Selasa, 11 Februari 2025

Kejadian 7

 


an hatinya selalu mem-

buahkan kejahatan semata-mata, yaitu,  pelanggaran-

pelanggarannya yang nyata terus-menerus berteriak 

melawannya.” Sedangkan di sini dikatakan, yang ditim-

bulkan hatinya yaitu  jahat dari sejak kecilnya. Kecen-

derungan itu sudah mendarah daging. Ia membawanya 

bersama-sama dengan dia ke dalam dunia. Ia dibentuk 

dan dikandung di dalamnya. Nah, orang akan berpikir 

bahwa seharusnya pernyataan itu diikuti dengan,  Oleh 

sebab itu, bangsa yang bersalah itu akan dimusnahkan 

seluruhnya, dan Aku akan menghabiskan.” namun , 

tidak, sebaliknya itu diikuti dengan,  Oleh sebab itu, 

Aku tidak akan lagi memakai cara yang keras ini. 

Sebab,” pertama,  ia harus terlebih dikasihani, sebab itu 

semua merupakan dampak dari dosa yang berdiam di 

dalam dia. Dan cuma itulah yang bisa diharapkan dari 

bangsa yang sudah merosot seperti itu: ia disebut 

pemberontak sejak dari kandungan, dan oleh sebab itu 

tidaklah aneh jika ia berbuat khianat sekeji-kejinya” 

(Yes. 48:8). Demikianlah Tuhan  ingat bahwa mereka itu 


 230

daging, rusak dan berdosa (Mzm. 78:39). Kedua,  Ia 

akan hancur sepenuhnya. Sebab, jika ia diperlakukan 

sebagaimana mestinya, maka satu air bah harus di-

susul dengan air bah lain sampai semuanya dihancur-

kan.” Lihatlah di sini,  

1. Bahwa penghakiman-penghakiman lahiriah, meskipun 

dapat membuat manusia ngeri dan tertahan, ia tidak 

dapat menguduskan dan memperbaharui manusia. 

Anugerah Tuhan  harus bekerja bersama-sama dengan 

penghakiman-penghakiman itu. Sifat manusia itu ber-

dosa sesudah  air bah, sama seperti sebelumnya. 

2. Bahwa dari keberdosaan manusia, kebaikan Tuhan  

mendapat kesempatan untuk semakin mengagung-

kan dirinya dengan terlebih lagi. Alasan-alasan un-

tuk belas kasihan-Nya bersumber pada diri-Nya sen-

diri, bukan pada apa pun dalam diri kita. 

(2) Bahwa peredaran alam tidak akan pernah diputuskan (ay. 

22):  Selama bumi masih ada, dan manusia hidup di atas-

nya, akan selalu ada musim dingin dan panas (bukan selu-

ruhnya musim dingin seperti yang terjadi pada tahun 

terakhir ini), siang dan malam,” bukan seluruhnya malam, 

seperti yang mungkin terjadi selama hujan turun. Di sini,  

[1] Dengan jelas ditunjukkan bahwa bumi ini tidak akan 

selalu ada. Bumi, dan segala isinya, akan segera dibakar 

habis. Dan kita menantikan langit yang baru dan bumi 

yang baru, saat  semua ini harus dilenyapkan. namun ,  

[2] Selama bumi masih ada, pemeliharaan Tuhan  akan de-

ngan hati-hati mempertahankan pergantian waktu dan 

musim secara teratur, dan membuat mereka mengeta-

hui tempat mereka masing-masing. Berkat inilah dunia 

masih berdiri, dan roda alam tetap pada jalurnya. Lihat-

lah di sini betapa waktu bisa diubah, namun  juga betapa 

ia tidak bisa diubah. Pertama, peredaran alam selalu 

berubah. Seperti halnya waktu, demikian pula peris-

tiwa-peristiwa di dalam waktu tunduk pada perubahan 

– siang dan malam, musim dingin dan musim panas, 

datang silih berganti. Di sorga dan neraka tidak demi-

kian, namun  di bumi Tuhan  menetapkan yang satu ber-

Kitab Kejadian 8:20-22 

 231 

padanan dengan yang lain. Kedua, namun peredaran 

alam itu tidak pernah berubah. Peredaran itu tetap da-

lam ketidaktetapan ini. Musim-musim ini tidak pernah 

berhenti, dan juga tidak akan berhenti, selama mata-

hari terus menjadi pengukur waktu yang begitu tetap, 

dan bulan menjadi suatu saksi yang setia di awan-

awan. Inilah kovenan Tuhan  dengan siang dan dengan 

malam, yang ketetapannya disebutkan untuk meneguh-

kan iman kita akan kovenan anugerah, yang sama-

sama tidak dapat dilanggar (Yer. 33:20-21). Kita melihat 

bahwa janji-janji Tuhan  kepada makhluk ciptaan ditepati 

dengan baik, dan dari situ kita dapat menyimpulkan 

bahwa janji-janji-Nya kepada semua orang percaya juga 

akan demikian. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PASAL  9   

unia dan jemaat sekarang diperkecil sekali lagi menjadi sebuah 

keluarga, yaitu keluarga Nuh. Pasal ini memberi gambaran ke-

pada kita mengenai keluarga ini. Keluarga ini harus kita kenal baik-

baik, sebab  darinyalah kita semua diturunkan. Di sini kita dapati: 

I. Kovenan pemeliharaan Tuhan  ditetapkan dengan Nuh dan 

anak-anaknya (ay. 1-11). Dalam kovenan ini, 

1. Tuhan  berjanji untuk memelihara hidup mereka, sehingga  

(1) Mereka akan memenuhi bumi (ay. 1, 7). 

(2) Mereka terpelihara dari gangguan binatang buas, yang 

akan takut dan gentar kepada mereka (ay. 2). 

(3) Mereka diperbolehkan memakan daging untuk mendu-

kung kehidupan mereka. Mereka hanya dilarang me-

makan darah (ay. 3-4).  

(4) Bumi tidak akan pernah dilenyapkan oleh air bah lagi 

(ay. 8-11). 

2. Tuhan  memerintahkan agar mereka saling menjaga kehi-

dupan mereka satu sama lain, dan juga kehidupan mere-

ka masing-masing (ay. 5-6).  

II. Meterai kovenan itu yaitu pelangi, atau busur TUHAN (ay. 12-17) 

III. Sebuah perikop khusus yang mengisahkan tentang Nuh dan 

anak-anaknya, yang kemudian menyebabkan munculnya se-

jumlah nubuat berkaitan dengan masa depan mereka,  

1. Dosa dan keaiban Nuh (ay. 20-21). 

2. Kekurangajaran dan ketidaksalehan Ham (ay. 22). 

3. Perilaku saleh Sem dan Yafet (ay. 23). 

4. Kutuk atas Kanaan, dan berkat atas Sem dan Yafet (ay. 

21-27).  

IV. Umur dan kematian Nuh (ay. 28-29).  


 234

Berkat atas Nuh dan Anak-anaknya  

(9:1-7) 

1 Lalu Tuhan  memberkati Nuh dan anak-anaknya serta berfirman kepada 

mereka:  Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi. 2 

Akan takut dan akan gentar kepadamu segala binatang di bumi dan segala 

burung di udara, segala yang bergerak di muka bumi dan segala ikan di laut; 

ke dalam tanganmulah semuanya itu diserahkan. 3 Segala yang bergerak, 

yang hidup, akan menjadi makananmu. Aku telah memberi  semuanya itu 

kepadamu seperti juga tumbuh-tumbuhan hijau. 4 Hanya daging yang masih 

ada nyawanya, yakni darahnya, janganlah kamu makan. 5 namun  mengenai 

darah kamu, yakni nyawa kamu, Aku akan menuntut balasnya; dari segala 

binatang Aku akan menuntutnya, dan dari setiap manusia Aku akan menun-

tut nyawa sesama manusia. 6 Siapa yang menumpahkan darah manusia, 

darahnya akan tertumpah oleh manusia, sebab Tuhan  membuat manusia itu 

menurut gambar-Nya sendiri. 7 Dan kamu, beranakcuculah dan bertambah 

banyak, sehingga tak terbilang jumlahmu di atas bumi, ya, bertambah 

banyaklah di atasnya.”  

Kita telah membaca dalam penutup pasal sebelumnya mengenai hal-

hal sangat baik yang difirmankan Tuhan  di dalam hati-Nya, berkenaan 

dengan sisa umat manusia yang sekarang ditinggalkan untuk dijadi-

kan keturunan bagi sebuah dunia baru. Nah, di dalam pasal ini, kita 

membaca tentang hal-hal baik yang difirmankan kepada mereka. 

Secara umum dikatakan bahwa Tuhan  memberkati Nuh dan anak-

anaknya (ay. 1). Artinya, Tuhan  meyakinkan mereka akan kemurahan-

Nya serta maksud baik-Nya tentang diri mereka. Hal ini sesuai 

dengan yang telah difirmankan Tuhan  di dalam hati-Nya. Perhatikan-

lah, semua janji yang baik dari Tuhan  mengalir dari maksud kasih-Nya 

dan dari rancangan kehendak-Nya sendiri, (lih. Ef. 1:11; 3:11 dan 

bdk. dengan Yer. 29:11, Aku mengetahui rancangan-rancangan apa 

yang ada pada-Ku mengenai kamu.) Kita membaca bagaimana Nuh 

memuliakan Tuhan  melalui mezbah dan persembahan korbannya 

(8:20). Nah, di sini kita melihat bagaimana Tuhan  memberkati Nuh. 

Perhatikanlah, Tuhan  akan memberkati dengan limpah (artinya, mela-

kukan yang baik bagi) orang-orang yang dengan tulus hati memulia-

kan (artinya, mengucapkan hal-hal yang baik tentang) Dia. Orang-

orang yang berterima kasih dengan sungguh-sungguh atas segala 

kemurahan yang telah mereka terima, berarti telah menyiapkan jalan 

bagi mereka untuk pasti dan terus-menerus menerima segala kemu-

rahan bagi diri mereka.  

Nah, di sini kita mendapati Magna Charta – Undang-undang Dasar 

dari kerajaaan alam yang baru ini, yang kini sedang didirikan dan 

Kitab Kejadian 9:1-7 

 235 

diresmikan. Undang-undang Dasar sebelumnya telah dibatalkan dan 

dihapuskan sebab  pelanggaran umat manusia.  

I. Penganugerahan undang-undang dasar ini merupakan kebaikan 

dan kemurahan Tuhan  bagi manusia. Di sini kita membaca perihal, 

1. Penganugerahan tanah yang sangat luas dan janji akan per-

tambahan jumlah manusia yang sangat banyak untuk mendu-

duki dan menikmatinya. Di sini, berkat yang pertama diperba-

rui kembali: Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta 

penuhilah bumi (ay. 1), dan diulangi kembali (ay. 7), supaya 

umat manusia dapat dimulai lagi seperti sediakala. Sekarang,  

(1) Tuhan  membentangkan seluruh muka bumi di hadapan me-

reka, dan berfirman kepada mereka bahwa semua itu ada-

lah milik mereka, selama tanah itu ada, tanah itu menjadi 

milik mereka dan warisan mereka. Perhatikanlah, Tuhan  

memberi  bumi kepada anak-anak manusia untuk dimi-

liki dan dihuni (Mzm. 115:16). Meskipun bukanlah Firdaus, 

dan lebih mirip dengan padang gurun, bumi masih jauh 

lebih baik dibandingkan yang layak kita terima. Terpujilah 

Tuhan , bahwa bumi ini bukan neraka. 

(2) Tuhan  memberi  berkat kepada mereka, supaya dengan 

berkat itu umat manusia dapat beranak cucu dan melan-

jutkan kehidupan di bumi ini, supaya dalam waktu singkat 

semua bagian bumi yang dapat dihuni setidaknya dapat 

ditinggali. Meskipun satu keturunan akan berlalu, namun 

akan datang keturunan berikutnya. Selama dunia ada, 

aliran bangsa manusia harus terus diikuti oleh keturunan 

pengganti dan berjalan sejajar dengan berlalunya waktu, 

sampai semuanya dikumpulkan ke dalam laut kekekalan. 

Meskipun maut masih tetap berkuasa dan Tuhan masih 

tetap dikenal sebab  keadilannya, penduduk bumi ini tidak 

akan pernah dilenyapkan seperti yang pernah terjadi pada 

masa itu. Masih akan tetap ada pergantian keturunan 

anak-anak manusia (Kis. 17:24-26).  

2. Penganugerahan kuasa atas segala binatang yang hidup di 

bumi (ay. 2). Tuhan  menganugerahkan, 

(1) Sebuah hak kepada mereka: Ke dalam tanganmulah semua-

nya itu diserahkan, untuk kamu gunakan dan manfaatkan. 


 236

(2) Kuasa atas binatang-binatang itu. Tanpa memiliki kuasa 

itu, tidak banyak yang dapat mereka manfaatkan dari hak 

itu: Akan takut dan gentar kepadamu segala binatang di 

bumi. Kuasa ini menghidupkan kembali anugerah sebelum-

nya (1:28), dengan satu perbedaan, dahulu, manusia yang 

belum jatuh dalam dosa memerintah melalui kasih, sedang-

kan sekarang, manusia yang telah jatuh memerintah melalui 

rasa takut. Sampai sekarang anugerah ini tetap berlaku, dan 

sejauh ini kita masih dapat memanfaatkannya. 

[1] Bahwa binatang-binatang yang berguna bagi kita dapat 

dikembangbiakkan. Kita dapat memakai nya, baik 

untuk melayani, maupun untuk makanan kita. Kuda 

dan lembu jantan dengan sabar menyerahkan diri ke-

pada kekang dan kuk, dan domba-domba menjadi kelu 

di depan orang yang menggunting bulunya serta orang 

yang akan menyembelihnya. Semuanya sebab  rasa ta-

kut dan gentar kepada manusia menghinggapi mereka.  

[2] Binatang-binatang yang dapat merugikan kita sekarang 

dapat dikekang, sehingga walaupun adakalanya manu-

sia dilukai oleh mereka, binatang-binatang itu tidak 

akan bangkit bersama-sama untuk memberontak mela-

wan umat manusia. Kecuali jika Tuhan  mengizinkan bina-

tang-binatang ini melakukannya dengan maksud untuk 

menghancurkan dunia ini seperti yang pernah Ia lakukan 

dengan memakai  air bah. Cara ini merupakan salah 

satu dari murka hukuman Tuhan  (Yeh. 14:21). Apa yang 

menahan gerombolan serigala tetap berada di luar kota-

kota kita, dan gerombolan singa tidak memasuki jalan-

an kita, serta membatasi mereka tetap tinggal di padang 

belantara, kalau bukan rasa takut dan gentar ini? Bah-

kan beberapa di antaranya dapat dijinakkan (Yak. 3:7).  

3. Penganugerahan pemeliharaan Tuhan  dan kecukupan: Segala 

yang bergerak, yang hidup, akan menjadi makananmu (ay. 3). 

Sampai saat itu, menurut dugaan banyak orang, manusia di-

batasi hanya boleh memakan hasil-hasil dari bumi, seperti 

buah-buahan, sayur mayur, serta semua jenis biji-bijian dan 

susu. Itu yaitu  penganugerahan yang pertama (Kej.1:29). Na-

mun kemungkinan besar air bah itu telah menyapu sebagian 

Kitab Kejadian 9:1-7 

 237 

besar kesuburan tanah itu, sehingga hanya mampu menge-

luarkan buah yang kurang enak dan kurang mengandung zat 

makanan yang berguna. Oleh sebab  itu sekarang Tuhan  mem-

perluas penganugerahan itu, dan memperbolehkan manusia 

memakan daging, yang mungkin tidak pernah terpikirkan oleh 

mereka sebelumnya sampai saat Tuhan  menyuruh mereka 

makan. Sebelumnya mereka tidak memiliki keinginan menjadi 

seperti serigala yang menghirup darah seekor domba. Namun, 

sekarang manusia diperbolehkan memakan daging, sama 

bebasnya dan sama amannya seperti memakan sayuran hijau. 

Nah, lihatlah di sini: 

(1) Bahwa Tuhan  yaitu  Tuan yang baik, yang menyediakan 

segala sesuatu, tidak saja supaya kita hidup, namun  supaya 

kita dapat hidup dengan nyaman dalam pelayanan-Nya. 

Bukan sekadar untuk memenuhi kebutuhan, melainkan 

juga untuk memperoleh kesukaan.  

(2) Bahwa semua ciptaan Tuhan  itu baik, dan satu pun tidak 

ada yang haram (1Tim. 4:4). Sesudah itu, ada beberapa 

makanan yang sebenarnya cukup baik untuk digunakan 

sebagai makanan, namun  dilarang oleh hukum seremonial 

(yang hanya bersifat lahiriah saja). Namun, sejak semula 

tampaknya tidak ada larangan demikian, dan sebab  itu 

tidak ada di bawah  zaman Injil.  

II. Semua perintah dan persyaratan yang menyertai sifat ini lebih 

banyak menunjukkan kebaikan dan kemurahan Tuhan  serta men-

jadi contoh dari kebajikan Tuhan  kepada manusia. Para ahli Taurat 

bangsa Yahudi sering berbicara perihal tujuh perintah Nuh atau 

anak-anak Nuh, yang menurut pendapat mereka harus diperhati-

kan oleh semua bangsa, supaya jangan sampai keliru menerap-

kannya. Yang pertama larangan penyembahan berhala. Kedua, 

larangan untuk menghujat dan keharusan untuk memuliakan 

nama Tuhan . Ketiga, larangan membunuh. Yang keempat larangan 

melakukan persetubuhan antaranggota keluarga sendiri dan 

semua bentuk kenajisan. Kelima, larangan mencuri dan meram-

pok. Keenam, memerintahkan penegakan hukum. Ketujuh, mela-

rang makan daging dengan darahnya. Ini yaitu  peraturan yang 

harus diikuti oleh semua orang Yahudi yang diambil dari Pro-

selytes of the gate (bagian dari Kitab Suci orang Yahudi yang 


 238

mengatur perihal kaum pendatang atau orang asing yang ber-

mukim di Israel dan yang harus mengikuti kebiasaan Yahudi yang 

berlaku – pen). Namun, semua perintah yang diberikan Tuhan  di 

sini berkenaan dengan kehidupan umat manusia.  

1. Manusia tidak boleh merusak hidupnya sendiri dengan mema-

kan makanan yang tidak sehat dan membahayakan kesehat-

annya (ay. 4):  Hanya daging yang masih ada nyawanya, yakni 

darahnya (maksudnya yaitu  daging mentah), janganlah 

kamu makan, seperti yang biasa dilakukan oleh binatang pe-

mangsa.” Sangat penting untuk menambahkan pembatasan ini 

kepada penganugerahan kebebasan untuk memakan daging. 

Kalau tidak, mereka bukannya memberi  zat-zat makanan 

yang berguna bagi tubuh dengan makanan itu, namun  malah 

merusakkannya. Di sini Tuhan  ingin menunjukkan, 

(1) Bahwa meskipun mereka yaitu  penguasa atas makhluk-

makhluk lain, mereka tetap berada di bawah kekuasaan 

Sang Pencipta, dan di bawah pembatasan dari hukum serta 

ketetapan-Nya. 

(2) Bahwa mereka tidak boleh menjadi serakah dan buru-buru 

memakan makanan mereka, namun  harus mengolahnya ter-

lebih dulu. Tidak boleh seperti yang dilakukan oleh para 

prajurit Saul (1Sam. 14:32), atau menjadi pelahap daging 

(Ams. 23:20).  

(3) Bahwa mereka tidak boleh bertindak sangat kejam dan 

ganas kepada makhluk-makhluk yang lebih rendah itu. 

Mereka harus menjadi penguasa, bukan penguasa yang 

lalim dan sewenang-wenang. Mereka boleh membunuh bi-

natang-binatang itu untuk dimanfaatkan, namun  tidak boleh 

menyiksanya demi kesenangan belaka, juga tidak boleh 

merobek-robek anggota tubuh binatang itu sementara me-

reka masih hidup, dan memakannya.  

(4) Bahwa selama berlangsungnya hukum pengorbanan, yang 

menjadikan darah sebagai pendamaian bagi nyawa manu-

sia (Im. 17:11), yang menunjukkan bahwa kehidupan bina-

tang korban itu diterima sebagai kehidupan orang berdosa 

itu, darah tidak boleh dipandang sebagai barang yang 

biasa, namun  harus dicurahkan di hadapan TUHAN (2Sam. 

23:16), baik di atas mezbah maupun di atas tanah. Namun, 

Kitab Kejadian 9:1-7 

 239 

sebab  sekarang korban yang agung dan sejati telah diper-

sembahkan, maka kewajiban dalam hukum Taurat itu 

telah dihentikan sebab  alasan itu.  

2. Manusia tidak boleh membunuh diri sendiri: namun  mengenai 

darah kamu, Aku akan menuntut balasnya (ay. 5). Hidup kita 

bukanlah milik kita sendiri, jadi kita tidak boleh mencabutnya 

sesuka hati kita. Hidup kita yaitu  milik Tuhan , dan kita harus 

menyerahkannya kepada perkenan-Nya. jika  dengan ber-

bagai cara kita mempercepat kematian diri sendiri, kita harus 

mempertanggungjawabkan perbuatan itu kepada Tuhan .  

3 Binatang tidak boleh dibiarkan merusak kehidupan manusia: 

Dari segala binatang Aku akan menuntutnya. Bagian ini me-

nunjukkan betapa Tuhan  sangat berhati-hati dan peduli ter-

hadap kehidupan manusia. Walaupun Ia baru saja melenyap-

kan kehidupan di bumi ini, Ia menghendaki binatang yang 

membunuh manusia harus dihukum mati. Hal ini ditegaskan 

dalam hukum Musa (Kel. 21:28), dan saya kira, hal ini masih 

layak untuk dijalani dewasa ini. Dengan demikian Tuhan  me-

nunjukkan kebencian-Nya terhadap dosa membunuh, supaya 

manusia dapat lebih membencinya, sehingga manusia tidak 

saja harus menghukum, namun  berusaha mencegahnya (lih. 

Ayb. 5:23).  

4 Pembunuh yang mencabut nyawa orang dengan sengaja harus 

dihukum mati. Di sini Tuhan  merancang agar dosa ini dapat 

dicegah melalui rasa ngeri atas penghukuman. 

(1) Tuhan  akan menghukum para pembunuh: Dan dari setiap 

manusia Aku akan menuntut nyawa sesama manusia, 

maksudnya, ”Aku akan membalaskan darah orang yang di-

bunuh atas si pembunuh,” (2Taw. 24:22). saat  Tuhan  

menuntut nyawa seseorang dari orang yang telah menca-

butnya secara tidak adil, si pembunuh tidak dapat melaku-

kannya. Oleh sebab  itu ia memberi  nyawanya sendiri 

sebagai pengganti, yang merupakan satu-satunya jalan 

untuk memberi  ganti rugi. Perhatikanlah, Tuhan  yang 

adil pasti menegakkan keadilan bagi nyawa orang, meski-

pun manusia tidak dapat atau tidak melakukannya. Pada 

suatu saat nanti, entah di dunia ini atau di dunia akan 

datang, Tuhan  akan menemukan dan menyingkap setiap 


 240

pembunuhan tersembunyi, yang tertutup dari mata manu-

sia, dan menghukum serta mengadili pembunuhan itu se-

cara terbuka dan adil, yaitu pembunuhan yang terlampau 

besar dan tidak mungkin terjangkau oleh tangan manusia.  

(2) Pemerintah harus menghukum para pembunuh (ay. 6): 

Siapa yang menumpahkan darah manusia, apakah itu 

sebab  kemarahan yang tiba-tiba atau yang telah diren-

canakan sebelumnya (sebab amarah yang terburu nafsu 

merupakan pembunuhan di dalam hati, sama seperti den-

dam yang terencana [Mat. 5:21-22]), darahnya akan tertum-

pah oleh manusia, artinya oleh pemerintah, atau oleh siapa 

pun yang ditunjuk atau diperbolehkan menjadi pembalas 

darah. Mereka yaitu  hamba-hamba Tuhan  untuk melak-

sanakan tugas ini, untuk menjadi pelindung orang yang 

tidak bersalah, dengan menjadi kengerian bagi perancang 

dan pelaku kejahatan, dan mereka tidak boleh menyan-

dang pedang dengan percuma (Rm. 13:4). Sebelum air bah, 

Tuhan  menghukum si pembunuh dengan tangan-Nya sen-

diri, seperti yang dapat kita lihat dalam kisah Kain. Seka-

rang Ia menyerahkan hak penghukuman kepada manusia. 

Pertama-tama kepada kepala keluarga, dan sesudah  itu ke-

pada kepala pemerintahan, yang harus setia kepada keper-

cayaan yang diberikan kepada mereka. Perhatikanlah, 

pembunuhan yang disengaja selalu harus diganjar dengan 

hukuman mati. Pembunuhan yaitu  dosa yang TUHAN 

tidak mau mengampuni dalam diri seorang raja (2Raj. 24:3-

4), dan sebab  itu seorang raja tidak boleh mengampuni 

warganya yang melakukan perbuatan itu. Ada satu alasan 

yang ditambahkan pada hukum ini: Sebab pada mulanya 

Tuhan  membuat manusia itu menurut gambar-Nya sendiri. 

Manusia yaitu  ciptaan kesayangan Sang Pencipta, sehing-

ga seperti itu jugalah seharusnya bagi kita. Tuhan  menghor-

mati mereka, oleh sebab  itu janganlah kita menghina Dia. 

Gambar Tuhan  ini tetap ada pada orang-orang yang telah 

jatuh dalam dosa, sehingga barang siapa membunuh orang 

dengan tidak adil berarti merusak gambar Tuhan  dan tidak 

menghormati Dia. saat  Tuhan  memperbolehkan manusia 

membunuh binatang-binatang mereka, Ia melarang mereka 

membunuh hamba-hamba mereka. Alasannya, sebab 

Kitab Kejadian 9:8-11 

 241 

 hamba-hamba ini yaitu  ciptaan yang lebih mulia dan le-

bih unggul dibandingkan binatang-binatang, bukan saja sebagai 

ciptaan Tuhan , melainkan juga sebagai gambar-Nya (Yak. 

3:9). Semua manusia memiliki suatu gambar Tuhan  dalam 

diri mereka. Namun, pemerintah, di samping memiliki gam-

bar seperti itu juga memiliki gambar dari kuasa-Nya, 

sedangkan orang-orang kudus memiliki gambar dari keku-

dusan-Nya. Itulah sebabnya orang-orang yang menumpah-

kan darah raja-raja atau orang-orang kudus akan berutang 

dosa dua kali lipat.  

Perjanjian Tuhan  dengan Nuh 

(9:8-11) 

8 Berfirmanlah Tuhan  kepada Nuh dan kepada anak-anaknya yang bersama-

sama dengan dia: 9  Sesungguhnya Aku mengadakan perjanjian-Ku dengan 

kamu dan dengan keturunanmu, 10 dan dengan segala makhluk hidup yang 

bersama-sama dengan kamu: burung-burung, ternak dan binatang-binatang 

liar di bumi yang bersama-sama dengan kamu, segala yang keluar dari bah-

tera itu, segala binatang di bumi. 11 Maka Kuadakan perjanjian-Ku dengan 

kamu, bahwa sejak ini tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan oleh air 

bah lagi, dan tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi.”  

Di sini kita mendapati, 

I. Ketetapan umum kovenan Tuhan  dengan dunia baru ini, dan jang-

kauan kovenan itu (ay. 9-10). Amatilah di sini, 

1. Bahwa Tuhan  sangat suka memakai  kovenan saat  ber-

urusan dengan manusia. Di dalamnya Tuhan  sangat melipat-

gandakan kemurahan-Nya yang besar serta sangat menekan-

kan kewajiban dan ketaatan manusia sebagai pelayanan yang 

pantas dan berguna.  

2. Bahwa semua kovenan Tuhan  dengan manusia yaitu  buatan-

Nya sendiri: Sesungguhnya Aku. Ungkapan ini diucapkan 

demikian untuk membangkitkan kekaguman kita –  Lihatlah 

dan tercenganglah, bahwa meskipun TUHAN itu Mahatinggi, Ia 

sungguh menghormati manusia seperti ini,” dan untuk mene-

gaskan keyakinan kita mengenai kesahihan kovenan itu –  Pan-

dang dan lihatlah, Aku yang membuatnya, Aku yang setia dan 

sanggup menepatinya.”  


 242

3 Bahwa semua kovenan Tuhan  ditetapkan dengan lebih kokoh 

dibandingkan tiang-tiang langit atau dasar-dasar bumi, dan tidak 

dapat dibatalkan.  

4 Bahwa semua kovenan Tuhan  dibuat dengan pihak-pihak yang 

menerima janji dan dengan keturunan mereka. Janji itu bagi 

mereka dan anak-anak mereka.  

5. Bahwa orang-orang itu akan dilibatkan dalam kovenan ini ber-

sama Tuhan . Mereka juga akan menerima berkat dari kovenan 

itu, meskipun sekarang mereka belum dapat menuntut bagian 

mereka dalam kovenan itu, atau memberi  persetujuan sen-

diri. sebab  kovenan ini dibuat dengan segala makhluk hidup, 

segala binatang liar di bumi.  

II. Maksud utama kovenan ini. Kovenan ini dirancang untuk meng-

amankan dunia ini dari bahaya air bah lainnya: Tidak akan ada 

lagi air bah. Tuhan  pernah menenggelamkan bumi ini satu kali, dan 

ternyata dunia ini masih sama jahatnya dan sama mendatangkan 

amarah seperti sebelumnya. Tuhan  sudah bisa melihat kejahatan 

dunia ini jauh hari sebelumnya, namun Ia tetap berjanji untuk 

tidak akan pernah menenggelamkan bumi ini lagi. Sebab Tuhan  

tidak berurusan dengan kita sesuai dengan dosa-dosa kita. Kove-

nan itu tergantung pada kebaikan dan kesetiaan Tuhan , bukan 

pada perubahan apa pun dari dunia ini. sebab  itu, tidak akan 

terjadi air bah lagi, dan sampai sekarang bumi ini tidak dimus-

nahkan oleh air bah. Sebagaimana dunia purba dimusnahkan se-

bagai tanda peringatan tentang keadilan Tuhan , begitu pula dunia 

masih tetap ada sampai hari ini sebagai tanda peringatan akan 

belas kasihan Tuhan , sesuai dengan sumpah Tuhan  bahwa air besar 

di zaman Nuh tidak akan meliputi bumi lagi (Yes. 54:9). Janji 

Tuhan  ini menahan laut dan awan-awan di tempat masing-masing 

yang telah ditetapkan, serta memasang palang dan pintu, sampai 

di sini engkau datang, jangan lewat (Ams. 38:10-11). Betapa 

hampanya dunia ini, jika air laut yang biasanya mengalir melalui 

pasang naik dan pasang surut sebanyak dua kali dalam sehari 

selama beberapa jam, harus mengalir selama beberapa hari! Dan 

betapa sangat merusaknya, jika hujan yang seperti biasa kita 

lihat, berlangsung lama! Namun, melalui laut yang mengalir oleh 

pasang naik dan surut serta hujan yang menyirami, Tuhan  ingin 

menunjukkan apa yang Ia bisa lakukan dalam kemurkaan-Nya.

Kitab Kejadian 9:12-17 

 243 

 Namun, dengan melindungi bumi ini dari air bah yang ditimbul-

kan oleh keganasan laut dan hujan itu, Ia ingin menunjukkan 

bahwa Ia dapat melakukannya dalam kasih dan akan melakukan-

nya dalam kesetiaan. Biarlah kita memberi  kemuliaan kepada-

Nya sebab  belas kasihan-Nya dalam memberi  janji, dan akan 

kesetiaan-Nya dalam menggenapi. Janji ini tidak menghalangi, 

1. Kemungkinan bahwa Tuhan  akan mendatangkan penghukuman 

lain yang membinasakan umat manusia, sebab meskipun di 

sini Ia telah mengikat diri untuk tidak memakai  anak 

panah ini lagi, Ia masih memiliki banyak anak panah lain di 

dalam tabung panah-Nya. 

2. Juga kemungkinan bahwa Tuhan  akan membinasakan tempat-

tempat dan negara-negara tertentu dengan banjir yang berasal 

dari laut atau sungai. 

3 Juga kemungkinan bahwa Tuhan  akan membinasakan bumi ini 

dengan api pada hari-hari zaman akhir bila ada pelanggaran 

terhadap janji-Nya. Dosa yang menenggelamkan bumi purba 

akan membakar bumi ini.  

Busur di Awan sebagai Tanda Perjanjian 

(9:12-17) 

12 Dan Tuhan  berfirman:  Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku 

dan kamu serta segala makhluk yang hidup, yang bersama-sama dengan 

kamu, turun-temurun, untuk selama-lamanya: 13 Busur-Ku Kutaruh di 

awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi. 14 jika  

kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan, 15 

maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah ada antara Aku dan 

kamu serta segala makhluk yang hidup, segala yang bernyawa, sehingga 

segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang 

hidup. 16 Jika busur itu ada di awan, maka Aku akan melihatnya, sehingga 

Aku mengingat perjanjian-Ku yang kekal antara Tuhan  dan segala makhluk 

yang hidup, segala makhluk yang ada di bumi.” 17 Berfirmanlah Tuhan  kepada 

Nuh:  Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan segala makh-

luk yang ada di bumi.”  

Pasal-pasal perjanjian di antara manusia biasanya dibubuhi meterai 

atau tanda, supaya perjanjian itu menjadi lebih sungguh-sungguh 

dan pelaksanaan perjanjian itu menjadi lebih pasti bagi kepuasan 

bersama. Oleh sebab  itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang ber-

hak menerima janji itu akan kepastian putusan-Nya, Tuhan  menegas-

kan kovenan-Nya dengan meterai (Ibr. 6:17), yang membuat dasar 

yang di atasnya kita membangun dapat berdiri teguh (2Tim. 3:19). 


 244

Meterai yang digunakan dalam kovenan alam ini juga cukup alami, 

yaitu sebuah pelangi. Tanda ini mungkin sudah terlihat sebelumnya 

di awan-awan dan terjadi sebab  penyebab lain, namun  tidak pernah 

dipakai sebagai sebuah meterai kovenan sampai saat itu saat  dite-

tapkan oleh Tuhan . Nah, mengenai tanda kovenan ini, amatilah seba-

gai berikut,  

1. Tanda ini diikuti dengan jaminan-jaminan yang dinyatakan ber-

ulang-ulang untuk menegaskan kebenaran janji itu. Ini dirancang 

sebagai pengesahan akan janji itu: Busurku Kutaruh di awan (ay. 

13), akan tampak di awan (ay. 14), supaya mata dapat meme-

ngaruhi hati dan menegaskan iman. Ia akan menjadi tanda per-

janjian (ay. 12-13), dan Aku akan mengingat perjanjian-Ku, sehing-

ga segenap air tidak lagi menjadi air bah (ay. 15). Bahkan, seolah-

olah Sang Akal Budi Kekal itu sendiri pun membutuhkan tanda 

peringatan, Aku akan melihatnya, sehingga Aku mengingat perjan-

jian-Ku yang kekal (ay. 16). Dengan demikian, baris demi baris di 

sini diberikan supaya kita yang telah menerima pengharapan ini 

boleh memiliki penghiburan yang pasti dan teguh.  

2. Pelangi itu akan muncul saat  awan-awan dalam keadaan sangat 

basah, dan kembali lagi sesudah  hujan turun. saat  kita memiliki 

alasan yang kuat untuk merasa takut akan hujan yang meng-

ancam, maka Tuhan  menunjukkan tanda kovenan ini bahwa hujan 

itu tidak akan menang. Begitulah Tuhan  menghapus ketakutan 

kita dengan dorongan-dorongan semangat demikian yang sesuai 

dan tepat waktu.  

3. Semakin tebal awan itu, akan semakin cerah busur di awan itu. 

Demikianlah, semakin berlimpah-limpah kesengsaraan menghan-

tam, akan semakin berlimpah-limpah pula penghiburan yang 

membangkitkan semangat (2Kor. 1:5).  

4. Pelangi itu muncul saat  satu bagian dari langit dalam keadaan 

cerah, yang menunjukkan bahwa kasih akan diingatkan kembali 

di tengah-tengah kemurkaan, dan awan-awan itu akan mengitari-

nya seolah-olah menyatu dengan pelangi itu, sehingga kegelapan 

tidak dapat memenuhi langit, sebab busur itu yaitu  hujan yang 

berwarna atau pinggiran awan yang dihiasi.  

5. Pelangi itu yaitu  pantulan sinar matahari, yang menunjukkan 

bahwa semua kemuliaan dan makna penting dari meterai kove-

nan itu berasal dari Kristus yang yaitu  Matahari kebenaran,

Kitab Kejadian 9:18-23 

 245 

 yang juga digambarkan dengan sebuah pelangi yang melingkungi 

takhta-Nya (Why. 4:3) dan sebuah pelangi yang ada di atas ke-

pala-Nya (Why. 10:1), yang bukan saja menunjukkan kemuliaan-

Nya, melainkan juga tindakan keperantaraan-Nya.  

6. Pelangi itu memiliki warna yang cemerlang, untuk menunjukkan 

bahwa meskipun Tuhan  tidak akan menenggelamkan bumi ini lagi, 

namun dunia ini akan dimusnahkan dengan api saat  rahasia 

Tuhan  digenapi.  

7. Sebuah busur berbicara tentang kengerian, namun busur ini 

tidak dilengkapi dengan tali atau anak panah seperti busur yang 

dipersiapkan untuk melawan para penganiaya (Mzm. 7:13-14). 

Lagi pula, sebuah busur sendiri tidak dapat melakukan banyak 

hukuman. Itu yaitu  sebuah busur yang di arahkan ke atas, 

bukan ke bumi, sebab tanda kovenan itu dimaksudkan untuk 

menghibur, bukan untuk menyebarkan rasa takut.  

8. saat  Tuhan  melihat busur itu, Ia dapat mengingat kovenan itu. 

Demikian jugalah hendaknya kita, supaya kita selalu ingat akan 

kovenan itu dengan iman dan rasa syukur.  

Dosa Ham  

(9:18-23) 

18 Anak-anak Nuh yang keluar dari bahtera ialah Sem, Ham dan Yafet; Ham 

yaitu  bapa Kanaan. 19 Yang tiga inilah anak-anak Nuh, dan dari mereka inilah 

tersebar penduduk seluruh bumi. 20 Nuh menjadi petani; dialah yang mula-

mula membuat kebun anggur. 21 sesudah  ia minum anggur, mabuklah ia dan ia 

telanjang dalam kemahnya. 22 Maka Ham, bapa Kanaan itu, melihat aurat 

ayahnya, lalu diceritakannya kepada kedua saudaranya di luar. 23 Sesudah itu 

Sem dan Yafet mengambil sehelai kain dan membentangkannya pada bahu 

mereka berdua, lalu mereka berjalan mundur; mereka menutupi aurat ayahnya 

sambil berpaling muka, sehingga mereka tidak melihat aurat ayahnya. 

Di sini kita membaca perihal,  

I. Keluarga dan pekerjaan Nuh. Sekali lagi nama anak-anaknya di-

sebut di sini (ay. 18-19), sebab  dari merekalah seluruh bumi ini 

dipenuhi. Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa Nuh tidak mempu-

nyai anak lagi sesudah  air bah ini. Seluruh penghuni bumi ini 

berasal dari tiga orang ini. Perhatikanlah, saat  Tuhan  berkenan, 

Ia sanggup menjadikan yang paling kecil akan menjadi kaum yang 

besar. Ia akan menambah jumlah yang besar bagi mereka yang 

memulai dengan jumlah yang kecil. Seperti itulah kuasa dan 


 246

kemampuan berkat ilahi. Nuh memilih usahanya sendiri dengan 

menjadi seorang petani, dalam bahasa Ibrani disebut manusia dari 

tanah, artinya orang yang menangani tanah, yang menggenggam 

tanah di dalam tangannya, dan mendudukinya. Pada dasarnya 

kita semua yaitu  manusia dari tanah, dibuat dari tanah, hidup 

di atasnya, dan mengejarnya. Banyak di antara manusia menge-

jar-ngejar tanah dengan cara yang penuh dosa, yaitu kecanduan 

dengan hal-hal duniawi. Oleh panggilannya Nuh mengusahakan 

buah-buahan dari bumi. Ia menjadi petani, yakni, tidak lama 

sesudah  ia keluar dari bahtera itu, ia kembali kepada pekerjaannya 

yang lama, pekerjaan yang ditinggalkannya saat  ia harus mem-

bangun bahtera terlebih dahulu, dan mungkin sesudah  itu dilan-

jutkan dengan membangun rumah di atas tanah kering bagi diri-

nya sendiri dan keluarganya. Hal ini berjalan baik, sebab sebe-

lumnya ia sudah pernah menjadi seorang tukang kayu. Namun 

sekarang ia mulai lagi menjadi seorang petani. Amatilah, meski-

pun Nuh yaitu  seorang yang besar dan saleh, seorang yang telah 

lanjut usia dan kaya, seorang yang sangat menjadi kesayangan 

sorga dan dihormati di atas bumi, ia tidak menjalani kehidupan 

yang malas, juga tidak menganggap rendah pekerjaan menjadi 

seorang petani. Perhatikanlah, meskipun Tuhan  oleh pemeliharaan 

dan campur tangan-Nya mengeluarkan kita untuk sementara dari 

pekerjaan kita, namun saat  masa itu sudah lewat, dengan pe-

nuh kerendahan hati dan rajin kita harus mengerjakan pekerjaan 

kita itu kembali. Dan kita harus tetap setia di hadapan Tuhan  

dalam keadaan seperti pada waktu dipanggil (1Kor. 7:24).  

II. Dosa dan keaiban Nuh: dialah yang mula-mula membuat kebun 

anggur. saat  ia selesai mengumpulkan buah-buah anggur pilih-

an, mungkin ia menetapkan suatu hari untuk bergembira ria dan 

berpesta di keluarganya. Mungkin ia mengumpulkan anak-

anaknya dan anak-anak mereka, untuk bersukacita bersamanya 

atas pertambahan jumlah anggota keluarga dan juga pertambah-

an hasil kebun anggurnya. Kita patut menduga bahwa ia mem-

buka pestanya dengan sebuah pengorbanan untuk memuliakan 

Tuhan . Jika hal ini ia tinggalkan, maka layaklah bagi Tuhan  untuk 

meninggalkan dia. Orang yang tidak memulai dengan Tuhan  akan 

berakhir dengan binatang-binatang buas. Namun, dengan lapang 

hati kita berharap bahwa semoga hal itu tidak demikian. Mungkin 

Kitab Kejadian 9:18-23 

 247 

ia mengadakan pesta ini dengan suatu maksud, bahwa ia akan 

memberkati anak-anaknya pada akhir pesta ini, seperti yang 

dilakukan Ishak dalam Kejadian 27:3-4, supaya kumakan, agar 

aku memberkati engkau. Pada pesta ini ia minum anggur, sebab 

siapakah yang menanami kebun anggur dan tidak memakan 

buahnya? Namun, Nuh ternyata minum secara berlebihan, me-

lampaui batas kemampuan kepalanya di  usianya itu, sehingga ia 

mabuk. Kita memiliki alasan untuk berpendapat bahwa ia tidak 

pernah mabuk sebelumnya dan juga sesudah itu. Amatilah bagai-

mana ia sekarang dapat dikalahkan sebab  kesalahan ini. Ini 

yaitu  dosanya, sebuah dosa yang besar. Lebih buruk lagi, dosa 

ini dilakukan tidak lama sesudah  ia mengalami keselamatan yang 

besar. Tuhan  meningalkan dia, seperti yang Ia lakukan terhadap 

Hizkia (2Taw. 32:31), dan meninggalkan catatan ini mengenai dia 

bagi kita, untuk mengajar kita.  

1. Bahwa catatan paling jujur yang pernah ditulis orang sejak 

kejatuhan umat manusia mengandung coretan-coretan noda 

dan kekeliruan. Dikatakan bahwa Nuh yaitu  seorang yang 

benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya 

(6:9), namun  di sini ditunjukkan bahwa yang dimaksud yaitu  

ketulusannya, bukan kesempurnaan tanpa dosa.  

2. Bahwa adakalanya orang-orang yang oleh anugerah Tuhan  dan 

dengan kewaspadaan dan keteguhan hati telah bisa menjaga 

keutuhan iman mereka di tengah-tengah pencobaan, tiba-tiba 

bisa jatuh ke dalam dosa. Ini disebabkan sebab  sesudah  masa 

pencobaan, mereka merasa diri aman-aman saja, sehingga 

menjadi lalai dan mengabaikan anugerah Tuhan . Nuh yang 

tidak ketagihan minuman keras di tengah-tengah orang pema-

buk, sekarang sedang mabuk di tengah-tengah kumpulan 

orang yang tidak ketagihan minum. Siapa yang menyangka, 

bahwa ia teguh berdiri, berhati-hatilah.  

3. Bahwa kita perlu sangat berhati-hati saat  memanfaatkan 

banyak ciptaan Tuhan  yang baik, supaya kita tidak mengguna-

kannya secara berlebihan. Murid-murid Kristus harus berhati-

hati di sepanjang waktu supaya hati mereka jangan sarat oleh 

pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan 

duniawi (Luk. 21:34). Nah, akibat dosa Nuh yaitu  keaiban. Ia 

berada dalam keadaan telanjang dalam kemahnya, telanjang 

yang membawa aib, sama seperti keadaan Adam saat  ia 


 248

makan buah terlarang. namun  saat  itu Adam segera mencari 

tempat persembunyian, sedangkan Nuh begitu kekurangan 

akal budi dan alasan untuk menutupi ketelanjangannya. Ini-

lah buah dari minum anggur yang tidak pernah dipertim-

bangkan oleh Nuh. Amatilah di sini, betapa dahsyatnya dosa 

kemabukan itu.  

(1) Dosa itu menelanjangi manusia. Menelanjangi kelemahan-

kelemahan yang mereka miliki. Mereka bisa berceloteh 

saat  sedang mabuk, dan semua rahasia yang dipercaya-

kan kepada mereka, meluncur dengan mudah dari mulut 

mereka. Pengawal pintu yang mabuk membiarkan gerbang 

tetap terbuka.  

(2) Dosa itu menghapus harga diri manusia, dan membuka 

diri mereka terhadap keaiban. Seperti yang ditunjukkan, 

begitulah dosa itu mempermalukan mereka. saat  orang 

sedang mabuk mereka dapat berbicara dan berbuat hal-hal 

yang akan membuat malu wajah mereka sendiri bila mere-

ka bisa mengingatnya saat dalam keadaan waras (Hab. 

2:15-16).  

III. Ketidaksopanan dan ketidaksalehan Ham: ia melihat aurat ayah-

nya, lalu diceritakannya kepada kedua saudaranya (ay. 22). Meli-

hat secara kebetulan dan tidak sengaja bukanlah hal yang jahat, 

namun , 

1. Ia menyenangkan dirinya dengan pemandangan itu, seperti 

orang-orang Edom yang memandang rendah saudara-saudara 

mereka pada hari kemalangannya (Ob. 12), dengan pandangan 

penuh kesenangan dan sikap merendahkan. Mungkin kadang-

kadang Ham sendiri suka mabuk dan sering ditegur oleh 

ayahnya. sebab  itulah ia merasa senang saat  melihat kema-

bukan ayahnya. Perhatikanlah, merupakan hal yang lazim 

bagi orang-orang yang berjalan di jalan yang tidak benar 

untuk bersukacita atas langkah-langkah keliru yang kadang-

kadang mereka lihat ditempuh orang lain. namun  kebaikan hati 

tidak bersukacita dalam kejahatan, begitu juga orang-orang 

yang sungguh-sungguh bertobat dan menyesali dosa-dosa me-

reka, tidak akan bersukacita atas dosa-dosa orang lain. 

Kitab Kejadian 9:24-27 

 249 

2. Ia menceritakannya kepada kedua saudaranya (di jalanan, se-

suai dengan kata aslinya), dengan cara yang merendahkan dan 

penuh penghinaan, supaya ayahnya tampak jahat di hadapan 

mereka. Sungguh sangat salah untuk, 

(1) Membuat lelucon tentang dosa (Ams. 14:9), dan membesar-

besarkan hal-hal yang seharusnya membuat kita merasa 

prihatin (1Kor. 5:2). Dan,  

(2) Membeberkan kesalahan siapa saja, khususnya kesalahan 

orangtua, yang sebenarnya harus kita hormati. Nuh bukan 

saja orang yang baik, melainkan juga seorang bapa yang 

baik bagi Ham. sebab  itu perbuatan Ham ini sungguh se-

buah pembalasan keji dan tidak berbudi atas kebaikan 

ayahnya. Di sini Ham disebut sebagai bapa Kanaan, yang 

menunjukkan bahwa ia sendiri juga seorang ayah yang 

seharusnya lebih bersikap hormat terhadap Nuh yang ada-

lah ayahnya. 

IV. Kepedulian yang saleh dari Sem dan Yafet untuk menutupi keaib-

an ayah mereka yang malang (ay. 23). Mereka tidak saja tidak 

ingin melihat keaiban itu, namun  mencegah kemungkinan orang 

lain melihat hal itu. Dalam hal ini kita diberi contoh tentang ke-

baikan hati yang berkaitan dengan dosa dan aib orang lain. Jangan 

hanya berkata bahwa kita tidak mau bersekutu dengan orang-

orang yang membeberkan dosa orang lain itu, namun  juga harus ber-

hati-hati supaya menutupi perbuatan itu, atau setidaknya belajar 

dari hal itu, bagaimana jadinya bila kita sendiri diperlakukan demi-

kian. 

1. Ada selimut kasih yang dapat menutupi banyak dosa semua 

orang (1Ptr. 4:8).  

2. Di samping itu, ada jubah rasa hormat yang mendalam yang 

dapat menutupi kesalahan orangtua dan pemimpin-pemimpin 

lainnya.  

Nubuat Nuh  

(9:24-27) 

24 sesudah  Nuh sadar dari mabuknya dan mendengar apa yang dilakukan 

anak bungsunya kepadanya, 25 berkatalah ia:  Terkutuklah Kanaan, hendak-

lah ia menjadi hamba yang paling hina bagi saudara-saudaranya.” 26 Lagi 

katanya:  Terpujilah TUHAN, Tuhan  Sem, namun  hendaklah Kanaan menjadi 


 250

hamba baginya. 27 Tuhan  meluaskan kiranya tempat kediaman Yafet, dan hen-

daklah ia tinggal dalam kemah-kemah Sem, namun  hendaklah Kanaan men-

jadi hamba baginya.”  

Di sini kita membaca perihal,  

I. Nuh menyadari keadaan dirinya: Ia sadar dari mabuknya. Tidur 

telah memulihkan keadaan dirinya. Kita boleh beranggapan bah-

wa ia begitu dipulihkan sehingga sesudah itu ia tidak kembali ke-

pada dosa itu lagi. Orang-orang yang tidur seperti Nuh harus ber-

usaha bangun seperti Nuh, jangan seperti orang-orang pemabuk 

(Ams. 23:35) yang saat  siuman lalu berkata, aku akan mencari 

anggur lagi.  

II. Roh nubuat datang ke atas Nuh, dan sama seperti Yakub yang 

sedang sekarat, ia memberitahukan apa yang akan mereka alami 

di kemudian hari (49:1).  

1. Ia memberitahukan sebuah kutukan atas Kanaan, anak Ham 

(ay. 25), yang di dalamnya Ham sendiri terkutuk. Mungkin 

sebab  anaknya ini sekarang lebih berdosa dibandingkan anggota 

keluarga lainnya, atau sebab semua keturunan penerus dari 

anak ini akan tercabut dari tanah mereka, untuk memberi  

ruang bagi Israel. Musa mencatat di sini untuk menghidupkan 

gambaran tentang berbagai perang yang terjadi di Kanaan. 

Meskipun bangsa Kanaan yaitu  bangsa yang sangat ditakuti 

sebab  kekuasaan dan jumlah mereka yang besar, mereka 

yaitu  bangsa yang terkutuk sejak zaman dahulu kala, dan 

ditakdirkan untuk mengalami kehancuran. Secara khusus ku-

tukan ini menyatakan bahwa Kanaan akan menjadi hamba 

yang paling hina (artinya, hamba yang paling miskin dan ren-

dah), bahkan bagi saudara-saudaranya. Orang-orang Kanaan 

itu sama tinggi derajatnya dengan orang-orang Sem dan Yafet 

saat  dilahirkan, namun  mereka akan menjadi tuan bagi sau-

dara-saudara mereka saat  ditaklukkan. Hal ini jelas menun-

jukkan kemenangan-kemenangan yang diperoleh Israel atas 

bangsa Kanaan. Mereka dikalahkan dengan pedang atau de-

ngan menyerahkan diri dan takluk kepada bangsa Israel (Yos. 

9:23; Hak. 1:28, 30, 33, 35), yang baru terjadi sesudah  800 

tahun kemudian semenjak kutukan ini. Perhatikanlah,  

Kitab Kejadian 9:24-27 

 251 

(1) Tuhan  sering menimpakan hukuman kejahatan akhlak orang-

tua kepada anak-anak, khususnya jika anak-anak itu me-

warisi watak jahat ayah-ayah mereka, dan meniru perbuatan 

jahat ayah mereka, dan tidak berbuat apa-apa untuk memu-

tuskan warisan kutuk itu dengan cara bertobat.  

(2) Aib pantas ditimpakan ke atas orang-orang yang menimpa-

kan aib ke atas orang lain, terutama mereka yang memper-

malukan dan menyedihkan orangtua sendiri. Seorang anak 

yang tidak berbakti dan mengejek orangtuanya tidak layak 

lagi disebutkan anak bapa, namun  pantas dijadikan salah 

satu orang upahan, bahkan hamba yang paling hina di an-

tara saudara-saudaranya.  

(3) Walaupun kutukan ilahi itu bekerja dengan perlahan-

lahan, namun cepat atau lambat kutukan itu akan dige-

napi. Bangsa Kanaan berada di bawah bayangan kutuk 

perhambaan, meskipun dalam masa yang panjang mereka 

berkuasa untuk sementara. Sebab sebuah keluarga, bang-

sa, atau perorangan yang berada di bawah bayang-bayang 

kutuk, dapat hidup lama dalam kemakmuran di dunia ini, 

sampai takaran kejahatan mereka penuh, seperti halnya 

bangsa Kanaan itu. Banyak orang yang telah ditetapkan 

untuk binasa namun  belum cukup matang untuk menuai 

kebinasaan itu. Oleh sebab  itu, janganlah hatimu iri ke-

pada orang-orang berdosa. 

2. Nuh mewariskan berkat ke atas Sem dan Yafet. 

(1) Nuh memuji Sem, atau lebih tepatnya memuji Tuhan  atas 

perbuatan Sem, sehingga pujian itu mewariskan kehormat-

an dan kebahagiaan terbesar yang tidak terbayangkan (ay. 

26). Amatilah, 

[1] Ia menyebut TUHAN sebagai Tuhan  Sem. Berbahagialah, 

bahkan berbahagialah tiga kali lipat, bangsa yang Tuhan -

nya ialah TUHAN! (Mzm. 144:15). Semua berkat terma-

suk di dalamnya. Ini yaitu  berkat yang dianugerahkan 

kepada Abraham dan keturunannya. Tuhan  yang ber-

takhta di dalam sorga tidak malu disebut Tuhan  mereka 

(Ibr. 11:16). Melalui berkat ini Sem memperoleh pahala 

yang cukup atas rasa hormat yang diberikannya kepada 

ayahnya, sampai-sampai TUHAN sendiri menaruh ke-


 252

hormatan ini ke atasnya, dengan menjadi Tuhan nya. Ber-

kat ini juga cukup memberi  pahala bagi semua 

pelayanan kita dan penderitaan kita bagi nama-Nya.  

[2] Ia memberi  kemuliaan kepada Tuhan  atas perbuatan 

baik yang telah dilakukan Sem. Bukannya memuji dan 

meninggikan Sem yang sekadar menjadi alat-Nya, ia 

malah memuji dan meninggikan Tuhan  yang merancang 

kebaikan itu. Perhatikanlah, kemuliaan semua hal yang 

telah kita lakukan atau dilakukan oleh orang lain, 

harus kita berikan kepada Tuhan  dengan penuh keren-

dahan hati dan rasa syukur, kepada Dia yang mengerja-

kan segala pekerjaan baik di dalam kita dan untuk kita. 

saat  kita melihat pekerjaan baik yang dilakukan sese-

orang yang harus kita muliakan, jangan berikan kemu-

liaan itu kepada mereka, namun  berikanlah kepada Bapa 

kita (Mat. 5:16). Dengan cara demikian saat  Daud 

memuji Abigail, ia sebenarnya memuji Tuhan  yang telah 

mengutus perempuan ini (1Sam. 25:32), sebab merupa-

kan suatu kehormatan dan kesukaan untuk bekerja 

bagi Tuhan  dan dipakai oleh-Nya dalam melakukan per-

buatan baik.  

[3] Nuh menubuatkan dan memberitahukan jauh sebelum-

nya bahwa Tuhan  akan berkenan kepada Sem dan ke-

luarganya sedemikian rupa sampai akan menjadi bukti 

bagi seluruh dunia, bahwa TUHAN itu yaitu  Tuhan  

Sem, yang atas nama-Nya semua ucapan syukur akan 

dinaikkan oleh banyak orang kepada-Nya: Terpujilah 

TUHAN, Tuhan  Sem.  

[4] Berkat ini menunjukkan bahwa jemaat harus dibangun 

dan berkelanjutan dalam keturunan Sem. sebab  dari 

dialah diturunkan bangsa Yahudi, yang untuk jangka 

waktu yang panjang menjadi satu-satunya bangsa yang 

percaya kepada Tuhan  dan menjadi milik Tuhan  di dunia 

ini.  

[5] Sebagian orang berpendapat bahwa keterangan yang 

diberikan di sini merujuk kepada Kristus, yang yaitu  

TUHAN Tuhan  dan dalam sifat kemanusiaan-Nya harus 

berasal dari keturunan Sem. Dari dirinyalah Kristus di 

dalam wujud manusia akan datang.  

Kitab Kejadian 9:24-27 

 253 

[6] Secara khusus dikatakan bahwa Kanaan akan menjadi 

hamba baginya. Perhatikanlah, orang-orang yang memi-

liki TUHAN sebagai Tuhan  mereka akan memperoleh ba-

nyak kehormatan dan kuasa dari dunia ini saat  dunia 

melihat kebaikan di dalam diri mereka.  

(2) Nuh memberkati Yafet, dan di dalam dia, daerah-daerah 

pesisir, akan dihuni oleh keturunannya: Tuhan  kiranya akan 

meluaskan tempat kediaman Yafet, dan hendaklah ia ting-

gal dalam kemah-kemah Sem (ay. 27). Nah, 

[1] Sebagian orang menafsirkan ayat ini seluruhnya men-

jadi milik Yafet, yang menyatakan, pertama, kemakmur-

an duniawinya, bahwa keturunannya akan menjadi 

demikian banyak dan berjaya hingga mereka akan men-

jadi penguasa atas kemah-kemah Sem. Hal ini telah 

digenapi saat  orang-orang Yahudi, bangsa yang paling 

menonjol dari keturunan Sem, diserahkan di bawah ke-

kuasaan bangsa Yunani kuno terlebih dahulu dan 

kemudian kepada bangsa Romawi, yang keduanya ada-

lah keturunan Yafet. Perhatikanlah, kemakmuran du-

niawi bukanlah tanda yang mutlak dari jemaat yang 

benar. Atau, kedua, hal itu menunjukkan pertobatan 

bangsa bukan Yahudi, dan membawa mereka menjadi 

jemaat. Kemudian kita membaca lebih lanjut, Tuhan  

akan meyakinkan Yafet (begitulah arti kata yang di-

pakai), dan kemudian sesudah  diyakinkan, ia akan 

tinggal dalam kemah-kemah Sem. Artinya, bangsa Ya-

hudi dan bukan Yahudi akan bersatu di dalam pelukan 

Injil. sesudah  banyak bangsa-bangsa bukan Yahudi meng-

anut agama orang Yahudi, keduanya akan dipersatukan 

di dalam Kristus (Ef. 2:14-15). Dan, jemaat Kristen yang 

sebagian besar terdiri atas orang-orang bukan Yahudi, 

akan menggantikan orang-orang Yahudi dalam menik-

mati hak istimewa melalui keanggotaan jemaat. Orang-

orang Yahudi membuang diri mereka sendiri sebab  

ketidakpercayaan mereka, dan bangsa-bangsa bukan 

Yahudi akan tinggal dalam kemah-kemah mereka (Rm. 

11:11 dan seterusnya). Perhatikanlah, hanya Tuhan  saja 

yang dapat membawa mereka yang telah memisahkan 


 254

diri untuk kembali ke dalam jemaat. Kuasa Tuhan  itulah 

yang membuat Injil Kristus dapat menyelamatkan (Rm. 

1:16). Dan lagi, jiwa-jiwa dibawa ke dalam jemaat bukan 

dengan paksaan, namun  dengan cara diyakinkan (Mzm. 

110:3). Mereka ditarik dengan tali kemanusiaan, dan 

diyakinkan dengan alasan untuk menjadi saleh.  

[2] Sebagian orang menafsirkan ayat tadi sebagai merujuk 

kepada Yafet dan Sem, sebab  Sem masih belum diber-

kati secara langsung (ay. 26). Pertama, Yafet memiliki 

berkat dunia ini: Tuhan  meluaskan kiranya tempat ke-

diaman Yafet, meluaskan keturunannya, dan meluas-

kan batas-batas tanahnya. Kemakmuran Yafet meliputi 

seluruh benua Eropa, sebagian besar Asia, dan mung-

kin juga Amerika. Perhatikanlah, Tuhan  harus diakui 

dalam semua perluasan yang kita dapatkan. Dialah 

yang meluaskan pantai dan meluaskan hati. Dan lagi, 

banyak yang tinggal dalam kemah-kemah besar, tidak 

tinggal dalam kemah Tuhan , seperti halnya Yafet. Kedua, 

Sem memiliki berkat dari sorga di atas: Ia akan (yaitu 

Tuhan ) tinggal dalam kemah-kemah Sem. Artinya ”Dari 

dirinyalah Kristus akan datang, dan dalam keturunan-

nya jemaat akan dilanjutkan. Hak waris itu sekarang 

dibagi antara Sem dan Yafet. Sedangkan Ham ditolak 

sepenuhnya. Dalam kerajaan yang sama-sama menjadi 

bagian mereka, Kanaan ditetapkan menjadi hamba 

keduanya. Bagian dua kali lipat diberikan kepada Sem, 

sebab  Tuhan  akan tinggal dalam kemah-kemah Sem. 

Kita pasti akan lebih berbahagia jika Tuhan  tinggal dalam 

kemah-kemah kita, dibandingkan jika kita memiliki semua 

perak dan emas dalam dunia ini. Lebih baik tinggal da-

lam kemah-kemah bersama Tuhan  dibandingkan tinggal da-

lam istana tanpa Dia. Di Salem, tempat kemah Tuhan  

berada, ada lebih banyak kesenangan dan kepuasan 

dibandingkan di semua daerah pesisir bangsa-bangsa bukan 

Yahudi. Ketiga, Mereka berdua berkuasa atas Kanaan: 

Kanaan akan menjadi hamba bagi keduanya, begitulah 

pendapat sebagian orang. saat  Yafet bergabung de-

ngan Sem, Kanaan tersungkur di hadapan mereka ber-

Kitab Kejadian 9:28-29 

 255 

dua. saat  orang-orang asing menjadi sahabat, musuh 

menjadi hamba.  

Umur Nuh 

(9:28-29) 

28 Nuh masih hidup tiga ratus lima puluh tahun sesudah air bah. 29 Jadi Nuh 

mencapai umur sembilan ratus lima puluh tahun, lalu ia mati.  

Lihatlah di sini,  

1. Bagaimana Tuhan  memberi  usia yang panjang kepada Nuh. Ia 

hidup sampai sembilan ratus lima puluh tahun, dua puluh tahun 

lebih panjang dibandingkan usia Adam, namun sembilan belas tahun 

lebih muda dibandingkan Metusalah. Umur panjang ini merupakan 

pahala lebih lanjut atas kesalehannya, dan menjadi berkat yang 

besar bagi dunia. Tidak perlu diragukan lagi bahwa dengan kele-

bihan ini, ia telah melanjutkan perannya sebagai pemberita kebe-

naran. Dan sekarang, semua yang mendengarkan berita kebenar-

an ini yaitu  anak-anaknya sendiri.  

2. Bagaimana Tuhan  pada akhirnya juga membatasi masa hidupnya. 

Meskipun berumur panjang, ia akhirnya mati juga, mungkin sete-

lah melihat banyak dari keturunannya yang mati di hadapannya. 

Nuh hidup untuk melihat dua dunia, namun sebagai pewaris 

kebenaran yang diperoleh melalui iman, ia pergi melihat dunia 

yang jauh lebih baik dibandingkan keduanya saat  ia mati. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PASAL 10   

asal ini menunjukkan secara lebih khusus apa yang disebutkan 

secara umum dalam Kejadian 9:19 perihal tiga anak Nuh, bahwa 

 dari mereka inilah tersebar penduduk seluruh bumi,” serta buah 

dari berkat itu (9:1, 7),  penuhilah bumi.” Ini yaitu  satu-satunya 

catatan pasti yang masih ada sampai sekarang perihal asal-usul 

bangsa-bangsa. Namun, mungkin tidak ada bangsa lain selain bang-

sa Yahudi yang dapat meyakini dari sumber manakah mereka berasal 

dari antara ketujuh puluh sumber (sebab  begitu banyaknya sumber 

di sini) yang ada. Akibat langkanya catatan-catatan kuno, percam-

puran bangsa-bangsa, perubahan-perubahan besar yang terjadi di 

dalam bangsa-bangsa, rentang waktu yang panjang, maka hilanglah 

pengetahuan tentang garis keturunan bangsa-bangsa dari penduduk 

bumi sekarang ini. Juga tidak ada catatan silsilah asal-usul bangsa-

bangsa yang masih terpelihara dengan baik selain yang dimiliki oleh 

bangsa Yahudi, demi kepentingan Sang Mesias. Hanya dalam pasal 

inilah kita memiliki sebuah catatan singkat,  

I. Perihal keturunan Yafet (ay. 2-5).  

II. Perihal keturunan Ham (ay. 6-20), dan khususnya perihal 

tentang Nimrod (ay. 8-10). 

III. Perihal keturunan Sem (ay. 21 dan seterusnya). 

Bangsa-bangsa Keturunan Nuh  

(10:1-5) 

1 Inilah keturunan Sem, Ham dan Yafet, anak-anak Nuh. sesudah  air bah itu 

lahirlah anak-anak lelaki bagi mereka. 2 Keturunan Yafet ialah Gomer, 

Magog, Madai, Yawan, Tubal, Mesekh dan Tiras. 3 Keturunan Gomer ialah 

Askenas, Rifat dan Togarma. 4 Keturunan Yawan ialah Elisa, Tarsis, orang 

Kitim dan orang Dodanim. 5 Dari mereka inilah berpencar bangsa-bangsa 


 258

daerah pesisir. Itulah keturunan Yafet, masing-masing di tanahnya, dengan 

bahasanya sendiri, menurut kaum dan bangsa mereka.  

Musa mengawali dengan keluarga Yafet, mungkin sebab  dialah yang 

sulung, atau sebab  keluarganya berada di tempat yang paling jauh 

dari Israel dan tidak terlampau memedulikan mereka saat  Musa 

menulis kitab ini. Itulah sebabnya ia menyebut bangsa ini dengan 

sangat singkat, dan segera menulis tentang keturunan Ham, yang 

menjadi musuh Israel, kemudian dilanjutkan dengan keturunan Sem 

yang menjadi nenek moyang Israel. Sebab jemaat orang percayalah 

yang dijadikan sejarah oleh Kitab Suci, dan hanya bangsa-bangsa 

dunia yang terkait dengan Israel dan tertarik kepada urusan Israel 

sajalah yang dicatat di dalamnya. Amatilah,  

1. Diketahui di sini bahwa anak-anak Nuh memiliki anak-anak yang 

dilahirkan sesudah  air bah, dengan maksud untuk memperbaiki 

dan membangun kembali dunia umat manusia yang telah dihan-

curkan oleh air bah. Tuhan  yang telah membinasakan, sekarang 

menghidupkan. 

2. Kepada keturunan Yafet diberikan daerah-daerah pesisir (ay. 5). 

Yang mungkin diberikan dengan melempar undi dan dibagikan 

kepada mereka sesudah  dilakukan penelitian yang cermat dan 

bersungguh-sungguh. Mungkin pulau kita ini (kepulauan Inggris, 

tempat asal Matthew Henry – pen.) juga menjadi salah satunya. 

Semua tempat di seberang laut, kalau dilihat dari Yudea, disebut 

tanah pesisir (Yer. 25:22). Hal ini mengarahkan pemahaman kita 

bahwa janji dalam Yesaya 42:4, segala pulau mengharapkan peng-

ajarannya, menunjukkan pertobatan orang-orang bukan Yahudi 

kepada iman di dalam Kristus.  

Keturunan Ham; Perihal Nimrod 

(10:6-14) 

6 Keturunan Ham ialah Kush, Misraim, Put dan Kanaan. 7 Keturunan Kush 

ialah Seba, Hawila, Sabta, Raema dan Sabtekha; anak-anak Raema ialah 

Syeba dan Dedan. 8 Kush memperanakkan Nimrod; dialah yang mula-mula 

sekali orang yang berkuasa di bumi; 9 ia seorang pemburu yang gagah 

perkasa di hadapan TUHAN, sebab itu dikatakan orang:  Seperti Nimrod, 

seorang pemburu yang gagah perkasa di hadapan TUHAN.” 10 Mula-mula 

kerajaannya terdiri dari Babel, Erekh, dan Akad, semuanya di tanah Sinear. 

11 Dari negeri itu ia pergi ke Asyur, lalu mendirikan Niniwe, Rehobot-Ir, Kalah 

12 dan Resen di antara Niniwe dan Kalah; itulah kota besar itu. 13 Misraim 

memperanakkan orang Ludim, orang Anamim, orang Lehabim, orang Naftu-

Kitab Kejadian 10:6-14 

 259 

him, 14 orang Patrusim, orang Kasluhim dan orang Kaftorim; dari mereka 

inilah berasal orang Filistin. 

Hal yang dapat diamati agak banyak di dalam ayat-ayat ini yaitu  

catatan tentang Nimrod (ay. 8-10). Di sini ia digambarkan sebagai 

orang yang besar dalam zamannya: Dialah yang mula-mula sekali 

orang yang berkuasa di bumi. Artinya, bila orang-orang yang telah 

ada sebelum dia sudah merasa cukup puas berdiri sama derajat 

dengan sesama mereka, dan meskipun tiap orang memerintah di 

rumah masing-masing, tidak ada yang berani bertindak lebih jauh 

dibandingkan itu. Namun sebaliknya, pikiran Nimrod yang bercita-cita 

tinggi tidak dapat berhenti sampai di sini. Ia memutuskan untuk 

menjulang tinggi melampaui sesamanya. Tidak saja menjadi yang 

menonjol di antara mereka, namun  menjadi tuan atas mereka. Sema-

ngat seperti itulah yang menggerakkan raksasa-raksasa sebelum air 

bah, yang menjadi orang-orang yang gagah perkasa dan orang-orang 

kenamaan (6:4). Semangat itu kini dibangkitkan kembali di dalam 

dirinya. Begitu cepat sesudah  penghakiman luar biasa yang membawa 

orang-orang sombong dan penguasa yang jahat itu dibawa ke dalam 

dunia orang mati. Perhatikanlah, dalam diri sebagian orang ada ter-

kandung keinginan dan hasrat yang teramat besar untuk berkuasa. 

Seperti apa yang pernah ada akan ada lagi, tak peduli murka Tuhan  

sering dinyatakan dari sorga terhadap mereka. Di seberang neraka 

ini, tidak ada yang dapat merendahkan dan mematahkan jiwa-jiwa 

sombong sejumlah orang. Dalam hal ini mereka menjadi sama seperti 

Iblis (Yes. 14:14-15). Nah,  

I. Nimrod yaitu  seorang pemburu yang gagah perkasa. Dengan 

keahlian inilah ia mulai, dan sebab  inilah ia menjadi terkenal 

dan diungkapkan dalam sebuah peribahasa. Untuk mengenang-

nya, setiap pemburu yang hebat akan disebut seperti Nimrod. 

1. Beberapa orang berpendapat bahwa ia sangat mahir dalam hal 

berburu, berbakti kepada negerinya dengan mengusir sejum-

lah besar binatang-binatang buas yang mengganggu wilayah 

itu. Dengan demikian secara perlahan-lahan ia mulai disukai 

oleh sesamanya, dan diangkat sebagai raja mereka. Orang-

orang yang menjalankan kekuasaan setidaknya akan disebut 

pelindung-pelindung (Luk. 22:25). 

2. Sebagian orang lain berpendapat bahwa dengan dalih untuk 

berburu, ia mengumpulkan pengikut-pengikutnya, untuk meng-


 260

hadapi permainan lain yang harus dimainkan. Dengan cara 

demikian, ia kemudian membawa dirinya tampil sebagai pe-

mimpin negeri itu dan menjadikan mereka sebagai rakyatnya. 

Ia yaitu  seorang pemburu yang gagah perkasa. Artinya, ia 

seorang penakluk yang kejam, yang merampas hak-hak dan 

harta milik sesamanya. Ia penganiaya orang-orang yang tidak 

bersalah, menyeret semua orang ke hadapannya, dan menjadi-

kan mereka semua miliknya dengan paksaan dan kekerasan. 

Ia mengira bahwa dirinya seorang raja yang sangat berkuasa, 

namun  di hadapan Tuhan  (yaitu dalam pandangan Tuhan ), ia 

hanyalah seorang pemburu yang gagah perkasa. Perhatikan-

lah, penakluk-penakluk besar hanyalah pemburu-pemburu 

besar belaka. Iskandar Agung dan Caesar tidak dipandang se-

bagai seorang tokoh yang hebat di dalam sejarah Kitab Suci 

seperti halnya di dalam kitab sejarah umum. Alexander digam-

barkan di dalam nubuatan hanya sebagai seekor kambing jan-

tan yang melintas (Dan. 8:5). Nimrod seorang pemburu yang 

gagah perkasa melawan Tuhan, begitulah yang dikatakan da-

lam Septuaginta (terjemahan Perjanjian Lama dalam bahasa 

Yunani – pen.), artinya,  

(1) Ia menetapkan penyembahan berhala, seperti yang dilaku-

kan oleh Yerobeam, untuk meneguhkan kekuasaan yang 

diperolehnya secara tidak sah. Supaya ia dapat mendirikan 

sebuah pemerintahan baru, ia menciptakan sebuah agama 

baru di atas reruntuhan peraturan budaya kuno. Babel 

yaitu  ibu dari wanita-wanita pelacur. Atau,  

(2) Ia melanjutkan kekerasan dan kekejamannya dalam menen-

tang Tuhan  sendiri, menantang sorga dengan ketidaksaleh-

annya, seolah-olah ia dan pemburu-pemburunya dapat me-

nakut-nakuti Yang Mahakuasa, dan berusaha menandingi 

TUHAN semesta alam dan semua bala tentara-Nya. Seolah-

olah belum cukup ia melelahkan orang, sehingga ia merasa 

sanggup melelahkan Tuhan  juga (Yes. 7:13).  

II. Nimrod seorang penguasa yang besar: mula-mula kerajaannya 

terdiri dari Babel (ay. 10). Dengan berbagai cara, dengan kelihaian 

atau senjata, ia meraih kekuasaan, baik sebab  dipilih sebagai 

penguasa maupun dengan paksaan untuk merampas kekuasaan. 

Begitulah dasar-dasar sebuah kerajaan diletakkan, yang kemu-

Kitab Kejadian 10:6-14 

 261 

dian berkepala emas, menjadi ketakutan yang mengancam, dan 

berusaha mengusai seluruh dunia. Tampaknya ia tidak memiliki 

hak untuk berkuasa menurut garis keturunan. Ia tampaknya 

dipilih untuk memerintah sebab  kemampuannya, seperti dugaan 

sebagian orang, atau sebab  kekuatan dan kelihaiannya ia per-

lahan-lahan berkuasa, dan mungkin tanpa disadari orang, akhir-

nya duduk di puncak kekuasaan. Lihatlah pola pemerintahan 

zaman dahulu kala, khususnya bagaimana kedaulatan diserah-

kan ke dalam tangan satu orang saja. Apa yang telah dimulai 

Nimrod dan sesamanya, segera diikuti oleh bangsa-bangsa lain 

yang menyerahkan sepenuhnya keamanan dan kesejahteraan 

bersama mereka di bawah satu kepala pemerintahan. Tak peduli 

bagaimana pemerintah tersebut dibentuk, hasilnya terbukti men-

jadi berkat bagi dunia, sehingga diakui bahwa keadaan akan men-

jadi buruk bila tidak ada raja di Israel. 

III. Nimrod seorang pembangun yang besar. Mungkin dia jugalah 

perancang pembangunan menara Babel, dan di sanalah ia 

memulai kerajaannya. Namun, saat  rancangannya untuk me-

merintah semua keturunan Nuh dikacaukan oleh kebingungan 

berbahasa, maka dari negeri itu ia pergi ke Asyur (begitulah tafsir-

an tambahan ayat 11), dan mendirikan Niniwe dan seterusnya. 

sesudah  mendirikan kota-kota ini, ia memimpin dan memerintah 

mereka. Amatilah hasrat ingin berkuasa dalam diri Nimrod, 

1. Hasrat itu tidak terbatas. Banyak orang ingin memiliki lebih 

banyak lagi, dan berseru, untukku, untukku.  

2. Hasrat itu membawa ketidaktenangan. saat  Nimrod telah 

menguasai empat kota di bawah pemerintahannya, ia tidak 

dapat merasa puas sampai ia memiliki empat kota lagi. 

3. Hasrat itu mahal harganya. Nimrod lebih suka mendirikan 

kota-kota dibandingkan memiliki kehormatan dengan memerintah 

mereka. Semangat membangun merupakan dampak umum 

dari kesombongan rohani.  

4. Hasrat itu menantang dan akan terus berlanjut dengan berba-

gai kesulitan yang tidak menghasilkan apa-apa. Nama Nimrod 

berarti pendurhakaan, yang (jika ia memang menyalahguna-

kan kekuasaannya untuk menindas sesamanya) mengajarkan 

kepada kita bahwa penguasa yang bengis terhadap manusia 


 262

yaitu  orang pendurhaka di hadapan Tuhan , dan pendurhaka-

an mereka yaitu  sama seperti dosa bertenung.  

Keturunan Kanaan dan Daerah Mereka 

(10:15-20) 

15 Kanaan memperanakkan Sidon, anak sulungnya, dan Het, 16 serta orang 

Yebusi, orang Amori dan orang Girgasi; 17 orang Hewi, orang Arki, orang Sini, 

18 orang Arwadi, orang Semari dan orang Hamati; kemudian berseraklah 

kaum-kaum orang Kanaan itu. 19 Daerah orang Kanaan yaitu  dari Sidon ke 

arah Gerar sampai ke Gaza, ke arah Sodom, Gomora, Adma dan Zeboim 

sampai ke Lasa. 20 Itulah keturunan Ham menurut kaum mereka, menurut 

bahasa mereka, menurut tanah mereka, menurut bangsa mereka. 

Amatilah di sini, 

1. Catatan keturunan Kanaan yang menguraikan perihal kaum 

keluarga dan suku bangsa yang diturunkan dari dirinya, serta 

tanah-tanah yang mereka miliki, disebutkan secara lebih khusus 

dalam pasal ini dibandingkan keturunan yang lain. Ini sebab  suku-

suku bangsa tersebut yang nantinya ditaklukkan oleh bangsa 

Israel, dan tanah-tanah mereka ini sedang dalam proses waktu 

untuk menjadi tanah suci, tanah Immanuel. Tuhan  menaruh per-

hatian khusus saat  Ia membuang undi bagi bangsa yang berada 

di bawah kutuk ini di atas tanah yang telah dipilih-Nya bagi 

umat-Nya sendiri. Hal ini diperhatikan Musa dalam Ulangan 32:8, 

saat  Sang Mahatinggi membagi-bagikan pusaka kepada bangsa-

bangsa menurut bilangan anak-anak Israel.  

2. Melalui catatan ini tampak bahwa jumlah keturunan Kanaan itu 

sangat banyak, kaya, dan berada dalam keadaan yang sangat me-

nyenangkan. Walaupun demikian, Kanaan itu berada di bawah 

kutukan, kutukan ilahi, dan bukan sebuah kutukan tanpa sebab. 

Perhatikanlah, orang-orang yang berada di bawah kutuk Tuhan  

mungkin saja berada dalam keadaan yang makmur dan sangat 

berkelimpahan dalam dunia ini. sebab  kita tidak dapat mengeta-

hui kasih atau kebencian, berkat atau kutuk, melalui apa yang 

ada di hadapan kita, selain melalui apa yang ada di dalam kita 

(Pkh. 9:1). Kutukan Tuhan  selalu sungguh-sungguh bekerja dan 

sangat mengerikan. Namun, mungkin yang ada di sini yaitu  ku-

tukan rahasia, kutukan terhadap jiwa, yang tidak bekerja secara 

kasatmata dan tidak bekerja dengan cepat. Namun, melalui kutuk 

itu telah disediakan hari kemurkaan bagi orang-orang berdosa

Kitab Kejadian 10:21-32 

 263 

 dan mereka terikat olehnya. Di sini Kanaan menduduki tanah 

yang lebih baik dibandingkan Sem atau Yafet, namun mereka berdua 

memiliki bagian yang lebih baik, sebab  mereka mewarisi berkat itu.  

Keturunan Sem 

(10:21-32) 

21 Lahirlah juga anak-anak bagi Sem, bapa semua anak Eber serta abang 

Yafet. 22 Keturunan Sem ialah Elam, Asyur, Arpakhsad, Lud dan Aram. 23 

Keturunan Aram ialah Us, Hul, Geter dan Mas. 24 Arpakhsad memperanak-

kan Selah, dan Selah memperanakkan Eber. 25 Bagi Eber lahir dua anak laki-

laki; nama yang seorang ialah Peleg, sebab dalam zamannya bumi terbagi, 

dan nama adiknya ialah Yoktan. 26 Yoktan memperanakkan Almodad, Selef, 

Hazar-Mawet dan Yerah, 27 Hadoram, Uzal dan Dikla, 28 Obal, Abimael dan 

Syeba, 29 Ofir, Hawila dan Yobab; itulah semuanya keturunan Yoktan. 30 

Daerah kediaman mereka terbentang dari Mesa ke arah Sefar, yaitu pegu-

nungan di sebelah timur. 31 Itulah keturunan Sem, menurut kaum mereka, 

menurut bahasa mereka, menurut tanah mereka, menurut bangsa mereka. 32 

Itulah segala kaum anak-anak Nuh menurut keturunan mereka, menurut 

bangsa mereka. Dan dari mereka itulah berpencar bangsa-bangsa di bumi 

sesudah  air bah itu. 

Terdapat dua hal yang secara khusus dapat diamati dalam catatan 

tentang keturunan Sem ini: 

I. Gambaran tentang Sem (ay. 21). Kita tidak saja mengenal nama-

nya, Sem, yang menunjukkan sebuah nama, namun  dua gelar 

untuk menghormati dirinya sebab : 

1. Ia yaitu  bapa semua anak Eber. Eber yaitu  cicitnya, namun  

mengapa ia harus disebut bapa dari semua anaknya, dan 

bukannya semua anak Arpakhsad, atau Selah dan seterus-

nya? Mungkin sebab  Abraham dan keturunannya, bangsa 

kovenan Tuhan , tidak saja diturunkan dari Eber, namun  dari 

dialah mereka disebut bangsa Ibrani (14:13), Abram orang 

Ibrani itu. Rasul Paulus memandang sebagai hak istimewanya 

bahwa ia yaitu  orang Ibrani asli (Flp. 3:5). Kita boleh yakin 

bahwa Eber ini yaitu  seorang yang saleh pada masa itu 

saat  orang sudah tidak lagi percaya kepada Tuhan . Ia menjadi 

teladan hidup saleh sehingga ada bahasa kudus yang secara 

umum disebut sesuai dengan namanya, yaitu bahasa Ibrani. 

Sangat mungkin bahwa ia mempertahankan bahasa ini di da-

lam keluarganya pada waktu kekacauan Babel, sebagai bukti 

perkenan Tuhan  kepadanya. Dari dialah orang-orang percaya 

disebut anak-anak Eber. Nah, saat  si penulis kitab yang 


 264

penuh ilham ini hendak memberi  gelar kehormatan kepada 

Sem, ia menyebutnya bapa orang-orang Ibrani. Meskipun 

saat  Musa menulis bagian ini, mereka yaitu  bangsa yang 

miskin dan hina, budak-budak di tanah Mesir, ini merupakan 

suatu kehormatan bagi seseorang bila memiliki hubungan 

darah dengan mereka. Seperti Ham, meskipun ia memiliki ba-

nyak anak, ia tidak diakui dan disebut bapa Kanaan, yang di 

atas dirinyalah kutuk tersebut diwariskan (9:22), begitu juga 

Sem, meskipun memiliki banyak anak, ia dimuliakan dengan 

gelar bapa Eber, yang atas keturunannyalah berkat itu diwa-

riskan. Perhatikanlah, sebuah keluarga orang-orang kudus 

lebih sungguh-sungguh dihormati dibandingkan sebuah keluarga 

orang bangsawan. Keturunan kudus dari Sem lebih dihormati 

dibandingkan keturunan bangsawan Ham. Dua belas kepala suku 

keturunan Yakub lebih dihormati dibandingkan dua belas raja-raja 

keturunan Ismael (17:20). Kebaikan yaitu  kebesaran yang 

sesungguhnya.  

2. Ia yaitu  abang Yafet. Dengan sebutan ini, tampaklah bahwa, 

walaupun Sem disebutkan pertama, dia bukanlah anak sulung 

Nuh. Yafetlah yang sulung. Namun, mengapa sebutan tadi di-

lekatkan pada Sem sebagai gelar dan gambaran baginya, yaitu 

bahwa ia yaitu  abang Yafet, sekalipun hal ini sebenarnya su-

dah sering dikatakan sebelumnya? Bukankah dia juga abang 

bagi Ham? Mungkin hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan 

persatuan orang-orang bukan Yahudi dengan orang Yahudi di 

dalam jemaat. Sang sejarawan sejarah kudus menyebut seba-

gai kehormatan bagi Sem bahwa ia yaitu  bapa orang-orang 

Ibrani. Namun, supaya jangan sampai keturunan Yafet diang-

gap berada di luar jemaat selamanya, di sini sang sejarawan 

tersebut mengingatkan kita bahwa ia yaitu  abang Yafet, 

bukan saja sebab  kelahiran, melainkan juga di dalam berkat, 

sebab dikatakan hendaklah Yafet tinggal dalam kemah-kemah 

Sem. Perhatikanlah,  

(1) Orang-orang yang menjadi saudara terbaik yaitu  mereka 

yang sebab  anugerah menjadi bersaudara, dan yang ber-

temu di dalam kovenan Tuhan  serta dalam persekutuan 

orang-orang kudus. 

(2) Dalam mencurahkan anugerah-Nya, Tuhan  tidak melaku-

kannya menurut tingkatan umur, namun  adakalanya yang 

Kitab Kejadian 10:21-32 

 265 

lebih muda mendahului untuk bergabung dengan jemaat, 

sehingga demikianlah yang terakhir akan menjadi yang ter-

dahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.  

II. Alasan pemberian nama Peleg (ay. 25), sebab dalam zamannya 

(artinya, sekitar waktu ia dilahirkan, saat  ia diberi nama), bumi 

terbagi di antara anak-anak manusia supaya mereka menduduki-

nya. Baik sesudah Nuh membaginya dengan membuat pembagian 

secara tertib seperti Yosua membagi tanah Kanaan melalui undi, 

maupun sesudah mereka menolak untuk menaati pembagian itu, 

sesudah Tuhan , dalam keadilan-Nya memisahkan mereka melalui 

kekacauan bahasa. Saat mana pun peristiwa ini terjadi, Eber yang 

saleh itu melihat alasan untuk melanjutkan peringatan itu 

dengan memberi  nama Peleg kepada anaknya. Tepat kiranya 

jika kita menamakan anak-anak kita dengan nama yang sama, 

sebab di zaman kita ini, bumi ini, jemaat ini, terbagi-bagi dalam 

keadaan yang sangat buruk. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PASAL 1 1   

erbedaan lama antara anak-anak Tuhan  dan anak-anak manusia 

(antara orang-orang yang percaya Tuhan  dan orang-orang fasik) 

yang selamat dari air bah itu, sekarang muncul kembali sesudah 

manusia mulai bertambah banyak. Sesuai cara pembedaan itu, di 

dalam pasal ini kita membaca hal-hal sebagai berikut,  

I. Penyerakan anak-anak manusia di Babel (ay. 1-9), di dalam-

nya kita mendapati,  

1. Rancangan berani mereka yang membangkitkan amarah 

Tuhan  dengan membangun sebuah kota dan sebuah me-

nara (ay. 1-4). 

2. Penghukuman yang adil dari Tuhan  atas mereka melalui 

penggagalan rancangan itu, dengan cara mengacaubalau-

kan bahasa mereka, dan dengan demikian mencerai-berai-

kan mereka (ay. 5-9). 

II. Catatan garis silsilah anak-anak Tuhan  ke bawah sampai 

kepada Abraham (ay. 10-26), dengan disertai catatan umum 

perihal kaum keluarganya, serta kepindahannya dari negeri 

asal mereka (ay. 27 dan seterusnya).  

Kekacauan Bahasa 

(11:1-4) 

1 Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya. 2 Maka berang-

katlah mereka ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, 

lalu menetaplah mereka di sana. 3 Mereka berkata seorang kepada yang lain: 

 Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik.” Lalu bata 

itulah dipakai mereka sebagai batu dan ter gala-gala sebagai tanah liat. 4 

Juga kata mereka:  Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan se-

buah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, 

supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.” 


 268

Penutup pasal sebelumnya memberi tahu kita bahwa melalui anak-

anak Nuh, atau dari antara anak-anak Nuh, dan dari mereka itulah 

berpencar bangsa-bangsa di bumi sesudah  air bah itu. Artinya, mereka 

dibedakan menjadi sejumlah suku atau wilayah hunian mereka. 

Sebab kawasan itu telah menjadi semakin sempit bagi mereka, maka 

atas petunjuk Nuh atau kesepakatan di antara anak-anaknya, bebe-

rapa suku atau wilayah hunian harus menentukan arahnya masing-

masing, dimulai dari negeri-negeri yang bersebelahan dengan mereka 

dan dirancang untuk dilanjutkan lebih jauh dan lebih jauh lagi, serta 

berpindah ke jarak yang lebih jauh dari tempat mereka masing-

masing, sesuai luas ruang yang dibutuhkan untuk menampung jum-

lah peningkatan anggota kelompok mereka. Dengan demikian, masa-

lah itu dapat diselesaikan dengan baik pada masa seratus tahun 

sesudah  air bah, sekitar waktu kelahiran Peleg. Namun, tampaknya 

anak-anak manusia enggan menyebar ke tempat-tempat yang lebih 

jauh. Mereka beranggapan bahwa tempat mereka lebih menyenang-

kan dan lebih aman. Oleh sebab  itulah mereka berusaha untuk te-

tap tinggal bersama-sama, dan bermalas-malas, sehingga tidak pergi 

menduduki negeri yang telah diberikan kepada mereka oleh TUHAN 

Tuhan  (Yos. 18:3). Mereka mengira diri mereka lebih bijak dibandingkan 

Tuhan  atau Nuh. Nah, di sini kita membaca perihal,  

I. Keuntungan yang mendasari rancangan mereka untuk tetap ting-

gal bersama, 

1. Mereka semua berasal dari satu bahasa (ay. 1). Seandainya 

ada bahasa lain sebelum air bah, maka hanya bahasa yang 

dipakai Nuh sajalah, yang mungkin sama dengan bahasa 

Adam, yang masih dipertahankan melalui peristiwa air bah itu, 

dan terus berlanjut sesudah itu. Nah, sementara mereka ma-

sih saling mengerti bahasa masing-masing, mereka cenderung 

lebih saling mengasihi, semakin mampu untuk saling mem-

bantu, dan kecil kemungkinan dapat saling berpisah.  

2. Mereka menjumpai tempat yang nyaman untuk dihuni (ay. 2), 

sebuah tanah datar di tanah Sinear, dataran yang sangat luas, 

sehingga dapat menampung mereka semua. Lagi pula, dataran 

itu subur, dan sesuai dengan jumlah mereka pada saat itu. 

Kawasan itu sanggup mendukung kebutuhan pangan mereka 

semua, walaupun mungkin mereka belum mempertimbangkan 

apakah kawasan itu memiliki daya tampung yang cukup un-

Kitab Kejadian 11:1-4 

 269 

tuk menampung mereka semua saat  jumlah mereka semakin 

bertambah-tambah. Perhatikanlah, tempat tinggal yang menarik 

hati pada saat sekarang, sering terbukti menjadi godaan kuat 

untuk mengabaikan tugas dan kepentingan yang menyangkut 

masa depan.  

II. Cara yang mereka gunakan untuk saling mengikat diri, dan ting-

gal bersama-sama dalam satu kesatuan. Bukannya berusaha 

keras memperluas batas-batas ruang hidup mereka dengan cara 

berangkat dengan damai di bawah perlindungan ilahi, mereka 

malah berusaha membentengi diri. Dan sama seperti orang-orang 

yang terus menentang sorga, mereka tetap bertahan. Kesepakatan 

yang mereka ambil yaitu , Marilah kita dirikan bagi kita sebuah 

kota dengan sebuah menara. Dapat diamati bahwa para pem-

bangun kota yang pertama, baik di dunia purba (4:17) dan di 

dunia zaman sekarang, bukanlah orang yang berwatak baik dan 

memiliki nama yang baik. Kemah-kemah digunakan umat Tuhan  

untuk tinggal, sedangkan kota-kota dibangun oleh orang-orang 

yang memberontak terhadap Dia dan mengingkari Dia. Amatilah 

di sini, 

1. Betapa bergairahnya mereka dan betapa mereka saling men-

dorong satu sama lain untuk segera memulai pekerjaan ini. 

Mereka berkata, Marilah kita membuat batu bata (ay. 3), dan 

sekali lagi (ay. 4), Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota. 

Melalui kegairahan bersama ini, mereka saling meneguhkan 

hati dan semakin berani bertindak. Hal-hal besar dapat terwu-

jud saat  jumlah para pelaksana menjadi sangat besar dan 

semuanya sepakat untuk melaksanakan tujuan tersebut, serta 

saling membangkitkan semangat untuk mencapai tujuan. 

Marilah kita belajar untuk mendorong satu sama lain untuk 

saling mengasihi dan melakukan pekerjaan baik, seperti 

orang-orang berdosa saling menyemangati dan mendorong 

satu sama lain untuk melakukan pekerjaan jahat (lih. Mzm. 

122:1; Yes. 2:3, 5; Yer. 50:5). 

2. Bahan-bahan apa saja yang mereka gunakan dalam bangunan 

mereka. sebab  tanah itu datar, tidak ditemukan adanya batu 

atau campuran bahan semen dan kapur. Namun hal ini tidak 

menyurutkan tekad mereka untuk melaksanakan kesepakatan 

ini. Mereka membuat batu bata yang akan digunakan sebagai 


 270

pengganti batu, dan lumpur atau jerami sebagai pengganti se-

men. Perhatikan di sini,  

(1) Betapa perubahan yang ingin mereka lakukan sanggup 

membuat mereka begitu teguh dalam tujuan mereka. Se-

andainya saja kita bersemangat melakukan sesuatu yang 

baik, seharusnya kita tidak menghentikan pekerjaan sese-

ring yang kita lakukan, dengan dalih supaya mudah men-

jalankannya.  

(2) Betapa besar perbedaan bahan bangunan yang digunakan 

manusia untuk membangun dan bahan bangunan yang 

digunakan Tuhan . saat  manusia membangun Babel mere-

ka, batu bata dan lumpur yaitu  bahan terbaik mereka, 

sedangkan saat  Tuhan  membangun Yerusalem-Nya, Ia 

meletakkan dasar-dasarnya dengan batu nilam, dan sege-

nap tembok perbatasannya dari batu permata (Yes. 54:11-

12; Why. 21:19).  

3. Untuk tujuan apa mereka membangun. Sebagian orang ber-

pendapat bahwa dengan membangun menara ini, mereka ber-

harap dapat mengamankan diri terhadap air yang ditimbulkan 

air bah berikutnya. Tuhan  memang telah memberitahukan ke-

pada mereka bahwa Ia tidak akan menenggelamkan dunia ini 

lagi, namun mereka lebih mempercayai sebuah menara buatan 

sendiri dibandingkan janji yang dibuat Tuhan  atau sebuah bahtera 

menurut petunjuk-Nya. Bagaimanapun, seandainya mereka 

benar-benar memperhatikan hal ini, seharusnya mereka lebih 

baik memilih membangun sebuah menara di atas gunung 

dibandingkan di dataran. Namun, tampaknya ada tiga hal yang 

ingin mereka capai dalam pembangunan menara ini:  

(1) Menara ini dirancang untuk menentang Tuhan  sendiri. Kare-

na mereka akan membangun sebuah menara yang puncak-

nya sampai ke langit, yang membuktikan adanya ketidak-

taatan yang terang-terangan, setidaknya mereka ingin 

menyaingi Tuhan . Mereka hendak menyamai Yang Maha-

tinggi, atau hendak datang sedekat mungkin sesuai ke-

mampuan mereka kepada Tuhan , bukan dalam kekudusan, 

melainkan dalam keangkuhan hati. Mereka lupa akan tem-

pat mereka. Menolak melata di bumi, mereka bertekad me-

Kitab Kejadian 11:1-4 

 271 

manjat ke sorga, dan tidak dengan melalui pintu atau tang-

ga, namun  dengan cara-cara lain.  

(2) Dengan ini mereka berharap membuat nama bagi mereka 

sendiri. Mereka ingin melakukan sesuatu yang akan ba-

nyak dibicarakan orang di zaman sekarang ini, dan mem-

beritahukan kepada semua keturunan mereka di segala 

zaman bahwa pernah ada manusia seperti mereka di dunia 

ini. Bukannya mati tanpa meninggalkan catatan di bela-

kang mereka, mereka malah meninggalkan tugu peringatan 

tentang keangkuhan, hasrat yang kuat akan hal-hal dunia-

wi, dan kebodohan mereka. Perhatikan baik-baik hal beri-

kut ini, 

[1] Mencintai kehormatan dan sebuah nama di antara 

manusia, umumnya mengilhami munculnya semangat 

tinggi yang aneh-aneh dan kesepakatan pelaksanaan 

yang sulit, serta sering membuka diri kepada yang jahat 

dan melawan Tuhan .  

[2] Sudah sepantasnya Tuhan  mengubur nama-nama yang 

dibangkitkan oleh dosa itu di dalam debu. Para pendiri 

Babel ini membayar harga yang sangat mahal dan bo-

doh untuk mengukir sebuah nama bagi mereka. Na-

mun, mereka tidak akan berhasil mencapai cita-cita ini, 

sebab tidak pernah ada tertulis dalam sejarah mana 

pun mengenai salah satu dari para pendiri Babel ini. 

Philo Judaeus (ahli filsafat Helenisme berkebangsaan 

Yahudi tahun 50 SM – pen.) mengatakan bahwa mereka 

mengukir nama masing-masing di atas sebuah batu 

bata, in perpetuam rei memoriam – sebagai peringatan 

yang abadi, namun perbuatan mereka ini tidak men-

capai tujuan yang dimaksud.  

(3) Mereka melakukannya untuk mencegah penyebaran mere-

ka: supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.  Hal itu 

dilakukan,” (kata Yosefus – sejarawan Yahudi),  dalam keti-

da