Selasa, 07 Januari 2025

galatia filemon 11

  Da


n mereka yang sungguh-sungguh tidak kudus di bumi 

ini, tidak akan menjadi orang kudus di sorga. Amatilah, surat 

ini ditujukan kepada semua orang kudus, kepada yang satu 

dan juga kepada yang lain, bahkan kepada yang paling hina, 

yang paling miskin, dan mereka yang memiliki karunia paling 

sedikit. Kristus tidak pernah membeda-bedakan orang, yang 

kaya dan miskin, semuanya bertemu bersama-sama di dalam 

Dia. Itulah sebabnya mengapa para pelayan Tuhan tidak boleh 

membeda-bedakan orang saat  menunjukkan kepedulian dan 

keramahan mereka. Saudara-saudaraku ... janganlah iman itu 

kamu amalkan dengan memandang muka (Yak. 2:1). Semua 

orang kudus di dalam Kristus Yesus. Orang-orang kudus 

diterima hanya sebab  keberadaan mereka di dalam Kristus 

Yesus, atau sebab mereka adalah orang-orang Kristen. Di luar 

Kristus, orang-orang kudus yang terbaik pun akan tampil 

Surat Filipi 1:1-2 

 259 

sebagai orang-orang berdosa, dan tidak sanggup berdiri di 

hadapan Allah.  

2. Surat ini juga ditujukan kepada para pelayan Tuhan, atau 

para pejabat jemaat, para penilik jemaat dan diaken. Pertama-

tama para penilik jemaat atau penatua, yang jabatannya ada-

lah mengajar dan mengatur, dan kemudian para diaken, atau 

penilik atas orang-orang miskin, yang bertugas menangani 

urusan-urusan di luar rumah Allah, misalnya: tempat, pera-

botan, kebutuhan hidup para pelayan Tuhan, serta santunan 

untuk orang miskin. Semua ini adalah jabatan-jabatan yang 

kemudian dikenal ada di dalam jemaat, jabatan yang berasal 

dari penetapan ilahi. Di dalam pengarahannya melalui sebuah 

surat kerasulan kepada salah satu jemaat, Rasul Paulus ha-

nya menyebut dua jabatan saja, yaitu penilik dan diaken. Dan 

siapa pun juga akan menganggap bahwa ciri dan gelar yang 

sama, persyaratan yang sama, pelaksanaan tugas jabatan 

yang sama, kehormatan dan rasa hormat yang sama, yang di 

mana-mana dianggap berasal dari seluruh Perjanjian Baru, 

bagi mereka yang disebut sebagai penilik dan penatua (seperti 

yang diperbolehkan oleh Dr. Hammond, [seorang cendekiawan 

Inggris abad ketujuh belas – pen.], dan orang-orang terpelajar 

lainnya), akan merasa kesulitan untuk menjadikan gelar-gelar 

itu sebagai jabatan yang berbeda atau sebagai golongan 

pelayanan yang berbeda di dalam zaman Alkitab.  

III. Inilah doa berkat kerasulan itu: Kasih karunia dan damai sejah-

tera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai 

kamu (ay. 2). Ini adalah doa yang sama, hampir sama kata demi 

kata, di semua surat kerasulan, untuk mengajarkan kepada kita 

supaya jangan merasa malu dengan bentuk tutur sapa, walaupun 

kita tidak terikat pada bentuk itu, khususnya bentuk yang tidak 

ada di Alkitab. Satu-satunya bentuk yang ada di dalam Perjanjian 

Lama adalah doa berkat (Bil. 6:23-26), Beginilah harus kamu mem-

berkati orang Israel, katakanlah kepada mereka, TUHAN member-

kati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari engkau 

dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN 

menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai 

sejahtera. Begitu jugalah di dalam Perjanjian Baru, kebaikan yang 

diharapkan dari doa berkat itu adalah kebaikan rohaniah, kasih 


 260

karunia dan damai sejahtera, yaitu kebaikan dan kehendak baik 

dari Allah, serta segala buah dan hasil yang melimpah darinya, 

dan semua itu datang dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus 

Kristus, bersama-sama datang dari kedua Pribadi itu, meskipun 

dengan cara yang berbeda. Perhatikan baik-baik,  

1. Tidak ada damai sejahtera tanpa kasih karunia. Kedamaian 

batin berasal dari kesadaran akan kebaikan ilahi.  

2. Tidak ada kasih karunia dan damai sejahtera selain yang ber-

asal dari Allah, Bapa kita, sumber dan asal usul dari semua 

berkat, Bapa segala terang, yang dari-Nya diturunkan setiap 

pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna (Yak. 

1:17). 

3. Tidak ada kasih karunia dan damai sejahtera yang datang se-

cara langsung dari Allah, Bapa kita, selain di dalam dan mela-

lui Tuhan Yesus Kristus. Kristus, sebagai Pengantara, menjadi 

saluran untuk menyampaikan semua berkat-berkat rohaniah 

kepada jemaat, dan menyalurkannya kepada semua anggota 

jemaat.  

Ucapan Syukur dan Sukacita Rasul Paulus 

(1:3-6)  

3 Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu. 4 

Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan 

sukacita. 5 Aku mengucap syukur kepada Allahku sebab  persekutuanmu 

dalam Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini. 6 Akan hal ini 

aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara 

kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus. 

Sesudah menyampaikan pesan pembukaan dan doa berkat, Rasul 

Paulus melanjutkan dengan ucapan syukur atas orang-orang kudus 

di Filipi. Ia memberitahukan kepada mereka hal-hal yang membuat 

dia menaikkan syukur kepada Allah atas mereka. Amatilah di sini,  

I. Rasul Paulus mengingat mereka, ia sering membawa mereka di 

dalam ingatannya. Walaupun mereka jauh di mata, dan dia 

sendiri berada jauh dari mereka, namun mereka selalu ada di 

hatinya. Atau, setiap kali aku mengingat kamu – epi pasē tē mneia. 

Sebagaimana ia sering mengingat mereka, begitu jugalah ia sering 

membicarakan mereka, dan merasa senang mendengar bagai-

Surat Filipi 1:3-6 

 261 

mana keadaan mereka. Begitu mereka disebut-sebut, sangatlah 

bersyukur hatinya. Sangatlah menyenangkan dapat mendengar 

kesejahteraan seorang sahabat yang jauh di mata.  

II. Rasul Paulus mengingat mereka dengan sukacita. Di kota Filipi ia 

telah dianiaya, di sanalah ia dicambuk dan dimasukkan ke dalam 

penjara, dan tidak banyak hasil buah pekerjaan yang dapat ia 

lihat pada saat itu, namun sekarang ia mengenang kota Filipi itu 

dengan sukacita. Ia memandang penderitaannya sebab  Kristus 

sebagai kebanggaannya, penghiburannya, makhotanya, dan sa-

ngat senang setiap kali nama tempat ia menderita itu disebut-

sebut. Ia sama sekali tidak merasa malu atas semua itu, atau 

merasa enggan untuk mendengar kembali suasana penderitaan-

nya, sehingga ia dapat mengenangnya dengan penuh sukacita.  

III. Rasul Paulus mengingat mereka di dalam doa: Dan setiap kali aku 

berdoa untuk kamu semua (ay. 4). Kenangan terbaik akan saha-

bat-sahabat adalah dengan mengingat mereka di hadapan takhta 

kasih karunia. Rasul Paulus banyak berdoa bagi sahabat-saha-

batnya, untuk semua sahabatnya, khususnya untuk sahabat-

sahabatnya ini. Dengan cara pengungkapan ini, tampaknya ia 

menyebutkan di hadapan takhta kasih karunia beberapa jemaat 

yang menarik perhatiannya secara khusus dengan menyebut 

nama mereka. Ia meluangkan waktu tertentu yang khusus bagi 

jemaat di Filipi. Walaupun Allah memberikan kita kebebasan un-

tuk bersekutu dengan-Nya, yang menghiburkan kita adalah, bah-

wa Ia tahu untuk siapa kita berdoa meskipun kita tidak menyebut 

nama mereka.  

IV. Rasul Paulus mengucap syukur kepada Allah setiap kali ia 

mengingat mereka dengan sukacita. Perhatikan baik-baik, ucapan 

syukur harus menjadi bagian dari setiap doa kita, dan hal apa 

pun yang membuat kita bersukacita, kita harus mengucap syukur 

atasnya. Begitu ada yang membuat hati kita terhibur, Allah harus 

memperoleh kemuliaan sebab  itu. Ia mengucap syukur kepada 

Allah dan juga mengajukan permohonan dengan sukacita. Seba-

gaimana sukacita yang kudus menjadi inti dan jiwa dari pujian 

ucapan syukur, begitu jugalah pujian ucapan syukur menjadi 

bibir dan bahasa dari sukacita yang kudus.  


 262

V. Sebagaimana di dalam doa-doa kita, begitu jugalah di dalam 

ucapan syukur kita, kita harus memandang Allah sebagai Allah 

kita, Aku mengucap syukur kepada Allahku. Hal itu akan men-

dorong hati kita di dalam doa serta membesarkan hati kita di 

dalam pujian, dengan melihat setiap belas kasihan datang dari 

tangan Allah sebagai Allah kita. Aku mengucap syukur kepada 

Allahku setiap kali aku mengingat kamu. Kita harus mengucap 

syukur kepada Allah kita untuk berbagai kasih karunia dan peng-

hiburan lainnya, serta untuk berbagai pemberian dan kegunaan 

saat  kita menerima manfaat dari semua kasih karunia itu, dan 

Allah menerima kemuliaan sebab  semua hal itu. Namun, apa 

saja yang diucapkan syukur di sini?  

1. Rasul Paulus mengucap syukur kepada Allah sebab  peng-

hiburan yang ia peroleh di dalam diri mereka, sebab  perseku-

tuanmu dalam Berita Injil, mulai hari pertama sampai sekarang 

ini (ay. 5). Perhatikanlah, persekutuan Berita Injil merupakan 

suatu persekutuan yang baik. Orang Kristen yang paling hina 

memiliki persekutuan di dalam Berita Injil bersama dengan 

para rasul yang agung, sebab Injil keselamatan merupakan 

keselamatan kita bersama (Yud. 1:3), dan semua orang yang 

sudah beroleh iman, memiliki iman yang sama indahnya de-

ngan iman para rasul (2Ptr. 1:1, TL). Orang-orang yang meneri-

ma dan memeluk Berita Injil dengan sungguh-sungguh, memi-

liki persekutuan di dalamnya, mulai dari hari pertama. Seorang 

Kristen yang sudah lahir baru, jika ia benar-benar sudah dila-

hirkan kembali, akan tertarik kepada semua janji dan hak 

istimewa dari Berita Injil, sejak hari pertama ia menjadi Kris-

ten, sampai sekarang ini. Amatilah, merupakan suatu peng-

hiburan besar bagi para hamba Tuhan saat  mereka yang 

mulai dengan baik tetap bertahan dan bertekun. Mengenai 

persekutuan mereka dalam Berita Injil ini, ada yang mengarti-

kan hal ini sebagai keinginan jemaat yang kuat untuk mem-

beritakan Injil, dan sebab  itu kata koinōnia bukan sebagai 

persekutuan, melainkan penyebaran (atau penyampaian). 

Namun, dengan membandingkan ucapan syukur Rasul Paulus 

atas jemaat-jemaat lain, tampaknya lebih baik jika kata ter-

sebut diartikan secara umum sebagai persekutuan yang mere-

ka miliki, di dalam iman, pengharapan, dan kasih yang kudus 

dengan semua orang Kristen yang baik, yaitu suatu persekutu-

Surat Filipi 1:3-6 

 263 

an di dalam janji-janji, ketetapan, hak-hak istimewa, dan 

pengharapan-pengharapan Injil. Dan hal ini dimulai sejak hari 

pertama sampai sekarang ini.  

2. sebab  keyakinan Rasul Paulus mengenai mereka (ay. 6): 

Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, dan seterusnya. Perhati-

kanlah, keyakinan orang-orang Kristen merupakan penghibur-

an besar bagi orang-orang Kristen. Kita dapat memperoleh po-

kok-pokok pujian dari pengharapan-pengharapan dan suka-

cita kita. Kita harus mengucap syukur tidak saja sebab  apa 

yang telah kita miliki pada saat sekarang berikut bukti-bukti-

nya, namun  juga sebab  apa yang akan kita miliki dalam 

pengharapan di masa depan. Rasul Paulus berbicara dengan 

penuh keyakinan mengenai keadaan baik orang lain, mengha-

rapkan yang baik tentang mereka dalam perbuatan kasih, dan 

merasa yakin akan iman mereka, bahwa jika mereka tulus, 

mereka akan berbahagia, Ia yang memulai pekerjaan yang baik 

di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada hari Kris-

tus Yesus. Pekerjaan yang baik di antara kamu – en hymin. 

Jadi ayat ini bisa dipahami secara umum sebagai penanaman 

jemaat di antara mereka. Kristus yang telah membangun Ke-

kristenan di dunia ini akan tetap memeliharanya selama dunia 

ini masih ada. Kristus akan tetap memiliki jemaat sampai ra-

hasia Allah digenapi dan tubuh rohani itu disempurnakan. 

Jemaat itu didirikan di atas batu karang dan alam maut tidak 

akan menguasainya. Namun, akan lebih tepat jika perkata-

an ini diterapkan kepada orang-orang tertentu, dan itu ber-

bicara tentang pencapaian pekerjaan kasih karunia tertentu di 

mana pun pekerjaan itu dimulai. Perhatikan baik-baik di sini,  

(1) Pekerjaan kasih karunia adalah pekerjaan yang baik, suatu 

pekerjaan yang diberkati, sebab pekerjaan itu membuat 

kita menjadi baik, dan sebuah jaminan bagi kita untuk ber-

buat baik. Pekerjaan itu membuat kita menyukai Allah, 

dan membuat kita layak untuk menikmati hadirat Allah. Ia 

bisa disebut juga suatu pekerjaan baik yang mengerjakan 

kebaikan terbesar bagi kita.  

(2) Di mana pun pekerjaan baik ini dimulai, Allahlah yang me-

mulainya. Ia yang memulai pekerjaan yang baik di antara 

kamu. Kita sendiri tidak mampu memulainya, sebab pada 

dasarnya kita sudah mati sebab  pelanggaran-pelanggaran 


 264

dan dosa-dosa kita. Apa yang dapat dilakukan orang mati 

untuk membangkitkan diri mereka sendiri? Bagaimana me-

reka dapat mulai berbuat sesuatu sebelum mereka dihi-

dupkan dari kematian? Allahlah yang menghidupkan mere-

ka yang sudah mati secara demikian (Ef. 2:1; Kol. 2:13).  

(3) Pekerjaan kasih karunia hanya dimulai dalam kehidupan 

ini, dan pekerjaan itu belum selesai di sini. Selama kita 

tinggal dalam keadaan tidak sempurna ini, akan selalu ada 

sesuatu yang masih harus dikerjakan.  

(4) Jika Allah yang sama yang memulai pekerjaan yang baik 

itu tidak meneruskan dan menyelesaikannya, maka peker-

jaan itu akan tinggal begitu saja tidak terselesaikan sampai 

selama-lamanya. Dia yang memulainya harus menyelesai-

kannya.  

(5) Kita boleh yakin atau diyakinkan sungguh-sungguh, bahwa 

Allah bukan saja tidak akan meninggalkan pekerjaan itu, 

namun  juga akan menyelesaikan dan memahkotainya de-

ngan tangan-Nya sendiri. Sebab, bagi Allah, pekerjaan-Nya 

sempurna.  

(6) Pekerjaan kasih karunia tidak akan pernah disempurnakan 

sampai pada hari Kristus Yesus, yaitu pada hari kedatang-

an-Nya. saat  Ia datang untuk menghakimi dunia ini, dan 

menyelesaikan tugas pengantaraan-Nya, maka pada saat 

itulah pekerjaan ini akan lengkap, dan batu utama itu akan 

diangkat dengan sorak sorai. Ungkapan yang sama terdapat 

dalam ay. 10. 

Kasih Sayang dan Pengharapan Rasul Paulus 

(1:7-8)  

7 Memang sudahlah sepatutnya aku berpikir demikian akan kamu semua, 

sebab kamu ada di dalam hatiku, oleh sebab  kamu semua turut mendapat 

bagian dalam kasih karunia yang diberikan kepadaku, baik pada waktu aku 

dipenjarakan, maupun pada waktu aku membela dan meneguhkan Berita 

Injil. 8 Sebab Allah adalah saksiku betapa aku dengan kasih mesra Kristus 

Yesus merindukan kamu sekalian. 

Rasul Paulus mengungkapkan rasa kasih sayangnya yang berlimpah-

limpah kepada mereka serta perhatiannya akan kesejahteraan rohani 

mereka, sebab kamu ada di dalam hatiku (ay. 7). Ia mengasihi mereka 

Surat Filipi 1:7-8 

 265 

seperti jiwanya sendiri, dan mereka dekat dengan hatinya. Sering kali 

ia memikirkan mereka, dan sangat memedulikan mereka. Amatilah,  

1. Alasan mengapa mereka ada di dalam hatinya, oleh sebab  mere-

ka semua turut mengambil bagian dalam kasih karunia yang 

diberikan kepadanya, baik pada waktu ia dipenjarakan, maupun 

pada waktu ia membela dan meneguhkan Berita Injil. Yaitu, 

mereka telah memperoleh keuntungan melalui dia dan melalui 

pelayanannya. Mereka telah turut mengambil bagian dalam kasih 

karunia Allah melalui dia, dan melalui tangannya kasih karunia 

itu disampaikan kepada mereka. Inilah yang membuat jemaat 

menjadi kesayangan para hamba Tuhan yang melayani mereka, 

yaitu saat  mereka menerima manfaat melalui pelayanan mere-

ka. Atau, “Kamu semua turut mendapat bagian dalam kasih karu-

niaku. Kamu telah turut serta bersamaku dalam bekerja dan 

menderita.” Mereka turut mengambil bagian dalam kesusahan-

nya, dengan turut merasakan dan menunjukkan kepedulian me-

reka, dan siap membantunya. Demikianlah ia menganggap mere-

ka semua turut mendapat bagian dalam kasih karunianya. Sebab 

barangsiapa yang menderita bersama orang-orang kudus dihibur-

kan dan akan dihiburkan bersama mereka, dan mereka akan 

mendapat bagian dalam upah mereka, sebab  telah turut meng-

ambil bagian dalam beban mereka. Rasul Paulus mengasihi mere-

ka sebab  mereka tetap berada dekat dengannya saat  ia dipen-

jarakan, dan dalam membela dan meneguhkan Berita Injil. Mereka 

selalu siap untuk tampil di tempat mereka masing-masing sesuai 

dengan kemampuan mereka untuk membela dan meneguhkan 

berita Injil, sebagaimana yang dilakukan Rasul Paulus sesuai de-

ngan kedudukannya. Itulah sebabnya mereka ada di dalam hati-

nya. Orang-orang yang bersama-sama menderita harus saling me-

ngasihi. Orang-orang yang telah menempuh bahaya dan menderi-

ta bersama demi Allah dan kepercayaan mereka sebab  alasan 

itu, pastilah saling mengasihi dengan sungguh-sungguh. Atau, 

sebab  aku ada di dalam hatimu – dia to echein me en tē kardia 

hymas. Mereka mewujudkan rasa hormat mereka dengan berpe-

gang teguh pada ajaran yang ia beritakan, dan siap menderita 

demi ajaran itu bersamanya. Tanda rasa hormat yang sejati 

terhadap para pelayan Tuhan yang melayani kita adalah mene-

rima dan mematuhi ajaran yang mereka beritakan.  


 266

2. Bukti dari hal itu: Memang sudahlah sepatutnya aku berpikir 

demikian akan kamu semua, sebab kamu ada di dalam hatiku. 

Dari pernyataan ini tampak bahwa mereka ada di dalam hati 

Rasul Paulus, sebab  ia memiliki pendapat yang baik tentang me-

reka dan harapan yang baik mengenai mereka. Amatilah, sangat 

tepat memikirkan yang terbaik tentang orang lain dan memikir-

kan juga apa yang kita dapat dari mereka, yaitu memandang me-

reka memang baik dalam segala perkara.  

3. Sebuah permohonan kepada Allah mengenai kebenaran ini (ay. 8), 

Sebab Allah adalah saksiku betapa aku dengan kasih mesra 

Kristus Yesus merindukan kamu sekalian. sebab  mereka ada di 

dalamnya, ia merindukan mereka. Ia rindu melihat mereka, men-

dengar kabar dari mereka, atau rindu melihat mereka mengalami 

kesejahteraan rohani dan bertumbuh serta bertambah-tambah, 

dalam pengetahuan dan kasih karunia. Ia memiliki sukacita di 

dalam mereka (ay. 4), sebab  kebaikan yang ia lihat di antara 

mereka dan yang ia dengar dari orang lain. Namun, tetap saja ia 

merindukan mereka, untuk mendengar lebih banyak lagi menge-

nai hal itu dari mereka. Ia merindukan mereka sekalian, tidak 

saja dari mereka yang cerdik pandai dan kaya raya, namun  juga 

dari mereka yang paling hina dan paling miskin. Ia sungguh 

sangat rindu dengan mereka, sangat kuat keinginan dan niatnya, 

dan di dalam kasih mesra Kristus Yesus, yaitu dengan kepedulian 

seperti yang ada pada Kristus dan yang ditunjukkan-Nya kepada 

jiwa-jiwa yang terkasih. Di dalam hal ini Rasul Paulus sungguh 

seorang pengikut Kristus, dan semua hamba Tuhan yang baik 

harus berusaha menjadi seperti itu. Oh, betapa besar kasih mesra 

yang ada di dalam Yesus Kristus kepada jiwa-jiwa yang malang! 

sebab  berbelas kasihan kepada mereka itulah, maka Ia menger-

jakan keselamatan mereka, dan memberikan Diri-Nya sendiri un-

tuk membayar harga yang sangat mahal guna memperoleh kese-

lamatan itu. Nah, mengikuti teladan Kristus itu, Rasul Paulus 

juga berbelas kasihan kepada mereka, dan merindukan mereka 

semua di dalam kasih mesra Kristus Yesus. Tidakkah kita juga 

harus mengasihani jiwa-jiwa yang dikasihi Kristus dengan kasih 

dan belas kasihan yang sedemikian itu? Untuk inilah ia memohon 

kepada Allah: Allah adalah saksiku. Itulah ungkapan batinnya, 

yang ditunjukkannya kepada mereka, yang tulus, dan hanya 

Allah sajalah yang menjadi saksi. Itulah sebabnya ia memohon 

Surat Filipi 1:9-11 

 267 

demikian. “Apakah kamu mengetahuinya atau tidak, atau menya-

dari hal itu atau tidak, Allah, yang mengenal hati manusia, Ia 

mengetahuinya.” 

Kasih Sayang dan Pengharapan Rasul Paulus 

(1:9-11)  

9. Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan 

yang benar dan dalam segala macam pengertian, 10 sehingga kamu dapat 

memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari 

Kristus, 11 penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus 

untuk memuliakan dan memuji Allah. 

Ayat-ayat ini memuat doa-doa yang dinaikkan oleh Rasul Paulus bagi 

mereka. Sering kali Rasul Paulus membiarkan sahabat-sahabatnya 

mengetahui apa yang ia mohonkan kepada Allah bagi mereka, supaya 

mereka dapat mengetahui apa yang patut mereka mohon bagi diri 

mereka sendiri di dalam doa-doa mereka. Dan supaya mereka 

didorong untuk berharap dapat menerima dari Allah, kasih karunia 

yang membangkitkan, menguatkan, kekal, dan menghiburkan. De-

ngan begitu penuh kuasa Rasul Paulus memohonkan kepada Allah 

bagi mereka. Sungguh sangat menguatkan hati kita, jika kita menge-

tahui bahwa kita didoakan oleh sahabat-sahabat kita, yang kita tahu 

memiliki kepentingan pada takhta kasih karunia. Doa-doa itu juga 

dimaksudkan sebagai petunjuk dalam hidup mereka, dan supaya 

mereka berusaha mengusahakan doa-doa Rasul Paulus untuk mereka, 

sebab dengan cara ini akan tampak bahwa Allah menjawab doa-doa 

mereka. Dengan mendoakan mereka demikian, Rasul Paulus meng-

harapkan hal-hal yang baik bagi mereka. Ini merupakan suatu dorong-

an bagi kita untuk mengerjakan kewajiban-kewajiban kita, supaya kita 

tidak mengecewakan harapan-harapan sahabat-sahabat dan hamba-

hamba Tuhan yang berdoa bagi kita. Rasul Paulus berdoa,  

1. Supaya mereka dapat menjadi orang yang mengasihi, dan supaya

kasih sayang semakin melimpah di antara mereka. Supaya kasih-

mu makin melimpah. Yang dimaksudkan oleh Rasul Paulus adalah 

kasih mereka kepada Allah, kepada sesama saudara, dan kepada 

semua orang. Kasih adalah pemenuhan tuntutan hukum Taurat 

dan Injil. Perhatikan baik-baik, orang-orang yang melimpah dalam 

kasih karunia, masih tetap perlu untuk semakin melimpah, sebab 


 268

masih tetap ada yang kurang di dalam diri mereka, lagi pula kita 

adalah orang-orang yang tidak sempurna dalam pencapaian kita.  

2. Supaya mereka dapat menjadi orang yang berpengetahuan dan 

berpengertian. Supaya kasih itu makin melimpah dalam pengeta-

huan yang benar dan dalam segala macam pengertian. Bukanlah 

kasih buta yang akan membuat kita mendapat perkenan Allah, 

melainkan kasih yang didasarkan atas pengetahuan dan pengerti-

an. Kita harus mengasihi Allah sebab  kesempurnaan dan kasih-

Nya yang tidak terhingga, dan mengasihi sesama saudara kita 

sebab  kita melihat gambar Allah pada diri mereka. Perasaan 

kasih yang kuat tanpa disertai pengetahuan dan pengertian, tidak 

akan membuat kita mampu memenuhi kehendak Allah, bahkan 

kadang-kadang kita berbuat menyakiti daripada berbuat baik. 

Orang-orang Yahudi sangat giat untuk Allah, namun tanpa diser-

tai pengetahuan yang benar, sehingga membawa mereka kepada 

kekerasan dan kegusaran (Rm. 10:2; Yoh. 16:2).  

3. Supaya mereka menjadi orang yang arif bijaksana. Inilah hasil 

dari pengetahuan dan pengertian mereka, sehingga kamu dapat 

memilih apa yang baik (ay. 10). Atau, seperti arti bebasnya, meng-

uji hal-hal yang berbeda; eis to dokimazein, supaya kita dapat 

membuktikan hal-hal yang baik sesudah  mengujinya dengan cer-

mat, serta dapat mengenali hal-hal itu dari yang lain. Amatilah, 

kebenaran-kebenaran dan hukum-hukum Kristus merupakan 

hal-hal yang baik dan sempurna. Dan perlu bagi kita masing-ma-

sing untuk mampu membuktikannya dan menilainya demikian. 

Kita hanya perlu menguji dan membuktikan, dan hal-hal itu akan 

membuka diri kepada pikiran yang menyelidiki dan mencerna.  

4. Supaya mereka dapat menjadi orang yang jujur dan berhati lurus, 

yaitu supaya kamu suci. Ketulusan atau kelurusan hati merupa-

kan kesempurnaan Injil, supaya di dalamnya kita berperilaku di 

dalam dunia ini. Ketulusan merupakan kemuliaan dari segala ka-

sih karunia kita. saat  pandangan kita terpusat, saat  kita me-

nyatu bersama Allah di dalam segala sesuatu yang kita kerjakan, 

benar-benar tampil sebagaimana adanya kita, dan sungguh-

sungguh jujur, maka kita adalah suci atau lurus hati.  

5. Supaya mereka dapat menjadi orang yang tidak bercacat: supaya 

kamu tak bercacat menjelang hari Kristus. Tidak mudah tersing-

gung, dan sangat berhati-hati untuk tidak menyakiti hati Allah 

atau saudara seiman mereka, hidup dengan hati nurani yang 

Surat Filipi 1:9-11 

 269 

murni di hadapan Allah (Kis. 23:1), dan senantiasa berusaha untuk 

hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan 

manusia (Kis. 24:16). Kita harus senantiasa tak bercacat sampai 

kepada kesudahannya, supaya kita dapat dipersembahkan dalam 

keadaan seperti itu pada hari Kristus. Ia akan mempersembahkan 

jemaat tanpa cacat atau kerut (Ef. 5:27), serta membawa orang-

orang percaya di hadapan kemuliaan-Nya dengan tak bernoda dan 

penuh kegembiraan (Yud. 24).  

6. Supaya mereka dapat menjadi orang yang sangat berguna (ay. 

11), penuh dengan buah kebenaran dan seterusnya. Dari Allah 

kita temukan buah kita, dan sebab  itu dari Dialah buah itu 

harus diminta. Buah-buah kebenaran merupakan bukti dan hasil 

dari pengudusan kita, kewajiban-kewajiban kesucian yang timbul 

dari hati yang sudah diperbarui, akar masalah yang ada di dalam 

diri kita (Ayb. 19:28, KJV). Penuh dengan buah kebenaran. Amati-

lah, orang-orang yang banyak melakukan kebaikan harus berusa-

ha melakukannya lebih banyak lagi. Buah-buah kebenaran yang 

dihasilkan untuk kemuliaan Allah dan untuk membangun jemaat-

Nya, harus benar-benar memenuhi kita sepenuh-penuhnya. Ja-

ngan takut kehabisan sebab  senantiasa mengeluarkan buah-

buah kebenaran, sebab kamu akan dipenuhi buah-buah kebenar-

an kembali. Buah-buah kebenaran dihasilkan oleh Yesus Kristus, 

oleh kekuatan dan kasih karunia-Nya, sebab tanpa Dia kita tidak 

dapat berbuat apa-apa. Dia adalah akar dari pohon zaitun sejati, 

yang dari-Nya pohon itu memperoleh kesuburannya. Kita menjadi 

kuat oleh kasih karunia di dalam Kristus Yesus (2Tim. 2:1), dikuat-

kan dan diteguhkan oleh Roh-Nya (Ef. 3:16), dan itu semua untuk 

memuliakan dan memuji Allah. Kita sama sekali tidak boleh meng-

gunakan kelimpahan buah kita untuk kemuliaan kita sendiri, 

namun  untuk kepujian dan kemuliaan bagi Allah, supaya Allah 

dimuliakan dalam segala sesuatu (1Ptr. 4:11), dan apa pun yang 

kita lakukan, kita harus melakukan semuanya itu untuk kemulia-

an Allah (1Kor. 10:31). Adalah sepenuhnya untuk kehormatan 

Allah bila orang-orang Kristen tidak saja menunjukkan sikap yang 

baik, namun  juga berbuat baik, dan berkelebihan di dalam pelbagai 

kebajikan.  


 270

Keberhasilan dan Sukacita Rasul Paulus 

(1:12-20)  

12. Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang 

terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil, 13 sehingga telah 

jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain, bahwa aku dipenjarakan 

sebab  Kristus. 14 Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh 

kepercayaan sebab  pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata 

tentang firman Allah dengan tidak takut. 15 Ada orang yang memberitakan 

Kristus sebab  dengki dan perselisihan, namun  ada pula yang memberitakan-

Nya dengan maksud baik. 16 Mereka ini memberitakan Kristus sebab  kasih, 

sebab mereka tahu, bahwa aku ada di sini untuk membela Injil, 17 namun  

yang lain sebab  kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas, 

sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara. 18 

namun  tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik 

dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersuka-

cita. Dan aku akan tetap bersukacita, 19 sebab  aku tahu, bahwa kesudahan 

semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus 

Kristus. 20 Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku 

dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, 

demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, 

baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. 

Di sini kita melihat kepedulian Rasul Paulus untuk mencegah supaya 

jangan sampai jemaat merasa gusar dengan penderitaannya. Pada 

saat itu ia tengah menjalani hukuman sebagai seorang tahanan di 

kota Roma. Hal ini dapat menjadi batu sandungan bagi orang-orang 

yang telah menerima Injil melalui pelayanannya. Dapat saja mereka 

tergoda untuk berpikir jika ajaran ini memang berasal dari Allah, 

tidak akan mungkin Allah membiarkan orang yang begitu giat dan 

berguna dalam berkhotbah dan menyebarluaskan Injil, dilemparkan 

dan dipandang hina seperti sebuah bejana yang rusak. Mereka mung-

kin akan merasa malu mengakui ajaran ini, dan khawatir jangan-

jangan mereka akan dilibatkan dalam masalah yang sama. Nah, 

untuk menghilangkan rasa malu terhadap salib ini, Rasul Paulus 

menjelaskan secara terperinci pasal yang gelap dan sulit ini supaya 

menjadi mudah dan dapat dimengerti, serta didamaikan dengan hik-

mat dan kebaikan Allah yang telah mengutusnya. 

I. Rasul Paulus menderita sebab  perbuatan musuh-musuh bebu-

yutan berita Injil. Mereka memasukkannya ke dalam penjara dan 

bermaksud untuk membunuhnya. Namun, jemaat tidak boleh 

tersandung sebab  kejadian ini, sebab ada kebaikan yang keluar 

dari situ, dan kejadian ini dimaksudkan untuk menyebabkan ke-

majuan Injil (ay. 12): supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi

Surat Filipi 1:12-20 

 271 

 atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil. Betapa aneh-

nya penyelenggaraan ilahi ini, yang mengerjakan kebaikan yang 

begitu besar untuk memajukan pemberitaan Injil dari kejahatan 

yang begitu jahatnya seperti peristiwa pemenjaraan Rasul Paulus 

ini. “sebab  pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibeleng-

gu seperti seorang penjahat, namun  firman Allah tidak terbelenggu 

(2Tim. 2:9). Mereka tidak dapat memenjarakan firman Allah. Fir-

man Allah memiliki kebebasannya sendiri, walaupun aku dipen-

jarakan.” namun , bagaimana ini bisa terjadi?  

1. Kejadian ini memberi peringatan kepada orang-orang yang ber-

ada di luar penjara (ay. 13). “Pemenjaraanku di dalam Kristus, 

atau demi Kristus, telah jelas bagi seluruh istana dan semua 

orang lain. Kaisar, para pegawai istana, para hakim, yakin 

bahwa aku tidak menderita sebagai orang yang berbuat jahat, 

namun  sebagai orang yang jujur, dengan hati nurani yang baik. 

Mereka tahu bahwa aku menderita bagi Kristus, dan bukan 

sebab  kejahatan apa pun juga.” Amatilah,  

(1) Penderitaan Rasul Paulus membuat ia menjadi terkenal di 

istana, di mana mungkin ia tidak akan pernah menjadi 

terkenal jika hal ini tidak terjadi. Penderitaannya ini dapat 

menuntun sebagian orang untuk bertanya-tanya tentang 

Injil yang sebab nya ia menderita, di mana mereka tidak 

akan pernah mendengarnya bila tidak ada kejadian ini.  

(2) saat  pemenjaraannya diketahui orang banyak di dalam 

istana, kabar itu juga diketahui oleh semua orang di berba-

gai tempat lain. Pendapat yang terbentuk di dalam peng-

adilan berpengaruh besar terhadap pendapat-pendapat 

semua orang – Regis ad exemplum totus componitur orbis. 

2. Pemenjaraan Rasul Paulus memberi semangat kepada sau-

dara-saudaranya. Sementara musuh-musuhnya terkejut atas 

penderitaan-penderitaannya, sahabat-sahabatnya menjadi ber-

besar hati oleh hal itu. Orang-orang yang jujur tercengang kare-

na hal itu, dan orang yang tidak bersalah naik pitam terhadap 

orang fasik. Meskipun begitu orang yang benar tetap pada 

jalannya, dan orang yang bersih tangannya bertambah-tambah 

kuat (Ayb. 17:8-9). Begitu jugalah yang terjadi di sini, dan 

kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan 

sebab  pemenjaraanku (ay. 14). Tahu bahwa mereka pasti 


 272

akan mendapat masalah, membuat jemaat pada umumnya 

mungkin menjadi tawar hati dan patah semangat. Namun, 

saat  mereka melihat Rasul Paulus yang dipenjarakan sebab  

Kristus, mereka tidak dapat dihalangi lagi untuk memberita-

kan Kristus dan memuji nama-Nya. Mereka menjadi lebih be-

rani, sebab mereka dapat dengan sukacita menderita bersama 

Rasul Paulus. Seandainya pun mereka diseret langsung dari 

atas mimbar ke dalam penjara, dengan senang hati mereka 

akan menerimanya, sebab di sana mereka akan berada ber-

sama kumpulan orang-orang yang begitu baik. Di samping itu, 

penghiburan yang dirasakan oleh Rasul Paulus di dalam pen-

deritaannya, rasa damai luar biasa yang diterimanya dari Kris-

tus dalam keadaan sengsara, sangat memberikan semangat 

kepada mereka. Mereka melihat bahwa orang-orang yang me-

layani Kristus sungguh telah melayani seorang Tuan yang 

baik, yang sanggup menopang mereka, dan menguatkan mere-

ka dalam penderitaan mereka bagi-Nya. Beroleh kepercayaan 

sebab  pemenjaraanku. Pepoithotas. Mereka merasa lebih puas 

dan yakin oleh apa yang mereka lihat. Amatilah kuasa kasih 

karunia ilahi. Apa yang dimaksudkan oleh pihak musuh untuk 

melumpuhkan semangat para pemberita Injil, ternyata dibalik-

kan untuk membesarkan hati jemaat. Mereka menjadi bertam-

bah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak 

takut. Mereka sudah melihat kemungkinan terburuk akibat 

pemberitaan Injil, dan sebab  itu tidak merasa takut untuk 

menempuh bahaya. Keyakinan mereka memberi semangat ke-

pada mereka, dan semangat itu memelihara mereka dari kuasa 

rasa takut.  

II. Rasul Paulus menderita sebab  sahabat-sahabat palsu dan juga 

sebab  musuh-musuhnya (ay. 15-17), ada orang yang memberita-

kan Kristus sebab  dengki dan perselisihan. namun  yang lain 

sebab  kepentingan diri dan dengan maksud yang tidak ikhlas. 

Nah, hal ini dapat menjadi batu sandungan dan melemahkan se-

mangat sejumlah orang, yaitu bahwa ada orang-orang yang mera-

sa iri dengan nama baik Rasul Paulus di jemaat-jemaat serta 

kepentingannya di antara orang-orang Kristen, sehingga mereka 

berusaha keras untuk menggantikan dan merongrongnya. Orang-

orang ini diam-diam merasa senang saat  ia dipenjarakan, kare-

Surat Filipi 1:12-20 

 273 

na mereka dapat memperoleh kesempatan untuk melenyapkan 

perasaan sayang orang banyak terhadap Paulus. Mereka juga me-

rencanakan untuk lebih banyak berkhotbah, supaya mereka da-

pat memperoleh nama baik yang mereka irikan dari Rasul Paulus, 

sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam 

penjara. Dengan berbuat seperti itu mereka mengira dapat me-

nyusahkan hatinya serta membuatnya merasa takut kehilangan 

kepentingannya, merasa tidak nyaman sebab  dipenjarakan, dan 

dengan tidak sabar mengharapkan supaya segera dibebaskan. 

Sangat menyedihkan bahwa ada orang-orang yang mengaku 

percaya kepada Injil, khususnya mereka yang giat memberitakan-

nya, malah dikuasai dengan pemikiran seperti ini. Mereka mau 

memberitakan Kristus sebab  merasa iri kepada Rasul Paulus, 

dan supaya dapat memperberat bebannya di dalam penjara. 

Jangan merasa aneh kalau dewasa ini dan di zaman-zaman keme-

rosotan jemaat akan ada hal-hal seperti ini. Namun, masih ada 

orang-orang lain yang menjadi lebih bersemangat untuk memberi-

takan Kristus sebab  digerakkan oleh penderitaan Rasul Paulus, 

namun  ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik dan 

kasih, dari kasih sayang yang tulus terhadap berita Injil, supaya 

pekerjaan itu tidak terhenti sementara pekerjanya ditahan. Mere-

ka mengetahui bahwa aku di sini untuk membela Injil. Mereka tahu 

bahwa ia telah ditetapkan untuk mendukung dan menyebarkan 

Injil di dunia ini dan harus berhadapan dengan segala kekerasan 

dan perlawanan dari musuh-musuhnya. sebab  itu mereka kha-

watir jangan sampai Injil terkendala sebab  pemenjaraannya. 

Keadaan ini membuat mereka menjadi lebih berani memberitakan 

firman, dan membantu menggantikan dia melayani jemaat.  

III. Sangat mengharukan melihat betapa tenangnya Rasul Paulus di 

tengah-tengah segala penderitaan itu, namun  tidak mengapa, sebab 

bagaimanapun juga, Kristus diberitakan. Tentang hal itu aku 

bersukacita, ya, aku akan tetap bersukacita (ay. 18). Perhatikan 

baik-baik, pemberitaan tentang Kristus merupakan sukacita dari 

semua orang yang mengharapkan keberhasilan bagi kerajaan-Nya 

di antara manusia. sebab  pemberitaan itu mengerjakan kebaikan 

bagi orang banyak, seharusnya kita juga ikut bersukacita di 

dalamnya, sekalipun pemberitaan itu dilakukan dengan maksud 

palsu, dan tidak sunguh-sungguh. Merupakan hak istimewa Allah 


 274

untuk menghakimi asas-asas yang digunakan sebagai dasar tin-

dakan orang, dan hal ini berada di luar garis wewenang kita. 

Rasul Paulus begitu jauh dari rasa iri hati terhadap orang-orang 

yang memiliki kebebasan untuk memberitakan Injil, sehingga ke-

tika ia sendiri berada di dalam penjara, ia pun bersukacita dengan 

pemberitaan Injil, walaupun orang melakukannya dengan maksud 

palsu, dan tidak di dalam kebenaran. sebab  itu, betapa terlebih 

lagi kita harus bersukacita dengan pemberitaan Injil yang di-

lakukan oleh orang-orang yang melakukannya di dalam kebenar-

an, ya, walaupun itu harus dilakukan dengan banyak kelemahan 

dan beberapa kesalahan! Dua hal yang membuat Rasul Paulus 

bersukacita dengan pemberitaan Injil itu:  

1. Sebab pemberitaan itu bertujuan untuk keselamatan jiwa ma-

nusia: sebab  aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah 

keselamatanku (ay. 19). Amatilah, Allah sanggup mengeluar-

kan kebaikan dari kejahatan. Dan sekalipun keselamatan ti-

dak didapatkan para hamba Tuhan dengan pemberitaan mere-

ka, namun oleh kasih karunia-Nya Allah dapat membalikkan-

nya menjadi keselamatan bagi orang banyak. Upah apa yang 

dapat diharapkan oleh orang-orang yang memberitakan Kris-

tus berdasar  perselisihan, dengki, dan kepentingan sendiri, 

dan dengan maksud untuk menambah penderitaan seorang 

pelayan Tuhan yang setia di dalam penjara? Mereka ini mem-

beritakan Injil dengan maksud palsu dan tidak di dalam kebe-

naran. Sekalipun mereka berbuat demikian, perbuatan itu da-

pat berbalik menjadi keselamatan bagi orang lain. Begitu juga 

sukacita Rasul Paulus dengan pemberitaan palsu orang-orang 

itu berbalik mendatangkan keselamatan kepadanya. Inilah sa-

lah satu hal yang mengandung keselamatan, yaitu mampu ber-

sukacita bahwa Kristus diberitakan, walaupun hal itu berarti 

mengecilkan kita serta nama baik kita. Semangat yang mulia 

ini juga tampak di dalam diri Yohanes Pembaptis, saat  untuk 

pertama kalinya Kristus diberitakan di hadapan orang banyak 

ia berkata, “Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu 

penuh. Ia harus makin besar, namun  aku harus makin kecil (Yoh. 

3:29-30). Biarlah Dia bersinar, walaupun aku meredup, serta 

kemuliaan-Nya ditinggikan, meskipun di atas puing-puing ke-

hancuranku.” Sebagian orang memahami perkataan Paulus itu 

sebagai ungkapan bahwa kebencian musuh-musuhnya telah 

Surat Filipi 1:12-20 

 275 

dipatahkan, dan ini turut membuat dia dilepaskan dari pen-

jara. Oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus. Perhati-

kanlah, apa pun yang mendatangkan keselamatan kita terjadi 

berkat pertolongan atau bantuan dan dukungan Roh Kristus, 

dan doa adalah cara yang sudah ditetapkan untuk memper-

oleh pertolongan itu. Doa-doa jemaat dapat membawa perto-

longan Roh kepada hamba-hamba Tuhan yang melayani mere-

ka, untuk mendukung mereka di dalam penderitaan dan pem-

beritaan Injil.  

2. Sebab pemberitaan itu akan berbalik mendatangkan kemulia-

an bagi Kristus (ay. 20). saat  pemberitaan Injil itu dilakukan 

dengan maksud tidak benar itu, Rasul Paulus mengambil ke-

sempatan untuk menyebutkan segenap pengabdiannya kepada 

pelayanan dan kemuliaan Kristus, sebab yang sangat kurindu-

kan dan kuharapkan ialah bahwa aku di dalam segala hal 

tidak akan beroleh malu, dan seterusnya. Amatilah di sini,  

(1) Hasrat terbesar dari setiap orang Kristen sejati adalah su-

paya Kristus dapat diagungkan dan dimuliakan, supaya 

nama-Nya ditinggikan dan kerajaan-Nya datang. 

(2) Orang-orang yang sungguh-sungguh merindukan supaya 

Kristus dapat diagungkan, juga merindukan supaya Kris-

tus dapat dengan nyata dimuliakan di dalam tubuh mereka. 

Mereka mempersembahkan tubuh-tubuh mereka sebagai 

persembahan yang hidup (Rm. 12:1), serta menyerahkan 

anggota-anggota tubuh mereka kepada Allah untuk dijadi-

kan sebagai senjata-senjata kebenaran (Rm. 6:13). Mereka 

bersedia untuk melayani rancangan-rancangan-Nya dan 

menjadi alat kemuliaan-Nya, dengan setiap anggota tubuh 

mereka dan juga dengan setiap kemampuan jiwa mereka.  

(3) Terutama untuk kemuliaan Kristus itulah kita harus mela-

yani Dia dengan berani dan tidak merasa malu sebab  Dia, 

dengan penuh kebebasan dan kemerdekaan pikiran, serta 

tanpa tawar hati, Bahwa aku dalam segala hal tidak akan 

beroleh malu, melainkan supaya Kristus dengan nyata di-

muliakan. Keberanian orang-orang Kristen merupakan ke-

hormatan bagi Kristus.  

(4) Orang-orang yang menjadikan kemuliaan Kristus sebagai 

hasrat dan rancangan mereka, dapat menjadikan tujuan 

itu sebagai penantian dan pengharapan mereka. jika 


 276

tujuan itu sungguh-sungguh ingin dicapai, dapat dipasti-

kan bahwa tujuan itu akan tercapai. Jika kita dengan ber-

sungguh-sungguh berdoa, Bapa, muliakanlah nama-Mu, 

pasti kita akan memperoleh jawaban yang sama seperti 

jawaban atas doa yang pernah dinaikkan oleh Kristus: Aku 

telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi! 

(Yoh. 12:28).  

(5) Orang-orang yang sangat merindukan supaya Kristus da-

pat dimuliakan di dalam tubuh mereka memiliki pengabai-

an yang kudus terhadap tubuh mereka, baik oleh hidupku, 

maupun oleh matiku. Mereka berserah kepada-Nya, terserah 

dengan cara apa Ia mau membuat mereka berguna untuk 

kemuliaan-Nya, apakah itu dengan jerih payah atau pen-

deritaan, dengan kerajinan dan kesabaran, dengan hidup 

untuk kemuliaan-Nya dengan melayani Dia, ataupun de-

ngan mati demi kemuliaan-Nya dengan menderita bagi Dia.  

Kegembiraan Rasul Paulus yang Sangat Besar 

(1:21-26)  

21. sebab  bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. 22 

namun  jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi 

buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. 23 Aku didesak dari dua 

pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus – itu memang 

jauh lebih baik; 24 namun  lebih perlu untuk tinggal di dunia ini sebab  kamu. 

25 Dan dalam keyakinan ini tahulah aku: aku akan tinggal dan akan ber-

sama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan ber-

sukacita dalam iman, 26 sehingga kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin 

bertambah sebab  aku, jika aku kembali kepada kamu. 

Di sini kita membaca perihal kehidupan dan kematian Rasul Paulus 

yang terpuji itu. Baginya hidup adalah Kristus dan mati adalah keun-

tungan. Amatilah,  

1. Itulah ciri yang tidak diragukan lagi dari setiap orang Kristen, 

bahwa baginya hidup adalah Kristus. Kemuliaan Kristus seharus-

nya menjadi tujuan hidup kita, kasih karunia Kristus menjadi asas 

hidup kita, dan firman Kristus menjadi aturan bagi hidup kita itu. 

Kehidupan Kristen berasal dari Kristus dan diarahkan kepada-Nya. 

Ialah yang menjadi asas, aturan, dan tujuan kehidupan itu.  

2. Bagi mereka yang hidupnya adalah Kristus, kematian mereka me-

rupakan keuntungan. Keuntungan itu besar, keuntungan waktu

Surat Filipi 1:21-26 

 277 

sekarang, dan keuntungan di masa yang kekal. Bagi manusia du-

niawi yang fana, kematian merupakan kerugian yang besar. Sebab 

ia kehilangan segala kesenangan hidup dan semua pengharapan-

nya. namun , bagi seorang Kristen yang baik, mati adalah keun-

tungan, sebab mati itu menjadi akhir dari segala kelemahan dan 

kesengsaraannya, serta merupakan penyempurnaan dari kese-

nangan dan penggenapan harapan-harapannya. Kematian akan 

membebaskan dia dari segala kejahatan kehidupan, serta mem-

bawanya menjadi pemilik atas hal yang terbaik. Atau, bagiku mati 

adalah keuntungan, yaitu “bagi Berita Injil dan juga bagi diriku 

sendiri, yang akan memperoleh penegasan lebih lanjut melalui 

dimeterainya darahku, sebagaimana sebelumnya melalui segala 

jerih payah hidupku.” Begitulah Kristus akan dimuliakan oleh ke-

matiannya (ay. 20). Sebagian orang menafsirkannya seperti ini: 

Bagiku, hidup dan mati, Kristus adalah keuntungan, artinya, “Ti-

dak ada yang kuingini lagi, baik sementara aku hidup atau saat  

aku mati, selain menerima Kristus dan didapati ada di dalam 

Dia.” Hal itu bisa saja diartikan, jika kematian menjadi keuntungan 

baginya, mungkin sebab  ia merasa letih dalam kehidupan ini, dan 

tidak sabar menantikan kematiannya. Tidak, kata Rasul Paulus,  

I. Jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja mem-

beri buah (ay. 22), yaitu, Kristus. Ia menganggap pekerjaannya 

telah dipersembahkan dengan baik, jika ia dapat membantu me-

ninggikan kemuliaan dan kepentingan kerajaan Kristus di dunia 

ini. Itu berarti bagiku bekerja memberi buah – karpos ergou – 

operae pretium. Sangatlah berharga bagi seorang Kristen yang 

baik dan seorang hamba Tuhan yang baik untuk hidup di dunia 

ini selama ia dapat memuliakan Allah dan berbuat baik kepada 

jemaatnya. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu, sebab 

aku didesak dari dua pihak. Kesukaran yang dialami Rasul Paulus 

adalah kesukaran yang membahagiakan. Ia tidak berada di antara 

dua hal yang jahat, namun  di antara dua hal yang baik. Daud 

berada di dalam kesukaran sebab  tiga perkara penghukuman, 

yaitu pedang, kelaparan, dan penyakit sampar. Rasul Paulus 

berada di antara dua perkara yang membahagiakan, yaitu hidup 

bagi Kristus dan diam bersama-sama dengan Dia. Di sini kita 

mendapati dia beradu alasan mengenai hal ini. 


 278

1. Kecondongannya kepada kematian. Lihatlah kuasa iman dan 

kasih karunia ilahi. Kuasa ini dapat mendamaikan pikiran 

akan kematian dan membuat kita bersedia untuk mati, walau-

pun kematian merupakan penghancuran atas kodrat kita yang 

sekarang dan kejahatan alam yang terbesar. Secara alamiah 

kita memiliki suatu keengganan untuk mati, namun  Rasul Pau-

lus memiliki keinginan kuat untuk itu (ay. 23), Aku ingin pergi 

dan diam bersama-sama dengan Kristus. Perhatikan baik-baik,  

(1) Diam bersama dengan Kristus itulah yang membuat orang-

orang baik mengingini kepergian itu. Itu bukan mati begitu 

saja, atau sekadar menanggalkan tubuh jasmani ini. Juga, 

itu bukan masalah mati itu sendiri atau demi kematian itu 

sendiri, melainkan ia perlu dikaitkan dengan suatu hal lain 

yang dapat membuatnya benar-benar berarti sebagaimana 

mestinya. Jika aku tidak dapat diam bersama-sama dengan 

Kristus selain melalui kematian, maka aku lebih memilih 

untuk pergi.  

(2) Begitu jiwa itu meninggalkan tubuh jasmani, dengan sege-

ra jiwa itu akan diam bersama-sama dengan Kristus. Se-

sungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama 

dengan Aku di dalam Firdaus (Luk. 23:43). Kami beralih 

dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan (2Kor. 5:8), tanpa 

selang waktu sedikit pun di antara keduanya. Itu memang 

jauh lebih baik, pollō gar mallon kreisson, luar biasa sangat 

atau teramat disukai. Orang-orang yang tahu betapa ber-

harganya Kristus dan sorga, akan siap mengakui bahwa 

jauh lebih baik berada di sorga daripada tinggal di dunia 

ini, lebih baik diam bersama dengan Kristus daripada ber-

sama makhluk ciptaan mana pun. Sebab di dalam dunia 

ini, kita dikelilingi oleh dosa. Manusia menimbulkan kesu-

sahan bagi dirinya, lagi-lagi menimbulkan kesusahan. Te-

tapi, jika kita pergi untuk diam bersama-sama dengan Kris-

tus, maka kita dapat berucap selamat tinggal kepada dosa 

dan pencobaan, selamat tinggal kepada kesedihan dan 

kematian, untuk selama-lamanya.  

2. Keputusan Rasul Paulus adalah lebih perlu untuk tinggal se-

bentar di dunia ini supaya dapat melayani jemaat (ay. 24), 

namun  lebih perlu untuk tinggal di dunia ini sebab  kamu. 

Surat Filipi 1:21-26 

 279 

Jemaat perlu memiliki hamba-hamba Tuhan. Dan, hamba-

hamba Tuhan yang setia hampir-hampir tidak dapat meluang-

kan waktu saat  tuaian memang banyak, namun  pekerja 

sedikit. Perhatikan baik-baik, orang-orang yang paling banyak 

memiliki alasan untuk menginginkan kematian, harus berse-

dia untuk tetap tinggal di dunia ini selama Allah mempunyai 

pekerjaan untuk mereka kerjakan. Kesukaran Rasul Paulus 

bukanlah kesukaran antara hidup di dunia ini dan tinggal di 

sorga, sebab kedua hal ini tidak dapat diperbandingkan. Kesu-

karannya adalah antara melayani Kristus di dunia ini dan 

menikmati kebersamaan dengan-Nya di sorga. Kristus masih 

tetap menjadi pusat perhatian hatinya, walaupun untuk me-

majukan kepentingan Kristus dan jemaat-Nya, ia memilih 

lebih perlu untuk tinggal di sini, di mana ia menjumpai ba-

nyak perlawanan dan kesulitan, serta menyangkal dirinya 

sejenak untuk menikmati upahnya.  

II. Dan dalam keyakinan ini tahulah aku, aku akan tinggal dan akan 

bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin 

maju dan bersukacita dalam iman (ay. 25). Amatilah di sini,  

1. Betapa besarnya keyakinan Rasul Paulus akan penyelenggara-

an campur tangan ilahi, bahwa Allah akan mengatur segala 

sesuatu untuk kebaikannya. “sesudah  yakin bahwa lebih perlu 

bagiku untuk tinggal di dunia ini sebab  kamu, maka tahulah 

bahwa aku akan tinggal.” 

2. Apa pun yang terbaik bagi jemaat, kita yakin bahwa Allah akan 

melakukannya. Jika kita tahu apa yang diperlukan untuk mem-

bangun tubuh Kristus, kita pasti tahu apa yang akan terjadi, 

sebab Ia akan menjaga kepentingan jemaat-Nya, dan melaku-

kan apa yang terbaik, serta mempertimbangkan segala sesuatu 

di dalam setiap keadaan.  

3. Amatilah pelayanan apa yang harus dilanjutkan oleh hamba-

hamba Tuhan, supaya kita makin maju dan bersukacita dalam 

iman, makin maju dalam kekudusan dan penghiburan.  

4. Semakin maju iman dan sukacita iman kita, semakin maju 

pula kita dalam perjalanan menuju sorga. Semakin bertambah 

iman semakin banyak sukacita, dan semakin banyak iman 

serta sukacita, semakin maju pula kita dalam perjalanan Kris-

ten kita.  


 280

5. Dibutuhkan suatu pelayanan yang mapan, tidak saja untuk 

menginsafkan dan mempertobatkan orang-orang berdosa, te-

tapi juga untuk membangun orang-orang kudus dan mem-

bantu mereka bertambah maju dalam hal-hal rohani.  

III. Sehingga kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah 

sebab  aku, jika aku kembali kepada kamu (ay. 26). Mereka 

bersukacita dalam pengharapan akan melihat Rasul Paulus kem-

bali dan menikmati pelayanannya lebih lanjut di antara mereka. 

Amatilah, 

1. Kelanjutan pelayanan hamba-hamba Tuhan bersama jemaat 

haruslah menjadi sukacita semua orang yang merindukan 

kebaikan bagi jemaat dan kepentingannya.  

2. Segala sukacita kita haruslah berakhir di dalam Kristus. Suka-

cita kita akan hamba-hamba Tuhan yang baik harus menjadi 

kemegahan kita di dalam Kristus Yesus bagi mereka. Sebab 

mereka hanyalah sahabat-sahabat mempelai laki-laki, dan 

yang harus diterima di dalam nama-Nya dan demi Dia.  

Nasihat-nasihat Rasul Paulus 

(1:27-30)  

27 Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apa-

bila aku datang aku melihat, dan jika aku tidak datang aku mendengar, 

bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk 

iman yang timbul dari Berita Injil, 28 dengan tiada digentarkan sedikitpun 

oleh lawanmu. Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan, namun  

bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah. 29 Sebab kepada 

kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan 

juga untuk menderita untuk Dia, 30 dalam pergumulan yang sama seperti 

yang dahulu kamu lihat padaku, dan yang sekarang kamu dengar tentang 

aku. 

Rasul Paulus mengakhiri pasal ini dengan dua nasihat:  

I. Ia menasihati mereka supaya menjaga hidup mereka baik-baik 

(ay. 27): Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kris-

tus. Amatilah, barangsiapa mengakui Injil Kristus, ia hidup sesuai 

dengan apa yang dikehendaki Injil, hidup sesuai dan berpadanan 

dengannya. Seturut dengan kebenaran Injil, biarlah ia tunduk 

pada hukum-hukum Injil dan bergantung pada janji-janji Injil,

Surat Filipi 1:27-30 

 281 

 dengan iman, kekudusan, dan penghiburan sebagaimana mesti-

nya. Biarlah di dalam segala hal, ia menjadi sama seperti mereka 

yang menjadi milik Kerajaan Allah di antara manusia, dan yang 

menjadi anggota serta warga negara kerajaan itu. Itulah perhiasan 

pengakuan iman kita, bila kita hidup sesusai dengan pengakuan 

iman kita itu. Supaya, jika aku datang aku melihat, dan 

jika aku tidak datang, aku mendengar bagaimana keadaanmu. 

Di dalam ayat 26, Paulus mengatakan bahwa ia akan kembali 

kepada mereka, dan itu dikatakannya dengan penuh keyakinan, 

walaupun saat itu ia sedang menjadi seorang tahanan. Namun ia 

tidak ingin mereka bergantung pada hal itu. Hidup keagamaan 

kita tidak boleh bergantung pada hamba-hamba Tuhan kita. “Baik 

aku datang ataupun tidak, biarlah aku mendengar yang baik 

tentang kamu, dan kamu teguh berdiri.” Baik ada hamba-hamba 

Tuhan yang datang ataupun tidak, Kristus senantiasa ada. Ia 

berada dekat dengan kita, tidak pernah jauh dari kita, dan mem-

percepat kedatangan-Nya yang kedua kali. Kedatangan Tuhan su-

dah dekat (Yak. 5:8). Biarlah aku mendengar, bahwa kamu teguh 

berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman 

yang timbul dari berita Injil. Ada tiga hal yang ingin ia dengar dari 

mereka, dan semuanya mengenai hidup yang berpadanan dengan 

Injil:  

1. Orang-orang yang mengakui Injil harus berusaha hidup berpa-

danan dengannya. Mereka harus menggunakan sikap keras 

yang kudus dalam menerima kerajaan sorga. Iman yang timbul 

dari berita Injil itu merupakan ajaran iman, atau agama dari 

berita Injil. Iman yang timbul dari berita Injil itu patut diper-

juangkan. Jika agama itu sangat berharga untuk apa saja, 

maka ia juga berharga untuk segala sesuatu. Ada banyak 

perlawanan, untuk itulah dibutuhkan kerja keras. Dapat saja 

seseorang tidak berbuat apa-apa dan masuk neraka, namun  

orang yang mau masuk sorga harus mencari kesempatan itu 

dengan rajin.  

2. Kesatuan dan kesehatian orang-orang Kristen itu berpadanan 

dengan Injil. Sehati dan sejiwa berjuang, jangan melawan satu 

sama lain. Kamu semua harus berjuang melawan musuh ber-

sama. Dalam satu roh dan satu pikiran, itulah yang berpadan-

an dengan Injil, sebab ada satu Tuhan, satu iman, dan satu 

baptisan. Harus ada kesatuan hati dan kasih sayang di antara 


 282

orang-orang Kristen, saat  ada penilaian dan pemahaman 

yang beragam mengenai banyak hal.  

3. Keteguhan itu berpadanan dengan Injil. Bahwa kamu teguh 

berdiri dalam satu roh. Tetaplah berdiri teguh dan tidak tergo-

yahkan oleh perlawanan apa pun juga. Akan mendatangkan 

aib bagi iman kepercayaan kita jika mereka yang mengaku 

percaya ada dalam keadaan kadang-kadang hidup dan ka-

dang-kadang mati, selalu goyah dalam pikiran, dan tidak te-

nang seperti air, sebab orang-orang seperti itu tidak akan 

pernah berhasil dengan baik. Siapa yang mau berjuang demi 

iman yang timbul dari berita Injil itu harus tetap teguh berdiri 

di atas iman itu. 

II. Rasul Paulus menasihati mereka supaya tetap berani dan teguh di 

dalam penderitaan. Dengan tiada digentarkan sedikit pun oleh la-

wanmu (ay. 28). Di mana-mana orang-orang yang mengakui Injil 

selalu menjumpai perlawanan, khususnya pada saat pertama kali 

menanamkan benih-benih Kekristenan. Perhatian utama kita ha-

ruslah tetap teguh berpegang pada pengakuan kita dan tidak per-

nah berubah dalam pengakuan itu. Perlawanan apa pun yang kita 

jumpai tidak boleh takut dihadapi, mengingat bahwa keadaan 

orang yang dianiaya jauh lebih baik dan lebih diingini daripada 

keadaan orang yang menganiaya. Sebab, melakukan penganiaya-

an merupakan tanda bukti kebinasaan bagi mereka. Orang-orang 

yang menentang Injil Kristus dan merugikan orang-orang yang 

mengaku percaya kepada Injil, ditandai untuk dihancurkan. Seba-

liknya, teraniaya merupakan suatu tanda bukti keselamatan. Tan-

da bukti itu bukanlah tanda bukti yang pasti, sebab banyak orang 

yang munafik juga ikut menderita demi kepercayaan mereka. 

namun  menderita aniaya merupakan tanda bukti yang baik, yang 

menunjukkan bahwa kita sangat bersungguh-sungguh dalam 

hidup keagamaan kita, dan dirancang untuk keselamatan, jika 

kita dengan