menolongmu. Tuhan menjawab doa-doa kita dengan
mengajar kita untuk mengatur perkara-perkara kita dengan bijak.
Untuk mendamaikan hati Esau,
656
I. Yakub mengirimkan persembahan yang sangat mulia kepadanya,
bukan perhiasan atau pakaian halus (ia tidak memilikinya), me-
lainkan hewan ternak, yang kesemuanya berjumlah lima ratus
delapan puluh ekor (ay. 13-15). Nah,
1. Ini bukti dari kelimpahan yang diberikan Tuhan dalam member-
kati Yakub, sehingga ia bisa menyisakan ternak sejumlah itu
dari kawanannya.
2. yaitu bukti dari hikmatnya bahwa ia rela melepaskan seba-
giannya, untuk mempertahankan yang lainnya. Ketamakan se-
bagian orang membuat mereka lebih rugi dibandingkan untung,
dan, dengan menggerutu sebab mengeluarkan biaya kecil,
mereka mengundang kerusakan besar. Kulit ganti kulit, dan
segala yang dipunyai orang, jika ia orang bijak, akan diberi-
kannya sebagai ganti nyawanya.
3. Itu yaitu persembahan yang menurutnya akan diterima oleh
Esau, yang sudah begitu sering berburu binatang-binatang
buas, sehingga mungkin ia kehabisan binatang jinak untuk
memberi makan binatang-binatang buas hasil tangkapannya.
Dan kita dapat menduga bahwa hewan ternak Yakub yang
berwarna-warni, bercoreng-coreng, berbintik-bintik, dan ber-
belang-belang, akan menyenangkan selera Esau.
4. Ia menjanjikan dirinya bahwa melalui persembahan ini ia akan
berkenan di hati Esau. Sebab hadiah biasanya membawa ke-
beruntungan, ke mana juga ia memalingkan muka (Ams. 17:8),
dan memberi keluasan kepada orang (Ams. 18:16). Bahkan,
hadiah memadamkan marah dan kegeraman yang hebat (Ams.
21:14). Perhatikanlah,
[1] Kita tidak boleh kehilangan harapan untuk berdamai bah-
kan dengan orang-orang yang paling geram terhadap kita.
Kita tidak boleh menghakimi siapa saja sebagai orang yang
susah disenangkan, sebelum kita mencoba menyenangkan
mereka.
[2] Damai dan kasih, meskipun dibeli dengan mahal, akan ter-
bukti sebagai tawaran yang baik bagi si pembeli. Banyak
orang yang pemurung dan bersifat jahat akan berkata, da-
lam kasus Yakub ini, Esau sudah bersumpah ingin mem-
bunuhku tanpa alasan yang benar, jadi bagaimanapun juga,
ia tidak akan menjadi orang yang lebih baik sedikit pun
Kitab Kejadian 32:24-32
657
untuk aku. Aku akan melihatnya dari tempat yang cukup
jauh sebelum aku mengirimkan persembahan kepadanya.
Namun, Yakub mengampuni dan melupakan.
II. Ia mengirimkan kepadanya sebuah pesan yang sangat rendah
hati, yang diperintahkannya kepada hamba-hambanya untuk di-
sampaikan dengan cara terbaik (ay. 17-18). Mereka harus menye-
but Esau tuan mereka, dan Yakub hambanya. Mereka harus mem-
beri tahu dia bahwa ternak yang mereka punyai yaitu pemberian
kecil yang dikirimkan Yakub kepadanya, sebagai contoh dari apa
yang diperolehnya selama ia berada di negeri yang jauh. Hewan ter-
nak yang dikirimkannya harus dibagi-bagi ke dalam beberapa
kumpulan, dan hamba-hamba yang mengiringi setiap kumpulan
harus menyampaikan pesan yang sama, sehingga pemberian itu
bisa tampak lebih berharga, dan penyerahan dirinya, yang begitu
sering diulangi, bisa lebih menyentuh hati Esau. Mereka terutama
harus memastikan benar-benar untuk memberi tahu dia bahwa
Yakub akan menyusul (ay. 18-20), agar dia tidak curiga bahwa
Yakub melarikan diri sebab takut. Perhatikanlah, keyakinan
yang ramah terhadap kebaikan orang dapat membantu mencegah
kejahatan yang dirancangkan keburukan orang itu kepada kita.
Jika Yakub ingin tampak tidak takut terhadap Esau, maka diha-
rapkan, semoga Esau tidak dianggap oleh Yakub sebagai sebuah
kengerian.
Yakub Bergumul dengan Malaikat
(32:24-32)
24 Lalu tinggTuhan Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan
dia sampai fajar menyingsing. 25 saat orang itu melihat, bahwa ia tidak
dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga
sendi pangkal paha itu terpelecok, saat ia bergulat dengan orang itu. 26
Lalu kata orang itu: Biarkanlah aku pergi, sebab fajar telah menyingsing.
Sahut Yakub: Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak
memberkati aku. 27 Bertanyalah orang itu kepadanya: Siapakah namamu?
Sahutnya: Yakub. 28 Lalu kata orang itu: Namamu tidak akan disebutkan
lagi Yakub, namun Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Tuhan dan
manusia, dan engkau menang. 29 Bertanyalah Yakub: Katakanlah juga na-
mamu. namun sahutnya: "Mengapa engkau menanyakan namaku? Lalu
diberkatinyalah Yakub di situ. 30 Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab kata-
nya: Aku telah melihat Tuhan berhadapan muka, namun nyawaku tertolong! 31
Lalu tampaklah kepadanya matahari terbit, saat ia telah melewati Pniel; dan
Yakub pincang sebab pangkal pahanya. 32 Itulah sebabnya sampai sekarang
658
orang Israel tidak memakan daging yang menutupi sendi pangkal paha, sebab
Dia telah memukul sendi pangkal paha Yakub, pada otot pangkal pahanya.
Di sini kita mendapati cerita yang menakjubkan tentang Yakub yang
bergumul dengan Malaikat dan menang. Kisah ini dirujuk dalam
Hosea 12:5. Pagi-pagi benar, jauh sebelum hari terang, Yakub sudah
menyeberangkan istri-istri dan anak-anaknya. sesudah itu ia ingin
ditinggalkan sendirian saja, supaya ia bisa kembali mengungkapkan
segala kekhawatiran dan ketakutannya dengan lebih penuh lagi di
hadapan Tuhan dalam doa. Perhatikanlah, kita harus terus berdoa
selalu , selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Seringnya dan
gigihnya kita berdoa akan mempersiapkan kita untuk menerima
belas kasihan. Sewaktu Yakub sedang sungguh-sungguh berdoa, de-
ngan menggugah dirinya untuk mencengkeram Tuhan , seorang malai-
kat mencengkeram dia. Sebagian orang berpikir bahwa ini yaitu
malaikat ciptaan, malaikat hadirat-Nya (Yes. 63:9, KJV), salah satu
malaikat yang selalu memandang wajah Bapa kita itu dan yang me-
nyertai shekinah, atau Keagungan ilahi, yang kemungkinan dipikir-
kan Yakub juga. Sebagian yang lain berpikir bahwa itu yaitu
Mikhael raja kita, Sang Firman kekal, Malaikat perjanjian, yang sung-
guh yaitu Tuhan para malaikat, yang sering kali menampakkan diri
dalam rupa manusia sebelum Ia mengambil sifat manusia untuk
selama-lamanya. namun siapa pun itu, kita yakin bahwa nama Tuhan
ada di dalam dia (Kel. 23:21). Amatilah,
I. Bagaimana Yakub dan malaikat ini beradu (ay. 24). Itu pergulat-
an satu lawan satu, tangan dengan tangan. Tidak ada satu per-
lengkapan pun yang mereka pakai. Yakub sekarang dipenuhi ke-
khawatiran dan ketakutan akan percakapan yang diharapkannya
pada keesokan harinya dengan kakaknya. Dan untuk semakin
memperberat cobaan itu, Tuhan sendiri tampak maju melawannya
sebagai musuh, untuk menentang dia memasuki tanah perjanji-
an, dan untuk mempermasalahkan izin masuknya, dengan tidak
memperbolehkan dia mengikuti istri-istri dan anak-anaknya yang
sudah diseberangkannya terlebih dahulu. Perhatikanlah, orang-
orang percaya yang kuat harus bersiap-siap menghadapi berbagai
macam godaan, godaan-godaan yang kuat. Kita diberi tahu oleh
sang nabi (Hos. 12:5), bagaimana Yakub bergumul: ia menangis,
dan memohon belas kasihan. Doa dan air mata yaitu senjatanya.
Pergulatan itu bukan hanya bersifat jasmani, melainkan juga
Kitab Kejadian 32:24-32
659
rohani, dengan tindakan-tindakan iman yang gigih dan keinginan
yang kudus. Dan begitulah semua keturunan Yakub secara ro-
hani, di dalam doa, masih bergumul bersama Tuhan .
II. Apa hasil dari pergulatan itu.
1. Yakub tetap bertahan. Meskipun pergulatan itu terus berlang-
sung lama, malaikat itu tidak dapat mengalahkannya (ay. 25),
maksudnya, peristiwa yang mengecilkan hati ini tidak meng-
goncangkan imannya, atau membungkam doanya. Bukan di
dalam kekuatannya sendirilah ia bergumul, bukan pula de-
ngan kekuatannya sendiri ia menang, melainkan di dalam dan
dengan kekuatan yang datang dari Sorga. Hal itu digambarkan
Ayub seperti ini (Ayb. 23:6), Sudikah Ia mengadakan perkara
dengan aku dalam kemahakuasaan-Nya? Tidak (seandainya
malaikat melakukannya, Yakub pasti sudah remuk), namun Ia
akan memberiku kekuatan (KJV). Dan dengan kekuatan itu
Yakub bergumul dengan Malaikat (Hos. 12:5). Perhatikanlah,
kita tidak bisa menang menghadapi Tuhan kecuali dengan ke-
kuatan-Nya sendiri. Roh-Nya-lah yang mengantarai kita, dan
membantu kita dalam kelemahan kita (Rm. 8:26).
2. Malaikat itu memukul pangkal paha Yakub, untuk menunjuk-
kan kepada dia apa yang bisa dilakukannya. Juga itu untuk
menunjukkan bahwa dengan Tuhan -lah ia bergumul, sebab
tidak ada orang yang bisa memelecok pangkal pahanya dengan
hanya menyentuh. Sebagian orang berpikir bahwa Yakub ha-
nya sedikit atau tidak kesakitan sama sekali sebab pukulan
ini. Ada kemungkinan bahwa ia tidak merasakannya, sebab ia
bahkan tidak berhenti sebentar pun sebelum pergumulan itu
berakhir (ay. 31). Jika memang demikian adanya, maka ini
memang merupakan bukti dari jamahan ilahi, yang melukai
dan menyembuhkan pada saat yang sama. Yakub menang,
namun pangkal pahanya terpelecok. Perhatikanlah, orang-
orang percaya yang bergumul bisa memperoleh kemenangan-
kemenangan yang mulia, namun keluar dengan tulang-tulang
yang patah. Sebab jika mereka lemah, maka mereka kuat, (2Kor.
12:10). Kehormatan-kehormatan dan penghiburan-penghiburan
kita di dunia ini bercampur baur dengan hal-hal lain.
3. Malaikat itu, dengan perendahan diri yang menakjubkan, de-
ngan lembut meminta Yakub untuk membiarkannya pergi (ay.
660
26), seperti Tuhan yang berfirman kepada Musa (Kel. 32:10),
biarkanlah Aku. Tidak bisakah malaikat yang perkasa mele-
paskan cengkeraman Yakub? Bisa. namun begitulah ia ingin
memberi kehormatan kepada iman dan doa Yakub, dan
lebih jauh lagi ingin menguji ketetapan hatinya. Seorang raja
tertawan dalam kepang-kepangnya (Kid. 7:5). Kupegang dia
(ujar sang mempelai), dan tak kulepaskan dia (Kid. 3:4). Alasan
yang diberikan sang malaikat mengapa ia ingin pergi yaitu
sebab fajar telah menyingsing, dan oleh sebab itu, ia tidak
ingin lebih lama lagi menahan Yakub, yang harus mengerjakan
pekerjaan, menempuh perjalanan, dan mengurusi keluarga,
yang terutama dalam keadaan genting ini, perlu disertainya.
Perhatikanlah, segala sesuatu indah pada waktunya. Bahkan
perkara agama, dan penghiburan-penghiburan dari persekutu-
an dengan Tuhan , adakalanya harus memberi jalan bagi per-
kara-perkara yang penting dalam hidup ini. Tuhan menghendaki
belas kasihan, dan bukan persembahan.
4. Yakub bersikeras dalam kegigihannya yang kudus: Aku tidak
akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati
aku. Apa pun yang terjadi dengan keluarganya dan perjalanan-
nya, ia bertekad untuk memanfaatkan kesempatan ini sebaik
mungkin, dan tidak mau kehilangan keuntungan dari keme-
nangannya. Ia tidak bermaksud untuk bergulat sepanjang ma-
lam tanpa mendapat hasil apa-apa, namun dengan rendah hati
bertekad untuk mendapat berkat, dan lebih baik semua tul-
angnya terpelecok dibandingkan ia pergi tanpa berkat. Pujian ke-
menangan tidak akan memberinya keuntungan apa-apa tanpa
disertai penghiburan berkat. Dalam memohon berkat ini, ia
mengakui kedudukannya yang rendah, meskipun tampaknya
ia yang menang dalam pergumulan itu. Sebab yang lebih
rendah diberkati oleh yang lebih tinggi. Perhatikanlah, orang-
orang yang ingin mendapat berkat Kristus haruslah bersung-
guh-sungguh, dan gigih memperjuangkannya, seperti orang-
orang yang bertekad untuk tidak mau ditolak. Doa yang ber-
semangatlah yang akan berhasil.
5. Malaikat itu memberi tanda kehormatan yang abadi kepada-
nya, dengan mengubah namanya (ay. 27-28): Engkau yaitu se-
orang pejuang yang berani, (kata sang malaikat), seorang yang
bertekad seperti pahlawan. Siapa namamu? Yakub, sahutnya,
Kitab Kejadian 32:24-32
661
seorang penyerobot. Itulah arti nama Yakub. Kalau begitu,
ujar sang malaikat, janganlah engkau dipanggil seperti itu
lagi. Mulai sekarang engkau akan diingat, bukan lagi sebab
kelicikan dan kelihaianmu, melainkan sebab keberanianmu
yang sejati. Engkau akan dipanggil Israel, raja bersama Tuhan ,
sebuah nama yang lebih besar dibandingkan nama-nama para
pembesar di bumi. Benar-benar raja orang yang menjadi raja
bersama Tuhan , dan benar-benar terhormat orang-orang yang
perkasa di dalam doa, orang-orang Israel, orang-orang Israel
sejati. Di sini Yakub, seolah-olah, diberi gelar bangsawan di
padang, dan diberi gelar kehormatan oleh Dia yang yaitu
sumber kehormatan, yang akan tetap tinggal, bagi pujiannya,
sampai akhir zaman. Namun, ini belum seberapa. sebab su-
dah menang bergumul dengan Tuhan , ia juga akan menang ber-
gumul dengan manusia. sebab sudah memenangkan sebuah
berkat dari sorga, maka ia, tidak diragukan lagi, akan meme-
nangkan hati Esau. Perhatikanlah, seperti apa pun musuh-
musuh yang kita hadapi, jika saja kita menjadikan Tuhan seba-
gai Teman kita, maka kita akan baik-baik saja. Orang-orang
yang dengan iman mempunyai kuasa di sorga, maka dengan
demikian mempunyai segala kuasa yang bisa mereka punyai di
bumi, sesuai kebutuhan mereka.
6. Malaikat itu melepasnya dengan sebuah berkat (ay. 29). Yakub
ingin tahu siapa nama malaikat itu, supaya ia bisa, sesuai
kemampuannya, memberi penghormatan kepadanya (Hak.
13:17). namun permintaan itu ditolak, supaya ia tidak menjadi
terlalu sombong dengan kemenangannya, atau berpikir bahwa
ia sudah menguasai malaikat sedemikian rupa sehingga ia
dengan seenaknya bisa menyuruhnya berbuat apa saja. Tidak,
Mengapa engkau menanyakan namaku? Apa untungnya buat-
mu untuk mengetahui itu? Penyingkapan itu disimpan untuk
nanti pada saat ajal menjemputnya, yang pada waktu itu ia
diajar untuk menyebutnya Silo. namun , bukannya memberi-
tahukan siapa namanya, ia memberi Yakub berkatnya, yang
selama ini dipergumulkan oleh Yakub. Diberkatinyalah Yakub
di situ, dengan mengulangi dan mengesahkan berkat yang se-
belumnya diberikan kepadanya. Perhatikanlah, berkat-berkat
rohani, yang menjamin kebahagiaan kita, lebih baik dan jauh
lebih diinginkan dibandingkan gagasan-gagasan indah yang me-
662
muaskan keingintahuan kita. Menginginkan berkat malaikat
lebih baik dibandingkan mengenal namanya. Pohon kehidupan le-
bih baik dibandingkan pohon pengetahuan. Demikianlah Yakub
mencapai tujuannya. Berkat yang dipergumulkannya, berkat
pula yang didapatnya. Selain itu, keturunannya yang berdoa
pun tidak akan pernah mencari dengan sia-sia. Lihatlah be-
tapa menakjubkannya Tuhan merendah untuk mengabulkan
dan memahkotai doa yang gigih. Orang-orang yang bertekad,
sekalipun Tuhan membunuh mereka, untuk tetap percaya ke-
pada-Nya, pada akhirnya akan menjadi lebih dibandingkan peme-
nang.
7. Yakub memberi nama baru bagi tempat itu. Ia menyebut-
nya Pniel, wajah Tuhan (ay. 30), sebab di sana ia sudah meli-
hat penampakan Tuhan , dan mendapatkan perkenanan Tuhan .
Amatilah, nama yang diberikannya bagi tempat itu menyimpan
dan mengabadikan kehormatan, bukan untuk keberanian atau
kemenangannya, melainkan hanya untuk anugerah Tuhan yang
cuma-cuma. Ia tidak berkata, Di tempat ini aku telah bergu-
mul dengan Tuhan , dan menang, melainkan, Di tempat ini
aku sudah bertatap muka dengan Tuhan , dan aku masih hi-
dup. Bukan pula, Aku pantas dipuji sebab aku keluar seba-
gai pemenang, melainkan sebab belas kasihan Tuhan -lah aku
lolos hidup-hidup. Perhatikanlah, orang-orang yang diberi ke-
hormatan oleh Tuhan sudah sepatutnya malu pada diri mereka
sendiri, dan mengagumi perendahan anugerah-Nya kepada
mereka. Demikian pulalah yang diperbuat Daud, sesudah Tuhan
mengirimkan sebuah pesan yang penuh rahmat kepadanya
(2Sam. 7:18), Siapakah aku ini, ya Tuhan Tuhan ?
8. Kenang-kenangan yang dibawa Yakub dari peristiwa ini dalam
tulang-tulangnya: Yakub pincang sebab pangkal pahanya (ay.
31). Sebagian orang berpikir bahwa ia terus pincang sampai
mati. Kalau memang demikian, ia tidak mempunyai alasan
untuk mengeluh, sebab kehormatan dan penghiburan yang di-
perolehnya dari pergumulan ini amat sangat mencukupi untuk
mengganti kerusakan itu, meskipun ia pincang hingga masuk
ke liang kubur. Ia tidak mempunyai alasan untuk meman-
dangnya sebagai cela bagi dirinya untuk menanggung pada
tubuhnya tanda-tanda milik Yesus (Gal. 6:17). namun hal itu
bisa bermanfaat, seperti duri dalam daging Paulus, untuk
Kitab Kejadian 32:24-32
663
menjaganya supaya ia tidak congkak atas kelimpahan pewah-
yuan yang ia terima. Di sini diperhatikan tentang matahari
yang terbit atasnya saat ia melewati Pniel. Sebab matahari
selalu terbit pada jiwa yang bersekutu dengan Tuhan . Pe-
nulis yang terilhami ini menyebutkan tentang adat kebiasaan
yang dimiliki keturunan Yakub, demi mengenang peristiwa ini,
untuk tidak memakan urat daging, pada binatang apa pun,
yang menutupi sendi pangkal paha. Demikianlah mereka me-
melihara kenangan dari kisah ini, dan memberi kesempat-
an kepada anak-anak mereka untuk bertanya mengenai hal
itu. Mereka juga memberi kehormatan untuk mengenang
Yakub. Hal seperti ini bisa kita lakukan juga, yaitu mengakui
belas kasihan Tuhan dan kewajiban-kewajiban kita kepada
Yesus Kristus, bahwa kita sekarang bisa menjaga persekutuan
kita dengan Tuhan , di dalam iman, harapan, dan kasih, tanpa
membahayakan nyawa atau anggota tubuh kita.
PASAL 33
ita membaca dalam pasal sebelumnya, bagaimana Yakub bergu-
mul dengan Tuhan , dan menang. Di sini kita mendapati bagai-
mana kuatnya ia bergumul dengan manusia juga, dan bagaimana
kakaknya Esau diredakan amarahnya, dan secara tiba-tiba berdamai
dengannya. Sebab demikianlah tertulis (Ams. 16:7), Jikalau TUHAN
berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh orang itu pun dida-
maikan-Nya dengan dia. Inilah,
I. Perjumpaan yang sangat akrab antara Yakub dan Esau (ay. 1-4).
II. Percakapan mereka pada waktu bertemu. Mereka saling ber-
lomba untuk menunjukkan keramahan dan kebaikan. Yang
mereka perbincangkan yaitu ,
1. Tentang keluarga Yakub (ay. 5-7).
2. Tentang persembahan yang sudah dikirimkannya (ay. 8-11).
3. Tentang kelanjutan perjalanan mereka (ay. 12-15).
III. Tempat kediaman Yakub di Kanaan, rumahnya, tanahnya,
dan mezbahnya (ay. 16-20).
Yakub Bertemu Esau
(33:1-4)
1 Yakub pun melayangkan pandangnya, lalu dilihatnyalah Esau datang
dengan diiringi oleh empat ratus orang. Maka diserahkannyalah sebagian
dari anak-anak itu kepada Lea dan sebagian kepada Rahel serta kepada
kedua budak perempuan itu. 2 Ia menempatkan budak-budak perempuan itu
beserta anak-anak mereka di muka, Lea beserta anak-anaknya di belakang
mereka, dan Rahel beserta Yusuf di belakang sekali. 3 Dan ia sendiri berjalan
di depan mereka dan ia sujud sampai ke tanah tujuh kali, hingga ia sampai
ke dekat kakaknya itu. 4 namun Esau berlari mendapatkan dia, didekapnya
dia, dipeluk lehernya dan diciumnya dia, lalu bertangis-tangisanlah mereka.
K
666
Di sini,
I. Yakub mengetahui bahwa Esau telah dekat (ay. 1). Sebagian
orang berpikir bahwa perbuatan Yakub yang melayangkan pan-
dangnya menunjukkan kegembiraan dan keyakinannya, sebagai
lawan dari wajah yang murung. sesudah dengan doa menyerahkan
permasalahannya kepada Tuhan , ia melanjutkan perjalanannya, dan
mukanya tidak muram lagi (1Sam. 1:18). Perhatikanlah, orang-
orang yang sudah menyerahkan kekhawatiran mereka kepada Tuhan
dapat memandang segala sesuatu yang di hadapan mereka dengan
perasaan puas dan pikiran yang tenang, sambil bergembira menan-
tikan hasil akhirnya, apa pun itu. Apa yang terjadi, terjadilah,
tidak ada satu hal pun yang akan menjadi kacau bagi orang yang
hatinya tetap, yang percaya kepada Tuhan . Yakub berdiri tegak di
menara pengintaiannya untuk menantikan apa jawaban yang
akan diberikan Tuhan terhadap doa-doanya (Hab. 2:1).
II. Ia mengatur keluarganya dalam urutan terbaik untuk menyambut
Esau. Entah ia akan datang sebagai kawan atau lawan, Yakub
mengusahakan agar mereka berlaku sopan jika ia datang sebagai
kawan, dan mengamankan mereka jika ia datang sebagai lawan
(ay. 1-2). Amatilah betapa kakak beradik ini menjadi dua sosok
yang berbeda. Esau dikawal oleh empat ratus orang, dan tampak
besar. Yakub diikuti oleh barisan wanita dan anak-anak yang
merepotkan yang harus diperhatikannya, dan ia tampak lembut
serta mengkhawatirkan keselamatan mereka. Namun Yakublah
yang mempunyai hak kesulungan, yang akan memerintah, dan
yang dalam segala hal merupakan orang yang lebih baik. Perhati-
kanlah, bukan suatu penghinaan bagi orang besar dan baik
untuk menyertai keluarga mereka secara pribadi, dan mengurusi
urusan-urusan keluarga mereka. Yakub, sebagai kepala rumah
tangga, memberi teladan yang lebih baik dibandingkan Esau seba-
gai kepala pasukan.
III. Dalam pertemuan itu mereka saling berbaik-baikkan dengan cara
yang sebaik mungkin.
1. Yakub sujud pada Esau. Meskipun takut kepada Esau sebagai
musuh, namun Yakub memberi penghormatannya kepada
dia sebagai kakak, mungkin sebab tahu dan ingat bahwa wa-
Kitab Kejadian 33:1-4
667
laupun Habel lebih dikenan Tuhan dibandingkan kakaknya Kain,
namun Tuhan meyakinkan Kain bahwa Habel tidak boleh mela-
laikan kewajiban dan penghormatannya sebagai adik. Ia sa-
ngat menggoda engkau, namun engkau harus berkuasa atasnya
(4:7). Perhatikanlah,
(1) Jalan untuk memulihkan perdamaian jika sudah hancur
yaitu melakukan kewajiban kita, dan memberi peng-
hormatan-penghormatan kita, dalam segala kesempatan,
seolah-olah perdamaian itu tidak pernah hancur. Mengingat
dan mengulang-ulang perkaralah yang memisahkan teman
dan mengabadikan perpisahan itu.
(2) Sikap rendah hati dan berserah diri akan sangat berhasil
dalam menghilangkan amarah. Banyak orang memperta-
hankan diri mereka dengan merendahkan diri: peluru ter-
bang melewati orang yang membungkuk.
2. Esau mendekap Yakub (ay. 4): Esau berlari mendapatkan dia,
bukan dalam amarah, melainkan dalam kasih. Dan, sebagai
orang yang sepenuh hati berdamai dengannya, ia menerima
Yakub dengan segala kasih sayang yang bisa dibayangkan.
Didekapnya dia, dipeluk lehernya dan diciumnya dia. Sebagian
orang berpikir bahwa saat Esau keluar untuk menemui
Yakub, tidak ada maksud buruk padanya, melainkan bahwa ia
membawa empat ratus orang bersamanya hanya untuk tampil
megah, supaya ia bisa memberi penghormatan yang jauh
lebih besar lagi kepada adiknya yang baru kembali. Sudah
pasti bahwa Yakub memahami laporan dari orang-orangnya
secara sebaliknya (32:5-6). Yakub yaitu seorang yang bijak
dan berani, jadi tidak beralasan untuk menduga bahwa dia
begitu ketakutan tanpa sebab sampai bertindak sedemikian
rupa saat mendengar laporan itu. Tidak pula bahwa Roh
Tuhan menggugah dia untuk menaikkan doa yang diucapkan-
nya itu hanya untuk melepaskan dia dari bahaya dalam ba-
yangannya saja. Dan, jika tidak ada suatu perubahan yang
menakjubkan yang dikerjakan di dalam roh Esau pada saat
itu, saya tidak melihat bagaimana Yakub yang bergumul itu
bisa dikatakan menang dengan manusia sehingga ia dinamai
raja. Perhatikanlah,
668
(1) Tuhan menggenggam hati semua manusia di dalam tangan-
Nya, dan bisa mengubah mereka kapan saja dan dengan
cara apa saja seperti yang dikehendaki-Nya, dengan kuasa
yang bekerja secara sembunyi-sembunyi, diam-diam, namun
tidak dapat ditolak. Ia, secara tiba-tiba, dapat mengubah
lawan menjadi kawan, seperti yang dilakukan-Nya terhadap
Saul dan Saulus. Terhadap Saul dengan anugerah yang
menahan hatinya (1Sam. 26:21-25), dan terhadap Saulus
dengan anugerah yang memperbaharui (Kis. 9:21-22).
(2) Tidak sia-sia percaya kepada Tuhan , dan berseru kepada-
Nya di masa susah. Orang-orang yang berbuat demikian
sering kali mendapati hasil akhirnya jauh lebih baik dari-
pada yang mereka harapkan.
3. Mereka berdua menangis. Yakub menangis sebab sukacita,
sebab diterima dengan baik hati seperti itu oleh kakaknya
yang sudah ditakutinya. Sedangkan Esau mungkin menangis
sebab sedih dan malu, sebab memikirkan rancangan buruk
yang sudah dibuatnya melawan adiknya, sementara ia menda-
pati dirinya dicegah untuk melaksanakan rancangan itu de-
ngan cara yang mengherankan dan tak dapat dijelaskan.
Percakapan Yakub dan Esau
(33:5-15)
5 Kemudian Esau melayangkan pandangnya, dilihatnyalah perempuan-
perempuan dan anak-anak itu, lalu ia bertanya: Siapakah orang-orang yang
beserta engkau itu? Jawab Yakub: Anak-anak yang telah dikaruniakan
Tuhan kepada hambamu ini. 6 Sesudah itu mendekatlah budak-budak perem-
puan itu beserta anak-anaknya, lalu mereka sujud. 7 Mendekat jugalah Lea
beserta anak-anaknya, dan mereka pun sujud. Kemudian mendekatlah Yusuf
beserta Rahel, dan mereka juga sujud. 8 Berkatalah Esau: Apakah maksud-
mu dengan seluruh pasukan, yang telah bertemu dengan aku tadi? Jawab-
nya: Untuk mendapat kasih tuanku. 9 namun kata Esau: Aku mempunyai
banyak, adikku; peganglah apa yang ada padamu. 10 namun kata Yakub:
"Janganlah kiranya demikian; jikalau aku telah mendapat kasihmu, terima-
lah persembahanku ini dari tanganku, sebab memang melihat mukamu
yaitu bagiku serasa melihat wajah Tuhan , dan engkau pun berkenan me-
nyambut aku. 11 Terimalah kiranya pemberian tanda salamku ini, yang telah
kubawa kepadamu, sebab Tuhan telah memberi karunia kepadaku dan aku
pun mempunyai segala-galanya. Lalu dibujuk-bujuknyalah Esau, sehingga
diterimanya. 12 Kata Esau: Baiklah kita berangkat berjalan terus; aku akan
menyertai engkau. 13 namun Yakub berkata kepadanya: Tuanku maklum,
bahwa anak-anak ini masih kurang kuat, dan bahwa beserta aku ada kam-
bing domba dan lembu sapi yang masih menyusui, jika diburu-buru, satu
hari saja, maka seluruh kumpulan binatang itu akan mati. 14 Biarlah kiranya
tuanku berjalan lebih dahulu dari hambamu ini dan aku mau dengan hati-
Kitab Kejadian 33:5-15
669
hati beringsut maju menurut langkah hewan, yang berjalan di depanku dan
menurut langkah anak-anak, sampai aku tiba pada tuanku di Seir. 15 Lalu
kata Esau: Kalau begitu, baiklah kutinggalkan padamu beberapa orang dari
pengiringku. namun Yakub berkata: "Tidak usah demikian! Biarlah aku men-
dapat kasih tuanku saja.
Di sini kita mendapati percakapan di antara kedua saudara itu pada
waktu mereka bertemu, yang sangat bebas dan akrab, tanpa sedikit
pun tanda dari pertengkaran lama. Itulah cara terbaik untuk tidak
mengatakan apa-apa tentangnya. Mereka berbincang-bincang,
I. Mengenai rombongan Yakub (ay. 5-7). Sebelas atau dua belas
anak kecil, yang tertua dari antara mereka belum berumur empat
belas tahun, mengikuti Yakub dari dekat: Siapakah orang-orang
ini? tanya Esau. Yakub sudah mengirimkan laporan tentang
pertambahan hartanya (32:5), namun tidak menyebutkan tentang
anak-anaknya. Mungkin sebab ia tidak mau membahayakan diri
mereka dengan rasa geram Esau jika ia menjumpainya sebagai
lawan. Atau mungkin juga sebab ia ingin membuat Esau senang
melihat sesuatu yang tak terduga sebelumnya jika ia menjumpai-
nya sebagai kawan. Oleh sebab itu, Esau pun bertanya, siapakah
orang-orang yang beserta engkau itu? Terhadap pertanyaan yang
biasa ini, Yakub memberi jawaban yang sungguh-sungguh,
yang sesuai dengan sifatnya. Mereka yaitu anak-anak yang telah
dikaruniakan Tuhan kepada hambamu ini. Sebenarnya, sudah cu-
kup untuk menjawab pertanyaan itu, dan cukup pantas jawaban
itu diberikan kepada Esau yang bernafsu rendah, seandainya ia
hanya berkata, Mereka yaitu anak-anakku. Namun, jika
jawaban seperti ini diberikan, maka itu berarti Yakub tidak ber-
bicara seperti sifatnya yang sebenarnya, yaitu yang matanya
selalu tertuju pada Tuhan. Perhatikanlah, sudah sepatutnya
kita tidak saja melakukan tindakan-tindakan yang biasa, namun
juga membicarakannya dengan suatu cara yang berkenan kepada
Tuhan (3Yoh. 1:6). Yakub berbicara tentang anak-anaknya,
1. Sebagai pemberian dari Tuhan . Mereka yaitu milik pusaka dari
pada TUHAN (Mzm. 127:3; Mzm. 112:9; Mzm. 107:41).
2. Sebagai pemberian yang berharga. Tuhan dengan penuh rahmat
telah memberi mereka. Walaupun mereka banyak, dan
sekarang menjadi tanggung jawabnya yang besar, dan sampai
saat ini hanya diberi persediaan seadanya, namun ia meng-
anggap mereka sebagai berkat yang besar. Istri-istri dan anak-
670
anaknya, sesudah itu, maju secara berurutan, dan melakukan
kewajiban mereka kepada Esau, seperti yang sudah diperbuat
Yakub sebelum mereka (ay. 6-7). Sebab sudah sepatutnya
keluarga menunjukkan penghormatan kepada orang-orang
yang dihormati oleh kepala keluarga mereka.
II. Tentang persembahan yang sudah dikirimkannya kepada Esau.
1. Esau dengan rendah hati menolaknya sebab yang ada pada-
nya sudah cukup, dan ia tidak memerlukannya (ay. 9). Per-
hatikanlah, orang-orang yang ingin dipandang sebagai orang
terhormat tidak akan mau tampak seperti orang yang mata
uang dalam berteman. Apa pun pengaruh persembahan Yakub
kepada Esau untuk mendamaikan hatinya, Esau tidak ingin
orang berpikir bahwa persembahan itu mempunyai pengaruh
apa saja terhadapnya, dan oleh sebab itu ia menolaknya.
Alasannya yaitu , yang ada padaku sudah cukup, aku mem-
punyai banyak (begitulah kata yang digunakan), begitu banyak
sehingga ia tidak ingin mengambil apa pun yang menjadi
kepunyaan adiknya. Perhatikanlah,
(1) Banyak orang yang tidak memiliki berkat-berkat rohani, dan
berada di luar kovenan, mempunyai banyak harta dunia ini.
Esau mendapatkan apa yang dijanjikan kepadanya, tanah-
tanah gemuk di bumi dan penghidupan dari pedangnya.
(2) yaitu hal yang baik bagi orang-orang yang mempunyai
banyak untuk mengetahui bahwa yang ada pada mereka
sudah cukup, meskipun mereka tidak mempunyai seba-
nyak yang dipunyai sebagian orang lain. Bahkan Esau
sekalipun bisa berkata, yang ada padaku sudah cukup.
(3) Orang-orang yang puas dengan apa yang mereka miliki harus
menunjukkannya dengan tidak menginginkan apa yang
dimiliki orang lain. Esau menyuruh Yakub untuk menyimpan
apa yang dimilikinya bagi dirinya sendiri, sebab ia mengang-
gap Yakub lebih memerlukannya. Esau sendiri tidak memer-
lukannya, entah sebagai persediaan, sebab ia kaya, atau
untuk mendamaikan hatinya, sebab ia sudah berdamai. Kita
harus berjaga-jaga supaya jangan ketamakan kita meman-
faatkan keramahan orang lain, dan dengan rendah mengambil
keuntungan dari kemurahan hati mereka.
Kitab Kejadian 33:5-15
671
2. Yakub dengan penuh kasih sayang mendesak Esau untuk me-
nerimanya, dan dia berhasil (ay. 10-11). Yakub mengirimkan-
nya, sebab takut (32:20), namun , sebab ketakutan itu sudah
hilang, sekarang ia mendesak Esau untuk menerimanya demi
kasih, untuk menunjukkan bahwa ia ingin berteman dengan
kakaknya, dan tidak hanya ngeri terhadap amarahnya. Dua
hal yang didesaknya:
(1) Kepuasan yang dirasakannya sebab diterima oleh kakak-
nya, yang untuk itu ia berpikir bahwa ia terikat kewajiban
untuk memberi pengakuan yang penuh syukur ini.
Sangat tinggi pujian yang diberikan Yakub kepadanya:
Melihat mukamu yaitu bagiku serasa melihat wajah Tuhan ,
maksudnya, Aku sudah melihat engkau akur denganku,
dan berdamai denganku, seperti aku ingin melihat Tuhan
berdamai denganku. Atau yang dimaksudkan yaitu bah-
wa Yakub melihat kebaikan Tuhan kepadanya di dalam
kebaikan Esau. Itu yaitu tanda yang baik bagi dia bahwa
Tuhan telah menerima doa-doanya. Perhatikanlah, penghi-
buran-penghiburan dari sesama makhluk akan benar-benar
menjadi penghiburan bagi kita jika diberikan sebagai
jawaban atas doa, dan sebagai tanda bahwa Tuhan berkenan
kepada kita. Dan lagi, akan menjadi perkara yang membawa
sukacita besar bagi orang-orang yang suka damai dan penuh
kasih sayang jika mereka kembali berteman dengan
orang-orang yang sebelumnya berselisih dengan mereka.
(2) Kemampuan yang dimilikinya untuk mendapat barang-
barang dari dunia ini: Tuhan telah memberi karunia kepada-
ku. Perhatikanlah, jika apa yang kita punyai di dunia ini
bertambah di tangan kita, kita harus memperhatikannya
dengan rasa syukur, demi kemuliaan Tuhan , dan mengakui
bahwa dalam hal ini Ia telah memberi karunia kepada
kita, yang lebih baik dibandingkan yang pantas kita terima.
Dialah yang memberi kekuatan untuk memperoleh keka-
yaan (Ul. 8:18). Yakub menambahkan, Dan apa yang ada
padaku sudah cukup. Aku mempunyai segala-galanya,
begitulah kata yang digunakan. Yang cukup bagi Esau ada-
lah banyak, namun yang cukup bagi Yakub yaitu segala-
galanya. Perhatikanlah, orang saleh, meskipun mempunyai
672
sedikit harta di dunia ini, bisa berkata dengan sebenar-
benarnya, Aku mempunyai segala-galanya,
[1] sebab dia memiliki Tuhan atas segala-galanya, dan mem-
punyai segala-galanya di dalam Dia. Semuanya yaitu
milikmu jika engkau menjadi milik Kristus (1Kor. 3:22).
[2] sebab ia mendapat segala penghiburan. Aku telah me-
nerima semua yang perlu, malahan lebih dari pada itu
(Flp. 4:18). Orang yang mempunyai banyak biasanya
ingin mendapat lebih lagi. namun , orang yang berpikir
bahwa ia mempunyai segala-galanya sudah yakin bah-
wa apa yang ada padanya sudah cukup. Ia mempunyai
segala-galanya dalam pengharapan. Ia akan mempunyai
segala-galanya sebentar lagi, saat ia sampai di sorga.
Atas dasar pikiran ini Yakub mendesak Esau, dan Esau
pun menerima persembahannya. Perhatikanlah, yaitu
hal yang sangat baik jika agama orang membuat
mereka dermawan, murah hati, dan membuka tangan
lebar-lebar, dengan tidak sudi melakukan hal yang
remeh-temeh dan hina.
III. Mengenai kelanjutan perjalanan mereka.
1. Esau menawarkan diri untuk menjadi pemandu dan pengiring-
nya, sebagai tanda dari pendamaian yang tulus (ay. 12). Kita
tidak pernah mendapati Yakub dan Esau begitu akrab satu
sama lain, dan begitu saling menyayangi, seperti mereka seka-
rang. Perhatikanlah, adapun Tuhan , jalan-Nya sempurna. Ia
membuat Esau, bukan saja tidak lagi menjadi seorang lawan,
melainkan juga seorang kawan. Tulang yang sudah patah ini,
sesudah dipulihkan, menjadi lebih kuat dibandingkan sebelum-
sebelumnya. Esau menjadi senang ditemani Yakub, dan ia pun
mengajaknya pergi ke Gunung Seir. sebab itu, janganlah per-
nah kita putus asa menghadapi siapa saja, atau tidak mem-
percayai Tuhan yang di tangan-Nya tergenggam semua hati.
Namun Yakub dengan rendah hati melihat alasan untuk me-
nolak tawaran ini (ay. 13-14), yang di dalamnya ia menunjuk-
kan perhatian yang lembut terhadap keluarganya sendiri dan
kawanannya, seperti layaknya seorang gembala dan ayah yang
baik. Ia harus mempertimbangkan anak-anak, dan kawanan
Kitab Kejadian 33:5-15
673
hewan yang masih menyusui, dan untuk tidak memimpin yang
satu, atau menyuruh yang lain, dengan terlalu cepat. Kebijak-
sanaan dan kelembutan Yakub ini harus ditiru oleh orang-
orang yang harus memperhatikan dan bertanggung jawab ter-
hadap kaum muda dalam perkara-perkara mengenai Tuhan .
Mereka tidak boleh terlalu banyak disuruh-suruh, pada awal-
nya, dengan diberi tugas-tugas pelayanan yang berat, namun
harus dipimpin, sebagaimana mereka bisa menanggungnya,
dengan membuat pekerjaan mereka menjadi seringan mung-
kin. Kristus, Sang Gembala yang baik, berbuat demikian (Yes.
40:11). Nah, Yakub tidak ingin Esau memperlambat langkah-
nya, atau mendesak keluarganya untuk mempercepat langkah
mereka, atau meninggalkan mereka, untuk bisa terus mene-
mani kakaknya, seperti yang akan dilakukan banyak orang,
yang lebih mencintai teman-teman dibandingkan keluarga mereka
sendiri. Sebaliknya, ia ingin agar Esau berjalan di depan, dan
ia berjanji untuk mengikutinya dengan santai, semampu dia.
Perhatikanlah, yaitu hal yang tidak masuk akal untuk me-
nuntut orang lain agar mengikuti kecepatan kita. Kita bisa tiba
dengan selamat, pada akhirnya, di tempat tujuan yang sama,
meskipun kita tidak berjalan bersama-sama, entah di jalan
yang sama atau dengan kecepatan yang sama. Mungkin ada
orang-orang yang tidak bisa kita ikuti di tengah jalan, namun
tidak perlu kita menjauhi mereka. Yakub menunjukkan ke-
pada Esau bahwa memang sudah menjadi niatnya untuk pergi
bersamanya ke Gunung Seir. Dan kita bisa menduga bahwa ia
memang pergi ke sana, sesudah menempatkan keluarganya dan
barang-barang miliknya di suatu tempat lain, meskipun kun-
jungan itu tidak dicatat. Perhatikanlah, jika kita secara
membahagiakan sudah kembali berdamai dengan teman-teman
kita, kita harus ambil peduli untuk mempereratnya, dan tidak
sungkan-sungkan untuk beramah tamah dengan mereka.
2. Esau menawarkan sebagian dari orang-orangnya untuk men-
jadi penjaga dan pengawalnya (ay. 15). Ia melihat Yakub hanya
ditemani sedikit orang, tidak ada hamba kecuali petani-petani
dan gembala-gembalanya, tanpa pelayan atau pesuruh. Oleh
sebab itu, sebab berpikir bahwa Yakub ingin tampil megah
seperti dirinya sendiri (jika ia mampu), dan tampak hebat,
maka ia perlu meminjamkan sebagian dari pengiringnya, un-
674
tuk pergi menyertai Yakub, agar ia tampak seperti saudara
Esau. namun Yakub dengan rendah hati menolak tawarannya,
dengan hanya menginginkan agar Esau tidak melihatnya seba-
gai suatu kesalahan bahwa ia tidak menerimanya: Tidak usah
demikian.
(1) Yakub rendah hati, dan tidak memerlukan pengiring Esau
untuk tampil megah. Ia tidak ingin pamer dalam hal keda-
gingan, dengan membebani dirinya dengan pengiring-pengi-
ring yang tidak perlu. Perhatikanlah, yaitu kesia-siaan
dari semarak dan kemegahan bahwa kedua-duanya diiring-
iringi oleh banyak hal yang tentangnya bisa dikatakan,
tidak usah demikian.
(2) Yakub berada di bawah perlindungan ilahi, dan tidak me-
merlukan pengiring itu untuk keamanannya. Perhatikan-
lah, sudah terjaga dengan baik orang-orang yang memiliki
Tuhan sebagai Penjaga mereka dan berada di bawah kawal-
an bala tentara-Nya, seperti Yakub. Tidak perlu bergantung
pada lengan manusia orang-orang yang memiliki Tuhan se-
bagai lengan mereka di setiap pagi. Yakub menambahkan,
Hanya biarlah aku mendapat kasih tuanku saja. sebab
dengan mendapat perkenananmu, aku mempunyai segala
yang kuperlukan, segala yang kuinginkan darimu. Jika
Yakub sedemikian menghargai kehendak baik seorang sau-
dara, terlebih lagi kita mempunyai alasan untuk meng-
anggap bahwa apa yang ada pada kita sudah cukup jika
kita mendapat kehendak baik dari Tuhan kita.
Kediaman Yakub di Kanaan
(33:16-20)
16 Jadi pulanglah Esau pada hari itu berjalan ke Seir. 17 namun Yakub berang-
kat ke Sukot, lalu mendirikan rumah, dan untuk ternaknya dibuatnya gu-
buk-gubuk. Itulah sebabnya tempat itu dinamai Sukot. 18 Dalam perjalanan-
nya dari Padan-Aram sampailah Yakub dengan selamat ke Sikhem, di tanah
Kanaan, lalu ia berkemah di sebelah timur kota itu. 19 Kemudian dibelinyalah
dari anak-anak Hemor, bapa Sikhem, sebidang tanah, tempat ia memasang
kemahnya, dengan harga seratus kesita. 20 Ia mendirikan mezbah di situ dan
dinamainya itu: Tuhan Israel ialah Tuhan .
Kitab Kejadian 33:16-20
675
Di sini,
1. Yakub tiba di Sukot. sesudah berpisah dengan Esau secara baik-
baik, yang sudah pulang ke negerinya sendiri (ay. 16), Yakub tiba
di sebuah tempat di mana, tampaknya, ia beristirahat sejenak,
mendirikan gubuk-gubuk untuk ternaknya, dan tempat-tempat
yang nyaman bagi dirinya sendiri dan keluarganya. Tempat itu
sesudahnya dikenal dengan nama Sukot, sebuah kota di suku Gad,
di seberang Sungai Yordan (Sukot berarti gubuk-gubuk), supaya
saat keturunannya kelak tinggal di rumah-rumah berdinding
batu, mereka bisa ingat bahwa seorang Aram, seorang pengembara
yaitu ayah mereka, yang senang tinggal di gubuk (Ul. 26:5).
Seperti itulah gunung batu yang darinya mereka terpahat.
2. Ia tiba di Sikhem. Kita membacanya, di Padan-Aram, Sikhem.
Pada umumnya para ahli cenderung membacanya dengan sebut-
an: sampailah Yakub dengan selamat, atau dengan tenang, ke kota
Sikhem. sesudah perjalanan yang membahayakan, yang di dalam-
nya ia menjumpai banyak kesulitan, ia tiba dengan selamat pada
akhirnya di tanah Kanaan. Perhatikanlah, penyakit dan mara-
bahaya haruslah mengajar kita untuk menghargai kesehatan dan
keselamatan jasmani kita, dan harus membantu membesarkan
hati kita dalam rasa syukur jika waktu kita keluar dan waktu
kita masuk sudah dijaga dengan istimewa. Di sini,
(1) Ia membeli sebidang tanah (ay. 19). Walaupun negeri Kanaan
sudah menjadi miliknya melalui kovenan, namun, sebab wak-
tu untuk memilikinya belumlah tiba, ia puas dengan harus
membeli tanah sendiri, untuk mencegah pertengkaran-per-
tengkaran dengan para penduduk pada saat itu. Perhatikan-
lah, kekuasaan tidak dibangun di atas anugerah. Orang-orang
yang mendapat sorga dengan cuma-cuma tidak boleh berharap
akan mendapat bumi dengan cuma-cuma.
(2) Ia mendirikan sebuah mezbah (ay. 20).
[1] Dalam rasa syukur kepada Tuhan , atas tangan baik dari pe-
meliharaan-Nya terhadap dia. Ia tidak puas dengan mengakui
kebaikan Tuhan terhadapnya hanya dengan kata-kata, seba-
liknya, ia memberi pengakuan-pengakuan yang nyata.
[2] Agar ia bisa memelihara agamanya, dan tetap menyembah
Tuhan , di dalam keluarganya. Perhatikanlah, di mana kita
mendirikan kemah, di situ Tuhan harus mendapatkan mezbah.
676
Di mana kita mendirikan rumah, di situ Dia harus mem-
punyai jemaat di dalamnya. Ia mempersembahkan mezbah
ini untuk kehormatan El-elohe-Israel Tuhan Israel ialah
Tuhan , untuk kehormatan Tuhan , secara umum, sebagai
satu-satunya Tuhan yang hidup dan benar, yang terbaik dari
segala yang ada dan yang yaitu penyebab dari segala
penyebab. Ini untuk kehormatan Tuhan Israel, sebagai Tuhan
yang mengikat kovenan dengannya. Perhatikanlah, dalam
menyembah Tuhan , kita harus dibimbing dan diatur oleh
perpaduan pengetahuan yang baik dari agama alam mau-
pun agama wahyu. Belum lama ini Tuhan memanggilnya
dengan nama Israel, maka sekarang ia memanggil Tuhan
dengan nama Tuhan Israel. Meskipun ia digelari raja ber-
sama Tuhan , Tuhan akan tetap menjadi Raja bersama dia,
Tuhan dan Tuhan nya. Perhatikanlah, kehormatan kita akan
benar-benar menjadi kehormatan bagi kita jika itu
dikuduskan untuk kehormatan Tuhan . Tuhan Israel yaitu
kemuliaan Israel.
PASAL 34
ada pasal ini dimulai cerita tentang penderitaan-penderitaan Ya-
kub dalam hal anak-anaknya, yang sangat besar jumlahnya, dan
ditulis untuk menunjukkan,
1. Kesia-siaan dunia ini. Apa yang paling kita sayangi ternyata bisa
menjadi yang paling menyusahkan kita. Juga, kita dapat men-
jumpai kesusahan-kesusahan besar di dalam hal-hal yang kita
katakan, Hal ini akan menghibur kita.
2. Penderitaan-penderitaan yang biasanya menimpa orang baik.
Anak-anak Yakub disunat, dididik dengan baik, didoakan, dan
diberi teladan-teladan yang sangat baik. Namun, sebagian dari
mereka ternyata berlaku amat tidak terpuji. Kemenangan per-
lombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan
bukan untuk yang kuat. Anugerah tidak mengalir di dalam da-
rah, namun penerusan anugerah yang terganggu ini tidak memu-
tuskan penerusan dari pengakuan iman dan hak-hak istimewa
jemaat yang ada di dunia ini. Bahkan, anak-anak Yakub, meski-
pun mendukakannya dalam beberapa hal, semuanya dibawa serta
ke dalam kovenan dengan Tuhan . Dalam pasal ini kita mendapati,
I. Dina dicemari (ay. 1-5).
II. Perjanjian pernikahan antara Dina dan Sikhem yang telah
menodainya (ay. 6-19).
III. Penyunatan orang-orang Sikhem, sesuai dengan perjanjian
itu (ay. 20-24).
IV. Balas dendam yang penuh khianat dan berlumuran darah yang
dilakukan Simeon dan Lewi terhadap orang-orang Sikhem (ay.
25-31).
P
678
Dina Dihina
(34:1-5)
1 Pada suatu kali pergilah Dina, anak perempuan Lea yang dilahirkannya
bagi Yakub, mengunjungi perempuan-perempuan di negeri itu. 2 saat itu
terlihatlah ia oleh Sikhem, anak Hemor, orang Hewi, raja negeri itu, lalu Dina
itu dilarikannya dan diperkosanya. 3 namun terikatlah hatinya kepada Dina,
anak Yakub; ia cinta kepada gadis itu, lalu menenangkan hati gadis itu. 4
Sebab itu berkatalah Sikhem kepada Hemor, ayahnya: Ambillah bagiku
gadis ini untuk menjadi isteriku. 5 Kedengaranlah kepada Yakub, bahwa
Sikhem mencemari Dina. namun anak-anaknya ada di padang menjaga
ternaknya, jadi Yakub mendiamkan soal itu sampai mereka pulang.
Dina, dari semua yang tampak, yaitu satu-satunya anak perem-
puan Yakub, dan oleh sebab itu, kita dapat menduga bahwa dia
yaitu anak yang dimanja ibunya dan disayang keluarganya. Namun
ternyata ia tidak membawa sukacita atau pujian bagi mereka. Sebab
anak-anak yang paling dimanja jarang menjadi anak yang paling baik
atau paling berbahagia. Ia kira-kira baru berumur lima belas atau
enam belas tahun saat di sini menimbulkan begitu banyak kejahat-
an. Amatilah,
1. Rasa penasarannya yang sia-sia, yang membuatnya terancam
bahaya. Ia pergi keluar, mungkin tanpa sepengetahuan ayahnya,
namun dengan seizin ibunya, untuk mengunjungi perempuan-perem-
puan di negeri itu (ay. 1). Mungkin di sebuah pesta, atau pada
suatu hari raya. sebab merupakan satu-satunya anak perem-
puan, ia merasa kesepian di rumah, tanpa perempuan lain yang
seumuran dengan dia yang bisa diajaknya berbincang-bincang.
Oleh sebab itu, ia harus pergi keluar untuk menghibur diri, untuk
mengusir kesedihan, dan untuk memuaskan dirinya dengan ber-
gaul lebih enak dibandingkan yang bisa didapatnya di kemah-kemah
ayahnya. Perhatikanlah, yaitu hal yang sangat baik bagi anak-
anak untuk suka tinggal di rumah. yaitu hikmat orangtua un-
tuk membuat hal itu nyaman bagi mereka, dan yaitu kewajiban
anak-anak untuk merasa nyaman melakukannya. Alasannya ada-
lah untuk mengunjungi perempuan-perempuan di negeri itu, untuk
melihat bagaimana mereka berpakaian, bagaimana mereka me-
nari, dan apa yang sedang digemari di antara mereka. Ia pergi
untuk melihat, namun itu belum semuanya, ia pergi untuk dilihat
juga. Ia pergi untuk melihat anak-anak perempuan di negeri itu,
namun , ada kemungkinan, dengan memikirkan anak-anak lelaki di
negeri itu juga. Saya ragu bahwa ia pergi untuk mengenal orang-
Kitab Kejadian 34:1-5
679
orang Kanaan itu, dan untuk mempelajari cara hidup mereka.
Perhatikanlah, kesombongan dan kesia-siaan orang-orang muda
menyeret mereka ke dalam banyak jerat.
2. Hilangnya kehormatan Dina dengan berbuat demikian (ay. 2):
Sikhem, raja negeri itu, yang hanyalah merupakan seorang budak
nafsu, membawa dia, dan tidur dengan dia, tampaknya bukan
dengan memaksa, melainkan terlebih sebab penasaran. Perhati-
kanlah, orang-orang besar berpikir bahwa mereka bisa melakukan
apa saja. Dan siapakah yang bisa berbuat lebih keji selain pe-
muda yang tidak dididik dan diatur? Lihatlah apa akibatnya Dina
berkeluyuran: wanita-wanita muda harus belajar untuk menjadi
suci, rajin mengatur rumah tangga. Kedua sifat ini ditempatkan
secara bersama-sama (Tit. 2:5), sebab orang-orang yang tidak
mengatur rumah tangga mereka mempertaruhkan kesucian mere-
ka. Dina pergi keluar untuk berjalan-jalan. namun , seandainya ia
berjalan-jalan sebagaimana mestinya, ia tidak akan jatuh ke da-
lam perangkap ini. Perhatikanlah, permulaan dosa yaitu seperti
membiarkan air mengalir keluar. Betapa besar perkara yang di-
nyalakan oleh api yang kecil! Oleh sebab itu, kita harus dengan
hati-hati menghindari semua kesempatan untuk berbuat dosa
dan jalan-jalan yang menuju padanya.
3. Bujukan Sikhem kepada Dina, sesudah dia menodainya. Bujukan ini
baik dan patut dipuji, dan memanfaatkan yang terbaik dari apa yang
buruk. Sikhem mengasihinya (tidak seperti Amnon, 2Sam. 13:15),
dan memohon ayahnya untuk menjodohkan dia dengan Dina (ay. 4).
4. Kabar yang dibawa kepada Yakub yang malang (ay. 5). Segera
sesudah anak-anaknya tumbuh besar, mereka mulai membawa ke-
dukaan baginya. Janganlah orangtua yang saleh, yang meratapi
perilaku buruk anak-anak mereka, menganggap bahwa hanya
mereka yang mengalami ini, dan bahwa itu belum pernah terjadi
sebelumnya. Yakub yang baik mendiamkan soal itu, sebagai orang
yang terkejut, yang tidak tahu apa yang harus dikatakan. Ia tidak
berkata apa-apa, sebab takut salah bicara, seperti Daud (Mzm.
39:2-3). Ia menahan kebencian-kebenciannya, sebab kalau tidak,
seandainya ia melampiaskannya, ia akan terbawa-bawa amarah
sehingga lepas kendali. Atau, tampaknya, ia sangat banyak (ter-
lalu banyak saya pikir) menyerahkan perkara-perkaranya untuk
diatur oleh anak-anaknya, dan ia tidak akan berbuat apa-apa
tanpa mereka. Atau, setidak-tidaknya, ia tahu bahwa mereka akan
680
membuatnya tidak tenang jika ia berbuat sesuatu, sebab mereka
sudah menunjukkan diri, belakangan ini, dalam segala kesempat-
an, sebagai orang-orang yang gegabah, lancang, dan sok tahu. Per-
hatikanlah, segala sesuatu tidak akan berjalan dengan baik jika
wewenang orangtua hanya berperan sedikit dalam sebuah keluarga.
Hendaklah setiap laki-laki menjadi kepala dalam rumah tangganya,
serta disegani dan dihormati oleh anak-anaknya.
Siasat Saudara-saudara Dina
(34:6-17)
6 Lalu Hemor ayah Sikhem, pergi mendapatkan Yakub untuk berbicara
dengan dia. 7 Sementara itu anak-anak Yakub pulang dari padang, dan sesu-
dah mendengar peristiwa itu orang-orang ini sakit hati dan sangat marah
sebab Sikhem telah berbuat noda di antara orang Israel dengan memper-
kosa anak perempuan Yakub, sebab yang demikian itu tidak patut dilaku-
kan. 8 Berbicaralah Hemor kepada mereka itu: Hati Sikhem anakku meng-
ingini anakmu; kiranya kamu memberi dia kepadanya menjadi isterinya 9
dan biarlah kita ambil-mengambil: berikanlah gadis-gadis kamu kepada kami
dan ambillah gadis-gadis kami. 10 TinggTuhan pada kami: negeri ini terbuka
untuk kamu; tinggTuhan di sini, jalanilah negeri ini dengan bebas, dan mene-
taplah di sini. 11 Lalu Sikhem berkata kepada ayah anak itu dan kepada
kakak-kakaknya: Biarlah kiranya aku mendapat kasihmu, aku akan mem-
berikan kepadamu apa yang kamu minta; 12 walaupun kamu bebankan
kepadaku uang jujuran dan uang mahar seberapa banyak pun, aku akan
memberi apa yang kamu minta; namun berilah gadis itu kepadaku menjadi
isteriku. 13 Lalu anak-anak Yakub menjawab Sikhem dan Hemor, ayahnya,
dengan tipu muslihat. sebab Sikhem telah mencemari Dina, adik mereka
itu, 14 berkatalah mereka kepada kedua orang itu: Kami tidak dapat berbuat
demikian, memberi adik kami kepada seorang laki-laki yang tidak ber-
sunat, sebab hal itu aib bagi kami. 15 Hanyalah dengan syarat ini kami dapat
menyetujui permintaanmu: kamu harus sama seperti kami, yaitu setiap laki-
laki di antara kamu harus disunat, 16 barulah kami akan memberi gadis-
gadis kami kepada kamu dan mengambil gadis-gadis kamu; maka kami akan
tinggal padamu, dan kita akan menjadi satu bangsa. 17 namun jika kamu
tidak mendengarkan perkataan kami dan kamu tidak disunat, maka kami
akan mengambil kembali anak itu, lalu pergi.
Anak-anak Yakub, saat mendengar tentang kejahatan yang diper-
buat kepada Dina, menunjukkan kebencian yang sangat besar. Hati
mereka mungkin lebih dipengaruhi oleh kecemburuan bagi kehor-
matan keluarga mereka dibandingkan oleh rasa kebajikan. Banyak orang
peduli terhadap aib dosa, namun mereka tidak pernah memasukkan
ke dalam hati kedosaan dari dosa itu. Dosa itu di sini disebut sebagai
noda di antara orang Israel (ay. 7, KJV: kebodohan di antara orang
Israel pen.), menurut bahasa yang digunakan di kemudian hari.
Sebab, Israel pada waktu itu belum menjadi sebuah kaum, melain-
kan hanya sebuah keluarga. Perhatikanlah,
Kitab Kejadian 34:6-17
681
1. Kenajisan yaitu kebodohan. Sebab kenajisan itu mengorbankan
perkenanan Tuhan , kedamaian hati nurani, dan segala sesuatu
yang bisa dipandang jiwa sebagai hal-hal yang kudus dan terhor-
mat, demi sebuah hawa nafsu yang rendah dan kebinatangan.
2. Kebodohan ini paling memalukan di Israel, di dalam keluarga
Israel, di mana Tuhan dikenal dan disembah, sebagaimana halnya
di dalam kemah-kemah Yakub, dengan nama Tuhan Israel. Kebo-
dohan di Israel memang suatu hal yang memalukan.
3. yaitu suatu hal yang baik jika dosa dicap dengan nama yang
buruk: kenajisan di sini secara kiasan disebut kebodohan di
antara orang Israel (2Sam. 13:12, KJV). Dina di sini disebut seba-
gai anak perempuan Yakub, sebagai peringatan bagi semua anak
perempuan Israel, agar mereka tidak membiarkan diri melakukan
kebodohan ini.
Hemor datang untuk berunding dengan Yakub sendiri, namun
Yakub menyerahkannya kepada anak-anaknya. Dan dalam perikop di
atas kita mendapati laporan khusus mengenai persepakatan itu, yang
di dalamnya, sungguh memalukan untuk dikatakan, orang-orang
Kanaan lebih jujur dibandingkan orang-orang Israel.
I. Hemor dan Sikhem dengan baik-baik mengajukan lamaran per-
jodohan ini, untuk membentuk suatu kerja sama untuk menetap
bersama. Sikhem benar-benar jatuh cinta dengan Dina. Ia mau me-
milikinya dengan syarat apa saja (ay. 11-12). Ayahnya tidak hanya
setuju, namun juga turut memohon baginya, dan dengan sungguh-
sungguh menegaskan keuntungan-keuntungan yang akan diper-
oleh dari persatuan di antara kedua keluarga (ay. 9-10). Ia tidak
menunjukkan kecemburuan terhadap Yakub, meskipun Yakub
seorang asing, melainkan terlebih sebuah keinginan yang sungguh-
sungguh untuk membereskan hubungan antara dia dan keluarga-
nya, dengan memberi dia tawaran yang murah hati itu, negeri ini
terbuka untuk kamu. TinggTuhan di sini, jalanilah negeri ini dengan
bebas.
II. Anak-anak Yakub dengan niatan jahat berpura-pura menegaskan
kesatuan di dalam agama, padahal sebenarnya yang mereka ran-
cangkan sungguh lebih rendah dibandingkan itu. Andai saja Yakub
mengurus perkara ini dengan tangannya sendiri, maka ada ke-
mungkinan bahwa dia dan Hemor akan segera mengakhirinya.
682
namun anak-anak Yakub hanya memikirkan balas dendam, dan
rancangan aneh yang mereka buat untuk mewujudkannya. Orang-
orang Sikhem harus disunat. Bukan untuk menguduskan mereka
(anak-anak Yakub tidak pernah meniatkan itu), melainkan untuk
menyakiti mereka, supaya mereka bisa lebih mudah dimangsa oleh
pedang mereka.
1. Alasannya tampak bagus dari luar. Kehormatan keluarga Ya-
kublah yang mereka bawa-bawa bersama mereka, sebuah tan-
da dari kovenan Tuhan dengan mereka. sebab itu, akan men-
jadi cela bagi orang-orang yang demikian bermartabat dan
istimewa untuk menjalin hubungan yang ketat seperti itu
dengan orang-orang yang tidak bersunat (ay. 14). Jadi, jika se-
tiap laki-laki di antara kamu harus disunat, maka kita akan
menjadi satu bangsa (ay. 15-16). Seandainya mereka jujur da-
lam hal ini, usulan mereka untuk syarat-syarat ini patut dipuji.
Sebab orang-orang Israel tidak boleh kawin campur dengan
orang-orang Kanaan, orang-orang percaya dengan orang-orang
cemar. Perkawinan seperti itu yaitu dosa besar, atau setidak-
tidaknya penyebab dan pintu masuk bagi banyak dosa, dan
sering kali membawa dampak yang merusak. Kepentingan
yang kita miliki pada siapa saja, dan kuasa yang kita pegang
atas mereka, haruslah kita manfaatkan dengan bijak, untuk
membuat mereka mencintai dan menjalankan agama (siapa
bijak, mengambil hati orang). namun juga kita tidak boleh,
seperti anak-anak Yakub, menganggapnya sudah cukup untuk
membujuk mereka agar tunduk pada upacara-upacara keaga-
maan secara lahiriah. Sebaliknya, kita harus berusaha meya-
kinkan mereka akan kebenaran agama, dan membuat mereka
mengenal kuasanya.
2. Niat anak-anak Yakub itu jahat, seperti yang tampak dalam
cerita selanjutnya. Yang ingin mereka capai hanyalah memper-
siapkan diri untuk hari pembantaian. Perhatikanlah, rancang-
an-rancangan yang haus darah sering kali ditutup-tutupi, dan
dijalankan, dengan dalih agama. Dengan cara itulah rancang-
an-rancangan itu terlaksana dengan meyakinkan dan aman.
namun , kesalehan yang palsu ini, tidak diragukan lagi, melipat-
gandakan kejahatan. Tidak pernah agama lebih tercoreng,
atau sakramen-sakramen Tuhan lebih tercemar, seperti jika
keduanya digunakan sebagai jubah untuk menutupi kekejian
Kitab Kejadian 34:18-24
683
seperti itu. Bahkan, seandainya anak-anak Yakub tidak mem-
punyai rancangan yang haus darah ini, saya tidak melihat
bagaimana mereka bisa membenarkan tindakan mereka yang
menawarkan tanda sunat yang suci itu, meterai kovenan Tuhan ,
kepada orang-orang Kanaan yang setia kepada agama mereka
ini, yang tidak mendapat hak atau bagian dalam perkara ini.
Orang-orang yang tidak mempunyai hak dalam janji tidak
mempunyai hak dalam meterai. Tidak patut mengambil roti yang
disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.
Namun, anak-anak Yakub tidak menghargai ini, dan malah me-
manfaatkannya untuk memenuhi tujuan mereka.
Orang-orang Sikhem Setuju untuk Disunat
(34:18-24)
18 Lalu Hemor dan Sikhem, anak Hemor, menyetujui usul mereka. 19 Dan
orang muda itu tidak bertangguh melakukannya, sebab ia suka kepada anak
Yakub, lagipula ia seorang yang paling dihormati di antara seluruh kaum
keluarganya. 20 Lalu pergilah Hemor dan Sikhem, anaknya itu, ke pintu
gerbang kota mereka dan mereka berbicara kepada penduduk kota itu: 21
Orang-orang itu mau hidup damai dengan kita, biarlah mereka tinggal di
negeri ini dan menjalaninya dengan bebas; bukankah negeri ini cukup luas
untuk mereka? Maka kita dapat mengambil gadis-gadis mereka menjadi isteri
kita dan kita dapat memberi gadis-gadis kita kepada mereka. 22 Namun
hanya dengan syarat ini orang-orang itu setuju tinggal bersama-sama dengan
kita, sehingga kita menjadi satu bangsa, yaitu setiap laki-laki di antara kita
harus disunat seperti mereka bersunat. 23 Ternak mereka, harta benda mere-
ka dan segala hewan mereka, bukankah semuanya itu akan menjadi milik
kita? Hanya biarlah kita menyetujui permintaan mereka, sehingga mereka
tetap tinggal pada kita. 24 Maka usul Hemor dan Sikhem, anaknya itu, dide-
ngarkan oleh semua orang yang datang berkumpul di pintu gerbang kota itu,
lalu disunatlah setiap laki-laki, yakni setiap orang dewasa di kota itu.
Di sini,
1. Hemor dan Sikhem memberi persetujuan mereka sendiri un-
tuk disunat (ay. 18-19). Mungkin mereka tidak hanya tergerak
oleh keinginan yang kuat untuk mewujudkan perjodohan ini, me-
lainkan juga oleh apa yang mungkin sudah mereka dengar ten-
tang maksud-maksud suci dan terhormat dari tanda ini, di dalam
keluarga Abraham, yang ada kemungkinan, mereka pahami
dengan agak kacau, dan tentang janji-janji yang diteguhkan oleh-
nya, yang membuat mereka lebih ingin bergabung dengan keluar-
ga Yakub (Za. 8:23). Perhatikanlah, banyak orang yang tahu sedi-
kit tentang agama, mendengar begitu banyak tentangnya sampai
684
membuat mereka rela menggabungkan diri dengan orang-orang
yang beragama. Dan lagi, jika ada orang yang sampai bersedia
hidup beragama untuk mendapat istri yang baik, maka terlebih
lagi kita ini harus memanfaatkan kuasa beragama itu untuk men-
dapat perkenanan Tuhan yang baik. Dan bukan itu saja, kita perlu
menyunat hati kita untuk mengasihi-Nya, dan, seperti Sikhem di
sini, tidak bertangguh melakukannya.
2. Mereka mendapat persetujuan dari orang laki-laki di kota mereka,
bahwa anak-anak Yakub mensyaratkan supaya mereka juga di-
sunat.
(1) Mereka sendiri mempunyai pengaruh-pengaruh yang besar
pada orang-orang itu melalui kekuatan dan teladan mereka.
Perhatikanlah, agama akan mendapat kemenangan besar jika
orang-orang yang berkuasa, yang seperti Sikhem, lebih ter-
hormat dibandingkan tetangga-tetangga mereka, mau tampil berani
dan bersemangat untuk agama.
(2) Mereka mengajukan alasan yang sangat meyakinkan (ay. 23),
ternak mereka, harta benda mereka, bukankah semuanya itu
akan menjadi milik kita? Mereka mengamati bahwa anak-anak
Yakub yaitu orang-orang yang rajin dan berhasil, dan men-
janjikan diri mereka dan tetangga-tetangga mereka keuntung-
an dalam membangun hubungan bersama mereka. Hubungan
itu akan memperbaiki tanah dan usaha, dan menghasilkan
uang bagi negeri mereka. Nah,
[1] Cukup buruk untuk menikah atas dasar asas ini. Walau-
pun begitu, kita melihat bahwa kebanyakan orang di dunia
melakukan penjodohan atas dasar ketamakan, dan tidak
ada hal lain yang membuat banyak orang merancangkan
begitu banyak hal, seperti membangun rumah demi rumah
dan membuka ladang demi ladang, tanpa sama sekali
memperhatikan pertimbangan lain.
[2] Lebih buruk lagi disunat atas dasar pikiran ini. Orang-
orang Sikhem ingin memeluk agama keluarga Yakub hanya
sebab dengan demikian mereka berharap bisa membuat
diri mereka turut berbagi dalam kekayaan-kekayaan ke-
luarga itu. Demikianlah ada banyak orang yang meman-
dang keuntungan sebagai kesalehan. Mereka lebih digerak-
Kitab Kejadian 34:25-31
685
kan serta dipengaruhi oleh kepentingan duniawi dibandingkan
oleh dasar-dasar pengajaran agama mereka.
Pembunuhan terhadap Orang-orang Sikhem
(34:25-31)
25 Pada hari ketiga, saat mereka sedang menderita kesakitan, datanglah
dua orang anak Yakub, yaitu Simeon dan Lewi, kakak-kakak Dina, sesudah
masing-masing mengambil pedangnya, menyerang kota itu dengan tidak
takut-takut serta membunuh setiap laki-laki. 26 Juga Hemor dan Sikhem,
anaknya, dibunuh mereka dengan mata pedang, dan mereka mengambil
Dina dari rumah Sikhem, lalu pergi. 27 Kemudian datanglah anak-anak
Yakub merampasi orang-orang yang terbunuh itu, lalu menjarah kota itu,
sebab adik mereka telah dicemari. 28 Kambing dombanya dan lembu
sapinya, keledainya dan segala yang di dalam dan di luar kota itu dibawa
mereka; 29 segala kekayaannya, semua anaknya dan perempuannya ditawan
dan dijarah mereka, juga seluruhnya yang ada di rumah-rumah. 30 Yakub
berkata kepada Simeon dan Lewi: Kamu telah mencelakakan aku dengan
membusukkan namaku kepada penduduk negeri ini, kepada orang Kanaan
dan orang Feris, padahal kita ini hanya sedikit jumlahnya; jika mereka
bersekutu melawan kita, tentulah mereka akan memukul kita kalah, dan kita
akan dipunahkan, aku beserta seisi rumahku. 31 namun jawab mereka:
Mengapa adik kita diperlakukannya sebagai seorang perempuan sundal!
Di sini kita mendapati Simeon dan Lewi, dua anak laki-laki Yakub,
anak-anak muda yang baru berumur dua puluh tahun lebih sedikit,
menggorok leher orang-orang Sikhem, dan dengan berbuat demikian
menghancurkan hati ayah mereka yang baik.
I. Inilah pembunuhan yang biadab terhadap orang-orang Sikhem.
Yakub sendiri terbiasa dengan tongkat gembala, namun anak-
anaknya menyarungkan pedang di pinggang mereka, seolah-olah
mereka sudah menjadi keturunan Esau, yang harus hidup de-
ngan pedang. Kita mendapati mereka di sini,
1. Membantai penduduk Sikhem setiap laki-laki, khususnya
Hemor dan Sikhem, yang baru saja mereka perlakukan dengan
ramah kemarin, namun dengan rancangan ingin membunuh
mereka. Sebagian orang berpikir bahwa semua anak Yakub,
saat membujuk orang-orang Sikhem untuk disunat, bermak-
sud untuk mengambil keuntungan dari rasa sakit mereka, dan
untuk menyelamatkan Dina dari antara mereka. namun bahwa
Simeon dan Lewi, sebab tidak puas dengan itu, mau mem-
balaskan kejahatan mereka. Dan mereka melakukannya di
depan saksi. Nah,
686
(1) Tidak bisa disangkal bahwa Tuhan yaitu benar dalam hal
ini. Seandainya orang-orang Sikhem disunat untuk menu-
ruti perintah Tuhan , maka sunat mereka akan melindungi
mereka. namun jika mereka tunduk pada upacara suci itu
hanya untuk memenuhi tujuan mereka sendiri, untuk me-
nyenangkan raja mereka dan memperkaya diri mereka sen-
diri, maka adil jika Tuhan menimpakan hal ini ke atas mereka.
Perhatikanlah, sama seperti tidak ada hal lain yang melin-
dungi kita secara lebih baik dibandingkan agama yang benar,
demikian pula tidak ada hal lain yang membuat kita lebih
terancam bahaya dibandingkan agama yang pura-pura dipeluk.
(2) namun Simeon dan Lewilah yang berlaku teramat tidak benar.
[1] Benar bahwa Sikhem telah berbuat noda di antara orang
Israel, dengan mencemarkan Dina. namun harus diper-
timbangkan seberapa jauh Dina sendiri mengakibatkan
hal itu terjadi. Seandainya Sikhem melecehkan dia di
kemah ibunya sendiri, itu lain perkara. namun Dina men-
datangi tempat Sikhem, dan mungkin perilakunya yang
tidak santun menyalakan percikan api yang kemudian
membesar itu. jika kita keras terhadap orang berdosa,
kita harus mempertimbangkan siapa yang menggodanya.
[2] Benar bahwa Sikhem sudah berbuat jahat. namun ia ber-
usaha untuk menebusnya, dan berlaku jujur dan terhor-
mat ex post facto sesudah kejadian, sebagaimana yang
dituntut dari perkara itu. Ini bukanlah kasus gundik
Lewi yang disiksa sampai mati. Tidak pula Sikhem mem-
benarkan apa yang telah diperbuatnya, namun justru se-
baliknya, ia berusaha berdamai dengan syarat apa saja.
[3] Benar bahwa Sikhem sudah berbuat jahat. namun apa
hubungannya itu dengan semua orang Sikhem? Jika
hanya satu orang berdosa, akankah mereka murka ter-
hadap seluruh penduduk kota? Haruskah yang tidak
bersalah jatuh bersama-sama yang bersalah? Ini sung-
guh-sungguh biadab.
[4] namun apa yang di atas semuanya memperberat keke-
jaman itu yaitu pengkhinatan yang teramat besar di
dalamnya. Orang-orang Sikhem sudah mau mengikuti
syarat-syarat anak-anak Yakub, dan sudah melakukan
sesuatu yang berdasarkannya mereka berjanji untuk
Kitab Kejadian 34:25-31
687
menjadi satu bangsa dengan keluarga Yakub (ay. 16).
Namun anak-anak Yakub berlaku seperti musuh be-
buyutan terhadap orang-orang yang baru saja mereka
jadikan sahabat setia, dengan meremehkan perjanjian
mereka sama seperti mereka meremehkan asas-asas
perikemanusiaan. Dan inikah anak-anak Israel? Ter-
kutuklah kemarahan mereka, sebab amarahnya keras.
[5] Hal ini juga menambah kejahatan mereka, bahwa mere-
ka mengadakan upacara kudus yang ditetapkan Tuhan
untuk melayani rancangan mereka yang fasik, dan
dengan demikian membuatnya menjijikkan. Seolah-olah
tidak cukup bagi mereka untuk mempermalukan diri
sendiri dan keluarga mereka, mereka mendatangkan
cela ke atas lambang terhormat dari agama mereka itu.
Maka wajarlah upacara itu disebut sebagai upacara
ibadah berdarah.
2. Kita mendapati mereka di sini mengepung mangsa-mangsa
Sikhem, dan menjarah kota mereka. Mereka menyelamatkan
Dina (ay. 26), dan jika hanya untuk itu mereka datang, mereka
bisa saja melakukannya tanpa mencurahkan darah, seperti
yang tampak dari perkataan mereka sendiri (ay. 17). namun
mereka mengincar jarahan. Dan meskipun hanya Simeon dan
Lewi yang membunuh, namun ditunjukkan bahwa anak-anak
Yakub yang lain kemudian datang merampasi orang-orang
yang terbunuh itu, lalu menjarah kota itu (ay. 27), dan dengan
demikian turut berperan dalam pembunuhan itu. Dalam diri
mereka nyatalah ketidakadilan. Namun, di sini kita dapat
mengamati kebenaran Tuhan . Orang-orang Sikhem mau me-
muaskan anak-anak Yakub dengan tunduk pada tindakan
pertobatan melalui sunat. namun tindakan ini didasarkan pada
dasar ini, yaitu bahwa ternak mereka, harta benda mereka,
bukankah semuanya itu akan menjadi milik kita? (ay. 23). Dan
lihatlah apa akibatnya. Bukannya menjadikan diri mereka
sendiri tuan atas kekayaan keluarga Yakub, keluarga Yakub
justru menjadi tuan atas kekayaan mereka. Perhatikanlah,
orang-orang yang secara tidak adil ingin meraih apa yang men-
jadi milik orang lain, pantaslah untuk kehilangan milik mereka
sendiri.
688
II. Inilah kemarahan Yakub terhadap perbuatan Simeon dan Lewi
yang haus darah ini (ay. 30). Dua hal dikeluhkannya dengan pahit:
1. Cela yang mereka datangkan ke atas Yakub dengan berbuat
demikian: Kamu telah mencelakakan aku, mengacaukan aku,
sebab engkau telah membusukkan namaku kepada penduduk
negeri ini. Maksudnya, Engkau telah membuat aku dan
keluargaku menjijikkan bagi mereka. Apa yang akan mereka
katakan tentang kita dan agama kita? Kita akan dipandang
sebagai umat yang paling berkhianat dan biadab di dunia.
Perhatikanlah, perilaku yang menjijikkan dari anak-anak yang
fasik membawa dukacita dan aib bagi orangtua mereka yang
saleh. Anak-anak harus menjadi sukacita bagi orangtua mere-
ka. namun anak-anak yang fasik menjadi masalah bagi mereka,
menyedihkan hati mereka, menghancurkan jiwa mereka, dan
membuat mereka berduka dari hari ke hari. Anak-anak harus
menjadi perhiasan bagi orangtua mereka. namun anak-anak
yang fasik menjadi cela bagi mereka, dan seperti lalat-lalat
mati di dalam botol minyak wangi. sebab itu, hendaklah
anak-anak seperti itu tahu bahwa, jika mereka tidak bertobat,
dukacita yang telah mereka datangkan ke atas orangtua me-
reka, dan nama agama yang menjadi rusak sebab mereka,
akan dicatat dan diperhitungkan.
2. Kehancuran yang mereka bawakan kepada Yakub ayah mere-
ka. Mau buat apalagi, pastilah orang-orang Kanaan yang sa-
ngat banyak dan mengerikan itu, akan bersatu melawan mere-
ka, dan Yakub beserta keluarga kecilnya akan menjadi mangsa
yang empuk bagi mereka. Kita akan dipunahkan, aku beserta
seisi rumahku. Jika semua orang Sikhem harus dihancurkan
atas pelanggaran satu orang, mengapa tidak membunuh se-
mua orang Israel atas pelanggaran dua orang? Yakub benar-
benar tahu bahwa Tuhan telah berjanji untuk memelihara dan
melanggengkan keluarganya. namun juga wajar saja jika ia
sampai takut bahwa perbuatan-perbuatan keji yang dilakukan
anak-anaknya ini akan membuatnya kehilangan hak atas janji
itu, dan memutuskan tali penerusan kovenan itu. Perhatikan-
lah, jika dosa ada di dalam rumah, ada alasan untuk takut
ada kehancuran di ambang pintu. Orangtua yang lembut su-
dah melihat terlebih dahulu akibat-akibat buruk dari dosa
yang tidak ditakuti oleh anak-anak yang fasik. Orang akan
Kitab Kejadian 34:25-31
689
menyangka bahwa ini seharusnya membuat anak-anak Yakub
itu melunak, dan mereka seharusnya merendahkan diri di ha-
dapan ayah mereka yang baik itu dan memohon ampun ke-
padanya. namun , bukannya melakukan itu, mereka malah mem-
benarkan diri sendiri, dan memberinya jawaban yang kurang
ajar ini, mengapa adik kita diperlakukannya sebagai seorang pe-
rempuan sundal! Tidak, tidak boleh ia memperlakukan adik
kita seperti itu. namun , jika ia memperlakukannya demikian,
haruskah mereka menuntut balas sendiri? Tidak adakah hal
lain yang lebih kurang nilainya dibandingkan begitu banyaknya
nyawa dan hancurnya seluruh kota yang bisa menebus
sebuah pelanggaran yang dilakukan terhadap seorang gadis
yang bodoh? Dengan pertanyaan mereka, mereka secara tidak
langsung menghina ayah mereka, seolah-olah ia puas meneri-
ma kenyataan bahwa anak perempuannya diperlakukan seba-
gai seorang perempuan sundal. Perhatikanlah, orang-orang
yang selalu melakukan sesuatu secara berlebihan biasanya
menghina dan mencela orang-orang yang berusaha menjaga
keseimbangan. Orang-orang yang mengutuk kerasnya balas
dendam akan disalahmengerti, seolah-olah mereka menyetujui
dan membenarkan pelanggaran itu.
PASAL 35
Di dalam pasal ini kita mendapati tiga perjumpaan dan tiga penguburan.
I. Tiga perjumpaan antara Tuhan dan Yakub.
1. Tuhan memerintahkan Yakub untuk pergi ke Betel, dan
dalam menaati perintah itu, ia menyucikan rumahnya
dari berhala-berhala dan mempersiapkan diri untuk mela-
kukan perjalanan itu (ay. 1-5).
2. Yakub membangun mezbah di Betel untuk menghormati
Tuhan yang telah menampakkan diri kepadanya dan untuk
menepati nazarnya (ay. 6-7).
3. Tuhan menampakkan diri kepadanya lagi dan meneguhkan
perubahan namanya dan kovenan dengannya (ay. 9-13).
Yakub membuat pernyataan penuh syukur mengenai hal
itu (ay. 14-15).
II. Tiga penguburan.
1. Penguburan Debora (ay. 8).
2. Penguburan Rahel (ay. 16-20).
3. Penguburan Ishak (ay. 27-29). Di sini juga diceritakan
tentang hubungan badan sedarah oleh Ruben (ay. 22),
dan catatan tentang anak-anak lelaki Yakub (ay. 23-26).
Yakub Dipanggil ke Betel;
Perjalanan Yakub Menuju Betel
(35:1-5)
1 Tuhan berfirman kepada Yakub: Bersiaplah, pergilah ke Betel, tinggTuhan di
situ, dan buatlah di situ mezbah bagi Tuhan , yang telah menampakkan diri
kepadamu, saat engkau lari dari Esau, kakakmu. 2 Lalu berkatalah Yakub
kepada seisi rumahnya dan kepada semua orang yang bersama-sama dengan
dia: Jauhkanlah dewa-dewa asing yang ada di tengah-tengah kamu, tahir-
kanlah dirimu dan tukarlah pakaianmu. 3 Marilah kita bersiap dan pergi ke
692
Betel; aku akan membuat mezbah di situ bagi Tuhan , yang telah menjawab
aku pada masa kesesakanku dan yang telah menyertai aku di jalan yang
kutempuh. 4 Mereka menyerahkan kepada Yakub segala dewa asing yang
dipunyai mereka dan anting-anting yang ada pada telinga mereka, lalu Yakub
menanamnya di bawah pohon besar yang dekat Sikhem. 5 Sesudah itu be-
rangkatlah mereka. Dan kedahsyatan yang dari Tuhan meliputi kota-kota
sekeliling mereka, sehingga anak-anak Yakub tidak dikejar.
Di sini,
I. Tuhan mengingatkan Yakub akan nazarnya di Betel dan mengutus
dia ke sana untuk menjalankannya (ay. 1). Di masa kesesakan-
nya, Yakub telah berkata, Dan batu yang kudirikan sebagai tugu
ini akan menjadi rumah Tuhan (28:22). Tuhan telah melaksanakan
bagian-Nya dalam kesepakatan ini dan telah memberi Yakub lebih
dari sekadar roti untuk dimakan dan pakaian untuk dikenakan.
Yakub juga telah menerima harta benda dan memiliki dua
pasukan. Namun, sepertinya ia telah melupakan nazarnya atau
setidaknya terlampau lama menunda pelaksanaan nazar itu.
Sekarang sudah tujuh atau delapan tahun berlalu sejak ia tiba di
Kanaan. Ia telah membeli sebidang tanah di sana dan memba-
ngun mezbah sebagai peringatan akan penampakan Tuhan sebe-
lum itu kepadanya, saat Ia memberinya nama Israel (33:19-20).
Meskipun demikian, ia telah melupakan Betel. Perhatikanlah,
waktu mampu mengaburkan kepekaan kita terhadap rahmat dan
kesan-kesan yang ditimbulkannya atas kita. Memang tidak seha-
rusnya demikian, namun itulah yang terjadi. Tuhan telah menguji
Yakub melalui penderitaan berat yang menimpa keluarganya (ps.
34), untuk melihat apakah hal ini dapat mengingatkan dia kepada
nazarnya lalu menepatinya. Namun, ternyata hal ini tidak mem-
buahkan hasil. Oleh sebab itu Tuhan sendiri datang untuk meng-
ingatkan dia: Bersiaplah, pergilah ke Betel. Perhatikanlah,
1. Dengan berbagai cara Tuhan akan mengingatkan semua orang
yang dikasihi-Nya akan kewajiban-kewajiban mereka yang ter-
bengkalai, baik melalui hati nurani maupun tindakan peme-
liharaan-Nya.
2. jika kita telah menyampaikan nazar kepada Tuhan , alang-
kah baiknya jika kita tidak menunda pelaksanaannya (Pkh.
5:3). Namun, lebih baik terlambat dibandingkan tidak pernah. Tuhan
menyuruhnya pergi ke Betel dan tinggal di sana. Artinya, su-
paya ia tidak pergi seorang diri namun mengajak seluruh ke-
Kitab Kejadian 35:1-5
693
luarganya, supaya mereka juga dapat beribadah bersamanya.
Perhatikanlah, kita harus rindu diam di Betel, yakni rumah
Tuhan (Mzm. 27:4). Itulah seharusnya yang menjadi tempat
tinggal kita, bukan rumah kita. Tuhan tidak dengan jelas meng-
ingatkan dia pada nazarnya, namun pada kejadian itu: saat
engkau lari dari Esau. Perhatikanlah, saat teringat kepada pen-
deritaan yang lalu, orang seharusnya teringat juga bagaimana
jiwanya dibentuk di bawah penderitaan itu (Mzm. 66:13-14).
II. Yakub memerintahkan seisi rumahnya mempersiapkan diri bagi
upacara khidmat ini. Bukan saja bagi perjalanan dan kepindahan
itu, melainkan bagi ibadah yang akan dijalankan (ay. 2-3). Per-
hatikanlah,
1. Sebelum peraturan khidmat dijalankan, harus diadakan per-
siapan yang khidmat pula. Basuhlah, bersihkanlah dirimu, dan
marilah, baiklah kita berperkara (Yes. 1:16-18).
2. Para kepala keluarga harus memakai wibawa mereka un-
tuk meneguhkan agama dalam keluarga mereka. Bukan hanya
diri kita, melainkan seisi rumah kita juga harus melayani Tu-
han (Yos. 24:15). Amatilah perintah-perintah yang diberikan-
nya kepada seisi rumahnya, sama seperti Abraham (18:19).
(1) Mereka harus menjauhkan dewa-dewa asing. Dewa-dewa
asing di dalam keluarga Yakub! Ini memang sangat aneh!
Dapatkah keluarga seperti itu, yang sudah diajarkan penge-
tahuan mengenai Tuhan, membiarkan hal itu? Dapatkah
kepala keluarga, kepada siapa Tuhan telah menampakkan diri
dua kali dan bahkan lebih, berkomplot dengan para dewa?
Tak diragukan lagi bahwa inilah kelemahan yang dimiliki-
nya. Perhatikanlah, orang-orang yang baik sekalipun tidak
selalu dapat menjadikan orang-orang di sekelilingnya baik
seperti seharusnya. Bahkan keluarga-keluarga yang meme-
luk agama dan memiliki mezbah bagi Tuhan sekalipun, se-
ring kali mempunyai banyak kekurangan dan lebih banyak
dewa asing dibandingkan yang diperkirakan orang. Di dalam
keluarga Yakub, Rahel mempunyai terafim, yang dikhawa-
tirkan telah diperlakukannya dengan sikap takhayul. Para
tawanan dari Sikhem membawa serta dewa-dewa mereka,
dan boleh jadi anak-anak lelaki Yakub juga mengambil
694
beberapa berhala mereka bersama hasil jarahan mereka.
Dengan cara apa pun mereka memperolehnya, sekarang
mereka harus menjauhkan dewa-dewa asing itu.
(2) Mereka harus bersih dan menukar pakaian mereka. Mereka
harus memperhatikan ketertiban yang berlaku, dan men-
jaga penampilan sebaik mungkin. Tangan Simeon dan Lewi
berlumuran darah. Terutama mereka inilah yang harus
membersihkan diri dan menanggalkan pakaian mereka yang
begitu kotor itu. Semua ini hanyalah upacara yang menan-
dakan pemurnian dan pembaharuan hati. Apa artinya pakai-
an bersih dan baru tanpa hati yang bersih dan diperbaha-
rui? Menurut pengertian Dr. Lightfoot, dengan menahirkan
diri atau membasuh diri, Yakub memperbolehkan para peto-
bat baru yang berasal dari Sikhem dan Aram itu memasuki
agama yang dianutnya melalui baptisan, sebab upacara
penyunatan telah menjadi suatu hal yang menjijikkan.
3. Mereka harus pergi bersamanya ke Betel (ay. 3). Perhatikan-
lah, saat pergi ke rumah Tuhan , para kepala keluarga harus
membawa serta keluarga mereka juga.
III. Anggota keluarganya menyerahkan semua milik mereka yang ada
kaitannya dengan berhala atau takhayul (ay. 4). Mungkin, se-
andainya Yakub lebih awal meminta mereka melakukan hal itu,
mereka juga akan lebih awal berpisah dengan benda-benda itu
sebab disadarkan betapa sia-sianya menyimpan semua benda
itu. Perhatikanlah, adakalanya upaya pembaharuan ternyata lebih
mudah berhasil dibandingkan yang diperkirakan, dan orang tidak
begitu keras kepala seperti yang kita khawatirkan. Para hamba
Yakub dan bahkan pelayan-pelayan anggota keluarganya menye-
rahkan kepadanya semua dewa asing dan anting-anting yang
mereka kenakan, yang digunakan sebagai jimat maupun sebagai
penghormatan terhadap dewa-dewa mereka. Mereka rela berpisah
dengan semuanya. Perhatikanlah, pembaharuan tidak dapat
disebut tulus jika tidak bersifat menyeluruh. Kita berharap
mereka senang dan tidak enggan berpisah dengan benda-benda
itu, seperti yang dilakukan Efraim, saat Tuhan berkata, Apakah
lagi sangkut paut-Ku dengan berhala-berhala? (Hos. 14:9), atau se-
perti yang dikatakan orang-orang itu kepada berhala-berhala me-
reka, Keluar! (Yes. 30:22). Yakub memastikan agar benda-benda
Kitab Kejadian 35:6-15
695
itu dikubur, di suatu tempat yang boleh kita duga tidak diketahui
oleh mereka, supaya mereka tidak bisa menemukan dan meng-
ambilnya kembali. Perhatikanlah, kita harus terpisah sepenuhnya
dengan dosa-dosa kita seperti dengan orang-orang yang telah mati
dan dikuburkan jauh dari penglihatan kita. Kita harus membuang
dosa-dosa itu bagaikan kepada tikus dan kelelawar (Yes. 2:20).
IV. Tanpa menemui halangan, ia pindah dari Sikhem ke Betel (ay. 5).
Kedahsyatan yang dari Tuhan meliputi kota-kota sekeliling mereka.
Meskipun orang Kanaan sangat kesal terhadap putra-putra Yakub
sebab perlakuan mereka yang kejam terhadap orang-orang
Sikhem, mereka juga tertahan oleh kuasa ilahi sehingga tidak
mampu memanfaatkan kesempatan baik, yang sekarang datang
sendiri saat rombongan itu sedang melintas, untuk melampias-
kan dendam atas pertengkaran mereka itu. Perhatikanlah, jalan
kewajiban yaitu jalan keselamatan. Selama terdapat dosa di da-
lam rumah Yakub, ia takut terhadap para tetangganya. namun se-
kara