Selasa, 07 Januari 2025

galatia filemon 25


 sar untuk dilalaikan.”  

[2] Para hamba Tuhan harus menghindari omongan orang 

jika mereka hendak memelihara apa yang telah diper-

cayakan kepada mereka, sebab omongan itu kosong dan 

tidak suci.  

[3] Ilmu yang menentang kebenaran Injil tidak layak dise-

but ilmu. Itu bukan ilmu yang sejati, sebab jika me-

mang benar-benar ilmu, maka ilmu itu akan membukti-

kan kebenaran Injil dan sejalan dengannya.  

[4]  Orang-orang yang menggemari ilmu seperti itu terancam 

menyimpang dalam hal iman. Orang-orang yang meng-

utamakan pemikiran akal melebihi iman terancam me-

ninggalkan iman mereka. 

Surat 1 Timotius 6:13-21 

 647 

V.  Rasul kita menutup pasal ini dengan doa dan pemberkatan yang 

khidmat: Kasih karunia menyertai kamu. Amin. Perhatikanlah, ini 

merupakan doa yang pendek namun  menyeluruh untuk kawan-

kawan kita, sebab kasih karunia mengandung semua hal baik di 

dalamnya, dan kasih karunia sungguh-sungguh merupakan awal 

dari kemuliaan. Sebab, di mana Allah memberi kasih karunia, Dia 

akan memberi kemuliaan, dan tidak akan menahan-nahan apa 

pun yang baik dari orang yang hidup benar. Kasih karunia me-

nyertai kalian semua. Amin. 

 

 

 

 

 

  

 

 

 

 

 

 

T A F S I R A N  M A T T H E W  H E N R Y  

Surat  

2 Timotius  

   

 

  

 

 

 

 

 

 

TAFSIRAN  

SURAT 2 Timotius   


urat yang kedua ini ditulis oleh Rasul Paulus kepada Timotius dari 

Roma, saat  ia menjadi tahanan di sana dan nyawanya sedang 

terancam. Itu terlihat dari perkataan ini, “Mengenai diriku, darahku 

sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku 

sudah dekat” (4:6). Tampak bahwa waktunya untuk meninggalkan 

dunia ini, menurut perasaannya sendiri, tidaklah lama lagi, terutama 

mengingat orang-orang yang menganiayanya sudah begitu geram dan 

benci. Dan tampak bahwa ia sudah dibawa ke hadapan Kaisar Nero, 

yang disebutnya sebagai pembelaannya yang pertama, saat  tidak 

seorang pun membantu dia, namun  semuanya meninggalkan dia (4:16). 

Para penafsir sependapat bahwa ini merupakan surat terakhir yang 

ditulis Rasul Paulus. Di mana Timotius berada saat  itu tidaklah 

pasti. Maksud dari surat ini agak berbeda dari surat sebelumnya, 

tidak menyangkut pekerjaannya sebagai pekabar Injil, melainkan 

lebih tentang pandangan dan perilakunya secara pribadi.  

 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL  1  

sesudah  bagian pengantar (ay. 1-2), kita mendapati,  

I.  Kasih Paulus yang tulus terhadap Timotius (ay. 3-5).  

II. Berbagai macam nasihat yang diberikan kepada Timotius (ay. 

6-14).  

III. Paulus berbicara tentang Figelus dan Hermogenes, dan juga 

beberapa orang lain, dan menutupnya dengan Onesiforus (ay. 

15, sampai selesai). 

Pengantar; Iman dan Kekudusan Timotius 

(1:1-5)  

1 Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah untuk memberitakan 

janji tentang hidup dalam Kristus Yesus, 2 kepada Timotius, anakku yang 

kekasih: kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan 

Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau. 3 Aku mengucap syukur ke-

pada Allah, yang kulayani dengan hati nurani yang murni seperti yang 

dilakukan nenek moyangku. Dan selalu aku mengingat engkau dalam per-

mohonanku, baik siang maupun malam. 4 Dan jika aku terkenang akan 

air matamu yang kaucurahkan, aku ingin melihat engkau kembali supaya 

penuhlah kesukaanku. 5 Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, 

yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam 

ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu. 

Dalam perikop ini kita mendapati,  

I.  Sebagai penulis surat ini, Paulus menyebut dirinya rasul oleh ke-

hendak Allah, hanya atas perkenanan Allah, dan oleh anugerah-

Nya, yang dia akui tidak layak diterimanya. Menurut janji tentang 

hidup dalam Kristus Yesus, atau menurut Injil. Injil adalah janji 

tentang hidup dalam Kristus Yesus. Hidup adalah tujuannya, dan 

Kristus adalah jalannya (Yoh. 14:6). Hidup itu dimasukkan seba-


 654

gai bagian dalam janji itu, dan kedua-duanya pasti di dalam Kris-

tus Yesus Sang Saksi yang setia. Sebab Kristus adalah “ya” dan 

“Amin” bagi semua janji Allah. (2Kor. 1:20). Rasul Paulus menye-

but Timotius sebagai anaknya yang kekasih. Rasul Paulus sangat 

menyayangi Timotius baik sebab  ia sudah berperan dalam per-

tobatan Timotius maupun sebab , seperti seorang anak terhadap 

ayahnya, Timotius sudah melayani bersama dia dalam memberita-

kan Injil. Amatilah,  

1.  Paulus adalah rasul Yesus Kristus oleh kehendak Allah. Sama 

seperti ia tidak menerima Injil dari manusia, tidak pula diajari 

tentangnya, namun  menerimanya melalui pewahyuan Yesus 

Kristus (Gal. 1:12), demikian pula mandatnya menjadi rasul 

bukanlah oleh kehendak manusia, melainkan oleh kehendak 

Allah. Dalam surat sebelumnya, ia berkata menurut perintah 

Allah, Juruselamat kita, dan di sini oleh kehendak Allah. Allah 

memanggilnya untuk menjadi rasul.  

2. Kita diberi janji akan hidup, terpujilah Allah sebab nya: Berda-

sarkan pengharapan akan hidup yang kekal yang sebelum per-

mulaan zaman sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak berdusta 

(Tit. 1:2). Ini adalah janji untuk menyingkapkan bahwa hidup 

kekal itu didapat dengan cuma-cuma dan pasti.  

3.  Janji ini, serta semua janji lain, diberikan di dalam dan mela-

lui Yesus Kristus. Semua janji itu timbul dari belas kasihan 

Allah dalam Kristus, dan janji-janji itu pasti, sehingga kita 

dapat mengandalkannya dengan rasa aman.  

4. Kasih karunia, rahmat, dan damai sejahtera yang sungguh-

sungguh diinginkan oleh Timotius anak Paulus yang terkasih 

itu, datang dari Allah Bapa dan Kristus Yesus Tuhan kita. Dan 

sebab  itu, Bapa dan Kristus adalah pemberi semua berkat ini, 

dan itu semua harus dipakai untuk Bapa dan Kristus.  

5. Orang-orang terbaik menginginkan berkat-berkat ini, dan itu 

adalah berkat-berkat terbaik yang bisa kita mintakan untuk 

sahabat-sahabat kita yang terkasih, agar mereka beroleh kasih 

karunia untuk menolong mereka di saat-saat yang diperlukan, 

rahmat untuk mengampuni apa yang salah, dan dengan demi-

kian beroleh damai sejahtera dengan Allah Bapa dan Kristus 

Yesus Tuhan kita. 

Surat 2 Timotius 1:1-5 

 655 

II.  Ucapan syukur Paulus kepada Allah atas iman dan kekudusan 

Timotius. Ia bersyukur kepada Allah bahwa ia mengingat Timotius 

dalam doa-doanya. Perhatikanlah, kebaikan apa saja yang kita 

lakukan, dan perbuatan baik apa saja yang kita lakukan untuk 

sahabat-sahabat kita, Allahlah yang harus mendapat kemuliaan 

untuk itu, dan kita harus mengucap syukur kepada-Nya. Dialah 

yang menaruh di dalam hati kita untuk mendoakan si ini dan si 

itu. Rasul Paulus banyak berdoa, ia berdoa siang dan malam. 

Dalam semua doanya, ia mengingat sahabat-sahabatnya. Ia ber-

doa terutama untuk hamba-hamba Tuhan yang baik. Ia juga ber-

doa untuk Timotius, dan selalu mengingatnya dalam permohon-

annya, baik siang maupun malam. Ia melakukannya tanpa henti. 

Doa adalah pekerjaan tetapnya, dan ia tidak pernah melupakan 

sahabat-sahabatnya dalam doanya, seperti yang sering kita laku-

kan. Rasul Paulus melayani Allah nenek moyangnya dengan hati 

nurani yang murni. Suatu penghiburan baginya bahwa ia terlahir 

dari keluarga Allah, dan berasal dari keturunan orang-orang yang 

melayani Allah. Dan juga bahwa ia telah melayani Allah dengan 

hati nurani yang murni, sesuai dengan terang terbaik yang ada 

padanya. Ia telah menjaga hati nuraninya supaya tetap bersih 

dari kesalahan, dan ia berusaha melakukannya setiap hari (Kis. 

24:16). Ia sangat ingin melihat Timotius, sebab  rasa sayangnya 

terhadap dia, supaya ia bisa bercakap-cakap sebentar dengannya, 

sebab ia terkenang akan air mata Timotius saat  mereka ber-

pisah. Timotius sedih berpisah dengan Paulus, ia menangis pada 

saat perpisahan, dan sebab  itu Paulus ingin melihat dia lagi, 

sebab melalui tangisannya itu ia sadar betapa Timotius betul-

betul menyayanginya. Ia bersyukur kepada Allah bahwa Timotius 

terus menjaga agama nenek moyangnya (ay. 5). Perhatikanlah, 

agama menurun pada Timotius dari pihak ibunya. Ia mempunyai 

seorang ibu yang baik, dan seorang nenek yang baik. Ibu dan 

neneknya adalah orang percaya, meskipun ayahnya tidak (Kis. 

16:1). Sungguh menghibur jika anak-anak mencontoh iman 

dan kekudusan orangtua mereka yang saleh, dan mengikuti jejak 

mereka (3Yoh. 4). Hidup di dalam nenekmu dan di dalam ibumu, 

dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu. Rasul Paulus 

berpikiran baik tentang sahabat-sahabatnya, dan sangat ingin 

mengharapkan yang terbaik untuk mereka. Dan sesungguhnya, ia 

mempunyai banyak alasan untuk berpikiran baik tentang Timo-


 656

tius, sebab  tak ada seorang padanya, yang sehati dan sepikir 

dengan dia (Flp. 2:20). Amatilah,  

1.  Kita, menurut Rasul Paulus, harus melayani Allah dengan hati 

nurani yang murni, begitulah yang dilakukan oleh nenek mo-

yangnya dan nenek moyang kita yang saleh. Ini berarti meng-

hadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman 

yang teguh, oleh sebab  hati kita telah dibersihkan dari hati 

nurani yang jahat (Ibr. 10:22).  

2.  Dalam doa-doa kita, kita harus senantiasa mengingat sahabat-

sahabat kita, terutama hamba-hamba Kristus yang setia. Pau-

lus mengingat Timotius, anaknya yang kekasih, dalam doa-

doanya siang dan malam.  

3.  Iman yang hidup dalam orang yang sungguh-sungguh percaya 

itu tulus, tanpa kemunafikan. Iman itu akan bertahan meng-

hadapi ujian, dan hidup di dalam mereka sebagai kaidah yang 

hidup. Rasul Paulus mengucap syukur sebab  Timotius mewa-

risi iman Eunike, ibunya dan Lois, neneknya. Dan kita juga 

harus mengucap syukur untuk itu jika kita melihat hal 

yang serupa. Kita harus bersukacita di mana pun kita melihat 

anugerah Allah. Demikian pula Barnabas bersukacita (Kis. 

11:23-24). Aku sangat bersukacita, bahwa aku mendapati, bahwa 

separuh dari anak-anakmu hidup dalam kebenaran (2Yoh. 1:4).  

Peringatan dan Nasihat;  

Kesalehan Seorang Hamba Tuhan 

(1:6-14) 

6 sebab  itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah 

yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu. 7 Sebab Allah mem-

berikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkit-

kan kekuatan, kasih dan ketertiban. 8 Jadi janganlah malu bersaksi tentang 

Tuhan kita dan janganlah malu sebab  aku, seorang hukuman sebab  Dia, 

melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah. 9 Dialah 

yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bu-

kan berdasar  perbuatan kita, melainkan berdasar  maksud dan kasih 

karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus 

Yesus sebelum permulaan zaman 10 dan yang sekarang dinyatakan oleh ke-

datangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan 

kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa. 11 Untuk Injil 

inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai 

guru. 12 Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, namun  aku tidak malu; 

sebab  aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia ber-

kuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga

Surat 2 Timotius 1:6-14 

 657 

pada hari Tuhan. 13 Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari 

padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman 

dan kasih dalam Kristus Yesus. 14 Peliharalah harta yang indah, yang telah 

dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita. 

Di sini ada nasihat dan dorongan kepada Timotius untuk melakukan 

kewajibannya (ay. 6): Kuperingatkan engkau. Orang-orang terbaik 

sekalipun perlu diperingatkan. Apa yang kita ketahui harus diingat-

kan kepada kita. Aku menulis ini, untuk menghidupkan pengertian 

yang murni oleh peringatan-peringatan (2Ptr. 3:1). 

I.  Rasul Paulus menasihati Timotius untuk mengobarkan karunia 

Allah yang ada padanya. Kobarkanlah ia seperti api dalam bara. 

Yang dimaksudkan adalah semua karunia dan anugerah yang 

telah diberikan Allah kepadanya, untuk memperlengkapinya bagi 

pekerjaan sebagai pemberita Injil, yaitu karunia-karunia Roh 

Kudus, karunia-karunia luar biasa yang tercurah melalui penum-

pangan tangan oleh Rasul Paulus. Inilah yang harus dia kobar-

kan. Ia harus melatihnya, dan dengan demikian mengembangkan-

nya: pakailah karunia-karunia itu dan engkau akan memilikinya. 

Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi (Mat. 

25:29). Ia harus memanfaatkan semua kesempatan untuk meng-

gunakan karunia-karunia ini, dan dengan begitu mengobar-

kannya, sebab itulah cara terbaik untuk mengembangkannya. 

Entah karunia Allah yang ada pada Timotius biasa atau luar biasa 

(meskipun saya cenderung berpikir luar biasa), ia harus mengo-

barkannya, sebab kalau tidak karunia itu akan merosot. Lebih 

jauh lagi, kita melihat bahwa karunia ini ada padanya melalui pe-

numpangan tangan oleh Rasul Paulus, yang saya pandang ber-

beda dari penahbisannya, sebab penahbisannya itu dilakukan 

dengan penumpangan tangan sidang penatua (1Tim. 4:14). Ada 

kemungkinan bahwa pada Timotius ada Roh Kudus, dengan karu-

nia dan anugerah-Nya yang luar biasa, yang diberikan kepadanya 

melalui penumpangan tangan Rasul Paulus (sebab menurut saya 

tidak ada orang lain selain para rasul yang mempunyai kuasa 

untuk memberikan Roh Kudus). Dan sesudah  itu, sebab  sudah 

diperlengkapi dengan begitu kaya untuk pekerjaan pelayanan, ia 

ditahbiskan oleh sidang penatua. Perhatikanlah,  

1.  Rintangan besar bagi kita untuk menjadi orang yang berguna 

dengan mengembangkan karunia-karunia kita adalah ketakut-


 658

an yang memperbudak kita. Oleh sebab itu, Rasul Paulus 

memperingatkan Timotius terhadap hal ini: Allah memberikan 

kepada kita bukan roh ketakutan (ay. 7). sebab  ketakutan 

yang rendahlah maka hamba yang jahat itu menyembunyikan 

talentanya, dan tidak menggunakannya (Mat. 25:25). Nah, 

sebab  itu Allah telah mempersenjatai kita melawan roh keta-

kutan, dengan sering-sering memerintahkan kita untuk tidak 

takut. “Jangan takut pada wajah manusia. Jangan takut pada 

bahaya-bahaya yang akan kamu jumpai di jalan kewajiban-

mu.“ Allah telah membebaskan kita dari roh ketakutan, dan 

telah memberi kita roh yang membangkitkan kekuatan, kasih 

dan ketertiban. Roh yang membangkitkan kekuatan, atau 

keberanian dan tekad untuk menghadapi berbagai kesulitan 

dan bahaya. Roh yang membangkitkan kasih kepada Allah, 

yang akan membawa kita melewati perlawanan yang akan kita 

jumpai, seperti Yakub tidak menghiraukan kerja keras yang 

harus dilaluinya demi mendapatkan Rahel. Roh yang mem-

bangkitkan kasih kepada Allah akan membawa kita mengatasi 

rasa takut kepada manusia, dan segala aniaya yang dapat di-

berikan manusia terhadap kita. Dan roh yang membangkitkan 

ketertiban, atau ketenangan pikiran, kemampuan untuk me-

nikmati diri kita sendiri dengan rasa damai. Sebab kita sering 

kali menjadi patah semangat di tengah jalan dan pekerjaan 

kita sebab  segala khayalan dan bayangan kita sendiri, 

sementara pikiran yang jernih dan mantap akan mengusirnya, 

dan akan dengan mudah menanggapinya.  

2.  Roh yang diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya bukanlah 

roh ketakutan, melainkan roh keberanian. Roh itu roh yang 

membangkitkan kekuatan, sebab mereka berbicara dalam 

nama Dia yang berkuasa baik di sorga maupun di bumi. Roh 

itu roh yang membangkitkan kasih, sebab kasih kepada Allah 

dan jiwa-jiwa manusia pasti mengobarkan hamba-hamba 

Tuhan dalam melakukan semua pelayanan mereka. Dan roh 

itu roh yang membangkitkan ketertiban, sebab para hamba 

Tuhan mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat. 

II. Rasul Paulus menasihati Timotius untuk menantikan penderita-

an, dan bersiap-siap menghadapinya: “Jadi janganlah malu ber-

saksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu sebab  aku, seorang 

Surat 2 Timotius 1:6-14 

 659 

hukuman sebab  Dia. Janganlah malu sebab  Injil, sebab  kesak-

sian yang telah engkau berikan mengenainya.” Amatilah, 

1.  Injil Kristus adalah sesuatu yang dengannya tak seorang pun 

dari kita harus malu. Kita tidak boleh malu dengan mereka 

yang menderita bagi Injil Kristus. Timotius tidak boleh malu 

dengan Paulus yang baik dan sudah tua, meskipun sekarang 

dia seorang tahanan. Sama seperti Timotius sendiri tidak boleh 

takut menderita, demikian pula dia tidak boleh takut meng-

akui orang-orang yang menderita demi kepentingan Kristus.  

(1) Injil adalah kesaksian Tuhan kita. Di dalam dan melalui 

Injil Ia memberikan kesaksian tentang diri-Nya sendiri ke-

pada kita, dan dengan mengaku patuh padanya, kita mem-

berikan kesaksian tentang Dia dan untuk Dia.  

(2) Paulus adalah seorang tahanan Tuhan, dipenjarakan kare-

na Dia (Ef. 4:1). Demi Dia, Paulus dibelenggu. 

(3) Tidak ada alasan bagi kita untuk malu dengan kesaksian 

Tuhan kita atau dengan para tahanan-Nya. Jika kita malu 

dengan hal-hal ini sekarang, Kristus akan malu dengan 

kita nanti. “Melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh 

kekuatan Allah, yaitu nantikanlah penderitaan sebab  Injil, 

bersiap-siaplah menghadapinya, sadarlah bahwa itu akan 

terjadi, bersedialah untuk ambil bagian bersama dengan 

orang-orang kudus yang menderita di dunia ini. Ikutlah 

menderita bagi Injil-Nya.” Atau bisa juga dibaca, menderita-

lah bersama Injil. “Bukan hanya ikut berbela rasa dengan 

mereka yang menderita sebab nya, namun  juga siap untuk 

menderita bersama mereka dan seperti mereka.” jika 

suatu saat Injil mengalami tekanan, orang yang berharap 

mendapatkan hidup dan keselamatan olehnya akan rela 

untuk turut menderita bersamanya. Amatilah,  

[1]  Kita baru akan dapat menanggung penderitaan dengan 

baik jika kita menimba kekuatan dan kuasa dari 

Allah untuk memampukan kita menanggungnya: Ikut-

lah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah.  

[2] Semua orang Kristen, namun  terutama hamba-hamba 

Tuhan, harus menantikan penderitaan dan penganiaya-

an sebab  Injil.  


 660

[3] Penderitaan-penderitaan ini akan disesuaikan, menurut 

kuasa Allah (1Kor. 10:13) yang berdiam atas diri kita. 

2.  Dengan menyebut Allah dan Injil, Rasul Paulus memberi per-

hatian pada perkara-perkara besar yang sudah diperbuat Allah 

bagi kita melalui Injil (ay. 9-10). Untuk membesarkan hati 

Timotius dalam menanggung penderitaan, ia menegaskan dua 

pertimbangan: 

(1) Hakikat dari Injil yang untuknya ia dipanggil menderita, 

dan maksud yang mulia dan penuh rahmat dari panggilan 

itu. Sudah biasa bagi Paulus, saat  menyebutkan Kristus 

dan Injil-Nya, untuk sejenak mengalihkan topik pembicara-

annya, dan berbicara panjang lebar tentang Kristus dan 

Injil-Nya. Betapa Paulus dipenuhi oleh Dia yang merupa-

kan segala keselamatan kita, dan yang harus kita semua 

inginkan. Perhatikanlah, 

[1] Tujuan Injil adalah keselamatan kita: Dialah yang menye-

lamatkan kita, dan kita tidak boleh merasa enggan untuk 

menderita bagi apa yang kita harapkan akan menye-

lamatkan kita. Ia telah mulai menyelamatkan kita, dan Ia 

akan menyelesaikannya pada waktunya. sebab  Allah 

menyebut apa yang tidak ada (yang belum selesai) seba-

gai sudah ada (Rm. 4:17.). Oleh sebab itulah Rasul 

Paulus berkata, Ia telah menyelamatkan kita (KJV).  

[2] Injil dirancang untuk menguduskan kita: Dan memanggil 

kita dengan panggilan kudus, memanggil kita kepada ke-

kudusan. Kekristenan adalah sebuah panggilan, panggil-

an yang kudus. Kekristenan adalah panggilan yang de-

ngannya dan kepadanya kita dipanggil untuk bekerja. 

Amatilah, semua orang yang akan diselamatkan, diku-

duskan sekarang. jika panggilan Injil diterima orang, 

maka panggilan itu didapati sebagai panggilan yang ku-

dus, yang menjadikan kudus orang-orang yang dipanggil 

dan menerimanya.  

[3] Sumber asal dari panggilan Injil adalah anugerah yang 

cuma-cuma dan maksud kekal Allah di dalam Kristus 

Yesus. Seandainya kita berjasa untuk itu, maka akan 

sulit untuk menderita baginya. namun  keselamatan kita 

melalui Injil adalah sebab  anugerah yang cuma-cuma, 

Surat 2 Timotius 1:6-14 

 661 

dan bukan sebab  perbuatan kita, dan oleh sebab itu 

kita tidak boleh merasa enggan untuk menderita kare-

nanya. Anugerah ini dikatakan diberikan kepada kita 

sebelum permulaan zaman, yaitu di dalam maksud dan 

tujuan Allah sejak dari kekekalan. Di dalam Kristus Ye-

sus, sebab semua karunia yang datang dari Allah kepada 

manusia berdosa datang di dalam dan melalui Kristus 

Yesus.  

[4] Injil adalah wujud dari tujuan dan anugerah ini: Yang 

sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita 

Yesus Kristus, yang sudah ada dalam pangkuan Bapa 

sejak dari kekekalan, dan secara sempurna mengetahui 

semua maksud dan tujuan-Nya yang penuh rahmat. 

Dengan kedatangan-Nya, maksud yang penuh rahmat 

ini dinyatakan kepada kita. Bukankah Yesus Kristus 

telah menderita untuk itu, jadi masakan kita enggan 

menderita untuknya?  

[5] Oleh Injil Kristus maut dipatahkan: Ia telah mematah-

kan kuasa maut, tidak hanya melemahkannya, namun  

juga menyingkirkannya. Ia telah mematahkan kuasa 

maut yang menguasai kita. Dengan menyingkirkan 

dosa, Ia telah mematahkan kuasa maut (sebab sengat 

maut ialah dosa [1Kor. 15:56]), dengan mengubah haki-

katnya, dan menghancurkan kuasanya. Maut yang dulu 

musuh sekarang menjadi teman. Maut adalah pintu ger-

bang yang melaluinya kita lewat keluar dari dunia yang 

penuh masalah, yang sering membuat marah, dan yang 

penuh dosa, untuk masuk ke dalam dunia yang penuh 

damai sejahtera dan kemurnian sempurna. Dan kuasa 

maut dihancurkan, sebab  maut tidak menang atas 

orang-orang yang percaya Injil, namun  justru mereka yang 

menang atas maut. “Hai maut di manakah kemenangan-

mu? Hai maut, di manakah sengatmu?” (1Kor. 15:55).  

[6] Oleh Injil Ia telah mendatangkan hidup yang tidak dapat 

binasa. Ia telah menunjukkan kepada kita dunia lain 

yang lebih jelas daripada saat  belum disingkapkan 

dalam masa pengaturan sebelumnya. Dan Ia telah me-

nunjukkan kebahagiaan dunia itu, upah yang pasti atas 

ketaatan kita melalui iman. Dengan wajah terbuka, kita 


 662

semua, seperti dalam cermin, akan melihat kemuliaan 

Allah. Ia telah mendatangkan hidup yang tidak dapat 

binasa itu, tidak hanya memperhadapkannya kepada 

kita, namun  juga menawarkannya kepada kita, melalui 

Injil. Marilah kita menghargai Injil dengan lebih lagi, se-

bab dengan Injil itulah kehidupan dan hidup yang tidak 

dapat binasa dinyatakan, sebab dalam hal inilah Injil 

mengungguli semua penyingkapan sebelumnya. Maka 

Injil itu adalah Injil yang hidup dan yang tidak dapat bi-

nasa, sebagaimana yang disingkapkan kepada kita, dan 

mengarahkan kita ke jalan yang siap menuju ke hidup 

itu, dan juga menawarkan alasan-alasan yang paling 

berbobot untuk menggugah kita supaya mencari kemu-

liaan, kehormatan, dan hidup yang tidak dapat binasa. 

(2) Perhatikan contoh dari Paulus yang terberkati itu (ay. 11-

12). Ia ditunjuk untuk memberitakan Injil, dan khususnya 

ditunjuk untuk mengajar bangsa-bangsa bukan Yahudi. Ia 

menganggap bahwa menderita sebab  Injil itu layak, dan 

jika begitu mengapa Timotius tidak boleh berpikiran yang 

sama juga? Siapa pun tidak perlu takut atau malu untuk 

menderita demi kepentingan Injil. Aku tidak malu, tegas 

Rasul Paulus, sebab  aku tahu kepada siapa aku percaya 

dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa 

yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari 

Tuhan. Amatilah,  

[1]  Orang-orang yang baik sering kali menderita banyak hal 

demi alasan terbaik di dunia: Itulah sebabnya aku men-

derita semuanya ini, yaitu “sebab  aku memberitakan 

dan mengikuti Injil.”  

[2] Mereka tidak perlu malu, kepentingan Injil akan mene-

guhkan mereka. Sebaliknya, orang-orang yang menen-

tangnya akan mendapat malu.  

[3] Orang yang percaya pada Kristus tahu siapa yang mere-

ka percayai. Rasul Paulus berbicara dengan nada keme-

nangan dan sorak-sorai yang kudus. Ia seperti mengata-

kan, “Aku berdiri di atas dasar yang teguh. Aku tahu aku 

telah menaruh kepercayaan besar ke dalam tangan Dia 

yang paling dapat dipercaya.” Dan aku yakin, dst. Apa 

Surat 2 Timotius 1:6-14 

 663 

yang harus kita percayakan kepada Kristus? Keselamat-

an jiwa kita, dan terpeliharanya jiwa sampai di kerajaan 

sorgawi. Dan apa yang kita percayakan sedemikian ya-

kinnya kepada-Nya, akan Dia pelihara. Akan datang 

hari saat  jiwa kita akan dimintai pertanggungjawaban: 

“Hai pria, hai wanita, kepadamu telah dipercayakan 

satu jiwa, jadi apa yang telah engkau perbuat dengan-

nya? Kepada siapa jiwamu dipersembahkan, kepada 

Allah atau Iblis? Bagaimana jiwamu digunakan, untuk 

melayani dosa atau untuk melayani Kristus?” Akan da-

tang suatu hari, dan hari itu akan menjadi hari yang 

sangat berat dan mengerikan, saat  kita harus memberi-

kan pertanggungjawaban atas pelayanan kita (Luk. 16:2), 

memberikan pertanggungjawaban atas jiwa kita. Nah, 

jika kita dengan iman yang taat dan giat mempercayakan 

jiwa kita kepada Yesus Kristus, maka kita boleh yakin 

bahwa Ia sanggup menjaganya, dan kita akan mendapat 

penghiburan pada hari Tuhan itu. 

III. Rasul Paulus menasihati Timotius untuk memegang contoh ajaran 

yang sehat (ay. 13).  

1. “Milikilah contoh ajaran yang sehat” (bisa juga dibaca demikian), 

“sebuah buku kecil, katekismus, ringkasan kaidah-kaidah aga-

ma yang utama, yang sesuai dengan Kitab Suci, kerangka 

ajaran yang sehat, ringkasan iman Kristen, dengan cara yang 

tepat, yang disimpulkan olehmu sendiri dari Kitab Suci untuk 

keperluanmu sendiri” Atau, lebih tepatnya, yang saya pahami 

dengan contoh ajaran yang sehat adalah Kitab Suci sendiri.  

2.  “sesudah  memilikinya, peganglah itu erat-erat, ingatlah itu, per-

tahankan itu, dan patuhi itu. Patuhi ajaran itu melawan segala 

macam bidah dan ajaran sesat, yang merusakkan iman Kris-

ten. Peganglah erat-erat segala sesuatu yang telah engkau de-

ngar dari padaku.” Rasul Paulus terilhami secara ilahi. Alang-

kah baiknya untuk mematuhi contoh ajaran sehat yang kita 

dapati dalam Kitab Suci. Sebab ajaran-ajaran ini, kita yakin, 

diilhamkan oleh Allah. Ajaran yang sehat adalah ajaran yang 

tidak bisa dikutuk (Tit. 2:8). namun  bagaimana ajaran itu ha-

rus dipegang? Dalam iman dan kasih, yaitu kita harus meng-

amininya sebagai perkataan yang benar, dan menyambutnya 


 664

sebagai perkataan yang patut diterima sepenuhnya. Pegang 

teguhlah ajaran itu di dalam hati yang baik, sebab  inilah ta-

but perjanjian, di mana loh batu hukum Taurat maupun Injil 

tersimpan dengan paling aman dan bermanfaat (Mzm. 119:11). 

Iman dan kasih harus berjalan bersama-sama. Tidak cukup 

hanya percaya pada ajaran yang sehat, dan mengamininya, 

namun  kita juga harus mencintainya, mempercayai kebenaran-

nya, dan mencintai kebaikannya. Dan kita harus memberita-

kan ajaran yang sehat di dalam kasih. Mengatakan kebenaran 

di dalam kasih (Ef. 4:15). Iman dan kasih dalam Kristus Yesus. 

Harus iman dan kasih Kristen, iman dan kasih yang terpatri 

pada Yesus Kristus, yang di dalam dan melalui Dia Allah ber-

bicara kepada kita dan kita kepada-Nya. Timotius, sebagai 

hamba Tuhan, harus berpegang teguh pada contoh ajaran yang 

sehat, demi kebaikan orang lain. Pada contoh perkataan yang 

menyembuhkan, bisa juga dibaca seperti itu. Ada kuasa pe-

nyembuhan dalam firman Allah. Disampaikan-Nya firman-Nya 

dan disembuhkan-Nya mereka. Maksud yang sama juga ada 

pada ayat 14, peliharalah harta yang indah, yang telah diper-

cayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam 

kita. Harta yang indah itu adalah contoh ajaran yang sehat, 

ajaran Kristen, yang dipercayakan kepada Timotius di dalam 

baptisan dan pendidikannya sebagai orang Kristen, dan dalam 

tahbisannya sebagai seorang hamba Tuhan. Amatilah, 

(1) Ajaran Kristen adalah suatu kepercayaan yang diserahkan 

kepada kita. Ajaran itu dipercayakan kepada orang-orang 

Kristen secara umum, namun  kepada hamba-hamba Tuhan 

secara khusus. Ajaran itu adalah harta yang indah, yang 

tak ternilai harganya, dan yang akan memberi keuntungan 

tak terlukiskan kepada kita. Ajaran itu sungguh harta yang 

indah, permata yang tak ternilai, sebab ia menyingkapkan 

kepada kita kekayaan-kekayaan Kristus yang tak terselami 

(Ef. 3:8). Ajaran ini dipercayakan kepada kita untuk dijaga 

supaya tetap murni dan utuh, dan diteruskan kepada ang-

katan-angkatan yang akan datang sesudah kita. Kita harus 

menjaganya, dan tidak boleh melakukan apa saja yang 

dapat merusakkan kemurniannya, melemahkan kuasanya, 

atau mengurangi kesempurnaannya: Peliharalah itu oleh 

Roh Kudus yang diam di dalam kita. Perhatikanlah, bahkan

Surat 2 Timotius 1:15-18 

 665 

 orang-orang yang sedemikian terpelajar sekalipun tidak 

dapat menjaga apa yang sudah mereka pelajari, apalagi 

saat  mempelajarinya untuk pertama kali, tanpa bantuan 

Roh Kudus. Janganlah kita mencoba menjaganya dengan 

kekuatan kita sendiri, namun  kita harus menjaganya oleh 

Roh Kudus.  

(2) Roh Kudus berdiam dalam semua hamba Tuhan dan orang 

Kristen yang baik. Mereka adalah bait-Nya, dan Ia memam-

pukan mereka untuk menjaga Injil tetap murni dan tidak 

bercela. Namun, mereka harus berusaha sebaik-baiknya un-

tuk menjaga harta yang indah ini, sebab bantuan dan ber-

diamnya Roh Kudus tidak mengesampingkan daya upaya 

manusia, namun  keduanya harus berjalan bersama-sama. 

Ketabahan Seorang Hamba Tuhan  

(1:15-18) 

15 Engkau tahu bahwa semua mereka yang di daerah Asia Kecil berpaling 

dari padaku; termasuk Figelus dan Hermogenes. 16 Tuhan kiranya menga-

runiakan rahmat-Nya kepada keluarga Onesiforus yang telah berulang-ulang 

menyegarkan hatiku. Ia tidak malu menjumpai aku di dalam penjara. 17 

saat  di Roma, ia berusaha mencari aku dan sudah juga menemui aku. 18 

Kiranya Tuhan menunjukkan rahmat-Nya kepadanya pada hari-Nya. Betapa 

banyaknya pelayanan yang ia lakukan di Efesus engkau lebih mengetahuinya 

dari padaku. 

sesudah  menasihati Timotius (ay. 13-14) untuk berpegang teguh, 

I. Rasul Paulus menyebutkan kemurtadan banyak orang dari ajaran 

Kristus (ay. 15). Tampaknya, di zaman yang terbaik dan termurni 

dalam sejarah jemaat, ada juga orang-orang yang sebelumnya me-

meluk iman Kristen, namun kemudian memberontak darinya, 

bahkan banyak yang seperti itu. Rasul Paulus tidak berkata bah-

wa mereka telah berpaling dari ajaran Kristus (meskipun tampak-

nya memang demikian), namun  bahwa mereka telah berpaling dari 

dia, mereka mengkhianatinya, dan tidak mengakuinya saat  ia 

dilanda kesesakan. Dan haruskah kita terheran-heran dibuatnya, 

sementara banyak orang berpaling dari Dia yang jauh lebih baik 

daripada Paulus? Maksud saya, Tuhan Yesus Kristus (Yoh. 6:66). 


 666

II. Dia menyebutkan keteguhan seseorang yang tetap setia kepada-

nya, yaitu Onesiforus: Sebab ia telah berulang-ulang menyegarkan 

hatiku. Ia tidak malu menjumpai aku di dalam penjara (ay. 16). 

Amatilah,  

1. Kebaikan apa yang telah ditunjukkan Onesiforus kepada Pau-

lus: Ia menyegarkan hati Paulus, ia telah berulang-ulang me-

nyegarkan hatinya dengan surat-suratnya, nasihat-nasihat-

nya, dan penghiburan-penghiburannya, dan ia tidak malu de-

ngan rantai yang membelenggu Paulus. Ia tidak malu dengan 

Paulus, sekalipun aib yang tengah menimpanya saat  itu. Ia 

baik terhadap Paulus bukan sekali dua kali, namun  berulang 

kali. Bukan hanya saat  Paulus berada di Efesus di antara 

teman-temannya sendiri, melainkan juga saat  Onesiforus 

berada di Roma. Ia sudah berusaha mencari Paulus dengan 

sangat tekun, dan sudah juga menemui dia (ay. 17). Perhati-

kanlah, orang baik akan mencari kesempatan untuk berbuat 

baik, dan tidak akan menolak kesempatan apa saja yang da-

tang. Di Efesus ia sudah melayani Paulus, dan sangat baik 

terhadapnya: Timotius juga tahu itu.  

2. Bagaimana Paulus membalas kebaikannya (ay. 16-18). Ba-

rangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan me-

nerima upah nabi. Paulus membalasnya dengan doanya: Kira-

nya Tuhan menunjukkan rahmat-Nya kepada Onesiforus. Ada 

kemungkinan bahwa Onesiforus berada jauh dari rumahnya 

saat itu, dan sedang menemani Paulus. Oleh sebab itu, Paulus 

berdoa supaya keluarganya dijaga selama kepergiannya. Para 

pengikut suatu gereja tertentu menyatakan bahwa pada waktu 

itu Onesiforus sudah meninggal. Dan, sebab  Paulus berdoa 

baginya supaya ia beroleh rahmat, mereka menyimpulkan 

bahwa berdoa untuk orang mati bisa dibenarkan. namun  kata 

siapa Onesiforus sudah mati? Dan apakah aman mendasarkan 

suatu ajaran dan kegiatan ibadah yang begitu penting atas 

suatu dugaan belaka dan ketidakpastian?  

III. Ia berdoa bagi Onesiforus sendiri, dan juga bagi keluarganya: Tu-

han menunjukkan rahmat-Nya kepadanya pada hari-Nya, pada 

hari kematian dan penghakiman, saat  Kristus menganggap se-

mua perbuatan baik yang dilakukan terhadap saudara-saudara-

Surat 2 Timotius 1:15-18 

 667 

Nya yang hina sebagai perbuatan yang dilakukan terhadap Dia 

sendiri. Amatilah, 

1.  Hari kematian dan penghakiman adalah hari yang mengerikan, 

dan dengan penuh penekanan bisa disebut hari Tuhan itu.  

2.  Kita tidak perlu menginginkan apa-apa lagi untuk membuat 

kita bahagia selain mendapat rahmat Tuhan pada hari itu, 

saat  orang-orang yang tidak menunjukkan belas kasihan 

akan dihakimi tanpa belas kasihan. 

3.  Orang-orang Kristen yang terbaik akan menginginkan rahmat 

pada hari itu: menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus 

(Yud. 1:21).  

4. Jika kita menginginkan rahmat pada hari itu, kita harus 

mencarinya dari Tuhan sekarang.  

5.  sebab  Tuhan dan dari Dialah kita akan mendapat rahmat. 

Sebab, jika Tuhan tidak memberikan rahmat-Nya kepada kita, 

sia-sialah belas kasihan dari manusia atau malaikat.  

6.  Kita harus mencari dan meminta rahmat dari Tuhan, yang mem-

berikan dan mengaruniakan rahmat itu. Sebab Tuhan Yesus 

Kristus telah memuaskan tuntutan keadilan, supaya rahmat 

bisa ditunjukkan. Kita harus datang ke hadapan takhta anuge-

rah, supaya kita beroleh rahmat, dan mendapat anugerah untuk 

membantu kita saat  kita membutuhkan.  

7.  Hal terbaik yang bisa kita cari, entah untuk diri kita sendiri 

atau sahabat-sahabat kita, adalah supaya Tuhan berkenan 

sehingga mereka beroleh rahmat-Nya pada hari itu, saat  me-

reka harus melewati waktu dan masuk ke dalam kekekalan, 

dan menggantikan dunia ini dengan dunia lain, dan berdiri di 

hadapan kursi pengadilan Kristus. Kiranya Tuhan memberi-

kan perkenanan-Nya kepada kita semua sehingga kita men-

dapat rahmat-Nya pada hari itu. 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL  2  

alam pasal ini rasul kita memberi Timotius banyak nasihat dan 

arahan, yang juga sangat bermanfaat bagi orang lain, baik 

hamba-hamba Tuhan maupun orang-orang Kristen, sebab  semua 

nasihat dan arahannya itu dimaksudkan untuk mereka juga, selain 

untuk Timotius. 

I. Dia memberi dorongan kepada Timotius dalam pekerjaannya, 

dengan menunjukkan kepadanya dari mana dia harus men-

dapatkan pertolongan (ay. 1). 

II. Dia harus mempersiapkan penerus dalam pelayanannya, 

supaya jabatannya tidak ikut mati bersama dia (ay. 2). 

III. Dia menasihati Timotius supaya teguh dan tekun dalam 

pekerjaan ini, seperti seorang prajurit dan seperti seorang 

petani, dengan mengingat apa yang akan akan menjadi akhir 

dari segala penderitaannya, dan seterusnya (ay. 3-15). 

IV. Dia harus menghindari omongan yang tidak suci dan sia-sia 

(ay. 16-18), sebab  semuanya itu merusak dan jahat. 

V. Dia membicarakan tentang dasar yang diletakkan Allah, yang 

tetap teguh (ay. 19-21). 

VI. Apa yang harus Timotius hindari, yaitu nafsu orang muda, 

dan soal-soal yang bodoh dan tidak terpelajar, dan apa yang 

harus dilakukannya (ay. 22 sampai selesai). 

Ketabahan dalam Pelayanan 

(2:1-7) 

1 Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus. 

2 Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percaya-

kanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap 

mengajar orang lain. 3 Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik 


 670

dari Kristus Yesus. 4 Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusing-

kan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia 

berkenan kepada komandannya. 5 Seorang olahragawan hanya dapat mem-

peroleh mahkota sebagai juara, jika ia bertanding menurut peraturan-

peraturan olahraga. 6 Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang per-

tama menikmati hasil usahanya. 7 Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan 

akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu.  

Di sini Paulus mendorong Timotius supaya teguh dan tekun dalam 

pekerjaannya: Jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus (ay. 1). 

Perhatikanlah, orang-orang yang memiliki pekerjaan yang harus 

dikerjakan untuk Allah harus membangkitkan diri mereka sendiri 

untuk melakukannya, dan menguatkan diri mereka sendiri untuk 

itu. Menjadi kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus dapat 

dipahami sebagai kebalikan dari kelemahan sebab  kasih karunia. Di 

mana ada kebenaran kasih karunia, di situ harus ada kerja keras 

dengan kekuatan sebab  kasih karunia. saat  pencobaan-pencoba-

an yang kita hadapi meningkat, kita perlu bertumbuh menjadi sema-

kin kuat dan lebih kuat lagi dalam hal yang baik. Iman kita lebih 

kuat, tekad kita lebih kuat, kasih kita kepada Allah dan Kristus lebih 

kuat. Atau ini dapat dipahami sebagai kebalikan dari kita menjadi 

kuat dengan kekuatan kita sendiri: “Jadilah kuat, bukan dengan 

mengandalkan kecukupanmu sendiri, melainkan dengan kasih karu-

nia yang ada dalam Yesus Kristus.” Bandingkanlah dengan Efesus 

6:10, Hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan 

kuasa-Nya. saat  Petrus berjanji lebih memilih mati bagi Kristus 

daripada menyangkal-Nya, dia kuat dengan kekuatannya sendiri. 

Kalau saja dia kuat dengan kasih karunia yang ada di dalam Kristus 

Yesus, dia pasti dapat mempertahankan pendiriannya dengan lebih 

baik. Perhatikanlah, 

1. Ada kasih karunia di dalam Kristus Yesus. Hukum Taurat diberi-

kan oleh Musa, namun  kasih karunia dan kebenaran datang oleh 

Yesus Kristus (Yoh. 1:17). Ada kasih karunia yang cukup di dalam 

Dia untuk kita semua. 

2. Kita harus menjadi kuat oleh kasih karunia ini. Bukan oleh diri 

kita sendiri, oleh kekuatan kita sendiri, atau oleh kasih karunia 

yang telah kita terima, melainkan oleh kasih karunia yang ada di 

dalam Dia, dan itulah cara menjadi kuat oleh kasih karunia. 

3. Seperti seorang bapa menasihati anaknya, demikianlah Paulus 

menasihati Timotius, dengan penuh kelemahlembutan dan kasih 

sayang. Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat, dan seterusnya. 

Surat 2 Timotius 2:1-7 

 671 

Perhatikanlah, 

I. Timotius harus memperhitungkan penderitaan-penderitaan, bah-

kan sampai menumpahkan darah, dan oleh sebab  itu dia harus 

melatih orang lain untuk menjadi penerusnya dalam pelayanan 

Injil (ay. 2). Dia harus mengajar orang-orang lain, dan melatih 

mereka untuk pelayanan, dan dengan demikian mempercayakan 

kepada mereka hal-hal yang telah dia dengar. Dan dia juga harus 

menahbiskan mereka untuk pelayanan, mempercayakan Injil ke 

dalam tangan mereka, dan dengan demikian mempercayakan ke-

pada mereka hal-hal yang telah dia dengar. Dua hal harus dia 

perhatikan dalam menahbiskan hamba-hamba Tuhan: Ketaatan 

atau ketulusan mereka (“Percayakanlah kepada orang-orang yang 

dapat dipercayai [KJV: setia], yang dengan tulus hati bertujuan 

untuk mendapatkan kemuliaan bagi Allah, kehormatan bagi Kris-

tus, kesejahteraan jiwa-jiwa, dan kemajuan kerajaan sang Pene-

bus di antara manusia”), dan juga kemampuan mereka dalam 

pelayanan. Mereka tidak boleh hanya memiliki pengetahuan un-

tuk diri mereka sendiri saja, melainkan harus dapat mengajar 

orang-orang lain juga, dan suka mengajar. Di sini kita mendapati, 

1. Hal-hal yang harus Timotius percayakan kepada orang lain, 

yaitu apa yang telah dia dengar dari Rasul Paulus di antara 

banyak saksi. Dia tidak boleh menyampaikan apa pun selain 

itu, dan juga selain apa yang Paulus telah sampaikan kepada-

nya, dan hal-hal lainnya yang telah dia terima dari Tuhan 

Yesus Kristus. 

2. Dia harus mempercayakan hal-hal itu, sebagai simpanan yang 

kudus, yang harus dijaga, dan harus mereka sebarkan dengan 

murni dan tidak bercacat-cela kepada orang lain. 

3. Orang-orang yang akan dia percayakan dengan hal-hal ini ha-

ruslah orang yang setia, yaitu yang dapat dipercaya, dan yang 

cakap mengajar orang lain. 

4. Walaupun orang-orang itu setia dan mampu mengajar orang 

lain, namun hal-hal ini harus dipercayakan kepada mereka 

oleh Timotius, seorang hamba Tuhan, orang yang berwenang 

untuk itu. Tidak ada seorang pun yang boleh ikut campur 

tanpa izin dalam pelayanan, melainkan haruslah hal-hal itu 

dipercayakan kepada mereka oleh orang-orang yang sudah 

memegang jabatan itu. 


 672

II. Dia harus ikut menderita (ay. 3, KJV: menanggung penderitaan): 

Ikutlah, dan seterusnya. 

1. Semua orang Kristen, namun terutama hamba-hamba Tuhan, 

adalah prajurit-prajurit Yesus Kristus. Mereka berjuang di ba-

wah panji-panji-Nya, dalam perkara-Nya, dan melawan mu-

suh-musuh-Nya, sebab  Dia-lah yang memimpin kita kepada 

keselamatan (Ibr. 2:10). 

2. Prajurit-prajurit Yesus Kristus harus membuktikan diri seba-

gai prajurit yang baik, setia kepada pemimpin mereka, teguh 

dalam perkara-Nya, dan tidak boleh berhenti berjuang sampai 

mereka menjadi lebih daripada orang-orang yang menang, oleh 

Dia yang telah mengasihi mereka (Rm. 8:37). 

3. Barangsiapa hendak membuktikan diri sebagai prajurit yang 

baik bagi Yesus Kristus, ia harus menanggung penderitaan. 

Artinya, kita harus sudah memperkirakannya dan mengang-

gapnya pasti akan terjadi di dunia ini, harus menanggungnya 

dan membiasakan diri kita dengannya, dan memikulnya de-

ngan sabar saat  penderitaan itu datang, dan tidak boleh 

kehilangan ketulusan kita sebab nya. 

III. Timotius tidak boleh memusingkan dirinya dengan urusan-urus-

an dunia ini (ay. 4). Seorang prajurit, saat  dia sudah terdaftar 

untuk ikut dalam tugas, meninggalkan pekerjaannya, dan segala 

urusannya, supaya dapat mengikuti perintah-perintah pimpinan-

nya. Jika kita sudah menyerahkan diri kita untuk menjadi praju-

rit Kristus, kita harus melepaskan dunia ini. Dan walaupun tidak 

ada penangkal, kita harus melibatkan diri kita dalam urusan-

urusan hidup ini selama kita ada di sini (ada yang harus kita 

kerjakan di sini), namun  kita tidak boleh memusingkan diri kita 

dengan urusan-urusan itu, sedemikian rupa sehingga dialihkan 

dan dibelokkan dari kewajiban kita kepada Allah dan urusan-

urusan penting Kekristenan kita. Orang-orang yang akan ber-

juang untuk peperangan yang baik harus melepaskan dunia ini. 

Supaya kita dapat menyenangkan hati Dia yang telah memilih kita 

menjadi prajurit-prajurit-Nya. Perhatikanlah, 

1. Kepedulian utama seorang prajurit haruslah untuk menye-

nangkan hati jenderalnya. Demikian pula kepedulian utama 

seorang Kristen haruslah untuk menyenangkan Kristus, su-

Surat 2 Timotius 2:1-7 

 673 

paya kita terbukti layak bagi Dia. Cara untuk menyenangkan 

hati-Nya yang telah memilih kita menjadi prajurit-Nya bukan-

lah dengan memusingkan diri kita dengan soal-soal hidup ini, 

melainkan dengan membebaskan diri dari kekusutan yang da-

pat menghalangi kita dalam peperangan suci kita.  

IV. Timotius harus memperhatikan supaya dalam melakukan pepe-

rangan rohani dia mengikuti peraturan, supaya dia mematuhi 

aturan-aturan peperangan (ay. 5): Seorang olahragawan hanya 

dapat memperoleh mahkota sebagai juara, jika ia bertanding 

menurut peraturan-peraturan olahraga. Kita berjuang supaya me-

nang, supaya menang atas nafsu dan kejahatan kita, supaya ung-

gul dalam hal yang baik, namun kita tidak dapat mengharapkan 

hadiah kecuali kita mengikuti peraturan. Dalam melakukan hal 

yang baik kita harus berhati-hati supaya kita melakukannya de-

ngan cara yang benar, supaya kebaikan kita tidak dicela. Perhati-

kanlah di sini, 

1. Seorang Kristen harus berjuang untuk menang. Dia harus ber-

tujuan untuk menang atas nafsu dan kejahatannya sendiri. 

2. Namun dia harus berjuang menurut peraturan-peraturan yang 

diberikan kepadanya. Dia harus berjuang sesuai peraturan. 

3. Barangsiapa melakukannya dengan cara demikian akan mem-

peroleh mahkota pada akhirnya, sesudah  kemenangan penuh 

dicapai. 

V. Dia harus bersedia menunggu imbalan (ay. 6): Seorang petani 

yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usaha-

nya. Atau, seperti sebagaimana seharusnya ayat itu diartikan, 

Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang lebih dahulu 

menikmati hasil usahanya, seperti yang tampak dengan memban-

dingkan ayat ini dengan Yakobus 5:7. Jika kita mau menikmati 

buah, kita harus bekerja keras. Jika kita mau memperoleh ha-

diah, kita harus mengikuti perlombaan. Dan, lebih lanjut, kita ha-

rus bekerja keras lebih dahulu seperti yang dilakukan petani, de-

ngan rajin dan sabar, sebelum menikmati buah. Kita harus mela-

kukan kehendak Allah, sebelum menerima hal-hal yang dijanji-

kan, yang menjadi alasan kita perlu bersabar (Ibr. 10:36).  


 674

Lebih lanjut rasul Paulus mempercayakan hal yang telah dia kata-

kan untuk Timotius perhatikan, dan menyatakan keinginan dan ha-

rapannya mengenai dia: Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan 

akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu (ay. 7). Di 

sini, 

1. Paulus menasihati Timotius supaya mempertimbangkan hal-hal 

yang telah dia peringatkan kepadanya. Timotius harus diingatkan 

supaya menggunakan kemampuannya dalam mencerna hal-hal 

yang dari Allah. Pertimbangan yang matang sangat diperlukan 

baik untuk berperilaku dengan baik maupun untuk bertobat 

dengan sungguh-sungguh. 

2. Dia berdoa untuk Timotius: Tuhan akan memberi kepadamu peng-

ertian dalam segala sesuatu. Perhatikanlah, Allah-lah yang mem-

berikan pengertian. Orang yang paling pandai membutuhkan le-

bih banyak dan lebih banyak lagi karunia ini. Jika Dia yang 

memberikan wahyu dalam firman tidak memberikan pengertian di 

dalam hati, maka kita bukanlah apa-apa. Bersama dengan doa 

kita untuk orang lain, supaya Tuhan mau memberi mereka peng-

ertian dalam segala sesuatu, kita juga harus menasihati dan 

mendorong mereka untuk mempertimbangkan atau mencerna apa 

yang kita katakan, sebab  pertimbangan adalah cara untuk 

mengerti, mengingat, dan melakukan apa yang kita dengar atau 

baca. 

Dorongan Semangat untuk Hamba Tuhan 

(2:8-13) 

8 Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, yang 

telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam 

Injilku. 9 sebab  pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu se-

perti seorang penjahat, namun  firman Allah tidak terbelenggu. 10 sebab  itu 

aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya 

mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan 

yang kekal. 11 Benarlah perkataan ini: “Jika kita mati dengan Dia, kita pun 

akan hidup dengan Dia; 12 jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah 

dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita; 13 jika 

kita tidak setia, Dia tetap setia, sebab  Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.”  

I. Untuk membesarkan hati Timotius dalam penderitaan, Rasul Pau-

lus mengingatkan dia tentang kebangkitan Kristus (ay. 8): Ingat-

lah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati,

Surat 2 Timotius 2:8-13 

 675 

yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberi-

takan dalam Injilku. Ini adalah bukti agung dari misi ilahinya, dan 

oleh sebab  itu merupakan peneguhan yang terbaik akan kebe-

naran agama Kristen. Dan pertimbangan terhadap hal ini seha-

rusnya membuat kita setia dengan pengakuan iman Kristen kita, 

dan secara khusus memberi kita semangat saat  kita menderita 

untuk itu. Biarlah orang-orang kudus yang menderita mengingat 

hal ini. Perhatikanlah, 

1. Kita harus memandang kepada Yesus, perancang dan penyem-

purna iman kita, yang, untuk sukacita yang telah disediakan 

bagi Dia, sabar memikul salib, mengabaikan kehinaan, dan 

sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah (Ibr. 12:2). 

2. Penjelmaan menjadi manusia dan kebangkitan Yesus Kristus, 

jika diimani dengan sungguh-sungguh dan dipertimbangkan 

dengan benar, akan menguatkan orang Kristen dalam segala 

penderitaan dalam hidup saat ini. 

II. Hal lain untuk membesarkan hatinya dalam penderitaan adalah 

bahwa dia memiliki Paulus sebagai teladan. Perhatikanlah, 

1. Bagaimana Rasul Paulus menderita (ay. 9): sebab  pemberita-

an Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang 

penjahat. Jadi, janganlah Timotius sang anak mengharapkan 

perlakuan yang lebih baik daripada Paulus sang bapa. Paulus 

adalah seseorang yang melakukan kebaikan, namun  menderita 

seperti seorang penjahat. Kita tidak boleh menganggap aneh 

jika orang-orang yang melakukan kebaikan diperlakukan jahat 

di dunia ini, dan jika orang terbaik mengalami perlakuan yang 

terburuk. namun  inilah penghiburan baginya, bahwa firman 

Allah tidak terbelenggu. Para penguasa yang menganiaya dapat 

membungkam hamba-hamba Tuhan dan menahan mereka, 

namun  mereka tidak dapat menghalangi pekerjaan firman Allah 

atas batin dan hati nurani manusia. Pekerjaan-Nya tidak da-

pat dibelenggu oleh kekuatan manusia mana pun. Hal ini da-

pat mendorong Timotius sehingga tidak takut terhadap beleng-

gu sebab  bersaksi tentang Yesus. sebab  firman Kristus, yang 

harus lebih berharga baginya daripada kebebasan, atau hidup 

itu sendiri, dalam hal ini tidak akan menderita kerugian apa 

pun sebab  belenggu-belenggu itu. Di sini kita melihat, 


 676

(1) Perlakuan terhadap rasul yang baik di dunia ini: Aku men-

derita. Untuk inilah dia dipanggil dan ditetapkan. 

(2) Tuntutan dan tuduhan yang tidak benar yang membuatnya 

menderita: Aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang 

penjahat. Demikian pula orang-orang Yahudi berkata kepada 

Pilatus mengenai Kristus, “Jikalau Ia bukan seorang penjahat, 

kami tidak menyerahkan-Nya kepadamu!” (Yoh. 18:30). 

(3) Penyebab yang sebenarnya dan sesungguhnya dari pen-

deritaannya seperti seorang penjahat: sebab  pemberitaan 

Injil inilah.Rasul Paulus menderita sampai dibelenggu, dan 

sesudah  itu dia melawan sampai menumpahkan darah, ber-

gumul melawan dosa (Ibr. 12:4). Walaupun pemberita-pem-

berita firman sering dibelenggu, namun firman tidak per-

nah terbelenggu. 

2. Mengapa dia bersukacita dalam penderitaan: Aku sabar me-

nanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah (ay. 10). 

Perhatikanlah, 

(1) Hamba-hamba Tuhan yang baik dapat dan harus berbesar 

hati dalam pelayanan-pelayanan tersulit dan penderitaan-

penderitaan terberat, dengan ini, bahwa Allah pasti akan 

membawa kebaikan bagi jemaat-Nya, dan manfaat bagi 

orang-orang pilihan-Nya, dari pelayanan dan penderitaan 

itu. Yaitu, supaya mereka juga mendapat keselamatan da-

lam Kristus Yesus. sesudah  mendapatkan keselamatan un-

tuk jiwa kita sendiri, kita harus bersedia melakukan dan 

menderita apa pun untuk mendukung keselamatan jiwa-

jiwa orang lain. 

(2) Orang-orang pilihan Allah dimaksudkan untuk memperoleh 

keselamatan: Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa 

murka, namun  untuk beroleh keselamatan (1Tes. 5:9). 

(3) Keselamatan ini ada di dalam Kristus Yesus, di dalam Dia 

sebagai sumber, pembayar, dan pemberinya. Dan ini diser-

tai dengan kemuliaan kekal. Tidak ada keselamatan di da-

lam Kristus Yesus yang tanpa kemuliaan kekal. 

(4) Penderitaan rasul kita adalah untuk kepentingan orang-

orang pilihan Allah, untuk meneguhkan dan membesarkan 

hati mereka. 

Surat 2 Timotius 2:8-13 

 677 

III. Hal lain yang digunakan Rasul Paulus untuk mendorong Timotius 

adalah harapan masa depan. 

1. Orang-orang yang dengan setia taat kepada Kristus dan ke-

pada kebenaran-kebenaran dan jalan-jalan-Nya, apa pun yang 

harus mereka tanggung, pasti akan mendapatkan keuntungan 

dari semuanya itu di dunia lain: Jika kita mati dengan Dia, kita 

pun akan hidup dengan Dia (ay. 11). Jika, seturut dengan Kris-

tus, kita mati bagi dunia ini, kesenangan-kesenangannya, ke-

untungan-keuntungannya, dan kehormatan-kehormatannya, 

maka kita akan pergi untuk tinggal bersama dengan Dia di 

dunia yang lebih baik, untuk selamanya bersama-sama de-

ngan Dia. Bahkan, walaupun kita dipanggil untuk menderita 

untuk Dia, kita tidak akan dirugikan oleh hal itu. Barangsiapa 

menderita bagi Kristus di bumi akan memerintah dengan 

Kristus di sorga (ay. 12). Orang-orang yang menderita bersama 

Daud saat  dia direndahkan ditinggikan bersama dia saat  

dia ditinggikan: demikian pula yang akan terjadi pada orang-

orang yang menderita bersama Anak Daud. 

2. Sangat berbahaya bagi kita jika kita terbukti tidak setia ke-

pada Dia: Jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal 

kita. Jika kita menyangkal Dia di hadapan manusia, Dia akan 

menyangkal kita di hadapan Bapa-Nya (Mat. 10:33). Dan orang 

yang tidak diakui Kristus pada akhirnya harus sengsara se-

lamanya. Inilah yang pasti akan menjadi akibatnya, entah kita 

mempercayainya atau tidak (ay. 13). Jika kita tidak setia, Dia 

tetap setia, sebab  Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya. Dia 

setia dengan ancaman-ancaman-Nya, setia dengan janji-janji-

Nya. Tidak ada satu pun ancaman maupun janji-Nya yang 

akan gagal, tidak, tidak sedikit pun, setitik atau senoktah pun 

dari antaranya. Jika kita setia kepada Kristus, Dia pasti akan 

setia kepada kita. Jika kita bersalah kepada Dia, Dia akan se-

tia kepada ancaman-ancaman-Nya: Dia tidak dapat menyang-

kal diri-Nya, tidak dapat mundur dari firman mana pun yang 

telah Dia ucapkan, sebab  Dia adalah ya dan amin, Saksi yang 

setia. Perhatikanlah, 

(1) Kematian kita bersama Kristus mendahului hidup kita ber-

sama Dia, dan berhubungan dengan hal itu: yang satu 

bertujuan untuk yang lain. Dengan demikian penderitaan 


 678

kita untuk-Nya adalah jalan untuk memerintah bersama 

Dia. Sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apa-

bila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, 

kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas 

dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel 

(Mat. 19:28). 

(2) Ini adalah perkataan yang tepat benar, dan dapat diandal-

kan dan harus dipercaya. namun , 

(3) Jika kita menyangkal Dia, sebab  takut, atau malu, atau 

demi suatu keuntungan duniawi, maka Dia akan menyang-

kal dan tidak mengakui kita, dan tidak akan menyangkal 

diri-Nya sendiri, melainkan akan tetap setia dengan firman-

Nya saat  Dia mengancam seperti halnya saat  Dia 

berjanji. 

Peringatan-peringatan terhadap Penyimpangan 

(2:14-18) 

14 Ingatkanlah dan pesankanlah semuanya itu dengan sungguh-sungguh ke-

pada mereka di hadapan Allah, agar jangan mereka bersilat kata, sebab  hal 

itu sama sekali tidak berguna, malah mengacaukan orang yang mendengar-

nya. 15 Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang 

pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan 

kebenaran itu. 16 namun  hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci 

yang hanya menambah kefasikan. 17 Perkataan mereka menjalar seperti 

penyakit kanker. Di antara mereka termasuk Himeneus dan Filetus,18 yang 

telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwa kebangkitan 

kita telah berlangsung dan dengan demikian merusak iman sebagian orang.  

sesudah  membesarkan hati Timotius untuk menderita demikian, Ra-

sul Paulus sampai pada bagian selanjutnya untuk mengarahkan dia 

dalam pekerjaannya. 

I. Dia harus terus berusaha untuk membangun kerohanian jemaat 

yang ada di bawah tanggung jawabnya, mengingatkan mereka 

tentang