i tangan yang melaluinya Ia memerintah dan bertindak.
II. Mereka berdoasupaya hadirat Allah menyertai Yosua (ay. 17):
“Hanya, TUHAN, Allahmu, kiranya menyertai engkau, untuk mem-
berkatimu dan membuatmu beruntung, dan memberimu keber-
hasilan, seperti Ia menyertai Musa.” Doa dan permohonan harus
dipanjatkan untuk semua pembesar (1Tim. 2:1-2). Dan hal terbaik
yang bisa kita minta dari Allah untuk pemimpin-pemimpin kita
yaitu supaya hadirat Allah menyertai mereka. Ini akan membuat
mereka menjadi berkat bagi kita, sehingga dengan memohonkan-
nya untuk mereka, kita memperhitungkan juga kepentingan kita
sendiri. Di sini tersirat sebuah alasan mengapa mereka mau mema-
tuhinya seperti mereka telah mematuhi Musa. Yaitu sebab mereka
percaya, dan dalam iman berdoa bahwa hadirat Allah akan menyer-
tainya seperti hadirat itu telah menyertai Musa. Jika beralasan bagi
kita untuk berpikir bahwa seseorang mendapat perkenanan dari
Allah, maka ia harus mendapat penghormatan dan penghargaan
dari kita. Sebagian penafsir memahaminya sebagai batasan dari
kepatuhan mereka: “Kami akan patuh hanya sejauh kami melihat
Tuhan menyertai engkau, namun tidak lebih. Selama engkau tetap
dekat dengan Allah, kami akan tetap dekat denganmu. Sampai di
sini saja kepatuhan kami, tidak lebih.” namun mereka sama sekali
tidak curiga bahwa Yosua akan menyimpang dari aturan ilahi,
hingga mereka tidak memerlukan syarat seperti itu.
III. Mereka menetapkan hukuman mati bagi orang Israel yang tidak
mematuhi peraturan-peraturan Yosua, atau menentang perintah-
nya (ay. 18). Mungkin seandainya hukum seperti itu sudah dibuat
pada zaman Musa, itu akan mencegah banyak pemberontakan
yang dibuat melawannya. Sebab kebanyakan orang lebih takut
kepada pedang pemimpin daripada kepada keadilan Allah. Namun
ada alasan khusus untuk membuat hukum ini saat mereka
sekarang memasuki peperangan Kanaan. Sebab pada masa-masa
perang, tata tertib keprajuritan yang keras lebih diperlukan dari-
pada pada masa-masa lain. Sebagian penafsir berpendapat bahwa
dalam ketetapan ini mereka mengarahkan pandangan pada hu-
kum tentang nabi yang akan dibangkitkan Allah seperti Musa.
Menurut mereka, meskipun terutama merujuk pada Kristus,
namun sosok nabi itu terwujud dalam diri Yosua sebagai perlam-
bang dari-Nya, sehingga siapa saja yang tidak mau mendengarkan
dia akan dilenyapkan dari bangsanya. Dari padanya akan Kutun-
tut pertanggungjawaban (Ul. 18:19).
IV. Mereka mendorong Yosua untuk melanjutkan dengan riang hati
pekerjaan yang kepadanya Allah telah memanggilnya. Dan, dengan
berkeinginansupaya ia kuat dan teguh hati, mereka juga berjanji
kepadanya bahwa mereka akan berbuat semampu mereka untuk
mendorongnya, dengan melakukan semua perintahnya dengan te-
pat, berani, dan riang hati. Orang-orang yang memimpin dalam
pekerjaan baik merasa sangat dibesarkan hatinya saat melihat
para pengikut mereka mengikuti dengan niat baik. Yosua, walau-
pun terbukti sebagai orang yang gagah berani, tidak menganggap-
nya sebagai penghinaan, melainkan sebagai kebaikan yang besar,
bahwa rakyat memintanya untuk kuat dan teguh hati.
PASAL 2
alam pasal ini kita mendapati gambaran tentang para pengintai
yang ditugaskan untuk membawa laporan kepada Yosua ten-
tang keadaan kota Yerikho. Amatilah di sini,
I. Bagaimana Yosua mengirim mereka (ay. 1).
II. Bagaimana Rahab menerima mereka, melindungi mereka,
dan berbohong demi mereka (ay. 2-7),supaya mereka lolos
dari tangan musuh.
III. Laporan yang diberikan Rahab kepada para pengintai tentang
keadaan Yerikho sekarang, dan ketakutan yang melanda
para penduduknya sebab kedatangan Israel yang semakin
dekat (ay. 8-11).
IV. Tawaran yang diajukan Rahab kepada para pengintai untuk
keselamatan dirinya sendiri dan saudara-saudaranya dari ke-
hancuran yang dilihatnya akan menimpa kotanya (ay. 12-21).
V. Kembalinya para pengintai itu dengan selamat kepada Yosua,
dan laporan yang mereka berikan kepadanya tentang perja-
lanan mereka (ay. 22-24). Apa yang membuat cerita ini sa-
ngat luar biasa yaitu bahwa Rahab, tokoh utama yang ter-
libat di dalamnya, dua kali dipuji dalam Perjanjian Baru
sebagai orang percaya yang hebat (Ibr. 11:31), dan sebagai
orang yang imannya teruji melalui perbuatan-perbuatan baik
(Yak. 2:25).
Dua Pengintai dan Rahab
(2:1-7)
1 Yosua bin Nun dengan diam-diam melepas dari Sitim dua orang pengintai,
katanya: “Pergilah, amat-amatilah negeri itu dan kota Yerikho.” Maka pergi-
lah mereka dan sampailah mereka ke rumah seorang perempuan sundal,
yang bernama Rahab, lalu tidur di situ. 2 lalu diberitahukanlah kepada
raja Yerikho, demikian: “Tadi malam ada orang datang ke mari dari orang
Israel untuk menyelidik negeri ini.” 3 Maka raja Yerikho menyuruh orang
kepada Rahab, mengatakan: “Bawalah ke luar orang-orang yang datang ke-
padamu itu, yang telah masuk ke dalam rumahmu, sebab mereka datang
untuk menyelidik seluruh negeri ini.” 4 namun perempuan itu telah membawa
dan menyembunyikan kedua orang itu. Berkatalah ia: “Memang, orang-orang
itu telah datang kepadaku, namun aku tidak tahu dari mana mereka, 5 dan
saat pintu gerbang hendak ditutup menjelang malam, maka keluarlah
orang-orang itu; aku tidak tahu, ke mana orang-orang itu pergi. Segeralah
kejar mereka, tentulah kamu dapat menyusul mereka.” 6 namun perempuan
itu telah menyuruh keduanya naik ke sotoh rumah dan menyembunyikan
mereka di bawah timbunan batang rami, yang ditebarkan di atas sotoh itu.
7 Maka pergilah orang-orang itu, mengejar mereka ke arah sungai Yordan, ke
tempat-tempat penyeberangan, dan ditutuplah pintu gerbang, segera sesu-
dah pengejar-pengejar itu keluar.
Dalam ayat-ayat ini kita mendapati,
I. Kebijaksanaan Yosua, dalam mengirim para pengintai untuk
mengamat-amati jalan masuk yang penting ini, yang kemung-
kinan akan menjadi bahan perselisihan saat orang Israel masuk
ke Kanaan (ay. 1). Pergilah, amat-amatilah negeri itu dan kota
Yerikho. Sebelumnya Musa sudah mengirim para pengintai (Bil.
13), dan Yosua sendiri salah satunya, dan ternyata tindakan
Musa itu berakibat buruk. Namun demikian, Yosua sekarang me-
ngirim para pengintai juga, bukan seperti para pengintai sebelum-
nya, untuk menyelidiki seluruh negeri, melainkan kota Yerikho
saja. Bukan untuk membawa laporan kepada seluruh umat, me-
lainkan kepada Yosua saja, yang, seperti seorang panglima yang
waspada, terus-menurus mengusahakan kebaikan umum. Yosua
secara khusus berhati-hati untuk mengambil langkah pertama
dengan baik,supaya tidak tersandung pada awal pekerjaan. Tidak
pantas kalau Yosua harus mengambil risiko menyeberangi sungai
Yordan, untuk membuat pengamatan-pengamatan incognito –
dengan jalan menyamar. namun ia mengirim dua orang, yaitu dua
pemuda, menurut terjemahan Septuaginta, untuk mengamat-
amati negeri itu,supaya dari laporan mereka, ia dapat mengambil
langkah-langkah untuk menyerang Yerikho. Cermatilah,
1. Tidak ada jalan lain, orang-orang besar harus melihat melalui
mata orang lain. Oleh sebab itu, sangat penting bagi mereka
untuk berhati-hati dalam memilih orang-orang yang mereka
Kitab Yosua 2:1-7
31
pekerjakan, sebab begitu banyak hal sering kali bergantung
pada kesetiaan orang-orang itu.
2. Kepercayaan pada janji Allah tidak boleh menggantikan, namun
harus mendorong ketekunan kita dalam menggunakan sa-
rana-sarana yang tepat. Yosua yakin bahwa Allah menyertai-
nya, dan sekalipun begitu ia mengirim orang-orang untuk men-
dahuluinya. Kita tidak mempercayai Allah, namun justru men-
cobai-Nya, jika harapan-harapan kita mengendorkan usaha-
usaha kita.
3. Lihatlah betapa siapnya orang-orang ini untuk pergi melaksa-
nakan tugas yang berbahaya ini. Meskipun mereka memper-
taruhkan nyawa, namun mereka memberanikan diri untuk
pergi. Mereka melakukannya dalam kepatuhan kepada Yosua
panglima mereka, dalam semangat untuk melayani laskar-
laskar Israel yang berkemah, dan dalam kebergantungan pada
kuasa Allah yang, sebagai penjaga Israel secara umum, meru-
pakan pelindung dari setiap orang Israel di jalan kewajibannya.
II. Penyelenggaraan Allah mengarahkan para pengintai itu ke rumah
Rahab. Bagaimana mereka menyeberangi sungai Yordan, kita
tidak diberi tahu. namun sampailah mereka di Yerikho, yang ber-
jarak sekitar sebelas atau dua belas kilometer dari sungai itu. Di
sana, saat sedang mencari penginapan yang nyaman, mereka
diarahkan ke rumah Rahab, yang di sini disebut perempuan sun-
dal, seorang perempuan yang dulu terkenal dengan keburukan-
nya. Cela dari keburukannya itu melekat pada namanya, meski-
pun belakangan ini ia sudah bertobat dan diperbaharui. Simon si
kusta (Mat. 26:6), meskipun sudah ditahirkan dari kustanya,
menanggung cela dari penyakit itu dalam namanya seumur hidup-
nya. Demikian pula dengan Rahab si perempuan sundal. Rahab
disebut demikian dalam Perjanjian Baru, di mana baik iman mau-
pun perbuatan-perbuatan baiknya dipuji, untuk mengajar kita,
1. Bahwa besarnya dosa bukanlah penghalang bagi belas kasih
yang mengampuni, jika dosa-dosa itu benar-benar ditinggal-
kan pada akhirnya. Kita membaca tentang pemungut-pemu-
ngut cukai dan perempuan-perempuan sundal yang masuk ke
dalam kerajaan Mesias, dan disambut ke dalam seluruh kum-
pulan orang yang mendapat hak istimewa dalam kerajaan itu
(Mat. 21:31).
32
2. Bahwa ada banyak orang yang sangat fasik dan keji sebelum
pertobatan mereka, dan sekalipun begitu sesudahnya menjadi
sangat terkemuka dalam iman dan kekudusan.
3. Bahkan orang-orang yang dengan anugerah telah bertobat dari
dosa-dosa di masa muda mereka, harus siap untuk menang-
gung cela dari dosa-dosa itu. saat mereka mendengar ten-
tang kesalahan-kesalahan mereka yang dulu, mereka harus
memperbaharui pertobatan mereka. Dan, sebagai bukti dari
pertobatan itu, mereka harus mendengarnya dengan sabar.
Israel milik Allah, sejauh yang tampak, hanya memiliki satu
teman, hanya memiliki satu pendukung di seluruh Yerikho,
dan itu yaitu Rahab si perempuan sundal. Allah sering kali
memenuhi tujuan-tujuan-Nya dan kepentingan-kepentingan
jemaat-Nya melalui orang-orang yang berbeda akhlak dan
perilakunya. Seandainya para pengintai ini pergi ke rumah lain
selain rumah ini, maka mereka pasti akan dikhianati dan
dihukum mati tanpa ampun. namun Allah tahu di mana mere-
ka memiliki teman yang akan setia kepada mereka, meski-
pun mereka tidak mengetahuinya, dan mengarahkan mereka
ke sana. Demikianlah, apa yang bagi kita tampaknya hanya
kebetulan dan tidak disengaja, sering kali dipakai oleh penye-
lenggaraan ilahi untuk memenuhi tujuan-tujuan agungnya.
Orang-orang yang mengakui Allah dengan setia dalam tingkah
laku mereka, akan dibimbing-Nya dengan mata-Nya (lihat Yer.
36:19, 26).
III. Kesalehan Rahab dalam menerima dan melindungi orang-orang
Israel ini. Orang yang rumahnya terbuka untuk umum menyam-
but semua yang datang, dan berpikir bahwa mereka harus bersi-
kap ramah terhadap tamu-tamu mereka. namun Rahab menunjuk-
kan kepada tamu-tamunya apa yang lebih daripada keramah-
tamahan biasa, dan bertindak berdasar suatu dasar pegangan
yang tidak biasa. sebab imanlah ia menerima dengan damai
orang-orang yang kepada mereka raja dan negerinya telah menya-
takan perang (Ibr. 11:31).
1. Rahab menyambut mereka ke dalam rumahnya. Mereka ber-
malam di sana, meskipun tampak dari apa yang dikatakannya
kepada mereka (ay. 9) bahwa ia tahu dari mana mereka datang
maupun apa urusan mereka.
Kitab Yosua 2:1-7
33
2. sebab sadar bahwa ada orang yang melihat orang-orang
Israel masuk ke kota itu, dan bahwa hal itu menjadi masalah,
Rahab menyembunyikan mereka di atap rumah, yang datar,
dan menutupi mereka di bawah timbunan batang rami (ay. 6).
Dengan begitu, jika petugas-petugas sampai datang ke sana
untuk mencari mereka, mereka bisa berbaring di sana tanpa
diketahui. Melalui timbunan batang rami ini, yang sudah
ditebarkannya sendiri di atas atap untuk mengeringkannya di
bawah sinar matahari,supaya bisa ditumbuk dan dipersiap-
kan untuk roda, tampak bahwa ia memiliki salah satu
tabiat baik dari istri yang bajik, sekalipun ia mungkin
kekurangan dalam tabiat-tabiat lain. Yaitu bahwa ia mencari
bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya
(Ams. 31:13). Dari contoh tentang ketekunannya yang penuh
kejujuran ini, orang akan berharap bahwa, apa pun ia di masa
lalu, sekarang ia bukanlah seorang perempuan sundal.
3. saat Rahab ditanyai tentang para pengintai itu, ia menyang-
kal bahwa mereka ada di rumahnya. Ia memperdaya para
petugas yang mendapat perintah untuk mencari mereka, dan
dengan demikian menyelamatkan mereka. Tidak heran bahwa
raja Yerikho mengirim orang untuk mencari mereka (ay. 2-3).
Beralasan bagi sang raja untuk takut jika musuh sudah
ada di ambang pintu, dan ketakutan membuatnya curiga dan
cemburu pada semua orang asing. Beralasan baginya untuk
menuntut Rahabsupaya membawa ke luar orang-orang itu
untuk ditindak sebagai pengintai. namun Rahab tidak hanya
menyangkal bahwa ia mengenal mereka, atau mengetahui di
mana mereka berada, namun juga,supaya mereka tidak dicari-
cari lagi di dalam kota, ia memberi tahu para pengejar itu
bahwa mereka sudah pergi, dan masih dapat disusul (ay. 4-5).
Nah,
(1) Kita yakin bahwa ini yaitu perbuatan baik. Perbuatan itu
dipuji oleh rasul Yakobus (Yak. 2:25), di mana Rahab dika-
takan dibenarkan sebab perbuatan-perbuatannya. Per-
buatan ini disebutkan secara khusus, bahwa ia menyem-
bunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya,
lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain. Dan ia
melakukannya sebab iman, iman yang begitu rupa hingga
membuatnya tidak lagi takut terhadap manusia, bahkan
34
terhadap murka raja. Ia percaya, dari kabar yang sudah
didengarnya tentang keajaiban-keajaiban yang dikerjakan
untuk Israel, bahwa Allah mereka yaitu satu-satunya
Allah yang benar. Dan bahwa sebab itu rancangan mereka
yang dinyatakan terhadap Kanaan tidak diragukan lagi akan
terlaksana. Dan dalam iman ini ia berpihak pada mereka,
melindungi mereka, dan berusaha untuk mendapatkan per-
kenanan mereka. Seandainya ia berkata, “Aku percaya bah-
wa Allah yaitu milikmu dan Kanaan yaitu milikmu, namun
aku tidak berani membantumu,” maka imannya mati dan
tidak bekerja, dan tidak akan membenarkannya. namun de-
ngan ini tampak bahwa imannya hidup dan menyala-nyala,
yaitu bahwa ia menghadapkan dirinya sendiri pada bahaya
yang sangat besar, bahkan bahaya terancam nyawa, dalam
ketaatan pada imannya. Perhatikanlah, orang-orang percaya
yang sejati hanyalah mereka yang bersedia untuk memper-
taruhkan nyawa bagi Allah. Dan orang-orang yang dengan
iman menerima Tuhan sebagai Allah mereka, menerima
umat-Nya sebagai umat mereka, dan berbagi nasib dengan
mereka. Orang-orang yang memiliki Allah sebagai tem-
pat perlindungan dan persembunyian mereka, haruslah
memberikan kesaksian atas rasa syukur mereka dengan
bersedia menaungi umat-Nya saat diperlukan. Biarkanlah
orang-orang yang terbuang menumpang padamu (Yes. 16:3-
4). Kita harus senang saat mendapat kesempatan untuk
memberikan kesaksian tentang ketulusan dan semangat
kasih kita kepada Allah, melalui pekerjaan-pekerjaan yang
berbahaya untuk umat-Nya dan kerajaan-Nya di antara
manusia. Akan namun ,
(2) Di dalam perbuatannya itu ada sesuatu yang tidak mudah
untuk dibenarkan, namun harus dibenarkan. Sebab kalau
tidak, perbuatannya itu tidak mungkin merupakan suatu
perbuatan baik hingga dapat membenarkannya.
[1] Jelas bahwa Rahab mengkhianati negerinya dengan me-
nyembunyikan musuh-musuhnya, dan dengan mem-
bantu orang-orang yang merancangkan kehancurannya.
Tindakannya ini bertentangan dengan kesetiaannya ter-
hadap rajanya dan rasa cinta serta kewajibannya terha-
dap masyarakat di mana ia merupakan anggotanya.
Kitab Yosua 2:1-7
35
namun apa yang membenarkannya dalam hal ini yaitu
bahwa ia tahu, bahwa TUHAN telah memberikan negeri
ini kepada Israel (ay. 9). Ia mengetahuinya melalui muji-
zat-mujizat yang tak terbantahkan, yang telah dikerja-
kan Allah untuk mereka, yang meneguhkan pemberian
itu. Kewajiban-kewajibannya kepada Allah lebih tinggi
nilainya daripada kewajiban-kewajibannya kepada siapa
pun. Jika ia tahu bahwa Allah telah memberikan negeri
ini kepada mereka, maka pasti berdosalah ia jika ia
bergabung dengan orang-orang yang menghalangi mere-
ka untuk memilikinya. namun , sebab tidak ada pem-
berian tanah seperti itu kepada bangsa mana pun yang
dapat dibuktikan sekarang, maka perbuatan-perbuatan
yang mengkhianati kesejahteraan umum seperti itu
tidak dapat dibenarkan sama sekali.
[2] Jelas bahwa ia menipu para petugas yang memeriksa-
nya dengan menyampaian suatu kebohongan, yaitu
bahwa ia tidak tahu dari mana orang-orang itu berasal,
bahwa mereka sudah pergi, dan bahwa ia tidak tahu ke
mana mereka pergi. Apa yang harus kita katakan ten-
tang hal ini? Seandainya ia mengatakan yang sebenar-
nya atau diam saja, ia akan mengkhianati para pengin-
tai itu, dan ini pasti akan menjadi dosa besar. Dan tidak
tampak bahwa ia memiliki cara lain untuk menyem-
bunyikan mereka selain dengan memberikan petunjuk
yang bertentangan dengan kenyataan ini kepada para
petugas, untuk mengejar mereka ke arah lain. Dan
kalau petugas-petugas itu mau membiarkan diri mereka
tertipu olehnya, biarlah mereka tertipu. Tak seorang
pun akan menyalahkan diri mereka sendiri, atau te-
man-teman mereka, atas apa yang mereka ketahui se-
bagai kebajikan, meskipun sesudahnya diketahui seba-
gai kejahatan. Perkara ini sepenuhnya luar biasa, dan
sebab itu tidak dapat diambil sebagai dasar untuk me-
lakukan kejahatan. Dan apa yang dapat dibenarkan di
sini, sama sekali tidak akan diperbolehkan dalam ke-
adaan biasa. Rahab tahu, melalui apa yang sudah dila-
kukan di seberang sungai Yordan, bahwa orang Kanaan
tidak boleh diberi belas kasihan. Dari situ ia menyim-
36
pulkan bahwa, jika mereka tidak boleh dikasihani,
maka kebenaran pun tidak harus diberitahukan.
Orang-orang yang boleh dihancurkan, boleh ditipu. Na-
mun para ahli agama pada umumnya memandang bah-
wa tindakan itu yaitu dosa. Bahwa, sekalipun kelong-
garan ini diterima, sebagai orang Kanaan ia tidak men-
dapat pengajaran yang baik tentang kejahatan ber-
bohong. namun Allah menerima imannya dan mengam-
puni kelemahannya. Bagaimanapun duduk perkaranya
di sini, kita yakin bahwa sudah menjadi kewajiban kita
untuk berbicara jujur kepada setiap orang dan sesama
kita, untuk takut dan membenci kebohongan, dan tidak
pernah berbuat yang jahat, kejahatan itu,supaya yang
baik timbul dari padanya (Rm. 3:8). namun Allah mene-
rima apa yang diniatkan dengan tulus dan jujur, meski-
pun itu bercampur dengan kelemahan dan kebodohan.
Dan Allah tidak terlalu keras dalam menandai kesalah-
an yang kita lakukan. Ada sebagian penafsir yang ber-
pendapat bahwa kebohongan seperti yang dilakukan
Rahab juga diperbuat sebagian orang.
Dua Pengintai dan Rahab
(2:8-21)
8 namun sebelum kedua orang itu tidur, naiklah perempuan itu mendapatkan
mereka di atas sotoh 9 dan berkata kepada orang-orang itu: “Aku tahu,
bahwa TUHAN telah memberikan negeri ini kepada kamu dan bahwa kengeri-
an terhadap kamu telah menghinggapi kami dan segala penduduk negeri ini
gemetar menghadapi kamu. 10 Sebab kami mendengar, bahwa TUHAN telah
mengeringkan air Laut Teberau di depan kamu, saat kamu berjalan keluar
dari Mesir, dan apa yang kamu lakukan kepada kedua raja orang Amori yang
di seberang sungai Yordan itu, yakni kepada Sihon dan Og, yang telah kamu
tumpas. 11 saat kami mendengar itu, tawarlah hati kami dan jatuhlah
semangat setiap orang menghadapi kamu, sebab TUHAN, Allahmu, ialah
Allah di langit di atas dan di bumi di bawah. 12 Maka sekarang, bersumpah-
lah kiranya demi TUHAN, bahwa sebab aku telah berlaku ramah terhadap-
mu, kamu juga akan berlaku ramah terhadap kaum keluargaku; dan beri-
kanlah kepadaku suatu tanda yang dapat dipercaya, 13 bahwa kamu akan
membiarkan hidup ayah dan iartikel , saudara-saudaraku yang laki-laki dan
yang perempuan dan semua orang-orang mereka dan bahwa kamu akan
menyelamatkan nyawa kami dari maut.” 14 Lalu jawab kedua orang itu
kepadanya: “Nyawa kamilah jaminan bagi kamu, asal jangan kaukabarkan
perkara kami ini; jika TUHAN nanti memberikan negeri ini kepada kami,
maka kami akan menunjukkan terima kasih dan setia kami kepadamu.”
15 lalu perempuan itu menurunkan mereka dengan tali melalui jendela,
Kitab Yosua 2:8-21
37
sebab rumahnya itu letaknya pada tembok kota, jadi pada tembok itulah ia
diam. 16 Berkatalah ia kepada mereka: “Pergilah ke pegunungan,supaya
pengejar-pengejar itu jangan menemui kamu, dan bersembunyilah di sana
tiga hari lamanya, sampai pengejar-pengejar itu pulang; lalu bolehlah
kamu melanjutkan perjalananmu.” 17 Kedua orang itu berkata kepadanya:
“Kami akan bebas dari sumpah kami ini kepadamu, yang telah kausuruh
kami ikrarkan – 18 sesungguhnya, jika kami memasuki negeri ini, harus-
lah tali dari benang kirmizi ini kauikatkan pada jendela tempat engkau me-
nurunkan kami, dan ayahmu serta ibumu, saudara-saudaramu serta seluruh
kaum keluargamu kaukumpulkan di rumahmu. 19 Setiap orang yang keluar
nanti dari pintu rumahmu, harus sendiri menanggung akibatnya, kalau
darahnya tertumpah, dan kami tidak bersalah; namun siapa pun juga yang
ada di dalam rumahmu, jika ada orang yang menciderainya, kamilah yang
menanggung akibat pertumpahan darahnya. 20 namun jika engkau mengabar-
kan perkara kami ini, maka bebaslah kami dari sumpah kepadamu itu, yang
telah kausuruh kami ikrarkan.” 21 Perempuan itu pun berkata: “Seperti yang
telah kamu katakan, demikianlah akan terjadi.” Sesudah itu dilepasnyalah
orang-orang itu pergi, maka berangkatlah mereka. lalu perempuan itu
mengikatkan tali kirmizi itu pada jendela.
Disepakatilah antara Rahab dan para pengintai mengenai bantuan
yang akan dilakukannya untuk mereka, dan balas budi yang akan
mereka tunjukkan kepadanya nanti. Ia menyelamatkan mereka de-
ngan syarat mereka harus menyelamatkannya.
I. Rahab memberi mereka, dan melalui mereka mengirimkan kepada
Yosua dan Israel, dorongan semangat sebesar-besarnyasupaya
mereka maju menyerbu Kanaan. Inilah tujuan kedatangan mere-
ka, dan kedatangan mereka itu terbayar. sesudah membuat para
petugas negeri Kanaan itu pergi, ia mendatangi para pengintai ke
sotoh rumah tempat mereka bersembunyi. Ia mungkin mendapati
mereka agak cemas akan bahaya yang mengintai mereka dari
petugas-petugas itu, dan masih belum pulih dari ketakutan itu.
namun ia memiliki sesuatu untuk dikatakan kepada mereka,
yang sungguh menghibur hati.
1. Rahab memberi tahu mereka bahwa kabar tentang perkara-
perkara besar yang telah dilakukan Allah bagi mereka telah
sampai ke Yerikho (ay. 10). Penduduk Yerikho mendapat lapor-
an tentang kemenangan-kemenangan yang belum lama ini me-
reka peroleh atas orang Amori di negeri tetangga, di seberang
sungai Yordan. Dan bukan hanya itu, pembebasan mereka
yang ajaib dari Mesir, dan perjalanan mereka melintasi Laut
Merah, yang jauh sekali, yang terjadi empat puluh tahun lalu,
masih diingat dan terus dipercakapkan orang di Yerikho.
38
Semua orang sungguh takjub. Demikianlah Yosua ini dan
teman-temannya yaitu orang-orang yang membuat takjub (Za.
3:8, KJV). Lihatlah bagaimana Allah menjadikan perbuatan-per-
buatan-Nya yang ajaib sebagai peringatan, terus diingat (Mzm.
111:4), sehingga kekuatan perbuatan-perbuatan-Nya yang dah-
syat akan diumumkan orang (Mzm. 145:6).
2. Rahab memberi tahu mereka kesan-kesan apa yang ditimbul-
kan dari kabar tentang hal-hal ini terhadap orang Kanaan:
Kengerian terhadap kamu telah menghinggapi kami (ay. 9).
Tawarlah hati kami (ay. 11). Jika rumahnya terbuka untuk
umum, maka hal ini akan memberinya kesempatan untuk
memahami perasaan berbagai orang dan pelancong dari belah-
an-belahan negeri lain, sehingga mereka tidak dapat mengeta-
hui hal ini dengan lebih baik daripada melalui pemberitahuan-
nya; akan sangat berguna bagi Yosua dan Israel untuk mengeta-
huinya. Orang Israel yang paling pengecut sekalipun akan
dibuat berani saat mendengar bagaimana musuh-musuh me-
reka berkecil hati. Dan mudah untuk menyimpulkan bahwa
orang-orang yang sekarang gemetar di hadapan mereka, tak
pelak lagi akan jatuh di hadapan mereka. Terutama sebab itu
merupakan penggenapan dari janji yang telah dibuat Allah
kepada mereka, bahwa Ia akan membuat seluruh negeri ini
menjadi gemetar dan takut kepada mereka (Ul. 11:25). Dengan
demikian, itu akan menjadi tanda dari penggenapan semua
janji lain yang telah dibuat Allah kepada mereka. Janganlah
orang yang gagah berani memegahkan keberaniannya, dan
juga orang yang kuat memegahkan kekuatannya. Sebab Allah
dapat melemahkan baik pikiran maupun tubuh. Janganlah
Israel milik Allah takut terhadap musuh-musuh mereka yang
gagah perkasa. Sebab Allah mereka dapat, jika Ia berkehen-
dak, membuat musuh-musuh mereka yang gagah itu takut
kepada mereka. Janganlah ada yang coba-coba mengeraskan
hati melawan Allah dan menyangka akan berhasil. Sebab Ia
yang menjadikan jiwa manusia sanggup menusuk jiwa itu
dengan pedang kedahsyatan-Nya kapan saja.
3. Rahab dalam kesempatan ini membuat pengakuan imannya
kepada Allah dan kepada janji-Nya. Dan mungkin iman sebe-
sar ini tidak pernah dijumpai bila dilihat dari segala segi, pada
Kitab Yosua 2:8-21
39
seorang pun di antara orang Israel, seperti pada perempuan
Kanaan ini.
(1) Yang percaya akan kuasa dan pemerintahan Allah atas
seluruh dunia (ay. 11): “Yehova Allahmu, yang kamu sem-
bah dan kepada-Nya kamu berseru itu, jauh mengatasi
segala allah. Ia sungguh satu-satunya Allah yang benar.
Sebab Dialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah,
dan disembah oleh semua penghuni langit maupun bumi.”
Ada jarak yang jauh antara langit dan bumi, namun kedua-
nya sama-sama berada di bawah pengawasan dan pemerin-
tahan Yehova yang agung. Langit tidak berada di atas kua-
sa-Nya, tidak pula bumi luput dari pengawasan-Nya.
(2) Rahab percaya akan janji-Nya kepada umat-Nya Israel (ay.
9): Aku tahu, bahwa TUHAN telah memberikan negeri ini
kepada kamu. Raja Yerikho telah mendengar sebanyak
yang didengar Rahab tentang perkara-perkara besar yang
dilakukan Allah untuk Israel. Namun demikian, sang raja
tidak sampai pada pikiran bahwa Tuhan telah memberikan
negeri ini kepada mereka. Malah sebaliknya, ia bertekad
untuk mempertahankan negerinya melawan bangsa Israel
sampai titik darah penghabisan. Sebab, sarana-sarana
yang paling ampuh untuk meyakinkan sekalipun tidak
akan berhasil dengan sendirinya tanpa anugerah ilahi.
Oleh anugerah itulah Rahab si perempuan sundal berbi-
cara tentang kebenaran dari janji yang dibuat kepada para
bapak leluhur Israel dengan lebih yakin daripada semua
tua-tua Israel. Padahal Rahab hanya mendengar tentang
keajaiban-keajaiban yang telah dikerjakan Allah, sementara
tua-tua Israel yaitu para saksi mata dari keajaiban-ke-
ajaiban itu. Banyak dari mereka binasa sebab ketidakper-
cayaan pada janji ini. Berbahagialah mereka yang tidak
melihat, namun percaya. Demikianlah yang dilakukan Ra-
hab. Hai ibu, besar imanmu!
II. Rahab juga memohon para pengintai berjanji untuk melindungi
dia dan saudara-saudaranya,supaya mereka tidak turut binasa
dalam kehancuran Yerikho (ay. 12-13). Nah,
40
1. Ini yaitu bukti dari ketulusan dan kekuatan imannya me-
nyangkut perubahan besar yang akan menimpa negerinya,
sehingga ia sangat berhasrat untuk memiliki kepentingan
dengan orang Israel, dan berusaha mendapatkan kebaikan
hati mereka. Ia sudah dapat melihat kekalahan negerinya
sebelum hal itu terjadi, dan ia percaya akan hal itu, sehingga
memohon belas kasih para penakluknya. Demikian pula Nuh,
dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan
keluarganya, dan menghukum dunia (Ibr. 11:7). Orang yang
benar-benar mempercayai wahyu ilahi tentang kehancuran
para pendosa, dan tentang diberikannya tanah sorgawi kepada
Israel milik Allah, akan bertekunsupaya luput dari murka
yang akan datang dan menggenggam hidup yang kekal. Mere-
ka akan melakukannya dengan menggabungkan diri kepada
Allah dan umat-Nya.
2. Persiapan diri yang dibuat Rahab untuk keselamatan saudara-
saudaranya, serta dirinya sendiri, merupakan contoh perasaan
kasih alami yang patut dipuji. Tindakannya ini mengajarkan
kita untuk berbuat serupa semampu kita bagi keselamatan
jiwa orang-orang yang kita sayangi,supaya bersama-sama kita
ikut membawa mereka ke dalam ikatan kovenan dengan Allah.
Tidak disebutkan tentang suami dan anak-anak Rahab,
melainkan hanya orangtuanya, dan saudara-saudaranya yang
laki-laki dan perempuan. Meskipun ia sendiri seorang pengu-
rus rumah, ia tetap peduli terhadap mereka sebagaimana mes-
tinya.
3. Permintaannyasupaya para pengintai bersumpah kepadanya
demi Yehovah yaitu bukti pengenalannya akan satu-satunya
Allah yang benar. Ini menunjukkan imannya kepada Allah dan
ibadahnya kepada Dia, dan salah satu tindakannya yaitu
bersumpah demi nama-Nya.
4. Permohonannya sangat wajar dan masuk akal, bahwa, sebab
ia telah melindungi mereka, maka mereka harus melindungi-
nya. Dan sebab kebaikannya kepada mereka meluas kepada
bangsa mereka, yang untuknya mereka sedang berunding
sekarang, maka kebaikan mereka kepadanya haruslah menca-
kup semua kaum keluarganya. Itu yaitu hal terkecil yang
dapat mereka lakukan untuk seseorang yang telah menyela-
matkan hidup mereka dengan mempertaruhkan nyawanya
Kitab Yosua 2:8-21
41
sendiri. Perhatikanlah, orang yang menunjukkan belas kasih-
an dapat berharap akan mendapat belas kasihan. Cermatilah,
Rahab tidak menuntut suatu penghargaan berupa imbalan
atas kebaikannya kepada mereka, meskipun mereka begitu
bergantung pada kemurahan hatinya hingga ia bisa saja
mengajukan syarat-syaratnya sendiri. namun ia hanya memin-
ta keselamatan hidupnya, yang merupakan anugerah yang
istimewa di tengah kehancuran yang akan menimpa semua
orang. Demikianlah Allah berjanji kepada Ebed-Melekh, seba-
gai balasan atas kebaikannya kepada Yeremia, bahwa pada
masa-masa terburuk nyawanya akan menjadi jarahan baginya
(Yer. 39:18). Walaupun begitu, di lalu hari Rahab ini
ditinggikan sebagai seorang ratu di Israel, menjadi istri Raja
Salmon, dan salah seorang nenek moyang Kristus (Mat. 1:5).
Orang-orang yang setia melayani Kristus dan menderita un-
tuk-Nya, tidak hanya akan dilindungi-Nya, namun juga akan
diangkat-Nya. Dan Ia akan melakukan untuk mereka lebih
daripada yang dapat mereka minta atau pikirkan.
III. Para pengintai itu berjanji dengan sungguh-sungguh kepada
Rahab untuk melindunginya dari kehancuran yang akan menim-
pa semua orang di Kanaan (ay. 14): “Nyawa kamilah jaminan bagi
kamu. Kami akan menjaga nyawamu seperti kami menjaga nyawa
kami sendiri. Kami sendiri akan terluka jika salah seorang dari
kalian terluka.” Bahkan, mereka menyatakan penghakiman-
penghakiman Allah atas diri mereka sendiri kalau mereka sampai
melanggar janji mereka kepadanya. Rahab telah menggadaikan
nyawanya untuk nyawa mereka, dan sekarang sebagai balasan-
nya mereka menggadaikan nyawa mereka untuk nyawa Rahab.
Sebagai orang yang bekerja demi kepentingan umum, dengan
nyawa mereka itu, mereka menggadaikan kepercayaan rakyat dan
kehormatan bangsa mereka. Sebab mereka jelas-jelas melibatkan
kepentingan seluruh Israel dalam kata-kata itu, jika TUHAN
nanti memberikan negeri ini kepada kami. Yang berarti bukan
hanya mereka sendiri, melainkan juga seluruh bangsa yang meng-
utus mereka. Tidak diragukan lagi, mereka tahu betul bahwa
mereka memiliki wewenang untuk berunding dengan Rahab me-
ngenai masalah ini, dan yakin bahwa Yosua akan menyetujui apa
yang mereka lakukan. Sebab jika tidak, mereka tidak bertindak
42
dengan jujur. Hukum umum menyatakan bahwa mereka tidak
boleh mengadakan kovenan dengan orang Kanaan (Ul. 7:2). namun
itu tidak melarang mereka untuk membawa satu orang tertentu
ke dalam perlindungan mereka, yang dengan sepenuh hati ber-
pihak pada kepentingan-kepentingan mereka dan telah melaku-
kan kebaikan yang nyata kepada mereka. Hukum terima kasih
yaitu salah satu hukum alam. Sekarang amatilah di sini,
1. Janji-janji yang mereka buat untuk Rahab. Secara umum,
“Kami akan menunjukkan terima kasih dan setia kami ke-
padamu (ay. 14). Kami tidak hanya akan berbaik hati dengan
berjanji sekarang, namun juga akan setia dalam melaksanakan
apa yang kami janjikan. Dan bukan hanya setia dalam melak-
sanakan apa yang kami janjikan saja, namun juga berbaik hati
dengan berbuat melampaui tuntutan-tuntutan dan harapan-
harapanmu.” Kebaikan Allah sering kali diungkapkan dengan
kasih dan kesetiaan-Nya (Mzm. 117:2), dan dalam kedua hal
ini kita harus menjadi pengikut-pengikut-Nya. Secara khusus,
“Siapa pun juga yang ada di dalam rumahmu, jika ada orang
yang menciderainya, kamilah yang menanggung akibat pertum-
pahan darahnya” (ay. 19). Jika sebab kecerobohan kami,
orang-orang yang seharusnya kami lindungi mendapat cedera,
maka kami bersalah akan hal itu, dan darah yang akan kami
tanggung sangatlah berat.
2. Berbagai ketentuan dan batasan dari janji-janji mereka. Meski-
pun mereka sedang tergesa-gesa, dan mungkin merasa agak
kebingungan, namun kita mendapati mereka sangat berhati-
hati dalam mengatur persetujuan ini dan persyaratannya.
Mereka tidak mengikat diri pada apa yang lebih daripada yang
pantas mereka lakukan. Perhatikanlah, kovenan harus dibuat
dengan hati-hati, dan kita harus bersumpah dalam memberi-
kan penilaian.supaya jangan sampai kita mendapati diri
kebingungan dan terjerat saat sudah sangat terlambat, dan
baru menimbang-nimbang sesudah bernazar. Orang yang mau
memegang janji-janji mereka dengan kesadaran hati nurani,
akan berhati-hati dalam membuat janji-janji itu, dan mungkin
mengajukan syarat-syarat yang akan dianggap sepele. Janji
mereka di sini disertai dengan tiga syarat, dan semuanya sya-
rat-syarat yang penting. Mereka akan selalu melindungi Ra-
hab, dan semua saudaranya, asalkan,
Kitab Yosua 2:8-21
43
(1) Rahab mengikat tali kirmizi yang nantinya dipakai untuk
menurunkan mereka dari jendela rumahnya (ay. 18). Tali
ini juga akan menjadi tanda pada rumahnya, yang akan
diberitahukan oleh para pengintai kepada seluruh laskar
Israel. Dengan demikian, tidak ada prajurit, betapa pun
berkobar-kobarnya ia saat sedang berperang, yang akan
membuat suatu kerusakan pada rumah yang dibedakan
seperti itu. Ini seperti darah yang dibubuhkan pada tiang
pintu, yang melindungi anak sulung dari malaikat pem-
binasa. Dan, sebab warnanya sama, sebagian penafsir me-
rujuk pada tali kirmizi juga sebagai sesuatu yang meng-
gambarkan keselamatan orang-orang percaya di bawah
perlindungan darah Kristus, yang dibubuhkan pada hati
nurani. Tali yang sama yang digunakan Rahab untuk me-
lindungi orang-orang Israel ini akan digunakan untuk me-
lindungi dirinya sendiri. Apa yang kita pakai untuk mela-
yani dan menghormati Allah, kita boleh yakin Ia akan
berkati dan jadikan sebagai penghibur bagi kita.
(2) Bahwa semua orang yang ingin Rahab selamatkan harus
dibawa ke dalam rumah bersama-sama dengan dia, dan
tetap berada di sana. Dan bahwa, saat kota itu dikepung,
seorang pun dari mereka jangan sampai berani keluar dari
pintu rumah (ay. 18-19). Ini yaitu syarat yang perlu,
sebab kaum keluarga Rahab tidak dapat dibedakan dengan
cara lain selain dengan berada di dalam rumahnya yang di-
bedakan itu. Kalau mereka sampai bercampur dengan
tetangga-tetangga mereka, maka tidak ada obat penawar
lagi, pedang akan memakan orang ini atau orang itu. Ini
yaitu syarat yang masuk akal bahwa, sebab mereka
diselamatkan demi Rahab semata-mata, maka rumahnya
harus mendapat kehormatan untuk menjadi istana mere-
ka. Dan bahwa, jika mereka tidak mau binasa bersama-
sama dengan orang-orang durhaka, maka mereka harus
percaya bahwa kehancuran yang akan menimpa kota me-
reka itu pasti dan parah. Mereka harus betul-betul mem-
percayainya hingga mereka melarikan diri ke tempat yang
dibuat aman melalui janji yang sudah dibuat. Seperti Nuh
yang masuk ke dalam bahtera dan Lot yang masuk ke
negeri Zoar. Mereka harus memberi diri mereka diselamat-
44
kan dari angkatan yang jahat ini, dengan memisahkan diri
dari angkatan itu. Ini juga merupakan syarat yang penting,
yang menyiratkan kepada kita bahwa orang-orang yang
ditambahkan ke dalam jemaat,supaya mereka diselamat-
kan, harus tetap dekat dengan kumpulan orang beriman.
sesudah luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan
dunia, mereka harus berjaga-jagasupaya tidak lagi terjerat
di dalamnya.
(3) Bahwa Rahab harus menjaga rahasia (ay. 14, 20): Jika eng-
kau mengabarkan perkara kami ini, yaitu, “Jika engkau
mengkhianati kami saat kami pergi, atau jika engkau
memberitahukan persetujuan ini kepada orang lain, se-
hingga orang lain mengikat tali-tali kirmizi di jendela mere-
ka, dan dengan begitu membuat kami bingung, maka kami
tidak terikat lagi dengan sumpah kami.” Orang-orang yang
tidak tahu bagaimana menyimpan rahasia Tuhan bagi diri
mereka sendiri, tidak layak diberitahukan rahasia itu.
IV. Rahab lalu berusaha mengamankan teman-teman barunya
itu. Ia berhasil menolong mereka lolos melalui jalan yang lain (Yak.
2:25). sesudah memahami sepenuhnya tawaran yang mereka buat
dengannya, dan menyetujuinya (ay. 21), ia lalu menurunkan
mereka dengan tali ke luar tembok kota (ay. 15). Letak rumahnya
membantu mereka untuk melakukannya. Seperti itu juga Paulus
melarikan diri dari kota Damsyik (2Kor. 11:33). Rahab juga meng-
arahkan ke arah mana mereka harus pergi untuk menyelamatkan
diri, sebab ia lebih mengenal negeri itu daripada mereka (ay. 16).
Ia mengarahkan mereka untuk meninggalkan jalan raya, dan
melarikan diri ke pegunungan sampai para pengejar itu kembali.
Sebab sebelum para pengejar itu kembali, mereka tidak dapat
mengambil risiko untuk menyeberangi sungai Yordan dengan
aman. Orang-orang yang ada di jalan Allah dan kewajiban mereka
dapat berharap bahwa sang Penyelenggara akan melindungi mere-
ka. namun itu bukan alasan bagi mereka untuk tidak mengguna-
kan segala cara yang bijak untuk menyelamatkan diri mereka
sendiri. Allah akan menjaga kita, namun kita tidak boleh sengaja
membahayakan diri kita sendiri. Sang Penyelenggara harus diper-
cayai, namun tidak dicobai. Calvin berpendapat bahwa pesan mere-
ka kepada Rahab untuk merahasiakan hal ini, dan untuk tidak
Kitab Yosua 2:22-24
45
mengabarkannya, dimaksudkan untuk keselamatannya.supaya
jangan sampai ia, sebab memegahkan keselamatannya dari pe-
dang Israel, jatuh ke tangan raja Yerikho dan dihukum mati kare-
na pengkhianatan, sebelum mereka datang untuk melindunginya.
Demikianlah mereka dengan bijak menasihati dia demi keselamat-
annya, sama seperti ia telah menasihati mereka demi keselamatan
mereka. Dan berjaga-jaga yaitu sebuah nasihat yang baik, yang
untuknya kita harus bersyukur setiap saat.
Dua Pengintai dan Rahab
(2:22-24)
22 Mereka pun pergilah dan tiba di pegunungan. Mereka tinggal di sana tiga
hari lamanya, sampai pengejar-pengejar itu pulang. Pengejar-pengejar itu
telah mencari di mana-mana sepanjang jalan tanpa menemukan mereka.
23 Maka pulanglah kedua orang itu, mereka turun dari pegunungan, lalu me-
nyeberang dan sampai kepada Yosua bin Nun, lalu mereka ceritakan
segala pengalaman mereka. 24 Kata mereka kepada Yosua: “TUHAN telah me-
nyerahkan seluruh negeri ini ke dalam tangan kita, bahkan seluruh pen-
duduk negeri itu gemetar menghadapi kita.”
Kita mendapati di sini, para pengintai yang dikirim Yosua itu kembali
dengan selamat. Dorongan semangat yang besar turut mereka bawa
serta bagi orang Israel untuk melanjutkan serangan terhadap
Kanaan. Seandainya mereka lemah hati sehingga mengecilkan hati
rakyat, seperti yang dilakukan para pengintai jahat yang dikirim
Musa itu, mereka mungkin akan memberi tahu rakyat betapa tinggi
dan kuatnya tembok Yerikho yang mereka amati, betapa waspadanya
raja Yerikho hingga dengan susah payah mereka luput dari tangan-
nya. namun roh mereka lain. Mereka bergantung pada janji Allah,
sehingga menyemangati Yosua untuk berbuat serupa.
1. Kembalinya mereka dengan selamat sudah merupakan dorongan
semangat bagi Yosua, dan sebuah pertanda baik. Allah menyedia-
kan bagi mereka teman yang begitu baik seperti Rahab di negeri
musuh, dan kendati dengan kegeraman raja Yerikho dan sema-
ngat para pengejar, mereka berhasil pulang dengan selamat. Itu
merupakan contoh dari perhatian Allah yang besar menyangkut
mereka demi Israel, yang begitu rupa hingga dapat meyakinkan
rakyat akan bimbingan dan perhatian ilahi yang menaungi mere-
ka. Ini tanda jelas, bahwa kalau pasukan mereka maju, mereka
pasti menang. Allah yang dengan begitu menakjubkan sudah
46
melindungi para pengintai mereka, pasti akan menjaga para praju-
rit mereka, dan menutupi kepala mereka pada hari pertempuran.
2. Laporan yang mereka bawa jauh lebih memberi semangat lagi (ay.
24): “Seluruh penduduk negeri itu, meskipun bertekad untuk
mempertahankan negeri mereka, gemetar menghadapi kita. Mere-
ka tidak memiliki hikmat untuk menyerah atau keberanian
untuk bertempur.” Dari sini mereka menyimpulkan, “Sungguh,
TUHAN telah menyerahkan seluruh negeri ini ke dalam tangan kita.
Negeri itu milik kita sepenuhnya. Pada dasarnya, tidak ada yang
harus kita lakukan, selain menduduki negeri itu.” Ketakutan
orang-orang berdosa kadang-kadang menjadi pertanda yang pasti
akan kejatuhan mereka. Jika kita melawan musuh-musuh rohani
kita, maka mereka akan lari dari hadapan kita. Jadi, kita boleh
berbesar hati, bahwa pada waktunya kita akan menjadi lebih
daripada pemenang.
PASAL 3
asal ini, dan pasal berikutnya, menjelaskan kepada kita tentang
sejarah bangsa Israel menyeberangi sungai Yordan ke Kanaan.
Ini sungguh merupakan sejarah yang sangat patut untuk dikenang.
Lama sesudah itu, umat Israel diminta untuk mengingat apa yang
telah diperbuat Allah bagi mereka di antara Sitim saat mereka
berangkat (ay. 1) dan Gilgal, tempat mereka berkemah selanjutnya
(4:19 dan Mi. 6:5),supaya mereka mengenal kebenaran TUHAN. Oleh
perintah Yosua, mereka berbaris hingga ke pinggir sungai (ay. 1), dan
lalu Yang Mahakuasa memimpin mereka menyeberanginya.
Mereka pernah melintasi Laut Merah secara tak terduga, dan pada
malam hari saat mereka berangkat, namun sekarang mereka diberi
sedikit petunjuk sebelum menyeberangi sungai Yordan, dan ini
melambungkan pengharapan mereka:
I. Mereka diarahkan untuk mengikuti tabut perjanjian TUHAN
(ay. 2-4).
II. Mereka diperintahkan untuk menguduskan diri (ay. 5).
III. Imam-imam bersama tabut perjanjian diperintahkan untuk
memimpin rombongan (ay. 6).
IV. Yosua dibesarkan namanya dan dijadikan panglima besar
bangsa Israel (ay. 7-8).
V. Pengumuman disampaikan kepada seluruh orang Israel ten-
tang apa yang akan diperbuat Allah bagi mereka (ay. 9-13).
IV. Semua yang disampaikan itu tergenapi, air sungai Yordan
terbelah dua, dan bangsa Israel dibawa dengan selamat melin-
tasinya (ay. 14-17). Inilah yang dilakukan TUHAN dan sung-
guh menakjubkan di mata kita.
P
48
Persiapan untuk Menyeberangi Sungai Yordan
(3:1-6)
1 Yosua bangun pagi-pagi, lalu ia dan semua orang Israel berangkat dari
Sitim, dan sampailah mereka ke sungai Yordan, maka bermalamlah mereka
di sana, sebelum menyeberang. 2 sesudah lewat tiga hari, para pengatur
pasukan menjalani seluruh perkemahan, 3 dan memberi perintah kepada
bangsa itu, katanya: “Segera sesudah kamu melihat tabut perjanjian TUHAN,
Allahmu, yang diangkat para imam, yang memang suku Lewi, maka kamu
harus juga berangkat dari tempatmu dan mengikutinya – 4 hanya antara
kamu dan tabut itu harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya,
janganlah mendekatinya – maksudnyasupaya kamu mengetahui jalan yang
harus kamu tempuh, sebab jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu.”
5 Berkatalah Yosua kepada bangsa itu: “Kuduskanlah dirimu, sebab besok
TUHAN akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara kamu.” 6 Dan
kepada para imam itu Yosua berkata, demikian: “Angkatlah tabut perjanjian
dan menyeberanglah di depan bangsa itu.“ Maka mereka mengangkat tabut
perjanjian dan berjalan di depan bangsa itu.
Rahab, saat bercerita kepada para pengintai mengenai mengering-
kan air Laut Teberau (atau Laut Merah – pen., 2:10), laporan yang
telah menakutkan bangsa Kanaan melebihi kabar apa pun, menyirat-
kan bahwa orang-orang Kanaan yang tinggal di sisi sebelah sungai
Yordan tersebut dengan rasa cemas yakin betul bahwa sungai Yor-
dan, pertahanan besar dari negeri mereka, dengan cara yang sama
akan memberi jalan bagi bangsa Israel juga. Apakah bangsa Israel
memiliki pengharapan yang seperti itu tidaklah terlihat. Allah
sering melakukan kedahsyatan yang tidak kami harapkan (Yes. 64:3).
Sekarang di sini kita diberitahukan:
I. Bahwa sampailah mereka ke sungai Yordan, maka bermalamlah
mereka di sana (ay. 1). Kendati mereka tidak diberi tahu bagai-
mana mereka akan menyeberangi sungai, dan tidak diperlengkapi
untuk menyeberanginya dengan cara yang biasa, namun mereka
tetap berangkat dengan iman, sesudah diberitahukan (1:11) bahwa
mereka akan menyeberanginya. Demikian pula, kita harus berja-
lan terus di jalan kewajiban kita, walaupun kita tahu ada banyak
kesukaran di depan, dengan percaya bahwa Allah akan menolong
kita melewatinya saat kita sampai pada kesukaran itu. Mari kita
terus maju sejauh kita mampu dan bergantung pada kesanggup-
an Allah saat kita mendapati diri tidak mampu. Dalam barisan
ini Yosua memimpin mereka, dan kita diberitahu bagaimana ia
bangun pagi-pagi untuk bekerja, seperti yang selalu dilakukannya
pada berbagai kesempatan lain (6:12; 7:16; 8:10), yang menyirat-
Kitab Yosua 3:1-6
49
kan betapa ia tidak mencintai kenyamanannya sendiri dan ter-
lebih suka akan pekerjaannya. Betapa ia peduli dan bersusah
payah menanggunggnya. Barang siapa ingin mewujudkan hal-hal
besar, ia harus bangun pagi-pagi. Janganlah menyukai tidur, su-
paya engkau tidak jatuh miskin. Yosua di sini memberikan sebuah
teladan yang baik kepada para kepala suku di bawahnya dan
mengajar mereka untuk bangun pagi-pagi, dan kepada semua
yang melayani masyarakat untuk setia menjalankan tugas di
tempatnya masing-masing.
II. Bahwa umat diperintahkan untuk mengikuti tabut perjanjian. Para
pengatur pasukan yang ditunjuk untuk memimpin di depan mem-
berikan petunjuk-petunjuk ini (ay. 2),supaya setiap orang Israel
tahu apa yang harus dilakukan dan bergantung kepada siapa:
1. Mereka harus bergantung pada tabut perjanjian untuk me-
mimpin mereka, yaitu kepada Allah sendiri, yang tanda keha-
diran-Nya ada di tabut perjanjian, sesuai ketetapan-Nya sen-
diri. Tampaknya, tiang awan dan tiang api sudah tidak ada
lagi, sebab jika tidak itulah yang akan memimpin mereka,
kecuali kita menganggap bahwa awan dan api tersebut seka-
rang ini sedang melayang-layang di atas tabut perjanjian se-
hingga mereka memiliki dua penuntun: kemuliaan diberi-
kan ke atas tabut perjanjian dan suatu pertahanan ke atas
kemuliaan tersebut. Maka tabut di sini disebut tabut perjanjian
TUHAN, Allah mereka. Dorongan semangat apa lagi yang lebih
hebat daripada yang mereka miliki sekarang ini, bahwa
TUHAN yaitu Allah mereka, Allah yang mengikat kovenan
dengan mereka? Inilah tabut perjanjian. Jika Allah di pihak
kita, kita tidak perlu takut terhadap apa pun yang jahat. Ia
dekat dengan mereka, ada bersama mereka, berjalan di depan
mereka. Dengan demikian, persoalan apa lagi yang dapat
menimpa mereka yang dituntun dan dijaga dengan sedemikian
rupa? Sebelumnya tabut perjanjian dibawa di tengah-tengah
mereka, namun sekarang tabut itu menuntun di depan mere-
ka untuk mencari tempat perhentian bagi mereka (Bil. 10:33). Ia
memberi mereka perbekalan dan jaminan kepemilikan atas
tanah perjanjian itu, dan membawa mereka memilikinya. Da-
lam tabut perjanjian terdapat loh-loh hukum dan di atasnya
ada tutup pendamaian. Sebab, hukum Allah dan belas kasih-
50
Nya yang memerintah di dalam hati seseorang merupakan
jaminan pasti akan hadirat dan perkenan Allah bagi orang itu.
sebab itu, siapa yang ingin dipimpin ke tanah Kanaan
surgawi harus menjadikan hukum Allah sebagai penuntun
hidupnya. Jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turuti-
lah segala perintah Allah dan harus mendapatkan pendamaian
agung yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus, yakni menantikan
rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal.
2. Mereka harus bergantung kepada imam-imam dan orang-
orang Lewi, yang ditunjuk untuk membawa tabut perjanjian di
depan mereka. Pekerjaan para pelayan Tuhan yaitu untuk
memberitakan dan menjelaskan firman kehidupan serta me-
melihara dan melaksanakan semua ibadah dan ketetapan
yang merupakan tanda dari kehadiran Allah dan sarana dari
kuasa dan anugerah-Nya. sebab itu mereka harus berjalan
mendahului umat Allah di depan dalam perjalanan bersama
menuju surga.
3. Umat harus mengikuti tabut perjanjian: kamu harus juga be-
rangkat dari tempatmu dan mengikutinya,
(1) Sebagai umat yang telah menetapkan hati untuk tidak
akan pernah meninggalkan tabut perjanjian itu. Di mana
ada peraturan dan ketetapan Allah, di situ kita harus
berada. jika tabut perjanjian berpindah, kita pun harus
berangkat dan pergi mengikutinya.
(2) Sebagai umat yang telah dipuaskan hatinya oleh tuntunan
tabut perjanjian itu, bahwa ia akan memimpin mereka di
jalan yang terbaik kepada akhir yang baik. Oleh sebab
itu, Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau
pergi. Inilah yang harus mereka perhatikan dengan sepe-
nuh hati, yaitu untuk mengikuti segala pergerakan tabut
perjanjian dan mengikutinya dengan iman yang teguh.
Demikian pula, kita harus berjalan mengikuti ketetapan
firman dan tuntunan Roh Kudus di dalam segala sesuatu,
susaha damai turun ke atas kita, seperti halnya sekarang
turun ke atas umat Israel kepunyaan Allah. Mereka harus
mengikuti para imam sepanjang jalan saat para imam itu
mengangkut tabut perjanjian, namun tidak boleh mendahu-
lui mereka. Demikian pula, kita harus mengikuti para pe-
layan Tuhan hanya sepanjang mereka mengikuti Kristus.
Kitab Yosua 3:1-6
51
4. Dalam mengikuti tabut perjanjian, mereka harus menjaga ja-
rak mereka (ay. 4). Tak satu pun dari mereka yang boleh men-
dekat dalam jarak sekitar 1 km dari tabut perjanjian.
(1) Mereka harus menyatakan rasa takut dan hormat mereka
kepada tanda dari kehadiran Allah itu, jangan sampai kede-
katannya dengan mereka dapat berubah menjadi penghina-
an. Perintah bagi mereka untuk tidak datang mendekat ini
sejalan dengan zaman kegelapan saat itu, yang masih ter-
ikat dengan perbudakan dan kengerian: namun kita sekarang
melalui Kristus mendapat jalan masuk dengan berani.
(2) Demikianlah, dengan sangat jelas tampak bahwa tabut per-
janjian sanggup melindungi diri sendiri dan tidak perlu
harus dikawal oleh orang-orang yang gagah perkasa, malah
sebaliknya tabutlah yang menjaga mereka. Dengan gagah
berani tabut itu menghadapi musuh sendirian, berada jauh
di depan dari pasukan dengan hanya ditemani para imam
yang tidak bersenjata, yang hanya memikulnya saja, dan
itu sudah cukup untuk menjaga keselamatannya beserta
semua orang yang mengikutinya!
(3) Demikianlah, memang lebih baik jika tabut itu dilihat saja
oleh orang-orang yang dipimpinnya:supaya kamu mengeta-
hui jalan yang harus kamu tempuh, yang dipandu oleh
tabut perjanjian itu. Seandainya mereka semua diizinkan
untuk datang mendekat, maka mereka akan mengerumuni
tabut, dan akibatnya tak seorang pun dapat melihatnya
kecuali mereka yang sangat dekat dengannya. Namun, ka-
rena tabut itu berada cukup jauh di depan mereka, maka
mereka semua dapat melihatnya dengan puas hati, dan
dapat digerakkan hatinya oleh pemandangan mereka. Dan
memang untuk alasan yang baik itulah hal ini ditetapkan
susaha menguatkan mereka: sebab jalan itu belum pernah
kamu lalui dahulu. Semua jalan mereka melalui padang
gurun memang seperti itu keadannya, belum ada jalur
yang pernah diinjak orang, apalagi sampai melintasi air
sungai Yordan. Jadi, selagi kita masih di dunia sini kita
harus menanti dan mempersiapkan diri untuk kejadian-
kejadian yang tidak biasa, untuk melewati jalan-jalan yang
belum pernah kita lalui sebelumnya, terlebih lagi untuk
menuju dunia sana. Perjalanan kita melewati lembah keke-
52
laman yaitu suatu jalan yang belum pernah kita lalui se-
belumnya, yang membuat perjalanan semakin menakut-
kan. Namun, jika kita memiliki jaminan penyertaan Allah,
maka kita tidak perlu takut. Penyertaan-Nya akan meleng-
kapi kita dengan kekuatan yang tak terkira saat kita ha-
rus melakukan pekerjaan yang belum pernah kita lakukan
sebelumnya.
III. Mereka diperintahkan untuk menguduskan diri,supaya mereka
siap mengikuti tabut perjanjian, dan untuk suatu alasan yang
baik pula, yakni sebab besok TUHAN akan melakukan perbuatan
yang ajaib di antara kamu (ay. 5). Lihatlah betapa agungnya
Yosua berbicara tentang perbuatan Allah: Ia melakukan perbuatan
yang ajaib, dan oleh sebab nya Ia patut disembah, dipuja, dan
dipercaya. Lihatlah betapa akrabnya Yosua dengan keputusan
ilahi: Ia dapat memberi tahu sebelumnya apa yang akan dilaku-
kan oleh Allah dan kapan waktunya. Lihatlah betapa perlunya
kita mempersiapkan dirisupaya dapat menerima berbagai pe-
nyingkapan kemuliaan Allah dan kabar anugerah-Nya, yaitu kita
harus menguduskan diri. Ini yang harus kita lakukan saat kita
hendak mengikuti tabut perjanjian, dan Allah akan melakukan
perbuatan-perbuatan ajaib di antara kita. Kita harus memisahkan
diri dari semua hal lain, mengabdikan diri untuk kemuliaan Allah,
dan menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan
rohani. Umat Israel kini sedang memasuki tanah suci, dan ka-
renanya harus menguduskan diri. Allah hendak memberi mereka
contoh-contoh tindakan kasih-Nya yang luar biasa, dan oleh
sebab itu menyiapkan hati melalui perenungan firman-Nya dan
doa untuk menyambut rahmat-Nya itu. Dengan begitu mereka da-
pat memberi kemuliaan bagi Allah dan menerima penghiburan
dari semua kejadian ini.
IV. Para imam diperintahkan untuk mengangkut tabut perjanjian dan
membawanya di depan bangsa itu (ay. 6). Sebenarnya kaum Lewi
yang biasanya bertugas mengangkut tabut perjanjian itu (Bil.
4:15). Namun pada kesempatan agung ini para imam yang di-
perintahkan untuk melakukannya. Dan mereka melakukannya
persis seperti yang diperintahkan, angkatlah tabut perjanjian, dan
jangan memikirkan diri sendiri hina, menyeberanglah di depan
Kitab Yosua 3:7-13
53
bangsa itu, dan jangan takut bahaya. Tabut perjanjian yang mere-
ka angkut merupakan kehormatan dan pertahanan mereka. Seka-
rang kita dapat menduga, bahwa doa Musa yang dahulu it