kematian & hariakhir 35
Pemuda itu menjawab, "Aku ingin mendapatkan keridhaan dari Allah dan
aku takut terhadap dosa-dosaku." Rasulullah saw kemudian berkata, "Bila
kedua perasaan yaitu dalam hati seorang Mukmin, maka pasti akan
didengar oleh Allah. Allah akan mengabulkan yang diharap-harapkannya
memberinya rasa aman dari apa yang ditakutinya." (HR. atTirmidzi dari
Ibnu Majah dari Anas yang menggolongkan hadits ini ke dalam hadits hasan
gharib)
Sebagian ada yang mengatakan bahwa hadits ini merupakan
hadits mursal, berdasarkan urutan sanadnya, yaitu dari Tsabit dari Nabi.
At-Tirmidzi al-Hakim menyebutkan (dalam bukunya, Nawadir al-
Ushul, bab 86): Dari 'Auf dari al-Hasan, Rasulullah saw bersabda, "Allah
SWT berfirman,'Aku tidak menghimpun dua mqcam perasaan cemas dalam
diri seorang hamba dan juga tidak menghimpun di dalam dirinya dua
macom perasaan aman. Siapa yang takut kepada-Ku saat hidup di dunia,
maka dia akan Aku beri rasa aman di akhirat nanti, don sebaliknya siapa
yang tidak takut kepada-Ku saat dia hidup di dunia, maka dia okan Aku
beri rasa talrut di akhirat nanti."'
Rasulullah saw bercerita tentang munajat Nabi Musa as kepada Allah.
Allah berkata kepada Nabi Musa, "Wahoi Musa, setiap hamba-Ku yang
akan menemui-Ku pada hari kiamat pasti akan Aku periksa. Jika dia
termasuk golongan orang shalih maka Aku akan malu untuk memerilaanya,
dan dia pasti akon Aku muliakan dan Aht masukkan ke dalam surga tonpa
dihisab;'
Siapa yang malu kepada Allah terhadap perbuatan yang telah
dilakukannya, maka Allah juga akan malu untuk memeriksa dan memberi
pertanyaan kepadanya. Seharusnya seorang hamba lebih banyak berbaik
sangka kepada Allah saat dia akan meninggal dunia (dibanding saat dia
dalam keadaan sehat), sehingga Allah akan memberinya rahmat dan
ampunan, seperti yang ada dalam hadits qudsi, "sesungguhnya Aku
menurut apa yang diprosangkalan hamba-Ku, maka berprasangkalah
ke pada- Ku menurut kehendakrnu."
Diriwayatkan oleh Hammad ibn Salamah dari Tsabit dari Anas ibn
Malik ra, Rasulullah saw bersabda, "Janganlah masing-masing kamu
meninggal sehingga dia berbaik sangka terhadap Allah, sebab berbaik
sangka terhadap Allah merupakan harga dari surga."
Diriwayatkan dari Ibn 'Ammar, dia berkata, "Berbaik sangka kepada
Allah merupakan tiang agama, tujuan akhir dari kesungguhan, serta puncak
kemuliaan. Orang yang meninggal dalam keadaan berbaik sangka terhadap
Allah akan masuk surga dengan gembira."
kematian & hari akhir36
Abdullah ibn Mas'ud berkata, "Demi Allah yang tidak ada Tuhan
selain Dia, Allah akan memberi ke\aikan kepada siapa saja yang berbaik
sangka terhadap-Nya."
Diriwayatkan oleh lbnu al-Mubarak dari Sufyan dari lbnu 'Abbas ra,
dia berkata, "jika kalian melihat seorang yang akan meninggal, rnaka
beri dia kabar gembira dan katakan kepadanya agar berbaik sangka kepada
Allah saat akan menemui-Nya. namun jika orang itu masih hidup, maka
beri dia kabar yang menakutkan."
Al-Fadhil berkata, "Rasa takut itu lebih mulia daripada harapan. namun jika seseorang akan meninggal dunia, maka harapan lebih mulia dari rasa
takut."
Diriwayatkan oleh Ibnu Abu Dunya dari Yahya ibn Abdullah al-Bashri
dari Sawwar ibn Abdullah dari Mu'tamir, ayahku berkata (saat akan
meninggal dunia), "Wahai Mu'tamir, riwayatkan kepadaku tentang
kemudahan-kemudahan, sehingga aku bisa berbaik sangka saat bertemu
dengan-Nya."
Diriwayatkan dari 'Amru ibn Muhammad an-Naqid dari Khalf ibn
Khalifah dari Hushain dari lbrahim, dia berkata, "Mereka suka sekali
menyampaikan (kepada seorang hamba yang hampir meninggal) tentang
kebaikan amal perbuatan yang dikerjakannya, sehingga dia berbaik sangka
kepada Allah."
Tsabit al-Bannani mengatakan bahwa ada seorang pemuda yang
hampir meninggal, kemudian ibunya berkata kepada pemuda itu, "Wahai
anakku, aku telah memperingatkanmu tentang keadaan yang sedang kamu
alami sekarang." Pemuda itu berkata, "Wahai ibuku, aku mempunyai Tuhan
yang mempunyai kasih sayang yang banyak sekali, sekarang aku berharap
kasih sayang-Nya tidak hilang dariku." Tsabit kemudian berkata, "Allah
akan memberikanmu rahmat sebab kamu telah berbaik sangka kepada-Nya
saat keadaanmu seperti sekarang."
Jika Yahya ibn Zakariya bertemu 'lsa, maka wajahnya menjadi
masam. sedang 'lsa akan tersenyum. Isa berkata kepada Yahya ibn
Zakariya, "Kenapa jika berjumpa denganku engkau selalu bermuka masam,
seperti orang yang putus asa?" Yahya kemudian berkata kepada 'lsa,
"Mengapa jika berjumpa denganku engkau selalu tersenyum seolah-olah
engkau dalam keadaan aman sentosa?" Allah kemudian berkata kepada
mereka berdua, "Yang paling aku cintai di antara kalian berdua odalah
yang paling baik prasangkaannya kepada-Ku."
Zaid ibn Aslam berkata, "Seseorang datang kepada Allah pada hari
kiamat, kemudian dikatakan kepadanya, 'Masukkan dia ke dalam neraka."
Orang itu kemudian berkata, "Ya Allah di manakah puasa dan shalat yang
kematian & hariakhir 37
aku kerjakan selama ini?" Allah lalu berkata, "sekarang kamu akan Aku
putuskan dari rahmat, sebagaimana kamu memutuskan rahmat-Ku terhadap
hamba-hamba-Ku saat kamu hidup di dunia dulu." Allah SWT berfirman:
Ibrahim berluta, "Tidak ada orang yong berputus asa dari rahmat
Tuhannya, kecuali orang-orong yang sesal. " (QS. al-Hijr: 56)
Mentalqinkan Mayat dengan Kalimah La ilaoha illallah
Dari Abu Sa'id al-Khudri, Rasulullah saw bersabda, "Talqin-kanlah
mayat-mayatmu dengan kalimah la ilaaha illallah. " (HR. Muslim)
Ibnu Abu Dunya menyebutkan dari Zaid ibn Aslam, Utsman ibn'Affan
ra, ia mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, "jika kematian
mendatangi seseorang, maka talqinkanlah dia dengan kalimah la ilaaha
illatlaah, sebab siapa saja yang pada akhir hidupnya mengucapkan kalimat
ini niscaya dia akan masuk surga."
Umar ibn al-Khatthab ra berkata, "Ajarkankanlah olehmu kalimah /a
ilaaha illallah kepada seseorang yang akan meninggal dunia, sebab saat itu
dia akan melihat apa yang tidak kamu lihat."
Abu Nu'aim menyebutkan sebuah hadits dari Makhul dari Ismail ibn
'lyasy ibn Abu Mu'adz'Utbah ibn Hamid dari Makhul dari Wailah ibn al-
Asqa', Rasulullah saw bersabda, "Datangilah olehmu orang-orang yang akan
meninggal dunia dan ajarkan mereka untuk mengucapkan la ilaaha illallah.
Beri mereka kabar gembira berupa surga, sebab saat itu setan berada sangat
dekat dengan orang yang meninggal. Aku bersumpah bahwa pandangan
Malaikat Maut lebih sakit dari tebasan seribu pedang, dan aku juga
bersumpah bahwa tidak akan keluar ruh seseorang hingga orang itu
berkeringat akibat sakit yang ditimbulkan oleh kesalahannya." (Hadits
gharib dari hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Makhul. Kami juga
memasukkannya ke dalam hadits riwayat Ismail)
Para ulama menyatakan bahwa mentalqin mayat dengan la ilaaha
illallah merupakan ketentuan yang dilakukan secara turun-temurun oleh
kaum Muslim. Oleh sebab itu, siapa mengucapkan kalimah la ilaaho
illollah pada akhir hidupnya. maka dia akan mendapat kebahagiaan. Hal itu
berlaku secara umum, seperti yang ada dalam hadits Nabi saw, "Siapa
yang pada akhir perkataannya mengucapkan la ilaaha illallah, maka dia
akan masuk surga." (HR. Abu Daud dari hadits Mu'adz ibn Jabal. Di-
shahih-kan oleh Abu Muhammad'Abdul Haq).
Oleh sebab itu, sebaiknya orang yang akan meninggal dunia
diingatkan untuk membaca la ilaaha illallah, agar dia terlindung dari bujuk
rayu setan yang akan merusak akidahnya.
kematian & hari akhir38
Sampai Kapan Baca Talqin?
jika orang yang akan menipggal itu bisa membaca talqin sebanyak
satu kali, maka jangan kamu suruh lagi untuk mengulangnya sampai pagi
datang. Para ulama tidak suka memperbanyak membaca talqin bagi orang
yang akan meninggal dunia jika orang yang akan meninggal ini
telah paham.
Ibnu al-Mubarak berkata, "Ajarkan orang yang akan meninggal
dengan bacaan talqin. Jika dia telah mengucapkan talqin ini, maka
tinggalkanlah dia."
Abu Muhammad Abdul Haq berkata, "Hal ini dilakukan sebab
jika si mayat diajarkan secara terus menerus untuk membaca talqin, niscaya
dia akan merasa terusik dan bosan, sehingga setan dengan mudah membuat
lidahnya berat untuk mengucapkan talqin ini. Hal itu juga bisa menjadi
salah satu penyebab su'ul khatimah.lnijuga diamalkan oleh Amr ibn al-
Mubarak."
Al-Hasan ibn Isa mengatakan bahwa lbnu al-Mubarak berkata
kepadany4 "Talqinkan aku jika aku akan meninggal dan berhentilah saat
aku telah membaca talqin sebanyak dua kali." Maksudnya, jika orang
yang akan meninggal dunia selalu mengingat Allah di dalam hatinya, maka
orang ini akan selamat, sebab yang dinilai yaitu amalan hatinya
(bukan amalan lidahnya). Jika lidah saja yang berbicara namun hatinya tidak,
maka hal itu tidak bermanfaat bagi dirinya.
Diriwayatkan dari Abu Nu'aim, bahwa Abu Zar'ah berada di pasar
bersama Muhammad ibn Salamah, sedang al-Mundzir ibn Syadzan dan
beberapa orang ulama sedang membicarakan hadits tentang talqin. Mereka
malu saat melihat Abu Zar'ah datang, lalu mereka berkata, "Wahai
sahabat kami, mari kita mempelajari hadits ini bersama-sama."
Abu Zar'ah berkata saat dia sedang berada di pasar: Dari Abu
'Ashim dari Abdul Hamid ibn Ja'far dari Shalih ibn Abu Gharib dari Katsir
ibn Murrah al-Hadhrami dari Mu'adz ibn Jabal, Rasulullah saw bersabda,
"Siapa yang pada akhir perkataannya mengucapkan la ilaaha illallah, maka
dia akan dimasukkan ke dalam surga." Dalam suatu riwayat disebutkan,
"Diharamkan jasadnya dari api neraka."
Diriwayatkan dari AMullah ibn Syabramah, dia berkata: Aku bersama
'Amir asy-Sya'bi mendatangi seseorang yang akan meninggal dunia.
Sesampai di sana kami melihat orang ini disuruh membaca talqin
secara terus menerus, sehingga hal itu terasa berat baginya. Asy-Sya'bi
kemudian berkata kepada orang yang menyuruh ini, "Bersikap
lembutlah kepada orang sakit itu." Orang sakit itu kemudian berkata, "Aku
tidak peduli, baik kamu mentalqinkan aku atau tidak." Lalu dia membaca
kematian & hariakhir 39
surah al-Fath ayat 26 Dan Allah mewaiibkan kepada mereka kalimul tukwa
dsn yaitu mereku berhuk dengan kalimat lakwu itu dun palul memilikinya.
(QS. al-Fath:26)
Asy-Sya'bi kemudian berkata, "segala puji bagi Allah yang telah
memberi keselamatan kepada sahabat kami ini."
Junaid disuruh mengucapkan kalimah laa ilaahu illallah saat akan
meninggat dunia, lalu ia klmudian berkata, "Aku tidak lupa dengan kalimat
itu dan aku akan membacanya."
Orang yang akan meninggal dunia seharusnya diajarkan membaca
talqin dan syahadat.
Diriwayatkan dari Abu Nu'aim al-Hafizh dari Makhul dari Wa'ilah
ibn Asqa', Rasulullah saw bersabda, "Datangi orang yang akan meninggal
dan ajarkan membaca talqin (/a ilaaha illallah)- Lalu beri dia kabar gembira
berupa surga. Orang yang bijak saat itu nampak aneh olehnya, sedang
setan saat itu berada sangat dekat dengan anak-anak Adam. Demi Allah,
pandangan Malaikat Maut lebih sakit dari tebasan 1000 pedang, dan ruh itu
tidak keluar sebelum seluruh anggota tubuh merasakan kepedihan mati."
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: Malaikat Maut
mendatangi seseorang, kemudian dia melihat hati orang itu, namun dia tidak
mendapatkan amalan apa-apa. Lalu Malaikat Maut membuka dagunya dan
dia melihat lidah orang itu melekat ke langit-langitnya sambil mengucapkan
la ilaaha illallah. Allah pun kemudian memberikan ampunan baginya sebab
kalimat yang diucapkannya itu.
Berkata Baik saat Melihat Orang yang akan Meninggal Dunia
Ummu Salamah berkata, Rasulullah saw bersabda, "Jika kamu akan
melihat orang yang sedang sakit atau orang yang akan meninggal, maka
kalian hendaknya selalu berkata yang baik-baik, sebab Malaikat akan
meng-amin-kan segala perkataanmu. " (HR. M usl im)
saat Abu Salamah meninggal dunia, Ummu Salamah pergi
mendatangi Rasulullah saw, Ialu berkata, "Wahai Rasulullah saw, Abu
Salamah telah meninggal dunia." Rasulullah lalu berkata, "Ucapkanlah
olehmu, 'Ya Allah, ampuni dosa-dosaku dan dosa-dosa dia [orang yang
meninggalJ, dan berikanlah aku ganti balasan yong baik."' Lalu Allah
menggantinya dengan orang yang lebih baik padaku, yaitu Rasulullah
saw."l4
ra Ummu Salamah yaitu Ummul Mukminin
.
kematian & hari akhir40
Dari Ummu Salamah. dia mengatakan bahwa Rasulullah saw melihat
Abu Salamah yang telah meninggal dengan mata yang masih terbuka, maka
Rasulutlah saw memejamkan mata Abd Salamah dan berkata, "jika ruh
telah keluar darijasad, maka mata akan terus memperhatikannya." Keluarga
Abu Salamah semuanya berteriak (sebab meninggalnya Abu Salamah), lalu
Rasulullah saw berkata kepada mereka, "Hendaklah kamu memohon yang
baik-baik saja, sebab Malaikat akan meng-amin-kan ucapanmu." Rasulullah
saw kemudian berdoa, "Ya Allah, ampunilah dosa-dosa Abu Salamah serta
orang-orang yang ditinggalkannya, dan tinggikanlah derajatnya. Ya Allah,
lapangkan serta berikan cahaya di dalam kuburnya."
Para ulama mengatakan bahwa jika kamu menjenguk orang sakit
atau orang meninggal, maka ucapkan kata-kata yang baik, sebab Malaikat
akan meng-qmin-kan semua perkataanmu saat itu. Oleh sebab itu, ulama
suka sekali menjenguk orang-orang shalih yang meninggal, sebab mereka
bisa mengambil pelajaran (dari kematian orang shalih itu), dan
mendoakannya serta orang-orang yang ditinggalkannya. Malaikat akan
meng-omin-kan segala permohonan yang diucapkan saat itu, sehingga
semuanya bermanfaat bagi si mayat dan orang-orang yang ditinggalkannya.
Ucapan saat Menutup Mata Mayat
Dari Syaddad ibn Aus, Rasulullah saw bersabda, "Tutuplah olehmu
mata orang yang telah meninggal itu, sebab mata selalu mengikuti arah
perginya ruh dan ucapkan perkataan yang baik-baik saja, sebab Malaikat
akan meng-amin-kan segala ucapan keluarga yang ditinggalkan oleh si
mayat."
Dari al-Khara'ithi Abu Bakar Muhammad ibn Ja'far dari Abu Musa
'lmran ibn Musa dari Abu Bakar ibn Abu Syaibah dari lsmail ibn 'Aliyyah
dari Hisyam ibn Hasan dari Hafshah binti Sirin dari Ummul Hasan, dia
berkata, "Saat aku berada dekat Ummu Salamah, tiba-tiba beberapa orang
datang menemuinya lalu berkata, 'Fulan telah meninggal."' Dia berkata,
"Pergilah ke sana dan baca, 'Keseiahleraan atas para rasul Allah dan segala
puji bagi Allah Tuhan semesta alam."'
Diriwayatkan dari Sufan ats-Tsauri dari Sulaiman at-Taimi dari
Bakar ibn Abdullah al-Muzani, dia berkata, "jika kamu akan menutup
mata si mayat, maka ucapkan: (ar )Ay * t 1t t1) setelah itu ucapkanlah
tasbih (subhanalloh)." Abu Sufoyan kemudian membaca surah asy-Syura
ayat 5: Dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuii Tuhannya. (QS. asy-
Syura: 5)
Abu Daud berkata, "Menutup mata si mayat dilakukan setelah ruh
keluar dari badannya. Aku mendengar Muhammad ibn Ahmad al-Muqri
kematian & hari akhir 4t
meriwayatkan dari Abu Maisarah: Seorang 'Abid (ahli ibadah) berkata,
"Aku yaitu orang yang menutup mata Ja'far al-Mu'alim setelah dia
meninggal. Aku melihat Ja'far al-Mu'alim di dalam mimpi, dia berkata,
'Sesuatu yang paling aku benci yaitu jika kamu menutupkan mataku
sebelum aku benar-benar meninggal. "'
Setan akan Datang kepada Orang yang akan Meninggal Dunia
Diriwayatkan dari Nabi saw, "Seorang hamba akan didatangi oleh dua
setan saat dia akan meninggal dunia. Setan pertama berada di samping
kanannya dan setan kedua berada di samping kirinya. Setan berada di
samping kanan akan menyerupai bentuk atau sifat ayah orang ini. Setan
itu akan berkata kepadanya, 'Wahai anakku, aku sangat sayang dan kasiharr
kepadamu, maka kamu sebaiknya mati dalam keadaan memeluk agama
Nasrani, sebab yaitu agama yang paling baik."'Adapun setan yang berada
di samping kirinya menyerupai bentuk dan sifat ibunya. Setan itu berkata
kepadanya, "Aku telah mengandungmu di dalam perutku, kamu telah aku
beri minum dengan air susuku dan pahaku telah aku jadikan sebagai tempat
berpijakmu, maka kamu sebaiknya mati dalam keadaan memeluk agam
Yahudi, sebab itu yaitu agama yang paling baik."
Abu al-Hasan menceritakan (dalam Syarh Risalah lbn Abu Zaid, yang
diceritakan lagi oleh Abu Hamid dalam bukunya, Kasyful 'Ulum al-
Akhirah): Saat seseorang akan meninggal dunia, iblis datang kepada orang
ini dengan berpura-pura menolongnya. Iblis akan mendatanginya dalam
bentuk orang-orang yang telah mendahuluinya, yang sangat dicintainya dan
sering meminta petunjuk kepada orang-orang ini, seperti saudara,
teman, atau sahabat-sahabatnya. Aku berkata (kepada hamba yang akan
meninggal itu), "Engkau akan meninggal dunia wahai fulan, sedang kami
lebih dahulu meninggal dibandingkan kamu, maka kamu sebaiknya mati
dalam keadaan memeluk agama Yahudi, sebab itu merupakan agama yang
akan diterima Allah." jika hal ini tidak mempan, maka setan akan
mendatanginya dalam bentuk yang lain sambil berkata, "Hendaklah kamu
mati dalam keadaan memeluk agama Nasrani, sebab itu merupakan agama
Nabi Isa yang telah menggantikan agama yang dibawa oleh Nabi Musa. Di
dalamnya telah mencakup semua akidah yang ada di dalam seluruh agama."
Saat itulah akidah seseorang bisa menyimpang. Allah SWT berfirman:
[Mereka berdoaJ, "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami
condong kepada kesesatan sesudah Englau beri petunjuk kepada kami, dan
karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; sebab sesungguhnya
Engkau-lah Maha Pemberi [karuniaJ. " (QS. Ali 'Imran: 8)
kematian & hari akhirn
Maksud ayat ini: janganlah Engkau jadikan hati kami (saat
akan meninggal) condong kepada kesesatan setelah Engkau memberi kami
petunjuk. t
jika Allah ingin memberi seorang hamba hidayah atau ketetapan
hati, maka Dia akan menurunkan rahmat kepada hamba ini.
Ada yang mengatakan bahwa rahmat yang diturunkan Allah yaitu
berupa Malaikat Jibril yang datang untuk mengusir setan dari hamba
ini, sehingga hamba itupun menjadi gembira dan tersenyum.
Banyak yang berpendapat bahwa yang memicu hamba itu
tersenyum sebab dia gembira dengan kabar gembira yang disampaikan oleh
Malaikat Jibril. Jibril berkata kepadanya, "Apakah kamu mengenalku? Aku
yaitu Jibril dan mereka yaitu setan yang merupakan musuh-musuhmu.
Oleh sebab itu, kamu hendaknya mati dalam keadaan memeluk agama yang
lurus (lslam)." Sesuatu yang paling disukai oleh seseorang hamba yang akan
meninggal dunia yaitu kedatangan Malaikat Jibril yang membawa kabar
gembira untuknya, sebagaimana yang ada dalam firman Allah berikut
ini: Dan karuniakanlah kepada kami rahmal dari sisi Engkau: sebab
se.sungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi [karuniaJ. " (QS. Ali 'lmran: 8)
Terjadinya Ucapan Aneh saat Talqin
Aku mendengar Imam Abul 'Abbas Ahmad ibn Umar al-Qurthubi (di
pelabuhan Iskandariyah) berkata; Aku menemui saudaraku (Abu Ja'far
Ahmad ibn Muhammad ibn Muhammad al-Qurthubi) di Cordova saat
akan meninggal dunia. saat dia disuruh membaca: La ilaaha illallah dia
berkata, "Tidak, tidak." Setelah dia sadar, kami menceritakan kepadanya
kejadian yang dia alami sebentar ini, kemudian dia berkata, "Ada dua setan
mendatangiku dari sebelah kiri dan kanan, lalu mereka berkata kepadaku,
'Matilah kamu dalam keadaan memeluk agama Yahudi, sebab itu
merupakan agama yang paling baik,' Yang satu lagi berkata kepadaku,
'Matilah kamu dalam keadaan memeluk agama Nasrani, sebab itu
merupakan agama yang paling baik,' maka aku berkata kepada mereka
berdua, "Tidak, tidak."
Aku menukil sebuah hadits dari kitab at-Tirmidzi dan an-Nasa'i,
Rasulullah saw bersaMa, "Setan akan mendatangi tiap-tiap kamu saat
akan meninggal dunia sambil berkata, 'Matilah kamu dalam keadaan
Nasrani, matilah kamu dalam keadaan Yahudi."' Dan jawablah kedua
pertanyaan ini dengan kata "tidak"!
Peristiwa seperti ini banyak terjadi pada orang-orang shalih yang akan
meninggal, maka dia akan menjawab "tidak" saat orang-orang menyuruhnya
kematian & hari akhir 43
untuk membaca talqin, padahal jawaban itu sebenarnya ditujukan kepada
setan yang mengajaknya kepada kesesatan.
Diriwayatkan oleh lbnu al-Mubarak dan Sufyan dari al-Laits dari
Mujahid, dia berkata, "Orang yang telah meninggal akan diperlihatkan
keadaan majlis dan teman yang diikutinya saat di dunia. Jika majlis yang
diikutinya merupakan majlis yang lalai, maka ia termasuk golongan orang-
orang yang lalai itu. Jika majlis yang dikutinya itu yaitu majlis yang selalu
berdzikir mengingat Allah. maka dia termasuk golongan orang-orang yang
berdzikir."
Rabi' ibn Syabrah ibn Ma'bad al-Juhani (seorang 'Abid yang berasal
dari Basrah) berkata: Aku melihat salah seorang penduduk Syam yang akan
meninggal dunia, dan saat dikatakan kepadanya, "Wahai fulan, bacalah:
La ilaaha illallah, " maka perkataan yang keluar dari mulutnya yaitu , "Beri
aku minum
-s13[-." saat aku melihat salah seorang penduduk al-Ahwas yang hampir meninggal dunia, saat dikatakan kepadanya, "Wahai
fulan, bacalah La ilaaha illallah, " maka dia berkata, "Sepuluh, sebelas, dua
belas Dinar." Menurut Abu Muhammad Abdul Haq, kerja orang ini saat
hidup di dunia yaitu pejabat keuangan dan akuntan harta benda.
Ar-Rabi' berkata, "saat aku melihat salah seorang laki-laki
penduduk Bashrah yang akan meninggal dunia, maka saat dikatakan
kepadanya, 'Wahai fulan. bacalah: La ilaaha illallah,' namun jawaban yang
keluar dari mulut orang ini yaitu sebuah sya'ir di bawah ini:
Betapa banyak wanita yang bicara namun ia hanya bikin kecewa
Ia bertanya manakah jalan menuju pemandian wanita
Menurut al-Faqih Abu Bakar Ahmad ibn Sulaiman ibn al-Hasan an-
Najad, saat laki-laki masih hidup, ada perempuan yang bertanya
kepadanya jalan menuju kamar mandi umum, namun dia mengantarkan
perempuan itu menuju rumahnya dan hal itu yang diucapkan saat akan
meninggaldunia.
Abu Muhammad Abdul Haq menceritakan kisah ini dalam bukunya,
al-'Aqibah: Laki-laki itu mempunyai sebuah rumah yang pintu rumahnya
menyerupai pintu kamar mandi. Saat dia berdiri di depan rumahnya itu, tiba-
tiba dia didatangi oleh seorang perempuan. Perempuan itu lalu bertanya
kepadanya, "Mana jalan menuju kamar mandi umum." Laki-laki itu
menunjuk ke arah rumahnya, lalu dia berkata, "lnilah kamar mandi umum
itu." Perempuan itu masuk ke dalam dan laki-laki itu mengikutinya di
belakang. Namun wanita itu berhasil lari sebab pintu tidak terkunci.
Akhirnya lelaki itu selalu ingat pada si wanita dan sering mengucapkan syair
ini. saat ia membaca puisi itu pada salah satu gang, tiba-tiba
sya'irnya dibalas oleh seorang wanita dengan syair pula:
t
kematian & hari akhir
I
I
I
I
44
saat komu berhasil menjebalorya, mengapa kamu
tidak membual pengataliolau kunci di utas pintul
Kebanyakan orang{rang setalu sibuk mencari kehidupan dunia,
seperti riwayat yang diJebutkan tadi. Ada kisah yang diceritakan kepada
kami bahwa ada seorang maketar (perantara antara penjual dan pembeli)
yang akan meninggal dunia, dan saat disuruh membaca la ilaaha illallah, dia
Lerkata, "Tiga belas setengah, empat belas setengah." Hal ini
disebabkan oleh pengaruh pekerjaannya sebagai makelar.
Aku melihat orang yang kerjanya di dunia sebagai ahli hitung, saat
dia disuruh membaca La ilaaha illallah (saat dia meninggal), ucapan yang
keluar dari mulutnya hanya hitungan. Ada juga orang yang saat disuruh
membaca talqin dia malah berkata, "Perbaikilah rumah si fulan dengan biaya
ini, garaptah-kebun si fulan dengan biaya ini." Ternyata ia seorang muhasib
(akuntan). Ada juga yang berkata (saat dia disuruh membaca talqin),
*otakmu seperti otak keledai." atau, "sapi ini warnanya kuning."
Kesibukannya serta sesuatu yang sangat dicintainya di dunia
mempengarrt inyu saat dia akan meninggal. Kita memohon kepada Allah
agar Dia memberi keselamatan dan kemuliaan kepada kita semua
Ibnu Ja'far menceritakan (dalam bukunya, an-Nctsa'rlz): Yusuf ibn
'Ubaid yaitu penjual kain. Dia tidak mau berdagang di tepi sungai dan saat
hari mendung. Kar"na merasa bersalah menimbang tapi tidak menguji
keakuratan timbangannya. Sejak itu ia tidak mau lagi menjual kain, kecuali
pembeli membawa timbangan. Mengapa ia melakukan hal seperti ini?
k"rrn" ia menyaksikan orang yang sedang sakarat berkata, "Lidah
timbangan ini membuat lidahku tidak bisa membaca talqin."
Su'al-Khatimah
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda. "Seseorang akan
melakukan amal shalih seperti amal penghuni surga dalam waktu yang
cukup lama, namun kemudian mengakhiri amalnya ini dengan amal
penglruni neraka. Sebaliknya seseorang akan beramal seperti amalnya
penghuni neraka pada waktu yang cukup lama, namun dia mengakhiri
amalnya dengan amal penghuni surga." (HR. Muslim)
Dari Sahl ibn Sa'ad, Rasulullah saw bersabda, "Seorang hamba akan
melakukan amal seperti amal penghuni neraka sedang dia merupakan
penghuni surga, dan seseorang hamba beramal seperti layaknya amal
penghuni surga sedang dia termasuk penghuni ncraka. Jadi amal
seseoran g d i I ihat dari amal yang pen ghabisan (al - l*at imah)."
kematian & hariakhir 45
Abu Muhammad 'Abdul Haq berkata, "Su' al-khatimah tidak akan
terjadi pada orang yang benar-benar istiqamah serta mempunyai jiwa yang
bersih. Su' al-khatimah orang yang akalnya rusak serta dan selalu
mengerjakan dosa besar, sehingga maut datang kepadanya sebelum dia
sempat bertaubat. Setan akan datang kepadanya saat ia akan meninggal
dan merayunya saat dalam keadaan bingung. Su' al-khatimah juga bisa
terjadi pada orang yang mulanya yaitu orang yang istiqamah, namun
kemudian berubah dan melenceng dari Sunnah.
Hal ini yang dialami oleh iblis yang (dalam suatu riwayat
disebutkan bahwa iblis) telah beribadah kepada Allah selama 8 ribu tahun
dan juga seperti yang dialami Bal'am ibn Ba'ura' yang telah diberi karunia
oleh Allah, namun dia selalu mengikuti hawa nafsunya.
Allah SWT berfirman: Bujukan orang-orong munafik itu adqlah
seperti (bujukan) setan ketiko dia berkata kepada monusia, "Kafirlah kantu"
(QS. al-Hasyr: l6)."
Diriwayatkan bahwa di Mesir ada seorang pemuda yang selalu pergi
ke masjid untuk mengumandangkan adzan serta mendirikan shalat. Pemuda
itu sangat taat beribadah, dan pada suatu hari (seperti biasanya) dia naik ke
atas menara untuk mengumandangkan adzan. Di bawah menara itu ada
sebuah rumah orang Nasrani yang telah menjadi warga negara Islam. saat
dia naik ke atas menara ini, tiba-tiba dia melihat anak gadis si pemilik
rumah ini, sehingga dia tergoda untuk menemuinya. Dia pun kemudian
meninggalkan adzan dan pergi menuju rumah gadis ini. Sesampainya di
sana dia masuk ke dalam rumah itu, lalu gadis itu berkata kepadanya, .,Apa
yang kamu inginkan?" Pemuda itu menjawab, "Kamu yang aku inginkan.,,
Gadis itu lalu bertanya lagi, "Kenapa kamu menginginkanku?', pemuda itu
menjawab, "Kamu telah mencuri hatiku." Gadis itu berkata, ,.Aku masih
ragu dengan jawabanmu?" Pemuda itu lalu berkata, "Kalau begitu aku akan
menikahimu." Gadis itu lalu berkata, "Kamu yaitu seorang Muslim,
sedang aku seorang Nasrani. mana mungkin ayahku mau menikahkanku
dengan kamu." Pemuda itu berkata, "Aku akan pindah agama menjadi
seorang Nasrani." Gadis itu berkata, "Jika kamu bermaksud demikian, maka
lakukanlah." Pemuda kemudian memeluk agama Nasrani dan mereka tinggal
bersama. Di hari itu juga pemuda ini pergi ke atas rumahnya, kemudian
dia jatuh dan meninggal, sedang dia sudah memeluk agama Nasrani.
Na'udzubillah min dzalik.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Salim dari Abdullah, dia berkata,
"Nabi sering sekali bersumpah dengan menggunakan kata-kata 'Demi Allah
Yang Maha Membolak-balikkan hati."' Maksudnya yaitu merubah hati
seseorang secara cepat yang melebihi kecepatan angin, seperti merubah
perasaan suka pada benci, perasaan mau pada tidak mau.
kematian & hari akhir46
Allah SWT berfirman: Don ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah
membatasi qnlora monusia don hatinya. (QS. al-Anfal: 24)
Menurut para mujahid maksud ayat ini adalalr memisahkan
seseorang dengan pikirannya, sehingga dia tidak sadar dengan perbuatan
yang dilakukannya.
Allah menjelaskan hal ini dalam firman-Nya: Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar ada peringatan bagi orang-orang
yang mempunyai hati. (QS. Qaf: 37)
Maksud kata "hati" dalam ayat ini yaitu "pikiran."
Menurut ath-Thabari hal ini merupakan berita yang mengatakan
bahwa Allah-lah yang memiliki hati setiap hamba. dan Dia Maha Kuasa
untuk membatasi seseorang dengan hatinya. sehingga seseorang tidak
mengetahui apapun kecuali dengan izin Allah
'Aisyah ra mengatakan bahwa Rasulullah saw sering sekali
mengucapkan kalimat berikut ini, "Wahai Yang Maha Membolak-balikkan
hati, berilah ketetapan di dalam hatiku untuk selalu taat kepada-Mu." Aku
lalu berkata "Wahai Rasulullah saw, engkau selalu mengucapkan kata-kata
ini saat akan berdoa. Apakah engkau selalu dalam keadaan takut wahai
Rasulullah saw?" Rasulullah saw menjawab, "Wahai 'Aisyah, hati seorang
hamba berada di antara dua buah Jari Allah Yang Maha Kuasa, sehingga jika
Dia bermaksud membalikkan hati seorang hamba maka Dia pasti dengan
mudah melakukannya."
Para ulama berkata "Jika segala hidayah tergantung pada Allah; sikap
istiqamah anugerah Allah, sedang akibat dan akhir amal tidak dapat
diketahui, dan kehendak tidak menurut kita saja, maka Anda jangan kagum
pada amal Anda. Anda hanya bagaikan orang yang bangga dengan harta
orang lain. Banyak taman yang kemarin bunganya tumbuh bersemi namun
sekarang telah layu dan kering lalu diterbangkan oleh angin. Begitu juga
yang terjadi dengan seorang hamba, banyak yang hatinya dulu bersih dan
cemerlang sekarang menjadi gelap dan kotor."
Utsman ra berkata: Jauhi minuman keras, sebab dia yaitu induk
segala kejahatan. Ada seorang pemuda yang taat beribadah. lalu dia dibujuk
oleh seorang perempuan agar mau pergi memenuhi undangan perempuan itu
untuk menjadi saksi terhadap syahadat yang diucapkannya. Perempuan itu
mengutus seorang budak wanita untuk menyampaikan undangan ini.
Setelah sampai di tempat pemuda itu, budak ini menyampaikan pesan
tuannya, dia berkata "Tuan kami mengundangmu untuk menjadi saksi dari
syahadat yang diucapkannya." Pemuda itu kemudian pergi memenuhi
undangan perempuan itu. Setelah sampai pemuda ini masuk ke dalam
rumah itu. Setiap pemuda ini melewati pintu. maka budak itu menutup pintu
kematian & hariakhir 47
itu kembali, hingga akhimya pemuda ini sampai pada suatu tempat yang ada
seorang perempuan cantik dengan anak kecil dan beberapa gelas minuman
keras di sampingnya. Perempuan itu lalu berkata, "'I'ujuanku
mengundangmu ke sini bukan bersaksi untuk mengucapkan syahadat, namun
agar kamu tunduk padaku. Jika kamu tidak mau melakukan ini (zina), maka
kamu harus membunuh anak kecil ini. Jika kamu tidak mau melakukan ini,
maka kamu harus meminurn minuman keras. Maka pilih olehmu salah satu
di antara ketiga pilihan ini." Pemuda itu memilih untuk meminum khamar.
Setelah dia meminum satu gelas minuman keras, dia berkata "Tambahkan
lagi minuman itu untukku." Pemuda itu terus meminum minuman keras,
sehingga tanpa disadarinya dia tunduk kepada perempuan itu dengan
melakukan perbuatan zina. Setelah itu dia pun membunuh anak kecil itu.
Oleh sebab itu, jauhilah minuman keras, sebab AIlah tidak akan
mengumpulkan di dalam diri seseorang itu iman dan kebiasaan minum
minuman keras sekaligus.
Diriwayatkan bahwa ada seorang tawanan yang beragama Islam yang
hafal Al-Qur'an dan dia ditugaskan untuk membantu dua orang rahib. Kedua
orang rahib itu banyak menghapal ayal-ayat Qur'an dari tawanan Muslim
itu, sehingga akhirnya kedua rahib itu masuk Islam, sedang tawanan
Muslim itu pindah agama menjadi Nasrani: Dikatakan kepada tawanan
Muslim itu, "Kembalilah kamu kepada agamamu, sebab kami tidak
memerlukan lagi orang-orang yang tidak bisa memelihara agamanya."
Tawanan itu berkata, "Aku tidak akan kembali kepadanya selama-lamanyd."
Kemudian pemuda itu dibunuh.
Utusan Malaikat Maut sebelum Kematian
Diceritakan bahwa para Nabi bertanya kepada Malaikat Maut,
"Apakah kamu mempunyai utusan yang memberi peringatan kepada
manusia agar mereka bersiap-siap menerima kedatanganmu?" Malaikat
Maut menjawab, "Ya, aku telah memberi peringatan kepada manusia dengan
mengirim utusan yang sangat banyak, di antaranya: tenaga yang sudah
melemah, penyakit, uban yang mulai tumbuh, usia yang sudah tua, serta
berubahnya pendengaran dan penglihatan. jika orang itu belum juga
bertaubat, padahal aku telah mengirim utusan-utusan yang banyak
kepadanya, maka saat aku akan mencabut nyawanya akan aku katakan
kepadanya, 'Bukankah aku telah mengirimkan kepadamu setelah datang para
utusan (rasul) dan memberikan peringatan kepadamu setelah datang pemberi
peringatan? Aku yaitu utusan dan pemberi peringatan yang terakhir."'
Selama matahari tetap terbit dan terbenam, maka Malaikat Maut selalu
berseru, "Wahai orang-orang yang berumur empat puluh tahun, ini saatnya
bagi kalian untuk mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya, sebab pikiran
kematian & hariakhir48
serta kekuatanmu masih kuat. Wahai orang-orang yang telah berumur lima
puluh tahun, waktu menuai telah delot. Wahai orang-orang yang berumur
enam puluh tahun, engkau telah lupa dengan siksaan dan tidak
mengindahkan panggilan, maka tidak seorang pun yang akan menjadi
penolongmu." Dan apakah Kqmi tidok memoniungkan umurmu dslum msso
yong cukup untuk berpikir bagi orong yang mou berpikir dan opakah [tidak
datangJ kepadamu pemberi peringatan (QS. Fathir:37) Kisah ini ditulis oleh
Abu al-Farj ibn al-Jauzi dalam kitab Raudhah al-Musytaq wa oth-Thariq ila
ql-Malak al-Khallaq." (Taman Para Perindu dan Jalan Menuju Raja Yang
Maha Pencipta)
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, "Allah memberikan
udzur (kemudahan) kepada seseorang dengan menangguhkan ajalnya hingga
berumur enam puluh tahun. Kemudahan paling besar yang diberikan Allah
kepada Bani Adam yaitu mengutus para rasul untuk menyempurnakan
risalah atas mereka." Don Kami tidak akan mengazab sebelum Kami
mengutus seorang rasnl. (QS. al-lsra': I 5)
Allah berfirman, "Telah datang kepadamu pemberi peringatan." (al-
aya0
Ada yang mengatakan bahwa "pemberi peringatan" di sini maksudnya
yaitu Al-Qur'an, namun ada juga yang mengatakan bahwa maksudnya
yaitu rasul-rasul yang diutus kepada mereka.
Ibnu 'Abbas ra, 'lkrimah, Sufoan, Waqi', al-Hasan ibn al-Fadhl, al-
Farra' dan ath-Thabari berkata, "asy-Syaib maksudnya yaitu orang yang
umurnya antara 30-50 tahun, yang merupakan tanda untuk memisahkan usia
muda (usia yang penuh dengan senda gurau dan permainan) dengan usia
dewasa, seperti yang ada di dalam sya'ir di bawah ini:
Aht sudah saksikan uban sebagai pengingat maut
bogi pemiliknya, dan itu sudah cukup sebagai penegur!"
Diceritakan bahwa Malaikat Maut datang menemui Nabi Daud, dan
sesampai di sana dia ditanya oleh Nabi Daud, "Siapakah engkau?" Malaikat
Maut berkata, "Tidak ada seorang pembesar yang aku takuti, tidak ada satu
pun benteng yang sanggup mencegahku, dan tidak ada seorang pun yang
bisa menyuapku." Daud kemudian berkata, "Jadi engkau yaitu Malaikat
Maut?" Malaikat Maut menjawab, "Benar." Daud kemudian berkata,
"Kenapa engkau mendatangiku sedang aku masih belum siap." Malaikat
Maut lalu bertanya, "Di mana si fulan temanmu itu? Di mana tetanggamu si
fulan?" Daud menjawab, "Dia telah meninggal." Malaikat Maut kemudian
berkata, "Mereka merupakan peringatan bagimu agar kamu siap menghadapi
mati."
kematian & hari akhir 49
Ada yang mengatakan bahwa orang mati yaitu pemberi peringatan
yang tidak berbicara. Ada juga yang mengatakan bahwa pemberi peringatan
yaitu demam.
Al-Azhari berkata, "Demam merupakan utusan kematian, maksudnya
men gi ngatkan kita tentan g datangnya kematian."
Ada juga yang berkata, "Kematian keluarga, sahabat, karib-kerabat,
serta keluarga merupakan peringatan untuk kita di setiap waktu."
Ada perkataan yang menyebutkan bahwa akal yang sempurna yaitu
akal yang mengetahui hakikat segala sesuatu, dapat membedakan baik dan
buruk, serta rela terhadap segala sesuatu yang datang dari Tuhan, maka akal
yang seperti inilah yang bisa berfungsi sebagai pemberi peringatan. Pemberi
peringatan yang diutus kepada anak-anak Adam yaitu berupa para rasul,
masa tua, dan lain sebagainya, sepertiyang dijelaskan sebelumnya.
Usia enam puluhan merupakan peringatan yang penghabisan, sebab
pada usia ini takdir Allah telah mendekati seseorang, dan sudah saatnya
seseorang pada usia ini menyerahkan diri sepenuhnya kepada AIIah dan
siap-siap menerima takdir serta perjumpaan dengan Allah,
Dua pemberi peringatan yaitu :
Pertama: peringatan yang disampaikan oleh Nabi saw.
Kedua: usia tua, yaitu yang usia telah mencapai empat puluh tahun.
Allah SWT berfirman: Dan umurnya sampai empat puluh tahun ia
berdoa, "Ya Tuhanku, tunjukiloh aku untuk mensyukuri nikmat Engkau. (eS.
al-Ahqaf: l5)
Allah mengatakan bahwa orang yang telah mencapai umur empat
puluh tahun sudah waktunya untuk mulai mengitung nikmat Allah dan
bersyukur kepada orang tuanya.
Malik berkata, "Aku melihat orang-orang berilmu yang tinggal di
daerahku selalu bekerja keras untuk kehidupan dunia dan setalu bergaul satu
sama lain, namun jika telah berumur empat puluh, maka mereka
mengasingkan diri dari orang banyak."
Diceritakan oleh beberipa orang ulama, bahwa ada seorang alim yang
suka beristirahat di taman dan yang boleh berada di taman itu hanya mereka
dan teman-teman mereka, sesama ahli ilmu. Tiba-tiba ada seorang laki-laki
yang masuk ke taman itu dengan menyelinap di antara pohon-pohon. Letaki
ini tertangkap dan akan dihadapkan pada hakim. Namun penyelinap
berkata, "Mengapa kamu ingin langsung menghukumku, sedang Allah
telah menangguhkan hukumanmu?" ulama itupun sadar dan berkeringat,
mengingat umurnya yang sudah tua. setelah ditanya dan diselidiki, ternyata
kematian & hari akhir50
laki-taki penyelinap itu orang yang tidak dikenal di negeri ini, sebab
penjaga pintu taman tidak melihat ada orang yang keluar masuk.
Taubat dan Penjelasannya,."*" lj"p"nkah Seorang Hamba Tidak lagi
lVtengenal Orang Lain
Abu Musa al-Asy'ari bertanya kepada Rasulullah saw, "Kapan
seseorang tidak lagi mengenal orang lain?" Rasulullah menjawab, "jika
dia telah dilihat (oleh Malaikat Maut dan para malaikat Allah, wallahu
a'lam)." (HR. Ibnu Majah)
Dalam hadits lain disebutkan, "Allah selalu menerima taubat
seseorang, sebelum nyawa sampai di kerongkongan." (HR. at-Tirmidzi)
jika nyawa telah sampai di kerongkongan, maka tidak akan
diterima taubat serta pengakuan bahwa dia beriman, sebagaimana firman
Allah berikut ini:
Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka talkala mereka telah
melihal silrsa Kami. Ilulah sunnah Allah yang telah berlaku terhadap
hamba-hamba-Nyo. Don di waktu itu binasalah orang-orang kofir. (QS. al-
Mu'min: 85)
Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang
mengerjakan kejahatan [yangJ hingga jika datang ojal kepada
seseorang di antara mereka, [barulahJ ia mengatakan, "Sesungguhnya aku
bertaubat sekarang" Dan tidak [pula diterima taubatJ orang-orang yang
nrati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kanti
sediakan siksa yang pedih. (QS. an-Nisa': 18)
Taubat merupakan suatu kemudahan yang diberikan Allah kepada
seorang hamba sebelum ajal datang kepadanya, yaitu saat ruh sampai di
kerongkongan dan urat tali jantung telah putus (saat ruh naik dari dada ke
kerongkongan). Oleh sebab itu, seseorang wajib bertaubat sebelum ajal
datang dan sebelum ruh sampai di kerongkongannya, seperti perkataan Allah
dalam firman-Nya: Kemudian mereka bertaubat dengan segerq. (QS. an-
Nisa': l7)
Ibnu 'Abbas ra dan as-Suddi berkata, "Makna kata min qarib yaitu :.
sebelum datang penyakit dan kematian."
Menurut pendapat Abu Mujalaz, adh-Dhahhak, 'lkrimah, Ibn Zaid,
dan yang lain, kata min qarib maksudnya sebelum seseorang dilihat oleh
Malaikat Maut.
Muhammad al-Warraq berkata dalam sebuah sya'imya:
Persembahkanlah taubat harapan untuk dirimu sendiri
kematian & hari akhir 5t
Sebelum dutongnya mcul dun lerpeniuranya liduh
Bersegeralah dengannya sebab nyovomu akan lerlulup
Itu udalah harta k run bogi si tobat yang baik
Menurut para ulama tobat saat melihat malaikat pencabut nyawa
yaitu sah, sebab masih ada harapan dalam diri seseorang yang akan
meninggal, sebagaimana sahnya penyesalan dan keinginan untuk
meninggalkan perbuatan dosa saat itu.
Di antara ulama ada yang mengatakan bahwa makna ayat ini
yaitu : segera bertobat setelah melakukan perbuatan dosa yang tidak terus
menerus. Menyegerakan tobat saat sehat lebih utama daripada hanya
melakukan amal saleh, apalagijika kematian hampir mendekatinya.
Al-Hasan menceritakan bahwa iblis berkata kepada Allah (saat dia
diusir dari surga): Aku bersumpah tidak akan melepaskan anak-anak Adam
selama roh masih berada dalam jasadnya. Allah kemudian berkata, "Aku
juga bersumpah tidak akan menutup pintu tobat bagi anak-anak Adam
selama roh belum sampai di tenggorokannya." Tobat wajib bagi semua
Mukmin, berdasarkan firman Allah SWT: Dan bertobatlah komu sekalian
kepada Allah, hai orang-orang ysng beriman supoya kamu berunlang. (QS.
an-Nur:31)
Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan
tobal yang semurni-murninya [tobat nasuhaJ. (QS. at-Tahrim: 8)
Syarat tobat ada empat macam, yaitu menyesal dalam hati,
meninggalkan perbuatan maksiat saat itu juga, bertekad tidak akan
mengulangi perbuatan maksiat, dan menanamkan sikap malu serta takut
pada Allah. jika salah satu syarat tidak terpenuhi, maka tobatnya tidak
sah.
Ada yang mengatakan bahwa syarat tobat itu yaitu mengakui
perbuatan dosa, banyak mengucapkan istighfor, menanamkan makna tobat di
dalam hati, dan tidak sekadar diucapkan dengan lidah.
Orang yang hanya mengucapkan istighfar di lidah (namun di dalam
hatinya masih tersimpan keinginan untuk berbuat maksiat), maka istighfar
ini harus dilakukan berulang-ulang.
Diriwayatkan oleh al-Hasan al-Basri, dia berkata, "Istighfar, kita
membutuhkan istighfm." Begitulah ucapan al-Hasan pada zamannya,
bagaimanakah zaman sekarang? Yang mana orang-orang selalu melakukan
perbuatan zalim dan menjadikan tobat sebagai sesuatu yang tidak berarti dan
dianggap remeh. Mereka yaitu orang-orang yang mempermainkan ayat-
ayat Allah.
kematian & hari alchir52
Allah SWT berfirman: Jangonlah ktmu iodihan huhtm-hukum Alloh
sebagai permainaz. (QS. al-Baqarah: J3 | )
Diriwayatkan oleh 'Ali ra, bahwa dia melihat seorang pemuda yang
selesai melaksanakan shalat dan langsung berdoa, "Ya Allah, aku mohon
ampun dan akan segera bertobat kepada-Mu." 'Ali ibn Abu Thalib ra
kemudian berkata kepada pemuda itu, "Bersegera mengucapkan istighfar
merupakan tobat pembohong. Tobat membutuhkan tobat lagi sesudahnya."
Amirul Mukminin ditanya, "Apa sebenarnya yang dikatakan dengan tobat."
Dia menjawab, "Tobat yaitu suatu kata yang memiliki enam makna, yaitu
tobat untuk dosa-dosa yang telah berlalu, menyesal sebab telah
meninggalkan kewaj iban-kewaj iban, menolak kezal iman, mempertakuti d iri
agar setalu taat kepada Allah, memerintahkan diri untuk selalu merasakan
ketaatan, menghiasi diri dengan ketaatan kepada Allah, dan mengganti tawa
dengan tangis."
Ada yang mengatakan bahwa tobat nasuha dapat menolak kezaliman,
menghilangkan pertengkaran, serta membuat kita selalu patuh kepada Allah.
Sifat orang yang bertobat dijelaskan dalam sebuah hadits marfu' dari
lbnu Mas'ud, bahwa Rasulullah bertanya kepada para sahabat-sahabatnya,
"Apakah kamu mengetahui siapakah sebenarnya yang dikatakan orang yang
bertobat?" Mereka menjawab, "Kami tidak tahu." Rasulullah lalu berkata,
"Orang yang mengatakan bahwa dirinya bertobat namun tidak pemaaf dan
selalu mendendam, maka orang itu belum dikatakan bertobat. Orang yang
mengatakan bahwa dirinya bertobat namun dia belum merubah pakaiannya,
maka orang itu belum dikatakan bertobat. Orang yang mengatakan bahwa
dirinya bertobat namun dia belum merubah majlisnya (teman-teman), maka
orang ini belum dikatakan bertobat. Orang yang mengatakan bahwa
dirinya bertobat namun dia belum merubah caranya mencari kebutuhan hidup,
maka orang itu belum dikatakan bertobat. Orang yang mengatakan bahwa
dirinya bertobat namun dia belum merubah perhiasannya, maka orang itu
belum dikatakan bertobat. Orang yang mengatakan bahwa dirinya bertobat
namun dia belum merubah tempat tidumya, maka dia belum dikatakan
bertobat. Orang yang mengatakan bahwa dirinya bertobat namun dia belum
merubah akhlaknya, maka orang itu belum dikatakan bertobat. Orang yang
mengatakan bahwa dirinya bertobat, namun dia tidak melapangkan hatinya,
maka orang itu belum dikatakan bertobat. Orang yang mengatakan bahwa
dirinya bertobat, namun dia tidak melapangkan tangannya, maka orang itu
belum dikatakan bertobat." Rasulullah kemudian berkata, "Siapa yang
bertobat dari semua yang telah aku sebutkan, maka itu yang dinamakan tobat
yan g sebenar-benarnya."
Para ulama menyatakan bahwa maksud dari memberi maaf (tidak
mendendam) yaitu merelakan segala perbuatan keji yang dilakukan
kematian & hari akhir 53
seseorang terhadap kita. Maksud dari merubah pakaian yaitu meninggalkan
perbuatan yang diharamkan dan merubahnya dengan sesuatu yang
dihalalkan. Jika pakaian ini berupa rasa angkuh dan kesombongan,
maka harus dirubah dengan pakaian kesederhanaan. Merubah majlis
maksudnya yaitu meninggalkan majlis yang penuh dengan senda gurau,
permainan, kebodohan, dan bid'ah lalu masuk ke dalam majlis para ulama
yang selalu berdzikir, serta majlis orang-orang shaleh, sehingga hati menjadi
dekat dengan mereka. Maksud merubah makanan yaitu memakan segala
sesuatu yang dihalalkan dan meninggalkan segala sesuatu yang syubhat.
Merubah cara mencari nafkah maksudnya meninggalkan yang haram dan
mencari yang dihalalkan. Maksud merubah perhiasan yaitu meninggalkan
segala perhiasan (yang membuat kita terpedaya) baik itu berupa perabotan,
rumah maupun pakaian. Merubah tempat tidur maksudnya melakukan
ibadah malam sebagai ganti dari kelalaian dan perbuatan maksiat,
sebagaimana dikatakan Allah dalam firman-Nya: Lambung mereka jauh dari
tempat tidurnya. (QS. as-Sajdah: 16) Merubah tingkah laku maksudnya
merubah sifat keras ke lembut, sempit ke lapang, dan pemarah ke toleran.
Melapangkan hati maksudnya memberikan kepercayaan dan selalu
istiqamah. Melapangkan tangan maksudnya pemurah, merubah perbuatan
dosa (seperti: minum minuman keras dan berzina menjadi suka membantu
janda dan anak-anak yatim yang terlontar), serta menyesali perbuatan yang
memicu kerugian diri sendiri.
jika syarat-syarat tobat dan semua yang disebutkan ini dapat
diamalkan, maka Allah pasti akan menerima tobat orang ini, walaupun
dosa serta kesalahan setinggi gunung.
Allah SWT berfirman: Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi
orang yang bertobat, beriman, beramal saleh, kemudian letap di jalan yang
benar. (QS. Thaha:28)
Semua itu berdasarkan riwayat yang diceritakan oleh Abu Hurairah ra,
dia mengatakan bahwa ada seorang lelaki yang telah membunuh 100 orang.
Laki-laki itu kemudian bertanya kepada orang alim apakah tobatnya bisa
diterima. Orang alim itu berkata kepadanya, "Pergilah kamu ke suatu tempat
yang penduduknya orang-orang shaleh yang selalu menyembah Allah.
Beribadahlah kamu bersama mereka di sana dan jangan kembali ke negeri
asalmu yang penduduknya selalu melakukan dosa dan kejahatan."
Ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim (dalam Shahih-nya
dan di dalam Musnod Abu Daud) Zuhair ibn Muawiyah bercerita kepada
kami dari Abdul Karim al-lazuri dari Ziyad (bukan Ziyad ibn Abu Maryam)
dari Abdullah ibn Mughaffal, dia berkata: Aku bersama ayahku di samping
Abdullah ibn Mas'ud. Ayahku kemudian berkata kepadanya, "Apakah
engkau pernah mendengar Rasulullah saw bersabda, 'Seorang hamba yang
kematian & hari akhir54
mengakui dosa-dosanya dan bertaubat kepada Allah, niscaya Allah akan
menerima taubat orang ini."' Dia lalu berkata, "Benar, aku juga pernah
mendengar RasuIuI lah berkata,' Penyisalan yaitu taubat. "'
Dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim diceritakan dari 'Aisyah ra, dia
berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, "Seorang hamba yang
mengakui dosa-dosanya kemudian bertaubat kepada Allah, maka Allah pasti
menerima taubat orang ini."
Al-Hatim al-Bisti menyebutkan (dalam bukunya al-Musnad ash-
Shahih) dari Abu Hurairah ra dan Abu Sa'id al-Khudri, dia mengatakan
bahwa Rasulullah saw duduk di atas mimbar dan berkata, "Aku bersumpah
demi Tuhan yang jiwaku berada di tangan-Nya (Beliau membacanya
sebanyak 3x)." Beliau diam sejenak sehingga laki-laki yang berada di
samping Beliau terisak-isak. Rasulullah saw kemudian berkata, "Allah akan
membuka pintu surga yang kedelapan bagi hamba yang selalu mengerjakan
shalat lima waktu, puasa Ramadhan, dan meninggalkan tujuh dosa-dosa
besar." Rasulullah lalu membaca ayat di bawah ini: Jika kamu ntenjauhi
dosa-dosa besar dianlara dosa-dosa yang dilarang komu mengeriakannya,
niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu [dosa-dosamu yang kecilJ (QS-
an-Nisa':31)
Al-Qur'an telah menunjukkan dosa-dosa besar dan dosa-dosa kecil,
dan tidak benar kalau ada yang mengatakan bahwa seluruh dosa merupakan
dosa besar, seperti yang ada dalam surah an-Nisa' ayat 31.
Ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah
ra, dia mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Shalat lima waktu
yang dikerjakan dari Jum'at ke Jum'at berikutnya bisa menghapus dosa-dosa
kecil yang dilakukan dalam selang waktu ini." Puasa Ramadhan ke
puasa Ramadhan berikutnya yang bisa menghapus dosa-dosa kecil yang
dilakukan dalam selang waktu ini, selama seseorang tidak melakukan
dosa besar, sebagaimana disepakati oleh para ahli tafsir dan ahli fikih, sebab
dosa besar hanya bisa dihapus dengan bertaubat dan berjanji tidak akan
pernah melakukannya lagi.
Ruh Seorang Hamba (Kalir dan Muslim) Tidak akan Keluar Hingga
Dia Diberitahu Mengenai Apa yang akan Terjadi pada Dirinya
jika seorang Mukmin akan meninggal dunia, maka Malaikat Maut
akan mendatanginya sambil berkata, "Keselamatan atasmu wahai wali Allah.
Allah memberikan salam kepadamu." Malaikat Maut kemudian
membacakan surah an-Nahl ayat 32: [YaituJ orang-orang yang diwafatkan
dalom keadaan baik oleh para malaikat dengon mengataknn [kepada
mer e kaJ, " Sal aamun' al ai kum. " (QS. an-Nah I :32)
kematian & hariakhir 55
Hadits ini diriwayatkan oleh lbnu al-Mubarak dari Haiwah dari
Abu Shakhar dari Muhammad ibn Ka'ab al-Qurzhi.
lbnu Mas'ud berkata, "jika Malaikat Maut datang untuk mencabut
nyawa seorang Mukmin, maka dia akan berkata kepada orang Mukmin itu,
'Tuhanmu mengucapkan salam untukmu."'
Barra' ibn 'Azib berkata, "Malaikat Maut akan memberikan selamat
kepada orang Mukmin pada saat nyawanya akan dicabut, dan nyawanya
tidak akan keluar sebelum Malaikat Maut mengucapkan salam kepadanya,
seperti yang ada dalam firman Allah surah al-Ahzab ayat 44: Salam
penghormatan kepada mereka [orang-orang mu'min ituJ pada hari mereka
menemui-Nyo iqlah, 'salam '(QS. al-Ahzab: 44)"
Mujahid berkata, "Orang Mukmin akan dikabarkan mengenai
kebaikan anak-anaknya, supaya hatinya tenteram."
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, "Para Malaikat akan
mendatangi orang saleh yang akan meninggal dunia, kemudian berkata,
'Keluarlah wahai jiwa suci yang ada dalam jasad yang bersih. Keluarlah
wahai jiwa yang terpuji, bergembiralah wahai jiwa yang tenteram, sebab
bagimu nikmat serta keridhaan dari Allah."' Malaikat terus mengucapkan
kata-kata itu sampaijiwa itu keluar darijasad, lalu Malaikat membawanya
naik ke langit. Setelah sampai dibukakan pintu untuknya, dan para penjaga
pintu bertanya, "Siapakah orang ini?" Malaikat menjawab, "Dia yaitu fulan
ibn fulan." Pintu itu kemudian berkata, "selamat datang wahai jiwa suci
yang berada di dalam jasad yang baik. Masuk dan bergembiralah wahaijiwa
yang diridhai." Kata-kata itu terus terdengar hingga jiwa itu sampai di langit,
tempat Allah berada.
jika yang akan meninggal itu yaitu orang yang banyak berbuat
dosa, maka malaikat akan berkata kepadanya, "Keluarlah engkau wahaijiwa
jahat yang berada di dalam jasad yang kotor, keluarlah engkau wahai jiwa
yang tercela, engkau akan dimasukan ke dalam neraka Jahim." Dia terus
mendengar kata-kata itu sampai jiwanya keluar dari jasadnya. Jiwa itu
kemudian dibawa ke langit dan setelah dia sampai dibukakanlah pintu yang
ada di sana. Para penjaga pintu berkata, "siapakah orang ini?" Malaikat
menjawab, "Orang ini yaitu fulan." Pintu itu lalu berkata, "Wahai jiwajahat yang berada dalam jasad yang kotor, tidak ada ucapan selamat datang
untukmu. Pergilah engkau wahaijiwa yang tercela, pintu-pintu langit tidak
akan terbuka untukmu." Kemudian jiwa itu keluar dari langit dan akan
berada di dalam kubur. (Diriwayatkan oleh Abu Bakar ibn Abu Syaibah)
Rasulullah saw bersabda, "Orang yang meninggal itu akan didatangi
oleh para malaikat. jika dia orang saleh, maka akan dikatakan
kematian & hari akhir56
kepadanya, 'Keluarlah engkau wahaijiwa yang baik."' (Diriwayatkan oleh
Syababah ibn Yasar menceritakan dari Sawwar dari lbnu Abu Dzi'b dari
Muhammad ibn Amru ibn 'Atha daritsa'id ibn Yassar dari Abu Hurairah ra).
Al-Bukhari dan Muslim sepakat mengenai urutan periwayat yang ada
dalam hadits ini, namun Muslim tidak memasukkan lbnu Abu Syaibah
ke dalam urutan periwayat.
'Abdullah ibn Hamid juga meriwayatkan hadits ini, dengan
urutan perawi sebagai berikut: dari lbn Abu Dzi'b dari Muhammad ibn
Amru ibn 'Atha dari Sa'id ibn YasardariAbu Hurairah ra
Abu Hurairah ra berkata, "jika ruh seorang Mukmin telah keluar,
maka dia akan dibawa ke langit oleh dua orang Malaikat." (HR. Muslim)
Hammad menceritakan tentang bau (wangi) ruh orang Mukmin
ini. Para penduduk langit berkata, "Ruh yang baik telah datang dari
arah bumi, shalawat atas kamu (ruh) dan atas jasad yang telah engkau
diami." Kemudian ruh itu dibawa ke hadapan Allah, dan Allah berkata,
"Ceraikanlah dia sampai datang hari kiamat."
Hammad lalu menceritakan tentang bau (busuk) ruh orang kafir yang
dilaknat. Penduduk langit kemudian berkata, "Ruh yang kotor telah datang
dari arah bumi." Lalu dikatakan, "Ceraikanlah dia sampai datang hari
kiamat." Abu Hurairah ra mengatakan bahwa Rasulullah kemudian menutup
hidungnya dengan kain (mengambarkan bau [busuk] ruh orang kafir
ini).
Dari 'Ubadah ibn Shamit, Rasulullah saw bersabda, "jika
seseorang rindu untuk berjumpa dengan Allah, maka Allah lebih rindu lagi
untuk berjumpa dengannya. Siapa yang tidak suka berjumpa dengan Allah,
maka Allah lebih tidak suka lagi berjumpa dengannya." (HR.al-Bukhari)
Al-Bukhari menceritakan: 'Aisyah ra dan beberapa isteri Nabi yang
lain berkata pada Nabi saw, "Kami tidak suka dengan kematian." Nabi
kemudian berkata, "Jangan berpikir demikian, sebab jika orang Mukmin
jika ajalnya telah tiba, dia akan dikasih berita gembira bahwa Allah telah
memberinya keridhaan serta kemuliaan. Tidak ada sesuatupun yang lebih
diinginkannya saat itu kecuali bertemu dengan Allah dan juga lebih senang
lagi berjumpa dengan orang Mukmin ini. namun jika orang kafir
meninggal, maka dia akan diberi berita bahwa dia akan mendapat azab dan
siksa dari Allah, sehingga dia tidak menyukai pertemuannya dengan Allah,
dan adapun Allah lebih tidak suka lagi berjumpa dengan orang kafir
ini." (HR. Muslim dan Ibnu Majah dari hadits 'Aisyah ra dan Ibnu al-
Mubarak dari hadits Anas)
kematian & hariakhir 57
Kerinduan Berjumpa dengan Allah
Ada suatu riwayat yang menafsirkan hadits ini secara jelas, yaitu
dari 'Aisyah ra, beliau berkata kepada Syuraih ibn Hani yang bertanya
kepada beliau sesuatu yang didengarnya dari Abu Hurairah ra, "Siapa yang
sangat ingin berjumpa dengan Allah saat kulitnya meradang, matanya telah
terbuka (sebab kematian telah mendatanginya), dan kerongkongannya
berbunyi (saat rulrnya dicabut), maka Allah juga ingin sekali berjumpa
dengannya. Namun, siapa yang tidak suka berjumpa dengan Allah saat
ajalnya akan dicabut, maka Allah lebih tidak suka lagi berjumpa
dengannya." (HR. Muslim)
Diriwayatkan dari 'Aisyah tt, dia berkata: jika Allah
menginginkan kebaikan seorang hamba, maka Allah akan mengutus
malaikat selama satu tahun sebelum kematiannya untuk membetulkan amal-
amalnya dan menjadikannya seseorang yang selalu mengerjakan amal shalih,jadi saat nyawanya akan dicabut dia akan melihat pahala yang telah
dikumpulkannya, sehingga jiwanya akan merasa senang dan saat itu dia
merasakan kerinduan untuk berjumpa dengan Allah dan Allah juga sangat
ingin berjumpa dengannya. jika Allah menghendaki keburukan seorang
hamba, maka satu tahun sebelum kematiannya setan akan selalu
menyesatkan dan menimpakan fitnah kepadanya, sehingga saat dia
meninggal orang-orang akan berkata, "Fulah telah mati dalam keadaan
buruk". saat nyawanya akan dicabut, dia akan melihat azab yang akan
menimpa dirinya dan saat itulah dia tidak ingin berjumpa dengan Allah, dan
Allah lebih tidak ingin berjumpa dengan orang ini.
Tirmidzi menceritakan (dalam bab tentang takdir) dari Anas,
Rasulullah saw bersabda, "jika Allah menginginkan kebaikan seorang
hamba, maka ia pasti melakukannya." Rasulullah saw kemudian ditanya,
"Bagaimana cara Allah melakukannya wahai Rasulullah?" Beliau
menjawab, "Allah akan memberikan petunjuk kepada hamba ini untuk
melakukan amal shaleh sebelum dia meninggal dunia." (lbn Abu 'lsa
mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Penulis mengutip sebuah hadits mengenai hal ini "jika Allah
menghendaki kebaikan seseorang, maka Dia akan membukakan pintu bagi
orang ini untuk melakukan amal shalih, sampai semua orang di
sekitarnya ridha terhadap dirinya."
Allah berfirman: Maka dia memperoleh ketenteraman dan rezeki serta
surga kenikmatan (QS. al-Waqi'ah: 89)
Qatadah menafsirkan kata rauh dengan rahmat, dan kata raihan
dengan perjumpaan dengan Malaikat saat akan meninggal dunia.
kematian & hari akhir58
tbn Juraij meriwayatkan. Rasulullah saw menjelaskan kepada'Aisyah
ra tentang tafsir firman Allah SWT:. [Demikianlah keadaan orong-orang
kafir ituJ, hingga jika datang kematian kepada seseorung dari mereko,
dia berkata, "Ya Tuhanku kembalikanlah uku [ke dunial (QS. al-Mu'minun:
99) jika Malaikat telah mencabut nyawa orang Mukmin, kemudian
mereka berkata kepadanya, "Kami akan mengembalikan kamu ke dunia,"
maka orang Mukmin itu pasti berkata, "Ke tempat yang penuh dengan
kesusahan dan rasa takut?" Orang Mukmin itu kemudian berkata, "Cepat
bawa aku menghadap Allah." namun jika Malaikat menyampaikan
pernyataan ini kepada orang kafir, maka orang kafir itu pasti akan
berkata, "Kembalikan aku ke dunia, supaya aku bisa berbuat amal shalih."
Makna langit tempat Allah berada (yang ada dalam hadits ini)
maksudnya yaitu langit ketujuh yang yaitu ada Sidratul Muntaha.
Ruh orang yang meninggal akan naik ke sana, namun tidak semua ruh
berhasil sampai di sana. (HR. Muslim tentang peristiwa Isra' Mi'raj)
Para Anvah Bertemu di Langit dan Saling Bertanya tentang Keadaan
Penduduk Bumi
Ibnu al-Mubarak meriwayatkan dari Abu Ayyub al-Anshari. dia
berkata: jika ruh seorang Mukmin telah dicabut, maka para hamba yang
mendapat rahmat dari Allah akan menemui ruh orang Mukmin ini
sebagaimana mereka menemui seorang pembawa berita di dunia. Mereka
menyambut serta saling tanya-jawab. Sebagian mereka berkata kepada yang
lain, "Perhatikan saudaramu ini, dia sangat letih. Biarkan dia beristirahat
dulu." Setelah itu mereka mulai bertanya, "Apa yang dilakukan oleh fulan?
Apa yang dilakukan oleh fulanah? Apakah dia telah bersuami?" Mereka
kemudian bertanya lagi kepada ruh orang Mukmin ini, "Apa yang
terjadi pada seseorang laki-laki yang lebih dahulu meninggal daripada
kamu?" Ruh itu menjawab, "Dia sangat menderita."' Mereka berkata, "Kita
datang dari Allah dan kembali kepada Allah." Ruh itu berkata lagi, "Dia
dikembalikan ke tempat kembalinya, yaitu neraka Hawiyyah yang
merupakan seburuk-buruknya tempat kembali." Lalu diperlihatkan kepada
mereka amal perbuatan laki-laki ini; jika yang dilihat oleh mereka
yaitu kebaikan, maka mereka gembira dan bersuka cita serta mereka
mengucapkan, "Ya Allah, ini merupakan nikmat-Mu yang sempurna yang
telah Engkau berikan kepada hamba-Mu." namun jika keburukan yang
nampak oleh mereka pun berkata, "Ya Allah, kembalikanlah hamba-Mu itu."
Ibnu al-Mubarak berkata dari Shafiuan ibn 'Amr dari 'Abdurrahman
ibn Jubair ibn Nufair, berkata Abu ad-Darda', "Perbuatanmu akan
diperlihatkan kepada karib-kerabatmu yang telah meninggal. Mereka akan
bergembira jika perbuatanmu baik dan akan terhina jika perbuatanmu
kematian & hari akhir 59
jelek." Abu ad-Darda' kemudian berkata, "Ya Allah aku berlindung kepada-
Mu dari perbuatan yang dapat mendatangkan kehinaan bagi diri 'Abdullah
ibn Rawahah."
'Abdullah ibn Abdurrahman ibn Ya'la ats-Tsaqafi menceritakan
kepada kami dari Utsman ibn 'Abdullah ibn Aus, Sa'id ibn Jubair berkata
kepadanya, "lzinkan aku melihat anak perempuan saudaraku -isteri Utsman
yang merupakan anak 'Amru ibn Aus-" aku pun mengizinkannya. Setelah
sampai di dalam, dia lalu bertanya, "Bagaimana perlakuan suamimu
terhadapmu?" Perempuan itu menjawab, "Dia berusaha semampunya untuk
berbuat baik terhadapku." Sa'id ibn Jubair gembira mendengar hal ini,
lalu dia berkata kepada Utsman, "Berbuat baiklah engkau kepada istrimu.
Apakah kamu tahu bahwa berita mengenai orang yang masih hidup sampai
kepada orang yang telah meninggal?" Utsman menjawab, "Ya, berita
mengenai seseorang yang masih hidup sampai kepada karib kerabatnya yang
telah meninggal dunia. jika berita yang sampai kepada mereka
merupakan berita baik, maka mereka merasa tenteram dan gembira. namun
jika yang sampai kepada mereka yaitu berita buruk, maka mereka
kecewa dan sedih, sehingga mereka saling bertanya jika ada orang yang
meninggal dunia, dan dikatakan kepada mereka, 'Apakah dia belum datang
kepadamu?' Mereka menjawab: 'Belum, dia menuju neraka Hawiyah."'
Dari al-Hasan al-Bashri, dia berkata, "jika ruh seorang Mukmin
telah naik ke atas langit, maka dia akan bertemu dengan ruh orang Mukmin
lainnya. Ruh-ruh ini akan bertanya kepadanya, 'Apa yang diperbuat si
fulan?"' Ruh orang Mukmin itu menjawab, "Apakah dia belum datang
kepadamu?" Mereka menjawab, "Demi Allah, dia belum datang. Mungkin
dia dimasukkan ke dalam neraka Hawiyah yang merupakan seburuk-buruk
tempat kembali."
Wahab ibn Munabbih berkata, "Allah memiliki tempat tinggal di
langit ketujuh. Dikatakan bahwa tempat tinggal itu warnanya putih dan di
sana berkumpul para ruh orang Mukmin yang telah meninggal dunia.
jika ada yang meninggal dunia, maka ruh ini akan bertemu dengan
ruh mereka, dan mereka akan bertanya tentang dunia dengan ruh yang baru,
sebagaimana orang hilang yang ditanya oleh para keluarganya jika dia
telah kembali." Kisah ini diceritakan oleh Abu Nu'aim.
Jangan Sakiti Mayat Anda dengan Perbuatan l)osa
Dari Abu Hurairah rd, dia mengatakan bahwa Rasulullah saw
bersabda, "Mereka (orang-orang yang meninggal dunia) sangat senang
bertemu dengan arwah orang-orang Mukmin, seperti bertemunya orang yang
telah lama hilang. Mereka pun bertanya kepada ruh ini, 'Apa yang
dikerjakan oleh si fulan? Apa yang dilierjakan oleh si fulanah?' saat ruh
kematian & hari akhir60
itu bertanya kepada mereka, "Apakah dia belum mendatangi kalian? " maka
mereka menjawab bahwa dia berada di neraka Hawiyah.
At-Tirmidzi al-Hakim menyebutkan (dalam bukunya, Ncrwadir al-
Ushul), ayahku berkata: Dari Qubaishah dari Sufyan dari Aban ibn Abu
'lyas dari Anas, Rasulullah saw bersabda, "Amal perbuatanmu akan
diperlihatkan kepada karib kerabat serta keluargamu yang telah meninggal
dunia. jika melihat perbuatan baik maka mereka bergembira, namun
jika melihat perbuatan buruk maka mereka akan mengatakan, 'Ya Allah,
jangan engkau mencabut nyawa mereka sampai mereka mendapat petunjuk
dari-Mu, sebagaimana engkau memberi petunjuk kepada kami."'
Diceritakan dalam suatu hadits dari 'Abdul Ghafur ibn 'Abdul 'Aziz
dari ayahnya dari kakeknya, Rasulullah saw bersabda, "Amal perbuatan itu
akan diperlihatkan kepada Allah pada hari Senin dan Kamis, kepada Nabi
dan para ibu bapak pada hari Jum'at. Wajah mereka akan berseri seri sebab
gembira dengan perbuatan baik yang telah diperbuat karib kerabat serta
keluarga mereka. Oleh sebab itu, hendaklah kamu selalu bertakwa kepada
Allah dan jangan menyakiti karib-kerabat atau keluargamu yang telah
meninggal dengan perbuatan burukmu."
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda,
"jika seseorang meninggal dunia, maka arwah orang-orang yang telah
meninggal dunia akan bertanya kepada orang yang baru meninggal ini
tentang keadaan karib-kerabat atau keluarganya yang masih hidup, lalu
sebagian mereka berkata kepada sebagian lain, 'Biarkanlah dia (roh orang
yang baru meninggal) beristirahat dahulu. Dia kelihatan sangat letih dan
susah."' Setelah itu mereka bertanya kepada roh ini, "Apa yang
dikerjakan si fulan? Apa yang dikerjakan oleh si fulanah?" jika berita
yang disampaikannya baik, maka mereka gembira dan bersuka cita. namun
jika berita yang disampaikannya jelek, maka mereka berkata, "Ya Allah,
ampunilah dia." Mereka kemudian bertanya, "Apakah si fulan telah
beristeri? Apakah si fulanah telah bersuami?" Mereka lalu menanyakan
tentang kabar seorang laki-laki yang meninggal lebih dahulu dari orang
Mukmin ini, dan orang Mukmin itupun berkata, "Apakah dia tidak
berjumpa dengan kalian?" Mereka menjawab, "Demi Allah, dia tidak
berjumpa dengan kami. Kita datang dari Allah dan kembali kepada Allah,
dan laki-laki itu dia dibawa ke tempat kembali yang paling buruk, yaitu
neraka Hawiyah." (Diceritakan oleh ats-Tsa'labi)
Di dalam sabda Nabi disebutkan:
-dJ;t q76 6j'iir 9.;,; r.;ilui1* arir\t
kematian & hariakhir 6l
Ruh bugaikun .sekelompok lenloru yang terlulih. Ruh yung sejenis akan
saling mengenal, sedang yang berbeda akun saling berbeda. (HR.
Muslim dan al-Bukhari)
Para ahli hadits ada yang menyatakan bahwa riwayat ini sesuai
dengan hadits itu.
Jangan Menyakiti Orang yang Telah Meninggal Dunia
Diriwayatkan dalam hadits lbn Lahi'ah dari Bakir ibn al-Asyaj dari al-
Qasim ibn Muhammad dari 'Aisyah ra, Rasulullah saw bersabda:
.,
-
.,. t., oi c.o t ) 9.'t,
3 €y:" :t €4i' \>!')'
"Mayat yang berada di dalam kubur akan disakiti, sebagaimana ia disakili
di rumahnya."
Dengan kata lain, perbuatan atau perkataan orang yang masih hidup
yang bisa menyakiti si mayat akan sampai ke dalam kuburnya, baik dengan
perantaraan malaikat, tanda-tanda, maupun dengan apa saja yang
dikehendaki Allah, sebab Allah Kuasa atas segala sesuatu.
Diriwayatkan dari 'Urwah, dia berkata, "Ada seorang laki-laki yang
menjelek-jelekkan 'Ali ibn Abu Thalib ra di dekat Umar ibn al-Khatthab ra'
Umar kemudian berkata kepada pemuda itu, 'Allah juga akan menjelek-
jelekkan kamu, sebab kamu telah menyakiti Rasulullah saw di dalam
kuburnya."'
Para ulama mengatakan bahwa hadits ini berisi larangan untuk
menjelek-jelekkan orang yang meninggal.
Dalam suatu hadits disebutkan bahwa dilarang mencaci atau menjelek-
jelekkan orang yang telah meninggal dunia sebab perbuatan buruk mereka
di dunia. Hadits ini juga mencela perbuatan orang yang durhaka kepada
bapak ibunya yang telah meninggal dunia
Diriwayatkan dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah menghadiahkan
pahala "sedekah" kepada Khadijah, sebagai cara bagi Rasulullah untuk
berhubungan dan berbuat baik terhadap Khadijah yyang telah meninggal
dunia.
Ada yang mengatakan bahwa makna hadits ini yaitu : orang
yang telah meninggal akan disiksa di dalam kuburnya, sebagaimana dia
pernah disiksa saat dia masih hidup di dunia.
Kata "b" yang ada di dalam hadits ini bermakna "C" yang
merupakan kata ganti dari malaikat yang diutus kepada manusia.
kematian & hari akhir62
Diriwayatkan dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda. "Malaikat
akan menjauhi orang yang berkata dusta. Setiap perbuatan maksiat yang
dilakukan seorang hamba terhadap Allah membuat Malaikat yang datang
kepadanya merasa disakiti. Orang yang akan meninggal dunia sedang dia
masih mengerjakan perbuatan maksiat serta belum sempat bertaubat dan
membersihkan dosa-dosanya, maka Malaikat akan menyakiti dan
menyiksanya untuk membersihkan dosa-dosa yang pernah diperbuatnya, "
wallahu a'lam.
Keberadaan Ruh setelah Keluar dari Jasad
Abu al-Hasan al-Qabisi berkata, "Menurut mazhab Ahlusunnah,
setelah ruh keluar dari jasadnya, maka para malaikat membawa ruh ke
hadapan Allah dan ditanya. Jika dia termasuk orang yang beruntung, maka
Allah berkata kepadanya, 'Bawa dia ke surga serta perlihatkan tempatnya di
surga." Lalu para malaikat membawa ruh ini ke surga sampaijasadnya
selesai dimandikan. jika mayat itu telah selesai dimandikan dan dikafani,
maka ruh ini akan dikembalikan dan dia akan berada di antara jasad
dan kain kafan mayat ini. saat mayat itu dibawa dengan usungan,
maka dia akan mendengar perkataan orang-orang; ada yang membicarakan
tentang kebaikannya dan ada yang membicarakan tentang kejelekannya.
jika dia sampai di kuburan dan dimasukkan ke dalam kubur, maka ruh
ini masuk ke dalam jasadnya. Kemudian akan datang dua orang
malaikat yang akan menanyakannya di dalam kubur."
Dari Umar ibn Dinar, dia berkata, "jika seseorang meninggal,
maka ruh orang ini akan berada di tangan malaikat sambil
memperhatikan bagaimana jasadnya dimandikan, dikafani, dibawa ke
pemakaman, serta d ikuburkan."
Daud menambahkan keterangan hadits ini, dia berkata, "Maka
dikatakan kepadanya saat dia sedang berada di atas tahta di surga,
' Den garlah o lehmu puj i-puj ian manusia terhadapmu. "'
Abu Hamid menyatakan dalam bukunya, Kasyful 'Ulum al-Akhirah:
jika malaikat mencabut nyawa seseorang yang banyak amal
kebaikannya, maka ruh orang ini akan dibawa oleh dua orang malaikat
yang mempunyai wajah tampan dengan pakaian yang bagus serta bau yang
wangi. Para malaikat ini akan memberikannya pakaian dari sutra yang
berasal dari surga yang merupakan karunia dari amal yang telah
dilakukannya di dunia. Malaikat kemudian membawa ruh ini ke langit
melewati umat-umat terdahulu bagaikan belalang yang beterbangan, dan
kemudian berhenti di langit dunia. Malaikat al-Amin kemudian mengetuk
sebuah pintu, lalu penjaga pintu itu berkata kepada malaikat ini,
kematian & hari akhir 63
"siapakah engkau?" Malaikat itu menjawab, "Aku Shalshail dan yang
bersamaku yaitu fulan. Dia sangat terpuji dan aku sangat mencintainya."
Penjaga pintu ini berkata, "Betul, pemuda ini yaitu fulan dan
akidahnya tidak diragukan lagi." Setelah melewati pintu pertama, malaikat
membawa ruh ini ke langit kedua. Sesampai di pintu kedua dia ditanya,
..Siapakah kamu?" Lalu dijawablah pertanyaan itu sebagaimana jawaban
pertama. Pintu ini mengucapkan selamat datang kepada fulan, sebab
dia orang yang selalu memelihara shalat fardhu. Lalu ruh ini dibawa ke
langit ketiga, kemudian diketuklah pintu yang ada di sana. Lalu penjaga
piniu ini bertanya, "siapakah engkau?" Dijawablah pertanyaan itu
iebagaimana jawaban terdahutu. Penjaga pintu ketiga mengucapkan selamat
datang kepada fulan, sebab dia orang yang selalu mendermakan hartanya.
Lalu ruh pergi ke pintu keempat dan mengetuk pintu ini. Penjaga pintu
keempat lalu bertanya, "siapakah kamu?" Ruh menjawab seperti jawaban
terdahulu. Penjaga pintu itu mengucapkan selamat datang kepada fulan,
sebab dia orang yang selalu mengerjakan puasa dan menjaga dirinya dari
perkataan keji dan makanan yang diharamkan. Pemuda itu kemudian
berhenti di langit kelima dan mengetuk pintu yang ada di sana. Penjaga pintu
itu lalu bertanya, "Siapa kamu?" Pertanyaan ini dijawab seperti
biasanya. Penjaga pintu lalu mengucapkan selamat datang kepada pemuda
itu, sebab dia menunaikan ibadah haji dengan ikhlas tanpa ingin dilihat atau
didengar oleh orang lain. Kemudian dia pergi menuju pintu keenam, dan
setelah dia ditanya, maka penjaga pintu ini mengucapkan selamat
datang kepada pemuda shalih itu, sebab dia selalu berbuat baik kepada
kedua orang tuanya. Sesampai di pintu ketujuh penjaga pintu itu
mengucapkan selamat datang kepadanya, sebab dia orang yang sering
istighfar, yang memberikan sedekah tanpa sepengetahuan orang lain, serta
menanggung beban anak-anak yatim. Setelah itu sampailah pemuda itu pada
suatu tempat yang sangat tinggi dan diketuklah pintu yang ada di sana.
Penjaga pintu ini berkata, "selamat datang wahai hamba yang shalih
dan jiwa yang bersih yang selalu mengucapkan istighfar, yang memuliakan
fakir miskin, serta yang selalu menyuruh berbuat baik dan mencegah
perbuatan munkar." Para malaikat membawa pemuda ini ke Sidratul
Muntaha dan memberikan salam serta kabar gembira tanpa henti-hentinya.
Penjaga pintu yang di sana berkata kepada pemuda ini, "Selamat datang
wahai fulan yang selalu mengerjakan amal shalih demi mengharapkan
keridhaan Allah." Penjaga pintu ini lalu membuka pintunya dan
pemuda itu melanjutkan perjalanannya yang melewati lautan api, lautan
cahaya, lautan kegelapan, lautan air, lautan salju, dan lautan es, yang
panjang tiap-tiap lautan yaitu seribu tahun perjalanan. Kemudian
terkoyaklah hijab yang menutupi Arsy yang mana Arsy ini berupa
kemah yang jumlahnya kurangJebih 80 ribu buah. Tiap-tiap kemah
mempunyai puncak tinggi yang banyaknya kurang-lebih 800 ribu buah. Di
kematian & hari akhir64
atas tiaptiap puncak ada 1000 buah bulan. Semua yang ada di Arsy
ini selalu mengucapkan tahlil, tasbih, dan tuqdis kepada Allah.
Searrdainya satu buah bulan muncuf ke langit dunia, niscaya orang-orang
yang menyembah selain Allah akan terbakar oleh cahayanya, kemudian
terdengarlah suara dari balik kemah-kemah itu, "Ruh siapakah yang kalian
bawa?" Malaikat menjawab, "lni yaitu ruh fulan ibn fulan." Allah lalu
berkata, "Bawalah dia ke dekat-Ku." saat ruh itu berada di dekat Allah,
dia menjadi sangat malu mendapat berbagai celaan dari Allah, sehingga dia
merasa dirinya telah hancur luluh. Setelah itu Allah memaafkannya.
Yahya ibn Aktsam al-Qadhi menceritakan, bahwa dia bermimpi
melihat dirinya telah meninggal dunia. saat ditanya apa yang telah
dilakukan Allah terhadapnya, dia menjawab, "Aku berhenti di hadapan
Allah, lalu Allah bertanya, 'Wahai orang tua yang selalu berbuat jahat,
engkau telah melakukan ini dan itu."' Aku kemudian berkata, "Wahai
Tuhanku, semua yang aku lakukan semata-mata sebab perkataan-Mu."
Allah kemudian berkata, "Apa yang telah Aku katakan?" Aku lalu berkata,
"Az-Zuhri bercerita kepadaku dari Ma'mar, dari 'Urwah, dari 'Aisyah ra,
dari Rasulullah saw, dari Jibril, Engkau berfirman, 'Aku malu menyiksa
orang Islam yang sudah tua."' Allah kemudian berkata kepada Yahya,
"Engkau benar wahai Yahya, juga az-Zuhri, Ma'mar, 'Urwah, 'Aisyah,
Muhammad dan Jibril, mereka semua benar. Aku telah mengampunimu."
Dari lbnu Nubatah bahwa dia ditanya di dalam mimpinya, "Apa yang
telah dilakukan Allah terhadapmu?" Ibnu Nubatah menjawab, "saat
berada di hadapan-Nya, Allah berkata kepadaku, "Engkau selalu berbicarajujur." Aku lalu berkata, "Maha Suci Engkau wahai Allah, aku telah berkatajujur kepada-Mu." Allah kemudian berkata, "Apa yang telah kamu ucapkan
saat masih hidup di dunia?" Aku menjawab, "Dia
-Allah- akan
menghancurkan mereka setelah menciptakan; mendiamkan mereka setelah
membuat mereka pandai bicara; kembali mengadakan mereka setelah
menghilangkan; dan akan mengumpulkan mereka setelah dipisahkan." Allah
kemudian berkata padaku, "Kamu benar. Pergilah, sebab Aku telah
mengampunimu."
Dari Manshur ibn 'Ammar, dia ditanya di dalam mimpinya, "Apa
yang telah dilakukan Allah terhadapmu?" Manshur ibn 'Ammar menjawab,
"saat aku berada di hadapan-Nya, Allah berkata kepadaku, 'Apa yang
telah engkau bawa?"' Aku berkata, "Aku datang dengan membawa 36
argumen (alasan-alasan)." Allah berkata, "Aku tidak akan menerima satupun
alasanmu." Allah kemudian bertanya lagi, "Apalagi yang engkau bawa?"
Aku menjawab, "Aku datang kepada-Mu dengan 360 kali khataman Al-
Qur'an." Allah berkata, "Aku tidak akan menerima itu." "Apalagi yang
engkau bawa?" Aku menjawab, "Aku tidak membawa apa-apa, namun aku
datang hanya sebab mu." Allah lalu berkata, "Engkau telah tiba di hadapan-
kematian & hari akhir 65
Ku dan sekarang pergilah, sebab Aku telah mengampuni dosa-dosamu."
Ada yang saat sampai di al-Kursi dia dikembalikan lagi ke balik hijab. Di
antara mereka ada yang berhasil menemui Allah, dan mereka itulah orang-
orang yang mengenal Allah.
Nasib Roh Kaum Kafir
Roh orang kafir akan direnggut dengan keras dan wajahnya saat itu
seperti orang yang sedang makan buah paria. Malaikat kemudian berkata,
"Keluarlah wahai jiwa yang kotor yang berada di dalam jasad yang kotor'"
Lalu orang kafir menjerit melebihi kerasnya jeritan keledai. Setelah lzrail
mencabut rohnya, maka roh ini kemudian diserahkan kepada Malaikat
Zaboniyah dengan wajah yang sangat seram yang pakaiannya serba hitam
dengan bau yang busuk. Di tangannya ada sebuah cambuk yang akan
dipukulkan kepada orang kafir, sesuai dosa yang diperbuatnya. Zabaniyah
melipatkan jasadnya hingga seperti sebesar belalang. sedang di akherat
jasad mereka lebih besar dari jasad orang Mukmin. Dalam riwayat shahih
disebutkan bahwa geraham orang kafir di akherat besarnya seperti gunung
Uhud. Malaikat kemudian membawa roh orang kafir ini sampai ke
langit dunia, lalu diketuklah pintu yang ada di sana. Penjaga pintu itu
kemudian bertanya, "siapakah kamu?" "Aku yaitu Daqya'il, utusan
Malaikat Zabaniyah. " Penjaga pintu itu kemudian bertanya lagi, "Siapa yang
bersamamu?" "Dia yaitu fulan ibn fulan yang namanya sangat jelek dan
sangat dibenci saat di dunia." Penjaga pintu ini kemudian berkata,
"Tidak ada kemudahan dan kegembiraan untukmu." Allah SWT berfirman:
Sekali-kali tidak akan dibukalun bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak
[pulal mereka masuk surga. (QS. al-A'raf: 40)
Tatkala malaikat itu mendengar ayat ini, maka roh orang kafir itu
jatuh dari tangannya. Allah SWT berfirman: Dengan ikhlas kepada Allah,
t idok mempersekutulran s e sualu dengan D ia. Bmangs iapa me mpers ehttukan
sesuatu dengan Allah, mako yaitu ia seolah-olah jatuh dari langil lalu
disambar oleh burung, atau diterbangkon angin ke lempol yang iauh- (QS.
al-Hajj:31)
Roh ini langsung ditangkap oleh Malaikat Zabaniyah saat dia
sampai di bumi, kemudian dimasukkan ke dalam penjara dari batu karang
yang sangat keras, yang di sanajuga dimasukkan roh-roh orang yang berbuat
jahat.
Orang Yahudi dan Nasrani akan dikembalikan ke dalam kubur sambil
menyaksikan jasadnya dimandikan dan dikuburkan. Orang musyrik tidak
dapat melihat sesuatu sebab rohnya diterbangkan oleh angin dan orang
munafik dicampakkan kembali ke dalam lubang kubur.
kematian & hariakhir66
Orang Mukmin yang memiliki kekurangan dalam amal perbuatannya
berada dalam keadaan yang bermacafi-macam. Orang Mukmin yang sering
memendekkan shalatnya maka shalatnya akan dilipat sebagaimana pakaian
yang dilipat lalu dicampakkan ke wajahnya. Shalat itu kemudian berkata
kepadanya, "Allah akan menyempitkan kamu sebagaimana kamu
menyempitkan aku." Di antara mereka ada yang dikembalikan lagi zakatnya,
sebab mereka berzakat agar dikatakan dermawan. sedang ada orang
yang puasanya dikembalikan lagi kepadanya, sebab dia hanya menahan diri
untuk tidak memakan makanan, namun dia tidak menahan lidahnya dari
perkataan keji dan jika telah selesai Ramadhan, maka dia keluar dengan
keadaan bermegah-megahan. Adapula orang yang ibadah hajinya
dikembalikan kembali kepada mereka, sebab dia melakukan ibadah haji
supaya orang-orang tahu bahwa dirinya telah melaksanakan ibadah haji. Di
antara mereka ada yang semua kebaikannya dikembalikan lagi yang
penyebabnya hanya diketahui oleh para ulama.
Semua hal ini dapat kita temui dalam berbagai riwayat, seperti
yang diriwayatkan oleh Mu'adz ibn Jabal tentang alasan kenapa amal
perbuatan yang dilakukannya ditolak oleh Allah. Roh akan duduk di
samping kepalanya saat jasadnya dimandikan hingga selesai. jika mayat
akan dikafani, maka roh ini menempel ke dada orang ini sambil
berteriak dan berkata, "Cepatlah bawa aku. Jika kalian tahu bahwa kalian
sekarang sedang membawa aku menuju rahmat Allah." jika dia
mendapat berita bahwa dia akan disiksa, maka dia akan berkata, "Tunggu
sebentar, jika kalian tahu bahwa kalian sekarang sedang membawaku
menuju siksa kubur." saat dia telah dimasukkan ke dalam kubur lalu
ditimbun, maka tanah akan berkata kepadanya, "Dulu engkau bersenang-
senang di atas punggungku, namun sekarang engkau ketakutan berada di
dalam perutku. Dulu saat engkau berada di atas punggungku engkau
memakan bermacam-macam makanan, namun sekarang di dalam perutku
engkau akan dimakan oleh ulat-ulat."
Pertanyaan yang mencela dan menghina si mayat akan terus
dilontarkan hingga kubur selesai diratakan. Dia kemudian dipanggil oleh
seorang malaikat yang dipanggil dengan nama Ruman Dia yaitu yang
pertama kali menemui mayat jika telah dimasukkan ke dalam kubur.
Keterangan mengenai hal ini akan di jelaskan pada bab berikutnya.
Allah Maha Mengetahui hal-hal gaib.
Keadaan Orang-orang yang Mati serta Cara Allah Mencabut Nyawa
Mereka
Allah menerangkan mengenai masalah kematian di dalam Al-Qur'an
se