Selasa, 07 Januari 2025

galatia filemon 26


 hal-hal yang sudah mereka ketahui, sebab  ini adalah pe-

kerjaan hamba-hamba Tuhan. Bukan untuk memberi tahu mere-

ka tentang hal-hal yang tidak pernah mereka ketahui sebelumnya, 

melainkan mengingatkan mereka tentang hal-hal yang mereka 

ketahui, dengan memesankan kepada mereka, agar jangan mereka 

bersilat kata. Perhatikanlah, orang-orang yang cenderung berteng-

kar biasanya bertengkar mengenai hal-hal yang sangat sepele.

Surat 2 Timotius 2:14-18 

 679 

Bersilat kata sifatnya sangat merusak terhadap perkara-perkara 

mengenai Allah. Janganlah mereka bersilat kata, sebab  hal itu 

sama sekali tidak berguna. Jika saja orang-orang mempertim-

bangkan betapa kecil manfaat dari sebagian besar perdebatan da-

lam hal agama, maka mereka tidak akan sebegitu giat dalam 

bersilat kata, sampai mengacaukan orang yang mendengarkan-

nya, menjauhkan mereka dari hal-hal luar biasa mengenai Allah, 

dan menyebabkan panas hati dan kebencian yang tidak kristiani, 

yang sebab nya kebenaran sering kali dilupakan. Perhatikanlah, 

orang sangat mudah bersilat kata, dan pertikaian seperti itu tidak 

menghasilkan apa pun selain menggoyahkan sebagian orang dan 

mengacaukan yang lain. Bukan saja tidak berguna, namun juga 

sangat merugikan. Dan oleh sebab  itu hamba-hamba Tuhan 

harus menyuruh jemaat supaya mereka tidak bersilat kata. Dan 

mereka akan lebih dihargai saat  menyuruh jemaat di hadapan 

Tuhan, yaitu, dalam nama-Nya dan dari firman-Nya. Dengan cara 

ini para hamba Tuhan mendapatkan kekuasaan atau wewenang 

bagi apa yang mereka katakan. Usahakanlah supaya engkau la-

yak di hadapan Allah (ay. 15). Perhatikanlah, yang harus menjadi 

perhatian hamba-hamba Allah adalah membuktikan diri mereka 

layak di hadapan Allah, diterima oleh-Nya, dan untuk menunjuk-

kan bahwa dengan demikian mereka diperkenan oleh Allah. Un-

tuk mencapai hal itu, harus ada kepedulian dan usaha keras yang 

terus-menerus: Usahakanlah agar engkau menjadi demikian, 

sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu. Hamba-hamba 

Tuhan harus menjadi pekerja. Mereka punya pekerjaan yang ha-

rus dilakukan, dan mereka harus berjerih payah di dalamnya. 

Pekerja yang tidak cakap, atau tidak setia, atau malas, harus 

malu. namun  orang-orang yang mengurusi pekerjaan mereka, dan 

tetap mengerjakan pekerjaan mereka adalah pekerja-pekerja yang 

tidak perlu malu. Dan apakah pekerjaan mereka? Yaitu berterus-

terang memberitakan perkataan kebenaran itu. Bukan mencipta-

kan sebuah injil baru, melainkan dengan berterus terang mem-

bagikan Injil yang dipercayakan kepada mereka sebagaimana ada-

nya. Menyampaikan ancaman kepada orang-orang yang pantas 

mendapatkan ancaman, penghiburan kepada orang-orang yang 

pantas dihibur. Memberikan kepada setiap orang makanan pada 

waktunya (Mat. 24:45, KJV: bagiannya pada waktunya). Perhati-

kanlah di sini, 


 680

1. Firman yang diberitakan hamba-hamba Tuhan adalah firman 

atau perkataan kebenaran, sebab  penciptanya adalah Allah 

kebenaran. 

2. Dibutuhkan banyak hikmat, usaha, dan perhatian untuk mem-

bagi-bagikan firman kebenaran ini dengan benar. Timotius ha-

rus berusaha melakukan pekerjaan ini dengan baik. 

II. Dia harus mewaspadai hal-hal yang dapat menghalangi dia dalam 

pekerjaannya (ay. 16). Dia harus mewaspadai penyimpangan: Hin-

darilah omongan yang kosong dan yang tidak suci. Orang-orang 

yang menganut ajaran sesat, yang menyombongkan gagasan-ga-

gasan dan pernyataan-pernyataan mereka, mengira bahwa per-

buatan mereka dapat membuat mereka dipuji. namun  Rasul Pau-

lus menyebut semua itu omongan yang kosong dan yang tidak 

suci. Begitu orang-orang menjadi sangat suka dengan omongan-

omongan seperti itu, itu akan menambah kefasikan. Jalan pe-

nyimpangan itu menurun ke bawah. Begitu satu hal yang tidak 

masuk akal disetujui atau dibela dalam perdebatan, seribu lain-

nya mengikuti: Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kan-

ker, atau kelemayuh. saat  penyimpangan atau ajaran sesat 

masuk ke dalam jemaat, terpengaruhnya satu orang sering kali 

diikuti dengan terpengaruhnya banyak orang, atau terpengaruh-

nya satu orang yang sama dengan satu penyimpangan sering kali 

menunjukkan terpengaruhnya dia oleh banyak penyimpangan. 

Pada kesempatan ini Rasul Paulus menyebutkan beberapa orang 

yang belum lama ini telah memajukan ajaran-ajaran yang me-

nyimpang, yaitu Himeneus dan Filetus. Dia menyebut nama-nama 

guru sesat ini, untuk menunjukkan keburukan mereka yang tidak 

ada henti-hentinya, dan memperingatkan semua orang supaya 

tidak mendengarkan mereka. Mereka telah menyimpang dari kebe-

naran, atau dari salah satu pokok ajaran agama Kristen, yang 

merupakan kebenaran. Kebangkitan orang mati adalah salah satu 

ajaran agung Kristus. Sekarang lihatlah kelicikan sang ular dan 

keturunan sang ular. Mereka tidak menyangkal kebangkitan (ka-

rena itu dengan jelas dan terang-terangan bertentangan dengan 

perkataan Kristus), namun mereka membuat penafsiran yang 

salah terhadap ajaran yang benar itu, dengan mengatakan bahwa 

kebangkitan telah berlangsung atau berlalu, bahwa apa yang 

Kristus katakan mengenai kebangkitan harus dipahami secara

Surat 2 Timotius 2:19-21 

 681 

rohani dan sebagai kiasan, bahwa kebangkitan itu harus diartikan 

sebagai kebangkitan rohani saja. Memang benar, ada kebangkitan 

rohani, namun  menyimpulkan dari situ bahwa tidak akan ada 

kebangkitan tubuh yang sungguh-sungguh dan nyata pada akhir 

zaman berarti mempertentangkan kebenaran Kristus yang satu 

dengan yang lain untuk menghancurkannya. Dengan demikian 

mereka merusak iman sebagian orang, membuat mereka mening-

galkan kepercayaan akan kebangkitan orang mati. Dan jika tidak 

ada kebangkitan orang mati, atau kemuliaan masa depan, tidak 

ada imbalan untuk pelayanan dan penderitaan kita di dunia lain, 

maka kita adalah orang-orang yang paling malang (1Kor. 15:19). 

Apa pun yang menyingkirkan ajaran tentang kemuliaan yang 

akan datang menjatuhkan iman orang-orang Kristen. Rasul Pau-

lus telah menyanggah penyimpangan ini secara panjang lebar 

(1Kor. 15), dan oleh sebab  itu tidak memasukkan alasan-alasan 

untuk sanggahannya di sini. Perhatikanlah, 

1. Omongan yang harus dihindari Timotius adalah yang tidak 

suci dan sia-sia. Omongan-omongan itu adalah bayang-bayang 

kosong, dan membawa orang kepada kenajisan: Menambah ke-

fasikan. 

2. Penyimpangan bisa menjadi bertambah-tambah, dan sebab  

itu lebih berbahaya: ia menjalar seperti kelemayuh. 

3. saat  orang membuat penyimpangan mengenai kebenaran, 

mereka selalu berusaha keras untuk membuat suatu pernya-

taan palsu yang masuk akal untuk itu. Himeneus dan Filetus 

tidak menyangkal kebangkitan, namun  menyatakan bahwa hal 

itu telah berlangsung atau telah berlalu. 

4. Penyimpangan, terutama yang memengaruhi ajaran dasar, 

akan merusak iman sebagian orang. 

Peringatan-peringatan terhadap Penyimpangan 

(2:19-21) 

19 namun  dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: “Tuhan 

mengenal siapa kepunyaan-Nya” dan “Setiap orang yang menyebut nama 

Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan.” 20 Dalam rumah yang besar 

bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari 

kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang 

terakhir untuk maksud yang kurang mulia. 21 Jika seorang menyucikan 

dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk mak-


 682

sud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan 

disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.  

Di sini kita melihat dengan apa kita dapat menghibur diri, berkaitan 

dengan hal ini, dengan penyimpangan-penyimpangan kecil dan kese-

satan-kesesatan yang menulari dan membuat sakit jemaat, dan men-

datangkan kejahatan. 

I. Hal yang dapat benar-benar menghibur kita adalah bahwa orang-

orang yang tidak percaya tidak dapat membuat janji Allah tidak 

berlaku. Walaupun iman sebagian orang tertentu jatuh, namun 

dasar yang diletakkan Allah itu teguh (ay. 19). Tidak mungkin 

mereka memperdayai orang-orang pilihan Allah. Atau itu dapat 

diartikan sebagai kebenaran itu sendiri, yang mereka ragukan. 

Semua serangan yang dibuat penguasa-penguasa kegelapan ter-

hadap ajaran Kristus tidak dapat menggoyahkannya. Ajaran-Nya 

berdiri teguh, dan dapat bertahan menghadapi segala serangan 

yang bangkit melawannya. Nabi-nabi dan rasul-rasul, yaitu, ajar-

an-ajaran Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, tetap kokoh. Dan 

semua ajaran itu memiliki sebuah meterai dengan dua semboyan, 

satu pada sisi yang satu, dan satu lagi pada sisi lainnya, seperti 

yang biasa ada pada sebuah meterai pada umumnya. 

1. Yang satu menyatakan penghiburan bagi kita, yaitu bahwa 

Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya, dan siapa yang bukan. 

Mengenal mereka, artinya, Dia mengakui mereka, mengenal 

mereka sehingga Dia tidak akan pernah kehilangan mereka. 

Walaupun iman sebagian orang jatuh, namun Tuhan dikata-

kan mengetahui jalan orang benar (Mzm. 1:6). Tidak ada yang 

dapat merusak iman siapa pun yang telah Allah pilih. 

2. Yang lainnya menyatakan kewajiban kita, yaitu bahwa setiap 

orang yang menyebut nama Kristus harus meninggalkan keja-

hatan. Orang-orang yang mau mendapatkan penghiburan dari 

hak istimewa tersebut harus menjadikan kewajibannya seba-

gai suara hati nuraninya. Jika nama Kristus yang dipakai un-

tuk memanggil kita, maka kita harus meninggalkan kejahatan, 

jika tidak maka Dia tidak akan mengakui kita. Dia akan me-

ngatakannya pada hari besar itu (Mat. 7:23). Aku tidak pernah 

mengenal kamu! Enyahlah daripada-Ku, kamu sekalian pem-

buat kejahatan! Perhatikanlah, 

Surat 2 Timotius 2:19-21 

 683 

(1) Apa pun penyimpangan yang dibawa masuk ke dalam je-

maat, dasar yang diletakkan Allah itu tetap teguh, tujuan-

Nya tidak akan pernah dapat digagalkan. 

(2) Allah memiliki beberapa orang di dalam jemaat yang adalah 

kepunyaan-Nya dan Dia kenal sebagai kepunyaan-Nya. 

(3) Orang-orang Kristen yang percaya menyebut nama Kristus, 

dipanggil dengan nama-Nya, dan oleh sebab  itu wajib me-

ninggalkan kejahatan. sebab  Kristus telah menyerahkan 

diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala keja-

hatan (Tit. 2:14). 

II. Hal lain yang dapat menghibur kita adalah bahwa walaupun ada 

beberapa orang yang imannya jatuh, namun ada orang-orang lain 

yang mempertahankan ketulusan mereka, dan mempertahankan-

nya dengan teguh (ay. 20): Dalam rumah yang besar bukan hanya 

terhadap perabot dari emas, dan seterusnya. Jemaat Kristus 

adalah sebuah rumah yang besar, sebuah rumah yang diperleng-

kapi dengan perabot-perabot yang bagus. Nah, sebagian dari 

perabot-perabot rumah ini bernilai tinggi, seperti perabotan yang 

disepuh di dalam rumah. Sebagian bernilai rendah, dan diper-

gunakan untuk maksud-maksud yang rendah, seperti perabot-

perabot dari kayu dan tanah. Demikian pula halnya di dalam 

jemaat Allah. Ada sebagian orang percaya yang seperti perabot 

dari kayu dan tanah, mereka adalah perabot-perabot yang hina. 

namun  pada saat yang sama tidak semua perabot itu hina. Ada 

perabot dari emas dan perak, perabot-perabot yang mulia, yang 

dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya. saat  kita 

berkecil hati sebab  keburukan beberapa orang, kita harus ber-

besar hati juga dengan melihat kebaikan orang-orang lain. Saat 

ini kita harus menjaga supaya kita menjadi perabot-perabot un-

tuk maksud yang mulia: kita harus menyucikan diri kita dari 

pandangan-pandangan yang cemar ini, supaya kita dapat di-

kuduskan untuk dipakai Tuhan kita. Perhatikanlah, 

1. Di dalam jemaat ada beberapa perabot yang mulia dan bebe-

rapa perabot yang hina. Ada beberapa perabot belas kasihan 

dan yang lainnya perabot kemurkaan-Nya (Rm. 9:22-23). Seba-

gian orang mempermalukan jemaat dengan pandangan-pan-

dangan mereka yang cemar dan hidup mereka yang jahat. Se-


 684

dangkan yang lainnya memuliakan dan mendatangkan pujian 

bagi jemaat dengan perilaku mereka yang patut diteladani. 

2. Orang harus menyucikan dirinya dari hal-hal ini sebelum dia 

dapat menjadi perabotan yang mulia, atau dipandang layak 

untuk dipakai tuannya. 

3. Setiap perabot harus layak untuk dipakai tuannya. Setiap orang 

di dalam jemaat yang dikenan oleh Allah harus mengabdikan 

dirinya untuk melayani Tuannya dan melayakkan diri bagi mak-

sud-Nya. 

4. Pengudusan di dalam hati adalah persiapan kita untuk setiap 

pekerjaan yang baik. Pohon harus dipelihara baik-baik, maka 

buahnya pun akan baik. 

Peringatan-peringatan terhadap Pertikaian 

(2:22-26) 

 22 Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih 

dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan 

dengan hati yang murni. 23 Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh 

dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan perteng-

karan, 24 sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, namun  

harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar 25 dan 

dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab 

mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan 

memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, 26 dan dengan 

demikian mereka menjadi sadar kembali, sebab  terlepas dari jerat Iblis yang 

telah mengikat mereka pada kehendaknya.  

 

I. Di sini Paulus menasihati Timotius supaya mewaspadai nafsu 

orang muda (ay. 22). Walaupundia adalah seorang laki-laki yang 

kudus dan baik, sungguh telah mati terhadap dunia, namun Pau-

lus menganggap perlu memperingatkan dia tentang nafsu orang 

muda: “Jauhilah hal-hal tersebut, berjaga-jagalah dan berjerih 

payahlah semampu-mampumu untuk menjaga dirimu tetap ber-

sih dari hal-hal tersebut.” Nafsu daging adalah nafsu orang muda, 

yang harus diwaspadai oleh orang-orang muda dengan penuh 

kehati-hatian, dan orang terbaik pun tidak boleh merasa aman-

aman saja mengenainya. Dia menganjurkan satu obat yang sa-

ngat baik untuk melawan nafsu orang muda: Kejarlah keadilan, 

kesetiaan, kasih, dan damai, dan seterusnya. Perhatikanlah,

Surat 2 Timotius 2:22-26 

 685 

1. Nafsu orang muda sangatlah berbahaya, sehingga orang-orang 

muda yang penuh harapan pun harus diperingatkan mengenai 

hal ini, sebab  nafsu-nafsu itu berjuang melawan jiwa (1Ptr. 

2:11). 

2. Bila kita memanfaatkan segala kasih karunia yang kita terima, 

maka itu akan memadamkan kejahatan-kejahatan kita. Sema-

kin kita mengejar apa yang baik, semakin cepat dan semakin 

jauh kita meninggalkan apa yang jahat. Keadilan, dan iman, 

dan kasih, akan menjadi penangkal yang ampuh melawan 

nafsu-nafsu orang muda. Kasih yang kudus akan menyem-

buhkan nafsu yang tidak murni. Kejarlah damai bersama-

sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan. Memper-

tahankan persekutuan orang-orang kudus akan menjauhkan 

kita dari segala persahabatan dengan perbuatan-perbuatan 

kegelapan yang tidak bermanfaat. Lihatlah ciri-ciri orang Kris-

ten: mereka adalah orang-orang yang berseru kepada Tuhan 

dengan hati yang murni. Perhatikanlah, kepada Kristuslah doa 

harus ditujukan. Itulah ciri-ciri semua orang Kristen, bahwa 

mereka berseru kepada Dia. Akan namun , doa-doa kita kepada 

Allah dan Kristus tidak dapat diterima atau dikabulkan kecua-

li doa-doa itu keluar dari hati yang murni. 

II. Paulus memperingatkan Timotius terhadap pertikaian, dan supa-

ya dia menghindari hal ini (ay. 23). Dia memperingatkan Timotius 

tentang soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak, 

yang cenderung tidak bermanfaat, bersilat kata. Orang-orang yang 

suka menimbulkan hal-hal seperti itu, dan sangat menyukai hal-

hal tersebut, menganggap diri mereka bijaksana dan terpelajar. 

namun  Paulus menyebut mereka bodoh dan tidak terpelajar. Keja-

hatan orang-orang ini adalah bahwa mereka menimbulkan per-

tengkaran, bahwa mereka menimbulkan perdebatan dan pertikai-

an di antara orang-orang Kristen dan hamba-hamba Tuhan. 

Sangat mengagumkan betapa seringnya, dan alangkah seriusnya, 

rasul Paulus memperingatkan Timotius tentang perselisihan 

dalam hal agama, yang pasti bukannya tanpa maksud seperti ini, 

untuk menunjukkan bahwa agama lebih tercermin di dalam mem-

percayai dan melakukan apa yang Allah tuntut daripada dalam 

perselisihan yang tidak ada gunanya. Seorang hamba Tuhan tidak 

boleh bertengkar (ay. 24). Tidak ada yang lebih buruk bagi hamba 


 686

Tuhan Yesus, selain daripada bertengkar dan bertikai, sebab Tu-

han Yesus sendiri tidak berbantah dan tidak berteriak-teriak (Mat. 

12:19), melainkan seorang teladan kelemahlembutan, kehalusan, 

dan keramah-tamahan bagi semua orang. Hamba Tuhan harus 

ramah terhadap semua orang, dan dengan demikian menunjuk-

kan bahwa dia sendiri tunduk kepada kekuasaan yang memerin-

tah dari agama kudus yang kepadanya dia mengabdi dalam mem-

beritakan dan menyebarluaskannya. Cakap mengajar. Orang-orang 

yang cenderung suka bertengkar tidak cakap mengajar, dan mereka 

garang dan tidak taat. Hamba-hamba Tuhan harus sabar, sabar 

menghadapi kejahatan, dan dengan lemah lembut dapat menuntun 

(ay. 25) bukan hanya orang-orang yang tunduk, namun  juga orang-

orang yang suka melawan. Perhatikanlah, 

1. Orang-orang yang suka melawan kebenaran harus dituntun. 

sebab  menuntun adalah cara yang sesuai dengan Kitab Suci 

dalam menangani orang-orang yang menyimpang. Cara ini 

lebih mungkin dapat menginsafkan mereka tentang kesalahan 

mereka daripada api dan kayu bakar: Tuhan tidak meminta 

kita membunuh tubuh mereka dengan mengaku-ngaku untuk 

menyelamatkan jiwa mereka. 

2. Orang-orang yang suka melawan seperti itu harus dituntun 

dengan lemah lembut, sebab  Tuhan kita lemah lembut dan 

rendah hati (Mat. 11:29), dan ini sangat sesuai dengan ciri ham-

ba Tuhan (ay. 24): Seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, 

namun  harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap meng-

ajar, sabar. Ini adalah cara untuk menyampaikan kebenaran 

dengan terang dan kuasanya, dan untuk mengalahkan kejahat-

an dengan kebaikan (Rm. 12:21). 

3. Hal yang harus menjadi tujuan hamba-hamba Tuhan dalam 

menuntun orang-orang yang suka melawan adalah supaya 

mereka dipulihkan kembali: Mungkin Tuhan memberi kesem-

patan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka 

sehingga mereka mengenal kebenaran. Perhatikanlah, 

(1) Pertobatan adalah karunia Allah. 

(2) Itu adalah karunia yang mungkin diberikan dalam perkara 

orang-orang yang suka melawan. Dan oleh sebab  itu, wa-

laupun kita tidak boleh putus asa mengenai kasih karunia 

Surat 2 Timotius 2:22-26 

 687 

Allah, namun kita harus berhati-hati supaya tidak mere-

mehkannya. Sehingga mereka mengenal kebenaran. 

(3) Allah yang sama yang menolong kita menemukan kebenar-

an, juga membawa kita kepada pengenalan akan kebenar-

an itu dengan anugerah-Nya, jika tidak maka hati kita 

akan tetap memberontak terhadap kebenaran, sebab  kita 

harus mengaku dengan mulut kita bukan hanya percaya 

dengan hati kita saja (Rm. 10:9-10). Dan dengan demikian-

lah orang-orang berdosa menjadi insaf kembali dan terlepas 

dari jerat Iblis. Lihatlah di sini, 

[1] Kesengsaraan orang-orang berdosa: mereka ada di da-

lam jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehen-

daknya (ay. 26). Mereka adalah budak bagi pemberi tu-

gas yang terburuk. Iblis adalah roh yang sekarang be-

kerja di antara orang-orang durhaka (Ef. 2:2). Mereka 

terperangkap di dalam sebuah jerat, dan dalam jerat 

yang terburuk, sebab  itu adalah jerat Iblis. Mereka se-

perti ikan-ikan yang terperangkap di dalam sebuah jala 

yang buruk, dan seperti burung-burung yang tertang-

kap dalam perangkap. Juga, mereka ada di bawah ku-

tuk Ham (Hendaklah ia menjadi hamba yang paling hina 

[Kej. 9:25]). Mereka adalah budak bagi dia yang hanya-

lah budak dan pengikut. 

[2] Kebahagiaan orang-orang yang bertobat: mereka tersa-

dar kembali sehingga terlepas dari jerat ini, seperti se-

ekor burung yang terlepas dari jerat pemburu burung. 

Jerat itu rusak dan mereka melarikan diri. Dan semakin 

hebat bahayanya, semakin hebat pula pembebasannya. 

saat  orang-orang berdosa bertobat, mereka yang sebe-

lumnya ditawan oleh Iblis pada kehendaknya dibawa ke-

pada kebebasan gilang-gemilang anak-anak Allah, dan 

kehendak mereka melebur ke dalam kehendak Tuhan 

Yesus. Tuhan yang baik memulihkan kita semua sehing-

ga terlepas dari jerat. 

 

 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL  3  

I. Rasul Paulus memperingatkan Timotius terlebih dahulu me-

ngenai apa yang akan terjadi pada hari-hari terakhir, disertai 

alasan-alasan yang mendasarinya (ay. 1-9). 

II. Menunjukkan berbagai jalan keluar untuk menghadapi 

masa-masa itu (ay. 10 sampai selesai), khususnya diambil 

dari teladannya sendiri (“namun  engkau telah mengikuti ajar-

anku,” dst.), dan dari pengetahuan tentang Kitab Suci yang 

dapat memberi hikmat kepada kita untuk sampai kepada 

keselamatan, dan yang dapat menjadi penawar terbaik dalam 

menghadapi kerusakan masa-masa di mana kita hidup di 

dalamnya. Di dalam pasal ini, Rasul Paulus memberitahukan 

Timotius betapa jahat jadinya manusia itu, dan itulah sebab-

nya betapa baiknya pula ia harus hidup. Dengan demikian 

kejahatan orang-orang lain harus membuat kita semakin 

teguh menjaga ketulusan dan kesetiaan kita. 

Tanda-tanda Masa yang Sukar 

(3:1-9)  

1 Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. 2 

Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka 

akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, 

mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, 

tidak mempedulikan agama, 3 tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, 

suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka 

yang baik, 4 suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih 

menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. 5 Secara lahiriah mereka 

menjalankan ibadah mereka, namun  pada hakekatnya mereka memungkiri 

kekuatannya. Jauhilah mereka itu! 6 Sebab di antara mereka terdapat orang-

orang yang menyelundup ke rumah orang lain dan menjerat perempuan-

perempuan lemah yang sarat dengan dosa dan dikuasai oleh berbagai-bagai 

nafsu, 7 yang walaupun selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat 


 690

mengenal kebenaran. 8 Sama seperti Yanes dan Yambres menentang Musa, 

demikian juga mereka menentang kebenaran. Akal mereka bobrok dan iman 

mereka tidak tahan uji. 9 namun  sudah pasti mereka tidak akan lebih maju, 

sebab  seperti dalam hal Yanes dan Yambres, kebodohan merekapun akan 

nyata bagi semua orang. 

Timotius tidak boleh menganggap aneh jika di dalam jemaat dijumpai 

orang-orang jahat, sebab pukat Injil yang dilabuhkan berhasil me-

nangkap berbagai jenis ikan yang baik dan yang tidak baik (Mat. 

13:47-48). Yesus Kristus telah menubuatkan bahwa akan datang ba-

nyak penipu (Mat. 24), dan itulah sebabnya kita tidak boleh menjadi 

tersinggung mengenai hal itu, juga tidak boleh berprasangka buruk 

terhadap agama atau gereja sebab nya. Bahkan di dalam bijih emas 

sekalipun ada sisa-sisa kotoran yang harus dibuang, dan begitu juga-

lah ada banyak sekam di antara gandum saat  gandum ditebarkan 

di atas lantai.  

I. Timotius harus mengetahui bahwa pada hari-hari terakhir (ay. 1), 

pada masa Injil, akan datang masa yang sukar. Meskipun masa-

masa Injil merupakan masa-masa perubahan dalam banyak hal, 

ia harus tahu bahwa di dalam masa-masa Injil sekalipun akan 

ada masa yang sukar. Penganiayaan dari luar tidak akan sehebat 

kebobrokan di dalam jemaat sendiri. Ini akan menjadi masa-masa 

yang sukar, di mana orang akan mengalami kesulitan dalam 

mempertahankan hati nurani yang baik. Rasul Paulus tidak ber-

kata, “Akan datang masa yang sukar, sebab baik orang Yahudi 

maupun orang-orang yang berasal dari bangsa-bangsa lain akan 

bergabung bersama untuk menghancurkan Kekristenan,” namun  ia 

berkata, “akan datang masa yang sukar, sebab orang-orang yang 

tampak secara lahiriah menjalankan ibadah mereka (ay. 5), 

ternyata adalah orang-orang yang bobrok dan jahat, dan menim-

bulkan banyak kerusakan terhadap jemaat.” Dua pengkhianat di 

dalam benteng dapat mengakibatkan lebih banyak kerugian dari-

pada dua ribu orang pengepung yang berada di luar. Masa-masa 

yang sukar akan datang, sebab orang akan menjadi jahat. Per-

hatikan baik-baik,  

1. Dosa membuat masa-masa itu menjadi sukar. saat  kebu-

sukan tingkah laku dan kerusakan tabiat terjadi di mana-

mana, hidup di masa-masa itu pun menjadi berbahaya. Sebab, 

akan sangat sulit menjaga kesetiaan dan ketulusan kita di 

tengah-tengah kebobrokan umum semacam itu.  

Surat 2 Timotius 3:1-9 

 691 

2. Kedatangan masa-masa sukar itu merupakan bukti kebenaran 

nubuat-nubuatan Alkitab. Jika tidak ada peristiwa yang meng-

genapi nubuat tersebut, maka kita bisa tergoda untuk mem-

pertanyakan keilahian Alkitab. 

3. Kita semua berkepentingan untuk mengetahui hal ini, untuk 

mempercayai dan mempertimbangkannya, supaya kita tidak 

terkejut saat  melihat kedatangan masa-masa yang sukar itu. 

Ketahuilah. 

II. Rasul Paulus memberitahukan Timotius peristiwa apa saja yang 

akan terjadi yang membuat masa-masa itu menjadi sukar, atau 

apa yang akan menjadi tanda dan isyarat sehingga masa-masa 

sukar ini dapat diketahui (ay. 2, dst.). 

1. Cinta diri akan membuat masa-masa itu menjadi sukar. Si-

apakah orangnya yang tidak mencintai dirinya sendiri? Na-

mun, cinta diri yang dimaksudkan di sini adalah cinta diri 

yang tidak lazim dan penuh dosa. Manusia lebih mengasihi ke-

dagingan mereka daripada kerohanian mereka. Manusia lebih 

suka merawat tubuh mereka untuk memuaskan hawa nafsu 

mereka daripada menyenangkan Allah dan melaksanakan ke-

wajiban mereka. Bukannya melakukan perbuatan-perbuatan 

Kekristenan yang baik, yang senantiasa memperhatikan ke-

baikan bagi orang lain, mereka lebih memperhatikan diri sen-

diri, dan lebih memperhatikan kepuasan diri sendiri daripada 

pertumbuhan jemaat.  

2. Ketamakan. Perhatikan baik-baik, cinta diri membawa masuk 

deretan panjang dosa dan kejahatan. saat  orang mencintai 

dirinya sendiri, tidak ada hal baik yang dapat diharapkan dari 

diri mereka, seperti semua yang baik dapat diharapkan dari 

orang-orang yang mengasihi Allah dengan segenap hati mere-

ka. saat  ketamakan akan uang merajalela, saat  setiap 

orang hanya memikirkan apa yang dapat ia peroleh dan meme-

gang erat-erat apa yang telah ia miliki, keadaan seperti ini 

membuat manusia menjadi berbahaya bagi satu sama lain, 

dan mengharuskan orang saling berjaga-jaga terhadap sesa-

manya.  

3. Keangkuhan dan kemuliaan yang sia-sia. Masa-masa itu men-

jadi sukar saat  manusia, yang menyombongkan diri sendiri, 

menjadi pembual dan penghujat. Menjadi pembual di hadapan 


 692

manusia yang mereka pandang rendah dan hina, dan menjadi 

penghujat Allah dan Nama-Nya. saat  manusia tidak takut 

akan Allah, mereka tidak akan menghormati sesama manusia, 

dan begitu juga sebaliknya.  

4. saat  anak-anak tidak taat kepada orangtua mereka, dan me-

langgar kewajiban yang seharusnya mereka berikan kepada 

orangtua, baik dalam hal tugas tanggung jawab maupun rasa 

syukur, dan sering juga dalam hal kepentingan mereka sen-

diri, sebab  mereka tergantung kepada orangtua dan meng-

gantungkan harapan kepada orangtua, maka anak-anak ini 

membuat masa itu menjadi masa yang sukar. Sebab, kejahat-

an apakah yang tidak akan dilakukan oleh anak-anak yang 

memperlakukan orangtua sendiri sesuka hati dan memberon-

tak melawan mereka? 

5. Tidak tahu berterima kasih dan tidak memedulikan hidup ke-

agamaan membuat masa-masa itu menjadi sukar. Kedua hal 

tersebut pada umumnya berjalan bersama-sama. Apa alasan-

nya manusia tidak memedulikan hidup keagamaan dan hidup 

tanpa takut kepada Allah kalau bukan sikap tidak tahu ber-

terima kasih atas segala belas kasihan Allah? Rasa tidak berte-

rima kasih dan ketidaksalehan berjalan bersama-sama. Kalau 

seseorang dipanggil sebagai orang yang tidak tahu berterima 

kasih, maka tidak ada nama lain lagi yang lebih buruk dari-

pada itu. Tidak tahu berterima kasih, tidak kudus, tercemar 

oleh berbagai hawa nafsu kedagingan, merupakan contoh si-

kap tidak tahu berterima kasih yang teramat sangat terhadap 

Allah yang telah dengan begitu baik menyediakan segala kebu-

tuhan bagi kehidupan tubuh jasmani. Kita menyalahgunakan 

segala karunia-Nya, jika kita menjadikannya sebagai makanan 

dan bahan bakar bagi semua hawa nafsu kita.  

6. Masa-masa itu menjadi sukar saat  manusia tidak mau lagi 

terikat dengan kejujuran, baik yang sudah menjadi sifat ma-

nusia dengan sendirinya maupun dalam hubungannya dengan 

orang lain, saat  mereka tidak tahu mengasihi dan tidak mau 

berdamai (ay. 3). Ada kasih terhadap semua orang yang ala-

miah sifatnya. Di mana pun ada manusia dengan sifat kema-

nusiaannya, di situ seharusnya ada sifat kemanusiaan terha-

dap sesama manusia lainnya, khususnya yang memiliki suatu 

hubungan tertentu. Masa-masa menjadi sukar saat  anak-

Surat 2 Timotius 3:1-9 

 693 

anak tidak mematuhi orangtua mereka (ay. 2), dan saat  

orangtua tidak memiliki perasaan kasih yang seharusnya ter-

hadap anak-anak mereka (ay. 3). Lihatlah betapa rusaknya si-

fat dosa itu, bagaimana dosa itu bahkan dapat membuat ma-

nusia tercerabut dari sifat yang telah ditanamkan oleh alam di 

dalam diri mereka untuk mendukung kelangsungan kaum me-

reka sendiri. Sebab, perasaan kasih yang alamiah dari orang-

tua kepada anak-anaknya itulah yang sangat berperan dalam 

memelihara umat manusia di atas muka bumi ini. Dan orang-

orang yang tidak mau terikat dengan perasaan kasih yang 

alamiah, tidak heran kalau mereka juga tidak mau diikat oleh 

persekutuan dan perjanjian yang sangat bersungguh-sungguh 

itu. Mereka tidak mau berdamai, tidak mau peduli dengan 

semua ikatan yang telah mereka sepakati sendiri.  

7. Masa-masa itu menjadi sukar saat  manusia suka saling men-

jelekkan orang satu sama lain, menjadi diaboloi – setan-setan 

satu sama lain, tidak menaruh hormat akan nama baik orang 

lain, atau akan segala kewajiban keagamaan yang sudah diikrar-

kan, melainkan hanya memikirkan diri sendiri boleh bebas ber-

kata apa saja dan melakukan apa saja sesuka hati (Mzm. 12:5). 

8. saat  manusia tidak dapat menguasai diri dan hasrat mereka 

sendiri. Bukan hasrat mereka sendiri, sebab mereka memang 

tidak dapat mengekang diri, bukan nafsu mereka sendiri, sebab 

mereka memang garang. saat  mereka tidak dapat mengen-

dalikan roh mereka masing-masing, maka mereka akan menjadi 

seperti kota yang diruntuhkan, tidak memiliki tembok-tembok 

lagi. Mereka akan segera terbakar, hanya oleh sedikit hasutan.  

9. saat  sesuatu yang baik dan harus dihormati disepelekan dan 

dipandang hina di mana-mana. Kesombongan para penganiaya 

itulah yang membuat mereka memandang rendah orang-orang 

yang baik, walaupun orang-orang baik itu lebih istimewa di-

bandingkan dengan sesama mereka.  

10. saat  pada umumnya manusia menjadi licik, keras kepala, 

dan tinggi hati, maka masa-masa itu menjadi masa yang su-

kar (ay. 4), saat  manusia itu suka mengkhianat, tidak berpi-

kir panjang, dan berlagak tahu. Juruselamat kita telah menu-

buatkan bahwa saudara akan menyerahkan saudaranya un-

tuk dibunuh, dan demikian juga seorang ayah akan menye-

rahkan anaknya (Mat. 10:21), dan mereka itulah jenis peng-


 694

khianat yang paling buruk. Orang-orang yang menyerahkan 

Alkitab-Alkitab mereka kepada para penganiaya biasa disebut 

traditores, sebab mereka mengkhianati kepercayaan yang di-

berikan kepada mereka. saat  manusia menjadi cepat marah 

dan menyombongkan diri, maka masa-masa itu akan menjadi 

masa yang sukar.  

11. saat  manusia pada umumnya lebih suka menuruti hawa 

nafsu dari pada menuruti Allah. saat  terdapat lebih banyak 

orang yang menjadi pecinta makanan dan minuman lezat dan 

mewah dibandingkan dengan jumlah orang-orang Kristen 

yang sejati, maka masa-masa seperti itu sungguh buruk. 

Allah harus dikasihi di atas segalanya. Orang-orang yang 

lebih menyukai segala sesuatu melebihi Dia, khususnya lebih 

menyukai hal-hal yang najis dan tidak berakhlak, seperti ke-

senangan kedagingan misalnya, maka itu adalah pikiran ke-

dagingan dan yang penuh kebencian terhadap Allah.  

12. saat  secara lahiriah mereka tetap menjalankan ibadah me-

reka (ay. 5), walaupun mereka melakukan hal-hal seperti ter-

sebut di atas. Mereka dipanggil dengan menggunakan nama 

Kristen, dibaptis di dalam iman Kristen, dan menunjukkan 

sikap layaknya orang yang beragama. Namun, betapapun 

pandainya mereka menunjukkan bentuk ibadah kesalehan 

mereka, pada hakikatnya mereka memungkiri kekuatannya. 

saat  mereka hanya mengambil bentuk lahiriah ibadah yang 

seharusnya mengandung kuasa di dalamnya, maka sesung-

guhnya mereka memisahkan apa yang telah dipersatukan 

Allah di dalam ibadah. Mereka mengenakan bentuk lahiriah 

dari kesalehan ibadah itu untuk melenyapkan kehinaan mere-

ka, namun  mereka tidak mau menyerahkan diri kepada kuasa-

nya untuk menyingkirkan dosa-dosa mereka. Perhatikan 

baik-baik di sini,  

(1) Orang dapat saja berhati buruk dan jahat walaupun meng-

aku beragama. Ia bisa menjadi pencinta diri dan lain seba-

gainya, namun tetap menjalankan ibadah secara lahiriah.  

(2) Bentuk kesalehan atau ibadah lahiriah tidaklah sama de-

ngan kuasa dari kesalehan ibadah itu sendiri. Orang dapat 

memiliki yang satunya dan sepenuhnya miskin akan yang 

lain. Ya, mereka menolaknya, setidaknya dengan tidak mau 

melakukannya di dalam kehidupan mereka sehari-hari.  

Surat 2 Timotius 3:1-9 

 695 

(3) Orang-orang Kristen yang baik harus menjauhi orang-

orang seperti itu.  

III. Di sini Rasul Paulus mengingatkan Timotius supaya ia berhati-

hati terhadap penggoda-penggoda tertentu. Tidak saja supaya ia 

jangan sampai terseret oleh mereka, namun  supaya ia dapat mem-

perlengkapi domba-domba yang berada di bawah tanggung jawab-

nya terhadap bujukan mereka.  

1. Rasul Paulus menunjukkan betapa tekunnya para penggoda 

itu mencari pengikut (ay. 6). Mereka mengincar orang-orang 

tertentu, dengan mengunjungi mereka di rumah-rumah, kare-

na tidak berani muncul terang-terangan. Begitulah, barangsia-

pa berbuat jahat, membenci terang itu (Yoh. 3:20). Mereka 

tidak masuk rumah-rumah dengan paksaan, seperti yang ter-

jadi dengan orang-orang Kristen yang baik saat  mereka di-

aniaya. Sebaliknya, para penggoda itu sengaja menyelundup 

masuk ke rumah-rumah, berperilaku baik-baik supaya dise-

nangi dan diterima orang, dan dengan demikian menarik 

orang-orang itu ke pihak mereka. Dan lihatlah orang-orang se-

perti apa yang dapat mereka pengaruhi dan jadikan pengikut 

mereka. Mereka adalah orang-orang yang lemah, perempuan-

perempuan bodoh (ay. 6, TL), dan yang jahat, yang sarat de-

ngan dosa dan dikuasai oleh berbagai-bagai nafsu. Kepala 

yang bodoh dan hati yang kotor, khususnya kaum perempuan, 

merupakan mangsa empuk bagi para penggoda.  

2. Rasul Paulus menunjukkan bahwa walaupun mereka selalu 

ingin diajar, namun mereka tidak pernah dapat mengenal ke-

benaran (ay. 7). Memang kita semua harus senantiasa belajar, 

yaitu, bertumbuh di dalam pengetahuan, terus mengenal Tu-

han, mendesak maju terus. Namun, orang-orang ini adalah 

orang-orang yang tidak percaya dan yang selalu ragu-ragu, 

tidak mau peduli, dan mudah digoyahkan, yang selalu maju 

ingin menyerap pemikiran-pemikiran baru, dengan berpura-

pura mau bertumbuh dalam pengetahuan, namun  tidak pernah 

sampai memahami kebenaran yang sesungguhnya sebagai-

mana yang ada di dalam Yesus.  

3. Rasul Paulus menubuatkan bahwa kemajuan mereka akan 

berhenti dan mereka tidak akan maju lagi (ay. 8-9). Mereka 

disamakan seperti ahli-ahli sihir dari Mesir yang pernah ber-


 696

usaha melawan Musa, dan yang di sini disebutkan namanya, 

yaitu Yanes dan Yambres. Walaupun nama-nama ini tidak 

akan ditemukan di dalam kisah Perjanjian Lama, namun 

nama-nama ini ditemukan di dalam beberapa tulisan kuno 

orang Yahudi. saat  Musa datang dengan membawa perintah 

ilahi untuk membawa orang Israel keluar dari Mesir, ahli-ahli 

sihir ini menentang dia. Dengan demikian orang-orang bidat itu 

menentang kebenaran, dan sama seperti ahli-ahli sihir Mesir itu, 

akal mereka bobrok, orang-orang yang membiarkan pengertian 

mereka tersesat, menyimpang, berprasangka terhadap kebenar-

an, dan iman mereka tidak tahan uji, atau sangat jauh dari men-

jadi orang-orang Kristen yang sejati. namun  sudah pasti mereka 

tidak akan lebih maju, atau maju lebih jauh lagi, sebagaimana 

yang dipahami oleh beberapa orang. Amatilah, 

(1) Para penyesat itu selalu berusaha mencari tempat-tempat 

tersembunyi dan menyukai kegelapan sebab  mereka takut 

kelihatan di depan umum. Itulah sebabnya mereka suka me-

nyelundup masuk ke rumah-rumah. Lebih jauh lagi, mereka 

menyerang orang-orang yang kurang dapat mempertahan-

kan diri mereka sendiri, yaitu perempuan-perempuan yang 

bodoh dan jahat. 

(2) Para penyesat di segala zaman itu sama saja. Ciri-ciri mere-

ka sama, yaitu, akal mereka bobrok, dan seterusnya. Kela-

kuan mereka kurang lebih sama, yaitu mereka menentang 

kebenaran, seperti Yanes dan Yambres menentang Musa, 

dan mereka juga sama di dalam hal ketidakpuasan mereka.  

(3) Orang-orang yang menentang kebenaran bersalah sebab  

kebodohan, ya, kebodohan yang mengerikan, sebab  mag-

na est veritas, et praevalebit – Agunglah kebenaran itu, dan 

akan menang.  

(4) Meskipun roh penyesatan itu akan dibiarkan bebas untuk 

sedikit waktu lamanya, Allah akan merantainya. Iblis tidak 

dapat menyesatkan bangsa-bangsa dan jemaat-jemaat le-

bih jauh dan lebih lama daripada yang diizinkan Allah ke-

padanya. Kebodohan mereka pun akan nyata, akan tampak 

bahwa mereka adalah penipu-penipu, dan semua orang 

akan meninggalkan mereka.  

 

Surat 2 Timotius 3:10-17 

 697 

Tanda-tanda Masa yang Sukar;  

Keunggulan Alkitab  

(3:10-17)  

10. namun  engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, 

imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku. 11 Engkau telah ikut men-

derita penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita di Antiokhia 

dan di Ikonium dan di Listra. Semua penganiayaan itu kuderita dan Tuhan 

telah melepaskan aku dari padanya. 12 Memang setiap orang yang mau hidup 

beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya, 13 sedangkan orang 

jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesat-

kan. 14 namun  hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah 

engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah 

mengajarkannya kepadamu. 15 Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah 

mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun 

engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. 16 Segala 

tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk 

menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik 

orang dalam kebenaran. 17 Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan 

Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. 

Di sini Rasul Paulus menegaskan kepada Timotius jalan mana yang 

telah ia tempuh.  

I. Rasul Paulus membentangkan di hadapan Timotius teladannya 

sendiri, di mana Timotius telah menjadi salah seorang saksi mata 

yang sudah lama mengikuti Rasul Paulus (ay. 10), namun  engkau 

telah mengikuti ajaranku. Semakin lama kita mengikuti ajaran 

Kristus dan rasul-rasul-Nya, akan semakin erat kita memegang-

nya. Alasan mengapa banyak orang tidak memegangnya erat-erat 

adalah sebab  mereka tidak mengikuti ajaran itu sepenuhnya. 

Rasul-rasul Kristus tidak memiliki musuh-musuh kecuali mereka 

yang tidak mengikuti mereka atau tidak mengikuti mereka sepe-

nuhnya. Orang-orang yang mengikuti para rasul akan sangat 

mengasihi mereka dan sangat menghormati mereka. Nah, apa saja 

yang telah diikuti oleh Timotius sepenuhnya di dalam diri Rasul 

Paulus? 

1. Pengajaran yang telah diberitakan oleh Rasul Paulus. Rasul 

Paulus tidak menahan apa pun dari para pendengarnya, seba-

liknya ia memberitakan seluruh maksud Allah kepada mereka 

(Kis. 20:27). Jadi, kalau bukan sebab  kesalahan mereka sen-

diri, mereka pasti akan mengikuti ajaran itu sepenuhnya. 

Timotius sangat beruntung dapat diajar oleh seorang guru 


 698

pembimbing seperti itu dan diberitahukan tentang ajaran yang 

ia beritakan. 

2. Timotius telah mengikuti sepenuhnya perilaku Rasul Paulus, 

engkau telah mengikuti ajaranku dan cara hidupku. Cara hidup 

Rasul Paulus sejalan dengan ajarannya, dan tidak bertentang-

an dengan ajaran itu. Ia tidak akan meruntuhkan semua yang 

telah ia bangun melalui pemberitaannya dengan cara hidup-

nya. Para pelayan Tuhan itu yang selalu akan bisa berbuat 

baik dan meninggalkan buah-buah kekal dari pelayanan mere-

ka adalah yang cara hidupnya selaras dengan ajaran mereka. 

Sebaliknya orang-orang yang dapat berkhotbah dengan baik 

dan cara hidupnya berantakan sama sekali tidak akan dapat 

memberikan keuntungan kepada banyak orang.  

3. Timotius mengikuti sepenuhnya perkara besar apa yang men-

jadi pandangan dan tujuan Rasul Paulus, baik di dalam pem-

beritaannya maupun di dalam perilaku hidupnya sehari-hari: 

“Engkau tahu tujuanku (ay. 10, TL dan KJV), apa yang kukejar, 

betapa jauh semuanya itu dari rancangan duniawi, kedaging-

an, dan kebendaan, dan betapa bersungguh-sungguhnya aku 

bertujuan untuk mendatangkan kemuliaan bagi Allah dan 

kebaikan bagi jiwa-jiwa manusia.”  

4. Timotius mengikuti sepenuhnya pekerti yang baik dari Rasul 

Paulus, yang dapat ia kumpulkan dari pengajaran-pengajaran-

nya, cara hidupnya, dan tujuan hidupnya. Sebab Rasul Paulus 

memberikan bukti dari imannya (yaitu, ketulusan dan kesetia-

annya, atau imannya di dalam Kristus, imannya mengenai 

dunia lain, yang olehnya Rasul Paulus hidup), kesabarannya 

terhadap jemaat-jemaat, yang kepada mereka ia memberitakan 

firman dan atas mereka ia bertanggung jawab, kasihnya terha-

dap semua orang, dan ketekunannya. Itu semua adalah kasih 

karunia yang menonjol pada diri Rasul Paulus, dan Timotius 

mengetahui dan mengikutinya.  

5. Timotius telah ikut menderita saat  Rasul Paulus dianiaya 

sebab  berbuat baik (ay. 11), “Engkau telah ikut menderita 

penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita,” (ia 

hanya menyebut penganiayaan-penganiayaan yang terjadi 

pada dirinya saat  Timotius ada bersamanya, yaitu di Antio-

khia, di Ikonium, dan di Listra). “Oleh sebab  itu, janganlah 

engkau terkejut jika engkau menderita kesulitan-kesulitan 

Surat 2 Timotius 3:10-17 

 699 

besar, sebab  kesulitan itu tidak lebih besar dari pada yang 

kutanggung sebelumnya.”  

6. Timotius mengikuti betapa besarnya pemeliharaan Allah ke-

pada Rasul Paulus, meskipun demikian semua penganiayaan 

itu kuderita dan Tuhan telah melepaskan aku dari padanya. 

Sebab ia tidak pernah gagal dalam mencapai tujuan-Nya, 

begitu jugalah Allahnya tidak pernah mengecewakan dia. Eng-

kau sudah mengikuti sepenuhnya kesengsaraanku. saat  kita 

mengikuti hanya sebagian dari kesengsaraan orang-orang 

baik, maka kita akan tergoda untuk merendahkan tujuan yang 

menjadi alasan mereka menderita. saat  kita hanya meng-

ikuti kesukaran yang mereka tanggung untuk Kristus, kita 

akan siap berkata, “Kita akan meninggalkan tujuan yang tam-

paknya harus kita bayar mahal untuk mengakuinya.” namun  

saat  kita mengikuti sepenuhnya kesengsaraan itu, tidak saja 

bagaimana mereka menderita, namun  bagaimana mereka 

disokong dan dihiburkan di bawah penderitaan mereka, maka, 

bukannya merasa kecil hati, semangat kita malah digelorakan 

oleh hal itu, khususnya saat  kita merenungkan bahwa kita 

harus siap menghadapi hal-hal seperti itu, memang setiap 

orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan 

menderita aniaya (ay. 12). Memang tidak selalu sama. Pada 

masa itu orang-orang yang mengaku beriman kepada Kristus 

lebih rentan dan terbuka terhadap penganiayaan daripada 

masa-masa lainnya. Namun, di segala zaman, lebih atau ku-

rang, orang-orang yang ingin hidup beribadah di dalam Kristus 

Yesus akan menderita aniaya. Mereka harus sadar bahwa me-

reka setiap saat akan dipandang rendah, dan bahwa agama 

mereka akan menjadi penghalang bagi kedudukan mereka. 

Orang-orang yang ingin hidup beribadah harus siap meng-

hadapi hal itu, khususnya mereka yang ingin beribadah di da-

lam Kristus Yesus, yaitu, sesuai dengan semua aturan agama 

Kristen yang ketat. Begitulah semua orang yang mengenakan 

pakaian hamba dan menyandang nama Sang Penebus yang 

Disalibkan. Semua orang yang menunjukkan hidup keagama-

an mereka di dalam perilaku mereka, mereka yang tidak saja 

saleh, namun  juga hidup beribadah, biarlah mereka juga siap 

menghadapi penganiayaan, khususnya saat  mereka memiliki 


 700

keyakinan yang teguh di dalam agamanya. Perhatikan baik-

baik, 

(1) Hidup Rasul Paulus sangat patut dicontoh dalam tiga hal, 

yaitu pengajarannya, yang selalu sesuai dengan kehendak 

Allah. Cara hidupnya, yang selalu selaras dengan pengajar-

annya, dan penganiayaan dan penderitaannya.  

(2) Walaupun hidup Rasul Paulus merupakan hidup yang luar 

biasa berguna, namun kehidupannya adalah kehidupan 

yang sarat dengan penderitaan-penderitaan berat. Dan, 

menurut saya, tidak ada seorang pun yang lebih mendekati 

Sang Guru Agung mereka dalam hal pelayanan dan pen-

deritaan daripada Rasul Paulus. Ia menderita hampir di 

setiap tempat. Roh Kudus menjadi saksi bahwa penjara 

dan sengsara menunggu dia (Kis. 20:23). Di sini ia menye-

butkan bahwa penganiayaan-penganiayaan dan kesengsa-

raan-kesengsaraannya di Antiokhia, di Ikonium, dan di 

Listra, di samping penderitaan-penderitaan yang pernah ia 

tanggung di tempat-tempat lain.  

(3) Rasul Paulus menyebutkan bahwa Tuhan melepaskan dia 

dari semua penganiayaan dan kesengsaraan itu. Ia menye-

butkan ini untuk membesarkan hati Timotius dan kita 

yang sedang berada di bawah penderitaan.  

(4) Di sini kita membaca perihal cara hidup dan perlakuan ter-

hadap orang-orang Kristen yang sejati. Yaitu bahwa mereka 

hidup beribadah di dalam Yesus Kristus – inilah perilaku 

hidup mereka. Dan mereka akan menderita aniaya – inilah 

perlakuan yang mereka harus hadapi di dalam dunia ini.  

II. Ia mengingatkan Timotius mengenai akhir yang mematikan bagi 

para penggoda itu, sebagai sebuah alasan mengapa ia harus tetap 

berpegang pada kebenaran seperti yang ada di dalam Yesus, 

sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, dan 

seterusnya (ay. 13). Amatilah, sebagaimana orang-orang baik, oleh 

kasih karunia Allah, bertumbuh semakin baik dan baik, begitu 

jugalah orang-orang jahat, melalui kelicikan Iblis dan kuasa ke-

bobrokan mereka sendiri, mereka menjadi semakin buruk dan 

buruk. Jalan dosa itu selalu merosot ke bawah, dari buruk men-

jadi semakin buruk, menyesatkan dan disesatkan. Mereka yang 

menyesatkan orang lain juga menyesatkan diri sendiri. Mereka 

Surat 2 Timotius 3:10-17 

 701 

yang menarik orang lain ke dalam kekeliruan menyeret diri sendiri 

ke dalam kesalahan yang lebih banyak dan lebih banyak lagi, dan 

pada akhirnya mereka harus membayar harganya.  

III. Rasul Paulus memerintahkan Timotius untuk tetap memelihara 

pendidikan yang baik, dan khususnya mengenai hal-hal yang 

telah ia pelajari dari Kitab Suci, namun  hendaklah engkau tetap 

berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima (ay. 14-15). 

Perhatikanlah, tidak cukup hanya mempelajari apa yang baik, 

namun  kita harus belajar terus-menerus, serta bertekun di dalam-

nya sampai akhir. Dengan demikian maka kita adalah benar-

benar murid Kristus (Yoh. 8:31). Kita tidak boleh menjadi anak-

anak lagi, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin peng-

ajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka 

yang menyesatkan (Ef. 4:14). Janganlah kamu disesatkan oleh 

berbagai-bagai ajaran asing. Sebab yang baik ialah, bahwa hati 

kamu diperkuat dengan kasih karunia (Ibr. 13:9). Oleh sebab  itu 

kita harus tetap berpegang pada kebenaran yang telah kita pela-

jari dari Alkitab. Kita tidak boleh tetap tinggal di dalam kekeliruan 

dan kesalahan yang telah menyeret kita ke dalamnya, saat  kita 

masih sebagai anak-anak dan dalam masa muda kita (kita harus 

meninggalkannya sesudah melakukan penyelidikan yang seda-

lam-dalamnya dan diinsafkan sepenuhnya). Namun, yang terpen-

ting adalah bahwa kita perlu terus berpegang pada kebenaran 

yang dengan sangat jelas telah ditegaskan oleh Kitab Suci. Jika 

Timotius mau berpegang teguh pada kebenaran seperti yang telah 

diajarkan kepadanya, maka hal ini akan mempersenjatai dirinya 

terhadap jerat para penggoda yang menyelundup masuk. Amati-

lah, Timotius harus tetap berpegang pada kebenaran yang telah ia 

terima dan ia yakini.  

1. Merupakan suatu kebahagiaan besar untuk mengetahui bah-

wa segala sesuatu yang diajarkan kepada kita itu sungguh 

benar dan pasti adanya (Luk. 1:4). Tidak saja mengetahui apa 

saja kebenaran-kebenaran itu, namun  juga mengetahui bahwa 

kebenaran-kebenaran itu sungguh-sungguh tidak perlu di-

ragukan lagi. Apa yang telah kita pelajari bahwa kita harus 

berusaha supaya menjadi lebih yakin dan lebih yakin lagi, 

sehingga dengan berakar di dalam kebenaran itu, kita dapat 

terlindung dari kekeliruan, sebab kepastian di dalam agama 


 702

atau ibadah merupakan hal yang sangat penting dan memberi-

kan keuntungan. Mengetahui,  

(1) “Bahwa engkau pernah diajar oleh guru-guru yang baik, 

ingatlah orang yang telah mengajarkannya kepadamu. Eng-

kau tidaklah diajar oleh orang-orang jahat dan para penye-

sat, melainkan oleh orang-orang baik, yang sudah meng-

alami sendiri kuasa kebenaran-kebenaran yang mereka 

ajarkan kepadamu, dan siap untuk menderita demi kebenar-

an itu, dan dengan demikian memberikan bukti sepenuhnya 

akan keyakinan mereka atas kebenaran-kebenaran itu.”  

(2) “Secara khusus mengenal dasar yang teguh, yang di atas-

nya engkau telah membangun, yaitu, Kitab Suci, ingatlah 

juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci” 

(ay. 15).  

2. Orang-orang yang ingin mempelajari sendiri perkara-perkara 

Allah, dan diyakinkan olehnya, harus mengenal Kitab Suci, se-

bab Kitab Suci ini merupakan ringkasan dari wahyu ilahi.  

3. Merupakan suatu kebahagiaan besar untuk dapat mengenal 

Kitab Suci dari sejak masa kanak-kanak, dan sedini mungkin 

anak-anak harus sudah memperoleh pengetahuan dari Kitab 

Suci. Usia anak-anak adalah usia belajar, dan orang-orang 

yang ingin memperoleh pembelajaran yang benar harus mem-

perolehnya dari Kitab Suci. 

4. Kitab yang harus kita kenal adalah Kitab Suci, yang datang 

dari Allah yang kudus, disampaikan oleh orang-orang kudus, 

mengandung perintah-perintah kudus, membicarakan hal-hal 

yang kudus, dirancang untuk membuat kita menjadi kudus, 

dan membimbing kita di jalan kekudusan menuju kebahagia-

an. Disebut Kitab Suci, supaya dapat dibedakan dari tulisan-

tulisan duniawi dari segala jenis dan dari tulisan-tulisan yang 

hanya membicarakan akhlak belaka, keadilan dan kejujuran 

yang bersifat umum, namun  tidak pernah memasuki pokok ba-

hasan tentang kekudusan. Jika kita ingin mengenal Kitab 

Suci, kita harus membaca dan menyelidikinya setiap hari, se-

perti yang dilakukan oleh orang-orang bijaksana di Berea (Kis. 

17:11). Kitab Suci itu tidak boleh kita abaikan begitu saja, dan 

jarang atau bahkan tidak pernah dilihat. Nah, perhatikan 

baik-baik di sini.  

Surat 2 Timotius 3:10-17 

 703 

(1) Apa keunggulan Kitab Suci itu. Kitab Suci itu diilhamkan 

oleh Allah (ay. 16), dan itulah sebabnya Kitab Suci itu dise-

but firman Allah. Kitab Suci adalah pengungkapan ilahi, 

yang dapat kita andalkan sebagai benar-benar sempurna, 

tidak dapat salah. Roh yang sama yang telah mengembus-

kan akal budi ke dalam diri kita, juga mengembuskan 

pengungkapan atau pewahyuan di antara kita, sebab tidak 

pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, namun  

oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama 

Allah (2Ptr. 1:21). Nabi-nabi dan para rasul tidak berbicara 

dari diri mereka sendiri, namun  hal-hal yang mereka terima 

dari Tuhan itulah yang mereka sampaikan kepada kita. 

Bahwa Kitab Suci diberikan melalui pengilhaman Allah 

tampak dari kebesaran gayanya, yaitu dari kebenaran, ke-

murnian, dan keagungan ajaran-ajaran yang ada di dalam-

nya. Pengilhaman Allah juga tampak dari keselarasan dari 

bagian-bagiannya, dari kuasa dan pengaruhnya atas akal 

budi banyak orang yang bertobat olehnya, dari penggenap-

an banyak nubuatan yang berkaitan dengan hal-hal yang 

melampaui batas ramalan manusia, dan dari banyak muji-

zat yang tidak dapat dikendalikan oleh manusia dan yang 

dikerjakan sebagai bukti untuk menunjukkan bahwa muji-

zat-mujizat itu berasal dari Allah. Allah meneguhkan kesak-

sian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh 

berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan sebab  Roh Kudus, 

yang dibagi-bagikan-Nya menurut kehendak-Nya (Ibr. 2:4). 

(2) Apa gunanya Kitab Suci itu bagi kita.  

[1] Kitab Suci dapat memberi hikmat kepada kita dan me-

nuntun kita kepada keselamatan, artinya, ia menjadi 

pedoman yang pasti dalam perjalanan kita menuju ke-

hidupan kekal. Perhatikanlah, orang-orang yang sung-

guh-sungguh bijaksana adalah yang memperoleh hik-

mat untuk dituntun kepada keselamatan. Kitab Suci 

sanggup membuat kita sungguh-sungguh berhikmat, 

berhikmat bagi jiwa kita dan bagi hidup kita di dunia 

yang lain. “Untuk memberi hikmat kepadamu dan me-

nuntunmu kepada keselamatan oleh iman.” Perhatikan-

lah, Kitab Suci akan membuat kita memperoleh hikmat 

yang dapat menuntun kita kepada keselamatan, jika 


 704

digabungkan dengan iman, dan bukan sebaliknya (Ibr. 

4:2). Sebab, jika kita tidak percaya akan kebenaran dan 

kebaikan Kitab Suci, maka Kitab Suci tidak akan ada 

gunanya bagi kita.  

[2] Kitab Suci itu bermanfaat bagi kita untuk mencapai se-

mua tujuan hidup Kekristenan, untuk mengajar, untuk 

menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan 

dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Kitab Suci 

memenuhi semua tujuan pengungkapan atau pewahyu-

an ilahi. Kitab Suci mengajar kita dalam kebenaran, 

menegur kita atas perbuatan yang keliru, membimbing 

kita kepada yang baik. Kitab Suci itu berguna dalam 

segala hal, sebab kita semua perlu diajar, diperbaiki, dan 

ditegur. Kitab Suci khususnya berguna bagi para pelayan 

Tuhan, yang bertanggung jawab untuk memberikan 

pengajaran, perbaikan, dan teguran. Dari manakah me-

reka dapat memperoleh sumber yang lebih baik untuk 

melakukan semua itu selain dari Kitab Suci? 

[3] Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah di-

perlengkapi untuk setiap perbuatan baik (ay. 17). Orang-

orang Kristen dan para pelayan jemaat adalah manusia 

kepunyaan Allah. Yang menyempurnakan seorang ma-

nusia menjadi kepunyaan Allah di dunia ini adalah 

Kitab Suci itu. Oleh Kitab Suci kita diperlengkapi untuk 

setiap perbuatan baik. Yang ada di dalam Kitab Suci 

cocok untuk segala perkara. Apa pun juga kewajiban 

yang harus kita jalankan, apa pun pelayanan yang di-

minta dari kita, kita dapat menemukan cukup bantuan 

di dalam Kitab Suci untuk memperlengkapi kita dalam 

menjalankan semua tugas itu.  

(3) Secara keseluruhan kita lihat di sini,  

[1] Bahwa Kitab Suci memiliki banyak kegunaan, dan me-

menuhi berbagai tujuan dan maksud yang berbeda. 

Kitab Suci itu bermanfaat untuk mengajar, untuk menya-

takan kesalahan, untuk memperbaiki semua kekeliruan 

baik dengan memberi nasihat maupun dengan bertin-

dak, serta untuk mendidik orang dalam kebenaran.  

Surat 2 Timotius 3:10-17 

 705 

[2] Kitab Suci merupakan per