Tampilkan postingan dengan label Yosua Hakim Hakim Rut 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Yosua Hakim Hakim Rut 2. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 Januari 2025

Yosua Hakim Hakim Rut 2

 


i tangan yang melaluinya Ia memerintah dan bertindak. 

II. Mereka berdoasupaya  hadirat Allah menyertai Yosua (ay. 17): 

“Hanya, TUHAN, Allahmu, kiranya menyertai engkau, untuk mem-

berkatimu dan membuatmu beruntung, dan memberimu keber-

hasilan, seperti Ia menyertai Musa.” Doa dan permohonan harus 

dipanjatkan untuk semua pembesar (1Tim. 2:1-2). Dan hal terbaik 

yang bisa kita minta dari Allah untuk pemimpin-pemimpin kita 

yaitu supaya  hadirat Allah menyertai mereka. Ini akan membuat 

mereka menjadi berkat bagi kita, sehingga dengan memohonkan-

nya untuk mereka, kita memperhitungkan juga kepentingan kita 

sendiri. Di sini tersirat sebuah alasan mengapa mereka mau mema-

tuhinya seperti mereka telah mematuhi Musa. Yaitu sebab  mereka 

percaya, dan dalam iman berdoa bahwa hadirat Allah akan menyer-

tainya seperti hadirat itu telah menyertai Musa. Jika beralasan bagi 

kita untuk berpikir bahwa seseorang mendapat perkenanan dari 

Allah, maka ia harus mendapat penghormatan dan penghargaan 

dari kita. Sebagian penafsir memahaminya sebagai batasan dari 

kepatuhan mereka: “Kami akan patuh hanya sejauh kami melihat 

Tuhan menyertai engkau, namun  tidak lebih. Selama engkau tetap 

dekat dengan Allah, kami akan tetap dekat denganmu. Sampai di 

sini saja kepatuhan kami, tidak lebih.” namun  mereka sama sekali 

tidak curiga bahwa Yosua akan menyimpang dari aturan ilahi, 

hingga mereka tidak memerlukan syarat seperti itu. 

III. Mereka menetapkan hukuman mati bagi orang Israel yang tidak 

mematuhi peraturan-peraturan Yosua, atau menentang perintah-

nya (ay. 18). Mungkin seandainya hukum seperti itu sudah dibuat 

pada zaman Musa, itu akan mencegah banyak pemberontakan 

yang dibuat melawannya. Sebab kebanyakan orang lebih takut 

kepada pedang pemimpin daripada kepada keadilan Allah. Namun 

ada alasan khusus untuk membuat hukum ini saat   mereka 

sekarang memasuki peperangan Kanaan. Sebab pada masa-masa 

perang, tata tertib keprajuritan yang keras lebih diperlukan dari-

pada pada masa-masa lain. Sebagian penafsir berpendapat bahwa 

dalam ketetapan ini mereka mengarahkan pandangan pada hu-

kum tentang nabi yang akan dibangkitkan Allah seperti Musa. 

Menurut mereka, meskipun terutama merujuk pada Kristus, 

namun sosok nabi itu terwujud dalam diri Yosua sebagai perlam-

bang dari-Nya, sehingga siapa saja yang tidak mau mendengarkan 

dia akan dilenyapkan dari bangsanya. Dari padanya akan Kutun-

tut pertanggungjawaban (Ul. 18:19). 

IV. Mereka mendorong Yosua untuk melanjutkan dengan riang hati 

pekerjaan yang kepadanya Allah telah memanggilnya. Dan, dengan 

berkeinginansupaya  ia kuat dan teguh hati, mereka juga berjanji 

kepadanya bahwa mereka akan berbuat semampu mereka untuk 

mendorongnya, dengan melakukan semua perintahnya dengan te-

pat, berani, dan riang hati. Orang-orang yang memimpin dalam 

pekerjaan baik merasa sangat dibesarkan hatinya saat   melihat 

para pengikut mereka mengikuti dengan niat baik. Yosua, walau-

pun terbukti sebagai orang yang gagah berani, tidak menganggap-

nya sebagai penghinaan, melainkan sebagai kebaikan yang besar, 

bahwa rakyat memintanya untuk kuat dan teguh hati. 

 

  

 

PASAL  2  

alam pasal ini kita mendapati gambaran tentang para pengintai 

yang ditugaskan untuk membawa laporan kepada Yosua ten-

tang keadaan kota Yerikho. Amatilah di sini,  

I. Bagaimana Yosua mengirim mereka (ay. 1).  

II. Bagaimana Rahab menerima mereka, melindungi mereka, 

dan berbohong demi mereka (ay. 2-7),supaya  mereka lolos 

dari tangan musuh. 

III. Laporan yang diberikan Rahab kepada para pengintai tentang 

keadaan Yerikho sekarang, dan ketakutan yang melanda 

para penduduknya sebab  kedatangan Israel yang semakin 

dekat (ay. 8-11).  

IV. Tawaran yang diajukan Rahab kepada para pengintai untuk 

keselamatan dirinya sendiri dan saudara-saudaranya dari ke-

hancuran yang dilihatnya akan menimpa kotanya (ay. 12-21).  

V. Kembalinya para pengintai itu dengan selamat kepada Yosua, 

dan laporan yang mereka berikan kepadanya tentang perja-

lanan mereka (ay. 22-24). Apa yang membuat cerita ini sa-

ngat luar biasa yaitu  bahwa Rahab, tokoh utama yang ter-

libat di dalamnya, dua kali dipuji dalam Perjanjian Baru 

sebagai orang percaya yang hebat (Ibr. 11:31), dan sebagai 

orang yang imannya teruji melalui perbuatan-perbuatan baik 

(Yak. 2:25). 

Dua Pengintai dan Rahab 

(2:1-7)  

1 Yosua bin Nun dengan diam-diam melepas dari Sitim dua orang pengintai, 

katanya: “Pergilah, amat-amatilah negeri itu dan kota Yerikho.” Maka pergi-

lah mereka dan sampailah mereka ke rumah seorang perempuan sundal, 

yang bernama Rahab, lalu tidur di situ. 2 lalu  diberitahukanlah kepada 

raja Yerikho, demikian: “Tadi malam ada orang datang ke mari dari orang 

Israel untuk menyelidik negeri ini.” 3 Maka raja Yerikho menyuruh orang 

kepada Rahab, mengatakan: “Bawalah ke luar orang-orang yang datang ke-

padamu itu, yang telah masuk ke dalam rumahmu, sebab mereka datang 

untuk menyelidik seluruh negeri ini.” 4 namun  perempuan itu telah membawa 

dan menyembunyikan kedua orang itu. Berkatalah ia: “Memang, orang-orang 

itu telah datang kepadaku, namun  aku tidak tahu dari mana mereka, 5 dan 

saat   pintu gerbang hendak ditutup menjelang malam, maka keluarlah 

orang-orang itu; aku tidak tahu, ke mana orang-orang itu pergi. Segeralah 

kejar mereka, tentulah kamu dapat menyusul mereka.” 6 namun  perempuan 

itu telah menyuruh keduanya naik ke sotoh rumah dan menyembunyikan 

mereka di bawah timbunan batang rami, yang ditebarkan di atas sotoh itu.  

7 Maka pergilah orang-orang itu, mengejar mereka ke arah sungai Yordan, ke 

tempat-tempat penyeberangan, dan ditutuplah pintu gerbang, segera sesu-

dah pengejar-pengejar itu keluar.     

Dalam ayat-ayat ini kita mendapati, 

I. Kebijaksanaan Yosua, dalam mengirim para pengintai untuk 

mengamat-amati jalan masuk yang penting ini, yang kemung-

kinan akan menjadi bahan perselisihan saat   orang Israel masuk 

ke Kanaan (ay. 1). Pergilah, amat-amatilah negeri itu dan kota 

Yerikho. Sebelumnya Musa sudah mengirim para pengintai (Bil. 

13), dan Yosua sendiri salah satunya, dan ternyata tindakan 

Musa itu berakibat buruk. Namun demikian, Yosua sekarang me-

ngirim para pengintai juga, bukan seperti para pengintai sebelum-

nya, untuk menyelidiki seluruh negeri, melainkan kota Yerikho 

saja. Bukan untuk membawa laporan kepada seluruh umat, me-

lainkan kepada Yosua saja, yang, seperti seorang panglima yang 

waspada, terus-menurus mengusahakan kebaikan umum. Yosua 

secara khusus berhati-hati untuk mengambil langkah pertama 

dengan baik,supaya  tidak tersandung pada awal pekerjaan. Tidak 

pantas kalau Yosua harus mengambil risiko menyeberangi sungai 

Yordan, untuk membuat pengamatan-pengamatan incognito – 

dengan jalan menyamar. namun  ia mengirim dua orang, yaitu dua 

pemuda, menurut terjemahan Septuaginta, untuk mengamat-

amati negeri itu,supaya  dari laporan mereka, ia dapat mengambil 

langkah-langkah untuk menyerang Yerikho. Cermatilah,  

1. Tidak ada jalan lain, orang-orang besar harus melihat melalui 

mata orang lain. Oleh sebab  itu, sangat penting bagi mereka 

untuk berhati-hati dalam memilih orang-orang yang mereka 

Kitab Yosua 2:1-7 

 31

pekerjakan, sebab begitu banyak hal sering kali bergantung 

pada kesetiaan orang-orang itu.  

2. Kepercayaan pada janji Allah tidak boleh menggantikan, namun  

harus mendorong ketekunan kita dalam menggunakan sa-

rana-sarana yang tepat. Yosua yakin bahwa Allah menyertai-

nya, dan sekalipun begitu ia mengirim orang-orang untuk men-

dahuluinya. Kita tidak mempercayai Allah, namun  justru men-

cobai-Nya, jika harapan-harapan kita mengendorkan usaha-

usaha kita.  

3. Lihatlah betapa siapnya orang-orang ini untuk pergi melaksa-

nakan tugas yang berbahaya ini. Meskipun mereka memper-

taruhkan nyawa, namun mereka memberanikan diri untuk 

pergi. Mereka melakukannya dalam kepatuhan kepada Yosua 

panglima mereka, dalam semangat untuk melayani laskar-

laskar Israel yang berkemah, dan dalam kebergantungan pada 

kuasa Allah yang, sebagai penjaga Israel secara umum, meru-

pakan pelindung dari setiap orang Israel di jalan kewajibannya. 

II. Penyelenggaraan Allah mengarahkan para pengintai itu ke rumah 

Rahab. Bagaimana mereka menyeberangi sungai Yordan, kita 

tidak diberi tahu. namun  sampailah mereka di Yerikho, yang ber-

jarak sekitar sebelas atau dua belas kilometer dari sungai itu. Di 

sana, saat   sedang mencari penginapan yang nyaman, mereka 

diarahkan ke rumah Rahab, yang di sini disebut perempuan sun-

dal, seorang perempuan yang dulu terkenal dengan keburukan-

nya. Cela dari keburukannya itu melekat pada namanya, meski-

pun belakangan ini ia sudah bertobat dan diperbaharui. Simon si 

kusta (Mat. 26:6), meskipun sudah ditahirkan dari kustanya, 

menanggung cela dari penyakit itu dalam namanya seumur hidup-

nya. Demikian pula dengan Rahab si perempuan sundal. Rahab 

disebut demikian dalam Perjanjian Baru, di mana baik iman mau-

pun perbuatan-perbuatan baiknya dipuji, untuk mengajar kita,  

1. Bahwa besarnya dosa bukanlah penghalang bagi belas kasih 

yang mengampuni, jika dosa-dosa itu benar-benar ditinggal-

kan pada akhirnya. Kita membaca tentang pemungut-pemu-

ngut cukai dan perempuan-perempuan sundal yang masuk ke 

dalam kerajaan Mesias, dan disambut ke dalam seluruh kum-

pulan orang yang mendapat hak istimewa dalam kerajaan itu 

(Mat. 21:31).  


 32

2. Bahwa ada banyak orang yang sangat fasik dan keji sebelum 

pertobatan mereka, dan sekalipun begitu sesudahnya menjadi 

sangat terkemuka dalam iman dan kekudusan.  

3. Bahkan orang-orang yang dengan anugerah telah bertobat dari 

dosa-dosa di masa muda mereka, harus siap untuk menang-

gung cela dari dosa-dosa itu. saat   mereka mendengar ten-

tang kesalahan-kesalahan mereka yang dulu, mereka harus 

memperbaharui pertobatan mereka. Dan, sebagai bukti dari 

pertobatan itu, mereka harus mendengarnya dengan sabar. 

Israel milik Allah, sejauh yang tampak, hanya memiliki  satu 

teman, hanya memiliki  satu pendukung di seluruh Yerikho, 

dan itu yaitu  Rahab si perempuan sundal. Allah sering kali 

memenuhi tujuan-tujuan-Nya dan kepentingan-kepentingan 

jemaat-Nya melalui orang-orang yang berbeda akhlak dan 

perilakunya. Seandainya para pengintai ini pergi ke rumah lain 

selain rumah ini, maka mereka pasti akan dikhianati dan 

dihukum mati tanpa ampun. namun  Allah tahu di mana mere-

ka memiliki  teman yang akan setia kepada mereka, meski-

pun mereka tidak mengetahuinya, dan mengarahkan mereka 

ke sana. Demikianlah, apa yang bagi kita tampaknya hanya 

kebetulan dan tidak disengaja, sering kali dipakai oleh penye-

lenggaraan ilahi untuk memenuhi tujuan-tujuan agungnya. 

Orang-orang yang mengakui Allah dengan setia dalam tingkah 

laku mereka, akan dibimbing-Nya dengan mata-Nya (lihat Yer. 

36:19, 26). 

III. Kesalehan Rahab dalam menerima dan melindungi orang-orang 

Israel ini. Orang yang rumahnya terbuka untuk umum menyam-

but semua yang datang, dan berpikir bahwa mereka harus bersi-

kap ramah terhadap tamu-tamu mereka. namun  Rahab menunjuk-

kan kepada tamu-tamunya apa yang lebih daripada keramah-

tamahan biasa, dan bertindak berdasar  suatu dasar pegangan 

yang tidak biasa. sebab  imanlah ia menerima dengan damai 

orang-orang yang kepada mereka raja dan negerinya telah menya-

takan perang (Ibr. 11:31).  

1. Rahab menyambut mereka ke dalam rumahnya. Mereka ber-

malam di sana, meskipun tampak dari apa yang dikatakannya 

kepada mereka (ay. 9) bahwa ia tahu dari mana mereka datang 

maupun apa urusan mereka.  

Kitab Yosua 2:1-7 

 33

2. sebab  sadar bahwa ada orang yang melihat orang-orang 

Israel masuk ke kota itu, dan bahwa hal itu menjadi masalah, 

Rahab menyembunyikan mereka di atap rumah, yang datar, 

dan menutupi mereka di bawah timbunan batang rami (ay. 6). 

Dengan begitu, jika petugas-petugas sampai datang ke sana 

untuk mencari mereka, mereka bisa berbaring di sana tanpa 

diketahui. Melalui timbunan batang rami ini, yang sudah 

ditebarkannya sendiri di atas atap untuk mengeringkannya di 

bawah sinar matahari,supaya  bisa ditumbuk dan dipersiap-

kan untuk roda, tampak bahwa ia memiliki  salah satu 

tabiat baik dari istri yang bajik, sekalipun ia mungkin 

kekurangan dalam tabiat-tabiat lain. Yaitu bahwa ia mencari 

bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya 

(Ams. 31:13). Dari contoh tentang ketekunannya yang penuh 

kejujuran ini, orang akan berharap bahwa, apa pun ia di masa 

lalu, sekarang ia bukanlah seorang perempuan sundal.  

3. saat   Rahab ditanyai tentang para pengintai itu, ia menyang-

kal bahwa mereka ada di rumahnya. Ia memperdaya para 

petugas yang mendapat perintah untuk mencari mereka, dan 

dengan demikian menyelamatkan mereka. Tidak heran bahwa 

raja Yerikho mengirim orang untuk mencari mereka (ay. 2-3). 

Beralasan bagi sang raja untuk takut jika  musuh sudah 

ada di ambang pintu, dan ketakutan membuatnya curiga dan 

cemburu pada semua orang asing. Beralasan baginya untuk 

menuntut Rahabsupaya  membawa ke luar orang-orang itu 

untuk ditindak sebagai pengintai. namun  Rahab tidak hanya 

menyangkal bahwa ia mengenal mereka, atau mengetahui di 

mana mereka berada, namun  juga,supaya  mereka tidak dicari-

cari lagi di dalam kota, ia memberi tahu para pengejar itu 

bahwa mereka sudah pergi, dan masih dapat disusul (ay. 4-5). 

Nah,  

(1) Kita yakin bahwa ini yaitu  perbuatan baik. Perbuatan itu 

dipuji oleh rasul Yakobus (Yak. 2:25), di mana Rahab dika-

takan dibenarkan sebab  perbuatan-perbuatannya. Per-

buatan ini disebutkan secara khusus, bahwa ia menyem-

bunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, 

lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain. Dan ia 

melakukannya sebab  iman, iman yang begitu rupa hingga 

membuatnya tidak lagi takut terhadap manusia, bahkan 


 34

terhadap murka raja. Ia percaya, dari kabar yang sudah 

didengarnya tentang keajaiban-keajaiban yang dikerjakan 

untuk Israel, bahwa Allah mereka yaitu  satu-satunya 

Allah yang benar. Dan bahwa sebab  itu rancangan mereka 

yang dinyatakan terhadap Kanaan tidak diragukan lagi akan 

terlaksana. Dan dalam iman ini ia berpihak pada mereka, 

melindungi mereka, dan berusaha  untuk mendapatkan per-

kenanan mereka. Seandainya ia berkata, “Aku percaya bah-

wa Allah yaitu  milikmu dan Kanaan yaitu  milikmu, namun  

aku tidak berani membantumu,” maka imannya mati dan 

tidak bekerja, dan tidak akan membenarkannya. namun  de-

ngan ini tampak bahwa imannya hidup dan menyala-nyala, 

yaitu bahwa ia menghadapkan dirinya sendiri pada bahaya 

yang sangat besar, bahkan bahaya terancam nyawa, dalam 

ketaatan pada imannya. Perhatikanlah, orang-orang percaya 

yang sejati hanyalah mereka yang bersedia untuk memper-

taruhkan nyawa bagi Allah. Dan orang-orang yang dengan 

iman menerima Tuhan sebagai Allah mereka, menerima 

umat-Nya sebagai umat mereka, dan berbagi nasib dengan 

mereka. Orang-orang yang memiliki  Allah sebagai tem-

pat perlindungan dan persembunyian mereka, haruslah 

memberikan kesaksian atas rasa syukur mereka dengan 

bersedia menaungi umat-Nya saat   diperlukan. Biarkanlah 

orang-orang yang terbuang menumpang padamu (Yes. 16:3-

4). Kita harus senang saat   mendapat kesempatan untuk 

memberikan kesaksian tentang ketulusan dan semangat 

kasih kita kepada Allah, melalui pekerjaan-pekerjaan yang 

berbahaya untuk umat-Nya dan kerajaan-Nya di antara 

manusia. Akan namun ,  

(2) Di dalam perbuatannya itu ada sesuatu yang tidak mudah 

untuk dibenarkan, namun  harus dibenarkan. Sebab kalau 

tidak, perbuatannya itu tidak mungkin merupakan suatu 

perbuatan baik hingga dapat membenarkannya.  

[1] Jelas bahwa Rahab mengkhianati negerinya dengan me-

nyembunyikan musuh-musuhnya, dan dengan mem-

bantu orang-orang yang merancangkan kehancurannya. 

Tindakannya ini bertentangan dengan kesetiaannya ter-

hadap rajanya dan rasa cinta serta kewajibannya terha-

dap masyarakat di mana ia merupakan anggotanya. 

Kitab Yosua 2:1-7 

 35

namun  apa yang membenarkannya dalam hal ini yaitu  

bahwa ia tahu, bahwa TUHAN telah memberikan negeri 

ini kepada Israel (ay. 9). Ia mengetahuinya melalui muji-

zat-mujizat yang tak terbantahkan, yang telah dikerja-

kan Allah untuk mereka, yang meneguhkan pemberian 

itu. Kewajiban-kewajibannya kepada Allah lebih tinggi 

nilainya daripada kewajiban-kewajibannya kepada siapa 

pun. Jika ia tahu bahwa Allah telah memberikan negeri 

ini kepada mereka, maka pasti berdosalah ia jika  ia 

bergabung dengan orang-orang yang menghalangi mere-

ka untuk memilikinya. namun , sebab  tidak ada pem-

berian tanah seperti itu kepada bangsa mana pun yang 

dapat dibuktikan sekarang, maka perbuatan-perbuatan 

yang mengkhianati kesejahteraan umum seperti itu 

tidak dapat dibenarkan sama sekali.  

[2] Jelas bahwa ia menipu para petugas yang memeriksa-

nya dengan menyampaian suatu kebohongan, yaitu 

bahwa ia tidak tahu dari mana orang-orang itu berasal, 

bahwa mereka sudah pergi, dan bahwa ia tidak tahu ke 

mana mereka pergi. Apa yang harus kita katakan ten-

tang hal ini? Seandainya ia mengatakan yang sebenar-

nya atau diam saja, ia akan mengkhianati para pengin-

tai itu, dan ini pasti akan menjadi dosa besar. Dan tidak 

tampak bahwa ia memiliki  cara lain untuk menyem-

bunyikan mereka selain dengan memberikan petunjuk 

yang bertentangan dengan kenyataan ini kepada para 

petugas, untuk mengejar mereka ke arah lain. Dan 

kalau petugas-petugas itu mau membiarkan diri mereka 

tertipu olehnya, biarlah mereka tertipu. Tak seorang 

pun akan menyalahkan diri mereka sendiri, atau te-

man-teman mereka, atas apa yang mereka ketahui se-

bagai kebajikan, meskipun sesudahnya diketahui seba-

gai kejahatan. Perkara ini sepenuhnya luar biasa, dan 

sebab  itu tidak dapat diambil sebagai dasar untuk me-

lakukan kejahatan. Dan apa yang dapat dibenarkan di 

sini, sama sekali tidak akan diperbolehkan dalam ke-

adaan biasa. Rahab tahu, melalui apa yang sudah dila-

kukan di seberang sungai Yordan, bahwa orang Kanaan 

tidak boleh diberi belas kasihan. Dari situ ia menyim-


 36

pulkan bahwa, jika mereka tidak boleh dikasihani, 

maka kebenaran pun tidak harus diberitahukan. 

Orang-orang yang boleh dihancurkan, boleh ditipu. Na-

mun para ahli agama pada umumnya memandang bah-

wa tindakan itu yaitu  dosa. Bahwa, sekalipun kelong-

garan ini diterima, sebagai orang Kanaan ia tidak men-

dapat pengajaran yang baik tentang kejahatan ber-

bohong. namun  Allah menerima imannya dan mengam-

puni kelemahannya. Bagaimanapun duduk perkaranya 

di sini, kita yakin bahwa sudah menjadi kewajiban kita 

untuk berbicara jujur kepada setiap orang dan sesama 

kita, untuk takut dan membenci kebohongan, dan tidak 

pernah berbuat yang jahat, kejahatan itu,supaya  yang 

baik timbul dari padanya (Rm. 3:8). namun  Allah mene-

rima apa yang diniatkan dengan tulus dan jujur, meski-

pun itu bercampur dengan kelemahan dan kebodohan. 

Dan Allah tidak terlalu keras dalam menandai kesalah-

an yang kita lakukan. Ada sebagian penafsir yang ber-

pendapat bahwa kebohongan seperti yang dilakukan 

Rahab juga diperbuat sebagian orang. 

Dua Pengintai dan Rahab  

(2:8-21) 

8 namun  sebelum kedua orang itu tidur, naiklah perempuan itu mendapatkan 

mereka di atas sotoh 9 dan berkata kepada orang-orang itu: “Aku tahu, 

bahwa TUHAN telah memberikan negeri ini kepada kamu dan bahwa kengeri-

an terhadap kamu telah menghinggapi kami dan segala penduduk negeri ini 

gemetar menghadapi kamu. 10 Sebab kami mendengar, bahwa TUHAN telah 

mengeringkan air Laut Teberau di depan kamu, saat   kamu berjalan keluar 

dari Mesir, dan apa yang kamu lakukan kepada kedua raja orang Amori yang 

di seberang sungai Yordan itu, yakni kepada Sihon dan Og, yang telah kamu 

tumpas. 11 saat   kami mendengar itu, tawarlah hati kami dan jatuhlah 

semangat setiap orang menghadapi kamu, sebab TUHAN, Allahmu, ialah 

Allah di langit di atas dan di bumi di bawah. 12 Maka sekarang, bersumpah-

lah kiranya demi TUHAN, bahwa sebab  aku telah berlaku ramah terhadap-

mu, kamu juga akan berlaku ramah terhadap kaum keluargaku; dan beri-

kanlah kepadaku suatu tanda yang dapat dipercaya, 13 bahwa kamu akan 

membiarkan hidup ayah dan iartikel , saudara-saudaraku yang laki-laki dan 

yang perempuan dan semua orang-orang mereka dan bahwa kamu akan 

menyelamatkan nyawa kami dari maut.” 14 Lalu jawab kedua orang itu 

kepadanya: “Nyawa kamilah jaminan bagi kamu, asal jangan kaukabarkan 

perkara kami ini; jika  TUHAN nanti memberikan negeri ini kepada kami, 

maka kami akan menunjukkan terima kasih dan setia kami kepadamu.”  

15 lalu  perempuan itu menurunkan mereka dengan tali melalui jendela,

Kitab Yosua 2:8-21 

 37

sebab rumahnya itu letaknya pada tembok kota, jadi pada tembok itulah ia 

diam. 16 Berkatalah ia kepada mereka: “Pergilah ke pegunungan,supaya  

pengejar-pengejar itu jangan menemui kamu, dan bersembunyilah di sana 

tiga hari lamanya, sampai pengejar-pengejar itu pulang; lalu  bolehlah 

kamu melanjutkan perjalananmu.” 17 Kedua orang itu berkata kepadanya: 

“Kami akan bebas dari sumpah kami ini kepadamu, yang telah kausuruh 

kami ikrarkan – 18 sesungguhnya, jika  kami memasuki negeri ini, harus-

lah tali dari benang kirmizi ini kauikatkan pada jendela tempat engkau me-

nurunkan kami, dan ayahmu serta ibumu, saudara-saudaramu serta seluruh 

kaum keluargamu kaukumpulkan di rumahmu. 19 Setiap orang yang keluar 

nanti dari pintu rumahmu, harus sendiri menanggung akibatnya, kalau 

darahnya tertumpah, dan kami tidak bersalah; namun  siapa pun juga yang 

ada di dalam rumahmu, jika ada orang yang menciderainya, kamilah yang 

menanggung akibat pertumpahan darahnya. 20 namun  jika engkau mengabar-

kan perkara kami ini, maka bebaslah kami dari sumpah kepadamu itu, yang 

telah kausuruh kami ikrarkan.” 21 Perempuan itu pun berkata: “Seperti yang 

telah kamu katakan, demikianlah akan terjadi.” Sesudah itu dilepasnyalah 

orang-orang itu pergi, maka berangkatlah mereka. lalu  perempuan itu 

mengikatkan tali kirmizi itu pada jendela. 

Disepakatilah antara Rahab dan para pengintai mengenai bantuan 

yang akan dilakukannya untuk mereka, dan balas budi yang akan 

mereka tunjukkan kepadanya nanti. Ia menyelamatkan mereka de-

ngan syarat mereka harus menyelamatkannya. 

I. Rahab memberi mereka, dan melalui mereka mengirimkan kepada 

Yosua dan Israel, dorongan semangat sebesar-besarnyasupaya  

mereka maju menyerbu Kanaan. Inilah tujuan kedatangan mere-

ka, dan kedatangan mereka itu terbayar. sesudah  membuat para 

petugas negeri Kanaan itu pergi, ia mendatangi para pengintai ke 

sotoh rumah tempat mereka bersembunyi. Ia mungkin mendapati 

mereka agak cemas akan bahaya yang mengintai mereka dari 

petugas-petugas itu, dan masih belum pulih dari ketakutan itu. 

namun  ia memiliki  sesuatu untuk dikatakan kepada mereka, 

yang sungguh menghibur hati. 

1. Rahab memberi tahu mereka bahwa kabar tentang perkara-

perkara besar yang telah dilakukan Allah bagi mereka telah 

sampai ke Yerikho (ay. 10). Penduduk Yerikho mendapat lapor-

an tentang kemenangan-kemenangan yang belum lama ini me-

reka peroleh atas orang Amori di negeri tetangga, di seberang 

sungai Yordan. Dan bukan hanya itu, pembebasan mereka 

yang ajaib dari Mesir, dan perjalanan mereka melintasi Laut 

Merah, yang jauh sekali, yang terjadi empat puluh tahun lalu, 

masih diingat dan terus dipercakapkan orang di Yerikho. 


 38

Semua orang sungguh takjub. Demikianlah Yosua ini dan 

teman-temannya yaitu  orang-orang yang membuat takjub (Za. 

3:8, KJV). Lihatlah bagaimana Allah menjadikan perbuatan-per-

buatan-Nya yang ajaib sebagai peringatan, terus diingat (Mzm. 

111:4), sehingga kekuatan perbuatan-perbuatan-Nya yang dah-

syat akan diumumkan orang (Mzm. 145:6).  

2. Rahab memberi tahu mereka kesan-kesan apa yang ditimbul-

kan dari kabar tentang hal-hal ini terhadap orang Kanaan: 

Kengerian terhadap kamu telah menghinggapi kami (ay. 9). 

Tawarlah hati kami (ay. 11). Jika rumahnya terbuka untuk 

umum, maka hal ini akan memberinya kesempatan untuk 

memahami perasaan berbagai orang dan pelancong dari belah-

an-belahan negeri lain, sehingga mereka tidak dapat mengeta-

hui hal ini dengan lebih baik daripada melalui pemberitahuan-

nya; akan sangat berguna bagi Yosua dan Israel untuk mengeta-

huinya. Orang Israel yang paling pengecut sekalipun akan 

dibuat berani saat   mendengar bagaimana musuh-musuh me-

reka berkecil hati. Dan mudah untuk menyimpulkan bahwa 

orang-orang yang sekarang gemetar di hadapan mereka, tak 

pelak lagi akan jatuh di hadapan mereka. Terutama sebab  itu 

merupakan penggenapan dari janji yang telah dibuat Allah 

kepada mereka, bahwa Ia akan membuat seluruh negeri ini 

menjadi gemetar dan takut kepada mereka (Ul. 11:25). Dengan 

demikian, itu akan menjadi tanda dari penggenapan semua 

janji lain yang telah dibuat Allah kepada mereka. Janganlah 

orang yang gagah berani memegahkan keberaniannya, dan 

juga orang yang kuat memegahkan kekuatannya. Sebab Allah 

dapat melemahkan baik pikiran maupun tubuh. Janganlah 

Israel milik Allah takut terhadap musuh-musuh mereka yang 

gagah perkasa. Sebab Allah mereka dapat, jika Ia berkehen-

dak, membuat musuh-musuh mereka yang gagah itu takut 

kepada mereka. Janganlah ada yang coba-coba mengeraskan 

hati melawan Allah dan menyangka akan berhasil. Sebab Ia 

yang menjadikan jiwa manusia sanggup menusuk jiwa itu 

dengan pedang kedahsyatan-Nya kapan saja.  

3. Rahab dalam kesempatan ini membuat pengakuan imannya 

kepada Allah dan kepada janji-Nya. Dan mungkin iman sebe-

sar ini tidak pernah dijumpai bila dilihat dari segala segi, pada 

Kitab Yosua 2:8-21 

 39

seorang pun di antara orang Israel, seperti pada perempuan 

Kanaan ini.  

(1) Yang percaya akan kuasa dan pemerintahan Allah atas 

seluruh dunia (ay. 11): “Yehova Allahmu, yang kamu sem-

bah dan kepada-Nya kamu berseru itu, jauh mengatasi 

segala allah. Ia sungguh satu-satunya Allah yang benar. 

Sebab Dialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah, 

dan disembah oleh semua penghuni langit maupun bumi.” 

Ada jarak yang jauh antara langit dan bumi, namun kedua-

nya sama-sama berada di bawah pengawasan dan pemerin-

tahan Yehova yang agung. Langit tidak berada di atas kua-

sa-Nya, tidak pula bumi luput dari pengawasan-Nya.  

(2) Rahab percaya akan janji-Nya kepada umat-Nya Israel (ay. 

9): Aku tahu, bahwa TUHAN telah memberikan negeri ini 

kepada kamu. Raja Yerikho telah mendengar sebanyak 

yang didengar Rahab tentang perkara-perkara besar yang 

dilakukan Allah untuk Israel. Namun demikian, sang raja 

tidak sampai pada pikiran bahwa Tuhan telah memberikan 

negeri ini kepada mereka. Malah sebaliknya, ia bertekad 

untuk mempertahankan negerinya melawan bangsa Israel 

sampai titik darah penghabisan. Sebab, sarana-sarana 

yang paling ampuh untuk meyakinkan sekalipun tidak 

akan berhasil dengan sendirinya tanpa anugerah ilahi. 

Oleh anugerah itulah Rahab si perempuan sundal berbi-

cara tentang kebenaran dari janji yang dibuat kepada para 

bapak leluhur Israel dengan lebih yakin daripada semua 

tua-tua Israel. Padahal Rahab hanya mendengar tentang 

keajaiban-keajaiban yang telah dikerjakan Allah, sementara 

tua-tua Israel yaitu  para saksi mata dari keajaiban-ke-

ajaiban itu. Banyak dari mereka binasa sebab  ketidakper-

cayaan pada janji ini. Berbahagialah mereka yang tidak 

melihat, namun percaya. Demikianlah yang dilakukan Ra-

hab. Hai ibu, besar imanmu! 

II.  Rahab juga memohon para pengintai berjanji untuk melindungi 

dia dan saudara-saudaranya,supaya  mereka tidak turut binasa 

dalam kehancuran Yerikho (ay. 12-13). Nah,  


 40

1. Ini yaitu  bukti dari ketulusan dan kekuatan imannya me-

nyangkut perubahan besar yang akan menimpa negerinya, 

sehingga ia sangat berhasrat untuk memiliki  kepentingan 

dengan orang Israel, dan berusaha  mendapatkan kebaikan 

hati mereka. Ia sudah dapat melihat kekalahan negerinya 

sebelum hal itu terjadi, dan ia percaya akan hal itu, sehingga 

memohon belas kasih para penakluknya. Demikian pula Nuh, 

dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan 

keluarganya, dan menghukum dunia (Ibr. 11:7). Orang yang 

benar-benar mempercayai wahyu ilahi tentang kehancuran 

para pendosa, dan tentang diberikannya tanah sorgawi kepada 

Israel milik Allah, akan bertekunsupaya  luput dari murka 

yang akan datang dan menggenggam hidup yang kekal. Mere-

ka akan melakukannya dengan menggabungkan diri kepada 

Allah dan umat-Nya.  

2. Persiapan diri yang dibuat Rahab untuk keselamatan saudara-

saudaranya, serta dirinya sendiri, merupakan contoh perasaan 

kasih alami yang patut dipuji. Tindakannya ini mengajarkan 

kita untuk berbuat serupa semampu kita bagi keselamatan 

jiwa orang-orang yang kita sayangi,supaya  bersama-sama kita 

ikut membawa mereka ke dalam ikatan kovenan dengan Allah. 

Tidak disebutkan tentang suami dan anak-anak Rahab, 

melainkan hanya orangtuanya, dan saudara-saudaranya yang 

laki-laki dan perempuan. Meskipun ia sendiri seorang pengu-

rus rumah, ia tetap peduli terhadap mereka sebagaimana mes-

tinya.  

3. Permintaannyasupaya  para pengintai bersumpah kepadanya 

demi Yehovah yaitu  bukti pengenalannya akan satu-satunya 

Allah yang benar. Ini menunjukkan imannya kepada Allah dan 

ibadahnya kepada Dia, dan salah satu tindakannya yaitu  

bersumpah demi nama-Nya.  

4. Permohonannya sangat wajar dan masuk akal, bahwa, sebab  

ia telah melindungi mereka, maka mereka harus melindungi-

nya. Dan sebab  kebaikannya kepada mereka meluas kepada 

bangsa mereka, yang untuknya mereka sedang berunding 

sekarang, maka kebaikan mereka kepadanya haruslah menca-

kup semua kaum keluarganya. Itu yaitu  hal terkecil yang 

dapat mereka lakukan untuk seseorang yang telah menyela-

matkan hidup mereka dengan mempertaruhkan nyawanya 

Kitab Yosua 2:8-21 

 41

sendiri. Perhatikanlah, orang yang menunjukkan belas kasih-

an dapat berharap akan mendapat belas kasihan. Cermatilah, 

Rahab tidak menuntut suatu penghargaan berupa imbalan 

atas kebaikannya kepada mereka, meskipun mereka begitu 

bergantung pada kemurahan hatinya hingga ia bisa saja 

mengajukan syarat-syaratnya sendiri. namun  ia hanya memin-

ta keselamatan hidupnya, yang merupakan anugerah yang 

istimewa di tengah kehancuran yang akan menimpa semua 

orang. Demikianlah Allah berjanji kepada Ebed-Melekh, seba-

gai balasan atas kebaikannya kepada Yeremia, bahwa pada 

masa-masa terburuk nyawanya akan menjadi jarahan baginya 

(Yer. 39:18). Walaupun begitu, di lalu  hari Rahab ini 

ditinggikan sebagai seorang ratu di Israel, menjadi istri Raja 

Salmon, dan salah seorang nenek moyang Kristus (Mat. 1:5). 

Orang-orang yang setia melayani Kristus dan menderita un-

tuk-Nya, tidak hanya akan dilindungi-Nya, namun  juga akan 

diangkat-Nya. Dan Ia akan melakukan untuk mereka lebih 

daripada yang dapat mereka minta atau pikirkan. 

III. Para pengintai itu berjanji dengan sungguh-sungguh kepada 

Rahab untuk melindunginya dari kehancuran yang akan menim-

pa semua orang di Kanaan (ay. 14): “Nyawa kamilah jaminan bagi 

kamu. Kami akan menjaga nyawamu seperti kami menjaga nyawa 

kami sendiri. Kami sendiri akan terluka jika salah seorang dari 

kalian terluka.” Bahkan, mereka menyatakan penghakiman-

penghakiman Allah atas diri mereka sendiri kalau mereka sampai 

melanggar janji mereka kepadanya. Rahab telah menggadaikan 

nyawanya untuk nyawa mereka, dan sekarang sebagai balasan-

nya mereka menggadaikan nyawa mereka untuk nyawa Rahab. 

Sebagai orang yang bekerja demi kepentingan umum, dengan 

nyawa mereka itu, mereka menggadaikan kepercayaan rakyat dan 

kehormatan bangsa mereka. Sebab mereka jelas-jelas melibatkan 

kepentingan seluruh Israel dalam kata-kata itu, jika  TUHAN 

nanti memberikan negeri ini kepada kami. Yang berarti bukan 

hanya mereka sendiri, melainkan juga seluruh bangsa yang meng-

utus mereka. Tidak diragukan lagi, mereka tahu betul bahwa 

mereka memiliki wewenang untuk berunding dengan Rahab me-

ngenai masalah ini, dan yakin bahwa Yosua akan menyetujui apa 

yang mereka lakukan. Sebab jika tidak, mereka tidak bertindak 


 42

dengan jujur. Hukum umum menyatakan bahwa mereka tidak 

boleh mengadakan kovenan dengan orang Kanaan (Ul. 7:2). namun  

itu tidak melarang mereka untuk membawa satu orang tertentu 

ke dalam perlindungan mereka, yang dengan sepenuh hati ber-

pihak pada kepentingan-kepentingan mereka dan telah melaku-

kan kebaikan yang nyata kepada mereka. Hukum terima kasih 

yaitu  salah satu hukum alam. Sekarang amatilah di sini,  

1. Janji-janji yang mereka buat untuk Rahab. Secara umum, 

“Kami akan menunjukkan terima kasih dan setia kami ke-

padamu (ay. 14). Kami tidak hanya akan berbaik hati dengan 

berjanji sekarang, namun  juga akan setia dalam melaksanakan 

apa yang kami janjikan. Dan bukan hanya setia dalam melak-

sanakan apa yang kami janjikan saja, namun  juga berbaik hati 

dengan berbuat melampaui tuntutan-tuntutan dan harapan-

harapanmu.” Kebaikan Allah sering kali diungkapkan dengan 

kasih dan kesetiaan-Nya (Mzm. 117:2), dan dalam kedua hal 

ini kita harus menjadi pengikut-pengikut-Nya. Secara khusus, 

“Siapa pun juga yang ada di dalam rumahmu, jika ada orang 

yang menciderainya, kamilah yang menanggung akibat pertum-

pahan darahnya” (ay. 19). Jika sebab  kecerobohan kami, 

orang-orang yang seharusnya kami lindungi mendapat cedera, 

maka kami bersalah akan hal itu, dan darah yang akan kami 

tanggung sangatlah berat.  

2. Berbagai ketentuan dan batasan dari janji-janji mereka. Meski-

pun mereka sedang tergesa-gesa, dan mungkin merasa agak 

kebingungan, namun kita mendapati mereka sangat berhati-

hati dalam mengatur persetujuan ini dan persyaratannya. 

Mereka tidak mengikat diri pada apa yang lebih daripada yang 

pantas mereka lakukan. Perhatikanlah, kovenan harus dibuat 

dengan hati-hati, dan kita harus bersumpah dalam memberi-

kan penilaian.supaya  jangan sampai kita mendapati diri 

kebingungan dan terjerat saat   sudah sangat terlambat, dan 

baru menimbang-nimbang sesudah bernazar. Orang yang mau 

memegang janji-janji mereka dengan kesadaran hati nurani, 

akan berhati-hati dalam membuat janji-janji itu, dan mungkin 

mengajukan syarat-syarat yang akan dianggap sepele. Janji 

mereka di sini disertai dengan tiga syarat, dan semuanya sya-

rat-syarat yang penting. Mereka akan selalu melindungi Ra-

hab, dan semua saudaranya, asalkan,  

Kitab Yosua 2:8-21 

 43

(1) Rahab mengikat tali kirmizi yang nantinya dipakai untuk 

menurunkan mereka dari jendela rumahnya (ay. 18). Tali 

ini juga akan menjadi tanda pada rumahnya, yang akan 

diberitahukan oleh para pengintai kepada seluruh laskar 

Israel. Dengan demikian, tidak ada prajurit, betapa pun 

berkobar-kobarnya ia saat   sedang berperang, yang akan 

membuat suatu kerusakan pada rumah yang dibedakan 

seperti itu. Ini seperti darah yang dibubuhkan pada tiang 

pintu, yang melindungi anak sulung dari malaikat pem-

binasa. Dan, sebab  warnanya sama, sebagian penafsir me-

rujuk pada tali kirmizi juga sebagai sesuatu yang meng-

gambarkan keselamatan orang-orang percaya di bawah 

perlindungan darah Kristus, yang dibubuhkan pada hati 

nurani. Tali yang sama yang digunakan Rahab untuk me-

lindungi orang-orang Israel ini akan digunakan untuk me-

lindungi dirinya sendiri. Apa yang kita pakai untuk mela-

yani dan menghormati Allah, kita boleh yakin Ia akan 

berkati dan jadikan sebagai penghibur bagi kita.  

(2) Bahwa semua orang yang ingin Rahab selamatkan harus 

dibawa ke dalam rumah bersama-sama dengan dia, dan 

tetap berada di sana. Dan bahwa, saat   kota itu dikepung, 

seorang pun dari mereka jangan sampai berani keluar dari 

pintu rumah (ay. 18-19). Ini yaitu  syarat yang perlu, 

sebab kaum keluarga Rahab tidak dapat dibedakan dengan 

cara lain selain dengan berada di dalam rumahnya yang di-

bedakan itu. Kalau mereka sampai bercampur dengan 

tetangga-tetangga mereka, maka tidak ada obat penawar 

lagi, pedang akan memakan orang ini atau orang itu. Ini 

yaitu  syarat yang masuk akal bahwa, sebab  mereka 

diselamatkan demi Rahab semata-mata, maka rumahnya 

harus mendapat kehormatan untuk menjadi istana mere-

ka. Dan bahwa, jika mereka tidak mau binasa bersama-

sama dengan orang-orang durhaka, maka mereka harus 

percaya bahwa kehancuran yang akan menimpa kota me-

reka itu pasti dan parah. Mereka harus betul-betul mem-

percayainya hingga mereka melarikan diri ke tempat yang 

dibuat aman melalui janji yang sudah dibuat. Seperti Nuh 

yang masuk ke dalam bahtera dan Lot yang masuk ke 

negeri Zoar. Mereka harus memberi diri mereka diselamat-


 44

kan dari angkatan yang jahat ini, dengan memisahkan diri 

dari angkatan itu. Ini juga merupakan syarat yang penting, 

yang menyiratkan kepada kita bahwa orang-orang yang 

ditambahkan ke dalam jemaat,supaya  mereka diselamat-

kan, harus tetap dekat dengan kumpulan orang beriman. 

sesudah  luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan 

dunia, mereka harus berjaga-jagasupaya  tidak lagi terjerat 

di dalamnya.  

(3) Bahwa Rahab harus menjaga rahasia (ay. 14, 20): Jika eng-

kau mengabarkan perkara kami ini, yaitu, “Jika engkau 

mengkhianati kami saat   kami pergi, atau jika engkau 

memberitahukan persetujuan ini kepada orang lain, se-

hingga orang lain mengikat tali-tali kirmizi di jendela mere-

ka, dan dengan begitu membuat kami bingung, maka kami 

tidak terikat lagi dengan sumpah kami.” Orang-orang yang 

tidak tahu bagaimana menyimpan rahasia Tuhan bagi diri 

mereka sendiri, tidak layak diberitahukan rahasia itu. 

IV. Rahab lalu  berusaha  mengamankan teman-teman barunya 

itu. Ia berhasil menolong mereka lolos melalui jalan yang lain (Yak. 

2:25). sesudah  memahami sepenuhnya tawaran yang mereka buat 

dengannya, dan menyetujuinya (ay. 21), ia lalu  menurunkan 

mereka dengan tali ke luar tembok kota (ay. 15). Letak rumahnya 

membantu mereka untuk melakukannya. Seperti itu juga Paulus 

melarikan diri dari kota Damsyik (2Kor. 11:33). Rahab juga meng-

arahkan ke arah mana mereka harus pergi untuk menyelamatkan 

diri, sebab  ia lebih mengenal negeri itu daripada mereka (ay. 16). 

Ia mengarahkan mereka untuk meninggalkan jalan raya, dan 

melarikan diri ke pegunungan sampai para pengejar itu kembali. 

Sebab sebelum para pengejar itu kembali, mereka tidak dapat 

mengambil risiko untuk menyeberangi sungai Yordan dengan 

aman. Orang-orang yang ada di jalan Allah dan kewajiban mereka 

dapat berharap bahwa sang Penyelenggara akan melindungi mere-

ka. namun  itu bukan alasan bagi mereka untuk tidak mengguna-

kan segala cara yang bijak untuk menyelamatkan diri mereka 

sendiri. Allah akan menjaga kita, namun  kita tidak boleh sengaja 

membahayakan diri kita sendiri. Sang Penyelenggara harus diper-

cayai, namun  tidak dicobai. Calvin berpendapat bahwa pesan mere-

ka kepada Rahab untuk merahasiakan hal ini, dan untuk tidak 

Kitab Yosua 2:22-24 

 45

mengabarkannya, dimaksudkan untuk keselamatannya.supaya  

jangan sampai ia, sebab  memegahkan keselamatannya dari pe-

dang Israel, jatuh ke tangan raja Yerikho dan dihukum mati kare-

na pengkhianatan, sebelum mereka datang untuk melindunginya. 

Demikianlah mereka dengan bijak menasihati dia demi keselamat-

annya, sama seperti ia telah menasihati mereka demi keselamatan 

mereka. Dan berjaga-jaga yaitu  sebuah nasihat yang baik, yang 

untuknya kita harus bersyukur setiap saat. 

Dua Pengintai dan Rahab  

(2:22-24) 

22 Mereka pun pergilah dan tiba di pegunungan. Mereka tinggal di sana tiga 

hari lamanya, sampai pengejar-pengejar itu pulang. Pengejar-pengejar itu 

telah mencari di mana-mana sepanjang jalan tanpa menemukan mereka.  

23 Maka pulanglah kedua orang itu, mereka turun dari pegunungan, lalu me-

nyeberang dan sampai kepada Yosua bin Nun, lalu  mereka ceritakan 

segala pengalaman mereka. 24 Kata mereka kepada Yosua: “TUHAN telah me-

nyerahkan seluruh negeri ini ke dalam tangan kita, bahkan seluruh pen-

duduk negeri itu gemetar menghadapi kita.” 

Kita mendapati di sini, para pengintai yang dikirim Yosua itu kembali 

dengan selamat. Dorongan semangat yang besar turut mereka bawa 

serta bagi orang Israel untuk melanjutkan serangan terhadap 

Kanaan. Seandainya mereka lemah hati sehingga mengecilkan hati 

rakyat, seperti yang dilakukan para pengintai jahat yang dikirim 

Musa itu, mereka mungkin akan memberi tahu rakyat betapa tinggi 

dan kuatnya tembok Yerikho yang mereka amati, betapa waspadanya 

raja Yerikho hingga dengan susah payah mereka luput dari tangan-

nya. namun  roh mereka lain. Mereka bergantung pada janji Allah, 

sehingga menyemangati Yosua untuk berbuat serupa. 

1. Kembalinya mereka dengan selamat sudah merupakan dorongan 

semangat bagi Yosua, dan sebuah pertanda baik. Allah menyedia-

kan bagi mereka teman yang begitu baik seperti Rahab di negeri 

musuh, dan kendati dengan kegeraman raja Yerikho dan sema-

ngat para pengejar, mereka berhasil pulang dengan selamat. Itu 

merupakan contoh dari perhatian Allah yang besar menyangkut 

mereka demi Israel, yang begitu rupa hingga dapat meyakinkan 

rakyat akan bimbingan dan perhatian ilahi yang menaungi mere-

ka. Ini tanda jelas, bahwa kalau pasukan mereka maju, mereka 

pasti menang. Allah yang dengan begitu menakjubkan sudah 


 46

melindungi para pengintai mereka, pasti akan menjaga para praju-

rit mereka, dan menutupi kepala mereka pada hari pertempuran.  

2. Laporan yang mereka bawa jauh lebih memberi semangat lagi (ay. 

24): “Seluruh penduduk negeri itu, meskipun bertekad untuk 

mempertahankan negeri mereka, gemetar menghadapi kita. Mere-

ka tidak memiliki  hikmat untuk menyerah atau keberanian 

untuk bertempur.” Dari sini mereka menyimpulkan, “Sungguh, 

TUHAN telah menyerahkan seluruh negeri ini ke dalam tangan kita. 

Negeri itu milik kita sepenuhnya. Pada dasarnya, tidak ada yang 

harus kita lakukan, selain menduduki negeri itu.” Ketakutan 

orang-orang berdosa kadang-kadang menjadi pertanda yang pasti 

akan kejatuhan mereka. Jika kita melawan musuh-musuh rohani 

kita, maka mereka akan lari dari hadapan kita. Jadi, kita boleh 

berbesar hati, bahwa pada waktunya kita akan menjadi lebih 

daripada pemenang. 

 

 

PASAL  3  

asal ini, dan pasal berikutnya, menjelaskan kepada kita tentang 

sejarah bangsa Israel menyeberangi sungai Yordan ke Kanaan. 

Ini sungguh merupakan sejarah yang sangat patut untuk dikenang. 

Lama sesudah itu, umat Israel diminta untuk mengingat apa yang 

telah diperbuat Allah bagi mereka di antara Sitim saat   mereka 

berangkat (ay. 1) dan Gilgal, tempat mereka berkemah selanjutnya 

(4:19 dan Mi. 6:5),supaya  mereka mengenal kebenaran TUHAN. Oleh 

perintah Yosua, mereka berbaris hingga ke pinggir sungai (ay. 1), dan 

lalu  Yang Mahakuasa memimpin mereka menyeberanginya. 

Mereka pernah melintasi Laut Merah secara tak terduga, dan pada 

malam hari saat   mereka berangkat, namun  sekarang mereka diberi 

sedikit petunjuk sebelum menyeberangi sungai Yordan, dan ini 

melambungkan pengharapan mereka:  

I.  Mereka diarahkan untuk mengikuti tabut perjanjian TUHAN 

(ay. 2-4).  

II. Mereka diperintahkan untuk menguduskan diri (ay. 5).  

III. Imam-imam bersama tabut perjanjian diperintahkan untuk 

memimpin rombongan (ay. 6).  

IV. Yosua dibesarkan namanya dan dijadikan panglima besar 

bangsa Israel (ay. 7-8).  

V. Pengumuman disampaikan kepada seluruh orang Israel ten-

tang apa yang akan diperbuat Allah bagi mereka (ay. 9-13).  

IV. Semua yang disampaikan itu tergenapi, air sungai Yordan 

terbelah dua, dan bangsa Israel dibawa dengan selamat melin-

tasinya (ay. 14-17). Inilah yang dilakukan TUHAN dan sung-

guh menakjubkan di mata kita.  


 48

Persiapan untuk Menyeberangi Sungai Yordan 

(3:1-6) 

1 Yosua bangun pagi-pagi, lalu ia dan semua orang Israel berangkat dari 

Sitim, dan sampailah mereka ke sungai Yordan, maka bermalamlah mereka 

di sana, sebelum menyeberang. 2 sesudah  lewat tiga hari, para pengatur 

pasukan menjalani seluruh perkemahan, 3 dan memberi perintah kepada 

bangsa itu, katanya: “Segera sesudah kamu melihat tabut perjanjian TUHAN, 

Allahmu, yang diangkat para imam, yang memang suku Lewi, maka kamu 

harus juga berangkat dari tempatmu dan mengikutinya – 4 hanya antara 

kamu dan tabut itu harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya, 

janganlah mendekatinya – maksudnyasupaya  kamu mengetahui jalan yang 

harus kamu tempuh, sebab jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu.”  

5 Berkatalah Yosua kepada bangsa itu: “Kuduskanlah dirimu, sebab besok 

TUHAN akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara kamu.” 6 Dan 

kepada para imam itu Yosua berkata, demikian: “Angkatlah tabut perjanjian 

dan menyeberanglah di depan bangsa itu.“ Maka mereka mengangkat tabut 

perjanjian dan berjalan di depan bangsa itu. 

Rahab, saat   bercerita kepada para pengintai mengenai mengering-

kan air Laut Teberau (atau Laut Merah – pen., 2:10), laporan yang 

telah menakutkan bangsa Kanaan melebihi kabar apa pun, menyirat-

kan bahwa orang-orang Kanaan yang tinggal di sisi sebelah sungai 

Yordan tersebut dengan rasa cemas yakin betul bahwa sungai Yor-

dan, pertahanan besar dari negeri mereka, dengan cara yang sama 

akan memberi jalan bagi bangsa Israel juga. Apakah bangsa Israel 

memiliki  pengharapan yang seperti itu tidaklah terlihat. Allah 

sering melakukan kedahsyatan yang tidak kami harapkan (Yes. 64:3). 

Sekarang di sini kita diberitahukan: 

I.  Bahwa sampailah mereka ke sungai Yordan, maka bermalamlah 

mereka di sana (ay. 1). Kendati mereka tidak diberi tahu bagai-

mana mereka akan menyeberangi sungai, dan tidak diperlengkapi 

untuk menyeberanginya dengan cara yang biasa, namun mereka 

tetap berangkat dengan iman, sesudah  diberitahukan (1:11) bahwa 

mereka akan menyeberanginya. Demikian pula, kita harus berja-

lan terus di jalan kewajiban kita, walaupun kita tahu ada banyak 

kesukaran di depan, dengan percaya bahwa Allah akan menolong 

kita melewatinya saat   kita sampai pada kesukaran itu. Mari kita 

terus maju sejauh kita mampu dan bergantung pada kesanggup-

an Allah saat   kita mendapati diri tidak mampu. Dalam barisan 

ini Yosua memimpin mereka, dan kita diberitahu bagaimana ia 

bangun pagi-pagi untuk bekerja, seperti yang selalu dilakukannya 

pada berbagai kesempatan lain (6:12; 7:16; 8:10), yang menyirat-

Kitab Yosua 3:1-6 

 49

kan betapa ia tidak mencintai kenyamanannya sendiri dan ter-

lebih suka akan pekerjaannya. Betapa ia peduli dan bersusah 

payah menanggunggnya. Barang siapa ingin mewujudkan hal-hal 

besar, ia harus bangun pagi-pagi. Janganlah menyukai tidur, su-

paya engkau tidak jatuh miskin. Yosua di sini memberikan sebuah 

teladan yang baik kepada para kepala suku di bawahnya dan 

mengajar mereka untuk bangun pagi-pagi, dan kepada semua 

yang melayani masyarakat untuk setia menjalankan tugas di 

tempatnya masing-masing.  

II. Bahwa umat diperintahkan untuk mengikuti tabut perjanjian. Para 

pengatur pasukan yang ditunjuk untuk memimpin di depan mem-

berikan petunjuk-petunjuk ini (ay. 2),supaya  setiap orang Israel 

tahu apa yang harus dilakukan dan bergantung kepada siapa: 

1. Mereka harus bergantung pada tabut perjanjian untuk me-

mimpin mereka, yaitu kepada Allah sendiri, yang tanda keha-

diran-Nya ada di tabut perjanjian, sesuai ketetapan-Nya sen-

diri. Tampaknya, tiang awan dan tiang api sudah tidak ada 

lagi, sebab jika tidak itulah yang akan memimpin mereka, 

kecuali kita menganggap bahwa awan dan api tersebut seka-

rang ini sedang melayang-layang di atas tabut perjanjian se-

hingga mereka memiliki  dua penuntun: kemuliaan diberi-

kan ke atas tabut perjanjian dan suatu pertahanan ke atas 

kemuliaan tersebut. Maka tabut di sini disebut tabut perjanjian 

TUHAN, Allah mereka. Dorongan semangat apa lagi yang lebih 

hebat daripada yang mereka miliki sekarang ini, bahwa 

TUHAN yaitu  Allah mereka, Allah yang mengikat kovenan 

dengan mereka? Inilah tabut perjanjian. Jika Allah di pihak 

kita, kita tidak perlu takut terhadap apa pun yang jahat. Ia 

dekat dengan mereka, ada bersama mereka, berjalan di depan 

mereka. Dengan demikian, persoalan apa lagi yang dapat 

menimpa mereka yang dituntun dan dijaga dengan sedemikian 

rupa? Sebelumnya tabut perjanjian dibawa di tengah-tengah 

mereka, namun  sekarang tabut itu menuntun di depan mere-

ka untuk mencari tempat perhentian bagi mereka (Bil. 10:33). Ia 

memberi mereka perbekalan dan jaminan kepemilikan atas 

tanah perjanjian itu, dan membawa mereka memilikinya. Da-

lam tabut perjanjian terdapat loh-loh hukum dan di atasnya 

ada tutup pendamaian. Sebab, hukum Allah dan belas kasih-


 50

Nya yang memerintah di dalam hati seseorang merupakan 

jaminan pasti akan hadirat dan perkenan Allah bagi orang itu. 

sebab  itu, siapa yang ingin dipimpin ke tanah Kanaan 

surgawi harus menjadikan hukum Allah sebagai penuntun 

hidupnya. Jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turuti-

lah segala perintah Allah dan harus mendapatkan pendamaian 

agung yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus, yakni menantikan 

rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal. 

2. Mereka harus bergantung kepada imam-imam dan orang-

orang Lewi, yang ditunjuk untuk membawa tabut perjanjian di 

depan mereka. Pekerjaan para pelayan Tuhan yaitu  untuk 

memberitakan dan menjelaskan firman kehidupan serta me-

melihara dan melaksanakan semua ibadah dan ketetapan 

yang merupakan tanda dari kehadiran Allah dan sarana dari 

kuasa dan anugerah-Nya. sebab  itu mereka harus berjalan 

mendahului umat Allah di depan dalam perjalanan bersama 

menuju surga.  

3. Umat harus mengikuti tabut perjanjian: kamu harus juga be-

rangkat dari tempatmu dan mengikutinya, 

(1) Sebagai umat yang telah menetapkan hati untuk tidak 

akan pernah meninggalkan tabut perjanjian itu. Di mana 

ada peraturan dan ketetapan Allah, di situ kita harus 

berada. jika  tabut perjanjian berpindah, kita pun harus 

berangkat dan pergi mengikutinya.  

(2) Sebagai umat yang telah dipuaskan hatinya oleh tuntunan 

tabut perjanjian itu, bahwa ia akan memimpin mereka di 

jalan yang terbaik kepada akhir yang baik. Oleh sebab  

itu, Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau 

pergi. Inilah yang harus mereka perhatikan dengan sepe-

nuh hati, yaitu untuk mengikuti segala pergerakan tabut 

perjanjian dan mengikutinya dengan iman yang teguh. 

Demikian pula, kita harus berjalan mengikuti ketetapan 

firman dan tuntunan Roh Kudus di dalam segala sesuatu, 

susaha  damai turun ke atas kita, seperti halnya sekarang 

turun ke atas umat Israel kepunyaan Allah. Mereka harus 

mengikuti para imam sepanjang jalan saat   para imam itu 

mengangkut tabut perjanjian, namun  tidak boleh mendahu-

lui mereka. Demikian pula, kita harus mengikuti para pe-

layan Tuhan hanya sepanjang mereka mengikuti Kristus. 

Kitab Yosua 3:1-6 

 51

4. Dalam mengikuti tabut perjanjian, mereka harus menjaga ja-

rak mereka (ay. 4). Tak satu pun dari mereka yang boleh men-

dekat dalam jarak sekitar 1 km dari tabut perjanjian.  

(1) Mereka harus menyatakan rasa takut dan hormat mereka 

kepada tanda dari kehadiran Allah itu, jangan sampai kede-

katannya dengan mereka dapat berubah menjadi penghina-

an. Perintah bagi mereka untuk tidak datang mendekat ini 

sejalan dengan zaman kegelapan saat itu, yang masih ter-

ikat dengan perbudakan dan kengerian: namun  kita sekarang 

melalui Kristus mendapat jalan masuk dengan berani.  

(2) Demikianlah, dengan sangat jelas tampak bahwa tabut per-

janjian sanggup melindungi diri sendiri dan tidak perlu 

harus dikawal oleh orang-orang yang gagah perkasa, malah 

sebaliknya tabutlah yang menjaga mereka. Dengan gagah 

berani tabut itu menghadapi musuh sendirian, berada jauh 

di depan dari pasukan dengan hanya ditemani para imam 

yang tidak bersenjata, yang hanya memikulnya saja, dan 

itu sudah cukup untuk menjaga keselamatannya beserta 

semua orang yang mengikutinya!  

(3) Demikianlah, memang lebih baik jika tabut itu dilihat saja 

oleh orang-orang yang dipimpinnya:supaya  kamu mengeta-

hui jalan yang harus kamu tempuh, yang dipandu oleh 

tabut perjanjian itu. Seandainya mereka semua diizinkan 

untuk datang mendekat, maka mereka akan mengerumuni 

tabut, dan akibatnya tak seorang pun dapat melihatnya 

kecuali mereka yang sangat dekat dengannya. Namun, ka-

rena tabut itu berada cukup jauh di depan mereka, maka 

mereka semua dapat melihatnya dengan puas hati, dan 

dapat digerakkan hatinya oleh pemandangan mereka. Dan 

memang untuk alasan yang baik itulah hal ini ditetapkan 

susaha  menguatkan mereka: sebab jalan itu belum pernah 

kamu lalui dahulu. Semua jalan mereka melalui padang 

gurun memang seperti itu keadannya, belum ada jalur 

yang pernah diinjak orang, apalagi sampai melintasi air 

sungai Yordan. Jadi, selagi kita masih di dunia sini kita 

harus menanti dan mempersiapkan diri untuk kejadian-

kejadian yang tidak biasa, untuk melewati jalan-jalan yang 

belum pernah kita lalui sebelumnya, terlebih lagi untuk 

menuju dunia sana. Perjalanan kita melewati lembah keke-


 52

laman yaitu  suatu jalan yang belum pernah kita lalui se-

belumnya, yang membuat perjalanan semakin menakut-

kan. Namun, jika kita memiliki jaminan penyertaan Allah, 

maka kita tidak perlu takut. Penyertaan-Nya akan meleng-

kapi kita dengan kekuatan yang tak terkira saat   kita ha-

rus melakukan pekerjaan yang belum pernah kita lakukan 

sebelumnya.  

III. Mereka diperintahkan untuk menguduskan diri,supaya  mereka 

siap mengikuti tabut perjanjian, dan untuk suatu alasan yang 

baik pula, yakni sebab besok TUHAN akan melakukan perbuatan 

yang ajaib di antara kamu (ay. 5). Lihatlah betapa agungnya 

Yosua berbicara tentang perbuatan Allah: Ia melakukan perbuatan 

yang ajaib, dan oleh sebab nya Ia patut disembah, dipuja, dan 

dipercaya. Lihatlah betapa akrabnya Yosua dengan keputusan 

ilahi: Ia dapat memberi tahu sebelumnya apa yang akan dilaku-

kan oleh Allah dan kapan waktunya. Lihatlah betapa perlunya 

kita mempersiapkan dirisupaya  dapat menerima berbagai pe-

nyingkapan kemuliaan Allah dan kabar anugerah-Nya, yaitu kita 

harus menguduskan diri. Ini yang harus kita lakukan saat   kita 

hendak mengikuti tabut perjanjian, dan Allah akan melakukan 

perbuatan-perbuatan ajaib di antara kita. Kita harus memisahkan 

diri dari semua hal lain, mengabdikan diri untuk kemuliaan Allah, 

dan menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan 

rohani. Umat Israel kini sedang memasuki tanah suci, dan ka-

renanya harus menguduskan diri. Allah hendak memberi mereka 

contoh-contoh tindakan kasih-Nya yang luar biasa, dan oleh 

sebab  itu menyiapkan hati melalui perenungan firman-Nya dan 

doa untuk menyambut rahmat-Nya itu. Dengan begitu mereka da-

pat memberi kemuliaan bagi Allah dan menerima penghiburan 

dari semua kejadian ini.  

IV. Para imam diperintahkan untuk mengangkut tabut perjanjian dan 

membawanya di depan bangsa itu (ay. 6). Sebenarnya kaum Lewi 

yang biasanya bertugas mengangkut tabut perjanjian itu (Bil. 

4:15). Namun pada kesempatan agung ini para imam yang di-

perintahkan untuk melakukannya. Dan mereka melakukannya 

persis seperti yang diperintahkan, angkatlah tabut perjanjian, dan 

jangan memikirkan diri sendiri hina, menyeberanglah di depan

Kitab Yosua 3:7-13 

 53

 bangsa itu, dan jangan takut bahaya. Tabut perjanjian yang mere-

ka angkut merupakan kehormatan dan pertahanan mereka. Seka-

rang kita dapat menduga, bahwa doa Musa yang dahulu it