Selasa, 07 Januari 2025

galatia filemon 4

 


bagi, Sara, dimaksudkan untuk 

melambangkan Yerusalem yang di atas, atau keadaan orang-

orang Kristen di bawah penyelenggaraan yang baru dan lebih baik 

dari ketentuan itu, yang bebas dari kutuk moral dan perhambaan 

hukum tata upacara, dan dia ialah ibu kita. Keadaan tersebut 

adalah keadaan di mana baik orang Yahudi maupun bukan Yahu-

di diizinkan masuk saat  mereka percaya kepada Kristus. Inilah 

kemerdekaan yang lebih besar dan perluasan jemaat di bawah 

penyelenggaraan Injil, yang dilambangkan oleh Sara sang ibu dari 

keturunan yang dijanjikan itu, dan inilah yang dirujuk oleh Rasul 

Paulus dengan mengambil nubuat sang nabi (Yes. 54:1), di mana 

tertulis, Bersorak-sorailah, hai si mandul yang tidak pernah mela-

hirkan! Bergembiralah dengan sorak-sorai dan memekiklah, hai 

engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab yang 

ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak dari 

pada yang bersuami.  

3. Dia menerangkan sejarah dan menerapkannya pada keadaan 

waktu itu (ay. 28). Dan kamu, saudara-saudara, kamu sama seper-

ti Ishak adalah anak-anak janji. Kita, orang-orang Kristen, yang 

telah menerima Kristus dan mengandalkan-Nya, serta mencari 

pembenaran dan keselamatan hanya di dalam Dia saja, demikian-

lah kita menjadi keturunan Abraham secara rohani, walaupun 

tidak secara jasmani, sehingga kita pun berhak mendapatkan 

keuntungan dan bagian warisan dalam berkat yang telah dijanji-

kan itu. Akan namun , supaya orang-orang Kristen ini tidak tersan-

dung oleh sebab  perlawanan dari orang-orang Yahudi, yang 

begitu lekatnya pada hukum mereka sampai-sampai siap meng-

aniaya orang-orang yang tidak mau tunduk kepada hukum itu, 

maka Paulus memberitahukan kepada mereka bahwa hal ini 

sungguh persis seperti apa yang telah dikatakan dalam perlam-

Surat Galatia 4:21-31 

 75

bangan itu, bahwa seperti dahulu, dia, yang diperanakkan menu-

rut daging, menganiaya yang diperanakkan menurut Roh, maka 

mereka pun harus bersiap-siap menghadapi keadaan yang demi-

kian juga sekarang ini. Namun, sebagai penghiburan bagi mereka 

dalam hal ini, dia ingin supaya mereka mempertimbangkan apa 

yang dikatakan Kitab Suci (Kej. 21:10), Usirlah hamba perempuan 

itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi 

ahli waris bersama-sama dengan anakku perempuan merdeka. 

Meskipun para penganut agama Yahudi akan menganiaya dan 

membenci mereka, namun  intinya adalah bahwa agama Yahudi itu 

akan tenggelam, layu, dan binasa. Dan sebaliknya, Kekristenan 

sejati akan berkembang dan berlangsung selamanya. Kemudian, 

sebagai kesimpulan umum dari semua yang telah ia paparkan, 

Paulus menutupnya dengan kalimat (ay. 31), sebab  itu, saudara-

saudara, kita bukanlah anak-anak hamba perempuan, melainkan 

anak-anak perempuan merdeka. 

 

 

 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL  5  

ada pasal ini Rasul Paulus membuat penerapan dari semua pen-

jelasan yang sudah disampaikannya sebelumnya. Dia memulai-

nya dengan sebuah peringatan umum, atau nasihat (ay. 1), yang 

kemudian dia perkuat dengan beberapa pertimbangan (ay. 2-12). Dia 

lalu mendesak mereka supaya hidup sehari-hari dalam kesalehan 

yang sungguh-sungguh, yang akan menjadi penangkal terbaik meng-

hadapi perangkap guru-guru palsu itu, khususnya, 

I. Supaya mereka jangan bersitegang satu sama lain (ay. 13-15). 

II. Supaya mereka mau berjuang melawan dosa. Dia menunjuk-

kan, 

1. Bahwa di dalam diri setiap orang ada pergumulan antara 

daging dengan roh (ay. 17). 

2. Bahwa tugas dan kepentingan kita, dalam pergumulan 

ini, adalah memihak kepada sisi yang lebih baik (ay. 16, 

18). 

3. Dia menyebutkan perbuatan-perbuatan daging, yang harus 

diwaspadai dan dimatikan, dan buah-buah Roh, yang ha-

rus dihasilkan dan dipelihara. Dia memperlihatkan alang-

kah pentingnya mereka menjadi seperti itu (ay. 19-24). Dan 

lalu dia menutup pasal ini dengan sebuah peringatan ter-

hadap kesombongan dan kedengkian. 

Nasihat dan Ajakan untuk Berdiri Teguh 

(5:1-12)       

1 Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. 

sebab  itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan. 

2 Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunat-


 78

kan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. 3 Sekali lagi aku 

katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib 

melakukan seluruh hukum Taurat. 4 Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu 

mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih 

karunia. 5 Sebab oleh Roh, dan sebab  iman, kita menantikan kebenaran 

yang kita harapkan. 6 Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus 

Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya 

iman yang bekerja oleh kasih. 7 Dahulu kamu berlomba dengan baik. Siapa-

kah yang menghalang-halangi kamu, sehingga kamu tidak menuruti kebe-

naran lagi? 8 Ajakan untuk tidak menurutinya lagi bukan datang dari Dia, 

yang memanggil kamu. 9 Sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan. 

10 Dalam Tuhan aku yakin tentang kamu, bahwa kamu tidak mempunyai 

pendirian lain dari pada pendirian ini. namun  barangsiapa yang mengacaukan 

kamu, ia akan menanggung hukumannya, siapa pun juga dia. 11 Dan lagi 

aku ini, saudara-saudara, jikalau aku masih memberitakan sunat, mengapa-

kah aku masih dianiaya juga? Sebab kalau demikian, salib bukan batu san-

dungan lagi. 12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu mengebirikan saja 

dirinya! 

Pada bagian terdahulu pasal ini Rasul Paulus memperingatkan 

orang-orang Galatia supaya mewaspadai guru-guru yang masih ber-

pegang pada ajaran agama Yahudi, yang berusaha membawa mereka 

kembali kepada perhambaan hukum Taurat. Dia sudah menentang 

mereka sebelumnya, dan sudah banyak menunjukkan betapa berten-

tangannya pandangan-pandangan dan jiwa guru-guru ini dengan 

jiwa Injil. Dan sekarang bagian ini seolah-olah adalah kesimpulan 

umum atau penerapan dari seluruh penjelasannya itu. Tampak dari 

hal-hal yang telah dikatakannya bahwa kita dapat dibenarkan hanya 

oleh iman di dalam Yesus Kristus, dan bukan sebab  melakukan 

hukum Taurat, dan bahwa hukum Musa tidak lagi berlaku, dan 

orang-orang Kristen pun tidak harus tunduk kepadanya. Oleh sebab  

itu dia menginginkan supaya mereka berdiri teguh dan jangan mau lagi 

dikenakan kuk perhambaan, sebab  supaya kita sungguh-sungguh 

merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Di sini perhatikanlah, 

1. Di bawah Injil kita dibebaskan, kita dibawa ke dalam keadaan 

merdeka, di mana di dalamnya kita dibebaskan dari kuk hukum 

yang menekankan pada upacara, dan dari kutuk hukum moral. 

Dengan demikian kita tidak lagi terikat pada ketaatan terhadap 

yang satu, ataupun terikat pada kekakuan yang lain, yang me-

ngutuk semua orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu 

yang tertulis di dalamnya (3:10). 

2. Kita berhutang kepada Yesus Kristus atas kemerdekaan ini. Dia-

lah yang telah memerdekakan kita. Dengan jasa-Nya Dia telah 

memenuhi tuntutan hukum yang telah dilanggar. Dan dengan 

Surat Galatia 5:1-12 

 79

wewenang-Nya sebagai seorang raja Dia telah membebaskan kita 

dari kewajiban melakukan ketetapan-ketetapan lahiriah yang 

dibebankan kepada bangsa Yahudi itu. Dan, 

3. Oleh sebab  itu tugas kita adalah berdiri teguh dalam kemer-

dekaan ini, dengan tidak henti-hentinya dan dengan setia meng-

ikuti Injil dan kemerdekaannya, dan tidak membiarkan diri kita, 

atas pertimbangan apa pun, kembali dikenakan kuk perhambaan, 

ataupun terbujuk untuk kembali kepada hukum Musa. Ini adalah 

peringatan atau nasihat umum, yang dalam ayat-ayat selanjutnya 

diperkuat oleh Rasul Paulus dengan beberapa alasan atau pernya-

taan. Seperti, 

I. Bahwa ketundukan mereka pada sunat, dan ketergantungan me-

reka pada perbuatan-perbuatan menurut hukum supaya dibenar-

kan, sepenuhnya bertentangan dengan iman mereka sebagai 

orang Kristen, dan menghilangkan semua keuntungan mereka 

yang diperoleh melalui Yesus Kristus (ay. 2-4). Dan di sini kita 

dapat mengamati, 

1. Dengan sangat bersungguh-sungguh Rasul Paulus menegas-

kan dan menyatakan hal ini: Sesungguhnya, aku, Paulus, ber-

kata kepadamu (ay. 2), dan dia mengulanginya (ay. 3), Sekali 

lagi aku katakan. Seperti yang pernah dia katakan, “Aku, yang 

telah membuktikan diri sebagai seorang rasul Kristus, dan 

telah menerima wewenang dan perintah dari Dia, sungguh-

sungguh menyatakan, dan aku siap mempertaruhkan kehor-

matan dan nama baikku untuk itu, bahwa jikalau kamu me-

nyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna 

bagimu, dst.” Dalam perkataannya itu dia menunjukkan bah-

wa apa yang sekarang dia katakan bukan hanya sangat pen-

ting, namun juga pasti dapat diandalkan. Dia sama sekali 

tidak mengajarkan sunat (seperti yang mungkin dilaporkan 

beberapa orang), malah sebaliknya ia memandang sangat pen-

ting agar mereka tidak tunduk kepada sunat. 

2. Hal yang dia nyatakan dengan sangat sungguh-sungguh, dan 

dengan sangat yakin, adalah bahwa jikalau mereka menyunat-

kan diri mereka, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagi 

mereka, dst. Janganlah kita mengira bahwa hanya sunat saja 

yang sedang dibicarakan Rasul Paulus di sini, atau bahwa dia 

bermaksud mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang 


 80

disunat yang dapat memperoleh manfaat apa pun dari Kristus. 

Semua orang kudus Perjanjian Lama pernah disunat, dan dia 

sendiri pun pernah menyetujui penyunatan Timotius. namun  

harus dipahami bahwa dia sedang berbicara tentang sunat 

dalam pengertian guru-guru agama Yahudi saat  mewajib-

kannya, yang mengajarkan bahwa jikalau mereka tidak disunat 

menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, mereka tidak 

dapat diselamatkan (Kis. 15:1). Bahwa inilah maksud Rasul 

Paulus yang tampak dari ayat 4, di mana dia menyatakan hal 

yang sama dengan mereka yang mengharapkan kebenaran 

oleh hukum Taurat, atau mencari pembenaran dengan melaku-

kan hukum Taurat. Nah, dalam hal ini, jika mereka tunduk 

kepada sunat dalam pengertian ini, dia menyatakan bahwa 

Kristus sama sekali tidak akan berguna bagi mereka, bahwa 

mereka wajib melakukan seluruh hukum Taurat, bahwa mereka 

lepas dari Kristus, dan bahwa mereka hidup di luar kasih 

karunia. Dari semua ungkapan ini tampak bahwa dengan cara 

demikian mereka meninggalkan cara pembenaran yang sudah 

ditetapkan oleh Allah. Ya, benar, mereka menempatkan diri 

mereka sendiri menjadi tidak mungkin dibenarkan dalam pan-

dangan-Nya, sebab  mereka menjadi orang-orang yang ber-

utang untuk melakukan seluruh hukum Taurat, yang menun-

tut ketaatan yang tidak mampu mereka lakukan, dan menya-

takan kutuk terhadap orang-orang yang gagal melakukannya, 

dan oleh sebab  itu hanya dapat menghukum, namun  tidak 

dapat membenarkan mereka. Dan, sebagai akibatnya, sebab  

mereka sudah memberontak dari Kristus, dan membangun 

harapan-harapan mereka berdasar  hukum Taurat, maka 

Kristus sama sekali tidak akan berguna bagi mereka dan tidak 

berpengaruh apa-apa terhadap mereka. Jadi, sebab  dengan 

disunat mereka melepaskan Kekristenan mereka, maka mere-

ka memisahkan diri mereka sendiri dari semua keuntungan 

yang diberikan Kristus. Dan oleh sebab  itu ada alasan kuat 

mengapa mereka harus teguh berpegang kepada ajaran yang 

sudah pernah mereka terima, dan tidak membiarkan diri 

dikenakan kuk perhambaan. Perhatikanlah, 

(1) Walaupun Yesus Kristus sanggup menyelamatkan dengan 

sempurna, namun ada banyak orang yang tidak akan 

menerima keuntungan apa pun dari-Nya. 

Surat Galatia 5:1-12 

 81

(2) Semua orang yang mencari pembenaran dengan jalan me-

lakukan hukum Taurat, membuat Kristus tidak berguna 

bagi diri mereka. Dengan membangun harapan-harapan 

mereka berdasar  perbuatan-perbuatan menurut hukum 

Taurat, mereka kehilangan semua harapan mereka dari 

Kristus. Sebab, Dia tidak akan menjadi Juruselamat bagi 

siapa pun yang tidak mau mengakui dan bergantung ke-

pada Dia sebagai Juruselamat satu-satunya. 

II. Untuk mengajak mereka supaya berdiri teguh di dalam ajaran dan 

kemerdekaan dari Injil, Rasul Paulus memberi mereka teladannya 

sendiri, dan teladan orang-orang Yahudi lain yang telah memeluk 

agama Kristen. Dan dia memberi tahu mereka apa yang menjadi 

harapan mereka, yaitu, bahwa oleh Roh, dan sebab  iman, mereka 

menantikan kebenaran yang mereka harapkan. Walaupun mereka 

dilahirkan sebagai orang Yahudi, dan dibesarkan di bawah hu-

kum Taurat, namun oleh Roh Kudus mereka menjadi mengenal 

Kristus. sebab  itu mereka telah melepaskan semua ketergan-

tungan pada perbuatan-perbuatan menurut hukum Taurat, dan 

mencari pembenaran dan keselamatan hanya oleh iman di dalam 

Dia. Dan oleh sebab  itu pula pastilah benar-benar bodoh jika 

orang-orang yang tidak pernah berada di bawah hukum Taurat 

malah membiarkan diri mereka sendiri dibuat tunduk kepadanya, 

dan mendirikan harapan mereka di atas perbuatan-perbuatan 

menurut hukum tersebut. Di sini kita dapat mengamati, 

1. Apa yang dinantikan oleh orang-orang Kristen, yaitu harapan 

akan kebenaran, yang terutama harus kita pahami sebagai 

kebahagiaan dari dunia lain. Ini disebut sebagai harapan 

orang-orang Kristen, sebab  inilah yang mereka harap-harap-

kan, yang mereka inginkan dan kejar di atas segalanya. Dan 

disebut sebagai harapan akan kebenaran, sebab  harapan 

mereka akan hal itu didirikan di atas kebenaran, bukan kebe-

naran mereka sendiri, melainkan kebenaran Yesus Tuhan kita. 

sebab , walaupun hidup dalam kebenaran adalah jalan me-

nuju kebahagiaan ini, namun kebenaran Kristus sajalah yang 

telah mendapatkannya untuk kita, dan dengan dasar inilah 

kita dapat berharap untuk memilikinya. 

2. Bagaimana mereka berharap dapat mempertahankan kebaha-

giaan ini, yaitu, dengan iman, di dalam Tuhan kita Yesus Kris-


 82

tus. Bukan dengan mengerjakan hukum Taurat, atau apa pun 

yang dapat mereka lakukan supaya layak mendapatkannya, 

melainkan hanya dengan iman, menerima dan bergantung 

kepada Dia sebagai Tuhan kebenaran kita. Hanya dengan cara 

ini sajalah mereka berharap untuk mendapatkan hak atas 

kebahagiaan itu di dunia sini atau memilikinya nanti. Dan, 

3. Dari mana mereka menantikan harapan akan kebenaran, ya-

itu oleh Roh. Dalam hal ini mereka bertindak di bawah bim-

bingan dan pengaruh Roh Kudus. Di bawah pimpinan-Nya, 

dan dengan pertolongan-Nya, mereka diyakinkan dan dimam-

pukan untuk percaya kepada Kristus, dan mencari harapan 

akan kebenaran melalui Dia. saat  Rasul Paulus menggam-

barkan perkara orang-orang Kristen demikian, tersirat bahwa 

jika mereka berharap supaya dibenarkan dan diselamatkan 

dengan cara lain mana pun mereka akan mengalami keke-

cewaan. Oleh sebab  itu sangat perlu bagi mereka untuk tetap 

setia kepada ajaran Injil yang telah mereka terima. 

III. Dia memberikan penjelasan berdasar  sifat dan rancangan ke-

tetapan Kristen, yang adalah untuk menghapuskan perbedaan 

antara orang Yahudi dan orang bukan Yahudi, dan untuk mene-

tapkan iman di dalam Kristus sebagai jalan untuk diterima oleh 

Allah. Rasul Paulus memberi tahu mereka (ay. 6) bahwa di dalam 

Kristus Yesus, atau di bawah masa penyelenggaraan Injil, hal ber-

sunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti. Walau-

pun, selama masa penyelenggaraan hukum Taurat berlaku, ada 

perbedaan yang dibuat antara orang Yahudi dan orang Yunani, 

antara yang disunat dan yang tidak disunat, dan yang disebut 

pertama yang menerima hak-hak istimewa jemaat Allah, sedang-

kan yang lainnya tidak, namun tidak demikian halnya dalam 

masa penyelenggaraan Injil. sebab , Kristus, yang adalah kege-

napan hukum Taurat, sudah datang, maka sekarang tidak ada 

bedanya lagi, baik di sini maupun di sana nanti, apakah sese-

orang disunat atau tidak. Seseorang tidak lebih baik sebab  disu-

nat ataupun lebih buruk sebab  tidak disunat. Disunat maupun 

tidak disunat tidak membuat dia lebih baik di mata Allah. Dan 

oleh sebab  itu, sama seperti halnya guru-guru yang masih 

berpegang pada ajaran agama Yahudi sangat keterlaluan dalam 

mewajibkan sunat kepada mereka, dan mengharuskan mereka 

Surat Galatia 5:1-12 

 83

mematuhi hukum Musa, demikian pula mereka pastilah sangat 

tidak bijaksana jika sampai mau tunduk kepada guru-guru itu 

dalam hal ini. Namun, walaupun dia meyakinkan mereka bahwa 

baik disunat maupun tidak disunat tidak akan membantu mereka 

diterima oleh Allah, namun dia memberi tahu mereka apa yang 

dapat membantu mereka, yaitu iman yang bekerja oleh kasih. 

Artinya, iman di dalam Kristus yang membuktikan kesejatian dan 

kesungguhannya dengan cara menunjukkan kasih yang tulus 

kepada Allah dan sesama kita. Jika mereka memiliki iman seperti 

ini, tidak masalah apakah mereka disunat atau tidak, namun  tanpa 

iman tersebut tidak ada yang akan membantu mereka. Perhati-

kanlah, 

1. Tidak ada hak istimewa ataupun pengakuan iman lahiriah 

yang akan membuat kita diterima oleh Allah, selain iman yang 

tulus di dalam Tuhan kita Yesus. 

2. Iman, jika sungguh-sungguh, adalah anugerah yang bekerja, 

yang bekerja melalui kasih, yaitu kasih kepada Allah dan ke-

pada saudara-saudara kita. Dan iman, yang bekerja melalui 

kasih seperti ini, adalah segala-galanya dalam Kekristenan kita. 

IV. Untuk memulihkan mereka dari kemerosotan rohani mereka, dan 

mengajak mereka untuk lebih teguh di masa depan, Rasul Paulus 

mengingatkan mereka bagaimana keadaan mereka yang baik pada 

awalnya, dan meminta mereka mempertimbangkan penyebab mere-

ka begitu banyak berubah dari keadaan yang dahulu itu (ay. 7). 

1. Dia memberi tahu mereka bahwa dahulu mereka berlomba de-

ngan baik. Pada saat mereka baru mulai menjadi orang Kris-

ten, mereka berperilaku sangat terpuji. Mereka siap sedia me-

nyambut agama Kristen, dan bersemangat dalam berjalan di 

jalannya dan mengerjakannya. Seperti halnya dalam baptisan 

mereka, mereka mengabdi kepada Allah, dan telah menyata-

kan diri mereka sebagai murid-murid Kristus, demikian pula 

perilaku mereka sesuai dengan sifat dan pengakuan mereka. 

Perhatikanlah, 

(1) Hidup seorang Kristen adalah sebuah perlombaan, di mana 

dia harus berlari, dan bertahan, jika dia mau memperoleh 

hadiah. 


 84

(2) Tidaklah cukup kita berlari dalam perlombaan ini, dengan 

mengaku sebagai orang Kristen, melainkan kita harus ber-

lari dengan baik, dengan cara hidup sesuai dengan peng-

akuan itu. Demikianlah yang pernah dilakukan orang-

orang Kristen ini untuk sementara waktu, namun  mereka 

telah dihalangi dalam kemajuan mereka, dan dihalau ke-

luar dari jalan atau setidaknya dibuat goyah dan bimbang. 

Oleh sebab  itu, 

2. Dia bertanya kepada mereka, dan meminta mereka bertanya 

kepada diri mereka sendiri, Siapakah yang menghalang-ha-

langi kamu? Bagaimana mungkin mereka sampai tidak ber-

tahan di jalan di mana mereka sudah mulai berlari dengan 

sangat baik? Rasul Paulus sangat mengetahui bagaimana me-

reka pada masa lalu, dan apa itu yang telah menghalangi me-

reka, namun dia ingin supaya mereka mengajukan pertanyaan 

itu kepada diri mereka sendiri. Dia ingin mereka sungguh-

sungguh mempertimbangkan apakah mereka memiliki alasan 

yang bagus untuk mendengarkan orang-orang yang meng-

ganggu mereka itu, dan apakah hal yang mereka tawarkan 

cukup untuk membenarkan tingkah laku mereka saat ini. 

Perhatikanlah, 

(1) Banyak orang yang memulai dengan cukup baik dalam 

agama, dan berlari dengan baik untuk sementara waktu, 

yaitu berlari dalam batas-batas yang ditentukan untuk per-

lombaan tersebut, dan juga berlari dengan penuh semangat 

dan cekatan. Namun dengan berbagai cara kemajuan mere-

ka terhalang, atau mereka menyimpang keluar dari jalan. 

(2) Orang-orang yang sudah berlari dengan baik, namun seka-

rang mulai keluar dari jalan atau letih di jalan, perlu me-

meriksa apa yang menghalangi mereka. Orang-orang yang 

baru menerima Kristus harus siap sedia menantikan bah-

wa Iblis pasti akan meletakkan batu-batu sandungan di ja-

lan mereka, dan melakukan apa pun yang bisa dia lakukan 

untuk mengalihkan mereka dari jalan yang sedang mereka 

tempuh. Namun, kapan pun mereka menyadari diri mereka 

mungkin akan menyimpang dari jalan itu, mereka harus 

mempertimbangkan baik-baik siapa yang menghalangi me-

reka. Siapa pun itu yang menghalangi orang-orang Kristen 

Surat Galatia 5:1-12 

 85

ini, Rasul Paulus memberi tahu mereka bahwa dengan 

mendengarkan orang-orang itu mereka akan dihalangi dari 

menuruti kebenaran, dan dengan demikian terancam akan 

kehilangan manfaat dari hal-hal yang telah mereka laku-

kan dalam agama. Injil yang telah dia ajarkan kepada me-

reka, dan yang telah mereka terima dan akui, dia jamin 

sebagai kebenaran. Hanya di dalam Injil itulah jalan yang 

benar untuk mendapatkan pembenaran dan keselamatan 

dapat selengkapnya ditemukan. Dan supaya mereka dapat 

menikmati keuntungan darinya, mereka harus menaatinya, 

erat berpegang kepadanya, dan terus membangun hidup 

dan harapan mereka sesuai dengan bimbingannya. Oleh 

sebab  itu jika mereka membiarkan diri mereka dijauhkan 

dari Injil, mereka sudah pasti bersalah sebab  benar-benar 

lemah dan bodoh. Perhatikanlah, 

[1] Kebenaran bukan hanya harus dipercaya, melainkan ju-

ga harus ditaati, harus diterima bukan hanya tuntun-

annya saja, melainkan juga kasih dan kuasanya. 

[2] Orang-orang yang tidak menaati kebenaran itu dengan 

benar, tidak berpegang teguh kepadanya. 

[3] Kita menaati kebenaran sebab  alasan yang sama de-

ngan alasan kita menyambutnya. Oleh sebab  itu jika 

orang-orang yang sudah mulai berlari dengan baik 

dalam perlombaan Kristen, membiarkan diri mereka 

dihalangi, bukan bertekun di dalamnya, itu adalah per-

buatan yang sangat tidak masuk akal. 

V. Rasul Paulus memberikan alasan mengapa mereka harus ber-

tekun di dalam iman dan kemerdekaan Injil, dan melawan ajakan 

yang menjauhkan mereka dari Injil (ay. 8): Ajakan untuk tidak 

menurutinya lagi, kata Rasul Paulus, bukan datang dari Dia, yang 

memanggil kamu. Pendapat atau ajakan yang dibicarakan Rasul 

Paulus di sini sudah pasti mengenai perlunya mereka disunat dan 

menuruti hukum Musa, atau mengenai mereka mencampurkan 

perbuatan-perbuatan menurut hukum Taurat dengan iman di 

dalam Kristus dalam usaha mendapatkan pembenaran. Inilah 

yang guru-guru agama Yahudi itu berusaha wajibkan kepada 

mereka, dan mereka terlalu mudah jatuh ke dalamnya. Untuk 

meyakinkan mereka tentang kebodohan mereka dalam hal ini, dia 


 86

memberi tahu mereka bahwa ajakan ini tidak datang dari Dia 

yang telah memanggil mereka, yaitu Allah. Dengan wewenang-Nya 

Injil telah diberitakan kepada mereka dan mereka telah dipanggil 

masuk ke dalam persekutuan-Nya. Ajakan dari guru-guru palsu 

itu juga tidak berasal dari Rasul Paulus sendiri, yang telah dipa-

kai sebagai alat untuk memanggil mereka. Ajakan itu tidak mung-

kin datang dari Allah, sebab  bertentangan dengan jalan pembe-

naran dan keselamatan yang telah Dia tetapkan. Mereka pun 

tidak mungkin telah menerimanya dari Rasul Paulus sendiri, 

sebab  apapun yang dikarang-karang oleh sebagian orang, dia 

sejak semula sudah menjadi penentang dan bukan pemberita su-

nat. Dan, kalaupun dia pernah menyerah demi perdamaian, na-

mun dia tidak pernah menekankan manfaatnya kepada orang 

Kristen, apalagi sampai mewajibkannya kepada mereka sebagai 

hal yang diperlukan untuk keselamatan. Jadi sebab  ajakan ini 

tidak datang dari Dia yang telah memanggil mereka, dia membiar-

kan mereka menilai dari mana timbulnya ajakan tersebut. Dia 

cukup menyiratkan bahwa ajakan itu tidak berasal dari siapa-

siapa selain dari Iblis dan antek-anteknya, yang dengan cara ini 

berusaha keras menjatuhkan iman mereka dan menghalangi ke-

majuan Injil. Oleh sebab  itu orang-orang Galatia itu mempunyai 

cukup alasan untuk menolaknya, dan tetap berdiri teguh dalam 

kebenaran yang telah mereka terima sebelumnya. Perhatikanlah, 

1. Untuk menilai dengan benar ajakan-ajakan yang berbeda dalam 

hal agama yang ada di antara orang-orang Kristen, kita perlu 

menyelidiki apakah ajakan-ajakan itu datang dari Dia yang 

memanggil kita, apakah didasarkan pada wewenang Kristus dan 

rasul-rasulnya atau tidak. 

2. Jika, berdasar  penyelidikan, ajakan-ajakan itu tampak tidak 

memiliki dasar tersebut, betapapun giatnya orang lain memak-

sakannya kepada kita, kita sama sekali tidak boleh menuruti-

nya, melainkan harus menolaknya. 

VI. Adanya bahaya penyebaran infeksi ini, dan pengaruh buruk yang 

bisa saja dimilikinya terhadap orang lain, adalah alasan lebih jauh 

yang disampaikan Rasul Paulus supaya mereka tidak menuruti 

guru-guru palsu mereka dalam hal yang hendak mereka wajibkan 

kepada mereka. Mungkin saja bahwa, untuk meringankan kesa-

lahan mereka, mereka siap mengatakan bahwa hanya sedikit saja 

Surat Galatia 5:1-12 

 87

guru-guru seperti itu di antara mereka yang berusaha menarik 

mereka ke dalam kepercayaan dan perbuatan ini. Atau, bahwa 

mereka menuruti guru-guru itu dalam hal-hal sepele saja, bahwa 

walaupun mereka mau disunat, dan menuruti sedikit upacara 

peraturan dan hukum Yahudi, namun mereka sama sekali tidak 

pernah meninggalkan Kekristenan mereka dan beralih ke agama 

Yahudi. Atau, andaikata ketaatan mereka sejauh itu memang 

sesalah yang dia gambarkan, namun mungkin mereka berkata 

lebih jauh bahwa hanya sedikit saja di antara mereka yang mela-

kukannya, dan sebab nya dia tidak perlu begitu khawatir menge-

nai hal itu. Nah, untuk menyingkirkan kepura-puraan semacam 

ini, dan untuk meyakinkan mereka bahwa ada bahaya yang lebih 

besar di dalamnya daripada yang mereka sadari, dia memberi 

tahu mereka (ay. 9) bahwa sedikit ragi sudah mengkhamirkan 

seluruh adonan. Seluruh adonan Kekristenan dapat dicemarkan 

dan dirusakkan oleh satu pandangan mendasar yang salah seper-

ti itu, atau bahwa seluruh adonan masyarakat Kristen dapat ter-

tular oleh satu anggotanya. Oleh sebab  itu mereka benar-benar 

tidak boleh menyerah dalam satu hal ini. Atau, jika ada yang telah 

melakukannya, maka mereka harus berusaha keras dengan se-

gala cara yang pantas untuk membersihkan infeksi itu dari antara 

mereka. Perhatikanlah, sangatlah berbahaya bagi jemaat-jemaat 

Kristen jika mereka sampai mendukung orang-orang di antara 

mereka yang memeluk kesalahan-kesalahan yang merusak, ter-

utama yang bertekad untuk menyebarluaskannya. Inilah masa-

lahnya di sini. Ajaran yang dengan giat disebarluaskan oleh guru-

guru palsu, dan yang telah menarik beberapa orang di dalam 

jemaat-jemaat ini, adalah perlawanan terhadap Kekristenan itu 

sendiri, seperti yang sudah ditunjukkan sebelumnya oleh Rasul 

Paulus. Walaupun jumlah orang yang terlibat mungkin hanya 

sedikit, namun ajarannya bisa mendatangkan kerusakan yang 

mematikan bagi kodrat manusia bila orang sampai terpengaruh 

olehnya. Oleh sebab  itu dia tidak mau membiarkan mereka 

tenang-tenang saja dan tidak peduli, namun  mengingatkan mereka 

bahwa sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan. Jika 

dituruti, pengaruh buruknya bisa segera menyebar lebih jauh dan 

lebih luas. Dan, jika mereka membiarkan diri mereka diwajibkan 

dalam hal ini, maka segera saja kebenaran dan kemerdekaan Injil 

akan hancur. 


 88

VII. Agar supaya orang-orang Galatia itu lebih memperhatikan hal-hal 

yang telah dia katakan, Rasul Paulus menyatakan harapan-

harapannya mengenai mereka (ay. 10). Dalam Tuhan aku yakin 

tentang kamu, katanya, bahwa kamu tidak mempunyai pendirian 

lain dari pada pendirian ini. Dia memiliki banyak kekhawatiran 

dan keraguan tentang mereka (yang merupakan alasannya begitu 

terus terang dan bebas dengan mereka). Namun demikian, dia 

berharap supaya melalui berkat Allah atas hal-hal yang telah dia 

tulis, mereka dapat diyakinkan untuk berpikiran sama dengan 

dia, dan mengakui dan mematuhi kebenaran dan kemerdekaan 

Injil yang telah dia beritakan kepada mereka, dan yang sekarang 

sedang dia usahakan supaya mereka semakin kuat di dalamnya. 

Dalam hal ini dia mengajar kita bahwa kita harus mengharapkan 

yang terbaik bahkan dari orang-orang yang mengenai mereka kita 

memiliki alasan untuk mengkhawatirkan yang terburuk sekali-

pun. Supaya mereka tidak terlalu tersinggung oleh teguran yang 

telah dia berikan sebab  ketidakteguhan mereka dalam iman, dia 

lebih menyalahkan orang lain daripada mereka. sebab  itu dia 

menambahkan, namun  barangsiapa yang mengacaukan kamu, ia 

akan menanggung hukumannya, siapa pun juga dia. Dia mema-

hami bahwa ada orang yang mengacaukan mereka dan yang ber-

maksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus (seperti Gal. 1:7). Dan 

mungkin dia menunjuk kepada satu orang tertentu yang lebih 

sibuk dan giat daripada yang lain, dan merupakan alat utama 

kekacauan yang ada di antara mereka. Dan orang-orang seperti 

inilah yang lebih dia salahkan atas penyimpangan atau ketidak-

gigihan jemaat Galatia itu. Ini memberi kita kesempatan untuk 

mempelajari bahwa, dalam menegur dosa dan kesalahan, kita 

harus selalu membedakan antara pemimpin dan yang dipimpin, 

antara yang bertekad menyeret orang lain ke dalam dosa dan yang 

diseret oleh mereka. Jadi Rasul Paulus melunakkan dan meri-

ngankan kesalahan orang-orang Kristen ini, bahkan saat  sedang 

menegur mereka, supaya lebih bisa mengajak mereka untuk 

kembali dan berdiri teguh dalam kemerdekaan yang dengannya 

Kristus telah membebaskan mereka. namun  mengenai orang atau 

orang-orang yang telah mengacaukan mereka, siapa pun itu, dia 

menyatakan mereka akan menanggung hukumannya. Dia tidak 

ragu bahwa Allah akan berurusan dengan mereka sesuai dengan 

pembelotan mereka, dan sebab  kemarahan-Nya yang adil terha-

Surat Galatia 5:1-12 

 89

dap mereka, sebagai musuh-musuh Kristus dan gereja-Nya. Dia 

mengharapkan supaya mereka mengebirikan saja dirinya (KJV: su-

paya mereka dipisahkan). Bukan dipisahkan dari Kristus dan 

seluruh harapan akan keselamatan oleh-Nya, melainkan dipisah-

kan oleh hukuman dari gereja, yang harus bersaksi melawan 

guru-guru yang merusak kemurnian Injil. Orang-orang, baik para 

hamba Tuhan maupun yang lainnya, yang bertekad meruntuhkan 

iman Injil dan mengganggu kedamaian orang-orang Kristen, de-

ngan cara demikian benar-benar kehilangan hak-hak istimewa 

persekutuan Kristen dan pantas untuk dipisahkan dari perseku-

tuan itu. 

VIII. Untuk meyakinkan orang-orang Kristen ini supaya tidak mende-

ngarkan guru-guru mereka yang masih berpegang pada ajaran 

agama Yahudi itu, dan untuk memulihkan mereka dari penga-

ruh buruk orang-orang itu, dia menggambarkan guru-guru itu 

sebagai orang-orang yang telah menggunakan cara-cara yang 

sangat hina dan licik untuk mencapai tujuan-tujuan mereka. Ini 

sebab  mereka menjelek-jelekkan dia, supaya mereka bisa lebih 

mudah mencapai tujuan-tujuan mereka. Apa yang mereka usa-

hakan adalah untuk membuat orang-orang Kristen tunduk ke-

pada sunat, dan mencampurkan agama Yahudi dengan Kekris-

tenan. Dan, supaya lebih berhasil mencapai tujuan ini, mereka 

menyebarluaskan kabar di antara jemaat Galatia bahwa Paulus 

sendiri adalah seorang pemberita ajaran sunat. sebab  dari 

perkataannya (ay. 11): Dan lagi aku ini, saudara-saudara, jikalau 

aku masih memberitakan sunat, tampak jelas bahwa mereka 

telah melaporkan dia berbuat demikian. Dan mereka telah me-

manfaatkan ini sebagai alasan untuk membujuk orang-orang 

Galatia supaya tunduk kepada sunat. Mungkin mereka menda-

sarkan laporan ini pada penyunatan yang sudah dilakukannya 

pada Timotius (Kis. 16:3). namun , walaupun untuk alasan-alasan 

yang bagus dia telah mengalah kepada sunat dalam peristiwa 

itu, namun bahwa dia adalah seorang pemberita sunat, teruta-

ma dalam pengertian yang mereka maksudkan dalam mewajib-

kan sunat, dia sepenuhnya menyangkal. Untuk membuktikan 

ketidakadilan tuduhan atas dirinya itu, dia memberikan alasan-

alasan yang, jika mereka mau mempertimbangkannya, pasti 

akan dapat meyakinkan mereka. 


 90

1. Seandainya dia mau memberitakan sunat, dia bisa saja 

menghindari penganiayaan. Seandainya aku memberitakan 

sunat, katanya, mengapakah aku masih dianiaya juga? Itu 

adalah bukti nyata, dan mereka pasti menyadari itu, bahwa 

dia dibenci dan dianiaya oleh orang-orang Yahudi. Namun 

alasan apakah yang dapat diberikan atas perilaku mereka ini 

terhadap dia, jika dia telah begitu jauh mereka gambarkan 

sebagai orang yang memberitakan sunat dan ketaatan ke-

pada hukum Musa sebagai hal yang diperlukan untuk kese-

lamatan? Ini adalah pokok besar yang mereka perjuangkan. 

Dan, seandainya dia telah setuju dengan mereka dalam hal ini, 

bukannya menjadi sasaran kemarahan mereka, dia mungkin 

sudah mereka terima dengan senang hati. Oleh sebab  itu 

saat  dia menderita aniaya dari mereka, ini adalah bukti yang 

jelas bahwa dia tidak sejalan dengan mereka, bahwa dia sama 

sekali tidak memberitakan ajaran yang dituduhkan kepada-

nya, bahwa, daripada melakukan itu, dia mau membiarkan 

dirinya menghadapi berbagai bahaya besar. 

2. Seandainya dia menyerah kepada orang-orang Yahudi dalam 

hal ini, maka salib bukan batu sandungan lagi. Mereka tidak 

akan begitu menentang ajaran Kristen seperti yang telah me-

reka lakukan, pun dia dan yang lainnya tidak akan meng-

alami begitu banyak penderitaan sebab nya seperti yang 

telah mereka alami. Dia memberi tahu kita (1Kor. 1:23) bah-

wa pemberitaan salib Kristus (atau ajaran pembenaran dan 

keselamatan hanya oleh iman di dalam Kristus yang disalib-

kan) untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan. Hal 

yang paling mengganggu perasaan mereka terhadap Kekris-

tenan adalah, bahwa dengan demikian sunat dan seluruh 

kerangka penyelenggaraan hukum dikesampingkan, sebagai 

tidak berlaku lagi. Ini membuat mereka berteriak menentang 

hal tersebut, dan mendorong mereka untuk menentang dan 

menganiaya para pengikutnya. Nah, seandainya Paulus dan 

yang lainnya dapat menyerah kepada pandangan bahwa 

sunat masih harus dipelihara, dan ketaatan pada hukum 

Musa digabungkan dengan iman dalam Kristus sebab  diper-

lukan untuk keselamatan, maka serangan mereka akan 

benar-benar dihentikan. Dan Rasul Paulus dan yang lainnya 

bisa saja menghindari penderitaan yang mereka alami kare-

Surat Galatia 5:13-26 

 91

 nanya. namun  walaupun orang lain, dan khususnya orang-

orang yang sangat gencar memfitnah dia sebagai pemberita 

ajaran ini, dapat dengan mudah menerima ajaran tersebut, 

namun dia tidak dapat seperti itu. Dia lebih memilih untuk 

membahayakan kenyamanan dan nama baiknya, bahkan 

hidupnya sendiri, daripada memutarbalikkan kebenaran dan 

melepaskan kemerdekaan Injil. Itulah sebabnya orang-orang 

Yahudi tetap merasa sangat terganggu oleh Kekristenan, dan 

oleh dia sebagai pemberitanya. Demikianlah Rasul Paulus 

membersihkan dirinya dari kecaman tidak adil yang dilempar-

kan musuh-musuhnya kepadanya. Dan pada saat yang sama 

dia menunjukkan betapa rendahnya perilaku orang-orang 

yang memperlakukan dia dengan cara yang menghancurkan 

seperti itu, dan betapa banyak alasan yang dia miliki untuk 

berharap supaya mereka dipisahkan dari jemaat. 

Desakan untuk Hidup dalam Kesalehan;  

Perbuatan Daging dan Roh; Buah-buah Roh 

(5:13-26)  

13 Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. namun  

janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan 

untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain 

oleh kasih. 14 Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, 

yaitu: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!” 15 namun  jikalau

kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu 

saling membinasakan. 16 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu 

tidak akan menuruti keinginan daging. 17 Sebab keinginan daging berlawan-

an dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan 

daging – sebab  keduanya bertentangan – sehingga kamu setiap kali tidak 

melakukan apa yang kamu kehendaki. 18 Akan namun  jikalau kamu memberi 

dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. 

19 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, 

20 penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, 

kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, 21 kedengkian, kemabuk-

an, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu 

– seperti yang telah kubuat dahulu – bahwa barangsiapa melakukan hal-hal 

yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. 22 

namun  buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemu-

rahan, kebaikan, kesetiaan, 23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada 

hukum yang menentang hal-hal itu. 24 Barangsiapa menjadi milik Kristus 

Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginan-

nya. 25 Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh 

Roh, 26 dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan 

saling mendengki. 


 92

Pada bagian terakhir pasal ini Rasul Paulus mulai menasihati orang-

orang Kristen ini supaya sungguh-sungguh hidup dalam kesalehan, 

sebagai penangkal terbaik terhadap perangkap guru-guru palsu. Ter-

utama ada dua hal yang dia tekankan kepada mereka: 

I. Bahwa mereka jangan bersitegang satu sama lain, melainkan sa-

ling mengasihi. Dia memberi tahu mereka (ay. 13) bahwa mereka 

telah dipanggil untuk merdeka, dan dia ingin supaya mereka ber-

diri teguh dalam kemerdekaan yang dengannya Kristus telah me-

merdekakan mereka. Walaupun begitu dia menghendaki mereka 

sangat berhati-hati, supaya mereka tidak mempergunakan kemer-

dekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa. 

Mereka tidak boleh mengambil kesempatan dari situ untuk menu-

ruti keinginan hati dalam kesenangan-kesenangan dan perbuat-

an-perbuatan buruk apa pun, dan khususnya yang dapat men-

ciptakan kesenjangan dan kebencian, dan menjadi dasar perteng-

karan dan pertikaian di antara mereka. namun , sebaliknya, dia 

ingin mereka melayani seorang akan yang lain oleh kasih, memeli-

hara kasih sayang satu sama lain. Walaupun mungkin ada perbe-

daan-perbedaan kecil di antara mereka, kasih sayang itu akan 

mencondongkan hati mereka kepada segala pelayanan dengan 

rasa hormat dan kebaikan kepada satu sama lain yang diwajibkan 

agama Kristen kepada mereka. Perhatikanlah, 

1. Kemerdekaan yang kita nikmati sebagai orang Kristen bukan-

lah kemerdekaan yang tidak bermoral. Walaupun Kristus telah 

menebus kita dari kutuk hukum Taurat, namun Dia belum 

membebaskan kita dari kewajibannya. Injil adalah ajaran yang 

sesuai dengan ibadah kita (1Tim. 6:3, KJV: ajaran yang sesuai 

dengan kesalehan), dan sama sekali tidak mengizinkan dosa 

sedikit pun sehingga memberi kita kewajiban terbesar untuk 

menghindari dan menaklukkan dosa. 

2. Walaupun kita harus berdiri teguh di dalam kemerdekaan 

Kristen kita, namun kita seharusnya tidak menuntut hal itu 

sampai melanggar kemurahan hati kristiani. Kita tidak boleh 

menggunakannya sebagai alasan untuk bersitegang dan ber-

tikai dengan saudara-saudara Kristen kita, yang mungkin 

memiliki pikiran yang berbeda dengan kita. Sebaliknya kita 

harus selalu memelihara sikap terhadap satu sama lain yang 

mencondongkan hati kita untuk saling melayani dengan kasih. 

Surat Galatia 5:13-26 

 93

Untuk hal inilah Rasul Paulus berusaha keras meyakinkan 

orang-orang Kristen ini, dan ada dua pertimbangan yang dia 

sampaikan kepada mereka untuk tujuan ini: 

(1) Bahwa seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman 

ini, yaitu: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sen-

diri!” (ay. 14). Kasih adalah ringkasan dari seluruh hukum 

Taurat. Seperti halnya kasih kepada Allah mencakup se-

mua kewajiban dari loh batu pertama, demikian pula kasih 

kepada sesama kita mencakup semua kewajiban dari loh 

batu kedua. Rasul Paulus memberi perhatian khusus pada 

yang terakhir di sini, sebab  dia membicarakan perilaku 

mereka satu terhadap yang lain. Dan, saat  dia meng-

gunakan ini sebagai alasan untuk mengajak mereka saling 

mengasihi, dia mengisyaratkan bahwa ini akan menjadi 

bukti yang bagus akan ketulusan mereka dalam ibadah 

mereka dan ini juga cara yang paling mungkin untuk 

menghilangkan pertikaian-pertikaian dan perpecahan-per-

pecahan yang ada di antara mereka. Akan tampak bahwa 

kita sungguh-sungguh murid-murid Kristus jika kita me-

miliki kasih satu sama lain (Yoh. 13:35). Dan, bilamana 

sikap ini dipertahankan, jika tidak sepenuhnya memadam-

kan perselisihan-perselisihan tidak pantas yang ada di 

antara orang-orang Kristen, namun setidaknya akan ba-

nyak mendamaikan mereka sehingga perselisihan-perseli-

sihan itu tidak sampai mengakibatkan kehancuran.  

(2) Perbuatan menyedihkan dan berbahaya dari perilaku yang 

sebaliknya (ay. 15): namun , katanya, jika bukannya mela-

yani satu sama lain dalam kasih, dan dengan demikian 

memenuhi hukum Allah, malahan sebaliknya kamu saling 

menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan 

kamu saling membinasakan. Jika, bukannya bertindak se-

bagaimana layaknya manusia dan orang Kristen, mereka 

justru berkelakuan lebih menyerupai binatang buas, de-

ngan mencabik dan mengoyak-ngoyak satu sama lain, 

maka tidak ada yang dapat mereka harapkan sebagai aki-

batnya, selain bahwa mereka akan membinasakan satu 

sama lain. Dan oleh sebab  itu mereka memiliki alasan pa-

ling kuat untuk tidak menuruti kehendak hati sendiri 

untuk saling bertengkar dan bermusuhan. Perhatikanlah, 


 94

saling bersitegang di antara saudara, jika tetap dilakukan, 

kemungkinan besar akan terbukti menghancurkan semua 

orang. Orang-orang yang terus menelan satu sama lain ak-

hirnya akan membinasakan satu sama lain. Jemaat-jemaat 

Kristen tidak dapat dihancurkan kecuali oleh tangannya 

sendiri. Jika orang-orang Kristen, yang seharusnya saling 

menolong dan memberikan sukacita, malah menjadi seperti 

binatang buas, saling menggigit dan menelan, maka apa 

lagi yang dapat diharapkan selain bahwa Allah Sang Penga-

sih akan menyangkal anugerah-Nya untuk mereka, dan 

Roh kasih akan meninggalkan mereka, dan roh jahat, yang 

mencoba menghancurkan mereka semua, akan menang? 

II. Bahwa mereka semua harus berjuang melawan dosa. Jemaat akan 

berbahagia jika orang-orang Kristen mau membiarkan semua per-

tengkaran mereka dikalahkan oleh perjuangan melawan dosa, bah-

kan pertengkaran melawan dosa sekalipun. Demikian pula jika, 

daripada saling menggigit dan menelan sebab  perbedaan pendapat 

mereka, mereka semua mau bertekad melawan dosa di dalam diri 

mereka dan di tempat di mana mereka hidup. Inilah hal yang paling 

perlu kita perhatikan untuk kita perangi, dan yang di atas segala 

hal lainnya harus kita lawan dan tindas. Untuk membangkitkan 

orang-orang Kristen melawan dosa, dan untuk membantu mereka 

dalam hal ini, Rasul Paulus menunjukkan: 

1. Bahwa di dalam diri setiap orang ada pergumulan antara 

daging dan roh (ay. 17): Keinginan (perjuangan dan pergumul-

an dengan kekuatan dan tenaga) daging (bagian diri kita yang 

rusak dan duniawi) berlawanan dengan keinginan Roh. Daging 

melawan semua dorongan kehendak Roh, dan menolak segala 

sesuatu yang rohani. Di sisi lain, roh (bagian diri kita yang 

sudah diperbarui) berjuang melawan daging, dan menentang 

kehendak dan keinginannya. Dan sebab  itulah kita setiap kali 

tidak melakukan apa yang kita kehendaki. Seperti halnya 

dasar anugerah di dalam diri kita tidak akan membiarkan kita 

melakukan segala kejahatan yang didorong oleh sifat cemar 

kita, demikian pula kita tidak dapat melakukan seluruh hal 

baik yang ingin kita lakukan, sebab  perlawanan yang kita ha-

dapi dari dasar yang cemar dan duniawi. Dalam diri manusia 

duniawi pun ada semacam pergumulan (tuduhan hati nurani-

Surat Galatia 5:13-26 

 95

nya dan kecemaran hatinya sendiri berjuang melawan satu 

sama lain. Tuduhan-tuduhan hati nuraninya akan menekan 

kecemaran-kecemarannya, dan kecemaran-kecemarannya mem-

bungkam tuduhan-tuduhan itu). Demikian pula dalam diri 

orang yang sudah diperbarui, di mana ada semacam dasar yang 

baik, ada pergumulan antara sifat lama dan sifat baru, antara 

sisa-sisa dosa dan awal-awal anugerah. Dan orang-orang Kris-

ten harus sadar bahwa mereka pasti akan mengalami hal ini 

selama mereka hidup di dunia ini.  

2. Kewajiban dan kepentingan kita dalam pergumulan ini adalah 

berpihak kepada sisi yang lebih baik, berpihak kepada tuduh-

an-tuduhan hati nurani kita melawan kecemaran kita dan ber-

pihak kepada anugerah kita melawan hawa-hawa nafsu kita. 

Hal ini Rasul Paulus gambarkan sebagai kewajiban kita, dan 

dia menunjukkan kepada kita cara-cara yang paling jitu untuk 

berhasil di dalamnya. Jika ditanyakan, arah mana yang harus 

kita ambil supaya kepentingan yang lebih baik bisa mendapat-

kan yang lebih baik, maka dia memberi kita satu aturan 

umum ini, yang, jika dilakukan dengan sepenuh hati, akan 

menjadi obat paling kuat untuk melawan melazimnya kece-

maran. Dan aturan itu adalah berjalan di dalam Roh (ay. 16): 

Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan 

menuruti keinginan daging. Yang dimaksud dengan Roh di sini 

adalah Roh Kudus sendiri, yang berkenan merendahkan diri 

untuk berdiam di dalam hati orang-orang yang telah Dia per-

barui dan kuduskan, untuk membimbing dan menolong mere-

ka dalam melakukan kewajiban mereka. Atau, dasar penuh 

anugerah itu, yang Dia tanamkan di dalam jiwa umat-Nya dan 

yang dengan kuat melawan daging, sebab  dasar cemar yang 

masih ada di dalam diri mereka benar-benar melawannya. Ka-

rena itu tugas yang dinasihatkan kepada kita di sini adalah 

supaya kita menetapkan hati untuk bertindak di bawah bim-

bingan dan pengaruh Roh yang mulia itu, dan menyelaraskan 

diri dengan dorongan-dorongan dan kecenderungan sifat baru 

di dalam diri kita. Dan, jika ini menjadi perhatian utama kita 

dalam kebiasaan dan tujuan hidup kita, kita bisa mengandal-

kan bahwa, walaupun kita mungkin tidak dibebaskan dari 

segala hasutan dan perlawanan dari sifat cemar kita, kita akan 

dijaga supaya tidak mengikuti keinginan-keinginannya. De- 


 96

ngan demikian walaupun itu tetap ada di dalam diri kita, 

namun tidak akan menguasai kita. Perhatikanlah, penangkal 

terbaik racun dosa adalah berjalan di dalam Roh, banyak ter-

libat dalam hal-hal yang rohani, memikirkan hal-hal tentang 

jiwa, yang adalah bagian rohani manusia, lebih daripada ten-

tang tubuh, yang adalah bagian duniawinya. Juga memper-

cayakan diri kita kepada tuntunan firman, yang di dalamnya 

Roh Kudus memberitahukan kehendak Allah mengenai kita, 

dan dalam menjalankan tugas kita bertindak dengan bergan-

tung pada pertolongan dan pengaruh-Nya. Dan, seperti halnya 

ini akan menjadi cara terbaik untuk menjaga mereka dari me-

menuhi keinginan-keinginan daging, demikian pula ini akan 

menjadi bukti yang baik bahwa mereka adalah benar-benar 

orang Kristen. sebab  itu Rasul Paulus mengatakan (ay. 18), 

Jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu 

tidak hidup di bawah hukum Taurat. Seolah-olah dia berkata, 

“Kamu harus sadar bahwa pasti akan ada pergumulan antara 

daging dan roh selama kamu ada di dunia ini, bahwa daging 

akan memiliki keinginan yang bertentangan dengan roh seperti 

halnya roh bertentangan dengan daging. Namun jika, dalam 

kecondongan dan tujuan hidup kamu, kamu memberi dirimu 

dipimpin oleh Roh, yakni jika kamu bertindak di bawah pim-

pinan dan pemerintahan dari Roh Kudus dan dari sifat dan 

watak rohani yang Dia kerjakan di dalam dirimu, dan juga jika 

kamu menjadikan firman Allah sebagai peraturanmu dan anu-

gerah Allah sebagai pegangan dasarmu, maka akan jelas bah-

wa kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tidak di bawah 

kuasa penghukuman hukum Taurat, walaupun kamu masih 

berada di bawah kuasa pemerintahannya. sebab , demikianlah 

sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di 

dalam Kristus Yesus, dan semua orang, yang dipimpin Roh 

Allah, adalah anak Allah (Rm. 8:1-14). 

3. Rasul Paulus memerinci perbuatan daging, yang harus diwas-

padai dan dimatikan, dan buah-buah Roh, yang harus dihar-

gai dan dihasilkan (ay. 19 dst.). Dan dengan menyebutkan 

perincian dia menggambarkan lebih lanjut apa yang menjadi 

alasannya di sini. 

(1) Dia memulai dengan perbuatan daging, yang, selain ba-

nyak, juga nyata. Tidak dapat disangkal bahwa hal-hal 

Surat Galatia 5:13-26 

 97

yang dia bicarakan di sini adalah perbuatan daging, atau 

hasil perbuatan dari sifat yang cemar dan rusak. Keba-

nyakan dari perbuatan-perbuatan itu dinyatakan salah 

oleh tuntunan alam sendiri, dan semuanya dinyatakan sa-

lah oleh tuntunan Injil. Perincian yang dia sebutkan ber-

macam-macam. Beberapa di antaranya adalah dosa mela-

wan perintah ketujuh, seperti percabulan, kecemaran, 

hawa nafsu, yang artinya bukan hanya tindakan kotor 

dosa-dosa ini saja, melainkan segala macam pikiran, per-

kataan, dan perbuatan yang cenderung mengarah kepada 

pelanggaran besar. Sebagian merupakan dosa melawan 

perintah pertama dan kedua, seperti penyembahan berhala, 

dan sihir. Yang lainnya adalah dosa terhadap sesama kita, 

dan bertentangan dengan hukum utama tentang kasih per-

saudaraan, seperti perseteruan, perselisihan, iri hati, ama-

rah, kepentingan diri sendiri, yang sangat sering menyebab-

kan percideraan, roh pemecah, kedengkian, dan terkadang 

sampai terjadi pembunuhan (KJV), bukan hanya terhadap 

nama baik dan reputasi namun bahkan juga hidup sesama 

kita manusia. Yang lainnya adalah dosa-dosa terhadap diri 

kita sendiri, seperti kemabukan dan pesta pora. Dan dia 

menutup daftar ini dengan perkataan dan sebagainya, dan 

memberikan peringatan jelas untuk semua orang supaya 

mewaspadai hal-hal tersebut, selagi mereka berharap dapat 

melihat wajah Allah dengan senang. Mengenai hal-hal ini 

dan sebagainya, katanya, kuperingatkan kamu, seperti 

yang telah kubuat dahulu, bahwa barangsiapa melakukan 

hal-hal yang demikian, betapapun mereka menyanjung diri 

dengan harapan-harapan yang sia-sia, ia tidak akan men-

dapat bagian dalam Kerajaan Allah. Ini adalah dosa-dosa 

yang pasti akan membuat manusia tidak dapat masuk ke 

dalam sorga. Dunia roh tidak pernah bisa terasa nyaman 

bagi orang-orang yang membenamkan diri di dalam kece-

maran daging. Allah yang benar dan kudus pun tidak akan 

pernah menerima orang-orang seperti itu ke dalam perke-

nanan dan hadirat-Nya, kecuali mereka disucikan dan diku-

duskan, dan dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus 

dan dalam Roh Allah kita (1Kor. 6:11).  


 98

(2) Dia menyebutkan secara rinci buah-buah Roh, atau sifat 

yang telah diperbarui, yang sudah seharusnya kita hasil-

kan sebagai orang Kristen (ay. 22-23). Dan di sini kita bisa 

mengamati bahwa seperti halnya dosa disebut perbuatan 

daging, sebab  daging, atau sifat rusak, adalah dasar yang 

menggerakkan dan menarik orang kepada dosa, demikian 

pula anugerah dikatakan sebagai buah Roh, sebab  sepe-

nuhnya berasal dari Roh Kudus, seperti buah berasal dari 

akar. Sebelumnya Rasul Paulus telah menyebutkan sebagi-

an besar perbuatan daging yang tidak hanya menyakiti 

manusia sendiri melainkan cenderung membuat mereka 

saling menyakiti. Demikian pula di sini dia memberi per-

hatian khusus kepada sebagian besar buah-buah Roh yang 

cenderung membuat orang-orang Kristen serasi satu sama 

lain, dan merasa damai dengan diri sendiri. Dan ini sangat 

sesuai dengan peringatan atau nasihat yang telah dia beri-

kan sebelumnya (ay. 13), bahwa mereka tidak boleh mem-

pergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk 

kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan 

yang lain oleh kasih. Secara khusus dia menasihatkan 

supaya kita memiliki kasih, terutama kepada Allah, dan 

kepada satu sama lain untuk memuliakan Dia, dan juga 

sukacita, yang bisa dipahami sebagai rasa gembira dalam 

bergaul dengan teman-teman kita, atau lebih tepat kebaha-

giaan yang tetap di dalam Allah. Secara khusus ia juga 

menasihati kita untuk memiliki damai sejahtera, dengan 

Allah dan hati nurani kita sendiri, atau sifat dan perilaku 

yang menyukai perdamaian dengan orang lain, serta juga 

kesabaran, kesabaran menunda kemarahan, dan kepuasan 

menanggung luka. Juga, untuk memiliki kemurahan, sifat 

yang sangat baik hati, dan terutama kepada orang-orang 

yang lebih rendah dari kita, yang mendorong kita untuk 

baik dan sopan, dan tenang saat  ada yang bersikap 

buruk atau salah kepada kita, serta kebaikan (kebaikan 

hati, kedermawanan), yang tampak dalam kesiapan untuk 

melakukan kebaikan kepada semua orang selagi kita me-

miliki kesempatan. Juga untuk memiliki kesetiaan, ketaat-

an, keadilan, dan kejujuran, dalam hal yang kita akui dan 

janjikan kepada orang lain, serta kelemahlembutan, yang 

Surat Galatia 5:13-26 

 99

digunakan untuk menguasai perasaan-perasaan dan kema-

rahan-kemarahan kita, supaya tidak mudah dihasut, dan 

bilamana kita dihasut, kita segera menjadi tenang. Juga, 

penguasaan diri, dalam hal makanan dan minuman, dan 

kenikmatan-kenikmatan hidup lainnya, supaya tidak ber-

lebihan dan melampaui batas dalam menggunakan hal-hal 

tersebut. Mengenai hal-hal ini, atau orang-orang yang di 

dalam diri mereka buah-buah Roh ini ditemukan, Rasul 

Paulus mengatakan, tidak ada hukum yang menentang hal-

hal itu, yang mengutuk dan menghukum hal-hal itu. Benar, 

sebab  itu tampaklah bahwa mereka tidak berada di bawah 

hukum Taurat, melainkan di bawah anugerah. Buah-buah 

Roh ini, dalam diri siapa pun ditemukan, jelas menunjuk-

kan bahwa orang tersebut dipimpin Roh, dan sebagai aki-

batnya mereka tidak di bawah hukum Taurat, seperti pada 

ayat 18. Dan seperti halnya, dengan memerinci perbuatan-

perbuatan daging dan buah-buah Roh ini, Rasul Paulus 

menunjukkan kepada kita apa yang harus kita hindari dan 

lawan dan apa yang harus kita hargai dan usahakan, demi-

kian pula (ay. 24) dia memberi tahu kita bahwa inilah yang 

menjadi kepedulian dan usaha yang sesungguhnya dari 

semua orang Kristen sejati. Barangsiapa menjadi milik Kris-

tus Yesus, kata Rasul Paulus (orang yang benar-benar Kris-

ten, bukan hanya dalam penampilan dan pengakuan, me-

lainkan dalam kesungguhan dan kebenaran), ia telah me-

nyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginan-

nya. Seperti halnya dalam baptisan mereka, mereka diha-

ruskan untuk ini (sebab , dengan dibaptis dalam Kristus, 

mereka telah dibaptis dalam kematian-Nya, Rm. 6:3), demi-

kian pula mereka sekarang sungguh-sungguh mengabdi-

kan diri mereka dalam hal ini. Dan, demi menyelaraskan 

diri dengan Tuhan dan Pemimpin mereka itu, mereka ber-

usaha keras untuk mati bagi dosa, sebagaimana Dia telah 

mati sebab nya. Mereka belum mencapai kemenangan 

penuh atas dosa. Mereka masih memiliki daging selain Roh 

di dalam diri mereka, dan daging itu memiliki kesenangan-

kesenangan dan keinginan-keinginan, yang tetap memberi 

mereka gangguan yang tidak sedikit. Namun sebab  seka-

rang dosa tidak berkuasa lagi di dalam tubuh mereka yang 


 100

fana, sehingga mereka tidak lagi menuruti keinginannya 

(Rm. 6:12), mereka berusaha meruntuhkan dan menghan-

curkannya secara menyeluruh, dan berusaha membuatnya 

mati secara memalukan dan tercela walaupun kematiannya 

itu lama dan pelan, supaya dosa itu mati dalam kematian 

yang sama memalukan dan tercela seperti yang Tuhan kita 

Yesus jalani untuk kepentingan kita. Perhatikanlah, jika 

kita harus membuktikan diri kita sebagai milik Kristus, 

sedemikian rupa hingga dipersatukan dan menyatu dengan 

Dia dan mencurahkan perhatian kepada-Nya, maka kita 

harus senantiasa peduli dan berusaha untuk menyalibkan 

daging dengan kesenangan-kesenangan dan keinginan-ke-

inginann