Tampilkan postingan dengan label akhir zaman menurut islam 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label akhir zaman menurut islam 2. Tampilkan semua postingan

Jumat, 03 Januari 2025

akhir zaman menurut islam 2


  “Mereka menyerupai manusia dari keturunan bangsa 

at-Turk Monggol (nyaris tidak memiliki kemampuan memahami 

bahasa manusia dan berbicara). Mata mereka kecil (agak sipit). 

Hidung seperti tergulung. Ada seperti warna putih di atas rambut 

mereka. Dalam bentuk dan warna kulit seperti bangsa at-Turk 

Monggol. Ada yang mengira di antara mereka ada yang tinggi 

badannya seperti pohon kurma ‘sahuuq’ atau lebih tinggi dan ada 

yang pendek seperti sesuatu yang hina. Di antara mereka ada yang 

punya telinga, satunya digunakan untuk menutup dan satunya untuk 

‘menginjak’ (tidak tertutup). Sebagian orang berbicara berlebihan 

tentang Ya’juj dan Ma’juj tanpa ilmu danberkata tanpa dalil. 

Adapun yang mucul oleh sebab mereka berupa ganguan, 

kerusakan di bumi serta akhir hidup mereka, ditunjukkan dalam satu 

hadits yang diriwayatkan oelh imam Ahmad dari abu Said Al-Khudri, 

beliau berkata, 

 53

 

ور مر أجُْوْجُ، سَر ِ عْتُ رر سُوْلُ الِلَّ صر لََّ اُلله عرلريْهِ ور سر لَّْ ر ي رقُوْلُ يفُْترحُ ي رأجُْوْجُ 

،  } ور هُْ مِنْ كُِِّ حر در بٍ ي رنسِْلوُنر {فريرخْرُجُوْنر عرلَر النَّاسِ؛ كَمر ر قرالر ترعر الَر 

ِ لريَِْ مْ 

ِلَر مر در ائنَِِِّ مْ ور حُصُوْنَِِّ مْ، ور يرضُمُّ وْنر ا

فريرغُشُّ وْنر النَّاسر ، ور ي رنْحر ازُ النَّاسُ عر نَّْمُْ ا

ِ نَّ ب رعْضر همُْ لريْمُرُّ بِِلنََّّ رِْ، فريرشْْر بوُْنر مر ا مر ور اش ِ يَِْ مْ، فريرشْْر بوُْنر 

مِيراهر الْأَرْضِ، حر تََّّ ا

ِ نَّ مِنْ ب رعْدِهِْ لريرمُرُّ بِذر لَِر النََّّ رِْ، فريِقُوْلُ قردْ كَر نر 

فِيْهِ حر تََّّ ي رتَُْ كُوْهُ ي ربرسًا، حر تََّّ ا

ِ ذر ا لرمْ ي ربْقر مِنْ 

ِ لََّّ أَحر دٌ فِِ حِصْنٍ أَوْ مر دِينْرةٍ؛ هر اهُنرا مر اءٌ مر رَّ ةً، حر تََّّ ا

النَّاسِ أَحر دٌ ا

قرالر قرائلِهُمُْ هر ؤُلَّر ءِ أَهْلُ الِأَرْضِ قردْ فررر غْنرا مِنَّْمُْ، ب رقِير أَهْلُ السَّ مر اءِ قرالر ثَُُّ يَر زُُّ 

لريْهِ م ُ

ِ

ِلَر السَّ مر اءِ، فرتَر ْ جِعُ ا

خْترضر برةً در مًا للِْبرلَر ءِ أَحر دُهُْ حر ْ ب رترهُ، ثَُُّ يررْمِيْ بِِرا ا

ور الفْرتْنةًِ؛ فربريْنرمر ا هُْ عرلَر ذر لَِر ؛ ب رعرثر اُلله دُوْدًا فِِ أَعْنراقِهمِْ كرنرغْفِ الجررر ادِ الََّّ ِ ي 

يَر ْ رُجُ فِِ أَعْنراقِهِ، فريُصْبِحُوْنر مر ور تَر لَّر يسُْمر عُ لرهمُْ حِسٌّ ، فريرقُوْلُ المُْسْلِمُوْنر أَلَّر 

 ي رشِْْي لرنرا ن رفْسر هُ فريرنْظُرُ مر ا فرعرلر هر ذر ا العر دُوُ قرالر فريرترجر رَّ دُ رر جُلٌ مر نَّْمُْ رر جُل ٌ

مر حْترس ِ بًا، قردْ ور طر نَّر را عرلَر أَن َّهُ مر قْتوُْلٌ، فريرنِْْلُ، فريرجِدُهُْ مر وْتَر ب رعْضُهمُْ عرلَر ب رعْضٍ، 

ِ نَّ اللهر ترعر الَر قردْ كرفراكُُْ  ! أُبرشِِّْ ُ واأَلَّر  !فريُنرادِي يَر مر عْشْر ر المُْسْلِمِيْْر 

ا

عردْور كُُ ْفريرخْرُجُوْنر مِنْ مر در ائنَِِِّ مْ ور حُصُوْنَُّمُْ، ور يسِْر حُوْنر مر ور اش ِ يَِمْ؛ فرمر ا يركُوْنُ لرهرا 

ِ لََّّ لحُُوْمُهمُْ، فرترشْكُرُ عر نْهُ كَر َحْسر نِ مر ا ت رشْكُرُ عرنْ شَر ْ ءٍ أَصر اب رتْه ُ

 مِنْ رُعِير ا

 النربراتِ قطًْ 

 ,adbasreb mallas aw ihala‘ uhallallahs hallulusaR ragnednem ukA“

 ujunem raulek akerem ualal ,juj’aM nad juj’aY )utnip( akubiD“

 aisunam nakayadrepmem akerem .  ‘ ,hallA namrif anamiagabes aisunam

-gnetneb nad atok-atok irad huajnem akerem iradnihgnem aisunam ulal

 .aisunam kanret naweh-naweh naklupmugnem aisunaM .aisunam gnetneb

 itawelem akerem naigabes iapmas-iapmas imub id ria munimem akereM

 tawel naidumeK .gnirek iapmas aynria munimem ulal )uanad( iagnus

36 

 

sebagian (rombongan sesudah nya) sungai tersebut, lalu mereka berkata 

‘sepertinya di sini ada sungai (danau). Sampai tidak tersisa lagi manusia di 

kota-kota dan benteng-benteng. Salah seorang dari mereka berkata. 

Penduduk bumi telah kami kosongkan (bersihkan), tinggal tersisa penduduk 

langit. Salah seorang dari mereka mengoyangkan tombak dan melempar kea 

rah langit, lalu tombak itu kembali berlumuran darah yang membawa bala’ 

dan fitnah. saat  mereka dalam keadaan seperti itu, Allah kirimkan sejenis 

cacing ke leher-leher mereka seperti belalang yang ganas yang keluar dari 

leher. Mereka semua lalu mati dan tidak terdengar suara sedikitpun. Kaum 

muslimin mengatakan, ‘Adakah seseorang yang mau menjual 

(mengorbankan) nyawanya, untuk melihat apa yang diperbuat oleh musuh. 

Berkata salah seorang laki-laki akan turun sebab  berharap pahala. Ia 

mengira ia akan mati terbunuh. Ia dapati Ya’juj dan Ma’juj telah mati 

semuanya saling bertumpukkan. Lalu ia menyeru, ‘Wahai kaum muslimin, 

aku beri kabar gembira bahwa Allah telah mencukupkan kalian dari musuh. 

Manusia keluar menuju kota-kota dan benteng-benteng dan mengumpulkan 

kembali ternak mereka. Mereka mengembalakan (memanfaatkan) 

dagingnya. Bersyukur dengan bersyukur yang lebih baik dengan bersyukur 

dengan yang sedikit/sesuatu yang menimpa tumbuhan. " 

Ibnu Katsir berkata, hadits ini dikeluarkan oleh Ibnu Majah 

dari hadits Yunus bin Bair dari Muhammad bin Ishqa dengan sanad 

jayyid.  

Sebagian buku kontemporer mengingkari adanya Ya’juj dan 

Ma’juj dan adanya dinding penghalang. Sebagian mereka 

mengatakan, “Ya’juj dan Ma’juj yaitu  semua negara kafir yang lebih 

maju dalam teknologi . Tidak diragukan lagi ini yaitu  pengingkaran 

terhadap AL-Quran dan pengingkaran terhadap apa yang shahih dari 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Atau takwil dari apa yang 

tidak ada kemungkinan kebenaran. Tidak diragukan lagi bahwa siapa 

yang mendustakan apa yang ada dalam Al-Quran dan shahih dari 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka ia telah kafir. Demikian 

juga orang yang mentakwil dengan sesuatu yang tidak mengandung 

kemungkinan adanya kebenaran, maka sebetulnya  ia telah sesat 

dan dikhawatirkan terjerumus dalam kekafiran. 

Tdak ada syubhat yang mereka sandarkan melainkan 

perkataan, “Semua bumi telah tersingkap (terpetakan) dan tidak 

didapati Ya’juj dan Ma’juj, tidak ada juga dinding yang menjadi sekat 

tempat mereka,” 

Jawabnya: Fakta bahwa para penemu tidak menemukan 

Ya’juj dan Ma’juj serta dinding bukanlah bukti yang menunjukkan 

bahwa mereka tidak ada, bahkan menunjukkan lemahnya manusia 

untuk mengetahui secara rinci kerajaan Allah ‘Azza Wa Jalla. Bisa 

jadi Allah memalingkan pandangan manusia dari melihat Ya’juj dan 

Ma’juj. Atau Allah jadikan sesuatu yang dapat mencegah sampainya 

manusia kepada mereka. Allah telah mentakdirkan segala sesuatu 

dan sesuatu itu pasti ada batas waktunya. Allah berfirman, 

 تُسْرل لُْق ۚ ُّق رحْلا روهُ رو ركمُوْرق هِبِ رب َّذرك رو ٍليكِ روبِ ْكُُيْرلرع   ۚ ٌّررقرت ْ سمُ ٍ

اربر ن ِِّكُلِ

 رنومُرلعْرت رفوْ رس رو  

“Dan kaummu mendustakannya (azab) padahal azab itu benar 

adanya. Katakanlah: "Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus 

urusanmu". Untuk setiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) 

terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui.”25 

Allah lah yang membuat buta padangan orang-orang generasi 

awal dan membuat mereka lemah untuk tahu perbendaharan bumi 

yang telah ditemukan oleh orang-orang modern sekarang, seperti 

bensin dan yang lain-lainnya. Allah jadikan seperti ini batas dan 

waktu akhir. Allah lah tempat memohon pertolongan. 

 

25 QS. Al-An’am: 67-68 


 

Munculnya Ad-Daabbah  

Allah menyebut akan munculnya Ad-Dabbah (Binatang 

belata yang akan berbicara dengan manusia) dalam firman-Nya, 

 اوُن ركَ رساَّنلا َّنأَ مُْهمُ ِِّ ركُت ضِرَْلْأا رنمِ ةًَّ با رد مُْهرل ارنجْ ررخْأَ مْ ِيَْرلرع لُوْرقْلا رعرق رو ا رذ

ِ

ا رو

 رنوُنقِوُي رلَّ ارنِت ريَ أبِ 

“Dan jika  perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan 

sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, 

bahwa sebetulnya  manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.” 

26 

Ibnu Katsir berkata dalam kitab An-Nihayah bahwa Ibnu 

Abbas, Al-Hasan dan Qatadah berkata maksud dari “Tukallimuhum” 

yaitu  mengajak bicara dengan pembicaraan. Ibnu Jarir merajihkan 

hal ini. Demikian juga Ali dan Atha’ mengisahkan. 

Ibnu Katsir berkata, “Pendapat ini perlu ditinjau lagi” 

lalu  beliau berkata, dari Ibnu Abbas bahwa maksud 

“Tukallimuhum” yaitu ‘memberikan belahan (goreasn) kepada 

mereka’ maksudnya yaitu menulis didahi orang kafir dengan tulisan 

‘kafir’ dan di dahi orang mukmin dengan tulisan ‘mukmin’. Dabbah 

ini mengajak bicara dan memberikan goresan. Ini pendapat yang 

kokoh dari dua mazhab, pendapat ini kuat dan kompromi pendapat 

yang baik. Wallahu a’lam 

Ia berkata juga dalam tafsirnya, “Dabbah ini akan keluar pada 

akhir zaman saat  manusia sedang rusak dan manusia meninggalkan 

perintah Allah, serta mengganti agama Alah yang haq. Allah 

keluarkan bagi mereka dabbah dari bumi. Dikatakan (pendapat lain 

 

26 QS. An-Naml: 82 


 

yanglemah), dikeluarkan dari Mekkah atau dari kota lainnya. Ia 

mengajak manusia berbicara. 

AL-Qurthubi berkata dalam tafsirnya, 

“Terkait firman Allah ‘Waqa’al qaulu ‘alahim’, ada  

perbedaan pendapat dari makna ‘waqa’al qaulu’ yaitu mengenau 

dabbah. Pendapat lainnya maksudnya mereka telah berhak 

mendapatkan murka. Qatadah dan Mujahid berkata, ‘Haqqul qauli 

‘alaihim itu sebab  mereka tidak beriman. Ibnu Umar dan Abu Sa’id 

Al-Khudriy berkata, ‘sebab  mereka tidak memerintahkan yang 

ma’ruf dan mencegah kemungkaran, maka wajib bagi mereka 

mendapatkan kemurkaaan’. Abdullah bin Mas’ud berkata, ‘ 

maksudnya yaitu  matinya ulama dan hilangnya ilmu serta 

diangkatnya Al-Quran. Perbanyaklah membaca Al-Quran sebelum 

diangkat’. Beliau ditanya, ‘Apakah mushaf-mushaf akan diangkat?, 

bagaimana dengan yang dihapal dalam dada manusia’?. Beliau 

berkata, ‘diangkat semalaman, lalu  paginya telah ditinggalkan 

dan mereka lupa dengan kalimat laa ilaha illallahu. Mereka 

terjerumus dalam perkataan dan syiar-syiar jahiliyah tatkala telah 

tertimpa kemurkaan pada mereka. 

lalu  beliau menyebutkan pendapat-pendapat lainnya. 

Aku katakan (Syaikh Shalih Fauzan), semua pendapat ini kembali 

pada satu makna (sama saja). Dalilnya ada pada ayat lainnya 

 رلَّ ارنِت ريَ أبِ اوُن ركَ رساَّنلا َّنأَ رنوُنقِوُي  

*dibaca dengan memfathah hamzah. 

Dalam shahih Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu 

bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

 لُبْرق نْمِ تْرن رم أ نْكُرت مْرل ارنَُّا رمْي ِ

ا اسًفْر ن عُرفنْر ي رلَّ رنجْ ررـ رخ ا رذ ِ

ا ثٌرلَرث يـفِ تْرب رسرك وْأَ

 رد رو لُا َّج َّلدا رو اربِِِرغْ رم نْمِ سِمْ َّشلا عُوُْلطُ ا ًيْْ رخ ارنَِّا رمْي ِ

ا ضِرْلَأاْ ةَُّ با  


 

“Ada tiga perkara yang jika keluar maka tidak akan berguna lagi 

keimanan orang yang belum beriman sebelumnya; atau belum 

mengusahakan kebaikan yang dilakukan dalam keimannya. Ketiga perkara 

itu yaitu : terbitnya matahari dari barat, Dajjal dan binatang bumi.”27 

Para ulama berbeda pendapat terkait sifat Dabbah dan dari 

mana ia keluar dengan perselisihan yang banyak. kami telah jelaskan 

dalam kitab “At-Tadzkirah” 

 Dari Hudzaifah bin Asid Al-Gifari radhiallahu ‘anhu ia 

berkata, 

 رلارقرف رُركا رذرتر ن نُ ْ رنَ رو ارنيْرلرع لْسو هيلع الله لَص ُّبَِِّنلا رعرل رط"  رنورُركا رذرت ا رم" .  رُكُذْر ن اوُلارق

 رةرعا َّسلا.  رلارق"  رح رموقُرت نْرل ار َّنَّ ِ

ا رةَّ با َّلدا ارنَُّمِ رررك رذ رو تٍ ريَ أ رشْْرع ارهرلبْرق رنوْ رررت َّتَّ  

Nabi shalllahu ‘alahi wa sallam datang kepada kami, sedangkan 

kami tengah berbincang-bincang, lalu beliau bertanya: ‘Apa yang kalian 

bicarakan?’ Mereka menjawab, ‘Kami sedang membicarakan Kiamat.’ 

Beliau berkata: ‘sebetulnya  ia (Kiamat) tidak akan terjadi hingga kalian 

melihat sepuluh tanda (besar) sebelumnya.’ Disebutkan di antaranya Ad-

Dabbah.”  

Dalam riwayat muslim dari hadits al-‘Alaa’ dari bapaknya 

dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam 

bersabda, 

 وِأَ ، رلا َّج َّلدا وِأَ ، رنا رخ ُّلدا وِأَ ،اربِِِرغْ رم نْمِ سِمْ َّشلا رعوُْلطُ :اًّت ِ س لِاـ رعْْلَأ ْبِِ اورُدِ ربِ

 رةَّ با َّلدا 

“Bersegeralah kalian dalam beramal (sebelum datang) enam hal: 

terbitnya matahari dari barat, asap, Dajjal. ” 

 

27 HR. Muslim 


 

Dari riwayat Muslim juga dari hadits Qatadah dari Al-Hasan 

dari Ziyad bin Ribah dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dari Nabi 

shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda, 

 ،لُا َّج َّلدا اًّت ِ س لِ رم رعل ْبِِ اورُدِ ربِ ضِرَْلْأا ةَُّ با رد رو ،نُا َّخ ُلْدا رو  

“Bersegeralah kalian dalam beramal (sebelum datang) enam hal: 

Dajjal, asap, Dabbah (yang muncul dari) bumi.” 

Muslim mengatakan, telah sampai riwayat dari Abu Bakr dari 

Abu Syaibah, telah sampai Muhammad bin Basyar dari Abu Hayyan 

dari Abu Zur’ah dari Abdullah bin ‘Amr ia berkata, ‘Aku hapal hadits 

dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tidak akan aku 

lupakan, beliau bersabda, 

 َّلدا جُوْرُخُ رو ،اربِِِرغْ رم نْمِ سِمْ َّشلا عُوُلطُ اجًوْرُخُ تِ ريَ لأاْ رل َّوأَ َّن ِ

ا سِاَّنلا رلَرع ةَِّ با

 رهِرْث

ِ

ا رلَرع ى ررخْلُأاْرف ؛ارتِِربحِا رص رلبْرق تْر ن ركَ ا رم ا رمُ ُّيَأَ رو ،ىرضُُابًْيِررق ا . 

“sebetulnya  tanda (Kiamat) yang pertama kali keluar yaitu  

terbitnya matahari dari arah barat, lalu keluarnya binatang (dari dalam 

bumi) kepada manusia pada waktu dhuha. Dan mana saja di antara 

keduanya yang terlebih dahulu keluar, maka yang lainnya terjadi sesudah nya 

dalam waktu yang dekat.”28  

Ibnu Katsir berkata, yaitu Tanda pertama yang bukan hal 

yang biasa, walaupun (telah terjadi dahulu) munculnya Dajjal dan 

turunnya nabi Isa dari langit sebelumnya. Demikian juga keluarnya 

Ya’juj dan Ma’juj. Semua hal ini yaitu  perkata yang biasa yaitu 

sebab  mereka semua yaitu  manusia. Menyaksikan yang semisal 

mereka yaitu  hal yang biasa. Adapun keluarnya Dabbah dengan 

bentuk yang tidak biasa lalu  mengajak manusia bicara dan 

memberi tanda mereka dengan iman dan kekafiran, maka ini perkara 

yang keluar dari kebiasaan dan adat. Ini yaitu  tanda awal di bumi 

 

28 HR. Muslim 


 

sebagaimana matahari akan terbit dari barat dan menyelisihi 

kebiasaan yang telah ada, ini yaitu  tanda dari langit.  

Perbuatan yang dilakukan oleh Dabbah ini sebagimana yang 

ada  dalam hadits-hadits yaitu meberi tanda kepada manusia yang 

mukmin dan kafir. Pada mukmin akan terlihat wajah mereka seperti 

bintang Durru, tertulis di antara mata mereka dengan tulisan 

‘mukmin’. Adapun orang kafir diberi tanda dengan noda hitam dan 

tertulis ‘kafir’ 

Dalam sebuah riwayat, Ia menemui mukmin dan memberi 

tanda pada wajah dengan titik putih maka memutih wajahnya dan 

memeri tanda dengan titik hitam maka menghitamlah wajahnya. 

Manusia akan bersekutu dalam harta dan saling 

bersahabat/berkumpul di berbagia kota, sehingga diketahui mana 

yang mukmin dan sebaliknya. Sampai-sampai mukmin berkata pada 

kafir, ‘wahai kafir, tunaikan hakku’. 

Adapun sifat dabbah, syaikh Abdurrahman bin Nashir As-

Sa’diy berkata dalam tafsirnya, “Dabbah ini telah masyhur dan keluar 

di akhir zaman. Menjadi tanda kiamat sebagiaman banyak hadits 

terkait hal ini. Allah dan RaSUL-Nya tidak menyebutkan rincian 

Dabbah ini. Hanya disebutkan dampak darinya. Dabbah merupakah 

ayat Allah dan berbicara dengan manusia di luar kebiasaan tatkala 

manusia telah berhak mendapatkan kemurkaan dengan mendustakan 

ayat Allah. Ia akan menjadi hujjah dan bukti yang menguatkan 

mukmin dan menjadi hujjah untuk menjatuhkan orang-orang yang 

keras kepala /ngeyel. 

Sebagian orang modern mengingkari keluarnya Dabbah dan 

menganggapnya mustahil. Sebagian mereka mentakwil dengan 

takwil omong kosong. Mereka tidak punya hujjah kecuali dengan 

akal yang tidak mungkin bisa mencerna. 

Wajib bagi mukmin untuk membenarkan dan berserah diri 

(percaya saja) dengan apa yang datang dari Allah dan Rasul-Nya, 

sebab  hal ini termasuk beriman dengan hal yang ghaib, yang Allah 

puji bagi orang mukmin. Demikian, kita meminta kepada Allah 

hidayah, taufik untuk mengetahui kebenaran dan beramal 

dengannya. 

Terbitnya Matahari Dari Barat 

Allah berfirman, 

 ضُعْر ب رتِِْأر ي وْأَ ركُّ ب رر رتِِْأر ي وْأَ ةُركِئ رلَ رمْلا مُُ ريَتِْأرت نْأَ َّلَّ ِ

ا رنورُظُنْر ي لْ ره رموْر ي ركِِّ ب رر تِ ريَ أ

 تْرب رسرك وْأَ لُبْرق نْمِ تْرن رم أ نْكُرت مْرل ارنَُّار يم ِ

ا اسًفْر ن عُرفنْر ي رلَّ ركِِّ ب رر تِ ريَ أ ضُعْر ب تِِْأر ي

 رنورُظِرتْنمُ َّنَ ِ

ا اورُظِرتْنا لُِق ا ًيْْ رخ ارنَِّار يم ِ

ا فِِ 

“Yang mereka nanti-nantikan tidak lain hanyalah kedatangan 

malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka), atau kedatangan 

(siksa) Tuhanmu atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu. Pada hari 

datangnya beberapa ayat Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman 

seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia 

(belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah, 

“Tunggulah oleh kalian, sebetulnya  kami pun menunggu (pula)”29 

Ibnu Katsir berkata dalam An-Nihayah, Bukhari berkata 

mengenai tafsir ayat. Berkata Musa bin Ismail, berkata Abdul Wahid, 

berkata Ammarah, berkata Abu Zur’ah, berkata Abu Hurairah, 

bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, 

 َّتَّ رح ةُرعا َّسلا مُوْقُرت رلَّ نْ رم رن رم أ سُاَّنلا ا ره أ رر ا رذ ِ

ارف ،اربِِِرغْ رم نْمِ سُمْ َّشلا رعُلطْرت 

 ُلبْرق نْمِ تْرن رم أ نْكُرت مْرل ارنَُّار يم ِ

ا اسًفْر ن عُرفنْر ي رلَّ : ريْحِ ركا رذرف ،اريَْرلرع 

“Hari Kiamat tidak terjadi sampai matahari terbit dari barat. 

saat  manusia melihatnya, mereka semua beriman (kepada Allâh). Maka 

 

29 QS. Al-An’am: 158 


 

saat itulah, “tidak berguna lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum 

itu.” 

As-Safariny berkata, para ulama rahimahullah berkata bahwa 

terbitnya matahari dari barat itu telah tetap dalam sunnah shahih dan 

khabar yang tegas bahkan ada dalam kitab yang diturunkan kepada 

nabi yang diutus. 

Allah berfirman, 

  وْأَ لُبْرق نْمِ تْرن رم أ نْكُرت مْرل ارنَُّار يم ِ

ا اسًفْر ن عُرفنْر ي رلَّ ركِِّ ب رر تِ ريَ أ ضُعْر ب تِِْأر ي رموْر ي

 ا ًيْْ رخ ارنَِّار يم ِ

ا فِِ تْرب رسرك 

“Pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat 

lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, 

atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya”30 

Para ahli tafsir atau jumhur mereka bersepakat bahwa 

matahari akan terbit dari barat, didapatkan dari ayat di atas. 

Barangsiapa yang tidak beriman dengan yakin saat  matahari terbit 

dari barat, maka tidak bermanfaat pembaharuan iman mereka dan 

tidak bermanfaat perbuatan baik mereka, sebab  telah kehilangan 

iman yang menjadi asas. Tidak bermanfaat iman yang muncul pada 

saat itu. Tidak bermanfaat juga kebaikan berupa amal kebaikan, 

silaturahmi, membebaskan budak, menjamu tamu dan lain-lainnya 

dari akhlak yang mulia, sebab  hal ini bukanlah asas. Allah 

berfirman, 

  ِب اورُرفرك رني ِ َّلَّا يُح ِ ِّرلا هِبِ تْ َّدرت ْ شا دٍا رم ر رك مُْهُلا رعْْأَ ۖ مْ ِ ِِّبِ رر  

"Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan 

mereka yaitu  seperti abu yang ditiup angin dengan keras." [Ibrahim: 

18] 

 

30 QS. Al-An’am: 158 


 

Berimana pada waktu tersebut tidaklah diterima. 

Syaikhain meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah bahwa 

Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

 سُاِّنلا ا ره أر رو تْعرل رط ا رذ  ارف ،اربِِِرغ رم نْمِ سُمْ ِّشلا رعُلطْرت ِّتَّ رح ةرعا َّسلا مُوْقُرت لَّ

 ، رنوْعُ رجَْأ  اوُْن رم أ ارنَُّا رمْي  ا اسًفْر ن عُرفنْر ي لَّ ريْْحِ رلَِ رذ رو  

“Tidaklah terjadi hari kiamat hingga matahari terbit dari arah 

barat. jika  ia telah terbit (dari arah barat) dan manusia melihatnya, 

maka berimanlah mereka semua. Pada hari itu tidaklah bermanfaat 

keimanan seseorang yang tidak beriman sebelumnya”. 

Ibnu Katsir berkata, “Dalam hadits yang diriwayatkan imam 

Ahmad, Tirmidzi dan dishahihkan AnNasai dan Ibnu Majah dari 

jalur Ashim bin Abu Nujud dari Zur bin habisy dari Shafwan bin 

Asal, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda, 

 َّن ِ

ا  رنوْعُبْ ر س هُضُرْ رع ،بِرِغْ رمْلا رلبْرق بًِ ربِ رحرترف رالله -امًارع رنوْعُر برْأَ رلارق وْأَ -  ،ةِر بوَّْتلِل

 ِهبِِرغْ رم نْمِ سُمْ َّشلا عُُلطْرت َّتَّ رح قُرلغُْي رلَّ َّثُُ 

“Sesunguhnya Allah membuka pintu sebelum matahari terbit dari 

arah Barat, lebarnya 70 tahun atau 40 tahun (perjalanan) untuk bertaubat. 

Tidaklah dikunci sampai terbit matahari dari barat.”  

Hadits-hadits mutawatir dan ayat mulia ini yaitu  dalil 

bahwa barangsiapa yang beriman dan bertaubat sesudah  terbit 

matahari dari barat maka tidak diterima, wallahu a’lam. sebab  ini 

yaitu  tanda-tanda kiamat yang menunjukkan dekatnya waktu 

kiamat dan berlaku hukum kiamat saat ini 

Allah berfirman, 

 تِ ريَ أ ضُعْر ب رتِِْأر ي وْأَ ركُّ ب رر رتِِْأر ي وْأَ ةُركِئ رلَ رمْلا مُُ ريَتِْأرت نْأَ َّلَّ ِ

ا رنورُظُنْر ي لْ ره ۗ ركِِّ ب رر

 ارنَُّار يم ِ

ا اسًفْر ن عُرفنْر ي رلَّ ركِِّ ب رر تِ ريَ أ ضُعْر ب تِِْأر ي رموْر ي 


 

"Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat 

kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka) atau kedatangan (siksa) 

Tuhanmu atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu. Pada hari datangnya 

ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya 

sendiri yang belum beriman sebelum itu.”31 

Allah juga berfirman, 

 اَّنكُ ا رمبِ رنَرْرفرك رو هُ ردحْ رو ِ َّللَّبِِ اَّن رم أ اوُلارق ارن ر سْأر ب اوْأَ رر ا َّمرلرف كُري ْ رلْرف * ريْكِِشْْمُ هِبِ

 َأ رر ا َّمرل مُْنَُّار يم ِ

ا مُْهعُرفنْر ي رلَِارنهُ رسِِ رخ رو هِدِاربعِ فِِ تْرل رخ دْرق تَِِّ لا ِ َّللَّا رةَّن ُ س ارن ر سْأر ب اوْ

 رنورُفِ ركَْلا 

“Maka tatkala mereka melihat azab Kami, mereka berkata: "Kami 

beriman hanya kepada Allah saja dan kami kafir kepada sembahan-

sembahan yang telah kami persekutukan dengan Allah. Maka iman mereka 

tiada berguna bagi mereka tatkala mereka telah melihat siksa Kami. Itulah 

sunah Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya. Dan di waktu 

itu binasalah orang-orang kafir.”32  

Allah juga berfirman, 

 ا رذ

ِ

ا مُْهرل ٰ َّنََّأرف ۚ ارهطُا رشْْأَ رءا رج دْرقرف ۖ ةًرتغْر ب مُ ريَتِْأرت نأَ رةرعا َّسلا َّلَّ ِ

ا رنورُظُنر ي لْرهرف

 ُْها رركْذِ مُْتْْ رءا رج 

“Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat 

(yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, sebab  

sebetulnya  telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi 

mereka kesadaran mereka itu jika  Kiamat sudah datang?”33 

 

Ia berkata juga dalam tafsir ayat, 

 

31 QS. Al-An’am: 158 

32 QS. Al-Mukmin : 85-84 

33 Muhammad: 18 


 

﴾ ﴿  اسًفْر ن عُرفنْر ي رلَّ ُلبْرق نْمِ تْرن رم أ نْكُرت مْرل ارنَُّار يم ِ

ا  

yaitu jika orang kafir mengumumkan keimanan pada saat itu, 

tidak diterima. Adapun orang yang berimana sebelum itu dan berbuat 

baik dalam amal maka ia berada pada kebaikan yang besar. jika  

ia bukan termasuk orang yang berbuat kebaikan, maka ia bertaubat 

namun  tidak diterima taubatnya. Sebagaimana ditunjukkan oleh 

hadits-hadits yang banyak. hal ini dibawa kepahaman terhadap 

firman Allah, 

﴿  اًيْْ رخ ارنَِّار يم ِ

ا فِِ تْرب رسرك وْأَ ﴾  

yaitu tidak diterima usaha amal shalih mereka, jika  ia 

tidak melakukan sebelumnya. 

Al-Baghawi menafsirkan ayat, 

 ﴿ ُلبْرق نْمِ تْرن رم أ نْكُرت مْرل ارنَُّار يم ِ

ا اسًفْر ن عُرفنْر ي رلَّ ركِِّ ب رر تِ ريَ أ ضُعْر ب تِِْأر ي رموْر ي ﴾  

yaitu tidak bermanfaat iman mereka saat  munculnya tanda 

ini yang memaksa mereka untuk beriman. Maksud ayat, 

 ﴿ اًيْْ رخ ارنَِّار يم ِ

ا فِِ تْرب رسرك وْأَ ﴾  

yaitu tidak diterima keimanan orang kafir dan taubatnya 

orang fasiq. 

Al-Qurthubi berkata dalam tafsirnya, berkata para ulama, 

“Tidak bermanfaat taubat suatu jiwa saat  matahari terbit datri 

barat, sebab  muncul dari hati mereka rasa takut yang dapat 

memadamkan semua syahwat dan syubhat dan dapat melemahkan 

semua kekuatan  dan kekuatan badan. Maka jadilah semua manusia 

sebab  keyakinan dengan dekatya kiamat sebagaiman keadaan orang 

yang sakratul maut yang terputus dari faktor pendorong untuk 

bermaksiat dan batilnya (lemah) dalam badan mereka. Barangsiapa 

yang bertaubat dalam keadaan seperti ini, maka tidak diterima 

taubatnya sebagaiman tidak diterima taubat orang yang sedang 

sakratul maut. 

Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda, 

 ْرغِرْرغُيْ رلم ا رم دِبْ رعْلا رةر بوْرت لُربقْر ي رالله َّن ِ

ا 

“Sungguh Allah menerima taubat hamba-Nya selama 

belum yu-ghor-ghir (nyawa sampai kerongkongan)” 

Yaitu sampaikan ruh di puncak kerongkongannya. Ini 

yaitu  waktu ia menyaksikan tempatnya di surga atau di neraka. 

Menyaksikan terbitnya matahari dari barat semisal dengan hal ini. 

Intinya ini yaitu  kejadian yang besar dan kengerian yang 

mengagetkan, diizinkan diubah aturan alam semesta dan telah 

dekatnya kiamat. Hal ini yaitu  dalil besar akan kemampuan Allah 

dan matahari diatur dan diciptakan yang menimpa kecatatan 

dengan izin Allah. 

Demikian lah, kita meminta kepada Allah agar memberikan 

rezeki kepada kita berupa keimanan yang jujur dan keyakinan yang 

bermanfaat serta mendorong kepada amal shalih. Bersiap-siap 

dengan bekal bermanfaat untuk hari akhir sebelum hilangnya 

kesempatan dan akhir ajal. Wallahu musta’an. Alhamdulillah rabbil 

‘alamin. 

 

Pengumpulan Manusia 

Ke Tanah Syam  

Ibnu Katsir berkata dalam kitab An-Nihayah, telah tetap 

dalam as-Shahihain dari hadits Wahib dari Abdullah bin Tawus dari 

bapaknya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullahu shalalllahu ‘alahi wa 

sallam bersabda, 

 ريْبِغِا رر رقِئا رر رط ثِ رلَرث رلَرع سُاَّنلا ُ رشْْيُُ رلَرع ةٌرث رلَرث رو يٍْعِر ب رلَرع نِارنْثا رو ريْبِهِا رر 

 ٍيْعِر ب ثُيْ رح مُْه رع رم لُيقِرت رُاَّنلا مُْ رتَِّيقِر ب ُشُْتْح رو يٍْعِر ب رلَرع ةٌ ر رشْرع رو يٍْعِر ب رلَرع ةٌ رعر برْأَ رو 

 ُت رو اوحُربصْأَ ثُيْ رح مُْه رع رم حُبِصُْت رو اوُت ربِ ثُيْ رح مُْه رع رم تُيبِرت رو اوُلارق مُْه رع رم سِِمْ

 اوْ رسمْأَ ثُيْ رح 

“Manusia akan di kumpulkan (pada hari kiamat) menjadi tiga 

golongan, mereka semua berada dalam rasa harap dan cemas. (ada yang) 

Dua orang naik onta, tiga orang naik onta, empat orang naik onta, dan 

sepuluh orang naik onta. Sisanya akan digiring oleh neraka, panasnya akan 

mengiringi qailulah 8 mereka dimana mereka tidur, ia akan mengiringi 

menginap dimana mereka mendapati tempat menginap, dan ia akan terjaga 

di mana mereka bangun dari tidurnya, dan ia akan berjalan mengiringi 

kemanapun mereka pergi”. 

lalu  beliau membawakan hadits yang semakna, 

kemudia berkata, “konteks ini menunjukkan bahwa pengumpulan ini 

yaitu  pengumpulan yang akan ada di akhir zaman dunia dari 

berbagai penjuru bumi menuju satu tempat yaitu bumi Syam. Mereka 

akan berada tiga golongan. Golongan pertama mereka makan, 

berpakaian dan berkendara, lalu  golongan lainnya yang 

terkadang berkendara terkadang tidak. Mereka saling tolong-

menolong (dengan cara duduk berdesakan) dengan satu unta. 

Sebagiaman hal ini ada dalam shahihain –dua orang di atas unta, tiga 

orang di atas unta.....” 

Sampai pada ia berkata, “sepuluh di atas unta dan duduk di 

atasnya dengan sempit-sempitan, sebagaimana dalam hadits.” Ahli 

tafsir yang lain berkata, “Sisanya dikumpulkan (diarahkan) oleh api, 

yaitu api yang keluar dari semacam lubang (kawah) dari ‘Adn. 

lalu  mengurung manusia dari belakang dan menggiring 

mereka menuju tanah bumi tempat dikumpulkan. Barangsiapa yang 

tertinggal akan dilahap oleh api. 

Hal ini seluruhnya menunjukkan kejadian akhir zaman di 

mana mereka makan, minum dan berkendara dengan tunggangan 

yang dibeli. Akan binasa yang tertinggal (terlahap) api. Seandainya 

ini sesudah  tiupan sangkakala untuk membangkitkan, maka tidak akan 

tersisa kematian, kendaraan tunggangan, makan dan minum. 

ada  hadits yang menunjukkan bahwa pada akhir zaman 

akan keluar api dari kawah di Aden yang akan menggiring manusia 

menuju tanah pengumpulan. 

Di antaranya hadits yang di riwayatkan oleh Ahmad dan 

Muslim dan Ahlu Sunan, “Keluar api dari kawah di Aden yang akan 

menggiring/mengumpulkan manusia. Api itu mengikuti manusia di 

mana mereka bermalam dan di mana mereka tidur siang. 

Di antaranya hadits dari Abdullah bin ‘Amr radhiallahu ‘anhu, 

 ر َّلْ رس رو هِيْرلرع اُلله َّلَ رص اِلله لُوْسُ رر رلارق  رتوْ رم رضْْ رح نْمِ رٌنَُ جُرُخْرت ر س( وِ ْ رنَ نْمِ وْأَ

 رتوْ رم رضْْ رح رِ ْ ربُ)  ِالله لُوْسُ رر ريَ اوُْلارق رساَّنلا ُشُْ ْ رتح ةِ رماريرقْلا مِوْر ي رلبْرق !  ا رمرف

 رنَرُمُْأرت ؟  ِما َّشلبِِ ْكُُيْرلرع رلارق  

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, akan keluar api 

dari Hadarmaut atau dari arah laut Hadramaut sebelum hari kiamat yang 

mengumpulkan manusia, mereka berkata, wahai Rasulullah apa yang 

engkau perintahkan kepada kami. Beliau bersabda, ‘Hendaknya kalian ke 

Syam.” 

As-Safariny berkata, “ulama berbeda pendapat mengenai 

pengumpulan manusia dari timur menuju barat. Berbeda pendapat 

apakah itu kejadian hari kiamat atau sebelumnya. Al-Qurthubi dan 

Khattabi berkata dan membenarkannya. Al-Qadhi ‘Iyadh berkata, 

‘Pengumpulan ini sebelum hari kiamat, adapun pengumpulan dari 

kubur maka ada  dalam hadits Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu 

secara marfu’, sebagaimana dalam shahihain.  

 لًَّرُْغ ةًا ررعُ ةاًرفحُ رنوْ ُشُْ ْ رتح ْكَُُّنر  ا 

“Kalian akan dibangkitkan dan dikumpulkan dengan tidak beralas 

kaki, telanjang dan tidak mebawa apa-apa.” 

lalu  beliau berkata, “Al-Qadhi lebih kuat pendapatnya 

dibandingkan Al-Khattabi dan Al-Qurthubi sebab  ada  hadits 

dari Abu Hurairah .. taqiilu ma’ahum ..... Hal ini menguatkan bahwa 

pengumpulan di dunia menuju Syam dan ini yaitu  sifat khusus di 

dunia saja.”  

Ia berkata juga, “Al-Qurthubi berkata dalam tazkirahnya 

bahwa pengumpulan itu ada empat: dua di dunia dan dua di akhirat.” 

Dua yang di dunia yaitu disebutkan dalam surat AL-Hasy 

yaitu pengumpulan Yahudi menuju Syam. Nabi shalallahu ‘alaihi wa 

sallam bersabda kepada mereka, ‘keluarlah’. Mereka berkata, ‘Ke 

mana?’. Beliau bersabda, ‘Ke tanah pengumpulan.’. lalu  diusir 

semuanya oleh Umar bin Khattab dari jazirah Arab. 

Pengumpulan kedua sebagiamana yang disebutkan dalam 

tanda-tanda kiamat. Api yang mengumpulkan manusia dari timur ke 

barat sebagiamana dalam hadits Anas dan Abdullah bin Salam. 

Dalam hadits Ibnu Umar radhiallahu ‘anhu secara marfu’, 

“Dimunculkan api bagi penduduk timur yang mengumpulkan 

mereka menuju barat. Bermalam bersama mereka dan tidur siang 

bersama mereka (selalu menyertai). Siapa yang terjatuh akan 

tertinggal. Api mengiring manusia sebagaimana unta digiring.” 

Ibnu Hajar berkata, “Munculnya api dari jurang Aden tidak 

menafikan pengumpulan manusia dari timur ke barat, sebab  

munculnya api awalnya dari Aden. jika  api keluar, maka akan 

tersebar di bumi semuanya. Maksud yaitu  untuk mengeneralisirkan, 

bukan membatasi timur dan barat. Atau sesudah  tersebarnya apai, 

maka yang pertama terkumpulkan penduduk daerah timur.” 

Al-Qurthubi berkata, “Adapun dua pengumpulan di akhirat 

yaitu manusia yang telah mati dikumpulkan semuanya dari kuburnya 

sesudah  pembangkitan. Allah berfirman, 

﴿  ادً رحأَ مُْنَّْمِ رْدِارغُن ْ رلْرف ْهُ رنَ ْ رشْ رح رو ﴾  

“Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak kami tinggalkan 

seorangpun dari mereka.”34 

lalu  pengumpulan (keempat) menuju surga dan neraka 

sebagaimana perkataan penyair, 

رانلا شْح تيَ لأا رخ أو   **    ماك رابخألأا كُمح فِ تَأ  

“Tanda terakhir yaitu  pengumpulan api, sebagaiman ada  

dalam Muhkam Al-Akhbar " 

lalu  beliau menyebutkan hadits mengenai keluarnya 

api dari Yaman dari jurang Aden. Manusia dikumpulkan dari timur 

menuju barat dan dikumpulkan di tanah Syam. Beliau berkata 

mengkompromikan hal ini, “Api itu ada dua, salah satunya 

mengumpulkan manusia dari timur menuju barat dan kedua api yang 

keluar dari Yaman dan menggiring manusia ke tanah pengumpulan 

yaitu bumi Syam. 

 

34 QS. Al-Kahfi: 47 


 

Ia berkata, “Tidak ada api (dari ilmu Allah) kecuali hanya 

satu saja. Maka kompromi antara hadits, api keluar sebelum hari 

kiamat dari Hadramaut dan menggiring manusia. Dalam riwayat 

lainnya, keluar dari jurang Aden dan menggiring manusia menuju 

tanah pengumpulan. Dan hadits, ‘Manusia dikumpulkan dari timur 

menuju barat.’. sampai dikatakan, Tanah Syam tempat pengumpulan 

yaitu  daerah barat bagi penduduk timur, awal munculnya dari 

jurang Aden di Yaman. jika  api keluar akan tersebar ke timur dan 

menggirng penduduknya menuju barat yaitu Syam. Dan lafadz 

‘Abyan” dengan wazan “ahmar” yaitu nama kepemilikan yang 

membangunnya. 

Dalam kitab Nihayah Ibnu Atsir: Aden Abyan yaitu kota 

yang terkenal di Yaman. Dinisbahkan dengan’abyan’ dengan wazan 

‘Abyadh’ yaitu seorang laki-laki yang membangun kota Aden. 

Wallahua’lam.