memeluk agama Kristen. Namun, di lain
pihak, dapat pula diamati bahwa dalam surat kerasulan ini tertulis
dengan jelas, kepada orang-orang kudus di Efesus (1:1), dan di bagian
penutupnya, Rasul Paulus memberi tahu orang-orang kudus tersebut
bahwa ia telah mengutus Tikhikus kepada mereka, yang dikatakan di
dalam surat 2 Timotius 4:12, bahwa ia telah mengutusnya ke Efesus.
Surat ini adalah sepucuk surat kerasulan yang ditulis dari dalam
penjara. Beberapa orang memperhatikan bahwa apa yang ditulis oleh
Rasul Paulus dari dalam penjara saat ia masih menjadi orang ta-
hanan ini mengandung perasaan senang dan sukacita dalam per-
kara-perkara Allah. saat kesesakannya bertambah-tambah, peng-
hiburannya pun lebih melimpah lagi. Dari situ kita dapat mengamati
bahwa cobaan-cobaan yang dialami umat Allah, dan khususnya oleh
B
128
para pelayan-Nya, sering kali malah mendatangkan kebaikan bagi
orang lain, di samping bagi kebaikan mereka sendiri. Tujuan Rasul
Paulus menulis surat ini adalah untuk membangun kehidupan
anggota jemaat di Efesus di dalam kebenaran, dan untuk itu, mem-
bawa mereka mengenal rahasia Injil lebih jauh. Di bagian awal surat
ini, ia menunjukkan hak istimewa agung yang dimiliki oleh para
anggota jemaat di Efesus, yaitu mereka yang di masa lampau adalah
penyembah-penyembah berhala, namun sekarang mereka telah me-
meluk Kekristenan dan diterima dalam kovenan bersama Allah. Hal
ini ia gambarkan dari sudut pandang keadaan kehidupan mereka
yang tercela sebelum pertobatan mereka (pasal 1-3). Di bagian ter-
akhir (yang dapat kita baca di dalam pasal keempat, kelima, dan ke-
enam), ia mengajarkan kewajiban-kewajiban utama beribadah, baik
yang sifatnya pribadi maupun keluarga. Ia juga menasihati dan me-
nyemangati mereka supaya menjalankan kewajiban-kewajiban itu
dengan setia. Zanchy (tokoh reformasi abad keenam belas dari Italia
pen.), mengamati bahwa di dalam surat ini kita memiliki sebuah ring-
kasan dari seluruh ajaran Kristen, serta dari hampir semua pokok-
pokok utama mengenai keilahian.
PASAL 1
Di dalam pasal ini kita membaca perihal,
I. Pengantar bagi seluruh surat kerasulan ini, yang umumnya
sama seperti pada surat-surat lainnya (ay. 1-2).
II. Ucapan syukur dan pujian Rasul Paulus kepada Allah atas
berkat-berkat-Nya yang tidak terhitung atas orang-orang
Efesus yang telah menjadi percaya (ay. 3-14).
III. Doa-doanya yang sungguh-sungguh kepada Allah untuk
kepentingan mereka (ay. 15-23).
Rasul yang agung ini sudah terbiasa berkelimpahan di dalam
doa dan ucapan syukur kepada Allah yang Mahakuasa, yang pada
umumnya ia atur dan ucapkan sedemikian rupa sehingga pada saat
yang sama juga membawa dan mengandung ajaran-ajaran Kekristen-
an yang agung dan penting, diikuti dengan perintah-perintah paling
mendalam bagi mereka yang membacanya dengan cermat dan sung-
guh-sungguh.
Pengantar
(1:1-2)
1 Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang-orang
kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus. 2 Kasih karunia
dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus
menyertai kamu.
Inilah,
1. Gelar yang digunakan oleh Rasul Paulus untuk dirinya sendiri,
gelar yang digunakan sebagai miliknya sendiri, yaitu Dari Paulus,
rasul Kristus Yesus, dst. Ia menganggap sebagai suatu kehormat-
an dapat dipakai oleh Kristus sebagai salah seorang utusan untuk
130
anak-anak manusia. Di dalam jemaat Kristen, para rasul adalah
pemimpin-pemimpin utama. Mereka menjadi pelayan-pelayan luar
biasa yang ditunjuk untuk satu masa saja. Mereka dilengkapi
dengan karunia-karunia luar biasa oleh Tuhan mereka yang
agung, dan ditambah dengan penyertaan Roh secara langsung,
supaya mereka cakap dalam memberitakan dan menyebarluaskan
Injil serta mampu memerintah jemaat yang masih dalam keadaan
seperti bayi. Begitu jugalah dengan Paulus saat itu. Ia dianu-
gerahi jabatan itu bukan oleh kehendak manusia, juga bukan oleh
campur tangannya sendiri, melainkan oleh kehendak Allah, yang
langsung dan jelas ditujukan kepada dia, langsung dipanggil (se-
perti halnya rasul-rasul lain) oleh Kristus sendiri untuk mengerja-
kan tugas itu. Setiap pelayan Kristus yang setia (walaupun pang-
gilan dan jabatannya tidak sehebat seperti seorang rasul) boleh-
lah, bersama para rasul, berpikiran demikian, yaitu memandang
suatu kehormatan dan penghiburan bagi dirinya sendiri bahwa
dia dipanggil seperti sekarang ini oleh kehendak Allah.
2. Orang-orang yang menjadi penerima surat kerasulan ini: Kepada
orang-orang kudus di Efesus, yaitu, kepada orang-orang Kristen
yang menjadi anggota jemaat di Efesus, sebuah kota besar di Asia.
Ia menyebut mereka orang-orang kudus, sebab seperti itulah
mereka menurut pengakuan iman, demikianlah mereka semua
diikat dalam kebenaran serta kenyataan, dan banyak di antara
mereka yang memang seperti itu. Semua orang Kristen harus
menjadi orang-orang kudus. Jika mereka tidak memiliki sifat dan
ciri seperti itu di atas muka bumi, mereka tidak akan pernah
menjadi orang-orang kudus di dalam kemuliaan. Ia menyebut
mereka sebagai orang-orang percaya dalam Kristus Yesus, orang-
orang percaya di dalam Dia, tetap teguh dalam ketaatan kepada
Dia serta kepada kebenaran dan jalan-jalan-Nya. Mereka bukan-
lah orang-orang kudus yang tidak setia, melainkan orang-orang
kudus yang percaya di dalam Kristus, sangat taat kepada-Nya,
serta setia kepada pengakuan yang mereka buat kepada Tuhan
mereka. Perhatikanlah, merupakan suatu kehormatan tidak saja
bagi para pelayan Tuhan, namun juga bagi setiap orang Kristen
untuk memperoleh rahmat Tuhan untuk menjadi setia. Di dalam
Kristus Yesus, dari siapa mereka memperoleh semua kasih karu-
nia dan kekuatan rohani, dan di dalam siapa mereka serta semua
perbuatan mereka mendapat perkenanan-Nya.
Surat Efesus 1:1-2
131
3. Berkat kerasulan, Kasih karunia menyertai kamu, dan seterusnya.
Inilah tanda yang digunakan di dalam setiap surat kerasulan.
Berkat itu mengungkapkan kehendak baik Rasul Paulus kepada
sahabat-sahabatnya, serta menunjukkan keinginan nyata atas
kesejahteraan mereka. Oleh kasih karunia, kita memahami kasih
dan kebaikan Allah yang cuma-cuma dan tanpa pamrih, serta
semua kasih karunia Roh yang datang dari kasih karunia itu.
Oleh damai sejahtera, kita juga memahami semua berkat lainnya,
baik yang bersifat rohaniah maupun yang bersifat jasmaniah yang
sementara, dan buah-buah serta hasil dari kasih karunia. Tidak
ada damai sejahtera tanpa kasih karunia. Tidak ada damai
sejahtera dan juga tidak ada kasih karunia, selain yang berasal
dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Kristus Yesus. Berkat-berkat
yang khas ini berasal dari Allah, bukan sebagai Sang Pencipta,
melainkan sebagai Sang Bapa sebab pertalian khusus, dan ber-
asal dari Tuhan Yesus Kristus yang telah membeli mereka untuk
menjadi umat-Nya. Dia-lah yang memiliki hak untuk melimpah-
kan berkat-berkat itu ke atas mereka. Sesungguhnya, orang-orang
kudus dan orang-orang yang setia di dalam Kristus Yesus, telah
menerima kasih karunia dan damai sejahtera ini, namun penam-
bahan berkat-berkat seperti ini sangat diharapkan. Orang-orang
kudus yang terbaik, sangat membutuhkan kasih karunia yang
baru dari Roh untuk bertumbuh dan berkembang. Itulah sebab-
nya mengapa mereka harus berdoa, masing-masing untuk dirinya
sendiri, dan semua orang untuk satu sama lain, supaya berkat-
berkat itu tetap melimpah ke atas mereka.
Sesudah pendahuluan singkat ini, Rasul Paulus melanjutkan
pada pokok persoalan dan isi dari surat kerasulan ini. Meskipun doa
dan pujian seperti ini tampak aneh dicantumkan dalam sepucuk su-
rat, namun Roh Allah memandang baik bahwa pembicaraan menge-
nai perkara-perkara ilahi di dalam pasal ini disampaikan dalam
bentuk doa dan pujian, sebab doa dan pujian merupakan sapaan
yang khidmat kepada Allah, sehingga menyampaikan perintah-perin-
tah yang penting kepada orang lain. Doa dapat mengajarkan sesuatu,
dan pujian juga dapat melakukan hal yang sama.
132
Pujian atas Berkat-berkat Rohaniah
(1:3-14)
3. Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus
telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. 4
Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya
kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. 5 Dalam kasih Ia telah menen-
tukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya,
sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, 6 supaya terpujilah kasih karunia-Nya
yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-
Nya. 7 Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu
pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, 8 yang dilimpah-
kan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian. 9 Sebab Ia telah
menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kere-
laan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di
dalam Kristus 10 sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan
di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun
yang di bumi. 11 Aku katakan di dalam Kristus, sebab di dalam Dialah
kami mendapat bagian yang dijanjikan kami yang dari semula ditentukan
untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam
segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya 12 supaya kami,
yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-
pujian bagi kemuliaan-Nya. 13 Di dalam Dia kamu juga sebab kamu telah
mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu di dalam Dia
kamu juga, saat kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang
dijanjikan-Nya itu. 14 Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai
kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik
Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.
Rasul Paulus mengawali suratnya dengan ucapan syukur dan pujian,
disertai dengan ungkapan perasaan yang mengalir deras dan berlim-
pah atas segala keuntungan besar dan berharga yang kita nikmati
melalui Yesus Kristus. Memang tepatlah bila hak-hak istimewa dari
iman kepercayaan kita itu diperkatakan dan diungkapkan banyak-
banyak di dalam puji-pujian kita kepada Allah.
I. Secara umum Rasul Paulus memuji Allah untuk segala berkat
rohani (ay. 3), di mana ia menyebut Dia sebagai Allah dan Bapa
Tuhan kita Yesus Kristus. Sebab, sebagai Pengantara, Sang Bapa
adalah Allah-Nya. Sedangkan sebagai Allah dan Pribadi Kedua di
dalam Trinitas Allah yang mulia, Allah adalah Bapa-Nya. Hal itu
memperlihatkan persekutuan rohani antara Kristus dan orang-
orang percaya, bahwa di dalam dan melalui Dia, Allah dan Bapa
Tuhan Yesus Kristus kita adalah Allah dan Bapa mereka juga.
Segala berkat datang dari Allah yang adalah Bapa dari Tuhan kita
Yesus Kristus. Tidak ada kebaikan yang dapat diharapkan dari
Allah yang adil dan kudus bagi makhluk-makhluk yang penuh
Surat Efesus 1:3-14
133
dosa, selain melalui pengantaraan Yesus Kristus. Ia telah menga-
runiakan kepada kita segala berkat rohani. Perhatikanlah, berkat-
berkat rohani merupakan berkat-berkat terbaik yang dengannya
Allah memberkati kita, dan untuk itu kita harus memuji Dia. Ia
memberkati kita dengan melimpahkan berkat-berkat seperti itu ke
atas kita untuk membuat kita sungguh-sungguh diberkati. Kare-
na itu, janganlah memuji Allah begitu-begitu saja, namun harus
dengan memuji-muji dan mengagungkan Dia atas semuanya itu.
Orang-orang yang dikarunia Allah beberapa berkat, akan diber-
kati-Nya lagi dengan segala berkat rohani. Kepada mereka Ia me-
ngaruniakan Kristus, dan sesudah itu Ia mengaruniakan lagi se-
gala berkat ini dengan cuma-cuma kepada mereka. Tidak demi-
kian halnya dengan berkat-berkat jasmani yang bersifat semen-
tara. Sebagian orang diberkati dengan kesehatan, dan tidak de-
ngan kekayaan. Ada juga sebagian yang diberkati dengan kekaya-
an, namun tidak dengan kesehatan, dan begitu seterusnya. namun ,
saat Allah mengaruniakan segala berkat rohani, Ia memberkati
dengan segalanya. Berkat-berkat itu adalah segala berkat rohani
di dalam sorga. Beberapa orang mengartikannya sebagai berkat-
berkat di dalam jemaat, dibedakan dari dunia, dan dipanggil ke-
luar darinya. Atau dapat juga diartikan sebagai berkat-berkat di
dalam perkara-perkara sorgawi, seperti berkat-berkat yang datang
dari sorga, dan yang dirancang untuk menyiapkan manusia un-
tuk masuk ke dalamnya, dan menjamin mereka untuk diterima
masuk ke dalamnya. Oleh sebab itu, kita harus peduli dengan
perkara-perkara rohani dan sorgawi sebagai hal-hal yang utama.
Oleh perkara-perkara ini kita tidak akan sengsara, dan pasti akan
sengsara bila tidak memilikinya. Janganlah memikirkan perkara-
perkara yang di bumi, namun pikirkanlah perkara-perkara yang di
atas. Dengan berkat-berkat inilah kita diberkati di dalam Kristus,
sebab, sebagaimana pelayanan-pelayanan kita naik ke atas ke-
pada Allah melalui Kristus, begitu jugalah segala berkat kita di-
sampaikan dengan cara yang sama kepada kita, yaitu melalui
Kristus, Sang Pengantara antara Allah dan kita.
II. Berkat-berkat rohaniah khusus yang dengannya kita diberkati di
dalam Kristus, dan untuk itu kita harus memuji Allah, banyak
dari antaranya disebutkan dan diuraikan di sini.
134
1. Pemilihan dan predestinasi (penentuan dari semula), yang me-
rupakan sumber misteri, dari mana berkat-berkat lain meng-
alir (ay. 4-5, 11). Pemilihan atau pilihan menunjuk kepada
sebagian orang yang dipilih dari sejumlah atau sekumpulan
besar umat manusia. Dari situ mereka dipisahkan dan dikhu-
suskan. Predestinasi menunjuk kepada berkat-berkat yang di-
rancang, khususnya pengangkatan menjadi anak-anak-Nya,
yang menjadi tujuan Allah agar pada waktu yang telah ditetap-
kan, kita diangkat menjadi anak-anak-Nya, dan dengan demi-
kian memiliki hak atas semua keistimewaan dan warisan seba-
gai anak. Di sini kita membaca tentang waktu kapan tindakan
kasih ini dilakukan, yaitu pada saat sebelum dunia dijadikan.
Tidak saja sebelum umat Allah diciptakan, namun sebelum
permulaan dunia ini. sebab mereka dipilih dalam kebijak-
sanaan Allah dari sejak kekekalan. Hal ini meninggikan derajat
kebesaran berkat-berkat ini sebagai hasil kebijaksanaan yang
kekal. Sedekah-sedekah yang Anda berikan kepada para pe-
ngemis di muka pintu rumah Anda berasal dari keputusan
yang datang tiba-tiba, namun persiapan bagi masa depan yang
dibuat oleh para orang tua bagi anak-anaknya merupakan
hasil pemikiran yang panjang, serta dituangkan secara tertulis
di dalam bentuk pesan terakhir dan surat wasiat yang dibuat
dengan penuh rasa khidmat. sebab itu, pengangkatan men-
jadi anak ini sungguh mengagungkan kasih ilahi, dan juga
menjamin tersedianya berkat-berkat bagi orang-orang pilihan
Allah, supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan.
Allah melakukannya sesuai dengan tujuan kekal-Nya dalam
mengaruniakan segala berkat rohani atas umat-Nya. Ia telah
memberkati kita sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita,
di dalam Kristus, Kepala yang agung dari pemilihan itu, yang
dengan penuh perasaan kasih menyebut kita sebagai orang-
orang pilihan Allah, sebagai orang-orang pilihan-Nya. Di dalam
Sang Juruselamat yang terpilih itu ada pandangan kebaikan
yang ditujukan kepada kita. Amati di sini satu tujuan dan
rancangan yang agung dari pemilihan ini, yaitu dipilih su-
paya kita kudus. Mereka harus menjadi kudus bukan sebab
Ia telah mengetahuinya di dalam kemahatahuan-Nya, melain-
kan sebab Ia telah memutuskan untuk membuat mereka
seperti itu. Semua orang yang dipilih supaya berbahagia pada
Surat Efesus 1:3-14
135
akhirnya, dipilih supaya menjadi kudus sebagai alat untuk
mencapai kebahagiaan itu. Pengudusan dan juga keselamatan
mereka merupakan hasil dari kebijaksanaan kasih ilahi. Dan
tak bercacat di hadapan-Nya supaya kekudusan mereka
tidak sekadar bersifat lahiriah dan berpenampilan luar belaka,
namun sungguh-sungguh nyata dan datang dari dalam batin,
untuk mencegah celaan orang. Dan Allah sendiri, yang melihat
hati, akan memandang kekudusan seperti itu sebagai keku-
dusan yang berasal dari hati yang mengasihi Allah dan sesama
makhluk ciptaan. Kasih ini menjadi dasar pijakan dari semua
kekudusan yang sejati. Kata aslinya berarti kemurniaan tiada
tara sehingga tidak ada orang yang sanggup mencelanya.
Itulah sebabnya mengapa ada sebagian orang yang mengarti-
kannya sebagai kekudusan sempurna yang akan dicapai oleh
para orang kudus di dalam kehidupan yang akan datang. Ke-
kudusan yang menjadi teramat sangat sempurna di hadapan
Allah, dan mereka akan berada di dalam hadirat Allah sampai
selama-lamanya. Di sini juga diberikan aturan dan sumber
penyebab pilihan Allah, yaitu sesuai dengan kerelaan kehen-
dak-Nya (ay. 5). Bukan demi apa saja yang telah diketahui-Nya
dalam kemahatahuan-Nya, melainkan sebab hal itu merupa-
kan kehendak-Nya yang berdaulat, dan merupakan sesuatu
yang sangat menyenangkan hati-Nya. Hal itu sesuai dengan
maksud Allah, kehendak yang sudah tetap dan tidak dapat
diubah lagi, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut
keputusan kehendak-Nya (ay. 11), yang dengan penuh kuasa
menyempurnakan apa saja yang berkenaan dengan umat
pilihan-Nya, sebagaimana Ia dengan bijaksana dan bebas me-
nentukan dan menetapkan dari semula tujuan dan rancangan
terakhir dan agung dari semua yang adalah kemuliaan-Nya
sendiri, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia (ay. 6),
supaya kami boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya (ay.
12), yaitu, supaya kita sendiri hidup dan berperilaku seperti
itu sehingga kasih karunia-Nya yang melimpah akan diagung-
kan dan tampak mulia, serta layak memperoleh pujian terting-
gi. Semua berasal dari Allah, dari Dia, dan melalui Dia, dan
itulah sebabnya semua harus ditujukan kepada-Nya, dan
berpusat di dalam pujian kepada-Nya. Perhatikanlah, kemulia-
an Allah merupakan tujuan-Nya sendiri, dan tujuan itu
136
haruslah menjadi tujuan kita juga di dalam semua yang kita
lakukan. Bagian ini dipahami oleh sebagian orang dengan cara
yang sangat berbeda dan secara khusus merujuk kepada per-
tobatan orang-orang Efesus menjadi orang-orang Kristen.
Orang-orang yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai hal itu dapat membaca tulisan Locke (filsuf Inggris
abad ketujuh belas pen.) serta penulis-penulis ternama
lainnya.
2. Berkat rohaniah berikut yang diperhatikan oleh Rasul Paulus
adalah penerimaan Allah melalui Yesus Kristus: Di dalam Dia,
atau oleh kasih karunia-Nya ini, yang dikaruniakan-Nya ke-
pada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya (ay. 6), Ia telah
membuat kita diterima oleh Allah. Yesus Kristus adalah Pri-
badi yang dikasihi oleh Bapa-Nya (Mat. 3:17), seperti juga para
malaikat dan orang-orang kudus. Sungguh sangat istimewa
jika kita diterima oleh Allah, sebab ini menyiratkan kasih-
Nya kepada kita dan bagaimana kita dibawa masuk ke dalam
pemeliharaan-Nya dan keluarga-Nya. Dengan demikian, kita
tidak mungkin dapat diterima oleh Allah, selain di dalam dan
melalui Yesus Kristus. Allah mengasihi umat-Nya demi Kristus
yang dikasihi-Nya itu.
3. Pengampunan dosa dan penebusan melalui darah Yesus (ay.
7). Tidak ada pengampunan tanpa penebusan. sebab alasan
dosalah kita menjadi orang tahanan, dan kita tidak dapat
dilepaskan dari tahanan selain oleh pengampunan atas dosa-
dosa kita. Penebusan ini kita peroleh di dalam Kristus, dan
pengampunan diperoleh melalui darah-Nya. Kesalahan dan
noda dosa hanya dapat dihapus oleh darah Yesus. Semua ber-
kat rohani kita mengalir kepada kita di dalam curahan darah
itu. Keuntungan besar yang kita peroleh dengan cuma-cuma
ini telah dibeli dan dibayar dengan pengorbanan yang besar
oleh Tuhan kita yang mahamulia. Dan itu semua terjadi sesuai
dengan kekayaan kasih karunia Allah. Penebusan Kristus dan
kelimpahan kasih karunia Allah sangat sesuai dengan perkara
besar penebusan umat manusia. Allah dipuaskan oleh Kristus
sebagai pengganti dan penjamin kita. Walaupun demikian,
kasih karunia yang melimpah itulah yang memungkinkan
penerimaan jaminan itu, yaitu saat Allah tidak menjalankan
pelaksanaan kerasnya hukum Taurat atas diri si pelanggar.
Surat Efesus 1:3-14
137
Juga, kasih karunia-Nya yang melimpah itulah yang menjadi-
kan Anak-Nya sendiri sebagai jaminan, serta menyerahkan Dia
dengan cuma-cuma, saat tidak ada lagi jaminan lain yang
dapat kita pikirkan, dan yang dapat ditemukan untuk meng-
gantikan kita. Di dalam hal ini, Ia tidak saja menunjukkan ke-
kayaan kasih karunia itu, namun juga dilimpahkan-Nya kepada
kita dalam segala hikmat dan pengertian (ay. 8), yaitu hikmat
di dalam memahami penyelenggaraan-Nya itu, dan pengertian
di dalam melaksanakan rencana kehendak-Nya, sebagaimana
telah Ia lakukan. Betapa mulianya hikmat dan pengertian ilahi
menyatakan diri, dengan pantas dan layak menyesuaikan ma-
salah antara keadilan dan belas kasihan Allah di dalam urus-
an yang agung ini, di dalam menjamin kehormatan Allah dan
hukum-Nya pada saat yang sama, sehingga pemulihan orang-
orang berdosa dan keselamatan mereka dapat ditegaskan dan
dipastikan!
4. Hak istimewa lain yang membuat Rasul Paulus di sini memuji
Allah adalah wahyu ilahi bahwa Allah telah menyatakan ra-
hasia kehendak-Nya kepada kita (ay. 9). Yakni, betapa besar-
nya perkenan Allah kepada manusia, yang telah disimpan-Nya
dalam waktu yang lama, dan tetap tinggal tersembunyi bagi
sebagian besar dunia ini, dan untuk ini kita sekarang ber-
utang kepada Kristus, yang sesudah sejak kekekalan berada di
pangkuan Bapa, kini telah datang untuk menyatakan kehen-
dak-Nya kepada anak-anak manusia. Sesuai dengan rencana
kerelaan-Nya, kebijaksanaan rahasia-Nya mengenai penebus-
an manusia, yang telah Ia tetapkan, atau tentukan, hanya ada
di dalam Dia serta berasal dari Dia sendiri, dan tidak di dalam
anak-anak manusia itu. Di dalam pewahyuan ini, dan di
dalam menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, hikmat
dan pengertian Allah akan bercahaya dengan terang. Hal itu
digambarkan sebagai firman kebenaran, yaitu Injil keselamatan
kita (ay. 13). Setiap firman dari Injil itu benar adanya. Firman
itu mengandung dan mengajarkan kebenaran-kebenaran yang
paling berbobot dan penting kepada kita. Firman itu ditegas-
kan dan dimeteraikan oleh sumpah Allah sendiri, yang darinya
kita harus belajar untuk pergi sendiri mencari kebenaran ilahi
itu. Itu adalah Injil keselamatan kita, sebab ia menyatakan
kabar baik tentang keselamatan dan mengandung tawaran
138
bagi keselamatan itu. Injil itu menunjukkan jalan menuju ke-
pada keselamatan itu, dan Roh yang mulia itu memberikan
pengertian dan pertolongan yang dapat mendatangkan hasil
baik bagi keselamatan jiwa-jiwa. Oh, betapa kita harus men-
junjung tinggi Injil yang mulia ini dan memuji Allah untuk itu!
Inilah cahaya yang bersinar di tempat yang gelap, yang untuk-
nya kita beroleh alasan untuk bersyukur, dan untuknya kita
harus memberikan perhatian.
5. Persekutuan di dalam dan dengan Kristus merupakan sebuah
hak istimewa, sebuah berkat rohaniah, dan dasar dari banyak
berkat lainnya. Ia mempersatukan di dalam Kristus segala
sesuatu (ay. 10). Segala macam wahyu ilahi bersatu di dalam
Kristus, semua agama berpusat di dalam Dia. orang-orang Ya-
hudi dan bangsa-bangsa lain dipersatukan satu sama lain oleh
penyatuan mereka kepada Kristus. Baik yang di sorga maupun
yang di bumi dikumpulkan bersama-sama di dalam Dia. Ter-
jadi perdamaian, keselarasan dibangun antara sorga dan bumi
melalui Dia. Kumpulan malaikat yang tidak terhitung jumlah-
nya menjadi satu dengan jemaat melalui Kristus, dan semua
ini sudah ditetapkan-Nya di dalam Kristus. Sudah menjadi
ketetapan-Nya di dalam masa penyelenggaraan itu, yang dige-
napi dengan dikirimkan-Nya Kristus sesudah genap waktunya,
pada waktu yang tepat sebagaimana telah ditetapkan dan
diputuskan-Nya sejak semula.
6. Warisan atau bagian kekal itu merupakan berkat besar yang
dengannya kita diberkati di dalam Kristus: Di dalam Dia-lah
kami mendapat bagian yang dijanjikan (ay. 11). Sorga itulah
warisan atau bagian kekal itu, kebahagiaan yang diperoleh
darinya merupakan bagian yang cukup bagi jiwa. Bagian yang
dijanjikan ini disampaikan melalui pewarisan, sebagai suatu
pemberian dari Bapa kepada anak-anak-Nya. Jika kita adalah
anak, maka kita juga adalah ahli waris. Segala berkat yang
telah kita terima menjadi kecil jika dibandingkan dengan harta
pusaka ini. Apa yang disediakan bagi seorang ahli waris saat
ia masih belum dewasa tidak ada artinya dibandingkan de-
ngan apa yang disimpan baginya saat ia telah dewasa. Dika-
takan bahwa orang-orang Kristen akan menerima harta pusa-
ka ini, sebab mereka memiliki hak untuk itu pada saat seka-
Surat Efesus 1:3-14
139
rang ini, dan bahkan menjadi pemilik yang sebenarnya, di
dalam Kristus yang menjadi kepala dan wakil mereka.
7. Meterai dan jaminan Roh merupakan bagian dari berkat-ber-
kat ini. Dikatakan bahwa kita dimeteraikan dengan Roh Kudus,
yang dijanjikan-Nya itu (ay. 13). Roh yang mulia itu adalah
kudus, dan ia membuat kita menjadi kudus. Ia disebut seba-
gai Roh perjanjian, sebab Ia adalah Roh yang dijanjikan itu.
Oleh-Nya orang-orang percaya dimeteraikan, artinya dipisah-
kan dan disisihkan bagi Allah, dikhususkan dan ditandai se-
bagai milik-Nya. Roh itu adalah jaminan bagian kita (ay. 14).
Jaminan itu merupakan bagian dari pembayaran dan menja-
min jumlah pembayaran sepenuhnya. Begitu jugalah karunia
Roh Kudus itu, semua pengaruh dan pekerjaan-Nya, baik yang
menguduskan dan yang menghibur. Semuanya dimulai dari
dalam sorga, dan menjadi mulia di dalam Sang Benih dan
Tunas. Pencerahan Roh merupakan jaminan dari cahaya yang
kekal, sedangkan pengudusan merupakan jaminan dari keku-
dusan yang sempurna, dan segala penghiburan-Nya merupa-
kan jaminan dari sukacita yang tak berkesudahan. Dikatakan
bahwa Dia menjadi jaminan, sampai penebusan yang menjadi-
kan kita milik Allah. Di sini jaminan itu bisa juga disebut kepe-
milikan, sebab jaminan ini memastikan para ahli waris se-
akan-akan mereka memang sudah memiliki warisan atau
bagian kekal itu, dan bagian tersebut dibeli bagi mereka oleh
darah Kristus. Penebusan warisan itu disebutkan di sini kare-
na ia telah digadaikan dan diambil oleh dosa, dan Kristus me-
ngembalikannya lagi kepada kita. sebab itulah dikatakan se-
bagai menebus warisan itu, dengan menggunakan kiasan hu-
kum penebusan. Dari semua ini amatilah, betapa indahnya
janji yang menjamin karunia Roh Kudus kepada mereka yang
meminta-Nya.
Rasul Paulus menyebutkan tujuan dan rancangan agung Allah
dalam melimpahkan semua hak istimewa rohaniah ini, supaya kami,
yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi
puji-pujian bagi kemuliaan-Nya kepada kamilah pertama kali Injil
diberitakan dan kamilah yang pertama kali bertobat dan percaya ke-
pada iman kepada Kristus, serta menaruh harapan dan kepercayaan
kami di dalam Dia. Perhatikanlah, orang yang lebih dahulu ada di
dalam kasih karunia, mereka itu lebih diutamakan: yang menjadi
140
Kristen sebelum aku, kata Rasul Paulus (Rm. 16:7). Orang-orang yang
sudah lebih lama mengalami kasih karunia Kristus memiliki kewajib-
an yang lebih khusus untuk memuliakan Allah. Mereka harus men-
jadi kuat di dalam iman, lebih unggul dalam memuliakan Dia. Walau-
pun demikian, hal ini harus menjadi tujuan umum dari semua orang
percaya. Untuk inilah kita diciptakan, dan untuk inilah kita ditebus.
Inilah rancangan agung Kekristenan kita, serta juga dari Allah yang
telah melakukan semuanya bagi kita, yaitu untuk memuji kemuliaan-
Nya (ay. 14). Dengan cara ini Ia bermaksud supaya kasih karunia,
kuasa, dan semua kesempurnaan lainnya menjadi menarik serta mu-
lia, dan semua anak manusia mengagungkan Dia.
Doa Rasul Paulus
(1:15-23)
15. sebab itu, sesudah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus
dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, 16 akupun tidak berhenti
mengucap syukur sebab kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam
doaku, 17 dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa
yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu un-
tuk mengenal Dia dengan benar. 18 Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu
terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam
panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi
orang-orang kudus, 19 dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya,
sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, 20 yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus
dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di
sebelah kanan-Nya di sorga, 21 jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan
penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat dise-
but, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan da-
tang. 22 Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan
Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada.
23 Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi
semua dan segala sesuatu.
Kita telah sampai pada bagian akhir pasal ini. Bagian yang memuat
doa Rasul Paulus yang dinaikkan dengan sungguh-sungguh kepada
Allah demi kepentingan orang-orang Efesus ini. Kita harus mendoa-
kan orang-orang yang atas mereka kita ucapkan syukur kepada
Allah. Rasul Paulus kita ini memuji Allah untuk apa yang telah ia
lakukan bagi mereka, dan kemudian ia berdoa supaya ia dapat ber-
buat lebih banyak bagi mereka. Ia mengucap syukur atas berkat-
berkat rohaniah dan berdoa agar berkat-berkat itu dicurahkan terus,
sebab Allah menginginkan supaya kaum Israel meminta dari pada-Nya
apa yang hendak dilakukan-Nya bagi mereka. Ia telah menyerahkan
Surat Efesus 1:15-23
141
berkat-berkat rohaniah ini bagi kita di dalam tangan Anak-Nya,
Tuhan Yesus, namun Ia juga menetapkan kita untuk menarik dan
mengambilnya melalui doa. Kita tidak memiliki bagian atau jatah di
dalam hal itu lebih lanjut, selain kita harus memintanya dengan
iman dan doa. Salah satu dorongan yang menyokong Paulus untuk
berdoa bagi jemaat Korintus adalah laporan baik yang ia dengar ten-
tang mereka, yaitu tentang iman mereka di dalam Tuhan Yesus dan
kasih mereka terhadap semua orang kudus (ay. 15). Iman di dalam
Kristus dan kasih kepada semua orang kudus, akan disertai dengan
semua kasih karunia lainnya. Kasih terhadap orang-orang kudus,
sedemikian rupa, dan sebab disebut seperti itu, harus termasuk
kasih kepada Allah. Mereka yang mengasihi orang-orang kudus,
sedemikian rupa, berarti mengasihi semua orang kudus, tak peduli
betapa lemah dalam kasih karunia, hina dan rendah di dalam dunia,
dan sesaknya keadaan sebagian dari mereka. Dorongan lain untuk
mendoakan mereka adalah sebab mereka telah menerima jaminan
atas bagian harta pusaka mereka. Hal ini dapat kita amati dari kata-
kata yang dikaitkan dengan bagian sebelumnya, yaitu suatu kata
hubung, sebab itu. Mungkin kamu mengira bahwa sesudah mene-
rima jaminannya maka dengan sendirinya kamu sudah cukup
merasa bahagia dan tidak perlu lagi berbuat apa-apa selanjutnya,
sehingga kamu merasa tidak perlu untuk berdoa bagi dirimu sendiri
lagi, dan aku pun tidak perlu berdoa untukmu. Tidak, malah seba-
liknya. sebab itu aku pun tidak berhenti mengucap syukur sebab
kamu, dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku (ay. 16).
Sementara ia memuji Allah sebab telah mengaruniakan Roh Kudus
kepada mereka, ia tidak berhenti berdoa supaya Allah menganuge-
rahkan Roh itu kepada mereka (ay. 17), supaya Ia menganugerahkan
lebih banyak karunia Roh itu. Perhatikan baik-baik, bahkan orang-
orang Kristen yang terbaik pun harus kita doakan, dan sementara
mendengar kabar baik tentang sahabat-sahabat Kristen kita, kita
harus merasa wajib untuk mendoakan mereka kepada Allah, supaya
mereka lebih dan lebih melimpah-limpah serta bertambah-tambah.
Nah, apa saja yang didoakan oleh Rasul Paulus demi kepentingan
orang-orang Efesus itu? Bukan supaya mereka dibebaskan dari peng-
aniayaan, juga bukan supaya mereka dapat memiliki kekayaan, ke-
hormatan, dan kesenangan dunia ini, melainkan hal utama yang ia
doakan adalah pencerahan pengertian mereka, dan supaya penge-
tahuan mereka semakin melimpah dan bertambah-tambah. Yang ia
142
maksudkan adalah pengetahuan yang dapat digunakan sehari-hari
dan dapat memberikan pengalaman yang berguna. Kasih karunia dan
penghiburan Roh Kudus disampaikan kepada jiwa melalui pencerah-
an pengertian. Dengan cara ini Ia akan memperoleh dan memperta-
hankan milik-Nya. Iblis melakukan yang sebaliknya, ia merampasnya
melalui pancaindra dan hawa nafsu, sedangkan Kristus menjaganya
melalui pengertian. Amatilah,
I. Sumber pengetahuan ini harus berasal dari Allah Tuhan kita Ye-
sus Kristus (ay. 17). Tuhan itu adalah Allah yang Mahatahu dan
tidak ada pengetahuan yang baik yang dapat menyelamatkan
selain yang datang dari Dia. Itulah sebabnya kita harus mencari
pengetahuan itu dari Dia, yang adalah Allah Tuhan kita Yesus
Kristus (lihat ay. 3), yaitu Bapa yang mulia itu. Ini suatu ungkapan
Ibrani. Kemuliaan Allah di dalam diri-Nya tidak terbatas. Semua
makhluk ciptaan-Nya mengarahkan segala kemuliaan kepada-
Nya, dan Dia-lah pencipta semua kemuliaan itu, yang dengannya
Ia akan menghiasi orang-orang kudus-Nya. Nah, Ia mengarunia-
kan pengetahuan dengan cara menganugerahkan Roh pengetahu-
an, sebab Roh Allah menjadi guru bagi orang-orang kudus, yaitu
Roh hikmat dan wahyu. Kita menerima pewahyuan Roh itu di
dalam firman, namun akankah pewahyuan itu ada gunanya, jika
kita tidak memiliki hikmat Roh di dalam hati? Jika Roh yang
sama yang menyusun ayat-ayat suci itu tidak membuka tabir
yang menyelubungi hati kita dan memampukan kita mengerti dan
memanfaatkannya, kita tidak akan pernah menjadi lebih baik.
Untuk mengenal Dia dengan benar atau untuk mengakui Dia. Ini
bukan saja mencakup pengetahuan tentang Kristus dan segala
sesuatu yang berkaitan dengan-Nya, melainkan juga suatu peng-
akuan atas kekuasaan Kristus melalui ketaatan penuh kepada
Dia, yang hanya dapat kita lakukan melalui pertolongan Roh hik-
mat dan wahyu. Pertama-tama, pengetahuan ini ada di dalam
pengertian. Rasul Paulus berdoa supaya Allah menjadikan mata
hati mereka terang, agar mereka mengerti (ay. 18). Amatilah,
orang-orang yang telah membuka mata hati mereka dan memiliki
sedikit pengertian mengenai perkara-perkara Allah, perlu lebih
dan lebih diterangi lagi, sehingga pengetahuan mereka menjadi
lebih jelas, terang, dan teruji di dalam pengalaman. Orang-orang
Kristen tidak boleh hanya berpuas diri dengan hanya memiliki
Surat Efesus 1:15-23
143
rasa kasih, namun mereka juga harus berusaha keras untuk
memiliki pengertian yang jelas. Mereka harus berkeinginan keras
menjadi orang Kristen yang berpengertian dan bijaksana.
II. Pengetahuan apa yang secara lebih khusus diharapkan oleh Rasul
Paulus bertumbuh di dalam diri mereka adalah,
1. Pengharapan yang terkandung di dalam panggilan-Nya (ay. 18).
Kekristenan merupakan panggilan kita. Allah telah memanggil
kita untuk itu, dan sebab alasan itulah kita dipanggil-Nya.
Terdapat suatu pengharapan di dalam panggilan ini, sebab
siapa yang berhubungan dengan Allah berhubungan atas da-
sar kepercayaan. Dan merupakan suatu hal yang sangat di-
inginkan untuk mengetahui apa yang menjadi pengharapan
dalam panggilan kita. Memiliki pengetahuan mengenai hak-
hak istimewa yang sangat besar dari umat Allah dan peng-
harapan-pengharapan yang mereka peroleh dari Allah, serta
pengetahuan yang berkenaan dengan dunia sorgawi, semua ini
dapat mendorong kita untuk rajin dan sabar dalam menapak
perjalanan hidup Kekristenan. Kita harus mengusahakannya
dan berdoa dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh
pengertian mendalam yang lebih jelas serta pengenalan yang
lebih penuh mengenai tujuan-tujuan besar pengharapan orang
Kristen.
2. Betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi
orang-orang kudus. Di samping bagian sorgawi yang disedia-
kan bagi orang-orang kudus, masih ada lagi bagian sekarang
ini di dalam diri orang-orang kudus, sebab kasih karunia me-
rupakan permulaan kemuliaan, dan kekudusan merupakan
kebahagiaan yang sedang bertunas. Ada kemuliaan di dalam
bagian ini, kekayaan kemuliaan, yang dapat membuat orang-
orang Kristen menjadi lebih unggul dan benar-benar lebih
terhormat dari pada semua orang lain di sekitar dia. Sangat
diinginkan juga untuk mengetahui hal ini secara nyata dari
pengalaman hidup sehari-hari, untuk mengenali asas-asas,
kesenangan, dan kekuatan dari kehidupan yang rohaniah dan
ilahi. Hal ini dapat dipahami sebagai bagian kemuliaan yang
terdapat di dalam dan di antara orang-orang kudus di sorga, di
mana Allah telah membentangkan semua kekayaan-Nya untuk
membuat mereka berbahagia dan mulia, di mana semua orang
144
kudus menjadi pemilik dari kemuliaan yang jauh melampaui
segala akal, sebagai pengetahuan yang sangat diinginkan dan
dapat diperoleh di atas muka bumi ini, dan yang pasti melam-
paui semua penghiburan dan sukacita. sebab itu, marilah
kita belajar mengenal sebanyak mungkin tentang sorga, mela-
lui pembacaan firman, merenungkannya, dan berdoa, supaya
kita menjadi sangat bergairah dan rindu untuk berada di sana.
3. Betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya (ay. 19).
Percaya sungguh secara nyata bahwa Allah dapat mencukupi
segala sesuatu yang kita perlukan dan bahwa kasih karunia
ilahi itu berkuasa di atas segala-galanya, mutlak kita perlukan
untuk terus berjalan dekat dengan Dia. Merupakan hal yang
sangat diinginkan untuk mengenali serta mengalami kuasa
yang dahsyat dari kasih karunia itu yang memulai dan melan-
jutkan pekerjaan iman di dalam jiwa kita. Merupakan suatu
hal yang sulit untuk membawa seseorang menjadi percaya di
dalam Kristus dan mempertaruhkan segala sesuatu di atas
kebenaran-Nya dan di atas pengharapan akan kehidupan ke-
kal. Tidak ada yang mampu selain kuasa dari Yang Maha-
kuasa sendiri yang akan mengerjakan hal ini di dalam kita. Di
sini Rasul Paulus berbicara dengan ungkapan yang sangat
kaya dan melimpah, namun, pada saat yang sama seolah-olah
ia kekurangan kata-kata untuk mengungkapkan betapa hebat
kuasa-Nya Yang Mahakuasa, yaitu kuasa yang Ia kerahkan
bagi umat-Nya, dan yang dengannya Ia membangkitkan Kristus
dari antara orang mati (ay. 20). Kebangkitan Kristus ini
sungguh merupakan bukti agung dari kebenaran Injil kepada
dunia ini, namun turunan dari kuasa itu di dalam diri kita
(yaitu pengudusan kita dan kebangkitan dari kematian dosa,
sejalan dengan kebangkitan Kristus) merupakan bukti agung
bagi kita. Walaupun hal ini tidak dapat membuktikan kebenar-
an Injil kepada orang lain yang sama sekali tidak mengetahui
apa-apa mengenai hal tersebut (bahwa kebangkitan Kristus
itulah buktinya), namun bila kita dapat berkata-kata berdasar-
kan pengalaman sendiri, seperti halnya orang-orang Samaria
yang berkata, Kami sendiri telah mendengar Dia, kami telah
merasakan perubahan yang luar biasa di dalam hati kami,
maka ini akan membuat kita dapat berkata dengan penuh
rasa puas, Sekarang kami percaya, dan yakin, bahwa Dia ini
Surat Efesus 1:15-23
145
adalah Kristus, Anak Allah. Banyak orang berpendapat bahwa
di sini Rasul Paulus sedang berkata-kata tentang betapa hebat
kuasa yang akan digunakan untuk membangkitkan tubuh-
tubuh orang percaya kepada kehidupan kekal, yang sama
hebatnya dengan kekuatan kekuasaan yang dikerjakan-Nya di
dalam membangkitkan Kristus, dan seterusnya. Jadi betapa
indahnya untuk menginginkan agar pada akhirnya kita juga
mengenal kuasa itu, dengan dibangkitkan keluar dari kubur
dan dengan begitu masuk ke dalam hidup yang kekal!
Sesudah mengatakan sesuatu tentang Kristus dan kebangkitan-
Nya, Rasul Paulus menyimpang sedikit dari pokok pembicaraannya
untuk menekankan lebih lanjut tentang kehormatan Tuhan Yesus
dan pemuliaan-Nya. Dikatakan bahwa Ia didudukkan di sebelah ka-
nan Bapa di sorga, dan seterusnya (ay. 20-21). Yesus Kristus diting-
gikan jauh lebih tinggi di atas segalanya, dan diberikan kuasa atas
segala sesuatu, yang dibuat tunduk kepada-Nya. Segala kemuliaan
dunia yang di atas, serta segala kekuasaan, baik di bumi maupun di
sorga, seluruhnya diserahkan kepada Dia. Bapa meletakkan segala
sesuatu di bawah kaki Kristus (ay. 22), sesuai dengan janji itu (Mzm.
110:1). Segala makhluk apa pun tunduk kepada-Nya. Mereka harus
sungguh-sungguh taat kepada-Nya atau jatuh di bawah tongkat kera-
jaan-Nya dan menerima hukuman dari-Nya. Allah mengaruniakan
kepada-Nya menjadi Kepala dari segala yang ada. Hal ini merupakan
suatu pemberian kepada Kristus, sebagai Pengantara, untuk mem-
peroleh kuasa dan menjadi Kepala yang jauh lebih tinggi seperti itu,
serta memiliki suatu tubuh rohani yang disediakan bagi-Nya. Dan ini
sungguh suatu karunia bagi jemaat, sebab dilengkapi dengan Ke-
pala yang dikaruniai dengan begitu banyak kuasa dan kewenangan.
Allah menjadikan Dia sebagai Kepala dari segala yang ada. Ia mem-
berikan kepada Kristus segala kuasa di sorga dan di bumi. Bapa
mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya.
Namun, yang menyempurnakan penghiburan ini adalah bahwa bagi
jemaat Ia menjadi Kepala dari segala yang ada. Kepada-Nya diper-
cayakan segala kuasa, yakni agar Ia menyelesaikan semua perkara
kerajaan ilahi dan menjadikannya tunduk sesuai rancangan kasih
karunia-Nya berkenaan dengan jemaat-Nya. sebab itu, dengan ini
kita dapat menjawab utusan-utusan bangsa-bangsa, bahwa Tuhan
yang meletakkan dasar Sion. Kuasa yang sama yang mendukung
dunia ini akan mendukung jemaat juga, dan kita yakin bahwa Ia
146
mengasihi jemaat-Nya, sebab jemaat adalah tubuhnya (ay. 23),
tubuh rohani-Nya, dan ia akan menjaga dan memeliharanya. Itu
adalah kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
Yesus Kristus memenuhi semua dan segala sesuatu, Ia mencukupi
semua kekurangan-kekurangan anggota-anggotanya, memenuhi me-
reka dengan Roh-Nya, dan bahkan dengan seluruh kepenuhan Allah
(3:19). Dan sekarang dikatakan bahwa jemaat menjadi kepenuhan
Dia, sebab Kristus sebagai Pengantara tidak akan menjadi lengkap
jika Dia tidak memiliki jemaat. Bagaimana Ia dapat menjadi seorang
Raja, jika Dia tidak memiliki sebuah kerajaan? Itulah sebabnya hal
ini dipakai untuk menghormati Kristus, sebagai Pengantara, bahwa
jemaat adalah kepenuhan Dia.
PASAL 2
Pasal ini berisi uraian mengenai,
I. Keadaan orang-orang Efesus ini, yang pada dasarnya adalah
orang-orang yang malang (ay. 1-3). Hal ini disampaikan se-
kali lagi dalam ay. 11-12.
II. Perubahan yang indah, yang dikerjakan di dalam diri mereka
oleh kasih karunia yang mengubahkan (ay. 4-10). Ini diulangi
sekali lagi dalam ay. 13.
III. Hak istimewa yang hebat dan luar biasa yang diterima dari
Kristus, baik oleh orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi
yang telah bertobat (ay. 14-22). Rasul Paulus berusaha su-
paya mereka menyikapi dengan selayaknya perubahan luar
biasa yang telah dikerjakan oleh anugerah ilahi di dalam diri
mereka. Sikap yang demikian memang sangat pantas ditun-
jukkan terhadap perubahan yang besar tersebut, yang diker-
jakan oleh anugerah yang sama di dalam diri semua orang
yang menerima kasih karunia. Dengan begitu, di sini terda-
pat sebuah gambaran yang jelas baik mengenai malangnya
keadaan manusia yang belum diperbarui, maupun mengenai
bahagianya keadaan jiwa-jiwa yang sudah diubahkan. Ini
cukup untuk menggugah dan memperingatkan orang-orang
yang masih tinggal di dalam dosa mereka, serta membuat
mereka bergegas keluar dari keadaan tersebut. Ini juga dapat
menghibur dan menyenangkan hati orang-orang yang telah
dihidupkan oleh Allah, dengan mengingat hak istimewa yang
luar biasa yang telah diberikan kepada mereka.
148
Keadaan Jemaat Efesus pada Dasarnya
(2:1-3)
1 Kamu dahulu sudah mati sebab pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa-
mu. 2 Kamu hidup di dalamnya, sebab kamu mengikuti jalan dunia ini,
sebab kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang
sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. 3 Sebenarnya dahulu kami
semua juga terhitung di antara mereka, saat kami hidup di dalam hawa
nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat.
Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti
mereka yang lain.
Keadaan orang Efesus yang pada dasarnya malang itu dijelaskan se-
bagian di sini. Perhatikan,
1. Jiwa yang belum diperbarui adalah jiwa yang mati di dalam pe-
langgaran dan dosa. Semua orang yang tinggal di dalam dosa
mereka, mati di dalam dosa. Bahkan tidak hanya itu, namun juga
di dalam pelanggaran dan dosa, yang bisa berarti segala macam
dosa, baik yang sudah biasa dilakukan maupun yang dilakukan
satu kali saja, baik dosa di dalam hati maupun dosa dalam per-
buatan. Dosa adalah kematian jiwa. Di mana pun hal itu terjadi,
maka di situ pun segala kehidupan rohani lenyap. Orang berdosa
ada dalam keadaan mati, sebab tidak lagi berpegang pada hu-
kum, dan kehilangan kuasa kehidupan rohani. Mereka terbuang
dari Allah, sumber kehidupan. Mereka juga mati secara hukum,
sebab dikatakan bahwa seorang penjahat yang bersalah harus
mati.
2. Keadaan berdosa adalah suatu keserupaan dengan dunia ini (ay.
2). Di ayat pertama, Paulus berbicara tentang keadaan batiniah
mereka. Di sini, ia berbicara mengenai perilaku mereka secara
lahiriah. Di dalamnya, yaitu di dalam pelanggaran dan dosa,
dahulu kamu hidup. Kamu hidup dan berperilaku sedemikian
rupa seperti yang biasa dilakukan orang dunia.
3. Pada dasarnya, kita adalah budak yang terikat pada dosa dan
Iblis. Barangsiapa hidup dalam pelanggaran dan dosa, dan meng-
ikuti jalan dunia ini, ia mentaati penguasa kerajaan angkasa.
Demikianlah Iblis, atau penguasa setan-setan, digambarkan.
Lihat Matius 12:24, 26. Pasukan malaikat yang telah jatuh adalah
seperti sebuah kekuatan yang dipersatukan di bawah seorang
pemimpin. sebab itu, apa yang di tempat lain disebut sebagai
kuasa-kuasa gelap di sini disebut dalam bentuk tunggal. Angkasa
digambarkan sebagai takhta kerajaan Iblis, dan baik orang Yahudi
Surat Efesus 2:1-3
149
maupun orang kafir memang berpendapat bahwa angkasa penuh
dengan roh-roh, dan di sanalah roh-roh itu bekerja. Tampaknya
Iblis memiliki kekuasaan tertentu (dengan seizin Allah) di bagian
angkasa yang lebih rendah. Di sana dia telah siap sedia untuk
menggoda manusia, dan sebisa mungkin melakukan kejahatan
sebanyak-banyaknya di dunia. Namun, sungguh merupakan
penghiburan dan sukacita bagi umat Allah bahwa Dia, yang men-
jadi Kepala dari segala yang ada bagi jemaat, telah menaklukkan
Iblis dan membelenggunya. Namun orang jahat adalah budak
Iblis, sebab mereka hidup mengikutinya. Mereka hidup dan ber-
tindak sesuai dengan kehendak dan kesenangan si perebut ke-
kuasaan ini. Perbuatan dan tujuan mereka dilakukan seturut de-
ngan nasihatnya, dan menuruti godaannya. Mereka tunduk ke-
padanya, dan menjadi tawanannya yang mengikat mereka dengan
kehendaknya, sehingga ia disebut sebagai ilah dunia ini, dan roh
yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
Orang-orang durhaka adalah orang-orang yang memilih untuk
tidak menaati Allah, dan melayani Iblis. Di dalam diri mereka Iblis
bekerja dengan begitu kuat dan efektif. Sebagaimana Roh yang
baik mengerjakan apa yang baik di dalam jiwa yang taat, demi-
kian pula roh yang jahat ini mengerjakan apa yang jahat di dalam
diri orang jahat. Dan sekarang ia bekerja, bukan hanya sejak
sekarang ini, melainkan juga sudah sejak dunia diberkati dengan
terang Injil yang mulia. Rasul Paulus menambahkan, sebenarnya
dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka. Kata-kata ini
mengacu pada orang Yahudi. Di sini Paulus menyiratkan bahwa
pada dasarnya dahulu mereka berada di dalam keadaan yang
malang dan menyedihkan, serta sama jahat dan kejinya dengan
orang-orang bukan Yahudi yang belum diperbarui itu sendiri.
Paulus menggambarkan lebih jauh keadaan mereka yang sesung-
guhnya di dalam perkataannya yang berikut.
4. Pada dasarnya kita diperbudak oleh daging dan kesenangan kita
yang keji (ay. 3). Dengan menuruti kehendak daging dan pikiran,
manusia ternoda oleh pencemaran jasmani dan rohani. namun
Rasul Paulus menyuruh orang Kristen menyucikan diri dari se-
muanya itu (2Kor. 7:1). Menuruti keinginan daging dan pikiran
mencakup segala dosa dan kejahatan yang dilakukan di dalam
dan oleh para penguasa jiwa, baik yang lebih rendah maupun
yang lebih tinggi atau lebih berkuasa. Sifat bejat kita mencon-
150
dongkan kita kepada segala dosa itu, dan kita hidup untuk mela-
kukan semua dosa tersebut. Pikiran yang bersifat kedagingan
menjadikan manusia sebagai budak yang sempurna terhadap naf-
sunya yang bejat. Memenuhi kehendak daging, begitulah kata-
katanya dapat ditafsirkan, menunjukkan besarnya kekuatan naf-
su-nafsu ini, dan kuasa apa yang mereka punyai atas orang-orang
yang menyerahkan diri kepadanya.
5. Pada dasarnya kita adalah orang-orang yang harus dimurkai,
sama seperti mereka yang lain. Orang Yahudi harus dimurkai, se-
perti halnya orang bukan Yahudi. Dan pada dasarnya kodrat
orang yang satu sama saja seperti yang lain, bukan hanya sebab
kebiasaan dan sebab meniru, melainkan juga sudah sejak kita
mulai ada, dan juga disebab kan kecenderungan dan nafsu ala-
miah kita. sebab pada dasarnya semua orang adalah orang-
orang durhaka, maka pada dasarnya mereka juga adalah orang-
orang yang harus dimurkai. Setiap hari Allah murka terhadap
orang yang jahat. Tindakan dan keadaan kita begitu layak dimur-
kai, dan akan berakhir di dalam murka kekal, seandainya anuge-
rah ilahi tidak turut campur tangan. Oleh sebab itu, jelas sekali
mengapa orang berdosa harus menaruh perhatian terhadap anu-
gerah yang akan mengubah mereka dari orang-orang yang harus
dimurkai menjadi anak-anak Allah dan ahli waris kemuliaan!
Sampai di sini, Rasul Paulus telah menjelaskan betapa malangnya
keadaan manusia yang sesungguhnya di dalam ayat-ayat ini. Kita
akan mendapati bahwa topik ini dibahas lagi oleh Paulus dalam
beberapa ayat berikutnya.
Perubahan yang Dikerjakan
dalam Diri Jemaat Efesus
(2:4-10)
4 namun Allah yang kaya dengan rahmat, oleh sebab kasih-Nya yang besar,
yang dilimpahkan-Nya kepada kita, 5 telah menghidupkan kita bersama-
sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan
kita oleh kasih karunia kamu diselamatkan 6 dan di dalam Kristus Yesus
Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama
dengan Dia di sorga, 7 supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan
kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai
dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. 8 Sebab sebab
kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu,
namun pemberian Allah, 9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang
yang memegahkan diri. 10 sebab kita ini buatan Allah, diciptakan dalam
Surat Efesus 2:4-10
151
Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah
sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
Di sini Paulus memulai penjelasannya mengenai perubahan mulia
yang dikerjakan di dalam diri orang-orang Efesus oleh kasih karunia
yang mengubahkan. Di dalamnya perhatikanlah,
I. Oleh siapa, dan dengan cara apa, perubahan itu diadakan dan
dilakukan.
1. Dalam bentuk negatif: Bukan hasil usahamu (ay. 8). Iman kita,
pertobatan kita, dan keselamatan kekal yang kita miliki diper-
oleh bukan semata-mata sebab kecakapan kita, atau kebaik-
an kita sendiri. Itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang
yang memegahkan diri (ay. 9). Semua ini terjadi bukan sebab
apa pun yang kita kerjakan, sehingga kita sama sekali tidak
boleh memegahkan diri. Barangsiapa memegahkan diri, tidak
boleh bermegah sebab dirinya sendiri, melainkan harus di da-
lam Tuhan. Tidak ada tempat bagi manusia untuk bermegah
atas kecakapan dan kekuatannya sendiri, atau seolah-olah ia
telah berbuat sesuatu sehingga layak untuk dikenan begitu
rupa oleh Allah.
2. Dalam bentuk positif: namun Allah yang kaya dengan rahmat,
dst. (ay. 4). Allah sendirilah yang mengadakan perubahan yang
besar dan menggembirakan ini, dan kasih-Nya yang besar itu
menjadi sumber dan mata air dari perubahan tersebut. Dari
situlah Dia memutuskan untuk menunjukkan rahmat. Kasih-
lah yang menyebabkan Dia berbuat kebaikan terhadap kita
yang dipandang hanya sebagai makhluk ciptaan. Sedangkan
rahmat memandang kita sebagai makhluk yang murtad dan
malang. Perhatikan, kasih Allah yang kekal atau kehendak-
Nya yang baik terhadap ciptaan-Nya merupakan mata air yang
darinya semua rahmat-Nya mengalir kepada kita. Kasih Allah
adalah kasih yang besar, dan rahmat-Nya adalah rahmat yang
melimpah, begitu besar tidak terlukiskan, dan begitu melim-
pah tidak habis-habisnya. Maka oleh kasih karunia kamu dise-
lamatkan (ay. 5), dan sebab kasih karunia kamu diselamatkan
oleh iman. Itu adalah pemberian Allah (ay. 8). Perhatikan,
setiap orang berdosa yang sudah diubahkan adalah orang ber-
dosa yang sudah diselamatkan. Mereka ini sudah dimerdeka-
kan dari dosa dan murka. Mereka dibawa ke dalam keselamat-
152
an, dan melalui kasih karunia telah diberi hak untuk menik-
mati kebahagiaan kekal. Kasih karunia yang menyelamatkan
mereka adalah kebaikan dan perkenan Allah yang diberikan
secara cuma-cuma dan sesungguhnya tidak layak mereka
terima. Dan Dia menyelamatkan mereka, bukan sebab mela-
kukan hukum Taurat, melainkan melalui iman kepada Kristus
Yesus. Dengan cara itu, mereka boleh ambil bagian di dalam
berkat Injil yang luar biasa. Baik iman maupun keselamatan
yang sangat dipengaruhi oleh iman tersebut, adalah pemberian
Allah. Tujuan iman yang begitu luar biasa ditunjukkan melalui
pewahyuan ilahi, dan ditegaskan oleh kesaksian dan bukti
yang telah diberikan Allah kepada kita. Kepercayaan kita akan
keselamatan, dan keselamatan yang kita peroleh melalui iman,
sepenuhnya disebabkan oleh pertolongan dan anugerah ilahi.
Allah telah mengatur semuanya itu sehingga tampak bahwa
segala sesuatu berasal dari kasih karunia. Perhatikanlah,
II. Di dalam apa perubahan ini terjadi, dalam beberapa hal, sesuai
dengan malangnya keadaan kita yang sebenarnya. Beberapa di
antaranya disebutkan di bagian ini, sementara yang lain disebut-
kan di bawah.
1. Kita yang telah mati dihidupkan (ay. 5). Kita diselamatkan dari
kematian dosa, dan suatu pegangan dasar hidup rohani dita-
namkan di dalam diri kita. Kasih karunia yang diberikan di
dalam jiwa seseorang adalah kehidupan baru di dalam jiwa
tersebut. Sebagaimana maut menutupi indra, menyumbat se-
luruh kekuatan dan daya kita, maka begitu juga keadaan ber-
dosa menutupi kita dari segala sesuatu yang baik. Kasih karu-
nia membuka dan melepaskan segala sesuatu, serta mela-
pangkan jiwa. Perhatikan, seorang berdosa yang telah diperba-
rui menjadi jiwa