ktaatan terhadap perintah, Penuhilah bumi (9:1). Tuhan
memerintahkan mereka untuk berserak-serak. Tidak!
kata mereka, Kami tidak mau, kami ingin hidup dan mati
bersama-sama. Dalam hal ini, mereka mengikat diri mere-
ka masing-masing dan mengikatkan diri satu sama lain
272
dalam kesepakatan yang sangat besar ini. Supaya dapat
bersatu dalam satu kerajaan yang sangat jaya, mereka me-
mutuskan untuk membangun kota dan menara ini, untuk
menjadi kota utama kerajaan mereka serta pusat dari
kesatuan mereka. Besar kemungkinan, Nimrod yang sangat
haus akan kekuasaan itu ada di balik semua gerakan ini.
Ia tidak puas dengan hanya memerintah kawasan tertentu,
namun sangat menginginkan sebuah kerajaan yang men-
dunia. Supaya dapat mencapai cita-cita ini, ia berusaha
menyatukan mereka di bawah satu lembaga dengan dalih
demi keselamatan mereka bersama, sehingga dengan me-
nempatkan mereka di bawah pengawasannya, ia dapat
dengan mudah menguasai mereka. Perhatikan kelancangan
orang-orang berdosa ini. Di sini kita mendapati,
[1] Sebuah perlawanan yang terang-terangan kepada Tuhan :
Kamu harus berserak-serak, Tuhan berfirman. namun
kami tidak mau, sahut mereka. Celakalah orang yang
berbantah dengan Pembentuknya.
[2] Sebuah persaingan yang terang-terangan dengan Tuhan .
Merupakan hak istimewa Tuhan sajalah untuk memerin-
tah seluruh dunia, sebagai TUHAN di atas segala tuan,
Raja di atas segala raja. Orang yang menginginkan hak
istimewa itu berarti berusaha melangkah ke dalam takh-
ta Tuhan , yang tidak akan pernah memberi kemulia-
an-Nya kepada orang lain.
Babel Dikacaubalaukan
dan Diserakkan ke Seluruh Bumi
(11:5-9)
5 Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh
anak-anak manusia itu, 6 dan Ia berfirman: Mereka ini satu bangsa dengan
satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai
dari sekarang apapun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak
akan dapat terlaksana. 7 Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana
bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing.
8 Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi, dan
mereka berhenti mendirikan kota itu. 9 Itulah sebabnya sampai sekarang
nama kota itu disebut Babel, sebab di situlah dikacaubalaukan TUHAN
bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh
bumi.
Kitab Kejadian 11:5-9
273
Di sini kita membaca perihal penghancuran pekerjaan besar dari para
pendiri Babel ini, dan penjungkirbalikan rancangan orang-orang yang
sembrono itu, sehingga rancangan Tuhan ditegakkan di atas mereka.
Inilah,
I. Tindakan Tuhan untuk memeriksa rancangan yang sedang berjalan
ini: Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota (ay. 5). Ungkapan ini
sesuai dengan cara pengungkapan manusia. Sesungguhnya Tuhan
mengetahui segala sesuatu dengan jelas dan utuh, seperti manu-
sia mengetahui dengan cara mendatangi tempat itu dan melihat
apa yang sedang berlangsung di situ. Amatilah bahwa,
1. Sebelum Tuhan menghakimi perkara mereka, Ia melakukan
penyelidikan atas perkara itu. Dalam mengadili dosa dan para
pendosa, dan menjatuhkan hukuman, kebenaran dan keadilan
Tuhan tidaklah dapat ditandingi.
2. Ungkapan itu mengungkapkan tindakan kerendahan diri Tuhan
sampai bahkan mau memperhatikan bangunan ini, yang
dibangga-banggakan oleh para pendirinya. Sebab, Ia meren-
dahkan diri untuk melihat semua kegiatan manusia di dunia
bawah ini, bahkan yang terhebat sekalipun (Mzm. 113:6).
3 Dikatakan bahwa bangunan itu yaitu menara yang dibangun
anak-anak manusia. Penekanan ini menunjukkan,
(1) Kelemahan dan kerapuhan manusia. Sangat bodohlah anak-
anak manusia itu, binatang-binatang menjalar di bumi, untuk
melawan Sorga secara terang-terangan, dan membangkitkan
cemburu Tuhan , apakah mereka lebih kuat dibandingkan Dia?
(2) Keadaan mereka yang penuh dosa dan sangat menjijikkan.
Mereka yaitu anak-anak Adam, begitulah yang dikatakan
dalam bahasa Ibrani. Bahkan dari Adam itu, Adam yang
berdosa dan tidak taat kepada Tuhan itu. Anak-anaknya
secara alami yaitu anak-anak ketidaktaatan, anak-anak
perusak.
(3) Perbedaan mereka dari anak-anak Tuhan , orang-orang per-
caya. Dari mereka inilah para pembuat bangunan yang
sembrono ini memisahkan diri serta membangun menara
untuk mendukung dan melanjutkan pemisahan itu. Eber,
orang benar itu, tidak ditemukan dalam kelompok orang-
orang fasik ini, sebab ia dan keturunannya disebut anak-
274
anak Tuhan , dan itulah sebabnya hati mereka tidak tertarik
kepada kesepakatan jahat itu, dan juga tidak menggabung-
kan diri dengan kumpulan anak-anak manusia itu.
II. Rancangan dan keputusan Tuhan yang kekal mengenai hal ini. Ia
tidak turun sebagai seorang penonton, namun sebagai seorang
hakim, sebagai seorang raja, untuk mengamat-amati setiap orang
yang congkak dan menundukkan mereka (Ayb. 40:7-9). Amatilah,
1. Tuhan membiarkan mereka menempuh jalan yang salah dalam
pekerjaan mereka, supaya mereka dapat memiliki kesempatan
untuk bertobat. Seandainya saja mereka masih memiliki
sedikit pertimbangan baik yang tersisa, mereka akan merasa
malu dan menjadi jemu sendiri. Jika tidak, kegagalan mereka
akan menjadi lebih memalukan, dan jangan-jangan semua
orang yang melintas akan mengejek mereka sambil berkata,
Orang-orang itu mulai mendirikan, namun mereka tidak sanggup
menyelesaikannya, sehingga pekerjaan tangan mereka yang
menjanjikan kehormatan abadi, berubah menjadi celaan yang
tak berkesudahan. Perhatikan, Tuhan memiliki maksud yang
bijaksana dan kudus dalam memperbolehkan musuh-musuh
kemuliaan-Nya melanjutkan rancangan besar mereka yang
salah itu dilaksanakan secara besar-besaran dan menikmati
keberhasilan dalam jangka waktu yang lama.
2. saat melalui banyak kesusahan dan kerja keras, mereka ber-
hasil mencapai sejumlah kemajuan besar dalam pembangunan
ini, Tuhan memutuskan untuk menghentikan kegiatan mereka
dan menyerakkan mereka. Amatilah,
(1) Kebenaran Tuhan yang tampak dalam pertimbangan untuk
melanjutkan keputusan ini (ay. 6). Ia mempertimbangkan
dua hal:
[1] Kesatuan mereka, sebagai sebuah alasan untuk menye-
rakkan mereka: Mereka ini satu bangsa dengan satu
bahasa untuk semuanya. Jika mereka terus bersatu,
banyak bagian bumi ini tidak berpenghuni. Kekuasaan
raja mereka akan menjadi terlampau besar dalam wak-
tu cepat. Kejahatan dan keduniawian akan merajalela
melampaui batas, sebab mereka akan saling memper-
kuat diri dalam rancangan itu. Dan yang terburuk dari
Kitab Kejadian 11:5-9
275
semuanya yaitu , akan timbul ketidakseimbangan di
dalam jemaat. Anak-anak manusia yang bersatu erat ini
akan menelan habis anak-anak Tuhan yang tersisa.
Itulah sebabnya dinyatakan dengan tegas bahwa mere-
ka tidak boleh bersatu. Perhatikanlah, kesatuan meru-
pakan sebuah kebijakan, namun hal ini bukanlah tanda
yang mutlak dari sebuah jemaat yang benar. Meskipun
para pembuat bangunan di Babel itu berasal dari kaum
keluarga, watak, dan kepentingan yang berbeda, mereka
masih dapat bersepakat bulat melawan Tuhan . Sungguh
memalukan kalau para pembuat bangunan dari Sion,
yang meskipun bersatu di bawah satu kepala dan Roh,
harus terbagi-bagi dalam melayani Tuhan ! Namun, ja-
nganlah heran akan hal itu, Kristus datang tidak untuk
membawa damai.
[2] Ketegaran tengkuk mereka, mulai dari sekarang, tidak
ada yang tidak akan dapat terlaksana. Dan inilah se-
babnya mengapa rancangan mereka harus dihalangi
dan digagalkan. Tuhan telah mencoba mengingatkan me-
reka melalui perintah-perintah dan peringatan-peringat-
an-Nya, untuk mengeluarkan mereka dari rancangan
besar ini, namun semuanya sia-sia. Oleh sebab itu, Ia
harus memakai cara lain dengan mereka. Perhati-
kan di sini, Pertama, kedahsyatan dosa dan kesengaja-
an orang berdosa. Semenjak Adam tidak dicegah makan
buah dari pohon terlarang itu, keturunannya yang be-
lum dikuduskan merasa tidak sabar dengan larangan
Tuhan dan siap memberontak melawan larangan itu. Ke-
dua, perhatikanlah betapa perlunya penghakiman Tuhan
atas bumi ini, untuk menjaga ketertiban dunia dan
mengikat tangan-tangan yang tidak mau diperbaiki oleh
hukum.
(2) Kebijaksanaan dan belas kasihan Tuhan dalam mengguna-
kan cara untuk menggagalkan rancangan besar ini (ay. 7):
Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa
mereka. Firman ini tidak ditujukan kepada para malaikat,
seolah-olah Tuhan membutuhkan nasihat atau pertolongan
mereka. Di sini Tuhan berbicara kepada diri-Nya sendiri,
atau Bapa kepada Anak dan Roh Kudus. Orang-orang itu
276
berkata, Marilah kita membuat batu bata, dan Marilah kita
dirikan sebuah menara, hingga menggelorakan semangat
mereka satu sama lain pada upaya itu. Dan sekarang Tuhan
berfirman, Baiklah Kita mengacaubalaukan bahasa mereka.
Sebab, kalau manusia mendorong diri mereka untuk ber-
buat dosa, Tuhan akan mendorong diri-Nya sendiri untuk me-
lakukan pembalasan (Yes. 59:17-18). Nah, amatilah di sini,
[1] Belas kasihan Tuhan dalam melunakkan hukuman, dan
tidak melakukannya sepadan dengan kesalahan itu.
Sebab Ia tidak memperlakukan kita setimpal dengan
dosa kita. Ia tidak berfirman, Baiklah Kita turun seka-
rang di dalam guntur dan kilat, dan membinasakan
hidup orang-orang yang memberontak itu dalam seke-
jap, atau Biarlah bumi terbelah, menelan mereka dan
bangunan mereka, serta biarlah mereka yang mencoba
naik ke sorga melalui jalan yang salah akan turun ke
neraka dengan cepat. Tidak, tidak demikian, Ia hanya
berfirman, Baiklah Kita turun, dan menyerakkan mere-
ka. Sebenarnya mereka pantas untuk dibinasakan,
namun mereka hanya dibuang atau dipindahkan, sebab
kesabaran Tuhan sangat besar terhadap dunia yang pe-
nuh pemberontakan ini. Penghakiman terutama disedia-
kan untuk keadaan hidup di dunia yang akan datang.
Penghukuman Tuhan atas orang-orang berdosa di dalam
kehidupan sekarang ini, tidak lebih dibandingkan upaya pen-
cegahan dibandingkan dengan hukuman yang disedia-
kan untuk kehidupan yang akan datang.
[2] Kebijaksanaan Tuhan dalam memilih cara yang mem-
bawa hasil supaya rancangan Tuhan itu tetap dapat ber-
lanjut, dengan cara mengacaubalaukan bahasa mereka,
sehingga mereka tidak dapat saling mengerti pembicara-
an masing-masing. Mereka juga tidak dapat bergande-
ngan tangan dalam bekerja kalau bahasa mereka ber-
beda-beda. Jadi cara ini sangat tepat untuk menghenti-
kan pembangunan mereka (sebab, kalau mereka tidak
dapat mengerti satu sama lain, mereka juga tidak dapat
saling membantu). Selain itu, untuk membuat mereka
bersedia berserak-serak, sebab, jika mereka tidak dapat
mengerti satu sama lain, mereka tidak dapat saling
Kitab Kejadian 11:5-9
277
menyukai. Perhatikanlah, Tuhan memiliki banyak cara,
dan semua cara itu membawa hasil, untuk mengacau-
kan serta menggagalkan rancangan orang-orang som-
bong yang bangkit melawan Dia. Khususnya untuk me-
misahkan kelompok-kelompok di antara mereka sendiri,
baik dengan memisahkan semangat mereka (Hak. 9:23),
maupun dengan memisahkan bahasa mereka, seperti
yang didoakan Daud (Mzm. 55:10).
III. Pelaksanaan rancangan Tuhan untuk melenyapkan dan mengga-
galkan rancangan manusia ini (ay. 8-9). Tuhan ingin membuat me-
reka mengetahui perkataan siapa yang terwujud, perkataan-Nya
atau perkataan mereka, seperti yang dinyatakan dalam Yeremia
44:28. Meskipun mereka ada dalam kesatuan dan bersikap keras
kepala, Tuhan merupakan lawan yang terlampau berat buat mere-
ka, dan dalam hal ini kesombongan mereka ternyata menempat-
kan Tuhan di atas mereka, sebab siapa yang mengeraskan hatinya
terhadap Tuhan dan tetap berhasil? Ada tiga hal yang dilakukan
Tuhan di sini:
1. Bahasa mereka dikacaubalaukan. saat menciptakan manu-
sia, Tuhan mengajar manusia itu untuk berbicara dan menem-
patkan kata-kata ke dalam mulutnya yang cocok untuk me-
nyatakan buah pikirannya. Sekarang, Ia membuat para pen-
diri bangunan ini lupa akan bahasa lama mereka, dan mem-
buat mereka berbicara dan memahami sebuah bahasa baru,
yang sekarang lazim digunakan orang-orang dari suku atau
kaum keluarga yang sama, namun tidak dapat digunakan oleh
orang di luar mereka. Dengan begitu, orang-orang yang berada
dalam satu kawasan dapat saling berbicara, namun bukan
dengan orang dari kawasan lain. Nah,
(1) Ini yaitu sebuah mujizat yang besar, dan merupakan bukti
kuasa Tuhan atas pikiran dan lidah manusia, seperti batang
air di tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana yang Ia ingini.
(2) Ini yaitu penghukuman yang besar atas para pembuat
bangunan itu. sebab dengan penghukuman itu mereka
tercabut dari pengetahuan dari zaman dahulu dan dari ba-
hasa yang kudus, sehingga mereka tidak mampu lagi saling
berhubungan dengan jemaat yang benar, yang masih tetap
278
mempertahankan bahasa itu. Kemungkinan hal ini sangat
berpengaruh atas hilangnya pengetahuan mereka akan
Tuhan yang benar.
(3) Kita semua menderita sebab hal itu sampai sekarang ini.
Semua ketidaknyamanan yang kita tanggung akibat keane-
karagaman bahasa, serta semua kepedihan dan kesusahan
yang kadang-kadang kita alami dalam mempelajari bahasa-
bahasa lain, membuat kita merasa jengkel atas pem-
berontakan nenek moyang kita di Babel. Bahkan semua
pertentangan pendapat yang tidak menyenangkan akibat
perselisihan kata-kata dan kesalahpahaman kita atas ba-
hasa orang lain, pada hemat saya, semuanya terjadi akibat
kekacauan bahasa di Babel itu.
(4) Dewasa ini ada beberapa orang yang berusaha merancang
terbentuknya suatu karakter yang bisa berlaku umum di
seluruh dunia, supaya dapat membuat sebuah bahasa
yang bisa dimengerti oleh seluruh dunia. Namun, sehebat
apa pun keinginan seperti ini, saya pikir itu hanya usaha
yang sia-sia belaka, sebab hal itu merupakan upaya mela-
wan keputusan hukuman ilahi, yang menyatakan bahwa
bahasa bangsa-bangsa akan tetap berbeda-beda selama
bumi ini masih berdiri.
(5) Di sini kita boleh meratapi hilangnya bahasa Ibrani yang
tadinya digunakan secara umum dan mendunia, yang
sejak saat itu hanya menjadi bahasa kasar yang digunakan
sehari-hari oleh orang-orang Ibrani, dan yang masih terus
digunakan sampai masa pembuangan di Babel. Selanjut-
nya, bahkan di antara orang-orang Yahudi sendiri, bahasa
itu digantikan dengan bahasa Aram.
(6) Sebagaimana kekacauan bahasa itu memisahkan anak-
anak manusia dan menyerakkan mereka ke berbagai pen-
juru yang berbeda di seluruh bumi, begitu jugalah karunia
lidah yang dicurahkan ke atas rasul-rasul (Kis. 2:1), mem-
berikan sumbangan besar dalam menghimpun anak-anak
Tuhan bersama-sama dari segenap penjuru bumi dan menya-
tukan mereka semua di dalam Kristus, sehingga dengan
satu hati dan satu suara mereka dapat memuliakan Tuhan
(Rm. 15:6).
Kitab Kejadian 11:5-9
279
2. Pembangunan yang tengah mereka kerjakan dihentikan: Mere-
ka berhenti mendirikan kota itu. Ini yaitu akibat kekacau-
balauan bahasa mereka. Sebab kekacauan itu tidak saja mem-
buat mereka tidak dapat saling membantu, namun mungkin me-
lumpuhkan semangat mereka sendiri sehingga mereka tidak
dapat melanjutkan pekerjaan itu. Sebab dalam hal ini mereka
melihat tangan Tuhan bekerja melawan mereka. Perhatikanlah,
(1) Sungguh bijaksana untuk tidak melanjutkan sesuatu yang
menurut kita ditentang oleh Tuhan .
(2) Tuhan sanggup melenyapkan dan mengosongkan semua
peralatan dan rancangan para pembuat bangunan Babel.
Dia yang bersemayam di sorga menertawakan semua ran-
cangan raja-raja dunia yang bermufakat melawan Dia dan
yang diurapi-Nya. Dia akan memaksa mereka untuk meng-
aku bahwa tidak ada hikmat dan pertimbangan yang dapat
menandingi TUHAN (Ams. 21:30; Yes. 8:9-10).
3. Para pembuat bangunan diserakkan ke segenap penjuru bumi
(ay. 8-9). Mereka berangkat berkelompok-kelompok sesuai de-
ngan kaum keluarga mereka dan sesuai dengan bahasa mere-
ka (10:5, 20, 31) menuju berbagai negeri dan tempat yang
ditentukan bagi mereka dalam pembagian yang telah dibuat.
Hal ini telah mereka ketahui sebelumnya, namun tidak segera
mereka ambil hingga saat mereka terpaksa melakukannya.
Amatilah di sini,
(1) Hal yang sangat mereka takuti terjadi atas mereka. Bahwa
penyebaran yang mereka hindari dengan melakukan pem-
bangkangan akhirnya terjadi atas mereka. Sebab besar
kemungkinan kita akan terperangkap dalam masalah yang
berusaha kita hindari dengan cara-cara tidak langsung dan
penuh dosa.
(2) Itu yaitu pekerjaan Tuhan : TUHAN menyerakkan mereka.
Tangan Tuhan harus diakui ada di dalam semua pemelihara-
an Tuhan untuk melakukan penyerakan. Jika kaum keluar-
ga terserak, hubungan terserak, dan jemaat juga terserak,
itu yaitu perbuatan TUHAN.
(3) Meskipun mereka berusaha sekeras mungkin untuk meme-
gang erat-erat persatuan mereka, Tuhan tetap menyerakkan
280
mereka. Sebab manusia tidak akan dapat menyatukan yang
diceraikan Tuhan .
(4) Dengan demikian, secara adil Tuhan melakukan pembalasan
atas perbuatan menggalang persatuan yang mereka laku-
kan dengan maksud membangun menara mereka. Penye-
rakan yang memalukan merupakan hukuman yang adil
bagi persatuan yang penuh dosa. Simeon dan Lewi yang
menjadi bersaudara dalam ketidakadilan dan perbuatan
yang tidak berakhlak, dipisahkan di dalam diri Yakub
(49:5, 7; Mzm. 83:4-14).
(5) Mereka meninggalkan peringatan yang abadi perihal ke-
hinaan mereka, dalam bentuk nama yang diberikan kepada
tempat itu. Tempat itu dinamakan Babel, kekacauan.
Orang-orang yang ingin memiliki nama besar, umumnya
berakhir dengan nama buruk.
(6) Akhirnya, anak-anak manusia itu sekarang berserak-serak
dan tidak akan pernah bersatu lagi, serta tidak akan per-
nah mau bersatu lagi, sampai datang hari yang besar itu,
saat Anak Manusia bersemayam di atas takhta kemulia-
an-Nya dan semua bangsa dikumpulkan di hadapan-Nya
(Mat. 25:31-32).
Silsilah dari Sem sampai dengan Abram
(11:10-26)
10 Inilah keturunan Sem. sesudah Sem berumur seratus tahun, ia memper-
anakkan Arpakhsad, dua tahun sesudah air bah itu. 11 Sem masih hidup lima
ratus tahun, sesudah ia memperanakkan Arpakhsad, dan ia memperanakkan
anak-anak lelaki dan perempuan. 12 sesudah Arpakhsad hidup tiga puluh lima
tahun, ia memperanakkan Selah. 13 Arpakhsad masih hidup empat ratus tiga
tahun, sesudah ia memperanakkan Selah, dan ia memperanakkan anak-anak
lelaki dan perempuan. 14 sesudah Selah hidup tiga puluh tahun, ia memper-
anakkan Eber. 15 Selah masih hidup empat ratus tiga tahun, sesudah ia
memperanakkan Eber, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perem-
puan. 16 sesudah Eber hidup tiga puluh empat tahun, ia memperanakkan
Peleg. 17 Eber masih hidup empat ratus tiga puluh tahun, sesudah ia memper-
anakkan Peleg, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. 18
sesudah Peleg hidup tiga puluh tahun, ia memperanakkan Rehu. 19 Peleg
masih hidup dua ratus sembilan tahun, sesudah ia memperanakkan Rehu,
dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. 20 sesudah Rehu
hidup tiga puluh dua tahun, ia memperanakkan Serug. 21 Rehu masih hidup
dua ratus tujuh tahun, sesudah ia memperanakkan Serug, dan ia memper-
anakkan anak-anak lelaki dan perempuan. 22 sesudah Serug hidup tiga puluh
tahun, ia memperanakkan Nahor. 23 Serug masih hidup dua ratus tahun,
sesudah ia memperanakkan Nahor, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki
dan perempuan. 24 sesudah Nahor hidup dua puluh sembilan tahun, ia mem-
Kitab Kejadian 11:10-26
281
peranakkan Terah. 25 Nahor masih hidup seratus sembilan belas tahun,
sesudah ia memperanakkan Terah, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki
dan perempuan. 26 sesudah Terah hidup tujuh puluh tahun, ia memperanak-
kan Abram, Nahor dan Haran.
Kita mendapati di sini sebuah silsilah, bukan sebuah silsilah yang
tanpa akhir, sebab di sini silsilah tersebut berakhir pada Abram,
sahabat Tuhan , dan yang kemudian membawa kepada Kristus, ketu-
runan yang dijanjikan itu, yang yaitu anak Abram. Dari Abramlah
silsilah Kristus dihitung (Mat. 1:1, dan seterusnya). Dengan meng-
gabungkan Kejadian pasal 5, pasal 9, dan Matius pasal 1, pembaca
akan memiliki sebuah silsilah yang utuh tentang Yesus Kristus,
sebuah silsilah yang keutuhannya belum pernah ada yang seperti itu.
Saya belum pernah mendapati silsilah utuh tentang siapa pun juga di
dunia yang seperti ini, sebuah silsilah yang memiliki rentang waktu
yang sedemikian jauh mulai dari sumber yang paling awal. Dengan
menggabungkan ketiga gambaran silsilah ini, kita mendapati bahwa
terdapat dua kali sepuluh, dan tiga kali empat belas keturunan di
antara Adam yang pertama dan Adam yang kedua. Hal itu memper-
jelas bahwa Kristus bukan saja Anak Abraham, melainkan juga Anak
Manusia, serta keturunan perempuan itu. Amatilah di sini,
1. Tidak ada catatan yang terlewatkan perihal orang-orang yang ber-
ada dalam garis silsilah ini, termasuk nama-nama dan umur me-
reka. Tampaknya, melalui silsilah ini Roh Kudus ingin menyingkat
sampai kepada kisah tentang Abram. Betapa sedikit pengetahuan
kita tentang orang-orang yang telah mendahului kita di dunia ini,
bahkan mereka yang tinggal di tempat yang sama dengan tempat
tinggal kita, sama seperti kurangnya pengetahuan kita tentang
orang-orang sebaya kita yang tinggal di tempat jauh! Bagian kita
yang harus kita kerjakan di masa kita ini sudah cukup banyak,
jadi biarkan Tuhan sendiri mencari yang sudah lalu (Pkh. 3:15).
2. Terjadi penurunan umur kehidupan mereka yang dapat kita
amati. Sem mencapai umur 600 tahun, lebih singkat dibandingkan
umur bapa-bapa pendahulu mereka sebelum air bah. Tiga ketu-
runan berikutnya mencapai umur kurang dari 500 tahun, tiga
keturunan sesudahnya tidak ada yang mencapai umur 300 ta-
hun. sesudah mereka, kita membaca tidak seorang pun mencapai
umur 200 tahun, kecuali Terah. Dan tidak banyak yang berumur
panjang sesudahnya. Musa memperkirakan umur kebanyakan
orang biasanya mencapai sekitar tujuh puluh atau delapan puluh
282
tahun. saat bumi mulai dipenuhi, hidup manusia mulai men-
jadi lebih singkat. Jadi penurunan itu haruslah dikaitkan dengan
Pemeliharaan dan campur tangan Tuhan yang bijak, dan bukannya
dengan penurunan yang bersifat alami. namun oleh sebab orang-
orang pilihan, waktu itu akan dipersingkat. sebab mereka itu
jahat, baiklah usia mereka tidak lagi panjang, dan tidak mencapai
umur nenek moyang mereka (47:9).
3. Eber, yang namanya menjadi cikal bakal nama bangsa Ibrani, men-
capai umur paling panjang di antara orang-orang yang dilahirkan
sesudah air bah, yang mungkin dianugerahkan sebagai pahala atas
kesalehannya yang luar biasa serta tetap melekat pada jalan-jalan
Tuhan .
Riwayat Abram
(11:27-32)
27 Inilah keturunan Terah. Terah memperanakkan Abram, Nahor dan Haran,
dan Haran memperanakkan Lot. 28 saat Terah, ayahnya, masih hidup,
matilah Haran di negeri kelahirannya, di Ur-Kasdim. 29 Abram dan Nahor
kedua-duanya kawin; nama isteri Abram ialah Sarai, dan nama isteri Nahor
ialah Milka, anak Haran ayah Milka dan Yiska. 30 Sarai itu mandul, tidak
mempunyai anak. 31 Lalu Terah membawa Abram, anaknya, serta cucunya,
Lot, yaitu anak Haran, dan Sarai, menantunya, isteri Abram, anaknya; ia
berangkat bersama-sama dengan mereka dari Ur-Kasdim untuk pergi ke
tanah Kanaan, lalu sampailah mereka ke Haran, dan menetap di sana. 32
Umur Terah ada dua ratus lima tahun; lalu ia mati di Haran.
Di sinilah kisah tentang Abram dimulai, yang namanya kemudian ter-
kenal baik di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Di sini
kita membaca perihal,
I. Negeri asal-usulnya: Ur-Kasdim. Negeri ini yaitu tanah kelahir-
annya, negeri penyembahan berhala, bahkan di sini pula keturun-
an Eber sendiri telah disesatkan imannya. Perhatikanlah, orang-
orang yang melalui anugerah mewarisi tanah perjanjian, harus
selalu ingat akan tanah kelahiran mereka, tanah yang membuat
keadaan mereka menjadi rusak dan penuh dosa secara alami,
batu karang dari mana mereka terpahat.
II. Hubungan garis keturunan Abram disebut di sini demi kepenting-
annya dan sebab menjadi bagian dari kisah berikut.
Kitab Kejadian 11:27-32
283
1. Ayahnya bernama Terah, yang tentang namanya dikatakan
dalam Yosua 24:2, bahwa ia beribadah kepada Tuhan -Tuhan lain.
Begitu cepat penyembahan berhala memperoleh pijakan di
dunia ini tidak lama sesudah dibinasakan melalui air bah.
Bahkan orang-orang yang berpegang pada dasar-dasar pijakan
yang benar pun merasa berat untuk melawan arus berhala ini.
Walaupun dikatakan bahwa Terah berumur tujuh puluh
tahun saat ia memperanakkan Abram (ay. 26), Nahor, dan
Haran (yang tampaknya menunjukkan kepada kita bahwa
Abram anak sulung Terah yang dilahirkan saat ia berusia
tujuh puluh tahun), namun jika dibandingkan dengan ayat 32,
yang menunjukkan bahwa Terah mati pada umur dua ratus
lima tahun, serta dengan Kisah Para Rasul 7:4 (dan lebih
diperjelas lagi oleh Kej. 12:4 pen.) yang mengatakan bahwa
Abram berumur tujuh puluh lima tahun saat ia berangkat
dari Haran, tampaknya ia dilahirkan saat Terah berumur
130 tahun, dan mungkin merupakan anak bungsunya. Sebab
dalam pilihan Tuhan , sering terjadi bahwa yang terakhir akan
menjadi yang terdahulu, dan yang terdahulu akan menjadi
yang terakhir. Di sini kita mendapati,
2. Beberapa catatan perihal saudara-saudara Abram.
(1) Nahor, dari kaum keluarga inilah Ishak dan Yakub meng-
ambil istri-istri mereka.
(2) Haran, ayah Lot, yang tentang dirinya dikatakan bahwa ia
mati saat Terah, ayahnya masih hidup (ay. 28). Perhati-
kanlah, tidak dapat dipastikan bahwa anak-anak akan
tetap tinggal hidup sesudah orangtua mereka, sebab kema-
tian tidak datang berdasarkan urutan umur dengan cara
mengambil yang lebih tua terlebih dahulu. Bayang-bayang
maut itu kacau balau (Ayb. 10:22). Sama seperti yang telah
dituliskan bahwa Haran mati di negeri kelahirannya, di Ur-
Kasdim, sebelum kepindahan yang menyenangkan dari
kaum keluarga ini untuk keluar dari negeri orang-orang
penyembah berhala. Perhatikan, kita harus peduli untuk
cepat-cepat keluar dari watak duniawi kita, jangan sampai
kematian datang dengan tiba-tiba dan mengejutkan kita.
3. Nama istri Abram ialah Sarai, yang menurut sebagian orang
sama dengan Yiska, puteri Haran. Abram sendiri berkata ten-
284
tang Sarai bahwa dia yaitu anak perempuan bapanya, bukan
anak perempuan ibunya (20:12). Umurnya sepuluh tahun
lebih muda dibandingkan Abram.
III. Keberangkatan Abram keluar dari Ur, negeri orang Kasdim, ber-
sama-sama dengan Terah, ayahnya, serta Lot, kemenakannya,
dalam ketaatan kepada panggilan Tuhan , yang akan kita baca lebih
lanjut dalam pasal 12:1 dan seterusnya. Pasal ini berhenti sampai
di Haran atau disebut juga Kharan, sebuah tempat yang terletak
di pertengahan jalan antara Ur dan Kanaan. Di tempat itulah me-
reka tinggal, sampai Terah tutup usia. Mungkin keputusan untuk
tinggal di tempat itu dilakukan sebab orangtua itu sudah tidak
mampu lagi melanjutkan perjalanan akibat berbagai kelemahan
usia lanjut. Banyak orang berhasil sampai ke Haran, namun tidak
pernah sampai ke Kanaan. Mereka sudah tidak jauh dari kerajaan
Tuhan , namun tidak pernah sampai ke tempat itu.
PASAL 12
aris keturunan dan keluarga Abram kita dapati dalam pasal
sebelumnya. Di sini Roh Kudus masuk ke dalam kisah Abram, dan
mulai sekarang Abram serta keturunannya menjadi hampir satu-
satunya pelaku dalam sejarah suci. Dalam pasal ini diceritakan tentang,
I. Panggilan Tuhan terhadap Abram untuk pergi ke tanah Kanaan
(ay. 1-3).
II. Ketaatan Abram terhadap panggilan ini (ay. 4-5).
III. Kedatangannya di tanah Kanaan (ay. 6-9).
IV. Perjalanannya ke Mesir, disertai dengan cerita tentang apa
yang terjadi dengan dia di sana. Kepergian Abram dan kesa-
lahan yang diperbuatnya (ay. 10-13). Bahaya yang menimpa
Sarai dan pembebasannya (ay. 14-20).
Panggilan terhadap Abram
(12:1-3)
1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: Pergilah dari negerimu dan dari
sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutun-
jukkan kepadamu; 2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar,
dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan
menjadi berkat. 3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati eng-
kau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua
kaum di muka bumi akan mendapat berkat.
Di sini kita mendapati panggilan yang melaluinya Abram dipindahkan
dari tanah kelahirannya ke tanah perjanjian. Hal ini dirancang baik
untuk menguji iman dan ketaatannya maupun untuk memisahkan
dan mengkhususkan dia bagi Tuhan . Juga, untuk pelayanan-pelayan-
an dan kebaikan-kebaikan khusus yang dirancang untuk masa se-
lanjutnya. Keadaan-keadaan di seputar panggilan in bisa kita ketahui
sedikit banyak berdasarkan perkataan Stefanus (Kis. 7:2), yang di
G
286
dalamnya kita diberi tahu,
1. Bahwa Tuhan yang mahamulia menampakkan diri kepadanya
untuk memberinya panggilan ini. Dia menampakkan diri dalam
rupa kemuliaan-Nya yang begitu rupa sehingga tidak meninggal-
kan ruang bagi Abram untuk meragukan adanya wewenang ilahi
dalam panggilan ini. sesudah itu Tuhan berbicara kepadanya de-
ngan pelbagai cara. namun untuk kali pertama ini, saat hubung-
an-Nya dengan Abram akan ditetapkan, Ia menampakkan diri ke-
padanya sebagai Tuhan yang Mahamulia, dan berbicara kepadanya.
2. Bahwa panggilan ini diberikan kepadanya di Mesopotamia, sebe-
lum ia menetap di Haran. Oleh sebab itu, benarlah jika kita mem-
bacanya, TUHAN sudah berfirman kepada Abram, yaitu di Ur-
Kasdim. Dan, dalam ketaatan terhadap panggilan ini, seperti yang
diungkapkan lebih lanjut oleh Stefanus (Kis. 7:4), keluarlah ia dari
negeri orang Kasdim, lalu menetap di Haran, sekitar lima tahun,
dan dari sana, sesudah ayahnya meninggal, melalui perintah baru,
yang sesuai dengan perintah sebelumnya, Tuhan memindahkan dia
ke tanah Kanaan. Menurut sebagian orang, Haran terletak di Kas-
dim, dan dengan demikian masih merupakan bagian dari negeri
asal Abram, atau bahwa Abram, sesudah tinggal di sana selama
lima tahun, mulai menyebutnya sebagai negerinya, dan sudah
merasa betah di sana, sampai Tuhan memberi tahu dia bahwa ini
bukanlah tempat yang dimaksudkan-Nya bagi dia. Perhatikanlah,
jika Tuhan mengasihi kita, dan menyediakan belas kasihan-Nya
bagi kita, maka Ia tidak akan membiarkan kita menjadikan negeri
mana saja sebagai tempat peristirahatan kita jika negeri itu
tidak lebih baik dari Kanaan. namun Ia dengan penuh rahmat
akan mengulangi kembali panggilan ini, sampai pekerjaan baik
yang sudah dimulai dilaksanakan, dan jiwa kita berdiam hanya di
dalam Tuhan . Dalam panggilan itu sendiri kita mendapati sebuah
perintah dan sebuah janji.
I. Sebuah perintah yang menguji: Pergilah dari negerimu (ay. 1).
Sekarang,
1. Dengan perintah ini ia diuji apakah ia mencintai tanah kela-
hirannya dan teman-teman terkasihnya, dan apakah ia bisa
meninggalkan semuanya dengan rela, untuk pergi mengikuti
Tuhan . Negerinya sudah jatuh ke dalam penyembahan berhala,
Kitab Kejadian 12:1-3
287
sanak saudara dan rumah bapaknya selalu menjadi goda-
an baginya, dan ia tidak bisa terus berada bersama mereka
tanpa terhindar dari bahaya akan tertular oleh mereka. Oleh
sebab itu, keluarlah kamu, lk-lk Vade tibi, pergilah kamu,
cepat-cepat, larilah demi nyawamu, dan janganlah menoleh ke
belakang (19:17). Perhatikanlah, orang-orang yang berada
dalam keadaan dosa perlu cepat-cepat keluar darinya dengan
segera. Keluarlah demi dirimu sendiri (begitu sebagian orang
membacanya), maksudnya, demi kebaikanmu sendiri. Perhati-
kanlah, orang-orang yang meninggalkan dosa-dosa mereka,
dan berbalik kepada Tuhan , akan dengan sendirinya mendapat
keuntungan yang tak terkira dari perubahan itu (Ams. 19:12).
Perintah yang diberikan Tuhan kepada Abram ini amat serupa
dengan panggilan Injil yang melaluinya semua keturunan
rohani dari Abram yang beriman dibawa masuk ke dalam
kovenan dengan Tuhan . Sebab,
(1) Kasih sayang alami harus memberi jalan pada anugerah
ilahi. Bangsa kita tentu saja kita sayangi, sanak saudara
kita lebih kita sayangi lagi, dan rumah bapak kita paling
kita sayangi dari semuanya. Walaupun demikian, semua-
nya itu harus dibenci (Luk. 14:26), maksudnya, kita tidak
boleh mengasihi mereka lebih dibandingkan Kristus. Kita harus
membenci mereka demi Dia, dan, bilamana siapa saja dari
mereka ini bersaing dengan Kristus, mereka harus dike-
sampingkan, dan yang lebih diutamakan yaitu kehendak
dan kehormatan Tuhan Yesus.
(2) Dosa, dan semua kesempatan yang menimbulkannya, ha-
ruslah ditinggalkan, dan khususnya pergaulan yang buruk.
Kita harus mencampakkan semua berhala pelanggaran
yang telah terpancang di dalam hati kita, dan menjauh dari
jalan godaan, bahkan mencungkil mata yang kanan yang
membawa kita pada dosa (Mat. 5:29). Kita harus rela ber-
pisah dari apa yang paling kita sayangi, jika kita tidak
dapat mempertahankannya tanpa membahayakan kelu-
rusan hidup kita. Orang-orang yang bertekad menjalankan
perintah-perintah Tuhan haruslah meninggalkan pergaulan
dengan para pembuat kejahatan (Mzm. 119:115; Kis. 2:40).
(3) Dunia, dan segala kenikmatan kita di dalamnya, haruslah
kita pandang hina dan anggap remeh dengan hati kudus.
288
Kita tidak boleh lagi memandangnya sebagai negeri kita,
atau rumah kita, melainkan sebagai tempat penginapan
saja, dan sebab itu tidak boleh melekat padanya dan hidup
tidak terikat olehnya, bebas dari rasa sayang terhadapnya.
2. Dengan perintah ini ia diuji apakah ia dapat mempercayai
Tuhan lebih jauh dibandingkan yang dilihatnya. Sebab ia harus me-
ninggalkan negerinya sendiri, untuk pergi ke negeri yang akan
ditunjukkan Tuhan kepadanya. Tuhan tidak berkata, Itu yaitu
sebuah negeri yang akan Kuberikan kepadamu, melainkan
hanya, sebuah negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu.
Tidak pula Tuhan memberi tahu dia negeri apa itu, atau seperti
negeri itu. Ia hanya harus mengikuti Tuhan dengan iman se-
mata, dan percaya saja pada apa yang dikatakan Tuhan dalam
hal ini, secara umum, meskipun ia tidak diberi jaminan khu-
sus bahwa ia tidak akan rugi dengan meninggalkan negerinya
untuk mengikuti Tuhan . Perhatikanlah, orang-orang yang ingin
berurusan dengan Tuhan harus berurusan dengan mengandal-
kan kepercayaan. Kita harus meninggalkan apa yang kelihatan
demi apa yang tidak kelihatan, dan menerima penderitaan-
penderitaan zaman sekarang ini dengan berharap akan mene-
rima kemuliaan yang masih akan dinyatakan (Rm. 8:18).
Sebab, belum nyata apa keadaan kita kelak (1Yoh. 3:2), sama
seperti belum nyata bagi Abram, saat Tuhan memanggilnya
untuk pergi ke sebuah negeri yang akan ditunjukkan-Nya
kepadanya. Dengan cara ini Abram diajar untuk hidup dengan
terus bergantung pada petunjuk-Nya, dan dengan mata yang
selalu tertuju pada-Nya.
II. Inilah janji yang membesarkan hati, bahkan, ini yaitu perpaduan
dari janji-janji, dari banyak janji, janji-janji yang amat besar dan
berharga. Perhatikanlah, semua perintah Tuhan disertai dengan
janji-janji bagi mereka yang taat. Ia menyatakan diri-Nya juga
sebagai Pemberi imbalan: jika kita menuruti perintah-Nya, Tuhan
tidak akan ingkar untuk menepati janji-Nya. Di sini ada enam janji:
1. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar. saat
Tuhan mengambilnya dari bangsanya sendiri, Ia berjanji akan
menjadikannya pemimpin bangsa lain. Ia memotongnya supa-
Kitab Kejadian 12:1-3
289
ya tidak menjadi ranting pohon zaitun yang liar, supaya ia
menjadi akar pohon zaitun yang baik. Janji ini merupakan,
(1) Suatu kelegaan besar bagi beban Abram. Sebab, pada saat
ini ia tidak mempunyai anak. Perhatikanlah, Tuhan tahu
bagaimana menyesuaikan kebaikan-kebaikan-Nya dengan
apa yang dibutuhkan anak-anak-Nya. Dia yang mempunyai
perban untuk setiap luka akan menyediakan satu perban
untuk luka pertama yang paling menyakitkan itu.
(2) Suatu ujian besar bagi iman Abram. Sebab, istrinya sudah
lama mandul, sehingga, jika ia percaya, ia harus percaya
meskipun tidak ada harapan, dan imannya harus dibangun
hanya berdasarkan kuasa yang dapat menjadikan anak-
anak bagi Abraham dari batu-batu, dan menjadikan mereka
sebagai sebuah bangsa yang besar. Perhatikanlah,
[1] Tuhan menjadikan bangsa-bangsa: oleh Dia mereka dila-
hirkan dalam satu kali (Yes. 66:8), dan Ia berkata, untuk
membangun dan menanam mereka (Yer. 18:9). Dan,
[2] Jika sebuah bangsa dijadikan besar dalam kekayaan
dan kekuasaan, Tuhan -lah yang menjadikannya besar.
[3] Tuhan dapat membangkitkan bangsa-bangsa yang besar
dari tanah gersang, dan dapat membuat yang paling
kecil menjadi kaum yang besar.
2. Aku akan memberkati engkau, secara khusus dengan berkat
untuk beranak cucu dan bertambah banyak, sebagaimana Ia
telah memberkati Adam dan Nuh, maupun secara umum, Aku
akan memberkati engkau dengan segala macam berkat, baik
dari sumber-sumber di atas maupun sumber-sumber di ba-
wah. Tinggalkanlah rumah bapakmu, maka Aku akan mem-
berimu berkat sebagai bapa, yang lebih baik dibandingkan berkat
bapa-bapa leluhurmu. Perhatikanlah, orang-orang percaya
yang taat pasti akan mewarisi berkat.
3. Aku akan membuat namamu masyhur. Dengan meninggalkan
negerinya, ia kehilangan namanya di sana. Jangan khawatir-
kan itu, firman Tuhan , namun percayalah kepada-Ku, maka
Aku akan menjadikan namamu lebih besar dibandingkan yang
dapat engkau miliki di sana. sebab tidak mempunyai anak,
ia takut kalau-kalau ia tidak akan meninggalkan nama. namun
290
Tuhan akan menjadikannya bangsa yang besar, dan dengan
demikian membuat namanya besar. Perhatikanlah,
(1) Tuhan yaitu sumber kehormatan, dan dari Dialah datang
kemajuan hidup (1Sam. 2:8).
(2) Nama orang-orang percaya yang taat pasti akan dikenang
dan dijadikan besar. Kesaksian terbaik yaitu kesaksian
yang diperoleh bapa-bapa leluhur dengan iman (Ibr. 11:2).
4. Engkau akan menjadi berkat. Yakni,
(1) Kebahagiaanmu akan menjadi teladan kebahagiaan, se-
hingga jika orang-orang mau memberkati sahabat-sahabat
mereka, mereka akan berdoa agar Tuhan mau menjadikan
mereka seperti Abram, seperti dalam Rut 4:11. Perhatikan-
lah, cara-cara Tuhan berurusan dengan orang-orang percaya
yang taat begitu baik dan penuh rahmat sehingga kita
tidak perlu menginginkan yang lebih baik lagi bagi kita
atau teman-teman kita. Jika Tuhan yaitu Teman kita, itu
sudah merupakan berkat yang cukup.
(2) Hidupmu akan menjadi berkat bagi tempat-tempat di
mana engkau akan tinggal sebagai orang asing. Perhati-
kanlah, orang-orang baik yaitu berkat bagi bangsa me-
reka, dan merupakan kehormatan serta kebahagiaan mere-
ka yang tak terucapkan bahwa mereka dijadikan demikian.
5. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau,
dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau. Pernyataan
ini membuat Tuhan dan Abram seperti membentuk semacam
tim, baik untuk menyerang maupun bertahan. Abram dengan
sepenuh hati mendukung kepentingan Tuhan , dan di sini Tuhan
berjanji untuk melibatkan diri-Nya dalam kepentingannya.
(1) Ia berjanji akan menjadi Teman bagi teman-temannya,
akan menerima kebaikan yang ditunjukkan kepadanya se-
bagai kebaikan yang diperbuat bagi diri-Nya sendiri, dan
membalas mereka sesuai dengan itu. Tuhan akan memasti-
kan agar tak seorang pun rugi pada akhirnya, sebab sua-
tu pelayanan yang dilakukan bagi umat-Nya. Bahkan se-
cangkir air dingin sekalipun akan diberi imbalan.
(2) Ia berjanji akan bangkit melawan musuh-musuhnya. Ada
orang-orang yang bahkan membenci dan mengutuk Abram
sendiri. namun , sementara kutuk-kutuk mereka yang tak
Kitab Kejadian 12:1-3
291
beralasan tidak dapat menyakiti Abram, kutuk Tuhan yang
benar pasti akan mengalahkan dan menghancurkan mere-
ka (Bil. 24:9). Ini merupakan alasan yang baik mengapa
kita harus memberkati orang-orang yang mengutuk kita,
sebab sudah cukup bahwa Tuhan akan mengutuk mereka
(Mzm. 38:14-16).
6. Olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. Ini
merupakan janji yang memahkotai semua janji lainnya. Sebab
janji itu menunjuk pada Mesias, yang di dalam Dia semua janji
yaitu ya dan Amin.. Perhatikanlah,
(1) Yesus Kristus yaitu berkat yang besar bagi dunia, berkat
terbesar yang dengannya dunia pernah diberkati. Ia men-
jadi berkat bagi keluarga, dan oleh-Nya keselamatan di-
bawa ke dalam rumah (Luk. 19:9). jika kita meng-
hitung-hitung segala berkat bagi keluarga kita, hendaklah
kita menempatkan Kristus imprimis di tempat pertama,
sebagai berkat dari segala berkat. namun bagaimanakah
semua kaum di bumi diberkati di dalam Kristus, sementara
begitu banyak orang masih menjadi orang-orang asing
bagi-Nya? Jawabannya,
[1] Semua orang yang diberkati berarti diberkati di dalam
Dia (Kis. 4:12).
[2] Semua orang yang percaya, dari kaum apa pun mereka
berasal, akan diberkati di dalam Dia.
[3] Sebagian dari semua kaum di bumi diberkati di dalam
Dia.
[4] Ada sebagian berkat yang dengannya semua kaum di
bumi diberkati di dalam Kristus. Sebab keselamatan
Injil yaitu keselamatan bersama (Yud. 1:3).
(2) yaitu suatu kehormatan besar untuk dihubungkan de-
ngan Kristus. Inilah yang membuat nama Abram besar,
bahwa Mesias akan lahir dari keturunannya, jauh lebih
besar dibandingkan kenyataan bahwa ia akan menjadi bapa
bagi banyak bangsa. yaitu kehormatan bagi Abram untuk
menjadi bapa-Nya secara alami. Dan akan menjadi kehor-
matan bagi kita untuk menjadi saudara-saudari-Nya oleh
anugerah (Mat. 12:50).
292
Kedatangan Abram di Kanaan
(12:4-5)
4 Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lot
pun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun,
saat ia berangkat dari Haran. 5 Abram membawa Sarai, isterinya, dan Lot,
anak saudaranya, dan segala harta benda yang didapat mereka dan orang-
orang yang diperoleh mereka di Haran; mereka berangkat ke tanah Kanaan,
lalu sampai di situ.
Inilah,
I. Kepindahan Abram dari negerinya, pertama-tama dari Ur dan
kemudian dari Haran, dalam memenuhi panggilan Tuhan : Lalu
pergilah Abram. Ia tidak membangkang terhadap penglihatan
sorgawi itu, namun berbuat seperti yang diperintahkan kepadanya,
tanpa minta pertimbangan kepada manusia (Gal. 1:15-16). Ia
menunjukkan ketaatannya dengan cepat dan tanpa ditunda, tun-
duk dan tanpa membantah. Sebab ia berangkat dengan tidak
mengetahui tempat yang ia tujui (Ibr. 11:8), kecuali hanya menge-
tahui siapa yang diikutinya dan di bawah bimbingan siapa ia
pergi. Demikianlah Tuhan menggerakkan dia yang mendapat keme-
nangan di setiap langkahnya (Yes. 41:2).
II. Umurnya saat ia pindah: ia berumur tujuh puluh lima tahun, usia
saat seharusnya ia sudah beristirahat dan diam tenang di rumah.
namun , kalau Tuhan ingin membuatnya memulai dunia lagi seka-
rang dalam usianya yang sudah lanjut, maka ia akan menurut.
Inilah contoh dari orang tua yang memeluk agama Tuhan .
III. Teman-teman dan muatan yang dia bawa bersamanya.
1. Ia membawa istrinya, dan kemenakannya Lot, bersama-sama
dengan dia. Bukan dengan paksa dan bertentangan dengan
kemauan mereka, melainkan dengan ajakan. Sarai, istrinya,
tentu saja akan pergi bersama-sama dengan dia. Tuhan telah
menyatukan mereka bersama-sama, dan tidak ada yang boleh
memisahkan mereka. Jika Abram meninggalkan semuanya,
untuk mengikuti Tuhan , maka Sarai pun akan meninggalkan
semuanya, untuk mengikuti Abram, meskipun tidak satu pun
dari keduanya yang tahu ke mana mereka akan pergi. Dan
sungguh suatu rahmat bagi Abram untuk mempunyai teman
Kitab Kejadian 12:4-5
293
seperjalanan seperti itu, seorang penolong yang sepadan bagi-
nya. Perhatikanlah, sangatlah menghibur bila suami dan istri
sehati untuk pergi bersama-sama di jalan menuju sorga. Lot
juga, kerabatnya, dipengaruhi oleh teladan Abram yang baik,
yang mungkin menjadi pelindungnya sesudah kematian ayah-
nya, dan ia mau pergi bersama-sama dengan Abram juga. Per-
hatikanlah, orang-orang yang pergi ke Kanaan tidak perlu per-
gi sendirian. Sebab, meskipun sedikit saja yang menemukan
jalan sempit itu, namun terpujilah Tuhan , ada sebagian orang
yang menemukannya. Dan kita berhikmat jika kita pergi me-
nyertai orang-orang yang disertai Tuhan (Za. 8:23), ke mana
pun mereka pergi.
2. Mereka membawa serta segala hasil jerih payah mereka, yaitu
segala harta benda, dan barang-barang yang dapat dipindah-
kan, yang didapat mereka. Sebab,
(1) Bersama diri mereka sendiri, mereka ingin menyerahkan
segala-galanya, untuk diatur oleh Tuhan . Mereka tidak mau
menahan satu bagian pun dari harga yang harus mereka
bayar, namun mempertaruhkan segala-galanya di atas satu
dasar yang sama, dengan mengetahui bahwa dasar itu baik.
(2) Mereka ingin memperlengkapi diri dengan apa yang diper-
lukan, baik untuk melayani Tuhan maupun untuk memberi
persediaan bagi keluarga mereka, di negeri yang akan
mereka tuju. Jika ia membuang segala harta bendanya
sebab Tuhan telah berjanji akan memberkati dia, maka itu
berarti ia mencobai Tuhan , bukan mempercayai-Nya.
(3) Mereka tidak mau tergoda untuk kembali. Oleh sebab itu,
mereka tidak meninggalkan satu jejak pun di belakang me-
reka, supaya jangan itu membuat mereka ingat akan tanah
asal yang telah mereka tinggalkan.
3. Mereka membawa serta orang-orang yang diperoleh mereka,
maksudnya,
(1) Hamba-hamba yang telah mereka beli, yang merupakan
bagian dari harta mereka, namun disebut sebagai jiwa (KJV),
untuk mengingatkan tuan-tuan mereka bahwa hamba-
hamba mereka yang miskin itu mempunyai jiwa, jiwa yang
berharga, yang harus mereka perhatikan dan beri makanan
yang pantas.
294
(2) Orang-orang yang telah mereka pertobatkan, dan yang me-
reka ajak untuk datang menyembah Tuhan yang benar, dan
untuk pergi bersama-sama dengan mereka ke Kanaan:
jiwa-jiwa (sebagaimana yang diungkapkan oleh salah se-
orang rabi) yang telah mereka kumpulkan di bawah sayap
Keagungan ilahi. Perhatikanlah, orang-orang yang melayani
dan mengikuti Tuhan juga harus berbuat semampu mung-
kin untuk membuat orang lain melayani dan mengikuti Dia
seperti mereka. Jiwa-jiwa ini dikatakan telah mereka per-
oleh. Kita harus memandang diri sebagai pemeroleh-pemer-
oleh yang sejati jika kita hanya bisa memenangkan jiwa-
jiwa bagi Kristus.
IV. Inilah kedatangan mereka yang membahagiakan pada akhir per-
jalanan mereka: Mereka berangkat ke tanah Kanaan. Demikian juga
yang sudah mereka lakukan sebelumnya (11:31), dan kemudian
segera berangkat, namun mereka berhenti sejenak, lalu, dengan ta-
ngan yang baik dari Tuhan mereka yang menuntun mereka, tibalah
mereka di tanah Kanaan, di mana melalui pewahyuan yang baru
mereka diberi tahu bahwa inilah tanah yang telah dijanjikan akan
ditunjukkan Tuhan kepada mereka. Mereka tidak menjadi patah
semangat sebab kesulitan-kesulitan yang mereka jumpai di
tengah jalan, juga tidak dibelokkan oleh kesenangan-kesenangan
yang mereka temui, namun terus maju. Perhatikanlah,
1. Orang-orang yang sudah berangkat menuju sorga harus berte-
kun sampai akhir, harus terus menggapai apa yang ada di
hadapan mereka.
2. Apa yang kita lakukan dalam ketaatan pada perintah Tuhan ,
dan dalam mengikuti pemeliharaan-Nya secara rendah hati,
pasti akan berhasil, dan pada kesudahannya, akan berakhir
dengan penghiburan.
Ibadah Abram
(12:6-9)
6 Abram berjalan melalui negeri itu sampai ke suatu tempat dekat Sikhem,
yakni pohon tarbantin di More. Waktu itu orang Kanaan diam di negeri itu. 7
saat itu TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman: Aku
akan memberi negeri ini kepada keturunanmu. Maka didirikannya di
situ mezbah bagi TUHAN yang telah menampakkan diri kepadanya. 8 Kemu-
dian ia pindah dari situ ke pegunungan di sebelah timur Betel. Ia memasang
Kitab Kejadian 12:6-9
295
kemahnya dengan Betel di sebelah barat dan Ai di sebelah timur, lalu ia
mendirikan di situ mezbah bagi TUHAN dan memanggil nama TUHAN. 9
Sesudah itu Abram berangkat dan makin jauh ia berjalan ke Tanah Negeb.
Orang akan menyangka bahwa sesudah Abram diberi panggilan yang
luar biasa seperti itu untuk pergi ke tanah Kanaan, suatu peristiwa
besar seharusnya terjadi sesudah kedatangannya di sana. Bahwa
seharusnya ia disambut dengan segala kemungkinan tanda penghor-
matan dan penghargaan, dan bahwa raja-raja Kanaan seharusnya
langsung menyerahkan mahkota-mahkota mereka kepadanya, dan
memberinya penghormatan. namun tidak. Ia datang tanpa diketahui,
sedikit saja perhatian yang diberikan kepadanya, sebab Tuhan masih
ingin agar ia hidup dengan iman, dan memandang Kanaan, sekalipun
ia sedang berada di dalamnya, sebagai tanah perjanjian. Oleh sebab
itu, amatilah di sini,
I. Betapa sedikit penghiburan yang didapatinya di negeri yang di-
tujunya. Sebab,
1. Ia tidak memiliki negeri itu bagi dirinya sendiri: Waktu itu
orang Kanaan diam di negeri itu. Ia mendapati negeri itu
diduduki dan didiami oleh orang-orang Kanaan, yang kemung-
kinan merupakan tetangga yang jahat, dan tuan tanah yang
lebih jahat lagi. Dan, dari yang tampak, ia tidak bisa menda-
patkan tanah untuk memancangkan kemahnya tanpa seizin
mereka. Demikianlah orang-orang Kanaan yang terkutuk tam-
pak dalam keadaan yang lebih sejahtera dibandingkan Abram yang
terberkati itu. Perhatikanlah, anak-anak dunia ini biasanya
mendapat apa yang lebih dari dunia ini dibandingkan anak-
anak Tuhan .
2. Ia tidak mempunyai tempat kediaman di dalamnya. Ia berjalan
melalui negeri itu (ay. 6). Ia pindah ke pegunungan (ay. 8). Ia
berangkat dan makin jauh ia berjalan (ay. 9). Amatilah di sini,
(1) Kadang-kadang sudah menjadi nasib orang-orang baik bah-
wa mereka tidak bisa menetap, dan sering kali harus ber-
pindah-pindah tempat. Daud yang kudus juga berkelana,
berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain (Mzm.
56:9, KJV).
(2) Sering berpindah-pindahnya kita di dunia ini sering kali
berarti kita harus berpindah ke berbagai macam keadaan.
Abram tinggal sebagai orang asing, pertama di lembah (ay.
296
6, KJV), kemudian di pegunungan (ay. 8). Tuhan telah mem-
pertentangkan yang satu terhadap yang lain.
(3) Semua orang baik harus memandang diri mereka sendiri
sebagai orang-orang asing dan pelancong-pelancong di
dunia ini, dan dengan iman tidak melekat padanya yang
hanyalah sebuah negeri asing. Demikian juga yang diper-
buat Abram (Ibr. 11:8-14).
(4) Selagi kita berada di sini dalam keadaan kita sekarang ini,
kita harus berkelana, dan terus berjalan dengan kekuatan
demi kekuatan, seolah kita belum mencapai tujuan.
II. Betapa besar penghiburan yang dimilikinya di dalam Tuhan yang
diikutinya. Walaupun ia hanya mendapat sedikit kepuasan dalam
bergaul dengan orang-orang Kanaan yang ditemuinya di sana, ia
mendapat kesenangan berlimpah dalam bersekutu dengan Tuhan
yang membawanya ke sana, dan yang tidak meninggalkannya.
Persekutuan dengan Tuhan dijaga melalui firman dan doa. Demi-
kianlah, dengan firman dan doa itu, sesuai dengan cara-cara pe-
meliharaan ilahi saat itu, persekutuan Abram dengan Tuhan dijaga
di negeri peziarahannya.
1. Tuhan menampakkan diri kepada Abram, mungkin dalam suatu
penglihatan, dan menyampaikan kepadanya perkataan-per-
kataan yang baik dan menghibur: Aku akan memberi negeri
ini kepada keturunanmu. Perhatikanlah,
(1) Tak ada tempat atau keadaan hidup yang bisa menjauhkan
kita dari penghiburan lawatan-lawatan Tuhan yang penuh
rahmat. Abram yaitu seorang pengembara, tinggal semen-
tara di antara orang-orang Kanaan. Namun di sini juga ia
berjumpa dengan Dia yang hidup dan melihatnya. Musuh-
musuh bisa saja memisahkan kita dari kemah-kemah kita,
memisahkan kita dari mezbah-mezbah kita, namun tidak
bisa memisahkan kita dari Tuhan kita. Bahkan,
(2) Berkenaan dengan orang-orang yang dengan setia meng-
ikuti Tuhan di jalan kewajiban, meskipun Ia menjauhkan
mereka dari teman-teman mereka, Ia sendiri akan meng-
ganti kehilangan itu dengan penampakan-penampakan-Nya
yang penuh rahmat kepada mereka.
Kitab Kejadian 12:6-9
297
(3) Janji-janji Tuhan yaitu pasti dan memuaskan bagi semua
orang yang dengan penuh kesadaran hati nurani menjalan-
kan dan mematuhi perintah-perintah-Nya. Dan orang-
orang yang, dalam memenuhi panggilan Tuhan , meninggal-
kan atau kehilangan apa saja yang mereka sayangi, pasti
akan mendapat sesuatu yang lain yang lebih baik secara
berlipat ganda sebagai gantinya. Abram sudah meninggal-
kan negeri kelahirannya: Baiklah, firman Tuhan , Aku akan
memberi negeri ini kepadamu (Mat. 19:29).
(4) Tuhan menyatakan diri-Nya dan kebaikan-kebaikan-Nya
kepada umat-Nya secara bertahap. Sebelumnya Ia berjanji
akan menunjukkan negeri ini kepadanya, sekarang Ia akan
memberi nya kepadanya: seperti halnya anugerah ber-
tumbuh, demikian pula penghiburan.
(5) Sungguh menghibur jika kita memiliki negeri yang diberi-
kan Tuhan , bukan hanya melalui pemeliharaan-Nya, melain-
kan juga melalui janji-Nya.
(6) Belas kasihan kepada anak-anak yaitu belas kasihan ke-
pada orangtua. Aku akan memberi nya, bukan kepada-
mu, melainkan kepada keturunanmu. Negeri itu yaitu
pemberian yang disediakan bagi keturunannya, yang pada
saat itu, tampaknya, dipahami Abram juga sebagai pem-
berian berupa negeri yang lebih baik yang disediakan
baginya, yang diperlambangkan dengan negeri ini. Sebab ia
menantikan tanah air sorgawi (Ibr. 11:16).
2. Abram menyembah Tuhan dalam upacara-upacara yang dite-
tapkan-Nya. Ia mendirikan mezbah bagi TUHAN yang telah me-
nampakkan diri kepadanya, dan memanggil nama TUHAN (ay.
7-8). Sekarang pertimbangkanlah ini,
(1) Sebagai sesuatu yang dilakukan pada kesempatan khusus.
saat Tuhan menampakkan diri kepadanya, pada saat itu
dan di tempat itu juga ia mendirikan sebuah mezbah, de-
ngan mata yang tertuju kepada Tuhan yang telah menam-
pakkan diri kepadanya. Dengan demikian ia membalas
lawatan Tuhan , dan menjaga hubungannya dengan sorga,
seperti orang yang bertekad untuk tidak mengacaukan hu-
bungan itu. Demikianlah ia mengakui, dengan rasa syukur,
kebaikan Tuhan kepadanya yang telah mengadakan lawatan
298
dan janji yang penuh rahmat itu kepadanya. Dengan demi-
kian ia telah membuktikan keyakinannya dan kebergan-
tungannya pada firman yang telah disampaikan oleh Tuhan .
Perhatikanlah, orang percaya yang menjalankan imannya
mampu memuji Tuhan dengan sepenuh hati atas janji yang
penggenapannya belum ia lihat. Ia akan mendirikan mez-
bah untuk menghormati Tuhan yang menampakkan diri ke-
padanya, meskipun Ia belum menampakkan diri untuknya.
(2) Sebagai sesuatu yang akan terus diperbuatnya, ke mana
pun ia berpindah. Segera sesudah Abram sampai di Kanaan,
meskipun hanya tinggal sebagai orang asing di sana, ia
mendirikan dan menjaga ibadah kepada Tuhan di dalam ke-
luarganya. Dan di mana ada kemahnya, di situ ada mezbah
Tuhan , dan mezbah itu yaitu mezbah yang dikuduskan
dengan doa. Sebab ia tidak hanya memikirkan sisi upacara
dari agama, yaitu korban persembahan, namun juga dengan
kesadaran hati nurani menjalankan kewajiban alami untuk
mencari Tuhan nya, dan memanggil nama-Nya, yaitu korban
rohani yang dikenan oleh Tuhan . Ia mengabarkan berita ten-
tang nama Tuhan, yaitu, ia mengajarkan kepada keluarga-
nya dan tetangga-tetangganya pengetahuan akan Tuhan
yang benar dan agama-Nya yang kudus. Jiwa-jiwa yang
telah diperolehnya di Haran, yang sudah dimuridkan, harus
diajar lebih jauh. Perhatikanlah, orang-orang yang ingin
membuktikan diri sebagai anak-anak Abram yang setia,
dan ingin mewarisi berkat Abram, harus dengan penuh ke-
sadaran hati nurani menjaga ibadah yang khidmat kepada
Tuhan , khususnya dalam keluarga-keluarga mereka, sesuai
dengan teladan Abram. Beribadah dalam keluarga yaitu
jalan baik yang sudah lama dikenal, bukan penemuan
baru, melainkan sudah dilakukan sejak dulu kala oleh se-
mua orang kudus. Abram sangat kaya dan mempunyai
keluarga besar, dan sekarang hanya menetap sementara
serta berada di tengah-tengah musuh, namun, di mana
pun ia memancangkan kemahnya, di situ ia mendirikan
mezbah. Ke mana pun kita pergi, janganlah kita lupa untuk
membawa agama kita bersama-sama dengan kita.
Kitab Kejadian 12:10-13
299
Kepindahan Abram ke Mesir
(12:10-13)
10 saat kelaparan timbul di negeri itu, pergilah Abram ke Mesir untuk tinggal di
situ sebagai orang asing, sebab hebat kelaparan di negeri itu. 11 Pada waktu ia
akan masuk ke Mesir, berkatalah ia kepada Sarai, isterinya: Memang aku tahu,
bahwa engkau yaitu seorang perempuan yang cantik parasnya. 12 jika
orang Mesir melihat engkau, mereka akan berkata: Itu isterinya. Jadi mereka
akan membunuh aku dan membiarkan engkau hidup. 13 Katakanlah, bahwa
engkau adikku, supaya aku diperlakukan mereka dengan baik sebab engkau,
dan aku dibiarkan hidup oleh sebab engkau.
Inilah,
I. Kelaparan di negeri Kanaan, kelaparan yang hebat. Negeri yang
subur itu berubah menjadi tandus, bukan hanya untuk meng-
hukum pelanggaran orang-orang Kanaan yang berdiam di dalam-
nya, melainkan juga untuk menguji iman Abram yang tinggal di
sana sebagai orang asing. Dan sungguh itu ujian yang berat.
Ujian itu menguji apa yang akan dipikirkannya,
1. Tentang Tuhan yang telah membawanya ke sana: apakah ia
tidak akan segera berkata bersama keturunannya yang bersu-
ngut-sungut bahwa ia dibawa ke sana untuk dibunuh dengan
kelaparan (Kel. 16:3). Iman yang lemah tidak akan dapat men-
jaga pemikiran-pemikiran yang baik tentang Tuhan di dalam
pemeliharaan seperti itu.
2. Tentang tanah perjanjian: apakah ia akan berpikir bahwa
negeri yang diberikan itu pantas diterima atau tidak, dan
apakah patut dipertimbangkan lagi sebagai ganti negerinya
sendiri, sebab semua yang kelihatan saat itu menunjukkan
bahwa negeri itu yaitu suatu negeri yang memakan pen-
duduknya. Sekarang ia diuji apakah ia bisa bertekun dalam
keyakinan yang tak goncang bahwa Tuhan yang membawanya
ke Kanaan akan mempertahankannya di sana, dan apakah ia
dapat bersorak-sorak di dalam Dia sebagai Tuhan yang menye-
lamatkan dia saat pohon ara tidak berbunga (Hab. 3:17-18).
Perhatikanlah,
(1) Iman yang kuat biasanya dilatih dengan berbagai macam
cobaan, agar iman itu memperoleh puji-pujian dan kemulia-
an dan kehormatan (1Ptr. 1:6-7).
300
(2) Kadang-kadang Tuhan berkenan menguji orang-orang yang
baru memulai hidup beragama dengan penderitaan-pen-
deritaan yang hebat.
(3) Mungkin saja seseorang berada di jalan kewajiban, dan di
jalan menuju kebahagiaan, namun ia menjumpai perma-
salahan-permasalahan dan kekecewaan-kekecewaan yang
besar.
II. Kepindahan Abram ke Mesir, oleh sebab kelaparan ini. Lihatlah
betapa bijaknya Tuhan mengatur agar ada kelimpahan di satu
tempat saat ada kelangkaan di tempat lain, supaya, sebagai
anggota-anggota dari tubuh yang besar, kita tidak berkata satu
terhadap yang lain, aku tidak membutuhkan engkau. Pemeli-
haraan Tuhan memastikan agar ada persediaan di Mesir, dan kebi-
jaksanaan Abram memanfaatkan kesempatan itu. Sebab, kita
menguji Tuhan , dan tidak percaya kepada-Nya, jika, pada waktu
susah, kita tidak memakai sarana yang telah disediakan-Nya
dengan penuh rahmat untuk mempertahankan kehidupan kita.
Kita tidak boleh mengharapkan mujizat-mujizat yang tidak
diperlukan. namun apa yang terutama dapat diamati di sini, bagi
pujian Abram, yaitu bahwa pada kesempatan itu ia tidak ter-
pancing untuk kembali ke negeri yang sudah ditinggalkannya,
atau bahkan melangkah menuju ke negeri itu sekalipun. Tanah
kelahirannya terletak di bagian timur laut dari Kanaan. Dan oleh
sebab itu, saat ia, untuk sementara waktu, harus meninggalkan
Kanaan, ia memilih pergi ke Mesir, yang terletak di bagian barat
daya, di arah yang berlawanan, agar ia bahkan tak tampak meno-
leh ke belakang. Lihat Ibrani 11:15-16. Lebih jauh lagi amatilah,
saat ia turun ke Mesir, ia harus tinggal di sana sebagai orang
asing, bukan untuk menetap di sana. Perhatikanlah,
1. Meskipun mungkin Tuhan Sang Pemelihara, untuk sementara
waktu, melemparkan kita ke tempat-tempat yang buruk, tidak
seharusnya kita berdiam di sana lebih lama dari yang seperlunya.
Kita bisa tinggal di tempat di mana kita tidak boleh menetap.
2. Orang yang baik, selama ada di seberang sorga sini, di mana
pun ia tinggal, hanyalah tinggal sebagai orang asing.
III. Kesalahan besar yang diperbuat Abram: yaitu dalam menyangkali
istrinya, dan berpura-pura bahwa ia yaitu adiknya. Kitab Suci
Kitab Kejadian 12:10-13
301
tidak berat sebelah dalam menceritakan kelakuan-kelakuan bu-
ruk dari orang-orang kudus yang terkenal sekalipun. Semua kela-
kuan itu dicatat, bukan untuk kita tiru, melainkan sebagai peri-
ngatan bagi kita, agar siapa yang menyangka, bahwa ia teguh
berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh.
1. Kesalahannya yaitu menyembunyikan hubungannya dengan
Sarai, berbohong tentangnya, dan mengajar istrinya, dan juga
mungkin semua pengiringnya, untuk berbuat serupa. Apa
yang dikatakannya itu, dalam arti tertentu, yaitu benar
(20:12), namun itu dikatakan dengan niat untuk mengelabui. Ia
menyembunyikan kebenaran yang selanjutnya, sehingga pada
akhirnya sama saja dengan ia menyangkalinya, dan membuat
celah bagi istrinya maupun orang-orang Mesir untuk berbuat
dosa.
2. Apa yang berada di dasar semua itu yaitu suatu khayalannya
yang dilandasi rasa cemburu dan sikap pengecut, bahwa
sebagian orang Mesir akan begitu terpesona dengan kecantik-
an Sarai (sebab Mesir hanya melahirkan sedikit wanita cantik
seperti itu) sehingga, jika mereka tahu bahwa ia yaitu suami-
nya, mereka akan berusaha dengan berbagai cara untuk mem-
bunuhnya, supaya mereka bisa menikahinya. Ia mengira
bahwa mereka lebih memilih bersalah atas pembunuhan
dibandingkan atas perzinahan. Seperti itulah perzinahan dianggap
sebagai kejahatan yang keji pada waktu itu, dan seperti itulah
penghormatan suci yang diberikan pada ikatan pernikahan.
Dari sini ia menyimpulkan, tanpa alasan yang baik, bahwa
mereka akan membunuh aku. Perhatikanlah, takut pada ma-
nusia membawa jerat, dan banyak orang terjerumus ke dalam
dosa oleh sebab ngeri terhadap maut (Luk. 12:4-5). Anugerah
yang terkenal dimiliki Abram yaitu iman. Namun, ia jatuh
dengan cara demikian melalui ketidakpercayaan dan keraguan
terhadap Tuhan Sang Pemelihara, bahkan sesudah Tuhan menam-
pakkan diri kepadanya sebanyak dua kali. Aduh! Apa yang
akan terjadi dengan pohon-pohon gandarusa, jika pohon-
pohon aras digoncangkan seperti itu?
302
Abram Menyangkal Istrinya
(12:14-20)
14 Sesudah Abram masuk ke Mesir, orang Mesir itu melihat, bahwa perem-
puan itu sangat cantik, 15 dan saat punggawa-punggawa Firaun melihat
Sarai, mereka memuji-mujinya di hadapan Firaun, sehingga perempuan itu
dibawa ke istananya. 16 Firaun menyambut Abram dengan baik-baik, sebab
ia mengingini perempuan itu, dan Abram mendapat kambing domba, lembu
sapi, keledai jantan, budak laki-laki dan perempuan, keledai betina dan unta.
17 namun TUHAN menimpakan tulah yang hebat kepada Firaun, demikian
juga kepada seisi istananya, sebab Sarai, isteri Abram itu. 18 Lalu Firaun
memanggil Abram serta berkata: Apakah yang kauperbuat ini terhadap aku?
Mengapa tidak kauberitahukan, bahwa ia isterimu? 19 Mengapa engkau
katakan: dia adikku, sehingga aku mengambilnya menjadi isteriku? Seka-
rang, inilah isterimu, ambillah dan pergilah! 20 Lalu Firaun memerintahkan
beberapa orang untuk mengantarkan Abram pergi, bersama-sama dengan
isterinya dan segala kepunyaannya.
Inilah,
I. Bahaya yang mengancam Sarai sebab membiarkan kemurnian-
nya direnggut oleh raja Mesir. Tidak diragukan lagi bahwa bahaya
dosa yaitu bahaya terbesar yang dapat mengancam kita. Pung-
gawa-punggawa Firaun (atau lebih tepatnya mucikari-mucikari-
nya) melihat Sarai, dan, dengan mengamati betapa ia yaitu
wanita yang elok, mereka memuji-mujinya di hadapan Firaun,
bukan atas apa yang benar-benar merupakan pujian baginya
kebajikan dan kebersahajaannya, iman dan kesalehannya (semua
ini bukanlah keutamaan-keutamaan di mata mereka), melainkan
atas kecantikannya, yang mereka anggap terlalu indah untuk
jatuh ke dalam pelukan seorang hamba. Mereka menyarankannya
kepada raja, dan sekarang ia dibawa masuk ke dalam rumah
Firaun, seperti Ester dibawa masuk ke dalam istana Ahasyweros
(Est. 2:8), untuk diajak ke tempat tidurnya. Nah, kita tidak boleh
melihat Sarai sebagai orang yang mendapat kesempatan emas
untuk naik kedudukan, melainkan sebagai orang yang masuk ke
dalam pencobaan. Dan yang menyebabkan hal itu yaitu kecan-
tikannya sendiri (yang menjadi jerat bagi banyak orang) dan kebo-
hongan Abram, suatu dosa yang biasanya menjadi jalan masuk
bagi dosa yang lebih besar. Selama Sarai sedang berada dalam
bahaya ini, Abram mendapat perlakuan yang lebih baik oleh
sebab dia. Firaun memberi dia kambing domba, lembu sapi, dan
sebagainya (ay. 16), untuk mendapat hatinya, supaya Firaun bisa
berhasil dengan lebih mudah untuk mendapatkan Sarai, yang
Kitab Kejadian 12:14-20
303
dikiranya sebagai adik Abram. Kita tidak bisa berpikir bahwa
Abram sudah menduga hal ini akan terjadi saat ia turun ke
Mesir, apalagi sampai mengharapkan untuk menyangkal istrinya.
namun Tuhan mendatangkan kebaikan dari keburukan. Dan
dengan demikian kekayaan orang-orang berdosa ternyata, dalam
satu atau lain cara, ditumpuk bagi orang benar.
II. Dibebaskannya Sarai dari bahaya ini. Dengan kehendak-Nya sen-
diri Tuhan berulang kali membebaskan kita dari segala kesesakan
dan kesusahan yang kita datangkan sebab dosa dan kebodohan
kita sendiri. Kalau Dia tidak melakukan ini, kita sudah binasa
segera, bahkan sudah lama binasa. Kita tidak bisa mengharapkan
Tuhan untuk berjanji melakukan penyelamatan seperti ini kepada
kita. Ia tidak memperlakukan kita seperti yang sepantasnya
sudah harus kita dapatkan.
1. Tuhan menghajar Firaun, dan dengan demikian mencegah dia
melakukan dosa selanjutnya. Perhatikanlah, sungguh mem-
bahagiakan penghajaran-penghajaran yang mencegah kita di
jalan dosa, dan yang secara berhasil membawa kita pada
kewajiban kita, dan secara khusus pada kewajiban untuk me-
ngembalikan apa yang sudah kita ambil dan pertahankan
dengan salah. Amatilah, bukan Firaun saja, melainkan juga
seisi istananya tertimpa tulah, mungkin terutama punggawa-
punggawa yang sudah menyarankan Sarai kepada Firaun.
Perhatikanlah, kawan dalam dosa sudah sewajarnya dijadikan
kawan dalam hukuman. Orang yang melayani hawa nafsu
orang lain harus bersiap-siap akan berbagi dalam tulah me-
reka. Kita tidak diberi tahu secara khusus tulah-tulah apa ini.
namun tidak diragukan lagi bahwa ada sesuatu di dalam tulah-
tulah itu sendiri, atau suatu penjelasan yang ditambahkan
padanya, yang cukup untuk meyakinkan mereka bahwa
sebab Sarailah mereka ditimpa tulah seperti itu.
2. Firaun menegur Abram, dan kemudian menyuruhnya pergi
dengan hormat.
(1) Teguran itu tenang, namun sangat adil: Apakah yang kau-
perbuat ini terhadap aku? Sungguh suatu hal yang tak pan-
tas! Sungguh tidak patut dilakukan oleh orang yang bijak
dan baik! Perhatikanlah, jika orang-orang yang mengaku
304
beragama melakukan apa yang tidak baik dan tidak jujur,
terutama jika mereka mengatakan sesuatu yang sudah
masuk di dalam wilayah dusta, maka mereka harus sadar
bahwa dusta mereka itu akan ketahuan, dan berterima
kasih kepada orang-orang yang mau memberitahukannya
kepada mereka. Kita mendapati seorang nabi Tuhan pantas
ditegur dan dimarahi oleh seorang nakhoda kafir (Yun. 1:6).
Firaun berbantah dengannya: Mengapa tidak kauberitahu-
kan, bahwa ia isterimu?, yang menunjukkan bahwa, se-
andainya ia sudah mengetahui hal ini, ia tidak akan mem-
bawa Sarai ke dalam istananya. Perhatikanlah, yaitu
suatu kesalahan yang begitu sering dilakukan oleh orang-
orang baik bahwa mereka selalu curiga terhadap orang lain
melebihi yang sebenarnya. Sering kali kita mendapati lebih
banyak kebajikan, kehormatan, dan hati nurani pada seba-
gian orang dibandingkan yang kita duga. Jadi seharusnya kita
bergembira saat kita menjadi kecewa, seperti Abram yang
mendapati bahwa Firaun itu ternyata seorang yang baik
melebihi sangkaannya. Kemurahan hati mengajar kita un-
tuk mengharapkan yang terbaik.
(2) Perintah Firaun agar Abram pergi sungguh baik dan sangat
murah hati. Ia mengembalikan istrinya kepada dia tanpa
melakukan sesuatu yang menghina kehormatannya: Inilah
isterimu, ambillah (ay. 19). Perhatikanlah, orang-orang yang
ingin mencegah dosa harus menyingkirkan godaannya,
atau menjauhkan diri darinya. Firaun juga menyuruh Ab-
ram pergi dengan damai, dan sama sekali tidak mempunyai
rancangan untuk membunuhnya, seperti yang dikhawatir-
kan Abram, namun sebaliknya justru memedulikannya se-
cara khusus. Perhatikanlah, kita sering kali membingung-
kan dan menjerat diri kita sendiri dengan ketakutan-keta-
kutan yang akan segera terlihat tidak berdasar sama sekali.
Kita sering kali takut pada saat kita tidak perlu takut. Kita
terus gentar sepanjang hari terhadap kepanasan amarah
orang penganiaya, jika ia bersiap-siap memusnahkan,
padahal sebenarnya tidak ada bahaya (Yes. 51:13). Abram
akan lebih mendapat pujian dan penghiburan jika ia me-
ngatakan yang sebenarnya pada awalnya. Sebab, bagai-
manapun juga, kejujuran yaitu jalan yang paling aman.
Kitab Kejadian 12:14-20
305
Bahkan, dikatakan (ay. 20), Firaun memerintahkan bebe-
rapa orang untuk mengantarkan Abram pergi, yakni,
[1] Ia menyuruh mereka untuk tidak menyakiti Abram sedi-
kit pun. Perhatikanlah, tidak cukup bagi orang-orang
yang berkuasa untuk tidak menyakiti, namun mereka juga
harus mencegah hamba-hamba mereka, dan orang-orang
di sekeliling mereka, untuk menyakiti. Atau,
[2] Firaun menunjuk mereka sebagai pengawal, saat
Abram bersiap-siap kembali pulang, sesudah kelaparan
itu, untuk mengantarnya ke luar dari negeri itu dengan
aman. Ada kemungkinan ia menjadi ketakutan sebab
tulah-tulah itu (ay. 17), dan menyimpulkan darinya bah-
wa Abram yaitu orang kesayangan Sorga, dan oleh
sebab itu, sebab takut tulah-tulah itu akan datang kem-
bali, ia memastikan secara khusus agar Abram tidak
mendapat luka sedikit pun di negerinya. Perhatikanlah,
Tuhan sering kali membangkitkan sahabat-sahabat bagi
umat-Nya, dengan membuat orang-orang tahu bahwa
merekalah yang akan terancam bahaya jika mereka me-
nyakiti umat-Nya. Sungguh berbahaya jika kita menya-
kiti anak-anak kecil milik Kristus (Mat. 18:6). Kepada
bacaan inilah, selain bacaan-bacaan lain, sang pemaz-
mur merujuk mazmurnya (Mzm. 105:13-15), raja-raja
dihukum-Nya oleh sebab mereka: Jangan mengusik
orang-orang yang Kuurapi! Mungkin jika Firaun tidak
menyuruhnya pergi, ia akan tergoda untuk tinggal di
Mesir dan melupakan tanah perjanjian. Perhatikanlah,
kadang-kadang Tuhan memanfaatkan musuh-musuh
umat-Nya untuk menginsafkan mereka, dan mengingat-
kan mereka, bahwa dunia ini bukanlah tempat peristi-
rahatan bagi mereka, namun bahwa mereka harus ber-
pikir untuk meninggalkannya.
Yang terakhir, amatilah kemiripan antara pembebasan Abram dari
Mesir ini dan pembebasan keturunannya dari sana: 430 tahun sesu-
dah Abram pergi ke Mesir sebab kelaparan, mereka pergi ke sana
sebab kelaparan juga. Ia dibawa keluar dengan tulah-tulah yang
menimpa Firaun, demikian pula dengan mereka. Sama seperti Abram
disuruh pergi oleh Firaun, dan diperkaya dengan jarahan dari orang-
306
orang Mesir, demikian pula dengan mereka. Sebab pemeliharaan
Tuhan terhadap umat-Nya yaitu sama, baik kemarin maupun hari ini
dan sampai selama-lamanya.
PASAL 1 3
Dalam pasal ini kita mendapati kisah lebih lanjut tentang Abram.
I. Secara umum, tentang keadaan dan perilakunya di tanah
perjanjian, yang sekarang menjadi tanah peziarahannya.
1. Kepindahannya (ay. 1, 3-4, 18).
2. Kekayaannya (ay. 2).
3. Ibadahnya (ay. 4, 18).
II. Cerita khusus tentang pertengkaran yang terjadi antara dia
dan Lot.
1. Penyebab yang tidak menyenangkan dari perseteruan
mereka (ay. 5-6).
2. Pihak-pihak yang terlibat dalam perselisihan itu, dengan
suatu hal yang memperberatnya (ay. 7).
III. Diselesaikannya pertengkaran itu, dengan kebijaksanaan
Abram (ay. 8-9).
IV. Keberangkatan Lot dari Abram ke lembah Sodom (ay. 10-13).
V. Penampakan Tuhan kepada Abram, untuk meneguhkan janji
tanah Kanaan kepadanya (ay. 14, dst.).
Kepindahan Abram ke Kanaan
(13:1-4)
1 Maka pergilah Abram dari Mesir ke Tanah Negeb dengan isterinya dan segala
kepunyaannya, dan Lot pun bersama-sama dengan dia. 2 Adapun Abram
sangat kaya, banyak ternak, perak dan emasnya. 3 Ia berjalan dari tempat
persinggahan ke tempat persinggahan, dari Tanah Negeb sampai dekat Betel, di
mana kemahnya mula-mula berdiri, antara Betel dan Ai, 4 ke tempat mezbah
yang dibuatnya dahulu di sana; di situlah Abram memanggil nama TUHAN.
I. Inilah kembalinya Abram dari Mesir (ay. 1). Ia sendiri datang dan
membawa serta semua miliknya bersama-sama dengan dia kem-
308
bali ke Kanaan. Perhatikanlah, meskipun adakalanya kita harus
pergi ke tempat-tempat pencobaan, kita harus bergegas keluar
darinya secepat mungkin. Lihat Rut 1:6.
II. Kekayaannya: Ia sangat kaya (ay. 2). Ia sangat berat, begitulah
yang diartikan dalam bahasa Ibrani. Sebab kekayaan yaitu
beban, orang-orang yang ingin menjadi kaya hanyalah memuati
dirinya dengan tanah yang tebal (Hab. 2:6, KJV; TB: memuati diri-
nya dengan barang gadaian pen.). Ada beban pikiran dalam
mendapatkannya, ketakutan dalam menjaganya, godaan dalam
memakainya, kebersalahan dalam menyalahgunakannya, duka-
cita sebab kehilangannya, dan beban pertanggungjawaban, pada
akhirnya, yang harus diberikan berkenaan dengannya. Harta
milik yang besar hanya membuat orang menjadi berat dan tidak
leluasa. Abram tidak hanya kaya dalam iman dan perbuatan-per-
buatan baik, dan dalam janji-janji, namun juga ia kaya akan ter-
nak, perak dan emas. Perhatikanlah,
1. Tuhan , dalam pemeliharaan-Nya, terkadang membuat orang-
orang baik menjadi kaya, dan mengajar mereka bagaimana
hidup dalam kelimpahan, sama seperti bagaimana hidup ber-
kekurangan.
2. Kekayaan orang-orang baik yaitu buah-buah dari berkat
Tuhan . Tuhan telah berkata kepada Abram, Aku akan member-
kati engkau. Dan berkat itu menjadikannya kaya tanpa susah
payah (Ams. 10:22).
3. Kesalehan yang sejati sungguh akan berpadanan dengan ke-
makmuran besar. Meskipun sukar bagi orang kaya untuk ma-
suk sorga, namun itu tidaklah mustahil (Mrk. 10:23-24). Abram
sangat kaya, namun juga sangat saleh. Bahkan, sama seperti
kesalehan yaitu teman bagi kemakmuran lahiriah (1Tim. 4:8),
demikian pula kemakmuran lahiriah, jika diatur dengan baik,
merupakan perhiasan bagi kesalehan, dan memberi kesem-
patan untuk berbuat kebaikan yang jauh lebih besar lagi.
III. Kepindahannya ke Betel (ay. 3-4). Ke sanalah ia pergi, bukan ha-
nya sebab di sana ia sudah membangun kemahnya sebelumnya,
dan ia mau pergi mengunjungi teman-teman lamanya, namun juga
sebab di sana ia sudah mendirikan mezbahnya. Dan, meskipun
mezbah itu sudah tidak ada (mungkin ia sendiri yang meroboh-
Kitab Kejadian 13:5-9
309
kannya, saat ia meninggalkan tempat itu, supaya mezbah itu
tidak dicemarkan oleh orang-orang Kanaan yang menyembah
berhala), namun ia datang ke tempat mezbah, entah untuk mem-
bangkitkan kenangan akan persekutuan manis yang dimilikinya
dengan Tuhan di tempat itu, atau mungkin untuk membayar nazar
yang dibuatnya di sana kepada Tuhan saat ia memulai perjalan-
annya ke Mesir. Lama sesudah itu Tuhan mengirimkan Yakub ke
tempat yang sama ini untuk mendirikan mezbah juga (35:1),
pergilah ke Betel, di mana engkau bernazar. Kita perlu diingatkan,
dan harus memakai segala kesempatan untuk mengingatkan
diri kita sendiri, akan nazar-nazar yang kita buat dengan kesung-
guhan hati. Dan mungkin tempat di mana nazar-nazar itu dibuat
bisa membantu mengembalikannya dalam ingatan, dan oleh se-
bab itu mungkin baik bagi kita jika kita mengunjungi tempat itu.
IV. Ibadahnya di sana. Mezbahnya sudah tidak ada, sehingga ia tidak
bisa mempersembahkan korban. namun ia memanggil nama TUHAN,
seperti yang sudah diperbuatnya (12:8). Perhatikanlah,
1. Semua umat Tuhan yaitu umat yang berdoa. Kalau kita bisa
menemukan orang yang hidup tanpa nafas, maka kita bisa
menemukan orang Kristen yang hidup tanpa doa.
2. Orang-orang yang ingin membuktikan diri hidup lurus di ha-
dapan Tuhan mereka haruslah terus-menerus dan tekun dalam
menjalankan pelayanan-pelayanan agama. Abram tidak me-
ninggalkan agamanya begitu saja di Mesir, seperti yang banyak
dilakukan orang dalam perjalanan-perjalanan mereka.
3. jika kita tidak dapat melakukan apa yang ingin kita laku-
kan, kita harus dengan kesadaran hati nurani melakukan apa
yang bisa kita lakukan dalam perbuatan-perbuatan ibadah.
jika kita tidak mempunyai mezbah, janganlah sebab itu
kita tidak berdoa, namun , di mana pun kita berada, hendaklah
kita memanggil nama Tuhan.
Berpisahnya Lot dari Abram
(13:5-9)
5 Juga Lot, yang ikut bersama-sama dengan Abram, mempunyai domba dan
lembu dan kemah. 6 namun negeri itu tidak cukup luas bagi mereka untuk
diam bersama-sama, sebab harta milik mereka amat banyak, sehingga mere-
ka tidak dapat diam bersama-sama. 7 sebab itu terjadilah perkelahian
310
antara para gembala Abram dan para gembala Lot. Waktu itu orang Kanaan
dan orang Feris diam di negeri itu. 8 Maka berkatalah Abram kepada Lot:
Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, dan antara para
gembalaku dan para gembalamu, sebab kita ini kerabat. 9 Bukankah seluruh
negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku; jika
engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri.
Di sini kita mendapati perselisihan yang tidak menyenangkan antara
Abram dan Lot, yang sampai saat ini sudah menjadi kawan yang tak
terpisahkan (lihat ay. 1 dan pasal 12:4), namun sekarang berpisah.
I. Yang menyebabkan pertengkaran mereka yaitu kekayaan mere-
ka. Kita sudah membaca (ay. 2) betapa kayanya Abram. Sekarang
di sini kita diberi tahu (ay. 5) bahwa Lot, yang ikut bersama-sama
dengan Abram, juga kaya. Dan sebab itulah Tuhan memberkati
dia dengan kekayaan, sebab ia pergi bersama Abram. Perhati-
kanlah,
1. Sungguh baik berada bersama-sama dengan kawan yang baik,
dan pergi menyertai orang-orang yang disertai Tuhan (Za. 8:23).
2. Orang-orang yang berkawan dengan umat Tuhan dalam ketaat-
an dan penderitaan-penderitaan mereka akan berbagi bersama
mereka dalam sukacita dan penghiburan mereka (Yes. 66:10).
Sekarang, sebab mereka berdua sangat kaya, negeri itu tidak
cukup luas bagi mereka untuk diam bersama-sama secara nya-
man dan tenteram. Dan dengan demikian kekayaan mereka
dapat dipandang,
(1) Sebagai sesuatu yang menjauhkan mereka satu sama lain.
sebab tempatnya terlalu sempit bagi mereka, dan mereka
tidak mempunyai tempat untuk ternak mereka, maka
penting bagi mereka untuk hidup terpisah. Perhatikanlah,
setiap penghiburan di dunia ini selalu disertai dengan
salib. Pekerjaan yaitu suatu penghiburan, namun di da-
lamnya terdapat ketidaknyamanan ini, bahwa pekerjaan
membuat kita tidak bisa menghabiskan waktu bersama-
sama dengan orang-orang yang kita kasihi sesering atau
selama yang kita inginkan.
(2) Sebagai sesuatu yang membuat mereka berselisih satu
sama lain. Perhatikanlah, kekayaan sering kali menjadi pe-
nyebab perselisihan dan perseteruan di antara sanak sau-
dara dan para tetangga. Ini yaitu salah satu dari berba-
gai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang
Kitab Kejadian 13:5-9
311
ke dalamnya mereka yang ingin kaya terjatuh (1Tim. 6:9).
Kekayaan tidak saja menimbulkan persoalan yang diper-
selisihkan, dan merupakan sesuatu yang biasanya paling
banyak dipertentangkan, namun juga membangkitkan roh
percekcokan, sebab membuat orang congkak dan tamak.
Meum dan tuum milik