bagi, Sara, dimaksudkan untuk
melambangkan Yerusalem yang di atas, atau keadaan orang-
orang Kristen di bawah penyelenggaraan yang baru dan lebih baik
dari ketentuan itu, yang bebas dari kutuk moral dan perhambaan
hukum tata upacara, dan dia ialah ibu kita. Keadaan tersebut
adalah keadaan di mana baik orang Yahudi maupun bukan Yahu-
di diizinkan masuk saat mereka percaya kepada Kristus. Inilah
kemerdekaan yang lebih besar dan perluasan jemaat di bawah
penyelenggaraan Injil, yang dilambangkan oleh Sara sang ibu dari
keturunan yang dijanjikan itu, dan inilah yang dirujuk oleh Rasul
Paulus dengan mengambil nubuat sang nabi (Yes. 54:1), di mana
tertulis, Bersorak-sorailah, hai si mandul yang tidak pernah mela-
hirkan! Bergembiralah dengan sorak-sorai dan memekiklah, hai
engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab yang
ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak dari
pada yang bersuami.
3. Dia menerangkan sejarah dan menerapkannya pada keadaan
waktu itu (ay. 28). Dan kamu, saudara-saudara, kamu sama seper-
ti Ishak adalah anak-anak janji. Kita, orang-orang Kristen, yang
telah menerima Kristus dan mengandalkan-Nya, serta mencari
pembenaran dan keselamatan hanya di dalam Dia saja, demikian-
lah kita menjadi keturunan Abraham secara rohani, walaupun
tidak secara jasmani, sehingga kita pun berhak mendapatkan
keuntungan dan bagian warisan dalam berkat yang telah dijanji-
kan itu. Akan namun , supaya orang-orang Kristen ini tidak tersan-
dung oleh sebab perlawanan dari orang-orang Yahudi, yang
begitu lekatnya pada hukum mereka sampai-sampai siap meng-
aniaya orang-orang yang tidak mau tunduk kepada hukum itu,
maka Paulus memberitahukan kepada mereka bahwa hal ini
sungguh persis seperti apa yang telah dikatakan dalam perlam-
Surat Galatia 4:21-31
75
bangan itu, bahwa seperti dahulu, dia, yang diperanakkan menu-
rut daging, menganiaya yang diperanakkan menurut Roh, maka
mereka pun harus bersiap-siap menghadapi keadaan yang demi-
kian juga sekarang ini. Namun, sebagai penghiburan bagi mereka
dalam hal ini, dia ingin supaya mereka mempertimbangkan apa
yang dikatakan Kitab Suci (Kej. 21:10), Usirlah hamba perempuan
itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi
ahli waris bersama-sama dengan anakku perempuan merdeka.
Meskipun para penganut agama Yahudi akan menganiaya dan
membenci mereka, namun intinya adalah bahwa agama Yahudi itu
akan tenggelam, layu, dan binasa. Dan sebaliknya, Kekristenan
sejati akan berkembang dan berlangsung selamanya. Kemudian,
sebagai kesimpulan umum dari semua yang telah ia paparkan,
Paulus menutupnya dengan kalimat (ay. 31), sebab itu, saudara-
saudara, kita bukanlah anak-anak hamba perempuan, melainkan
anak-anak perempuan merdeka.
PASAL 5
ada pasal ini Rasul Paulus membuat penerapan dari semua pen-
jelasan yang sudah disampaikannya sebelumnya. Dia memulai-
nya dengan sebuah peringatan umum, atau nasihat (ay. 1), yang
kemudian dia perkuat dengan beberapa pertimbangan (ay. 2-12). Dia
lalu mendesak mereka supaya hidup sehari-hari dalam kesalehan
yang sungguh-sungguh, yang akan menjadi penangkal terbaik meng-
hadapi perangkap guru-guru palsu itu, khususnya,
I. Supaya mereka jangan bersitegang satu sama lain (ay. 13-15).
II. Supaya mereka mau berjuang melawan dosa. Dia menunjuk-
kan,
1. Bahwa di dalam diri setiap orang ada pergumulan antara
daging dengan roh (ay. 17).
2. Bahwa tugas dan kepentingan kita, dalam pergumulan
ini, adalah memihak kepada sisi yang lebih baik (ay. 16,
18).
3. Dia menyebutkan perbuatan-perbuatan daging, yang harus
diwaspadai dan dimatikan, dan buah-buah Roh, yang ha-
rus dihasilkan dan dipelihara. Dia memperlihatkan alang-
kah pentingnya mereka menjadi seperti itu (ay. 19-24). Dan
lalu dia menutup pasal ini dengan sebuah peringatan ter-
hadap kesombongan dan kedengkian.
Nasihat dan Ajakan untuk Berdiri Teguh
(5:1-12)
1 Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita.
sebab itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.
2 Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunat-
P
78
kan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. 3 Sekali lagi aku
katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib
melakukan seluruh hukum Taurat. 4 Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu
mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih
karunia. 5 Sebab oleh Roh, dan sebab iman, kita menantikan kebenaran
yang kita harapkan. 6 Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus
Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya
iman yang bekerja oleh kasih. 7 Dahulu kamu berlomba dengan baik. Siapa-
kah yang menghalang-halangi kamu, sehingga kamu tidak menuruti kebe-
naran lagi? 8 Ajakan untuk tidak menurutinya lagi bukan datang dari Dia,
yang memanggil kamu. 9 Sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan.
10 Dalam Tuhan aku yakin tentang kamu, bahwa kamu tidak mempunyai
pendirian lain dari pada pendirian ini. namun barangsiapa yang mengacaukan
kamu, ia akan menanggung hukumannya, siapa pun juga dia. 11 Dan lagi
aku ini, saudara-saudara, jikalau aku masih memberitakan sunat, mengapa-
kah aku masih dianiaya juga? Sebab kalau demikian, salib bukan batu san-
dungan lagi. 12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu mengebirikan saja
dirinya!
Pada bagian terdahulu pasal ini Rasul Paulus memperingatkan
orang-orang Galatia supaya mewaspadai guru-guru yang masih ber-
pegang pada ajaran agama Yahudi, yang berusaha membawa mereka
kembali kepada perhambaan hukum Taurat. Dia sudah menentang
mereka sebelumnya, dan sudah banyak menunjukkan betapa berten-
tangannya pandangan-pandangan dan jiwa guru-guru ini dengan
jiwa Injil. Dan sekarang bagian ini seolah-olah adalah kesimpulan
umum atau penerapan dari seluruh penjelasannya itu. Tampak dari
hal-hal yang telah dikatakannya bahwa kita dapat dibenarkan hanya
oleh iman di dalam Yesus Kristus, dan bukan sebab melakukan
hukum Taurat, dan bahwa hukum Musa tidak lagi berlaku, dan
orang-orang Kristen pun tidak harus tunduk kepadanya. Oleh sebab
itu dia menginginkan supaya mereka berdiri teguh dan jangan mau lagi
dikenakan kuk perhambaan, sebab supaya kita sungguh-sungguh
merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Di sini perhatikanlah,
1. Di bawah Injil kita dibebaskan, kita dibawa ke dalam keadaan
merdeka, di mana di dalamnya kita dibebaskan dari kuk hukum
yang menekankan pada upacara, dan dari kutuk hukum moral.
Dengan demikian kita tidak lagi terikat pada ketaatan terhadap
yang satu, ataupun terikat pada kekakuan yang lain, yang me-
ngutuk semua orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu
yang tertulis di dalamnya (3:10).
2. Kita berhutang kepada Yesus Kristus atas kemerdekaan ini. Dia-
lah yang telah memerdekakan kita. Dengan jasa-Nya Dia telah
memenuhi tuntutan hukum yang telah dilanggar. Dan dengan
Surat Galatia 5:1-12
79
wewenang-Nya sebagai seorang raja Dia telah membebaskan kita
dari kewajiban melakukan ketetapan-ketetapan lahiriah yang
dibebankan kepada bangsa Yahudi itu. Dan,
3. Oleh sebab itu tugas kita adalah berdiri teguh dalam kemer-
dekaan ini, dengan tidak henti-hentinya dan dengan setia meng-
ikuti Injil dan kemerdekaannya, dan tidak membiarkan diri kita,
atas pertimbangan apa pun, kembali dikenakan kuk perhambaan,
ataupun terbujuk untuk kembali kepada hukum Musa. Ini adalah
peringatan atau nasihat umum, yang dalam ayat-ayat selanjutnya
diperkuat oleh Rasul Paulus dengan beberapa alasan atau pernya-
taan. Seperti,
I. Bahwa ketundukan mereka pada sunat, dan ketergantungan me-
reka pada perbuatan-perbuatan menurut hukum supaya dibenar-
kan, sepenuhnya bertentangan dengan iman mereka sebagai
orang Kristen, dan menghilangkan semua keuntungan mereka
yang diperoleh melalui Yesus Kristus (ay. 2-4). Dan di sini kita
dapat mengamati,
1. Dengan sangat bersungguh-sungguh Rasul Paulus menegas-
kan dan menyatakan hal ini: Sesungguhnya, aku, Paulus, ber-
kata kepadamu (ay. 2), dan dia mengulanginya (ay. 3), Sekali
lagi aku katakan. Seperti yang pernah dia katakan, Aku, yang
telah membuktikan diri sebagai seorang rasul Kristus, dan
telah menerima wewenang dan perintah dari Dia, sungguh-
sungguh menyatakan, dan aku siap mempertaruhkan kehor-
matan dan nama baikku untuk itu, bahwa jikalau kamu me-
nyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna
bagimu, dst. Dalam perkataannya itu dia menunjukkan bah-
wa apa yang sekarang dia katakan bukan hanya sangat pen-
ting, namun juga pasti dapat diandalkan. Dia sama sekali
tidak mengajarkan sunat (seperti yang mungkin dilaporkan
beberapa orang), malah sebaliknya ia memandang sangat pen-
ting agar mereka tidak tunduk kepada sunat.
2. Hal yang dia nyatakan dengan sangat sungguh-sungguh, dan
dengan sangat yakin, adalah bahwa jikalau mereka menyunat-
kan diri mereka, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagi
mereka, dst. Janganlah kita mengira bahwa hanya sunat saja
yang sedang dibicarakan Rasul Paulus di sini, atau bahwa dia
bermaksud mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang
80
disunat yang dapat memperoleh manfaat apa pun dari Kristus.
Semua orang kudus Perjanjian Lama pernah disunat, dan dia
sendiri pun pernah menyetujui penyunatan Timotius. namun
harus dipahami bahwa dia sedang berbicara tentang sunat
dalam pengertian guru-guru agama Yahudi saat mewajib-
kannya, yang mengajarkan bahwa jikalau mereka tidak disunat
menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, mereka tidak
dapat diselamatkan (Kis. 15:1). Bahwa inilah maksud Rasul
Paulus yang tampak dari ayat 4, di mana dia menyatakan hal
yang sama dengan mereka yang mengharapkan kebenaran
oleh hukum Taurat, atau mencari pembenaran dengan melaku-
kan hukum Taurat. Nah, dalam hal ini, jika mereka tunduk
kepada sunat dalam pengertian ini, dia menyatakan bahwa
Kristus sama sekali tidak akan berguna bagi mereka, bahwa
mereka wajib melakukan seluruh hukum Taurat, bahwa mereka
lepas dari Kristus, dan bahwa mereka hidup di luar kasih
karunia. Dari semua ungkapan ini tampak bahwa dengan cara
demikian mereka meninggalkan cara pembenaran yang sudah
ditetapkan oleh Allah. Ya, benar, mereka menempatkan diri
mereka sendiri menjadi tidak mungkin dibenarkan dalam pan-
dangan-Nya, sebab mereka menjadi orang-orang yang ber-
utang untuk melakukan seluruh hukum Taurat, yang menun-
tut ketaatan yang tidak mampu mereka lakukan, dan menya-
takan kutuk terhadap orang-orang yang gagal melakukannya,
dan oleh sebab itu hanya dapat menghukum, namun tidak
dapat membenarkan mereka. Dan, sebagai akibatnya, sebab
mereka sudah memberontak dari Kristus, dan membangun
harapan-harapan mereka berdasar hukum Taurat, maka
Kristus sama sekali tidak akan berguna bagi mereka dan tidak
berpengaruh apa-apa terhadap mereka. Jadi, sebab dengan
disunat mereka melepaskan Kekristenan mereka, maka mere-
ka memisahkan diri mereka sendiri dari semua keuntungan
yang diberikan Kristus. Dan oleh sebab itu ada alasan kuat
mengapa mereka harus teguh berpegang kepada ajaran yang
sudah pernah mereka terima, dan tidak membiarkan diri
dikenakan kuk perhambaan. Perhatikanlah,
(1) Walaupun Yesus Kristus sanggup menyelamatkan dengan
sempurna, namun ada banyak orang yang tidak akan
menerima keuntungan apa pun dari-Nya.
Surat Galatia 5:1-12
81
(2) Semua orang yang mencari pembenaran dengan jalan me-
lakukan hukum Taurat, membuat Kristus tidak berguna
bagi diri mereka. Dengan membangun harapan-harapan
mereka berdasar perbuatan-perbuatan menurut hukum
Taurat, mereka kehilangan semua harapan mereka dari
Kristus. Sebab, Dia tidak akan menjadi Juruselamat bagi
siapa pun yang tidak mau mengakui dan bergantung ke-
pada Dia sebagai Juruselamat satu-satunya.
II. Untuk mengajak mereka supaya berdiri teguh di dalam ajaran dan
kemerdekaan dari Injil, Rasul Paulus memberi mereka teladannya
sendiri, dan teladan orang-orang Yahudi lain yang telah memeluk
agama Kristen. Dan dia memberi tahu mereka apa yang menjadi
harapan mereka, yaitu, bahwa oleh Roh, dan sebab iman, mereka
menantikan kebenaran yang mereka harapkan. Walaupun mereka
dilahirkan sebagai orang Yahudi, dan dibesarkan di bawah hu-
kum Taurat, namun oleh Roh Kudus mereka menjadi mengenal
Kristus. sebab itu mereka telah melepaskan semua ketergan-
tungan pada perbuatan-perbuatan menurut hukum Taurat, dan
mencari pembenaran dan keselamatan hanya oleh iman di dalam
Dia. Dan oleh sebab itu pula pastilah benar-benar bodoh jika
orang-orang yang tidak pernah berada di bawah hukum Taurat
malah membiarkan diri mereka sendiri dibuat tunduk kepadanya,
dan mendirikan harapan mereka di atas perbuatan-perbuatan
menurut hukum tersebut. Di sini kita dapat mengamati,
1. Apa yang dinantikan oleh orang-orang Kristen, yaitu harapan
akan kebenaran, yang terutama harus kita pahami sebagai
kebahagiaan dari dunia lain. Ini disebut sebagai harapan
orang-orang Kristen, sebab inilah yang mereka harap-harap-
kan, yang mereka inginkan dan kejar di atas segalanya. Dan
disebut sebagai harapan akan kebenaran, sebab harapan
mereka akan hal itu didirikan di atas kebenaran, bukan kebe-
naran mereka sendiri, melainkan kebenaran Yesus Tuhan kita.
sebab , walaupun hidup dalam kebenaran adalah jalan me-
nuju kebahagiaan ini, namun kebenaran Kristus sajalah yang
telah mendapatkannya untuk kita, dan dengan dasar inilah
kita dapat berharap untuk memilikinya.
2. Bagaimana mereka berharap dapat mempertahankan kebaha-
giaan ini, yaitu, dengan iman, di dalam Tuhan kita Yesus Kris-
82
tus. Bukan dengan mengerjakan hukum Taurat, atau apa pun
yang dapat mereka lakukan supaya layak mendapatkannya,
melainkan hanya dengan iman, menerima dan bergantung
kepada Dia sebagai Tuhan kebenaran kita. Hanya dengan cara
ini sajalah mereka berharap untuk mendapatkan hak atas
kebahagiaan itu di dunia sini atau memilikinya nanti. Dan,
3. Dari mana mereka menantikan harapan akan kebenaran, ya-
itu oleh Roh. Dalam hal ini mereka bertindak di bawah bim-
bingan dan pengaruh Roh Kudus. Di bawah pimpinan-Nya,
dan dengan pertolongan-Nya, mereka diyakinkan dan dimam-
pukan untuk percaya kepada Kristus, dan mencari harapan
akan kebenaran melalui Dia. saat Rasul Paulus menggam-
barkan perkara orang-orang Kristen demikian, tersirat bahwa
jika mereka berharap supaya dibenarkan dan diselamatkan
dengan cara lain mana pun mereka akan mengalami keke-
cewaan. Oleh sebab itu sangat perlu bagi mereka untuk tetap
setia kepada ajaran Injil yang telah mereka terima.
III. Dia memberikan penjelasan berdasar sifat dan rancangan ke-
tetapan Kristen, yang adalah untuk menghapuskan perbedaan
antara orang Yahudi dan orang bukan Yahudi, dan untuk mene-
tapkan iman di dalam Kristus sebagai jalan untuk diterima oleh
Allah. Rasul Paulus memberi tahu mereka (ay. 6) bahwa di dalam
Kristus Yesus, atau di bawah masa penyelenggaraan Injil, hal ber-
sunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti. Walau-
pun, selama masa penyelenggaraan hukum Taurat berlaku, ada
perbedaan yang dibuat antara orang Yahudi dan orang Yunani,
antara yang disunat dan yang tidak disunat, dan yang disebut
pertama yang menerima hak-hak istimewa jemaat Allah, sedang-
kan yang lainnya tidak, namun tidak demikian halnya dalam
masa penyelenggaraan Injil. sebab , Kristus, yang adalah kege-
napan hukum Taurat, sudah datang, maka sekarang tidak ada
bedanya lagi, baik di sini maupun di sana nanti, apakah sese-
orang disunat atau tidak. Seseorang tidak lebih baik sebab disu-
nat ataupun lebih buruk sebab tidak disunat. Disunat maupun
tidak disunat tidak membuat dia lebih baik di mata Allah. Dan
oleh sebab itu, sama seperti halnya guru-guru yang masih
berpegang pada ajaran agama Yahudi sangat keterlaluan dalam
mewajibkan sunat kepada mereka, dan mengharuskan mereka
Surat Galatia 5:1-12
83
mematuhi hukum Musa, demikian pula mereka pastilah sangat
tidak bijaksana jika sampai mau tunduk kepada guru-guru itu
dalam hal ini. Namun, walaupun dia meyakinkan mereka bahwa
baik disunat maupun tidak disunat tidak akan membantu mereka
diterima oleh Allah, namun dia memberi tahu mereka apa yang
dapat membantu mereka, yaitu iman yang bekerja oleh kasih.
Artinya, iman di dalam Kristus yang membuktikan kesejatian dan
kesungguhannya dengan cara menunjukkan kasih yang tulus
kepada Allah dan sesama kita. Jika mereka memiliki iman seperti
ini, tidak masalah apakah mereka disunat atau tidak, namun tanpa
iman tersebut tidak ada yang akan membantu mereka. Perhati-
kanlah,
1. Tidak ada hak istimewa ataupun pengakuan iman lahiriah
yang akan membuat kita diterima oleh Allah, selain iman yang
tulus di dalam Tuhan kita Yesus.
2. Iman, jika sungguh-sungguh, adalah anugerah yang bekerja,
yang bekerja melalui kasih, yaitu kasih kepada Allah dan ke-
pada saudara-saudara kita. Dan iman, yang bekerja melalui
kasih seperti ini, adalah segala-galanya dalam Kekristenan kita.
IV. Untuk memulihkan mereka dari kemerosotan rohani mereka, dan
mengajak mereka untuk lebih teguh di masa depan, Rasul Paulus
mengingatkan mereka bagaimana keadaan mereka yang baik pada
awalnya, dan meminta mereka mempertimbangkan penyebab mere-
ka begitu banyak berubah dari keadaan yang dahulu itu (ay. 7).
1. Dia memberi tahu mereka bahwa dahulu mereka berlomba de-
ngan baik. Pada saat mereka baru mulai menjadi orang Kris-
ten, mereka berperilaku sangat terpuji. Mereka siap sedia me-
nyambut agama Kristen, dan bersemangat dalam berjalan di
jalannya dan mengerjakannya. Seperti halnya dalam baptisan
mereka, mereka mengabdi kepada Allah, dan telah menyata-
kan diri mereka sebagai murid-murid Kristus, demikian pula
perilaku mereka sesuai dengan sifat dan pengakuan mereka.
Perhatikanlah,
(1) Hidup seorang Kristen adalah sebuah perlombaan, di mana
dia harus berlari, dan bertahan, jika dia mau memperoleh
hadiah.
84
(2) Tidaklah cukup kita berlari dalam perlombaan ini, dengan
mengaku sebagai orang Kristen, melainkan kita harus ber-
lari dengan baik, dengan cara hidup sesuai dengan peng-
akuan itu. Demikianlah yang pernah dilakukan orang-
orang Kristen ini untuk sementara waktu, namun mereka
telah dihalangi dalam kemajuan mereka, dan dihalau ke-
luar dari jalan atau setidaknya dibuat goyah dan bimbang.
Oleh sebab itu,
2. Dia bertanya kepada mereka, dan meminta mereka bertanya
kepada diri mereka sendiri, Siapakah yang menghalang-ha-
langi kamu? Bagaimana mungkin mereka sampai tidak ber-
tahan di jalan di mana mereka sudah mulai berlari dengan
sangat baik? Rasul Paulus sangat mengetahui bagaimana me-
reka pada masa lalu, dan apa itu yang telah menghalangi me-
reka, namun dia ingin supaya mereka mengajukan pertanyaan
itu kepada diri mereka sendiri. Dia ingin mereka sungguh-
sungguh mempertimbangkan apakah mereka memiliki alasan
yang bagus untuk mendengarkan orang-orang yang meng-
ganggu mereka itu, dan apakah hal yang mereka tawarkan
cukup untuk membenarkan tingkah laku mereka saat ini.
Perhatikanlah,
(1) Banyak orang yang memulai dengan cukup baik dalam
agama, dan berlari dengan baik untuk sementara waktu,
yaitu berlari dalam batas-batas yang ditentukan untuk per-
lombaan tersebut, dan juga berlari dengan penuh semangat
dan cekatan. Namun dengan berbagai cara kemajuan mere-
ka terhalang, atau mereka menyimpang keluar dari jalan.
(2) Orang-orang yang sudah berlari dengan baik, namun seka-
rang mulai keluar dari jalan atau letih di jalan, perlu me-
meriksa apa yang menghalangi mereka. Orang-orang yang
baru menerima Kristus harus siap sedia menantikan bah-
wa Iblis pasti akan meletakkan batu-batu sandungan di ja-
lan mereka, dan melakukan apa pun yang bisa dia lakukan
untuk mengalihkan mereka dari jalan yang sedang mereka
tempuh. Namun, kapan pun mereka menyadari diri mereka
mungkin akan menyimpang dari jalan itu, mereka harus
mempertimbangkan baik-baik siapa yang menghalangi me-
reka. Siapa pun itu yang menghalangi orang-orang Kristen
Surat Galatia 5:1-12
85
ini, Rasul Paulus memberi tahu mereka bahwa dengan
mendengarkan orang-orang itu mereka akan dihalangi dari
menuruti kebenaran, dan dengan demikian terancam akan
kehilangan manfaat dari hal-hal yang telah mereka laku-
kan dalam agama. Injil yang telah dia ajarkan kepada me-
reka, dan yang telah mereka terima dan akui, dia jamin
sebagai kebenaran. Hanya di dalam Injil itulah jalan yang
benar untuk mendapatkan pembenaran dan keselamatan
dapat selengkapnya ditemukan. Dan supaya mereka dapat
menikmati keuntungan darinya, mereka harus menaatinya,
erat berpegang kepadanya, dan terus membangun hidup
dan harapan mereka sesuai dengan bimbingannya. Oleh
sebab itu jika mereka membiarkan diri mereka dijauhkan
dari Injil, mereka sudah pasti bersalah sebab benar-benar
lemah dan bodoh. Perhatikanlah,
[1] Kebenaran bukan hanya harus dipercaya, melainkan ju-
ga harus ditaati, harus diterima bukan hanya tuntun-
annya saja, melainkan juga kasih dan kuasanya.
[2] Orang-orang yang tidak menaati kebenaran itu dengan
benar, tidak berpegang teguh kepadanya.
[3] Kita menaati kebenaran sebab alasan yang sama de-
ngan alasan kita menyambutnya. Oleh sebab itu jika
orang-orang yang sudah mulai berlari dengan baik
dalam perlombaan Kristen, membiarkan diri mereka
dihalangi, bukan bertekun di dalamnya, itu adalah per-
buatan yang sangat tidak masuk akal.
V. Rasul Paulus memberikan alasan mengapa mereka harus ber-
tekun di dalam iman dan kemerdekaan Injil, dan melawan ajakan
yang menjauhkan mereka dari Injil (ay. 8): Ajakan untuk tidak
menurutinya lagi, kata Rasul Paulus, bukan datang dari Dia, yang
memanggil kamu. Pendapat atau ajakan yang dibicarakan Rasul
Paulus di sini sudah pasti mengenai perlunya mereka disunat dan
menuruti hukum Musa, atau mengenai mereka mencampurkan
perbuatan-perbuatan menurut hukum Taurat dengan iman di
dalam Kristus dalam usaha mendapatkan pembenaran. Inilah
yang guru-guru agama Yahudi itu berusaha wajibkan kepada
mereka, dan mereka terlalu mudah jatuh ke dalamnya. Untuk
meyakinkan mereka tentang kebodohan mereka dalam hal ini, dia
86
memberi tahu mereka bahwa ajakan ini tidak datang dari Dia
yang telah memanggil mereka, yaitu Allah. Dengan wewenang-Nya
Injil telah diberitakan kepada mereka dan mereka telah dipanggil
masuk ke dalam persekutuan-Nya. Ajakan dari guru-guru palsu
itu juga tidak berasal dari Rasul Paulus sendiri, yang telah dipa-
kai sebagai alat untuk memanggil mereka. Ajakan itu tidak mung-
kin datang dari Allah, sebab bertentangan dengan jalan pembe-
naran dan keselamatan yang telah Dia tetapkan. Mereka pun
tidak mungkin telah menerimanya dari Rasul Paulus sendiri,
sebab apapun yang dikarang-karang oleh sebagian orang, dia
sejak semula sudah menjadi penentang dan bukan pemberita su-
nat. Dan, kalaupun dia pernah menyerah demi perdamaian, na-
mun dia tidak pernah menekankan manfaatnya kepada orang
Kristen, apalagi sampai mewajibkannya kepada mereka sebagai
hal yang diperlukan untuk keselamatan. Jadi sebab ajakan ini
tidak datang dari Dia yang telah memanggil mereka, dia membiar-
kan mereka menilai dari mana timbulnya ajakan tersebut. Dia
cukup menyiratkan bahwa ajakan itu tidak berasal dari siapa-
siapa selain dari Iblis dan antek-anteknya, yang dengan cara ini
berusaha keras menjatuhkan iman mereka dan menghalangi ke-
majuan Injil. Oleh sebab itu orang-orang Galatia itu mempunyai
cukup alasan untuk menolaknya, dan tetap berdiri teguh dalam
kebenaran yang telah mereka terima sebelumnya. Perhatikanlah,
1. Untuk menilai dengan benar ajakan-ajakan yang berbeda dalam
hal agama yang ada di antara orang-orang Kristen, kita perlu
menyelidiki apakah ajakan-ajakan itu datang dari Dia yang
memanggil kita, apakah didasarkan pada wewenang Kristus dan
rasul-rasulnya atau tidak.
2. Jika, berdasar penyelidikan, ajakan-ajakan itu tampak tidak
memiliki dasar tersebut, betapapun giatnya orang lain memak-
sakannya kepada kita, kita sama sekali tidak boleh menuruti-
nya, melainkan harus menolaknya.
VI. Adanya bahaya penyebaran infeksi ini, dan pengaruh buruk yang
bisa saja dimilikinya terhadap orang lain, adalah alasan lebih jauh
yang disampaikan Rasul Paulus supaya mereka tidak menuruti
guru-guru palsu mereka dalam hal yang hendak mereka wajibkan
kepada mereka. Mungkin saja bahwa, untuk meringankan kesa-
lahan mereka, mereka siap mengatakan bahwa hanya sedikit saja
Surat Galatia 5:1-12
87
guru-guru seperti itu di antara mereka yang berusaha menarik
mereka ke dalam kepercayaan dan perbuatan ini. Atau, bahwa
mereka menuruti guru-guru itu dalam hal-hal sepele saja, bahwa
walaupun mereka mau disunat, dan menuruti sedikit upacara
peraturan dan hukum Yahudi, namun mereka sama sekali tidak
pernah meninggalkan Kekristenan mereka dan beralih ke agama
Yahudi. Atau, andaikata ketaatan mereka sejauh itu memang
sesalah yang dia gambarkan, namun mungkin mereka berkata
lebih jauh bahwa hanya sedikit saja di antara mereka yang mela-
kukannya, dan sebab nya dia tidak perlu begitu khawatir menge-
nai hal itu. Nah, untuk menyingkirkan kepura-puraan semacam
ini, dan untuk meyakinkan mereka bahwa ada bahaya yang lebih
besar di dalamnya daripada yang mereka sadari, dia memberi
tahu mereka (ay. 9) bahwa sedikit ragi sudah mengkhamirkan
seluruh adonan. Seluruh adonan Kekristenan dapat dicemarkan
dan dirusakkan oleh satu pandangan mendasar yang salah seper-
ti itu, atau bahwa seluruh adonan masyarakat Kristen dapat ter-
tular oleh satu anggotanya. Oleh sebab itu mereka benar-benar
tidak boleh menyerah dalam satu hal ini. Atau, jika ada yang telah
melakukannya, maka mereka harus berusaha keras dengan se-
gala cara yang pantas untuk membersihkan infeksi itu dari antara
mereka. Perhatikanlah, sangatlah berbahaya bagi jemaat-jemaat
Kristen jika mereka sampai mendukung orang-orang di antara
mereka yang memeluk kesalahan-kesalahan yang merusak, ter-
utama yang bertekad untuk menyebarluaskannya. Inilah masa-
lahnya di sini. Ajaran yang dengan giat disebarluaskan oleh guru-
guru palsu, dan yang telah menarik beberapa orang di dalam
jemaat-jemaat ini, adalah perlawanan terhadap Kekristenan itu
sendiri, seperti yang sudah ditunjukkan sebelumnya oleh Rasul
Paulus. Walaupun jumlah orang yang terlibat mungkin hanya
sedikit, namun ajarannya bisa mendatangkan kerusakan yang
mematikan bagi kodrat manusia bila orang sampai terpengaruh
olehnya. Oleh sebab itu dia tidak mau membiarkan mereka
tenang-tenang saja dan tidak peduli, namun mengingatkan mereka
bahwa sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan. Jika
dituruti, pengaruh buruknya bisa segera menyebar lebih jauh dan
lebih luas. Dan, jika mereka membiarkan diri mereka diwajibkan
dalam hal ini, maka segera saja kebenaran dan kemerdekaan Injil
akan hancur.
88
VII. Agar supaya orang-orang Galatia itu lebih memperhatikan hal-hal
yang telah dia katakan, Rasul Paulus menyatakan harapan-
harapannya mengenai mereka (ay. 10). Dalam Tuhan aku yakin
tentang kamu, katanya, bahwa kamu tidak mempunyai pendirian
lain dari pada pendirian ini. Dia memiliki banyak kekhawatiran
dan keraguan tentang mereka (yang merupakan alasannya begitu
terus terang dan bebas dengan mereka). Namun demikian, dia
berharap supaya melalui berkat Allah atas hal-hal yang telah dia
tulis, mereka dapat diyakinkan untuk berpikiran sama dengan
dia, dan mengakui dan mematuhi kebenaran dan kemerdekaan
Injil yang telah dia beritakan kepada mereka, dan yang sekarang
sedang dia usahakan supaya mereka semakin kuat di dalamnya.
Dalam hal ini dia mengajar kita bahwa kita harus mengharapkan
yang terbaik bahkan dari orang-orang yang mengenai mereka kita
memiliki alasan untuk mengkhawatirkan yang terburuk sekali-
pun. Supaya mereka tidak terlalu tersinggung oleh teguran yang
telah dia berikan sebab ketidakteguhan mereka dalam iman, dia
lebih menyalahkan orang lain daripada mereka. sebab itu dia
menambahkan, namun barangsiapa yang mengacaukan kamu, ia
akan menanggung hukumannya, siapa pun juga dia. Dia mema-
hami bahwa ada orang yang mengacaukan mereka dan yang ber-
maksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus (seperti Gal. 1:7). Dan
mungkin dia menunjuk kepada satu orang tertentu yang lebih
sibuk dan giat daripada yang lain, dan merupakan alat utama
kekacauan yang ada di antara mereka. Dan orang-orang seperti
inilah yang lebih dia salahkan atas penyimpangan atau ketidak-
gigihan jemaat Galatia itu. Ini memberi kita kesempatan untuk
mempelajari bahwa, dalam menegur dosa dan kesalahan, kita
harus selalu membedakan antara pemimpin dan yang dipimpin,
antara yang bertekad menyeret orang lain ke dalam dosa dan yang
diseret oleh mereka. Jadi Rasul Paulus melunakkan dan meri-
ngankan kesalahan orang-orang Kristen ini, bahkan saat sedang
menegur mereka, supaya lebih bisa mengajak mereka untuk
kembali dan berdiri teguh dalam kemerdekaan yang dengannya
Kristus telah membebaskan mereka. namun mengenai orang atau
orang-orang yang telah mengacaukan mereka, siapa pun itu, dia
menyatakan mereka akan menanggung hukumannya. Dia tidak
ragu bahwa Allah akan berurusan dengan mereka sesuai dengan
pembelotan mereka, dan sebab kemarahan-Nya yang adil terha-
Surat Galatia 5:1-12
89
dap mereka, sebagai musuh-musuh Kristus dan gereja-Nya. Dia
mengharapkan supaya mereka mengebirikan saja dirinya (KJV: su-
paya mereka dipisahkan). Bukan dipisahkan dari Kristus dan
seluruh harapan akan keselamatan oleh-Nya, melainkan dipisah-
kan oleh hukuman dari gereja, yang harus bersaksi melawan
guru-guru yang merusak kemurnian Injil. Orang-orang, baik para
hamba Tuhan maupun yang lainnya, yang bertekad meruntuhkan
iman Injil dan mengganggu kedamaian orang-orang Kristen, de-
ngan cara demikian benar-benar kehilangan hak-hak istimewa
persekutuan Kristen dan pantas untuk dipisahkan dari perseku-
tuan itu.
VIII. Untuk meyakinkan orang-orang Kristen ini supaya tidak mende-
ngarkan guru-guru mereka yang masih berpegang pada ajaran
agama Yahudi itu, dan untuk memulihkan mereka dari penga-
ruh buruk orang-orang itu, dia menggambarkan guru-guru itu
sebagai orang-orang yang telah menggunakan cara-cara yang
sangat hina dan licik untuk mencapai tujuan-tujuan mereka. Ini
sebab mereka menjelek-jelekkan dia, supaya mereka bisa lebih
mudah mencapai tujuan-tujuan mereka. Apa yang mereka usa-
hakan adalah untuk membuat orang-orang Kristen tunduk ke-
pada sunat, dan mencampurkan agama Yahudi dengan Kekris-
tenan. Dan, supaya lebih berhasil mencapai tujuan ini, mereka
menyebarluaskan kabar di antara jemaat Galatia bahwa Paulus
sendiri adalah seorang pemberita ajaran sunat. sebab dari
perkataannya (ay. 11): Dan lagi aku ini, saudara-saudara, jikalau
aku masih memberitakan sunat, tampak jelas bahwa mereka
telah melaporkan dia berbuat demikian. Dan mereka telah me-
manfaatkan ini sebagai alasan untuk membujuk orang-orang
Galatia supaya tunduk kepada sunat. Mungkin mereka menda-
sarkan laporan ini pada penyunatan yang sudah dilakukannya
pada Timotius (Kis. 16:3). namun , walaupun untuk alasan-alasan
yang bagus dia telah mengalah kepada sunat dalam peristiwa
itu, namun bahwa dia adalah seorang pemberita sunat, teruta-
ma dalam pengertian yang mereka maksudkan dalam mewajib-
kan sunat, dia sepenuhnya menyangkal. Untuk membuktikan
ketidakadilan tuduhan atas dirinya itu, dia memberikan alasan-
alasan yang, jika mereka mau mempertimbangkannya, pasti
akan dapat meyakinkan mereka.
90
1. Seandainya dia mau memberitakan sunat, dia bisa saja
menghindari penganiayaan. Seandainya aku memberitakan
sunat, katanya, mengapakah aku masih dianiaya juga? Itu
adalah bukti nyata, dan mereka pasti menyadari itu, bahwa
dia dibenci dan dianiaya oleh orang-orang Yahudi. Namun
alasan apakah yang dapat diberikan atas perilaku mereka ini
terhadap dia, jika dia telah begitu jauh mereka gambarkan
sebagai orang yang memberitakan sunat dan ketaatan ke-
pada hukum Musa sebagai hal yang diperlukan untuk kese-
lamatan? Ini adalah pokok besar yang mereka perjuangkan.
Dan, seandainya dia telah setuju dengan mereka dalam hal ini,
bukannya menjadi sasaran kemarahan mereka, dia mungkin
sudah mereka terima dengan senang hati. Oleh sebab itu
saat dia menderita aniaya dari mereka, ini adalah bukti yang
jelas bahwa dia tidak sejalan dengan mereka, bahwa dia sama
sekali tidak memberitakan ajaran yang dituduhkan kepada-
nya, bahwa, daripada melakukan itu, dia mau membiarkan
dirinya menghadapi berbagai bahaya besar.
2. Seandainya dia menyerah kepada orang-orang Yahudi dalam
hal ini, maka salib bukan batu sandungan lagi. Mereka tidak
akan begitu menentang ajaran Kristen seperti yang telah me-
reka lakukan, pun dia dan yang lainnya tidak akan meng-
alami begitu banyak penderitaan sebab nya seperti yang
telah mereka alami. Dia memberi tahu kita (1Kor. 1:23) bah-
wa pemberitaan salib Kristus (atau ajaran pembenaran dan
keselamatan hanya oleh iman di dalam Kristus yang disalib-
kan) untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan. Hal
yang paling mengganggu perasaan mereka terhadap Kekris-
tenan adalah, bahwa dengan demikian sunat dan seluruh
kerangka penyelenggaraan hukum dikesampingkan, sebagai
tidak berlaku lagi. Ini membuat mereka berteriak menentang
hal tersebut, dan mendorong mereka untuk menentang dan
menganiaya para pengikutnya. Nah, seandainya Paulus dan
yang lainnya dapat menyerah kepada pandangan bahwa
sunat masih harus dipelihara, dan ketaatan pada hukum
Musa digabungkan dengan iman dalam Kristus sebab diper-
lukan untuk keselamatan, maka serangan mereka akan
benar-benar dihentikan. Dan Rasul Paulus dan yang lainnya
bisa saja menghindari penderitaan yang mereka alami kare-
Surat Galatia 5:13-26
91
nanya. namun walaupun orang lain, dan khususnya orang-
orang yang sangat gencar memfitnah dia sebagai pemberita
ajaran ini, dapat dengan mudah menerima ajaran tersebut,
namun dia tidak dapat seperti itu. Dia lebih memilih untuk
membahayakan kenyamanan dan nama baiknya, bahkan
hidupnya sendiri, daripada memutarbalikkan kebenaran dan
melepaskan kemerdekaan Injil. Itulah sebabnya orang-orang
Yahudi tetap merasa sangat terganggu oleh Kekristenan, dan
oleh dia sebagai pemberitanya. Demikianlah Rasul Paulus
membersihkan dirinya dari kecaman tidak adil yang dilempar-
kan musuh-musuhnya kepadanya. Dan pada saat yang sama
dia menunjukkan betapa rendahnya perilaku orang-orang
yang memperlakukan dia dengan cara yang menghancurkan
seperti itu, dan betapa banyak alasan yang dia miliki untuk
berharap supaya mereka dipisahkan dari jemaat.
Desakan untuk Hidup dalam Kesalehan;
Perbuatan Daging dan Roh; Buah-buah Roh
(5:13-26)
13 Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. namun
janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan
untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain
oleh kasih. 14 Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini,
yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! 15 namun jikalau
kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu
saling membinasakan. 16 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu
tidak akan menuruti keinginan daging. 17 Sebab keinginan daging berlawan-
an dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan
daging sebab keduanya bertentangan sehingga kamu setiap kali tidak
melakukan apa yang kamu kehendaki. 18 Akan namun jikalau kamu memberi
dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.
19 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
20 penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah,
kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, 21 kedengkian, kemabuk-
an, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu
seperti yang telah kubuat dahulu bahwa barangsiapa melakukan hal-hal
yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. 22
namun buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemu-
rahan, kebaikan, kesetiaan, 23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada
hukum yang menentang hal-hal itu. 24 Barangsiapa menjadi milik Kristus
Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginan-
nya. 25 Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh
Roh, 26 dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan
saling mendengki.
92
Pada bagian terakhir pasal ini Rasul Paulus mulai menasihati orang-
orang Kristen ini supaya sungguh-sungguh hidup dalam kesalehan,
sebagai penangkal terbaik terhadap perangkap guru-guru palsu. Ter-
utama ada dua hal yang dia tekankan kepada mereka:
I. Bahwa mereka jangan bersitegang satu sama lain, melainkan sa-
ling mengasihi. Dia memberi tahu mereka (ay. 13) bahwa mereka
telah dipanggil untuk merdeka, dan dia ingin supaya mereka ber-
diri teguh dalam kemerdekaan yang dengannya Kristus telah me-
merdekakan mereka. Walaupun begitu dia menghendaki mereka
sangat berhati-hati, supaya mereka tidak mempergunakan kemer-
dekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa.
Mereka tidak boleh mengambil kesempatan dari situ untuk menu-
ruti keinginan hati dalam kesenangan-kesenangan dan perbuat-
an-perbuatan buruk apa pun, dan khususnya yang dapat men-
ciptakan kesenjangan dan kebencian, dan menjadi dasar perteng-
karan dan pertikaian di antara mereka. namun , sebaliknya, dia
ingin mereka melayani seorang akan yang lain oleh kasih, memeli-
hara kasih sayang satu sama lain. Walaupun mungkin ada perbe-
daan-perbedaan kecil di antara mereka, kasih sayang itu akan
mencondongkan hati mereka kepada segala pelayanan dengan
rasa hormat dan kebaikan kepada satu sama lain yang diwajibkan
agama Kristen kepada mereka. Perhatikanlah,
1. Kemerdekaan yang kita nikmati sebagai orang Kristen bukan-
lah kemerdekaan yang tidak bermoral. Walaupun Kristus telah
menebus kita dari kutuk hukum Taurat, namun Dia belum
membebaskan kita dari kewajibannya. Injil adalah ajaran yang
sesuai dengan ibadah kita (1Tim. 6:3, KJV: ajaran yang sesuai
dengan kesalehan), dan sama sekali tidak mengizinkan dosa
sedikit pun sehingga memberi kita kewajiban terbesar untuk
menghindari dan menaklukkan dosa.
2. Walaupun kita harus berdiri teguh di dalam kemerdekaan
Kristen kita, namun kita seharusnya tidak menuntut hal itu
sampai melanggar kemurahan hati kristiani. Kita tidak boleh
menggunakannya sebagai alasan untuk bersitegang dan ber-
tikai dengan saudara-saudara Kristen kita, yang mungkin
memiliki pikiran yang berbeda dengan kita. Sebaliknya kita
harus selalu memelihara sikap terhadap satu sama lain yang
mencondongkan hati kita untuk saling melayani dengan kasih.
Surat Galatia 5:13-26
93
Untuk hal inilah Rasul Paulus berusaha keras meyakinkan
orang-orang Kristen ini, dan ada dua pertimbangan yang dia
sampaikan kepada mereka untuk tujuan ini:
(1) Bahwa seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman
ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sen-
diri! (ay. 14). Kasih adalah ringkasan dari seluruh hukum
Taurat. Seperti halnya kasih kepada Allah mencakup se-
mua kewajiban dari loh batu pertama, demikian pula kasih
kepada sesama kita mencakup semua kewajiban dari loh
batu kedua. Rasul Paulus memberi perhatian khusus pada
yang terakhir di sini, sebab dia membicarakan perilaku
mereka satu terhadap yang lain. Dan, saat dia meng-
gunakan ini sebagai alasan untuk mengajak mereka saling
mengasihi, dia mengisyaratkan bahwa ini akan menjadi
bukti yang bagus akan ketulusan mereka dalam ibadah
mereka dan ini juga cara yang paling mungkin untuk
menghilangkan pertikaian-pertikaian dan perpecahan-per-
pecahan yang ada di antara mereka. Akan tampak bahwa
kita sungguh-sungguh murid-murid Kristus jika kita me-
miliki kasih satu sama lain (Yoh. 13:35). Dan, bilamana
sikap ini dipertahankan, jika tidak sepenuhnya memadam-
kan perselisihan-perselisihan tidak pantas yang ada di
antara orang-orang Kristen, namun setidaknya akan ba-
nyak mendamaikan mereka sehingga perselisihan-perseli-
sihan itu tidak sampai mengakibatkan kehancuran.
(2) Perbuatan menyedihkan dan berbahaya dari perilaku yang
sebaliknya (ay. 15): namun , katanya, jika bukannya mela-
yani satu sama lain dalam kasih, dan dengan demikian
memenuhi hukum Allah, malahan sebaliknya kamu saling
menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan
kamu saling membinasakan. Jika, bukannya bertindak se-
bagaimana layaknya manusia dan orang Kristen, mereka
justru berkelakuan lebih menyerupai binatang buas, de-
ngan mencabik dan mengoyak-ngoyak satu sama lain,
maka tidak ada yang dapat mereka harapkan sebagai aki-
batnya, selain bahwa mereka akan membinasakan satu
sama lain. Dan oleh sebab itu mereka memiliki alasan pa-
ling kuat untuk tidak menuruti kehendak hati sendiri
untuk saling bertengkar dan bermusuhan. Perhatikanlah,
94
saling bersitegang di antara saudara, jika tetap dilakukan,
kemungkinan besar akan terbukti menghancurkan semua
orang. Orang-orang yang terus menelan satu sama lain ak-
hirnya akan membinasakan satu sama lain. Jemaat-jemaat
Kristen tidak dapat dihancurkan kecuali oleh tangannya
sendiri. Jika orang-orang Kristen, yang seharusnya saling
menolong dan memberikan sukacita, malah menjadi seperti
binatang buas, saling menggigit dan menelan, maka apa
lagi yang dapat diharapkan selain bahwa Allah Sang Penga-
sih akan menyangkal anugerah-Nya untuk mereka, dan
Roh kasih akan meninggalkan mereka, dan roh jahat, yang
mencoba menghancurkan mereka semua, akan menang?
II. Bahwa mereka semua harus berjuang melawan dosa. Jemaat akan
berbahagia jika orang-orang Kristen mau membiarkan semua per-
tengkaran mereka dikalahkan oleh perjuangan melawan dosa, bah-
kan pertengkaran melawan dosa sekalipun. Demikian pula jika,
daripada saling menggigit dan menelan sebab perbedaan pendapat
mereka, mereka semua mau bertekad melawan dosa di dalam diri
mereka dan di tempat di mana mereka hidup. Inilah hal yang paling
perlu kita perhatikan untuk kita perangi, dan yang di atas segala
hal lainnya harus kita lawan dan tindas. Untuk membangkitkan
orang-orang Kristen melawan dosa, dan untuk membantu mereka
dalam hal ini, Rasul Paulus menunjukkan:
1. Bahwa di dalam diri setiap orang ada pergumulan antara
daging dan roh (ay. 17): Keinginan (perjuangan dan pergumul-
an dengan kekuatan dan tenaga) daging (bagian diri kita yang
rusak dan duniawi) berlawanan dengan keinginan Roh. Daging
melawan semua dorongan kehendak Roh, dan menolak segala
sesuatu yang rohani. Di sisi lain, roh (bagian diri kita yang
sudah diperbarui) berjuang melawan daging, dan menentang
kehendak dan keinginannya. Dan sebab itulah kita setiap kali
tidak melakukan apa yang kita kehendaki. Seperti halnya
dasar anugerah di dalam diri kita tidak akan membiarkan kita
melakukan segala kejahatan yang didorong oleh sifat cemar
kita, demikian pula kita tidak dapat melakukan seluruh hal
baik yang ingin kita lakukan, sebab perlawanan yang kita ha-
dapi dari dasar yang cemar dan duniawi. Dalam diri manusia
duniawi pun ada semacam pergumulan (tuduhan hati nurani-
Surat Galatia 5:13-26
95
nya dan kecemaran hatinya sendiri berjuang melawan satu
sama lain. Tuduhan-tuduhan hati nuraninya akan menekan
kecemaran-kecemarannya, dan kecemaran-kecemarannya mem-
bungkam tuduhan-tuduhan itu). Demikian pula dalam diri
orang yang sudah diperbarui, di mana ada semacam dasar yang
baik, ada pergumulan antara sifat lama dan sifat baru, antara
sisa-sisa dosa dan awal-awal anugerah. Dan orang-orang Kris-
ten harus sadar bahwa mereka pasti akan mengalami hal ini
selama mereka hidup di dunia ini.
2. Kewajiban dan kepentingan kita dalam pergumulan ini adalah
berpihak kepada sisi yang lebih baik, berpihak kepada tuduh-
an-tuduhan hati nurani kita melawan kecemaran kita dan ber-
pihak kepada anugerah kita melawan hawa-hawa nafsu kita.
Hal ini Rasul Paulus gambarkan sebagai kewajiban kita, dan
dia menunjukkan kepada kita cara-cara yang paling jitu untuk
berhasil di dalamnya. Jika ditanyakan, arah mana yang harus
kita ambil supaya kepentingan yang lebih baik bisa mendapat-
kan yang lebih baik, maka dia memberi kita satu aturan
umum ini, yang, jika dilakukan dengan sepenuh hati, akan
menjadi obat paling kuat untuk melawan melazimnya kece-
maran. Dan aturan itu adalah berjalan di dalam Roh (ay. 16):
Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan
menuruti keinginan daging. Yang dimaksud dengan Roh di sini
adalah Roh Kudus sendiri, yang berkenan merendahkan diri
untuk berdiam di dalam hati orang-orang yang telah Dia per-
barui dan kuduskan, untuk membimbing dan menolong mere-
ka dalam melakukan kewajiban mereka. Atau, dasar penuh
anugerah itu, yang Dia tanamkan di dalam jiwa umat-Nya dan
yang dengan kuat melawan daging, sebab dasar cemar yang
masih ada di dalam diri mereka benar-benar melawannya. Ka-
rena itu tugas yang dinasihatkan kepada kita di sini adalah
supaya kita menetapkan hati untuk bertindak di bawah bim-
bingan dan pengaruh Roh yang mulia itu, dan menyelaraskan
diri dengan dorongan-dorongan dan kecenderungan sifat baru
di dalam diri kita. Dan, jika ini menjadi perhatian utama kita
dalam kebiasaan dan tujuan hidup kita, kita bisa mengandal-
kan bahwa, walaupun kita mungkin tidak dibebaskan dari
segala hasutan dan perlawanan dari sifat cemar kita, kita akan
dijaga supaya tidak mengikuti keinginan-keinginannya. De-
96
ngan demikian walaupun itu tetap ada di dalam diri kita,
namun tidak akan menguasai kita. Perhatikanlah, penangkal
terbaik racun dosa adalah berjalan di dalam Roh, banyak ter-
libat dalam hal-hal yang rohani, memikirkan hal-hal tentang
jiwa, yang adalah bagian rohani manusia, lebih daripada ten-
tang tubuh, yang adalah bagian duniawinya. Juga memper-
cayakan diri kita kepada tuntunan firman, yang di dalamnya
Roh Kudus memberitahukan kehendak Allah mengenai kita,
dan dalam menjalankan tugas kita bertindak dengan bergan-
tung pada pertolongan dan pengaruh-Nya. Dan, seperti halnya
ini akan menjadi cara terbaik untuk menjaga mereka dari me-
menuhi keinginan-keinginan daging, demikian pula ini akan
menjadi bukti yang baik bahwa mereka adalah benar-benar
orang Kristen. sebab itu Rasul Paulus mengatakan (ay. 18),
Jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu
tidak hidup di bawah hukum Taurat. Seolah-olah dia berkata,
Kamu harus sadar bahwa pasti akan ada pergumulan antara
daging dan roh selama kamu ada di dunia ini, bahwa daging
akan memiliki keinginan yang bertentangan dengan roh seperti
halnya roh bertentangan dengan daging. Namun jika, dalam
kecondongan dan tujuan hidup kamu, kamu memberi dirimu
dipimpin oleh Roh, yakni jika kamu bertindak di bawah pim-
pinan dan pemerintahan dari Roh Kudus dan dari sifat dan
watak rohani yang Dia kerjakan di dalam dirimu, dan juga jika
kamu menjadikan firman Allah sebagai peraturanmu dan anu-
gerah Allah sebagai pegangan dasarmu, maka akan jelas bah-
wa kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tidak di bawah
kuasa penghukuman hukum Taurat, walaupun kamu masih
berada di bawah kuasa pemerintahannya. sebab , demikianlah
sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di
dalam Kristus Yesus, dan semua orang, yang dipimpin Roh
Allah, adalah anak Allah (Rm. 8:1-14).
3. Rasul Paulus memerinci perbuatan daging, yang harus diwas-
padai dan dimatikan, dan buah-buah Roh, yang harus dihar-
gai dan dihasilkan (ay. 19 dst.). Dan dengan menyebutkan
perincian dia menggambarkan lebih lanjut apa yang menjadi
alasannya di sini.
(1) Dia memulai dengan perbuatan daging, yang, selain ba-
nyak, juga nyata. Tidak dapat disangkal bahwa hal-hal
Surat Galatia 5:13-26
97
yang dia bicarakan di sini adalah perbuatan daging, atau
hasil perbuatan dari sifat yang cemar dan rusak. Keba-
nyakan dari perbuatan-perbuatan itu dinyatakan salah
oleh tuntunan alam sendiri, dan semuanya dinyatakan sa-
lah oleh tuntunan Injil. Perincian yang dia sebutkan ber-
macam-macam. Beberapa di antaranya adalah dosa mela-
wan perintah ketujuh, seperti percabulan, kecemaran,
hawa nafsu, yang artinya bukan hanya tindakan kotor
dosa-dosa ini saja, melainkan segala macam pikiran, per-
kataan, dan perbuatan yang cenderung mengarah kepada
pelanggaran besar. Sebagian merupakan dosa melawan
perintah pertama dan kedua, seperti penyembahan berhala,
dan sihir. Yang lainnya adalah dosa terhadap sesama kita,
dan bertentangan dengan hukum utama tentang kasih per-
saudaraan, seperti perseteruan, perselisihan, iri hati, ama-
rah, kepentingan diri sendiri, yang sangat sering menyebab-
kan percideraan, roh pemecah, kedengkian, dan terkadang
sampai terjadi pembunuhan (KJV), bukan hanya terhadap
nama baik dan reputasi namun bahkan juga hidup sesama
kita manusia. Yang lainnya adalah dosa-dosa terhadap diri
kita sendiri, seperti kemabukan dan pesta pora. Dan dia
menutup daftar ini dengan perkataan dan sebagainya, dan
memberikan peringatan jelas untuk semua orang supaya
mewaspadai hal-hal tersebut, selagi mereka berharap dapat
melihat wajah Allah dengan senang. Mengenai hal-hal ini
dan sebagainya, katanya, kuperingatkan kamu, seperti
yang telah kubuat dahulu, bahwa barangsiapa melakukan
hal-hal yang demikian, betapapun mereka menyanjung diri
dengan harapan-harapan yang sia-sia, ia tidak akan men-
dapat bagian dalam Kerajaan Allah. Ini adalah dosa-dosa
yang pasti akan membuat manusia tidak dapat masuk ke
dalam sorga. Dunia roh tidak pernah bisa terasa nyaman
bagi orang-orang yang membenamkan diri di dalam kece-
maran daging. Allah yang benar dan kudus pun tidak akan
pernah menerima orang-orang seperti itu ke dalam perke-
nanan dan hadirat-Nya, kecuali mereka disucikan dan diku-
duskan, dan dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus
dan dalam Roh Allah kita (1Kor. 6:11).
98
(2) Dia menyebutkan secara rinci buah-buah Roh, atau sifat
yang telah diperbarui, yang sudah seharusnya kita hasil-
kan sebagai orang Kristen (ay. 22-23). Dan di sini kita bisa
mengamati bahwa seperti halnya dosa disebut perbuatan
daging, sebab daging, atau sifat rusak, adalah dasar yang
menggerakkan dan menarik orang kepada dosa, demikian
pula anugerah dikatakan sebagai buah Roh, sebab sepe-
nuhnya berasal dari Roh Kudus, seperti buah berasal dari
akar. Sebelumnya Rasul Paulus telah menyebutkan sebagi-
an besar perbuatan daging yang tidak hanya menyakiti
manusia sendiri melainkan cenderung membuat mereka
saling menyakiti. Demikian pula di sini dia memberi per-
hatian khusus kepada sebagian besar buah-buah Roh yang
cenderung membuat orang-orang Kristen serasi satu sama
lain, dan merasa damai dengan diri sendiri. Dan ini sangat
sesuai dengan peringatan atau nasihat yang telah dia beri-
kan sebelumnya (ay. 13), bahwa mereka tidak boleh mem-
pergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk
kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan
yang lain oleh kasih. Secara khusus dia menasihatkan
supaya kita memiliki kasih, terutama kepada Allah, dan
kepada satu sama lain untuk memuliakan Dia, dan juga
sukacita, yang bisa dipahami sebagai rasa gembira dalam
bergaul dengan teman-teman kita, atau lebih tepat kebaha-
giaan yang tetap di dalam Allah. Secara khusus ia juga
menasihati kita untuk memiliki damai sejahtera, dengan
Allah dan hati nurani kita sendiri, atau sifat dan perilaku
yang menyukai perdamaian dengan orang lain, serta juga
kesabaran, kesabaran menunda kemarahan, dan kepuasan
menanggung luka. Juga, untuk memiliki kemurahan, sifat
yang sangat baik hati, dan terutama kepada orang-orang
yang lebih rendah dari kita, yang mendorong kita untuk
baik dan sopan, dan tenang saat ada yang bersikap
buruk atau salah kepada kita, serta kebaikan (kebaikan
hati, kedermawanan), yang tampak dalam kesiapan untuk
melakukan kebaikan kepada semua orang selagi kita me-
miliki kesempatan. Juga untuk memiliki kesetiaan, ketaat-
an, keadilan, dan kejujuran, dalam hal yang kita akui dan
janjikan kepada orang lain, serta kelemahlembutan, yang
Surat Galatia 5:13-26
99
digunakan untuk menguasai perasaan-perasaan dan kema-
rahan-kemarahan kita, supaya tidak mudah dihasut, dan
bilamana kita dihasut, kita segera menjadi tenang. Juga,
penguasaan diri, dalam hal makanan dan minuman, dan
kenikmatan-kenikmatan hidup lainnya, supaya tidak ber-
lebihan dan melampaui batas dalam menggunakan hal-hal
tersebut. Mengenai hal-hal ini, atau orang-orang yang di
dalam diri mereka buah-buah Roh ini ditemukan, Rasul
Paulus mengatakan, tidak ada hukum yang menentang hal-
hal itu, yang mengutuk dan menghukum hal-hal itu. Benar,
sebab itu tampaklah bahwa mereka tidak berada di bawah
hukum Taurat, melainkan di bawah anugerah. Buah-buah
Roh ini, dalam diri siapa pun ditemukan, jelas menunjuk-
kan bahwa orang tersebut dipimpin Roh, dan sebagai aki-
batnya mereka tidak di bawah hukum Taurat, seperti pada
ayat 18. Dan seperti halnya, dengan memerinci perbuatan-
perbuatan daging dan buah-buah Roh ini, Rasul Paulus
menunjukkan kepada kita apa yang harus kita hindari dan
lawan dan apa yang harus kita hargai dan usahakan, demi-
kian pula (ay. 24) dia memberi tahu kita bahwa inilah yang
menjadi kepedulian dan usaha yang sesungguhnya dari
semua orang Kristen sejati. Barangsiapa menjadi milik Kris-
tus Yesus, kata Rasul Paulus (orang yang benar-benar Kris-
ten, bukan hanya dalam penampilan dan pengakuan, me-
lainkan dalam kesungguhan dan kebenaran), ia telah me-
nyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginan-
nya. Seperti halnya dalam baptisan mereka, mereka diha-
ruskan untuk ini (sebab , dengan dibaptis dalam Kristus,
mereka telah dibaptis dalam kematian-Nya, Rm. 6:3), demi-
kian pula mereka sekarang sungguh-sungguh mengabdi-
kan diri mereka dalam hal ini. Dan, demi menyelaraskan
diri dengan Tuhan dan Pemimpin mereka itu, mereka ber-
usaha keras untuk mati bagi dosa, sebagaimana Dia telah
mati sebab nya. Mereka belum mencapai kemenangan
penuh atas dosa. Mereka masih memiliki daging selain Roh
di dalam diri mereka, dan daging itu memiliki kesenangan-
kesenangan dan keinginan-keinginan, yang tetap memberi
mereka gangguan yang tidak sedikit. Namun sebab seka-
rang dosa tidak berkuasa lagi di dalam tubuh mereka yang
100
fana, sehingga mereka tidak lagi menuruti keinginannya
(Rm. 6:12), mereka berusaha meruntuhkan dan menghan-
curkannya secara menyeluruh, dan berusaha membuatnya
mati secara memalukan dan tercela walaupun kematiannya
itu lama dan pelan, supaya dosa itu mati dalam kematian
yang sama memalukan dan tercela seperti yang Tuhan kita
Yesus jalani untuk kepentingan kita. Perhatikanlah, jika
kita harus membuktikan diri kita sebagai milik Kristus,
sedemikian rupa hingga dipersatukan dan menyatu dengan
Dia dan mencurahkan perhatian kepada-Nya, maka kita
harus senantiasa peduli dan berusaha untuk menyalibkan
daging dengan kesenangan-kesenangan dan keinginan-ke-
inginann