sar untuk dilalaikan.
[2] Para hamba Tuhan harus menghindari omongan orang
jika mereka hendak memelihara apa yang telah diper-
cayakan kepada mereka, sebab omongan itu kosong dan
tidak suci.
[3] Ilmu yang menentang kebenaran Injil tidak layak dise-
but ilmu. Itu bukan ilmu yang sejati, sebab jika me-
mang benar-benar ilmu, maka ilmu itu akan membukti-
kan kebenaran Injil dan sejalan dengannya.
[4] Orang-orang yang menggemari ilmu seperti itu terancam
menyimpang dalam hal iman. Orang-orang yang meng-
utamakan pemikiran akal melebihi iman terancam me-
ninggalkan iman mereka.
Surat 1 Timotius 6:13-21
647
V. Rasul kita menutup pasal ini dengan doa dan pemberkatan yang
khidmat: Kasih karunia menyertai kamu. Amin. Perhatikanlah, ini
merupakan doa yang pendek namun menyeluruh untuk kawan-
kawan kita, sebab kasih karunia mengandung semua hal baik di
dalamnya, dan kasih karunia sungguh-sungguh merupakan awal
dari kemuliaan. Sebab, di mana Allah memberi kasih karunia, Dia
akan memberi kemuliaan, dan tidak akan menahan-nahan apa
pun yang baik dari orang yang hidup benar. Kasih karunia me-
nyertai kalian semua. Amin.
T A F S I R A N M A T T H E W H E N R Y
Surat
2 Timotius
TAFSIRAN
SURAT 2 Timotius
urat yang kedua ini ditulis oleh Rasul Paulus kepada Timotius dari
Roma, saat ia menjadi tahanan di sana dan nyawanya sedang
terancam. Itu terlihat dari perkataan ini, Mengenai diriku, darahku
sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku
sudah dekat (4:6). Tampak bahwa waktunya untuk meninggalkan
dunia ini, menurut perasaannya sendiri, tidaklah lama lagi, terutama
mengingat orang-orang yang menganiayanya sudah begitu geram dan
benci. Dan tampak bahwa ia sudah dibawa ke hadapan Kaisar Nero,
yang disebutnya sebagai pembelaannya yang pertama, saat tidak
seorang pun membantu dia, namun semuanya meninggalkan dia (4:16).
Para penafsir sependapat bahwa ini merupakan surat terakhir yang
ditulis Rasul Paulus. Di mana Timotius berada saat itu tidaklah
pasti. Maksud dari surat ini agak berbeda dari surat sebelumnya,
tidak menyangkut pekerjaannya sebagai pekabar Injil, melainkan
lebih tentang pandangan dan perilakunya secara pribadi.
S
PASAL 1
sesudah bagian pengantar (ay. 1-2), kita mendapati,
I. Kasih Paulus yang tulus terhadap Timotius (ay. 3-5).
II. Berbagai macam nasihat yang diberikan kepada Timotius (ay.
6-14).
III. Paulus berbicara tentang Figelus dan Hermogenes, dan juga
beberapa orang lain, dan menutupnya dengan Onesiforus (ay.
15, sampai selesai).
Pengantar; Iman dan Kekudusan Timotius
(1:1-5)
1 Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah untuk memberitakan
janji tentang hidup dalam Kristus Yesus, 2 kepada Timotius, anakku yang
kekasih: kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan
Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau. 3 Aku mengucap syukur ke-
pada Allah, yang kulayani dengan hati nurani yang murni seperti yang
dilakukan nenek moyangku. Dan selalu aku mengingat engkau dalam per-
mohonanku, baik siang maupun malam. 4 Dan jika aku terkenang akan
air matamu yang kaucurahkan, aku ingin melihat engkau kembali supaya
penuhlah kesukaanku. 5 Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas,
yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam
ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.
Dalam perikop ini kita mendapati,
I. Sebagai penulis surat ini, Paulus menyebut dirinya rasul oleh ke-
hendak Allah, hanya atas perkenanan Allah, dan oleh anugerah-
Nya, yang dia akui tidak layak diterimanya. Menurut janji tentang
hidup dalam Kristus Yesus, atau menurut Injil. Injil adalah janji
tentang hidup dalam Kristus Yesus. Hidup adalah tujuannya, dan
Kristus adalah jalannya (Yoh. 14:6). Hidup itu dimasukkan seba-
654
gai bagian dalam janji itu, dan kedua-duanya pasti di dalam Kris-
tus Yesus Sang Saksi yang setia. Sebab Kristus adalah ya dan
Amin bagi semua janji Allah. (2Kor. 1:20). Rasul Paulus menye-
but Timotius sebagai anaknya yang kekasih. Rasul Paulus sangat
menyayangi Timotius baik sebab ia sudah berperan dalam per-
tobatan Timotius maupun sebab , seperti seorang anak terhadap
ayahnya, Timotius sudah melayani bersama dia dalam memberita-
kan Injil. Amatilah,
1. Paulus adalah rasul Yesus Kristus oleh kehendak Allah. Sama
seperti ia tidak menerima Injil dari manusia, tidak pula diajari
tentangnya, namun menerimanya melalui pewahyuan Yesus
Kristus (Gal. 1:12), demikian pula mandatnya menjadi rasul
bukanlah oleh kehendak manusia, melainkan oleh kehendak
Allah. Dalam surat sebelumnya, ia berkata menurut perintah
Allah, Juruselamat kita, dan di sini oleh kehendak Allah. Allah
memanggilnya untuk menjadi rasul.
2. Kita diberi janji akan hidup, terpujilah Allah sebab nya: Berda-
sarkan pengharapan akan hidup yang kekal yang sebelum per-
mulaan zaman sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak berdusta
(Tit. 1:2). Ini adalah janji untuk menyingkapkan bahwa hidup
kekal itu didapat dengan cuma-cuma dan pasti.
3. Janji ini, serta semua janji lain, diberikan di dalam dan mela-
lui Yesus Kristus. Semua janji itu timbul dari belas kasihan
Allah dalam Kristus, dan janji-janji itu pasti, sehingga kita
dapat mengandalkannya dengan rasa aman.
4. Kasih karunia, rahmat, dan damai sejahtera yang sungguh-
sungguh diinginkan oleh Timotius anak Paulus yang terkasih
itu, datang dari Allah Bapa dan Kristus Yesus Tuhan kita. Dan
sebab itu, Bapa dan Kristus adalah pemberi semua berkat ini,
dan itu semua harus dipakai untuk Bapa dan Kristus.
5. Orang-orang terbaik menginginkan berkat-berkat ini, dan itu
adalah berkat-berkat terbaik yang bisa kita mintakan untuk
sahabat-sahabat kita yang terkasih, agar mereka beroleh kasih
karunia untuk menolong mereka di saat-saat yang diperlukan,
rahmat untuk mengampuni apa yang salah, dan dengan demi-
kian beroleh damai sejahtera dengan Allah Bapa dan Kristus
Yesus Tuhan kita.
Surat 2 Timotius 1:1-5
655
II. Ucapan syukur Paulus kepada Allah atas iman dan kekudusan
Timotius. Ia bersyukur kepada Allah bahwa ia mengingat Timotius
dalam doa-doanya. Perhatikanlah, kebaikan apa saja yang kita
lakukan, dan perbuatan baik apa saja yang kita lakukan untuk
sahabat-sahabat kita, Allahlah yang harus mendapat kemuliaan
untuk itu, dan kita harus mengucap syukur kepada-Nya. Dialah
yang menaruh di dalam hati kita untuk mendoakan si ini dan si
itu. Rasul Paulus banyak berdoa, ia berdoa siang dan malam.
Dalam semua doanya, ia mengingat sahabat-sahabatnya. Ia ber-
doa terutama untuk hamba-hamba Tuhan yang baik. Ia juga ber-
doa untuk Timotius, dan selalu mengingatnya dalam permohon-
annya, baik siang maupun malam. Ia melakukannya tanpa henti.
Doa adalah pekerjaan tetapnya, dan ia tidak pernah melupakan
sahabat-sahabatnya dalam doanya, seperti yang sering kita laku-
kan. Rasul Paulus melayani Allah nenek moyangnya dengan hati
nurani yang murni. Suatu penghiburan baginya bahwa ia terlahir
dari keluarga Allah, dan berasal dari keturunan orang-orang yang
melayani Allah. Dan juga bahwa ia telah melayani Allah dengan
hati nurani yang murni, sesuai dengan terang terbaik yang ada
padanya. Ia telah menjaga hati nuraninya supaya tetap bersih
dari kesalahan, dan ia berusaha melakukannya setiap hari (Kis.
24:16). Ia sangat ingin melihat Timotius, sebab rasa sayangnya
terhadap dia, supaya ia bisa bercakap-cakap sebentar dengannya,
sebab ia terkenang akan air mata Timotius saat mereka ber-
pisah. Timotius sedih berpisah dengan Paulus, ia menangis pada
saat perpisahan, dan sebab itu Paulus ingin melihat dia lagi,
sebab melalui tangisannya itu ia sadar betapa Timotius betul-
betul menyayanginya. Ia bersyukur kepada Allah bahwa Timotius
terus menjaga agama nenek moyangnya (ay. 5). Perhatikanlah,
agama menurun pada Timotius dari pihak ibunya. Ia mempunyai
seorang ibu yang baik, dan seorang nenek yang baik. Ibu dan
neneknya adalah orang percaya, meskipun ayahnya tidak (Kis.
16:1). Sungguh menghibur jika anak-anak mencontoh iman
dan kekudusan orangtua mereka yang saleh, dan mengikuti jejak
mereka (3Yoh. 4). Hidup di dalam nenekmu dan di dalam ibumu,
dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu. Rasul Paulus
berpikiran baik tentang sahabat-sahabatnya, dan sangat ingin
mengharapkan yang terbaik untuk mereka. Dan sesungguhnya, ia
mempunyai banyak alasan untuk berpikiran baik tentang Timo-
656
tius, sebab tak ada seorang padanya, yang sehati dan sepikir
dengan dia (Flp. 2:20). Amatilah,
1. Kita, menurut Rasul Paulus, harus melayani Allah dengan hati
nurani yang murni, begitulah yang dilakukan oleh nenek mo-
yangnya dan nenek moyang kita yang saleh. Ini berarti meng-
hadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman
yang teguh, oleh sebab hati kita telah dibersihkan dari hati
nurani yang jahat (Ibr. 10:22).
2. Dalam doa-doa kita, kita harus senantiasa mengingat sahabat-
sahabat kita, terutama hamba-hamba Kristus yang setia. Pau-
lus mengingat Timotius, anaknya yang kekasih, dalam doa-
doanya siang dan malam.
3. Iman yang hidup dalam orang yang sungguh-sungguh percaya
itu tulus, tanpa kemunafikan. Iman itu akan bertahan meng-
hadapi ujian, dan hidup di dalam mereka sebagai kaidah yang
hidup. Rasul Paulus mengucap syukur sebab Timotius mewa-
risi iman Eunike, ibunya dan Lois, neneknya. Dan kita juga
harus mengucap syukur untuk itu jika kita melihat hal
yang serupa. Kita harus bersukacita di mana pun kita melihat
anugerah Allah. Demikian pula Barnabas bersukacita (Kis.
11:23-24). Aku sangat bersukacita, bahwa aku mendapati, bahwa
separuh dari anak-anakmu hidup dalam kebenaran (2Yoh. 1:4).
Peringatan dan Nasihat;
Kesalehan Seorang Hamba Tuhan
(1:6-14)
6 sebab itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah
yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu. 7 Sebab Allah mem-
berikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkit-
kan kekuatan, kasih dan ketertiban. 8 Jadi janganlah malu bersaksi tentang
Tuhan kita dan janganlah malu sebab aku, seorang hukuman sebab Dia,
melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah. 9 Dialah
yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bu-
kan berdasar perbuatan kita, melainkan berdasar maksud dan kasih
karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus
Yesus sebelum permulaan zaman 10 dan yang sekarang dinyatakan oleh ke-
datangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan
kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa. 11 Untuk Injil
inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai
guru. 12 Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, namun aku tidak malu;
sebab aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia ber-
kuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga
Surat 2 Timotius 1:6-14
657
pada hari Tuhan. 13 Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari
padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman
dan kasih dalam Kristus Yesus. 14 Peliharalah harta yang indah, yang telah
dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.
Di sini ada nasihat dan dorongan kepada Timotius untuk melakukan
kewajibannya (ay. 6): Kuperingatkan engkau. Orang-orang terbaik
sekalipun perlu diperingatkan. Apa yang kita ketahui harus diingat-
kan kepada kita. Aku menulis ini, untuk menghidupkan pengertian
yang murni oleh peringatan-peringatan (2Ptr. 3:1).
I. Rasul Paulus menasihati Timotius untuk mengobarkan karunia
Allah yang ada padanya. Kobarkanlah ia seperti api dalam bara.
Yang dimaksudkan adalah semua karunia dan anugerah yang
telah diberikan Allah kepadanya, untuk memperlengkapinya bagi
pekerjaan sebagai pemberita Injil, yaitu karunia-karunia Roh
Kudus, karunia-karunia luar biasa yang tercurah melalui penum-
pangan tangan oleh Rasul Paulus. Inilah yang harus dia kobar-
kan. Ia harus melatihnya, dan dengan demikian mengembangkan-
nya: pakailah karunia-karunia itu dan engkau akan memilikinya.
Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi (Mat.
25:29). Ia harus memanfaatkan semua kesempatan untuk meng-
gunakan karunia-karunia ini, dan dengan begitu mengobar-
kannya, sebab itulah cara terbaik untuk mengembangkannya.
Entah karunia Allah yang ada pada Timotius biasa atau luar biasa
(meskipun saya cenderung berpikir luar biasa), ia harus mengo-
barkannya, sebab kalau tidak karunia itu akan merosot. Lebih
jauh lagi, kita melihat bahwa karunia ini ada padanya melalui pe-
numpangan tangan oleh Rasul Paulus, yang saya pandang ber-
beda dari penahbisannya, sebab penahbisannya itu dilakukan
dengan penumpangan tangan sidang penatua (1Tim. 4:14). Ada
kemungkinan bahwa pada Timotius ada Roh Kudus, dengan karu-
nia dan anugerah-Nya yang luar biasa, yang diberikan kepadanya
melalui penumpangan tangan Rasul Paulus (sebab menurut saya
tidak ada orang lain selain para rasul yang mempunyai kuasa
untuk memberikan Roh Kudus). Dan sesudah itu, sebab sudah
diperlengkapi dengan begitu kaya untuk pekerjaan pelayanan, ia
ditahbiskan oleh sidang penatua. Perhatikanlah,
1. Rintangan besar bagi kita untuk menjadi orang yang berguna
dengan mengembangkan karunia-karunia kita adalah ketakut-
658
an yang memperbudak kita. Oleh sebab itu, Rasul Paulus
memperingatkan Timotius terhadap hal ini: Allah memberikan
kepada kita bukan roh ketakutan (ay. 7). sebab ketakutan
yang rendahlah maka hamba yang jahat itu menyembunyikan
talentanya, dan tidak menggunakannya (Mat. 25:25). Nah,
sebab itu Allah telah mempersenjatai kita melawan roh keta-
kutan, dengan sering-sering memerintahkan kita untuk tidak
takut. Jangan takut pada wajah manusia. Jangan takut pada
bahaya-bahaya yang akan kamu jumpai di jalan kewajiban-
mu. Allah telah membebaskan kita dari roh ketakutan, dan
telah memberi kita roh yang membangkitkan kekuatan, kasih
dan ketertiban. Roh yang membangkitkan kekuatan, atau
keberanian dan tekad untuk menghadapi berbagai kesulitan
dan bahaya. Roh yang membangkitkan kasih kepada Allah,
yang akan membawa kita melewati perlawanan yang akan kita
jumpai, seperti Yakub tidak menghiraukan kerja keras yang
harus dilaluinya demi mendapatkan Rahel. Roh yang mem-
bangkitkan kasih kepada Allah akan membawa kita mengatasi
rasa takut kepada manusia, dan segala aniaya yang dapat di-
berikan manusia terhadap kita. Dan roh yang membangkitkan
ketertiban, atau ketenangan pikiran, kemampuan untuk me-
nikmati diri kita sendiri dengan rasa damai. Sebab kita sering
kali menjadi patah semangat di tengah jalan dan pekerjaan
kita sebab segala khayalan dan bayangan kita sendiri,
sementara pikiran yang jernih dan mantap akan mengusirnya,
dan akan dengan mudah menanggapinya.
2. Roh yang diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya bukanlah
roh ketakutan, melainkan roh keberanian. Roh itu roh yang
membangkitkan kekuatan, sebab mereka berbicara dalam
nama Dia yang berkuasa baik di sorga maupun di bumi. Roh
itu roh yang membangkitkan kasih, sebab kasih kepada Allah
dan jiwa-jiwa manusia pasti mengobarkan hamba-hamba
Tuhan dalam melakukan semua pelayanan mereka. Dan roh
itu roh yang membangkitkan ketertiban, sebab para hamba
Tuhan mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat.
II. Rasul Paulus menasihati Timotius untuk menantikan penderita-
an, dan bersiap-siap menghadapinya: Jadi janganlah malu ber-
saksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu sebab aku, seorang
Surat 2 Timotius 1:6-14
659
hukuman sebab Dia. Janganlah malu sebab Injil, sebab kesak-
sian yang telah engkau berikan mengenainya. Amatilah,
1. Injil Kristus adalah sesuatu yang dengannya tak seorang pun
dari kita harus malu. Kita tidak boleh malu dengan mereka
yang menderita bagi Injil Kristus. Timotius tidak boleh malu
dengan Paulus yang baik dan sudah tua, meskipun sekarang
dia seorang tahanan. Sama seperti Timotius sendiri tidak boleh
takut menderita, demikian pula dia tidak boleh takut meng-
akui orang-orang yang menderita demi kepentingan Kristus.
(1) Injil adalah kesaksian Tuhan kita. Di dalam dan melalui
Injil Ia memberikan kesaksian tentang diri-Nya sendiri ke-
pada kita, dan dengan mengaku patuh padanya, kita mem-
berikan kesaksian tentang Dia dan untuk Dia.
(2) Paulus adalah seorang tahanan Tuhan, dipenjarakan kare-
na Dia (Ef. 4:1). Demi Dia, Paulus dibelenggu.
(3) Tidak ada alasan bagi kita untuk malu dengan kesaksian
Tuhan kita atau dengan para tahanan-Nya. Jika kita malu
dengan hal-hal ini sekarang, Kristus akan malu dengan
kita nanti. Melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh
kekuatan Allah, yaitu nantikanlah penderitaan sebab Injil,
bersiap-siaplah menghadapinya, sadarlah bahwa itu akan
terjadi, bersedialah untuk ambil bagian bersama dengan
orang-orang kudus yang menderita di dunia ini. Ikutlah
menderita bagi Injil-Nya. Atau bisa juga dibaca, menderita-
lah bersama Injil. Bukan hanya ikut berbela rasa dengan
mereka yang menderita sebab nya, namun juga siap untuk
menderita bersama mereka dan seperti mereka. jika
suatu saat Injil mengalami tekanan, orang yang berharap
mendapatkan hidup dan keselamatan olehnya akan rela
untuk turut menderita bersamanya. Amatilah,
[1] Kita baru akan dapat menanggung penderitaan dengan
baik jika kita menimba kekuatan dan kuasa dari
Allah untuk memampukan kita menanggungnya: Ikut-
lah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah.
[2] Semua orang Kristen, namun terutama hamba-hamba
Tuhan, harus menantikan penderitaan dan penganiaya-
an sebab Injil.
660
[3] Penderitaan-penderitaan ini akan disesuaikan, menurut
kuasa Allah (1Kor. 10:13) yang berdiam atas diri kita.
2. Dengan menyebut Allah dan Injil, Rasul Paulus memberi per-
hatian pada perkara-perkara besar yang sudah diperbuat Allah
bagi kita melalui Injil (ay. 9-10). Untuk membesarkan hati
Timotius dalam menanggung penderitaan, ia menegaskan dua
pertimbangan:
(1) Hakikat dari Injil yang untuknya ia dipanggil menderita,
dan maksud yang mulia dan penuh rahmat dari panggilan
itu. Sudah biasa bagi Paulus, saat menyebutkan Kristus
dan Injil-Nya, untuk sejenak mengalihkan topik pembicara-
annya, dan berbicara panjang lebar tentang Kristus dan
Injil-Nya. Betapa Paulus dipenuhi oleh Dia yang merupa-
kan segala keselamatan kita, dan yang harus kita semua
inginkan. Perhatikanlah,
[1] Tujuan Injil adalah keselamatan kita: Dialah yang menye-
lamatkan kita, dan kita tidak boleh merasa enggan untuk
menderita bagi apa yang kita harapkan akan menye-
lamatkan kita. Ia telah mulai menyelamatkan kita, dan Ia
akan menyelesaikannya pada waktunya. sebab Allah
menyebut apa yang tidak ada (yang belum selesai) seba-
gai sudah ada (Rm. 4:17.). Oleh sebab itulah Rasul
Paulus berkata, Ia telah menyelamatkan kita (KJV).
[2] Injil dirancang untuk menguduskan kita: Dan memanggil
kita dengan panggilan kudus, memanggil kita kepada ke-
kudusan. Kekristenan adalah sebuah panggilan, panggil-
an yang kudus. Kekristenan adalah panggilan yang de-
ngannya dan kepadanya kita dipanggil untuk bekerja.
Amatilah, semua orang yang akan diselamatkan, diku-
duskan sekarang. jika panggilan Injil diterima orang,
maka panggilan itu didapati sebagai panggilan yang ku-
dus, yang menjadikan kudus orang-orang yang dipanggil
dan menerimanya.
[3] Sumber asal dari panggilan Injil adalah anugerah yang
cuma-cuma dan maksud kekal Allah di dalam Kristus
Yesus. Seandainya kita berjasa untuk itu, maka akan
sulit untuk menderita baginya. namun keselamatan kita
melalui Injil adalah sebab anugerah yang cuma-cuma,
Surat 2 Timotius 1:6-14
661
dan bukan sebab perbuatan kita, dan oleh sebab itu
kita tidak boleh merasa enggan untuk menderita kare-
nanya. Anugerah ini dikatakan diberikan kepada kita
sebelum permulaan zaman, yaitu di dalam maksud dan
tujuan Allah sejak dari kekekalan. Di dalam Kristus Ye-
sus, sebab semua karunia yang datang dari Allah kepada
manusia berdosa datang di dalam dan melalui Kristus
Yesus.
[4] Injil adalah wujud dari tujuan dan anugerah ini: Yang
sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita
Yesus Kristus, yang sudah ada dalam pangkuan Bapa
sejak dari kekekalan, dan secara sempurna mengetahui
semua maksud dan tujuan-Nya yang penuh rahmat.
Dengan kedatangan-Nya, maksud yang penuh rahmat
ini dinyatakan kepada kita. Bukankah Yesus Kristus
telah menderita untuk itu, jadi masakan kita enggan
menderita untuknya?
[5] Oleh Injil Kristus maut dipatahkan: Ia telah mematah-
kan kuasa maut, tidak hanya melemahkannya, namun
juga menyingkirkannya. Ia telah mematahkan kuasa
maut yang menguasai kita. Dengan menyingkirkan
dosa, Ia telah mematahkan kuasa maut (sebab sengat
maut ialah dosa [1Kor. 15:56]), dengan mengubah haki-
katnya, dan menghancurkan kuasanya. Maut yang dulu
musuh sekarang menjadi teman. Maut adalah pintu ger-
bang yang melaluinya kita lewat keluar dari dunia yang
penuh masalah, yang sering membuat marah, dan yang
penuh dosa, untuk masuk ke dalam dunia yang penuh
damai sejahtera dan kemurnian sempurna. Dan kuasa
maut dihancurkan, sebab maut tidak menang atas
orang-orang yang percaya Injil, namun justru mereka yang
menang atas maut. Hai maut di manakah kemenangan-
mu? Hai maut, di manakah sengatmu? (1Kor. 15:55).
[6] Oleh Injil Ia telah mendatangkan hidup yang tidak dapat
binasa. Ia telah menunjukkan kepada kita dunia lain
yang lebih jelas daripada saat belum disingkapkan
dalam masa pengaturan sebelumnya. Dan Ia telah me-
nunjukkan kebahagiaan dunia itu, upah yang pasti atas
ketaatan kita melalui iman. Dengan wajah terbuka, kita
662
semua, seperti dalam cermin, akan melihat kemuliaan
Allah. Ia telah mendatangkan hidup yang tidak dapat
binasa itu, tidak hanya memperhadapkannya kepada
kita, namun juga menawarkannya kepada kita, melalui
Injil. Marilah kita menghargai Injil dengan lebih lagi, se-
bab dengan Injil itulah kehidupan dan hidup yang tidak
dapat binasa dinyatakan, sebab dalam hal inilah Injil
mengungguli semua penyingkapan sebelumnya. Maka
Injil itu adalah Injil yang hidup dan yang tidak dapat bi-
nasa, sebagaimana yang disingkapkan kepada kita, dan
mengarahkan kita ke jalan yang siap menuju ke hidup
itu, dan juga menawarkan alasan-alasan yang paling
berbobot untuk menggugah kita supaya mencari kemu-
liaan, kehormatan, dan hidup yang tidak dapat binasa.
(2) Perhatikan contoh dari Paulus yang terberkati itu (ay. 11-
12). Ia ditunjuk untuk memberitakan Injil, dan khususnya
ditunjuk untuk mengajar bangsa-bangsa bukan Yahudi. Ia
menganggap bahwa menderita sebab Injil itu layak, dan
jika begitu mengapa Timotius tidak boleh berpikiran yang
sama juga? Siapa pun tidak perlu takut atau malu untuk
menderita demi kepentingan Injil. Aku tidak malu, tegas
Rasul Paulus, sebab aku tahu kepada siapa aku percaya
dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa
yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari
Tuhan. Amatilah,
[1] Orang-orang yang baik sering kali menderita banyak hal
demi alasan terbaik di dunia: Itulah sebabnya aku men-
derita semuanya ini, yaitu sebab aku memberitakan
dan mengikuti Injil.
[2] Mereka tidak perlu malu, kepentingan Injil akan mene-
guhkan mereka. Sebaliknya, orang-orang yang menen-
tangnya akan mendapat malu.
[3] Orang yang percaya pada Kristus tahu siapa yang mere-
ka percayai. Rasul Paulus berbicara dengan nada keme-
nangan dan sorak-sorai yang kudus. Ia seperti mengata-
kan, Aku berdiri di atas dasar yang teguh. Aku tahu aku
telah menaruh kepercayaan besar ke dalam tangan Dia
yang paling dapat dipercaya. Dan aku yakin, dst. Apa
Surat 2 Timotius 1:6-14
663
yang harus kita percayakan kepada Kristus? Keselamat-
an jiwa kita, dan terpeliharanya jiwa sampai di kerajaan
sorgawi. Dan apa yang kita percayakan sedemikian ya-
kinnya kepada-Nya, akan Dia pelihara. Akan datang
hari saat jiwa kita akan dimintai pertanggungjawaban:
Hai pria, hai wanita, kepadamu telah dipercayakan
satu jiwa, jadi apa yang telah engkau perbuat dengan-
nya? Kepada siapa jiwamu dipersembahkan, kepada
Allah atau Iblis? Bagaimana jiwamu digunakan, untuk
melayani dosa atau untuk melayani Kristus? Akan da-
tang suatu hari, dan hari itu akan menjadi hari yang
sangat berat dan mengerikan, saat kita harus memberi-
kan pertanggungjawaban atas pelayanan kita (Luk. 16:2),
memberikan pertanggungjawaban atas jiwa kita. Nah,
jika kita dengan iman yang taat dan giat mempercayakan
jiwa kita kepada Yesus Kristus, maka kita boleh yakin
bahwa Ia sanggup menjaganya, dan kita akan mendapat
penghiburan pada hari Tuhan itu.
III. Rasul Paulus menasihati Timotius untuk memegang contoh ajaran
yang sehat (ay. 13).
1. Milikilah contoh ajaran yang sehat (bisa juga dibaca demikian),
sebuah buku kecil, katekismus, ringkasan kaidah-kaidah aga-
ma yang utama, yang sesuai dengan Kitab Suci, kerangka
ajaran yang sehat, ringkasan iman Kristen, dengan cara yang
tepat, yang disimpulkan olehmu sendiri dari Kitab Suci untuk
keperluanmu sendiri Atau, lebih tepatnya, yang saya pahami
dengan contoh ajaran yang sehat adalah Kitab Suci sendiri.
2. sesudah memilikinya, peganglah itu erat-erat, ingatlah itu, per-
tahankan itu, dan patuhi itu. Patuhi ajaran itu melawan segala
macam bidah dan ajaran sesat, yang merusakkan iman Kris-
ten. Peganglah erat-erat segala sesuatu yang telah engkau de-
ngar dari padaku. Rasul Paulus terilhami secara ilahi. Alang-
kah baiknya untuk mematuhi contoh ajaran sehat yang kita
dapati dalam Kitab Suci. Sebab ajaran-ajaran ini, kita yakin,
diilhamkan oleh Allah. Ajaran yang sehat adalah ajaran yang
tidak bisa dikutuk (Tit. 2:8). namun bagaimana ajaran itu ha-
rus dipegang? Dalam iman dan kasih, yaitu kita harus meng-
amininya sebagai perkataan yang benar, dan menyambutnya
664
sebagai perkataan yang patut diterima sepenuhnya. Pegang
teguhlah ajaran itu di dalam hati yang baik, sebab inilah ta-
but perjanjian, di mana loh batu hukum Taurat maupun Injil
tersimpan dengan paling aman dan bermanfaat (Mzm. 119:11).
Iman dan kasih harus berjalan bersama-sama. Tidak cukup
hanya percaya pada ajaran yang sehat, dan mengamininya,
namun kita juga harus mencintainya, mempercayai kebenaran-
nya, dan mencintai kebaikannya. Dan kita harus memberita-
kan ajaran yang sehat di dalam kasih. Mengatakan kebenaran
di dalam kasih (Ef. 4:15). Iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
Harus iman dan kasih Kristen, iman dan kasih yang terpatri
pada Yesus Kristus, yang di dalam dan melalui Dia Allah ber-
bicara kepada kita dan kita kepada-Nya. Timotius, sebagai
hamba Tuhan, harus berpegang teguh pada contoh ajaran yang
sehat, demi kebaikan orang lain. Pada contoh perkataan yang
menyembuhkan, bisa juga dibaca seperti itu. Ada kuasa pe-
nyembuhan dalam firman Allah. Disampaikan-Nya firman-Nya
dan disembuhkan-Nya mereka. Maksud yang sama juga ada
pada ayat 14, peliharalah harta yang indah, yang telah diper-
cayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam
kita. Harta yang indah itu adalah contoh ajaran yang sehat,
ajaran Kristen, yang dipercayakan kepada Timotius di dalam
baptisan dan pendidikannya sebagai orang Kristen, dan dalam
tahbisannya sebagai seorang hamba Tuhan. Amatilah,
(1) Ajaran Kristen adalah suatu kepercayaan yang diserahkan
kepada kita. Ajaran itu dipercayakan kepada orang-orang
Kristen secara umum, namun kepada hamba-hamba Tuhan
secara khusus. Ajaran itu adalah harta yang indah, yang
tak ternilai harganya, dan yang akan memberi keuntungan
tak terlukiskan kepada kita. Ajaran itu sungguh harta yang
indah, permata yang tak ternilai, sebab ia menyingkapkan
kepada kita kekayaan-kekayaan Kristus yang tak terselami
(Ef. 3:8). Ajaran ini dipercayakan kepada kita untuk dijaga
supaya tetap murni dan utuh, dan diteruskan kepada ang-
katan-angkatan yang akan datang sesudah kita. Kita harus
menjaganya, dan tidak boleh melakukan apa saja yang
dapat merusakkan kemurniannya, melemahkan kuasanya,
atau mengurangi kesempurnaannya: Peliharalah itu oleh
Roh Kudus yang diam di dalam kita. Perhatikanlah, bahkan
Surat 2 Timotius 1:15-18
665
orang-orang yang sedemikian terpelajar sekalipun tidak
dapat menjaga apa yang sudah mereka pelajari, apalagi
saat mempelajarinya untuk pertama kali, tanpa bantuan
Roh Kudus. Janganlah kita mencoba menjaganya dengan
kekuatan kita sendiri, namun kita harus menjaganya oleh
Roh Kudus.
(2) Roh Kudus berdiam dalam semua hamba Tuhan dan orang
Kristen yang baik. Mereka adalah bait-Nya, dan Ia memam-
pukan mereka untuk menjaga Injil tetap murni dan tidak
bercela. Namun, mereka harus berusaha sebaik-baiknya un-
tuk menjaga harta yang indah ini, sebab bantuan dan ber-
diamnya Roh Kudus tidak mengesampingkan daya upaya
manusia, namun keduanya harus berjalan bersama-sama.
Ketabahan Seorang Hamba Tuhan
(1:15-18)
15 Engkau tahu bahwa semua mereka yang di daerah Asia Kecil berpaling
dari padaku; termasuk Figelus dan Hermogenes. 16 Tuhan kiranya menga-
runiakan rahmat-Nya kepada keluarga Onesiforus yang telah berulang-ulang
menyegarkan hatiku. Ia tidak malu menjumpai aku di dalam penjara. 17
saat di Roma, ia berusaha mencari aku dan sudah juga menemui aku. 18
Kiranya Tuhan menunjukkan rahmat-Nya kepadanya pada hari-Nya. Betapa
banyaknya pelayanan yang ia lakukan di Efesus engkau lebih mengetahuinya
dari padaku.
sesudah menasihati Timotius (ay. 13-14) untuk berpegang teguh,
I. Rasul Paulus menyebutkan kemurtadan banyak orang dari ajaran
Kristus (ay. 15). Tampaknya, di zaman yang terbaik dan termurni
dalam sejarah jemaat, ada juga orang-orang yang sebelumnya me-
meluk iman Kristen, namun kemudian memberontak darinya,
bahkan banyak yang seperti itu. Rasul Paulus tidak berkata bah-
wa mereka telah berpaling dari ajaran Kristus (meskipun tampak-
nya memang demikian), namun bahwa mereka telah berpaling dari
dia, mereka mengkhianatinya, dan tidak mengakuinya saat ia
dilanda kesesakan. Dan haruskah kita terheran-heran dibuatnya,
sementara banyak orang berpaling dari Dia yang jauh lebih baik
daripada Paulus? Maksud saya, Tuhan Yesus Kristus (Yoh. 6:66).
666
II. Dia menyebutkan keteguhan seseorang yang tetap setia kepada-
nya, yaitu Onesiforus: Sebab ia telah berulang-ulang menyegarkan
hatiku. Ia tidak malu menjumpai aku di dalam penjara (ay. 16).
Amatilah,
1. Kebaikan apa yang telah ditunjukkan Onesiforus kepada Pau-
lus: Ia menyegarkan hati Paulus, ia telah berulang-ulang me-
nyegarkan hatinya dengan surat-suratnya, nasihat-nasihat-
nya, dan penghiburan-penghiburannya, dan ia tidak malu de-
ngan rantai yang membelenggu Paulus. Ia tidak malu dengan
Paulus, sekalipun aib yang tengah menimpanya saat itu. Ia
baik terhadap Paulus bukan sekali dua kali, namun berulang
kali. Bukan hanya saat Paulus berada di Efesus di antara
teman-temannya sendiri, melainkan juga saat Onesiforus
berada di Roma. Ia sudah berusaha mencari Paulus dengan
sangat tekun, dan sudah juga menemui dia (ay. 17). Perhati-
kanlah, orang baik akan mencari kesempatan untuk berbuat
baik, dan tidak akan menolak kesempatan apa saja yang da-
tang. Di Efesus ia sudah melayani Paulus, dan sangat baik
terhadapnya: Timotius juga tahu itu.
2. Bagaimana Paulus membalas kebaikannya (ay. 16-18). Ba-
rangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan me-
nerima upah nabi. Paulus membalasnya dengan doanya: Kira-
nya Tuhan menunjukkan rahmat-Nya kepada Onesiforus. Ada
kemungkinan bahwa Onesiforus berada jauh dari rumahnya
saat itu, dan sedang menemani Paulus. Oleh sebab itu, Paulus
berdoa supaya keluarganya dijaga selama kepergiannya. Para
pengikut suatu gereja tertentu menyatakan bahwa pada waktu
itu Onesiforus sudah meninggal. Dan, sebab Paulus berdoa
baginya supaya ia beroleh rahmat, mereka menyimpulkan
bahwa berdoa untuk orang mati bisa dibenarkan. namun kata
siapa Onesiforus sudah mati? Dan apakah aman mendasarkan
suatu ajaran dan kegiatan ibadah yang begitu penting atas
suatu dugaan belaka dan ketidakpastian?
III. Ia berdoa bagi Onesiforus sendiri, dan juga bagi keluarganya: Tu-
han menunjukkan rahmat-Nya kepadanya pada hari-Nya, pada
hari kematian dan penghakiman, saat Kristus menganggap se-
mua perbuatan baik yang dilakukan terhadap saudara-saudara-
Surat 2 Timotius 1:15-18
667
Nya yang hina sebagai perbuatan yang dilakukan terhadap Dia
sendiri. Amatilah,
1. Hari kematian dan penghakiman adalah hari yang mengerikan,
dan dengan penuh penekanan bisa disebut hari Tuhan itu.
2. Kita tidak perlu menginginkan apa-apa lagi untuk membuat
kita bahagia selain mendapat rahmat Tuhan pada hari itu,
saat orang-orang yang tidak menunjukkan belas kasihan
akan dihakimi tanpa belas kasihan.
3. Orang-orang Kristen yang terbaik akan menginginkan rahmat
pada hari itu: menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus
(Yud. 1:21).
4. Jika kita menginginkan rahmat pada hari itu, kita harus
mencarinya dari Tuhan sekarang.
5. sebab Tuhan dan dari Dialah kita akan mendapat rahmat.
Sebab, jika Tuhan tidak memberikan rahmat-Nya kepada kita,
sia-sialah belas kasihan dari manusia atau malaikat.
6. Kita harus mencari dan meminta rahmat dari Tuhan, yang mem-
berikan dan mengaruniakan rahmat itu. Sebab Tuhan Yesus
Kristus telah memuaskan tuntutan keadilan, supaya rahmat
bisa ditunjukkan. Kita harus datang ke hadapan takhta anuge-
rah, supaya kita beroleh rahmat, dan mendapat anugerah untuk
membantu kita saat kita membutuhkan.
7. Hal terbaik yang bisa kita cari, entah untuk diri kita sendiri
atau sahabat-sahabat kita, adalah supaya Tuhan berkenan
sehingga mereka beroleh rahmat-Nya pada hari itu, saat me-
reka harus melewati waktu dan masuk ke dalam kekekalan,
dan menggantikan dunia ini dengan dunia lain, dan berdiri di
hadapan kursi pengadilan Kristus. Kiranya Tuhan memberi-
kan perkenanan-Nya kepada kita semua sehingga kita men-
dapat rahmat-Nya pada hari itu.
PASAL 2
alam pasal ini rasul kita memberi Timotius banyak nasihat dan
arahan, yang juga sangat bermanfaat bagi orang lain, baik
hamba-hamba Tuhan maupun orang-orang Kristen, sebab semua
nasihat dan arahannya itu dimaksudkan untuk mereka juga, selain
untuk Timotius.
I. Dia memberi dorongan kepada Timotius dalam pekerjaannya,
dengan menunjukkan kepadanya dari mana dia harus men-
dapatkan pertolongan (ay. 1).
II. Dia harus mempersiapkan penerus dalam pelayanannya,
supaya jabatannya tidak ikut mati bersama dia (ay. 2).
III. Dia menasihati Timotius supaya teguh dan tekun dalam
pekerjaan ini, seperti seorang prajurit dan seperti seorang
petani, dengan mengingat apa yang akan akan menjadi akhir
dari segala penderitaannya, dan seterusnya (ay. 3-15).
IV. Dia harus menghindari omongan yang tidak suci dan sia-sia
(ay. 16-18), sebab semuanya itu merusak dan jahat.
V. Dia membicarakan tentang dasar yang diletakkan Allah, yang
tetap teguh (ay. 19-21).
VI. Apa yang harus Timotius hindari, yaitu nafsu orang muda,
dan soal-soal yang bodoh dan tidak terpelajar, dan apa yang
harus dilakukannya (ay. 22 sampai selesai).
Ketabahan dalam Pelayanan
(2:1-7)
1 Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus.
2 Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percaya-
kanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap
mengajar orang lain. 3 Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik
D
670
dari Kristus Yesus. 4 Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusing-
kan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia
berkenan kepada komandannya. 5 Seorang olahragawan hanya dapat mem-
peroleh mahkota sebagai juara, jika ia bertanding menurut peraturan-
peraturan olahraga. 6 Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang per-
tama menikmati hasil usahanya. 7 Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan
akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu.
Di sini Paulus mendorong Timotius supaya teguh dan tekun dalam
pekerjaannya: Jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus (ay. 1).
Perhatikanlah, orang-orang yang memiliki pekerjaan yang harus
dikerjakan untuk Allah harus membangkitkan diri mereka sendiri
untuk melakukannya, dan menguatkan diri mereka sendiri untuk
itu. Menjadi kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus dapat
dipahami sebagai kebalikan dari kelemahan sebab kasih karunia. Di
mana ada kebenaran kasih karunia, di situ harus ada kerja keras
dengan kekuatan sebab kasih karunia. saat pencobaan-pencoba-
an yang kita hadapi meningkat, kita perlu bertumbuh menjadi sema-
kin kuat dan lebih kuat lagi dalam hal yang baik. Iman kita lebih
kuat, tekad kita lebih kuat, kasih kita kepada Allah dan Kristus lebih
kuat. Atau ini dapat dipahami sebagai kebalikan dari kita menjadi
kuat dengan kekuatan kita sendiri: Jadilah kuat, bukan dengan
mengandalkan kecukupanmu sendiri, melainkan dengan kasih karu-
nia yang ada dalam Yesus Kristus. Bandingkanlah dengan Efesus
6:10, Hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan
kuasa-Nya. saat Petrus berjanji lebih memilih mati bagi Kristus
daripada menyangkal-Nya, dia kuat dengan kekuatannya sendiri.
Kalau saja dia kuat dengan kasih karunia yang ada di dalam Kristus
Yesus, dia pasti dapat mempertahankan pendiriannya dengan lebih
baik. Perhatikanlah,
1. Ada kasih karunia di dalam Kristus Yesus. Hukum Taurat diberi-
kan oleh Musa, namun kasih karunia dan kebenaran datang oleh
Yesus Kristus (Yoh. 1:17). Ada kasih karunia yang cukup di dalam
Dia untuk kita semua.
2. Kita harus menjadi kuat oleh kasih karunia ini. Bukan oleh diri
kita sendiri, oleh kekuatan kita sendiri, atau oleh kasih karunia
yang telah kita terima, melainkan oleh kasih karunia yang ada di
dalam Dia, dan itulah cara menjadi kuat oleh kasih karunia.
3. Seperti seorang bapa menasihati anaknya, demikianlah Paulus
menasihati Timotius, dengan penuh kelemahlembutan dan kasih
sayang. Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat, dan seterusnya.
Surat 2 Timotius 2:1-7
671
Perhatikanlah,
I. Timotius harus memperhitungkan penderitaan-penderitaan, bah-
kan sampai menumpahkan darah, dan oleh sebab itu dia harus
melatih orang lain untuk menjadi penerusnya dalam pelayanan
Injil (ay. 2). Dia harus mengajar orang-orang lain, dan melatih
mereka untuk pelayanan, dan dengan demikian mempercayakan
kepada mereka hal-hal yang telah dia dengar. Dan dia juga harus
menahbiskan mereka untuk pelayanan, mempercayakan Injil ke
dalam tangan mereka, dan dengan demikian mempercayakan ke-
pada mereka hal-hal yang telah dia dengar. Dua hal harus dia
perhatikan dalam menahbiskan hamba-hamba Tuhan: Ketaatan
atau ketulusan mereka (Percayakanlah kepada orang-orang yang
dapat dipercayai [KJV: setia], yang dengan tulus hati bertujuan
untuk mendapatkan kemuliaan bagi Allah, kehormatan bagi Kris-
tus, kesejahteraan jiwa-jiwa, dan kemajuan kerajaan sang Pene-
bus di antara manusia), dan juga kemampuan mereka dalam
pelayanan. Mereka tidak boleh hanya memiliki pengetahuan un-
tuk diri mereka sendiri saja, melainkan harus dapat mengajar
orang-orang lain juga, dan suka mengajar. Di sini kita mendapati,
1. Hal-hal yang harus Timotius percayakan kepada orang lain,
yaitu apa yang telah dia dengar dari Rasul Paulus di antara
banyak saksi. Dia tidak boleh menyampaikan apa pun selain
itu, dan juga selain apa yang Paulus telah sampaikan kepada-
nya, dan hal-hal lainnya yang telah dia terima dari Tuhan
Yesus Kristus.
2. Dia harus mempercayakan hal-hal itu, sebagai simpanan yang
kudus, yang harus dijaga, dan harus mereka sebarkan dengan
murni dan tidak bercacat-cela kepada orang lain.
3. Orang-orang yang akan dia percayakan dengan hal-hal ini ha-
ruslah orang yang setia, yaitu yang dapat dipercaya, dan yang
cakap mengajar orang lain.
4. Walaupun orang-orang itu setia dan mampu mengajar orang
lain, namun hal-hal ini harus dipercayakan kepada mereka
oleh Timotius, seorang hamba Tuhan, orang yang berwenang
untuk itu. Tidak ada seorang pun yang boleh ikut campur
tanpa izin dalam pelayanan, melainkan haruslah hal-hal itu
dipercayakan kepada mereka oleh orang-orang yang sudah
memegang jabatan itu.
672
II. Dia harus ikut menderita (ay. 3, KJV: menanggung penderitaan):
Ikutlah, dan seterusnya.
1. Semua orang Kristen, namun terutama hamba-hamba Tuhan,
adalah prajurit-prajurit Yesus Kristus. Mereka berjuang di ba-
wah panji-panji-Nya, dalam perkara-Nya, dan melawan mu-
suh-musuh-Nya, sebab Dia-lah yang memimpin kita kepada
keselamatan (Ibr. 2:10).
2. Prajurit-prajurit Yesus Kristus harus membuktikan diri seba-
gai prajurit yang baik, setia kepada pemimpin mereka, teguh
dalam perkara-Nya, dan tidak boleh berhenti berjuang sampai
mereka menjadi lebih daripada orang-orang yang menang, oleh
Dia yang telah mengasihi mereka (Rm. 8:37).
3. Barangsiapa hendak membuktikan diri sebagai prajurit yang
baik bagi Yesus Kristus, ia harus menanggung penderitaan.
Artinya, kita harus sudah memperkirakannya dan mengang-
gapnya pasti akan terjadi di dunia ini, harus menanggungnya
dan membiasakan diri kita dengannya, dan memikulnya de-
ngan sabar saat penderitaan itu datang, dan tidak boleh
kehilangan ketulusan kita sebab nya.
III. Timotius tidak boleh memusingkan dirinya dengan urusan-urus-
an dunia ini (ay. 4). Seorang prajurit, saat dia sudah terdaftar
untuk ikut dalam tugas, meninggalkan pekerjaannya, dan segala
urusannya, supaya dapat mengikuti perintah-perintah pimpinan-
nya. Jika kita sudah menyerahkan diri kita untuk menjadi praju-
rit Kristus, kita harus melepaskan dunia ini. Dan walaupun tidak
ada penangkal, kita harus melibatkan diri kita dalam urusan-
urusan hidup ini selama kita ada di sini (ada yang harus kita
kerjakan di sini), namun kita tidak boleh memusingkan diri kita
dengan urusan-urusan itu, sedemikian rupa sehingga dialihkan
dan dibelokkan dari kewajiban kita kepada Allah dan urusan-
urusan penting Kekristenan kita. Orang-orang yang akan ber-
juang untuk peperangan yang baik harus melepaskan dunia ini.
Supaya kita dapat menyenangkan hati Dia yang telah memilih kita
menjadi prajurit-prajurit-Nya. Perhatikanlah,
1. Kepedulian utama seorang prajurit haruslah untuk menye-
nangkan hati jenderalnya. Demikian pula kepedulian utama
seorang Kristen haruslah untuk menyenangkan Kristus, su-
Surat 2 Timotius 2:1-7
673
paya kita terbukti layak bagi Dia. Cara untuk menyenangkan
hati-Nya yang telah memilih kita menjadi prajurit-Nya bukan-
lah dengan memusingkan diri kita dengan soal-soal hidup ini,
melainkan dengan membebaskan diri dari kekusutan yang da-
pat menghalangi kita dalam peperangan suci kita.
IV. Timotius harus memperhatikan supaya dalam melakukan pepe-
rangan rohani dia mengikuti peraturan, supaya dia mematuhi
aturan-aturan peperangan (ay. 5): Seorang olahragawan hanya
dapat memperoleh mahkota sebagai juara, jika ia bertanding
menurut peraturan-peraturan olahraga. Kita berjuang supaya me-
nang, supaya menang atas nafsu dan kejahatan kita, supaya ung-
gul dalam hal yang baik, namun kita tidak dapat mengharapkan
hadiah kecuali kita mengikuti peraturan. Dalam melakukan hal
yang baik kita harus berhati-hati supaya kita melakukannya de-
ngan cara yang benar, supaya kebaikan kita tidak dicela. Perhati-
kanlah di sini,
1. Seorang Kristen harus berjuang untuk menang. Dia harus ber-
tujuan untuk menang atas nafsu dan kejahatannya sendiri.
2. Namun dia harus berjuang menurut peraturan-peraturan yang
diberikan kepadanya. Dia harus berjuang sesuai peraturan.
3. Barangsiapa melakukannya dengan cara demikian akan mem-
peroleh mahkota pada akhirnya, sesudah kemenangan penuh
dicapai.
V. Dia harus bersedia menunggu imbalan (ay. 6): Seorang petani
yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usaha-
nya. Atau, seperti sebagaimana seharusnya ayat itu diartikan,
Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang lebih dahulu
menikmati hasil usahanya, seperti yang tampak dengan memban-
dingkan ayat ini dengan Yakobus 5:7. Jika kita mau menikmati
buah, kita harus bekerja keras. Jika kita mau memperoleh ha-
diah, kita harus mengikuti perlombaan. Dan, lebih lanjut, kita ha-
rus bekerja keras lebih dahulu seperti yang dilakukan petani, de-
ngan rajin dan sabar, sebelum menikmati buah. Kita harus mela-
kukan kehendak Allah, sebelum menerima hal-hal yang dijanji-
kan, yang menjadi alasan kita perlu bersabar (Ibr. 10:36).
674
Lebih lanjut rasul Paulus mempercayakan hal yang telah dia kata-
kan untuk Timotius perhatikan, dan menyatakan keinginan dan ha-
rapannya mengenai dia: Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan
akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu (ay. 7). Di
sini,
1. Paulus menasihati Timotius supaya mempertimbangkan hal-hal
yang telah dia peringatkan kepadanya. Timotius harus diingatkan
supaya menggunakan kemampuannya dalam mencerna hal-hal
yang dari Allah. Pertimbangan yang matang sangat diperlukan
baik untuk berperilaku dengan baik maupun untuk bertobat
dengan sungguh-sungguh.
2. Dia berdoa untuk Timotius: Tuhan akan memberi kepadamu peng-
ertian dalam segala sesuatu. Perhatikanlah, Allah-lah yang mem-
berikan pengertian. Orang yang paling pandai membutuhkan le-
bih banyak dan lebih banyak lagi karunia ini. Jika Dia yang
memberikan wahyu dalam firman tidak memberikan pengertian di
dalam hati, maka kita bukanlah apa-apa. Bersama dengan doa
kita untuk orang lain, supaya Tuhan mau memberi mereka peng-
ertian dalam segala sesuatu, kita juga harus menasihati dan
mendorong mereka untuk mempertimbangkan atau mencerna apa
yang kita katakan, sebab pertimbangan adalah cara untuk
mengerti, mengingat, dan melakukan apa yang kita dengar atau
baca.
Dorongan Semangat untuk Hamba Tuhan
(2:8-13)
8 Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, yang
telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam
Injilku. 9 sebab pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu se-
perti seorang penjahat, namun firman Allah tidak terbelenggu. 10 sebab itu
aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya
mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan
yang kekal. 11 Benarlah perkataan ini: Jika kita mati dengan Dia, kita pun
akan hidup dengan Dia; 12 jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah
dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita; 13 jika
kita tidak setia, Dia tetap setia, sebab Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.
I. Untuk membesarkan hati Timotius dalam penderitaan, Rasul Pau-
lus mengingatkan dia tentang kebangkitan Kristus (ay. 8): Ingat-
lah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati,
Surat 2 Timotius 2:8-13
675
yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberi-
takan dalam Injilku. Ini adalah bukti agung dari misi ilahinya, dan
oleh sebab itu merupakan peneguhan yang terbaik akan kebe-
naran agama Kristen. Dan pertimbangan terhadap hal ini seha-
rusnya membuat kita setia dengan pengakuan iman Kristen kita,
dan secara khusus memberi kita semangat saat kita menderita
untuk itu. Biarlah orang-orang kudus yang menderita mengingat
hal ini. Perhatikanlah,
1. Kita harus memandang kepada Yesus, perancang dan penyem-
purna iman kita, yang, untuk sukacita yang telah disediakan
bagi Dia, sabar memikul salib, mengabaikan kehinaan, dan
sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah (Ibr. 12:2).
2. Penjelmaan menjadi manusia dan kebangkitan Yesus Kristus,
jika diimani dengan sungguh-sungguh dan dipertimbangkan
dengan benar, akan menguatkan orang Kristen dalam segala
penderitaan dalam hidup saat ini.
II. Hal lain untuk membesarkan hatinya dalam penderitaan adalah
bahwa dia memiliki Paulus sebagai teladan. Perhatikanlah,
1. Bagaimana Rasul Paulus menderita (ay. 9): sebab pemberita-
an Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang
penjahat. Jadi, janganlah Timotius sang anak mengharapkan
perlakuan yang lebih baik daripada Paulus sang bapa. Paulus
adalah seseorang yang melakukan kebaikan, namun menderita
seperti seorang penjahat. Kita tidak boleh menganggap aneh
jika orang-orang yang melakukan kebaikan diperlakukan jahat
di dunia ini, dan jika orang terbaik mengalami perlakuan yang
terburuk. namun inilah penghiburan baginya, bahwa firman
Allah tidak terbelenggu. Para penguasa yang menganiaya dapat
membungkam hamba-hamba Tuhan dan menahan mereka,
namun mereka tidak dapat menghalangi pekerjaan firman Allah
atas batin dan hati nurani manusia. Pekerjaan-Nya tidak da-
pat dibelenggu oleh kekuatan manusia mana pun. Hal ini da-
pat mendorong Timotius sehingga tidak takut terhadap beleng-
gu sebab bersaksi tentang Yesus. sebab firman Kristus, yang
harus lebih berharga baginya daripada kebebasan, atau hidup
itu sendiri, dalam hal ini tidak akan menderita kerugian apa
pun sebab belenggu-belenggu itu. Di sini kita melihat,
676
(1) Perlakuan terhadap rasul yang baik di dunia ini: Aku men-
derita. Untuk inilah dia dipanggil dan ditetapkan.
(2) Tuntutan dan tuduhan yang tidak benar yang membuatnya
menderita: Aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang
penjahat. Demikian pula orang-orang Yahudi berkata kepada
Pilatus mengenai Kristus, Jikalau Ia bukan seorang penjahat,
kami tidak menyerahkan-Nya kepadamu! (Yoh. 18:30).
(3) Penyebab yang sebenarnya dan sesungguhnya dari pen-
deritaannya seperti seorang penjahat: sebab pemberitaan
Injil inilah.Rasul Paulus menderita sampai dibelenggu, dan
sesudah itu dia melawan sampai menumpahkan darah, ber-
gumul melawan dosa (Ibr. 12:4). Walaupun pemberita-pem-
berita firman sering dibelenggu, namun firman tidak per-
nah terbelenggu.
2. Mengapa dia bersukacita dalam penderitaan: Aku sabar me-
nanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah (ay. 10).
Perhatikanlah,
(1) Hamba-hamba Tuhan yang baik dapat dan harus berbesar
hati dalam pelayanan-pelayanan tersulit dan penderitaan-
penderitaan terberat, dengan ini, bahwa Allah pasti akan
membawa kebaikan bagi jemaat-Nya, dan manfaat bagi
orang-orang pilihan-Nya, dari pelayanan dan penderitaan
itu. Yaitu, supaya mereka juga mendapat keselamatan da-
lam Kristus Yesus. sesudah mendapatkan keselamatan un-
tuk jiwa kita sendiri, kita harus bersedia melakukan dan
menderita apa pun untuk mendukung keselamatan jiwa-
jiwa orang lain.
(2) Orang-orang pilihan Allah dimaksudkan untuk memperoleh
keselamatan: Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa
murka, namun untuk beroleh keselamatan (1Tes. 5:9).
(3) Keselamatan ini ada di dalam Kristus Yesus, di dalam Dia
sebagai sumber, pembayar, dan pemberinya. Dan ini diser-
tai dengan kemuliaan kekal. Tidak ada keselamatan di da-
lam Kristus Yesus yang tanpa kemuliaan kekal.
(4) Penderitaan rasul kita adalah untuk kepentingan orang-
orang pilihan Allah, untuk meneguhkan dan membesarkan
hati mereka.
Surat 2 Timotius 2:8-13
677
III. Hal lain yang digunakan Rasul Paulus untuk mendorong Timotius
adalah harapan masa depan.
1. Orang-orang yang dengan setia taat kepada Kristus dan ke-
pada kebenaran-kebenaran dan jalan-jalan-Nya, apa pun yang
harus mereka tanggung, pasti akan mendapatkan keuntungan
dari semuanya itu di dunia lain: Jika kita mati dengan Dia, kita
pun akan hidup dengan Dia (ay. 11). Jika, seturut dengan Kris-
tus, kita mati bagi dunia ini, kesenangan-kesenangannya, ke-
untungan-keuntungannya, dan kehormatan-kehormatannya,
maka kita akan pergi untuk tinggal bersama dengan Dia di
dunia yang lebih baik, untuk selamanya bersama-sama de-
ngan Dia. Bahkan, walaupun kita dipanggil untuk menderita
untuk Dia, kita tidak akan dirugikan oleh hal itu. Barangsiapa
menderita bagi Kristus di bumi akan memerintah dengan
Kristus di sorga (ay. 12). Orang-orang yang menderita bersama
Daud saat dia direndahkan ditinggikan bersama dia saat
dia ditinggikan: demikian pula yang akan terjadi pada orang-
orang yang menderita bersama Anak Daud.
2. Sangat berbahaya bagi kita jika kita terbukti tidak setia ke-
pada Dia: Jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal
kita. Jika kita menyangkal Dia di hadapan manusia, Dia akan
menyangkal kita di hadapan Bapa-Nya (Mat. 10:33). Dan orang
yang tidak diakui Kristus pada akhirnya harus sengsara se-
lamanya. Inilah yang pasti akan menjadi akibatnya, entah kita
mempercayainya atau tidak (ay. 13). Jika kita tidak setia, Dia
tetap setia, sebab Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya. Dia
setia dengan ancaman-ancaman-Nya, setia dengan janji-janji-
Nya. Tidak ada satu pun ancaman maupun janji-Nya yang
akan gagal, tidak, tidak sedikit pun, setitik atau senoktah pun
dari antaranya. Jika kita setia kepada Kristus, Dia pasti akan
setia kepada kita. Jika kita bersalah kepada Dia, Dia akan se-
tia kepada ancaman-ancaman-Nya: Dia tidak dapat menyang-
kal diri-Nya, tidak dapat mundur dari firman mana pun yang
telah Dia ucapkan, sebab Dia adalah ya dan amin, Saksi yang
setia. Perhatikanlah,
(1) Kematian kita bersama Kristus mendahului hidup kita ber-
sama Dia, dan berhubungan dengan hal itu: yang satu
bertujuan untuk yang lain. Dengan demikian penderitaan
678
kita untuk-Nya adalah jalan untuk memerintah bersama
Dia. Sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apa-
bila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya,
kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas
dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel
(Mat. 19:28).
(2) Ini adalah perkataan yang tepat benar, dan dapat diandal-
kan dan harus dipercaya. namun ,
(3) Jika kita menyangkal Dia, sebab takut, atau malu, atau
demi suatu keuntungan duniawi, maka Dia akan menyang-
kal dan tidak mengakui kita, dan tidak akan menyangkal
diri-Nya sendiri, melainkan akan tetap setia dengan firman-
Nya saat Dia mengancam seperti halnya saat Dia
berjanji.
Peringatan-peringatan terhadap Penyimpangan
(2:14-18)
14 Ingatkanlah dan pesankanlah semuanya itu dengan sungguh-sungguh ke-
pada mereka di hadapan Allah, agar jangan mereka bersilat kata, sebab hal
itu sama sekali tidak berguna, malah mengacaukan orang yang mendengar-
nya. 15 Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang
pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan
kebenaran itu. 16 namun hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci
yang hanya menambah kefasikan. 17 Perkataan mereka menjalar seperti
penyakit kanker. Di antara mereka termasuk Himeneus dan Filetus,18 yang
telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwa kebangkitan
kita telah berlangsung dan dengan demikian merusak iman sebagian orang.
sesudah membesarkan hati Timotius untuk menderita demikian, Ra-
sul Paulus sampai pada bagian selanjutnya untuk mengarahkan dia
dalam pekerjaannya.
I. Dia harus terus berusaha untuk membangun kerohanian jemaat
yang ada di bawah tanggung jawabnya, mengingatkan mereka
tentang