ika adik kami yang bungsu
tidak bersama-sama dengan kami. 27 Kemudian berkatalah hambamu, ayah-
ku, kepada kami: Kamu tahu, bahwa isteriku telah melahirkan dua orang
anak bagiku; 28 yang seorang telah pergi dari padaku, dan aku telah berkata:
Tentulah ia diterkam oleh binatang buas, dan sampai sekarang aku tidak
melihat dia kembali. 29 Jika anak ini kamu ambil pula dari padaku, dan ia
ditimpa kecelakaan, maka tentulah kamu akan menyebabkan aku yang
ubanan ini turun ke dunia orang mati sebab nasib celaka. 30 Maka seka-
rang, jika aku datang kepada hambamu, ayahku, dan tidak ada bersama-
sama dengan kami anak itu, padahal ayahku tidak dapat hidup tanpa dia, 31
tentulah akan terjadi, jika dilihatnya anak itu tidak ada, bahwa ia akan
mati, dan hamba-hambamu ini akan menyebabkan hambamu, ayah kami
yang ubanan itu, turun ke dunia orang mati sebab dukacita. 32 namun ham-
bamu ini telah menanggung anak itu terhadap ayahku dengan perkataan:
Jika aku tidak membawanya kembali kepada bapa, maka akulah yang ber-
dosa kepada bapa untuk selama-lamanya. 33 Oleh sebab itu, baiklah hamba-
mu ini tinggal menjadi budak tuanku menggantikan anak itu, dan biarlah anak
itu pulang bersama-sama dengan saudara-saudaranya. 34 Sebab masakan aku
pulang kepada ayahku, jika anak itu tidak bersama-sama dengan aku? Aku
tidak akan sanggup melihat nasib celaka yang akan menimpa ayahku.
Di sini kita mendapati penjelasan Yehuda kepada Yusuf. Ungkapan-
nya sangat cerdas dan menyentuh hati, demi kepentingan Benyamin,
808
memohon Yusuf mencabut hukuman ke atas dirinya. Boleh jadi
hubungan Yehuda dengan Benyamin lebih dekat dibanding saudara-
saudara yang lain, dan ia lebih gigih membebaskan adiknya itu. Atau,
ia menganggap dirinya lebih berkewajiban mengusahakan kebebasan
adiknya dibanding saudara-saudaranya yang lain, sebab ia telah
berjanji kepada ayahnya untuk membawa pulang Benyamin dengan
selamat. Boleh jadi juga saudara-saudara yang lain menunjuk dia
sebagai juru bicara sebab dia seorang yang lebih cerdas, lebih ber-
semangat, dan lebih pandai berbicara dibandingkan mereka. Kata-katanya
seperti yang dicatat di sini terasa begitu wajar dan penuh perasaan,
hingga mau tidak mau kita patut menduga bahwa Musa, yang menu-
liskan kisah ini lama sesudah itu, telah melakukannya di bawah
pimpinan Dia yang telah menciptakan mulut manusia.
I. Dalam ungkapan ini tampak keahlian yang tidak dibuat-buat dan
kefasihan lidah yang tidak dipaksakan.
1. Ia berbicara kepada Yusuf dengan penuh hormat, menyebut
Yusuf sebagai tuannya, menyebut dirinya dan saudara-sau-
daranya sebagai hamba-hambanya. Ia memohon supaya Yusuf
sudi mendengarkannya dengan sabar, dan menyebut Yusuf
memiliki wewenang tertinggi, Tuanku yaitu seperti Firaun
sendiri. Kami mengharapkan perkenan tuanku dan takut ke-
pada murka tuanku seperti terhadap Firaun sendiri. Agama
tidak menghancurkan tata krama, dan bijaklah untuk ber-
bicara dengan penuh hormat kepada orang-orang yang pada
belas kasihannya kita bergantung. Gelar kehormatan atas me-
reka yang memang berhak menerimanya bukanlah gelar untuk
sekadar menyanjung.
2. Yehuda menyebut Benyamin sebagai orang yang layak mene-
rima rasa sayangnya (ay. 20). Dibandingkan dengan saudara-
saudaranya yang lain, Benyamin hanyalah anak yang muda.
Anak bungsu yang belum mengenal dunia atau terbiasa de-
ngan kesukaran sebab selalu dibesarkan dengan kelem-
butan oleh ayahnya. Keadaannya semakin memancing rasa iba
sebab dia sendirilah anak yang tersisa dari ibunya, sebab
kakaknya, yakni Yusuf, sudah mati. Yehuda sama sekali tidak
tahu bahwa sekarang ia menyinggung hal yang sangat peka.
Yehuda tahu bahwa Yusuf dijual, jadi seharusnya ada cukup
alasan bagi dia untuk berpikir bahwa saudaranya itu masih
Kitab Kejadian 44:18-34
809
hidup. Setidaknya, ia tidak bisa memastikan begitu saja bah-
wa Yusuf sudah mati. Namun di lain pihak, mereka telah me-
yakinkan ayah mereka bahwa ia memang sudah mati. Seka-
rang sudah sedemikian lama mereka menceritakan dusta itu
hingga mereka sendiri sudah lupa bahwa itu tidak benar, dan
mulai mempercayai dusta itu juga.
3. Ia menekankan dengan tegas bahwa Yusuf sendirilah yang
memaksa mereka membawa serta Benyamin dan bahwa ia
ingin melihat dia (ay. 21). Yusuf juga telah melarang mereka
datang menghadap kecuali mereka membawa serta Benyamin
(ay. 23, 26). Semua ini menyiratkan bahwa ia mempunyai
maksud baik dengan Benyamin. Jadi haruskah ia dibawa de-
ngan susah payah hanya untuk dijadikan budak selamanya?
Bukankah ia telah dibawa ke Mesir sebab ketaatan, semata
oleh ketaatan, untuk memenuhi perintah Yusuf? Tidakkah
Yusuf akan menunjukkan sedikit belas kasihan kepadanya?
Ada yang berpendapat bahwa saat berunding dengan ayah
mereka, anak-anak Yakub telah berkata, Kami tidak akan per-
gi ke sana kecuali Benyamin ikut dengan kami (43:5). Namun,
saat Yehuda menceritakan kejadian itu, ia mengucapkannya
dengan lebih sopan, Kami tidak dapat pergi ke sana dengan
harapan bisa berhasil dengan baik. Kata-kata kurang sopan
yang pernah diucapkan dengan terburu-buru kepada orang-
orang yang lebih tua haruslah ditarik kembali dan diperbaiki.
4. Alasan paling besar yang ditekankannya yaitu kesedihan tak
tertahankan yang akan dirasakan ayahnya yang sudah tua itu
jika Benyamin harus ditinggalkan sebagai budak. Ayahnya
sangat mengasihi dia (ay. 20). Alasan inilah yang dulu telah
mereka ajukan saat Yusuf bersikeras agar Benyamin dibawa
serta (ay. 22), Jika ia meninggalkan ayahnya, tentulah ayah ini
mati. Terlebih sekarang jika ia harus ditinggalkan untuk
tidak pernah kembali kepadanya lagi. Orang tua yang mereka
bicarakan ini telah berkata untuk menolak upaya membawa
serta Benyamin, Jika ia ditimpa kecelakaan, maka tentulah
kamu akan menyebabkan aku yang ubanan ini, uban yang
menjadi mahkota kemuliaan, turun ke dunia orang mati (ay.
29). Oleh sebab itu, Yehuda menekankan dengan sangat,
Ayahku tidak dapat hidup tanpa dia (ay. 30). jika ia meli-
hat bahwa anak ini tidak ada bersama kami, kesehatannya
810
akan menurun dan ia akan segera mati (ay. 31), atau begitu
berduka hingga dalam beberapa hari saja habislah ia. Dan
akhirnya, Yehuda memohon bahwa dia sendiri tidak akan
sanggup melihat hal ini terjadi. Aku tidak akan sanggup meli-
hat nasib celaka yang akan menimpa ayahku (ay. 34). Per-
hatikanlah, sudah menjadi kewajiban anak-anak untuk sangat
peka terhadap penghiburan orangtua mereka dan merasa ce-
mas bila ada yang bisa saja membuat mereka sedih. Jadi kasih
sayang yang mula-mula turun harus naik kembali, dan sesua-
tu harus dilakukan sebagai balas jasa atas pemeliharaan me-
reka dulu.
5. Untuk menghormati keputusan Yusuf dan menunjukkan ke-
sungguhan permohonannya, Yehuda menawarkan agar dirinya
sajalah yang dijadikan budak menggantikan Benyamin (ay.
33). Dengan demikian hukum telah dijalankan. Yusuf tidak
akan rugi sedikit pun (sebab kita boleh menduga bahwa Yehuda
orang yang lebih kekar dibandingkan Benyamin dan lebih cocok un-
tuk bekerja), dan Yakub akan lebih mampu menanggung kehi-
langan dirinya dibanding Benyamin. Nah, Yehuda begitu tidak
rela membuat sedih ayahnya atas kehilangan Benyamin yang
sangat dikasihinya itu, hingga ia bersedia menjadi budak.
Nah, bahkan orang biasa pun mau tidak mau akan tergerak
hatinya oleh sanggahan-sanggahan kuat seperti ini, sebab tidak
ada lagi kata-kata yang bisa lebih mengharukan dan lebih lembut
dibandingkan ini. Jadi, sekalipun seandainya Yusuf itu seorang asing
seperti sangka Yehuda, ia pun akan tersentuh dengan permohon-
an ini. Namun, bagi Yusuf, yang dibanding Yehuda mempunyai
hubungan darah lebih dekat dengan Benyamin, dan yang saat ini
sangat merasa iba terhadap sang adik dan ayahnya yang sudah
tua itu dibanding Yehuda, tidak ada kata-kata yang lebih memba-
hagiakan dirinya dibandingkan yang diucapkan Yehuda itu. Baik Ya-
kub maupun Benyamin tidak membutuhkan pengantara dengan
Yusuf, sebab dia sendiri sangat mengasihi mereka.
II. Mengenai seluruh perkara ini, biarlah kita memperhatikan,
1. Betapa bijaksananya Yehuda sebab tidak menyebut-nyebut
perihal kejahatan yang dituduhkan ke atas Benyamin itu.
Andaikata ia mengucapkan apa pun seolah mengakui hal itu,
Kitab Kejadian 44:18-34
811
ia akan merendahkan kejujuran Benyamin dan bisa tampak
terlampau terburu-buru mencurigai Benyamin. Andaikata ia
mengatakan sesuatu untuk menyangkalnya, ia akan meren-
dahkan keadilan Yusuf dan hukuman yang telah dijatuhkan-
nya. Oleh sebab itulah ia sepenuhnya menghindari pokok itu
dan memohon belas kasihan Yusuf. Bandingkan hal ini de-
ngan Ayub yang merendahkan diri di hadapan Tuhan (Ayb.
9:15), Walaupun aku benar, aku tidak mungkin membantah
Dia. Aku tidak akan menentang namun memohon. Aku harus
memohon belas kasihan kepada yang mendakwa aku.
2. Betapa kuat alasan Yakub yang sudah mendekati ajal itu saat
berkata, Yehuda, engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu
(49:8), sebab Yehuda memang melebihi semua saudaranya
dalam hal keberanian, hikmat, kefasihan lidah, dan terutama
kelebutan hati terhadap ayah dan keluarga mereka.
3. Kedekatan Yehuda yang setia terhadap Benyamin yang seka-
rang sedang mengalami kesulitan, dibayar kembali jauh sesu-
dahnya melalui kedekatan suku Benyamin dengan suku Ye-
huda, saat kesepuluh suku yang lain meninggalkannya.
4. Betapa benarnya perkataan sang rasul saat ia menceritakan
perihal perantaraan Kristus. Perhatikanlah bahwa Tuhan kita
berasal dari suku Yehuda (Ibr. 7:14). Sebab seperti Yehuda,
bapa leluhur-Nya, Ia tidak saja berdoa untuk pemberontak-
pemberontak, namun juga menjadi jaminan bagi mereka sebagai
kelanjutannya (Ibr. 7:22). Dengan begitu, Yehuda membuktikan
perhatiannya yang luar biasa, baik terhadap ayahnya maupun
saudara-saudaranya.
PASAL 45
ungguh disayangkan bahwa pasal ini harus dipisahkan dengan
pasal sebelumnya, dan dibacakan terpisah. Di dalam pasal sebe-
lumnya kita membaca perihal Yehuda yang bertindak sebagai peng-
antara bagi Benyamin, yang bisa kita duga, dibenarkan oleh saudara-
saudaranya yang lain. Yusuf membiarkan Yehuda terus berbicara
tanpa menyela dia, mendengarkan apa yang hendak dikatakannya,
dan kemudian menanggapi semua penjelasan itu dengan satu per-
kataan, Akulah Yusuf. Sekarang ia mendapati saudara-saudaranya
merendahkan diri sebab dosa-dosa mereka, dan sungguh peduli
dengan dirinya (sebab Yehuda telah menyebutnya dua kali), meng-
hormati ayah mereka, dan menyayangi Benyamin, adik mereka.
Sekarang sudah tiba waktunya mereka menuai penghiburan yang
telah direncanakannya bagi mereka, dengan memperkenalkan diri
kepada mereka. Kisah tentang ini kita dapati dalam pasal ini. Bagi
saudara-saudara Yusuf, ini bagaikan terang yang bersinar sesudah
hujan, bagaikan kebangkitan dari antara orang mati. Di sini terdapat,
I. Yusuf mengungkapkan dirinya kepada saudara-saudaranya,
dan percakapannya dengan mereka (ay. 1-15).
II. Perintah Firaun sesudah itu, untuk menjemput dan membawa
Yakub beserta keluarganya ke Mesir, serta permintaan Yusuf
kepada saudara-saudaranya untuk kembali kepada ayah
mereka guna melaksanakan perintah tadi (ay. 16-24).
III. Kabar gembira yang diterima Yakub (ay. 25, dst.)
S
814
Yusuf Memperkenalkan Diri
kepada Saudara-saudaranya
(45:1-15)
1 saat itu Yusuf tidak dapat menahan hatinya lagi di depan semua orang
yang berdiri di dekatnya, lalu berserulah ia: Suruhlah keluar semua orang
dari sini. Maka tidak ada seorangpun yang tinggal di situ bersama-sama
Yusuf, saat ia memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya. 2
sesudah itu menangislah ia keras-keras, sehingga kedengaran kepada orang
Mesir dan kepada seisi istana Firaun. 3 Dan Yusuf berkata kepada saudara-
saudaranya: Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa? namun saudara-
saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab mereka takut dan gemetar
menghadapi dia. 4 Lalu kata Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: Marilah
dekat-dekat. Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi: "Akulah Yusuf,
saudaramu, yang kamu jual ke Mesir. 5 namun sekarang, janganlah bersusah
hati dan janganlah menyesali diri, sebab kamu menjual aku ke sini, sebab
untuk memelihara kehidupanlah Tuhan menyuruh aku mendahului kamu. 6
sebab telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima
tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai. 7 Maka Tuhan telah
menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu
di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari
padamu tertolong. 8 Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, namun
Tuhan ; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan
tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir. 9
Segeralah kamu kembali kepada bapa dan katakanlah kepadanya: Beginilah
kata Yusuf, anakmu: Tuhan telah menempatkan aku sebagai tuan atas selu-
ruh Mesir; datanglah mendapatkan aku, janganlah tunggu-tunggu. 10 Engkau
akan tinggal di tanah Gosyen dan akan dekat kepadaku, engkau serta anak
dan cucumu, kambing domba dan lembu sapimu dan segala milikmu. 11 Di
sanalah aku memelihara engkau sebab kelaparan ini masih ada lima tahun
lagi supaya engkau jangan jatuh miskin bersama seisi rumahmu dan
semua orang yang ikut serta dengan engkau. 12 Dan kamu telah melihat
dengan mata sendiri, dan saudaraku Benyamin juga, bahwa mulutku sendiri
mengatakannya kepadamu. 13 Sebab itu ceritakanlah kepada bapa segala
kemuliaanku di negeri Mesir ini, dan segala yang telah kamu lihat, kemudian
segeralah bawa bapa ke mari. 14 Lalu dipeluknyalah leher Benyamin, adik-
nya itu, dan menangislah ia, dan menangis pulalah Benyamin pada bahu Yu-
suf. 15 Yusuf mencium semua saudaranya itu dengan mesra dan ia menangis
sambil memeluk mereka. Sesudah itu barulah saudara-saudaranya berca-
kap-cakap dengan dia.
Yehuda dan saudara-saudaranya tadinya menantikan jawaban, dan
mau tidak mau merasa takjub saat mendapati bahwa bukan sikap ber-
wibawa seorang hakimlah yang mereka dapatkan, melainkan kasih
sayang alami seorang bapa atau saudara.
I. Yusuf memerintahkan agar semua pelayannya menyingkir (ay. 1).
Percakapan pribadi di antara sahabat sangatlah bebas dan ter-
buka. Saat hendak mencurahkan kasih sayang, ia menanggalkan
kebesaran, dan sungguh tidak pantas bagi pelayan-pelayannya
untuk menyaksikan hal ini. Demikian jugalah Kristus menyata-
Kitab Kejadian 45:1-15
815
kan diri dengan penuh rahmat dan kasih sayang kepada umat-
Nya, tanpa dilihat atau didengar orang dunia.
II. Air mata mendahului perkenalan dirinya (ay. 2). Sudah cukup
lama ia menahan luapan tangisnya dengan susah payah, namun
sekarang perasaan itu meluap tidak tertahankan sehingga ia tidak
mampu membendungnya lagi. Maka menangislah ia keras-keras,
sehingga mereka yang dilarangnya melihat, mau tidak mau men-
dengarnya. Ini yaitu air mata penuh kelembutan dan kasih
sayang yang teramat sangat, dan dengan demikian ia menanggal-
kan sikap keras yang sebelum itu ditunjukkannya kepada sau-
dara-saudaranya. Ia sudah tidak sanggup menanggungnya lagi.
Hal ini melambangkan rasa belas kasih ilahi terhadap orang-
orang yang kembali dengan penuh penyesalan, sama seperti yang
dimiliki bapa anak yang hilang itu (Luk. 15:20; Hos. 14:8-9).
III. Seperti orang yang belum merasa lega sampai bebannya terlepas,
ia langsung mengatakan kepada mereka siapa dirinya: Akulah
Yusuf! Mereka mengenal dia hanya dengan nama Mesir-Nya, yakni
Zafnat-Paaneah. Nama Ibraninya sudah hilang dan dilupakan
orang di Mesir. Namun, sekarang ia mengajar mereka untuk me-
manggil dia dengan nama itu: Akulah Yusuf. Lebih dari itu, su-
paya mereka tidak menyangka bahwa dia orang lain yang mempu-
nyai nama sama, ia menjelaskan siapa dirinya (ay. 4), Akulah
Yusuf, saudaramu. Hal ini akan semakin membuat mereka meren-
dah atas dosa mereka sebab menjual dia, sekaligus membesar-
kan hati mereka sehingga bisa berharap memperoleh perlakuan
yang baik. Demikian pula saat hendak meyakinkan Paulus, Kris-
tus berkata, Akulah Yesus. saat menghibur para murid-Nya, Ia
berkata, Aku ini, jangan takut! Mula-mula perkataan Yusuf itu
mengejutkan saudara-saudara Yusuf. Mereka gemetar ketakutan,
atau setidaknya mereka berdiri terpaku. Namun, Yusuf memang-
gil mereka dengan ramah dan akrab, Marilah dekat-dekat. saat
menyatakan diri kepada umat-Nya, Kristus juga membesarkan
hati mereka supaya mau datang mendekat kepada-Nya dengan
hati yang tulus. Boleh jadi, saat hendak berbicara tentang bagai-
mana mereka dahulu menjual dia, ia tidak mengucapkannya
dengan suara keras sebab khawatir kedengaran oleh orang-orang
Mesir itu dan semakin membuat orang-orang Ibrani itu dibenci.
816
Oleh sebab itu ia meminta mereka mendekat supaya ia bisa ber-
bisik kepada mereka, sesuatu yang sekarang mampu dilakukan
olehnya sesudah luapan perasaannya sudah reda. Padahal, sebe-
lum itu ia tak tahan lagi sampai menangis keras-keras.
IV. Ia berusaha keras meredakan dukacita mereka atas perlakuan
buruk mereka terhadap dirinya, dengan menunjukkan bahwa apa
pun yang telah mereka perbuat, hal itu dimaksudkan Tuhan demi
kebaikan dan ternyata telah menghasilkan banyak kebaikan (ay.
5). Janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri. Orang
berdosa memang patut bersedih dan marah dengan diri sendiri
atas dosa-dosa mereka. Begitulah, melalui kuasa-Nya Tuhan men-
datangkan hal baik dari dosa, dan orang berdosa sama sekali
tidak berjasa dalam hal ini. Walaupun begitu, hati para petobat
sejati patut tersentuh begitu melihat Tuhan mendatangkan kebaik-
an dari kejahatan. Dari yang makan keluar makanan. Meskipun
begitu, janganlah kita berpikir untuk menganggap sepele dosa-
dosa kita dan tidak mau bertobat. Bagaimanapun, ada baiknya
kita menganggap ringan dosa-dosa orang lain sehingga dengan
demikian mengurangi amarah kita. Itulah yang dilakukan Yusuf
di sini. Saudara-saudaranya tidak perlu khawatir bahwa ia akan
membalas dendam dengan mencelakai mereka, sebab campur
tangan Tuhan telah mengubah kerugian menjadi keuntungan yang
teramat besar bagi dirinya dan keluarganya. Sekarang ia memberi
tahu mereka berapa lama lagi kelaparan itu akan berlangsung,
yaitu lima tahun lagi (ay. 6). Walaupun masih lama lagi kelaparan
ini, lihatlah di sini betapa besar kemampuan yang dimilikinya
untuk berbuat baik kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya. Ini
sungguh suatu kepuasan teramat besar yang dapat diberikan oleh
kekayaan dan kekuasaan kepada orang yang baik (ay. 8). Lihatlah
betapa indahnya Yusuf mewarnai celaka yang telah mereka
datangkan ke atas dirinya: Tuhan menyuruh aku mendahului kamu
(ay. 5, 7). Perhatikanlah,
1. Israel umat Tuhan mendapatkan pemeliharaan istimewa dari-
Nya. Yusuf berpendapat bahwa pengangkatan dirinya tidak
saja ditentukan demi menyelamatkan seluruh kerajaan Mesir,
namun juga demi mempertahankan sebuah keluarga Israel ke-
cil. namun bagian TUHAN ialah umat-Nya. Apa pun yang kemu-
dian terjadi atas orang lain, mereka akan tetap aman.
Kitab Kejadian 45:1-15
817
2. Pemeliharaan Tuhan memandang dan mampu menjangkau jauh
ke depan. Bahkan lama sebelum tahun-tahun penuh kelim-
pahan itu, pemeliharaan Tuhan telah mempersiapkan persedia-
an bagi rumah tangga Yakub saat tahun-tahun kelaparan
tiba. Pemazmur memuji Tuhan untuk hal ini, Diutus-Nyalah
seorang mendahului mereka: yakni Yusuf (Mzm. 105:17). Tuhan
melihat pekerjaan-Nya dari awal sampai akhir, sedangkan kita
tidak (Pkh. 3:11). Betapa mengagumkannya segala rancangan
tindak pemeliharaan Tuhan ! Betapa jauh jangkauan-Nya! Be-
tapa banyak gigi-gigi roda yang ada di dalam roda, namun se-
muanya itu diatur oleh as-nya, seperti oleh roh pada makhluk
hidup! Oleh sebab itu, janganlah kita menilai apa pun sebelum
waktunya.
3. Tuhan sering kali bekerja melalui hal-hal yang bertolak bela-
kang. Iri hati dan persaingan di antara sesama saudara men-
jadi ancaman yang menghancurkan hubungan keluarga. Na-
mun, dalam kejadian ini iri hati dan persaingan itu justru ter-
bukti menyatukan keluarga Yakub. Yusuf tidak akan pernah
bisa menjadi gembalanya Gunung Batu Israel andaikata sau-
dara-saudaranya tidak memusuhi dan membenci dia. Bahkan
mereka yang telah dengan niat jahat menjual Yusuf ke Mesir
pun memetik kebaikan yang didatangkan Tuhan dari hal itu.
Demikianlah juga, banyak dari mereka yang menginginkan
kematian Kristus justru diselamatkan oleh kematian-Nya.
4. Tuhan harus menerima seluruh kemuliaan atas pemeliharaan
yang diberikan-Nya pada waktunya kepada umat-Nya, melalui
cara apa pun hal itu dihasilkan. Bukanlah kamu yang menyu-
ruh aku ke sini, namun Tuhan (ay. 8). Sama seperti di satu pihak
mereka tidak boleh menyesalinya sebab semua berakhir de-
ngan baik, di lain pihak mereka juga tidak boleh membangga-
kannya, sebab semua itu yaitu perbuatan Tuhan , bukan per-
buatan mereka. Mereka berencana menjual Yusuf ke Mesir su-
paya mimpi-mimpinya tidak menjadi kenyataan, namun melalui
hal itu Tuhan justru berencana untuk menggenapinya. namun dia
sendiri tidak demikian maksudnya (Yes. 10:7).
V. Yusuf berjanji untuk mengurus ayahnya berikut seluruh keluar-
ganya selama sisa masa kelaparan itu.
818
1. Ia ingin supaya ayahnya secepatnya dibuat bahagia dengan
berita bahwa ia masih hidup dan tentang kedudukannya yang
tinggi. Saudara-saudaranya harus bergegas ke Kanaan dan
memberitahukan kepada Yakub bahwa Yusuf, anaknya, ada-
lah tuan atas seluruh Mesir (ay. 9). Mereka harus menceritakan
kepadanya perihal kemuliaannya di sana (ay. 13). Yusuf tahu
bahwa berita ini akan menjadi seperti minyak yang menyegar-
kan bagi kepalanya yang beruban dan pembangkit semangat
baginya. Kalaupun ada yang mampu membuatnya merasa
muda kembali, maka inilah hal itu. Dia ingin agar mereka me-
nyampaikan sendiri kabar itu dan membawa seluruh kebenar-
an berita yang mengejutkan ini. Kamu telah melihat dengan
mata sendiri, bahwa mulutku sendiri mengatakannya kepada-
mu (ay. 12). Bila mereka mau merenungkannya, mereka mung-
kin teringat pada sesuatu mengenai ciri-ciri khas dirinya, gaya
bicaranya, dan sebagainya, dan merasa puas.
2. Ia bersungguh-sungguh saat berpesan supaya ayah dan selu-
ruh keluarganya datang kepadanya di Mesir. Datanglah men-
dapatkan aku, janganlah tunggu-tunggu (ay. 9). Ia mau berbagi
tempat tinggal dengan mereka di Gosyen, kawasan Mesir yang
berhadapan dengan Kanaan, supaya mereka tidak melupakan
negeri dari mana mereka datang (ay. 10). Ia berjanji untuk
memenuhi kebutuhan Yakub. Aku akan memelihara engkau
(ay. 11). Perhatikanlah, sudah menjadi kewajiban anak-anak
untuk mendukung dan mencukupi kebutuhan orangtua me-
reka semampu mereka, jika suatu saat orangtua mereka
membutuhkannya, dan korban persembahan pun tidak akan
pernah bisa mereka jadikan alasan untuk menghindar (Mrk.
7:11). Sikap ini menunjukkan kesalehan di dalam rumah (1Tim.
5:4). Mengingat bahwa sama seperti Yusuf, Yesus Tuhan kita
juga ditinggikan sampai kehormatan dan kuasa tertinggi di
dunia atas, sudah menjadi kehendak-Nya bahwa semua orang
kepunyaan-Nya berada di tempat Ia berada (Yoh. 17:24). Inilah
perintah-Nya, supaya sekarang kita berada bersama Dia di da-
lam iman dan pengharapan, dan memiliki perilaku sorgawi. Ini-
lah janji-Nya, bahwa kita akan selamanya berada bersama Dia.
VI. Mereka saling menunjukkan kasih sayang. Yusuf memulai dengan
Benyamin, adik bungsunya, yang baru berumur sekitar satu
Kitab Kejadian 45:16-24
819
tahun saat Yusuf terpisah dari saudara-saudaranya. Mereka me-
nangis di pundak masing-masing (ay. 14), mungkin sebab ter-
ingat kepada Rahel, ibu mereka, yang mati sesudah melahirkan
Benyamin. Melalui Yakub, suaminya, Rahel menangisi anak-anak-
nya, sebab di tengah keprihatinan Yakub, mereka tidak ada ber-
samanya. Yusuf sudah tiada dan Benyamin pergi dari sisinya.
Dan sekarang mereka menangisi ibu mereka sebab ia tidak ada
bersama mereka. sesudah memeluk Benyamin, Yusuf juga meme-
luk yang lain (ay. 15). Sesudah itu barulah saudara-saudaranya
bercakap-cakap dengan dia dengan bebas dan akrab mengenai
semua perkara yang terjadi di rumah ayah mereka. Sesudah
semua tanda perdamaian, menyusullah persekutuan yang manis.
Kebaikan Firaun kepada Yusuf
(45:16-24)
16 saat dalam istana Firaun terdengar kabar, bahwa saudara-saudara
Yusuf datang, hal itu diterima dengan baik oleh Firaun dan pegawai-pegawai-
nya. 17 Lalu berkatalah Firaun kepada Yusuf: Katakanlah kepada saudara-
saudaramu Buatlah begini: muatilah binatang-binatangmu dan pergilah ke
tanah Kanaan, 18 jemputlah ayahmu dan seisi rumahmu dan datanglah men-
dapatkan aku, maka aku akan memberi kepadamu apa yang paling baik
di tanah Mesir, sehingga kamu akan mengecap kesuburan tanah ini. 19
Selanjutnya engkau mendapat perintah mengatakan kepada mereka: Buatlah
begini: bawalah kereta dari tanah Mesir untuk anak-anakmu dan isteri-
isterimu, jemputlah ayahmu dari sana dan datanglah ke mari. 20 Janganlah
kamu merasa sayang meninggalkan barang-barangmu, sebab apa yang pa-
ling baik di seluruh tanah Mesir ini yaitu milikmu. 21 Demikianlah dilaku-
kan oleh anak-anak Israel itu. Yusuf memberi kereta kepada mereka
menurut perintah Firaun; juga diberikan kepada mereka bekal di jalan. 22
Kepada mereka masing-masing diberikannya sepotong pesalin dan kepada
Benyamin diberikannya tiga ratus uang perak dan lima potong pesalin. 23 Di
samping itu kepada ayahnya dikirimkannya sepuluh ekor keledai jantan,
dimuati dengan apa yang paling baik di Mesir, lagipula sepuluh ekor keledai
betina, dimuati dengan gandum dan roti dan makanan untuk ayahnya dalam
perjalanan. 24 Kemudian ia melepas saudara-saudaranya serta berkata ke-
pada mereka: Janganlah berbantah-bantah di jalan.
Di sini terdapat,
I. Kebaikan Firaun kepada Yusuf dan sanak keluarganya demi kepen-
tingannya. Ia menyambut saudara-saudara Yusuf dengan baik (ay.
16), meskipun saat itu sedang berlangsung masa yang keku-
rangan dan bisa saja mereka menjadi beban baginya. namun tidak,
Firaun merasa senang begitu juga para pegawainya, setidaknya,
mereka pura-pura senang sebab Firaun senang. Ia meminta Yusuf
820
menyuruh orang menjemput ayahnya dan membawanya ke Mesir,
serta berjanji menyediakan semua keperluan, baik bagi perjalanan
membawa sang ayah maupun tempat tinggal baginya di sana.
Jika segala yang baik di tanah Mesir (yang berkat tindakan Yusuf
di bawah pimpinan Tuhan memiliki persediaan makanan meskipun
tidak lebih banyak dibanding negeri-negeri lain) mencukupi,
Yakub bebas memanfaatkannya sebab semua itu juga miliknya,
bahkan kesuburan tanah ini (ay. 18), sehingga mereka tidak perlu
merasa sayang meninggalkan barang-barang mereka (ay. 20).
Dibandingkan dengan apa yang disediakannya untuk mereka di
Mesir, apa yang mereka miliki di Kanaan dianggap Firaun hanya
barang-barang biasa semata. Oleh sebab itu, jika terpaksa mening-
galkan sebagian dari harta mereka, mereka tidak perlu merasa
kecewa. Mesir akan memberi mereka cukup banyak sebagai peng-
ganti kerugian yang mereka derita akibat kepindahan itu. Jadi,
orang-orang yang direncanakan Kristus untuk ikut mengalami
kemuliaan sorgawi bersama-Nya, tidak perlu memedulikan harta di
dunia ini. Kesenangan yang ternikmat sekalipun hanyalah barang
atau benda-benda yang tidak berguna belaka. Sementara hidup di
dunia, kita tidak dapat mengandalkannya, apalagi membawanya
serta. sebab itu, janganlah kita mencemaskannya, atau mematri-
kan mata dan hati kita kepadanya. Ada hal-hal lebih baik yang
disediakan bagi kita di negeri penuh berkat itu, ke mana Yusuf kita
telah pergi untuk menyediakan tempat tinggal bagi kita.
II. Kebaikan Yusuf terhadap ayah dan saudara-saudaranya. Firaun
menaruh hormat kepada Yusuf dan berterima kasih kepadanya,
sebab ia telah menjadi alat yang membawa banyak kebaikan bagi
dirinya dan kerajaannya. Yusuf tidak saja memelihara negeri itu
dari bencana, namun juga membantu membuat negeri itu penting
dan diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain. Sebab semua ne-
gara tetangga akan berkata, Bangsa Mesir pastilah orang-orang
yang bijaksana dan berhikmat, sehingga persediaan makanan me-
reka tetap berlimpah di masa kekurangan. sebab alasan inilah
Firaun tidak pernah merasa berbuat terlampau banyak bagi Yu-
suf. Perhatikanlah, bahkan terhadap orang-orang yang lebih ren-
dah pun perlu ditunjukkan rasa terima kasih. Jika ada di antara
mereka yang berbuat baik kepada kita, sudah sepantasnya kita
berusaha membalasnya, tidak saja kepada mereka, namun juga
Kitab Kejadian 45:16-24
821
kepada sanak keluarga mereka. Begitu pulalah Yusuf menunjuk-
kan rasa hormat terhadap ayah dan saudara-saudaranya sebagai
kewajibannya, sebab mereka yaitu sanak keluarganya, meski-
pun saudara-saudaranya itu pernah memusuhinya dan ayahnya
sudah lama bagaikan orang asing.
1. Ia membekali mereka dengan segala sesuatu yang diperlukan
(ay. 21). Ia memberi mereka kereta dan bekal untuk di jalan,
baik saat berangkat maupun dalam perjalanan kembali. Kita
tidak pernah membaca bahwa Yakub kaya raya, dan di masa
kelaparan yang sedang melanda itu, kita dapat menduga
bahwa ia agak miskin.
2. Ia juga memperlengkapi mereka dengan hal-hal yang berkaitan
dengan penampilan dan kesenangan. Kepada saudara-sau-
daranya ia memberi dua pasang pakaian yang pantas, dan
kepada Benyamin lima pasang, di samping uang saku (ay. 22).
Kepada ayahnya ia mengirimkan hadiah yang sangat berharga
berupa hasil bumi terbaik dari Mesir (ay. 23). Perhatikanlah,
orang-orang yang kaya harus bermurah hati dan tidak segan-
segan memberi. Untuk apakah kekayaan yang berlimpah,
kalau bukan untuk berbuat baik dengannya?
3. Ia melepas mereka dengan pesan yang memang pantas diberi-
kan, Janganlah berbantah-bantah di jalan (ay. 24). Ia tahu
bahwa mereka cenderung mudah bertengkar. Apa yang sudah
terjadi dan membangkitkan ingatan akan apa yang dulu per-
nah mereka lakukan terhadap saudara mereka, bisa saja
membuat mereka bertengkar. Yusuf telah mengamati mereka
hingga dapat menarik kesimpulan mengenai hal itu (42:22).
Kepada yang seorang mereka bisa saja berkata, Engkaulah
yang pertama-tama mencela dia sebab mimpi-mimpinya itu,
dan kepada yang lain, Engkaulah yang berkata, Mari kita
bunuh dia. Atau kepada yang lain, Engkaulah yang meram-
pas jubahnya, dan kepada yang lain, Engkaulah yang me-
lemparkan dia ke dalam sumur, dan seterusnya. Sekarang,
sesudah memaafkan mereka semua, Yusuf berpesan kepada
mereka supaya tidak saling mencela. Perintah inilah yang
diberikan Tuhan Yesus kepada kita, supaya kita saling menga-
sihi, supaya kita hidup dalam damai, supaya apa pun yang
terjadi, atau kejadian lama seperti apa pun yang teringat, kita
tidak perlu berbantah-bantah. sebab ,
822
(1) Jika kita bersaudara, kita semua mempunyai satu Bapa.
(2) Kita yaitu saudara-Nya, dan kita akan mempermalukan
hubungan kita dengan-Nya yang yaitu damai sejahtera
kita, jika kita berbantah-bantah.
(3) Kita bersalah, betul-betullah kita menanggung akibat dosa
kita. dibandingkan bertengkar dan saling mempersalahkan,
lebih baik kita berbantah-bantah dengan diri sendiri.
(4) Kita telah, atau berharap, diampuni oleh Tuhan yang telah
kita sakiti, dan oleh sebab itu harus siap mengampuni
satu sama lain.
(5) Kita berada di jalan. Jalan yang melintasi negeri Mesir,
tempat banyak orang memandang kita untuk mencari
kesempatan menarik keuntungan dari kita, sebuah jalan
yang menuju Kanaan, tempat kita berharap dapat tinggal
selamanya dalam damai sempurna.
Sejarah Yusuf
(45:25-28)
25 Demikianlah mereka pergi dari tanah Mesir dan sampai di tanah Kanaan,
kepada Yakub, ayah mereka. 26 Mereka menceritakan kepadanya: Yusuf
masih hidup, bahkan dialah yang menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir.
namun hati Yakub tetap dingin, sebab ia tidak dapat mempercayai mereka. 27
namun saat mereka menyampaikan kepadanya segala perkataan yang
diucapkan Yusuf, dan saat dilihatnya kereta yang dikirim oleh Yusuf untuk
menjemputnya, maka bangkitlah kembali semangat Yakub, ayah mereka itu.
28 Kata Yakub: Cukuplah itu; anakku Yusuf masih hidup; aku mau pergi
melihatnya, sebelum aku mati.
Di sini diceritakan tentang kabar baik yang dibawa kepada Yakub.
1. Mula-mula berita itu ditanggapi Yakub dengan dingin. saat tan-
pa kata-kata pendahuluan anak-anaknya masuk sambil berseru,
Yusuf masih hidup, masing-masing berebut menjadi orang per-
tama yang menyampaikan berita itu, mungkin ia menyangka
mereka hanya berolok-olok dengannya, dan penghinaan itu men-
dukakan hatinya. Atau, boleh jadi dukacitanya kembali dibangkit-
kan begitu mendengar nama Yusuf disebut-sebut hingga hatinya
tetap dingin (ay. 26). Dibutuhkan waktu cukup lama sebelum ia
pulih kembali. Ia begitu mencemaskan anak-anaknya yang lain
hingga saat berjumpa mereka kembali dia sudah cukup bersukacita
mendengar bahwa Simeon telah dibebaskan dan bahwa Benyamin
telah pulang dengan selamat (sebab tadinya ia sudah nyaris ber-
Kitab Kejadian 45:25-28
823
putus asa tentang keadaan kedua anaknya itu). Namun, mende-
ngar bahwa Yusuf masih hidup benar-benar berita yang terlampau
indah. Hatinya dingin, sebab ia tidak mempercayainya. Perhatikan-
lah, hati kita dingin sebab kita tidak percaya. Hati Daud sendiri
pasti akan dingin seandainya dia tidak percaya (Mzm. 27:13).
2. Penegasan yang diberikan secara bertahap, menyegarkan rohnya
kembali. Dahulu, Yakub mudah mempercayai perkataan anak-
anaknya saat mereka berkata kepadanya, Yusuf sudah mati.
namun sekarang ia nyaris tidak mempercayainya saat mereka ber-
kata, Yusuf masih hidup. Roh yang lemah lebih mudah terpenga-
ruh oleh ketakutan dibandingkan pengharapan, dan lebih cenderung
menerima pengaruh yang mengecilkan hati dibandingkan yang mem-
besarkan hati. Namun, akhirnya Yakub meyakini kebenaran lapor-
an itu, terutama saat melihat kereta-kereta yang dikirimkan ke-
padanya (sebab melihat berarti percaya), maka bangkitlah kembali
semangat Yakub. Kematian serupa dengan kereta-kereta yang diki-
rimkan untuk menjemput dan membawa kita kepada Kristus.
Begitu melihatnya datang, semangat kita sudah seharusnya bang-
kit kembali. Sekarang Yakub disebut Israel (ay. 28), sebab ia mulai
memperoleh kembali semangatnya yang sudah hilang itu.
(1) Dia senang sekali saat mengetahui Yusuf masih hidup. Ia
tidak berkata apa-apa tentang kemuliaan Yusuf yang mereka
ceritakan kepadanya itu. Baginya, sudahlah cukup jika
Yusuf masih hidup. Perhatikanlah, orang-orang yang puas
dengan sedikit penghiburan justru paling siap menerima yang
lebih besar.
(2) Yakub senang memikirkan bahwa ia akan pergi menemui
Yusuf. Walaupun ia sudah tua dan perjalanannya cukup pan-
jang, dia akan berangkat untuk berjumpa dengan anaknya itu,
sebab kesibukan Yusuf tidak memungkinkan dia datang men-
jumpai ayahnya. Amatilah, ia berkata, Aku mau pergi melihat-
nya, dan bukan, Aku mau pergi dan tinggal bersamanya.
Yakub sudah tua dan tidak berharap masih bisa hidup lama.
Aku mau pergi melihatnya, sebelum aku mati, dan sesudah itu
biarkan aku pergi dengan damai. Biarlah mataku disegarkan
sebab melihat dia sebelum tertutup selamanya, maka cukup-
lah itu. Aku tidak membutuhkan apa-apa lagi untuk membuat-
ku bahagia di dunia ini. Perhatikanlah, sungguh baik jika
kita membiasakan diri dengan kematian dan membicarakan
824
hal itu seolah-olah akan terjadi tidak lama lagi. Dengan demi-
kian, kita bisa berpikir betapa singkatnya waktu yang tersisa
sebelum kita mati, supaya kita melakukan apa yang bisa kita
lakukan dengan sebisa-bisanya dan menikmati segala peng-
hiburan sebagai orang yang harus segera mati, dan meninggal-
kan semuanya.
PASAL 46
i sini kita membaca perihal kepindahan Yakub ke Mesir di
usianya yang sudah lanjut. Ia terpaksa pindah ke sana sebab
terjadi bencana kelaparan, dan sebab diundang oleh anaknya.
Dalam pasal ini kita mendapati,
I. Tuhan menyuruhnya berangkat ke sana (ay. 1-4).
II. Seluruh keluarganya berangkat bersamanya (ay. 5-27).
III. Yusuf menyambut kedatangan mereka (ay. 28-34).
Yakub Mempersembahkan
Korban Sembelihan di Bersyeba
(46:1-4)
1 Jadi berangkatlah Israel dengan segala miliknya dan ia tiba di Bersyeba,
lalu dipersembahkannya korban sembelihan kepada Tuhan Ishak ayahnya. 2
Berfirmanlah Tuhan kepada Israel dalam penglihatan waktu malam: Yakub,
Yakub! Sahutnya: Ya, Tuhan. 3 Lalu firman-Nya: "Akulah Tuhan , Tuhan
ayahmu, janganlah takut pergi ke Mesir, sebab Aku akan membuat engkau
menjadi bangsa yang besar di sana. 4 Aku sendiri akan menyertai engkau
pergi ke Mesir dan tentulah Aku juga akan membawa engkau kembali; dan
tangan Yusuflah yang akan mengatupkan kelopak matamu nanti.
Titah ilahi yaitu , akuilah Dia dalam segala lakumu, dan janji yang
ditambahkan sesudah itu yaitu , maka Ia akan meluruskan jalanmu.
Yakub sedang menghadapi masalah penting di sini, bukan saja soal
sebuah perjalanan, melainkan juga soal kepindahan untuk menetap
di negeri lain. Sungguh suatu perubahan yang sangat mengejutkan
dirinya (sebab ia tidak pernah berangan-angan pergi ke tempat lain,
selain hidup dan mati di Kanaan), perubahan yang akan membawa
akibat besar bagi masa depan keluarganya kelak di kemudian hari.
Nah, di sini kita diceritakan,
D
826
I. Bagaimana ia mengakui Tuhan dalam segala sesuatu yang dilaku-
kannya. Ia tiba di Bersyeba dari Hebron, tempat tinggalnya selama
ini. Di sanalah ia mempersembahkan korban sembelihan kepada
Tuhan Ishak ayahnya (ay. 1). Ia memilih tempat itu sebagai sebuah
peringatan akan persekutuan ayah dan kakeknya dengan Tuhan di
tempat itu. Abraham memanggil nama TUHAN di sana (21:33),
begitu juga Ishak (26:25), dan di sanalah Yakub menjadikannya
sebagai tempatnya beribadah, agaknya sebab tempat itu terletak
di jalur perjalanannya. Dalam ibadahnya,
1. Ia mengarahkan perhatiannya kepada Tuhan sebagai Tuhan
ayahnya, Ishak, yakni Tuhan yang mengikat kovenan dengan-
nya. Sebab melalui Ishaklah kovenan itu diwariskan kepada-
nya. Tuhan telah melarang Ishak pergi ke Mesir saat terjadi
bencana kelaparan di negeri Kanaan (26:2). Hal itu mungkin
mengingatkan Yakub untuk meminta nasihat Tuhan ayahnya,
Ishak, dengan pemikiran semacam ini, TUHAN, meskipun aku
sangat rindu melihat Yusuf, namun jika Engkau melarangku
pergi ke Mesir seperti yang Engkau lakukan kepada ayahku
Ishak, maka aku akan tunduk, dan dengan penuh kerelaan
aku akan tetap tinggal di tempat ini.
2. Ia mempersembahkan korban sembelihan, korban yang istimewa,
di samping korban-korban sembelihan yang biasa ia lakukan
dari waktu ke waktu. Korban-korban ini dipersembahkan,
(1) Dengan mengucap syukur untuk perubahan yang diper-
kenan Tuhan atas kehidupan keluarganya belakangan ini,
untuk kabar baik yang telah ia terima mengenai Yusuf, dan
untuk harapan-harapannya bertemu dengannya. Perhati-
kanlah, kita harus selalu mengucap syukur kepada Tuhan
untuk permulaan belas kasihan, meskipun semuanya be-
lum disempurnakan, dan inilah cara yang pantas untuk
memohon belas kasihan lebih lanjut.
(2) Dengan memohon supaya hadirat Tuhan menyertainya dalam
perjalanan yang ia rencanakan. Melalui persembahan kor-
ban sembelihan ini, ia ingin dapat diperdamaikan dengan
Tuhan , untuk memperoleh pengampunan dosa, supaya ia
tidak membawa-bawa kesalahan dalam perjalanannya, se-
bab hal itu merupakan persekutuan yang buruk. Melalui
Kristus, korban sembelihan yang agung itu, kita harus
Kitab Kejadian 46:1-4
827
memperdamaikan diri dengan Tuhan , dan menaikkan semua
permohonan kita kepada-Nya.
(3) Dengan memohon nasihat. Orang-orang yang tidak menge-
nal Tuhan meminta nasihat kepada imam-imam dewa mere-
ka melalui persembahan korban. Yakub tidak akan pergi
sampai ia sudah meminta perkenan Tuhan : Haruskah aku
pergi ke Mesir, atau kembali ke Hebron? Seperti itu jugalah
hendaknya permohonan doa kita dalam hal-hal yang mera-
gukan, dan meskipun tidak dapat mengharapkan jawaban
yang segera dari sorga, namun jika kita mengikuti petunjuk-
petunjuk firman Tuhan , hati nurani, dan penyelenggaran ilahi
dengan rajin, kita akan mendapati bahwa sungguh tidak sia-
sia kita meminta nasihat Tuhan .
II. Bagaimana Tuhan menuntun jalan-jalannya: Dalam penglihatan
waktu malam (mungkin pada malam berikutnya sesudah ia mem-
persembahkan korban, seperti yang ditulis dalam 2 Tawarikh 1:7)
berfirmanlah Tuhan kepadanya (ay. 2). Perhatikanlah, orang-orang
yang sangat ingin memelihara persekutuan dengan Tuhan akan
mengetahui bahwa Tuhan tidak pernah gagal. jika kita ber-
bicara kepada Dia sebagaimana seharusnya, Ia akan berbicara
kepada kita. Tuhan menyebut Yakub dengan namanya, dan dengan
nama lamanya, Yakub, Yakub, untuk mengingatkan dia akan
derajatnya yang rendah. Ketakutannya sekarang hampir tidak
membuat dia menjadi Israel. Yakub, seperti halnya orang yang
akrab dengan penglihatan dari Yang Mahakuasa dan siap menaati
semua penglihatan itu, menjawab, Ya, Tuhan, ini aku, siap mene-
rima perintah. Dan apakah yang dikatakan Tuhan kepadanya?
1. Tuhan memperbarui kovenan dengan Yakub: Akulah Tuhan ,
Tuhan ayahmu (ay. 3). Artinya: Akulah yang engkau akui seba-
gai Tuhan -mu, engkau akan mendapati Aku sebagai Tuhan , hik-
mat dan kuasa ilahi disediakan bagimu. Engkau akan menda-
pati Aku sebagai Tuhan ayahmu, yang setia kepada kovenan
yang dibuat dengannya.
2. Tuhan membesarkan hati Yakub untuk membawa keluarganya
pindah: Janganlah takut pergi ke Mesir. Tampaknya, meskipun
Yakub, saat pertama mendengar bahwa Yusuf masih hidup
dan hidup dalam kemuliaan di Mesir, tanpa ragu-ragu memu-
tuskan, aku mau pergi melihatnya, namun sesudah memikirkan
kembali masalah itu, ia melihat sejumlah kesulitan di dalam-
nya, dan tidak begitu tahu bagaimana mengatasinya. Perhati-
kan, meskipun tampaknya perubahan itu membawa sukacita
dan harapan yang sangat besar, namun tercampur dengan
berbagai kesusahan dan ketakutan, Nulla est sincera voluptas
Tidak ada kesenangan tanpa campuran. Kita harus selalu
bersukacita dengan gemetar. Yakub mempunyai banyak ke-
khawatiran mengenai perjalanan ini, dan kekhawatiran ini
diperhatikan Tuhan .
(1) Ia sudah sangat tua, 130 tahun. Dan hal itu dikatakan se-
bagai salah satu kelemahan orang-orang tua, bahwa mere-
ka menjadi takut tinggi, dan ketakutan ada di jalan (Pkh.
12:5). Perjalanan yang akan ditempuh yaitu perjalanan
yang jauh, dan Yakub sudah tidak cocok dengan perjalan-
an itu. Mungkin ia juga teringat bahwa Rahel, istri yang
paling dikasihinya, meninggal di dalam perjalanan.
(2) Ia takut kalau-kalau anak-anaknya akan tercemar oleh pe-
nyembahan berhala di Mesir, dan melupakan Tuhan nenek
moyang mereka, atau terpikat dengan kesenangan-kese-
nangan negeri Mesir, dan melupakan tanah perjanjian.
(3) Mungkin ia teringat akan apa yang dikatakan Tuhan kepada
Abraham mengenai perbudakan dan penderitaan dari ketu-
runannya (15:13), dan khawatir bahwa kepindahannya ke
Mesir terkait dengan nubuatan itu. Kepuasan yang kita
nikmati sekarang tidak boleh mengesampingkan pertim-
bangan dan kemungkinan datangnya ketidaknyamanan di
masa depan, sesuatu yang mungkin saja datang dari apa
yang tampaknya sangat menjanjikan saat ini.
(4) Tidak terpikirkan olehnya untuk menguburkan tulang-tulang-
nya di negeri Mesir. Namun, apa pun yang membuatnya ber-
kecil hati, firman Tuhan cukup untuk menjawab semua kekha-
watirannya, janganlah takut pergi ke Mesir.
3. Tuhan menjanjikan penghiburan dalam kepindahan ini.
(1) Bahwa keturunannya akan bertambah banyak di Mesir:
Aku akan ada di sana, di tempat engkau takut kalau-ka-
lau keluargamu akan tenggelam dan terhilang, serta akan
membuat engkau menjadi bangsa yang besar. Itu yaitu
tempat yang telah dipilih oleh Sang Hikmat Tak Terbatas
untuk penggenapan janji itu.
(2) Bahwa hadirat Tuhan akan menyertainya: Aku sendiri akan
pergi menyertai engkau pergi ke Mesir. Perhatikanlah, orang-
orang yang pergi ke mana pun Tuhan mengutus mereka, pasti
akan disertai Tuhan , dan kehadiran-Nya itu cukup untuk
menjamin mereka di mana pun mereka berada dan mele-
nyapkan rasa takut mereka. Kita boleh memberanikan diri
dan bahkan pergi ke Mesir jika Tuhan pergi menyertai kita.
(3) Bahwa ia dan semua miliknya tidak akan terhilang di Me-
sir: Dan tentulah Aku juga akan membawa engkau kembali.
Meskipun Yakub meninggal di Mesir, namun janji Tuhan
tetap digenapi,
[1] Dalam hal membawa kembali jenazahnya untuk dikubur-
kan di Kanaan. Ternyata ia sangat mencemaskan hal itu
(49:29-32).
[2] Dalam hal membawa keturunannya kembali untuk ting-
gal di Kanaan. Jika Tuhan menyertai kita saat dipanggil
turun ke dalam lembah sedalam atau sekelam apa pun,
setiap saat kita dapat meyakini bahwa Tuhan akan mem-
bawa kita ke atas kembali. Jika ia pergi menyertai kita
menuju kematian, Ia pasti membawa kita kembali kepada
kemuliaan.
(4) Bahwa dalam keadaan hidup atau mati, Yusuf yang dika-
sihinya akan menjadi penghiburan baginya: Yusuflah yang
akan mengatupkan kelopak matamu nanti. Ini yaitu
sebuah janji bahwa Yusuf akan hidup selama Yakub masih
hidup, bahwa Yusuf akan bersamanya pada saat kematian-
nya, dan akan mengatupkan kelopak matanya dengan se-
gala kelembutan dan rasa hormat, seperti yang biasa dila-
kukan oleh orang-orang yang saling mengasihi. Mungkin di
dalam pemikirannya yang bertumpuk-tumpuk, Yakub ber-
harap supaya Yusuf dapat menjalankan tugas kasih ter-
akhir ini kepada dirinya: Ille meos oculos comprimat Biar-
lah ia yang mengatupkan kelopak mataku. Bila demikian
keinginannya, maka Tuhan menjawab dia sesuai dengan
yang diharapkannya. Begitulah, adakalanya Tuhan memuas-
kan kerinduan-kerinduan hati yang jujur dari umat-Nya.
Bukan saja dengan membuat kematian mereka bahagia,
melainkan juga dengan membuat keadaan di sekitarnya
menjadi sangat mendukung.
Kepindahan Yakub ke Mesir
(46:5-27)
5 Lalu berangkatlah Yakub dari Bersyeba, dan anak-anak Israel membawa
Yakub, ayah mereka, beserta anak dan isteri mereka, dan mereka menaiki
kereta yang dikirim Firaun untuk menjemputnya. 6 Mereka membawa juga
ternaknya dan harta bendanya, yang telah diperoleh mereka di tanah
Kanaan, lalu tibalah mereka di Mesir, yakni Yakub dan seluruh keturunan-
nya bersama-sama dengan dia. 7 Anak-anak dan cucu-cucunya laki-laki dan
perempuan, seluruh keturunannya dibawanyalah ke Mesir. 8 Inilah nama-
nama bani Israel yang datang ke Mesir, yakni Yakub beserta keturunannya.
Anak sulung Yakub ialah Ruben. 9 Anak-anak Ruben ialah Henokh, Palu,
Hezron dan Karmi. 10 Anak-anak Simeon ialah Yemuel, Yamin, Ohad, Yakhin
dan Zohar serta Saul, anak seorang perempuan Kanaan. 11 Anak-anak Lewi
ialah Gerson, Kehat dan Merari. 12 Anak-anak Yehuda ialah Er, Onan, Syela,
Peres dan Zerah; namun Er dan Onan mati di tanah Kanaan; dan anak-anak
Peres ialah Hezron dan Hamul. 13 Anak-anak Isakhar ialah Tola, Pua, Ayub
dan Simron. 14 Anak-anak Zebulon ialah Sered, Elon dan Yahleel. 15 Itulah
keturunan Lea, yang melahirkan bagi Yakub di Padan-Aram anak-anak lelaki
serta Dina juga, anaknya yang perempuan. Jadi seluruhnya, laki-laki dan
perempuan, berjumlah tiga puluh tiga jiwa. 16 Anak-anak Gad ialah Zifyon,
Hagi, Syuni, Ezbon, Eri, Arodi dan Areli. 17 Anak-anak Asyer ialah Yimna,
Yiswa, Yiswi dan Beria; Serah ialah saudara perempuan mereka; dan anak-
anak Beria ialah Heber dan Malkiel. 18 Itulah keturunan Zilpa, yakni hamba
perempuan yang telah diberikan Laban kepada Lea, anaknya perempuan,
dan yang melahirkan anak-anak bagi Yakub; seluruhnya enam belas jiwa. 19
Anak-anak Rahel, isteri Yakub, ialah Yusuf dan Benyamin. 20 Bagi Yusuf lahir
Manasye dan Efraim di tanah Mesir, yang dilahirkan baginya oleh Asnat,
anak perempuan Potifera, imam di On. 21 Anak-anak Benyamin ialah Bela,
Bekher, Asybel, Gera, Naaman, Ehi, Rosh, Mupim, Hupim dan Ared. 22 Itulah
keturunan Rahel, yang telah lahir bagi Yakub, seluruhnya berjumlah empat
belas jiwa. 23 Anak Dan ialah Husim. 24 Anak-anak Naftali ialah Yahzeel,
Guni, Yezer dan Syilem. 25 Itulah keturunan Bilha, yakni hamba perempuan
yang diberikan Laban kepada Rahel, anaknya yang perempuan dan yang
melahirkan anak-anak itu bagi Yakub seluruhnya berjumlah tujuh jiwa. 26
Semua orang yang tiba di Mesir bersama-sama dengan Yakub, yakni anak-
anak kandungnya, dengan tidak terhitung isteri anak-anaknya, seluruhnya
berjumlah enam puluh enam jiwa. 27 Anak-anak Yusuf yang lahir baginya di
Mesir ada dua orang. Jadi keluarga Yakub yang tiba di Mesir, seluruhnya
berjumlah tujuh puluh jiwa.
Di sini Yakub yang sudah lanjut usia itu pindah. Tidak pernah terlin-
tas dalam benaknya bahwa ia akan meninggalkan Kanaan. Tidak
diragukan bahwa ia menyangka akan mati di dalam sarangnya, dan
meninggalkan keturunannya sebagai pemilik yang sebenarnya dari
tanah perjanjian. Namun, campur tangan Tuhan mengatur sebaliknya.
Perhatikanlah, orang-orang yang mengira telah mapan akan menjadi
tidak mapan dalam waktu yang singkat. Bahkan orang-orang tua
yang tidak pernah memikirkan kepindahan selain ke dunia orang
mati (yang sangat dirindukan Yakub di dalam hatinya, 37:35; 42:38),
kadang-kadang hidup untuk melihat perubahan-perubahan besar
yang terjadi di dalam keluarga mereka. Sangat baik untuk selalu siap
sedia, bukan saja untuk dunia orang mati, melainkan juga untuk apa
pun juga yang dapat terjadi antara kita dan dunia orang mati.
Amatilah,
1. Bagaimana Yakub dibawa. Ia tidak dibawa dengan memakai
sebuah kereta kerajaan, meskipun kemudian kereta-kereta kera-
jaan juga digunakan, namun dengan sebuah kereta pengangkut
(ay. 5). Yakub yaitu orang yang sederhana, yang tidak terpenga-
ruh oleh kemewahan atau keindahan duniawi. Anaknya mengen-
darai kereta kerajaan (41:43), namun sebuah kereta pengangkut
lebih cocok baginya.
2. Harta miliknya yang dibawa pindah,
(1) Harta kekayaannya (ay. 6), ternaknya dan harta bendanya.
Semua ini dibawanya supaya ia tidak sepenuhnya berutang
budi kepada Firaun untuk kebutuhan hidupnya, dan supaya
nanti tidak dikatakan tentang mereka, Bahwa mereka datang
ke Mesir sebagai peminta-minta.
(2) Keluarganya, seluruh keturunannya (ay. 7). Sangat mungkin
bahwa selama ini mereka terus hidup bersama sang ayah.
Itulah sebabnya saat Yakub berangkat, mereka semua juga
berangkat. Mungkin merekalah yang lebih ingin pergi, sebab
meskipun telah mendengar bahwa tanah Kanaan telah dijanji-
kan kepada mereka, namun sampai sekarang mereka sama se-
kali belum memilikinya. Di sini kita membaca catatan khusus
mengenai nama-nama keluarga Yakub, anak-anak dan cucu-
cucunya, sebagian besar dari mereka kemudian disebut para
kepala kaum keluarga dari beberapa suku. Lihat Bilangan
26:5 dan seterusnya. Uskup Patrick (Uskup Irlandia, abad ke-
tujuh belas pen.) mengamati bahwa Isakhar memberi nama
anak tertuanya Tola, yang berarti cacing. Mungkin sebab
saat ia dilahirkan, tubuhnya sangat kecil dan lemah seperti
seekor cacing, bukan seperti seorang anak manusia, dan kecil
kemungkinan untuk hidup. Namun, jumlah keturunannya
justru sangat banyak (1Taw. 7:2). Perhatikan, hidup dan mati
tidak bisa diduga-duga. Orang-orang yang tiba di Mesir selu-
ruhnya berjumlah enam puluh enam jiwa (ay. 26). Kemudian
ditambah dengan Yusuf dan dua anaknya yang sudah berada di
sana sebelumnya, jumlah itu menjadi tujuh puluh (ay. 27).
Septuaginta menyebut jumlah mereka tujuh puluh lima jiwa,
yang kemudian juga dikutip oleh Stefanus (Kis. 7:14). Alasan
yang mendasari perhitungan tersebut kita serahkan kepada
penafsiran para kritikus. Namun, marilah kita amati,
[1] Kepala kaum keluarga harus memelihara semua jiwa yang
ada di bawah tanggung jawabnya, menyediakan bagi kaum
keluarganya sendiri makanan yang sesuai dan cukup bagi
tubuh dan jiwa mereka. saat Yakub sendiri pindah ke
negeri yang berkelimpahan, ia tidak mau meninggalkan
anak-anaknya kelaparan di negeri yang tandus.
[2] Meskipun penggenapan janji Tuhan selalu pasti, namun
acap kali terasa lambat. Hingga saat itu, sudah 215 tahun
lamanya sejak Tuhan berjanji kepada Abraham untuk men-
jadikannya bangsa yang besar (12:2). Dan sampai sekarang
cabang keturunannya yang mewarisi janji itu hanya ber-
tambah sampai tujuh puluh jiwa. Catatan khusus ini tetap
terpelihara supaya kuasa Tuhan untuk melipatgandakan men-
jadi jumlah yang sangat besar, bahkan di negeri Mesir, dapat
tampak lebih mulia. Kalau Tuhan berkenan, yang paling kecil
akan menjadi kaum yang besar (Yes. 60:22).
Perjumpaan antara Yakub dan Yusuf
(46:28-34)
28 Yakub menyuruh Yehuda berjalan lebih dahulu mendapatkan Yusuf,
supaya Yusuf datang ke Gosyen menemui ayahnya. Sementara itu sampailah
mereka ke tanah Gosyen. 29 Lalu Yusuf memasang keretanya dan pergi ke
Gosyen, mendapatkan Israel, ayahnya. saat ia bertemu dengan dia, dipe-
luknyalah leher ayahnya dan lama menangis pada bahunya. 30 Berkatalah
Israel kepada Yusuf: Sekarang bolehlah aku mati, sesudah aku melihat
mukamu dan mengetahui bahwa engkau masih hidup. 31 Kemudian
berkatalah Yusuf kepada saudara-saudaranya dan kepada keluarga ayahnya
itu: Aku mau menghadap Firaun dan memberitahukan kepadanya: Saudara-
saudaraku dan keluarga ayahku, yang tinggal di tanah Kanaan, telah datang
kepadaku; 32 orang-orang itu gembala kambing domba, sebab mereka itu
pemelihara ternak, dan kambing dombanya, lembu sapinya dan segala
miliknya telah dibawa mereka. 33 jika Firaun memanggil kamu dan ber-
tanya: Apakah pekerjaanmu? 34 maka jawablah: Hamba-hambamu ini peme-
lihara ternak, sejak dari kecil sampai sekarang, baik kami maupun nenek
moyang kami dengan maksud supaya kamu boleh diam di tanah Gosyen.
Kitab Kejadian 46:28-34
833
Sebab segala gembala kambing domba yaitu suatu kekejian bagi orang
Mesir.
Di sini diceritakan tentang,
I. Perjumpaan yang menggembirakan antara Yakub dan anaknya
Yusuf, yang di dalamnya dikatakan,
1. Kebijaksanaan Yakub dengan mengirim Yehuda berjalan ter-
lebih dahulu mendapatkan Yusuf untuk memberitahukan ke-
datangannya di Gosyen. Ini yaitu bentuk penghormatan yang
diberikan Yakub kepada pemerintah yang memberi perlin-
dungan kepada orang-orang asing ini dengan cara memberi-
tahukan kedatangan mereka (ay. 28). Kita harus sangat ber-
hati-hati untuk tidak menjengkelkan siapa saja, khususnya
kepada penguasa yang ada di atas kita.
2. Penghormatan Yusuf sebagai seorang anak kepada Yakub. Ia
memakai kereta kerajaannya untuk menemui Yakub, dan
dalam pertemuan itu ditunjukkan,
(1) Betapa Yusuf sangat menghormatinya, saat ia bertemu
dengan dia. Perhatikanlah, merupakan kewajiban anak-
anak untuk memberi penghormatan yang mendalam
kepada orangtua mereka. Ya, meskipun penyelenggaraan
ilahi telah mengangkat mereka secara lahiriah menjadi
lebih tinggi dibandingkan orang-orang tua mereka.
(2) Betapa Yusuf sangat mengasihinya. Waktu tidaklah mengi-
kis rasa kewajibannya. Sebaliknya, air mata yang ia tum-
pahkan di leher ayahnya, air mata sukacita sebab melihat
dia, merupakan petunjuk nyata dari kasih Yusuf yang
tulus dan kuat kepadanya. Lihatlah betapa dekatnya duka-
cita dan sukacita di dunia ini, saat air mata dipakai
untuk mengungkapkan keduanya. Dalam kehidupan yang
akan datang, menangis dibatasi hanya untuk menyatakan
sukacita. Di sorga ada sukacita yang sempurna, dan tidak
akan ada air mata dukacita. Segala air mata, termasuk air
mata itu akan dihapus, sebab sukacita yang ada di sana
tidak sama seperti sukacita yang ada di dunia ini, sempur-
na tanpa campuran apa pun. saat Yusuf memeluk
Benyamin, ia menangis di leher Benyamin, namun saat ia
memeluk ayahnya dikatakan bahwa ia lama menangis di
bahunya. Adiknya Benyamin memang disayanginya, na-
mun Yakub, ayahnya, tampaknya lebih disayanginya.
3. Kepuasan Yakub yang sangat besar dalam pertemuan ini:
Sekarang bolehlah aku mati (ay. 30). Bukan sebab ia sudah
tidak ingin lagi hidup bersama Yusuf serta menyaksikan
kehormatan dan kegunaannya, namun sebab ia merasa begitu
senang dan puas dalam pertemuan pertama ini sehingga ia
beranggapan tidak banyak lagi yang diingini atau diharap-
kannya di dalam dunia ini, tempat penghiburan kita selalu
tidak sempurna. Yakub berharap untuk segera mati, namun ia
masih hidup tujuh belas tahun lebih lama lagi, yang dalam
hidup kita sekarang merupakan jumlah usia yang lumayan
panjang. Perhatikanlah, kematian tidak selalu datang saat
kita memintanya, apakah itu saat kita dilanda perasaan duka-
cita yang mendalam atau perasaan sukacita yang melimpah.
Masa hidup kita ada di tangan Tuhan , bukan di tangan kita
sendiri. Kita pasti akan mati saat Tuhan berkenan, bukan
saat kita sedang merasa jemu oleh kesenangan hidup yang
berlebihan atau saat sedang diliputi oleh kepedihan.
II. Kepedulian Yusuf yang bijaksana mengenai tempat pemukiman
saudara-saudaranya. Sangat adillah untuk memberitahukan Fi-
raun bahwa ada serombongan orang datang bermukim di wilayah
kekuasaannya. Perhatikan, jika orang lain menaruh kepercayaan
kepada kita, kita tidak boleh menjadi begitu berakhlak rendah
dan berlaku tidak jujur hingga menyalahgunakan kepercayaan itu
dengan mengambil keuntungan darinya. Kalaupun Yakub dan
keluarganya datang untuk menjadi beban bagi orang-orang Mesir,
jangan sampai pernah dikatakan bahwa mereka datang di antara
orang-orang Mesir dengan diam-diam dan mencuri-curi. Oleh
sebab itu Yusuf menjaga rasa hormatnya kepada Firaun (ay. 31).
namun bagaimana ia akan mengatur saudara-saudaranya? Dulu
mereka merancang untuk terbebas dari dirinya, sekarang ia meran-
cang untuk menempatkan mereka dengan nyaman dan baik. Ini
yaitu perbuatan membalas kejahatan dengan kebaikan. Nah,
1. Ia menghendaki supaya mereka dapat hidup sendiri. Sedapat
mungkin jauh terpisah dari orang-orang Mesir, di tanah Go-
syen, yang terletak paling dekat dengan Kanaan, dan mungkin
Kitab Kejadian 46:28-34
835
tidak banyak orang Mesir yang bermukim di situ. Selain itu,
tanah itu mempunyai banyak padang rumput yang cukup bagi
ternak-ternak mereka. Ia menghendaki mereka hidup terpisah
supaya mereka lebih dijauhkan dari bahaya tercemar oleh
perbuatan jahat orang Mesir dan direndahkan oleh kebencian
orang Mesir. Gembala kambing domba tampaknya menjadi
suatu kekejian bagi orang Mesir, artinya mereka memandang
hina pekerjaan ini, dan menolak bergaul dengan mereka. Lagi
pula ia tidak membawa saudara-saudaranya ke Mesir untuk
diinjak-injak. Walaupun begitu,
2. Ia menghendaki mereka tetap menjadi gembala kambing dom-
ba, dan tidak merasa malu mengakui pekerjaan itu di hadapan
Firaun. Bisa saja ia mempekerjakan mereka di bawah perin-
tahnya mengatur perdagangan gandum, atau demi kepenting-
an raja menempatkan mereka di istana atau dalam pasukan
perang Mesir, sebab setidaknya beberapa orang dari mereka
memang layak untuk itu. Namun, kedudukan seperti itu
rentan terhadap kecemburuan dan iri hati orang-orang Mesir,
serta dapat menggoda mereka melupakan Kanaan dan janji
yang dibuat kepada nenek moyang mereka. Oleh sebab itu ia
merencanakan supaya mereka melanjutkan pekerjaan mereka
yang lama. Perhatikanlah,
(1) Sebuah panggilan kerja yang jujur bukanlah pekerjaan
yang hina. Kita juga tidak boleh menganggapnya seperti itu
bagi diri kita atau keluarga kita. Sebaliknya, kita harus
menganggap sebagai aib untuk menjadi seorang pengang-
gur tanpa ada yang dapat dikerjakan.
(2) Umumnya akan sangat baik bagi orang-orang untuk tetap
tinggal dalam panggilan kerja yang telah mereka kuasai
dan telah biasa mereka kerjakan (1Kor. 7:24). Apa pun
pekerjaan atau keadaan yang telah diberikan Tuhan bagi
kita, biarlah kita menyesuaikannya dengan diri kita dan
merasa puas dengan itu, dan janganlah kita memikirkan
perkara-perkara yang tinggi. Lebih baik mendapat pujian
untuk suatu jabatan yang rendah dibandingkan aib untuk
sebuah jabatan tinggi.
PASAL 47
Dalam pasal ini kita membaca beberapa contoh,
I. Mengenai kebaikan dan kasih sayang Yusuf kepada kaum
keluarganya dengan memperkenalkan saudara-saudaranya
terlebih dahulu dan kemudian ayahnya kepada Firaun (ay. 1-
10), menyediakan mereka tempat untuk menetap di Gosyen,
dan mencukupkan kebutuhan mereka di sana (ay. 11-12),
serta menunjukkan rasa hormat kepada ayahnya saat sang
ayah memanggilnya (ay. 27-31).
II. Mengenai keadilan yang dibuat Yusuf antara raja dan orang-
orang Mesir mengenai suatu perkara yang sangat sulit,
dengan cara menjual gandum Firaun kepada rakyatnya yang
mendatangkan keuntungan wajar bagi Firaun namun tanpa
merugikan rakyat (ay. 13, dst.). Dengan demikian ia mem-
buktikan dirinya sebagai orang yang berhikmat dan bajik,
baik dalam hidup pribadinya maupun hidup bermasyarakat.
Kemurahan Firaun; Yakub Dibawa Menghadap Firaun
(47:1-12)
1 Kemudian pergilah Yusuf memberitahukan kepada Firaun: Ayahku dan
saudara-saudaraku beserta kambing dombanya, lembu sapinya dan segala
miliknya telah datang dari tanah Kanaan, dan sekarang mereka ada di tanah
Gosyen. 2 Dari antara saudara-saudaranya itu dibawanya lima orang meng-
hadap Firaun. 3 Firaun bertanya kepada saudara-saudara Yusuf itu: Apakah
pekerjaanmu? Jawab mereka kepada Firaun: Hamba-hambamu ini gembala
domba, baik kami maupun nenek moyang kami. 4 Lagi kata mereka kepada
Firaun: Kami datang untuk tinggal di negeri ini sebagai orang asing, sebab
tidak ada lagi padang rumput untuk kumpulan ternak hamba-hambamu ini,
sebab hebat kelaparan itu di tanah Kanaan; maka sekarang, izinkanlah
hamba-hambamu ini menetap di tanah Gosyen. 5 Lalu berkatalah Firaun
kepada Yusuf: Ayahmu dan saudara-saudaramu telah datang kepadamu. 6
Tanah Mesir ini terbuka untukmu. Tunjukkanlah kepada ayahmu dan
838
kepada saudara-saudaramu tempat menetap di tempat yang terbaik dari ne-
geri ini, biarlah mereka diam di tanah Gosyen. Dan jika engkau tahu di
antara mereka orang-orang yang tangkas, tempatkanlah mereka menjadi
pengawas ternakku. 7 Yusuf membawa juga Yakub, ayahnya, menghadap
Firaun. Lalu Yakub memohonkan berkat bagi Firaun. 8 Kemudian bertanya-
lah Firaun kepada Yakub: Sudah berapa tahun umurmu? 9 Jawab Yakub
kepada Firaun: Tahun-tahun pengembaraanku sebagai orang asing berjum-
lah seratus tiga puluh tahun. Tahun-tahun hidupku itu sedikit saja dan
buruk adanya, tidak mencapai umur nenek moyangku, yakni jumlah tahun
mereka mengembara sebagai orang asing. 10 Lalu Yakub memohonkan ber-
kat bagi Firaun, sesudah itu keluarlah ia dari depan Firaun. 11 Yusuf menun-
jukkan kepada ayahnya dan saudara-saudaranya tempat untuk menetap dan
memberi kepada mereka tanah milik di tanah Mesir, di tempat yang
terbaik di negeri itu, di tanah Rameses, seperti yang diperintahkan Firaun. 12
Dan Yusuf memelihara ayahnya, saudara-saudaranya dan seisi rumah
ayahnya dengan makanan, menurut jumlah anak-anak mereka.
Di sini kita membaca perihal:
I. Rasa hormat yang ditunjukkan Yusuf sebagai seorang rakyat
kepada rajanya. Walaupun ia yaitu pegawai kesayangan Firaun
dan menjadi perdana menteri negaranya, serta sudah mendapat
perintah khusus untuk memanggil ayahnya datang ke negeri
Mesir, namun ia tidak mau mengizinkan mereka menetap di sana
sebelum memberitahukan hal itu kepada Firaun (ay. 1). Kristus,
yang menjadi seperti Yusuf bagi kita, menentukan kedudukan
para pengikutnya dalam kerajaan-Nya seperti yang telah disedia-
kan Bapa-Nya, dengan berkata, Aku tidak berhak memberi nya,
(Mat. 20:23).
II. Rasa hormat yang ditunjukkan Yusuf sebagai seorang saudara
kepada saudara-saudaranya, tanpa memandang semua kejahatan
yang telah ia terima dari mereka.
1. Meskipun ia seorang pejabat tinggi dan mereka orang-orang
yang hina dan keji dibanding dirinya, khususnya di negeri Me-
sir, ia mau mengakui mereka. Oleh sebab itu, biarlah orang-
orang kaya dan mulia di dunia ini belajar tidak memandang
rendah dan juga tidak membenci sanak saudara mereka yang
miskin. Setiap cabang pohon bukanlah puncak dari sebuah
pohon. Namun, apakah sebab cabang-cabang tadi tumbuh
lebih rendah dibandingkan cabang tertinggi, lalu dianggap bukan
bagian dari pohon itu? Tuhan Yesus kita, sama seperti Yusuf
di sini, Ia tidak malu menyebut kita saudara.
2. Mereka yaitu orang-orang asing dan bukan pegawai tinggi
kerajaan. Namun, ia memperkenalkan beberapa orang dari
saudara-saudaranya itu kepada Firaun, untuk memberi salam
dan hormat, seperti yang kita katakan, dengan maksud supaya
mereka juga bisa dihormati di antara orang-orang Mesir. Oleh
sebab itu Kristus memperkenalkan saudara-saudara-Nya di
dalam istana kerajaan sorga, dan memakai kepentingan-Nya
bagi keuntungan mereka, meskipun mereka sendiri tidak layak
dan suatu kekejian bagi orang Mesir. Sesuai petunjuk yang
telah diberikan Yusuf kepada mereka, saat diperkenalkan
kepada Firaun, mereka menyampaikan kepadanya,
(1) Apa pekerjaan mereka, yakni bahwa mereka yaitu gem-
bala domba (ay. 3). Firaun bertanya kepada mereka (dan
Yusuf tahu bahwa hal itu akan menjadi pertanyaan per-
tamanya, 46-33), Apakah pekerjaanmu? Ia menganggap su-
dah semestinya mereka mempunyai sesuatu yang dapat
dikerjakan, sebab jika tidak, tidak ada tempat bagi mereka
di Mesir, tidak ada tempat berlindung bagi gelandangan
penganggur. Jika mereka tidak mau bekerja, mereka tidak
boleh makan makanan Firaun pada masa kelangkaan ini.
Perhatikan, semua yang tinggal di dunia ini harus mempu-
nyai pekerjaan sesuai dengan kemampuan mereka, peker-
jaan tertentu apakah itu yang memakai pikiran atau
tangan. Orang-orang yang tidak perlu bekerja untuk mem-
peroleh makanan juga harus memiliki sesuatu untuk diker-
jakan, supaya mereka jangan sampai menganggur. Sekali
lagi, penguasa harus menyelidiki pekerjaan warga negara-
nya, sebab mereka bertanggung jawab atas kesejahteraan
orang banyak. sebab orang-orang yang menganggur ada-
lah seperti lebah jantan dalam sarang lebah, menjadi beban
yang merugikan kesejahteraan umum.
(2) Apa urusan mereka di Mesir, yaitu untuk tinggal di tanah
ini sebagai orang asing (ay. 4), tidak untuk tinggal selama-
nya di sana, namun hanya singgah untuk beberapa waktu,
sebab kelaparan yang begitu hebat di tanah Kanaan. Ta-
nah Kanaan terletak di dataran tinggi, sehingga luas pa-
dang rumput yang mengering jauh lebih luas dibandingkan
di Mesir yang terletak di dataran rendah. Meskipun umum-
nya gandum sulit ditanam, padang rumput di Mesir masih
lumayan bagus. Itulah sebabnya sementara ini tanah Kana-
an tidak dapat dihuni oleh para gembala.
3 Ia mendapatkan izin bagi mereka untuk menghuni tanah
Gosyen (ay. 5-6). Ini merupakan salah satu contoh ungkapan
terima kasih Firaun kepada Yusuf, sebab ia telah menjadi
berkat yang besar bagi dirinya dan kerajaannya. Firaun akan
berbuat baik kepada sanak saudara Yusuf, hanya demi dia. Ia
menawarkan pekerjaan istimewa kepada mereka sebagai gem-
bala bagi ternak-ternaknya, asalkan mereka memang orang-
orang yang tangkas. Sebab hanya orang yang cakap dalam
pekerjaannya yang akan berdiri di hadapan raja-raja. Dan apa
pun keahlian atau pekerjaan kita, kita harus berusaha men-
jadi unggul di dalamnya serta membuktikan bahwa kita ada-
lah orang yang cakap dan rajin.
III. Rasa hormat yang ditunjukkan Yusuf sebagai seorang anak ke-
pada ayahnya.
1. Yusuf memperkenalkan dia kepada Firaun (ay. 7). Kita mem-
baca di sini,
(1) Firaun menanyakan sebuah pertanyaan umum kepada Ya-
kub: Sudah berapa tahun umurmu? (ay. 8). Sebuah perta-
nyaan yang biasanya diajukan kepada orang yang sudah
tua, sebagai rasa kagum dan hormat atas usia lanjut (Im.
19:32). Ini merupakan hal yang wajar bagi kita, dan tidak
pantas untuk memandang rendah orang yang tua (Yes.
3:5). Tidak diragukan bahwa wajah Yakub benar-benar
menunjukkan ia sudah tua renta, sebab ia seorang pekerja
keras dan banyak menderita. Usia harapan hidup rata-rata
orang di Mesir tidak sepanjang umur orang yang tinggal di
tanah Kanaan. Itulah sebabnya dengan penuh kekaguman
Firaun memandang Yakub, dan ia menjadi semacam ton-
tonan di istananya. saat kita bercermin dan memandang
diri sendiri, pertanyaan ini harus muncul di benak kita,
Sudah berapa tahun umurku?
(2) Yakub memberi jawaban yang tidak lazim (ay. 9). Ia
berbicara sebagai seorang bapa bangsa yang dengan penuh
kesungguhan menjawab pertanyaan Firaun. Walaupun per-
kataan kita tidak selalu berupa berkat, perkataan itu harus
selalu disertai berkat. Amatilah di sini,
[1] Ia menyebut hidupnya sebagai tahun-tahun pengemba-
raan, memandang dirinya sebagai orang asing yang
mengembara di dunia ini, dan sebagai seorang penda-
tang menuju kehidupan yang akan datang. Bumi ini
hanyalah tempat persinggahan, bukan rumahnya. Ter-
hadap pernyataan ini seorang rasul pernah mengutip-
nya sebagai rujukan (Ibr. 11:13), Mereka yaitu orang
asing dan pendatang di bumi ini. Ia tidak saja mengang-
gap dirinya sebagai seorang pendatang saat ia sedang
berada di Mesir, sebuah negeri asing yang belum per-
nah dikunjunginya, namun sepanjang hidupnya, bahkan
di tanah kelahirannya, ia sepenuhnya seorang penda-
tang. Dan orang-orang yang berpandangan seperti itu
akan dapat menanggung dengan lebih baik bila mereka
diusir dengan paksa dari tanah kelahiran mereka. Mere-
ka yaitu pendatang, dan akan selalu begitulah keada-
an mereka.
[2] Ia menghitung hidupnya menurut hari-hari. Walaupun
begitu hari-harinya segera terhitung, dan kita tidak
dapat memastikan kelangsungan hidup kita mulai hari
ini sampai pada akhir hidup kita, sebab bisa saja
hidup ini segera terlepas dari kemah ini dalam waktu
kurang dari satu jam. sebab itu marilah kita meng-
hitung hari-hari kita (Mzm. 90:12) dan mengukur umur
kita (Mzm. 39:5, TL).
[3] Ciri-ciri yang ia berikan mengenai masa hidupnya ada-
lah, Pertama, tahun-tahun hidupnya itu sedikit saja.
Walaupun sampai sekarang ia sudah hidup seratus tiga
puluh tahun, baginya itu tampak seperti beberapa hari
saja, dibandingkan dengan hari-hari kekekalan, Tuhan
yang kekal, dan keadaan yang kekal, yang di dalamnya
seribu tahun (lebih lama dibandingkan umur hidup manusia
mana pun) sama seperti satu hari saja. Kedua, bahwa
umur hidupnya buruk. Hal ini benar tentang manusia
pada umumnya, manusia singkat umurnya dan penuh
kegelisahan (Ayb. 14:1). Dan sebab tahun-tahun hidup-
nya itu buruk, maka baguslah jika tahun-tahun itu
sedikit saja. Umur hidup Yakub, khususnya, terdiri atas
hari-hari yang buruk, dan hari paling menyenangkan
dalam hidupnya masih ada di depannya. Ketiga, umur
hidup Yakub tidak sepanjang umur nenek moyangnya,
tidak begitu banyak, tidak begitu menyenangkan seperti
tahun-tahun umur mereka. Usia lanjut datang lebih
awal ke atasnya dibandingkan dengan yang datang ke
atas nenek moyangnya. Seperti orang muda tidak boleh
bangga akan kekuatan atau kecantikannya, begitu juga
orang yang tua tidak boleh bangga akan umurnya dan
mahkota rambutnya yang beruban, walaupun orang
lain pantas menghormati dan mengaguminya. Sebab
orang-orang yang digolongkan sebagai orang yang sangat
tua tidak mencapai umur bapa-bapa bangsa. Rambut
putih dapat menjadi mahkota yang indah, hanya jika
pemiliknya hidup dalam kebenaran.
(3) Yakub datang menghadap Firaun dan sekaligus member-
katinya saat berpamitan dengannya (ay. 7): Yakub memo-
honkan berkat bagi Firaun, dan kemudian Yakub me-
mohonkannya sekali lagi (ay. 10). Perbuatannya ini bukan
saja merupakan tindakan kesopanan (ia menunjukkan rasa
hormatnya dan membalasnya dengan ucapan terima kasih
untuk kebaikannya), melainkan juga tindakan kesalehan.
Ia berdoa baginya sebagai orang yang memiliki kuasa se-
orang nabi dan bapa bangsa. Walaupun dalam hal kekaya-
an duniawi, Firaun itu jauh lebih hebat, namun dalam hal
kepentingan dengan Tuhan , Yakub-lah yang lebih besar.
Sebab, ia yaitu orang yang diurapi Tuhan (Mzm. 105:15).
Dan juga, berkat dari seorang bapa bangsa bukanlah se-
suatu yang boleh dipandang rendah. Tidak, bahkan se-
orang raja yang berkuasa pun tidak boleh merendahkan-
nya. Raja Darius menghargai doa jemaat bagi dirinya dan
anak-anaknya (Ezr. 6:10). Dengan ramah Firaun menerima
Yakub, dan apakah berkat itu disampaikan di dalam nama
seorang nabi atau tidak, dengan cara itulah Firaun mene-
rima berkat seorang nabi, berkat yang cukup untuk mem-
balas kebaikannya, bukan saja atas kesopanannya dalam
berbincang, melainkan atas semua kebaikan lain yang ia
tunjukkan kepada Yakub dan keluarganya.
2. Yusuf memberi yang terbaik kepada Yakub dan keluarga-
nya dengan menempatkan dia di Gosyen (ay. 11), memelihara
dia, saudara-saudaranya, dan seisi rumah ayahnya dengan
makanan yang cukup bagi mereka (ay. 12). Hal ini tidak saja
menunjukkan bahwa Yusuf seorang yang baik, namun juga
bahwa Tuhan yaitu Tuhan yang baik, yang membesarkan dia
untuk tujuan ini, serta menempatkan dia pada kemampuan
untuk melakukan semua kebaikan ini, seperti Ester yang ber-
ada di kerajaan pada masa seperti ini. Semua yang diperbuat
Tuhan kepada Yakub di sini sebenarnya sudah dijanjikan ke-
pada semua milik-Nya yang melayani Dia dan yang percaya
kepada-Nya (Mzm. 37:19). Mereka akan menjadi kenyang pada
hari-hari kelaparan.
Kesengsaraan yang Ditimbulkan oleh Kelaparan Itu
(47:13-26)
13 Di seluruh negeri itu tidak ada makanan, sebab kelaparan itu sangat he-
bat, sehingga seisi tanah Mesir dan tanah Kanaan lemah lesu sebab
kelaparan itu. 14 Maka Yusuf mengumpulkan segala uang yang terdapat di
tanah Mesir dan di tanah Kanaan, yakni uang pembayar gandum yang dibeli
mereka; dan Yusuf membawa uang itu ke dalam istana Firaun. 15 sesudah
habis uang di tanah Mesir dan di tanah Kanaan, datanglah semua orang
Mesir menghadap Yusuf serta berkata: Berilah makanan kepada kami!
Mengapa kami harus mati di depanmu? Sebab tidak ada lagi uang. 16 Jawab
Yusuf: Jika tidak ada lagi uang, berilah ternakmu, maka aku akan memberi
makanan kepadamu sebagai ganti ternakmu itu. 17 Lalu mereka membawa
ternaknya kepada Yusuf dan Yusuf memberi makanan kepada mereka ganti
kuda, kumpulan kambing domba dan kumpulan lembu sapi dan keledainya,
jadi disediakannyalah bagi mereka makanan ganti segala ternaknya pada
tahun itu. 18 sesudah lewat tahun itu, datanglah mereka kepadanya, pada
tahun yang kedua, serta berkata kepadanya: Tidak usah kami sembunyikan
kepada tuanku, bahwa sesudah uang kami habis dan sesudah kumpulan
ternak kami menjadi milik tuanku, tidaklah ada lagi yang tinggal yang dapat
kami serahkan kepada tuanku selain badan kami dan tanah kami. 19
Mengapa kami harus mati di depan matamu, baik kami maupun tanah kami?
Belilah kami dan tanah kami sebagai ganti makanan, maka kami dengan
tanah kami akan menjadi hamba kepada Firaun. Berikanlah benih, supaya
kami hidup dan jangan mati, dan supaya tanah itu jangan menjadi tandus.
20 Lalu Yusuf membeli segala tanah orang Mesir untuk Firaun, sebab orang
Mesir itu masing-masing menjual ladangnya, sebab berat kelaparan itu
menimpa mereka. Demikianlah negeri itu menjadi milik Firaun. 21 Dan
tentang rakyat itu, diperhambakannyalah mereka di daerah Mesir dari ujung
yang satu sampai ujung yang lain. 22 Hanya tanah para imam tidak dibelinya,
sebab para imam mendapat tunjangan tetap dari Firaun, dan mereka hidup
dari tunjangan itu; itulah sebabnya mereka tidak menjual tanahnya. 23
Berkatalah Yusuf kepada rakyat itu: Pada hari ini aku telah membeli kamu
dan tanahmu untuk Firaun; inilah benih bagimu, supaya kamu dapat
menabur di tanah itu. 24 Mengenai hasilnya, kamu harus berikan seperlima
844
bagian kepada Firaun, dan yang empat bagian lagi, itulah menjadi benih
untuk ladangmu dan menjadi makanan kamu dan mereka yang ada di
rumahmu, dan menjadi makanan anak-anakmu. 25 Lalu berkatalah mereka:
Engkau telah memelihara hidup kami; asal kiranya kami mendapat kasih
tuanku, biarlah kami menjadi hamba kepada Firaun. 26 Yusuf membuat hal
itu menjadi suatu ketetapan mengenai tanah di Mesir sampai sekarang,
yakni bahwa seperlima dari hasilnya menjadi milik Firaun; hanya tanah para
imam tidak menjadi milik Firaun.
Yakub dan keluarganya dipelihara. Sebuah pemeliharaan yang secara
khusus dirancang melalui pengaturan dan campur tangan Tuhan da-
lam kedudukan Yusuf. Selanjutnya, di sini kita juga membaca catat-
an tentang kerajaan Mesir yang diselamatkan dari keruntuhan, sebab
Tuhan yaitu Raja segala bangsa dan juga raja orang-orang saleh,
yang menyediakan makanan bagi seluruh umat manusia. Sekarang
Yusuf kembali mengatur pekerjaan yang dipercayakan Firaun ke-
padanya. Tentunya cukup menyenangkan baginya dapat pergi dan
tinggal bersama ayahnya dan saudara-saudaranya di Gosyen, namun
pekerjaannya tidak memungkinkan hal itu. sesudah melihat ayahnya,
dan memastikan ia telah tinggal dengan mapan, Yusuf kembali be-
kerja keras secermat mungkin seperti yang biasa dilakukannya saat
menjalankan kewajibannya. Perhatikan, bahkan rasa kasih sayang
yang alamiah pun harus mengalah kepada urusan yang lebih perlu.
Jika memang diperlukan, para orangtua dan anak harus bersedia un-
tuk berpisah satu sama lain, demi pelayanan kepada Tuhan atau demi
angkatan mereka. Dalam persetujuan jual-beli yang dilakukan antara
Yusuf dan orang-orang Mesir, amatilah,
I. Parahnya kelaparan yang mengancam seisi Mesir dan wilayah-
wilayah di sekitarnya. Di seluruh negeri tidak ada lagi makanan
dan mereka semua menjadi lemah lesu (ay. 13), mereka hampir
mati (ay. 15-19).
1. Lihatlah di sini, betapa bergantungnya kita pada pemeliharaan
Tuhan . jika semua kemurahan-Nya yang biasa kita terima di-
tunda untuk sejenak, kita akan mati, binasa, kita semua bina-
sa. Seluruh kekayaan kita tidak akan dapat menolong kita dari
mati kelaparan jika hujan dari langit ditahan untuk dua atau
tiga tahun. Lihatlah betapa kita sangat bergantung pada belas
kasihan Tuhan dan marilah kita tetap tinggal dalam kasihnya.
2. Lihatlah betapa kita menderita oleh sifat tidak mau melihat
masa depan kita sendiri. Seandainya semua orang Mesir mela-
kukan hal yang sama untuk diri sendiri seperti yang dilakukan
Yusuf untuk Firaun selama masa kelimpahan, mereka seka-
rang tidak akan ada dalam kesesakan ini. Namun, mereka
tidak mau memperhatikan peringatan tentang datangnya ta-
hun-tahun kelaparan dan beranggapan bahwa hari esok akan
sama seperti hari ini, tahun depan juga akan seperti ini, ma-
lahan akan menjadi lebih baik dan lebih berkelimpahan lagi.
Perhatikan, sebab orang tidak mengetahui waktunya (waktu
untuk mengumpulkan saat masih ada), kesengsaraannya
terasa berat saat semua sudah habis (Pkh. 8:6-7).
3. Lihatlah betapa cepatnya Tuhan membuat perbedaan antara
orang Mesir dan orang Israel, seperti yang kemudian juga
terjadi saat turun tulah ke atas negeri Mesir (Kel. 8:22; 9:4,
26; 10:23). Meskipun Yakub dan keluarganya yaitu orang-
orang asing, mereka makan kenyang tanpa harus membayar
harganya, sementara orang-orang Mesir nyaris mati kelaparan.
Lihatlah Yesaya 65:13, Hamba-hamba-Ku akan makan, namun
kamu akan menderita kelaparan. Berbahagialah engkau, hai
Israel. Siapa pun boleh berkekurangan, namun tidak dengan
anak-anak Tuhan (Mzm. 34:11).
II. Harga yang harus dibayar orang-orang Mesir untuk gandum yang
mereka beli dalam keadaan darurat ini.
1. Mereka harus berpisah dengan semua uang yang telah mereka
timbun (ay. 14). Perak dan emas tidak dapat memberi mereka
makan, mereka harus mempunyai gandum. Semua uang yang
ada dalam kerajaan ini dengan demikian dibawa ke dalam per-
bendaharaan negara.
2. saat uang itu sudah habis, mereka harus berpisah dengan
semua ternak mereka, yaitu semua ternak yang dipakai untuk
bekerja, seperti kuda dan keledai, juga ternak-ternak yang di-
gunakan sebagai makanan seperti kambing domba dan lembu
(ay. 17). Dengan ini tampaknya lebih baik hidup dengan roti
tanpa daging dibandingkan mempunyai daging tanpa roti. Dapat
kita duga bahwa lebih mudah bagi mereka untuk berpisah de-
ngan ternak-ternak m