Selasa, 11 Februari 2025

Kejadian 15


 hwa dia sudah me-

nempati dan mengembangkan tanah itu, atau menawarkan 

adu kekuatan, walaupun dia sudah menjadi sangat hebat. 

Sebaliknya, dengan sangat tenang dia berangkat dari tem-

pat itu, lebih jauh dari kota kerajaan, dan mungkin ke ba-

gian negeri yang kurang subur. Perhatikanlah, kita sebaik-

nya menyangkal diri, baik dalam hak-hak kita maupun ke-

nyamanan-kenyamanan kita, dibandingkan bertengkar. Orang 

yang bijaksana dan baik akan lebih suka mundur ke keadaan 

yang tidak jelas, seperti Ishak di sini mundur ke lembah, 

dibandingkan duduk tinggi untuk menjadi sasaran kecemburuan 

dan maksud jahat. 

III. Dia masih terus melanjutkan pekerjaannya. 

1. Dia memelihara ladangnya, dan terus rajin menemukan su-

mur-sumur air, dan mempersiapkannya untuk dia gunakan 

(ay. 18, dst.). Walaupun dia telah menjadi sangat kaya, dia 

masih sangat memperhatikan keadaan kawanan ternaknya 

seperti selama itu, dan masih memperhatikan rombongannya 

dengan baik. saat  manusia bertambah hebat, mereka harus 

hati-hati agar tidak menganggap diri mereka terlalu besar atau 

terlalu tinggi untuk pekerjaan mereka. Walaupun dia dipaksa 

meninggalkan kenyamanan-kenyamanan yang dia miliki, dan 

tidak dapat melanjutkan ladangnya dengan kemudahan dan 

keuntungan yang sama seperti sebelumnya, namun dia ber-

tekad menghasilkan yang terbaik dari negeri yang dia masuki. 

Ini yaitu  tindakan yang bijaksana bagi setiap orang. Perhati-

kanlah, 

(1) Dia membuka sumur-sumur yang pernah digali ayahnya 

(ay. 18), dan sebab  rasa hormat kepada ayahnya, dia me-

nyebut sumur-sumur itu dengan nama yang sama dengan 

yang diberikan ayahnya. Perhatikanlah, saat  kita mencari 

kebenaran, sumber air hidup itu, suatu hal yang baik jika 

Kitab Kejadian 26:12-25 

 547 

kita memanfaatkan penemuan-penemuan dari zaman-za-

man sebelumnya, yang telah dikaburkan oleh kerusakan 

zaman sesudahnya. Selidikilah cara lama, sumur-sumur 

yang telah digali nenek moyang kita, yang telah ditutupi 

oleh lawan kebenaran: Tanyakanlah kepada para tua-tua-

mu, maka mereka akan mengajarimu. 

(2) Hamba-hambanya menggali sumur-sumur baru (ay. 19). 

Perhatikanlah, walaupun kita harus memakai  terang 

zaman-zaman sebelumnya, itu tidak berarti bahwa kita harus 

berhenti di situ, dan tidak membuat kemajuan. Kita harus 

tetap membangun di atas dasar yang mereka letakkan, me-

nyelidikinya, dan pengetahuan akan bertambah (Dan. 12:4). 

(3) saat  menggali sumur-sumurnya, dia mengalami banyak 

perlawanan (ay. 20-21). Orang-orang yang membuka sum-

ber kebenaran harus siap menantikan datangnya perten-

tangan. Dua sumur pertama yang mereka gali disebut Esek 

dan Sitna, pertikaian dan kebencian. Lihatlah di sini, 

[1] Apa sifat kodrati dari hal-hal duniawi: mengundang per-

tikaian dan menyebabkan pertengkaran. 

[2] Apa yang sering menjadi bagian orang-orang yang pa-

ling pendiam dan cinta damai di dunia sekalipun. Mere-

ka yang tidak ingin bertengkar pun tidak dapat meng-

hindari pertengkaran (Mzm. 120:7). Dalam pengertian ini, 

Yeremia yaitu  buah percederaan (Yer. 15:10), demikian 

pula Kristus sendiri, walaupun Dia yaitu  Raja Damai. 

[3] Benar-benar suatu rahmat jika memiliki banyak air, dan 

memilikinya tanpa berjuang untuk itu. Semakin lazim 

rahmat ini, semakin kita harus mensyukurinya. 

[4] Akhirnya dia pindah ke sebuah pemukiman sepi, de-

ngan berpegang erat pada prinsip cinta damainya, lebih 

suka lari dibandingkan berkelahi, dan tidak ingin tinggal 

dengan orang-orang yang membenci kedamaian (Mzm. 

120:6). Dia lebih suka ketenangan dibandingkan kemenang-

an. Dia  menggali sumur yang lain lagi, namun  tentang su-

mur ini mereka tidak bertengkar (ay. 22). Perhatikanlah, 

orang-orang yang mengejar kedamaian, cepat atau lam-

bat, akan menemukan kedamaian. Orang-orang yang be-

lajar tenang jarang gagal menjadi tenang. Betapa ber-

bedanya Ishak dengan saudaranya Ismael, yang, benar 


 548

atau salah, akan mempertahankan apa yang dia miliki, 

melawan seluruh dunia! (16:12). Dan di antara mereka 

ini manakah yang akan kita teladani? Sumur ini mereka 

sebut Rehobot, perluasan, cukup tempat. Pada dua su-

mur yang sebelumnya kita dapat melihat seperti apa 

dunia itu, kekurangan tempat dan pertikaian. Manusia 

tidak dapat berkembang pesat, sebab  kepadatan te-

tangga mereka. Sumur ini menunjukkan kepada kita 

seperti apa sorga itu, perluasan dan kedamaian, cukup 

tempat di sana, sebab  ada banyak tempat tinggal. 

2. Dia terus teguh dengan agamanya, dan memelihara persekutu-

annya dengan Tuhan . 

(1) Dengan murah hati Tuhan  menampakkan diri kepadanya 

(ay. 24). saat  orang-orang Filistin mengusir dia, memaksa 

dia pindah dari satu tempat ke tempat lain, dan terus-me-

nerus menganiaya dia, pada waktu itulah Tuhan  mengun-

junginya, dan memberinya jaminan baru atas perkenanan-

Nya. Perhatikanlah, saat  manusia berkhianat dan jahat, 

kita dapat menghibur diri bahwa Tuhan  setia dan sangat 

baik. yaitu  saat-Nya menunjukkan diri-Nya kepada kita 

saat  harapan-harapan kita sangat dikecewakan manusia. 

saat  Ishak datang ke Bersyeba (ay. 23), mungkin dia geli-

sah memikirkan keadaannya yang tidak pasti, dan bahwa 

dia tidak dapat dibiarkan tinggal lama di satu tempat. Dan 

saat  pikiran-pikiran ini menumpuk dalam benaknya, pada 

malam yang sama saat  dia datang ke Bersyeba dengan 

letih dan tidak tenang, Tuhan  membawa penghiburan untuk 

menyenangkan jiwanya. Mungkin dia khawatir bahwa 

orang-orang Filistin tidak akan membiarkan dia istirahat di 

sana, Janganlah takut, kata Tuhan , sebab Aku menyertai 

engkau. Aku akan memberkati engkau. Orang yang dapat 

pergi dengan tenang yaitu  orang yang yakin bahwa Tuhan  

ada bersama dengan mereka ke mana pun mereka pergi. 

(2) Dia tidak lalai kembali melakukan kewajibannya kepada 

Tuhan . Ishak mendirikan mezbah di situ dan memanggil nama 

TUHAN (ay. 25). Perhatikanlah, 

[1] Ke mana pun kita pergi, kita harus membawa agama 

kita bersama dengan kita. Mungkin mezbah Ishak dan

ibadah agamanya menyinggung perasaan orang-orang 

Filistin, dan semakin memanasi hati mereka sehingga se-

makin menyusahkan dia. Namun demikian dia menerus-

kan tugasnya, apa pun maksud jahat yang mungkin 

menimpa dia sebab nya. 

[2] Penghiburan dan dorongan semangat yang Tuhan  beri-

kan kepada kita melalui firman-Nya, harus membang-

kitkan gairah dan semangat kita untuk beribadah, yang 

dengannya Tuhan  dimuliakan dan hubungan kita dengan 

sorga dipelihara. 

Perjanjian Ishak dengan Abimelekh 

(26:26-33) 

26 Datanglah Abimelekh dari Gerar mendapatkannya, bersama-sama dengan 

Ahuzat, sahabatnya, dan Pikhol, kepala pasukannya. 27 namun  kata Ishak 

kepada mereka:  Mengapa kamu datang mendapatkan aku? Bukankah kamu 

benci kepadaku, dan telah menyuruh aku keluar dari tanahmu?” 28 Jawab 

mereka:  Kami telah melihat sendiri, bahwa TUHAN menyertai engkau; sebab 

itu kami berkata: baiklah kita mengadakan sumpah setia, antara kami dan 

engkau; dan baiklah kami mengikat perjanjian dengan engkau, 29 bahwa eng-

kau tidak akan berbuat jahat kepada kami, seperti kami tidak mengganggu 

engkau, dan seperti kami semata-mata berbuat baik kepadamu dan mem-

biarkan engkau pergi dengan damai; bukankah engkau sekarang yang 

diberkati TUHAN.” 30 Kemudian Ishak mengadakan perjamuan bagi mereka, 

lalu mereka makan dan minum. 31 Keesokan harinya pagi-pagi bersumpah-

sumpahanlah mereka. Kemudian Ishak melepas mereka, dan mereka mening-

galkan dia dengan damai. 32 Pada hari itu datanglah hamba-hamba Ishak mem-

beritahukan kepadanya tentang sumur yang telah digali mereka, serta berkata 

kepadanya:  Kami telah mendapat air.” 33 Lalu dinamainyalah sumur itu Syeba. 

Sebab itu nama kota itu yaitu  Bersyeba, sampai sekarang. 

Di sini kita mendapati persaingan antara Ishak dan orang-orang 

Filistin berakhir dengan suatu perdamaian dan perukunan kembali 

yang membahagiakan. 

I. Abimelekh mengadakan kunjungan persahabatan ke tempat Is-

hak, sebagai tanda rasa hormatnya kepada dia (ay. 26). Perhati-

kanlah, jikalau TUHAN berkenan kepada jalan seseorang, maka 

musuh orang itu pun didamaikan-Nya dengan dia (Ams. 16:7). Hati 

raja-raja ada di tangan-Nya, dan kalau Dia mau, Dia dapat meng-

ubah hati mereka itu demi kebaikan umat-Nya. 

II. Ishak dengan bijaksana dan hati-hati mempertanyakan ketulus-

annya dalam kunjungan ini (ay. 27). Perhatikanlah, dalam mem-


 550

bangun persahabatan dan hubungan dibutuhkan kecerdikan ular 

dan ketulusan merpati. Bukanlah suatu pelanggaran atas hukum 

kelemahlembutan dan kasih, jika kita dengan terus terang me-

nunjukkan tanggapan keras atas tindakan yang merugikan kita, 

dan bersikap waspada dalam berurusan dengan orang-orang yang 

berlaku tidak adil. 

III. Abimelekh menyatakan ketulusannya dalam menjawab pertanya-

an Ishak ini, dan dengan sungguh-sungguh mengharapkan persa-

habatannya (ay. 28-29). Beberapa orang mengusulkan bahwa Abi-

melekh berkeras mau bersekutu dengan Ishak sebab  dia khawatir, 

jangan-jangan Ishak, yang semakin kaya, suatu hari nanti akan 

membalas dendam kepada mereka sebab  kerugian yang dia teri-

ma. Walaupun begitu, dia mengaku melakukan kunjungan itu lebih 

sebab  alasan kasih. 

1. Abimelekh berlaku sangat baik kepada Ishak. Ishak mengeluh 

mereka benci kepadanya, dan telah menyuruh dia keluar [dari 

tanah mereka]. Tidak, kata Abimelekh, kami membiarkan eng-

kau pergi dengan damai. Mereka mengeluarkan dia dari tanah 

mereka yang dia tempati. Namun mereka membiarkan dia mem-

bawa ternaknya dan segala harta bendanya dengan dia. Perhati-

kanlah, meringankan luka itu perlu untuk memelihara per-

sahabatan. sebab  memperparah luka itu menyakitkan hati 

dan memperlebar perpecahan. Kejahatan yang dilakukan ter-

hadap kita bisa saja lebih buruk. 

2. Abimelekh mengakui tanda perkenanan Tuhan  kepada Ishak, 

dan menjadikan hal ini sebagai dasar keinginan mereka untuk 

bersekutu dengan dia: TUHAN menyertai engkau, dan bukan-

kah engkau sekarang yang diberkati TUHAN. Seakan dia me-

ngatakan,  Tolong jangan ingat-ingat lagi kerugian yang me-

nimpa engkau itu, sebab  Tuhan  telah memberimu ganti rugi 

yang melimpah atas kerugian yang engkau alami itu.” Perhati-

kanlah, orang-orang yang diberkati dan diperkenan Tuhan  su-

dah sepantasnya memaafkan orang-orang yang membenci 

mereka, sebab  musuh yang paling jahat pun tidak dapat 

benar-benar menyakiti mereka. Atau,  sebab  alasan inilah 

kami menginginkan persahabatanmu, yaitu sebab  TUHAN 

menyertai engkau.” Perhatikanlah, sangat baiklah jika kita 

memiliki kovenan dan persekutuan dengan orang-orang yang 

Kitab Kejadian 26:26-33 

 551 

memiliki kovenan dan persekutuan dengan Tuhan  (1Yoh. 1:3). 

Kata-kata yang ditujukan kepada Ishak yaitu  hasil pertim-

bangan yang matang: Sebab itu kami berkata: baiklah kita 

mengadakan sumpah setia. Apa pun maksud lain yang mungkin 

dimiliki beberapa hambanya yang suka mengeluh dan dengki, 

dia dan perdana menterinya, yang saat itu dia ajak beserta dia, 

tidak bermaksud apa pun selain persahabatan yang tulus. 

Mungkin Abimelekh telah menerima, melalui tradisi, peringatan 

yang Tuhan  berikan kepada para leluhurnya untuk tidak menya-

kiti Abraham (20:7), dan ini membuat dia menghormati Ishak, 

yang kelihatannya yaitu  kesukaan Sorga, sama seperti Abra-

ham. 

IV. Ishak menjamu dia dan teman-temannya, dan mengadakan ikat-

an persahabatan dengan dia (ay. 30-31). Lihatlah di sini betapa 

murah hatinya orang yang baik hati, 

1. Dalam memberi. Ishak mengadakan perjamuan bagi mereka, 

dan menyambut mereka. 

2. Dalam memaafkan. Dia tidak menuntut-nuntut perlakuan bu-

ruk mereka kepadanya, namun  dengan rela mengadakan per-

janjian persahabatan dengan mereka, dan berjanji tidak akan 

menyakiti mereka. Perhatikanlah, agama mengajarkan kita 

untuk bersikap ramah, dan sejauh hal itu bergantung pada 

kita, hidup dalam perdamaian dengan semua orang. 

V. Tuhan  Pemelihara tersenyum atas apa yang Ishak lakukan. Pada 

hari dia membuat perjanjian dengan Abimelekh, hamba-hamba-

nya membawa kabar untuknya tentang sebuah sumur air yang 

telah mereka temukan (ay. 32-33). Dia tidak menuntut ganti rugi 

atas sumur-sumur yang telah diambil orang-orang Filistin secara 

tidak adil darinya, sebab  khawatir itu akan memutuskan perjan-

jian. Sebaliknya, ia berdiam diri saja walaupun menderita kerugi-

an. Dan, untuk mengganti kerugiannya ini, dengan segera dia 

diperkaya dengan sebuah sumur baru. Dan sebab  sangat sesuai 

dengan peristiwa hari itu, dia menyebut sumur itu dengan nama 

lama, Bersyeba, sumur sumpah. 

Perkawinan Bodoh Esau 

(26:34-35) 

34 saat  Esau telah berumur empat puluh tahun, ia mengambil Yudit, anak 

Beeri orang Het, dan Basmat, anak Elon orang Het, menjadi isterinya. 35 

Kedua perempuan itu menimbulkan kepedihan hati bagi Ishak dan bagi 

Ribka. 

Di sini terdapat, 

1. Perkawinan bodoh Esau. Bodoh, menurut sebagian orang, dalam 

hal mengawini dua istri sekaligus, yang mungkin menyebabkan 

dia disebut seorang cabul (Ibr. 12:16). Atau, lebih tepatnya, dalam 

hal mengawini orang Kanaan, yang yaitu  orang-orang asing yang 

tidak mendapat berkat Abraham, dan yang menjadi sasaran ku-

tuk Nuh, yang menyebabkan dia disebut mempunyai nafsu ren-

dah. Sebab, di sini dia menyiratkan bahwa dia tidak mengingin-

kan berkat itu ataupun takut pada kutuk Tuhan . 

2. Kesedihan dan kesusahan yang ditimbulkannya bagi orangtuanya 

yang lemah lembut. 

(1) Perkawinan itu menyedihkan bagi mereka, sebab  dia menikah 

tanpa menanyakan atau setidaknya menerima nasihat dan 

persetujuan mereka. Lihatlah langkah-langkah siapa yang di-

ikuti anak-anak yang memandang rendah atau membantah 

orangtua mereka dalam mengatur diri mereka. 

(2) Perkawinan itu menyedihkan bagi mereka sebab  dia menikahi 

anak-anak perempuan Het, yang tidak beragama. Ishak ingat 

kekhawatiran ayahnya mengenai dia, bahwa dia sama sekali 

tidak boleh menikah dengan seorang Kanaan. 

Tampaknya istri-istri yang dia kawini memiliki tingkah laku yang 

menggusarkan Ishak dan Ribka. Anak-anak yang melakukan hal-hal 

yang mendukakan pikiran orangtua mereka yang baik tidak punya 

alasan untuk mengharap-harapkan berkat dari Tuhan . 

 

PASAL  27   

alam pasal ini kita kembali pada cerita tentang pergumulan 

antara Esau dan Yakub, yang melambangkan sesuatu. sebab  

nafsu rendah, Esau telah menjual hak kesulungannya kepada Yakub. 

namun  Esau berharap bahwa ia tidak akan menjadi lebih miskin, atau 

Yakub menjadi lebih kaya, sebab  pertukaran itu, selama ia mem-

pertahankan kepentingannya untuk tetap dikasihi ayahnya, dan 

dengan demikian menjaga berkat itu baginya. Oleh sebab itu, di sini 

kita mendapati bagaimana Esau secara adil dihukum atas peng-

hinaannya terhadap hak kesulungan itu (yang dihilangkannya sendiri 

dengan bodoh) dengan akibat bahwa ia kehilangan berkat, yang di-

lucuti oleh Yakub dari dia dengan cara menipu. Begitulah cerita ini 

dijelaskan (Ibr. 12:16-17),  sebab  ia menjual hak kesulungannya, 

maka saat  ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak.” Sebab orang-

orang yang meremehkan nama agama dan pengakuan sebagai umat 

beragama, dan mencampakkannya demi sesuatu yang remeh-temeh, 

berarti dengan berbuat demikian menghilangkan kuasa dan hak-hak 

istimewa dari agama. Kita mendapati di sini,  

I.  Tujuan Ishak untuk meneruskan berkat itu kepada Esau (ay. 

1-5). 

II. Rancangan Ribka untuk memperoleh berkat itu bagi Yakub 

(ay. 6-17).  

III. Pengaturan Yakub yang berhasil atas rancangan itu, dan 

diperolehnya berkat itu oleh dia (ay. 18-29).   

IV. Kebencian Esau akan hal ini, yang di dalamnya,  

1. Ia berusaha dengan sangat gigih untuk mendapatkan 

berkat dari ayahnya (ay. 30-40).  

2.  Ia sangat memusuhi adiknya sebab  sudah memperdayai dia 

sehingga ia kehilangan berkat yang pertama (ay. 41, dst.).  

Niat Ishak Memberkati Esau 

(27:1-5) 

1 saat  Ishak sudah tua, dan matanya telah kabur, sehingga ia tidak dapat 

melihat lagi, dipanggilnyalah Esau, anak sulungnya, serta berkata kepada-

nya:  Anakku.” Sahut Esau:  Ya, bapa.” 2 Berkatalah Ishak:  Lihat, aku 

sudah tua, aku tidak tahu bila hari kematianku. 3 Maka sekarang, ambillah 

senjatamu, tabung panah dan busurmu, pergilah ke padang dan burulah 

bagiku seekor binatang; 4 olahlah bagiku makanan yang enak, seperti yang 

kugemari, sesudah itu bawalah kepadaku, supaya kumakan, agar aku mem-

berkati engkau, sebelum aku mati.” 5 namun  Ribka mendengarkannya, saat  

Ishak berkata kepada Esau, anaknya. sesudah  Esau pergi ke padang 

memburu seekor binatang untuk dibawanya kepada ayahnya, 

Inilah,  

I.  Rencana Ishak untuk membuat wasiat, dan menyatakan Esau 

sebagai ahli warisnya. Janji tentang Mesias dan tanah Kanaan 

yaitu  suatu kepercayaan yang besar, yang pertama-tama dise-

rahkan kepada Abraham. Di dalamnya mencakup dan memper-

lambangkan berkat-berkat rohani dan kekal. Janji ini, melalui 

tuntunan ilahi, diteruskannya kepada Ishak. Ishak, sebab  seka-

rang sudah tua, dan tidak tahu, atau tidak mengerti, atau tidak 

mempertimbangkan sebagaimana mestinya, sabda ilahi berkena-

an dengan kedua anaknya, bahwa anak yang tua harus menjadi 

hamba kepada anak yang muda, bertekad untuk meneruskan 

segala kehormatan dan kuasa yang termuat dalam janji itu 

kepada Esau anaknya yang sulung. Dalam hal ini, ia lebih dikua-

sai oleh perasaan sayang yang alami, dan cara yang biasa dipakai 

dalam menyelesaikan suatu perkara, dibandingkan yang sepatutnya, 

jika memang ia tahu (seperti yang mungkin demikian) tanda-

tanda yang diberikan Tuhan  tentang pikiran-Nya dalam perkara ini. 

Perhatikanlah, kita lebih cenderung mengukur berdasarkan peng-

ertian kita sendiri dibandingkan berdasarkan wahyu ilahi, dan sebab  

itu sering kali kita hilang jalan. Kita menyangka bahwa orang 

yang bijak dan terpelajar, yang kuat dan terhormat, harus mewa-

risi janji itu. namun  Tuhan  melihat apa yang tidak dilihat manusia. 

Lihat 1 Samuel 16:6-7. 

II.  Perintah-perintah yang diberikannya kepada Esau, sesuai dengan 

rencana ini. Ia memanggil Esau kepadanya (ay. 1). Sebab Esau, 

meskipun sudah menikah, belum berpindah rumah. Dan, sekali-

pun ia sudah sangat mendukakan orangtuanya dengan perkawin-

annya, mereka tidak mengusirnya, sebaliknya, mereka tampak 

cukup bisa menerimanya dengan baik, dan berbuat sebaik mung-

kin dengan keadaannya  itu. Perhatikanlah, orangtua yang mera-

sa telah dibuat marah dengan perlakuan anak-anak mereka, tidak 

terus marah terhadap mereka.   

1.  Ia memberi tahu Esau atas pertimbangan-pertimbangan apa ia 

memutuskan untuk melakukan ini sekarang (ay. 2):  Aku su-

dah tua, dan oleh sebab itu pasti mati sebentar lagi, namun 

aku tidak tahu bila hari kematianku, atau kapan aku harus 

mati. Oleh sebab  itu, aku harus melakukan sekarang apa 

yang harus dilakukan suatu waktu.” Perhatikanlah,  

(1) Orang tua harus diperingatkan oleh semakin melemahnya 

tubuh sebab  usia, dan oleh sedikit kekuatan yang mung-

kin masih tersisa pada mereka, untuk cepat-cepat melaku-

kan apa yang dijumpai tangan mereka untuk dilakukan. 

Lihat Yosua 13:1. 

(2) Pertimbangan tentang tidak pastinya waktu kita meninggal-

kan dunia ini (yang tentang hal itu Tuhan  dengan bijak tetap 

merahasiakannya dari kita) haruslah mendorong kita un-

tuk melakukan pekerjaan sehari-hari pada hari itu juga. 

Hati dan rumah kedua-duanya harus ditata dan dijaga, 

dengan teratur, sebab  Anak Manusia datang pada saat 

yang tidak terduga. Oleh sebab  kita tidak tahu bila hari 

kematian kita tiba, kita berkepentingan untuk mengurusi 

perkara hidup. 

2.  Ia menyuruh Esau mempersiapkan segala sesuatunya untuk 

upacara pemberian wasiat dan perjanjiannya, yang dengannya 

ia berencana untuk menjadikan Esau sebagai ahli warisnya 

(ay. 3-4). Esau harus pergi berburu, dan membawa daging 

buruan, yang akan dimakan ayahnya, dan kemudian ayahnya 

akan memberkatinya. Dalam hal ini, Ishak tidak begitu ingin 

menyegarkan jiwanya sendiri, supaya bisa memberi  berkat 

itu dengan cara yang bersemangat, seperti pandangan orang 

pada umumnya, melainkan terlebih sebab  ia ingin menerima 

pengamalan terbaru dari kewajiban dan kasih sayang anaknya 

kepada dia, sebelum ia menyampaikan kebaikan ini kepada 

anaknya. Esau, sejak menikah, mungkin sudah membawakan 

daging buruannya kepada istri-istrinya, namun  jarang kepada 

ayahnya, seperti yang sebelum-sebelumnya ia lakukan (25:28), 

dan oleh sebab itu Ishak, sebelum memberkati dia, ingin agar 

dia menunjukkan sepenggal penghormatan ini kepadanya. 

Perhatikanlah, memang pantas, bila yang rendah diberkati oleh 

yang tinggi, bagi yang tinggi untuk dilayani dan dihormati oleh 

yang rendah. Ia berkata, agar aku memberkati engkau (KJV: 

agar jiwaku memberkati engkau – pen.), sebelum aku mati. 

Perhatikanlah,  

(1) Doa yaitu  pekerjaan jiwa, dan bukan hanya bibir. Sama 

seperti jiwa harus digugah dalam memberkati Tuhan  (Mzm. 

103:1), demikian pula ia harus digugah dalam memberkati 

diri kita sendiri dan orang lain: berkat tidak akan sampai 

ke dalam hati jika tidak timbul dari dalam hati.  

(2) Pekerjaan hidup ini harus dilakukan sebelum kita mati, se-

bab sesudah itu tidak bisa dilakukan (Pkh. 9:10). Dan sung-

guh enak, saat  di ambang maut, jika kita tidak mempunyai 

apa-apa lagi untuk dikerjakan selain mati. Ishak masih 

hidup selama lebih dari empat puluh tahun sesudah ini. 

Oleh sebab itu, janganlah orang menyangka bahwa mereka 

akan mati segera sesudah membuat wasiat dan bersiap-

siap untuk mati.   

Rancangan Ribka 

(27:6-17) 

6 berkatalah Ribka kepada Yakub, anaknya:  Telah kudengar ayahmu 

berkata kepada Esau, kakakmu: 7 Bawalah bagiku seekor binatang buruan 

dan olahlah bagiku makanan yang enak, supaya kumakan, dan supaya aku 

memberkati engkau di hadapan TUHAN, sebelum aku mati. 8 Maka sekarang, 

anakku, dengarkanlah perkataanku seperti yang kuperintahkan kepadamu. 9 

Pergilah ke tempat kambing domba kita, ambillah dari sana dua anak 

kambing yang baik, maka aku akan mengolahnya menjadi makanan yang 

enak bagi ayahmu, seperti yang digemarinya. 10 Bawalah itu kepada ayahmu, 

supaya dimakannya, agar dia memberkati engkau, sebelum ia mati.” 11 Lalu 

kata Yakub kepada Ribka, ibunya:  namun  Esau, kakakku, yaitu  seorang 

yang berbulu badannya, sedang aku ini kulitku licin. 12 Mungkin ayahku 

akan meraba aku; maka nanti ia akan menyangka bahwa aku mau memper-

olok-olokkan dia; dengan demikian aku akan mendatangkan kutuk atas 

diriku dan bukan berkat.” 13 namun  ibunya berkata kepadanya:  Akulah yang 

menanggung kutuk itu, anakku; dengarkan saja perkataanku, pergilah ambil 

kambing-kambing itu.” 14 Lalu ia pergi mengambil kambing-kambing itu dan 

membawanya kepada ibunya; sesudah itu ibunya mengolah makanan yang 

enak, seperti yang digemari ayahnya. 15 Kemudian Ribka mengambil pakaian 

yang indah kepunyaan Esau, anak sulungnya, pakaian yang disimpannya di 

rumah, lalu disuruhnyalah dikenakan oleh Yakub, anak bungsunya. 16 Dan

Kitab Kejadian 27:6-17 

 557 

kulit anak kambing itu dipalutkannya pada kedua tangan Yakub dan pada 

lehernya yang licin itu. 17 Lalu ia memberi  makanan yang enak dan roti 

yang telah diolahnya itu kepada Yakub, anaknya.  

Di sini Ribka berusaha untuk memperoleh bagi Yakub berkat yang 

sudah dipersiapkan bagi Esau. Dan dalam hal ini, 

I.   Tujuannya baik, sebab di dalam niat ini ia diarahkan oleh sabda 

Tuhan , yang olehnya ia sudah dibimbing dalam membagi-bagikan 

kasih sayangnya. Tuhan  sudah mengatakannya seperti ini, bahwa 

anak yang tua harus menjadi hamba kepada anak yang muda. 

Dan oleh sebab itu, Ribka bertekad harus demikianlah jadinya, 

dan tidak tahan melihat suaminya berencana untuk mengacau-

kan sabda Tuhan  itu. namun  , 

II.  Caranya buruk, dan tidak dapat dibenarkan sama sekali. Yakub 

tidak melakukan kejahatan terhadap Esau saat merampas berkat 

darinya (sebab Esau sendiri sudah menghilangkannya dengan 

menjual hak kesulungannya), namun  Yakub melakukan kejahatan 

terhadap Ishak, sebab  mengambil keuntungan dari kelemahan 

Ishak untuk menipu dia. yaitu  suatu kejahatan terhadap Yakub 

juga, yang diajar Ribka untuk menipu, untuk menaruh dusta ke 

dalam mulutnya, atau setidak-tidaknya untuk menaruh dusta ke 

dalam tangan kanannya. Perbuatan itu juga akan membuat Ya-

kub selalu  tidak tenang dengan berkat itu, jika ia harus 

memperolehnya dengan cara menipu seperti itu, sekalipun ini 

akan memberi  keuntungan kepada dia atau keluarganya, 

terutama jika ayahnya sampai mencabut kembali berkat itu, 

sesudah  mengetahui kecurangannya, dan menuntut, seperti yang 

mungkin dilakukannya, agar berkat itu dibatalkan sebab  error 

personæ – salah orang. Yakub sendiri juga sadar akan bahaya itu, 

sebab (ay. 12), jika ia sampai tidak memperoleh berkat itu, seperti 

yang mungkin saja dialaminya, ia akan mendatangkan kutuk 

ayahnya ke atas dirinya sendiri, yang ditakutkannya lebih dari 

apa pun. Selain itu, ia membuat dirinya rentan mendapat kutuk 

ilahi yang ditujukan kepada orang yang membawa seorang buta 

ke jalan yang sesat (Ul. 27:18). Seandainya Ribka, saat  men-

dengar Ishak menjanjikan berkat kepada Esau, mendatangi Ishak, 

sesudah  Esau kembali dari berburu, dan dengan kerendahan serta 

kesungguhan hati, mengingatkan Ishak atas apa yang sudah 

difirmankan Tuhan  mengenai anak-anak mereka, – seandainya 

Ribka terlebih jauh menunjukkan kepada Ishak bagaimana Esau 

sudah kehilangan berkat itu, baik dengan menjual hak kesulung-

annya maupun dengan memperistri orang-orang asing, maka ada 

kemungkinan bahwa Ishak akan berhasil dibujuk untuk mem-

berikan berkat kepada Yakub dalam keadaan sadar dan waras, 

dan tidak perlu sampai diperdaya seperti itu untuk melakukan-

nya. Ini akan menjadi suatu perbuatan yang terhormat dan ter-

puji, dan akan tampak baik di dalam sejarah. namun  Tuhan  mem-

biarkan Ribka sendiri untuk mengambil jalan yang tidak langsung 

ini, agar Ia mendapat kemuliaan dalam mendatangkan kebaikan 

dari kejahatan, dan untuk memenuhi tujuan-tujuan-Nya sendiri 

melalui dosa-dosa dan kebodohan-kebodohan manusia. Juga, 

agar kita mendapat kepuasan untuk mengetahui bahwa, meski-

pun ada begitu banyak kefasikan dan penipuan di dunia, Tuhan  

mengendalikan semua itu sesuai dengan kehendak-Nya, bagi 

pujian untuk diri-Nya sendiri. Lihat Ayub 12:16, pada Dialah kua-

sa dan kemenangan, Dialah yang menguasai baik orang yang 

tersesat maupun orang yang menyesatkan. Ishak sudah kehilang-

an indra penglihatan, yang dalam kasus ini, sebenarnya tidak 

dapat ditipu, sebab  Tuhan  Sang Pemelihara sudah dengan begitu 

baik dan menakjubkan mengatur perbedaan ciri-ciri jasmani pada 

manusia, sehingga tidak ada dua wajah yang sama persis: perca-

kapan dan pergaulan sehari-hari nyaris tidak dapat dipertahan-

kan seandainya tidak ada keragaman seperti itu. Oleh sebab itu, 

Ribka berusaha untuk menipu,  

1. Indra pengecapnya, dengan memasak potongan-potongan da-

ging kambing muda pilihan, membumbuinya, dan menghidang-

kannya, sehingga membuat Ishak percaya bahwa itu yaitu  

daging buruan: ini bukanlah pekerjaan yang sulit untuk dila-

kukan. Lihatlah betapa bodohnya orang yang suka pilih-pilih 

dalam selera makan, dan yang bangga dalam memuaskan ke-

inginannya. Mudah untuk menipu mereka dengan apa yang 

mereka katakan mereka rendahkan dan benci, sebab mungkin 

perbedaan antara hal itu dan hal yang benar-benar mereka 

sukai begitu kecil. Salomo memberi tahu kita bahwa makanan 

yang lezat yaitu  hidangan yang menipu. Sebab kita bisa 

tertipu olehnya dengan lebih dari satu cara (Ams. 23:32). 

Kitab Kejadian 27:18-29 

 559 

2.  Indra perasa dan penciumannya. Ribka mengenakan pakaian 

Esau pada Yakub, pakaian terbaiknya, yang bisa diduga akan 

dikenakan Esau, sebagai pertanda dari sukacita dan penghor-

matannya kepada ayahnya, saat  ia hendak menerima berkat 

itu. Ishak mengetahui dari bahan, bentuk, dan baunya, bahwa 

ini yaitu  milik Esau. Jika kita ingin mendapat berkat dari 

Bapa sorgawi kita, kita harus datang memintanya dengan me-

ngenakan pakaian Saudara Sulung kita, kita harus berpakaian 

kebenaran-Nya, sebagai yang sulung di antara banyak sau-

dara. Agar kemulusan dan kelembutan tangan dan leher Ya-

kub tidak mengungkapkan siapa dia, Ribka menutupinya, dan 

mungkin sebagian wajahnya, dengan kulit kambing domba 

yang baru disembelih (ay. 16). Sungguh kasar tubuh Esau 

jika  yang kurang dari semua ini tidak bisa membuat Yakub 

serupa dengannya. Orang-orang yang berpura-pura kasar dan 

garang dalam pembawaan mereka berarti mengenakan bina-

tang pada manusia, dan benar-benar mempermalukan diri me-

reka sendiri, dengan menyamar seperti itu. Dan, yang terakhir, 

sungguh gegabah perkataan yang diucapkan Ribka, saat  

Yakub khawatir akan bahaya kutuk: Akulah yang menanggung 

kutuk itu, anakku (ay. 13). Sebenarnya Kristuslah, yang per-

kasa untuk menyelamatkan, sebab  perkasa untuk menang-

gung beban, yang sudah berkata, Akulah yang menanggung 

kutuk itu, dengarkan saja perkataan-Ku. Ia sudah menanggung 

beban kutuk, kutuk hukum Taurat, bagi semua orang yang 

mau mengenakan kuk perintah, perintah Injil. namun  , ter-

lalu lancang bagi makhluk mana saja untuk berkata, akulah 

yang menanggung kutuk itu, kecuali itu yaitu  kutuk tanpa 

alasan yang kita yakin tidak akan kena (Ams. 26:2). 

Tipu Daya Yakub 

(27:18-29) 

18 Demikianlah Yakub masuk ke tempat ayahnya serta berkata:  Bapa!” 

Sahut ayahnya:  Ya, anakku; siapakah engkau?” 19 Kata Yakub kepada ayah-

nya:  Akulah Esau, anak sulungmu. Telah kulakukan, seperti yang bapa 

katakan kepadaku. Bangunlah, duduklah dan makanlah daging buruan 

masakanku ini, agar bapa memberkati aku.” 20 Lalu Ishak berkata kepada 

anaknya itu:  Lekas juga engkau mendapatnya, anakku!” Jawabnya:  sebab  

TUHAN, Tuhan mu, membuat aku mencapai tujuanku.” 21 Lalu kata Ishak ke-

pada Yakub:  Datanglah mendekat, anakku, supaya aku meraba engkau, 

apakah engkau ini anakku Esau atau bukan.” 22 Maka Yakub mendekati 


 560

Ishak, ayahnya, dan ayahnya itu merabanya serta berkata:  Kalau suara, 

suara Yakub; kalau tangan, tangan Esau.” 23 Jadi Ishak tidak mengenal dia, 

sebab  tangannya berbulu seperti tangan Esau, kakaknya. Ishak hendak 

memberkati dia, 24 namun  ia masih bertanya:  Benarkah engkau ini anakku 

Esau?” Jawabnya:  Ya!” 25 Lalu berkatalah Ishak:  Dekatkanlah makanan itu 

kepadaku, supaya kumakan daging buruan masakan anakku, agar aku 

memberkati engkau.” Jadi didekatkannyalah makanan itu kepada ayahnya, 

lalu ia makan, dibawanya juga anggur kepadanya, lalu ia minum. 26 Berkata-

lah Ishak, ayahnya, kepadanya:  Datanglah dekat-dekat dan ciumlah aku, 

anakku.” 27 Lalu datanglah Yakub dekat-dekat dan diciumnyalah ayahnya. 

saat  Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinyalah dia, katanya:  Se-

sungguhnya bau anakku yaitu  sebagai bau padang yang diberkati TUHAN. 

28 Tuhan  akan memberi  kepadamu embun yang dari langit dan tanah-

tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah. 29 Bang-

sa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepa-

damu; jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan 

sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa 

yang memberkati engkau, diberkatilah ia.” 

Amatilah di sini,  

I.  Kelihaian dan keyakinan Yakub untuk mengatur tipu daya ini. 

Siapa sangka bahwa orang yang tenang ini bisa memainkan 

perannya dengan begitu baik dalam rancangan seperti ini? sebab  

ibunya sudah menempatkan dia di jalan penipuan ini, dan men-

dorongnya untuk terus maju di jalan itu, maka ia dengan cekatan 

menjalankan cara-cara yang tidak pernah terbiasa dijalankannya, 

namun  yang justru selalu  dibencinya itu. Perhatikanlah, ber-

bohong cepat dipelajari. Sang pemazmur berbicara tentang orang-

orang yang sejak dari kandungan berkata dusta (Mzm. 58:4; Yer. 

9:5). Saya bertanya-tanya bagaimana Yakub yang jujur bisa 

dengan mudah membalikkan lidah untuk berkata (ay. 19), Akulah 

Esau, anak sulungmu. Saya juga tidak bisa mengerti bagaimana 

usaha sebagian orang untuk meluputkannya dari kesalahan ini, 

dengan berdalih bahwa Yakub berkata, aku dijadikan sebagai anak 

sulungmu, yaitu dengan membeli hak kesulungan, bisa membantu-

nya. Sebab saat  ayahnya bertanya kepada dia (ay. 24), benarkah 

engkau ini anakku Esau? Ia menjawab, Ya. Bagaimana ia bisa ber-

kata, aku sudah kerjakan seperti Engkau perintahkan kepadaku, 

padahal ia tidak menerima perintah apa-apa dari ayahnya, namun  

melakukan apa yang diperintahkan oleh ibunya? Bagaimana ia 

bisa berkata, makanlah daging buruan masakanku ini, sementara 

ia tahu bahwa daging itu tidak diperolehnya dari padang, melain-

kan dari domba peliharaannya? namun  saya terutama bertanya-

tanya bagaimana ia bisa mendapat keyakinan untuk memandang 

semua ini berasal dari Tuhan , dan memakai nama-Nya dalam 

kecurangan itu (ay. 20): TUHAN, Tuhan mu, membuat aku mencapai 

tujuanku. Inikah Yakub? Inikah orang Israel sejati, yang di dalam-

nya tidak ada kepalsuan? Cerita ini pasti ditulis bukan untuk kita 

tiru, melainkan untuk kita jadikan peringatan. Siapa yang me-

nyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan 

jatuh. Adakalanya orang-orang baik gagal menjalankan kebaikan-

kebaikan yang sudah sangat terkenal mereka miliki. 

II. Keberhasilan dari persekongkolan ini. Dengan agak kesulitan Ya-

kub berhasil mencapai tujuannya, dan memperoleh berkat itu. 

1.  Ishak pertama-tama tidak puas, dan bisa saja mengungkap-

kan penipuan itu seandainya ia mau mempercayai telinganya 

sendiri. Sebab kalau suara, suara Yakub (ay. 22). Tuhan  Sang 

Pemelihara telah mengatur keragaman suara yang mengheran-

kan, seperti halnya keragaman wajah, yang juga berguna un-

tuk mencegah kita agar tidak tertipu. Dan suara yaitu  suatu 

hal yang tidak bisa dengan mudah disamarkan atau ditiru-

tiru. Cerita ini bisa dirujuk untuk menggambarkan sifat seorang 

munafik. Kalau suara, suara Yakub, namun  kalau tangan, tangan 

Esau. Ia berbicara dalam bahasa orang kudus, namun  mengerja-

kan pekerjaan-pekerjaan orang berdosa. namun  penghakiman 

akan dijatuhkan, seperti di sini, berdasarkan pekerjaan tangan.  

2. Pada akhirnya Ishak kalah oleh kekuatan kecurangan itu, 

sebab  tangannya berbulu (ay. 23), tanpa mempertimbangkan 

betapa mudahnya membuat tangan seolah-olah berbulu. Dan 

sekarang Yakub melanjutkan pekerjaannya dengan cekatan, 

menghidangkan daging kambingnya di hadapan ayahnya, dan 

melayani di meja makan itu dengan patuh, meskipun tanpa 

diminta, hingga selesai makan, dan berkat diucapkan pada 

akhir dari perjamuan yang khidmat ini. Apa yang dalam kadar 

kecil memperingan kejahatan Ribka dan Yakub yaitu  bahwa 

penipuan itu tidak dimaksudkan untuk mempercepat peng-

genapan sabda Tuhan , melainkan terlebih untuk mencegah agar 

sabda-Nya tidak dikacaukan. Berkat itu hendak ditumpangkan 

ke atas kepala yang salah, dan mereka berpikir bahwa sudah 

waktunya mereka bertindak. Sekarang, marilah kita lihat bagai-

mana Ishak memberi  berkatnya kepada Yakub (ay. 26-29).  

(1) Ia memeluknya, sebagai pertanda dari kasih sayangnya 

yang istimewa terhadapnya. Orang-orang yang diberkati 

Tuhan  dicium dengan ciuman-ciuman bibir-Nya, dan mereka 

pun, dengan kasih dan kesetiaan, mencium Sang Anak (Mzm. 

2:12, KJV; TB: ciumlah kaki-Nya, Mzm. 2:11). 

(2) Ia memujinya. saat  Ishak mencium bau pakaian Yakub, 

diberkatinyalah dia, katanya:  Sesungguhnya bau anakku 

yaitu  sebagai bau padang yang diberkati TUHAN,” maksud-

nya, seperti bau bunga-bunga dan rempah-rempah yang pa-

ling harum semerbak. Tampak bahwa Tuhan  telah memberkati 

dia, dan oleh sebab itu Ishak hendak memberkatinya juga.  

(3) Ia berdoa untuknya, dan di dalam doa itu bernubuat ten-

tangnya. Sudah menjadi kewajiban bagi orangtua untuk 

mendoakan anak-anak mereka, dan memberkati mereka di 

dalam nama Tuhan. Dan dengan demikian, seperti dengan 

baptisan mereka, mereka harus melakukan apa yang mere-

ka bisa lakukan untuk menjaga dan melanggengkan pene-

rusan janji itu di dalam keluarga-keluarga mereka. namun  

ini yaitu  berkat yang luar biasa. Dan Tuhan  Sang Peme-

lihara sudah mengaturnya sedemikian rupa agar Ishak me-

ngaruniakan berkat itu kepada Yakub dalam ketidaktahuan 

dan kekeliruannya, agar tampak bahwa Yakub berutang 

budi kepada Tuhan  untuk itu, dan bukan kepada Ishak. Tiga 

hal yang dengannya Yakub di sini diberkati:  

[1] Kelimpahan (ay. 28), sorga dan bumi bersatu padu un-

tuk membuatnya kaya.  

[2] Kuasa (ay. 29), terutama kekuasaan atas saudara-sau-

daranya, yaitu, Esau dan keturunannya.  

[3] Keberkenanan kepada Tuhan , dan kepentingan yang 

besar di Sorga:  Siapa yang mengutuk engkau, terkutuk-

lah ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah 

ia. Biarlah Tuhan  menjadi Teman bagi semua temanmu, 

dan Musuh bagi semua musuhmu.” Pasti ada lebih ba-

nyak hal yang termuat dalam berkat ini dibandingkan yang 

tampak prima facie – pada pandangan pertama. Berkat 

itu pasti mencakup penerusan janji tentang Mesias, dan 

tentang jemaat. Inilah, dalam bahasa bapa leluhur, 

berkat itu: sesuatu yang rohani, tidak diragukan lagi, 

termasuk di dalamnya. Pertama, bahwa dari dia akan 

 datang seorang Mesias, yang akan mempunyai kekuasa-

an yang berdaulat di bumi. Pucuk ranting dari keluar-

ganyalah yang harus dilayani oleh kaum-kaum, dan 

kepada-Nyalah bangsa-bangsa harus tunduk. Lihat Bi-

langan 24:19. Dari Yakub akan timbul seorang pengua-

sa, bintang, dan tongkat kerajaan (Bil. 24:17). Pemerin-

tahan Yakub atas Esau hanyalah untuk menjadi pelam-

bang dari hal ini (49:10). Kedua, bahwa dari dia akan 

datang jemaat, yang pasti akan diakui dan disayangi 

secara istimewa oleh Sorga. yaitu  bagian dari berkat 

Abraham, saat  ia pertama-tama dipanggil untuk men-

jadi bapa orang beriman (12:3), bahwa Aku akan mem-

berkati orang-orang yang memberkati engkau. Oleh 

sebab itu, saat  Ishak sesudahnya meneguhkan berkat 

kepada Yakub, Ishak menyebutnya berkat yang untuk 

Abraham (28:4). Bileam menjelaskan ini juga (Bil. 24:9). 

Perhatikanlah, berkat yang paling baik dan paling diingin-

kan yaitu  jika kita mempunyai hubungan dengan Kristus 

dan jemaat-Nya, dan mempunyai kepentingan di dalam 

kuasa Kristus dan kebaikan-kebaikan jemaat. 

Berkat Diberikan kepada Yakub dan Esau  

(27:30-40) 

30 sesudah  Ishak selesai memberkati Yakub, dan baru saja Yakub keluar 

meninggalkan Ishak, ayahnya, pulanglah Esau, kakaknya, dari berburu. 31 Ia 

juga menyediakan makanan yang enak, lalu membawanya kepada ayahnya. 

Katanya kepada ayahnya:  Bapa, bangunlah dan makan daging buruan 

masakan anakmu, agar engkau memberkati aku.” 32 namun  kata Ishak, ayah-

nya, kepadanya:  Siapakah engkau ini?” Sahutnya:  Akulah anakmu, anak 

sulungmu, Esau.” 33 Lalu terkejutlah Ishak dengan sangat serta berkata: 

 Siapakah gerangan dia, yang memburu binatang itu dan yang telah mem-

bawanya kepadaku? Aku telah memakan semuanya, sebelum engkau datang, 

dan telah memberkati dia; dan dia akan tetap orang yang diberkati.” 34 

Sesudah Esau mendengar perkataan ayahnya itu, meraung-raunglah ia de-

ngan sangat keras dalam kepedihan hatinya serta berkata kepada ayahnya: 

 Berkatilah aku ini juga, ya bapa!” 35 Jawab ayahnya:  Adikmu telah datang 

dengan tipu daya dan telah merampas berkat yang untukmu itu.” 36 Kata 

Esau:  Bukankah tepat namanya Yakub, sebab  ia telah dua kali menipu 

aku. Hak kesulunganku telah dirampasnya, dan sekarang dirampasnya pula 

berkat yang untukku.” Lalu katanya:  Apakah bapa tidak mempunyai berkat 

lain bagiku?” 37 Lalu Ishak menjawab Esau, katanya:  Sesungguhnya telah 

kuangkat dia menjadi tuan atas engkau, dan segala saudaranya telah kuberi-

kan kepadanya menjadi hambanya, dan telah kubekali dia dengan gandum 

dan anggur; maka kepadamu, apa lagi yang dapat kuperbuat, ya anakku?” 38 

Kata Esau kepada ayahnya:  Hanya berkat yang satu itukah ada padamu, ya 

bapa? Berkatilah aku ini juga, ya bapa!" Dan dengan suara keras menangis-

lah Esau. 39 Lalu Ishak, ayahnya, menjawabnya:  Sesungguhnya tempat ke-

diamanmu akan jauh dari tanah-tanah gemuk di bumi dan jauh dari embun 

dari langit di atas. 40 Engkau akan hidup dari pedangmu dan engkau akan 

menjadi hamba adikmu. namun  akan terjadi kelak, jika  engkau berusaha 

sungguh-sungguh, maka engkau akan melemparkan kuk itu dari tengkukmu. 

Di sini,  

I.  Berkat kovenan tidak diberikan kepada Esau. Dia yang begitu 

meremehkan hak kesulungan sekarang hendak menerima berkat 

itu, namun  ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk 

memperbaiki kesalahannya terhadap ayahnya, sekalipun ia men-

carinya dengan mencucurkan air mata (Ibr. 12:17). Amatilah,  

1. Betapa dengan berhati-hati ia mencarinya. Ia mempersiapkan 

makanan yang lezat, seperti yang diperintahkan ayahnya ke-

pada dia, dan kemudian memohon berkat yang atas dorongan 

ayahnya harus diharapkannya (ay. 31). saat  ia menyadari 

bahwa Yakub telah memperoleh berkat itu dengan sembunyi-

sembunyi tanpa izin, meraung-raunglah ia dengan sangat 

keras dalam kepedihan hatinya (ay. 34). Tidak ada orang yang 

merasa kecewa sampai ke lubuk hatinya seperti dia. Ia mem-

buat kemah ayahnya berbunyi nyaring dengan kesedihannya, 

dan lagi (ay. 38), dengan suara keras menangislah Esau. Per-

hatikanlah, akan tiba harinya saat  orang-orang yang seka-

rang meremehkan berkat-berkat kovenan, dan menjual hak 

mereka atas berkat-berkat itu demi sesuatu yang kosong, akan 

bersikeras untuk mencarinya, namun  itu sia-sia. Orang-orang 

yang sekarang meminta dan mencari saja tidak mau, sebentar 

lagi akan mengetok-ngetok, dan berseru, Tuhan, Tuhan. Peng-

hina-penghina Kristus akan menjadi pemohon-pemohon yang 

rendah hati kepada-Nya.  

2. Bagaimana ia ditolak. Ishak, saat  pertama-tama sadar akan 

tipu daya yang telah diperbuat terhadapnya, terkejut dengan 

sangat (ay. 33). Orang-orang yang mengikuti pilihan hati mere-

ka sendiri, dibandingkan perintah-perintah kehendak ilahi, melibat-

kan diri mereka sendiri dalam kebingungan-kebingungan se-

perti ini. namun  Ishak segera tersadar, dan mengesahkan berkat 

yang sudah diberikannya kepada Yakub: aku telah memberkati 

dia, dan dia akan tetap orang yang diberkati. Mungkin saja 

Ishak, atas dasar yang sangat masuk akal, sudah membatal-

kannya, namun  sekarang, pada akhirnya, ia sadar bahwa ia telah 

berlaku salah sebelumnya dalam merancangkan berkat itu 

untuk Esau. Entah ia sendiri teringat kembali akan sabda 

ilahi, atau lebih tepatnya mendapati dirinya dipenuhi oleh Roh 

Kudus lebih dibandingkan biasanya saat  ia memberi  berkat 

kepada Yakub, ia melihat bahwa Tuhan , sepertinya, mengamin-

kannya. Sekarang,  

(1) Yakub dengan cara ini diteguhkan sebagai pemilik berkat 

itu, dan ia merasa luar biasa puas dengan keabsahannya, 

meskipun ia memperolehnya dengan curang. Dari sini juga 

ia mempunyai alasan untuk berharap agar Tuhan  dengan 

penuh rahmat mengabaikan dan mengampuni perilakunya 

yang buruk. 

(2) Ishak dengan cara ini menuruti kehendak Tuhan , meskipun 

itu bertentangan dengan harapan-harapan dan kasih sa-

yangnya sendiri. Ia berniat untuk memberi  berkat itu 

kepada Esau, namun , saat  ia sadar bahwa kehendak Tuhan  

yaitu  sebaliknya, maka ia berserah diri. Dan ini dilaku-

kannya sebab  iman (Ibr. 11:20), sama seperti Abraham 

sebelum dia, saat  ia mengajukan permohonan untuk 

Ismael. Tidak bolehkah Tuhan  melakukan apa yang dikehen-

daki-Nya dengan milik-Nya sendiri?  

(3) Esau dengan cara ini dipupuskan dari harapan untuk men-

dapatkan berkat istimewa itu, yang disangkanya sudah di-

jaganya bagi dirinya sendiri saat  ia menjual hak kesu-

lungannya. Kita, melalui contoh ini, diajar,  

[1] Bahwa hal itu tidak tergantung pada kehendak orang 

atau usaha orang, namun  kepada kemurahan hati Tuhan  

(Rm. 9:16). Rasul Paulus tampak merujuk pada cerita 

ini dalam ayat itu. Esau mempunyai kehendak baik de-

ngan berkat itu, dan berusaha mendapatkannya. namun  

Tuhan  bermurah hati dalam merancangkannya untuk 

Yakub, supaya rencana Tuhan  tentang pemilihan-Nya di-

teguhkan (Rm. 9:11). Orang-orang Yahudi, seperti Esau, 

mengejar hukum yang akan mendatangkan kebenaran 

(Rm. 9:31) namun  mereka kehilangan berkat kebenaran, 

sebab  mereka mengejarnya bukan sebab  iman, namun  

sebab  perbuatan (Rm. 9:32). Sementara, orang-orang 

bukan-Yahudi, yang seperti Yakub, berusaha menda-

patkannya dengan iman kepada sabda Tuhan , memper-

olehnya dengan kekuatan, dengan kekerasan yang me-

nyerong Kerajaan Sorga itu. Lihat Matius 11:12.  

[2] Bahwa orang-orang yang memandang rendah hak kesu-

lungan rohani mereka, dan sanggup menjualnya demi 

sesuap makanan, berarti kehilangan berkat-berkat ro-

hani, dan dengan demikian adil bagi Tuhan  untuk tidak 

memberi  kepada mereka kebaikan-kebaikan yang 

tidak mereka pedulikan. Orang-orang yang mau berpi-

sah dengan hikmat dan anugerah mereka, dengan iman 

dan hati nurani mereka yang baik, demi kehormatan, 

kekayaan, atau kesenangan dunia ini, betapapun mere-

ka menunjukkan semangat untuk mendapatkan berkat, 

sudah menghakimi diri mereka sendiri sebagai orang-

orang yang tidak layak mendapatkannya, dan seperti 

itulah hukuman yang akan mereka terima.  

[3] Bahwa orang-orang yang mengangkat tangan dalam 

murka berarti mengangkatnya dengan sia-sia. Esau, 

bukannya bertobat dari kebodohannya sendiri, mencela 

adiknya, secara tidak adil menuduhnya merampas hak 

kesulungan yang sudah dijualnya secara sah kepadanya 

(ay. 36), dan menaruh dendam kepada dia atas apa 

yang sudah diperbuatnya sekarang (ay. 41). Tidak akan 

terkabul doa orang-orang yang mengarahkan kebencian 

kepada saudara-saudara mereka, yang seharusnya 

mereka arahkan kepada diri mereka sendiri, dan yang 

mempersalahkan kegagalan-kegagalan mereka kepada 

orang lain, padahal mereka seharusnya malu pada diri 

mereka sendiri.  

[4] Bahwa orang-orang yang tidak mencari sampai semua-

nya sudah terlambat akan ditolak. Inilah yang meng-

hancurkan Esau, ia tidak datang pada waktunya. Sama 

seperti ada waktu yang diterima, waktu saat  Tuhan  

berkenan untuk ditemui, demikian pula ada waktu keti-

ka Ia tidak mau menjawab orang-orang yang memanggil 

Dia, sebab  mereka mengabaikan waktu yang sudah 

ditetapkan. Lihat Amsal 1:28. Waktu bagi kesabaran 

Tuhan  dan pencobaan kita tidak akan selamanya ber-

langsung. Hari anugerah akan berakhir, dan pintu akan 

ditutup. Pada saat itu banyak orang yang sekarang 

meremehkan berkat, akan mencarinya dengan tekun. 

Sebab pada saat itu mereka akan tahu bagaimana meng-

hargainya, dan akan melihat diri mereka sendiri binasa, 

selama-lamanya binasa tanpanya, namun itu sudah 

tidak ada gunanya (Luk. 13:25-27). Oh, semoga saja 

oleh sebab  itu kita, di dalam hari kita ini, mengerti apa 

yang perlu untuk damai sejahtera kita! 

II.  Inilah berkat umum yang diberikan kepada Esau. 

1.  Ini diinginkannya: Berkatilah aku ini juga (ay. 34). Apakah bapa 

tidak mempunyai berkat lain bagiku? (ay. 36). Perhatikanlah,  

(1) Orang-orang yang paling jahat pun tahu bagaimana meng-

harapkan apa yang baik bagi diri mereka. Dan bahkan 

orang-orang yang sebab  nafsu rendah menjual hak kesu-

lungan mereka tampak dengan saleh menginginkan berkat. 

Keinginan-keinginan yang lemah akan kebahagiaan, tanpa 

memilih tujuannya dengan benar dan memakai  sa-

rananya dengan benar, akan menipu banyak orang hingga 

membuat mereka hancur. Banyak orang masuk neraka 

dengan mulut yang penuh harapan baik. Keinginan orang-

orang malas dan tidak percaya membunuh mereka. Banyak 

orang yang ingin masuk, seperti Esau, namun  tidak akan 

bisa, sebab  mereka tidak berjuang (Luk. 13:24).  

(2) yaitu  kebodohan pada sebagian besar orang bahwa mere-

ka mau mendapat kebaikan apa saja (Mzm. 4:7), seperti 

Esau di sini, yang menginginkan berkat kelas dua, berkat 

yang terpisah dari hak kesulungan. Hati yang cemar meng-

anggap berkat apa saja sama baiknya dengan berkat yang 

datang dari sabda Tuhan : Hanya berkat yang satu itukah 

ada padamu? Seolah-olah ia berkata,  Aku akan menerima 

berkat apa saja: meskipun aku tidak mempunyai berkat 

jemaat, biarlah aku mendapat suatu berkat.”  

2. Berkat ini diperolehnya. Dan biarlah ia memanfaatkannya 

dengan sebaik-baiknya (ay. 39-40).

(1) Berkat yang didapatnya itu yaitu  sesuatu yang baik, dan 

lebih baik dibandingkan apa yang layak didapatkannya. Dijanji-

kan kepada dia,  

[1]  Bahwa ia akan mendapat penghidupan yang layak (KJV) 

– tanah-tanah gemuk di bumi, dan embun dari langit. 

Perhatikanlah, orang-orang yang tidak mendapat ber-

kat-berkat kovenan bisa saja mendapat bagian yang 

sangat baik dari berkat-berkat lahiriah. Tuhan  memberi-

kan tanah yang baik dan cuaca yang baik kepada ba-

nyak orang yang menolak kovenan-Nya, dan yang tidak 

mempunyai bagian atau hak di dalamnya.  

[2] Bahwa secara bertahap ia akan mendapatkan kembali 

kebebasannya. Jika Yakub harus memerintah (ay. 29), 

maka Esau harus melayani. namun  ia mendapatkan hal 

ini untuk menghiburnya, bahwa ia akan hidup dari 

pedang. Ia akan melayani, namun  tidak akan kelaparan. 

Dan, pada akhirnya, sesudah  banyak pergulatan, ia akan 

menghancurkan kuk perbudakan, dan mengenakan tan-

da-tanda kebebasan. Berkat ini digenapi (2Raj. 8:20-22) 

saat  orang-orang Edom memberontak. 

(2) Namun berkat itu kalah jauh dari berkat Yakub. Untuk 

Yakub, Tuhan  telah menyediakan sesuatu yang lebih baik.  

[1] Dalam berkat Yakub embun dari langit ditempatkan per-

tama-tama, sebagai sesuatu yang paling dihargainya, dan 

yang diinginkannya, dan yang kepadanya ia bergantung. 

Dalam berkat Esau tanah-tanah gemuk ditempatkan 

pertama-tama, sebab inilah yang pertama-tama dan 

terutama dipedulikanya.  

[2] Esau mendapatkan semua ini, namun  Yakub mendapat-

kannya dari tangan Tuhan : Tuhan  akan memberi  ke-

padamu embun yang dari langit (ay. 28). Cukup bagi 

Esau untuk memilikinya. namun  Yakub menginginkan-

nya berdasarkan janji, dan akan memilikinya berdasar-

kan kasih di dalam kovenan.  

[3] Yakub akan memerintah saudara-saudaranya. Itulah meng-

apa orang-orang Israel sering kali menguasai orang-orang 

Edom. Esau akan memerintah, maksudnya, ia akan 

memperoleh kekuatan dan kepentingan tertentu, namun 

Kitab Kejadian 27:41-46 

 569 

 tidak akan pernah memerintah atas saudaranya. Jadi, 

kita tidak pernah mendapati orang-orang Yahudi dijual 

ke tangan orang-orang Edom, atau bahwa mereka 

menindas orang-orang Edom. namun  perbedaan besar-

nya yaitu  bahwa di dalam berkat Esau tidak ada yang 

menunjuk pada Kristus, tidak ada yang membawa dia 

atau keluarganya ke dalam jemaat dan kovenan Tuhan , 

yang tanpanya tanah-tanah gemuk di bumi, dan jarah-

an dari padang, hanya akan sedikit membawa manfaat 

baginya. Demikianlah Ishak dengan iman memberkati 

mereka berdua sesuai dengan apa yang harus menjadi 

bagian mereka. Sebagian orang mengamati bahwa Ya-

kub diberkati dengan sebuah ciuman (ay. 27), sedang-

kan Esau tidak.  

Nyawa Yakub Terancam oleh Esau  

(27:41-46) 

41 Esau menaruh dendam kepada Yakub sebab  berkat yang telah diberikan 

oleh ayahnya kepadanya, lalu ia berkata kepada dirinya sendiri:  Hari-hari 

berkabung sebab  kematian ayahku itu tidak akan lama lagi; pada waktu 

itulah Yakub, adikku, akan kubunuh.” 42 saat  diberitahukan perkataan 

Esau, anak sulungnya itu kepada Ribka, maka disuruhnyalah memanggil Ya-

kub, anak bungsunya, lalu berkata kepadanya:  Esau, kakakmu, bermaksud 

membalas dendam membunuh engkau. 43 Jadi sekarang, anakku, dengar-

kanlah perkataanku, bersiaplah engkau dan larilah kepada Laban, saudara-

ku, ke Haran, 44 dan tinggTuhan  padanya beberapa waktu lamanya, sampai 

kegeraman 45 dan kemarahan kakakmu itu surut dari padamu, dan ia lupa 

apa yang telah engkau perbuat kepadanya; kemudian aku akan menyuruh 

orang menjemput engkau dari situ. Mengapa aku akan kehilangan kamu 

berdua pada satu hari juga?” 46 Kemudian Ribka berkata kepada Ishak:  Aku 

telah jemu hidup sebab  perempuan-perempuan Het itu; jikalau Yakub juga 

mengambil seorang isteri dari antara perempuan negeri ini, semacam 

perempuan Het itu, apa gunanya aku hidup lagi? 

Inilah,  

I.   Kebencian yang dipendam Esau terhadap Yakub sebab  berkat 

yang sudah diperolehnya (ay. 41). Demikianlah ia berjalan di jalan 

Kain, yang membunuh adiknya sebab  ia mendapat perkenanan 

Tuhan , yang tidak didapatkannya sebab  ia membuat dirinya tidak 

layak untuk itu. Kebencian Esau terhadap Yakub yaitu ,  

1.  Kebencian yang tidak beralasan. Esau membencinya bukan 

sebab  alasan lain selain sebab  ayahnya memberkati dia dan 


 570

Tuhan  mengasihinya. Perhatikanlah, kebahagiaan orang-orang 

kudus yaitu  iri hati orang-orang berdosa. Siapa yang diber-

kati Sorga, dikutuk oleh neraka.  

2.  Kebencian yang kejam. Tidak ada yang bisa memuaskannya 

kecuali ia membunuh adiknya. Darah orang-orang kuduslah 

yang ingin ditumpahkan para penganiaya dengan haus: Adik-

ku akan kubunuh. Bagaimana ia bisa mengatakan itu tanpa 

rasa ngeri? Bagaimana ia bisa menyebutnya adik, namun  ber-

sumpah untuk mendatangkan kematian kepadanya? Perhati-

kanlah, kegeraman para penganiaya tidak akan bisa dikekang 

oleh ikatan apa pun, sekalipun itu ikatan yang paling kuat dan 

paling sakral.  

3.  Kebencian yang licik. Ia berharap agar ayahnya cepat mati, lalu 

hak-hak waris diurus dan kepentingan-kepentingan dipere-

butkan di antara dua saudara, yang akan memberinya kesem-

patan baik untuk membalas dendam. Ia berpikir bahwa hidup 

dari pedang saja tidak cukup (ay. 40), jika adiknya tidak mati 

dengan pedang itu. Ia enggan mendukakan ayahnya selagi hi-

dup, dan oleh sebab itu ia menunda pembunuhan yang diniat-

kan itu hingga kematiannya, tanpa peduli betapa ia akan men-

dukakan ibunya yang masih hidup waktu itu. Perhatikanlah,  

(1) Sungguh jahat anak-anak yang memandang orangtua me-

reka yang baik sebagai beban, dan yang sebab  alasan apa 

saja, menantikan hari-hari berkabung untuk mereka.  

(2) Orang-orang jahat ditahan dalam waktu yang lama oleh ke-

kangan-kekangan lahiriah untuk tidak melakukan kejahat-

an yang ingin mereka lakukan, dan dengan demikian tu-

juan-tujuan fasik mereka tidak menghasilkan apa-apa.  

(3) Orang-orang yang berniat untuk menggagalkan tujuan-tu-

juan Tuhan  tidak diragukan lagi akan kecewa sendiri. Esau 

berusaha menghalang-halangi Yakub, atau keturunannya, 

agar tidak berkuasa, dengan mengambil nyawanya sebelum 

ia menikah. namun , siapa yang dapat membatalkan apa 

yang sudah diucapkan Tuhan ? Manusia bisa saja mengacau-

kan rancangan-rancangan Tuhan , namun  tidak bisa meng-

ubahnya. 

II.  Cara Ribka untuk mencegah kejahatan itu. 

Kitab Kejadian 27:41-46 

 571 

1.  Ia memperingatkan Yakub akan bahaya yang mengancamnya, 

dan menasihati dia untuk mengundurkan diri sementara waktu, 

dan menyingkir demi keamanannya sendiri. Ia memberi tahu 

dia apa yang didengarnya tentang rancangan Esau, bahwa ia 

menghibur dirinya dengan harapan akan mendapat kesempatan 

untuk membunuh adiknya (ay. 42). Akankah orang berpikir 

bahwa pikiran yang haus darah dan biadab seperti ini bisa 

menjadi penghiburan bagi seseorang? Seandainya Esau bisa 

menyimpan rancangannya pada dirinya sendiri, maka ibunya 

pasti tidak akan mencurigainya. namun  gegabahnya orang dalam 

dosa sering kali membuat mereka tergila-gila. Dan mereka tidak 

bisa berhasil melaksanakan kefasikan mereka, sebab  kegeram-

an mereka terlalu keras untuk disembunyikan, dan burung di 

udara menyampaikan ucapan mereka. Amatilah di sini,  

(1) Apa yang ditakutkan Ribka – supaya jangan ia kehilangan 

mereka berdua pada satu hari juga (ay. 45), bukan hanya 

kehilangan korban yang dibunuh, melainkan juga si pem-

bunuhnya, yang oleh sang hakim atau langsung dengan 

tangan Tuhan , akan dikorbankan kepada keadilan, yang ha-

rus diterimanya sendiri, dan tidak boleh dihalang-halangi. 

Atau, jika tidak demikian, maka mulai dari sekarang ia 

akan kehilangan segala sukacita dan penghiburan di dalam 

Esau. Orang-orang yang terhilang dari kebajikan berarti 

terhilang dari semua teman mereka. Bagaimana seorang 

anak bisa dipandang dengan rasa senang bila ia tidak bisa 

dipandang selain sebagai anak setan?  

(2) Apa yang diharapkan Ribka: bahwa jika Yakub untuk se-

mentara waktu dijauhkan dari pandangan, maka penghina-

an yang membuat kakaknya menaruh dendam dengan be-

gitu membara secara perlahan-lahan akan menghilang dari 

pikiran. Kekuatan amarah diperlemah dan dikikis oleh 

jarak waktu dan juga tempat. Ribka menjanjikan dirinya 

sendiri bahwa amarah kakak Yakub akan hilang. Perhati-

kanlah, berserah diri akan meredakan tindakan-tindakan 

jahat yang besar. Bahkan, orang-orang yang mempunyai 

alasan baik sekalipun, dan mempunyai Tuhan  di pihak me-

reka, haruslah memakai  sarana ini bersama dengan 

sarana-sarana lain yang bijak untuk menjaga keselamatan 

mereka sendiri.     


 572

2.  Ribka meyakinkan Ishak dengan kekhawatiran bahwa Yakub 

harus pergi kepada saudara-saudaranya untuk alasan lain, 

yaitu untuk mencari istri (ay. 46). Ia tidak mau memberi tahu 

Ishak tentang rancangan Esau yang jahat untuk menghilang-

kan nyawa Yakub, supaya itu tidak mengganggu pikirannya. 

Jadi dengan bijak ia mengambil jalan lain untuk mencapai 

tujuannya. Ishak juga sama gelisahnya dengan Ribka melihat 

Esau mengambil pasangan yang tidak seimbang dengan orang-

orang Het. Oleh sebab itu, dengan membuat-buat alasan yang 

sangat baik, ia mengambil tindakan untuk menikahkan Yakub 

dengan seseorang yang memegang dasar perilaku hidup yang 

lebih baik. Perhatikanlah, satu kegagalan harus dimanfaatkan 

sebagai peringatan untuk mencegah kegagalan lain. Sungguh 

ceroboh orang-orang yang tersandung dua kali sebab  batu 

yang sama. namun  tampaknya Ribka terlalu berlebihan dalam 

mengungkapkan perasaannya tentang masalah itu, saat  ber-

kata, jikalau Yakub juga mengambil seorang isteri orang Kana-

an, apa gunanya aku hidup lagi? Syukur kepada Tuhan , semua 

penghiburan kita tidak tersimpan dalam satu tangan. Kita bisa 

melakukan pekerjaan hidup ini, dan menikmati penghiburan-

penghiburan hidup ini, meskipun segala sesuatunya tidak se-

suai dengan yang kita pikirkan, dan walaupun hubungan-

hubungan kita tidak membuat kita senang dalam segala hal. 

Mungkin Ribka berbicara dengan kepedulian ini, sebab ia me-

mandangnya penting untuk cepat-cepat memberi  perintah 

dalam perkara ini untuk menyadarkan Ishak. Amatilah, meski-

pun Yakub sendiri yaitu  seorang yang sangat menyenang-

kan, dan teguh dalam beragama, namun ia perlu dijauhkan 

dari godaan. Bahkan Yakub sekalipun terancam bahaya akan 

mengikuti contoh buruk dari saudaranya, dan terseret ke 

dalam perangkap oleh sebab nya. Kita tidak boleh mengandal-

kan hikmat dan tekad secara berlebihan, sekalipun anak-anak 

kita tampak paling menjanjikan dan memberi harapan. Seba-

liknya, harus ada perhatian yang diberikan untuk menjauhkan 

mereka dari jalan bahaya. 

 

PASAL  28   

Di sini kita mendapati,  

I.   Yakub berpisah dengan orangtuanya, untuk pergi ke Padan-Aram. 

Pesan yang diberikan ayahnya kepada dia (ay. 1-2), berkat yang 

dengannya ia dilepas ayahnya (ay. 3-4), ketaatannya kepada pe-

rintah-perintah yang diberikan kepada dia (ay. 5-10), dan dampak 

dari hal ini kepada Esau (ay. 6-9).  

II.  Yakub berjumpa dengan Tuhan , dan persekutuannya dengan Dia 

di tengah jalan. Dan di sana terdapat,  

1.  Penglihatannya akan sebuah tangga (ay. 11-12).  

2.  Janji-janji yang penuh rahmat yang dibuat Tuhan  kepadanya 

(ay. 13-15).  

3.  Kesan yang ditinggalkan dari peristiwa ini terhadapnya (ay. 16-19).  

4.  Nazar yang dibuatnya kepada Tuhan , dalam kesempatan ini (ay. 

20, dst.).  

Yakub Dilepas dengan Sebuah Berkat 

(28:1-5) 

1 Kemudian Ishak memanggil Yakub, lalu memberkati dia serta memesankan 

kepadanya, katanya:  Janganlah mengambil isteri dari perempuan Kanaan. 2 

Bersiaplah, pergilah ke Padan-Aram, ke rumah Betuel, ayah ibumu, dan am-

billah dari situ seorang isteri dari anak-anak Laban, saudara ibumu. 3 Moga-

moga Tuhan  Yang Mahakuasa memberkati engkau, membuat engkau beranak 

cucu dan membuat engkau menjadi banyak, sehingga engkau menjadi 

sekumpulan bangsa-bangsa. 4 Moga-moga Ia memberi  kepadamu berkat 

yang untuk Abraham, kepadamu serta kepada keturunanmu, sehingga eng-

kau memiliki negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yang telah diberi-

kan Tuhan  kepada Abraham.” 5 Demikianlah Ishak melepas Yakub, lalu berang-

katlah Yakub ke Padan-Aram, kepada Laban anak Betuel, orang Aram itu, sau-

dara Ribka ibu Yakub dan Esau.  


 574

Belum lama Yakub memperoleh berkat itu, ia terpaksa melarikan diri 

dari negerinya. Dan, seolah-olah belum cukup ia menjadi orang asing 

dan pendatang di sana, ia harus pergi untuk hanya menjadi orang 

asing dan pendatang, dan tidak lebih baik dari seorang buangan di 

negeri lain. Sekarang Yakub melarikan diri ke tanah Aram (Hos. 

12:13). Ia diberkati dengan gandum dan anggur yang sangat banyak, 

namun ia pergi dengan miskin. Diberkati dengan kedudukan meme-

rintah, namun pergi untuk menjadi hamba, melayani dengan kerja 

keras. Hal ini terjadi,  

1.  Mungkin untuk menegur dia atas tipu daya yang diperbuatnya 

terhadap ayahnya. Berkat itu akan diteguhkan untuk dia, namun 

ia akan menderita sebab  jalan menyimpang yang diambilnya 

untuk memperolehnya. Selama kewajiban-kewajiban kita bercam-

pur baur dengan dosa, kita harus sadar bahwa penghiburan-peng-

hiburan kita akan bercampur baur dengan masalah. Namun, bagai-

manapun juga,  

2. Hal itu terjadi untuk mengajar kita bahwa orang-orang yang 

mewarisi berkat harus bersiap-siap menghadapi penganiayaan. 

Orang-orang yang memiliki damai sejahtera dalam Kristus akan 

menderita penganiayaan dalam dunia (Yoh. 16:33). sebab  sudah 

diberi tahu tentang hal ini sebelumnya, janganlah kita mengang-

gapnya aneh, dan sebab  sudah diyakinkan akan adanya imbalan 

di akhirat, janganlah kita menganggapnya sukar. Kita juga dapat 

mengamati bahwa pemeliharaan-pemeliharaan Tuhan  sering kali 

tampak bertentangan dengan janji-janji-Nya, dan menghalang-

halanginya. Namun, jika  rahasia Tuhan  sudah diungkapkan, kita 

akan melihat bahwa semua itu untuk yang terbaik, dan bahwa 

pemeliharaan-pemeliharaan yang dihalang-halangi itu hanyalah 

membuat janji-janji dan penggenapannya menjadi lebih nyata dan 

mengagumkan. Sekarang, Yakub di sini dilepas oleh ayahnya,      

I.  Dengan sebuah pesan yang khidmat: Ishak memberkati dia, serta 

memesankan kepadanya (ay. 1-2). Perhatikanlah, orang-orang 

yang mendapat berkat harus menjaga pesan yang ikut ditempel-

kan padanya, dan tidak boleh berniat memisahkan apa yang telah 

dipersatukan oleh Tuhan . Pesannya seperti pesan dalam 2 Korintus 

6:14, janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang 

dengan orang-orang yang tak percaya. Dan semua orang yang 

Kitab Kejadian 28:1-5 

 575 

mewarisi janji-janji penghapusan dosa, dan karunia Roh Kudus, 

harus menjaga pesan ini, yang mengikuti janji-janji itu, berilah 

dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini (Kis. 2:38-40). 

Orang-orang yang berhak mendapatkan kebaikan-kebaikan khu-

sus haruslah menjadi umat khusus. Jika Yakub yaitu  ahli waris 

perjanjian, ia tidak boleh mengambil isteri dari perempuan Kana-

an. Orang-orang yang beragama tidak boleh menikah dengan 

orang-orang yang tidak beragama. 

II. Dengan berkat yang khidmat (ay. 3-4). Sebelumnya Ishak mem-

berkati Yakub tanpa sadar. Sekarang ia memberkatinya dengan 

niat, untuk lebih menghibur Yakub yang sekarang akan masuk ke 

dalam keadaan yang menyedihkan itu. Berkat ini lebih jelas dan 

penuh dibandingkan berkat sebelumnya. Ini merupakan penerusan 

dari berkat untuk Abraham, berkat yang dicurahkan ke atas 

kepala Abraham seperti halnya minyak urapan, yang dari sana 

turun kepada keturunan pilihannya, sebagai leher jubahnya. Ini 

yaitu  berkat Injil, berkat hak-hak istimewa jemaat. Itulah berkat 

Abraham, yang sampai kepada bangsa-bangsa lain oleh iman (Gal. 

3:14). Ini yaitu  berkat dari Tuhan  Yang Mahakuasa, yang dengan 

nama itu Tuhan  telah menampakkan diri kepada bapa-bapa lelu-

hur (Kel. 6:2). Sungguh diberkati orang-orang yang diberkati oleh 

Tuhan  Yang Mahakuasa. Sebab Ia memerintahkan dan mengada-

kan berkat. Dengan dua janji besar Abraham diberkati, dan Ishak 

di sini meneruskan kedua-duanya kepada Yakub. 

1.  Janji tentang ahli-ahli waris: semoga Tuhan  Yang Mahakuasa 

membuat engkau beranak cucu dan membuat engkau menjadi 

banyak (ay. 3).  

(1) Melalui keturunan Yakub, akan muncul dari Abraham se-

buah bangsa yang banyak sekali penduduknya seperti bin-

tang-bintang di langit, dan pasir di laut. Mereka akan ber-

tambah lebih banyak dibandingkan bangsa-bangsa lainnya, se-

hingga mereka akan menjadi sekumpulan bangsa-bangsa, 

menurut arti tambahannya. Dan tidak pernah bangsa yang 

banyak penduduknya seperti itu begitu sering dikumpul-

kan ke dalam satu kumpulan seperti suku-suku Israel di 

padang gurun dan sesudahnya.  


 576

(2) Melalui keturunan Yakub, akan muncul dari Abraham se-

sosok pribadi yang di dalam Dia semua kaum di bumi men-

dapat berkat, dan yang kepada-Nya bangsa-bangsa akan 

berkumpul. Yakub sungguh-sungguh mempunyai banyak 

bangsa di dalam dirinya, sebab segala sesuatu baik yang di 

sorga maupun yang di bumi dipersatukan di dalam Kristus 

(Ef. 1:10), dan semuanya berpusat di dalam Dia. Biji gan-

dum itu, yang jatuh ke dalam tanah, kini menghasilkan 

banyak buah (Yoh. 12:24). 

2.  Janji tentang warisan bagi ahli-ahli waris itu: Sehingga engkau 

memiliki negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing (ay. 4). 

Dengan cara ini Kanaan diteruskan kepada keturunan Yakub, 

tanpa keturunan Esau. Ishak sekarang melepas Yakub pergi 

ke sebuah negeri yang jauh, untuk berdiam di sana sementara 

waktu. Dan, supaya ini tidak terlihat seperti pencabutan hak 

warisan itu dari Yakub, di sini Ishak menegaskan tempat ke-

diaman Yakub di sana, agar ia diyakinkan bahwa hanya 

sebab  ia tidak lagi memiliki Kanaan untuk sementara waktu, 

itu tidak berarti haknya atas tanah itu dicabut. Cermatilah, di 

sini ia diberi tahu bahwa ia akan mewarisi tanah yang di da-

lamnya ia tinggal sebagai orang asing. Mereka yang sekarang 

menjadi orang asing akan menjadi ahli waris untuk selama-

lamanya: dan, bahkan sekarang, orang-orang yang paling ba-

nyak mewarisi bumi (meskipun mereka tidak mewarisi bagian 

yang paling banyak darinya) yaitu  orang-orang yang paling 

merasa asing di dalamnya. Orang yang paling banyak menik-

mati perkara-perkara hidup ini yaitu  mereka yang hidup 

tanpa merasa terikat padanya. Janji ini memandang setinggi 

sorga, yang diperlambangkan oleh Kanaan. Inilah negeri yang 

lebih baik itu, yang dituju oleh Yakub dan bapa-bapa leluhur 

lain, saat  ia mengakui bahwa ia yaitu  orang asing dan 

pendatang di bumi (Ibr. 11:13). 

Yakub, sesudah  meminta izin dari ayahnya, bergegas pergi 

secepatnya, jangan sampai kakaknya mendapat kesempatan 

untuk berbuat jahat kepadanya. Maka pergilah ia ke Padan-

Aram (ay. 5). Betapa tidak serupa cara dia mendapatkan istri 

dari sana dengan cara ayahnya! Ishak menyuruh hamba-ham-

ba dan unta-unta untuk menjemput istrinya, sedangkan Ya-

kub harus pergi sendiri, pergi sendirian, dan berjalan kaki,

Kitab Kejadian 28:6-9 

 577 

untuk menjemput istrinya. Ia juga harus pergi dari rumah 

ayahnya dalam ketakutan, tanpa mengetahui kapan ia akan 

kembali. Perhatikanlah, jika Tuhan , dalam pemeliharaan-Nya, 

melemahkan kita, kita harus menerimanya dengan puas, 

sekalipun kita tidak bisa mempertahankan semarak dan ke-

megahan nenek moyang kita. Kita harus lebih peduli memper-

tahankan kesalehan mereka dibandingkan mempertahankan mar-

tabat mereka, dan berlaku baik seperti mereka dibandingkan men-

jadi besar seperti mereka. Ribka di sini disebut ibu Yakub dan 

Esau. Yakub disebut terlebih dahulu, bukan hanya sebab  ia 

selalu menjadi anak kesayangan ibunya, melainkan juga sebab  

ia sekarang menjadi ahli waris ayahnya, dan Esau, dalam hal 

ini, disingkirkan. Perhatikanlah, akan datang waktunya saat  

kesalehan akan diutamakan, apa pun keadaannya sekarang.  

Larangan Mengambil Istri Perempuan Kanaan 

(28:6-9) 

6 saat  Esau melihat, bahwa Ishak telah memberkati Yakub dan melepasnya 

ke Padan-Aram untuk mengambil isteri dari situ – pada waktu ia member-

katinya ia telah memesankan kepada Yakub:  Janganlah ambil isteri dari 

antara perempuan Kanaan” – 7 dan bahwa Yakub mendengarkan perkataan 

ayah dan ibunya, dan pergi ke Padan-Aram, 8 maka Esau pun menyadari, 

bahwa perempuan Kanaan itu tidak disukai oleh Ishak, ayahnya. 9 Sebab itu 

ia pergi kepada Ismael dan mengambil Mahalat menjadi isterinya, di samping 

kedua isterinya yang telah ada. Mahalat yaitu  anak Ismael anak Abraham, 

adik Nebayot. 

Bacaan tentang Esau ini muncul di tengah-tengah cerita mengenai 

Yakub,  

1. Untuk menunjukkan pengaruh dari sebuah teladan yang baik. 

Esau, meskipun seorang yang lebih besar, sekarang mulai 

berpikir bahwa Yakub yaitu  seorang yang lebih baik, dan tidak 

segan melihatnya sebagai teladan dalam masalah khusus tentang 

pernikahan dengan seorang putri dari Abraham ini. Anak-anak 

yang lebih tua harus memberi  kepada anak-anak yang lebih 

muda teladan dalam ketaatan dan kepatuhan. Sungguh buruk 

jika mereka tidak melakukannya. Namun juga, agak melegakan 

jika mereka mencontoh teladan dari yang lebih muda, seperti 

Esau di sini mencontohnya dari Yakub. Atau,  

2. Untuk menunjukkan kebodohan dari kesadaran yang sudah ter-

lambat. Esau berbuat baik, namun  ia melakukannya saat  sudah 


 578

terlambat. Ia pun menyadari, bahwa perempuan Kanaan itu tidak 

disukai oleh ayahnya, dan ia bisa saja menyadarinya sejak dari 

dulu seandainya ia menanyakan pendapat ayahnya sama banyak-

nya seperti ia berusaha menyenangkan langit-langit mulutnya. 

Dan bagaimanakah ia berusaha memperbaiki masalah ini seka-

rang? Ah, sayang sekali, yang dilakukannya justru membuat yang 

buruk bertambah lebih buruk.  

(1) Ia menikahi putri Ismael, anak dari hamba perempuan itu, 

yang diusir, dan tidak akan menjadi ahli waris bersama Ishak 

dan keturunannya. Dan dengan demikian, ia menggabungkan 

dirinya dengan kaum yang sudah ditolak Tuhan , dan berusaha 

menguatkan kepura-puraannya sendiri dengan bantuan kepura-

puraan yang lain.  

(2)  Ia mengambil istri ketiga, sementara, dari semua yang terlihat, 

dua istrinya yang lain belum meninggal ataupun diceraikan.  

(3)  Ia melakukannya hanya untuk menyenangkan ayahnya, bu-

kan untuk menyenangkan Tuhan . sebab  sekarang Yakub disu-

ruh pergi ke sebuah negeri yang jauh, Esau akan sering-sering 

tinggal di rumah, dan ia berharap untuk menghibur ayahnya 

sedemikian rupa sehingga berhasil membujuk dia untuk mem-

buat wasiat baru, dan meneruskan janji itu kepadanya, de-

ngan mencabut pengaturan yang baru dibuat untuk Yakub. 

Dan dengan demikian,  

[1] Ia bijak saat  semuanya sudah terlambat, seperti Israel 

yang ingin maju berperang sementara titah Tuhan sudah 

melawan mereka (Bil. 14:40), dan seperti gadis-gadis yang 

bodoh (Mat. 25:11). 

[2] Ia mengandalkan pembaruan diri yang setengah-setengah, 

dan berpikir, bahwa dengan menyenangkan orangtuanya 

dalam satu hal, ia bisa menebus semua kegagalannya yang 

lain. Tidak disebutkan bahwa sesudah  ia menyadari betapa 

patuhnya Yakub, dan betapa inginnya Yakub menyenang-

kan orangtuanya, ia bertobat dari rancangannya yang pe-

nuh kebencian terhadap Yakub. Tidak, tampak sesudah itu 

bahwa ia bersikeras untuk menjalankannya, dan memper-

tahankan kebenciannya. Perhatikanlah, hati yang bersifat 

kedagingan cenderung menganggap diri sendiri sudah baik 

sebaik yang seharusnya, sebab  mungkin, dalam satu hal

Kitab Kejadian 28:10-15 

 579 

 tertentu, mereka tidak berperilaku buruk seburuk kelakuan 

mereka selama ini. Demikian pulalah Mikha mempertahan-

kan berhala-berhalanya, namun  menganggap dirinya berbaha-

gia sebab  ada seorang Lewi menjadi imamnya (Hak. 17:13). 

Penglihatan Yakub di Betel 

(28:10-15) 

10 Maka Yakub berangkat dari Bersyeba dan pergi ke Haran. 11 Ia sampai di 

suatu tempat, dan bermalam di situ, sebab  matahari telah terbenam. Ia 

mengambil sebuah batu yang terletak di tempat itu dan dipakainya sebagai 

alas kepala, lalu membaringkan dirinya di tempat itu. 12 Maka bermimpilah 

ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan 

tampaklah malaikat-malaikat Tuhan  turun naik di tangga itu. 13 Berdirilah 

TUHAN di sampingnya dan berfirman:  Akulah TUHAN, Tuhan  Abraham, ne-

nekmu, dan Tuhan  Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan 

kepadamu dan kepada keturunanmu. 14 Keturunanmu akan menjadi seperti 

debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, 

barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di 

muka bumi akan mendapat berkat. 15 Sesungguhnya Aku menyertai engkau 

dan Aku akan melindungi engkau, ke mana pun engkau pergi, dan Aku akan 

membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan 

engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu. 

Di sini kita mendapati Yakub sedang dalam perjalanan menuju Aram, 

dalam keadaan yang sangat menyedihkan, seperti seorang yang 

dilepas pergi untuk mencari peruntungannya. namun  kita mendapati 

bahwa, meskipun ia sendiri, ia tidak sendirian, sebab Bapa menyertai 

dia (Yoh. 16:32). Jika apa yang dicatat di sini terjadi (seperti yang 

tampaknya demikian) pada malam pertama, maka ia sudah menem-

puh perjalanan seharian dari Bersyeba ke Betel, sejauh lebih dari 64 

km. Tuhan  Sang Pemelihara membawanya ke sebuah tempat yang 

nyaman, yang mungkin ditudungi oleh pepohonan, untuk beistirahat 

pada malam itu. Dan di sana ia mendapatkan,  

I.   Tempat menginap yang sangat keras (ay. 11), sebuah batu sebagai 

alas kepala, dan langit sebagai atap dan tirainya. Sesuai dengan 

kebiasaan pada waktu itu, mungkin ini tidak begitu buruk seperti 

yang tampak sekarang bagi kita. namun  kita harus pikir juga 

bahwa,  

1.  Ia berbaring dengan sangat kedinginan, tanah yang dingin seba-

gai tempat tidurnya, dan, bisa lebih buruk lagi, dengan sebuah 

batu dingin sebagai bantal kepalanya, dan di udara yang dingin. 


 580

2.  Hatinya sangat gelisah. Jika tulang-tulangnya terasa nyeri 

sebab  sudah menempuh perjalanan seharian, maka istirahat 

malam harinya hanya akan membuatnya terasa lebih nyeri.  

3.  Ia sangat rentan terhadap bahaya. Ia lupa bahwa ia melarikan 

diri untuk menyelamatkan nyawanya. Ia lupa bahwa kakak-

nya, dalam kegeramannya, bisa mengejar dia atau mengirim 

seorang pembunuh untuk memburunya. Di sini ia terbaring 

menunggu menjadi korban, tanpa tempat berteduh dan berlin-

dung. Kita tidak bisa katakan bahwa oleh sebab  dia miskin 

maka ia mendapat tempat berteduh yang begitu buruk, namun ,  

(1) Itu terjadi sebab  kepolosan dan kesederhanaan orang-orang 

pada masa itu, di mana mereka tidak begitu memperhatikan 

keadaan diri mereka, dan tidak begitu mengutamakan ke-

nyamanan mereka, seperti pada zaman akhir ini di mana 

orang-orang lebih memperhatikan kenyamanan dan keme-

wahan.  

(2) Yakub secara khusus sudah terbiasa dengan berbagai ke-

susahan, sebagai orang tenang yang suka tinggal di kemah. 

Dan, sebab  sekarang ia bermaksud menjalankan pelayan-

an, ia lebih rela lagi untuk membiasakan dirinya dengan 

kesusahan-kesusahan itu. Dan, seperti yang memang ter-

jadi kemudian, semuanya berjalan dengan baik (31:40).  

(3) Hatinya terasa terhibur di dalam berkat ilahi, dan ia yakin 

akan perlindungan ilahi. Semua ini membuatnya tenang, 

sekalipun ia terbaring rentan terancam bahaya seperti itu. 

sebab  yakin bahwa Tuhan nya membuat dia berdiam dengan 

aman, ia bisa berbaring dan tidur di atas sebuah batu. 

II.  Di tempat penginapannya yang keras, ia bermimpi indah. Semua 

orang Israel sejati akan rela tidur di atas alas kepala Yakub, asal-

kan ia bisa bermimpi indah seperti Yakub. Di saat dan di tempat 

itu, ia mendengar firman Tuhan , dan melihat penglihatan dari Yang 

Mahakuasa. Itu yaitu  tidur malam terbaik yang pernah dialami-

nya sepanjang hidup. Perhatikanlah, waktu Tuhan  untuk melawat 

umat-Nya dengan penghiburan-penghiburan-Nya yaitu  saat  

mereka sudah teramat kehilangan penghiburan-penghiburan lain, 

dan penghibur-penghibur lain. jika  penderitaan-penderitaan di 

jalan kewajiban (seperti penderitaan-penderitaan ini) datang dengan 

Kitab Kejadian 28:10-15 

 581 

berlimpah, maka pada saat itulah penghiburan-penghiburan akan 

datang dengan lebih berlimpah lagi. Sekarang, cermatilah di sini,    

1.  Penglihatan yang membesarkan hati yang dilihatnya (ay. 12). 

Ia melihat sebuah tangga yang terentang dari bumi ke sorga, 

dengan malaikat-malaikat naik turun di tangga itu, dan Tuhan  

sendiri berada di ujungnya. Nah, ini melambangkan dua hal 

yang sangat menghibur bagi orang-orang baik di sepanjang 

waktu, dan dalam segala keadaan:  

(1) Pemeliharaan Tuhan . Oleh pemeliharaan ini terjadi hubung-

an yang selalu  terjaga antara sorga dan bumi. Ran-

cangan-rancangan sorga dilaksanakan di bumi, dan semua 

perbuatan serta perkara di bumi ini diketahui di sorga dan 

dihakimi di sana. Tuhan  Sang Pemelihara melakukan peker-

jaan-Nya secara bertahap, dan selangkah demi selangkah. 

Para malaikat yaitu  roh-roh yang melayani, yang mela-

yani semua tujuan dan rancangan Tuhan  Sang Pemelihara, 

dan hikmat Tuhan  berada di ujung tangga itu, dengan meng-

arahkan semua pergerakan dari penyebab-penyebab kedua 

bagi kemuliaan Penyebab pertama. Para malaikat yaitu  

roh-roh yang giat, yang selalu  naik turun. Mereka 

tidak beristirahat, siang atau malam, dari melayani, sesuai 

dengan tugas yang sudah ditetapkan untuk mereka. Mere-

ka naik, untuk memberi  laporan atas apa yang sudah 

mereka perbuat, dan untuk menerima perintah-perintah. 

Lalu kemudian turun, untuk melaksanakan perintah-perin-

tah yang sudah mereka terima. Demikian jugalah kita 

harus selalu banyak-banyak melakukan pekerjaan Tuhan, 

agar kita bisa melakukannya seperti malaikat-malaikat me-

lakukannya (Mzm. 103:20-21). Penglihatan ini memberi  

penghiburan yang sangat tepat pada waktunya kepada 

Yakub, dengan memberi tahu dia bahwa ia mempunyai pe-

mandu dan penjaga yang baik, pada waktu ia keluar dan 

masuk. Penghiburan bahwa, meskipun ia terpaksa me-

ngembara dari rumah ayahnya, namun ia tetap diperhati-

kan oleh Sang Pemelihara yang baik, dan dilindungi oleh 

malaikat-malaikat kudus. Hal ini sudah cukup menghibur, 

dan sebab  itu seharusnya kita tidak menerima gagasan 

dari sebagian orang, bahwa malaikat-malaikat pelindung 


 582

Kanaan naik sesudah  mengawal Yakub pergi dari negeri me-

reka, dan malaikat-malaikat Aram turun untuk membawa-

nya ke dalam penjagaan mereka. Sekarang Yakub merupa-

kan pelambang dan perwakilan dari seluruh jemaat, yang 

penjagaan terhadapnya diserahkan kepada para malaikat.  

(2) Kepengantaraan Kristus. Dialah tangga ini, kaki tangga di 

bumi dalam sifat manusia-Nya, dan ujung tangga di sorga 

dalam sifat ilahi-Nya. Atau, di bumi dalam perendahan diri-

Nya, dan di sorga dalam kemuliaan-Nya. Semua hubungan 

antara sorga dan bumi, sejak kejatuhan manusia, dilang-

sungkan melalui tangga ini. Kristus yaitu  jalan. Semua 

kebaikan Tuhan  datang kepada kita dan semua pelayanan 

kita sampai kepada-Nya melalui Kristus. Bila Tuhan  berdiam 

bersama kita, dan kita bersama Dia, itu terjadi melalui 

Kristus. Kita tidak mempunyai jalan lain untuk masuk 

sorga, selain melalui tangga ini. Jika kita memanjat melalui 

jalan lain, maka kita yaitu  pencuri dan perampok. Pada 

penglihatan inilah Juruselamat kita merujuk saat  Ia ber-

bicara tentang malaikat-malaikat Tuhan  yang turun naik 

kepada Anak Manusia (Yoh. 1:51). Sebab pekerjaan-peker-

jaan baik yang dilakukan oleh para malaikat kepada kita, 

dan keuntungan-keuntungan yang kita terima melalui pe-

layanan mereka, semuanya terjadi berkat Kristus, yang 

telah memperdamaikan segala sesuatu baik yang ada di 

bumi maupun yang ada di sorga (Kol. 1:20), dan memper-

satukan semuanya itu di dalam diri-Nya sendiri (Ef. 1:10).  

2.  Kata-kata yang membesarkan hati yang didengar Yakub. Tuhan  

sekarang membawanya ke padang gurun, dan berbicara ke-

pada dia dengan kata-kata penghiburan, berbicara dari ujung 

tangga. Sebab semua kabar gembira yang kita terima dari 

sorga datang melalui Yesus Kristus. 

(1) Janji-janji yang sebelumnya dibuat kepada ayahnya di-

ulangi dan disahkan kepadanya (ay. 13-14). Secara umum, 

Tuhan  menunjukkan kepada dia bahwa Ia akan menjadi 

Tuhan  yang sama bagi dia seperti yang sudah-sudah bagi 

Abraham dan Ishak. Mereka yang mengikuti jejak-jejak 

langkah orangtua mereka ya