unyai
hak atas dirinya datang untuk menuntut haknya, Allah SWT berkata,
"Berikan hak orang-orang itu kepadanya, wahai fulan!" la menjawab,
"Bagaimana aku memberikannya sekarang wahai Tuhanku, sedang dunia
sudah tidak ada lagi." Allah memerintahkan malaikat-Nya, "Ambil
kebaikan-kebaikan yang ada padanya dan serahkan kepada orang-orang yang
menuntut itu sesuai haknya." Lalu dilaksanakan perintah Allah itu oleh
malaikat; jika orang yang bersangkutan yaitu orang shalih, maka kebaikan-
kebaikannya dilipat-gandakan oleh Allah, sehingga semua hak orang lain
yang ada padanya dapat dibayar dan ia dapat masuk surga.
Allah SWT berfirman: Sesunggubtya Allah tidak akan menganiaya
seseorang walaupun sebesar zarrah, don jika ada kcbajilcan sebesar zanah,
niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi'Nya
pahala yang besar. (QS. an-Nisa': 40) namun jika orang itu yaitu seorang
yang celaka, maka kebaikan-kebaikan yang ada padanya habis, namun hak
orang lain belum terbayar semuanya, sehingga Allah SWT berkata kepada
malaikat-Nya, "Ambil dosa orang lain itu dan limpahkan kepadanya" dan
akhirnya ia dilemparkan ke dalam neraka. (HR. Abu Nu'aim al-Hafizh dari
Zadzan Abu Umar)
Rasulullah saw bersaMa, "Setiap orang tua mempunyai hak atas
anaknya yang dapat diterimanya setelah datang hari kiamat, sehingga saat itu
ia berangan-angan seandainya anaknya jauh lebih banyak dari itu." (HR.
Razin dari Abu Hurairah)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata: Kami mendengar bahwa
pada hari kiamat seseorang akan terkait dengan orang lain yang tidak
dikenalinya. Sehingga ia berkata kepadanya, "Apakah urusanmu denganku
padahal kita tidak saling mengenal." Orang itu menjawab, "Kamu pernah
kematian & hari akhir 339
melihatku sedang berbuat dosa namun kamu tidak melarangku." (HR. Razin
dari Abu Hurairah)
Ibn Mas'ud berkata, "seorang perempuan akan berbahagia di hari
kiamat sebab ada haknya di tangan ayahnya atau di tangan anak, saudara,
dan suaminya." fFola ansaaba yaumaidzin wola yatasaa'aluunaf
Diriwayatkan bahwa tatkala Jabir ibn Abdullah bersama rombongan
telah kembali berhijrah dari negeri Absenia, Rasulullah saw berkata kepada
mereka, "sampaikan kepadaku tentang sesuatu yang ajaib yang pernah
kalian saksikan di negeri Absenia!" Sebagian mereka menjawab, "Ada
wahai Rasulullah; pernah suatu kali saat kami duduk-duduk, lewatlah
seorang perempuan tua membawa sebuah kendi berisi air di kepalanya. Tiba-
tiba perempuan tua itu didorong oleh seorang anak muda sehingga ia
tersungkur ke tanah dan kendi itu terjatuh dan pecah sesaat . Setelah
perempuan tua itu bangkit, ia berkata kepadanya, "Wahai anak muda, kelak
kamu merasakan akibat kezalimanmu terhadapku, yaitu tatkala Allah SWT
telah meletakkan &zrsr'-Nya dan mengumpulkan seluruh makhluk di padang
Mahsyar, niscaya tangan dan kakimu melaporkan apa saja yang
dilakukannya. Kelak kamu tahu nasib kita dalam perkara ini." Beliau saw
berkata, "Benar perempuan tua itu; bagaimanakah Allah SWT meninggikan
umat kalau kejahatan orang-orang kuat mereka terhadap orang-orang lemah
tidak dibalas-Nya." (HR. Ibn Majah dari Jabir ibn Abdullah)
Bantahan Tidak Adanya Pembayaran Utang Amal
Sebagian orang -dengan hawa nafsunya, tanpa berpedoman kepada
petunjuk dari Allah SWT- berkata, "Allah tidak boleh memindahkan
kesalahan (dosa) seseorang pada diri orang lain yang tidak melakukannya.
Begitu juga dengan kebaikan (pahala) yang diperbuat seseorang, Allah tidak
boleh memindahkannya kepada orang lain." Perkataan ini mereka dasarkan
secara zalim kepada sebuah ayat Allah SWT yang berbunyi: .... Dan
seorang yang berdosa tidak akan memilai dosa orang lain..... (QS. al-
An'am: 164) Dengan demikian
-kata mereka- bagaimanakah hadits-hadits
ini akan bisa diterima sebab bertentangan dengan ayat Al-Qur'an dan tidak
masuk akal sama sekali?"
Dakwaan mereka dapat dijawab dengan pernyataan sebagai berikut:
Urusan agama tidaklah ditetapkan Allah SWT berdasarkan akal
manusia, begitu juga dengan janji-janji atau ancaman-ancaman-Nya, dimana
hal itu tidak diberikan-Nya berdasarkan mampu atau tidaknya akal mereka
mencernanya. Akan namun , Ia menetapkan demikian hanya dengan Kehendak
dan Iradah-Nya;la menyuruh dan melarang sesuatu hanya dengan hikmah-
Nya.
kematian & hari akhir340
Seandainya hal-hal yang tidak bisa diterima oleh akal itu harus ditolak
semuanya, niscaya akan tertolak sebagian besar syariat Islam ini, lantaran
sulitnya diterima oleh akal manusia. Diantaranya yaitu kewajiban mandi
setelah keluarnya air mani, padahal air mani itu sendiri (menurut kebanyakan
ulama) yaitu suci. Kemudian, batalnya wudhu setelah buang angin
sebagaimana batalnya setelah buang air besar atau kecil. Bagaimana
mungkin bisa disamakan (menurut akal) antara buang angin dengan buang
air kecil atau besar! Begitu juga dengan kewajiban potong tangan bagi para
pencuri, dimana antara pencuri yang mencuri uang sebanyak sepuluh
Dirham (menurut pendapat yang lain yaitu sebanyak tiga Dirham) dengan
pencuri uang sebanyak ratusan ribu Dirham sama hukumnya, yaitu sama-
sama potong tangan. Menurut akal manusia, pencuri yang terakhir harus
mendapatkan hukuman yangjauh lebih berat dari pencuriyang pertama,atau
pencuri yang pertama harus mendapatkan hukuman yang jauh lebih ringan
dari pencuri yang terakhir.
Demikian juga dalam hal warisan, dimana ibu yang mendapat
sepertiga dari harta anaknya yang wafat hanya mendapat seperenam jika
anaknya mempunyai saudara perempuan, padahal saudara perempuannya
tidak mendapatkan jatah sedikitpun.
Semua contoh yang kami sebutkan dan tidak bisa diterima oleh akal.
Namun hal ini tentu tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak menerimanya,
sebab Allah Yang berkuasa untuk menetapkan-Nya dan Dia Maha
Bijaksana dalam menetapkan sesuatu.
Demikian juga dengan masalah qisas ini, dimana pembayaran hak
orang lain di hari akhirat ditetapkan-Nya melalui pelimpahan kebaikan
(pahala) atau kejahatan (dosa).
Allah SWT berfirman:
Kami okan memasang timbangan yang tepqt pada hari kiamat, maka
tiyaitu dirugikan seseorang barang sedikitpun. (QS. al-Anbiya': 47\
Dan sesungguhnya mereka akan memihtl beban [dosal mereka, dan
beban-beban [dosa yang lainJ disamping beban-beban mereka sendiri, dan
sesungguhnya mereks akan ditanya pada hari kiamat tentqng apo yong
selalu mereka ada-adalran (QS.al-Ankabut: I3)
[Ucapan merekal memicu merela memikul dosa-dosanya
dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebagian dosa-dosa orang
yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun [bahwa mereka
disesatlranJ. Ingatlah, amat buruHah dosa yang mereka pikul itu. (eS.an-
Nahl:25)
Ayat ini merupakan penjelas dari ayat lain yang berbunyi:
seorang yang berdosa tidak akan memihtl dosa orang lain.....
.... Dan
(QS. al-
341kematian & hari akhir
An'am: 164) Maksudnya, seseorang tidak menanggung dosa orang tain
selama ia tidak berbuat aniaya. Jika ia berbuat aniaya terhadap orang lain
dan tidak memperoleh kemaafan oleh orang yang dianiayanya sampai
matinya, maka ia dibalas oleh Allah di akhirat dengan jalan melimpahkan
kebaikannya kepada orang yang dianiayanya itu atau melimpahkan
kejahatan orang itu kepadanYa.
Allah SWT berfirman: Dan jagalah dirimu dari [azabJ hari [kiamat,
yang pada hari ituJ seseorang tidak dapal membelo orang
-lain, wslau'sediktipun; dan fiegitu pulal tidak diterima syafa'at dan tebusan
daripadanya, dan tidaklah merelca akan ditolong. (QS.al-Baqarah: 48)
Demikianlah pembalasan Allah SWT di hari kiamat terhadap orang-
orang yang mengambil hak orang lain di dunia. Oleh sebab itu, setiap orang
M usl im hendaknya merenun ginya dan mengintrospeksi dirinya sebagaimana
Umar ibn al-Khatthab ra berkata, "Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab di
akhirat; dan timbanglah dirimu sebelum kamu ditimbang di akhirat."
Menghisab diri sendiri yaitu dengan benar-benar bertaubat dari
segala perbuatan dosa selama nyawa masih dikandung badan dan menyadari
t<etalaian yang telah diperbuatnya dalam menjalankan perintah Allah SWT.
Disamping itu, ia harus mengembalikan hak orang lain yang diambilnya
dengan ca.u yang zalim, sekaligus memintakan maaf darinya dan berbuat
baik kepadanya, sehingga terhapus kejahatan yang diperbuatnya. Orang
seperti ini dapat memasuki surga Allah tanpa dihisab sama sekali'
Namun jika ia mati sebelum menyelesaikan perkaranya dengan orang
lain, maka ia dituntut oleh orang-orang itu di hari kiamat. Dosa-dosa yang
dilakukannya (seperti menganiaya, mencaci maki, mengejek, mengghibah
orang tain, serta dosa-dosa yang lain) menjaditumbal baginya di hari kiamat
selama ia tidak menyelesaikannya di dunia ini dengan mengembalikan hak-
hak orang lain kepadanya.
Allah SWT berfirman:
Pada hari ini tiap4iap iiwa diberi balason dengan apa yang
diusohakannya. Tidak ada yang dirugikon pada hari ini. sesunggulmya
Allah amat cepat hisabnya. (QS. Ghafir: l7)
Dan janganlah selali-kali lcamu [MuhommadJ mengira, bahwa Allah
lolai dari apa Wng diperbuat oleh orang-orong yang zalim. Sesungguhnya
Allah memberi tangguh kepada mereka sompai hoi yang pado waktu itu
mata fmerekal terbelalak. mereka datang bergegas-gegas memenuhi
panggilan dengan menganglat kepalanya, sedang mata mereka tidak
berkedip-kedip dan hati mereko kosong. (QS. Ibrahim: 42-43)
Anda boleh berbahagia sekarang sebab dapat mempermainkan hak
orang lain dengan leluasa, tapi di akhirat Anda menjadi orang yang paling
kematian & hariakhir347
berduka cita tatkala Anda berdiri di hadapan Allah SWT Yang akan
membalas segala kejahatan yang Anda lakukan itu. Pada hari itu Anda
menjadi orang yang bangkrut, hina dina, dan tidak berdaya sama sekali
untuk membela diri.
Oleh sebab itu, ingatlah bahwa kebaikan yang Anda perbuat tidak ada
artinya kalau diiringi dengan kejahatan terhadap orang lain, sebab di akhirat
pahala kebaikan ini bukan untukmu, melainkan untuk orang itu.
Abu Hamid berkata:
"Sekiranya Anda menghitung-hitung diri Anda, niscaya sadarlah Anda
bahwa tidaklah berlalu suatu hari melainkan Anda ada mengghibah orang
lain pada hari itu, yang mana dosa itu akan dapat menghabiskan amal
kebaikan Anda. Maka bagaimanakah dengan dosa-dosa yang lain seperti
memakan harta yang haram, memperturutkan hawa nafsu, dan lalai dari
berbuat taat kepada Allah SWT. Bagaimanakah Anda akan dapat lolos dari
suatu hari yang pada hari itu binatangpun akan dituntut oleh Allah
disebab kan kejahatannya. Sehingga orang kafir pada waktu itu akan
berkata, 'Alangkah bailcnya sekiranya aku dahulu yaitu tanah'. " (QS. an-
Naba':40)
Bagaimanakah perasaan Anda nanti jika pada hari itu Anda melihat
kitab catatan amal Anda ternyata kosong dari amal kebajikan, bahkan
berganti dengan kejahatan orang lain yang dipindahkan ke dalam kitab Anda
itu? Anda pasti berkata kepada Allah, "Wahai Tuhanku, aku tidak pernah
melakukan dosa-dosa ini." Dijawab oleh Allah, "ltu dosa orang-orang yang
telah kamu sakiti saat didunia."
Oleh sebab itu, takutlah dari berbuat zalim terhadap orang lain,
seperti mengambil hartanya dan menyakiti hatinya. Kalaupun Anda telah
terlanjur mengerjakannya, maka segeralah memintakan ampun kepada Allah
untuk dirimu dan untuk orang yang Anda zalimi ini. Mudah-mudahan
dengan demikian Anda mendapat rahmat dan ampunan dari-Nya."
Sebagian ulama beranggapan bahwa pahala ibadah puasa khusus bagi
pelakunya dan tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain yang telah
dizaliminya saat di dunia. Mereka mengatakan demikian berdasarkan
perkataan Allah SWT dalam sebuah hadits qudsi yang berbunyi, "Puasa itu
yaitu untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya."
Akan namun , pendapat ini dibantah oleh hadits-hadits Rasulullah
saw yang disebutkan tadi, dimana hak-hak itu diambilkan dari seluruh amal
kebaikan yang ada padanya, baik berupa puasa maupun yang lainnya.
Rasulullah saw bersabda, "Ketahuilah! Barangsiapa menzalimi orang
kafir yang sedang membuat perjanjian dengannya, atau mengurangi haknya,
atau membebaninya dengan sesuatu yang diluar kemampuannya, atau
kematian & hariakhir 343
mengambil sesuatu darinya tanpa hak, maka aku yang menjadi penuntutnya
di hari kiamat. (HR. Abu Daud dari Daniyyah)
Apakah Binatang juga Dibangkitkan di Padang Mahsyar?
Para ulama berbeda pendapat tentang dibangkitkannya binatang-
binatang di padang Mahsyar. Mereka juga berbeda pendapat tentang
pembalasan terhadap kejahatan yang diperbuat oleh sebagian binatang
terhadap sebagian yang lain.
Ibn Abbas ra menyebutkan bahwa binatang-binatang liar dan burung-
burung dibangkitkan.
Adh-Dhahhak, Abu Dzar, Abu Hurairah, Amru ibn al-'Ash, al-Hasan
al-Bashri juga mengatakan demikian, sebab Allah SWT berftrman: Dan
jika binatang-binat(mg liar dikumpulkan. (QS. at-Takwir: 5) dan: Dan
tiyaitu binatang-binatqng yang ada di bumi dan burung-burung yang
terbang dengan kedua sqyapnya, melainkan umat-umat [iugal seperti kamu.
Tiyaitu Kami alpakan sesuatupun di dalam al-Kitab, kemudian kepada
Tuhonlah mereka dihimpunkan (QS. al-An'am: 38)
Abu Hurairah berkata, "Allah SWT membangkitkan seluruh makhluk-
Nya di hari kiamat, termasuk seluruh binatang. Setelah itu Allah SWT
berkata kepada binatang-bin atang,'Jadilah kalian menjadi tanah ! "'
Ibn Umar dan Abdullah ibn 'Amru ibn al-'Ash berkata, "Setelah
binatang berubah menjadi tanah, dilemparkanlah tanah itu ke wajah orang-
orang kafir. Itulah makna perkataan Allah SWT yang berbunyil' Dan banyak
[pulal muka pada hari itu tertutup debu. (QS.'Abasa: 40)."
Sekelompok orang mengatakan bahwa yang dibangkitkan di dalam
ayat ini (QS. al-An'am: 38) bukan binatang-binatang, melainkan orang-
orang kafir. Adapun penyebutan binatang di dalam hadits-hadits itu hanya
perumpamaan, sebagai penguat tentang berlangsungnya pelaksanaan hukum
qisas dan penghisaban di hari akhirat.
Kelompok ini mengatakan demikian berdasarkan sebuah hadits lemah
yang berbunyi, "Bahkan kambing yang bertanduk akan dibawa ke hadapan
kambing yang tidak bertanduk untuk mempertanggungjawabkan
perbuatannya; begitu juga dengan kuda betina dan unta yang masing-masing
diminta pertanggungiawabannya dari perbuatannya."
Mereka berkata, "Jelaskan dari hadits ini bahwa penyebutan binatang-
binatang hanya perumpamaan agar menjadi i'tibar (pelajaran) dan
peringatan. Sebab, bagaimana mungkin binatang dan benda mati yang tidak
mempunyai akal diminta pertanggungiawaban. Hanya orang-orang yang
bodoh yang mengatakan demikian."
kematian & hari akhir344
Pendapat ini tidak dapat diterima, sebab jelas-jelas berlawanan
dengan nash-nash (Al-Qur'an dan hadits) yang menyatakan bahwa pada hari
kiamat binatang juga dibangkitkan.
Pembalasan bagi Binatang Atas Kejahatannya
Diriwayatkan oleh Laits ibn Abu Salim dari Abu Dzar, bahwa saat
Rasulullah saw lewat di depan seekor kambing yang sedang menanduk
kambing lain yang tidak bertanduk, Beliau bersabda, "Allah akan
menghukum kambing yang bertanduk ini di hari kiamat."
Ibn Wahab meriwayatkan bahwa Abu Dzar berkata, "Demi Yang
jiwaku di Tangan-Nya atau jiwa Muhammad di Tangan-Nya, kambing yang
bertanduk itu akan ditanya di hari kiamat tentang penyebab ia menanduk
kambing yang lain."
Dalam riwayat lain disebutkan, "saat Rasulullah saw lewat di depan
seekor kambing yang sedang menanduk kambing lain yang tidak bertanduk,
Beliau berkata kepada Abu Dzar, 'Wahai Abu Dzar, bagaimana pendapatmu
tentang peristiwa yang kamu lihat?' Abu Dzar menjawab, 'Aku tidak tahu
wahai Rasulullah'. Beliau berkata, 'Allah akan memperkarakan kedua
kambing ini di hari kiamat'." (HR. al-A'masy)
'Amru ibn al-'Ash ra berkata, "Bila hari kiamat telah terjadi, maka
dibentangkanlah bumi ini dan dikumpulkan seluruh makhluk di sana, yaitujin, manusia, binatang liar, dan binatang buas. Kemudian, pertama sekali
Allah SWT menjalankan hukum qisas di antara binatang, sampai kambing
menanduk kambing yang lain yang tidak bertanduk. Setelah proses peng-
qisas-an terhadap binatang itu selesai, Allah SWT berkata kepada binatang,
'Jadilah kalian menjadi tanah!' Kejadian ini dilihat oleh orang kafir,
sehingga ia berkata, 'Alangkah baiknya jika aku dulu menjadi tanah saja'."'
Abu al-Qasim al-Qusyairi (dalam bukunya yang berjudul at-Tahbir)
berkata, "Tatkala binatang-binatang telah dikumpulkan di padang Mahsyar,
mereka bersujud kepada Allah. Maka malaikat berkata, 'Hari ini yaitu hari
pembalasan, bukan hari untuk sujud." Mereka menjawab, 'lni yaitu sujud
syukur, sebab Allah tidak menjadikan kami sebagai anak cucu Adam."'
Ia menambahkan, "Dikatakan bahwa malaikat berkata kepada
binatang-binatang, 'Mengapa kalian juga ikut dibangkitkan di sini?' Mereka
menjawab,'Kami dibangkitkan bukan untuk dimintai pertanggungjawaban,
melainkan untuk menjadi saksi dari perbuatan anak cucu Adam."'
Sebagian ulama menyatakan bahwa ibadah puasa mendapatkan pahala
yang banyak khusus untuk pelakunya dan pahala ini menghapus semua
kezaliman yang dilakukannya, berdasarkan firman Allah dalam hadits qudsi,
kematian & hari akhir 345
,'Puq^sa ifu untuk-Ku dan Aku-lah yang akon membalosnyo." Sementara
hadits-hadits yang ada pada bab ini menolak pernyataan para ulama ini,
sebab ,"rnuu haiyang-berkaitan dengan kezaliman akan dihukum, lalu dosa
ini berkurang dingan memotong berbagai pahala lainnya, termasuk
pahala puasa.
Larangan Keras Menzalimi Kaum Dzimmi3T
Dari Sufuan ibn Sulaim dari 'lddah (mereka termasuk anak-anak para
sahabat, dari bapak-bapak mereka yang punya hubungan dekat dengan Nabi
saw) meriwuyuik"n batrwa Nabi saw bersabda, "Barangsiapa menzalimi
,"oiung dzimmi, atau mengurangi haknya, atau membebaninya diluar
kemampuannya, atau mengambit sesuatu dari mereka tidak dengan kerelaan
hati meieka, maka aku yang menjadi penuntutnya pada hari kiamat." (Hadits
ini dishahihkan oleh Abu Muhammad Abdul Haq)
Ampunan AIIah pada Hari Kiamat
Dari Abu Hurairah, ia berkata: saat Rasulullah saw duduk bersama
kami, tiba-tiba aku metihat Beliau tertawa sampai kelihatan gigi depannya.
..Apakah yang membuat engkau tertawa wahai Rasulullah?" tanya seseorang
kepadanya. Beliau saw menjawab:
Di akhirat nanti ada dua orang umatku datang menghadap Allah SWT.
Orang pertama berkata, "Wahai Tuhanku, orang ini berbuat zalim
terhadapku di dunia. Oleh sebab itu, berikan hakku yang diambilnya
dariku.'i Allah berkata kepada orang yang satu lagi, "Berikan hak yang
engkau ambil kepadanya." Orang itu menjawab, "Wahai Tuhan,
bagaimanakah caranya bagiku untuk mengembalikannya, sebab sudah tidak
ada sedikit kebaikanku?" Lalu orang yang pertama berkata kepada Allah,
"Kalau begitu orang itu harus menanggung dosa-dosaku."
Rasulullah saw menangis melihat peristiwa itu, lalu Beliau berkata,
"Pada hari itu setiap orang butuh orang lain yang menanggung dosa-
dosanya."
, Kemudian Allah SWT berkata kepada orang pertama yang menuntut
haknya itu, "Lihattah ke sana dan pandang baik-baik!" Ia pun memandang
ke arah itu dan ternyata disana ada sebuah surga dengan segala keindahan
dan kenikmatannya yang sangat mengagumkan.
,, Kaum Dzimmi yaitu penduduk non-lslam yang berdiam di ncgara lslam dan mendapat
perlindungan penuh dari negara Islam. Penerjemah
kematian & hari akhir346
Orang itu bertanya, "Untuk siapakah ini, ya Allah?" Allah SWT
menjawab, "ltu untuk orang yang membelinya dari-Ku." la bertanya lagi,
"siapakah yang membelinya, wahai Tuhanku?" Allah menjawab lagi,
"Engkau sendiri." "Dengan apakah aku membelinya, wahai Tuhanku?"
tanyanya lagi. Allah menjawab, "Dengan kemaafan yang kamu berikan
terhadap saudaramu."
Mendengar perkataan Allah itu, ia berkata, "Wahai Tuhanku, sekarang
aku maafkan kesalahannya kepadaku." Allah lalu berkata, "Pergilah engkau
ke surgamu itu dan bawa saudaramu itu ke sana."
Kemudian Rasulullah saw bersabda, "Maka bertakwalah kalian semua
kepada Allah dan berdamailah antar sesama, sebab Allah SWT
mendamaikan orang-orang Mukmin pada hari kiamat."
Abdurrahman ibn Abu Bakah berkata, "Di akhirat, seorang Mukmin
dituntut orang Mukmin lain tempat ia berutang kepadanya, sehingga ia
datang kepada Allah untuk meminta pertolongan dengan berkata, 'Wahai
Tuhanku, aku dulu berutang kepada orang itu sebanyak sekian'. Maka Allah
SWT menjawabnya, 'Aku yang paling bertanggung jawab membayar utang
hambaku'. Lalu dihapuskan utang orang Mukmin, sedang orang tempat
ia berutang diampuni dosa-dosanya."
Ibn Abu ad-Dunya berkata, "Telah sampai suatu riwayat kepadaku
bahwa Allah SWT berkata kepada sebagian nabi-Nya, "Aku menanggung
dosa hamba-hambaku yang berjuang mencari keridhaan-Ku. Tidakkah kalian
perhatikan bahwa Aku melupakan kesalahan-kesalahan mereka dan Aku
yaitu Maha Pengampun terhadap makhluk-Ku. Jika Aku tergesa-gesa
memberikan hukuman terhadap seseorang, maka Aku membuat orang itu
tergesa-gesa merasa putus harapan dari rahmat-Ku. Sekiranya hamba-
hamba-Ku yang Mukmin itu memperhatikan bagaimana Aku memberikan
ampunan terhadap kesalahan-kesalahan mereka terhadap orang-orang yang
mereka zalimi sedang mereka yang dizalimi ditetapkan hidup kekal di
samping-Ku, mereka tidak menuduh kurangnya Keutamaan dan Kemuliaan-
Ku."
Ulama berkata, "Hal ini hanya berlaku bagi orang-orang zalim
yang bertaubat kepada Allah, yaitu orang yang mendapat ampunan dari-Nya
dan mendapat maaf dari orang-orang yang mereka zalimi."
Allah SWT berfirman: .....Maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun
bagi orang-orang yang bertaubat --s*,wab-. (QS. alJsra': 25)
Menurut Abu Hamid al-Awwab yaitu orang yang benar-benar
bertaubat dari dosa yang dikerjakannya dan tidak mengulanginya lagi.
Begitu juga dengan hadits Rasulullah saw yang berbunyi, "Pada hari
kiamat ada seruan dari bawah 'Arsy yang berbunyi, 'Wahai umat Nabi
kematian & hariakhir 347
Muhammad, telah aku maafkan kesalahan-kesalahanmu. Oleh sebab itu,
masuklah kalian semua ke dalam surga dengan rahmat-Ku."' Hadits ini
hanya berlaku bagi orang-orang yang bertaubat kepada Allah sehingga la
,"ngu1npuninya dan orang-orang yang mereka zalimijuga telah memaafkan
kesalahan yang mereka lakukan terhadapnya. Sebab, seandainya ampunan
itu berlaku bagi semua yang berbuat dosa, maka tidak ada seorangpun yang
masuk neraka.
Umat Nabi Muhammad Paling Dulu Dihisab di Akhirat
Rasulullah saw bersabda, "Kita memang umat terakhir, tapi kita umat
yang pertama sekali dihisab di hari akhirat. Saat itu dikatakan, 'Manakah
unlut yung buta huruf itu dan manakah Nabinya?"' (HR. Ibn Majah dari Ibn
'Abbas)
Dalam riwayat tain dari lbn 'Abbas dijelaskan, "Umat-umat yang lain
menyingkir dan memberikan jalan bagi kita, umat Nabi Muhammad,
sehingga kita bisa tewat dan maju ke depan dengan hati gembira dan wajah
yung b".se.i-seri sebab bekas sujud. saat itu, umat-umat lain berkata
tentang mereka, 'seolah-olah mereka nabi seluruhnya."'
kematian & hariakhir348
HAL PERTAMA YANG DIPROSES PADA
PENGADILAN AKHIRAT
Pembunuh
Rasulullah saw bersabda, "Perkara pertama sekali diproses di hari
akhirat yaitu pembunuhan. (HR. Muslim dari Abdullah ibn Mas'trd)
Dari 'Ali ibn Abu Thalib ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, "Aku
orang pertama yang bersimpuh di akhirat di hadapan Allah SWT untuk
menuntut musuh-musuhku." (HR. al-Bukhari) Maksudnya: Beliau
menceritakan kepada Allah pertarungannya dengan sahabat-sahabatnya
melawan musuh-musuhnya (orang-orang kafir Quraisy) dan menuntut
mereka yang telah berbuat aniaya dan pembunuhan terhadap sahabat-
sahabatnya.
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw telah berkata tentang
sekelompok orang di antara kami, "Perkara yang pertama sekali diproses
dari mereka di hari akhirat yaitu perkara pembunuhan, lalu dihadapkan
semua orang yang terbunuh dalam peperangan di jalan Allah SWT, lalu
memerintahkan semua orang yang terbunuh untuk dihadapkan dengan
kepalanya sedang urat nadinya memancarkan darah. Orang yang
terbunuh itu berkata, "Wahai Tuhanku, tanyalah orang yang telah
membunuhku itu; mengapa ia sampai membunuhku?" Allah lalu
menanyakannya, padahal Ia Maha Mengetahui, "Mengapa kamu
membunuhnya?" la menjawab, "Aku membunuhnya demi mempertahankan
harga diri." Allah berkata, "Celakalah kamu wahai pembunuh." Kemudian
semua pembunuhan dan kezaliman dibalas saat itu juga, dan semua orang
yang menganiaya mendapat pembalasan sesuai kadar penganiayaannya.
Semuanya tergantung kehendak Allah SWT; jika Ia menghendaki maka Dia
mengazabnya dan jika Dia menghendaki maka Dia memaafkannya."
Dari Abdullah ibn Abbas, ia mengatakan bahwa Rasulullah saw
bersabda: Orang yang terbunuh datang pada hari kiamat dalam keadaan
salah satu tangannya memegang kepalanya, sedang tangannya yang lain
memanggil-manggil orang yang membunuhnya. Darah mengucur terus dari
sekujur tubuhnya sampai ia bertemu dengan orang itu, lalu ia berkata kepada
Allah, "Wahai Tuhanku, orang ini membunuhku saat di dunia." Allah lalu
berkata kepada orang yang membunuh itu, "Celakalah kamu, wahai
pembunuh," lalu orang itu dicampakkan ke dalam neraka.
kematian & hari akhir 349
Shalat yaitu Amal Baik Pertama yang Dihisab
Rasulullah saw bersabda, "Amalan pertama yang dihisab dari seorang
hamba di akhirat yaitu shalat. (HR. an-Nasa'i)
Yahya ibn Sa'id berkata, "Telah sampai riwayat kepadaku bahwa yang
pertama sekali diperhatikan dari seorang hamba yaitu shalatnya. Jika
shalatnya diterima maka amalannya yang lain diperhatikan. Namun jika
shalatnya ditolak maka amalannya yang lain diabaikan."
Diriwayatakan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw bersabda,
"Amalan pertama yang dihisab dari seorang hamba di akhirat yaitu shalat.
Pada hari itu Allah SWT berkata kepada para malaikatnya, 'Periksalah shalat
hamba-Ku itu; apakah dilaksanakannya dengan sempurna atau tidak'. Jika
shalatnya sempurna maka ditulis sempurna, namun jika shalatnya tidak
sempurna maka dikatakan, 'Perhatikanlah, apakah ada amalan shalat
sunatnya atau tidak. Jika ada maka sempurnakan shalat wajibnya yang
kurang dengan shalat sunatnya. Kemudian baru diperiksa amalannya yang
lain berdasarkan penilaian shalat wajibnya ini'."
Abu 'Amru ibn Abdul Birr berkata, "Penyempurnaan shalat wajib
yang tidak sempurna dengan melaksanakan shalat sunat hanya berlaku bagi
orang yang lupa melaksanakan shalat wajib atau shalat wajib
dilaksanakannya namun ia lupa membaguskan rukuk dan sujudnya sebab ia
tidak tahu. Adapun orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja atau
tertinggal salah satu dari rukunnya lalu ia ingat hal itu tapi sengaja tidak
diulangnya dan ia hanya sibuk dengan shalat sunatnya, maka shalat sunat
tidak dapat menyempurnakan shalat wajibnya.
Diriwayatkan dari Abdullah ibn Qirth, bahwa Rasulullah saw
bersabda, "Barangsiapa melaksanakan shalat tapi tidak menyempurnakan
rukuk dan sujudnya serta kekhusyu'annya, maka ia sebaiknya
memperbanyak bacaan dzikirnya setelah shalat supaya shalatnya menjadi
sempurna."
Setiap orang Islam wajib menjaga shalat wajib dan melaksanakannya
dengan sebaik-baiknya sebagaimana yang diperintahkan, yaitu
menyempurnakan rukuk dan sujudnya serta melaksanakannya dengan
khusyu'. Jika kurang salah satu dari hal ini, maka ia berusahalah
membaguskan shalat sunatnya dengan melaksanakannya secara sungguh-
sungguh. Orang yang tidak membaguskan shalat wajib, biasanya tidak
membaguskan shalat sunatnya. Bahkan shalat sunatnya penuh dengan
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, sebab ia biasanya menganggap
shalat sunat tidak seperti shalat wajib sehingga ia meremehkannya. Demi
Allah, orang-orang yang alim menjadikan shalat sunat itu sama seperti shalat
wajib, bahkan mewajibkan shalat itu bagi diri mereka.
Mengingat kematian & hariakhir350
Jika keadaannya demikian, maka mereka termasuk golongan atau
generasi penyia-nyiaan shalat yang disebut dalam firman Allah SWT: Maka
datanglah sesudah mereka penggonti [yang jelekJ yang menyia-nyiakan
shalal dan memperturutkan hawo nafsunya, maka mereka kelak akon
menemui kesesatan. (QS. Maryam: 59)
Para ulama berkata, "Menyia-nyiakan shalat yaitu tidak
memperhatikan waktu, wudhu', dan kesempurnaan rukuk serta sujudnya dan
lain-lain yang seumpama dengan itu, walaupun shalat dilaksanakannya.
Mereka juga berkata, "Barangsiapa yang tidak mengerjakan shalat
sama sekali, maka ia telah kafir."
Rasulullah saw bersabda, "Tidak akan dibalasi shalat orang yang tidak
meluruskan punggungnya saat rukuk dan sujud." (HR. at-Tirmidzi dari
Abu Mas'ud al-Anshari)
Asy-Syaf i, Ahmad, dan Ishaq mengatakan, "Orang yang tidak lurus
punggungnya saat rukuk dan sujud maka shalatnya rusak, sebab
Rasulullah saw bersabda, 'Tidak akan dibalasi shalat orang yang tidak
meluruskan punggungnya saat rukuk dan sujud'."
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Hudzaifah al-Yamani melihat
seseorang melaksanakan shalat namun tidak menyempurnakan rukuk dan
sujudnya, maka saat orang itu selesai melaksanakan shalatnya, ia berkata
kepadanya, "Kamu belum melaksanakan shalat; jika kamu mati, maka mati
kamu itu tidak diatas Sunnah Nabi Muhammad."
An-Nasa'i juga meriwayatkan dari Hudzaifah al-Yamani, bahwa ia
melihat seseorang melaksanakan shalat namun tidak menyempurnakan rukuk
dan sujudnya, maka ia berkata kepadanya, "Sudah berapa lama kamu shalat
seperti ini?" Orang itu menjawab, "Sejak empat puluh tahun yang lalu." Ia
lalu berkata lagi kepada orang itu, "Kamu belum melaksanakan shalat
selama itu; jika kamu mati, maka mati kamu itu tidak diatas fitrah Nabi
Muhammad."
Banyak sekali riwayat yang menyatakan tentang hal ini yang
telah kami paparkan diberbagai bab dalam kitab ini.
Diriwayatkan oleh an-Nasa'i dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah
saw bersabda, "Amalan pertama yang dihisab dari seorang hamba di akhirat
yaitu shalatnya. Jika shalatnya sempurna maka ditulis sempurna, namunjika shalatnya itu tidak sempurna maka dikatakan, 'Lihatlah kalau ada
amalan shalat sunatnya untuk menyempurnakan shalat wajibnya'."
kematian & hariakhir 351
Sempurnakanlah Sujud dan Rukuk saat Shalat
Perkataan Abu Hanifah yang berbunyi "seseorang sudah bisa
dikatakan melaksanakan shalat jika sudah dipenuhinya semua rukunnya,
seperti rukuk dan sujud, walaupun rukuk dan sujudnya tidak sempurna,"
tidak bisa diterima, sebab (seperti kata lbn al-Qasim) orang yang tidak
menyempurnakan shalatnya tennasuk orang yang mempermainkan shalatnya
dan mendapat celaan dari perbuatannya itu, sebab Rasulullah saw
mengatakan bahwa shalat yang demikian yaitu shalatnya orang munafik
yang hanya mengingat Allah sedikit dalam shalatnya. Di samping itu,
banyak hadits-hadits shahih yang menyatakan rusaknya shalat orang yang
seperti itu (sebagaimana kami terangkan sebelumnya). Di antaranya hadits
Rasulullah saw yang berbunyi, "Besarkanlah Allah SWT saat rukuk dan
bersungguh-sungguhlah berdoa kepada-Nya saat sujud; mudah-mudahan
dikabulkan doamu itu."
Imam Malik (di dalam kitab Muwaththa'nya) menyebutkan bahwa
Rasulullah saw pernah bertanya kepada sahabat-sahabatnya, "Bagaimana
menurutmu tentang orang yang meminum khamar, orang yang mencuri, dan
orang yang zina?" (Rasulullah saw menanyakan hal ini kepada mereka
sebelum turun ayat yang berkenaan tentang itu) Mereka menjawab, "Allah
dan Rasul-Nyayang mengetahuinya." Beliau berkata, "Semua perbuatan itu
keji dan mendapat balasan dari Allah SWT, dan seburuk-buruk pencuri
yaitu orang yang mencuri shalatnya." Mereka bertanya, "Bagaimanakah
caranya, wahai Rasulullah?" Ia menjawab, "la tidak menyempurnakan rukuk
dan sujudnya."
Rasulullah saw bersabda, "Jika salah seorang di antaramu
membaguskan shalatnya dan menyempurnakan rukuk serta sujudnya, maka
shalat berkata, 'Mudah-mudahan kamu dipelihara oleh Allah sebagaimana
kamu telah memeliharaku'. Lalu shalat itu diangkat ke langit.
Akan namun jika ia tidak melaksanakan bagian shalat lainnya dengan
bagus dan tidak menyempurnakan rukuk serta sujudnya, maka shalat itu
berkata, 'Mudah-mudahan kamu disia-siakan oleh Allah sebagaimana kamu
telah menyia-nyiakanku'. Kemudian shalat itu dilipat seperti pakaian dan
dipukulkan ke wajah orang yang melakukannya.
Jadi barangsiapa tidak menjaga waktu-waktu shalat, ia tidak menjaga
shalat itu sendiri. Demikian juga dengan orang yang tidak menjaga wudhu',
rukuk, dan sujudnya. Barangsiapa tidak menjaga shalat berarti ia telah
menyia-nyiakannya, dan orang yang menyia-nyiakan shalat lebih menyia-
nyiakan halyang lain.
Orang yang menjaga shalat berarti menjaga agamanya, dan orang yang
tidak melaksanakan shalat yaitu orang yang tidak beragama. (HR. Abu
Daud ath-Thayalisi dari 'Ubadah ibn ash-Shamit)
kematian & hariakhir352
Tidak Menolong Orang yang Teraniaya
Diriwayatkan dari Sa'id al-Khudri, bahwa ia mendengar Rasulullah
saw bersabda, "Allah SWT menanyai hamba-Nya di akhirat dengan berkata,
'Apakah yang menghalangimu dari mengingkari kemunkaran yang kamu
lihat'." Maka saat Allah mendiktekan alasan hamba, "Wahai Tuhanku, aku
hanya mengharapkan-Mu, dan aku memisahkan diri dari manusia." (HR. lbn
Majah)
Diriwayatkan juga dari Abu Sa'id al-Khudri bahwa Rasulullah saw
bersabda, "Jangan hanya berdiam diri saat melihat ayat Allah diperolok-
olokkan orang. Orang yang demikian akan ditanya di akhirat, 'Apakah yang
menghalangimu mencegah kemunkaran ucapan yang kamu lihat?' la
menjawab, 'Wahai Tuhanku, aku tidak mau mencegahnya sebab takut
kepada manusia'. AIlah menjawab, 'Menjauhlah dari-Ku sebab Akulah
yang seharusnya kamu takuti."' (Diriwayatkan oleh al-Faryabi)
Rasulullah saw bersabda, " Kalian janganlah mendekati tempat yang
sedang terjadi penganiayaan terhadap seseorang, sebab laknat Allah turun
dari langit terhadap orang-orang yang berada di sekitar tempat penganiayaan
itu (melihatnya namun tidak berusaha menolongnya). (HR. Abu Nu'aim al-
Hafidz dari Ibn 'Abbas. Hadits ini gharib dari Asad dan 'lkrimah.
Sepengetahuanku, hadits ini hanya diriwayatkan melalui Mandil ibn al-
Ghanawi)
Anggota Tubuh Manusia Menjadi Saksi di Hari Kiamat
Allah SWT berfirman:
Pada hori ini Kami tutup mulut mereko, dan berkatalah kepada Kami
tongan mereka dan memberi kesalcsianlah kaki mereko terhadap apa yqng
dahulu mereka usahakan. (QS. Yasin: 65)
... Pada hari saat lidah, tangan, dan kaki mereka menjadi sal$i atas
mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. (QS. an-Nur: 24)
Dan mereka berkata kepada kulit mereka, "Mengapa kamu menjadi
salui terhadap lwmi? " (QS.Fushshilat: 2l)
Anggota Tubuh yang Pertama Kali Bersaksi yaitu Paha dan Telapak
Tangan
Abu Bakar ibn Abu Sayibah mengatakan bahwa Rasulullah saw
bersabda, "Pada hari kiamat, manusia datang dalam keadaan bisu, dan yang
pertama sekali berbicara yaitu paha dan telapak tangannya."
Sabda Beliau saw mengandung dua makna:
kematian & hariakhir 353
Pertama: Anggota tubuh dapat berbicara ditujukan untuk
mempermalukan orang yang berbuat jahat di hadapan semua makhluk di
akhirat. Dimana, walaupun telah tertulis di dalam kitab amal (buku catatan
amal), namun anggota tubuhnya tetap berbicara untuk mengatakan
kejahatan-kejahatannya. Sebab, di dunia ia berbuat keji dengan terang-
terangan; hatinya terpaut kepada perbuatan keji dan tidak mengingat Allah
sedikitpun. Ia tidak takut melakukan perbuatan itu, bahkan senang saat
melakukannya. Jadi Allah SWT juga terang-terangan membuka
kejahatannya kepada semua makhluk melalui kesaksian anggota tubuh
sendiri.
Allah SWT mengatakan hal ini dan firman-Nya yang berbunyi:
[Allah berfirnnn:J "lnilah kitab [cototanJ Kami yang menuturkan
terhadapntu dengan benar. Sesungguhnya Kami teluh menyuruh mencatal
apa yang telah kamu kerjakan." (QS. al-Jatsiah:29)
Kedua: Boleh jadi ia membaca kitab amal (buku catatan amal)nya tapi
tidak paham dengan apa yang dibacanya, bahkan ia mengingkarinya.
Sehingga Allah menutup mulutnya saat itu dan digantikan oleh anggota
badannya untuk berbicara. Anggota badan yang saat di dunia tidak bisa
berbicara menjadi saksi kejahatan yang diperbuatnya.
Diriwayatkan dari Anas ibn Malik ra, ia berkata:
Suatu saat kami berada di dekat Rasulullah saw, dan tiba-tiba Beliau
tertawa. Beliau berkata. "Tahukah kalian apa yang aku tertawakan?" Kami
menjawab, "Allah dan rasul-Nya yang mengetahuinya." Beliau saw lalu
bersabda, "Yang membuatku tertawa yaitu dialog antara seorang hamba
dengan Tuhannya di akhirat. Hamba itu berkata, 'Wahai Tuhanku, bukankah
tidak ada kezhaliman dari Engkau pada hari ini?' Allah menjawab, 'Benar'.
Hamba itu berkata lagi, 'Kalau begitu, periksalah diriku. Niscaya tidak ada
kejahatan padanya. Aku tidak membolehkan diriku menjadi saksi, melainkan
terhadap yang baik-baik saja'. Allah menjawab, 'Cukup anggota tubuhmu
yang lain yang menjadi saksinya, bersama dengan malaikat pencatat amal'.
Lalu ditutuplah mulut hamba itu sehingga ia tidak dapat berkata-kata lagi,
dan anggota tubuhnya diperintahkan untuk menjadi saksi dari amalan yang
diperbuatnya. Anggota-anggota tubuhnya lalu berbicara tentang kej ahatan-
kejahatannya, sehingga hamba itu mencaci tubuhnya sendiri dengan
perkataan, "Menjauhlah dariku; kamu sekarang menjadi musuhku." (HR.
Muslim)
Rasulullah saw bersabda, "Seorang hamba didatangkan pada hari
kiamat lalu dikatakan kepadanya, 'Bukankah telah Aku berikan
pendengaran, penglihatan, harta, dan anak kepadamu? Bukankah telah Aku
mudahkan bagimu akan binatang ternak dan ladang pertanian? Bukankah
telah Aku jadikan kamu menjadi penguasa terhadap suatu kaum dan
kematian & hariakhirt54
bukankah telah kamu ambil seperempat dari usaha dan hasil perkebunan
mereka dengan kekuasaan yang ada pada kamu itu? (Biasanyapara penguasa
kaum mengambil seperempat hasil usaha kaum itu). Apakah kamu tidak
mengira bahwa kamu akan menemui-Ku pada hari ini?' Orang itu
menjawab, 'Tidak, wahai Tuhanku'. Allah lalu berkata, "Jadi Aku lupakan
kamu pada hari ini sebagaimana dulu kamu melupakan-Ku. (Aku tinggalkan
kamu di dalam azab api neraka sebagaimana kamu meninggalkan
mengenali-Ku dan beribadah kepada-Ku)'." (HR. at-Tirmidzi dari Abu
Hurairah)
Jika dikatakan, "Apakah orang-orang kafir dihadapkan ke hadapan
Allah di akhirat dan diminta pertanggungiawabannya?" maka kami
menjawab, "Benar, dengan daliI sebagai berikut:
Allah SWT berfirman:
Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah
diulus rasul-rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai
pula rasul-rasul Kami. (QS. al-A'raf: 6)
Dan seandainya kamu melihat saat mereka dihadapkan kepada
Tuhannya [tentulah kamu melihat peristiwa yang mengharukanJ. Berfirman
Allah, "Bukankah fkebangkitanJ ini benar?" Mereka menjawab, "Sungguh
benar, demi Tuhan kami." Berfirman Allah, "sebab itu rasakanlah azab
ini, disebabkan kamu mengingkari fnyaJ. " (QS.al-An'am: 30)
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat
dusta terhadap Allah? Mereka itu al<an dihadaplcan kepada Tuhan mereka
dan para sal<si akan berkata, "Orang-orang inilah yang telah berdusta
terhadap Tuhan mereka." Ingotlah, httukan Allah [ditimpakanJ atas orang-
orangyangzalim. (QS. Hud: l8)
Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tulwnmu dengan berbaris.
Sesungguhnya kamu datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakan
kamu pada kali yang pertama; bahkan komu mengatakan bahwa Komi
sekali-kali tidak akan menetapkan bagi kamu waktu [memenuhiJ perjanjian.
(QS. al-Kahfi:48)
Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka, kemudian
sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka. (QS. al-Ghasyiah:
25-26\
Don berkatalah orang-orang kafir kepado orang-orangyang beriman,
"Ilrutilah jalan kami, dan nanti kami akan memikul dosa-dosamu," dan
mereka [sendiriJ sedikitpun tidak [sanggupJ, memikul dosa-dosa mereka.
Sesungguhnya mereka yaitu benar-benar orcmg pendusta. Dan
sesungguhnya mereka akan memihrl beban [dosal mereka, dan beban-
beban [dosa yang lainJ disamping beban-beban mereka sendiri, dan
kematian & hariakhir 3ss
sesungguhnya mereka akun dilanya padu huri kiamol tentang apu yang
selalu mereka ada-odakan (QS. al-'Ankabut: I2-l3)
Banyak lagi ayat lain yang menyatakan bahwa orang-orang kafir
dihadapkan ke hadapan Allah dan dimintai pertanggungiawabannya.
Firman Allah SWT yang berbunyi: Orang-orong yang berdosa dikenal
dengan tanda-tandanya, lalu dipegang ubun-ubun dan kaki mereka. (QS. ar-
Rahman: 4l) dan sabda Rasulullah saw, "sekelompok orang keluar dari
neraka lalu mereka berkata, "Kami diazab bersama tiga kelompok manusia;
yaitu para penguasa yang zalim, orang-orang musyrik, dan para pelukis."
Mungkin terjadi setelah kebaikan dan kejahatan mereka ditimbang dan kitab-
kitab telah dibagikan kepada masing-masing mereka' Hal ini
ditunjukkan oleh kata-kata terakhir dari hadits ini, yaitu kata-kata "Dan
para pelukis." Jika para pelukis yaitu orang-orang Islam, maka mereka
pasti ditanya dan dihisab, bahkan mereka orang yang paling berat
siksaannya.
Mengenai hisab ini, sebagian ulama berkata, "Allah SWT hanya
menyebutkannya secara global, lalu hadits-hadits yang menerangkannya.
Dalam beberapa hadits diterangkan bahwa kebanyakan orang Mukmin akan
masuk surga tanpa dihisab, sehingga manusia secara umum terbagi kepada
tiga kelompok; yaitu orang yang tidak dihisab sama sekali, yang dihisab
secara ringan (kedua kelompok ini dari kalangan orang Mukmin), dan yang
dihisab hisab yang berat (dari kalangan orang Islam dan orang-orang kafir).
Sebagaimana di antara orang-orang Mukmin, ada orang-orang yang
lebih dekat kepada rahmat Allah sehingga dimasukkan ke dalam surga tanpa
dihisab, maka diantara orang-orang kafir ada orang-orang yang lebih dekat
kepada murka Allah sehingga mereka masuk neraka tanpa dihisab sama
sekali.
Abdullah ibn al-Mubarak menyebutkan dari lbn 'Abbas ra, bahwa
setelah mereka dimasukkan ke neraka, baru disebarkan kitab-kitab dan
ditegakkan timbangan-timbangan pahala dan dosa, kemudian seluruh
makhluk didatangkan untuk dihisab.
Jika dikatakan: Allah SWT berfirman:
Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereko pada hari itu benar-benar
terhalangdari [melihatJ Tuhan mereka. (QS. al-Muthaffifin: l5)
Korun berkata, "sestmgguhnya aku hanya diberi harto itu, sebab
ilmu yang ada padaku." Dan apakah ia tidak mengetahui, balwasanya
Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat
daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidakloh perlu
ditanya kepada orong-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereko.
(QS. al-Qashash: 78)
kematian & hari akhir356
Sesungguhnya orqng-orang yang menyembunyikan apa yang telah
diturunkan Allah, yaitu al-Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit
[murahJ, mereka itu sebenarnyo tidak memakan ftidak menelanJ ke dalam
perutnya melainkan api, dan Allah tidok akan berbicara kepada mereka
pada hari kiamat dan tidak akan mensucikan mereka dan bagi mereka siksa
yqng omat pedih. (QS. al-Baqarah: 174)
maka kami menjawab, "Kiamat mempunyai banyak tempat
pelaksanaan perkara; ada tempat yang ada tanyajawab, dan ada yang tidak
ada tanyajawabnya sama sekali. Jadi, sebenarnya tidak ada pertentangan di
antara ayat sedikitpun."
'lkrimah ra berkata, "Kiamat mempunyai banyak tempat pelaksanaan
perkara; ada tempat yang ada tanya jawab dan ada yang tidak ada tanya
jawabnya sama sekali."
Ibn 'Abbas ra berkata, "Pertanyaan yang dihadapkan kepada mereka
bukan pertanyaan yang berisi pujian terhadap perbuatan baik. melainkan
pertanyaan yang bersifat menyudutkan dan celaan terhadap perbuatan dosa
mereka. Hal ini berdasarkan firman-Nya: Maka demi Tuhanmu, Kami
pasti akan menanyai mereka semuo. (QS. al-Hijr: 92)
Ahli takwil berkata, "Telah dikatakan bahwa orang-orang kafir dihisab
di hari kiamat sebab kekafiran dan kebangkangan mereka terhadap Allah
SWT sepanjang hidup mereka. Mereka mendapat celaan yang keras di
akhirat dan akan dimintai pertanggungiawaban dari perbuatan mereka sebab
mendustakan para rasul, padahal telah jelas kebenaran yang dibawa oleh
para rasul itu.
Allah SWT berfirman, *Ikatilah jalan komi, dan nanti kami akan
memilai dosa-dosamu," dan mereka [sendiriJ sedikitpun tidak [sanggupJ,
memihtl dosa-dosa merelra. Sesmgguhnya mereka yaitu benar-benar
orang pendusta. Dan sestmgguhnya merelu akan memikul beban [dosaJ
mereka, dan beban-beban [dosa yang lainJ disamping beban-beban mereka
sendiri, dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang
apa yang selalu mereka ada-adakon (QS. al-'Ankabut: 12-13)
Ayat-ayat yang berkenaan dengan masalah itu sangat banyak.
Barangsiapa memperhatikan akhir surah al-Mukminun: jika
sangkakala ditiup, maka tidak ada lagi pertalian nasab di antara mereka
pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya. (QS. al-
Mu'minun: l0l) sampai akhir dari surah ini, maka akan jelas kebenaran
masalah ini.
Ibn al-Mubarak mengatakan dari Ibn 'Abbas, ia berkata, "setelah
ketiga kelompok manusia dimasukkan ke neraka, baru disebarkan kitab-kitab
kematian & hariakhir ,57
dan ditegakkan timbangan-timbangan pahala dan dosa, kemudian seluruh
makh luk didatangkan untuk dihisab."
Pertanyaan: Ada hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh
'Aisyah bahwa Beliau saw bersabda, "Tidak dihisab seorang hamba di hari
akhirat, melainkan ia masuk surga." Hal ini disebab kan hisab hanya untuk
menghitung pahala dan memberikan balasan amal kebaikan' sedang
orang-orang kafir tidak mempunyai kebaikan sedikitpun, sehingga tidak ada
yang dihisab dari mereka. Disamping itu, yang menghisab yaitu Allah
SWT, sementara Allah telah mengatakan (bahwa): Sesungguhnya orang'
orang yang menyembunyikan apq yong telah diturunkan Allah, yaitu al'
Kitab dan menjualnyo dengan harga yang sedikit [murah], mereko itu
sebenarnya tidak memakan ftidak menelan] ke dalam perutnya melainkan
api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan
tidak akan mensucikan mereka dan bagi merekq siksa yang amat pedih. (QS.
al-Baqarah:174)
Jawab: Hadits yang diriwayatkan oleh 'Aisyah bertentangan dengan
hadits-hadits dan ayat-ayat yang berbicara tentang masalah ini. sedang
makna perkataan Allah ini yaitu : Dia tidak berbicara kepada mereka
tentang yang baik-baik yang mereka inginkan.
Allah SWT berfirman: Tinggallah dengan hina di dalamnyo dan
janganlah kamu berbicara dengan l/ru. (QS. al-Mu'minun: 108)
Menurut pendapat lainnya, bahwa pertanyaan di dalam firman Allah
SWT yang berbunyi: Kartm berkata, "Sesungguhnya aku hanya diberi harta
itu, kqrena ilmu yang ada padaku." Dan apakah ia tidak mengetahui,
bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umot-umat sebelumnya
yang lebih htat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan
tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-
dosa mereka. (QS. al-Qashash: 78) Pada waktu itu monusia dan iin tidak
ditanya tentang dosanya. (QS. ar-Rahman: 39) yaitu pertanyaan yang
berfungsi membedakan wajah orang-orang beriman dari wajah orang-orang
kafir, sebab jika saat itu yang mendapat pertanyaan ini wajah orang-
orang beriman maka menjadi berseri-seri dan menjawabnya dengan hati
yang lapang, namun jika yang mendapat pertanyaan wajah orang-orang kafir
maka menjadi hitam legam. Dari wajah mereka, dapat diketahui orang yang
akan dimasukkan ke surga atau neraka. Sebab, malaikat tidak butuh jawaban
mereka untuk mengetahui perbuatan mereka di dunia sebab malaikat sudah
mengetahuinya.
Orang-orang yang mengatakan seperti itu berpendapat bahwa
pertanyaan di hari kiamat berbeda dari pertanyaan yang ada sebelumnya,
yaitu pertanyaan dua orang malaikat kepada si mayat setelah ia dimasukkan
ke dalam kubur dan orang-orang yang menguburkannya kembali ke
kematian & hari akhir358
rumahnya masing-masing, sebagaimana yang diterangkan di dalam hadits
Rasulullah saw. Di dalam kubur itu mereka ditanya tentang Tuhan, agama,
dan nabi mereka. Maksudnya, saat di akhirat, malaikat tidak menanyakan
hal itu lagi kepada mereka untuk menentukan Islam atau kafirnya, sebab
sudah ditanyakan sebelumnya.
Dalil mereka yaitu firman Allah SWT yang berbunyi: Maka demi
Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua. (QS. al-Hijr: 92)
dimana Allah SWT mengkhabarkan kepada kita bahwa pertanyaan yang
akan diajukan kepada orang-orang kafir yaitu tentang amalan-amalan
mereka. sedang pertanyaan tentang kekafiran dan pembangkangan
mereka terhadap ayat-ayat Allah telah ditanyakan sebelumnya saat berada
di dalam kubur.
Alam Menjadi Saksi di Akhirat
Suatu kali, setelah Rasulullah saw membacakan firman Allah SWT
yang berbunyi: Pada hari itu bumi menceritakan beritanya. (QS. az-
Zalzalah: 4) Beliau bertanya, "Tahukah kalian tentang berita yang
disampaikan oleh bumi itu?" Para sahabat menjawab, "Allah dan rasul-Nya
yang mengetahuinya." Beliau berkata, "Berita itu berupa kesaksian bumi
terhadap amal perbuatan hamba atau umat yang dilakukannya. Bumi berkata,
'Pada hari itu ia melakukan hal ini di permukaanku'." (HR. at-Tirmidzi dari
Abu Hurairah)
Rasulullah saw bersabda, "Setiap datang siang kepada anak Adam itu
ia akan berkata kepadanya, 'Wahai anak Adam, aku makhluk yang baru, dan
aku akan menjadi saksi di hari akhirat terhadap perbuatan yang kamu
lakukan. Jadi lakukan amal kebaikan pada siangku ini supaya aku saksikan
kebaikan itu nanti di akhirat. Sebab kalau aku sudah pergi maka aku tidak
kembali lagi." Malam juga berkata demikian kepadanya." (HR. Abu Nu'aim
dari Ibn Yasar)
Ibn al-Mubarak dari Abdullah ibn 'Amru ibn al-'Ash berkata, '.Siapa
yang sujud di suatu tempat, seperti di dekat pohon atau batu, maka pohon
atau batu itu menjadi saksi baginya di hari kiamat."
Ibn Abu Khalid berkata, "Aku mendengar Utsman ibn 'Affan
membacakan firman Allah SWT:
Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah
mereka kerjakan dan agar Allah menculrupkan bagi mereka [batasanJ
pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tidak dirugikan. Dan orang-
orang yang beriman berkata, "Mengapa tiada diturunkan suatu surah?"
Maka jika diturunkan suatu surah yang jelas maksudnya dan disebutkan
di dalamnya [perintahJ perang, kamu lihat orang-orang yang ada penyakit
kematian & hariakhir 359
di dalam hatinya memandang kepadamu seperti pandangan orong, yang
pingsan sebab takut mali, dan kecelakaanlah bagi mereka. Taal dan
mengucapkan perkatoan yang baik [yaitu lebih baik bagi merekaJ.
jika telah tetap perintah perang [mereka tidak menyukainyaJ. namun jikalau mereka benar [imannyal terhadap Allah, niscaya yang demikian ilu
lebih baik bagi mereko. (QS. Qaf: 19 dan2l),
Lalu ia berkata, "Seseorang menggiringnya ke hadapan Allah SWT
dan seorang saksi menjadi saksi atas perbuatannya di dunia." Rasulullah saw
bersabda, "Harta itu hijau (sangat memikat); pemilik harta yang paling baik
yaitu yang memberikan sebagiannya kepada orang miskin, anak yatim, dan
orang yang sedang dalam perjalanan. Barangsiapa mendapatkan harta
dengan cara yang tidak benar, maka ia seperti orang yang makan tapi tidak
akan kenyang, dan harta itu menjadi saksi baginya di hari kiamat. (HR.
Muslim dari Abu Sa'id al-Khudri)
Rasulullah saw bersabda, "Tidaklah jin, manusia, pohon, batu, dan
tanah mendengar suara adzan, melainkan ia menjadi saksi di hari kiamat."
(HR. Abu Sa'id al-Khudri)
Jadi renungkanlah oleh Anda wahai saudaraku. Sekalipun Anda
seorang yang adil dalam memberi kesaksian, namun alam tetap menjadi
saksi atas segala amal perbuatan yang Anda lakukan; tidak sedikitpun yang
luput dari laporannya.
Allah SWT berfirman:
Kamu tidak berada dalam suatu kcadoan dan tidak membaca suatu
ayat dari Al-Qur'an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekeriaon,
melainkan Kami menjadi salcsi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak
luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah [atomJ di bumi
ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak [pulal yang lebih
besar dari itu, melainkan [semua tercatatJ dalam kitab yang nyato [Lauh
MahfuzhJ. (QS. Yunus: 6l)
Oleh sebab itu, berbuatlah amal kebaikan seperti orang yang benar-
benar sadar bahwa perbuatannya dipersaksikan di hari akhirat. Mahasuci
Allah dan tidak ada Tuhan melainkan Dia.
Sulaiman ibn Rasyid berkata, "Telah sampai kepadanya berita yang
mengatakan bahwa tidak ada sesuatupun yang menyaksikan perbuatan di
dunia ini, melainkan menjadi saksi di akhirat bersama saksi-saksi yang lain.
Tidak ada sesuatupun yang memuji seorang hamba di dunia, melainkan akan
memujinya di akhirat bersama saksi-saksi yang lain. Perkataan ini
benar, sebab didukung oleh firman Allah SWT:
Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu yaitu
hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orcmg perempuan.
kematian & hariakhir360
Apakah mereka menyaksikan penciptaon malaikat-malaikal itu? Kelak akan
itt lttl-n persaksian mereka dan mereka akan dimintai
pert anggStngi awaDan. (QS. az-Ztkhtuf: 19)
Mereka itulah orang-orang yang telah pasti keletopan [azabJ atas
mereka bersama umat-umat yang telah berlalu sebelum mereka dariiin dan
manusia. sesungguhnya mereko yaitu orang-orang yang merugi. (QS. al-
Ahqaf: 18) Allahu a'lam."
Para Rasul Dimintai Pertanggungiawaban di Akhirat
Allah SWT berfirman:
Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umal-umat yang telah
diutus rasul-rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai
pula rasul-rasul Kami. (QS. al-A'raf: 6)
Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semza. (QS.
al-Hijr:92)
Didalam ayat ini Allah lebih mendahulukan para rasul dibanding
umatnya: ...Maka Allah SW bertanya [kcpada para rasul ituJ, "Apa
jav'aban kaummu itu terhadap [seruanJ mu? (QS- al-Maidah: 109)
Tentang tafsir dari ayat ini, "saat para rasul ditanya Allah SWT di
akhirat tentang amanah yang dipikulkan kepada mereka, mereka sebenarnya
mengetahui jawabannya, namun sebab saat itu mereka kehilangan akal
lantaian beratnya pertanyaan dan sulitnya situasi saat itu, sebab hari kiamat
sangat mengerikan, maka mereka lupa menjawab pertanyaan itu. Mereka
hanya menjawab dengan berkata: sesungguhnya Engkaulah yang
meigetahui perftara yang gaib. (QS. al-Maidah: 109) Kemudian Allah
mernanggil masing-masing mereka dan yang pertama sekali dipanggil yaitu
NabiAdam as.
Menurut pendapat lainnya, dahsyatnya hari kiamat menghantui hati
mereka sehingga pikiran kusut dan tidak dapat menjawab pertanyaan.
Kemudian meneguhkan dan mengembalikan ingatan serta kesadaran mereka
sehingga mereka mampu menyampaikan sikap kaum mereka terhadap
rn"."ku. Mereka menjawab (seperti ayat ini) sebagai tanda penyerahan
diri pada Allah swT sebagaimana yang dilakukan Nabi Isa al-Masih as:
Engiau lebih mengetahui apa yang ada dalam diriku, sedang aku sendiri
tidik tahu apa yang ada pada Diri-Mu, sesungguhnya Engkau Maha
Mengetohui iegala hal gaib." (QS. al-Maidah: l16) Menurut Abu Hamid
pendapat pertama lebih kuat.
Rasulullah saw bersabda, "setiap nabi datang pada hari kiamat ke
hadapan Allah SWT bersama satu orang atau dua orang atau tiga orang atau
kematian & hariakhir 361
lebih dari itu dari kaumnya. Kemudian dikatakan kepada mereka, 'Apakah
kalian telah menyampaikan risalah kepada umat?' Mereka menjawab,
'Sudah, wahai Tuhan kami'. Lalu dikatakan kepada umatnya, .Apakah
mereka telah menyampaikannya kepada kalian?' Mereka menjawab, 'Berum,
wahai ruhanku'. Maka dikatakan lagi kepada para nabi itu, 'siapakah yang
menjadi saksi bahwa kalian telah menyampaikannya?' Mereka menjawab,
'Nabi Muhammad dan umatnya'. Maka dipanggillah Nabi Muhammad
berserta umatnya lalu dikatakan, 'Apakah orang-orang ini terah
menyampaikan seruan kepada kaumnya?' Mereka menjawab, .Sudah, wahai
Tuhan kami'. Allah bertanya lagi. 'Mengapa kalian tahu bahwa mereka telah
menyampaikannya?' Mereka menjawab, .Nabi kami mengatakan hal
demikian, maka kami memperc,ayainya'." (HR. Ibn Majah)
Rasulullah saw bersaMa" "oleh sebab itu Allah SWT berfirman: Dan
demikian [pulal Kami telah menjadikan kamu [umat IslamJ, umat yong adil
dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas [perbuatanJ manusia (eS. ar-
Baqarah: 143)
Rasulullah saw bersaMa, "Di akhirat, Nabi Nuh dipanggir oreh Allah
SWT, lalu ia berkata kepada-Nya, 'Aku penuhi panggilan-Mu, wahai
Tuhanku'. Allah berkata, 'sudahkah kamu sampaikan seruan itu wahai
Nuh?' Ia menjawab, 'Sudah, wahai ruhanku'. Lalu dikatakan kepada
umatnya, 'Apakah ia telah menyampaikan itu kepadamu?, Mereka
menjawab, 'Tidak ada seorang nabi pun yang datang kepada kami'. Lalu
dikatakan lagi kepada Nabi Nuh, 'siapakah yang menjadi saksi bahwa kamu
telah menyampaikan seruannya?' Ia menjawab, 'Nabi Muhammad dan
umatnya'. I-^alu Nabi Muhammad dan umatnya menjadi saksi." (HR. al-
Bukhari dari Abu Sa'id al-Khudri)
Itulah makna firman Allah swr yang berbunyi: Dan demikian [pulaJ
Kami telah menjadikan kamu ftmat IslamJ, umat yang adil dan pilihai agir
kamu menjadi saksi atas [perbtutanJ mantuia (eS. ar-Baqarah:- t43;." 1HR.
al-Bukhari dari Abu Sa'id al-Khudri)
Rasulullah saw bersaMa:
"Tatkala Allah swr telah mengumpulkan seluruh hamba-Nya pada
hari kiamat, orang yang dipanggil-Nya pertama kali yaitu Mataikat Isiafil.
Lalu Ia bertanya kepadany4 'Apakah sudah kamu sampaikan tentang hari
yang dijanjikan ini wahai Malaikat Israfil?' [a menjawab, 'Sudah wahai
Tuhanku; sudah aku sampaikan kepada Jibril'. Jibril lalu dipanggil Allah dan
ditanyakan kepadany4 'Benakah telah disampaikan oleh Iirafil kepadamu?'
Jibril menjawab, 'Sudah wahai ruhanku; sudah disampaikannya klpadaku,.
Maka Malaikat Israfil dipersilahkan pergi.
Kemudian Allah swr berkata kepada Jibril, 'Apakah sudah kamu
sampaikan tentang hari yang dijanjikan ini wahai Malaikat Jibril?, Ia
&ematian & hari akhir362
menjawab, .Sudah wahai Tuhanku; sudah aku sampaikan kepada para rasul-
Mu'. Maka para rasul dipanggil oleh Allah dan ditanyakan kepada mereka,
.Benarkah telah disampaikan oleh Jibril kepada kalian?' Para rasul
menjawab, 'Sudah wahai Tuhanku; sudah disampaikannya kepada kami'.
Maka Malaikat Jibril dipersilahkan pergi.
Kemudian Allah SWT berkata kepada rasul, 'Apakah sudah kalian
sampaikan tentang hari yang dijanjikan ini wahai para rasul?' Mereka
menjawab, 'Sudah wahai Tuhanku; sudah aku sampaikan kepada umat-umat
kami,. Umat-umat lalu dipanggil Allah dan ditanyakan kepada mereka,
.Benarkah telah disampaikan oleh para rasul kepada kalian?' saat
sebagian mengatakan sudah dalam sebagian mengatakan belum. Maka para
rasul berkata, 'Kami mempunyai saksi bahwa kami telah
menyampaikannya'. Allah berkata, 'siapakah saksi kalian?' Mereka berkata,
.Nabi Muhammad beserta umatnya'. Maka Nabi Muhammad beserta
umatnya dipanggil."
Setelah Nabi Muhammad dan umatnya berada di hadapan Allah SWT,
Ia bertanya, "Benarkah telah kalian saksikan bahwa para rasul telah
menyampaikan tentang. hari yang dijanjikan ini kepada umatnya masing-
masing?' Mereka menjawab, 'Benar wahai Tuhan kami; telah kami
saksikan'.
saat itu umat-umat lain berkata, 'Bagaimana mereka bisa
menyaksikannya, padahal mereka tidak berjumpa dengan kami?' Allah SWT
lalu menanyakan hal itu kepada mereka (umat Nabi Muhammad) dan
mereka menjawab dengan perkataan, 'Wahai Tuhan kami, bukankah Engkau
telah mengutus seorang rasul (Nabi Muhammad) kepada kami dan Engkau
telah menurunkan Al-Qur'an kepada kami yang di dalamnya diceritakan
tentang hari ini dan tentang cerita-cerita umat terdahulu dimana para rasul
mereka telah melaksanakan amanah yang Engkau berikan? Dari situ kami
dapat mengetahuinya'. Maka Allah SWT berkata kepada umat yang lain itu,
"Mereka (umat Nabi Muhammad) benar." Itulah makna firman Allah SWT
yang berkata: Dan demikian [pulal Kami telah menjadikan kamu [umat
IslamJ, umat yang adil dan pilihan agar kamu meniadi saksi atas
[perbuatanJ monusia (QS. al-Baqarah: 143)'." (HR. Ibn al-Mubarak dari
Hibban ibn Abu Jabalah).
Abu Hamid (dalam bukunya, Kasyful 'Ulum al-Akhirah) berkata:
"Di akhirat Allah SWT memanggil Lauh Mahfuzh dan berkata
kepadanya, "Manakah Kitab Taurat, Zabur, Inj il, dan al-Furqan (Al-Qur' an)
yang dituliskan di tempatmu?" Lauh Mahfuzh menjawab, "Wahai Tuhanku,
Kitab yang empat itu telah dipindahkan oleh Malaikat Jibril." Lalu Jibril
dipanggil dan Allah berkata kepadanya, "Wahai Jibril, Lauh Mahfuzh
mengatakan bahwa kamu memindahkan kalam dan wahyu-Ku, benarkah
kematian & hari akhir 363
demikian?" Jibril menjawab, "Benar, wahai Tuhanku." "Lalu, apakah yang
kamu lakukan terhadapnya?" tanya Allah. Jibril menjawab, "Semuanya aku
serahkan kepada rasul Engkau; Taurat telah aku serahkan kepada Musa,
Zabur kepada Daud, lnjil kepada 'lsa, dan al-Furqan aku serahkan kepada
Muhammad. Semua risalah aku serahkan kepada rasul-rasul Engkau.
Shuhuf-shuhuf telah aku serahkan kepada yang berhak menerimanya."
Kemudian, Nabi Nuh as dipanggil, lalu Allah SWT bertanya
kepadanya, "Wahai Nuh, Jibril mengatakan kepada-Ku bahwa engkau salah
seorang utusan Allah." Nuh menjawab, *Benar, wahai Tuhanku." "Lalu,
apakah yang kamu perbuat terhadap kaummu?" tanya Allah. Nuh menjawab,
"Aku berdakwah kepada mereka siang dan malam, namun yang demikian itu
justru menambah keingkaran mereka."
Dipanggil kaum Nabi Nuh ke hadapan Allah SWT dan dikatakan
kepada mereka, "Saudara kalian, Nuh menyampaikan bahwa ia telah
berdakwah kepada kalian; benarkah itu?" Mereka menjawab, "la berdusta;
dia tidak pernah berdakwah kepada kami." Allah lalu bertanya kepada Nuh,
"Adakah kamu mempunyai saksi bahwa kamu telah menyampaikannya?"
Nuh menjawab, "Ada, wahai Tuhanku, saksiku yaitu Muhammad dan
umatnya." Umat Nuh berkata, "Bagaimanakah mereka bisa
menyaksikannya, padahal mereka tidak berjumpa dengan kami?"
Dipanggillah Nabi Muhammad dan umatnya, lalu Allah SWT bertanya
kepada mereka, "Wahai Muhammad, Nuh minta kesaksian darimu?"
Muhammad lalu membacakan firman Allah SWT: Sesungguhnya Kami telah
mengutus Nuh kepada kaumnya [deng(m memerintahlcanJ, "Berilah lcaummu
peringatan sebelun datong kepadanya azab yang pedih." (QS. Nuh: l)
Akhirnya Allah berkata, "Kamu benar, dan telah tetap azab bagi orang-orang
yang kafir kepada-Ku." Kemudian orang-orang kafir itu digiring ke neraka
(tanpa dihisab dan ditimbang terlebih dahulu).
Hal yang serupa juga dilakukan terhadap nabi (seperti Nabi Hud,
Shaleh, Tsamud, dan lain) yang semuanya disaksikan kebenarannya oleh
NabiMuhammad saw."
Seseorang berkata kepada al-Ashmu'i, "Kaum mendakwakan bahwa
kamu orang yang paling hapal tentang Kitab Allah, maka sampaikan sesuatu
kepada kami." Ia berkata:
"Wahai anak saudaraku, suatu hari aku mendengar dari Rasulullah saw
mengatakan bahwa setelah kitab-kitab (catatan+atatan amal) para hamba itu
dibacakan, terdengar seruan dari sisi Allah SWT: Dan [dikatakan kepada
orang-orong kaful, "Berpisahlah kamu [dari or(mg-orang muloninJ pada
hari ini, hai orory-orang yag berbuat jahat. (QS. Yasin: 59)
kernatian & hari altrir364
Kepada seluruh anak Adam yang jahat dikatakan, "wahai anak Adam.
bangkitlah (keluarlah) kalian sebagaimana bangkitnya api. Mereka berkata,
..BJrapa orangkah wairai Tuhankuf' Dijawab oleh Allah, "Dari setiap seribu
o*ng, sembilan ratus sembilan putuh sembilan diantaranya harus keluar
."niju neraka" sedang yang satu lagi keluar menuju surga. [akan datang
penjelasannyal
Lalu sekalian orang-orang kafir, orang-orang yang lalai, dan orang-
orang yang fasik senantiasa di[eluarkan dari tempat itu dan yang tinggal
hany-a ieke-lompok orang yang dinamakan dengan golongan Tuhan.
Abu Bakar ra berkata" "Kami golongan-golongan Tuhan'"
Para Syuhada'Dihisab di Akhirat
Para ulama berkata, "orang yang mati syahid (baik nabi maupun
tidak), dihisab di akhirat."
Allah SWT berfirman:
Dan didatugkonlah para nabi dan saksi-saksi [asy-syuhada'] dan
diberi tri antam mereko dengan adil, sedang mereka tidak
dirugikor. (QS. az-Zumar: 69)
MakL bagaimanakah [halnya orang-orang kafir nantiJ, jika Kami
mendatutgkor seseorang salcsi [rasulJ dari tiapliap umat dan Kami
mendatanlgtran kamu [MihammadJ sebagai sal<si atas mereka itu [sebagai
umatmul. (QS. an-Nisa' : 4 I )
Saksi [syalrld] setiap umat yaitu rasul mereka' Namun, ada
mengatakan bahwa syahid di sini maksudnya para malaikat pencatat
perbuatan; inilah yang lebihjelas dari teks ayat.
Di akhirat (setelah seluruh umat beserta Nabi mereka didatangkan ke
hadirat Allah SWT) dikatakan kepada umat, "Apakah jawaban kalian
terhadap seruan Nabi kalian?" sedang kepada para rasul dikatakan,
..Apakaii jawaban mereka terhadap seruan yang kalian sampaikan'" Para
.^ul itu menjawab, "Engkau yang mengetahui perkara gaib'"
Maka dipanggillah saksi dari masing-masing umat untuk bersaksi dari
seluruh amal yangmereka kerjakan. Mereka diberitahukan (di dunia) bahwa
ada dua malaikat yang selalu memantau segala gerak gerik mereka.
Abu Hamid al-Ghazali (di dalam bukunya yang berjudul Kasyful
,ulum al-'Atrhirah) berkata, "Di akhirat ada seruan dari Allah yang
berbunyi, "Pada hari ini tidak ada lagi kezaliman. Penghisaban Allah sangat
cepat."-Maka dikeluarkanlah sebuah kitab yang sangat besar untuk mereka
lsetringga menutupi antara timur dengan barat) yang berisi semua amalan
yang
amal
kematian & hari akhir 36s
hamba (baik kecil maupun besar), dan mereka menemukan apa-apa yang
mereka temukan. Segala amal perbuatan makhluk dilaporkan kepada Ailah
setiap hari, lalu malaikat pencatat amal diperintahkan untuk mencatatnya.
Allah SWT berfirman: [Allah berfirmon:J -Inilah kitab [cotatsnJ
Kami yang menulurkan terhodapmu dengan benar. sesungguhnya Kami
telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan." (eS. ar-Jatsiah:
2e)
Kemudian dipanggil manusia satu persatu untuk dihisab (amar baik
dan amal buruk), dimana saat itu seluruh anggota badannya berbicara
sebagai saksi.
Allah SWT berfirman: ...Pado hari saat lidah, tangan dan kaki
mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yory dahulu mereka
kerjakan. (QS. an-Nur: 24)
Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa saat dikatakan kepada
salah seorang dari mereka, "wahai hamba yang jahat kamu berbuat jahat
dan durhaka kepada-Ku," orang itu berkat4 "Apakah yang terah aku lakukan
wahai ruhanku." Allah menjawab, "Rupanya kamu ingin buktinya." Lalu
malaikat-malaikat pencatat seluruh amal perbuatannya selama di dunia
didatangkan. orang itu berkata, "Malaikat-malaikat itu berbohong wahai
Tuhanku." Dengan sesaat anggota badannya berbicara dan menjaii saksi
perbuatannya, sehingga ia tidak bisa lagi menghindar dari kejahatan-
kejahatan yang dilakukannya, dan akhirnya ia diperintahkan ke neraka. Ia
mencaci anggota badannya sendiri lalu dibatas oleh anggota badannya itu
dengan perkataan, "lni bukan kehendakku; Allah yang membuatku dapat
berbicara seperti ini." Allah SWT berfirman: Mereka berkata kepada kulit
mereka, "Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?', Allah telah
membuat kami berbicara dimoru Dia-lah yang membuat segala sesuatu
dapat berbicara (QS. Fushshilat: 2 I )
Masalah ini telah kami terangkan maknanya dengan sejelas-jelasnya
dalam pembahasan terdahulu. Juga kami terangkan bahwa-bumi siang,
malam, dan harta, menjadi saksi di akhirat. Jika orang kafir itu berkata, *Akii
tidak membolehkan diriku menjadi saksi di akhirat, melainkan terhadap yang
baik-baik saja," maka seluruh anggota badannya menjadi saksi t;h;dap
semua amal perbuatannya.
Nabi Muhammad saw Menjadi saksi terhadap umatnya di Hari
Kiamat
Ibn al-Mubarak mengatakan bahwa Sa'id ibn al-Musayyib berkata,
"Tidak ada satu haripun di akhira! melainkan didatangkan umat Nabi
Muhammad kepada Beliau pagi dan petang, lalu Beliau saw
kematian & hari akhir366
memberitahukan amalan-amalan mereka. Oleh sebab itu, Nabi Muhammad
menjadisaksi umatnya.
Allah SWT berfirman: Makn bagaimanakoh [halnya orong-orong
kafir nantiJ, jika Kami mendatangkan seseorang saksi [rasulJ dari tiap-
tiap umat dan Kami mendatangkan kamu fMuhammadJ sebagai sal<si atas
mereks itu [sebagai umatmuJ. (QS. an-Nisa':41)
Siksaan untuk Orang yang Tidak MenunaikanZakat
Rasulullah saw bersabda, "Pada hari Kiamat orang yang memiliki
emas dan perak namun tidak mengeluarkan zakatnya akan disetrika tubuh,
kening, dan punggungnya dengan lempengan besi yang dibakar di atas api
neraka Jahannam. Setiap kali lempengan itu dingin, maka dibakar lagi
selama satu hari yang lamanya sama dengan lima puluh ribu tahun hingga
dating pengadilan semua umat manusia, kemudian mereka melihat jalan
mereka (menuju surga atau neraka)." (HR. Muslim)
Ditanyakan: "Bagaimana dengan orang yang mempunyai unta ya
Rasulullah." Beliau menjawab, "Begitu juga dengan pemilik unta itu. Di hari
kiamat kalau ia tidak membayarkan hak unta itu, maka akan dibentangkan
untuknya rawa yang sangat luas dan ia disuruh berjalan di atas rawa ini.
Setiap ia menginjakkan kakinya di rawa itu, kakinya tenggelam ke dalamnya
sampai ke seluruh badannya sehingga tanah rawa itu masuk ke dalam
mulutnya. Kemudian ia dinaikkan kembali dan tenggelam kembali, dan
begitulah seterusnya pada hari kiamat lamanya lima puluh ribu tahun,
sebelum Altah SWT menetapkan golongan penghuni surga dan golongan
penghuni neraka." Ditanyakan, "Bagaimana dengan pemilik sapi atau
kambing yang tidak menunaikan zakatnya?" Beliau menjawab, "Begitu juga
dengan orang-orang itu." Rasulullah saw bersabda, "Tiga kelompok pertama
yang memasuki neraka yaitu penguasa yang zalim, orang kaya yang tidak
menunaikan hak Allah pada hartanya, dan orang fakir yang sombong." (HR.
al-Bukhari dan Muslim)
Dalam Shahih Muslim, Abu Hurairah meriwayatkan bahwa suatu hari
Rasulullah saw berdiri di hadapan kami dan menyebutkan tentang khianat
dan bahaya-bahayanya. Lalu Beliau saw bersabda, "Nanti aku dapati salah
seorang di antaramu datang di hari kiamat dengan menjunjung seekor unta
yang meraung di pundaknya, Ialu ia berkata kepadaku, "Ya Rasulullah,
tolonglah aku." Maka aku menjawabnya dengan berkata, "Aku tidak berdaya
sama sekali untuk menolong engkau; aku telah menyampaikan risalah Tuhan
kepadamu." Aku dapati salah seorang di antaramu datang di hari kiamat
dengan menjunjung seekor kuda yang meringkik di pundaknya, lalu ia
berkata kepadaku, "Ya Rasulullah, tolonglah aku." Maka aku menjawabnya
dengan berkata, "Aku tidak berdaya sama sekali untuk menolong engkau;
kematian & hari akhir 357
sungguh aku telah menyampaikan risalah Tuhan kepadamu." Aku dapati
salah seorang di antaramu datang di hari kiamat dengan menjunjung seekor
kambing yang mengembek di pundaknya, lalu ia berkata kepadaku, "Ya
Rasulullah, tolonglah aku." Maka aku menjawabnya dengan berkata, "Aku
tidak berdaya sama sekali untuk menolong engkau; sungguh aku telah
menyampaikan risalah Tuhan kepadamu."
Juga aku dapati salah seorang di antaramu datang di hari kiamat
dengan menjunjung tumpukan pakaian dan kain tenun di pundaknya, lalu ia
berkata kepadaku, "Ya Rasulullah, tolonglah aku." Maka aku menjawabnya
dengan mengatakan, "Aku tidak berdaya sama sekali untuk menolong
engkau; aku telah menyampaikan risalah Tuhan kepadamu." Akan aku
dapati salah seorang di antaramu datang di hari kiamat dengan menjunjung
emas dan perak di pundaknya, lalu ia berkata kepadaku, "Ya Rasulullah,
tolonglah aku." Maka aku menjawabnya dengan berkata, "Aku tidak berdaya
sama sekali untuk menolong engkau; aku telah menyampaikan risalah Tuhan
kepadamu." (HR. Muslim)
Rasulullah saw bersabda, "Setelah Allah SWT mengumpulkan semua
makhluk pada hari kiamat, semua pengkhianat dipasangkan sebuah panji lalu
dikatakan, "Ini yaitu fulan ibn fulan yang pengkhianat."'(HR. Ibn Umar)
Sabda Beliau ini menunjukkan bahwa ada panji-panji bagi
manusia di akhirat, baik panji kehormatan maupun panji kehinaan, sehingga
mereka dikenal saat itu.
Rasulullah saw bersabda, "Setiap pengkhianat ada panji khianat di
pantatnya di hari kiamat." (HR. Abu Sa'id al-Khudri)
Dalam hadits yang lain Rasulullah saw bersabda, "jika seseorang
mempertaruhkan nyawanya kepada orang lain lalu orang itu membunuhnya,
maka diangkat panji khianat bagi orang itu di hari kiamat." (HR. Abu Daud
ath-Thayalisi)
Tentang firman Allah SWT: Barangsiapa yang berkhianat dalam
urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang
membawa apa yang dikhianatkannya itu. (QS. Ali 'lmran: l6l) para ulama
berkata, "lni bukan perumpamaan, namun benar-benar terjadi di akhirat,
sebagaimana diterangkan oleh Rasulullah saw. Orang yang berkhianat pada
hari kiamat datang dengan memikul barang yang dikhianatinya di pundaknya
dalam keadaan menderita sebab beratnya barang ini serta kerasnya
suaranya yang mengerikan sambil mencela perbuatannya sehingga orang-
orang mengetahuinya. Demikian pula dengan mereka yang tidak
membayarkan zakat hartanya (sebagaimana diterangkan oleh hadits-hadits
shahih).
kematian & hari akhir368
Abu Hamid berkata, "Di akhirat orang yang tidak membayarkan zakat
unta memikul unta di atas pundaknya. Unta itu menjadi berat laksana
gunung besar serta bersuara keras seperti suara petir. Orang yang tidak
membayarkanzakatsapidi akhirat memikul sapi di atas pundaknya. Sapi itu
menjadi berat laksana gunung besar serta bersuara keras seperti suara petir.
Orang yang tidak membayarkan zakat kambing di akhirat memikul kambing
di atas pundaknya. Kambing itu menjadi berat laksana gunung besar serta
bersuara keras seperti suara petir. Orang yang tidak membayarkan zakat
tanaman maka akan memikul tanaman di atas pundaknya. sedang orang
yang tidak membayarkan z*at hartanya di akhirat, maka harta itu datang
l.puA"nyu dalam bentuk ular Syuja' Aqra',38 yaitu seekor ular yang
kepalanya tidak mempunyai bulu, maksudnya kulit kepalanya terkelupas
kaiena iu"unnya terlalu banyak. Ular ini mempunyai dua bintik di
matanya. Ular itu membelit lehernya dengan sekuat-kuatnya dan
menyiksanya dengan siksaan yang pedih. Semua berteriak kesakitan dan
malaikat berkata kepada mereka, "ltulah yang kalian bakhilkan saat di
dunia sebab terlalu cinta kepadanya dan tidak mau memberikan sebagian
kepada orang lain. Allah SWT berfirman: sekali-kaliianganlah orang-orang
yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia'
Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. sebenarnya
kebakhilan itu yaitu buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu
akan dikalungkan kelak di lehernya di hori kiamat. Dan kepunyaan Allah-
lah segala warisan [yang adal di langit dqn di bumi. Dan Allah mengetahui
apa yang lamu kerjalcon (QS.'Ali'Imran: 1 80)
Siksaan bagi orang-orang yang tidak membayarkan zakat ini juga
ditimpakan kepada orang-orang yang berkhianat. Allah SWT menjadikan
hukuman ini menurut hukuman yang berlaku di kalangan manusia dunia.
Rasulullah saw bersabda" "Umrul Qais (seorang penyair terkemuka di
zaman Jahiliah)
pemegang panji
neraka."
Melalui hadits ini jelas bahwa orang yang menguasai sesuatu (yang
baik dan buruk) dan terkenal dalam bidang itu memegang panji sesuatu di
hari kiamat sehingga ia dikenal oleh semua makhluk.
Abu Hamid (didalam bukunya, Kasyful 'Ulum al-Akhirah), berkata:
$ Ular teBebut bemama asy-Syria' al-Aqra'(pemberani yang botak). Kedua matanya dari api,
sedang kuku-kukunya dari besi panjang yang setiap kuku sejauh perjalanan satu hari. la berkata
kepad-a si mayat dengan suaranya yang bagaikan petir, "Aku yaitu asy-Syuia' al'Aqra'. Aku
diperintah tuhanku unuk memukut engkau sebab melalaikan shalat Subuh sampai terbit matahari,
shalat Dzuhur sampai Ashar, shalat Ashar sampai Maghrib, shalat Maghrib sampai 'lsya dan shalat
'lsya sampai Subuh." Setiap pukulan menenggelamkannya ke dalam tanah sejauh tujuh puluh hasta.
la mendapat azab ini sampai hari kiamat'
kematian & hari akhir
yang
para
terkenal dengan syair-syairnya yang keji menjadi
penyair di hari kiamat dan menuntun mereka ke
369
Perkara pertama yang diproses Allah SWT di akhirat yaitu perkara
pembunuhan; dan orang yang pertama sekali yang ditanya Allah yaitu
orang buta. Kepada orang{nang buta itu dikatakan, "Kalian lebih berhak
memandang Kami." Lalu Allah menjadi malu terhadap mereka sehingga Ia
berkata kepada mereka, *Pergilah kalian ke surga." Mereka dipasangkan
sebuah panji yang diserahkan kepada Nabi Syu'aib untuk memegangnya,
sehingga Nabi Syu'aib menuntun mereka ke surga yang tidak mengetahui
jumlahnya kecuali Allah SWT, diiringi oleh para malaikat cahaya. Mereka
berjalan ke surga dengan berpesta seperti pengantin, dan saat melewati
titian Shiratal Mustaqim mereka melewatinya dengan cepat seperti kilat yang
menyambar. Mereka bersifat sabar dan ramah.
Kemudian dipanggil orang{rang yang menderita dan dihinakan di
dunia, lalu Allah SWT menyambut mereka dengan kasih sayang dan
memerintahkan mereka pergi ke surga. Mereka diberi panji berwarna hijau
yang diserahkan kepada Nabi Alyub untuk memegangnya, sehingga Nabi
Ayyub berjalan menuntun mereka ke surga.
Kemudian dipanggil anak-anak muda yang taat, lalu Allah SWT
menyambut mereka dengan kasih sayang dan memerintahkan mereka ke
surga. Mereka dipasangkan sebuah panji berwarna hijau yang diserahkan
kepada Nabi Yusuf untuk memegangnya, sehingga Nabi Yusuf berjalan
menuntun mereka ke surga- Mereka bersifat sabar, ramah, dan berilmu.
Kemudian dipanggil orang{rang yang berkasih sayang sebab Allah,
lalu Allah SWT menyambut mereka dengan kasih sayang dan
memerintahkan mereka pergi ke surga. Mereka bersifat sabar, ramah,
berilmu, serta tidak marah dan tidak berbuat tidak baik sebab menurutkan
hawa nafsu dunia.
Kemudian dipanggil orang{rang yang menangis di dunia, lalu darah
mereka ditimbang oleh Allah beserta darahdarah para syuhada' dan tinta
para ulama. Darah mereka ternyata lebih berat timbangannya sehingga
mereka diperintahkan pergi ke surga. Mereka dipasangkan sebuah panji
berwarna-warni yang bertuliskan "Orang yang menangis sebab takut
kepada Allah, mengharap ridha-Nya, serta menyesali kesalahan-
kesalahannya." Panji itu diserahkan kepada Nabi Nuh untuk memegangnya,
sehingga Nabi Nuh berjalan menuntun mereka ke surga.
Akan namun saat para ulama yang melihatnya ingin mendahului
mereka dan berkata, "Karni yang mengajarkan mereka sehingga dapat
menangis seperti itu." [^alu diperintahkan kepada Nuh untuk berhenti dan
ditimbanglah darah para ulama itu dengan darah para syuhada' yang
dimenangkan oleh darah para syuhada' sehingga mereka diperintahkan pergi
ke surga dengan sebuah panji yang diserahkan kepada Nabi Yahya untuk
memegangnya" sehinggaNabi Yahya berjalan menuntun mereka ke surga.
kematian & hari akhir370
Rupanya para ulama masih ingin mendahului mereka sehingga mereka
berkata lagi, ..Kamilah yang mengajarkan mereka sehingga mereka
berperang di jalan Allah. Oleh sebab itu, kami lebih berhak berjalan di
depan mereka." Allah SWT tertawa saat itu dan berkata, "Kalian di sisi-
Ku sama seperti nabi-nabi-Ku. oleh sebab itu, berilah syafaat kepada
siapapun yang kalian kehendaki." Mendengar itu mereka langsung
memberikan syafaat kepada tetangga dan kerabat mereka. Lalu dikatakan,
..Si futan yang alim ini tetah mendapat kesempatan untuk memberikan
syafaat, maka pergilah kepadanya sebab syafaatnya."
Dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah saw bersabda, "Orang-orang
yang pertama sekali mendapatkan syafaat di akhirat yaitu para rasul,
kemudian nabi-nabi, dan setelah itu para ulama. Mereka semua dipasangkan
panji berwarna putih yang diserahkan kepada Nabi Ibrahim untuk
memegangnya, sebab Beliau yaitu rasul yang paling menonjol'
Kemudian dipanggil orang-orang yang fakir dan miskin saat di
dunia, lalu Allah SWT berkata kepada mereka, "selamat datang wahai
orang{rang yang dunia ibarat menjadi penjara bagi mereka." Orang-orang
itu diperintahkan pergi ke surga dan mereka dipasangkan panji berwarna
kuning. Panji itu dipegang oleh Nabi Isa yang langsung menggiring mereka
ke tempat I shhabul Yamin.
Kemudian dipanggil orang-orang yang kaya di dunia, lalu Allah SWT
menghisab mereka selama 500 tahun, lalu diperintahkan ke arah kanan ke
surga dan mereka dipasangkan sebuah panji yang berwarna-warni. Panji itu
dipegang oleh Nabi Sulaiman yang juga langsung menggiring mereka ke
tempat Ashhabul Yamin."
Rasulullah saw bersabda: Empat golongan manusia disaksikan oleh
empat golongan manusia yang lain yaitu:
Pertama, orang-orang kaya yang taat kepada Allah, yang disaksikan
oleh golongan orang-orang kaya juga tapi lalai dari beribadah kepada-Nya.
Kepada mereka yang lalai dikatakan, "Apakah yang memicu kalian
lalai beribadah kepada Allah?" Mereka menjawab, "Kami lalai sebab
mendapat kekuasaan dan kesenangan di dunia." Lalu dijawab, "Siapakah
sebenarnya yang lebih besar kekuasaannya saat di dunia; kaliankah atau
Sulaiman?" Mereka menjawab, "Tentunya Nabi Sulaiman." Maka dikatakan
kepada mereka, "Kekuasaan yang dimiliki Sulaiman tidak membuat dia
lengah beribadah kepada-Ku."
Kedua, orang-orang yang menderita di dunia tapi tetap beribadah
kepada Allah, yang disaksikan oleh orang-orang yang juga menderita tapi
lalai beribadah kepada Allah. Kepada mereka yang lalai dikatakan, "Apakah
yang memicu kalian lalai beribadah kepada Allah?" Mereka
menjawab, "Kami lalai sebab menderita dan dihadapkan kepada berbagai
kematian & hariakhir 371
musibah dan kemalangan." Lalu dijawab, "Siapakah sebenarnya yang lebih
besar penderitaannya saat di dunia dulu; kalian atau Ayyub?" Mereka
menjawab, "Tentu Nabi Ayyub." Lalu dikatakan kepada mereka,
"Penderitaan yang dialami Ayyub tidak membuatnya lengah beribadah
kepada-Ku."
Ketiga, orang-orang muda yang tampan dan orang-orang yang
berpengaruh serta taat kepada A