Selasa, 11 Februari 2025

Kejadian 21


 leh sebab  Tuhan  telah memberitahukan semuanya 

ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana 

seperti engkau. 40 Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada pe-

rintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari 

padamu.” 41 Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf:  Dengan ini aku me-

lantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir.” 42 Sesudah itu 

Firaun menanggalkan cincin meterainya dari jarinya dan mengenakannya 

pada jari Yusuf; dipakaikannyalah kepada Yusuf pakaian dari pada kain 

halus dan digantungkannya kalung emas pada lehernya. 43 Lalu Firaun 

menyuruh menaikkan Yusuf dalam keretanya yang kedua, dan berserulah 

orang di hadapan Yusuf:  Hormat!” Demikianlah Yusuf dilantik oleh Firaun 

menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir. 44 Berkatalah Firaun kepada Yusuf: 

 Akulah Firaun, namun  dengan tidak setahumu, seorangpun tidak boleh 

bergerak di seluruh tanah Mesir.” 45 Lalu Firaun menamai Yusuf: Zafnat-

Paaneah, serta memberi  Asnat, anak Potifera, imam di On, kepadanya 

menjadi isterinya. Demikianlah Yusuf muncul sebagai kuasa atas seluruh 

tanah Mesir.  

Di sini terdapat, 

I.   Saran bijaksana yang diberikan Yusuf kepada Firaun, 

1.  Bahwa selama tahun-tahun kelimpahan ia harus menimbun 

persediaan untuk menghadapi tujuh tahun kelaparan, mem-

beli gandum saat  harganya murah, supaya dapat memper-

kaya diri dan juga memberi makan rakyat negerinya pada wak-

tu harganya mahal dan gandum sulit didapat. Perhatikanlah, 

peringatan yang adil harus selalu  diikuti dengan nasihat 

yang baik. Itulah sebabnya orang yang bijaksana mewaspadai 

masa jahat, supaya ia bisa bersembunyi. Melalui firman-Nya, 

Tuhan  telah memberitahukan kepada kita tentang masa seng-

sara dan darurat yang menghadang kita, saat  kita akan 

membutuhkan seluruh kasih karunia yang bisa kita peroleh

Kitab Kejadian 41:33-45 

 771 

 walaupun cuma sedikit.  Nah, oleh sebab  itu, sediakanlah se-

suai yang diperlukan.” Perhatikanlah lebih lanjut bahwa masa 

mengumpulkan harus ditingkatkan dengan cermat, sebab akan 

tiba waktunya mereka hanya bisa menghabiskannya. Biarlah 

kita memandang semut dan mempelajari hikmat ini darinya 

(Ams. 6:6-8).  

2.  Berhubung apa yang menjadi tugas semua orang biasanya 

terbukti tidak dilakukan oleh siapa pun, Yusuf menyarankan 

kepada Firaun untuk menunjuk penilik-penilik yang harus 

melakukan tugas masing-masing, dan memilih seseorang un-

tuk memimpin pekerjaan itu (ay. 33). Boleh jadi, seandainya 

Yusuf tidak memberi  saran ini, hal itu tidak akan dikerja-

kan. Para penasihat Firaun tidak mampu menarik manfaat 

baik dari mimpi itu, seperti halnya para ahlinya tidak mampu 

mengartikannya. Oleh sebab itu, tentang Yusuf dikatakan 

bahwa ia mengajarkan hikmat kepada para tua-tuanya (Mzm. 

105:22). Dari situ kita boleh mengambil kesimpulan seperti 

Salomo, bahwa lebih baik seorang muda miskin namun  berhik-

mat dari pada seorang raja tua namun  bodoh (Pkh. 4:13). 

II.  Kehormatan tinggi yang diberikan Firaun kepada Yusuf. 

1.  Firaun memberi  kesaksian terhormat mengenai Yusuf: Dia 

seorang yang penuh dengan Roh Tuhan , dan hal ini menjadikan 

seseorang sangat unggul. Orang-orang seperti ini memang 

layak dihargai (ay. 38). Yusuf seorang yang teramat bijaksana: 

Tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana 

seperti engkau (ay. 39). Sekarang ia mendapatkan ganti rugi 

yang berlimpah atas aib yang telah ditimpakan kepadanya. Ke-

benarannya bersinar bagaikan terang di pagi hari (Mzm. 37:6). 

2.  Firaun mempercayakan kepadanya kedudukan yang terhor-

mat. Dia tidak saja dipekerjakan untuk membeli persediaan 

gandum, namun  juga dijadikan perdana menteri seluruh keraja-

an, penguasa atas rumah tangga istana. Engkaulah menjadi 

kuasa atas istanaku, hakim agung kerajaan. Kepada perin-

tahmu seluruh rakyatku akan taat, atau menurut beberapa 

orang, dipersenjatai. Dengan demikian kedudukan ini mem-

buat Yusuf menjadi jenderal atas semua pasukan Firaun. Ja-

batan Yusuf mencakup daerah yang sangat luas: aku melantik 

engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir (ay. 41). 


 772

Dengan tidak setahumu, seorang pun tidak boleh bergerak di 

seluruh tanah Mesir (ay. 44). Semua urusan kerajaan harus 

melalui Yusuf terlebih dulu. Bahkan, hanya takhta inilah 

kelebihanku dari padamu (ay. 40). Perhatikanlah, sungguh me-

rupakan hikmat para raja untuk lebih memilih dan menaruh 

kuasa dan kepercayaan kepada orang-orang yang di dalam 

dirinya ada Roh Tuhan . Rakyat sendiri pun akan berbahagia 

memiliki orang-orang yang demikian. Ada kemungkinan terda-

pat beberapa orang di istana yang menentang pengangkatan 

Yusuf, hingga membuat Firaun harus mengulangi pemberian 

kuasa itu, disertai kata peneguhan khidmat itu, Akulah Firaun 

(ay. 44). saat  diajukan saran supaya ditunjuk seorang pe-

nguasa dalam urusan pengadaan gandum, dikatakan bahwa 

usul itu dipandang baik oleh semua pegawainya (ay. 37), kare-

na masing-masing mengharapkan kedudukan itu. Namun, 

saat  Firaun berkata kepada mereka,  Yusuflah orangnya,” 

kita tidak membaca bahwa mereka memberi  tanggapan 

apa pun. Mereka merasa tidak enak dan menyetujui dengan 

diam hanya sebab  mereka tidak bisa berbuat lain. Yusuf pasti 

mempunyai musuh, misalnya para pemanah yang memanah 

dan membenci dia (49:23), sama seperti Daniel (Dan. 6:4). 

3.  Pada diri Yusuf terdapat semua tanda kehormatan yang dapat 

dibayangkan orang, yang dapat memberi dia penghargaan dan 

rasa hormat rakyat sebagai orang kesayangan raja, raja yang 

dihormatinya dengan senang hati.  

(1) Firaun memberi  cincinnya sendiri sebagai pengesahan 

atas penugasan Yusuf dan sebagai tanda perkenan khusus. 

Tindakan ini seperti menyerahkan meterai agung kepadanya. 

(2) Firaun mengenakan pakaian halus pada dirinya sebagai gan-

ti pakaian tahanan penjara. Sebab orang-orang yang berada 

di istana raja haruslah mengenakan pakaian halus. Dia yang 

pagi harinya masih menyeret-nyeret belenggu besinya, telah 

diberi perhiasan rantai emas sebelum malam tiba. 

(3) Firaun menyuruh menaikkan Yusuf dalam keretanya yang 

kedua di samping keretanya sendiri, dan memerintahkan 

semua orang memberi hormat kepadanya:  Beri hormat 

seolah-olah kepada Firaun sendiri.” 

(4) Firaun memberinya nama baru, untuk menunjukkan wiba-

wanya atas Yusuf. Walaupun demikian, nama itu juga

Kitab Kejadian 41:46-57 

 773 

 menyatakan penghargaan yang diberikannya kepada Yusuf, 

Zafnat-Paaneah – Pengungkap rahasia. 

(5) Firaun menikahkan Yusuf dengan seorang putri raja. jika  

Tuhan  tidak segan-segan melimpahkan hikmat dan kecakapan 

lainnya, Firaun tidak berhemat-hemat dalam memberi  

kehormatan. Pengangkatan martabat Yusuf ini merupakan, 

[1] Ganti rugi berlimpah atas penderitaan yang ditanggung-

nya dengan sabar meskipun dia tidak bersalah. Ini suatu 

contoh keadilan dan kebaikan Tuhan  serta dorongan bagi 

semua orang baik agar percaya kepada Tuhan  yang baik. 

[2] Pelambang dari pemuliaan Kristus, Yang menyingkap-

kan rahasia-rahasia (Yoh. 1:18), atau seperti beberapa 

orang mengartikan nama baru Yusuf, Sang Juruselamat 

dunia. Segala kemuliaan dunia atas yang paling cemer-

lang diletakkan ke atasnya, kepercayaan yang paling 

tinggi diserahkan ke dalam tangannya, dan semua kua-

sa diberikan kepada-Nya, baik di sorga maupun di 

bumi. Dia yaitu  pengumpul, pemelihara, dan penyalur 

seluruh simpanan kasih karunia ilahi, serta penguasa 

agung kerajaan Tuhan  di antara manusia. Tugas para 

hamba Tuhan yaitu  berseru-seru di hadapan-Nya, 

 Berilah hormat; ciumlah kaki-Nya.” 

Tujuh Tahun Kelimpahan  

dan Tujuh Tahun Kelaparan 

(41:46-57) 

46 Yusuf berumur tiga puluh tahun saat  ia menghadap Firaun, raja Mesir 

itu. Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu dikelilinginya seluruh tanah 

Mesir. 47 Tanah itu mengeluarkan hasil bertumpuk-tumpuk dalam ketujuh 

tahun kelimpahan itu, 48 maka Yusuf mengumpulkan segala bahan makanan 

ketujuh tahun kelimpahan yang ada di tanah Mesir, lalu disimpannya di 

kota-kota; hasil daerah sekitar tiap-tiap kota disimpan di dalam kota itu. 49 

Demikianlah Yusuf menimbun gandum seperti pasir di laut, sangat banyak, 

sehingga orang berhenti menghitungnya, sebab  memang tidak terhitung. 50 

Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak 

laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. 51 Yusuf 

memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya:  Tuhan  

telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada 

rumah bapaku.” 52 Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, 

sebab katanya:  Tuhan  membuat aku mendapat anak dalam negeri keseng-

saraanku.” 53 sesudah  lewat ketujuh tahun kelimpahan yang ada di tanah Me-

sir itu, 54 mulailah datang tujuh tahun kelaparan, seperti yang telah dikata-

kan Yusuf; dalam segala negeri ada kelaparan, namun  di seluruh negeri Mesir 


 774

ada roti. 55 saat  seluruh negeri Mesir menderita kelaparan, dan rakyat 

berteriak meminta roti kepada Firaun, berkatalah Firaun kepada semua 

orang Mesir:  Pergilah kepada Yusuf, perbuatlah apa yang akan dikatakannya 

kepadamu.” 56 Kelaparan itu merajalela di seluruh bumi. Maka Yusuf 

membuka segala lumbung dan menjual gandum kepada orang Mesir, sebab 

makin hebat kelaparan itu di tanah Mesir. 57 Juga dari seluruh bumi 

datanglah orang ke Mesir untuk membeli gandum dari Yusuf, sebab hebat 

kelaparan itu di seluruh bumi. 

Amatilah di sini, 

I.  Terbentuknya keluarga Yusuf dengan lahirnya dua orang anak 

laki-laki bernama Manasye dan Efraim (ay. 50-52). Melalui nama-

nama yang diberikannya itu, ia mengakui campur tangan ilahi 

yang telah mendatangkan perubahan menyenangkan pada segala 

perkaranya. 

1.  Ia dibuat melupakan kesusahannya (Ayb. 11:16). Kita harus 

menanggung penderitaan kita pada waktu sedang mengalami-

nya, seperti orang-orang yang tidak menyadarinya. Namun, 

pemeliharaan Tuhan  mampu mengalahkan semuanya melalui 

penghiburan sesudahnya hingga kita mungkin bahkan melu-

pakan semua penderitaan itu saat  sudah berlalu. Namun, 

mampukah Yusuf bersikap begitu tidak wajar sehingga lupa 

sama sekali kepada rumah bapanya? Yang dimaksudkannya 

yaitu  perilaku buruk saudara-saudaranya terhadap dirinya, 

atau boleh jadi juga kekayaan dan kehormatan yang diharap-

kannya dari sang ayah bersama hak kesulungan. Pakaian 

yang sekarang dikenakannya membuat dia lupa akan jubah 

warna-warni yang dulu dikenakannya di rumah ayahnya. 

2. Yusuf telah dibuat mendapat anak dalam negeri kesengsaraan-

nya. Ini memang negeri kesengsaraannya, dan dalam beberapa 

hal masih tetap demikian, sebab negeri ini bukanlah Kanaan, 

negeri perjanjian itu. Jarak yang memisahkan dia dengan 

ayahnya masih menyengsarakannya. Perhatikanlah, terang 

kebenaran adakalanya ditabur bagi orang-orang benar yang 

berada di negeri yang tandus dan tidak menjanjikan. Namun, 

jika  Tuhan  sendirilah yang menabur dan menyiraminya, 

kebenaran itu akan muncul lagi. Penderitaan orang-orang ku-

dus menghasilkan kesuburan. Efraim menandakan kesubur-

an, sedangkan Manasye berarti lupa, dan keduanya sering kali 

Kitab Kejadian 41:46-57 

 775 

berjalan seiring. Pada waktu Yesyurun menjadi gemuk, ia me-

lupakan Tuhan  Penciptanya. 

II.  Penggenapan tafsiran Yusuf. Firaun sangat mempercayai kebenar-

an tafsiran mimpinya, boleh jadi sebab  menemukan dalam pikir-

annya sendiri, melebihi kemampuan orang lain, kecocokan yang 

tepat antara tafsiran itu dan mimpi-mimpinya, bagaikan anak 

kunci dengan lubang kuncinya. Peristiwa yang kemudian terjadi 

menunjukkan bahwa ia tidak tertipu. Ketujuh tahun kelimpahan 

itu pun tiba (ay. 47), dan kemudian berakhir juga (ay. 53). Per-

hatikanlah, kita perlu mewaspadai datangnya masa kelimpahan 

dan juga kesempatan kita, dan oleh sebab  itu janganlah merasa 

aman dalam kenikmatan kekayaan kita, ataupun malas menggu-

nakan kesempatan itu. Tahun-tahun kelimpahan akan berakhir. 

Oleh sebab itu, apa pun yang bisa dikerjakan tangan, lakukanlah 

itu, dan kumpulkanlah saat  masa menuai itu tiba. Pagi akan 

datang, namun  malam juga (Yes. 21:12), baik masa kelimpahan 

maupun masa kelaparan. Mulailah datang tujuh tahun kelaparan 

(ay. 54). Lihatlah perubahan keadaan seperti apa yang mungkin 

kita temui di dunia ini, dan betapa kita perlu bersukacita di masa 

kelimpahan dan memperhitungkan masa kesukaran (Pkh. 7:14). 

Sepertinya, masa kelaparan ini tidak saja terjadi di Mesir, namun  

juga di negeri-negeri lain, dalam segala negeri. Artinya, semua 

negara tetangga. Tanah yang subur segera menjadi padang asin, 

oleh sebab kejahatan orang-orang yang diam di dalamnya (Mzm. 

107:34). Di sini dikatakan bahwa di seluruh negeri Mesir ada roti. 

Mungkin ini berarti bukan saja roti yang dibelikan Yusuf untuk 

raja, melainkan juga yang telah dikumpulkan oleh orang-orang 

secara pribadi sebab  meneladani Yusuf berkat pengumuman 

perihal prakiraan ini dan juga melalui peraturan yang telah dibuat 

dengan bijaksana. 

III. Pelaksanaan atas kepercayaan yang diberikan kepada Yusuf. Ia 

didapati setia dalam melaksanakannya, seperti seharusnya se-

orang pengurus yang baik. 

1.  Ia rajin mengumpulkan persediaan sementara kelimpahan itu 

masih berlangsung (ay. 48-49). Orang yang mengumpulkan 

seperti itu yaitu  orang yang bijaksana. 


 776

2.  Ia juga bertindak bijaksana dan hati-hati dalam membagi-bagi-

kan persediaan makanan saat  masa kelaparan itu tiba dan 

menjaga supaya harga pasaran tetap rendah dengan cara me-

nyediakan gandum dari gudang-gudangnya dengan harga yang 

pantas. Rakyat yang menderita berseru kepada Firaun, seperti 

perempuan yang berseru kepada raja Israel itu, Tolonglah, ya 

tuanku raja! (2Raj. 6:26). Firaun kemudian menyuruh mereka 

pergi menemui bendaharanya, Pergilah kepada Yusuf. Demi-

kian jugalah Tuhan  melalui Injil mengarahkan orang-orang yang 

memohon rahmat dan anugerah supaya pergi kepada Tuhan 

Yesus, di dalam siapa seluruh kepenuhan Tuhan  berdiam. 

Perbuatlah apa yang akan dikatakannya kepadamu. Tidak 

diragukan lagi bahwa dengan penuh hikmat dan adil Yusuf 

menentukan harga jual gandum supaya Firaun, dengan uang 

yang didapat, bisa memperoleh keuntungan yang pantas namun  

juga negeri itu tidak sampai ditindas, ataupun supaya ia tidak 

mengambil keuntungan dari kekurangan mereka. Sementara 

orang yang menahan gandum saat  harganya mahal dengan 

harapan bahwa harga itu akan terus meningkat, meskipun 

orang mati kelaparan sebab  tiadanya gandum, sangat diku-

tuki sebab  berbuat seperti itu (kutuk yang bukan tanpa se-

bab). Berkat turun di atas kepala orang yang menjual gandum 

(Ams. 11:26). Biarlah harganya ditentukan oleh hukum emas 

perihal keadilan itu, yakni memperlakukan orang seperti kita 

ingin diperlakukan. 

PASAL 42   

i dalam pasal sebelum ini, kita telah melihat penggenapan mim-

pi-mimpi yang telah diartikan Yusuf. Dalam pasal ini dan pasal-

pasal selanjutnya kita melihat penggenapan dari mimpi-mimpi yang 

dialami Yusuf sendiri, bahwa keluarga ayahnya akan memberi hor-

mat kepadanya. Sebagian besar kisah ini terutama berkaitan dengan 

apa yang terjadi antara Yusuf dan saudara-saudaranya. Kisah ini 

diceritakan panjang lebar bukan hanya sebab  memang menarik, dan 

boleh jadi sering kali diperbincangkan baik di antara orang Israel 

maupun Mesir, melainkan juga sebab  mengandung banyak peng-

ajaran. Penggenapan mimpi-mimpi Yusuf membuka jalan bagi ke-

luarga Yakub berpindah ke Mesir, dan terjadilah berbagai peristiwa 

besar sesudah  itu. Di dalam pasal ini kita mendapati,  

I.  Permohonan penuh kerendahan hati yang diajukan anak-

anak Yakub kepada Yusuf untuk membeli gandum (ay. 1-6). 

II.  Rasa takut yang ditanamkan Yusuf dalam diri mereka untuk 

menguji mereka (ay. 7-20). 

III. Rasa bersalah yang menindih mereka sebab  dosa terhadap Yu-

suf yang pernah mereka lakukan jauh sebelum itu (ay. 21-24). 

IV. Perjalanan mereka kembali ke Kanaan sambil membawa gan-

dum, dan kesedihan mendalam ayah mereka yang baik itu, 

saat  mendengar kisah perjalanan mereka (ay. 25, dst.)  

Yakub Menyuruh Membeli Gandum di Mesir 

(42:1-6) 

1 sesudah  Yakub mendapat kabar, bahwa ada gandum di Mesir, berkatalah ia 

kepada anak-anaknya:  Mengapa kamu berpandang-pandangan saja?” 2 Lagi 

katanya:  Telah kudengar, bahwa ada gandum di Mesir; pergilah ke sana dan 

belilah gandum di sana untuk kita, supaya kita tetap hidup dan jangan 

mati.” 3 Lalu pergilah sepuluh orang saudara Yusuf untuk membeli gandum 


 778

di Mesir. 4 namun  Yakub tidak membiarkan Benyamin, adik Yusuf, pergi ber-

sama-sama dengan saudara-saudaranya, sebab pikirnya:  Jangan-jangan ia 

ditimpa kecelakaan nanti.” 5 Jadi di antara orang yang datang membeli gan-

dum terdapatlah juga anak-anak Israel, sebab ada kelaparan di tanah Ka-

naan. 6 Sementara itu Yusuf telah menjadi mangkubumi di negeri itu; dialah 

yang menjual gandum kepada seluruh rakyat negeri itu. Jadi saat  saudara-

saudara Yusuf datang, kepadanyalah mereka menghadap dan sujud dengan 

mukanya sampai ke tanah.  

Meskipun semua anak laki-laki Yakub telah menikah dan masing-

masing memiliki keluarga, sepertinya mereka masih berkumpul da-

lam satu masyarakat di bawah pimpinan dan pengawasan Yakub, 

ayah mereka. Di sini diceritakan tentang, 

I.  Perintah yang diberikan Yakub kepada mereka untuk pergi dan 

membeli gandum di Mesir (ay. 1-2). Amatilah, 

1.  Bencana kelaparan di negeri Kanaan sangatlah parah. Dapat 

dilihat bahwa ketiga bapa leluhur, kepada siapa negeri Kanaan 

dijanjikan, mengalami bencana kelaparan di negeri itu. Hal ini 

tidak saja untuk menguji iman mereka, apakah mereka masih 

dapat mempercayai Tuhan  seandainya pun Ia akan membunuh 

mereka dan membuat mereka mati kelaparan, namun  juga un-

tuk mengajar mereka supaya mencari negeri yang lebih baik, 

yakni negeri sorgawi (Ibr. 11:14-16). Kita membutuhkan se-

suatu yang dapat memisahkan kita dari dunia ini dan mem-

buat kita merindukan dunia yang lebih baik. 

2.  Bagaimanapun, saat  terjadi kelaparan di Kanaan, di Mesir ma-

sih terdapat gandum. Demikianlah pemeliharaan Tuhan  mengatur-

nya, bahwa di satu tempat terdapat pertolongan dan persediaan 

bagi orang lain. Sebab, kita semua bersaudara. Orang Mesir, 

yakni keturunan Ham yang terkutuk, memiliki kelimpahan, se-

mentara Israel yang diberkati Tuhan  justru kekurangan. Demi-

kianlah Tuhan  dalam menyalurkan berkat-berkat umum sering 

kali menukar-nukar penerimanya. Namun, amatilah bahwa 

kelimpahan yang sekarang dimiliki Mesir boleh terjadi berkat 

kebijaksanaan dan kepedulian Yusuf di bawah pimpinan Tuhan . 

Seandainya saudara-saudaranya dulu tidak menjualnya ke 

Mesir, namun  menghormati dia sesuai kecakapannya, boleh jadi 

ia juga melakukan hal yang sama bagi keluarga Yakub seperti 

yang sekarang dilakukannya bagi Firaun. Boleh jadi orang 

Mesir akan datang kepada mereka untuk membeli gandum. 

Kitab Kejadian 42:1-6 

 779 

Namun, orang-orang yang menjauhkan diri dari antara orang-

orang bijaksana dan baik, tidak tahu apa yang mereka per-

buat. 

3.  Yakub mendapat kabar, bahwa ada gandum di Mesir. Ia meli-

hat gandum yang telah dibeli para tetangganya di sana dan 

dibawa pulang oleh mereka. Orang akan terpicu untuk bertin-

dak saat tahu di mana ia dapat memperoleh bahan persediaan 

sehingga dapat memenuhi kebutuhan orang lain. Akankah 

orang lain mendapatkan makanan bagi jiwa mereka, dan akan-

kah kita mati kelaparan sementara makanan itu masih bisa 

diperoleh? 

4. Yakub menegur anak-anaknya sebab  berlambat-lambat me-

nyediakan gandum bagi keluarga mereka. Mengapa kamu ber-

pandang-pandangan saja? Perhatikanlah, pada waktu kita 

berada dalam kesulitan dan kekurangan, sungguh bodoh jika 

kita hanya berdiri dan saling berpandangan. Artinya, berdiri 

dengan murung dan berputus asa seakan-akan tidak ada ha-

rapan dan pertolongan lagi; berdiri sambil bertengkar tentang 

siapa yang akan mendapat kehormatan sebab  berangkat ter-

lebih dulu atau siapa yang akan tetap aman dengan berangkat 

terakhir; berdiri sambil berunding dan berdebat tentang apa 

yang akan kita lakukan, tanpa berbuat apa pun; berdiri sambil 

melamun dengan roh yang tertidur, seakan-akan tidak ada 

yang perlu kita lakukan, dan menunda-nunda seakan-akan 

kita berkuasa atas waktu. Jangan pernah berkata,  Kami baru 

akan melakukan besok apa yang bisa kami lakukan hari ini.” 

5.  Yakub menyuruh mereka segera berangkat ke Mesir, Pergilah 

ke sana. Para kepala keluarga tidak saja harus berdoa untuk 

makanan bagi anggota keluarga mereka dan mencukupi per-

sediaan makanan, namun  juga harus berusaha dengan keras 

dan giat untuk menyediakannya. 

II. Ketaatan saudara-saudara Yusuf terhadap perintah ini (ay. 3). 

Mereka pergi untuk membeli gandum di Mesir. Mereka tidak meng-

utus pelayan-pelayan mereka, namun  dengan bijak berangkat sen-

diri untuk membelanjakan uang mereka sendiri juga. Janganlah 

ada yang berpikir dirinya terlampau agung atau baik untuk ber-

susah payah. Para kepala keluarga harus melihat dengan mata 

kepala sendiri dan berhati-hati untuk tidak menyerahkan terlalu 


 780

banyak tugas kepada pelayan mereka. Hanya Benyaminlah yang 

tidak ikut serta dengan mereka, sebab dia anak kesayangan ayah-

nya. Mereka pergi ke Mesir bersama-sama orang-orang lain, dan 

sebab  mereka hendak membeli gandum dalam jumlah cukup 

banyak, mereka dibawa ke hadapan Yusuf sendiri, yang mungkin 

sudah siap mengharapkan mereka akan datang. Sesuai adat 

sopan santun, mereka sujud dengan mukanya sampai ke tanah 

(ay. 6). Sekaranglah berkas-berkas gandum mereka yang kosong 

itu tunduk memberi hormat kepada berkas gandum Yusuf yang 

penuh. Bandingkan dengan Yesaya 60:14 dan Wahyu 3:9. 

Pertemuan Yusuf dan Saudara-saudaranya  

(42:7-20) 

7 saat  Yusuf melihat saudara-saudaranya, segeralah mereka dikenalnya, 

namun  ia berlaku seolah-olah ia seorang asing kepada mereka; ia menegor 

mereka dengan membentak, katanya:  Dari mana kamu?” Jawab mereka: 

 Dari tanah Kanaan untuk membeli bahan makanan.” 8 Memang Yusuf me-

ngenal saudara-saudaranya itu, namun  dia tidak dikenal mereka. 9 Lalu 

teringatlah Yusuf akan mimpi-mimpinya tentang mereka. Berkatalah ia 

kepada mereka:  Kamu ini pengintai, kamu datang untuk melihat-lihat di 

mana negeri ini tidak dijaga.” 10 namun  jawab mereka:  Tidak tuanku! Hanya-

lah untuk membeli bahan makanan hamba-hambamu ini datang. 11 Kami ini 

sekalian anak dari satu ayah; kami ini orang jujur; hamba-hambamu ini 

bukanlah pengintai.” 12 namun  ia berkata kepada mereka:  Tidak! Kamu 

datang untuk melihat-lihat di mana negeri ini tidak dijaga.” 13 Lalu jawab 

mereka:  Hamba-hambamu ini dua belas orang, kami bersaudara, anak dari 

satu ayah di tanah Kanaan, namun  yang bungsu sekarang ada pada ayah 

kami, dan seorang sudah tidak ada lagi.” 14 Lalu kata Yusuf kepada mereka: 

 Sudahlah! Seperti telah kukatakan kepadamu tadi: kamu ini pengintai. 15 

Dalam hal ini juga kamu harus diuji: demi hidup Firaun, kamu tidak akan 

pergi dari sini, jika saudaramu yang bungsu itu tidak datang ke mari. 16 

Suruhlah seorang dari padamu untuk menjemput adikmu itu, namun  kamu 

ini harus tinggal terkurung di sini. Dengan demikian perkataanmu dapat 

diuji, apakah benar, dan jika tidak, demi hidup Firaun, sungguh-sungguhlah 

kamu ini pengintai.” 17 Dan dimasukkannyalah mereka bersama-sama ke da-

lam tahanan tiga hari lamanya. 18 Pada hari yang ketiga berkatalah Yusuf 

kepada mereka:  Buatlah begini, maka kamu akan tetap hidup, aku takut 

akan Tuhan . 19 Jika kamu orang jujur, biarkanlah dari kamu bersaudara ting-

gal seorang terkurung dalam rumah tahanan, namun  pergilah kamu, bawalah 

gandum untuk meredakan lapar seisi rumahmu. 20 namun  saudaramu yang 

bungsu itu haruslah kamu bawa kepadaku, supaya perkataanmu itu ter-

nyata benar dan kamu jangan mati.” Demikianlah diperbuat mereka. 

Kita mungkin merasa heran mengapa selama dua puluh tahun ber-

ada di Mesir, terutama tujuh tahun terakhir saat  ia berkuasa di 

sana, Yusuf tidak pernah mengirim kabar kepada ayahnya untuk 

memberitahukan perihal keadaan dirinya. Lebih dari itu, sungguh

Kitab Kejadian 42:7-20 

 781 

aneh bahwa orang yang sudah begitu sering pergi mengelilingi seluruh 

tanah Mesir (41:45-46), tidak pernah bepergian ke Kanaan untuk 

mengunjungi ayahnya yang sudah tua, saat  ia sampai di perbatas-

an Mesir yang bersebelahan dengan Kanaan. Dengan kereta kuda, 

mungkin ia membutuhkan tidak lebih dari tiga atau empat hari per-

jalanan untuk pergi ke sana. Ada dugaan bahwa boleh jadi seluruh 

tindakannya dalam perkara ini berada di bawah bimbingan langsung 

dari Sorga, supaya rencana Tuhan  yang berkaitan dengan Yakub seke-

luarga dapat digenapi. Waktu saudara-saudaranya tiba, Yusuf lang-

sung mengenali mereka, namun  mereka tidak mengenali dia sebab  

sama sekali tidak menyangka akan berjumpa dengannya di situ (ay. 

8). Yusuf teringat akan mimpi-mimpinya (ay. 9), namun  saudara-

saudaranya telah melupakan mimpi-mimpi itu. Firman Tuhan  yang 

tersimpan di dalam hati kita akan sangat berguna dalam seluruh 

perilaku kita. Melalui sikapnya terhadap saudara-saudaranya itu, 

Yusuf memperhatikan mimpi-mimpinya, yang dia tahu berasal dari 

Tuhan , dan bertujuan supaya mimpi-mimpi itu menjadi kenyataan 

serta membuat mereka menyesali dosa-dosa mereka dahulu. Kedua 

hal ini akhirnya tercapai juga. 

I. Yusuf bersikap garang dan kasar terhadap mereka. Cara ber-

bicaranya yang sesuai dengan kedudukannya itu cukup untuk 

membuat mereka ketakutan, sebab ia menegor mereka dengan 

membentak (ay. 7). Ia menuduh mereka telah bermaksud jahat 

terhadap pemerintah (ay. 9) dan memperlakukan mereka seperti 

orang-orang berbahaya. Katanya, Kamu ini pengintai, dan ia ber-

sikeras demi hidup Firaun, bahwa mereka memang pengintai (ay. 

16). Ada yang beranggapan bahwa kata-kata ini yaitu  sebuah 

sumpah, dan ada pula yang menganggapnya tidak lebih dari per-

nyataan tegas, seperti demi tuanku hidup. Bagaimanapun, ung-

kapan ini lebih dari sekadar: jika ya, katakan ya, jika tidak, kata-

kan tidak, sehingga dengan demikian bisa mengakibatkan celaka. 

Perhatikanlah, kata-kata buruk mudah dipelajari lewat percakap-

an dengan mereka yang memakai nya, namun  sulit dihilang-

kan. sebab  sering berada di istana, Yusuf terbiasa memakai  

ungkapan di kalangan istana, demi hidup Firaun. Mungkin ia 

memakai  ungkapan ini dengan tujuan mengukuhkan apa 

yang dipercayai saudara-saudaranya, bahwa dia seorang Mesir 

dan bukan orang Israel. Mereka tahu bahwa ungkapan tadi tidak 


 782

terdapat dalam bahasa yang digunakan keturunan Abraham. 

Waktu Petrus hendak membuktikan bahwa dia bukanlah murid 

Kristus, ia memaki-maki dan menyumpah-nyumpah. Sekarang, 

mengapa Yusuf bersikap sekeras itu terhadap saudara-saudara-

nya? Kita boleh yakin bahwa ini tidak disebabkan oleh roh balas 

dendam, supaya ia sekarang bisa menginjak-injak orang-orang 

yang dahulu pernah menginjak-injak dia. Yusuf bukanlah sese-

orang yang memiliki perangai seperti itu. Sebaliknya, 

1.  Sikap tadi yaitu  demi memperkaya mimpi-mimpinya sendiri 

dan melengkapi penggenapannya. 

2.  Ini yaitu  untuk membuat mereka bertobat. 

3.  Sikap ini yaitu  untuk mengorek keterangan tentang keadaan 

keluarga mereka yang sangat ingin diketahuinya. Jika ia ber-

tanya dengan ramah seperti seorang teman, mereka akan me-

ngenali dia. Oleh sebab itu ia bertanya seperti layaknya se-

orang hakim. sebab  tidak melihat adiknya Benyamin bersama 

mereka, Yusuf mungkin curiga bahwa mereka telah melenyap-

kan dia juga. Oleh sebab itu ia memberi mereka kesempatan 

untuk berbicara tentang ayah dan adik mereka. Perhatikanlah, 

adakalanya, melalui campur tangan-Nya, Tuhan  seakan-akan 

bersikap kasar terhadap orang-orang yang dikasihi-Nya, dan 

berbicara keras kepada mereka, yang sebenarnya telah Ia siap-

kan rahmat-Nya untuk diberikan.  

II.  Mendengar kata-kata Yusuf, mereka pun bersikap sangat tunduk. 

Mereka berbicara kepadanya dengan sangat hormat: Tidak, tuan-

ku! (ay. 10). Sungguh sangat berbeda dengan saat  mereka ber-

kata, Lihat, tukang mimpi kita itu datang! Dengan penuh keren-

dahan hati mereka menyangkal tuduhan itu: Hamba-hambamu ini 

bukanlah pengintai. Mereka menyampaikan kepadanya urusan 

mereka, bahwa mereka datang untuk membeli makanan. Ini tugas 

yang dapat dibenarkan, dan sama seperti yang dilakukan banyak 

orang asing yang datang ke Mesir pada waktu itu. Mereka mem-

beri penjelasan tentang diri mereka sendiri dan keluarga mereka 

(ay. 13). Mereka hanya ingin membeli gandum. 

III. Yusuf mengurung mereka semua di dalam penjara selama tiga 

hari (ay. 17). Demikianlah Tuhan  berurusan dengan jiwa-jiwa yang 

hendak Ia berikan penghiburan dan kehormatan khusus. Mula-

Kitab Kejadian 42:21-28 

 783 

mula Ia merendahkan mereka, membuat mereka ketakutan, dan 

membawa mereka ke bawah roh perhambaan. Sesudah itu Ia mem-

bebat luka-luka mereka dengan Roh yang mengangkat mereka se-

bagai anak. 

IV. Akhirnya Yusuf membuat persetujuan dengan mereka, yakni su-

paya salah satu dari mereka ditinggalkan sebagai sandera, se-

dangkan sisanya boleh pulang dan menjemput Benyamin. Kata-

kata yang diucapkannya kepada mereka sungguh membesarkan 

hati (ay. 18), Aku takut akan Tuhan . Seakan-akan ia telah berkata, 

 Yakinlah bahwa aku tidak akan berbuat jahat kepadamu. Aku 

tidak berani, sebab aku tahu bahwa setinggi apa pun kedudukan-

ku, masih ada satu yang lebih tinggi daripadaku.” Perhatikanlah, 

dengan orang yang takut akan Tuhan , kita boleh mengharapkan 

perlakuan yang adil. Rasa takut akan Tuhan  dapat menjadi kendali 

bagi orang-orang yang sedang berkuasa, guna mencegah mereka 

menyalahgunakan kekuasaan mereka untuk menindas dan ber-

tindak dengan lalim. Orang-orang yang tidak mempunyai siapa 

pun untuk ditakuti, seharusnya takut kepada hati nurani mereka 

sendiri. namun  aku tidak berbuat demikian sebab  takut akan Tuhan  

(Neh. 5:15). 

Perenungan Saudara-saudara Yusuf 

(42:21-28) 

21 Mereka berkata seorang kepada yang lain:  Betul-betullah kita menang-

gung akibat dosa kita terhadap adik kita itu: bukankah kita melihat bagai-

mana sesak hatinya, saat  ia memohon belas kasihan kepada kita, namun  

kita tidak mendengarkan permohonannya. Itulah sebabnya kesesakan ini 

menimpa kita.” 22 Lalu Ruben menjawab mereka:  Bukankah dahulu 

kukatakan kepadamu: Janganlah kamu berbuat dosa terhadap anak itu! 

namun  kamu tidak mendengarkan perkataanku. Sekarang darahnya dituntut 

dari pada kita.” 23 namun  mereka tidak tahu, bahwa Yusuf mengerti perkataan 

mereka, sebab mereka memakai seorang juru bahasa. 24 Maka Yusuf 

mengundurkan diri dari mereka, lalu menangis. Kemudian ia kembali kepada 

mereka dan berkata-kata dengan mereka; ia mengambil Simeon dari antara 

mereka; lalu disuruh belenggu di depan mata mereka. 25 Sesudah itu Yusuf 

memerintahkan, bahwa tempat gandum mereka akan diisi dengan gandum 

dan bahwa uang mereka masing-masing akan dikembalikan ke dalam 

karungnya, serta bekal mereka di jalan akan diberikan kepada mereka. 

Demikianlah dilakukan orang kepada mereka itu. 26 Sesudah itu merekapun 

memuat gandum itu ke atas keledai mereka, lalu berangkat dari situ. 27 

saat  seorang membuka karungnya untuk memberi makan keledainya di 

tempat bermalam, dilihatnyalah uangnya ada di dalam mulut karungnya. 28 

Katanya kepada saudara-saudaranya:  Uangku dikembalikan; lihat, ada 

dalam karungku!” Lalu hati mereka menjadi tawar dan mereka berpandang-


 784

pandangan dengan gemetar serta berkata:  Apakah juga yang diperbuat Tuhan  

terhadap kita!”  

Di sini terdapat, 

I.   Perenungan penuh penyesalan yang dibuat saudara-saudara 

Yusuf atas kesalahan yang pernah mereka perbuat atas dirinya 

(ay. 21). Mereka memperbincangkan hal itu dalam bahasa Ibrani 

tanpa menyangka bahwa Yusuf yang mereka anggap sebagai pen-

duduk asli Mesir itu bisa memahami mereka. Jauh dari sangkaan 

mereka bahwa dialah orang yang mereka perbincangkan itu. 

1.  Dengan menyesal mereka teringat bagaimana kejamnya mereka 

menganiaya dia: Betul-betullah kita menanggung akibat dosa kita 

terhadap adik kita itu. Kita tidak membaca bahwa mereka me-

ngatakan hal ini saat  mereka dipenjarakan selama tiga hari 

itu. namun  sekarang, saat  peristiwa itu telah berlalu dan 

mereka masih merasa malu, mereka mulai bisa menaruh belas 

kasihan. Boleh jadi kata-kata Yusuf tentang takut akan Tuhan  

(ay. 18) membuat mereka memikirkan hal itu dan merenung-

kannya. Sekarang lihatlah, 

(1) Tugas hati nurani. Ia merupakan pengingat yang meng-

ingatkan tentang hal-hal yang dulu pernah kita katakan 

dan lakukan, untuk menunjukkan kepada kita dalam hal 

apa saja kita telah bersalah, meskipun kejadiannya sudah 

lama berselang. Perenungan yang disebutkan di sini terjadi 

lebih dari dua puluh tahun sesudah  kejahatan itu dilaku-

kan. Sama seperti waktu tidak akan membuat kabur rasa 

bersalah yang diakibatkan dosa, waktu juga tidak akan 

menghapus catatan-catatan hati nurani. saat  rasa ber-

salah saudara-saudara Yusuf masih segar, mereka menye-

pelekannya dan malah duduk makan roti. namun  sekarang, 

lama sesudahnya, hati nurani mereka mengingatkan mere-

ka akan hal itu. 

(2) Manfaat penderitaan. Ini sering kali terbukti merupakan 

sarana yang bermanfaat dan membahagiakan untuk mem-

bangunkan hati nurani dan mengingatkan kita akan dosa 

(Ayb. 13:26). 

(3) Beratnya rasa bersalah terhadap sesama kita. Dari semua 

dosa yang pernah mereka lakukan, dosa inilah yang mem-

Kitab Kejadian 42:21-28 

 785 

buat mereka ditegur oleh hati nurani mereka. Setiap kali 

berpikir bahwa kita telah diperlakukan dengan salah, kita 

harus mengingat kesalahan yang pernah kita lakukan ter-

hadap orang lain (Pkh. 7:21-22). 

2. Hanya Ruben yang teringat, dengan rasa terhibur, bahwa dia-

lah yang dulu membela adiknya dan berbuat sebisa-bisanya 

untuk mencegah celaka yang mereka timpakan ke atas Yusuf 

(ay. 22): Bukankah dahulu kukatakan kepadamu: Janganlah 

kamu berbuat dosa terhadap anak itu! Perhatikanlah,  

(1) Dosa akan semakin berat jika  tetap dilakukan meski-

pun sudah diberikan peringatan. 

(2)  jika  kita datang untuk turut merasakan malapetaka 

orang lain, maka akan menjadi penghiburan bagi kita apa-

bila hati nurani kita bersaksi bahwa kita tidak turut serta 

melakukan kejahatan bersama mereka. Sebaliknya, hati 

nurani itu akan bersaksi melawan mereka. Inilah yang 

akan menjadi sukacita kita pada hari malapetaka itu, yang 

akan mencabut sengatnya. 

II. Kelembutan hati Yusuf terhadap mereka pada kejadian ini. Ia 

mengundurkan diri dari mereka dan menangis (ay. 24). Meskipun 

akal sehatnya mengatakan bahwa ia harus tetap berlaku seperti 

orang asing bagi mereka sebab  mereka belum cukup direndah-

kan, mau tidak mau rasa kasih sayang alami itu bekerja juga, 

sebab  ia memang seorang yang memiliki roh yang lemah lembut. 

Hal ini menggambarkan belas kasihan Tuhan  kita yang lembut 

terhadap orang-orang berdosa yang bertobat. Sebab setiap kali 

Aku menghardik dia, tak putus-putusnya Aku terkenang kepada-

nya (Yer. 31:20). Baca juga Hakim-hakim 10:16. 

III. Penahanan terhadap Simeon (ay. 24). Boleh jadi Yusuf memilih 

dia untuk dijadikan sandera sebab  teringat bahwa saudaranya 

ini pernah menjadi musuh yang sangat memahitkan hatinya. 

Atau, mungkin juga sebab  Yusuf melihat bahwa dialah yang 

sekarang paling tidak bersikap merendah dan peduli. Ia mem-

belenggu Simeon di depan mata mereka untuk memengaruhi me-

reka semua. Atau, mungkin juga untuk menyiratkan bahwa mes-

kipun membelenggu saudaranya dengan cukup kasar di depan 


 786

yang lain, Yusuf kemudian melepaskan belenggu itu sesudah  mere-

ka pergi. 

IV. Pembebasan saudara-saudara yang lain. Mereka datang untuk 

membeli gandum, dan gandumlah yang mereka peroleh. Bukan 

saja gandum, melainkan juga uang yang dikembalikan ke dalam 

karung masing-masing. Demikian jugalah Kristus, Yusuf kita, 

membagikan persediaan tanpa kita harus mengeluarkan uang 

dan biaya. Oleh sebab itu, orang miskin diajak untuk membeli 

(Why. 3:17-18). Kejadian itu membuat saudara-saudaranya sa-

ngat ketakutan (ay. 28). Hati mereka menjadi tawar dan mereka 

berpandang-pandangan dengan gemetar serta berkata:  Apakah 

juga yang diperbuat Tuhan  terhadap kita!” 

1.  Ini benar-benar merupakan kejadian yang penuh rahmat. Saya 

berharap mereka tidak menganggapnya sebagai perlakuan bu-

ruk saat  mendapati uang mereka dikembalikan, namun  seba-

gai kebaikan. Namun, mereka ternyata sangat ketakutan. Per-

hatikanlah, 

(1) Nurani yang bersalah cenderung memandang tindak peme-

liharaan yang baik sebagai hal yang buruk, dan memahami 

secara keliru hal-hal yang mendatangkan kebaikan itu. 

Mereka melarikan diri saat  tidak ada yang mengejar. 

(2) Kekayaan adakalanya membawa kesusahan, seperti juga 

halnya dengan kekurangan, dan bahkan lebih parah lagi. 

Seandainya uang mereka dirampok, mereka tidak akan 

merasa lebih ketakutan dibandingkan sekarang saat  mereka 

menemukan uang mereka di dalam karung masing-masing. 

Demikian jugalah orang yang tanahnya memberi  banyak 

hasil lalu berkata, Apakah yang harus aku perbuat? (Luk. 

12:17). 

2. Namun, dalam keadaan mereka, hal ini sangatlah menakjub-

kan. Mereka tahu bahwa orang Mesir membenci orang Ibrani 

(43:32), dan oleh sebab  itu, mengingat bahwa mereka tidak 

dapat mengharapkan kebaikan apa pun dari orang Mesir, me-

reka menyimpulkan bahwa hal ini memang dirancang untuk 

mencari gara-gara dengan mereka. Alasannya yaitu  sebab  

orang yang menjadi penguasa tanah itu telah menuduh mere-

ka sebagai mata-mata. Hati nurani mereka sendiri pun telah

Kitab Kejadian 42:29-38 

 787 

 disadarkan dan dosa-dosa mereka terpampang di hadapan mere-

ka. Hal inilah yang membuat hati mereka kacau. Perhatikanlah, 

(1) jika  semangat manusia sedang tenggelam, semua hal 

akan turut membuatnya semakin turun. 

(2) jika  berbagai peristiwa pemeliharaan Tuhan  menyangkut 

diri kita terasa mengejutkan, ada baiknya kita bertanya apa 

gerangan yang telah dan sedang diperbuat Tuhan  terhadap 

kita, serta merenungkan pekerjaan tangan-Nya. 

Laporan kepada Yakub  

(42:29-38) 

29 saat  mereka sampai kepada Yakub, ayah mereka, di tanah Kanaan, 

mereka menceritakan segala sesuatu yang dialaminya, katanya: 30  Orang itu, 

yakni yang menjadi tuan atas negeri itu, telah menegor kami dengan mem-

bentak dan memperlakukan kami sebagai pengintai negeri itu. 31 namun  kata 

kami kepadanya: Kami orang jujur, kami bukan pengintai. 32 Kami dua belas 

orang bersaudara, anak-anak ayah kami; seorang sudah tidak ada lagi, dan 

yang bungsu ada sekarang pada ayah kami, di tanah Kanaan. 33 Lalu kata 

orang itu, yakni yang menjadi tuan atas negeri itu, kepada kami: Dari hal ini 

aku akan tahu, apakah kamu orang jujur: dari kamu bersaudara haruslah 

kamu tinggalkan seorang padaku; kemudian bawalah gandum untuk mere-

dakan lapar seisi rumahmu dan pergilah; 34 lalu bawalah kepadaku saudara-

mu yang bungsu itu, maka aku akan tahu, bahwa kamu bukan pengintai, 

namun  orang jujur; dan aku akan mengembalikan saudaramu itu kepadamu, 

dan bolehlah kamu menjalani negeri ini dengan bebas.” 35 saat  mereka 

mengosongkan karungnya, tampaklah ada pundi-pundi uang masing-masing 

dalam karungnya; dan saat  mereka beserta ayah mereka melihat pundi-

pundi uang itu, ketakutanlah mereka. 36 Dan Yakub, ayah mereka, berkata 

kepadanya:  Kamu membuat aku kehilangan anak-anakku: Yusuf tidak ada 

lagi, dan Simeon tidak ada lagi, sekarang Benyaminpun hendak kamu bawa 

juga. Aku inilah yang menanggung segala-galanya itu!” 37 Lalu berkatalah 

Ruben kepada ayahnya:  Kedua anakku laki-laki boleh engkau bunuh, jika ia 

tidak kubawa kepadamu; serahkanlah dia ke dalam tanganku, maka dia 

akan kubawa kembali kepadamu.” 38 namun  jawabnya:  Anakku itu tidak 

akan pergi ke sana bersama-sama dengan kamu, sebab kakaknya telah mati 

dan hanya dialah yang tinggal; jika dia ditimpa kecelakaan di jalan yang akan 

kamu tempuh, maka tentulah kamu akan menyebabkan aku yang ubanan ini 

turun ke dunia orang mati sebab  dukacita.” 

Di sini terdapat, 

1.  Laporan yang disampaikan anak-anak Yakub kepada ayah mere-

ka mengenai kesulitan besar yang mereka alami di Mesir. Bagai-

mana mereka telah dicurigai, diancam, dan diharuskan mening-

galkan Simeon sebagai tahanan sampai mereka datang membawa 

Benyamin ke sana. Siapa yang mengira akan terjadi hal seperti ini 

saat mereka meninggalkan rumah? jika  kita bepergian, kita 


 788

harus mempertimbangkan seberapa banyak celaka yang nyaris 

tidak kita pikirkan, bisa saja menimpa kita sebelum kita pulang. 

Engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu. Oleh sebab itu, 

kita harus selalu  siap menghadapi yang terburuk. 

2. Kesan mendalam yang ditimbulkan hal ini atas orang tua yang 

baik itu. Pundi-pundi uang yang dikembalikan Yusuf sebagai niat 

baik kepada ayahnya, justru membuatnya takut (ay. 35). Ia 

menyimpulkan bahwa hal ini diperbuat dengan niat mencelaka-

kan. Mungkin juga ia curiga bahwa anak-anaknya sendirilah yang 

telah melakukan pelanggaran, sehingga harus mendapat præmunire 

– hukuman. Hal ini tersirat dalam kata-katanya, Kamu membuat 

aku kehilangan anak-anakku (ay. 36). Sepertinya ia memper-

salahkan mereka. sebab  mengenal tabiat mereka, ia takut kalau-

kalau mereka telah memancing kemarahan orang Mesir, dan boleh 

jadi membawa pulang uang mereka dengan paksa atau dengan 

curang. Di sini Yakub benar-benar kehilangan kendali. 

(1) Keprihatinannya terhadap keadaan keluarganya saat itu sa-

ngatlah menyedihkan: Yusuf tidak ada lagi, dan Simeon tidak 

ada lagi. Jika Yusuf menerima kehormatan, Simeon justru 

menjadi penghalangnya. Perhatikanlah, kita sering kali menga-

caukan diri sendiri dengan kesalahan-kesalahan kita, bahkan 

yang sederhana sekalipun. Kesedihan mendalam bisa saja tim-

bul sebab  pemahaman dan perkiraan yang keliru (2Sam. 

13:31). Yakub beranggapan bahwa Yusuf sudah tiada, sedang-

kan Simeon dan Benyamin dalam bahaya. Ia lalu menyimpul-

kan, Aku inilah yang menanggung segala-galanya itu. Ternyata 

sebaliknyalah yang terjadi. Semua hal itu terjadi untuknya 

dan bekerja bersama-sama demi kebaikan dia dan keluarga-

nya. Walaupun demikian, di sini ia menyangka bahwa semua 

ini melawan dia. Perhatikanlah, melalui ketidaktahuan dan ke-

keliruan kita, serta lemahnya iman kita, kita sering kali meli-

hat sesuatu melawan kita, padahal sebenarnya justru bagi 

kebaikan kita. Kita mengalami penderitaan dalam hal jasmani, 

harta, nama, dan hubungan kita, dan kita pun berpikir bahwa 

semuanya ini melawan kita, padahal sebenarnya justru men-

datangkan kemuliaan bagi kita. 

(2) Sekarang ia bertekad bahwa Benyamin tidak boleh pergi ber-

sama yang lain. Ruben menjamin akan membawanya pulang 

dengan selamat (ay. 37). Ia sama sekali tidak menambahkan, 

Kitab Kejadian 42:29-38 

 789 

kalau Tuhan menghendakinya, atau sadar bahwa ia juga bisa 

menghadapi berbagai bencana yang biasa menimpa para pe-

lancong. Sebaliknya, dengan bodoh ia menyuruh Yakub mem-

bunuh kedua anaknya (yang tentu saja sangat dibanggakan-

nya) jika  ia tidak membawa kembali adiknya itu. Seakan-

akan kematian dua orang cucu mampu menghibur Yakub 

yang sedih sebab  kematian seorang anak. Tidak, yang dipikir-

kan Yakub sekarang yaitu , Anakku itu tidak akan pergi ke 

sana bersama-sama dengan kamu. Dengan jelas Yakub menyi-

ratkan bahwa ia tidak mempercayai mereka sebab  teringat 

bahwa ia tidak pernah melihat Yusuf lagi sejak ia pergi 

bersama mereka. Oleh sebab  itu,  Benyamin tidak boleh pergi 

bersamamu di jalan yang kaulalui, sebab kamu akan menye-

babkan aku yang ubanan ini turun ke dunia orang mati sebab  

dukacita.” Perhatikanlah, sungguh menyedihkan bagi sebuah 

keluarga jika  anak-anak berperilaku sedemikian buruk 

hingga orangtua mereka tidak bisa mempercayai mereka lagi. 

 

 

 

 

 

 

 

 

PASAL 43   

i sini kisah tentang saudara-saudara Yusuf dilanjutkan dan dice-

ritakan dengan sangat khusus. 

I.  Kesedihan mereka sebab  harus berpisah dengan Yakub, ayah 

mereka, di Kanaan (ay. 1-14). 

II. Perjumpaan mereka yang menyenangkan dengan Yusuf di Me-

sir (ay. 15, dst.), sebab dalam kejadian ini tidak ada yang ter-

jadi selain hal-hal yang menggembirakan dan membahagiakan.  

Yakub Enggan Berpisah dengan Benyamin  

(43:1-10) 

1 namun  hebat sekali kelaparan di negeri itu. 2 Dan sesudah  gandum yang 

dibawa mereka dari Mesir habis dimakan, berkatalah ayah mereka:  Pergilah 

pula membeli sedikit bahan makanan untuk kita.” 3 Lalu Yehuda menjawab-

nya:  Orang itu telah memperingatkan kami dengan sungguh-sungguh: 

Kamu tidak boleh melihat mukaku, jika adikmu itu tidak ada bersama-sama 

dengan kamu. 4 Jika engkau mau membiarkan adik kami pergi bersama-

sama dengan kami, maka kami mau pergi ke sana dan membeli bahan ma-

kanan bagimu. 5 namun  jika engkau tidak mau membiarkan dia pergi, maka 

kami tidak akan pergi ke sana, sebab orang itu telah berkata kepada kami: 

Kamu tidak boleh melihat mukaku, jika adikmu itu tidak ada bersama-sama 

dengan kamu.” 6 Lalu berkatalah Israel:  Mengapa kamu mendatangkan 

malapetaka kepadaku dengan memberitahukan kepada orang itu, bahwa 

masih ada adikmu seorang?” 7 Jawab mereka:  Orang itu telah menanyai 

kami dengan seksama tentang kami sendiri dan tentang sanak saudara kita: 

Masih hidupkah ayahmu? Adakah adikmu lagi? Dan kami telah memberi-

tahukan semuanya kepadanya seperti yang sebenarnya. Bagaimana kami 

dapat menduga bahwa ia akan berkata: Bawalah ke mari adikmu itu.” 8 Lalu 

berkatalah Yehuda kepada Israel, ayahnya:  Biarkanlah anak itu pergi ber-

sama-sama dengan aku; maka kami akan bersiap dan pergi, supaya kita 

tetap hidup dan jangan mati, baik kami maupun engkau dan anak-anak 

kami. 9 Akulah yang menanggung dia; engkau boleh menuntut dia dari pada-

ku; jika aku tidak membawa dia kepadamu dan menempatkan dia di depan-

mu, maka akulah yang berdosa terhadap engkau untuk selama-lamanya. 10 

Jika kita tidak berlambat-lambat, maka tentulah kami sekarang sudah dua 

kali pulang.” 


 792

Di sini, 

1.  Yakub menyuruh anak-anaknya pergi dan membeli gandum lagi 

di Mesir (ay. 1-2). Masa kelaparan terus berlanjut dan gandum 

yang mereka beli sebelumnya sudah habis, sebab memang ma-

kananlah yang bisa habis. Sebagai kepala keluarga yang baik, 

Yakub harus menyediakan cukup makanan bagi seisi rumahnya. 

Bukankah Tuhan  akan mencukupi kebutuhan anak-anak-Nya, 

yakni kawan-kawan seiman? Yakub menyuruh mereka pergi lagi 

dan membeli sedikit bahan makanan. Sekarang, saat  terjadi ke-

langkaan, sedikit makanan harus dicukup-cukupkan, sebab alam 

sendiri juga cukup puas dengan yang sedikit. 

2.  Yehuda mendorong Yakub agar sekarang Benyamin diperbolehkan 

ikut dengan mereka, meskipun sangat bertentangan dengan pera-

saan dan tekad hatinya sebelum itu. Perhatikanlah, sungguh bu-

kan merupakan hal yang berlawanan dengan rasa hormat serta 

kewajiban anak terhadap orangtua jika  mereka menasihati 

orangtua dengan rendah hati dan sopan, dan bila perlu, berun-

ding dengan mereka. Adukanlah ibumu, adukanlah (Hos. 2:1). 

(1) Yehuda bersikeras tentang pentingnya membawa Benyamin 

bersama mereka. Dia yang menyaksikan sendiri segala sesua-

tu yang pernah terjadi di Mesir itu, lebih mampu menilainya 

dibanding Yakub. Pernyataan Yehuda (ay. 3) dapat dirujuk un-

tuk menunjukkan dengan persyaratan apa saja kita dapat men-

dekat kepada Tuhan . jika  kita tidak membawa serta Kristus 

dengan iman, kita tidak dapat melihat wajah Tuhan  dengan 

lapang hati. 

(2) Yehuda menjamin bahwa ia akan menjaga Benyamin sebisa-

bisanya dan berusaha keras melindungi adiknya itu (ay. 8-9). 

Belakangan, hati nurani Yehuda telah menegurnya atas apa 

yang dulu pernah diperbuatnya terhadap Yusuf (42:21). Dan 

sebagai bukti atas kesungguhan penyesalannya, ia siap men-

jamin keselamatan Benyamin sejauh yang mampu dilakukan-

nya. Dia tidak saja takkan menyakiti, namun  akan berbuat apa 

saja untuk melindungi Benyamin. Ini merupakan semacam 

ganti rugi, sejauh yang mungkin dilakukannya. Sementara 

tidak mengetahui bagaimana ia bisa mengembalikan Yusuf, ia 

akan mencoba menebus kerugian yang tidak dapat diperbaiki 

Kitab Kejadian 43:11-14 

 793 

terhadap ayahnya itu dengan cara meningkatkan penjagaan-

nya atas Benyamin. 

Saudara-saudara Yusuf Kembali Diutus ke Mesir 

(43:11-14) 

11 Lalu Israel, ayah mereka, berkata kepadanya:  Jika demikian, perbuatlah 

begini: Ambillah hasil yang terbaik dari negeri ini dalam tempat gandummu 

dan bawalah kepada orang itu sebagai persembahan: sedikit balsam dan 

sedikit madu, damar dan damar ladan, buah kemiri dan buah badam. 12 Dan 

bawalah uang dua kali lipat banyaknya: uang yang telah dikembalikan ke 

dalam mulut karung-karungmu itu haruslah kamu bawa kembali; mungkin 

itu suatu kekhilafan. 13 Bawalah juga adikmu itu, bersiaplah dan kembalilah 

pula kepada orang itu. 14 Tuhan  Yang Mahakuasa kiranya membuat orang itu 

menaruh belas kasihan kepadamu, supaya ia membiarkan saudaramu yang 

lain itu beserta Benyamin kembali. Mengenai aku ini, jika terpaksa aku 

kehilangan anak-anakku, biarlah juga kehilangan!”  

Amatilah di sini, 

I.  Kesediaan Yakub untuk dibujuk. Ia bersedia diajak berunding, 

walaupun anak-anaknyalah yang mengajukan hal itu. Ia melihat 

pentingnya perkara itu, dan sebab  tidak ada jalan keluar lain, ia 

pun setuju mengalah kepada kepentingan itu (ay. 11-13),  Jika 

demikian, bawalah juga adikmu. Bila kita tidak bisa mendapatkan 

gandum kecuali memenuhi persyaratan itu, lebih baik membiar-

kan dia menghadapi bahaya-bahaya perjalanan dibandingkan mem-

biarkan diri kita dan keluarga kita, termasuk Benyamin juga, mati 

kelaparan sebab  kekurangan makanan.” Kulit ganti kulit! Orang 

akan memberi  segala yang dipunyainya, bahkan Benyamin 

yang paling dikasihi, ganti nyawanya. Tidak ada kematian yang 

lebih mengerikan dibandingkan mati kelaparan (Rat. 4:9). Yakub per-

nah berkata, Anakku itu tidak akan pergi ke sana (42:38), namun  

sekarang ia dibujuk-bujuk supaya memberi  persetujuannya. 

Perhatikanlah, bukan merupakan kesalahan melainkan justru 

kebijaksanaan dan kewajiban kita untuk mengubah keputusan 

dan ketetapan hati kita, saat  ada alasan yang tepat untuk mela-

kukannya. Keteguhan dan ketetapan hati merupakan kebajikan, 

namun  keras kepala tidak demikian. Hanya Tuhan  saja yang punya 

hak istimewa untuk tidak mengubah keputusan atau mengubah 

ketetapan hati-Nya. 

II.  Kebijaksanaan dan keadilan Yakub yang tampak dalam tiga hal: 


 794

1.  Ia mengembalikan uang yang mereka temukan di dalam mulut 

karung masing-masing, dengan pikiran bijak ini, bahwa mung-

kin itu suatu kekhilafan. Perhatikanlah, kejujuran mengharus-

kan kita untuk membayar ganti rugi, bukan saja untuk hal-

hal yang terjadi sebab  kesalahan kita, melainkan juga untuk 

hal-hal yang disebabkan sebab  kekeliruan orang lain. Walau-

pun kita memperolehnya sebab  kekhilafan, dan kita tetap 

mempertahankannya saat kekhilafan itu diketahui, maka hal 

itu telah kita miliki lewat penipuan. Dalam menyampaikan 

laporan, kekeliruan haruslah diterima, baik yang menguntung-

kan maupun yang merugikan kita. Kata-kata Yakub meleng-

kapi kita dengan cara yang baik bagaimana menghadapi suatu 

kerugian dan penghinaan, yaitu mengabaikannya, lalu ber-

kata, mungkin itu suatu kekhilafan. 

2. Yakub mengirimkan uang dua kali lipat jumlah yang mereka 

bawa waktu itu, dengan perkiraan bahwa harga gandum mung-

kin saja sudah naik, atau jika  memang tetap diharuskan, 

mereka bisa membayar uang tebusan bagi kebebasan Simeon 

atau biaya selama ia berada di penjara. Atau juga untuk me-

nunjukkan sikap murah hati, supaya mereka lebih diperlaku-

kan dengan baik oleh orang itu, yakni yang menjadi tuan atas 

negeri itu. 

3. Yakub mengirimkan persembahan berupa hasil bumi mereka, 

yang sulit didapat di Mesir, yaitu sedikit balsam dan sedikit 

madu, dst. (ay. 11), barang dagangan yang dikirimkan dari Ka-

naan ke luar negeri (37:25). Perhatikanlah, 

(1) Campur tangan Tuhan  menyalurkan karunia-karunia dengan 

berbagai cara. Beberapa negara menghasilkan satu jenis 

barang dagangan, sedangkan negara lain jenis yang berbeda 

pula, supaya perniagaan dapat berlangsung. 

(2) Madu dan rempah-rempah tidak akan dapat mengatasi ke-

kurangan gandum untuk membuat roti. Bencana kelapar-

an yang terjadi di Kanaan sangatlah parah. Walaupun 

demikian, mereka masih memiliki balsam, damar ladan, 

dan sebagainya. Kita masih bisa hidup dengan cukup baik 

dengan makanan biasa tanpa makanan yang lezat-lezat. 

Namun, kita tidak dapat bertahan hidup dengan makanan 

lezat tanpa makanan biasa. Biarlah kita bersyukur kepada 

Tuhan  bahwa bahan makanan yang paling dibutuhkan dan

Kitab Kejadian 43:15-25 

 795 

 berguna, biasanya juga yang paling murah dan mudah 

didapat. 

(3)  Pemberian dengan sembunyi-sembunyi memadamkan ma-

rah (Ams. 21:14). Dengan cara tidak adil, anak-anak Yakub 

dituduh sebagai mata-mata, namun  Yakub tetap bersedia 

memberi  persembahan untuk meredakan amarah orang 

yang menuduh itu. Adakalanya kita perlu untuk tidak 

segan-segan membeli perdamaian meskipun sebenarnya 

kitalah yang pantas menuntutnya dan bersikeras bahwa 

itulah hak kita. 

III. Kesalehan Yakub tampak dalam doanya, Tuhan  Yang Mahakuasa 

kiranya membuat orang itu menaruh belas kasihan kepadamu (ay. 

14). Dahulu Yakub pernah mengubah saudara yang marah men-

jadi baik melalui pemberian dan doa. Di sini ia hendak mengguna-

kan cara sama yang pernah dicobanya, dan ternyata cara itu ber-

hasil dengan baik. Perhatikanlah, orang-orang yang mengharap-

kan belas kasihan manusia harus mencarinya dari Tuhan , yang 

menggenggam hati semua orang dan mampu mengubahnya se-

suka hati. 

IV. Kesabaran Yakub. Ia mengakhiri perkataannya dengan,  Jika ter-

paksa aku kehilangan anak-anakku, biarlah juga kehilangan! Jika 

aku terpaksa berpisah dengan mereka satu per satu, aku harus 

setuju dan berkata, Jadilah kehendak Tuhan.” Perhatikanlah, sung-

guh bijaksana jika  kita berdamai dengan penderitaan yang 

paling berat dan berusaha memanfaatkannya sebaik-baiknya. Se-

bab tidak ada suatu pun yang bisa diperoleh dengan cara bergulat 

melawan Pencipta kita (2Sam. 15:25-26). 

Yusuf Membawa Saudara-saudaranya ke Rumahnya 

(43:15-25) 

15 Lalu orang-orang itu mengambil persembahan itu dan mengambil uang 

dua kali lipat banyaknya, beserta Benyamin juga; mereka bersiap dan pergi 

ke Mesir. Kemudian berdirilah mereka di depan Yusuf. 16 saat  Yusuf meli-

hat Benyamin bersama-sama dengan mereka, berkatalah ia kepada kepala 

rumahnya:  Bawalah orang-orang ini ke dalam rumah, sembelihlah seekor 

hewan dan siapkanlah itu, sebab orang-orang ini akan makan bersama-sama 

dengan aku pada tengah hari ini.” 17 Orang itu melakukan seperti yang dika-

takan Yusuf dan dibawanyalah orang-orang itu ke dalam rumah Yusuf. 18 

Lalu ketakutanlah orang-orang itu, sebab  mereka dibawa ke dalam rumah 


 796

Yusuf. Kata mereka:  Yang menjadi sebab kita dibawa ke sini, ialah perkara 

uang yang dikembalikan ke dalam karung kita pada mulanya itu, supaya kita 

disergap dan ditangkap dan supaya kita dijadikan budak dan keledai kita 

diambil.” 19 sebab  itu mereka mendekati kepala rumah Yusuf itu, dan 

berkata kepadanya di depan pintu rumah: 20  Mohon bicara tuan! Kami 

dahulu datang ke mari untuk membeli bahan makanan, 21 namun  saat  kami 

sampai ke tempat bermalam dan membuka karung kami, tampaklah uang 

kami masing-masing dengan tidak kurang jumlahnya ada di dalam mulut 

karung. namun  sekarang kami membawanya kembali. 22 Uang lain kami bawa 

juga ke mari untuk membeli bahan makanan; kami tidak tahu siapa yang 

menaruh uang kami itu ke dalam karung kami.” 23 namun  jawabnya:  Tenang 

sajalah, jangan takut; Tuhan mu dan Tuhan  bapamu telah memberi  kepada-

mu harta terpendam dalam karungmu; uangmu itu telah kuterima.” Kemu-

dian dikeluarkannyalah Simeon dan dibawanya kepada mereka. 24 sesudah  

orang itu membawa mereka ke dalam rumah Yusuf, diberikannyalah air, 

supaya mereka membasuh kaki; juga keledai mereka diberinya makan. 25 

Sesudah itu mereka menyiapkan persembahannya menantikan Yusuf datang 

pada waktu tengah hari, sebab mereka telah mendengar, bahwa mereka akan 

makan di situ.  

Sesudah mendapat izin membawa serta Benyamin, anak-anak Yakub 

mematuhi perintah-perintah yang telah diberikan ayah mereka, dan 

pergi kedua kalinya ke Mesir untuk membeli gandum. Jika kita 

sungguh memahami bagaimana rasanya kelaparan itu, maka marilah 

kita jangan segan-segan untuk berjalan jauh demi mencari makanan 

rohani seperti yang mereka lakukan untuk mencari makanan jas-

mani ini. Di sini kita mendapati uraian tentang apa yang terjadi di 

antara mereka dengan pelayan Yusuf, yang menurut perkiraan bebe-

rapa orang, diam-diam mengetahui bahwa mereka ini yaitu  sau-

dara-saudaranya, dan ia pun turut mengikuti semua keinginan Yusuf. 

Namun, saya berpendapat lain, sebab tak seorang pun diizinkan hadir 

saat  Yusuf kemudian memperkenalkan diri kepada mereka (45:1). 

Amatilah, 

1.  Pelayan Yusuf diberi perintah oleh tuannya (yang sedang sibuk 

menjual gandum dan menerima uang pembayarannya) untuk 

membawa mereka ke rumahnya dan menyiapkan perjamuan un-

tuk mereka. Meskipun Yusuf melihat Benyamin juga ada di situ, 

ia tidak mau meninggalkan pekerjaannya di jam kerja ataupun 

mempercayakan pekerjaan itu kepada orang lain. Perhatikanlah, 

semua kegiatan harus lebih didahulukan dibandingkan sopan santun 

jika  memang perlu. Pekerjaan kita yang penting tidak boleh 

dilalaikan. Tidak, bahkan tidak demi memberi hormat kepada 

teman-teman kita. 

2. Bahkan perlakuan ini pun membuat saudara-saudara Yusuf keta-

kutan, Lalu ketakutanlah orang-orang itu, sebab  mereka dibawa 

Kitab Kejadian 43:15-25 

 797 

ke dalam rumah Yusuf (ay. 18). Teguran hati nurani mereka dan 

kecurigaan Yusuf kepada mereka, mencegah mereka untuk meng-

harapkan perkenanan apa saja. sebab  itu, perlakuan yang baik 

dari Yusuf pun mereka pikir dilakukan sebagai niat buruk untuk 

mencelakai mereka. Perhatikanlah, orang-orang yang bersalah 

dan takut-takut, cenderung memikirkan yang buruk-buruk ten-

tang semua hal. Sekarang mereka sangka bahwa mereka harus 

mempertanggungjawabkan uang yang mereka temukan di mulut 

karung-karung itu, dan akan dituduh sebagai penipu, orang-

orang yang tidak pantas diurusi, yang mencari untung saat mem-

bawa kabur gandum tanpa bayar saat orang sibuk berjual beli. 

Oleh sebab itu mereka menjelaskan duduk persoalannya kepada 

si pelayan, supaya dia, sesudah  memahaminya, dapat menengahi 

dan meluputkan mereka dari bahaya. Sebagai bukti nyata tentang 

kejujuran mereka, sebelum dituduh membawa kembali uang me-

reka, maka mereka pun mengeluarkan uang itu. Perhatikanlah, 

ketulusan dan kejujuran akan memelihara kita dan menampak-

kan diri bagaikan cahaya di pagi hari. 

3. Pelayan itu membesarkan hati mereka (ay. 23), Tenang sajalah, 

jangan takut, meskipun ia tidak tahu apa yang menjadi rencana 

tuannya. Namun, ia menyadari bahwa tuannya tidak akan ber-

maksud jahat terhadap orang-orang ini, sebab  berencana meng-

hibur mereka seperti itu. Oleh sebab itu, pelayan tadi menasihati 

mereka untuk berharap saja pada campur tangan ilahi perihal 

uang mereka yang dikembalikan itu. Tuhan mu dan Tuhan  bapamu 

telah memberi  kepadamu harta terpendam dalam karungmu. 

Amatilah, 

(1) Dengan demikian ia menunjukkan bahwa ia sama sekali tidak 

mencurigai bahwa mereka tidak jujur. Sebab, apa yang kita 

peroleh dengan menipu, tidak dapat kita katakan,  Tuhan  mem-

berikannya kepada kami.” 

(2)  Dengan kata-kata itu ia menenangkan mereka untuk bertanya 

lebih lanjut mengenai uang itu.  Jangan menanyakan bagai-

mana uang itu bisa berada di situ. Pemeliharaan Tuhan  sendiri-

lah yang memberi nya kepadamu, jadi jangan khawatir lagi.” 

(3) Dari apa yang dikatakannya itu, tampaknya ia bisa tahu ten-

tang Tuhan  yang benar, Tuhan  orang Ibrani, berkat bimbingan 

tuannya yang baik. Memang pantas diharapkan bahwa orang-

orang yang menjadi pelayan dalam keluarga yang saleh sebaik-


 798

nya memakai  semua kesempatan yang cocok untuk ber-

bicara tentang Tuhan  dan pemeliharaan-Nya dengan rasa hor-

mat dan bersungguh-sungguh. 

(4) Pelayan itu mengarahkan mereka untuk memandang kepada 

Tuhan  dan mengakui pemeliharaan-Nya dalam jual beli yang 

menguntungkan bagi mereka itu. Kita harus mengakui bahwa 

kita ini berutang budi kepada Tuhan , sebagai Tuhan  kita dan 

Tuhan  bapa leluhur kita (Tuhan  di dalam kovenan dengan kita 

dan mereka), atas semua keberhasilan dan keuntungan kita, 

serta kebaikan teman-teman kita. Sebab setiap ciptaan me-

mang menguntungkan bagi kita namun tidak lebih dibandingkan 

yang ditentukan Tuhan . Pelayan itu membesarkan hati mereka, 

tidak saja melalui perkataan, namun  juga melalui perbuatan, 

sebab ia melayani mereka dengan berbagai cara sampai tuan-

nya datang (ay. 24).  

Yusuf Menjamu Saudara-saudaranya 

(43:26-34) 

26 saat  Yusuf telah pulang, mereka membawa persembahan yang ada pada 

mereka itu kepada Yusuf di dalam rumah, lalu sujud kepadanya sampai ke 

tanah. 27 Sesudah itu ia bertanya kepada mereka apakah mereka selamat; 

lagi katanya:  Apakah ayahmu yang tua yang kamu sebutkan itu selamat? 

Masih hidupkah ia?” 28 Jawab mereka:  Hambamu, ayah kami, ada selamat; 

ia masih hidup.” Sesudah itu berlututlah mereka dan sujud. 29 saat  Yusuf 

memandang kepada mereka, dilihatnyalah Benyamin, adiknya, yang seibu 

dengan dia, lalu katanya:  Inikah adikmu yang bungsu itu, yang telah kamu 

sebut-sebut kepadaku?” Lagi katanya:  Tuhan  kiranya memberi  kasih 

karunia kepadamu, anakku!” 30 Lalu segeralah Yusuf pergi dari situ, sebab 

hatinya sangat terharu merindukan adiknya itu, dan dicarinyalah tempat 

untuk menangis; ia masuk ke dalam kamar, lalu menangis di situ. 31 Sesu-

dah itu dibasuhnyalah mukanya dan ia tampil ke luar. Ia menahan hatinya 

dan berkata:  Hidangkanlah makanan.” 32 Lalu dihidangkanlah makanan, 

bagi Yusuf tersendiri, bagi saudara-saudaranya tersendiri dan bagi orang-

orang Mesir yang bersama-sama makan dengan mereka itu tersendiri; sebab 

orang Mesir tidak boleh makan bersama-sama dengan orang Ibrani, sebab  

hal itu suatu kekejian bagi orang Mesir. 33 Saudara-saudaranya itu duduk di 

depan Yusuf, dari yang sulung sampai yang bungsu, sehingga mereka 

berpandang-pandangan dengan heran. 34 Lalu disajikan kepada mereka 

hidangan dari meja Yusuf, namun  yang diterima Benyamin yaitu  lima kali 

lebih banyak dari pada setiap orang yang lain. Lalu minumlah mereka dan 

bersukaria bersama-sama dengan dia. 

Di sini terdapat, 

I. Kehormatan tinggi yang diberikan saudara-saudara Yusuf ke-

padanya. Waktu memberi  persembahan itu kepadanya, mere-

Kitab Kejadian 43:26-34 

 799 

ka sujud kepadanya sampai ke tanah (ay. 26). Kemudian sekali 

lagi, saat  mereka menceritakan perihal kesehatan ayah mereka 

kepada Yusuf, berlututlah mereka dan sujud, serta menyebut dia 

hambamu, ayah kami (ay. 28). Demikianlah mimpi-mimpi Yusuf 

semakin digenapi: dan bahkan sang ayah, diwakili anak-anaknya, 

sujud menyembah kepadanya, sesuai dengan mimpi itu (37:10). 

Boleh jadi Yakub telah mengajari mereka, bahwa bila mereka ber-

kesempatan berbicara tentang dirinya kepada orang itu, yakni 

yang menjadi tuan atas negeri itu, mereka harus menyebut ayah 

mereka sebagai hambanya. 

II. Kebaikan luar biasa yang ditunjukkan Yusuf kepada mereka, 

sementara mereka tidak berpikir sedikit pun bahwa ini yaitu  

kebaikan seorang saudara. Di sini terdapat, 

1.  Pertanyaan Yusuf yang ramah perihal Yakub: Masih hidupkah 

ia? Ini sebuah pertanyaan yang pantas diajukan perihal siapa 

saja, terutama tentang orang-orang yang sudah lanjut usia. 

Sebab tiap hari kita semakin mendekati kematian, jadi sung-

guh mengherankan jika  kita masih hidup. Jauh sebelum-

nya Yakub pernah berkata, Aku akan berkabung, sampai aku 

turun mendapatkan anakku, ke dalam dunia orang mati, namun  

ternyata ia masih hidup. Janganlah kita ingin mati sebelum 

waktunya. 

2. Perhatian sayang yang diperlihatkannya tentang Benyamin, 

adiknya sendiri. 

(1) Yusuf menaikkan doa baginya, Tuhan  kiranya memberi  

kasih karunia kepadamu, anakku (ay. 29). Meskipun ia ada-

lah tuan atas negeri itu, perkenan Yusuf tidak akan banyak 

manfaatnya jika  Tuhan  tidak bermurah hati kepadanya. 

Banyak orang yang mencari perkenan seorang penguasa, 

namun  Yusuf menuntun mereka untuk mencari perkenan 

Penguasa di atas segala penguasa. 

(2) Yusuf menitikkan air mata baginya (ay. 30). Rasa kasih sa-

yangnya yang alami terhadap sang adik, sukacitanya saat 

melihat dia, keprihatinannya saat melihat dia dan saudara-

saudaranya yang lain berada dalam kesulitan sebab  keku-

rangan makanan, serta kenangan tentang kesedihannya 

sendiri sejak terakhir kalinya melihat Benyamin, sangat 


 800

mengharu biru perasaannya. Semua ini boleh jadi terasa 

semakin sulit sebab  ia berusaha keras meredam dan me-

nekan perasaannya. Ia terpaksa masuk ke kamarnya untuk 

menumpahkan perasaan itu melalui air mata. Perhatikan-

lah, 

[1]  Air mata kelembutan hati dan kasih sayang sama sekali 

bukan merupakan sesuatu yang hina, bahkan bagi 

orang-orang yang besar dan bijaksana sekalipun. 

[2]  Orang-orang yang menangis dengan penuh rahmat 

tidak boleh memamerkan air mata mereka. Sang nabi 

berkata, Aku akan menangis di tempat yang tersembunyi 

(Yer. 13:17). Lalu Petrus pergi ke luar dan menangis 

dengan sedihnya (Mat. 26:75). 

3. Pelayanan baik yang diberikannya kepada mereka semua. Se-

sudah tangisnya mereda hingga ia mampu menguasai diri 

kembali, Yusuf duduk untuk makan bersama mereka. Ia mem-

perlakukan mereka seperti bangsawan, namun  juga berusaha 

melakukan apa pun untuk menyenangkan hati mereka. 

(1) Ia memerintahkan orang menyiapkan tiga meja. Sebuah 

untuk saudara-saudaranya, sebuah lagi untuk orang-orang 

Mesir yang makan bersamanya (sebab  begitu berbedanya 

adat istiadat mereka hingga mereka tidak mau makan 

semeja), dan sebuah untuk dirinya sendiri sebab  ia tidak 

berani menunjukkan dirinya orang Ibrani, namun  juga tidak 

mau duduk bersama orang-orang Mesir. Lihatlah di sini 

contoh mengenai, 

[1] Sikap ramah tamah dan pengurusan rumah tangga yang 

baik yang sangat dianjurkan sesuai dengan kemampuan. 

[2] Kemampuan menyesuaikan diri dengan kebiasaan 

orang lain, bahkan yang aneh sekalipun, sebagaimana 

yang dikatakan Uskup Patrick perihal orang Mesir yang 

tidak mau makan bersama orang Ibrani. Meskipun Yu-

suf yaitu  tuan atas negeri itu dan semua orang dipe-

rintahkan untuk menaatinya, ia tetap tidak mau me-

maksa orang Mesir makan bersama orang Ibrani, ber-

tentangan dengan kehendak mereka, namun  membiarkan 

mereka menikmati kebiasaan itu. Orang-orang yang 

benar-benar murah hati tidak suka memaksa. 

Kitab Kejadian 43:26-34 

 801 

[3] Jarak yang sejak dahulu ada antara orang Yahudi dan 

bukan Yahudi. Sebuah meja tidak akan bisa digunakan 

mereka bersama-sama. 

(2) Yusuf mendudukkan saudara-saudaranya sesuai usia ma-

sing-masing (ay. 33), seakan-akan ia pasti dapat menelaah. 

Ada yang berpendapat bahwa mereka sendirilah yang du-

duk sesuai urutan itu, seperti yang sudah menjadi kebiasa-

an mereka. Namun, seandainya memang demikian, saya 

tidak melihat mengapa hal ini disebutkan dengan khusus, 

terutama sebagai hal yang membuat mereka berpandang-

pandangan dengan heran. 

(3) Yusuf menjamu mereka dengan berlimpah dan memberi 

mereka hidangan dari mejanya sendiri (ay. 34). Di masa 

kekurangan pangan itu, sikap ini semakin menunjukkan 

kemurahan hati dan kebaikannya di mata mereka. Di masa 

kelaparan, sudahlah cukup jika  orang diberi makan, 

namun  di sini mereka makan seperti di pesta. Boleh jadi 

sudah berbulan-bulan mereka tidak pernah makan selezat 

ini. Dikatakan bahwa minum-minumlah mereka dan ber-

sukaria bersama-sama dengan dia. Sekarang semua kekha-

watiran dan ketakutan mereka sudah berlalu, dan mereka 

makan dengan sukacita sebab  menyimpulkan bahwa se-

karang mereka sudah bersahabat dengan orang itu, yakni 

tuan atas negeri itu. Jika Tuhan  menerima pekerjaan kita, 

persembahan kita, kita mempunyai alasan untuk bersuka-

cita. Namun, sementara kita duduk untuk makan bersama 

sang pembesar, seperti yang mereka lakukan di sini, kita 

harus mempertimbangkan apa yang ada di hadapan kita dan 

tidak memanjakan diri dengan selera makan kita, ataupun 

menginginkan makanan yang lezat-lezat (Ams. 23:1-3). Yusuf 

membuat mereka mengerti bahwa Benyaminlah orang yang 

paling disukainya, sebab hidangan yang diterima olehnya 

yaitu  lima kali lebih banyak dari pada setiap orang yang 

lain. Ini bukan berarti seolah-olah Yusuf ingin adiknya ini 

makan jauh lebih banyak dibandingkan yang lain, sebab bila 

memang demikian, ia harus makan lebih banyak dibandingkan 

jumlah yang baik baginya (dan ini bukanlah tindakan ber-

sahabat, melainkan lebih bersifat mencelakakan dan tidak 

baik sebab  memaksa orang untuk makan atau minum 


 802

berlebihan). Sebaliknya, dengan sikap itu Yusuf hendak 

menunjukkan rasa hormatnya yang khusus kepada Benya-

min untuk menguji saudara-saudaranya, apakah mereka 

akan merasa iri terhadap hidangan Benyamin yang lebih 

banyak, sama seperti mereka dahulu pernah merasa iri 

terhadap dirinya dan jubahnya yang lebih indah itu. Dalam 

keadaan seperti itu, sudah harus menjadi pedoman kita 

untuk merasa puas dengan apa yang kita miliki dan tidak 

merasa sedih atas apa yang dimiliki orang lain. 

 

 

PASAL  44  

esudah menjamu saudara-saudaranya, Yusuf membebaskan me-

reka. Namun, di sini kita melihat bagaimana mereka justru meng-

alami ketakutan yang lebih hebat dibandingkan sebelumnya. Amatilah, 

I.   Cara yang digunakan Yusuf, baik untuk lebih merendahkan 

hati mereka maupun untuk menguji kasih sayang mereka ter-

hadap Benyamin, adiknya. Dengan demikian ia akan dapat 

menilai kesungguhan penyesalan mereka atas apa yang per-

nah mereka lakukan terhadap dirinya. Ia ingin memastikan 

terlebih dahulu mengenai hal ini sebelum ia berdamai dengan 

mereka lagi. Ia merencanakan hal ini dengan cara seakan-

akan hendak membawa Benyamin ke dalam bahaya (ay. 1-17). 

II. Keberhasilan percobaan itu. Ia mendapati mereka semua me-

rasa sangat cemas, terutama Yehuda, baik menyangkut kese-

lamatan Benyamin maupun perasaan ayah mereka yang su-

dah lanjut usia (ay. 18, dst.). 

Yusuf Menguji Saudara-saudaranya 

 (44:1-17) 

1 Sesudah itu diperintahkannyalah kepada kepala rumahnya:  Isilah karung

orang-orang itu dengan gandum, seberapa yang dapat dibawa mereka, dan 

letakkanlah uang masing-masing di dalam mulut karungnya. 2 Dan pialaku, 

piala perak itu, taruhlah di dalam mulut karung anak yang bungsu serta 

uang pembayar gandumnya juga.” Maka diperbuatnyalah seperti yang dikata-

kan Yusuf. 3 saat  paginya hari terang tanah, orang melepas mereka beserta 

keledai mereka. 4 namun  baru saja mereka keluar dari kota itu, belum lagi 

jauh jaraknya, berkatalah Yusuf kepada kepala rumahnya:  Bersiaplah, ke-

jarlah orang-orang itu, dan jika  engkau sampai kepada mereka, katakan-

lah kepada mereka: Mengapa kamu membalas yang baik dengan yang jahat? 

5 Bukankah ini piala yang dipakai tuanku untuk minum dan yang biasa 

dipakainya untuk menelaah? Kamu berbuat jahat dengan melakukan yang 

demikian.” 6 saat  sampai kepada mereka, diberitakannyalah kepada mere-


 804

ka perkataan Yusuf itu. 7 Jawab mereka kepadanya:  Mengapa tuanku me-

ngatakan perkataan yang demikian? Jauhlah dari pada hamba-hambamu ini 

untuk berbuat begitu! 8 Bukankah uang yang kami dapati di dalam mulut 

karung kami telah kami bawa kembali kepadamu dari tanah Kanaan? 

Masakan kami mencuri emas atau perak dari rumah tuanmu? 9 Pada siapa 

dari hamba-hambamu ini kedapatan piala itu, biarlah ia mati, juga kami ini 

akan menjadi budak tuanku.” 10 Sesudah itu berkatalah ia:  Ya, usulmu itu 

baik; namun  pada siapa kedapatan piala itu, hanya dialah yang akan menjadi 

budakku dan kamu yang lain itu akan bebas dari salah.” 11 Lalu segeralah 

mereka masing-masing menurunkan karungnya ke tanah dan masing-ma-

sing membuka karungnya. 12 Dan kepala rumah itu memeriksanya dengan 

teliti; ia mulai dengan yang sulung sampai kepada yang bungsu; maka 

kedapatanlah piala itu dalam karung Benyamin. 13 Lalu mereka mengoyak-

kan jubahnya dan masing-masing memuati keledainya, dan mereka kembali 

ke kota. 14 saat  Yehuda dan saudara-saudaranya sampai ke dalam rumah 

Yusuf, Yusuf masih ada di situ, sujudlah mereka sampai ke tanah di depan-

nya. 15 Berkatalah Yusuf kepada mereka:  Perbuatan apakah yang kamu 

lakukan ini? Tidakkah kamu tahu, bahwa seorang yang seperti aku ini pasti 

dapat menelaah?” 16 Sesudah itu berkatalah Yehuda:  Apakah yang akan 

kami katakan kepada tuanku, apakah yang akan kami jawab, dan dengan 

apakah kami akan membenarkan diri kami? Tuhan  telah memperlihatkan 

kesalahan hamba-hambamu ini. Maka kami ini, budak tuankulah kami, baik 

kami maupun orang pada siapa kedapatan piala itu.” 17 namun  jawabnya: 

 Jauhlah dari padaku untuk berbuat demikian! Pada siapa kedapatan piala 

itu, dialah yang akan menjadi budakku, namun  kamu ini, pergilah kembali 

dengan selamat kepada ayahmu.” 

Yusuf melimpahkan lebih banyak kebaikan ke atas saudara-saudara-

nya dengan mengisi karung-karung mereka, mengembalikan uang 

mereka, dan mengirim mereka kembali dengan hati penuh bahagia. 

Namun, ia juga memberi ujian selanjutnya kepada mereka. Demi-

kianlah Tuhan  kita merendahkan hati orang-orang yang dikasihi-Nya 

dan melimpahi mereka dengan banyak berkat. Yusuf memerintahkan 

kepada pengurus rumahnya untuk memasukkan sebuah piala perak 

miliknya (yang besar kemungkinan digunakan di mejanya saat mere-

ka makan bersama dia) ke dalam mulut karung Benyamin. Dengan 

demikian tampak seolah-olah dia telah mencuri benda itu dari meja 

dan memasukkannya ke situ sesudah  gandum diberikan kepadanya. 

Jika Benyamin yang mencurinya, itu merupakan sikap curang dan 

tidak tahu berterima kasih yang sungguh rendah. Dan seandainya 

Yusuf menyuruh meletakkan piala itu di situ dengan tujuan untuk 

benar-benar mengambil manfaat hendak mencelakakan dia, ini me-

rupakan tindakan yang paling kejam dan menindas. Namun, dalam 

hal ini terbukti bahwa tidak terdapat niat buruk pada kedua belah 

pihak. Amatilah, 

Kitab Kejadian 44:1-17 

 805 

I.  Bagaimana orang-orang yang pura-pura dituduh penjahat itu 

dikejar kemudian ditangkap, atas kecurigaan telah mencuri piala 

perak itu. Pengurus rumah tangga itu menuduh mereka telah 

bersikap tidak tahu berterima kasih, yakni membalas kebaikan 

dengan kejahatan. Tindakan itu begitu bodoh, sebab  mencuri 

piala yang biasa digunakan setiap hari sehingga bisa segera keta-

huan dan bisa dicari ke mana-mana. Kata-katanya juga dapat di-

artikan dengan, Bukankah ini piala yang dipakai tuanku untuk 

minum (jadi yang sangat disukainya), dan sebab  itu akan dicari-

nya ke mana-mana? (ay. 5). Atau,  Dengan meninggalkan piala itu 

begitu saja di meja kalian, ia hendak menguji apakah kalian 

orang-orang yang jujur atau tidak.” 

II. Bagaimana mereka mengajukan pembelaan bagi diri sendiri. De-

ngan sungguh mereka menyangkal tuduhan itu dan menyatakan 

diri tidak bersalah, dan tidak akan pernah melakukan hal seren-

dah itu (ay. 7). Untuk membuktikan kejujuran mereka, mereka 

mengingatkan bahwa mereka telah mengembalikan uang mereka 

(ay. 8), dan bersedia menerima hukuman terberat seandainya me-

mang bersalah (ay. 9-10). 

III. Bagaimana pencurian itu dituduhkan kepada Benyamin. Di dalam 

karungnyalah piala itu ditemukan, padahal Yusuf telah bersikap 

begitu baik kepadanya. Tidak diragukan lagi bahwa Benyamin 

siap bersumpah dan menyangkal telah mencuri piala itu, dan kita 

bisa menduga bahwa di antara saudara-saudaranya, dialah yang 

paling tidak pantas dicurigai. Namun, tidak ada gunanya me-

nyangkali bukti yang tampak begitu jelas: piala itu ditemukan di 

dalam karungnya. Mereka tidak berani mempertanyakan keadilan 

Yusuf, atau bahkan mengatakan bahwa ada kemungkinan orang 

yang memasukkan uang mereka ke dalam mulut karung itu telah 

memasukkan piala itu ke dalamnya juga. Sebaliknya, mereka 

menyerahkan diri kepada belas kasihan Yusuf. Dan, 

IV. Di sinilah tampak penyerahan diri mereka yang penuh kerendah-

an hati (ay. 16). 

1. Mereka mengakui keadilan Tuhan : Tuhan  telah memperlihatkan 

kesalahan hamba-hambamu ini. Mungkin pengakuan ini di-

kaitkan dengan celaka yang dulu pernah mereka datangkan ke 


 806

atas Yusuf, dan mereka menyangka bahwa untuk itulah Tuhan  

sekarang membuat perhitungan dengan mereka. Perhatikan-

lah, bahkan di tengah penderitaan yang kita lihat sebagai per-

lakuan buruk orang terhadap kita, haruslah kita tetap meng-

akui bahwa Tuhan  itu adil dan sedang memperlihatkan kesa-

lahan kita sendiri. 

2.  Mereka menyerahkan diri kepada Yusuf untuk ditawan, Kami 

ini, budak tuankulah kami. Sekarang mimpi-mimpi Yusuf dige-

napi sepenuhnya. Sikap merendah penuh hormat yang begitu 

sering mereka perlihatkan mungkin bisa saja dipandang seba-

gai tidak lebih dari pujian seperti yang biasa dilakukan siapa 

saja. Namun, penjelasan mereka sendiri yang congkak terha-

dap mimpi-mimpi Yusuf yaitu , Apakah engkau ingin ber-

kuasa atas kami? (37:8), dan dalam kejadian ini hal itu telah 

digenapi sepenuhnya. Mereka mengakui diri sebagai budak-

nya. sebab  mereka sendiri memahaminya seperti itu, demi-

kianlah hal itu akan digenapi juga. 

V. Dengan sikap yang adil, Yusuf memutuskan bahwa hanya Benya-

minlah yang akan dipenjarakan, sedangkan yang lain boleh pergi, 

sebab mengapa pula harus ada yang menderita selain yang ber-

salah? Boleh jadi tujuan Yusuf yaitu  untuk menguji tabiat 

Benyamin, apakah ia mampu menanggung penderitaan seperti ini 

dengan tenang dan akal sehat, yang menjadi pertanda bahwa dia 

yaitu  orang yang bijaksana dan baik. Singkatnya, apakah pe-

muda ini memang benar adiknya, baik dalam roh maupun dalam 

darah. Yusuf sendiri pun pernah menerima tuduhan palsu dan 

sebagai akibatnya harus sangat menderita. Walaupun demikian, 

ia tetap bisa menguasai jiwanya. Bagaimanapun, sudah jelas bah-

wa dengan sikap ini ia bermaksud menguji kasih sayang saudara-

saudaranya terhadap Benyamin dan ayah mereka. Jika mereka 

langsung pergi dengan senang hati dan meninggalkan Benyamin 

dalam sekapan, Yusuf pasti akan segera melepaskan dan menyu-

ruh dia pergi mengirimkan berita kepada Yakub serta meninggal-

kan saudara-saudaranya yang lain untuk mendapat hukuman 

setimpal atas kekerasan hati mereka. Namun, ternyata mereka 

terbukti mengasihi Benyamin, lebih dari yang dikhawatirkan Yu-

suf. Perhatikanlah, kita tidak dapat menilai orang berdasarkan 

perilaku mereka di masa lalu, atau menentukan apa yang akan

Kitab Kejadian 44:18-34 

 807 

 mereka lakukan berdasarkan apa yang pernah mereka lakukan: 

bertambahnya usia dan pengalaman membuat orang lebih bijak-

sana dan baik. Orang-orang yang dulu pernah menjual Yusuf itu 

sekarang tidak mau meninggalkan Benyamin. Dengan berjalannya 

waktu, orang-orang yang paling jahat pun masih bisa menjadi baik. 

Permohonan Yehuda atas Nama Benyamin 

(44:18-34) 

18 Lalu tampillah Yehuda mendekatinya dan berkata:  Mohon bicara tuanku, 

izinkanlah kiranya hambamu ini mengucapkan sepatah kata kepada tuanku 

dan janganlah kiranya bangkit amarahmu terhadap hambamu ini, sebab 

tuanku yaitu  seperti Firaun sendiri. 19 Tuanku telah bertanya kepada 

hamba-hambanya ini: Masih adakah ayah atau saudara kamu? 20 Dan kami 

menjawab tuanku: Kami masih mempunyai ayah yang tua dan masih ada 

anaknya yang muda, yang lahir pada masa tuanya; kakaknya telah mati, 

hanya dia sendirilah yang tinggal dari mereka yang seibu, sebab itu ayahnya 

sangat mengasihi dia. 21 Lalu tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini: 

Bawalah dia ke mari kepadaku, supaya mataku memandang dia. 22 namun  

jawab kami kepada tuanku: Anak itu tidak dapat meninggalkan ayahnya, 

sebab jika ia meninggalkan ayahnya, tentulah ayah ini mati. 23 Kemudian 

tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini: Jika adikmu yang bungsu itu 

tidak datang ke mari bersama-sama dengan kamu, kamu tidak boleh melihat 

mukaku lagi. 24 sesudah  kami kembali kepada hambamu, ayahku, maka kami 

memberitahukan kepadanya perkataan tuanku itu. 25 Kemudian ayah kami 

berkata: Kembalilah kamu membeli sedikit bahan makanan bagi kita. 26 

namun  jawab kami: Kami tidak dapat pergi ke sana. Jika adik kami yang 

bungsu bersama-sama dengan kami, barulah kami akan pergi ke sana, sebab 

kami tidak boleh melihat muka orang itu, j