Berdiam dirilah, hai
segala makhluk, di hadapan TUHAN (Za. 2:13). TUHAN akan ber-
perang untuk kamu, dan kamu akan diam saja (Kel. 14:14).
V. Mereka harus berjalan mengelilingi tembok Yerikho seperti itu
satu kali sehari selama enam hari berturut-turut, serta tujuh kali
pada hari ketujuh, dan mereka melakukannya (ay. 14-15). Allah
tentu saja mampu meruntuhkan tembok Yerikho saat mereka
pertama kali mengelilinginya, namun mereka harus mengelilingi-
nya tiga belas kali sebelum tembok-tembok itu runtuh,supaya
mereka tetap menanti TUHAN dengan sabar. Walaupun mereka
belum lama memasuki Kanaan dan waktu sangat berharga bagi
mereka sebab banyak pekerjaan menanti mereka, namun mereka
harus berdiam diri sampai berhari-hari di sekitar Yerikho, dan
terlihat tidak berbuat atau mencapai kemajuan apa pun. Sama
seperti kebebasan yang dijanjikan haruslah diharapkan terjadi
dengan cara Allah, demikian juga kali ini mereka harus mengha-
rapkannya sesuai waktu-Nya. Siapa yang percaya, tidak akan
gelisah, tidak gelisah melebihi yang diizinkan Allah. Pergilah sam-
pai tujuh kali, sebelum hal yang diharapkan itu terjadi (1Raj.
18:43).
VI. Salah satu dari ketujuh hari ini pastilah hari Sabat, dan orang
Yahudi berkata bahwa itu yaitu hari terakhir. Namun, ini
belumlah pasti. Allah memang telah menetapkan agar mereka
beristirahat pada hari-hari Sabat, namun jika Ia menetapkan
mereka untuk berjalan pada hari Sabat di antara tujuh hari ini,
maka itu sudah cukup untuk membenarkan mereka dalam hal
ini. Allah tidak pernah bermaksud mengikat diri-Nya sendiri pada
hukum-Nya sendiri, sebab bila Ia berkehendak, Ia dapat mele-
paskan diri dari hukum-hukum-Nya itu. Si orang lumpuh meng-
gunakan asas ini saat ia menyanggah (Yoh. 5:11), Orang yang
telah menyembuhkan aku dan oleh sebab itu memiliki kuasa ilahi,
mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu. Dalam kejadian di
Yerikho ini, perjalanan pada hari Sabat itu merupakan penghor-
matan terhadap hari Sabat. Sebab, demikianlah waktu kita dibagi
menjadi minggu-minggu. Hanya tujuh hari dibutuhkan untuk
melakukan pekerjaan ini, dan tujuh imam ditugaskan untuk me-
niup tujuh sangkakala. Pada kejadian ini dan juga banyak kejadi-
an lain, angka ini menjadi luar biasa, mengingat bahwa dibutuh-
Kitab Yosua 6:6-16
105
kan enam hari untuk penciptaan dan hari ketujuh digunakan
untuk beristirahat. Di samping itu, hukum Taurat melarang orang
melakukan pekerjaan bagi kepentingan sendiri, yang cenderung
duniawi dan memperbudak diri, namun apa yang orang Israel
lakukan di Yerikho itu merupakan suatu perbuatan ibadah. Jadi,
jelas bukanlah merupakan pelanggaran untuk melakukan peker-
jaan Sabat pada hari perhentian Sabat. Sebab, untuk pekerjaan
Sabatlah, hari Sabat itu ditetapkan. Dan, apa itu pekerjaan hari
Sabat kalau bukan untuk mengikuti tabut itu dalam semua
pergerakannya?
VII. Mereka terus berjalan mengelilingi tembok Yerikho selama waktu
yang ditetapkan, juga tujuh kali selama hari ketujuh, meskipun
mereka tidak melihat pengaruhnya sama sekali. Mereka percaya
penglihatan itu bersegera menuju kesudahannya dengan tidak
menipu (Hab. 2:3). Bila kita bertekun menjalani kewajiban iba-
dah kita, kita tidak akan kehilangan apa pun di sepanjang hidup
kita nanti. Mereka mungkin berjalan cukup jauh dari tembok
kotasupaya tidak terjangkau oleh anak panah musuh dan tidak
mendengar ejekan mereka. Dapat kita bayangkan pada awalnya
keanehan perilaku orang Israel ini terasa menggelikan bagi
orang-orang Kanaan yang dikepung itu. Namun, pada hari ketu-
juh orang-orang Kanaan ini bertambah merasa aman sebab
tidak merasakan adanya bahaya dari apa yang mereka anggap
sebagai sebuah hiburan semata. Mungkin mereka mengolok-olok
para pengepung itu, seperti yang disebutkan dalam Nehemia 4:2:
“Apa gerangan yang dilakukan orang-orang Yahudi yang lemah
ini? Inikah orang-orang yang dahulu kita sangka menakutkan
itu? Inikah cara mereka menyerang?” Demikianlah mereka ber-
seru-seru bahwa keadaan sudah aman dan damai,supaya
penghancuran akan semakin mengerikan saat saatnya tiba.
Menurut Uskup Hall, orang-orang fasik menyangka Allah sedang
bergurau pada saat Ia mempersiapkan penghukuman bagi mere-
ka. Namun, mereka baru yakin akan kesalahan mereka saat
sudah terlambat.
VIII. Akhirnya orang Israel diperintahkan untuk bersorak sorai, dan
mereka pun melakukannya. Pada saat itu juga tembok-tembok
Yerikho runtuh (ay. 16). Ini merupakan sorak sorai penakluk-
106
kan, sorak sorai kemenangan, sorak-sorak sebab Raja ada di
antara mereka (Bil. 23:21). Ini merupakan tempik sorak iman.
Mereka percaya bahwa tembok Yerikho akan runtuh, dan sebab
iman inilah tembok-tembok itu roboh. Ini merupakan sebuah
tembakan doa, sebuah gaung dari bunyi-bunyi sangkakala yang
mempermaklumkan janji bahwa Allah akan mengingat mereka.
Dengan serempak bagaikan seruan satu orang, mereka berseru
kepada sorga meminta pertolongan, dan pertolongan itu pun
datang. Beberapa penafsir merujuk kepada kejadian ini untuk
menunjukkan bahwa kita tidak pernah boleh mengharapkan
kemenangan mutlak atas keburukan kita sendiri sampai hari
terakhir kita. Sesudah itulah kita baru bersorak menang atas-
nya, saat kita sudah mencapai takaran kesempurnaan kita,
sebagaimana diutarakan oleh Uskup Hall. Katanya, hati yang
baik merintih di bawah beban kelemahannya, ingin menghindar
darinya. Ia bergumul dan berdoa. Namun, saat semua telah
dilakukan, dan hingga hari ketujuh tujuan belum tercapai, maka
penghakiman akan berubah menjadi kemenangan. Pada akhir
zaman, saat Tuhan kita turun dari sorga dengan tempik sorak
dan bunyi sangkakala, kerajaan Iblis akan dihancurkan sepe-
nuhnya. Hal itu akan terjadi hanya saat semua pemerintahan,
penguasa, dan kekuasaan, dihancurkan sepenuhnya sampai se-
lama-lamanya.
Yerikho Dihancurkan; Rahab Diselamatkan
(6:17-27)
17 Dan kota itu dengan segala isinya akan dikhususkan bagi TUHAN untuk
dimusnahkan; hanya Rahab, perempuan sundal itu, akan tetap hidup, ia
dengan semua orang yang bersama-sama dengan dia dalam rumah itu,
sebab ia telah menyembunyikan orang suruhan yang kita suruh. 18 namun
kamu ini, jagalah dirimu terhadap barang-barang yang dikhususkan untuk
dimusnahkan,supaya jangan kamu mengambil sesuatu dari barang-barang
yang dikhususkan itu sesudah mengkhususkannya dan dengan demikian
membawa kemusnahan atas perkemahan orang Israel dan mencelakakannya.
19 Segala emas dan perak serta barang-barang tembaga dan besi yaitu
kudus bagi TUHAN; semuanya itu akan dimasukkan ke dalam perbenda-
haraan TUHAN.” 20 Lalu bersoraklah bangsa itu, sedang sangkakala ditiup;
segera sesudah bangsa itu mendengar bunyi sangkakala, bersoraklah mereka
dengan sorak yang nyaring. Maka runtuhlah tembok itu, lalu mereka
memanjat masuk ke dalam kota, masing-masing langsung ke depan, dan me-
rebut kota itu. 21 Mereka menumpas dengan mata pedang segala sesuatu
yang di dalam kota itu, baik laki-laki maupun perempuan, baik tua maupun
muda, sampai kepada lembu, domba dan keledai. 22 namun kepada kedua
Kitab Yosua 6:17-27
107
orang pengintai negeri itu Yosua berkata: “Masuklah ke dalam rumah
perempuan sundal itu dan bawalah ke luar perempuan itu dan semua orang
yang bersama-sama dengan dia, seperti yang telah kamu janjikan dengan
bersumpah kepadanya.” 23 Lalu masuklah kedua pengintai muda itu dan
membawa ke luar Rahab dan ayahnya, ibunya, saudara-saudaranya dan
semua orang yang bersama-sama dengan dia, bahkan seluruh kaumnya
dibawa mereka ke luar, lalu mereka menunjukkan kepadanya tempat tinggal
di luar perkemahan orang Israel. 24 namun kota itu dan segala sesuatu yang
ada di dalamnya dibakar mereka dengan api; hanya emas dan perak, barang-
barang tembaga dan besi ditaruh mereka di dalam perbendaharaan rumah
TUHAN. 25 Demikianlah Rahab, perempuan sundal itu dan keluarganya serta
semua orang yang bersama-sama dengan dia dibiarkan hidup oleh Yosua.
Maka diamlah perempuan itu di tengah-tengah orang Israel sampai sekarang,
sebab ia telah menyembunyikan orang suruhan yang disuruh Yosua
mengintai Yerikho. 26 Pada waktu itu bersumpahlah Yosua, katanya: “Ter-
kutuklah di hadapan TUHAN orang yang bangkit untuk membangun kembali
kota Yerikho ini; dengan membayarkan nyawa anaknya yang sulung ia akan
meletakkan dasar kota itu dan dengan membayarkan nyawa anaknya yang
bungsu ia akan memasang pintu gerbangnya!” 27 Dan TUHAN menyertai
Yosua dan terdengarlah kabar tentang dia di seluruh negeri itu.
Dengan penuh kesalehan umat Israel telah melakukan semua perin-
tah yang diberikan kepada mereka dalam mengepung Yerikho. Seka-
rang Yosua akhirnya berkata kepada mereka (ay. 16), “TUHAN telah
menyerahkan kota ini kepadamu. Masuklah dan milikilah kota ini.”
Sesuai dengan itu, dalam ayat-ayat di atas kita mendapati,
I. Aturan-aturan yang harus mereka perhatikan dalam merebut kota
itu. Allah memberikan kota itu kepada mereka, dan sebab itu Ia
berkuasa mengatur bagaimana menggunakan kota itu dan isinya
dan untuk apa. Ia memberi batasan dan syarat menurut yang
dipandang-Nya pantas. Kota itu diserahkan kepada mereka untuk
dipersembahkan kepada Allah, sebagai kota pertama dan mung-
kin yang terburuk di Kanaan.
1. Kota itu harus dibakar, dan semua makhluk hidup di dalam-
nya dikorbankan tanpa ampun demi keadilan Allah. Orang
Israel tahu bahwa semua ini tercakup di dalam kata-kata-Nya
itu (ay. 17). Kota itu akan menjadi suatu cherem, hal yang
dikhususkan, segenap isinya, kepada TUHAN. Tidak satu pun
kehidupan di dalamnya yang boleh diselamatkan demi alasan
apa pun. Mereka semua pasti harus dihukum mati (Im. 27:29).
Demikianlah ditetapkan oleh Dia, yang dari-Nya mereka seba-
gai makhluk ciptaan menerima kehidupan, dan yang kepada-
Nya mereka sebagai orang berdosa bertanggung jawab sehing-
ga kehilangan hidup mereka. Siapa pula yang sanggup mem-
108
bantah penghukuman-Nya? Tidak adilkah Allah jika Ia menam-
pakkan murka-Nya? Kiranya Allah menjauhkan kita dari
pikiran semacam itu! Dalam penaklukan Yerikho, kita melihat
mengenai Allah lebih banyak dibanding kota-kota lain di Ka-
naan. Oleh sebab itu kota ini harus dipersembahkan kepada-
Nya lebih daripada kota-kota lain. Perlakuan dahsyat terhadap
kota ini akan mendatangkan ketakutan atas kota-kota lain,
dan semakin melelehkan hati mereka di hadapan orang Israel.
saat kedahsyatan ini diperintahkan, hanya Rahab beserta
keluarganya saja yang dikecualikan: Ia akan tetap hidup, ia
dengan semua orang yang bersama-sama dengan dia. Ia telah
memisahkan diri dari orang sebangsanya dengan kebaikan
hati yang ditunjukkannya kepada Israel, dan oleh sebab itu
pula ia dibedakan dari mereka dengan balas budi yang lang-
sung diperolehnya.
2. Seluruh harta benda kota Yerikho, baik uang maupun peralat-
an rumah dari emas dan perak serta barang-barang berharga,
harus dikhususkan untuk ibadah di Kemah Suci. Semua ini
harus dibawa ke tempat perbendaharaan sebagai bahan-ba-
han yang dikhususkan, sebab , menurut orang Yahudi, kota
itu direbut pada hari Sabat. Demikianlah Allah akan dihormati
dengan dipercantik dan diperkayanya Kemah Suci-Nya. Demi-
kianlah persiapan diadakan dalam membiayai upacara ibadah
kepada-Nya yang sangat mahal. Begitulah orang Israel diajar
untuk tidak menautkan hati pada kekayaan duniawi atau
bermaksud menimbun kekayaan berlimpah bagi diri sendiri.
Allah sudah menjanjikan kepada mereka negeri yang berlim-
pah-limpah susu dan madunya, bukan negeri yang berlimpah
emas dan perak. Ia ingin mereka hidup sejahtera di dalam
negeri itu,supaya mereka dapat melayani Dia dengan senang
hati, dan tidak serakah sampai harus berniaga emas dan
perak dengan negeri-negeri jauh, atau menimbunnya untuk
masa depan. Dengan cara sama Ia ingin mereka menyadari,
bahwa mereka juga turut diperkaya saat mereka memperkaya
Kemah Suci. Mereka harus sadar bahwa apa yang mereka tim-
bun dalam rumah Allah itu dengan sendirinya juga membawa
kehormatan dan harta kekayaan bagi diri mereka sendiri,
seolah-olah mereka menimbun dalam rumah mereka sendiri.
Kitab Yosua 6:17-27
109
3. Peringatan khusus diberikan kepada mereka agar hati-hati
untuk tidak terlibat dengan jarahan terlarang itu. Sebab, apa
yang telah dikhususkan bagi Allah, akan menjadi kutukan bagi
mereka jika mereka mengambilnya untuk digunakan sendiri.
Oleh sebab itu (ay. 18), “jagalah dirimu terhadap barang-barang
yang dikhususkan untuk dimusnahkan. Kamu akan tertarik
untuk mengambilnya, namun kendalikanlah dirimu, dan takutlah
untuk berurusan dengannya.” Yosua menyampaikan peringatan
itu seolah-olah ia telah memperkirakan akan terjadi dosa seperti
yang dilakukan Akhan, yang akan diceritakan dalam pasal beri-
kut. Ia berkata,supaya jangan kamu membawa kemusnahan
atas perkemahan orang Israel dan mencelakakannya, seperti
terbukti dilakukan oleh Akhan.
II. Jalan masuk ke dalam kota yang terbuka bagi mereka sebab
runtuhnya tembok dengan tiba-tiba, atau setidaknya bagian tem-
bok yang berhadapan dengan mereka saat mereka bersorak sorai
(ay. 20): Maka runtuhlah tembok itu, dan mungkin menewaskan
banyak orang, seperti para pengawal yang berjaga-jaga di atasnya,
atau orang-orang yang berkerumun di situ untuk menonton
orang-orang Israel yang berjalan mengelilingi kota. Kita membaca
bahwa ribuan orang tewas akibat runtuhnya tembok itu (1Raj.
20:30). Tembok yang mereka percayai sebagai pertahanan kuat,
ternyata justru mendatangkan kebinasaan bagi mereka. Run-
tuhnya tembok dengan tiba-tiba itu pasti membuat penduduknya
begitu ketakutan hingga kehilangan kekuatan atau semangat
untuk melawan. Mereka menjadi mangsa empuk bagi pedang
orang Israel. Mereka menyadari betapa tidak bergunanya menu-
tup gerbang-gerbang kota terhadap umat yang memiliki TUHAN
sendiri di kepala barisan mereka (Mi. 2:13). Perhatikanlah, Allah
sorgawi mampu dengan mudah, dan pasti akan menjatuhkan
semua kekuatan yang menentang Dia, dan juga musuh jemaat-
Nya. Di hadapan-Nya, pintu-pintu gerbang tembaga dan palang-
palang besi tidak lebih dari jerami dan kayu lapuk (Yes. 45:1-2).
Siapakah yang akan membawa aku ke kota yang berkubu? Bukan-
kah Engkau, ya Allah? (Mzm. 60:11-12). Demikian jugalah keraja-
an Iblis akan runtuh, dan tidak akan berjaya seorang pun yang
mengeraskan hati terhadap Allah.
110
III. Pelaksanaan perintah-perintah yang diberikan berkenaan dengan
kota yang dikhususkan ini.
1. Semua makhluk yang bernapas harus ditumpas dengan
pedang. Tidak saja orang lelaki bersenjata, namun juga kaum
perempuan, anak-anak, dan orang-orang tua. Meskipun mere-
ka berseru meminta belas kasihan, dan memohon-mohon
dibiarkan hidup, tidak ada lagi tempat bagi belas kasihan.
Rasa iba harus dilupakan: mereka menumpas segala sesuatu
(ay. 21). Seandainya umat Israel tidak menerima perintah ilahi
di bawah meterai mujizat untuk pelaksanaan hukuman ini,
tindakan itu tidak dapat dibenarkan. Perbuatan ini pun tidak
boleh dibenarkan di zaman kita sekarang ini saat kita yakin
bahwa perintah semacam itu tidak dikeluarkan lagi oleh Allah.
Akan namun , sebab orang Israel saat itu ditetapkan oleh
Hakim sorga dan bumi untuk melaksanakannya, oleh Dia yang
tidak bertindak tidak adil dalam membalaskan dendam,
mereka justru harus dipuji sebab melaksanakannya sebagai
pelayan setia keadilan-Nya. saat itu, pekerjaan bagi Allah
merupakan hal yang banyak menumpahkan darah, dan ter-
kutuklah orang yang melaksanakan pekerjaan TUHAN dengan
lalai, dan terkutuklah orang yang menghambat pedang-Nya dari
penumpahan darah (Yer. 48:10). Namun, semangat Injil sa-
ngatlah berbeda, sebab Kristus datang bukan untuk mem-
binasakan hidup manusia, melainkan untuk menyelamatkan
mereka (Luk. 9:56). Kemenangan Kristus sungguh berbeda
sifatnya. Ternak di kota Yerikho dibantai bersama pemiliknya
sebagai persembahan korban tambahan bagi keadilan ilahi.
saat disembelih di mezbah, ternak orang Israel diterima
sebagai korban demi kepentingan mereka. namun , ternak
orang-orang Kanaan ini harus disembelih sebagai korban
bersama mereka, sebab kejahatan mereka tidak dapat diber-
sihkan melalui korban dan persembahan. Namun kedua per-
sembahan itu yaitu untuk kemuliaan Allah.
2. Kota itu dan segala sesuatu yang ada di dalamnya dibakar
mereka dengan api (ay. 24). saat merebut Yerikho, kota yang
besar dan kokoh itu, orang Israel mungkin berharap mereka
akan memperolehnya untuk dijadikan markas besar mereka.
Namun, Allah ingin mereka tetap tinggal di dalam kemah-
Kitab Yosua 6:17-27
111
kemah, dan oleh sebab itu Ia membakar sarang ini,supaya
mereka tidak bersarang di situ.
3. Semua benda terbuat dari perak dan emas, serta semua per-
kakas yang dapat dimurnikan dengan api, dibawa ke dalam
perbendaharaan rumah TUHAN. Tidak sebab Ia membutuh-
kan semua itu, namun supaya Ia dihormati melaluinya, sebagai
TUHAN bala tentara, terutama bala tentara mereka. Allah yang
memberikan kemenangan dan oleh sebab itu boleh menuntut
hasil jarahan, baik seluruhnya seperti di sini, maupun seper-
sepuluhnya seperti yang adakalanya terjadi (Ibr. 7:4).
IV. Penyelamatan Rahab, perempuan sundal atau pengurus rumah
penginapan, yang tidak turut binasa bersama-sama dengan orang-
orang durhaka (Ibr. 11:31). Iman orang banyak ikut terlibat dalam
keselamatannya melalui kedua pengintai itu, yang dalam hal itu
berperan sebagai wakil dari orang Israel. Oleh sebab itu, meski-
pun orang Israel dalam keadaan sangat tergesa-gesa dalam mere-
but kota itu, Yosua memberikan perhatian khusus agar Rahab
diselamatkan dari kedahsyatan itu. Orang-orang yang dulu per-
nah diamankannya, ditugaskan untuk mengamankan dia (ay. 22-
23). Merekalah yang paling mampu melakukan tugas ini, sebab
mereka mengenal dia dan mengetahui rumahnya. Mereka juga
paling cocok melaksanakannya,supaya tampak bahwa tindakan
ini merupakan balas budi terhadap kebaikannya. Dengan demi-
kian ia dibedakan dan nyawanya bisa dianggap hasil jarahan.
Seluruh kerabatnya juga diselamatkan bersamanya. Sama seperti
Nuh, ia percaya sehingga menyelamatkan keluarganya. Demikian-
lah iman di dalam Kristus membawa selamat kepada seisi rumah
(Kis. 16:31). Ada yang bertanya bagaimana mungkin rumahnya
yang letaknya pada tembok kota (2:15) tidak ikut jatuh bersama
tembok itu. Kita boleh yakin bahwa rumah itu pasti luput, sebab
ia bersama kerabatnya aman di dalamnya. Letaknya boleh jadi
begitu dekat dengan tembok sehingga disebut berada pada tembok
kota, namun cukup jauh sehingga tidak runtuh bersama tembok
atau terkubur di bawahnya. Mungkin juga bagian tembok tempat
rumahnya berada, tidak ikut runtuh. sesudah nyawanya disela-
matkan,
1. Rahab dibiarkan tinggal beberapa waktu di luar perkemahan
agar dimurnikan dari kebiasaan menyembah berhala orang
112
bukan Yahudi. Ia harus meninggalkan kebiasaan ini dan mem-
persiapkan diri untuk menjadi penganut agama Yahudi.
2. Pada waktunya, ia pun bergabung dengan jemaat Israel, maka
ia dan keturunannya tinggal di Israel. Jauh sesudahnya,
keluarganya sangat dikenal dengan baik. Kita mendapati bah-
wa ia diperistri Salmon, raja Yehuda, menjadi ibu bagi Boas,
dan disebut sebagai salah satu leluhur Juruselamat kita (Mat.
1:5). sesudah menyambut orang Israel dalam nama orang
Israel, ia juga menerima pahala orang Israel. Uskup Pierson
mengamati bahwa diselamatkannya Rahab, perempuan sundal
itu, oleh Yosua dan disambutnya ia sebagai umat Israel, meru-
pakan perlambang Kristus yang menyambut dan menjamu
para pemungut cukai dan perempuan sundal ke dalam keraja-
an-Nya (Mat. 21:31). Atau, hal ini juga bisa diterapkan kepada
pertobatan orang–orang bukan Yahudi.
V. Yerikho dihukum akan menjadi sunyi selamanya, dan kutuk akan
menimpa orang yang sesudah itu bangkit untuk membangun
kembali kota itu (ay. 26): Pada waktu itu bersumpahlah Yosua
kepada mereka, yakni para tua-tua dan umat Israel, agar mereka
mengharuskan diri dan keturunan mereka untuk tidak pernah
membangun kembali kota itu. Keharusan ini bukan saja harus
mereka setujui, namun ini juga sudah menjadi ketetapan ilahi,
sebab Allah sendiri yang mengeluarkan larangan ini dengan
ancaman hukuman berat.
1. Dengan demikian Allah hendak menunjukkan beratnya kutuk-
an ilahi. Bila kutuk itu sudah menimpa, maka tidak ada cara
untuk menghadapi atau menghindarinya. Kutuk itu membawa
kehancuran yang tidak mungkin diperbaiki lagi.
2. Allah mau agar kota itu tetap berupa reruntuhan sebagai se-
macam tugu peringatan akan murka-Nya terhadap orang
Kanaan saat takaran kejahatan mereka sudah penuh. Juga
sebagai peringatan akan belas kasihan-Nya kepada umat-Nya
saat sudah tiba waktunya mereka menetap di Kanaan. Peng-
hancuran musuh mereka menjadi kesaksian perihal perkenan-
Nya kepada mereka, dan akan mencela mereka atas sikap
tidak tahu berterima kasih atas begitu banyak hal yang telah
diberikan Allah kepada mereka. Keadaan kota itu sebenarnya
sangat menyenangkan. Boleh jadi letaknya yang berdekatan
Kitab Yosua 6:17-27
113
dengan sungai Yordan merupakan kelebihannya. Hal ini bisa
saja menggoda orang untuk membangun kota di tempat yang
sama. Namun, di sini mereka diberi tahu bahwa mereka akan
celaka jika melakukan hal itu. Manusia membangun untuk
anak cucu mereka, namun orang yang membangun Yerikho
tidak akan memiliki anak cucu yang dapat menikmati apa
yang dibangunnya. Anak sulungnya akan mati begitu ia
memulai pekerjaan itu. Jika ia menolak peringatan melalui
serangan itu sehingga tidak menghentikan perbuatannya dan
justru melanjutkannya dengan congkak, maka saat peker-
jaannya rampung, penguburan anak bungsunya akan meng-
ikuti, dan bisa kita perkirakan begitu pula dengan semua anak
lainnya. Kutukan yang tidak merupakan kutuk tanpa alasan
itu, benar-benar terjadi pada orang yang jauh sesudah itu
membangun Yerikho kembali (1Raj. 16:34). Namun, janganlah
kita berpikir hal ini membuat tempat itu semakin buruk sesu-
dah dibangun, atau mendatangkan celaka kepada mereka
yang menempatinya. Kita mendapati bahwa di lalu hari
Yerikho menerima anugerah dengan kehadiran tidak saja dua
nabi terbesar yakni Elia dan Elisa, namun juga Juruselamat
kita (Luk. 18:35; 19:1; Mat. 20:29). Perhatikanlah, sungguh
berbahaya untuk berusaha membangun apa yang telah diten-
tukan Allah untuk dihancurkan (Mal. 1:4).
Terakhir, semua peristiwa ini mengagungkan Yosua dan
meninggikan namanya (ay. 27). Ia tidak saja diterima Israel,
namun juga ditakuti orang Kanaan. Terlihat oleh mereka bahwa
Allah benar-benar menyertainya. Dalam bahasa Aram kita
baca, firman Tuhan beserta dia, yaitu Kristus sendiri, seperti
halnya dengan Musa. Tidak ada yang dapat meninggikan nama
manusia atau membuatnya benar-benar hebat, kecuali bukti-
bukti kehadiran Allah ada bersamanya.
PASAL 7
ebih dari satu kali kita mendapati urusan-urusan Israel, bahkan
saat keadaannya sangat membahagiakan dan memberikan
pengharapan-pengharapan yang sangat baik, dikacaukan dan diper-
malukan oleh dosa. Dan dalam keadaan seperti itu, langkah-langkah
mereka selanjutnya yang amat menjanjikan menjadi terhenti. Anak
lembu tuangan, sungut-sungut di Kadesh, dan kejahatan di Peor
telah menghancurkan langkah-langkah mereka dan memberi mereka
gangguan yang besar. Dalam pasal ini kita mendapati contoh lain
dari gangguan seperti itu terhadap langkah maju tentara mereka,
yang ditimbulkan oleh dosa. namun sebab dosa yang satu ini hanya-
lah dosa satu orang atau satu kaum, dan segera diperbaiki, maka
akibat-akibatnya tidak begitu merusak seperti akibat dari dosa-dosa
lain. Apa pun itu, dosa tersebut berguna untuk membuat mereka
tahu bahwa mereka masih berperilaku baik. Kita mendapati dalam
pasal ini,
I. Dosa Akhan sebab mengambil barang yang dikhususkan
(ay. 1).
II. Kekalahan Israel di hadapan Ai oleh sebab dosa itu (ay. 2-5).
III. Yosua merendahkan diri dan berdoa saat malapetaka yang
menyedihkan itu terjadi (ay. 6-9).
IV. Petunjuk-petunjuk yang diberikan Allah kepada Yosua untuk
menyingkirkan kesalahan yang telah menyulut amarah Allah
sehingga berseteru dengan mereka seperti itu (ay. 10-15).
V. Si penjahat disingkapkan, diadili, dinyatakan bersalah, diku-
tuk, dan diberi hukuman, dan dengan begitu murka Allah
dipalingkan (ay. 16-26). Dan melalui cerita ini tampak bahwa
hukum Taurat, dan juga Kanaan sendiri, “sama sekali tidak
membawa kesempurnaan.” Kesempurnaan dari kekudusan
L
116
dan juga damai sejahtera untuk Israel milik Allah harus di-
nantikan di Kanaan sorgawi saja.
Dosa Akhan
(7:1-5)
1 namun orang Israel berubah setia dengan mengambil barang-barang yang
dikhususkan itu, sebab Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku
Yehuda, mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu. Lalu
bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel. 2 Yosua menyuruh orang
dari Yerikho ke Ai, yang letaknya dekat Bet-Awen, di sebelah timur Betel, dan
berkata kepada mereka, demikian: “Pergilah ke sana dan intailah negeri itu.”
Maka pergilah orang-orang itu ke sana dan mengintai kota Ai. 3 lalu
kembalilah mereka kepada Yosua dan berkata kepadanya: “Tidak usah
seluruh bangsa itu pergi, biarlah hanya kira-kira dua atau tiga ribu orang
pergi untuk menggempur Ai itu; janganlah kaususahkan seluruh bangsa itu
dengan berjalan ke sana, sebab orang-orang di sana sedikit saja.” 4 Maka
berangkatlah kira-kira tiga ribu orang dari bangsa itu ke sana; namun mereka
melarikan diri di depan orang-orang Ai. 5 Sebab orang-orang Ai menewaskan
kira-kira tiga puluh enam orang dari mereka; orang-orang Israel itu dikejar
dari depan pintu gerbang kota itu sampai ke Syebarim dan dipukul kalah di
lereng. Lalu tawarlah hati bangsa itu amat sangat.
Cerita dalam pasal ini dimulai dengan namun . TUHAN menyertai Yosua
dan terdengarlah kabar tentang dia di seluruh negeri itu, demikianlah
pasal sebelumnya berakhir. Tidak ada tempat untuk ragu bahwa
Yosua akan terus maju seperti ia sudah memulai, maju sebagai peme-
nang untuk merebut kemenangan. Ia berbuat benar, dan mematuhi
apa yang diperintahkan kepadanya dalam segala hal. namun orang
Israel berubah setia, dan dengan demikian membuat Allah menentang
mereka. Dalam keadaan begini, bahkan nama dan kemasyhuran
Yosua, hikmat dan keberaniannya, tidak dapat membantu mereka.
Jika kita kehilangan Allah kita, maka kita kehilangan teman-teman
kita, yang tidak dapat menolong kita kecuali Allah berpihak pada
kita. Sekarang inilah,
I. Akhan yang berdosa (ay. 1). Di sini dosa itu hanya disebutkan
secara umum. Sesudah ini kita akan mendapatkan gambaran
yang lebih terinci tentang dosa itu dari mulut Akhan sendiri. Dosa
itu di sini dikatakan mengambil sesuatu dari barang-barang yang
dikhususkan, dengan tidak mematuhi perintah dan menantang
ancaman (6:18). Dalam menjarah kota Yerikho, diberikan perin-
tah-perintah bahwa mereka tidak boleh mengasihani siapa pun
Kitab Yosua 7:1-5
117
yang bernyawa, atau mengambil harta benda untuk diri mereka
sendiri. Kita tidak membaca tentang pelanggaran terhadap larang-
an yang pertama (tidak ada seorang pun yang mereka kasihani),
melainkan pelanggaran terhadap perintah yang kedua. Belas
kasihan ditanggalkan, dan menyerah kepada hukum, namun keta-
makan dituruti. Cinta dunia yaitu akar dari kepahitan, yang dari
semua akar lain, paling susah dicabut. Namun sejarah Akhan
dengan jelas menunjukkan, bahwa dia, dari semua ribuan orang
Israel, yaitu satu-satunya penjahat dalam perkara ini. Seandai-
nya ada lagi yang bersalah dalam perkara serupa, tidak diragukan
lagi bahwa kita pasti sudah mendengar tentangnya. Sungguh
mengherankan bahwa tidak ada yang lain lagi. Godaan itu sung-
guh kuat. Mudah untuk berpikir, sangat disayangkan bahwa ada
begitu banyak barang berharga yang harus dibakar. Mengapa
semuanya ini dibuang-buang? Dalam menjarah kota, setiap orang
menganggap dirinya berhak atas apa saja yang bisa diraih tangan-
nya. Mudah bagi setiap orang Israel untuk merasa aman tanpa
ketahuan kalau mengambil dan bebas dari hukuman. Namun
dengan anugerah Allah, pikiran mereka dibentuk oleh ketetapan-
ketetapan Allah, yaitu sunat dan Paskah, yang di dalamnya me-
reka belum lama ini ikut ambil bagian, dan oleh penyelenggaraan-
penyelenggaraan Allah menyangkut mereka. Mereka dibuat untuk
hormat dan takut terhadap perintah dan penghakiman ilahi, serta
rela menyangkal diri dan mematuhi Allah mereka. Sekalipun
begitu, walaupun hanya satu orang yang berdosa, orang Israel
dikatakan berubah setia, sebab salah seorang dari tubuh mereka
melakukannya, dan pada waktu itu ia belum dipisahkan dari
mereka, atau disangkal oleh mereka. Mereka semua dikatakan
berubah setia, sebab melalui apa yang dilakukan Akhan, kesa-
lahan ditimpakan ke atas seluruh masyarakat di mana ia menjadi
anggotanya. Ini haruslah menjadi peringatan bagi kita sendiri
untuk berjaga-jaga terhadap dosa,supaya jangan sampai oleh
dosa, banyak orang ikut dicemarkan atau dibuat resah (Ibr.
12:15). Juga,supaya kita berjaga-jaga untuk tidak bergaul de-
ngan para pendosa, dan bersekutu dengan mereka, sehingga
turut berbagi dalam kesalahan mereka. Banyak pedagang yang
bertindak hati-hati telah dihancurkan oleh rekan yang ceroboh.
Dan sudah menjadi kepentingan kita untuk mengawasi satu sama
118
lain dalam usaha untuk mencegah dosa, sebab dosa-dosa orang
lain bisa saja merugikan kita.
II. Laskar-laskar Israel yang berkemah ikut menderita sebab dosa
itu: Bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel. Allah melihat
pelanggaran itu, meskipun mereka tidak melihatnya, dan meng-
ambil jalan untuk membuat mereka melihatnya. Sebab dengan
satu atau lain cara, cepat atau lambat, dosa-dosa yang tersem-
bunyi akan dibukakan. Jika manusia tidak bertanya tentangnya,
Allah akan melakukannya, dan dengan pertanyaan-pertanyaan-
Nya Ia akan menggugah pertanyaan-pertanyaan mereka. Banyak
masyarakat hidup di bawah kesalahan dan murka, namun mere-
ka tidak menyadarinya, sampai api berkobar. Di sini api itu ber-
kobar dengan cepat.
1. Yosua mengutus sebuah pasukan untuk menggempur kota
berikutnya yang menghalangi jalan mereka, dan itu yaitu
kota Ai. Hanya tiga ribu orang yang dikirim, sebab ia diberi
nasihat oleh para pengintainya bahwa kota itu tidak besar,
dan tidak memerlukan pasukan yang lebih banyak untuk me-
musnahkannya (ay. 2-3). Nah, mungkin ini yaitu rasa yakin
yang patut dicela, atau lebih tepatnya rasa aman yang menun-
tun mereka untuk mengutus pasukan yang begitu sedikit da-
lam serangan ini. Itu juga bisa merupakan tindakan untuk
memanjakan orang-orang yang menyukai kenyamanan, sebab
mereka tidak mau menyusahkan seluruh bangsa itu dengan
berjalan ke sana. Mungkin orang-orang itu tidak begitu ber-
semangat untuk pergi dalam serangan ini, sebab mereka tidak
boleh menjarah Yerikho. Dan para pengintai mau saja menu-
ruti ketidakpuasan hati mereka. Padahal, jika kota itu
harus direbut, meskipun Allah dengan kuasa-Nya sendiri akan
merobohkan tembok-tembok kota itu, namun tetap saja selu-
ruh bangsa itu harus berjalan ke sana, dan bekerja di sana
juga, dengan berjalan mengelilinginya. Bukan pertanda baik
sama sekali bahwa Israel milik Allah mulai banyak memikir-
kan jerih payah mereka, dan mencari akal bagaimanasupaya
mereka tidak perlu bersusah-susah. Kita dituntut untuk me-
ngerjakan keselamatan kita, meskipun Allahlah yang bekerja
dalam diri kita. Dan sering kali terbukti membawa dampak
buruk jika kita terlalu meremehkan musuh. Orang-orang di
Kitab Yosua 7:1-5
119
sana sedikit saja (kata para pengintai itu), namun , seberapa
sedikit pun mereka, tetap saja mereka terlalu banyak untuk
orang Israel. Kita akan terjaga untuk berhati-hati dan gigih
dalam peperangan Kristiani kita, jika kita mempertimbangkan
bahwa perjuangan kita yaitu melawan pemerintah-pemerintah
dan penguasa-penguasa.
2. Pasukan yang dikirim Yosua, dalam serangan mereka yang
pertama ke kota itu, dipukul mundur dengan kehilangan bebe-
rapa orang (ay. 4-5): Mereka melarikan diri di depan orang-
orang Ai, patah semangat dan tidak berdaya entah kenapa,
dan musuh-musuh menyerang mereka dengan lebih gencar
dan gigih daripada yang mereka duga. Sekitar tiga puluh enam
orang terbunuh saat mereka mundur. Memang bukan kehi-
langan yang besar dari jumlah yang sedemikian banyak. namun
itu sebuah kejutan yang menakutkan bagi orang-orang yang
tidak memiliki alasan untuk menantikan hal lain dalam
suatu serangan selain kemenangan yang jelas, mudah, dan
pasti. Sekarang, seperti yang terbukti, ada baiknya bahwa ha-
nya tiga ribu orang yang tertimpa aib ini. Seandainya seluruh
pasukan tentara Israel ada di sana, mereka pun tidak akan
mampu bertahan sama seperti kelompok yang kecil ini, sebab
sekarang mereka ada di bawah kesalahan dan murka. Dan
bagi tubuh tentara Israel, kekalahan itu akan jauh lebih
menyakitkan dan memalukan. Apa pun itu, yang terjadi sudah
cukup buruk, dan berguna,
(1) Untuk merendahkan Israel milik Allah, dan untuk meng-
ajar mereka agar selalu bersukacita dengan gemetar. Orang
yang baru menyandangkan pedang janganlah memegahkan
diri seperti orang yang sudah menanggalkannya.
(2) Untuk mengeraskan hati orang Kanaan, dan membuat mere-
ka merasa semakin aman, kendati dengan kengerian-kenge-
rian yang sudah menghantam mereka,supaya kehancuran
mereka, saat datang, menjadi semakin mengerikan.
(3) Untuk menjadi bukti dari murka Allah terhadap Israel, dan
sebuah seruan bagi mereka untuk membuang ragi yang
lama. Dan inilah yang terutama dimaksudkan dalam keka-
lahan mereka.
120
3. Larinya pasukan ini dengan tunggang-langgang membuat
seluruh laskar Israel yang berkemah menjadi ketakutan: Ta-
warlah hati bangsa itu, bukan sebab kehilangan orang, me-
lainkan terlebih sebab kekecewaan. Yosua telah meyakinkan
mereka bahwa Allah yang hidup sungguh-sungguh akan meng-
halau orang Kanaan dari depan mereka (3:10). Bagaimana
peristiwa ini dapat disesuaikan dengan janji itu? Bagi setiap
orang yang berpikir di antara mereka, hal itu tampak sebagai
isyarat akan murka Allah, dan sebuah pertanda dari sesuatu
yang lebih buruk. Oleh sebab itu, tidak heran bahwa hal itu
membuat mereka cemas seperti itu. Jika Allah berubah menjadi
musuh mereka dan berperang melawan mereka, apa jadinya
mereka? Orang Israel yang sejati gemetar saat Allah murka.
Dosa Akhan
(7:6-9)
6 Yosua pun mengoyakkan jubahnya dan sujudlah ia dengan mukanya
sampai ke tanah di depan tabut TUHAN hingga petang, bersama dengan para
tua-tua orang Israel, sambil menaburkan debu di atas kepalanya. 7 Dan ber-
katalah Yosua: “Ah, Tuhanku ALLAH, mengapa Engkau menyuruh bangsa ini
menyeberangi sungai Yordan?supaya kami diserahkan kepada orang Amori
untuk dibinasakan? Lebih baik kalau kami putuskan tadinya untuk tinggal
di seberang sungai Yordan itu! 8 O Tuhan, apakah yang akan kukatakan,
sesudah orang Israel lari membelakangi musuhnya? 9 jika hal itu terdengar
oleh orang Kanaan dan seluruh penduduk negeri ini, maka mereka akan
mengepung kami dan melenyapkan nama kami dari bumi ini. Dan apakah
yang akan Kaulakukan untuk memulihkan nama-Mu yang besar itu?”
Kita mendapati di sini sebuah gambaran tentang keprihatinan Yosua
yang mendalam atas peristiwa yang menyedihkan ini. Sebagai orang
yang mengurusi kepentingan banyak orang, hatinya merasa prihatin
melebihi siapa pun dalam kehilangan bersama ini. Dan dalam hal ini
ia merupakan teladan bagi para raja dan pembesar, dan mengajar
mereka untuk merasa gundah atas malapetaka-malapetaka yang
menimpa rakyat mereka. Ia juga merupakan perlambang Kristus,
yang bagi-Nya darah rakyat-Nya yaitu mahal (Mzm. 72:14). Cer-
matilah,
I. Bagaimana Yosua berduka: Ia mengoyakkan jubahnya (ay. 6),
sebagai tanda dukacita yang besar atas malapetaka yang menim-
pa semua orang ini, dan terutama kengerian terhadap murka
Kitab Yosua 7:6-9
121
Allah, yang pasti merupakan penyebab malapetaka itu. Seandai-
nya itu hanyalah peristiwa perang biasa yang bersifat kebetulan,
sebagaimana kita cenderung mengungkapkannya, maka tidak
pantas bagi seorang panglima untuk terkulai seperti itu sebab -
nya. namun , saat Allah murka, maka sudah menjadi kewajiban
dan kehormatannya untuk merasa seperti itu. Salah seorang
prajurit yang paling berani mengakui bahwa badannya gemetar
sebab ketakutan terhadap Allah (Mzm. 119:120). Sebagai orang
yang merendahkan dirinya di bawah tangan Tuhan yang kuat,
sujudlah ia dengan mukanya sampai ke tanah. Ia tidak meng-
anggap sebagai penghinaan untuk berbaring sedemikian rendah
di hadapan Allah yang besar, yang kepada-Nya ia mengarahkan
tanda penghormatan ini, dengan terus mengarahkan matanya
kepada tabut TUHAN. Para tua-tua Israel, sebab berkepentingan
dalam perkara itu dan tergerak oleh teladannya, sujud bersama-
sama dengan dia. Dan, sebagai tanda perendahan diri yang men-
dalam, mereka menaburkan debu di atas kepala mereka, bukan
hanya sebagai orang-orang yang berkabung, melainkan juga
sebagai orang-orang yang bertobat. Tanpa merasa ragu bahwa
sebab dosa yang satu atau yang lain maka Allah berseteru
dengan mereka seperti itu meskipun mereka tidak tahu apa itu,
mereka merendahkan diri di hadapan Allah, dan dengan demikian
menahan kelanjutan murka-Nya. Hal ini terus mereka lakukan
hingga petang, untuk menunjukkan bahwa itu tidak muncul dari
perasaan yang tiba-tiba, melainkan sebab kesadaran mendalam
akan kesengsaraan dan bahaya yang mengintai mereka, jika Allah
sampai tersulut untuk meninggalkan mereka. Yosua tidak menya-
lahkan para pengintai bahwa mereka membawa kabar tidak benar
mengenai kekuatan musuh, atau para tentara atas kepengecutan
mereka, meskipun mungkin kedua-duanya patut disalahkan.
Sebaliknya, matanya tertuju kepada Allah. Sebab, adakah terjadi
malapetaka di dalam perkemahan, dan TUHAN tidak melakukan-
nya? Matanya tertuju pada Allah yang murka, dan itu membuat-
nya gelisah.
II. Bagaimana ia berdoa, atau lebih tepatnya memohon, sambil
mengadukan perkaranya kepada Allah dengan rendah hati. Ia
tidak melakukannya dengan bermurung hati, seperti Daud saat
TUHAN telah menyambar Uza demikian hebatnya, melainkan
122
dengan penuh perasaan. Rohnya tampak agak terganggu dan
gelisah, namun tidak sampai membuatnya tidak dapat berdoa.
Sebaliknya, dengan melampiaskan permasalahannya dalam per-
mohonan yang penuh kerendahan hati kepada Allah, ia menahan
amarahnya, dan baiklah keadaannya.
1. Sekarang ia berharap kalau saja mereka semua ikut berbagi
nasib dengan kedua suku di seberang sungai Yordan (ay. 7). Ia
berpikir bahwa akan lebih baik tinggal di sana dan tidak
sampai tujuan, daripada datang ke sini untuk dibinasakan. Ini
terlalu menimbulkan kesan bahwa ia tidak puas dan tidak
percaya pada Allah, dan itu tidak dapat dibenarkan. Namun
demikian, apa yang diperbuatnya itu dapat dimaafkan sebagi-
an, sebab timbul dari keterkejutan dan kekecewaan seseorang
yang sangat prihatin terhadap kepentingan orang banyak.
Kata-kata itu, mengapa Engkau menyuruh bangsa ini menyebe-
rangi sungai Yordan untuk dibinasakan? terlalu mirip dengan
apa yang sering kali diucapkan oleh orang yang bersungut-
sungut (Kel. 14:11-12; 16:3; 17:3; Bil. 14:2-3). namun Dia yang
menyelidiki hati tahu bahwa kata-kata itu timbul dari roh yang
berbeda, dan sebab itu Ia tidak terlalu keras untuk menandai
apa yang salah dari perkataan Yosua itu. Yosua tidak memper-
timbangkan bahwa kekacauan yang menimpa urusan-urusan
mereka, tanpa diragukan lagi, timbul sebab sesuatu yang
salah, yang sekalipun begitu dapat diperbaiki dengan mudah,
dan semuanya dapat dibetulkan lagi, seperti yang sering kali
terjadi pada masa pendahulunya. Seandainya Yosua memper-
timbangkannya, maka ia tidak akan menerima begitu saja
bahwa mereka diserahkan kepada orang Amori untuk dibinasa-
kan. Allah tahu apa yang Dia lakukan, meskipun kita tidak.
namun hal ini dapat kita yakini, yakni bahwa Ia tidak pernah
dan tidak akan pernah berbuat jahat kepada kita.
2. Yosua berbicara seperti orang yang kebingungan mengenai arti
dari peristiwa ini (ay. 8): “Apakah yang akan kukatakan, pen-
jelasan apa yang dapat kuberikan, sesudah orang Israel, umat-
Mu sendiri, lari membelakangi musuhnya.” Kata yang dia pakai
di sini ‘memalingkan leher mereka.’ “saat mereka tidak ha-
nya melarikan diri di hadapan musuh-musuh mereka, namun
juga jatuh di hadapan mereka, dan menjadi mangsa mereka?
Padahal Engkau belum lama ini telah melakukan perkara-
Kitab Yosua 7:6-9
123
perkara yang demikian besar untuk mereka, dan Engkau telah
menjanjikan kepemilikan yang penuh atas tanah ini kepada
mereka.” Apakah yang akan kami pikirkan tentang kuasa
ilahi? Adakah lengan Tuhan menjadi pendek? Tentang janji
ilahi? Adakah firman-Nya ya dan juga tidak? Tentang apa yang
sudah diperbuat Allah bagi kami? Akankah semuanya ini di-
batalkan dan terbukti sia-sia?” Perhatikanlah, cara-cara sang
Penyelenggara sering kali rumit dan membingungkan, dan
orang-orang yang paling bijak dan paling baik pun tidak tahu
harus berkata apa tentangnya. namun mereka akan mengerti-
nya kelak (Yoh. 13:7).
3. Yosua menyerukan bahaya kehancuran yang sekarang me-
ngintai Israel. Ia pasrah, lenyap sudah semuanya: “Orang Ka-
naan akan mengepung kami, mereka dapat melihat pertahanan
kami sekarang telah beranjak pergi, dan timbangan berat ke
arah mereka. Kami akan segera menjadi hina seperti sebelum-
nya, dan mereka akan melenyapkan nama kami dari bumi ini”
(ay. 9). Demikianlah, bahkan orang-orang baik, saat segala
sesuatu sedikit saja melawan mereka, mereka langsung men-
jadi takut hal-hal yang terburuk akan terjadi. Mereka mem-
buat kesimpulan-kesimpulan yang keras padahal tidak ada
alasan untuk itu. namun apa yang menjadi keprihatinan Yosua
di sini diutarakannya sebagai permohonan: “Tuhan, janganlah
nama Israel, yang sudah begitu Engkau sayangi dan begitu
besar di dunia, dilenyapkan.”
4. Yosua berseru jangan sampai terjadi aib dilontarkan kepada
Allah, dan bahwa jika Israel dihancurkan, maka kemuliaan-
Nya akan tercoreng sebab nya. Mereka akan melenyapkan
nama kami, kata Yosua. Namun, seolah-olah membetulkan diri
nya sendiri sebab terus-menerus berseru seperti itu, ia
menambahkan pula, bahwa bukan masalah besar apa yang
akan terjadi dengan nama kami yang kecil. Dilenyapkannya
nama itu akan menjadi kehilangan yang tidak seberapa. namun
apakah yang akan Kaulakukan untuk memulihkan nama-Mu
yang besar itu? Hal ini dipandang dan diratapinya sebagai
sesuatu yang sangat memperparah malapetaka itu. Ia takut
bahwa malapetaka itu akan menjadi cela bagi Allah, bagi
hikmat dan kuasa-Nya, kebaikan dan kesetiaan-Nya. Apa yang
akan dikatakan orang Mesir? Perhatikanlah, tidak ada yang
124
lebih mendukakan jiwa yang mulia selain penghinaan terha-
dap nama Allah. Hal ini juga terus diserukan Yosua sebagai
permohonan untuk mencegah ketakutan-ketakutannya dan
untuk menantikan kembalinya perkenanan Allah. Permohonan
itu pula yang masih memberi semangat kepadanya, hingga
akhirnya ia mengakhiri doanya dengan berserah, Bapa, mulia-
kanlah nama-Mu. Nama Allah yaitu nama yang mahabesar,
di atas segala nama. Apa pun yang terjadi, kita harus percaya
bahwa Ia akan, dan berdoasupaya Ia mau, bekerja demi
nama-Nya sendiri,supaya nama ini jangan dinajiskan. Ini
haruslah menjadi perhatian kita lebih daripada apa pun. Ke-
pada kemuliaan nama-Nyalah mata kita harus tertuju, sebagai
tujuan dari semua keinginan kita. Dari kemuliaan nama-Nya
pula kita harus mencari dorongan sebagai dasar dari semua
harapan kita. Kita tidak dapat mendesakkan permohonan
yang lebih baik daripada ini, Tuhan, apakah yang akan Kau-
lakukan untuk memulihkan nama-Mu yang besar itu? Biarlah
Allah dimuliakan dalam segala sesuatu, dan lalu terima-
lah kehendak-Nya sepenuhnya.
Dosa Akhan
(7:10-15)
10 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: “Bangunlah! Mengapa engkau
sujud demikian? 11 Orang Israel telah berbuat dosa, mereka melanggar
perjanjian-Ku yang Kuperintahkan kepada mereka, mereka mengambil se-
suatu dari barang-barang yang dikhususkan itu, mereka mencurinya, mere-
ka menyembunyikannya, dan mereka menaruhnya di antara barang-barang-
nya. 12 Sebab itu orang Israel tidak dapat bertahan menghadapi musuhnya.
Mereka membelakangi musuhnya, sebab mereka itu pun dikhususkan untuk
ditumpas. Aku tidak akan menyertai kamu lagi jika barang-barang yang
dikhususkan itu tidak kamu punahkan dari tengah-tengahmu. 13 Bangunlah,
kuduskanlah bangsa itu dan katakan: Kuduskanlah dirimu untuk esok hari,
sebab, demikianlah firman TUHAN, Allah Israel: Hai, orang Israel ada barang-
barang yang dikhususkan di tengah-tengahmu; kamu tidak akan dapat
bertahan menghadapi musuhmu, sebelum barang-barang yang dikhususkan
itu kamu jauhkan dari tengah-tengah kamu. 14 Besok pagi kamu harus
tampil ke muka suku demi suku dan suku yang ditunjuk oleh TUHAN harus
tampil ke muka kaum demi kaum, dan kaum yang ditunjuk oleh TUHAN
harus tampil ke muka keluarga demi keluarga dan keluarga yang ditunjuk
oleh TUHAN harus tampil ke muka seorang demi seorang. 15 Dan siapa yang
didapati menyimpan barang-barang yang dikhususkan itu, akan dibakar
dengan api, ia dan segala sesuatu yang ada padanya, sebab ia telah melang-
gar perjanjian TUHAN dan berbuat noda di antara orang Israel.”
Kitab Yosua 7:10-15
125
Kita mendapati di sini jawaban Allah terhadap permohonan Yosua.
Jawaban Allah itu dapat kita duga, datang dari sabda di atas tabut,
yang di hadapannya Yosua telah bersujud (ay. 6). Orang-orang yang
ingin mengetahui kehendak Allah haruslah datang dengan segala
kerinduan hati menghadap sabda yang hidup, dan menunggu di
pintu gerbang hikmat untuk mendengarkan bisikan-bisikan hikmat
(Ams. 8:34). Dan hendaklah orang-orang yang mendapati diri mereka
ada di bawah tanda-tanda murka Allah tidak mengeluh tentang Dia,
namun mengeluh kepada Dia, maka mereka akan menerima jawaban
damai sejahtera. Jawaban kepada Yosua itu datang dengan segera,
saat ia sedang berbicara (Yes. 65:24), seperti jawaban kepada
Daniel (Dan. 9:20, dst.).
I. Allah membesarkan hati Yosua melawan kemurungan hatinya,
dan kekalutan pikirannya akan keadaan bangsa Israel (ay. 10):
“Bangunlah, jangan biarkan rohmu terkulai dan tenggelam seperti
itu. Mengapa engkau sujud demikian?” Tidak diragukan lagi bah-
wa Yosua sungguh-sungguh merendahkan dirinya di hadapan
Allah, dan berkabung sedemikian hebat di bawah tanda-tanda
murka-Nya. namun sekarang Allah memberi tahu dia bahwa itu
sudah cukup. Ia tidak mau Yosua terus dalam sikap tubuh yang
menyedihkan itu. Sebab Allah tidak bersuka dalam penderitaan
orang-orang yang bertobat, saat mereka menyiksa jiwa mereka
melebihi yang pantas bagi mereka untuk mendapat pengampunan
dan damai sejahtera. Hari-hari perkabungan pun harus diakhiri
juga. Kebaskanlah debu dari padamu, bangunlah (Yes. 52:2).
Yosua terus berkabung hingga petang (ay. 6), sampai di penghu-
jung hari hingga mereka tidak dapat berbuat apa-apa pada malam
itu untuk menemukan penjahatnya, dan terpaksa menunda pen-
carian sampai besok pagi. Daniel (Dan. 9:21) dan Ezra (Ezr. 9:5-
6), terus berkabung hanya sampai pada waktu korban petang.
Korban petang itu memulihkan kedua-duanya. namun Yosua mele-
wati waktu korban petang itu, dan sebab itu disuruh bangun
seperti itu: “Bangunlah, jangan berbaring semalaman di sini.”
Namun kita mendapati bahwa Musa sujud di hadapan Tuhan
empat puluh hari empat puluh malam, untuk berdoa syafaat bagi
Israel (Ul. 9:18). Yosua harus bangun, sebab ia memiliki pe-
kerjaan lain untuk dilakukan daripada berbaring di sana. Barang
yang dikhususkan itu harus ditemukan dan dibuang, dan lebih
126
cepat lebih baik. Yosua yaitu orang yang harus melakukannya,
dan sebab itu sekaranglah saatnya bagi dia untuk menanggalkan
pakaian berkabungnya, dan mengenakan jubah hakimnya, dan
menyelubungkan kecemburuan sebagai jubah (KJV: mengenakan
semangat sebagai jubah). Tangisan tidak boleh menghalangi kita
untuk menabur, tidak pula satu kewajiban agama meniadakan
kewajiban yang lain. Segala sesuatu indah pada waktunya. Se-
khanya mungkin mengarahkan pandangan pada hal ini dalam
apa yang dikatakannya kepada Ezra pada kesempatan serupa
(lihat Ezr. 10:2-4).
II. Allah memberi tahu Yosua tentang satu-satunya penyebab se-
sungguhnya dari malapetaka ini, dan menunjukkan kepadanya
mengapa Ia berseteru dengan mereka (ay. 11): Orang Israel telah
berbuat dosa. “Jangan berpikir bahwa Allah berubah pikiran, atau
lengan-Nya menjadi pendek, atau janji-Nya tidak akan terlaksana.
Tidak, dosa, dosalah, si pembuat kejahatan yang besar itu, yang
telah menyumbat aliran perkenanan-perkenanan ilahi dan telah
membuat kebocoran ini padamu.” Si pendosa tidak disebutkan
namanya, meskipun dosanya digambarkan. namun dosa itu dibi-
carakan sebagai tindakan orang Israel secara umum, sampai me-
reka menemukan satu orang secara khusus. Dan dukacita mereka
yang menurut kehendak Allah mengerjakan pada mereka pembela-
an diri yang begitu rupa seperti dukacita jemaat di Korintus (2Kor.
7:11). Cermatilah bagaimana dosa itu di sini dibuat tampak luar
biasa berdosa.
1. Mereka melanggar perjanjian-Ku, perintah yang dinyatakan
dengan jelas dan disertai dengan hukumannya. Telah disepa-
kati bahwa Allah akan mendapat semua jarahan Yerikho, dan
mereka akan mendapat jarahan dari kota-kota Kanaan lain-
nya. namun , dengan merampas bagian Allah, mereka melang-
gar perjanjian ini.
2. Mereka mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhusus-
kan itu, dengan memandang rendah kutukan yang dinyatakan
dengan begitu sungguh-sungguh terhadap orang yang berani
mencuri harta milik Allah, seolah-olah kutukan itu tidak
menakutkan sama sekali.
3. Mereka mencurinya. Mereka melakukannya secara sembunyi-
sembunyi, seolah-olah mereka dapat menyembunyikannya
Kitab Yosua 7:10-15
127
dari kemahatahuan ilahi. Mereka sudah bersiap-siap untuk
berkata, TUHAN tidak melihatnya, atau Ia tidak akan kehilang-
an barang yang begitu kecil dari jarahan yang begitu besar.
Demikianlah engkau menyangka, bahwa Aku ini sederajat de-
ngan engkau.
4. Mereka juga menyembunyikannya. Ada kemungkinan, saat
serangan itu selesai, Yosua memanggil semua suku, dan berta-
nya kepada mereka apakah mereka sudah dengan setia mem-
buang jarahan sesuai dengan perintah ilahi. Juga, mungkin ia
telah meminta mereka, jika mereka mengetahui adanya pe-
langgaran, mereka harus menyingkapkannya. namun Akhan
bergabung dengan semua yang lain saat menyatakan keti-
dakbersalahan mereka, dan tetap tinggal tenang, seperti pe-
rempuan pezinah yang makan, lalu menyeka mulutnya, dan
berkata: Aku tidak berbuat jahat. Bahkan,
5. Mereka telah menaruh barang yang dikhususkan itu di antara
barang-barang mereka, seolah-olah mereka berhak atasnya
seperti atas apa saja yang mereka miliki. Mereka tidak pernah
menduga akan dimintai pertanggungjawaban, atau berencana
untuk mengembalikan barang itu. Semuanya ini tidak diketa-
hui Yosua, meskipun ia seorang pemimpin yang bijak dan
waspada, sampai Allah memberi tahu dia. Allah mengetahui
semua kefasikan yang tersembunyi yang ada di dunia, yang
tidak diketahui manusia. Bisa saja pada saat ini Allah mem-
beri tahu Yosua siapa orang yang telah melakukan hal ini,
namun Ia tidak melakukannya,
(1) Untuk melatih semangat Yosua dan Israel, dalam mencari
tahu si penjahat.
(2) Untuk memberikan tempat kepada orang berdosa itu sen-
diri untuk bertobat dan membuat pengakuan. Yosua tidak
diragukan lagi segera mengumumkan ke seluruh perke-
mahan bahwa telah terjadi pelanggaran seperti itu. Dan ke-
tika mendengar pengumuman itu, seandainya Akhan me-
nyerahkan diri, dan mengakui kesalahannya dengan me-
nyesal, dan mencegah penyelidikan itu, siapa tahu ia bisa
mendapat manfaat dari hukum Taurat. Hukum itu mene-
rima korban penebus salah, dengan pengembalian barang,
dari orang-orang yang tidak sengaja berbuat dosa dalam se-
suatu hal kudus (Im. 5:15-16). namun Akhan tidak pernah
128
menyingkapkan dirinya sampai undi itu menyingkapkan
dia. Hal ini membuktikan kekerasan hatinya, dan sebab
itu ia tidak mendapat belas kasihan.
III. Allah menggugah Yosua untuk mencari tahu lebih jauh tentang
pencurian itu, dengan memberi tahu dia,
1. Bahwa pencurian ini yaitu satu-satunya alasan dari persete-
ruan Allah dengan mereka, ini, dan tidak ada yang lain. De-
ngan begitu, saat barang yang dikhususkan ini disingkirkan,
ia tidak perlu takut, semuanya akan baik-baik saja. Sungai
keberhasilan mereka, begitu satu penghalang ini disingkirkan,
akan mengalir deras seperti sebelumnya.
2. Bahwa jika barang yang dikhususkan ini tidak dimusnahkan,
mereka tidak dapat mengharapkan kembalinya hadirat Allah
yang penuh rahmat. Jelasnya, Aku tidak akan menyertai kamu
lagi seperti sebelumnya, jika barang-barang yang dikhususkan
itu tidak kamu punahkan (KJV: barang yang terkutuk). Yaitu
orang yang terkutuk, yang dibuat demikian oleh barang yang
terkutuk itu. Apa yang terkutuk akan dipunahkan. Dan orang-
orang yang telah dipercayai Allah untuk membawa pedang,
membawanya dengan sia-sia, jika mereka tidak menjadikannya
sebagai kengerian atas kefasikan yang mendatangkan peng-
hakiman-penghakiman Allah atas sebuah negeri ini. Dengan
pertobatan dan pembaharuan orang perorangan, kita memus-
nahkan barang yang terkutuk dalam hati kita sendiri. Jika kita
tidak melakukannya, kita jangan pernah mengharapkan perke-
nanan dari Allah yang penuh berkat. Biarlah semua orang tahu
bahwa tiada hal lain selain dosa yang memisahkan mereka dari
Allah. Dan, jika dosa itu tidak disesali dengan tulus dan diting-
galkan, maka ia akan memisahkan secara kekal.
IV. Allah memberi petunjuk kepada Yosua tentang cara apa yang ha-
rus dipakai untuk mengadakan penyelidikan dan pemeriksaan ini.
1. Yosua harus menguduskan bangsa itu, sekarang pada malam
ini juga. Yaitu, seperti yang dijelaskan, ia harus memerintah-
kan mereka untuk menguduskan diri mereka sendiri (ay. 13).
Apa lagi yang dapat dilakukan oleh para hakim atau hamba
Tuhan untuk mengadakan pengudusan? Mereka harus mela-
Kitab Yosua 7:10-15
129
yakkan diri mereka untuk menghadap Allah dan tunduk pada
pemeriksaan ilahi. Mereka harus memeriksa diri sendiri, sebab
sekarang Allah datang untuk memeriksa mereka. Mereka ha-
rus bersiap untuk bertemu dengan Allah mereka. Dulu mereka
dipanggil untuk menguduskan diri saat akan menerima hu-
kum ilahi (Kel. 19), dan sekarang mereka dipanggil untuk
menguduskan diri saat akan berada di bawah penghakiman
ilahi. Sebab dalam kedua hal itu, Allah harus dijumpai dengan
penghormatan yang sungguh-sungguh. “Ada barang-barang
yang dikhususkan di tengah-tengahmu, dan sebab itu kudus-
kanlah dirimu.” Yaitu, biarlah semua orang yang tidak bersalah
dapat membersihkan diri mereka, dan lebih berhati-hati untuk
mentahirkan diri mereka. Dosa