Tampilkan postingan dengan label Meninggal 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Meninggal 2. Tampilkan semua postingan

Minggu, 12 Oktober 2025

Meninggal 2

 


kematian & hariakhir 35

Pemuda itu menjawab, "Aku ingin mendapatkan keridhaan dari Allah dan

aku takut terhadap dosa-dosaku." Rasulullah saw kemudian berkata, "Bila

kedua perasaan yaitu  dalam hati seorang Mukmin, maka pasti akan

didengar oleh Allah. Allah akan mengabulkan yang diharap-harapkannya

memberinya rasa aman dari apa yang ditakutinya." (HR. atTirmidzi dari

Ibnu Majah dari Anas yang menggolongkan hadits ini ke dalam hadits hasan

gharib)

Sebagian ada yang mengatakan bahwa hadits ini merupakan

hadits mursal, berdasarkan urutan sanadnya, yaitu dari Tsabit dari Nabi.

At-Tirmidzi al-Hakim menyebutkan (dalam bukunya, Nawadir al-

Ushul, bab 86): Dari 'Auf dari al-Hasan, Rasulullah saw bersabda, "Allah

SWT berfirman,'Aku tidak menghimpun dua mqcam perasaan cemas dalam

diri seorang hamba dan juga tidak menghimpun di dalam dirinya dua

macom perasaan aman. Siapa yang takut kepada-Ku saat  hidup di dunia,

maka dia akan Aku beri rasa aman di akhirat nanti, don sebaliknya siapa

yang tidak takut kepada-Ku saat  dia hidup di dunia, maka dia okan Aku

beri rasa talrut di akhirat nanti."'

Rasulullah saw bercerita tentang munajat Nabi Musa as kepada Allah.

Allah berkata kepada Nabi Musa, "Wahoi Musa, setiap hamba-Ku yang

akan menemui-Ku pada hari kiamat pasti akan Aku periksa. Jika dia

termasuk golongan orang shalih maka Aku akan malu untuk memerilaanya,

dan dia pasti akon Aku muliakan dan Aht masukkan ke dalam surga tonpa

dihisab;'

Siapa yang malu kepada Allah terhadap perbuatan yang telah

dilakukannya, maka Allah juga akan malu untuk memeriksa dan memberi

pertanyaan kepadanya. Seharusnya seorang hamba lebih banyak berbaik

sangka kepada Allah saat  dia akan meninggal dunia (dibanding saat  dia

dalam keadaan sehat), sehingga Allah akan memberinya rahmat dan

ampunan, seperti yang ada  dalam hadits qudsi, "sesungguhnya Aku

menurut apa yang diprosangkalan hamba-Ku, maka berprasangkalah

ke pada- Ku menurut kehendakrnu."

Diriwayatkan oleh Hammad ibn Salamah dari Tsabit dari Anas ibn

Malik ra, Rasulullah saw bersabda, "Janganlah masing-masing kamu

meninggal sehingga dia berbaik sangka terhadap Allah, sebab  berbaik

sangka terhadap Allah merupakan harga dari surga."

Diriwayatkan dari Ibn 'Ammar, dia berkata, "Berbaik sangka kepada

Allah merupakan tiang agama, tujuan akhir dari kesungguhan, serta puncak

kemuliaan. Orang yang meninggal dalam keadaan berbaik sangka terhadap

Allah akan masuk surga dengan gembira."

kematian & hari akhir36

Abdullah ibn Mas'ud berkata, "Demi Allah yang tidak ada Tuhan

selain Dia, Allah akan memberi ke\aikan kepada siapa saja yang berbaik

sangka terhadap-Nya."

Diriwayatkan oleh lbnu al-Mubarak dari Sufyan dari lbnu 'Abbas ra,

dia berkata, "jika  kalian melihat seorang yang akan meninggal, rnaka

beri dia kabar gembira dan katakan kepadanya agar berbaik sangka kepada

Allah saat  akan menemui-Nya. namun  jika orang itu masih hidup, maka

beri dia kabar yang menakutkan."

Al-Fadhil berkata, "Rasa takut itu lebih mulia daripada harapan. namun jika seseorang akan meninggal dunia, maka harapan lebih mulia dari rasa

takut."

Diriwayatkan oleh Ibnu Abu Dunya dari Yahya ibn Abdullah al-Bashri

dari Sawwar ibn Abdullah dari Mu'tamir, ayahku berkata (saat  akan

meninggal dunia), "Wahai Mu'tamir, riwayatkan kepadaku tentang

kemudahan-kemudahan, sehingga aku bisa berbaik sangka saat  bertemu

dengan-Nya."

Diriwayatkan dari 'Amru ibn Muhammad an-Naqid dari Khalf ibn

Khalifah dari Hushain dari lbrahim, dia berkata, "Mereka suka sekali

menyampaikan (kepada seorang hamba yang hampir meninggal) tentang

kebaikan amal perbuatan yang dikerjakannya, sehingga dia berbaik sangka

kepada Allah."

Tsabit al-Bannani mengatakan bahwa ada seorang pemuda yang

hampir meninggal, kemudian ibunya berkata kepada pemuda itu, "Wahai

anakku, aku telah memperingatkanmu tentang keadaan yang sedang kamu

alami sekarang." Pemuda itu berkata, "Wahai ibuku, aku mempunyai Tuhan

yang mempunyai kasih sayang yang banyak sekali, sekarang aku berharap

kasih sayang-Nya tidak hilang dariku." Tsabit kemudian berkata, "Allah

akan memberikanmu rahmat sebab  kamu telah berbaik sangka kepada-Nya

saat  keadaanmu seperti sekarang."

Jika Yahya ibn Zakariya bertemu 'lsa, maka wajahnya menjadi

masam. sedang  'lsa akan tersenyum. Isa berkata kepada Yahya ibn

Zakariya, "Kenapa jika berjumpa denganku engkau selalu bermuka masam,

seperti orang yang putus asa?" Yahya kemudian berkata kepada 'lsa,

"Mengapa jika berjumpa denganku engkau selalu tersenyum seolah-olah

engkau dalam keadaan aman sentosa?" Allah kemudian berkata kepada

mereka berdua, "Yang paling aku cintai di antara kalian berdua odalah

yang paling baik prasangkaannya kepada-Ku."

Zaid ibn Aslam berkata, "Seseorang datang kepada Allah pada hari

kiamat, kemudian dikatakan kepadanya, 'Masukkan dia ke dalam neraka."

Orang itu kemudian berkata, "Ya Allah di manakah puasa dan shalat yang

kematian & hariakhir 37

aku kerjakan selama ini?" Allah lalu berkata, "sekarang kamu akan Aku

putuskan dari rahmat, sebagaimana kamu memutuskan rahmat-Ku terhadap

hamba-hamba-Ku saat  kamu hidup di dunia dulu." Allah SWT berfirman:

Ibrahim berluta, "Tidak ada orang yong berputus asa dari rahmat

Tuhannya, kecuali orang-orong yang sesal. " (QS. al-Hijr: 56)

Mentalqinkan Mayat dengan Kalimah La ilaoha illallah

Dari Abu Sa'id al-Khudri, Rasulullah saw bersabda, "Talqin-kanlah

mayat-mayatmu dengan kalimah la ilaaha illallah. " (HR. Muslim)

Ibnu Abu Dunya menyebutkan dari Zaid ibn Aslam, Utsman ibn'Affan

ra, ia mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, "jika  kematian

mendatangi seseorang, maka talqinkanlah dia dengan kalimah la ilaaha

illatlaah, sebab  siapa saja yang pada akhir hidupnya mengucapkan kalimat

ini niscaya dia akan masuk surga."

Umar ibn al-Khatthab ra berkata, "Ajarkankanlah olehmu kalimah /a

ilaaha illallah kepada seseorang yang akan meninggal dunia, sebab  saat itu

dia akan melihat apa yang tidak kamu lihat."

Abu Nu'aim menyebutkan sebuah hadits dari Makhul dari Ismail ibn

'lyasy ibn Abu Mu'adz'Utbah ibn Hamid dari Makhul dari Wailah ibn al-

Asqa', Rasulullah saw bersabda, "Datangilah olehmu orang-orang yang akan

meninggal dunia dan ajarkan mereka untuk mengucapkan la ilaaha illallah.

Beri mereka kabar gembira berupa surga, sebab  saat itu setan berada sangat

dekat dengan orang yang meninggal. Aku bersumpah bahwa pandangan

Malaikat Maut lebih sakit dari tebasan seribu pedang, dan aku juga

bersumpah bahwa tidak akan keluar ruh seseorang hingga orang itu

berkeringat akibat sakit yang ditimbulkan oleh kesalahannya." (Hadits

gharib dari hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Makhul. Kami juga

memasukkannya ke dalam hadits riwayat Ismail)

Para ulama menyatakan bahwa mentalqin mayat dengan la ilaaha

illallah merupakan ketentuan yang dilakukan secara turun-temurun oleh

kaum Muslim. Oleh sebab  itu, siapa mengucapkan kalimah la ilaaho

illollah pada akhir hidupnya. maka dia akan mendapat kebahagiaan. Hal itu

berlaku secara umum, seperti yang ada  dalam hadits Nabi saw, "Siapa

yang pada akhir perkataannya mengucapkan la ilaaha illallah, maka dia

akan masuk surga." (HR. Abu Daud dari hadits Mu'adz ibn Jabal. Di-

shahih-kan oleh Abu Muhammad'Abdul Haq).

Oleh sebab itu, sebaiknya orang yang akan meninggal dunia

diingatkan untuk membaca la ilaaha illallah, agar dia terlindung dari bujuk

rayu setan yang akan merusak akidahnya.

kematian & hari akhir38

Sampai Kapan Baca Talqin?

jika  orang yang akan menipggal itu bisa membaca talqin sebanyak

satu kali, maka jangan kamu suruh lagi untuk mengulangnya sampai pagi

datang. Para ulama tidak suka memperbanyak membaca talqin bagi orang

yang akan meninggal dunia jika  orang yang akan meninggal ini

telah paham.

Ibnu al-Mubarak berkata, "Ajarkan orang yang akan meninggal

dengan bacaan talqin. Jika dia telah mengucapkan talqin ini, maka

tinggalkanlah dia."

Abu Muhammad Abdul Haq berkata, "Hal ini dilakukan sebab 

jika si mayat diajarkan secara terus menerus untuk membaca talqin, niscaya

dia akan merasa terusik dan bosan, sehingga setan dengan mudah membuat

lidahnya berat untuk mengucapkan talqin ini. Hal itu juga bisa menjadi

salah satu penyebab su'ul khatimah.lnijuga diamalkan oleh Amr ibn al-

Mubarak."

Al-Hasan ibn Isa mengatakan bahwa lbnu al-Mubarak berkata

kepadany4 "Talqinkan aku jika aku akan meninggal dan berhentilah saat 

aku telah membaca talqin sebanyak dua kali." Maksudnya, jika  orang

yang akan meninggal dunia selalu mengingat Allah di dalam hatinya, maka

orang ini akan selamat, sebab  yang dinilai yaitu  amalan hatinya

(bukan amalan lidahnya). Jika lidah saja yang berbicara namun  hatinya tidak,

maka hal itu tidak bermanfaat bagi dirinya.

Diriwayatkan dari Abu Nu'aim, bahwa Abu Zar'ah berada di pasar

bersama Muhammad ibn Salamah, sedang  al-Mundzir ibn Syadzan dan

beberapa orang ulama sedang membicarakan hadits tentang talqin. Mereka

malu saat  melihat Abu Zar'ah datang, lalu mereka berkata, "Wahai

sahabat kami, mari kita mempelajari hadits ini bersama-sama."

Abu Zar'ah berkata saat  dia sedang berada di pasar: Dari Abu

'Ashim dari Abdul Hamid ibn Ja'far dari Shalih ibn Abu Gharib dari Katsir

ibn Murrah al-Hadhrami dari Mu'adz ibn Jabal, Rasulullah saw bersabda,

"Siapa yang pada akhir perkataannya mengucapkan la ilaaha illallah, maka

dia akan dimasukkan ke dalam surga." Dalam suatu riwayat disebutkan,

"Diharamkan jasadnya dari api neraka."

Diriwayatkan dari AMullah ibn Syabramah, dia berkata: Aku bersama

'Amir asy-Sya'bi mendatangi seseorang yang akan meninggal dunia.

Sesampai di sana kami melihat orang ini disuruh membaca talqin

secara terus menerus, sehingga hal itu terasa berat baginya. Asy-Sya'bi

kemudian berkata kepada orang yang menyuruh ini, "Bersikap

lembutlah kepada orang sakit itu." Orang sakit itu kemudian berkata, "Aku

tidak peduli, baik kamu mentalqinkan aku atau tidak." Lalu dia membaca

kematian & hariakhir 39

surah al-Fath ayat 26 Dan Allah mewaiibkan kepada mereka kalimul tukwa

dsn yaitu  mereku berhuk dengan kalimat lakwu itu dun palul memilikinya.

(QS. al-Fath:26)

Asy-Sya'bi kemudian berkata, "segala puji bagi Allah yang telah

memberi keselamatan kepada sahabat kami ini."

Junaid disuruh mengucapkan kalimah laa ilaahu illallah saat  akan

meninggat dunia, lalu ia klmudian berkata, "Aku tidak lupa dengan kalimat

itu dan aku akan membacanya."

Orang yang akan meninggal dunia seharusnya diajarkan membaca

talqin dan syahadat.

Diriwayatkan dari Abu Nu'aim al-Hafizh dari Makhul dari Wa'ilah

ibn Asqa', Rasulullah saw bersabda, "Datangi orang yang akan meninggal

dan ajarkan membaca talqin (/a ilaaha illallah)- Lalu beri dia kabar gembira

berupa surga. Orang yang bijak saat  itu nampak aneh olehnya, sedang 

setan saat  itu berada sangat dekat dengan anak-anak Adam. Demi Allah,

pandangan Malaikat Maut lebih sakit dari tebasan 1000 pedang, dan ruh itu

tidak keluar sebelum seluruh anggota tubuh merasakan kepedihan mati."

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: Malaikat Maut

mendatangi seseorang, kemudian dia melihat hati orang itu, namun  dia tidak

mendapatkan amalan apa-apa. Lalu Malaikat Maut membuka dagunya dan

dia melihat lidah orang itu melekat ke langit-langitnya sambil mengucapkan

la ilaaha illallah. Allah pun kemudian memberikan ampunan baginya sebab 

kalimat yang diucapkannya itu.

Berkata Baik saat  Melihat Orang yang akan Meninggal Dunia

Ummu Salamah berkata, Rasulullah saw bersabda, "Jika kamu akan

melihat orang yang sedang sakit atau orang yang akan meninggal, maka

kalian hendaknya selalu berkata yang baik-baik, sebab  Malaikat akan

meng-amin-kan segala perkataanmu. " (HR. M usl im)

saat  Abu Salamah meninggal dunia, Ummu Salamah pergi

mendatangi Rasulullah saw, Ialu berkata, "Wahai Rasulullah saw, Abu

Salamah telah meninggal dunia." Rasulullah lalu berkata, "Ucapkanlah

olehmu, 'Ya Allah, ampuni dosa-dosaku dan dosa-dosa dia [orang yang

meninggalJ, dan berikanlah aku ganti balasan yong baik."' Lalu Allah

menggantinya dengan orang yang lebih baik padaku, yaitu Rasulullah

saw."l4

ra Ummu Salamah yaitu  Ummul Mukminin 

.

kematian & hari akhir40

Dari Ummu Salamah. dia mengatakan bahwa Rasulullah saw melihat

Abu Salamah yang telah meninggal dengan mata yang masih terbuka, maka

Rasulutlah saw memejamkan mata Abd Salamah dan berkata, "jika  ruh

telah keluar darijasad, maka mata akan terus memperhatikannya." Keluarga

Abu Salamah semuanya berteriak (sebab  meninggalnya Abu Salamah), lalu

Rasulullah saw berkata kepada mereka, "Hendaklah kamu memohon yang

baik-baik saja, sebab  Malaikat akan meng-amin-kan ucapanmu." Rasulullah

saw kemudian berdoa, "Ya Allah, ampunilah dosa-dosa Abu Salamah serta

orang-orang yang ditinggalkannya, dan tinggikanlah derajatnya. Ya Allah,

lapangkan serta berikan cahaya di dalam kuburnya."

Para ulama mengatakan bahwa jika  kamu menjenguk orang sakit

atau orang meninggal, maka ucapkan kata-kata yang baik, sebab  Malaikat

akan meng-qmin-kan semua perkataanmu saat  itu. Oleh sebab itu, ulama

suka sekali menjenguk orang-orang shalih yang meninggal, sebab  mereka

bisa mengambil pelajaran (dari kematian orang shalih itu), dan

mendoakannya serta orang-orang yang ditinggalkannya. Malaikat akan

meng-omin-kan segala permohonan yang diucapkan saat  itu, sehingga

semuanya bermanfaat bagi si mayat dan orang-orang yang ditinggalkannya.

Ucapan saat  Menutup Mata Mayat

Dari Syaddad ibn Aus, Rasulullah saw bersabda, "Tutuplah olehmu

mata orang yang telah meninggal itu, sebab  mata selalu mengikuti arah

perginya ruh dan ucapkan perkataan yang baik-baik saja, sebab  Malaikat

akan meng-amin-kan segala ucapan keluarga yang ditinggalkan oleh si

mayat."

Dari al-Khara'ithi Abu Bakar Muhammad ibn Ja'far dari Abu Musa

'lmran ibn Musa dari Abu Bakar ibn Abu Syaibah dari lsmail ibn 'Aliyyah

dari Hisyam ibn Hasan dari Hafshah binti Sirin dari Ummul Hasan, dia

berkata, "Saat aku berada dekat Ummu Salamah, tiba-tiba beberapa orang

datang menemuinya lalu berkata, 'Fulan telah meninggal."' Dia berkata,

"Pergilah ke sana dan baca, 'Keseiahleraan atas para rasul Allah dan segala

puji bagi Allah Tuhan semesta alam."'

Diriwayatkan dari Sufan ats-Tsauri dari Sulaiman at-Taimi dari

Bakar ibn Abdullah al-Muzani, dia berkata, "jika  kamu akan menutup

mata si mayat, maka ucapkan: (ar )Ay * t 1t t1) setelah itu ucapkanlah

tasbih (subhanalloh)." Abu Sufoyan kemudian membaca surah asy-Syura

ayat 5: Dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuii Tuhannya. (QS. asy-

Syura: 5)

Abu Daud berkata, "Menutup mata si mayat dilakukan setelah ruh

keluar dari badannya. Aku mendengar Muhammad ibn Ahmad al-Muqri

kematian & hari akhir 4t

meriwayatkan dari Abu Maisarah: Seorang 'Abid (ahli ibadah) berkata,

"Aku yaitu  orang yang menutup mata Ja'far al-Mu'alim setelah dia

meninggal. Aku melihat Ja'far al-Mu'alim di dalam mimpi, dia berkata,

'Sesuatu yang paling aku benci yaitu  jika kamu menutupkan mataku

sebelum aku benar-benar meninggal. "'

Setan akan Datang kepada Orang yang akan Meninggal Dunia

Diriwayatkan dari Nabi saw, "Seorang hamba akan didatangi oleh dua

setan saat  dia akan meninggal dunia. Setan pertama berada di samping

kanannya dan setan kedua berada di samping kirinya. Setan berada di

samping kanan akan menyerupai bentuk atau sifat ayah orang ini. Setan

itu akan berkata kepadanya, 'Wahai anakku, aku sangat sayang dan kasiharr

kepadamu, maka kamu sebaiknya mati dalam keadaan memeluk agama

Nasrani, sebab  yaitu  agama yang paling baik."'Adapun setan yang berada

di samping kirinya menyerupai bentuk dan sifat ibunya. Setan itu berkata

kepadanya, "Aku telah mengandungmu di dalam perutku, kamu telah aku

beri minum dengan air susuku dan pahaku telah aku jadikan sebagai tempat

berpijakmu, maka kamu sebaiknya mati dalam keadaan memeluk agam

Yahudi, sebab  itu yaitu  agama yang paling baik."

Abu al-Hasan menceritakan (dalam Syarh Risalah lbn Abu Zaid, yang

diceritakan lagi oleh Abu Hamid dalam bukunya, Kasyful 'Ulum al-

Akhirah): Saat seseorang akan meninggal dunia, iblis datang kepada orang

ini dengan berpura-pura menolongnya. Iblis akan mendatanginya dalam

bentuk orang-orang yang telah mendahuluinya, yang sangat dicintainya dan

sering meminta petunjuk kepada orang-orang ini, seperti saudara,

teman, atau sahabat-sahabatnya. Aku berkata (kepada hamba yang akan

meninggal itu), "Engkau akan meninggal dunia wahai fulan, sedang  kami

lebih dahulu meninggal dibandingkan kamu, maka kamu sebaiknya mati

dalam keadaan memeluk agama Yahudi, sebab  itu merupakan agama yang

akan diterima Allah." jika  hal ini tidak mempan, maka setan akan

mendatanginya dalam bentuk yang lain sambil berkata, "Hendaklah kamu

mati dalam keadaan memeluk agama Nasrani, sebab  itu merupakan agama

Nabi Isa yang telah menggantikan agama yang dibawa oleh Nabi Musa. Di

dalamnya telah mencakup semua akidah yang ada di dalam seluruh agama."

Saat itulah akidah seseorang bisa menyimpang. Allah SWT berfirman:

[Mereka berdoaJ, "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami

condong kepada kesesatan sesudah Englau beri petunjuk kepada kami, dan

karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; sebab  sesungguhnya

Engkau-lah Maha Pemberi [karuniaJ. " (QS. Ali 'Imran: 8)

kematian & hari akhirn

Maksud ayat ini: janganlah Engkau jadikan hati kami (saat 

akan meninggal) condong kepada kesesatan setelah Engkau memberi kami

petunjuk. t

jika  Allah ingin memberi seorang hamba hidayah atau ketetapan

hati, maka Dia akan menurunkan rahmat kepada hamba ini.

Ada yang mengatakan bahwa rahmat yang diturunkan Allah yaitu 

berupa Malaikat Jibril yang datang untuk mengusir setan dari hamba

ini, sehingga hamba itupun menjadi gembira dan tersenyum.

Banyak yang berpendapat bahwa yang memicu  hamba itu

tersenyum sebab  dia gembira dengan kabar gembira yang disampaikan oleh

Malaikat Jibril. Jibril berkata kepadanya, "Apakah kamu mengenalku? Aku

yaitu  Jibril dan mereka yaitu  setan yang merupakan musuh-musuhmu.

Oleh sebab itu, kamu hendaknya mati dalam keadaan memeluk agama yang

lurus (lslam)." Sesuatu yang paling disukai oleh seseorang hamba yang akan

meninggal dunia yaitu  kedatangan Malaikat Jibril yang membawa kabar

gembira untuknya, sebagaimana yang ada  dalam firman Allah berikut

ini: Dan karuniakanlah kepada kami rahmal dari sisi Engkau: sebab 

se.sungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi [karuniaJ. " (QS. Ali 'lmran: 8)

Terjadinya Ucapan Aneh saat Talqin

Aku mendengar Imam Abul 'Abbas Ahmad ibn Umar al-Qurthubi (di

pelabuhan Iskandariyah) berkata; Aku menemui saudaraku (Abu Ja'far

Ahmad ibn Muhammad ibn Muhammad al-Qurthubi) di Cordova saat 

akan meninggal dunia. saat  dia disuruh membaca: La ilaaha illallah dia

berkata, "Tidak, tidak." Setelah dia sadar, kami menceritakan kepadanya

kejadian yang dia alami sebentar ini, kemudian dia berkata, "Ada dua setan

mendatangiku dari sebelah kiri dan kanan, lalu mereka berkata kepadaku,

'Matilah kamu dalam keadaan memeluk agama Yahudi, sebab  itu

merupakan agama yang paling baik,' Yang satu lagi berkata kepadaku,

'Matilah kamu dalam keadaan memeluk agama Nasrani, sebab  itu

merupakan agama yang paling baik,' maka aku berkata kepada mereka

berdua, "Tidak, tidak."

Aku menukil sebuah hadits dari kitab at-Tirmidzi dan an-Nasa'i,

Rasulullah saw bersaMa, "Setan akan mendatangi tiap-tiap kamu saat 

akan meninggal dunia sambil berkata, 'Matilah kamu dalam keadaan

Nasrani, matilah kamu dalam keadaan Yahudi."' Dan jawablah kedua

pertanyaan ini dengan kata "tidak"!

Peristiwa seperti ini banyak terjadi pada orang-orang shalih yang akan

meninggal, maka dia akan menjawab "tidak" saat orang-orang menyuruhnya

kematian & hari akhir 43

untuk membaca talqin, padahal jawaban itu sebenarnya ditujukan kepada

setan yang mengajaknya kepada kesesatan.

Diriwayatkan oleh lbnu al-Mubarak dan Sufyan dari al-Laits dari

Mujahid, dia berkata, "Orang yang telah meninggal akan diperlihatkan

keadaan majlis dan teman yang diikutinya saat di dunia. Jika majlis yang

diikutinya merupakan majlis yang lalai, maka ia termasuk golongan orang-

orang yang lalai itu. Jika majlis yang dikutinya itu yaitu  majlis yang selalu

berdzikir mengingat Allah. maka dia termasuk golongan orang-orang yang

berdzikir."

Rabi' ibn Syabrah ibn Ma'bad al-Juhani (seorang 'Abid yang berasal

dari Basrah) berkata: Aku melihat salah seorang penduduk Syam yang akan

meninggal dunia, dan saat  dikatakan kepadanya, "Wahai fulan, bacalah:

La ilaaha illallah, " maka perkataan yang keluar dari mulutnya yaitu , "Beri

aku minum 

-s13[-." saat  aku melihat salah seorang penduduk al-Ahwas yang hampir meninggal dunia, saat dikatakan kepadanya, "Wahai

fulan, bacalah La ilaaha illallah, " maka dia berkata, "Sepuluh, sebelas, dua

belas Dinar." Menurut Abu Muhammad Abdul Haq, kerja orang ini saat 

hidup di dunia yaitu  pejabat keuangan dan akuntan harta benda.

Ar-Rabi' berkata, "saat  aku melihat salah seorang laki-laki

penduduk Bashrah yang akan meninggal dunia, maka saat  dikatakan

kepadanya, 'Wahai fulan. bacalah: La ilaaha illallah,' namun jawaban yang

keluar dari mulut orang ini yaitu  sebuah sya'ir di bawah ini:

Betapa banyak wanita yang bicara namun ia hanya bikin kecewa

Ia bertanya manakah jalan menuju pemandian wanita

Menurut al-Faqih Abu Bakar Ahmad ibn Sulaiman ibn al-Hasan an-

Najad, saat  laki-laki masih hidup, ada perempuan yang bertanya

kepadanya jalan menuju kamar mandi umum, namun  dia mengantarkan

perempuan itu menuju rumahnya dan hal itu yang diucapkan saat  akan

meninggaldunia.

Abu Muhammad Abdul Haq menceritakan kisah ini dalam bukunya,

al-'Aqibah: Laki-laki itu mempunyai sebuah rumah yang pintu rumahnya

menyerupai pintu kamar mandi. Saat dia berdiri di depan rumahnya itu, tiba-

tiba dia didatangi oleh seorang perempuan. Perempuan itu lalu bertanya

kepadanya, "Mana jalan menuju kamar mandi umum." Laki-laki itu

menunjuk ke arah rumahnya, lalu dia berkata, "lnilah kamar mandi umum

itu." Perempuan itu masuk ke dalam dan laki-laki itu mengikutinya di

belakang. Namun wanita itu berhasil lari sebab  pintu tidak terkunci.

Akhirnya lelaki itu selalu ingat pada si wanita dan sering mengucapkan syair

ini. saat  ia membaca puisi itu pada salah satu gang, tiba-tiba

sya'irnya dibalas oleh seorang wanita dengan syair pula:

t

kematian & hari akhir

I

I

I

I

44

saat  komu berhasil menjebalorya, mengapa kamu

tidak membual pengataliolau kunci di utas pintul

Kebanyakan orang{rang setalu sibuk mencari kehidupan dunia,

seperti riwayat yang diJebutkan tadi. Ada kisah yang diceritakan kepada

kami bahwa ada seorang maketar (perantara antara penjual dan pembeli)

yang akan meninggal dunia, dan saat disuruh membaca la ilaaha illallah, dia

Lerkata, "Tiga belas setengah, empat belas setengah." Hal ini

disebabkan oleh pengaruh pekerjaannya sebagai makelar.

Aku melihat orang yang kerjanya di dunia sebagai ahli hitung, saat 

dia disuruh membaca La ilaaha illallah (saat dia meninggal), ucapan yang

keluar dari mulutnya hanya hitungan. Ada juga orang yang saat  disuruh

membaca talqin dia malah berkata, "Perbaikilah rumah si fulan dengan biaya

ini, garaptah-kebun si fulan dengan biaya ini." Ternyata ia seorang muhasib

(akuntan). Ada juga yang berkata (saat  dia disuruh membaca talqin),

*otakmu seperti otak keledai." atau, "sapi ini warnanya kuning."

Kesibukannya serta sesuatu yang sangat dicintainya di dunia

mempengarrt inyu saat  dia akan meninggal. Kita memohon kepada Allah

agar Dia memberi keselamatan dan kemuliaan kepada kita semua

Ibnu Ja'far menceritakan (dalam bukunya, an-Nctsa'rlz): Yusuf ibn

'Ubaid yaitu  penjual kain. Dia tidak mau berdagang di tepi sungai dan saat

hari mendung. Kar"na merasa bersalah menimbang tapi tidak menguji

keakuratan timbangannya. Sejak itu ia tidak mau lagi menjual kain, kecuali

pembeli membawa timbangan. Mengapa ia melakukan hal seperti ini?

k"rrn" ia menyaksikan orang yang sedang sakarat berkata, "Lidah

timbangan ini membuat lidahku tidak bisa membaca talqin."

Su'al-Khatimah

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda. "Seseorang akan

melakukan amal shalih seperti amal penghuni surga dalam waktu yang

cukup lama, namun  kemudian mengakhiri amalnya ini dengan amal

penglruni neraka. Sebaliknya seseorang akan beramal seperti amalnya

penghuni neraka pada waktu yang cukup lama, namun  dia mengakhiri

amalnya dengan amal penghuni surga." (HR. Muslim)

Dari Sahl ibn Sa'ad, Rasulullah saw bersabda, "Seorang hamba akan

melakukan amal seperti amal penghuni neraka sedang  dia merupakan

penghuni surga, dan seseorang hamba beramal seperti layaknya amal

penghuni surga sedang  dia termasuk penghuni ncraka. Jadi amal

seseoran g d i I ihat dari amal yang pen ghabisan (al - l*at imah)."

kematian & hariakhir 45

Abu Muhammad 'Abdul Haq berkata, "Su' al-khatimah tidak akan

terjadi pada orang yang benar-benar istiqamah serta mempunyai jiwa yang

bersih. Su' al-khatimah orang yang akalnya rusak serta dan selalu

mengerjakan dosa besar, sehingga maut datang kepadanya sebelum dia

sempat bertaubat. Setan akan datang kepadanya saat  ia akan meninggal

dan merayunya saat dalam keadaan bingung. Su' al-khatimah juga bisa

terjadi pada orang yang mulanya yaitu  orang yang istiqamah, namun 

kemudian berubah dan melenceng dari Sunnah.

Hal ini yang dialami oleh iblis yang (dalam suatu riwayat

disebutkan bahwa iblis) telah beribadah kepada Allah selama 8 ribu tahun

dan juga seperti yang dialami Bal'am ibn Ba'ura' yang telah diberi karunia

oleh Allah, namun  dia selalu mengikuti hawa nafsunya.

Allah SWT berfirman: Bujukan orang-orong munafik itu adqlah

seperti (bujukan) setan ketiko dia berkata kepada monusia, "Kafirlah kantu"

(QS. al-Hasyr: l6)."

Diriwayatkan bahwa di Mesir ada seorang pemuda yang selalu pergi

ke masjid untuk mengumandangkan adzan serta mendirikan shalat. Pemuda

itu sangat taat beribadah, dan pada suatu hari (seperti biasanya) dia naik ke

atas menara untuk mengumandangkan adzan. Di bawah menara itu ada

sebuah rumah orang Nasrani yang telah menjadi warga negara Islam. saat 

dia naik ke atas menara ini, tiba-tiba dia melihat anak gadis si pemilik

rumah ini, sehingga dia tergoda untuk menemuinya. Dia pun kemudian

meninggalkan adzan dan pergi menuju rumah gadis ini. Sesampainya di

sana dia masuk ke dalam rumah itu, lalu gadis itu berkata kepadanya, .,Apa

yang kamu inginkan?" Pemuda itu menjawab, "Kamu yang aku inginkan.,,

Gadis itu lalu bertanya lagi, "Kenapa kamu menginginkanku?', pemuda itu

menjawab, "Kamu telah mencuri hatiku." Gadis itu berkata, ,.Aku masih

ragu dengan jawabanmu?" Pemuda itu lalu berkata, "Kalau begitu aku akan

menikahimu." Gadis itu lalu berkata, "Kamu yaitu  seorang Muslim,

sedang  aku seorang Nasrani. mana mungkin ayahku mau menikahkanku

dengan kamu." Pemuda itu berkata, "Aku akan pindah agama menjadi

seorang Nasrani." Gadis itu berkata, "Jika kamu bermaksud demikian, maka

lakukanlah." Pemuda kemudian memeluk agama Nasrani dan mereka tinggal

bersama. Di hari itu juga pemuda ini pergi ke atas rumahnya, kemudian

dia jatuh dan meninggal, sedang  dia sudah memeluk agama Nasrani.

Na'udzubillah min dzalik.

Diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Salim dari Abdullah, dia berkata,

"Nabi sering sekali bersumpah dengan menggunakan kata-kata 'Demi Allah

Yang Maha Membolak-balikkan hati."' Maksudnya yaitu  merubah hati

seseorang secara cepat yang melebihi kecepatan angin, seperti merubah

perasaan suka pada benci, perasaan mau pada tidak mau.

kematian & hari akhir46

Allah SWT berfirman: Don ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah

membatasi qnlora monusia don hatinya. (QS. al-Anfal: 24)

Menurut para mujahid maksud ayat ini adalalr memisahkan

seseorang dengan pikirannya, sehingga dia tidak sadar dengan perbuatan

yang dilakukannya.

Allah menjelaskan hal ini dalam firman-Nya: Sesungguhnya

pada yang demikian itu benar-benar ada  peringatan bagi orang-orang

yang mempunyai hati. (QS. Qaf: 37)

Maksud kata "hati" dalam ayat ini yaitu  "pikiran."

Menurut ath-Thabari hal ini merupakan berita yang mengatakan

bahwa Allah-lah yang memiliki hati setiap hamba. dan Dia Maha Kuasa

untuk membatasi seseorang dengan hatinya. sehingga seseorang tidak

mengetahui apapun kecuali dengan izin Allah

'Aisyah ra mengatakan bahwa Rasulullah saw sering sekali

mengucapkan kalimat berikut ini, "Wahai Yang Maha Membolak-balikkan

hati, berilah ketetapan di dalam hatiku untuk selalu taat kepada-Mu." Aku

lalu berkata "Wahai Rasulullah saw, engkau selalu mengucapkan kata-kata

ini saat  akan berdoa. Apakah engkau selalu dalam keadaan takut wahai

Rasulullah saw?" Rasulullah saw menjawab, "Wahai 'Aisyah, hati seorang

hamba berada di antara dua buah Jari Allah Yang Maha Kuasa, sehingga jika

Dia bermaksud membalikkan hati seorang hamba maka Dia pasti dengan

mudah melakukannya."

Para ulama berkata "Jika segala hidayah tergantung pada Allah; sikap

istiqamah anugerah Allah, sedang  akibat dan akhir amal tidak dapat

diketahui, dan kehendak tidak menurut kita saja, maka Anda jangan kagum

pada amal Anda. Anda hanya bagaikan orang yang bangga dengan harta

orang lain. Banyak taman yang kemarin bunganya tumbuh bersemi namun 

sekarang telah layu dan kering lalu diterbangkan oleh angin. Begitu juga

yang terjadi dengan seorang hamba, banyak yang hatinya dulu bersih dan

cemerlang sekarang menjadi gelap dan kotor."

Utsman ra berkata: Jauhi minuman keras, sebab  dia yaitu  induk

segala kejahatan. Ada seorang pemuda yang taat beribadah. lalu dia dibujuk

oleh seorang perempuan agar mau pergi memenuhi undangan perempuan itu

untuk menjadi saksi terhadap syahadat yang diucapkannya. Perempuan itu

mengutus seorang budak wanita untuk menyampaikan undangan ini.

Setelah sampai di tempat pemuda itu, budak ini menyampaikan pesan

tuannya, dia berkata "Tuan kami mengundangmu untuk menjadi saksi dari

syahadat yang diucapkannya." Pemuda itu kemudian pergi memenuhi

undangan perempuan itu. Setelah sampai pemuda ini masuk ke dalam

rumah itu. Setiap pemuda ini melewati pintu. maka budak itu menutup pintu

kematian & hariakhir 47

itu kembali, hingga akhimya pemuda ini sampai pada suatu tempat yang ada

seorang perempuan cantik dengan anak kecil dan beberapa gelas minuman

keras di sampingnya. Perempuan itu lalu berkata, "'I'ujuanku

mengundangmu ke sini bukan bersaksi untuk mengucapkan syahadat, namun 

agar kamu tunduk padaku. Jika kamu tidak mau melakukan ini (zina), maka

kamu harus membunuh anak kecil ini. Jika kamu tidak mau melakukan ini,

maka kamu harus meminurn minuman keras. Maka pilih olehmu salah satu

di antara ketiga pilihan ini." Pemuda itu memilih untuk meminum khamar.

Setelah dia meminum satu gelas minuman keras, dia berkata "Tambahkan

lagi minuman itu untukku." Pemuda itu terus meminum minuman keras,

sehingga tanpa disadarinya dia tunduk kepada perempuan itu dengan

melakukan perbuatan zina. Setelah itu dia pun membunuh anak kecil itu.

Oleh sebab itu, jauhilah minuman keras, sebab  AIlah tidak akan

mengumpulkan di dalam diri seseorang itu iman dan kebiasaan minum

minuman keras sekaligus.

Diriwayatkan bahwa ada seorang tawanan yang beragama Islam yang

hafal Al-Qur'an dan dia ditugaskan untuk membantu dua orang rahib. Kedua

orang rahib itu banyak menghapal ayal-ayat Qur'an dari tawanan Muslim

itu, sehingga akhirnya kedua rahib itu masuk Islam, sedang  tawanan

Muslim itu pindah agama menjadi Nasrani: Dikatakan kepada tawanan

Muslim itu, "Kembalilah kamu kepada agamamu, sebab  kami tidak

memerlukan lagi orang-orang yang tidak bisa memelihara agamanya."

Tawanan itu berkata, "Aku tidak akan kembali kepadanya selama-lamanyd."

Kemudian pemuda itu dibunuh.

Utusan Malaikat Maut sebelum Kematian

Diceritakan bahwa para Nabi bertanya kepada Malaikat Maut,

"Apakah kamu mempunyai utusan yang memberi peringatan kepada

manusia agar mereka bersiap-siap menerima kedatanganmu?" Malaikat

Maut menjawab, "Ya, aku telah memberi peringatan kepada manusia dengan

mengirim utusan yang sangat banyak, di antaranya: tenaga yang sudah

melemah, penyakit, uban yang mulai tumbuh, usia yang sudah tua, serta

berubahnya pendengaran dan penglihatan. jika  orang itu belum juga

bertaubat, padahal aku telah mengirim utusan-utusan yang banyak

kepadanya, maka saat  aku akan mencabut nyawanya akan aku katakan

kepadanya, 'Bukankah aku telah mengirimkan kepadamu setelah datang para

utusan (rasul) dan memberikan peringatan kepadamu setelah datang pemberi

peringatan? Aku yaitu  utusan dan pemberi peringatan yang terakhir."'

Selama matahari tetap terbit dan terbenam, maka Malaikat Maut selalu

berseru, "Wahai orang-orang yang berumur empat puluh tahun, ini saatnya

bagi kalian untuk mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya, sebab  pikiran

kematian & hariakhir48

serta kekuatanmu masih kuat. Wahai orang-orang yang telah berumur lima

puluh tahun, waktu menuai telah delot. Wahai orang-orang yang berumur

enam puluh tahun, engkau telah lupa dengan siksaan dan tidak

mengindahkan panggilan, maka tidak seorang pun yang akan menjadi

penolongmu." Dan apakah Kqmi tidok memoniungkan umurmu dslum msso

yong cukup untuk berpikir bagi orong yang mou berpikir dan opakah [tidak

datangJ kepadamu pemberi peringatan (QS. Fathir:37) Kisah ini ditulis oleh

Abu al-Farj ibn al-Jauzi dalam kitab Raudhah al-Musytaq wa oth-Thariq ila

ql-Malak al-Khallaq." (Taman Para Perindu dan Jalan Menuju Raja Yang

Maha Pencipta)

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, "Allah memberikan

udzur (kemudahan) kepada seseorang dengan menangguhkan ajalnya hingga

berumur enam puluh tahun. Kemudahan paling besar yang diberikan Allah

kepada Bani Adam yaitu  mengutus para rasul untuk menyempurnakan

risalah atas mereka." Don Kami tidak akan mengazab sebelum Kami

mengutus seorang rasnl. (QS. al-lsra': I 5)

Allah berfirman, "Telah datang kepadamu pemberi peringatan." (al-

aya0

Ada yang mengatakan bahwa "pemberi peringatan" di sini maksudnya

yaitu  Al-Qur'an, namun ada juga yang mengatakan bahwa maksudnya

yaitu  rasul-rasul yang diutus kepada mereka.

Ibnu 'Abbas ra, 'lkrimah, Sufoan, Waqi', al-Hasan ibn al-Fadhl, al-

Farra' dan ath-Thabari berkata, "asy-Syaib maksudnya yaitu  orang yang

umurnya antara 30-50 tahun, yang merupakan tanda untuk memisahkan usia

muda (usia yang penuh dengan senda gurau dan permainan) dengan usia

dewasa, seperti yang ada  di dalam sya'ir di bawah ini:

Aht sudah saksikan uban sebagai pengingat maut

bogi pemiliknya, dan itu sudah cukup sebagai penegur!"

Diceritakan bahwa Malaikat Maut datang menemui Nabi Daud, dan

sesampai di sana dia ditanya oleh Nabi Daud, "Siapakah engkau?" Malaikat

Maut berkata, "Tidak ada seorang pembesar yang aku takuti, tidak ada satu

pun benteng yang sanggup mencegahku, dan tidak ada seorang pun yang

bisa menyuapku." Daud kemudian berkata, "Jadi engkau yaitu  Malaikat

Maut?" Malaikat Maut menjawab, "Benar." Daud kemudian berkata,

"Kenapa engkau mendatangiku sedang  aku masih belum siap." Malaikat

Maut lalu bertanya, "Di mana si fulan temanmu itu? Di mana tetanggamu si

fulan?" Daud menjawab, "Dia telah meninggal." Malaikat Maut kemudian

berkata, "Mereka merupakan peringatan bagimu agar kamu siap menghadapi

mati."

kematian & hari akhir 49

Ada yang mengatakan bahwa orang mati yaitu  pemberi peringatan

yang tidak berbicara. Ada juga yang mengatakan bahwa pemberi peringatan

yaitu  demam.

Al-Azhari berkata, "Demam merupakan utusan kematian, maksudnya

men gi ngatkan kita tentan g datangnya kematian."

Ada juga yang berkata, "Kematian keluarga, sahabat, karib-kerabat,

serta keluarga merupakan peringatan untuk kita di setiap waktu."

Ada perkataan yang menyebutkan bahwa akal yang sempurna yaitu 

akal yang mengetahui hakikat segala sesuatu, dapat membedakan baik dan

buruk, serta rela terhadap segala sesuatu yang datang dari Tuhan, maka akal

yang seperti inilah yang bisa berfungsi sebagai pemberi peringatan. Pemberi

peringatan yang diutus kepada anak-anak Adam yaitu  berupa para rasul,

masa tua, dan lain sebagainya, sepertiyang dijelaskan sebelumnya.

Usia enam puluhan merupakan peringatan yang penghabisan, sebab 

pada usia ini takdir Allah telah mendekati seseorang, dan sudah saatnya

seseorang pada usia ini menyerahkan diri sepenuhnya kepada AIIah dan

siap-siap menerima takdir serta perjumpaan dengan Allah,

Dua pemberi peringatan yaitu :

Pertama: peringatan yang disampaikan oleh Nabi saw.

Kedua: usia tua, yaitu yang usia telah mencapai empat puluh tahun.

Allah SWT berfirman: Dan umurnya sampai empat puluh tahun ia

berdoa, "Ya Tuhanku, tunjukiloh aku untuk mensyukuri nikmat Engkau. (eS.

al-Ahqaf: l5)

Allah mengatakan bahwa orang yang telah mencapai umur empat

puluh tahun sudah waktunya untuk mulai mengitung nikmat Allah dan

bersyukur kepada orang tuanya.

Malik berkata, "Aku melihat orang-orang berilmu yang tinggal di

daerahku selalu bekerja keras untuk kehidupan dunia dan setalu bergaul satu

sama lain, namun  jika  telah berumur empat puluh, maka mereka

mengasingkan diri dari orang banyak."

Diceritakan oleh beberipa orang ulama, bahwa ada seorang alim yang

suka beristirahat di taman dan yang boleh berada di taman itu hanya mereka

dan teman-teman mereka, sesama ahli ilmu. Tiba-tiba ada seorang laki-laki

yang masuk ke taman itu dengan menyelinap di antara pohon-pohon. Letaki

ini tertangkap dan akan dihadapkan pada hakim. Namun penyelinap

berkata, "Mengapa kamu ingin langsung menghukumku, sedang  Allah

telah menangguhkan hukumanmu?" ulama itupun sadar dan berkeringat,

mengingat umurnya yang sudah tua. setelah ditanya dan diselidiki, ternyata

kematian & hari akhir50

laki-taki penyelinap itu orang yang tidak dikenal di negeri ini, sebab 

penjaga pintu taman tidak melihat ada orang yang keluar masuk.

Taubat dan Penjelasannya,."*" lj"p"nkah Seorang Hamba Tidak lagi

lVtengenal Orang Lain

Abu Musa al-Asy'ari bertanya kepada Rasulullah saw, "Kapan

seseorang tidak lagi mengenal orang lain?" Rasulullah menjawab, "jika 

dia telah dilihat (oleh Malaikat Maut dan para malaikat Allah, wallahu

a'lam)." (HR. Ibnu Majah)

Dalam hadits lain disebutkan, "Allah selalu menerima taubat

seseorang, sebelum nyawa sampai di kerongkongan." (HR. at-Tirmidzi)

jika  nyawa telah sampai di kerongkongan, maka tidak akan

diterima taubat serta pengakuan bahwa dia beriman, sebagaimana firman

Allah berikut ini:

Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka talkala mereka telah

melihal silrsa Kami. Ilulah sunnah Allah yang telah berlaku terhadap

hamba-hamba-Nyo. Don di waktu itu binasalah orang-orang kofir. (QS. al-

Mu'min: 85)

Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang

mengerjakan kejahatan [yangJ hingga jika  datang ojal kepada

seseorang di antara mereka, [barulahJ ia mengatakan, "Sesungguhnya aku

bertaubat sekarang" Dan tidak [pula diterima taubatJ orang-orang yang

nrati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kanti

sediakan siksa yang pedih. (QS. an-Nisa': 18)

Taubat merupakan suatu kemudahan yang diberikan Allah kepada

seorang hamba sebelum ajal datang kepadanya, yaitu saat  ruh sampai di

kerongkongan dan urat tali jantung telah putus (saat ruh naik dari dada ke

kerongkongan). Oleh sebab itu, seseorang wajib bertaubat sebelum ajal

datang dan sebelum ruh sampai di kerongkongannya, seperti perkataan Allah

dalam firman-Nya: Kemudian mereka bertaubat dengan segerq. (QS. an-

Nisa': l7)

Ibnu 'Abbas ra dan as-Suddi berkata, "Makna kata min qarib yaitu :.

sebelum datang penyakit dan kematian."

Menurut pendapat Abu Mujalaz, adh-Dhahhak, 'lkrimah, Ibn Zaid,

dan yang lain, kata min qarib maksudnya sebelum seseorang dilihat oleh

Malaikat Maut.

Muhammad al-Warraq berkata dalam sebuah sya'imya:

Persembahkanlah taubat harapan untuk dirimu sendiri

kematian & hari akhir 5t

Sebelum dutongnya mcul dun lerpeniuranya liduh

Bersegeralah dengannya sebab  nyovomu akan lerlulup

Itu udalah harta k run bogi si tobat yang baik

Menurut para ulama tobat saat melihat malaikat pencabut nyawa

yaitu  sah, sebab  masih ada harapan dalam diri seseorang yang akan

meninggal, sebagaimana sahnya penyesalan dan keinginan untuk

meninggalkan perbuatan dosa saat itu.

Di antara ulama ada yang mengatakan bahwa makna ayat ini

yaitu : segera bertobat setelah melakukan perbuatan dosa yang tidak terus

menerus. Menyegerakan tobat saat  sehat lebih utama daripada hanya

melakukan amal saleh, apalagijika kematian hampir mendekatinya.

Al-Hasan menceritakan bahwa iblis berkata kepada Allah (saat dia

diusir dari surga): Aku bersumpah tidak akan melepaskan anak-anak Adam

selama roh masih berada dalam jasadnya. Allah kemudian berkata, "Aku

juga bersumpah tidak akan menutup pintu tobat bagi anak-anak Adam

selama roh belum sampai di tenggorokannya." Tobat wajib bagi semua

Mukmin, berdasarkan firman Allah SWT: Dan bertobatlah komu sekalian

kepada Allah, hai orang-orang ysng beriman supoya kamu berunlang. (QS.

an-Nur:31)

Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan

tobal yang semurni-murninya [tobat nasuhaJ. (QS. at-Tahrim: 8)

Syarat tobat ada empat macam, yaitu menyesal dalam hati,

meninggalkan perbuatan maksiat saat itu juga, bertekad tidak akan

mengulangi perbuatan maksiat, dan menanamkan sikap malu serta takut

pada Allah. jika  salah satu syarat tidak terpenuhi, maka tobatnya tidak

sah.

Ada yang mengatakan bahwa syarat tobat itu yaitu  mengakui

perbuatan dosa, banyak mengucapkan istighfor, menanamkan makna tobat di

dalam hati, dan tidak sekadar diucapkan dengan lidah.

Orang yang hanya mengucapkan istighfar di lidah (namun  di dalam

hatinya masih tersimpan keinginan untuk berbuat maksiat), maka istighfar

ini harus dilakukan berulang-ulang.

Diriwayatkan oleh al-Hasan al-Basri, dia berkata, "Istighfar, kita

membutuhkan istighfm." Begitulah ucapan al-Hasan pada zamannya,

bagaimanakah zaman sekarang? Yang mana orang-orang selalu melakukan

perbuatan zalim dan menjadikan tobat sebagai sesuatu yang tidak berarti dan

dianggap remeh. Mereka yaitu  orang-orang yang mempermainkan ayat-

ayat Allah.

kematian & hari alchir52

Allah SWT berfirman: Jangonlah ktmu iodihan huhtm-hukum Alloh

sebagai permainaz. (QS. al-Baqarah: J3 | )

Diriwayatkan oleh 'Ali ra, bahwa dia melihat seorang pemuda yang

selesai melaksanakan shalat dan langsung berdoa, "Ya Allah, aku mohon

ampun dan akan segera bertobat kepada-Mu." 'Ali ibn Abu Thalib ra

kemudian berkata kepada pemuda itu, "Bersegera mengucapkan istighfar

merupakan tobat pembohong. Tobat membutuhkan tobat lagi sesudahnya."

Amirul Mukminin ditanya, "Apa sebenarnya yang dikatakan dengan tobat."

Dia menjawab, "Tobat yaitu  suatu kata yang memiliki enam makna, yaitu

tobat untuk dosa-dosa yang telah berlalu, menyesal sebab  telah

meninggalkan kewaj iban-kewaj iban, menolak kezal iman, mempertakuti d iri

agar setalu taat kepada Allah, memerintahkan diri untuk selalu merasakan

ketaatan, menghiasi diri dengan ketaatan kepada Allah, dan mengganti tawa

dengan tangis."

Ada yang mengatakan bahwa tobat nasuha dapat menolak kezaliman,

menghilangkan pertengkaran, serta membuat kita selalu patuh kepada Allah.

Sifat orang yang bertobat dijelaskan dalam sebuah hadits marfu' dari

lbnu Mas'ud, bahwa Rasulullah bertanya kepada para sahabat-sahabatnya,

"Apakah kamu mengetahui siapakah sebenarnya yang dikatakan orang yang

bertobat?" Mereka menjawab, "Kami tidak tahu." Rasulullah lalu berkata,

"Orang yang mengatakan bahwa dirinya bertobat namun  tidak pemaaf dan

selalu mendendam, maka orang itu belum dikatakan bertobat. Orang yang

mengatakan bahwa dirinya bertobat namun  dia belum merubah pakaiannya,

maka orang itu belum dikatakan bertobat. Orang yang mengatakan bahwa

dirinya bertobat namun  dia belum merubah majlisnya (teman-teman), maka

orang ini belum dikatakan bertobat. Orang yang mengatakan bahwa

dirinya bertobat namun  dia belum merubah caranya mencari kebutuhan hidup,

maka orang itu belum dikatakan bertobat. Orang yang mengatakan bahwa

dirinya bertobat namun  dia belum merubah perhiasannya, maka orang itu

belum dikatakan bertobat. Orang yang mengatakan bahwa dirinya bertobat

namun  dia belum merubah tempat tidumya, maka dia belum dikatakan

bertobat. Orang yang mengatakan bahwa dirinya bertobat namun  dia belum

merubah akhlaknya, maka orang itu belum dikatakan bertobat. Orang yang

mengatakan bahwa dirinya bertobat, namun  dia tidak melapangkan hatinya,

maka orang itu belum dikatakan bertobat. Orang yang mengatakan bahwa

dirinya bertobat, namun  dia tidak melapangkan tangannya, maka orang itu

belum dikatakan bertobat." Rasulullah kemudian berkata, "Siapa yang

bertobat dari semua yang telah aku sebutkan, maka itu yang dinamakan tobat

yan g sebenar-benarnya."

Para ulama menyatakan bahwa maksud dari memberi maaf (tidak

mendendam) yaitu  merelakan segala perbuatan keji yang dilakukan

kematian & hari akhir 53

seseorang terhadap kita. Maksud dari merubah pakaian yaitu  meninggalkan

perbuatan yang diharamkan dan merubahnya dengan sesuatu yang

dihalalkan. Jika pakaian ini berupa rasa angkuh dan kesombongan,

maka harus dirubah dengan pakaian kesederhanaan. Merubah majlis

maksudnya yaitu  meninggalkan majlis yang penuh dengan senda gurau,

permainan, kebodohan, dan bid'ah lalu masuk ke dalam majlis para ulama

yang selalu berdzikir, serta majlis orang-orang shaleh, sehingga hati menjadi

dekat dengan mereka. Maksud merubah makanan yaitu  memakan segala

sesuatu yang dihalalkan dan meninggalkan segala sesuatu yang syubhat.

Merubah cara mencari nafkah maksudnya meninggalkan yang haram dan

mencari yang dihalalkan. Maksud merubah perhiasan yaitu  meninggalkan

segala perhiasan (yang membuat kita terpedaya) baik itu berupa perabotan,

rumah maupun pakaian. Merubah tempat tidur maksudnya melakukan

ibadah malam sebagai ganti dari kelalaian dan perbuatan maksiat,

sebagaimana dikatakan Allah dalam firman-Nya: Lambung mereka jauh dari

tempat tidurnya. (QS. as-Sajdah: 16) Merubah tingkah laku maksudnya

merubah sifat keras ke lembut, sempit ke lapang, dan pemarah ke toleran.

Melapangkan hati maksudnya memberikan kepercayaan dan selalu

istiqamah. Melapangkan tangan maksudnya pemurah, merubah perbuatan

dosa (seperti: minum minuman keras dan berzina menjadi suka membantu

janda dan anak-anak yatim yang terlontar), serta menyesali perbuatan yang

memicu  kerugian diri sendiri.

jika  syarat-syarat tobat dan semua yang disebutkan ini dapat

diamalkan, maka Allah pasti akan menerima tobat orang ini, walaupun

dosa serta kesalahan setinggi gunung.

Allah SWT berfirman: Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi

orang yang bertobat, beriman, beramal saleh, kemudian letap di jalan yang

benar. (QS. Thaha:28)

Semua itu berdasarkan riwayat yang diceritakan oleh Abu Hurairah ra,

dia mengatakan bahwa ada seorang lelaki yang telah membunuh 100 orang.

Laki-laki itu kemudian bertanya kepada orang alim apakah tobatnya bisa

diterima. Orang alim itu berkata kepadanya, "Pergilah kamu ke suatu tempat

yang penduduknya orang-orang shaleh yang selalu menyembah Allah.

Beribadahlah kamu bersama mereka di sana dan jangan kembali ke negeri

asalmu yang penduduknya selalu melakukan dosa dan kejahatan."

Ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim (dalam Shahih-nya

dan di dalam Musnod Abu Daud) Zuhair ibn Muawiyah bercerita kepada

kami dari Abdul Karim al-lazuri dari Ziyad (bukan Ziyad ibn Abu Maryam)

dari Abdullah ibn Mughaffal, dia berkata: Aku bersama ayahku di samping

Abdullah ibn Mas'ud. Ayahku kemudian berkata kepadanya, "Apakah

engkau pernah mendengar Rasulullah saw bersabda, 'Seorang hamba yang

kematian & hari akhir54

mengakui dosa-dosanya dan bertaubat kepada Allah, niscaya Allah akan

menerima taubat orang ini."' Dia lalu berkata, "Benar, aku juga pernah

mendengar RasuIuI lah berkata,' Penyisalan yaitu  taubat. "'

Dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim diceritakan dari 'Aisyah ra, dia

berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, "Seorang hamba yang

mengakui dosa-dosanya kemudian bertaubat kepada Allah, maka Allah pasti

menerima taubat orang ini."

Al-Hatim al-Bisti menyebutkan (dalam bukunya al-Musnad ash-

Shahih) dari Abu Hurairah ra dan Abu Sa'id al-Khudri, dia mengatakan

bahwa Rasulullah saw duduk di atas mimbar dan berkata, "Aku bersumpah

demi Tuhan yang jiwaku berada di tangan-Nya (Beliau membacanya

sebanyak 3x)." Beliau diam sejenak sehingga laki-laki yang berada di

samping Beliau terisak-isak. Rasulullah saw kemudian berkata, "Allah akan

membuka pintu surga yang kedelapan bagi hamba yang selalu mengerjakan

shalat lima waktu, puasa Ramadhan, dan meninggalkan tujuh dosa-dosa

besar." Rasulullah lalu membaca ayat di bawah ini: Jika kamu ntenjauhi

dosa-dosa besar dianlara dosa-dosa yang dilarang komu mengeriakannya,

niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu [dosa-dosamu yang kecilJ (QS-

an-Nisa':31)

Al-Qur'an telah menunjukkan dosa-dosa besar dan dosa-dosa kecil,

dan tidak benar kalau ada yang mengatakan bahwa seluruh dosa merupakan

dosa besar, seperti yang ada  dalam surah an-Nisa' ayat 31.

Ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah

ra, dia mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Shalat lima waktu

yang dikerjakan dari Jum'at ke Jum'at berikutnya bisa menghapus dosa-dosa

kecil yang dilakukan dalam selang waktu ini." Puasa Ramadhan ke

puasa Ramadhan berikutnya yang bisa menghapus dosa-dosa kecil yang

dilakukan dalam selang waktu ini, selama seseorang tidak melakukan

dosa besar, sebagaimana disepakati oleh para ahli tafsir dan ahli fikih, sebab 

dosa besar hanya bisa dihapus dengan bertaubat dan berjanji tidak akan

pernah melakukannya lagi.

Ruh Seorang Hamba (Kalir dan Muslim) Tidak akan Keluar Hingga

Dia Diberitahu Mengenai Apa yang akan Terjadi pada Dirinya

jika  seorang Mukmin akan meninggal dunia, maka Malaikat Maut

akan mendatanginya sambil berkata, "Keselamatan atasmu wahai wali Allah.

Allah memberikan salam kepadamu." Malaikat Maut kemudian

membacakan surah an-Nahl ayat 32: [YaituJ orang-orang yang diwafatkan

dalom keadaan baik oleh para malaikat dengon mengataknn [kepada

mer e kaJ, " Sal aamun' al ai kum. " (QS. an-Nah I :32)

kematian & hariakhir 55

Hadits ini diriwayatkan oleh lbnu al-Mubarak dari Haiwah dari

Abu Shakhar dari Muhammad ibn Ka'ab al-Qurzhi.

lbnu Mas'ud berkata, "jika  Malaikat Maut datang untuk mencabut

nyawa seorang Mukmin, maka dia akan berkata kepada orang Mukmin itu,

'Tuhanmu mengucapkan salam untukmu."'

Barra' ibn 'Azib berkata, "Malaikat Maut akan memberikan selamat

kepada orang Mukmin pada saat nyawanya akan dicabut, dan nyawanya

tidak akan keluar sebelum Malaikat Maut mengucapkan salam kepadanya,

seperti yang ada  dalam firman Allah surah al-Ahzab ayat 44: Salam

penghormatan kepada mereka [orang-orang mu'min ituJ pada hari mereka

menemui-Nyo iqlah, 'salam '(QS. al-Ahzab: 44)"

Mujahid berkata, "Orang Mukmin akan dikabarkan mengenai

kebaikan anak-anaknya, supaya hatinya tenteram."

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, "Para Malaikat akan

mendatangi orang saleh yang akan meninggal dunia, kemudian berkata,

'Keluarlah wahai jiwa suci yang ada dalam jasad yang bersih. Keluarlah

wahai jiwa yang terpuji, bergembiralah wahai jiwa yang tenteram, sebab 

bagimu nikmat serta keridhaan dari Allah."' Malaikat terus mengucapkan

kata-kata itu sampaijiwa itu keluar darijasad, lalu Malaikat membawanya

naik ke langit. Setelah sampai dibukakan pintu untuknya, dan para penjaga

pintu bertanya, "Siapakah orang ini?" Malaikat menjawab, "Dia yaitu  fulan

ibn fulan." Pintu itu kemudian berkata, "selamat datang wahai jiwa suci

yang berada di dalam jasad yang baik. Masuk dan bergembiralah wahaijiwa

yang diridhai." Kata-kata itu terus terdengar hingga jiwa itu sampai di langit,

tempat Allah berada.

jika  yang akan meninggal itu yaitu  orang yang banyak berbuat

dosa, maka malaikat akan berkata kepadanya, "Keluarlah engkau wahaijiwa

jahat yang berada di dalam jasad yang kotor, keluarlah engkau wahai jiwa

yang tercela, engkau akan dimasukan ke dalam neraka Jahim." Dia terus

mendengar kata-kata itu sampai jiwanya keluar dari jasadnya. Jiwa itu

kemudian dibawa ke langit dan setelah dia sampai dibukakanlah pintu yang

ada di sana. Para penjaga pintu berkata, "siapakah orang ini?" Malaikat

menjawab, "Orang ini yaitu  fulan." Pintu itu lalu berkata, "Wahai jiwajahat yang berada dalam jasad yang kotor, tidak ada ucapan selamat datang

untukmu. Pergilah engkau wahaijiwa yang tercela, pintu-pintu langit tidak

akan terbuka untukmu." Kemudian jiwa itu keluar dari langit dan akan

berada di dalam kubur. (Diriwayatkan oleh Abu Bakar ibn Abu Syaibah)

Rasulullah saw bersabda, "Orang yang meninggal itu akan didatangi

oleh para malaikat. jika  dia orang saleh, maka akan dikatakan

kematian & hari akhir56

kepadanya, 'Keluarlah engkau wahaijiwa yang baik."' (Diriwayatkan oleh

Syababah ibn Yasar menceritakan dari Sawwar dari lbnu Abu Dzi'b dari

Muhammad ibn Amru ibn 'Atha daritsa'id ibn Yassar dari Abu Hurairah ra).

Al-Bukhari dan Muslim sepakat mengenai urutan periwayat yang ada 

dalam hadits ini, namun  Muslim tidak memasukkan lbnu Abu Syaibah

ke dalam urutan periwayat.

'Abdullah ibn Hamid juga meriwayatkan hadits ini, dengan

urutan perawi sebagai berikut: dari lbn Abu Dzi'b dari Muhammad ibn

Amru ibn 'Atha dari Sa'id ibn YasardariAbu Hurairah ra

Abu Hurairah ra berkata, "jika  ruh seorang Mukmin telah keluar,

maka dia akan dibawa ke langit oleh dua orang Malaikat." (HR. Muslim)

Hammad menceritakan tentang bau (wangi) ruh orang Mukmin

ini. Para penduduk langit berkata, "Ruh yang baik telah datang dari

arah bumi, shalawat atas kamu (ruh) dan atas jasad yang telah engkau

diami." Kemudian ruh itu dibawa ke hadapan Allah, dan Allah berkata,

"Ceraikanlah dia sampai datang hari kiamat."

Hammad lalu menceritakan tentang bau (busuk) ruh orang kafir yang

dilaknat. Penduduk langit kemudian berkata, "Ruh yang kotor telah datang

dari arah bumi." Lalu dikatakan, "Ceraikanlah dia sampai datang hari

kiamat." Abu Hurairah ra mengatakan bahwa Rasulullah kemudian menutup

hidungnya dengan kain (mengambarkan bau [busuk] ruh orang kafir

ini).

Dari 'Ubadah ibn Shamit, Rasulullah saw bersabda, "jika 

seseorang rindu untuk berjumpa dengan Allah, maka Allah lebih rindu lagi

untuk berjumpa dengannya. Siapa yang tidak suka berjumpa dengan Allah,

maka Allah lebih tidak suka lagi berjumpa dengannya." (HR.al-Bukhari)

Al-Bukhari menceritakan: 'Aisyah ra dan beberapa isteri Nabi yang

lain berkata pada Nabi saw, "Kami tidak suka dengan kematian." Nabi

kemudian berkata, "Jangan berpikir demikian, sebab  jika orang Mukmin

jika  ajalnya telah tiba, dia akan dikasih berita gembira bahwa Allah telah

memberinya keridhaan serta kemuliaan. Tidak ada sesuatupun yang lebih

diinginkannya saat itu kecuali bertemu dengan Allah dan juga lebih senang

lagi berjumpa dengan orang Mukmin ini. namun  jika orang kafir

meninggal, maka dia akan diberi berita bahwa dia akan mendapat azab dan

siksa dari Allah, sehingga dia tidak menyukai pertemuannya dengan Allah,

dan adapun Allah lebih tidak suka lagi berjumpa dengan orang kafir

ini." (HR. Muslim dan Ibnu Majah dari hadits 'Aisyah ra dan Ibnu al-

Mubarak dari hadits Anas)

kematian & hariakhir 57

Kerinduan Berjumpa dengan Allah

Ada suatu riwayat yang menafsirkan hadits ini secara jelas, yaitu

dari 'Aisyah ra, beliau berkata kepada Syuraih ibn Hani yang bertanya

kepada beliau sesuatu yang didengarnya dari Abu Hurairah ra, "Siapa yang

sangat ingin berjumpa dengan Allah saat kulitnya meradang, matanya telah

terbuka (sebab  kematian telah mendatanginya), dan kerongkongannya

berbunyi (saat rulrnya dicabut), maka Allah juga ingin sekali berjumpa

dengannya. Namun, siapa yang tidak suka berjumpa dengan Allah saat

ajalnya akan dicabut, maka Allah lebih tidak suka lagi berjumpa

dengannya." (HR. Muslim)

Diriwayatkan dari 'Aisyah tt, dia berkata: jika  Allah

menginginkan kebaikan seorang hamba, maka Allah akan mengutus

malaikat selama satu tahun sebelum kematiannya untuk membetulkan amal-

amalnya dan menjadikannya seseorang yang selalu mengerjakan amal shalih,jadi saat nyawanya akan dicabut dia akan melihat pahala yang telah

dikumpulkannya, sehingga jiwanya akan merasa senang dan saat itu dia

merasakan kerinduan untuk berjumpa dengan Allah dan Allah juga sangat

ingin berjumpa dengannya. jika  Allah menghendaki keburukan seorang

hamba, maka satu tahun sebelum kematiannya setan akan selalu

menyesatkan dan menimpakan fitnah kepadanya, sehingga saat dia

meninggal orang-orang akan berkata, "Fulah telah mati dalam keadaan

buruk". saat  nyawanya akan dicabut, dia akan melihat azab yang akan

menimpa dirinya dan saat itulah dia tidak ingin berjumpa dengan Allah, dan

Allah lebih tidak ingin berjumpa dengan orang ini.

Tirmidzi menceritakan (dalam bab tentang takdir) dari Anas,

Rasulullah saw bersabda, "jika  Allah menginginkan kebaikan seorang

hamba, maka ia pasti melakukannya." Rasulullah saw kemudian ditanya,

"Bagaimana cara Allah melakukannya wahai Rasulullah?" Beliau

menjawab, "Allah akan memberikan petunjuk kepada hamba ini untuk

melakukan amal shaleh sebelum dia meninggal dunia." (lbn Abu 'lsa

mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Penulis mengutip sebuah hadits mengenai hal ini "jika  Allah

menghendaki kebaikan seseorang, maka Dia akan membukakan pintu bagi

orang ini untuk melakukan amal shalih, sampai semua orang di

sekitarnya ridha terhadap dirinya."

Allah berfirman: Maka dia memperoleh ketenteraman dan rezeki serta

surga kenikmatan (QS. al-Waqi'ah: 89)

Qatadah menafsirkan kata rauh dengan rahmat, dan kata raihan

dengan perjumpaan dengan Malaikat saat  akan meninggal dunia.

kematian & hari akhir58

tbn Juraij meriwayatkan. Rasulullah saw menjelaskan kepada'Aisyah

ra tentang tafsir firman Allah SWT:. [Demikianlah keadaan orong-orang

kafir ituJ, hingga jika  datang kematian kepada seseorung dari mereko,

dia berkata, "Ya Tuhanku kembalikanlah uku [ke dunial (QS. al-Mu'minun:

99) jika  Malaikat telah mencabut nyawa orang Mukmin, kemudian

mereka berkata kepadanya, "Kami akan mengembalikan kamu ke dunia,"

maka orang Mukmin itu pasti berkata, "Ke tempat yang penuh dengan

kesusahan dan rasa takut?" Orang Mukmin itu kemudian berkata, "Cepat

bawa aku menghadap Allah." namun  jika  Malaikat menyampaikan

pernyataan ini kepada orang kafir, maka orang kafir itu pasti akan

berkata, "Kembalikan aku ke dunia, supaya aku bisa berbuat amal shalih."

Makna langit tempat Allah berada (yang ada  dalam hadits ini)

maksudnya yaitu  langit ketujuh yang yaitu  ada  Sidratul Muntaha.

Ruh orang yang meninggal akan naik ke sana, namun  tidak semua ruh

berhasil sampai di sana. (HR. Muslim tentang peristiwa Isra' Mi'raj)

Para Anvah Bertemu di Langit dan Saling Bertanya tentang Keadaan

Penduduk Bumi

Ibnu al-Mubarak meriwayatkan dari Abu Ayyub al-Anshari. dia

berkata: jika  ruh seorang Mukmin telah dicabut, maka para hamba yang

mendapat rahmat dari Allah akan menemui ruh orang Mukmin ini

sebagaimana mereka menemui seorang pembawa berita di dunia. Mereka

menyambut serta saling tanya-jawab. Sebagian mereka berkata kepada yang

lain, "Perhatikan saudaramu ini, dia sangat letih. Biarkan dia beristirahat

dulu." Setelah itu mereka mulai bertanya, "Apa yang dilakukan oleh fulan?

Apa yang dilakukan oleh fulanah? Apakah dia telah bersuami?" Mereka

kemudian bertanya lagi kepada ruh orang Mukmin ini, "Apa yang

terjadi pada seseorang laki-laki yang lebih dahulu meninggal daripada

kamu?" Ruh itu menjawab, "Dia sangat menderita."' Mereka berkata, "Kita

datang dari Allah dan kembali kepada Allah." Ruh itu berkata lagi, "Dia

dikembalikan ke tempat kembalinya, yaitu neraka Hawiyyah yang

merupakan seburuk-buruknya tempat kembali." Lalu diperlihatkan kepada

mereka amal perbuatan laki-laki ini; jika  yang dilihat oleh mereka

yaitu  kebaikan, maka mereka gembira dan bersuka cita serta mereka

mengucapkan, "Ya Allah, ini merupakan nikmat-Mu yang sempurna yang

telah Engkau berikan kepada hamba-Mu." namun  jika  keburukan yang

nampak oleh mereka pun berkata, "Ya Allah, kembalikanlah hamba-Mu itu."

Ibnu al-Mubarak berkata dari Shafiuan ibn 'Amr dari 'Abdurrahman

ibn Jubair ibn Nufair, berkata Abu ad-Darda', "Perbuatanmu akan

diperlihatkan kepada karib-kerabatmu yang telah meninggal. Mereka akan

bergembira jika perbuatanmu baik dan akan terhina jika  perbuatanmu

kematian & hari akhir 59

jelek." Abu ad-Darda' kemudian berkata, "Ya Allah aku berlindung kepada-

Mu dari perbuatan yang dapat mendatangkan kehinaan bagi diri 'Abdullah

ibn Rawahah."

'Abdullah ibn Abdurrahman ibn Ya'la ats-Tsaqafi menceritakan

kepada kami dari Utsman ibn 'Abdullah ibn Aus, Sa'id ibn Jubair berkata

kepadanya, "lzinkan aku melihat anak perempuan saudaraku -isteri Utsman

yang merupakan anak 'Amru ibn Aus-" aku pun mengizinkannya. Setelah

sampai di dalam, dia lalu bertanya, "Bagaimana perlakuan suamimu

terhadapmu?" Perempuan itu menjawab, "Dia berusaha semampunya untuk

berbuat baik terhadapku." Sa'id ibn Jubair gembira mendengar hal ini,

lalu dia berkata kepada Utsman, "Berbuat baiklah engkau kepada istrimu.

Apakah kamu tahu bahwa berita mengenai orang yang masih hidup sampai

kepada orang yang telah meninggal?" Utsman menjawab, "Ya, berita

mengenai seseorang yang masih hidup sampai kepada karib kerabatnya yang

telah meninggal dunia. jika  berita yang sampai kepada mereka

merupakan berita baik, maka mereka merasa tenteram dan gembira. namun 

jika  yang sampai kepada mereka yaitu  berita buruk, maka mereka

kecewa dan sedih, sehingga mereka saling bertanya jika  ada orang yang

meninggal dunia, dan dikatakan kepada mereka, 'Apakah dia belum datang

kepadamu?' Mereka menjawab: 'Belum, dia menuju neraka Hawiyah."'

Dari al-Hasan al-Bashri, dia berkata, "jika  ruh seorang Mukmin

telah naik ke atas langit, maka dia akan bertemu dengan ruh orang Mukmin

lainnya. Ruh-ruh ini akan bertanya kepadanya, 'Apa yang diperbuat si

fulan?"' Ruh orang Mukmin itu menjawab, "Apakah dia belum datang

kepadamu?" Mereka menjawab, "Demi Allah, dia belum datang. Mungkin

dia dimasukkan ke dalam neraka Hawiyah yang merupakan seburuk-buruk

tempat kembali."

Wahab ibn Munabbih berkata, "Allah memiliki tempat tinggal di

langit ketujuh. Dikatakan bahwa tempat tinggal itu warnanya putih dan di

sana berkumpul para ruh orang Mukmin yang telah meninggal dunia.

jika  ada yang meninggal dunia, maka ruh ini akan bertemu dengan

ruh mereka, dan mereka akan bertanya tentang dunia dengan ruh yang baru,

sebagaimana orang hilang yang ditanya oleh para keluarganya jika  dia

telah kembali." Kisah ini diceritakan oleh Abu Nu'aim.

Jangan Sakiti Mayat Anda dengan Perbuatan l)osa

Dari Abu Hurairah rd, dia mengatakan bahwa Rasulullah saw

bersabda, "Mereka (orang-orang yang meninggal dunia) sangat senang

bertemu dengan arwah orang-orang Mukmin, seperti bertemunya orang yang

telah lama hilang. Mereka pun bertanya kepada ruh ini, 'Apa yang

dikerjakan oleh si fulan? Apa yang dilierjakan oleh si fulanah?' saat  ruh

kematian & hari akhir60

itu bertanya kepada mereka, "Apakah dia belum mendatangi kalian? " maka

mereka menjawab bahwa dia berada di neraka Hawiyah.

At-Tirmidzi al-Hakim menyebutkan (dalam bukunya, Ncrwadir al-

Ushul), ayahku berkata: Dari Qubaishah dari Sufyan dari Aban ibn Abu

'lyas dari Anas, Rasulullah saw bersabda, "Amal perbuatanmu akan

diperlihatkan kepada karib kerabat serta keluargamu yang telah meninggal

dunia. jika  melihat perbuatan baik maka mereka bergembira, namun 

jika  melihat perbuatan buruk maka mereka akan mengatakan, 'Ya Allah,

jangan engkau mencabut nyawa mereka sampai mereka mendapat petunjuk

dari-Mu, sebagaimana engkau memberi petunjuk kepada kami."'

Diceritakan dalam suatu hadits dari 'Abdul Ghafur ibn 'Abdul 'Aziz

dari ayahnya dari kakeknya, Rasulullah saw bersabda, "Amal perbuatan itu

akan diperlihatkan kepada Allah pada hari Senin dan Kamis, kepada Nabi

dan para ibu bapak pada hari Jum'at. Wajah mereka akan berseri seri sebab 

gembira dengan perbuatan baik yang telah diperbuat karib kerabat serta

keluarga mereka. Oleh sebab itu, hendaklah kamu selalu bertakwa kepada

Allah dan jangan menyakiti karib-kerabat atau keluargamu yang telah

meninggal dengan perbuatan burukmu."

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda,

"jika  seseorang meninggal dunia, maka arwah orang-orang yang telah

meninggal dunia akan bertanya kepada orang yang baru meninggal ini

tentang keadaan karib-kerabat atau keluarganya yang masih hidup, lalu

sebagian mereka berkata kepada sebagian lain, 'Biarkanlah dia (roh orang

yang baru meninggal) beristirahat dahulu. Dia kelihatan sangat letih dan

susah."' Setelah itu mereka bertanya kepada roh ini, "Apa yang

dikerjakan si fulan? Apa yang dikerjakan oleh si fulanah?" jika  berita

yang disampaikannya baik, maka mereka gembira dan bersuka cita. namun 

jika  berita yang disampaikannya jelek, maka mereka berkata, "Ya Allah,

ampunilah dia." Mereka kemudian bertanya, "Apakah si fulan telah

beristeri? Apakah si fulanah telah bersuami?" Mereka lalu menanyakan

tentang kabar seorang laki-laki yang meninggal lebih dahulu dari orang

Mukmin ini, dan orang Mukmin itupun berkata, "Apakah dia tidak

berjumpa dengan kalian?" Mereka menjawab, "Demi Allah, dia tidak

berjumpa dengan kami. Kita datang dari Allah dan kembali kepada Allah,

dan laki-laki itu dia dibawa ke tempat kembali yang paling buruk, yaitu

neraka Hawiyah." (Diceritakan oleh ats-Tsa'labi)

Di dalam sabda Nabi disebutkan:

-dJ;t q76 6j'iir 9.;,; r.;ilui1* arir\t

kematian & hariakhir 6l

Ruh bugaikun .sekelompok lenloru yang terlulih. Ruh yung sejenis akan

saling mengenal, sedang  yang berbeda akun saling berbeda. (HR.

Muslim dan al-Bukhari)

Para ahli hadits ada yang menyatakan bahwa riwayat ini sesuai

dengan hadits itu.

Jangan Menyakiti Orang yang Telah Meninggal Dunia

Diriwayatkan dalam hadits lbn Lahi'ah dari Bakir ibn al-Asyaj dari al-

Qasim ibn Muhammad dari 'Aisyah ra, Rasulullah saw bersabda:

., 

.,. t., oi c.o t ) 9.'t,

3 €y:" :t €4i' \>!')'

"Mayat yang berada di dalam kubur akan disakiti, sebagaimana ia disakili

di rumahnya."

Dengan kata lain, perbuatan atau perkataan orang yang masih hidup

yang bisa menyakiti si mayat akan sampai ke dalam kuburnya, baik dengan

perantaraan malaikat, tanda-tanda, maupun dengan apa saja yang

dikehendaki Allah, sebab  Allah Kuasa atas segala sesuatu.

Diriwayatkan dari 'Urwah, dia berkata, "Ada seorang laki-laki yang

menjelek-jelekkan 'Ali ibn Abu Thalib ra di dekat Umar ibn al-Khatthab ra'

Umar kemudian berkata kepada pemuda itu, 'Allah juga akan menjelek-

jelekkan kamu, sebab  kamu telah menyakiti Rasulullah saw di dalam

kuburnya."'

Para ulama mengatakan bahwa hadits ini berisi larangan untuk

menjelek-jelekkan orang yang meninggal.

Dalam suatu hadits disebutkan bahwa dilarang mencaci atau menjelek-

jelekkan orang yang telah meninggal dunia sebab  perbuatan buruk mereka

di dunia. Hadits ini juga mencela perbuatan orang yang durhaka kepada

bapak ibunya yang telah meninggal dunia

Diriwayatkan dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah menghadiahkan

pahala "sedekah" kepada Khadijah, sebagai cara bagi Rasulullah untuk

berhubungan dan berbuat baik terhadap Khadijah yyang telah meninggal

dunia.

Ada yang mengatakan bahwa makna hadits ini yaitu : orang

yang telah meninggal akan disiksa di dalam kuburnya, sebagaimana dia

pernah disiksa saat  dia masih hidup di dunia.

Kata "b" yang ada  di dalam hadits ini bermakna "C" yang

merupakan kata ganti dari malaikat yang diutus kepada manusia.

kematian & hari akhir62

Diriwayatkan dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda. "Malaikat

akan menjauhi orang yang berkata dusta. Setiap perbuatan maksiat yang

dilakukan seorang hamba terhadap Allah membuat Malaikat yang datang

kepadanya merasa disakiti. Orang yang akan meninggal dunia sedang  dia

masih mengerjakan perbuatan maksiat serta belum sempat bertaubat dan

membersihkan dosa-dosanya, maka Malaikat akan menyakiti dan

menyiksanya untuk membersihkan dosa-dosa yang pernah diperbuatnya, "

wallahu a'lam.

Keberadaan Ruh setelah Keluar dari Jasad

Abu al-Hasan al-Qabisi berkata, "Menurut mazhab Ahlusunnah,

setelah ruh keluar dari jasadnya, maka para malaikat membawa ruh ke

hadapan Allah dan ditanya. Jika dia termasuk orang yang beruntung, maka

Allah berkata kepadanya, 'Bawa dia ke surga serta perlihatkan tempatnya di

surga." Lalu para malaikat membawa ruh ini ke surga sampaijasadnya

selesai dimandikan. jika  mayat itu telah selesai dimandikan dan dikafani,

maka ruh ini akan dikembalikan dan dia akan berada di antara jasad

dan kain kafan mayat ini. saat  mayat itu dibawa dengan usungan,

maka dia akan mendengar perkataan orang-orang; ada yang membicarakan

tentang kebaikannya dan ada yang membicarakan tentang kejelekannya.

jika  dia sampai di kuburan dan dimasukkan ke dalam kubur, maka ruh

ini masuk ke dalam jasadnya. Kemudian akan datang dua orang

malaikat yang akan menanyakannya di dalam kubur."

Dari Umar ibn Dinar, dia berkata, "jika  seseorang meninggal,

maka ruh orang ini akan berada di tangan malaikat sambil

memperhatikan bagaimana jasadnya dimandikan, dikafani, dibawa ke

pemakaman, serta d ikuburkan."

Daud menambahkan keterangan hadits ini, dia berkata, "Maka

dikatakan kepadanya saat  dia sedang berada di atas tahta di surga,

' Den garlah o lehmu puj i-puj ian manusia terhadapmu. "'

Abu Hamid menyatakan dalam bukunya, Kasyful 'Ulum al-Akhirah:

jika  malaikat mencabut nyawa seseorang yang banyak amal

kebaikannya, maka ruh orang ini akan dibawa oleh dua orang malaikat

yang mempunyai wajah tampan dengan pakaian yang bagus serta bau yang

wangi. Para malaikat ini akan memberikannya pakaian dari sutra yang

berasal dari surga yang merupakan karunia dari amal yang telah

dilakukannya di dunia. Malaikat kemudian membawa ruh ini ke langit

melewati umat-umat terdahulu bagaikan belalang yang beterbangan, dan

kemudian berhenti di langit dunia. Malaikat al-Amin kemudian mengetuk

sebuah pintu, lalu penjaga pintu itu berkata kepada malaikat ini,

kematian & hari akhir 63

"siapakah engkau?" Malaikat itu menjawab, "Aku Shalshail dan yang

bersamaku yaitu  fulan. Dia sangat terpuji dan aku sangat mencintainya."

Penjaga pintu ini berkata, "Betul, pemuda ini yaitu  fulan dan

akidahnya tidak diragukan lagi." Setelah melewati pintu pertama, malaikat

membawa ruh ini ke langit kedua. Sesampai di pintu kedua dia ditanya,

..Siapakah kamu?" Lalu dijawablah pertanyaan itu sebagaimana jawaban

pertama. Pintu ini mengucapkan selamat datang kepada fulan, sebab 

dia orang yang selalu memelihara shalat fardhu. Lalu ruh ini dibawa ke

langit ketiga, kemudian diketuklah pintu yang ada di sana. Lalu penjaga

piniu ini bertanya, "siapakah engkau?" Dijawablah pertanyaan itu

iebagaimana jawaban terdahutu. Penjaga pintu ketiga mengucapkan selamat

datang kepada fulan, sebab  dia orang yang selalu mendermakan hartanya.

Lalu ruh pergi ke pintu keempat dan mengetuk pintu ini. Penjaga pintu

keempat lalu bertanya, "siapakah kamu?" Ruh menjawab seperti jawaban

terdahulu. Penjaga pintu itu mengucapkan selamat datang kepada fulan,

sebab  dia orang yang selalu mengerjakan puasa dan menjaga dirinya dari

perkataan keji dan makanan yang diharamkan. Pemuda itu kemudian

berhenti di langit kelima dan mengetuk pintu yang ada di sana. Penjaga pintu

itu lalu bertanya, "Siapa kamu?" Pertanyaan ini dijawab seperti

biasanya. Penjaga pintu lalu mengucapkan selamat datang kepada pemuda

itu, sebab  dia menunaikan ibadah haji dengan ikhlas tanpa ingin dilihat atau

didengar oleh orang lain. Kemudian dia pergi menuju pintu keenam, dan

setelah dia ditanya, maka penjaga pintu ini mengucapkan selamat

datang kepada pemuda shalih itu, sebab  dia selalu berbuat baik kepada

kedua orang tuanya. Sesampai di pintu ketujuh penjaga pintu itu

mengucapkan selamat datang kepadanya, sebab  dia orang yang sering

istighfar, yang memberikan sedekah tanpa sepengetahuan orang lain, serta

menanggung beban anak-anak yatim. Setelah itu sampailah pemuda itu pada

suatu tempat yang sangat tinggi dan diketuklah pintu yang ada di sana.

Penjaga pintu ini berkata, "selamat datang wahai hamba yang shalih

dan jiwa yang bersih yang selalu mengucapkan istighfar, yang memuliakan

fakir miskin, serta yang selalu menyuruh berbuat baik dan mencegah

perbuatan munkar." Para malaikat membawa pemuda ini ke Sidratul

Muntaha dan memberikan salam serta kabar gembira tanpa henti-hentinya.

Penjaga pintu yang di sana berkata kepada pemuda ini, "Selamat datang

wahai fulan yang selalu mengerjakan amal shalih demi mengharapkan

keridhaan Allah." Penjaga pintu ini lalu membuka pintunya dan

pemuda itu melanjutkan perjalanannya yang melewati lautan api, lautan

cahaya, lautan kegelapan, lautan air, lautan salju, dan lautan es, yang

panjang tiap-tiap lautan yaitu  seribu tahun perjalanan. Kemudian

terkoyaklah hijab yang menutupi Arsy yang mana Arsy ini berupa

kemah yang jumlahnya kurangJebih 80 ribu buah. Tiap-tiap kemah

mempunyai puncak tinggi yang banyaknya kurang-lebih 800 ribu buah. Di

kematian & hari akhir64

atas tiaptiap puncak ada  1000 buah bulan. Semua yang ada di Arsy

ini selalu mengucapkan tahlil, tasbih, dan tuqdis kepada Allah.

Searrdainya satu buah bulan muncuf ke langit dunia, niscaya orang-orang

yang menyembah selain Allah akan terbakar oleh cahayanya, kemudian

terdengarlah suara dari balik kemah-kemah itu, "Ruh siapakah yang kalian

bawa?" Malaikat menjawab, "lni yaitu  ruh fulan ibn fulan." Allah lalu

berkata, "Bawalah dia ke dekat-Ku." saat  ruh itu berada di dekat Allah,

dia menjadi sangat malu mendapat berbagai celaan dari Allah, sehingga dia

merasa dirinya telah hancur luluh. Setelah itu Allah memaafkannya.

Yahya ibn Aktsam al-Qadhi menceritakan, bahwa dia bermimpi

melihat dirinya telah meninggal dunia. saat  ditanya apa yang telah

dilakukan Allah terhadapnya, dia menjawab, "Aku berhenti di hadapan

Allah, lalu Allah bertanya, 'Wahai orang tua yang selalu berbuat jahat,

engkau telah melakukan ini dan itu."' Aku kemudian berkata, "Wahai

Tuhanku, semua yang aku lakukan semata-mata sebab  perkataan-Mu."

Allah kemudian berkata, "Apa yang telah Aku katakan?" Aku lalu berkata,

"Az-Zuhri bercerita kepadaku dari Ma'mar, dari 'Urwah, dari 'Aisyah ra,

dari Rasulullah saw, dari Jibril, Engkau berfirman, 'Aku malu menyiksa

orang Islam yang sudah tua."' Allah kemudian berkata kepada Yahya,

"Engkau benar wahai Yahya, juga az-Zuhri, Ma'mar, 'Urwah, 'Aisyah,

Muhammad dan Jibril, mereka semua benar. Aku telah mengampunimu."

Dari lbnu Nubatah bahwa dia ditanya di dalam mimpinya, "Apa yang

telah dilakukan Allah terhadapmu?" Ibnu Nubatah menjawab, "saat 

berada di hadapan-Nya, Allah berkata kepadaku, "Engkau selalu berbicarajujur." Aku lalu berkata, "Maha Suci Engkau wahai Allah, aku telah berkatajujur kepada-Mu." Allah kemudian berkata, "Apa yang telah kamu ucapkan

saat  masih hidup di dunia?" Aku menjawab, "Dia 

-Allah- akan

menghancurkan mereka setelah menciptakan; mendiamkan mereka setelah

membuat mereka pandai bicara; kembali mengadakan mereka setelah

menghilangkan; dan akan mengumpulkan mereka setelah dipisahkan." Allah

kemudian berkata padaku, "Kamu benar. Pergilah, sebab  Aku telah

mengampunimu."

Dari Manshur ibn 'Ammar, dia ditanya di dalam mimpinya, "Apa

yang telah dilakukan Allah terhadapmu?" Manshur ibn 'Ammar menjawab,

"saat  aku berada di hadapan-Nya, Allah berkata kepadaku, 'Apa yang

telah engkau bawa?"' Aku berkata, "Aku datang dengan membawa 36

argumen (alasan-alasan)." Allah berkata, "Aku tidak akan menerima satupun

alasanmu." Allah kemudian bertanya lagi, "Apalagi yang engkau bawa?"

Aku menjawab, "Aku datang kepada-Mu dengan 360 kali khataman Al-

Qur'an." Allah berkata, "Aku tidak akan menerima itu." "Apalagi yang

engkau bawa?" Aku menjawab, "Aku tidak membawa apa-apa, namun  aku

datang hanya sebab mu." Allah lalu berkata, "Engkau telah tiba di hadapan-

kematian & hari akhir 65

Ku dan sekarang pergilah, sebab  Aku telah mengampuni dosa-dosamu."

Ada yang saat  sampai di al-Kursi dia dikembalikan lagi ke balik hijab. Di

antara mereka ada yang berhasil menemui Allah, dan mereka itulah orang-

orang yang mengenal Allah.

Nasib Roh Kaum Kafir

Roh orang kafir akan direnggut dengan keras dan wajahnya saat  itu

seperti orang yang sedang makan buah paria. Malaikat kemudian berkata,

"Keluarlah wahai jiwa yang kotor yang berada di dalam jasad yang kotor'"

Lalu orang kafir menjerit melebihi kerasnya jeritan keledai. Setelah lzrail

mencabut rohnya, maka roh ini kemudian diserahkan kepada Malaikat

Zaboniyah dengan wajah yang sangat seram yang pakaiannya serba hitam

dengan bau yang busuk. Di tangannya ada sebuah cambuk yang akan

dipukulkan kepada orang kafir, sesuai dosa yang diperbuatnya. Zabaniyah

melipatkan jasadnya hingga seperti sebesar belalang. sedang  di akherat

jasad mereka lebih besar dari jasad orang Mukmin. Dalam riwayat shahih

disebutkan bahwa geraham orang kafir di akherat besarnya seperti gunung

Uhud. Malaikat kemudian membawa roh orang kafir ini sampai ke

langit dunia, lalu diketuklah pintu yang ada  di sana. Penjaga pintu itu

kemudian bertanya, "siapakah kamu?" "Aku yaitu  Daqya'il, utusan

Malaikat Zabaniyah. " Penjaga pintu itu kemudian bertanya lagi, "Siapa yang

bersamamu?" "Dia yaitu  fulan ibn fulan yang namanya sangat jelek dan

sangat dibenci saat  di dunia." Penjaga pintu ini kemudian berkata,

"Tidak ada kemudahan dan kegembiraan untukmu." Allah SWT berfirman:

Sekali-kali tidak akan dibukalun bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak

[pulal mereka masuk surga. (QS. al-A'raf: 40)

Tatkala malaikat itu mendengar ayat ini, maka roh orang kafir itu

jatuh dari tangannya. Allah SWT berfirman: Dengan ikhlas kepada Allah,

t idok mempersekutulran s e sualu dengan D ia. Bmangs iapa me mpers ehttukan

sesuatu dengan Allah, mako yaitu  ia seolah-olah jatuh dari langil lalu

disambar oleh burung, atau diterbangkon angin ke lempol yang iauh- (QS.

al-Hajj:31)

Roh ini langsung ditangkap oleh Malaikat Zabaniyah saat dia

sampai di bumi, kemudian dimasukkan ke dalam penjara dari batu karang

yang sangat keras, yang di sanajuga dimasukkan roh-roh orang yang berbuat

jahat.

Orang Yahudi dan Nasrani akan dikembalikan ke dalam kubur sambil

menyaksikan jasadnya dimandikan dan dikuburkan. Orang musyrik tidak

dapat melihat sesuatu sebab  rohnya diterbangkan oleh angin dan orang

munafik dicampakkan kembali ke dalam lubang kubur.

kematian & hariakhir66

Orang Mukmin yang memiliki kekurangan dalam amal perbuatannya

berada dalam keadaan yang bermacafi-macam. Orang Mukmin yang sering

memendekkan shalatnya maka shalatnya akan dilipat sebagaimana pakaian

yang dilipat lalu dicampakkan ke wajahnya. Shalat itu kemudian berkata

kepadanya, "Allah akan menyempitkan kamu sebagaimana kamu

menyempitkan aku." Di antara mereka ada yang dikembalikan lagi zakatnya,

sebab  mereka berzakat agar dikatakan dermawan. sedang  ada orang

yang puasanya dikembalikan lagi kepadanya, sebab  dia hanya menahan diri

untuk tidak memakan makanan, namun  dia tidak menahan lidahnya dari

perkataan keji dan jika  telah selesai Ramadhan, maka dia keluar dengan

keadaan bermegah-megahan. Adapula orang yang ibadah hajinya

dikembalikan kembali kepada mereka, sebab  dia melakukan ibadah haji

supaya orang-orang tahu bahwa dirinya telah melaksanakan ibadah haji. Di

antara mereka ada yang semua kebaikannya dikembalikan lagi yang

penyebabnya hanya diketahui oleh para ulama.

Semua hal ini dapat kita temui dalam berbagai riwayat, seperti

yang diriwayatkan oleh Mu'adz ibn Jabal tentang alasan kenapa amal

perbuatan yang dilakukannya ditolak oleh Allah. Roh akan duduk di

samping kepalanya saat jasadnya dimandikan hingga selesai. jika  mayat

akan dikafani, maka roh ini menempel ke dada orang ini sambil

berteriak dan berkata, "Cepatlah bawa aku. Jika kalian tahu bahwa kalian

sekarang sedang membawa aku menuju rahmat Allah." jika  dia

mendapat berita bahwa dia akan disiksa, maka dia akan berkata, "Tunggu

sebentar, jika kalian tahu bahwa kalian sekarang sedang membawaku

menuju siksa kubur." saat  dia telah dimasukkan ke dalam kubur lalu

ditimbun, maka tanah akan berkata kepadanya, "Dulu engkau bersenang-

senang di atas punggungku, namun  sekarang engkau ketakutan berada di

dalam perutku. Dulu saat  engkau berada di atas punggungku engkau

memakan bermacam-macam makanan, namun  sekarang di dalam perutku

engkau akan dimakan oleh ulat-ulat."

Pertanyaan yang mencela dan menghina si mayat akan terus

dilontarkan hingga kubur selesai diratakan. Dia kemudian dipanggil oleh

seorang malaikat yang dipanggil dengan nama Ruman Dia yaitu  yang

pertama kali menemui mayat jika  telah dimasukkan ke dalam kubur.

Keterangan mengenai hal ini akan di jelaskan pada bab berikutnya.

Allah Maha Mengetahui hal-hal gaib.

Keadaan Orang-orang yang Mati serta Cara Allah Mencabut Nyawa

Mereka

Allah menerangkan mengenai masalah kematian di dalam Al-Qur'an

se