Tampilkan postingan dengan label Yosua Hakim Hakim Rut 6. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Yosua Hakim Hakim Rut 6. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 Januari 2025

Yosua Hakim Hakim Rut 6


  orang lain dapat kita manfaat-

kan sebagai hal yang mendorong pengudusan kita, seperti 

peristiwa memalukan yang menimpa seorang jemaat di Korin-

tus, yang melakukan hubungan terlarang, menimbulkan pem-

baharuan yang membawa berkat dalam jemaat itu (2Kor. 7:11).  

2. Yosua harus mengumpulkan mereka semua untuk diperiksa 

dengan undi (ay. 14). Suku yang darinya orang yang bersalah 

itu berasal, akan disingkapkan pertama-tama oleh undi, ke-

mudian kaumnya, lalu keluarganya, dan yang terakhir orang 

itu sendiri. Putusan yang menyatakan dia bersalah menda-

tanginya secara perlahan-lahan seperti itu,supaya  ia menda-

pat sedikit banyak ruang untuk maju dan menyerahkan diri. 

Sebab Allah menghendakisupaya  jangan ada yang binasa, 

melainkansupaya  semua orang berbalik dan bertobat. Cermati-

lah, Tuhan dikatakan mendapati suku, kaum, dan keluarga 

yang kena undi, sebab keputusan undi berasal dari pada 

TUHAN. Dan, sekalipun tampak kebetulan, undi ada di bawah 

pimpinan hikmat dan keadilan yang tak terbatas. Dan undi 

digunakan untuk menunjukkan bahwa saat   dosa para pen-

dosa diketahui, Allah harus diakui di dalamnya. Dialah yang 

menangkap mereka, dan penangkapan itu dilakukan atas 

nama-Nya. Allah telah memperlihatkan kesalahan hamba-ham-

bamu ini (Kej. 44:16). Juga tersirat bahwa Allah yang benar 

membedakan, dan akan membedakan, yang tidak bersalah 

dan yang bersalah, dengan penghakiman yang sangat pasti 

dan tidak keliru. Dengan begitu, meskipun untuk sementara 

waktu mereka sama-sama diadili, seperti seluruh suku saat   


 130

pertama-tama didapati oleh undi, namun Dia yang memiliki 

penampi di tangan-Nya akan berhasil mengambil yang berhar-

ga dari yang hina. Dengan begitu, meskipun orang benar ber-

asal dari suku, kaum, dan keluarga yang sama dengan orang 

fasik, namun mereka tidak akan pernah diperlakukan sama 

dengan orang fasik (Kej. 18:25).  

3. saat   penjahat itu ditemukan, ia harus dihukum mati tanpa 

belas kasihan (Ibr. 10:28), disertai segala ungkapan kebencian 

yang kudus (ay. 15). Orang itu dan semua yang dia miliki 

harus dibakar dengan api,supaya  barang-barang yang dikhu-

suskan itu tidak tersisa di antara mereka. Alasan yang diberi-

kan untuk hukuman yang berat ini yaitu  sebab  si penjahat 

itu telah,  

(1) Memberikan penghinaan yang besar kepada Allah: Ia telah 

melanggar perjanjian TUHAN, yang secara khusus cemburu 

terhadap kehormatan dari kovenan kudus-Nya.  

(2) Ia telah sangat mencelakakan jemaat Allah: Ia telah berbuat 

noda di antara orang Israel, telah mempermalukan bangsa 

itu, yang dipandang oleh semua tetangganya sebagai umat 

yang bijaksana dan berakal budi. Ia telah melukai bangsa 

yang dikuduskan bagi Allah itu, dan menyusahkan bangsa 

yang untuknya Ia menjadi pelindungnya. sebab  kejahat-

an-kejahatan ini begitu keji, dan dampaknya begitu meru-

gikan serta menjadi contoh yang begitu merusak, maka 

pelaksanaan hukumannya, yang bisa saja dipersalahkan 

sebagai kekejaman, malah akan dipuji sebagai sebuah tin-

dakan keadilan yang memang harus dilakukan. Kejahatan 

itu yaitu  pencemaran terhadap barang yang kudus. Keja-

hatan itu melanggar hak-hak Allah, merampas barang 

milik-Nya, dan menggunakan untuk keperluan pribadi apa 

yang diabdikan untuk kemuliaan-Nya dan yang disediakan 

untuk melayani tempat kudus-Nya. Ini yaitu  kejahatan 

yang harus dihukum berat seperti itu, sebagai peringatan 

untuk semua orang di sepanjang masasupaya  berjaga-jaga 

untuk tidak merampok Allah. 

 

Kitab Yosua 7:16-26 

 131 

Dakwaan terhadap Akhan; Pengakuan Akhan; 

Penghukuman terhadap Akhan  

(7:16-26) 

16 Keesokan harinya bangunlah Yosua pagi-pagi, lalu menyuruh orang Israel 

tampil ke muka suku demi suku, maka didapatilah suku Yehuda. 17 saat   

disuruhnya tampil ke muka kaum-kaum Yehuda, maka didapatinya kaum 

Zerah. saat   disuruhnya tampil ke muka kaum Zerah, seorang demi 

seorang, maka didapatilah Zabdi. 18 saat   disuruhnya keluarga orang itu 

tampil ke muka, seorang demi seorang, maka didapatilah Akhan bin Karmi 

bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda. 19 Berkatalah Yosua kepada Akhan: 

“Anakku, hormatilah TUHAN, Allah Israel, dan mengakulah di hadapan-Nya; 

katakanlah kepadaku apa yang kauperbuat, jangan sembunyikan kepadaku.” 

20 Lalu Akhan menjawab Yosua, katanya: “Benar, akulah yang berbuat dosa 

terhadap TUHAN, Allah Israel, sebab beginilah perbuatanku: 21 aku melihat 

di antara barang-barang jarahan itu jubah yang indah, buatan Sinear, dan 

dua ratus syikal perak dan sebatang emas yang lima puluh syikal beratnya; 

aku mengingininya, maka kuambil; semuanya itu disembunyikan di dalam 

kemahku dalam tanah, dan perak itu di bawah sekali.” 22 Lalu Yosua menyu-

ruh orang segera pergi ke kemah itu, dan sesungguhnya, semuanya itu disem-

bunyikan dalam kemah Akhan, dan perak itu ada di bawah sekali. 23 Maka 

mereka mengambil semuanya itu dari dalam kemah, lalu membawanya ke-

pada Yosua dan kepada semua orang Israel, dan mencurahkannya di hadapan 

TUHAN. 24 lalu  Yosua, beserta seluruh Israel mengambil Akhan bin 

Zerah, dan perak, jubah dan emas sebatang itu, anak-anaknya yang laki-laki 

dan perempuan, lembunya, keledainya dan kambing dombanya, kemahnya dan 

segala kepunyaannya, lalu semuanya itu dibawa ke lembah Akhor. 25 Berkata-

lah Yosua: “Seperti engkau mencelakakan kami, maka TUHAN pun mencelaka-

kan engkau pada hari ini.” Lalu seluruh Israel melontari dia dengan batu, 

semuanya itu dibakar dengan api dan dilempari dengan batu. 26 Sesudah itu 

didirikanlah di atasnya suatu timbunan batu yang besar, yang masih ada 

sampai sekarang. Lalu surutlah murka TUHAN yang bernyala-nyala itu. Oleh 

sebab itu nama  

Kita mendapati dalam ayat-ayat ini, 

I. Didapatinya Akhan oleh undi, yang terbukti merupakan undi yang 

sempurna, meskipun undi itu berjalan secara bertahap. Kita bisa 

menduga bahwa Yosua tidur lebih nyenyak, dan dengan lebih 

tenang dan puas, saat   ia mengetahui penyakit parah dari tubuh 

yang dipimpinnya di bawah kuasa Allah itu dapat disembuhkan. 

Sekalipun demikian, keesokan harinya bangunlah Yosua pagi-pagi 

(ay. 16), sebab hatinya begitu terpatri pada penyakit itu, untuk 

menyingkirkan barang yang dikhususkan itu. Sebelumnya kita su-

dah tahu bahwa Yosua itu seorang yang suka bangun pagi-pagi. 

namun  di sini ia bangun pagi sebab  semangat dan keinginannya 

yang menggebu-gebu untuk melihat Israel dipulihkan untuk mene-

rima perkenanan ilahi kembali. Dalam pemeriksaan itu, amatilah, 


 132

1. Bahwa suku yang bersalah yaitu  suku Yehuda, yang yaitu , 

dan akan menjadi suku yang paling terhormat dan termasyhur 

di antara semua suku lainnya. Ini mendatangkan noda bagi 

martabat mereka, dan dapat berguna sebagai teguran terha-

dap kesombongan mereka. Banyak orang dari suku itu yang 

menjadi kemuliaannya, namun  di sini ada satu orang yang men-

jadi celanya. Janganlah keluarga-keluarga yang terbaik merasa 

heran jika ditemukan di antara mereka, dan yang berasal dari 

keturunan mereka, orang-orang yang mendatangkan keduka-

an dan aib bagi mereka. Yehuda akan memiliki bagian yang 

pertama dan paling luas di Kanaan. Yang lebih tidak bisa di-

maafkan yaitu  bahwa seseorang dari suku itu, sebab  tidak 

mau menunggu bagiannya sendiri, mencuri harta milik Allah. 

Kepercayaan turun-temurun dari orang Yahudi mengatakan 

bahwa saat   suku Yehuda ditemukan bersalah, orang-orang 

yang gagah berani dari suku itu menghunus pedang mereka, 

dan menyatakan bahwa mereka tidak mau menyarungkannya 

lagi sampai mereka melihat penjahat itu dihukum, dan nama 

mereka sendiri dibersihkan sebagai orang yang tidak bersalah.  

2. Bahwa orang yang bersalah itu pada akhirnya ditemukan, dan 

ungkapan bahasa yang dipakai dalam undi itu yaitu , engkau-

lah orang itu (ay. 18). Sungguh mengherankan bahwa Akhan, 

yang sadar akan kesalahannya sendiri, saat   melihat undi itu 

makin lama makin dekat kepadanya, tidak berpikiran untuk 

melarikan diri atau tidak beroleh anugerah untuk membuat 

pengakuan. Sebaliknya, hatinya menjadi tegar sebab  tipu 

daya dosa, dan dosa itu terbukti menjadi kebinasaannya sen-

diri. Bisa kita bayangkan bagaimana wajahnya berubah, beta-

pa ia dicekam ketakutan dan kebingungan saat   ia ditunjuk 

sebagai penjahat, saat   mata seluruh Israel terpaku padanya, 

dan setiap orang sudah bersiap-siap untuk berkata, sekarang 

kami mendapat engkau, hai musuh kami. Lihatlah di sini,  

(1) Kebodohan orang-orang yang meyakinkan diri mereka sen-

diri bahwa dosa mereka akan tersembunyi. Allah yang be-

nar memiliki  banyak cara untuk membukakan ke dalam 

terang perbuatan-perbuatan kegelapan yang tersembunyi, 

dan dengan begitu mempermalukan dan menghancurkan 

orang-orang yang terus mengambil bagian dalam perbuat-

an-perbuatan yang tidak berbuahkan apa-apa itu. Burung 

Kitab Yosua 7:16-26 

 133 

di udara, jika Allah berkenan, akan menyampaikan ucapan-

mu (Pkh. 10:20 dan lihat Mzm 94:7, dst.).  

(2) Betapa kita berkepentingan, saat   Allah sedang berseteru 

dengan kita, untuk mencari tahu apa penyebab dari perse-

teruan itu, dosa tertentu apa yang sudah diperbuat, yang, 

seperti Akhan, mencelakakan perkemahan kita. Kita harus 

memeriksa diri kita sendiri seperti itu dan melihat kembali 

dengan hati-hati catatan-catatan hati nurani,supaya  kita 

dapat menemukan barang yang terkutuk itu, dan berdoa 

dengan sungguh-sungguh bersama Ayub yang kudus, Tu-

han, beritahukanlah aku, mengapa Engkau beperkara 

dengan aku. Temukan pengkhianatnya, maka ia tidak akan 

lagi terlindungi. 

II.  Dakwaan dan pemeriksaan terhadap Akhan (ay. 19). Yosua duduk 

sebagai hakim, dan, meskipun ia sungguh yakin akan kesalahan 

Akhan melalui ketentuan undi itu, namun Yosua mendesak 

Akhan untuk membuat pengakuan pertobatan,supaya  jiwanya 

diselamatkan oleh pengakuan itu di dunia lain. Meskipun begitu, 

ia tidak dapat membesarkan hati Akhan untuk berharap bahwa 

nyawanya akan diselamatkan oleh pengakuan itu. Amatilah,  

1. Bagaimana Yosua menegurnya dengan penuh kelemahlembut-

an, seperti murid Musa yang sejati. Yosua bisa saja dengan 

adil menyebutnya “pencuri,” dan “pemberontak,” “kafir,” dan 

“bodoh.” namun  ia memanggilnya “anak.” Ia bisa saja mendesak 

Akhan untuk mengaku, seperti yang dilakukan Imam Besar 

terhadap Juruselamat kita yang terberkati, atau mengancam-

nya dengan siksaan untuk memaksanya mengaku. namun  demi 

kasih, Yosua lebih suka memohon kepadanya: Anakku, menga-

kulah. Ini merupakan contoh bagi semua orang untuk tidak 

menghina orang-orang yang sedang sengsara, meskipun mere-

ka menimpakan sendiri kesengsaraan itu ke atas mereka de-

ngan kefasikan mereka sendiri. Sebaliknya, kita harus mem-

perlakukan bahkan para pelanggar hukum sekalipun dengan 

roh lemah lembut. Sebab kita sendiri tidak tahu apa jadinya 

dan apa yang seharusnya kita lakukan seandainya kita sendiri 

yang diserahkan Allah ke tangan pengadilan. Itu juga merupa-

kan contoh bagi para hakim, dalam menegakkan keadilan, 

untuk mengendalikan hawa nafsu mereka dengan tangan yang 


 134

ketat dan bijak. Dan untuk tidak pernah membiarkan diri me-

reka terbawa nafsu sehingga mereka bertindak dan berbicara 

tidak sopan, bahkan terhadap orang-orang yang sudah mem-

buat mereka sangat marah. Amarah manusia tidak mengerja-

kan kebenaran di hadapan Allah. Hendaklah mereka ingat 

bahwa pengadilan yaitu  kepunyaan Allah, yang yaitu  

Tuhan atas murka-Nya. Inilah cara yang paling memungkinkan 

untuk membuat para pelanggar hukum bertobat.  

2. Apa yang diharapkan Yosua untuk dilakukan Akhan, yaitu 

mengakui kejadian yang sebenarnya, mengakuinya kepada 

Allah, pihak yang dilanggar oleh kejahatan itu. Yosua yaitu  

pengganti Allah bagi Akhan, sehingga dengan mengaku kepada 

Yosua, Akhan mengaku kepada Allah. Dengan begitu, Akhan 

akan memuaskan hati Yosua dan jemaat mengenai apa yang 

didakwakan kepadanya. Pengakuannya juga akan menjadi 

bukti dari pertobatannya, dan peringatan bagi orang lain un-

tuk berjaga-jagasupaya  tidak berdosa dengan melakukan 

pelanggaran seperti dirinya. namun  sebenarnya apa yang men-

jadi tujuan Yosua dalam hal ini yaitu supaya  Allah dihormati 

melalui pengakuan itu, sebagai Tuhan, Allah yang Mahatahu 

dan Mahakuasa, yang di hadapan-Nya tidak ada rahasia yang 

tersembunyi. Dan sebagai Allah Israel, sebagaimana Ia ikut 

merasa sakit hati bila Israel milik-Nya dihina, demikian pula  

Ia teramat pedih hati bila Israel milik-Nya sendiri yang meng-

hina Dia. Perhatikanlah, dalam mengaku dosa, kita bukan 

hanya menerima aib bagi diri kita sendiri, namun  juga memberi 

kemuliaan kepada Allah sebagai Allah yang benar. Kita meng-

akui bahwa adillah murka-Nya terhadap kita. Kita memulia-

kan Allah sebagai Allah yang baik, yang tidak akan meman-

faatkan pengakuan-pengakuan kita sebagai bukti untuk mela-

wan kita. namun  Ia setia dan adil untuk mengampuni, jika  

kita mau mengakui bahwa Ia akan setia dan adil jika harus 

menghukum. Melalui dosa, kita telah mencoreng kehormatan 

Allah. Kristus dengan kematian-Nya telah membayar lunas tun-

tutan keadilan atas corengan itu. namun  kita dituntut, dengan 

pertobatan, untuk menunjukkan kehendak baik kita terhadap 

kehormatan-Nya, dan, sejauh yang kita mampu, untuk memu-

liakan Dia. Uskup Patrick mengutip kitab riwayat Samaria, yang 

di dalamnya Yosua berkata kepada Akhan di sini, angkatlah 

Kitab Yosua 7:16-26 

 135 

matamu kepada Raja langit dan bumi, dan akuilah bahwa tak 

ada yang bisa disembunyikan dari Dia yang mengetahui rahasia-

rahasia terbesar. 

III. Pengakuan Akhan, pada akhirnya, dengan bebas dan cukup jujur, 

saat   ia melihat bahwa tidak ada gunanya menyembunyikan 

kejahatannya (ay. 20-21). Inilah,  

1. Pengakuan kesalahan yang penuh penyesalan. “Memang aku 

telah berdosa. Apa yang didakwakan kepadaku terlalu benar 

untuk disangkal dan terlalu buruk untuk dimaafkan. Aku 

mengakuinya, aku meratapinya. Tuhan itu benar dalam mem-

bukakan kesalahan itu, sebab aku memang telah berdosa.” Ini 

yaitu  ungkapan seorang yang bertobat, yang muak dengan 

dosanya, dan yang hati nuraninya terbebani olehnya. “Tidak 

ada yang dapat kutuduhkan kepada orang lain, namun  ada 

banyak yang dapat kukatakan melawan diriku sendiri. Pada-

kulah barang yang dikhususkan itu ditemukan. Akulah orang 

yang telah membengkokkan yang lurus, dan itu tidak meng-

untungkan aku.” Tindakannya yang memperparah dosa itu 

yaitu  bahwa dosa itu dilakukan terhadap TUHAN, Allah 

Israel. Ia sendiri yaitu  orang Israel, yang turut berbagi ber-

sama semua yang lain dari bangsa yang ditinggikan itu dalam 

hak-hak istimewa mereka. Dengan begitu, dengan berbuat 

salah kepada Allah Israel, ia berbuat salah kepada Allahnya 

sendiri. Ini membuatnya bersalah atas pengkhianatan dan 

sikap tidak tahu terima kasih yang sungguh-sungguh hina tak 

terbayangkan.  

2. Penjelasan khusus tentang kejadian yang sebenarnya: Sebab 

beginilah perbuatanku. Allah telah memberi tahu Yosua secara 

umum bahwa sebagian dari barang-barang yang dikhususkan 

itu dicuri, namun  Yosualah yang harus menarik keterangan dari 

Akhan tentang rincian-rincian kejadiannya. Sebab, dengan 

satu atau lain cara, Allah akan membuat para pendosa ter-

gelincir sebab  lidah mereka (Mzm. 64:9). Kalaupun Ia mem-

buat mereka bertobat, mereka akan menjadi pendakwa diri 

mereka sendiri, dan hati nurani mereka yang tersadar akan 

menjadi pengganti seribu saksi. Perhatikanlah, sudah sepatut-

nya orang-orang yang bertobat, saat   mengakui dosa-dosa 

mereka kepada Allah, mengakuinya dengan sangat terinci. 


 136

Bukan hanya, “Aku telah berdosa,” melainkan juga, “Dengan 

berbuat ini dan itu aku telah berdosa.” Mereka harus mere-

nungkan dengan penuh penyesalan semua langkah yang meng-

antar pada dosa itu, dan semua keadaan yang memperparahnya 

dan membuatnya luar biasa berdosa: Sebab beginilah perbuat-

anku. Akhan mengakui,  

(1) Barang-barang yang diambilnya. saat   menjarah sebuah 

rumah di Yerikho, ia menemukan pakaian yang indah 

buatan Sinear. Kata yang digunakan di sini berarti jubah, 

seperti yang dipakai para raja saat   tampil dengan pa-

kaian kebesaran. Mungkin itu milik raja Yerikho. Jubah itu 

diperoleh dari tempat yang jauh, sebagaimana kita mener-

jemahkannya (KJV), dari Babel. Jubah yang berwarna-war-

ni, demikian sebagian penafsir mengartikannya. Apa pun 

itu, di mata Akhan jubah itu tampak sangat megah. “Sa-

yang seribu sayang” pikir Akhan “kalau jubah itu sampai 

dibakar, tidak bermanfaat untuk siapa-siapa. Kalau aku 

mengambilnya untuk diriku sendiri, maka jubah itu akan 

bermanfaat bagiku selama bertahun-tahun sebagai jubah 

terbaikku.” Dengan dalih-dalih ini, ia memberanikan diri 

untuk mengambil barang ini pertama-tama, dan berpikir 

bahwa tidak ada salahnya menyelamatkan barang itu dari 

api. namun , sebab  tangannya sudah terulur seperti itu, ia 

melanjutkan mengambil sekantong uang, dua ratus syikal, 

yaitu seratus ons perak, dan sebatang emas yang beratnya 

lima puluh syikal, yaitu dua puluh lima ons. Ia tidak dapat 

berdalih bahwa, dengan mengambil barang-barang ini, ia 

menyelamatkannya dari api sebab perak dan emas itu akan 

disimpan dalam perbendaharaan. namun  orang yang mem-

buat alasan remeh untuk berani melakukan satu dosa, 

akan mendapati hati mereka begitu mengeras oleh dosa 

hingga mereka akan memberanikan diri untuk melakukan 

dosa selanjutnya tanpa alasan yang remeh. Sebab jalan 

dosa itu terjal ke bawah. Lihatlah betapa kecilnya nilai 

jarahan yang untuknya Akhan nekat menempuh bahaya 

ini, dan betapa ia merugi tak terbilang sebab  tawaran itu 

(lihat Mat. 16:26).  

(2) Akhan membuat pengakuan tentang cara mengambil ba-

rang-barang itu.  

Kitab Yosua 7:16-26 

 137 

[1] Dosa dimulai dari mata. Ia melihat barang-barang yang 

indah ini, seperti Hawa melihat buah terlarang, dan 

secara mengherankan terpesona oleh pemandangan itu. 

Lihatlah apa yang terjadi jika hati dibiarkan berjalan 

mengikuti mata, dan betapa perlunya kita untuk mem-

buat kovenan ini dengan mata kita, bahwa jika mata 

kita mengembara ke mana-mana, ia pasti akan mena-

ngis sebab nya. Jangan melihat kepada anggur, kalau 

merah menarik warnanya, jangan melihat perempuan 

yang cantik. Tutuplah mata kanan yang menyesatkan 

engkau seperti itu,supaya  engkau tidak harus men-

cungkilnya, dan membuangnya darimu (Mat. 5:28-29).  

[2] Dosa timbul dari hati. Akhan mengakui, aku mengingini-

nya. Demikianlah nafsu mengandung dosa ini dan me-

lahirkannya. Orang yang mau dijauhkan dari perbuat-

an-perbuatan dosa harus memeriksa dan mematikan 

keinginan-keinginan berdosa dalam diri mereka. Khu-

susnya keinginan akan kekayaan duniawi, yang secara 

lebih khusus kita sebut sebagai ketamakan. Oh, betapa 

jahatnya dunia, yang akarnya yaitu  cinta uang! Sean-

dainya Akhan memandang barang-barang ini dengan 

mata iman, maka ia akan melihatnya sebagai barang-

barang yang terkutuk, dan akan ngeri terhadapnya. 

namun , sebab  memandangnya dengan mata inderawi 

saja, maka ia melihatnya sebagai barang-barang yang 

indah, dan menginginkannya. Bukan pandangan, me-

lainkan nafsulah yang menghancurkannya.  

[3] saat   Akhan telah berbuat dosa itu, ia berusaha sangat 

keras untuk menyembunyikannya. sesudah  mengambil 

harta yang terlarang itu, sebab  takut kalau-kalau ada 

pemeriksaan terhadap barang-barang yang terlarang, ia 

menyembunyikannya dalam tanah, seperti orang yang 

menetapkan hati untuk menyimpan apa yang telah ia 

peroleh, dan tidak akan mengembalikannya. Demikian-

lah Akhan mengakui seluruh perkara itu, hingga Allah 

diakui benar dalam hukuman yang dijatuhkan ke atas-

nya. Lihatlah tipu daya dosa. Apa yang menyenangkan 

saat   diperbuat, terasa pahit saat   direnungkan. Pada 

akhirnya dosa memagut seperti ular. Secara khusus, 


 138

lihatlah apa jadinya dengan barang-barang yang diper-

oleh secara tidak benar, dan bagaimana orang-orang 

yang merampok Allah akan tertipu. Harta benda ditelan-

nya, namun  dimuntahkannya lagi (Ayb. 20:15). 

IV. Putusan yang menyatakan kesalahan Akhan. Allah telah menya-

takan dia bersalah melalui undi. Akhan telah menyatakan kesa-

lahannya sendiri melalui pengakuannya. Akan namun ,supaya  

tidak tersisa tempat bagi orang Israel yang sangat tidak puas 

untuk mengajukan keberatan terhadap jalannya pengadilan itu, 

Yosua meneguhkan kesalahan Akhan lebih jauh dengan meng-

geledah kemahnya, yang di dalamnya ditemukan barang-barang 

yang diakuinya itu. Diberi perhatian khusus tentang bagaimana 

tergesa-gesanya orang-orang yang diutus untuk menggeledah ke-

mahnya: Mereka segera pergi ke kemah itu (ay. 22), bukan hanya 

untuk menunjukkan kesiapan mereka untuk mematuhi perintah-

perintah Yosua, namun  juga untuk menunjukkan betapa gelisah-

nya mereka sebelum perkemahan itu dibersihkan dari barang 

yang terkutuk,supaya  mereka bisa mendapatkan kembali perke-

nanan ilahi. Orang-orang yang merasa bahwa mereka ada di 

bawah murka, mendapati diri mereka berkepentingan untuk tidak 

menunda-nunda pekerjaan menyingkirkan dosa. Menunda-nunda 

pekerjaan itu berbahaya, dan ini bukan saatnya untuk mem-

buang-buang waktu. saat   barang-barang curian itu dibawa, 

barang-barang itu dicurahkan di hadapan TUHAN (ay. 23),supaya  

seluruh Israel dapat melihat betapa jelasnya bukti melawan 

Akhan. Dansupaya  mereka dapat mengagumi ketatnya pengha-

kiman-penghakiman Allah dalam menghukum begitu berat pen-

curian benda-benda yang kecil seperti itu. Sekalipun begitu, mere-

ka dapat melihat adilnya penghakiman-penghakiman Allah dalam 

mempertahankan hak-Nya atas barang-barang yang dikhususkan, 

dan mereka menjadi takut untuk melanggar dalam perkara yang 

seperti itu. Dengan meletakkan barang-barang itu di hadapan Tu-

han, mereka mengakui hak-Nya atas barang-barang itu, dan me-

nunggu untuk menerima petunjuk-petunjuk-Nya tentang barang-

barang itu. Perhatikanlah, orang-orang yang menyangka bisa 

menipu Allah hanya menipu diri mereka sendiri. Apa yang diambil 

dari-Nya, akan diambil-Nya kembali (Hos. 2:8). Ia tidak akan 

menderita kerugian oleh siapa pun pada akhirnya. 

Kitab Yosua 7:16-26 

 139 

V. Hukuman terhadap Akhan. Yosua menjatuhkan hukuman atas-

nya (ay. 25): Mengapa engkau mendatangkan celaka atas kami? 

(KJV). Itulah alasan untuk hukuman ini. Oh, betapa engkau telah 

mencelakakan kami? Demikian sebagian penafsir membacanya. 

Yosua merujuk pada apa yang sudah dikatakan saat   diberikan 

peringatan untuk tidak mengambil barang yang dikhususkan 

(6:18),supaya  jangan kamu membawa kemusnahan atas perke-

mahan orang Israel dan mencelakakannya. Perhatikanlah, dosa 

yaitu  hal yang sangat mencelakakan, bukan hanya bagi si pen-

dosa sendiri, melainkan juga bagi semua orang di sekelilingnya. 

Siapa loba akan keuntungan gelap, seperti Akhan, mengacaukan 

rumah tangganya (Ams. 15:27), dan seluruh masyarakat di mana 

ia menjadi bagiannya. Sekarang (kata Yosua) Allah pun mencela-

kakan engkau. Lihatlah mengapa Akhan dihukum begitu berat, 

bukan hanya sebab  ia telah merampok Allah, melainkan juga 

sebab  ia telah mencelakakan Israel. Di atas kepalanya (seolah-

olah) tertulis tuduhan ini, “Akhan, yang mecelakakan Israel,” se-

perti Ahab (1Raj. 18:18). Oleh sebab itu, inilah yang menjadi 

hukumannya: Allah pun mencelakakan engkau. Perhatikanlah, 

Allah yang benar pasti akan membalaskan penindasan kepada 

mereka yang menindas umat-Nya (2Tes. 1:6). Orang-orang yang 

mencelakakan akan dicelakakan. Sebagian dari cendekiawan 

Yahudi, berdasar  kata yang menentukan bahwa Akhan ditim-

pa celaka sampai pada hari ini, menyimpulkan bahwa sebab  itu 

ia tidak akan mendapat celaka di dunia yang akan datang. Da-

gingnya hancur,supaya  rohnya bisa diselamatkan. Jika demikian, 

masa penyelenggaraan Perjanjian Lama itu sebenarnya tidak 

sekeras seperti yang terlihat. Dalam gambaran tentang dosanya 

maupun tentang hukumannya, melalui permasalahan yang ada 

dalam keduanya, ada rujukan yang jelas kepada namanya Akhan, 

atau, sebagaimana ia disebut (1Taw. 2:7), Ahar, yang berarti 

masalah. Ia benar-benar sesuai dengan namanya. 

VI. Pelaksanaan hukuman terhadap Akhan. Penangguhan hukuman 

tidak dapat diperoleh. Satu anggota tubuh yang sakit harus di-

potong dengan segera. saat   ia terbukti sebagai orang yang ter-

laknat, dan yang mencelakakan perkemahan Israel, kita dapat 

menduga bahwa semua orang berteriak kepadanya, enyahkan dia, 

enyahkan dia! Rajam dia, rajam dia! Inilah, 


 140

1. Tempat pelaksanaan hukuman itu. Mereka membawanya ke-

luar perkemahan, sebagai tanda bahwa mereka mengusir orang 

yang melakukan kejahatan dari tengah-tengah mereka (1Kor. 

5:13). saat   Yesus Tuhan kita dijadikan kutuk bagi kita, su-

paya dengan celaka-Nya kita dapat beroleh damai, Ia menderita 

sebagai barang yang terkutuk di luar pintu gerbang, dengan 

menanggung cela kita (Ibr. 13:12-13). Pelaksanaan hukuman 

itu dilakukan di tempat yang jauh,supaya  perkemahan yang 

dikacaukan oleh dosa Akhan tidak dicemarkan oleh kematian-

nya. 

2. Orang-orang yang dipekerjakan dalam penghukumannya. Peng-

hukuman itu yaitu  tindakan seluruh Israel (ay. 24-25). Mereka 

semua menjadi penontonnya,supaya  mereka dapat melihat dan 

takut. Penghukuman-penghukuman yang dilakukan di depan 

umum yaitu  contoh untuk semua orang. Bahkan, mereka se-

mua setuju dengan kematiannya, dan sebanyak mungkin ikut 

terlibat dalam menghukumnya, sebagai tanda dari kebencian 

semua orang terhadap perbuatan Akhan yang mencemarkan 

barang kudus, dan kengerian mereka akan murka Allah ter-

hadap mereka. 

3. Apa dan siapa yang ikut dihukum bersama Akhan. Sebab bu-

kan orang itu saja yang mati sebab  dosanya (22:20). 

(1) Barang-barang curian itu dimusnahkan bersama dia. Ju-

bah itu dibakar, seperti yang seharusnya bersama semua 

benda lain yang dapat dibakar di Yerikho. Perak dan emas-

nya dirusak, dibuat meleleh, dihilangkan, dan dikuburkan 

dalam abu dari sisa-sisa barangnya di bawah timbunan 

batu,supaya  tidak pernah dapat digunakan lagi.  

(2) Semua barangnya yang lain juga dimusnahkan, bukan ha-

nya kemahnya, dan perabotan kemahnya, melainkan juga 

lembunya, keledainya, dan kambing dombanya. Hal ini un-

tuk menunjukkan bahwa barang-barang yang diperoleh 

secara tidak benar, terutama jika diperoleh melalui pen-

cemaran terhadap yang kudus, bukan hanya tidak akan ber-

manfaat sama sekali, namun  juga akan hancur dan memus-

nahkan harta benda lain yang kepadanya barang-barang itu 

ditambahkan. Burung rajawali dalam peribahasa, yang 

mencuri daging dari mezbah, membawa bara api bersama 

dengan daging itu, yang membakar sarangnya (Hab. 2:9-10; 

Kitab Yosua 7:16-26 

 141 

Za. 5:3-4). Orang-orang yang merenggut lebih daripada apa 

yang mereka miliki, akan kehilangan apa yang mereka 

miliki.  

(3) Anak-anak laki-laki dan perempuannya dihukum mati ber-

samanya. Sebagian penafsir memang berpendapat bahwa 

mereka dibawa keluar (ay. 24), hanya untuk menonton hu-

kuman terhadap ayah mereka. namun  kebanyakan penafsir 

menyimpulkan bahwa mereka mati bersamanya, dan bah-

wa merekalah yang pasti dimaksudkan dalam ayat 25, di 

mana dikatakan semuanya itu dibakar dengan api dan di-

lempari dengan batu. Allah sudah menyatakan dengan jelas 

bahwa para hakim tidak boleh menghukum mati anak-

anak sebab  kesalahan ayah mereka. namun  Ia tidak ber-

niat mengikat diri-Nya dengan hukum itu, dan dalam per-

kara ini Ia sudah memerintahkan dengan tegas (ay. 15) 

bahwa si penjahat, dan semua yang dimilikinya, harus 

dibakar. Mungkin anak-anak laki-laki dan perempuannya 

ikut membantu dan menjadi kaki tangan dalam kejahatan 

itu. Mereka sudah membantu membawa barang-barang 

yang dikhususkan itu. Besar kemungkinan bahwa mereka 

membantu menyembunyikannya, dan bahwa Akhan tidak 

dapat menyembunyikannya di tengah-tengah kemahnya tan-

pa diketahui dan dijaga kerahasiaannya oleh mereka. De-

ngan begitu, mereka menjadi kaki tangan ex post facto – 

sesudah  kejadian. Dan, kalaupun peran mereka begitu kecil 

dalam kejahatan itu, namun kejahatan itu begitu keji hingga 

pantaslah jika mereka ikut berbagi dalam hukumannya. Apa 

pun itu, Allah dengan ini dimuliakan, dan hukuman yang 

dilaksanakan dengan demikian menjadi semakin dahsyat. 

4. Hukuman itu sendiri yang ditimpakan kepada Akhan. Ia 

dilempari batu (menurut sebagian penafsir sebagai pelanggar 

hari Sabat, dengan menduga bahwa pencemaran itu dilakukan 

pada hari Sabat). lalu  mayatnya dibakar, sebagai barang 

yang terkutuk, yang tidak boleh disisakan. Setujunya semua 

orang dalam pelaksanaan hukuman ini mengajar kita, betapa 

merupakan kepentingan sebuah bangsa bahwa semua orang 

di dalamnya harus berbuat semampu mereka, di tempat mere-

ka masing-masing, untuk menekan kejahatan dan pencemar-

an, dan mengadakan pembaharuan perilaku. Dosa yaitu  


 142

noda bangsa, dan sebab  itu setiap orang Israel yang sejati 

akan mengambil batu dan melempari dosa itu. 

5. Meredanya murka Allah sebab nya (ay. 26): Lalu surutlah 

murka TUHAN yang bernyala-nyala itu. Disingkirkannya dosa 

melalui pertobatan dan pembaharuan yang sejati yaitu  satu-

satunya cara, dan juga cara yang pasti dan paling berhasil, 

untuk mendapatkan kembali perkenanan ilahi. Singkirkan 

penyebabnya, maka akibatnya akan berhenti. 

VII. Catatan tentang putusan yang menyatakan kesalahan Akhan dan 

pelaksanaan hukumannya. Diberi perhatian untuk melestarikan 

ingatan akan peristiwa itu, sebagai peringatan dan pengajaran 

untuk keturunan yang akan datang.  

1. Timbunan batu didirikan di atas tempat Akhan dihukum mati. 

Mungkin setiap orang dari jemaat itu melempari batu ke tim-

bunan itu, sebagai tanda kebencian mereka terhadap kejahat-

an itu.  

2. Sebuah nama baru diberikan kepada tempat itu. Tempat itu 

disebut lembah Akhor, atau masalah. Ini merupakan cap bu-

ruk yang abadi pada nama Akhan, dan peringatan abadi ke-

pada semua orang untuk tidak merampas harta milik Allah. 

Melalui hukuman yang berat kepada Akhan ini, kehormatan 

pemerintahan Yosua, yang sekarang masih dalam permulaan-

nya, dipertahankan. Dan Israel, saat   memasuki tanah Ka-

naan yang dijanjikan, diingatkan untuk mematuhi ketentuan 

dan batasan dari pemberian tanah itu, yang dengannya 

mereka menduduki negeri itu. Jika tidak, mereka sendiri yang 

menanggung akibatnya. Dikatakan bahwa lembah Akhor di-

berikan sebagai pintu pengharapan, sebab saat   kita menying-

kirkan barang yang terkutuk, maka pada saat itulah mulai ada 

harapan di Israel (Hos. 2:14; Ezr. 10:2). 

 

 

 

 

 

PASAL  8  

erlalu sudah cela bangsa Israel akibat dosa Akhan. Keadaan 

bangsa itu sekarang sudah membaik kembali, baik untuk urusan 

perang maupun agama. Sekarang dalam pasal ini, kita temukan,  

I. Gerak maju yang penuh kemenangan dari tentara mereka 

dalam merebut kota Ai, yang di hadapannya mereka belum 

lama ini dipermalukan.  

1. Allah mendorong Yosua untuk menyerang kota itu, de-

ngan jaminan akan berhasil, dan memberinya petunjuk 

tentang cara apa yang harus diambil (ay. 1-2).  

2. Yosua memberi perintah-perintah kepada para tentara 

sesuai dengan petunjuk Allah (ay. 3-8).  

3. Siasat diatur seperti yang direncanakan, dan berhasil 

seperti yang diinginkan (ay. 9-22).  

4. Yosua menguasai kota ini, menumpas semua penduduk-

nya dengan pedang, membakar kota itu, menggantung 

rajanya, namun  memberikan jarahan dari kota itu kepada 

para prajurit (ay. 23-29). 

II. Upacara yang sangat khidmat untuk menulis dan membaca-

kan hukum Taurat di hadapan seluruh kumpulan umat 

Israel. Salinan hukum itu disusun untuk tujuan itu di atas 

dua gunung, yaitu Gerizim dan Ebal, sesuai dengan perintah 

yang diterima Musa dari Tuhan, dan disampaikan kepada 

mereka (ay. 30-35). Demikianlah mereka mengambil pekerja-

an yang ada di depan mereka, dan menjalankan urusan 

agama mereka tetap sejalan dengan urusan duniawi mereka. 


 144

Penghancuran Kota Ai  

(8:1-2)  

1 lalu  berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: “Janganlah takut dan jangan-

lah tawar hati; bawalah seluruh tentara dan bersiaplah, majulah ke Ai. Ketahui-

lah, Aku serahkan kepadamu raja negeri Ai, rakyatnya, kotanya dan negerinya, 

2 dan haruslah kaulakukan kepada Ai dan rajanya, seperti yang kaulakukan 

kepada Yerikho dan rajanya; hanya barang-barangnya dan ternaknya boleh 

kamu jarah. Suruhlah orang bersembunyi di belakang kota itu.” 

Israel sangat berbahagia sebab  memiliki  seorang panglima seperti 

Yosua, namun  Yosua lebih berbahagia sebab  memiliki  Pembimbing 

yang begitu hebat, yaitu Allah sendiri. saat   timbul suatu kesulitan, 

ia tidak perlu memanggil suatu dewan penasihat perang, sebab ia 

memiliki  Allah yang demikian dekat kepadanya, bukan hanya 

untuk menjawab, melainkan bahkan sudah mengetahui lebih dulu 

pertanyaan-pertanyaannya. Dari apa yang tampak, Yosua sekarang 

sudah mampu berdiri, walaupun ia belum begitu pulih dari kegeli-

sahan yang menimpanya sebab  masalah yang diberikan Akhan ke-

pada mereka. Dan ia tidak dapat berpikir, tanpa rasa takut dan ge-

metar, untuk terus maju, sebab jangan-jangan ada Akhan lain dalam 

perkemahan. Maka berfirmanlah Allah kepadanya, melalui penglihat-

an, seperti sebelumnya (ps. 5), ataupun melalui tutup dada pernyata-

an keputusan. Perhatikanlah, jika  kita dengan setia menyingkir-

kan dosa, barang yang terkutuk itu, yang memisahkan kita dari Allah, 

maka pada saat itulah, dan tidak sebelumnya, kita dapat berharap 

untuk mendengar dari Allah sesuatu yang akan menjadi penghiburan 

kita. Dan jika  Allah memberi kita petunjuk tentang bagaimana 

kita harus terus melangkah dalam pekerjaan dan peperangan Kris-

tiani kita, maka itu merupakan bukti yang baik bahwa Ia telah ber-

damai dengan kita. Cermatilah di sini, 

I. Dorongan yang diberikan Allah kepada Yosua untuk terus maju: 

Janganlah takut dan janganlah tawar hati (ay. 1). Ini menyiratkan 

bahwa dosa Akhan, dan akibat-akibatnya, sudah membuat Yosua 

sangat berkecil hati, dan hampir membuatnya patah semangat. 

Kebobrokan-kebobrokan dalam jemaat melemahkan tangan para 

pembimbing dan penolongnya, dan menyusahkan roh mereka, 

lebih daripada perlawanan-perlawanan dari luar. Orang-orang 

Israel yang berkhianat harus lebih ditakuti daripada orang-orang 

Kanaan yang penuh niat jahat. namun  Allah menyuruh Yosua 

Kitab Yosua 8:1-2 

 145 

untuk tidak tawar hati. Kuasa yang sama yang menjaga Israel se-

hingga tidak dihancurkan oleh musuh-musuh mereka, akan men-

jaga mereka sehingga mereka tidak menghancurkan diri sendiri. 

Untuk menyemangati Yosua,  

1. Allah memberinya jaminan keberhasilan melawan Ai, dan mem-

beri tahu dia bahwa kota itu menjadi miliknya sepenuhnya. 

namun  ia harus menerimanya sebagai pemberian Allah: Aku se-

rahkan itu kepadamu. Pernyataan ini memberinya jaminan hak 

maupun kepemilikan, dan mewajibkan dia untuk memuliakan 

Allah atas hak dan kepemilikan itu (Mzm. 44:4).  

2. Allah mengizinkan bangsa Israel untuk mengambil jarahan 

bagi diri mereka sendiri. Di sini jarahan itu itu tidak dikudus-

kan bagi Allah seperti jarahan dari Yerikho, dan oleh sebab -

nya bangsa itu tidak terancam bahaya melakukan pelanggaran 

seperti yang sudah mereka lakukan di Yerikho. Cermatilah, 

bagaimana Akhan yang telah mengambil jarahan yang ter-

larang kehilangan jarahan itu, dan kehilangan nyawanya, dan 

semua miliknya. namun  orang-orang lain dari bangsa itu yang 

dengan kesadaran hati nurani telah menahan diri dari barang 

yang terkutuk itu, diganjar dengan cepat atas kepatuhan me-

reka dengan jarahan dari Ai. Cara untuk mendapat penghibur-

an dari apa yang diizinkan Allah untuk kita yaitu  dengan 

menahan diri dari apa yang dilarang-Nya untuk kita. Tidak 

ada orang yang akan rugi sebab  menyangkal diri. Hendaklah 

Allah mendapatkan apa yang semestinya Dia dapatkan terlebih 

dahulu, maka segala sesuatunya akan menjadi bersih dan 

pasti bagi kita (1Raj. 17:13). Allah tidak membawa mereka ke 

kota-kota yang baik ini, dan ke rumah-rumah yang penuh berisi 

berbagai-bagai barang baik, untuk membuat mereka tergiur 

melihat apa yang tidak boleh mereka sentuh. namun , sebab  

Allah sudah menerima hasil pertama dari Yerikho, maka jarah-

an dari kota Ai, dan jarahan dari semua kota yang mulai saat 

ini jatuh ke tangan mereka, dapat mereka ambil sebagai jarah-

an mereka sendiri. 

II.  Petunjuk yang diberikan Allah kepada Yosua dalam menyerang 

kota Ai. Serangan itu tidak boleh memakan waktu yang begitu 

lama seperti saat   merebut kota Yerikho. Serangan kali ini tidak 

boleh membuat perang itu terlalu panjang. Orang-orang yang su-


 146

dah bersabar menunggu tujuh hari untuk Yerikho, akan menda-

patkan Ai dalam satu hari. Tidak pula kota Ai, seperti kota 

Yerikho, akan direbut melalui mujizat, dan oleh tindakan Allah 

semata-mata, namun  sekarang tindakan dan keberanian mereka 

sendiri harus dilatih. sesudah  melihat Allah bekerja untuk mereka, 

sekarang mereka sendiri harus bangun untuk bekerja. Allah 

memberi petunjuk kepada Yosua,  

1. Untuk membawa semua orang,supaya  mereka semua bisa 

melihat serangan itu dan berbagi jarahannya. Dengan ini 

secara tidak langsung Allah memberi teguran kepada Yosua 

sebab  telah mengirim pasukan yang begitu sedikit melawan 

Ai dalam serangan sebelumnya terhadap kota itu (7:4).  

2. Untuk melakukan penyergapan di belakang kota. Ini yaitu  

cara yang mungkin tidak terpikirkan oleh Yosua pada saat itu, 

seandainya Allah tidak memberinya petunjuk untuk melaku-

kannya. Sekarang kita tidak dapat begitu saja mengharapkan 

petunjuk, seperti di sini, melalui penglihatan, suara, atau bim-

bingan. Namun demikian, setiap kali orang-orang yang diberi 

kepercayaan sebagai wakil rakyat, mengambil tindakan yang 

bijak untuk kebaikan umum, harus diakui bahwa Allahlah 

yang menaruhnya dalam hati mereka. Dia yang mengajarkan 

kebijaksanaan kepada petani, tidak diragukan lagi mengajar 

pemuka negeri dan panglima. 

Penghancuran Kota Ai  

(8:3-22) 

3 Lalu bersiaplah Yosua beserta seluruh tentara untuk pergi ke Ai. Yosua 

memilih tiga puluh ribu orang, pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa, me-

reka disuruhnya pergi pada waktu malam 4 dan kepada mereka diperintah-

kannya, katanya: “Ketahuilah, kamu harus bersembunyi di belakang kota itu 

untuk menyerangnya, janganlah terlalu jauh dari kota itu, dan bersiap-

siaplah kamu sekalian. 5 Aku dan semua orang yang bersama-sama dengan 

aku akan mendekati kota itu; jika  mereka keluar menyerbu kami, seperti 

yang pertama kali, maka kami akan melarikan diri dari hadapan mereka.  

6 Jadi mereka akan keluar menyusul kami, sehingga kami memancing me-

reka jauh dari kota itu, sebab mereka akan berkata: orang-orang itu melari-

kan diri dari hadapan kita seperti yang pertama kali. Jika kami melarikan 

diri dari hadapan mereka, 7 maka kamu harus bangun dari tempat persem-

bunyianmu itu untuk menduduki kota itu, dan TUHAN, Allahmu, akan me-

nyerahkannya ke dalam tanganmu. 8 Segera sesudah  kamu merebut kota itu, 

haruslah kamu membakarnya; sesuai dengan firman TUHAN kamu harus 

melakukan semuanya itu; ingatlah, itulah perintahku kepadamu.” 9 Demi-

Kitab Yosua 8:3-22 

 147 

kianlah Yosua menyuruh mereka pergi, lalu berjalanlah mereka ke tempat 

persembunyian dan tinggal di antara Betel dan Ai, di sebelah barat Ai. namun  

Yosua bermalam di tengah-tengah rakyat pada malam itu. 10 Keesokan 

harinya Yosua bangun pagi-pagi, lalu diperiksanyalah barisan bangsa itu dan 

berjalanlah ia maju beserta para tua-tua orang Israel di depan bangsa itu ke 

Ai. 11 Juga seluruh tentara yang bersama-sama dengan dia berjalan maju; 

mereka maju mendekat, lalu sampai ke tentangan kota itu, lalu  

berkemahlah mereka di sebelah utara Ai, sehingga lembah itu ada di antara 

mereka dan Ai. 12 Yosua telah mengambil kira-kira lima ribu orang, lalu 

disuruhnya mereka bersembunyi di antara Betel dan Ai, di sebelah barat kota 

itu. 13 Beginilah rakyat itu diatur: seluruh tentara itu di sebelah utara kota 

dengan barisan belakang di sebelah barat kota. Pada malam itu berjalanlah 

Yosua melalui lembah itu. 14 Pagi-pagi, saat   raja negeri Ai melihat hal itu, 

maka ia dan seluruh rakyatnya, orang-orang kota itu, segera keluar berpe-

rang, menyerbu orang Israel, ke lereng di seberang dataran itu; raja itu tidak 

tahu, bahwa ada orang bersembunyi di belakang kota. 15 Yosua dan seluruh 

orang Israel itu berlaku seolah-olah dipukul mundur oleh mereka, lalu 

melarikan diri ke arah padang gurun. 16 Sebab itu semua orang yang ada di 

kota dikerahkan untuk mengejar orang Israel. Maka mereka mengejar Yosua, 

sehingga makin jauhlah mereka terpancing dari kota. 17 Seorang pun tidak 

tertinggal lagi di Ai dan Betel yang tidak keluar memburu orang Israel. Mere-

ka meninggalkan kota itu terbuka, sebab  mereka mengejar orang Israel.  

18 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: “Acungkanlah lembing yang ada 

di tanganmu ke arah Ai, sebab Aku menyerahkan kota itu ke dalam tangan-

mu.” Maka Yosua mengacungkan lembing yang di tangannya ke arah kota 

itu. 19 saat   diacungkannya tangannya, maka segeralah bangun orang-orang 

yang bersembunyi itu dari tempatnya, mereka berlari memasuki kota, mere-

butnya, lalu segera membakar kota itu. 20 saat   orang Ai berpaling menoleh 

ke belakang, tampaklah asap kota itu naik membubung ke langit; mereka 

tidak sempat melarikan diri ke mana pun juga, sebab rakyat yang tadinya lari 

ke padang gurun, berbalik melawan pengejar-pengejarnya. 21 saat   Yosua 

dan seluruh Israel melihat, bahwa orang-orang yang bersembunyi itu telah 

merebut kota dan bahwa asap kota itu naik membubung, berbaliklah mere-

ka, lalu menewaskan orang-orang Ai. 22 Sementara itu juga keluar orang-

orang Israel yang lain dari dalam kota menyerbu orang-orang Ai, sehingga 

terjepit di tengah-tengah orang Israel itu, yang ini dari sini dan yang itu dari 

sana; orang-orang Ai ditewaskan, sehingga seorang pun dari mereka tidak 

ada yang dibiarkan terlepas atau luput. 

Dalam perikop ini kita mendapati gambaran tentang direbutnya kota 

Ai dengan suatu siasat. Siasat yang digunakan di sini, kita yakin, 

diperbolehkan dan baik. Allah sendiri menetapkannya. namun  kita 

tidak memiliki  alasan untuk berpikir bahwa siasat seperti itu 

diperbolehkan dan baik dalam perang-perang lain. Di sini tidak ada 

perjanjian perserikatan yang dilanggar, tidak ada perjanjian damai 

yang diingkari, untuk mendapatkan keuntungan. Tidak, ini yaitu  

hal-hal yang suci, dan tidak boleh dijadikan bahan gurauan, atau 

dipakai untuk memenuhi suatu tujuan. Kebenaran, begitu diikrar-

kan, menjadi utang bahkan kepada musuh. namun  dalam siasat ini di 

sini, tidak ada kebohongan yang dikatakan. Tidak ada yang disem-


 148

bunyikan selain rancangan-rancangan bangsa Israel sendiri, dan 

tidak ada ketentuan apa pun bahwa mereka harus memberitahukan-

nya kepada musuh. Tidak ada yang ditutup-tutupi, tidak ada yang 

dipalsukan selain tindakan melarikan diri. Ini sama sekali bukan 

merupakan petunjuk yang alamiah atau penting akan ketidakmam-

puan mereka untuk mempertahankan serangan, atau suatu rancang-

an untuk tidak memperbaharui serangan mereka lagi. Pihak musuh 

seharusnya berjaga-jaga, dan tetap berada dalam tembok-tembok 

pertahanan mereka sendiri. Kebijaksanaan yang lazim, seandainya 

mereka dipimpin olehnya, akan mengarahkan mereka untuk tidak 

berani mengejar tentara yang mereka lihat jauh lebih unggul dari 

mereka dalam jumlah, dan meninggalkan kota mereka tanpa pen-

jagaan. namun  si populus vult decipi, decipiatur – jika orang mau ditipu, 

biar saja mereka tertipu. Jika orang Kanaan dapat diperdaya dengan 

begitu mudah, dan dalam mengejar Israel milik Allah mau melanggar 

semua hukum pemerintahan dan pengelolaan yang baik, maka orang 

Israel sama sekali tidak boleh dipersalahkan sebab  mengambil 

keuntungan dari kegeraman dan kesembronoan mereka. Dan hal itu 

juga bukannya tidak selaras dengan tabiat yang berkenan diberikan 

Allah tentang mereka, bahwa mereka yaitu  anak-anak yang tidak 

akan berlaku curang. Nah, dalam gambaran yang diberikan di sini 

tentang perkara ini, 

I. Ada sedikit kesulitan dalam menyesuaikan jumlah orang yang 

dipakai untuk melaksanakan serangan itu. Disebutkan (ay. 3) 

tentang tiga puluh ribu orang yang dipilih dan disuruh pergi pada 

waktu malam. Mereka diberi tugas untuk mengejutkan kota Ai 

begitu mereka tahu bahwa kota itu ditinggalkan (ay. 4, 7-8). Na-

mun sesudahnya (ay. 12) dikatakan, Yosua mengambil kira-kira 

lima ribu orang, lalu disuruhnya mereka bersembunyi di belakang 

kota, dan lalu  orang-orang yang bersembunyi itu berlari 

memasuki kota, dan membakar kota itu (ay. 19). Nah,  

1. Sebagian penafsir berpendapat bahwa ada dua kelompok yang 

dikirim untuk bersembunyi, pertama-tama 30.000 orang, dan 

sesudahnya 5.000 orang untuk menjaga jalan, dan untuk 

mencegat orang-orang yang dikirim terlebih dahulu. Dan bah-

wa Yosua mengadakan serangannya secara terang-terangan 

terhadap kota itu dengan seluruh ribuan orang Israel. Demi-

kian menurut cendekiawan Uskup Patrick, dengan menegas-

Kitab Yosua 8:3-22 

 149 

kan perintah Allah (ay. 1) untuk membawa seluruh tentara 

bersamanya. Akan namun ,  

2. Sebagian yang lain berpendapat bahwa semua orang dibawa 

hanya untuk berkemah di depan kota Ai. Dari mereka Yosua 

memilih 30.000 orang untuk dipakai menyerang, dan dari 

jumlah ini ia mengirim 5.000 orang untuk bersembunyi. Seba-

nyak itu sajalah yang dapat diduga bisa memasuki kota itu 

incognito – tanpa diketahui (kalau lebih banyak pasti akan 

terlihat, dan dengan demikian rancangan itu akan ketahuan). 

Dan pada saat itu, dengan 25.000 orang lainnya, Yosua meng-

adakan serangan terbuka, seperti menurut Masius (seorang 

cendekiawan abad ke-16 – pen.). Atau ia mengadakan serang-

an dengan 30.000 orang itu, yang menurut Calvin dijaganya 

utuh untuk tujuan penyerangan itu, sesudah  ia mengirim 5.000 

orang, selain ke-30.000 orang itu, untuk melakukan penyer-

gapan. Dan kelima ribu orang itulah yang pasti dimaksudkan 

dengan orang-orang (ay. 3) yang disuruhnya pergi pada waktu 

malam, dengan perintah untuk bersembunyi di belakang kota, 

walaupun jumlahnya tidak disebutkan secara khusus sampai 

ayat 12. Jika kita menerima apa yang tampak sebagai keka-

cauan dalam urutan cerita itu, dan contoh-contoh serupa 

mungkin dapat dikutip dari sejarah-sejarah lain dalam Kitab 

Suci, besar kemungkinan bahwa hanya ada satu penyergapan, 

yang hanya terdiri atas 5.000 orang, yang cukup untuk tujuan 

itu. 

II. Namun bagian-bagian utama dari cerita itu cukup jelas. Ada 

sebuah pasukan berjalan dengan diam-diam di belakang kota, di 

sisi lain dari tempat di mana tubuh utama tentara itu berada 

(sebab  keadaan di negeri itu, ada kemungkinan, mendukung 

persembunyian mereka). sesudah  itu Yosua, dengan pasukan-

pasukan yang ada bersamanya, menyerang kota itu. Tentara kota 

Ai menyerang tentara Israel dengan gencar, mengakibatkan mere-

ka menarik diri, mundur, dan tampak melarikan diri tunggang-

langgang ke arah padang gurun. Melihat itu, orang Ai mengerah-

kan semua pasukan mereka untuk mengejar tentara Israel. Ini 

memberi peluang yang baik bagi tentara Israel yang bersembunyi 

untuk menguasai kota itu. Lalu, sesudah  mereka memberi tahu 

Yosua melalui asap, ia, dengan seluruh pasukannya, berbalik 


 150

menyerang para pengejar itu. Sekarang, saat   sudah sangat ter-

lambat, para pengejar itu sadar akan perangkap yang menjerat 

mereka. Mereka dicegat saat   hendak berbalik ke kota Ai, dan 

semuanya dibinasakan. Siasat semacam itu kita dapati digunakan 

dalam Hakim-Hakim 20:30, dan seterusnya. Nah, dalam cerita ini 

kita dapat mengamati, 

1. Betapa gagah beraninya Yosua sebagai seorang panglima. 

Lihatlah,  

(1) Perilaku dan kebijaksanaannya. Allah memberinya petun-

juk (ay. 2) bahwa ia harus melakukan penyergapan di bela-

kang kota, namun  menyerahkan kepadanya untuk mengatur 

rincian-rinciannya sendiri, yang secara mengagumkan dila-

kukannya dengan baik. Tidak diragukan lagi, hikmat mem-

beri kepada yang memilikinya lebih banyak kekuatan dari 

pada sepuluh penguasa (Pkh. 7:19).  

(2) Kepedulian dan ketekunannya (ay. 10): Keesokan harinya 

Yosua bangun pagi-pagi,supaya  ia tidak kehilangan waktu, 

dan untuk menunjukkan betapa pikirannya terpaku pada 

pekerjaannya. Orang-orang yang mau mengurusi peperang-

an rohani mereka tidak boleh suka kenyamanan.  

(3) Keberanian dan ketetapan hatinya. Meskipun tentara Israel 

sudah dipukul mundur di hadapan Ai, namun ia menetap-

kan hati untuk memimpin mereka sendiri untuk kali kedua 

(ay. 5). Sebagai seorang tua-tua, ia membawa para tua-tua 

Israel bersamanya untuk mengadakan serangan ini ke kota 

Ai (ay. 10). Seolah-olah ia lebih suka duduk di kursi hakim 

untuk menghakimi penduduk kota itu sebagai penjahat 

daripada bertempur melawan mereka sebagai musuh.  

(4) Kehati-hatian dan perhitungannya (ay. 13): Pada malam itu 

berjalanlah Yosua melalui lembah itu, untuk mempersiap-

kan hatinya bagi serangan itu, dan untuk melihat bahwa 

segala sesuatunya sudah diatur dengan baik. Ada dugaan 

yang penuh kesalehan dari cendekiawan Uskup Patrick, 

bahwa Yosua pergi ke lembah itu sendirian, untuk berdoa 

kepada Allah meminta berkat atas usaha nya, dan ia tidak 

meminta dengan sia-sia.  

(5) Ketetapan dan keteguhannya. saat   ia sudah mengacung-

kan lembingnya ke arah kota itu (ay. 18, lembing yang 

Kitab Yosua 8:3-22 

 151 

hampir sama mematikan dan menakutkannya bagi musuh-

musuh Israel seperti tongkat Musa), ia tidak pernah mena-

rik tangannya kembali sampai pekerjaan itu terlaksana. 

Tangannya dalam berperang, seperti tangan Musa dalam 

berdoa syafaat, tetap teguh sampai terbenamnya matahari. 

Orang-orang yang sudah mengacungkan tangan mereka 

melawan musuh-musuh rohani mereka, tidak boleh mena-

riknya kembali. Terakhir, apa yang dilakukan Yosua dalam 

siasat itu dapat diterapkan pada Yesus Tuhan kita, yang 

untuk-Nya Yosua menjadi perlambang. Yosua menakluk-

kan dengan menyerahkan diri, seolah-olah ia sendiri telah 

ditaklukkan. Demikian pula dengan Yesus Tuhan kita, keti-

ka Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-

Nya, seolah-olah maut telah menang atas Dia, dan seolah-

olah Ia dan semua kepentingan-Nya telah dikalahkan habis-

habisan dan dihancurkan. namun  dalam kebangkitan-Nya Ia 

memiliki  kekuatan baru, dan memberikan kekalahan 

telak kepada kuasa-kuasa kegelapan. Ia meremukkan ke-

pala ular, dengan membiarkan si ular meremukkan tumit-

Nya. Sungguh sebuah siasat yang penuh kemenangan! 

2. Betapa Israel yaitu  umat yang taat. Apa yang diperintahkan 

Yosua kepada mereka, sesuai dengan firman TUHAN (ay. 8), 

mereka lakukan tanpa bersungut-sunggut atau membantah. 

Orang-orang yang dikirim untuk bersembunyi di antara Betel 

dan Ai (dua kota yang bersekutu melawan mereka), ada di 

tempat tugas yang berbahaya. Seandainya ketahuan, mereka 

semua bisa saja dibinasakan, dan sekalipun begitu mereka 

tetap menempuh bahaya. Dan, saat   seluruh tentara Israel 

mundur dan melarikan diri, terasa sangat memalukan dan 

juga berbahaya. Sekalipun begitu, dalam kepatuhan kepada 

Yosua, mereka melakukannya juga.  

3. Betapa raja Ai yaitu  musuh yang tolol,  

(1) Bahwa ia, melalui para pengintainya, tidak mengetahui 

orang-orang yang bersembunyi di belakang kota (ay. 14). 

Sebagian orang memandangnya sebagai contoh yang luar 

biasa dari kuasa Allah dalam membuat manusia buta akan 

kepentingan mereka sendiri, dan akan apa yang perlu 

untuk damai sejahtera mereka, bahwa raja itu tidak tahu, 


 152

bahwa ada orang bersembunyi. Orang-orang yang paling 

terancam bahaya yaitu  mereka yang paling tidak sadar 

bahwa mereka sedang terancam bahaya.  

(2) Bahwa saat   Israel tampak melarikan diri, sang raja 

mengerahkan semua pasukannya untuk mengejar mereka, 

dan tidak meninggalkan seorang pun untuk menjaga kota-

nya dan untuk mengamankan tempat persembunyiannya 

(ay. 17). Demikianlah musuh-musuh jemaat sering kali lari 

menuju kehancuran oleh kegeraman dan luapan amarah 

mereka sendiri terhadap Israel milik Allah. Firaun terjun 

sendiri ke Laut Merah sebab  hasratnya yang menggebu 

untuk mengejar Israel.  

(3) Bahwa berdasar  pembunuhan terhadap tiga puluh 

enam dari 3.000 orang, saat   Israel mengadakan serangan 

sebelumnya terhadap kotanya, ia sudah mengambil kesim-

pulan bahwa pasukan yang begitu besar yang sekarang 

harus dihadapinya akan dikalahkan habis-habisan (ay. 6): 

Orang-orang itu melarikan diri dari hadapan kita seperti 

yang pertama kali. Lihatlah bagaimana kemakmuran orang 

bebal membinasakan mereka dan mengeraskan hati mere-

ka hingga membuat mereka hancur. Allah sudah meman-

faatkan orang Ai sebagai cambuk untuk menghajar umat-

Nya sebab  mengambil barang yang dikhususkan. Hal ini 

membuat orang Ai besar kepala, bahwa mereka pasti men-

dapat kehormatan untuk membebaskan negeri mereka dari 

para penyerang yang menakutkan ini. namun  mereka segera 

dibuat melihat kesalahan mereka, dan menyadari bahwa 

saat   orang Israel telah berdamai dengan Allah mereka, 

maka mereka pun tidak memiliki  kekuatan apa-apa 

untuk melawan orang Israel. Allah memanfaatkan mereka 

hanya sebagai tongkat untuk menghajar Israel, dengan 

tujuan, saat   hajaran itu selesai, maka tongkat itu sendiri 

pun akan dilemparkan ke dalam api. Walaupun mereka 

sendiri tidak demikian maksudnya, namun niat hati mereka 

ialah hendak memunahkan dan hendak melenyapkan (Yes. 

10:5-7). 

4. Betapa Israel memperoleh kemenangan yang utuh atas mereka 

dengan perkenanan dan berkat Allah. Tiap-tiap orang melaku-

kan bagiannya: pasukan-pasukan Israel yang dibagi-bagi, me-

Kitab Yosua 8:23-29 

 153 

lalui tanda-tanda yang disepakati, memahami satu sama lain, 

dan segala sesuatunya berhasil sesuai rencana. Dengan begitu 

orang Ai, sekalipun sangat yakin akan memperoleh kemenang-

an, mendapati diri mereka terkepung, sehingga mereka tidak 

memiliki  semangat untuk melawan atau tempat untuk 

melarikan diri. Dengan terpaksa mereka harus menyerahkan 

nyawa kepada para pembinasa. Dan sekarang sulit dikatakan 

apakah teriakan-teriakan orang Israel, ataukah jeritan-jeritan 

orang Ai, yang lebih keras. namun  mudah untuk dibayangkan 

betapa orang Ai dipenuhi dengan kengerian dan kebingungan, 

saat   keyakinan mereka yang tinggi melambung tiba-tiba saja 

tenggelam ke dalam keputusasaan yang teramat dalam. Per-

hatikanlah, kemenangan orang fasik itu singkat (Ayb. 20:5). 

Hanya sebentar mereka meninggikan diri,supaya  kejatuhan 

dan kehancuran mereka terasa semakin pedih (Ayb. 24:24). 

Lihatlah betapa mudahnya, betapa cepatnya, timbangan ber-

balik memberati orang-orang yang tidak memiliki Allah di pi-

hak mereka. 

Penghancuran Kota Ai  

(8:23-29) 

23 namun  raja Ai ditangkap mereka hidup-hidup dan dihadapkan kepada 

Yosua. 24 Segera sesudah orang Israel selesai membunuh seluruh penduduk 

kota Ai di padang terbuka ke mana orang Israel mengejar mereka, dan orang-

orang ini semuanya tewas oleh mata pedang sampai orang yang penghabisan, 

maka seluruh Israel kembali ke Ai dan memukul kota itu dengan mata 

pedang. 25 Jumlah semua orang yang tewas pada hari itu, baik laki-laki 

maupun perempuan, ada dua belas ribu orang, semuanya orang Ai. 26 Dan 

Yosua tidak menarik tangannya yang mengacungkan lembing itu, sebelum 

seluruh penduduk kota Ai ditumpasnya. 27 Hanya ternak dan barang-barang 

kota itu dijarah oleh orang Israel, sesuai dengan firman TUHAN, yang di-

perintahkan-Nya ke