Tampilkan postingan dengan label Kejadian 22. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kejadian 22. Tampilkan semua postingan

Selasa, 11 Februari 2025

Kejadian 22


 ika  adik kami yang bungsu 

tidak bersama-sama dengan kami. 27 Kemudian berkatalah hambamu, ayah-

ku, kepada kami: Kamu tahu, bahwa isteriku telah melahirkan dua orang 

anak bagiku; 28 yang seorang telah pergi dari padaku, dan aku telah berkata: 

Tentulah ia diterkam oleh binatang buas, dan sampai sekarang aku tidak 

melihat dia kembali. 29 Jika anak ini kamu ambil pula dari padaku, dan ia 

ditimpa kecelakaan, maka tentulah kamu akan menyebabkan aku yang 

ubanan ini turun ke dunia orang mati sebab  nasib celaka. 30 Maka seka-

rang, jika  aku datang kepada hambamu, ayahku, dan tidak ada bersama-

sama dengan kami anak itu, padahal ayahku tidak dapat hidup tanpa dia, 31 

tentulah akan terjadi, jika  dilihatnya anak itu tidak ada, bahwa ia akan 

mati, dan hamba-hambamu ini akan menyebabkan hambamu, ayah kami 

yang ubanan itu, turun ke dunia orang mati sebab  dukacita. 32 namun  ham-

bamu ini telah menanggung anak itu terhadap ayahku dengan perkataan: 

Jika aku tidak membawanya kembali kepada bapa, maka akulah yang ber-

dosa kepada bapa untuk selama-lamanya. 33 Oleh sebab itu, baiklah hamba-

mu ini tinggal menjadi budak tuanku menggantikan anak itu, dan biarlah anak 

itu pulang bersama-sama dengan saudara-saudaranya. 34 Sebab masakan aku 

pulang kepada ayahku, jika  anak itu tidak bersama-sama dengan aku? Aku 

tidak akan sanggup melihat nasib celaka yang akan menimpa ayahku.” 

Di sini kita mendapati penjelasan Yehuda kepada Yusuf. Ungkapan-

nya sangat cerdas dan menyentuh hati, demi kepentingan Benyamin, 


 808

memohon Yusuf mencabut hukuman ke atas dirinya. Boleh jadi 

hubungan Yehuda dengan Benyamin lebih dekat dibanding saudara-

saudara yang lain, dan ia lebih gigih membebaskan adiknya itu. Atau, 

ia menganggap dirinya lebih berkewajiban mengusahakan kebebasan 

adiknya dibanding saudara-saudaranya yang lain, sebab ia telah 

berjanji kepada ayahnya untuk membawa pulang Benyamin dengan 

selamat. Boleh jadi juga saudara-saudara yang lain menunjuk dia 

sebagai juru bicara sebab dia seorang yang lebih cerdas, lebih ber-

semangat, dan lebih pandai berbicara dibandingkan mereka. Kata-katanya 

seperti yang dicatat di sini terasa begitu wajar dan penuh perasaan, 

hingga mau tidak mau kita patut menduga bahwa Musa, yang menu-

liskan kisah ini lama sesudah itu, telah melakukannya di bawah 

pimpinan Dia yang telah menciptakan mulut manusia.  

I.   Dalam ungkapan ini tampak keahlian yang tidak dibuat-buat dan 

kefasihan lidah yang tidak dipaksakan. 

1. Ia berbicara kepada Yusuf dengan penuh hormat, menyebut 

Yusuf sebagai tuannya, menyebut dirinya dan saudara-sau-

daranya sebagai hamba-hambanya. Ia memohon supaya Yusuf 

sudi mendengarkannya dengan sabar, dan menyebut Yusuf 

memiliki wewenang tertinggi,  Tuanku yaitu  seperti Firaun 

sendiri. Kami mengharapkan perkenan tuanku dan takut ke-

pada murka tuanku seperti terhadap Firaun sendiri.” Agama 

tidak menghancurkan tata krama, dan bijaklah untuk ber-

bicara dengan penuh hormat kepada orang-orang yang pada 

belas kasihannya kita bergantung. Gelar kehormatan atas me-

reka yang memang berhak menerimanya bukanlah gelar untuk 

sekadar menyanjung. 

2. Yehuda menyebut Benyamin sebagai orang yang layak mene-

rima rasa sayangnya (ay. 20). Dibandingkan dengan saudara-

saudaranya yang lain, Benyamin hanyalah anak yang muda. 

Anak bungsu yang belum mengenal dunia atau terbiasa de-

ngan kesukaran sebab  selalu  dibesarkan dengan kelem-

butan oleh ayahnya. Keadaannya semakin memancing rasa iba 

sebab  dia sendirilah anak yang tersisa dari ibunya, sebab 

kakaknya, yakni Yusuf, sudah mati. Yehuda sama sekali tidak 

tahu bahwa sekarang ia menyinggung hal yang sangat peka. 

Yehuda tahu bahwa Yusuf dijual, jadi seharusnya ada cukup 

alasan bagi dia untuk berpikir bahwa saudaranya itu masih 

Kitab Kejadian 44:18-34 

 809 

hidup. Setidaknya, ia tidak bisa memastikan begitu saja bah-

wa Yusuf sudah mati. Namun di lain pihak, mereka telah me-

yakinkan ayah mereka bahwa ia memang sudah mati. Seka-

rang sudah sedemikian lama mereka menceritakan dusta itu 

hingga mereka sendiri sudah lupa bahwa itu tidak benar, dan 

mulai mempercayai dusta itu juga. 

3. Ia menekankan dengan tegas bahwa Yusuf sendirilah yang 

memaksa mereka membawa serta Benyamin dan bahwa ia 

ingin melihat dia (ay. 21). Yusuf juga telah melarang mereka 

datang menghadap kecuali mereka membawa serta Benyamin 

(ay. 23, 26). Semua ini menyiratkan bahwa ia mempunyai 

maksud baik dengan Benyamin. Jadi haruskah ia dibawa de-

ngan susah payah hanya untuk dijadikan budak selamanya? 

Bukankah ia telah dibawa ke Mesir sebab  ketaatan, semata 

oleh ketaatan, untuk memenuhi perintah Yusuf? Tidakkah 

Yusuf akan menunjukkan sedikit belas kasihan kepadanya? 

Ada yang berpendapat bahwa saat berunding dengan ayah 

mereka, anak-anak Yakub telah berkata, Kami tidak akan per-

gi ke sana kecuali Benyamin ikut dengan kami (43:5). Namun, 

saat  Yehuda menceritakan kejadian itu, ia mengucapkannya 

dengan lebih sopan,  Kami tidak dapat pergi ke sana dengan 

harapan bisa berhasil dengan baik.” Kata-kata kurang sopan 

yang pernah diucapkan dengan terburu-buru kepada orang-

orang yang lebih tua haruslah ditarik kembali dan diperbaiki. 

4.  Alasan paling besar yang ditekankannya yaitu  kesedihan tak 

tertahankan yang akan dirasakan ayahnya yang sudah tua itu 

jika  Benyamin harus ditinggalkan sebagai budak. Ayahnya 

sangat mengasihi dia (ay. 20). Alasan inilah yang dulu telah 

mereka ajukan saat  Yusuf bersikeras agar Benyamin dibawa 

serta (ay. 22),  Jika ia meninggalkan ayahnya, tentulah ayah ini 

mati. Terlebih sekarang jika  ia harus ditinggalkan untuk 

tidak pernah kembali kepadanya lagi.” Orang tua yang mereka 

bicarakan ini telah berkata untuk menolak upaya membawa 

serta Benyamin, Jika ia ditimpa kecelakaan, maka tentulah 

kamu akan menyebabkan aku yang ubanan ini, uban yang 

menjadi mahkota kemuliaan, turun ke dunia orang mati (ay. 

29). Oleh sebab itu, Yehuda menekankan dengan sangat, 

 Ayahku tidak dapat hidup tanpa dia (ay. 30). jika  ia meli-

hat bahwa anak ini tidak ada bersama kami, kesehatannya 


 810

akan menurun dan ia akan segera mati (ay. 31), atau begitu 

berduka hingga dalam beberapa hari saja habislah ia.” Dan 

akhirnya, Yehuda memohon bahwa dia sendiri tidak akan 

sanggup melihat hal ini terjadi. Aku tidak akan sanggup meli-

hat nasib celaka yang akan menimpa ayahku (ay. 34). Per-

hatikanlah, sudah menjadi kewajiban anak-anak untuk sangat 

peka terhadap penghiburan orangtua mereka dan merasa ce-

mas bila ada yang bisa saja membuat mereka sedih. Jadi kasih 

sayang yang mula-mula turun harus naik kembali, dan sesua-

tu harus dilakukan sebagai balas jasa atas pemeliharaan me-

reka dulu. 

5. Untuk menghormati keputusan Yusuf dan menunjukkan ke-

sungguhan permohonannya, Yehuda menawarkan agar dirinya 

sajalah yang dijadikan budak menggantikan Benyamin (ay. 

33). Dengan demikian hukum telah dijalankan. Yusuf tidak 

akan rugi sedikit pun (sebab kita boleh menduga bahwa Yehuda 

orang yang lebih kekar dibandingkan Benyamin dan lebih cocok un-

tuk bekerja), dan Yakub akan lebih mampu menanggung kehi-

langan dirinya dibanding Benyamin. Nah, Yehuda begitu tidak 

rela membuat sedih ayahnya atas kehilangan Benyamin yang 

sangat dikasihinya itu, hingga ia bersedia menjadi budak. 

Nah, bahkan orang biasa pun mau tidak mau akan tergerak 

hatinya oleh sanggahan-sanggahan kuat seperti ini, sebab tidak 

ada lagi kata-kata yang bisa lebih mengharukan dan lebih lembut 

dibandingkan ini. Jadi, sekalipun seandainya Yusuf itu seorang asing 

seperti sangka Yehuda, ia pun akan tersentuh dengan permohon-

an ini. Namun, bagi Yusuf, yang dibanding Yehuda mempunyai 

hubungan darah lebih dekat dengan Benyamin, dan yang saat ini 

sangat merasa iba terhadap sang adik dan ayahnya yang sudah 

tua itu dibanding Yehuda, tidak ada kata-kata yang lebih memba-

hagiakan dirinya dibandingkan yang diucapkan Yehuda itu. Baik Ya-

kub maupun Benyamin tidak membutuhkan pengantara dengan 

Yusuf, sebab dia sendiri sangat mengasihi mereka. 

II.  Mengenai seluruh perkara ini, biarlah kita memperhatikan, 

1.  Betapa bijaksananya Yehuda sebab  tidak menyebut-nyebut 

perihal kejahatan yang dituduhkan ke atas Benyamin itu. 

Andaikata ia mengucapkan apa pun seolah mengakui hal itu, 

Kitab Kejadian 44:18-34 

 811 

ia akan merendahkan kejujuran Benyamin dan bisa tampak 

terlampau terburu-buru mencurigai Benyamin. Andaikata ia 

mengatakan sesuatu untuk menyangkalnya, ia akan meren-

dahkan keadilan Yusuf dan hukuman yang telah dijatuhkan-

nya. Oleh sebab itulah ia sepenuhnya menghindari pokok itu 

dan memohon belas kasihan Yusuf. Bandingkan hal ini de-

ngan Ayub yang merendahkan diri di hadapan Tuhan  (Ayb. 

9:15), Walaupun aku benar, aku tidak mungkin membantah 

Dia. Aku tidak akan menentang namun  memohon. Aku harus 

memohon belas kasihan kepada yang mendakwa aku. 

2.  Betapa kuat alasan Yakub yang sudah mendekati ajal itu saat 

berkata, Yehuda, engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu 

(49:8), sebab Yehuda memang melebihi semua saudaranya 

dalam hal keberanian, hikmat, kefasihan lidah, dan terutama 

kelebutan hati terhadap ayah dan keluarga mereka. 

3. Kedekatan Yehuda yang setia terhadap Benyamin yang seka-

rang sedang mengalami kesulitan, dibayar kembali jauh sesu-

dahnya melalui kedekatan suku Benyamin dengan suku Ye-

huda, saat  kesepuluh suku yang lain meninggalkannya. 

4.  Betapa benarnya perkataan sang rasul saat ia menceritakan 

perihal perantaraan Kristus. Perhatikanlah bahwa Tuhan kita 

berasal dari suku Yehuda (Ibr. 7:14). Sebab seperti Yehuda, 

bapa leluhur-Nya, Ia tidak saja berdoa untuk pemberontak-

pemberontak, namun  juga menjadi jaminan bagi mereka sebagai 

kelanjutannya (Ibr. 7:22). Dengan begitu, Yehuda membuktikan 

perhatiannya yang luar biasa, baik terhadap ayahnya maupun 

saudara-saudaranya. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PASAL 45   

ungguh disayangkan bahwa pasal ini harus dipisahkan dengan 

pasal sebelumnya, dan dibacakan terpisah. Di dalam pasal sebe-

lumnya kita membaca perihal Yehuda yang bertindak sebagai peng-

antara bagi Benyamin, yang bisa kita duga, dibenarkan oleh saudara-

saudaranya yang lain. Yusuf membiarkan Yehuda terus berbicara 

tanpa menyela dia, mendengarkan apa yang hendak dikatakannya, 

dan kemudian menanggapi semua penjelasan itu dengan satu per-

kataan,  Akulah Yusuf.” Sekarang ia mendapati saudara-saudaranya 

merendahkan diri sebab  dosa-dosa mereka, dan sungguh peduli 

dengan dirinya (sebab Yehuda telah menyebutnya dua kali), meng-

hormati ayah mereka, dan menyayangi Benyamin, adik mereka. 

Sekarang sudah tiba waktunya mereka menuai penghiburan yang 

telah direncanakannya bagi mereka, dengan memperkenalkan diri 

kepada mereka. Kisah tentang ini kita dapati dalam pasal ini. Bagi 

saudara-saudara Yusuf, ini bagaikan terang yang bersinar sesudah 

hujan, bagaikan kebangkitan dari antara orang mati. Di sini terdapat, 

I.  Yusuf mengungkapkan dirinya kepada saudara-saudaranya, 

dan percakapannya dengan mereka (ay. 1-15). 

II.  Perintah Firaun sesudah  itu, untuk menjemput dan membawa 

Yakub beserta keluarganya ke Mesir, serta permintaan Yusuf 

kepada saudara-saudaranya untuk kembali kepada ayah 

mereka guna melaksanakan perintah tadi (ay. 16-24). 

III. Kabar gembira yang diterima Yakub (ay. 25, dst.) 


 814

Yusuf Memperkenalkan Diri 

kepada Saudara-saudaranya 

(45:1-15) 

1 saat  itu Yusuf tidak dapat menahan hatinya lagi di depan semua orang 

yang berdiri di dekatnya, lalu berserulah ia:  Suruhlah keluar semua orang 

dari sini.” Maka tidak ada seorangpun yang tinggal di situ bersama-sama 

Yusuf, saat  ia memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya. 2 

sesudah  itu menangislah ia keras-keras, sehingga kedengaran kepada orang 

Mesir dan kepada seisi istana Firaun. 3 Dan Yusuf berkata kepada saudara-

saudaranya:  Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?” namun  saudara-

saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab mereka takut dan gemetar 

menghadapi dia. 4 Lalu kata Yusuf kepada saudara-saudaranya itu:  Marilah 

dekat-dekat.” Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi: "Akulah Yusuf, 

saudaramu, yang kamu jual ke Mesir. 5 namun  sekarang, janganlah bersusah 

hati dan janganlah menyesali diri, sebab  kamu menjual aku ke sini, sebab 

untuk memelihara kehidupanlah Tuhan  menyuruh aku mendahului kamu. 6 

sebab  telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima 

tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai. 7 Maka Tuhan  telah 

menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu 

di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari 

padamu tertolong. 8 Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, namun  

Tuhan ; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan 

tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir. 9 

Segeralah kamu kembali kepada bapa dan katakanlah kepadanya: Beginilah 

kata Yusuf, anakmu: Tuhan  telah menempatkan aku sebagai tuan atas selu-

ruh Mesir; datanglah mendapatkan aku, janganlah tunggu-tunggu. 10 Engkau 

akan tinggal di tanah Gosyen dan akan dekat kepadaku, engkau serta anak 

dan cucumu, kambing domba dan lembu sapimu dan segala milikmu. 11 Di 

sanalah aku memelihara engkau – sebab kelaparan ini masih ada lima tahun 

lagi – supaya engkau jangan jatuh miskin bersama seisi rumahmu dan 

semua orang yang ikut serta dengan engkau. 12 Dan kamu telah melihat 

dengan mata sendiri, dan saudaraku Benyamin juga, bahwa mulutku sendiri 

mengatakannya kepadamu. 13 Sebab itu ceritakanlah kepada bapa segala 

kemuliaanku di negeri Mesir ini, dan segala yang telah kamu lihat, kemudian 

segeralah bawa bapa ke mari.” 14 Lalu dipeluknyalah leher Benyamin, adik-

nya itu, dan menangislah ia, dan menangis pulalah Benyamin pada bahu Yu-

suf. 15 Yusuf mencium semua saudaranya itu dengan mesra dan ia menangis 

sambil memeluk mereka. Sesudah itu barulah saudara-saudaranya berca-

kap-cakap dengan dia.  

Yehuda dan saudara-saudaranya tadinya menantikan jawaban, dan 

mau tidak mau merasa takjub saat mendapati bahwa bukan sikap ber-

wibawa seorang hakimlah yang mereka dapatkan, melainkan kasih 

sayang alami seorang bapa atau saudara. 

I.   Yusuf memerintahkan agar semua pelayannya menyingkir (ay. 1). 

Percakapan pribadi di antara sahabat sangatlah bebas dan ter-

buka. Saat hendak mencurahkan kasih sayang, ia menanggalkan 

kebesaran, dan sungguh tidak pantas bagi pelayan-pelayannya 

untuk menyaksikan hal ini. Demikian jugalah Kristus menyata-

Kitab Kejadian 45:1-15 

 815 

kan diri dengan penuh rahmat dan kasih sayang kepada umat-

Nya, tanpa dilihat atau didengar orang dunia. 

II.  Air mata mendahului perkenalan dirinya (ay. 2). Sudah cukup 

lama ia menahan luapan tangisnya dengan susah payah, namun  

sekarang perasaan itu meluap tidak tertahankan sehingga ia tidak 

mampu membendungnya lagi. Maka menangislah ia keras-keras, 

sehingga mereka yang dilarangnya melihat, mau tidak mau men-

dengarnya. Ini yaitu  air mata penuh kelembutan dan kasih 

sayang yang teramat sangat, dan dengan demikian ia menanggal-

kan sikap keras yang sebelum itu ditunjukkannya kepada sau-

dara-saudaranya. Ia sudah tidak sanggup menanggungnya lagi. 

Hal ini melambangkan rasa belas kasih ilahi terhadap orang-

orang yang kembali dengan penuh penyesalan, sama seperti yang 

dimiliki bapa anak yang hilang itu (Luk. 15:20; Hos. 14:8-9). 

III. Seperti orang yang belum merasa lega sampai bebannya terlepas, 

ia langsung mengatakan kepada mereka siapa dirinya: Akulah 

Yusuf! Mereka mengenal dia hanya dengan nama Mesir-Nya, yakni 

Zafnat-Paaneah. Nama Ibraninya sudah hilang dan dilupakan 

orang di Mesir. Namun, sekarang ia mengajar mereka untuk me-

manggil dia dengan nama itu: Akulah Yusuf. Lebih dari itu, su-

paya mereka tidak menyangka bahwa dia orang lain yang mempu-

nyai nama sama, ia menjelaskan siapa dirinya (ay. 4), Akulah 

Yusuf, saudaramu. Hal ini akan semakin membuat mereka meren-

dah atas dosa mereka sebab  menjual dia, sekaligus membesar-

kan hati mereka sehingga bisa berharap memperoleh perlakuan 

yang baik. Demikian pula saat hendak meyakinkan Paulus, Kris-

tus berkata, Akulah Yesus. saat  menghibur para murid-Nya, Ia 

berkata, Aku ini, jangan takut! Mula-mula perkataan Yusuf itu 

mengejutkan saudara-saudara Yusuf. Mereka gemetar ketakutan, 

atau setidaknya mereka berdiri terpaku. Namun, Yusuf memang-

gil mereka dengan ramah dan akrab, Marilah dekat-dekat. saat  

menyatakan diri kepada umat-Nya, Kristus juga membesarkan 

hati mereka supaya mau datang mendekat kepada-Nya dengan 

hati yang tulus. Boleh jadi, saat hendak berbicara tentang bagai-

mana mereka dahulu menjual dia, ia tidak mengucapkannya 

dengan suara keras sebab  khawatir kedengaran oleh orang-orang 

Mesir itu dan semakin membuat orang-orang Ibrani itu dibenci. 


 816

Oleh sebab itu ia meminta mereka mendekat supaya ia bisa ber-

bisik kepada mereka, sesuatu yang sekarang mampu dilakukan 

olehnya sesudah  luapan perasaannya sudah reda. Padahal, sebe-

lum itu ia tak tahan lagi sampai menangis keras-keras.  

IV. Ia berusaha keras meredakan dukacita mereka atas perlakuan 

buruk mereka terhadap dirinya, dengan menunjukkan bahwa apa 

pun yang telah mereka perbuat, hal itu dimaksudkan Tuhan  demi 

kebaikan dan ternyata telah menghasilkan banyak kebaikan (ay. 

5). Janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri. Orang 

berdosa memang patut bersedih dan marah dengan diri sendiri 

atas dosa-dosa mereka. Begitulah, melalui kuasa-Nya Tuhan  men-

datangkan hal baik dari dosa, dan orang berdosa sama sekali 

tidak berjasa dalam hal ini. Walaupun begitu, hati para petobat 

sejati patut tersentuh begitu melihat Tuhan  mendatangkan kebaik-

an dari kejahatan. Dari yang makan keluar makanan. Meskipun 

begitu, janganlah kita berpikir untuk menganggap sepele dosa-

dosa kita dan tidak mau bertobat. Bagaimanapun, ada baiknya 

kita menganggap ringan dosa-dosa orang lain sehingga dengan 

demikian mengurangi amarah kita. Itulah yang dilakukan Yusuf 

di sini. Saudara-saudaranya tidak perlu khawatir bahwa ia akan 

membalas dendam dengan mencelakai mereka, sebab  campur 

tangan Tuhan  telah mengubah kerugian menjadi keuntungan yang 

teramat besar bagi dirinya dan keluarganya. Sekarang ia memberi 

tahu mereka berapa lama lagi kelaparan itu akan berlangsung, 

yaitu lima tahun lagi (ay. 6). Walaupun masih lama lagi kelaparan 

ini, lihatlah di sini betapa besar kemampuan yang dimilikinya 

untuk berbuat baik kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya. Ini 

sungguh suatu kepuasan teramat besar yang dapat diberikan oleh 

kekayaan dan kekuasaan kepada orang yang baik (ay. 8). Lihatlah 

betapa indahnya Yusuf mewarnai celaka yang telah mereka 

datangkan ke atas dirinya: Tuhan  menyuruh aku mendahului kamu 

(ay. 5, 7). Perhatikanlah, 

1.  Israel umat Tuhan  mendapatkan pemeliharaan istimewa dari-

Nya. Yusuf berpendapat bahwa pengangkatan dirinya tidak 

saja ditentukan demi menyelamatkan seluruh kerajaan Mesir, 

namun  juga demi mempertahankan sebuah keluarga Israel ke-

cil. namun  bagian TUHAN ialah umat-Nya. Apa pun yang kemu-

dian terjadi atas orang lain, mereka akan tetap aman. 

Kitab Kejadian 45:1-15 

 817 

2.  Pemeliharaan Tuhan  memandang dan mampu menjangkau jauh 

ke depan. Bahkan lama sebelum tahun-tahun penuh kelim-

pahan itu, pemeliharaan Tuhan  telah mempersiapkan persedia-

an bagi rumah tangga Yakub saat  tahun-tahun kelaparan 

tiba. Pemazmur memuji Tuhan  untuk hal ini, Diutus-Nyalah 

seorang mendahului mereka: yakni Yusuf (Mzm. 105:17). Tuhan  

melihat pekerjaan-Nya dari awal sampai akhir, sedangkan kita 

tidak (Pkh. 3:11). Betapa mengagumkannya segala rancangan 

tindak pemeliharaan Tuhan ! Betapa jauh jangkauan-Nya! Be-

tapa banyak gigi-gigi roda yang ada di dalam roda, namun  se-

muanya itu diatur oleh as-nya, seperti oleh roh pada makhluk 

hidup! Oleh sebab itu, janganlah kita menilai apa pun sebelum 

waktunya. 

3. Tuhan  sering kali bekerja melalui hal-hal yang bertolak bela-

kang. Iri hati dan persaingan di antara sesama saudara men-

jadi ancaman yang menghancurkan hubungan keluarga. Na-

mun, dalam kejadian ini iri hati dan persaingan itu justru ter-

bukti menyatukan keluarga Yakub. Yusuf tidak akan pernah 

bisa menjadi gembalanya Gunung Batu Israel andaikata sau-

dara-saudaranya tidak memusuhi dan membenci dia. Bahkan 

mereka yang telah dengan niat jahat menjual Yusuf ke Mesir 

pun memetik kebaikan yang didatangkan Tuhan  dari hal itu. 

Demikianlah juga, banyak dari mereka yang menginginkan 

kematian Kristus justru diselamatkan oleh kematian-Nya. 

4.  Tuhan  harus menerima seluruh kemuliaan atas pemeliharaan 

yang diberikan-Nya pada waktunya kepada umat-Nya, melalui 

cara apa pun hal itu dihasilkan. Bukanlah kamu yang menyu-

ruh aku ke sini, namun  Tuhan  (ay. 8). Sama seperti di satu pihak 

mereka tidak boleh menyesalinya sebab  semua berakhir de-

ngan baik, di lain pihak mereka juga tidak boleh membangga-

kannya, sebab semua itu yaitu  perbuatan Tuhan , bukan per-

buatan mereka. Mereka berencana menjual Yusuf ke Mesir su-

paya mimpi-mimpinya tidak menjadi kenyataan, namun  melalui 

hal itu Tuhan  justru berencana untuk menggenapinya. namun  dia 

sendiri tidak demikian maksudnya (Yes. 10:7). 

V. Yusuf berjanji untuk mengurus ayahnya berikut seluruh keluar-

ganya selama sisa masa kelaparan itu. 


 818

1.  Ia ingin supaya ayahnya secepatnya dibuat bahagia dengan 

berita bahwa ia masih hidup dan tentang kedudukannya yang 

tinggi. Saudara-saudaranya harus bergegas ke Kanaan dan 

memberitahukan kepada Yakub bahwa Yusuf, anaknya, ada-

lah tuan atas seluruh Mesir (ay. 9). Mereka harus menceritakan 

kepadanya perihal kemuliaannya di sana (ay. 13). Yusuf tahu 

bahwa berita ini akan menjadi seperti minyak yang menyegar-

kan bagi kepalanya yang beruban dan pembangkit semangat 

baginya. Kalaupun ada yang mampu membuatnya merasa 

muda kembali, maka inilah hal itu. Dia ingin agar mereka me-

nyampaikan sendiri kabar itu dan membawa seluruh kebenar-

an berita yang mengejutkan ini. Kamu telah melihat dengan 

mata sendiri, bahwa mulutku sendiri mengatakannya kepada-

mu (ay. 12). Bila mereka mau merenungkannya, mereka mung-

kin teringat pada sesuatu mengenai ciri-ciri khas dirinya, gaya 

bicaranya, dan sebagainya, dan merasa puas. 

2. Ia bersungguh-sungguh saat berpesan supaya ayah dan selu-

ruh keluarganya datang kepadanya di Mesir. Datanglah men-

dapatkan aku, janganlah tunggu-tunggu (ay. 9). Ia mau berbagi 

tempat tinggal dengan mereka di Gosyen, kawasan Mesir yang 

berhadapan dengan Kanaan, supaya mereka tidak melupakan 

negeri dari mana mereka datang (ay. 10). Ia berjanji untuk 

memenuhi kebutuhan Yakub. Aku akan memelihara engkau 

(ay. 11). Perhatikanlah, sudah menjadi kewajiban anak-anak 

untuk mendukung dan mencukupi kebutuhan orangtua me-

reka semampu mereka, jika  suatu saat  orangtua mereka 

membutuhkannya, dan korban persembahan pun tidak akan 

pernah bisa mereka jadikan alasan untuk menghindar (Mrk. 

7:11). Sikap ini menunjukkan kesalehan di dalam rumah (1Tim. 

5:4). Mengingat bahwa sama seperti Yusuf, Yesus Tuhan kita 

juga ditinggikan sampai kehormatan dan kuasa tertinggi di 

dunia atas, sudah menjadi kehendak-Nya bahwa semua orang 

kepunyaan-Nya berada di tempat Ia berada (Yoh. 17:24). Inilah 

perintah-Nya, supaya sekarang kita berada bersama Dia di da-

lam iman dan pengharapan, dan memiliki perilaku sorgawi. Ini-

lah janji-Nya, bahwa kita akan selamanya berada bersama Dia. 

VI. Mereka saling menunjukkan kasih sayang. Yusuf memulai dengan 

Benyamin, adik bungsunya, yang baru berumur sekitar satu 

Kitab Kejadian 45:16-24 

 819 

tahun saat Yusuf terpisah dari saudara-saudaranya. Mereka me-

nangis di pundak masing-masing (ay. 14), mungkin sebab  ter-

ingat kepada Rahel, ibu mereka, yang mati sesudah  melahirkan 

Benyamin. Melalui Yakub, suaminya, Rahel menangisi anak-anak-

nya, sebab di tengah keprihatinan Yakub, mereka tidak ada ber-

samanya. Yusuf sudah tiada dan Benyamin pergi dari sisinya. 

Dan sekarang mereka menangisi ibu mereka sebab ia tidak ada 

bersama mereka. sesudah  memeluk Benyamin, Yusuf juga meme-

luk yang lain (ay. 15). Sesudah itu barulah saudara-saudaranya 

bercakap-cakap dengan dia dengan bebas dan akrab mengenai 

semua perkara yang terjadi di rumah ayah mereka. Sesudah 

semua tanda perdamaian, menyusullah persekutuan yang manis. 

Kebaikan Firaun kepada Yusuf  

(45:16-24) 

16 saat  dalam istana Firaun terdengar kabar, bahwa saudara-saudara 

Yusuf datang, hal itu diterima dengan baik oleh Firaun dan pegawai-pegawai-

nya. 17 Lalu berkatalah Firaun kepada Yusuf:  Katakanlah kepada saudara-

saudaramu Buatlah begini: muatilah binatang-binatangmu dan pergilah ke 

tanah Kanaan, 18 jemputlah ayahmu dan seisi rumahmu dan datanglah men-

dapatkan aku, maka aku akan memberi  kepadamu apa yang paling baik 

di tanah Mesir, sehingga kamu akan mengecap kesuburan tanah ini. 19 

Selanjutnya engkau mendapat perintah mengatakan kepada mereka: Buatlah 

begini: bawalah kereta dari tanah Mesir untuk anak-anakmu dan isteri-

isterimu, jemputlah ayahmu dari sana dan datanglah ke mari. 20 Janganlah 

kamu merasa sayang meninggalkan barang-barangmu, sebab apa yang pa-

ling baik di seluruh tanah Mesir ini yaitu  milikmu.” 21 Demikianlah dilaku-

kan oleh anak-anak Israel itu. Yusuf memberi  kereta kepada mereka 

menurut perintah Firaun; juga diberikan kepada mereka bekal di jalan. 22 

Kepada mereka masing-masing diberikannya sepotong pesalin dan kepada 

Benyamin diberikannya tiga ratus uang perak dan lima potong pesalin. 23 Di 

samping itu kepada ayahnya dikirimkannya sepuluh ekor keledai jantan, 

dimuati dengan apa yang paling baik di Mesir, lagipula sepuluh ekor keledai 

betina, dimuati dengan gandum dan roti dan makanan untuk ayahnya dalam

perjalanan. 24 Kemudian ia melepas saudara-saudaranya serta berkata ke-

pada mereka:  Janganlah berbantah-bantah di jalan.”  

Di sini terdapat, 

I.  Kebaikan Firaun kepada Yusuf dan sanak keluarganya demi kepen-

tingannya. Ia menyambut saudara-saudara Yusuf dengan baik (ay. 

16), meskipun saat  itu sedang berlangsung masa yang keku-

rangan dan bisa saja mereka menjadi beban baginya. namun  tidak, 

Firaun merasa senang begitu juga para pegawainya, setidaknya, 

mereka pura-pura senang sebab  Firaun senang. Ia meminta Yusuf 


 820

menyuruh orang menjemput ayahnya dan membawanya ke Mesir, 

serta berjanji menyediakan semua keperluan, baik bagi perjalanan 

membawa sang ayah maupun tempat tinggal baginya di sana. 

Jika segala yang baik di tanah Mesir (yang berkat tindakan Yusuf 

di bawah pimpinan Tuhan  memiliki persediaan makanan meskipun 

tidak lebih banyak dibanding negeri-negeri lain) mencukupi, 

Yakub bebas memanfaatkannya sebab  semua itu juga miliknya, 

bahkan kesuburan tanah ini (ay. 18), sehingga mereka tidak perlu 

merasa sayang meninggalkan barang-barang mereka (ay. 20). 

Dibandingkan dengan apa yang disediakannya untuk mereka di 

Mesir, apa yang mereka miliki di Kanaan dianggap Firaun hanya 

barang-barang biasa semata. Oleh sebab itu, jika terpaksa mening-

galkan sebagian dari harta mereka, mereka tidak perlu merasa 

kecewa. Mesir akan memberi mereka cukup banyak sebagai peng-

ganti kerugian yang mereka derita akibat kepindahan itu. Jadi, 

orang-orang yang direncanakan Kristus untuk ikut mengalami 

kemuliaan sorgawi bersama-Nya, tidak perlu memedulikan harta di 

dunia ini. Kesenangan yang ternikmat sekalipun hanyalah barang 

atau benda-benda yang tidak berguna belaka. Sementara hidup di 

dunia, kita tidak dapat mengandalkannya, apalagi membawanya 

serta. sebab  itu, janganlah kita mencemaskannya, atau mematri-

kan mata dan hati kita kepadanya. Ada hal-hal lebih baik yang 

disediakan bagi kita di negeri penuh berkat itu, ke mana Yusuf kita 

telah pergi untuk menyediakan tempat tinggal bagi kita. 

II. Kebaikan Yusuf terhadap ayah dan saudara-saudaranya. Firaun 

menaruh hormat kepada Yusuf dan berterima kasih kepadanya, 

sebab ia telah menjadi alat yang membawa banyak kebaikan bagi 

dirinya dan kerajaannya. Yusuf tidak saja memelihara negeri itu 

dari bencana, namun  juga membantu membuat negeri itu penting 

dan diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain. Sebab semua ne-

gara tetangga akan berkata,  Bangsa Mesir pastilah orang-orang 

yang bijaksana dan berhikmat, sehingga persediaan makanan me-

reka tetap berlimpah di masa kekurangan.” sebab  alasan inilah 

Firaun tidak pernah merasa berbuat terlampau banyak bagi Yu-

suf. Perhatikanlah, bahkan terhadap orang-orang yang lebih ren-

dah pun perlu ditunjukkan rasa terima kasih. Jika ada di antara 

mereka yang berbuat baik kepada kita, sudah sepantasnya kita 

berusaha membalasnya, tidak saja kepada mereka, namun  juga 

Kitab Kejadian 45:16-24 

 821 

kepada sanak keluarga mereka. Begitu pulalah Yusuf menunjuk-

kan rasa hormat terhadap ayah dan saudara-saudaranya sebagai 

kewajibannya, sebab mereka yaitu  sanak keluarganya, meski-

pun saudara-saudaranya itu pernah memusuhinya dan ayahnya 

sudah lama bagaikan orang asing. 

1.  Ia membekali mereka dengan segala sesuatu yang diperlukan 

(ay. 21). Ia memberi mereka kereta dan bekal untuk di jalan, 

baik saat  berangkat maupun dalam perjalanan kembali. Kita 

tidak pernah membaca bahwa Yakub kaya raya, dan di masa 

kelaparan yang sedang melanda itu, kita dapat menduga 

bahwa ia agak miskin. 

2.  Ia juga memperlengkapi mereka dengan hal-hal yang berkaitan 

dengan penampilan dan kesenangan. Kepada saudara-sau-

daranya ia memberi  dua pasang pakaian yang pantas, dan 

kepada Benyamin lima pasang, di samping uang saku (ay. 22). 

Kepada ayahnya ia mengirimkan hadiah yang sangat berharga 

berupa hasil bumi terbaik dari Mesir (ay. 23). Perhatikanlah, 

orang-orang yang kaya harus bermurah hati dan tidak segan-

segan memberi. Untuk apakah kekayaan yang berlimpah, 

kalau bukan untuk berbuat baik dengannya? 

3. Ia melepas mereka dengan pesan yang memang pantas diberi-

kan, Janganlah berbantah-bantah di jalan (ay. 24). Ia tahu 

bahwa mereka cenderung mudah bertengkar. Apa yang sudah 

terjadi dan membangkitkan ingatan akan apa yang dulu per-

nah mereka lakukan terhadap saudara mereka, bisa saja 

membuat mereka bertengkar. Yusuf telah mengamati mereka 

hingga dapat menarik kesimpulan mengenai hal itu (42:22). 

Kepada yang seorang mereka bisa saja berkata,  Engkaulah 

yang pertama-tama mencela dia sebab  mimpi-mimpinya itu,” 

dan kepada yang lain,  Engkaulah yang berkata, Mari kita 

bunuh dia.” Atau kepada yang lain,  Engkaulah yang meram-

pas jubahnya,” dan kepada yang lain,  Engkaulah yang me-

lemparkan dia ke dalam sumur,” dan seterusnya. Sekarang, 

sesudah  memaafkan mereka semua, Yusuf berpesan kepada 

mereka supaya tidak saling mencela. Perintah inilah yang 

diberikan Tuhan Yesus kepada kita, supaya kita saling menga-

sihi, supaya kita hidup dalam damai, supaya apa pun yang 

terjadi, atau kejadian lama seperti apa pun yang teringat, kita 

tidak perlu berbantah-bantah. sebab , 


 822

(1)  Jika kita bersaudara, kita semua mempunyai satu Bapa. 

(2) Kita yaitu  saudara-Nya, dan kita akan mempermalukan 

hubungan kita dengan-Nya yang yaitu  damai sejahtera 

kita, jika  kita berbantah-bantah. 

(3) Kita bersalah, betul-betullah kita menanggung akibat dosa 

kita. dibandingkan bertengkar dan saling mempersalahkan, 

lebih baik kita berbantah-bantah dengan diri sendiri. 

(4) Kita telah, atau berharap, diampuni oleh Tuhan  yang telah 

kita sakiti, dan oleh sebab  itu harus siap mengampuni 

satu sama lain. 

(5) Kita berada di jalan. Jalan yang melintasi negeri Mesir, 

tempat banyak orang memandang kita untuk mencari 

kesempatan menarik keuntungan dari kita, sebuah jalan 

yang menuju Kanaan, tempat kita berharap dapat tinggal 

selamanya dalam damai sempurna. 

Sejarah Yusuf  

(45:25-28) 

25 Demikianlah mereka pergi dari tanah Mesir dan sampai di tanah Kanaan, 

kepada Yakub, ayah mereka. 26 Mereka menceritakan kepadanya:  Yusuf 

masih hidup, bahkan dialah yang menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir.” 

namun  hati Yakub tetap dingin, sebab ia tidak dapat mempercayai mereka. 27 

namun  saat  mereka menyampaikan kepadanya segala perkataan yang 

diucapkan Yusuf, dan saat  dilihatnya kereta yang dikirim oleh Yusuf untuk 

menjemputnya, maka bangkitlah kembali semangat Yakub, ayah mereka itu. 

28 Kata Yakub:  Cukuplah itu; anakku Yusuf masih hidup; aku mau pergi 

melihatnya, sebelum aku mati.” 

Di sini diceritakan tentang kabar baik yang dibawa kepada Yakub. 

1.  Mula-mula berita itu ditanggapi Yakub dengan dingin. saat  tan-

pa kata-kata pendahuluan anak-anaknya masuk sambil berseru, 

Yusuf masih hidup, masing-masing berebut menjadi orang per-

tama yang menyampaikan berita itu, mungkin ia menyangka 

mereka hanya berolok-olok dengannya, dan penghinaan itu men-

dukakan hatinya. Atau, boleh jadi dukacitanya kembali dibangkit-

kan begitu mendengar nama Yusuf disebut-sebut hingga hatinya 

tetap dingin (ay. 26). Dibutuhkan waktu cukup lama sebelum ia 

pulih kembali. Ia begitu mencemaskan anak-anaknya yang lain 

hingga saat berjumpa mereka kembali dia sudah cukup bersukacita 

mendengar bahwa Simeon telah dibebaskan dan bahwa Benyamin 

telah pulang dengan selamat (sebab  tadinya ia sudah nyaris ber-

Kitab Kejadian 45:25-28 

 823 

putus asa tentang keadaan kedua anaknya itu). Namun, mende-

ngar bahwa Yusuf masih hidup benar-benar berita yang terlampau 

indah. Hatinya dingin, sebab ia tidak mempercayainya. Perhatikan-

lah, hati kita dingin sebab kita tidak percaya. Hati Daud sendiri 

pasti akan dingin seandainya dia tidak percaya (Mzm. 27:13). 

2.  Penegasan yang diberikan secara bertahap, menyegarkan rohnya 

kembali. Dahulu, Yakub mudah mempercayai perkataan anak-

anaknya saat  mereka berkata kepadanya, Yusuf sudah mati. 

namun  sekarang ia nyaris tidak mempercayainya saat mereka ber-

kata, Yusuf masih hidup. Roh yang lemah lebih mudah terpenga-

ruh oleh ketakutan dibandingkan pengharapan, dan lebih cenderung 

menerima pengaruh yang mengecilkan hati dibandingkan yang mem-

besarkan hati. Namun, akhirnya Yakub meyakini kebenaran lapor-

an itu, terutama saat  melihat kereta-kereta yang dikirimkan ke-

padanya (sebab melihat berarti percaya), maka bangkitlah kembali 

semangat Yakub. Kematian serupa dengan kereta-kereta yang diki-

rimkan untuk menjemput dan membawa kita kepada Kristus. 

Begitu melihatnya datang, semangat kita sudah seharusnya bang-

kit kembali. Sekarang Yakub disebut Israel (ay. 28), sebab ia mulai 

memperoleh kembali semangatnya yang sudah hilang itu. 

(1) Dia senang sekali saat  mengetahui Yusuf masih hidup. Ia 

tidak berkata apa-apa tentang kemuliaan Yusuf yang mereka 

ceritakan kepadanya itu. Baginya, sudahlah cukup jika  

Yusuf masih hidup. Perhatikanlah, orang-orang yang puas 

dengan sedikit penghiburan justru paling siap menerima yang 

lebih besar. 

(2) Yakub senang memikirkan bahwa ia akan pergi menemui 

Yusuf. Walaupun ia sudah tua dan perjalanannya cukup pan-

jang, dia akan berangkat untuk berjumpa dengan anaknya itu, 

sebab kesibukan Yusuf tidak memungkinkan dia datang men-

jumpai ayahnya. Amatilah, ia berkata,  Aku mau pergi melihat-

nya,” dan bukan,  Aku mau pergi dan tinggal bersamanya.” 

Yakub sudah tua dan tidak berharap masih bisa hidup lama. 

 Aku mau pergi melihatnya, sebelum aku mati, dan sesudah  itu 

biarkan aku pergi dengan damai. Biarlah mataku disegarkan 

sebab  melihat dia sebelum tertutup selamanya, maka cukup-

lah itu. Aku tidak membutuhkan apa-apa lagi untuk membuat-

ku bahagia di dunia ini.” Perhatikanlah, sungguh baik jika  

kita membiasakan diri dengan kematian dan membicarakan 


 824

hal itu seolah-olah akan terjadi tidak lama lagi. Dengan demi-

kian, kita bisa berpikir betapa singkatnya waktu yang tersisa 

sebelum kita mati, supaya kita melakukan apa yang bisa kita 

lakukan dengan sebisa-bisanya dan menikmati segala peng-

hiburan sebagai orang yang harus segera mati, dan meninggal-

kan semuanya. 

 

 

PASAL 46  

i sini kita membaca perihal kepindahan Yakub ke Mesir di 

usianya yang sudah lanjut. Ia terpaksa pindah ke sana sebab  

terjadi bencana kelaparan, dan sebab  diundang oleh anaknya. 

Dalam pasal ini kita mendapati, 

I. Tuhan  menyuruhnya berangkat ke sana (ay. 1-4).  

II. Seluruh keluarganya berangkat bersamanya (ay. 5-27). 

III. Yusuf menyambut kedatangan mereka (ay. 28-34).  

Yakub Mempersembahkan 

Korban Sembelihan di Bersyeba  

(46:1-4) 

1 Jadi berangkatlah Israel dengan segala miliknya dan ia tiba di Bersyeba, 

lalu dipersembahkannya korban sembelihan kepada Tuhan  Ishak ayahnya. 2 

Berfirmanlah Tuhan  kepada Israel dalam penglihatan waktu malam:  Yakub, 

Yakub!” Sahutnya:  Ya, Tuhan.” 3 Lalu firman-Nya: "Akulah Tuhan , Tuhan  

ayahmu, janganlah takut pergi ke Mesir, sebab Aku akan membuat engkau 

menjadi bangsa yang besar di sana. 4 Aku sendiri akan menyertai engkau 

pergi ke Mesir dan tentulah Aku juga akan membawa engkau kembali; dan 

tangan Yusuflah yang akan mengatupkan kelopak matamu nanti.” 

Titah ilahi yaitu , akuilah Dia dalam segala lakumu, dan janji yang 

ditambahkan sesudah itu yaitu , maka Ia akan meluruskan jalanmu. 

Yakub sedang menghadapi masalah penting di sini, bukan saja soal 

sebuah perjalanan, melainkan juga soal kepindahan untuk menetap 

di negeri lain. Sungguh suatu perubahan yang sangat mengejutkan 

dirinya (sebab ia tidak pernah berangan-angan pergi ke tempat lain, 

selain hidup dan mati di Kanaan), perubahan yang akan membawa 

akibat besar bagi masa depan keluarganya kelak di kemudian hari. 

Nah, di sini kita diceritakan, 


 826

I. Bagaimana ia mengakui Tuhan  dalam segala sesuatu yang dilaku-

kannya. Ia tiba di Bersyeba dari Hebron, tempat tinggalnya selama 

ini. Di sanalah ia mempersembahkan korban sembelihan kepada 

Tuhan  Ishak ayahnya (ay. 1). Ia memilih tempat itu sebagai sebuah 

peringatan akan persekutuan ayah dan kakeknya dengan Tuhan  di 

tempat itu. Abraham memanggil nama TUHAN di sana (21:33), 

begitu juga Ishak (26:25), dan di sanalah Yakub menjadikannya 

sebagai tempatnya beribadah, agaknya sebab  tempat itu terletak 

di jalur perjalanannya. Dalam ibadahnya, 

1. Ia mengarahkan perhatiannya kepada Tuhan  sebagai Tuhan  

ayahnya, Ishak, yakni Tuhan  yang mengikat kovenan dengan-

nya. Sebab melalui Ishaklah kovenan itu diwariskan kepada-

nya. Tuhan  telah melarang Ishak pergi ke Mesir saat  terjadi 

bencana kelaparan di negeri Kanaan (26:2). Hal itu mungkin 

mengingatkan Yakub untuk meminta nasihat Tuhan  ayahnya, 

Ishak, dengan pemikiran semacam ini,  TUHAN, meskipun aku 

sangat rindu melihat Yusuf, namun jika Engkau melarangku 

pergi ke Mesir seperti yang Engkau lakukan kepada ayahku 

Ishak, maka aku akan tunduk, dan dengan penuh kerelaan 

aku akan tetap tinggal di tempat ini.” 

2. Ia mempersembahkan korban sembelihan, korban yang istimewa, 

di samping korban-korban sembelihan yang biasa ia lakukan 

dari waktu ke waktu. Korban-korban ini dipersembahkan, 

(1) Dengan mengucap syukur untuk perubahan yang diper-

kenan Tuhan  atas kehidupan keluarganya belakangan ini, 

untuk kabar baik yang telah ia terima mengenai Yusuf, dan 

untuk harapan-harapannya bertemu dengannya. Perhati-

kanlah, kita harus selalu mengucap syukur kepada Tuhan  

untuk permulaan belas kasihan, meskipun semuanya be-

lum disempurnakan, dan inilah cara yang pantas untuk 

memohon belas kasihan lebih lanjut. 

(2) Dengan memohon supaya hadirat Tuhan  menyertainya dalam 

perjalanan yang ia rencanakan. Melalui persembahan kor-

ban sembelihan ini, ia ingin dapat diperdamaikan dengan 

Tuhan , untuk memperoleh pengampunan dosa, supaya ia 

tidak membawa-bawa kesalahan dalam perjalanannya, se-

bab hal itu merupakan persekutuan yang buruk. Melalui 

Kristus, korban sembelihan yang agung itu, kita harus 

Kitab Kejadian 46:1-4 

 827 

memperdamaikan diri dengan Tuhan , dan menaikkan semua 

permohonan kita kepada-Nya.  

(3) Dengan memohon nasihat. Orang-orang yang tidak menge-

nal Tuhan  meminta nasihat kepada imam-imam dewa mere-

ka melalui persembahan korban. Yakub tidak akan pergi 

sampai ia sudah meminta perkenan Tuhan :  Haruskah aku 

pergi ke Mesir, atau kembali ke Hebron?” Seperti itu jugalah 

hendaknya permohonan doa kita dalam hal-hal yang mera-

gukan, dan meskipun tidak dapat mengharapkan jawaban 

yang segera dari sorga, namun jika kita mengikuti petunjuk-

petunjuk firman Tuhan , hati nurani, dan penyelenggaran ilahi 

dengan rajin, kita akan mendapati bahwa sungguh tidak sia-

sia kita meminta nasihat Tuhan .  

II. Bagaimana Tuhan  menuntun jalan-jalannya: Dalam penglihatan 

waktu malam (mungkin pada malam berikutnya sesudah  ia mem-

persembahkan korban, seperti yang ditulis dalam 2 Tawarikh 1:7) 

berfirmanlah Tuhan  kepadanya (ay. 2). Perhatikanlah, orang-orang 

yang sangat ingin memelihara persekutuan dengan Tuhan  akan 

mengetahui bahwa Tuhan  tidak pernah gagal. jika  kita ber-

bicara kepada Dia sebagaimana seharusnya, Ia akan berbicara 

kepada kita. Tuhan  menyebut Yakub dengan namanya, dan dengan 

nama lamanya, Yakub, Yakub, untuk mengingatkan dia akan 

derajatnya yang rendah. Ketakutannya sekarang hampir tidak 

membuat dia menjadi Israel. Yakub, seperti halnya orang yang 

akrab dengan penglihatan dari Yang Mahakuasa dan siap menaati 

semua penglihatan itu, menjawab,  Ya, Tuhan, ini aku, siap mene-

rima perintah.” Dan apakah yang dikatakan Tuhan  kepadanya? 

1. Tuhan  memperbarui kovenan dengan Yakub: Akulah Tuhan , 

Tuhan  ayahmu (ay. 3). Artinya:  Akulah yang engkau akui seba-

gai Tuhan -mu, engkau akan mendapati Aku sebagai Tuhan , hik-

mat dan kuasa ilahi disediakan bagimu. Engkau akan menda-

pati Aku sebagai Tuhan  ayahmu, yang setia kepada kovenan 

yang dibuat dengannya.” 

2. Tuhan  membesarkan hati Yakub untuk membawa keluarganya 

pindah: Janganlah takut pergi ke Mesir. Tampaknya, meskipun 

Yakub, saat  pertama mendengar bahwa Yusuf masih hidup 

dan hidup dalam kemuliaan di Mesir, tanpa ragu-ragu memu-

tuskan, aku mau pergi melihatnya, namun sesudah  memikirkan 

kembali masalah itu, ia melihat sejumlah kesulitan di dalam-

nya, dan tidak begitu tahu bagaimana mengatasinya. Perhati-

kan, meskipun tampaknya perubahan itu membawa sukacita 

dan harapan yang sangat besar, namun tercampur dengan 

berbagai kesusahan dan ketakutan, Nulla est sincera voluptas 

– Tidak ada kesenangan tanpa campuran. Kita harus selalu 

bersukacita dengan gemetar. Yakub mempunyai banyak ke-

khawatiran mengenai perjalanan ini, dan kekhawatiran ini 

diperhatikan Tuhan . 

(1) Ia sudah sangat tua, 130 tahun. Dan hal itu dikatakan se-

bagai salah satu kelemahan orang-orang tua, bahwa mere-

ka menjadi takut tinggi, dan ketakutan ada di jalan (Pkh. 

12:5). Perjalanan yang akan ditempuh yaitu  perjalanan 

yang jauh, dan Yakub sudah tidak cocok dengan perjalan-

an itu. Mungkin ia juga teringat bahwa Rahel, istri yang 

paling dikasihinya, meninggal di dalam perjalanan.  

(2) Ia takut kalau-kalau anak-anaknya akan tercemar oleh pe-

nyembahan berhala di Mesir, dan melupakan Tuhan  nenek 

moyang mereka, atau terpikat dengan kesenangan-kese-

nangan negeri Mesir, dan melupakan tanah perjanjian.  

(3) Mungkin ia teringat akan apa yang dikatakan Tuhan  kepada 

Abraham mengenai perbudakan dan penderitaan dari ketu-

runannya (15:13), dan khawatir bahwa kepindahannya ke 

Mesir terkait dengan nubuatan itu. Kepuasan yang kita 

nikmati sekarang tidak boleh mengesampingkan pertim-

bangan dan kemungkinan datangnya ketidaknyamanan di 

masa depan, sesuatu yang mungkin saja datang dari apa 

yang tampaknya sangat menjanjikan saat ini.  

(4) Tidak terpikirkan olehnya untuk menguburkan tulang-tulang-

nya di negeri Mesir. Namun, apa pun yang membuatnya ber-

kecil hati, firman Tuhan  cukup untuk menjawab semua kekha-

watirannya, janganlah takut pergi ke Mesir.  

3. Tuhan  menjanjikan penghiburan dalam kepindahan ini. 

(1) Bahwa keturunannya akan bertambah banyak di Mesir: 

 Aku akan ada di sana, di tempat engkau takut kalau-ka-

lau keluargamu akan tenggelam dan terhilang, serta akan 

membuat engkau menjadi bangsa yang besar. Itu yaitu  

tempat yang telah dipilih oleh Sang Hikmat Tak Terbatas 

untuk penggenapan janji itu.  

(2) Bahwa hadirat Tuhan  akan menyertainya: Aku sendiri akan 

pergi menyertai engkau pergi ke Mesir. Perhatikanlah, orang-

orang yang pergi ke mana pun Tuhan  mengutus mereka, pasti 

akan disertai Tuhan , dan kehadiran-Nya itu cukup untuk 

menjamin mereka di mana pun mereka berada dan mele-

nyapkan rasa takut mereka. Kita boleh memberanikan diri 

dan bahkan pergi ke Mesir jika Tuhan  pergi menyertai kita.  

(3) Bahwa ia dan semua miliknya tidak akan terhilang di Me-

sir: Dan tentulah Aku juga akan membawa engkau kembali. 

Meskipun Yakub meninggal di Mesir, namun janji Tuhan  

tetap digenapi, 

[1] Dalam hal membawa kembali jenazahnya untuk dikubur-

kan di Kanaan. Ternyata ia sangat mencemaskan hal itu 

(49:29-32).  

[2] Dalam hal membawa keturunannya kembali untuk ting-

gal di Kanaan. Jika Tuhan  menyertai kita saat  dipanggil 

turun ke dalam lembah sedalam atau sekelam apa pun, 

setiap saat kita dapat meyakini bahwa Tuhan  akan mem-

bawa kita ke atas kembali. Jika ia pergi menyertai kita 

menuju kematian, Ia pasti membawa kita kembali kepada 

kemuliaan.  

(4) Bahwa dalam keadaan hidup atau mati, Yusuf yang dika-

sihinya akan menjadi penghiburan baginya: Yusuflah yang 

akan mengatupkan kelopak matamu nanti. Ini yaitu  

sebuah janji bahwa Yusuf akan hidup selama Yakub masih 

hidup, bahwa Yusuf akan bersamanya pada saat kematian-

nya, dan akan mengatupkan kelopak matanya dengan se-

gala kelembutan dan rasa hormat, seperti yang biasa dila-

kukan oleh orang-orang yang saling mengasihi. Mungkin di 

dalam pemikirannya yang bertumpuk-tumpuk, Yakub ber-

harap supaya Yusuf dapat menjalankan tugas kasih ter-

akhir ini kepada dirinya: Ille meos oculos comprimat – Biar-

lah ia yang mengatupkan kelopak mataku. Bila demikian 

keinginannya, maka Tuhan  menjawab dia sesuai dengan 

yang diharapkannya. Begitulah, adakalanya Tuhan  memuas-

kan kerinduan-kerinduan hati yang jujur dari umat-Nya.

Bukan saja dengan membuat kematian mereka bahagia, 

melainkan juga dengan membuat keadaan di sekitarnya 

menjadi sangat mendukung.  

Kepindahan Yakub ke Mesir 

(46:5-27) 

5 Lalu berangkatlah Yakub dari Bersyeba, dan anak-anak Israel membawa 

Yakub, ayah mereka, beserta anak dan isteri mereka, dan mereka menaiki 

kereta yang dikirim Firaun untuk menjemputnya. 6 Mereka membawa juga 

ternaknya dan harta bendanya, yang telah diperoleh mereka di tanah 

Kanaan, lalu tibalah mereka di Mesir, yakni Yakub dan seluruh keturunan-

nya bersama-sama dengan dia. 7 Anak-anak dan cucu-cucunya laki-laki dan 

perempuan, seluruh keturunannya dibawanyalah ke Mesir. 8 Inilah nama-

nama bani Israel yang datang ke Mesir, yakni Yakub beserta keturunannya. 

Anak sulung Yakub ialah Ruben. 9 Anak-anak Ruben ialah Henokh, Palu, 

Hezron dan Karmi. 10 Anak-anak Simeon ialah Yemuel, Yamin, Ohad, Yakhin 

dan Zohar serta Saul, anak seorang perempuan Kanaan. 11 Anak-anak Lewi 

ialah Gerson, Kehat dan Merari. 12 Anak-anak Yehuda ialah Er, Onan, Syela, 

Peres dan Zerah; namun  Er dan Onan mati di tanah Kanaan; dan anak-anak 

Peres ialah Hezron dan Hamul. 13 Anak-anak Isakhar ialah Tola, Pua, Ayub 

dan Simron. 14 Anak-anak Zebulon ialah Sered, Elon dan Yahleel. 15 Itulah 

keturunan Lea, yang melahirkan bagi Yakub di Padan-Aram anak-anak lelaki 

serta Dina juga, anaknya yang perempuan. Jadi seluruhnya, laki-laki dan 

perempuan, berjumlah tiga puluh tiga jiwa. 16 Anak-anak Gad ialah Zifyon, 

Hagi, Syuni, Ezbon, Eri, Arodi dan Areli. 17 Anak-anak Asyer ialah Yimna, 

Yiswa, Yiswi dan Beria; Serah ialah saudara perempuan mereka; dan anak-

anak Beria ialah Heber dan Malkiel. 18 Itulah keturunan Zilpa, yakni hamba 

perempuan yang telah diberikan Laban kepada Lea, anaknya perempuan, 

dan yang melahirkan anak-anak bagi Yakub; seluruhnya enam belas jiwa. 19 

Anak-anak Rahel, isteri Yakub, ialah Yusuf dan Benyamin. 20 Bagi Yusuf lahir 

Manasye dan Efraim di tanah Mesir, yang dilahirkan baginya oleh Asnat, 

anak perempuan Potifera, imam di On. 21 Anak-anak Benyamin ialah Bela, 

Bekher, Asybel, Gera, Naaman, Ehi, Rosh, Mupim, Hupim dan Ared. 22 Itulah 

keturunan Rahel, yang telah lahir bagi Yakub, seluruhnya berjumlah empat 

belas jiwa. 23 Anak Dan ialah Husim. 24 Anak-anak Naftali ialah Yahzeel, 

Guni, Yezer dan Syilem. 25 Itulah keturunan Bilha, yakni hamba perempuan 

yang diberikan Laban kepada Rahel, anaknya yang perempuan dan yang 

melahirkan anak-anak itu bagi Yakub – seluruhnya berjumlah tujuh jiwa. 26 

Semua orang yang tiba di Mesir bersama-sama dengan Yakub, yakni anak-

anak kandungnya, dengan tidak terhitung isteri anak-anaknya, seluruhnya 

berjumlah enam puluh enam jiwa. 27 Anak-anak Yusuf yang lahir baginya di 

Mesir ada dua orang. Jadi keluarga Yakub yang tiba di Mesir, seluruhnya 

berjumlah tujuh puluh jiwa. 

Di sini Yakub yang sudah lanjut usia itu pindah. Tidak pernah terlin-

tas dalam benaknya bahwa ia akan meninggalkan Kanaan. Tidak 

diragukan bahwa ia menyangka akan mati di dalam sarangnya, dan 

meninggalkan keturunannya sebagai pemilik yang sebenarnya dari 

tanah perjanjian. Namun, campur tangan Tuhan  mengatur sebaliknya. 

Perhatikanlah, orang-orang yang mengira telah mapan akan menjadi

tidak mapan dalam waktu yang singkat. Bahkan orang-orang tua 

yang tidak pernah memikirkan kepindahan selain ke dunia orang 

mati (yang sangat dirindukan Yakub di dalam hatinya, 37:35; 42:38), 

kadang-kadang hidup untuk melihat perubahan-perubahan besar 

yang terjadi di dalam keluarga mereka. Sangat baik untuk selalu siap 

sedia, bukan saja untuk dunia orang mati, melainkan juga untuk apa 

pun juga yang dapat terjadi antara kita dan dunia orang mati. 

Amatilah,  

1.  Bagaimana Yakub dibawa. Ia tidak dibawa dengan memakai  

sebuah kereta kerajaan, meskipun kemudian kereta-kereta kera-

jaan juga digunakan, namun  dengan sebuah kereta pengangkut 

(ay. 5). Yakub yaitu  orang yang sederhana, yang tidak terpenga-

ruh oleh kemewahan atau keindahan duniawi. Anaknya mengen-

darai kereta kerajaan (41:43), namun  sebuah kereta pengangkut 

lebih cocok baginya.  

2. Harta miliknya yang dibawa pindah, 

(1) Harta kekayaannya (ay. 6), ternaknya dan harta bendanya.  

Semua ini dibawanya supaya ia tidak sepenuhnya berutang 

budi kepada Firaun untuk kebutuhan hidupnya, dan supaya 

nanti tidak dikatakan tentang mereka,  Bahwa mereka datang 

ke Mesir sebagai peminta-minta.” 

(2) Keluarganya, seluruh keturunannya (ay. 7). Sangat mungkin 

bahwa selama ini mereka terus hidup bersama sang ayah. 

Itulah sebabnya saat  Yakub berangkat, mereka semua juga 

berangkat. Mungkin merekalah yang lebih ingin pergi, sebab  

meskipun telah mendengar bahwa tanah Kanaan telah dijanji-

kan kepada mereka, namun sampai sekarang mereka sama se-

kali belum memilikinya. Di sini kita membaca catatan khusus 

mengenai nama-nama keluarga Yakub, anak-anak dan cucu-

cucunya, sebagian besar dari mereka kemudian disebut para 

kepala kaum keluarga dari beberapa suku. Lihat Bilangan 

26:5 dan seterusnya. Uskup Patrick (Uskup Irlandia, abad ke-

tujuh belas – pen.) mengamati bahwa Isakhar memberi nama 

anak tertuanya Tola, yang berarti cacing. Mungkin sebab  

saat  ia dilahirkan, tubuhnya sangat kecil dan lemah seperti 

seekor cacing, bukan seperti seorang anak manusia, dan kecil 

kemungkinan untuk hidup. Namun, jumlah keturunannya 

justru sangat banyak (1Taw. 7:2). Perhatikan, hidup dan mati

tidak bisa diduga-duga. Orang-orang yang tiba di Mesir selu-

ruhnya berjumlah enam puluh enam jiwa (ay. 26). Kemudian 

ditambah dengan Yusuf dan dua anaknya yang sudah berada di 

sana sebelumnya, jumlah itu menjadi tujuh puluh (ay. 27). 

Septuaginta menyebut jumlah mereka tujuh puluh lima jiwa, 

yang kemudian juga dikutip oleh Stefanus (Kis. 7:14). Alasan 

yang mendasari perhitungan tersebut kita serahkan kepada 

penafsiran para kritikus. Namun, marilah kita amati, 

[1] Kepala kaum keluarga harus memelihara semua jiwa yang 

ada di bawah tanggung jawabnya, menyediakan bagi kaum 

keluarganya sendiri makanan yang sesuai dan cukup bagi 

tubuh dan jiwa mereka. saat  Yakub sendiri pindah ke 

negeri yang berkelimpahan, ia tidak mau meninggalkan 

anak-anaknya kelaparan di negeri yang tandus.  

[2] Meskipun penggenapan janji Tuhan  selalu pasti, namun 

acap kali terasa lambat. Hingga saat itu, sudah 215 tahun 

lamanya sejak Tuhan  berjanji kepada Abraham untuk men-

jadikannya bangsa yang besar (12:2). Dan sampai sekarang 

cabang keturunannya yang mewarisi janji itu hanya ber-

tambah sampai tujuh puluh jiwa. Catatan khusus ini tetap 

terpelihara supaya kuasa Tuhan  untuk melipatgandakan men-

jadi jumlah yang sangat besar, bahkan di negeri Mesir, dapat 

tampak lebih mulia. Kalau Tuhan  berkenan, yang paling kecil 

akan menjadi kaum yang besar (Yes. 60:22).  

Perjumpaan antara Yakub dan Yusuf 

(46:28-34) 

28 Yakub menyuruh Yehuda berjalan lebih dahulu mendapatkan Yusuf, 

supaya Yusuf datang ke Gosyen menemui ayahnya. Sementara itu sampailah 

mereka ke tanah Gosyen. 29 Lalu Yusuf memasang keretanya dan pergi ke 

Gosyen, mendapatkan Israel, ayahnya. saat  ia bertemu dengan dia, dipe-

luknyalah leher ayahnya dan lama menangis pada bahunya. 30 Berkatalah 

Israel kepada Yusuf:  Sekarang bolehlah aku mati, sesudah  aku melihat 

mukamu dan mengetahui bahwa engkau masih hidup.” 31 Kemudian 

berkatalah Yusuf kepada saudara-saudaranya dan kepada keluarga ayahnya 

itu:  Aku mau menghadap Firaun dan memberitahukan kepadanya: Saudara-

saudaraku dan keluarga ayahku, yang tinggal di tanah Kanaan, telah datang 

kepadaku; 32 orang-orang itu gembala kambing domba, sebab mereka itu 

pemelihara ternak, dan kambing dombanya, lembu sapinya dan segala 

miliknya telah dibawa mereka. 33 jika  Firaun memanggil kamu dan ber-

tanya: Apakah pekerjaanmu? 34 maka jawablah: Hamba-hambamu ini peme-

lihara ternak, sejak dari kecil sampai sekarang, baik kami maupun nenek 

moyang kami – dengan maksud supaya kamu boleh diam di tanah Gosyen.” – 

Kitab Kejadian 46:28-34 

 833 

Sebab segala gembala kambing domba yaitu  suatu kekejian bagi orang 

Mesir. 

Di sini diceritakan tentang,  

I. Perjumpaan yang menggembirakan antara Yakub dan anaknya 

Yusuf, yang di dalamnya dikatakan, 

1. Kebijaksanaan Yakub dengan mengirim Yehuda berjalan ter-

lebih dahulu mendapatkan Yusuf untuk memberitahukan ke-

datangannya di Gosyen. Ini yaitu  bentuk penghormatan yang 

diberikan Yakub kepada pemerintah yang memberi perlin-

dungan kepada orang-orang asing ini dengan cara memberi-

tahukan kedatangan mereka (ay. 28). Kita harus sangat ber-

hati-hati untuk tidak menjengkelkan siapa saja, khususnya 

kepada penguasa yang ada di atas kita.  

2. Penghormatan Yusuf sebagai seorang anak kepada Yakub. Ia 

memakai  kereta kerajaannya untuk menemui Yakub, dan 

dalam pertemuan itu ditunjukkan, 

(1) Betapa Yusuf sangat menghormatinya, saat  ia bertemu 

dengan dia. Perhatikanlah, merupakan kewajiban anak-

anak untuk memberi  penghormatan yang mendalam 

kepada orangtua mereka. Ya, meskipun penyelenggaraan 

ilahi telah mengangkat mereka secara lahiriah menjadi 

lebih tinggi dibandingkan orang-orang tua mereka.  

(2) Betapa Yusuf sangat mengasihinya. Waktu tidaklah mengi-

kis rasa kewajibannya. Sebaliknya, air mata yang ia tum-

pahkan di leher ayahnya, air mata sukacita sebab  melihat 

dia, merupakan petunjuk nyata dari kasih Yusuf yang 

tulus dan kuat kepadanya. Lihatlah betapa dekatnya duka-

cita dan sukacita di dunia ini, saat  air mata dipakai 

untuk mengungkapkan keduanya. Dalam kehidupan yang 

akan datang, menangis dibatasi hanya untuk menyatakan 

sukacita. Di sorga ada sukacita yang sempurna, dan tidak 

akan ada air mata dukacita. Segala air mata, termasuk air 

mata itu akan dihapus, sebab sukacita yang ada di sana 

tidak sama seperti sukacita yang ada di dunia ini, sempur-

na tanpa campuran apa pun. saat  Yusuf memeluk 

Benyamin, ia menangis di leher Benyamin, namun  saat  ia 

memeluk ayahnya dikatakan bahwa ia lama menangis di

bahunya. Adiknya Benyamin memang disayanginya, na-

mun Yakub, ayahnya, tampaknya lebih disayanginya.  

3. Kepuasan Yakub yang sangat besar dalam pertemuan ini: 

Sekarang bolehlah aku mati (ay. 30). Bukan sebab  ia sudah 

tidak ingin lagi hidup bersama Yusuf serta menyaksikan 

kehormatan dan kegunaannya, namun  sebab  ia merasa begitu 

senang dan puas dalam pertemuan pertama ini sehingga ia 

beranggapan tidak banyak lagi yang diingini atau diharap-

kannya di dalam dunia ini, tempat penghiburan kita selalu 

tidak sempurna. Yakub berharap untuk segera mati, namun ia 

masih hidup tujuh belas tahun lebih lama lagi, yang dalam 

hidup kita sekarang merupakan jumlah usia yang lumayan 

panjang. Perhatikanlah, kematian tidak selalu datang saat  

kita memintanya, apakah itu saat kita dilanda perasaan duka-

cita yang mendalam atau perasaan sukacita yang melimpah. 

Masa hidup kita ada di tangan Tuhan , bukan di tangan kita 

sendiri. Kita pasti akan mati saat  Tuhan  berkenan, bukan 

saat  kita sedang merasa jemu oleh kesenangan hidup yang 

berlebihan atau saat  sedang diliputi oleh kepedihan. 

II. Kepedulian Yusuf yang bijaksana mengenai tempat pemukiman 

saudara-saudaranya. Sangat adillah untuk memberitahukan Fi-

raun bahwa ada serombongan orang datang bermukim di wilayah 

kekuasaannya. Perhatikan, jika orang lain menaruh kepercayaan 

kepada kita, kita tidak boleh menjadi begitu berakhlak rendah 

dan berlaku tidak jujur hingga menyalahgunakan kepercayaan itu 

dengan mengambil keuntungan darinya. Kalaupun Yakub dan 

keluarganya datang untuk menjadi beban bagi orang-orang Mesir, 

jangan sampai pernah dikatakan bahwa mereka datang di antara 

orang-orang Mesir dengan diam-diam dan mencuri-curi. Oleh 

sebab  itu Yusuf menjaga rasa hormatnya kepada Firaun (ay. 31). 

namun  bagaimana ia akan mengatur saudara-saudaranya? Dulu 

mereka merancang untuk terbebas dari dirinya, sekarang ia meran-

cang untuk menempatkan mereka dengan nyaman dan baik. Ini 

yaitu  perbuatan membalas kejahatan dengan kebaikan. Nah,  

1. Ia menghendaki supaya mereka dapat hidup sendiri. Sedapat 

mungkin jauh terpisah dari orang-orang Mesir, di tanah Go-

syen, yang terletak paling dekat dengan Kanaan, dan mungkin 

Kitab Kejadian 46:28-34 

 835 

tidak banyak orang Mesir yang bermukim di situ. Selain itu, 

tanah itu mempunyai banyak padang rumput yang cukup bagi 

ternak-ternak mereka. Ia menghendaki mereka hidup terpisah 

supaya mereka lebih dijauhkan dari bahaya tercemar oleh 

perbuatan jahat orang Mesir dan direndahkan oleh kebencian 

orang Mesir. Gembala kambing domba tampaknya menjadi 

suatu kekejian bagi orang Mesir, artinya mereka memandang 

hina pekerjaan ini, dan menolak bergaul dengan mereka. Lagi 

pula ia tidak membawa saudara-saudaranya ke Mesir untuk 

diinjak-injak. Walaupun begitu, 

2. Ia menghendaki mereka tetap menjadi gembala kambing dom-

ba, dan tidak merasa malu mengakui pekerjaan itu di hadapan 

Firaun. Bisa saja ia mempekerjakan mereka di bawah perin-

tahnya mengatur perdagangan gandum, atau demi kepenting-

an raja menempatkan mereka di istana atau dalam pasukan 

perang Mesir, sebab setidaknya beberapa orang dari mereka 

memang layak untuk itu. Namun, kedudukan seperti itu 

rentan terhadap kecemburuan dan iri hati orang-orang Mesir, 

serta dapat menggoda mereka melupakan Kanaan dan janji 

yang dibuat kepada nenek moyang mereka. Oleh sebab  itu ia 

merencanakan supaya mereka melanjutkan pekerjaan mereka 

yang lama. Perhatikanlah,  

(1) Sebuah panggilan kerja yang jujur bukanlah pekerjaan 

yang hina. Kita juga tidak boleh menganggapnya seperti itu 

bagi diri kita atau keluarga kita. Sebaliknya, kita harus 

menganggap sebagai aib untuk menjadi seorang pengang-

gur tanpa ada yang dapat dikerjakan.  

(2) Umumnya akan sangat baik bagi orang-orang untuk tetap 

tinggal dalam panggilan kerja yang telah mereka kuasai 

dan telah biasa mereka kerjakan (1Kor. 7:24). Apa pun 

pekerjaan atau keadaan yang telah diberikan Tuhan  bagi 

kita, biarlah kita menyesuaikannya dengan diri kita dan 

merasa puas dengan itu, dan janganlah kita memikirkan 

perkara-perkara yang tinggi. Lebih baik mendapat pujian 

untuk suatu jabatan yang rendah dibandingkan aib untuk 

sebuah jabatan tinggi. 

 

PASAL 47  

Dalam pasal ini kita membaca beberapa contoh,  

I.  Mengenai kebaikan dan kasih sayang Yusuf kepada kaum 

keluarganya dengan memperkenalkan saudara-saudaranya 

terlebih dahulu dan kemudian ayahnya kepada Firaun (ay. 1-

10), menyediakan mereka tempat untuk menetap di Gosyen, 

dan mencukupkan kebutuhan mereka di sana (ay. 11-12), 

serta menunjukkan rasa hormat kepada ayahnya saat  sang 

ayah memanggilnya (ay. 27-31). 

II. Mengenai keadilan yang dibuat Yusuf antara raja dan orang-

orang Mesir mengenai suatu perkara yang sangat sulit, 

dengan cara menjual gandum Firaun kepada rakyatnya yang 

mendatangkan keuntungan wajar bagi Firaun namun tanpa 

merugikan rakyat (ay. 13, dst.). Dengan demikian ia mem-

buktikan dirinya sebagai orang yang berhikmat dan bajik, 

baik dalam hidup pribadinya maupun hidup bermasyarakat. 

Kemurahan Firaun; Yakub Dibawa Menghadap Firaun  

(47:1-12) 

1 Kemudian pergilah Yusuf memberitahukan kepada Firaun:  Ayahku dan 

saudara-saudaraku beserta kambing dombanya, lembu sapinya dan segala 

miliknya telah datang dari tanah Kanaan, dan sekarang mereka ada di tanah 

Gosyen.” 2 Dari antara saudara-saudaranya itu dibawanya lima orang meng-

hadap Firaun. 3 Firaun bertanya kepada saudara-saudara Yusuf itu:  Apakah 

pekerjaanmu?” Jawab mereka kepada Firaun:  Hamba-hambamu ini gembala 

domba, baik kami maupun nenek moyang kami.” 4 Lagi kata mereka kepada 

Firaun:  Kami datang untuk tinggal di negeri ini sebagai orang asing, sebab 

tidak ada lagi padang rumput untuk kumpulan ternak hamba-hambamu ini, 

sebab  hebat kelaparan itu di tanah Kanaan; maka sekarang, izinkanlah 

hamba-hambamu ini menetap di tanah Gosyen.” 5 Lalu berkatalah Firaun 

kepada Yusuf:  Ayahmu dan saudara-saudaramu telah datang kepadamu. 6 

Tanah Mesir ini terbuka untukmu. Tunjukkanlah kepada ayahmu dan 


 838

kepada saudara-saudaramu tempat menetap di tempat yang terbaik dari ne-

geri ini, biarlah mereka diam di tanah Gosyen. Dan jika engkau tahu di 

antara mereka orang-orang yang tangkas, tempatkanlah mereka menjadi 

pengawas ternakku.” 7 Yusuf membawa juga Yakub, ayahnya, menghadap 

Firaun. Lalu Yakub memohonkan berkat bagi Firaun. 8 Kemudian bertanya-

lah Firaun kepada Yakub:  Sudah berapa tahun umurmu?” 9 Jawab Yakub 

kepada Firaun:  Tahun-tahun pengembaraanku sebagai orang asing berjum-

lah seratus tiga puluh tahun. Tahun-tahun hidupku itu sedikit saja dan 

buruk adanya, tidak mencapai umur nenek moyangku, yakni jumlah tahun 

mereka mengembara sebagai orang asing.” 10 Lalu Yakub memohonkan ber-

kat bagi Firaun, sesudah itu keluarlah ia dari depan Firaun. 11 Yusuf menun-

jukkan kepada ayahnya dan saudara-saudaranya tempat untuk menetap dan 

memberi  kepada mereka tanah milik di tanah Mesir, di tempat yang 

terbaik di negeri itu, di tanah Rameses, seperti yang diperintahkan Firaun. 12 

Dan Yusuf memelihara ayahnya, saudara-saudaranya dan seisi rumah 

ayahnya dengan makanan, menurut jumlah anak-anak mereka.  

Di sini kita membaca perihal:  

I. Rasa hormat yang ditunjukkan Yusuf sebagai seorang rakyat 

kepada rajanya. Walaupun ia yaitu  pegawai kesayangan Firaun 

dan menjadi perdana menteri negaranya, serta sudah mendapat 

perintah khusus untuk memanggil ayahnya datang ke negeri 

Mesir, namun ia tidak mau mengizinkan mereka menetap di sana 

sebelum memberitahukan hal itu kepada Firaun (ay. 1). Kristus, 

yang menjadi seperti Yusuf bagi kita, menentukan kedudukan 

para pengikutnya dalam kerajaan-Nya seperti yang telah disedia-

kan Bapa-Nya, dengan berkata, Aku tidak berhak memberi nya, 

(Mat. 20:23).  

II. Rasa hormat yang ditunjukkan Yusuf sebagai seorang saudara 

kepada saudara-saudaranya, tanpa memandang semua kejahatan 

yang telah ia terima dari mereka.  

1. Meskipun ia seorang pejabat tinggi dan mereka orang-orang 

yang hina dan keji dibanding dirinya, khususnya di negeri Me-

sir, ia mau mengakui mereka. Oleh sebab  itu, biarlah orang-

orang kaya dan mulia di dunia ini belajar tidak memandang 

rendah dan juga tidak membenci sanak saudara mereka yang 

miskin. Setiap cabang pohon bukanlah puncak dari sebuah 

pohon. Namun, apakah sebab  cabang-cabang tadi tumbuh 

lebih rendah dibandingkan cabang tertinggi, lalu dianggap bukan 

bagian dari pohon itu? Tuhan Yesus kita, sama seperti Yusuf 

di sini, Ia tidak malu menyebut kita saudara. 

2. Mereka yaitu  orang-orang asing dan bukan pegawai tinggi 

kerajaan. Namun, ia memperkenalkan beberapa orang dari 

saudara-saudaranya itu kepada Firaun, untuk memberi salam 

dan hormat, seperti yang kita katakan, dengan maksud supaya 

mereka juga bisa dihormati di antara orang-orang Mesir. Oleh 

sebab  itu Kristus memperkenalkan saudara-saudara-Nya di 

dalam istana kerajaan sorga, dan memakai kepentingan-Nya 

bagi keuntungan mereka, meskipun mereka sendiri tidak layak 

dan suatu kekejian bagi orang Mesir. Sesuai petunjuk yang 

telah diberikan Yusuf kepada mereka, saat  diperkenalkan 

kepada Firaun, mereka menyampaikan kepadanya, 

(1) Apa pekerjaan mereka, yakni bahwa mereka yaitu  gem-

bala domba (ay. 3). Firaun bertanya kepada mereka (dan 

Yusuf tahu bahwa hal itu akan menjadi pertanyaan per-

tamanya, 46-33), Apakah pekerjaanmu? Ia menganggap su-

dah semestinya mereka mempunyai sesuatu yang dapat 

dikerjakan, sebab jika tidak, tidak ada tempat bagi mereka 

di Mesir, tidak ada tempat berlindung bagi gelandangan 

penganggur. Jika mereka tidak mau bekerja, mereka tidak 

boleh makan makanan Firaun pada masa kelangkaan ini. 

Perhatikan, semua yang tinggal di dunia ini harus mempu-

nyai pekerjaan sesuai dengan kemampuan mereka, peker-

jaan tertentu apakah itu yang memakai  pikiran atau 

tangan. Orang-orang yang tidak perlu bekerja untuk mem-

peroleh makanan juga harus memiliki sesuatu untuk diker-

jakan, supaya mereka jangan sampai menganggur. Sekali 

lagi, penguasa harus menyelidiki pekerjaan warga negara-

nya, sebab mereka bertanggung jawab atas kesejahteraan 

orang banyak. sebab  orang-orang yang menganggur ada-

lah seperti lebah jantan dalam sarang lebah, menjadi beban 

yang merugikan kesejahteraan umum.  

(2) Apa urusan mereka di Mesir, yaitu untuk tinggal di tanah 

ini sebagai orang asing (ay. 4), tidak untuk tinggal selama-

nya di sana, namun  hanya singgah untuk beberapa waktu, 

sebab  kelaparan yang begitu hebat di tanah Kanaan. Ta-

nah Kanaan terletak di dataran tinggi, sehingga luas pa-

dang rumput yang mengering jauh lebih luas dibandingkan 

di Mesir yang terletak di dataran rendah. Meskipun umum-

nya gandum sulit ditanam, padang rumput di Mesir masih 

lumayan bagus. Itulah sebabnya sementara ini tanah Kana-

an tidak dapat dihuni oleh para gembala.  

3 Ia mendapatkan izin bagi mereka untuk menghuni tanah 

Gosyen (ay. 5-6). Ini merupakan salah satu contoh ungkapan 

terima kasih Firaun kepada Yusuf, sebab ia telah menjadi 

berkat yang besar bagi dirinya dan kerajaannya. Firaun akan 

berbuat baik kepada sanak saudara Yusuf, hanya demi dia. Ia 

menawarkan pekerjaan istimewa kepada mereka sebagai gem-

bala bagi ternak-ternaknya, asalkan mereka memang orang-

orang yang tangkas. Sebab hanya orang yang cakap dalam 

pekerjaannya yang akan berdiri di hadapan raja-raja. Dan apa 

pun keahlian atau pekerjaan kita, kita harus berusaha men-

jadi unggul di dalamnya serta membuktikan bahwa kita ada-

lah orang yang cakap dan rajin.  

III. Rasa hormat yang ditunjukkan Yusuf sebagai seorang anak ke-

pada ayahnya.  

1. Yusuf memperkenalkan dia kepada Firaun (ay. 7). Kita mem-

baca di sini,  

(1) Firaun menanyakan sebuah pertanyaan umum kepada Ya-

kub: Sudah berapa tahun umurmu? (ay. 8). Sebuah perta-

nyaan yang biasanya diajukan kepada orang yang sudah 

tua, sebagai rasa kagum dan hormat atas usia lanjut (Im. 

19:32). Ini merupakan hal yang wajar bagi kita, dan tidak 

pantas untuk memandang rendah orang yang tua (Yes. 

3:5). Tidak diragukan bahwa wajah Yakub benar-benar 

menunjukkan ia sudah tua renta, sebab ia seorang pekerja 

keras dan banyak menderita. Usia harapan hidup rata-rata 

orang di Mesir tidak sepanjang umur orang yang tinggal di 

tanah Kanaan. Itulah sebabnya dengan penuh kekaguman 

Firaun memandang Yakub, dan ia menjadi semacam ton-

tonan di istananya. saat  kita bercermin dan memandang 

diri sendiri, pertanyaan ini harus muncul di benak kita, 

”Sudah berapa tahun umurku?” 

(2) Yakub memberi  jawaban yang tidak lazim (ay. 9). Ia 

berbicara sebagai seorang bapa bangsa yang dengan penuh 

kesungguhan menjawab pertanyaan Firaun. Walaupun per-

kataan kita tidak selalu berupa berkat, perkataan itu harus 

selalu disertai berkat. Amatilah di sini, 

[1] Ia menyebut hidupnya sebagai tahun-tahun pengemba-

raan, memandang dirinya sebagai orang asing yang 

mengembara di dunia ini, dan sebagai seorang penda-

tang menuju kehidupan yang akan datang. Bumi ini 

hanyalah tempat persinggahan, bukan rumahnya. Ter-

hadap pernyataan ini seorang rasul pernah mengutip-

nya sebagai rujukan (Ibr. 11:13), Mereka yaitu  orang 

asing dan pendatang di bumi ini. Ia tidak saja mengang-

gap dirinya sebagai seorang pendatang saat ia sedang 

berada di Mesir, sebuah negeri asing yang belum per-

nah dikunjunginya, namun  sepanjang hidupnya, bahkan 

di tanah kelahirannya, ia sepenuhnya seorang penda-

tang. Dan orang-orang yang berpandangan seperti itu 

akan dapat menanggung dengan lebih baik bila mereka 

diusir dengan paksa dari tanah kelahiran mereka. Mere-

ka yaitu  pendatang, dan akan selalu begitulah keada-

an mereka.  

[2] Ia menghitung hidupnya menurut hari-hari. Walaupun 

begitu hari-harinya segera terhitung, dan kita tidak 

dapat memastikan kelangsungan hidup kita mulai hari 

ini sampai pada akhir hidup kita, sebab  bisa saja 

hidup ini segera terlepas dari kemah ini dalam waktu 

kurang dari satu jam. sebab  itu marilah kita meng-

hitung hari-hari kita (Mzm. 90:12) dan mengukur umur 

kita (Mzm. 39:5, TL).  

[3] Ciri-ciri yang ia berikan mengenai masa hidupnya ada-

lah, Pertama, tahun-tahun hidupnya itu sedikit saja. 

Walaupun sampai sekarang ia sudah hidup seratus tiga 

puluh tahun, baginya itu tampak seperti beberapa hari 

saja, dibandingkan dengan hari-hari kekekalan, Tuhan  

yang kekal, dan keadaan yang kekal, yang di dalamnya 

seribu tahun (lebih lama dibandingkan umur hidup manusia 

mana pun) sama seperti satu hari saja. Kedua, bahwa 

umur hidupnya buruk. Hal ini benar tentang manusia 

pada umumnya, manusia singkat umurnya dan penuh 

kegelisahan (Ayb. 14:1). Dan sebab tahun-tahun hidup-

nya itu buruk, maka baguslah jika tahun-tahun itu

sedikit saja. Umur hidup Yakub, khususnya, terdiri atas 

hari-hari yang buruk, dan hari paling menyenangkan 

dalam hidupnya masih ada di depannya. Ketiga, umur 

hidup Yakub tidak sepanjang umur nenek moyangnya, 

tidak begitu banyak, tidak begitu menyenangkan seperti 

tahun-tahun umur mereka. Usia lanjut datang lebih 

awal ke atasnya dibandingkan dengan yang datang ke 

atas nenek moyangnya. Seperti orang muda tidak boleh 

bangga akan kekuatan atau kecantikannya, begitu juga 

orang yang tua tidak boleh bangga akan umurnya dan 

mahkota rambutnya yang beruban, walaupun orang 

lain pantas menghormati dan mengaguminya. Sebab 

orang-orang yang digolongkan sebagai orang yang sangat 

tua tidak mencapai umur bapa-bapa bangsa. Rambut 

putih dapat menjadi mahkota yang indah, hanya jika 

pemiliknya hidup dalam kebenaran.  

(3) Yakub datang menghadap Firaun dan sekaligus member-

katinya saat  berpamitan dengannya (ay. 7): Yakub memo-

honkan berkat bagi Firaun, dan kemudian Yakub me-

mohonkannya sekali lagi (ay. 10). Perbuatannya ini bukan 

saja merupakan tindakan kesopanan (ia menunjukkan rasa 

hormatnya dan membalasnya dengan ucapan terima kasih 

untuk kebaikannya), melainkan juga tindakan kesalehan. 

Ia berdoa baginya sebagai orang yang memiliki kuasa se-

orang nabi dan bapa bangsa. Walaupun dalam hal kekaya-

an duniawi, Firaun itu jauh lebih hebat, namun dalam hal 

kepentingan dengan Tuhan , Yakub-lah yang lebih besar. 

Sebab, ia yaitu  orang yang diurapi Tuhan  (Mzm. 105:15). 

Dan juga, berkat dari seorang bapa bangsa bukanlah se-

suatu yang boleh dipandang rendah. Tidak, bahkan se-

orang raja yang berkuasa pun tidak boleh merendahkan-

nya. Raja Darius menghargai doa jemaat bagi dirinya dan 

anak-anaknya (Ezr. 6:10). Dengan ramah Firaun menerima 

Yakub, dan apakah berkat itu disampaikan di dalam nama 

seorang nabi atau tidak, dengan cara itulah Firaun mene-

rima berkat seorang nabi, berkat yang cukup untuk mem-

balas kebaikannya, bukan saja atas kesopanannya dalam 

berbincang, melainkan atas semua kebaikan lain yang ia 

tunjukkan kepada Yakub dan keluarganya.  

2. Yusuf memberi  yang terbaik kepada Yakub dan keluarga-

nya dengan menempatkan dia di Gosyen (ay. 11), memelihara 

dia, saudara-saudaranya, dan seisi rumah ayahnya dengan 

makanan yang cukup bagi mereka (ay. 12). Hal ini tidak saja 

menunjukkan bahwa Yusuf seorang yang baik, namun  juga 

bahwa Tuhan  yaitu  Tuhan  yang baik, yang membesarkan dia 

untuk tujuan ini, serta menempatkan dia pada kemampuan 

untuk melakukan semua kebaikan ini, seperti Ester yang ber-

ada di kerajaan pada masa seperti ini. Semua yang diperbuat 

Tuhan  kepada Yakub di sini sebenarnya sudah dijanjikan ke-

pada semua milik-Nya yang melayani Dia dan yang percaya 

kepada-Nya (Mzm. 37:19). Mereka akan menjadi kenyang pada 

hari-hari kelaparan.  

Kesengsaraan yang Ditimbulkan oleh Kelaparan Itu 

(47:13-26) 

13 Di seluruh negeri itu tidak ada makanan, sebab kelaparan itu sangat he-

bat, sehingga seisi tanah Mesir dan tanah Kanaan lemah lesu sebab  

kelaparan itu. 14 Maka Yusuf mengumpulkan segala uang yang terdapat di 

tanah Mesir dan di tanah Kanaan, yakni uang pembayar gandum yang dibeli 

mereka; dan Yusuf membawa uang itu ke dalam istana Firaun. 15 sesudah  

habis uang di tanah Mesir dan di tanah Kanaan, datanglah semua orang 

Mesir menghadap Yusuf serta berkata:  Berilah makanan kepada kami! 

Mengapa kami harus mati di depanmu? Sebab tidak ada lagi uang.” 16 Jawab 

Yusuf:  Jika tidak ada lagi uang, berilah ternakmu, maka aku akan memberi 

makanan kepadamu sebagai ganti ternakmu itu.” 17 Lalu mereka membawa 

ternaknya kepada Yusuf dan Yusuf memberi makanan kepada mereka ganti 

kuda, kumpulan kambing domba dan kumpulan lembu sapi dan keledainya, 

jadi disediakannyalah bagi mereka makanan ganti segala ternaknya pada 

tahun itu. 18 sesudah  lewat tahun itu, datanglah mereka kepadanya, pada 

tahun yang kedua, serta berkata kepadanya:  Tidak usah kami sembunyikan 

kepada tuanku, bahwa sesudah  uang kami habis dan sesudah  kumpulan 

ternak kami menjadi milik tuanku, tidaklah ada lagi yang tinggal yang dapat 

kami serahkan kepada tuanku selain badan kami dan tanah kami. 19 

Mengapa kami harus mati di depan matamu, baik kami maupun tanah kami? 

Belilah kami dan tanah kami sebagai ganti makanan, maka kami dengan

tanah kami akan menjadi hamba kepada Firaun. Berikanlah benih, supaya 

kami hidup dan jangan mati, dan supaya tanah itu jangan menjadi tandus.” 

20 Lalu Yusuf membeli segala tanah orang Mesir untuk Firaun, sebab orang 

Mesir itu masing-masing menjual ladangnya, sebab  berat kelaparan itu 

menimpa mereka. Demikianlah negeri itu menjadi milik Firaun. 21 Dan 

tentang rakyat itu, diperhambakannyalah mereka di daerah Mesir dari ujung 

yang satu sampai ujung yang lain. 22 Hanya tanah para imam tidak dibelinya, 

sebab para imam mendapat tunjangan tetap dari Firaun, dan mereka hidup 

dari tunjangan itu; itulah sebabnya mereka tidak menjual tanahnya. 23 

Berkatalah Yusuf kepada rakyat itu:  Pada hari ini aku telah membeli kamu 

dan tanahmu untuk Firaun; inilah benih bagimu, supaya kamu dapat 

menabur di tanah itu. 24 Mengenai hasilnya, kamu harus berikan seperlima 


 844

bagian kepada Firaun, dan yang empat bagian lagi, itulah menjadi benih 

untuk ladangmu dan menjadi makanan kamu dan mereka yang ada di 

rumahmu, dan menjadi makanan anak-anakmu.” 25 Lalu berkatalah mereka: 

 Engkau telah memelihara hidup kami; asal kiranya kami mendapat kasih 

tuanku, biarlah kami menjadi hamba kepada Firaun.” 26 Yusuf membuat hal 

itu menjadi suatu ketetapan mengenai tanah di Mesir sampai sekarang, 

yakni bahwa seperlima dari hasilnya menjadi milik Firaun; hanya tanah para 

imam tidak menjadi milik Firaun. 

Yakub dan keluarganya dipelihara. Sebuah pemeliharaan yang secara 

khusus dirancang melalui pengaturan dan campur tangan Tuhan da-

lam kedudukan Yusuf. Selanjutnya, di sini kita juga membaca catat-

an tentang kerajaan Mesir yang diselamatkan dari keruntuhan, sebab 

Tuhan  yaitu  Raja segala bangsa dan juga raja orang-orang saleh, 

yang menyediakan makanan bagi seluruh umat manusia. Sekarang 

Yusuf kembali mengatur pekerjaan yang dipercayakan Firaun ke-

padanya. Tentunya cukup menyenangkan baginya dapat pergi dan 

tinggal bersama ayahnya dan saudara-saudaranya di Gosyen, namun 

pekerjaannya tidak memungkinkan hal itu. sesudah  melihat ayahnya, 

dan memastikan ia telah tinggal dengan mapan, Yusuf kembali be-

kerja keras secermat mungkin seperti yang biasa dilakukannya saat  

menjalankan kewajibannya. Perhatikan, bahkan rasa kasih sayang 

yang alamiah pun harus mengalah kepada urusan yang lebih perlu. 

Jika memang diperlukan, para orangtua dan anak harus bersedia un-

tuk berpisah satu sama lain, demi pelayanan kepada Tuhan  atau demi 

angkatan mereka. Dalam persetujuan jual-beli yang dilakukan antara 

Yusuf dan orang-orang Mesir, amatilah, 

I. Parahnya kelaparan yang mengancam seisi Mesir dan wilayah-

wilayah di sekitarnya. Di seluruh negeri tidak ada lagi makanan 

dan mereka semua menjadi lemah lesu (ay. 13), mereka hampir 

mati (ay. 15-19). 

1. Lihatlah di sini, betapa bergantungnya kita pada pemeliharaan 

Tuhan . jika  semua kemurahan-Nya yang biasa kita terima di-

tunda untuk sejenak, kita akan mati, binasa, kita semua bina-

sa. Seluruh kekayaan kita tidak akan dapat menolong kita dari 

mati kelaparan jika hujan dari langit ditahan untuk dua atau 

tiga tahun. Lihatlah betapa kita sangat bergantung pada belas 

kasihan Tuhan  dan marilah kita tetap tinggal dalam kasihnya.  

2. Lihatlah betapa kita menderita oleh sifat tidak mau melihat 

masa depan kita sendiri. Seandainya semua orang Mesir mela-

kukan hal yang sama untuk diri sendiri seperti yang dilakukan 

Yusuf untuk Firaun selama masa kelimpahan, mereka seka-

rang tidak akan ada dalam kesesakan ini. Namun, mereka 

tidak mau memperhatikan peringatan tentang datangnya ta-

hun-tahun kelaparan dan beranggapan bahwa hari esok akan 

sama seperti hari ini, tahun depan juga akan seperti ini, ma-

lahan akan menjadi lebih baik dan lebih berkelimpahan lagi. 

Perhatikan, sebab orang tidak mengetahui waktunya (waktu 

untuk mengumpulkan saat  masih ada), kesengsaraannya 

terasa berat saat  semua sudah habis (Pkh. 8:6-7).  

3. Lihatlah betapa cepatnya Tuhan  membuat perbedaan antara 

orang Mesir dan orang Israel, seperti yang kemudian juga 

terjadi saat  turun tulah ke atas negeri Mesir (Kel. 8:22; 9:4, 

26; 10:23). Meskipun Yakub dan keluarganya yaitu  orang-

orang asing, mereka makan kenyang tanpa harus membayar 

harganya, sementara orang-orang Mesir nyaris mati kelaparan. 

Lihatlah Yesaya 65:13, Hamba-hamba-Ku akan makan, namun  

kamu akan menderita kelaparan. Berbahagialah engkau, hai 

Israel. Siapa pun boleh berkekurangan, namun  tidak dengan 

anak-anak Tuhan  (Mzm. 34:11).  

II. Harga yang harus dibayar orang-orang Mesir untuk gandum yang 

mereka beli dalam keadaan darurat ini.  

1. Mereka harus berpisah dengan semua uang yang telah mereka 

timbun (ay. 14). Perak dan emas tidak dapat memberi mereka 

makan, mereka harus mempunyai gandum. Semua uang yang 

ada dalam kerajaan ini dengan demikian dibawa ke dalam per-

bendaharaan negara.  

2. saat  uang itu sudah habis, mereka harus berpisah dengan 

semua ternak mereka, yaitu semua ternak yang dipakai untuk 

bekerja, seperti kuda dan keledai, juga ternak-ternak yang di-

gunakan sebagai makanan seperti kambing domba dan lembu 

(ay. 17). Dengan ini tampaknya lebih baik hidup dengan roti 

tanpa daging dibandingkan mempunyai daging tanpa roti. Dapat 

kita duga bahwa lebih mudah bagi mereka untuk berpisah de-

ngan ternak-ternak m