Selasa, 11 Februari 2025

Kejadian 14

 



aku hidup, akan mengutus malaikat-Nya menyertai engkau, dan akan mem-

buat perjalananmu berhasil, sehingga engkau akan mengambil bagi anakku 

seorang isteri dari kaumku dan dari rumah ayahku. 41 Barulah engkau lepas

dari sumpahmu kepadaku, jika engkau sampai kepada kaumku dan mereka 

tidak memberi  perempuan itu kepadamu; hanya dalam hal itulah engkau 

lepas dari sumpahmu kepadaku. 42 Dan hari ini aku sampai ke mata air tadi, 

lalu kataku: TUHAN, Tuhan  tuanku Abraham, sudilah kiranya Engkau mem-

buat berhasil perjalanan yang kutempuh ini. 43 Di sini aku berdiri di dekat 

mata air ini; kiranya terjadi begini: jika  seorang gadis datang ke luar 

untuk menimba air dan aku berkata kepadanya: Tolong berikan aku minum 

air sedikit dari buyungmu itu, 44 dan ia menjawab: Minumlah, dan untuk un-

ta-untamu juga akan kutimba air, – dialah kiranya isteri, yang telah TUHAN 

tentukan bagi anak tuanku itu. 45 Belum lagi aku habis berkata dalam hati-

ku, Ribka telah datang membawa buyung di atas bahunya, dan turun ke 

mata air itu, lalu menimba air. Kataku kepadanya: Tolong berikan aku mi-

num. 46 Segeralah ia menurunkan buyung itu dari atas bahunya serta ber-

kata: Minumlah, dan unta-untamu juga akan kuberi minum. Lalu aku mi-

num, dan unta-unta itu juga diberinya minum. 47 Sesudah itu aku bertanya 

kepadanya: Anak siapakah engkau? Jawabnya: Ayahku Betuel anak Nahor 

yang dilahirkan Milka. Lalu aku mengenakan anting-anting pada hidungnya 

dan gelang pada tangannya. 48 Kemudian berlututlah aku dan sujud me-

nyembah TUHAN, serta memuji TUHAN, Tuhan  tuanku Abraham, yang telah 

menuntun aku di jalan yang benar untuk mengambil anak perempuan sau-

dara tuanku ini bagi anaknya. 49 Jadi sekarang, jika  kamu mau menun-

jukkan kasih dan setia kepada tuanku itu, beritahukanlah kepadaku; dan 

jika tidak, beritahukanlah juga kepadaku, supaya aku tahu entah berpaling 


 510

ke kanan atau ke kiri.” 50 Lalu Laban dan Betuel menjawab:  Semuanya ini 

datangnya dari TUHAN; kami tidak dapat mengatakan kepadamu baiknya 

atau buruknya. 51 Lihat, Ribka ada di depanmu, bawalah dia dan pergilah, 

supaya ia menjadi isteri anak tuanmu, seperti yang difirmankan TUHAN.” 52 

saat  hamba Abraham itu mendengar perkataan mereka, sujudlah ia sam-

pai ke tanah menyembah TUHAN. 53 Kemudian hamba itu mengeluarkan per-

hiasan emas dan perak serta pakaian kebesaran, dan memberi  semua itu 

kepada Ribka; juga kepada saudaranya dan kepada ibunya diberikannya 

pemberian yang indah-indah. 

Di sini kita mendapati pengaturan pernikahan antara Ishak dan 

Ribka. Cerita ini disampaikan dengan sangat panjang lebar dan ter-

perinci, bahkan sampai pada hal-hal kecil, yang menurut kita, bisa 

saja dihilangkan, sementara peristiwa-peristiwa lain yang besar dan 

penuh misteri (seperti cerita tentang Melkisedek) hanya disinggung 

dalam sedikit kata-kata. Demikianlah Tuhan  menyembunyikan dari 

orang bijak dan orang pandai apa yang mengundang rasa penasaran, 

namun  menyatakan kepada orang kecil apa yang biasa dan dapat me-

reka pahami (Mat. 11:25), dan memimpin serta menyelamatkan dunia 

oleh kebodohan pemberitaan Injil (1Kor. 1:21). Demikian pula kita di-

arahkan untuk memperhatikan pemeliharaan Tuhan  dalam kejadian-

kejadian kecil dan biasa dalam hidup manusia, dan juga di dalam 

semua kejadian itu melatih kebijaksanaan dan kebaikan-kebaikan 

kita yang lain. Sebab Kitab Suci tidak dimaksudkan untuk dipelajari 

oleh para filsuf dan negarawan saja, namun  juga untuk menjadikan 

kita semua bijak dan bajik dalam mengatur perilaku kita dan keluar-

ga kita. Inilah,    

I.  Sambutan yang sangat baik yang diberikan kepada hamba Abra-

ham oleh saudara-saudara Ribka. Laban, saudara laki-lakinya, 

pergi untuk mengundang dan mengantarnya ke rumah, namun  

tidak sebelum ia melihat anting-anting itu dan gelang pada tangan 

saudaranya (ay. 30).  Oh,” pikir Laban,  di sini ada orang yang 

bisa diambil hartanya, orang yang kaya dan royal. Sudah pasti 

kita akan menyambutnya!” Kita tahu begitu banyak tentang tabiat 

Laban melalui cerita selanjutnya. Kita bisa menduga bahwa ia 

tidak akan begitu murah hati untuk menjamu tamunya itu sean-

dainya ia tidak berharap akan mendapat balas budi untuk itu, 

seperti yang memang terjadi demikian (ay. 53). Perhatikanlah, ha-

diah memberi keluasan kepada orang (Ams. 18:16), ke mana juga 

ia memalingkan muka, ia beruntung (Ams. 17:8).  

Kitab Kejadian 24:29-53 

 511 

1.  Undangan itu ramah: Marilah engkau yang diberkati TUHAN 

(ay. 31). Mereka melihat bahwa ia kaya, dan oleh sebab itu me-

nyatakan dia diberkati TUHAN. Atau, mungkin, sebab  mereka 

mendengar dari Ribka (ay. 28) tentang perkataan yang sangat 

berbudi yang keluar dari mulutnya, mereka menyimpulkan dia 

sebagai orang baik-baik, dan oleh sebab itu diberkati TUHAN. 

Perhatikanlah, orang-orang yang diberkati Tuhan  haruslah kita 

sambut. Sungguh baik mengakui orang-orang yang diakui Tuhan .  

2.  Jamuan itu penuh keramahan (ay. 32-33). Baik rumah mau-

pun kandang diperlengkapi dengan baik, dan hamba Abraham 

itu diundang untuk memanfaatkannya dengan bebas. Perhati-

an khusus diberikan kepada unta-unta itu. Sebab, orang be-

nar memperhatikan hidup hewannya (Ams. 12:10). Jika lembu 

mengenal pemiliknya yang harus dia layani, maka pemiliknya 

harus mengenal lembunya yang harus diberi persediaan yang 

pantas.  

II.  Cerita lengkap yang disampaikan hamba Abraham kepada mereka 

tentang maksud dan keperluannya, dan lamaran yang disampai-

kannya kepada mereka agar memberi  persetujuan berkenaan 

dengan Ribka. Amatilah,  

1.  Betapa sungguh-sungguhnya dia dengan urusannya. Meski-

pun ia baru melakukan perjalanan, dan tiba di sebuah rumah 

yang baik, ia tidak akan makan sebelum disampaikannya pe-

san yang dia bawa (ay. 33). Perhatikanlah, melaksanakan 

pekerjaan kita, dan memenuhi kepercayaan yang diberikan ke-

pada kita, entah untuk Tuhan  atau manusia, harus lebih kita 

utamakan dibandingkan makanan pokok: itulah yang menjadi ma-

kanan dan minuman Juruselamat kita (Yoh. 4:34).  

2. Betapa cerdiknya ia dalam mengatur urusannya itu. Ia mem-

buktikan dirinya, dalam perkara ini, baik sebagai orang bijak 

maupun orang jujur, setia kepada tuannya yang darinya ia 

mendapat kepercayaan, dan bertindak adil terhadap orang-

orang yang dengan mereka sekarang ia berunding.  

(1) Secara singkat ia menceritakan keadaan keluarga tuannya 

(ay. 34-36). Ia sudah disambut sebelumnya, namun  kita bisa 

menduga bahwa dia disambut dua kali lipat lebih baik ke-

tika ia berkata, aku ini hamba Abraham. Nama Abraham, ti-


 512

dak diragukan lagi, sangat terkenal dan terhormat di antara 

mereka, dan kita dapat menduga bahwa mereka bukannya 

tidak tahu sama sekali tentang keadaannya, sebab Abra-

ham tahu tentang keadaan mereka (22:20-24). Dua hal di-

sarankannya, untuk memperkuat lamarannya:  

[1] Bahwa Abraham tuannya, dengan berkat Tuhan , mem-

punyai harta yang sangat banyak, dan,  

[2] Bahwa ia sudah memutuskan untuk memberi  se-

muanya itu kepada Ishak, yang untuknya ia mengatur 

lamaran ini.  

(2) Ia memberi tahu mereka tentang tugas yang diberikan 

tuannya kepada dia, untuk mengambil seorang istri bagi 

anaknya dari antara sanak saudaranya, beserta alasan 

untuk itu (ay. 37-38). Demikianlah ia mengisyaratkan sua-

tu petunjuk yang menyenangkan bahwa, meskipun Abra-

ham sudah berpindah ke negeri yang amat jauh, namun ia 

masih mengingat saudara-saudaranya yang sudah diting-

galkannya, dan masih menghormati mereka. Kasih sayang 

ilahi yang paling tinggi sekalipun janganlah menghilangkan 

kasih sayang alami kita sebagai manusia. Dengan berkata 

demikian, ia juga menyingkirkan keberatan bahwa, jika 

Ishak memang orang yang terpandang, ia tidak perlu me-

nyuruh orang pergi jauh-jauh untuk mencari istri: menga-

pa ia tidak menikah dengan orang yang tinggal lebih dekat 

dengan rumahnya?  Untuk alasan yang baik,” ujarnya; 

 anak tuanku tidak boleh berpasangan dengan orang Kana-

an.” Ia lebih jauh memperkuat lamarannya,  

[1] Berdasarkan iman tuannya bahwa itu akan berhasil (ay. 

40). Abraham terdorong untuk melakukan itu berdasar-

kan kesaksian hati nuraninya sendiri bahwa ia selalu 

hidup di hadapan Tuhan  dalam kekudusan, dan sebab  

itu ia yakin Tuhan  akan membuatnya berhasil. Mungkin 

ia merujuk pada kovenan yang dibuat Tuhan  dengannya 

(17:1), Akulah Tuhan  Yang Mahakuasa, hiduplah di ha-

dapan-Ku dengan tidak bercela. Oleh sebab itu, ujarnya, 

TUHAN, yang di hadapan-Nya aku hidup, akan meng-

utus malaikat-Nya menyertai engkau. Perhatikanlah, 

jika  kita dengan kesadaran hati nurani melakukan 

Kitab Kejadian 24:29-53 

 513 

bagian kita dari kovenan itu, maka kita bisa mendapat 

penghiburan dari bagian Tuhan  di dalam kovenan itu. 

Dan kita harus belajar menerapkan janji-janji umum 

kepada keadaan-keadaan khusus sesuai dengan kesem-

patan yang ada bagi kita.  

[2] Dengan kesadaran penuh hamba Abraham itu memasti-

kan agar keluarga Ribka merasa bebas dalam menerima 

atau menolak lamaran itu. Mereka harus mengetahui 

alasan dari lamaran itu dan tidak membuat kesalahan 

untuk bersumpah palsu (ay. 39-41). Ini menunjukkan 

bahwa hamba Abraham itu yaitu  seorang yang ber-

hati-hati, dan khususnya ia menjaga agar mereka tidak 

merasa dipaksa memberi  persetujuan, namun  merasa 

bebas atau tidak sama sekali.  

(3) Ia menceritakan kepada mereka pemeliharaan-pemelihara-

an ilahi yang secara menakjubkan saling bersesuaian, un-

tuk mendukung dan melancarkan lamaran itu, yang dengan 

jelas menunjukkan campur tangan Tuhan  di dalamnya.  

[1] Ia memberi tahu mereka bagaimana ia sudah berdoa 

meminta bimbingan melalui suatu tanda (ay. 42-44). 

Perhatikanlah, sungguh baik berurusan dengan orang-

orang yang melalui doa mengikutsertakan Tuhan  dalam 

urusan-urusan mereka.  

[2]  Bagaimana Tuhan  sudah menjawab doanya persis sesuai 

dengan yang dimintanya. Walaupun ia hanya berkata 

dalam hatinya (ay. 45), yang mungkin disebutkannya, 

supaya jangan mereka curiga bahwa Ribka kebetulan 

mendengar doanya dan berencana ingin mempermain-

kannya.  Tidak,” sahutnya,  Aku mengatakannya di da-

lam hati, supaya tidak ada orang yang mendengarnya 

kecuali Tuhan , yang bagi-Nya pikiran yaitu  perkataan, 

dan dari-Nya jawaban itu datang” (ay. 46-47).  

[3] Bagaimana ia secara langsung mengakui kebaikan Tuhan  

kepadanya dalam hal itu, yang menuntun dia, sebagai-

mana ia mengungkapkannya di sini, di jalan yang be-

nar. Perhatikanlah, jalan Tuhan  selalu merupakan jalan 

yang lurus (Mzm. 107:7), dan orang-orang yang ditun-

tun-Nya berarti dituntun dengan baik. 


 514

(4) Dengan tepat ia mengemukakan perkara itu sebagai bahan 

pertimbangan mereka, dan menunggu keputusan dari me-

reka (ay. 49):  jika  kamu mau menunjukkan kasih dan 

setia kepada tuanku itu, maka itu baik. jika  dengan 

tulus hati kalian mau berbaik hati dan menerima lamaran 

itu, maka tercapailah tujuanku datang kemari. Jika tidak, 

janganlah membuatku menunggu dengan susah hati.” Per-

hatikanlah, orang-orang yang berlaku adil mempunyai 

alasan untuk mengharapkan perlakuan yang adil pula. 

(5) Tanpa merasa dipaksa dan dengan riang hati mereka me-

nerima lamaran itu dengan pertimbangan yang sangat baik 

(ay. 50):  Semuanya ini datangnya dari TUHAN, Tuhan  Sang 

Pemelihara tersenyum pada lamaran ini, dan tidak ada 

yang bisa kami katakan untuk menentangnya.” Mereka 

tidak keberatan dengan tempat yang jauh, dengan perbuat-

an Abraham yang meninggalkan mereka, atau keadaannya 

yang belum memiliki tanah, melainkan hanya harta milik 

pribadi. Mereka tidak mempertanyakan apakah semua 

yang dikatakan orang ini benar atau tidak, namun , 

[1] Mereka sungguh percaya pada kejujuran dan kesetiaannya. 

Sungguh baik jika kejujuran memerintah semua orang di 

mana-mana, sehingga orang langsung bisa percaya pada 

perkataan orang dan yakin itu tindakan yang bijak.  

[2] Mereka lebih percaya pada pemeliharaan Tuhan , dan 

oleh sebab itu tanpa berbicara lagi mereka memberi  

persetujuan, sebab  tampaknya semua itu diarahkan 

dan diatur oleh Sang Hikmat Kekal. Perhatikanlah, se-

buah pernikahan akan menyenangkan jika  terbukti 

datang dari Tuhan. 

(6) Hamba Abraham mengungkapkan rasa syukurnya atas ke-

berhasilan yang dicapainya,  

[1] Kepada Tuhan : Ia menyembah TUHAN (ay. 52). Amatilah, 

pertama, begitu keberhasilannya tercapai, ia langsung me-

muji Tuhan . Orang-orang yang tetap berdoa harus meng-

ucap syukur dalam segala hal, dan mengakui Tuhan  dalam 

setiap langkah di mana rahmat itu diberi. Kedua, Tuhan  

mengutus malaikat-Nya untuk berjalan di depan dia, dan 

dengan demikian memberi dia keberhasilan (ay. 7, 40). 

Kitab Kejadian 24:54-61 

 515 

namun  sesudah  keberhasilan yang diinginkannya terca-

pai, ia menyembah Tuhan , bukan malaikat itu. Apa saja 

keuntungan yang kita dapatkan dari pelayanan malai-

kat-malaikat, segala kemuliaan haruslah diberikan ke-

pada Tuhan segala malaikat (Why. 22:9).  

[2] Ia memberi  penghormatannya kepada keluarga itu 

juga, dan terutama kepada mempelai perempuan (ay. 

53). Ia mempersembahkan kepada Ribka, ibunya, dan 

saudaranya banyak hadiah yang berharga, baik untuk 

memberi  bukti nyata akan kekayaan, kemurahan 

hati, dan rasa terima kasih tuannya atas keramahan 

mereka kepadanya, maupun terlebih jauh untuk meng-

ambil hati mereka. 

Kepergian Ribka 

(24:54-61) 

54 Sesudah itu makan dan minumlah mereka, ia dan orang-orang yang ber-

sama-sama dengan dia, dan mereka bermalam di situ. Paginya sesudah me-

reka bangun, berkatalah hamba itu:  Lepaslah aku pulang kepada tuanku.” 

55 namun  saudara Ribka berkata, serta ibunya juga:  Biarkanlah anak gadis 

itu tinggal pada kami barang sepuluh hari lagi, kemudian bolehlah engkau 

pergi.” 56 namun  jawabnya kepada mereka:  Janganlah tahan aku, sedang 

TUHAN telah membuat perjalananku berhasil; lepaslah aku, supaya aku pu-

lang kepada tuanku.” 57 Kata mereka:  Baiklah kita panggil anak gadis itu 

dan menanyakan kepadanya sendiri.” 58 Lalu mereka memanggil Ribka dan 

berkata kepadanya:  Maukah engkau pergi beserta orang ini?” Jawabnya: 

 Mau.” 59 Maka Ribka, saudara mereka itu, dan inang pengasuhnya beserta 

hamba Abraham dan orang-orangnya dibiarkan mereka pergi. 60 Dan mereka 

memberkati Ribka, kata mereka kepadanya:  Saudara kami, moga-moga 

engkau menjadi beribu-ribu laksa, dan moga-moga keturunanmu menduduki 

kota-kota musuhnya.” 61 Lalu berkemaslah Ribka beserta hamba-hambanya 

perempuan, dan mereka naik unta mengikuti orang itu. Demikianlah hamba 

itu membawa Ribka lalu berjalan pulang. 

Di sini Ribka pamit dari rumah bapaknya. Dan,  

1.  Hamba Abraham meminta dengan sangat untuk pamit. Meskipun 

ia dan rombongannya disambut dengan hangat, dan merasa sa-

ngat betah di sana, namun ia berkata, lepaslah aku (ay. 54), dan 

sekali lagi ia minta pamit (ay. 56). Ia tahu bahwa tuannya tidak 

sabar mengharapkan dia pulang. Ada pekerjaan yang harus 

dikerjakannya di rumah, dan oleh sebab itu, sebagai orang yang 

lebih mengutamakan pekerjaannya dibandingkan kesenangannya, ia 

bergegas ingin pulang. Perhatikanlah, berlambat-lambat dan ber-


 516

lengah-lengah tidaklah pantas dilakukan orang yang bijak dan 

baik. jika  kita sudah menyelesaikan urusan kita di luar, kita 

tidak boleh menunda-nunda waktu untuk kembali melakukan pe-

kerjaan kita di rumah, atau tinggal lebih lama dari yang seperlu-

nya. Sebab, seperti burung yang lari dari sarangnya, demikianlah 

orang yang lari dari kediamannya (Ams. 27:8).  

2. Saudara-saudara Ribka, sebab  rasa sayang sebagai anggota ke-

luarga, memohon agar kiranya dia bisa tinggal barang sebentar 

lagi bersama mereka (ay. 55). Tak terpikirkan bagi mereka akan 

berpisah secepat itu dengannya, terutama sebab  ia akan pindah 

ke tempat yang begitu jauh, dan mungkin tidak akan saling ber-

temu lagi. Biarkanlah dia tinggal pada kami barang sepuluh hari 

lagi. Ini merupakan suatu permohonan yang masuk akal, diban-

dingkan dengan tafsiran lain yang mengatakan satu tahun, atau 

setidak-tidaknya sepuluh bulan. Mereka sudah menyetujui per-

nikahan itu, namun  enggan berpisah dengan dia. Perhatikanlah, 

yaitu  suatu contoh dari kesia-siaan dunia ini bahwa di dalam-

nya sesuatu yang begitu menyenangkan harus bercampur dengan 

penderitaan. Nulla est sincera voluptas – Tidak ada kesenangan 

yang tidak tercampur dengan hal lain. Mereka senang bahwa me-

reka sudah menjodohkan anak perempuan dari keluarga mereka 

dengan begitu baik, namun , saat  urusannya sudah selesai, mere-

ka begitu enggan melepasnya pergi.  

3. Ribka sendiri memutuskan perkara itu. Kepada dia mereka ber-

tanya, seperti yang sudah sepatutnya mereka lakukan (ay. 57): 

Panggil anak gadis itu (yang sudah masuk ke dalam kamarnya de-

ngan diam dan sopan) dan tanyakan kepada dirinya sendiri. Per-

hatikanlah, seperti halnya anak-anak tidak boleh menikah tanpa 

restu dari orangtua mereka, demikian pula orangtua tidak boleh 

menikahkan anak-anak mereka tanpa restu dari anak-anak mere-

ka sendiri. Sebelum perkara itu diputuskan,  Tanyakanlah kepada 

dirinya sendiri.” Dialah yang terutama berkepentingan dalam hal 

ini, dan oleh sebab itu dialah yang terutama harus ditanyai. Ribka 

setuju, bukan hanya untuk pergi, namun  juga untuk pergi dengan 

segera: Aku mau (ay. 58). Kita berharap semoga sesudah  memper-

hatikan kesalehan dan ketaatan hamba itu, Ribka mendapat gam-

baran cukup bahwa di dalam keluarga yang akan didatanginya 

itu, agama dan kesalehan mendapat tempat yang utama, sehingga 

hal itu membuatnya ingin bergegas pergi ke sana, dan bersedia 

Kitab Kejadian 24:54-61 

 517 

melupakan kaumnya sendiri dan keluarga bapaknya, di mana 

agama tidak begitu dijunjung tinggi.  

4.  Segera sesudah  itu, ia dibiarkan pergi dengan hamba Abraham itu. 

Bukan keesokan harinya, bisa kita duga, melainkan dengan se-

gera. Teman-temannya melihat bahwa ia begitu ingin pergi, dan 

sebab  itu mereka melepaskannya pergi,  

(1) Dengan pengiring-pengiring yang sesuai, yaitu inang peng-

asuhnya (ay. 59), hamba-hamba perempuannya (ay. 61). Tam-

paknya, pada waktu itu, saat  ia pergi ke sumur, itu bukan 

sebab  ia tidak mempunyai hamba-hamba yang bisa disuruh, 

melainkan sebab  ia senang melakukan pekerjaan yang harus 

dikerjakan dengan tekun dan rendah hati. Dan sebab  seka-

rang ia akan pergi dan tinggal di antara orang-orang asing, 

maka pantaslah jika ia membawa orang-orang yang sudah di-

kenalnya. Tidak dikatakan di sini tentang bagian yang didapat-

kannya. Kebajikan-kebajikan pribadinya yaitu  bagian dari 

dalam dirinya, ia tidak memerlukan bagian apa-apa lagi yang 

harus dibawa bersamanya, dan tidak juga masalah itu dima-

sukkan ke dalam perjanjian pernikahan itu.  

(2) Dengan harapan-harapan yang baik dan sepenuh hati: Mereka 

memberkati Ribka (ay. 60). Perhatikanlah, saat  saudara-sau-

dara kita memasuki kehidupan yang baru, dengan doa kita ha-

rus menyerahkan mereka kepada berkat dan anugerah Tuhan . 

sebab  sekarang ia akan menjadi seorang istri, mereka berdoa 

supaya ia menjadi ibu dari keturunan yang sangat banyak dan 

berjaya. Mungkin hamba Abraham sudah memberi tahu mere-

ka tentang janji yang baru-baru ini dibuat Tuhan  dengan tuan-

nya, yang ada kemungkinan diberitahukan Abraham kepada 

seisi rumahnya, bahwa Tuhan  akan membuat keturunannya sa-

ngat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi 

laut, dan keturunannya itu akan menduduki kota-kota musuh-

nya (22:17), dan janji itulah yang ada dalam benak mereka ke-

tika mengucapkan berkat ini, moga-moga engkau menjadi ibu 

dari keturunan yang seperti itu. 


 518

Pernikahan Ishak 

(24:62-67) 

62 Adapun Ishak telah datang dari arah sumur Lahai-Roi; ia tinggal di Tanah 

Negeb. 63 Menjelang senja Ishak sedang keluar untuk berjalan-jalan di pa-

dang. Ia melayangkan pandangnya, maka dilihatnyalah ada unta-unta da-

tang. 64 Ribka juga melayangkan pandangnya dan saat  dilihatnya Ishak, tu-

runlah ia dari untanya. 65 Katanya kepada hamba itu:  Siapakah laki-laki itu 

yang berjalan di padang ke arah kita?” Jawab hamba itu:  Dialah tuanku 

itu.” Lalu Ribka mengambil telekungnya dan bertelekunglah ia. 66 Kemudian 

hamba itu menceritakan kepada Ishak segala yang dilakukannya. 67 Lalu 

Ishak membawa Ribka ke dalam kemah Sara, ibunya, dan mengambil dia 

menjadi isterinya. Ishak mencintainya dan demikian ia dihiburkan sesudah  

ibunya meninggal. 

Ishak dan Ribka, pada akhirnya, berkumpul dengan bahagia. Amatilah,  

I.  Ishak sedang bekerja saat  ia bertemu dengan Ribka: Ia keluar 

untuk berjalan-jalan (KJV: bermenung), atau berdoa, di padang (ay. 

62-63). Sebagian orang berpikir bahwa ia menantikan kepulangan 

hamba-hambanya sekitar waktu ini, dan pergi keluar dengan tuju-

an untuk menjumpai mereka. namun , tampaknya, ia pergi keluar 

untuk tujuan lain, untuk memanfaatkan senja hari yang hening 

dan ladang yang sepi untuk bermenung dan berdoa, kegiatan-ke-

giatan rohani yang dengannya kita bercakap-cakap dengan Tuhan  

dan hati kita sendiri. Perhatikanlah,  

1.  Jiwa-jiwa yang kudus senang menyendiri. Akan baik bagi kita 

jika kita sering-sering dibiarkan sendiri, berjalan-jalan sendiri 

dan duduk-duduk sendiri. Dan, jika kita pandai memanfaat-

kan kesendirian, kita akan mendapati bahwa kita tidak pernah 

kesepian saat  sedang sendiri.  

2.  Bermenung dan berdoa haruslah menjadi pekerjaan maupun 

kesenangan kita saat  kita sendiri. Selama kita memiliki 

Tuhan , Kristus, dan sorga untuk kita kenal, dan untuk men-

jamin kepentingan kita, kita tidak akan kekurangan pokok re-

nungan atau pokok doa, dan jika keduanya dijalankan ber-

sama-sama, keduanya akan melengkapi satu sama lain.  

3.  Waktu kita untuk berjalan-jalan di ladang akan benar-benar 

menyenangkan jika di dalamnya kita mengarahkan diri kita 

untuk bermenung dan berdoa. Di sana kita mendapatkan pe-

mandangan yang bebas dan terbuka untuk melihat sorga di 

atas kita dan bumi di sekeliling kita, dan bala tentara serta 

segala kekayaan dari keduanya, dan dengan pemandangan ini

Kitab Kejadian 24:62-67 

 519 

 seharusnya kita dituntun untuk merenungkan Sang Pencipta 

dan Pemilik dari semuanya itu.  

4.  Kegiatan-kegiatan ibadah haruslah membawa kesegaran dan 

penghiburan di sore hari, untuk melegakan kita dari kelelahan 

yang diakibatkan oleh urusan dan pekerjaan di siang hari, dan 

mempersiapkan kita untuk beristirahat dan tidur di malam hari.  

5.  Pemeliharaan-pemeliharaan yang penuh rahmat akan terasa 

dua kali lipat lebih menghibur jika  dengan segala pemeli-

haraan itu kita sibuk bekerja dan berada di jalan kewajiban 

kita. Sebagian orang berpikir bahwa Ishak sedang berdoa un-

tuk keberhasilan dari perkara yang sedang diurus ini, dan me-

renungkan apa yang pantas untuk membangun harapannya 

kepada Tuhan  berkenaan dengan hal itu. Dan sekarang, seolah-

olah, ia sedang duduk di atas menara pengintaiannya, untuk 

melihat apa yang akan dilakukan Tuhan  untuk menjawabnya, 

seperti Nabi Habakuk (Hab. 2:1), dilihatnyalah ada unta-unta 

datang. Adakalanya Tuhan  mengirimkan rahmat dengan segera 

untuk menjawab doa (Kis. 12:12).      

II. Ribka berlaku amat sopan saat  ia bertemu Ishak: sebab  tahu 

bahwa itu Ishak, turunlah ia dari untanya (ay. 64), lalu ia meng-

ambil telekungnya dan bertelekunglah ia (ay. 65), sebagai tanda 

kerendahan hati, kebersahajaan, dan penyerahan diri. Ia tidak 

mencela Ishak sebab  tidak datang sendiri untuk menjemputnya, 

atau, setidak-tidaknya, untuk menemuinya sesudah  ia menempuh 

perjalanan selama satu atau dua hari. Ia tidak mengeluh betapa 

membosankannya perjalanannya, atau betapa sulitnya ia mening-

galkan sanak saudaranya, untuk datang ke sebuah tempat yang 

asing. Sebaliknya, sesudah  melihat Tuhan  Sang Pemelihara berjalan 

di depan dia dalam urusan itu, ia pun menyesuaikan dirinya de-

ngan bersikap ceria dengan hubungan barunya itu. Orang-orang 

yang dengan iman ditunangkan dengan Kristus, dan akan diper-

sembahkan sebagai perawan-perawan suci kepada-Nya, haruslah, 

dengan menuruti teladan-Nya, merendahkan diri mereka sendiri, 

seperti Ribka, yang turun saat  ia melihat Ishak berjalan kaki, 

dan harus menundukkan diri mereka kepada Dia yang yaitu  Ke-

pala mereka (Ef. 5:24), seperti Ribka, yang menunjukkannya de-

ngan mengenakan tudung kepala (1Kor. 11:10). 


 520

III. Mereka dipersatukan (mungkin sesudah  berkenalan lebih jauh), 

yang membawa penghiburan bagi satu sama lain (ay. 67). Amati-

lah di sini,  

1.  Betapa Ishak yaitu  anak yang disayang ibunya: sudah sekitar 

tiga tahun sejak kematian ibunya, namun ia belum juga, sampai 

sekarang, dihiburkan berkenaan dengan itu. Luka yang diakibat-

kan penderitaan itu pada jiwanya yang lembut berdarah begitu 

lama, dan tidak pernah sembuh sebelum Tuhan  membawanya ke 

dalam hubungan yang baru ini. Demikian pulalah salib dan 

penghiburan saling mengimbangi satu sama lain (Pkh. 7:14), dan 

membantu untuk menjaga timbangannya tetap seimbang. 

2. Betapa Ishak yaitu  suami yang sayang kepada istrinya. Perha-

tikanlah, orang-orang yang sudah terbukti baik di dalam satu 

hubungan, bisa diharapkan, akan terbukti baik juga di dalam 

hubungan lain. Ia mengambil Ribka menjadi isterinya, dan ia 

mencintainya. Ada banyak alasan mengapa ia harus mencintai-

nya, sebab demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama 

seperti tubuhnya sendiri. Kewajiban seseorang dalam suatu 

hubungan menjadi terlaksana, dan penghiburan dari hubungan 

itu bisa dinikmati, jika  perasaan saling mengasihi bertakhta. 

Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat.  

PASAL  25   

Penulis sejarah suci, dalam pasal ini,  

I.  Mengakhiri kisah Abraham, dengan gambaran,  

1. Tentang anak-anaknya dari istrinya yang lain (ay. 1-4).  

2.  Tentang pesan dan wasiat terakhirnya (ay. 5-6).  

3.  Tentang umur, kematian, dan penguburannya (ay. 7-10).  

II. Sang penulis mengakhiri kisah Ismael, dengan sebuah gam-

baran singkat,  

1.  Tentang anak-anaknya (ay. 12-16).  

2.  Tentang umur dan kematiannya (ay. 17-18).   

III.  Ia memasuki sejarah tentang Ishak.  

1.  Kemakmurannya (ay. 11).  

2.  Dikandung dan dilahirkannya kedua anaknya, disertai 

sabda Tuhan  tentang mereka (ay. 19-26).  

3.  Sifat-sifat mereka yang berbeda (ay. 27-28).  

4.  Perbuatan Esau yang menjual hak kesulungannya kepada 

Yakub (ay. 29-34).  

Kematian Abraham  

(25:1-10) 

1 Abraham mengambil pula seorang isteri, namanya Ketura. 2 Perempuan itu 

melahirkan baginya Zimran, Yoksan, Medan, Midian, Isybak dan Suah. 3 Yok-

san memperanakkan Syeba dan Dedan. Keturunan Dedan ialah orang Asyur, 

orang Letush dan orang Leum. 4 Anak-anak Midian ialah Efa, Efer, Henokh, 

Abida dan Eldaa. Itulah semuanya keturunan Ketura. 5 Abraham memberi-

kan segala harta miliknya kepada Ishak, 6 namun  kepada anak-anaknya yang 

diperolehnya dari gundik-gundiknya ia memberi  pemberian; kemudian ia 

menyuruh mereka – masih pada waktu ia hidup – meninggalkan Ishak, anak-

nya, dan pergi ke sebelah timur, ke Tanah Timur. 7 Abraham mencapai umur 

seratus tujuh puluh lima tahun, 8 lalu ia meninggal. Ia mati pada waktu telah 

putih rambutnya, tua dan suntuk umur, maka ia dikumpulkan kepada kaum 

leluhurnya. 9 Dan anak-anaknya, Ishak dan Ismael, menguburkan dia dalam 


 522

gua Makhpela, di padang Efron bin Zohar, orang Het itu, padang yang letak-

nya di sebelah timur Mamre, 10 yang telah dibeli Abraham dari bani Het; di 

sanalah terkubur Abraham dan Sara isterinya. 

Abraham masih hidup, sesudah  pernikahan Ishak, selama tiga puluh 

lima tahun lagi, dan semua yang dicatat mengenai dia selama kurun 

waktu itu terdapat di perikop ini dalam beberapa ayat. Kita tidak lagi 

mendengar tentang penampakan-penampakan Tuhan  yang luar biasa 

kepada dia atau ujian-ujian yang diberikan kepadanya. Sebab tidak 

semua hari, bahkan hari-hari orang kudus yang terbaik dan terbesar 

sekalipun, yaitu  hari-hari yang istimewa. Sebagiannya berlalu de-

ngan diam begitu saja, dan datang atau pergi tanpa kita amati. Se-

perti itulah hari-hari terakhir Abraham ini. Dalam perikop ini kita 

mendapati,    

I.  Sebuah pemberitahuan tentang anak-anaknya dari Ketura, istri 

lain yang dinikahinya sesudah  kematian Sara. Ia sudah mengubur-

kan Sara dan menikahkan Ishak, dua teman hidupnya yang dia 

kasihi, dan sekarang ia hidup sendirian. Ia butuh seorang inang 

pengasuh, sementara keluarganya kehilangan nyonya rumah, dan 

tidak baik baginya untuk sendirian seperti itu. Oleh sebab itu, ia 

menikahi Ketura, mungkin orang yang mengepalai hamba-hamba 

perempuannya, yang dilahirkan di rumahnya atau dibeli dengan 

uang. Orang yang sudah tua tidak dilarang menikah. Dari Ketura, 

Abraham mempunyai enam orang anak, yang di dalam mereka 

janji yang dibuat kepadanya bahwa keturunannya akan bertam-

bah banyak digenapi sebagian. Ada kemungkinan pandangannya 

tertuju pada hal ini saat menikahi Ketura. Kekuatan yang diterima-

nya melalui janji itu masih tinggal di dalam dirinya, untuk menun-

jukkan betapa kekuatan dari janji itu melebihi kekuatan alam.   

II. Abraham mengatur harta miliknya (ay. 5-6). sesudah  kelahiran 

anak-anak ini, ia menata keluarganya, dengan bijak dan adil.  

1.  Ia menjadikan Ishak sebagai ahli warisnya, seperti yang sudah 

seharusnya dilakukannya, untuk berlaku adil kepada Sara, 

istrinya yang pertama dan terutama, dan kepada Ribka, yang 

menikahi Ishak atas dasar jaminan itu (24:36). Di dalam se-

mua harta ini, yang diserahkannya kepada Ishak, mungkin 

tercakup janji tentang tanah Kanaan, dan tentang penerusan 

janji itu. Atau, sebab  Tuhan  sudah menjadikan dia sebagai ahli 

Kitab Kejadian 25:1-10 

 523 

waris dari kovenan itu, maka Abraham menjadikan dia ahli 

waris dari hartanya. Kasih sayang dan pemberian kita harus-

lah selaras dengan kasih sayang dan pemberian Tuhan .  

2.  Ia memberi  bagian kepada anak-anaknya yang lain, baik 

kepada Ismael, meskipun pada awalnya ia disuruh pergi de-

ngan tangan hampa, maupun kepada anak-anaknya dari Ke-

tura. Dia berbuat adil dengan memberi  persediaan bagi 

mereka. Orangtua yang tidak mengikuti Abraham dalam hal 

ini lebih buruk dibandingkan orang-orang kafir. Dia berbuat bijak 

dengan menempatkan mereka di tempat-tempat yang jauh dari 

Ishak, supaya mereka tidak mengaku-ngaku punya bagian da-

lam warisan itu bersama-sama dengan Ishak, atau berbuat se-

suatu yang menimbulkan kekhawatiran atau kerugian bagi-

nya. Amatilah, Abraham melakukan semuanya ini masih pada 

waktu ia hidup, supaya jangan hal itu tidak terlaksana, atau 

tidak terlaksana dengan baik, sesudah ia mati. Perhatikanlah, 

dalam banyak hal, orang berbuat bijak jika mereka melakukan 

sesuatu dengan tangan mereka sendiri, dan apa saja yang me-

reka dapati untuk mereka lakukan, mereka melakukannya 

pada waktu mereka hidup, sejauh yang mereka bisa. Anak-

anaknya yang diperolehnya dari gundik-gundiknya ini disuruh 

pergi ke sebuah negeri yang terletak di sebelah timur Kanaan, 

dan keturunan mereka disebut orang-orang dari sebelah timur, 

yang terkenal akan jumlah mereka yang besar (Hak. 6:5, 33). 

Pertumbuhan mereka yang pesat merupakan buah dari janji 

yang dibuat kepada Abraham itu, bahwa Tuhan  akan membuat 

keturunannya sangat banyak. Tuhan , dalam membagikan ber-

kat-berkat-Nya, berbuat seperti yang diperbuat Abraham. Ber-

kat-berkat biasa diberikan-Nya kepada anak-anak dunia ini, 

seperti kepada anak-anak dari hamba perempuan itu, namun  

berkat-berkat kovenan dipersiapkan-Nya bagi ahli waris ko-

venan. Segala sesuatu yang dimiliki-Nya menjadi milik mereka, 

sebab mereka yaitu  Ishak-Ishak-Nya, yang dari mereka se-

mua orang lain akan dipisahkan untuk selama-lamanya.  

III. Umur dan kematian Abraham (ay. 7-8). Ia mencapai umur seratus 

tujuh puluh lima tahun, tepat seratus tahun sesudah  ia tiba di Ka-

naan. Begitu lama ia menjadi pendatang di negeri asing. Meski-

pun hidupnya lama dan baik, meskipun ia berbuat baik dan ter-


 524

hindar dari kejahatan, namun ia mati juga pada akhirnya. Amati-

lah bagaimana kematiannya digambarkan di sini.  

1. Ia meninggal (KJV:  ia menyerahkan nyawanya” – pen.). Hidup-

nya tidak diambil dari dia, namun  ia dengan gembira menyerah-

kannya. Ke dalam tangan Bapa segala roh ia menyerahkan 

rohnya.  

2.  Ia mati pada waktu telah putih rambutnya, tua. Seperti yang 

telah dijanjikan Tuhan  kepadanya. Kematiannya yaitu  kele-

pasannya dari beban-beban yang ditanggungnya di usia tua-

nya: orang tua tidak akan selalu hidup seperti itu. Kematian-

nya juga memahkotai kemuliaan usia tuanya.  

3.  Ia telah suntuk umur, atau kenyang hidup (seperti yang bisa di-

tambahkan), termasuk kenyang dengan semua kenyamanan 

dan penghiburan hidup ini. Ia tidak hidup sampai dunia lelah 

dengannya, namun  sampai ia lelah dengan dunia. Ia sudah me-

rasa cukup dengan segala di dunia ini, dan ia menginginkan-

nya lagi. Vixi quantum satis est – Aku sudah hidup cukup lama. 

Orang yang baik, meskipun tidak selalu mati di usia tua, akan 

mati dengan suntuk umur, merasa puas dengan hidup di sini, 

dan rindu untuk hidup di tempat yang lebih baik.  

4. Ia dikumpulkan kepada kaum leluhurnya. Jasadnya dikumpul-

kan kepada jemaat orang mati, dan jiwanya kepada jemaat 

semua makhluk yang terberkati. Perhatikanlah, kematian me-

ngumpulkan kita kepada kaum kita. Orang-orang yang meru-

pakan kaum kita selama kita hidup, entah mereka umat Tuhan  

atau anak-anak dunia ini, kepada kaum ini kita akan dikum-

pulkan oleh kematian.  

IV. Penguburannya (ay. 9-10). Di sini tidak ada catatan tentang keme-

gahan atau upacara pemakamannya. Hanya saja kita diberi tahu,  

1.  Siapa yang menguburkannya: Anak-anaknya, Ishak dan Is-

mael. Itu merupakan tindakan penghormatan terakhir yang 

harus mereka berikan kepada bapak mereka yang baik. Sebe-

lumnya ada suatu jarak yang terbentang antara Ishak dan 

Ismael. namun  tampaknya entah Abraham sendiri yang mem-

pertemukan mereka bersama-sama kembali sewaktu ia hidup, 

atau setidak-tidaknya kematiannya mendamaikan mereka. 

 

Kitab Kejadian 25:11-18 

 525 

2. Di mana mereka menguburkan dia: di tempat kuburannya 

sendiri, yang telah dibelinya, yang di dalamnya ia telah mem-

baringkan Sara. Perhatikanlah, orang-orang yang dalam hidup 

ini sangat mengasihi satu sama lain tidak saja diperbolehkan, 

namun  juga patut dipuji, bila mereka ingin dikuburkan bersama-

sama, agar di dalam kematian pun mereka tak terpisahkan, dan 

sebagai tanda akan pengharapan mereka untuk bangkit ber-

sama-sama. 

Silsilah Ismael 

(25:11-18) 

11 sesudah  Abraham mati, Tuhan  memberkati Ishak, anaknya itu; dan Ishak 

diam dekat sumur Lahai-Roi. 12 Inilah keturunan Ismael, anak Abraham, 

yang telah dilahirkan baginya oleh Hagar, perempuan Mesir, hamba Sara itu. 

13 Inilah nama anak-anak Ismael, disebutkan menurut urutan lahirnya: Ne-

bayot, anak sulung Ismael, selanjutnya Kedar, Adbeel, Mibsam, 14 Misyma, 

Duma, Masa, 15 Hadad, Tema, Yetur, Nafish dan Kedma. 16 Itulah anak-anak 

Ismael, dan itulah nama-nama mereka, menurut kampung mereka dan me-

nurut perkemahan mereka, dua belas orang raja, masing-masing dengan 

sukunya. 17 Umur Ismael ialah seratus tiga puluh tujuh tahun. Sesudah itu 

ia meninggal. Ia mati dan dikumpulkan kepada kaum leluhurnya. 18 Mereka 

itu mendiami daerah dari Hawila sampai Syur, yang letaknya di sebelah ti-

mur Mesir ke arah Asyur. Mereka menetap berhadapan dengan semua sau-

dara mereka. 

Segera sesudah  mengisahkan kematian Abraham, Musa memulai ce-

rita tentang Ishak (ay. 11), dan memberi tahu kita di mana ia berdiam 

dan betapa Tuhan  memberkati dia secara luar biasa. Perhatikanlah, 

berkat Abraham tidak mati bersamanya, namun  tetap hidup dalam se-

mua anak perjanjian. namun  sebentar kemudian Musa beralih dari 

cerita tentang Ishak, lalu memberi  cerita singkat tentang Ismael, 

mengingat bahwa ia juga anak Abraham, dan Tuhan  telah membuat 

sejumlah janji berkenaan dengan dia, yang penggenapannya penting 

untuk kita ketahui. Amatilah di sini apa yang dikatakan,  

1.  Tentang anak-anaknya. Ia mempunyai dua belas orang anak, me-

reka disebut dua belas orang raja (ay. 16), kepala-kepala keluarga, 

yang dalam perjalanan waktu menjadi bangsa-bangsa, suku-suku 

tersendiri, yang banyak jumlahnya dan amat besar. Mereka me-

menuhi sebuah benua yang sangat luas, yang terbentang antara 

Mesir dan Asyur, yang disebut Arabia. Nama-nama dari kedua 

belas anaknya itu dicatat. Midian dan Kedar sering kita baca da-

lam Kitab Suci. Dan sebagian penafsir yang sangat andal memper-


 526

hatikan pentingnya arti dari ketiga nama yang ditempatkan secara 

bersama-sama itu (ay. 14), sebagai nama yang mengandung nasi-

hat baik untuk kita semua, Misyma, Duma, dan Masa, yaitu, men-

dengar, diam, dan bersabar. Kita juga mendapati ketiga nama itu 

ditempatkan bersama-sama dalam urutan yang sama (Yak. 1:19), 

setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, namun  lambat un-

tuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah. Keturunan Ismael 

tidak hanya mendirikan tenda di padang, di mana mereka bertam-

bah kaya di masa-masa tenang, namun  juga mendirikan kampung 

dan perkemahan (ay. 16), di mana mereka membentengi diri me-

reka sendiri di masa-masa perang. Sekarang, jumlah dan kekuat-

an dari keluarga ini merupakan buah dari janji yang dibuat untuk 

Hagar berkenaan dengan Ismael (16:10), dan untuk Abraham 

(17:20 dan 21:13). Perhatikanlah, banyak orang yang merupakan 

orang asing dari perjanjian itu, juga diberkati dengan kemakmur-

an lahiriah demi nenek moyang mereka yang saleh. Harta dan ke-

kayaan akan ada dalam rumah mereka.  

2.  Tentang diri Ismael sendiri. Inilah gambaran tentang umurnya: Ia 

mencapai umur seratus tiga puluh tujuh tahun (ay. 17), yang dica-

tat untuk menunjukkan keberhasilan doa Abraham bagi dia 

(17:18),  Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-

Mu!” Di sini juga ada sebuah catatan tentang kematiannya. Ia 

juga dikumpulkan kepada kaum leluhurnya. namun  tidak dikata-

kan bahwa ia suntuk umur, meskipun ia hidup sampai berumur 

tua seperti itu: ia tidak begitu lelah dengan dunia, atau rela me-

ninggalkannya, seperti bapaknya yang baik. Dikatakan bahwa, ia 

menetap berhadapan dengan semua saudaranya. Hal ini bisa ber-

arti, sebagaimana kita mengartikannya, ia mati, atau, sebagaima-

na sebagian orang mengartikannya, bagiannya jatuh pada mereka. 

Kata-kata itu dimaksudkan untuk menunjukkan penggenapan 

dari perkataan kepada Hagar (16:12, KJV), ia akan menetap ber-

hadapan dengan semua saudara mereka, maksudnya, ia akan 

berkembang dan unggul di antara mereka, dan akan memperta-

hankan keluarganya sendiri sampai pada akhirnya. Atau ia mati 

dengan dikelilingi teman-temannya, yang merupakan suatu peng-

hiburan.

Kitab Kejadian 25:19-28 

 527 

Kelahiran Esau dan Yakub 

(25:19-28) 

19 Inilah riwayat keturunan Ishak, anak Abraham. Abraham memperanakkan 

Ishak. 20 Dan Ishak berumur empat puluh tahun, saat  Ribka, anak Betuel, 

orang Aram dari Padan-Aram, saudara perempuan Laban orang Aram itu, di-

ambilnya menjadi isterinya. 21 Berdoalah Ishak kepada TUHAN untuk isteri-

nya, sebab isterinya itu mandul; TUHAN mengabulkan doanya, sehingga Rib-

ka, isterinya itu, mengandung. 22 namun  anak-anaknya bertolak-tolakan di 

dalam rahimnya dan ia berkata:  Jika demikian halnya, mengapa aku hi-

dup?” Dan ia pergi meminta petunjuk kepada TUHAN. 23 Firman TUHAN ke-

padanya:  Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan 

berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari 

yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda.” 

24 sesudah  genap harinya untuk bersalin, memang anak kembar yang di 

dalam kandungannya. 25 Keluarlah yang pertama, warnanya merah, seluruh 

tubuhnya seperti jubah berbulu; sebab itu ia dinamai Esau. 26 Sesudah itu 

keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit Esau, sebab itu ia dinamai 

Yakub. Ishak berumur enam puluh tahun pada waktu mereka lahir. 27 Lalu 

bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai ber-

buru, seorang yang suka tinggal di padang, namun  Yakub yaitu  seorang yang 

tenang, yang suka tinggal di kemah. 28 Ishak sayang kepada Esau, sebab ia 

suka makan daging buruan, namun  Ribka kasih kepada Yakub. 

Di sini kita mendapati cerita tentang kelahiran Yakub dan Esau, dua 

anak kembar dari Ishak dan Ribka: masuknya mereka ke dalam du-

nia (yang tidak biasa) merupakan salah satu bagian penting dari ceri-

ta tentang Ishak dan Ribka. Tidak banyak yang diceritakan tentang 

Ishak, kecuali apa yang berkaitan dengan bapaknya selagi ia hidup, 

dan dengan anak-anaknya sendiri sesudah  itu. Sebab Ishak tampak-

nya bukan seorang yang banyak bergerak, atau banyak diuji, namun  se-

orang yang menghabiskan hari-harinya dengan tenang dan diam. Se-

karang, berkenaan dengan Yakub dan Esau, di sini kita diberi tahu,    

I.  Bahwa mereka didoakan. Orangtua mereka, sesudah  lama tidak 

mempunyai anak, mengandung mereka melalui doa (ay. 20-21). 

Ishak berumur empat puluh tahun saat  ia menikah. Walaupun ia 

seorang anak tunggal, dan seorang yang darinya keturunan yang 

dijanjikan akan datang, namun ia tidak terburu-buru menikah. Ia 

berumur enam puluh tahun pada waktu anak-anaknya lahir (ay. 

26), jadi sesudah  menikah, ia tidak mempunyai anak selama dua 

puluh tahun. Perhatikanlah, walaupun penggenapan janji Tuhan  

selalu pasti, namun sering kali itu berjalan dengan lambat, dan 

tampak dihalang-halangi dan ditentang oleh Sang Pemelihara, su-

paya iman orang-orang percaya dicoba, kesabaran mereka diuji, 

dan rahmat-rahmat yang sudah lama mereka nanti-nantikan lebih 

disambut lagi jika  datang. Selama rahmat ini ditangguhkan, 

Ishak tidak mendekati tempat tidur salah satu hamba perempuan, 

seperti yang diperbuat Abraham, dan juga Yakub sesudah itu. 

Sebab, ia mencintai Ribka (24:67). Sebaliknya,  

1.  Ia berdoa: ia memohon kepada Tuhan untuk istrinya. Meski-

pun Tuhan  sudah berjanji untuk memperbanyak keluarganya, 

ia berdoa bagi pertumbuhannya. Sebab janji-janji Tuhan  jangan 

sampai menggantikan, namun  harus mendorong doa-doa kita, 

dan harus dikembangkan sebagai dasar iman kita. Sekalipun 

ia sudah sangat sering berdoa memohon rahmat ini, dan terus 

memintanya selama bertahun-tahun, dan tidak dikabulkan, 

namun ia tidak berhenti mendoakannya. Sebab kita harus se-

lalu berdoa dengan tidak jemu-jemu (Luk. 18:1), berdoa tanpa 

henti, dan mengetok-ngetok sampai pintu dibukakan. Ia ber-

doa untuk istrinya. Sebagian orang memahami bahwa ia ber-

doa dengan istrinya. Perhatikanlah, suami istri harus berdoa 

bersama-sama, yang disarankan dalam peringatan Rasul Pe-

trus, supaya doa mereka jangan terhalang (1Ptr. 3:7). Menurut 

tradisi orang-orang Yahudi, Ishak, pada akhirnya, membawa 

istrinya bersama-sama dengan dia ke gunung Moria, di mana 

Tuhan  sudah berjanji bahwa Ia akan membuat keturunan Abra-

ham sangat banyak (22:17). Dan di sana, dalam doanya de-

ngan dia dan untuk dia, Ishak menyerukan janji yang sudah 

dibuat persis di tempat itu.  

2.  Tuhan  mendengar doanya, dan mengabulkan permohonannya. 

Perhatikanlah, anak-anak yaitu  karunia Tuhan . Orang yang 

terus-menerus berdoa, seperti Ishak, akan mendapati, pada 

akhirnya, bahwa mereka tidak mencari dengan sia-sia (Yes. 

45:19). 

II.  Bahwa Esau dan Yakub sudah dinubuatkan sebelum mereka lahir, 

dan ada misteri-misteri agung yang dibungkus dalam nubuatan-

nubuatan yang dinubuatkan sebelum kelahiran mereka itu (ay. 22-

23). Sudah lama Ishak berdoa meminta seorang anak, dan seka-

rang istrinya sedang mengandung dua orang anak, untuk memberi-

nya upah atas penantiannya yang lama. Demikianlah Tuhan  sering 

kali berbuat melebihi doa-doa kita, dan memberi  lebih dibandingkan 

apa yang dapat kita mintakan atau pikirkan. Sekarang, sebab  

Ribka sedang mengandung dua anak ini, amatilah di sini, 

Kitab Kejadian 25:19-28 

 529 

1. Bagaimana pikirannya menjadi bingung dengan keadaannya 

sekarang: Anak-anaknya bertolak-tolakan di dalam rahimnya. 

Goncangan yang dirasakannya betul-betul luar biasa dan 

membuatnya sangat tidak tenang. Ia cemas kalau-kalau persa-

linan itu akan membawa kematian baginya, atau ia merasa 

lelah dengan gejolak di dalam perutnya, atau ia mencurigainya 

sebagai firasat buruk. Tampaknya ia mau berharap supaya 

lebih baik tidak mengandung saja, atau biar mati saja segera, 

dan tidak melahirkan keturunan yang saling bergulat seperti 

itu: Jika demikian halnya, mengapa aku hidup? Sebelumnya, 

tidak adanya anak-anak menjadi masalahnya, namun  sekarang, 

pergulatan anak-anak sama saja menjadi masalah baginya. 

Perhatikanlah, 

(1) Penghiburan-penghiburan yang teramat kita inginkan ka-

dang-kadang didapati membawa serta lebih banyak kesem-

patan untuk timbulnya permasalahan dan ketidaktenangan 

dibandingkan yang kita pikirkan. sebab  kesia-siaan sudah ter-

tulis pada segala sesuatu di bawah matahari, Tuhan  meng-

ajar kita untuk membacanya seperti itu.  

(2) Kita terlalu cenderung tidak puas dengan penghiburan-

penghiburan kita, sebab  ketidaktenangan yang menyertai-

nya. Kita tidak tahu bilamana kita sudah senang. Kita tidak 

tahu bagaimana hidup berkekurangan atau berkelimpah-

an. Pergumulan antara Yakub dan Esau di dalam rahim ini 

melambangkan pergumulan yang tetap berlangsung antara 

Kerajaan Tuhan  dan kerajaan Iblis,  

[1] Di dalam dunia. Keturunan perempuan dan keturunan 

ular sudah berseteru sejak permusuhan diadakan di 

antara mereka (3:15), dan hal ini telah menimbulkan 

ketidaktenangan yang terus-menerus di tengah-tengah 

manusia. Kristus sendiri datang untuk melemparkan api 

ke bumi, dan melemparkan pertentangan ini (Luk. 12:49, 

51). namun  janganlah ini menjadi batu sandungan bagi 

kita. Perang suci lebih baik dibandingkan perdamaian dari 

istana Iblis.  

[2] Di dalam hati orang-orang percaya. Segera sesudah  Kris-

tus terbentuk di dalam jiwa, dimulailah pertentangan 

antara daging dan roh (Gal. 5:17). Arus sungai tidak di-


 530

balikkan tanpa pergumulan yang hebat, yang kendati 

demikian tidak boleh membuat kita berkecil hati. Lebih 

baik mengadakan pertentangan dengan dosa dibandingkan 

dengan jinak berserah kepadanya.   

2.  Jalan apa yang diambilnya untuk melegakan dirinya: Ia pergi 

meminta petunjuk kepada TUHAN. Sebagian orang berpendapat 

bahwa Melkisedek pada waktu itu dimintai petunjuk sebagai 

seorang nabi Tuhan , atau mungkin semacam Urim dan Terafim 

dipakai untuk mengajukan permohonan kepada Tuhan , seperti 

yang dilakukan sesudahnya melalui tutup dada yang berisi 

pernyataan keputusan. Perhatikanlah, firman dan doa, yang 

dengan kedua-duanya kita sekarang mengajukan permohonan 

kepada Tuhan, memberi  kelegaan besar kepada orang-

orang yang sebab  alasan apa saja sedang kebingungan. Pikir-

an kita akan sangat dilegakan bila kita membeberkan perkara 

kita di hadapan Tuhan, dan meminta nasihat dari mulut-Nya. 

Masuklah ke dalam tempat kudus (Mzm. 73:17). 

3.  Kabar yang diberitahukan kepadanya, sesudah  ia mengajukan 

permohonan, yang menjelaskan misteri itu: Dua bangsa ada 

dalam kandunganmu (ay. 23). Sekarang ia tidak saja mengan-

dung dua anak, namun  juga dua bangsa, yang bukan hanya da-

lam perilaku dan kecenderungan mereka sangat berbeda satu 

sama lain, melainkan juga dalam kepentingan-kepentingan 

mereka berlawanan dan berseteru satu sama lain. Dan akhir 

dari pertentangan itu yaitu  bahwa yang lebih tua harus me-

layani yang lebih muda, yang digenapi dalam ditaklukkannya 

orang-orang Edom, selama bertahun-tahun, kepada keluarga 

Daud, sampai kemudian mereka memberontak (2Taw. 21:8). 

Amatilah di sini,  

(1)  Tuhan  bebas membagi-bagikan anugerah-Nya. yaitu  hak 

istimewa-Nya untuk membuat pembedaan di antara orang-

orang yang sampai saat ini sudah berbuat jahat atau baik. 

Hal ini disimpulkan oleh Rasul Paulus dari cerita ini (Rm. 

9:12).  

(2) Dalam pergumulan antara anugerah dan kebobrokan di da-

lam jiwa, anugerah, yang lebih muda, pasti akan menang 

pada akhirnya. 


III. Bahwa saat  mereka dilahirkan, ada perbedaan besar di antara 

mereka, yang membantu menegaskan apa yang sudah dinubuat-

kan sebelumnya (ay. 23), yang merupakan pertanda dari pengge-

napannya, dan yang sangat membantu untuk menggambarkan 

apa yang diperlambangkannya.    

1.  Ada perbedaan besar dalam perawakan mereka (ay. 25). Esau, 

saat  dilahirkan, kasar dan berbulu, seolah-olah ia sudah 

menjadi orang dewasa, dan dari situlah ia mendapat namanya, 

Esau, sudah dibuat, sudah dibesarkan. Ini merupakan tanda-

tanda dari perawakan yang sangat kuat, dan memberi  

alasan untuk menduga bahwa ia akan menjadi orang yang sa-

ngat tegap, berani, dan banyak bergerak. namun  Yakub mulus 

dan lembut seperti anak-anak lain. Perhatikanlah,  

(1) Perbedaan dalam kemampuan-kemampuan manusia, dan 

sebab  itu dalam kedudukan mereka di dunia, kebanyakan 

timbul dari perbedaan dalam perawakan mereka secara 

alami. Sebagian orang jelas-jelas dirancang oleh alam un-

tuk banyak bergerak dan mendapat kehormatan, semen-

tara sebagian yang lain tampak ditentukan untuk diam dan 

tidak dikenal. Contoh dari kedaulatan ilahi di dalam keraja-

an pemeliharaan ini mungkin bisa membantu untuk men-

damaikan kita pada ajaran tentang kedaulatan ilahi di 

dalam kerajaan anugerah.  

(2) Sudah biasa bagi Tuhan  untuk memilih yang lemah dari du-

nia, dan melewatkan yang kuat (1Kor. 1:26-27). 

2.  Ada pergulatan yang tampak jelas dalam kelahiran mereka. 

Esau, yang lebih kuat, keluar terlebih dahulu. namun  tangan 

Yakub memegang tumit Esau (ay. 26). Hal ini menandakan,  

(1) Maksud Yakub untuk mengincar hak kesulungan dan ber-

kat. Sejak awal tangannya menggapai-gapai untuk meng-

genggam hak itu, dan, kalau mungkin, untuk menghalang-

halangi kakaknya.  

(2) Keberhasilan Yakub dalam mendapatkan hak itu pada ak-

hirnya, sehingga, dalam perjalanan waktu, ia akan menga-

lahkan kakaknya, dan mendapat kemenangan. Bacaan ini 

dirujuk dalam Hosea 12:9, dan dari situlah ia mendapat-

kan namanya, Yakub, penipu. 


 532

3.  Mereka sangat berlainan dalam watak, dan dalam jalan hidup 

yang mereka pilih (ay. 27). Mereka segera terlihat mempunyai 

kecenderungan-kecenderungan yang sangat berbeda.  

(1) Esau yaitu  manusia untuk dunia ini. Ia seorang yang ke-

canduan bersenang-senang, sebab ia seorang pemburu. 

Dan ia yaitu  seorang yang tahu bagaimana hidup dengan 

memakai  akalnya, sebab ia pemburu yang pandai. 

Bersenang-senang yaitu  pekerjaannya. Ia mempelajari se-

ni-seninya, dan menghabiskan seluruh waktunya untuk 

itu. Ia tidak pernah menyukai buku, atau berusaha tinggal 

diam di rumah. Sebaliknya, ia orang yang suka tinggal di 

padang, seperti Nimrod dan Ismael, dan semua itu untuk 

mainan itu, dan selalu merasa tidak nyaman bila dikekang 

darinya. Singkatnya, ia akan menjadi orang besar dan se-

orang prajurit.  

(2) Yakub yaitu  manusia bagi dunia yang lain. Ia tidak diten-

tukan untuk menjadi seorang negarawan, tidak pula ia 

berusaha tampak hebat. Sebaliknya, ia seorang yang te-

nang, yang suka tinggal di kemah. Ia seorang yang jujur 

yang selalu bermaksud baik, dan berurusan dengan adil. Ia 

orang yang lebih menyukai kesenangan-kesenangan yang 

sesungguhnya dalam kesendirian dan pengunduran diri, 

dibandingkan semua kesenangan palsu dalam hiburan-hiburan 

yang hiruk-pikuk. Ia tinggal di kemah,  

[1] Sebagai seorang gembala. Ia melekat pada pekerjaan 

yang aman dan tenang, yaitu menjaga domba, dan ia 

mendidik anak-anaknya dalam pekerjaan itu (46:34). 

Atau,  

[2] Sebagai seorang murid. Ia sering mengunjungi kemah 

Melkisedek, atau kemah Heber, seperti yang dipahami 

sebagian orang, untuk diajar oleh mereka mengenai per-

kara-perkara ilahi. Seperti inilah anak Ishak itu, yang 

kepadanya kovenan akan diteruskan. 

4.  Kepentingan mereka tampak juga di dalam kasih sayang 

orangtua mereka yang berbeda. Mereka hanya mempunyai dua 

anak ini, dan, tampaknya, yang satu yaitu  anak kesayangan 

bapaknya dan yang lain kesayangan ibunya (ay. 28). 

(1) Ishak, meskipun ia sendiri bukan seorang yang banyak 

bergerak (sebab saat  ia pergi ke padang, ia ke sana untuk 

merenung dan berdoa, bukan berburu), namun ia senang 

mempunyai seorang anak yang aktif. Esau tahu bagaimana 

menyenangkan dia, dan menunjukkan penghormatan yang 

besar kepadanya, dengan membawakan kepadanya daging 

buruan. Hal ini membuat dia disayangi oleh orang tua yang 

baik itu, dan bisa mengambil hatinya melebihi yang bisa di-

bayangkan orang.  

(2) Ribka terus memikirkan sabda Tuhan  itu, yang lebih memi-

lih Yakub, dan oleh sebab itu ia pun lebih mengasihi dia. 

Dan, seandainya orangtua boleh membeda-bedakan anak-

anak mereka berdasarkan alasan apa saja, maka tidak di-

ragukan lagi bahwa Ribkalah yang berbuat benar, sebab ia 

mengasihi orang yang dikasihi Tuhan . 

Esau Menjual Hak Kesulungannya  

(25:29-34) 

29 Pada suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu, lalu datanglah Esau de-

ngan lelah dari padang. 30 Kata Esau kepada Yakub:  Berikanlah kiranya aku 

menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, sebab  aku lelah.” Itulah se-

babnya namanya disebutkan Edom. 31 namun  kata Yakub:  JuTuhan  dahulu 

kepadaku hak kesulunganmu.” 32 Sahut Esau:  Sebentar lagi aku akan mati; 

apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?”33 Kata Yakub:  Bersumpahlah 

dahulu kepadaku.” Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah 

hak kesulungannya kepadanya. 34 Lalu Yakub memberi  roti dan masakan 

kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. 

Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu. 

Di sini kita mendapati tawar-menawar yang terjadi antara Yakub dan 

Esau tentang hak kesulungan, yang merupakan milik Esau melalui 

pemeliharaan, namun  menjadi milik Yakub melalui perjanjian. Hak ke-

sulungan merupakan hak istimewa rohani, termasuk di dalamnya ke-

unggulan martabat dan keunggulan kuasa, dan juga bagian dua kali 

lipat (49:3). Tampaknya hak kesulungan itu sungguh luar biasa se-

hingga disertai pula dengan berkat, dan pewarisan janji. Sekarang 

lihatlah,  

I.  Keinginan yang saleh dari Yakub untuk mendapat hak kesulung-

an, namun ia berusaha memperolehnya dengan cara-cara yang 

menyimpang, yang tidak sesuai dengan sifatnya sebagai orang 

yang tenang. Bukan sebab  kesombongan atau hasrat ia men-

dambakan hak kesulungan itu, melainkan dengan mata yang ter-

tuju pada berkat-berkat rohani, yang sudah dikenalnya dengan 

baik di dalam kemahnya, sementara Esau sudah kehilangan rasa 

untuk mencari berkat-berkat rohani itu akibat terlalu banyak ber-

ada di padang. Untuk maksud rohani ini, Yakub pantas dipuji, 

bahwa dengan sungguh-sungguh ia mendambakan karunia-karu-

nia yang terbaik. Namun, dalam hal ini ia tidak bisa dibenarkan, 

bahwa ia mengambil keuntungan dari kebutuhan kakaknya yang 

mendesak, untuk mengajukan tawaran yang sangat sulit kepada-

nya (ay. 31): JuTuhan  dahulu kepadaku hak kesulunganmu. Mung-

kin sebelumnya sudah ada perbincangan di antara mereka me-

ngenai perkara ini, dan jika demikian maka hal itu tidak begitu 

mengejutkan Esau sebagaimana yang tampak di sini. Dan, ada 

kemungkinan, Esau kadang-kadang membicarakan hak kesu-

lungan dan segala sesuatu yang menyertainya dengan nada re-

meh, yang mendorong Yakub untuk mengajukan usulan ini kepa-

danya. Dan, jika memang demikian, Yakub, dalam kadar tertentu, 

bisa dimaafkan dalam apa yang diperbuatnya untuk mencapai 

maksudnya. Perhatikanlah, orang yang tenang, yang berperilaku 

sederhana, yang menunjukkan ketulusan yang saleh, dan yang 

tidak memiliki hikmat duniawi, sering kali didapati paling bijak 

dari semua orang dalam perkara yang menyangkut jiwa dan kehi-

dupan kekal mereka. Orang yang benar-benar bijak yaitu  mere-

ka yang bijak dalam perkara yang menyangkut dunia lain. Hikmat 

Yakub tampak dalam dua hal:  

1.  Ia memilih waktu yang paling tepat, dengan memanfaatkan ke-

sempatan saat  kesempatan itu menawarkan diri, dan tidak 

membiarkannya berlalu begitu saja.  

2. sesudah  membuat penawaran itu, ia memastikannya, dan 

membuatnya diteguhkan oleh sumpah Esau: Bersumpahlah 

dahulu kepadaku (ay. 33). Ia menangkap Esau saat  Esau 

dalam keadaan sadar akan apa yang dilakukannya, dan tidak 

mau memberinya kekuatan untuk menarik kembali kata-kata-

nya. Dalam kasus seperti ini, sebaiknya kita memastikan ter-

lebih dahulu segala sesuatunya.   

II. Perbuatan Esau yang dengan cemar menyepelekan hak kesulung-

an itu, dan tindakannya yang bodoh dalam menjualnya. Ia dise-

but Esau yang bernafsu rendah sebab  itu (Ibr. 12:16), sebab ia 

Kitab Kejadian 25:29-34 

 535 

menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan, sesuap ma-

kanan yang mahal yang pernah dimakan sejak buah terlarang. 

Dan ia hidup untuk menyesalinya, namun semuanya sudah ter-

lambat. Tidak pernah penawaran yang begitu bodoh dibuat seperti 

penawaran yang sekarang dibuat Esau ini. Padahal, ia menilai 

dirinya berdasarkan kebijakannya, dan terkenal sebagai orang 

pandai, dan mungkin sudah sering kali mengejek adiknya Yakub 

sebagai orang yang lemah dan polos. Perhatikanlah, ada orang 

yang bijak dalam hal-hal remeh, namun bodoh dalam hal-hal pen-

ting. Mereka menjadi pemburu-pemburu yang pandai yang bisa 

mengakali orang lain dan menjerat orang itu ke dalam perangkap 

mereka, namun mereka sendiri tertipu oleh tipu daya Iblis dan 

menjadi tawanannya untuk menuruti kehendaknya. Lagi pula, 

Tuhan  sering kali memilih apa yang dianggap bodoh di mata dunia, 

dan dengan berbuat demikian mempermalukan apa yang diang-

gap bijak. Yakub yang polos mengakali Esau yang pandai. Cer-

matilah contoh-contoh dari kebodohan Esau.  

1.  Nafsu makannya sangat besar (ay. 29-30). Yakub yang malang 

sudah makan malam dengan sedikit roti dan masakan kacang 

merah (ay. 29). Dan ia memakannya sambil duduk puas, tan-

pa daging buruan, saat  Esau datang dari berburu, dengan 

lapar dan lelah, dan mungkin tanpa membawa tangkapan apa-

apa. Dan sekarang masakan kacang merah Yakub lebih me-

narik mata Esau dibandingkan segala hasil buruannya selama ini. 

Berikanlah kepadaku (ujarnya) sedikit dari yang merah-merah 

itu, seperti dalam bahasa aslinya. Warna masakan itu cocok 

dengan warnanya sendiri (ay. 25), dan, sebagai cela baginya 

untuk hal ini, sesudah  itu ia selalu  dipanggil Edom, merah. 

Bahkan, tampaknya, ia begitu lelah sehingga ia tidak bisa ma-

kan sendiri, atau menyuruh seorang hamba di dekatnya untuk 

membantu dia, namun  meminta adiknya untuk menyuapi dia. 

Perhatikanlah,  

(1) Orang-orang yang kecanduan bersenang-senang berarti 

berlelah untuk yang sia-sia (Hab. 2:13). Padahal mereka se-

benarnya bisa melakukan urusan yang teramat diperlukan 

dan mendapat keuntungan yang sangat besar hanya de-

ngan menghabiskan setengah dari susah payah mereka dan 

hanya dengan menempuh setengah dari bahaya-bahaya

yang mengancam mereka selama ini dalam mengejar-ngejar 

kesenangan mereka yang bodoh itu.  

(2) Orang yang bekerja dengan tenang akan dicukupi kebutuh-

annya secara lebih tetap dan menghibur dibandingkan orang 

yang berburu dengan ribut-ribut. Roti tidak selalu diberi-

kan kepada orang berhikmat, namun  bagi orang-orang yang 

percaya kepada Tuhan dan berbuat baik, pastilah mereka 

akan diberi makan, diberi makan dengan roti setiap hari. 

Tidak seperti Esau, yang di satu waktu mengalami kelim-

pahan, di waktu lain mengalami kelelahan.  

(3) Pemuasan hawa nafsu yaitu  sesuatu yang menghancur-

kan beribu-ribu jiwa yang berharga. Tentu saja, jika Esau 

lapar dan lelah, ia bisa mendapatkan semangkuk makanan 

yang lebih murah dibandingkan harus kehilangan hak kesu-

lungannya. namun  entah kenapa, ia senang dengan warna 

masakan ini, dan tidak bisa menahan diri untuk mendapat 

kepuasan dari makanan itu walaupun sedikit saja dan de-

ngan harga berapa pun. Tak pernah ada kebaikan yang 

timbul, jika  hati manusia menuruti pandangan matanya 

(Ayb. 31:7), dan jika  mereka melayani perut mereka 

sendiri. Oleh sebab itu, janganlah engkau melihat kepada 

anggur, atau seperti Esau, kepada masakan, jika  merah 

warnanya, jika  warnanya seperti itu di dalam cawan, di 

dalam mangkuk, yang teramat menggoda selera (Ams. 

23:31). jika  kita bertekad untuk menyangkal diri, maka 

kita akan menghancurkan kekuatan-kekuatan dari sebagi-

an besar godaan. 

2.  Dalihnya sangat lemah (ay. 32): Sebentar lagi aku akan mati. 

Seandainya memang begitu, apakah tidak ada hal lain yang 

bisa membantu mempertahankan hidupnya selain masakan 

ini? Seandainya kelaparan tengah melanda negeri ini (26:1), 

seperti yang diduga Dr. Lightfoot, kita tidak bisa menduga 

bahwa Ishak begitu miskin, atau Ribka mengurusi keluarga 

dengan begitu buruk. Sebaliknya, sangat mungkinlah bahwa 

Esau diberi persediaan makanan yang cukup, dengan cara-

cara lain, dan bisa saja menjaga hak kesulungannya. Namun 

yang terjadi, nafsu makannya menguasai dia. Ia sedang sangat 

ingin makan, dan tidak ada apa pun yang bisa menyenangkan-

nya kecuali yang merah-merah ini, masakan yang merah ini, 

dan, sebagai alasan untuk menutupi keinginannya, ia ber-

pura-pura bahwa sebentar lagi ia akan mati. Jika keadaannya 

memang demikian, bukankah lebih baik bagi dia untuk mati 

dengan hormat dibandingkan hidup dengan hina, mati dengan 

berkat dibandingkan hidup dengan kutuk? Hak kesulungan yaitu  

pelambang dari hak-hak istimewa rohani, hak-hak istimewa 

milik jemaat anak-anak sulung. Esau sekarang sedang diuji 

bagaimana ia akan menghargai hak-hak itu, dan ia menunjuk-

kan dirinya sebagai orang yang hanya memperhatikan kesu-

sahan-kesusahan sekarang. Kalau ia sudah mendapat kelega-

an dari semua kesusahan itu, maka ia tidak peduli dengan 

hak kesulungannya. Lebih berpendirian Nabot, yang lebih me-

milih kehilangan nyawanya dibandingkan menjual kebun anggur-

nya, sebab bagiannya di Kanaan duniawi menandakan bagian-

nya di Kanaan sorgawi (1Raj. 21:3).  

(1) Seandainya kita melihat hak kesulungan Esau hanya seba-

gai keuntungan sementara di dunia ini, maka apa yang di-

katakannya memang mengandung sedikit banyak kebenar-

an, yaitu, bahwa penghiburan-penghiburan duniawi yang 

kita rasakan, bahkan yang paling kita senangi, tidak akan 

bermanfaat sedikit pun bagi kita pada saat maut datang 

menjemput (Mzm. 49:7-9). Semua penghiburan itu tidak 

akan menyingkirkan hantaman maut, atau meredakan nye-

ri dan menghilangkan sengatnya: namun  Esau, yang diten-

tukan untuk menjadi orang terhormat, seharusnya mem-

punyai jiwa yang lebih besar dan lebih mulia dibandingkan 

menjual kehormatan yang sedemikian bernilai dengan har-

ga yang begitu murah. 

(2)  namun , sebab  hak kesulungan itu bersifat rohani, sikap-

nya yang meremehkan hak itu merupakan kecemaran yang 

luar biasa besar yang bisa dibayangkan. Perhatikanlah, 

yaitu  suatu kebodohan yang menjijikkan jika  kita me-

lepaskan bagian kita di dalam Tuhan , Kristus, dan sorga, 

demi kekayaan, kehormatan, dan kesenangan dunia ini. Itu 

merupakan suatu tawaran yang buruk seperti orang yang 

menjual hak kesulungannya demi semangkuk sup.  

3.  Pertobatan tersembunyi dari matanya (ay. 34): Ia makan dan 

minum, menyenangkan langit-langit mulutnya, memuaskan 


 538

nafsu makannya, memberi selamat pada dirinya sendiri sebab  

sudah mendapat makanan yang baik, lalu sambil tak acuh ba-

ngun dan pergi, tanpa sedikit pun merenungkan tawaran bu-

ruk yang sudah dibuatnya, atau menunjukkan penyesalan apa 

pun. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan-

nya. Ia sama sekali tidak memakai  sarana apa pun untuk 

mencabut kembali tawaran itu, tidak mengadu pada bapaknya 

tentang hal itu, atau mengusulkan kepada adiknya untuk me-

nyelesaikan perkara itu baik-baik. namun  tawaran yang dibuat 

oleh sebab  kebutuhannya yang mendesak (bila memang be-

gitu keadaannya) diteguhkan oleh kecemarannya ex post facto 

– sesudah  diambil tindakan. Dan dengan sikapnya selanjutnya 

yang mengabaikan dan meremehkan perkara itu, ia seolah-olah 

menerima akibatnya, dan dengan membenarkan dirinya sendiri 

dalam apa yang telah diperbuatnya, ia menjadikan tawaran itu 

tidak dapat dibatalkan lagi. Perhatikanlah, orang menjadi han-

cur bukan sebab  berbuat salah, melainkan terlebih sebab  me-

reka melakukan kesalahan dan tidak bertobat darinya. Mereka 

melakukan kesalahan dan bersikukuh dengan kesalahan itu. 

 

 

PASAL  26   

Pada pasal ini kita mendapati, 

I. Ishak dalam kemalangan sebab  kelaparan di negeri itu, yang, 

1. Mengharuskan dia berpindah tempat tinggal (ay. 1). Namun, 

2. Tuhan  melawat dia dengan bimbingan dan penghiburan 

(ay. 2-5). 

3. Dengan bodohnya ia menyangkal istrinya, sehingga berada 

dalam kesulitan dan ditegur oleh Abimelekh (ay. 6-11). 

II. Ishak dalam kemakmuran, sebab  berkat Tuhan  atas dia (ay. 

12-14). Dan, 

1. Orang-orang Filistin dengki terhadap dia (ay. 14-17). 

2. Dia terus tekun dalam usahanya (ay. 18-23). 

3. Tuhan  menampakkan diri kepadanya, dan memberi dorong-

an semangat kepadanya, dan dia menaikkan puji syukur 

kepada Tuhan  dengan sungguh-sungguh (ay. 24-25). 

4. Orang-orang Filistin akhirnya menunjukkan rasa hormat 

kepadanya, dan membuat kovenan dengan dia (ay. 26-33). 

5. Pernikahan Esau, anaknya, yang tidak disetujuinya, me-

ngurangi kenyamanan kemakmurannya (ay. 34-35). 

Perpindahan Ishak ke Gerar 

(26:1-5) 

1 Maka timbullah kelaparan di negeri itu. – Ini bukan kelaparan yang 

pertama, yang telah terjadi dalam jaman Abraham. Sebab itu Ishak pergi ke 

Gerar, kepada Abimelekh, raja orang Filistin. 2 Lalu TUHAN menampakkan 

diri kepadanya serta berfirman:  Janganlah pergi ke Mesir, diamlah di negeri 

yang akan Kukatakan kepadamu. 3 TinggTuhan  di negeri ini sebagai orang 

asing, maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau, sebab 

kepadamulah dan kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini, 

dan Aku akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, 

ayahmu. 4 Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang di la-


 540

ngit; Aku akan memberi  kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan 

oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, 5 sebab  

Abraham telah mendengarkan firman-Ku dan memelihara kewajibannya 

kepada-Ku, yaitu segala perintah, ketetapan dan hukum-Ku.” 

Di sini, 

I. Tuhan  menguji Ishak dengan pemeliharaan-Nya. Ishak sudah ter-

latih bergantung dengan penuh kepercayaan pada pemberian 

ilahi, berupa tanah Kanaan bagi dia dan ahli warisnya, namun 

sekarang timbul kelaparan di negeri itu (ay. 1). Apa yang akan dia 

pikirkan tentang janji itu, saat  tanah yang dijanjikan itu tidak 

akan menyediakan makanan baginya? Apakah pemberian seperti 

itu pantas diterima, dengan kondisi seperti itu, dan sesudah  waktu 

yang sangat lama? Ya, Ishak akan tetap memegang erat-erat kove-

nan itu. Dan semakin kurang berharga Kanaan, tampaknya sema-

kin baik dia diajar untuk menghargainya, 

1. Sebagai tanda kebaikan Tuhan  yang kekal baginya, dan, 

2. Sebagai contoh berkat sorga yang kekal. Perhatikanlah, nilai 

hakiki janji Tuhan  tidak dapat berkurang dalam pandangan orang 

percaya oleh apa pun yang berlawanan dengan pemeliharaan.  

II. Tuhan  mengarahkan dia dalam ujian ini dengan firman-Nya. Ishak 

menyadari dirinya kekurangan sebab  langkanya persediaan 

makanan. Dia harus pergi ke suatu tempat untuk mendapatkan 

persediaan. Tampaknya dia berangkat ke Mesir, ke mana ayahnya 

pergi saat  mengalami kesukaran yang sama, namun dia singgah 

di Gerar dalam perjalanannya. Pastilah pikirannya penuh dengan 

pertimbangan-pertimbangan, jalan mana yang paling baik ke arah 

tujuannya, sampai Tuhan  dengan murah hati menampakkan diri 

kepadanya, dan membuat ketetapan baginya, dan hatinya pun 

dipenuhi dengan rasa puas berlimpah-limpah. 

1. Tuhan  menyuruh dia untuk tinggal di tempat dia berada, dan 

Janganlah pergi ke Mesir: TinggTuhan  di negeri ini (ay. 2-3). Ada 

kelaparan di zaman Yakub, dan Tuhan  menyuruh dia pergi ke 

Mesir (46:3-4). Ada kelaparan di zaman Ishak, dan Tuhan  me-

nyuruh dia janganlah pergi. Ada kelaparan di zaman Abraham, 

dan Tuhan  membiarkan dia bebas, tidak mengarahkan dia ke 

jalan mana pun. Mengingat bahwa Mesir selalu merupakan 

tempat pengujian dan latihan bagi umat Tuhan , keanekaragam-

Kitab Kejadian 26:1-5 

 541 

an prosedur ilahi ini kira-kira didasarkan pada sifat yang 

berbeda-beda antara ketiga bapa leluhur ini. Abraham yaitu  

seorang pria yang memiliki pencapaian sangat tinggi dan per-

sekutuan yang akrab dengan Tuhan , dan bagi dia semua tempat 

dan keadaan sama saja. Ishak yaitu  seorang pria yang sa-

ngat baik, namun tidak sanggup menghadapi kesukaran, oleh 

sebab  itu dia dilarang pergi ke Mesir. Yakub sudah terbiasa 

dengan kesulitan-kesulitan, kuat dan sabar, dan oleh sebab  

itu dia harus pergi ke Mesir, supaya ujian atas imannya dapat 

menghasilkan puji-pujian dan kemuliaan dan penghormatan. 

Jadi Tuhan  menyesuaikan ukuran ujian umat-Nya dengan ke-

kuatan mereka. 

2. Tuhan  berjanji akan menyertai dan memberkati dia (ay. 3). Kare-

na kita dapat pergi ke mana saja dengan tenang saat  berkat 

Tuhan  menyertai kita, maka kita dapat tinggal di mana saja 

dengan senang jika berkat itu tinggal dengan kita. 

3. Seperti yang sudah sering dilakukan terhadap Abraham, Tuhan  

memperbarui kovenan-Nya dengan dia, mengulang dan menge-

sahkan janji-janji tentang tanah Kanaan, sejumlah hal, dan 

Mesias (ay. 3-4). Perhatikanlah, orang-orang yang harus hidup 

dengan iman perlu sering meninjau kembali, dan mengulang 

bagi diri sendiri, janji-janji yang harus menjadi dasar hidup 

mereka. Terutama, saat  mereka dipanggil untuk setiap lang-

kah penderitaan atau penyangkalan diri. 

4. Tuhan  menasihati dia untuk mengikuti teladan yang baik dari 

ketaatan ayahnya, sebab  itulah yang memelihara warisan 

kovenan dalam keluarganya (ay. 5):  Abraham telah mende-

ngarkan firman-Ku. Engkau lakukanlah juga demikian, maka 

janji itu akan pasti bagimu.” Ketaatan Abraham dirayakan di 

sini, bagi kehormatannya, sebab  dengan ketaatan itu dia 

memperoleh pujian, baik di hadapan Tuhan  maupun manusia. 

Berbagai kata digunakan di sini, untuk menyatakan kehendak 

ilahi yang ditaati oleh Abraham (firman-Ku, kewajibannya ke-

pada-Ku, perintah, ketetapan dan hukum-Ku), yang bisa menyi-

ratkan bahwa ketaatan Abraham mencakup semua hal. Dia 

menaati hukum-hukum alam yang mula-mula, peraturan 

ibadah ilahi yang diwahyukan, terutama yang mengenai sunat, 

dan semua perintah luar biasa yang Tuhan  berikan kepadanya. 

Misalnya perintah untuk meninggalkan negerinya, dan perin-

tah untuk mengorbankan anaknya (yang beberapa orang pikir 

dirujuk secara lebih khusus). Ishak sendiri memiliki cukup 

alasan untuk mengingat perintah ini. Perhatikanlah, yang akan 

memperoleh manfaat dan penghiburan dari kovenan Tuhan  ber-

sama nenek moyang mereka yang saleh hanyalah mereka yang 

menempuh langkah-langkah ketaatan nenek moyang mereka itu. 

Penyangkalan Ishak mengenai Istrinya  

(26:6-11) 

6 Jadi tinggTuhan  Ishak di Gerar. 7 saat  orang-orang di tempat itu bertanya 

tentang isterinya, berkatalah ia:  Dia saudaraku,” sebab ia takut mengata-

kan:  Ia isteriku,” sebab  pikirnya:  Jangan-jangan aku dibunuh oleh pendu-

duk tempat ini sebab  Ribka, sebab elok parasnya.” 8 sesudah  beberapa lama 

ia ada di sana, pada suatu kali menjenguklah Abimelekh, raja orang Filistin 

itu dari jendela, maka dilihatnya Ishak sedang bercumbu-cumbuan dengan 

Ribka, isterinya. 9 Lalu Abimelekh memanggil Ishak dan berkata:  Sesung-

guhnya dia isterimu, masakan engkau berkata: Dia saudaraku?” Jawab Ishak 

kepadanya:  sebab  pikirku: Jangan-jangan aku mati sebab  dia.” 10 namun  

Abimelekh berkata:  Apakah juga yang telah kauperbuat ini terhadap kami? 

Mudah sekali terjadi, salah seorang dari bangsa ini tidur dengan isterimu, 

sehingga dengan demikian engkau mendatangkan kesalahan atas kami.” 11 

Lalu Abimelekh memberi perintah kepada seluruh bangsa itu:  Siapa yang 

mengganggu orang ini atau isterinya, pastilah ia akan dihukum mati.” 

Ishak sekarang telah mengesampingkan semua pemikirannya tentang 

pergi ke Mesir, dan dalam ketaatannya pada penglihatan sorgawi, ia 

menancapkan tongkatnya di Gerar, negeri tempat dia dilahirkan (ay. 

6). Namun di sana dia masuk ke dalam pencobaan, yang sama 

dengan pencobaan yang pernah sekali dan sekali lagi mengejutkan 

dan mengalahkan bapaknya, yaitu menyangkal istrinya, dan menga-

takan bahwa dia yaitu  saudaranya. Perhatikanlah, 

I. Bagaimana dia berdosa (ay. 7). sebab  istrinya cantik, dia mem-

bayangkan orang-orang Filistin akan menemukan satu atau lain 

cara untuk menyingkirkan dia, supaya beberapa dari mereka da-

pat menikahi istrinya, dan oleh sebab  itu, istrinya itu harus di-

pandang sebagai saudaranya. Entah apa penyebabnya sehingga 

kedua laki-laki yang hebat dan baik ini bersalah melakukan peni-

puan yang sangat aneh, yang sangat membahayakan nama baik 

mereka sendiri dan nama baik istri mereka. Namun kita melihat, 

1. Bahwa orang-orang yang sangat baik terkadang melakukan 

kesalahan-kesalahan dan kebodohan-kebodohan yang besar. 

Oleh sebab  itu orang yang menyangka bahwa dia teguh ber-

Kitab Kejadian 26:6-11 

 543 

diri, berhati-hatilah supaya ia jangan jatuh, dan orang yang 

jatuh janganlah kehilangan harapan akan ditolong sehingga 

dapat berdiri kembali. 

2. Bahwa ada sebuah kecenderungan dalam diri kita untuk 

meniru bahkan kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kele-

mahan orang yang kita hargai. Oleh sebab  itu kita perlu hati-

hati melangkah, supaya jangan sampai, saat  kita bermaksud 

mengikuti langkah-langkah orang baik, kita terkadang meng-

ikuti langkah-langkah menyimpang mereka. 

II. Bagaimana dia tertangkap basah, dan penipuan itu terungkap, 

oleh sang raja sendiri. Ini bukan Abimelekh yang sama dengan 

yang di zaman Abraham di pasal 20, sebab  peristiwa ini hampir 

100 tahun sesudah itu. Abimelekh yaitu  nama yang umum bagi 

raja-raja Filistin, seperti nama Caesar bagi kaisar-kaisar Roma. 

Abimelekh melihat Ishak sangat intim dan menyukai Ribka lebih 

dibandingkan yang seharusnya jika Ribka itu saudara perempuannya 

(ay. 8). Dia melihat Ishak bercumbu-cumbuan dengan dia, atau 

tertawa-tawa. Ini yaitu  kata yang sama dengan asal nama Ishak. 

Dia bersukacita dengan isteri masa mudanya (Ams. 5:18). Sudah 

sepantasnya mereka yang memiliki hubungan suami istri menye-

nangkan satu sama lain, sebab  mereka merasa senang satu 

sama lain. Tidak ada tempat lain di mana seorang laki-laki lebih 

dapat membiarkan dirinya bersenang-senang tanpa bersalah, 

dibandingkan dengan istri dan anak-anaknya sendiri. Abimelekh me-

nuduh dia telah menipu (ay. 9), menunjukkan kepadanya betapa 

tidak beralasannya pikirannya itu dan akibat buruk apa yang bisa 

saja terjadi akibat penipuannya itu (ay. 10). Lalu, untuk meyakin-

kan dia betapa tidak berdasar dan tidak benarnya kecemburuan-

nya terhadap mereka, Abimelekh menempatkan dia dan keluarga-

nya di bawah perlindungan khususnya, dan melarang perbuatan 

apa pun yang menyakiti dia atau istrinya dengan ancaman hu-

kuman mati bagi yang melakukannya (ay. 11). Perhatikanlah, 

1. Lidah yang berbohong tidak akan bertahan lama. Kebenaran 

yaitu  anak waktu, dan pada waktunya akan muncul. 

2. Sering kali satu dosa merupakan jalan masuk bagi banyak 

dosa, dan oleh sebab  itu dosa harus dihindari sejak awal. 

3. Dosa-dosa orang yang mengaku beriman mempermalukan me-

reka di hadapan orang-orang yang tidak berdosa. 

4. Tuhan  dapat membuat orang-orang yang sangat marah terha-

dap umatnya menyadari bahwa berbahaya bagi mereka jika 

mereka menyakiti umat-Nya itu, walaupun mungkin ada bebe-

rapa corak alasan untuk itu. Lihatlah Mazmur 105:14-15. 

Kepindahan Ishak ke Bersyeba 

(26:12-25) 

12 Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia 

mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN. 13 Dan orang itu 

menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya. 

14 Ia mempunyai kumpulan kambing domba dan lembu sapi serta banyak 

anak buah, sehingga orang Filistin itu cemburu kepadanya. 15 Segala sumur, 

yang digali dalam jaman Abraham, ayahnya, oleh hamba-hamba ayahnya itu, 

telah ditutup oleh orang Filistin dan ditimbun dengan tanah. 16 Lalu kata 

Abimelekh kepada Ishak:  Pergilah dari tengah-tengah kami sebab engkau 

telah menjadi jauh lebih berkuasa dari pada kami.” 17 Jadi pergilah Ishak 

dari situ dan berkemahlah ia di lembah Gerar, dan ia menetap di situ. 18 

Kemudian Ishak menggali kembali sumur-sumur yang digali dalam jaman 

Abraham, ayahnya, dan yang telah ditutup oleh orang Filistin sesudah Abra-

ham mati; disebutkannyalah nama sumur-sumur itu menurut nama-nama 

yang telah diberikan oleh ayahnya. 19 saat  hamba-hamba Ishak menggali di 

lembah itu, mereka mendapati di situ mata air yang berbual-bual airnya. 20 

Lalu bertengkarlah para gembala Gerar dengan para gembala Ishak. Kata 

mereka:  Air ini kepunyaan kami.” Dan Ishak menamai sumur itu Esek, 

sebab  mereka bertengkar dengan dia di sana. 21 Kemudian mereka menggali 

sumur lain, dan mereka bertengkar juga tentang itu. Maka Ishak menamai 

sumur itu Sitna. 22 Ia pindah dari situ dan menggali sumur yang lain lagi, 

namun  tentang sumur ini mereka tidak bertengkar. Sumur ini dinamainya 

Rehobot, dan ia berkata:  Sekarang TUHAN telah memberi  kelonggaran 

kepada kita, sehingga kita dapat beranak cucu di negeri ini.” 23 Dari situ ia 

pergi ke Bersyeba. 24 Lalu pada malam itu TUHAN menampakkan diri ke-

padanya serta berfirman:  Akulah Tuhan  ayahmu Abraham; janganlah takut, 

sebab Aku menyertai engkau; Aku akan memberkati engkau dan membuat 

banyak keturunanmu sebab  Abraham, hamba-Ku itu.” 25 Sesudah itu Ishak 

mendirikan mezbah di situ dan memanggil nama TUHAN. Ia memasang 

kemahnya di situ, lalu hamba-hambanya menggali sumur di situ. 

Di sini kita menemukan, 

I. Tanda-tanda maksud baik Tuhan  terhadap Ishak. Ishak diberkati 

TUHAN, dibuat makmur, dan semua yang ada padanya berkem-

bang pesat di tangannya. 

1. Gandumnya berlipat ganda secara luar biasa (ay. 12). Dia 

tidak memiliki tanah sendiri, namun mengambil tanah orang 

Filistin, dan menabur di sana, dan Tuhan  memberkati dia de-

ngan peningkatan yang besar. Ini haruslah diperhatikan seba-

gai dorongan semangat bagi para penyewa miskin, yang me-

Kitab Kejadian 26:12-25 

 545 

nempati tanah orang lain, dan yang jujur dan rajin. Dia me-

nuai seratus kali lipat, dan sepertinya ada penekanan pada 

waktu: dalam tahun itu juga saat  terjadi kelaparan di negeri. 

saat  orang lain hampir tidak menuai sama sekali, dia me-

nuai hingga berlimpah-limpah. Lihatlah Yesaya 65:13, Hamba-

hamba-Ku akan makan, namun  kamu akan menderita kelaparan, 

dan Mazmur 37:19, Mereka akan menjadi kenyang pada hari-

hari kelaparan. 

2. Ternaknya juga bertambah (ay. 14). Dan kemudian, 

3. Dia memiliki banyak anak buah, yang dia pekerjakan dan hi-

dupi. Perhatikanlah, Dengan bertambahnya harta, bertambah 

pula orang-orang yang menghabiskannya (Pkh. 5:10).  

II. Tanda-tanda maksud jahat orang Filistin terhadap dia. Mereka 

cemburu kepadanya (ay. 14). Ini yaitu  contoh, 

1. Kesia-siaan dunia, bahwa semakin banyak manusia memiliki, 

semakin mereka dicemburui, dikecam dan disakiti. Siapa da-

pat tahan terhadap cemburu? (Ams. 27:4). Lihatlah Pengkhot-

bah 4:4. 

2. Kerusakan kodrat, sebab  dasar pemikiran yang benar-benar 

buruklah yang membuat manusia berdukacita sebab  kebaik-

an orang lain, seolah-olah keadaanku buruk sebab  keadaan 

sesamaku baik. 

(1) Mereka sudah menunjukkan maksud jahat mereka kepada 

keluarganya, dengan menutup sumur yang pernah digali 

ayahnya (ay. 15). Ini dilakukan dengan kedengkian. sebab  

mereka tidak memiliki kawanan ternak sendiri yang minum 

di sumur-sumur ini, mereka tidak mau membiarkan su-

mur-sumur itu digunakan oleh orang lain. Sungguh tidak 

masuk akal kejahatan itu. Dan ini dilakukan dengan peng-

khianatan, bertentangan dengan perjanjian persahabatan 

yang telah mereka buat dengan Abraham (21:31-32). Tidak 

ada ikatan yang dapat menahan sifat jahat. 

(2) Mereka mengusir dia keluar dari negeri mereka (ay. 16-17). 

Raja Gerar mulai memandang dia dengan pandangan cem-

buru. Rumah Ishak seperti istana, dan kekayaan serta rom-

bongannya melebihi kepunyaan Abimelekh. Oleh sebab  itu 

dia harus menyingkir lebih jauh. Mereka tidak tahan dengan 

keberadaan Ishak di sekitar mereka, sebab  melihat Tuhan 

memberkati dia. Padahal, sebab  alasan itu, seharusnya 

mereka lebih menghendaki dia tinggal, supaya mereka juga 

dapat diberkati oleh sebab  dia. Ishak tidak menuntut ber-

dasarkan persetujuan yang telah dia buat dengan mereka 

untuk tanah yang dia kuasai, atau ba