ku dan milikmu yaitu pemicu per-
tengkaran yang hebat di dunia. Kemiskinan dan kerja keras,
kekurangan dan hidup berkelana, tidak dapat memisahkan
Abram dan Lot. namun kekayaan memisahkan mereka.
Teman-teman cepat hilang. namun Tuhan yaitu Teman, yang
dari kasih-Nya kita tidak dapat dipisahkan, entah oleh pun-
cak kemakmuran ataupun dalamnya permusuhan.
II. Yang menjadi alat langsung bagi pertengkaran itu yaitu hamba-
hamba mereka. Perseteruan itu dimulai antara para gembala
Abram dan para gembala Lot (ay. 7). Mereka, ada kemungkinan,
memperselisihkan siapa yang harus mendapat padang rumput
yang lebih baik atau air yang lebih baik. Dan keduanya menyeret
tuan-tuan mereka ke dalam pertengkaran itu. Perhatikanlah, ham-
ba-hamba yang jahat sering kali membuat banyak kejahatan di
dalam keluarga-keluarga, melalui keangkuhan dan amarah, melalui
dusta dan fitnah. Sungguh jahat jika hamba-hamba melakukan
perbuatan-perbuatan keji di antara sanak saudara dan para tetang-
ga, dan menaburkan perpecahan. Orang-orang yang berbuat demi-
kian yaitu antek-antek Iblis dan musuh-musuh terbesar dari tuan
mereka.
III. Yang memperparah pertengkaran itu yaitu bahwa waktu itu
orang Kanaan dan orang Feris diam di negeri itu. Hal ini membuat
pertengkaran itu,
1. Sangat berbahaya. Jika Abram dan Lot tidak bisa sepakat un-
tuk memberi makan ternak mereka bersama-sama, maka
beruntunglah jika musuh bersama mereka tidak mendatangi
mereka dan menjarah mereka berdua. Perhatikanlah, perpe-
cahan di dalam keluarga-keluarga dan jemaat-jemaat sering
kali berujung menjadi kehancuran bagi mereka.
2. Sangat memalukan. Tidak diragukan lagi bahwa mata semua
tetangga tertuju kepada mereka, terutama sebab keunikan
agama mereka, dan kesucian hidup luar biasa yang mereka
312
jalani. Dan pertengkaran ini akan segera diperhatikan, dan di-
besar-besarkan, bagi cela mereka, oleh orang-orang Kanaan
dan orang-orang Feris. Perhatikanlah, pertengkaran di antara
orang-orang beriman merupakan cela bagi pengakuan iman
mereka, dan memberi kesempatan, sama seperti hal-hal
lain, kepada musuh-musuh Tuhan untuk menghujat.
IV. Penyelesaian terhadap pertengkaran ini sangat membahagiakan.
Yang paling baik yaitu menjaga perdamaian, agar perdamaian
tidak dirusak. namun , yang paling baik sesudah itu yaitu , jika
perbedaan-perbedaan memang terjadi, menyelaraskannya secepat
mungkin, dan memadamkan api yang telah berkobar. Permohon-
an untuk menghentikan perselisihan ini diajukan oleh Abram,
meskipun dia saudara yang lebih tua dan lebih tinggi (ay. 8).
1. Permohonan damainya penuh kasih sayang: Janganlah kira-
nya ada perkelahian. Abram di sini menunjukkan dirinya se-
bagai orang,
(1) Yang berkepala dingin, yang menguasai amarahnya, dan
tahu bagaimana melenyapkan murka dengan jawaban yang
lembut. Orang-orang yang ingin menjaga kedamaian ja-
nganlah pernah membalas cemooh dengan cemooh.
(2) Yang berjiwa rendah hati. Ia bahkan mau memohon kepada
saudaranya yang lebih muda untuk berdamai, dan meng-
ajukan usulan pertama untuk akur. Bagi para penakluk,
mulialah mereka bila mereka membuat damai dengan ke-
kuatan. namun , tidaklah kurang megah jika kita mem-
buat damai dengan kelembutan hikmat. Perhatikanlah,
umat Tuhan harus selalu membuktikan diri mereka sebagai
umat yang cinta damai. Apa pun yang ingin diusahakan
orang lain, mereka harus mengusahakan kedamaian.
2. Permintaan damainya sangat meyakinkan.
(1) Janganlah ada perselisihan antara aku dan engkau. Biar-
lah orang-orang Kanaan dan orang-orang Feris memperseli-
sihkan persoalan-persoalan yang remeh. namun janganlah
engkau dan aku bertengkar, yang mengetahui perkara-
perkara yang lebih baik, dan yang menanti-nantikan negeri
yang lebih baik. Perhatikanlah, orang-orang yang mengaku
beragama haruslah, dibandingkan orang lain, berhati-hati
Kitab Kejadian 13:5-9
313
untuk menghindari perselisihan. namun kamu tidaklah de-
mikian (Luk. 22:26). Kita tidak mempunyai kebiasaan yang
demikian (1Kor. 11:16). Janganlah ada perselisihan antara
aku dan engkau, yang sudah hidup bersama-sama dan me-
ngasihi satu sama lain begitu lama. Perhatikanlah, kenang-
an akan persahabatan yang sudah lama terjalin haruslah
dengan cepat mengakhiri pertengkaran-pertengkaran baru
yang terjadi kapan saja.
(2) Hendaklah ingat bahwa kita ini kerabat. Dalam bahasa
Ibrani, kita ini manusia yang berkerabat. Argumentasi yang
berlipat ganda.
[1] Kita yaitu manusia, dan sebagai manusia, kita yaitu
makhluk-makhluk yang fana, yakni, kita bisa saja mati
besok, dan sebab itu perlu mawas diri untuk ada
dalam keadaan berdamai dengan semua. Kita ini makh-
luk-makhluk yang berakal, dan harus diatur oleh akal
budi. Kita yaitu manusia, dan bukan binatang, orang
dewasa, dan bukan anak-anak. Kita yaitu makhluk-
makhluk sosial, maka hendaklah kita bersikap sebagai-
mana mestinya dengan semampu kita.
[2] Kita ini kerabat. Kita ini manusia yang mempunyai ko-
drat yang sama, yang berasal dari saudara dan keluarga
yang sama, dari agama yang sama, kawan seperjuangan
dalam ketaatan, kawan seperjuangan dalam kesabaran.
Perhatikanlah, pertimbangan bahwa kita berhubungan
satu sama lain, sebagai saudara, haruslah selalu mam-
pu meredakan amarah-amarah kita, untuk mencegah
atau mengakhiri perselisihan-perselisihan kita. Saudara
harus mengasihi sebagai saudara.
3. Usulannya untuk berdamai sangat adil. Banyak orang meng-
aku ingin berdamai, namun tidak mau melakukan apa pun
untuk mewujudkannya. namun Abram dengan ini membukti-
kan dirinya sebagai teman sejati bagi perdamaian, sehingga ia
mengusulkan suatu sarana yang tak bercela untuk menjaga-
nya: Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? (ay.
9). Seolah-olah ia berkata, Mengapa kita harus berselisih un-
tuk mendapat tempat, sementara ada cukup banyak tempat
bagi kita berdua?
314
(1) Ia menyimpulkan bahwa mereka harus berpisah, dan sa-
ngat ingin agar mereka berpisah sebagai teman: Baiklah pi-
sahkan dirimu dari padaku. Apa lagi yang bisa diungkap-
kan dengan lebih lembut lagi? Ia tidak mengusirnya, dan
memaksanya untuk pergi, namun menasihatinya agar memi-
sahkan diri dari dia. Tidak pula ia menyuruhnya pergi,
namun dengan rendah hati ingin agar dia mundur. Perhati-
kanlah, orang-orang yang mempunyai kuasa untuk meme-
rintah, kadang-kadang, demi kasih dan demi kedamaian
lebih memilih untuk memohon. Maka baiklah jika kita
saling memohon, memberi diri agar didamaikan satu ter-
hadap yang lain (2Kor. 5:20).
(2) Ia menawarkan kepadanya bagian yang cukup dari tanah
yang sedang mereka diami. Walaupun Tuhan telah berjanji
kepada Abram untuk memberi negeri ini kepada ketu-
runannya (12:7), dan tidak tampak bahwa janji seperti itu
pernah dibuat kepada Lot, yang bisa saja terus-menerus
ditegaskan Abram, sehingga Lot tidak akan mendapat ba-
gian sama sekali, namun ia mengizinkannya untuk bekerja
sama dengannya. Ia menawarkan bagian yang sepadan
kepada orang yang tidak mempunyai hak yang sepadan,
dan tidak mau memanfaatkan janji Tuhan untuk meme-
nangkan pertengkarannya. Tidak pula, di bawah perlin-
dungan janji itu, ia menyulitkan kerabatnya sedikit pun.
(3) Ia memberinya pilihan, dan menawarkan diri untuk mene-
rima sisanya: Jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan.
Abram mempunyai semua alasan untuk menjadi orang per-
tama yang memilih. Namun ia tidak mempertahankan hak-
nya. Perhatikanlah, yaitu penaklukan yang mulia jika
kita rela mengalah demi perdamaian. Itu yaitu penak-
lukan terhadap diri kita sendiri, dan terhadap keangkuhan
serta kemarahan kita sendiri (Mat. 5:39-40). Bukan hanya
kehormatan yang dijaga dengan hati-hati, melainkan juga
bahkan kepentingan diri sendiri dalam banyak hal harus
dikorbankan demi perdamaian.
Kitab Kejadian 13:10-13
315
Kepindahan Lot ke Sodom
(13:10-13)
10 Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lem-
bah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir,
sampai ke Zoar. Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan
Gomora. 11 Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu
ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah. 12 Abram menetap di
tanah Kanaan, namun Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan dan ber-
kemah di dekat Sodom. 13 Adapun orang Sodom sangat jahat dan berdosa
terhadap TUHAN.
Di sini kita mendapati pilihan yang dibuat Lot saat ia berpisah dari
Abram. Pada kesempatan ini, orang akan menyangka,
1. Bahwa Lot seharusnya mengungkapkan ketidakrelaannya untuk
berpisah dari Abram, dan bahwa, setidak-tidaknya, ia seharusnya
melakukannya dengan enggan.
2. Bahwa seharusnya ia bersikap sopan sehingga menyerahkan kem-
bali pilihan itu kepada Abram. namun kita tidak mendapati contoh
apa pun dari penghargaan dan penghormatannya kepada paman-
nya dalam seluruh pengaturan masalah itu. sesudah Abram mena-
warkan pilihan itu kepadanya, ia menerimanya tanpa mengucap-
kan terima kasih, dan menjatuhkan pilihannya. Nafsu dan kepen-
tingan diri menjadikan orang bersikap kasar. Sekarang, dalam
pilihan yang dibuat Lot, kita dapat mengamati,
I. Betapa matanya tertuju pada kebaikan negeri itu. Ia melihat
seluruh Lembah Yordan, negeri berdataran rendah yang di atasnya
Sodom berdiri, bahwa seluruh lembah itu secara menakjubkan
banyak airnya (dan mungkin yang diperselisihkan itu yaitu
masalah air, yang secara khusus membuatnya senang dengan
kenyamanan itu), dan dengan demikian Lot memilih baginya selu-
ruh Lembah Yordan itu (ay. 10-11). Lembah itu, yang menyerupai
Taman Eden sendiri, sekarang memberinya pemandangan yang
teramat menyenangkan. Lembah itu, di matanya, indah dipan-
dang, kegirangan bagi seluruh bumi. Dan oleh sebab itu, ia tidak
ragu lagi bahwa lembah itu akan memberinya tempat tinggal yang
nyaman, dan bahwa di tanah yang begitu subur demikian ia pasti
akan berkembang. dan menjadi sangat kaya. Dan hanya inilah
yang dilihatnya. namun apa yang terjadi dengan itu? Lihatlah,
kabar selanjutnya yang kita dengar tentang dia yaitu bahwa di
Sodom ia berada di antara duri-duri, ia dan tawanan yang
316
dibawanya. Selama ia hidup bersama-sama dengan mereka, jiwa-
nya yang benar menjadi tersiksa oleh perilaku hidup mereka, dan
tak satu pun hari baik yang pernah dihabiskannya bersama
mereka, sampai pada akhirnya, Tuhan menghanguskan kota itu
dengan cara yang melampaui pengertiannya, dan memaksa dia
pergi ke pegunungan untuk menyelamatkan diri, padahal sebe-
lumnya ia memilih lembah untuk mendapatkan kekayaan dan
kesenangan. Perhatikanlah, pilihan-pilihan yang dilandasi nafsu
yaitu pilihan-pilihan yang penuh dosa, dan jarang berhasil.
Orang-orang yang dalam memilih hubungan, panggilan, tempat
tinggal, atau kediaman dipandu dan diatur oleh keinginan daging,
keinginan mata, atau keangkuhan hidup, dan tidak mengutama-
kan kepentingan-kepentingan jiwa serta agama mereka, tidak bisa
mengharapkan hadirat Tuhan bersama mereka, atau berkat-Nya
atas mereka. Biasanya mereka bahkan akan dikecewakan dalam
apa yang menjadi tujuan utama mereka, dan kehilangan apa yang
mereka janjikan sendiri akan membawa kepuasan. Dalam mem-
buat semua pilihan, asas inilah yang harus mengatur kita, yaitu
bahwa apa yang terbaik bagi kita yaitu apa yang terbaik bagi
jiwa kita.
II. Betapa sedikitnya ia mempertimbangkan kejahatan para pendu-
duknya: Adapun orang Sodom sangat jahat (ay. 13). Perhatikanlah,
1. Walaupun semua orang berdosa, sebagian orang lebih berdosa
dibandingkan yang lain. Orang-orang Sodom yaitu orang-orang
berdosa kelas kakap, berdosa terhadap TUHAN, yakni berdosa
secara lancang dan berani. Dosa mereka yang demikian itu
bahkan dijadikan pepatah. Dari sinilah kita membaca tentang
mereka yang dengan terang-terangan menyebut-nyebut dosa-
nya seperti orang Sodom, mereka tidak lagi menyembunyikan-
nya (Yes. 3:9).
2. Bahwa sebagian orang berdosa menjadi lebih buruk sebab
hidup di negeri yang baik. Demikianlah orang-orang Sodom:
sebab inilah pelanggaran Sodom, kecongkakan, makanan yang
berlimpah-limpah, dan kesenangan hidup. Dan semua ini didu-
kung oleh kelimpahan besar yang bisa dihasilkan oleh negeri
mereka (Yeh. 16:49). Demikianlah orang bebal akan dibinasa-
kan oleh kelimpahannya.
Kitab Kejadian 13:14-18
317
3. Bahwa Tuhan sering kali memberi banyak kelimpahan ke-
pada para pendosa besar. Orang-orang Sodom yang kotor ber-
diam di sebuah kota, di sebuah lembah yang subur, sementara
Abram yang beriman dan keluarganya yang saleh berdiam di
dalam kemah-kemah di pegunungan yang tandus.
4. jika kefasikan sudah sampai pada puncaknya, kehancuran
tidaklah jauh. Dosa-dosa yang melimpah yaitu pertanda
yang pasti bahwa penghakiman-penghakiman sudah dekat.
Sekarang, kedatangan Lot untuk berdiam di antara orang-
orang Sodom ini dapat dipandang,
(1) Sebagai belas kasihan kepada mereka, dan sarana yang
mungkin untuk membuat mereka bertobat. Sebab sekarang
ada seorang nabi di tengah-tengah mereka, seorang peng-
khotbah kebenaran, dan, jika mereka mendengarkannya,
mereka bisa saja diperbaharui, dan kehancuran pun di-
cegah. Perhatikanlah, Tuhan mengirimkan para pengkhot-
bah, sebelum Ia mengirimkan para pembinasa. Sebab, Ia
menghendaki supaya jangan ada yang binasa.
(2) Sebagai penderitaan besar bagi Lot, yang tidak hanya ber-
duka melihat kefasikan mereka (2Ptr. 2:7-8), namun juga
dilecehkan dan dianiaya oleh mereka, sebab ia tidak mau
berbuat apa yang mereka perbuat. Perhatikanlah, sering
kali banyak orang baik tersiksa jika mereka hidup di
tengah-tengah para tetangga yang fasik, jika mereka
tinggal sebagai orang asing di Mesekh (Mzm. 120:5), dan
tidak bisa tidak, pasti lebih menyiksa lagi jika , seperti
Lot di sini, mereka menimpakan hal itu ke atas diri mereka
sendiri melalui pilihan yang dibuat tanpa pertimbangan.
Tuhan Meneguhkan Janji-Nya kepada Abram
(13:14-18)
14 sesudah Lot berpisah dari pada Abram, berfirmanlah TUHAN kepada
Abram: Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu
ke timur dan barat, utara dan selatan, 15 sebab seluruh negeri yang kaulihat
itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-
lamanya. 16 Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah
banyaknya, sehingga, jika seandainya ada yang dapat menghitung debu
tanah, keturunanmu pun akan dapat dihitung juga. 17 Bersiaplah, jalanilah
negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab kepadamulah akan Kuberi-
kan negeri itu. 18 Sesudah itu Abram memindahkan kemahnya dan menetap
318
di dekat pohon-pohon tarbantin di Mamre, dekat Hebron, lalu didirikannya-
lah mezbah di situ bagi TUHAN.
Di sini kita mendapati cerita tentang lawatan yang penuh rahmat
yang diadakan Tuhan kepada Abram, untuk meneguhkan janji yang
diperuntukkan bagi dia dan keturunannya. Amatilah,
I. Kapan Tuhan memperbarui dan mengesahkan janji itu: sesudah Lot
berpisah dari pada Abram, maksudnya,
1. sesudah perselisihan itu berakhir. Sebab yang paling siap me-
nyambut lawatan-lawatan anugerah ilahi yaitu mereka yang
berjiwa tenang dan sabar, dan tidak diresahkan oleh nafsu apa
pun.
2. sesudah Abram menyangkal diri dan merendah kepada Lot
demi menjaga kerukunan. Pada saat itulah Tuhan datang ke-
padanya dengan pertanda kebaikan-Nya ini. Perhatikanlah,
Tuhan secara berlimpah akan mengganti dengan kedamaian ro-
hani apa yang hilang dari kita demi menjaga kerukunan antar-
tetangga. sesudah Abram dengan rela menawarkan kepada Lot
setengah dari haknya, Tuhan datang, dan meneguhkan seluruh
hak itu kepadanya.
3. sesudah ia kehilangan keberadaan saudaranya yang menemani
dan menghibur dia, yang oleh kepergiaannya tangannya men-
jadi lemah dan hatinya menjadi sedih, Tuhan datang kepadanya
dengan perkataan-perkataan yang baik dan menghibur ini.
Perhatikanlah, persekutuan dengan Tuhan , kapan pun itu, dapat
mengganti kehilangan pergaulan dengan teman-teman kita. Mes-
kipun saudara-saudara kita dipisahkan dari kita, Tuhan tidak.
4. sesudah Lot memilih lembah yang menyenangkan dan subur
itu, dan pergi untuk mendiaminya, supaya Abram tidak ter-
goda untuk iri hati kepadanya dan menyesal bahwa ia telah
memberinya pilihan itu, Tuhan datang kepada Abram, dan
meyakinkan dia bahwa apa yang menjadi miliknya akan ting-
gal bersama-sama dengan dia dan keturunannya untuk sela-
ma-lamanya. Sehingga, walaupun Lot mungkin mendapatkan
negeri yang lebih baik, Abram mendapatkan hak yang lebih
baik. Lot mendapatkan firdaus, seperti itulah negeri itu, namun
Abram mendapatkan janji itu. Apa yang terjadi kemudian se-
gera menunjukkan bahwa, bagaimanapun kelihatannya seka-
rang, Abram sebenarnya mendapatkan bagian yang lebih baik.
Kitab Kejadian 13:14-18
319
Lihat Ayub 22:20. Tuhan mengakui Abram sesudah perselisihan-
nya dengan Lot, seperti halnya jemaat mengakui Paulus sete-
lah perselisihannya dengan Barnabas (Kis. 15:39-40).
II. Janji-janji itu sendiri, yang dengannya sekarang Tuhan menghibur
dan memperkaya Abram. Dua hal yang diyakinkan-Nya kepada
Abram, yaitu negeri yang baik dan keturunan yang sangat banyak
untuk menikmatinya.
1. Inilah pemberian berupa tanah yang baik, tanah yang terkenal
mengatasi semua tanah lain, sebab tanah itu akan menjadi
tanah suci, dan tanah Imanuel. Inilah tanah yang dibicarakan
di sini.
(1) Tuhan di sini menunjukkan tanah itu kepada Abram, seperti
yang sudah dijanjikan-Nya (12:1), dan sesudah itu ia me-
nunjukkannya kepada Musa dari puncak gunung Pisga. Lot
melayangkan pandangnya dan melihat seluruh Lembah
Yordan (ay. 10), dan ia pergi ke sana untuk menikmati apa
yang dilihatnya: Marilah, firman Tuhan kepada Abram,
Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah, lihatlah yang men-
jadi milikmu. Perhatikanlah, apa yang ingin ditunjukkan
Tuhan kepada kita yaitu lebih baik dan lebih diinginkan
secara tak terbatas dibandingkan apa pun yang bisa ditawarkan
oleh dunia kepada pandangan kita. Yang bisa dipandang
oleh mata iman jauh lebih kaya dan lebih indah dibandingkan
yang bisa dipandang oleh mata indrawi. Orang-orang yang
bagi mereka Kanaan sorgawi dirancangkan di dunia nanti
adakalanya, dengan iman, diizinkan mendapat penghibur-
an dengan melihat Kanaan itu dalam kehidupan mereka
sekarang. Sebab, kita memperhatikan yang tak kelihatan,
sebagai hal yang nyata, meskipun jauh.
(2) Ia mengamankan tanah ini bagi dia dan keturunannya un-
tuk selama-lamanya (ay. 15): Itu akan Kuberikan kepada-
mu; dan lagi (ay. 17) kepadamulah akan Kuberikan negeri
itu. Setiap pengulangan dari janji itu merupakan pengesah-
annya. Kepadamu dan kepada keturunanmu, bukan kepada
Lot dan kepada keturunannya. Mereka tidak akan men-
dapat warisan di tanah ini, dan oleh sebab itu Tuhan Sang
Pemelihara mengaturnya sedemikian rupa supaya Lot
320
dipisahkan dari Abram terlebih dahulu, dan kemudian
pemberian itu diteguhkan kepada Abram dan kepada ketu-
runannya. Demikianlah Tuhan sering kali mendatangkan
kebaikan dari kejahatan, dan menjadikan dosa-dosa serta
kebodohan-kebodohan manusia tunduk pada rancangan-
rancangan-Nya sendiri yang bijak dan kudus. Kepadamu
dan kepada keturunanmu kepadamu untuk tinggal di situ
sebagai orang asing, kepada keturunanmu untuk berdiam
dan memerintah di situ sebagai pemilik. Kepadamu, yakni,
kepada keturunanmu. Diberikannya negeri itu kepada dia
dan kepada keturunannya untuk selama-lamanya menun-
jukkan bahwa negeri itu merupakan pelambang dari
Kanaan sorgawi, yang diberikan kepada keturunan Abram
secara rohani untuk selama-lamanya (Ibr. 11:14).
(3) Ia memberi Abram tanda kepemilikan akan tanah itu, meski-
pun itu merupakan hak kepemilikan di masa depan: Ber-
siaplah, jalanilah negeri itu (ay. 17). Masuklah, dan milikilah
itu, tinjaulah bidang-bidang tanah itu, maka semua itu akan
tampak lebih baik dibandingkan jika dilihat dari jauh. Per-
hatikanlah, Tuhan secara lebih berlimpah ingin menunjuk-
kan kepada ahli waris janji itu bahwa kovenan-Nya tidak
bisa diubah, dan bahwa berkat-berkat dari kovenan itu tak
ternilai harganya. Kelilingilah Sion (Mzm. 48:13).
2. Inilah janji tentang keturunan yang sangat banyak yang akan
mengisi negeri yang baik ini, sehingga negeri itu tidak akan
terhilang sebab tidak adanya ahli waris (ay. 16): Aku akan
menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, yak-
ni, Mereka akan bertambah banyak secara luar biasa, dan,
secara keseluruhan, mereka akan menjadi kumpulan orang
yang sedemikian besarnya sehingga tidak dapat dihitung siapa
pun. Begitulah mereka pada masa Salomo (1Raj. 4:20), orang
Yehuda dan orang Israel jumlahnya seperti pasir di tepi laut.
Janji untuk hal ini diberikan Tuhan di sini kepadanya. Perhati-
kanlah, Tuhan yang sama yang menyediakan warisan, menye-
diakan juga ahli warisnya. Dia yang sudah mempersiapkan
tanah suci, mempersiapkan juga keturunan suci. Dia yang
memberi kemuliaan, memberi juga anugerah untuk
membuat kita pantas menerima kemuliaan.
Kitab Kejadian 13:14-18
321
Yang terakhir, kita diberi tahu apa yang dilakukan Abram sesu-
dah Tuhan meneguhkan janji itu kepadanya (ay. 18).
1. Ia memindahkan kemahnya. Tuhan menyuruhnya berjalan menge-
lilingi negeri itu, maksudnya, Jangan berpikir untuk menetap di
sana, namun bersiaplah untuk selalu berpindah-pindah, dan untuk
berjalan melewatinya menuju Kanaan yang lebih baik. Dengan
mematuhi kehendak Tuhan dalam hal ini, ia memindahkan kemah-
nya, menegaskan dirinya sendiri untuk hidup sebagai peziarah.
2. Didirikannyalah mezbah di situ, sebagai pertanda rasa syukurnya
kepada Tuhan atas lawatan baik yang diadakan-Nya kepada dia.
Perhatikanlah, jika Tuhan menjumpai kita dengan janji-janji
yang penuh rahmat, Ia berharap agar kita melayani-Nya dengan
puji-pujian kita dengan penuh kerendahan hati.
PASAL 14
Terdapat empat hal dalam kisah di pasal ini.
I. Peperangan dengan raja Sodom dan para sekutunya (ay. 1-11).
II. Penawanan Lot dalam perang itu (ay. 12).
III. Penyelamatan Abram atas Lot dari penawanan itu, dengan
kemenangan yang diraihnya atas para penguasa (ay. 13-16).
IV. Kembalinya Abram dari perang (ay. 17), dengan catatan me-
ngenai apa yang telah terjadi,
1. Antara dirinya dan raja Salem (ay. 18-20).
2. Antara dirinya dan raja Sodom (ay. 21-24).
Jadi di sini kita mendapati bahwa janji kepada Adam telah digenapi
sebagian, bahwa Tuhan akan membuat namanya jadi besar.
Lot Ditawan
(14:1-12)
1 Pada zaman Amrafel, raja Sinear, Ariokh, raja Elasar, Kedorlaomer, raja
Elam, dan Tideal, raja Goyim, terjadilah, 2 bahwa raja-raja ini berperang me-
lawan Bera, raja Sodom, Birsya, raja Gomora, Syinab, raja Adma, Syemeber,
raja Zeboim dan raja negeri Bela, yakni negeri Zoar. 3 Raja-raja yang disebut
terakhir ini semuanya bersekutu dan datang ke lembah Sidim, yakni Laut
Asin. 4 Dua belas tahun lamanya mereka takluk kepada Kedorlaomer, namun
dalam tahun yang ketiga belas mereka memberontak. 5 Dalam tahun yang
keempat belas datanglah Kedorlaomer serta raja-raja yang bersama-sama
dengan dia, lalu mereka mengalahkan orang Refaim di Asyterot-Karnaim,
orang Zuzim di Ham, orang Emim di Syawe-Kiryataim 6 dan orang Hori di
pegunungan mereka yang bernama Seir, sampai ke El-Paran di tepi padang
gurun. 7 Sesudah itu baliklah mereka dan sampai ke En-Mispat, yakni Ka-
desh, dan mengalahkan seluruh daerah orang Amalek, dan juga orang Amori,
yang diam di Hazezon-Tamar. 8 Lalu keluarlah raja negeri Sodom, raja negeri
Gomora, raja negeri Adma, raja negeri Zeboim dan raja negeri Bela, yakni
negeri Zoar, dan mengatur barisan perangnya melawan mereka di lembah
Sidim, 9 melawan Kedorlaomer, raja Elam, Tideal, raja Goyim, Amrafel, raja
Sinear, dan Ariokh, raja Elasar, empat raja lawan lima. 10 Di lembah Sidim
324
itu di mana-mana ada sumur aspal. saat raja Sodom dan raja Gomora
melarikan diri, jatuhlah mereka ke dalamnya, dan orang-orang yang masih
tinggal hidup melarikan diri ke pegunungan. 11 Segala harta benda Sodom
dan Gomora beserta segala bahan makanan dirampas musuh, lalu mereka
pergi. 12 Juga Lot, anak saudara Abram, beserta harta bendanya, dibawa
musuh, lalu mereka pergi sebab Lot itu diam di Sodom.
Di sini diceritakan tentang perang pertama yang bisa kita baca dalam
Kitab Suci. Perang yang tidak akan tercatat dalam sejarah (walaupun
peperangan di antara bangsa-bangsa mendapat tempat yang istimewa
dalam catatan sejarah) seandainya saja Abram dan Lot tidak terlibat
di dalamnya. Nah, mengenai peperangan ini, kita dapat mengamati,
I. Pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Para penyerbu terdiri atas
empat raja, bahkan dua di antaranya yaitu raja-raja Sinear dan
Elam (yakni Kasdim dan Persia). Namun, mereka boleh jadi
bukanlah raja-raja yang berkuasa sendiri atas kerajaan-kerajaan
yang besar itu, melainkan perwira bawahan raja, atau juga kepala
dan pemimpin atas beberapa daerah jajahan yang terpisah dari
bangsa-bangsa besar itu. Mereka ini menetap di dekat Sodom
namun mempertahankan nama-nama negeri asal mereka. Pihak
yang diserbu yaitu raja-raja di lima kota yang letaknya berdekat-
an di dataran Yordan, yakni Sodom, Gomora, Adma, Zeboim, dan
Zoar. Empat dari antara mereka disebut namanya, kecuali nama
raja yang kelima, raja negeri Zoar atau Bela, tidak disebutkan.
Boleh jadi sebab ia jauh lebih rendah dan tidak ada apa-apanya,
atau sebab ia jauh lebih kejam dan hina dibandingkan yang lain, jadi
patut dilupakan saja.
II. Peperangan ini timbul akibat pemberontakan kelima raja yang
berada di bawah pemerintahan Kedorlaomer. Dua belas tahun
lamanya mereka melayani dia. Mereka hanya menikmati sedikit
dari hasil tanah subur mereka, padahal mereka harus membayar
upeti kepada kekuasaan asing dan tidak dapat menyebut apa
yang ada pada mereka itu sebagai hak milik mereka. Negeri-negeri
yang kaya memang merupakan mangsa yang sangat diingini,
sedangkan negeri-negeri yang berlimpah dengan penduduk yang
malas merupakan mangsa yang empuk bagi bangsa lain untuk
semakin meraih kebesaran. Orang-orang Sodom merupakan ketu-
runan orang Kanaan yang telah dikutuk oleh Nuh sebagai hamba
Sem, leluhur Elam. Dengan demikian, nubuatan itu mulai dige-
Kitab Kejadian 14:1-12
325
napi. Pada tahun ketiga belas, mereka mulai merasa letih dengan
perhambaan itu. Mereka pun memberontak, tidak mau membayar
upeti lagi, dan berusaha menanggalkan kuk perhambaan itu un-
tuk mendapatkan kembali kemerdekaan seperti pada zaman
dahulu. Pada tahun keempat belas, sesudah beristirahat dan mem-
persiapkan diri beberapa waktu, Kedorlaomer bersama para seku-
tunya memutuskan untuk menghukum dan menekan para pem-
berontak. sebab tidak dapat memperoleh keinginannya dengan
cara lain, ia pun mengambil paksa upeti dari mereka dengan
memakai pedang. Perhatikanlah, kesombongan, ketamakan,
dan hasrat berlebihan merupakan hawa nafsu yang menyebabkan
terjadinya peperangan dan pertempuran. Kepada berhala-berhala
yang tidak terpuaskan inilah darah ribuan orang telah dikorban-
kan.
III. Perkembangan dan keberhasilan perang itu. Keempat raja itu me-
morak-porandakan negeri-negeri tetangga dan memperkaya diri
dengan barang-barang rampasan (ay. 5-7). sebab itu, sebenarnya
lebih bijaksana jika raja Sodom menyerah saja dan mengingin-
kan perdamaian, sebab bagaimana mungkin ia bisa menghadapi
musuh yang telah meraih kemenangan sebesar itu? Namun, ia
lebih suka menempuh bahaya sebesar apa pun dibandingkan menye-
rah, dan memang itulah yang kemudian terjadi. Quos Deus
destruet eos dementat Mereka yang hendak dibinasakan Tuhan
dibiarkan-Nya menuruti keinginan mereka.
1. Kekuatan raja Sodom dan para sekutunya dihancurkan. Se-
pertinya, banyak dari antara mereka yang semula luput dari
pedang, tewas di dalam kubangan lumpur (ay. 10). Di mana-
mana kita dikelilingi kematian dalam berbagai bentuk, ter-
utama di medan pertempuran.
2. Kota-kota dijarah (ay. 11). Seluruh kekayaan Sodom, terutama
simpanan dan persediaan bahan makanan, diangkut pergi
oleh para penakluk. Perhatikanlah, saat manusia menyalah-
gunakan pemberian berupa pemeliharaan berlimpah demi
kerakusan berlebihan, maka sudah sepatutnya dan biasa bagi
Tuhan untuk merampas apa yang telah mereka salahgunakan
itu melalui penghukuman (Hos. 2:7-9).
326
3. Lot dibawa pergi sebagai tawanan (ay. 12). Mereka mengambil
Lot di antara yang lainnya, termasuk hartanya juga. Di sini Lot
dapat dianggap,
(1) Berbagi pengalaman dengan para tetangganya dalam meng-
hadapi malapetaka ini. Walaupun dia sendiri orang yang
benar, dan (seperti yang disebutkan jelas-jelas di sini) ke-
menakan Abram, ia juga terlibat bersama yang lain dalam
semua kesusahan ini. Perhatikanlah, segala sesuatu sama
bagi sekalian (Pkh. 9:2). Orang-orang yang terbaik pun
tidak dapat menjamin bahwa mereka akan terhindar dari
kesusahan besar dalam hidup ini. Kita juga tidak dapat
menjadikan kesalehan kita dan hubungan kita dengan
orang-orang kesayangan sorga sebagai jaminan, saat
penghukuman Tuhan dijatuhkan. Perhatikanlah lebih lanjut
bahwa banyak orang yang jujur justru lebih sengsara dari-
pada para tetangganya yang jahat. Oleh sebab itu sungguh
bijak jika kita memisahkan diri, atau setidaknya mem-
bedakan diri dari mereka (2Kor. 6:17), sehingga dengan
demikian menyelamatkan diri sendiri (Why. 18:4).
(2) Menyesali pilihannya yang bodoh untuk menetap di sini.
Hal ini tersirat jelas saat dikatakan, Lot, anak saudara
Abram, dibawa musuh sebab Lot itu diam di Sodom. Kera-
bat yang begitu dekat dengan Abram sudah seharusnya
menjadi teman dan murid Abram, serta tinggal di dekat
tenda-tendanya. Namun, jika ia memilih untuk tinggal di
Sodom, maka salah dia sendiri jika harus ikut menanggung
malapetaka yang dialami Sodom. Perhatikanlah, jika
kita keluar dari kewajiban ibadah kita, maka kita menjauh-
kan diri dari perlindungan Tuhan , dan tidak dapat berharap
bahwa pilihan yang dibuat berdasarkan hawa nafsu kita itu
akan menghasilkan penghiburan bagi kita. Di sini disebut-
kan secara khusus tentang perampasan harta benda Lot,
harta yang telah menyebabkan dia berselisih dengan
Abram dan berpisah darinya. Perhatikanlah, sudah sepan-
tasnya Tuhan mengambil kembali kesenangan yang telah
merampas kesenangan kita akan Dia.
Kitab Kejadian 14:13-16
327
Lot Dibebaskan
(14:13-16)
13 Kemudian datanglah seorang pelarian dan menceritakan hal ini kepada
Abram, orang Ibrani itu, yang tinggal dekat pohon-pohon tarbantin kepunya-
an Mamre, orang Amori itu, saudara Eskol dan Aner, yakni teman-teman
sekutu Abram. 14 saat Abram mendengar, bahwa anak saudaranya ter-
tawan, maka dikerahkannyalah orang-orangnya yang terlatih, yakni mereka
yang di rumahnya, tiga ratus delapan belas orang banyaknya, lalu mengejar
musuh sampai ke Dan. 15 Dan pada waktu malam berbagilah mereka, ia dan
hamba-hambanya itu, untuk melawan musuh; mereka mengalahkan dan
mengejar musuh sampai ke Hoba di sebelah utara Damsyik. 16 Dibawanyalah
kembali segala harta benda itu; juga Lot, anak saudaranya itu, serta harta
bendanya dibawanya kembali, demikian juga perempuan-perempuan dan
orang-orangnya.
Di sini diceritakan tentang satu-satunya gerakan militer yang pernah
melibatkan Abram. Ia terdorong bukan sebab ketamakan atau
hasrat berlebihan, melainkan semata-mata sebab kemurahan hati-
nya. Tindakan ini bukanlah untuk memperkaya diri, melainkan un-
tuk menolong seorang teman. Belum pernah terjadi suatu pengiriman
pasukan militer dijalankan, dilaksanakan, dan dituntaskan dengan
cara yang lebih terhormat dibandingkan apa yang dilakukan Abram. Di
sini kita mendapati,
I. Berita yang disampaikan kepadanya mengenai kesusahan kera-
batnya. Pemeliharaan Tuhan menentukan bahwa Abram sedang
menetap tidak jauh dari situ, supaya ia dapat segera menolong.
1. Di sini ia disebut Abram, orang Ibrani itu. Artinya, putra dan
pengikut Eber, yang bersama keluarganya mempertahankan
pengakuan akan agama yang sejati dalam zaman yang rusak
akhlaknya itu. Di sini Abram bertindak layaknya seorang
Ibrani, yaitu dengan cara yang layak menyandang nama dan
watak sebagai seorang percaya.
2. Berita itu dibawa oleh orang yang terluput dari bahaya. Ada
kemungkinan dia orang Sodom dan sama jahatnya dengan
yang paling jahat di antara mereka. Namun, sebab menge-
tahui hubungan Abram dengan Lot, dan mencemaskan keada-
annya, orang ini memohon pertolongan Abram dan berharap
supaya ia bergegas demi Lot. Perhatikanlah, di tengah kesulit-
an, orang yang paling jahat pun akan dengan senang hati
mengaku kenal baik dengan mereka yang bijaksana dan baik,
supaya dengan demikian memperoleh perhatian mereka.
328
Orang kaya di neraka itu menyebut Abram Bapa, dan gadis-
gadis yang bodoh membujuk gadis-gadis yang bijaksana su-
paya mau membagikan minyak mereka.
II. Persiapan yang dibuat Abram untuk pengiriman pasukan itu.
Perkaranya jelas bertujuan baik, panggilan untuk melibatkan diri
cukup jelas, dan oleh sebab itu, dengan segera dikerahkannyalah
orang-orangnya yang terlatih, yakni mereka yang lahir di rumah-
nya, tiga ratus delapan belas orang banyaknya. Ini sebuah keluar-
ga yang besar, namun hanyalah sebuah pasukan yang kecil, kira-
kira sejumlah bala pasukan Gideon yang menumpas orang Midian
(Hak. 7:7). Ia mengerahkan hamba-hambanya yang terlatih, atau
hamba-hambanya yang sudah mendapatkan pengajaran. Mereka
tidak saja diajar seni berperang yang di masa itu jauh dari sem-
purna, yang di kemudian hari telah mencapai tingkat mengerikan,
namun diajar sesuai asas-asas agama. Abram memerintahkan ke-
pada seisi rumahnya untuk memelihara jalan Tuhan. Hal ini
menunjukkan bahwa Abram yaitu ,
1. Orang yang agung, yang memiliki begitu banyak hamba yang
menggantungkan diri kepadanya, dan dipekerjakan olehnya.
Hal ini tidak saja merupakan kekuatan dan kehormatannya,
namun juga memberi dia peluang untuk berbuat baik, sesuatu
yang benar-benar berharga dan diinginkan di tempat-tempat
serta kedudukan yang agung.
2. Orang yang baik, yang tidak saja melayani Tuhan sendiri, namun
juga mengajar semua orang di sekelilingnya untuk melayani
Tuhan . Perhatikanlah, orang-orang yang memiliki banyak ang-
gota keluarga tidak saja memiliki banyak tubuh, namun juga
banyak jiwa di samping tubuh dan jiwa mereka sendiri untuk
diurus dan dipelihara. Mereka yang ingin disebut pengikut
Abram harus memastikan agar hamba-hamba mereka telah
mendapatkan pengajaran.
3. Orang yang bijaksana, sebab meskipun mencintai perdamaian,
ia melatih hamba-hambanya agar siap berperang sebab tidak
tahu kapan kesempatan itu akan tiba suatu waktu kelak. Jadi
itulah sebabnya ia mempersiapkan mereka. Perhatikanlah,
meskipun agama kita yang suci ini mengajar kita untuk
mencintai perdamaian, kita juga tidak dilarang untuk memper-
siapkan diri menghadapi peperangan.
Kitab Kejadian 14:13-16
329
III. Para sekutunya dalam pengiriman pasukan ini. Ia mengajak para
tetangganya, yakni Aner, Eskol, dan Mamre (dengan siapa ia sering
berhubungan baik) untuk pergi bersamanya. Dengan demikian,
Abram sungguh bijak dengan memperkuat pasukannya sendiri
dengan kekuatan sekutunya. Boleh jadi mereka pun bersedia ber-
tindak semampu mereka untuk melawan kekuatan lawan yang
hebat ini sebab jangan sampai mereka pun akan menjadi sasar-
an berikutnya. Perhatikanlah,
1. Sudah merupakan hikmat dan kewajiban kita untuk berperi-
laku hormat dan siap sedia menolong semua orang, sebab
bila sesuatu terjadi kelak, mereka bisa saja bersedia dan siap
berbuat baik kepada kita.
2. Orang harus mengandalkan pertolongan Tuhan . namun , saat
mengalami kesesakan, mereka patut memanfaatkan bantuan
manusia bila pemeliharaan Tuhan menawarkannya. Jika tidak,
mereka sama saja dengan mencobai Tuhan .
IV. Keberanian dan perilaku Abram sangat luar biasa.
1. Mengingat keadaan yang tidak menguntungkan baginya, dibu-
tuhkan sejumlah besar keberanian tersendiri dalam upaya itu.
Apa yang bisa dilakukan sebuah keluarga petani dan gembala
melawan bala tentara empat raja yang baru saja kembali dari
kancah peperangan membawa kemenangan? Pasukan yang
hendak dikejarnya itu bukanlah pasukan yang kalah, namun
yang jaya. Upaya yang berani ini juga tidak terpaksa dilakukan
olehnya sebab memang perlu, namun ia tergerak melakukan-
nya sebab terdorong kemurahan hatinya. Dengan demikian,
mengingat semua hal ini, setahu saya ini merupakan contoh
luar biasa perihal keberanian sejati seperti yang pernah dielu-
elukan mengenai Aleksander Agung atau Julius Caesar. Per-
hatikanlah, agama cenderung membuat manusia menjadi
pemberani dan bukan pengecut. Orang benar sama tegarnya
dengan singa. Orang Kristen sejati yaitu pahlawan sejati.
2. Di dalam pelaksanaan tindakan Abram terdapat sejumlah
besar kebijakan. Abram sangat mengenal siasat perang: ia dan
hamba-hambanya berbagi kelompok, seperti yang dilakukan
Gideon dengan tentaranya yang hanya sedikit itu (Hak. 7:16),
supaya ia bisa menyerang musuh dari beberapa sudut dengan
330
serentak. Dengan demikian, jumlah orang-orangnya yang ha-
nya sedikit itu tampak seolah-olah banyak. Ia menyerang di
malam hari untuk mengejutkan mereka. Perhatikanlah, siasat
yang jujur sangatlah berguna, baik untuk keamanan maupun
untuk manfaat kita. Kepala ular (asal tidak ada sangkut paut-
nya dengan si ular tua) bisa berguna bagi orang Kristen, ter-
utama jika memiliki mata burung merpati (Mat. 10:16).
V. Keberhasilan Abram sangat luar biasa (ay. 15-16). Ia mengalah-
kan musuh-musuhnya dan menyelamatkan sahabat-sahabatnya.
Kita tidak mendapati bahwa ia menderita kerugian sedikit pun.
Perhatikanlah, orang-orang yang memberanikan diri maju untuk
tujuan yang baik dan dengan hati yang baik, berada di bawah
perlindungan istimewa Tuhan yang baik dan mempunyai alasan
untuk mengharapkan hasil yang baik pula. Sekali lagi, bagi
Tuhan tidak ada bedanya untuk menolong, baik dengan banyak
orang maupun dengan sedikit orang (1Sam. 14:6). Amatilah,
1. Abram menyelamatkan kerabatnya. Dua kali di sini disebut-
kan bahwa kerabat itu Lot, anak saudara Abram. Ingatan akan
hubungan yang pernah terjalin di antara mereka, baik secara
alami sebab hubungan darah maupun anugerah, membuat
Abram melupakan perselisihan kecil yang pernah terjadi di
antara keduanya, saat Lot sama sekali tidak bersikap pantas
terhadap Abram. Seharusnya Abram pantas menegur Lot atas
kebodohannya sebab bertengkar dan menjauhkan diri dari-
nya, dan mengatakan kepadanya bahwa ia sudah menikmati
keuntungan saat sedang makmur. Namun, Abram yang sa-
leh dan murah hati itu telah memaafkan serta melupakan se-
muanya, dan ia memakai kesempatan ini untuk mem-
buktikan kesungguhan hati dan keinginannya untuk rukun
kembali. Perhatikanlah,
(1) Saat mampu melakukannya, kita harus siap membantu
dan melepaskan orang dari kesusahan, terutama kerabat
dan teman-teman kita. Kita harus menjadi seorang saudara
dalam kesukaran (Ams. 17:17). Sahabat di kala susah ada-
lah sahabat sejati.
(2) Walaupun orang lain tidak melakukan kewajiban mereka
terhadap kita, janganlah kita lalu melalaikan kewajiban
Kitab Kejadian 14:17-20
331
kita terhadap mereka. Ada orang yang berkata bahwa me-
reka lebih mudah memaafkan musuh dibandingkan sahabat
mereka. Namun, kita harus merasa wajib memaafkan ke-
duanya, tidak saja sebab Tuhan , saat kita masih menjadi
musuh-Nya, telah memperdamaikan kita, namun juga telah
memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri (Mi.
7:18).
2. Demi Lot, Abram juga menyelamatkan tawanan lain meskipun
ia sama sekali tidak mengenal dan tidak bertanggung jawab
atas mereka. Bahkan, meskipun mereka ini orang Sodom,
orang-orang yang sangat berdosa di mata Tuhan, dan meski-
pun Abram mungkin bisa melepaskan Lot seorang dengan
membayar tebusan, ia tetap membawa kembali semua orang
termasuk para perempuan dan juga harta milik mereka (ay.
16). Perhatikanlah, jika memang ada kesempatan, kita harus
berbuat baik kepada semua orang. Kemurahan hati kita harus
meluas saat kesempatan itu tiba. Di mana pun Tuhan mem-
berikan kehidupan, janganlah kita segan memberi bantuan
untuk menunjangnya. Tuhan berbuat baik kepada orang benar
dan orang fasik, jadi kita pun harus berbuat sama (Mat. 5:45).
Kemenangan yang berhasil diraih Abram terhadap raja-raja
itulah yang sepertinya disebutkan oleh sang nabi (Yes. 41:2),
Siapakah yang menggerakkan dia dari timur, dan menurunkan
raja-raja? Beberapa orang memberi tafsiran bahwa sama se-
perti Abram telah menerima negeri ini melalui anugerah-Nya,
demikian pula sekarang ia mendapatkannya melalui penakluk-
an ini.
Percakapan Abram dengan Melkisedek
(14:17-20)
17 sesudah Abram kembali dari mengalahkan Kedorlaomer dan para raja yang
bersama-sama dengan dia, maka keluarlah raja Sodom menyongsong dia ke
lembah Syawe, yakni Lembah Raja. 18 Melkisedek, raja Salem, membawa roti
dan anggur; ia seorang imam Tuhan Yang Mahatinggi. 19 Lalu ia memberkati
Abram, katanya: Diberkatilah kiranya Abram oleh Tuhan Yang Mahatinggi,
Pencipta langit dan bumi, 20 dan terpujilah Tuhan Yang Mahatinggi, yang telah
menyerahkan musuhmu ke tanganmu. Lalu Abram memberi kepadanya
sepersepuluh dari semuanya.
Paragraf ini diawali dengan menyebutkan perihal kunjungan kehor-
matan yang diberikan raja Sodom kepada Abram sesudah ia kembali
332
dari mengalahkan raja-raja itu. Namun, sebelum diceritakan lebih
lanjut mengenai hal ini, kisah tentang Melkisedek dicatat dengan
sekilas. Mengenai dia, amatilah,
I. Siapa dia sebenarnya. Dia yaitu raja Salem dan imam Tuhan Yang
Mahatinggi. Beberapa hal agung lainnya juga dikatakan perihal
dirinya (Ibr. 7:1, dst.).
1. Para rabi dan kebanyakan penulis di antara mereka, menyim-
pulkan bahwa Melkisedek yaitu Sem, putra Nuh, yang ada-
lah raja dan juga imam atas para keturunannya, sesuai de-
ngan pola para bapa leluhur. Hal ini sangatlah mustahil,
sebab untuk apa namanya harus diubah? Dan bagaimana
mungkin ia bisa menetap di Kanaan?
2. Banyak penulis Kristen yang berpendapat bahwa ini yaitu
penampakan Anak Tuhan sendiri, yakni Yesus Tuhan kita, yang
di masa itu dikenal Abram dengan nama ini, sama seperti
Hagar di kemudian hari menyebut-Nya dengan nama lain (ps.
16:13). Ia menampakkan diri kepada Abram sebagai seorang
raja yang adil, yang menangani perkara dengan adil, dan
memberi damai. Sungguh sulit membayangkan ada manu-
sia biasa yang disebut tidak berbapa, tidak beribu, tidak ber-
silsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudah-
an (Ibr. 7:3). Telah disaksikan perihal Melkisedek bahwa Ia
hidup dan selalu menjadi imam (Ibr. 7:3, 8). Bahkan (ay.
13-14), sang rasul menyebut Dia yang dibicarakan itu sebagai
Tuhan kita yang berasal dari suku Yehuda. Sama sulitnya juga
untuk membayangkan bahwa di masa itu seorang manusia
biasa melebihi Abram dalam perkara-perkara akan Tuhan , bah-
wa Kristus menjadi imam dengan tingkatan di bawah manusia
biasa, dan bahwa keimamatan manusia jauh melebihi Harun,
seperti yang dilakukan Melkisedek.
3. Pendapat yang paling sering diterima orang yaitu bahwa Mel-
kisedek seorang raja Kanaan yang memerintah di Salem dan
memelihara agama yang benar di situ. Namun, andaikata
memang demikian, mengapa dalam seluruh kisah tentang
Abram nama itu hanya muncul di sini, dan mengapa Abram
mendirikan mezbahnya sendiri dan bukannya memakai
mezbah Melkisedek, tetangganya yang lebih besar dibandingkan
dia. Hal ini sungguh tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Kitab Kejadian 14:17-20
333
Gregory dari Oxford menjelaskan kepada kita bahwa menurut
Arabic Catena (tafsiran Kitab Suci di kalangan jemaat Timur
kuno pen.), yang wewenangnya sering kali dijadikan dasar
olehnya, mencatat bahwa Melkisedek yaitu putra Heraclim,
putra Peleg, putra Eber, dan bahwa nama ibunya yaitu
Sealtiel, putri Gomer, putra Yafet, putra Nuh.
II. Apa yang dilakukan oleh Melkisedek.
1. Ia membawa roti dan anggur, untuk menyegarkan Abram dan
para prajuritnya, juga sebagai ucapan selamat atas kemenang-
an mereka. Hal ini dilakukannya dalam jabatannya sebagai
raja untuk mengajar kita supaya berbuat baik dan menjalin
hubungan, serta melakukannya dengan sikap ramah sesuai
kemampuan kita. Selain itu, juga untuk melambangkan peme-
liharaan rohani berupa kekuatan dan penghiburan yang dise-
diakan Kristus bagi kita dalam kovenan anugerah, guna me-
nyegarkan kita di kala kita merasa letih sebab pertentangan
rohani yang kita alami.
2. Sebagai imam Tuhan Yang Mahatinggi, ia memberkati Abram,
yang bisa kita sebut penyegaran yang lebih besar bagi Abram
dibandingkan dengan roti dan anggur itu sendiri. Demikianlah
Tuhan , dengan membangkitkan Yesus, Putra-Nya, telah meng-
utus Dia untuk memberkati kita, sebagai Seorang yang memi-
liki wewenang. Orang-orang yang diberkati oleh-Nya memang
benar-benar terberkati. Kristus naik ke sorga pada saat Ia
sedang memberkati murid-murid-Nya (Luk. 24:51), sebab
memang untuk itulah Ia hidup.
III. Apa yang dikatakan oleh Melkisedek (ay. 19-20). Ada dua hal yang
dikatakannya:
1. Ia menurunkan berkat dari Tuhan untuk Abram: Diberkatilah
kiranya Abram oleh Tuhan Yang Mahatinggi (ay. 19). Amatilah
gelar yang di sini diberikannya kepada Tuhan , yang sangat mulia.
(1) Tuhan Yang Mahatinggi, yang memperlihatkan kesempurna-
an mutlak dalam diri-Nya dan kuasa-Nya yang menyeluruh
atas semua makhluk ciptaan. Dia yaitu Raja di atas se-
gala raja. Perhatikanlah, akan sangat membantu iman dan
334
juga rasa hormat kita dalam doa jika kita memandang
dan menyebut Tuhan sebagai Tuhan Yang Mahatinggi.
(2) Pencipta langit dan bumi. Artinya, pemilik yang sah dan
Tuhan yang berkuasa atas semua makhluk, sebab Dialah
yang menciptakan mereka. Hal ini memperlihatkan bahwa
Dia Tuhan yang perkasa dan sangat layak dipuji (Mzm.
24:1). Berbahagialah orang-orang yang memiliki kepenting-
an di dalam perkenan dan kasih-Nya. Perhatikanlah,
2. Ia memuji Tuhan sebab Abram (ay. 20): dan terpujilah Tuhan
Yang Mahatinggi. Perhatikanlah,
(1) Kita harus memuji Tuhan dalam semua doa kita dan me-
naikkan puji-pujian serta syukur kita kepada-Nya. Inilah
korban rohani yang harus kita persembahkan setiap hari
selain pada kesempatan-kesempatan tertentu.
(2) Tuhan , sebagai Tuhan Yang Mahatinggi, harus menerima ke-
muliaan semua kemenangan kita (Kel. 17:15; 1Sam. 7:10,
12; Hak. 5:1-2; 2Taw. 20:21). Di dalam ayat-ayat ini Ia
menyatakan diri lebih tinggi dibandingkan musuh-musuh kita
(Kel. 18:11), dan lebih tinggi dibandingkan diri kita. Sebab, tan-
pa Dia kita tidak bisa berbuat apa-apa.
(3) Kita patut mensyukuri rahmat yang diberikan kepada orang
lain seolah-olah diberikan kepada kita sendiri, dan bersorak-
sorak bersama mereka yang menang.
(4) Yesus Kristus, Imam Besar kita, yaitu Pengantara bagi
doa-doa dan puji-pujian kita. Ia tidak saja mempersembah-
kan doa dan pujian kita, namun juga doa dan pujian-Nya
bagi kita (Luk. 10:21).
IV. Apa yang diperbuat bagi Melkisedek: Abram memberi kepada-
nya sepersepuluh dari semuanya. Artinya, sepersepuluh dari
semua barang rampasan (Ibr. 7:4). Hal ini bisa dipandang,
1. Sebagai rasa syukur yang disampaikan kepada Melkisedek dan
balasan atas tanda penghormatan yang diberikannya. Perhati-
kanlah, orang-orang yang menerima kebaikan haruslah mem-
perlihatkan kebaikan juga. Rasa syukur yaitu salah satu hu-
kum alam.
Kitab Kejadian 14:21-24
335
2. Sebagai persembahan yang dinazarkan dan dipersembahkan
kepada Tuhan Yang Mahatinggi, dan oleh sebab itu diserahkan
ke dalam tangan Melkisedek, imam-Nya. Perhatikanlah,
(1) Sesudah menerima rahmat dari Tuhan , sudah sangat sela-
yaknya kita mengutarakan rasa syukur kita dengan tindak-
an khusus melalui pemberian yang saleh. Tuhan harus
selalu menerima bagian dari kekayaan kita yang menjadi
hak-Nya, terutama saat melalui pemeliharaan tertentu Ia
telah memelihara atau bahkan menambahkannya kepada
kita.
(2) Bahwa sepersepuluh dari pendapatan kita sangatlah layak
untuk disisihkan bagi kemuliaan Tuhan dan pelayanan tem-
pat kudus-Nya.
(3) Bahwa Yesus Kristus, Melkisedek kita yang agung, layak
menerima penghormatan dan diakui dengan rendah hati
sebagai raja dan imam kita. Bukan saja sepersepuluh selu-
ruh pendapatan, melainkan seluruh milik kita, harus dise-
rahkan kepada-Nya.
Ketidaktertarikan Abram
(14:21-24)
21 Berkatalah raja Sodom itu kepada Abram: Berikanlah kepadaku orang-
orang itu, dan ambillah untukmu harta benda itu. 22 namun kata Abram
kepada raja negeri Sodom itu: Aku bersumpah demi TUHAN, Tuhan Yang
Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi: 23 Aku tidak akan mengambil apa-apa
dari kepunyaanmu itu, sepotong benang atau tali kasutpun tidak, supaya
engkau jangan dapat berkata: Aku telah membuat Abram menjadi kaya. 24
Kalau aku, jangan sekali-kali! Hanya apa yang telah dimakan oleh bujang-
bujang ini dan juga bagian orang-orang yang pergi bersama-sama dengan
aku, yakni Aner, Eskol dan Mamre, biarlah mereka itu mengambil bagiannya
masing-masing.
Di sini diceritakan tentang percakapan antara Abram dan raja Sodom
yang menggantikan raja Sodom sebelumnya yang telah gugur di
medan perang (ay. 10). Ia berpikir bahwa ia wajib memberi kehor-
matan ini kepada Abram sebagai ganti pelayanan baik yang diterima-
nya. Di sini terdapat,
I. Penawaran yang penuh ucapan terima kasih raja Sodom kepada
Abram (ay. 21): Berikanlah kepadaku orang-orang itu, dan ambil-
lah untukmu harta benda itu. Demikianlah yang tertulis dalam
336
bahasa Ibrani. Di sini ia memohon dengan sangat supaya orang-
orang itu diserahkan kepadanya, namun ia juga dengan murah hati
menawarkan semua harta benda itu kepada Abram. Perhatikan-
lah,
1. saat suatu hak tampak meragukan dan terbagi-bagi, sung-
guh bijaksana untuk mencari kesepakatan dalam suatu per-
kara melalui kerelaan bersama dibandingkan percekcokan. Raja
Sodom berhak, baik atas orang-orangnya maupun atas harta
benda itu, dan bisa diperdebatkan apakah hak yang diperoleh
Abram melalui penyelamatan itu akan menggantikan haknya
itu dan membatalkannya. Namun, demi mencegah pertengkar-
an, raja Sodom membuat penawaran yang adil ini.
2. Rasa syukur mengajar kita untuk sedapat mungkin mengganti
kerugian orang-orang yang telah mengalami penderitaan, me-
nempuh bahaya, dan berkorban demi kenyamanan dan keun-
tungan kita. Siapakah yang pernah turut dalam peperangan
atas biayanya sendiri? (1Kor. 9:7). Para prajurit menerima
pembayaran lebih tinggi dibandingkan pekerja lainnya, dan mereka
memang pantas menerimanya sebab mempertaruhkan nyawa.
II. Penolakan Abram atas penawaran ini dengan kemurahan hati. Ia
tidak saja membebaskan orang-orang yang sebenarnya harus
melayani Abram sebab diselamatkan olehnya dari musuh mere-
ka, namun juga mengembalikan seluruh harta benda mereka.
Abram tidak mau mengambil sepotong benang atau tali kasut,
benda paling tidak berharga sekalipun, yang pernah menjadi milik
raja Sodom ataupun orang-orangnya. Perhatikanlah, iman yang
hidup memampukan orang untuk memandang kekayaan dunia
ini dengan rasa jijik yang kudus (1Yoh. 5:4). Apa arti semua per-
hiasan dan kesenangan pancaindra bagi orang yang hanya me-
miliki Tuhan dan sorga dalam pandangan mata mereka? Ia bahkan
menolak sehelai benang dan tali kasut. Sebab, hati nurani yang
lembut takut melukai hati orang lain melalui perkara yang kecil
sekalipun. Sekarang,
1. Abram mengesahkan keputusannya itu dengan sumpah yang
khidmat: Aku bersumpah demi TUHAN, bahwa aku tidak akan
mengambil apa-apa (ay. 22). Amatilah di sini,
Kitab Kejadian 14:21-24
337
(1) Sebutan yang diberikannya kepada Tuhan , Tuhan Yang Maha-
tinggi, Pencipta langit dan bumi, sama seperti yang baru di-
gunakan Melkisedek (ay. 19). Perhatikanlah, sungguh baik
untuk belajar dari orang lain cara menata kata-kata kita
menyangkut Tuhan , dan meniru orang-orang yang berbicara
baik tentang hal-hal ilahi. Kita harus meningkatkan diri
melalui percakapan orang-orang baik yang saleh dan bela-
jar berbicara seperti mereka.
(2) Upacara yang digunakan dalam sumpah ini: Aku bersum-
pah dengan mengangkat tanganku. Saat mengangkat sum-
pah secara agama, kita berseru bahwa Tuhan mengetahui
kebenaran dan kesungguhan hati kita dan bahwa kita siap
menerima murka-Nya jika kita mengucapkan sumpah
palsu. Sikap mengangkat tangan sangatlah penting dan
mengungkapkan maksud kedua hal tadi.
(3) Isi sumpah itu, yakni bahwa ia tidak akan menerima hadiah
apa pun dari raja Sodom, yaitu sah menurut hukum,
selain juga bahwa ia tidak merasa wajib untuk menerima-
nya.
[1] Mungkin Abram telah bersumpah sebelum ia maju ber-
perang, bahwa jika Tuhan memberi dia keberhasilan,
maka demi kemuliaan Tuhan dan pengakuan imannya, ia
akan menolak hak untuk mengambil apa pun dari ba-
rang rampasan perang bagi dirinya sendiri. Perhatikan-
lah, janji-janji yang kita buat saat sedang mengejar
kasih karunia harus ditepati dengan hati-hati dan tulus
saat kita telah memperoleh kasih karunia itu, meskipun
janji itu dibuat berlawanan dengan kepentingan kita.
Seorang warga Sion yang telah bersumpah, baik kepada
Tuhan maupun manusia, akan tetap berpegang pada
sumpah, walaupun rugi (Mzm. 15:4). Atau,
[2] Boleh jadi Abram, saat melihat alasan untuk menolak
penawaran yang diajukan kepadanya itu, pada saat
yang sama menegaskan penolakannya melalui sumpah
ini untuk mencegah dirinya didesak lebih lanjut. Per-
hatikanlah, pertama, adakalanya terdapat alasan yang
baik mengapa kita harus menjauhkan diri dari apa yang
tak diragukan lagi merupakan hak kita, seperti yang
dilakukan Paulus (1Kor. 8:13; 9:12). Kedua, bahwa
338
tekad hati yang tegas sangat bermanfaat untuk me-
nangkal kekuatan cobaan.
2. Ia mendukung penolakannya dengan alasan yang tepat: su-
paya engkau jangan dapat berkata: Aku telah membuat Abram
menjadi kaya, yang akan mencerminkan celaan,
(1) Terhadap janji dan kovenan Tuhan , yang seakan-akan tidak
mampu membuat kaya Abram tanpa barang rampasan dari
Sodom. Dan juga,
(2) Terhadap kesalehan dan kemurahan hati Abram, seakan-
akan satu-satunya hal yang diperhatikannya hanyalah
ingin memperkaya diri pada waktu menjalankan usaha
penyelamatan yang berbahaya itu. Perhatikanlah,
[1] Kita harus sangat berhati-hati supaya tidak memberi
peluang kepada orang lain untuk mengatakan hal-hal
yang tidak pantas mereka katakan.
[2] Demi kepentingan diri sendiri, umat Tuhan harus ber-
hati-hati dalam melakukan apa pun yang tampak hina
atau tamak akan uang, atau yang menyukai sikap sera-
kah dan mementingkan diri sendiri. Boleh jadi Abram
tahu bahwa raja Sodom seorang laki-laki yang sombong
dan suka menghina, serta mampu memutar balik hal
seperti ini di kemudian hari hingga mendatangkan cela
ke atas dirinya, meskipun sama sekali tidak masuk di
akal. jika berurusan dengan orang-orang seperti itu,
kita perlu bertindak dengan sangat hati-hati.
3. Ia membatasi penolakannya dengan sebuah syarat ganda (ay.
24). Dalam mengucapkan janji, kita harus dengan hati-hati
menyertakan perkecualian yang perlu, supaya di kemudian
hari kita tidak perlu berkata di hadapan malaikat bahwa kita
khilaf (Pkh. 5:5). Di sini Abram mengecualikan,
(1) Makanan bagi orang-orangnya. Mereka layak menerima ma-
kanan atas segala jerih payah mereka. Hal ini tidak akan
memberi kesempatan kepada raja Sodom untuk menga-
takan bahwa dia telah membuat Abram menjadi kaya.
(2) Bagian yang menjadi hak para sekutunya: biarlah mereka itu
mengambil bagiannya masing-masing. Perhatikanlah, orang-
orang yang teguh dalam membatasi kebebasan pribadi
janganlah menerapkan pembatasan mereka ke atas kebe-
Kitab Kejadian 14:21-24
339
basan orang lain atau menghakimi mereka berdasarkan
pembatasan itu. Janganlah kita memakai diri kita
sendiri sebagai patokan untuk mengukur orang lain. Orang
yang baik tidak akan membatasi orang lain dengan batas-
an-batasan yang ia sendiri tidak mau lakukan bagi dirinya
sendiri. Jangan seperti kebiasaan orang Farisi (Mat. 23:4).
Tidak ada alasan yang sama mengapa Aner, Eskol, dan
Mamre harus menanggalkan hak mereka saat Abram
harus melakukannya. Mereka tidak membuat pengakuan
seperti yang dibuat Abram atau berada di bawah kewajiban
sumpah seperti dirinya. Mereka tidak memiliki pengharap-
an seperti yang dipunyai Abram mengenai bagian di dunia
yang lain, dan oleh sebab itu, biarlah mereka itu mengambil
bagiannya masing-masing.
PASAL 1 5
alam pasal ini kita mendapati sebuah perjanjian resmi yang
diadakan antara Tuhan dan Abram perihal sebuah wasiat yang
harus ditegakkan di antara kedua belah pihak. Di dalam pasal se-
belumnya, kita telah membaca bahwa Abram tengah berada di medan
perang bersama raja-raja, di sini kita mendapati Abram sedang ber-
ada di atas gunung bersama Tuhan . Meskipun di medan perang ia
tampak agung, bagi penulis [Matthew Henry pen.], tampaknya di
sini ia jauh lebih agung lagi. Kehormatan dimiliki orang-orang besar
di dunia ini, namun kehormatan ini dimiliki oleh semua orang kudus.
Kovenan yang harus dibangun antara Tuhan dan Abram yaitu
sebuah kovenan yang mengandung janji-janji. Inilah janji-janji itu,
I. Sebuah jaminan bersifat umum perihal kebaikan Tuhan serta
kemauan baik-Nya terhadap Abram (ay. 1).
II. Sebuah pernyataan khusus perihal tujuan kasih-Nya menge-
nai Abram, dalam dua hal:
1. Bahwa Tuhan akan memberi banyak hal kepada Abram
(ay. 2-6).
2. Bahwa Tuhan akan memberi negeri Kanaan kepadanya
sebagai milik pusaka (ay. 7-21).
Sebuah negeri tanpa seorang ahli waris, atau seorang ahli waris
tanpa negeri, hanyalah penghiburan setengah bagian bagi Abram.
Namun, Tuhan memastikan kedua hal ini kepadanya, dan yang dinya-
takan-Nya dengan tegas untuk keduanya, keturunan yang dijanjikan
serta tanah yang dijanjikan. Sungguh penghiburan yang luar biasa
bagi orang percaya yang agung ini. Keduanya merupakan gambaran
dari dua berkat yang tidak ternilai, yaitu Kristus dan sorga. Dengan
D
342
demikian kita mempunyai alasan untuk berpendapat bahwa Abram
menaruh perhatian pada keduanya.
Kovenan Tuhan dengan Abram
(15:1)
1 Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam suatu penglihatan:
Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar.
Amatilah di sini,
I. Masa saat Tuhan membuat perjanjian ini dengan Abram: Kemu-
dian, dari segala perkara yang tersebut itu.
1. sesudah Abram melakukan perbuatan baik yang terkenal de-
ngan menyelamatkan sahabat-sahabat dan sesamanya dari
bahaya. Sebuah perbuatan yang dilakukan tanpa bayaran dan
suap. sesudah itu, Tuhan melakukan kunjungan kehormatan ini.
Perhatikanlah, barangsiapa yang menunjukkan kebaikan ter-
hadap sesama manusia akan memperoleh kebaikan dari Tuhan .
2. sesudah kemenangan yang ia peroleh atas keempat raja itu,
Tuhan datang mengunjunginya. Maksudnya supaya Abram tidak
terlampau mabuk kemenangan, dan Tuhan ingin menyatakan
bahwa Ia memiliki hal-hal yang lebih baik dalam perbenda-
haraan-Nya untuk diberikan kepada Abram. Perhatikanlah,
percakapan penuh kepercayaan akan berkat-berkat rohani me-
rupakan sarana istimewa untuk menjaga supaya kita tidak ter-
lampau terseret oleh kesenangan-kesenangan dunia yang ber-
sifat sementara. Anugerah-anugerah pemeliharaan ilahi yang
diberikan secara umum tidak dapat dibandingkan dengan kove-
nan kasih itu.
II. Cara Tuhan bercakap-cakap dengan Abram: Datanglah firman
TUHAN kepada Abram (artinya, Tuhan menyatakan diri-Nya kepada
Abram) dalam suatu penglihatan. Menurut dugaan, saat itu
Abram sedang dalam keadaan terbangun dan sadar. Kemudian
datanglah beberapa penglihatan dari Shekinah (penglihatan dari
kemuliaan hadirat Tuhan sebagaimana digambarkan dalam theo-
logi Yudaisme pen.), atau beberapa tanda kehadiran kemuliaan
ilahi yang dapat dirasakan. Cara-cara pewahyuan ilahi diubah
Kitab Kejadian 15:1
343
dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh pancaindra yang kita
miliki untuk disesuaikan dengan keadaan kita.
III. Jaminan yang melimpah diberikan Tuhan dalam perkenan-Nya ke-
pada Abram.
1. Ia memanggilnya dengan nama Abram, sebuah panggilan
kehormatan baginya. Panggilan itu membuat namanya agung,
dan juga menjadi sebuah dorongan dan pertolongan besar bagi
imannya. Perhatikanlah, firman Tuhan yang baik membawa ke-
baikan bagi kita jika firman itu disampaikan secara khu-
sus oleh Roh Kudus kepada kita, dan dimasukkan ke dalam
hati kita. Firman itu berkata, Ayo, hai semua orang (Yes. 55:1),
Roh berkata, Hai saudara.
2. Tuhan memperingatkan keadaan hati Abram yang tidak tenang
dan galau: Janganlah takut, Abram. Abram mungkin takut ka-
lau-kalau keempat raja yang telah ia kalahkan akan kembali
bersekutu, dan menghancurkannya. Tidak, Tuhan berfirman,
Janganlah takut. Jangan takut akan pembalasan mereka, juga
akan iri hati sesamamu. Aku akan menjagamu. Perhatikanlah,
(1) Di mana ada iman yang besar, kemungkinan juga ada ba-
nyak ketakutan di sana (2Kor. 7:5.)
(2) Tuhan memedulikan ketakutan umat-Nya, walaupun dengan
cara yang sangat tersembunyi, dan memperhatikan kese-
sakan jiwa mereka (Mzm. 31:8).
(3) Merupakan kehendak Tuhan supaya umatnya jangan per-
nah membuka pintu bagi masuknya godaan ketakutan, apa
pun yang terjadi. Biarkan semua orang berdosa di Sion ke-
takutan, namun janganlah engkau takut, Abram.
3. Tuhan menjamin keselamatan dan kebahagiaan Abram, supaya
ia selalu dalam keadaan seperti itu.
(1) Aman sebagaimana Tuhan sendiri yang menjaga dia: Akulah
perisaimu, atau dengan cara yang lebih mendalam, Aku
menjadi perisai bagimu, selalu hadir bersamamu, benar-
benar menjagamu. Bukan saja Tuhan Israel, melainkan juga
Tuhan bagi Israel (1Taw. 17:24). Perhatikanlah penalaran
mengenai hal ini. Seharusnya, semua ketakutan mereka
yang membingungkan dan menyiksa dapat dibungkam de-
ngan mengingat bahwa Tuhan sendiri merupakan dan akan
344
menjadi sebuah perisai bagi umat-Nya, untuk menjaga me-
reka dari semua kejahatan yang merusak, sebuah perisai
yang selalu siap bagi mereka, serta menjadi benteng di
sekeliling mereka.
(2) Berbahagia seperti Tuhan sendirilah yang membuat ia ber-
bahagia: Aku akan menjadi upahmu yang sangat besar. Bu-
kan saja sebagai pemberi upah kepadamu, melainkan men-
jadi upahmu. Abram telah menolak dengan sopan semua
upah yang ditawarkan raja Sodom kepadanya, dan di sini
Tuhan berkata kepadanya bahwa ia tidak akan rugi apa pun
sebab penolakannya itu. Perhatikanlah,
[1] Upah ketaatan dan penyangkalan diri yang dilakukan de-
ngan penuh kepercayaan akan sangat besar (1Kor. 2:9).
[2] Tuhan sendiri menjadi kebahagiaan yang dipilih dan di-
janjikan bagi jiwa-jiwa yang kudus yang dipilih dalam
dunia ini, dijanjikan untuk keadaan yang lebih baik. Ia
menjadi bagian milik pusaka dan piala mereka.
Jaminan Tuhan akan Banyaknya Keturunan Abram
(15:2-6)
2 Abram menjawab: Ya Tuhan Tuhan , apakah yang akan Engkau berikan
kepadaku, sebab aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan
yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu. 3 Lagi kata
Abram: Engkau tidak memberi kepadaku keturunan, sehingga seorang
hambaku nanti menjadi ahli warisku. 4 namun datanglah firman TUHAN ke-
padanya, demikian: Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan
anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu. 5 Lalu TUHAN
membawa Abram ke luar serta berfirman: Coba lihat ke langit, hitunglah
bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya. Maka firman-Nya ke-
padanya: Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu. 6 Lalu percayalah
Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya
sebagai kebenaran.
Di sini kita membaca perihal jaminan yang diberikan kepada Abram
tentang keturunan yang tidak terbilang jumlahnya dan yang akan
datang dari dirinya. Di dalamnya dapat kita amati hal-hal sebagai
berikut,
I. Keluhan Abram diulang kembali (ay. 2-3). Keluhan inilah yang
membuka kesempatan bagi datangnya janji ini. Kesusahan Abram
yang memberatkan hatinya yaitu keinginan kuat untuk mem-
punyai anak. Di sini ia mencurahkan keluhannya ke hadapan-Nya,
Kitab Kejadian 15:2-6
345
dan kesesakannya diberitahukan kepada TUHAN (Mzm. 142:3).
Perhatikanlah, meskipun kita tidak pernah boleh mengeluh ten-
tang Tuhan , kita masih diizinkan untuk mengeluh kepada-Nya, dan
menyatakan keluhan kita dengan seluas-luasnya dan terperinci.
Sungguh memberi keringanan bagi jiwa yang berbeban berat
jika membuka masalah kepada seorang sahabat yang setia dan
berbelas kasihan: Kepada sahabat seperti Tuhan , yang telinga-Nya
selalu terbuka. Keluhan yang disampaikan meliputi empat segi:
1. Bahwa ia tidak mempunyai anak (ay. 3): Lihatlah, Engkau
tidak memberi kepadaku keturunan. Tidak saja tidak mem-
punyai anak, namun tidak mempunyai keturunan. Kalau saja ia
mempunyai seorang anak perempuan, dari anak perempuan
ini Sang Mesias masih mungkin dapat datang, yang akan men-
jadi keturunan perempuan itu. namun sampai saat itu, ia tidak
memiliki seorang anak pun, baik laki-laki maupun perem-
puan. Tampaknya ia menekankan hal ini, kepadaku. Sesama-
nya memiliki banyak anak, hamba-hambanya memiliki anak-
anak yang lahir di rumahnya. namun kepadaku, ia mengeluh,
Engkau tidak memberi satu anak pun. Namun Tuhan
telah berfirman kepadanya bahwa ia akan menjadi kesayangan
di atas semua orang. Perhatikanlah, orang-orang yang tersurat
tidak memiliki anak, harus melihat bahwa Tuhan memang me-
nyuratkannya seperti itu. Sekali lagi, Tuhan sering menangguh-
kan penghiburan yang bersifat sementara itu dari anak-anak-
Nya sendiri, sementara Ia memberi banyak anak kepada
orang-orang lain yang merupakan orang asing di mata Tuhan .
2. Bahwa tampaknya ia tidak akan pernah mempunyai anak,
seperti yang ditunjukkan dalam kata, aku akan, atau, aku
akan pergi tanpa anak, pergi memasuki tahun-tahun yang
akan datang, menuruni bukit dengan cepat, bahkan aku akan
pergi dari dunia ini, pergi menempuh jalan semua orang di
bumi ini. Aku akan meninggal dunia dengan tidak mempunyai
anak, begitulah yang tertulis di dalam Kitab Septuaginta (Per-
janjian Lama dalam bahasa Yunani pen.). Aku akan mening-
galkan dunia ini tanpa meninggalkan seorang anak pun di
belakangku.
3 Bahwa hamba-hambanya pada saat itu tampaknya akan men-
jadi ahli warisnya, dan bukannya anak-anaknya. Sementara ia
masih hidup, maka hambanya Eliezer, orang Damsyik inilah
346
yang menjadi pengurus rumah tangganya. Kepadanyalah ia
menyerahkan pemeliharaan keluarga dan harta miliknya.
Hamba yang mungkin saja setia, namun hanya sebagai se-
orang hamba, bukan seorang anak laki-laki. Kalau ia mening-
gal dunia, hamba yang lahir di rumahnya inilah yang akan
menjadi ahli warisnya, dan akan berkuasa atas segala yang
telah ia usahakan dengan berlelah-lelah selama ini (Pkh. 2:18-
19, 21). Sebelumnya Tuhan telah memberitahukan kepadanya
bahwa Ia akan membuatnya menjadi bangsa yang besar
(12:2), dan menjadikan keturunannya seperti debu tanah ba-
nyaknya (13:16). namun Ia membiarkan dirinya tinggal dalam
keraguan, apakah keturunan itu berasal dari anaknya sendiri
atau anak angkat, apakah seorang anak yang berasal dari
dirinya atau hanya anak yang dilahirkan di rumahnya. Nah,
TUHAN, kata Abram, jika anak itu hanyalah seorang anak
angkat, tentunya ia akan berasal dari salah seorang hamba-
hambaku, yang tentunya akan mencerminkan keaiban bagi
keturunan yang dijanjikan itu, yaitu keturunan yang akan
berasal dari dirinya. Perhatikanlah, sementara belas kasihan
yang dijanjikan itu ditangguhkan, ketidakpercayaan dan ke-
tidaksabaran kita cenderung menyimpulkan bahwa janji itu
sudah dibatalkan.
4 Bahwa hal tidak mempunyai anak ini menjadi masalah yang
sangat besar baginya, sehingga mampu merampas penghibur-
an dari semua kesenangan yang telah diterimanya: Ya Tuhan
Tuhan , apakah yang akan Engkau berikan kepadaku? Semua
ini tidak ada artinya bagiku, jika aku tidak mempunyai se-
orang anak. Nah, perhatikan hal-hal ini,
(1) Jika kita menganggap bahwa Abram tidak melihat lebih
jauh lagi melampaui semua kesenangan yang bersifat se-
mentara ini, maka keluhan ini patut dipersalahkan. Melalui
pemeliharaan dan campur tangan-Nya, Tuhan telah mem-
berikan sejumlah hal yang baik dan masih banyak lagi
berkat yang lain kepadanya. Namun Abram tidak memper-
hitungkan semua hal ini, hanya sebab ia tidak mempu-
nyai anak. Sangatlah jahat kalau seorang yang disebut bapa
orang percaya sampai berkata, Apakah yang akan Engkau
berikan kepadaku, sebab aku tidak mempunyai anak, segera
sesudah Tuhan berfirman, Akulah perisaimu dan upahmu
Kitab Kejadian 15:2-6
347
yang sangat besar. Perhatikanlah, orang-orang yang tidak
menganggap bahwa relasi kovenan mereka dengan Tuhan
dan kebutuhan mereka akan Tuhan sudah cukup bagi hidup
mereka, sebenarnya tidak menghargai keuntungan yang
mereka dapatkan. Sebaliknya,
(2) Jika kita menganggap bahwa Abram di sini menaruh per-
hatian besar kepada keturunan yang dijanjikan, maka has-
rat yang mendesak ini sangat patut dipuji. Semua tidak
akan ada artinya jika ia tidak memiliki kesungguhan akan
berkat yang besar itu, serta sebuah jaminan dari hubung-
annya dengan Sang Mesias, yang untuk itu Tuhan telah me-
merintahkan supaya ia selalu menjaga pengharapan
akan kedatangan-Nya. Ia memiliki kekayaan, kemenangan,
dan kehormatan, namun semua itu tidak ada arti baginya,
sementara masalah utama ini masih gelap baginya. Per-
hatikanlah, jika kita belum memiliki bukti dari per-
hatian kita di dalam Kristus dan kovenan yang baru, kita
tidak boleh merasa puas dengan hal-hal lain di luar itu.
Ini dan itu semua kumiliki, namun apa gunanya semua ini,
kalau aku akan meninggal dunia tanpa Kristus? Namun,
sejauh ini keluhan Abram tetap patut dipersalahkan, sebab
terdapat sikap kurang percaya akan janji itu yang men-
dasari keluhannya, serta suatu bentuk kejemuan dalam
menanti-nantikan waktu Tuhan . Perhatikanlah, adakalanya
orang-orang percaya yang benar mengalami kesulitan
untuk menerima dengan tekun janji-janji Tuhan dan peme-
liharaan-Nya, saat mereka tampaknya mulai menunjuk-
kan ketidakpercayaan.
II. Jawaban Tuhan yang lembut atas keluhan ini. Pada bagian perta-
ma keluhan Abram (ay. 2), Tuhan tidak segera menanggapi, sebab
ada sedikit nada kejengkelan di dalamnya. namun saat ia meng-
ulangi pernyataan ini dengan lebih tenang (ay. 3), Tuhan menja-
wabnya dengan lembut. Perhatikanlah, jika kita tetap bertekun di
dalam doa, dan dengan penuh kerendahan hati menyerahkan diri
kepada kehendak ilahi, pencarian kita tidak akan sia-sia.
1. Dengan cepat Tuhan memberi janji tentang seorang anak
kepadanya (ay. 4). Orang yang dilahirkan di rumahmu tidak
akan menjadi ahli warismu, seperti yang engkau khawatirkan,
348
melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli
warismu. Perhatikanlah,
(1) Tuhan menciptakan ahli-ahli waris. Ia berfirman, Ini tidak
akan, dan yang itu akan. Apa pun yang direncanakan dan
dirancang manusia untuk mengatur harta benda mereka,
rancangan Tuhan akan tinggal tetap.
(2) Sering kali Tuhan bersikap lebih baik kepada kita dibanding-
kan kekhawatiran-kekhawatiran kita. Lagi pula Ia menaruh
belas kasihan terhadap apa yang menimbulkan keputus-
asaan kita.
2. Untuk lebih menyentuh perasaan hatinya melalui janji ini,
Tuhan membawa Abram keluar serta berfirman, Demikianlah
banyaknya nanti keturunanmu (ay. 5).
(1) Jumlahnya demikian banyak, tampaknya bintang-bintang
itu tidak akan dapat dihitung dengan mata biasa. Abram
takut ia tidak akan memiliki anak sama sekali, namun Tuhan
meyakinkan dia bahwa keturunan yang berasal dari dirinya
akan sangat banyak jumlahnya sampai-sampai tidak dapat
dihitung lagi.
(2) Begitu agung dan mulia, disamakan dengan bintang-bin-
tang dalam kemegahannya yang luar biasa, sebab bagi me-
rekalah kemuliaan itu (Rm. 9:4). Keturunan Abram menurut
dagingnya yaitu seperti debu tanah banyaknya (13:16),
namun keturunan rohaninya sama seperti bintang-bintang
di langit, jumlahnya tidak saja besar, namun juga mulia, dan
sangat berharga.
III. Kepercayaan Abram yang teguh terhadap janji yang sekarang di-
buat Tuhan kepadanya, serta perkenan Tuhan atas imannya (ay. 6).
1. Percayalah Abram kepada TUHAN, artinya, ia mempercayai ke-
benaran janji yang sekarang dibuat Tuhan , bersandar pada
kuasa yang yang tidak dapat ditolak serta kesetiaan Dia yang
telah berjanji. Masakan Ia berfirman dan tidak menepatinya?
Perhatikanlah, orang-orang yang merindukan penghiburan
dari janji-janji Tuhan , harus menggabungkan iman mereka
dengan janji-janji itu. Perhatikanlah bagaimana Rasul Paulus
mengagungkan iman Abram ini, dan menjadikannya sebagai
contoh yang istimewa (Rm. 4:19-21). Imannya tidak menjadi
Kitab Kejadian 15:7-11
349
lemah, ia tidak bimbang terhadap janji itu, ia diperkuat dalam
imannya, dan ia penuh dengan keyakinan. Tuhan mengerjakan
iman seperti itu dalam diri kita masing-masing! Sebagian
orang berpendapat bahwa kepercayaan Abram kepada TUHAN
dihargai. Tuhan tidak saja berjanji, namun telah menjanjikan
Tuhan Yesus, Pengantara kovenan baru, dan Abram percaya
kepada-Nya. Artinya, ia menerima dan memegang teguh wahyu
ilahi mengenai diri-Nya, dan ia bersukacita telah melihat hari-
Nya, walaupun dari jarak waktu yang sangat jauh (Yoh. 8:56).
2. Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
Artinya, sebab hal ini ia diperkenan Tuhan , sama seperti bapa-
bapa leluhur lainnya, dengan jalan iman ia memperoleh ke-
saksian bahwa ia benar (Ibr. 11:4). Hal ini sangat ditekankan
dalam Perjanjian Baru untuk membuktikan bahwa kita di-
benarkan oleh iman tanpa melakukan hukum Taurat (Rm. 4:3;
Gal. 3:6), sebab Abram telah dibenarkan sementara ia belum
disunat. jika Abram yang begitu kaya dalam perbuatan
baik, tidak dibenarkan oleh perbuatan baik, namun hanya oleh
iman, apa lagi kita yang sangat miskin dalam perbuatan baik.
Iman ini, yang dikaitkan kepada Abram sebab kebenaran ini,
sebenarnya merupakan penghormatan Tuhan kepadanya. Se-
bab sebelumnya ia telah berjuang melawan ketidakpercayaan-
nya (ay. 2), dan kemudian ia tampil sebagai seorang peme-
nang, dengan demikian ia dimahkotai, dan juga dihormati.
Perhatikanlah, tindakan berdasarkan iman untuk menerima
dan ketergantungan pada janji anugerah dan kemuliaan Tuhan
di dalam dan melalui Kristus sesuai ketentuan kovenan baru,
akan memberi kita hak semua berkat yang terkandung di
dalam janji itu. Semua orang percaya dibenarkan sama seperti
Abram dibenarkan, dan imannyalah yang diperhitungkan ke-
padanya sebagai kebenaran.
Abram Meminta Tanda
(15:7-11)
7 Lagi firman TUHAN kepadanya: Akulah TUHAN, yang membawa engkau
keluar dari Ur-Kasdim untuk memberi negeri ini kepadamu menjadi
milikmu. 8 Kata Abram: Ya Tuhan Tuhan , dari manakah aku tahu, bahwa
aku akan memilikinya? 9 Firman TUHAN kepadanya: Ambillah bagi-Ku se-
ekor lembu betina berumur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga
tahun, seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan
350
seekor anak burung merpati. 10 Diambilnyalah semuanya itu bagi TUHAN,
dipotong dua, lalu diletakkannya bagian-bagian itu yang satu di samping
yang lain, namun burung-burung itu tidak dipotong dua.11 saat burung-
burung buas hinggap pada daging binatang-binatang itu, maka Abram meng-
usirnya.
Kita membaca di sini perihal jaminan yang diberikan Tuhan kepada
Abram mengenai tanah Kanaan sebagai tanah milik pusaka.
I. Tuhan menyatakan maksudnya mengenai hal itu (ay. 7). Amatilah
di sini, sebenarnya Abram sama sekali tidak mengeluh mengenai
hal ini, seperti yang telah ia lakukan sebelumnya soal tidak mem-
punyai anak. Orang-orang yang merasa yakin akan keuntungan
yang diperoleh di dalam keturunan yang dijanjikan, tidak me-
miliki alasan apa pun untuk meragukan hak milik atas negeri
yang dijanjikan. Jika Kristus milik kita, sorga juga menjadi milik
kita. Amati sekali lagi, saat ia mempercayai janji yang sebelum-
nya (ay. 6), Tuhan lalu menjelaskan dan memberi persetujuan
resmi atas hal ini kepadanya. Perhatikanlah, kepada orang yang
memiliki banyak (meningkatkan apa yang telah ia miliki), akan di-
berikan lebih banyak lagi. Di sini terdapat tiga hal yang diingat-
kan Tuhan kepada Abram guna meneguhkan hatinya berkenaan
dengan janji mengenai tanah yang baik ini:
1. Tuhan menyatakan diri-Nya sendiri: Akulah TUHAN, dan itulah
sebabnya,
(1) Aku akan memberi negeri ini kepadamu, sebab Aku
yaitu TUHAN yang berdaulat atas semuanya, yang berhak
menentukan segala sesuatu di atas muka bumi ini.
(2) Aku dapat memberi negeri ini kepadamu, bagaimana-
pun perlawanan yang akan mereka berikan, walaupun me-
reka yaitu keturunan Enak. Tuhan tidak akan pernah
menjanjikan sesuatu yang tidak mampu Ia wujudkan, se-
perti yang sering dilakukan orang.
(3) Aku akan menepati janji-Ku kepadamu. TUHAN bukanlah
manusia, sehingga Ia berdusta.
2. Apa yang telah Tuhan lakukan bagi Abram. Ia telah membawa-
nya keluar dari Ur-Kasdim, keluar dari nyala api orang-orang
Kasdim, begitulah penafsiran sebagian orang. Artinya, ia ke-
luar, baik dari berhala-berhala mereka (sebab orang-orang
Kasdim menyembah api), maupun dari siksaan mereka. Para
Kitab Kejadian 15:7-11
351
penulis Yahudi memiliki tradisi yang mengatakan bahwa
Abram dilemparkan ke dalam dapur api yang bernyala-nyala
sebab menolak menyembah berhala, dan secara ajaib dise-
lamatkan dari api itu. Namun, yang sebenarnya dimaksudkan
hanyalah sebuah nama tempat. Dari situ Tuhan membawa dia
melalui sebuah panggilan jelas, membawanya dengan sebuah
paksaan yang lemah lembut, seperti puntung yang ditarik dari
kebakaran. Ini yaitu ,
(1) Belas kasihan khusus: Aku membawa engkau, dan me-
ninggalkan ribuan yang lain, untuk binasa di sana. Tuhan
memanggil Abram saat ia seorang diri (Yes. 51:2).
(2) Belas kasihan rohani, belas kasihan untuk jiwanya, penye-
lamatan dari dosa yang akibatnya sangat mematikan. Jika
Tuhan telah menyelamatkan jiwa kita, kita tidak akan meng-
ingini apa-apa lagi, selain sesuatu yang baik bagi kita.
(3) Belas kasihan baru, yang baru dianugerahkan, dan sebab
itu seharusnya akan lebih kuat, seperti firman yang ditulis
pada pembukaan Kesepuluh Firman yang datang kemu-
dian, Akulah TUHAN, Tuhan mu, yang membawa engkau ke-
luar dari tanah Mesir.
(4) Belas kasihan yang mendasar, permulaan dari belas kasih-
an, belas kasihan yang khusus bagi Abram, dan sebab itu
menjadi janji dan jaminan yang kuat perihal belas kasihan
yang akan datang lebih lanjut (Yes. 66:9). Amatilah bagai-
mana Tuhan mengatakan hal itu sebagai hal yang sangat
menyukakan hati-Nya: Akulah TUHAN, yang membawa eng-
kau keluar. Ia bersukacita di dalamnya sebagai sebuah
tindakan yang bersumber dari kekuasaan dan anugerah.
Bandingkanlah hal ini dengan Yesaya 29:22, yang menun-
jukkan bahwa Ia bersukacita di dalamnya, lama sesudah
itu. Sebab itu beginilah firman TUHAN, yang telah membe-
baskan Abraham, membebaskan dia dari dosa.
3. Apa yang ingin dilakukan Tuhan lebih lanjut baginya: Aku
membawa engkau keluar ke tempat ini, dengan maksud mem-
berikan negeri ini kepadamu menjadi milikmu. Tidak saja untuk
engkau miliki, namun dimiliki sebagai negeri pusaka, sebuah
hak yang paling manis dan pasti. Perhatikanlah,
352
(1) Pemeliharaan Tuhan dikemas dalam sebuah rancangan yang
bersifat rahasia namun lembut dalam hal berbagai peng-
aturan yang ditujukan kepada orang-orang benar. Kita
tidak dapat memahami rancangan-rancangan ilahi, sampai
semuanya dinyatakan dalam belas kasihan dan kemuliaan.
(2) Hal besar yang dirancang Tuhan dalam semua campur
tangan terhadap umat-Nya yaitu untuk membawa mereka
dengan selamat sampai ke sorga. Mereka dipilih untuk di-
selamatkan (2Tes. 2:13), dipanggil ke dalam Kerajaan itu