yang merujuk pada kebiasaan
perayaan kemenangan seorang jenderal perang yang kembali pu-
lang dengan berjaya. Dalam kemenangan-Nya atas mereka, yaitu
pada salib-Nya dan oleh kematian-Nya, atau, seperti yang dipa-
hami sebagian orang, dalam diri-Nya sendiri, dengan kuasa-Nya
sendiri, sebab Ia seorang dirilah yang melakukan pengirikan, dan
dari antara umat-Nya tidak ada yang menemani-Nya!
384
Kemuliaan Cara Hidup Kristiani
(2:16-23)
16 sebab itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai
makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari
Sabat; 17 semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, se-
dang wujudnya ialah Kristus. 18 Janganlah kamu biarkan kemenanganmu
digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah
kepada malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa
alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi, 19 sedang ia
tidak berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang
ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima
pertumbuhan ilahinya. 20 jika kamu telah mati bersama-sama dengan
Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, mengapakah kamu menaklukkan diri-
mu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di dunia: 21
jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini; 22 semuanya itu hanya
mengenai barang yang binasa oleh pemakaian dan hanya menurut perintah-
perintah dan ajaran-ajaran manusia. 23 Peraturan-peraturan ini, walaupun
nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendah-
kan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup
duniawi.
Rasul Paulus menutup pasal ini dengan nasihat-nasihat untuk men-
jalankan kewajiban sebagaimana mestinya, yang ia simpulkan dari
pembicaraan sebelumnya.
I. Di sini ada peringatan untuk berjaga-jaga terhadap para pengajar
yang memaksakan ajaran agama Yahudi, atau mereka yang ingin
membebankan kepada orang-orang Kristen kuk hukum keupa-
caraan: sebab itu janganlah kamu biarkan orang menghukum
kamu mengenai makanan dan minuman, dst. (ay. 16). Banyak dari
tata upacara hukum Musa berkenaan dengan pembedaan makan-
an-makanan dan hari-hari raya. Tampak dari Kitab Roma pasal
14 bahwa ada orang yang ingin mempertahankan pembedaan-
pembedaan itu. namun di sini Rasul Paulus menunjukkan bahwa
sesudah Kristus datang, dan membatalkan hukum keupacaraan,
kita tidak boleh mempertahankannya. Janganlah kamu biarkan
orang membebankan hal-hal itu kepadamu, sebab Allah tidak
membebankannya. Jika Allah telah memerdekakan kamu, jangan
mau lagi kamu dikenakan kuk perhambaan. Terlebih lagi sebab
semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang (ay.
17), yang menyiratkan bahwa semua itu tidak ada nilai di dalam-
nya, dan bahwa sekarang sudah ditiadakan. Sedang wujudnya
ialah Kristus: wujudnya, di mana yang dulu hanyalah bayangan
untuknya, sudah datang. Jika ibadah-ibadah keupacaraan dite-
Surat Kolose 2:16-23
385
ruskan, yang hanya merupakan perlambang dan bayangan dari
Kristus dan Injil, maka itu menyiratkan bahwa Kristus belum
datang dan zaman Injil belum dimulai. Amatilah keuntungan-
keuntungan yang kita miliki di bawah Injil, mengatasi apa yang
mereka miliki di bawah hukum Taurat. Mereka hanya memiliki
bayangan-bayangannya saja, sedang kita memiliki wujudnya.
II. Rasul Paulus memperingatkan mereka untuk berjaga-jaga terha-
dap orang-orang yang ingin memperkenalkan ajaran penyembah-
an kepada malaikat-malaikat sebagai pengantara antara Allah dan
mereka, seperti yang dilakukan para filsuf kafir: Janganlah kamu
biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura
merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat (ay. 18). Peren-
dahan diri ini tampaknya bermaksud memanfaatkan pengantara-
an malaikat-malaikat, dengan kesadaran bahwa manusia tidak
layak berbicara langsung dengan Allah. Akan namun , walaupun
kelihatan rendah hati, kerendahan hati itu atas kemauan sendiri,
dan tidak diperintahkan. Oleh sebab nya, kerendahan hati terse-
but tidak berkenan, bahkan tidak bisa dibenarkan. Yang terjadi
justru memberikan kepada makhluk tertentu kehormatan yang
semestinya ditujukan kepada Kristus. Di samping itu, gagasan-
gagasan yang mendasari ibadah ini hanyalah temuan-temuan
manusia dan bukan pewahyuan ilahi. Ini merupakan keangkuhan
akal budi manusia, yang membuat manusia berlagak telah me-
nyelami berbagai perkara, dan menentukan ketetapan-ketetapan,
tanpa pengetahuan dan pembenaran yang cukup: Berkanjang
pada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besar-
kan diri oleh pikirannya yang duniawi. Manusia berlagak bisa
menguraikan tatanan para malaikat, dan pelayanan mereka
masing-masing, padahal itu disembunyikan Allah dari kita. Dan
sebab itu, walaupun tampak ada kerendahan hati dalam per-
buatan itu, sebenarnya justru ada keangkuhan yang nyata dalam
asasnya. Mereka mengedepankan gagasan-gagasan itu untuk me-
muaskan angan-angan mereka sendiri yang bersifat kedagingan,
dan sebab ingin dianggap lebih bijak dari orang lain. Keangkuh-
an mendasari banyak kekeliruan dan kebobrokan, dan bahkan
banyak perbuatan jahat, yang banyak memperlihatkan kerendah-
an hati. Mereka yang melakukannya tidak berpegang teguh kepa-
da Kepala (ay. 19). Sebagai akibatnya, mereka menyangkal Kris-
386
tus, yang merupakan satu-satunya Pengantara antara Allah dan
manusia. Adalah suatu penghinaan terbesar bagi Kristus, yang
merupakan Kepala jemaat, jika ada anggotanya yang menjadikan
siapa saja selain Dia sebagai pengantara dengan Allah. saat ma-
nusia melepaskan pegangan mereka dari Kristus, maka mereka
akan menangkap apa yang setingkat lebih tinggi dari mereka,
yang sebenarnya tidak akan memberi mereka manfaat apa-apa.
Dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu
oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya.
Perhatikanlah,
1. Yesus Kristus bukan hanya Kepala yang memerintah jemaat,
melainkan juga Kepala yang menentukan kehidupannya. Me-
reka diikat kepada-Nya oleh urat-urat dan sendi-sendi, seperti
anggota-anggota tubuh disatukan dengan kepala, dan mene-
rima hidup dari Dia dan ditunjang oleh-Nya.
2. Tubuh Kristus adalah tubuh yang bertumbuh: ia menerima
pertumbuhan ilahinya. Manusia baru terus bertumbuh, dan
kodrat dari anugerah adalah bertumbuh, jika tidak ada
yang sengaja menghalanginya. Pertumbuhan ilahi, yaitu per-
tumbuhan anugerah yang berasal dari Allah sebagai Pencipta-
nya. Atau, seperti yang biasa diucapkan dalam ungkapan baha-
sa Ibrani, pertumbuhan yang besar dan melimpah. Supaya
kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah (Ef. 3:19).
Lihatlah ungkapan yang sejajar dengan ini: Kristus, yang adalah
Kepala. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, yang rapi tersusun dan
diikat menjadi satu, menerima pertumbuhannya (Ef. 4:15-16).
III. Rasul Paulus mengambil kesempatan dari sini untuk memperi-
ngatkan mereka lagi: jika kamu telah mati bersama-sama
dengan Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, mengapakah kamu
menaklukkan dirimu pada rupa-rupa peraturan? (ay. 20). Jika
sebagai orang Kristen kamu mati pada rupa-rupa hukum keupa-
caraan, mengapakah kamu menaklukkan dirimu padanya? Rupa-
rupa peraturan seperti, jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan
sentuh ini (ay. 21-22). Di bawah hukum Taurat, orang menjadi
najis jika menyentuh jasad, atau apa saja yang dipersembah-
kan kepada berhala, atau jika mengecap makanan yang diha-
ramkan, dst., yang binasa oleh pemakaian, sebab tidak bernilai
dengan sendirinya, dan orang-orang yang memakainya melihatnya
Surat Kolose 2:16-23
387
sirna dan berlalu. Juga, hukum Taurat itu cenderung merusak
iman Kristen, sebab tidak mempunyai wewenang lain selain
adat-istiadat dan perintah-perintah manusia. Peraturan-peraturan
ini nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri,
seperti merendahkan diri dan menyiksa diri. Mereka menganggap
diri lebih bijak daripada sesama mereka, sebab menjalankan
hukum Musa bersama-sama dengan Injil Kristus. Sebab, dengan
begitu mereka bisa yakin benar, setidak-tidaknya, dalam salah
satunya. namun , sungguh malang, itu hanyalah pamer hikmat,
sekadar temuan dan berlagak bijak. Demikianlah, mereka tampak
menyiksa diri dengan tidak makan ini dan itu, dan mematikan
kesenangan tubuh dan nafsu kedagingan. namun dalam semuanya
ini tidak ada ibadah yang sejati, sebab Injil mengajar kita untuk
menyembah Allah dalam roh dan kebenaran, bukan dengan iba-
dah-ibadah ritual, dan melalui pengantaraan Kristus saja, bukan
melalui pengantaraan malaikat mana pun. Perhatikanlah,
1. Orang-orang Kristen dibebaskan oleh Kristus dari ibadah-iba-
dah ritual hukum Musa, dan dimerdekakan dari kuk perbudak-
an yang sebelumnya dibebankan Allah sendiri pada mereka.
2. Tunduk pada ketetapan-ketetapan atau ketentuan-ketentuan
manusia dalam menyembah Allah adalah hal yang sangat
salah, dan bertentangan dengan kebebasan dan kemerdekaan
Injil. Rasul Paulus menghendaki orang-orang Kristen untuk
berdiri teguh dalam kebebasan yang dengannya Kristus telah
memerdekakan mereka, dan supaya mereka jangan mau lagi
dikenakan kuk perhambaan (Gal. 5:1). Dan memaksakan ke-
tentuan-ketentuan itu berarti menyerang wewenang Kristus,
Sang Kepala jemaat, dan memperkenalkan hukum Taurat lain
dengan segala perintah dan ketentuannya, sementara Kristus
sudah membatalkan hukum yang lama (Ef. 2:15).
3. Semua itu tampaknya saja hikmat, padahal sebenarnya kebo-
dohan. Hikmat yang sebenarnya adalah mengikuti betul-betul
segala ketentuan Injil, dan tunduk sepenuhnya kepada Kris-
tus, satu-satunya Kepala jemaat.
PASAL 3
I. Rasul Paulus menasihati kita untuk mengarahkan hati kita
ke sorga dan melepaskannya dari dunia ini (ay. 1-4).
II. Ia menasihati kita agar mematikan dosa, dalam berbagai ben-
tuknya (ay. 5-11),
III. Dengan bersungguh-sungguh Ia menekankan kita untuk
saling mengasihi dan berbelas kasihan (ay. 12-17). Dan ia
mengakhiri dengan berbagai-bagai nasihat mengenai kewajib-
an-kewajiban dalam berbagai hubungan, istri dan suami,
orangtua dan anak, serta tuan dan hamba (ay. 18-25).
Kehidupan Rohani
(3:1-4)
1 sebab itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah per-
kara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. 2
Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. 3 Sebab kamu telah
mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. 4
jika Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun
akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.
sesudah menjelaskan hak-hak istimewa yang kita peroleh melalui
Kristus dalam bagian sebelumnya dari surat ini, dan bagaimana kita
dilepaskan dari kuk upacara hukum Taurat, di bagian ini Rasul Pau-
lus menekankan tugas kita kepada kita, sebagai akibat dari semua-
nya itu. Meskipun kita telah dibebaskan dari kewajiban upacara
hukum Taurat, itu bukan berarti kita boleh hidup sekehendak hati.
Kita harus berjalan semakin dekat lagi dengan Allah di dalam setiap
bentuk ketaatan terhadap Injil. Paulus memulai dengan menasihati
supaya jemaat di Kolose mengarahkan hati ke sorga, dan menjauh-
kan hati mereka dari dunia ini. sebab itu, kalau kamu dibangkitkan
390
bersama dengan Kristus. Bahwa kita telah dibangkitkan bersama de-
ngan Kristus, itu merupakan hak istimewa bagi kita. Maksudnya,
kita memperoleh keuntungan dari kebangkitan Kristus, dan melalui
persatuan dan persekutuan kita dengan Dia, kita dibenarkan dan
dikuduskan, dan juga akan dimuliakan. Dari sini, Paulus menyim-
pulkan bahwa kita harus mencari perkara yang di atas. Kita harus
lebih memikirkan hal-hal yang ada di sorga daripada hal-hal di dalam
dunia ini. Kita mesti menjadikan sorga sebagai sasaran dan tujuan
kita. Kita juga harus mencari perkenanan dari Allah yang ada di
sorga, memelihara persekutuan kita dengan dunia atas melalui iman,
pengharapan, dan kasih kudus. Begitu juga, kita harus selalu peduli
dan berusaha menjamin terpenuhinya hak dan persyaratan kita un-
tuk menerima sukacita sorgawi. Dan alasannya adalah sebab Kris-
tus duduk di sebelah kanan Allah. Kristus, yang adalah sahabat
terbaik dan Kepala kita, diangkat hingga mencapai kemuliaan dan
kehormatan tertinggi di sorga, dan telah pergi mendahului kita untuk
mengamankan kebahagiaan sorgawi bagi kita. Itulah sebabnya, kita
harus berusaha dan melindungi apa yang telah dibeli-Nya dengan
harga yang sangat mahal, dan yang begitu diperhatikan oleh-Nya.
Kita harus semampunya menjalani hidup sedemikian rupa sebagai-
mana Kristus dahulu hidup di dunia ini, dan sekarang hidup di
sorga.
I. Paulus menjelaskan kewajiban ini (ay. 2). Pikirkanlah perkara
yang di atas, bukan yang di bumi. Perhatikan, mencari perkara-
perkara sorgawi berarti selalu memikirkan atau mengarahkan hati
kepada perkara-perkara tersebut, mencintainya dan membiarkan
supaya segala keinginan kita tertuju pada semua perkara itu.
Dengan sayap pikiran seperti ini, hati melayang ke atas, dan di-
bawa menuju ke hal-hal yang rohani dan ilahi. Kita harus mem-
biasakan diri dengan perkara-perkara yang di atas, menghargai-
nya lebih dari semua hal yang lain, dan mempersiapkan diri kita
untuk menikmatinya. Daud memberikan bukti akan cintanya
untuk rumah Allah demikian, bahwa ia bersungguh-sungguh
mengingini dan mencarinya, dan mempersiapkan diri bagi rumah
Allah (Mzm. 27:4). Ini artinya memiliki keinginan Roh (Rm. 8:6)
dan dengan rindu mencari suatu tanah air yang lebih baik yaitu
satu tanah air sorgawi (Ibr. 11:14, 16). Di sini, perkara-perkara
yang di bumi dipertentangkan dengan perkara-perkara yang di
Surat Kolose 3:1-4
391
atas. Kita tidak boleh menyukai perkara-perkara yang di bumi,
ataupun berharap terlalu banyak darinya, agar dengan begitu kita
dapat memikirkan sorga. Ini disebab kan bahwa sorga dan bumi
saling bertolak belakang, dan menunjukkan penghargaan tertinggi
kepada kedua-duanya adalah hal yang tidak masuk akal. Besar-
nya pikiran kita terhadap yang satu akan melemahkan dan me-
matikan hati kita terhadap yang lain dengan kekuatan yang sama
pula.
II. Paulus mengemukakan tiga alasan mengapa tugas ini harus di-
lakukan (ay. 3-4).
1. sebab kita telah mati. Maksudnya, terhadap hal-hal yang
sekarang, dan bahwa kematian merupakan bagian kita. Kita
mati menurut pengakuan kita, dan sebagai kewajiban kita.
sebab kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Kristus,
dan telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kemati-
an-Nya. Setiap orang Kristen telah disalibkan bagi dunia, dan
dunia telah disalibkan baginya (Gal. 6:14). jika kita telah
mati bagi hal-hal yang di bumi, dan telah menolaknya untuk
menjadi kebahagiaan bagi kita, maka tidaklah masuk akal bila
kita masih memikirkan hal-hal tersebut, dan mencarinya. Kita
semestinya menjadi seperti orang mati terhadapnya, tidak
tergerak dan tidak memiliki kegemaran terhadapnya.
2. sebab hidup kita yang sesungguhnya terletak di sorga. Sebab
kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan
Kristus di dalam Allah (ay. 3). Dari sanalah, manusia baru
memperoleh kehidupannya. Manusia baru dilahirkan dan di-
pelihara dari sorga, dan kesempurnaan hidupnya dijaga su-
paya bisa hidup di sorga. Hidup kita tersembunyi bersama
dengan Kristus, bukan hanya tersembunyi dari kita, supaya
tidak diketahui, melainkan juga tersembunyi bagi kita, supaya
aman. Hidup seorang Kristen tersembunyi bersama dengan
Kristus. Sebab Aku hidup dan kamu pun akan hidup (Yoh.
14:19). Saat ini, Kristus adalah Kristus yang tersembunyi, atau
Kristus yang belum pernah kita lihat. Namun, inilah penghi-
buran kita, yaitu bahwa hidup kita tersembunyi bersama
dengan Dia, dan tersimpan aman bersama-Nya. Seperti halnya
kita mempunyai alasan untuk mengasihi-Nya, sekalipun kita
belum pernah melihat Dia (1Ptr. 1:8), begitu juga kita bisa
392
memperoleh penghiburan dari sukacita yang masih belum ke-
lihatan dan tersimpan di sorga bagi kita.
3. sebab pada saat kedatangan Kristus yang kedua kalinya, kita
memiliki pengharapan bahwa sukacita kita akan disempurna-
kan. Jika sekarang kita menjalani kehidupan Kristen yang
murni dan taat, maka jika Kristus, yang adalah hidup kita,
menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri ber-
sama dengan Dia dalam kemuliaan (ay. 4). Perhatikanlah,
(1) Kristus merupakan kehidupan seorang percaya. Aku hidup,
namun bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus
yang hidup di dalam aku (Gal. 2:20). Kristus adalah pokok
dan tujuan kehidupan orang Kristen. Dia hidup di dalam
kita melalui Roh-Nya, dan kita hidup bagi Dia di dalam se-
gala perbuatan kita. Bagiku hidup adalah Kristus (Fil. 1:21).
(2) Kristus akan menyatakan diri kembali. Sekarang Ia tersem-
bunyi, dan langit harus memuat Dia, namun Ia akan me-
nyatakan diri-Nya di dalam segala kemegahan sorga, ber-
sama malaikat-malaikat kudus-Nya, dalam kemuliaan-Nya
dan dalam kemuliaan Bapa-Nya (Mrk. 8:38; Luk. 9:26).
(3) saat Dia menyatatakan diri kembali saat itu, kita pun
akan menyatakan diri bersama-sama dengan Dia di dalam
kemuliaan. Merupakan kemuliaan bagi-Nya saat umat
yang telah ditebus-Nya ada bersama-sama dengan Dia saat
itu. Ia akan datang untuk dimuliakan di antara orang-
orang kudus-Nya (2Tes. 1:10). Dan merupakan kemuliaan
juga bagi umat-Nya saat itu, saat mereka datang bersama
Dia, dan hidup bersama Dia selama-lamanya. Pada saat ke-
datangan Kristus yang kedua kalinya, semua orang kudus
akan berjumpa bersama-sama. Orang-orang yang sekarang
hidupnya tersembunyi bersama dengan Kristus, pada waktu
itu akan tampil bersama Kristus di dalam kemuliaan itu,
yang sangat dinikmati-Nya (Yoh. 17:24). Apakah kita men-
cari kebahagiaan yang demikian? Bukankah seharusnya
kita mengarahkan hati kita kepada dunia yang di atas itu,
dan hidup lebih tinggi daripada dunia yang di bawah sini?
Ada apa di dalam d