Selasa, 11 Februari 2025

Kejadian 19


 ng saat  dewa-dewa asing itu telah disingkirkan dan mereka 

semua bersama-sama pergi ke Betel, para tetangganyalah yang 

takut kepadanya. Selama kita melakukan pekerjaan Tuhan , kita 

berada di bawah perlindungan istimewa. Tuhan  akan menyertai 

kita selama kita berada bersama-Nya. Dan jika Ia di pihak kita, 

siapakah yang akan melawan kita? Tidak ada seorang pun yang 

akan mengingini negerimu, jika  engkau pergi untuk menghadap 

ke hadirat TUHAN (Kel. 34:24). Tuhan  mengatur dunia dengan me-

nanamkan ketakutan tersembunyi dalam pikiran manusia, lebih 

sering dibandingkan yang kita sadari. 

Yakub Tiba di Betel 

(35:6-15) 

6 Lalu sampailah Yakub ke Lus yang di tanah Kanaan – yaitu Betel –, ia dan 

semua orang yang bersama-sama dengan dia. 7 Didirikannyalah mezbah di 

situ, dan dinamainyalah tempat itu El-Betel, sebab  Tuhan  telah menyatakan 

diri kepadanya di situ, saat  ia lari terhadap kakaknya. 8 saat  Debora, 

inang pengasuh Ribka, mati, dikuburkanlah ia di sebelah hilir Betel di bawah 

pohon besar, yang dinamai orang: Pohon Besar Penangisan. 9 sesudah  Yakub 

datang dari Padan-Aram, maka Tuhan  menampakkan diri pula kepadanya dan 

memberkati dia. 10 Firman Tuhan  kepadanya:  Namamu Yakub; dari sekarang 

namamu bukan lagi Yakub, melainkan Israel, itulah yang akan menjadi 

namamu.” Maka Tuhan  menamai dia Israel. 11 Lagi firman Tuhan  kepadanya: 

 Akulah Tuhan  Yang Mahakuasa. Beranakcuculah dan bertambah banyak; 

satu bangsa, bahkan sekumpulan bangsa-bangsa, akan terjadi dari padamu 


 696

dan raja-raja akan berasal dari padamu. 12 Dan negeri ini yang telah 

Kuberikan kepada Abraham dan kepada Ishak, akan Kuberikan kepadamu 

dan juga kepada keturunanmu.” 13 Lalu naiklah Tuhan  meninggalkan Yakub 

dari tempat Ia berfirman kepadanya. 14 Kemudian Yakub mendirikan tugu di 

tempat itu, yakni tugu batu; ia mempersembahkan korban curahan dan 

menuangkan minyak di atasnya. 15 Yakub menamai tempat di mana Tuhan  

telah berfirman kepadanya  Betel.” 

sesudah  Yakub dan rombongannya tiba dengan selamat di Betel, di 

sini diceritakan apa yang terjadi di situ. 

I.   Di sana ia membangun sebuah mezbah (ay. 7) dan tidak diragu-

kan lagi mempersembahkan korban di atasnya. Boleh jadi seper-

sepuluh dari ternaknya, sesuai dengan nazarnya, Akan selalu 

kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu. Dengan korban-kor-

ban ini ia menyertakan pujian bagi semua rahmat yang dulu per-

nah diterimanya, terutama yang muncul dalam ingatannya saat 

melihat tempat itu. Ia juga menambahkan doa-doa bagi kelang-

sungan perkenan Tuhan  terhadap dirinya dan keluarganya. Ia lalu 

menamai tempat itu (maksudnya, mezbah itu) El-Betel, Tuhan  yang 

di Betel itu, sebab di sanalah Tuhan  telah menyatakan diri kepada-

nya. Sementara ia dengan penuh syukur mengakui kehormatan 

yang diberikan Tuhan  kepadanya dengan menamai dia Israel, ia 

menyembah Tuhan  dengan menyebut nama Tuhan  Israel ialah Tuhan . 

Jadi, saat  ia sekarang dengan penuh syukur mengakui per-

kenan Tuhan  sebelumnya di Betel, ia menyembah Tuhan  dengan 

menyebut nama El-Betel, Tuhan  yang di Betel itu, sebab di sanalah 

Tuhan  menampakkan diri kepadanya. Perhatikanlah, penghiburan 

yang diperoleh orang-orang yang dikasihi-Nya dalam ketetapan-

ketetapan ibadah kudus tidaklah berasal dari Betel, rumah Tuhan , 

namun  terutama dari El-Betel, Tuhan  rumah itu. Semua ketetapan itu 

hanyalah kosong belaka jika  kita tidak bertemu dengan Tuhan  

di dalamnya. 

II.  Di tempat itulah ia menguburkan Debora, inang pengasuh Ribka 

(ay. 8). Kita mempunyai alasan untuk berpikir bahwa sesudah  da-

tang ke Kanaan, tempat keluarganya bermukim di dekat Sikhem, 

Yakub (boleh jadi sering kali) mengunjungi Ishak, ayahnya, di 

Hebron seorang diri. Mungkin saja Ribka sudah mati, namun  inang 

pengasuhnya yang sudah tua (yang disebut-sebut dalam ps. 

24:59) masih hidup. Yakub lalu menerima dia ke dalam keluarga-

Kitab Kejadian 35:6-15 

 697 

nya, untuk menemani istri-istrinya, para perempuan yang berasal 

dari satu daerah dengannya, dan menjadi pembimbing bagi anak-

anak Yakub. saat  mereka tinggal di Betel, perempuan tua itu 

mati dan ditangisi dengan sedemikian rupa hingga pohon besar 

yang di bawahnya ia dikuburkan, dinamai Allon-bachuth, Pohon 

Besar Penangisan. Perhatikanlah, 

1.  Para pelayan tua dalam keluarga yang di masa hidup mereka 

sangat setia dan banyak membantu, sudah seharusnya dihor-

mati. Kehormatan telah diberikan anggota keluarga Yakub ke-

pada inang pengasuh ini saat ia mati, meskipun ia tidak mem-

punyai pertalian darah dengan mereka dan usianya sudah lan-

jut. Dalam hal seperti ini, pelayanan di masa lampau haruslah 

tetap diingat. 

2.  Kita tidak tahu di mana ajal akan menjemput kita. Boleh jadi di 

Betel, rumah Tuhan . Oleh sebab itu, biarlah kita selalu  siap. 

3. Penderitaan dalam keluarga bisa saja datang, bahkan semen-

tara pembaharuan keluarga dan ibadah dijalankan. Oleh 

sebab itu, bersukacitalah dengan hati gentar. 

III. Di sana Tuhan  menampakkan diri kepadanya (ay. 9) untuk meng-

akui mezbah yang dibuat Yakub, untuk memberi jawaban atas 

nama yang dipanggilnya, yakni Tuhan  yang di Betel itu (ay. 7), dan 

untuk menghibur dia di tengah penderitaannya (ay. 8). Perhati-

kanlah, Tuhan  akan menyatakan diri dengan anugerah-Nya kepada 

mereka yang menantikan Dia sambil melakukan kewajibannya. Di 

sini, 

1. Tuhan  menegaskan penggantian nama Yakub (ay. 10). Sebelum-

nya hal ini pernah dilakukan oleh malaikat yang bergumul 

dengannya (32:28), dan di sini hal itu disahkan oleh Keagung-

an ilahi atau Shekinah, yang menampakkan diri di hadapan-

nya. Dahulu, hal ini yaitu  untuk menguatkan hati Yakub 

yang takut kepada Esau, sedangkan sekarang, untuk melawan 

rasa takut terhadap orang Kanaan. Siapa pula yang terlampau 

sulit dihadapi oleh Israel, seorang raja yang bersama Tuhan ? 

Nama itu menopang mereka yang diangkat seperti itu dari 

kemurungan dan kesedihan. 

2.  Tuhan  memperbarui dan mengesahkan kovenan dengan Yakub 

melalui nama El-shaddai, Akulah Tuhan  Yang Mahakuasa, Tuhan  


 698

Yang Mahamencukupi (ay. 11). Ia mampu menggenapi janji itu 

pada waktunya, menopang, dan mencukupi semua keperluan 

di masa yang sulit. Dua hal dijanjikan kepadanya, yang sudah 

sering kita jumpai sebelumnya: 

(1) Bahwa ia akan menjadi bapa bagi sebuah bangsa yang be-

sar. Besar dalam jumlah – sekumpulan bangsa-bangsa akan 

terjadi dari padamu (tiap suku Israel merupakan bangsa, 

dan kedua belas suku itu menjadi sekumpulan bangsa), juga 

besar dalam kehormatan dan kuasa – raja-raja akan berasal 

dari padamu. 

(2) Bahwa ia akan menjadi tuan atas negeri yang baik (ay. 12) 

yang pernah dilukiskan oleh Abraham dan Ishak yang per-

tama menerimanya, yang diberikan janji itu, dan bukan 

kepada para penduduknya, yakni orang Kanaan, yang 

sekarang memilikinya. Di sini, negeri yang diberikan ke-

pada Abraham dan Ishak itu hanya diberikan kepada Ya-

kub dan keturunannya. Ia tidak akan mempunyai anak-

anak tanpa tanah, seperti yang sering kali dialami orang 

miskin, atau memiliki tanah tanpa anak-anak, seperti yang 

acap kali mendukakan orang kaya. namun , ia akan memiliki 

kedua-duanya. Kedua janji ini memiliki makna rohani, 

yang bisa kita duga telah dipahami juga oleh Yakub, meski-

pun tidak sejelas dan senyata bagi kita sekarang. sebab  

bisa dipastikan tanpa ragu bahwa Kristus-lah keturunan 

yang dijanjikan itu, sedangkan sorga yaitu  negeri yang 

dijanjikan itu. Yang disebut pertama merupakan fondasi, 

sedangkan yang kedua merupakan batu paling tinggi dari 

antara semua perkenan Tuhan . 

3.  Tuhan  naik dari padanya, atau meninggalkan Yakub, dalam rupa 

mulia yang bisa dilihat, dan yang melingkupi Dia selama ber-

bicara dengan Yakub (ay. 13). Perhatikanlah, persekutuan ter-

manis yang dialami para orang kudus bersama Tuhan  di dunia 

ini hanyalah singkat dan bersifat sementara saja, dan segera 

akan berakhir. Sedangkan, penglihatan kita akan Tuhan  di sor-

ga akan bersifat kekal. Di sana kita akan selamanya bersama 

Tuhan, tidak seperti di sini.  

Kitab Kejadian 35:16-20 

 699 

IV. Di sana Yakub mendirikan sebuah tugu peringatan untuk menge-

nang peristiwa ini (ay. 14).  

1.  Ia menegakkan sebuah tugu. Pada waktu pergi ke Padan-

Aram, ia mendirikan sebuah tugu memakai  batu tempat 

ia membaringkan kepalanya. Hal ini memang cukup pantas di-

lakukan mengingat keadaannya yang mengenaskan di tengah 

pelariannya itu. Namun, sekarang ia mengambil waktu untuk 

mendirikan tugu yang lebih megah, terhormat, dan tahan 

lama, boleh jadi juga dengan menaruh batu tadi di dalamnya. 

Sebagai tanda hendak menjadikan tugu itu sebagai peringatan 

suci perihal persekutuannya dengan Tuhan , ia menuangkan 

minyak dan korban curahan ke atasnya. Nazarnya dulu berbu-

nyi, Batu ini akan menjadi rumah Tuhan . Artinya, batu itu akan 

ditegakkan bagi kehormatan-Nya, sama seperti rumah diba-

ngun bagi kehormatan para pendirinya. Di sini ia melaksana-

kan nazarnya itu, menyerahkannya kepada Tuhan  dengan cara 

menuangkan minyak ke atasnya. 

2.  Ia menegaskan nama yang sebelum itu telah diberikannya ke-

pada tempat itu (ay. 15), Betel, rumah Tuhan . Namun, di kemu-

dian hari tempat ini kehilangan kehormatan namanya dan 

berubah menjadi Bet-Awen, rumah kejahatan, sebab  di sinilah 

Yerobeam mendirikan salah satu anak lembu emasnya. Me-

mang mustahil bagi orang terbaik sekalipun untuk mewarisi 

suatu tempat dengan pengakuan akan agama dan ibadahnya. 

Kematian Rahel 

(35:16-20) 

16 Sesudah itu berangkatlah mereka dari Betel. saat  mereka tidak berapa 

jauh lagi dari Efrata, bersalinlah Rahel, dan bersalinnya itu sangat sukar. 17 

Sedang ia sangat sukar bersalin, berkatalah bidan kepadanya:  Janganlah 

takut, sekali inipun anak laki-laki yang kaudapat.” 18 Dan saat  ia hendak 

menghembuskan nafas – sebab ia mati kemudian – diberikannyalah nama 

Ben-oni kepada anak itu, namun  ayahnya menamainya Benyamin. 19 Demi-

kianlah Rahel mati, lalu ia dikuburkan di sisi jalan ke Efrata, yaitu Betlehem. 

20 Yakub mendirikan tugu di atas kuburnya; itulah tugu kubur Rahel sampai 

sekarang.  

Di sini diceritakan tentang kematian Rahel, istri yang sangat dikasihi 

Yakub. 

1.  Di tengah perjalanan tibalah waktunya untuk melahirkan sehing-

ga tidak dapat mencapai Betlehem, kota berikutnya, walaupun 


 700

mereka sudah hampir tiba di sana. Adakalanya rasa sakit hebat 

tiba-tiba menimpa perempuan yang hendak melahirkan, sesuatu 

yang tidak dapat dihindari atau ditangguhkan olehnya. Kita bisa 

menduga bahwa Yakub segera mendirikan tenda yang cukup 

nyaman bagi Rahel untuk melahirkan. 

2.  Rasa sakit yang dideritanya sangat berat. Ia mengalami kelahiran 

yang sukar, lebih sulit dibandingkan biasanya. Ini yaitu  akibat dari 

dosa (3:16). Perhatikanlah, kehidupan manusia diawali dengan 

kesusahan, sedangkan bunga-bunga mawar sukacita yang kemu-

dian diperoleh juga dikelilingi duri. 

3.  Bidan menguatkan hatinya (ay. 17). Tak diragukan lagi bahwa ada 

bidan yang menyertainya, yang siap membantunya, namun  tidak 

mampu memberi  jaminan kepadanya. saat  melahirkan Yu-

suf, Rahel berkata, Mudah-mudahan TUHAN menambah seorang 

anak laki-laki lagi bagiku. Kata-kata ini diingat oleh bidan itu dan 

mengatakan kepadanya bahwa keinginan Rahel itu telah menjadi 

kenyataan. Namun, hal ini tidak berhasil membantu menguatkan 

hatinya. Kecuali Tuhan  yang mengusir rasa takut, tidak akan ada 

yang mampu melakukannya. Hanya Dialah yang memiliki kuasa 

yang dapat berkata, Janganlah takut. Di tengah bahaya besar, 

kita cenderung menghibur diri dan teman-teman kita dengan per-

tolongan yang bersifat sementara, dan itu bisa saja membuat kita 

kecewa. Lebih baik kita mencari penghiburan pada sesuatu yang 

tidak dapat mengecewakan kita, yakni pengharapan akan hidup 

yang kekal. 

4.  Peristiwa kelahiran itu memberi  kehidupan kepada anaknya, 

tapi membawa kematian bagi dirinya sendiri. Perhatikanlah, mes-

kipun rasa sakit dan bahaya dalam melahirkan dibawa pertama 

kali oleh dosa, adakalanya hal ini juga berakibat kematian pada 

para perempuan yang sangat saleh, yang meskipun tidak melahir-

kan dengan selamat, telah melaluinya dengan keselamatan yang 

kekal. Rahel pernah berkata dengan berapi-api, Berikanlah kepa-

daku anak, kalau tidak, aku akan mati. Sekarang sesudah  ia mem-

peroleh anak-anak (sebab  ini yaitu  anaknya yang kedua), ia 

pun mati. Di sini, kematiannya disebut putuslah nyawanya. Per-

hatikanlah, kematian jasmani tidak lebih dari putus atau perginya 

nyawa ke dunia roh. 

5.  Menjelang ajal, bibirnya menamai anaknya yang baru lahir itu 

Ben-oni, anak yang diperoleh dengan susah payah. Banyak anak 

Kitab Kejadian 35:16-20 

 701 

laki-laki yang tidak dilahirkan dengan susah payah namun  ternyata 

mendatangkan dukacita bagi orangtuanya dan menjadi beban 

bagi ibu yang telah melahirkannya. Anak-anak sudah cukup me-

nyusahkan ibu mereka yang malang saat mengandung, melahir-

kan, dan menyusuinya. Oleh sebab itu, saat  tumbuh besar, 

mereka seharusnya berusaha keras menjadi sukacita ibu mereka, 

dan bila memungkinkan, mengganti kerugian bagi mereka. Na-

mun, sebab  tidak ingin mengingat-ingat kesedihan atas kematian 

sang ibu setiap kali menyebut nama putranya, Yakub lalu meng-

ganti nama itu menjadi Benyamin, atau anak dari tangan kanan-

ku. Artinya,  sangat kukasihi, ditempatkan di tangan kananku 

untuk menerima berkat, penopang umurku, bagaikan tongkat di 

tangan kananku.”  

6. Yakub menguburkan Rahel dekat tempat ia mati. Mengingat 

bahwa ia mati saat melahirkan, lebih baik untuk segera mengu-

burkan dia. Oleh sebab itu Yakub tidak membawa jasadnya ke 

tanah pekuburan keluarganya. Jika jiwa telah beristirahat tenang 

sesudah  kematian, tidak menjadi soal di mana jasadnya dibaring-

kan. Kalaupun hanya di tempat pohon itu tumbang, biarlah hal 

itu terjadi. Di sini memang tidak disebutkan adanya perkabungan 

untuk kematian Rahel, sebab hal itu pasti dilakukan jadi tidak 

perlu disebutkan lagi. Tak diragukan lagi bahwa Yakub sangat 

berduka. Perhatikanlah, adakalanya penderitaan hebat menimpa 

kita tidak lama sesudah memperoleh penghiburan besar. Kecuali 

semangat Yakub terangkat oleh penampakan Tuhan  yang Maha-

kuasa yang diberikan kepadanya, peristiwa kematian itu pasti 

terasa bagaikan duri dalam daging yang membuatnya harus me-

rendahkan diri. Orang-orang yang menikmati anugerah istimewa 

yang hanya diberikan kepada anak-anak Tuhan , haruslah siap 

mengalami masalah-masalah yang biasa diderita anak-anak ma-

nusia. Debora, yang pasti akan menjadi penghiburan bagi Rahel 

di tengah penderitaannya seandainya ia masih hidup, telah mati 

tidak lama sebelum itu. Perhatikanlah, saat datang dalam sebuah 

keluarga, tidak jarang kematian terjadi dua kali. Melalui kemati-

an, Tuhan  berbicara satu kali, bahkan dua kali. Para penulis Ya-

hudi berkata,  Kematian Debora dan Rahel dimaksudkan untuk 

mengganti kerugian atas pembunuhan orang Sikhem yang dipicu 

oleh Dina, anak perempuan keluarga itu.” 


 702

7. Yakub mendirikan tugu di atas kubur Rahel. Jadi sampai lama 

sesudah itu, tempat itu dikenal sebagai kubur Rahel (1Sam. 10:2), 

dan campur tangan Tuhan  menentukan bahwa di kemudian hari 

tempat ini jatuh ke tangan Benyamin. Yakub pernah mendirikan 

tugu untuk mengenang semua sukacita yang pernah dialaminya 

(ay. 14), dan di sini ia mendirikan tugu untuk mengenang duka-

citanya. Sama seperti halnya berguna bagi kita untuk mengingat 

kedua hal itu, sungguh berguna juga bagi orang lain untuk mene-

ruskan kenangan akan kedua hal itu. Lama sesudah itu, gereja 

mengakui bahwa apa yang dikatakan Tuhan  kepada Yakub di 

Betel, baik melalui firman maupun tongkat-Nya, dimaksudkan-

Nya untuk menjadi pelajaran bagi mereka (Hos. 12:5), Di sanalah 

Dia berfirman kepadanya (KJV: Di sanalah Dia berfirman kepada 

kita). 

Aib Ruben  

(35:21-29) 

21 Sesudah itu berangkatlah Israel, lalu ia memasang kemahnya di seberang 

Migdal-Eder. 22a saat  Israel diam di negeri ini, terjadilah bahwa Ruben sam-

pai tidur dengan Bilha, gundik ayahnya, dan kedengaranlah hal itu kepada 

Israel. 22b Adapun anak-anak lelaki Yakub dua belas orang jumlahnya. 23 

Anak-anak Lea ialah Ruben, anak sulung Yakub, kemudian Simeon, Lewi, 

Yehuda, Isakhar dan Zebulon. 24 Anak-anak Rahel ialah Yusuf dan Benya-

min. 25 Dan anak-anak Bilha, budak perempuan Rahel ialah Dan serta Naf-

tali. 26 Dan anak-anak Zilpa, budak perempuan Lea ialah Gad dan Asyer. 

Itulah anak-anak lelaki Yakub, yang dilahirkan baginya di Padan-Aram. 27 

Lalu sampailah Yakub kepada Ishak, ayahnya, di Mamre dekat Kiryat-Arba – 

itulah Hebron – tempat Abraham dan Ishak tinggal sebagai orang asing. 28 

Adapun umur Ishak seratus delapan puluh tahun. 29 Lalu meninggTuhan  

Ishak, ia mati dan dikumpulkan kepada kaum leluhurnya; ia tua dan suntuk 

umur, maka Esau dan Yakub, anak-anaknya itu, menguburkan dia. 

Di sini terdapat, 

1.  Kepindahan Yakub (ay. 21). Sama seperti para leluhurnya, ia juga 

tinggal beberapa waktu di negeri perjanjian bagaikan di negeri 

asing, dan tidak tinggal lama di satu tempat. Segera sesudah 

kisah tentang kematian Rahel, di sini ia disebut Israel (ay. 21-22), 

namun  tidak sering lagi sesudah itu. Orang-orang Yahudi berkata, 

 Sang sejarawan memberi  kehormatan ini kepadanya sebab  

ia menanggung penderitaan itu dengan kesabaran dan penyerah-

an diri yang begitu mengagumkan kepada pemeliharaan Tuhan .” 

Perhatikanlah, orang-orang yang sungguh-sungguh berusaha me-

Kitab Kejadian 35:21-29 

 703 

ngendalikan hasrat-hasratnya sendiri, sungguh merupakan Israel-

Israel, yaitu raja-raja yang bersama Tuhan . Orang yang memerintah 

atas rohnya sendiri sungguh lebih baik dibandingkan orang-orang per-

kasa. Israel memang seorang raja bersama Tuhan , namun  yang tinggal 

di kemah-kemah. Baginya disediakan sebuah kota di dunia lain. 

2.  Dosa Ruben. Ia bersalah melakukan kejahatan yang menjijikkan 

(ay. 22), dosa yang disebutkan oleh sang rasul (1Kor. 5:1), yang 

bahkan tidak pernah disebut-sebut di antara orang-orang yang 

tidak mengenal Tuhan , bahwa ada orang yang hidup dengan istri 

ayahnya. Dikatakan bahwa hal ini terjadi saat  Israel diam di 

negeri ini, seolah-olah ia tidak berada di tengah keluarganya, yang 

mungkin saja menjadi penyebab menyedihkan bagi terjadinya 

pelanggaran ini. Meskipun ada kemungkinan Bilha melakukan 

kejahatan yang lebih besar dan boleh jadi ditinggalkan Yakub 

sebab  itu, kejahatan yang dilakukan Ruben begitu menggusar-

kan hingga ia kehilangan hak kesulungan dan berkatnya (49:4). 

Anak sulung memang bukan selalu yang terbaik atau paling 

menjanjikan. Ini merupakan dosa Ruben namun  juga penderitaan 

Yakub. Betapa menyakitkannya penderitaan itu, tersirat dalam 

rangkaian kata yang singkat ini, dan kedengaranlah hal itu 

kepada Israel. Tidak lebih dari itu – kata-kata itu sudah cukup. Ia 

mendengar berita itu dengan hati yang teramat sedih, malu, ngeri, 

dan tidak senang. Ruben berpikir ia bisa menyembunyikan per-

buatannya itu, bahwa ayahnya takkan pernah mendengar tentang 

hal itu. Namun, orang-orang yang berjanji kepada diri sendiri un-

tuk merahasiakan dosa mereka, biasanya akan kecewa. Burung di 

udara bisa meneruskan berita itu. 

3.  Daftar lengkap anak-anak lelaki Yakub, sesudah  Benyamin si anak 

bungsu lahir. Inilah pertama kalinya kita mendapati nama-nama 

para pemimpin kedua belas suku itu sekaligus. Sesudah itu kita se-

ring mendapati nama mereka dibicarakan dan disebut satu per satu, 

bahkan sampai kitab terakhir dalam Alkitab (Why. 7:4; 21:12).  

4.  Kunjungan Yakub kepada Ishak, ayahnya, di Hebron. Kita dapat 

menduga bahwa sejak kembali, ia sudah mengunjungi ayahnya, 

sebab ia sangat rindu kepada rumah bapanya. Namun, sampai 

sekarang ia belum pernah membawa keluarganya untuk menetap 

bersama ayahnya atau tinggal di dekatnya (ay. 27). Boleh jadi ia 

melakukan hal itu sekarang, sebab  kematian Ribka telah mem-

buat Ishak hidup sendirian dan tidak ingin menikah lagi. 


 704

5. Di sini umur dan kematian Ishak dicatat, meskipun melalui per-

hitungan, tampaknya ia mati tidak lama sesudah Yusuf dijual ke 

Mesir dan sebagian besar dari masa itu ia lebih suka tinggal di situ. 

Ishak, seorang laki-laki yang tenang, hidup paling lama diban-

dingkan dengan semua bapa leluhurnya, sebab umurnya mencapai 

180 tahun. Abraham hanya mencapai usia 175 tahun. Ishak hidup 

sampai empat puluh tahun sesudah membuat wasiat (27:2). Kita 

memang tidak akan mati satu jam lebih cepat, namun  alangkah 

baiknya jika  kita menata hati dan rumah tangga kita dengan 

tepat. Perhatian khusus diberikan kepada kesepakatan yang baik di 

antara Esau dan Yakub, demi kekhidmatan penguburan ayah 

mereka (ay. 29), untuk menunjukkan betapa Tuhan  telah mengubah 

pikiran Esau yang telah bersumpah akan membunuh adiknya 

segera sesudah kematian sang ayah (27:41). Perhatikanlah, Tuhan  

memiliki banyak cara untuk mencegah orang-orang fasik melaku-

kan kejahatan yang telah mereka rencanakan. Ia dapat mengikat 

tangan atau membelokkan hati mereka. 

 

 

PASAL 36   

alam pasal ini kita mendapati cerita tentang keturunan Esau, 

yang, sebab  turun dari dia, disebut sebagai orang-orang Edom, 

si Esau yang menjual hak kesulungannya itu, yang kehilangan 

berkatnya, dan yang tidak dikasihi Tuhan  seperti Yakub. Inilah daftar 

singkat yang tersimpan tentang keluarganya selama beberapa ang-

katan. Silsilah keluarganya dicatat,  

1.  sebab  dia yaitu  anak Ishak, dan demi Ishaklah ia mendapat 

kehormatan ini.  

2.  sebab  orang-orang Edom yaitu  tetangga Israel, dan silsilah me-

reka akan bermanfaat untuk memberi  penjelasan pada cerita-

cerita selanjutnya tentang apa yang terjadi di antara mereka.  

3.  Ini untuk menunjukkan penggenapan dari janji kepada Abraham, 

bahwa ia akan menjadi  bapa segala bangsa,” dan penggenapan 

dari jawaban yang diberikan kepada Ribka saat  dia mencari tahu 

dari sabda Tuhan  bahwa  dua bangsa ada dalam kandunganmu.” Ini 

juga merupakan penggenapan dari berkat Ishak kepada Esau, 

 Tempat kediamanmu akan berada di tanah-tanah gemuk di bumi” 

(27:39, KJV). Kita mendapati di sini,  

I.  Istri-istri Esau (ay. 1-5).  

II.  Kepindahan Esau ke pegunungan Seir (ay. 6-8).  

III. Nama anak-anaknya (ay. 9-14).  

IV. Kepala-kepala kaum yang diturunkan dari anak-anaknya (ay. 

15-19).  

V.  Kepala-kepala kaum Hori (ay. 20-30).  

VI. Raja-raja dan kepala-kepala kaum Edom (ay. 31-43).  

Selain dari nama-nama mereka, hanya sedikit saja yang dicatat 

tentang mereka, sebab  sejarah orang-orang yang berada di luar je-


 706

maat (meskipun mungkin bermanfaat bagi sejarah bangsa) akan sedi-

kit gunanya bagi ilmu agama. Di dalam jemaatlah ditemukan contoh-

contoh yang layak diingat tentang anugerah yang istimewa, dan pe-

meliharaan yang istimewa. Sebab yang istimewa hanya terjadi dalam 

ruang lingkup jemaat, yang lainnya biasa saja. Pasal ini diringkas 

dalam 1 Tawarikh 1:35, dst. 

Keturunan Esau 

(36:1-8) 

1 Inilah keturunan Esau, yaitu Edom. 2 Esau mengambil perempuan-perem-

puan Kanaan menjadi isterinya, yakni Ada, anak Elon orang Het, dan 

Oholibama, anak Ana anak Zibeon orang Hewi, 3 dan Basmat, anak Ismael, 

adik Nebayot. 4 Ada melahirkan Elifas bagi Esau, dan Basmat melahirkan 

Rehuel, 5 dan Oholibama melahirkan Yeush, Yaelam dan Korah. Itulah anak-

anak Esau, yang lahir baginya di tanah Kanaan. 6 Esau membawa isteri-

isterinya, anak-anaknya lelaki dan perempuan dan semua orang yang ada di 

rumahnya, ternaknya, segala hewannya dan segala harta bendanya yang 

telah diperolehnya di tanah Kanaan, lalu pergilah ia ke negeri lain dan ia 

meninggalkan Yakub, adiknya itu. 7 Sebab harta milik mereka terlalu banyak, 

sehingga mereka tidak dapat tinggal bersama-sama, dan negeri penumpang-

an mereka tidak dapat memuat mereka sebab  banyaknya ternak mereka itu. 

8 Maka menetaplah Esau di pegunungan Seir; Esau itulah Edom. 

Amatilah di sini,  

1.  Mengenai Esau sendiri (ay. 1). Ia disebut Edom (ay. 8), nama yang 

dengannya diabadikanlah ingatan akan tawaran bodoh yang di-

buatnya, saat  ia menjual hak kesulungannya untuk yang 

merah-merah itu. Disebutkannya nama itu sudah cukup untuk 

menunjukkan alasan mengapa silsilah keluarganya ditutup de-

ngan pemberitahuan yang singkat seperti itu. Perhatikanlah, jika 

orang melakukan suatu kesalahan, mereka sendirilah yang harus 

dipersalahkan jika , lama sesudah itu, kesalahan tersebut 

diingat untuk melawan mereka, bagi cela mereka.  

2. Mengenai istri-istrinya, dan anak-anak yang mereka lahirkan un-

tuk dia di tanah Kanaan. Ia mempunyai tiga orang istri, dan dari 

ketiga-tiganya hanya mempunyai lima anak. Adakalanya, banyak 

orang justru mempunyai lebih banyak anak dari satu istri. Tuhan  

dalam pemeliharaan-Nya sering kali mengecewakan orang-orang 

yang mengambil jalan-jalan tidak langsung untuk membangun 

sebuah keluarga. Walaupun demikian, di sini janji itu digenapi, 

dan keluarga Esau dibangun.  

Kitab Kejadian 36:1-8 

 707 

3.  Mengenai kepindahannya ke pegunungan Seir, sebuah negeri 

yang telah diberikan Tuhan  kepadanya untuk dia miliki, sementara 

Ia menyimpan Kanaan bagi keturunan Yakub. Tuhan  mengakui-

nya, lama sesudah itu: kepada Esau Kuberikan pegunungan Seir 

(Ul. 2:5; Yos. 24:4), yang merupakan alasan mengapa orang-orang 

Edom tidak boleh diganggu dalam hal kepemilikan mereka itu. 

Orang-orang yang tidak mempunyai hak berdasarkan kovenan, 

seperti Yakub atas tanah Kanaan, bisa saja mempunyai hak 

penuh berdasarkan pemeliharaan ilahi atas harta dan tanah 

mereka, seperti Esau atas pegunungan Seir. Esau sudah tinggal 

tetap bersama sanak saudara dari istri-istrinya di Seir, sebelum 

Yakub datang dari Padan-Aram (32:3). Ishak, ada kemungkinan, 

mengirimkan Esau ke sana sebelumnya (seperti Abraham pada 

masa hidupnya mengirimkan anak-anak dari gundik-gundiknya 

meninggalkan Ishak anaknya ke negeri timur, 25:6), agar Yakub 

dibuatkan jalan yang lebih jelas untuk memiliki tanah perjanjian 

itu. Namun, bagaimanapun juga, pada masa Ishak hidup, Esau 

mungkin mempunyai sejumlah milik yang masih tertinggal di 

Kanaan. namun , sesudah  kematian Ishak, ia sepenuhnya mengun-

durkan diri ke pegunungan Seir, membawa serta bersamanya apa 

yang menjadi bagiannya dari harta pribadi ayahnya, dan menye-

rahkan Kanaan kepada Yakub. Ini bukan hanya sebab  Yakub 

diberi janji untuk itu, melainkan juga sebab  Esau melihat bahwa 

jika harta benda mereka terus bertambah-tambah seperti yang 

sudah mulai terjadi, maka tidak akan ada ruang untuk keduanya. 

Maka menetaplah Esau di pegunungan Seir (ay. 8). Perhatikanlah, 

perlawanan apa pun yang dilancarkan orang, firman Tuhan  tetap 

akan digenapi, dan bahkan orang-orang yang sudah menentang-

nya akan melihat bahwa mereka, pada suatu saat, harus tunduk 

pada penggenapan itu dan menerimanya. Esau sudah berjuang 

mendapatkan Kanaan, namun  sekarang ia dengan patuh mengun-

durkan diri ke pegunungan Seir. Sebab rencana-rencana Tuhan  

pasti akan terlaksana, baik itu mengenai masa-masa sebelum 

ditetapkan, maupun tentang batas-batas tempat kediaman kita.   


 708

Kepala-kepala Kaum Edom 

(36:9-19) 

9 Inilah keturunan Esau, bapa orang Edom, di pegunungan Seir. 10 Nama 

anak-anaknya ialah: Elifas, anak Ada isteri Esau; Rehuel, anak Basmat isteri 

Esau. 11 Anak-anak Elifas ialah Téman, Omar, Zefo, Gaetam dan Kenas. 12 

Timna yaitu  gundik Elifas anak Esau; ia melahirkan Amalek bagi Elifas. 

Itulah cucu-cucu Ada isteri Esau. 13 Inilah anak-anak Rehuel: Nahat, Zerah, 

Syama dan Miza. Itulah cucu-cucu Basmat isteri Esau. 14 Inilah anak-anak 

Oholibama, isteri Esau itu, anak Ana anak Zibeon; ia melahirkan bagi Esau: 

Yeush, Yaelam dan Korah. 15 Inilah kepala-kepala kaum bani Esau: keturun-

an Elifas anak sulung Esau, ialah kepala kaum Téman, kepala kaum Omar, 

kepala kaum Zefo, kepala kaum Kenas, 16 kepala kaum Korah, kepala kaum 

Gaetam dan kepala kaum Amalek; itulah kepala-kepala kaum Elifas di tanah 

Edom; itulah keturunan Ada. 17 Inilah keturunan Rehuel anak Esau: kepala 

kaum Nahat, kepala kaum Zerah, kepala kaum Syama dan kepala kaum 

Miza; itulah kepala-kepala kaum Rehuel di tanah Edom; itulah keturunan 

Basmat isteri Esau. 18 Inilah keturunan Oholibama isteri Esau: kepala kaum 

Yeush, kepala kaum Yaelam, kepala kaum Korah; itulah kepala-kepala kaum 

Oholibama, isteri Esau, anak Ana. 19 Itulah bani Esau, yakni Edom, dan 

itulah kepala-kepala kaum mereka. 

Amatilah di sini,  

1. Bahwa hanya nama dari anak-anak dan cucu-cucu Esau yang 

dicatat, hanya nama-nama mereka, bukan sejarah mereka. Sebab 

catatan tentang jemaatlah yang dijaga Musa, bukan catatan 

tentang orang-orang yang berada di luarnya. Nenek moyang bang-

sa Ibrani yang hidup hanya berdasarkan iman itu mendapat ke-

saksian yang baik. Sionlah yang menghasilkan orang-orang ter-

nama, bukan Seir (Mzm. 87:5). Dan juga silsilahnya tidak berlan-

jut lebih jauh dibandingkan keturunan ketiga dan keempat. Bahkan 

nama-nama dari semua keturunan selanjutnya terkubur dalam 

kelupaan. Hanya keturunan orang-orang Israellah, yang akan 

menjadi ahli waris tanah Kanaan, dan yang dari mereka akan 

datang keturunan yang dijanjikan, dan keturunan kudus, yang 

diceritakan secara panjang lebar, sejauh ada kesempatan untuk 

itu. Bahkan keturunan dari semua suku Israel sampai tanah 

Kanaan dibagi-bagi di antara mereka, dan keturunan raja-raja 

sampai Kristus datang.  

2.  Bahwa anak-anak dan cucu-cucu Esau ini disebut kepala-kepala 

kaum (ay. 15-19). Mungkin mereka yaitu  panglima-panglima 

perang, kepala kaum, atau kepala pasukan yang mempunyai pra-

jurit-prajurit di bawah mereka. Sebab Esau dan keluarganya 

hidup dari padang (27:40). Perhatikanlah, gelar-gelar kehormatan 

sudah berada lebih lama di luar jemaat dibandingkan di dalamnya.

Kitab Kejadian 36:20-30 

 709 

Anak-anak Esau menjadi kepala-kepala kaum saat  anak-anak 

Yakub hanyalah gembala-gembala domba (Kej. 47:3). Ini bukanlah 

alasan mengapa gelar-gelar kehormatan seperti itu tidak boleh 

digunakan di antara orang-orang Kristen. namun  ini merupakan 

alasan mengapa orang tidak boleh terlalu tinggi menilai diri mere-

ka sendiri, atau orang lain, berdasarkan gelar-gelar itu. Ada 

kehormatan yang datang dari Tuhan , dan nama di dalam keluarga-

Nya jauh lebih berharga tak terhingga. Orang-orang Edom mung-

kin menjadi kepala-kepala kaum bagi manusia, namun  orang-orang 

Israel sejati dijadikan raja-raja dan imam-imam bagi Tuhan  kita.  

3. Kita dapat menduga bahwa kepala-kepala kaum itu mempunyai 

sangat banyak keluarga, yang terdiri dari anak-anak dan hamba-

hamba yang termasuk di dalam wilayah kaum mereka. Tuhan  ber-

janji untuk membuat Yakub beranak banyak, dan untuk memper-

kaya dia. Namun Esau beranak banyak, dan diperkaya terlebih 

dahulu. Perhatikanlah, bukan hal baru bahwa orang-orang dari 

dunia ini mempunyai banyak anak, dan bahwa perut mereka dike-

nyangkan dengan harta yang tersimpan (Mzm. 17:14). Janji Tuhan  

kepada Yakub mulai digenapi belakangan, namun  buah-buahnya 

tinggal lebih lama, dan janji itu mendapat penggenapannya yang 

penuh dalam Israel secara rohani. 

Silsilah Orang Hori 

(36:20-30) 

20 Inilah anak-anak Seir, orang Hori, penduduk negeri itu: Lotan, Syobal, 

Zibeon, Ana, 21 Disyon, Ezer, Disyan; itulah kepala-kepala kaum orang Hori, 

anak-anak Seir, di tanah Edom. 22 Anak-anak Lotan ialah Hori dan Heman, 

dan saudara perempuan Lotan ialah Timna. 23 Inilah anak-anak Syobal: 

Alwan, Manahat, Ebal, Syefo dan Onam. 24 Inilah anak-anak Zibeon: Aya dan 

Ana; Ana inilah yang menemui mata-mata air panas di padang gurun, saat  

ia sedang menggembalakan keledai Zibeon ayahnya itu. 25 Inilah anak-anak 

Ana: Disyon dan Oholibama anak perempuan Ana. 26 Inilah anak-anak 

Disyon: Hemdan, Esyban, Yitran dan Keran. 27 Inilah anak-anak Ezer: Bilhan, 

Zaawan dan Akan. 28 Inilah anak-anak Disyan: Us dan Aran. 29 Itulah kepala-

kepala kaum orang Hori: kepala kaum Lotan, kepala kaum Syobal, kepala 

kaum Zibeon, kepala kaum Ana, 30 kepala kaum Disyon, kepala kaum Ezer 

dan kepala kaum Disyan; itulah kepala-kepala kaum orang Hori, kaum demi 

kaum, di tanah Seir.  

Di tengah-tengah silsilah orang-orang Edom ini, di sini diselipkan 

silsilah orang-orang Hori, orang-orang Kanaan itu, atau orang-orang 

Het (bandingkan dengan pasal 26:34), yang merupakan penduduk 

asli di pegunungan Seir. Disebutkan tentang mereka (14:6), dan ten-


 710

tang kepentingan mereka di pegunungan Seir, sebelum orang-orang 

Edom memiliki tanah itu (Ul. 2:12, 22). Hal ini disebutkan di sini, 

bukan hanya untuk menjelaskan cerita itu, melainkan juga untuk 

menjadi cela yang akan tetap melekat pada orang-orang Edom sebab  

sudah kawin campur dengan mereka, yang melaluinya, ada kemung-

kinan, mereka mempelajari jalan orang-orang Kanaan itu, dan mem-

buat cemar diri mereka sendiri. sesudah  Esau menjual hak kesulung-

annya dan kehilangan berkatnya, dan bersekutu dengan orang-orang 

Het, keturunannya dan anak-anak Seir di sini dihitung secara ber-

sama-sama. Perhatikanlah, orang-orang berkhianat meninggalkan je-

maat Tuhan  sudah sewajarnya dihitung bersama-sama dengan orang-

orang yang tidak pernah berada di dalamnya. Orang-orang Edom 

yang murtad berpijak di tanah yang sama dengan orang-orang Het 

yang terkutuk. Perhatian khusus diberikan tentang seseorang yang 

bernama Ana, yang menggembalakan keledai Zibeon ayahnya (ay. 

24), namun disebut sebagai kepala kaum Ana (ay. 29). Perhatikanlah, 

orang-orang yang ingin naik ke puncak harus mulai dari bawah. 

Latar belakang keturunan yang terhormat tidak boleh membuat 

seseorang tidak bekerja dengan jujur, dan juga pekerjaan yang hina 

tidak boleh menghalang-halangi kemajuan siapa pun. Ana ini tidak 

hanya rajin bekerja, namun  juga tekun, dan berhasil. Sebab ia men-

dapatkan bagal-bagal, atau (sebagaimana sebagian orang membaca-

nya) mata-mata air panas, di padang gurun. Orang-orang yang rajin 

bekerja kadang-kadang mendapat keuntungan yang lebih besar dari-

pada yang mereka harapkan.  

Raja-raja dan Kepala-kepala Kaum Edom 

(36:31-43) 

31 Inilah raja-raja yang memerintah di tanah Edom, sebelum ada seorang raja 

memerintah atas orang Israel. 32 Di Edom yang memerintah ialah Bela bin 

Beor dan kotanya bernama Dinhaba. 33 sesudah  Bela mati, Yobab bin Zerah 

dari Bozra menjadi raja menggantikan dia. 34 sesudah  Yobab mati, Husyam, 

dari negeri orang Téman, menjadi raja menggantikan dia. 35 sesudah  Husyam 

mati, Hadad bin Bedad menjadi raja menggantikan dia; dialah yang memukul 

kalah orang Midian di daerah Moab, dan kotanya bernama Awit. 36 sesudah  

Hadad mati, Samla dari Masreka menjadi raja menggantikan dia. 37 sesudah  

Samla mati, Saul, dari Rehobot yang di pinggir sungai, menjadi raja meng-

gantikan dia. 38 sesudah  Saul mati, Baal-Hanan bin Akhbor menjadi raja 

menggantikan dia. 39 sesudah  Baal-Hanan bin Akhbor mati, Hadar menjadi 

raja menggantikan dia; kotanya bernama Pahu dan isterinya bernama 

Mehetabeel binti Matred binti Mezahab. 40 Inilah nama kepala-kepala kaum 

Esau menurut kaum dan tempat mereka, dengan nama mereka masing-

masing: kepala kaum Timna, kepala kaum Alwa, kepala kaum Yetet, 41 kepala

Kitab Kejadian 36:31-43 

 711 

kaum Oholibama, kepala kaum Ela, kepala kaum Pinon, 42 kepala kaum 

Kenas, kepala kaum Téman, kepala kaum Mibzar, 43 kepala kaum Magdiel dan

kepala kaum Iram; itulah kepala-kepala kaum Edom, menurut tempat 

kediaman mereka di tanah milik mereka; Edom ialah Esau, bapa orang Edom. 

Secara perlahan-lahan, tampaknya, orang-orang Edom mengalahkan 

orang-orang Hori, memiliki negeri itu sepenuhnya, dan mendirikan 

pemerintahan mereka sendiri.  

1.  Mereka diperintah oleh raja-raja, yang mengatur seluruh negeri, 

dan yang tampaknya naik takhta melalui pemilihan, dan bukan 

secara turun-temurun. Begitulah menurut pengamatan Uskup 

Patrick. Raja-raja ini memerintah di tanah Edom, sebelum ada 

seorang raja memerintah atas orang Israel, maksudnya, sebelum 

zaman Musa, sebab ia menjadi raja di Yesyurun (Ul. 33:5). Tuhan  

baru saja berjanji kepada Yakub bahwa raja-raja akan berasal 

dari padanya (35:11), namun darah daging Esau menjadi raja 

jauh sebelum siapa pun dari darah daging Yakub. Perhatikanlah, 

dalam kemakmuran dan kehormatan lahiriah, anak-anak kove-

nan sering kali ketinggalan, dan orang-orang yang berada di luar 

kovenan maju terlebih dahulu. Kemenangan orang-orang fasik 

mungkin cepat, namun  singkat. Cepat matang, dan cepat juga bu-

suk. namun  , buah-buah janji, meskipun pelan, pasti dan 

abadi. namun  ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak meni-

pu. Kita dapat menduga bahwa sungguh merupakan ujian yang 

besar bagi iman Israel milik Tuhan  saat  mendengar tentang keme-

gahan dan kekuasaan raja-raja Edom, sementara mereka menjadi 

budak di Mesir. namun  orang-orang yang mencari perkara-perkara 

besar dari Tuhan  harus puas untuk bersabar menantikannya. Waktu 

Tuhan  yaitu  waktu yang terbaik.  

2.  sesudah  itu mereka diperintah oleh kepala-kepala kaum, yang di-

sebutkan lagi di sini, dan yang saya kira, semuanya memerintah 

pada waktu yang sama di beberapa tempat di negeri itu. Entah 

mereka mendirikan bentuk pemerintahan ini mengikuti cara 

orang-orang Hori, yang sudah terlebih dahulu memakai nya 

(ay. 29), atau pemerintahan Tuhan  merendahkan mereka ke dalam 

cara pemerintahan itu, seperti yang diduga sebagian orang, untuk 

menegur mereka atas sikap tidak bersahabat mereka terhadap 

Israel, yaitu saat  menolak orang-orang Israel untuk melalui 

daerah mereka (Bil. 20:18). Perhatikanlah, jika  kekuasaan 

disalahgunakan, adil bagi Tuhan  untuk memperlemahnya, dengan 


 712

mengubahnya menjadi berbagai macam aliran. sebab  pemberon-

takan negeri banyaklah penguasa-penguasanya. Dosa menurun-

kan orang Edom dari raja-raja menjadi kepala-kepala kaum, dari 

mahkota-mahkota raja menjadi mahkota-mahkota mainan. Kita 

membaca tentang kepala-kepala kaum Edom (Kel. 15:15), namun, 

lama sesudah itu, kita juga membaca tentang raja-raja mereka lagi.  

3. Pegunungan Seir disebut sebagai tanah milik mereka (ay. 43). 

Sementara orang-orang Israel berdiam di rumah perbudakan, dan 

tanah Kanaan mereka masih hanya berupa tanah perjanjian, 

orang-orang Edom berdiam di tempat kediaman mereka sendiri, 

dan Seir menjadi milik mereka. Perhatikanlah, anak-anak dunia 

ini mempunyai segala-galanya di dalam genggaman, namun tidak 

mempunyai apa-apa dalam pengharapan (Luk. 16:25). Sementara 

anak-anak Tuhan  mempunyai segala-galanya dalam pengharapan, 

namun hampir tidak mempunyai apa-apa di dalam genggaman. 

namun , dengan menimbang segala segi, lebih baik mempunyai 

Kanaan di dalam janji dibandingkan mendapatkan pegunungan Seir 

sebagai hak milik. 

 

 

PASAL 37  

ada pasal ini dimulai cerita tentang Yusuf. Dalam setiap pasal 

selanjutnya sampai akhir kitab ini, kecuali dalam satu pasal, 

Yusuf menjadi tokoh utama. Ia yaitu  anak Yakub yang tertua dari 

istrinya yang terkasih Rahel, yang dilahirkan, seperti halnya dengan 

banyak orang terpandang, dari seorang ibu yang sudah lama mandul. 

Ceritanya dengan begitu menakjubkan dibagi antara keadaannya 

yang rendah dan ditinggikan, sehingga kita tidak bisa menghindar 

untuk melihat sesuatu tentang Kristus di dalamnya, yang pertama-

tama direndahkan dan kemudian ditinggikan, dan yang dalam ba-

nyak contoh, mengalami hal sedemikian rupa sehingga menggenapi 

pelambangan Yusuf. Cerita ini juga menunjukkan apa yang menjadi 

bagian bagi orang-orang Kristen, yang harus masuk ke dalam keraja-

an melalui banyak penganiayaan. Dalam pasal ini, kita mendapati,   

I.   Kebencian yang terpendam dari saudara-saudaranya terha-

dap dia. Mereka membenci dia,  

1.  sebab  dia memberi tahu ayahnya tentang kefasikan me-

reka (ay. 1-2).  

2.  sebab  ayahnya mengasihi dia (ay. 3-4).  

3.  sebab  dia bermimpi tentang kekuasaannya atas mereka 

(ay. 5-11).  

II. Kejahatan-kejahatan yang dirancangkan dan diperbuat oleh 

saudara-saudaranya melawan dia.  

1. Kunjungannya yang baik terhadap mereka memberi mere-

ka kesempatan untuk melakukan kejahatan itu (ay. 12-17).  

2.  Mereka berencana untuk membunuhnya, namun  bertekad 

untuk membuatnya kelaparan terlebih dahulu (ay. 18-24).  

3.  Mereka mengubah tujuan mereka, dan menjualnya seba-

gai budak (ay. 25-28).  


 714

4.  Mereka membuat ayah mereka percaya bahwa ia diterkam 

oleh binatang buas (ay. 29-35).  

5.  Ia dijual ke Mesir kepada Potifar (ay. 36).  

Dan semua ini bekerja bersama-sama untuk mendatangkan ke-

baikan.  

Yusuf Anak Kesayangan Yakub  

(37:1-4) 

1 Adapun Yakub, ia diam di negeri penumpangan ayahnya, yakni di tanah 

Kanaan. 2 Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh 

belas tahun – jadi masih muda – biasa menggembalakan kambing domba, 

bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, 

kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar 

tentang kejahatan saudara-saudaranya. 3 Israel lebih mengasihi Yusuf dari 

semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa 

tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia. 4 

sesudah  dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi 

Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya dan 

tidak mau menyapanya dengan ramah.  

Musa tidak mempunyai apa-apa lagi untuk dikatakan tentang orang-

orang Edom, kecuali kalau mereka kebetulan didapati di tengah-

tengah jalan yang dilalui Israel. namun  sekarang ia memberi  per-

hatiannya dekat-dekat kepada cerita tentang keluarga Yakub: Inilah 

riwayat keturunan Yakub. Silsilah keluarganya bukanlah silsilah yang 

kosong dan kering seperti silsilah keluarga Esau (36:1), melainkan 

sebuah sejarah yang layak diingat dan berguna. Inilah,  

1.  Yakub tinggal di negeri penumpangan ayahnya Ishak, yang masih 

hidup pada waktu itu (ay. 1). Kita tidak akan pernah berada di 

rumah, sampai kita tiba di sorga.  

2.  Yusuf, seorang gembala, sedang menggembalakan kambing domba 

bersama-sama dengan saudara-saudaranya (ay. 2). Walaupun 

menjadi anak kesayangan ayahnya, ia tidak dibesarkan dalam 

kemalasan dan kemewahan. Orang tidak sungguh-sungguh me-

ngasihi anak-anak mereka jika mereka tidak membiasakan anak-

anak mereka bekerja, memeras keringat, dan menyangkal diri. 

Memanjakan anak biasanya dengan alasan yang baik disebut me-

rusakkan mereka. Orang-orang yang tidak terlatih untuk berbuat 

sesuatu, kemungkinan tidak akan berguna bagi apa pun.  

3.  Yusuf dikasihi oleh ayahnya (ay. 3), sebagian demi ibunya yang 

tercinta yang sudah meninggal, dan sebagian demi Yakub sendiri, 

Kitab Kejadian 37:1-4 

 715 

sebab  ia menjadi penghiburan terbesar bagi Yakub di usia tua-

nya. Mungkin Yusuf selalu melayani dia, dan lebih memperhati-

kan dia dibandingkan anak-anaknya yang lain. Ia anak si orang tua, 

begitu kata sebagian orang. Maksudnya, saat  masih anak-anak, 

ia bersikap sungguh-sungguh dan bijak seperti layaknya orang 

tua, seorang anak, namun  tidak kekanak-kanakan. Yakub menya-

takan perasaannya kepada Yusuf dengan memakaikan kepadanya 

baju yang lebih indah dibandingkan baju anak-anaknya yang lain. Ia 

menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia, yang mung-

kin mengisyaratkan kehormatan-kehormatan lebih jauh yang 

akan diberikan kepadanya di kemudian hari. Perhatikanlah, wa-

laupun sungguh berbahagia anak-anak yang mempunyai dalam 

diri mereka sesuatu yang dengan wajar membuat mereka disa-

yang orangtua secara istimewa, namun bijaklah orangtua untuk 

tidak membuat pembedaan antara anak yang satu dan anak yang 

lain. Hal ini bisa saja dilakukan kecuali ada alasan kuat dan nya-

ta, yang berkaitan dengan ketaatan atau ketidaktaatan mereka. 

Pengasuhan orangtua tidak boleh memihak, dan harus dipandu 

dengan tangan yang kokoh.  

4.  Yusuf dibenci oleh saudara-saudaranya,  

(1) sebab  ayahnya mengasihi dia. jika  orangtua membuat 

pembedaan, anak-anak segera memperhatikannya, dan hal itu 

sering kali menimbulkan perseteruan dan pertengkaran di 

dalam keluarga.  

(2) sebab  ia menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang 

kejahatan saudara-saudaranya. Anak-anak Yakub melakukan 

itu saat  mereka tidak berada di bawah pengawasannya. Me-

reka tidak akan berani melakukannya seandainya mereka ber-

ada di rumah bersama dia. namun  Yusuf melaporkan kepada 

ayahnya tentang perilaku buruk mereka, supaya ayahnya 

menegur dan mengekang mereka. Yusuf melakukan ini bukan 

sebagai seorang pengadu yang penuh kebencian, untuk mena-

bur perpecahan, melainkan sebagai adik yang setia, yang, 

sebab  tidak berani memperingatkan mereka sendiri, menceri-

takan kesalahan-kesalahan mereka kepada orang yang berwe-

nang untuk memperingatkan mereka. Perhatikanlah,  

[1] Sudah biasa bahwa orang yang mengawasi dengan maksud 

baik dipandang sebagai musuh. Orang-orang yang benci di-


 716

perbaharui membenci orang-orang yang ingin memperbaha-

rui mereka (Ams. 9:8).  

[2] Sudah biasa bahwa orang-orang yang dikasihi Tuhan  dibenci 

oleh dunia. Siapa yang diberkati Sorga dikutuk oleh neraka. 

Orang-orang yang kepada mereka Tuhan  berbicara dengan 

menghibur, kepada mereka orang-orang fasik tidak akan 

berbicara dengan damai. Dikatakan di sini tentang Yusuf, 

bahwa ia bersama-sama dengan anak-anak Bilha. Sebagian 

orang membacanya seperti ini, dan ia melayani mereka, dan 

mereka menjadikannya sebagai babu. 

Mimpi Yusuf yang Membuat  

Saudara-saudaranya Membencinya 

(37:5-11) 

5 Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya 

kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya. 

6 sebab  katanya kepada mereka:  Coba dengarkan mimpi yang kumimpikan 

ini: 7 Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu 

bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas 

kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu.” 8 

Lalu saudara-saudaranya berkata kepadanya:  Apakah engkau ingin menjadi 

raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?” Jadi makin ben-

cilah mereka kepadanya sebab  mimpinya dan sebab  perkataannya itu. 9 

Lalu ia memimpikan pula mimpi yang lain, yang diceritakannya kepada 

saudara-saudaranya. Katanya:  Aku bermimpi pula: Tampak matahari, bulan 

dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku.” 10 sesudah  hal ini dicerita-

kannya kepada ayah dan saudara-saudaranya, maka ia ditegor oleh ayahnya: 

 Mimpi apa mimpimu itu? Masakan aku dan ibumu serta saudara-saudara-

mu sujud menyembah kepadamu sampai ke tanah?” 11 Maka iri hatilah sau-

dara-saudaranya kepadanya, namun  ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya. 

Di sini,  

I.  Yusuf menceritakan mimpi-mimpi yang mengandung nubuatan 

yang dialaminya (ay. 6-7, 9-10). Meskipun waktu itu ia sangat 

muda (sekitar tujuh belas tahun), ia saleh dan taat, dan condong 

pada hal yang baik, dan ini membuatnya pantas menerima 

penyataan-penyataan Tuhan  yang penuh rahmat tentang diri-Nya 

kepada dia. Yusuf mempunyai banyak masalah di hadapannya, 

dan oleh sebab itu Tuhan  sedari dini memberi dia pengharapan 

akan pengangkatannya ini, untuk menopang dan menghibur dia 

di bawah permasalahan-permasalahannya yang akan berlangsung 

lama dan menyakitkan, yang dengannya ia harus diuji. Demikian 

pulalah Kristus mendapat sukacita yang disediakan bagi Dia, dan

Kitab Kejadian 37:5-11 

 717 

begitu pula dengan orang-orang Kristen. Perhatikanlah, Tuhan  mem-

punyai cara untuk mempersiapkan umat-Nya menghadapi ujian-

ujian yang tidak bisa mereka lihat sebelumnya. Tuhan  sudah bisa 

melihat semua ujian ini sebelum terjadi, dan sebab  itu Dia me-

lengkapi mereka dengan berbagai penghiburan. Mimpi-mimpi Yusuf 

yaitu ,   

1. Bahwa berkas-berkas gandum saudara-saudaranya sujud me-

nyembah kepada berkas gandumnya, dengan menunjukkan 

pada kesempatan apa mereka harus tunduk hormat kepada-

nya, yaitu saat  mereka mencari gandum pada dia. Berkas-

berkas gandum mereka yang kosong akan sujud menyembah 

kepada berkas gandumnya yang penuh.  

2.  Bahwa matahari, bulan, dan sebelas bintang sujud menyem-

bah kepadanya (ay. 9). Yusuf lebih merupakan seorang nabi 

dibandingkan seorang yang suka mencari kedudukan, sebab kalau 

tidak, ia pasti akan menyimpan hal ini dalam hatinya, sebab ia 

sudah tahu bahwa saudara-saudaranya membenci dia, dan 

bahwa hal ini hanya akan membuat mereka lebih kesal lagi. 

Walaupun begitu, sekalipun Yusuf memberitahukan hal ini da-

lam kepolosannya, Tuhan  mengatur ceritanya itu untuk mem-

permalukan saudara-saudaranya. Amatilah, Yusuf bermimpi 

tentang pengangkatannya ke suatu kedudukan yang tinggi, 

namun  ia tidak bermimpi tentang dirinya masuk penjara. Demi-

kianlah banyak orang muda, saat  baru mulai menapaki du-

nia, tidak memikirkan hal lain selain kemakmuran dan kese-

nangan, dan tidak pernah memimpikan masalah.   

II.  Saudara-saudaranya menanggapi cerita itu dengan hati jahat, dan 

semakin merasa geram terhadapnya (ay. 8): Apakah engkau ingin 

menjadi raja atas kami? Lihatlah di sini,  

1.  Betapa benar mereka menafsirkan mimpinya, bahwa ia akan 

berkuasa atas mereka. Yang menjadi penafsir mimpinya ada-

lah orang-orang yang menjadi musuh bagi penggenapannya, 

seperti dalam cerita Gideon (Hak. 7:13-14). Mereka memahami 

bahwa merekalah yang dimaksudkannya (Mat. 21:45). Apa yang 

terjadi kemudian persis menggenapi penafsiran ini (42:6, dst.).  

2.  Betapa dengan rasa cela mereka membenci mimpi itu:  Apakah 

engkau, yang hanya satu, ingin menjadi raja atas kami, yang 


 718

banyak? Engkau, yang paling muda, berkuasa atas kami yang 

lebih tua?” Perhatikanlah, pemerintahan dan kekuasaan Yesus 

Kristus, Yusuf kita, sudah dan masih direndahkan dan diten-

tang oleh dunia yang bersifat kedagingan dan tidak mau per-

caya, yang tidak bisa tahan membayangkan orang ini harus 

berkuasa atas mereka. Dan kekuasaan orang benar pun, di 

fajar hari kebangkitan, dipandang dengan penghinaan yang 

teramat besar.  

III. Ayahnya menegur dia dengan lembut, namun menyimpan dalam 

hati apa yang dikatakannya (ay. 10-11). Mungkin ayahnya mene-

gur dia supaya saudara-saudaranya tidak terlalu tersinggung de-

ngan perkataannya itu. Namun, ayahnya memperhatikan perkata-

annya itu lebih dibandingkan yang tidak seharusnya: ia mencetuskan 

gagasan bahwa itu hanyalah mimpi kosong, sebab  ibunya yang 

sudah mati beberapa waktu sebelumnya dibawa-bawa. Padahal, 

sebenarnya matahari, bulan dan sebelas bintang tiada lain menan-

dakan seluruh keluarga yang akan bergantung kepadanya dan 

akan berutang budi kepadanya. Perhatikanlah, iman umat Tuhan  

kepada janji-janji Tuhan  sering kali dengan pedih digoyahkan oleh 

kesalahpahaman mereka terhadap janji-janji itu. Akibatnya, mere-

ka yakin penggenapannya tidak mungkin terlaksana. namun  Tuhan  

melakukan pekerjaan-Nya sendiri, dan akan melakukannya, en-

tah kita memahami-Nya dengan benar atau tidak. Yakub, seperti 

Maria (Luk. 2:51), menyimpan perkara ini dalam hatinya, dan 

tidak diragukan lagi mengingatnya lama sesudah itu, saat  apa 

yang terjadi menggenapi nubuatan itu.  

Kejahatan Saudara-saudara Yusuf terhadapnya 

(37:12-22) 

12 Pada suatu kali pergilah saudara-saudaranya menggembalakan kambing 

domba ayahnya dekat Sikhem. 13 Lalu Israel berkata kepada Yusuf:  Bukan-

kah saudara-saudaramu menggembalakan kambing domba dekat Sikhem? 

Marilah engkau kusuruh kepada mereka.” Sahut Yusuf:  Ya bapa.” 14 Kata 

Israel kepadanya:  Pergilah engkau melihat apakah baik keadaan saudara-

saudaramu dan keadaan kambing domba; dan bawalah kabar tentang itu 

kepadaku.” Lalu Yakub menyuruh dia dari lembah Hebron, dan Yusuf pun 

sampailah ke Sikhem. 15 saat  Yusuf berjalan ke sana ke mari di padang, 

bertemulah ia dengan seorang laki-laki, yang bertanya kepadanya:  Apakah 

yang kaucari?” 16 Sahutnya:  Aku mencari saudara-saudaraku. Tolonglah 

katakan kepadaku di mana mereka menggembalakan kambing domba?” 17 

Lalu kata orang itu:  Mereka telah berangkat dari sini, sebab telah kudengar

Kitab Kejadian 37:12-22 

 719 

mereka berkata: Marilah kita pergi ke Dotan.” Maka Yusuf menyusul sau-

dara-saudaranya itu dan didapatinyalah mereka di Dotan. 18 Dari jauh ia 

telah kelihatan kepada mereka. namun  sebelum ia dekat pada mereka, mere-

ka telah bermufakat mencari daya upaya untuk membunuhnya. 19 Kata 

mereka seorang kepada yang lain:  Lihat, tukang mimpi kita itu datang! 20 Se-

karang, marilah kita bunuh dia dan kita lemparkan ke dalam salah satu sumur 

ini, lalu kita katakan: seekor binatang buas telah menerkamnya. Dan kita akan 

lihat nanti, bagaimana jadinya mimpinya itu!” 21 saat  Ruben mendengar hal 

ini, ia ingin melepaskan Yusuf dari tangan mereka, sebab itu katanya:  Jangan-

lah kita bunuh dia!” 22 Lagi kata Ruben kepada mereka:  Janganlah tumpahkan 

darah, lemparkanlah dia ke dalam sumur yang ada di padang gurun ini, namun  

janganlah apa-apakan dia” – maksudnya hendak melepaskan Yusuf dari tangan 

mereka dan membawanya kembali kepada ayahnya.  

Inilah,  

I.   Kedatangan Yusuf yang baik, dalam menuruti perintah ayahnya, 

untuk menemui saudara-saudaranya, yang sedang menggembala-

kan domba di Sikhem, berkilo-kilometer jauhnya. Sebagian orang 

beranggapan bahwa mereka sengaja pergi ke sana, dengan ber-

harap agar Yusuf disuruh melihat mereka, dan agar pada saat itu 

mereka mendapatkan kesempatan untuk berbuat jahat kepada-

nya. Namun bagaimanapun juga, baik Yusuf maupun ayahnya 

lebih memiliki ketulusan merpati dibandingkan kecerdikan ular, sebab 

kalau tidak, Yusuf tidak akan pernah datang seperti itu kepada 

orang-orang yang membencinya. Namun, Tuhan  merancangkan itu 

semua untuk mendatangkan kebaikan. Lihatlah dalam diri Yusuf 

sebuah teladan,  

1. Ketaatannya terhadap ayahnya. Meskipun sebagai anak kesa-

yangan ayahnya, ia dijadikan, dan rela menjadi, hamba ayah-

nya. Betapa dengan siap sedia ia menunggu perintah-perintah 

ayahnya! Ya bapa (ay. 13). Perhatikanlah, anak-anak yang 

paling dikasihi oleh orangtua mereka haruslah yang paling 

taat terhadap mereka. Dengan begitulah kasih orangtua mere-

ka tersampaikan dengan baik dan dibalas dengan baik.  

2. Kebaikannya terhadap saudara-saudaranya. Meskipun tahu 

bahwa mereka membenci dia dan iri hati terhadapnya, ia tidak 

berkeberatan melakukan perintah-perintah ayahnya. Tidak 

peduli tempat itu jauh atau berbahayanya perjalanan ke sana, 

dengan gembira ia mengambil kesempatan itu untuk menun-

jukkan penghormatannya terhadap saudara-saudaranya. Per-

hatikanlah, yaitu  pelajaran yang sangat baik, walaupun di-

pelajari dengan sulit dan jarang diterapkan, untuk mengasihi 


 720

orang yang membenci kita. Sekalipun saudara-saudara kita 

tidak melakukan kewajiban mereka terhadap kita, kita tidak 

boleh melalaikan kewajiban kita terhadap mereka. Ini patut 

disyukuri. Yusuf disuruh oleh ayahnya untuk pergi ke Sikhem, 

untuk melihat apakah saudara-saudaranya baik-baik saja di 

sana, dan jangan-jangan negeri itu bangkit melawan mereka 

dan menghancurkan mereka, untuk membalaskan pembunuh-

an biadab yang anak-anak Yakub lakukan terhadap orang-

orang Sikhem beberapa tahun sebelumnya. namun  Yusuf, kare-

na tidak menemui mereka di sana, pergi ke Dotan, yang me-

nunjukkan bahwa ia melakukan perjalanan ini bukan hanya 

untuk menuruti ayahnya (sebab jika demikian ia bisa saja pu-

lang kembali saat  tidak menemukan mereka di Sikhem, ka-

rena sudah melakukan apa yang disuruh ayahnya), melainkan 

juga sebab  kasihnya kepada saudara-saudaranya, dan oleh 

sebab itu ia mencari dengan tekun sampai ia mendapatkan 

mereka. Hendaklah kasih persaudaraan terus berlanjut seperti 

itu, dan hendaklah kita menunjukkan bukti-buktinya. 

II. Rencana yang haus darah dan penuh kebencian dari saudara-

saudaranya melawan dia, yang membalas kebaikan dengan keja-

hatan, dan, sebagai balasan terhadap kasihnya, menjadi musuh-

musuhnya. Amatilah,  

1.  Bagaimana dengan sengaja mereka merancangkan kejahatan 

ini: saat  dari jauh ia telah kelihatan kepada mereka, mereka 

telah bermufakat mencari daya upaya untuk membunuhnya 

(ay. 18). Bukan dalam amarah, atau sebab  dipancing secara 

tiba-tiba, mereka berpikir untuk membunuhnya, melainkan 

sebab  kebencian yang sudah terpendam, dan dengan darah 

dingin. Perhatikanlah, barangsiapa membenci saudaranya, ia 

seorang pembunuh, sebab ia akan menjadi pembunuh jika ada 

kesempatan untuk itu (1Yoh. 3:15). Kebencian yaitu  hal yang 

paling keji, dan mengandung bahaya akan melahirkan peker-

jaan yang haus darah jika  dipendam dan dituruti. Semakin 

banyak rencana dan rancangan di dalam dosa, semakin buruk 

dosa itu. Melakukan kejahatan itu buruk, namun  lebih buruk 

lagi merancangkannya.  

2.  Betapa kejamnya mereka dalam rancangan mereka. Tidak ada 

yang akan membuat mereka puas selain darahnya: Sekarang, 

Kitab Kejadian 37:12-22 

 721 

marilah kita bunuh dia (ay. 20). Perhatikanlah, permusuhan 

yang berlangsung lama akan memburu nyawa yang berharga. 

Orang yang haus akan darahlah yang membenci orang saleh 

(Ams. 29:10), dan darah orang-orang kuduslah yang membuat 

si pelacur mabuk.  

3. Betapa dengan cemooh mereka menghina dia atas mimpi-

mimpinya (ay. 19): tukang mimpi kita itu datang, dan (ay. 20), 

kita akan lihat nanti, bagaimana jadinya mimpinya itu. Hal ini 

menunjukkan apa yang membuat mereka kesal dan geram. 

Mereka tidak bisa tahan membayangkan bahwa mereka harus 

memberi  penghormatan kepada dia. Inilah yang berusaha 

mereka cegah, dengan membunuhnya. Perhatikanlah, manusia 

yang kesal dan geram terhadap tindakan-tindakan kebijaksana-

an Tuhan  berarti secara tidak saleh berencana untuk menggagal-

kannya. namun  mereka hanya mereka-reka perkara yang sia-sia 

(Mzm. 2:1-3). Apa yang sudah ditetapkan Tuhan  akan terjadi.  

4.  Bagaimana mereka sepakat untuk menjaga rahasia satu sama 

lain, dan menutup-nutupi pembunuhan itu dengan kebohong-

an: Kita katakan: seekor binatang buas telah menerkamnya. 

Sementara dalam usaha untuk menghabisinya seperti itu, me-

reka membuktikan diri mereka lebih buruk dibandingkan binatang-

binatang yang paling buas. Sebab, binatang-binatang buas 

tidak memangsa binatang-binatang sejenis mereka, sedangkan 

mereka menerkam sesama mereka sendiri. 

III. Rencana Ruben untuk melepaskan dia (ay. 21-22). Perhatikanlah, 

Tuhan  bisa mengangkat sahabat-sahabat bagi umat-Nya, bahkan 

di antara musuh-musuh mereka. Sebab semua hati berada dalam 

genggaman tangan-Nya. Ruben, dari semua saudara yang lain, 

mempunyai paling banyak alasan untuk iri hati terhadap Yusuf, 

sebab ia yaitu  anak sulung, dan dengan demikian berhak men-

dapatkan kebaikan-kebaikan istimewa yang diberikan Yakub 

kepada Yusuf. Namun, ia membuktikan dirinya sebagai sahabat 

terbaik bagi Yusuf. Ruben tampaknya berperangai lembut dan 

halus, yang membuatnya rentan melakukan dosa kecemaran. 

Sedangkan perangai dari kedua adiknya, Simeon dan Lewi, keras, 

yang membuat mereka rentan melakukan dosa pembunuhan, 

dosa yang membuat Ruben ngeri membayangkannya. Perhatikan-

lah, perangai kita haruslah kita jaga dari dosa-dosa yang paling 


 722

cenderung dilakukannya, dan dimanfaatkan (seperti Ruben di sini) 

untuk melawan dosa-dosa yang paling dibencinya. Ruben mengaju-

kan sebuah usulan, yang mereka pikir akan berhasil memenuhi 

maksud mereka untuk menghancurkan Yusuf, namun yang di-

rancangkannya akan memenuhi maksudnya sendiri untuk me-

nyelamatkan Yusuf dari tangan mereka, dan mengembalikan dia 

kepada ayahnya, mungkin sambil berharap dengan berbuat demi-

kian ia bisa mendapatkan kembali kebaikan ayahnya, yang bela-

kangan ini hilang darinya. namun  Tuhan  mengesampingkan semua-

nya itu untuk memenuhi maksud-Nya sendiri dalam menjadikan 

Yusuf sebagai alat untuk menyelamatkan kehidupan banyak 

orang. Yusuf di sini menjadi pelambang Kristus. Meskipun Ia 

yaitu  Anak kesayangan Bapa-Nya, dan dibenci oleh dunia yang 

fasik, Bapa mengutus Dia dari pangkuan-Nya untuk melawat kita 

dalam perendahan diri dan kasih yang besar. Ia datang dari sorga 

ke bumi, untuk mencari dan menyelamatkan kita. Namun, sekali-

pun begitu, rancangan-rancangan yang penuh kebencian diben-

tangkan untuk melawan dia. Ia datang kepada milik kepunyaan-

Nya, namun  orang-orang kepunyaan-Nya itu bukan saja tidak me-

nerima-Nya, melainkan juga berencana untuk menentang-Nya: Ia 

yaitu  ahli waris, mari kita bunuh dia. Salibkanlah Dia! Salibkan-

lah Dia. Kepada semuanya ini Ia berserah, sesuai dengan ran-

cangan-Nya untuk menebus dan menyelamatkan kita. 

Yusuf Dijual 

(37:23-30) 

23 Baru saja Yusuf sampai kepada saudara-saudaranya, mereka pun me-

nanggalkan jubah Yusuf, jubah maha indah yang dipakainya itu. 24 Dan me-

reka membawa dia dan melemparkan dia ke dalam sumur. Sumur itu ko-

song, tidak berair. 25 Kemudian duduklah mereka untuk makan. saat  

mereka mengangkat muka, kelihatanlah kepada mereka suatu kafilah orang 

Ismael datang dari Gilead dengan untanya yang membawa damar, balsam 

dan damar ladan, dalam perjalanannya mengangkut barang-barang itu ke 

Mesir. 26 Lalu kata Yehuda kepada saudara-saudaranya itu:  Apakah untung-

nya kalau kita membunuh adik kita itu dan menyembunyikan darahnya? 27 

Marilah kita jual dia kepada orang Ismael ini, namun  janganlah kita apa-

apakan dia, sebab  ia saudara kita, darah daging kita.” Dan saudara-sau-

daranya mendengarkan perkataannya itu. 28 saat  ada saudagar-saudagar 

Midian lewat, Yusuf diangkat ke atas dari dalam sumur itu, kemudian dijual 

kepada orang Ismael itu dengan harga dua puluh syikal perak. Lalu Yusuf 

dibawa mereka ke Mesir. 29 saat  Ruben kembali ke sumur itu, ternyata 

Yusuf tidak ada lagi di dalamnya. Lalu dikoyakkannyalah bajunya, 30 dan 

kembalilah ia kepada saudara-saudaranya, katanya:  Anak itu tidak ada lagi, 

ke manakah aku ini?” 

Kitab Kejadian 37:23-30 

 723 

Kita mendapati di sini bagaimana mereka menjalankan rancangan 

mereka terhadap Yusuf.  

1.  Mereka menelanjangi dia, masing-masing berusaha merebut 

jubah berwarna-warni yang membuat mereka iri hati itu (ay. 23). 

Demikianlah, dalam bayangan mereka, mereka merampas haknya 

sebagai anak, yang mungkin dilambangkan oleh jubah ini, dengan 

mendukakan dia, menghina ayah mereka, dan menghibur diri 

mereka sendiri, sementara mereka menghina-hina dia.  Sekarang, 

Yusuf, di manakah jubah yang mahaindah itu?” Demikian pulalah 

Yesus Tuhan kita ditelanjangi dari jubah-Nya yang tidak berjahit, 

dan demikian pulalah dengan orang-orang kudus-Nya yang men-

derita, yang pertama-pertama dirampas dengan begitu gencar dari 

hak-hak istimewa dan kehormatan-kehormatan mereka, dan 

kemudian dijadikan sebagai kotoran dari segala sesuatu.  

2. Mereka pergi ke sana kemari untuk membuat dia kelaparan, me-

lemparkannya ke dalam sumur kering, untuk membinasakannya 

di sana dengan rasa lapar dan udara dingin, betapa mereka tidak 

mengenal belas kasihan (ay. 24). Perhatikanlah, jika  iri hati 

berkuasa, belas kasihan hilang, dan perikemanusiaan sendiri ter-

lupakan (Ams. 27:4). Betapa kebencian penuh dengan racun yang 

mematikan, sehingga semakin biadab suatu perbuatan, semakin 

menyenangkan perbuatan itu. Sekarang Yusuf memohon untuk 

tidak dibunuh, dalam kesesakan hatinya (42:21), meminta, de-

ngan segala rasa iba yang bisa dibayangkan, agar mereka puas 

mengambil jubahnya dan menyayangkan hidupnya. Ia menyeru-

kan ketidakbersalahannya, hubungan persaudaraannya dengan 

mereka, kasih sayangnya terhadap mereka, dan penyerahan diri-

nya terhadap mereka. Ia menangis dan memohon, namun  semua 

sia-sia. Hanya Ruben yang melunak dan menengahi untuk dia 

(42:22). namun  ia tidak berhasil menyelamatkan Yusuf dari sumur 

yang mengerikan itu, yang di dalamnya mereka bertekad untuk 

membuatnya mati secara perlahan-lahan, dan terkubur hidup-

hidup. Inikah orang yang kepadanya saudara-saudaranya harus 

memberi  penghormatan? Perhatikanlah, pemeliharaan-peme-

liharaan Tuhan  sering kali tampak bertentangan dengan maksud-

maksud-Nya, sekalipun pemeliharaan-pemeliharaan itu memenuhi 

maksud-maksud-Nya, dan bekerja dari kejauhan untuk mencapai 

penggenapannya.  


 724

3.  Mereka menghinanya saat  ia sedang dalam kesusahan, dan 

tidak bersedih atas penderitaannya. Sebab saat  ia merana di 

dalam sumur, meratapi kesengsaraannya sendiri, dan dengan 

tangisan yang pilu memohon-mohon agar mereka mengasihani-

nya, duduklah mereka untuk makan (ay. 25).  

(1) Tidak ada penyesalan dalam hati nurani mereka atas dosa itu. 

Seandainya mereka menyesal, itu akan merusak nafsu makan 

mereka, dan kenikmatan makanan mereka. Perhatikanlah, 

kekuatan besar yang menutupi hati nurani biasanya membuat 

hati nurani itu beku, dan untuk sementara waktu membuat-

nya kehilangan rasa maupun kata. Orang yang berani berbuat 

dosa selalu merasa aman-aman saja. namun  hati nurani sau-

dara-saudara Yusuf, meskipun sekarang tertidur, dibangun-

kan lagi lama sesudah itu (42:21). 

(2) Sekarang mereka senang membayangkan bagaimana mereka 

terbebas dari ketakutan bahwa saudara mereka akan berkua-

sa atas mereka, dan bahwa, sebaliknya, mereka telah memutar 

roda sehingga berbalik melawannya. Mereka bergembira atas 

dia, seperti penganiaya-penganiaya bergembira atas dua saksi 

Tuhan  yang telah menjadi siksaan bagi mereka (Why. 11:10). 

Perhatikanlah, orang-orang yang menentang ketetapan-kete-

tapan Tuhan  mungkin saja berhasil, sejauh mereka berpikir 

bahwa mereka telah mencapai tujuan mereka, namun dalam 

hal ini mereka tertipu.  

4.  Mereka menjualnya. Serombongan kafilah pedagang pada waktu 

yang amat tepat (dengan sudah diatur oleh Tuhan  Sang Pemelihara) 

lewat, dan Yehuda mengajukan permintaan agar mereka menjual 

Yusuf kepada pedagang-pedagang itu, untuk dibawa jauh-jauh ke 

Mesir, di mana, dalam segala kemungkinan, ia akan tersesat, dan 

tidak akan pernah terdengar lagi kabarnya.  

(1) Yehuda mengusulkannya sebab  merasa kasihan kepada 

Yusuf (ay. 26):  Apakah untungnya kalau kita membunuh adik 

kita itu? Kita akan lebih sedikit bersalah, dan lebih banyak 

beruntung, jika kita menjualnya.” Perhatikanlah, jika  kita 

tergoda untuk berdosa, kita harus mempertimbangkan kerugi-

annya. Dosa yaitu  sesuatu yang dengannya kita tidak men-

dapat apa-apa. 

 

Kitab Kejadian 37:31-36 

 725 

(2) Mereka menerima permintaan itu, sebab  mereka berpikir bah-

wa jika ia dijual sebagai budak, ia tidak akan pernah menjadi 

tuan, dan jika dijual ke Mesir, ia tidak akan pernah menjadi 

tuan mereka. Namun demikian, semua ini justru bekerja me-

nuju pada penggenapannya. Perhatikanlah, panas hati manu-

sia akan menjadi pujian bagi Tuhan , dan sisa panas hati itu 

akan Dia perikatpinggangkan (Mzm. 76:11). Saudara-saudara 

Yusuf secara menakjubkan diperikatpinggangkan (atau dita-

han) untuk tidak membunuh dia, dan perbuatan mereka yang 

menjual dia dijadikan sebagai pujian bagi Tuhan  dengan cara 

yang begitu menakjubkan. Sama seperti Yusuf dijual oleh ren-

cana Yehuda seharga dua puluh keping perak, demikian pula 

Yesus Tuhan kita dijual seharga tiga puluh keping perak, dan 

oleh seorang yang juga bernama sama, Yudas. Ruben, tampak-

nya, sudah pergi jauh-jauh dari saudara-saudaranya saat  

mereka menjual Yusuf, dengan niat untuk mendatangi sumur 

itu kembali melalui suatu jalan lain. Ia hendak membantu 

mengeluarkan Yusuf dari sumur dan mengantarnya pulang 

dengan selamat kepada ayahnya. Ini yaitu  rencana yang 

baik, namun , seandainya itu berhasil, apa jadinya dengan mak-

sud Tuhan  untuk mengangkat Yusuf di Mesir? Perhatikanlah, 

ada banyak rancangan dalam hati manusia, banyak rancangan 

dari musuh-musuh umat Tuhan  untuk menghancurkan mereka, 

dan banyak rancangan dari sahabat-sahabat mereka untuk 

membantu mereka, yang mungkin kedua-duanya dikecewakan, 

seperti yang terjadi di sini. namun  ketetapan-ketetapan Tuhan-

lah yang akan terlaksana. Ruben menganggap dirinya binasa, 

sebab  anak itu sudah dijual: ke manakah aku ini? (ay. 30). 

sebab  ia anak sulung, ayahnya akan mengharapkan laporan 

tentang Yusuf dari dia. namun , seperti yang ternyata kemudian, 

mereka semua akan binasa seandainya ia tidak dijual.   

Laporan bahwa Yusuf Dimangsa Binatang Buas 

(37:31-36) 

31 Kemudian mereka mengambil jubah Yusuf, dan menyembelih seekor 

kambing, lalu mencelupkan jubah itu ke dalam darahnya. 32 Jubah maha 

indah itu mereka suruh antarkan kepada ayah mereka dengan pesan:  Ini 

kami dapati. Silakanlah bapa periksa apakah jubah ini milik anak bapa atau 

tidak?” 33 saat  Yakub memeriksa jubah itu, ia berkata:  Ini jubah anakku; 

binatang buas telah memakannya; tentulah Yusuf telah diterkam.” 34 Dan 


 726

Yakub mengoyakkan jubahnya, lalu mengenakan kain kabung pada ping-

gangnya dan berkabunglah ia berhari-hari lamanya sebab  anaknya itu. 35 

Sekalian anaknya laki-laki dan perempuan berusaha menghiburkan dia, 

namun  ia menolak dihiburkan, serta katanya:  Tidak! Aku akan berkabung, 

sampai aku turun mendapatkan anakku, ke dalam dunia orang mati!” Demi-

kianlah Yusuf ditangisi oleh ayahnya. 36 Adapun Yusuf, ia dijual oleh orang 

Midian itu ke Mesir, kepada Potifar, seorang pegawai istana Firaun, kepala 

pengawal raja. 

I.   Orang akan segera kehilangan Yusuf, dan pencarian besar-besaran 

akan dilakukan untuk menemukannya, dan oleh sebab itu sau-

dara-saudaranya mempunyai rencana lebih lanjut, untuk membuat 

dunia percaya bahwa Yusuf sudah diterkam oleh binatang buas. 

Dan hal ini mereka lakukan, 

1.  Untuk membersihkan diri mereka sendiri, supaya mereka 

tidak dicurigai telah berbuat jahat kepadanya. Perhatikanlah, 

kita semua belajar dari Adam untuk menutupi pelanggaran 

kita (Ayb. 31:33). jika  Iblis sudah mengajar manusia untuk 

berbuat dosa, ia kemudian mengajar mereka untuk menyembu-

nyikannya dengan dosa lain. Demikianlah, pencurian dan pem-

bunuhan disembunyikan dengan dusta dan sumpah palsu. 

namun  siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan ber-

untung untuk waktu yang lama. Saudara-saudara Yusuf men-

jaga rahasia mereka satu sama lain selama beberapa waktu, 

namun  kejahatan mereka ketahuan juga pada akhirnya, dan 

dinyatakan di sini di hadapan seluruh dunia, dan ingatan 

akan hal itu diteruskan dari masa ke masa.  

2.  Untuk mendukakan ayah mereka yang baik. Tampaknya hal 

itu sengaja dirancangkan mereka untuk membalas dendam 

kepada ayahnya atas kasihnya yang istimewa terhadap Yusuf. 

Perbuatan itu dirancang dengan tujuan untuk membuat dia 

kesal sejadi-jadinya. Mereka mengantarkan kepadanya jubah 

Yusuf yang berwarna-warni, ditambah satu warna yang tidak 

ada sebelumnya, warna darah  (ay. 32). Mereka berpura-pura 

bahwa mereka sudah menemukannya di padang, dan Yakub 

sendiri harus ditanya dengan nada mencemooh, apakah jubah 

ini milik anak bapa? Sekarang, lambang kehormatan Yusuf 

akan mengungkapkan nasibnya. Dan dari jubah yang berlumur-

an darah itu disimpulkan dengan tergesa-gesa bahwa tentulah 

Yusuf telah diterkam. Kasih selalu cenderung takut akan hal 

terburuk yang menimpa orang yang dikasihi. Ada kasih yang 

Kitab Kejadian 37:31-36 

 727 

melenyapkan ketakutan, namun  itu yaitu  kasih yang sempur-

na. Sekarang, hendaklah orang-orang yang memahami perasa-

an orangtua membayangkan penderitaan Yakub yang malang 

ini, dan menempatkan diri mereka di tempat Yakub. Betapa 

dengan perasaan kuat ia membayangkan dalam pikirannya 

bagaimana sengsaranya Yusuf! Jatuh bangun, ia membayang-

kan dirinya melihat binatang buas yang sedang menerkam 

Yusuf, ia merasa mendengar teriakan-teriakannya yang memilu-

kan saat  singa mengaum-aum hendak memangsanya, yang 

membuat dirinya gemetar dan bulu kuduknya berdiri. Hal ini 

dialaminya berkali-kali, saat  ia membayangkan bagaimana 

binatang itu menghisap darah Yusuf, mencabik-cabik bagian-

bagian tubuhnya satu per satu, dan tidak menyisakan apa pun 

dari dirinya, selain jubah yang berwarna-warni, untuk me-

nyampaikan kabar tentang itu. Dan tidak diragukan lagi bahwa 

penderitaannya bertambah besar saat  ia menyadari bahwa dia 

sendiri yang menghadapkan Yusuf pada bahaya, dengan menyu-

ruh dia, dan menyuruh dia sendirian, untuk melakukan per-

jalanan yang berbahaya ini, yang ternyata membawa kematian 

baginya. Hal ini menusuk sampai ke ulu hatinya, dan ia pun 

siap melihat dirinya sebagai pembawa kematian bagi anaknya. 

Sekarang,  

(1) Dilakukan usaha-usaha untuk menghibur dia. Dengan mu-

nafiknya anak-anaknya berpura-pura menghiburnya (ay. 

35). namun  mereka semua yaitu  penghibur-penghibur yang 

munafik dan menyedihkan. Seandainya mereka benar-benar 

ingin menghibur dia, mereka bisa saja dengan mudah mela-

kukannya, dengan memberi tahu dia apa yang sebenarnya 

terjadi,  Yusuf masih hidup, dan ia memang dijual ke 

Mesir, namun  mudah saja untuk pergi ke sana dan menebus 

dia.” Ini pasti akan membuka kain kabungnya, dan  meng-

ikat pinggangnya dengan sukacita. Saya bertanya-tanya 

apakah wajah-wajah mereka tidak mengungkapkan keber-

salahan mereka, dan dengan muka seperti apa mereka bisa 

berpura-pura berdukacita bersama Yakub atas kematian 

Yusuf, sementara mereka tahu bahwa ia masih hidup. Per-

hatikanlah, hati manusia secara mengherankan mengeras 

oleh tipu daya dosa. namun ,  


 728

(2) Semua itu sia-sia: Yakub menolak dihiburkan (ay. 35). Ia 

bersikeras untuk berkabung, bertekad untuk terus berka-

bung sampai masuk ke liang kubur. Ini bukanlah luapan 

perasaan yang tiba-tiba, seperti yang dirasakan Daud, ah, 

kalau aku mati menggantikan engkau, anakku, anakku!  

melainkan, seperti Ayub, ia mengeraskan hatinya sendiri di 

dalam dukacita. Perhatikanlah,  

[1] Kasih sayang yang besar terhadap suatu ciptaan mem-

buat kita tidak siap untuk menghadapi penderitaan 

yang jauh lebih besar, saat  ciptaan itu diambil dari 

kita atau memahitkan hati kita. Cinta yang berlebihan 

biasanya berakhir dengan kepedihan hati yang melam-

paui batas kewajaran. Sejauh mana buaian digoyang ke 

kanan, sejauh itu pula ia akan bergoyang ke kiri.  

[2] Orang menjadi tidak peduli dengan penghiburan jiwa 

mereka atau pujian bagi agama mereka jika mereka 

bersikeras untuk terus berdukacita setiap waktu. Ja-

nganlah pernah kita berkata,  Kita akan masuk ke liang 

kubur dengan berkabung,” sebab  kita tidak tahu hari-

hari sukacita apa yang mungkin disediakan bagi kita 

oleh Tuhan  Sang Pemelihara. Dan sudah menjadi hikmat 

serta kewajiban kita untuk menyesuaikan diri dengan 

pemeliharaan ilahi.  

[3] Kita sering kali membingungkan diri kita dengan masa-

lah-masalah yang kita bayangkan sendiri. Kita memba-

yangkan segala sesuatunya lebih buruk dibandingkan yang 

sebenarnya, dan kemudian menyiksa diri kita melebihi 

apa yang seperlunya. Kadang-kadang yang kita perlu-

kan bukanlah apa yang bisa menghibur kita, melainkan 

terlebih apa yang bisa menyadarkan kita. Baiklah untuk 

mengharapkan yang terbaik. 

II. sesudah  orang-orang Ismael dan orang-orang Midian membeli Yu-

suf hanya untuk memperdagangkan dia, di sini kita mendapati 

dia dijual lagi (dengan keuntungan yang cukup bagi para penjual-

nya, tentu saja) kepada Potifar (ay. 36). Yakub sedang meratapi 

Yusuf atas hilangnya nyawanya. Seandainya saja ia tahu yang se-

benarnya, ia akan meratapi Yusuf, meskipun dengan tidak begitu 

pilu, atas hilangnya kebebasannya. Akankah anak Yakub yang 

Kitab Kejadian 37:31-36 

 729 

lahir sebagai orang merdeka menukarkan jubah terbaik dari ke-

luarganya demi uang dari seorang tuan Mesir, dan demi segala 

tanda perhambaan? Betapa cepat negeri Mesir menjadi rumah 

perbudakan bagi keturunan Yakub! Perhatikanlah, berhikmatlah 

orangtua jika tidak membesarkan anak-anak mereka dengan ter-

lampau lembut, sebab  mereka tidak tahu kesusahan-kesusahan 

dan penderitaan-penderitaan apa yang mungkin didatangkan ke 

atas anak-anak mereka oleh Tuhan  Sang Pemelihara sebelum mere-

ka mati. Tak terpikirkan oleh Yakub bahwa anak kesayangannya 

Yusuf akan dibeli dan dijual sebagai budak seperti itu. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PASAL 38   

asal ini menceritakan kepada kita tentang Yehuda dan keluarga-

nya. Dari kisah ini orang akan bertanya-tanya mengapa, dari 

semua anak Yakub, Tuhan kita berasal dari suku Yehuda (Ibr. 7:14). 

Seandainya kita harus menilai sifat Yehuda berdasarkan cerita ini, 

maka kita tidak akan berkata,  Yehuda, engkau akan dipuji oleh 

saudara-saudaramu” (49:8). namun  Tuhan  akan menunjukkan bahwa 

Ia memilih berdasarkan anugerah, dan bukan jasa, dan bahwa Kris-

tus datang ke dalam dunia untuk menyelamatkan orang-orang ber-

dosa, bahkan yang paling berdosa sekalipun, jika  mereka ber-

tobat. Dan Ia tidak malu untuk melakukan itu, untuk menjalin per-

sekutuan dengan mereka. Dan juga bahwa nilai serta kelayakan 

Yesus Kristus yaitu  sebab  pribadi-Nya, berasal dari diri-Nya sen-

diri, dan tidak berasal dari nenek moyang-Nya. Dengan merendahkan 

diri-Nya sendiri untuk  menjadi serupa dengan daging yang dikuasai 

dosa,” Ia berkenan menjadi keturunan sebagian orang yang bercela. 

Betapa sedikit alasan orang-orang Yahudi, yang disebut Yahudi kare-

na Yehuda ini, untuk bermegah, seperti yang sudah mereka lakukan, 

bahwa mereka tidak dilahirkan dari zinah! (Yoh. 8:41). Kita men-

dapati, dalam pasal ini,  

I.  Perkawinan Yehuda dan keturunannya, dan kematian dini 

kedua anak pertamanya (ay. 1-11).   

II. Yehuda berhubungan badan dengan menantunya Tamar, 

tanpa ia sendiri mengetahuinya (ay. 12-23).  

III. Kebingungannya, saat  hal itu diketahui (ay. 24-26).  

IV. Kelahiran dua anak kembarnya, yang di dalam mereka keluar-

ganya dibangun (ay. 27, dst.). 


 732

Keliaran Yehuda 

(38:1-11) 

1 Pada waktu itu Yehuda meninggalkan saudara-saudaranya dan menum-

pang pada seorang Adulam, yang namanya Hira. 2 Di situ Yehuda melihat 

anak perempuan seorang Kanaan; nama orang itu ialah Syua. Lalu Yehuda 

kawin dengan perempuan itu dan menghampirinya. 3 Perempuan itu me-

ngandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki dan menamai anak itu Er. 

4 Sesudah itu perempuan itu mengandung lagi, lalu melahirkan seorang anak 

laki-laki dan menamai anak itu Onan. 5 Kemudian perempuan itu melahirkan 

seorang anak laki-laki sekali lagi, dan menamai anak itu Syela. Yehuda 

sedang berada di Kezib, saat  anak itu dilahirkan. 6 Sesudah itu Yehuda 

mengambil bagi Er, anak sulungnya, seorang isteri, yang bernama Tamar. 7 

namun  Er, anak sulung Yehuda itu, yaitu  jahat di mata TUHAN, maka 

TUHAN membunuh dia. 8 Lalu berkatalah Yehuda kepada Onan:  Hampirilah 

isteri kakakmu itu, kawinlah dengan dia sebagai ganti kakakmu dan 

bangkitkanlah keturunan bagi kakakmu.” 9 namun  Onan tahu, bahwa bukan 

ia yang empunya keturunannya nanti, sebab itu setiap kali ia menghampiri 

isteri kakaknya itu, ia membiarkan maninya terbuang, supaya ia jangan 

memberi keturunan kepada kakaknya. 10 namun  yang dilakukannya itu ada-

lah jahat di mata TUHAN, maka TUHAN membunuh dia juga. 11 Lalu berkata-

lah Yehuda kepada Tamar, menantunya itu:  TinggTuhan  sebagai janda di 

rumah ayahmu, sampai anakku Syela itu besar,” sebab pikirnya:  Jangan-

jangan ia mati seperti kedua kakaknya itu.” Maka pergilah Tamar dan tinggal 

di rumah ayahnya.  

Inilah,  

1. Pertemanan Yehuda yang bodoh dengan seorang Kanaan. Ia me-

ninggalkan saudara-saudaranya, dan mengundurkan diri untuk 

sementara waktu dari pergaulan dengan mereka dan dengan ke-

luarga ayahnya, lalu bergaul akrab dengan seseorang yang ber-

nama Hira, seorang Adulam (ay. 1). Menurut perhitungan, pada 

saat itu umurnya tidak jauh di atas lima belas atau enam belas 

tahun, mangsa yang empuk bagi si pencoba. Perhatikanlah, jika  

orang-orang muda yang sudah terdidik dengan baik mulai meng-

ubah pergaulan mereka, mereka akan segera mengubah perilaku 

mereka, dan kehilangan didikan mereka yang baik. Orang-orang 

yang meninggalkan saudara-saudara mereka, yang merendahkan 

dan meninggalkan pergaulan dengan keturunan Israel, dan ber-

teman dengan orang-orang Kanaan, berarti pergi menuruni bukit 

dengan cepat. Besar dampaknya bagi orang muda untuk memilih 

teman-teman yang benar. Sebab teman-teman inilah yang akan 

mereka tiru, yang akan berusaha mereka senangkan, dan mereka 

akan menghargai diri mereka sendiri berdasarkan pendapat teman-

teman mereka tentang mereka. Kesalahan dalam membuat pilihan 

ini sering kali berakibat mematikan.  

Kitab Kejadian 38:1-11 

 733 

2.  Pernikahannya yang bodoh dengan seorang perempuan Kanaan, 

sebab  dijodohkan, bukan oleh ayahnya, yang tampaknya tidak 

dimintai nasihat, melainkan oleh teman barunya Hira (ay. 2). 

Banyak orang terjerumus ke dalam perkawinan yang memalukan 

dan membahayakan diri mereka sendiri serta keluarga mereka 

sebab  pergaulan y