Selasa, 11 Februari 2025

Kejadian 9


 ku dan milikmu yaitu  pemicu per-

tengkaran yang hebat di dunia. Kemiskinan dan kerja keras, 

kekurangan dan hidup berkelana, tidak dapat memisahkan 

Abram dan Lot. namun  kekayaan memisahkan mereka. 

Teman-teman cepat hilang. namun  Tuhan  yaitu  Teman, yang 

dari kasih-Nya kita tidak dapat dipisahkan, entah oleh pun-

cak kemakmuran ataupun dalamnya permusuhan.  

II.  Yang menjadi alat langsung bagi pertengkaran itu yaitu  hamba-

hamba mereka. Perseteruan itu dimulai antara para gembala 

Abram dan para gembala Lot (ay. 7). Mereka, ada kemungkinan, 

memperselisihkan siapa yang harus mendapat padang rumput 

yang lebih baik atau air yang lebih baik. Dan keduanya menyeret 

tuan-tuan mereka ke dalam pertengkaran itu. Perhatikanlah, ham-

ba-hamba yang jahat sering kali membuat banyak kejahatan di 

dalam keluarga-keluarga, melalui keangkuhan dan amarah, melalui 

dusta dan fitnah. Sungguh jahat jika  hamba-hamba melakukan 

perbuatan-perbuatan keji di antara sanak saudara dan para tetang-

ga, dan menaburkan perpecahan. Orang-orang yang berbuat demi-

kian yaitu  antek-antek Iblis dan musuh-musuh terbesar dari tuan 

mereka.  

III. Yang memperparah pertengkaran itu yaitu  bahwa waktu itu 

orang Kanaan dan orang Feris diam di negeri itu. Hal ini membuat 

pertengkaran itu,  

1. Sangat berbahaya. Jika Abram dan Lot tidak bisa sepakat un-

tuk memberi makan ternak mereka bersama-sama, maka 

beruntunglah jika musuh bersama mereka tidak mendatangi 

mereka dan menjarah mereka berdua. Perhatikanlah, perpe-

cahan di dalam keluarga-keluarga dan jemaat-jemaat sering 

kali berujung menjadi kehancuran bagi mereka.  

2.  Sangat memalukan. Tidak diragukan lagi bahwa mata semua 

tetangga tertuju kepada mereka, terutama sebab  keunikan 

agama mereka, dan kesucian hidup luar biasa yang mereka 


 312

jalani. Dan pertengkaran ini akan segera diperhatikan, dan di-

besar-besarkan, bagi cela mereka, oleh orang-orang Kanaan 

dan orang-orang Feris. Perhatikanlah, pertengkaran di antara 

orang-orang beriman merupakan cela bagi pengakuan iman 

mereka, dan memberi  kesempatan, sama seperti hal-hal 

lain, kepada musuh-musuh Tuhan untuk menghujat.  

IV. Penyelesaian terhadap pertengkaran ini sangat membahagiakan. 

Yang paling baik yaitu  menjaga perdamaian, agar perdamaian 

tidak dirusak. namun , yang paling baik sesudah  itu yaitu , jika 

perbedaan-perbedaan memang terjadi, menyelaraskannya secepat 

mungkin, dan memadamkan api yang telah berkobar. Permohon-

an untuk menghentikan perselisihan ini diajukan oleh Abram, 

meskipun dia saudara yang lebih tua dan lebih tinggi (ay. 8).  

1. Permohonan damainya penuh kasih sayang: Janganlah kira-

nya ada perkelahian. Abram di sini menunjukkan dirinya se-

bagai orang,  

(1) Yang berkepala dingin, yang menguasai amarahnya, dan 

tahu bagaimana melenyapkan murka dengan jawaban yang 

lembut. Orang-orang yang ingin menjaga kedamaian ja-

nganlah pernah membalas cemooh dengan cemooh.  

(2) Yang berjiwa rendah hati. Ia bahkan mau memohon kepada 

saudaranya yang lebih muda untuk berdamai, dan meng-

ajukan usulan pertama untuk akur. Bagi para penakluk, 

mulialah mereka bila mereka membuat damai dengan ke-

kuatan. namun , tidaklah kurang megah jika  kita mem-

buat damai dengan kelembutan hikmat. Perhatikanlah, 

umat Tuhan  harus selalu membuktikan diri mereka sebagai 

umat yang cinta damai. Apa pun yang ingin diusahakan 

orang lain, mereka harus mengusahakan kedamaian.    

2. Permintaan damainya sangat meyakinkan.  

(1)  Janganlah ada perselisihan antara aku dan engkau. Biar-

lah orang-orang Kanaan dan orang-orang Feris memperseli-

sihkan persoalan-persoalan yang remeh. namun  janganlah 

engkau dan aku bertengkar, yang mengetahui perkara-

perkara yang lebih baik, dan yang menanti-nantikan negeri 

yang lebih baik.” Perhatikanlah, orang-orang yang mengaku 

beragama haruslah, dibandingkan orang lain, berhati-hati 

Kitab Kejadian 13:5-9 

 313 

untuk menghindari perselisihan. namun  kamu tidaklah de-

mikian (Luk. 22:26). Kita tidak mempunyai kebiasaan yang 

demikian (1Kor. 11:16).  Janganlah ada perselisihan antara 

aku dan engkau, yang sudah hidup bersama-sama dan me-

ngasihi satu sama lain begitu lama.” Perhatikanlah, kenang-

an akan persahabatan yang sudah lama terjalin haruslah 

dengan cepat mengakhiri pertengkaran-pertengkaran baru 

yang terjadi kapan saja.  

(2) Hendaklah ingat bahwa kita ini kerabat. Dalam bahasa 

Ibrani, kita ini manusia yang berkerabat. Argumentasi yang 

berlipat ganda.  

[1] Kita yaitu  manusia, dan sebagai manusia, kita yaitu  

makhluk-makhluk yang fana, yakni, kita bisa saja mati 

besok, dan sebab  itu perlu mawas diri untuk ada 

dalam keadaan berdamai dengan semua. Kita ini makh-

luk-makhluk yang berakal, dan harus diatur oleh akal 

budi. Kita yaitu  manusia, dan bukan binatang, orang 

dewasa, dan bukan anak-anak. Kita yaitu  makhluk-

makhluk sosial, maka hendaklah kita bersikap sebagai-

mana mestinya dengan semampu kita.  

[2] Kita ini kerabat. Kita ini manusia yang mempunyai ko-

drat yang sama, yang berasal dari saudara dan keluarga 

yang sama, dari agama yang sama, kawan seperjuangan 

dalam ketaatan, kawan seperjuangan dalam kesabaran. 

Perhatikanlah, pertimbangan bahwa kita berhubungan 

satu sama lain, sebagai saudara, haruslah selalu mam-

pu meredakan amarah-amarah kita, untuk mencegah 

atau mengakhiri perselisihan-perselisihan kita. Saudara 

harus mengasihi sebagai saudara. 

3. Usulannya untuk berdamai sangat adil. Banyak orang meng-

aku ingin berdamai, namun tidak mau melakukan apa pun 

untuk mewujudkannya. namun  Abram dengan ini membukti-

kan dirinya sebagai teman sejati bagi perdamaian, sehingga ia 

mengusulkan suatu sarana yang tak bercela untuk menjaga-

nya: Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? (ay. 

9). Seolah-olah ia berkata,  Mengapa kita harus berselisih un-

tuk mendapat tempat, sementara ada cukup banyak tempat 

bagi kita berdua?”  


 314

(1) Ia menyimpulkan bahwa mereka harus berpisah, dan sa-

ngat ingin agar mereka berpisah sebagai teman: Baiklah pi-

sahkan dirimu dari padaku. Apa lagi yang bisa diungkap-

kan dengan lebih lembut lagi? Ia tidak mengusirnya, dan 

memaksanya untuk pergi, namun  menasihatinya agar memi-

sahkan diri dari dia. Tidak pula ia menyuruhnya pergi, 

namun  dengan rendah hati ingin agar dia mundur. Perhati-

kanlah, orang-orang yang mempunyai kuasa untuk meme-

rintah, kadang-kadang, demi kasih dan demi kedamaian 

lebih memilih untuk memohon. Maka baiklah jika kita 

saling memohon, memberi diri agar didamaikan satu ter-

hadap yang lain (2Kor. 5:20).  

(2)  Ia menawarkan kepadanya bagian yang cukup dari tanah 

yang sedang mereka diami. Walaupun Tuhan  telah berjanji 

kepada Abram untuk memberi  negeri ini kepada ketu-

runannya (12:7), dan tidak tampak bahwa janji seperti itu 

pernah dibuat kepada Lot, yang bisa saja terus-menerus 

ditegaskan Abram, sehingga Lot tidak akan mendapat ba-

gian sama sekali, namun ia mengizinkannya untuk bekerja 

sama dengannya. Ia menawarkan bagian yang sepadan 

kepada orang yang tidak mempunyai hak yang sepadan, 

dan tidak mau memanfaatkan janji Tuhan  untuk meme-

nangkan pertengkarannya. Tidak pula, di bawah perlin-

dungan janji itu, ia menyulitkan kerabatnya sedikit pun.  

(3) Ia memberinya pilihan, dan menawarkan diri untuk mene-

rima sisanya: Jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan. 

Abram mempunyai semua alasan untuk menjadi orang per-

tama yang memilih. Namun ia tidak mempertahankan hak-

nya. Perhatikanlah, yaitu  penaklukan yang mulia jika  

kita rela mengalah demi perdamaian. Itu yaitu  penak-

lukan terhadap diri kita sendiri, dan terhadap keangkuhan 

serta kemarahan kita sendiri (Mat. 5:39-40). Bukan hanya 

kehormatan yang dijaga dengan hati-hati, melainkan juga 

bahkan kepentingan diri sendiri dalam banyak hal harus 

dikorbankan demi perdamaian. 

Kitab Kejadian 13:10-13 

 315 

Kepindahan Lot ke Sodom 

(13:10-13) 

10 Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lem-

bah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, 

sampai ke Zoar. – Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan 

Gomora. – 11 Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu 

ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah. 12 Abram menetap di 

tanah Kanaan, namun  Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan dan ber-

kemah di dekat Sodom. 13 Adapun orang Sodom sangat jahat dan berdosa 

terhadap TUHAN.  

Di sini kita mendapati pilihan yang dibuat Lot saat  ia berpisah dari 

Abram. Pada kesempatan ini, orang akan menyangka,  

1. Bahwa Lot seharusnya mengungkapkan ketidakrelaannya untuk 

berpisah dari Abram, dan bahwa, setidak-tidaknya, ia seharusnya 

melakukannya dengan enggan.  

2. Bahwa seharusnya ia bersikap sopan sehingga menyerahkan kem-

bali pilihan itu kepada Abram. namun  kita tidak mendapati contoh 

apa pun dari penghargaan dan penghormatannya kepada paman-

nya dalam seluruh pengaturan masalah itu. sesudah  Abram mena-

warkan pilihan itu kepadanya, ia menerimanya tanpa mengucap-

kan terima kasih, dan menjatuhkan pilihannya. Nafsu dan kepen-

tingan diri menjadikan orang bersikap kasar. Sekarang, dalam 

pilihan yang dibuat Lot, kita dapat mengamati,  

I. Betapa matanya tertuju pada kebaikan negeri itu. Ia melihat 

seluruh Lembah Yordan, negeri berdataran rendah yang di atasnya 

Sodom berdiri, bahwa seluruh lembah itu secara menakjubkan 

banyak airnya (dan mungkin yang diperselisihkan itu yaitu  

masalah air, yang secara khusus membuatnya senang dengan 

kenyamanan itu), dan dengan demikian Lot memilih baginya selu-

ruh Lembah Yordan itu (ay. 10-11). Lembah itu, yang menyerupai 

Taman Eden sendiri, sekarang memberinya pemandangan yang 

teramat menyenangkan. Lembah itu, di matanya, indah dipan-

dang, kegirangan bagi seluruh bumi. Dan oleh sebab itu, ia tidak 

ragu lagi bahwa lembah itu akan memberinya tempat tinggal yang 

nyaman, dan bahwa di tanah yang begitu subur demikian ia pasti 

akan berkembang. dan menjadi sangat kaya. Dan hanya inilah 

yang dilihatnya. namun  apa yang terjadi dengan itu? Lihatlah, 

kabar selanjutnya yang kita dengar tentang dia yaitu  bahwa di 

Sodom ia berada di antara duri-duri, ia dan tawanan yang 


 316

dibawanya. Selama ia hidup bersama-sama dengan mereka, jiwa-

nya yang benar menjadi tersiksa oleh perilaku hidup mereka, dan 

tak satu pun hari baik yang pernah dihabiskannya bersama 

mereka, sampai pada akhirnya, Tuhan  menghanguskan kota itu 

dengan cara yang melampaui pengertiannya, dan memaksa dia 

pergi ke pegunungan untuk menyelamatkan diri, padahal sebe-

lumnya ia memilih lembah untuk mendapatkan kekayaan dan 

kesenangan. Perhatikanlah, pilihan-pilihan yang dilandasi nafsu 

yaitu  pilihan-pilihan yang penuh dosa, dan jarang berhasil. 

Orang-orang yang dalam memilih hubungan, panggilan, tempat 

tinggal, atau kediaman dipandu dan diatur oleh keinginan daging, 

keinginan mata, atau keangkuhan hidup, dan tidak mengutama-

kan kepentingan-kepentingan jiwa serta agama mereka, tidak bisa 

mengharapkan hadirat Tuhan  bersama mereka, atau berkat-Nya 

atas mereka. Biasanya mereka bahkan akan dikecewakan dalam 

apa yang menjadi tujuan utama mereka, dan kehilangan apa yang 

mereka janjikan sendiri akan membawa kepuasan. Dalam mem-

buat semua pilihan, asas inilah yang harus mengatur kita, yaitu 

bahwa apa yang terbaik bagi kita yaitu  apa yang terbaik bagi 

jiwa kita.   

II. Betapa sedikitnya ia mempertimbangkan kejahatan para pendu-

duknya: Adapun orang Sodom sangat jahat (ay. 13). Perhatikanlah,  

1. Walaupun semua orang berdosa, sebagian orang lebih berdosa 

dibandingkan yang lain. Orang-orang Sodom yaitu  orang-orang 

berdosa kelas kakap, berdosa terhadap TUHAN, yakni berdosa 

secara lancang dan berani. Dosa mereka yang demikian itu 

bahkan dijadikan pepatah. Dari sinilah kita membaca tentang 

mereka yang dengan terang-terangan menyebut-nyebut dosa-

nya seperti orang Sodom, mereka tidak lagi menyembunyikan-

nya (Yes. 3:9).  

2.  Bahwa sebagian orang berdosa menjadi lebih buruk sebab  

hidup di negeri yang baik. Demikianlah orang-orang Sodom: 

sebab inilah pelanggaran Sodom, kecongkakan, makanan yang 

berlimpah-limpah, dan kesenangan hidup. Dan semua ini didu-

kung oleh kelimpahan besar yang bisa dihasilkan oleh negeri 

mereka (Yeh. 16:49). Demikianlah orang bebal akan dibinasa-

kan oleh kelimpahannya. 

Kitab Kejadian 13:14-18 

 317 

3. Bahwa Tuhan  sering kali memberi  banyak kelimpahan ke-

pada para pendosa besar. Orang-orang Sodom yang kotor ber-

diam di sebuah kota, di sebuah lembah yang subur, sementara 

Abram yang beriman dan keluarganya yang saleh berdiam di 

dalam kemah-kemah di pegunungan yang tandus.  

4.  jika  kefasikan sudah sampai pada puncaknya, kehancuran 

tidaklah jauh. Dosa-dosa yang melimpah yaitu  pertanda 

yang pasti bahwa penghakiman-penghakiman sudah dekat. 

Sekarang, kedatangan Lot untuk berdiam di antara orang-

orang Sodom ini dapat dipandang,  

(1) Sebagai belas kasihan kepada mereka, dan sarana yang 

mungkin untuk membuat mereka bertobat. Sebab sekarang 

ada seorang nabi di tengah-tengah mereka, seorang peng-

khotbah kebenaran, dan, jika mereka mendengarkannya, 

mereka bisa saja diperbaharui, dan kehancuran pun di-

cegah. Perhatikanlah, Tuhan  mengirimkan para pengkhot-

bah, sebelum Ia mengirimkan para pembinasa. Sebab, Ia 

menghendaki supaya jangan ada yang binasa.  

(2) Sebagai penderitaan besar bagi Lot, yang tidak hanya ber-

duka melihat kefasikan mereka (2Ptr. 2:7-8), namun  juga 

dilecehkan dan dianiaya oleh mereka, sebab ia tidak mau 

berbuat apa yang mereka perbuat. Perhatikanlah, sering 

kali banyak orang baik tersiksa jika  mereka hidup di 

tengah-tengah para tetangga yang fasik, jika  mereka 

tinggal sebagai orang asing di Mesekh (Mzm. 120:5), dan 

tidak bisa tidak, pasti lebih menyiksa lagi jika , seperti 

Lot di sini, mereka menimpakan hal itu ke atas diri mereka 

sendiri melalui pilihan yang dibuat tanpa pertimbangan.  

Tuhan  Meneguhkan Janji-Nya kepada Abram  

(13:14-18)  

14 sesudah  Lot berpisah dari pada Abram, berfirmanlah TUHAN kepada 

Abram:  Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu 

ke timur dan barat, utara dan selatan, 15 sebab seluruh negeri yang kaulihat 

itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-

lamanya. 16 Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah 

banyaknya, sehingga, jika seandainya ada yang dapat menghitung debu 

tanah, keturunanmu pun akan dapat dihitung juga. 17 Bersiaplah, jalanilah

negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab kepadamulah akan Kuberi-

kan negeri itu.” 18 Sesudah itu Abram memindahkan kemahnya dan menetap 


 318

di dekat pohon-pohon tarbantin di Mamre, dekat Hebron, lalu didirikannya-

lah mezbah di situ bagi TUHAN. 

Di sini kita mendapati cerita tentang lawatan yang penuh rahmat 

yang diadakan Tuhan  kepada Abram, untuk meneguhkan janji yang 

diperuntukkan bagi dia dan keturunannya. Amatilah,  

I.   Kapan Tuhan  memperbarui dan mengesahkan janji itu: sesudah  Lot 

berpisah dari pada Abram, maksudnya,  

1.  sesudah  perselisihan itu berakhir. Sebab yang paling siap me-

nyambut lawatan-lawatan anugerah ilahi yaitu  mereka yang 

berjiwa tenang dan sabar, dan tidak diresahkan oleh nafsu apa 

pun.  

2.  sesudah  Abram menyangkal diri dan merendah kepada Lot 

demi menjaga kerukunan. Pada saat itulah Tuhan  datang ke-

padanya dengan pertanda kebaikan-Nya ini. Perhatikanlah, 

Tuhan  secara berlimpah akan mengganti dengan kedamaian ro-

hani apa yang hilang dari kita demi menjaga kerukunan antar-

tetangga. sesudah  Abram dengan rela menawarkan kepada Lot 

setengah dari haknya, Tuhan  datang, dan meneguhkan seluruh 

hak itu kepadanya.  

3.  sesudah  ia kehilangan keberadaan saudaranya yang menemani 

dan menghibur dia, yang oleh kepergiaannya tangannya men-

jadi lemah dan hatinya menjadi sedih, Tuhan  datang kepadanya 

dengan perkataan-perkataan yang baik dan menghibur ini. 

Perhatikanlah, persekutuan dengan Tuhan , kapan pun itu, dapat 

mengganti kehilangan pergaulan dengan teman-teman kita. Mes-

kipun saudara-saudara kita dipisahkan dari kita, Tuhan  tidak.  

4.  sesudah  Lot memilih lembah yang menyenangkan dan subur 

itu, dan pergi untuk mendiaminya, supaya Abram tidak ter-

goda untuk iri hati kepadanya dan menyesal bahwa ia telah 

memberinya pilihan itu, Tuhan  datang kepada Abram, dan 

meyakinkan dia bahwa apa yang menjadi miliknya akan ting-

gal bersama-sama dengan dia dan keturunannya untuk sela-

ma-lamanya. Sehingga, walaupun Lot mungkin mendapatkan 

negeri yang lebih baik, Abram mendapatkan hak yang lebih 

baik. Lot mendapatkan firdaus, seperti itulah negeri itu, namun  

Abram mendapatkan janji itu. Apa yang terjadi kemudian se-

gera menunjukkan bahwa, bagaimanapun kelihatannya seka-

rang, Abram sebenarnya mendapatkan bagian yang lebih baik. 

Kitab Kejadian 13:14-18 

 319 

Lihat Ayub 22:20. Tuhan  mengakui Abram sesudah  perselisihan-

nya dengan Lot, seperti halnya jemaat mengakui Paulus sete-

lah perselisihannya dengan Barnabas (Kis. 15:39-40). 

II.  Janji-janji itu sendiri, yang dengannya sekarang Tuhan  menghibur 

dan memperkaya Abram. Dua hal yang diyakinkan-Nya kepada 

Abram, yaitu negeri yang baik dan keturunan yang sangat banyak 

untuk menikmatinya. 

1.  Inilah pemberian berupa tanah yang baik, tanah yang terkenal 

mengatasi semua tanah lain, sebab tanah itu akan menjadi 

tanah suci, dan tanah Imanuel. Inilah tanah yang dibicarakan 

di sini.  

(1)  Tuhan  di sini menunjukkan tanah itu kepada Abram, seperti 

yang sudah dijanjikan-Nya (12:1), dan sesudah  itu ia me-

nunjukkannya kepada Musa dari puncak gunung Pisga. Lot 

melayangkan pandangnya dan melihat seluruh Lembah 

Yordan (ay. 10), dan ia pergi ke sana untuk menikmati apa 

yang dilihatnya:  Marilah,” firman Tuhan  kepada Abram, 

 Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah, lihatlah yang men-

jadi milikmu.” Perhatikanlah, apa yang ingin ditunjukkan 

Tuhan  kepada kita yaitu  lebih baik dan lebih diinginkan 

secara tak terbatas dibandingkan apa pun yang bisa ditawarkan 

oleh dunia kepada pandangan kita. Yang bisa dipandang 

oleh mata iman jauh lebih kaya dan lebih indah dibandingkan 

yang bisa dipandang oleh mata indrawi. Orang-orang yang 

bagi mereka Kanaan sorgawi dirancangkan di dunia nanti 

adakalanya, dengan iman, diizinkan mendapat penghibur-

an dengan melihat Kanaan itu dalam kehidupan mereka 

sekarang. Sebab, kita memperhatikan yang tak kelihatan, 

sebagai hal yang nyata, meskipun jauh.  

(2) Ia mengamankan tanah ini bagi dia dan keturunannya un-

tuk selama-lamanya (ay. 15): Itu akan Kuberikan kepada-

mu; dan lagi (ay. 17) kepadamulah akan Kuberikan negeri 

itu. Setiap pengulangan dari janji itu merupakan pengesah-

annya. Kepadamu dan kepada keturunanmu, bukan kepada 

Lot dan kepada keturunannya. Mereka tidak akan men-

dapat warisan di tanah ini, dan oleh sebab itu Tuhan  Sang 

Pemelihara mengaturnya sedemikian rupa supaya Lot 


 320

dipisahkan dari Abram terlebih dahulu, dan kemudian 

pemberian itu diteguhkan kepada Abram dan kepada ketu-

runannya. Demikianlah Tuhan  sering kali mendatangkan 

kebaikan dari kejahatan, dan menjadikan dosa-dosa serta 

kebodohan-kebodohan manusia tunduk pada rancangan-

rancangan-Nya sendiri yang bijak dan kudus. Kepadamu 

dan kepada keturunanmu – kepadamu untuk tinggal di situ 

sebagai orang asing, kepada keturunanmu untuk berdiam 

dan memerintah di situ sebagai pemilik. Kepadamu, yakni, 

kepada keturunanmu. Diberikannya negeri itu kepada dia 

dan kepada keturunannya untuk selama-lamanya menun-

jukkan bahwa negeri itu merupakan pelambang dari 

Kanaan sorgawi, yang diberikan kepada keturunan Abram 

secara rohani untuk selama-lamanya (Ibr. 11:14). 

(3) Ia memberi Abram tanda kepemilikan akan tanah itu, meski-

pun itu merupakan hak kepemilikan di masa depan:  Ber-

siaplah, jalanilah negeri itu (ay. 17). Masuklah, dan milikilah 

itu, tinjaulah bidang-bidang tanah itu, maka semua itu akan 

tampak lebih baik dibandingkan jika  dilihat dari jauh.” Per-

hatikanlah, Tuhan  secara lebih berlimpah ingin menunjuk-

kan kepada ahli waris janji itu bahwa kovenan-Nya tidak 

bisa diubah, dan bahwa berkat-berkat dari kovenan itu tak 

ternilai harganya. Kelilingilah Sion (Mzm. 48:13). 

2.  Inilah janji tentang keturunan yang sangat banyak yang akan 

mengisi negeri yang baik ini, sehingga negeri itu tidak akan 

terhilang sebab  tidak adanya ahli waris (ay. 16): Aku akan 

menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, yak-

ni,  Mereka akan bertambah banyak secara luar biasa, dan, 

secara keseluruhan, mereka akan menjadi kumpulan orang 

yang sedemikian besarnya sehingga tidak dapat dihitung siapa 

pun.” Begitulah mereka pada masa Salomo (1Raj. 4:20), orang 

Yehuda dan orang Israel jumlahnya seperti pasir di tepi laut. 

Janji untuk hal ini diberikan Tuhan  di sini kepadanya. Perhati-

kanlah, Tuhan  yang sama yang menyediakan warisan, menye-

diakan juga ahli warisnya. Dia yang sudah mempersiapkan 

tanah suci, mempersiapkan juga keturunan suci. Dia yang 

memberi  kemuliaan, memberi  juga anugerah untuk 

membuat kita pantas menerima kemuliaan. 

Kitab Kejadian 13:14-18 

 321 

Yang terakhir, kita diberi tahu apa yang dilakukan Abram sesu-

dah Tuhan  meneguhkan janji itu kepadanya (ay. 18).  

1.  Ia memindahkan kemahnya. Tuhan  menyuruhnya berjalan menge-

lilingi negeri itu, maksudnya,  Jangan berpikir untuk menetap di 

sana, namun  bersiaplah untuk selalu berpindah-pindah, dan untuk 

berjalan melewatinya menuju Kanaan yang lebih baik.” Dengan 

mematuhi kehendak Tuhan  dalam hal ini, ia memindahkan kemah-

nya, menegaskan dirinya sendiri untuk hidup sebagai peziarah.  

2. Didirikannyalah mezbah di situ, sebagai pertanda rasa syukurnya 

kepada Tuhan  atas lawatan baik yang diadakan-Nya kepada dia. 

Perhatikanlah, jika  Tuhan  menjumpai kita dengan janji-janji 

yang penuh rahmat, Ia berharap agar kita melayani-Nya dengan 

puji-pujian kita dengan penuh kerendahan hati. 

 

PASAL 14   

Terdapat empat hal dalam kisah di pasal ini.  

I.   Peperangan dengan raja Sodom dan para sekutunya (ay. 1-11). 

II.  Penawanan Lot dalam perang itu (ay. 12). 

III. Penyelamatan Abram atas Lot dari penawanan itu, dengan 

kemenangan yang diraihnya atas para penguasa (ay. 13-16). 

IV. Kembalinya Abram dari perang (ay. 17), dengan catatan me-

ngenai apa yang telah terjadi, 

1.  Antara dirinya dan raja Salem (ay. 18-20). 

2.  Antara dirinya dan raja Sodom (ay. 21-24).  

Jadi di sini kita mendapati bahwa janji kepada Adam telah digenapi 

sebagian, bahwa Tuhan  akan membuat namanya jadi besar. 

Lot Ditawan  

(14:1-12) 

1 Pada zaman Amrafel, raja Sinear, Ariokh, raja Elasar, Kedorlaomer, raja 

Elam, dan Tideal, raja Goyim, terjadilah, 2 bahwa raja-raja ini berperang me-

lawan Bera, raja Sodom, Birsya, raja Gomora, Syinab, raja Adma, Syemeber, 

raja Zeboim dan raja negeri Bela, yakni negeri Zoar. 3 Raja-raja yang disebut 

terakhir ini semuanya bersekutu dan datang ke lembah Sidim, yakni Laut 

Asin. 4 Dua belas tahun lamanya mereka takluk kepada Kedorlaomer, namun  

dalam tahun yang ketiga belas mereka memberontak. 5 Dalam tahun yang 

keempat belas datanglah Kedorlaomer serta raja-raja yang bersama-sama 

dengan dia, lalu mereka mengalahkan orang Refaim di Asyterot-Karnaim, 

orang Zuzim di Ham, orang Emim di Syawe-Kiryataim 6 dan orang Hori di 

pegunungan mereka yang bernama Seir, sampai ke El-Paran di tepi padang 

gurun. 7 Sesudah itu baliklah mereka dan sampai ke En-Mispat, yakni Ka-

desh, dan mengalahkan seluruh daerah orang Amalek, dan juga orang Amori, 

yang diam di Hazezon-Tamar. 8 Lalu keluarlah raja negeri Sodom, raja negeri 

Gomora, raja negeri Adma, raja negeri Zeboim dan raja negeri Bela, yakni 

negeri Zoar, dan mengatur barisan perangnya melawan mereka di lembah 

Sidim, 9 melawan Kedorlaomer, raja Elam, Tideal, raja Goyim, Amrafel, raja 

Sinear, dan Ariokh, raja Elasar, empat raja lawan lima. 10 Di lembah Sidim 


 324

itu di mana-mana ada sumur aspal. saat  raja Sodom dan raja Gomora 

melarikan diri, jatuhlah mereka ke dalamnya, dan orang-orang yang masih 

tinggal hidup melarikan diri ke pegunungan. 11 Segala harta benda Sodom 

dan Gomora beserta segala bahan makanan dirampas musuh, lalu mereka 

pergi. 12 Juga Lot, anak saudara Abram, beserta harta bendanya, dibawa 

musuh, lalu mereka pergi – sebab Lot itu diam di Sodom.  

Di sini diceritakan tentang perang pertama yang bisa kita baca dalam 

Kitab Suci. Perang yang tidak akan tercatat dalam sejarah (walaupun 

peperangan di antara bangsa-bangsa mendapat tempat yang istimewa 

dalam catatan sejarah) seandainya saja Abram dan Lot tidak terlibat 

di dalamnya. Nah, mengenai peperangan ini, kita dapat mengamati, 

I.   Pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Para penyerbu terdiri atas 

empat raja, bahkan dua di antaranya yaitu  raja-raja Sinear dan 

Elam (yakni Kasdim dan Persia). Namun, mereka boleh jadi 

bukanlah raja-raja yang berkuasa sendiri atas kerajaan-kerajaan 

yang besar itu, melainkan perwira bawahan raja, atau juga kepala 

dan pemimpin atas beberapa daerah jajahan yang terpisah dari 

bangsa-bangsa besar itu. Mereka ini menetap di dekat Sodom 

namun  mempertahankan nama-nama negeri asal mereka. Pihak 

yang diserbu yaitu  raja-raja di lima kota yang letaknya berdekat-

an di dataran Yordan, yakni Sodom, Gomora, Adma, Zeboim, dan 

Zoar. Empat dari antara mereka disebut namanya, kecuali nama 

raja yang kelima, raja negeri Zoar atau Bela, tidak disebutkan. 

Boleh jadi sebab  ia jauh lebih rendah dan tidak ada apa-apanya, 

atau sebab  ia jauh lebih kejam dan hina dibandingkan yang lain, jadi 

patut dilupakan saja. 

II. Peperangan ini timbul akibat pemberontakan kelima raja yang 

berada di bawah pemerintahan Kedorlaomer. Dua belas tahun 

lamanya mereka melayani dia. Mereka hanya menikmati sedikit 

dari hasil tanah subur mereka, padahal mereka harus membayar 

upeti kepada kekuasaan asing dan tidak dapat menyebut apa 

yang ada pada mereka itu sebagai hak milik mereka. Negeri-negeri 

yang kaya memang merupakan mangsa yang sangat diingini, 

sedangkan negeri-negeri yang berlimpah dengan penduduk yang 

malas merupakan mangsa yang empuk bagi bangsa lain untuk 

semakin meraih kebesaran. Orang-orang Sodom merupakan ketu-

runan orang Kanaan yang telah dikutuk oleh Nuh sebagai hamba 

Sem, leluhur Elam. Dengan demikian, nubuatan itu mulai dige-

Kitab Kejadian 14:1-12 

 325 

napi. Pada tahun ketiga belas, mereka mulai merasa letih dengan 

perhambaan itu. Mereka pun memberontak, tidak mau membayar 

upeti lagi, dan berusaha menanggalkan kuk perhambaan itu un-

tuk mendapatkan kembali kemerdekaan seperti pada zaman 

dahulu. Pada tahun keempat belas, sesudah  beristirahat dan mem-

persiapkan diri beberapa waktu, Kedorlaomer bersama para seku-

tunya memutuskan untuk menghukum dan menekan para pem-

berontak. sebab  tidak dapat memperoleh keinginannya dengan 

cara lain, ia pun mengambil paksa upeti dari mereka dengan 

memakai  pedang. Perhatikanlah, kesombongan, ketamakan, 

dan hasrat berlebihan merupakan hawa nafsu yang menyebabkan 

terjadinya peperangan dan pertempuran. Kepada berhala-berhala 

yang tidak terpuaskan inilah darah ribuan orang telah dikorban-

kan. 

III. Perkembangan dan keberhasilan perang itu. Keempat raja itu me-

morak-porandakan negeri-negeri tetangga dan memperkaya diri 

dengan barang-barang rampasan (ay. 5-7). sebab  itu, sebenarnya 

lebih bijaksana jika  raja Sodom menyerah saja dan mengingin-

kan perdamaian, sebab bagaimana mungkin ia bisa menghadapi 

musuh yang telah meraih kemenangan sebesar itu? Namun, ia 

lebih suka menempuh bahaya sebesar apa pun dibandingkan menye-

rah, dan memang itulah yang kemudian terjadi. Quos Deus 

destruet eos dementat – Mereka yang hendak dibinasakan Tuhan  

dibiarkan-Nya menuruti keinginan mereka. 

1. Kekuatan raja Sodom dan para sekutunya dihancurkan. Se-

pertinya, banyak dari antara mereka yang semula luput dari 

pedang, tewas di dalam kubangan lumpur (ay. 10). Di mana-

mana kita dikelilingi kematian dalam berbagai bentuk, ter-

utama di medan pertempuran. 

2.  Kota-kota dijarah (ay. 11). Seluruh kekayaan Sodom, terutama 

simpanan dan persediaan bahan makanan, diangkut pergi 

oleh para penakluk. Perhatikanlah, saat  manusia menyalah-

gunakan pemberian berupa pemeliharaan berlimpah demi 

kerakusan berlebihan, maka sudah sepatutnya dan biasa bagi 

Tuhan  untuk merampas apa yang telah mereka salahgunakan 

itu melalui penghukuman (Hos. 2:7-9). 


 326

3.  Lot dibawa pergi sebagai tawanan (ay. 12). Mereka mengambil 

Lot di antara yang lainnya, termasuk hartanya juga. Di sini Lot 

dapat dianggap, 

(1) Berbagi pengalaman dengan para tetangganya dalam meng-

hadapi malapetaka ini. Walaupun dia sendiri orang yang 

benar, dan (seperti yang disebutkan jelas-jelas di sini) ke-

menakan Abram, ia juga terlibat bersama yang lain dalam 

semua kesusahan ini. Perhatikanlah, segala sesuatu sama 

bagi sekalian (Pkh. 9:2). Orang-orang yang terbaik pun 

tidak dapat menjamin bahwa mereka akan terhindar dari 

kesusahan besar dalam hidup ini. Kita juga tidak dapat 

menjadikan kesalehan kita dan hubungan kita dengan 

orang-orang kesayangan sorga sebagai jaminan, saat  

penghukuman Tuhan  dijatuhkan. Perhatikanlah lebih lanjut 

bahwa banyak orang yang jujur justru lebih sengsara dari-

pada para tetangganya yang jahat. Oleh sebab itu sungguh 

bijak jika  kita memisahkan diri, atau setidaknya mem-

bedakan diri dari mereka (2Kor. 6:17), sehingga dengan 

demikian menyelamatkan diri sendiri (Why. 18:4).  

(2) Menyesali pilihannya yang bodoh untuk menetap di sini. 

Hal ini tersirat jelas saat  dikatakan, Lot, anak saudara 

Abram, dibawa musuh – sebab Lot itu diam di Sodom. Kera-

bat yang begitu dekat dengan Abram sudah seharusnya 

menjadi teman dan murid Abram, serta tinggal di dekat 

tenda-tendanya. Namun, jika ia memilih untuk tinggal di 

Sodom, maka salah dia sendiri jika harus ikut menanggung 

malapetaka yang dialami Sodom. Perhatikanlah, jika  

kita keluar dari kewajiban ibadah kita, maka kita menjauh-

kan diri dari perlindungan Tuhan , dan tidak dapat berharap 

bahwa pilihan yang dibuat berdasarkan hawa nafsu kita itu 

akan menghasilkan penghiburan bagi kita. Di sini disebut-

kan secara khusus tentang perampasan harta benda Lot, 

harta yang telah menyebabkan dia berselisih dengan 

Abram dan berpisah darinya. Perhatikanlah, sudah sepan-

tasnya Tuhan  mengambil kembali kesenangan yang telah 

merampas kesenangan kita akan Dia. 

Kitab Kejadian 14:13-16 

 327 

Lot Dibebaskan  

(14:13-16) 

13 Kemudian datanglah seorang pelarian dan menceritakan hal ini kepada 

Abram, orang Ibrani itu, yang tinggal dekat pohon-pohon tarbantin kepunya-

an Mamre, orang Amori itu, saudara Eskol dan Aner, yakni teman-teman 

sekutu Abram. 14 saat  Abram mendengar, bahwa anak saudaranya ter-

tawan, maka dikerahkannyalah orang-orangnya yang terlatih, yakni mereka 

yang di rumahnya, tiga ratus delapan belas orang banyaknya, lalu mengejar 

musuh sampai ke Dan. 15 Dan pada waktu malam berbagilah mereka, ia dan 

hamba-hambanya itu, untuk melawan musuh; mereka mengalahkan dan 

mengejar musuh sampai ke Hoba di sebelah utara Damsyik. 16 Dibawanyalah 

kembali segala harta benda itu; juga Lot, anak saudaranya itu, serta harta 

bendanya dibawanya kembali, demikian juga perempuan-perempuan dan 

orang-orangnya. 

Di sini diceritakan tentang satu-satunya gerakan militer yang pernah 

melibatkan Abram. Ia terdorong bukan sebab  ketamakan atau 

hasrat berlebihan, melainkan semata-mata sebab  kemurahan hati-

nya. Tindakan ini bukanlah untuk memperkaya diri, melainkan un-

tuk menolong seorang teman. Belum pernah terjadi suatu pengiriman 

pasukan militer dijalankan, dilaksanakan, dan dituntaskan dengan 

cara yang lebih terhormat dibandingkan apa yang dilakukan Abram. Di 

sini kita mendapati, 

I. Berita yang disampaikan kepadanya mengenai kesusahan kera-

batnya. Pemeliharaan Tuhan  menentukan bahwa Abram sedang 

menetap tidak jauh dari situ, supaya ia dapat segera menolong. 

1.  Di sini ia disebut Abram, orang Ibrani itu. Artinya, putra dan 

pengikut Eber, yang bersama keluarganya mempertahankan 

pengakuan akan agama yang sejati dalam zaman yang rusak 

akhlaknya itu. Di sini Abram bertindak layaknya seorang 

Ibrani, yaitu dengan cara yang layak menyandang nama dan 

watak sebagai seorang percaya. 

2.  Berita itu dibawa oleh orang yang terluput dari bahaya. Ada 

kemungkinan dia orang Sodom dan sama jahatnya dengan 

yang paling jahat di antara mereka. Namun, sebab  menge-

tahui hubungan Abram dengan Lot, dan mencemaskan keada-

annya, orang ini memohon pertolongan Abram dan berharap 

supaya ia bergegas demi Lot. Perhatikanlah, di tengah kesulit-

an, orang yang paling jahat pun akan dengan senang hati 

mengaku kenal baik dengan mereka yang bijaksana dan baik, 

supaya dengan demikian memperoleh perhatian mereka. 


 328

Orang kaya di neraka itu menyebut Abram Bapa, dan gadis-

gadis yang bodoh membujuk gadis-gadis yang bijaksana su-

paya mau membagikan minyak mereka. 

II. Persiapan yang dibuat Abram untuk pengiriman pasukan itu. 

Perkaranya jelas bertujuan baik, panggilan untuk melibatkan diri 

cukup jelas, dan oleh sebab itu, dengan segera dikerahkannyalah 

orang-orangnya yang terlatih, yakni mereka yang lahir di rumah-

nya, tiga ratus delapan belas orang banyaknya. Ini sebuah keluar-

ga yang besar, namun  hanyalah sebuah pasukan yang kecil, kira-

kira sejumlah bala pasukan Gideon yang menumpas orang Midian 

(Hak. 7:7). Ia mengerahkan hamba-hambanya yang terlatih, atau 

hamba-hambanya yang sudah mendapatkan pengajaran. Mereka 

tidak saja diajar seni berperang yang di masa itu jauh dari sem-

purna, yang di kemudian hari telah mencapai tingkat mengerikan, 

namun  diajar sesuai asas-asas agama. Abram memerintahkan ke-

pada seisi rumahnya untuk memelihara jalan Tuhan. Hal ini 

menunjukkan bahwa Abram yaitu , 

1.  Orang yang agung, yang memiliki begitu banyak hamba yang 

menggantungkan diri kepadanya, dan dipekerjakan olehnya. 

Hal ini tidak saja merupakan kekuatan dan kehormatannya, 

namun  juga memberi dia peluang untuk berbuat baik, sesuatu 

yang benar-benar berharga dan diinginkan di tempat-tempat 

serta kedudukan yang agung. 

2.  Orang yang baik, yang tidak saja melayani Tuhan  sendiri, namun  

juga mengajar semua orang di sekelilingnya untuk melayani 

Tuhan . Perhatikanlah, orang-orang yang memiliki banyak ang-

gota keluarga tidak saja memiliki banyak tubuh, namun  juga 

banyak jiwa di samping tubuh dan jiwa mereka sendiri untuk 

diurus dan dipelihara. Mereka yang ingin disebut pengikut 

Abram harus memastikan agar hamba-hamba mereka telah 

mendapatkan pengajaran. 

3.  Orang yang bijaksana, sebab meskipun mencintai perdamaian, 

ia melatih hamba-hambanya agar siap berperang sebab  tidak 

tahu kapan kesempatan itu akan tiba suatu waktu kelak. Jadi 

itulah sebabnya ia mempersiapkan mereka. Perhatikanlah, 

meskipun agama kita yang suci ini mengajar kita untuk 

mencintai perdamaian, kita juga tidak dilarang untuk memper-

siapkan diri menghadapi peperangan. 

Kitab Kejadian 14:13-16 

 329 

III. Para sekutunya dalam pengiriman pasukan ini. Ia mengajak para 

tetangganya, yakni Aner, Eskol, dan Mamre (dengan siapa ia sering 

berhubungan baik) untuk pergi bersamanya. Dengan demikian, 

Abram sungguh bijak dengan memperkuat pasukannya sendiri 

dengan kekuatan sekutunya. Boleh jadi mereka pun bersedia ber-

tindak semampu mereka untuk melawan kekuatan lawan yang 

hebat ini sebab  jangan sampai mereka pun akan menjadi sasar-

an berikutnya. Perhatikanlah, 

1. Sudah merupakan hikmat dan kewajiban kita untuk  berperi-

laku hormat dan siap sedia menolong semua orang, sebab  

bila sesuatu terjadi kelak, mereka bisa saja bersedia dan siap 

berbuat baik kepada kita. 

2. Orang harus mengandalkan pertolongan Tuhan . namun , saat 

mengalami kesesakan, mereka patut memanfaatkan bantuan 

manusia bila pemeliharaan Tuhan  menawarkannya. Jika tidak, 

mereka sama saja dengan mencobai Tuhan . 

IV. Keberanian dan perilaku Abram sangat luar biasa. 

1. Mengingat keadaan yang tidak menguntungkan baginya, dibu-

tuhkan sejumlah besar keberanian tersendiri dalam upaya itu. 

Apa yang bisa dilakukan sebuah keluarga petani dan gembala 

melawan bala tentara empat raja yang baru saja kembali dari 

kancah peperangan membawa kemenangan? Pasukan yang 

hendak dikejarnya itu bukanlah pasukan yang kalah, namun  

yang jaya. Upaya yang berani ini juga tidak terpaksa dilakukan 

olehnya sebab  memang perlu, namun  ia tergerak melakukan-

nya sebab  terdorong kemurahan hatinya. Dengan demikian, 

mengingat semua hal ini, setahu saya ini merupakan contoh 

luar biasa perihal keberanian sejati seperti yang pernah dielu-

elukan mengenai Aleksander Agung atau Julius Caesar. Per-

hatikanlah, agama cenderung membuat manusia menjadi 

pemberani dan bukan pengecut. Orang benar sama tegarnya 

dengan singa. Orang Kristen sejati yaitu  pahlawan sejati. 

2.  Di dalam pelaksanaan tindakan Abram terdapat sejumlah 

besar kebijakan. Abram sangat mengenal siasat perang: ia dan 

hamba-hambanya berbagi kelompok, seperti yang dilakukan 

Gideon dengan tentaranya yang hanya sedikit itu (Hak. 7:16), 

supaya ia bisa menyerang musuh dari beberapa sudut dengan 


 330

serentak. Dengan demikian, jumlah orang-orangnya yang ha-

nya sedikit itu tampak seolah-olah banyak. Ia menyerang di 

malam hari untuk mengejutkan mereka. Perhatikanlah, siasat 

yang jujur sangatlah berguna, baik untuk keamanan maupun 

untuk manfaat kita. Kepala ular (asal tidak ada sangkut paut-

nya dengan si ular tua) bisa berguna bagi orang Kristen, ter-

utama jika  memiliki mata burung merpati (Mat. 10:16). 

V.  Keberhasilan Abram sangat luar biasa (ay. 15-16). Ia mengalah-

kan musuh-musuhnya dan menyelamatkan sahabat-sahabatnya. 

Kita tidak mendapati bahwa ia menderita kerugian sedikit pun. 

Perhatikanlah, orang-orang yang memberanikan diri maju untuk 

tujuan yang baik dan dengan hati yang baik, berada di bawah 

perlindungan istimewa Tuhan  yang baik dan mempunyai alasan 

untuk mengharapkan hasil yang baik pula. Sekali lagi, bagi 

Tuhan tidak ada bedanya untuk menolong, baik dengan banyak 

orang maupun dengan sedikit orang (1Sam. 14:6). Amatilah,  

1.  Abram menyelamatkan kerabatnya. Dua kali di sini disebut-

kan bahwa kerabat itu Lot, anak saudara Abram. Ingatan akan 

hubungan yang pernah terjalin di antara mereka, baik secara 

alami sebab  hubungan darah maupun anugerah, membuat 

Abram melupakan perselisihan kecil yang pernah terjadi di 

antara keduanya, saat  Lot sama sekali tidak bersikap pantas 

terhadap Abram. Seharusnya Abram pantas menegur Lot atas 

kebodohannya sebab  bertengkar dan menjauhkan diri dari-

nya, dan mengatakan kepadanya bahwa ia sudah menikmati 

keuntungan saat  sedang makmur. Namun, Abram yang sa-

leh dan murah hati itu telah memaafkan serta melupakan se-

muanya, dan ia memakai  kesempatan ini untuk mem-

buktikan kesungguhan hati dan keinginannya untuk rukun 

kembali. Perhatikanlah, 

(1) Saat mampu melakukannya, kita harus siap membantu 

dan melepaskan orang dari kesusahan, terutama kerabat 

dan teman-teman kita. Kita harus menjadi seorang saudara 

dalam kesukaran (Ams. 17:17). Sahabat di kala susah ada-

lah sahabat sejati. 

(2) Walaupun orang lain tidak melakukan kewajiban mereka 

terhadap kita, janganlah kita lalu melalaikan kewajiban

Kitab Kejadian 14:17-20 

 331 

 kita terhadap mereka. Ada orang yang berkata bahwa me-

reka lebih mudah memaafkan musuh dibandingkan sahabat 

mereka. Namun, kita harus merasa wajib memaafkan ke-

duanya, tidak saja sebab  Tuhan , saat  kita masih menjadi 

musuh-Nya, telah memperdamaikan kita, namun  juga telah 

memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri (Mi. 

7:18). 

2.  Demi Lot, Abram juga menyelamatkan tawanan lain meskipun 

ia sama sekali tidak mengenal dan tidak bertanggung jawab 

atas mereka. Bahkan, meskipun mereka ini orang Sodom, 

orang-orang yang sangat berdosa di mata Tuhan, dan meski-

pun Abram mungkin bisa melepaskan Lot seorang dengan 

membayar tebusan, ia tetap membawa kembali semua orang 

termasuk para perempuan dan juga harta milik mereka (ay. 

16). Perhatikanlah, jika memang ada kesempatan, kita harus 

berbuat baik kepada semua orang. Kemurahan hati kita harus 

meluas saat  kesempatan itu tiba. Di mana pun Tuhan  mem-

berikan kehidupan, janganlah kita segan memberi  bantuan 

untuk menunjangnya. Tuhan  berbuat baik kepada orang benar 

dan orang fasik, jadi kita pun harus berbuat sama (Mat. 5:45). 

Kemenangan yang berhasil diraih Abram terhadap raja-raja 

itulah yang sepertinya disebutkan oleh sang nabi (Yes. 41:2), 

Siapakah yang menggerakkan dia dari timur, dan menurunkan 

raja-raja? Beberapa orang memberi tafsiran bahwa sama se-

perti Abram telah menerima negeri ini melalui anugerah-Nya, 

demikian pula sekarang ia mendapatkannya melalui penakluk-

an ini. 

Percakapan Abram dengan Melkisedek  

(14:17-20) 

17 sesudah  Abram kembali dari mengalahkan Kedorlaomer dan para raja yang 

bersama-sama dengan dia, maka keluarlah raja Sodom menyongsong dia ke 

lembah Syawe, yakni Lembah Raja. 18 Melkisedek, raja Salem, membawa roti 

dan anggur; ia seorang imam Tuhan  Yang Mahatinggi. 19 Lalu ia memberkati 

Abram, katanya:  Diberkatilah kiranya Abram oleh Tuhan  Yang Mahatinggi, 

Pencipta langit dan bumi, 20 dan terpujilah Tuhan  Yang Mahatinggi, yang telah 

menyerahkan musuhmu ke tanganmu.” Lalu Abram memberi  kepadanya 

sepersepuluh dari semuanya. 

Paragraf ini diawali dengan menyebutkan perihal kunjungan kehor-

matan yang diberikan raja Sodom kepada Abram sesudah  ia kembali 


 332

dari mengalahkan raja-raja itu. Namun, sebelum diceritakan lebih 

lanjut mengenai hal ini, kisah tentang Melkisedek dicatat dengan 

sekilas. Mengenai dia, amatilah, 

I.   Siapa dia sebenarnya. Dia yaitu  raja Salem dan imam Tuhan  Yang 

Mahatinggi. Beberapa hal agung lainnya juga dikatakan perihal 

dirinya (Ibr. 7:1, dst.). 

1. Para rabi dan kebanyakan penulis di antara mereka, menyim-

pulkan bahwa Melkisedek yaitu  Sem, putra Nuh, yang ada-

lah raja dan juga imam atas para keturunannya, sesuai de-

ngan pola para bapa leluhur. Hal ini sangatlah mustahil, 

sebab untuk apa namanya harus diubah? Dan bagaimana 

mungkin ia bisa menetap di Kanaan? 

2.  Banyak penulis Kristen yang berpendapat bahwa ini yaitu  

penampakan Anak Tuhan  sendiri, yakni Yesus Tuhan kita, yang 

di masa itu dikenal Abram dengan nama ini, sama seperti 

Hagar di kemudian hari menyebut-Nya dengan nama lain (ps. 

16:13). Ia menampakkan diri kepada Abram sebagai seorang 

raja yang adil, yang menangani perkara dengan adil, dan 

memberi  damai. Sungguh sulit membayangkan ada manu-

sia biasa yang disebut tidak berbapa, tidak beribu, tidak ber-

silsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudah-

an (Ibr. 7:3). Telah disaksikan perihal Melkisedek bahwa Ia 

hidup dan selalu  menjadi imam (Ibr. 7:3, 8). Bahkan (ay. 

13-14), sang rasul menyebut Dia yang dibicarakan itu sebagai 

Tuhan kita yang berasal dari suku Yehuda. Sama sulitnya juga 

untuk membayangkan bahwa di masa itu seorang manusia 

biasa melebihi Abram dalam perkara-perkara akan Tuhan , bah-

wa Kristus menjadi imam dengan tingkatan di bawah manusia 

biasa, dan bahwa keimamatan manusia jauh melebihi Harun, 

seperti yang dilakukan Melkisedek. 

3. Pendapat yang paling sering diterima orang yaitu  bahwa Mel-

kisedek seorang raja Kanaan yang memerintah di Salem dan 

memelihara agama yang benar di situ. Namun, andaikata 

memang demikian, mengapa dalam seluruh kisah tentang 

Abram nama itu hanya muncul di sini, dan mengapa Abram 

mendirikan mezbahnya sendiri dan bukannya memakai  

mezbah Melkisedek, tetangganya yang lebih besar dibandingkan 

dia. Hal ini sungguh tidak dapat dipertanggungjawabkan. 

Kitab Kejadian 14:17-20 

 333 

Gregory dari Oxford menjelaskan kepada kita bahwa menurut 

Arabic Catena (tafsiran Kitab Suci di kalangan jemaat Timur 

kuno – pen.), yang wewenangnya sering kali dijadikan dasar 

olehnya, mencatat bahwa Melkisedek yaitu  putra Heraclim, 

putra Peleg, putra Eber, dan bahwa nama ibunya yaitu  

Sealtiel, putri Gomer, putra Yafet, putra Nuh. 

II. Apa yang dilakukan oleh Melkisedek. 

1.  Ia membawa roti dan anggur, untuk menyegarkan Abram dan 

para prajuritnya, juga sebagai ucapan selamat atas kemenang-

an mereka. Hal ini dilakukannya dalam jabatannya sebagai 

raja untuk mengajar kita supaya berbuat baik dan menjalin 

hubungan, serta melakukannya dengan sikap ramah sesuai 

kemampuan kita. Selain itu, juga untuk melambangkan peme-

liharaan rohani berupa kekuatan dan penghiburan yang dise-

diakan Kristus bagi kita dalam kovenan anugerah, guna me-

nyegarkan kita di kala kita merasa letih sebab  pertentangan 

rohani yang kita alami. 

2.  Sebagai imam Tuhan  Yang Mahatinggi, ia memberkati Abram, 

yang bisa kita sebut penyegaran yang lebih besar bagi Abram 

dibandingkan dengan roti dan anggur itu sendiri. Demikianlah 

Tuhan , dengan membangkitkan Yesus, Putra-Nya, telah meng-

utus Dia untuk memberkati kita, sebagai Seorang yang memi-

liki wewenang. Orang-orang yang diberkati oleh-Nya memang 

benar-benar terberkati. Kristus naik ke sorga pada saat Ia 

sedang memberkati murid-murid-Nya (Luk. 24:51), sebab  

memang untuk itulah Ia hidup. 

III. Apa yang dikatakan oleh Melkisedek (ay. 19-20). Ada dua hal yang 

dikatakannya: 

1.  Ia menurunkan berkat dari Tuhan  untuk Abram: Diberkatilah 

kiranya Abram oleh Tuhan  Yang Mahatinggi (ay. 19). Amatilah 

gelar yang di sini diberikannya kepada Tuhan , yang sangat mulia. 

(1) Tuhan  Yang Mahatinggi, yang memperlihatkan kesempurna-

an mutlak dalam diri-Nya dan kuasa-Nya yang menyeluruh 

atas semua makhluk ciptaan. Dia yaitu  Raja di atas se-

gala raja. Perhatikanlah, akan sangat membantu iman dan 


 334

juga rasa hormat kita dalam doa jika  kita memandang 

dan menyebut Tuhan  sebagai Tuhan  Yang Mahatinggi. 

(2) Pencipta langit dan bumi. Artinya, pemilik yang sah dan 

Tuhan yang berkuasa atas semua makhluk, sebab Dialah 

yang menciptakan mereka. Hal ini memperlihatkan bahwa 

Dia Tuhan  yang perkasa dan sangat layak dipuji (Mzm. 

24:1). Berbahagialah orang-orang yang memiliki kepenting-

an di dalam perkenan dan kasih-Nya. Perhatikanlah, 

2.  Ia memuji Tuhan  sebab  Abram (ay. 20): dan terpujilah Tuhan  

Yang Mahatinggi. Perhatikanlah, 

(1) Kita harus memuji Tuhan  dalam semua doa kita dan me-

naikkan puji-pujian serta syukur kita kepada-Nya. Inilah 

korban rohani yang harus kita persembahkan setiap hari 

selain pada kesempatan-kesempatan tertentu. 

(2) Tuhan , sebagai Tuhan  Yang Mahatinggi, harus menerima ke-

muliaan semua kemenangan kita (Kel. 17:15; 1Sam. 7:10, 

12; Hak. 5:1-2; 2Taw. 20:21). Di dalam ayat-ayat ini Ia 

menyatakan diri lebih tinggi dibandingkan musuh-musuh kita 

(Kel. 18:11), dan lebih tinggi dibandingkan diri kita. Sebab, tan-

pa Dia kita tidak bisa berbuat apa-apa. 

(3)  Kita patut mensyukuri rahmat yang diberikan kepada orang 

lain seolah-olah diberikan kepada kita sendiri, dan bersorak-

sorak bersama mereka yang menang. 

(4) Yesus Kristus, Imam Besar kita, yaitu  Pengantara bagi 

doa-doa dan puji-pujian kita. Ia tidak saja mempersembah-

kan doa dan pujian kita, namun  juga doa dan pujian-Nya 

bagi kita (Luk. 10:21). 

IV. Apa yang diperbuat bagi Melkisedek: Abram memberi  kepada-

nya sepersepuluh dari semuanya. Artinya, sepersepuluh dari 

semua barang rampasan (Ibr. 7:4). Hal ini bisa dipandang, 

1.  Sebagai rasa syukur yang disampaikan kepada Melkisedek dan 

balasan atas tanda penghormatan yang diberikannya. Perhati-

kanlah, orang-orang yang menerima kebaikan haruslah mem-

perlihatkan kebaikan juga. Rasa syukur yaitu  salah satu hu-

kum alam. 

Kitab Kejadian 14:21-24 

 335 

2.  Sebagai persembahan yang dinazarkan dan dipersembahkan 

kepada Tuhan  Yang Mahatinggi, dan oleh sebab itu diserahkan 

ke dalam tangan Melkisedek, imam-Nya. Perhatikanlah,  

(1) Sesudah menerima rahmat dari Tuhan , sudah sangat sela-

yaknya kita mengutarakan rasa syukur kita dengan tindak-

an khusus melalui pemberian yang saleh. Tuhan  harus 

selalu menerima bagian dari kekayaan kita yang menjadi 

hak-Nya, terutama saat  melalui pemeliharaan tertentu Ia 

telah memelihara atau bahkan menambahkannya kepada 

kita. 

(2) Bahwa sepersepuluh dari pendapatan kita sangatlah layak 

untuk disisihkan bagi kemuliaan Tuhan  dan pelayanan tem-

pat kudus-Nya. 

(3) Bahwa Yesus Kristus, Melkisedek kita yang agung, layak 

menerima penghormatan dan diakui dengan rendah hati 

sebagai raja dan imam kita. Bukan saja sepersepuluh selu-

ruh pendapatan, melainkan seluruh milik kita, harus dise-

rahkan kepada-Nya. 

Ketidaktertarikan Abram  

(14:21-24) 

21 Berkatalah raja Sodom itu kepada Abram:  Berikanlah kepadaku orang-

orang itu, dan ambillah untukmu harta benda itu.” 22 namun  kata Abram

kepada raja negeri Sodom itu:  Aku bersumpah demi TUHAN, Tuhan  Yang 

Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi: 23 Aku tidak akan mengambil apa-apa 

dari kepunyaanmu itu, sepotong benang atau tali kasutpun tidak, supaya 

engkau jangan dapat berkata: Aku telah membuat Abram menjadi kaya. 24 

Kalau aku, jangan sekali-kali! Hanya apa yang telah dimakan oleh bujang-

bujang ini dan juga bagian orang-orang yang pergi bersama-sama dengan 

aku, yakni Aner, Eskol dan Mamre, biarlah mereka itu mengambil bagiannya 

masing-masing.” 

Di sini diceritakan tentang percakapan antara Abram dan raja Sodom 

yang menggantikan raja Sodom sebelumnya yang telah gugur di 

medan perang (ay. 10). Ia berpikir bahwa ia wajib memberi  kehor-

matan ini kepada Abram sebagai ganti pelayanan baik yang diterima-

nya. Di sini terdapat, 

I.  Penawaran yang penuh ucapan terima kasih raja Sodom kepada 

Abram (ay. 21): Berikanlah kepadaku orang-orang itu, dan ambil-

lah untukmu harta benda itu. Demikianlah yang tertulis dalam 


 336

bahasa Ibrani. Di sini ia memohon dengan sangat supaya orang-

orang itu diserahkan kepadanya, namun  ia juga dengan murah hati 

menawarkan semua harta benda itu kepada Abram. Perhatikan-

lah, 

1. saat  suatu hak tampak meragukan dan terbagi-bagi, sung-

guh bijaksana untuk mencari kesepakatan dalam suatu per-

kara melalui kerelaan bersama dibandingkan percekcokan. Raja 

Sodom berhak, baik atas orang-orangnya maupun atas harta 

benda itu, dan bisa diperdebatkan apakah hak yang diperoleh 

Abram melalui penyelamatan itu akan menggantikan haknya 

itu dan membatalkannya. Namun, demi mencegah pertengkar-

an, raja Sodom membuat penawaran yang adil ini. 

2.  Rasa syukur mengajar kita untuk sedapat mungkin mengganti 

kerugian orang-orang yang telah mengalami penderitaan, me-

nempuh bahaya, dan berkorban demi kenyamanan dan keun-

tungan kita. Siapakah yang pernah turut dalam peperangan 

atas biayanya sendiri? (1Kor. 9:7). Para prajurit menerima 

pembayaran lebih tinggi dibandingkan pekerja lainnya, dan mereka 

memang pantas menerimanya sebab  mempertaruhkan nyawa. 

II. Penolakan Abram atas penawaran ini dengan kemurahan hati. Ia 

tidak saja membebaskan orang-orang yang sebenarnya harus 

melayani Abram sebab  diselamatkan olehnya dari musuh mere-

ka, namun  juga mengembalikan seluruh harta benda mereka. 

Abram tidak mau mengambil sepotong benang atau tali kasut, 

benda paling tidak berharga sekalipun, yang pernah menjadi milik 

raja Sodom ataupun orang-orangnya. Perhatikanlah, iman yang 

hidup memampukan orang untuk memandang kekayaan dunia 

ini dengan rasa jijik yang kudus (1Yoh. 5:4). Apa arti semua per-

hiasan dan kesenangan pancaindra bagi orang yang hanya me-

miliki Tuhan  dan sorga dalam pandangan mata mereka? Ia bahkan 

menolak sehelai benang dan tali kasut. Sebab, hati nurani yang 

lembut takut melukai hati orang lain melalui perkara yang kecil 

sekalipun. Sekarang, 

1. Abram mengesahkan keputusannya itu dengan sumpah yang 

khidmat: Aku bersumpah demi TUHAN, bahwa aku tidak akan 

mengambil apa-apa (ay. 22). Amatilah di sini, 

Kitab Kejadian 14:21-24 

 337 

(1) Sebutan yang diberikannya kepada Tuhan , Tuhan  Yang Maha-

tinggi, Pencipta langit dan bumi, sama seperti yang baru di-

gunakan Melkisedek (ay. 19). Perhatikanlah, sungguh baik 

untuk belajar dari orang lain cara menata kata-kata kita 

menyangkut Tuhan , dan meniru orang-orang yang berbicara 

baik tentang hal-hal ilahi. Kita harus meningkatkan diri 

melalui percakapan orang-orang baik yang saleh dan bela-

jar berbicara seperti mereka. 

(2) Upacara yang digunakan dalam sumpah ini: Aku bersum-

pah dengan mengangkat tanganku. Saat mengangkat sum-

pah secara agama, kita berseru bahwa Tuhan  mengetahui 

kebenaran dan kesungguhan hati kita dan bahwa kita siap 

menerima murka-Nya jika  kita mengucapkan sumpah 

palsu. Sikap mengangkat tangan sangatlah penting dan 

mengungkapkan maksud kedua hal tadi. 

(3) Isi sumpah itu, yakni bahwa ia tidak akan menerima hadiah 

apa pun dari raja Sodom, yaitu  sah menurut hukum, 

selain juga bahwa ia tidak merasa wajib untuk menerima-

nya. 

[1] Mungkin Abram telah bersumpah sebelum ia maju ber-

perang, bahwa jika  Tuhan  memberi dia keberhasilan, 

maka demi kemuliaan Tuhan  dan pengakuan imannya, ia 

akan menolak hak untuk mengambil apa pun dari ba-

rang rampasan perang bagi dirinya sendiri. Perhatikan-

lah, janji-janji yang kita buat saat  sedang mengejar 

kasih karunia harus ditepati dengan hati-hati dan tulus 

saat kita telah memperoleh kasih karunia itu, meskipun 

janji itu dibuat berlawanan dengan kepentingan kita. 

Seorang warga Sion yang telah bersumpah, baik kepada 

Tuhan  maupun manusia, akan tetap berpegang pada 

sumpah, walaupun rugi (Mzm. 15:4). Atau, 

[2] Boleh jadi Abram, saat  melihat alasan untuk menolak 

penawaran yang diajukan kepadanya itu, pada saat 

yang sama menegaskan penolakannya melalui sumpah 

ini untuk mencegah dirinya didesak lebih lanjut. Per-

hatikanlah, pertama, adakalanya terdapat alasan yang 

baik mengapa kita harus menjauhkan diri dari apa yang 

tak diragukan lagi merupakan hak kita, seperti yang 

dilakukan Paulus (1Kor. 8:13; 9:12). Kedua, bahwa 


 338

tekad hati yang tegas sangat bermanfaat untuk me-

nangkal kekuatan cobaan. 

2.  Ia mendukung penolakannya dengan alasan yang tepat: su-

paya engkau jangan dapat berkata: Aku telah membuat Abram 

menjadi kaya, yang akan mencerminkan celaan, 

(1) Terhadap janji dan kovenan Tuhan , yang seakan-akan tidak 

mampu membuat kaya Abram tanpa barang rampasan dari 

Sodom. Dan juga, 

(2) Terhadap kesalehan dan kemurahan hati Abram, seakan-

akan satu-satunya hal yang diperhatikannya hanyalah 

ingin memperkaya diri pada waktu menjalankan usaha 

penyelamatan yang berbahaya itu. Perhatikanlah, 

[1] Kita harus sangat berhati-hati supaya tidak memberi 

peluang kepada orang lain untuk mengatakan hal-hal 

yang tidak pantas mereka katakan. 

[2] Demi kepentingan diri sendiri, umat Tuhan  harus ber-

hati-hati dalam melakukan apa pun yang tampak hina 

atau tamak akan uang, atau yang menyukai sikap sera-

kah dan mementingkan diri sendiri. Boleh jadi Abram 

tahu bahwa raja Sodom seorang laki-laki yang sombong 

dan suka menghina, serta mampu memutar balik hal 

seperti ini di kemudian hari hingga mendatangkan cela 

ke atas dirinya, meskipun sama sekali tidak masuk di 

akal. jika  berurusan dengan orang-orang seperti itu, 

kita perlu bertindak dengan sangat hati-hati. 

3.  Ia membatasi penolakannya dengan sebuah syarat ganda (ay. 

24). Dalam mengucapkan janji, kita harus dengan hati-hati 

menyertakan perkecualian yang perlu, supaya di kemudian 

hari kita tidak perlu berkata di hadapan malaikat bahwa kita 

khilaf (Pkh. 5:5). Di sini Abram mengecualikan, 

(1) Makanan bagi orang-orangnya. Mereka layak menerima ma-

kanan atas segala jerih payah mereka. Hal ini tidak akan 

memberi  kesempatan kepada raja Sodom untuk menga-

takan bahwa dia telah membuat Abram menjadi kaya. 

(2) Bagian yang menjadi hak para sekutunya: biarlah mereka itu 

mengambil bagiannya masing-masing. Perhatikanlah, orang-

orang yang teguh dalam membatasi kebebasan pribadi 

janganlah menerapkan pembatasan mereka ke atas kebe-

Kitab Kejadian 14:21-24 

 339 

basan orang lain atau menghakimi mereka berdasarkan 

pembatasan itu. Janganlah kita memakai  diri kita 

sendiri sebagai patokan untuk mengukur orang lain. Orang 

yang baik tidak akan membatasi orang lain dengan batas-

an-batasan yang ia sendiri tidak mau lakukan bagi dirinya 

sendiri. Jangan seperti kebiasaan orang Farisi (Mat. 23:4). 

Tidak ada alasan yang sama mengapa Aner, Eskol, dan 

Mamre harus menanggalkan hak mereka saat  Abram 

harus melakukannya. Mereka tidak membuat pengakuan 

seperti yang dibuat Abram atau berada di bawah kewajiban 

sumpah seperti dirinya. Mereka tidak memiliki pengharap-

an seperti yang dipunyai Abram mengenai bagian di dunia 

yang lain, dan oleh sebab itu, biarlah mereka itu mengambil 

bagiannya masing-masing. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PASAL 1 5   

alam pasal ini kita mendapati sebuah perjanjian resmi yang 

diadakan antara Tuhan  dan Abram perihal sebuah wasiat yang 

harus ditegakkan di antara kedua belah pihak. Di dalam pasal se-

belumnya, kita telah membaca bahwa Abram tengah berada di medan 

perang bersama raja-raja, di sini kita mendapati Abram sedang ber-

ada di atas gunung bersama Tuhan . Meskipun di medan perang ia 

tampak agung, bagi penulis [Matthew Henry – pen.], tampaknya di 

sini ia jauh lebih agung lagi. Kehormatan dimiliki orang-orang besar 

di dunia ini, namun   kehormatan ini dimiliki oleh semua orang kudus.” 

Kovenan yang harus dibangun antara Tuhan  dan Abram yaitu  

sebuah kovenan yang mengandung janji-janji. Inilah janji-janji itu, 

I. Sebuah jaminan bersifat umum perihal kebaikan Tuhan  serta 

kemauan baik-Nya terhadap Abram (ay. 1). 

II. Sebuah pernyataan khusus perihal tujuan kasih-Nya menge-

nai Abram, dalam dua hal: 

1. Bahwa Tuhan  akan memberi  banyak hal kepada Abram 

(ay. 2-6).  

2. Bahwa Tuhan  akan memberi  negeri Kanaan kepadanya 

sebagai milik pusaka (ay. 7-21).  

Sebuah negeri tanpa seorang ahli waris, atau seorang ahli waris 

tanpa negeri, hanyalah penghiburan setengah bagian bagi Abram. 

Namun, Tuhan  memastikan kedua hal ini kepadanya, dan yang dinya-

takan-Nya dengan tegas untuk keduanya, keturunan yang dijanjikan 

serta tanah yang dijanjikan. Sungguh penghiburan yang luar biasa 

bagi orang percaya yang agung ini. Keduanya merupakan gambaran 

dari dua berkat yang tidak ternilai, yaitu Kristus dan sorga. Dengan 


 342

demikian kita mempunyai alasan untuk berpendapat bahwa Abram 

menaruh perhatian pada keduanya.  

Kovenan Tuhan  dengan Abram 

(15:1) 

1 Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam suatu penglihatan: 

 Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar.” 

Amatilah di sini,  

I. Masa saat  Tuhan  membuat perjanjian ini dengan Abram: Kemu-

dian, dari segala perkara yang tersebut itu.  

1. sesudah  Abram melakukan perbuatan baik yang terkenal de-

ngan menyelamatkan sahabat-sahabat dan sesamanya dari 

bahaya. Sebuah perbuatan yang dilakukan tanpa bayaran dan 

suap. sesudah  itu, Tuhan  melakukan kunjungan kehormatan ini. 

Perhatikanlah, barangsiapa yang menunjukkan kebaikan ter-

hadap sesama manusia akan memperoleh kebaikan dari Tuhan . 

2. sesudah  kemenangan yang ia peroleh atas keempat raja itu, 

Tuhan  datang mengunjunginya. Maksudnya supaya Abram tidak 

terlampau mabuk kemenangan, dan Tuhan  ingin menyatakan 

bahwa Ia memiliki hal-hal yang lebih baik dalam perbenda-

haraan-Nya untuk diberikan kepada Abram. Perhatikanlah, 

percakapan penuh kepercayaan akan berkat-berkat rohani me-

rupakan sarana istimewa untuk menjaga supaya kita tidak ter-

lampau terseret oleh kesenangan-kesenangan dunia yang ber-

sifat sementara. Anugerah-anugerah pemeliharaan ilahi yang 

diberikan secara umum tidak dapat dibandingkan dengan kove-

nan kasih itu.  

II. Cara Tuhan  bercakap-cakap dengan Abram: Datanglah firman 

TUHAN kepada Abram (artinya, Tuhan  menyatakan diri-Nya kepada 

Abram) dalam suatu penglihatan. Menurut dugaan, saat  itu 

Abram sedang dalam keadaan terbangun dan sadar. Kemudian 

datanglah beberapa penglihatan dari Shekinah (penglihatan dari 

kemuliaan hadirat Tuhan  sebagaimana digambarkan dalam theo-

logi Yudaisme – pen.), atau beberapa tanda kehadiran kemuliaan 

ilahi yang dapat dirasakan. Cara-cara pewahyuan ilahi diubah 

Kitab Kejadian 15:1 

 343 

dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh pancaindra yang kita 

miliki untuk disesuaikan dengan keadaan kita.  

III. Jaminan yang melimpah diberikan Tuhan  dalam perkenan-Nya ke-

pada Abram.  

1. Ia memanggilnya dengan nama – Abram, sebuah panggilan 

kehormatan baginya. Panggilan itu membuat namanya agung, 

dan juga menjadi sebuah dorongan dan pertolongan besar bagi 

imannya. Perhatikanlah, firman Tuhan  yang baik membawa ke-

baikan bagi kita jika  firman itu disampaikan secara khu-

sus oleh Roh Kudus kepada kita, dan dimasukkan ke dalam 

hati kita. Firman itu berkata, Ayo, hai semua orang (Yes. 55:1), 

Roh berkata, Hai saudara.  

2. Tuhan  memperingatkan keadaan hati Abram yang tidak tenang 

dan galau: Janganlah takut, Abram. Abram mungkin takut ka-

lau-kalau keempat raja yang telah ia kalahkan akan kembali 

bersekutu, dan menghancurkannya.  Tidak,” Tuhan  berfirman, 

 Janganlah takut. Jangan takut akan pembalasan mereka, juga 

akan iri hati sesamamu. Aku akan menjagamu.” Perhatikanlah,  

(1) Di mana ada iman yang besar, kemungkinan juga ada ba-

nyak ketakutan di sana (2Kor. 7:5.) 

(2) Tuhan  memedulikan ketakutan umat-Nya, walaupun dengan 

cara yang sangat tersembunyi, dan memperhatikan kese-

sakan jiwa mereka (Mzm. 31:8).  

(3) Merupakan kehendak Tuhan  supaya umatnya jangan per-

nah membuka pintu bagi masuknya godaan ketakutan, apa 

pun yang terjadi. Biarkan semua orang berdosa di Sion ke-

takutan, namun  janganlah engkau takut, Abram.  

3. Tuhan  menjamin keselamatan dan kebahagiaan Abram, supaya 

ia selalu dalam keadaan seperti itu. 

(1) Aman sebagaimana Tuhan  sendiri yang menjaga dia: Akulah 

perisaimu, atau dengan cara yang lebih mendalam, Aku 

menjadi perisai bagimu, selalu hadir bersamamu, benar-

benar menjagamu. Bukan saja Tuhan  Israel, melainkan juga 

Tuhan  bagi Israel (1Taw. 17:24). Perhatikanlah penalaran 

mengenai hal ini. Seharusnya, semua ketakutan mereka 

yang membingungkan dan menyiksa dapat dibungkam de-

ngan mengingat bahwa Tuhan  sendiri merupakan dan akan 


 344

menjadi sebuah perisai bagi umat-Nya, untuk menjaga me-

reka dari semua kejahatan yang merusak, sebuah perisai 

yang selalu siap bagi mereka, serta menjadi benteng di 

sekeliling mereka.  

(2) Berbahagia seperti Tuhan  sendirilah yang membuat ia ber-

bahagia: Aku akan menjadi upahmu yang sangat besar. Bu-

kan saja sebagai pemberi upah kepadamu, melainkan men-

jadi upahmu. Abram telah menolak dengan sopan semua 

upah yang ditawarkan raja Sodom kepadanya, dan di sini 

Tuhan  berkata kepadanya bahwa ia tidak akan rugi apa pun 

sebab  penolakannya itu. Perhatikanlah,  

[1] Upah ketaatan dan penyangkalan diri yang dilakukan de-

ngan penuh kepercayaan akan sangat besar (1Kor. 2:9). 

[2] Tuhan  sendiri menjadi kebahagiaan yang dipilih dan di-

janjikan bagi jiwa-jiwa yang kudus – yang dipilih dalam 

dunia ini, dijanjikan untuk keadaan yang lebih baik. Ia 

menjadi bagian milik pusaka dan piala mereka.  

Jaminan Tuhan  akan Banyaknya Keturunan Abram 

(15:2-6) 

2 Abram menjawab:  Ya Tuhan Tuhan , apakah yang akan Engkau berikan 

kepadaku, sebab  aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan 

yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu.” 3 Lagi kata 

Abram:  Engkau tidak memberi  kepadaku keturunan, sehingga seorang 

hambaku nanti menjadi ahli warisku.” 4 namun  datanglah firman TUHAN ke-

padanya, demikian:  Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan 

anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu.” 5 Lalu TUHAN 

membawa Abram ke luar serta berfirman:  Coba lihat ke langit, hitunglah 

bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya.” Maka firman-Nya ke-

padanya:  Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” 6 Lalu percayalah 

Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya 

sebagai kebenaran. 

Di sini kita membaca perihal jaminan yang diberikan kepada Abram 

tentang keturunan yang tidak terbilang jumlahnya dan yang akan 

datang dari dirinya. Di dalamnya dapat kita amati hal-hal sebagai 

berikut,  

I. Keluhan Abram diulang kembali (ay. 2-3). Keluhan inilah yang 

membuka kesempatan bagi datangnya janji ini. Kesusahan Abram 

yang memberatkan hatinya yaitu  keinginan kuat untuk mem-

punyai anak. Di sini ia mencurahkan keluhannya ke hadapan-Nya,

Kitab Kejadian 15:2-6 

 345 

dan kesesakannya diberitahukan kepada TUHAN (Mzm. 142:3). 

Perhatikanlah, meskipun kita tidak pernah boleh mengeluh ten-

tang Tuhan , kita masih diizinkan untuk mengeluh kepada-Nya, dan 

menyatakan keluhan kita dengan seluas-luasnya dan terperinci. 

Sungguh memberi  keringanan bagi jiwa yang berbeban berat 

jika  membuka masalah kepada seorang sahabat yang setia dan 

berbelas kasihan: Kepada sahabat seperti Tuhan , yang telinga-Nya 

selalu terbuka. Keluhan yang disampaikan meliputi empat segi: 

1. Bahwa ia tidak mempunyai anak (ay. 3): Lihatlah, Engkau 

tidak memberi  kepadaku keturunan. Tidak saja tidak mem-

punyai anak, namun  tidak mempunyai keturunan. Kalau saja ia 

mempunyai seorang anak perempuan, dari anak perempuan 

ini Sang Mesias masih mungkin dapat datang, yang akan men-

jadi keturunan perempuan itu. namun  sampai saat itu, ia tidak 

memiliki seorang anak pun, baik laki-laki maupun perem-

puan. Tampaknya ia menekankan hal ini, kepadaku. Sesama-

nya memiliki banyak anak, hamba-hambanya memiliki anak-

anak yang lahir di rumahnya.  namun  kepadaku,” ia mengeluh, 

 Engkau tidak memberi  satu anak pun.” Namun Tuhan  

telah berfirman kepadanya bahwa ia akan menjadi kesayangan 

di atas semua orang. Perhatikanlah, orang-orang yang tersurat 

tidak memiliki anak, harus melihat bahwa Tuhan  memang me-

nyuratkannya seperti itu. Sekali lagi, Tuhan  sering menangguh-

kan penghiburan yang bersifat sementara itu dari anak-anak-

Nya sendiri, sementara Ia memberi  banyak anak kepada 

orang-orang lain yang merupakan orang asing di mata Tuhan . 

2. Bahwa tampaknya ia tidak akan pernah mempunyai anak, 

seperti yang ditunjukkan dalam kata, aku akan, atau, aku 

akan pergi tanpa anak, pergi memasuki tahun-tahun yang 

akan datang, menuruni bukit dengan cepat, bahkan aku akan 

pergi dari dunia ini, pergi menempuh jalan semua orang di 

bumi ini. Aku akan meninggal dunia dengan tidak mempunyai 

anak, begitulah yang tertulis di dalam Kitab Septuaginta (Per-

janjian Lama dalam bahasa Yunani – pen.).  Aku akan mening-

galkan dunia ini tanpa meninggalkan seorang anak pun di 

belakangku.” 

3 Bahwa hamba-hambanya pada saat itu tampaknya akan men-

jadi ahli warisnya, dan bukannya anak-anaknya. Sementara ia 

masih hidup, maka hambanya Eliezer, orang Damsyik inilah 


 346

yang menjadi pengurus rumah tangganya. Kepadanyalah ia 

menyerahkan pemeliharaan keluarga dan harta miliknya. 

Hamba yang mungkin saja setia, namun hanya sebagai se-

orang hamba, bukan seorang anak laki-laki. Kalau ia mening-

gal dunia, hamba yang lahir di rumahnya inilah yang akan 

menjadi ahli warisnya, dan akan berkuasa atas segala yang 

telah ia usahakan dengan berlelah-lelah selama ini (Pkh. 2:18-

19, 21). Sebelumnya Tuhan  telah memberitahukan kepadanya 

bahwa Ia akan membuatnya menjadi bangsa yang besar 

(12:2), dan menjadikan keturunannya seperti debu tanah ba-

nyaknya (13:16). namun  Ia membiarkan dirinya tinggal dalam 

keraguan, apakah keturunan itu berasal dari anaknya sendiri 

atau anak angkat, apakah seorang anak yang berasal dari 

dirinya atau hanya anak yang dilahirkan di rumahnya.  Nah, 

TUHAN,” kata Abram,  jika anak itu hanyalah seorang anak 

angkat, tentunya ia akan berasal dari salah seorang hamba-

hambaku, yang tentunya akan mencerminkan keaiban bagi 

keturunan yang dijanjikan itu, yaitu keturunan yang akan 

berasal dari dirinya.” Perhatikanlah, sementara belas kasihan 

yang dijanjikan itu ditangguhkan, ketidakpercayaan dan ke-

tidaksabaran kita cenderung menyimpulkan bahwa janji itu 

sudah dibatalkan.  

4 Bahwa hal tidak mempunyai anak ini menjadi masalah yang 

sangat besar baginya, sehingga mampu merampas penghibur-

an dari semua kesenangan yang telah diterimanya:  Ya Tuhan 

Tuhan , apakah yang akan Engkau berikan kepadaku? Semua 

ini tidak ada artinya bagiku, jika aku tidak mempunyai se-

orang anak.” Nah, perhatikan hal-hal ini, 

(1) Jika kita menganggap bahwa Abram tidak melihat lebih 

jauh lagi melampaui semua kesenangan yang bersifat se-

mentara ini, maka keluhan ini patut dipersalahkan. Melalui 

pemeliharaan dan campur tangan-Nya, Tuhan  telah mem-

berikan sejumlah hal yang baik dan masih banyak lagi 

berkat yang lain kepadanya. Namun Abram tidak memper-

hitungkan semua hal ini, hanya sebab  ia tidak mempu-

nyai anak. Sangatlah jahat kalau seorang yang disebut bapa 

orang percaya sampai berkata, Apakah yang akan Engkau 

berikan kepadaku, sebab  aku tidak mempunyai anak, segera 

sesudah Tuhan  berfirman, Akulah perisaimu dan upahmu 

Kitab Kejadian 15:2-6 

 347 

yang sangat besar. Perhatikanlah, orang-orang yang tidak 

menganggap bahwa relasi kovenan mereka dengan Tuhan  

dan kebutuhan mereka akan Tuhan  sudah cukup bagi hidup 

mereka, sebenarnya tidak menghargai keuntungan yang 

mereka dapatkan. Sebaliknya,  

(2) Jika kita menganggap bahwa Abram di sini menaruh per-

hatian besar kepada keturunan yang dijanjikan, maka has-

rat yang mendesak ini sangat patut dipuji. Semua tidak 

akan ada artinya jika ia tidak memiliki kesungguhan akan 

berkat yang besar itu, serta sebuah jaminan dari hubung-

annya dengan Sang Mesias, yang untuk itu Tuhan  telah me-

merintahkan supaya ia selalu  menjaga pengharapan 

akan kedatangan-Nya. Ia memiliki kekayaan, kemenangan, 

dan kehormatan, namun semua itu tidak ada arti baginya, 

sementara masalah utama ini masih gelap baginya. Per-

hatikanlah, jika  kita belum memiliki bukti dari per-

hatian kita di dalam Kristus dan kovenan yang baru, kita 

tidak boleh merasa puas dengan hal-hal lain di luar itu. 

 Ini dan itu semua kumiliki, namun  apa gunanya semua ini, 

kalau aku akan meninggal dunia tanpa Kristus?” Namun, 

sejauh ini keluhan Abram tetap patut dipersalahkan, sebab 

terdapat sikap kurang percaya akan janji itu yang men-

dasari keluhannya, serta suatu bentuk kejemuan dalam 

menanti-nantikan waktu Tuhan . Perhatikanlah, adakalanya 

orang-orang percaya yang benar mengalami kesulitan 

untuk menerima dengan tekun janji-janji Tuhan  dan peme-

liharaan-Nya, saat  mereka tampaknya mulai menunjuk-

kan ketidakpercayaan.  

II. Jawaban Tuhan  yang lembut atas keluhan ini. Pada bagian perta-

ma keluhan Abram (ay. 2), Tuhan  tidak segera menanggapi, sebab  

ada sedikit nada kejengkelan di dalamnya. namun  saat  ia meng-

ulangi pernyataan ini dengan lebih tenang (ay. 3), Tuhan  menja-

wabnya dengan lembut. Perhatikanlah, jika kita tetap bertekun di 

dalam doa, dan dengan penuh kerendahan hati menyerahkan diri 

kepada kehendak ilahi, pencarian kita tidak akan sia-sia.  

1. Dengan cepat Tuhan  memberi  janji tentang seorang anak 

kepadanya (ay. 4). Orang yang dilahirkan di rumahmu tidak 

akan menjadi ahli warismu, seperti yang engkau khawatirkan, 


 348

melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli 

warismu. Perhatikanlah,  

(1) Tuhan  menciptakan ahli-ahli waris. Ia berfirman,  Ini tidak 

akan, dan yang itu akan.” Apa pun yang direncanakan dan 

dirancang manusia untuk mengatur harta benda mereka, 

rancangan Tuhan  akan tinggal tetap.  

(2) Sering kali Tuhan  bersikap lebih baik kepada kita dibanding-

kan kekhawatiran-kekhawatiran kita. Lagi pula Ia menaruh 

belas kasihan terhadap apa yang menimbulkan keputus-

asaan kita.  

2. Untuk lebih menyentuh perasaan hatinya melalui janji ini, 

Tuhan  membawa Abram keluar serta berfirman, Demikianlah 

banyaknya nanti keturunanmu (ay. 5). 

(1) Jumlahnya demikian banyak, tampaknya bintang-bintang 

itu tidak akan dapat dihitung dengan mata biasa. Abram 

takut ia tidak akan memiliki anak sama sekali, namun  Tuhan  

meyakinkan dia bahwa keturunan yang berasal dari dirinya 

akan sangat banyak jumlahnya sampai-sampai tidak dapat 

dihitung lagi.  

(2) Begitu agung dan mulia, disamakan dengan bintang-bin-

tang dalam kemegahannya yang luar biasa, sebab bagi me-

rekalah kemuliaan itu (Rm. 9:4). Keturunan Abram menurut 

dagingnya yaitu  seperti debu tanah banyaknya (13:16), 

namun keturunan rohaninya sama seperti bintang-bintang 

di langit, jumlahnya tidak saja besar, namun  juga mulia, dan 

sangat berharga.  

III. Kepercayaan Abram yang teguh terhadap janji yang sekarang di-

buat Tuhan  kepadanya, serta perkenan Tuhan  atas imannya (ay. 6). 

1. Percayalah Abram kepada TUHAN, artinya, ia mempercayai ke-

benaran janji yang sekarang dibuat Tuhan , bersandar pada 

kuasa yang yang tidak dapat ditolak serta kesetiaan Dia yang 

telah berjanji. Masakan Ia berfirman dan tidak menepatinya? 

Perhatikanlah, orang-orang yang merindukan penghiburan 

dari janji-janji Tuhan , harus menggabungkan iman mereka 

dengan janji-janji itu. Perhatikanlah bagaimana Rasul Paulus 

mengagungkan iman Abram ini, dan menjadikannya sebagai 

contoh yang istimewa (Rm. 4:19-21). Imannya tidak menjadi

Kitab Kejadian 15:7-11 

 349 

 lemah, ia tidak bimbang terhadap janji itu, ia diperkuat dalam 

imannya, dan ia penuh dengan keyakinan. Tuhan  mengerjakan 

iman seperti itu dalam diri kita masing-masing! Sebagian 

orang berpendapat bahwa kepercayaan Abram kepada TUHAN 

dihargai. Tuhan  tidak saja berjanji, namun  telah menjanjikan 

Tuhan Yesus, Pengantara kovenan baru, dan Abram percaya 

kepada-Nya. Artinya, ia menerima dan memegang teguh wahyu 

ilahi mengenai diri-Nya, dan ia bersukacita telah melihat hari-

Nya, walaupun dari jarak waktu yang sangat jauh (Yoh. 8:56). 

2. Tuhan  memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. 

Artinya, sebab  hal ini ia diperkenan Tuhan , sama seperti bapa-

bapa leluhur lainnya, dengan jalan iman ia memperoleh ke-

saksian bahwa ia benar (Ibr. 11:4). Hal ini sangat ditekankan 

dalam Perjanjian Baru untuk membuktikan bahwa kita di-

benarkan oleh iman tanpa melakukan hukum Taurat (Rm. 4:3; 

Gal. 3:6), sebab  Abram telah dibenarkan sementara ia belum 

disunat. jika  Abram yang begitu kaya dalam perbuatan 

baik, tidak dibenarkan oleh perbuatan baik, namun  hanya oleh 

iman, apa lagi kita yang sangat miskin dalam perbuatan baik. 

Iman ini, yang dikaitkan kepada Abram sebab  kebenaran ini, 

sebenarnya merupakan penghormatan Tuhan  kepadanya. Se-

bab sebelumnya ia telah berjuang melawan ketidakpercayaan-

nya (ay. 2), dan kemudian ia tampil sebagai seorang peme-

nang, dengan demikian ia dimahkotai, dan juga dihormati. 

Perhatikanlah, tindakan berdasarkan iman untuk menerima 

dan ketergantungan pada janji anugerah dan kemuliaan Tuhan  

di dalam dan melalui Kristus sesuai ketentuan kovenan baru, 

akan memberi  kita hak semua berkat yang terkandung di 

dalam janji itu. Semua orang percaya dibenarkan sama seperti 

Abram dibenarkan, dan imannyalah yang diperhitungkan ke-

padanya sebagai kebenaran.  

Abram Meminta Tanda 

(15:7-11) 

7 Lagi firman TUHAN kepadanya:  Akulah TUHAN, yang membawa engkau 

keluar dari Ur-Kasdim untuk memberi  negeri ini kepadamu menjadi 

milikmu.” 8 Kata Abram:  Ya Tuhan Tuhan , dari manakah aku tahu, bahwa 

aku akan memilikinya?” 9 Firman TUHAN kepadanya:  Ambillah bagi-Ku se-

ekor lembu betina berumur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga 

tahun, seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan 


 350

seekor anak burung merpati.” 10 Diambilnyalah semuanya itu bagi TUHAN, 

dipotong dua, lalu diletakkannya bagian-bagian itu yang satu di samping 

yang lain, namun  burung-burung itu tidak dipotong dua.11 saat  burung-

burung buas hinggap pada daging binatang-binatang itu, maka Abram meng-

usirnya. 

Kita membaca di sini perihal jaminan yang diberikan Tuhan  kepada 

Abram mengenai tanah Kanaan sebagai tanah milik pusaka. 

I. Tuhan  menyatakan maksudnya mengenai hal itu (ay. 7). Amatilah 

di sini, sebenarnya Abram sama sekali tidak mengeluh mengenai 

hal ini, seperti yang telah ia lakukan sebelumnya soal tidak mem-

punyai anak. Orang-orang yang merasa yakin akan keuntungan 

yang diperoleh di dalam keturunan yang dijanjikan, tidak me-

miliki alasan apa pun untuk meragukan hak milik atas negeri 

yang dijanjikan. Jika Kristus milik kita, sorga juga menjadi milik 

kita. Amati sekali lagi, saat  ia mempercayai janji yang sebelum-

nya (ay. 6), Tuhan  lalu menjelaskan dan memberi  persetujuan 

resmi atas hal ini kepadanya. Perhatikanlah, kepada orang yang 

memiliki banyak (meningkatkan apa yang telah ia miliki), akan di-

berikan lebih banyak lagi. Di sini terdapat tiga hal yang diingat-

kan Tuhan  kepada Abram guna meneguhkan hatinya berkenaan 

dengan janji mengenai tanah yang baik ini:  

1. Tuhan  menyatakan diri-Nya sendiri: Akulah TUHAN, dan itulah 

sebabnya, 

(1)  Aku akan memberi  negeri ini kepadamu, sebab Aku 

yaitu  TUHAN yang berdaulat atas semuanya, yang berhak 

menentukan segala sesuatu di atas muka bumi ini.” 

(2)  Aku dapat memberi  negeri ini kepadamu, bagaimana-

pun perlawanan yang akan mereka berikan, walaupun me-

reka yaitu  keturunan Enak.” Tuhan  tidak akan pernah 

menjanjikan sesuatu yang tidak mampu Ia wujudkan, se-

perti yang sering dilakukan orang. 

(3)  Aku akan menepati janji-Ku kepadamu.” TUHAN bukanlah 

manusia, sehingga Ia berdusta.  

2. Apa yang telah Tuhan  lakukan bagi Abram. Ia telah membawa-

nya keluar dari Ur-Kasdim, keluar dari nyala api orang-orang 

Kasdim, begitulah penafsiran sebagian orang. Artinya, ia ke-

luar, baik dari berhala-berhala mereka (sebab  orang-orang 

Kasdim menyembah api), maupun dari siksaan mereka. Para 

Kitab Kejadian 15:7-11 

 351 

penulis Yahudi memiliki tradisi yang mengatakan bahwa 

Abram dilemparkan ke dalam dapur api yang bernyala-nyala 

sebab  menolak menyembah berhala, dan secara ajaib dise-

lamatkan dari api itu. Namun, yang sebenarnya dimaksudkan 

hanyalah sebuah nama tempat. Dari situ Tuhan  membawa dia 

melalui sebuah panggilan jelas, membawanya dengan sebuah 

paksaan yang lemah lembut, seperti puntung yang ditarik dari 

kebakaran. Ini yaitu , 

(1) Belas kasihan khusus:  Aku membawa engkau, dan me-

ninggalkan ribuan yang lain, untuk binasa di sana.” Tuhan  

memanggil Abram saat  ia seorang diri (Yes. 51:2).  

(2) Belas kasihan rohani, belas kasihan untuk jiwanya, penye-

lamatan dari dosa yang akibatnya sangat mematikan. Jika 

Tuhan  telah menyelamatkan jiwa kita, kita tidak akan meng-

ingini apa-apa lagi, selain sesuatu yang baik bagi kita.  

(3) Belas kasihan baru, yang baru dianugerahkan, dan sebab  

itu seharusnya akan lebih kuat, seperti firman yang ditulis 

pada pembukaan Kesepuluh Firman yang datang kemu-

dian, Akulah TUHAN, Tuhan mu, yang membawa engkau ke-

luar dari tanah Mesir. 

(4) Belas kasihan yang mendasar, permulaan dari belas kasih-

an, belas kasihan yang khusus bagi Abram, dan sebab  itu 

menjadi janji dan jaminan yang kuat perihal belas kasihan 

yang akan datang lebih lanjut (Yes. 66:9). Amatilah bagai-

mana Tuhan  mengatakan hal itu sebagai hal yang sangat 

menyukakan hati-Nya: Akulah TUHAN, yang membawa eng-

kau keluar. Ia bersukacita di dalamnya sebagai sebuah 

tindakan yang bersumber dari kekuasaan dan anugerah. 

Bandingkanlah hal ini dengan Yesaya 29:22, yang menun-

jukkan bahwa Ia bersukacita di dalamnya, lama sesudah 

itu. Sebab itu beginilah firman TUHAN, yang telah membe-

baskan Abraham, membebaskan dia dari dosa.  

3. Apa yang ingin dilakukan Tuhan  lebih lanjut baginya:  Aku 

membawa engkau keluar ke tempat ini, dengan maksud mem-

berikan negeri ini kepadamu menjadi milikmu. Tidak saja untuk 

engkau miliki, namun  dimiliki sebagai negeri pusaka, sebuah 

hak yang paling manis dan pasti.” Perhatikanlah,  


 352

(1) Pemeliharaan Tuhan  dikemas dalam sebuah rancangan yang 

bersifat rahasia namun lembut dalam hal berbagai peng-

aturan yang ditujukan kepada orang-orang benar. Kita 

tidak dapat memahami rancangan-rancangan ilahi, sampai 

semuanya dinyatakan dalam belas kasihan dan kemuliaan. 

(2) Hal besar yang dirancang Tuhan  dalam semua campur 

tangan terhadap umat-Nya yaitu  untuk membawa mereka 

dengan selamat sampai ke sorga. Mereka dipilih untuk di-

selamatkan (2Tes. 2:13), dipanggil ke dalam Kerajaan itu