Peradaban Islam dalam prosesnya melewati tahapan yang sangat panjang. Selain
upaya, Nabi Muhammad saw. selaku pembawa risalahnya telah mengalami
berbagai peristiwa demi tersebarnya ajaran Islam. Nabi Muhammad Saw. dalam
menjalani misi dakwahnya menjumpai berbagai rintangan, bahkan dari seorang
pamannya; Abu Lahab. Meski demikian berkat pertolongan Allah beliau selalu
saja menemukan jalan keluar agar misi dakwah tetap berjalan dengan baik, di
antaranya jaminan dari pamannya yang lain; Abu Thalib. Secara garis besar
peradaban Islam pada masa Nabi Muhammad Saw. meliputi dua periode;
Mekkah dan Madinah. Di dua kota tersebut di tengah kecaman dan ancaman
beliau melakukan berbagai strategi sehingga dakwah bisa tetap terlaksana. Pada
periode Mekkah dakwah secara sembunyi- sembunyi—mula-mula islam dipeluk
oleh istri dan keluarga terdekat yang kemudian disebut dengan istilah
assabiyqulnal awwalun-- dan dakwah secara terang-terangan yang ditempuh
berhasil meski tidak jarang ancaman dan siksaan tidak terhindarkan diterima
oleh para sahabatnya. Adapun ketika periode Madinah fokus dakwah Rasulullah
Saw. sudah mulai berbeda, di antaranya; 1) Pembentukan sistem sosial
masyarakat, 2) Politik, 3) Membangun masjid, 4) Ekonomi, 5) Rasulullah Presiden
Madinah.
Peradaban Islam dimulai sejak Nabi Muhammad Saw. diutus menjadi nabi. Namun
jauh sebelum itu rekam syariatnya sudah mulai terlihat sejak era Nabi Ibrahim As. Demikian
sebab banyak syariat yang dibawa Nabi Muhammad banyak bersumber dari era kenabian
pendahulunya itu. Seperti berkurban, berhaji, khitan dst. Di samping itu, kedekatan secara
garis keturunan tidak terelakkan sehingga kemulian pada Nabi Muhammad Saw. Memang
sudah terbentuk dari nenek moyangnya. Sisi lain peradaban dunia menjelang lahirnya Islam
telah menyimpang jauh dari ketentuan ajaran Allah Swt. Pada masa pra-Islam terdapat dua
kekuatan peradaban dunia, yaitu peradaban Romawi Timur dan peradaban Persia, dua
kerajaan yang menjadi tetangga Arab, tempat lahirnya Islam. Dua kekuatan besar tersebut
merupakan super power dunia pada masanya sekaligus adikuasa dunia. Arab sebagai tempat
munculnya agama Islam belum dikenal dalam percaturan sejarah dunia sebelumnya
Sederhananya, dalam seluruh perjalanan hidup Nabi Saw. selalu penuh hikmah.
Perjuangan dalam membawa risalah kenabian tidak selalu mulus bahkan penuh tantangan,
sehingga mempelajari sejarah peradaban Islam selalu relevan sampai kapanpun dan
memahaminya diyakini penting agar kecintaan umat Islam terhadap Tuhan, agama, dan
nabinya semakin kokoh. Oleh sebab itu, penulis menilai sangat perlu dan tertarik untuk
mengupas kembali tentang sejarah peradaban Islam pada masa Rasulullah Saw. Dalam
penelitian ini akan dipaparkan bagaimana kelahiran Nabi Muhammad Saw., perjalanan atau
perjuangan dakwah beliau, misi dakwah beliau, peperangan apa saja yang pernah beliau
alami, dan akhir hayat beliau, serta nilai pendidikan yang dapat diambil dari perjalanan hidup
beliau.
KAJIAN TEORI
Peradaban dunia menjelang lahirnya Islam telah menyimpang jauh dari ketentuan
ajaran Allah Swt. Adapun peradaban Arab ketika itu disebut peradaban Jahiliah = jahil (bodoh)
khususnya dalam hal moralitas dan teologi, yaitu norma pergaulan antarsesama, di mana kala
itu antarkabilah saling bermusuhan demi kekuasaan. Pula hak asasi manusia khususnya
wanita, serta kalangan lemah tidak pernah ada dan kekeliruan tentang ketuhanan mereka
yang mendarah daging. Sebaliknya dalam kemajuan budaya kebendaan, warga Arab
mempunyai budaya yang cukup maju sesuai ukuran zamannya
Kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad dilahirkan di Mekkah. Menurut riwayat terdapat perbedaan
pendapat mengenai kapan beliau dilahirkan. Tapi pendapat yang kuat yaitu, Nabi Muhammad
dilahirkan sebelum fajar pada hari Senin tanggal 12 Robi’ul Awwal tahun Gajah (Al-
Barzanji, TT). Nabi yang disebut khairul khalq (makhluk terbaik) dan sayyidul anbiyâ’ wal
mursalîn (pemimpin para nabi dan rasul) nasabnya dipenuhi orang-orang termulia dari
generasinya. Tidak ada satu pun darinya yang berperilaku tercela (Zahara,
https://islam.nu.or.id/sirah- nabawiyah/silsilah-nasab-dari-nabi-muhammad-hingga-
nabi-adam-5ZVL4, diakses pada 12 September 2023). Nasab Sayyidah Aminah, bertemu
dengan nasab Sayyid Abdullah, ayah Rasulullah di nama Kilab. Begitu pun dengan ibu Sayyidah
Aminah, semuanya bermuara pada Nabi Ismail As. Sebagaimana hadits di bawah ini
شيْرَُق نْمِ امًشِاهَ يَفطَصْاوَ َةَناَنكِ نْمِ اشًيْرَُق يَفطَصْاوَ لَيْعِامَسِْإ دَِلوَ نْمِ َةَناَنكِ يَفطَصْا َالله َّنِإ ْنمِ يِناَفطَصْاوَ
مشِاهَ يِنَب
“Sesungguhnya Allah memilih Kinanah dari keturunan Ismail, memilih Quraisy dari
keturunan Kinanah, memilih Hasyim dari keturunan Quraisy danmemilihku dari keturunan
Bani Hasyim.”(HR. Imam Muslim).
Terhitung sejak diangkatnya sebagai seorang nabi secara garis besar jejak dakwah Nabi
Muhammad terbagi menjadi 2 periode, yaitu Mekkah (13 tahun) dan Madinah (10 tahun).
Periode Mekkah
Mekkah ialah kota suci. Di situ terdapat tanda yang merupakan petunjuk tentang
batas- batas suci itu. Sebab kesucian serta kewajiban menghormatinya, dia dinamai Tanah
Haram sehingga di daerah itu tidak diperkenankan pertumpahan darah ataupun
gangguan/penganiayaan, baik terhadap manusia, fauna, maupun tumbuh-tumbuhan.
Ketetapan ini diyakini warga Arab saat sebelum kedatangan Islam serta oleh segala kalangan
muslim bersumber pada ketetapan Allah lewat Nabi Ibrahim As. yang sesudah itu dikukuhkan
oleh Nabi Muhammad Saw. (Shihab, 2011). Mekkah merupakan suatu kota yang sangat
berarti serta populer di antara kota- kota di negara Arab, baik sebab tradisinya ataupun sebab
posisinya. Kota ini dilalui jalur perdagangan yang ramai, menghubungkan Yaman di sebelah
selatan serta Syria di sebelah utara. Dengan terdapatnya Ka’bah di tengah kota, Mekkah jadi
pusat keagamaan Arab. Ka’ bah merupakan tempat mereka berziarah. Di dalamnya ada 360
berhala, yang mengelilingi berhala utama Hubbal. Hubbal merupakan patung yang sangat
diagungkan selain patung- patung yang lain seperti Manah, al-Lata serta al-Uzza. Setidaknya
demikian sehingga Nabi Muhammad Saw. diutus untuk memperbaiki itu semua, moral dan
teologi yang sudah mencapai titik nadir. Adapun dalam perjalanan dakwahnya beliau memiliki
dua tahapan, yaitu sembunyi- sembunyi dan terang-terangan.
Dakwah Secara Sembunyi-Sembunyi
Beberapa hari menjelang Rasulullah Saw. menerima wahyu yang pertama, beliau
berada dalam kebimbangan dan kecemasan terhadap nasib dan keadaan umat ketika itu.
Akhirnya, beliau memutuskan untuk menyendiri atau berkontemplasi di Gua Hira untuk
memikirkan jalan keluar dan menyelamatkan umat dari kerusakan yang lebih parah. Menurut
Lesdina dkk. (2021) Nabi Muhammad Saw. yang banyak berkontemplasi ini akhirnya
diamanahi Allah untuk menjadi nabi dan rasul. Penunjukannya sebagai nabi tepatnya bulan
Ramadan tahun 610 M di Gua Hira yakni datanglah Jibril menyampaikan wahyu yang pertama
(Q.S. Al-‘Alaq ayat 1-5):
Selanjutnya, kemudian turun Surah Al-Mudatsir ayat 1-7:
“Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Tuhanmu
agungkanlah! dan pakaianmu bersihkanla`h, dan perbuatan dosa tinggalkanlah, dan
janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan
untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.“ Maka mulailah dakwah secara sembunyi-
sembunyi ditempuh selama 3 tahun oleh Rasulullah Saw. Adapun buktinya adalah sebuah
khabar yang diriwayatkan oleh Amru ibn Abasah r.a. menuturkan, “Aku mendatangi
Rasulullah pada waktu beliau baru saja diutus sebagai nabi. Saat itu beliau berada di Mekkah
dan melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi.” Pada waktu itu, beliau memulai
dakwahnya dengan mengajak manusia untuk mengesakan Allah dan membersihkan segala
unsur kemusyrikan
a. Prioritas orang terdekat
Inti Kehidupan Nabi Muhammad Saw. sesudah turunnya wahyu ke dua di Mekkah
adalah melaksanakan tugas-tugas kerasulannya secara sembunyi-sembunyi. Dakwah
Rasulullah pada fase ini hanya terbatas pada keluarga dan kerabat dekat beliau, yang tentunya
bisa dipercaya untuk menjaga kerahasiaan. Orang yang pertama memeluk agama Islam
(assabiqunal awwalun), yaitu istri dan kerabatnya dari berbagai kalangan; Khadijah (istri) yang
pertama memeluk agama Islam disusul Ali bin Abi Thalib (anak-anak),
dan Zaid bekas budak dan menjadi anak angkatnya. Ummu aiman yang mengasuh Nabi Saw.
Termasuk orang pertama masuk Islam juga. Sebagai pedagang yang berpengaruh Abu Bakar
mengajak teman beliau masuk Islam seperti Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abd
Rahman Bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, Thalhah bin Ubaidillah bin Jarrah dan Arqam yang
rumahnya dijadikan sebagai tempat pertemuan rutin bagi orang-orang yang telah
memeluk Islam Penyiksaan budak
Umayyah bin Khalaf melemparkan budaknya, Bilal bin Rabbah ke sebuah tempat yang
sangat panas di Mekkah. Kemudian dia memerintahkan agar kafir dan ingkar terhadap apa
yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw. namun siksaan itu tidak merubah sikap kecuali
terus mengatakan “Ahad (Esa).. Ahad (Esa)..” Sedangkan Abu Jahal menyiksa Ammar dan
kedua orangtuanya dengan siksaan yang sangat pedih hingga akhirnya dia membunuh
Sumayyah binti Khabbath, ibu Ammar, dengan menusukkan tombak di kemaluannya. Maka
jadilah ia wanita yang syahid pertama kali di dalam Islam. Selain itu Yasir juga meninggal
dalam penyiksaan tersebut. Abu Bakar terus membeli budak-budak yang disiksa itu dan
kemudian memerdekakannya. Diantara yang dimerdekakan; Bilal, Amr bin Fuhairah, Zanirah
dll.
Dakwah Secara Terang-Terangan
Dakwah Nabi secara terang-terangan didasari wahyu Allah Swt. (Q.S. Al-Hijr: 94):
امَِب عَْدصْاَف َنيكِرِشْمُلْا نِعَ ضْرِعَْأوَ رُمَؤُْت
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.”
Dengan turunnya ayat ini, Rasulullah Saw. tidak lagi berdakwah secara sembunyi-
sembunyi. Lebih-lebih dengan adanya jaminan bahwa beliau tidak akan disentuh oleh
kejahatan para pengolok-olok. Beberapa ulama berpendapat bahwa perintah ini datang
sesudah berlalu tiga tahun atau lebih sejak pengangkatan Nabi Muhammad saw. sebagai
seorang rasul
b. Nabi mendapat perlidugan dari pamannya Abu Thalib
Langkah pertama yang dilakukan Rasulullah Saw. ialah dengan mengundang kerabat
dekat beliau, seperti Bani Hasyim dan beberapa orang Bani Al-Muthalib bin Al-Manaf. Beliau
menyeru kaumnya kepada Allah dan berserah diri kepada-Nya. Namun dari sekian banyak
yang datang, semua menentang beliau, hanya Abu Tahalib-lah yang mendukung dan
memerintahkan untuk tetap dilanjutkan perjuangan dakwahnya. sesudah Nabi Saw. Merasa
yakin terhadap dukungan dan janji Abu Thalib untuk melindunginya dalam menyampaikan
wahyu Allah, maka suatu hari beliau berdiri di atas bukit Shafa, lalu berseru: “Wahai semua
orang!” maka semua orang berkumpul memenuhi seruan beliau, lalu beliau mengajak mereka
kepada tauhid dan iman kepada risalah beliau serta iman kepada hari kiamat
Rasulullah naik ke bukit Shafa dan memanggil orang-orang Mekkah Rasulullah
bersabda,
“Bagaimana pendapat kalian jika aku kabarkan pada kalian bahwa di lembah sana
ada seekor kuda yang menyerang kalian. Apakah kalian mempercayai apa yang saya
ucapkan?” Mereka menjawab. “Ya, kami percaya sebab kami belum pernah mendapatkan
engkau berdusta”. Maka Rasullah Saw. bersabda; “Ketahuilah bahwa sesungguhnya aku
memberi peringatan kepada kalian tentang siksa yang sangat pedih”. Saat Rasulullah Saw.
mengajak mereka untuk beriman kepada Allah Swt. Maka berkatalah pamannya sendiri yang
bernama Abu Lahab. “Celaka engkau wahai Muhammad, apakah hanya untuk urusan ini
mengumpulkan kami?”. Abu Lahab dengan nama asli Abdul ‘Uzza Ibnu ‘Abdul Muththallib
dikenal sangat luas sebagai salah seorang yang paling menentang Nabi Saw. Adapun digelari
Abu Lahab sebab kegagahan dan kecemerlangan wajahnya. Ulama kontemporer, Mutawalli
Asy-Sya’arawi, mengemukakan semacam kaidah--bila Al-Qur’an menunjuk seseorang dalam
salah satu kisahnya dengan nama aslinya, itu mengisyaratkan bahwa hal serupa itu tidak akan
terjadi lagi. Tetapi jika menyebut gelarnya—seperti Fir’aun—itu mengisyaratkan bahwa kasus
serupa dapat terulang kapan dan dimana saja ,ada lima faktor yang mendorong orang-orang quraisy menentang seruan Islam
ialah:
1) Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dengan kekuasaan.
2) Nabi Muhammmad Saw. menyamakan hak bangsawan dengan hambah sahaya.
3) Para quraisy tidak dapat menerima ajaran tentang kebangkitan kembali dan
pembalasan di akhirat
4) Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang berakar pada bangsa Arab
5) Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang rezeki.
c. Dakwah penuh ancaman, intimidasi dan tantangan
Namun dakwah yang dilakukan beliau tidak mudah sebab mendapat tantangan dari
kaum Quraisy. Diantara tantangan dakwah yang dialami oleh Rasulullah Saw: (1) Cemoohan
dan cacian kepada Nabi dan Para sahabat, (2) memanfaatkan pengaruh para pembesar kafir
Quarisy, (3) mendatangi penyair terkemuka, (4) melempari Nabi dan Para sahabat dengan
batu dan kotoran, (5) bujukan dengan harta dan kekayaan, (6) pemboikotan terhadap Bani
Nabi Hijrah ke Habasyah dan Thoif
Sebelum hijrah ke Yastrib (Madinah) Nabi Muhammad sudah pernah hijrah ke kota
lain; Habasyah dan Thoif. Hijrah ke Habasyah (sekarang Ethiopia) tak berjalan mulus. Meski
umat muslim diterima bahkan sampai dua kali berhijrah ke negeri yang dipimpin Raja Najasyi
beragama Kristen itu, tapi tetap tidak ada orang yang Islam di sana. Selanjutnya hijrah ke Thaif
yang hanya berjarak 80 kilo meter dari Makkah menemui kegagalan sebab kondisi di sana
tidak kondusif bagi kaum Muslimin untuk bertempat tinggal. Penduduk asli Thaif menolak
ajakan Nabi untuk memeluk Islam. Adapun Sejumlah upaya hijrah itu berjarak sekitar lima
tahun sebelum akhirnya Nabi dan kaum Muslimin berhasil berhijrah ke Yastrib (Madinah)
Periode Madinah
Sebenarnya, “masa Islam Madinah”, menurut Darwazah, dimulai dua tahun sebelum
Nabi SAW. hijrah ke Madinah. Kala itu beliau bertemu dengan segolongan masyarakat
Madinah yang berasal dari suku Khazraj di Aqabah (tempat di antara Mina dan Mekkah).
Begitu pulang ke Madinah, mereka mengabarkan kepada masyarakat Madinah tentang
keberadaan Nabi agung. yang mereka temui itu (Wijaya, 2016). Pada musim berikutnya,
datang secara bersama-sama dari dua suku Auz dan Khazraj dalam jumlah besar dan berbaiat
masuk Islam kepada Nabi Muhammad sesudah itu dipilihlah masing-masing dari kedua suku
itu untuk memimpin masyarakat muslim Mekkah untuk hijrah ke Madinah. Hari kepindahan
beliau kepada mereka adalah hari yang bahagia sehinga masing-masing ingin Rasulullah
menjadi tamunya (Al-Hamid, 2015). Di Madinah, Nabi Muhammad melanjutkan misi
dakwahnya dengan baik. Pada periode ini ada beberapa misi besar yang ia dan umatnya
kerjakan di antaranya yaitu:
Pembentukan sistem sosial masyarakat
Dalam negara Islam yang baru dibangun itu, Nabi meletakan dasar-dasar negara untuk
menata kehidupan sosial dan politik. Dikukuhkannya ikatan persaudaraan (Ukhwah Islamiyah)
antara golongan Anshar dan Muhajirin, dan mempersatukan suku Aus dan Khazraj yang telah
lama bermusuhan dan bersaing. Dengan persaudaraan ini, Rasulullah telah menciptakan
sebuah kesatuan yang berdasar agama sebagai pengganti dari persatuan yang berdasar
kabilah
Piagam Madinah
Melalui piagam Madinah yang dibuat pada 622 M atau masih awal umat Islam hijrah
ke kota tersebut Rasulullah Saw. memperkenalkan sistem kehidupan yang harmonis dan
damai bagi masyarakat Madinah yang majemuk nan plural. Di sana, Rasulullah Saw.
meletakkan dasar kehidupan yang kuat bagi pembentukan masyarakat baru, yaitu masyarakat
madani yang rukun dan damai. Masyarakat itu setidaknya berasal dari 3 kelompok yang
berbeda, yakni muslim dari kalangan Muhajirin dan Anshar sebagai kelompok mayoritas, non-
muslim dari suku Aus dan Khazraj yang belum masuk Islam sebagai kelompok minoritas, dan
kelompok Yahudi
Politik
Al-Imam Abu Hamid Muhamad bin Muhammad Al Ghazali mengatakan bahwa
peran pokok manusia sebagai khalifah di dunia ada empat macam. Di mana manusia tidak
akan mampu menciptakan sebuah peradaban tanpa keempat macam peran itu. Keempat
macam peran itu adalah: (1) Al-Zira’ah (pertanian), (2) Al-Hiyakah (industri tekstil), (3)
Al- Bina’ (pembangunan), dan (4) Al-Siyasah (politik). Selain keempat peran tersebut, apa yang
menjadi karya manusia di dunia hanyalah pelengkap saja. Keempatnya menjadi penting
sebab memenuhi dan mengatur kebutuhan pokok kehidupan manusia di dunia. Adapun Al-
Siyasah (politik) menjadi paling vital sebab memenuhi dan mengatur kebutuhan sosial untuk
keberlangsungan semua hal di atas.
Membangun Masjid Quba
Dikisahkan bahwa unta tunggangan Rasulullah berhenti disuatu tempat maka
Rasulullah Saw. memerintahkan agar di tempat itu dibangun sebuah masjid. Beliau ikut serta
dalam pembangunan masjid tersebut. Saat itu, kiblat dihadapkan ke Bait al Maqdis. Tiang
masjid terbuat dari batang kurma, sedangkan atapnya dibuat dari pelepah daunnya. Adapun
kamar-kamar istri beliau dibuat di samping masjid. Tatkala pembangunan selesai, Rasulullah
memasuki pernikahan dengan Aisyah pada bulan Syawal. Sejak saat itulah, Yatsrib dikenal
dengan Madinah Al-Munawwarah. Kaum muslimin melakukan berbagai aktivitasnya di dalam
masjid ini, baik beribadah, belajar, memutuskan perkara mereka, berjual beli maupun
perayaan-perayaan. Tempat ini menjadi faktor yang mempersatukan mereka
Peperangan Pada Masa Nabi Muhammad SAW.
sesudah umat Islim hijrah ke Madinah, kehidupan mereka semakin berkembang. Segala
sektor kehidupan baik; sosial, politik, ekonomi dan dakwah diperhatikan dengan baik. Mereka
mapan, aman, dan nyaman dalam menjalankan aktivitas muamalah maupun ubudiyyah.
Namun demikian, syiar Islam tidak boleh stagnan. Jika dulu saat masih lemah hanya bertahan
kini siap melawan siapa saja yang tidak mengindahkan seruan agama Allah Swt. serta
peperangan akan ditempuh bila diperlukan. Beberapa perang yang terjadi antara pasukan
Islam dan pasukan Kafir pada masa Nabi Muhammad Saw. di antaranya;
2. Perang Badar
Perang Badar terjadi pada tanggal 17 Ramadan tahun ke-2 H (624 M) di lembah Badar.
Sebab utamanya adalah untuk memenuhi tekad kafir Quraisy membunuh Nabi yang berhasil
meloloskan diri ke Madinah dan menghukum orang yang melindunginya (Tim Humas,
https://an-nur.ac.id/perang-badar-perang-uhud-perang-ahzab-khandaq-masa-genjatan-
senjata- dan-penaklukan-kota-makkah/, diakses 18 September 2023). Orang-orang Kafir
Quraisy sebanyak 1000 orang di bawah pimpinan Abu Jahal bergerak menuju Madinah.
Sementara umat Islam sebanyak 314 orang melawan pasukan itu. Sebelum diadakan
peperangan terlebih dahulu dilakukan perang tanding. Dari pihak Islam dipilih Nabi 3 orang
pahlawan Bani Hasyim, semua menang kecuali ‘Ubaidah sebab terkena luka parah gugur
menjadi syahid. Dalam perang ini kaum muslimin memperoleh kemenangan. 14 muslim gugur
dan 70 musuh gugur, termasuk Abu Jahal sebagai pemimpin perang, dan beberapa orang
lainnya tertawan.
3. Perang Uhud
Perang Uhud ni terjadi pada 7 Syawal tahun ke-3 H di bukit Uhud Madinah. Pemimpin
Abu Sofyan memobilisasi 3000 prajurit Quraisy dan Nabi Muhammad membawa 1000
prajurit. Penyebabnya sebab kekalahan kaum Quraisy dalam perang Badar merupakan
pukulan berat. Mereka bersumpah akan melakukan pembalasan (Al-Hamid, 2015).
Beberapa orang pembesar disertai istrinya berperang termasuk istri Abu Sofyan sendiri,
Hindun. Kemenangan muslim yang sudah di ambang pintu itu sirna sebab godaan harta
ghonimah. Nabi sendiri terluka bercucuran darah. Melihat kejadian itu, seorang Kafir Quraisy
meneriakkan bahwa Nabi telah tewas terbunuh dan perang dihentikan. Lebih dari 70 muslim
gugur, Hamzah paman Nabi, dadanya dibelah dan hatinya dimakan Hindun sebab dendam
melihat Hamzah yang membunuh saudaranya dalam perang tanding badar sebelumnya.
4. Perang Khandaq
Perang Khandaq terjadi pada akhir bulan Syawal 5 H di sebuah parit wilayah utara kota
Madinah. Pasukan 4000 tentara di bawah pimpinan Abu Sofyan, dengan 300 pengendara dan
1000 ekor unta. Di pihak Islam terdapat 3000 orang prajurit di bawah komando Nabi
Muhammad (Al-Hamid, 2015). Taktik Nabi itu membawa hasil. Pasukan musuh tidak dapat
menyeberangi parit. Namun mereka mengepung Madinah dengan mendirikan kemah-kemah
di luar parit, hampir sebulan lamanya. Di tengah masa-masa kritis pertolongan Allah tiba.
Angin dan badai yang amat kencang membuat mereka terpaksa kembali ke negeri masing-
masing tanpa hasil apapun.
5. Perang Khaibar
Perang Khaibar berlangsung di awal tahun 7 H/ 628 M, pertengahan bulan Muharram
di kampung Khaibar. Lalu kemenangan diraih pada bulan Safar. Rasulullah berangkat ke
Khaibar dengan jumlah antara 1.400-1.600 balatentara melawan Benteng Na’im Benteng Ash-
Shab bin Muadz Benteng Qal’ah az-Zubair Benteng Ubay Benteng An-Nizar
sebab sangat bergantung dengan pertahanan bentengnya. Maka taktik yang digunakan
adalah menguasai benteng satu persatu. Dan strategi terakhir adalah membentuk regu-regu
kecil untuk mengecoh dan memecah konsentrasi tentara Yahudi, sehingga semua benteng
berhasil ditaklukkan oleh kaum muslimin.
6. Perang Tabuk
Perang ini terjadi pada bulan Rajab 9 H dan berakhir pada bulan Ramadhan di tahun
yang sama. Kendati tidak sempat terjadi kontak fisik sebab pasukan musuh menyerah
sebelum bertempur, peperangan ini berlangsung selama 50 hari, dengan pembagian 20 hari
Muslim berada di Tabuk dan 30 hari untuk menempuh perjalanan pulang pergi dari Madinah
ke Perang ini terjadi pada bulan Rajab 9 H dan berakhir bulan Ramadhan di tahun yang sama
di kota Tabuk. Pasukan Romawi di bawah komando Heraklius 40.000 tentara sementara
muslim 30.000 ,
Konflik antara
Muslim dan Romawi sendiri sudah dimulai sejak terbunuhnya duta Rasulullah bernama Al-
Harits bin Umair di tangan Syurahbil bin Amr al-Ghassani. sesudah terbunuhnya Al-Harits.
Ringkas cerita, pihak musuh mengajak berdamai dengan membayar upeti. Sejak saat itu,
pasukan Muslim semakin kuat sebab berhasil mengalahkan imperium Romawi. Kabilah Arab
yang sebelumnya mendukung Romawi pun kini bergabung bersama pasukan Muslim.
Misi Dakwah Nabi Muhammad SAW.
Adapun misi utama dakwah Nabi Muhammad Saw. mencakup 4 hal, yaitu: Tilawah:
membaca, mencermati dan mengkaji ayat qauliyah dan kauniyah Ayat qauliyah adalah ilmu-ilmu
Swt dalam bentuk wahyu-Nya yang terdapat dalam Al- Qur’an. Sementara ayat kauniyah ialah
ilmu-Nya yang berupa alam semesta dengan seluruh hukum yang menyertainya. Antara
qauliyah dengan kauniyah ini dapat diintegrasikan untuk membangun peradaban yang
membawa rahmat bagi segenap alam , Tazkiya: Membentuk
pribadi yang baik dimulai dari hal-hal yang kecil seperti menanggalkan sifat-sifat buruk atau
dalam bahasa tasawuf disebut takhalli (penyucian diri dari sifat-sifat yang buruk) kemudian
menuju tahalli (menghiasi diri dengan sifat terpuji), yang puncaknya adalah tajalli (mengalami
kenyataan ketuhanan/sampai kepada Allah swt) . Ta’lim: guru atau
orang yang mengajarkan ilmu pengetahuan (Jaya, 2020). Hikmah: ilmu yang diamalkan atau
ilmu yang bermanfaat (Umamah, 2016).
Akhir Hayat Nabi Muhammad SAW.
sesudah 23 tahun perjuangan dakwah berlalu, tepatnya hari Sabtu empat hari sebelum
habisnya bulan Dzulqa’dah tahun 11 H, Rasulullah bersama umat Muslim bertolak ke Mekkah
untuk menunaikan ibadah haji. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan Haji Wada’. Kata
'Wada' sendiri berarti perpisahan sebab tidak lama sesudah itu Nabi Muhammad wafat.
Momen Haji Wada’ ini juga menunjukkan animo manusia untuk memeluk agama Islam begitu
besar. Tercatat sebanyak 114.00 umat Muslim dari Jazirah Arab dan sekitarnya turut serta
menunaikan rukun Islam yang kelima itu. Di tengah lautan umat Muslim itulah kemudian
Abdul Basit, Ilyas Rifa’i, Ratu Suntiah | 9
Rasulullah menyampaikan pidato yang mengharukan. Pesan-pesannya mengisyaratkan
bahwa usia beliau tidak lama lagi. Berikut adalah potongan pembuka pesan yang beliau
sampaikan saat itu (Al-Atsir, 2010);
َأ فِِقوْمَلْا اَذهَِب اَذهَ يمِاعَ َدعَْب مْكُاَقلَْأ لََ يِ لَعَل يرِدَْأ لََ يِ نِإَف ،يلِوَْق اوُعمَسْا ،سُاَّنلا اهَُّيَأاًدَب
Artinya, “Wahai sekalian manusia, dengarkanlah perkataanku! Aku belum tahu secara
pasti, boleh jadi aku tidak akan bertemu kalian lagi sesudah tahun ini dengan keadaan seperti
ini.”
sesudah hari demi hari Nabi lalui dengan sederet peristiwa yang mengindikasikan
usianya tidak lama lagi, empat bulan sesudah Haji Wada’ beliau tutup usia. Tepatnya pada hari
Senin, 12 Rabi’ul Awwal 11 H, di usianya yang ke-63 tahun lebih empat hari.
Nabi Muhammad dilahirkan di Mekkah. Peradaban Arab ketika itu disebut peradaban
Jahiliah = jahil (bodoh) khususnya dalam hal moralitas dan teologi. Menurut riwayat terdapat
perbedaan pendapat mengenai kapan beliau dilahirkan. Nabi Muhammad dilahirkan sebelum
fajar pada hari Senin tanggal 12 Robi’ul Awwal tahun Gajah. Nabi yang disebut khairul
khalq dan sayyidul anbiyâ’ wal mursalîn nasabnya dipenuhi orang-orang termulia dari
generasinya. Tidak ada satu pun darinya yang berperilaku tercela. Nasab Sayyidah Aminah,
bertemu dengan nasab Sayyid Abdullah, ayah Rasulullah di nama Kilab. Begitu pun dengan ibu
Sayyidah Aminah, semuanya bermuara pada Nabi Ismail As.
Terhitung sejak diangkatnya sebagai seorang nabi bertepatan dengan turunnya (Q.S.
Al-‘Alaq: 1-5) secara garis besar jejak dakwah Nabi Muhammad terbagi menjadi 2 periode,
yaitu Mekkah (13 tahun) dan Madinah (10 tahun). Di Mekkah pada tahap awal sesudah turun
(Q.S. Al-Mudatsir: 1-7) Nabi Saw. memulai dakwah secara sembunyi-sembunyi dengan
sasaran orang terdekat, seperti keluarga dan para sahabatnya yang disebut (assabiqunal
awwalun), yaitu istri dan kerabatnya dari berbagai kalangan; Khadijah (istri) yang pertama
memeluk agama Islam disusul Ali bin Abi Thalib (anak-anak), Abu Bakar (sahabat), Zaid bekas
budak, Ummu Aiman pengasuh Nabi Saw. Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abd Rahman
Bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, Thalhah bin Ubaidillah bin Jarrah dan Arqam.
Adapun tantangannya yaitu terdapat penyiksaan terhadap para budak yang
diketahui oleh tuannya masuk Islam, di antaranya; Umayyah bin Khalaf melemparkan
budaknya, Bilal bin Rabbah ke sebuah tempat yang sangat panas. Sedangkan Abu Jahal
menyiksa Ammar dan kedua orangtuanya dengan siksaan yang sangat pedih hingga akhirnya
dia membunuh Sumayyah binti Khabbath, ibu Ammar, dengan menusukkan tombak di
kemaluannya. Maka jadilah ia wanita yang syahid pertama kali di dalam Islam. Selain itu Yasir
juga meninggal dalam penyiksaan tersebut. Abu Bakar terus membeli budak-budak yang
disiksa itu dan kemudian memerdekakannya. Diantara yang dimerdekakan; Bilal, Amr bin
Fuhairah, Zanirah dll.
Selanjutnya, dengan turunnya (Q.S. Al-Hijr: 94), Rasulullah Saw. tidak lagi berdakwah
secara sembunyi- sembunyi. Lebih-lebih dengan adanya jaminan bahwa beliau tidak akan
disentuh oleh kejahatan para pengolok-olok. Beberapa ulama berpendapat bahwa perintah
ini datang sesudah berlalu tiga tahun atau lebih sejak pengangkatan Nabi Muhammad saw.
sebagai seorang rasul. Memasuki periode Madinah, tepatnya sesudah Nabi Muhammad Saw.
dengan para sahabatnya hijrah dari Mekkah ke Madinah, Nabi Saw. melanjutkan misi
dakwahnya dengan baik. Pada periode ini ada beberapa misi besar yang ia dan umatnya
kerjakan di antaranya yaitu: 1) Pembentukan sistem sosial masyarakat, 2) Piagam Madinah,
3) Politik, 4) Membangun Masjid Quba, 5) Ekonomi, 6) Rasulullah Presiden Madinah, dan 6)
Fathu Mekkah.
sesudah umat Islim hijrah ke Madinah, kehidupan mereka semakin berkembang. Segala
sektor kehidupan baik; sosial, politik, ekonomi dan dakwah diperhatikan dengan baik. Mereka
mapan, aman, dan nyaman dalam menjalankan aktivitas muamalah maupun ubudiyyah.
Namun demikian, syiar Islam tidak boleh stagnan. Jika dulu saat masih lemah hanya bertahan
kini siap melawan siapa saja yang tidak mengindahkan seruan agama Allah Swt. serta
peperangan akan ditempuh bila diperlukan. Beberapa perang yang terjadi antara pasukan
Islam dan pasukan Kafir pada masa Nabi Muhammad Saw. di antaranya; 1) Perang Badar, 2)
Perang Uhud, 3) Perang Khandaq, 4) Perang Khaibar, 5) Perang Tabuk.
Misi utama dakwah Nabi Muhammad Saw. mencakup 4 hal, yaitu: 1) Tilawah: membaca,
mencermati dan mengkaji ayat qauliyah dan kauniyah, 2) Tazkiya: Membentuk pribadi yang
baik dimulai dari hal-hal yang kecil seperti; takhalli, tahalli, dan tajalli. 3) Ta’lim: guru atau
orang yang mengajarkan ilmu pengetahuan, dan 4) Hikmah: ilmu yang diamalkan atau ilmu
yang bermanfaat. sesudah 23 tahun perjuangan dakwah berlalu, tepatnya hari Sabtu empat hari
sebelum habisnya bulan Dzulqa’dah tahun 11 H, Rasulullah bersama umat Muslim bertolak ke
Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan Haji Wada’.
Kata 'Wada' sendiri berarti perpisahan sebab tidak lama sesudah itu Nabi Muhammad wafat.
Momen Haji Wada’ ini juga menunjukkan animo manusia untuk memeluk agama Islam begitu
besar. Tercatat sebanyak 114.00 umat Muslim dari Jazirah Arab dan sekitarnya turut serta
menunaikan rukun Islam yang kelima itu. sesudah hari demi hari Nabi lalui dengan sederet
peristiwa yang mengindikasikan usianya tidak lama lagi, empat bulan sesudah Haji Wada’ beliau
tutup usia. Tepatnya pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal 11 H, di usianya yang ke-63 tahun lebih
empat hari.
Sepanjang hidup Nabi Muhammad Saw. utamanya dalam kaitannya peradaban Islam,
mengandung nilai-nilai pendidikan yang dapat diambil dan penting untuk diimplementasikan
dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya mengenai ketakwaan kepada Allah Swt, atas segala
perintah dan larangannya, sabar ketika ditimpa ujian, gigih dan konsisten dalam berjuang
serta optimis dalam setiap keadaan meskipun berdasar kenyataan rasanya sangat sulit
untuk terwujud.
Nabi Mummad Saw. merupakan manusia paling mulia dengan garis keturunan paling
mulia pula. Selain kemulian tersebut, beliau juga memiliki tugas paling mulia; sebagai
Nabiyullah dan Rasululullah. Beliau mengawali syiar Islam di Mekkah secara sembunyi-
sembunyi kepada para istri dan kerabat dekatnya. sesudah perintah dari Allah Swt. untuk
berdakwah secara terang-terangan beliau berdakwah untuk jangkauan yang lebih luas lagi
dengan berbagai risiko. Hingga pada puncaknya beliau bersama umat Islam hijrah ke kota
Madinah. Umat Islam sebagai pendatang disebut kaum muhajirin (orang yang hijrah) dan
selaku penduduk asli kota itu yang menyambut dengan baik disebut sebagai anshar (orang
yang menolong). Islam berkembang pesat di Madinah. Di kota itu umat muslim memiliki
peradaban baru. Segala aspek diperhatikan dengan baik, di antaranya; sosial, politik, ekonomi
dan dakwah, dan sistem pemerintahan dibentuk serta mampu menggalang kekuatan untuk
misi dakwah walau dengan peperangan. Selanjutnya, dengan adanya penelitian ini
diharapkan pemahaman umat Islam terhadap Peradaban Islam Pada Masa Nabi Muhammad
Saw semakin meningkat serta dapat mengambil hikmah pada setiap peristiwanya. Peneliti
menyadari bahwa dalam penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga besar
harapan peneliti ada penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam terkait Peradaban Islam Pada
Masa Nabi Muhammad Saw.