aku hidup, akan mengutus malaikat-Nya menyertai engkau, dan akan mem-
buat perjalananmu berhasil, sehingga engkau akan mengambil bagi anakku
seorang isteri dari kaumku dan dari rumah ayahku. 41 Barulah engkau lepas
dari sumpahmu kepadaku, jika engkau sampai kepada kaumku dan mereka
tidak memberi perempuan itu kepadamu; hanya dalam hal itulah engkau
lepas dari sumpahmu kepadaku. 42 Dan hari ini aku sampai ke mata air tadi,
lalu kataku: TUHAN, Tuhan tuanku Abraham, sudilah kiranya Engkau mem-
buat berhasil perjalanan yang kutempuh ini. 43 Di sini aku berdiri di dekat
mata air ini; kiranya terjadi begini: jika seorang gadis datang ke luar
untuk menimba air dan aku berkata kepadanya: Tolong berikan aku minum
air sedikit dari buyungmu itu, 44 dan ia menjawab: Minumlah, dan untuk un-
ta-untamu juga akan kutimba air, dialah kiranya isteri, yang telah TUHAN
tentukan bagi anak tuanku itu. 45 Belum lagi aku habis berkata dalam hati-
ku, Ribka telah datang membawa buyung di atas bahunya, dan turun ke
mata air itu, lalu menimba air. Kataku kepadanya: Tolong berikan aku mi-
num. 46 Segeralah ia menurunkan buyung itu dari atas bahunya serta ber-
kata: Minumlah, dan unta-untamu juga akan kuberi minum. Lalu aku mi-
num, dan unta-unta itu juga diberinya minum. 47 Sesudah itu aku bertanya
kepadanya: Anak siapakah engkau? Jawabnya: Ayahku Betuel anak Nahor
yang dilahirkan Milka. Lalu aku mengenakan anting-anting pada hidungnya
dan gelang pada tangannya. 48 Kemudian berlututlah aku dan sujud me-
nyembah TUHAN, serta memuji TUHAN, Tuhan tuanku Abraham, yang telah
menuntun aku di jalan yang benar untuk mengambil anak perempuan sau-
dara tuanku ini bagi anaknya. 49 Jadi sekarang, jika kamu mau menun-
jukkan kasih dan setia kepada tuanku itu, beritahukanlah kepadaku; dan
jika tidak, beritahukanlah juga kepadaku, supaya aku tahu entah berpaling
510
ke kanan atau ke kiri. 50 Lalu Laban dan Betuel menjawab: Semuanya ini
datangnya dari TUHAN; kami tidak dapat mengatakan kepadamu baiknya
atau buruknya. 51 Lihat, Ribka ada di depanmu, bawalah dia dan pergilah,
supaya ia menjadi isteri anak tuanmu, seperti yang difirmankan TUHAN. 52
saat hamba Abraham itu mendengar perkataan mereka, sujudlah ia sam-
pai ke tanah menyembah TUHAN. 53 Kemudian hamba itu mengeluarkan per-
hiasan emas dan perak serta pakaian kebesaran, dan memberi semua itu
kepada Ribka; juga kepada saudaranya dan kepada ibunya diberikannya
pemberian yang indah-indah.
Di sini kita mendapati pengaturan pernikahan antara Ishak dan
Ribka. Cerita ini disampaikan dengan sangat panjang lebar dan ter-
perinci, bahkan sampai pada hal-hal kecil, yang menurut kita, bisa
saja dihilangkan, sementara peristiwa-peristiwa lain yang besar dan
penuh misteri (seperti cerita tentang Melkisedek) hanya disinggung
dalam sedikit kata-kata. Demikianlah Tuhan menyembunyikan dari
orang bijak dan orang pandai apa yang mengundang rasa penasaran,
namun menyatakan kepada orang kecil apa yang biasa dan dapat me-
reka pahami (Mat. 11:25), dan memimpin serta menyelamatkan dunia
oleh kebodohan pemberitaan Injil (1Kor. 1:21). Demikian pula kita di-
arahkan untuk memperhatikan pemeliharaan Tuhan dalam kejadian-
kejadian kecil dan biasa dalam hidup manusia, dan juga di dalam
semua kejadian itu melatih kebijaksanaan dan kebaikan-kebaikan
kita yang lain. Sebab Kitab Suci tidak dimaksudkan untuk dipelajari
oleh para filsuf dan negarawan saja, namun juga untuk menjadikan
kita semua bijak dan bajik dalam mengatur perilaku kita dan keluar-
ga kita. Inilah,
I. Sambutan yang sangat baik yang diberikan kepada hamba Abra-
ham oleh saudara-saudara Ribka. Laban, saudara laki-lakinya,
pergi untuk mengundang dan mengantarnya ke rumah, namun
tidak sebelum ia melihat anting-anting itu dan gelang pada tangan
saudaranya (ay. 30). Oh, pikir Laban, di sini ada orang yang
bisa diambil hartanya, orang yang kaya dan royal. Sudah pasti
kita akan menyambutnya! Kita tahu begitu banyak tentang tabiat
Laban melalui cerita selanjutnya. Kita bisa menduga bahwa ia
tidak akan begitu murah hati untuk menjamu tamunya itu sean-
dainya ia tidak berharap akan mendapat balas budi untuk itu,
seperti yang memang terjadi demikian (ay. 53). Perhatikanlah, ha-
diah memberi keluasan kepada orang (Ams. 18:16), ke mana juga
ia memalingkan muka, ia beruntung (Ams. 17:8).
Kitab Kejadian 24:29-53
511
1. Undangan itu ramah: Marilah engkau yang diberkati TUHAN
(ay. 31). Mereka melihat bahwa ia kaya, dan oleh sebab itu me-
nyatakan dia diberkati TUHAN. Atau, mungkin, sebab mereka
mendengar dari Ribka (ay. 28) tentang perkataan yang sangat
berbudi yang keluar dari mulutnya, mereka menyimpulkan dia
sebagai orang baik-baik, dan oleh sebab itu diberkati TUHAN.
Perhatikanlah, orang-orang yang diberkati Tuhan haruslah kita
sambut. Sungguh baik mengakui orang-orang yang diakui Tuhan .
2. Jamuan itu penuh keramahan (ay. 32-33). Baik rumah mau-
pun kandang diperlengkapi dengan baik, dan hamba Abraham
itu diundang untuk memanfaatkannya dengan bebas. Perhati-
an khusus diberikan kepada unta-unta itu. Sebab, orang be-
nar memperhatikan hidup hewannya (Ams. 12:10). Jika lembu
mengenal pemiliknya yang harus dia layani, maka pemiliknya
harus mengenal lembunya yang harus diberi persediaan yang
pantas.
II. Cerita lengkap yang disampaikan hamba Abraham kepada mereka
tentang maksud dan keperluannya, dan lamaran yang disampai-
kannya kepada mereka agar memberi persetujuan berkenaan
dengan Ribka. Amatilah,
1. Betapa sungguh-sungguhnya dia dengan urusannya. Meski-
pun ia baru melakukan perjalanan, dan tiba di sebuah rumah
yang baik, ia tidak akan makan sebelum disampaikannya pe-
san yang dia bawa (ay. 33). Perhatikanlah, melaksanakan
pekerjaan kita, dan memenuhi kepercayaan yang diberikan ke-
pada kita, entah untuk Tuhan atau manusia, harus lebih kita
utamakan dibandingkan makanan pokok: itulah yang menjadi ma-
kanan dan minuman Juruselamat kita (Yoh. 4:34).
2. Betapa cerdiknya ia dalam mengatur urusannya itu. Ia mem-
buktikan dirinya, dalam perkara ini, baik sebagai orang bijak
maupun orang jujur, setia kepada tuannya yang darinya ia
mendapat kepercayaan, dan bertindak adil terhadap orang-
orang yang dengan mereka sekarang ia berunding.
(1) Secara singkat ia menceritakan keadaan keluarga tuannya
(ay. 34-36). Ia sudah disambut sebelumnya, namun kita bisa
menduga bahwa dia disambut dua kali lipat lebih baik ke-
tika ia berkata, aku ini hamba Abraham. Nama Abraham, ti-
512
dak diragukan lagi, sangat terkenal dan terhormat di antara
mereka, dan kita dapat menduga bahwa mereka bukannya
tidak tahu sama sekali tentang keadaannya, sebab Abra-
ham tahu tentang keadaan mereka (22:20-24). Dua hal di-
sarankannya, untuk memperkuat lamarannya:
[1] Bahwa Abraham tuannya, dengan berkat Tuhan , mem-
punyai harta yang sangat banyak, dan,
[2] Bahwa ia sudah memutuskan untuk memberi se-
muanya itu kepada Ishak, yang untuknya ia mengatur
lamaran ini.
(2) Ia memberi tahu mereka tentang tugas yang diberikan
tuannya kepada dia, untuk mengambil seorang istri bagi
anaknya dari antara sanak saudaranya, beserta alasan
untuk itu (ay. 37-38). Demikianlah ia mengisyaratkan sua-
tu petunjuk yang menyenangkan bahwa, meskipun Abra-
ham sudah berpindah ke negeri yang amat jauh, namun ia
masih mengingat saudara-saudaranya yang sudah diting-
galkannya, dan masih menghormati mereka. Kasih sayang
ilahi yang paling tinggi sekalipun janganlah menghilangkan
kasih sayang alami kita sebagai manusia. Dengan berkata
demikian, ia juga menyingkirkan keberatan bahwa, jika
Ishak memang orang yang terpandang, ia tidak perlu me-
nyuruh orang pergi jauh-jauh untuk mencari istri: menga-
pa ia tidak menikah dengan orang yang tinggal lebih dekat
dengan rumahnya? Untuk alasan yang baik, ujarnya;
anak tuanku tidak boleh berpasangan dengan orang Kana-
an. Ia lebih jauh memperkuat lamarannya,
[1] Berdasarkan iman tuannya bahwa itu akan berhasil (ay.
40). Abraham terdorong untuk melakukan itu berdasar-
kan kesaksian hati nuraninya sendiri bahwa ia selalu
hidup di hadapan Tuhan dalam kekudusan, dan sebab
itu ia yakin Tuhan akan membuatnya berhasil. Mungkin
ia merujuk pada kovenan yang dibuat Tuhan dengannya
(17:1), Akulah Tuhan Yang Mahakuasa, hiduplah di ha-
dapan-Ku dengan tidak bercela. Oleh sebab itu, ujarnya,
TUHAN, yang di hadapan-Nya aku hidup, akan meng-
utus malaikat-Nya menyertai engkau. Perhatikanlah,
jika kita dengan kesadaran hati nurani melakukan
Kitab Kejadian 24:29-53
513
bagian kita dari kovenan itu, maka kita bisa mendapat
penghiburan dari bagian Tuhan di dalam kovenan itu.
Dan kita harus belajar menerapkan janji-janji umum
kepada keadaan-keadaan khusus sesuai dengan kesem-
patan yang ada bagi kita.
[2] Dengan kesadaran penuh hamba Abraham itu memasti-
kan agar keluarga Ribka merasa bebas dalam menerima
atau menolak lamaran itu. Mereka harus mengetahui
alasan dari lamaran itu dan tidak membuat kesalahan
untuk bersumpah palsu (ay. 39-41). Ini menunjukkan
bahwa hamba Abraham itu yaitu seorang yang ber-
hati-hati, dan khususnya ia menjaga agar mereka tidak
merasa dipaksa memberi persetujuan, namun merasa
bebas atau tidak sama sekali.
(3) Ia menceritakan kepada mereka pemeliharaan-pemelihara-
an ilahi yang secara menakjubkan saling bersesuaian, un-
tuk mendukung dan melancarkan lamaran itu, yang dengan
jelas menunjukkan campur tangan Tuhan di dalamnya.
[1] Ia memberi tahu mereka bagaimana ia sudah berdoa
meminta bimbingan melalui suatu tanda (ay. 42-44).
Perhatikanlah, sungguh baik berurusan dengan orang-
orang yang melalui doa mengikutsertakan Tuhan dalam
urusan-urusan mereka.
[2] Bagaimana Tuhan sudah menjawab doanya persis sesuai
dengan yang dimintanya. Walaupun ia hanya berkata
dalam hatinya (ay. 45), yang mungkin disebutkannya,
supaya jangan mereka curiga bahwa Ribka kebetulan
mendengar doanya dan berencana ingin mempermain-
kannya. Tidak, sahutnya, Aku mengatakannya di da-
lam hati, supaya tidak ada orang yang mendengarnya
kecuali Tuhan , yang bagi-Nya pikiran yaitu perkataan,
dan dari-Nya jawaban itu datang (ay. 46-47).
[3] Bagaimana ia secara langsung mengakui kebaikan Tuhan
kepadanya dalam hal itu, yang menuntun dia, sebagai-
mana ia mengungkapkannya di sini, di jalan yang be-
nar. Perhatikanlah, jalan Tuhan selalu merupakan jalan
yang lurus (Mzm. 107:7), dan orang-orang yang ditun-
tun-Nya berarti dituntun dengan baik.
514
(4) Dengan tepat ia mengemukakan perkara itu sebagai bahan
pertimbangan mereka, dan menunggu keputusan dari me-
reka (ay. 49): jika kamu mau menunjukkan kasih dan
setia kepada tuanku itu, maka itu baik. jika dengan
tulus hati kalian mau berbaik hati dan menerima lamaran
itu, maka tercapailah tujuanku datang kemari. Jika tidak,
janganlah membuatku menunggu dengan susah hati. Per-
hatikanlah, orang-orang yang berlaku adil mempunyai
alasan untuk mengharapkan perlakuan yang adil pula.
(5) Tanpa merasa dipaksa dan dengan riang hati mereka me-
nerima lamaran itu dengan pertimbangan yang sangat baik
(ay. 50): Semuanya ini datangnya dari TUHAN, Tuhan Sang
Pemelihara tersenyum pada lamaran ini, dan tidak ada
yang bisa kami katakan untuk menentangnya. Mereka
tidak keberatan dengan tempat yang jauh, dengan perbuat-
an Abraham yang meninggalkan mereka, atau keadaannya
yang belum memiliki tanah, melainkan hanya harta milik
pribadi. Mereka tidak mempertanyakan apakah semua
yang dikatakan orang ini benar atau tidak, namun ,
[1] Mereka sungguh percaya pada kejujuran dan kesetiaannya.
Sungguh baik jika kejujuran memerintah semua orang di
mana-mana, sehingga orang langsung bisa percaya pada
perkataan orang dan yakin itu tindakan yang bijak.
[2] Mereka lebih percaya pada pemeliharaan Tuhan , dan
oleh sebab itu tanpa berbicara lagi mereka memberi
persetujuan, sebab tampaknya semua itu diarahkan
dan diatur oleh Sang Hikmat Kekal. Perhatikanlah, se-
buah pernikahan akan menyenangkan jika terbukti
datang dari Tuhan.
(6) Hamba Abraham mengungkapkan rasa syukurnya atas ke-
berhasilan yang dicapainya,
[1] Kepada Tuhan : Ia menyembah TUHAN (ay. 52). Amatilah,
pertama, begitu keberhasilannya tercapai, ia langsung me-
muji Tuhan . Orang-orang yang tetap berdoa harus meng-
ucap syukur dalam segala hal, dan mengakui Tuhan dalam
setiap langkah di mana rahmat itu diberi. Kedua, Tuhan
mengutus malaikat-Nya untuk berjalan di depan dia, dan
dengan demikian memberi dia keberhasilan (ay. 7, 40).
Kitab Kejadian 24:54-61
515
namun sesudah keberhasilan yang diinginkannya terca-
pai, ia menyembah Tuhan , bukan malaikat itu. Apa saja
keuntungan yang kita dapatkan dari pelayanan malai-
kat-malaikat, segala kemuliaan haruslah diberikan ke-
pada Tuhan segala malaikat (Why. 22:9).
[2] Ia memberi penghormatannya kepada keluarga itu
juga, dan terutama kepada mempelai perempuan (ay.
53). Ia mempersembahkan kepada Ribka, ibunya, dan
saudaranya banyak hadiah yang berharga, baik untuk
memberi bukti nyata akan kekayaan, kemurahan
hati, dan rasa terima kasih tuannya atas keramahan
mereka kepadanya, maupun terlebih jauh untuk meng-
ambil hati mereka.
Kepergian Ribka
(24:54-61)
54 Sesudah itu makan dan minumlah mereka, ia dan orang-orang yang ber-
sama-sama dengan dia, dan mereka bermalam di situ. Paginya sesudah me-
reka bangun, berkatalah hamba itu: Lepaslah aku pulang kepada tuanku.
55 namun saudara Ribka berkata, serta ibunya juga: Biarkanlah anak gadis
itu tinggal pada kami barang sepuluh hari lagi, kemudian bolehlah engkau
pergi. 56 namun jawabnya kepada mereka: Janganlah tahan aku, sedang
TUHAN telah membuat perjalananku berhasil; lepaslah aku, supaya aku pu-
lang kepada tuanku. 57 Kata mereka: Baiklah kita panggil anak gadis itu
dan menanyakan kepadanya sendiri. 58 Lalu mereka memanggil Ribka dan
berkata kepadanya: Maukah engkau pergi beserta orang ini? Jawabnya:
Mau. 59 Maka Ribka, saudara mereka itu, dan inang pengasuhnya beserta
hamba Abraham dan orang-orangnya dibiarkan mereka pergi. 60 Dan mereka
memberkati Ribka, kata mereka kepadanya: Saudara kami, moga-moga
engkau menjadi beribu-ribu laksa, dan moga-moga keturunanmu menduduki
kota-kota musuhnya. 61 Lalu berkemaslah Ribka beserta hamba-hambanya
perempuan, dan mereka naik unta mengikuti orang itu. Demikianlah hamba
itu membawa Ribka lalu berjalan pulang.
Di sini Ribka pamit dari rumah bapaknya. Dan,
1. Hamba Abraham meminta dengan sangat untuk pamit. Meskipun
ia dan rombongannya disambut dengan hangat, dan merasa sa-
ngat betah di sana, namun ia berkata, lepaslah aku (ay. 54), dan
sekali lagi ia minta pamit (ay. 56). Ia tahu bahwa tuannya tidak
sabar mengharapkan dia pulang. Ada pekerjaan yang harus
dikerjakannya di rumah, dan oleh sebab itu, sebagai orang yang
lebih mengutamakan pekerjaannya dibandingkan kesenangannya, ia
bergegas ingin pulang. Perhatikanlah, berlambat-lambat dan ber-
516
lengah-lengah tidaklah pantas dilakukan orang yang bijak dan
baik. jika kita sudah menyelesaikan urusan kita di luar, kita
tidak boleh menunda-nunda waktu untuk kembali melakukan pe-
kerjaan kita di rumah, atau tinggal lebih lama dari yang seperlu-
nya. Sebab, seperti burung yang lari dari sarangnya, demikianlah
orang yang lari dari kediamannya (Ams. 27:8).
2. Saudara-saudara Ribka, sebab rasa sayang sebagai anggota ke-
luarga, memohon agar kiranya dia bisa tinggal barang sebentar
lagi bersama mereka (ay. 55). Tak terpikirkan bagi mereka akan
berpisah secepat itu dengannya, terutama sebab ia akan pindah
ke tempat yang begitu jauh, dan mungkin tidak akan saling ber-
temu lagi. Biarkanlah dia tinggal pada kami barang sepuluh hari
lagi. Ini merupakan suatu permohonan yang masuk akal, diban-
dingkan dengan tafsiran lain yang mengatakan satu tahun, atau
setidak-tidaknya sepuluh bulan. Mereka sudah menyetujui per-
nikahan itu, namun enggan berpisah dengan dia. Perhatikanlah,
yaitu suatu contoh dari kesia-siaan dunia ini bahwa di dalam-
nya sesuatu yang begitu menyenangkan harus bercampur dengan
penderitaan. Nulla est sincera voluptas Tidak ada kesenangan
yang tidak tercampur dengan hal lain. Mereka senang bahwa me-
reka sudah menjodohkan anak perempuan dari keluarga mereka
dengan begitu baik, namun , saat urusannya sudah selesai, mere-
ka begitu enggan melepasnya pergi.
3. Ribka sendiri memutuskan perkara itu. Kepada dia mereka ber-
tanya, seperti yang sudah sepatutnya mereka lakukan (ay. 57):
Panggil anak gadis itu (yang sudah masuk ke dalam kamarnya de-
ngan diam dan sopan) dan tanyakan kepada dirinya sendiri. Per-
hatikanlah, seperti halnya anak-anak tidak boleh menikah tanpa
restu dari orangtua mereka, demikian pula orangtua tidak boleh
menikahkan anak-anak mereka tanpa restu dari anak-anak mere-
ka sendiri. Sebelum perkara itu diputuskan, Tanyakanlah kepada
dirinya sendiri. Dialah yang terutama berkepentingan dalam hal
ini, dan oleh sebab itu dialah yang terutama harus ditanyai. Ribka
setuju, bukan hanya untuk pergi, namun juga untuk pergi dengan
segera: Aku mau (ay. 58). Kita berharap semoga sesudah memper-
hatikan kesalehan dan ketaatan hamba itu, Ribka mendapat gam-
baran cukup bahwa di dalam keluarga yang akan didatanginya
itu, agama dan kesalehan mendapat tempat yang utama, sehingga
hal itu membuatnya ingin bergegas pergi ke sana, dan bersedia
Kitab Kejadian 24:54-61
517
melupakan kaumnya sendiri dan keluarga bapaknya, di mana
agama tidak begitu dijunjung tinggi.
4. Segera sesudah itu, ia dibiarkan pergi dengan hamba Abraham itu.
Bukan keesokan harinya, bisa kita duga, melainkan dengan se-
gera. Teman-temannya melihat bahwa ia begitu ingin pergi, dan
sebab itu mereka melepaskannya pergi,
(1) Dengan pengiring-pengiring yang sesuai, yaitu inang peng-
asuhnya (ay. 59), hamba-hamba perempuannya (ay. 61). Tam-
paknya, pada waktu itu, saat ia pergi ke sumur, itu bukan
sebab ia tidak mempunyai hamba-hamba yang bisa disuruh,
melainkan sebab ia senang melakukan pekerjaan yang harus
dikerjakan dengan tekun dan rendah hati. Dan sebab seka-
rang ia akan pergi dan tinggal di antara orang-orang asing,
maka pantaslah jika ia membawa orang-orang yang sudah di-
kenalnya. Tidak dikatakan di sini tentang bagian yang didapat-
kannya. Kebajikan-kebajikan pribadinya yaitu bagian dari
dalam dirinya, ia tidak memerlukan bagian apa-apa lagi yang
harus dibawa bersamanya, dan tidak juga masalah itu dima-
sukkan ke dalam perjanjian pernikahan itu.
(2) Dengan harapan-harapan yang baik dan sepenuh hati: Mereka
memberkati Ribka (ay. 60). Perhatikanlah, saat saudara-sau-
dara kita memasuki kehidupan yang baru, dengan doa kita ha-
rus menyerahkan mereka kepada berkat dan anugerah Tuhan .
sebab sekarang ia akan menjadi seorang istri, mereka berdoa
supaya ia menjadi ibu dari keturunan yang sangat banyak dan
berjaya. Mungkin hamba Abraham sudah memberi tahu mere-
ka tentang janji yang baru-baru ini dibuat Tuhan dengan tuan-
nya, yang ada kemungkinan diberitahukan Abraham kepada
seisi rumahnya, bahwa Tuhan akan membuat keturunannya sa-
ngat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi
laut, dan keturunannya itu akan menduduki kota-kota musuh-
nya (22:17), dan janji itulah yang ada dalam benak mereka ke-
tika mengucapkan berkat ini, moga-moga engkau menjadi ibu
dari keturunan yang seperti itu.
518
Pernikahan Ishak
(24:62-67)
62 Adapun Ishak telah datang dari arah sumur Lahai-Roi; ia tinggal di Tanah
Negeb. 63 Menjelang senja Ishak sedang keluar untuk berjalan-jalan di pa-
dang. Ia melayangkan pandangnya, maka dilihatnyalah ada unta-unta da-
tang. 64 Ribka juga melayangkan pandangnya dan saat dilihatnya Ishak, tu-
runlah ia dari untanya. 65 Katanya kepada hamba itu: Siapakah laki-laki itu
yang berjalan di padang ke arah kita? Jawab hamba itu: Dialah tuanku
itu. Lalu Ribka mengambil telekungnya dan bertelekunglah ia. 66 Kemudian
hamba itu menceritakan kepada Ishak segala yang dilakukannya. 67 Lalu
Ishak membawa Ribka ke dalam kemah Sara, ibunya, dan mengambil dia
menjadi isterinya. Ishak mencintainya dan demikian ia dihiburkan sesudah
ibunya meninggal.
Ishak dan Ribka, pada akhirnya, berkumpul dengan bahagia. Amatilah,
I. Ishak sedang bekerja saat ia bertemu dengan Ribka: Ia keluar
untuk berjalan-jalan (KJV: bermenung), atau berdoa, di padang (ay.
62-63). Sebagian orang berpikir bahwa ia menantikan kepulangan
hamba-hambanya sekitar waktu ini, dan pergi keluar dengan tuju-
an untuk menjumpai mereka. namun , tampaknya, ia pergi keluar
untuk tujuan lain, untuk memanfaatkan senja hari yang hening
dan ladang yang sepi untuk bermenung dan berdoa, kegiatan-ke-
giatan rohani yang dengannya kita bercakap-cakap dengan Tuhan
dan hati kita sendiri. Perhatikanlah,
1. Jiwa-jiwa yang kudus senang menyendiri. Akan baik bagi kita
jika kita sering-sering dibiarkan sendiri, berjalan-jalan sendiri
dan duduk-duduk sendiri. Dan, jika kita pandai memanfaat-
kan kesendirian, kita akan mendapati bahwa kita tidak pernah
kesepian saat sedang sendiri.
2. Bermenung dan berdoa haruslah menjadi pekerjaan maupun
kesenangan kita saat kita sendiri. Selama kita memiliki
Tuhan , Kristus, dan sorga untuk kita kenal, dan untuk men-
jamin kepentingan kita, kita tidak akan kekurangan pokok re-
nungan atau pokok doa, dan jika keduanya dijalankan ber-
sama-sama, keduanya akan melengkapi satu sama lain.
3. Waktu kita untuk berjalan-jalan di ladang akan benar-benar
menyenangkan jika di dalamnya kita mengarahkan diri kita
untuk bermenung dan berdoa. Di sana kita mendapatkan pe-
mandangan yang bebas dan terbuka untuk melihat sorga di
atas kita dan bumi di sekeliling kita, dan bala tentara serta
segala kekayaan dari keduanya, dan dengan pemandangan ini
Kitab Kejadian 24:62-67
519
seharusnya kita dituntun untuk merenungkan Sang Pencipta
dan Pemilik dari semuanya itu.
4. Kegiatan-kegiatan ibadah haruslah membawa kesegaran dan
penghiburan di sore hari, untuk melegakan kita dari kelelahan
yang diakibatkan oleh urusan dan pekerjaan di siang hari, dan
mempersiapkan kita untuk beristirahat dan tidur di malam hari.
5. Pemeliharaan-pemeliharaan yang penuh rahmat akan terasa
dua kali lipat lebih menghibur jika dengan segala pemeli-
haraan itu kita sibuk bekerja dan berada di jalan kewajiban
kita. Sebagian orang berpikir bahwa Ishak sedang berdoa un-
tuk keberhasilan dari perkara yang sedang diurus ini, dan me-
renungkan apa yang pantas untuk membangun harapannya
kepada Tuhan berkenaan dengan hal itu. Dan sekarang, seolah-
olah, ia sedang duduk di atas menara pengintaiannya, untuk
melihat apa yang akan dilakukan Tuhan untuk menjawabnya,
seperti Nabi Habakuk (Hab. 2:1), dilihatnyalah ada unta-unta
datang. Adakalanya Tuhan mengirimkan rahmat dengan segera
untuk menjawab doa (Kis. 12:12).
II. Ribka berlaku amat sopan saat ia bertemu Ishak: sebab tahu
bahwa itu Ishak, turunlah ia dari untanya (ay. 64), lalu ia meng-
ambil telekungnya dan bertelekunglah ia (ay. 65), sebagai tanda
kerendahan hati, kebersahajaan, dan penyerahan diri. Ia tidak
mencela Ishak sebab tidak datang sendiri untuk menjemputnya,
atau, setidak-tidaknya, untuk menemuinya sesudah ia menempuh
perjalanan selama satu atau dua hari. Ia tidak mengeluh betapa
membosankannya perjalanannya, atau betapa sulitnya ia mening-
galkan sanak saudaranya, untuk datang ke sebuah tempat yang
asing. Sebaliknya, sesudah melihat Tuhan Sang Pemelihara berjalan
di depan dia dalam urusan itu, ia pun menyesuaikan dirinya de-
ngan bersikap ceria dengan hubungan barunya itu. Orang-orang
yang dengan iman ditunangkan dengan Kristus, dan akan diper-
sembahkan sebagai perawan-perawan suci kepada-Nya, haruslah,
dengan menuruti teladan-Nya, merendahkan diri mereka sendiri,
seperti Ribka, yang turun saat ia melihat Ishak berjalan kaki,
dan harus menundukkan diri mereka kepada Dia yang yaitu Ke-
pala mereka (Ef. 5:24), seperti Ribka, yang menunjukkannya de-
ngan mengenakan tudung kepala (1Kor. 11:10).
520
III. Mereka dipersatukan (mungkin sesudah berkenalan lebih jauh),
yang membawa penghiburan bagi satu sama lain (ay. 67). Amati-
lah di sini,
1. Betapa Ishak yaitu anak yang disayang ibunya: sudah sekitar
tiga tahun sejak kematian ibunya, namun ia belum juga, sampai
sekarang, dihiburkan berkenaan dengan itu. Luka yang diakibat-
kan penderitaan itu pada jiwanya yang lembut berdarah begitu
lama, dan tidak pernah sembuh sebelum Tuhan membawanya ke
dalam hubungan yang baru ini. Demikian pulalah salib dan
penghiburan saling mengimbangi satu sama lain (Pkh. 7:14), dan
membantu untuk menjaga timbangannya tetap seimbang.
2. Betapa Ishak yaitu suami yang sayang kepada istrinya. Perha-
tikanlah, orang-orang yang sudah terbukti baik di dalam satu
hubungan, bisa diharapkan, akan terbukti baik juga di dalam
hubungan lain. Ia mengambil Ribka menjadi isterinya, dan ia
mencintainya. Ada banyak alasan mengapa ia harus mencintai-
nya, sebab demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama
seperti tubuhnya sendiri. Kewajiban seseorang dalam suatu
hubungan menjadi terlaksana, dan penghiburan dari hubungan
itu bisa dinikmati, jika perasaan saling mengasihi bertakhta.
Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat.
PASAL 25
Penulis sejarah suci, dalam pasal ini,
I. Mengakhiri kisah Abraham, dengan gambaran,
1. Tentang anak-anaknya dari istrinya yang lain (ay. 1-4).
2. Tentang pesan dan wasiat terakhirnya (ay. 5-6).
3. Tentang umur, kematian, dan penguburannya (ay. 7-10).
II. Sang penulis mengakhiri kisah Ismael, dengan sebuah gam-
baran singkat,
1. Tentang anak-anaknya (ay. 12-16).
2. Tentang umur dan kematiannya (ay. 17-18).
III. Ia memasuki sejarah tentang Ishak.
1. Kemakmurannya (ay. 11).
2. Dikandung dan dilahirkannya kedua anaknya, disertai
sabda Tuhan tentang mereka (ay. 19-26).
3. Sifat-sifat mereka yang berbeda (ay. 27-28).
4. Perbuatan Esau yang menjual hak kesulungannya kepada
Yakub (ay. 29-34).
Kematian Abraham
(25:1-10)
1 Abraham mengambil pula seorang isteri, namanya Ketura. 2 Perempuan itu
melahirkan baginya Zimran, Yoksan, Medan, Midian, Isybak dan Suah. 3 Yok-
san memperanakkan Syeba dan Dedan. Keturunan Dedan ialah orang Asyur,
orang Letush dan orang Leum. 4 Anak-anak Midian ialah Efa, Efer, Henokh,
Abida dan Eldaa. Itulah semuanya keturunan Ketura. 5 Abraham memberi-
kan segala harta miliknya kepada Ishak, 6 namun kepada anak-anaknya yang
diperolehnya dari gundik-gundiknya ia memberi pemberian; kemudian ia
menyuruh mereka masih pada waktu ia hidup meninggalkan Ishak, anak-
nya, dan pergi ke sebelah timur, ke Tanah Timur. 7 Abraham mencapai umur
seratus tujuh puluh lima tahun, 8 lalu ia meninggal. Ia mati pada waktu telah
putih rambutnya, tua dan suntuk umur, maka ia dikumpulkan kepada kaum
leluhurnya. 9 Dan anak-anaknya, Ishak dan Ismael, menguburkan dia dalam
522
gua Makhpela, di padang Efron bin Zohar, orang Het itu, padang yang letak-
nya di sebelah timur Mamre, 10 yang telah dibeli Abraham dari bani Het; di
sanalah terkubur Abraham dan Sara isterinya.
Abraham masih hidup, sesudah pernikahan Ishak, selama tiga puluh
lima tahun lagi, dan semua yang dicatat mengenai dia selama kurun
waktu itu terdapat di perikop ini dalam beberapa ayat. Kita tidak lagi
mendengar tentang penampakan-penampakan Tuhan yang luar biasa
kepada dia atau ujian-ujian yang diberikan kepadanya. Sebab tidak
semua hari, bahkan hari-hari orang kudus yang terbaik dan terbesar
sekalipun, yaitu hari-hari yang istimewa. Sebagiannya berlalu de-
ngan diam begitu saja, dan datang atau pergi tanpa kita amati. Se-
perti itulah hari-hari terakhir Abraham ini. Dalam perikop ini kita
mendapati,
I. Sebuah pemberitahuan tentang anak-anaknya dari Ketura, istri
lain yang dinikahinya sesudah kematian Sara. Ia sudah mengubur-
kan Sara dan menikahkan Ishak, dua teman hidupnya yang dia
kasihi, dan sekarang ia hidup sendirian. Ia butuh seorang inang
pengasuh, sementara keluarganya kehilangan nyonya rumah, dan
tidak baik baginya untuk sendirian seperti itu. Oleh sebab itu, ia
menikahi Ketura, mungkin orang yang mengepalai hamba-hamba
perempuannya, yang dilahirkan di rumahnya atau dibeli dengan
uang. Orang yang sudah tua tidak dilarang menikah. Dari Ketura,
Abraham mempunyai enam orang anak, yang di dalam mereka
janji yang dibuat kepadanya bahwa keturunannya akan bertam-
bah banyak digenapi sebagian. Ada kemungkinan pandangannya
tertuju pada hal ini saat menikahi Ketura. Kekuatan yang diterima-
nya melalui janji itu masih tinggal di dalam dirinya, untuk menun-
jukkan betapa kekuatan dari janji itu melebihi kekuatan alam.
II. Abraham mengatur harta miliknya (ay. 5-6). sesudah kelahiran
anak-anak ini, ia menata keluarganya, dengan bijak dan adil.
1. Ia menjadikan Ishak sebagai ahli warisnya, seperti yang sudah
seharusnya dilakukannya, untuk berlaku adil kepada Sara,
istrinya yang pertama dan terutama, dan kepada Ribka, yang
menikahi Ishak atas dasar jaminan itu (24:36). Di dalam se-
mua harta ini, yang diserahkannya kepada Ishak, mungkin
tercakup janji tentang tanah Kanaan, dan tentang penerusan
janji itu. Atau, sebab Tuhan sudah menjadikan dia sebagai ahli
Kitab Kejadian 25:1-10
523
waris dari kovenan itu, maka Abraham menjadikan dia ahli
waris dari hartanya. Kasih sayang dan pemberian kita harus-
lah selaras dengan kasih sayang dan pemberian Tuhan .
2. Ia memberi bagian kepada anak-anaknya yang lain, baik
kepada Ismael, meskipun pada awalnya ia disuruh pergi de-
ngan tangan hampa, maupun kepada anak-anaknya dari Ke-
tura. Dia berbuat adil dengan memberi persediaan bagi
mereka. Orangtua yang tidak mengikuti Abraham dalam hal
ini lebih buruk dibandingkan orang-orang kafir. Dia berbuat bijak
dengan menempatkan mereka di tempat-tempat yang jauh dari
Ishak, supaya mereka tidak mengaku-ngaku punya bagian da-
lam warisan itu bersama-sama dengan Ishak, atau berbuat se-
suatu yang menimbulkan kekhawatiran atau kerugian bagi-
nya. Amatilah, Abraham melakukan semuanya ini masih pada
waktu ia hidup, supaya jangan hal itu tidak terlaksana, atau
tidak terlaksana dengan baik, sesudah ia mati. Perhatikanlah,
dalam banyak hal, orang berbuat bijak jika mereka melakukan
sesuatu dengan tangan mereka sendiri, dan apa saja yang me-
reka dapati untuk mereka lakukan, mereka melakukannya
pada waktu mereka hidup, sejauh yang mereka bisa. Anak-
anaknya yang diperolehnya dari gundik-gundiknya ini disuruh
pergi ke sebuah negeri yang terletak di sebelah timur Kanaan,
dan keturunan mereka disebut orang-orang dari sebelah timur,
yang terkenal akan jumlah mereka yang besar (Hak. 6:5, 33).
Pertumbuhan mereka yang pesat merupakan buah dari janji
yang dibuat kepada Abraham itu, bahwa Tuhan akan membuat
keturunannya sangat banyak. Tuhan , dalam membagikan ber-
kat-berkat-Nya, berbuat seperti yang diperbuat Abraham. Ber-
kat-berkat biasa diberikan-Nya kepada anak-anak dunia ini,
seperti kepada anak-anak dari hamba perempuan itu, namun
berkat-berkat kovenan dipersiapkan-Nya bagi ahli waris ko-
venan. Segala sesuatu yang dimiliki-Nya menjadi milik mereka,
sebab mereka yaitu Ishak-Ishak-Nya, yang dari mereka se-
mua orang lain akan dipisahkan untuk selama-lamanya.
III. Umur dan kematian Abraham (ay. 7-8). Ia mencapai umur seratus
tujuh puluh lima tahun, tepat seratus tahun sesudah ia tiba di Ka-
naan. Begitu lama ia menjadi pendatang di negeri asing. Meski-
pun hidupnya lama dan baik, meskipun ia berbuat baik dan ter-
524
hindar dari kejahatan, namun ia mati juga pada akhirnya. Amati-
lah bagaimana kematiannya digambarkan di sini.
1. Ia meninggal (KJV: ia menyerahkan nyawanya pen.). Hidup-
nya tidak diambil dari dia, namun ia dengan gembira menyerah-
kannya. Ke dalam tangan Bapa segala roh ia menyerahkan
rohnya.
2. Ia mati pada waktu telah putih rambutnya, tua. Seperti yang
telah dijanjikan Tuhan kepadanya. Kematiannya yaitu kele-
pasannya dari beban-beban yang ditanggungnya di usia tua-
nya: orang tua tidak akan selalu hidup seperti itu. Kematian-
nya juga memahkotai kemuliaan usia tuanya.
3. Ia telah suntuk umur, atau kenyang hidup (seperti yang bisa di-
tambahkan), termasuk kenyang dengan semua kenyamanan
dan penghiburan hidup ini. Ia tidak hidup sampai dunia lelah
dengannya, namun sampai ia lelah dengan dunia. Ia sudah me-
rasa cukup dengan segala di dunia ini, dan ia menginginkan-
nya lagi. Vixi quantum satis est Aku sudah hidup cukup lama.
Orang yang baik, meskipun tidak selalu mati di usia tua, akan
mati dengan suntuk umur, merasa puas dengan hidup di sini,
dan rindu untuk hidup di tempat yang lebih baik.
4. Ia dikumpulkan kepada kaum leluhurnya. Jasadnya dikumpul-
kan kepada jemaat orang mati, dan jiwanya kepada jemaat
semua makhluk yang terberkati. Perhatikanlah, kematian me-
ngumpulkan kita kepada kaum kita. Orang-orang yang meru-
pakan kaum kita selama kita hidup, entah mereka umat Tuhan
atau anak-anak dunia ini, kepada kaum ini kita akan dikum-
pulkan oleh kematian.
IV. Penguburannya (ay. 9-10). Di sini tidak ada catatan tentang keme-
gahan atau upacara pemakamannya. Hanya saja kita diberi tahu,
1. Siapa yang menguburkannya: Anak-anaknya, Ishak dan Is-
mael. Itu merupakan tindakan penghormatan terakhir yang
harus mereka berikan kepada bapak mereka yang baik. Sebe-
lumnya ada suatu jarak yang terbentang antara Ishak dan
Ismael. namun tampaknya entah Abraham sendiri yang mem-
pertemukan mereka bersama-sama kembali sewaktu ia hidup,
atau setidak-tidaknya kematiannya mendamaikan mereka.
Kitab Kejadian 25:11-18
525
2. Di mana mereka menguburkan dia: di tempat kuburannya
sendiri, yang telah dibelinya, yang di dalamnya ia telah mem-
baringkan Sara. Perhatikanlah, orang-orang yang dalam hidup
ini sangat mengasihi satu sama lain tidak saja diperbolehkan,
namun juga patut dipuji, bila mereka ingin dikuburkan bersama-
sama, agar di dalam kematian pun mereka tak terpisahkan, dan
sebagai tanda akan pengharapan mereka untuk bangkit ber-
sama-sama.
Silsilah Ismael
(25:11-18)
11 sesudah Abraham mati, Tuhan memberkati Ishak, anaknya itu; dan Ishak
diam dekat sumur Lahai-Roi. 12 Inilah keturunan Ismael, anak Abraham,
yang telah dilahirkan baginya oleh Hagar, perempuan Mesir, hamba Sara itu.
13 Inilah nama anak-anak Ismael, disebutkan menurut urutan lahirnya: Ne-
bayot, anak sulung Ismael, selanjutnya Kedar, Adbeel, Mibsam, 14 Misyma,
Duma, Masa, 15 Hadad, Tema, Yetur, Nafish dan Kedma. 16 Itulah anak-anak
Ismael, dan itulah nama-nama mereka, menurut kampung mereka dan me-
nurut perkemahan mereka, dua belas orang raja, masing-masing dengan
sukunya. 17 Umur Ismael ialah seratus tiga puluh tujuh tahun. Sesudah itu
ia meninggal. Ia mati dan dikumpulkan kepada kaum leluhurnya. 18 Mereka
itu mendiami daerah dari Hawila sampai Syur, yang letaknya di sebelah ti-
mur Mesir ke arah Asyur. Mereka menetap berhadapan dengan semua sau-
dara mereka.
Segera sesudah mengisahkan kematian Abraham, Musa memulai ce-
rita tentang Ishak (ay. 11), dan memberi tahu kita di mana ia berdiam
dan betapa Tuhan memberkati dia secara luar biasa. Perhatikanlah,
berkat Abraham tidak mati bersamanya, namun tetap hidup dalam se-
mua anak perjanjian. namun sebentar kemudian Musa beralih dari
cerita tentang Ishak, lalu memberi cerita singkat tentang Ismael,
mengingat bahwa ia juga anak Abraham, dan Tuhan telah membuat
sejumlah janji berkenaan dengan dia, yang penggenapannya penting
untuk kita ketahui. Amatilah di sini apa yang dikatakan,
1. Tentang anak-anaknya. Ia mempunyai dua belas orang anak, me-
reka disebut dua belas orang raja (ay. 16), kepala-kepala keluarga,
yang dalam perjalanan waktu menjadi bangsa-bangsa, suku-suku
tersendiri, yang banyak jumlahnya dan amat besar. Mereka me-
menuhi sebuah benua yang sangat luas, yang terbentang antara
Mesir dan Asyur, yang disebut Arabia. Nama-nama dari kedua
belas anaknya itu dicatat. Midian dan Kedar sering kita baca da-
lam Kitab Suci. Dan sebagian penafsir yang sangat andal memper-
526
hatikan pentingnya arti dari ketiga nama yang ditempatkan secara
bersama-sama itu (ay. 14), sebagai nama yang mengandung nasi-
hat baik untuk kita semua, Misyma, Duma, dan Masa, yaitu, men-
dengar, diam, dan bersabar. Kita juga mendapati ketiga nama itu
ditempatkan bersama-sama dalam urutan yang sama (Yak. 1:19),
setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, namun lambat un-
tuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah. Keturunan Ismael
tidak hanya mendirikan tenda di padang, di mana mereka bertam-
bah kaya di masa-masa tenang, namun juga mendirikan kampung
dan perkemahan (ay. 16), di mana mereka membentengi diri me-
reka sendiri di masa-masa perang. Sekarang, jumlah dan kekuat-
an dari keluarga ini merupakan buah dari janji yang dibuat untuk
Hagar berkenaan dengan Ismael (16:10), dan untuk Abraham
(17:20 dan 21:13). Perhatikanlah, banyak orang yang merupakan
orang asing dari perjanjian itu, juga diberkati dengan kemakmur-
an lahiriah demi nenek moyang mereka yang saleh. Harta dan ke-
kayaan akan ada dalam rumah mereka.
2. Tentang diri Ismael sendiri. Inilah gambaran tentang umurnya: Ia
mencapai umur seratus tiga puluh tujuh tahun (ay. 17), yang dica-
tat untuk menunjukkan keberhasilan doa Abraham bagi dia
(17:18), Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-
Mu! Di sini juga ada sebuah catatan tentang kematiannya. Ia
juga dikumpulkan kepada kaum leluhurnya. namun tidak dikata-
kan bahwa ia suntuk umur, meskipun ia hidup sampai berumur
tua seperti itu: ia tidak begitu lelah dengan dunia, atau rela me-
ninggalkannya, seperti bapaknya yang baik. Dikatakan bahwa, ia
menetap berhadapan dengan semua saudaranya. Hal ini bisa ber-
arti, sebagaimana kita mengartikannya, ia mati, atau, sebagaima-
na sebagian orang mengartikannya, bagiannya jatuh pada mereka.
Kata-kata itu dimaksudkan untuk menunjukkan penggenapan
dari perkataan kepada Hagar (16:12, KJV), ia akan menetap ber-
hadapan dengan semua saudara mereka, maksudnya, ia akan
berkembang dan unggul di antara mereka, dan akan memperta-
hankan keluarganya sendiri sampai pada akhirnya. Atau ia mati
dengan dikelilingi teman-temannya, yang merupakan suatu peng-
hiburan.
Kitab Kejadian 25:19-28
527
Kelahiran Esau dan Yakub
(25:19-28)
19 Inilah riwayat keturunan Ishak, anak Abraham. Abraham memperanakkan
Ishak. 20 Dan Ishak berumur empat puluh tahun, saat Ribka, anak Betuel,
orang Aram dari Padan-Aram, saudara perempuan Laban orang Aram itu, di-
ambilnya menjadi isterinya. 21 Berdoalah Ishak kepada TUHAN untuk isteri-
nya, sebab isterinya itu mandul; TUHAN mengabulkan doanya, sehingga Rib-
ka, isterinya itu, mengandung. 22 namun anak-anaknya bertolak-tolakan di
dalam rahimnya dan ia berkata: Jika demikian halnya, mengapa aku hi-
dup? Dan ia pergi meminta petunjuk kepada TUHAN. 23 Firman TUHAN ke-
padanya: Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan
berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari
yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda.
24 sesudah genap harinya untuk bersalin, memang anak kembar yang di
dalam kandungannya. 25 Keluarlah yang pertama, warnanya merah, seluruh
tubuhnya seperti jubah berbulu; sebab itu ia dinamai Esau. 26 Sesudah itu
keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit Esau, sebab itu ia dinamai
Yakub. Ishak berumur enam puluh tahun pada waktu mereka lahir. 27 Lalu
bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai ber-
buru, seorang yang suka tinggal di padang, namun Yakub yaitu seorang yang
tenang, yang suka tinggal di kemah. 28 Ishak sayang kepada Esau, sebab ia
suka makan daging buruan, namun Ribka kasih kepada Yakub.
Di sini kita mendapati cerita tentang kelahiran Yakub dan Esau, dua
anak kembar dari Ishak dan Ribka: masuknya mereka ke dalam du-
nia (yang tidak biasa) merupakan salah satu bagian penting dari ceri-
ta tentang Ishak dan Ribka. Tidak banyak yang diceritakan tentang
Ishak, kecuali apa yang berkaitan dengan bapaknya selagi ia hidup,
dan dengan anak-anaknya sendiri sesudah itu. Sebab Ishak tampak-
nya bukan seorang yang banyak bergerak, atau banyak diuji, namun se-
orang yang menghabiskan hari-harinya dengan tenang dan diam. Se-
karang, berkenaan dengan Yakub dan Esau, di sini kita diberi tahu,
I. Bahwa mereka didoakan. Orangtua mereka, sesudah lama tidak
mempunyai anak, mengandung mereka melalui doa (ay. 20-21).
Ishak berumur empat puluh tahun saat ia menikah. Walaupun ia
seorang anak tunggal, dan seorang yang darinya keturunan yang
dijanjikan akan datang, namun ia tidak terburu-buru menikah. Ia
berumur enam puluh tahun pada waktu anak-anaknya lahir (ay.
26), jadi sesudah menikah, ia tidak mempunyai anak selama dua
puluh tahun. Perhatikanlah, walaupun penggenapan janji Tuhan
selalu pasti, namun sering kali itu berjalan dengan lambat, dan
tampak dihalang-halangi dan ditentang oleh Sang Pemelihara, su-
paya iman orang-orang percaya dicoba, kesabaran mereka diuji,
dan rahmat-rahmat yang sudah lama mereka nanti-nantikan lebih
disambut lagi jika datang. Selama rahmat ini ditangguhkan,
Ishak tidak mendekati tempat tidur salah satu hamba perempuan,
seperti yang diperbuat Abraham, dan juga Yakub sesudah itu.
Sebab, ia mencintai Ribka (24:67). Sebaliknya,
1. Ia berdoa: ia memohon kepada Tuhan untuk istrinya. Meski-
pun Tuhan sudah berjanji untuk memperbanyak keluarganya,
ia berdoa bagi pertumbuhannya. Sebab janji-janji Tuhan jangan
sampai menggantikan, namun harus mendorong doa-doa kita,
dan harus dikembangkan sebagai dasar iman kita. Sekalipun
ia sudah sangat sering berdoa memohon rahmat ini, dan terus
memintanya selama bertahun-tahun, dan tidak dikabulkan,
namun ia tidak berhenti mendoakannya. Sebab kita harus se-
lalu berdoa dengan tidak jemu-jemu (Luk. 18:1), berdoa tanpa
henti, dan mengetok-ngetok sampai pintu dibukakan. Ia ber-
doa untuk istrinya. Sebagian orang memahami bahwa ia ber-
doa dengan istrinya. Perhatikanlah, suami istri harus berdoa
bersama-sama, yang disarankan dalam peringatan Rasul Pe-
trus, supaya doa mereka jangan terhalang (1Ptr. 3:7). Menurut
tradisi orang-orang Yahudi, Ishak, pada akhirnya, membawa
istrinya bersama-sama dengan dia ke gunung Moria, di mana
Tuhan sudah berjanji bahwa Ia akan membuat keturunan Abra-
ham sangat banyak (22:17). Dan di sana, dalam doanya de-
ngan dia dan untuk dia, Ishak menyerukan janji yang sudah
dibuat persis di tempat itu.
2. Tuhan mendengar doanya, dan mengabulkan permohonannya.
Perhatikanlah, anak-anak yaitu karunia Tuhan . Orang yang
terus-menerus berdoa, seperti Ishak, akan mendapati, pada
akhirnya, bahwa mereka tidak mencari dengan sia-sia (Yes.
45:19).
II. Bahwa Esau dan Yakub sudah dinubuatkan sebelum mereka lahir,
dan ada misteri-misteri agung yang dibungkus dalam nubuatan-
nubuatan yang dinubuatkan sebelum kelahiran mereka itu (ay. 22-
23). Sudah lama Ishak berdoa meminta seorang anak, dan seka-
rang istrinya sedang mengandung dua orang anak, untuk memberi-
nya upah atas penantiannya yang lama. Demikianlah Tuhan sering
kali berbuat melebihi doa-doa kita, dan memberi lebih dibandingkan
apa yang dapat kita mintakan atau pikirkan. Sekarang, sebab
Ribka sedang mengandung dua anak ini, amatilah di sini,
Kitab Kejadian 25:19-28
529
1. Bagaimana pikirannya menjadi bingung dengan keadaannya
sekarang: Anak-anaknya bertolak-tolakan di dalam rahimnya.
Goncangan yang dirasakannya betul-betul luar biasa dan
membuatnya sangat tidak tenang. Ia cemas kalau-kalau persa-
linan itu akan membawa kematian baginya, atau ia merasa
lelah dengan gejolak di dalam perutnya, atau ia mencurigainya
sebagai firasat buruk. Tampaknya ia mau berharap supaya
lebih baik tidak mengandung saja, atau biar mati saja segera,
dan tidak melahirkan keturunan yang saling bergulat seperti
itu: Jika demikian halnya, mengapa aku hidup? Sebelumnya,
tidak adanya anak-anak menjadi masalahnya, namun sekarang,
pergulatan anak-anak sama saja menjadi masalah baginya.
Perhatikanlah,
(1) Penghiburan-penghiburan yang teramat kita inginkan ka-
dang-kadang didapati membawa serta lebih banyak kesem-
patan untuk timbulnya permasalahan dan ketidaktenangan
dibandingkan yang kita pikirkan. sebab kesia-siaan sudah ter-
tulis pada segala sesuatu di bawah matahari, Tuhan meng-
ajar kita untuk membacanya seperti itu.
(2) Kita terlalu cenderung tidak puas dengan penghiburan-
penghiburan kita, sebab ketidaktenangan yang menyertai-
nya. Kita tidak tahu bilamana kita sudah senang. Kita tidak
tahu bagaimana hidup berkekurangan atau berkelimpah-
an. Pergumulan antara Yakub dan Esau di dalam rahim ini
melambangkan pergumulan yang tetap berlangsung antara
Kerajaan Tuhan dan kerajaan Iblis,
[1] Di dalam dunia. Keturunan perempuan dan keturunan
ular sudah berseteru sejak permusuhan diadakan di
antara mereka (3:15), dan hal ini telah menimbulkan
ketidaktenangan yang terus-menerus di tengah-tengah
manusia. Kristus sendiri datang untuk melemparkan api
ke bumi, dan melemparkan pertentangan ini (Luk. 12:49,
51). namun janganlah ini menjadi batu sandungan bagi
kita. Perang suci lebih baik dibandingkan perdamaian dari
istana Iblis.
[2] Di dalam hati orang-orang percaya. Segera sesudah Kris-
tus terbentuk di dalam jiwa, dimulailah pertentangan
antara daging dan roh (Gal. 5:17). Arus sungai tidak di-
530
balikkan tanpa pergumulan yang hebat, yang kendati
demikian tidak boleh membuat kita berkecil hati. Lebih
baik mengadakan pertentangan dengan dosa dibandingkan
dengan jinak berserah kepadanya.
2. Jalan apa yang diambilnya untuk melegakan dirinya: Ia pergi
meminta petunjuk kepada TUHAN. Sebagian orang berpendapat
bahwa Melkisedek pada waktu itu dimintai petunjuk sebagai
seorang nabi Tuhan , atau mungkin semacam Urim dan Terafim
dipakai untuk mengajukan permohonan kepada Tuhan , seperti
yang dilakukan sesudahnya melalui tutup dada yang berisi
pernyataan keputusan. Perhatikanlah, firman dan doa, yang
dengan kedua-duanya kita sekarang mengajukan permohonan
kepada Tuhan, memberi kelegaan besar kepada orang-
orang yang sebab alasan apa saja sedang kebingungan. Pikir-
an kita akan sangat dilegakan bila kita membeberkan perkara
kita di hadapan Tuhan, dan meminta nasihat dari mulut-Nya.
Masuklah ke dalam tempat kudus (Mzm. 73:17).
3. Kabar yang diberitahukan kepadanya, sesudah ia mengajukan
permohonan, yang menjelaskan misteri itu: Dua bangsa ada
dalam kandunganmu (ay. 23). Sekarang ia tidak saja mengan-
dung dua anak, namun juga dua bangsa, yang bukan hanya da-
lam perilaku dan kecenderungan mereka sangat berbeda satu
sama lain, melainkan juga dalam kepentingan-kepentingan
mereka berlawanan dan berseteru satu sama lain. Dan akhir
dari pertentangan itu yaitu bahwa yang lebih tua harus me-
layani yang lebih muda, yang digenapi dalam ditaklukkannya
orang-orang Edom, selama bertahun-tahun, kepada keluarga
Daud, sampai kemudian mereka memberontak (2Taw. 21:8).
Amatilah di sini,
(1) Tuhan bebas membagi-bagikan anugerah-Nya. yaitu hak
istimewa-Nya untuk membuat pembedaan di antara orang-
orang yang sampai saat ini sudah berbuat jahat atau baik.
Hal ini disimpulkan oleh Rasul Paulus dari cerita ini (Rm.
9:12).
(2) Dalam pergumulan antara anugerah dan kebobrokan di da-
lam jiwa, anugerah, yang lebih muda, pasti akan menang
pada akhirnya.
III. Bahwa saat mereka dilahirkan, ada perbedaan besar di antara
mereka, yang membantu menegaskan apa yang sudah dinubuat-
kan sebelumnya (ay. 23), yang merupakan pertanda dari pengge-
napannya, dan yang sangat membantu untuk menggambarkan
apa yang diperlambangkannya.
1. Ada perbedaan besar dalam perawakan mereka (ay. 25). Esau,
saat dilahirkan, kasar dan berbulu, seolah-olah ia sudah
menjadi orang dewasa, dan dari situlah ia mendapat namanya,
Esau, sudah dibuat, sudah dibesarkan. Ini merupakan tanda-
tanda dari perawakan yang sangat kuat, dan memberi
alasan untuk menduga bahwa ia akan menjadi orang yang sa-
ngat tegap, berani, dan banyak bergerak. namun Yakub mulus
dan lembut seperti anak-anak lain. Perhatikanlah,
(1) Perbedaan dalam kemampuan-kemampuan manusia, dan
sebab itu dalam kedudukan mereka di dunia, kebanyakan
timbul dari perbedaan dalam perawakan mereka secara
alami. Sebagian orang jelas-jelas dirancang oleh alam un-
tuk banyak bergerak dan mendapat kehormatan, semen-
tara sebagian yang lain tampak ditentukan untuk diam dan
tidak dikenal. Contoh dari kedaulatan ilahi di dalam keraja-
an pemeliharaan ini mungkin bisa membantu untuk men-
damaikan kita pada ajaran tentang kedaulatan ilahi di
dalam kerajaan anugerah.
(2) Sudah biasa bagi Tuhan untuk memilih yang lemah dari du-
nia, dan melewatkan yang kuat (1Kor. 1:26-27).
2. Ada pergulatan yang tampak jelas dalam kelahiran mereka.
Esau, yang lebih kuat, keluar terlebih dahulu. namun tangan
Yakub memegang tumit Esau (ay. 26). Hal ini menandakan,
(1) Maksud Yakub untuk mengincar hak kesulungan dan ber-
kat. Sejak awal tangannya menggapai-gapai untuk meng-
genggam hak itu, dan, kalau mungkin, untuk menghalang-
halangi kakaknya.
(2) Keberhasilan Yakub dalam mendapatkan hak itu pada ak-
hirnya, sehingga, dalam perjalanan waktu, ia akan menga-
lahkan kakaknya, dan mendapat kemenangan. Bacaan ini
dirujuk dalam Hosea 12:9, dan dari situlah ia mendapat-
kan namanya, Yakub, penipu.
532
3. Mereka sangat berlainan dalam watak, dan dalam jalan hidup
yang mereka pilih (ay. 27). Mereka segera terlihat mempunyai
kecenderungan-kecenderungan yang sangat berbeda.
(1) Esau yaitu manusia untuk dunia ini. Ia seorang yang ke-
canduan bersenang-senang, sebab ia seorang pemburu.
Dan ia yaitu seorang yang tahu bagaimana hidup dengan
memakai akalnya, sebab ia pemburu yang pandai.
Bersenang-senang yaitu pekerjaannya. Ia mempelajari se-
ni-seninya, dan menghabiskan seluruh waktunya untuk
itu. Ia tidak pernah menyukai buku, atau berusaha tinggal
diam di rumah. Sebaliknya, ia orang yang suka tinggal di
padang, seperti Nimrod dan Ismael, dan semua itu untuk
mainan itu, dan selalu merasa tidak nyaman bila dikekang
darinya. Singkatnya, ia akan menjadi orang besar dan se-
orang prajurit.
(2) Yakub yaitu manusia bagi dunia yang lain. Ia tidak diten-
tukan untuk menjadi seorang negarawan, tidak pula ia
berusaha tampak hebat. Sebaliknya, ia seorang yang te-
nang, yang suka tinggal di kemah. Ia seorang yang jujur
yang selalu bermaksud baik, dan berurusan dengan adil. Ia
orang yang lebih menyukai kesenangan-kesenangan yang
sesungguhnya dalam kesendirian dan pengunduran diri,
dibandingkan semua kesenangan palsu dalam hiburan-hiburan
yang hiruk-pikuk. Ia tinggal di kemah,
[1] Sebagai seorang gembala. Ia melekat pada pekerjaan
yang aman dan tenang, yaitu menjaga domba, dan ia
mendidik anak-anaknya dalam pekerjaan itu (46:34).
Atau,
[2] Sebagai seorang murid. Ia sering mengunjungi kemah
Melkisedek, atau kemah Heber, seperti yang dipahami
sebagian orang, untuk diajar oleh mereka mengenai per-
kara-perkara ilahi. Seperti inilah anak Ishak itu, yang
kepadanya kovenan akan diteruskan.
4. Kepentingan mereka tampak juga di dalam kasih sayang
orangtua mereka yang berbeda. Mereka hanya mempunyai dua
anak ini, dan, tampaknya, yang satu yaitu anak kesayangan
bapaknya dan yang lain kesayangan ibunya (ay. 28).
(1) Ishak, meskipun ia sendiri bukan seorang yang banyak
bergerak (sebab saat ia pergi ke padang, ia ke sana untuk
merenung dan berdoa, bukan berburu), namun ia senang
mempunyai seorang anak yang aktif. Esau tahu bagaimana
menyenangkan dia, dan menunjukkan penghormatan yang
besar kepadanya, dengan membawakan kepadanya daging
buruan. Hal ini membuat dia disayangi oleh orang tua yang
baik itu, dan bisa mengambil hatinya melebihi yang bisa di-
bayangkan orang.
(2) Ribka terus memikirkan sabda Tuhan itu, yang lebih memi-
lih Yakub, dan oleh sebab itu ia pun lebih mengasihi dia.
Dan, seandainya orangtua boleh membeda-bedakan anak-
anak mereka berdasarkan alasan apa saja, maka tidak di-
ragukan lagi bahwa Ribkalah yang berbuat benar, sebab ia
mengasihi orang yang dikasihi Tuhan .
Esau Menjual Hak Kesulungannya
(25:29-34)
29 Pada suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu, lalu datanglah Esau de-
ngan lelah dari padang. 30 Kata Esau kepada Yakub: Berikanlah kiranya aku
menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, sebab aku lelah. Itulah se-
babnya namanya disebutkan Edom. 31 namun kata Yakub: JuTuhan dahulu
kepadaku hak kesulunganmu. 32 Sahut Esau: Sebentar lagi aku akan mati;
apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?33 Kata Yakub: Bersumpahlah
dahulu kepadaku. Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah
hak kesulungannya kepadanya. 34 Lalu Yakub memberi roti dan masakan
kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi.
Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.
Di sini kita mendapati tawar-menawar yang terjadi antara Yakub dan
Esau tentang hak kesulungan, yang merupakan milik Esau melalui
pemeliharaan, namun menjadi milik Yakub melalui perjanjian. Hak ke-
sulungan merupakan hak istimewa rohani, termasuk di dalamnya ke-
unggulan martabat dan keunggulan kuasa, dan juga bagian dua kali
lipat (49:3). Tampaknya hak kesulungan itu sungguh luar biasa se-
hingga disertai pula dengan berkat, dan pewarisan janji. Sekarang
lihatlah,
I. Keinginan yang saleh dari Yakub untuk mendapat hak kesulung-
an, namun ia berusaha memperolehnya dengan cara-cara yang
menyimpang, yang tidak sesuai dengan sifatnya sebagai orang
yang tenang. Bukan sebab kesombongan atau hasrat ia men-
dambakan hak kesulungan itu, melainkan dengan mata yang ter-
tuju pada berkat-berkat rohani, yang sudah dikenalnya dengan
baik di dalam kemahnya, sementara Esau sudah kehilangan rasa
untuk mencari berkat-berkat rohani itu akibat terlalu banyak ber-
ada di padang. Untuk maksud rohani ini, Yakub pantas dipuji,
bahwa dengan sungguh-sungguh ia mendambakan karunia-karu-
nia yang terbaik. Namun, dalam hal ini ia tidak bisa dibenarkan,
bahwa ia mengambil keuntungan dari kebutuhan kakaknya yang
mendesak, untuk mengajukan tawaran yang sangat sulit kepada-
nya (ay. 31): JuTuhan dahulu kepadaku hak kesulunganmu. Mung-
kin sebelumnya sudah ada perbincangan di antara mereka me-
ngenai perkara ini, dan jika demikian maka hal itu tidak begitu
mengejutkan Esau sebagaimana yang tampak di sini. Dan, ada
kemungkinan, Esau kadang-kadang membicarakan hak kesu-
lungan dan segala sesuatu yang menyertainya dengan nada re-
meh, yang mendorong Yakub untuk mengajukan usulan ini kepa-
danya. Dan, jika memang demikian, Yakub, dalam kadar tertentu,
bisa dimaafkan dalam apa yang diperbuatnya untuk mencapai
maksudnya. Perhatikanlah, orang yang tenang, yang berperilaku
sederhana, yang menunjukkan ketulusan yang saleh, dan yang
tidak memiliki hikmat duniawi, sering kali didapati paling bijak
dari semua orang dalam perkara yang menyangkut jiwa dan kehi-
dupan kekal mereka. Orang yang benar-benar bijak yaitu mere-
ka yang bijak dalam perkara yang menyangkut dunia lain. Hikmat
Yakub tampak dalam dua hal:
1. Ia memilih waktu yang paling tepat, dengan memanfaatkan ke-
sempatan saat kesempatan itu menawarkan diri, dan tidak
membiarkannya berlalu begitu saja.
2. sesudah membuat penawaran itu, ia memastikannya, dan
membuatnya diteguhkan oleh sumpah Esau: Bersumpahlah
dahulu kepadaku (ay. 33). Ia menangkap Esau saat Esau
dalam keadaan sadar akan apa yang dilakukannya, dan tidak
mau memberinya kekuatan untuk menarik kembali kata-kata-
nya. Dalam kasus seperti ini, sebaiknya kita memastikan ter-
lebih dahulu segala sesuatunya.
II. Perbuatan Esau yang dengan cemar menyepelekan hak kesulung-
an itu, dan tindakannya yang bodoh dalam menjualnya. Ia dise-
but Esau yang bernafsu rendah sebab itu (Ibr. 12:16), sebab ia
Kitab Kejadian 25:29-34
535
menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan, sesuap ma-
kanan yang mahal yang pernah dimakan sejak buah terlarang.
Dan ia hidup untuk menyesalinya, namun semuanya sudah ter-
lambat. Tidak pernah penawaran yang begitu bodoh dibuat seperti
penawaran yang sekarang dibuat Esau ini. Padahal, ia menilai
dirinya berdasarkan kebijakannya, dan terkenal sebagai orang
pandai, dan mungkin sudah sering kali mengejek adiknya Yakub
sebagai orang yang lemah dan polos. Perhatikanlah, ada orang
yang bijak dalam hal-hal remeh, namun bodoh dalam hal-hal pen-
ting. Mereka menjadi pemburu-pemburu yang pandai yang bisa
mengakali orang lain dan menjerat orang itu ke dalam perangkap
mereka, namun mereka sendiri tertipu oleh tipu daya Iblis dan
menjadi tawanannya untuk menuruti kehendaknya. Lagi pula,
Tuhan sering kali memilih apa yang dianggap bodoh di mata dunia,
dan dengan berbuat demikian mempermalukan apa yang diang-
gap bijak. Yakub yang polos mengakali Esau yang pandai. Cer-
matilah contoh-contoh dari kebodohan Esau.
1. Nafsu makannya sangat besar (ay. 29-30). Yakub yang malang
sudah makan malam dengan sedikit roti dan masakan kacang
merah (ay. 29). Dan ia memakannya sambil duduk puas, tan-
pa daging buruan, saat Esau datang dari berburu, dengan
lapar dan lelah, dan mungkin tanpa membawa tangkapan apa-
apa. Dan sekarang masakan kacang merah Yakub lebih me-
narik mata Esau dibandingkan segala hasil buruannya selama ini.
Berikanlah kepadaku (ujarnya) sedikit dari yang merah-merah
itu, seperti dalam bahasa aslinya. Warna masakan itu cocok
dengan warnanya sendiri (ay. 25), dan, sebagai cela baginya
untuk hal ini, sesudah itu ia selalu dipanggil Edom, merah.
Bahkan, tampaknya, ia begitu lelah sehingga ia tidak bisa ma-
kan sendiri, atau menyuruh seorang hamba di dekatnya untuk
membantu dia, namun meminta adiknya untuk menyuapi dia.
Perhatikanlah,
(1) Orang-orang yang kecanduan bersenang-senang berarti
berlelah untuk yang sia-sia (Hab. 2:13). Padahal mereka se-
benarnya bisa melakukan urusan yang teramat diperlukan
dan mendapat keuntungan yang sangat besar hanya de-
ngan menghabiskan setengah dari susah payah mereka dan
hanya dengan menempuh setengah dari bahaya-bahaya
yang mengancam mereka selama ini dalam mengejar-ngejar
kesenangan mereka yang bodoh itu.
(2) Orang yang bekerja dengan tenang akan dicukupi kebutuh-
annya secara lebih tetap dan menghibur dibandingkan orang
yang berburu dengan ribut-ribut. Roti tidak selalu diberi-
kan kepada orang berhikmat, namun bagi orang-orang yang
percaya kepada Tuhan dan berbuat baik, pastilah mereka
akan diberi makan, diberi makan dengan roti setiap hari.
Tidak seperti Esau, yang di satu waktu mengalami kelim-
pahan, di waktu lain mengalami kelelahan.
(3) Pemuasan hawa nafsu yaitu sesuatu yang menghancur-
kan beribu-ribu jiwa yang berharga. Tentu saja, jika Esau
lapar dan lelah, ia bisa mendapatkan semangkuk makanan
yang lebih murah dibandingkan harus kehilangan hak kesu-
lungannya. namun entah kenapa, ia senang dengan warna
masakan ini, dan tidak bisa menahan diri untuk mendapat
kepuasan dari makanan itu walaupun sedikit saja dan de-
ngan harga berapa pun. Tak pernah ada kebaikan yang
timbul, jika hati manusia menuruti pandangan matanya
(Ayb. 31:7), dan jika mereka melayani perut mereka
sendiri. Oleh sebab itu, janganlah engkau melihat kepada
anggur, atau seperti Esau, kepada masakan, jika merah
warnanya, jika warnanya seperti itu di dalam cawan, di
dalam mangkuk, yang teramat menggoda selera (Ams.
23:31). jika kita bertekad untuk menyangkal diri, maka
kita akan menghancurkan kekuatan-kekuatan dari sebagi-
an besar godaan.
2. Dalihnya sangat lemah (ay. 32): Sebentar lagi aku akan mati.
Seandainya memang begitu, apakah tidak ada hal lain yang
bisa membantu mempertahankan hidupnya selain masakan
ini? Seandainya kelaparan tengah melanda negeri ini (26:1),
seperti yang diduga Dr. Lightfoot, kita tidak bisa menduga
bahwa Ishak begitu miskin, atau Ribka mengurusi keluarga
dengan begitu buruk. Sebaliknya, sangat mungkinlah bahwa
Esau diberi persediaan makanan yang cukup, dengan cara-
cara lain, dan bisa saja menjaga hak kesulungannya. Namun
yang terjadi, nafsu makannya menguasai dia. Ia sedang sangat
ingin makan, dan tidak ada apa pun yang bisa menyenangkan-
nya kecuali yang merah-merah ini, masakan yang merah ini,
dan, sebagai alasan untuk menutupi keinginannya, ia ber-
pura-pura bahwa sebentar lagi ia akan mati. Jika keadaannya
memang demikian, bukankah lebih baik bagi dia untuk mati
dengan hormat dibandingkan hidup dengan hina, mati dengan
berkat dibandingkan hidup dengan kutuk? Hak kesulungan yaitu
pelambang dari hak-hak istimewa rohani, hak-hak istimewa
milik jemaat anak-anak sulung. Esau sekarang sedang diuji
bagaimana ia akan menghargai hak-hak itu, dan ia menunjuk-
kan dirinya sebagai orang yang hanya memperhatikan kesu-
sahan-kesusahan sekarang. Kalau ia sudah mendapat kelega-
an dari semua kesusahan itu, maka ia tidak peduli dengan
hak kesulungannya. Lebih berpendirian Nabot, yang lebih me-
milih kehilangan nyawanya dibandingkan menjual kebun anggur-
nya, sebab bagiannya di Kanaan duniawi menandakan bagian-
nya di Kanaan sorgawi (1Raj. 21:3).
(1) Seandainya kita melihat hak kesulungan Esau hanya seba-
gai keuntungan sementara di dunia ini, maka apa yang di-
katakannya memang mengandung sedikit banyak kebenar-
an, yaitu, bahwa penghiburan-penghiburan duniawi yang
kita rasakan, bahkan yang paling kita senangi, tidak akan
bermanfaat sedikit pun bagi kita pada saat maut datang
menjemput (Mzm. 49:7-9). Semua penghiburan itu tidak
akan menyingkirkan hantaman maut, atau meredakan nye-
ri dan menghilangkan sengatnya: namun Esau, yang diten-
tukan untuk menjadi orang terhormat, seharusnya mem-
punyai jiwa yang lebih besar dan lebih mulia dibandingkan
menjual kehormatan yang sedemikian bernilai dengan har-
ga yang begitu murah.
(2) namun , sebab hak kesulungan itu bersifat rohani, sikap-
nya yang meremehkan hak itu merupakan kecemaran yang
luar biasa besar yang bisa dibayangkan. Perhatikanlah,
yaitu suatu kebodohan yang menjijikkan jika kita me-
lepaskan bagian kita di dalam Tuhan , Kristus, dan sorga,
demi kekayaan, kehormatan, dan kesenangan dunia ini. Itu
merupakan suatu tawaran yang buruk seperti orang yang
menjual hak kesulungannya demi semangkuk sup.
3. Pertobatan tersembunyi dari matanya (ay. 34): Ia makan dan
minum, menyenangkan langit-langit mulutnya, memuaskan
538
nafsu makannya, memberi selamat pada dirinya sendiri sebab
sudah mendapat makanan yang baik, lalu sambil tak acuh ba-
ngun dan pergi, tanpa sedikit pun merenungkan tawaran bu-
ruk yang sudah dibuatnya, atau menunjukkan penyesalan apa
pun. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan-
nya. Ia sama sekali tidak memakai sarana apa pun untuk
mencabut kembali tawaran itu, tidak mengadu pada bapaknya
tentang hal itu, atau mengusulkan kepada adiknya untuk me-
nyelesaikan perkara itu baik-baik. namun tawaran yang dibuat
oleh sebab kebutuhannya yang mendesak (bila memang be-
gitu keadaannya) diteguhkan oleh kecemarannya ex post facto
sesudah diambil tindakan. Dan dengan sikapnya selanjutnya
yang mengabaikan dan meremehkan perkara itu, ia seolah-olah
menerima akibatnya, dan dengan membenarkan dirinya sendiri
dalam apa yang telah diperbuatnya, ia menjadikan tawaran itu
tidak dapat dibatalkan lagi. Perhatikanlah, orang menjadi han-
cur bukan sebab berbuat salah, melainkan terlebih sebab me-
reka melakukan kesalahan dan tidak bertobat darinya. Mereka
melakukan kesalahan dan bersikukuh dengan kesalahan itu.
PASAL 26
Pada pasal ini kita mendapati,
I. Ishak dalam kemalangan sebab kelaparan di negeri itu, yang,
1. Mengharuskan dia berpindah tempat tinggal (ay. 1). Namun,
2. Tuhan melawat dia dengan bimbingan dan penghiburan
(ay. 2-5).
3. Dengan bodohnya ia menyangkal istrinya, sehingga berada
dalam kesulitan dan ditegur oleh Abimelekh (ay. 6-11).
II. Ishak dalam kemakmuran, sebab berkat Tuhan atas dia (ay.
12-14). Dan,
1. Orang-orang Filistin dengki terhadap dia (ay. 14-17).
2. Dia terus tekun dalam usahanya (ay. 18-23).
3. Tuhan menampakkan diri kepadanya, dan memberi dorong-
an semangat kepadanya, dan dia menaikkan puji syukur
kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh (ay. 24-25).
4. Orang-orang Filistin akhirnya menunjukkan rasa hormat
kepadanya, dan membuat kovenan dengan dia (ay. 26-33).
5. Pernikahan Esau, anaknya, yang tidak disetujuinya, me-
ngurangi kenyamanan kemakmurannya (ay. 34-35).
Perpindahan Ishak ke Gerar
(26:1-5)
1 Maka timbullah kelaparan di negeri itu. Ini bukan kelaparan yang
pertama, yang telah terjadi dalam jaman Abraham. Sebab itu Ishak pergi ke
Gerar, kepada Abimelekh, raja orang Filistin. 2 Lalu TUHAN menampakkan
diri kepadanya serta berfirman: Janganlah pergi ke Mesir, diamlah di negeri
yang akan Kukatakan kepadamu. 3 TinggTuhan di negeri ini sebagai orang
asing, maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau, sebab
kepadamulah dan kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini,
dan Aku akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham,
ayahmu. 4 Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang di la-
540
ngit; Aku akan memberi kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan
oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, 5 sebab
Abraham telah mendengarkan firman-Ku dan memelihara kewajibannya
kepada-Ku, yaitu segala perintah, ketetapan dan hukum-Ku.
Di sini,
I. Tuhan menguji Ishak dengan pemeliharaan-Nya. Ishak sudah ter-
latih bergantung dengan penuh kepercayaan pada pemberian
ilahi, berupa tanah Kanaan bagi dia dan ahli warisnya, namun
sekarang timbul kelaparan di negeri itu (ay. 1). Apa yang akan dia
pikirkan tentang janji itu, saat tanah yang dijanjikan itu tidak
akan menyediakan makanan baginya? Apakah pemberian seperti
itu pantas diterima, dengan kondisi seperti itu, dan sesudah waktu
yang sangat lama? Ya, Ishak akan tetap memegang erat-erat kove-
nan itu. Dan semakin kurang berharga Kanaan, tampaknya sema-
kin baik dia diajar untuk menghargainya,
1. Sebagai tanda kebaikan Tuhan yang kekal baginya, dan,
2. Sebagai contoh berkat sorga yang kekal. Perhatikanlah, nilai
hakiki janji Tuhan tidak dapat berkurang dalam pandangan orang
percaya oleh apa pun yang berlawanan dengan pemeliharaan.
II. Tuhan mengarahkan dia dalam ujian ini dengan firman-Nya. Ishak
menyadari dirinya kekurangan sebab langkanya persediaan
makanan. Dia harus pergi ke suatu tempat untuk mendapatkan
persediaan. Tampaknya dia berangkat ke Mesir, ke mana ayahnya
pergi saat mengalami kesukaran yang sama, namun dia singgah
di Gerar dalam perjalanannya. Pastilah pikirannya penuh dengan
pertimbangan-pertimbangan, jalan mana yang paling baik ke arah
tujuannya, sampai Tuhan dengan murah hati menampakkan diri
kepadanya, dan membuat ketetapan baginya, dan hatinya pun
dipenuhi dengan rasa puas berlimpah-limpah.
1. Tuhan menyuruh dia untuk tinggal di tempat dia berada, dan
Janganlah pergi ke Mesir: TinggTuhan di negeri ini (ay. 2-3). Ada
kelaparan di zaman Yakub, dan Tuhan menyuruh dia pergi ke
Mesir (46:3-4). Ada kelaparan di zaman Ishak, dan Tuhan me-
nyuruh dia janganlah pergi. Ada kelaparan di zaman Abraham,
dan Tuhan membiarkan dia bebas, tidak mengarahkan dia ke
jalan mana pun. Mengingat bahwa Mesir selalu merupakan
tempat pengujian dan latihan bagi umat Tuhan , keanekaragam-
Kitab Kejadian 26:1-5
541
an prosedur ilahi ini kira-kira didasarkan pada sifat yang
berbeda-beda antara ketiga bapa leluhur ini. Abraham yaitu
seorang pria yang memiliki pencapaian sangat tinggi dan per-
sekutuan yang akrab dengan Tuhan , dan bagi dia semua tempat
dan keadaan sama saja. Ishak yaitu seorang pria yang sa-
ngat baik, namun tidak sanggup menghadapi kesukaran, oleh
sebab itu dia dilarang pergi ke Mesir. Yakub sudah terbiasa
dengan kesulitan-kesulitan, kuat dan sabar, dan oleh sebab
itu dia harus pergi ke Mesir, supaya ujian atas imannya dapat
menghasilkan puji-pujian dan kemuliaan dan penghormatan.
Jadi Tuhan menyesuaikan ukuran ujian umat-Nya dengan ke-
kuatan mereka.
2. Tuhan berjanji akan menyertai dan memberkati dia (ay. 3). Kare-
na kita dapat pergi ke mana saja dengan tenang saat berkat
Tuhan menyertai kita, maka kita dapat tinggal di mana saja
dengan senang jika berkat itu tinggal dengan kita.
3. Seperti yang sudah sering dilakukan terhadap Abraham, Tuhan
memperbarui kovenan-Nya dengan dia, mengulang dan menge-
sahkan janji-janji tentang tanah Kanaan, sejumlah hal, dan
Mesias (ay. 3-4). Perhatikanlah, orang-orang yang harus hidup
dengan iman perlu sering meninjau kembali, dan mengulang
bagi diri sendiri, janji-janji yang harus menjadi dasar hidup
mereka. Terutama, saat mereka dipanggil untuk setiap lang-
kah penderitaan atau penyangkalan diri.
4. Tuhan menasihati dia untuk mengikuti teladan yang baik dari
ketaatan ayahnya, sebab itulah yang memelihara warisan
kovenan dalam keluarganya (ay. 5): Abraham telah mende-
ngarkan firman-Ku. Engkau lakukanlah juga demikian, maka
janji itu akan pasti bagimu. Ketaatan Abraham dirayakan di
sini, bagi kehormatannya, sebab dengan ketaatan itu dia
memperoleh pujian, baik di hadapan Tuhan maupun manusia.
Berbagai kata digunakan di sini, untuk menyatakan kehendak
ilahi yang ditaati oleh Abraham (firman-Ku, kewajibannya ke-
pada-Ku, perintah, ketetapan dan hukum-Ku), yang bisa menyi-
ratkan bahwa ketaatan Abraham mencakup semua hal. Dia
menaati hukum-hukum alam yang mula-mula, peraturan
ibadah ilahi yang diwahyukan, terutama yang mengenai sunat,
dan semua perintah luar biasa yang Tuhan berikan kepadanya.
Misalnya perintah untuk meninggalkan negerinya, dan perin-
tah untuk mengorbankan anaknya (yang beberapa orang pikir
dirujuk secara lebih khusus). Ishak sendiri memiliki cukup
alasan untuk mengingat perintah ini. Perhatikanlah, yang akan
memperoleh manfaat dan penghiburan dari kovenan Tuhan ber-
sama nenek moyang mereka yang saleh hanyalah mereka yang
menempuh langkah-langkah ketaatan nenek moyang mereka itu.
Penyangkalan Ishak mengenai Istrinya
(26:6-11)
6 Jadi tinggTuhan Ishak di Gerar. 7 saat orang-orang di tempat itu bertanya
tentang isterinya, berkatalah ia: Dia saudaraku, sebab ia takut mengata-
kan: Ia isteriku, sebab pikirnya: Jangan-jangan aku dibunuh oleh pendu-
duk tempat ini sebab Ribka, sebab elok parasnya. 8 sesudah beberapa lama
ia ada di sana, pada suatu kali menjenguklah Abimelekh, raja orang Filistin
itu dari jendela, maka dilihatnya Ishak sedang bercumbu-cumbuan dengan
Ribka, isterinya. 9 Lalu Abimelekh memanggil Ishak dan berkata: Sesung-
guhnya dia isterimu, masakan engkau berkata: Dia saudaraku? Jawab Ishak
kepadanya: sebab pikirku: Jangan-jangan aku mati sebab dia. 10 namun
Abimelekh berkata: Apakah juga yang telah kauperbuat ini terhadap kami?
Mudah sekali terjadi, salah seorang dari bangsa ini tidur dengan isterimu,
sehingga dengan demikian engkau mendatangkan kesalahan atas kami. 11
Lalu Abimelekh memberi perintah kepada seluruh bangsa itu: Siapa yang
mengganggu orang ini atau isterinya, pastilah ia akan dihukum mati.
Ishak sekarang telah mengesampingkan semua pemikirannya tentang
pergi ke Mesir, dan dalam ketaatannya pada penglihatan sorgawi, ia
menancapkan tongkatnya di Gerar, negeri tempat dia dilahirkan (ay.
6). Namun di sana dia masuk ke dalam pencobaan, yang sama
dengan pencobaan yang pernah sekali dan sekali lagi mengejutkan
dan mengalahkan bapaknya, yaitu menyangkal istrinya, dan menga-
takan bahwa dia yaitu saudaranya. Perhatikanlah,
I. Bagaimana dia berdosa (ay. 7). sebab istrinya cantik, dia mem-
bayangkan orang-orang Filistin akan menemukan satu atau lain
cara untuk menyingkirkan dia, supaya beberapa dari mereka da-
pat menikahi istrinya, dan oleh sebab itu, istrinya itu harus di-
pandang sebagai saudaranya. Entah apa penyebabnya sehingga
kedua laki-laki yang hebat dan baik ini bersalah melakukan peni-
puan yang sangat aneh, yang sangat membahayakan nama baik
mereka sendiri dan nama baik istri mereka. Namun kita melihat,
1. Bahwa orang-orang yang sangat baik terkadang melakukan
kesalahan-kesalahan dan kebodohan-kebodohan yang besar.
Oleh sebab itu orang yang menyangka bahwa dia teguh ber-
Kitab Kejadian 26:6-11
543
diri, berhati-hatilah supaya ia jangan jatuh, dan orang yang
jatuh janganlah kehilangan harapan akan ditolong sehingga
dapat berdiri kembali.
2. Bahwa ada sebuah kecenderungan dalam diri kita untuk
meniru bahkan kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kele-
mahan orang yang kita hargai. Oleh sebab itu kita perlu hati-
hati melangkah, supaya jangan sampai, saat kita bermaksud
mengikuti langkah-langkah orang baik, kita terkadang meng-
ikuti langkah-langkah menyimpang mereka.
II. Bagaimana dia tertangkap basah, dan penipuan itu terungkap,
oleh sang raja sendiri. Ini bukan Abimelekh yang sama dengan
yang di zaman Abraham di pasal 20, sebab peristiwa ini hampir
100 tahun sesudah itu. Abimelekh yaitu nama yang umum bagi
raja-raja Filistin, seperti nama Caesar bagi kaisar-kaisar Roma.
Abimelekh melihat Ishak sangat intim dan menyukai Ribka lebih
dibandingkan yang seharusnya jika Ribka itu saudara perempuannya
(ay. 8). Dia melihat Ishak bercumbu-cumbuan dengan dia, atau
tertawa-tawa. Ini yaitu kata yang sama dengan asal nama Ishak.
Dia bersukacita dengan isteri masa mudanya (Ams. 5:18). Sudah
sepantasnya mereka yang memiliki hubungan suami istri menye-
nangkan satu sama lain, sebab mereka merasa senang satu
sama lain. Tidak ada tempat lain di mana seorang laki-laki lebih
dapat membiarkan dirinya bersenang-senang tanpa bersalah,
dibandingkan dengan istri dan anak-anaknya sendiri. Abimelekh me-
nuduh dia telah menipu (ay. 9), menunjukkan kepadanya betapa
tidak beralasannya pikirannya itu dan akibat buruk apa yang bisa
saja terjadi akibat penipuannya itu (ay. 10). Lalu, untuk meyakin-
kan dia betapa tidak berdasar dan tidak benarnya kecemburuan-
nya terhadap mereka, Abimelekh menempatkan dia dan keluarga-
nya di bawah perlindungan khususnya, dan melarang perbuatan
apa pun yang menyakiti dia atau istrinya dengan ancaman hu-
kuman mati bagi yang melakukannya (ay. 11). Perhatikanlah,
1. Lidah yang berbohong tidak akan bertahan lama. Kebenaran
yaitu anak waktu, dan pada waktunya akan muncul.
2. Sering kali satu dosa merupakan jalan masuk bagi banyak
dosa, dan oleh sebab itu dosa harus dihindari sejak awal.
3. Dosa-dosa orang yang mengaku beriman mempermalukan me-
reka di hadapan orang-orang yang tidak berdosa.
4. Tuhan dapat membuat orang-orang yang sangat marah terha-
dap umatnya menyadari bahwa berbahaya bagi mereka jika
mereka menyakiti umat-Nya itu, walaupun mungkin ada bebe-
rapa corak alasan untuk itu. Lihatlah Mazmur 105:14-15.
Kepindahan Ishak ke Bersyeba
(26:12-25)
12 Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia
mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN. 13 Dan orang itu
menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya.
14 Ia mempunyai kumpulan kambing domba dan lembu sapi serta banyak
anak buah, sehingga orang Filistin itu cemburu kepadanya. 15 Segala sumur,
yang digali dalam jaman Abraham, ayahnya, oleh hamba-hamba ayahnya itu,
telah ditutup oleh orang Filistin dan ditimbun dengan tanah. 16 Lalu kata
Abimelekh kepada Ishak: Pergilah dari tengah-tengah kami sebab engkau
telah menjadi jauh lebih berkuasa dari pada kami. 17 Jadi pergilah Ishak
dari situ dan berkemahlah ia di lembah Gerar, dan ia menetap di situ. 18
Kemudian Ishak menggali kembali sumur-sumur yang digali dalam jaman
Abraham, ayahnya, dan yang telah ditutup oleh orang Filistin sesudah Abra-
ham mati; disebutkannyalah nama sumur-sumur itu menurut nama-nama
yang telah diberikan oleh ayahnya. 19 saat hamba-hamba Ishak menggali di
lembah itu, mereka mendapati di situ mata air yang berbual-bual airnya. 20
Lalu bertengkarlah para gembala Gerar dengan para gembala Ishak. Kata
mereka: Air ini kepunyaan kami. Dan Ishak menamai sumur itu Esek,
sebab mereka bertengkar dengan dia di sana. 21 Kemudian mereka menggali
sumur lain, dan mereka bertengkar juga tentang itu. Maka Ishak menamai
sumur itu Sitna. 22 Ia pindah dari situ dan menggali sumur yang lain lagi,
namun tentang sumur ini mereka tidak bertengkar. Sumur ini dinamainya
Rehobot, dan ia berkata: Sekarang TUHAN telah memberi kelonggaran
kepada kita, sehingga kita dapat beranak cucu di negeri ini. 23 Dari situ ia
pergi ke Bersyeba. 24 Lalu pada malam itu TUHAN menampakkan diri ke-
padanya serta berfirman: Akulah Tuhan ayahmu Abraham; janganlah takut,
sebab Aku menyertai engkau; Aku akan memberkati engkau dan membuat
banyak keturunanmu sebab Abraham, hamba-Ku itu. 25 Sesudah itu Ishak
mendirikan mezbah di situ dan memanggil nama TUHAN. Ia memasang
kemahnya di situ, lalu hamba-hambanya menggali sumur di situ.
Di sini kita menemukan,
I. Tanda-tanda maksud baik Tuhan terhadap Ishak. Ishak diberkati
TUHAN, dibuat makmur, dan semua yang ada padanya berkem-
bang pesat di tangannya.
1. Gandumnya berlipat ganda secara luar biasa (ay. 12). Dia
tidak memiliki tanah sendiri, namun mengambil tanah orang
Filistin, dan menabur di sana, dan Tuhan memberkati dia de-
ngan peningkatan yang besar. Ini haruslah diperhatikan seba-
gai dorongan semangat bagi para penyewa miskin, yang me-
Kitab Kejadian 26:12-25
545
nempati tanah orang lain, dan yang jujur dan rajin. Dia me-
nuai seratus kali lipat, dan sepertinya ada penekanan pada
waktu: dalam tahun itu juga saat terjadi kelaparan di negeri.
saat orang lain hampir tidak menuai sama sekali, dia me-
nuai hingga berlimpah-limpah. Lihatlah Yesaya 65:13, Hamba-
hamba-Ku akan makan, namun kamu akan menderita kelaparan,
dan Mazmur 37:19, Mereka akan menjadi kenyang pada hari-
hari kelaparan.
2. Ternaknya juga bertambah (ay. 14). Dan kemudian,
3. Dia memiliki banyak anak buah, yang dia pekerjakan dan hi-
dupi. Perhatikanlah, Dengan bertambahnya harta, bertambah
pula orang-orang yang menghabiskannya (Pkh. 5:10).
II. Tanda-tanda maksud jahat orang Filistin terhadap dia. Mereka
cemburu kepadanya (ay. 14). Ini yaitu contoh,
1. Kesia-siaan dunia, bahwa semakin banyak manusia memiliki,
semakin mereka dicemburui, dikecam dan disakiti. Siapa da-
pat tahan terhadap cemburu? (Ams. 27:4). Lihatlah Pengkhot-
bah 4:4.
2. Kerusakan kodrat, sebab dasar pemikiran yang benar-benar
buruklah yang membuat manusia berdukacita sebab kebaik-
an orang lain, seolah-olah keadaanku buruk sebab keadaan
sesamaku baik.
(1) Mereka sudah menunjukkan maksud jahat mereka kepada
keluarganya, dengan menutup sumur yang pernah digali
ayahnya (ay. 15). Ini dilakukan dengan kedengkian. sebab
mereka tidak memiliki kawanan ternak sendiri yang minum
di sumur-sumur ini, mereka tidak mau membiarkan su-
mur-sumur itu digunakan oleh orang lain. Sungguh tidak
masuk akal kejahatan itu. Dan ini dilakukan dengan peng-
khianatan, bertentangan dengan perjanjian persahabatan
yang telah mereka buat dengan Abraham (21:31-32). Tidak
ada ikatan yang dapat menahan sifat jahat.
(2) Mereka mengusir dia keluar dari negeri mereka (ay. 16-17).
Raja Gerar mulai memandang dia dengan pandangan cem-
buru. Rumah Ishak seperti istana, dan kekayaan serta rom-
bongannya melebihi kepunyaan Abimelekh. Oleh sebab itu
dia harus menyingkir lebih jauh. Mereka tidak tahan dengan
keberadaan Ishak di sekitar mereka, sebab melihat Tuhan
memberkati dia. Padahal, sebab alasan itu, seharusnya
mereka lebih menghendaki dia tinggal, supaya mereka juga
dapat diberkati oleh sebab dia. Ishak tidak menuntut ber-
dasarkan persetujuan yang telah dia buat dengan mereka
untuk tanah yang dia kuasai, atau ba