Selasa, 11 Februari 2025

Kejadian 8


 ktaatan terhadap perintah, Penuhilah bumi (9:1).” Tuhan  

memerintahkan mereka untuk berserak-serak.  Tidak!” 

kata mereka,  Kami tidak mau, kami ingin hidup dan mati 

bersama-sama.” Dalam hal ini, mereka mengikat diri mere-

ka masing-masing dan mengikatkan diri satu sama lain 


 272

dalam kesepakatan yang sangat besar ini. Supaya dapat 

bersatu dalam satu kerajaan yang sangat jaya, mereka me-

mutuskan untuk membangun kota dan menara ini, untuk 

menjadi kota utama kerajaan mereka serta pusat dari 

kesatuan mereka. Besar kemungkinan, Nimrod yang sangat 

haus akan kekuasaan itu ada di balik semua gerakan ini. 

Ia tidak puas dengan hanya memerintah kawasan tertentu, 

namun  sangat menginginkan sebuah kerajaan yang men-

dunia. Supaya dapat mencapai cita-cita ini, ia berusaha 

menyatukan mereka di bawah satu lembaga dengan dalih 

demi keselamatan mereka bersama, sehingga dengan me-

nempatkan mereka di bawah pengawasannya, ia dapat 

dengan mudah menguasai mereka. Perhatikan kelancangan 

orang-orang berdosa ini. Di sini kita mendapati,  

[1] Sebuah perlawanan yang terang-terangan kepada Tuhan : 

 Kamu harus berserak-serak,” Tuhan  berfirman.  namun  

kami tidak mau,” sahut mereka. Celakalah orang yang 

berbantah dengan Pembentuknya.  

[2] Sebuah persaingan yang terang-terangan dengan Tuhan . 

Merupakan hak istimewa Tuhan  sajalah untuk memerin-

tah seluruh dunia, sebagai TUHAN di atas segala tuan, 

Raja di atas segala raja. Orang yang menginginkan hak 

istimewa itu berarti berusaha melangkah ke dalam takh-

ta Tuhan , yang tidak akan pernah memberi  kemulia-

an-Nya kepada orang lain.  

Babel Dikacaubalaukan  

dan Diserakkan ke Seluruh Bumi 

(11:5-9) 

5 Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh 

anak-anak manusia itu, 6 dan Ia berfirman:  Mereka ini satu bangsa dengan 

satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai 

dari sekarang apapun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak 

akan dapat terlaksana. 7 Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana 

bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing.” 

8 Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi, dan 

mereka berhenti mendirikan kota itu. 9 Itulah sebabnya sampai sekarang 

nama kota itu disebut Babel, sebab  di situlah dikacaubalaukan TUHAN 

bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh 

bumi.

Kitab Kejadian 11:5-9 

 273 

Di sini kita membaca perihal penghancuran pekerjaan besar dari para 

pendiri Babel ini, dan penjungkirbalikan rancangan orang-orang yang 

sembrono itu, sehingga rancangan Tuhan  ditegakkan di atas mereka. 

Inilah,  

I. Tindakan Tuhan  untuk memeriksa rancangan yang sedang berjalan 

ini: Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota (ay. 5). Ungkapan ini 

sesuai dengan cara pengungkapan manusia. Sesungguhnya Tuhan  

mengetahui segala sesuatu dengan jelas dan utuh, seperti manu-

sia mengetahui dengan cara mendatangi tempat itu dan melihat 

apa yang sedang berlangsung di situ. Amatilah bahwa, 

1. Sebelum Tuhan  menghakimi perkara mereka, Ia melakukan 

penyelidikan atas perkara itu. Dalam mengadili dosa dan para 

pendosa, dan menjatuhkan hukuman, kebenaran dan keadilan 

Tuhan  tidaklah dapat ditandingi.   

2. Ungkapan itu mengungkapkan tindakan kerendahan diri Tuhan  

sampai bahkan mau memperhatikan bangunan ini, yang 

dibangga-banggakan oleh para pendirinya. Sebab, Ia meren-

dahkan diri untuk melihat semua kegiatan manusia di dunia 

bawah ini, bahkan yang terhebat sekalipun (Mzm. 113:6).  

3 Dikatakan bahwa bangunan itu yaitu  menara yang dibangun 

anak-anak manusia. Penekanan ini menunjukkan, 

(1) Kelemahan dan kerapuhan manusia. Sangat bodohlah anak-

anak manusia itu, binatang-binatang menjalar di bumi, untuk 

melawan Sorga secara terang-terangan, dan membangkitkan 

cemburu Tuhan , apakah mereka lebih kuat dibandingkan Dia?  

(2) Keadaan mereka yang penuh dosa dan sangat menjijikkan. 

Mereka yaitu  anak-anak Adam, begitulah yang dikatakan 

dalam bahasa Ibrani. Bahkan dari Adam itu, Adam yang 

berdosa dan tidak taat kepada Tuhan  itu. Anak-anaknya 

secara alami yaitu  anak-anak ketidaktaatan, anak-anak 

perusak.  

(3) Perbedaan mereka dari anak-anak Tuhan , orang-orang per-

caya. Dari mereka inilah para pembuat bangunan yang 

sembrono ini memisahkan diri serta membangun menara 

untuk mendukung dan melanjutkan pemisahan itu. Eber, 

orang benar itu, tidak ditemukan dalam kelompok orang-

orang fasik ini, sebab ia dan keturunannya disebut anak-


 274

anak Tuhan , dan itulah sebabnya hati mereka tidak tertarik 

kepada kesepakatan jahat itu, dan juga tidak menggabung-

kan diri dengan kumpulan anak-anak manusia itu.  

II. Rancangan dan keputusan Tuhan  yang kekal mengenai hal ini. Ia 

tidak turun sebagai seorang penonton, namun  sebagai seorang 

hakim, sebagai seorang raja, untuk mengamat-amati setiap orang 

yang congkak dan menundukkan mereka (Ayb. 40:7-9). Amatilah, 

1. Tuhan  membiarkan mereka menempuh jalan yang salah dalam 

pekerjaan mereka, supaya mereka dapat memiliki kesempatan 

untuk bertobat. Seandainya saja mereka masih memiliki 

sedikit pertimbangan baik yang tersisa, mereka akan merasa 

malu dan menjadi jemu sendiri. Jika tidak, kegagalan mereka 

akan menjadi lebih memalukan, dan jangan-jangan semua 

orang yang melintas akan mengejek mereka sambil berkata, 

Orang-orang itu mulai mendirikan, namun  mereka tidak sanggup 

menyelesaikannya, sehingga pekerjaan tangan mereka yang 

menjanjikan kehormatan abadi, berubah menjadi celaan yang 

tak berkesudahan. Perhatikan, Tuhan  memiliki maksud yang 

bijaksana dan kudus dalam memperbolehkan musuh-musuh 

kemuliaan-Nya melanjutkan rancangan besar mereka yang 

salah itu dilaksanakan secara besar-besaran dan menikmati 

keberhasilan dalam jangka waktu yang lama. 

2. saat  melalui banyak kesusahan dan kerja keras, mereka ber-

hasil mencapai sejumlah kemajuan besar dalam pembangunan 

ini, Tuhan  memutuskan untuk menghentikan kegiatan mereka 

dan menyerakkan mereka. Amatilah,  

(1) Kebenaran Tuhan  yang tampak dalam pertimbangan untuk 

melanjutkan keputusan ini (ay. 6). Ia mempertimbangkan 

dua hal:  

[1] Kesatuan mereka, sebagai sebuah alasan untuk menye-

rakkan mereka:  Mereka ini satu bangsa dengan satu 

bahasa untuk semuanya. Jika mereka terus bersatu, 

banyak bagian bumi ini tidak berpenghuni. Kekuasaan 

raja mereka akan menjadi terlampau besar dalam wak-

tu cepat. Kejahatan dan keduniawian akan merajalela 

melampaui batas, sebab mereka akan saling memper-

kuat diri dalam rancangan itu. Dan yang terburuk dari 

Kitab Kejadian 11:5-9 

 275 

semuanya yaitu , akan timbul ketidakseimbangan di 

dalam jemaat. Anak-anak manusia yang bersatu erat ini 

akan menelan habis anak-anak Tuhan  yang tersisa.” 

Itulah sebabnya dinyatakan dengan tegas bahwa mere-

ka tidak boleh bersatu. Perhatikanlah, kesatuan meru-

pakan sebuah kebijakan, namun  hal ini bukanlah tanda 

yang mutlak dari sebuah jemaat yang benar. Meskipun 

para pembuat bangunan di Babel itu berasal dari kaum 

keluarga, watak, dan kepentingan yang berbeda, mereka 

masih dapat bersepakat bulat melawan Tuhan . Sungguh 

memalukan kalau para pembuat bangunan dari Sion, 

yang meskipun bersatu di bawah satu kepala dan Roh, 

harus terbagi-bagi dalam melayani Tuhan ! Namun, ja-

nganlah heran akan hal itu, Kristus datang tidak untuk 

membawa damai.  

[2] Ketegaran tengkuk mereka, mulai dari sekarang, tidak 

ada yang tidak akan dapat terlaksana. Dan inilah se-

babnya mengapa rancangan mereka harus dihalangi 

dan digagalkan. Tuhan  telah mencoba mengingatkan me-

reka melalui perintah-perintah dan peringatan-peringat-

an-Nya, untuk mengeluarkan mereka dari rancangan 

besar ini, namun  semuanya sia-sia. Oleh sebab  itu, Ia 

harus memakai  cara lain dengan mereka. Perhati-

kan di sini, Pertama, kedahsyatan dosa dan kesengaja-

an orang berdosa. Semenjak Adam tidak dicegah makan 

buah dari pohon terlarang itu, keturunannya yang be-

lum dikuduskan merasa tidak sabar dengan larangan 

Tuhan  dan siap memberontak melawan larangan itu. Ke-

dua, perhatikanlah betapa perlunya penghakiman Tuhan  

atas bumi ini, untuk menjaga ketertiban dunia dan 

mengikat tangan-tangan yang tidak mau diperbaiki oleh 

hukum.  

(2) Kebijaksanaan dan belas kasihan Tuhan  dalam mengguna-

kan cara untuk menggagalkan rancangan besar ini (ay. 7): 

Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa 

mereka. Firman ini tidak ditujukan kepada para malaikat, 

seolah-olah Tuhan  membutuhkan nasihat atau pertolongan 

mereka. Di sini Tuhan  berbicara kepada diri-Nya sendiri, 

atau Bapa kepada Anak dan Roh Kudus. Orang-orang itu 


 276

berkata, Marilah kita membuat batu bata, dan Marilah kita 

dirikan sebuah menara, hingga menggelorakan semangat 

mereka satu sama lain pada upaya itu. Dan sekarang Tuhan  

berfirman, Baiklah Kita mengacaubalaukan bahasa mereka. 

Sebab, kalau manusia mendorong diri mereka untuk ber-

buat dosa, Tuhan  akan mendorong diri-Nya sendiri untuk me-

lakukan pembalasan (Yes. 59:17-18). Nah, amatilah di sini,  

[1] Belas kasihan Tuhan  dalam melunakkan hukuman, dan 

tidak melakukannya sepadan dengan kesalahan itu. 

Sebab Ia tidak memperlakukan kita setimpal dengan 

dosa kita. Ia tidak berfirman,  Baiklah Kita turun seka-

rang di dalam guntur dan kilat, dan membinasakan 

hidup orang-orang yang memberontak itu dalam seke-

jap,” atau  Biarlah bumi terbelah, menelan mereka dan 

bangunan mereka, serta biarlah mereka yang mencoba 

naik ke sorga melalui jalan yang salah akan turun ke 

neraka dengan cepat.” Tidak, tidak demikian, Ia hanya 

berfirman,  Baiklah Kita turun, dan menyerakkan mere-

ka.” Sebenarnya mereka pantas untuk dibinasakan, 

namun  mereka hanya dibuang atau dipindahkan, sebab  

kesabaran Tuhan  sangat besar terhadap dunia yang pe-

nuh pemberontakan ini. Penghakiman terutama disedia-

kan untuk keadaan hidup di dunia yang akan datang. 

Penghukuman Tuhan  atas orang-orang berdosa di dalam 

kehidupan sekarang ini, tidak lebih dibandingkan upaya pen-

cegahan dibandingkan dengan hukuman yang disedia-

kan untuk kehidupan yang akan datang.  

[2] Kebijaksanaan Tuhan  dalam memilih cara yang mem-

bawa hasil supaya rancangan Tuhan  itu tetap dapat ber-

lanjut, dengan cara mengacaubalaukan bahasa mereka, 

sehingga mereka tidak dapat saling mengerti pembicara-

an masing-masing. Mereka juga tidak dapat bergande-

ngan tangan dalam bekerja kalau bahasa mereka ber-

beda-beda. Jadi cara ini sangat tepat untuk menghenti-

kan pembangunan mereka (sebab, kalau mereka tidak 

dapat mengerti satu sama lain, mereka juga tidak dapat 

saling membantu). Selain itu, untuk membuat mereka 

bersedia berserak-serak, sebab, jika mereka tidak dapat 

mengerti satu sama lain, mereka tidak dapat saling 

Kitab Kejadian 11:5-9 

 277 

menyukai. Perhatikanlah, Tuhan  memiliki banyak cara, 

dan semua cara itu membawa hasil, untuk mengacau-

kan serta menggagalkan rancangan orang-orang som-

bong yang bangkit melawan Dia. Khususnya untuk me-

misahkan kelompok-kelompok di antara mereka sendiri, 

baik dengan memisahkan semangat mereka (Hak. 9:23), 

maupun dengan memisahkan bahasa mereka, seperti 

yang didoakan Daud (Mzm. 55:10). 

III. Pelaksanaan rancangan Tuhan  untuk melenyapkan dan mengga-

galkan rancangan manusia ini (ay. 8-9). Tuhan  ingin membuat me-

reka mengetahui perkataan siapa yang terwujud, perkataan-Nya 

atau perkataan mereka, seperti yang dinyatakan dalam Yeremia 

44:28. Meskipun mereka ada dalam kesatuan dan bersikap keras 

kepala, Tuhan  merupakan lawan yang terlampau berat buat mere-

ka, dan dalam hal ini kesombongan mereka ternyata menempat-

kan Tuhan  di atas mereka, sebab siapa yang mengeraskan hatinya 

terhadap Tuhan  dan tetap berhasil? Ada tiga hal yang dilakukan 

Tuhan  di sini:  

1. Bahasa mereka dikacaubalaukan. saat  menciptakan manu-

sia, Tuhan  mengajar manusia itu untuk berbicara dan menem-

patkan kata-kata ke dalam mulutnya yang cocok untuk me-

nyatakan buah pikirannya. Sekarang, Ia membuat para pen-

diri bangunan ini lupa akan bahasa lama mereka, dan mem-

buat mereka berbicara dan memahami sebuah bahasa baru, 

yang sekarang lazim digunakan orang-orang dari suku atau 

kaum keluarga yang sama, namun  tidak dapat digunakan oleh 

orang di luar mereka. Dengan begitu, orang-orang yang berada 

dalam satu kawasan dapat saling berbicara, namun  bukan 

dengan orang dari kawasan lain. Nah, 

(1) Ini yaitu  sebuah mujizat yang besar, dan merupakan bukti 

kuasa Tuhan  atas pikiran dan lidah manusia, seperti batang 

air di tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana yang Ia ingini.  

(2) Ini yaitu  penghukuman yang besar atas para pembuat 

bangunan itu. sebab  dengan penghukuman itu mereka 

tercabut dari pengetahuan dari zaman dahulu dan dari ba-

hasa yang kudus, sehingga mereka tidak mampu lagi saling 

berhubungan dengan jemaat yang benar, yang masih tetap 


 278

mempertahankan bahasa itu. Kemungkinan hal ini sangat 

berpengaruh atas hilangnya pengetahuan mereka akan 

Tuhan  yang benar.  

(3) Kita semua menderita sebab  hal itu sampai sekarang ini. 

Semua ketidaknyamanan yang kita tanggung akibat keane-

karagaman bahasa, serta semua kepedihan dan kesusahan 

yang kadang-kadang kita alami dalam mempelajari bahasa-

bahasa lain, membuat kita merasa jengkel atas pem-

berontakan nenek moyang kita di Babel. Bahkan semua 

pertentangan pendapat yang tidak menyenangkan akibat 

perselisihan kata-kata dan kesalahpahaman kita atas ba-

hasa orang lain, pada hemat saya, semuanya terjadi akibat 

kekacauan bahasa di Babel itu.  

(4) Dewasa ini ada beberapa orang yang berusaha merancang 

terbentuknya suatu karakter yang bisa berlaku umum di 

seluruh dunia, supaya dapat membuat sebuah bahasa 

yang bisa dimengerti oleh seluruh dunia. Namun, sehebat 

apa pun keinginan seperti ini, saya pikir itu hanya usaha 

yang sia-sia belaka, sebab  hal itu merupakan upaya mela-

wan keputusan hukuman ilahi, yang menyatakan bahwa 

bahasa bangsa-bangsa akan tetap berbeda-beda selama 

bumi ini masih berdiri.  

(5) Di sini kita boleh meratapi hilangnya bahasa Ibrani yang 

tadinya digunakan secara umum dan mendunia, yang 

sejak saat itu hanya menjadi bahasa kasar yang digunakan 

sehari-hari oleh orang-orang Ibrani, dan yang masih terus 

digunakan sampai masa pembuangan di Babel. Selanjut-

nya, bahkan di antara orang-orang Yahudi sendiri, bahasa 

itu digantikan dengan bahasa Aram. 

(6) Sebagaimana kekacauan bahasa itu memisahkan anak-

anak manusia dan menyerakkan mereka ke berbagai pen-

juru yang berbeda di seluruh bumi, begitu jugalah karunia 

lidah yang dicurahkan ke atas rasul-rasul (Kis. 2:1), mem-

berikan sumbangan besar dalam menghimpun anak-anak 

Tuhan  bersama-sama dari segenap penjuru bumi dan menya-

tukan mereka semua di dalam Kristus, sehingga dengan 

satu hati dan satu suara mereka dapat memuliakan Tuhan  

(Rm. 15:6).  

Kitab Kejadian 11:5-9 

 279 

2. Pembangunan yang tengah mereka kerjakan dihentikan: Mere-

ka berhenti mendirikan kota itu. Ini yaitu  akibat kekacau-

balauan bahasa mereka. Sebab kekacauan itu tidak saja mem-

buat mereka tidak dapat saling membantu, namun  mungkin me-

lumpuhkan semangat mereka sendiri sehingga mereka tidak 

dapat melanjutkan pekerjaan itu. Sebab dalam hal ini mereka 

melihat tangan Tuhan  bekerja melawan mereka. Perhatikanlah,  

(1) Sungguh bijaksana untuk tidak melanjutkan sesuatu yang 

menurut kita ditentang oleh Tuhan . 

(2) Tuhan  sanggup melenyapkan dan mengosongkan semua 

peralatan dan rancangan para pembuat bangunan Babel. 

Dia yang bersemayam di sorga menertawakan semua ran-

cangan raja-raja dunia yang bermufakat melawan Dia dan 

yang diurapi-Nya. Dia akan memaksa mereka untuk meng-

aku bahwa tidak ada hikmat dan pertimbangan yang dapat 

menandingi TUHAN (Ams. 21:30; Yes. 8:9-10).  

3. Para pembuat bangunan diserakkan ke segenap penjuru bumi 

(ay. 8-9). Mereka berangkat berkelompok-kelompok sesuai de-

ngan kaum keluarga mereka dan sesuai dengan bahasa mere-

ka (10:5, 20, 31) menuju berbagai negeri dan tempat yang 

ditentukan bagi mereka dalam pembagian yang telah dibuat. 

Hal ini telah mereka ketahui sebelumnya, namun  tidak segera 

mereka ambil hingga saat mereka terpaksa melakukannya. 

Amatilah di sini,  

(1) Hal yang sangat mereka takuti terjadi atas mereka. Bahwa 

penyebaran yang mereka hindari dengan melakukan pem-

bangkangan akhirnya terjadi atas mereka. Sebab besar 

kemungkinan kita akan terperangkap dalam masalah yang 

berusaha kita hindari dengan cara-cara tidak langsung dan 

penuh dosa.  

(2) Itu yaitu  pekerjaan Tuhan : TUHAN menyerakkan mereka. 

Tangan Tuhan  harus diakui ada di dalam semua pemelihara-

an Tuhan  untuk melakukan penyerakan. Jika kaum keluar-

ga terserak, hubungan terserak, dan jemaat juga terserak, 

itu yaitu  perbuatan TUHAN.  

(3) Meskipun mereka berusaha sekeras mungkin untuk meme-

gang erat-erat persatuan mereka, Tuhan  tetap menyerakkan 


 280

mereka. Sebab manusia tidak akan dapat menyatukan yang 

diceraikan Tuhan .  

(4) Dengan demikian, secara adil Tuhan  melakukan pembalasan 

atas perbuatan menggalang persatuan yang mereka laku-

kan dengan maksud membangun menara mereka. Penye-

rakan yang memalukan merupakan hukuman yang adil 

bagi persatuan yang penuh dosa. Simeon dan Lewi yang 

menjadi bersaudara dalam ketidakadilan dan perbuatan 

yang tidak berakhlak, dipisahkan di dalam diri Yakub 

(49:5, 7; Mzm. 83:4-14).  

(5) Mereka meninggalkan peringatan yang abadi perihal ke-

hinaan mereka, dalam bentuk nama yang diberikan kepada 

tempat itu. Tempat itu dinamakan Babel, kekacauan. 

Orang-orang yang ingin memiliki nama besar, umumnya 

berakhir dengan nama buruk.  

(6) Akhirnya, anak-anak manusia itu sekarang berserak-serak 

dan tidak akan pernah bersatu lagi, serta tidak akan per-

nah mau bersatu lagi, sampai datang hari yang besar itu, 

saat  Anak Manusia bersemayam di atas takhta kemulia-

an-Nya dan semua bangsa dikumpulkan di hadapan-Nya 

(Mat. 25:31-32).  

Silsilah dari Sem sampai dengan Abram 

(11:10-26) 

10 Inilah keturunan Sem. sesudah  Sem berumur seratus tahun, ia memper-

anakkan Arpakhsad, dua tahun sesudah  air bah itu. 11 Sem masih hidup lima 

ratus tahun, sesudah  ia memperanakkan Arpakhsad, dan ia memperanakkan 

anak-anak lelaki dan perempuan. 12 sesudah  Arpakhsad hidup tiga puluh lima 

tahun, ia memperanakkan Selah. 13 Arpakhsad masih hidup empat ratus tiga 

tahun, sesudah  ia memperanakkan Selah, dan ia memperanakkan anak-anak 

lelaki dan perempuan. 14 sesudah  Selah hidup tiga puluh tahun, ia memper-

anakkan Eber. 15 Selah masih hidup empat ratus tiga tahun, sesudah  ia 

memperanakkan Eber, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perem-

puan. 16 sesudah  Eber hidup tiga puluh empat tahun, ia memperanakkan 

Peleg. 17 Eber masih hidup empat ratus tiga puluh tahun, sesudah  ia memper-

anakkan Peleg, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. 18 

sesudah  Peleg hidup tiga puluh tahun, ia memperanakkan Rehu. 19 Peleg 

masih hidup dua ratus sembilan tahun, sesudah  ia memperanakkan Rehu, 

dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. 20 sesudah  Rehu 

hidup tiga puluh dua tahun, ia memperanakkan Serug. 21 Rehu masih hidup 

dua ratus tujuh tahun, sesudah  ia memperanakkan Serug, dan ia memper-

anakkan anak-anak lelaki dan perempuan. 22 sesudah  Serug hidup tiga puluh 

tahun, ia memperanakkan Nahor. 23 Serug masih hidup dua ratus tahun, 

sesudah  ia memperanakkan Nahor, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki 

dan perempuan. 24 sesudah  Nahor hidup dua puluh sembilan tahun, ia mem-

Kitab Kejadian 11:10-26 

 281 

peranakkan Terah. 25 Nahor masih hidup seratus sembilan belas tahun, 

sesudah  ia memperanakkan Terah, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki 

dan perempuan. 26 sesudah  Terah hidup tujuh puluh tahun, ia memperanak-

kan Abram, Nahor dan Haran. 

Kita mendapati di sini sebuah silsilah, bukan sebuah silsilah yang 

tanpa akhir, sebab di sini silsilah tersebut berakhir pada Abram, 

sahabat Tuhan , dan yang kemudian membawa kepada Kristus, ketu-

runan yang dijanjikan itu, yang yaitu  anak Abram. Dari Abramlah 

silsilah Kristus dihitung (Mat. 1:1, dan seterusnya). Dengan meng-

gabungkan Kejadian pasal 5, pasal 9, dan Matius pasal 1, pembaca 

akan memiliki sebuah silsilah yang utuh tentang Yesus Kristus, 

sebuah silsilah yang keutuhannya belum pernah ada yang seperti itu. 

Saya belum pernah mendapati silsilah utuh tentang siapa pun juga di 

dunia yang seperti ini, sebuah silsilah yang memiliki rentang waktu 

yang sedemikian jauh mulai dari sumber yang paling awal. Dengan 

menggabungkan ketiga gambaran silsilah ini, kita mendapati bahwa 

terdapat dua kali sepuluh, dan tiga kali empat belas keturunan di 

antara Adam yang pertama dan Adam yang kedua. Hal itu memper-

jelas bahwa Kristus bukan saja Anak Abraham, melainkan juga Anak 

Manusia, serta keturunan perempuan itu. Amatilah di sini, 

1. Tidak ada catatan yang terlewatkan perihal orang-orang yang ber-

ada dalam garis silsilah ini, termasuk nama-nama dan umur me-

reka. Tampaknya, melalui silsilah ini Roh Kudus ingin menyingkat 

sampai kepada kisah tentang Abram. Betapa sedikit pengetahuan 

kita tentang orang-orang yang telah mendahului kita di dunia ini, 

bahkan mereka yang tinggal di tempat yang sama dengan tempat 

tinggal kita, sama seperti kurangnya pengetahuan kita tentang 

orang-orang sebaya kita yang tinggal di tempat jauh! Bagian kita 

yang harus kita kerjakan di masa kita ini sudah cukup banyak, 

jadi biarkan Tuhan  sendiri mencari yang sudah lalu (Pkh. 3:15).  

2. Terjadi penurunan umur kehidupan mereka yang dapat kita 

amati. Sem mencapai umur 600 tahun, lebih singkat dibandingkan 

umur bapa-bapa pendahulu mereka sebelum air bah. Tiga ketu-

runan berikutnya mencapai umur kurang dari 500 tahun, tiga 

keturunan sesudahnya tidak ada yang mencapai umur 300 ta-

hun. sesudah  mereka, kita membaca tidak seorang pun mencapai 

umur 200 tahun, kecuali Terah. Dan tidak banyak yang berumur 

panjang sesudahnya. Musa memperkirakan umur kebanyakan 

orang biasanya mencapai sekitar tujuh puluh atau delapan puluh 


 282

tahun. saat  bumi mulai dipenuhi, hidup manusia mulai men-

jadi lebih singkat. Jadi penurunan itu haruslah dikaitkan dengan 

Pemeliharaan dan campur tangan Tuhan  yang bijak, dan bukannya 

dengan penurunan yang bersifat alami. namun  oleh sebab  orang-

orang pilihan, waktu itu akan dipersingkat. sebab  mereka itu 

jahat, baiklah usia mereka tidak lagi panjang, dan tidak mencapai 

umur nenek moyang mereka (47:9). 

3. Eber, yang namanya menjadi cikal bakal nama bangsa Ibrani, men-

capai umur paling panjang di antara orang-orang yang dilahirkan 

sesudah  air bah, yang mungkin dianugerahkan sebagai pahala atas 

kesalehannya yang luar biasa serta tetap melekat pada jalan-jalan 

Tuhan .  

Riwayat Abram 

(11:27-32) 

27 Inilah keturunan Terah. Terah memperanakkan Abram, Nahor dan Haran, 

dan Haran memperanakkan Lot. 28 saat  Terah, ayahnya, masih hidup, 

matilah Haran di negeri kelahirannya, di Ur-Kasdim. 29 Abram dan Nahor 

kedua-duanya kawin; nama isteri Abram ialah Sarai, dan nama isteri Nahor 

ialah Milka, anak Haran ayah Milka dan Yiska. 30 Sarai itu mandul, tidak 

mempunyai anak. 31 Lalu Terah membawa Abram, anaknya, serta cucunya, 

Lot, yaitu anak Haran, dan Sarai, menantunya, isteri Abram, anaknya; ia 

berangkat bersama-sama dengan mereka dari Ur-Kasdim untuk pergi ke 

tanah Kanaan, lalu sampailah mereka ke Haran, dan menetap di sana. 32 

Umur Terah ada dua ratus lima tahun; lalu ia mati di Haran. 

Di sinilah kisah tentang Abram dimulai, yang namanya kemudian ter-

kenal baik di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Di sini 

kita membaca perihal,  

I. Negeri asal-usulnya: Ur-Kasdim. Negeri ini yaitu  tanah kelahir-

annya, negeri penyembahan berhala, bahkan di sini pula keturun-

an Eber sendiri telah disesatkan imannya. Perhatikanlah, orang-

orang yang melalui anugerah mewarisi tanah perjanjian, harus 

selalu ingat akan tanah kelahiran mereka, tanah yang membuat 

keadaan mereka menjadi rusak dan penuh dosa secara alami, 

batu karang dari mana mereka terpahat.  

II. Hubungan garis keturunan Abram disebut di sini demi kepenting-

annya dan sebab  menjadi bagian dari kisah berikut. 

Kitab Kejadian 11:27-32 

 283 

1. Ayahnya bernama Terah, yang tentang namanya dikatakan 

dalam Yosua 24:2, bahwa ia beribadah kepada Tuhan -Tuhan  lain. 

Begitu cepat penyembahan berhala memperoleh pijakan di 

dunia ini tidak lama sesudah  dibinasakan melalui air bah. 

Bahkan orang-orang yang berpegang pada dasar-dasar pijakan 

yang benar pun merasa berat untuk melawan arus berhala ini. 

Walaupun dikatakan bahwa Terah berumur tujuh puluh 

tahun saat  ia memperanakkan Abram (ay. 26), Nahor, dan 

Haran (yang tampaknya menunjukkan kepada kita bahwa 

Abram anak sulung Terah yang dilahirkan saat  ia berusia 

tujuh puluh tahun), namun jika dibandingkan dengan ayat 32, 

yang menunjukkan bahwa Terah mati pada umur dua ratus 

lima tahun, serta dengan Kisah Para Rasul 7:4 (dan lebih 

diperjelas lagi oleh Kej. 12:4 – pen.) yang mengatakan bahwa 

Abram berumur tujuh puluh lima tahun saat  ia berangkat 

dari Haran, tampaknya ia dilahirkan saat  Terah berumur 

130 tahun, dan mungkin merupakan anak bungsunya. Sebab 

dalam pilihan Tuhan , sering terjadi bahwa yang terakhir akan 

menjadi yang terdahulu, dan yang terdahulu akan menjadi 

yang terakhir. Di sini kita mendapati, 

2. Beberapa catatan perihal saudara-saudara Abram. 

(1) Nahor, dari kaum keluarga inilah Ishak dan Yakub meng-

ambil istri-istri mereka.  

(2) Haran, ayah Lot, yang tentang dirinya dikatakan bahwa ia 

mati saat  Terah, ayahnya masih hidup (ay. 28). Perhati-

kanlah, tidak dapat dipastikan bahwa anak-anak akan 

tetap tinggal hidup sesudah orangtua mereka, sebab kema-

tian tidak datang berdasarkan urutan umur dengan cara 

mengambil yang lebih tua terlebih dahulu. Bayang-bayang 

maut itu kacau balau (Ayb. 10:22). Sama seperti yang telah 

dituliskan bahwa Haran mati di negeri kelahirannya, di Ur-

Kasdim, sebelum kepindahan yang menyenangkan dari 

kaum keluarga ini untuk keluar dari negeri orang-orang 

penyembah berhala. Perhatikan, kita harus peduli untuk 

cepat-cepat keluar dari watak duniawi kita, jangan sampai 

kematian datang dengan tiba-tiba dan mengejutkan kita.  

3. Nama istri Abram ialah Sarai, yang menurut sebagian orang 

sama dengan Yiska, puteri Haran. Abram sendiri berkata ten-


 284

tang Sarai bahwa dia yaitu  anak perempuan bapanya, bukan 

anak perempuan ibunya (20:12). Umurnya sepuluh tahun 

lebih muda dibandingkan Abram.  

III. Keberangkatan Abram keluar dari Ur, negeri orang Kasdim, ber-

sama-sama dengan Terah, ayahnya, serta Lot, kemenakannya, 

dalam ketaatan kepada panggilan Tuhan , yang akan kita baca lebih 

lanjut dalam pasal 12:1 dan seterusnya. Pasal ini berhenti sampai 

di Haran atau disebut juga Kharan, sebuah tempat yang terletak 

di pertengahan jalan antara Ur dan Kanaan. Di tempat itulah me-

reka tinggal, sampai Terah tutup usia. Mungkin keputusan untuk 

tinggal di tempat itu dilakukan sebab  orangtua itu sudah tidak 

mampu lagi melanjutkan perjalanan akibat berbagai kelemahan 

usia lanjut. Banyak orang berhasil sampai ke Haran, namun tidak 

pernah sampai ke Kanaan. Mereka sudah tidak jauh dari kerajaan 

Tuhan , namun tidak pernah sampai ke tempat itu. 

 

PASAL 12   

aris keturunan dan keluarga Abram kita dapati dalam pasal 

sebelumnya. Di sini Roh Kudus masuk ke dalam kisah Abram, dan 

mulai sekarang Abram serta keturunannya menjadi hampir satu-

satunya pelaku dalam sejarah suci. Dalam pasal ini diceritakan tentang,  

I.   Panggilan Tuhan  terhadap Abram untuk pergi ke tanah Kanaan 

(ay. 1-3).  

II.  Ketaatan Abram terhadap panggilan ini (ay. 4-5).  

III. Kedatangannya di tanah Kanaan (ay. 6-9).  

IV. Perjalanannya ke Mesir, disertai dengan cerita tentang apa 

yang terjadi dengan dia di sana. Kepergian Abram dan kesa-

lahan yang diperbuatnya (ay. 10-13). Bahaya yang menimpa 

Sarai dan pembebasannya (ay. 14-20). 

Panggilan terhadap Abram 

(12:1-3) 

1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram:  Pergilah dari negerimu dan dari 

sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutun-

jukkan kepadamu; 2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, 

dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan 

menjadi berkat. 3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati eng-

kau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua 

kaum di muka bumi akan mendapat berkat.” 

Di sini kita mendapati panggilan yang melaluinya Abram dipindahkan 

dari tanah kelahirannya ke tanah perjanjian. Hal ini dirancang baik 

untuk menguji iman dan ketaatannya maupun untuk memisahkan 

dan mengkhususkan dia bagi Tuhan . Juga, untuk pelayanan-pelayan-

an dan kebaikan-kebaikan khusus yang dirancang untuk masa se-

lanjutnya. Keadaan-keadaan di seputar panggilan in bisa kita ketahui 

sedikit banyak berdasarkan perkataan Stefanus (Kis. 7:2), yang di 


 286

dalamnya kita diberi tahu,  

1. Bahwa Tuhan  yang mahamulia menampakkan diri kepadanya 

untuk memberinya panggilan ini. Dia menampakkan diri dalam 

rupa kemuliaan-Nya yang begitu rupa sehingga tidak meninggal-

kan ruang bagi Abram untuk meragukan adanya wewenang ilahi 

dalam panggilan ini. sesudah  itu Tuhan  berbicara kepadanya de-

ngan pelbagai cara. namun  untuk kali pertama ini, saat  hubung-

an-Nya dengan Abram akan ditetapkan, Ia menampakkan diri ke-

padanya sebagai Tuhan  yang Mahamulia, dan berbicara kepadanya.  

2. Bahwa panggilan ini diberikan kepadanya di Mesopotamia, sebe-

lum ia menetap di Haran. Oleh sebab itu, benarlah jika kita mem-

bacanya, TUHAN sudah berfirman kepada Abram, yaitu di Ur-

Kasdim. Dan, dalam ketaatan terhadap panggilan ini, seperti yang 

diungkapkan lebih lanjut oleh Stefanus (Kis. 7:4), keluarlah ia dari 

negeri orang Kasdim, lalu menetap di Haran, sekitar lima tahun, 

dan dari sana, sesudah  ayahnya meninggal, melalui perintah baru, 

yang sesuai dengan perintah sebelumnya, Tuhan  memindahkan dia 

ke tanah Kanaan. Menurut sebagian orang, Haran terletak di Kas-

dim, dan dengan demikian masih merupakan bagian dari negeri 

asal Abram, atau bahwa Abram, sesudah  tinggal di sana selama 

lima tahun, mulai menyebutnya sebagai negerinya, dan sudah 

merasa betah di sana, sampai Tuhan  memberi tahu dia bahwa ini 

bukanlah tempat yang dimaksudkan-Nya bagi dia. Perhatikanlah, 

jika Tuhan  mengasihi kita, dan menyediakan belas kasihan-Nya 

bagi kita, maka Ia tidak akan membiarkan kita menjadikan negeri 

mana saja sebagai tempat peristirahatan kita jika  negeri itu 

tidak lebih baik dari Kanaan. namun  Ia dengan penuh rahmat 

akan mengulangi kembali panggilan ini, sampai pekerjaan baik 

yang sudah dimulai dilaksanakan, dan jiwa kita berdiam hanya di 

dalam Tuhan . Dalam panggilan itu sendiri kita mendapati sebuah 

perintah dan sebuah janji.   

I.  Sebuah perintah yang menguji: Pergilah dari negerimu (ay. 1). 

Sekarang, 

1. Dengan perintah ini ia diuji apakah ia mencintai tanah kela-

hirannya dan teman-teman terkasihnya, dan apakah ia bisa 

meninggalkan semuanya dengan rela, untuk pergi mengikuti 

Tuhan . Negerinya sudah jatuh ke dalam penyembahan berhala, 

Kitab Kejadian 12:1-3 

 287 

sanak saudara dan rumah bapaknya selalu  menjadi goda-

an baginya, dan ia tidak bisa terus berada bersama mereka 

tanpa terhindar dari bahaya akan tertular oleh mereka. Oleh 

sebab itu, keluarlah kamu, lk-lk – Vade tibi, pergilah kamu, 

cepat-cepat, larilah demi nyawamu, dan janganlah menoleh ke 

belakang (19:17). Perhatikanlah, orang-orang yang berada 

dalam keadaan dosa perlu cepat-cepat keluar darinya dengan 

segera. Keluarlah demi dirimu sendiri (begitu sebagian orang 

membacanya), maksudnya, demi kebaikanmu sendiri. Perhati-

kanlah, orang-orang yang meninggalkan dosa-dosa mereka, 

dan berbalik kepada Tuhan , akan dengan sendirinya mendapat 

keuntungan yang tak terkira dari perubahan itu (Ams. 19:12). 

Perintah yang diberikan Tuhan  kepada Abram ini amat serupa 

dengan panggilan Injil yang melaluinya semua keturunan 

rohani dari Abram yang beriman dibawa masuk ke dalam 

kovenan dengan Tuhan . Sebab,  

(1) Kasih sayang alami harus memberi jalan pada anugerah 

ilahi. Bangsa kita tentu saja kita sayangi, sanak saudara 

kita lebih kita sayangi lagi, dan rumah bapak kita paling 

kita sayangi dari semuanya. Walaupun demikian, semua-

nya itu harus dibenci (Luk. 14:26), maksudnya, kita tidak 

boleh mengasihi mereka lebih dibandingkan Kristus. Kita harus 

membenci mereka demi Dia, dan, bilamana siapa saja dari 

mereka ini bersaing dengan Kristus, mereka harus dike-

sampingkan, dan yang lebih diutamakan yaitu  kehendak 

dan kehormatan Tuhan Yesus. 

(2) Dosa, dan semua kesempatan yang menimbulkannya, ha-

ruslah ditinggalkan, dan khususnya pergaulan yang buruk. 

Kita harus mencampakkan semua berhala pelanggaran 

yang telah terpancang di dalam hati kita, dan menjauh dari 

jalan godaan, bahkan mencungkil mata yang kanan yang 

membawa kita pada dosa (Mat. 5:29). Kita harus rela ber-

pisah dari apa yang paling kita sayangi, jika  kita tidak 

dapat mempertahankannya tanpa membahayakan kelu-

rusan hidup kita. Orang-orang yang bertekad menjalankan 

perintah-perintah Tuhan  haruslah meninggalkan pergaulan 

dengan para pembuat kejahatan (Mzm. 119:115; Kis. 2:40).  

(3) Dunia, dan segala kenikmatan kita di dalamnya, haruslah 

kita pandang hina dan anggap remeh dengan hati kudus. 


 288

Kita tidak boleh lagi memandangnya sebagai negeri kita, 

atau rumah kita, melainkan sebagai tempat penginapan 

saja, dan sebab  itu tidak boleh melekat padanya dan hidup 

tidak terikat olehnya, bebas dari rasa sayang terhadapnya.  

2.  Dengan perintah ini ia diuji apakah ia dapat mempercayai 

Tuhan  lebih jauh dibandingkan yang dilihatnya. Sebab ia harus me-

ninggalkan negerinya sendiri, untuk pergi ke negeri yang akan 

ditunjukkan Tuhan  kepadanya. Tuhan  tidak berkata,  Itu yaitu  

sebuah negeri yang akan Kuberikan kepadamu,” melainkan 

hanya,  sebuah negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu.” 

Tidak pula Tuhan  memberi tahu dia negeri apa itu, atau seperti 

negeri itu. Ia hanya harus mengikuti Tuhan  dengan iman se-

mata, dan percaya saja pada apa yang dikatakan Tuhan  dalam 

hal ini, secara umum, meskipun ia tidak diberi jaminan khu-

sus bahwa ia tidak akan rugi dengan meninggalkan negerinya 

untuk mengikuti Tuhan . Perhatikanlah, orang-orang yang ingin 

berurusan dengan Tuhan  harus berurusan dengan mengandal-

kan kepercayaan. Kita harus meninggalkan apa yang kelihatan 

demi apa yang tidak kelihatan, dan menerima penderitaan-

penderitaan zaman sekarang ini dengan berharap akan mene-

rima kemuliaan yang masih akan dinyatakan (Rm. 8:18). 

Sebab, belum nyata apa keadaan kita kelak (1Yoh. 3:2), sama 

seperti belum nyata bagi Abram, saat  Tuhan  memanggilnya 

untuk pergi ke sebuah negeri yang akan ditunjukkan-Nya 

kepadanya. Dengan cara ini Abram diajar untuk hidup dengan 

terus bergantung pada petunjuk-Nya, dan dengan mata yang 

selalu  tertuju pada-Nya. 

II.  Inilah janji yang membesarkan hati, bahkan, ini yaitu  perpaduan 

dari janji-janji, dari banyak janji, janji-janji yang amat besar dan 

berharga. Perhatikanlah, semua perintah Tuhan  disertai dengan 

janji-janji bagi mereka yang taat. Ia menyatakan diri-Nya juga 

sebagai Pemberi imbalan: jika kita menuruti perintah-Nya, Tuhan  

tidak akan ingkar untuk menepati janji-Nya. Di sini ada enam janji:   

1.  Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar. saat  

Tuhan  mengambilnya dari bangsanya sendiri, Ia berjanji akan 

menjadikannya pemimpin bangsa lain. Ia memotongnya supa-

Kitab Kejadian 12:1-3 

 289 

ya tidak menjadi ranting pohon zaitun yang liar, supaya ia 

menjadi akar pohon zaitun yang baik. Janji ini merupakan,  

(1) Suatu kelegaan besar bagi beban Abram. Sebab, pada saat 

ini ia tidak mempunyai anak. Perhatikanlah, Tuhan  tahu 

bagaimana menyesuaikan kebaikan-kebaikan-Nya dengan 

apa yang dibutuhkan anak-anak-Nya. Dia yang mempunyai 

perban untuk setiap luka akan menyediakan satu perban 

untuk luka pertama yang paling menyakitkan itu.  

(2) Suatu ujian besar bagi iman Abram. Sebab, istrinya sudah 

lama mandul, sehingga, jika ia percaya, ia harus percaya 

meskipun tidak ada harapan, dan imannya harus dibangun 

hanya berdasarkan kuasa yang dapat menjadikan anak-

anak bagi Abraham dari batu-batu, dan menjadikan mereka 

sebagai sebuah bangsa yang besar. Perhatikanlah,   

[1] Tuhan  menjadikan bangsa-bangsa: oleh Dia mereka dila-

hirkan dalam satu kali (Yes. 66:8), dan Ia berkata, untuk 

membangun dan menanam mereka (Yer. 18:9). Dan,  

[2] Jika sebuah bangsa dijadikan besar dalam kekayaan 

dan kekuasaan, Tuhan -lah yang menjadikannya besar.  

[3] Tuhan  dapat membangkitkan bangsa-bangsa yang besar 

dari tanah gersang, dan dapat membuat yang paling 

kecil menjadi kaum yang besar. 

2. Aku akan memberkati engkau, secara khusus dengan berkat 

untuk beranak cucu dan bertambah banyak, sebagaimana Ia 

telah memberkati Adam dan Nuh, maupun secara umum,  Aku 

akan memberkati engkau dengan segala macam berkat, baik 

dari sumber-sumber di atas maupun sumber-sumber di ba-

wah. Tinggalkanlah rumah bapakmu, maka Aku akan mem-

berimu berkat sebagai bapa, yang lebih baik dibandingkan berkat 

bapa-bapa leluhurmu.” Perhatikanlah, orang-orang percaya 

yang taat pasti akan mewarisi berkat.  

3.  Aku akan membuat namamu masyhur. Dengan meninggalkan 

negerinya, ia kehilangan namanya di sana.  Jangan khawatir-

kan itu,” firman Tuhan ,  namun  percayalah kepada-Ku, maka 

Aku akan menjadikan namamu lebih besar dibandingkan yang 

dapat engkau miliki di sana.” sebab  tidak mempunyai anak, 

ia takut kalau-kalau ia tidak akan meninggalkan nama. namun  


 290

Tuhan  akan menjadikannya bangsa yang besar, dan dengan 

demikian membuat namanya besar. Perhatikanlah,  

(1) Tuhan  yaitu  sumber kehormatan, dan dari Dialah datang 

kemajuan hidup (1Sam. 2:8).  

(2) Nama orang-orang percaya yang taat pasti akan dikenang 

dan dijadikan besar. Kesaksian terbaik yaitu  kesaksian 

yang diperoleh bapa-bapa leluhur dengan iman (Ibr. 11:2). 

4.  Engkau akan menjadi berkat. Yakni,  

(1)  Kebahagiaanmu akan menjadi teladan kebahagiaan, se-

hingga jika orang-orang mau memberkati sahabat-sahabat 

mereka, mereka akan berdoa agar Tuhan  mau menjadikan 

mereka seperti Abram,” seperti dalam Rut 4:11. Perhatikan-

lah, cara-cara Tuhan  berurusan dengan orang-orang percaya 

yang taat begitu baik dan penuh rahmat sehingga kita 

tidak perlu menginginkan yang lebih baik lagi bagi kita 

atau teman-teman kita. Jika Tuhan  yaitu  Teman kita, itu 

sudah merupakan berkat yang cukup.  

(2)  Hidupmu akan menjadi berkat bagi tempat-tempat di 

mana engkau akan tinggal sebagai orang asing.” Perhati-

kanlah, orang-orang baik yaitu  berkat bagi bangsa me-

reka, dan merupakan kehormatan serta kebahagiaan mere-

ka yang tak terucapkan bahwa mereka dijadikan demikian.   

5.  Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, 

dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau. Pernyataan 

ini membuat Tuhan  dan Abram seperti membentuk semacam 

tim, baik untuk menyerang maupun bertahan. Abram dengan 

sepenuh hati mendukung kepentingan Tuhan , dan di sini Tuhan  

berjanji untuk melibatkan diri-Nya dalam kepentingannya.  

(1) Ia berjanji akan menjadi Teman bagi teman-temannya, 

akan menerima kebaikan yang ditunjukkan kepadanya se-

bagai kebaikan yang diperbuat bagi diri-Nya sendiri, dan 

membalas mereka sesuai dengan itu. Tuhan  akan memasti-

kan agar tak seorang pun rugi pada akhirnya, sebab  sua-

tu pelayanan yang dilakukan bagi umat-Nya. Bahkan se-

cangkir air dingin sekalipun akan diberi imbalan.  

(2) Ia berjanji akan bangkit melawan musuh-musuhnya. Ada 

orang-orang yang bahkan membenci dan mengutuk Abram 

sendiri. namun , sementara kutuk-kutuk mereka yang tak 

Kitab Kejadian 12:1-3 

 291 

beralasan tidak dapat menyakiti Abram, kutuk Tuhan  yang 

benar pasti akan mengalahkan dan menghancurkan mere-

ka (Bil. 24:9). Ini merupakan alasan yang baik mengapa 

kita harus memberkati orang-orang yang mengutuk kita, 

sebab sudah cukup bahwa Tuhan  akan mengutuk mereka 

(Mzm. 38:14-16). 

6. Olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. Ini 

merupakan janji yang memahkotai semua janji lainnya. Sebab 

janji itu menunjuk pada Mesias, yang di dalam Dia semua janji 

yaitu   ya” dan  Amin.”. Perhatikanlah,  

(1)  Yesus Kristus yaitu  berkat yang besar bagi dunia, berkat 

terbesar yang dengannya dunia pernah diberkati. Ia men-

jadi berkat bagi keluarga, dan oleh-Nya keselamatan di-

bawa ke dalam rumah (Luk. 19:9). jika  kita meng-

hitung-hitung segala berkat bagi keluarga kita, hendaklah 

kita menempatkan Kristus imprimis – di tempat pertama, 

sebagai berkat dari segala berkat. namun  bagaimanakah 

semua kaum di bumi diberkati di dalam Kristus, sementara 

begitu banyak orang masih menjadi orang-orang asing 

bagi-Nya? Jawabannya,  

[1] Semua orang yang diberkati berarti diberkati di dalam 

Dia (Kis. 4:12).  

[2] Semua orang yang percaya, dari kaum apa pun mereka 

berasal, akan diberkati di dalam Dia. 

[3] Sebagian dari semua kaum di bumi diberkati di dalam 

Dia.  

[4] Ada sebagian berkat yang dengannya semua kaum di 

bumi diberkati di dalam Kristus. Sebab keselamatan 

Injil yaitu  keselamatan bersama (Yud. 1:3).  

(2) yaitu  suatu kehormatan besar untuk dihubungkan de-

ngan Kristus. Inilah yang membuat nama Abram besar, 

bahwa Mesias akan lahir dari keturunannya, jauh lebih 

besar dibandingkan kenyataan bahwa ia akan menjadi bapa 

bagi banyak bangsa. yaitu  kehormatan bagi Abram untuk 

menjadi bapa-Nya secara alami. Dan akan menjadi kehor-

matan bagi kita untuk menjadi saudara-saudari-Nya oleh 

anugerah (Mat. 12:50). 


 292

Kedatangan Abram di Kanaan 

(12:4-5) 

4 Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lot 

pun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, 

saat  ia berangkat dari Haran. 5 Abram membawa Sarai, isterinya, dan Lot, 

anak saudaranya, dan segala harta benda yang didapat mereka dan orang-

orang yang diperoleh mereka di Haran; mereka berangkat ke tanah Kanaan, 

lalu sampai di situ. 

Inilah,  

I.  Kepindahan Abram dari negerinya, pertama-tama dari Ur dan 

kemudian dari Haran, dalam memenuhi panggilan Tuhan : Lalu 

pergilah Abram. Ia tidak membangkang terhadap penglihatan 

sorgawi itu, namun  berbuat seperti yang diperintahkan kepadanya, 

tanpa minta pertimbangan kepada manusia (Gal. 1:15-16). Ia 

menunjukkan ketaatannya dengan cepat dan tanpa ditunda, tun-

duk dan tanpa membantah. Sebab ia berangkat dengan tidak 

mengetahui tempat yang ia tujui (Ibr. 11:8), kecuali hanya menge-

tahui siapa yang diikutinya dan di bawah bimbingan siapa ia 

pergi. Demikianlah Tuhan  menggerakkan dia yang mendapat keme-

nangan di setiap langkahnya (Yes. 41:2). 

II.  Umurnya saat  ia pindah: ia berumur tujuh puluh lima tahun, usia 

saat seharusnya ia sudah beristirahat dan diam tenang di rumah. 

namun , kalau Tuhan  ingin membuatnya memulai dunia lagi seka-

rang dalam usianya yang sudah lanjut, maka ia akan menurut. 

Inilah contoh dari orang tua yang memeluk agama Tuhan .  

III.  Teman-teman dan muatan yang dia bawa bersamanya.  

1.  Ia membawa istrinya, dan kemenakannya Lot, bersama-sama 

dengan dia. Bukan dengan paksa dan bertentangan dengan 

kemauan mereka, melainkan dengan ajakan. Sarai, istrinya, 

tentu saja akan pergi bersama-sama dengan dia. Tuhan  telah 

menyatukan mereka bersama-sama, dan tidak ada yang boleh 

memisahkan mereka. Jika Abram meninggalkan semuanya, 

untuk mengikuti Tuhan , maka Sarai pun akan meninggalkan 

semuanya, untuk mengikuti Abram, meskipun tidak satu pun 

dari keduanya yang tahu ke mana mereka akan pergi. Dan 

sungguh suatu rahmat bagi Abram untuk mempunyai teman

Kitab Kejadian 12:4-5 

 293 

 seperjalanan seperti itu, seorang penolong yang sepadan bagi-

nya. Perhatikanlah, sangatlah menghibur bila suami dan istri 

sehati untuk pergi bersama-sama di jalan menuju sorga. Lot 

juga, kerabatnya, dipengaruhi oleh teladan Abram yang baik, 

yang mungkin menjadi pelindungnya sesudah  kematian ayah-

nya, dan ia mau pergi bersama-sama dengan Abram juga. Per-

hatikanlah, orang-orang yang pergi ke Kanaan tidak perlu per-

gi sendirian. Sebab, meskipun sedikit saja yang menemukan 

jalan sempit itu, namun terpujilah Tuhan , ada sebagian orang 

yang menemukannya. Dan kita berhikmat jika kita pergi me-

nyertai orang-orang yang disertai Tuhan  (Za. 8:23), ke mana 

pun mereka pergi.    

2.  Mereka membawa serta segala hasil jerih payah mereka, yaitu 

segala harta benda, dan barang-barang yang dapat dipindah-

kan, yang didapat mereka. Sebab,  

(1) Bersama diri mereka sendiri, mereka ingin menyerahkan 

segala-galanya, untuk diatur oleh Tuhan . Mereka tidak mau 

menahan satu bagian pun dari harga yang harus mereka 

bayar, namun  mempertaruhkan segala-galanya di atas satu 

dasar yang sama, dengan mengetahui bahwa dasar itu baik. 

(2) Mereka ingin memperlengkapi diri dengan apa yang diper-

lukan, baik untuk melayani Tuhan  maupun untuk memberi 

persediaan bagi keluarga mereka, di negeri yang akan 

mereka tuju. Jika ia membuang segala harta bendanya 

sebab  Tuhan  telah berjanji akan memberkati dia, maka itu 

berarti ia mencobai Tuhan , bukan mempercayai-Nya.  

(3) Mereka tidak mau tergoda untuk kembali. Oleh sebab itu, 

mereka tidak meninggalkan satu jejak pun di belakang me-

reka, supaya jangan itu membuat mereka ingat akan tanah 

asal yang telah mereka tinggalkan. 

3.  Mereka membawa serta orang-orang yang diperoleh mereka, 

maksudnya,  

(1) Hamba-hamba yang telah mereka beli, yang merupakan 

bagian dari harta mereka, namun  disebut sebagai jiwa (KJV), 

untuk mengingatkan tuan-tuan mereka bahwa hamba-

hamba mereka yang miskin itu mempunyai jiwa, jiwa yang 

berharga, yang harus mereka perhatikan dan beri makanan 

yang pantas.  


 294

(2) Orang-orang yang telah mereka pertobatkan, dan yang me-

reka ajak untuk datang menyembah Tuhan  yang benar, dan 

untuk pergi bersama-sama dengan mereka ke Kanaan: 

jiwa-jiwa (sebagaimana yang diungkapkan oleh salah se-

orang rabi) yang telah mereka kumpulkan di bawah sayap 

Keagungan ilahi. Perhatikanlah, orang-orang yang melayani 

dan mengikuti Tuhan  juga harus berbuat semampu mung-

kin untuk membuat orang lain melayani dan mengikuti Dia 

seperti mereka. Jiwa-jiwa ini dikatakan telah mereka per-

oleh. Kita harus memandang diri sebagai pemeroleh-pemer-

oleh yang sejati jika kita hanya bisa memenangkan jiwa-

jiwa bagi Kristus.     

IV. Inilah kedatangan mereka yang membahagiakan pada akhir per-

jalanan mereka: Mereka berangkat ke tanah Kanaan. Demikian juga 

yang sudah mereka lakukan sebelumnya (11:31), dan kemudian 

segera berangkat, namun  mereka berhenti sejenak, lalu, dengan ta-

ngan yang baik dari Tuhan  mereka yang menuntun mereka, tibalah 

mereka di tanah Kanaan, di mana melalui pewahyuan yang baru 

mereka diberi tahu bahwa inilah tanah yang telah dijanjikan akan 

ditunjukkan Tuhan  kepada mereka. Mereka tidak menjadi patah 

semangat sebab  kesulitan-kesulitan yang mereka jumpai di 

tengah jalan, juga tidak dibelokkan oleh kesenangan-kesenangan 

yang mereka temui, namun  terus maju. Perhatikanlah,  

1. Orang-orang yang sudah berangkat menuju sorga harus berte-

kun sampai akhir, harus terus menggapai apa yang ada di 

hadapan mereka.  

2.  Apa yang kita lakukan dalam ketaatan pada perintah Tuhan , 

dan dalam mengikuti pemeliharaan-Nya secara rendah hati, 

pasti akan berhasil, dan pada kesudahannya, akan berakhir 

dengan penghiburan. 

Ibadah Abram  

(12:6-9) 

6 Abram berjalan melalui negeri itu sampai ke suatu tempat dekat Sikhem, 

yakni pohon tarbantin di More. Waktu itu orang Kanaan diam di negeri itu. 7 

saat  itu TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman:  Aku 

akan memberi  negeri ini kepada keturunanmu.” Maka didirikannya di 

situ mezbah bagi TUHAN yang telah menampakkan diri kepadanya. 8 Kemu-

dian ia pindah dari situ ke pegunungan di sebelah timur Betel. Ia memasang

Kitab Kejadian 12:6-9 

 295 

kemahnya dengan Betel di sebelah barat dan Ai di sebelah timur, lalu ia 

mendirikan di situ mezbah bagi TUHAN dan memanggil nama TUHAN. 9 

Sesudah itu Abram berangkat dan makin jauh ia berjalan ke Tanah Negeb. 

Orang akan menyangka bahwa sesudah  Abram diberi panggilan yang 

luar biasa seperti itu untuk pergi ke tanah Kanaan, suatu peristiwa 

besar seharusnya terjadi sesudah  kedatangannya di sana. Bahwa 

seharusnya ia disambut dengan segala kemungkinan tanda penghor-

matan dan penghargaan, dan bahwa raja-raja Kanaan seharusnya 

langsung menyerahkan mahkota-mahkota mereka kepadanya, dan 

memberinya penghormatan. namun  tidak. Ia datang tanpa diketahui, 

sedikit saja perhatian yang diberikan kepadanya, sebab Tuhan  masih 

ingin agar ia hidup dengan iman, dan memandang Kanaan, sekalipun 

ia sedang berada di dalamnya, sebagai tanah perjanjian. Oleh sebab 

itu, amatilah di sini,   

I. Betapa sedikit penghiburan yang didapatinya di negeri yang di-

tujunya. Sebab,  

1.  Ia tidak memiliki negeri itu bagi dirinya sendiri: Waktu itu 

orang Kanaan diam di negeri itu. Ia mendapati negeri itu 

diduduki dan didiami oleh orang-orang Kanaan, yang kemung-

kinan merupakan tetangga yang jahat, dan tuan tanah yang 

lebih jahat lagi. Dan, dari yang tampak, ia tidak bisa menda-

patkan tanah untuk memancangkan kemahnya tanpa seizin 

mereka. Demikianlah orang-orang Kanaan yang terkutuk tam-

pak dalam keadaan yang lebih sejahtera dibandingkan Abram yang 

terberkati itu. Perhatikanlah, anak-anak dunia ini biasanya 

mendapat apa yang lebih dari dunia ini dibandingkan anak-

anak Tuhan .  

2.  Ia tidak mempunyai tempat kediaman di dalamnya. Ia berjalan 

melalui negeri itu (ay. 6). Ia pindah ke pegunungan (ay. 8). Ia 

berangkat dan makin jauh ia berjalan (ay. 9). Amatilah di sini,  

(1) Kadang-kadang sudah menjadi nasib orang-orang baik bah-

wa mereka tidak bisa menetap, dan sering kali harus ber-

pindah-pindah tempat. Daud yang kudus juga berkelana, 

berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain (Mzm. 

56:9, KJV).  

(2) Sering berpindah-pindahnya kita di dunia ini sering kali 

berarti kita harus berpindah ke berbagai macam keadaan. 

Abram tinggal sebagai orang asing, pertama di lembah (ay. 


 296

6, KJV), kemudian di pegunungan (ay. 8). Tuhan  telah mem-

pertentangkan yang satu terhadap yang lain.  

(3) Semua orang baik harus memandang diri mereka sendiri 

sebagai orang-orang asing dan pelancong-pelancong di 

dunia ini, dan dengan iman tidak melekat padanya yang 

hanyalah sebuah negeri asing. Demikian juga yang diper-

buat Abram (Ibr. 11:8-14).  

(4) Selagi kita berada di sini dalam keadaan kita sekarang ini, 

kita harus berkelana, dan terus berjalan dengan kekuatan 

demi kekuatan, seolah kita belum mencapai tujuan. 

II.  Betapa besar penghiburan yang dimilikinya di dalam Tuhan  yang 

diikutinya. Walaupun ia hanya mendapat sedikit kepuasan dalam 

bergaul dengan orang-orang Kanaan yang ditemuinya di sana, ia 

mendapat kesenangan berlimpah dalam bersekutu dengan Tuhan  

yang membawanya ke sana, dan yang tidak meninggalkannya. 

Persekutuan dengan Tuhan  dijaga melalui firman dan doa. Demi-

kianlah, dengan firman dan doa itu, sesuai dengan cara-cara pe-

meliharaan ilahi saat itu, persekutuan Abram dengan Tuhan  dijaga 

di negeri peziarahannya.  

1.  Tuhan  menampakkan diri kepada Abram, mungkin dalam suatu 

penglihatan, dan menyampaikan kepadanya perkataan-per-

kataan yang baik dan menghibur: Aku akan memberi  negeri 

ini kepada keturunanmu. Perhatikanlah,  

(1)  Tak ada tempat atau keadaan hidup yang bisa menjauhkan 

kita dari penghiburan lawatan-lawatan Tuhan  yang penuh 

rahmat. Abram yaitu  seorang pengembara, tinggal semen-

tara di antara orang-orang Kanaan. Namun di sini juga ia 

berjumpa dengan Dia yang hidup dan melihatnya. Musuh-

musuh bisa saja memisahkan kita dari kemah-kemah kita, 

memisahkan kita dari mezbah-mezbah kita, namun  tidak 

bisa memisahkan kita dari Tuhan  kita. Bahkan,  

(2) Berkenaan dengan orang-orang yang dengan setia meng-

ikuti Tuhan  di jalan kewajiban, meskipun Ia menjauhkan 

mereka dari teman-teman mereka, Ia sendiri akan meng-

ganti kehilangan itu dengan penampakan-penampakan-Nya 

yang penuh rahmat kepada mereka.  

Kitab Kejadian 12:6-9 

 297 

(3) Janji-janji Tuhan  yaitu  pasti dan memuaskan bagi semua 

orang yang dengan penuh kesadaran hati nurani menjalan-

kan dan mematuhi perintah-perintah-Nya. Dan orang-

orang yang, dalam memenuhi panggilan Tuhan , meninggal-

kan atau kehilangan apa saja yang mereka sayangi, pasti 

akan mendapat sesuatu yang lain yang lebih baik secara 

berlipat ganda sebagai gantinya. Abram sudah meninggal-

kan negeri kelahirannya:  Baiklah,” firman Tuhan ,  Aku akan 

memberi  negeri ini kepadamu” (Mat. 19:29). 

(4) Tuhan  menyatakan diri-Nya dan kebaikan-kebaikan-Nya 

kepada umat-Nya secara bertahap. Sebelumnya Ia berjanji 

akan menunjukkan negeri ini kepadanya, sekarang Ia akan 

memberi nya kepadanya: seperti halnya anugerah ber-

tumbuh, demikian pula penghiburan.  

(5) Sungguh menghibur jika kita memiliki negeri yang diberi-

kan Tuhan , bukan hanya melalui pemeliharaan-Nya, melain-

kan juga melalui janji-Nya.  

(6) Belas kasihan kepada anak-anak yaitu  belas kasihan ke-

pada orangtua.  Aku akan memberi nya, bukan kepada-

mu, melainkan kepada keturunanmu.” Negeri itu yaitu  

pemberian yang disediakan bagi keturunannya, yang pada 

saat itu, tampaknya, dipahami Abram juga sebagai pem-

berian berupa negeri yang lebih baik yang disediakan 

baginya, yang diperlambangkan dengan negeri ini. Sebab ia 

menantikan tanah air sorgawi (Ibr. 11:16). 

2. Abram menyembah Tuhan  dalam upacara-upacara yang dite-

tapkan-Nya. Ia mendirikan mezbah bagi TUHAN yang telah me-

nampakkan diri kepadanya, dan memanggil nama TUHAN (ay. 

7-8). Sekarang pertimbangkanlah ini,  

(1)  Sebagai sesuatu yang dilakukan pada kesempatan khusus. 

saat  Tuhan  menampakkan diri kepadanya, pada saat itu 

dan di tempat itu juga ia mendirikan sebuah mezbah, de-

ngan mata yang tertuju kepada Tuhan  yang telah menam-

pakkan diri kepadanya. Dengan demikian ia membalas 

lawatan Tuhan , dan menjaga hubungannya dengan sorga, 

seperti orang yang bertekad untuk tidak mengacaukan hu-

bungan itu. Demikianlah ia mengakui, dengan rasa syukur, 

kebaikan Tuhan  kepadanya yang telah mengadakan lawatan 


 298

dan janji yang penuh rahmat itu kepadanya. Dengan demi-

kian ia telah membuktikan keyakinannya dan kebergan-

tungannya pada firman yang telah disampaikan oleh Tuhan . 

Perhatikanlah, orang percaya yang menjalankan imannya 

mampu memuji Tuhan  dengan sepenuh hati atas janji yang 

penggenapannya belum ia lihat. Ia akan mendirikan mez-

bah untuk menghormati Tuhan  yang menampakkan diri ke-

padanya, meskipun Ia belum menampakkan diri untuknya.  

(2) Sebagai sesuatu yang akan terus diperbuatnya, ke mana 

pun ia berpindah. Segera sesudah  Abram sampai di Kanaan, 

meskipun hanya tinggal sebagai orang asing di sana, ia 

mendirikan dan menjaga ibadah kepada Tuhan  di dalam ke-

luarganya. Dan di mana ada kemahnya, di situ ada mezbah 

Tuhan , dan mezbah itu yaitu  mezbah yang dikuduskan 

dengan doa. Sebab ia tidak hanya memikirkan sisi upacara 

dari agama, yaitu korban persembahan, namun  juga dengan 

kesadaran hati nurani menjalankan kewajiban alami untuk 

mencari Tuhan nya, dan memanggil nama-Nya, yaitu korban 

rohani yang dikenan oleh Tuhan . Ia mengabarkan berita ten-

tang nama Tuhan, yaitu, ia mengajarkan kepada keluarga-

nya dan tetangga-tetangganya pengetahuan akan Tuhan  

yang benar dan agama-Nya yang kudus. Jiwa-jiwa yang 

telah diperolehnya di Haran, yang sudah dimuridkan, harus 

diajar lebih jauh. Perhatikanlah, orang-orang yang ingin 

membuktikan diri sebagai anak-anak Abram yang setia, 

dan ingin mewarisi berkat Abram, harus dengan penuh ke-

sadaran hati nurani menjaga ibadah yang khidmat kepada 

Tuhan , khususnya dalam keluarga-keluarga mereka, sesuai 

dengan teladan Abram. Beribadah dalam keluarga yaitu  

jalan baik yang sudah lama dikenal, bukan penemuan 

baru, melainkan sudah dilakukan sejak dulu kala oleh se-

mua orang kudus. Abram sangat kaya dan mempunyai 

keluarga besar, dan sekarang hanya menetap sementara 

serta berada di tengah-tengah musuh, namun, di mana 

pun ia memancangkan kemahnya, di situ ia mendirikan 

mezbah. Ke mana pun kita pergi, janganlah kita lupa untuk 

membawa agama kita bersama-sama dengan kita. 

Kitab Kejadian 12:10-13 

 299 

Kepindahan Abram ke Mesir  

(12:10-13)  

10 saat  kelaparan timbul di negeri itu, pergilah Abram ke Mesir untuk tinggal di 

situ sebagai orang asing, sebab hebat kelaparan di negeri itu. 11 Pada waktu ia

akan masuk ke Mesir, berkatalah ia kepada Sarai, isterinya:  Memang aku tahu, 

bahwa engkau yaitu  seorang perempuan yang cantik parasnya. 12 jika  

orang Mesir melihat engkau, mereka akan berkata: Itu isterinya. Jadi mereka 

akan membunuh aku dan membiarkan engkau hidup. 13 Katakanlah, bahwa 

engkau adikku, supaya aku diperlakukan mereka dengan baik sebab  engkau, 

dan aku dibiarkan hidup oleh sebab engkau. 

Inilah,  

I.   Kelaparan di negeri Kanaan, kelaparan yang hebat. Negeri yang 

subur itu berubah menjadi tandus, bukan hanya untuk meng-

hukum pelanggaran orang-orang Kanaan yang berdiam di dalam-

nya, melainkan juga untuk menguji iman Abram yang tinggal di 

sana sebagai orang asing. Dan sungguh itu ujian yang berat. 

Ujian itu menguji apa yang akan dipikirkannya,  

1. Tentang Tuhan  yang telah membawanya ke sana: apakah ia 

tidak akan segera berkata bersama keturunannya yang bersu-

ngut-sungut bahwa ia dibawa ke sana untuk dibunuh dengan 

kelaparan (Kel. 16:3). Iman yang lemah tidak akan dapat men-

jaga pemikiran-pemikiran yang baik tentang Tuhan  di dalam 

pemeliharaan seperti itu. 

2. Tentang tanah perjanjian: apakah ia akan berpikir bahwa 

negeri yang diberikan itu pantas diterima atau tidak, dan 

apakah patut dipertimbangkan lagi sebagai ganti negerinya 

sendiri, sebab  semua yang kelihatan saat itu menunjukkan 

bahwa negeri itu yaitu  suatu negeri yang memakan pen-

duduknya. Sekarang ia diuji apakah ia bisa bertekun dalam 

keyakinan yang tak goncang bahwa Tuhan  yang membawanya 

ke Kanaan akan mempertahankannya di sana, dan apakah ia 

dapat bersorak-sorak di dalam Dia sebagai Tuhan  yang menye-

lamatkan dia saat  pohon ara tidak berbunga (Hab. 3:17-18). 

Perhatikanlah,  

(1) Iman yang kuat biasanya dilatih dengan berbagai macam 

cobaan, agar iman itu memperoleh puji-pujian dan kemulia-

an dan kehormatan (1Ptr. 1:6-7).  


 300

(2) Kadang-kadang Tuhan  berkenan menguji orang-orang yang 

baru memulai hidup beragama dengan penderitaan-pen-

deritaan yang hebat.  

(3) Mungkin saja seseorang berada di jalan kewajiban, dan di 

jalan menuju kebahagiaan, namun ia menjumpai perma-

salahan-permasalahan dan kekecewaan-kekecewaan yang 

besar.  

II.  Kepindahan Abram ke Mesir, oleh sebab  kelaparan ini. Lihatlah 

betapa bijaknya Tuhan  mengatur agar ada kelimpahan di satu 

tempat saat  ada kelangkaan di tempat lain, supaya, sebagai 

anggota-anggota dari tubuh yang besar, kita tidak berkata satu 

terhadap yang lain,  aku tidak membutuhkan engkau.” Pemeli-

haraan Tuhan  memastikan agar ada persediaan di Mesir, dan kebi-

jaksanaan Abram memanfaatkan kesempatan itu. Sebab, kita 

menguji Tuhan , dan tidak percaya kepada-Nya, jika, pada waktu 

susah, kita tidak memakai  sarana yang telah disediakan-Nya 

dengan penuh rahmat untuk mempertahankan kehidupan kita. 

Kita tidak boleh mengharapkan mujizat-mujizat yang tidak 

diperlukan. namun  apa yang terutama dapat diamati di sini, bagi 

pujian Abram, yaitu  bahwa pada kesempatan itu ia tidak ter-

pancing untuk kembali ke negeri yang sudah ditinggalkannya, 

atau bahkan melangkah menuju ke negeri itu sekalipun. Tanah 

kelahirannya terletak di bagian timur laut dari Kanaan. Dan oleh 

sebab itu, saat  ia, untuk sementara waktu, harus meninggalkan 

Kanaan, ia memilih pergi ke Mesir, yang terletak di bagian barat 

daya, di arah yang berlawanan, agar ia bahkan tak tampak meno-

leh ke belakang. Lihat Ibrani 11:15-16. Lebih jauh lagi amatilah, 

saat  ia turun ke Mesir, ia harus tinggal di sana sebagai orang 

asing, bukan untuk menetap di sana. Perhatikanlah,  

1. Meskipun mungkin Tuhan  Sang Pemelihara, untuk sementara 

waktu, melemparkan kita ke tempat-tempat yang buruk, tidak 

seharusnya kita berdiam di sana lebih lama dari yang seperlunya. 

Kita bisa tinggal di tempat di mana kita tidak boleh menetap.  

2. Orang yang baik, selama ada di seberang sorga sini, di mana 

pun ia tinggal, hanyalah tinggal sebagai orang asing.  

III. Kesalahan besar yang diperbuat Abram: yaitu dalam menyangkali 

istrinya, dan berpura-pura bahwa ia yaitu  adiknya. Kitab Suci 

Kitab Kejadian 12:10-13 

 301 

tidak berat sebelah dalam menceritakan kelakuan-kelakuan bu-

ruk dari orang-orang kudus yang terkenal sekalipun. Semua kela-

kuan itu dicatat, bukan untuk kita tiru, melainkan sebagai peri-

ngatan bagi kita, agar siapa yang menyangka, bahwa ia teguh 

berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh.  

1. Kesalahannya yaitu  menyembunyikan hubungannya dengan 

Sarai, berbohong tentangnya, dan mengajar istrinya, dan juga 

mungkin semua pengiringnya, untuk berbuat serupa. Apa 

yang dikatakannya itu, dalam arti tertentu, yaitu  benar 

(20:12), namun  itu dikatakan dengan niat untuk mengelabui. Ia 

menyembunyikan kebenaran yang selanjutnya, sehingga pada 

akhirnya sama saja dengan ia menyangkalinya, dan membuat 

celah bagi istrinya maupun orang-orang Mesir untuk berbuat 

dosa. 

2.  Apa yang berada di dasar semua itu yaitu  suatu khayalannya 

yang dilandasi rasa cemburu dan sikap pengecut, bahwa 

sebagian orang Mesir akan begitu terpesona dengan kecantik-

an Sarai (sebab  Mesir hanya melahirkan sedikit wanita cantik 

seperti itu) sehingga, jika mereka tahu bahwa ia yaitu  suami-

nya, mereka akan berusaha dengan berbagai cara untuk mem-

bunuhnya, supaya mereka bisa menikahinya. Ia mengira 

bahwa mereka lebih memilih bersalah atas pembunuhan 

dibandingkan atas perzinahan. Seperti itulah perzinahan dianggap 

sebagai kejahatan yang keji pada waktu itu, dan seperti itulah 

penghormatan suci yang diberikan pada ikatan pernikahan. 

Dari sini ia menyimpulkan, tanpa alasan yang baik, bahwa 

mereka akan membunuh aku. Perhatikanlah, takut pada ma-

nusia membawa jerat, dan banyak orang terjerumus ke dalam 

dosa oleh sebab  ngeri terhadap maut (Luk. 12:4-5). Anugerah 

yang terkenal dimiliki Abram yaitu  iman. Namun, ia jatuh 

dengan cara demikian melalui ketidakpercayaan dan keraguan 

terhadap Tuhan  Sang Pemelihara, bahkan sesudah  Tuhan  menam-

pakkan diri kepadanya sebanyak dua kali. Aduh! Apa yang 

akan terjadi dengan pohon-pohon gandarusa, jika  pohon-

pohon aras digoncangkan seperti itu? 


 302

Abram Menyangkal Istrinya  

(12:14-20)  

14 Sesudah Abram masuk ke Mesir, orang Mesir itu melihat, bahwa perem-

puan itu sangat cantik, 15 dan saat  punggawa-punggawa Firaun melihat 

Sarai, mereka memuji-mujinya di hadapan Firaun, sehingga perempuan itu 

dibawa ke istananya. 16 Firaun menyambut Abram dengan baik-baik, sebab  

ia mengingini perempuan itu, dan Abram mendapat kambing domba, lembu 

sapi, keledai jantan, budak laki-laki dan perempuan, keledai betina dan unta. 

17 namun  TUHAN menimpakan tulah yang hebat kepada Firaun, demikian 

juga kepada seisi istananya, sebab  Sarai, isteri Abram itu. 18 Lalu Firaun 

memanggil Abram serta berkata:  Apakah yang kauperbuat ini terhadap aku? 

Mengapa tidak kauberitahukan, bahwa ia isterimu? 19 Mengapa engkau 

katakan: dia adikku, sehingga aku mengambilnya menjadi isteriku? Seka-

rang, inilah isterimu, ambillah dan pergilah!” 20 Lalu Firaun memerintahkan 

beberapa orang untuk mengantarkan Abram pergi, bersama-sama dengan 

isterinya dan segala kepunyaannya. 

Inilah,  

I.   Bahaya yang mengancam Sarai sebab  membiarkan kemurnian-

nya direnggut oleh raja Mesir. Tidak diragukan lagi bahwa bahaya 

dosa yaitu  bahaya terbesar yang dapat mengancam kita. Pung-

gawa-punggawa Firaun (atau lebih tepatnya mucikari-mucikari-

nya) melihat Sarai, dan, dengan mengamati betapa ia yaitu  

wanita yang elok, mereka memuji-mujinya di hadapan Firaun, 

bukan atas apa yang benar-benar merupakan pujian baginya – 

kebajikan dan kebersahajaannya, iman dan kesalehannya (semua 

ini bukanlah keutamaan-keutamaan di mata mereka), melainkan 

atas kecantikannya, yang mereka anggap terlalu indah untuk 

jatuh ke dalam pelukan seorang hamba. Mereka menyarankannya 

kepada raja, dan sekarang ia dibawa masuk ke dalam rumah 

Firaun, seperti Ester dibawa masuk ke dalam istana Ahasyweros 

(Est. 2:8), untuk diajak ke tempat tidurnya. Nah, kita tidak boleh 

melihat Sarai sebagai orang yang mendapat kesempatan emas 

untuk naik kedudukan, melainkan sebagai orang yang masuk ke 

dalam pencobaan. Dan yang menyebabkan hal itu yaitu  kecan-

tikannya sendiri (yang menjadi jerat bagi banyak orang) dan kebo-

hongan Abram, suatu dosa yang biasanya menjadi jalan masuk 

bagi dosa yang lebih besar. Selama Sarai sedang berada dalam 

bahaya ini, Abram mendapat perlakuan yang lebih baik oleh 

sebab  dia. Firaun memberi dia kambing domba, lembu sapi, dan 

sebagainya (ay. 16), untuk mendapat hatinya, supaya Firaun bisa 

berhasil dengan lebih mudah untuk mendapatkan Sarai, yang

Kitab Kejadian 12:14-20 

 303 

dikiranya sebagai adik Abram. Kita tidak bisa berpikir bahwa 

Abram sudah menduga hal ini akan terjadi saat  ia turun ke 

Mesir, apalagi sampai mengharapkan untuk menyangkal istrinya. 

namun  Tuhan  mendatangkan kebaikan dari keburukan. Dan 

dengan demikian kekayaan orang-orang berdosa ternyata, dalam 

satu atau lain cara, ditumpuk bagi orang benar.   

II. Dibebaskannya Sarai dari bahaya ini. Dengan kehendak-Nya sen-

diri Tuhan  berulang kali membebaskan kita dari segala kesesakan 

dan kesusahan yang kita datangkan sebab  dosa dan kebodohan 

kita sendiri. Kalau Dia tidak melakukan ini, kita sudah binasa 

segera, bahkan sudah lama binasa. Kita tidak bisa mengharapkan 

Tuhan  untuk berjanji melakukan penyelamatan seperti ini kepada 

kita. Ia tidak memperlakukan kita seperti yang sepantasnya 

sudah harus kita dapatkan. 

1.  Tuhan  menghajar Firaun, dan dengan demikian mencegah dia 

melakukan dosa selanjutnya. Perhatikanlah, sungguh mem-

bahagiakan penghajaran-penghajaran yang mencegah kita di 

jalan dosa, dan yang secara berhasil membawa kita pada 

kewajiban kita, dan secara khusus pada kewajiban untuk me-

ngembalikan apa yang sudah kita ambil dan pertahankan 

dengan salah. Amatilah, bukan Firaun saja, melainkan juga 

seisi istananya tertimpa tulah, mungkin terutama punggawa-

punggawa yang sudah menyarankan Sarai kepada Firaun. 

Perhatikanlah, kawan dalam dosa sudah sewajarnya dijadikan 

kawan dalam hukuman. Orang yang melayani hawa nafsu 

orang lain harus bersiap-siap akan berbagi dalam tulah me-

reka. Kita tidak diberi tahu secara khusus tulah-tulah apa ini. 

namun  tidak diragukan lagi bahwa ada sesuatu di dalam tulah-

tulah itu sendiri, atau suatu penjelasan yang ditambahkan 

padanya, yang cukup untuk meyakinkan mereka bahwa 

sebab  Sarailah mereka ditimpa tulah seperti itu.  

2. Firaun menegur Abram, dan kemudian menyuruhnya pergi 

dengan hormat. 

(1) Teguran itu tenang, namun  sangat adil: Apakah yang kau-

perbuat ini terhadap aku? Sungguh suatu hal yang tak pan-

tas! Sungguh tidak patut dilakukan oleh orang yang bijak 

dan baik! Perhatikanlah, jika orang-orang yang mengaku 


 304

beragama melakukan apa yang tidak baik dan tidak jujur, 

terutama jika  mereka mengatakan sesuatu yang sudah 

masuk di dalam wilayah dusta, maka mereka harus sadar 

bahwa dusta mereka itu akan ketahuan, dan berterima 

kasih kepada orang-orang yang mau memberitahukannya 

kepada mereka. Kita mendapati seorang nabi Tuhan pantas 

ditegur dan dimarahi oleh seorang nakhoda kafir (Yun. 1:6). 

Firaun berbantah dengannya: Mengapa tidak kauberitahu-

kan, bahwa ia isterimu?, yang menunjukkan bahwa, se-

andainya ia sudah mengetahui hal ini, ia tidak akan mem-

bawa Sarai ke dalam istananya. Perhatikanlah, yaitu  

suatu kesalahan yang begitu sering dilakukan oleh orang-

orang baik bahwa mereka selalu curiga terhadap orang lain 

melebihi yang sebenarnya. Sering kali kita mendapati lebih 

banyak kebajikan, kehormatan, dan hati nurani pada seba-

gian orang dibandingkan yang kita duga. Jadi seharusnya kita 

bergembira saat  kita menjadi kecewa, seperti Abram yang 

mendapati bahwa Firaun itu ternyata seorang yang baik 

melebihi sangkaannya. Kemurahan hati mengajar kita un-

tuk mengharapkan yang terbaik.  

(2) Perintah Firaun agar Abram pergi sungguh baik dan sangat 

murah hati. Ia mengembalikan istrinya kepada dia tanpa 

melakukan sesuatu yang menghina kehormatannya: Inilah 

isterimu, ambillah (ay. 19). Perhatikanlah, orang-orang yang 

ingin mencegah dosa harus menyingkirkan godaannya, 

atau menjauhkan diri darinya. Firaun juga menyuruh Ab-

ram pergi dengan damai, dan sama sekali tidak mempunyai 

rancangan untuk membunuhnya, seperti yang dikhawatir-

kan Abram, namun  sebaliknya justru memedulikannya se-

cara khusus. Perhatikanlah, kita sering kali membingung-

kan dan menjerat diri kita sendiri dengan ketakutan-keta-

kutan yang akan segera terlihat tidak berdasar sama sekali. 

Kita sering kali takut pada saat kita tidak perlu takut. Kita 

terus gentar sepanjang hari terhadap kepanasan amarah 

orang penganiaya, jika  ia bersiap-siap memusnahkan, 

padahal sebenarnya tidak ada bahaya (Yes. 51:13). Abram 

akan lebih mendapat pujian dan penghiburan jika ia me-

ngatakan yang sebenarnya pada awalnya. Sebab, bagai-

manapun juga, kejujuran yaitu  jalan yang paling aman. 

Kitab Kejadian 12:14-20 

 305 

Bahkan, dikatakan (ay. 20), Firaun memerintahkan bebe-

rapa orang untuk mengantarkan Abram pergi, yakni, 

[1] Ia menyuruh mereka untuk tidak menyakiti Abram sedi-

kit pun. Perhatikanlah, tidak cukup bagi orang-orang 

yang berkuasa untuk tidak menyakiti, namun  mereka juga 

harus mencegah hamba-hamba mereka, dan orang-orang 

di sekeliling mereka, untuk menyakiti. Atau,  

[2] Firaun menunjuk mereka sebagai pengawal, saat  

Abram bersiap-siap kembali pulang, sesudah  kelaparan 

itu, untuk mengantarnya ke luar dari negeri itu dengan 

aman. Ada kemungkinan ia menjadi ketakutan sebab  

tulah-tulah itu (ay. 17), dan menyimpulkan darinya bah-

wa Abram yaitu  orang kesayangan Sorga, dan oleh 

sebab itu, sebab  takut tulah-tulah itu akan datang kem-

bali, ia memastikan secara khusus agar Abram tidak 

mendapat luka sedikit pun di negerinya. Perhatikanlah, 

Tuhan  sering kali membangkitkan sahabat-sahabat bagi 

umat-Nya, dengan membuat orang-orang tahu bahwa 

merekalah yang akan terancam bahaya jika mereka me-

nyakiti umat-Nya. Sungguh berbahaya jika kita menya-

kiti anak-anak kecil milik Kristus (Mat. 18:6). Kepada 

bacaan inilah, selain bacaan-bacaan lain, sang pemaz-

mur merujuk mazmurnya (Mzm. 105:13-15), raja-raja 

dihukum-Nya oleh sebab  mereka:  Jangan mengusik 

orang-orang yang Kuurapi!” Mungkin jika Firaun tidak 

menyuruhnya pergi, ia akan tergoda untuk tinggal di 

Mesir dan melupakan tanah perjanjian. Perhatikanlah, 

kadang-kadang Tuhan  memanfaatkan musuh-musuh 

umat-Nya untuk menginsafkan mereka, dan mengingat-

kan mereka, bahwa dunia ini bukanlah tempat peristi-

rahatan bagi mereka, namun  bahwa mereka harus ber-

pikir untuk meninggalkannya.  

Yang terakhir, amatilah kemiripan antara pembebasan Abram dari 

Mesir ini dan pembebasan keturunannya dari sana: 430 tahun sesu-

dah Abram pergi ke Mesir sebab  kelaparan, mereka pergi ke sana 

sebab  kelaparan juga. Ia dibawa keluar dengan tulah-tulah yang 

menimpa Firaun, demikian pula dengan mereka. Sama seperti Abram 

disuruh pergi oleh Firaun, dan diperkaya dengan jarahan dari orang-


 306

orang Mesir, demikian pula dengan mereka. Sebab pemeliharaan 

Tuhan  terhadap umat-Nya yaitu  sama, baik kemarin maupun hari ini 

dan sampai selama-lamanya. 

 

PASAL 1 3   

Dalam pasal ini kita mendapati kisah lebih lanjut tentang Abram.  

I.  Secara umum, tentang keadaan dan perilakunya di tanah 

perjanjian, yang sekarang menjadi tanah peziarahannya.  

1. Kepindahannya (ay. 1, 3-4, 18).  

2.  Kekayaannya (ay. 2).  

3.  Ibadahnya (ay. 4, 18).  

II. Cerita khusus tentang pertengkaran yang terjadi antara dia 

dan Lot.  

1. Penyebab yang tidak menyenangkan dari perseteruan 

mereka (ay. 5-6).  

2.  Pihak-pihak yang terlibat dalam perselisihan itu, dengan 

suatu hal yang memperberatnya (ay. 7).  

III. Diselesaikannya pertengkaran itu, dengan kebijaksanaan 

Abram (ay. 8-9).  

IV. Keberangkatan Lot dari Abram ke lembah Sodom (ay. 10-13).  

V.  Penampakan Tuhan  kepada Abram, untuk meneguhkan janji 

tanah Kanaan kepadanya (ay. 14, dst.). 

Kepindahan Abram ke Kanaan 

(13:1-4)  

1 Maka pergilah Abram dari Mesir ke Tanah Negeb dengan isterinya dan segala 

kepunyaannya, dan Lot pun bersama-sama dengan dia. 2 Adapun Abram 

sangat kaya, banyak ternak, perak dan emasnya. 3 Ia berjalan dari tempat 

persinggahan ke tempat persinggahan, dari Tanah Negeb sampai dekat Betel, di 

mana kemahnya mula-mula berdiri, antara Betel dan Ai, 4 ke tempat mezbah

yang dibuatnya dahulu di sana; di situlah Abram memanggil nama TUHAN. 

I.   Inilah kembalinya Abram dari Mesir (ay. 1). Ia sendiri datang dan 

membawa serta semua miliknya bersama-sama dengan dia kem-


 308

bali ke Kanaan. Perhatikanlah, meskipun adakalanya kita harus 

pergi ke tempat-tempat pencobaan, kita harus bergegas keluar 

darinya secepat mungkin. Lihat Rut 1:6. 

II.  Kekayaannya: Ia sangat kaya (ay. 2). Ia sangat berat, begitulah 

yang diartikan dalam bahasa Ibrani. Sebab kekayaan yaitu  

beban, orang-orang yang ingin menjadi kaya hanyalah memuati 

dirinya dengan tanah yang tebal (Hab. 2:6, KJV; TB: memuati diri-

nya dengan barang gadaian – pen.). Ada beban pikiran dalam 

mendapatkannya, ketakutan dalam menjaganya, godaan dalam 

memakainya, kebersalahan dalam menyalahgunakannya, duka-

cita sebab  kehilangannya, dan beban pertanggungjawaban, pada 

akhirnya, yang harus diberikan berkenaan dengannya. Harta 

milik yang besar hanya membuat orang menjadi berat dan tidak 

leluasa. Abram tidak hanya kaya dalam iman dan perbuatan-per-

buatan baik, dan dalam janji-janji, namun  juga ia kaya akan ter-

nak, perak dan emas. Perhatikanlah,  

1.  Tuhan , dalam pemeliharaan-Nya, terkadang membuat orang-

orang baik menjadi kaya, dan mengajar mereka bagaimana 

hidup dalam kelimpahan, sama seperti bagaimana hidup ber-

kekurangan.  

2. Kekayaan orang-orang baik yaitu  buah-buah dari berkat 

Tuhan . Tuhan  telah berkata kepada Abram, Aku akan member-

kati engkau. Dan berkat itu menjadikannya kaya tanpa susah 

payah (Ams. 10:22).  

3. Kesalehan yang sejati sungguh akan berpadanan dengan ke-

makmuran besar. Meskipun sukar bagi orang kaya untuk ma-

suk sorga, namun itu tidaklah mustahil (Mrk. 10:23-24). Abram 

sangat kaya, namun  juga sangat saleh. Bahkan, sama seperti 

kesalehan yaitu  teman bagi kemakmuran lahiriah (1Tim. 4:8), 

demikian pula kemakmuran lahiriah, jika diatur dengan baik, 

merupakan perhiasan bagi kesalehan, dan memberi  kesem-

patan untuk berbuat kebaikan yang jauh lebih besar lagi. 

III. Kepindahannya ke Betel (ay. 3-4). Ke sanalah ia pergi, bukan ha-

nya sebab  di sana ia sudah membangun kemahnya sebelumnya, 

dan ia mau pergi mengunjungi teman-teman lamanya, namun  juga 

sebab  di sana ia sudah mendirikan mezbahnya. Dan, meskipun 

mezbah itu sudah tidak ada (mungkin ia sendiri yang meroboh-

Kitab Kejadian 13:5-9 

 309 

kannya, saat  ia meninggalkan tempat itu, supaya mezbah itu 

tidak dicemarkan oleh orang-orang Kanaan yang menyembah 

berhala), namun ia datang ke tempat mezbah, entah untuk mem-

bangkitkan kenangan akan persekutuan manis yang dimilikinya 

dengan Tuhan  di tempat itu, atau mungkin untuk membayar nazar 

yang dibuatnya di sana kepada Tuhan  saat  ia memulai perjalan-

annya ke Mesir. Lama sesudah itu Tuhan  mengirimkan Yakub ke 

tempat yang sama ini untuk mendirikan mezbah juga (35:1), 

pergilah ke Betel, di mana engkau bernazar. Kita perlu diingatkan, 

dan harus memakai  segala kesempatan untuk mengingatkan 

diri kita sendiri, akan nazar-nazar yang kita buat dengan kesung-

guhan hati. Dan mungkin tempat di mana nazar-nazar itu dibuat 

bisa membantu mengembalikannya dalam ingatan, dan oleh se-

bab itu mungkin baik bagi kita jika kita mengunjungi tempat itu.   

IV. Ibadahnya di sana. Mezbahnya sudah tidak ada, sehingga ia tidak 

bisa mempersembahkan korban. namun  ia memanggil nama TUHAN, 

seperti yang sudah diperbuatnya (12:8). Perhatikanlah,  

1.  Semua umat Tuhan  yaitu  umat yang berdoa. Kalau kita bisa 

menemukan orang yang hidup tanpa nafas, maka kita bisa 

menemukan orang Kristen yang hidup tanpa doa.  

2.  Orang-orang yang ingin membuktikan diri hidup lurus di ha-

dapan Tuhan  mereka haruslah terus-menerus dan tekun dalam 

menjalankan pelayanan-pelayanan agama. Abram tidak me-

ninggalkan agamanya begitu saja di Mesir, seperti yang banyak 

dilakukan orang dalam perjalanan-perjalanan mereka.  

3.  jika  kita tidak dapat melakukan apa yang ingin kita laku-

kan, kita harus dengan kesadaran hati nurani melakukan apa 

yang bisa kita lakukan dalam perbuatan-perbuatan ibadah. 

jika  kita tidak mempunyai mezbah, janganlah sebab  itu 

kita tidak berdoa, namun , di mana pun kita berada, hendaklah 

kita memanggil nama Tuhan.    

Berpisahnya Lot dari Abram  

(13:5-9)  

5 Juga Lot, yang ikut bersama-sama dengan Abram, mempunyai domba dan 

lembu dan kemah. 6 namun  negeri itu tidak cukup luas bagi mereka untuk 

diam bersama-sama, sebab harta milik mereka amat banyak, sehingga mere-

ka tidak dapat diam bersama-sama. 7 sebab  itu terjadilah perkelahian 


 310

antara para gembala Abram dan para gembala Lot. Waktu itu orang Kanaan 

dan orang Feris diam di negeri itu. 8 Maka berkatalah Abram kepada Lot: 

 Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, dan antara para 

gembalaku dan para gembalamu, sebab kita ini kerabat. 9 Bukankah seluruh 

negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku; jika 

engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri.” 

Di sini kita mendapati perselisihan yang tidak menyenangkan antara 

Abram dan Lot, yang sampai saat ini sudah menjadi kawan yang tak 

terpisahkan (lihat ay. 1 dan pasal 12:4), namun  sekarang berpisah. 

I.  Yang menyebabkan pertengkaran mereka yaitu  kekayaan mere-

ka. Kita sudah membaca (ay. 2) betapa kayanya Abram. Sekarang 

di sini kita diberi tahu (ay. 5) bahwa Lot, yang ikut bersama-sama 

dengan Abram, juga kaya. Dan sebab  itulah Tuhan  memberkati 

dia dengan kekayaan, sebab  ia pergi bersama Abram. Perhati-

kanlah,   

1.  Sungguh baik berada bersama-sama dengan kawan yang baik, 

dan pergi menyertai orang-orang yang disertai Tuhan  (Za. 8:23).  

2.  Orang-orang yang berkawan dengan umat Tuhan  dalam ketaat-

an dan penderitaan-penderitaan mereka akan berbagi bersama 

mereka dalam sukacita dan penghiburan mereka (Yes. 66:10). 

Sekarang, sebab  mereka berdua sangat kaya, negeri itu tidak 

cukup luas bagi mereka untuk diam bersama-sama secara nya-

man dan tenteram. Dan dengan demikian kekayaan mereka 

dapat dipandang, 

(1) Sebagai sesuatu yang menjauhkan mereka satu sama lain. 

sebab  tempatnya terlalu sempit bagi mereka, dan mereka 

tidak mempunyai tempat untuk ternak mereka, maka 

penting bagi mereka untuk hidup terpisah. Perhatikanlah, 

setiap penghiburan di dunia ini selalu disertai dengan 

salib. Pekerjaan yaitu  suatu penghiburan, namun  di da-

lamnya terdapat ketidaknyamanan ini, bahwa pekerjaan 

membuat kita tidak bisa menghabiskan waktu bersama-

sama dengan orang-orang yang kita kasihi sesering atau 

selama yang kita inginkan.  

(2) Sebagai sesuatu yang membuat mereka berselisih satu 

sama lain. Perhatikanlah, kekayaan sering kali menjadi pe-

nyebab perselisihan dan perseteruan di antara sanak sau-

dara dan para tetangga. Ini yaitu  salah satu dari berba-

gai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang 

Kitab Kejadian 13:5-9 

 311 

ke dalamnya mereka yang ingin kaya terjatuh (1Tim. 6:9). 

Kekayaan tidak saja menimbulkan persoalan yang diper-

selisihkan, dan merupakan sesuatu yang biasanya paling 

banyak dipertentangkan, namun  juga membangkitkan roh 

percekcokan, sebab  membuat orang congkak dan tamak. 

Meum dan tuum – milik