yang hidup. Ia menjalani hidup yang dikudus-
kan, sesudah ia lahir dari Allah. Dan ia hidup di dalam peng-
ertian akan hukum, sesudah dilepaskan dari kesalahan dosa
oleh kasih karunia yang mengampuni dan membenarkan. Dia
telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus. Kehi-
dupan rohani kita diperoleh melalui kesatuan kita dengan
Kristus. Di dalam Dialah kita hidup. Sebab Aku hidup dan
kamu pun akan hidup.
Surat Efesus 2:4-10
153
2. Kita yang telah dikuburkan akan dibangkitkan (ay. 6). Di sini,
apa yang masih belum terjadi dikatakan seolah-olah sudah
terjadi, meskipun sebenarnya kita memang sudah dibangkit-
kan berkat persatuan kita dengan Dia, yang telah dibangkit-
kan Allah dari kematian. saat Allah membangkitkan Kristus
dari kematian, Ia sungguh telah membangkitkan juga semua
orang percaya bersama dengan Kristus, sebab Dia adalah ke-
pala bagi mereka. Dan saat Allah mendudukkan Kristus di
sebelah kanan-Nya di sorga, Dia telah mengangkat dan memu-
liakan mereka di dalam Kristus dan bersama Kristus, yang
adalah Sang Pendahulu dan Kepala mereka yang telah dibang-
kitkan dan ditinggikan. Dan di dalam Kristus Yesus memberi-
kan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga bagi kita. Per-
nyataan ini dapat ditafsirkan dalam pengertian lain. Orang-
orang berdosa berguling di dalam debu, sedangkan jiwa yang
dikuduskan duduk di sorga, dan diangkat lebih tinggi dari
dunia ini. Dunia seakan-akan tidak ada artinya bagi mereka,
jika dibandingkan dengan keadaan dunia yang dahulu, dan
dibandingkan dengan dunia yang baka. Orang-orang kudus
Allah bukan saja milik Kristus yang merdeka, melainkan juga
menjadi penilik bersama Dia. Dengan pertolongan kasih karu-
nia-Nya, mereka telah naik bersama-sama Dia, lebih tinggi dari
dunia ini, untuk berhubungan satu sama lain, dan mereka
selalu menanti-nantikan hal itu. Mereka bukan hanya hamba
yang melayani tuan-tuan yang terbaik dalam pekerjaan yang
paling baik, melainkan juga ditinggikan supaya memerintah
bersama Dia. Mereka duduk di takhta bersama Kristus, seba-
gaimana Dia telah duduk bersama-sama dengan Bapa-Nya di
atas takhta-Nya.
III. Perhatikan apa rancangan dan tujuan Allah yang besar dalam
melakukan dan mengadakan perubahan ini. Tujuan-Nya adalah,
1. Dalam kaitannya dengan yang lain. Supaya pada masa yang
akan datang Ia menunjukkan, dst. (ay. 7), bahwa Dia dapat
memberikan contoh dan bukti akan kebaikan dan rahmat-Nya
yang besar, untuk membesarkan hati orang-orang berdosa di
masa yang akan datang. Perhatikan, kebaikan Allah dalam
mengubahkan dan menyelamatkan orang berdosa hingga saat
ini sangatlah baik dalam mendorong orang lain di masa men-
154
datang supaya berharap pada kasih karunia dan rahmat-Nya.
Allah telah merencanakan supaya orang-orang berdosa yang
malang dapat berbesar hati oleh hal ini. Jadi, bagaimana
mungkin kita tidak mau berharap dari anugerah dan kebaikan
yang sedemikian luar biasa ini, dari kekayaan kasih karunia
yang menyebabkan adanya perubahan ini? Dalam Kristus
Yesus, yaitu oleh dan melalui siapa Allah mencurahkan semua
perkenan dan berkat-Nya kepada kita.
2. Dalam kaitannya dengan orang-orang berdosa yang telah di-
perbarui itu sendiri. sebab kita ini buatan Allah, diciptakan
dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, dst.
(ay. 10). Tampak bahwa segala sesuatu adalah sebab anuge-
rah, sebab semua keuntungan rohani yang kita peroleh ber-
asal dari Allah. Kita ini buatan Allah. Maksud Paulus yaitu,
bahwa kita adalah ciptaan baru, bukan hanya sebagai manu-
sia, namun sebagai orang kudus. Manusia baru adalah ciptaan
yang baru, dan Allah adalah Penciptanya. Ini adalah sebuah
kelahiran yang baru, dan kita dilahirkan atau diperanakkan
oleh sebab kehendak-Nya. Dalam Kristus Yesus, maksudnya,
melalui apa yang telah dilakukan dan diderita oleh-Nya, dan
melalui pengaruh dan pekerjaan Roh-Nya yang mulia. Untuk
melakukan pekerjaan baik, dst. sesudah sebelumnya Paulus
menyatakan bahwa perubahan ini disebabkan oleh anugerah
ilahi, dan bukan sebab perbuatan kita, maka supaya ia tidak
dikira menganggap bahwa orang tidak perlu berbuat baik,
maka di sini ia menyatakan bahwa sekalipun perubahan itu
bukan disebabkan oleh perbuatan (sebab kita ini buatan
Allah), namun di dalam ciptaan-Nya yang baru, Allah telah me-
rancang dan mempersiapkan kita untuk melakukan berbagai
pekerjaan baik. Diciptakan untuk melakukan pekerjaan baik,
dengan tujuan supaya kita berbuah di dalamnya. Bilamana
Allah menanamkan aturan-aturan dasar yang baik oleh kasih
karunia-Nya, aturan-aturan itu dimaksudkan untuk pekerjaan
baik. Yang dipersiapkan Allah sebelumnya, maksudnya, yang
ditetapkan dan ditunjuk. Atau, perkataan tersebut bisa dibaca
sebagai, yang disiapkan Allah sebelumnya bagi kita, yaitu de-
ngan cara memberkati kita dengan pengetahuan akan kehen-
dak-Nya, dan dengan pertolongan Roh Kudus-Nya. Dan de-
ngan mengadakan perubahan semacam itu di dalam diri kita.
Surat Efesus 2:11-13
155
Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya, atau memuliakan
Allah dengan perilaku yang dapat diteladani dan dengan kete-
kunan kita untuk terus ada di dalam kekudusan.
Keadaan Jemaat Efesus
yang pada Dasarnya Menyedihkan
(2:11-13)
11 sebab itu ingatlah, bahwa dahulu kamu sebagai orang-orang bukan Ya-
hudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka
yang menamakan dirinya sunat, yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh
tangan manusia, 12 bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk
kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan
yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. 13
namun sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu jauh, sudah
menjadi dekat oleh darah Kristus.
Di dalam ayat-ayat ini, Rasul Paulus melanjutkan penjelasannya ten-
tang keadaan jemaat Efesus yang pada dasarnya menyedihkan. Ka-
rena itu ingatlah, dst. (ay. 11). Seolah-olah ia mengatakan, Kamu
harus ingat bagaimana keadaanmu sebelumnya, dan bandingkanlah
keadaan itu dengan keadaan kalian yang sekarang, supaya kamu
merendahkan diri, dan supaya timbul kasih dan ucapan syukurmu
kepada Allah. Perhatikan, orang berdosa yang telah diubahkan ha-
rus sering-sering merenungkan keadaan mereka yang semula, yang
berdosa dan malang. Orang-orang bukan Yahudi menurut daging,
artinya, yang hidup di dalam kebobrokan sifat mereka, dan tidak
melakukan sunat, sebagai tanda lahiriah bahwa mereka mendapat
bagian di dalam perjanjian anugerah. Yang disebut orang-orang tak
bersunat oleh mereka, dst., maksudnya, Gara-gara hal itu kamu
ditegur dan dikecam oleh orang Yahudi yang mementingkan hal-hal
di luar, yang menyatakan pengakuannya secara lahiriah, dan mem-
perhatikan tidak lebih daripada hukum lahiriah. Perhatikan, orang-
orang yang hanya mengaku di bibir saja cenderung menghargai diri
mereka terutama berdasar hak istimewa mereka secara lahiriah,
dan mengecam serta menghina orang lain yang tidak memiliki
keistimewaan itu. Rasul Paulus menggambarkan malangnya keadaan
mereka dalam beberapa hal (ay. 12). Bahwa waktu itu, saat kamu
masih bukan Yahudi, dan belum diubahkan, kamu,
1. Tidak memiliki Kristus, tanpa pengetahuan akan adanya Mesias,
dan tidak memperoleh bagian dalam keselamatan di dalam Dia
156
atau memiliki hubungan dengan Dia. Memang benar bahwa se-
mua orang berdosa yang belum diubahkan, semua orang yang
tidak beriman, tidak memiliki bagian dalam keselamatan di dalam
Kristus. Dan tentulah amat malang dan menyedihkan jika sese-
orang tidak memiliki Kristus. Tanpa Kristus, mereka,
2. Tidak termasuk kewargaan Israel. Mereka tidak termasuk di da-
lam jemaat Kristus, dan tidak memiliki persekutuan dengan
jemaat-Nya, sebab persekutuan itu hanya dibatasi untuk bangsa
Israel. Ditempatkan dalam jemaat Kristus, dan turut mendapat
bagian bersama anggota jemaat di dalam keuntungan yang hanya
diberikan kepada jemaat, bukanlah suatu hak istimewa yang
biasa-biasa saja.
3. Mereka tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang
dijanjikan. Inti dari ketentuan mengenai kasih karunia selalu
sama, walaupun sekarang ketentuan itu disebut sebagai ketentu-
an-ketentuan, sebab sudah ditambahi dan diperbaiki di sepan-
jang sejarah gereja yang telah berlangsung beberapa abad. Keten-
tuan-ketentuan ini juga disebut sebagai ketentuan-ketentuan
yang dijanjikan, sebab ketentuan-ketentuan ini terdiri dari janji-
janji, dan secara khusus mengandung janji yang luar biasa
tentang Mesias, dan janji tentang hidup kekal melalui Dia. Nah,
dahulu di dalam kekafiran mereka, jemaat Efesus tidak mendapat
bagian di dalam ketentuan ini, sebab mereka tidak pernah diberi
tahu ataupun diperkenalkan kepada ketentuan tersebut. Semua
orang berdosa yang belum diperbarui asing terhadap ketentuan
itu, sebab mereka tidak memiliki bagian di dalamnya. Mereka
yang tidak memiliki Kristus, dan oleh sebab nya tidak mendapat
bagian di dalam Sang Pengantara dari ketentuan itu, tidak mem-
peroleh apa-apa dari janji-janji di dalam ketentuan itu.
4. Mereka tidak memiliki pengharapan, maksudnya, yang melam-
paui kehidupan ini. Mereka tidak memiliki pengharapan yang
teguh di dalam Allah, tidak memiliki pengharapan akan berkat
yang rohani dan kekal. Mereka yang tidak memiliki Kristus, dan
tidak mendapat bagian di dalam ketentuan itu, tidak dapat memi-
liki pengharapan yang baik. Sebab, Kristus dan ketentuan itu
adalah dasar dan fondasi dari seluruh pengharapan Kristen. Me-
reka jauh dan terasing dari Allah, tanpa Allah di dalam dunia.
Mereka bukannya tidak memiliki pemahaman umum tentang
allah, sebab mereka menyembah berhala, namun mereka hidup
Surat Efesus 2:14-22
157
tanpa memberikan penghargaan yang pantas kepada-Nya, tidak
mengakui bahwa mereka tergantung kepada-Nya, atau secara
khusus menaruh perhatian kepada-Nya. Arti kata itu adalah,
orang atheis di dalam dunia, sebab sekalipun mereka menyem-
bah banyak allah, mereka tidak memiliki Allah yang sejati.
Rasul Paulus lebih jauh melanjutkan (ay. 13) gambaran mengenai
perubahan menggembirakan yang terjadi di dalam diri mereka. namun
sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu jauh, dst.
Mereka dahulu jauh dari Kristus, dari jemaat-Nya, dari janji-janji,
dari pengharapan Kristen, dan dari Allah sendiri. Dengan demikian,
mereka jauh dari segala yang baik, bagaikan anak yang hilang di
negeri yang jauh. Ini sudah digambarkan di ayat-ayat sebelumnya.
Orang berdosa yang belum diubahkan menjaga jarak dengan Allah,
dan Allah menjaga jarak dengan mereka. Dia memandang orang cong-
kak dari jauh. namun sekarang di dalam Kristus Yesus, dst., sesudah
kamu diubahkan, dipersatukan dengan Kristus, dan mendapat bagi-
an di dalam Dia melalui iman, kamu dibuat menjadi dekat. Mereka
dibawa pulang kepada Allah, diterima dalam jemaat, disertakan ke
dalam ketentuan itu, dan menerima semua hak istimewa yang lain
sebagai hasil dari semuanya ini. Perhatikan, Orang kudus adalah
umat yang dekat dengan Allah. Keselamatan menjauh dari orang-
orang fasik. namun Allah siap sedia menolong umat-Nya, dan ini ada-
lah oleh darah Kristus, berkat penderitaan dan kematian-Nya. Tiap
orang berdosa yang percaya berutang kepada kematian dan pengor-
banan Kristus atas kedekatannya dengan Allah, dan atas bagian yang
dimilikinya di dalam kebaikan Allah.
Persatuan Orang Yahudi dengan
Orang Bukan Yahudi
(2:14-22)
14 sebab Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pi-
hak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, 15 se-
bab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat
dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya
menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan
damai sejahtera, 16 dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu
tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib
itu. 17 Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang
jauh dan damai sejahtera kepada mereka yang dekat, 18 sebab oleh Dia
kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa. 19 Demi-
158
kianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan
sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, 20 yang
dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus seba-
gai batu penjuru. 21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun,
menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. 22 Di dalam Dia kamu juga
turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.
Sekarang kita telah sampai di bagian terakhir dari pasal ini, yang
mengandung sebuah penjelasan tentang hak-hak istimewa yang luar
biasa dan hebat, yang diterima dari Kristus oleh orang Yahudi dan
orang bukan Yahudi yang telah diubahkan. Rasul Paulus di sini me-
nunjukkan bahwa mereka yang dahulu bermusuhan, sekarang diper-
damaikan, yaitu antara orang Yahudi dan orang bukan Yahudi tadi-
nya ada permusuhan besar, dan begitu pula antara Allah dan setiap
orang yang belum diperbarui. Sekarang Yesus Kristus menjadi damai
sejahtera kita (ay. 14). Ia mengadakan damai sejahtera dan cara
mengorbankan diri-Nya sendiri dan datang untuk memperdamaikan,
1. Orang Yahudi dengan orang bukan Yahudi satu sama lain. Ia
telah mempersatukan kedua pihak, dengan memperdamaikan dua
kelompok manusia ini, yang tadinya cenderung saling menyakiti,
saling membenci, dan saling mengecam. Yesus telah merubuhkan
tembok pemisah, yaitu perseteruan. Tembok itu adalah hukum
keupacaraan, yang menciptakan perselisihan yang besar itu, dan
menjadi lambang keistimewaan orang Yahudi. Hukum ini disebut
sebagai tembok pemisah, sebagai kiasan yang merujuk pada tem-
bok pemisah yang ada di bait Suci, yang memisahkan pelataran
untuk orang bukan Yahudi dengan pelataran yang hanya boleh
dimasuki oleh orang Yahudi. Jadi, dengan mati-Nya sebagai ma-
nusia Ia telah melenyapkan perseteruan itu (ay. 15, KJV), melalui
penderitaan-Nya sebagai manusia, untuk mengangkat kuasa hu-
kum keupacaraan yang mengikat (dengan demikian, menyingkir-
kan penyebab perseteruan dan jarak antara kedua kelompok
tersebut), yang di sini disebut sebagai hukum Taurat dengan
segala perintah dan ketentuannya, sebab hukum ini mencakup
sekumpulan besar ritual dan upacara lahiriah, dan terdiri dari
banyak ketetapan dan petunjuk mengenai sisi lahiriah dari pe-
nyembahan ilahi. Semua upacara hukum telah dibatalkan oleh
Kristus, sebab telah digenapi di dalam Dia. Dengan menyingkir-
kan penghalang ini, Kristus membentuk sebuah jemaat yang ter-
diri dari orang-orang percaya, baik Yahudi maupun bukan Ya-
hudi. Dengan demikian, Ia menciptakan keduanya menjadi satu
Surat Efesus 2:14-22
159
manusia baru di dalam diri-Nya. Ia membentuk kedua belah pihak
menjadi satu kelompok yang baru, atau kumpulan umat Allah,
mempersatukan mereka dengan diri-Nya sebagai kepala mereka,
sesudah mereka diperbarui oleh Roh Kudus, dan sekarang telah
sepakat di dalam cara penyembahan yang baru menurut Injil, dan
dengan itu mengadakan damai sejahtera antara kedua belah
pihak yang tadinya sangat berseteru.
2. Ada suatu permusuhan antara Allah dengan orang berdosa, baik
Yahudi maupun bukan Yahudi, dan Kristus datang untuk meng-
hapuskan permusuhan itu, dan untuk mendamaikan keduanya
dengan Allah (ay. 16). Dosa melahirkan perselisihan antara Allah
dan manusia. Kristus datang untuk mengatasi perselisihan itu
dan mengakhirinya, dengan mendamaikan orang Yahudi dan
orang bukan Yahudi yang sekarang dikumpulkan dan dijadikan
satu tubuh itu dengan Allah yang telah dibuat murka dan di-
musuhi. Ini dilakukan-Nya melalui salib, atau melalui pengorban-
an diri-Nya sendiri di atas kayu salib, dengan melenyapkan perse-
teruan pada salib itu. Dia, yang telah disembelih atau dikorban-
kan, melenyapkan perseteruan yang tadinya ada di antara Allah
dan orang-orang berdosa yang malang. Rasul Paulus lebih lanjut
menggambarkan keuntungan besar yang diperoleh kedua belah
pihak melalui perantaraan Tuhan Yesus Kristus (ay. 17). Kristus,
yang telah membeli damai sejahtera di atas kayu salib, datang,
sebagian di dalam wujud diri-Nya sendiri, kepada orang Yahudi,
yang di sini dikatakan bahwa mereka selama ini dekat, dan se-
bagian di dalam diri rasul-rasul-Nya, yang telah diutus-Nya untuk
memberitakan Injil kepada orang bukan Yahudi, yang dikatakan
bahwa mereka selama ini jauh, dalam pengertian yang telah dije-
laskan sebelumnya. Dan memberitakan damai sejahtera, atau
mengungkapkan syarat-syarat untuk berdamai dengan Allah dan
memperoleh kehidupan kekal. Perhatikan di sini, saat para
utusan Kristus menyampaikan pesan-pesan kebenaran-Nya, pada
dasarnya itu sama saja seperti Dia sendiri yang melakukannya
secara langsung. Dia dikatakan memberitakan Injil melalui mere-
ka, sehingga barangsiapa menerima mereka berarti menerima Dia,
dan siapa merendahkan mereka (yang bertindak atas amanat-Nya,
dan menyampaikan pesan-Nya) berarti merendahkan dan meno-
lak Kristus sendiri. Nah, yang dihasilkan oleh damai sejahtera ini
adalah kebebasan yang dimiliki oleh baik orang Yahudi maupun
160
bukan Yahudi untuk datang kepada Allah (ay. 18). sebab oleh
Dia, di dalam nama-Nya dan oleh sebab pengantaraan-Nya, kita
kedua pihak beroleh jalan masuk atau izin untuk masuk ke dalam
hadirat Allah, yang telah menjadi Bapa yang diperdamaikan
dengan keduanya. Takhta kasih karunia didirikan bagi kita untuk
kita hampiri, dan kebebasan untuk mendekat kepada takhta itu
diberikan kepada kita. Jalan kita diberikan melalui Roh Kudus.
Kristus membeli bagi kita izin untuk datang kepada Allah, sedang-
kan Roh memberi kita hati yang rindu untuk datang dan kekuat-
an untuk datang, bahkan memberikan kasih karunia agar kita
dapat melayani Allah dalam perkenan-Nya. Perhatikan, kita men-
dekat kepada Allah, melalui Yesus Kristus, dengan pertolongan
Roh Kudus. sesudah jemaat Efesus diubahkan, dan memiliki kebe-
basan begitu rupa untuk menghampiri Allah, seperti halnya orang
Yahudi, dan yang diberikan oleh Roh yang sama, mereka diberi
tahu oleh Rasul Paulus, demikianlah kamu bukan lagi orang asing
dan pendatang (ay. 19). Ini disebutkannya untuk mempertentang-
kan apa yang dikatakannya mengenai mereka saat mereka
masih kafir, bahwa sekarang mereka bukan lagi tidak termasuk
kewargaan Israel, dan tidak lagi seperti yang cenderung dikatakan
oleh orang Yahudi mengenai semua bangsa di bumi selain mereka
sendiri (yaitu, bahwa mereka adalah orang asing di hadapan
Allah), melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan
anggota-anggota keluarga Allah, maksudnya, anggota jemaat Kris-
tus, dan berhak menerima semua keistimewaan sebagai jemaat
Kristus. Perhatikan, di sini jemaat diibaratkan sebagai sebuah
kota, dan setiap orang berdosa yang diubahkan bebas untuk ting-
gal di kota itu. Jemaat juga diibaratkan sebagai sebuah rumah,
dan setiap orang berdosa yang diubahkan menjadi penghuni
rumah itu, menjadi anggota keluarga, hamba dan anak di dalam
rumah Allah. Di ayat 20, jemaat diumpamakan sebagai sebuah
bangunan. Para rasul dan nabi adalah dasar dari bangunan itu.
Mereka disebut demikian dalam pengertian sampingan, sebab
Kristus sendirilah yang merupakan dasar yang utama. Namun
lebih baik kita menafsirkannya sebagai ajaran yang disampaikan
oleh para nabi Perjanjian Lama dan para rasul Perjanjian Baru.
Kelanjutan dari pernyataan ini adalah, dengan Kristus Yesus se-
bagai batu penjuru. Di dalam Dia, baik orang Yahudi maupun
orang bukan Yahudi bertemu, dan menjadi satu jemaat, dan Kris-
Surat Efesus 2:14-22
161
tus menopang bangunan itu dengan kekuatan-Nya. Di dalam Dia
tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, dst. (ay. 21). Semua
orang percaya, yang membentuk seluruh bangunan itu, sebab
dipersatukan kepada Kristus melalui iman, dan dipersatukan di
antara mereka sendiri melalui kasih Kristen, menjadi bait Allah
yang kudus, menjadi kumpulan yang suci, di mana di dalamnya
ada banyak persekutuan antara Allah dan umat-Nya. Seperti di
dalam Bait Suci, mereka menyembah dan melayani Dia, sedang-
kan Ia menampakkan diri-Nya kepada mereka. Mereka memper-
sembahkan korban rohani kepada Allah, dan Ia mencurahkan
berkat dan perkenan-Nya kepada mereka. sebab itu, bangunan
ini, berdasar sifatnya, adalah sebuah bait, bait yang kudus.
sebab jemaat merupakan tempat di mana Allah telah memilih
untuk menaruh nama-Nya, dan jemaat menjadi bait yang seperti
itu oleh kasih karunia dan kekuatan yang diturunkan dari-Nya
sendiri di dalam Tuhan. sebab dibangun di atas Kristus sebagai
batu fondasinya, dan dipersatukan di dalam Kristus sebagai batu
penjurunya, pada akhirnya jemaat secara keseluruhan akan di-
permuliakan di dalam Dia sebagai batu penutup: Di dalam Dia
kamu juga turut dibangunkan, dst. (ay. 22). Perhatikan, bukan
hanya jemaat secara keseluruhan yang disebut sebagai bait Allah,
namun juga jemaat yang berdiri sendiri. Dan bahkan setiap orang
percaya yang sejati adalah bait Allah yang hidup, menjadi tempat
kediaman Allah, di dalam Roh. Sekarang Allah berdiam di dalam
diri setiap orang percaya, sebab mereka telah menjadi bait Allah
melalui pekerjaan Roh yang mulia. Sekarang Dia tinggal di dalam
mereka, supaya ini menjadi jaminan bahwa mereka tinggal ber-
sama dengan Dia sampai pada kekekalan.
PASAL 3
Pasal ini terdiri dari dua bagian,
I. Mengenai penuturan Paulus kepada jemaat Efesus perihal
dirinya sendiri, saat dia diangkat oleh Allah menjadi rasul
bagi kaum bukan Yahudi (ay. 1-13).
II. Mengenai doanya yang saleh dan penuh kasih sayang yang ia
panjatkan kepada Allah bagi jemaat Efesus (ay. 14-21).
Dapat kita amati bahwa sepertinya sudah menjadi kebiasaan
Rasul Paulus untuk menggabungkan arahan dan nasihatnya dengan
doa syafaat dan doa kepada Allah bagi orang-orang yang dikiriminya
surat, sebab dia tahu betul bahwa semua arahan dan pengajarannya
akan sia-sia belaka, kecuali jika Allah turun tangan dan menjadikan
semuanya itu bermanfaat. Ini merupakan contoh yang harus ditela-
dani oleh semua pelayan Kristus, yaitu berdoa dengan sungguh-
sungguh supaya pekerjaan Roh ilahi yang ampuh selalu menyertai
pelayanan mereka dan memahkotai mereka dengan keberhasilan.
Penderitaan Paulus;
Pengangkatan Paulus sebagai Rasul;
Jerih Payah Paulus sebagai Rasul
(3:1-13)
1 Itulah sebabnya aku ini, Paulus, orang yang dipenjarakan sebab Kristus
Yesus untuk kamu orang-orang yang tidak mengenal Allah 2 memang kamu
telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah, yang
dipercayakan kepadaku sebab kamu, 3 yaitu bagaimana rahasianya dinyata-
kan kepadaku dengan wahyu, seperti yang telah kutulis di atas dengan
singkat. 4 jika kamu membacanya, kamu dapat mengetahui dari padanya
pengertianku akan rahasia Kristus, 5 yang pada zaman angkatan-angkatan
dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak manusia, namun yang sekarang
dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus,
164
6 yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, sebab Berita Injil, turut menjadi
ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang
diberikan dalam Kristus Yesus. 7 Dari Injil itu aku telah menjadi pelayannya
menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku
sesuai dengan pengerjaan kuasa-Nya. 8 Kepadaku, yang paling hina di antara
segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberi-
takan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak ter-
duga itu, 9 dan untuk menyatakan apa isinya tugas penyelenggaraan rahasia
yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah, yang menciptakan segala
sesuatu, 10 supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hik-
mat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga,
11 sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakan-Nya dalam Kristus
Yesus, Tuhan kita. 12 Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk
kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepada-Nya. 13
Sebab itu aku minta kepadamu, supaya kamu jangan tawar hati melihat
kesesakanku sebab kamu, sebab kesesakanku itu adalah kemuliaanmu.
Di sini kita mendapati penuturan Paulus kepada jemaat Efesus me-
ngenai dirinya sendiri, bahwa dia diangkat Allah menjadi rasul bagi
kaum bukan Yahudi.
I. Kita dapat mengamati bahwa dia memberi tahu mereka mengenai
kesesakan dan penderitaan yang dia hadapi oleh sebab jabatan
itu (ay. 1). Anak kalimat pertama mengacu pada pasal sebelum-
nya, dan dapat diartikan dengan salah satu dari dua cara berikut:
1. Itulah sebabnya, yaitu bahwa akibat memberitakan pengajar-
an yang terkandung dalam pasal sebelumnya, dan mengukuh-
kan bahwa hak-hak istimewa besar Injil tidak hanya diperun-
tukkan bagi kaum Yahudi, namun juga bagi kaum bukan
Yahudi yang percaya, meskipun mereka tidak disunat. Oleh
sebab itulah kini aku dipenjarakan, namun sebagai orang yang
dipenjarakan sebab Yesus Kristus, sebab aku menderita da-
lam perkara-Nya dan bagi kepentingan-Nya, dan terus menjadi
hamba-Nya yang setia dan menikmati perlindungan dan peme-
liharaan istimewa-Nya, sementara aku menderita demikian
bagi-Nya. Perhatikanlah, para hamba Kristus, jika mereka di-
penjarakan, menjadi tawanan-Nya, dan Dia tidaklah membenci
tawanan-Nya. Dia tidak pernah berpikir buruk tentang mereka
sebab pandangan buruk dunia mengenai mereka atau perla-
kuan jahat yang mereka terima. Paulus melekat kepada Kris-
tus, dan Kristus mengakuinya saat dia dipenjarakan. Untuk
kamu orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kaum Yahudi
menganiaya dan memenjarakannya sebab dia merupakan
rasul bagi kaum bukan Yahudi dan memberitakan Injil kepada
Surat Efesus 3:1-13
165
mereka. Dari sini kita dapat belajar bahwa para hamba Kristus
yang setia wajib menyebarkan kebenaran-Nya yang sakral,
sekalipun hal itu tidaklah menyenangkan bagi sebagian orang,
dan apa pun derita yang harus mereka tanggung sebab
berbuat demikian. Atau,
2. Kata-kata itu dapat juga diartikan: Itulah sebabnya, yaitu oleh
sebab kamu bukan lagi orang asing dan pendatang (2:19),
melainkan dipersatukan dengan Kristus dan diterima ke dalam
persekutuan dengan jemaat-Nya, aku ini, Paulus, orang yang
dipenjarakan sebab Kristus Yesus, berdoa supaya kamu di-
mampukan untuk berperilaku sebagaimana orang-orang yang
dikasihi Allah dan menerima bagian dari hak istimewa itu.
Untuk tujuan inilah kita mendapatinya mengungkapkan pera-
saannya di ayat 14, saat dia meneruskan pokok pembicara-
an yang telah dimulainya di ayat pertama, sesudah menyelip-
kan beberapa ayat lain yang sedikit menyimpang dari pokok
utama tadi. Perhatikanlah, orang-orang yang sudah menerima
karunia dan tanda-tanda perkenanan dari Allah tetap perlu
berdoa, supaya mereka terus memperbaiki diri dan maju, serta
terus bertindak seperti selayaknya. Jadi, dengan mencermati
bagaimana Paulus sungguh-sungguh berdoa kepada Allah bagi
jemaat Efesus, saat dia ada dalam penjara, kita harus bela-
jar bahwa hendaknya tidak ada satu pun kesesakan yang
membuat kita begitu mengasihani diri sendiri sampai-sampai
mengabaikan kebutuhan orang lain dalam permohonan kita
kepada Allah. Sekali lagi Paulus berbicara mengenai kesesak-
an-kesesakannya: Sebab itu aku minta kepadamu, supaya
kamu jangan tawar hati melihat kesesakanku sebab kamu,
sebab kesesakanku itu adalah kemuliaanmu, (ay. 13). saat
dia ada di penjara, dia sangat menderita di sana. Akan namun ,
sekalipun dia menderita oleh sebab mereka, dia tidak ingin
menawarkan hati mereka, sebab dia melihat bahwa Allah telah
melakukan banyak hal besar bagi mereka melalui pelayanan-
nya. Betapa besar kepeduliannya terhadap jemaat di Efesus
ini! Rasul Paulus tampaknya lebih khawatir bahwa mereka
akan menjadi tawar hati sebab kesesakannya, melebihi kepri-
hatinannya mengenai penderitaannya sendiri. Untuk mence-
gah hal itu, dia pun mengatakan bahwa kesesakannya adalah
kemuliaan mereka dan tidak patut membuat mereka tawar
166
hati, jika saja mereka benar-benar mencermati intinya, yaitu
bahwa mereka memiliki alasan untuk bermegah dan bersuka-
cita. Sebab, hal ini terbukti merupakan penghormatan yang
besar dari Allah untuk mereka, yaitu bahwa Dia bukan saja
mengutus para rasul-Nya untuk memberitakan Injil kepada
mereka, namun juga bahkan untuk menderita bagi mereka dan
untuk meneguhkan kebenaran yang mereka sampaikan mela-
lui penganiayaan yang mereka derita. Perhatikanlah, bukan
hanya para hamba Kristus yang setia saja yang memiliki
alasan istimewa untuk bersukacita dan bermegah saat
mereka menderita sebab memajukan Injil, melainkan para
jemaat mereka juga.
II. Rasul Paulus memberi tahu mereka mengenai bagaimana Allah
telah menetapkan dia bagi jabatan itu, dan bagaimana ia dilayak-
kan dan diperlengkapi untuk tugas tersebut melalui pewahyuan
istimewa yang dinyatakan Allah bagi dia.
1. Allah menunjuknya ke dalam jabatan itu: memang kamu telah
mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah,
yang dipercayakan kepadaku sebab kamu (ay. 2). Mereka pas-
tinya telah mendengar hal itu, sebab itulah dia tidak memiliki
sedikit pun keraguan saat membicarakannya. Eige terkadang
merupakan sebuah kata penegas, sehingga kita bisa juga
mengartikannya, oleh sebab kamu telah mendengar, dst. Di
sini dia menyebut Injil sebagai kasih karunia Allah (sebagai-
mana di bagian-bagian lainnya), sebab Injil merupakan pem-
berian kasih karunia ilahi bagi manusia berdosa, dan segala
jalinan penuh karunia yang dibuatnya beserta kabar baik yang
dikandungnya, berasal dari kasih karunia Allah yang melim-
pah. Injil juga merupakan alat dahsyat dalam genggaman ta-
ngan Roh, yang dipakai Allah untuk mengerjakan kasih karu-
nia dalam jiwa-jiwa manusia. Paulus membicarakan tentang
tugas penyelenggaraan kasih karunia yang diberikan kepada-
nya ini, yaitu bahwa dia diberi wewenang dan diutus oleh
Allah untuk menyelenggarakan pengajaran Injil, terutama un-
tuk melayani orang-orang bukan-Yahudi: sebab kamu. Sekali
lagi, dengan menyinggung-nyinggung mengenai Injil, dia ber-
kata, dari Injil itu aku telah menjadi pelayannya, dst. (ay. 7).
Sekali lagi, di sini pun dia menegaskan wewenangnya. Dia
Surat Efesus 3:1-13
167
telah dijadikan pelayan, dia tidak menjadikan dirinya sendiri
demikian, dia tidak mengambil kehormatan itu sendiri bagi
dirinya. Juga, dia dijadikan pelayan menurut pemberian kasih
karunia Allah, yang dianugerahkan kepadanya. Allah memper-
lengkapi dan mempersiapkannya bagi pekerjaan-Nya. Dan, da-
lam melaksanakan pekerjaan itu, Allah membantunya dengan
memberinya semua talenta dan karunia yang diperlukan, baik
yang biasa maupun yang luar biasa, dan semuanya itu sesuai
dengan pengerjaan kuasa-Nya, terutama dalam dirinya, dan
juga dalam diri banyak orang lain yang diinjilinya. Dengan sa-
rana inilah jerih payahnya di antara mereka memperoleh ke-
berhasilan. Perhatikanlah, saat Allah memanggil orang, Ia
melengkapi mereka untuk itu, dan Ia melakukannya dengan
kuasa yang dahsyat. Pengerjaan kuasa ilahi mengiringi pem-
berian karunia ilahi.
2. Sebagaimana Allah telah mengangkatnya untuk jabatan itu,
demikian pula Ia memperlengkapinya untuk memenuhi syarat
bagi jabatan itu, melalui suatu pewahyuan istimewa yang
dinyatakan-Nya kepada dia. Paulus menyebutkan misteri yang
dinyatakan kepadanya maupun pewahyuan mengenainya.
(1) Misteri yang dinyatakan itu adalah bahwa orang-orang bu-
kan Yahudi, sebab Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris
dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang
diberikan dalam Kristus Yesus (ay. 6). Artinya, mereka akan
turut menjadi ahli-ahli waris dari warisan sorgawi bersama
dengan orang-orang Yahudi yang percaya, dan bahwa me-
reka akan menjadi anggota dari tubuh rohani yang sama,
diterima dalam jemaat Kristus, dan mendapat bagian da-
lam janji-janji Injil, sebagaimana orang-orang Yahudi, ter-
utama dalam janji agung mengenai Roh. Semuanya ini ter-
jadi dalam Kristus, melalui penyatuan dengan Kristus,
dalam siapa seluruh janji adalah ya dan amin. Dan juga ka-
rena Berita Injil, artinya, dalam masa Injil, sebagaimana be-
berapa orang mengartikannya. Atau, sebab Injil yang diberi-
takan kepada mereka, yang merupakan alat dan sarana
besar yang dipakai Allah untuk mengerjakan iman di dalam
Kristus, sebagaimana diartikan beberapa orang lainnya. Ini
merupakan kebenaran besar yang dinyatakan kepada para
rasul, yaitu bahwa Allah hendak memanggil semua umat
168
bukan Yahudi ke dalam keselamatan melalui iman di dalam
Kristus, dan semua itu tanpa pekerjaan hukum Taurat.
(2) Mengenai pewahyuan kebenaran inilah dia berbicara (ay. 3-
5). Di sini kita dapat mencermati bahwa penyatuan bangsa
Yahudi dengan bukan Yahudi dalam gereja Injil merupakan
sebuah rahasia, rahasia yang amat besar, yang dirancang
oleh hikmat Allah sebelum dunia dijadikan, namun yang
tidak sepenuhnya dapat dimengerti selama berabad-abad,
sampai nubuatan-nubuatan mengenainya digenapi. Hal ini
disebut misteri atau rahasia, sebab beberapa keadaan dan
keistimewaannya (misalnya waktu, cara, dan sarana pe-
nyelenggaraannya) disembunyikan dan terselubung dalam
hati Allah, sampai rahasia itu dinyatakan dengan wahyu
langsung kepada hambanya itu (lihat Kis. 26:16-18). Dan
rahasia itu disebut rahasia Kristus, sebab Dia-lah yang
mengungkapkannya (Gal. 1:12), dan sebab rahasia itu
begitu terkait dengan-Nya. Mengenai hal ini, Rasul Paulus
sudah menyinggungnya di atas, atau sedikit sebelum itu,
yaitu di pasal-pasal sebelumnya. jika kamu membaca-
nya, atau, seperti yang juga bisa ditafsirkan, dan disimak
(memang tidak cukup bila kita hanya membaca Kitab Suci
tanpa menyimaknya dan merenungkannya dengan sung-
guh-sungguh dan mengindahkan apa yang kita baca itu),
kamu dapat mengetahui dari padanya pengertianku akan
rahasia Kristus. Dengan cara itu mereka dapat mengerti
bagaimana Allah telah melayakkan dan memperlengkapi-
nya untuk menjadi seorang rasul bagi orang-orang bukan
Yahudi, yang bagi mereka mungkin merupakan tanda bukti
wewenang ilahinya. Rahasia ini, katanya, pada zaman ang-
katan-angkatan dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak
manusia, namun yang sekarang dinyatakan di dalam Roh
kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus (ay. 5).
Artinya, Rahasia itu tidak sepenuhnya dibukakan dengan
jelas pada zaman sebelum Kristus seperti yang kini dinya-
takan kepada para nabi di angkatan ini, nabi-nabi Perjanji-
an Baru, yang diilhami dan diajar langsung oleh Roh. Ma-
rilah kita cermati, bahwa pertobatan bangsa bukan Yahudi
ke dalam iman pada Kristus merupakan rahasia yang sa-
ngat indah, dan kita harus memuji Allah sebab nya. Bisa
Surat Efesus 3:1-13
169
kita bayangkan orang-orang yang telah begitu lama ada da-
lam kegelapan, dan begitu jauh, kemudian diterangi de-
ngan cahaya yang menakjubkan dan ditarik mendekat.
Maka dari itu, hendaklah kita belajar untuk tidak berputus
asa menghadapi yang terburuk, atau orang-orang yang
terjahat, dan bangsa-bangsa yang terbebal. Tidak ada yang
terlalu sulit untuk dilakukan oleh kasih karunia ilahi: tak
ada satu pun yang dianggap tidak layak ditawari kasih ka-
runia Allah yang besar. Dan betapa besarnya kepentingan
kita dalam perkara ini, bukan hanya sebab kita hidup di
zaman saat rahasia itu dinyatakan, namun terutama kare-
na kita merupakan bagian dari bangsa-bangsa yang dulu-
nya merupakan orang asing dan hidup dalam penyembah-
an berhala yang menjijikkan. Akan namun , kini kita dite-
rangi dengan Injil yang kekal dan mengambil bagian dalam
janji-janjinya!
III. Rasul Paulus memberi tahu mereka bagaimana dia dipekerjakan
dalam jabatan ini, yang berkaitan dengan orang-orang bukan Ya-
hudi dan seluruh manusia.
1. Berkaitan dengan orang-orang bukan Yahudi, dia memberita-
kan kepada mereka kekayaan Kristus yang tidak terduga itu
(ay. 8). Perhatikanlah dalam ayat ini betapa dengan penuh ke-
rendahan hati ia berbicara mengenai dirinya, dan betapa ia me-
ninggikan Yesus Kristus saat berbicara mengenai diri-Nya.
(1) Betapa dengan kerendahan hati ia berbicara mengenai
dirinya: Aku yang paling hina di antara segala orang kudus.
Rasul Paulus, yang merupakan pemimpin para rasul,
menyebut dirinya yang paling hina dari segala orang kudus.
Maksudnya adalah sebab dulu dia merupakan penganiaya
pengikut Kristus. Dalam penilaiannya mengenai dirinya
sendiri, dia adalah yang terkecil. Apa lagi yang lebih hina
dari yang paling hina? Untuk menempatkan dirinya seren-
dah mungkin, dia pun menyebut dirinya sehina mungkin.
Perhatikanlah, orang-orang yang diangkat Allah dalam pe-
kerjaan terhormat, dijadikannya rendah dan hina dalam
pengertian mereka sendiri. Dan, saat Allah mengarunia-
kan kasih karunianya kepada yang rendah hati, maka
170
dicurahkan-Nya pula segala kasih karunia yang lain. Anda
mungkin juga bisa mencermati betapa berbedanya cara Ra-
sul Paulus membicarakan dirinya sendiri dan jabatannya.
Sementara dia meninggikan jabatannya, dia malah meren-
dahkan dirinya sendiri. Amatilah, seorang pelayan setia
Kristus bisa sangat rendah hati dan menganggap dirinya
hina sementara ia menganggap tinggi dan membicarakan
jabatannya yang suci dengan penuh hormat.
(2) Betapa penuh hormatnya dia membicarakan tentang Yesus
Kristus: kekayaan Kristus yang tidak terduga itu. Ada harta
besar berupa belas kasihan, kasih karunia, dan kasih, yang
tersimpan dalam diri Kristus Yesus, dan itu bagi bangsa
Yahudi maupun bukan Yahudi. Atau, kekayaan Injil yang
disebutkan di sini sebagai kekayaan Kristus ialah kekayaan
yang dibelikan atau ditebus oleh Kristus dan diberikannya
kepada semua orang percaya. Kekayaan itu tidak terduga
dan tidak ada habis-habisnya. Hikmat manusia tidak akan
mampu menyelaminya, dan manusia tidak bisa menying-
kapnya selain dengan pewahyuan. Nah, tugas dan kewajib-
an Rasul Paulus adalah untuk memberitakan kepada
orang-orang bukan Yahudi tentang kekayaan Kristus yang
tidak terduga ini. Dan hal ini merupakan suatu kebaikan
yang amat dihargainya dan dianggapnya sebagai kehormat-
an besar: Kepadaku telah dianugerahkan kasih karunia ini.
Kebaikan istimewa ini telah dianugerahkan Allah kepada
makhluk yang hina seperti aku ini. Dan ini merupakan
kebaikan yang tak terhingga bagi bangsa bukan Yahudi,
bahwa kepada mereka diberitakan kekayaan Kristus yang
tidak terduga. Meski banyak orang tetap miskin dan tidak
diperkaya akan kekayaan ini, namun tetap merupakan
sebuah kebaikan bahwa hal itu diberitakan di antara kita,
ditawarkan kepada kita. Dan jika kita tidak diperkaya
sebab nya, itu merupakan kesalahan kita sendiri.
2. Berkaitan dengan segenap manusia (ay. 9). Pekerjaan dan ke-
wajibannya ialah untuk menyatakan (untuk mengumandang-
kan dan memberitahukan kepada seisi dunia) apa isinya tugas
penyelenggaraan rahasia (yaitu orang-orang bukan Yahudi
yang sampai saat itu terasing dari jemaat, akan dipersatukan
ke dalamnya) yang telah berabad-abad tersembunyi dalam
Surat Efesus 3:1-13
171
Allah (dirahasiakan seturut dengan maksud-Nya), yang men-
ciptakan segala sesuatu melalui Yesus Kristus, sebagaimana
tercantum dalam Yohanes 1:3, Segala sesuatu dijadikan oleh
Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari
segala yang telah dijadikan. Oleh sebab itu, tidaklah meng-
herankan jika Dia menyelamatkan baik bangsa Yahudi mau-
pun bangsa bukan Yahudi, sebab Dia adalah pencipta kedua-
nya. Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa Dia
sanggup menyelenggarakan tugas penebusan mereka, dengan
melihat bahwa Dia juga sanggup menunaikan tugas besar pen-
ciptaan. Memang benar bahwa baik penciptaan pertama, keti-
ka Allah menciptakan segalanya menjadi ada, maupun pencip-
taan baru, saat para pendosa dijadikan ciptaan baru melalui
kasih karunia pertobatan, merupakan perbuatan Allah melalui
Yesus Kristus. Rasul Paulus menambahkan, supaya sekarang
oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada
pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga (ay.
10). Inilah salah satu maksud Allah dalam menyatakan raha-
sia ini, yaitu agar para malaikat terang, yang memiliki hak isti-
mewa mengatur pemerintah-pemerintah dan penguasa-pe-
nguasa dunia, dan yang dianugerahi kuasa besar untuk
melaksanakan kehendak Allah di bumi ini (meskipun tempat
tinggal mereka adalah di sorga) dapat mengetahui, melalui apa
yang terjadi dalam jemaat, apa yang telah dilakukan di dalam
dan olehnya, pelbagai ragam hikmat Allah. Artinya, bermacam-
macam cara Allah menyelenggarakan banyak hal dengan hik-
mat-Nya, atau mengenai hikmat-Nya yang dinyatakan dalam
banyak cara dan metode yang dipakai-Nya dalam mengatur
jemaat-Nya di beberapa zaman, dan terutama dalam menerima
kaum bukan Yahudi ke dalamnya. Malaikat-malaikat suci ini,
yang menyelidiki rahasia penebusan Kristus, pastinya mem-
perhatikan bagian dari rahasia ini, yaitu kekayaan Kristus
yang tak terduga ini yang dikabarkan di antara bangsa bukan
Yahudi. Dan hal ini sesuai dengan maksud abadi, yang telah
dilaksanakan-Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (ay. 11).
Beberapa orang menerjemahkan kata-kata kata prothesin tōn
aiōnōn sebagai Sesuai dengan maksud terdahulu yang
ditetapkan-Nya bagi segala zaman, dst. Begitulah penafsiran
Dr. Whitby dan kawan-kawan. Pada zaman mula-mula, kata
172
Dr. Whitby, hikmat-Nya menganggap layak untuk menjanji-
kan seorang Penyelamat bagi Adam yang telah jatuh. Di zaman
kedua, untuk melambangkan dan mewakili-Nya di hadapan
bangsa Yahudi melalui orang-orang, ibadah, dan korban yang
kudus. Dan, pada zaman Mesias atau zaman terakhir, untuk
menyatakan diri-Nya kepada bangsa Yahudi dan memberita-
kan tentang diri-Nya kepada kaum bukan Yahudi. Ada juga
yang mengartikannya, sesuai dengan terjemahan kami, seba-
gai tujuan kekal yang dimaksudkan Allah untuk dilakukan di
dalam dan melalui Yesus Kristus, yaitu keseluruhan perbuat-
an-Nya dalam perkara besar penebusan manusia sesuai de-
ngan keputusan abadi-Nya mengenai hal itu. sesudah menye-
butkan Tuhan kita Yesus Kristus, Rasul Paulus menambahkan
mengenai dia, Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan
masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita
kepada-Nya (ay. 12). Artinya, Oleh (atau melalui) Dia kita me-
miliki kebebasan untuk membuka pikiran kita dengan leluasa
kepada Allah, seperti kepada seorang Bapa, dan dengan keya-
kinan teguh bahwa kita akan didengarkan dan diterima oleh-
Nya. Dan semuanya ini adalah dengan melalui iman kita ke-
pada-Nya, sebagai Pengantara dan Penasihat Agung kita. Kita
bisa datang dengan keberanian dan kerendahan hati untuk
mendengar dari Allah, yakin bahwa kengerian kutuk telah
dicabut, dan kita dapat mengharapkan kabar baik yang meng-
hiburkan hati dari-Nya. Kita bisa memiliki jalan masuk untuk
berbicara kepada Allah dengan penuh keyakinan, sebab kita
tahu bahwa kita memiliki seorang Pengantara antara Allah dan
kita, dan seorang Pembela yang Agung di hadapan Bapa.
Doa Rasul Paulus
(3:14-21)
14 Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa, 15 yang dari pada-Nya semua
turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya. 16 Aku
berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan me-
neguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, 17 sehingga oleh imanmu
Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam
kasih. 18 Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang ku-
dus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan
dalamnya kasih Kristus, 19 dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia me-
lampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam
Surat Efesus 3:14-21
173
seluruh kepenuhan Allah. 20 Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih
banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari
kuasa yang bekerja di dalam kita, 21 bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat
dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin.
Kini kita sampai di bagian kedua pasal ini, yang memuat doa Paulus
yang penuh kesalehan dan kasih sayang kepada Allah bagi jemaat
Efesus yang dikasihinya. Itulah sebabnya. Ungkapan ini bisa saja
merujuk ke ayat sebelumnya, supaya kamu jangan tawar hati, dst.,
atau lebih tepat lagi, di sini Rasul Paulus melanjutkan apa yang telah
dimulainya di ayat pertama, sebab sesudah itu ia teralihkan oleh hal-
hal lainnya. Perhatikanlah,
I. Kepada siapa ia berdoa, yaitu kepada Allah, sebagai Bapa Tuhan
kita Yesus Kristus, yang mengenai ini lihat pasal 1:3.
II. Sikap tubuhnya dalam doa, yang merendahkan diri dan penuh
hormat: Aku sujud. Perhatikan, saat kita mendekatkan diri
kepada Allah, kita harus menghormati-Nya di dalam hati kita dan
mengungkapkan rasa hormat itu melalui perilaku dan sikap
tubuh yang paling layak. Di sini, sesudah menyebut-nyebut Kris-
tus, dia tidak bisa melewatkan kesempatan untuk mengungkap-
kan pujian penuh kasihnya (ay. 15). Seluruh jemaat bergantung
kepada Tuhan Yesus Kristus: yang dari pada-Nya semua turunan
yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya. Umat
Yahudi terbiasa menyombongkan Abraham sebagai bapa mereka,
namun kini umat Yahudi dan bukan Yahudi keduanya memperoleh
namanya dari Kristus (begitulah yang diartikan beberapa orang),
sementara yang lainnya mengartikannya sebagai para orang
kudus di sorga, yang mengenakan mahkota kemuliaan, dan para
orang kudus di dunia ini, yang meneruskan pekerjaan kasih
karunia di sini. Keduanya membentuk sebuah keluarga, sebuah
rumah tangga, dan dari-Nyalah mereka dinamakan Kristen, sebab
mereka memang mengakui ketergantungan dan hubungan mere-
ka dengan Kristus.
III. Apa yang dimintakan Rasul Paulus dari Allah bagi kawan-kawan-
nya ini, yaitu berkat-berkat rohani, yang merupakan berkat ter-
baik, dan yang harus sungguh-sungguh dicari dan didoakan oleh
setiap dari kita, baik bagi kita sendiri maupun bagi kawan-kawan
kita.
174
1. Kekuatan rohani bagi pekerjaan dan tugas yang untuknya me-
reka dipanggil dan yang mereka kerjakan: supaya Ia, menurut
kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan, dst. Batin manusia
adalah hati atau jiwa. Dikuatkan dan diteguhkan berarti diper-
kokoh lebih-lebih lagi daripada keadaan mereka saat itu. Su-
paya dikaruniai dengan kasih karunia yang melimpah dan ber-
bagai kecakapan rohani untuk menunaikan tugas mereka,
menahan godaan, menanggung penganiayaan, dst. Dan Rasul
Paulus berdoa supaya hal itu terjadi menurut kekayaan kemu-
liaan-Nya, atau menurut kekayaan-Nya yang mulia, sesuai
dengan kelimpahan kasih karunia, belas kasihan, dan kuasa,
yang ada di dalam Allah dan merupakan kemuliaan-Nya. Dan
semuanya ini terjadi oleh Roh-Nya, yang mengerjakan lang-
sung kasih karunia di dalam jiwa-jiwa umat Allah. Perhatikan-
lah dari hal-hal ini, bahwa kekuatan dari Roh Allah dalam
batin manusia adalah kekuatan yang terbaik dan yang paling
diinginkan, kekuatan dalam jiwa, kekuatan dalam iman dan
kasih karunia lainnya. Kekuatan itu juga merupakan kekuat-
an untuk melayani Allah dan melaksanakan tugas kita, serta
untuk bertekun dalam cara hidup kristiani kita dengan kete-
guhan dan sukacita. Lalu, marilah kita cermati lebih lanjut
bahwa sebagaimana pekerjaan kasih karunia telah dimulai,
maka pekerjaan itu juga terus dilanjutkan dan dilaksanakan
oleh Roh Allah yang terberkati.
2. Supaya Kristus diam dalam hati mereka (ay. 17). Kristus dika-
takan berdiam dalam umat-Nya, dan Dia selalu ada bersama
mereka melalui campur tangan dan karya-Nya yang penuh
kasih karunia. Perhatikanlah, memiliki Kristus yang diam da-
lam hati kita amatlah menyenangkan, dan jika hukum Kristus
memang terukir di sana dan kasih Kristus melimpah di sana,
maka berarti Kristus berdiam di sana. Kristus adalah peng-
huni jiwa setiap orang Kristen yang saleh. Di mana Roh-Nya
tinggal, di sanalah Dia pun tinggal. Dan Dia berdiam di hati
manusia melalui iman, melalui penerapan iman yang terus-
menerus terhadap Dia. Iman membuka pintu jiwa untuk dapat
menerima Kristus. Iman menyambut-Nya dan berserah pada-
Nya. Melalui iman, kita dipersatukan dengan Kristus dan me-
miliki kepentingan di dalam-Nya.
Surat Efesus 3:14-21
175
3. Pembaharuan kasih sayang yang saleh dalam jiwa: Sehingga
kamu berakar serta berdasar di dalam kasih, diteguhkan da-
lam kasihmu terhadap Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus,
dan terhadap seluruh orang kudus, yang dikasihi oleh Tuhan
kita Yesus Kristus. Banyak orang mengasihi Allah dan para
pelayan-Nya, namun dengan kasih yang seperti kilat, seperti
suara gemerisik duri-duri tanaman di bawah pot, bunyinya
nyaring namun segera hilang. Kita harus benar-benar meng-
inginkan supaya kasih sayang tertanam dalam diri kita, se-
hingga kita berakar dan berdasar dalam kasih. Beberapa orang
memahaminya sebagai keadaan di mana mereka mantap
merasakan kasih Allah terhadap mereka, yang akan mengo-
barkan kasih suci mereka kepada-Nya dan terhadap satu
sama lain. Betapa menyenangkannya memiliki perasaan man-
tap mengenai kasih Allah dan Kristus terhadap jiwa kita, se-
hingga kita dapat berkata bersama-sama Rasul Paulus setiap
waktu, Dia mengasihiku! Nah, cara terbaik untuk memperta-
hankannya adalah dengan berhati-hati menjaga kasih yang
menyala-nyala terhadap Allah dalam jiwa kita. Ini akan men-
jadi bukti kasih Allah kepada kita. Kita mengasihi, sebab
Allah lebih dahulu mengasihi kita. Untuk tujuan ini Paulus
berdoa,
4. Supaya mereka mengenal kasih Yesus Kristus. Semakin dalam
pengenalan kita mengenai kasih Kristus terhadap kita, maka
semakin dalam pula kasih yang kita limpahkan bagi-Nya dan
bagi orang-orang milik-Nya, demi kepentingan-Nya: supaya
kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat mema-
hami, dst (ay. 18-19), yaitu, lebih jelas untuk mengerti dan
teguh percaya kasih Kristus yang ajaib kepada umat-Nya, yang
juga sedikit banyak dimengerti dan dipercayai oleh para orang
kudus, dan akan lebih-lebih lagi dimengerti dan dipercayai
nantinya. Orang-orang Kristen tidak boleh berambisi mengerti
lebih banyak daripada segala orang kudus, namun berpuas diri
dengan apa yang dibukakan Allah kepada mereka sebagai-
mana yang biasa Ia lakukan terhadap orang-orang yang me-
ngasihi-Nya dan takut akan nama-Nya. Kita harus rindu un-
tuk mengerti bersama-sama dengan segala orang kudus, me-
ngetahui sama banyaknya seperti yang diperbolehkan kepada
para orang kudus di dunia ini. Kita harus bergiat untuk men-
176
dapatkan berkat-berkat rohani itu, namun janganlah berniat
untuk melebihi jabatan orang-orang kudus lain. Jelas terlihat
betapa Rasul Paulus begitu mengagungkan kasih Kristus.
Betapa hebatnya ukuran kasih penebusan itu: lebarnya, dan
panjangnya, dan dalamnya, dan tingginya. Dengan menyebut-
kan ukuran-ukuran ini, Rasul Paulus ingin menggambarkan
kebesaran kasih Kristus, kekayaan kasih-Nya yang tidak ter-
duga itu, yang tingginya seperti langit, dalamnya melebihi
dunia orang mati, lebih panjang dari pada bumi, dan lebih luas
dari pada samudera (Ayb. 11:8-9). Beberapa orang menggam-
barkan keistimewaan-keistimewaan tersebut demikian: luas-
nya bisa kita pahami sebagai jangkauannya ke segala zaman,
bangsa, dan kedudukan manusia. Panjangnya adalah keber-
langsungannya yang kekal. Dalamnya sampai mencapai ke-
adaan yang paling rendah, yang ditujukan untuk menyelamat-
kan orang-orang yang sudah terjerumus ke kedalaman dosa
dan sengsara. Tingginya adalah kesanggupan kasih itu untuk
mengangkat kita ke atas dan menganugerahi kita dengan ke-
bahagiaan dan kemuliaan sorgawi. Kita harus rindu untuk
memahami kasih ini, sebab sudah menjadi ciri seluruh orang
kudus untuk menerapkan kasih ini, sebab mereka semua
memiliki kepuasan dan iman dalam kasih Kristus: dan dapat
mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahu-
an (ay. 19). Jika kasih itu melampaui segala pengetahuan, ba-
gaimana kita bisa mengenalnya? Kita harus berdoa dan ber-
usaha mengenalnya, sekalipun usaha-usaha yang terbaik
tidak akan dapat membuat seorang pun mampu memahami-
nya secara penuh. Kasih itu, dengan segenap kepenuhannya,
melampaui segala pengetahuan. Meski kasih Kristus dapat
dirasakan dan dikenal oleh orang-orang Kristen lebih daripada
kaum awam, tetap saja kasih itu tidak dapat dipahami secara
penuh di bumi ini.
5. Paulus berdoa supaya mereka dipenuhi di dalam seluruh kepe-
nuhan Allah. Doa ini merupakan ungkapan yang sangat tinggi:
kita tidak boleh lancang memakainya jika saja kita tidak me-
nemukannya di Kitab Suci. Bunyinya mirip dengan ungkapan-
ungkapan lain, seperti mengambil bagian dalam kodrat ilahi,
dan menjadi sempurna seperti Bapa kita yang di sorga adalah
sempurna. Kita tidak boleh memahaminya sebagai kepenuhan
Surat Efesus 3:14-21
177
Allah dalam diri-Nya sendiri, melainkan kepenuhan-Nya seba-
gai Allah dalam perjanjian-Nya dengan kita, sebagai Allah bagi
umat-Nya. Kepenuhan seperti inilah yang hendak dianugerah-
kan Allah kepada siapa pun yang bersedia menerimanya seba-
nyak yang mereka bisa, disertai dengan segala talenta dan
kasih karunia yang dipandang-Nya perlu. Orang-orang yang
menerima kasih karunia demi kasih karunia dari kepenuhan
Kristus boleh dibilang sudah dipenuhi di dalam seluruh kepe-
nuhan Allah, berdasar kemampuan mereka, yang semua-
nya ditujukan supaya mereka dapat mencapai tingkat tertinggi
dari pengetahuan dan kenikmatan Allah, dan menjadi benar-
benar serupa dengan-Nya.
Rasul Paulus menutup pasal ini dengan doksologi (ay. 20-21). Me-
nutup doa-doa kita dengan puji-pujian adalah tindakan yang layak.
Juruselamat kita yang terberkati telah mengajari kita untuk berbuat
demikian. Perhatikanlah bagaimana Rasul Paulus menggambarkan
Allah, dan bagaimana dia menaikkan kemuliaan bagi-Nya. Dia meng-
gambarkan-Nya sebagai Allah yang dapat melakukan jauh lebih
banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan. Kepenuhan kasih
karunia dan belas kasihan Allah itu tidak ada habis-habisnya, tidak
dapat ditimba sampai kering oleh doa-doa segala orang kudus. Apa
pun yang kita minta, atau terpikir untuk meminta, Allah masih tetap
bisa melakukan lebih, jauh lebih lagi, dan jauh lebih dan lebih lagi
dengan melimpah. Buka mulutmu selebar mungkin, Dia tetap akan
memenuhinya. Perhatikanlah, saat berseru memohon kepada Allah
kita harus mendorong iman kita dengan mengingat-ingat kuasa-Nya
yang mahamencukupi dan dahsyat. Seperti yang ternyata dari kuasa
yang bekerja di dalam kita. Seolah-olah dia berkata, kita sudah
memiliki bukti kuasa Allah ini, yaitu dalam segala yang telah
dikerjakan-Nya di dalam dan bagi kita, sesudah menggerakkan kita
oleh kasih karunia-Nya dan mengembalikan kita kepada-Nya. Kuasa
yang masih bekerja bagi para orang kudus itu sesuai dengan kuasa
yang telah bekerja di dalam mereka. Di mana pun Allah mengarunia-
kan kepenuhan-Nya, Dia memberikannya supaya mereka mengalami
kuasa-Nya. sesudah menggambarkan Allah seperti itu, Rasul Paulus
lalu memanj