Selasa, 07 Januari 2025

galatia filemon 6

 


memeluk agama Kristen. Namun, di lain 

pihak, dapat pula diamati bahwa dalam surat kerasulan ini tertulis 

dengan jelas, kepada orang-orang kudus di Efesus (1:1), dan di bagian 

penutupnya, Rasul Paulus memberi tahu orang-orang kudus tersebut 

bahwa ia telah mengutus Tikhikus kepada mereka, yang dikatakan di 

dalam surat 2 Timotius 4:12, bahwa ia telah mengutusnya ke Efesus. 

Surat ini adalah sepucuk surat kerasulan yang ditulis dari dalam 

penjara. Beberapa orang memperhatikan bahwa apa yang ditulis oleh 

Rasul Paulus dari dalam penjara saat  ia masih menjadi orang ta-

hanan ini mengandung perasaan senang dan sukacita dalam per-

kara-perkara Allah. saat  kesesakannya bertambah-tambah, peng-

hiburannya pun lebih melimpah lagi. Dari situ kita dapat mengamati 

bahwa cobaan-cobaan yang dialami umat Allah, dan khususnya oleh 


 128

para pelayan-Nya, sering kali malah mendatangkan kebaikan bagi 

orang lain, di samping bagi kebaikan mereka sendiri. Tujuan Rasul 

Paulus menulis surat ini adalah untuk membangun kehidupan 

anggota jemaat di Efesus di dalam kebenaran, dan untuk itu, mem-

bawa mereka mengenal rahasia Injil lebih jauh. Di bagian awal surat 

ini, ia menunjukkan hak istimewa agung yang dimiliki oleh para 

anggota jemaat di Efesus, yaitu mereka yang di masa lampau adalah 

penyembah-penyembah berhala, namun sekarang mereka telah me-

meluk Kekristenan dan diterima dalam kovenan bersama Allah. Hal 

ini ia gambarkan dari sudut pandang keadaan kehidupan mereka 

yang tercela sebelum pertobatan mereka (pasal 1-3). Di bagian ter-

akhir (yang dapat kita baca di dalam pasal keempat, kelima, dan ke-

enam), ia mengajarkan kewajiban-kewajiban utama beribadah, baik 

yang sifatnya pribadi maupun keluarga. Ia juga menasihati dan me-

nyemangati mereka supaya menjalankan kewajiban-kewajiban itu 

dengan setia. Zanchy (tokoh reformasi abad keenam belas dari Italia – 

pen.), mengamati bahwa di dalam surat ini kita memiliki sebuah ring-

kasan dari seluruh ajaran Kristen, serta dari hampir semua pokok-

pokok utama mengenai keilahian.  

PASAL  1  

Di dalam pasal ini kita membaca perihal,  

I. Pengantar bagi seluruh surat kerasulan ini, yang umumnya 

sama seperti pada surat-surat lainnya (ay. 1-2). 

II. Ucapan syukur dan pujian Rasul Paulus kepada Allah atas 

berkat-berkat-Nya yang tidak terhitung atas orang-orang 

Efesus yang telah menjadi percaya (ay. 3-14). 

III. Doa-doanya yang sungguh-sungguh kepada Allah untuk 

kepentingan mereka (ay. 15-23).  

Rasul yang agung ini sudah terbiasa berkelimpahan di dalam 

doa dan ucapan syukur kepada Allah yang Mahakuasa, yang pada 

umumnya ia atur dan ucapkan sedemikian rupa sehingga pada saat 

yang sama juga membawa dan mengandung ajaran-ajaran Kekristen-

an yang agung dan penting, diikuti dengan perintah-perintah paling 

mendalam bagi mereka yang membacanya dengan cermat dan sung-

guh-sungguh.  

Pengantar  

(1:1-2)  

1 Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang-orang 

kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus. 2 Kasih karunia 

dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus 

menyertai kamu. 

Inilah,  

1. Gelar yang digunakan oleh Rasul Paulus untuk dirinya sendiri, 

gelar yang digunakan sebagai miliknya sendiri, yaitu Dari Paulus, 

rasul Kristus Yesus, dst. Ia menganggap sebagai suatu kehormat-

an dapat dipakai oleh Kristus sebagai salah seorang utusan untuk 


 130

anak-anak manusia. Di dalam jemaat Kristen, para rasul adalah 

pemimpin-pemimpin utama. Mereka menjadi pelayan-pelayan luar 

biasa yang ditunjuk untuk satu masa saja. Mereka dilengkapi 

dengan karunia-karunia luar biasa oleh Tuhan mereka yang 

agung, dan ditambah dengan penyertaan Roh secara langsung, 

supaya mereka cakap dalam memberitakan dan menyebarluaskan 

Injil serta mampu memerintah jemaat yang masih dalam keadaan 

seperti bayi. Begitu jugalah dengan Paulus saat  itu. Ia dianu-

gerahi jabatan itu bukan oleh kehendak manusia, juga bukan oleh 

campur tangannya sendiri, melainkan oleh kehendak Allah, yang 

langsung dan jelas ditujukan kepada dia, langsung dipanggil (se-

perti halnya rasul-rasul lain) oleh Kristus sendiri untuk mengerja-

kan tugas itu. Setiap pelayan Kristus yang setia (walaupun pang-

gilan dan jabatannya tidak sehebat seperti seorang rasul) boleh-

lah, bersama para rasul, berpikiran demikian, yaitu memandang 

suatu kehormatan dan penghiburan bagi dirinya sendiri bahwa 

dia dipanggil seperti sekarang ini oleh kehendak Allah. 

2. Orang-orang yang menjadi penerima surat kerasulan ini: Kepada 

orang-orang kudus di Efesus, yaitu, kepada orang-orang Kristen 

yang menjadi anggota jemaat di Efesus, sebuah kota besar di Asia. 

Ia menyebut mereka orang-orang kudus, sebab seperti itulah 

mereka menurut pengakuan iman, demikianlah mereka semua 

diikat dalam kebenaran serta kenyataan, dan banyak di antara 

mereka yang memang seperti itu. Semua orang Kristen harus 

menjadi orang-orang kudus. Jika mereka tidak memiliki sifat dan 

ciri seperti itu di atas muka bumi, mereka tidak akan pernah 

menjadi orang-orang kudus di dalam kemuliaan. Ia menyebut 

mereka sebagai orang-orang percaya dalam Kristus Yesus, orang-

orang percaya di dalam Dia, tetap teguh dalam ketaatan kepada 

Dia serta kepada kebenaran dan jalan-jalan-Nya. Mereka bukan-

lah orang-orang kudus yang tidak setia, melainkan orang-orang 

kudus yang percaya di dalam Kristus, sangat taat kepada-Nya, 

serta setia kepada pengakuan yang mereka buat kepada Tuhan 

mereka. Perhatikanlah, merupakan suatu kehormatan tidak saja 

bagi para pelayan Tuhan, namun  juga bagi setiap orang Kristen 

untuk memperoleh rahmat Tuhan untuk menjadi setia. Di dalam 

Kristus Yesus, dari siapa mereka memperoleh semua kasih karu-

nia dan kekuatan rohani, dan di dalam siapa mereka serta semua 

perbuatan mereka mendapat perkenanan-Nya.  

Surat Efesus 1:1-2 

 131 

3. Berkat kerasulan, Kasih karunia menyertai kamu, dan seterusnya. 

Inilah tanda yang digunakan di dalam setiap surat kerasulan. 

Berkat itu mengungkapkan kehendak baik Rasul Paulus kepada 

sahabat-sahabatnya, serta menunjukkan keinginan nyata atas 

kesejahteraan mereka. Oleh kasih karunia, kita memahami kasih 

dan kebaikan Allah yang cuma-cuma dan tanpa pamrih, serta 

semua kasih karunia Roh yang datang dari kasih karunia itu. 

Oleh damai sejahtera, kita juga memahami semua berkat lainnya,

baik yang bersifat rohaniah maupun yang bersifat jasmaniah yang 

sementara, dan buah-buah serta hasil dari kasih karunia. Tidak 

ada damai sejahtera tanpa kasih karunia. Tidak ada damai 

sejahtera dan juga tidak ada kasih karunia, selain yang berasal 

dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Kristus Yesus. Berkat-berkat 

yang khas ini berasal dari Allah, bukan sebagai Sang Pencipta, 

melainkan sebagai Sang Bapa sebab  pertalian khusus, dan ber-

asal dari Tuhan Yesus Kristus yang telah membeli mereka untuk 

menjadi umat-Nya. Dia-lah yang memiliki hak untuk melimpah-

kan berkat-berkat itu ke atas mereka. Sesungguhnya, orang-orang 

kudus dan orang-orang yang setia di dalam Kristus Yesus, telah 

menerima kasih karunia dan damai sejahtera ini, namun penam-

bahan berkat-berkat seperti ini sangat diharapkan. Orang-orang 

kudus yang terbaik, sangat membutuhkan kasih karunia yang 

baru dari Roh untuk bertumbuh dan berkembang. Itulah sebab-

nya mengapa mereka harus berdoa, masing-masing untuk dirinya 

sendiri, dan semua orang untuk satu sama lain, supaya berkat-

berkat itu tetap melimpah ke atas mereka.  

Sesudah pendahuluan singkat ini, Rasul Paulus melanjutkan 

pada pokok persoalan dan isi dari surat kerasulan ini. Meskipun doa 

dan pujian seperti ini tampak aneh dicantumkan dalam sepucuk su-

rat, namun Roh Allah memandang baik bahwa pembicaraan menge-

nai perkara-perkara ilahi di dalam pasal ini disampaikan dalam 

bentuk doa dan pujian, sebab doa dan pujian merupakan sapaan 

yang khidmat kepada Allah, sehingga menyampaikan perintah-perin-

tah yang penting kepada orang lain. Doa dapat mengajarkan sesuatu, 

dan pujian juga dapat melakukan hal yang sama.  


 132

Pujian atas Berkat-berkat Rohaniah  

(1:3-14)  

3. Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus 

telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. 4 

Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya 

kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. 5 Dalam kasih Ia telah menen-

tukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, 

sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, 6 supaya terpujilah kasih karunia-Nya 

yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-

Nya. 7 Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu 

pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, 8 yang dilimpah-

kan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian. 9 Sebab Ia telah 

menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kere-

laan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di 

dalam Kristus 10 sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan 

di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun 

yang di bumi. 11 Aku katakan “di dalam Kristus,” sebab  di dalam Dialah 

kami mendapat bagian yang dijanjikan – kami yang dari semula ditentukan 

untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam 

segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya – 12 supaya kami, 

yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-

pujian bagi kemuliaan-Nya. 13 Di dalam Dia kamu juga – sebab  kamu telah 

mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu – di dalam Dia 

kamu juga, saat  kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang 

dijanjikan-Nya itu. 14 Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai 

kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik 

Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya. 

Rasul Paulus mengawali suratnya dengan ucapan syukur dan pujian, 

disertai dengan ungkapan perasaan yang mengalir deras dan berlim-

pah atas segala keuntungan besar dan berharga yang kita nikmati 

melalui Yesus Kristus. Memang tepatlah bila hak-hak istimewa dari 

iman kepercayaan kita itu diperkatakan dan diungkapkan banyak-

banyak di dalam puji-pujian kita kepada Allah.  

I. Secara umum Rasul Paulus memuji Allah untuk segala berkat 

rohani (ay. 3), di mana ia menyebut Dia sebagai Allah dan Bapa 

Tuhan kita Yesus Kristus. Sebab, sebagai Pengantara, Sang Bapa 

adalah Allah-Nya. Sedangkan sebagai Allah dan Pribadi Kedua di 

dalam Trinitas Allah yang mulia, Allah adalah Bapa-Nya. Hal itu 

memperlihatkan persekutuan rohani antara Kristus dan orang-

orang percaya, bahwa di dalam dan melalui Dia, Allah dan Bapa 

Tuhan Yesus Kristus kita adalah Allah dan Bapa mereka juga. 

Segala berkat datang dari Allah yang adalah Bapa dari Tuhan kita 

Yesus Kristus. Tidak ada kebaikan yang dapat diharapkan dari 

Allah yang adil dan kudus bagi makhluk-makhluk yang penuh

Surat Efesus 1:3-14 

 133 

 dosa, selain melalui pengantaraan Yesus Kristus. Ia telah menga-

runiakan kepada kita segala berkat rohani. Perhatikanlah, berkat-

berkat rohani merupakan berkat-berkat terbaik yang dengannya 

Allah memberkati kita, dan untuk itu kita harus memuji Dia. Ia 

memberkati kita dengan melimpahkan berkat-berkat seperti itu ke 

atas kita untuk membuat kita sungguh-sungguh diberkati. Kare-

na itu, janganlah memuji Allah begitu-begitu saja, namun  harus 

dengan memuji-muji dan mengagungkan Dia atas semuanya itu. 

Orang-orang yang dikarunia Allah beberapa berkat, akan diber-

kati-Nya lagi dengan segala berkat rohani. Kepada mereka Ia me-

ngaruniakan Kristus, dan sesudah itu Ia mengaruniakan lagi se-

gala berkat ini dengan cuma-cuma kepada mereka. Tidak demi-

kian halnya dengan berkat-berkat jasmani yang bersifat semen-

tara. Sebagian orang diberkati dengan kesehatan, dan tidak de-

ngan kekayaan. Ada juga sebagian yang diberkati dengan kekaya-

an, namun  tidak dengan kesehatan, dan begitu seterusnya. namun , 

saat  Allah mengaruniakan segala berkat rohani, Ia memberkati 

dengan segalanya. Berkat-berkat itu adalah segala berkat rohani 

di dalam sorga. Beberapa orang mengartikannya sebagai berkat-

berkat di dalam jemaat, dibedakan dari dunia, dan dipanggil ke-

luar darinya. Atau dapat juga diartikan sebagai berkat-berkat di 

dalam perkara-perkara sorgawi, seperti berkat-berkat yang datang 

dari sorga, dan yang dirancang untuk menyiapkan manusia un-

tuk masuk ke dalamnya, dan menjamin mereka untuk diterima 

masuk ke dalamnya. Oleh sebab  itu, kita harus peduli dengan 

perkara-perkara rohani dan sorgawi sebagai hal-hal yang utama. 

Oleh perkara-perkara ini kita tidak akan sengsara, dan pasti akan 

sengsara bila tidak memilikinya. Janganlah memikirkan perkara-

perkara yang di bumi, namun  pikirkanlah perkara-perkara yang di 

atas. Dengan berkat-berkat inilah kita diberkati di dalam Kristus, 

sebab, sebagaimana pelayanan-pelayanan kita naik ke atas ke-

pada Allah melalui Kristus, begitu jugalah segala berkat kita di-

sampaikan dengan cara yang sama kepada kita, yaitu melalui 

Kristus, Sang Pengantara antara Allah dan kita.  

II. Berkat-berkat rohaniah khusus yang dengannya kita diberkati di 

dalam Kristus, dan untuk itu kita harus memuji Allah, banyak 

dari antaranya disebutkan dan diuraikan di sini.  


 134

1. Pemilihan dan predestinasi (penentuan dari semula), yang me-

rupakan sumber misteri, dari mana berkat-berkat lain meng-

alir (ay. 4-5, 11). Pemilihan atau pilihan menunjuk kepada 

sebagian orang yang dipilih dari sejumlah atau sekumpulan 

besar umat manusia. Dari situ mereka dipisahkan dan dikhu-

suskan. Predestinasi menunjuk kepada berkat-berkat yang di-

rancang, khususnya pengangkatan menjadi anak-anak-Nya, 

yang menjadi tujuan Allah agar pada waktu yang telah ditetap-

kan, kita diangkat menjadi anak-anak-Nya, dan dengan demi-

kian memiliki hak atas semua keistimewaan dan warisan seba-

gai anak. Di sini kita membaca tentang waktu kapan tindakan 

kasih ini dilakukan, yaitu pada saat sebelum dunia dijadikan. 

Tidak saja sebelum umat Allah diciptakan, namun  sebelum 

permulaan dunia ini. sebab  mereka dipilih dalam kebijak-

sanaan Allah dari sejak kekekalan. Hal ini meninggikan derajat 

kebesaran berkat-berkat ini sebagai hasil kebijaksanaan yang 

kekal. Sedekah-sedekah yang Anda berikan kepada para pe-

ngemis di muka pintu rumah Anda berasal dari keputusan 

yang datang tiba-tiba, namun persiapan bagi masa depan yang 

dibuat oleh para orang tua bagi anak-anaknya merupakan 

hasil pemikiran yang panjang, serta dituangkan secara tertulis 

di dalam bentuk pesan terakhir dan surat wasiat yang dibuat 

dengan penuh rasa khidmat. sebab  itu, pengangkatan men-

jadi anak ini sungguh mengagungkan kasih ilahi, dan juga 

menjamin tersedianya berkat-berkat bagi orang-orang pilihan 

Allah, supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan. 

Allah melakukannya sesuai dengan tujuan kekal-Nya dalam 

mengaruniakan segala berkat rohani atas umat-Nya. Ia telah 

memberkati kita – sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita, 

di dalam Kristus, Kepala yang agung dari pemilihan itu, yang 

dengan penuh perasaan kasih menyebut kita sebagai orang-

orang pilihan Allah, sebagai orang-orang pilihan-Nya. Di dalam 

Sang Juruselamat yang terpilih itu ada pandangan kebaikan 

yang ditujukan kepada kita. Amati di sini satu tujuan dan 

rancangan yang agung dari pemilihan ini, yaitu dipilih – su-

paya kita kudus. Mereka harus menjadi kudus bukan sebab  

Ia telah mengetahuinya di dalam kemahatahuan-Nya, melain-

kan sebab  Ia telah memutuskan untuk membuat mereka 

seperti itu. Semua orang yang dipilih supaya berbahagia pada 

Surat Efesus 1:3-14 

 135 

akhirnya, dipilih supaya menjadi kudus sebagai alat untuk 

mencapai kebahagiaan itu. Pengudusan dan juga keselamatan 

mereka merupakan hasil dari kebijaksanaan kasih ilahi. – Dan 

tak bercacat di hadapan-Nya – supaya kekudusan mereka 

tidak sekadar bersifat lahiriah dan berpenampilan luar belaka, 

namun  sungguh-sungguh nyata dan datang dari dalam batin, 

untuk mencegah celaan orang. Dan Allah sendiri, yang melihat 

hati, akan memandang kekudusan seperti itu sebagai keku-

dusan yang berasal dari hati yang mengasihi Allah dan sesama 

makhluk ciptaan. Kasih ini menjadi dasar pijakan dari semua 

kekudusan yang sejati. Kata aslinya berarti kemurniaan tiada 

tara sehingga tidak ada orang yang sanggup mencelanya. 

Itulah sebabnya mengapa ada sebagian orang yang mengarti-

kannya sebagai kekudusan sempurna yang akan dicapai oleh 

para orang kudus di dalam kehidupan yang akan datang. Ke-

kudusan yang menjadi teramat sangat sempurna di hadapan 

Allah, dan mereka akan berada di dalam hadirat Allah sampai 

selama-lamanya. Di sini juga diberikan aturan dan sumber 

penyebab pilihan Allah, yaitu sesuai dengan kerelaan kehen-

dak-Nya (ay. 5). Bukan demi apa saja yang telah diketahui-Nya 

dalam kemahatahuan-Nya, melainkan sebab  hal itu merupa-

kan kehendak-Nya yang berdaulat, dan merupakan sesuatu 

yang sangat menyenangkan hati-Nya. Hal itu sesuai dengan 

maksud Allah, kehendak yang sudah tetap dan tidak dapat 

diubah lagi, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut 

keputusan kehendak-Nya (ay. 11), yang dengan penuh kuasa 

menyempurnakan apa saja yang berkenaan dengan umat 

pilihan-Nya, sebagaimana Ia dengan bijaksana dan bebas me-

nentukan dan menetapkan dari semula tujuan dan rancangan 

terakhir dan agung dari semua yang adalah kemuliaan-Nya 

sendiri, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia (ay. 6), 

supaya kami boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya (ay. 

12), yaitu, supaya kita sendiri hidup dan berperilaku seperti 

itu sehingga kasih karunia-Nya yang melimpah akan diagung-

kan dan tampak mulia, serta layak memperoleh pujian terting-

gi. Semua berasal dari Allah, dari Dia, dan melalui Dia, dan 

itulah sebabnya semua harus ditujukan kepada-Nya, dan 

berpusat di dalam pujian kepada-Nya. Perhatikanlah, kemulia-

an Allah merupakan tujuan-Nya sendiri, dan tujuan itu 


 136

haruslah menjadi tujuan kita juga di dalam semua yang kita 

lakukan. Bagian ini dipahami oleh sebagian orang dengan cara 

yang sangat berbeda dan secara khusus merujuk kepada per-

tobatan orang-orang Efesus menjadi orang-orang Kristen. 

Orang-orang yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut 

mengenai hal itu dapat membaca tulisan Locke (filsuf Inggris 

abad ketujuh belas – pen.) serta penulis-penulis ternama 

lainnya.  

2. Berkat rohaniah berikut yang diperhatikan oleh Rasul Paulus 

adalah penerimaan Allah melalui Yesus Kristus: Di dalam Dia, 

atau oleh kasih karunia-Nya ini, yang dikaruniakan-Nya ke-

pada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya (ay. 6), Ia telah 

membuat kita diterima oleh Allah. Yesus Kristus adalah Pri-

badi yang dikasihi oleh Bapa-Nya (Mat. 3:17), seperti juga para 

malaikat dan orang-orang kudus. Sungguh sangat istimewa 

jika kita diterima oleh Allah, sebab  ini menyiratkan kasih-

Nya kepada kita dan bagaimana kita dibawa masuk ke dalam 

pemeliharaan-Nya dan keluarga-Nya. Dengan demikian, kita 

tidak mungkin dapat diterima oleh Allah, selain di dalam dan 

melalui Yesus Kristus. Allah mengasihi umat-Nya demi Kristus 

yang dikasihi-Nya itu.  

3. Pengampunan dosa dan penebusan melalui darah Yesus (ay. 

7). Tidak ada pengampunan tanpa penebusan. sebab  alasan 

dosalah kita menjadi orang tahanan, dan kita tidak dapat 

dilepaskan dari tahanan selain oleh pengampunan atas dosa-

dosa kita. Penebusan ini kita peroleh di dalam Kristus, dan 

pengampunan diperoleh melalui darah-Nya. Kesalahan dan 

noda dosa hanya dapat dihapus oleh darah Yesus. Semua ber-

kat rohani kita mengalir kepada kita di dalam curahan darah 

itu. Keuntungan besar yang kita peroleh dengan cuma-cuma 

ini telah dibeli dan dibayar dengan pengorbanan yang besar 

oleh Tuhan kita yang mahamulia. Dan itu semua terjadi sesuai 

dengan kekayaan kasih karunia Allah. Penebusan Kristus dan 

kelimpahan kasih karunia Allah sangat sesuai dengan perkara 

besar penebusan umat manusia. Allah dipuaskan oleh Kristus 

sebagai pengganti dan penjamin kita. Walaupun demikian, 

kasih karunia yang melimpah itulah yang memungkinkan 

penerimaan jaminan itu, yaitu saat  Allah tidak menjalankan 

pelaksanaan kerasnya hukum Taurat atas diri si pelanggar. 

Surat Efesus 1:3-14 

 137 

Juga, kasih karunia-Nya yang melimpah itulah yang menjadi-

kan Anak-Nya sendiri sebagai jaminan, serta menyerahkan Dia 

dengan cuma-cuma, saat  tidak ada lagi jaminan lain yang 

dapat kita pikirkan, dan yang dapat ditemukan untuk meng-

gantikan kita. Di dalam hal ini, Ia tidak saja menunjukkan ke-

kayaan kasih karunia itu, namun  juga dilimpahkan-Nya kepada 

kita dalam segala hikmat dan pengertian (ay. 8), yaitu hikmat 

di dalam memahami penyelenggaraan-Nya itu, dan pengertian 

di dalam melaksanakan rencana kehendak-Nya, sebagaimana 

telah Ia lakukan. Betapa mulianya hikmat dan pengertian ilahi 

menyatakan diri, dengan pantas dan layak menyesuaikan ma-

salah antara keadilan dan belas kasihan Allah di dalam urus-

an yang agung ini, di dalam menjamin kehormatan Allah dan 

hukum-Nya pada saat yang sama, sehingga pemulihan orang-

orang berdosa dan keselamatan mereka dapat ditegaskan dan 

dipastikan!  

4. Hak istimewa lain yang membuat Rasul Paulus di sini memuji 

Allah adalah wahyu ilahi – bahwa Allah telah menyatakan ra-

hasia kehendak-Nya kepada kita (ay. 9). Yakni, betapa besar-

nya perkenan Allah kepada manusia, yang telah disimpan-Nya 

dalam waktu yang lama, dan tetap tinggal tersembunyi bagi 

sebagian besar dunia ini, dan untuk ini kita sekarang ber-

utang kepada Kristus, yang sesudah  sejak kekekalan berada di 

pangkuan Bapa, kini telah datang untuk menyatakan kehen-

dak-Nya kepada anak-anak manusia. Sesuai dengan rencana 

kerelaan-Nya, kebijaksanaan rahasia-Nya mengenai penebus-

an manusia, yang telah Ia tetapkan, atau tentukan, hanya ada 

di dalam Dia serta berasal dari Dia sendiri, dan tidak di dalam 

anak-anak manusia itu. Di dalam pewahyuan ini, dan di 

dalam menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, hikmat 

dan pengertian Allah akan bercahaya dengan terang. Hal itu 

digambarkan sebagai firman kebenaran, yaitu Injil keselamatan 

kita (ay. 13). Setiap firman dari Injil itu benar adanya. Firman 

itu mengandung dan mengajarkan kebenaran-kebenaran yang 

paling berbobot dan penting kepada kita. Firman itu ditegas-

kan dan dimeteraikan oleh sumpah Allah sendiri, yang darinya 

kita harus belajar untuk pergi sendiri mencari kebenaran ilahi 

itu. Itu adalah Injil keselamatan kita, sebab  ia menyatakan 

kabar baik tentang keselamatan dan mengandung tawaran 


 138

bagi keselamatan itu. Injil itu menunjukkan jalan menuju ke-

pada keselamatan itu, dan Roh yang mulia itu memberikan 

pengertian dan pertolongan yang dapat mendatangkan hasil 

baik bagi keselamatan jiwa-jiwa. Oh, betapa kita harus men-

junjung tinggi Injil yang mulia ini dan memuji Allah untuk itu! 

Inilah cahaya yang bersinar di tempat yang gelap, yang untuk-

nya kita beroleh alasan untuk bersyukur, dan untuknya kita 

harus memberikan perhatian.  

5. Persekutuan di dalam dan dengan Kristus merupakan sebuah 

hak istimewa, sebuah berkat rohaniah, dan dasar dari banyak 

berkat lainnya. Ia mempersatukan di dalam Kristus segala 

sesuatu (ay. 10). Segala macam wahyu ilahi bersatu di dalam 

Kristus, semua agama berpusat di dalam Dia. orang-orang Ya-

hudi dan bangsa-bangsa lain dipersatukan satu sama lain oleh 

penyatuan mereka kepada Kristus. Baik yang di sorga maupun 

yang di bumi dikumpulkan bersama-sama di dalam Dia. Ter-

jadi perdamaian, keselarasan dibangun antara sorga dan bumi 

melalui Dia. Kumpulan malaikat yang tidak terhitung jumlah-

nya menjadi satu dengan jemaat melalui Kristus, dan semua 

ini sudah ditetapkan-Nya di dalam Kristus. Sudah menjadi 

ketetapan-Nya di dalam masa penyelenggaraan itu, yang dige-

napi dengan dikirimkan-Nya Kristus sesudah  genap waktunya, 

pada waktu yang tepat sebagaimana telah ditetapkan dan 

diputuskan-Nya sejak semula.  

6. Warisan atau bagian kekal itu merupakan berkat besar yang 

dengannya kita diberkati di dalam Kristus: Di dalam Dia-lah 

kami mendapat bagian yang dijanjikan (ay. 11). Sorga itulah 

warisan atau bagian kekal itu, kebahagiaan yang diperoleh 

darinya merupakan bagian yang cukup bagi jiwa. Bagian yang 

dijanjikan ini disampaikan melalui pewarisan, sebagai suatu 

pemberian dari Bapa kepada anak-anak-Nya. Jika kita adalah 

anak, maka kita juga adalah ahli waris. Segala berkat yang 

telah kita terima menjadi kecil jika dibandingkan dengan harta 

pusaka ini. Apa yang disediakan bagi seorang ahli waris saat  

ia masih belum dewasa tidak ada artinya dibandingkan de-

ngan apa yang disimpan baginya saat  ia telah dewasa. Dika-

takan bahwa orang-orang Kristen akan menerima harta pusa-

ka ini, sebab  mereka memiliki hak untuk itu pada saat seka-

Surat Efesus 1:3-14 

 139 

rang ini, dan bahkan menjadi pemilik yang sebenarnya, di 

dalam Kristus yang menjadi kepala dan wakil mereka.  

7. Meterai dan jaminan Roh merupakan bagian dari berkat-ber-

kat ini. Dikatakan bahwa kita dimeteraikan dengan Roh Kudus, 

yang dijanjikan-Nya itu (ay. 13). Roh yang mulia itu adalah 

kudus, dan ia membuat kita menjadi kudus. Ia disebut seba-

gai Roh perjanjian, sebab Ia adalah Roh yang dijanjikan itu. 

Oleh-Nya orang-orang percaya dimeteraikan, artinya dipisah-

kan dan disisihkan bagi Allah, dikhususkan dan ditandai se-

bagai milik-Nya. Roh itu adalah jaminan bagian kita (ay. 14). 

Jaminan itu merupakan bagian dari pembayaran dan menja-

min jumlah pembayaran sepenuhnya. Begitu jugalah karunia 

Roh Kudus itu, semua pengaruh dan pekerjaan-Nya, baik yang 

menguduskan dan yang menghibur. Semuanya dimulai dari 

dalam sorga, dan menjadi mulia di dalam Sang Benih dan 

Tunas. Pencerahan Roh merupakan jaminan dari cahaya yang 

kekal, sedangkan pengudusan merupakan jaminan dari keku-

dusan yang sempurna, dan segala penghiburan-Nya merupa-

kan jaminan dari sukacita yang tak berkesudahan. Dikatakan 

bahwa Dia menjadi jaminan, sampai penebusan yang menjadi-

kan kita milik Allah. Di sini jaminan itu bisa juga disebut kepe-

milikan, sebab jaminan ini memastikan para ahli waris se-

akan-akan mereka memang sudah memiliki warisan atau 

bagian kekal itu, dan bagian tersebut dibeli bagi mereka oleh 

darah Kristus. Penebusan warisan itu disebutkan di sini kare-

na ia telah digadaikan dan diambil oleh dosa, dan Kristus me-

ngembalikannya lagi kepada kita. sebab  itulah dikatakan se-

bagai menebus warisan itu, dengan menggunakan kiasan hu-

kum penebusan. Dari semua ini amatilah, betapa indahnya 

janji yang menjamin karunia Roh Kudus kepada mereka yang 

meminta-Nya.  

Rasul Paulus menyebutkan tujuan dan rancangan agung Allah 

dalam melimpahkan semua hak istimewa rohaniah ini, supaya kami, 

yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi 

puji-pujian bagi kemuliaan-Nya – kepada kamilah pertama kali Injil 

diberitakan dan kamilah yang pertama kali bertobat dan percaya ke-

pada iman kepada Kristus, serta menaruh harapan dan kepercayaan 

kami di dalam Dia. Perhatikanlah, orang yang lebih dahulu ada di 

dalam kasih karunia, mereka itu lebih diutamakan: yang menjadi 


 140

Kristen sebelum aku, kata Rasul Paulus (Rm. 16:7). Orang-orang yang 

sudah lebih lama mengalami kasih karunia Kristus memiliki kewajib-

an yang lebih khusus untuk memuliakan Allah. Mereka harus men-

jadi kuat di dalam iman, lebih unggul dalam memuliakan Dia. Walau-

pun demikian, hal ini harus menjadi tujuan umum dari semua orang 

percaya. Untuk inilah kita diciptakan, dan untuk inilah kita ditebus. 

Inilah rancangan agung Kekristenan kita, serta juga dari Allah yang 

telah melakukan semuanya bagi kita, yaitu untuk memuji kemuliaan-

Nya (ay. 14). Dengan cara ini Ia bermaksud supaya kasih karunia, 

kuasa, dan semua kesempurnaan lainnya menjadi menarik serta mu-

lia, dan semua anak manusia mengagungkan Dia.  

Doa Rasul Paulus 

(1:15-23)  

15. sebab  itu, sesudah  aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus 

dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, 16 akupun tidak berhenti 

mengucap syukur sebab  kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam 

doaku, 17 dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa 

yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu un-

tuk mengenal Dia dengan benar. 18 Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu 

terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam 

panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi 

orang-orang kudus, 19 dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, 

sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, 20 yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus 

dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di 

sebelah kanan-Nya di sorga, 21 jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan 

penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat dise-

but, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan da-

tang. 22 Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan 

Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. 

23 Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi 

semua dan segala sesuatu. 

Kita telah sampai pada bagian akhir pasal ini. Bagian yang memuat 

doa Rasul Paulus yang dinaikkan dengan sungguh-sungguh kepada 

Allah demi kepentingan orang-orang Efesus ini. Kita harus mendoa-

kan orang-orang yang atas mereka kita ucapkan syukur kepada 

Allah. Rasul Paulus kita ini memuji Allah untuk apa yang telah ia 

lakukan bagi mereka, dan kemudian ia berdoa supaya ia dapat ber-

buat lebih banyak bagi mereka. Ia mengucap syukur atas berkat-

berkat rohaniah dan berdoa agar berkat-berkat itu dicurahkan terus, 

sebab Allah menginginkan supaya kaum Israel meminta dari pada-Nya 

apa yang hendak dilakukan-Nya bagi mereka. Ia telah menyerahkan

Surat Efesus 1:15-23 

 141 

berkat-berkat rohaniah ini bagi kita di dalam tangan Anak-Nya, 

Tuhan Yesus, namun Ia juga menetapkan kita untuk menarik dan 

mengambilnya melalui doa. Kita tidak memiliki bagian atau jatah di 

dalam hal itu lebih lanjut, selain kita harus memintanya dengan 

iman dan doa. Salah satu dorongan yang menyokong Paulus untuk 

berdoa bagi jemaat Korintus adalah laporan baik yang ia dengar ten-

tang mereka, yaitu tentang iman mereka di dalam Tuhan Yesus dan 

kasih mereka terhadap semua orang kudus (ay. 15). Iman di dalam 

Kristus dan kasih kepada semua orang kudus, akan disertai dengan 

semua kasih karunia lainnya. Kasih terhadap orang-orang kudus, 

sedemikian rupa, dan sebab  disebut seperti itu, harus termasuk 

kasih kepada Allah. Mereka yang mengasihi orang-orang kudus, 

sedemikian rupa, berarti mengasihi semua orang kudus, tak peduli 

betapa lemah dalam kasih karunia, hina dan rendah di dalam dunia, 

dan sesaknya keadaan sebagian dari mereka. Dorongan lain untuk 

mendoakan mereka adalah sebab  mereka telah menerima jaminan 

atas bagian harta pusaka mereka. Hal ini dapat kita amati dari kata-

kata yang dikaitkan dengan bagian sebelumnya, yaitu suatu kata 

hubung, sebab  itu. “Mungkin kamu mengira bahwa sesudah  mene-

rima jaminannya maka dengan sendirinya kamu sudah cukup 

merasa bahagia dan tidak perlu lagi berbuat apa-apa selanjutnya, 

sehingga kamu merasa tidak perlu untuk berdoa bagi dirimu sendiri 

lagi, dan aku pun tidak perlu berdoa untukmu.” Tidak, malah seba-

liknya. sebab  itu – aku pun tidak berhenti mengucap syukur sebab  

kamu, dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku (ay. 16). 

Sementara ia memuji Allah sebab  telah mengaruniakan Roh Kudus 

kepada mereka, ia tidak berhenti berdoa supaya Allah menganuge-

rahkan Roh itu kepada mereka (ay. 17), supaya Ia menganugerahkan 

lebih banyak karunia Roh itu. Perhatikan baik-baik, bahkan orang-

orang Kristen yang terbaik pun harus kita doakan, dan sementara 

mendengar kabar baik tentang sahabat-sahabat Kristen kita, kita 

harus merasa wajib untuk mendoakan mereka kepada Allah, supaya 

mereka lebih dan lebih melimpah-limpah serta bertambah-tambah. 

Nah, apa saja yang didoakan oleh Rasul Paulus demi kepentingan 

orang-orang Efesus itu? Bukan supaya mereka dibebaskan dari peng-

aniayaan, juga bukan supaya mereka dapat memiliki kekayaan, ke-

hormatan, dan kesenangan dunia ini, melainkan hal utama yang ia 

doakan adalah pencerahan pengertian mereka, dan supaya penge-

tahuan mereka semakin melimpah dan bertambah-tambah. Yang ia 


 142

maksudkan adalah pengetahuan yang dapat digunakan sehari-hari 

dan dapat memberikan pengalaman yang berguna. Kasih karunia dan 

penghiburan Roh Kudus disampaikan kepada jiwa melalui pencerah-

an pengertian. Dengan cara ini Ia akan memperoleh dan memperta-

hankan milik-Nya. Iblis melakukan yang sebaliknya, ia merampasnya 

melalui pancaindra dan hawa nafsu, sedangkan Kristus menjaganya 

melalui pengertian. Amatilah,  

I. Sumber pengetahuan ini harus berasal dari Allah Tuhan kita Ye-

sus Kristus (ay. 17). Tuhan itu adalah Allah yang Mahatahu dan 

tidak ada pengetahuan yang baik yang dapat menyelamatkan 

selain yang datang dari Dia. Itulah sebabnya kita harus mencari 

pengetahuan itu dari Dia, yang adalah Allah Tuhan kita Yesus 

Kristus (lihat ay. 3), yaitu Bapa yang mulia itu. Ini suatu ungkapan 

Ibrani. Kemuliaan Allah di dalam diri-Nya tidak terbatas. Semua 

makhluk ciptaan-Nya mengarahkan segala kemuliaan kepada-

Nya, dan Dia-lah pencipta semua kemuliaan itu, yang dengannya 

Ia akan menghiasi orang-orang kudus-Nya. Nah, Ia mengarunia-

kan pengetahuan dengan cara menganugerahkan Roh pengetahu-

an, sebab Roh Allah menjadi guru bagi orang-orang kudus, yaitu 

Roh hikmat dan wahyu. Kita menerima pewahyuan Roh itu di 

dalam firman, namun  akankah pewahyuan itu ada gunanya, jika 

kita tidak memiliki hikmat Roh di dalam hati? Jika Roh yang 

sama yang menyusun ayat-ayat suci itu tidak membuka tabir 

yang menyelubungi hati kita dan memampukan kita mengerti dan 

memanfaatkannya, kita tidak akan pernah menjadi lebih baik. – 

Untuk mengenal Dia dengan benar atau untuk mengakui Dia. Ini 

bukan saja mencakup pengetahuan tentang Kristus dan segala 

sesuatu yang berkaitan dengan-Nya, melainkan juga suatu peng-

akuan atas kekuasaan Kristus melalui ketaatan penuh kepada 

Dia, yang hanya dapat kita lakukan melalui pertolongan Roh hik-

mat dan wahyu. Pertama-tama, pengetahuan ini ada di dalam 

pengertian. Rasul Paulus berdoa supaya Allah menjadikan mata 

hati mereka terang, agar mereka mengerti (ay. 18). Amatilah, 

orang-orang yang telah membuka mata hati mereka dan memiliki 

sedikit pengertian mengenai perkara-perkara Allah, perlu lebih 

dan lebih diterangi lagi, sehingga pengetahuan mereka menjadi 

lebih jelas, terang, dan teruji di dalam pengalaman. Orang-orang 

Kristen tidak boleh hanya berpuas diri dengan hanya memiliki 

Surat Efesus 1:15-23 

 143 

rasa kasih, namun  mereka juga harus berusaha keras untuk 

memiliki pengertian yang jelas. Mereka harus berkeinginan keras 

menjadi orang Kristen yang berpengertian dan bijaksana.  

II. Pengetahuan apa yang secara lebih khusus diharapkan oleh Rasul 

Paulus bertumbuh di dalam diri mereka adalah,  

1. Pengharapan yang terkandung di dalam panggilan-Nya (ay. 18). 

Kekristenan merupakan panggilan kita. Allah telah memanggil 

kita untuk itu, dan sebab  alasan itulah kita dipanggil-Nya. 

Terdapat suatu pengharapan di dalam panggilan ini, sebab 

siapa yang berhubungan dengan Allah berhubungan atas da-

sar kepercayaan. Dan merupakan suatu hal yang sangat di-

inginkan untuk mengetahui apa yang menjadi pengharapan 

dalam panggilan kita. Memiliki pengetahuan mengenai hak-

hak istimewa yang sangat besar dari umat Allah dan peng-

harapan-pengharapan yang mereka peroleh dari Allah, serta 

pengetahuan yang berkenaan dengan dunia sorgawi, semua ini 

dapat mendorong kita untuk rajin dan sabar dalam menapak 

perjalanan hidup Kekristenan. Kita harus mengusahakannya 

dan berdoa dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh 

pengertian mendalam yang lebih jelas serta pengenalan yang 

lebih penuh mengenai tujuan-tujuan besar pengharapan orang 

Kristen.  

2. Betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi 

orang-orang kudus. Di samping bagian sorgawi yang disedia-

kan bagi orang-orang kudus, masih ada lagi bagian sekarang 

ini di dalam diri orang-orang kudus, sebab kasih karunia me-

rupakan permulaan kemuliaan, dan kekudusan merupakan 

kebahagiaan yang sedang bertunas. Ada kemuliaan di dalam 

bagian ini, kekayaan kemuliaan, yang dapat membuat orang-

orang Kristen menjadi lebih unggul dan benar-benar lebih 

terhormat dari pada semua orang lain di sekitar dia. Sangat 

diinginkan juga untuk mengetahui hal ini secara nyata dari

pengalaman hidup sehari-hari, untuk mengenali asas-asas, 

kesenangan, dan kekuatan dari kehidupan yang rohaniah dan 

ilahi. Hal ini dapat dipahami sebagai bagian kemuliaan yang 

terdapat di dalam dan di antara orang-orang kudus di sorga, di 

mana Allah telah membentangkan semua kekayaan-Nya untuk 

membuat mereka berbahagia dan mulia, di mana semua orang 


 144

kudus menjadi pemilik dari kemuliaan yang jauh melampaui 

segala akal, sebagai pengetahuan yang sangat diinginkan dan 

dapat diperoleh di atas muka bumi ini, dan yang pasti melam-

paui semua penghiburan dan sukacita. sebab  itu, marilah 

kita belajar mengenal sebanyak mungkin tentang sorga, mela-

lui pembacaan firman, merenungkannya, dan berdoa, supaya 

kita menjadi sangat bergairah dan rindu untuk berada di sana.  

3. Betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya (ay. 19). 

Percaya sungguh secara nyata bahwa Allah dapat mencukupi 

segala sesuatu yang kita perlukan dan bahwa kasih karunia 

ilahi itu berkuasa di atas segala-galanya, mutlak kita perlukan 

untuk terus berjalan dekat dengan Dia. Merupakan hal yang 

sangat diinginkan untuk mengenali serta mengalami kuasa 

yang dahsyat dari kasih karunia itu yang memulai dan melan-

jutkan pekerjaan iman di dalam jiwa kita. Merupakan suatu 

hal yang sulit untuk membawa seseorang menjadi percaya di 

dalam Kristus dan mempertaruhkan segala sesuatu di atas 

kebenaran-Nya dan di atas pengharapan akan kehidupan ke-

kal. Tidak ada yang mampu selain kuasa dari Yang Maha-

kuasa sendiri yang akan mengerjakan hal ini di dalam kita. Di 

sini Rasul Paulus berbicara dengan ungkapan yang sangat 

kaya dan melimpah, namun, pada saat yang sama seolah-olah 

ia kekurangan kata-kata untuk mengungkapkan betapa hebat 

kuasa-Nya Yang Mahakuasa, yaitu kuasa yang Ia kerahkan 

bagi umat-Nya, dan yang dengannya Ia membangkitkan Kristus 

dari antara orang mati (ay. 20). Kebangkitan Kristus ini 

sungguh merupakan bukti agung dari kebenaran Injil kepada 

dunia ini, namun  turunan dari kuasa itu di dalam diri kita 

(yaitu pengudusan kita dan kebangkitan dari kematian dosa, 

sejalan dengan kebangkitan Kristus) merupakan bukti agung 

bagi kita. Walaupun hal ini tidak dapat membuktikan kebenar-

an Injil kepada orang lain yang sama sekali tidak mengetahui 

apa-apa mengenai hal tersebut (bahwa kebangkitan Kristus 

itulah buktinya), namun bila kita dapat berkata-kata berdasar-

kan pengalaman sendiri, seperti halnya orang-orang Samaria 

yang berkata, “Kami sendiri telah mendengar Dia, kami telah 

merasakan perubahan yang luar biasa di dalam hati kami,” 

maka ini akan membuat kita dapat berkata dengan penuh 

rasa puas, Sekarang kami percaya, dan yakin, bahwa Dia ini 

Surat Efesus 1:15-23 

 145 

adalah Kristus, Anak Allah. Banyak orang berpendapat bahwa 

di sini Rasul Paulus sedang berkata-kata tentang betapa hebat 

kuasa yang akan digunakan untuk membangkitkan tubuh-

tubuh orang percaya kepada kehidupan kekal, yang sama 

hebatnya dengan kekuatan kekuasaan yang dikerjakan-Nya di 

dalam membangkitkan Kristus, dan seterusnya. Jadi betapa 

indahnya untuk menginginkan agar pada akhirnya kita juga 

mengenal kuasa itu, dengan dibangkitkan keluar dari kubur 

dan dengan begitu masuk ke dalam hidup yang kekal! 

Sesudah mengatakan sesuatu tentang Kristus dan kebangkitan-

Nya, Rasul Paulus menyimpang sedikit dari pokok pembicaraannya 

untuk menekankan lebih lanjut tentang kehormatan Tuhan Yesus 

dan pemuliaan-Nya. Dikatakan bahwa Ia didudukkan di sebelah ka-

nan Bapa di sorga, dan seterusnya (ay. 20-21). Yesus Kristus diting-

gikan jauh lebih tinggi di atas segalanya, dan diberikan kuasa atas 

segala sesuatu, yang dibuat tunduk kepada-Nya. Segala kemuliaan 

dunia yang di atas, serta segala kekuasaan, baik di bumi maupun di 

sorga, seluruhnya diserahkan kepada Dia. Bapa meletakkan segala 

sesuatu di bawah kaki Kristus (ay. 22), sesuai dengan janji itu (Mzm. 

110:1). Segala makhluk apa pun tunduk kepada-Nya. Mereka harus 

sungguh-sungguh taat kepada-Nya atau jatuh di bawah tongkat kera-

jaan-Nya dan menerima hukuman dari-Nya. Allah mengaruniakan 

kepada-Nya menjadi Kepala dari segala yang ada. Hal ini merupakan 

suatu pemberian kepada Kristus, sebagai Pengantara, untuk mem-

peroleh kuasa dan menjadi Kepala yang jauh lebih tinggi seperti itu, 

serta memiliki suatu tubuh rohani yang disediakan bagi-Nya. Dan ini 

sungguh suatu karunia bagi jemaat, sebab  dilengkapi dengan Ke-

pala yang dikaruniai dengan begitu banyak kuasa dan kewenangan. 

Allah menjadikan Dia sebagai Kepala dari segala yang ada. Ia mem-

berikan kepada Kristus segala kuasa di sorga dan di bumi. Bapa 

mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. 

Namun, yang menyempurnakan penghiburan ini adalah bahwa bagi 

jemaat Ia menjadi Kepala dari segala yang ada. Kepada-Nya diper-

cayakan segala kuasa, yakni agar Ia menyelesaikan semua perkara 

kerajaan ilahi dan menjadikannya tunduk sesuai rancangan kasih 

karunia-Nya berkenaan dengan jemaat-Nya. sebab  itu, dengan ini 

kita dapat menjawab utusan-utusan bangsa-bangsa, bahwa Tuhan 

yang meletakkan dasar Sion. Kuasa yang sama yang mendukung 

dunia ini akan mendukung jemaat juga, dan kita yakin bahwa Ia 


 146

mengasihi jemaat-Nya, sebab  jemaat adalah tubuhnya (ay. 23), 

tubuh rohani-Nya, dan ia akan menjaga dan memeliharanya. Itu 

adalah kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu. 

Yesus Kristus memenuhi semua dan segala sesuatu, Ia mencukupi 

semua kekurangan-kekurangan anggota-anggotanya, memenuhi me-

reka dengan Roh-Nya, dan bahkan dengan seluruh kepenuhan Allah 

(3:19). Dan sekarang dikatakan bahwa jemaat menjadi kepenuhan 

Dia, sebab  Kristus sebagai Pengantara tidak akan menjadi lengkap 

jika Dia tidak memiliki jemaat. Bagaimana Ia dapat menjadi seorang 

Raja, jika Dia tidak memiliki sebuah kerajaan? Itulah sebabnya hal 

ini dipakai untuk menghormati Kristus, sebagai Pengantara, bahwa 

jemaat adalah kepenuhan Dia.  

 

 

PASAL  2  

Pasal ini berisi uraian mengenai,  

I. Keadaan orang-orang Efesus ini, yang pada dasarnya adalah 

orang-orang yang malang (ay. 1-3). Hal ini disampaikan se-

kali lagi dalam ay. 11-12. 

II. Perubahan yang indah, yang dikerjakan di dalam diri mereka 

oleh kasih karunia yang mengubahkan (ay. 4-10). Ini diulangi 

sekali lagi dalam ay. 13. 

III. Hak istimewa yang hebat dan luar biasa yang diterima dari 

Kristus, baik oleh orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi 

yang telah bertobat (ay. 14-22). Rasul Paulus berusaha su-

paya mereka menyikapi dengan selayaknya perubahan luar 

biasa yang telah dikerjakan oleh anugerah ilahi di dalam diri 

mereka. Sikap yang demikian memang sangat pantas ditun-

jukkan terhadap perubahan yang besar tersebut, yang diker-

jakan oleh anugerah yang sama di dalam diri semua orang 

yang menerima kasih karunia. Dengan begitu, di sini terda-

pat sebuah gambaran yang jelas baik mengenai malangnya 

keadaan manusia yang belum diperbarui, maupun mengenai 

bahagianya keadaan jiwa-jiwa yang sudah diubahkan. Ini 

cukup untuk menggugah dan memperingatkan orang-orang 

yang masih tinggal di dalam dosa mereka, serta membuat 

mereka bergegas keluar dari keadaan tersebut. Ini juga dapat 

menghibur dan menyenangkan hati orang-orang yang telah 

dihidupkan oleh Allah, dengan mengingat hak istimewa yang 

luar biasa yang telah diberikan kepada mereka. 


 148

Keadaan Jemaat Efesus pada Dasarnya  

(2:1-3) 

1 Kamu dahulu sudah mati sebab  pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa-

mu. 2 Kamu hidup di dalamnya, sebab  kamu mengikuti jalan dunia ini, 

sebab  kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang 

sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. 3 Sebenarnya dahulu kami 

semua juga terhitung di antara mereka, saat  kami hidup di dalam hawa 

nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. 

Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti 

mereka yang lain. 

Keadaan orang Efesus yang pada dasarnya malang itu dijelaskan se-

bagian di sini. Perhatikan, 

1. Jiwa yang belum diperbarui adalah jiwa yang mati di dalam pe-

langgaran dan dosa. Semua orang yang tinggal di dalam dosa 

mereka, mati di dalam dosa. Bahkan tidak hanya itu, namun  juga 

di dalam pelanggaran dan dosa, yang bisa berarti segala macam 

dosa, baik yang sudah biasa dilakukan maupun yang dilakukan 

satu kali saja, baik dosa di dalam hati maupun dosa dalam per-

buatan. Dosa adalah kematian jiwa. Di mana pun hal itu terjadi, 

maka di situ pun segala kehidupan rohani lenyap. Orang berdosa 

ada dalam keadaan mati, sebab  tidak lagi berpegang pada hu-

kum, dan kehilangan kuasa kehidupan rohani. Mereka terbuang 

dari Allah, sumber kehidupan. Mereka juga mati secara hukum, 

sebab  dikatakan bahwa seorang penjahat yang bersalah harus 

mati.  

2. Keadaan berdosa adalah suatu keserupaan dengan dunia ini (ay. 

2). Di ayat pertama, Paulus berbicara tentang keadaan batiniah 

mereka. Di sini, ia berbicara mengenai perilaku mereka secara 

lahiriah. Di dalamnya, yaitu di dalam pelanggaran dan dosa, 

dahulu kamu hidup. Kamu hidup dan berperilaku sedemikian 

rupa seperti yang biasa dilakukan orang dunia.  

3. Pada dasarnya, kita adalah budak yang terikat pada dosa dan 

Iblis. Barangsiapa hidup dalam pelanggaran dan dosa, dan meng-

ikuti jalan dunia ini, ia mentaati penguasa kerajaan angkasa. 

Demikianlah Iblis, atau penguasa setan-setan, digambarkan. 

Lihat Matius 12:24, 26. Pasukan malaikat yang telah jatuh adalah 

seperti sebuah kekuatan yang dipersatukan di bawah seorang 

pemimpin. sebab  itu, apa yang di tempat lain disebut sebagai 

kuasa-kuasa gelap di sini disebut dalam bentuk tunggal. Angkasa 

digambarkan sebagai takhta kerajaan Iblis, dan baik orang Yahudi 

Surat Efesus 2:1-3 

 149 

maupun orang kafir memang berpendapat bahwa angkasa penuh 

dengan roh-roh, dan di sanalah roh-roh itu bekerja. Tampaknya 

Iblis memiliki kekuasaan tertentu (dengan seizin Allah) di bagian 

angkasa yang lebih rendah. Di sana dia telah siap sedia untuk 

menggoda manusia, dan sebisa mungkin melakukan kejahatan 

sebanyak-banyaknya di dunia. Namun, sungguh merupakan 

penghiburan dan sukacita bagi umat Allah bahwa Dia, yang men-

jadi Kepala dari segala yang ada bagi jemaat, telah menaklukkan 

Iblis dan membelenggunya. Namun orang jahat adalah budak 

Iblis, sebab  mereka hidup mengikutinya. Mereka hidup dan ber-

tindak sesuai dengan kehendak dan kesenangan si perebut ke-

kuasaan ini. Perbuatan dan tujuan mereka dilakukan seturut de-

ngan nasihatnya, dan menuruti godaannya. Mereka tunduk ke-

padanya, dan menjadi tawanannya yang mengikat mereka dengan 

kehendaknya, sehingga ia disebut sebagai ilah dunia ini, dan roh 

yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. 

Orang-orang durhaka adalah orang-orang yang memilih untuk 

tidak menaati Allah, dan melayani Iblis. Di dalam diri mereka Iblis 

bekerja dengan begitu kuat dan efektif. Sebagaimana Roh yang 

baik mengerjakan apa yang baik di dalam jiwa yang taat, demi-

kian pula roh yang jahat ini mengerjakan apa yang jahat di dalam 

diri orang jahat. Dan sekarang ia bekerja, bukan hanya sejak 

sekarang ini, melainkan juga sudah sejak dunia diberkati dengan 

terang Injil yang mulia. Rasul Paulus menambahkan, sebenarnya 

dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka. Kata-kata ini 

mengacu pada orang Yahudi. Di sini Paulus menyiratkan bahwa 

pada dasarnya dahulu mereka berada di dalam keadaan yang 

malang dan menyedihkan, serta sama jahat dan kejinya dengan 

orang-orang bukan Yahudi yang belum diperbarui itu sendiri. 

Paulus menggambarkan lebih jauh keadaan mereka yang sesung-

guhnya di dalam perkataannya yang berikut.  

4. Pada dasarnya kita diperbudak oleh daging dan kesenangan kita 

yang keji (ay. 3). Dengan menuruti kehendak daging dan pikiran, 

manusia ternoda oleh pencemaran jasmani dan rohani. namun  

Rasul Paulus menyuruh orang Kristen menyucikan diri dari se-

muanya itu (2Kor. 7:1). Menuruti keinginan daging dan pikiran 

mencakup segala dosa dan kejahatan yang dilakukan di dalam 

dan oleh para penguasa jiwa, baik yang lebih rendah maupun 

yang lebih tinggi atau lebih berkuasa. Sifat bejat kita mencon-


 150

dongkan kita kepada segala dosa itu, dan kita hidup untuk mela-

kukan semua dosa tersebut. Pikiran yang bersifat kedagingan 

menjadikan manusia sebagai budak yang sempurna terhadap naf-

sunya yang bejat. Memenuhi kehendak daging, begitulah kata-

katanya dapat ditafsirkan, menunjukkan besarnya kekuatan naf-

su-nafsu ini, dan kuasa apa yang mereka punyai atas orang-orang 

yang menyerahkan diri kepadanya.  

5. Pada dasarnya kita adalah orang-orang yang harus dimurkai, 

sama seperti mereka yang lain. Orang Yahudi harus dimurkai, se-

perti halnya orang bukan Yahudi. Dan pada dasarnya kodrat 

orang yang satu sama saja seperti yang lain, bukan hanya sebab  

kebiasaan dan sebab  meniru, melainkan juga sudah sejak kita 

mulai ada, dan juga disebab kan kecenderungan dan nafsu ala-

miah kita. sebab  pada dasarnya semua orang adalah orang-

orang durhaka, maka pada dasarnya mereka juga adalah orang-

orang yang harus dimurkai. Setiap hari Allah murka terhadap 

orang yang jahat. Tindakan dan keadaan kita begitu layak dimur-

kai, dan akan berakhir di dalam murka kekal, seandainya anuge-

rah ilahi tidak turut campur tangan. Oleh sebab itu, jelas sekali 

mengapa orang berdosa harus menaruh perhatian terhadap anu-

gerah yang akan mengubah mereka dari orang-orang yang harus 

dimurkai menjadi anak-anak Allah dan ahli waris kemuliaan! 

Sampai di sini, Rasul Paulus telah menjelaskan betapa malangnya 

keadaan manusia yang sesungguhnya di dalam ayat-ayat ini. Kita 

akan mendapati bahwa topik ini dibahas lagi oleh Paulus dalam 

beberapa ayat berikutnya.  

Perubahan yang Dikerjakan  

dalam Diri Jemaat Efesus  

(2:4-10) 

4 namun  Allah yang kaya dengan rahmat, oleh sebab  kasih-Nya yang besar, 

yang dilimpahkan-Nya kepada kita, 5 telah menghidupkan kita bersama-

sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan 

kita – oleh kasih karunia kamu diselamatkan – 6 dan di dalam Kristus Yesus 

Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama 

dengan Dia di sorga, 7 supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan 

kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai 

dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. 8 Sebab sebab  

kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, 

namun  pemberian Allah, 9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang 

yang memegahkan diri. 10 sebab  kita ini buatan Allah, diciptakan dalam

Surat Efesus 2:4-10 

 151 

Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah 

sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. 

Di sini Paulus memulai penjelasannya mengenai perubahan mulia 

yang dikerjakan di dalam diri orang-orang Efesus oleh kasih karunia 

yang mengubahkan. Di dalamnya perhatikanlah, 

I. Oleh siapa, dan dengan cara apa, perubahan itu diadakan dan 

dilakukan.  

1. Dalam bentuk negatif: Bukan hasil usahamu (ay. 8). Iman kita, 

pertobatan kita, dan keselamatan kekal yang kita miliki diper-

oleh bukan semata-mata sebab  kecakapan kita, atau kebaik-

an kita sendiri. Itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang 

yang memegahkan diri (ay. 9). Semua ini terjadi bukan sebab  

apa pun yang kita kerjakan, sehingga kita sama sekali tidak 

boleh memegahkan diri. Barangsiapa memegahkan diri, tidak 

boleh bermegah sebab  dirinya sendiri, melainkan harus di da-

lam Tuhan. Tidak ada tempat bagi manusia untuk bermegah 

atas kecakapan dan kekuatannya sendiri, atau seolah-olah ia 

telah berbuat sesuatu sehingga layak untuk dikenan begitu 

rupa oleh Allah.  

2. Dalam bentuk positif: namun  Allah yang kaya dengan rahmat, 

dst. (ay. 4). Allah sendirilah yang mengadakan perubahan yang 

besar dan menggembirakan ini, dan kasih-Nya yang besar itu 

menjadi sumber dan mata air dari perubahan tersebut. Dari 

situlah Dia memutuskan untuk menunjukkan rahmat. Kasih-

lah yang menyebabkan Dia berbuat kebaikan terhadap kita 

yang dipandang hanya sebagai makhluk ciptaan. Sedangkan 

rahmat memandang kita sebagai makhluk yang murtad dan 

malang. Perhatikan, kasih Allah yang kekal atau kehendak-

Nya yang baik terhadap ciptaan-Nya merupakan mata air yang 

darinya semua rahmat-Nya mengalir kepada kita. Kasih Allah 

adalah kasih yang besar, dan rahmat-Nya adalah rahmat yang 

melimpah, begitu besar tidak terlukiskan, dan begitu melim-

pah tidak habis-habisnya. Maka oleh kasih karunia kamu dise-

lamatkan (ay. 5), dan sebab  kasih karunia kamu diselamatkan 

oleh iman. Itu adalah pemberian Allah (ay. 8). Perhatikan, 

setiap orang berdosa yang sudah diubahkan adalah orang ber-

dosa yang sudah diselamatkan. Mereka ini sudah dimerdeka-

kan dari dosa dan murka. Mereka dibawa ke dalam keselamat-


 152

an, dan melalui kasih karunia telah diberi hak untuk menik-

mati kebahagiaan kekal. Kasih karunia yang menyelamatkan 

mereka adalah kebaikan dan perkenan Allah yang diberikan 

secara cuma-cuma dan sesungguhnya tidak layak mereka 

terima. Dan Dia menyelamatkan mereka, bukan sebab  mela-

kukan hukum Taurat, melainkan melalui iman kepada Kristus 

Yesus. Dengan cara itu, mereka boleh ambil bagian di dalam 

berkat Injil yang luar biasa. Baik iman maupun keselamatan 

yang sangat dipengaruhi oleh iman tersebut, adalah pemberian 

Allah. Tujuan iman yang begitu luar biasa ditunjukkan melalui 

pewahyuan ilahi, dan ditegaskan oleh kesaksian dan bukti 

yang telah diberikan Allah kepada kita. Kepercayaan kita akan 

keselamatan, dan keselamatan yang kita peroleh melalui iman, 

sepenuhnya disebabkan oleh pertolongan dan anugerah ilahi. 

Allah telah mengatur semuanya itu sehingga tampak bahwa 

segala sesuatu berasal dari kasih karunia. Perhatikanlah, 

II. Di dalam apa perubahan ini terjadi, dalam beberapa hal, sesuai 

dengan malangnya keadaan kita yang sebenarnya. Beberapa di 

antaranya disebutkan di bagian ini, sementara yang lain disebut-

kan di bawah. 

1.  Kita yang telah mati dihidupkan (ay. 5). Kita diselamatkan dari 

kematian dosa, dan suatu pegangan dasar hidup rohani dita-

namkan di dalam diri kita. Kasih karunia yang diberikan di 

dalam jiwa seseorang adalah kehidupan baru di dalam jiwa 

tersebut. Sebagaimana maut menutupi indra, menyumbat se-

luruh kekuatan dan daya kita, maka begitu juga keadaan ber-

dosa menutupi kita dari segala sesuatu yang baik. Kasih karu-

nia membuka dan melepaskan segala sesuatu, serta mela-

pangkan jiwa. Perhatikan, seorang berdosa yang telah diperba-

rui menjadi jiwa