Tampilkan postingan dengan label katekismus gereja katolik 1. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label katekismus gereja katolik 1. Tampilkan semua postingan

Minggu, 12 Oktober 2025

katekismus gereja katolik 1

 


Terbitnya terjemahan Kompendium Katekismus Gereja Katolik pantas 

kita syukuri dan kita sambut dengan gembira. Buku ini merupakan ringkasan 

Katekismus Gereja Katolik 1992, disusun oleh sebuah komisi yang pada waktu 

Gagasan awal menerbitkan buku ini dalam bahasa Indonesia muncul dari 

Kanisius sebagai penerbit Gereja. Keprihatinan akan minimnya pemahaman 

umat atas ajaran Gereja menjadi dasar penerbitan dalam bahasa Indonesia. 

Penerbit Kanisius pun segera menghubungi Vatikan. Seperti lazimnya, Vatikan 

meminta Konferensi Waligereja setempat sebagai mitra. Jadilah Komisi Kateketik 

KWI melibatkan diri dalam penyiapan edisi bahasa Indonesia ini. 

Proses panjang penerbitannya melibatkan demikian banyak pihak. Kami 

mengucapkan terima kasih kepada semua saja yang telah ikut berpartisipasi 

dalam penerbitan ini. Kami berterima kasih kepada penerjemah, Pastor Harry 

Susanto, SJ yang telah menerjemahkan teks asli berbahasa Italia ke dalam bahasa 

Indonesia dan Pastor Kirchberger, SVD yang menyediakan diri untuk membaca 

draf terjemahan tersebut. Kami juga berterima kasih kepada Pastor Matheus 

Purwatma, Pr., yang menjadi konsultan ahli dengan ikut terlibat langsung 

dalam proses di Redaksi. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Pastor 

Tom Jacobs, SJ (almarhum) dan Pastor Bernhard Kieser, SJ yang ikut memberi 

dukungan disediakannya Kompendium ini. Kami juga berterima kasih kepada 

Mgr. Ignatius Suharyo, gembala umat yang sungguh peduli pada kebutuhan 

itu diketuai oleh Kardinal Joseph Ratzinger (sekarang Paus Benedictus XVI).

 kawanannya, khususnya dalam hal pengetahuan iman. Akhirnya, kami berterima 

kasih juga kepada Penerbit-Percetakan Kanisius yang telah memfasilitasi semua 

ini sehingga bisa sampai ke tangan umat beriman.

Semoga karya yang baik ini menghasilkan buah yang baik pula dalam diri 

segenap umat beriman.


Kepada Saudara-Saudaraku yang terhormat, para Kardinal, Patriark, Uskup 

Agung, Imam, Diakon, dan kepada semua Umat Allah. 

Katolik dimulai atas permintaan Pertemuan Istimewa Sinode para Uskup yang 

dilaksanakan pada kesempatan peringatan dua puluh tahun penutupan Konsili 

Vatikan Kedua.

Saya sangat berterima kasih kepada Allah yang telah menganugerahkan 

kepada Gereja Katekismus ini, yang telah disahkan pada tahun 1992 oleh 

pendahulu saya yang tercinta, Paus Yohanes Paulus II. 

Nilai tak terhingga dan keindahan anugerah ini dikukuhkan terutama karena 

penerimaan yang positif dan luas terhadap Katekismus di kalangan para Uskup, 

yang menjadi sasaran utama Katekismus ini, agar dijadikan acuan teks yang pasti 

dan autentik untuk pengajaran Katolik, dan secara khusus untuk merumuskan 

katekese lokal. Nilai tadi juga diperkuat oleh penerimaan secara luas dari berbagai 

kelompok Umat Allah yang bisa mengenal dan menghargainya melalui lebih dari 

lima puluh terjemahan yang sudah diterbitkan sampai sekarang. 

Dengan sangat gembira, sekarang saya mengesahkan dan mengumumkan 

Kompendium dari Katekismus itu.

Kompendium ini sungguh sangat dirindukan oleh peserta Kongres Inter-

nasional Kateketik pada Oktober 2002, yang merupakan ungkapan kebutuhan 

yang dirasakan secara luas di dalam Gereja. Pendahulu saya yang tercinta, 

setelah mengetahui kerinduan ini, pada bulan Februari 2003 memutuskan untuk 

Dua puluh tahun lalu, pekerjaan untuk membuat Katekismus Gereja 

memulai persiapan teksnya dengan mempercayakan pekerjaan itu kepada sebuah 

Komisi para Kardinal, tempat saya sebagai ketua, dan dibantu berbagai macam 

ahli. Dalam proses pengerjaannya, sebuah draf Kompendium diserahkan kepada 

semua Kardinal dan Ketua Konferensi para Uskup. Mayoritas luas dari mereka 

memberikan evaluasi terhadap teks tersebut dan mendukungnya.

Kompendium, yang sekarang saya persembahkan kepada Gereja Universal 

ini, merupakan sintesis yang cermat dan pasti dari Katekismus Gereja Katolik. 

Kompendium ini berisi semua unsur esensial dan dasariah dari iman Gereja dalam 

bentuk yang ringkas. Jadi, seperti yang diinginkan Pendahulu saya, semacam 

pegangan yang memungkinkan, baik orang-orang beriman maupun tidak, untuk 

mendapatkan keseluruhan panorama iman Katolik.

Dalam struktur, isi, dan bahasanya, Kompendium ini dengan setia mengacu 

pada Katekismus Gereja Katolik, dan karenanya membantu Katekismus semakin 

dikenal lebih luas dan semakin dimengerti lebih dalam.

Saya mempercayakan Kompendium ini terutama kepada seluruh Gereja, 

dan secara khusus kepada setiap pengikut Kristus agar di dalam Gereja, pada 

milenium ketiga ini, bangkit semangat baru evangelisasi dan pendidikan iman, 

yang seharusnya menjadi ciri khas setiap komunitas dalam Gereja dan setiap 

orang Kristen, tanpa memandang umur dan kebangsaan.

Kompendium ini, yang ringkas, jelas, dan menyeluruh, dimaksudkan untuk 

setiap manusia yang rindu untuk mencari Jalan Kehidupan dan Kebenaran yang 

dipercayakan Allah kepada Gereja Putra-Nya di tengah-tengah dunia yang penuh 

kebingungan dan berbagai macam tawaran.

Semoga, melalui perantaraan Santa Maria, Bunda Kristus dan Bunda Gereja, 

setiap orang yang membaca Kompendium ini dapat mengenal dan menerima 

secara lebih penuh Anugerah yang indah, unik, dan tak ternilai yang sudah 

diberikan oleh Allah kepada bangsa manusia dalam Putra Tunggal-Nya, Yesus 

Kristus, Sang ”Jalan, Kebenaran, dan Kehidupan” (Yoh 14:6).

Diberikan pada 28 Juni 2005, malam Pesta Rasul Santo Petrus dan Paulus, 

dalam tahun pertama Pontifikat saya.

Pengantar  3

Ikon Kristus, sang Pantokrator (Maharaja), mempunyai keindahan artistik yang jarang 

ditemui, mengingatkan kata-kata pemazmur: ”Engkau yang terelok di antara anak-anak 

manusia, kemurahan tercurah pada bibirmu” (Mzm 45:3). 

Santo Yohanes Krisostomus menggunakan pujian ini kepada Yesus ketika dia menulis: 

”Kristus sedang berada pada tahap pertama hidup-Nya ketika dilengkapi dengan kekuatan 

Roh, dan dari sana bersinarlah dalam diri-Nya sebuah keindahan rangkap, yaitu keindahan 

jiwa dan badan” (PG 52, 479).

Dengan ekspresi figuratifnya, ikon ini menampilkan sintesis dari konsili ekumenis yang 

pertama lewat keberhasilannya menampilkan kemuliaan kemanusiaan Yesus dan kemilau 

keilahian-Nya. 

Kristus mengenakan baju berwarna merah ditutup dengan sebuah mantel berwarna 

biru tua. Kedua warna itu mengingatkan kedua kodrat-Nya, sedangkan pantulan emasnya 

dengan rambut kepala yang tebal, dikelilingi dengan sebuah salib yang memancarkan halo, 

membawa tiga huruf Yunani ”O Ω N” (Dia yang ada), merujuk pada pewahyuan Nama Allah 

dalam Kitab Keluaran 3:14. Di sisi atas kiri dan kanan, terdapat dua huruf Yunani ”IC – XC” 

(”Yesus” – ”Kristus”) yang menunjukkan judul lukisan ini.

Tangan kanan, dengan ibu jari dan jari manis melengkung sampai saling menyentuh 

(melambangkan dua kodrat Kristus yang menyatu dalam pribadi-Nya), berada dalam posisi 

khas memberkati. Tangan kiri memegang buku Injil yang dihiasi dengan tiga kancing, 

mutiara-mutiara, dan batu-batu permata. Injil, simbol, dan sintesis Sabda Allah, juga 

mempunyai makna liturgis karena dalam perayaan Ekaristi perikop Injil dibacakan dan kata-

kata Yesus sendiri diucapkan pada saat konsekrasi.

Gambar itu, sebentuk sintesis luhur dari unsur-unsur natural dan simbolis, merupakan 

ajakan untuk berkontemplasi dan mengikuti Yesus melalui Gereja, mempelai-Nya dan 

tubuh mistik-Nya, yang sampai sekarang masih terus memberkati keluarga manusia dan 

memancarkan sinar ke dalamnya, melalui Injil-Nya yang merupakan buku autentik tentang 

kebenaran, kebahagiaan, dan keselamatan bagi manusia.

Pada bulan Agustus tahun 386, Agustinus mendengar suara yang berkata: ”Ambil dan 

bacalah, ambil dan bacalah” (Confessiones, 8, 12, 29). Kompendium dari Katekismus Gereja 

Katolik, sebagai sebuah sintesis Injil Yesus Kristus yang diajarkan oleh katekese Gereja, 

menjadi undangan untuk membuka buku tentang kebenaran dan membacanya, bahkan 

menelannya sebagaimana dilakukan oleh Nabi Yehezkiel (bdk. Yeh 3:14). 

______________

Theophanos of Creta (1546), The Icon of Christ, Stavronikita Monastery (Mount 

Athos).

melambangkan pribadi ilahi dari Sang Sabda. Wajah-Nya, anggun dan tenang, dibingkai 

Pengantar  


1. Pada tanggal 11 Oktober 1992, Paus Yohanes Paulus II menyerahkan 

Katekismus Gereja Katolik kepada umat beriman dari seluruh penjuru dunia. 

Paus menjelaskan buku itu sebagai ”teks acuan”  untuk katekese yang bersumber 

1965), akhirnya terwujudlah kerinduan akan sebuah Katekismus yang lengkap 

mengenai ajaran-ajaran Katolik tentang iman dan moral. Keinginan ini pernah 

diungkapkan pada tahun 1985 oleh Sinode luar biasa para Uskup sedunia.

Lima tahun kemudian, pada tanggal 15 Agustus 1997, Paus mengesahkan 

edisi khusus Katekismus Gereja Katolik dan menandaskan tujuannya yang 

mendasar ”sebagai sarana yang penuh dan lengkap untuk mengomunikasikan 

ajaran Katolik tentang iman dan moral sehingga setiap orang dapat mengetahui 

apa yang sesungguhnya diimani, dirayakan, dihayati, dan didoakan oleh Gereja 

dalam kehidupannya sehari-hari.” 

berguna, dan untuk memenuhi permintaan yang muncul pada Kongres Kateketik 

Internasional pada bulan Oktober 2002, pada tahun 2003 Paus Yohanes Paulus 

Gereja Katolik, sebagai rumusan isi iman yang lebih ringkas. Sesudah bekerja 

selama dua tahun, draf Kompendium itu dibagikan kepada para Kardinal 

dan Ketua-Ketua Konferensi Para Uskup untuk mengetahui pandangan dan 

komentar serta kritik-kritik mereka. Secara keseluruhan, draf itu dinilai positif 

oleh mayoritas responden. Karena itu, Komisi segera melanjutkan pekerjaan 

mereka, merevisi, dan mempertimbangkan usul-usul yang masuk demi perbaikan. 

Kemudian, Komisi mempersiapkan teks finalnya.

3. Ada tiga ciri khas Kompendium ini, yaitu acuannya yang erat pada 

Katekismus Gereja Katolik, bentuknya yang dialogis, dan penggunaan lukisan-

lukisan artistik dalam katekesenya. Kompendium ini bukanlah buku yang berdiri 

sendiri, bukan pula dimaksudkan untuk menggantikan Katekismus Gereja 

Katolik, melainkan justru secara konstan mengacu pada Katekismus itu dengan 

2. Dalam rangka merealisasikan potensi Katekismus sehingga lebih 

II menetapkan sebuah Komisi yang diketuai Kardinal Joseph Ratzinger, Prefek 

Kongregasi Ajaran Iman, untuk membuat draf Kompendium dari Katekismus 

pada hidup iman. Tiga puluh tahun sesudah pembukaan Konsili Vatikan II (1962-

 mencantumkan nomor-nomor acuan yang tertera pada tepi halaman, dan secara 

konsisten mengikuti struktur, perkembangan, dan isinya. Jadi, Kompendium 

ini dimaksudkan untuk menimbulkan kembali minat dan antusiasme kepada 

Katekismus yang selalu merupakan teks dasar untuk katekese dalam Gereja 

sekarang ini. Seperti dalam Katekismus, Kompendium ini terdiri dari empat 

bagian, sesuai dengan dinamika dasar hidup dalam Kristus.

Bagian Satu berjudul ”Pengakuan Iman”, berisi sintesis dari lex credendi 

(hukum iman), yaitu iman yang diakui oleh Gereja Katolik, yang diungkapkan 

dalam Pengakuan Iman para Rasul yang kemudian dikembangkan oleh Pengakuan 

Iman Nicea-Konstantinopel. Dalam Pengakuan Iman liturgis, umat Kristen 

menghidupkan kebenaran-kebenaran pokok iman mereka dalam ingatan.

Bagian Dua berjudul ”Perayaan Misteri Kristen”, menyajikan unsur-unsur 

esensial dari lex celebrandi (hukum perayaan liturgi). Pewartaan Injil mendapatkan 

jawabannya yang autentik dalam hidup Sakramental. Melalui hal ini, para pengikut 

Kristus mengalami dan memberikan kesaksian setiap saat dalam hidup mereka 

tentang daya penyelamatan misteri Paskah yang telah dilaksanakan oleh Kristus 

untuk penebusan kita.

Bagian Tiga berjudul ”Hidup dalam Kristus”, menjelaskan lex vivendi 

(hukum kehidupan), orang-orang yang dipermandikan mewujudkan komitmen 

mereka terhadap iman yang sudah mereka akui dan rayakan melalui tindakan 

dan pilihan etis dalam hidup mereka. Umat Kristen dipanggil oleh Yesus untuk 

bertindak sesuai dengan martabat mereka sebagai anak-anak Bapa dalam kasih 

Roh Kudus.

doa). Dengan mengikuti teladan Yesus, model sempurna bagi orang yang berdoa, 

orang-orang Kristen juga dipanggil untuk berdialog dengan Allah dalam doa. 

Ungkapan doa yang istimewa ialah Bapa Kami, doa yang diajarkan oleh Yesus 

sendiri.

4. Ciri khas kedua Kompendium ini ialah bentuk dialogisnya yang 

mengingatkan kita akan bentuk literer tanya-jawab dari katekese lama. Ide yang 

ada di belakangnya untuk menggambarkan dialog imajinatif antara guru dan 

murid, dan melalui pertanyaan-pertanyaan yang menggelitik pembaca dibawa 

masuk lebih dalam untuk menemukan aspek-aspek imannya yang selalu baru. 

Bagian Empat berjudul ”Doa Kristen”, meringkaskan lex orandi (hukum 

Bentuk dialogis ini juga membuat teksnya menjadi ringkas dengan mengatakan 

 apa yang esensial. Hal ini diharapkan dapat membantu pembaca untuk mema-

hami isinya, dan kalau mungkin menghafalkannya. 

5. Ciri khas ketiga Kompendium ini memuat lukisan-lukisan artistik yang 

diambil dari khazanah ikonografi Kristen. Tradisi konsili-konsili dari abad-abad 

yang lampau mengajarkan kepada kita bahwa lukisan-lukisan itu juga merupakan 

bentuk pewartaan Injil. Para seniman dalam setiap zaman menyajikan fakta-

fakta pokok misteri keselamatan lewat keindahan lukisan mereka yang kemudian 

menjadi bahan permenungan dan kekaguman umat beriman. Hal ini menjadi 

indikasi terutama pada zaman sekarang, dalam kebudayaan gambar, bagaimana 

sebuah lukisan suci dapat menjadi sebentuk ungkapan yang jauh melebihi apa 

yang dapat diungkapkan lewat kata-kata dan dapat menjadi cara yang dinamis, 

juga sangat efektif untuk menyampaikan pesan Injil.

6. Empat puluh tahun sesudah Konsili Vatikan Kedua dan pada tahun 

Ekaristi, Kompendium ini menyajikan sumber tambahan untuk memuaskan 

dahaga akan kebenaran di antara umat Kristen dari segala macam umur dan 

kondisi, dan juga pemuas dahaga akan kebenaran dan keadilan bagi mereka yang 

menyebut diri tidak beriman. Publikasi Kompendium ini akan bertepatan dengan 

Hari Raya Rasul Santo Petrus dan Paulus, tiang penyangga Gereja universal dan 

penginjil teladan dari zaman kuno. Para Rasul ini mewartakan dan menjadi saksi 

semangat misioner mereka dan berdoa kepada Allah agar Gereja selalu mengikuti 

pengajaran para Rasul, orang-orang yang pertama kali menyampaikan pewartaan 

iman.

20 Maret 2005, Minggu Palma

… Kardinal Joseph Ratzinger

Ketua Komisi Khusus

kebenaran Kristus, bahkan sampai pada kemartiran. Marilah kita meneladan 

8 Kompendium 

Pengantar  9

10 Kompendium 

Penyembahan Para Majus (bdk. Mat 2:1-12) merupakan karya pokok yang indah, yang 

yang tidak hanya ditujukan bagi iman Maria, Yosef, para wanita, para gembala, dan umat 

untuk menyembah Mesias yang baru lahir dan membawa persembahan-persembahan 

mereka bagi-Nya.

”Maka, masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat anak itu bersama Maria, 

ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan 

mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan, dan mur” (Mat 

2:11).

mereka datang kepada Yesus bukan dengan tangan kosong, tetapi dengan segala kekayaan 

dari tanah dan budaya mereka.

 Injil Yesus adalah sabda keselamatan bagi semua manusia. Santo Leo Agung 

mengatakan: ”Biarkanlah semua manusia, yang diwakili oleh tiga Majus ini, menyembah 

Pencipta semesta alam, dan semoga Allah tidak hanya dikenal di Yudea, tetapi juga di 

seluruh muka bumi karena agunglah nama-Nya di seluruh tanah Israel (bdk. Mzm 75:2)” 

(Pembicaraan 3 untuk Epifani).

Bagian satu Kompendium menggambarkan perjumpaan antara Allah dengan manusia 

dan jawaban iman yang diberikan oleh Gereja atas nama seluruh umat manusia, terhadap 

anugerah penjelmaan Putra Allah yang menebus dan pewahyuan ilahi-Nya.

_________

Gentile Da Fabiano (1423), Adoration of the Magi, Uffizi Gallery, Florence.

Israel yang sederhana, tetapi juga bagi iman orang-orang asing ini yang datang dari Timur 

melukiskan pewahyuan Yesus kepada semua manusia. Penjelmaan merupakan anugerah 

Para Majus adalah buah-buah pertama para bangsa yang dipanggil untuk beriman, dan 

Bagian Satu  11

Kompendium

Katekismus Gereja Katolik

***************************************************************

BAGIAN SATU

PENGAKUAN IMAN

12 Kompendium 

Bagian Satu  13

SEKSI SATU

”Aku Percaya” – ”Kami Percaya”

foto03

SEZIONE PRIMA

« IO CREDO» – «NOI CREDIAMO»

14 Kompendium 

Lukisan ini menggambarkan tindakan penciptaan lengkap selama enam hari sampai 

pada godaan leluhur kita yang pertama (bdk. Kej 1-3).

”Ya Allah, betapa banyak perbuatan-Mu!

Semuanya Kaujadikan dalam kebijaksanaan, 

bumi penuh dengan ciptaan-Mu. 

 Lihatlah laut itu. Besar dan luas wilayahnya, 

 di situ bergerak tidak terbilang banyaknya 

 binatang-binatang yang kecil dan besar. 

Di situ, kapal-kapal berlayar 

dan Leviathan yang telah Kaubentuk 

untuk bermain dengannya. 

 Semuanya menantikan Engkau 

 supaya diberi makanan pada waktunya. 

 Apabila Engkau memberikannya, mereka mengambilnya; 

 apabila Engkau membuka tangan-Mu, 

 mereka dikenyangkan oleh kebaikan. 

 

Pada malam Paskah, Gereja memuji Allah karena karya Allah yang bahkan lebih indah 

lagi, yaitu penebusan umat manusia dan alam semesta:

”Allah yang mahakuasa dan kekal, 

Engkau telah menciptakan segala sesuatu 

dengan begitu indah dan teratur. 

Kini, bantulah kami untuk memahami 

betapa jauh lebih indahnya penciptaan baru 

dalam penebusan umat-Mu, 

pada saat kepenuhan waktu, 

melalui kurban Paskah kami, Yesus Kristus.”

___________

Bible de Souvigny, Miniatura sui giorni della creazione, Moulins, Bibliothéque 

Municipale.

Pujilah Allah, hai jiwaku!” (Mzm 104:24-28,35).

Bagian Satu  15

1. Qual e` il disegno di Dio per l’uomo?

1Dio, infinitamente perfetto e beato in se stesso, per un disegno di pura

bonta` ha liberamente creato l’uomo per renderlo partecipe della sua vita

beata. Nella pienezza dei tempi, Dio Padre ha mandato suo Figlio come

redentore e salvatore degli uomini caduti nel peccato, convocandoli nella

sua Chiesa e rendendoli figli adottivi per opera dello Spirito Santo ed eredi

della sua eterna beatitudine.

CAPITOLO PRIMO

L’UOMO E` «CAPACE» DI DIO

2

2. Perche´ nell’uomo c’e` il desiderio di Dio?

34Dio stesso, creando l’uomo a propria immagine, ha iscritto nel suo

cuore il desiderio di vederlo. Anche se tale desiderio e` spesso ignorato,

Dio non cessa di attirare l’uomo a se´, perche´ viva e trovi in lui quella

pienezza di verita` e di felicita`, che cerca senza posa. Per natura e per

vocazione, l’uomo e` pertanto un essere religioso, capace di entrare in co-

munione con Dio. Questo intimo e vitale legame con Dio conferisce all’uo-

mo la sua fondamentale dignita`.

3. Come si puo` conoscere Dio con la sola luce della ragione?

56Partendo dalla creazione, cioe` dal mondo e dalla persona umana,

l’uomo, con la sola ragione, puo` con certezza conoscere Dio come origine

e fine dell’universo e come sommo bene, verita` e bellezza infinita.

4. Basta la sola luce della ragione per conoscere il mistero di Dio?

7L’uomo, nel conoscere Dio con la sola luce della ragione, incontra

molte difficolta`. Inoltre non puo` entrare da solo nell’intimita` del mistero

divino. Per questo, Dio l’ha voluto illuminare con la sua Rivelazione non

1-

1. Apa rencana Allah untuk manusia?

Allah, yang sempurna dan penuh bahagia, berencana membagikan kebaik-

an-Nya dengan menciptakan manusia agar manusia ikut ambil bagian dalam 

kebahagiaan-Nya. Dalam kepenuhan waktu, ketika saatnya tiba, Allah Bapa 

mengutus Putra-Nya sebagai Penebus dan Penyelamat manusia, yang sudah 

jatuh ke dalam dosa, memanggil semuanya ke dalam Gereja-Nya, dan melalui 

karya Roh Kudus, mengangkat mereka sebagai anak-anak-Nya dan pewaris 

kebahagiaan abadi.

BAB SATU

KEMAMPUAN MANUSIA UNTUK MENGENAl AllAh

 Engkau telah menciptakan kami untuk Diri-Mu, 

dan tidak tenanglah hati kami 

sampai kami beristirahat dalam Engkau”

(Santo Agustinus)

2. Mengapa manusia mempunyai kerinduan akan Allah?

Allah, dalam menciptakan manusia menurut citra-Nya, telah mengukirkan 

dalam hati manusia kerinduan untuk melihat Dia. Bahkan walaupun kerinduan 

ini diabaikan, Allah tidak pernah berhenti menarik manusia kepada Diri-

Nya karena hanya dalam Dialah manusia dapat menemukan kepenuhan akan 

kebenaran yang tidak pernah berhenti dicarinya dan hidup dalam kebahagiaan. 

Karena itu, menurut kodrat dan panggilannya, manusia adalah makhluk religius 

yang mampu masuk ke dalam persekutuan dengan Allah. Hubungan akrab dan 

mesra dengan Allah mengaruniakan martabat kepada manusia.


”Betapa besar dan sungguh agunglah Engkau, ya Allah. …

16 

3. Bagaimana mungkin manusia mengenal Allah hanya melalui terang 

Dengan bertolak dari ciptaan, yaitu dari dunia dan pribadi manusia, hanya 

melalui akal budinya manusia dapat mengenal Allah secara pasti sebagai asal 

dan tujuan alam semesta, sebagai kebaikan tertinggi, dan sebagai kebenaran dan 

keindahan yang tak terbatas.

4.  Apakah terang akal budi saja sudah memadai untuk mengenal misteri 

Allah?

Jika hanya melalui terang akal budi saja, manusia mengalami banyak 

kesulitan untuk mengenal Allah. Dengan kekuatannya sendiri, manusia sungguh-

sungguh tidak mampu masuk ke dalam kehidupan intim misteri ilahi. Karena 

itu, manusia membutuhkan pencerahan melalui wahyu; tidak hanya untuk 

hal-hal yang melampaui pemahamannya, tetapi juga untuk kebenaran religius 

dan moral, yang sebenarnya tidak melampaui daya tangkap akal budi manusia. 

mudah oleh semua manusia, secara pasti, dan tanpa kesalahan.

5.  Bagaimana kita dapat bicara tentang Allah?

lainnya, yang – meskipun terbatas – merupakan cerminan kesempurnaan Allah 

sejauh itu mungkin walaupun harus kita sadari bahwa kita tidak akan pernah dapat 

mengungkapkan misteri Allah yang tak terbatas. 

BAB DUA

AllAh DATANG UNTUK MENjUMPAI MANUSIA

PEWAHYUAN ALLAH

6.  Apa yang diwahyukan Allah kepada manusia?

Dalam kebaikan dan kebijaksanaan-Nya, Allah mewahyukan Diri. Melalui 


   

yang tak berkesudahan. Namun, kita perlu terus-menerus memurnikan bahasa kita 

Sebagai titik tolak, kita berbicara tentang kesempurnaan manusia dan ciptaan 

sabda dan karya, Allah mewahyukan Diri dan rencana-Nya yang berasal dari cin- 

Bahkan dalam kondisi saat ini, kebenaran-kebenaran tadi dapat dipahami dengan 

Bagian Satu:Pengakuan Iman

akal budinya?

17

7.   Apa saja tahap-tahap awal pewahyuan Allah?

pertama, Adam dan Hawa, dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam 

persatuan yang intim dengan-Nya. Sesudah kejatuhan mereka ke dalam dosa, Allah 

bagi semua keturunan mereka. Sesudah bencana air bah, Allah membuat perjanjian 

dengan Nabi Nuh, perjanjian antara Allah sendiri dengan semua makhluk hidup.

8.  Apa saja tahap-tahap selanjutnya wahyu Allah?

Allah memilih Abram, memanggilnya keluar dari tanah airnya, menjadikannya 

”bapa banyak bangsa” (Kej 17:5), dan berjanji melalui dia ”semua bangsa di muka 

bumi akan mendapat berkat” (Kej 12:3). Bangsa keturunan Abraham akan menjadi 

orang-orang kepercayaan dari janji ilahi yang sudah diberikan kepada para bapa 

bangsa. Allah membentuk Israel sebagai bangsa terpilih, membebaskan mereka 

dari perbudakan di Mesir, menetapkan perjanjian di Gunung Sinai, dan melalui 

Nabi Musa, memberikan hukum-Nya kepada mereka. Para nabi memaklumkan 

penebusan bagi seluruh umat dan penyelamatan bagi segala bangsa dalam sebuah 

perjanjian yang baru dan kekal. Dari bangsa Israel, dari keturunan Raja Daud akan 

lahir sang Mesias, yaitu Yesus.

9.   Bagaimana wahyu Allah yang penuh dan definitif itu terlaksana?

Tahap wahyu Allah yang penuh dan definitif terlaksana dalam Sabda-Nya 

yang menjadi daging, Yesus Kristus, pengantara dan kepenuhan wahyu. Sebagai 

Putra Tunggal Allah yang menjadi manusia, Dialah Sabda Bapa yang sempurna 

wahyu Allah menjadi lengkap secara penuh, namun iman Gereja harus sedikit 

demi sedikit memahami maknanya yang lengkap selama berabad-abad. 


Seksi Satu: ”Aku Percaya” – ”Kami Percaya” 

kehidupan ilahi sebagai ”anak-anak angkat” dalam Putra Tunggal Allah.

tidak meng hentikan pewahyuan-Nya kepada mereka, tetapi menjanjikan penebusan 

semua umat manusia, melalui rahmat Roh Kudus, mengambil bagian dalam ke- 

ta kasih yang dalam Kristus telah dinyatakan sejak kekal. Menurut rencana ini, 

Sejak awal mula, Allah mengungkapkan Diri-Nya kepada leluhur kita yang 

dan definitif. Dalam pengutusan Sang Putra dan pemberian Roh Kudus, sekarang 

18 

1. Qual e` il disegno di Dio per l’uomo?

1Dio, infinitamente perfetto e beato in se stesso, per un disegno di pura

bonta` ha liberamente creato l’uomo per renderlo partecipe della sua vita

beata. Nella pienezza dei tempi, Dio Padre ha mandato suo Figlio come

redentore e salvatore degli uomini caduti nel peccato, convocandoli nella

sua Chiesa e rendendoli figli adottivi per opera dello Spirito Santo ed eredi

della sua eterna beatitudine.

CAPITOLO PRIMO

L’UOMO E` «CAPACE» DI DIO

2

2. Perche´ nell’uomo c’e` il desiderio di Dio?

34Dio stesso, creando l’uomo a propria immagine, ha iscritto nel suo

cuore il desiderio di vederlo. Anche se tale desiderio e` spesso ignorato,

Dio non cessa di attirare l’uomo a se´, perche´ viva e trovi in lui quella

pienezza di verita` e di felicita`, che cerca senza posa. Per natura e per

vocazione, l’uomo e` pertanto un essere religioso, capace di entrare in co-

munione con Dio. Questo intimo e vitale legame con Dio conferisce all’uo-

mo la sua fondamentale dignita`.

3. Come si puo` conoscere Dio con la sola luce della ragione?

56Partendo dalla creazione, cioe` dal mondo e dalla persona umana,

l’uomo, con la sola ragione, puo` con certezza conoscere Dio come origine

e fine dell’universo e come sommo bene, verita` e bellezza infinita.

4. Basta la sola luce della ragione per conoscere il mistero di Dio?

7L’uomo, nel conoscere Dio con la sola luce della ragione, incontra

molte difficolta`. Inoltre non puo` entrare da solo nell’intimita` del mistero

divino. Per questo, Dio l’ha voluto illuminare con la sua Rivelazione non


”Sejak Ia menganugerahkan kepada kita Putra-Nya, yang adalah Sabda-Nya yang 

tunggal dan definitif, Allah tidak mempunyai sabda yang lain lagi untuk kita. 

Ia sudah mengatakan segala sesuatu dalam Sabda yang satu dan tidak lagi 

mengatakan hal lain”

(Santo Yohanes dari Salib Suci)

10.  Apa nilai wahyu-wahyu pribadi?

Walaupun tidak termasuk dalam khazanah iman, wahyu-wahyu pribadi 

dapat membantu manusia untuk menghidupi imannya sejauh membawa kita 

kepada Kristus. Kuasa Mengajar Gereja yang mempunyai tugas untuk menilai 

klaim bahwa wahyu pribadi itu melebihi atau mengoreksi wahyu definitif, yaitu 

Kristus.

PEWARISAN WAHYU ILAHI

11.  Mengapa dan dengan cara bagaimana wahyu ilahi itu diwariskan?

Allah menghendaki agar manusia diselamatkan dan sampai pada pengetahuan 

akan kebenaran (1Tim 2:4), yaitu Yesus Kristus. Karena alasan inilah, Kristus harus 

diwartakan kepada semua menurut perintah-Nya, ”Pergilah dan ajarlah segala 

bangsa” (Mat 28:19). Dan, ini diwariskan oleh Tradisi Apostolik.

12.  Apa Tradisi Apostolik itu?

yang diilhami. Para Rasul mewariskan apa yang sudah mereka terima dari Kristus 

dan belajar dari Roh Kudus kemudian terus berlanjut kepada pengganti-pengganti 

mereka, para Uskup, dan melalui mereka kepada semua generasi sampai akhir dunia.

13.  Bagaimana terjadinya Tradisi Apostolik?

Tradisi Apostolik terjadi dalam dua cara: melalui pewarisan langsung Sabda 

Allah (yang ini  sebagai Tradisi) dan melalui Kitab Suci yang merupakan 

pewartaan keselamatan yang sama dalam bentuk tulisan.


awal Kekristenan melalui khotbah, kesaksian, institusi, ibadah, dan tulisan-tulisan 

Tradisi Apostolik adalah pewarisan pesan Kristus, yang diturunkan sejak 

wahyu-wahyu pribadi semacam itu tidak dapat menerima mereka yang meng-

Bagian Satu:Pengakuan Iman

19

14.  Apa hubungan antara Tradisi dan Kitab Suci?

Tradisi dan Kitab Suci berhubungan erat dan saling melengkapi. Masing-

masing menghadirkan misteri Kristus dan berbuah di dalam Gereja. Kedua hal ini 

mengalir dari satu sumber ilahi yang sama, dan bersama-sama membentuk khazanah 

iman yang suci dan dari sinilah Gereja mendapatkan kepastian tentang wahyu.

15.  Kepada siapa iman ini dipercayakan?

Para Rasul mempercayakan khazanah iman ini kepada seluruh Gereja. 

Berkat makna iman yang adikodrati inilah umat Allah secara keseluruhan, dengan 

bimbingan Roh Kudus dan dituntun oleh Kuasa Mengajar Gereja, tidak pernah 

berhenti untuk menerima, meresapkan lebih dalam, dan menghayati anugerah 

wahyu ilahi ini secara lebih penuh.

16.  Kepada siapa diberikan tugas untuk menafsirkan khazanah iman ini 

secara autentik?

Tugas untuk memberikan tafsir autentik terhadap khazanah iman ini diper-

cayakan kepada otoritas Kuasa Mengajar Gereja, yaitu pengganti Petrus, Uskup 

Roma, dan para Uskup yang ada dalam kesatuan dengannya. Dalam pelayanan 

Sabda Allah, pengajaran resmi ini mempunyai karisma kebenaran, dan kepadanya 

juga diberi tugas untuk merumuskan dogma yang merupakan rumusan kebenaran 

yang terdapat dalam wahyu Ilahi. Otoritas pengajaran resmi ini juga diperluas pada 

kebenaran-kebenaran lain yang mempunyai hubungan erat dengan wahyu.

17.  Apa hubungan antara Kitab Suci, Tradisi, dan Kuasa Mengajar?

Kitab Suci, Tradisi, dan Kuasa Mengajar berhubungan erat satu sama lain 

sedemikian sehingga yang satu tidak dapat ada tanpa yang lain. Dengan bekerja 

sama, masing-masing dengan caranya sendiri, ketiga hal tersebut memberikan 

sumbangan secara efektif bagi keselamatan jiwa-jiwa di bawah naungan karya 

Roh Kudus.

84, 91

9

Seksi Satu: ”Aku Percaya” – ”Kami Percaya” 

20 

18.  Mengapa Kitab Suci mengajarkan kebenaran?

Karena Allah sendirilah pengarang Kitab Suci. Atas alasan inilah Kitab Suci 

lu untuk keselamatan kita. Roh Kudus menginspirasikan para pengarang yang 

menuliskan apa yang Dia inginkan untuk mengajar kita. Tetapi, iman Kristen 

bukanlah ”agama Kitab”, tetapi agama Sabda Allah – ”bukan kata-kata yang tertulis 

dan bisu, melainkan Sabda yang menjadi manusia dan hidup” (Santo Bernardus 

dari Clairvaux).

19.  Bagaimana Kitab Suci seharusnya dibaca?

Kitab Suci harus dibaca dan ditafsirkan dengan bantuan Roh Kudus dan di 

bawah tuntunan Kuasa Mengajar Gereja menurut kriteria: 1) harus dibaca dengan 

memperhatikan isi dan kesatuan dari keseluruhan Kitab Suci, 2) harus dibaca 

dalam Tradisi yang hidup dalam Gereja, 3) harus dibaca dengan memperhatikan 

analogi iman, yaitu harmoni batin yang ada di antara kebenaran-kebenaran iman 

itu sendiri.

20.   Apa kanon Kitab Suci itu?

Kanon Kitab Suci ialah daftar lengkap dari tulisan-tulisan suci yang diakui oleh 

Gereja melalui Tradisi Apostolik. Kanon ini terdiri dari 46 kitab Perjanjian Lama 

dan 27 kitab Perjanjian Baru.

21.  Apa pentingnya Perjanjian lama bagi umat Kristen?

Para pengikut Kristus menghormati Perjanjian Lama sebagai Sabda Allah 

yang benar. Seluruh Kitab Perjanjian Lama itu diinspirasikan secara ilahi dan 

mem punyai nilai tetap. Kitab-kitab itu memberikan kesaksian tentang pedagogi 

ilahi cinta Allah yang menyelamatkan. Kitab-kitab itu ditulis terutama untuk 

mempersiapkan kedatangan Kristus sang Penyelamat alam semesta.

22.  Apa pentingnya Perjanjian Baru bagi umat Kristen?

 Perjanjian Baru, yang berpusat pada Yesus Kristus, menyatakan kebenaran 

terakhir wahyu ilahi kepada kita. Dalam Perjanjian Baru, keempat Injil menurut 


Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes merupakan inti dari seluruh Kitab Suci 

karena merupakan saksi utama hidup dan ajaran Yesus. Dengan demikian, 

keempatnya mempunyai tempat yang unik di dalam Gereja 

23.  Bagaimana kesatuan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru?

Kitab Suci adalah satu sejauh Sabda Allah itu satu. Rencana penyelamatan 

Allah itu satu, dan inspirasi ilahi dari kedua Perjanjian itu juga satu. Perjanjian Lama 

mempersiapkan yang Baru dan Perjanjian Baru menyempurnakan yang Lama, 

keduanya saling menerangkan satu sama lain.

24.  Apa peranan Kitab Suci di dalam kehidupan Gereja?

Kitab Suci memberikan dukungan dan kekuatan bagi kehidupan Gereja. Bagi 

Putra-Putri Gereja, Kitab Suci merupakan suatu peneguhan iman, makanan jiwa, 

dan sumber hidup spiritual. Kitab Suci adalah jiwa teologi dan khotbah pastoral. 

Para pemazmur berkata bahwa Kitab Suci ”pelita bagi kakiku dan cahaya bagi 

langkahku” (Mzm 119:105). Karena itu, Gereja menganjurkan semua umat beriman 

untuk sering membaca Kitab Suci karena ”tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak 

mengenal Kristus” (Santo Hieronimus).

BAB TIGA

jAwABAN MANUSIA KEPADA AllAh

AKU PERCAYA

25.  Bagaimana manusia menjawab Allah yang mewahyukan Diri-Nya?

Dengan bantuan rahmat ilahi, kita menjawab Allah dengan ketaatan iman, yang 

berarti penyerahan diri kita kepada Allah secara penuh dan menerima kebenaran-

Nya sebagaimana dijamin oleh Dia, sang Kebenaran sejati.

26.  Siapa saksi-saksi utama ketaatan iman dalam Kitab Suci?

 Ada banyak saksi-saksi macam itu, secara khusus kita melihat dua. Yang 

pertama, Abraham, ketika mengalami ujian, dia tetap ”percaya kepada Allah” 

(Rom 4:3) dan selalu taat kepada panggilan-Nya. Karena itulah Abraham ini  


Bagian Satu:Pengakuan Iman

KITAB SUCI

ini  ”terinspirasikan”, dan tanpa kesalahan mengajarkan kebenaran yang per-

21

Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes merupakan inti dari seluruh Kitab Suci 

karena merupakan saksi utama hidup dan ajaran Yesus. Dengan demikian, 

keempatnya mempunyai tempat yang unik di dalam Gereja 

23.  Bagaimana kesatuan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru?

Kitab Suci adalah satu sejauh Sabda Allah itu satu. Rencana penyelamatan 

Allah itu satu, dan inspirasi ilahi dari kedua Perjanjian itu juga satu. Perjanjian Lama 

mempersiapkan yang Baru dan Perjanjian Baru menyempurnakan yang Lama, 

keduanya saling menerangkan satu sama lain.

24.  Apa peranan Kitab Suci di dalam kehidupan Gereja?

Kitab Suci memberikan dukungan dan kekuatan bagi kehidupan Gereja. Bagi 

Putra-Putri Gereja, Kitab Suci merupakan suatu peneguhan iman, makanan jiwa, 

dan sumber hidup spiritual. Kitab Suci adalah jiwa teologi dan khotbah pastoral. 

Para pemazmur berkata bahwa Kitab Suci ”pelita bagi kakiku dan cahaya bagi 

langkahku” (Mzm 119:105). Karena itu, Gereja menganjurkan semua umat beriman 

untuk sering membaca Kitab Suci karena ”tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak 

mengenal Kristus” (Santo Hieronimus).

BAB TIGA

jAwABAN MANUSIA KEPADA AllAh

AKU PERCAYA

25.  Bagaimana manusia menjawab Allah yang mewahyukan Diri-Nya?

Dengan bantuan rahmat ilahi, kita menjawab Allah dengan ketaatan iman, yang 

berarti penyerahan diri kita kepada Allah secara penuh dan menerima kebenaran-

Nya sebagaimana dijamin oleh Dia, sang Kebenaran sejati.

26.  Siapa saksi-saksi utama ketaatan iman dalam Kitab Suci?

 Ada banyak saksi-saksi macam itu, secara khusus kita melihat dua. Yang 

pertama, Abraham, ketika mengalami ujian, dia tetap ”percaya kepada Allah” 

(Rom 4:3) dan selalu taat kepada panggilan-Nya. Karena itulah Abraham ini  


Seksi Satu: ”Aku Percaya” – ”Kami Percaya” 

22 

1. Qual e` il disegno di Dio per l’uomo?

1Dio, infinitamente perfetto e beato in se stesso, per un disegno di pura

bonta` ha liberamente creato l’uomo per renderlo partecipe della sua vita

beata. Nella pienezza dei tempi, Dio Padre ha mandato suo Figlio come

redentore e salvatore degli uomini caduti nel peccato, convocandoli nella

sua Chiesa e rendendoli figli adottivi per opera dello Spirito Santo ed eredi

della sua eterna beatitudine.

CAPITOLO PRIMO

L’UOMO E` «CAPACE» DI DIO

2

2. Perche´ nell’uomo c’e` il desiderio di Dio?

34Dio stesso, creando l’uomo a propria immagine, ha iscritto nel suo

cuore il desiderio di vederlo. Anche se tale desiderio e` spesso ignorato,

Dio non cessa di attirare l’uomo a se´, perche´ viva e trovi in lui quella

pienezza di verita` e di felicita`, che cerca senza posa. Per natura e per

vocazione, l’uomo e` pertanto un essere religioso, capace di entrare in co-

munione con Dio. Questo intimo e vitale legame con Dio conferisce all’uo-

mo la sua fondamentale dignita`.

3. Come si puo` conoscere Dio con la sola luce della ragione?

56Partendo dalla creazione, cioe` dal mondo e dalla persona umana,

l’uomo, con la sola ragione, puo` con certezza conoscere Dio come origine

e fine dell’universo e come sommo bene, verita` e bellezza infinita.

4. Basta la sola luce della ragione per conoscere il mistero di Dio?

7L’uomo, nel conoscere Dio con la sola luce della ragione, incontra

molte difficolta`. Inoltre non puo` entrare da solo nell’intimita` del mistero

divino. Per questo, Dio l’ha voluto illuminare con la sua Rivelazione non

1-

yang seluruh hidupnya menjadi kesaksian sempurna ketaatan iman: ”Terjadilah 

27. Apa artinya percaya kepada Allah bagi seseorang dalam praktek 

hidupnya?

amini semua kebenaran yang diwahyukan Allah karena Allah adalah Kebenaran. 

Ini berarti percaya kepada satu Allah dalam tiga Pribadi, yaitu Bapa, Putra, dan Roh 

Kudus.

28. Apa ciri-ciri iman?

Iman adalah keutamaan adikodrati yang mutlak perlu bagi keselamatan. Iman 

adalah anugerah cuma-cuma dari Allah dan tersedia bagi semua orang yang dengan 

rendah hati mencarinya. Tindakan iman adalah tindakan manusiawi, yaitu tindakan 

dari intelek manusia – terdorong oleh kehendak yang digerakkan oleh Allah – yang 

dengan bebas mengamini kebenaran ilahi. Iman juga pasti karena mempunyai dasar 

sekarang ini juga, orang mencecap kegembiraan surga.

29.  Mengapa tidak ada kontradiksi antara iman dan ilmu?

Walaupun iman itu mengatasi akal budi, tidak pernah ada kontradiksi antara 

iman dan ilmu karena kedua-duanya berasal dari Allah. Allah sendirilah yang 

memberikan, baik terang akal budi maupun terang iman kepada kita.

”Aku percaya untuk mengerti, 

dan aku mengerti untuk percaya lebih baik” 

(Santo Agustinus)


padaku menurut perkataanmu” (Luk 1:38). 

”Bapa kaum beriman” (Rom 4:11.18). Contoh yang kedua, Santa Perawan Maria 

rus-menerus dengan mendengarkan Sabda Allah dan doa. Dengan iman, bahkan 

Artinya, setia kepada Allah, mempercayakan hidup kepada-Nya, dan meng-

Bagian Satu:Pengakuan Iman

pada Sabda Allah, iman bekerja ”oleh kasih” (Gal 5:6); dan iman berkembang te-

23

1. Qual e` il disegno di Dio per l’uomo?

1Dio, infinitamente perfetto e beato in se stesso, per un disegno di pura

bonta` ha liberamente creato l’uomo per renderlo partecipe della sua vita

beata. Nella pienezza dei tempi, Dio Padre ha mandato suo Figlio come

redentore e salvatore degli uomini caduti nel peccato, convocandoli nella

sua Chiesa e rendendoli figli adottivi per opera dello Spirito Santo ed eredi

della sua eterna beatitudine.

CAPITOLO PRIMO

L’UOMO E` «CAPACE» DI DIO

2

2. Perche´ nell’uomo c’e` il desiderio di Dio?

34Dio stesso, creando l’uomo a propria immagine, ha iscritto nel suo

cuore il desiderio di vederlo. Anche se tale desiderio e` spesso ignorato,

Dio non cessa di attirare l’uomo a se´, perche´ viva e trovi in lui quella

pienezza di verita` e di felicita`, che cerca senza posa. Per natura e per

vocazione, l’uomo e` pertanto un essere religioso, capace di entrare in co-

munione con Dio. Questo intimo e vitale legame con Dio conferisce all’uo-

mo la sua fondamentale dignita`.

3. Come si puo` conoscere Dio con la sola luce della ragione?

56Partendo dalla creazione, cioe` dal mondo e dalla persona umana,

l’uomo, con la sola ragione, puo` con certezza conoscere Dio come origine

e fine dell’universo e come sommo bene, verita` e bellezza infinita.

4. Basta la sola luce della ragione per conoscere il mistero di Dio?

7L’uomo, nel conoscere Dio con la sola luce della ragione, incontra

molte difficolta`. Inoltre non puo` entrare da solo nell’intimita` del mistero

divino. Per questo, Dio l’ha voluto illuminare con la sua Rivelazione non

1-

KAMI PERCAYA

30.  Mengapa iman itu tindakan pribadi dan sekaligus gerejawi?

Iman adalah tindakan pribadi sejauh menjadi jawaban bebas pribadi manu-

siawi kepada Allah yang mewahyukan Diri-Nya. Tetapi, sekaligus merupakan 

tindakan gerejawi yang mengungkapkan dirinya dalam pengakuan ”Kami percaya”. 

Kenyataannya, Gerejalah yang percaya, dan dengan rahmat Roh Kudus, Gereja 

mendahului, memunculkan, dan memperkembangkan iman setiap orang Kristen. 

Karena alasan inilah Gereja adalah Bunda dan Guru.

”Tak seorang pun dapat mempunyai Allah sebagai Bapa

 jika tidak mempunyai Gereja sebagai Bunda”

(Santo Siprianus)

31. Mengapa rumusan iman itu penting?

Rumusan iman itu penting karena dengannya orang beriman dapat meng-

ungkapkan, menghayati, merayakan, dan saling berbagi kebenaran-kebenaran iman 

bersama dengan orang beriman lainnya melalui satu bahasa yang sama.

32. Mengapa iman Gereja itu hanya satu?

Gereja, walaupun terdiri dari banyak orang dari macam-macam bahasa, 

budaya, dan ritus, mengakui satu iman dalam kesatuan suara; iman yang diterima 

dari satu Allah dan diwariskan oleh satu Tradisi Apostolik. Gereja hanya mengakui 

satu Allah, Bapa, Putra, dan Roh Kudus, dan menunjuk pada satu jalan keselamatan. 

Karena itu, kita percaya dengan satu hati dan satu jiwa semua yang terdapat dalam 

Sabda Allah, diwariskan langsung atau ditulis, dan diakui oleh Gereja sebagai wahyu 

ilahi.


Seksi Satu: ”Aku Percaya” – ”Kami Percaya” 

24 Kompendium 

Bagian Satu  25

SEKSI DUA

PENGAKUAN IMAN KRISTEN

foto04

SEZIONE SECONDA

LA PROFESSIONE

DELLA FEDE CRISTIANA

26 Kompendium 

Mosaik kuno yang terdapat di Basilika Santo Klemens, Roma, meng gambarkan ke me-

nangan Salib, pusat misteri iman Kristen. Kita bisa memperhatikan hiasan megah rumbai-

rumbai dari daun Akantus, dan dari sini muncul banyak sekali lingkaran yang keluar menuju 

segala arah dengan bunga-bunga dan buah-buahnya. Tanaman ini mendapatkan kekuatan 

dari salib Yesus, yang berkat kurban-Nya, manusia dan semesta alam diciptakan kembali. 

Yesus adalah Adam baru. Misteri penderitaan, wafat, dan kebangkitan-Nya membawa 

kelahiran kembali umat manusia dan rekonsiliasi dengan Bapa.

Di sekeliling Kristus yang menderita, terdapat dua belas merpati putih yang 

melambangkan kedua belas Rasul. Di kaki salib, berdiri Maria dan Yohanes, murid yang 

dikasihi-Nya.

”Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah 

Ia kepada ibu-Nya: ‘Ibu, inilah anakmu!’ Kemudian, Ia berkata kepada murid-Nya: ’Inilah 

ibumu!’ Dan sejak saat itu, murid itu menerima Maria di dalam rumahnya” (Yoh 19:26-

27).

Di atas salib, tangan Bapa terulur, memberikan mahkota kemuliaan kepada Putra-Nya 

yang melalui misteri Paskah menjadi pemenang atas kematian.

Di bawah tanaman itu, terdapat seekor rusa kecil yang bertempur melawan ular jahat.

Dari tanaman ini, yang menggambarkan pohon penebusan, muncullah sebuah mata 

air yang memancar memberikan kehidupan bagi empat anak sungai, yang melambangkan 

keempat Injil, tempat orang-orang beriman melepaskan dahaga mereka seperti rusa yang 

datang ke sumber air kehidupan. Di sini, Gereja digambarkan sebagai sebuah taman surgawi 

yang memperoleh kehidupannya dari Kristus, pohon kehidupan sejati.

_________

Basilica of Saint Clement, Mosaic in the Apse, Rome.

Bagian Satu  27

SYAhADAT

Syahadat Para Rasul

Aku percaya akan Allah, Bapa yang 

mahakuasa, Pencipta langit dan bumi.

Dan, akan Yesus Kristus, Putra-Nya 

yang tunggal, Tuhan kita.

Yang dikandung dari Roh Kudus, dila-

hirkan oleh Perawan Maria.

Yang menderita sengsara dalam peme-

rintahan Pontius Pilatus, disalibkan, 

wafat, dan dimakamkan.

Yang turun ke tempat penantian, pada ha-

ri ketiga bangkit dari antara orang mati.

Yang naik ke surga, duduk di sebelah 

kanan Allah Bapa yang Mahakuasa,

Dari situ, Ia akan datang, mengadili 

orang yang hidup dan yang mati.

Gereja Katolik yang Kudus, 

Amin.

Symbolum Apostolicum

Credo in Deum Patrem 

omnipoténtem, Creatórem cæli et 

terræ, et in Iesum Christum, Fílium 

Eius únicum, Dó minum nostrum, qui 

concéptus est de Spíritu Sancto, natus 

ex Maria Vírgine,

passus sub Póntio Piláto, 

crucifíxus, mórtuus, 

et sepúltus, 

descéndit ad ínferos, tértia die 

resurréxit a mórtuis, ascéndit ad 

cælos, sedet ad déxteram Dei Patris 

omnipoténtis, 

inde ventúrus est iudicáre vivos et 

mórtuos.

Et in Spíritum Sanctum, 

sanctam Ecclésiam cathólicam, 

sanctórum communiónem, 

remissiónem peccatórum, 

carnis resurrectiónem, 

vitam ætérnam. 

Amen.

persekutuan para kudus,

kehidupan kekal. 

pengampunan dosa,

Aku percaya akan Roh Kudus, 

kebangkitan badan, 

28 

Syahadat 

Nicea-Konstantinopel

Aku percaya akan satu Allah, 

Bapa yang Mahakuasa, Pencipta 

langit dan bumi, dan segala sesuatu 

yang kelihatan dan tak kelihatan.

Dan akan satu Tuhan, Yesus Kristus, 

Putra Allah yang tunggal. Ia lahir dari 

Bapa sebelum segala abad.

Allah dari Allah, Terang dari Terang, 

Allah benar dari Allah benar.

Ia dilahirkan, bukan dijadikan, 

seha kikat dengan Bapa; 

segala sesuatu dijadikan oleh-Nya.

manusia dan untuk keselamatan kita. 

dan menjadi manusia.

Ia pun disalibkan untuk kita, 

dan di ma kamkan.

Pada hari ketiga, Ia bangkit, 

menurut Kitab Suci.

Ia naik ke surga, 

Ia akan kembali dengan mulia, meng-

adili orang yang hidup dan yang mati; 

kerajaan-Nya takkan berakhir.

Aku percaya akan Roh Kudus, 

Ia Tuhan yang Menghidupkan, 

Ia berasal dari Bapa dan Putra.

Symbolum 

Nicænum Constan tino politanum

Credo in unum Deum, 

Patrem omnipoténtem,

Factórem cæli et terræ,

visibílium ómnium et invisibílium

Et in unum Dóminum Iesum

Christum, Filium Dei unigénitum

Deum de Deo, Lumen de Lúmine

Deum verum de Deo vero,

génitum, non factum, 

consubstantiá lem Patri:

per quem ómnia facta sunt;

qui propter nos hómines

et propter nostram salútem,

descéndit de cælis, et incarnátus est

de Spíritu Sancto ex María Vírgine

et homo factus est, 

crucifíxus etiam

pro nobis sub Póntio Piláto, 

passus

et sepúltus est, 

et resurréxit tertia die

secúndum Scriptúras,

et ascéndit in cælum, 

sedet ad déxteram Patris, 

et íterum ventúrus

est cum glória, iudicáre vivos et

mórtuos, cuius regni non erit finis.

Credo in Spiritum Sanctum, 

Dóminum et vivificántem,

qui ex Patre

Bagian Satu: Pengakuan Iman

Ia turun dari surga untuk kita 

Ia menderita sampai wafat, 

duduk di sisi Bapa.

Ia dikandung dari Roh Kudus,

waktu Pontius Pilatus. 

dilahirkan oleh Perawan Maria 

et ex Patre natum ante ómnia sǽcula:

29

atre et

Filio simul adorátur 

et conglorificátur, 

tas.

m

in remissionem peccatórum .

Et exspécto resurrectiónem 

i sǽculi.

Amen.

Yang serta Bapa dan Putra 

disembah dan dimuliakan; 

Ia bersabda dengan perantaraan 

para nabi. 

Kudus, Katolik, dan Apostolik.

Aku mengakui satu pembaptisan

akan penghapusan dosa.

Aku menantikan kebangkitan orang 

mati dan hidup di akhirat. 

Amin.

Seksi Dua: Pengakuan Iman Kristen

Aku percaya akan Gereja yang Satu, 

Filióque procédit, qui cum Patre et

qui locútus est per prophétas.

Et unam sanctam cathólicam

Confíteor unum Baptisma

et apostólicam Ecclésiam.

ǽculi. i   smortuórum, et vitam ventur

30 Kompendium 

31

BAB SATU

AKU PERCAYA AkaN AllAh BAPA

Simbol Iman

33.  Apa simbol-simbol iman itu?

Simbol-simbol iman adalah rumusan-rumusan yang diformulasikan, ini  

juga ”pengakuan iman” atau ”syahadat”. Sejak awal mula berdirinya, Gereja me-

rumuskan pengakuan iman ini secara sintetis dan mewariskannya dalam bahasa 

yang normatif dan umum bagi semua umat beriman.

34.  Apa simbol-simbol iman yang paling kuno itu?

Simbol-simbol iman yang paling kuno ialah pengakuan iman pembaptisan 

karena diberikan ”atas nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus” (Mat 28:19), 

pengakuan kebenaran-kebenaran iman dalam Sakramen Pembaptisan difor mu-

lasikan mengacu pada tiga Pribadi Tritunggal. 

35.  Simbol-simbol iman apa yang paling penting?

Yang paling penting adalah Syahadat Para Rasul yang merupakan simbol 

pembaptisan kuno dari Gereja Roma dan Syahadat Nicea-Konstantinopel 

yang merupakan hasil dari dua Konsili ekumenis, yaitu Nicea (325 M) dan 

Konstantinopel (381 M); bahkan sampai sekarang, syahadat ini umum digunakan 

oleh semua Gereja besar di Timur dan Barat.

”AKU PERCAYA AKAN ALLAH BAPA YANG MAHAKUASA,

PENCIPTA LANGIT DAN BUMI”

36.  Mengapa Pengakuan Iman mulai dengan kata-kata ”Aku percaya akan 

Allah”?

Pengakuan Iman mulai dengan kata-kata ini karena pernyataan ”Aku percaya 

akan Allah” adalah hal yang paling penting, sumber dari semua kebenaran yang 


Seksi Dua: Pengakuan Iman Kristen 

32 

lain tentang manusia dan dunia, serta tentang seluruh kehidupan orang yang 

37.  Mengapa orang mengaku percaya hanya kepada satu Allah?

Kepercayaan akan satu Allah ini diakui karena Dia sudah mewahyukan 

Diri-Nya kepada bangsa Israel sebagai Yang Satu ketika bersabda: ”Dengarlah, 

hai Israel: Allah itu Allah kita, Allah itu esa” (Ul 6:4) dan ”tidak ada yang lain” 

(Yes 45:22). Yesus sendiri meneguhkan bahwa ”Allah kita itu esa” (Mrk 12:29). 

Pengakuan bahwa Yesus dan Roh Kudus adalah juga Allah dan Tuhan tidak 

membawa perpecahan di dalam Allah yang esa.

38.  Dengan nama apa Allah mewahyukan Diri-Nya?

Allah mewahyukan Diri-Nya kepada Musa sebagai Allah yang hidup, ”Allah 

nama-Nya yang gaib ”Aku adalah Aku (YHWH)”. Sudah sejak zaman Perjanjian 

Lama, Nama Allah yang tak terkatakan ini diganti dengan gelar ilahi Tuhan. Jadi, 

benar Allah.

39.  Apa Allah itu satu-satunya yang ”ada”?

Karena makhluk menerima segalanya dari Allah, mereka ada dan kepunyaan 

mereka dari Allah. Hanya Allah dalam Diri-Nya sendiri merupakan kepenuhan dari 

yang ada dan dari setiap kesempurnaan. Allah itu ”Dia yang ada” tanpa awal dan 

tanpa akhir. Yesus mewahyukan bahwa Ia juga menyandang nama ilahi ”Aku ada” 

(Yoh 8:28).

40.  Mengapa pewahyuan Nama Allah itu penting?

Dalam mewahyukan nama-Nya, Allah memberitahukan kekayaan yang 

ada di dalam misteri ada-Nya yang tak terkatakan. Hanya Dia sendirilah yang 

dari kekal sampai kekal. Dia mengatasi dunia dan sejarah. Dialah yang membuat 

langit dan bumi. Dia adalah Allah yang setia yang selalu dekat dengan umat-Nya 

untuk menyelamatkan mereka. Dialah kekudusan tertinggi, ”penuh dengan belas 

kasihan” (Ef 2:4), selalu siap untuk mengampuni. Dialah yang spiritual, transenden, 

mahakuasa, personal, dan sempurna. Dia adalah kebenaran dan cinta.


percaya kepada Allah. 

manakala Yesus ini  Tuhan di dalam Perjanjian Baru, Ia tampil sebagai benar-

Abraham, Allah Iskak, Allah Yakub” (Kel 3:6). Allah juga mewahyukan kepada Musa 

203-205

Bagian Satu: Pengakuan Iman

33

1. Qual e` il disegno di Dio per l’uomo?

1Dio, infinitamente perfetto e beato in se stesso, per un disegno di pura

bonta` ha liberamente creato l’uomo per renderlo partecipe della sua vita

beata. Nella pienezza dei tempi, Dio Padre ha mandato suo Figlio come

redentore e salvatore degli uomini caduti nel peccato, convocandoli nella

sua Chiesa e rendendoli figli adottivi per opera dello Spirito Santo ed eredi

della sua eterna beatitudine.

CAPITOLO PRIMO

L’UOMO E` «CAPACE» DI DIO

2

2. Perche´ nell’uomo c’e` il desiderio di Dio?

34Dio stesso, creando l’uomo a propria immagine, ha iscritto nel suo

cuore il desiderio di vederlo. Anche se tale desiderio e` spesso ignorato,

Dio non cessa di attirare l’uomo a se´, perche´ viva e trovi in lui quella

pienezza di verita` e di felicita`, che cerca senza posa. Per natura e per

vocazione, l’uomo e` pertanto un essere religioso, capace di entrare in co-

munione con Dio. Questo intimo e vitale legame con Dio conferisce all’uo-

mo la sua fondamentale dignita`.

3. Come si puo` conoscere Dio con la sola luce della ragione?

56Partendo dalla creazione, cioe` dal mondo e dalla persona umana,

l’uomo, con la sola ragione, puo` con certezza conoscere Dio come origine

e fine dell’universo e come sommo bene, verita` e bellezza infinita.

4. Basta la sola luce della ragione per conoscere il mistero di Dio?

7L’uomo, nel conoscere Dio con la sola luce della ragione, incontra

molte difficolta`. Inoltre non puo` entrare da solo nell’intimita` del mistero

divino. Per questo, Dio l’ha voluto illuminare con la sua Rivelazione non

1

”Allah itu pengada sempurna yang tak terbatas, 

yaitu Tritunggal ”

(Santo Turibus dari Montenegro)

41.  Apa artinya bahwa Allah adalah Kebenaran? 

Allah adalah Kebenaran, dengan demikian Dia tidak dapat menipu ataupun 

ditipu. Dia adalah ”terang, dan di dalam-Nya tidak ada kegelapan” (1Yoh 1:5). Putra 

Allah yang kekal, penjelmaan kebijaksanaan, diutus ke dunia untuk ”memberikan 

kesaksian akan Kebenaran” (Yoh 18:37).

42.  Dengan cara bagaimana Allah mewahyukan bahwa Dia adalah cinta?

Allah mewahyukan Diri-Nya kepada Israel sebagai Dia yang mempunyai cinta 

yang lebih besar daripada cinta orang tua untuk anak-anak mereka atau cinta antara 

43.  Apa artinya percaya hanya akan satu Allah?

Nya. Hal ini menyangkut hidup dalam rasa syukur dan selalu percaya kepada-Nya, 

sejati seluruh umat manusia, yang diciptakan menurut gambaran-Nya. Berarti pula 

menggunakan dengan baik segala sesuatu yang sudah Dia ciptakan.

44.  Apakah pusat misteri iman dan hidup Kristen?

Pusat misteri iman dan hidup Kristen adalah misteri Tritunggal yang Amat 


Seksi Dua: Pengakuan Iman Kristen

Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, su- 

Percaya hanya akan satu Allah berarti mengenal keagungan dan kekuasaan-

menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia (Yoh 3:16-17).

Terberkati. Orang Kristen dibaptis atas nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. 

bahkan dalam kemalangan. Hal ini berarti pula mengakui kesatuan dan martabat 

”Karena begitu besar kasih 

Dengan mengutus Putra-Nya dan Roh Kudus, Allah mewahyukan bahwa Dia sen-

memberikan dirinya secara penuh dan cuma-cuma, 

paya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hi- 

suami dan istri. ”Allah dalam Diri-Nya sendiri adalah cinta” (1Yoh 4:8.16). Dia yang 

dup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk

diri adalah hubungan cinta yang abadi.

34 

45.  Dapatkah misteri Tritunggal itu dikenal hanya melalui akal budi 

manusia saja?

Allah meninggalkan beberapa jejak kehidupan trinitaris-Nya dalam ciptaan-

Nya dan dalam Perjanjian Lama, tetapi kodrat-Nya yang terdalam sebagai 

Tritunggal Mahakudus merupakan sebuah misteri yang tidak akan dapat ditembus 

oleh akal budi manusia saja, bahkan oleh iman Israel sebelum Penjelmaan Putra 

Allah dan pengutusan Roh Kudus. Misteri ini diwahyukan oleh Yesus Kristus dan 

ini merupakan sumber semua misteri yang lainnya.

karena Dia menciptakan alam semesta dan manusia, tetapi terutama karena Dia 

secara kekal melahirkan dalam Diri-Nya, Putra-Nya, yaitu Sabda-Nya, ”cahaya 

47. Siapakah Roh Kudus yang diwahyukan oleh Yesus Kristus kepada 

kita?

Roh Kudus adalah Pribadi ketiga Tritunggal. Dia adalah Allah, satu dan 

setara dengan Bapa dan Putra. Dia ”berasal dari Bapa” (Yoh 15:26) yang adalah 

dasar tanpa sebuah dasar, dan asal dari semua kehidupan trinitaris. Dia berasal 

pula dari Sang Putra (Filioque) lewat anugerah abadi yang dibuat oleh Bapa 

kepada sang Putra. Diutus oleh Bapa dan Putra yang menjelma, Roh Kudus 

48.  Bagaimana Gereja mengungkapkan iman trinitarisnya?

Gereja mengungkapkan iman trinitarisnya dengan percaya kepada keesaan 

Allah yang dalam-Nya terdapat tiga Pribadi, Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Ketiga 

Pribadi ilahi ini hanya satu Allah karena masing-masing memiliki secara setara 

kepenuhan kodrat ilahi yang satu dan tak terbagi. Mereka berbeda satu sama lain 

karena relasi yang menghubungkan mereka satu sama lain. Bapa melahirkan Putra, 

Putra dilahirkan oleh Bapa, Roh Kudus keluar dari Bapa dan Putra.


membimbing Gereja ”ke dalam seluruh kebenaran” (Yoh 16:13).

Yesus Kristus mewahyukan kepada kita bahwa Allah itu ”Bapa”, bukan hanya 

46.  Apa yang diwahyukan Yesus kepada kita tentang misteri Bapa?

kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah” (Ibr 1:3). 

Bagian Satu: Pengakuan Iman

35

1. Qual e` il disegno di Dio per l’uomo?

1Dio, infinitamente perfetto e beato in se stesso, per un disegno di pura

bonta` ha liberamente creato l’uomo per renderlo partecipe della sua vita

beata. Nella pienezza dei tempi, Dio Padre ha mandato suo Figlio come

redentore e salvatore degli uomini caduti nel peccato, convocandoli nella

sua Chiesa e rendendoli figli adottivi per opera dello Spirito Santo ed eredi

della sua eterna beatitudine.

CAPITOLO PRIMO

L’UOMO E` «CAPACE» DI DIO

2

2. Perche´ nell’uomo c’e` il desiderio di Dio?

34Dio stesso, creando l’uomo a propria immagine, ha iscritto nel suo

cuore il desiderio di vederlo. Anche se tale desiderio e` spesso ignorato,

Dio non cessa di attirare l’uomo a se´, perche´ viva e trovi in lui quella

pienezza di verita` e di felicita`, che cerca senza posa. Per natura e per

vocazione, l’uomo e` pertanto un essere religioso, capace di entrare in co-

munione con Dio. Questo intimo e vitale legame con Dio conferisce all’uo-

mo la sua fondamentale dignita`.

3. Come si puo` conoscere Dio con la sola luce della ragione?

56Partendo dalla creazione, cioe` dal mondo e dalla persona umana,

l’uomo, con la sola ragione, puo` con certezza conoscere Dio come origine

e fine dell’universo e come sommo bene, verita` e bellezza infinita.

4. Basta la sola luce della ragione per conoscere il mistero di Dio?

7L’uomo, nel conoscere Dio con la sola luce della ragione, incontra

molte difficolta`. Inoltre non puo` entrare da solo nell’intimita` del mistero

divino. Per questo, Dio l’ha voluto illuminare con la sua Rivelazione non

1-

49.  Bagaimana ketiga Pribadi Ilahi ini bekerja?

Tidak terpisahkan dalam satu hakikat, ketiga Pribadi Ilahi ini juga tidak 

terpisahkan dalam aktivitas mereka. Tritunggal mempunyai satu tindakan yang 

satu dan sama. Namun di dalam tindakan yang satu ini, setiap Pribadi hadir 

menurut cara adanya yang khas baginya di dalam Tritunggal.

”Ya Allahku, Tritunggal yang kusembah … 

berilah damai di dalam jiwaku; 

jadikanlah ini surga-Mu, tempat tinggal-Mu yang tercinta 

dan tempat istirahat-Mu.

tetapi tetap tinggal di situ, seluruhnya dan seutuhnya, 

siap sedia di dalam imanku, sepenuhnya memuja-Mu, 

dan sepenuhnya menyerahkan diriku kepada tindakan kreatif-Mu”

 (Elizabet dari Tritunggal)

50.  Apa artinya mengatakan bahwa Allah itu mahakuasa?

kekal” (”Omnipotens sempiterne Deus ...”).

51.  Apa pentingnya mengatakan, ”Pada awal mula, Allah menciptakan 

langit dan bumi” (Kej 1:1)?

 Maknanya, penciptaan itu dasar dari semua rencana penyelamatan Allah. 

Tindakan penciptaan itu menunjukkan kekuasaan dan cinta bijaksana Allah, 

merupakan langkah pertama menuju kepada perjanjian antara Allah dengan 

umat-Nya. Penciptaan merupakan permulaan sejarah keselamatan yang me-


hal inilah, Gereja mengalamatkan doa-doanya kepada ”Allah yang mahakuasa dan 

Allah mewahyukan diri-Nya sebagai ”Dia yang kuat, Dia yang kuasa” (Mzm 

kuasaan-Nya itu universal, gaib, dan yang menunjukkan Diri-Nya di dalam

penciptaan dunia dari ketiadaan dan penciptaan manusia dari cinta, tetapi ter- 

utama menunjukkan Diri-Nya dalam Penjelmaan dan Kebangkitan Putra-Nya, 

24:8), sebagai Dia ”yang bagi-Nya tidak ada yang mustahil” (Luk 1:37). Kemaha-

dalam anugerah pengangkatan anak dan dalam pengampunan dosa-dosa. Karena 

Seksi Dua: Pengakuan Iman Kristen

Semoga aku tak pernah meninggalkan-Mu, 

36 

1. Qual e` il disegno di Dio per l’uomo?

1Dio, infinitamente perfetto e beato in se stesso, per un disegno di pura

bonta` ha liberamente creato l’uomo per renderlo partecipe della sua vita

beata. Nella pienezza dei tempi, Dio Padre ha mandato suo Figlio come

redentore e salvatore degli uomini caduti nel peccato, convocandoli nella

sua Chiesa e rendendoli figli adottivi per opera dello Spirito Santo ed eredi

della sua eterna beatitudine.

CAPITOLO PRIMO

L’UOMO E` «CAPACE» DI DIO

2

2. Perche´ nell’uomo c’e` il desiderio di Dio?

34Dio stesso, creando l’uomo a propria immagine, ha iscritto nel suo

cuore il desiderio di vederlo. Anche se tale desiderio e` spesso ignorato,

Dio non cessa di attirare l’uomo a se´, perche´ viva e trovi in lui quella

pienezza di verita` e di felicita`, che cerca senza posa. Per natura e per

vocazione, l’uomo e` pertanto un essere religioso, capace di entrare in co-

munione con Dio. Questo intimo e vitale legame con Dio conferisce all’uo-

mo la sua fondamentale dignita`.

3. Come si puo` conoscere Dio con la sola luce della ragione?

56Partendo dalla creazione, cioe` dal mondo e dalla persona umana,

l’uomo, con la sola ragione, puo` con certezza conoscere Dio come origine

e fine dell’universo e come sommo bene, verita` e bellezza infinita.

4. Basta la sola luce della ragione per conoscere il mistero di Dio?

7L’uomo, nel conoscere Dio con la sola luce della ragione, incontra

molte difficolta`. Inoltre non puo` entrare da solo nell’intimita` del mistero

divino. Per questo, Dio l’ha voluto illuminare con la sua Rivelazione non

1-

muncak dalam diri Kristus, dan jawaban pertama terhadap pertanyaan dasar kita 

52.  Siapa yang menciptakan dunia?

Bapa, Putra, dan Roh Kudus adalah prinsip penciptaan yang satu dan tak 

terpisahkan walaupun karya penciptaan dunia secara khusus dikenakan kepada 

Allah Bapa.

53.  Mengapa dunia diciptakan?

Dunia diciptakan bagi kemuliaan Allah yang ingin menunjukkan dan 

mengomunikasikan kebaikan, kebenaran, dan keindahan-Nya. Tujuan akhir pen-

ciptaan, Allah menjadi ”semua di dalam semua” dalam Diri Kristus (1Kor 15:28) 

untuk kemuliaan-Nya dan kebahagiaan kita.

”Kemuliaan Allah adalah manusia yang sungguh-sungguh hidup, terlebih lagi 

kehidupan manusia menjadi penampakan Allah”

(Santo Ireneus)

54.  Bagaimana Allah menciptakan semesta alam?

Dari kehendak bebas-Nya, Allah menciptakan semesta alam dalam ke-

bijaksanaan dan cinta. Dunia diciptakan bukan karena kebutuhan, atau takdir 

buta, ataupun kebetulan. Allah menciptakan dari ketiadaan (ex nihilo) (2Mak 

7:28) sebuah dunia yang teratur dan baik. Ia jauh mengatasi ciptaan-Nya. Allah 

memelihara ciptaan-Nya dalam keberadaan dan menopangnya, memberinya 

kemampuan untuk bertindak, membimbingnya menuju kepenuhannya melalui 

Putra-Nya dan Roh Kudus.

55.  Apa penyelenggaraan ilahi itu?

Penyelenggaraan ilahi terletak pada kesediaan Allah untuk membimbing 

makhluk-makhluk ciptaan-Nya menuju tujuan akhir mereka. Allah adalah Tuan 

yang berkuasa atas rencana-Nya. Tetapi untuk melaksanakannya, Allah juga 

berkehendak untuk bekerja sama dengan makhluk-makhluk ciptaan-Nya. Allah 

menganugerahkan kepada makhluk-makhluk ciptaan-Nya martabat untuk dapat 

bertindak dari kebebasan mereka sendiri dan saling memimpin satu sama lain.


mengenai asal dan tujuan akhir.

Bagian Satu: Pengakuan Iman

37

56.  Bagaimana kita bekerja sama dengan penyelenggaraan ilahi?

Dengan tetap menghormati kebebasan kita, Allah meminta kita untuk 

bekerja sama dengan-Nya dan memberikan kepada kita kemampuan untuk 

melaksanakannya melalui semua tindakan, doa, dan penderitaan kita. Jadi, Allah 

Iman memberikan kepastian kepada kita bahwa Allah tidak akan mengizin kan 

itu. Hal ini dilaksanakan oleh Allah dengan cara yang menakjubkan dalam wafat 

dan kebangkitan Kristus. Kenyataannya, dari kejahatan moral yang paling besar dari 

dari semuanya (kemuliaan Kristus dan penebusan kita).

Surga dan Bumi

59.  Apa yang diciptakan Allah?

Kitab Suci mengatakan, ”Pada awal mula, Allah menciptakan langit dan bumi” 

(Kej 1:1). Gereja dalam pengakuan imannya menyatakan bahwa Allah adalah 

Pencipta segala sesuatu, yang kelihatan dan tak kelihatan, semua makhluk spiritual 

dan yang bertubuh, yaitu para malaikat dan dunia yang kelihatan, khususnya, 

manusia.


Nya” (Flp 2:13).

57.  jika Allah itu mahakuasa dan mahabaik, mengapa ada kejahatan?

hanya keseluruhan iman Kristenlah yang dapat memberikan jawaban. Allah sa-

menjadi akar dari semua kejahatan lain.

Terhadap pertanyaan ini, yang menyedihkan dan sekaligus juga misterius, 

Dia menerangi misteri kejahatan di dalam Putra-Nya, Yesus Kristus, yang wafat 

58.  Mengapa Allah mengizinkan kejahatan ada?

kejahatan jika Dia tidak menyebabkan suatu kebaikan yang datang dari kejahatan 

dan bangkit untuk mengalahkan kejahatan moral itu, yaitu dosa manusia, yang  

ma sekali bukanlah penyebab kejahatan, baik langsung maupun tidak langsung. 

semuanya (pembunuhan Putra-Nya), Dia membawa kebaikan yang paling besar 

Seksi Dua: Pengakuan Iman Kristen

membangkitkan dalam diri kita ”kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-

38 

1. Qual e` il disegno di Dio per l’uomo?

1Dio, infinitamente perfetto e beato in se stesso, per un disegno di pura

bonta` ha liberamente creato l’uomo per renderlo partecipe della sua vita

beata. Nella pienezza dei tempi, Dio Padre ha mandato suo Figlio come

redentore e salvatore degli uomini caduti nel peccato, convocandoli nella

sua Chiesa e rendendoli figli adottivi per opera dello Spirito Santo ed eredi

della sua eterna beatitudine.

CAPITOLO PRIMO

L’UOMO E` «CAPACE» DI DIO

2

2. Perche´ nell’uomo c’e` il desiderio di Dio?

34Dio stesso, creando l’uomo a propria immagine, ha iscritto nel suo

cuore il desiderio di vederlo. Anche se tale desiderio e` spesso ignorato,

Dio non cessa di attirare l’uomo a se´, perche´ viva e trovi in lui quella

pienezza di verita` e di felicita`, che cerca senza posa. Per natura e per

vocazione, l’uomo e` pertanto un essere religioso, capace di entrare in co-

munione con Dio. Questo intimo e vitale legame con Dio conferisce all’uo-

mo la sua fondamentale dignita`.

3. Come si puo` conoscere Dio con la sola luce della ragione?

56Partendo dalla creazione, cioe` dal mondo e dalla persona umana,

l’uomo, con la sola ragione, puo` con certezza conoscere Dio come origine

e fine dell’universo e come sommo bene, verita` e bellezza infinita.

4. Basta la sola luce della ragione per conoscere il mistero di Dio?

7L’uomo, nel conoscere Dio con la sola luce della ragione, incontra

molte difficolta`. Inoltre non puo` entrare da solo nell’intimita` del mistero

divino. Per questo, Dio l’ha voluto illuminare con la sua Rivelazione non

1-

60.  Siapa para malaikat itu?

Malaikat-Malaikat adalah makhluk murni spiritual, bukan makhluk bertubuh, 

tak kelihatan, tak dapat mati, dan berpribadi, dianugerahi akal dan kehendak. 

Mereka mengontemplasikan dan bertatap muka dengan Allah terus-menerus, dan 

mereka memuliakan-Nya. Mereka mengabdi-Nya dan menjadi pembawa pesan 

dalam melaksanakan misi penyelamatan-Nya bagi semua.

61.  Dengan cara bagaimana para malaikat hadir dalam kehidupan Gereja?

Gereja bergabung dengan para malaikat dalam menyembah Allah, meminta 

pertolongan mereka dan memperingati mereka dalam liturgi.

”Di samping setiap orang beriman, berdiri seorang malaikat 

sebagai pelindung dan gembala 

yang akan menuntunnya kepada kehidupan”

(Santo Basilius Agung)

62. Apa yang diajarkan oleh Kitab Suci tentang penciptaan dunia yang 

kelihatan?

Melalui kisah penciptaan dalam ”enam hari”, Kitab Suci mengajarkan nilai 

dunia yang diciptakan dan tujuannya, yaitu untuk memuji Allah dan melayani umat 

manusia. Setiap ciptaan menerima eksistensinya dari Allah, dan dari Dia pulalah 

manusia menerima kebaikan dan kesempurnaannya, hukum dan tempatnya sendiri 

di dalam alam semesta. 

63. Di mana tempat pribadi manusia dalam penciptaan?

Pribadi manusia merupakan puncak ciptaan yang kelihatan sejauh dia 

diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.

64.  hubungan apa yang ada di antara barang-barang ciptaan?

 Ada saling ketergantungan dan hierarki di antara makhluk-makhluk se-

bagaimana yang dikehendaki Allah. Sekaligus terdapat kesatuan dan solidaritas 

di antara para makhluk karena semuanya mempunyai Pencipta yang sama, 

semuanya dicintai oleh-Nya dan diatur untuk kemuliaan-Nya. Menghormati 


Bagian Satu: Pengakuan Iman

39

hukum-hukum yang tertulis dalam penciptaan dan relasi-relasi yang berasal dari 

65.  Apa hubungan antara karya penciptaan dan karya penebusan?

Karya Penciptaan berpuncak pada karya yang lebih besar lagi, yaitu karya 

penebusan yang dalam kenyataannya membangkitkan ciptaan baru yang di 

dalamnya segala sesuatu akan menemukan kembali makna dan kepenuhannya.

Manusia

66. Dalam arti apa kita mengerti bahwa manusia, laki-laki dan perempuan, 

Pribadi manusia diciptakan menurut gambar Allah dalam arti bahwa dia 

mampu mengenal dan mencintai Penciptanya secara bebas. Manusia adalah 

satu-satunya makhluk di dunia yang dikehendaki Allah demi mereka sendiri, 

dan dipanggil untuk mengambil bagian dalam kehidupan ilahi-Nya melalui 

pengenalan dan cinta kasih. Semua manusia, karena diciptakan menurut gam-

baran Allah, mempunyai martabat sebagai seorang pribadi. Seorang pribadi bu-

kanlah sesuatu barang, tetapi seseorang yang mampu mengenal dirinya sendiri 

dan memberikan dirinya dengan bebas dan masuk ke dalam persatuan dengan 

Allah dan pribadi-pribadi lainnya.

67.  Apa tujuan Allah menciptakan laki-laki dan perempuan?

Allah menciptakan segala sesuatu bagi mereka, tetapi Dia menciptakan 

mereka untuk mengenal, melayani, dan mencintai Allah, untuk mempersembahkan 

untuk mengangkatnya ke dalam hidup bersama Dia di surga. Hanya dalam misteri 


kodrat ciptaan itu merupakan prinsip kebijaksanaan dan dasar moralitas. 

diciptakan ”menurut gambaran Allah”?

penjelmaan Sang Sabda, misteri pribadi manusia dapat dimengerti secara baru. 

Allah yang menjadi manusia,   Allah yang tidak kelihatan” (Kol 1:15).

semua ciptaan di dunia ini sebagai rasa syukur dan terima kasih kepada-Nya dan 

Seksi Dua: Pengakuan Iman Kristen

Laki-laki dan perempuan ditakdirkan untuk menghasilkan kembali gambar Putra 

40 

68. Mengapa bangsa manusia membentuk satu kesatuan?

Seluruh umat manusia membentuk satu kesatuan bangsa manusia karena 

semua mempunyai asal yang sama, yang juga berasal dari Allah (Kis 17:26). 

Semua mempunyai satu Penyelamat, dan dipanggil untuk ambil bagian dalam 

kebahagiaan abadi bersama Allah.

69. Bagaimana jiwa dan badan membentuk satu kesatuan dalam manusia?

Pribadi manusia adalah satu wujud jasmani sekaligus rohani. Dalam manusia, 

roh dan materi membentuk satu kodrat. Kesatuan ini begitu dalam sehingga berkat 

prinsip spiritual, yaitu jiwa, badan yang adalah materi menjadi badan manusia yang 

hidup dan berpartisipasi dalam martabat gambaran Allah.

70. Dari mana jiwa berasal?

Jiwa yang bersifat rohani tidak berasal dari orang tua, tetapi diciptakan secara 

langsung oleh Allah dan bersifat abadi. Jiwa tidak ikut mati pada saat dipisahkan 

dari badan dalam kematian, dan jiwa akan dipersatukan kembali dengan badan 

pada hari kebangkitan.

71.  hubungan apa yang ditetapkan Allah antara laki-laki dan perempuan?

Laki-laki dan perempuan diciptakan Allah dalam martabat yang setara karena 

mereka adalah pribadi-pribadi manusia. Sekaligus mereka diciptakan untuk saling 

melengkapi karena mereka laki-laki dan perempuan. Allah menghendaki agar 

Mereka juga dipanggil untuk meneruskan kehidupan manusia dengan menjadi ”satu 

daging” dalam perkawinan (Kej 2:24). Mereka juga dipanggil untuk menaklukkan 

dunia sebagai ”pelayan” Allah.

72.  Bagaimana kondisi asli manusia menurut rencana Allah?

Dengan menciptakan laki-laki dan perempuan, Allah memberikan kepada 

mereka suatu partisipasi khusus dalam kehidupan ilahi-Nya, dalam kesucian dan 

keadilan. Dalam rencana Allah, mereka tak akan mengalami penderitaan atau 

kematian. Selain itu, terdapat harmoni sempurna dalam diri manusia, antara 

makhluk ciptaan dan Penciptanya, antara laki-laki dan perempuan, juga antara 

pasangan manusia yang pertama dan semua ciptaan.


mereka menjadi satu bagi yang lainnya untuk membentuk kesatuan pribadi-pribadi. 

384

Bagian Satu: Pengakuan Iman

41

Jatuh ke Dalam Dosa

73. Bagaimana kita seharusnya memahami realitas dosa?

Dosa ada dalam sejarah manusia. Realitas dosa dapat dipahami dengan jelas 

hanya dalam terang wahyu ilahi dan terutama dalam terang Kristus Penyelamat 

semuanya. Ketika dosa begitu banyak, Dia melimpahkan rahmat lebih banyak lagi.

74.  Apa kejatuhan para malaikat itu?

Ungkapan ini menyatakan bahwa Setan dan iblis-iblis lainnya, yang dibicara-

kan oleh Kitab Suci dan Tradisi Gereja, pada awalnya adalah para malaikat yang 

diciptakan dengan baik oleh Allah. Tetapi, mereka berubah menjadi jahat karena, 

melalui pilihan yang bebas dan definitif, menolak Allah dan Kerajaan-Nya sehingga 

memunculkan neraka. Mereka mencoba membujuk manusia untuk bersekutu 

dengan mereka memberontak melawan Allah. Namun, Allah telah memastikan 

kemenangan terhadap Kejahatan dalam Kristus.

75. Apa dosa manusia yang pertama itu?

Ketika dicobai iblis, manusia pertama, laki-laki dan perempuan, telah mem-

biarkan kepercayaan kepada Sang Pencipta mati dari dalam hati mereka. Dalam 

ketidaktaatan, mereka ingin menjadi ”seperti Allah”, tetapi tanpa Allah dan tidak 

selaras dengan-Nya (Kej 3:5). Karena itu, Adam dan Hawa langsung kehilangan 

rahmat asali kesucian dan keadilan bagi mereka sendiri dan semua keturunan 

mereka.

76. Apa dosa asal itu?

Dosa asal yang di dalamnya semua manusia dilahirkan adalah keadaan 

tiadanya kesucian dan keadilan asali. Dosa asal adalah dosa yang ”membelenggu” 

kita, bukan sesuatu yang kita lakukan, merupakan suatu keadaan kelahiran dan 

bukan suatu tindakan pribadi. Karena kesatuan asali seluruh umat manusia, dosa 

asal ini diturunkan kepada keturunan Adam ”bukan dengan peniruan, tetapi 

lewat pembiakan”. Pewarisan ini menjadi misteri yang tidak dapat kita pahami 

sepenuhnya. 


Seksi Dua: Pengakuan Iman Kristen

42 

77.  Apa konsekuensi-konsekuensi lain yang muncul dari dosa asal?

 Sebagai konsekuensi dosa asal, kodrat manusia terluka dalam kekuatan 

alamiahnya tanpa menjadi rusak secara total. Karena dosa asal ini, muncullah 

kebodohan, penderitaan, kekuasaan maut, dan kecenderungan terhadap dosa. 

Kecenderungan ini ini  konkupisensi.

78.  Setelah dosa yang pertama, apa yang dilakukan oleh Allah?

Sesudah dosa yang pertama, dunia dibanjiri dosa, tetapi Allah tidak 

mem biarkan manusia berada di bawah kuasa maut. Dalam ”Protoevangelium” 

akan dikalahkan dan manusia akan diangkat dari kedosaannya. Pernyataan ini 

pada masa yang akan datang ini  dengan ”kedosaan yang membahagiakan” 

karena ”memunculkan Penebus Agung bagi kita” (Liturgi Malam Paskah).

BAB DUA

AKU PERCAYA AkaN YESUS KRISTUS, 

PUTra AllAh YANG TUNGGAl

79.  Apa Kabar Gembira bagi umat manusia itu?

(Mat 16:16), yang wafat dan bangkit dari mati. Pada masa Raja Herodes dan 

Kaisar Agustus, Allah menepati janji-Nya kepada Abraham dan keturunannya. Dia 

80.  Bagaimana Kabar Gembira ini menyebar?

Bahkan pada zaman sekarang, dari cinta akan Kristus muncullah semangat di antara 

orang beriman untuk berevangelisasi dan berkatekese, yaitu untuk mewartakan 


seluruh rencana Allah dalam Pribadi Kristus dan membawa umat manusia dalam 

persatuan dengan Dia.

”DAN AKAN YESUS KRISTUS, PUTRANYA YANG TUNGGAL 

TUHAN KITA”

81.  Apa arti nama ”Yesus”?

Diberikan oleh malaikat pada waktu Pewartaan (kepada Maria), nama ”Yesus” 

berarti ”Allah menyelamatkan”. Nama itu mengungkapkan identitas dan misi-

Nya ”karena Dia akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka” (Mat 

1:21). Petrus menyatakan bahwa ”tidak ada nama lain di surga bagi manusia yang 

dengannya kita dapat diselamatkan” (Kis 4:12).

82. Mengapa Yesus ini  ”Kristus”?

”Kristus”dalam bahasa Yunani, ”Messiah” dalam bahasa Ibrani, berarti ”Yang 

diurapi”. Yesus adalah Kristus karena dia disucikan oleh Allah dan diurapi oleh 

Roh Kudus untuk misi penebusan-Nya. Dia adalah Mesias yang dinanti-nantikan 

oleh Israel, diutus ke dalam dunia oleh Bapa. Yesus menerima gelar Mesias, tetapi 

Dia menjelaskan makna istilah itu ”turun dari surga” (Yoh 3:13), disalibkan dan 

kemudian bangkit, Dia Hamba yang Menderita ”yang memberikan hidup-Nya 

sebagai tebusan bagi banyak orang” (Mat 20:28). Dari nama Kristus, muncul 

sebutan kita sebagai orang Kristen.

83.  Dalam arti apa Yesus adalah Putra Tunggal Allah?

Yesus adalah Putra Allah dalam cara yang unik dan sempurna. Pada saat 

pembaptisan dan transfigurasi-Nya, suara Bapa menyebut Yesus sebagai ”Putra-

Nya yang terkasih”. Dalam memperkenalkan Diri-Nya sebagai sang Putra yang 

”mengenal Bapa” (Mat 11:27), Yesus menegaskan relasi-Nya yang tunggal dan 

abadi dengan Allah Bapa-Nya. Dia adalah ”Putra Tunggal Allah” (1Yoh 4:9), Pribadi 

kedua dari Tritunggal. Dia adalah figur sentral pewartaan iman. Para Rasul melihat 

”Kemuliaan-Nya sebagai Putra Tunggal Bapa” (Yoh 1:14).

0

(Kej 3:15), Allah memaklumkan dengan cara yang misterius bahwa kejahatan 

merupakan pewartaan pertama Mesias dan Penebus. Karena itu, kedosaan ini 

Kabar Gembira adalah pewartaan Yesus Kristus, ”Anak Allah yang hidup” 

Bagian Satu: Pengakuan Iman

mengutus ”Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hu- 

Sejak awal mula, para murid yang pertama dikobarkan oleh semangat untuk 

mewartakan Yesus Kristus untuk membawa semuanya kepada iman akan Dia. 

rat supaya kita diterima menjadi anak” (Gal 4:4-5).

kum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Tau-

43

seluruh rencana Allah dalam Pribadi Kristus dan membawa umat manusia dalam 

persatuan dengan Dia.

”DAN AKAN YESUS KRISTUS, PUTRANYA YANG TUNGGAL 

TUHAN KITA”

81.  Apa arti nama ”Yesus”?

”Kristus”dalam bahasa Yunani, ”Messiah” dalam bahasa Ibrani, berarti ”Yang 

sebutan kita sebagai orang Kristen.

83.  Dalam arti apa Yesus adalah Putra Tunggal Allah?

Yesus adalah Putra Allah dalam cara yang unik dan sempurna. Pada saat 

pembaptisan dan transfigurasi-Nya, suara Bapa menyebut Yesus sebagai ”Putra-

kedua dari Tritunggal. Dia adalah figur sentral pewartaan iman. Para Rasul melihat 425-429

4

diurapi”. Yesus adalah Kristus karena Dia disucikan oleh Allah dan diurapi oleh 

Dia menjelaskan makna istilah itu ”turun dari surga” (Yoh 3:13), disalibkan dan 

menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mat 20:28). Dari nama Kristus, muncul 

oleh Israel, diutus ke dalam dunia oleh Bapa. Yesus menerima gelar Mesias, tetapi 

kemudian bangkit, Dia Hamba yang Menderita yang ”memberikan nyawa-Nya 

”Kemuliaan-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa” (Yoh 1:14).

abadi dengan Allah Bapa-Nya. Dia adalah ”Anak Tunggal Allah” (1Yoh 4:9), Pribadi 

Nya yang terkasih”. Dalam memperkenalkan Diri-Nya sebagai Sang Putra yang 

”mengenal Bapa” (Mat 11:27), Yesus menegaskan relasi-Nya yang tunggal dan 

Roh Kudus untuk misi penebusan-Nya. Dia adalah Mesias yang dinanti-nantikan 

Seksi Dua: Pengakuan Iman Kristen

Diberikan oleh malaikat pada waktu Pewartaan (kepada Maria), nama ”Yesus” 

Nya ”karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” 

berarti ”Allah menyelamatkan”. Nama itu mengungkapkan identitas dan misi-

(Mat 1:21). Petrus menyatakan, ”di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang

82. Mengapa Yesus ini  ”Kristus”?

diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kis 4:12).

44 

84. Apa arti gelar ”Tuhan”?

Dalam Kitab Suci, gelar ini menjelaskan Allah sebagai yang Mahakuasa. 

Yesus memakai gelar ini bagi Diri-Nya sendiri, dan mewahyukan kekuasaan ilahi-

terhadap maut, terutama melalui Kebangkitan-Nya. Syahadat Jemaat Kristen 

”YESUS DIKANDUNG DARI KUASA ROH KUDUS,  

DILAHIRKAN OLEH PERAWAN MARIA”

85.  Mengapa Putra Allah menjadi manusia?

Untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita, Putra Allah menjelma 

menjadi manusia dalam rahim Perawan Maria dengan kuasa Roh Kudus. Dia 

melakukannya untuk mendamaikan kita orang berdosa dengan Allah, untuk 

mengenal cinta Allah yang tak terbatas, untuk menjadi teladan kesucian kita, dan 

86.  Apa arti kata ”Penjelmaan”?

Gereja menyebut misteri kesatuan Kudus kodrat ilahi dan manusiawi dalam 

satu Pribadi Ilahi ini dengan ”Penjelmaan”. Demi keselamatan kita, Putra Manusia 

telah menjadi ”daging” (Yoh 1:1-14) dan sungguh-sungguh menjadi manusia. Iman 

akan Penjelmaan merupakan ciri khas iman Kristen.

87.  Dengan cara bagaimana Yesus Kristus itu sungguh-sungguh Allah dan 

sungguh-sungguh manusia?

Yesus secara tak terpisahkan adalah sungguh-sungguh Allah dan sungguh-

sungguh manusia dalam kesatuan Pribadi Ilahi-Nya. Sebagai Putra Allah, yan