aturan iman dan perbuatan
yang sempurna dan dirancang bagi orang-orang kepu-
nyaan Allah, para pelayan Tuhan dan juga orang-orang
Kristen yang mengabdikan diri kepada Allah, sebab Kitab
Suci itu bermanfaat untuk mengajar, dan seterusnya.
[3] Kalau kita memakai Kitab Suci yang diilhamkan oleh
Allah sebagai sumber tuntunan kita, dan mengikuti se-
mua petunjuknya, maka kita akan bertumbuh menjadi
manusia kepunyaan Allah, sempurna, dan diperlengkapi
untuk setiap perbuatan baik.
[4] Tidak ada tulisan-tulisan dari para ahli filsafat, ataupun
dongeng-dongeng dari para rabi, ataupun adat istiadat
lisan yang dapat membuat kita menjadi manusia kepu-
nyaan Allah yang sempurna, kecuali Kitab Suci yang
sungguh memenuhi segala tujuan dan maksud terse-
but. Oh, kiranya kita dapat lebih mengasihi Alkitab kita,
dan semakin melekat lebih dekat kepadanya! Dan ke-
mudian kita akan menemukan manfaat dan keuntung-
an yang dirancang olehnya, dan pada akhirnya menca-
pai kebahagiaan yang dijanjikan dan dipastikan bagi
kita di dalamnya.
PASAL 4
Pada pasal ini,
I. Rasul Paulus dengan sangat khidmat dan sungguh-sungguh
menekankan Timotius untuk melakukan pekerjaan dan tugas
sebagai pemberita Injil dengan tekun dan penuh kesadaran
hati nurani. Dan perintah yang diberikan kepada Timotius ini
harus dipandang oleh semua pelayan Injil sebagai perintah
kepada diri mereka sendiri (ay. 1-5).
II. Alasan kepedulian Paulus dalam hal ini, mengapa Timotius
khususnya sekarang harus selalu siap sedia, dst.? Yaitu
sebab jemaat kemungkinan tidak akan lagi merasakan pela-
yanan-pelayanan Rasul Paulus, sebab saat kematiannya su-
dah dekat (ay. 6-8).
III. Berbagai macam hal tertentu, beserta petunjuk dan peringat-
an tentang Aleksander si tukang tembaga (ay. 9-15).
IV. Rasul Paulus memberi tahu Timotius apa yang telah terjadi
padanya pada waktu pembelaannya yang pertama. Walaupun
manusia meninggalkan dia, Tuhan mendampinginya, dan ini
mendorong dia untuk mengharapkan kelepasan di masa
mendatang (ay. 16-18). Lalu ia menutup surat ini dengan sa-
lam dan berkat (ay. 19, sampai selesai).
Kewajiban-kewajiban Seorang Hamba Tuhan;
Pengharapan Rasul Paulus yang Penuh Sukacita
(4:1-8)
1 Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hi-
dup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi
penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya: 2 Beritakanlah firman, siap sedialah
baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan
708
nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. 3 sebab akan datang
waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, namun mereka akan
mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan ke-
inginan telinganya. 4 Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran
dan membukanya bagi dongeng. 5 namun kuasailah dirimu dalam segala hal,
sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah
tugas pelayananmu! 6 Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan se-
bagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. 7 Aku telah meng-
akhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah
memelihara iman. 8 Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang
akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya;
namun bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang
merindukan kedatangan-Nya.
Amatilah,
I. Betapa dengan sungguh-sungguh perintah ini dimulai (ay. 1): Di
hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang
yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh
kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya. Perhati-
kanlah, orang-orang terbaik perlu dibangkitkan rasa hormatnya
untuk menjalankan kewajiban mereka. Pekerjaan hamba Tuhan
bukanlah suatu hal yang biasa-biasa saja, namun mutlak penting.
Celakalah ia, jika ia tidak memberitakan Injil (1Kor. 9:16). Supaya
bekerja dengan setia, Timotius harus mempertimbangkan,
1. Bahwa mata Allah dan Yesus Kristus tertuju padanya: Di ha-
dapan Allah dan Kristus Yesus, aku berpesan dengan sungguh-
sungguh kepadamu, yaitu sebagaimana engkau mendamba-
kan perkenanan Allah dan Yesus Kristus. Sebagaimana eng-
kau ingin supaya dirimu berkenan pada Allah dan Yesus Kris-
tus, dengan menjalankan kewajiban-kewajiban agama alami
maupun agama wahyu. Sebagaimana engkau ingin membalas
budi kepada Allah yang telah menciptakan engkau dan Tuhan
Yesus Kristus yang telah menebus engkau.
2. Ia memberi perintah kepada Timotius sebagaimana Timotius
akan mempertanggungjawabkannya pada hari yang agung itu,
dengan mengingatkan dia akan penghakiman yang akan
datang, yang sudah diserahkan kepada Tuhan Yesus. Ia akan
menghakimi orang yang hidup dan yang mati demi penyataan-
Nya dan demi Kerajaan-Nya, yaitu saat Ia tampil dalam
kerajaan-Nya. Sudah menjadi kepedulian semua orang, baik
hamba-hamba Tuhan maupun jemaat, untuk memikirkan
dengan sungguh-sungguh pertanggungjawaban yang harus
Surat 2 Timotius 4:1-8
709
segera mereka berikan kepada Yesus Kristus atas segala ke-
percayaan yang sudah diberikan kepada mereka. Kristus akan
menghakimi orang yang hidup dan yang mati, yaitu mereka
yang pada akhir zaman akan didapati hidup dan mereka yang
akan dibangkitkan dari alam maut. Perhatikanlah,
(1) Tuhan Yesus Kristus akan menghakimi orang yang hidup
dan yang mati. Bapa telah menyerahkan penghakiman selu-
ruhnya kepada Anak, dan telah menentukan Dia untuk
menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang
mati (Kis. 10:42).
(2) Ia akan menampakkan diri. Ia akan datang untuk kali ke-
dua, dan itu akan menjadi penampakan yang mulia, seperti
yang ditunjukkan dari kata epiphaneia.
(3) Pada waktu itu kerajaan-Nya akan tampil dalam kemulia-
annya: Demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya. Sebab
saat itu Ia akan tampil dalam kerajaan-Nya, duduk di atas
takhta, untuk menghakimi dunia.
II. Apa isi perintah itu (ay. 2-5). Timotius diperintahkan,
1. Untuk memberitakan firman. Ini merupakan pekerjaan hamba-
hamba Tuhan. Sebuah wewenang sudah dipercayakan kepada
mereka. Bukan gagasan-gagasan atau khayalan-khayalan me-
reka sendiri yang harus mereka beritakan, melainkan firman
Allah yang murni dan jelas. Dan mereka tidak boleh menyele-
wengkan firman Allah. Sebaliknya, dalam Kristus mereka ha-
rus berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud
murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya (2Kor. 2:17).
2. Untuk menegaskan apa yang dia beritakan, dan menekan-
kannya dengan penuh kesungguhan pada para pendengarnya:
Siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah
apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah. Lakukanlah ini de-
ngan roh yang menyala-nyala. Peringatkanlah orang-orang
yang ada di bawah tanggung jawabmu untuk berjaga-jaga ter-
hadap dosa, untuk menjalankan kewajiban mereka. Peringat-
kanlah mereka untuk bertobat, percaya, dan hidup kudus,
dan lakukanlah ini baik atau tidak baik waktunya. Baik wak-
tunya, yaitu saat mereka sedang merasa senang untuk
mendengarkan engkau, atau saat datang suatu kesempatan
710
istimewa yang menguntungkan untuk berbincang-bincang de-
ngan mereka. Bahkan, lakukanlah itu meskipun tidak baik
waktunya, sekalipun tampak tidak ada kemungkinan untuk
menanamkan sesuatu pada mereka, sebab siapa tahu Roh
Allah akan menanamkan sesuatu pada mereka. Sebab angin
bertiup ke mana ia mau. Taburkanlah benih kita pagi-pagi hari,
dan janganlah memberi istirahat kepada tangan kita pada pe-
tang hari (Pkh. 11:6). Kita harus melakukannya saat baik
waktunya, yaitu jangan biarkan kesempatan berlalu begitu
saja. Dan kita harus melakukannya meskipun tidak baik wak-
tunya, yaitu kita tidak boleh mengesampingkan kewajiban
dengan alasan waktunya tidak baik.
3. Ia harus memberi tahu orang apa kesalahan-kesalahan mereka:
Nyatakanlah apa yang salah, tegorlah. Insyafkanlah orang-
orang fasik dari kejahatan dan berbahayanya jalan-jalan mereka
yang fasik. Berusahalah, dengan menghadapi mereka secara
terus terang, untuk menuntun mereka bertobat. Tegurlah mere-
ka dengan kesungguhan dan wewenang, dalam nama Kristus,
supaya mereka melihat ketidaksenanganmu terhadap mereka
sebagai tanda bahwa Allah marah dengan mereka.
4. Ia harus membimbing, mendorong, dan menggugah orang-
orang yang sudah memulai dengan baik. Nasihatilah (yakin-
kanlah mereka untuk berpegang teguh dan bertahan sampai
pada akhirnya) dan lakukanlah ini dengan segala kesabaran
dan pengajaran.
(1) Ia harus melakukannya dengan sangat sabar: Dengan sega-
la kesabaran. Jika engkau tidak segera melihat hasil dari
usaha-usahamu, janganlah menyerah. Janganlah jenuh
berbicara dengan mereka. Selama Allah menunjukkan se-
gala kesabaran kepada mereka, hendaklah hamba-hamba
Tuhan menasihati mereka dengan segala kesabaran.
(2) Ia harus melakukannya secara masuk akal, bukan dengan
perasaan, melainkan dengan pengajaran, yaitu Untuk
membuat mereka melakukan hal-hal yang baik, dan untuk
menanamkan dasar-dasar ajaran yang baik pada mereka.
Ajarkanlah kepada mereka kebenaran dalam Yesus, tuntun
mereka untuk mempercayainya dengan teguh. Maka ini
akan menjadi sarana yang baik untuk merebut mereka
Surat 2 Timotius 4:1-8
711
kembali dari kejahatan maupun untuk membawa mereka
kepada kebaikan. Amatilah,
[1] Pekerjaan seorang hamba Tuhan terdiri atas macam-
macam bagian: ia harus menyatakan apa yang salah,
menegor, dan menasihati.
[2] Ia harus sangat tekun dan berhati-hati: ia harus siap
sedia baik atau tidak baik waktunya. Ia tidak boleh eng-
gan berjerih payah atau bekerja, namun justru harus
bersegera untuk memperhatikan jiwa-jiwa dan kepen-
tingan kekal mereka.
5. Ia harus menguasai diri dalam segala hal. Carilah kesempatan
untuk berbuat baik kepada mereka. Janganlah sebab lalai,
engkau biarkan kesempatan yang baik berlalu begitu saja.
Perhatikanlah pekerjaanmu. Berjaga-jagalah terhadap godaan-
godaan Iblis, yang dapat mengalihkan kamu dari pekerjaan-
mu. Jagailah jiwa orang-orang yang dipercayakan di bawah
tanggung jawabmu.
6. Ia harus sadar bahwa penderitaan pasti akan datang, dan ia ha-
rus bertahan menghadapinya, dan memanfaatkannya sebaik
mungkin. Kakopathēson, bertahanlah dengan sabar. Janganlah
berkecil hati akibat kesulitan-kesulitan yang engkau hadapi,
namun tanggunglah itu dengan jiwa yang lapang. Biasakanlah
dirimu untuk menghadapi kesulitan.
7. Ia harus ingat akan pekerjaannya, dan menjalankan kewajib-
an-kewajibannya: Lakukanlah pekerjaan pemberita Injil. Peker-
jaan pemberita Injil adalah, sebagai wakil para rasul, menyi-
rami jemaat-jemaat yang sudah ditanamkan oleh para rasul.
Mereka bukanlah gembala yang menetap, namun hanya untuk
sementara waktu tinggal, dan memimpin, di jemaat-jemaat
yang sudah ditanamkan oleh para rasul, sampai mereka men-
dapatkan pelayanan yang tetap. Inilah pekerjaan Timotius.
8. Ia harus menggenapi pelayanannya: Tunaikanlah tugas pela-
yananmu! Itu merupakan suatu kepercayaan yang besar yang
diberikan kepadanya, dan sebab itu ia harus memenuhinya,
dan menjalankan semua bagian dari pekerjaannya dengan
tekun dan penuh perhatian. Amatilah,
712
(1) Seorang hamba Tuhan harus sadar bahwa penderitaan-
penderitaan pasti akan datang saat ia menjalankan kewa-
jibannya dengan setia.
(2) Ia harus menanggung penderitaan-penderitaan itu dengan
sabar, seperti seorang pahlawan Kristen.
(3) Penderitaan-penderitaan ini tidak boleh membuatnya ber-
kecil hati dalam pekerjaannya, sebab ia harus melakukan
pekerjaannya, dan menggenapi pelayanannya.
(4) Cara terbaik untuk menunaikan pelayanan kita adalah de-
ngan menggenapinya, dengan memenuhi semua bagiannya
dengan pekerjaan yang sebagaimana mestinya.
III. Alasan-alasan untuk menegaskan perintah itu.
1. sebab kesalahan dan bidah mungkin akan merambat masuk
ke dalam jemaat, yang olehnya pikiran banyak orang pemeluk
Kristen akan dirusakkan (ay. 3-4): sebab akan datang wak-
tunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat. Oleh
sebab itu, gunakanlah waktu sekarang, selagi mereka dapat
menerimanya. Bersibuk-sibuklah sekarang, sebab sekaranglah
waktunya menabur. jika ladang-ladang sudah menguning
dan matang untuk dituai, ayunkanlah sabit, sebab kesempat-
an emas saat ini akan segera berlalu. Orang tidak dapat lagi
menerima ajaran sehat. Akan ada orang-orang yang mengum-
pulkan guru-guru menurut kehendak mereka, dan akan mema-
lingkan telinga mereka dari kebenaran. Oleh sebab itu, aman-
kanlah sebanyak mungkin orang yang bisa engkau amankan,
supaya jika badai taufan ini melanda, mereka dapat berdiri
teguh dan terhindar dari kemurtadan. Jemaat harus men-
dengar, dan hamba-hamba Tuhan harus mengajar, untuk
menghadapi waktu yang akan datang, dan berjaga-jaga mela-
wan segala kejahatan yang mungkin akan timbul nanti, walau-
pun itu belum muncul sekarang. Mereka akan memalingkan
telinga dari kebenaran. Mereka akan jenuh dengan Injil Kristus
yang lama dan jelas, dan akan menginginkan dongeng-
dongeng dengan tamak, dan senang melahapnya. Lalu Allah
akan membiarkan mereka dalam kesesatan-kesesatan itu, ka-
rena mereka tidak menerima kebenaran dan mencintainya
(2Tes. 2:11-12). Amatilah,
Surat 2 Timotius 4:1-8
713
(1) Guru-guru ini mereka kumpulkan sendiri, dan bukan di-
utus oleh Allah. Merekalah yang memilih guru-guru itu,
untuk memuaskan nafsu dan keinginan telinga mereka
yang gatal.
(2) Orang melakukan ini jika mereka tidak dapat lagi me-
nerima ajaran sehat, ajaran yang menuntut pemeriksaan
batin, ajaran yang jelas, dan yang tepat sasaran. Mereka
akan mengumpulkan guru-guru mereka sendiri.
(3) Ada perbedaan besar antara firman Allah dan perkataan
guru-guru seperti itu. Firman Allah adalah ajaran sehat,
perkataan yang benar, sedangkan perkataan guru-guru itu
hanyalah dongeng.
(4) Orang-orang yang membuka diri bagi dongeng pertama-tama
memalingkan telinga mereka dari kebenaran, sebab mereka
tidak dapat mendengar dan memikirkan kedua-duanya se-
kaligus, sama seperti mereka tidak dapat melayani dua tuan.
Bahkan, terlebih lagi dikatakan, mereka akan diarahkan
pada dongeng (KJV). Allah dengan adil membiarkan orang
membuka diri bagi dongeng jika mereka jenuh dengan kebe-
naran, dan membiarkan mereka disesatkan dari kebenaran
oleh dongeng.
2. sebab Rasul Paulus sendiri hampir selesai menjalankan tugas-
nya: Tunaikanlah tugas pelayananmu! Mengenai diriku, darahku
sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan (ay. 6). Dan,
(1) Oleh sebab itu, akan ada lebih banyak kesempatan untuk-
mu. jika para pekerja dikeluarkan dari ladang, maka
tidak ada waktu bagi mereka yang ditinggalkan untuk ber-
leha-leha, malah sebaliknya mereka harus melipatganda-
kan ketekunan mereka. Semakin sedikit tangan yang harus
bekerja, semakin tekunlah seharusnya tangan-tangan yang
masih bekerja.
(2) Aku sudah melakukan pekerjaan dari masa dan angkatan-
ku. Sekarang lakukanlah juga pekerjaan dari masa dan
angkatanmu.
(3) Penghiburan dan kegembiraan Rasul Paulus, saat meli-
hat saat kematiannya yang mendekat, dapat mendorong
Timotius untuk bekerja setekun-tekunnya, serajin-rajin-
nya, dan sesungguh-sungguhnya. Paulus adalah seorang
714
prajurit tua dari Yesus Kristus, sedangkan Timotius baru
saja bertugas. Lihatlah, kata Paulus, Aku sudah men-
dapati bahwa Tuan kita itu baik dan kepentingan-Nya juga
baik. Aku bisa melihat kembali perjuanganku dengan pera-
saan yang amat senang dan puas. Dan sebab itu, jangan-
lah takut akan kesulitan-kesulitan yang harus engkau ha-
dapi. Mahkota kehidupan sudah pasti untukmu, seolah-
olah itu sudah dikenakan di atas kepalamu. Dan sebab itu
bersabarlah menanggung segala penderitaan, dan tunai-
kanlah tugas pelayananmu. Keberanian dan penghiburan
orang-orang kudus dan hamba-hamba Tuhan yang segera
akan meninggal, terutama para martir yang sedang meng-
hadapi maut, sangat meneguhkan kebenaran agama Kris-
ten, dan sangat membesarkan hati orang-orang kudus dan
hamba-hamba Tuhan yang masih hidup dalam pekerjaan
mereka. Di sini Rasul Paulus menatap ke depan, ke saat
kematiannya yang semakin dekat: Mengenai diriku, darah-
ku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan. Roh Ku-
dus menyatakan dari kota ke kota bahwa penjara dan
sengsara memang menunggu dia (Kis. 20:23). saat menu-
lis surat ini, ia sedang berada di Roma, dan ada kemung-
kinan ia diberi petunjuk khusus oleh Roh bahwa di sanalah
ia harus memeteraikan kebenaran dengan darahnya. Dan
sekarang ia melihat saat itu sudah dekat: aku sudah tercu-
rah, begitulah dalam bahasa aslinya, ēdē spendomai, yaitu
aku sudah merasa sebagai seorang martir. Perkataan itu
merujuk pada tercurahnya cawan persembahan. Sebab da-
rah para martir, walaupun bukan korban penebusan, ada-
lah korban pengakuan bagi kehormatan anugerah Allah
dan kebenaran-kebenaran-Nya. Amatilah,
[1] Dengan begitu senang ia berbicara tentang kematian. Ia
menyebutnya sebagai keberangkatannya (dalam terje-
mahan KJV pen.). Walaupun ada kemungkinan bahwa
ia sudah tahu ia harus mengalami kematian dengan
cara yang keras dan berdarah-darah, namun ia menye-
butnya sebagai keberangkatannya, atau kelepasannya.
Bagi orang baik, kematian adalah kelepasannya dari
penjara dunia ini dan keberangkatannya untuk menik-
Surat 2 Timotius 4:1-8
715
mati dunia lain. Ia tidak musnah, namun hanya berpin-
dah dari satu dunia ke dunia lain.
[2] Dengan begitu senang ia melihat kembali hidup yang
sudah dijalaninya (ay. 7): Aku telah mengakhiri pertan-
dingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir, dst. Ia
tidak takut mati, sebab hati nuraninya bersaksi bahwa
oleh anugerah Allah ia sudah memenuhi tujuan-tujuan
hidup dalam kadar tertentu. Sebagai orang Kristen,
sebagai hamba Tuhan, ia telah mengakhiri pertanding-
an yang baik. Ia telah menjalankan pelayanan, melewati
berbagai kesulitan dalam perjuangannya, sudah berpe-
ran dalam meneruskan kemenangan-kemenangan yang
mulia dari Sang Penebus yang ditinggikan itu atas kua-
sa-kuasa kegelapan. Hidupnya adalah sebuah pertan-
dingan, dan sekarang ia telah mencapai garis akhir. Se-
bagaimana peperangannya sudah dimenangkan, demi-
kian pula pertandingannya sudah berakhir. Aku telah
memelihara iman. Aku telah memelihara ajaran-ajaran
Injil, dan tidak pernah mengkhianatinya sedikit pun.
Perhatikanlah, pertama, kehidupan seorang Kristen, ter-
utama seorang hamba Tuhan, adalah sebuah peperang-
an dan pertandingan, dalam Kitab Suci kadang-kadang
itu dibandingkan dengan peperangan, kadang-kadang
dengan pertandingan. Kedua, itu adalah pertandingan
yang baik, peperangan yang baik. Kepentingan yang di-
bela adalah baik, dan kemenangannya sudah pasti, jika
kita tetap setia dan berani. Ketiga, kita harus mengikuti
pertandingan yang baik ini. Kita harus bertanding se-
kuat tenaga, dan mencapai garis akhir. Kita tidak boleh
menyerah sebelum kita dijadikan lebih daripada peme-
nang oleh Dia yang telah mengasihi kita (Rm. 8:37).
Keempat, sungguh suatu penghiburan yang besar bagi
orang kudus yang akan segera mati, jika ia dapat meli-
hat kembali kehidupannya yang lalu dan berkata ber-
sama-sama dengan rasul kita, Aku telah mengakhiri,
dst. Aku telah memelihara iman, ajaran iman dan anu-
gerah iman. Kalau kita bisa berkata seperti ini men-
jelang akhir hayat kita, betapa itu akan membawa peng-
hiburan, penghiburan yang tak terucapkan! Maka hen-
716
daklah kita terus berusaha, dengan anugerah Allah, su-
paya kita dapat mencapai garis akhir dengan sukacita
(Kis. 20:24).
[3] Dengan begitu senang ia menatap ke depan pada hidup
yang akan dijalaninya di kehidupan nanti (ay. 8): Seka-
rang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran, dst. Ia
telah kehilangan segala sesuatu untuk Kristus, namun ia
yakin bahwa ia tidak akan rugi sebab -Nya (Flp. 3:8).
Hendaklah hal ini mendorong Timotius untuk menang-
gung kesulitan seperti seorang prajurit Yesus Kristus
yang baik, bahwa ada mahkota kehidupan di hadapan
kita, yang kemuliaan dan sukacitanya akan membalas
secara berlimpah segala kesusahan dan kerja keras kita
dalam perjuangan di saat ini. Cermatilah, mahkota itu
disebut mahkota kebenaran, sebab mahkota itu akan
menjadi balasan atas segala pelayanan kita, sebab Allah
bukan tidak adil, sehingga Ia lupa, dan sebab kekudus-
an dan kebenaran kita akan disempurnakan di sana,
dan akan menjadi mahkota kita. Allah akan menga-
runiakannya sebagai Hakim yang adil, yang tak akan
melewatkan seorang pun yang mengasihi-Nya. namun
mahkota kebenaran ini bukan khusus untuk Paulus
saja, seolah-olah itu hanya milik para rasul dan hamba-
hamba Tuhan atau para martir yang terkemuka, me-
lainkan juga milik semua orang yang merindukan keda-
tangan-Nya. Amatilah, adalah ciri semua orang kudus
bahwa mereka merindukan kedatangan Yesus Kristus:
Mereka senang dengan kedatangan-Nya yang pertama,
saat Ia muncul untuk menghapuskan dosa oleh
pengorbanan diri-Nya sendiri (Ibr. 9:26). Mereka senang
merenungkannya. Dan mereka juga senang dengan ke-
datangan-Nya yang kedua pada hari yang agung. Mere-
ka senang dengannya, dan merindukannya. Dan me-
ngenai orang-orang yang merindukan kedatangan Yesus
Kristus, kedatangan-Nya akan membawa sukacita bagi
mereka. Dan ada mahkota kebenaran yang tersedia un-
tuk mereka, yang pada saat itu akan diberikan kepada
mereka (Ibr. 9:28). Dari sini kita bisa belajar, pertama,
Tuhan adalah Hakim yang adil, sebab penghakiman-
Surat 2 Timotius 4:9-15
717
Nya sesuai dengan kebenaran. Kedua, mahkota orang-
orang percaya adalah mahkota kebenaran, yang ditebus
dengan kebenaran Kristus, dan dikaruniakan sebagai
imbalan bagi kebenaran orang-orang kudus. Ketiga,
mahkota ini, yang akan dipakai orang-orang percaya,
disediakan untuk mereka. Mereka tidak memilikinya
saat ini, sebab di sini mereka hanyalah ahli waris. Mere-
ka belum memilikinya, namun itu pasti akan mereka mi-
liki, sebab mahkota itu disediakan bagi mereka. Keem-
pat, Hakim yang adil akan mengaruniakannya kepada
semua orang yang menyenangi, mempersiapkan, dan
merindukan kedatangan-Nya. Ya, Aku datang segera!
Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
Petunjuk-petunjuk Rasul Paulus
kepada Timotius
(4:9-15)
9 Berusahalah supaya segera datang kepadaku, 10 sebab Demas telah men-
cintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika.
Kreskes telah pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia. 11 Hanya Lukas yang
tinggal dengan aku. Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, sebab pela-
yanannya penting bagiku. 12 Tikhikus telah kukirim ke Efesus. 13 Jika engkau
ke mari bawa juga jubah yang kutinggalkan di Troas di rumah Karpus dan
juga kitab-kitabku, terutama perkamen itu. 14 Aleksander, tukang tembaga
itu, telah banyak berbuat kejahatan terhadap aku. Tuhan akan membalasnya
menurut perbuatannya. 15 Hendaklah engkau juga waspada terhadap dia,
sebab dia sangat menentang ajaran kita.
Di sini ada berbagai hal khusus yang disebutkan Paulus kepada
Timotius, pada penutup surat ini.
1. Ia meminta Timotius untuk segera menemuinya, sekiranya itu
mungkin (ay. 9): Berusahalah supaya segera datang kepadaku.
Sebab Timotius adalah seorang penginjil, yang tidak menetap di
satu tempat seperti gembala jemaat, namun mengikuti pergerakan
para rasul, untuk membangun di atas dasar yang sudah mereka
letakkan. Paulus menginginkan penyertaan dan bantuan Timo-
tius. Dan alasan yang diberikannya adalah sebab beberapa orang
sudah meninggalkannya (ay. 10). Satu orang meninggalkan dia
atas dasar ajaran yang salah, yaitu Demas, yang mendapat nama
buruk sebab nya: Demas telah mencintai dunia ini dan meninggal-
718
kan aku. Ia meninggalkan Paulus dan kepentingannya, entah ka-
rena takut menderita (sebab Paulus sedang menjadi tahanan, dan
ia takut akan mendapat masalah sebab Paulus) atau ia mengun-
durkan diri dari pelayanannya sebab urusan-urusan duniawi,
yang ingin digelutinya. Kasihnya yang mula-mula kepada Kristus
dan Injil-Nya ditinggalkan dan dilupakan, dan ia jatuh cinta pada
dunia. Perhatikanlah, cinta akan dunia ini sering kali menyebab-
kan kemurtadan dari kebenaran dan jalan Yesus Kristus. Ia telah
menghilang, dan pergi ke Tesalonika, mungkin terpanggil ke sana
oleh suatu pekerjaan, atau sebab suatu urusan duniawi lain.
Kreskes telah pergi ke suatu tempat dan Titus ke tempat lain.
Walaupun begitu, Lukas tetap tinggal dengan Paulus (ay. 11-12),
dan bukankah itu cukup? Tidak demikian menurut Paulus. Ia
senang dengan kehadiran sahabat-sahabatnya.
2. Ia berbicara dengan hormat mengenai Markus: Pelayanannya pen-
ting bagiku. Orang menduga bahwa Markus ini adalah orang yang
telah menimbulkan perselisihan antara Paulus dan Barnabas (Kis.
15:39). Paulus tidak ingin membawanya serta bersama dia untuk
turut bekerja, sebab ia pernah sekali ingkar dan undur. namun
sekarang, kata Paulus, jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari.
Dari sini tampak bahwa Paulus sudah berdamai dengan Markus,
dan berpikiran lebih baik tentangnya daripada sebelumnya. Hal
ini mengajar kita untuk berjiwa pengampun. Kita tidak boleh
selamanya menolak menggunakan orang-orang yang bermanfaat
dan berguna, sekalipun mungkin mereka sudah berbuat salah.
3. Paulus meminta Timotius untuk datang menemuinya, menyuruh
dia sewaktu melewati Troas untuk membawa dari sana barang-
barang yang sudah ditinggalkannya di sana (ay. 13), seperti jubah
yang sudah ia tinggalkan, yang mungkin lebih dia perlukan di
dalam penjara yang dingin. Ada kemungkinan bahwa itu adalah
pakaian yang biasa dipakai Paulus, sebuah jubah polos. Untuk
hal selanjutnya, sebagian orang membacanya gulungan-gulungan
perkamen yang aku tinggalkan di Troas. Sementara sebagian yang
lain, meja yang aku tinggalkan. Paulus mendapat bimbingan
ilham ilahi, namun ia ingin kitab-kitabnya ada bersama dia. Oleh
sebab ia sudah menasihati Timotius untuk banyak membaca,
maka ia sendiri pun melakukannya, walaupun ia akan segara
dijadikan korban persembahan. Selama kita hidup, kita masih
harus terus belajar. Terutama perkamen itu, yang menurut sebagi-
Surat 2 Timotius 4:9-15
719
an orang adalah tulisan-tulisan asli suratnya. Sebagian yang lain
berpendapat bahwa perkamen itu adalah kulit-kulit yang dengan-
nya ia membuat tenda, yang dia jadikan sebagai mata pencahari-
annya, bekerja dengan tangan sendiri.
4. Ia menyebut Aleksander, dan kejahatan yang sudah dilakukannya
terhadap dia (ay. 14-15). Inilah orang yang dibicarakan dalam Ki-
sah Para Rasul 19:33. Tampaknya Aleksander ini adalah seorang
yang pernah memeluk agama Kristen, orang percaya yang giat,
sebab dalam Kisah Para Rasul ia secara khusus difitnah oleh para
penyembah dewi Artemis. Sekalipun begitu, ia berbuat banyak
kejahatan terhadap Paulus. Paulus terancam bahaya baik dari
pihak saudara-saudara palsu (2Kor. 11:26) maupun dari mereka
yang terang-terangan memusuhinya. Paulus sudah berkata bah-
wa Allah akan mengadakan perhitungan dengan Aleksander.
Diberikan nubuat tentang penghakiman Allah yang adil yang akan
menimpa dia: Tuhan akan membalasnya menurut perbuatannya.
Ia memperingatkan Timotius supaya waspada terhadap Aleksan-
der itu: Hendaklah engkau juga waspada terhadap dia, supaya
jangan sampai ia, dengan berpura-pura menjadi teman, meng-
khianatimu dengan berbuat jahat terhadap engkau. Sungguh
berbahaya berurusan dengan orang-orang yang memusuhi orang
seperti Paulus. Amatilah,
(1) Sebagian orang yang dulu pernah mendengar dan mengagumi
Paulus pada akhirnya meninggalkan kesan buruk di dalam
hatinya, sebab yang satu meninggalkan dia, sementara yang
lain banyak berbuat jahat terhadapnya, dan sangat menentang
ajarannya. Namun,
(2) Pada saat yang sama ia menyebut beberapa orang dengan hati
senang. Kejelekan sebagian orang tidak membuatnya melupakan
kebaikan yang lain, seperti Timotius, Titus, Markus, dan Lukas.
(3) Ada dua nama orang yang telah meninggalkan kesan dan ke-
nangan buruk terhadap Paulus. Yang satu adalah Demas, yang
telah meninggalkan dia, sebab mencintai dunia ini, dan yang
lain adalah Aleksander, yang sangat menentang ajarannya.
(4) Allah akan membalas para pembuat kejahatan, khususnya
mereka yang murtad, menurut perbuatan mereka.
(5) Orang-orang yang berjiwa dan bersikap seperti Aleksander
harus kita waspadai, sebab mereka tidak akan membawa ke-
720
baikan apa-apa bagi kita, namun justru akan membawa segala
kejahatan semampu-mampu mereka.
Petunjuk-petunjuk Rasul Paulus kepada Timotius;
Salam dan Berkat
(4:16-22)
16 Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorang pun yang membantu
aku, semuanya meninggalkan aku kiranya hal itu jangan ditanggungkan
atas mereka , 17 namun Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku,
supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan
semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas
dari mulut singa. 18 Dan Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang
jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Keraja-
an-Nya di sorga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin. 19 Salam
kepada Priska dan Akwila dan kepada keluarga Onesiforus. 20 Erastus tinggal
di Korintus dan Trofimus kutinggalkan dalam keadaan sakit di Miletus. 21
Berusahalah ke mari sebelum musim dingin. Salam dari Ebulus dan Pudes
dan Linus dan Klaudia dan dari semua saudara. 22 Tuhan menyertai rohmu.
Kasih karunia-Nya menyertai kamu!
Dalam perikop ini,
I. Rasul Paulus memberikan penjelasan kepada Timotius tentang
keadaannya sendiri pada saat itu.
1. Baru-baru ini ia dipanggil ke hadapan kaisar, untuk memberi-
kan pembelaannya kepada kaisar. Dan pada waktu itu tidak
seorang pun yang membantu dia (ay. 16), untuk membela
perkaranya, untuk bersaksi baginya, atau sekadar menenang-
kan hatinya, namun semuanya meninggalkan dia. Sungguh
aneh, bahwa orang yang begitu baik seperti Paulus sampai
tidak mempunyai siapa-siapa yang mau mengakuinya, bahkan
di Roma, di mana ada banyak orang Kristen, yang kabar ten-
tang imanmereka tersiar di seluruh dunia (Rm. 1:8). namun
begitulah manusia. Orang-orang Kristen di Roma ingin sekali
pergi menemui dia (Kis. 28). namun dalam keadaan yang men-
desak, dan saat mereka terancam bahaya akan menderita
bersama-sama dengan dia, mereka semua meninggalkannya.
Ia berdoa supaya Allah tidak menanggungkan hal itu atas
mereka, yang menunjukkan bahwa itu suatu kesalahan yang
besar, dan sudah sewajarnya Allah murka terhadap mereka,
namun ia berdoa supaya Allah mengampuni mereka. Lihatlah
Surat 2 Timotius 4:16-22
721
pembedaaan yang dibuat antara dosa sebab kepongahan dan
dosa sebab kelemahan. Aleksander si tukang tembaga, yang
dengan penuh kebencian menentang Rasul Paulus, didoakan
Paulus: Tuhan akan membalasnya menurut perbuatannya.
namun berkenaan dengan orang-orang Kristen ini, yang sebab
kelemahan menyembunyikan diri dari Paulus di masa pen-
cobaan, ia berkata, kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas
mereka. Perhatikanlah,
(1) Paulus mendapat ujian lewat teman-temannya yang me-
ninggalkan dia dalam keadaan bahaya dan juga lewat per-
lawanan yang diberikan oleh musuh-musuhnya: semuanya
meninggalkan dia.
(2) Mereka berdosa sebab tidak muncul bagi Rasul Paulus
yang baik itu, terutama pada pembelaannya yang pertama.
namun itu dosa sebab kelemahan, dan sebab itu lebih
bisa dimaafkan. Walaupun begitu,
(3) Allah mungkin akan menanggungkan hal itu atas mereka,
sehingga Paulus berusaha mencegahnya dengan doanya
yang sungguh-sungguh: Kiranya hal itu jangan ditanggung-
kan atas mereka.
2. namun Tuhan telah mendampingi dia (ay. 17), memberinya
hikmat dan keberanian yang luar biasa, untuk memampukan-
nya berbicara sendiri dengan jauh lebih baik. saat tidak ada
orang yang muncul menenangkan hatinya, Allah membuat
wajahnya bersinar. Supaya dengan perantaraanku Injil diberi-
takan dengan sepenuhnya, yaitu Allah mengeluarkan aku dari
kesulitan itu supaya aku dapat memberitakan Injil, yang me-
rupakan pekerjaanku. Bahkan, tampaknya, supaya ia dapat
memberitakan Injil pada waktu itu. Sebab Paulus tahu bagai-
mana berkhotbah di depan pengadilan dan juga di atas mim-
bar. Dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Ter-
masuk kaisar sendiri dan orang-orang besar yang tidak akan
pernah mendengarkan Paulus berkhotbah seandainya ia tidak
dibawa ke hadapan mereka. Dengan demikian aku lepas dari
mulut singa, yaitu dari Kaisar Nero (seperti menurut dugaan
beberapa orang) atau seorang hakim lain. Sebagian orang me-
mahaminya hanya sebagai bahasa kiasan, untuk menandakan
bahwa bahaya sedang mengintainya. Dan Tuhan akan mele-
722
paskan aku dari setiap usaha yang jahat. Lihatlah bagaimana
Paulus belajar dari pengalaman-pengalamannya: Ia telah dan
akan menyelamatkan kami: kepada-Nya kami menaruh pengha-
rapan kami, bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi, akan
menyelamatkan aku dari setiap usaha yang jahat, dari setiap
kejahatan yang dilakukan terhadapku oleh orang lain. Dia
akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kera-
jaan-Nya di sorga. Dan untuk itu ia memberikan kemuliaan
kepada Allah, dengan bersukacita dalam mengharapkan ke-
muliaan Allah. Perhatikanlah,
(1) Jika Tuhan mendampingi kita, Ia akan menguatkan kita, da-
lam keadaan susah dan bahaya, dan kehadiran-Nya akan
lebih dari sekadar menutupi ketidakhadiran semua orang.
(2) jika Tuhan menjaga hamba-hamba-Nya dari bahaya
besar yang sedang mengintai, itu demi pekerjaan dan pela-
yanan yang istimewa. Paulus dijaga supaya olehnya Injil
diberitakan dengan sepenuhnya, dst.
(3) Pelepasan-pelepasan di masa lalu haruslah membesarkan
harapan-harapan untuk masa depan.
(4) Ada kerajaan sorgawi, dan Tuhan akan menjaga hamba-
hamba-Nya yang telah bersaksi atau menderita dengan
setia sampai mereka masuk ke dalam kerajaan itu.
(5) Kita harus memberikan kemuliaan kepada Allah atas pele-
pasan-pelepasan di masa lalu, sekarang, dan nanti: Bagi-
Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.
II. Ia mengirimkan salam kepada Priska dan Akwila dan kepada
keluarga Onesiforus (ay. 19). Ia menyebutkan tentang Trofimus
yang ditinggalkannya dalam keadaan sakit di Miletus (ay. 20),
yang dari sini tampak bahwa walaupun para rasul menyembuh-
kan segala macam penyakit dengan mujizat, untuk meneguhkan
ajaran mereka, namun mereka tidak mengerahkan kuasa itu
kepada sahabat-sahabat mereka sendiri, supaya itu tidak tampak
seperti persekongkolan.
III. Ia meminta Timotius untuk segera menemuinya sebelum musim
dingin (ay. 21), sebab ia ingin melihatnya, dan sebab pada
musim dingin perjalanan atau pelayaran akan lebih berbahaya.
Surat 2 Timotius 4:16-22
723
IV. Ia mengirimkan salam kepada Timotius dari Ebulus, Pudes, Linus,
Klaudia dan dari semua saudara. Salah seorang penulis kafir pada
masa itu menyebutkan seorang yang bernama Pudes dan istrinya,
Klaudia, dan berkata bahwa Klaudia adalah seorang warga asli
Britania Raya. Dari sini sebagian orang menyimpulkan bahwa ini-
lah Pudes yang dimaksud, dan bahwa Klaudia yang disebutkan di
sini adalah istrinya, dan bahwa mereka adalah orang-orang Kristen
terkemuka di Roma.
V. Rasul Paulus menutup dengan sebuah doa, supaya Tuhan me-
nyertai roh Timotius. Tidak ada lagi yang kita perlukan untuk
membuat kita bahagia selain Tuhan Yesus Kristus beserta roh
kita. Sebab di dalam Dia semua berkat rohani sudah termasuk.
Dan ini merupakan doa terbaik yang bisa kita naikkan untuk
sahabat-sahabat kita, yaitu bahwa semoga Tuhan Yesus Kristus
menyertai roh mereka, untuk menguduskan dan menyelamatkan
mereka, dan pada akhirnya menerima mereka bagi diri-Nya. Se-
perti Stefanus sang martir pertama yang berdoa, Ya Tuhan Yesus,
terimalah rohku (Kis. 7:59). Tuhan Yesus, terimalah roh yang
sudah Engkau sertai sewaktu ia masih bersatu dengan tubuh.
Janganlah tinggalkan dia dalam keadaannya yang terpisah dari
tubuh. Kasih karunia-Nya menyertai kamu! Inilah tanda yang
diberikan rasul kita ini di dalam setiap suratnya. Demikianlah ia
menulis, Kasih karunia Yesus Kristus, Tuhan kita, menyertai kamu
sekalian! (2Tes. 3:17-18). Dan jika kasih karunia beserta kita di
sini untuk mempertobatkan dan mengubah kita, membuat kita
kudus, tetap rendah hati, dan memampukan kita untuk bertekun
sampai pada akhirnya, maka kemuliaan akan memahkotai kita
nanti: Sebab TUHAN Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan
kemuliaan Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang
hidup tidak bercela. Ya TUHAN semesta alam, berbahagialah
manusia yang percaya kepada-Mu! (Mzm. 84:12-13). Hormat dan
kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah
yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.
T A F S I R A N M A T T H E W H E N R Y
Surat
TITUS
TAFSIRAN
SURAT TITUS
urat Paulus kepada Titus ini pada sifatnya sangat menyerupai
surat-surat yang ditujukan kepada Timotius. Kedua orang ini
sama-sama dipertobatkan oleh Paulus, dan turut menyertai Paulus di
dalam pekerjaan maupun di tengah penderitaan. Keduanya memiliki
jawatan sebagai penginjil, yang tugasnya adalah menyirami jemaat-
jemaat yang ditanam oleh para rasul, dan mengatur segala sesuatu
yang masih perlu dikerjakan di dalam jemaat-jemaat itu. Mereka
adalah wakil rasul, sebab tugas mereka adalah mengerjakan pekerja-
an Tuhan, sama seperti para rasul. Selain itu, sebagian besar pekerja-
an tersebut dilaksanakan atas petunjuk para rasul, sekalipun bukan
dengan tangan besi dan sewenang-wenang, melainkan dengan kesa-
daran dan penilaian mereka sendiri, mereka menyetujuinya (1Kor.
16:10, 12). Kita banyak membaca tentang Titus ini di berbagai bagian
Kitab Suci, tentang jabatannya, wataknya, serta bagaimana ia mela-
kukan tindakan-tindakan yang berguna. Ia adalah seorang Yunani
(Gal. 2:3). Paulus menyebutnya sebagai anaknya (Tit. 1:4), saudara-
nya (2Kor. 2:13), temannya yang bekerja bersama-sama dengan dia
(2Kor. 8:23), dan orang yang hidup menurut roh dan berlaku menurut
cara yang sama dengan dirinya. Bersama para rasul, ia turut pergi
kepada jemaat di Yerusalem (Gal. 2:1). Ia sangat dekat dengan jemaat
Korintus, di mana ia memiliki kesungguhan untuk membantu (2Kor.
8:16). Surat Paulus yang kedua kepada jemaat Korintus, dan juga
barangkali yang pertama, dikirim melalui perantaraannya (2Kor.
8:16-18, 23; 9:2-4; 12:18). Ia turut menyertai Rasul Paulus di Roma,
S
728
dan dari sana pergi ke Dalmatia (2Tim. 4:10), dan sesudah itu, di
dalam Kitab Suci tidak diceritakan apa-apa lagi tentang dirinya. Oleh
sebab itu, berdasar hal tersebut, tampak bahwa ia bukanlah se-
orang penilik jemaat yang tetap. Seandainya ia seorang penilik jemaat
tetap, apalagi pada masa-masa itu, tentu jemaat Korintus telah
menganugerahinya dengan gelar tertinggi, sebab ia paling banyak
berjerih payah di situ. Di Kreta (sekarang disebut Candia, sebelum-
nya Hecatompolis, yang dinamai demikian sebab seratus kota yang
ada di dalamnya), sebuah pulau besar yang terletak di pintu masuk
Laut Aegea, Injil mendapatkan sedikit tempat berpijak. Di sinilah
Paulus dan Titus, dalam salah satu perjalanan mereka, menggarap
jemaat yang tertanam. Namun, sebab harus mengurus semua
jemaat yang ada, rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi ini sen-
diri tidak dapat tinggal lama di tempat ini. Maka, ia meninggalkan
Titus untuk beberapa lama di situ, supaya melanjutkan pekerjaan
yang telah dimulai. Barangkali sebab di situ Titus mendapati lebih
banyak kesulitan daripada yang biasa, maka Paulus menulis surat ini
kepadanya. Selain itu, terlebih demi kepentingan jemaat daripada
dirinya sendiri, jerih payah Titus akan dapat menjadi lebih bermakna
dan menghasilkan buah di tengah-tengah mereka jika ditopang
oleh nasihat dan kuasa rasuli. Paulus harus memastikan agar semua
kota diperlengkapi dengan gembala-gembala yang baik, menolak dan
mencegah masuknya hal-hal yang tidak benar dan tidak pantas,
serta mengajarkan ajaran yang sehat. Ia juga harus memberikan
berbagai macam petunjuk kepada gembala-gembala di dalam tugas
mereka, menyatakan kasih karunia yang diberikan Allah secara
cuma-cuma untuk keselamatan manusia melalui Kristus, dan ber-
sama itu menunjukkan perlunya memelihara pekerjaan baik oleh
orang-orang yang telah percaya kepada Allah dan mengharapkan
keselamatan kekal dari-Nya.
PASAL 1
Dalam pasal ini kita temukan,
I. Prakata atau pendahuluan surat ini, yang menunjukkan dari dan
kepada siapa surat ini ditulis, beserta salam dan doa Rasul Pau-
lus untuk Titus, memohonkan segala berkat baginya (ay. 1-4).
II. Pengantar kepada pokok persoalan, dengan menjelaskan tujuan
mengapa Titus ditinggalkan di Kreta (ay. 5).
III. Dan bagaimana tujuan itu juga harus dilaksanakan dengan
mengacu pada para hamba Tuhan yang baik maupun yang buruk
(ay. 6, sampai selesai).
Pendahuluan; Petunjuk Rasul Paulus kepada Titus
(1:1-4)
1 Dari Paulus, hamba Allah dan rasul Yesus Kristus untuk memelihara iman
orang-orang pilihan Allah dan pengetahuan akan kebenaran seperti yang
nampak dalam ibadah kita, 2 dan berdasar pengharapan akan hidup yang
kekal yang sebelum permulaan zaman sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak
berdusta, 3 dan yang pada waktu yang dikehendaki-Nya telah menyatakan
firman-Nya dalam pemberitaan Injil yang telah dipercayakan kepadaku
sesuai dengan perintah Allah, Juruselamat kita. 4 Kepada Titus, anakku yang
sah menurut iman kita bersama: kasih karunia dan damai sejahtera dari
Allah Bapa dan Kristus Yesus, Juruselamat kita, menyertai engkau.
Di sini terdapat pendahuluan surat ini, yang menunjukkan,
I. Siapa penulisnya. Paulus, nama yang berasal dari bangsa bukan
Yahudi, yang dipakai oleh Rasul Paulus yang diutus kepada
bangsa-bangsa lain yang bukan Yahudi (Kis. 13:9, 46-47). Para
hamba Tuhan harus memperhatikan hal-hal yang lebih kecil
sekalipun, supaya dengan begitu mereka dapat semakin diterima
di dalam pekerjaan mereka. saat orang-orang Yahudi menolak
730
Injil dan orang-orang bukan Yahudi menerimanya, maka kita ti-
dak lagi membaca di mana rasul ini disebut dengan nama Yahudi-
nya, yaitu Saulus, namun dengan nama Romawinya, yaitu Paulus.
Hamba Allah dan rasul Yesus Kristus. Di sini Paulus digambarkan
berdasar hubungannya dengan Allah dan jabatannya, yaitu
hamba Allah, tidak hanya dalam artian umum, sebagai seorang
manusia dan seorang Kristen, namun khususnya sebagai seorang
hamba Allah, yang melayani Allah dalam pemberitaan Injil Anak-
Nya (Rm. 1:9). Ini merupakan suatu kehormatan yang tinggi.
Merupakan kemuliaan bagi para malaikat bahwa mereka semua
adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka
yang harus memperoleh keselamatan (Ibr. 1:14). Secara lebih
khusus lagi Paulus digambarkan sebagai seorang hamba Allah
yang utama, rasul Yesus Kristus, yaitu seorang yang telah melihat
Tuhan, dan langsung dipanggil dan diutus oleh-Nya, dan memper-
oleh ajaran-Nya dari Tuhan. Perhatikan, para pemangku jabatan
tertinggi dalam jemaat semata-mata hanyalah hamba. (Banyak
pengajaran agama dan ibadah tercakup di dalam penulisan surat-
surat Paulus.) Para rasul Yesus Kristus, yang dipekerjakan untuk
memberitakan dan menyebarluaskan agama-Nya, dalam hal itu
juga adalah hamba-hamba Allah. Mereka tidak mengajarkan apa
pun yang tidak sejalan dengan kebenaran-kebenaran dan semua
kewajiban dari agama alami (yang berdasar pada akal budi).
Kekristenan, yang mereka beritakan, bertujuan memperjelas dan
menguatkan ajaran-ajaran alami itu, sekaligus untuk memaju-
kannya, serta menambahkan apa yang pantas dan perlu ke dalam
keadaan manusia yang sudah merosot dan memberontak itu.
sebab itulah para rasul Yesus Kristus merupakan hamba-hamba
Allah, untuk memelihara iman orang-orang pilihan Allah. Ajaran
mereka sejalan dengan iman semua orang pilihan sejak dunia
dijadikan, dan berguna untuk menyebarluaskan dan memberita-
kan iman tersebut. Perhatikan, ada orang-orang yang dipilih Allah
(1Ptr. 1:2), dan di dalam diri mereka ini Roh Kudus mengerjakan
iman ilahi yang mulia, yang pantas bagi orang-orang yang telah
ditentukan untuk menerima hidup kekal (2Tes. 2:13-14). Allah
dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh
yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu per-
cayai. Untuk itulah Ia telah memanggil kamu oleh Injil yang kami
beritakan. Iman adalah dasar mula-mula dari pengudusan. Dan
Surat Titus 1:1-4
731
pengetahuan akan kebenaran seperti yang nampak dalam ibadah
kita. Injil adalah kebenaran, kebenaran yang agung, pasti, dan
menyelamatkan (Kol. 1:5). Firman kebenaran, yaitu Injil. Iman
yang berasal dari Allah tidak mengandalkan akal budi dan ber-
bagai kemungkinan pendapat yang masih bisa keliru, namun ber-
sandar pada firman yang tidak mungkin keliru, yaitu kebenaran
itu sendiri, seperti yang nampak dalam ibadah kita (KJV: yang
sesuai dengan kesalehan pen.). Iman dari Allah memiliki sifat
dan kecenderungan yang saleh, murni, serta memurnikan hati
orang percaya. berdasar ciri-ciri ini, kita dapat menguji ber-
bagai ajaran dan roh, apakah mereka berasal dari Allah atau
bukan. Apa yang tidak murni serta merugikan kesalehan sejati
dan pengamalan iman sehari-hari tidak mungkin berasal dari
sumber yang ilahi. Seluruh kebenaran Injil sesuai dengan kesa-
lehan, mengajarkan serta memelihara sikap hormat dan takut
akan Allah, serta ketaatan kepada-Nya. Injil adalah kebenaran
yang tidak hanya perlu diketahui, namun juga harus diakui. Injil
harus dinyatakan melalui perkataan dan perbuatan (Fil. 2:15-16).
Dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut
orang mengaku dan diselamatkan (Rm. 10:10). Orang yang memi-
liki kebenaran namun hidupnya tidak benar, berarti tidak menge-
tahui atau mempercayai kebenaran itu sebagaimana mestinya.
Membawa orang kepada pengetahuan dan iman ini, serta mem-
buat mereka mengakui dan memeluk kebenaran yang sesuai de-
ngan kesalehan, merupakan tujuan agung dari pelayanan Injil.
Bahkan, ini memiliki kedudukan dan derajat tertinggi dalam pela-
yanan Injil. Apa yang diajarkan oleh para pelayan Injil harus me-
miliki tujuan utama ini, yaitu melahirkan iman dan menjadikan
kuat di dalamnya. berdasar (atau demi) pengharapan akan
hidup yang kekal (ay. 2). Inilah maksud yang lebih jauh dari Injil,
yaitu selain melahirkan iman, juga melahirkan pengharapan.
Selain itu, menanggalkan hati dan pikiran dari dunia, dan meng-
arahkan mereka ke sorga dan perkara-perkara yang di atas. Iman
dan kesalehan orang Kristen menuntun kepada hidup kekal, serta
memberikan asa dan pengharapan yang memiliki dasar yang te-
guh akan hidup kekal itu. Sebab, hal itu sudah dijanjikan oleh
Allah yang tidak berdusta. Merupakan kemuliaan Allah bahwa Ia
tidak dapat berdusta atau menipu, dan ini merupakan penghibur-
an bagi orang-orang percaya, yang hartanya tersimpan di dalam
732
janj-janji-Nya yang setia. Namun, bagaimana dapat dikatakan
bahwa Ia telah berjanji sebelum permulaan zaman? Jawabannya,
mengenai janji, beberapa orang menafsirkannya sebagai ketetap-
an-Nya. Allah telah merencanakannya di dalam rancangan-Nya
yang kekal, sehingga seakan-akan itu merupakan benih janji dari
Allah. Atau, seperti kata beberapa orang, pro chronōn aiōniōn,
maksudnya sebelum zaman dahulu kala, atau bertahun-tahun
yang lalu, mengacu pada janji yang disampaikan secara tersirat
(Kej. 3:15). Di sini tampak betapa janji akan hidup kekal yang
diberikan kepada orang-orang kudus itu tetap dan telah ada sejak
dahulu kala. Allah, yang tidak dapat berdusta, telah berjanji
sebelum permulaan zaman, yaitu, sejak berabad-abad yang lalu.
Dengan begitu, betapa luar biasa agungnya Injil itu, yang telah
menjadi pokok janji ilahi sejak permulaan waktu! Betapa kita
harus menghargainya sedemikian rupa, dan betapa kita harus
bersyukur sebab hak istimewa yang kita miliki lebih daripada
yang dimiliki orang-orang sebelum kita! Berbahagialah matamu
sebab melihat, dst. Tidak mengherankan jika sikap meremeh-
kan Injil akan diganjar dengan hukuman yang berat, sebab Allah
tidak hanya sudah menjanjikannya sejak dahulu kala, namun juga
(ay. 3) pada waktu yang dikehendaki-Nya telah menyatakan fir-
man-Nya dalam pemberitaan Injil. Sehingga, itu membuat janji-
Nya yang disampaikan secara tersirat pada zaman dahulu, pada
waktu yang dikehendaki-Nya (yaitu saat yang tepat sebelum
waktu yang ditentukan) menjadi lebih jelas melalui pemberitaan
Injil. Dengan begitu, apa yang oleh beberapa orang disebut sebagai
kebodohan pemberitaan Injil telah dihargai sejak itu. Iman timbul
dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus, oleh fir-
man yang diberitakan. Yang telah dipercayakan kepadaku. Pela-
yanan Injil itu adalah sebuah kepercayaan. Tidak ada orang yang
memperoleh kehormatan ini, selain ia yang ditetapkan di dalam
pelayanan itu. Dan barangsiapa telah ditetapkan dan dipanggil un-
tuk itu, harus memberitakan firman. Celakalah aku, jika aku tidak
memberitakan Injil (1Kor. 9:16). Para pelayan yang tidak memberita-
kan Injil bukanlah penerus Rasul Paulus. Sesuai dengan perintah
Allah, Juruselamat kita. Pemberitaan Injil adalah sebuah pekerjaan
yang ditetapkan oleh Allah sebagai Juruselamat. Lihatlah di sini
suatu bukti mengenai ketuhanan Kristus, sebab oleh Dialah Injil
dipercayakan kepada Paulus saat Paulus dipertobatkan (Kis.
Surat Titus 1:1-4
733
9:15, 17, dan 22:10, 14-15), dan sekali lagi saat Kristus menam-
pakkan diri kepadanya (ay. 17-21). Oleh sebab itu, Yesuslah Juru-
selamat ini. Bukan saja ini yang menjadi isi dari seluruh surat
Timotius: Bapa menyelamatkan oleh Anak melalui Roh Kudus,
dan Ketiganya bersepakat untuk mengutus para pelayan. sebab
itu, janganlah kiranya ada yang mengandalkan panggilan manu-
sia, tanpa panggilan Allah. Allah memperlengkapi, menggerakkan,
menguasakan, dan memberikan kesempatan untuk bekerja.
II. Kepada siapa surat ini ditulis, yang dijelaskan,
1. Melalui namanya, yaitu Titus, seorang bukan Yahudi berke-
bangsaan Yunani, namun yang terpanggil untuk percaya sekali-
gus untuk melayani. Perhatikan, anugerah Allah diberikan se-
cara cuma-cuma dan penuh dengan kuasa. Kesiapan atau ke-
layakan seperti apa, yang ada di dalam diri orang yang memi-
liki garis keturunan dan dibesarkan secara kafir?
2. Melalui hubungan rohaninya dengan Rasul Paulus. Anakku
yang sah (atau asli), bukan diturunkan secara alami, melain-
kan diperbarui kembali secara supranatural. Akulah yang ...
telah menjadi bapamu oleh Injil, kata Paulus kepada orang-
orang Korintus (1Kor. 4:15). Para pelayan Tuhan adalah bapa-
bapa rohani bagi orang-orang yang dipertobatkan melalui pela-
yanan mereka. Para pelayan Tuhan dengan penuh kasih akan
menyayangi dan memelihara mereka, dan sebab itu mereka
harus dihormati oleh orang-orang itu sebagaimana mestinya.
Anakku yang sah menurut iman kita bersama, yaitu iman yang
sama-sama dimiliki oleh semua orang yang telah dilahirkan
kembali, dan yang engkau miliki sungguh-sungguh di dalam
hatimu, dan engkau tunjukkan di dalam hidupmu. Barang-
kali ini dikatakan untuk membedakan Titus dengan orang-
orang munafik dan guru-guru palsu, dan supaya ia dihormati
oleh orang-orang Kreta, sebagai gambaran yang hidup tengah-
tengah mereka akan Rasul Paulus sendiri, di dalam hal iman,
kehidupan, dan ajaran sorgawi. Kepada Titus ini, yang me-
mang sudah selayaknya begitu dikasihi oleh Rasul Paulus,
disampaikan,
734
III. Salam dan doa, memohonkan segala berkat bagi Titus. Kasih ka-
runia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus,
Juruselamat kita, menyertai engkau. Di sini diceritakan,
1. Permohonan berkat: Kasih karunia dan damai sejahtera (KJV:
Kasih karunia, rahmat, dan damai sejahtera pen.) Kasih karu-
nia, yaitu pemberian dari Allah secara cuma-cuma, dan perke-
nanan oleh-Nya. Rahmat, buah dari pemberian itu, dalam rupa
pengampunan dosa, dan kebebasan dari segala kemalangan
yang disebabkan oleh dosa, baik sekarang maupun nanti. Dan
damai sejahtera, yaitu akibat baik dan buah dari rahmat. Da-
mai sejahtera dengan Allah melalui Kristus, yang adalah damai
sejahtera kita, dan dengan semua makhluk dan dengan diri
kita sendiri. Rasa damai secara lahiriah ataupun batiniah,
yang mencakup segala macam kebaikan, yang membuahkan
kebahagiaan kita saat ini dan sampai pada kekekalan. Perhati-
kan, kasih karunia merupakan sumber segala berkat. Rahmat,
damai sejahtera, dan segala yang baik memancar keluar dari
situ. Masuklah ke dalam perkenan Allah, dan segala sesuatu
akan menjadi baik, sebab ,
2. Dari Pribadi-Pribadi Allah inilah segala berkat diminta: Dari
Allah Bapa, sumber segala yang baik. Setiap berkat, setiap
penghiburan, datang kepada kita dari Allah sebagai Bapa. Dia
adalah Bapa atas segala sesuatu melalui penciptaan, namun
Ia menjadi Bapa atas segala yang baik melalui pengangkatan
sebagai anak dan kelahiran kembali. Dan Kristus Yesus Juru-
selamat kita, sebagai jalan dan sarana yang mendapatkan dan
menyampaikan segala yang baik itu. Segala sesuatu berasal
dari Bapa dan diberikan melalui Anak, yang adalah Tuhan
menurut kodrat, pewaris atas segala sesuatu, dan merupakan
Tuhan, Penebus, serta Kepala kita, yang memerintah dan ber-
kuasa atas anggota-anggota tubuh-Nya. Segala sesuatu telah
ditaklukkan di bawah kaki-Nya. Kita berpegang kepada-Nya,
sebagai in capite, atau Kepala, dan wajib tunduk dan taat ke-
pada-Nya. Dia juga adalah Yesus dan Kristus, Juruselamat
yang diurapi, dan khususnya Juruselamat bagi kita, yang ha-
rus dipercayai, yang membebaskan kita dari dosa dan neraka,
dan membawa kita ke sorga, menuju kebahagiaan.
Surat Titus 1:5
735
Sampai di sinilah pendahuluan surat ini. Kemudian mengikuti
pokok persoalan, dengan menunjukkan tujuan mengapa Titus di-
tinggalkan di Kreta.
Penahbisan Para Penatua
(1:5)
5 Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya eng-
kau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan
penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu.
Di sini tujuan itu disampaikan,
I. Secara lebih umum. Aku telah meninggalkan engkau di Kreta de-
ngan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu
diatur. Inilah pekerjaan para penginjil (yang merupakan jabatan
Titus), yaitu menyiram di mana para rasul telah menanam (1Kor.
3:6), melanjutkan dan menyelesaikan apa yang telah mereka
mulai. Demikianlah yang tersirat dari kata epidiorthoun, mengatur
satu demi satu. Titus harus meneruskan mengatur apa yang tidak
dapat dikerjakan oleh Rasul Paulus sendiri lantaran kurangnya
waktu, sebab Paulus hanya tinggal sebentar di sana. Perhatikan,
1. Betapa tekunnya Rasul Paulus dalam mengerjakan Injil. saat
segala sesuatu telah dimulainya di satu tempat, maka ia berge-
gas pergi ke tempat yang lain. Ia berutang kepada orang Yunani
dan orang kafir, dan bekerja untuk memberitakan Injil sejauh
yang dapat dilakukannya di tengah mereka semua. Dan,
2. Kesetiaan dan keteku