Selasa, 07 Januari 2025

galatia filemon 27


 aturan iman dan perbuatan 

yang sempurna dan dirancang bagi orang-orang kepu-

nyaan Allah, para pelayan Tuhan dan juga orang-orang 

Kristen yang mengabdikan diri kepada Allah, sebab Kitab 

Suci itu bermanfaat untuk mengajar, dan seterusnya.  

[3] Kalau kita memakai Kitab Suci yang diilhamkan oleh 

Allah sebagai sumber tuntunan kita, dan mengikuti se-

mua petunjuknya, maka kita akan bertumbuh menjadi 

manusia kepunyaan Allah, sempurna, dan diperlengkapi 

untuk setiap perbuatan baik.  

[4] Tidak ada tulisan-tulisan dari para ahli filsafat, ataupun 

dongeng-dongeng dari para rabi, ataupun adat istiadat 

lisan yang dapat membuat kita menjadi manusia kepu-

nyaan Allah yang sempurna, kecuali Kitab Suci yang 

sungguh memenuhi segala tujuan dan maksud terse-

but. Oh, kiranya kita dapat lebih mengasihi Alkitab kita, 

dan semakin melekat lebih dekat kepadanya! Dan ke-

mudian kita akan menemukan manfaat dan keuntung-

an yang dirancang olehnya, dan pada akhirnya menca-

pai kebahagiaan yang dijanjikan dan dipastikan bagi 

kita di dalamnya. 

 

 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL  4  

Pada pasal ini,  

I.  Rasul Paulus dengan sangat khidmat dan sungguh-sungguh 

menekankan Timotius untuk melakukan pekerjaan dan tugas 

sebagai pemberita Injil dengan tekun dan penuh kesadaran 

hati nurani. Dan perintah yang diberikan kepada Timotius ini 

harus dipandang oleh semua pelayan Injil sebagai perintah 

kepada diri mereka sendiri (ay. 1-5).  

II.  Alasan kepedulian Paulus dalam hal ini, mengapa Timotius 

khususnya sekarang harus selalu siap sedia, dst.? Yaitu 

sebab  jemaat kemungkinan tidak akan lagi merasakan pela-

yanan-pelayanan Rasul Paulus, sebab saat kematiannya su-

dah dekat (ay. 6-8).  

III. Berbagai macam hal tertentu, beserta petunjuk dan peringat-

an tentang Aleksander si tukang tembaga (ay. 9-15).  

IV. Rasul Paulus memberi tahu Timotius apa yang telah terjadi 

padanya pada waktu pembelaannya yang pertama. Walaupun 

manusia meninggalkan dia, Tuhan mendampinginya, dan ini 

mendorong dia untuk mengharapkan kelepasan di masa 

mendatang (ay. 16-18). Lalu ia menutup surat ini dengan sa-

lam dan berkat (ay. 19, sampai selesai). 

Kewajiban-kewajiban Seorang Hamba Tuhan;  

Pengharapan Rasul Paulus yang Penuh Sukacita  

(4:1-8)  

1 Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hi-

dup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi 

penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya: 2 Beritakanlah firman, siap sedialah 

baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan 


 708

nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. 3 sebab  akan datang 

waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, namun  mereka akan 

mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan ke-

inginan telinganya. 4 Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran 

dan membukanya bagi dongeng. 5 namun  kuasailah dirimu dalam segala hal, 

sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah 

tugas pelayananmu! 6 Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan se-

bagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. 7 Aku telah meng-

akhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah 

memelihara iman. 8 Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang 

akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; 

namun  bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang 

merindukan kedatangan-Nya. 

Amatilah,  

I.  Betapa dengan sungguh-sungguh perintah ini dimulai (ay. 1): Di 

hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang 

yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh 

kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya. Perhati-

kanlah, orang-orang terbaik perlu dibangkitkan rasa hormatnya 

untuk menjalankan kewajiban mereka. Pekerjaan hamba Tuhan 

bukanlah suatu hal yang biasa-biasa saja, namun  mutlak penting. 

Celakalah ia, jika ia tidak memberitakan Injil (1Kor. 9:16). Supaya 

bekerja dengan setia, Timotius harus mempertimbangkan,  

1. Bahwa mata Allah dan Yesus Kristus tertuju padanya: Di ha-

dapan Allah dan Kristus Yesus, aku berpesan dengan sungguh-

sungguh kepadamu, yaitu “sebagaimana engkau mendamba-

kan perkenanan Allah dan Yesus Kristus. Sebagaimana eng-

kau ingin supaya dirimu berkenan pada Allah dan Yesus Kris-

tus, dengan menjalankan kewajiban-kewajiban agama alami 

maupun agama wahyu. Sebagaimana engkau ingin membalas 

budi kepada Allah yang telah menciptakan engkau dan Tuhan 

Yesus Kristus yang telah menebus engkau.”  

2.  Ia memberi perintah kepada Timotius sebagaimana Timotius 

akan mempertanggungjawabkannya pada hari yang agung itu, 

dengan mengingatkan dia akan penghakiman yang akan 

datang, yang sudah diserahkan kepada Tuhan Yesus. Ia akan 

menghakimi orang yang hidup dan yang mati demi penyataan-

Nya dan demi Kerajaan-Nya, yaitu saat  Ia tampil dalam 

kerajaan-Nya. Sudah menjadi kepedulian semua orang, baik 

hamba-hamba Tuhan maupun jemaat, untuk memikirkan 

dengan sungguh-sungguh pertanggungjawaban yang harus 

Surat 2 Timotius 4:1-8 

 709 

segera mereka berikan kepada Yesus Kristus atas segala ke-

percayaan yang sudah diberikan kepada mereka. Kristus akan 

menghakimi orang yang hidup dan yang mati, yaitu mereka 

yang pada akhir zaman akan didapati hidup dan mereka yang 

akan dibangkitkan dari alam maut. Perhatikanlah,  

(1) Tuhan Yesus Kristus akan menghakimi orang yang hidup 

dan yang mati. Bapa telah menyerahkan penghakiman selu-

ruhnya kepada Anak, dan telah menentukan Dia untuk 

menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang 

mati (Kis. 10:42).  

(2) Ia akan menampakkan diri. Ia akan datang untuk kali ke-

dua, dan itu akan menjadi penampakan yang mulia, seperti 

yang ditunjukkan dari kata epiphaneia.  

(3) Pada waktu itu kerajaan-Nya akan tampil dalam kemulia-

annya: Demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya. Sebab 

saat itu Ia akan tampil dalam kerajaan-Nya, duduk di atas 

takhta, untuk menghakimi dunia. 

II. Apa isi perintah itu (ay. 2-5). Timotius diperintahkan, 

1.  Untuk memberitakan firman. Ini merupakan pekerjaan hamba-

hamba Tuhan. Sebuah wewenang sudah dipercayakan kepada 

mereka. Bukan gagasan-gagasan atau khayalan-khayalan me-

reka sendiri yang harus mereka beritakan, melainkan firman 

Allah yang murni dan jelas. Dan mereka tidak boleh menyele-

wengkan firman Allah. Sebaliknya, dalam Kristus mereka ha-

rus berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud 

murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya (2Kor. 2:17).  

2. Untuk menegaskan apa yang dia beritakan, dan menekan-

kannya dengan penuh kesungguhan pada para pendengarnya: 

“Siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah 

apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah. Lakukanlah ini de-

ngan roh yang menyala-nyala. Peringatkanlah orang-orang 

yang ada di bawah tanggung jawabmu untuk berjaga-jaga ter-

hadap dosa, untuk menjalankan kewajiban mereka. Peringat-

kanlah mereka untuk bertobat, percaya, dan hidup kudus, 

dan lakukanlah ini baik atau tidak baik waktunya. Baik wak-

tunya, yaitu saat  mereka sedang merasa senang untuk 

mendengarkan engkau, atau saat  datang suatu kesempatan 


 710

istimewa yang menguntungkan untuk berbincang-bincang de-

ngan mereka. Bahkan, lakukanlah itu meskipun tidak baik 

waktunya, sekalipun tampak tidak ada kemungkinan untuk 

menanamkan sesuatu pada mereka, sebab  siapa tahu Roh 

Allah akan menanamkan sesuatu pada mereka. Sebab angin 

bertiup ke mana ia mau. Taburkanlah benih kita pagi-pagi hari, 

dan janganlah memberi istirahat kepada tangan kita pada pe-

tang hari (Pkh. 11:6). Kita harus melakukannya saat  baik 

waktunya, yaitu jangan biarkan kesempatan berlalu begitu 

saja. Dan kita harus melakukannya meskipun tidak baik wak-

tunya, yaitu kita tidak boleh mengesampingkan kewajiban 

dengan alasan waktunya tidak baik.  

3. Ia harus memberi tahu orang apa kesalahan-kesalahan mereka: 

“Nyatakanlah apa yang salah, tegorlah. Insyafkanlah orang-

orang fasik dari kejahatan dan berbahayanya jalan-jalan mereka 

yang fasik. Berusahalah, dengan menghadapi mereka secara 

terus terang, untuk menuntun mereka bertobat. Tegurlah mere-

ka dengan kesungguhan dan wewenang, dalam nama Kristus, 

supaya mereka melihat ketidaksenanganmu terhadap mereka 

sebagai tanda bahwa Allah marah dengan mereka.”  

4. Ia harus membimbing, mendorong, dan menggugah orang-

orang yang sudah memulai dengan baik. “Nasihatilah (yakin-

kanlah mereka untuk berpegang teguh dan bertahan sampai 

pada akhirnya) dan lakukanlah ini dengan segala kesabaran 

dan pengajaran.”  

(1)  Ia harus melakukannya dengan sangat sabar: Dengan sega-

la kesabaran. “Jika engkau tidak segera melihat hasil dari 

usaha-usahamu, janganlah menyerah. Janganlah jenuh 

berbicara dengan mereka.” Selama Allah menunjukkan se-

gala kesabaran kepada mereka, hendaklah hamba-hamba 

Tuhan menasihati mereka dengan segala kesabaran.  

(2) Ia harus melakukannya secara masuk akal, bukan dengan 

perasaan, melainkan dengan pengajaran, yaitu “Untuk 

membuat mereka melakukan hal-hal yang baik, dan untuk 

menanamkan dasar-dasar ajaran yang baik pada mereka. 

Ajarkanlah kepada mereka kebenaran dalam Yesus, tuntun 

mereka untuk mempercayainya dengan teguh. Maka ini 

akan menjadi sarana yang baik untuk merebut mereka 

Surat 2 Timotius 4:1-8 

 711 

kembali dari kejahatan maupun untuk membawa mereka 

kepada kebaikan.” Amatilah,  

[1] Pekerjaan seorang hamba Tuhan terdiri atas macam- 

macam bagian: ia harus menyatakan apa yang salah, 

menegor, dan menasihati.  

[2]  Ia harus sangat tekun dan berhati-hati: ia harus siap 

sedia baik atau tidak baik waktunya. Ia tidak boleh eng-

gan berjerih payah atau bekerja, namun  justru harus 

bersegera untuk memperhatikan jiwa-jiwa dan kepen-

tingan kekal mereka. 

5.  Ia harus menguasai diri dalam segala hal. “Carilah kesempatan 

untuk berbuat baik kepada mereka. Janganlah sebab  lalai, 

engkau biarkan kesempatan yang baik berlalu begitu saja. 

Perhatikanlah pekerjaanmu. Berjaga-jagalah terhadap godaan-

godaan Iblis, yang dapat mengalihkan kamu dari pekerjaan-

mu. Jagailah jiwa orang-orang yang dipercayakan di bawah 

tanggung jawabmu.”  

6.  Ia harus sadar bahwa penderitaan pasti akan datang, dan ia ha-

rus bertahan menghadapinya, dan memanfaatkannya sebaik 

mungkin. Kakopathēson, bertahanlah dengan sabar. “Janganlah 

berkecil hati akibat kesulitan-kesulitan yang engkau hadapi, 

namun  tanggunglah itu dengan jiwa yang lapang. Biasakanlah 

dirimu untuk menghadapi kesulitan.”  

7.  Ia harus ingat akan pekerjaannya, dan menjalankan kewajib-

an-kewajibannya: Lakukanlah pekerjaan pemberita Injil. Peker-

jaan pemberita Injil adalah, sebagai wakil para rasul, menyi-

rami jemaat-jemaat yang sudah ditanamkan oleh para rasul. 

Mereka bukanlah gembala yang menetap, namun  hanya untuk 

sementara waktu tinggal, dan memimpin, di jemaat-jemaat 

yang sudah ditanamkan oleh para rasul, sampai mereka men-

dapatkan pelayanan yang tetap. Inilah pekerjaan Timotius.  

8. Ia harus menggenapi pelayanannya: Tunaikanlah tugas pela-

yananmu! Itu merupakan suatu kepercayaan yang besar yang 

diberikan kepadanya, dan sebab  itu ia harus memenuhinya, 

dan menjalankan semua bagian dari pekerjaannya dengan 

tekun dan penuh perhatian. Amatilah,  


 712

(1) Seorang hamba Tuhan harus sadar bahwa penderitaan-

penderitaan pasti akan datang saat  ia menjalankan kewa-

jibannya dengan setia.  

(2) Ia harus menanggung penderitaan-penderitaan itu dengan 

sabar, seperti seorang pahlawan Kristen. 

(3) Penderitaan-penderitaan ini tidak boleh membuatnya ber-

kecil hati dalam pekerjaannya, sebab ia harus melakukan 

pekerjaannya, dan menggenapi pelayanannya.  

(4) Cara terbaik untuk menunaikan pelayanan kita adalah de-

ngan menggenapinya, dengan memenuhi semua bagiannya 

dengan pekerjaan yang sebagaimana mestinya. 

III. Alasan-alasan untuk menegaskan perintah itu. 

1.  sebab  kesalahan dan bidah mungkin akan merambat masuk 

ke dalam jemaat, yang olehnya pikiran banyak orang pemeluk 

Kristen akan dirusakkan (ay. 3-4): “sebab  akan datang wak-

tunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat. Oleh 

sebab itu, gunakanlah waktu sekarang, selagi mereka dapat 

menerimanya. Bersibuk-sibuklah sekarang, sebab sekaranglah 

waktunya menabur. jika ladang-ladang sudah menguning 

dan matang untuk dituai, ayunkanlah sabit, sebab kesempat-

an emas saat ini akan segera berlalu. Orang tidak dapat lagi 

menerima ajaran sehat. Akan ada orang-orang yang mengum-

pulkan guru-guru menurut kehendak mereka, dan akan mema-

lingkan telinga mereka dari kebenaran. Oleh sebab  itu, aman-

kanlah sebanyak mungkin orang yang bisa engkau amankan, 

supaya jika badai taufan ini melanda, mereka dapat berdiri 

teguh dan terhindar dari kemurtadan.” Jemaat harus men-

dengar, dan hamba-hamba Tuhan harus mengajar, untuk 

menghadapi waktu yang akan datang, dan berjaga-jaga mela-

wan segala kejahatan yang mungkin akan timbul nanti, walau-

pun itu belum muncul sekarang. Mereka akan memalingkan 

telinga dari kebenaran. Mereka akan jenuh dengan Injil Kristus 

yang lama dan jelas, dan akan menginginkan dongeng-

dongeng dengan tamak, dan senang melahapnya. Lalu Allah 

akan membiarkan mereka dalam kesesatan-kesesatan itu, ka-

rena mereka tidak menerima kebenaran dan mencintainya 

(2Tes. 2:11-12). Amatilah,  

Surat 2 Timotius 4:1-8 

 713 

(1) Guru-guru ini mereka kumpulkan sendiri, dan bukan di-

utus oleh Allah. Merekalah yang memilih guru-guru itu, 

untuk memuaskan nafsu dan keinginan telinga mereka 

yang gatal.  

(2) Orang melakukan ini jika mereka tidak dapat lagi me-

nerima ajaran sehat, ajaran yang menuntut pemeriksaan 

batin, ajaran yang jelas, dan yang tepat sasaran. Mereka 

akan mengumpulkan guru-guru mereka sendiri.  

(3) Ada perbedaan besar antara firman Allah dan perkataan 

guru-guru seperti itu. Firman Allah adalah ajaran sehat, 

perkataan yang benar, sedangkan perkataan guru-guru itu 

hanyalah dongeng.  

(4) Orang-orang yang membuka diri bagi dongeng pertama-tama 

memalingkan telinga mereka dari kebenaran, sebab mereka 

tidak dapat mendengar dan memikirkan kedua-duanya se-

kaligus, sama seperti mereka tidak dapat melayani dua tuan. 

Bahkan, terlebih lagi dikatakan, mereka akan diarahkan 

pada dongeng (KJV). Allah dengan adil membiarkan orang 

membuka diri bagi dongeng jika mereka jenuh dengan kebe-

naran, dan membiarkan mereka disesatkan dari kebenaran 

oleh dongeng.  

2. sebab  Rasul Paulus sendiri hampir selesai menjalankan tugas-

nya: Tunaikanlah tugas pelayananmu! Mengenai diriku, darahku 

sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan (ay. 6). Dan,  

(1) “Oleh sebab itu, akan ada lebih banyak kesempatan untuk-

mu.” jika para pekerja dikeluarkan dari ladang, maka 

tidak ada waktu bagi mereka yang ditinggalkan untuk ber-

leha-leha, malah sebaliknya mereka harus melipatganda-

kan ketekunan mereka. Semakin sedikit tangan yang harus 

bekerja, semakin tekunlah seharusnya tangan-tangan yang 

masih bekerja. 

(2) “Aku sudah melakukan pekerjaan dari masa dan angkatan-

ku. Sekarang lakukanlah juga pekerjaan dari masa dan 

angkatanmu.” 

(3) Penghiburan dan kegembiraan Rasul Paulus, saat  meli-

hat saat kematiannya yang mendekat, dapat mendorong 

Timotius untuk bekerja setekun-tekunnya, serajin-rajin-

nya, dan sesungguh-sungguhnya. Paulus adalah seorang 


 714

prajurit tua dari Yesus Kristus, sedangkan Timotius baru 

saja bertugas. “Lihatlah,” kata Paulus, “Aku sudah men-

dapati bahwa Tuan kita itu baik dan kepentingan-Nya juga 

baik. Aku bisa melihat kembali perjuanganku dengan pera-

saan yang amat senang dan puas. Dan sebab  itu, jangan-

lah takut akan kesulitan-kesulitan yang harus engkau ha-

dapi. Mahkota kehidupan sudah pasti untukmu, seolah-

olah itu sudah dikenakan di atas kepalamu. Dan sebab  itu 

bersabarlah menanggung segala penderitaan, dan tunai-

kanlah tugas pelayananmu.” Keberanian dan penghiburan 

orang-orang kudus dan hamba-hamba Tuhan yang segera 

akan meninggal, terutama para martir yang sedang meng-

hadapi maut, sangat meneguhkan kebenaran agama Kris-

ten, dan sangat membesarkan hati orang-orang kudus dan 

hamba-hamba Tuhan yang masih hidup dalam pekerjaan 

mereka. Di sini Rasul Paulus menatap ke depan, ke saat 

kematiannya yang semakin dekat: Mengenai diriku, darah-

ku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan. Roh Ku-

dus menyatakan dari kota ke kota bahwa penjara dan 

sengsara memang menunggu dia (Kis. 20:23). saat  menu-

lis surat ini, ia sedang berada di Roma, dan ada kemung-

kinan ia diberi petunjuk khusus oleh Roh bahwa di sanalah 

ia harus memeteraikan kebenaran dengan darahnya. Dan 

sekarang ia melihat saat itu sudah dekat: aku sudah tercu-

rah, begitulah dalam bahasa aslinya, ēdē spendomai, yaitu 

aku sudah merasa sebagai seorang martir. Perkataan itu 

merujuk pada tercurahnya cawan persembahan. Sebab da-

rah para martir, walaupun bukan korban penebusan, ada-

lah korban pengakuan bagi kehormatan anugerah Allah 

dan kebenaran-kebenaran-Nya. Amatilah, 

[1] Dengan begitu senang ia berbicara tentang kematian. Ia 

menyebutnya sebagai keberangkatannya (dalam terje-

mahan KJV – pen.). Walaupun ada kemungkinan bahwa 

ia sudah tahu ia harus mengalami kematian dengan 

cara yang keras dan berdarah-darah, namun ia menye-

butnya sebagai keberangkatannya, atau kelepasannya. 

Bagi orang baik, kematian adalah kelepasannya dari 

penjara dunia ini dan keberangkatannya untuk menik-

Surat 2 Timotius 4:1-8 

 715 

mati dunia lain. Ia tidak musnah, namun  hanya berpin-

dah dari satu dunia ke dunia lain.  

[2] Dengan begitu senang ia melihat kembali hidup yang 

sudah dijalaninya (ay. 7): Aku telah mengakhiri pertan-

dingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir, dst. Ia 

tidak takut mati, sebab  hati nuraninya bersaksi bahwa 

oleh anugerah Allah ia sudah memenuhi tujuan-tujuan 

hidup dalam kadar tertentu. Sebagai orang Kristen, 

sebagai hamba Tuhan, ia telah mengakhiri pertanding-

an yang baik. Ia telah menjalankan pelayanan, melewati 

berbagai kesulitan dalam perjuangannya, sudah berpe-

ran dalam meneruskan kemenangan-kemenangan yang 

mulia dari Sang Penebus yang ditinggikan itu atas kua-

sa-kuasa kegelapan. Hidupnya adalah sebuah pertan-

dingan, dan sekarang ia telah mencapai garis akhir. Se-

bagaimana peperangannya sudah dimenangkan, demi-

kian pula pertandingannya sudah berakhir. “Aku telah 

memelihara iman. Aku telah memelihara ajaran-ajaran 

Injil, dan tidak pernah mengkhianatinya sedikit pun.” 

Perhatikanlah, pertama, kehidupan seorang Kristen, ter-

utama seorang hamba Tuhan, adalah sebuah peperang-

an dan pertandingan, dalam Kitab Suci kadang-kadang 

itu dibandingkan dengan peperangan, kadang-kadang 

dengan pertandingan. Kedua, itu adalah pertandingan 

yang baik, peperangan yang baik. Kepentingan yang di-

bela adalah baik, dan kemenangannya sudah pasti, jika 

kita tetap setia dan berani. Ketiga, kita harus mengikuti 

pertandingan yang baik ini. Kita harus bertanding se-

kuat tenaga, dan mencapai garis akhir. Kita tidak boleh 

menyerah sebelum kita dijadikan lebih daripada peme-

nang oleh Dia yang telah mengasihi kita (Rm. 8:37). 

Keempat, sungguh suatu penghiburan yang besar bagi 

orang kudus yang akan segera mati, jika ia dapat meli-

hat kembali kehidupannya yang lalu dan berkata ber-

sama-sama dengan rasul kita, “Aku telah mengakhiri, 

dst. Aku telah memelihara iman, ajaran iman dan anu-

gerah iman.” Kalau kita bisa berkata seperti ini men-

jelang akhir hayat kita, betapa itu akan membawa peng-

hiburan, penghiburan yang tak terucapkan! Maka hen-


 716

daklah kita terus berusaha, dengan anugerah Allah, su-

paya kita dapat mencapai garis akhir dengan sukacita 

(Kis. 20:24).  

[3] Dengan begitu senang ia menatap ke depan pada hidup 

yang akan dijalaninya di kehidupan nanti (ay. 8): Seka-

rang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran, dst. Ia 

telah kehilangan segala sesuatu untuk Kristus, namun  ia 

yakin bahwa ia tidak akan rugi sebab -Nya (Flp. 3:8). 

Hendaklah hal ini mendorong Timotius untuk menang-

gung kesulitan seperti seorang prajurit Yesus Kristus 

yang baik, bahwa ada mahkota kehidupan di hadapan 

kita, yang kemuliaan dan sukacitanya akan membalas 

secara berlimpah segala kesusahan dan kerja keras kita 

dalam perjuangan di saat ini. Cermatilah, mahkota itu 

disebut mahkota kebenaran, sebab  mahkota itu akan 

menjadi balasan atas segala pelayanan kita, sebab Allah 

bukan tidak adil, sehingga Ia lupa, dan sebab  kekudus-

an dan kebenaran kita akan disempurnakan di sana, 

dan akan menjadi mahkota kita. Allah akan menga-

runiakannya sebagai Hakim yang adil, yang tak akan 

melewatkan seorang pun yang mengasihi-Nya. namun  

mahkota kebenaran ini bukan khusus untuk Paulus 

saja, seolah-olah itu hanya milik para rasul dan hamba-

hamba Tuhan atau para martir yang terkemuka, me-

lainkan juga milik semua orang yang merindukan keda-

tangan-Nya. Amatilah, adalah ciri semua orang kudus 

bahwa mereka merindukan kedatangan Yesus Kristus: 

Mereka senang dengan kedatangan-Nya yang pertama, 

saat  Ia muncul untuk menghapuskan dosa oleh 

pengorbanan diri-Nya sendiri (Ibr. 9:26). Mereka senang 

merenungkannya. Dan mereka juga senang dengan ke-

datangan-Nya yang kedua pada hari yang agung. Mere-

ka senang dengannya, dan merindukannya. Dan me-

ngenai orang-orang yang merindukan kedatangan Yesus 

Kristus, kedatangan-Nya akan membawa sukacita bagi 

mereka. Dan ada mahkota kebenaran yang tersedia un-

tuk mereka, yang pada saat itu akan diberikan kepada 

mereka (Ibr. 9:28). Dari sini kita bisa belajar, pertama, 

Tuhan adalah Hakim yang adil, sebab penghakiman-

Surat 2 Timotius 4:9-15 

 717 

Nya sesuai dengan kebenaran. Kedua, mahkota orang-

orang percaya adalah mahkota kebenaran, yang ditebus 

dengan kebenaran Kristus, dan dikaruniakan sebagai 

imbalan bagi kebenaran orang-orang kudus. Ketiga, 

mahkota ini, yang akan dipakai orang-orang percaya, 

disediakan untuk mereka. Mereka tidak memilikinya 

saat ini, sebab di sini mereka hanyalah ahli waris. Mere-

ka belum memilikinya, namun  itu pasti akan mereka mi-

liki, sebab mahkota itu disediakan bagi mereka. Keem-

pat, Hakim yang adil akan mengaruniakannya kepada 

semua orang yang menyenangi, mempersiapkan, dan 

merindukan kedatangan-Nya. “Ya, Aku datang segera!” 

Amin, datanglah, Tuhan Yesus! 

Petunjuk-petunjuk Rasul Paulus  

kepada Timotius 

(4:9-15)  

9 Berusahalah supaya segera datang kepadaku, 10 sebab  Demas telah men-

cintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. 

Kreskes telah pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia. 11 Hanya Lukas yang 

tinggal dengan aku. Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, sebab  pela-

yanannya penting bagiku. 12 Tikhikus telah kukirim ke Efesus. 13 Jika engkau 

ke mari bawa juga jubah yang kutinggalkan di Troas di rumah Karpus dan 

juga kitab-kitabku, terutama perkamen itu. 14 Aleksander, tukang tembaga 

itu, telah banyak berbuat kejahatan terhadap aku. Tuhan akan membalasnya 

menurut perbuatannya. 15 Hendaklah engkau juga waspada terhadap dia, 

sebab  dia sangat menentang ajaran kita. 

Di sini ada berbagai hal khusus yang disebutkan Paulus kepada 

Timotius, pada penutup surat ini.  

1. Ia meminta Timotius untuk segera menemuinya, sekiranya itu 

mungkin (ay. 9): Berusahalah supaya segera datang kepadaku. 

Sebab Timotius adalah seorang penginjil, yang tidak menetap di 

satu tempat seperti gembala jemaat, namun  mengikuti pergerakan 

para rasul, untuk membangun di atas dasar yang sudah mereka 

letakkan. Paulus menginginkan penyertaan dan bantuan Timo-

tius. Dan alasan yang diberikannya adalah sebab  beberapa orang 

sudah meninggalkannya (ay. 10). Satu orang meninggalkan dia 

atas dasar ajaran yang salah, yaitu Demas, yang mendapat nama 

buruk sebab nya: Demas telah mencintai dunia ini dan meninggal-


 718

kan aku. Ia meninggalkan Paulus dan kepentingannya, entah ka-

rena takut menderita (sebab Paulus sedang menjadi tahanan, dan 

ia takut akan mendapat masalah sebab  Paulus) atau ia mengun-

durkan diri dari pelayanannya sebab  urusan-urusan duniawi, 

yang ingin digelutinya. Kasihnya yang mula-mula kepada Kristus 

dan Injil-Nya ditinggalkan dan dilupakan, dan ia jatuh cinta pada 

dunia. Perhatikanlah, cinta akan dunia ini sering kali menyebab-

kan kemurtadan dari kebenaran dan jalan Yesus Kristus. Ia telah 

menghilang, dan pergi ke Tesalonika, mungkin terpanggil ke sana 

oleh suatu pekerjaan, atau sebab  suatu urusan duniawi lain. 

Kreskes telah pergi ke suatu tempat dan Titus ke tempat lain. 

Walaupun begitu, Lukas tetap tinggal dengan Paulus (ay. 11-12), 

dan bukankah itu cukup? Tidak demikian menurut Paulus. Ia 

senang dengan kehadiran sahabat-sahabatnya.  

2. Ia berbicara dengan hormat mengenai Markus: Pelayanannya pen-

ting bagiku. Orang menduga bahwa Markus ini adalah orang yang 

telah menimbulkan perselisihan antara Paulus dan Barnabas (Kis. 

15:39). Paulus tidak ingin membawanya serta bersama dia untuk 

turut bekerja, sebab  ia pernah sekali ingkar dan undur. namun  

sekarang, kata Paulus, jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari. 

Dari sini tampak bahwa Paulus sudah berdamai dengan Markus, 

dan berpikiran lebih baik tentangnya daripada sebelumnya. Hal 

ini mengajar kita untuk berjiwa pengampun. Kita tidak boleh 

selamanya menolak menggunakan orang-orang yang bermanfaat 

dan berguna, sekalipun mungkin mereka sudah berbuat salah. 

3. Paulus meminta Timotius untuk datang menemuinya, menyuruh 

dia sewaktu melewati Troas untuk membawa dari sana barang-

barang yang sudah ditinggalkannya di sana (ay. 13), seperti jubah 

yang sudah ia tinggalkan, yang mungkin lebih dia perlukan di 

dalam penjara yang dingin. Ada kemungkinan bahwa itu adalah 

pakaian yang biasa dipakai Paulus, sebuah jubah polos. Untuk 

hal selanjutnya, sebagian orang membacanya gulungan-gulungan 

perkamen yang aku tinggalkan di Troas. Sementara sebagian yang 

lain, meja yang aku tinggalkan. Paulus mendapat bimbingan 

ilham ilahi, namun  ia ingin kitab-kitabnya ada bersama dia. Oleh 

sebab  ia sudah menasihati Timotius untuk banyak membaca, 

maka ia sendiri pun melakukannya, walaupun ia akan segara 

dijadikan korban persembahan. Selama kita hidup, kita masih 

harus terus belajar. Terutama perkamen itu, yang menurut sebagi-

Surat 2 Timotius 4:9-15 

 719 

an orang adalah tulisan-tulisan asli suratnya. Sebagian yang lain 

berpendapat bahwa perkamen itu adalah kulit-kulit yang dengan-

nya ia membuat tenda, yang dia jadikan sebagai mata pencahari-

annya, bekerja dengan tangan sendiri.  

4. Ia menyebut Aleksander, dan kejahatan yang sudah dilakukannya 

terhadap dia (ay. 14-15). Inilah orang yang dibicarakan dalam Ki-

sah Para Rasul 19:33. Tampaknya Aleksander ini adalah seorang 

yang pernah memeluk agama Kristen, orang percaya yang giat, 

sebab dalam Kisah Para Rasul ia secara khusus difitnah oleh para 

penyembah dewi Artemis. Sekalipun begitu, ia berbuat banyak 

kejahatan terhadap Paulus. Paulus terancam bahaya baik dari 

pihak saudara-saudara palsu (2Kor. 11:26) maupun dari mereka 

yang terang-terangan memusuhinya. Paulus sudah berkata bah-

wa Allah akan mengadakan perhitungan dengan Aleksander. 

Diberikan nubuat tentang penghakiman Allah yang adil yang akan 

menimpa dia: Tuhan akan membalasnya menurut perbuatannya. 

Ia memperingatkan Timotius supaya waspada terhadap Aleksan-

der itu: “Hendaklah engkau juga waspada terhadap dia, supaya 

jangan sampai ia, dengan berpura-pura menjadi teman, meng-

khianatimu dengan berbuat jahat terhadap engkau.” Sungguh 

berbahaya berurusan dengan orang-orang yang memusuhi orang 

seperti Paulus. Amatilah,  

(1) Sebagian orang yang dulu pernah mendengar dan mengagumi 

Paulus pada akhirnya meninggalkan kesan buruk di dalam 

hatinya, sebab yang satu meninggalkan dia, sementara yang 

lain banyak berbuat jahat terhadapnya, dan sangat menentang 

ajarannya. Namun,  

(2) Pada saat yang sama ia menyebut beberapa orang dengan hati 

senang. Kejelekan sebagian orang tidak membuatnya melupakan 

kebaikan yang lain, seperti Timotius, Titus, Markus, dan Lukas.  

(3) Ada dua nama orang yang telah meninggalkan kesan dan ke-

nangan buruk terhadap Paulus. Yang satu adalah Demas, yang 

telah meninggalkan dia, sebab  mencintai dunia ini, dan yang 

lain adalah Aleksander, yang sangat menentang ajarannya.  

(4) Allah akan membalas para pembuat kejahatan, khususnya 

mereka yang murtad, menurut perbuatan mereka.  

(5) Orang-orang yang berjiwa dan bersikap seperti Aleksander 

harus kita waspadai, sebab mereka tidak akan membawa ke-


 720

baikan apa-apa bagi kita, namun  justru akan membawa segala 

kejahatan semampu-mampu mereka. 

Petunjuk-petunjuk Rasul Paulus kepada Timotius;  

Salam dan Berkat  

(4:16-22) 

16 Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorang pun yang membantu 

aku, semuanya meninggalkan aku – kiranya hal itu jangan ditanggungkan 

atas mereka –, 17 namun  Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, 

supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan 

semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas 

dari mulut singa. 18 Dan Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang 

jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Keraja-

an-Nya di sorga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin. 19 Salam 

kepada Priska dan Akwila dan kepada keluarga Onesiforus. 20 Erastus tinggal 

di Korintus dan Trofimus kutinggalkan dalam keadaan sakit di Miletus. 21 

Berusahalah ke mari sebelum musim dingin. Salam dari Ebulus dan Pudes 

dan Linus dan Klaudia dan dari semua saudara. 22 Tuhan menyertai rohmu. 

Kasih karunia-Nya menyertai kamu! 

Dalam perikop ini,  

I. Rasul Paulus memberikan penjelasan kepada Timotius tentang 

keadaannya sendiri pada saat itu. 

1. Baru-baru ini ia dipanggil ke hadapan kaisar, untuk memberi-

kan pembelaannya kepada kaisar. Dan pada waktu itu tidak 

seorang pun yang membantu dia (ay. 16), untuk membela 

perkaranya, untuk bersaksi baginya, atau sekadar menenang-

kan hatinya, namun  semuanya meninggalkan dia. Sungguh 

aneh, bahwa orang yang begitu baik seperti Paulus sampai 

tidak mempunyai siapa-siapa yang mau mengakuinya, bahkan 

di Roma, di mana ada banyak orang Kristen, yang kabar ten-

tang imanmereka tersiar di seluruh dunia (Rm. 1:8). namun  

begitulah manusia. Orang-orang Kristen di Roma ingin sekali 

pergi menemui dia (Kis. 28). namun  dalam keadaan yang men-

desak, dan saat  mereka terancam bahaya akan menderita 

bersama-sama dengan dia, mereka semua meninggalkannya. 

Ia berdoa supaya Allah tidak menanggungkan hal itu atas 

mereka, yang menunjukkan bahwa itu suatu kesalahan yang 

besar, dan sudah sewajarnya Allah murka terhadap mereka, 

namun  ia berdoa supaya Allah mengampuni mereka. Lihatlah

Surat 2 Timotius 4:16-22 

 721 

 pembedaaan yang dibuat antara dosa sebab  kepongahan dan 

dosa sebab  kelemahan. Aleksander si tukang tembaga, yang 

dengan penuh kebencian menentang Rasul Paulus, didoakan 

Paulus: Tuhan akan membalasnya menurut perbuatannya. 

namun  berkenaan dengan orang-orang Kristen ini, yang sebab  

kelemahan menyembunyikan diri dari Paulus di masa pen-

cobaan, ia berkata, kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas 

mereka. Perhatikanlah,  

(1) Paulus mendapat ujian lewat teman-temannya yang me-

ninggalkan dia dalam keadaan bahaya dan juga lewat per-

lawanan yang diberikan oleh musuh-musuhnya: semuanya 

meninggalkan dia.  

(2) Mereka berdosa sebab  tidak muncul bagi Rasul Paulus 

yang baik itu, terutama pada pembelaannya yang pertama. 

namun  itu dosa sebab  kelemahan, dan sebab  itu lebih 

bisa dimaafkan. Walaupun begitu, 

(3) Allah mungkin akan menanggungkan hal itu atas mereka, 

sehingga Paulus berusaha mencegahnya dengan doanya 

yang sungguh-sungguh: Kiranya hal itu jangan ditanggung-

kan atas mereka. 

2.  namun  Tuhan telah mendampingi dia (ay. 17), memberinya 

hikmat dan keberanian yang luar biasa, untuk memampukan-

nya berbicara sendiri dengan jauh lebih baik. saat  tidak ada 

orang yang muncul menenangkan hatinya, Allah membuat 

wajahnya bersinar. Supaya dengan perantaraanku Injil diberi-

takan dengan sepenuhnya, yaitu “Allah mengeluarkan aku dari 

kesulitan itu supaya aku dapat memberitakan Injil, yang me-

rupakan pekerjaanku.” Bahkan, tampaknya, supaya ia dapat 

memberitakan Injil pada waktu itu. Sebab Paulus tahu bagai-

mana berkhotbah di depan pengadilan dan juga di atas mim-

bar. Dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Ter-

masuk kaisar sendiri dan orang-orang besar yang tidak akan 

pernah mendengarkan Paulus berkhotbah seandainya ia tidak 

dibawa ke hadapan mereka. Dengan demikian aku lepas dari 

mulut singa, yaitu dari Kaisar Nero (seperti menurut dugaan 

beberapa orang) atau seorang hakim lain. Sebagian orang me-

mahaminya hanya sebagai bahasa kiasan, untuk menandakan 

bahwa bahaya sedang mengintainya. Dan Tuhan akan mele-


 722

paskan aku dari setiap usaha yang jahat. Lihatlah bagaimana 

Paulus belajar dari pengalaman-pengalamannya: “Ia telah dan 

akan menyelamatkan kami: kepada-Nya kami menaruh pengha-

rapan kami, bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi, akan 

menyelamatkan aku dari setiap usaha yang jahat, dari setiap 

kejahatan yang dilakukan terhadapku oleh orang lain. Dia 

akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kera-

jaan-Nya di sorga.” Dan untuk itu ia memberikan kemuliaan 

kepada Allah, dengan bersukacita dalam mengharapkan ke-

muliaan Allah. Perhatikanlah, 

(1) Jika Tuhan mendampingi kita, Ia akan menguatkan kita, da-

lam keadaan susah dan bahaya, dan kehadiran-Nya akan 

lebih dari sekadar menutupi ketidakhadiran semua orang. 

(2) jika Tuhan menjaga hamba-hamba-Nya dari bahaya 

besar yang sedang mengintai, itu demi pekerjaan dan pela-

yanan yang istimewa. Paulus dijaga supaya olehnya Injil 

diberitakan dengan sepenuhnya, dst. 

(3) Pelepasan-pelepasan di masa lalu haruslah membesarkan 

harapan-harapan untuk masa depan.  

(4) Ada kerajaan sorgawi, dan Tuhan akan menjaga hamba-

hamba-Nya yang telah bersaksi atau menderita dengan 

setia sampai mereka masuk ke dalam kerajaan itu.  

(5) Kita harus memberikan kemuliaan kepada Allah atas pele-

pasan-pelepasan di masa lalu, sekarang, dan nanti: Bagi-

Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin. 

II.  Ia mengirimkan salam kepada Priska dan Akwila dan kepada 

keluarga Onesiforus (ay. 19). Ia menyebutkan tentang Trofimus 

yang ditinggalkannya dalam keadaan sakit di Miletus (ay. 20), 

yang dari sini tampak bahwa walaupun para rasul menyembuh-

kan segala macam penyakit dengan mujizat, untuk meneguhkan 

ajaran mereka, namun mereka tidak mengerahkan kuasa itu 

kepada sahabat-sahabat mereka sendiri, supaya itu tidak tampak 

seperti persekongkolan.  

III. Ia meminta Timotius untuk segera menemuinya sebelum musim 

dingin (ay. 21), sebab  ia ingin melihatnya, dan sebab  pada 

musim dingin perjalanan atau pelayaran akan lebih berbahaya. 

Surat 2 Timotius 4:16-22 

 723 

IV. Ia mengirimkan salam kepada Timotius dari Ebulus, Pudes, Linus, 

Klaudia dan dari semua saudara. Salah seorang penulis kafir pada 

masa itu menyebutkan seorang yang bernama Pudes dan istrinya, 

Klaudia, dan berkata bahwa Klaudia adalah seorang warga asli 

Britania Raya. Dari sini sebagian orang menyimpulkan bahwa ini-

lah Pudes yang dimaksud, dan bahwa Klaudia yang disebutkan di 

sini adalah istrinya, dan bahwa mereka adalah orang-orang Kristen 

terkemuka di Roma.  

V. Rasul Paulus menutup dengan sebuah doa, supaya Tuhan me-

nyertai roh Timotius. Tidak ada lagi yang kita perlukan untuk 

membuat kita bahagia selain Tuhan Yesus Kristus beserta roh 

kita. Sebab di dalam Dia semua berkat rohani sudah termasuk. 

Dan ini merupakan doa terbaik yang bisa kita naikkan untuk 

sahabat-sahabat kita, yaitu bahwa semoga Tuhan Yesus Kristus 

menyertai roh mereka, untuk menguduskan dan menyelamatkan 

mereka, dan pada akhirnya menerima mereka bagi diri-Nya. Se-

perti Stefanus sang martir pertama yang berdoa, “Ya Tuhan Yesus, 

terimalah rohku” (Kis. 7:59). “Tuhan Yesus, terimalah roh yang 

sudah Engkau sertai sewaktu ia masih bersatu dengan tubuh. 

Janganlah tinggalkan dia dalam keadaannya yang terpisah dari 

tubuh.” Kasih karunia-Nya menyertai kamu! Inilah tanda yang 

diberikan rasul kita ini di dalam setiap suratnya. Demikianlah ia 

menulis, Kasih karunia Yesus Kristus, Tuhan kita, menyertai kamu 

sekalian! (2Tes. 3:17-18). Dan jika kasih karunia beserta kita di 

sini untuk mempertobatkan dan mengubah kita, membuat kita 

kudus, tetap rendah hati, dan memampukan kita untuk bertekun 

sampai pada akhirnya, maka kemuliaan akan memahkotai kita 

nanti: Sebab TUHAN Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan 

kemuliaan Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang 

hidup tidak bercela. Ya TUHAN semesta alam, berbahagialah 

manusia yang percaya kepada-Mu! (Mzm. 84:12-13). Hormat dan 

kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah 

yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin. 

 

 

  

 

 

 

 

 

 

T A F S I R A N  M A T T H E W  H E N R Y  

Surat  

TITUS  

   

 

  

 

 

 

 

 

 

TAFSIRAN  

SURAT TITUS   


urat Paulus kepada Titus ini pada sifatnya sangat menyerupai 

surat-surat yang ditujukan kepada Timotius. Kedua orang ini 

sama-sama dipertobatkan oleh Paulus, dan turut menyertai Paulus di 

dalam pekerjaan maupun di tengah penderitaan. Keduanya memiliki 

jawatan sebagai penginjil, yang tugasnya adalah menyirami jemaat-

jemaat yang ditanam oleh para rasul, dan mengatur segala sesuatu 

yang masih perlu dikerjakan di dalam jemaat-jemaat itu. Mereka 

adalah wakil rasul, sebab  tugas mereka adalah mengerjakan pekerja-

an Tuhan, sama seperti para rasul. Selain itu, sebagian besar pekerja-

an tersebut dilaksanakan atas petunjuk para rasul, sekalipun bukan 

dengan tangan besi dan sewenang-wenang, melainkan dengan kesa-

daran dan penilaian mereka sendiri, mereka menyetujuinya (1Kor. 

16:10, 12). Kita banyak membaca tentang Titus ini di berbagai bagian 

Kitab Suci, tentang jabatannya, wataknya, serta bagaimana ia mela-

kukan tindakan-tindakan yang berguna. Ia adalah seorang Yunani 

(Gal. 2:3). Paulus menyebutnya sebagai anaknya (Tit. 1:4), saudara-

nya (2Kor. 2:13), temannya yang bekerja bersama-sama dengan dia 

(2Kor. 8:23), dan orang yang hidup menurut roh dan berlaku menurut 

cara yang sama dengan dirinya. Bersama para rasul, ia turut pergi 

kepada jemaat di Yerusalem (Gal. 2:1). Ia sangat dekat dengan jemaat 

Korintus, di mana ia memiliki kesungguhan untuk membantu (2Kor. 

8:16). Surat Paulus yang kedua kepada jemaat Korintus, dan juga 

barangkali yang pertama, dikirim melalui perantaraannya (2Kor. 

8:16-18, 23; 9:2-4; 12:18). Ia turut menyertai Rasul Paulus di Roma, 


 728

dan dari sana pergi ke Dalmatia (2Tim. 4:10), dan sesudah  itu, di 

dalam Kitab Suci tidak diceritakan apa-apa lagi tentang dirinya. Oleh 

sebab  itu, berdasar  hal tersebut, tampak bahwa ia bukanlah se-

orang penilik jemaat yang tetap. Seandainya ia seorang penilik jemaat 

tetap, apalagi pada masa-masa itu, tentu jemaat Korintus telah 

menganugerahinya dengan gelar tertinggi, sebab  ia paling banyak 

berjerih payah di situ. Di Kreta (sekarang disebut Candia, sebelum-

nya Hecatompolis, yang dinamai demikian sebab  seratus kota yang 

ada di dalamnya), sebuah pulau besar yang terletak di pintu masuk 

Laut Aegea, Injil mendapatkan sedikit tempat berpijak. Di sinilah 

Paulus dan Titus, dalam salah satu perjalanan mereka, menggarap 

jemaat yang tertanam. Namun, sebab  harus mengurus semua 

jemaat yang ada, rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi ini sen-

diri tidak dapat tinggal lama di tempat ini. Maka, ia meninggalkan 

Titus untuk beberapa lama di situ, supaya melanjutkan pekerjaan 

yang telah dimulai. Barangkali sebab  di situ Titus mendapati lebih 

banyak kesulitan daripada yang biasa, maka Paulus menulis surat ini 

kepadanya. Selain itu, terlebih demi kepentingan jemaat daripada 

dirinya sendiri, jerih payah Titus akan dapat menjadi lebih bermakna 

dan menghasilkan buah di tengah-tengah mereka jika ditopang 

oleh nasihat dan kuasa rasuli. Paulus harus memastikan agar semua 

kota diperlengkapi dengan gembala-gembala yang baik, menolak dan 

mencegah masuknya hal-hal yang tidak benar dan tidak pantas, 

serta mengajarkan ajaran yang sehat. Ia juga harus memberikan 

berbagai macam petunjuk kepada gembala-gembala di dalam tugas 

mereka, menyatakan kasih karunia yang diberikan Allah secara 

cuma-cuma untuk keselamatan manusia melalui Kristus, dan ber-

sama itu menunjukkan perlunya memelihara pekerjaan baik oleh 

orang-orang yang telah percaya kepada Allah dan mengharapkan 

keselamatan kekal dari-Nya.  

 

PASAL  1  

Dalam pasal ini kita temukan, 

I. Prakata atau pendahuluan surat ini, yang menunjukkan dari dan 

kepada siapa surat ini ditulis, beserta salam dan doa Rasul Pau-

lus untuk Titus, memohonkan segala berkat baginya (ay. 1-4). 

II. Pengantar kepada pokok persoalan, dengan menjelaskan tujuan 

mengapa Titus ditinggalkan di Kreta (ay. 5). 

III. Dan bagaimana tujuan itu juga harus dilaksanakan dengan 

mengacu pada para hamba Tuhan yang baik maupun yang buruk 

(ay. 6, sampai selesai). 

Pendahuluan; Petunjuk Rasul Paulus kepada Titus 

(1:1-4) 

1 Dari Paulus, hamba Allah dan rasul Yesus Kristus untuk memelihara iman 

orang-orang pilihan Allah dan pengetahuan akan kebenaran seperti yang 

nampak dalam ibadah kita, 2 dan berdasar  pengharapan akan hidup yang 

kekal yang sebelum permulaan zaman sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak 

berdusta, 3 dan yang pada waktu yang dikehendaki-Nya telah menyatakan 

firman-Nya dalam pemberitaan Injil yang telah dipercayakan kepadaku 

sesuai dengan perintah Allah, Juruselamat kita. 4 Kepada Titus, anakku yang 

sah menurut iman kita bersama: kasih karunia dan damai sejahtera dari 

Allah Bapa dan Kristus Yesus, Juruselamat kita, menyertai engkau. 

Di sini terdapat pendahuluan surat ini, yang menunjukkan, 

I. Siapa penulisnya. Paulus, nama yang berasal dari bangsa bukan 

Yahudi, yang dipakai oleh Rasul Paulus yang diutus kepada 

bangsa-bangsa lain yang bukan Yahudi (Kis. 13:9, 46-47). Para 

hamba Tuhan harus memperhatikan hal-hal yang lebih kecil 

sekalipun, supaya dengan begitu mereka dapat semakin diterima 

di dalam pekerjaan mereka. saat  orang-orang Yahudi menolak 


 730

Injil dan orang-orang bukan Yahudi menerimanya, maka kita ti-

dak lagi membaca di mana rasul ini disebut dengan nama Yahudi-

nya, yaitu Saulus, namun  dengan nama Romawinya, yaitu Paulus. 

Hamba Allah dan rasul Yesus Kristus. Di sini Paulus digambarkan 

berdasar  hubungannya dengan Allah dan jabatannya, yaitu 

hamba Allah, tidak hanya dalam artian umum, sebagai seorang 

manusia dan seorang Kristen, namun  khususnya sebagai seorang 

hamba Allah, yang melayani Allah dalam pemberitaan Injil Anak-

Nya (Rm. 1:9). Ini merupakan suatu kehormatan yang tinggi. 

Merupakan kemuliaan bagi para malaikat bahwa mereka semua 

adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka 

yang harus memperoleh keselamatan (Ibr. 1:14). Secara lebih 

khusus lagi Paulus digambarkan sebagai seorang hamba Allah 

yang utama, rasul Yesus Kristus, yaitu seorang yang telah melihat 

Tuhan, dan langsung dipanggil dan diutus oleh-Nya, dan memper-

oleh ajaran-Nya dari Tuhan. Perhatikan, para pemangku jabatan 

tertinggi dalam jemaat semata-mata hanyalah hamba. (Banyak 

pengajaran agama dan ibadah tercakup di dalam penulisan surat-

surat Paulus.) Para rasul Yesus Kristus, yang dipekerjakan untuk 

memberitakan dan menyebarluaskan agama-Nya, dalam hal itu 

juga adalah hamba-hamba Allah. Mereka tidak mengajarkan apa 

pun yang tidak sejalan dengan kebenaran-kebenaran dan semua 

kewajiban dari agama alami (yang berdasar  pada akal budi). 

Kekristenan, yang mereka beritakan, bertujuan memperjelas dan 

menguatkan ajaran-ajaran alami itu, sekaligus untuk memaju-

kannya, serta menambahkan apa yang pantas dan perlu ke dalam 

keadaan manusia yang sudah merosot dan memberontak itu. 

sebab  itulah para rasul Yesus Kristus merupakan hamba-hamba 

Allah, untuk memelihara iman orang-orang pilihan Allah. Ajaran 

mereka sejalan dengan iman semua orang pilihan sejak dunia 

dijadikan, dan berguna untuk menyebarluaskan dan memberita-

kan iman tersebut. Perhatikan, ada orang-orang yang dipilih Allah 

(1Ptr. 1:2), dan di dalam diri mereka ini Roh Kudus mengerjakan 

iman ilahi yang mulia, yang pantas bagi orang-orang yang telah 

ditentukan untuk menerima hidup kekal (2Tes. 2:13-14). Allah 

dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh 

yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu per-

cayai. Untuk itulah Ia telah memanggil kamu oleh Injil yang kami 

beritakan. Iman adalah dasar mula-mula dari pengudusan. Dan 

Surat Titus 1:1-4 

 731 

pengetahuan akan kebenaran seperti yang nampak dalam ibadah 

kita. Injil adalah kebenaran, kebenaran yang agung, pasti, dan 

menyelamatkan (Kol. 1:5). Firman kebenaran, yaitu Injil. Iman 

yang berasal dari Allah tidak mengandalkan akal budi dan ber-

bagai kemungkinan pendapat yang masih bisa keliru, namun  ber-

sandar pada firman yang tidak mungkin keliru, yaitu kebenaran 

itu sendiri, seperti yang nampak dalam ibadah kita (KJV: yang 

sesuai dengan kesalehan – pen.). Iman dari Allah memiliki sifat 

dan kecenderungan yang saleh, murni, serta memurnikan hati 

orang percaya. berdasar  ciri-ciri ini, kita dapat menguji ber-

bagai ajaran dan roh, apakah mereka berasal dari Allah atau 

bukan. Apa yang tidak murni serta merugikan kesalehan sejati 

dan pengamalan iman sehari-hari tidak mungkin berasal dari 

sumber yang ilahi. Seluruh kebenaran Injil sesuai dengan kesa-

lehan, mengajarkan serta memelihara sikap hormat dan takut 

akan Allah, serta ketaatan kepada-Nya. Injil adalah kebenaran 

yang tidak hanya perlu diketahui, namun  juga harus diakui. Injil 

harus dinyatakan melalui perkataan dan perbuatan (Fil. 2:15-16). 

Dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut 

orang mengaku dan diselamatkan (Rm. 10:10). Orang yang memi-

liki kebenaran namun  hidupnya tidak benar, berarti tidak menge-

tahui atau mempercayai kebenaran itu sebagaimana mestinya. 

Membawa orang kepada pengetahuan dan iman ini, serta mem-

buat mereka mengakui dan memeluk kebenaran yang sesuai de-

ngan kesalehan, merupakan tujuan agung dari pelayanan Injil. 

Bahkan, ini memiliki kedudukan dan derajat tertinggi dalam pela-

yanan Injil. Apa yang diajarkan oleh para pelayan Injil harus me-

miliki tujuan utama ini, yaitu melahirkan iman dan menjadikan 

kuat di dalamnya. berdasar  (atau demi) pengharapan akan 

hidup yang kekal (ay. 2). Inilah maksud yang lebih jauh dari Injil, 

yaitu selain melahirkan iman, juga melahirkan pengharapan. 

Selain itu, menanggalkan hati dan pikiran dari dunia, dan meng-

arahkan mereka ke sorga dan perkara-perkara yang di atas. Iman 

dan kesalehan orang Kristen menuntun kepada hidup kekal, serta 

memberikan asa dan pengharapan yang memiliki dasar yang te-

guh akan hidup kekal itu. Sebab, hal itu sudah dijanjikan oleh 

Allah yang tidak berdusta. Merupakan kemuliaan Allah bahwa Ia 

tidak dapat berdusta atau menipu, dan ini merupakan penghibur-

an bagi orang-orang percaya, yang hartanya tersimpan di dalam 


 732

janj-janji-Nya yang setia. Namun, bagaimana dapat dikatakan 

bahwa Ia telah berjanji sebelum permulaan zaman? Jawabannya, 

mengenai janji, beberapa orang menafsirkannya sebagai ketetap-

an-Nya. Allah telah merencanakannya di dalam rancangan-Nya 

yang kekal, sehingga seakan-akan itu merupakan benih janji dari 

Allah. Atau, seperti kata beberapa orang, pro chronōn aiōniōn, 

maksudnya sebelum zaman dahulu kala, atau bertahun-tahun 

yang lalu, mengacu pada janji yang disampaikan secara tersirat 

(Kej. 3:15). Di sini tampak betapa janji akan hidup kekal yang 

diberikan kepada orang-orang kudus itu tetap dan telah ada sejak 

dahulu kala. Allah, yang tidak dapat berdusta, telah berjanji 

sebelum permulaan zaman, yaitu, sejak berabad-abad yang lalu. 

Dengan begitu, betapa luar biasa agungnya Injil itu, yang telah 

menjadi pokok janji ilahi sejak permulaan waktu! Betapa kita 

harus menghargainya sedemikian rupa, dan betapa kita harus 

bersyukur sebab  hak istimewa yang kita miliki lebih daripada 

yang dimiliki orang-orang sebelum kita! Berbahagialah matamu 

sebab  melihat, dst. Tidak mengherankan jika sikap meremeh-

kan Injil akan diganjar dengan hukuman yang berat, sebab  Allah 

tidak hanya sudah menjanjikannya sejak dahulu kala, namun  juga 

(ay. 3) pada waktu yang dikehendaki-Nya telah menyatakan fir-

man-Nya dalam pemberitaan Injil. Sehingga, itu membuat janji-

Nya yang disampaikan secara tersirat pada zaman dahulu, pada 

waktu yang dikehendaki-Nya (yaitu saat yang tepat sebelum 

waktu yang ditentukan) menjadi lebih jelas melalui pemberitaan 

Injil. Dengan begitu, apa yang oleh beberapa orang disebut sebagai 

kebodohan pemberitaan Injil  telah dihargai sejak itu. Iman timbul 

dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus, oleh fir-

man yang diberitakan. Yang telah dipercayakan kepadaku. Pela-

yanan Injil itu adalah sebuah kepercayaan. Tidak ada orang yang 

memperoleh kehormatan ini, selain ia yang ditetapkan di dalam 

pelayanan itu. Dan barangsiapa telah ditetapkan dan dipanggil un-

tuk itu, harus memberitakan firman. Celakalah aku, jika aku tidak 

memberitakan Injil (1Kor. 9:16). Para pelayan yang tidak memberita-

kan Injil bukanlah penerus Rasul Paulus. Sesuai dengan perintah 

Allah, Juruselamat kita. Pemberitaan Injil adalah sebuah pekerjaan 

yang ditetapkan oleh Allah sebagai Juruselamat. Lihatlah di sini 

suatu bukti mengenai ketuhanan Kristus, sebab  oleh Dialah Injil 

dipercayakan kepada Paulus saat  Paulus dipertobatkan (Kis. 

Surat Titus 1:1-4 

 733 

9:15, 17, dan 22:10, 14-15), dan sekali lagi saat  Kristus menam-

pakkan diri kepadanya (ay. 17-21). Oleh sebab itu, Yesuslah Juru-

selamat ini. Bukan saja ini yang menjadi isi dari seluruh surat 

Timotius: Bapa menyelamatkan oleh Anak melalui Roh Kudus, 

dan Ketiganya bersepakat untuk mengutus para pelayan. sebab  

itu, janganlah kiranya ada yang mengandalkan panggilan manu-

sia, tanpa panggilan Allah. Allah memperlengkapi, menggerakkan, 

menguasakan, dan memberikan kesempatan untuk bekerja. 

II. Kepada siapa surat ini ditulis, yang dijelaskan, 

1. Melalui namanya, yaitu Titus, seorang bukan Yahudi berke-

bangsaan Yunani, namun  yang terpanggil untuk percaya sekali-

gus untuk melayani. Perhatikan, anugerah Allah diberikan se-

cara cuma-cuma dan penuh dengan kuasa. Kesiapan atau ke-

layakan seperti apa, yang ada di dalam diri orang yang memi-

liki garis keturunan dan dibesarkan secara kafir? 

2. Melalui hubungan rohaninya dengan Rasul Paulus. Anakku 

yang sah (atau asli), bukan diturunkan secara alami, melain-

kan diperbarui kembali secara supranatural. Akulah yang ... 

telah menjadi bapamu oleh Injil, kata Paulus kepada orang-

orang Korintus (1Kor. 4:15). Para pelayan Tuhan adalah bapa-

bapa rohani bagi orang-orang yang dipertobatkan melalui pela-

yanan mereka. Para pelayan Tuhan dengan penuh kasih akan 

menyayangi dan memelihara mereka, dan sebab  itu mereka 

harus dihormati oleh orang-orang itu sebagaimana mestinya. 

“Anakku yang sah menurut iman kita bersama, yaitu iman yang 

sama-sama dimiliki oleh semua orang yang telah dilahirkan 

kembali, dan yang engkau miliki sungguh-sungguh di dalam 

hatimu, dan engkau tunjukkan di dalam hidupmu.” Barang-

kali ini dikatakan untuk membedakan Titus dengan orang-

orang munafik dan guru-guru palsu, dan supaya ia dihormati 

oleh orang-orang Kreta, sebagai gambaran yang hidup tengah-

tengah mereka akan Rasul Paulus sendiri, di dalam hal iman, 

kehidupan, dan ajaran sorgawi. Kepada Titus ini, yang me-

mang sudah selayaknya begitu dikasihi oleh Rasul Paulus, 

disampaikan,  


 734

III. Salam dan doa, memohonkan segala berkat bagi Titus. Kasih ka-

runia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, 

Juruselamat kita, menyertai engkau. Di sini diceritakan, 

1. Permohonan berkat: Kasih karunia dan damai sejahtera (KJV: 

Kasih karunia, rahmat, dan damai sejahtera – pen.) Kasih karu-

nia, yaitu pemberian dari Allah secara cuma-cuma, dan perke-

nanan oleh-Nya. Rahmat, buah dari pemberian itu, dalam rupa 

pengampunan dosa, dan kebebasan dari segala kemalangan 

yang disebabkan oleh dosa, baik sekarang maupun nanti. Dan 

damai sejahtera, yaitu akibat baik dan buah dari rahmat. Da-

mai sejahtera dengan Allah melalui Kristus, yang adalah damai 

sejahtera kita, dan dengan semua makhluk dan dengan diri 

kita sendiri. Rasa damai secara lahiriah ataupun batiniah, 

yang mencakup segala macam kebaikan, yang membuahkan 

kebahagiaan kita saat ini dan sampai pada kekekalan. Perhati-

kan, kasih karunia merupakan sumber segala berkat. Rahmat, 

damai sejahtera, dan segala yang baik memancar keluar dari 

situ. Masuklah ke dalam perkenan Allah, dan segala sesuatu 

akan menjadi baik, sebab ,  

2. Dari Pribadi-Pribadi Allah inilah segala berkat diminta: Dari 

Allah Bapa, sumber segala yang baik. Setiap berkat, setiap 

penghiburan, datang kepada kita dari Allah sebagai Bapa. Dia 

adalah Bapa atas segala sesuatu melalui penciptaan, namun 

Ia menjadi Bapa atas segala yang baik melalui pengangkatan 

sebagai anak dan kelahiran kembali. Dan Kristus Yesus Juru-

selamat kita, sebagai jalan dan sarana yang mendapatkan dan 

menyampaikan segala yang baik itu. Segala sesuatu berasal 

dari Bapa dan diberikan melalui Anak, yang adalah Tuhan 

menurut kodrat, pewaris atas segala sesuatu, dan merupakan 

Tuhan, Penebus, serta Kepala kita, yang memerintah dan ber-

kuasa atas anggota-anggota tubuh-Nya. Segala sesuatu telah 

ditaklukkan di bawah kaki-Nya. Kita berpegang kepada-Nya, 

sebagai in capite, atau Kepala, dan wajib tunduk dan taat ke-

pada-Nya. Dia juga adalah Yesus dan Kristus, Juruselamat 

yang diurapi, dan khususnya Juruselamat bagi kita, yang ha-

rus dipercayai, yang membebaskan kita dari dosa dan neraka, 

dan membawa kita ke sorga, menuju kebahagiaan. 

Surat Titus 1:5 

 735 

Sampai di sinilah pendahuluan surat ini. Kemudian mengikuti 

pokok persoalan, dengan menunjukkan tujuan mengapa Titus di-

tinggalkan di Kreta. 

Penahbisan Para Penatua 

(1:5) 

5 Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya eng-

kau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan 

penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu.  

Di sini tujuan itu disampaikan,

I. Secara lebih umum. Aku telah meninggalkan engkau di Kreta de-

ngan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu 

diatur. Inilah pekerjaan para penginjil (yang merupakan jabatan 

Titus), yaitu menyiram di mana para rasul telah menanam (1Kor. 

3:6), melanjutkan dan menyelesaikan apa yang telah mereka 

mulai. Demikianlah yang tersirat dari kata epidiorthoun, mengatur 

satu demi satu. Titus harus meneruskan mengatur apa yang tidak 

dapat dikerjakan oleh Rasul Paulus sendiri lantaran kurangnya 

waktu, sebab  Paulus hanya tinggal sebentar di sana. Perhatikan, 

1. Betapa tekunnya Rasul Paulus dalam mengerjakan Injil. saat  

segala sesuatu telah dimulainya di satu tempat, maka ia berge-

gas pergi ke tempat yang lain. Ia berutang kepada orang Yunani 

dan orang kafir, dan bekerja untuk memberitakan Injil sejauh 

yang dapat dilakukannya di tengah mereka semua. Dan, 

2. Kesetiaan dan keteku