i kemurahan hati mereka saat itu: Namun baik juga
perbuatanmu, bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesu-
sahanku (ay. 14). Adalah suatu perbuatan baik jika kita mem-
bantu dan melegakan seorang hamba Tuhan yang baik yang
sedang tertimpa kesusahan. Lihatlah di sini apa hakikat dari bela
rasa kristiani yang benar. Bela rasa kristiani yang benar bukan
hanya peduli terhadap teman-teman kita yang sedang tertimpa
kesusahan, namun juga melakukan apa yang bisa kita lakukan
untuk menolong mereka. Mereka mengambil bagian dalam kesu-
336
sahannya, dengan melegakan dia dalam kesusahannya. Orang
yang berkata, Kenakanlah kain panas dan makanlah sampai ke-
nyang!, namun ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu
bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? (Yak. 2:16). Paulus sangat
bersukacita dengan apa yang mereka lakukan (ay. 10), sebab itu
merupakan bukti dari kasih sayang mereka terhadapnya dan
keberhasilan pelayanannya di antara mereka. Pada saat buah dari
kasih mereka melimpah terhadap Rasul Paulus, tampaklah bahwa
buah dari pelayanannya melimpah di antara mereka.
IV. Paulus berusaha mencegah pikiran yang tidak-tidak yang mung-
kin timbul pada sementara orang sebab dia begitu memperhati-
kan apa yang diberikan kepadanya. Perhatiannya ini tidak timbul
sebab rasa tidak puas dan tidak percaya (ay. 11) atau dari keta-
makan dan cinta akan dunia (ay. 12).
1. Perhatiannya tidak timbul sebab rasa tidak puas atau tidak
percaya akan Allah Sang Pemelihara: Kukatakan ini bukanlah
sebab kekurangan (ay. 11), bukan sebab ia merasa keku-
rangan atau takut kekurangan. Mengenai hal kekurangan, ia
sudah mencukupkan diri dengan sedikit yang dimilikinya, dan
itu sudah membuatnya puas. Mengenai hal ketakutan akan
kekurangan, ia bergantung pada pemeliharaan Allah untuk
memberinya persediaan dari hari ke hari, dan itu sudah mem-
buatnya puas. Jadi ia tidak berbicara sebab kekurangan.
Sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keada-
an. Di sini kita mendapati gambaran tentang apa yang sudah
dipelajari Paulus, pelajaran yang didapatnya bukan di bawah
kaki Gamaliel, melainkan di bawah kaki Kristus. Ia telah bela-
jar mencukupkan diri. Dan itu adalah pelajaran yang perlu di-
pelajari olehnya seperti juga oleh kebanyakan orang, meng-
ingat kesulitan-kesulitan dan penderitaan-penderitaan yang
dengannya ia diuji. Ia sering kali dibelenggu, ditahan, dan ber-
kekurangan. namun dalam semuanya itu ia telah belajar men-
cukupkan diri, yaitu menyesuaikan pikirannya dengan keada-
annya, dan mengambil sisi terbaik darinya. Aku tahu apa itu
kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan (ay. 12). Ini
adalah tindakan istimewa dari anugerah Allah, yaitu memam-
pukan kita untuk menyesuaikan diri dengan setiap kondisi
Surat Filipi 4:10-19
337
hidup, dan tetap berpikiran tenang dalam melewati segala ma-
cam keadaan.
(1) Menyesuaikan diri dengan kesengsaraan, yaitu tahu apa
itu merasa terhina, bagaimana menderita lapar, apa itu
berkekurangan, sehingga kita tidak dikuasai oleh godaan-
godaannya sampai kehilangan penghiburan kita di dalam
Allah atau tidak mempercayai pemeliharaan-Nya, atau
mengambil jalan pintas untuk mendapatkan persediaan.
(2) Menyesuaikan diri dengan kesejahteraan, yaitu tahu apa
itu berkelimpahan, apa itu kenyang, sehingga kita tidak
sombong, atau merasa aman, atau bermewah-mewah. Dan
ini pelajaran yang sesulit pelajaran sebelumnya. Sebab go-
daan-godaan kekenyangan dan kemakmuran tidak kurang
berat dibandingkan dengan godaan-godaan kesengsaraan
dan kekurangan. namun bagaimana kita harus mempela-
jarinya? Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia
yang memberi kekuatan kepadaku (ay. 13). Kita memerlu-
kan kekuatan dari Kristus, untuk memampukan kita mela-
kukan bukan hanya kewajiban-kewajiban yang murni kris-
tiani, melainkan juga kewajiban-kewajiban yang merupa-
kan buah dari kebajikan moral. Kita memerlukan kekuat-
an-Nya untuk mengajar kita mencukupkan diri dalam se-
gala keadaan. Rasul Paulus kelihatan memegahkan diri
dan kekuatannya sendiri: Aku tahu apa itu kekurangan (ay.
12). namun di sini ia menyalurkan segala pujian kepada
Kristus. Apa yang kumaksud dengan berkata bahwa aku
tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan?
Hanya di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadakulah
aku dapat melakukannya, bukan dengan kekuatanku
sendiri. Jadi, kita dituntut untuk kuat di dalam Tuhan, di
dalam kekuatan kuasa-Nya (Ef. 6:10), dan kuat oleh kasih
karunia dalam Kristus Yesus (2Tim. 2:1). Dan kita dikuat-
kan dan diteguhkan oleh Roh-Nya di dalam batin (Ef. 3:16).
Kata dalam bahasa aslinya adalah kata kerja yang menun-
jukkan waktu sekarang, en tō endynamounti me Christō,
dan itu berarti suatu perbuatan yang sedang dilakukan
sekarang dan terus-menerus. Seolah-olah Rasul Paulus
berkata, Di dalam Kristus, yang sedang menguatkan aku,
dan akan senantiasa menguatkan aku. Oleh kekuatan-Nya
338
yang terus-menerus dan senantiasa barulah aku dimampu-
kan untuk bertindak dalam segala hal. Aku bergantung
pada Dia sepenuhnya untuk segenap kekuatan rohaniku.
2. Perhatiannya terhadap pemberian mereka tidak timbul dari
ketamakan, atau dari kesukaan terhadap kekayaan duniawi.
namun yang kuutamakan bukanlah pemberian itu (ay. 17),
maksudnya, aku menerima kebaikan hatimu, bukan sebab
dengan itu kenikmatanku semakin bertambah, melainkan
sebab dengan itu keuntunganmu semakin bertambah. Yang
ia inginkan bukan bagi kepentingan dirinya sendiri, melainkan
kepentingan mereka: Yang kuutamakan adalah buahnya,
yang makin memperbesar keuntunganmu, yaitu supaya kamu
dimampukan untuk memanfaatkan dengan baik harta benda
duniawimu, sehingga kamu bisa memberikan pertanggung-
jawaban untuknya dengan sukacita. Bukan dengan maksud
untuk mengambil lebih banyak keuntungan darimu, melain-
kan untuk mendorongmu melakukan kebaikan yang seperti
kalian lakukan itu yang akan mendatangkan balasan yang
mulia di akhirat nanti. Kalau aku, ujar Rasul Paulus, Aku
berkelimpahan, (ay. 18). Adakah orang menginginkan apa yang
lebih daripada cukup? Aku tidak menginginkan pemberian demi
pemberian itu sendiri, sebab aku telah menerima semua, malah-
an lebih dari pada itu. Mereka hanya mengirimnya suatu pem-
berian kecil, dan ia pun tidak menginginkan apa-apa lagi. Ia
tidak risau menginginkan suatu kelebihan untuk sekarang,
ataupun suatu persediaan untuk masa depan: Aku berkelim-
pahan, sebab aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus.
Perhatikanlah, orang baik akan segera merasa cukup dengan
dunia ini. Bukan hanya cukup untuk hidup di dalamnya, me-
lainkan juga cukup telah menerima darinya. Sebaliknya, se-
kalipun orang duniawi yang tamak mempunyai barang ber-
kelimpahan, ia akan tetap menginginkan lebih. namun meski-
pun orang Kristen yang bersifat sorgawi hanya mempunyai
sedikit, ia sudah merasa cukup.
V. Rasul Paulus meyakinkan mereka bahwa Allah betul-betul mene-
rima, dan akan membalas, kebaikan hati mereka terhadapnya.
Surat Filipi 4:20-23
339
1. Allah betul-betul menerimanya: Kebaikan mereka adalah suatu
persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan
yang berkenan kepada Allah. Bukan korban penebusan, sebab
tidak ada yang membuat penebusan dosa selain Kristus, me-
lainkan korban pengakuan, dan korban itu berkenan kepada
Allah. Korban itu lebih disukai Allah sebab merupakan buah
dari anugerah mereka. Allah lebih menyukainya daripada Pau-
lus sendiri yang menerimanya sebagai pemenuhan kebutuh-
annya. Korban-korban yang demikianlah yang berkenan ke-
pada Allah (Ibr. 13:16).
2. Ia akan membalasnya: Allahku akan memenuhi segala keperlu-
anmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus
Yesus (ay. 19). Di sini Paulus seolah-olah menarik selembar
cek dari bendahara di sorga, dan menyerahkan kepada Allah
untuk mengganti dengan apa saja kebaikan-kebaikan yang
telah mereka tunjukkan kepadanya. Ia akan melakukannya
bukan hanya sebagai Allahmu, melainkan juga sebagai Allah-
ku, yang menganggap apa yang dilakukan kepadaku sebagai
dilakukan kepada-Nya sendiri. Kamu telah memenuhi kebu-
tuhan-kebutuhanku, sesuai dengan kemiskinanmu, maka Ia
akan memenuhi kebutuhanmu, sesuai dengan kekayaan-Nya.
namun tetap saja itu terjadi melalui Kristus Yesus. Melalui Dia
kita mendapat anugerah untuk melakukan apa yang baik, dan
melalui Dia pula kita harus mengharapkan imbalannya. Imbal-
an ini diberikan bukan sebab Allah berutang kepada kita,
melainkan sebab kita mendapat anugerah-Nya. Sebab sema-
kin banyak kita berbuat untuk Allah, semakin kita berutang
kepada-Nya, sebab kita menerima lebih banyak dari-Nya.
Penutup
(4:20-23)
Dimuliakanlah Allah dan Bapa kita selama-lamanya! Amin. 21 Sampaikanlah
salamku kepada tiap-tiap orang kudus dalam Kristus Yesus. Salam kepada-
mu dari saudara-saudara, yang bersama-sama dengan aku. 22 Salam kepada-
mu dari segala orang kudus, khususnya dari mereka yang di istana Kaisar. 23
Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus menyertai rohmu.
340
Dalam ayat-ayat di atas Rasul Paulus menutup surat ini,
1. Dengan puji-pujian kepada Allah: Dimuliakanlah Allah dan Bapa
kita selama-lamanya! Amin (ay. 20). Amatilah,
(1) Allah harus kita pandang sebagai Bapa kita: Allah dan Bapa kita.
Allah sangat merendahkan diri dan berbaik hati dengan mengaku
mempunyai hubungan Bapa dengan orang-orang berdosa, dan
mengizinkan kita memanggil-Nya, Bapa kami. Dan Bapa adalah
sebutan khas untuk masa penyelenggaraan Injil. Ini juga meru-
pakan hak istimewa dan dorongan besar bagi kita untuk
menganggap-Nya sebagai Bapa kita, sebagai Allah yang berke-
rabat begitu dekat dengan kita dan begitu menyayangi kita.
Kita harus memandang Allah, dalam segala kelemahan dan ke-
takutan kita, bukan sebagai penguasa yang lalim atau musuh,
melainkan sebagai Bapa, yang senantiasa mengasihani dan
menolong kita.
(2) Kita harus memberikan kemuliaan kepada Allah sebagai Bapa,
kemuliaan atas keunggulan-Nya dan segala kasih setia-Nya
kepada kita. Dengan penuh syukur kita harus mengakui bah-
wa kita sudah menerima segala sesuatu dari-Nya, dan mem-
beri Dia pujian untuk semua itu. Dan pujian kita haruslah
kita naikkan senantiasa dan terus-menerus. Kemuliaan itu ha-
ruslah untuk selama-lamanya.
2. Dengan mengirimkan salam kepada teman-temannya di Filipi:
Sampaikanlah salamku kepada tiap-tiap orang kudus dalam
Kristus Yesus (ay. 21). Sampaikan salam hangatku kepada semua
orang Kristen yang ada di daerah-daerahmu. Ia ingin diingat bu-
kan hanya oleh para penilik jemaat dan diaken, dan oleh jemaat
secara umum, melainkan juga oleh tiap-tiap orang kudus. Paulus
sayang kepada semua orang Kristen yang baik.
3. Ia menyampaikan salam dari orang-orang yang ada di Roma: Sa-
lam kepadamu dari saudara-saudara, yang bersama-sama dengan
aku. Hamba-hamba Tuhan, dan semua orang kudus di sini,
mengirimkan salam hangat mereka kepadamu. Khususnya dari
mereka yang di istana Kaisar, orang-orang dari kalangan istana
yang sudah bertobat menjadi Kristen. Amatilah,
(1) Ada orang-orang kudus di istana Kaisar. Walaupun Paulus dita-
han di Roma oleh perintah Kaisar sebab memberitakan Injil,
namun ada beberapa orang Kristen di dalam keluarga Kaisar
Surat Filipi 4:20-23
341
sendiri. Sejak semula Injil sudah berhasil di antara orang-
orang kaya dan para pembesar. Mungkin Rasul Paulus menda-
pat perlakuan yang lebih baik dan menerima kebaikan melalui
teman-temannya di istana.
(2) Khususnya dari mereka, dst. Amatilah, sebab dibesarkan di
istana, mereka bersikap lebih ramah daripada orang lain. Lihat-
lah betapa sopan santun yang dikuduskan menjadi perhiasan
bagi agama.
4. Berkat kerasulan, seperti biasa: Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus
menyertai rohmu! Semoga perkenanan Kristus dan kehendak baik-
Nya yang cuma-cuma menjadi bagian dan kebahagiaanmu.
T A F S I R A N M A T T H E W H E N R Y
Surat
Kolose
TAFSIRAN
SURAT Kolose
olose adalah sebuah kota penting di Frigia, dan mungkin tidak
jauh dari Laodikia dan Hierapolis. Kita mendapati kota-kota ini
disebutkan bersama-sama (4:13). Sekarang kota ini terkubur dalam
puing-puing, dan kenangan mengenainya terutama terpelihara dalam
surat ini. Tujuan surat tersebut adalah untuk memperingatkan mere-
ka tentang bahaya dari orang-orang Yahudi fanatik, yang menekan-
kan perlunya menjalankan hukum keupacaraan. Surat tersebut juga
bertujuan untuk membentengi mereka terhadap percampuran antara
filosofi kafir dan prinsip-prinsip ajaran kristiani mereka. Dia meng-
aku sangat puas dengan keteguhan hati dan kesetiaan mereka, dan
mendorong mereka supaya terus bertekun. Surat ini ditulis kira-kira
pada waktu yang sama dengan surat-surat untuk jemaat-jemaat di
Efesus dan Filipi, yaitu tahun 62 Masehi, dan di tempat yang sama,
saat dia menjadi seorang tawanan di Roma. Dia tidak tinggal diam
saja dalam kurungannya, dan firman Allah tidak terbelenggu.
Surat ini, seperti surat kepada jemaat di Roma, ditulis kepada
orang-orang yang belum pernah dia jumpai, atau belum pernah ber-
kenalan secara pribadi dengannya. Jemaat yang didirikan di Kolose
bukan hasil pelayanan Paulus, melainkan hasil pelayanan Epafras
atau Epafroditus, seorang penginjil, yang dia tugaskan untuk menga-
barkan Injil di antara orang-orang bukan Yahudi. Walaupun demikian,
I. Ada sebuah jemaat yang berkembang baik di Kolose, dan yang
unggul dan terkenal di antara jemaat-jemaat lainnya. Orang
K
346
mungkin menyangka tidak ada jemaat yang berkembang kecuali
yang didirikan sendiri oleh Paulus, namun di sini ada jemaat yang
berkembang baik yang didirikan oleh Epafras. Allah kadang-ka-
dang senang menggunakan pelayanan orang-orang yang kurang
terkenal, dan memiliki karunia-karunia yang lebih sedikit, untuk
melakukan pelayanan besar bagi jemaat-Nya. Allah menggunakan
tangan mana pun sesuka-Nya, dan tidak terikat pada orang-orang
yang terkenal, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-
limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri manusia (2Kor. 4:7).
II. Walaupun Paulus tidak mendirikan jemaat ini, namun dia tidak
mengabaikannya sebab itu. Dalam menulis surat-suratnya pun
dia tidak membuat perbedaan apa pun antara jemaat tersebut
dengan jemaat-jemaat lain. Jemaat Kolose, yang menjadi Kristen
sebab pelayanan Epafras, sama berharganya bagi dia, dan dia
sama pedulinya terhadap kesejahteraan mereka, seperti jemaat
Filipi, atau jemaat lain mana pun yang menjadi Kristen sebab
pelayanannya. Dengan cara demikian dia menaruh hormat terha-
dap pelayan yang lebih kurang dikenal, dan mengajar kita supaya
tidak mementingkan diri sendiri, atau berpikir segala kehormatan
hilang jika diberikan kepada orang lain selain diri kita sendiri.
Kita belajar, dari teladannya, untuk tidak menganggapnya sebagai
sebuah penghinaan bagi kita jika kita mengairi apa yang telah
ditanam oleh orang lain, atau membangun di atas fondasi yang
telah diletakkan oleh orang lain, sebab dia sendiri, sebagai se-
orang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan
orang lain membangun terus di atasnya (1Kor. 3:10).
PASAL 1
Di sini kita mendapati,
I. Inskripsi, yaitu dari siapa dan untuk siapa surat ini ditulis,
seperti biasa (ay. 1-2).
II. Ucapan syukurnya kepada Allah atas hal-hal yang telah dia
dengar mengenai mereka, yaitu iman, kasih, dan pengharap-
an mereka (ay. 3-8).
III. Doanya supaya mereka memperoleh pengetahuan, berbuah
banyak, dan dikuatkan (ay. 9-11).
IV. Sebuah ringkasan yang mengagumkan mengenai ajaran Kris-
ten berkenaan dengan pekerjaan Roh, pribadi Sang Penebus,
pekerjaan penebusan, dan pemberitaannya di dalam Injil (ay.
12-29).
Inskripsi dan Ucapan Berkat Rasuli
(1:1-2)
1 Dari Paulus, rasul Kristus Yesus, oleh kehendak Allah, dan Timotius sau-
dara kita, 2 kepada saudara-saudara yang kudus dan yang percaya dalam
Kristus di Kolose. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita,
menyertai kamu.
I. Inskripsi surat ini sebagian besar sama dengan yang lainnya, na-
mun patut kita perhatikan bahwa,
1. Dia menyebut dirinya sendiri sebagai rasul Kristus Yesus, oleh
kehendak Allah. Seorang rasul adalah seorang perdana men-
teri dalam kerajaan Kristus, dipanggil secara langsung oleh
Kristus, dan memenuhi syarat secara luar biasa. Pekerjaannya
adalah secara khusus mendirikan jemaat Kristen, dan mene-
gaskan pengajaran Kristen. Dia tidak memandang kerasulan-
348
nya sebab jasa, kekuatan atau kemampuannya sendiri, me-
lainkan sebab anugerah cuma-cuma dan kehendak baik
Allah. Dia menganggap dirinya berkewajiban untuk melakukan
yang terbaik, sebagai seorang rasul, sebab dia sudah dijadi-
kan rasul oleh kehendak Allah.
2. Dia mengikutsertakan Timotius dalam tugas bersama dirinya,
yang merupakan contoh lain dari kerendahan hatinya. Dan,
walaupun di bagian lain dia memanggilnya anaknya (2Tim.
2:1), namun di sini dia memanggilnya saudaranya. Ini merupa-
kan sebuah teladan untuk pelayan-pelayan Tuhan yang lebih
tua dan lebih terkemuka supaya memandang orang yang lebih
muda dan tidak begitu terkenal sebagai saudara mereka, dan
sebab itu memperlakukan dengan baik-baik dan penuh peng-
hargaan.
3. Dia memanggil orang-orang Kristen di Kolose sebagai orang-
orang kudus dan saudara-saudara yang setia dalam Kristus
(KJV). Seperti halnya semua pelayan Tuhan yang baik, demikan
pula semua orang Kristen yang baik, adalah saudara satu
sama lain, yang mempunyai hubungan yang dekat dan wajib
saling mengasihi. Terhadap Allah mereka harus menjadi
orang-orang kudus, dikhususkan untuk kemuliaan-Nya dan
dikuduskan oleh anugerah-Nya, dengan mengemban citra-Nya
dan bertujuan memuliakan Dia. Dan dalam kedua hal ini,
yaitu sebagai orang-orang kudus terhadap Allah dan sebagai
saudara bagi satu sama lain, mereka harus setia. Kesetiaan
harus ada pada setiap bagian dan hubungan kehidupan kris-
tiani, dan merupakan mahkota dan kemuliaan bagi mereka
semua.
II. Ucapan berkat rasulinya sama seperti biasanya: Kasih karunia
dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, (dan Tuhan Yesus
Kristus [KJV]), menyertai kamu. Dia ingin mereka mendapatkan
kasih karunia dan damai sejahtera, anugerah cuma-cuma dari
Allah dan segala buahnya yang penuh berkat. Setiap jenis berkat
rohani, dan itu berasal dari Allah, Bapa kita, dan Tuhan Yesus
Kristus. Dari keduanya bersama-sama, dan dari masing-masing
secara terpisah, seperti dalam surat sebelumnya.
Surat Kolose 1:3-8
349
Ucapan Syukur Paulus atas Jemaat Kolose
(1:3-8)
3 Kami selalu mengucap syukur kepada Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kris-
tus, setiap kali kami berdoa untuk kamu, 4 sebab kami telah mendengar
tentang imanmu dalam Kristus Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua
orang kudus, 5 oleh sebab pengharapan, yang disediakan bagi kamu di sor-
ga. Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar dalam firman
kebenaran, yaitu Injil, 6 yang sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah
dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak wak-
tu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenar-
nya. 7 Semuanya itu telah kamu ketahui dari Epafras, kawan pelayan yang
kami kasihi, yang bagi kamu adalah pelayan Kristus yang setia. 8 Dialah juga
yang telah menyatakan kepada kami kasihmu dalam Roh.
Di sini dia melanjutkan ke bagian isi surat. Dia memulai dengan ucap-
an syukur kepada Allah atas hal-hal yang telah dia dengar mengenai
mereka, walaupun dia tidak mengenal mereka secara pribadi, dan
mengetahui keadaan dan watak mereka hanya melalui laporan orang
lain.
I. Dia mengucap syukur kepada Allah atas mereka, bahwa mereka
telah memeluk Injil Kristus, dan memberikan bukti kesetiaan me-
reka kepada-Nya. Perhatikanlah, dalam doa-doanya untuk mereka
dia mengucap syukur atas mereka. Ucapan syukur harus menjadi
bagian dari setiap doa, dan apa pun yang membuat kita bersuka-
cita harus membuat kita bersyukur. Perhatikanlah,
1. Kepada siapa dia mengucap syukur: kepada Allah dan Bapa
Tuhan kita, Yesus Kristus. Dalam ucapan syukur kita, kita ha-
rus mengarahkan pandangan kita kepada Allah sebagai Allah
(Dia adalah tujuan dari ucapan syukur dan doa), dan sebagai
Bapa Tuhan kita Yesus Kristus. Di dalam dan melalui Kristus-
lah segala kebaikan datang kepada kita. Dia adalah Bapa
Tuhan kita Yesus Kristus, dan juga Bapa kita. Dan sungguh
suatu hal yang membesarkan hati, bahwa setiap kali kita
menghadap kepada Allah, kita dapat memandang Dia sebagai
Bapa Kristus dan Bapa kita, sebagai Allah Kristus dan Allah
kita (Yoh. 20:17). Perhatikanlah,
2. Untuk apa dia mengucap syukur kepada Allah, yaitu untuk
kasih karunia Allah di dalam mereka, yang merupakan bukti
kasih karunia Allah kepada mereka. sebab kami telah men-
dengar tentang imanmu dalam Kristus Yesus dan tentang ka-
sihmu terhadap semua orang kudus oleh sebab pengharapan,
350
yang disediakan bagi kamu di sorga (ay. 4-5). Iman, pengha-
rapan, dan kasih, adalah tiga kasih karunia utama dalam
kehidupan kristiani, dan kesemuanya patut menjadi pokok
doa dan ucapan syukur kita.
(1) Dia mengucap syukur sebab iman mereka di dalam Kris-
tus Yesus, bahwa mereka telah dituntun untuk percaya ke-
pada Dia, dan mengenakan pengakuan iman akan agama-
Nya, dan mempertaruhkan jiwa mereka pada apa yang
telah dikerjakan-Nya.
(2) Atas kasih mereka. Selain kasih umum yang ditujukan ke-
pada semua manusia, ada kasih khusus yang harus diberi-
kan kepada orang-orang kudus, atau orang-orang yang ter-
masuk saudara-saudara kristiani (1Ptr. 2:17). Kita harus
mengasihi semua orang kudus, berbaik hati dan menun-
jukkan maksud baik kepada orang-orang baik, walaupun
terdapat perbedaan dalam hal-hal yang kecil, dan banyak
kelemahan yang nyata. Sebagian orang mengartikan hal ini
sebagai perbuatan amal mereka kepada orang-orang kudus
yang sedang dalam kekurangan, yang merupakan satu
contoh dan bukti kasih kristiani.
(3) Atas pengharapan mereka: Pengharapan, yang disediakan
bagi kamu di sorga (ay. 5). Kebahagiaan sorga disebut seba-
gai pengharapan mereka, sebab hal itu merupakan sesua-
tu yang diharapkan, dengan menantikan penggenapan
pengharapan (Tit. 2:13). Ada banyak hal yang dirancang
untuk orang-orang percaya di dunia ini, namun yang
tersimpan bagi mereka di sorga lebih banyak lagi. Dan kita
sudah sepantasnya mengucap syukur kepada Allah atas
pengharapan akan sorga yang dimiliki orang-orang Kristen
yang baik, atau atas pengharapan mereka akan kemuliaan
yang akan datang yang memiliki dasar yang kuat. Iman
mereka di dalam Kristus, dan kasih mereka kepada orang-
orang kudus, mengarah kepada pengharapan yang tersedia
bagi mereka di sorga. Semakin kita meneguhkan pengha-
rapan kita pada balasan berupa upah di dunia lain terse-
but, maka semakin bebas dan lepas pula kita dari keingin-
an akan harta benda duniawi setiap kali kita berbuat baik.
Surat Kolose 1:3-8
351
II. sesudah memuji Allah atas segala kasih karunia ini, dia memuji
Allah atas sarana kasih karunia itu yang mereka nikmati: Tentang
pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar dalam firman ke-
benaran, yaitu Injil. Mereka telah mendengar dalam firman kebe-
naran Injil mengenai pengharapan yang tersedia bagi mereka di
sorga ini. Perhatikanlah,
1. Injil adalah firman kebenaran, dan kita bisa mempertaruhkan
jiwa kekal kita padanya dengan aman. Injil berasal dari Allah
kebenaran dan Roh kebenaran, dan merupakan perkataan
yang benar. Paulus menyebutnya kasih karunia Allah dalam
kebenaran (ay. 6, KJV).
2. Mendengarkan firman kebenaran ini adalah sebuah rahmat
yang besar, sebab hal luar biasa yang kita pelajari darinya
adalah kebahagiaan sorga. Kehidupan kekal dibuat menjadi
jelas oleh Injil (2Tim. 1:9). Mereka mendengar tentang pengha-
rapan yang tersimpan di sorga dalam firman kebenaran dari
Injil. Yang sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah dan
berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu
(ay. 6). Injil ini diberitakan dan menghasilkan buah di tengah
bangsa-bangsa lain. Injil telah datang kepadamu, sebab Injil
telah datang kepada seluruh dunia, sesuai dengan amanat itu:
Pergilah memberitakan Injil ke seluruh dunia, dan kepada se-
gala makhluk. Perhatikanlah,
(1) Semua orang yang mendengarkan perkataan Injil harus
menghasilkan buah Injil, yaitu, menjadi taat kepadanya,
dan memiliki prinsip dan kehidupan yang dibentuk sesuai
dengannya. Ini adalah ajaran yang pertama diberitakan:
Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan (Mat.
3:8). Dan Tuhan kita mengatakan, Jikalau kamu tahu se-
mua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melaku-
kannya (Yoh. 13:17). Perhatikanlah,
(2) Di mana pun Injil datang, pasti akan menghasilkan buah
bagi kehormatan dan kemuliaan Allah: Injil itu berbuah dan
berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara
kamu. Kita salah, jika berpikir hendak menguasai penghi-
buran dan manfaat-manfaat Injil untuk diri kita sendiri.
Apakah Injil menghasilkan buah di dalam diri kita? Itu
jugalah yang dilakukannya di dalam diri orang lain.
352
III. Dia memanfaatkan kesempatan ini untuk menyebutkan pelayan
Tuhan yang mereka percayai (ay. 7-8): Semuanya itu telah kamu
ketahui dari Epafras, kawan pelayan yang kami kasihi, yang bagi
kamu adalah pelayan Kristus yang setia. Dia menyebut Epafras
dengan rasa hormat yang besar, untuk membangkitkan kasih
mereka kepadanya.
1. Dia memanggilnya kawan pelayan, untuk menunjukkan bahwa
mereka bukan hanya melayani Tuan yang sama, namun juga ter-
libat dalam pekerjaan yang sama. Mereka adalah kawan sekerja
dalam pekerjaan Tuhan, walaupun yang satu adalah seorang
rasul dan yang lain adalah seorang pelayan Tuhan biasa.
2. Dia memanggilnya kawan pelayan yang dia kasihi. Semua pela-
yan Kristus harus saling mengasihi, dan sungguh indah bila
memikirkan bahwa mereka terlibat dalam pelayanan yang sama.
3. Dia menggambarkan Epafras sebagai seorang pelayan Kristus
yang setia bagi mereka, yang melaksanakan kepercayaan yang
dia terima dan menyelesaikan pelayanannya di antara mereka.
Perhatikanlah, Kristus adalah Tuan kita yang sebenar-benar-
nya, dan kita adalah pelayan-pelayan-Nya. Paulus tidak me-
ngatakan Epafras yang adalah pelayanmu, melainkan yang
bagi kamu adalah pelayan Kristus. Ini menurut wewenang dan
penetapan-Nya, untuk pelayanan orang banyak.
4. Paulus menggambarkan Epafras sebagai seseorang yang me-
ngatakan hal baik tentang mereka: Dialah juga yang telah me-
nyatakan kepada kami kasihmu dalam Roh (ay. 8). Paulus me-
muji dia patut mereka kasihi, berdasar laporan baik yang
dia berikan tentang kasih mereka yang tulus kepada Kristus
dan seluruh jemaat-Nya. Kasih ini dikerjakan oleh Roh Kudus
di dalam diri mereka, dan sesuai dengan jiwa Injil. Pelayan-
pelayan Tuhan yang setia senang jika dapat mengatakan hal-
hal yang baik tentang jemaat mereka.
Doa Paulus untuk Jemaat Kolose
(1:9-11)
9 Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti ber-
doa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan
pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempur-
na, 10 sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya
Surat Kolose 1:9-11
353
dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik
dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah, 11 dan dikuat-
kan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung
segala sesuatu dengan tekun dan sabar,
Rasul Paulus melanjutkan doanya untuk mereka dalam ayat-ayat ini.
Dia mendengar bahwa mereka baik, dan berdoa supaya mereka bisa
bertambah baik. Dia terus-menerus menaikkan doa ini: Kami tiada
berhenti-henti berdoa untuk kamu. Mungkin dia dapat mendengar
tentang keadaan mereka namun jarang, namun dia tetap berdoa untuk
mereka. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan
pengertian yang benar, dan seterusnya. Perhatikanlah apa yang dia
mohonkan dari Allah untuk mereka,
I. Supaya mereka bisa menjadi orang-orang Kristen yang berpenge-
tahuan dan cerdas: supaya kamu menerima segala hikmat dan
pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan
sempurna. Perhatikanlah,
1. Hikmat dan pengertian tentang kewajiban kita adalah hikmat
yang terbaik. Gagasan kosong belaka tentang kebenaran-kebe-
naran yang agung tidak berarti apa-apa. Pengetahuan kita ten-
tang kehendak Allah harus selalu menghasilkan tindakan: kita
harus mengetahuinya, dengan tujuan untuk melakukannya.
2. Pengetahuan kita itu akan benar-benar menjadi berkat jika di-
sertai hikmat, jika kita mengetahui bagaimana menerapkan
pengetahuan umum kita pada kebutuhan-kebutuhan khusus
kita, dan menyesuaikannya dengan semua keadaan mendesak.
3. Orang Kristen seharusnya berusaha keras untuk dipenuhi
dengan hikmat. Bukan hanya supaya mengetahui kehendak
Allah, namun supaya mengetahui lebih banyak tentang hal itu,
dan supaya bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang
Allah (seperti pada ayat 10), dan bertumbuhlah dalam kasih
karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat
kita (2Ptr. 3:18).
II. Supaya perilaku mereka baik. Pengetahuan yang baik tanpa kehi-
dupan yang baik tidak akan mendatangkan keuntungan. Pengerti-
an kita merupakan pengertian yang rohani jika kita menunjuk-
kannya dalam cara hidup kita: Sehingga hidupmu layak di hadap-
an-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal (ay. 10), ya-
354
itu, sesuai dengan hubungan kita dengan-Nya dan pengakuan
kita akan Dia. Kesesuaian perilaku kita dengan agama kita me-
nyenangkan bagi Allah seperti halnya bagi orang-orang baik. Kita
berjalan menuju keadaan yang sangat menyenangkan seluruhnya
saat kita berjalan dalam segala hal menurut kehendak Allah.
Memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik. Inilah yang
seharusnya menjadi tujuan kita. Kata-kata yang baik tidak ada
artinya tanpa pekerjaan-pekerjaan baik. Kita harus berlimpah-
limpah dalam pekerjaan-pekerjaan baik, dan dalam setiap peker-
jaan baik. Bukan hanya dalam beberapa saja, yang lebih mudah,
dan cocok, dan aman, melainkan dalam seluruh dan setiap bagian
dari pekerjaan baik itu. Harus ada sikap hormat yang sama dan
tetap terhadap seluruh kehendak Allah. Dan semakin banyak kita
berbuah dalam pekerjaan-pekerjaan baik semakin banyak pula
kita akan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang
Allah. Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu
entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah (Yoh. 7:17).
III. Supaya mereka dapat dikuatkan: Dikuatkan dengan segala ke-
kuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya (ay. 11), dibentengi terhadap
godaan Iblis dan diperlengkapi untuk semua kewajiban mereka.
Sungguh suatu penghiburan besar bagi kita bahwa Dia yang
menjamin akan memberikan kekuatan kepada umat-Nya adalah
Allah yang penuh kuasa dan penuh kuasa kemuliaan. Di mana
ada kehidupan rohani di situ masih ada kebutuhan akan kekuat-
an rohani, yaitu kekuatan untuk segala tindakan dalam kehidup-
an rohani. Dikuatkan berarti diperlengkapi dengan kasih karunia
Allah untuk setiap perbuatan baik, dan dibentengi oleh kasih
karunia itu terhadap setiap perbuatan jahat. Dikuatkan berarti
dimampukan untuk melakukan kewajiban kita, dan tetap berpe-
gang teguh pada kesalehan kita. Roh yang terpuji adalah sumber
kekuatan ini, sebab kita dikuatkan dengan kekuatan oleh Roh-
Nya di dalam batin (Ef. 3:16). Firman Allah adalah sarananya,
yang Dia pakai untuk menyampaikan kekuatan itu, dan itu harus
diraih dengan doa. Di dalam jawaban atas doa yang sungguh-
sungguhlah Rasul Paulus memperoleh kasih karunia yang men-
cukupi. Dalam berdoa meminta kekuatan rohani kita tidak diba-
tasi janji-janji, dan oleh sebab itu janganlah kita dibatasi dengan
pengharapan dan keinginan kita sendiri. Perhatikanlah,
Surat Kolose 1:9-11
355
1. Paulus berdoa supaya mereka dapat dikuatkan dengan ke-
kuatan. Ini tampak seperti sebuah pengulangan kata yang
tidak menambah kejelasan. namun yang dia maksudkan adalah
supaya mereka dapat dikuatkan dengan hebat, atau dikuatkan
dengan kekuatan hebat yang diperoleh dari yang lain.
2. Dia berdoa supaya mereka dapat dikuatkan dengan segala ke-
kuatan. Tampaknya tidak masuk akal bahwa suatu makhluk
diperkuat dengan segala kekuatan, sebab itu akan membuat
dia mahakuasa. Namun yang dia maksudkan adalah dengan
segala kekuatan yang kita perlukan, untuk memampukan kita
melaksanakan kewajiban kita atau memelihara ketidakber-
dosaan kita. Maksudnya adalah kasih karunia yang cukup un-
tuk kita menghadapi semua pencobaan hidup dan mampu
membantu kita saat dibutuhkan.
3. Kekuatan itu adalah oleh kuasa kemuliaan-Nya. Maksudnya
adalah menurut kasih karunia Allah. Kasih karunia Allah di
dalam hati orang-orang percaya adalah kuasa Allah, dan ada
kemuliaan dalam kuasa ini. Itu adalah suatu kuasa yang ung-
gul dan hebat. Dan penyampaian kekuatan itu bukan menurut
kelemahan kita yang akan menerimanya, melainkan menurut
kuasa-Nya, dari siapa kekuatan itu diterima. saat Allah
memberi, Dia memberi seperti diri-Nya sendiri, dan saat Dia
menguatkan, Dia menguatkan seperti diri-Nya sendiri.
4. Penggunaan khusus kekuatan ini adalah untuk pekerjaan di
tengah penderitaan: untuk menanggung segala sesuatu dengan
tekun dan sabar. Dia berdoa bukan hanya supaya mereka
ditopang saat ditimpa kesulitan, namun juga dikuatkan untuk
itu. Alasannya adalah bahwa ada pekerjaan yang harus disele-
saikan bahkan saat kita sedang menderita. Dan orang-orang
yang dikuatkan oleh kuasa kemuliaan-Nya dikuatkan,
(1) Dengan segala kesabaran. saat kesabaran memperoleh
buah yang matang (Yak. 1:4), maka itu berarti kita dikuat-
kan dengan segala kesabaran. Juga, saat kita bukan ha-
nya menanggung kesusahan-kesusahan kita dengan sabar,
namun juga menerima kesusahan-kesusahan itu sebagai
karunia dari Allah, dan bersyukur atasnya. Kepada kamu
dikaruniakan untuk menderita (Flp. 1:29). saat kita me-
nanggung kesusahan-kesusahan kita dengan baik, walau-
pun sangat banyak, dan keadaannya sangat mengganggu,
356
maka kita menanggungnya dengan segala kesabaran. Dan
alasan yang sama untuk menanggung satu kesusahan
akan berlaku juga untuk menanggung kesusahan lainnya,
jika itu adalah alasan yang baik. Segala kesabaran men-
cakup segala jenis kesabaran, bukan hanya menanggung
dengan sabar, namun juga menunggu dengan sabar.
(2) Bahkan menanggung dengan tekun, artinya tetap sabar
sampai lama, bukan hanya untuk menanggung kesusahan
sebentar, melainkan juga menanggungnya selama Allah
berkehendak untuk melanjutkannya.
(3) Dengan sukacita, yaitu bersukacita di dalam kesengsaraan,
menerima dengan sukacita perampasan harta kita, dan
bersukacita sebab kita dianggap layak untuk menderita
bagi nama-Nya, memiliki sukacita dan kesabaran dalam
kesusahan-kesusahan hidup. Ini tidak akan pernah dapat
kita lakukan dengan kekuatan kita sendiri, kecuali kita
dikuatkan oleh kasih karunia Allah.
Kemuliaan Sang Penebus;
Pekerjaan Penebusan; Pengajaran Paulus
(1:12-29)
12 dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan
kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-
orang kudus di dalam kerajaan terang. 13 Ia telah melepaskan kita dari kuasa
kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang keka-
sih; 14 di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.
15 Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari
segala yang diciptakan, 16 sebab di dalam Dialah telah diciptakan segala se-
suatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang
tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, mau-
pun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. 17 Ia ada
terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia. 18
Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit
dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu.
19 sebab seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, 20 dan oleh
Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di
bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh
darah salib Kristus. 21 Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan
yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuat-
anmu yang jahat, 22 sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani
Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak
bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya. 23 Sebab itu kamu harus bertekun
dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari
pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di
Surat Kolose 1:12-29
357
seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pela-
yannya. 24 Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita sebab
kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderita-
an Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat. 25 Aku telah menjadi pelayan
jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk
meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu, 26 yaitu rahasia
yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, namun
yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya. 27 Kepada mereka
Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara
bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang
adalah pengharapan akan kemuliaan! 28 Dialah yang kami beritakan, jika
tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hik-
mat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.
29 Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai
dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku.
Inilah ringkasan ajaran Injil mengenai pekerjaan penebusan kita yang
agung oleh Kristus. Di sini hal itu muncul bukan sebagai bahan
khotbah, melainkan sebagai pokok ucapan syukur, sebab kesela-
matan kita oleh Kristus memperlengkapi kita dengan alasan yang
berlimpah-limpah untuk mengucapkan syukur setiap kali kita me-
renungkannya. Mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa (ay.
12). Dia tidak membahas tentang pekerjaan penebusan dengan
urutan biasa, sebab jika demikian dia pasti membicarakan tentang
penebusan dahulu, dan sesudah itu penerapannya. namun di sini dia
membalik urutannya, sebab , menurut pengertian dan perasaan kita
tentang hal itu, penerapannya dibicarakan sebelum penebusan.
Pertama kita menjumpai manfaat-manfaat penebusan di dalam hati
kita, dan kemudian dari situ kita dibawa kepada asal usul dan
sumbernya. Urutan dan kaitan dari pembahasan Rasul Paulus dapat
dipertimbangkan dengan cara berikut ini:
I. Dia berbicara tentang pekerjaan-pekerjaan Roh anugerah atas
kita. Kita harus mengucap syukur atas pekerjaan-pekerjaan Roh
ini, sebab oleh pekerjaan-pekerjaan ini kita memenuhi syarat un-
tuk mendapat bagian dalam kepengantaraan Sang Anak: Meng-
ucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, dan seterusnya (ay.
12-13). Pekerjaan Roh itu dibicarakan sebagai pekerjaan Bapa,
sebab Roh anugerah adalah Roh Bapa, dan Bapa bekerja di
dalam kita melalui Roh-Nya. Orang-orang yang di dalam batinnya
pekerjaan anugerah dikerjakan harus mengucap syukur kepada
Bapa. Jika kita mendapatkan penghiburan dari pekerjaan Roh itu,
maka Dia harus mendapatkan kemuliaan sebab nya. Nah, apa-
kah yang dikerjakan bagi kita saat penebusan itu terjadi?
358
1. Dia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan (ay. 13). Dia
telah menyelamatkan kita dari pemerintahan kegelapan dan
kejahatan yang tidak mengakui Allah. Dia telah menyelamat-
kan kita dari kekuasaan dosa, yang adalah kegelapan (1Yoh.
1:6), dari kekuasaan Iblis, yang adalah penghulu kegelapan (Ef.
6:12), dan dari hukuman neraka, yang adalah kegelapan yang
paling gelap (Mat. 25:30). Kita dipanggil keluar dari kegelapan
(1Ptr. 2:9).
2. Dia telah memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya
yang kekasih, membawa kita ke dalam pemerintahan Injil, dan
menjadikan kita anggota jemaat Kristus, yang adalah pemerin-
tahan terang dan suci. Memang dahulu kamu adalah kegelap-
an, namun sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan (Ef.
5:8). Yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada
terang-Nya yang ajaib (1Ptr. 2:9). Mereka yang tadinya adalah
hamba-hamba Iblis dibuat tunduk kepada Kristus dengan
sukarela. Pertobatan seorang pendosa merupakan pemindah-
an jiwa ke dalam kerajaan Kristus keluar dari kerajaan Iblis.
Kuasa dosa dilepaskan, dan kuasa Kristus ditaati. Hukum Roh
kehidupan di dalam Kristus Yesus membuat mereka bebas
dari hukum dosa dan kematian. Dan ini adalah kerajaan
Anak-Nya yang terkasih, atau Anak-Nya yang Ia kasihi, yang
istimewa (Mat. 3:17), yang teramat dikasihi-Nya (Ef. 1:6).
3. Dia bukan hanya telah melakukan hal ini, namun juga telah
melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang
ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang
(ay. 12). Dia telah mempersiapkan kita untuk kebahagiaan ke-
kal di sorga, seperti bangsa Israel yang membagi-bagi tanah
perjanjian dengan membuang undi, dan Dia juga telah mem-
beri kita jaminan dan kepastiannya. Hal ini dia sebutkan le-
bih dahulu sebab ini adalah tanda pertama akan kebahagia-
an masa depan, bahwa oleh kasih karunia Allah kita men-
dapati diri kita sedikit banyak dipersiapkan untuk itu. Allah
memberikan kasih karunia dan kemuliaan, dan di sini kita
diberi tahu apakah kedua hal itu:
(1) Apa kemuliaan itu. Itu adalah apa yang ditentukan untuk
orang-orang kudus di dalam kerajaan terang. Itu adalah
sebuah warisan, dan menjadi hak milik mereka sebagai
anak-anak, yang merupakan jaminan terbaik dan kedu-
Surat Kolose 1:12-29
359
dukan terindah: Jika kita adalah anak, maka kita juga
adalah ahli waris (Rm. 8:17). Dan itu adalah warisan
orang-orang kudus, yang pantas untuk jiwa-jiwa yang su-
dah dikuduskan. Barangsiapa bukan orang kudus di bumi
ini, ia tidak akan pernah menjadi orang kudus di sorga.
Dan itu adalah warisan di dalam terang, yaitu kesempurna-
an pengetahuan, kekudusan, dan sukacita, oleh persekutu-
an dengan Allah, yang adalah Terang, dan Bapa segala
terang (Yak. 1:17; Yoh. 1:5).
(2) Apa kasih karunia itu. Itu adalah kelayakan untuk mene-
rima warisan itu: Dia telah melayakkan kamu untuk men-
dapat bagian, artinya, membuat kita sesuai dan pantas
untuk keadaan sorgawi dengan sifat dan kebiasaan jiwa
yang layak. Dan Dia membuat kita layak dengan pengaruh
kuat Roh-Nya. Kuasa ilahi menghasilkan perubahan hati,
dan membuatnya bersifat sorgawi. Perhatikanlah, semua
orang yang dirancang untuk sorga nanti sedang dipersiap-
kan untuk sorga sekarang. Seperti halnya orang-orang
yang hidup dan mati tanpa dikuduskan pergi dari dunia ini
dengan neraka mereka di sekitar mereka, demikian pula
orang-orang yang dikuduskan dan diperbarui pergi dari
dunia ini dengan sorga mereka di sekitar mereka. Orang-
orang yang memiliki warisan anak-anak Allah memiliki
pendidikan anak-anak Allah dan sifat anak-anak Allah:
mereka telah menerima Roh yang menjadikan mereka anak
Allah. Oleh Roh itu mereka berseru: ya Abba, ya Bapa!
(Rm. 8:15). Dan sebab kamu adalah anak, maka Allah telah
menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru:
ya Abba, ya Bapa! (Gal. 4:6). Kelayakan untuk sorga ini
adalah jaminan Roh di dalam hati kita, yang merupakan
bagian dari pembayaran, dan menjamin pembayaran lunas.
Orang-orang yang dikuduskan akan dimuliakan (Rm. 8:30),
dan akan selamanya berutang budi kepada kasih karunia
Allah, yang telah menguduskan mereka.
II. Mengenai pribadi Sang Penebus. Hal-hal agung dikatakan tentang
Dia di sini, sebab pikiran Paulus yang terpuji itu dipenuhi oleh
Kristus, sehingga ia menggunakan setiap kesempatan untuk
360
membicarakan Dia dengan penuh hormat. Dia membicarakan-Nya
secara terpisah sebagai Allah dan sebagai Pengantara.
1. Dia membicarakan-Nya sebagai Allah (ay. 15-17).
(1) Dia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan. Bukan
seperti manusia yang diciptakan menurut gambar-Nya (Kej.
1:27), dalam hal kemampuan dan kekuasaan alaminya di
atas makhluk-makhluk. Bukan, Dia adalah gambar wujud
Allah (Ibr. 1:3). Dia adalah gambar Allah seperti halnya anak
adalah gambar bapanya, yang memiliki kesamaan alami de-
ngan dia. sebab itu, barangsiapa telah melihat Dia telah
melihat Bapa (Yoh. 14:9), dan kemuliaan-Nya adalah kemu-
liaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa
(Yoh. 1:14).
(2) Dia adalah yang sulung, lebih utama dari segala yang dicip-
takan. Bukan berarti Dia sendiri adalah ciptaan, sebab
prōtotokos pasēs ktiseōs dilahirkan atau diperanakkan se-
belum segala ciptaan, atau sebelum ciptaan mana pun
diciptakan. Ini merupakan cara Alkitab menggambarkan
kekekalan, dan dengan cara ini kekekalan Allah digambar-
kan kepada kita: Sudah pada zaman purbakala aku diben-
tuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada. Sebelum air
samudera raya ada, aku telah lahir, sebelum ada sumber-
sumber yang sarat dengan air. Sebelum gunung-gunung
tertanam dan lebih dahulu dari pada bukit-bukit aku telah
lahir; sebelum Ia membuat bumi dengan padang-padangnya
atau debu dataran yang pertama (Ams. 8:23-26). Kata-kata
ini menunjukkan kekuasaan-Nya atas segala sesuatu, se-
perti halnya anak sulung dalam suatu keluarga adalah ahli
waris dan penguasa segala sesuatu, demikian pula Dia ber-
hak menerima segala yang ada (Ibr. 1:2). Kata tersebut,
dengan perubahan aksen saja, prōtotokos, berarti yang ber-
tindak sebagai yang pertama memperanakkan atau meng-
hasilkan segala sesuatu, dan dengan demikian sangat se-
suai dengan anak kalimat selanjutnya. Vid. Isidor. Peleus.
epist. 30 lib. 3.
(3) Dia sendiri sejak awal sama sekali bukan ciptaan, melain-
kan justru Dia-lah Sang Pencipta. sebab di dalam Dialah
telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan
Surat Kolose 1:12-29
361
yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan
(ay. 16). Dia menciptakan segala sesuatu dari yang tidak
ada, baik malaikat tertinggi di sorga maupun manusia di
bumi. Dia menciptakan dunia, yaitu dunia yang di atas dan
yang di bawah, dengan segala penghuninya. Segala sesuatu
dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang
telah jadi dari segala yang telah dijadikan (Yoh. 1:3). Rasul
Paulus berbicara di sini seolah-olah ada beberapa golongan
malaikat: baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerin-
tah, maupun penguasa, yang pasti menunjukkan tingkat
keunggulan yang berbeda atau jabatan dan pekerjaan yang
berbeda. Segala malaikat, kuasa dan kekuatan (1Ptr. 3:22).
Kristus adalah hikmat kekal Bapa, dan dunia diciptakan
dalam hikmat. Dia adalah Firman yang kekal, dan dunia
diciptakan oleh firman Allah. Dia adalah tangan kekuasaan
Tuhan, dan dunia diciptakan oleh tangan itu. Segala sesua-
tu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia, di autou kai eis auton.
sebab diciptakan oleh Dia, mereka diciptakan untuk Dia.
sebab diciptakan dengan kuasa-Nya, mereka diciptakan
menurut kesenangan-Nya dan untuk kemuliaan-Nya. Dia
adalah akhir, dan juga penyebab segala sesuatu. Segala
sesuatu adalah kepada Dia (Rm. 11:36), eis auton ta panta.
(4) Dia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu. Dia sudah ada
sebelum dunia diciptakan, sebelum permulaan waktu, dan
oleh sebab itu dari segala kekekalan. Hikmat ada bersama-
sama dengan Bapa, dan dimiliki oleh-Nya pada permulaan
jalan-Nya, sebelum pekerjaan-Nya dahulu kala (Ams. 8:22).
Dan pada mulanya Firman itu bersama-sama dengan Allah
dan Firman itu adalah Allah (Yoh. 1:1). Dia bukan hanya
sudah ada sebelum dilahirkan oleh seorang perawan, me-
lainkan juga sudah ada sebelum keseluruhan waktu.
(5) Segala sesuatu ada di dalam Dia. Mereka bukan hanya
bertahan hidup dalam keberadaan mereka, melainkan juga
ada sebab perintah atas mereka dan ketergantungan me-
reka. Dia bukan hanya menciptakan segala sesuatu pada
awalnya, melainkan juga oleh firman kekuasaan-Nya mere-
ka semua terus ditopang (Ibr. 1:3). Seluruh ciptaan disatu-
kan oleh kekuasaan Anak Allah, dan dibuat bergantung
362
pada kerangkanya yang tepat. Seluruhnya dipelihara su-
paya tidak tercerai-berai dan menjadi kacau-balau.
2. Rasul Paulus selanjutnya menunjukkan siapa Dia sebagai Peng-
antara (ay. 18-19).
(1) Dia adalah kepala tubuh, yaitu jemaat. Dia bukan hanya
kepala pemerintahan dan pimpinan, seperti halnya raja
adalah kepala negara dan memiliki hak untuk menetapkan
undang-undang, melainkan juga kepala yang memberi
pengaruh sangat penting bagi kelangsungan hidup, seperti
halnya kepala pada tubuh jasmani. Ini sebab seluruh
kasih karunia dan kekuatan berasal dari Dia, dan jemaat
adalah tubuh-Nya, kepenuhan Dia, yang memenuhi semua
dan segala sesuatu (Ef. 1:22-23).
(2) Dia adalah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara
orang mati, archē, prōtotokos, yang utama, yang sulung dari
antara orang mati. Dia adalah asal mula kebangkitan kita,
dan juga yang sulung itu sendiri. Seluruh pengharapan dan
sukacita kita muncul dari Dia yang adalah pembawa kese-
lamatan kita. Bukan bahwa dia adalah yang pertama yang
pernah bangkit dari kematian, melainkan yang pertama
dan satu-satunya yang bangkit dengan kekuatan-Nya sen-
diri, dan dinyatakan sebagai Anak Allah, dan Tuhan atas
segala sesuatu. Dan Dia adalah kepala kebangkitan, dan
telah memberi kita teladan dan bukti kebangkitan kita dari
antara orang mati. Dia bangkit sebagai buah sulung (1Kor.
15:20).
(3) Dia lebih utama dalam segala sesuatu. Kehendak Bapa
adalah supaya Dia memiliki segala kuasa di sorga dan di
bumi, sehingga jauh melebihi para malaikat dan segala
kuasa di sorga (nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh
lebih indah dari pada nama mereka [Ibr. 1:4]). Dan dalam
segala urusan kerajaan Allah di antara manusia Dia harus
memiliki keutamaan. Dia memiliki keutamaan di hati umat-
Nya melebihi dunia dan daging, dan dengan lebih menguta-
makan Dia kita tunduk kepada kehendak Bapa, supaya
semua orang menghormati Anak sama seperti mereka meng-
hormati Bapa (Yoh. 5:23).
Surat Kolose 1:12-29
363
(4) Seluruh kepenuhan diam di dalam Dia, dan Bapa berkenan
akan hal itu (ay. 19). Bukan hanya kepenuhan kelimpahan
untuk diri-Nya sendiri, melainkan juga kelebihan untuk
kita, kepenuhan kebaikan dan kebenaran, kekuatan dan
anugerah. Seperti halnya kepala adalah pusat dan sumber
semangat, demikian pula Kristus adalah pusat dan sumber
segala anugerah bagi umat-Nya. Allah berkenan bahwa
segala kepenuhan berdiam di dalam Dia, dan kita dapat
datang dengan bebas kepada-Nya untuk memperoleh selu-
ruh anugerah yang kita butuhkan. Dia bukan hanya men-
jadi pengantara untuk itu, melainkan juga bendahara yang
ke dalam tangan-Nya hal itu diletakkan untuk disalurkan
kepada kita. Dari kepenuhan-Nya kita semua telah mene-
rima kasih karunia demi kasih karunia, yaitu kasih karunia
di dalam kita yang sesuai dengan kasih karunia yang ada
di dalam Dia (Yoh. 1:16), dan Dia memenuhi semua dan
segala sesuatu (Ef. 1:23).
III. Mengenai pekerjaan penebusan. Dia berbicara tentang sifatnya,
atau dalam hal apa penebusan itu ada, dan tentang sarananya,
yang dengannya penebusan itu diperoleh.
1. Dalam hal apa penebusan itu ada. Penebusan ada pada dua hal:
(1) Dalam pengampunan dosa: Di dalam Dia kita memiliki pene-
busan kita, yaitu pengampunan dosa (ay. 14). Dosalah yang
menjual kita, dosa yang memperbudak kita. Jika kita dite-
bus, kita harus ditebus dari dosa, dan ini dilakukan mela-
lui pengampunan, atau penghapusan kewajiban menerima
hukuman. Demikian menurut Efesus 1:7. Sebab di dalam
Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu peng-
ampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya.
(2) Dalam perdamaian dengan Allah. Allah melalui Dia mem-
perdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya (ay. 20). Dia
adalah Pengantara pendamaian, yang mendapatkan damai
sejahtera dan pengampunan untuk orang-orang berdosa.
Dia membawa mereka ke dalam suatu keadaan yang penuh
persahabatan dan anugerah pada saat ini, dan akan mem-
bawa semua makhluk kudus, baik malaikat maupun ma-
nusia, ke dalam satu persekutuan yang mulia dan penuh
364
kebahagiaan pada akhirnya nanti: baik yang ada di bumi,
maupun yang ada di sorga. Demikian menurut Efesus 1:10.
Dia akan mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala
segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.
Kata yang dipakai adalah anakephalaiōsasthai Dia akan
membawa mereka semua ke bawah satu kepala. Bangsa-
bangsa bukan Yahudi, yang terasingkan dan memusuhi-
Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuat-
an mereka yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya (ay.
21-22). Di sini lihatlah bagaimana keadaan mereka pada
dasarnya, dan dalam keadaan mereka sebagai bangsa bu-
kan Yahudi, yaitu jauh dari Allah, dan berseteru dengan
Allah. Namun perseteruan ini dilenyapkan, dan, walaupun
ada kesenjangan ini, kita sekarang diperdamaikan. Kristus
telah meletakkan dasar untuk perdamaian kita, sebab Dia
telah membayar harganya, membeli penawaran dan janji-
nya, menyatakannya sebagai seorang nabi, dan menerap-
kannya sebagai seorang raja. Perhatikanlah, musuh-musuh
terbesar Allah, yang berdiri di kejauhan dan menentang
Dia, dapat diperdamaikan, dan jika tidak, maka itu adalah
sebab kesalahan mereka sendiri.
2. Bagaimana penebusan itu diperoleh: yaitu melalui darah-Nya
(ay. 14, KJV). Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kris-
tus (ay. 20), dan di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-
Nya (ay. 22). Darahlah yang mengadakan pendamaian, sebab
darah adalah nyawa, dan tanpa penumpahan darah tidak ada
pengampunan (Ibr. 9:22). Alangkah berharganya darah Kristus
sehingga, sebab Kristus menumpahkan darah-Nya, Allah ber-
kenan mengadakan perjanjian dengan manusia dengan syarat-
syarat baru untuk menempatkan mereka di bawah perjanjian
anugerah. Dan oleh sebab Dia, dan dengan mempertimbang-
kan kematian-Nya di atas kayu salib, Allah berkenan mengam-
puni dan bersedia bermurah hati kepada semua orang yang
memenuhi syarat-syarat tersebut.
IV. Mengenai pemberitaan penebusan ini. Perhatikanlah di sini,
1. Kepada siapa hal itu diberitakan: Seluruh alam di bawah langit
(ay. 23). Artinya, telah diperintahkan supaya penebusan itu
Surat Kolose 1:12-29
365
diberitakan kepada setiap makhluk (Mrk. 16:15). Penebusan
itu boleh diberitakan kepada setiap makhluk, sebab Injil
tidak mengucilkan siapa pun yang tidak mengucilkan dirinya
sendiri dari Injil. Kurang lebih penebusan itu sudah atau akan
diberitakan kepada setiap bangsa, walaupun banyak orang
yang telah berdosa dengan mengabaikan tuntunannya, dan
mungkin sebagian orang tidak pernah menikmatinya.
2. Oleh siapa penebusan diberitakan: Yang aku ini, Paulus, telah
menjadi pelayannya. Paulus adalah seorang rasul besar, na-
mun dia memandangnya sebagai gelar kehormatan tertinggi
bahwa dia menjadi seorang pelayan Injil Yesus Kristus. Paulus
mengambi