t dalam kemuliaan-Nya,
menunggang seekor kuda putih, memegang panah dan mema-
kai mahkota.
III. Penggenapan firman Allah: Seperti ada tertulis, Jangan takut, hai
puteri Sion (ay. 15). Kalimat ini dikutip dari Zakharia 9:9. Tentang
Dialah semua nabi memberi kesaksian, terutama mengenai hal
ini .
1. Telah dinubuatkan bahwa Raja Sion akan datang, datang de-
ngan mengendarai seekor keledai. Bahkan rincian hal itu pun
telah dinubuatkan, dan Kristus memastikan dengan saksama
supaya hal itu digenapi.
Perhatikan:
(1) Kristus yaitu Raja Sion. Bukit kudus Sion sejak lama
telah ditetapkan sebagai ibukota atau tempat bertakhtanya
Sang Mesias.
(2) Sang Raja Sion tentu saja selalu dan akan memelihara Sion
dan mengunjunginya. Meskipun Ia telah undur diri selama
beberapa waktu, Dia datang kembali pada waktu yang
tepat.
(3) Meskipun Dia datang dengan pelan-pelan (sebab keledai ja-
lannya lambat), namun pasti Dia datang, dengan kerendah-
an hati dan kesederhanaan-Nya yang disambut dan dinan-
ti-nantikan oleh para pengikut-Nya yang setia. Para pemo-
hon yang rendah pun dapat menghampiri dan berbicara
kepada-Nya. Jika hal ini membuat Sion tawar hati, yaitu
sebab Rajanya tidak tampil dengan cara yang lebih me-
858
wah, biarlah dia tahu bahwa meskipun kini Sang Raja da-
tang kepadanya dengan hanya mengendarai seekor keledai,
namun Dia akan maju berperang melawan musuh-musuh
Sion dengan berkendaraan melintasi langit sebagai peno-
longnya (Ul. 33:26).
2. sebab itu, Puteri Sion pun dipanggil untuk melihat Rajanya,
untuk memperhatikan Dia dan kedatangan-Nya. Lihat dan ka-
gumilah Dia, sebab Dia datang dengan menyedot perhatian
orang, sekalipun tanpa kebesaran lahiriah (Kid. 3:11). Jangan
takut. Dalam nubuatan itu, Sion diperintahkan untuk ber-
sukacita dan berseru, namun di sini dikatakan, Jangan takut.
Ketakutan yang bersumber dari ketidakpercayaan merintangi
datangnya sukacita rohani. Jika ketakutan seperti ini dipulih-
kan dan ditaklukkan, maka pastilah sukacita akan menyusul.
Kristus datang kepada umat-Nya untuk melenyapkan ketakut-
an mereka. Jika keadaan sedemikian rupa sehingga kita tidak
mampu merasakan kegirangan, kita tetap harus berusaha su-
paya dapat keluar dari tekanan rasa takut. Bersukacitalah.
Setidaknya, jangan takut.
IV. Keterangan yang ditambahkan oleh sang penulis Injil mengenai
para murid (ay. 16): Mula-mula murid-murid Yesus tidak mengerti
akan hal itu, namun sesudah Yesus dimuliakan, teringatlah mereka,
bahwa nas itu mengenai Dia, dan bahwa mereka telah melakukan-
nya juga untuk Dia.
1. Lihatlah di sini ketidaksempurnaan para murid dalam keada-
an iman mereka yang masih seperti kanak-kanak. Bahkan me-
reka pada mulanya tidak mengerti semua itu. Saat mereka
mengambil keledai itu dan membiarkan Dia menunggangi-Nya,
mereka tidak menyadari bahwa dengan begitu mereka sedang
melaksanakan pentahbisan Raja Sion.
Perhatikanlah:
(1) Firman Allah sering kali tergenapi melalui tangan orang-
orang yang bahkan tidak memikirkan firman itu saat mere-
ka melakukannya (Yes. 45:4).
(2) Banyak sekali hal-hal besar yang terkandung dalam firman
maupun penyelenggaraan Allah yang pada mulanya bah-
kan tidak dimengerti oleh murid-murid-Nya: Mereka tidak
Injil Yohanes 12:12-19
859
bisa langsung mengenalinya sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan Allah, tidak langsung mengamati dan mempertim-
bangkannya, sebab mereka tidak bisa melihatnya dengan
jelas, seperti melihat pohon berjalan. Hal-hal yang kemu-
dian menjadi jelas pada awalnya kelihatan begitu misterius
dan meragukan.
(3) sesudah menjadi dewasa dalam pengetahuan akan Kristus,
murid-murid Kristus hendaknya sering memikirkan kem-
bali kebodohan dan kelemahan mereka sebelumnya, su-
paya anugerah cuma-cuma yang telah memberi kemampu-
an kepada mereka itu boleh mendapat kemuliaan sebab -
nya, dan supaya mereka juga menunjukkan belas kasihan
terhadap orang lain yang belum terbuka pikirannya. Saat
saya masih kanak-kanak, saya bicara seperti seorang
kanak-kanak.
2. Lihatlah di sini kemajuan yang dicapai para murid sesudah me-
reka menjadi dewasa secara rohani. Meskipun dulu mereka
bagaikan kanak-kanak, mereka tidak selamanya begitu, me-
lainkan terus disempurnakan.
Perhatikanlah:
(1) Kapan mereka akhirnya mengerti semuanya itu: Sesudah
Yesus dimuliakan, sebab:
[1] Sebelum itu mereka belum benar-benar mengerti sifat
dari kerajaan-Nya, melainkan masih berharap bahwa
kerajaan itu akan tampak dalam kuasa dan gemerlap
lahiriah, sehingga mereka pun tidak tahu bagaimana
firman Allah dapat tergenapi melalui keadaan yang sa-
ngat sederhana itu. Perhatikan, pemahaman yang benar
akan sifat rohani kerajaan Kristus, akan kuasa, kemu-
liaan dan kemenangannya akan mencegah kita dari me-
nyalahartikan dan salah menerapkan firman yang ber-
bicara mengenai semuanya itu.
[2] Sampai saat itu Roh Kudus yang akan membimbing
mereka ke dalam kebenaran belum dicurahkan. Perhati-
kan, murid-murid Kristus dimampukan untuk mema-
hami firman Allah oleh Roh yang sama yang telah meng-
ilhami firman ini . Roh yang mengaruniakan pe-
860
wahyuan yaitu juga Roh hikmat bagi semua orang-
orang kudus (Ef. 1:17-18).
(2) Bagaimana akhirnya mereka dapat memahami semua itu.
Mereka membandingkan nubuatan itu dengan peristiwa
yang terjadi, lalu mengaitkan keduanya supaya mereka
mendapatkan pencerahan dari keduanya. Demikianlah
akhirnya mereka mampu mengerti kedua hal ini : ter-
ingatlah mereka, bahwa nas itu mengenai Dia yang ditulis
oleh para nabi, dan begitu sesuai dengan apa yang telah
mereka lakukan untuk-Nya. Perhatikan, betapa selarasnya
firman dan pekerjaan Allah sehingga ingatan tentang apa
yang telah tertulis akan memampukan kita untuk mema-
hami apa yang telah terjadi. Juga, memperhatikan apa
yang telah terjadi akan membantu kita untuk mengerti apa
yang telah tertulis. Seperti yang telah kita dengar, demikian-
lah juga kita lihat. Firman Allah digenapi setiap hari.
V. Alasan yang menyebabkan orang banyak memberi penghor-
matan mereka kepada Tuhan kita Yesus saat Ia memasuki Yeru-
salem, sekalipun para penguasa begitu menentang Dia. Hal itu
disebabkan oleh sebab mujizat agung yang baru saja Ia perbuat
dengan membangkitkan Lazarus.
1. Lihatlah bagaimana mereka telah mendengar dan memperca-
yai kisah tentang mujizat ini . Tidak diragukan lagi, selu-
ruh kota pasti gempar sebab nya, dan semua orang mem-
bicarakan hal itu. Akan namun , orang-orang yang menganggap
mujizat itu sebagai bukti akan kebenaran amanat Kristus dan
menjadikannya sebagai dasar iman mereka kepada-Nya, mene-
lusuri kebenaran kisah itu sampai kepada orang-orang yang
menjadi saksi mata di sana untuk mendapatkan bukti yang
meyakinkan, supaya mereka bisa mengetahui yang sebenar-
benarnya: sebab itulah orang-orang yang ada di sana sewaktu
Kristus memanggil Lazarus keluar dari kubur, dicari dan dita-
nyai, dan mereka memberi kesaksian (ay. 17). Dengan suara
bulat, mereka memastikan bahwa kejadian itu benar-benar
terjadi dan tidak dapat disangkal lagi. Bahkan jika perlu, me-
reka bersedia bersumpah bahwa mereka tidak berbohong, se-
perti yang sangat disiratkan dalam kata Emartyrei. Perhatikan,
Injil Yohanes 12:12-19
861
kebenaran dari mujizat-mujizat Kristus selalu diperlengkapi
dengan bukti yang tidak dapat disanggah lagi. Bahkan, mung-
kin saja para saksi mata mujizat ini tidak hanya menjelaskan
semua itu kepada orang-orang yang menanyai mereka, melain-
kan menceritakannya ke mana-mana tanpa ditanyai, supaya
hal ini menambah semarak keagungan hari yang bersejarah
itu. Dan kedatangan Kristus ke Betania, tempat di mana muji-
zat itu diperbuat, semakin mengingatkan mereka akan hal itu.
Perhatikan, orang-orang yang memihak kerajaan Kristus harus
selalu siap untuk menyatakan hal-hal yang mereka ketahui
supaya Dia semakin dipermuliakan.
2. Tindakan mereka sesudah itu, dan pengaruh yang ditimbulkan
mujizat ini dalam diri mereka (ay. 18): Sebab itu, seperti
juga oleh sebab hal-hal yang lain, orang banyak itu pergi me-
nyongsong Dia.
(1) Sebagian orang, sebab rasa penasaran mereka, ingin
sekali melihat Dia yang telah melakukan sebuah pekerjaan
yang begitu menakjubkan. Dia telah menyampaikan ba-
nyak khotbah di Yerusalem sebelumnya, namun khotbah-
khotbah-Nya tidak menarik orang sebanyak itu, seperti
yang terjadi sesudah Ia melakukan mujizat ini . Akan
namun ,
(2) Sebagian lainnya, sebab dorongan hati nurani mereka,
berniat memberi penghormatan mereka kepada-Nya se-
bagai seseorang yang diutus Allah. Mujizat besar itu
disediakan sebagai satu mujizat terakhir Kristus untuk me-
neguhkan mujizat-mujizat yang telah diperbuat-Nya sebe-
lumnya, dan supaya Kristus memperoleh penghormatan se-
macam itu sesaat sebelum penderitaan-Nya dimulai. Se-
mua pekerjaan Kristus bukan saja selesai dengan sempur-
na (Mrk. 7:7), namun juga tepat pada waktunya.
VI. Kemarahan orang-orang Farisi sebab peristiwa ini . Bebe-
rapa dari antara mereka mungkin melihat kedatangan Kristus itu,
dan segera sesudah itu, mereka semua pun sudah mengetahui
tentang hal ini . Dewan yang telah ditunjuk untuk mencari-
cari cara untuk menindas-Nya tadinya berpikir bahwa mereka te-
lah menang saat Kristus undur diri dari hadapan rakyat banyak,
dan mengira bahwa orang-orang di Yerusalem akan segera melu-
862
pakan-Nya. Akan namun , kini mereka amat berang dan gusar saat
mengetahui bahwa apa yang telah mereka bayangkan itu ternyata
sia-sia belaka.
1. Mereka mengakui bahwa mereka tidak memiliki alasan yang
kuat untuk menentang-Nya, jadi wajar saja kalau sejauh ini
usaha mereka tidak menghasilkan apa-apa. Mereka tetap tidak
bisa memupuskan kasih sayang orang-orang terhadap-Nya
dengan hasutan-hasutan mereka. Ancaman mereka juga tetap
tidak mampu menghalangi orang banyak itu untuk menunjuk-
kan kasih mereka terhadap-Nya. Perhatikan, orang-orang yang
menentang Kristus dan berusaha melawan kerajaan-Nya akan
melihat bahwa usaha mereka itu sia-sia saja. Allah tetap akan
menyelesaikan segala tujuan-Nya sendiri sekalipun mereka
menghalang-halanginya dengan kejahatan mereka yang sama
sekali tidak berdaya itu. Engkau tidak akan menghasilkan apa-
apa, ouk ōpheleite – Engkau tidak akan mendapatkan keun-
tungan apa-apa. Perhatikan, tidak ada gunanya menentang
Kristus.
2. Mereka mengakui bahwa Dia sedang ada di atas angin: Dunia
mencari-cari-Nya, dan kerumunan besar orang banyak menan-
ti-nantikan-Nya, seisi dunia, begitulah ungkapan hiperbolis-
nya. Di sini, seperti Kayafas, sebelum mereka menyadarinya,
mereka telah bernubuat bahwa dunia akan mencari-Nya,
sebagian dari setiap jenis manusia, sebagian dari seluruh pen-
juru dunia ini. Bangsa-bangsa akan menjadi murid-Nya. Akan
namun , apa tujuan mereka mengatakan hal ini ?
(1) Dengan mengatakan itu, mereka menunjukkan kegusaran
mereka sebab berkembangnya kepentingan Kristus. Ke-
dengkian membuat mereka menjadi murka. Saat tanduk
orang benar meninggi dalam kemuliaan, orang fasik melihat-
nya, lalu sakit hati (Mzm. 112:9-10). Dengan melihat kebe-
saran orang-orang Farisi dan kehormatan melimpah yang
dilayangkan orang terhadap mereka, setiap orang pasti ber-
pikir bahwa tidak selayaknya mereka menggerutu hanya
sebab secuil kehormatan yang diberikan kepada Kristus
saat itu. Akan namun , orang-orang yang tinggi hati memang
selalu ingin menguasai seluruh kehormatan bagi mereka
Injil Yohanes 12:20-26
863
dan tidak sudi membaginya dengan siapa pun, seperti Ha-
man.
(2) Dengan mengatakan itu, mereka memanas-manasi diri sen-
diri dan satu sama lain, supaya lebih garang lagi berperang
menentang Kristus. Mereka seakan-akan berkata, “Menun-
da-nunda dan mengulur waktu itu tidak ada gunanya. Kita
harus melakukan hal lain yang lebih ampuh untuk meng-
hentikan wabah ini. Sekaranglah saatnya untuk mengerah-
kan segenap kemampuan dan daya sebelum kesulitan ini
tidak dapat lagi ditanggulangi.” Begitulah musuh-musuh
agama menjadi lebih nekat dan giat lagi saat mereka terpu-
kul dan kebingungan. Lalu akankah para penganut agama
menjadi kecil hati oleh sebab berbagai kekecewaan, pada-
hal mereka tahu bahwa perkara gereja itu benar dan pada
akhirnya akan menang?
Keinginan Beberapa Orang Yunani untuk Melihat Kristus;
Imbalan bagi Para Hamba Kristus
(12:20-26)
20 Di antara mereka yang berangkat untuk beribadah pada hari raya itu,
ada beberapa orang Yunani. 21 Orang-orang itu pergi kepada Filipus,
yang berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata kepadanya: “Tuan, kami
ingin bertemu dengan Yesus.” 22 Filipus pergi memberitahukannya kepada
Andreas; Andreas dan Filipus menyampaikannya pula kepada Yesus. 23
namun Yesus menjawab mereka, kata-Nya: “Telah tiba saatnya Anak Manusia
dimuliakan. 24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum
tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; namun jika ia
mati, ia akan menghasilkan banyak buah. 25 Barangsiapa mencintai nyawa-
nya, ia akan kehilangan nyawanya, namun barangsiapa tidak mencintai nya-
wanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. 26 Ba-
rangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di
situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihor-
mati Bapa.”
Di sini, Kristus dihormati oleh beberapa orang Yunani yang ingin
bertemu dengan-Nya. Kita tidak diberi tahu kapan tepatnya peristiwa
itu terjadi pada minggu terakhir Kristus itu, mungkin bukan di hari
yang sama saat Ia memasuki Yerusalem (sebab hari itu dihabiskan
untuk melayani orang banyak), melainkan sehari atau dua hari sesu-
dahnya.
864
I. Kita diberi tahu mengenai siapa yang memberi penghormatan
kepada Tuhan kita Yesus: Beberapa orang Yunani di antara mere-
ka yang berangkat untuk beribadah pada hari raya itu (ay. 20).
Beberapa pihak berpendapat bahwa mereka itu yaitu orang-
orang Yahudi yang telah tersebar, sebagian dari kedua belas suku
Israel yang telah tercerai-berai di antara bangsa-bangsa bukan
Yahudi, dan kemudian disebut sebagai orang-orang Yunani,
orang-orang Yahudi Helenis, yaitu berbudaya Yunani namun bukan
keturunan asli Yunani. Akan namun , ada pihak lain juga yang ber-
pendapat bahwa mereka itu orang-orang bukan Yahudi, yaitu
yang mereka sebut sebagai penganut-penganut agama Yahudi di
pintu gerbang, seperti si sida-sida dan Kornelius. Agama alamiah
yang tulus kini menemui sokongan terbaik dari antara orang Ya-
hudi, sehingga mereka yang saleh dari antara bangsa bukan Ya-
hudi pun dapat menggabungkan diri dalam ibadah mereka, se-
jauh yang diperkenankan. Ada penyembah-penyembah Allah yang
saleh, bahkan di antara mereka yang dianggap orang asing oleh
rakyat negeri Israel. Datangnya banyak orang bukan-Yahudi ke
Bait Allah di Yerusalem terjadi di masa-masa terakhir gereja Ya-
hudi. Ini merupakan sebuah pertanda yang membahagiakan
mengenai runtuhnya tembok pemisah antara orang Yahudi dan
bukan Yahudi. Pelarangan imam untuk menerima persembahan
atau korban dari seorang yang bukan Yahudi (yang dilakukan
oleh Eleazar, anak dari Ananias, sang Imam Besar) dikatakan oleh
sejarawan Yosefus sebagai salah satu penyebab mengapa orang-
orang Romawi menyerang mereka (dalam bukunya Perang Yahudi
2, hlm. 409-410). Meskipun orang-orang Yunani ini, jika tidak
disunat, tidak diperkenankan makan dalam perjamuan Paskah,
mereka tetap datang untuk beribadah pada hari raya itu. Kita ha-
rus memakai hak-hak istimewa yang kita miliki dengan penuh
rasa syukur, meskipun ada hak-hak istimewa lain yang tidak di-
perkenankan bagi kita.
II. Penghormatan seperti apa yang diberikan oleh mereka kepada
Kristus: Mereka ingin berkenalan dengan-Nya (ay. 21). sesudah da-
tang untuk beribadah di hari raya itu, mereka ingin memperguna-
kan kesempatan itu sebaik mungkin, dan sebab itulah mereka
memohon kepada Filipus supaya ia menolong mereka mencari
Injil Yohanes 12:20-26
865
jalan untuk dapat bercakap-cakap secara pribadi dengan Tuhan
Yesus.
1. Terdorong oleh keinginan yang begitu besar untuk bertemu de-
ngan Kristus, mereka pun sangat giat berusaha dengan cara-
cara yang sesuai. Mereka tidak menganggap hal itu mustahil
untuk dilakukan, meski ada begitu banyak orang lain berkeru-
mun untuk mendapat kesempatan berbicara dengan-Nya.
Akan namun , mereka juga tidak berpangku tangan saja sambil
memimpikan kesempatan itu menghampiri mereka dengan
sendirinya, melainkan bertekad untuk mengupayakannya se-
dapat mungkin. Perhatikanlah, orang-orang yang ingin menge-
nal Kristus lebih dalam lagi, harus terus berusaha untuk itu.
2. Mereka meminta pertolongan Filipus, salah satu dari murid
Kristus. Sebagian orang berpendapat bahwa mereka telah me-
ngenal Filipus sebelumnya, dan mereka tinggal dekat dengan
Betsaida di Galilea, tempat kediaman orang-orang bukan
Yahudi. Hal ini mengajarkan kita untuk selalu memelihara
hubungan baik dengan orang-orang saleh, supaya kita dapat
mengenal Kristus lebih dalam lagi melalui mereka. Bergaul
dengan orang-orang yang mengenal Tuhan yaitu hal yang
baik untuk dilakukan. Akan namun , jika orang-orang Yunani ini
tinggal di dekat Galilea, besar kemungkinan mereka pernah
mengikuti Kristus di sana, tempat di mana Kristus menghabis-
kan sebagian besar waktu-Nya. sebab itulah saya cenderung
beranggapan bahwa mereka meminta bantuan Filipus hanya
sebab mereka melihatnya sebagai seorang pengikut dekat
Kristus, dan dialah yang pertama kali dapat mereka hampiri
untuk berbicara. Hal itu merupakan contoh betapa dalamnya
pemujaan mereka terhadap Kristus, sampai-sampai mereka
berusaha untuk berkenalan dengan salah satu murid-Nya su-
paya bisa mendapatkan kesempatan untuk bercakap-cakap
dengan Kristus. Ini menunjukkan bahwa mereka menganggap-
Nya sebagai seorang besar, meskipun penampilan luar-Nya
begitu sederhana. Orang-orang yang kini mau melihat Kristus
dalam iman sebab Dia telah ada di sorga, harus meminta
pertolongan para hamba-Nya yang telah Ia utus untuk tujuan
ini, yaitu untuk membimbing jiwa-jiwa yang malang sewaktu
mereka mencari Kristus. Paulus harus pergi menemui Ana-
nias, dan Kornelius harus menemui Petrus. Dibawanya orang-
866
orang Yunani ini ke dalam pengenalan akan Kristus me-
lalui Filipus menunjukkan tugas para rasul dan kegunaan pe-
layanan mereka dalam pertobatan orang-orang bukan Yahudi
ke dalam iman, serta pemuridan bangsa-bangsa.
3. Kalimat yang mereka ucapkan kepada Filipus pendeknya de-
mikian: Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus. Mereka me-
manggil Filipus dengan sebutan hormat, sebagai seorang yang
terpandang sebab hubungannya yang erat dengan Kristus.
Tujuan mereka yaitu untuk bertemu dengan Yesus. Bukan
hanya untuk melihat wajah-Nya saja supaya saat mereka
pulang nanti mereka bisa bercerita bahwa mereka telah meli-
hat orang yang telah menjadi buah bibir masyarakat selama
ini (mungkin mereka telah melihat Dia sebelumnya di antara
kerumunan orang banyak), melainkan juga untuk berbincang-
bincang dengan-Nya secara bebas dan diajar oleh-Nya, sebab
Ia jarang sekali memiliki waktu luang sebab tangan-Nya
selalu sibuk bekerja untuk orang banyak. Kini, saat mereka
telah datang untuk beribadah di hari raya itu, mereka pun
ingin bertemu dengan Yesus. Perhatikan, saat kita menghadiri
ibadah-ibadah yang kudus, terutama perayaan Paskah Injil,
keinginan terbesar dari jiwa kita haruslah untuk bertemu de-
ngan Yesus. Juga, kita harus rindu untuk mengenal-Nya lebih
dalam lagi, semakin bergantung kepada-Nya, menjadi semakin
selaras dengan-Nya, melihat-Nya sebagai milik kita dan terus
bersekutu dengan-Nya serta mendapatkan anugerah-Nya. Kita
tidak mencapai maksud kita, jika tidak bertemu dengan Yesus
saat kita datang beribadah.
4. Inilah pemberitahuan yang diberikan Filipus kepada Gurunya
(ay. 22). Dia memberi tahu Andreas, yang juga berasal dari
Betsaida dan merupakan rekan yang paling tua dari antara
para rasul, sebaya dengan Petrus, untuk meminta nasihatnya
mengenai apa yang harus dilakukan, apakah boleh atau tidak,
sebab Kristus kadang kala berkata bahwa Ia hanya diutus ke-
pada umat Israel. Kemudian mereka setuju untuk membantu
orang-orang itu, namun Filipus ingin supaya Andreas mene-
maninya juga, sebab mereka ingat janji Kristus untuk memberi
bantuan, jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat me-
minta apa pun juga (Mat. 18:19). Perhatikan, para hamba Kris-
tus harus saling menolong dan sepakat untuk menolong jiwa-
Injil Yohanes 12:20-26
867
jiwa supaya dapat menghampiri Kristus: berdua lebih baik dari
pada seorang diri. Kelihatannya, Andreas dan Filipus menyam-
paikan pesan itu kepada Kristus sewaktu Dia sedang mengajar
orang banyak, sebab kita mendapati (ay. 29) tentang orang ba-
nyak yang berdiri di situ. Akan namun , Kristus memang jarang
didapati sendirian saja.
III. Penerimaan Kristus atas penghormatan yang diberikan kepada-
Nya itu, yang ditunjukkan dengan perkataan-Nya kepada orang-
orang mengenai hal itu (ay. 23 dst.). Ia menubuatkan penghor-
matan yang harus diterima-Nya sebab orang-orang mengikuti
Dia (ay. 23-24), dan penghormatan yang akan dimiliki oleh orang-
orang yang mengikuti Dia (ay. 25-26). Hal ini dimaksudkan untuk
mengajar dan membesarkan hati orang-orang Yunani ini ,
dan juga orang-orang lain yang ingin mengenal-Nya.
1. Saat itu Ia telah dapat melihat tuaian yang melimpah di dalam
pertobatan orang-orang bukan Yahudi, yang bisa dianggap se-
bagai buah-buah pertama yang dihasilkan (ay. 23). Kepada
kedua orang murid yang tadi ragu-ragu untuk menyampaikan
pesan baik atas nama orang-orang Yunani itu, Kristus berkata
bahwa telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan, yakni me-
lalui masuknya orang-orang bukan Yahudi ke dalam Gereja-
Nya, dan supaya hal ini terjadi, Ia harus terlebih dahulu dito-
lak oleh orang-orang Yahudi.
Perhatikanlah:
(1) Tujuan akhir yang telah dirancangkan, yaitu dimuliakan-
nya Sang Penebus: “Dan bukankah demikian? Bukankah
orang-orang bukan-Yahudi mulai mencari Aku? Tidakkah
Sang Bintang Timur menampakkan diri di hadapan mere-
ka? Dan Fajar yang terberkati itu, yang mengetahui tempat
dan waktu-Nya, tidakkah Dia mulai memegang ujung-ujung
bumi? Jadi kalau begitu, saatnya telah tiba bagi Anak Ma-
nusia untuk dipermuliakan.” Hal ini bukanlah sesuatu yang
mengejutkan bagi Kristus, namun menjadi sebuah pernyata-
an yang penuh pertentangan bagi mereka yang ada di seke-
liling Dia.
868
Perhatikan:
[1] Panggilan, panggilan yang berhasil, yakni datangnya
orang-orang bukan Yahudi ke dalam Gereja Allah mem-
beri kemuliaan bagi Sang Anak Manusia. Pertambahan
orang yang ditebus akan semakin membesarkan nama
Sang Penebus itu sendiri.
[2] Ada suatu waktu, yang sudah ditetapkan, suatu jam,
jam tertentu, bagi dimuliakannya Anak Manusia. Waktu
ini akhirnya tiba juga, saat hari-hari-Nya yang penuh
dengan penghinaan telah terhitung seluruhnya dan ber-
akhir. Ia pun membicarakan saat yang telah mendekat
itu dengan penuh keagungan dan kemenangan: Telah
tiba saatnya.
(2) Cara aneh yang melaluinya tujuan ini tercapai, yaitu
melalui kematian Kristus, yang diungkapkan dalam bentuk
kiasan (ay. 24): “Aku berkata kepadamu, kalian yang telah
aku beritahukan tentang kematian dan penderitaan-Ku:
Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh, bukan hanya
di atas, melainkan sampai masuk ke dalam tanah dan mati,
lalu terkubur dan lenyap, ia tetap satu biji saja, dan kamu
tidak akan melihatnya lagi. namun jika ia mati sesuai
dengan hukum alam (jika tidak demikian, maka hal itu
merupakan suatu mujizat), ia akan menghasilkan banyak
buah, sebab Allah mengaruniakan sebuah tubuh bagi ma-
sing-masing benih.” Kristus yaitu Biji Gandum itu, benih
yang paling berharga dan bermanfaat. Nah, di sini ada ,
[1] Penegasan tentang keharusan Kristus untuk menang-
gung banyak penghinaan. Dia tidak akan menjadi akar
dan kepala yang menghidupkan dan menggerakkankan
gereja-Nya jika Dia tidak menunaikan penebusan kita
dengan cara turun dari sorga ke atas bumi yang terku-
tuk ini, lalu naik dari bumi ini ke atas kayu salib yang
terkutuk itu. Dia harus menyerahkan nyawa-Nya ke-
pada maut, sebab kalau tidak begitu, kepada-Nya tidak
akan dibagikan orang-orang besar sebagai rampasan
(Yes. 53:12). Kepada-Nya akan diberikan sebuah benih,
namun Ia harus terlebih dahulu mencurahkan darah-Nya
untuk membeli dan menyucikan mereka, harus meme-
Injil Yohanes 12:20-26
869
nangkan mereka dan kemudian membawa mereka.
Demikian pula, sebagai prasyarat untuk memperoleh
kemuliaan yang akan didapat-Nya, harus ada pertam-
bahan jumlah orang yang bergabung dalam Gereja-Nya.
Jika Dia tidak dijadikan penebus dosa melalui penderi-
taan-Nya, dan dengan demikian membawa serta kebe-
naran yang kekal, Dia tidak akan layak menjadi peng-
hiburan bagi orang-orang yang akan datang kepada-
Nya, dan akan tetap seorang diri saja.
[2] Kebaikan yang diperoleh melalui penghinaan yang dite-
rima oleh Kristus digambarkan di sini. Melalui penjel-
maan-Nya menjadi seorang manusia, Ia jatuh ke tanah,
kemudian tampak terkubur hidup-hidup di dalam bumi
ini sehingga kemuliaan-Nya menjadi begitu terhalang.
Bukan hanya itu, Dia juga mati. Benih yang kekal ini
harus tunduk terhadap hukum kematian. Dia terbaring
dalam kubur seperti sebuah benih yang terkubur di da-
lam tanah. Namun, sebagaimana benih itu kemudian
muncul lagi dalam keadaan hijau, segar, berkembang
dan tumbuh pesat, begitu pula seorang Kristus yang
mati mengumpulkan kepada-Nya ribuan orang-orang
Kristen yang hidup, dan Ia pun menjadi akar mereka.
Dengan demikian, keselamatan jiwa-jiwa dari mulai saat
itu sampai akhir zaman nanti berutang pada kematian
Benih Gandum ini. Dengan demikian, Bapa dan Anak
dipermuliakan, gereja bertumbuh, dan kesatuan tubuh
rohani terpelihara, dan pada akhirnya nanti akan di-
sempurnakan. Lalu, saat waktu sudah berhenti, sesudah
berhasil membawa banyak putra ke dalam kemuliaan
melalui kematian-Nya dan disempurnakan melalui pen-
deritaan-Nya, Sang Pemimpin keselamatan kita itu pun
akan diagung-agungkan untuk selamanya melalui puji-
pujian dari para orang kudus dan malaikat yang me-
muja-Nya (Ibr. 2:10, 13).
2. Sebelum waktunya, Kristus menyatakan dan menjanjikan im-
balan yang melimpah bagi orang-orang yang menerima diri-
Nya dan Injil-Nya serta kepentingan Injil dengan senang hati.
Orang-orang demikian harus menunjukkan penerimaan mere-
870
ka itu melalui kesetiaan mereka dalam menderita bagi Dia
atau dalam melayani-Nya.
(1) Dalam menderita bagi Kristus (ay. 25): Barangsiapa mencin-
tai nyawanya lebih daripada Kristus, ia akan kehilangan
nyawanya itu. namun , barangsiapa tidak mencintai nyawa-
nya di dunia ini dan lebih memilih anugerah Allah dan
kepentingan Kristus, ia akan memeliharanya untuk hidup
yang kekal. Ajaran inilah yang begitu ditekankan Kristus,
sebab ajaran ini merupakan rancangan besar dari
agama-Nya untuk melepaskan keterikatan kita dengan du-
nia ini, dengan mempersiapkan kita bagi dunia yang lain.
[1] Lihatlah di sini akibat mematikan yang disebabkan oleh
kecintaan berlebihan akan kehidupan. Banyak orang
memeluk dirinya sendiri sampai mati, dan kehilangan
nyawa mereka sebab mencintainya secara berlebihan.
Orang yang begitu mencintai hidup jasmaninya ini sam-
pai memuaskan keinginannya dan memanjakan nafsu
serta merawat tubuhnya untuk memuaskan keinginan-
nya, justru akan memperpendek umurnya dengan me-
lakukan hal ini , kehilangan hidup yang begitu di-
gemarinya itu dan kehidupan yang jauh lebih baik dari
itu. Orang yang begitu mendewa-dewakan kehidupan
jasmani serta segala perkara dan kesenangan di dalam-
nya sampai-sampai dia menolak Kristus sebab takut
kehilangan semua itu, justru akan kehilangan hidupnya
itu. Ia akan kehilangan kebahagiaan sejati di dunia
yang lain, saat ia sedang mengamankan kebahagiaan
semunya di dunia ini. Kulit ganti kulit. Orang bisa mem-
berikan nyawanya dan mendapat ganti rugi yang baik,
namun orang yang menyerahkan jiwanya, Allah-nya, sor-
ganya, hanya demi nyawanya, akan menderita kerugian
yang sangat besar dan dikutuk sebab kebodohannya,
seperti seorang yang menjual hak kesulungannya demi
semangkuk bubur.
[2] Lihat jugalah imbalan besar yang tersedia bagi mereka
yang tidak menghiraukan nyawa mereka untuk maksud
yang kudus. Orang yang tidak mendewa-dewakan kehi-
dupan jasmani dan berusaha keras untuk memperta-
Injil Yohanes 12:20-26
871
hankan kehidupan jiwanya akan mendapatkan kedua-
nya di kehidupan yang kekal nanti, dengan keuntungan
yang tak terkatakan.
Perhatikan:
Pertama, para pengikut Kristus harus membenci ke-
hidupan dunia ini. Kehidupan di dunia ini akan diikuti
dengan kehidupan di dunia yang lain, dan kita mem-
bencinya bila kita tidak mencintainya lebih dari kehi-
dupan di dunia yang lain itu. Kehidupan kita di dunia
ini terdiri dari segala kesenangan yang kita nikmati
sekarang, juga kekayaan, kehormatan, kenikmatan dan
kemampuan untuk memiliki semua itu di sepanjang
umur kita. Itulah hal-hal yang harus kita benci dan kita
pandang sebagai hal-hal yang sia-sia dan tidak cukup
untuk membuat kita bahagia. Kita juga harus waspada
terhadap segala godaan yang ada dalam semuanya itu,
dan dengan senang hati rela meninggalkan semua itu
bila menghalangi pelayanan kita terhadap Kristus (Kis.
20:24; 21:13; Why. 12:11). Lihatlah bagaimana dahsyat-
nya kuasa kesalehan itu, yang sanggup menaklukkan
berbagai perasaan yang timbul secara alami. Demikian
pula, betapa mengherankannya rahasia ibadah itu –
yang merupakan hikmat terbesar, namun membuat ma-
nusia membenci hidup mereka sendiri.
Kedua, orang-orang yang rela membenci nyawa me-
reka sendiri di dunia ini demi kasih mereka terhadap
Kristus, akan diberikan imbalan yang melimpah dalam
kebangkitan orang-orang benar. Orang yang membenci
nyawanya sendiri justru memeliharanya, sebab dia me-
letakkan nyawanya itu ke dalam tangan Satu Pribadi
yang akan memeliharanya untuk hidup yang kekal dan
memulihkannya dalam keadaan yang jauh lebih baik,
sebagaimana kehidupan sorgawi dapat memulihkan
kehidupan duniawi.
(2) Dalam melayani Kristus (ay. 26): Barangsiapa bersedia me-
layani Aku, biarlah ia mengikut Aku sebagaimana seorang
hamba mengikuti tuannya, dan di mana Aku berada, ekei
kai ho diakonos ho emos estai – di situ pun pelayan-Ku
872
akan berada. Demikian yang diartikan oleh sebagian orang,
sebagai bagian dari tugasnya, biarlah dia ada di sana un-
tuk mengiringi Aku. Kita mengartikannya sebagai bagian
dari janji-Nya, di sanalah dia akan berada dalam kebaha-
giaan bersama-Ku. Dan supaya jangan hal ini dianggap be-
lum cukup juga, Ia pun menambahkan, Barangsiapa mela-
yani Aku, ia akan dihormati Bapa. Ini sudah cukup, bahkan
lebih dari cukup. Orang-orang Yunani itu ingin bertemu
dengan Kristus (ay. 21), namun Kristus memberi tahu mere-
ka bahwa bertemu dengan-Nya saja tidaklah cukup, mere-
ka juga harus melayani-Nya. Kristus tidak datang ke dunia
ini hanya untuk dijadikan tontonan bagi kita, namun seba-
gai seorang raja yang memerintah kita. Dia mengatakan hal
ini untuk mendorong orang-orang yang mencari-Nya supa-
ya mereka mau menjadi pelayan-Nya juga. Sewaktu sese-
orang mempekerjakan seorang pelayan, biasanya dia terle-
bih dahulu menetapkan tugas dan upah pelayan itu. Di sini
pun, Kristus melakukan keduanya.
[1] Inilah pekerjaan yang diharapkan Kristus dari para pe-
layan-Nya. Pekerjaan itu sangat mudah dan masuk
akal, dan itulah yang menjadi keharusan bagi mereka.
Pertama, biarlah mereka mengiringi setiap langkah
Guru mereka: Barangsiapa melayani Aku, ia harus
mengikut Aku. Orang Kristen harus mengikut Kristus,
mengikuti cara dan kebijakan-Nya, melakukan apa yang
Ia suruh, mengikuti teladan dan pola kerjanya, berjalan
seperti Dia, mengikuti bimbingan-Nya melalui pemeliha-
raan dan Roh-Nya. Kita harus pergi ke mana pun Ia me-
mimpin kita dan dengan cara apa pun Ia memimpin
kita, harus mengikuti Anak Domba ke mana pun Ia me-
langkah mendahului kita. “Barangsiapa melayani Aku,
barangsiapa menyerahkan dirinya untuk bergaul erat
dengan-Ku, biarlah ia melakukan pekerjaan pelayanan-
Ku dan selalu siap setiap kali Kupanggil.” Atau, “Ba-
rangsiapa melayani Aku, biarlah ia mengakui hubung-
annya dengan-Ku di hadapan banyak orang dengan
cara mengikut Aku, sebagaimana seorang hamba meng-
akui Tuannya dengan cara mengikuti-Nya di jalan-jalan.”
Injil Yohanes 12:20-26
873
Kedua, biarlah ia berada di mana pun Tuan mereka
berada: di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku
akan berada, untuk melayani Aku. Kristus berada di
mana pun gereja-Nya berada, dalam perkumpulan
orang-orang kudus di mana ibadah diselenggarakan,
dan di sana pulalah pelayan-Nya berada untuk hadir di
hadapan-Nya dan menerima arahan dari-Nya. Atau,
“Biarlah pikiran dan kasih sayang para pelayan-Ku ter-
arah pada perkara yang ada di atas, di mana Kristus
berada, yaitu sorga, tempat ke mana Aku akan pergi”
(Kol. 3:1-2).
[2] Inilah upah yang dijanjikan Kristus kepada para pela-
yan-Nya, upah yang sangat besar dan mulia.
Pertama, mereka akan berbahagia bersama-sama
dengan-Nya. Di mana Aku berada, di situ pun pelayan-
Ku akan berada. Berada bersama-sama dengan-Nya se-
waktu Ia ada di dunia ini dalam keadaan miskin dan
hina sepertinya tidak begitu menyenangkan, maka dari
itu, pastilah maksud-Nya yaitu bersama-sama de-
ngan-Nya dalam firdaus, duduk bersama-sama dengan-
Nya di meja perjamuan-Nya, di takhta-Nya. yaitu ke-
bahagiaan sorga untuk berada bersama Kristus di sana
(17:24). Kristus membicarakan kebahagiaan sorgawi
seakan-akan saat itu Dia telah berada di sana: Di mana
Aku berada, sebab Dia sangat yakin akan hal itu, selalu
dekat dan terpatri dalam hati dan mata-Nya. Sukacita
dan kemuliaan yang akan Ia dapat sebab telah rela
melayani dan menderita juga akan diberikan kepada
hamba-hamba-Nya sebagai imbalan bagi mereka.
Orang-orang yang setia mengikuti-Nya di sepanjang hi-
dup mereka akan bersama-sama dengan Dia pada kesu-
dahannya.
Kedua, mereka akan dihormati oleh Bapa-Nya. Dia
akan membalaskan segala kesukaran dan kesakitan
mereka dengan mengaruniakan kehormatan kepada
mereka. Ini sungguh merupakan kehormatan besar
bahwa Allah yang Agung mau memberi nya, sebab
apalah kita ini cacing-cacing tanah tidak berguna untuk
berharap menerima penghormatan yang sedemikian
874
dari Dia. Sang pemberi upah itu yaitu Allah sendiri,
yang menganggap pelayanan bagi Yesus berarti pelayan-
an bagi Dia sendiri. Imbalannya yaitu kehormatan ter-
tinggi yang kekal, yang berasal dari Allah. Ada tertulis
(Ams. 27:18), siapa menjaga tuannya (dengan rajin dan
rendah hati) akan dihormati. Orang-orang yang mela-
yani Kristus akan diberi kehormatan oleh Allah. Meski
kini kehormatan itu masih tersembunyi, hal itu akan di-
nyatakan di kemudian hari. Orang-orang yang melayani
Kristus harus merendahkan diri mereka sendiri dan
sering dihina oleh dunia ini. Oleh sebab itu, sebagai im-
balannya, mereka akan ditinggikan pada saatnya nanti.
Sejauh itulah perkataan Kristus yang ditujukan me-
ngenai orang-orang Yunani yang ingin bertemu dengan-
Nya, untuk mendorong mereka supaya melayani-Nya.
Apa yang kemudian dilakukan oleh orang-orang Yunani
itu tidak diberitahukan kepada kita, namun kita tentunya
berharap semoga orang-orang yang begitu gigih mencari
jalan ke sorga seperti mereka akhirnya dapat menemu-
kannya dan mulai berjalan ke arah sana.
Kesaksian Sorgawi tentang Kristus;
Percakapan Kristus dengan Orang Banyak
(12:27-36)
27 Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, sela-
matkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam
saat ini. 28 Bapa, muliakanlah nama-Mu!” Maka terdengarlah suara dari
sorga: “Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi!" 29
Orang banyak yang berdiri di situ dan mendengarkannya berkata, bahwa itu
bunyi guntur. Ada pula yang berkata: “Seorang malaikat telah berbicara
dengan Dia.” 30 Jawab Yesus: “Suara itu telah terdengar bukan oleh sebab
Aku, melainkan oleh sebab kamu. 31 Sekarang berlangsung penghakiman
atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar;
32 dan Aku, jika Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua
orang datang kepada-Ku.” 33 Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagai-
mana caranya Ia akan mati. 34 Lalu jawab orang banyak itu: ”Kami telah
mendengar dari hukum Taurat, bahwa Mesias tetap hidup selama-lamanya;
bagaimana mungkin Engkau mengatakan, bahwa Anak Manusia harus di-
tinggikan? Siapakah Anak Manusia itu?” 35 Kata Yesus kepada mereka: “Ha-
nya sedikit waktu lagi terang ada di antara kamu. Selama terang itu ada
padamu, percayalah kepadanya, supaya kegelapan jangan menguasai kamu;
barangsiapa berjalan dalam kegelapan, ia tidak tahu ke mana ia pergi. 36
Percayalah kepada terang itu, selama terang itu ada padamu, supaya kamu
Injil Yohanes 12:27-36
875
menjadi anak-anak terang.” Sesudah berkata demikian, Yesus pergi bersem-
bunyi dari antara mereka.
Di sini, sebuah penghormatan diberikan kepada Kristus oleh Bapa-
Nya, melalui sebuah suara dari sorga, yang terjadi akibat perkataan-
Nya dan yang juga membuka percakapan lebih lanjut lagi dengan
orang banyak. Dalam ayat-ayat ini diceritakan tentang,
I. Perkataan Kristus kepada Bapa-Nya, di saat kegundahan melanda
Roh-Nya saat itu: Sekarang jiwa-Ku terharu (ay. 27). Perkataan
aneh keluar dari mulut Kristus, dan mengejutkan pada saat itu,
sebab terlontar di tengah-tengah situasi yang menyenangkan.
Orang mungkin berpikir bahwa Dia seharusnya berkata, Sekarang
jiwa-Ku merasa senang. Perhatikanlah, keharuan jiwa terkadang
timbul sesudah roh mendapatkan penghiburan yang besar. Dalam
dunia yang campur baur dan sering berubah-ubah ini, kita harus
siap menghadapi hal-hal yang dapat menyurutkan sukacita kita.
Penghiburan yang besar terkadang disusul oleh kesukaran yang
hebat pula. Paulus sudah diangkat sampai tingkat ketiga dari
sorga, namun ia juga didera oleh duri dalam daging.
Perhatikanlah:
1. Kegentaran Kristus akan penderitaan-Nya yang kian mende-
kat: Sekarang jiwa-Ku terharu. Saat itulah adegan yang suram
dan menyedihkan dimulai, dan kepedihan pun mulai mengge-
rogoti jiwa-Nya. Penderitaan-Nya kini sudah dimulai, sehingga
jiwa-Nya pun mulai merasa merana.
Perhatikan:
(1) Dosa jiwa kita merupakan kepedihan bagi jiwa Kristus,
saat Dia sedang menjalankan tugas-Nya dalam menebus
dan menyelamatkan kita dengan menyerahkan jiwa-Nya se-
bagai korban penghapusan bagi dosa kita.
(2) Kesukaran yang mendera jiwa-Nya dimaksudkan untuk
mengurangi kesukaran dalam jiwa kita. Sebab, sesudah me-
ngatakan hal itu, Ia kemudian berkata kepada para murid-
Nya (14:1), “Janganlah gelisah hatimu. Mengapa hatimu
dan hatiku harus sama-sama gelisah?” Tuhan kita Yesus
kemudian meneruskan pekerjaan-Nya dengan senang hati.
Dengan melihat sukacita yang telah ditetapkan bagi-Nya
876
kelak, Ia pun rela menanggung kesukaran jiwa-Nya. Kedu-
kaan yang kudus selalu diiringi dengan sukacita rohani,
dan menuju ke sukacita yang kekal. Sekarang Kristus me-
mang sedang merasa terharu, sedih, gentar. namun ini ha-
nya sementara saja, tidak akan selalu begitu, tidak akan
berlangsung lama. Ini juga menjadi penghiburan bagi orang
Kristen yang sedang dilanda kesukaran. Kesukaran mereka
hanya berlangsung sesaat saja dan akan diubahkan men-
jadi sukacita.
2. Kesesakan yang sepertinya sedang Dia hadapi ditunjukkan da-
lam perkataan ini, Dan apakah yang akan Kukatakan? Perka-
taan itu tidak menyiratkan bahwa Dia sedang meminta nasi-
hat orang lain, seolah-olah Dia membutuhkannya, melainkan
bertanya-tanya kepada diri-Nya sendiri mengenai apa yang
layak untuk dikatakan pada saat itu. Saat jiwa kita mengalami
kesukaran, kita harus berhati-hati supaya tidak asal bicara,
melainkan harus benar-benar memikirkan apa yang harus kita
katakan. Kristus berbicara seperti orang yang sedang bingung,
seolah-olah tidak ingin memilih apa yang harus Ia lakukan. Di
sana terjadi pergumulan di antara pekerjaan yang sedang Ia
emban, yang menghendaki adanya penderitaan, melawan sifat
manusiawi yang Ia miliki, yang membuat-Nya merasa gentar
menghadapi penderitaan itu. saat kedua hal itu sedang Ia
gumuli, Ia pun berhenti sejenak sambil berkata, Apakah yang
akan Kukatakan? Dia melayangkan pandangan-Nya, namun
tidak ada yang menolong, dan itu membuat-Nya tertegun. Cal-
vin menganggap hal ini merupakan sebuah contoh nyata me-
ngenai kerelaan Kristus untuk menanggung penghinaan, yaitu
bahwa Dia harus berbicara seperti seorang yang sedang kebi-
ngungan. Quo se magis exinanivit gloriæ Dominus, eo luculen-
tius habemus erga nos amoris specimen – Semakin dalam Tu-
han dari segala kemuliaan mengosongkan diri-Nya, semakin
nyata pula bukti kasih-Nya kepada kita. Demikianlah Ia telah
dicobai sama dengan kita, untuk mendorong kita supaya
mengarahkan pandangan kepada-Nya, saat kita tidak tahu apa
yang harus kita perbuat.
3. Doa-Nya kepada Allah dalam kesesakan ini : Bapa, sela-
matkanlah Aku dari saat ini, ek tes oras tautes – dari jam ini,
bukan berarti supaya hal itu tidak terjadi, namun supaya Dia
Injil Yohanes 12:27-36
877
sanggup melaluinya. Selamatkanlah Aku dari saat ini merupa-
kan kalimat yang wajar terlontar dari seorang manusia, dan
segenap perasaan tercurah dalam doa itu. Perhatikanlah, jiwa-
jiwa yang sedang merana berkewajiban untuk meminta tolong
kepada Allah melalui doa yang tekun dan sungguh-sungguh,
dengan memandang Dia sebagai seorang Bapa dalam doa me-
reka itu. Kristus memang rela mengalami penderitaan, namun
Ia tetap berdoa supaya diselamatkan dari penderitaan terse-
but. Perhatikan, doa yang dipanjatkan untuk melawan kesu-
karan bisa juga seiring dengan kesabaran untuk menanggung
kesukaran ini dan dengan sikap berserah kepada kehen-
dak Allah dalam kesukaran itu. Perhatikanlah, Dia menyebut
penderitaan-Nya itu sebagai saat ini, yang berarti bahwa pen-
deritaan itu kini sudah di ambang pintu. Dengan begitu, Dia
menegaskan bahwa saat penderitaan-Nya yaitu ,
(1) Saat yang telah ditetapkan, bahkan sampai dalam hitungan
jamnya, dan Ia pun mengetahui itu. Sebelumnya, telah di-
katakan dua kali bahwa saat-Nya belum tiba, namun kini
saat itu sudah begitu mendekat sampai-sampai bisa dika-
takan-Nya sudah tiba.
(2) Sebentar saja. Satu jam berlalu dengan cepat, begitu pula
penderitaan Kristus. Dia bahkan dapat melihat sukacita
yang disediakan bagi Dia di balik penderitaan-Nya itu.
4. Sikap Kristus yang berserah kepada kehendak Bapa-Nya di
dalam semuanya itu. Dengan segera Ia langsung memperbaiki
ucapan-Nya, seakan-akan membatalkan apa yang tadi telah
dikatakan-Nya: Sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat
ini. Sifat manusiawi-Nya yang tidak berdosa mengeluarkan
perkataan yang pertama, namun hikmat dan kasih ilahi menge-
luarkan yang terakhir. Perhatikanlah, orang yang hendak
bertindak dengan benar harus selalu berpikir dua kali. Yang
mengeluh biasanya yang pertama kali berbicara, namun jika
kita ingin menimbang-nimbang dengan adil, kita harus mende-
ngarkan pihak lain juga. Dengan pikiran-Nya yang kedua,
Kristus memperbaiki diri-Nya sendiri: Sebab untuk itulah Aku
datang ke dalam saat ini. Dia tidak membungkam diri dengan
berkata bahwa Dia tidak bisa menghindar lagi dari semuanya
itu, bahwa tidak ada obatnya lagi. Sebaliknya, Dia meyakinkan
878
diri dengan keputusan bahwa Dia tidak akan menghindar dari
semua penderitaan itu, sebab itulah tujuan utama pekerjaan-
Nya dan puncak dari tugas yang sedang diemban-Nya. Jika
Dia undur diri sekarang, maka segala yang telah Ia lakukan
sebelumnya akan menjadi sia-sia. Di sini, Kristus memusatkan
perhatian-Nya kepada kebijaksanaan-kebijaksanaan ilahi di
dalam penderitaan-Nya, yang menguatkan-Nya untuk berserah
dan menderita. Perhatikanlah, inilah yang harus kita ingat un-
tuk dapat melalui saat-saat tersulit dalam hidup kita, yaitu
bahwa kita semua ditentukan untuk itu (1Tes. 3:3).
5. Perhatian-Nya terhadap kehormatan Bapa-Nya. sesudah mena-
rik kembali permintaan pertama-Nya, Kristus mengajukan per-
mintaan yang lain, yang tetap Ia pegang teguh: Bapa, mulia-
kanlah nama-Mu, yang maksudnya sama dengan Bapa, jadilah
kehendak-Mu, sebab kehendak Allah dimaksudkan bagi kemu-
liaan-Nya sendiri. Pernyataan itu lebih dari sekadar penyerah-
an diri terhadap kehendak Allah. Hal itu menggambarkan ba-
gaimana Kristus mempersembahkan penderitaan-Nya bagi ke-
muliaan Allah. Kalimat tadi merupakan kalimat pengantaraan
yang dilontarkan oleh-Nya, di dalam tugas-Nya sebagai pen-
jamin kita yang telah bersedia campur tangan untuk memuas-
kan keadilan ilahi bagi dosa-dosa kita. Kesalahan dosa yang
kita perbuat terhadap Allah merupakan penghinaan terhadap
kemuliaan-Nya, kemuliaan yang mutlak milik-Nya, sebab se-
lain daripada itu, tidak ada hal lain yang kita lakukan yang
bisa melukai-Nya. Kita tidak akan sanggup menebus kesalah-
an yang telah kita lakukan terhadap-Nya, begitu pula hewan
korban tidak mampu menebus kesalahan kita. sebab itu,
satu-satunya kemungkinan yang ada kini yaitu tindakan
Allah dalam mendapatkan kembali kehormatan-Nya, yaitu me-
lalui kebinasaan kita. Akan namun , Tuhan kita Yesus lalu tu-
run tangan untuk memuaskan kehormatan Allah yang telah
tercemar oleh dosa tadi, dan Ia melakukan itu melalui peng-
hinaan yang harus Ia terima. Dia menyangkal dan mengosong-
kan diri-Nya dari kehormatan yang layak Ia terima sebagai
Anak Allah yang menjelma menjadi manusia, dan berserah
untuk menerima penghinaan yang paling buruk. Nah, untuk
memuaskan kehormatan Allah yang telah dicemari dosa kita
itu, Kristus di sini memohon: “Bapa, muliakanlah nama-Mu.
Injil Yohanes 12:27-36
879
Biarlah keadilan-Mu dimuliakan melalui korban persembahan
dan bukan melalui para pendosa. Biarlah hutang dosa itu di-
tanggungkan kepada-Ku, Aku mampu membayarnya, si pelaku
kejahatan tidak.” Dengan demikian, Dia mengembalikan apa
yang tidak diambil-Nya.
II. Jawaban Bapa terhadap permintaan-Nya, sebab Dia selalu men-
dengar-Nya dan sekarang pun demikian.
Perhatikanlah:
1. Bagaimana jawaban ini diberikan. Melalui sebuah suara
dari sorga. Orang-orang Yahudi sering kali membicarakan ten-
tang Bath-kôl – anak suara, sebagai salah satu dari beragam
cara yang dipakai Allah untuk berbicara dengan para nabi
pada zaman dahulu. Akan namun , di masa itu kita tidak men-
dapati satu contoh pun dari perbincangan Allah yang seperti
itu dengan siapa pun, kecuali dengan Tuhan Yesus. Cara ter-
sebut merupakan sebuah kehormatan yang khusus diperun-
tukkan bagi-Nya (Mat. 3:17; 17:5). Di sini, mungkin juga suara
yang terdengar itu diawali dengan sebuah penampakan yang
bisa terlihat, berupa cahaya atau kegelapan, sebab keduanya
dipakai dari dulu sebagai alat untuk menunjukkan kemuliaan
ilahi.
2. Isi jawaban ini , yang mengungkapkan balasan yang amat
cepat dari permintaan-Nya itu, Bapa, muliakanlah nama-Mu:
Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya
lagi. Saat kita berdoa dengan cara yang telah diajarkan kepada
kita, Bapa kami, dimuliakanlah nama-Mu, maka ingatlah akan
peristiwa ini sebagai penghiburan bagi kita, bahwa doa terse-
but merupakan doa yang telah dijawab, dijawab bagi Kristus di
sini, dan juga di dalam Dia bagi segenap orang percaya sejati.
(1) Nama Allah telah dimuliakan dalam kehidupan Kristus, da-
lam pengajaran dan mujizat-Nya, dan dalam segenap tela-
dan-Nya mengenai kekudusan dan kebaikan.
(2) Nama Allah lebih dipermuliakan lagi melalui kematian dan
penderitaan Kristus. Hikmat dan kuasa Allah, keadilan dan
kekudusan-Nya, kebenaran dan kebaikan-Nya, sangat di-
permuliakan. Tuntutan hukum yang telah terlanggar kini
telah terbayarkan. Pemberontakan terhadap pemerintahan
880
Allah telah dibalaskan, dan Allah menerima semua itu dan
menyatakan bahwa Dia sangat senang. Apa yang telah dila-
kukan Allah untuk memuliakan nama-Nya sendiri merupa-
kan sebuah dorongan bagi kita untuk terus menanti-nanti-
kan tindakan yang masih akan dilakukan-Nya nanti. Dia
yang telah mengamankan kepentingan kemuliaan-Nya
akan tetap mempertahankannya.
III. Pendapat orang banyak yang berdiri di situ mengenai suara terse-
but (ay. 29). Tentu saja kita berharap ada di antara mereka yang
pikirannya telah siap menerima pewahyuan ilahi sehingga mereka
dapat mengerti apa yang mereka dengar dan mencatatkannya.
Akan namun , di sini dicatatkan pendapat yang miring dari orang
banyak itu. Beberapa dari mereka berkata bahwa itu bunyi guntur.
Yang lain, yang dapat mendengar bahwa bunyi ini merupa-
kan perkataan yang dapat dimengerti, berkata, Seorang malaikat
telah berbicara dengan Dia. Nah, hal ini menunjukkan,
1. Bahwa suara itu merupakan sesuatu yang nyata, bahkan me-
nurut pendapat orang-orang yang sama sekali tidak mengasihi
Dia.
2. Bahwa orang-orang itu begitu enggan mengakui bukti yang
jelas-jelas benar adanya mengenai tugas ilahi yang diemban
Kristus. Mereka lebih suka mengartikannya sebagai ini atau
itu daripada mengakui bahwa Allah telah berbicara dengan-
Nya sebagai jawaban atas doa-Nya. Lagi pula, jika suara itu
merupakan bunyi guntur yang berisikan kata-kata yang dapat
dimengerti (seperti dalam Wahyu 10:3-4), bukankah bunyi itu
suara Allah? Atau, jika para malaikat berbicara kepada-Nya,
bukankah mereka itu utusan Allah? namun sekalipun Allah
berfirman dengan satu dua cara, orang tidak memperhatikan-
nya.
IV. Penjelasan yang diberikan oleh Sang Juruselamat kita mengenai
suara ini .
1. Mengapa suara itu dikirim (ay. 30): “Suara itu datang bukan
demi Aku, bukan semata untuk menguatkan dan memuaskan-
ku” (sebab jika begitu, pastilah suara itu hanya akan dibisik-
Injil Yohanes 12:27-36
881
kan di telinganya secara pribadi), “melainkan demi kebaikan-
mu.”
(1) “Supaya kamu semua yang telah mendengarnya menjadi
percaya bahwa Bapa telah mengutus Aku.” Apa yang telah
dikatakan dari sorga mengenai Tuhan kita Yesus, dan ba-
gaimana Bapa dimuliakan di dalam diri-Nya, dikatakan
demi kebaikan kita sendiri, supaya kita dapat dibawa un-
tuk tunduk kepada Dia dan berserah kepada-Nya.
(2) “Supaya dengan begitu, kalian, para murid-Ku, yang akan
mengikuti-Ku di dalam penderitaan-Ku, dapat dihiburkan
dengan penghiburan yang sama yang memampukan Aku
untuk terus maju.” Biarlah hal ini menguatkan mereka un-
tuk bahkan rela menyerahkan nyawa demi Dia, jika perlu,
supaya hal itu menambah kemuliaan Allah. Perhatikan, se-
gala janji dan dukungan yang diberikan kepada Tuhan kita
Yesus di dalam penderitaan-Nya dimaksudkan demi ke-
baikan kita. Demi kita, Ia telah menguduskan dan menghi-
burkan diri-Nya.
2. Arti dari suara itu. Dia yang ada di pangkuan Bapa pasti me-
ngenal suara-Nya dan apa maksud dari suara-Nya itu. Ada
dua hal yang Allah maksudkan sewaktu Ia berkata hendak me-
muliakan nama-Nya sendiri:
(1) Bahwa melalui kematian Kristus, Iblis akan ditaklukkan
(ay. 31): Sekarang berlangsung penghakiman. Ia mengata-
kan hal itu dengan penuh kemuliaan dan kemenangan
ilahi. “Kini tahun penebusan telah tiba, dan telah datang
saatnya untuk meremukkan kepala si ular dan menghan-
curleburkan kuasa-kuasa kegelapan. Sekaranglah tibalah
saat yang penuh kemuliaan dan kemenangan itu: Seka-
rang, sekarang, pekerjaan agung itu dilakukan, yang telah
begitu lama dirancangkan dalam kebijaksanaan-kebijak-
sanaan ilahi, begitu lama telah diperbincangkan di dalam
firman yang tertulis, yang telah lama menjadi harapan be-
sar para orang kudus dan menjadi kegentaran bagi setan-
setan.” Inti dari kemenangan ini yaitu ,
[1] Bahwa sekarang berlangsung penghakiman atas dunia
ini. Krisis, dalam istilah medis. “Sekaranglah saat yang
genting bagi dunia ini.” Dunia sakit-sakitan ini sekarang
882
sedang berada pada titik balik. Ini saat kritis sebab ga-
ris penunjuk denyut jantung akan memperlihatkan ke-
hidupan atau justru kematian, bagi semua umat manu-
sia. Semua orang yang tidak akan dipulihkan oleh
kemenangan ini akan ditinggalkan dalam keadaan yang
tidak berdaya dan tanpa pengharapan. Atau, lebih tepat
lagi bila hal ini diungkapkan dalam istilah hukum, yang
bunyinya akan menjadi seperti ini: “Sekarang, pengha-
kiman telah datang untuk menghukum penguasa dunia
ini.” Perhatikan, kematian Kristus merupakan pengha-
kiman atas dunia ini.
Pertama, ini merupakan penghakiman untuk mene-
lanjangi dan memilah-milah manusia – judicium discre-
tionis, begitulah menurut Augustinus. Sekaranglah
masa penghakiman atas dunia ini, sebab semua manu-
sia akan dinilai berdasarkan pendapat mereka tentang
salib Kristus. Bagi sebagian orang, salib Kristus meru-
pakan kebodohan dan batu sandungan, namun bagi yang
lainnya merupakan hikmat dan kuasa Allah, yang ma-
sing-masing dilambangkan oleh kedua penyamun yang
disalibkan bersama-sama dengan Kristus itu. Dengan
cara ini manusia akan dihakimi, yaitu berdasarkan apa
yang mereka pikirkan mengenai kematian Kristus.
Kedua, ini merupakan penghakiman yang menun-
jukkan kebaikan dan pengampunan mutlak bagi orang-
orang pilihan yang ada di dunia ini. Di atas kayu salib,
Kristus menjadi penengah di antara Allah yang kudus
dan dunia yang berdosa, sebagai korban pengampunan
dosa dan sebagai jaminan bagi para pendosa, sehingga
saat Dia dihakimi dan semua pelanggaran ditimpakan
ke atas-Nya, maka Dia pun dilukai oleh sebab pelang-
garan-pelanggaran kita. Ini terjadi seolah-olah sebagai
penghakiman atas dunia ini. Melalui semua itu, kebe-
naran kekal diperoleh bukan hanya bagi orang-orang
Yahudi, namun juga bagi seluruh dunia (1Yoh. 2:1-2;
Dan. 9:24).
Ketiga, ini merupakan penghakiman untuk meng-
hukum kuasa-kuasa kegelapan (16:11). Penghakiman
dimaksudkan untuk membersihkan nama baik dan me-
Injil Yohanes 12:27-36
883
lepaskan, untuk memulihkan hak yang telah dilanggar.
Dalam kematian Kristus, ada persaingan sengit antara
Kristus dan Iblis, antara si ular dan keturunan yang
telah dijanjikan. Persaingan itu terjadi untuk mempere-
butkan dunia dan kuasa atasnya. Iblis telah mempenga-
ruhi anak-anak manusia sejak dahulu kala, dan kini ia
menginginkan kekuasaannya dan mendasarkan tuntut-
an ini pada kemerosotan yang diakibatkan oleh
dosa. Kita juga mendapati bahwa Iblis bersedia melaku-
kan tawar-menawar (Luk. 4:6-7). Dia bersedia menye-
rahkan kerajaannya di dunia ini kepada Kristus, asal-
kan Kristus mau memegang kerajaan itu melalui, dari
dan di bawah dia. namun Kristus hendak membebaskan
dunia dari tangan Iblis. Melalui kematian-Nya, Dia
membawa hak-hak yang telah disita itu ke pengadilan
ilahi, memenangkannya dan memulihkannya di pelatar-
an sorgawi. Kekuasaan Iblis dinyatakan sebagai pem-
berontakan, dan dunia diberikan kepada Tuhan Yesus
sebagai hak-Nya (Mzm. 2:6, 8). Penghakiman atas dunia
telah memutuskan bahwa dunia ini