Da
n mereka yang sungguh-sungguh tidak kudus di bumi
ini, tidak akan menjadi orang kudus di sorga. Amatilah, surat
ini ditujukan kepada semua orang kudus, kepada yang satu
dan juga kepada yang lain, bahkan kepada yang paling hina,
yang paling miskin, dan mereka yang memiliki karunia paling
sedikit. Kristus tidak pernah membeda-bedakan orang, yang
kaya dan miskin, semuanya bertemu bersama-sama di dalam
Dia. Itulah sebabnya mengapa para pelayan Tuhan tidak boleh
membeda-bedakan orang saat menunjukkan kepedulian dan
keramahan mereka. Saudara-saudaraku ... janganlah iman itu
kamu amalkan dengan memandang muka (Yak. 2:1). Semua
orang kudus di dalam Kristus Yesus. Orang-orang kudus
diterima hanya sebab keberadaan mereka di dalam Kristus
Yesus, atau sebab mereka adalah orang-orang Kristen. Di luar
Kristus, orang-orang kudus yang terbaik pun akan tampil
Surat Filipi 1:1-2
259
sebagai orang-orang berdosa, dan tidak sanggup berdiri di
hadapan Allah.
2. Surat ini juga ditujukan kepada para pelayan Tuhan, atau
para pejabat jemaat, para penilik jemaat dan diaken. Pertama-
tama para penilik jemaat atau penatua, yang jabatannya ada-
lah mengajar dan mengatur, dan kemudian para diaken, atau
penilik atas orang-orang miskin, yang bertugas menangani
urusan-urusan di luar rumah Allah, misalnya: tempat, pera-
botan, kebutuhan hidup para pelayan Tuhan, serta santunan
untuk orang miskin. Semua ini adalah jabatan-jabatan yang
kemudian dikenal ada di dalam jemaat, jabatan yang berasal
dari penetapan ilahi. Di dalam pengarahannya melalui sebuah
surat kerasulan kepada salah satu jemaat, Rasul Paulus ha-
nya menyebut dua jabatan saja, yaitu penilik dan diaken. Dan
siapa pun juga akan menganggap bahwa ciri dan gelar yang
sama, persyaratan yang sama, pelaksanaan tugas jabatan
yang sama, kehormatan dan rasa hormat yang sama, yang di
mana-mana dianggap berasal dari seluruh Perjanjian Baru,
bagi mereka yang disebut sebagai penilik dan penatua (seperti
yang diperbolehkan oleh Dr. Hammond, [seorang cendekiawan
Inggris abad ketujuh belas pen.], dan orang-orang terpelajar
lainnya), akan merasa kesulitan untuk menjadikan gelar-gelar
itu sebagai jabatan yang berbeda atau sebagai golongan
pelayanan yang berbeda di dalam zaman Alkitab.
III. Inilah doa berkat kerasulan itu: Kasih karunia dan damai sejah-
tera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai
kamu (ay. 2). Ini adalah doa yang sama, hampir sama kata demi
kata, di semua surat kerasulan, untuk mengajarkan kepada kita
supaya jangan merasa malu dengan bentuk tutur sapa, walaupun
kita tidak terikat pada bentuk itu, khususnya bentuk yang tidak
ada di Alkitab. Satu-satunya bentuk yang ada di dalam Perjanjian
Lama adalah doa berkat (Bil. 6:23-26), Beginilah harus kamu mem-
berkati orang Israel, katakanlah kepada mereka, TUHAN member-
kati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari engkau
dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN
menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai
sejahtera. Begitu jugalah di dalam Perjanjian Baru, kebaikan yang
diharapkan dari doa berkat itu adalah kebaikan rohaniah, kasih
260
karunia dan damai sejahtera, yaitu kebaikan dan kehendak baik
dari Allah, serta segala buah dan hasil yang melimpah darinya,
dan semua itu datang dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus
Kristus, bersama-sama datang dari kedua Pribadi itu, meskipun
dengan cara yang berbeda. Perhatikan baik-baik,
1. Tidak ada damai sejahtera tanpa kasih karunia. Kedamaian
batin berasal dari kesadaran akan kebaikan ilahi.
2. Tidak ada kasih karunia dan damai sejahtera selain yang ber-
asal dari Allah, Bapa kita, sumber dan asal usul dari semua
berkat, Bapa segala terang, yang dari-Nya diturunkan setiap
pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna (Yak.
1:17).
3. Tidak ada kasih karunia dan damai sejahtera yang datang se-
cara langsung dari Allah, Bapa kita, selain di dalam dan mela-
lui Tuhan Yesus Kristus. Kristus, sebagai Pengantara, menjadi
saluran untuk menyampaikan semua berkat-berkat rohaniah
kepada jemaat, dan menyalurkannya kepada semua anggota
jemaat.
Ucapan Syukur dan Sukacita Rasul Paulus
(1:3-6)
3 Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu. 4
Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan
sukacita. 5 Aku mengucap syukur kepada Allahku sebab persekutuanmu
dalam Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini. 6 Akan hal ini
aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara
kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.
Sesudah menyampaikan pesan pembukaan dan doa berkat, Rasul
Paulus melanjutkan dengan ucapan syukur atas orang-orang kudus
di Filipi. Ia memberitahukan kepada mereka hal-hal yang membuat
dia menaikkan syukur kepada Allah atas mereka. Amatilah di sini,
I. Rasul Paulus mengingat mereka, ia sering membawa mereka di
dalam ingatannya. Walaupun mereka jauh di mata, dan dia
sendiri berada jauh dari mereka, namun mereka selalu ada di
hatinya. Atau, setiap kali aku mengingat kamu epi pasē tē mneia.
Sebagaimana ia sering mengingat mereka, begitu jugalah ia sering
membicarakan mereka, dan merasa senang mendengar bagai-
Surat Filipi 1:3-6
261
mana keadaan mereka. Begitu mereka disebut-sebut, sangatlah
bersyukur hatinya. Sangatlah menyenangkan dapat mendengar
kesejahteraan seorang sahabat yang jauh di mata.
II. Rasul Paulus mengingat mereka dengan sukacita. Di kota Filipi ia
telah dianiaya, di sanalah ia dicambuk dan dimasukkan ke dalam
penjara, dan tidak banyak hasil buah pekerjaan yang dapat ia
lihat pada saat itu, namun sekarang ia mengenang kota Filipi itu
dengan sukacita. Ia memandang penderitaannya sebab Kristus
sebagai kebanggaannya, penghiburannya, makhotanya, dan sa-
ngat senang setiap kali nama tempat ia menderita itu disebut-
sebut. Ia sama sekali tidak merasa malu atas semua itu, atau
merasa enggan untuk mendengar kembali suasana penderitaan-
nya, sehingga ia dapat mengenangnya dengan penuh sukacita.
III. Rasul Paulus mengingat mereka di dalam doa: Dan setiap kali aku
berdoa untuk kamu semua (ay. 4). Kenangan terbaik akan saha-
bat-sahabat adalah dengan mengingat mereka di hadapan takhta
kasih karunia. Rasul Paulus banyak berdoa bagi sahabat-saha-
batnya, untuk semua sahabatnya, khususnya untuk sahabat-
sahabatnya ini. Dengan cara pengungkapan ini, tampaknya ia
menyebutkan di hadapan takhta kasih karunia beberapa jemaat
yang menarik perhatiannya secara khusus dengan menyebut
nama mereka. Ia meluangkan waktu tertentu yang khusus bagi
jemaat di Filipi. Walaupun Allah memberikan kita kebebasan un-
tuk bersekutu dengan-Nya, yang menghiburkan kita adalah, bah-
wa Ia tahu untuk siapa kita berdoa meskipun kita tidak menyebut
nama mereka.
IV. Rasul Paulus mengucap syukur kepada Allah setiap kali ia
mengingat mereka dengan sukacita. Perhatikan baik-baik, ucapan
syukur harus menjadi bagian dari setiap doa kita, dan hal apa
pun yang membuat kita bersukacita, kita harus mengucap syukur
atasnya. Begitu ada yang membuat hati kita terhibur, Allah harus
memperoleh kemuliaan sebab itu. Ia mengucap syukur kepada
Allah dan juga mengajukan permohonan dengan sukacita. Seba-
gaimana sukacita yang kudus menjadi inti dan jiwa dari pujian
ucapan syukur, begitu jugalah pujian ucapan syukur menjadi
bibir dan bahasa dari sukacita yang kudus.
262
V. Sebagaimana di dalam doa-doa kita, begitu jugalah di dalam
ucapan syukur kita, kita harus memandang Allah sebagai Allah
kita, Aku mengucap syukur kepada Allahku. Hal itu akan men-
dorong hati kita di dalam doa serta membesarkan hati kita di
dalam pujian, dengan melihat setiap belas kasihan datang dari
tangan Allah sebagai Allah kita. Aku mengucap syukur kepada
Allahku setiap kali aku mengingat kamu. Kita harus mengucap
syukur kepada Allah kita untuk berbagai kasih karunia dan peng-
hiburan lainnya, serta untuk berbagai pemberian dan kegunaan
saat kita menerima manfaat dari semua kasih karunia itu, dan
Allah menerima kemuliaan sebab semua hal itu. Namun, apa
saja yang diucapkan syukur di sini?
1. Rasul Paulus mengucap syukur kepada Allah sebab peng-
hiburan yang ia peroleh di dalam diri mereka, sebab perseku-
tuanmu dalam Berita Injil, mulai hari pertama sampai sekarang
ini (ay. 5). Perhatikanlah, persekutuan Berita Injil merupakan
suatu persekutuan yang baik. Orang Kristen yang paling hina
memiliki persekutuan di dalam Berita Injil bersama dengan
para rasul yang agung, sebab Injil keselamatan merupakan
keselamatan kita bersama (Yud. 1:3), dan semua orang yang
sudah beroleh iman, memiliki iman yang sama indahnya de-
ngan iman para rasul (2Ptr. 1:1, TL). Orang-orang yang meneri-
ma dan memeluk Berita Injil dengan sungguh-sungguh, memi-
liki persekutuan di dalamnya, mulai dari hari pertama. Seorang
Kristen yang sudah lahir baru, jika ia benar-benar sudah dila-
hirkan kembali, akan tertarik kepada semua janji dan hak
istimewa dari Berita Injil, sejak hari pertama ia menjadi Kris-
ten, sampai sekarang ini. Amatilah, merupakan suatu peng-
hiburan besar bagi para hamba Tuhan saat mereka yang
mulai dengan baik tetap bertahan dan bertekun. Mengenai
persekutuan mereka dalam Berita Injil ini, ada yang mengarti-
kan hal ini sebagai keinginan jemaat yang kuat untuk mem-
beritakan Injil, dan sebab itu kata koinōnia bukan sebagai
persekutuan, melainkan penyebaran (atau penyampaian).
Namun, dengan membandingkan ucapan syukur Rasul Paulus
atas jemaat-jemaat lain, tampaknya lebih baik jika kata ter-
sebut diartikan secara umum sebagai persekutuan yang mere-
ka miliki, di dalam iman, pengharapan, dan kasih yang kudus
dengan semua orang Kristen yang baik, yaitu suatu persekutu-
Surat Filipi 1:3-6
263
an di dalam janji-janji, ketetapan, hak-hak istimewa, dan
pengharapan-pengharapan Injil. Dan hal ini dimulai sejak hari
pertama sampai sekarang ini.
2. sebab keyakinan Rasul Paulus mengenai mereka (ay. 6):
Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, dan seterusnya. Perhati-
kanlah, keyakinan orang-orang Kristen merupakan penghibur-
an besar bagi orang-orang Kristen. Kita dapat memperoleh po-
kok-pokok pujian dari pengharapan-pengharapan dan suka-
cita kita. Kita harus mengucap syukur tidak saja sebab apa
yang telah kita miliki pada saat sekarang berikut bukti-bukti-
nya, namun juga sebab apa yang akan kita miliki dalam
pengharapan di masa depan. Rasul Paulus berbicara dengan
penuh keyakinan mengenai keadaan baik orang lain, mengha-
rapkan yang baik tentang mereka dalam perbuatan kasih, dan
merasa yakin akan iman mereka, bahwa jika mereka tulus,
mereka akan berbahagia, Ia yang memulai pekerjaan yang baik
di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada hari Kris-
tus Yesus. Pekerjaan yang baik di antara kamu en hymin.
Jadi ayat ini bisa dipahami secara umum sebagai penanaman
jemaat di antara mereka. Kristus yang telah membangun Ke-
kristenan di dunia ini akan tetap memeliharanya selama dunia
ini masih ada. Kristus akan tetap memiliki jemaat sampai ra-
hasia Allah digenapi dan tubuh rohani itu disempurnakan.
Jemaat itu didirikan di atas batu karang dan alam maut tidak
akan menguasainya. Namun, akan lebih tepat jika perkata-
an ini diterapkan kepada orang-orang tertentu, dan itu ber-
bicara tentang pencapaian pekerjaan kasih karunia tertentu di
mana pun pekerjaan itu dimulai. Perhatikan baik-baik di sini,
(1) Pekerjaan kasih karunia adalah pekerjaan yang baik, suatu
pekerjaan yang diberkati, sebab pekerjaan itu membuat
kita menjadi baik, dan sebuah jaminan bagi kita untuk ber-
buat baik. Pekerjaan itu membuat kita menyukai Allah,
dan membuat kita layak untuk menikmati hadirat Allah. Ia
bisa disebut juga suatu pekerjaan baik yang mengerjakan
kebaikan terbesar bagi kita.
(2) Di mana pun pekerjaan baik ini dimulai, Allahlah yang me-
mulainya. Ia yang memulai pekerjaan yang baik di antara
kamu. Kita sendiri tidak mampu memulainya, sebab pada
dasarnya kita sudah mati sebab pelanggaran-pelanggaran
264
dan dosa-dosa kita. Apa yang dapat dilakukan orang mati
untuk membangkitkan diri mereka sendiri? Bagaimana me-
reka dapat mulai berbuat sesuatu sebelum mereka dihi-
dupkan dari kematian? Allahlah yang menghidupkan mere-
ka yang sudah mati secara demikian (Ef. 2:1; Kol. 2:13).
(3) Pekerjaan kasih karunia hanya dimulai dalam kehidupan
ini, dan pekerjaan itu belum selesai di sini. Selama kita
tinggal dalam keadaan tidak sempurna ini, akan selalu ada
sesuatu yang masih harus dikerjakan.
(4) Jika Allah yang sama yang memulai pekerjaan yang baik
itu tidak meneruskan dan menyelesaikannya, maka peker-
jaan itu akan tinggal begitu saja tidak terselesaikan sampai
selama-lamanya. Dia yang memulainya harus menyelesai-
kannya.
(5) Kita boleh yakin atau diyakinkan sungguh-sungguh, bahwa
Allah bukan saja tidak akan meninggalkan pekerjaan itu,
namun juga akan menyelesaikan dan memahkotainya de-
ngan tangan-Nya sendiri. Sebab, bagi Allah, pekerjaan-Nya
sempurna.
(6) Pekerjaan kasih karunia tidak akan pernah disempurnakan
sampai pada hari Kristus Yesus, yaitu pada hari kedatang-
an-Nya. saat Ia datang untuk menghakimi dunia ini, dan
menyelesaikan tugas pengantaraan-Nya, maka pada saat
itulah pekerjaan ini akan lengkap, dan batu utama itu akan
diangkat dengan sorak sorai. Ungkapan yang sama terdapat
dalam ay. 10.
Kasih Sayang dan Pengharapan Rasul Paulus
(1:7-8)
7 Memang sudahlah sepatutnya aku berpikir demikian akan kamu semua,
sebab kamu ada di dalam hatiku, oleh sebab kamu semua turut mendapat
bagian dalam kasih karunia yang diberikan kepadaku, baik pada waktu aku
dipenjarakan, maupun pada waktu aku membela dan meneguhkan Berita
Injil. 8 Sebab Allah adalah saksiku betapa aku dengan kasih mesra Kristus
Yesus merindukan kamu sekalian.
Rasul Paulus mengungkapkan rasa kasih sayangnya yang berlimpah-
limpah kepada mereka serta perhatiannya akan kesejahteraan rohani
mereka, sebab kamu ada di dalam hatiku (ay. 7). Ia mengasihi mereka
Surat Filipi 1:7-8
265
seperti jiwanya sendiri, dan mereka dekat dengan hatinya. Sering kali
ia memikirkan mereka, dan sangat memedulikan mereka. Amatilah,
1. Alasan mengapa mereka ada di dalam hatinya, oleh sebab mere-
ka semua turut mengambil bagian dalam kasih karunia yang
diberikan kepadanya, baik pada waktu ia dipenjarakan, maupun
pada waktu ia membela dan meneguhkan Berita Injil. Yaitu,
mereka telah memperoleh keuntungan melalui dia dan melalui
pelayanannya. Mereka telah turut mengambil bagian dalam kasih
karunia Allah melalui dia, dan melalui tangannya kasih karunia
itu disampaikan kepada mereka. Inilah yang membuat jemaat
menjadi kesayangan para hamba Tuhan yang melayani mereka,
yaitu saat mereka menerima manfaat melalui pelayanan mere-
ka. Atau, Kamu semua turut mendapat bagian dalam kasih karu-
niaku. Kamu telah turut serta bersamaku dalam bekerja dan
menderita. Mereka turut mengambil bagian dalam kesusahan-
nya, dengan turut merasakan dan menunjukkan kepedulian me-
reka, dan siap membantunya. Demikianlah ia menganggap mere-
ka semua turut mendapat bagian dalam kasih karunianya. Sebab
barangsiapa yang menderita bersama orang-orang kudus dihibur-
kan dan akan dihiburkan bersama mereka, dan mereka akan
mendapat bagian dalam upah mereka, sebab telah turut meng-
ambil bagian dalam beban mereka. Rasul Paulus mengasihi mere-
ka sebab mereka tetap berada dekat dengannya saat ia dipen-
jarakan, dan dalam membela dan meneguhkan Berita Injil. Mereka
selalu siap untuk tampil di tempat mereka masing-masing sesuai
dengan kemampuan mereka untuk membela dan meneguhkan
berita Injil, sebagaimana yang dilakukan Rasul Paulus sesuai de-
ngan kedudukannya. Itulah sebabnya mereka ada di dalam hati-
nya. Orang-orang yang bersama-sama menderita harus saling me-
ngasihi. Orang-orang yang telah menempuh bahaya dan menderi-
ta bersama demi Allah dan kepercayaan mereka sebab alasan
itu, pastilah saling mengasihi dengan sungguh-sungguh. Atau,
sebab aku ada di dalam hatimu dia to echein me en tē kardia
hymas. Mereka mewujudkan rasa hormat mereka dengan berpe-
gang teguh pada ajaran yang ia beritakan, dan siap menderita
demi ajaran itu bersamanya. Tanda rasa hormat yang sejati
terhadap para pelayan Tuhan yang melayani kita adalah mene-
rima dan mematuhi ajaran yang mereka beritakan.
266
2. Bukti dari hal itu: Memang sudahlah sepatutnya aku berpikir
demikian akan kamu semua, sebab kamu ada di dalam hatiku.
Dari pernyataan ini tampak bahwa mereka ada di dalam hati
Rasul Paulus, sebab ia memiliki pendapat yang baik tentang me-
reka dan harapan yang baik mengenai mereka. Amatilah, sangat
tepat memikirkan yang terbaik tentang orang lain dan memikir-
kan juga apa yang kita dapat dari mereka, yaitu memandang me-
reka memang baik dalam segala perkara.
3. Sebuah permohonan kepada Allah mengenai kebenaran ini (ay. 8),
Sebab Allah adalah saksiku betapa aku dengan kasih mesra
Kristus Yesus merindukan kamu sekalian. sebab mereka ada di
dalamnya, ia merindukan mereka. Ia rindu melihat mereka, men-
dengar kabar dari mereka, atau rindu melihat mereka mengalami
kesejahteraan rohani dan bertumbuh serta bertambah-tambah,
dalam pengetahuan dan kasih karunia. Ia memiliki sukacita di
dalam mereka (ay. 4), sebab kebaikan yang ia lihat di antara
mereka dan yang ia dengar dari orang lain. Namun, tetap saja ia
merindukan mereka, untuk mendengar lebih banyak lagi menge-
nai hal itu dari mereka. Ia merindukan mereka sekalian, tidak
saja dari mereka yang cerdik pandai dan kaya raya, namun juga
dari mereka yang paling hina dan paling miskin. Ia sungguh
sangat rindu dengan mereka, sangat kuat keinginan dan niatnya,
dan di dalam kasih mesra Kristus Yesus, yaitu dengan kepedulian
seperti yang ada pada Kristus dan yang ditunjukkan-Nya kepada
jiwa-jiwa yang terkasih. Di dalam hal ini Rasul Paulus sungguh
seorang pengikut Kristus, dan semua hamba Tuhan yang baik
harus berusaha menjadi seperti itu. Oh, betapa besar kasih mesra
yang ada di dalam Yesus Kristus kepada jiwa-jiwa yang malang!
sebab berbelas kasihan kepada mereka itulah, maka Ia menger-
jakan keselamatan mereka, dan memberikan Diri-Nya sendiri un-
tuk membayar harga yang sangat mahal guna memperoleh kese-
lamatan itu. Nah, mengikuti teladan Kristus itu, Rasul Paulus
juga berbelas kasihan kepada mereka, dan merindukan mereka
semua di dalam kasih mesra Kristus Yesus. Tidakkah kita juga
harus mengasihani jiwa-jiwa yang dikasihi Kristus dengan kasih
dan belas kasihan yang sedemikian itu? Untuk inilah ia memohon
kepada Allah: Allah adalah saksiku. Itulah ungkapan batinnya,
yang ditunjukkannya kepada mereka, yang tulus, dan hanya
Allah sajalah yang menjadi saksi. Itulah sebabnya ia memohon
Surat Filipi 1:9-11
267
demikian. Apakah kamu mengetahuinya atau tidak, atau menya-
dari hal itu atau tidak, Allah, yang mengenal hati manusia, Ia
mengetahuinya.
Kasih Sayang dan Pengharapan Rasul Paulus
(1:9-11)
9. Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan
yang benar dan dalam segala macam pengertian, 10 sehingga kamu dapat
memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari
Kristus, 11 penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus
untuk memuliakan dan memuji Allah.
Ayat-ayat ini memuat doa-doa yang dinaikkan oleh Rasul Paulus bagi
mereka. Sering kali Rasul Paulus membiarkan sahabat-sahabatnya
mengetahui apa yang ia mohonkan kepada Allah bagi mereka, supaya
mereka dapat mengetahui apa yang patut mereka mohon bagi diri
mereka sendiri di dalam doa-doa mereka. Dan supaya mereka
didorong untuk berharap dapat menerima dari Allah, kasih karunia
yang membangkitkan, menguatkan, kekal, dan menghiburkan. De-
ngan begitu penuh kuasa Rasul Paulus memohonkan kepada Allah
bagi mereka. Sungguh sangat menguatkan hati kita, jika kita menge-
tahui bahwa kita didoakan oleh sahabat-sahabat kita, yang kita tahu
memiliki kepentingan pada takhta kasih karunia. Doa-doa itu juga
dimaksudkan sebagai petunjuk dalam hidup mereka, dan supaya
mereka berusaha mengusahakan doa-doa Rasul Paulus untuk mereka,
sebab dengan cara ini akan tampak bahwa Allah menjawab doa-doa
mereka. Dengan mendoakan mereka demikian, Rasul Paulus meng-
harapkan hal-hal yang baik bagi mereka. Ini merupakan suatu dorong-
an bagi kita untuk mengerjakan kewajiban-kewajiban kita, supaya kita
tidak mengecewakan harapan-harapan sahabat-sahabat dan hamba-
hamba Tuhan yang berdoa bagi kita. Rasul Paulus berdoa,
1. Supaya mereka dapat menjadi orang yang mengasihi, dan supaya
kasih sayang semakin melimpah di antara mereka. Supaya kasih-
mu makin melimpah. Yang dimaksudkan oleh Rasul Paulus adalah
kasih mereka kepada Allah, kepada sesama saudara, dan kepada
semua orang. Kasih adalah pemenuhan tuntutan hukum Taurat
dan Injil. Perhatikan baik-baik, orang-orang yang melimpah dalam
kasih karunia, masih tetap perlu untuk semakin melimpah, sebab
268
masih tetap ada yang kurang di dalam diri mereka, lagi pula kita
adalah orang-orang yang tidak sempurna dalam pencapaian kita.
2. Supaya mereka dapat menjadi orang yang berpengetahuan dan
berpengertian. Supaya kasih itu makin melimpah dalam pengeta-
huan yang benar dan dalam segala macam pengertian. Bukanlah
kasih buta yang akan membuat kita mendapat perkenan Allah,
melainkan kasih yang didasarkan atas pengetahuan dan pengerti-
an. Kita harus mengasihi Allah sebab kesempurnaan dan kasih-
Nya yang tidak terhingga, dan mengasihi sesama saudara kita
sebab kita melihat gambar Allah pada diri mereka. Perasaan
kasih yang kuat tanpa disertai pengetahuan dan pengertian, tidak
akan membuat kita mampu memenuhi kehendak Allah, bahkan
kadang-kadang kita berbuat menyakiti daripada berbuat baik.
Orang-orang Yahudi sangat giat untuk Allah, namun tanpa diser-
tai pengetahuan yang benar, sehingga membawa mereka kepada
kekerasan dan kegusaran (Rm. 10:2; Yoh. 16:2).
3. Supaya mereka menjadi orang yang arif bijaksana. Inilah hasil
dari pengetahuan dan pengertian mereka, sehingga kamu dapat
memilih apa yang baik (ay. 10). Atau, seperti arti bebasnya, meng-
uji hal-hal yang berbeda; eis to dokimazein, supaya kita dapat
membuktikan hal-hal yang baik sesudah mengujinya dengan cer-
mat, serta dapat mengenali hal-hal itu dari yang lain. Amatilah,
kebenaran-kebenaran dan hukum-hukum Kristus merupakan
hal-hal yang baik dan sempurna. Dan perlu bagi kita masing-ma-
sing untuk mampu membuktikannya dan menilainya demikian.
Kita hanya perlu menguji dan membuktikan, dan hal-hal itu akan
membuka diri kepada pikiran yang menyelidiki dan mencerna.
4. Supaya mereka dapat menjadi orang yang jujur dan berhati lurus,
yaitu supaya kamu suci. Ketulusan atau kelurusan hati merupa-
kan kesempurnaan Injil, supaya di dalamnya kita berperilaku di
dalam dunia ini. Ketulusan merupakan kemuliaan dari segala ka-
sih karunia kita. saat pandangan kita terpusat, saat kita me-
nyatu bersama Allah di dalam segala sesuatu yang kita kerjakan,
benar-benar tampil sebagaimana adanya kita, dan sungguh-
sungguh jujur, maka kita adalah suci atau lurus hati.
5. Supaya mereka dapat menjadi orang yang tidak bercacat: supaya
kamu tak bercacat menjelang hari Kristus. Tidak mudah tersing-
gung, dan sangat berhati-hati untuk tidak menyakiti hati Allah
atau saudara seiman mereka, hidup dengan hati nurani yang
Surat Filipi 1:9-11
269
murni di hadapan Allah (Kis. 23:1), dan senantiasa berusaha untuk
hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan
manusia (Kis. 24:16). Kita harus senantiasa tak bercacat sampai
kepada kesudahannya, supaya kita dapat dipersembahkan dalam
keadaan seperti itu pada hari Kristus. Ia akan mempersembahkan
jemaat tanpa cacat atau kerut (Ef. 5:27), serta membawa orang-
orang percaya di hadapan kemuliaan-Nya dengan tak bernoda dan
penuh kegembiraan (Yud. 24).
6. Supaya mereka dapat menjadi orang yang sangat berguna (ay.
11), penuh dengan buah kebenaran dan seterusnya. Dari Allah
kita temukan buah kita, dan sebab itu dari Dialah buah itu
harus diminta. Buah-buah kebenaran merupakan bukti dan hasil
dari pengudusan kita, kewajiban-kewajiban kesucian yang timbul
dari hati yang sudah diperbarui, akar masalah yang ada di dalam
diri kita (Ayb. 19:28, KJV). Penuh dengan buah kebenaran. Amati-
lah, orang-orang yang banyak melakukan kebaikan harus berusa-
ha melakukannya lebih banyak lagi. Buah-buah kebenaran yang
dihasilkan untuk kemuliaan Allah dan untuk membangun jemaat-
Nya, harus benar-benar memenuhi kita sepenuh-penuhnya. Ja-
ngan takut kehabisan sebab senantiasa mengeluarkan buah-
buah kebenaran, sebab kamu akan dipenuhi buah-buah kebenar-
an kembali. Buah-buah kebenaran dihasilkan oleh Yesus Kristus,
oleh kekuatan dan kasih karunia-Nya, sebab tanpa Dia kita tidak
dapat berbuat apa-apa. Dia adalah akar dari pohon zaitun sejati,
yang dari-Nya pohon itu memperoleh kesuburannya. Kita menjadi
kuat oleh kasih karunia di dalam Kristus Yesus (2Tim. 2:1), dikuat-
kan dan diteguhkan oleh Roh-Nya (Ef. 3:16), dan itu semua untuk
memuliakan dan memuji Allah. Kita sama sekali tidak boleh meng-
gunakan kelimpahan buah kita untuk kemuliaan kita sendiri,
namun untuk kepujian dan kemuliaan bagi Allah, supaya Allah
dimuliakan dalam segala sesuatu (1Ptr. 4:11), dan apa pun yang
kita lakukan, kita harus melakukan semuanya itu untuk kemulia-
an Allah (1Kor. 10:31). Adalah sepenuhnya untuk kehormatan
Allah bila orang-orang Kristen tidak saja menunjukkan sikap yang
baik, namun juga berbuat baik, dan berkelebihan di dalam pelbagai
kebajikan.
270
Keberhasilan dan Sukacita Rasul Paulus
(1:12-20)
12. Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang
terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil, 13 sehingga telah
jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain, bahwa aku dipenjarakan
sebab Kristus. 14 Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh
kepercayaan sebab pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata
tentang firman Allah dengan tidak takut. 15 Ada orang yang memberitakan
Kristus sebab dengki dan perselisihan, namun ada pula yang memberitakan-
Nya dengan maksud baik. 16 Mereka ini memberitakan Kristus sebab kasih,
sebab mereka tahu, bahwa aku ada di sini untuk membela Injil, 17 namun
yang lain sebab kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas,
sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara. 18
namun tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik
dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersuka-
cita. Dan aku akan tetap bersukacita, 19 sebab aku tahu, bahwa kesudahan
semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus
Kristus. 20 Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku
dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala,
demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku,
baik oleh hidupku, maupun oleh matiku.
Di sini kita melihat kepedulian Rasul Paulus untuk mencegah supaya
jangan sampai jemaat merasa gusar dengan penderitaannya. Pada
saat itu ia tengah menjalani hukuman sebagai seorang tahanan di
kota Roma. Hal ini dapat menjadi batu sandungan bagi orang-orang
yang telah menerima Injil melalui pelayanannya. Dapat saja mereka
tergoda untuk berpikir jika ajaran ini memang berasal dari Allah,
tidak akan mungkin Allah membiarkan orang yang begitu giat dan
berguna dalam berkhotbah dan menyebarluaskan Injil, dilemparkan
dan dipandang hina seperti sebuah bejana yang rusak. Mereka mung-
kin akan merasa malu mengakui ajaran ini, dan khawatir jangan-
jangan mereka akan dilibatkan dalam masalah yang sama. Nah,
untuk menghilangkan rasa malu terhadap salib ini, Rasul Paulus
menjelaskan secara terperinci pasal yang gelap dan sulit ini supaya
menjadi mudah dan dapat dimengerti, serta didamaikan dengan hik-
mat dan kebaikan Allah yang telah mengutusnya.
I. Rasul Paulus menderita sebab perbuatan musuh-musuh bebu-
yutan berita Injil. Mereka memasukkannya ke dalam penjara dan
bermaksud untuk membunuhnya. Namun, jemaat tidak boleh
tersandung sebab kejadian ini, sebab ada kebaikan yang keluar
dari situ, dan kejadian ini dimaksudkan untuk menyebabkan ke-
majuan Injil (ay. 12): supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi
Surat Filipi 1:12-20
271
atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil. Betapa aneh-
nya penyelenggaraan ilahi ini, yang mengerjakan kebaikan yang
begitu besar untuk memajukan pemberitaan Injil dari kejahatan
yang begitu jahatnya seperti peristiwa pemenjaraan Rasul Paulus
ini. sebab pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibeleng-
gu seperti seorang penjahat, namun firman Allah tidak terbelenggu
(2Tim. 2:9). Mereka tidak dapat memenjarakan firman Allah. Fir-
man Allah memiliki kebebasannya sendiri, walaupun aku dipen-
jarakan. namun , bagaimana ini bisa terjadi?
1. Kejadian ini memberi peringatan kepada orang-orang yang ber-
ada di luar penjara (ay. 13). Pemenjaraanku di dalam Kristus,
atau demi Kristus, telah jelas bagi seluruh istana dan semua
orang lain. Kaisar, para pegawai istana, para hakim, yakin
bahwa aku tidak menderita sebagai orang yang berbuat jahat,
namun sebagai orang yang jujur, dengan hati nurani yang baik.
Mereka tahu bahwa aku menderita bagi Kristus, dan bukan
sebab kejahatan apa pun juga. Amatilah,
(1) Penderitaan Rasul Paulus membuat ia menjadi terkenal di
istana, di mana mungkin ia tidak akan pernah menjadi
terkenal jika hal ini tidak terjadi. Penderitaannya ini dapat
menuntun sebagian orang untuk bertanya-tanya tentang
Injil yang sebab nya ia menderita, di mana mereka tidak
akan pernah mendengarnya bila tidak ada kejadian ini.
(2) saat pemenjaraannya diketahui orang banyak di dalam
istana, kabar itu juga diketahui oleh semua orang di berba-
gai tempat lain. Pendapat yang terbentuk di dalam peng-
adilan berpengaruh besar terhadap pendapat-pendapat
semua orang Regis ad exemplum totus componitur orbis.
2. Pemenjaraan Rasul Paulus memberi semangat kepada sau-
dara-saudaranya. Sementara musuh-musuhnya terkejut atas
penderitaan-penderitaannya, sahabat-sahabatnya menjadi ber-
besar hati oleh hal itu. Orang-orang yang jujur tercengang kare-
na hal itu, dan orang yang tidak bersalah naik pitam terhadap
orang fasik. Meskipun begitu orang yang benar tetap pada
jalannya, dan orang yang bersih tangannya bertambah-tambah
kuat (Ayb. 17:8-9). Begitu jugalah yang terjadi di sini, dan
kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan
sebab pemenjaraanku (ay. 14). Tahu bahwa mereka pasti
272
akan mendapat masalah, membuat jemaat pada umumnya
mungkin menjadi tawar hati dan patah semangat. Namun,
saat mereka melihat Rasul Paulus yang dipenjarakan sebab
Kristus, mereka tidak dapat dihalangi lagi untuk memberita-
kan Kristus dan memuji nama-Nya. Mereka menjadi lebih be-
rani, sebab mereka dapat dengan sukacita menderita bersama
Rasul Paulus. Seandainya pun mereka diseret langsung dari
atas mimbar ke dalam penjara, dengan senang hati mereka
akan menerimanya, sebab di sana mereka akan berada ber-
sama kumpulan orang-orang yang begitu baik. Di samping itu,
penghiburan yang dirasakan oleh Rasul Paulus di dalam pen-
deritaannya, rasa damai luar biasa yang diterimanya dari Kris-
tus dalam keadaan sengsara, sangat memberikan semangat
kepada mereka. Mereka melihat bahwa orang-orang yang me-
layani Kristus sungguh telah melayani seorang Tuan yang
baik, yang sanggup menopang mereka, dan menguatkan mere-
ka dalam penderitaan mereka bagi-Nya. Beroleh kepercayaan
sebab pemenjaraanku. Pepoithotas. Mereka merasa lebih puas
dan yakin oleh apa yang mereka lihat. Amatilah kuasa kasih
karunia ilahi. Apa yang dimaksudkan oleh pihak musuh untuk
melumpuhkan semangat para pemberita Injil, ternyata dibalik-
kan untuk membesarkan hati jemaat. Mereka menjadi bertam-
bah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak
takut. Mereka sudah melihat kemungkinan terburuk akibat
pemberitaan Injil, dan sebab itu tidak merasa takut untuk
menempuh bahaya. Keyakinan mereka memberi semangat ke-
pada mereka, dan semangat itu memelihara mereka dari kuasa
rasa takut.
II. Rasul Paulus menderita sebab sahabat-sahabat palsu dan juga
sebab musuh-musuhnya (ay. 15-17), ada orang yang memberita-
kan Kristus sebab dengki dan perselisihan. namun yang lain
sebab kepentingan diri dan dengan maksud yang tidak ikhlas.
Nah, hal ini dapat menjadi batu sandungan dan melemahkan se-
mangat sejumlah orang, yaitu bahwa ada orang-orang yang mera-
sa iri dengan nama baik Rasul Paulus di jemaat-jemaat serta
kepentingannya di antara orang-orang Kristen, sehingga mereka
berusaha keras untuk menggantikan dan merongrongnya. Orang-
orang ini diam-diam merasa senang saat ia dipenjarakan, kare-
Surat Filipi 1:12-20
273
na mereka dapat memperoleh kesempatan untuk melenyapkan
perasaan sayang orang banyak terhadap Paulus. Mereka juga me-
rencanakan untuk lebih banyak berkhotbah, supaya mereka da-
pat memperoleh nama baik yang mereka irikan dari Rasul Paulus,
sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam
penjara. Dengan berbuat seperti itu mereka mengira dapat me-
nyusahkan hatinya serta membuatnya merasa takut kehilangan
kepentingannya, merasa tidak nyaman sebab dipenjarakan, dan
dengan tidak sabar mengharapkan supaya segera dibebaskan.
Sangat menyedihkan bahwa ada orang-orang yang mengaku
percaya kepada Injil, khususnya mereka yang giat memberitakan-
nya, malah dikuasai dengan pemikiran seperti ini. Mereka mau
memberitakan Kristus sebab merasa iri kepada Rasul Paulus,
dan supaya dapat memperberat bebannya di dalam penjara.
Jangan merasa aneh kalau dewasa ini dan di zaman-zaman keme-
rosotan jemaat akan ada hal-hal seperti ini. Namun, masih ada
orang-orang lain yang menjadi lebih bersemangat untuk memberi-
takan Kristus sebab digerakkan oleh penderitaan Rasul Paulus,
namun ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik dan
kasih, dari kasih sayang yang tulus terhadap berita Injil, supaya
pekerjaan itu tidak terhenti sementara pekerjanya ditahan. Mere-
ka mengetahui bahwa aku di sini untuk membela Injil. Mereka tahu
bahwa ia telah ditetapkan untuk mendukung dan menyebarkan
Injil di dunia ini dan harus berhadapan dengan segala kekerasan
dan perlawanan dari musuh-musuhnya. sebab itu mereka kha-
watir jangan sampai Injil terkendala sebab pemenjaraannya.
Keadaan ini membuat mereka menjadi lebih berani memberitakan
firman, dan membantu menggantikan dia melayani jemaat.
III. Sangat mengharukan melihat betapa tenangnya Rasul Paulus di
tengah-tengah segala penderitaan itu, namun tidak mengapa, sebab
bagaimanapun juga, Kristus diberitakan. Tentang hal itu aku
bersukacita, ya, aku akan tetap bersukacita (ay. 18). Perhatikan
baik-baik, pemberitaan tentang Kristus merupakan sukacita dari
semua orang yang mengharapkan keberhasilan bagi kerajaan-Nya
di antara manusia. sebab pemberitaan itu mengerjakan kebaikan
bagi orang banyak, seharusnya kita juga ikut bersukacita di
dalamnya, sekalipun pemberitaan itu dilakukan dengan maksud
palsu, dan tidak sunguh-sungguh. Merupakan hak istimewa Allah
274
untuk menghakimi asas-asas yang digunakan sebagai dasar tin-
dakan orang, dan hal ini berada di luar garis wewenang kita.
Rasul Paulus begitu jauh dari rasa iri hati terhadap orang-orang
yang memiliki kebebasan untuk memberitakan Injil, sehingga ke-
tika ia sendiri berada di dalam penjara, ia pun bersukacita dengan
pemberitaan Injil, walaupun orang melakukannya dengan maksud
palsu, dan tidak di dalam kebenaran. sebab itu, betapa terlebih
lagi kita harus bersukacita dengan pemberitaan Injil yang di-
lakukan oleh orang-orang yang melakukannya di dalam kebenar-
an, ya, walaupun itu harus dilakukan dengan banyak kelemahan
dan beberapa kesalahan! Dua hal yang membuat Rasul Paulus
bersukacita dengan pemberitaan Injil itu:
1. Sebab pemberitaan itu bertujuan untuk keselamatan jiwa ma-
nusia: sebab aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah
keselamatanku (ay. 19). Amatilah, Allah sanggup mengeluar-
kan kebaikan dari kejahatan. Dan sekalipun keselamatan ti-
dak didapatkan para hamba Tuhan dengan pemberitaan mere-
ka, namun oleh kasih karunia-Nya Allah dapat membalikkan-
nya menjadi keselamatan bagi orang banyak. Upah apa yang
dapat diharapkan oleh orang-orang yang memberitakan Kris-
tus berdasar perselisihan, dengki, dan kepentingan sendiri,
dan dengan maksud untuk menambah penderitaan seorang
pelayan Tuhan yang setia di dalam penjara? Mereka ini mem-
beritakan Injil dengan maksud palsu dan tidak di dalam kebe-
naran. Sekalipun mereka berbuat demikian, perbuatan itu da-
pat berbalik menjadi keselamatan bagi orang lain. Begitu juga
sukacita Rasul Paulus dengan pemberitaan palsu orang-orang
itu berbalik mendatangkan keselamatan kepadanya. Inilah sa-
lah satu hal yang mengandung keselamatan, yaitu mampu ber-
sukacita bahwa Kristus diberitakan, walaupun hal itu berarti
mengecilkan kita serta nama baik kita. Semangat yang mulia
ini juga tampak di dalam diri Yohanes Pembaptis, saat untuk
pertama kalinya Kristus diberitakan di hadapan orang banyak
ia berkata, Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu
penuh. Ia harus makin besar, namun aku harus makin kecil (Yoh.
3:29-30). Biarlah Dia bersinar, walaupun aku meredup, serta
kemuliaan-Nya ditinggikan, meskipun di atas puing-puing ke-
hancuranku. Sebagian orang memahami perkataan Paulus itu
sebagai ungkapan bahwa kebencian musuh-musuhnya telah
Surat Filipi 1:12-20
275
dipatahkan, dan ini turut membuat dia dilepaskan dari pen-
jara. Oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus. Perhati-
kanlah, apa pun yang mendatangkan keselamatan kita terjadi
berkat pertolongan atau bantuan dan dukungan Roh Kristus,
dan doa adalah cara yang sudah ditetapkan untuk memper-
oleh pertolongan itu. Doa-doa jemaat dapat membawa perto-
longan Roh kepada hamba-hamba Tuhan yang melayani mere-
ka, untuk mendukung mereka di dalam penderitaan dan pem-
beritaan Injil.
2. Sebab pemberitaan itu akan berbalik mendatangkan kemulia-
an bagi Kristus (ay. 20). saat pemberitaan Injil itu dilakukan
dengan maksud tidak benar itu, Rasul Paulus mengambil ke-
sempatan untuk menyebutkan segenap pengabdiannya kepada
pelayanan dan kemuliaan Kristus, sebab yang sangat kurindu-
kan dan kuharapkan ialah bahwa aku di dalam segala hal
tidak akan beroleh malu, dan seterusnya. Amatilah di sini,
(1) Hasrat terbesar dari setiap orang Kristen sejati adalah su-
paya Kristus dapat diagungkan dan dimuliakan, supaya
nama-Nya ditinggikan dan kerajaan-Nya datang.
(2) Orang-orang yang sungguh-sungguh merindukan supaya
Kristus dapat diagungkan, juga merindukan supaya Kris-
tus dapat dengan nyata dimuliakan di dalam tubuh mereka.
Mereka mempersembahkan tubuh-tubuh mereka sebagai
persembahan yang hidup (Rm. 12:1), serta menyerahkan
anggota-anggota tubuh mereka kepada Allah untuk dijadi-
kan sebagai senjata-senjata kebenaran (Rm. 6:13). Mereka
bersedia untuk melayani rancangan-rancangan-Nya dan
menjadi alat kemuliaan-Nya, dengan setiap anggota tubuh
mereka dan juga dengan setiap kemampuan jiwa mereka.
(3) Terutama untuk kemuliaan Kristus itulah kita harus mela-
yani Dia dengan berani dan tidak merasa malu sebab Dia,
dengan penuh kebebasan dan kemerdekaan pikiran, serta
tanpa tawar hati, Bahwa aku dalam segala hal tidak akan
beroleh malu, melainkan supaya Kristus dengan nyata di-
muliakan. Keberanian orang-orang Kristen merupakan ke-
hormatan bagi Kristus.
(4) Orang-orang yang menjadikan kemuliaan Kristus sebagai
hasrat dan rancangan mereka, dapat menjadikan tujuan
itu sebagai penantian dan pengharapan mereka. jika
276
tujuan itu sungguh-sungguh ingin dicapai, dapat dipasti-
kan bahwa tujuan itu akan tercapai. Jika kita dengan ber-
sungguh-sungguh berdoa, Bapa, muliakanlah nama-Mu,
pasti kita akan memperoleh jawaban yang sama seperti
jawaban atas doa yang pernah dinaikkan oleh Kristus: Aku
telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi!
(Yoh. 12:28).
(5) Orang-orang yang sangat merindukan supaya Kristus da-
pat dimuliakan di dalam tubuh mereka memiliki pengabai-
an yang kudus terhadap tubuh mereka, baik oleh hidupku,
maupun oleh matiku. Mereka berserah kepada-Nya, terserah
dengan cara apa Ia mau membuat mereka berguna untuk
kemuliaan-Nya, apakah itu dengan jerih payah atau pen-
deritaan, dengan kerajinan dan kesabaran, dengan hidup
untuk kemuliaan-Nya dengan melayani Dia, ataupun de-
ngan mati demi kemuliaan-Nya dengan menderita bagi Dia.
Kegembiraan Rasul Paulus yang Sangat Besar
(1:21-26)
21. sebab bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. 22
namun jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi
buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. 23 Aku didesak dari dua
pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus itu memang
jauh lebih baik; 24 namun lebih perlu untuk tinggal di dunia ini sebab kamu.
25 Dan dalam keyakinan ini tahulah aku: aku akan tinggal dan akan ber-
sama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan ber-
sukacita dalam iman, 26 sehingga kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin
bertambah sebab aku, jika aku kembali kepada kamu.
Di sini kita membaca perihal kehidupan dan kematian Rasul Paulus
yang terpuji itu. Baginya hidup adalah Kristus dan mati adalah keun-
tungan. Amatilah,
1. Itulah ciri yang tidak diragukan lagi dari setiap orang Kristen,
bahwa baginya hidup adalah Kristus. Kemuliaan Kristus seharus-
nya menjadi tujuan hidup kita, kasih karunia Kristus menjadi asas
hidup kita, dan firman Kristus menjadi aturan bagi hidup kita itu.
Kehidupan Kristen berasal dari Kristus dan diarahkan kepada-Nya.
Ialah yang menjadi asas, aturan, dan tujuan kehidupan itu.
2. Bagi mereka yang hidupnya adalah Kristus, kematian mereka me-
rupakan keuntungan. Keuntungan itu besar, keuntungan waktu
Surat Filipi 1:21-26
277
sekarang, dan keuntungan di masa yang kekal. Bagi manusia du-
niawi yang fana, kematian merupakan kerugian yang besar. Sebab
ia kehilangan segala kesenangan hidup dan semua pengharapan-
nya. namun , bagi seorang Kristen yang baik, mati adalah keun-
tungan, sebab mati itu menjadi akhir dari segala kelemahan dan
kesengsaraannya, serta merupakan penyempurnaan dari kese-
nangan dan penggenapan harapan-harapannya. Kematian akan
membebaskan dia dari segala kejahatan kehidupan, serta mem-
bawanya menjadi pemilik atas hal yang terbaik. Atau, bagiku mati
adalah keuntungan, yaitu bagi Berita Injil dan juga bagi diriku
sendiri, yang akan memperoleh penegasan lebih lanjut melalui
dimeterainya darahku, sebagaimana sebelumnya melalui segala
jerih payah hidupku. Begitulah Kristus akan dimuliakan oleh ke-
matiannya (ay. 20). Sebagian orang menafsirkannya seperti ini:
Bagiku, hidup dan mati, Kristus adalah keuntungan, artinya, Ti-
dak ada yang kuingini lagi, baik sementara aku hidup atau saat
aku mati, selain menerima Kristus dan didapati ada di dalam
Dia. Hal itu bisa saja diartikan, jika kematian menjadi keuntungan
baginya, mungkin sebab ia merasa letih dalam kehidupan ini, dan
tidak sabar menantikan kematiannya. Tidak, kata Rasul Paulus,
I. Jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja mem-
beri buah (ay. 22), yaitu, Kristus. Ia menganggap pekerjaannya
telah dipersembahkan dengan baik, jika ia dapat membantu me-
ninggikan kemuliaan dan kepentingan kerajaan Kristus di dunia
ini. Itu berarti bagiku bekerja memberi buah karpos ergou
operae pretium. Sangatlah berharga bagi seorang Kristen yang
baik dan seorang hamba Tuhan yang baik untuk hidup di dunia
ini selama ia dapat memuliakan Allah dan berbuat baik kepada
jemaatnya. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu, sebab
aku didesak dari dua pihak. Kesukaran yang dialami Rasul Paulus
adalah kesukaran yang membahagiakan. Ia tidak berada di antara
dua hal yang jahat, namun di antara dua hal yang baik. Daud
berada di dalam kesukaran sebab tiga perkara penghukuman,
yaitu pedang, kelaparan, dan penyakit sampar. Rasul Paulus
berada di antara dua perkara yang membahagiakan, yaitu hidup
bagi Kristus dan diam bersama-sama dengan Dia. Di sini kita
mendapati dia beradu alasan mengenai hal ini.
278
1. Kecondongannya kepada kematian. Lihatlah kuasa iman dan
kasih karunia ilahi. Kuasa ini dapat mendamaikan pikiran
akan kematian dan membuat kita bersedia untuk mati, walau-
pun kematian merupakan penghancuran atas kodrat kita yang
sekarang dan kejahatan alam yang terbesar. Secara alamiah
kita memiliki suatu keengganan untuk mati, namun Rasul Pau-
lus memiliki keinginan kuat untuk itu (ay. 23), Aku ingin pergi
dan diam bersama-sama dengan Kristus. Perhatikan baik-baik,
(1) Diam bersama dengan Kristus itulah yang membuat orang-
orang baik mengingini kepergian itu. Itu bukan mati begitu
saja, atau sekadar menanggalkan tubuh jasmani ini. Juga,
itu bukan masalah mati itu sendiri atau demi kematian itu
sendiri, melainkan ia perlu dikaitkan dengan suatu hal lain
yang dapat membuatnya benar-benar berarti sebagaimana
mestinya. Jika aku tidak dapat diam bersama-sama dengan
Kristus selain melalui kematian, maka aku lebih memilih
untuk pergi.
(2) Begitu jiwa itu meninggalkan tubuh jasmani, dengan sege-
ra jiwa itu akan diam bersama-sama dengan Kristus. Se-
sungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama
dengan Aku di dalam Firdaus (Luk. 23:43). Kami beralih
dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan (2Kor. 5:8), tanpa
selang waktu sedikit pun di antara keduanya. Itu memang
jauh lebih baik, pollō gar mallon kreisson, luar biasa sangat
atau teramat disukai. Orang-orang yang tahu betapa ber-
harganya Kristus dan sorga, akan siap mengakui bahwa
jauh lebih baik berada di sorga daripada tinggal di dunia
ini, lebih baik diam bersama dengan Kristus daripada ber-
sama makhluk ciptaan mana pun. Sebab di dalam dunia
ini, kita dikelilingi oleh dosa. Manusia menimbulkan kesu-
sahan bagi dirinya, lagi-lagi menimbulkan kesusahan. Te-
tapi, jika kita pergi untuk diam bersama-sama dengan Kris-
tus, maka kita dapat berucap selamat tinggal kepada dosa
dan pencobaan, selamat tinggal kepada kesedihan dan
kematian, untuk selama-lamanya.
2. Keputusan Rasul Paulus adalah lebih perlu untuk tinggal se-
bentar di dunia ini supaya dapat melayani jemaat (ay. 24),
namun lebih perlu untuk tinggal di dunia ini sebab kamu.
Surat Filipi 1:21-26
279
Jemaat perlu memiliki hamba-hamba Tuhan. Dan, hamba-
hamba Tuhan yang setia hampir-hampir tidak dapat meluang-
kan waktu saat tuaian memang banyak, namun pekerja
sedikit. Perhatikan baik-baik, orang-orang yang paling banyak
memiliki alasan untuk menginginkan kematian, harus berse-
dia untuk tetap tinggal di dunia ini selama Allah mempunyai
pekerjaan untuk mereka kerjakan. Kesukaran Rasul Paulus
bukanlah kesukaran antara hidup di dunia ini dan tinggal di
sorga, sebab kedua hal ini tidak dapat diperbandingkan. Kesu-
karannya adalah antara melayani Kristus di dunia ini dan
menikmati kebersamaan dengan-Nya di sorga. Kristus masih
tetap menjadi pusat perhatian hatinya, walaupun untuk me-
majukan kepentingan Kristus dan jemaat-Nya, ia memilih
lebih perlu untuk tinggal di sini, di mana ia menjumpai ba-
nyak perlawanan dan kesulitan, serta menyangkal dirinya
sejenak untuk menikmati upahnya.
II. Dan dalam keyakinan ini tahulah aku, aku akan tinggal dan akan
bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin
maju dan bersukacita dalam iman (ay. 25). Amatilah di sini,
1. Betapa besarnya keyakinan Rasul Paulus akan penyelenggara-
an campur tangan ilahi, bahwa Allah akan mengatur segala
sesuatu untuk kebaikannya. sesudah yakin bahwa lebih perlu
bagiku untuk tinggal di dunia ini sebab kamu, maka tahulah
bahwa aku akan tinggal.
2. Apa pun yang terbaik bagi jemaat, kita yakin bahwa Allah akan
melakukannya. Jika kita tahu apa yang diperlukan untuk mem-
bangun tubuh Kristus, kita pasti tahu apa yang akan terjadi,
sebab Ia akan menjaga kepentingan jemaat-Nya, dan melaku-
kan apa yang terbaik, serta mempertimbangkan segala sesuatu
di dalam setiap keadaan.
3. Amatilah pelayanan apa yang harus dilanjutkan oleh hamba-
hamba Tuhan, supaya kita makin maju dan bersukacita dalam
iman, makin maju dalam kekudusan dan penghiburan.
4. Semakin maju iman dan sukacita iman kita, semakin maju
pula kita dalam perjalanan menuju sorga. Semakin bertambah
iman semakin banyak sukacita, dan semakin banyak iman
serta sukacita, semakin maju pula kita dalam perjalanan Kris-
ten kita.
280
5. Dibutuhkan suatu pelayanan yang mapan, tidak saja untuk
menginsafkan dan mempertobatkan orang-orang berdosa, te-
tapi juga untuk membangun orang-orang kudus dan mem-
bantu mereka bertambah maju dalam hal-hal rohani.
III. Sehingga kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah
sebab aku, jika aku kembali kepada kamu (ay. 26). Mereka
bersukacita dalam pengharapan akan melihat Rasul Paulus kem-
bali dan menikmati pelayanannya lebih lanjut di antara mereka.
Amatilah,
1. Kelanjutan pelayanan hamba-hamba Tuhan bersama jemaat
haruslah menjadi sukacita semua orang yang merindukan
kebaikan bagi jemaat dan kepentingannya.
2. Segala sukacita kita haruslah berakhir di dalam Kristus. Suka-
cita kita akan hamba-hamba Tuhan yang baik harus menjadi
kemegahan kita di dalam Kristus Yesus bagi mereka. Sebab
mereka hanyalah sahabat-sahabat mempelai laki-laki, dan
yang harus diterima di dalam nama-Nya dan demi Dia.
Nasihat-nasihat Rasul Paulus
(1:27-30)
27 Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apa-
bila aku datang aku melihat, dan jika aku tidak datang aku mendengar,
bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk
iman yang timbul dari Berita Injil, 28 dengan tiada digentarkan sedikitpun
oleh lawanmu. Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan, namun
bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah. 29 Sebab kepada
kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan
juga untuk menderita untuk Dia, 30 dalam pergumulan yang sama seperti
yang dahulu kamu lihat padaku, dan yang sekarang kamu dengar tentang
aku.
Rasul Paulus mengakhiri pasal ini dengan dua nasihat:
I. Ia menasihati mereka supaya menjaga hidup mereka baik-baik
(ay. 27): Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kris-
tus. Amatilah, barangsiapa mengakui Injil Kristus, ia hidup sesuai
dengan apa yang dikehendaki Injil, hidup sesuai dan berpadanan
dengannya. Seturut dengan kebenaran Injil, biarlah ia tunduk
pada hukum-hukum Injil dan bergantung pada janji-janji Injil,
Surat Filipi 1:27-30
281
dengan iman, kekudusan, dan penghiburan sebagaimana mesti-
nya. Biarlah di dalam segala hal, ia menjadi sama seperti mereka
yang menjadi milik Kerajaan Allah di antara manusia, dan yang
menjadi anggota serta warga negara kerajaan itu. Itulah perhiasan
pengakuan iman kita, bila kita hidup sesusai dengan pengakuan
iman kita itu. Supaya, jika aku datang aku melihat, dan
jika aku tidak datang, aku mendengar bagaimana keadaanmu.
Di dalam ayat 26, Paulus mengatakan bahwa ia akan kembali
kepada mereka, dan itu dikatakannya dengan penuh keyakinan,
walaupun saat itu ia sedang menjadi seorang tahanan. Namun ia
tidak ingin mereka bergantung pada hal itu. Hidup keagamaan
kita tidak boleh bergantung pada hamba-hamba Tuhan kita. Baik
aku datang ataupun tidak, biarlah aku mendengar yang baik
tentang kamu, dan kamu teguh berdiri. Baik ada hamba-hamba
Tuhan yang datang ataupun tidak, Kristus senantiasa ada. Ia
berada dekat dengan kita, tidak pernah jauh dari kita, dan mem-
percepat kedatangan-Nya yang kedua kali. Kedatangan Tuhan su-
dah dekat (Yak. 5:8). Biarlah aku mendengar, bahwa kamu teguh
berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman
yang timbul dari berita Injil. Ada tiga hal yang ingin ia dengar dari
mereka, dan semuanya mengenai hidup yang berpadanan dengan
Injil:
1. Orang-orang yang mengakui Injil harus berusaha hidup berpa-
danan dengannya. Mereka harus menggunakan sikap keras
yang kudus dalam menerima kerajaan sorga. Iman yang timbul
dari berita Injil itu merupakan ajaran iman, atau agama dari
berita Injil. Iman yang timbul dari berita Injil itu patut diper-
juangkan. Jika agama itu sangat berharga untuk apa saja,
maka ia juga berharga untuk segala sesuatu. Ada banyak
perlawanan, untuk itulah dibutuhkan kerja keras. Dapat saja
seseorang tidak berbuat apa-apa dan masuk neraka, namun
orang yang mau masuk sorga harus mencari kesempatan itu
dengan rajin.
2. Kesatuan dan kesehatian orang-orang Kristen itu berpadanan
dengan Injil. Sehati dan sejiwa berjuang, jangan melawan satu
sama lain. Kamu semua harus berjuang melawan musuh ber-
sama. Dalam satu roh dan satu pikiran, itulah yang berpadan-
an dengan Injil, sebab ada satu Tuhan, satu iman, dan satu
baptisan. Harus ada kesatuan hati dan kasih sayang di antara
282
orang-orang Kristen, saat ada penilaian dan pemahaman
yang beragam mengenai banyak hal.
3. Keteguhan itu berpadanan dengan Injil. Bahwa kamu teguh
berdiri dalam satu roh. Tetaplah berdiri teguh dan tidak tergo-
yahkan oleh perlawanan apa pun juga. Akan mendatangkan
aib bagi iman kepercayaan kita jika mereka yang mengaku
percaya ada dalam keadaan kadang-kadang hidup dan ka-
dang-kadang mati, selalu goyah dalam pikiran, dan tidak te-
nang seperti air, sebab orang-orang seperti itu tidak akan
pernah berhasil dengan baik. Siapa yang mau berjuang demi
iman yang timbul dari berita Injil itu harus tetap teguh berdiri
di atas iman itu.
II. Rasul Paulus menasihati mereka supaya tetap berani dan teguh di
dalam penderitaan. Dengan tiada digentarkan sedikit pun oleh la-
wanmu (ay. 28). Di mana-mana orang-orang yang mengakui Injil
selalu menjumpai perlawanan, khususnya pada saat pertama kali
menanamkan benih-benih Kekristenan. Perhatian utama kita ha-
ruslah tetap teguh berpegang pada pengakuan kita dan tidak per-
nah berubah dalam pengakuan itu. Perlawanan apa pun yang kita
jumpai tidak boleh takut dihadapi, mengingat bahwa keadaan
orang yang dianiaya jauh lebih baik dan lebih diingini daripada
keadaan orang yang menganiaya. Sebab, melakukan penganiaya-
an merupakan tanda bukti kebinasaan bagi mereka. Orang-orang
yang menentang Injil Kristus dan merugikan orang-orang yang
mengaku percaya kepada Injil, ditandai untuk dihancurkan. Seba-
liknya, teraniaya merupakan suatu tanda bukti keselamatan. Tan-
da bukti itu bukanlah tanda bukti yang pasti, sebab banyak orang
yang munafik juga ikut menderita demi kepercayaan mereka.
namun menderita aniaya merupakan tanda bukti yang baik, yang
menunjukkan bahwa kita sangat bersungguh-sungguh dalam
hidup keagamaan kita, dan dirancang untuk keselamatan, jika
kita dengan