perhatian dan kelembutan, dan dengan rajin ia mencukupi dirinya
dengan semua hal yang menyenangkan atau baik baginya, dengan
makanan dan pakaian, dan sebagainya. Sama seperti Kristus terha-
dap jemaat, artinya, sama seperti Tuhan mengasuh dan merawat
jemaat-Nya, di mana Ia melengkapinya dengan semua hal yang Ia
pandang berguna atau baik baginya, dengan segala sesuatu yang
penting bagi kebahagiaan dan kesejahteraan kekalnya. Rasul
Paulus menambahkan, sebab kita adalah anggota tubuh-Nya,
dari daging dan tulang-Nya (ay. 30, KJV). Ia menunjukkan hal ini
sebagai alasan mengapa Kristus mengasuh dan merawat jemaat-
Nya, yaitu sebab semua yang ada di dalam jemaat adalah ang-
gota dari tubuh-Nya, yakni anggota dari tubuh rohani-Nya. Atau,
kita ini adalah anggota yang adalah bagian dari tubuh-Nya. Segala
kasih karunia dan kemuliaan yang dimiliki jemaat berasal dari
Kristus, sama seperti Hawa yang diciptakan dari laki-laki itu. Na-
mun, ada yang berpendapat bahwa, perkataan ini merupakan
suatu cara dalam tulisan-tulisan suci untuk mengungkapkan tu-
buh yang rumit dengan cara menyebutkan beberapa bagian ang-
gotanya, seperti halnya orang menyebut langit dan bumi untuk
menggambarkan dunia, petang dan pagi untuk menggambarkan
hari. Jadi, di sini, yang dimaksud dengan tubuh, daging, dan
tulang, dapat kita artikan dengan Tuhan sendiri, sehingga arti
dari ayat itu adalah bahwa kita adalah anggota-anggota tubuh
Kristus. Sebab itu (sebab mereka satu, sama seperti Kristus ada-
Surat Efesus 5:21-33
229
lah satu dengan jemaat-Nya) laki-laki akan meninggalkan ayahnya
dan ibunya. Rasul Paulus menunjuk kepada kata-kata Adam,
saat Hawa diberikan kepadanya sebagai penolong yang sepadan
(Kej. 2:24). Kita tidak boleh mengartikan bahwa dengan perkawin-
an ini, maka kewajiban seorang laki-laki untuk hubungan-hu-
bungan dengan sesama lainnya menjadi batal. Sebaliknya, yang
dimaksud adalah bahwa hubungan ini lebih diutamakan daripada
semua hubungan lainnya, sebab di dalamnya ada persatuan
yang lebih akrab antara kedua pribadi ini daripada dengan orang
lain, sehingga laki-laki lebih rela memilih meninggalkan orang lain
daripada meninggalkan istrinya. Sehingga keduanya itu menjadi
satu daging, artinya, berdasar atas ikatan perkawinan itu.
Rahasia ini besar (ay. 32). Kata-kata Adam yang baru disebut oleh
Rasul Paulus, dikatakan secara harfiah mengenai sebuah per-
kawinan, namun juga mengandung arti rohani yang tersembunyi,
yaitu berkaitan dengan persatuan antara Kristus dan jemaat-Nya,
yang dilambangkan oleh persatuan melalui perkawinan antara
Adam dan ibu dari kita semua. Walaupun tidak dilembagakan
atau ditetapkan oleh Allah untuk makna ini, namun ini merupa-
kan sesuatu perlambang yang bersifat wajar dan memiliki kemi-
ripan di dalamnya, namun yang aku maksudkan ialah hubungan
Kristus dan jemaat.
Sesudah semua ini, Rasul Paulus menutup bagian pembicaraan-
nya ini dengan sebuah ringkasan pendek mengenai kewajiban suami
dan istri (ay. 33). Bagaimanapun juga (walaupun ada arti rohani
yang bersifat rahasia, namun arti harfiahnya jelas berkaitan dengan
kamu semua), bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah istrimu
seperti dirimu sendiri, dengan kasih sayang yang tulus, istimewa, luar
biasa, dan kukuh, seperti yang kamu perbuat bagi dirimu sendiri.
Dan istri hendaklah menghormati suaminya. Menghormati mengan-
dung rasa kasih dan rasa hormat, yang menghasilkan keinginan
untuk menyenangkan dan juga rasa takut, yang membangkitkan
sebuah peringatan supaya jangan sampai menyakiti hati. Bahwa istri
menghormati suaminya merupakan kehendak Allah dan hukum dari
hubungan suami dan istri.
PASAL 6
Dalam pasal ini,
I. Rasul Paulus melanjutkan nasihatnya tentang kewajiban-
kewajiban dalam hal hubungan antarsesama, yang dia telah
mulai bahas di pasal sebelumnya. Secara khusus dia mene-
kankan tentang kewajiban anak-anak dan orangtua, dan
kewajiban hamba-hamba dan tuan-tuan (ay. 1-9).
II. Dia menasihati dan memberi arahan kepada orang-orang
Kristen bagaimana bersikap sepatutnya dalam peperangan
rohani melawan musuh-musuh jiwa mereka, dan bagaimana
menggunakan beberapa anugerah kristiani, yang dia sampai-
kan kepada mereka sebagai perlengkapan senjata rohani
yang sangat banyak, untuk melindungi dan membela mereka
dalam pertempuran tersebut (ay. 10-18).
III. Kita mendapati di sini kesimpulan surat ini, di mana dia ber-
pamitan kepada mereka, sambil meminta supaya didoakan
oleh orang-orang percaya di Efesus, dan dia sendiri juga ber-
doa untuk mereka (ay. 19-24).
Kewajiban Anak-anak kepada Orangtua;
Kewajiban Hamba-hamba kepada Tuan-tuan
(6:1-9)
1 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, sebab haruslah
demikian. 2 Hormatilah ayahmu dan ibumu ini adalah suatu perintah yang
penting, seperti yang nyata dari janji ini: 3 supaya kamu berbahagia dan
panjang umurmu di bumi. 4 Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan
amarah di dalam hati anak-anakmu, namun didiklah mereka di dalam ajaran
dan nasihat Tuhan. 5 Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia
dengan takut dan gentar, dan dengan tulus hati, sama seperti kamu taat ke-
pada Kristus, 6 jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan
232
hati orang, namun sebagai hamba-hamba Kristus yang dengan segenap hati
melakukan kehendak Allah, 7 dan yang dengan rela menjalankan pelayanan-
nya seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia. 8 Kamu
tahu, bahwa setiap orang, baik hamba, maupun orang merdeka, kalau ia
telah berbuat sesuatu yang baik, ia akan menerima balasannya dari Tuhan. 9
Dan kamu tuan-tuan, perbuatlah demikian juga terhadap mereka dan jauh-
kanlah ancaman. Ingatlah, bahwa Tuhan mereka dan Tuhan kamu ada di
sorga dan Ia tidak memandang muka.
Di sini terdapat petunjuk lebih lanjut mengenai kewajiban-kewajiban
antarsesama, yang sangat diperinci oleh Rasul Paulus.
I. Kewajiban anak-anak kepada orangtua mereka. Marilah anak-
anak, dengarkanlah aku, takut akan TUHAN akan kuajarkan
kepadamu! Kewajiban besar anak-anak adalah menaati orangtua
mereka (ay. 1). sebab orang tua adalah alat bagi keberadaan
mereka, Allah dan alam telah memberi mereka wewenang untuk
memerintah, dengan ketundukan kepada Allah. Dan, jika anak-
anak mau taat kepada orang tua mereka yang saleh, mereka akan
menjadi saleh juga seperti orang tua mereka. Ketaatan yang Allah
tuntut dari anak-anak mereka, untuk kepentingan mereka, men-
cakup rasa hormat di dalam hati, dan juga ungkapan dan tindak-
an jasmani. Taat di dalam Tuhan. Sebagian orang mengartikan ini
sebagai sebuah pembatasan, dan memahaminya demikian: se-
jauh bersesuaian dengan kewajibanmu kepada Allah. Kita tidak
boleh melawan Bapa kita di sorga dalam menaati orang tua kita di
dunia, sebab kewajiban kita kepada Allah melebihi dan melam-
paui kewajiban kita kepada semua yang lainnya. Saya lebih suka
mengartikannya sebagai sebuah alasan: Anak-anak, taatilah
orang tuamu, sebab Tuhan telah memerintahkannya. Oleh kare-
na itu taatilah mereka demi Tuhan, dan dengan mata tertuju
kepada-Nya. Atau ini mungkin adalah sebuah perincian khusus
dari kewajiban umum: Taatilah orang tuamu, terutama dalam
hal-hal yang berkaitan dengan Tuhan. Orang tuamu mengajari
kamu bagaimana berkelakuan yang baik, dan dalam hal ini kamu
harus menaati mereka. Mereka mengajari kamu apa yang baik
bagi kesehatanmu, dan mengenai hal ini kamu harus menaati me-
reka. Namun hal-hal utama yang di dalamnya kamu harus me-
naati mereka adalah hal-hal yang berkaitan dengan Tuhan.
Orang tua yang setia menjalani agama menyuruh anak-anak me-
reka supaya tetap hidup menurut jalan Tuhan (Kej. 18:19). Mere-
ka memerintahkan anak-anak mereka melakukan kewajiban
Surat Efesus 6:1-9
233
mereka kepada Allah, dan berhati-hati terhadap dosa-dosa yang
paling mungkin terjadi pada anak-anak seumur mereka. Teruta-
ma dalam hal-hal inilah mereka harus berusaha supaya taat. Ada
sebuah alasan umum yang diberikan: sebab haruslah demikian,
ada keadilan alamiah di dalamnya, Allah telah memerintahkan-
nya, dan itu sangat pantas bagi orang Kristen. Sudah menjadi tata
tertib alam bahwa orangtua memerintah dan anak-anak taat. Wa-
laupun mungkin ini tampak seperti perkataan yang keras, namun
ini adalah kewajiban, dan harus dilakukan dengan cara yang me-
nyenangkan hati Allah dan membuat Allah berkenan atas mereka.
Untuk membuktikan hal ini Rasul Paulus mengutip hukum perin-
tah kelima, yang Kristus sama sekali tidak bermaksud membatal-
kan dan mencabutnya, malah menegaskannya, seperti yang tam-
pak saat Dia meneguhkannya dalam Matius 15:4 dan seterus-
nya. Hormatilah ayahmu dan ibumu (ay. 2). Kata hormat menyirat-
kan penghormatan, ketaatan, dan pertolongan serta pemelihara-
an, jika hal-hal ini dibutuhkan. Rasul Paulus menambahkan,
yang adalah perintah pertama disertai janji (KJV). Sedikit kesulitan
timbul di sini, yang tidak boleh kita abaikan, sebab beberapa
orang yang membela keabsahan patung-patung mengajukan hal
ini sebagai bukti bahwa kita tidak terikat oleh perintah kedua. Te-
tapi alasan tersebut sama sekali tidak kuat. Perintah kedua tidak
memiliki sebuah janji khusus, melainkan hanya sebuah pernyata-
an atau tuntutan umum, yang berhubungan dengan seluruh hu-
kum Allah yang memelihara rahmat untuk beribu-ribu orang. Dan
kemudian yang dimaksudkan dengan ayat ini bukanlah perintah
pertama dari sepuluh perintah yang memiliki sebuah janji, sebab
tidak ada perintah lainnya sesudah itu yang memiliki janji, dan
oleh sebab itu tidak sesuai untuk dikatakan sebagai yang per-
tama. namun artinya mungkin adalah: Ini adalah perintah yang
utama atau penting, dan memiliki sebuah janji. Ini adalah perin-
tah pertama pada loh kedua, dan memiliki sebuah janji. Janjinya
adalah, supaya kamu berbahagia, dan seterusnya (ay. 3). Perhati-
kanlah, walaupun janji dalam perintah tersebut berkaitan dengan
tanah Kanaan, Rasul Paulus dengan ini menunjukkan bahwa janji
ini dan janji-janji lainnya yang ada dalam Perjanjian Lama yang
berkaitan dengan tanah Kanaan harus dipahami secara lebih
umum. Supaya Anda tidak berpikir bahwa hanya bangsa Israel,
yang diberi tanah Kanaan oleh Allah, yang terikat oleh perintah
234
kelima, di sini dia memberikan pengertian yang lebih jauh, su-
paya kamu berbahagia, dan seterusnya. Kemakmuran lahiriah
dan umur panjang adalah berkat-berkat yang dijanjikan kepada
orang-orang yang menaati perintah ini. Ini adalah cara supaya
keadaan kita baik, dan anak-anak yang patuh sering kali dibalas
dengan kemakmuran lahiriah. Memang tidak selalu demikian, ada
juga anak-anak seperti itu yang mengalami banyak penderitaan
dalam hidup ini. namun ketaatan biasanya diberi balasan demi-
kian, dan, jika tidak, digantikan dengan sesuatu yang lebih baik.
Perhatikanlah,
(1) Injil memiliki janji-janji yang sementara sifatnya, serta juga
janji-janji rohani.
(2) Walaupun kekuasaan Allah cukup untuk membuat kita tetap
mengerjakan tugas kita, namun kita boleh menghargai upah
yang dijanjikan. Dan,
(3) Walaupun janji itu mengandung suatu keuntungan duniawi,
ini pun boleh dipertimbangkan sebagai alasan dan dorongan
untuk ketaatan kita.
II. Kewajiban orangtua: Dan kamu, bapa-bapa (ay. 4). Atau, kamu
para orangtua,
(1) Janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu.
Walaupun Allah telah memberimu kuasa, kamu tidak boleh
menyalahgunakan kuasa itu, mengingat bahwa anak-anakmu
adalah, secara khusus, bagian dari dirimu sendiri, dan oleh
sebab itu harus diatur dengan penuh kelembutan dan kasih
sayang. Jangan tidak sabar terhadap mereka, jangan meng-
gunakan kekerasan yang tidak sepantasnya, dan jangan mem-
berikan perintah yang kaku kepada mereka. saat kamu
memperingatkan mereka, saat kamu menasihati mereka,
saat kamu memarahi mereka, lakukanlah dengan cara yang
tidak membangkitkan amarah di dalam hati mereka. Dalam
semua perkara seperti itu hadapilah mereka dengan hati-hati
dan bijaksana, saat berusaha mengatasi pertimbangan-per-
timbangan mereka dan memengaruhi akal budi mereka.
(2) Didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. Didiklah
dalam disiplin dengan perbaikan yang sepantasnya dan diser-
tai belas kasihan. Dan didiklah dalam pengetahuan tentang
Surat Efesus 6:1-9
235
tugas yang Allah wajibkan kepada mereka dan yang dengan-
nya mereka dapat menjadi lebih mengenal Dia. Berikanlah
pendidikan yang baik kepada mereka. Kewajiban besar para
orangtua adalah berhati-hati dalam mendidik anak-anak me-
reka. Bukan hanya membesarkan mereka, seperti yang dila-
kukan orang-orang yang tidak berakal budi, dengan meme-
nuhi kebutuhan mereka, melainkan membesarkan mereka da-
lam ajaran dan nasihat, dengan cara yang sesuai untuk mere-
ka yang berakal budi. Bahkan, bukan hanya membesarkan
mereka sebagai manusia, dalam ajaran dan nasihat, melain-
kan juga sebagai orang-orang Kristen, dalam nasihat Tuhan.
Berikanlah kepada mereka pendidikan keagamaan. Ajarilah
mereka supaya takut melakukan dosa, dan beritahulah mere-
ka tentang seluruh kewajiban mereka terhadap Allah dan buat
mereka bersemangat tentang hal itu.
III. Kewajiban hamba-hamba. Ini juga disimpulkan dalam satu kata,
yaitu, ketaatan. Rasul Paulus paling banyak membahas tentang
hal ini, sebab mengetahui adanya kebutuhan terbesar akan hal
tersebut. Hamba-hamba ini pada umumnya adalah budak-budak.
Perbudakan sipil bukan tidak sejalan dengan kemerdekaan kris-
tiani. Orang-orang yang adalah budak bagi manusia bisa saja
merupakan orang bebas bagi Tuhan. Tuanmu yang di dunia (ay.
5), artinya, orang yang memerintah atas tubuhmu, namun tidak
atas jiwa dan hati nuranimu. Hanya Allah saja yang berkuasa atas
hal-hal ini. Nah, mengenai hamba-hamba, dia menasihatkan,
(1) Supaya mereka taat dengan takut dan gentar. Mereka harus
menghormati orang-orang yang berkuasa di atas mereka, takut
membuat mereka tidak senang, dan gentar kalau-kalau mere-
ka membuat tuan mereka pantas marah dan murka.
(2) Supaya mereka tulus dalam ketaatan mereka, dengan tulus
hati, tidak berpura-pura taat sambil merencanakan perlawan-
an, melainkan melayani mereka dengan setia.
(3) Mereka harus mengarahkan pandangan mereka kepada Yesus
Kristus dalam segala pelayanan yang mereka lakukan untuk
tuan-tuan mereka (ay. 5-7), menjalankan pelayanannya seperti
orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia, artinya,
bukan hanya atau terutama untuk manusia. saat hamba-
hamba, dalam melaksanakan kewajiban sesuai pekerjaannya,
236
mengarahkan pandangannya kepada Kristus, ini membuat
ketaatan mereka menjadi mulia dan layak. Pelayanan yang
dilakukan untuk tuan mereka di dunia, dengan mengarahkan
pandangan kepada Dia, menjadi pelayanan yang layak bagi-
Nya juga. Mengarahkan pandangan kepada Kristus berarti
mengingat bahwa Dia melihat mereka dan sesungguhnya hadir
bersama mereka, dan bahwa kuasa-Nya mengharuskan mere-
ka melaksanakan kewajiban sesuai kedudukan mereka dengan
setia dan penuh kesadaran.
(4) Mereka tidak boleh melayani tuan mereka hanya di hadapan
mereka saja (ay. 6), yaitu hanya jika tuan mereka sedang meli-
hat mereka saja, namun juga harus tetap bersungguh-sungguh
dalam melaksanakan tugas mereka saat tuan-tuan mereka
tidak ada dan berada jauh, sebab waktu itu Tuan mereka
yang di sorga melihat mereka. Dan oleh sebab itu mereka
tidak boleh bertindak hanya untuk menyenangkan hati orang,
seolah-olah mereka tidak peduli untuk menyenangkan hati
Allah dan membuat Allah berkenan kepada mereka, jika mere-
ka dapat memperdayai tuan mereka. Perhatikanlah, rasa hor-
mat yang tetap kepada Tuhan Yesus Kristus akan membuat
manusia setia dan tulus di segala keadaan hidup.
(5) Apa yang mereka lakukan, mereka harus lakukan dengan
senang hati. Dengan segenap hati melakukan kehendak Allah,
melayani tuan mereka seperti yang Allah kehendaki supaya
mereka lakukan, tidak dengan enggan, atau dengan terpaksa,
melainkan dari asas kasih untuk mereka dan urusan-urusan
mereka. Ini berarti dengan rela menjalankan pelayanannya (ay.
7), yang akan membuat pelayanan mereka ringan bagi diri
mereka sendiri, menyenangkan hati bagi tuan mereka, dan
diterima oleh Tuhan Yesus Kristus. Perlu ada kerelaan atau
niat baik terhadap tuan mereka, niat baik terhadap keluarga
tempat mereka bekerja, dan terutama kesiapan untuk melaku-
kan kewajiban mereka untuk Allah. Perhatikanlah, pelayanan,
yang dilaksanakan dengan hati nurani, dan dari rasa hormat
kepada Allah, walaupun untuk tuan yang jahat, akan diperhi-
tungkan Kristus sebagai pelayanan yang dikerjakan untuk Dia
sendiri.
(6) Biarlah hamba-hamba yang setia mempercayai Allah mengenai
upah mereka, sementara mereka melaksanakan kewajiban me-
Surat Efesus 6:1-9
237
reka dengan takut, sebab mengetahui bahwa kalau ia telah
berbuat sesuatu yang baik (ay. 8), betapapun miskin dan hina-
nya itu, ia akan menerima balasannya dari Tuhan, artinya,
dengan sebuah kiasan, balasan yang sama. Walaupun tuan-
nya di dunia mengabaikan atau menganiaya dia, alih-alih
memberi dia upah, namun dia pasti akan diberi upah oleh Tu-
han Kristus, baik hamba, maupun orang merdeka, baik budak
yang miskin maupun orang merdeka atau tuan. Kristus tidak
memperhatikan perbedaan-perbedaan di antara manusia se-
perti ini pada saat sekarang, juga tidak akan memperhatikan-
nya dalam pengadilan akhir yang agung itu. Anda berpikir,
Seorang penguasa, atau seorang hakim, atau seorang menteri,
yang melakukan tugasnya di sini, tentu akan menerima upah-
nya di sorga, namun apalah kemampuanku, seorang hamba mis-
kin, sehingga aku dapat membuat diriku diperkenan oleh Allah.
Wahai, Allah pasti akan memberi kamu upah untuk pekerjaan
rendah dan paling hina yang dikerjakan dengan kesadaran akan
kewajiban dan dengan mata tertuju kepada-Nya. Jadi apa lagi
yang bisa dikatakan untuk mengajak dan mendorong hamba-
hamba supaya melakukan kewajiban mereka?
IV. Kewajiban tuan-tuan. Dan kamu tuan-tuan, perbuatlah demikian
juga terhadap mereka (ay. 9), yaitu, bertindaklah dengan cara
yang sama. Bersikap adillah terhadap mereka, seperti yang kamu
harapkan mereka lakukan terhadap kamu. Perlihatkanlah niat
baik dan kepedulian yang sama terhadap mereka, dan berhati-
hatilah dalam hal ini supaya Allah berkenan kepadamu. Perhati-
kanlah, tuan-tuan memiliki tugas untuk melaksanakan kewajiban
mereka kepada hamba-hamba mereka yang sama ketatnya de-
ngan kewajiban hamba-hamba untuk taat dan patuh kepada me-
reka. Jauhkanlah ancaman, anientes, yakni mengurangi ancam-
an, dan jauhkan kejahatan untuk mengancam mereka. Ingatlah
bahwa hamba-hambamu diciptakan dari tanah yang sama dengan
dirimu sendiri, dan oleh sebab itu janganlah kejam dan sewe-
nang-wenang terhadap mereka, ingatlah bahwa Tuhan kamu juga
ada di sorga (KJV). Beberapa salinan naskah menerjemahkannya
sebagai Tuhan mereka dan Tuhan kamu. Kamu memiliki Tuan
yang harus ditaati yang menjadikan ini tugasmu, dan kamu dan
mereka adalah sesama hamba dalam hubungan dengan Kristus.
Kamu akan dihukum oleh Dia, bila mengabaikan tugasmu, atau
238
bertindak bertentangan dengan tugasmu, seperti halnya dengan
orang lain yang keadaannya lebih rendah di dunia. Oleh sebab
itu kamu harus menunjukkan kemurahan hati kepada orang lain,
seperti halnya kamu berharap mendapatkan kemurahan hati dari
Dia. Dan kamu tidak akan pernah menandingi Dia, walaupun
kamu bisa saja terlalu keras bagi hamba-hambamu. Ia tidak me-
mandang muka. Seorang tuan yang kaya, hartawan, dan terhor-
mat, jika tidak adil, sewenang-wenang, dan kejam, maka kekaya-
an, harta, dan kehormatannya itu sedikit pun tidak akan mem-
buat dia lebih diperkenan oleh Allah. Allah akan meminta per-
tanggungjawaban tuan-tuan dan hamba-hamba tanpa memihak
berdasar perlakuan mereka satu sama lain, dan tidak akan
mengecualikan tuan-tuan sebab mereka lebih tinggi, atau keras
terhadap hamba-hamba sebab mereka lebih rendah dan hina di
dunia. Jika baik tuan-tuan maupun hamba-hamba mau memper-
timbangkan hubungan dan kewajiban mereka kepada Allah dan
pertanggungjawaban yang harus segera mereka berikan kepada-
Nya, mereka akan lebih berhati-hati mengenai kewajiban mereka
satu sama lain. Demikianlah Rasul Paulus menutup nasihatnya
mengenai kewajiban-kewajiban antarsesama.
Peperangan Rohani
(6:10-18)
10 Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kua-
sa-Nya. 11 Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu da-
pat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; 12 sebab perjuangan kita bukan-
lah melawan darah dan daging, namun melawan pemerintah-pemerintah,
melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap
ini, melawan roh-roh jahat di udara. 13 Sebab itu ambillah seluruh perleng-
kapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari
yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesua-
tu. 14 Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirah-
kan keadilan, 15 kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil
damai sejahtera; 16 dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab
dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si
jahat, 17 dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman
Allah, 18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam
Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak
putus-putusnya untuk segala orang Kudus.
Inilah nasihat umum untuk tetap teguh dalam perjalanan kristiani
kita, dan untuk memberi semangat dalam peperangan kristiani kita.
Bukankah kehidupan kita merupakan suatu peperangan? Memang
Surat Efesus 6:10-18
239
demikian, sebab kita bergumul dengan malapetaka-malapetaka yang
banyak terjadi dalam hidup manusia. Bukankah agama kita merupa-
kan suatu peperangan yang biasa-biasa saja? Memang demikian, ka-
rena kita bergumul dengan lawan-lawan yang memiliki kuasa gelap,
dan dengan banyak musuh yang hendak menjauhkan kita dari Allah
dan sorga. Kita memiliki musuh-musuh yang harus kita perangi,
seorang pemimpin yang untuk-Nya kita berperang, panji yang di
bawahnya kita berperang, dan aturan-aturan perang khusus yang
harus kita gunakan untuk mengatur diri kita sendiri. Akhirnya (ay.
10), abdikanlah dirimu untuk mengerjakan pekerjaan dan kewajiban-
mu sebagai prajurit-prajurit Kristen. Nah, seorang prajurit diharus-
kan berhati kuat dan dipersenjatai dengan baik. Jika orang-orang
Kristen menjadi prajurit Yesus Kristus,
I. Mereka harus mengerti bahwa mereka harus berhati kuat. Hal ini
ditentukan di sini: Hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, dan
seterusnya. Orang-orang yang harus berjuang dalam banyak se-
kali pertempuran, dan yang, dalam perjalanan mereka ke sorga,
harus menerobos setiap penghalang, dengan kekuatan pedang,
memerlukan banyak keberanian. Oleh sebab itu hendaklah kamu
kuat, kuat dalam melayani, kuat dalam menanggung penderitaan,
kuat dalam bertempur. Sekalipun seorang prajurit dipersenjatai
dengan sangat baik secara jasmani, namun jika di dalam batinnya
dia tidak memiliki hati yang baik, maka perlengkapan senjatanya
hanya akan sedikit bermanfaat baginya. Perhatikanlah, kekuatan
rohani dan keberanian sangat perlu untuk peperangan rohani
kita. Kuatlah di dalam Tuhan, dalam perkara-Nya dan untuk ke-
pentingan-Nya, atau lebih tepatnya dalam kekuatan-Nya. Kita
tidak memiliki cukup kekuatan dari diri kita sendiri. Keberanian
alamiah kita benar-benar pengecut, dan kekuatan alamiah kita
benar-benar lemah, namun seluruh kecukupan kita berasal dari
Allah. Dalam kekuatan-Nya kita harus maju dan terus maju.
Dengan tindakan-tindakan iman, kita harus menimba anugerah
dan pertolongan dari sorga untuk memampukan kita melakukan
hal yang kita sendiri tidak dapat melakukannya, dalam pekerjaan
dan peperangan kristiani kita. Kita harus bangkit untuk menolak
godaan dengan bergantung kepada kecukupan Allah yang sem-
purna dan kekuatan-Nya yang mahakuasa.
240
II. Mereka harus dipersenjatai dengan baik: Kenakanlah seluruh per-
lengkapan senjata Allah (ay. 11), pergunakanlah seluruh perleng-
kapan pertahanan dan persenjataan yang layak untuk memukul
mundur godaan dan tipu muslihat Iblis. Dapatkan dan terapkan
seluruh anugerah kristiani, seluruh perlengkapan senjata, sehing-
ga tidak ada bagian yang telanjang dan terbuka bagi musuh.
Perhatikanlah, orang-orang yang ingin dapat memiliki anugerah
sejati harus bertujuan mendapatkan semua anugerah, seluruh
perlengkapan senjata. Ini disebut perlengkapan senjata Allah,
sebab Dia-lah yang mempersiapkan dan melimpahkannya. Kita
tidak memiliki perlengkapan senjata sendiri yang akan menjadi
senjata ampuh dalam masa pencobaan. Tidak ada yang akan
membuat kita berdiri teguh selain perlengkapan senjata Allah.
Perlengkapan senjata ini dipersiapkan untuk kita, namun kita
harus mengenakannya. Artinya, kita harus berdoa meminta anu-
gerah, kita harus menggunakan anugerah yang diberikan kepada
kita, dan mengeluarkannya dalam bentuk tindakan dan pelak-
sanaan pada saat diperlukan. Alasan yang diberikan mengapa
orang Kristen harus seluruhnya dipersenjatai adalah supaya
kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis. Supaya kita
dapat menahan, dan menanggulangi, meskipun Iblis menyerang
dengan segala usaha, baik dengan kekuatan maupun tipu daya,
segala kebohongan yang dia sajikan kepada kita, semua perang-
kap yang dia pasang untuk kita, dan seluruh akal bulusnya ter-
hadap kita. Rasul Paulus menguraikan hal ini dengan panjang
lebar di sini, dan menunjukkan,
1. Apa bahaya yang kita hadapi, dan apa gunanya kita harus
mengenakan seluruh perlengkapan senjata, mengingat musuh
seperti apa yang harus kita hadapi, yaitu Iblis dan seluruh
kuasa kegelapan. sebab perjuangan kita bukanlah melawan
darah dan daging, dan seterusnya (ay. 12). Pertempuran yang
untuknya kita harus mempersiapkan diri bukanlah melawan
musuh dalam bentuk manusia biasa, bukan sekadar melawan
manusia yang terdiri dari darah dan daging, atau melawan
sifat cemar kita sendiri saja, melainkan melawan beberapa
tingkatan roh-roh jahat, yang memiliki sebuah pemerintahan
yang mereka jalankan di dunia ini.
Surat Efesus 6:10-18
241
(1) Kita harus berhadapan dengan musuh yang licik, musuh
yang menggunakan tipu daya dan muslihat, seperti pada
ayat 11. Dia memiliki seribu cara untuk memperdayai jiwa
yang goyah. sebab itu dia disebut seekor ular sebab keli-
cikannya, seekor ular tua, berpengalaman dalam keahlian
dan keterampilan menggoda.
(2) Dia adalah musuh yang kuat: Pemerintah-pemerintah, dan
penguasa-penguasa, dan penghulu-penghulu. Mereka ba-
nyak, mereka kuat, dan berkuasa dalam bangsa-bangsa ka-
fir yang masih dalam kegelapan. Bagian-bagian dunia yang
gelap adalah tempat kerajaan Iblis. Ya, mereka merampas
kekuasaan penguasa-penguasa atas seluruh manusia yang
masih dalam keadaan berdosa dan tidak mengerti. Kerajaan
Iblis adalah kerajaan kegelapan, sedangkan kerajaan Kristus
adalah kerajaan terang.
(3) Mereka adalah musuh-musuh rohani. Kejahatan rohani di
tempat-tempat tinggi (KJV), atau roh-roh jahat, seperti terje-
mahan sebagian orang (termasuk terjemahan LAI). Iblis
adalah roh, roh yang jahat, dan bahaya yang kita hadapi
lebih besar dari musuh-musuh kita sebab mereka tidak
terlihat, dan menyerang kita sebelum kita sadar tentang
mereka. Setan-setan adalah roh-roh jahat, dan mereka ter-
utama menggganggu orang-orang kudus dengan, dan
menghasut mereka supaya melakukan, kejahatan-kejahat-
an rohani, kesombongan, kedengkian, kebencian, dan se-
bagainya. Musuh-musuh ini dikatakan ada di udara (KJV: di
tempat-tempat tinggi), atau di angkasa, demikianlah kata
yang dipakai, menduduki langit (seperti yang dikatakan
orang) seluruhnya, atau menyebar di udara antara bumi
dan bintang-bintang, udara sebagai tempat asal setan-se-
tan menyerang kita. Atau artinya bisa juga, Perjuangan
kita mengenai tempat-tempat sorgawi atau hal-hal sorga-
wi, demikianlah tafsiran kuno. Musuh-musuh kita ber-
juang untuk mencegah kenaikan kita ke sorga, untuk men-
jauhkan kita dari berkat-berkat sorgawi dan untuk meng-
halangi persekutuan kita dengan sorga. Mereka menyerang
kita dalam hal-hal yang merupakan milik jiwa kita, dan
berusaha merusak gambaran sorgawi di dalam hati kita.
Oleh sebab itu kita harus berjaga-jaga terhadap mereka.
242
Kita memerlukan iman dalam peperangan kristiani kita,
sebab kita memiliki musuh-musuh rohani yang harus
dihadapi, dan iman dalam pekerjaan kristiani kita, sebab
kita memiliki kekuatan rohani yang harus diperoleh. Jadi,
itulah bahaya yang kamu hadapi.
2. Kewajiban kita adalah mengambil dan mengenakan seluruh
perlengkapan senjata Allah, dan lalu berdiri teguh, dan mela-
wan musuh-musuh kita.
(1) Kita harus mengadakan perlawanan (ay. 13). Kita tidak bo-
leh menyerah kepada daya pikat dan serangan Iblis, me-
lainkan melawannya. Iblis dikatakan bangkit melawan kita
(1Taw. 21:1). Jika dia bangkit melawan kita, kita harus
bangkit melawan dia. Tetapkan hati, dan jalan terus, untuk
melawan Iblis. Iblis adalah si jahat, dan kerajaannya ada-
lah kerajaan dosa. Bangkit melawan Iblis berarti berjuang
melawan dosa. Supaya kamu dapat mengadakan perlawan-
an pada hari yang jahat itu, pada hari pencobaan, atau
penderitaan menyakitkan apa pun.
(2) Kita harus berdiri teguh. Dan tetap berdiri, sesudah kamu
menyelesaikan segala sesuatu. Kita harus bertekad, dengan
anugerah Allah, tidak akan menyerah kepada Iblis. Lawan-
lah dia, maka dia akan lari. Jika kita tidak mempercayai
perkara kita, atau pemimpin kita, atau perlengkapan sen-
jata kita, maka kita memberi dia keuntungan. Urusan kita
saat ini adalah melawan serangan Iblis, dan bertahan ter-
hadap serangan itu. Dan kemudian, sesudah menyelesaikan
segala sesuatu yang wajib dilakukan oleh prajurit-prajurit
Yesus Kristus yang baik, peperangan kita akan selesai, dan
kita akhirnya akan menang.
(3) Kita harus berdiri dengan dipersenjatai, dan hal inilah yang
paling banyak dibahas di sini. Inilah orang Kristen dengan
perlengkapan senjata yang lengkap, dan perlengkapan sen-
jatanya bersifat ilahi: Perlengkapan senjata Allah, perleng-
kapan senjata terang (Rm. 13:12). Senjata-senjata keadilan
(2Kor. 6:7). Rasul Paulus memerincikan perlengkapan sen-
jata ini, baik untuk menyerang maupun bertahan. Ikat
pinggang atau sabuk militer, baju zirah (KJV: penutup
dada), penutup kaki (atau sepatu prajurit), perisai, keto-
Surat Efesus 6:10-18
243
pong, dan pedang. Tampak bahwa, di antara semua itu,
tidak ada yang untuk punggung. Jika kita membelakangi
musuh, kita tidak terlindung.
[1] Kebenaran atau ketulusan adalah ikat pinggang kita
(ay. 14). Dinubuatkan tentang Kristus (Yes. 11:5) bahwa
Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetia-
an, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.
Apa yang menjadi ikat pinggang Kristus harus menjadi
ikat pinggang semua orang Kristen juga. Allah meng-
inginkan kebenaran, yaitu, ketulusan, di dalam batin.
Ini adalah kekuatan di pinggang kita, yang mengikat
semua perlengkapan senjata lainnya, dan oleh sebab
itu disebutkan pertama. Saya tidak tahu bahwa ada
agama tanpa ketulusan. Sebagian orang memahaminya
sebagai ajaran kebenaran-kebenaran Injil. Kebenaran-
kebenaran itu harus melekat kepada kita seperti ikat
pinggang melekat pada pinggang (Yer. 13:11). Ini akan
mengendalikan diri kita dari kebebasan tanpa agama
dan tanpa moral, seperti ikat pinggang mengendalikan
dan menahan tubuh. Ini adalah ikat pinggang prajurit
Kristen. Tanpa mengenakan ikat pinggang ini, dia tidak
mendapatkan berkat.
[2] Keadilan harus menjadi baju zirah kita. Baju zirah meng-
amankan organ-organ tubuh yang penting, melindungi
jantung atau hati. Keadilan Kristus yang dilekatkan ke-
pada kita merupakan baju zirah kita terhadap panah-
panah murka ilahi. Keadilan Kristus yang tertanam di
dalam diri kita adalah baju zirah kita untuk memben-
tengi hati terhadap serangan-serangan yang dilancarkan
Iblis terhadap kita. Rasul Paulus menjelaskan hal ini
dalam 1 Tesalonika 5:8, Berbajuzirahkan iman dan kasih.
Iman dan kasih merangkum seluruh anugerah kristiani,
sebab dengan iman kita dipersatukan dengan Kristus
dan dengan kasih dipersatukan dengan saudara-sau-
dara kita. Hal-hal ini akan menunjukkan ketaatan yang
tekun dalam melakukan kewajiban kita kepada Allah,
dan berperilaku yang baik terhadap manusia, dalam
segala tugas keadilan, kebenaran, dan kebaikan kepada
sesama.
244
[3] Ketetapan hati harus menjadi seperti penutup bagi kaki
kita. Kakimu berkasutkan kerelaan (KJV: kesiapan) untuk
memberitakan Injil damai sejahtera (ay. 15). Sepatu,
atau penutup kaki dari tembaga, atau yang seperti itu,
dahulu merupakan bagian dari perlengkapan senjata
militer (1Sam. 17:6). Penggunaannya adalah untuk me-
lindungi kaki dari perangkap, dan kayu-kayu tajam,
yang biasa diletakkan tersembunyi di jalan, untuk
menghalangi barisan musuh, sebab orang-orang yang
jatuh di atasnya tidak dapat berbaris. Kerelaan (KJV:
kesiapan) untuk memberitakan Injil damai sejahtera me-
nyiratkan keadaan hati yang siap dan memiliki tekad,
untuk setia kepada Injil dan tunduk kepadanya. Ini
akan memampukan kita untuk berjalan dengan lang-
kah yang tetap dalam jalan agama, biarpun ada kesulit-
an-kesulitan dan bahaya-bahaya di dalamnya. Disebut
Injil damai sejahtera sebab membawa segala macam
perdamaian, perdamaian dengan Allah, dengan diri kita
sendiri, dan dengan satu sama lain. Ini juga bisa berarti
menyiapkan jalan bagi penyambutan Injil, yaitu perto-
batan. Inilah yang harus menjadi kasut bagi kaki kita,
sebab dengan hidup dalam pertobatan kita dipersenja-
tai terhadap godaan untuk berbuat dosa, dan rancang-
an-rancangan musuh besar kita. Dr. Whitby berpikir ini
mungkin adalah pengertian kata-kata tersebut: Supaya
kamu siap bertempur, kenakanlah kasut Injil damai
sejahtera, berusaha keras memiliki pikiran yang suka
damai dan tenang seperti yang diminta dalam Injil. Ja-
nganlah mudah dihasut, atau mudah bertengkar, me-
lainkan tunjukkanlah segala kelembutan dan segala
kesabaran kepada semua orang. Dan ini pasti akan me-
lindungi kamu dari banyak godaan dan penganiayaan
hebat, seperti sepatu tembaga yang melindungi prajurit-
prajurit dari perangkap-perangkap itu, dan sebagainya.
[4] Iman harus menjadi perisai kita. Dalam segala keadaan
(KJV: di atas segalanya), atau yang paling utama, per-
gunakanlah perisai iman (ay. 16). Ini lebih perlu dari-
pada yang mana pun di antara hal-hal tersebut. Iman
adalah segala-galanya bagi kita dalam masa pencobaan.
Surat Efesus 6:10-18
245
Baju zirah melindungi organ-organ penting, namun de-
ngan perisai kita berputar ke segala arah. Inilah keme-
nangan yang mengalahkan dunia: iman kita. Kita harus
sepenuhnya yakin pada kebenaran seluruh janji dan
ancaman Allah, sebab iman yang demikianlah yang sa-
ngat berguna melawan godaan. Pertimbangkanlah iman
sebagai dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan
dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat, dan
iman akan tampak memiliki manfaat yang mengagum-
kan untuk tujuan ini. Iman, seperti halnya menerima
Kristus dan manfaat-manfaat penebusan, juga memper-
oleh anugerah dari-Nya, dan iman adalah seperti se-
buah perisai, sejenis pertahanan yang berlaku untuk
apa saja. Musuh kita Iblis di sini disebut si jahat. Dia
jahat dari dalam dirinya sendiri, dan dia berusaha keras
membuat kita menjadi jahat. Godaan-godaannya dise-
but panah, sebab melaju dengan sangat cepat dan
tidak terlihat, dan menimbulkan luka yang dalam pada
jiwa. Disebut panah api, dengan mengibaratkan panah
beracun yang biasanya membuat panas bagian-bagian
yang dilukainya, dan oleh sebab itu disebut demikian,
seperti ular dengan sengatan beracun disebut ular api.
Godaan-godaan hebat yang membuat jiwa terbakar api
neraka, adalah panah-panah yang Iblis tembakkan ke
arah kita. Iman adalah perisai yang dengannya kita ha-
rus memadamkan panah-panah api ini, saat kita
akan menerima panah-panah tersebut, dan dengan
demikian melumpuhkan panah-panah itu, supaya tidak
bisa mengenai kita, atau setidaknya tidak bisa melukai
kita. Perhatikanlah, iman, yang bertindak berdasar
firman Allah dan menerapkannya, yang bertindak ber-
dasarkan anugerah Kristus dan mendayagunakannya,
memadamkan panah-panah godaan.
[5] Keselamatan harus menjadi ketopong kita (ay. 17), yaitu
pengharapan yang tertuju kepada keselamatan, demi-
kian menurut 1 Tesalonika 5:8. Ketopong melindungi
kepala. Pengharapan yang baik akan keselamatan, yang
memiliki dasar yang baik dan dibangun dengan baik,
akan menyucikan jiwa dan menjaganya supaya tidak di-
246
cemarkan oleh Iblis, dan akan menenangkan jiwa dan
menjaganya supaya tidak diganggu dan disiksa oleh
Iblis. Iblis hendak menggoda kita supaya putus asa, te-
tapi pengharapan yang baik membuat kita tetap percaya
di dalam Allah, dan bersukacita di dalam Dia.
[6] Firman Allah adalah pedang Roh. Pedang adalah bagian
yang sangat penting dan berguna dari perlengkapan
seorang prajurit. Firman Allah sangat penting, dan
memiliki manfaat yang sangat besar bagi orang Kristen,
untuk bertahan dalam peperangan rohani dan berhasil
di dalamnya. Firman Allah disebut pedang Roh, sebab
didiktekan oleh Roh dan Dia membuatnya berhasil dan
sangat kuat, dan lebih tajam dari pada pedang bermata
dua. Seperti pedang Goliat, tidak ada tandingannya.
Dengan pedang ini kita menyerang si penyerang. Per-
nyataan-pernyataan Alkitab adalah pernyataan-pernya-
taan yang paling penuh kuasa untuk menolak godaan.
Kristus sendiri menolak godaan Iblis dengan Ada
tertulis (Mat. 4:4, 6-7, 10). Firman Allah, yang tersim-
pan di dalam hati, akan melindungi dari dosa (Mzm.
119:11), dan akan melumpuhkan dan mematikan hawa
nafsu dan kebejatan yang tersembunyi di situ.
[7] Doa harus mengaitkan semua bagian lain dari perleng-
kapan senjata kristiani kita (ay. 18). Kita harus mengga-
bungkan doa dengan semua anugerah ini, supaya bisa
bertahan melawan musuh-musuh rohani, yaitu dengan
sungguh-sungguh memohon pertolongan dan bantuan
Allah, saat diperlukan. Dan kita harus senantiasa ber-
doa. Bukan seolah-olah kita tidak perlu lagi melakukan
apa pun yang lain kecuali berdoa, sebab kita juga
mempunyai tugas-tugas keagamaan lainnya dan tugas-
tugas sesuai kedudukan kita masing-masing di dunia,
yang harus dilakukan pada tempat dan waktunya. Se-
baliknya, kita harus memelihara waktu-waktu doa yang
tetap, dan terus-menerus melakukannya. Kita harus
berdoa pada segala kesempatan, dan sesering keperluan
kita dan orang lain membutuhkan kita untuk berdoa.
Kita harus selalu memelihara kecondongan untuk ber-
doa, dan harus memadukan doa seruan permohonan
Surat Efesus 6:10-18
247
yang singkat, tiba-tiba, dan langsung dari hati dengan
tugas-tugas lain, dan dengan urusan biasa. Walaupun
doa yang tetap dan khidmat terkadang mungkin tidak
dapat dilakukan (seperti saat ada tugas-tugas lain
yang harus dikerjakan), namun seruan spontan yang
saleh tidak pernah demikian. Kita harus berdoa dalam
segala doa dan permohonan. Dengan segala macam doa:
di depan umum, pribadi, dan rahasia, bersama-sama
dan sendiri, khidmat dan tiba-tiba. Dengan seluruh ba-
gian doa: pengakuan dosa, permohonan belas kasihan,
dan pengucapan syukur untuk anugerah-anugerah yang
telah diterima. Kita harus berdoa di dalam Roh. Roh kita
harus digunakan dalam tugas tersebut, dan kita harus
melakukannya dengan anugerah dari Roh Allah yang
baik. Kita harus berjaga-jaga di dalam doa, berusaha
keras mempertahankan hati kita dalam sikap doa, dan
mengambil semua kesempatan, dan memanfaatkan se-
gala kesempatan, untuk tugas tersebut. Kita harus ber-
jaga-jaga terhadap segala dorongan hati kita sendiri ter-
hadap tugas tersebut. saat Allah mengatakan: Cari-
lah wajah-Ku, hati kita harus tunduk (Mzm. 27:8). Ini
harus kita lakukan dengan tak putus-putusnya. Kita
harus mematuhi kewajiban untuk berdoa, apa pun
perubahan yang mungkin terjadi pada keadaan lahiriah
kita. Dan kita harus tetap demikian selama kita hidup di
dunia. Kita harus tekun dalam doa yang khusus, tidak
mempersingkatnya, saat hati kita ingin berpanjang
lebar, dan ada waktu yang tepat untuk itu, dan kita
membutuhkannya. Kita harus tekun juga dalam permin-
taan-permintaan khusus, walaupun kita sedang meng-
alami kekecewaan dan penolakan. Dan kita harus ber-
doa dengan permohonan, bukan hanya untuk diri kita
sendiri saja, melainkan untuk segala orang kudus, kare-
na kita adalah sesama anggota. Perhatikanlah, tidak
ada orang yang betul-betul kudus dan ada dalam ke-
adaan yang sangat baik di dunia ini, dan sebab itu me-
reka membutuhkan doa kita, dan mereka harus mem-
perolehnya. Rasul Paulus melanjutkan dari sini untuk
menyimpulkan isi surat ini.
248
Kesimpulan
(6:19-24)
19 juga untuk aku, supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku, dikarunia-
kan perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku memberitakan
rahasia Injil, 20 yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan. Berdoalah
supaya dengan keberanian aku menyatakannya, sebagaimana seharusnya
aku berbicara. 21 Supaya kamu juga mengetahui keadaan dan hal ihwalku,
maka Tikhikus, saudara kita yang kekasih dan pelayan yang setia di dalam
Tuhan, akan memberitahukan semuanya kepada kamu. 22 Dengan maksud
inilah ia kusuruh kepadamu, yaitu supaya kamu tahu hal ihwal kami dan
supaya ia menghibur hatimu. 23 Damai sejahtera dan kasih dengan iman dari
Allah, Bapa dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai sekalian saudara. 24
Kasih karunia menyertai semua orang, yang mengasihi Tuhan kita Yesus
Kristus dengan kasih yang tidak binasa.
Di sini,
I. Dia ingin mereka berdoa untuknya (ay. 19). sesudah menyebutkan
permohonan untuk segala orang kudus, dia menempatkan dirinya
sebagai salah satu dari orang-orang kudus itu. Kita harus berdoa
untuk semua orang kudus, dan terutama untuk hamba-hamba
Allah yang setia. Saudara-saudara, berdoalah untuk kami, supaya
firman Tuhan mengalir dan dimuliakan. Amatilah apa yang dia
ingin mereka doakan untuk dia: Supaya kepadaku dikaruniakan
perkataan yang benar. Supaya aku dilapangkan dari hal-hal yang
mengekangku saat ini, dan dengan demikian memiliki kebebasan
untuk menyebarluaskan iman kepada Kristus. Supaya aku memi-
liki kemampuan untuk menyatakan maksudku dengan cara yang
sesuai dan pantas. Dan dengan keberanian, jika aku membuka
mulutku, yaitu, supaya aku dapat menyampaikan seluruh kebijak-
sanaan Allah, tanpa sedikit pun rasa takut, rasa malu, atau sikap
memihak yang tercela. Memberitakan rahasia Injil, beberapa
orang memahaminya sebagai bagian Injil yang berkaitan dengan
panggilan untuk orang-orang bukan Yahudi, yang sampai saat
itu, sebagai sebuah rahasia, tersembunyi. namun seluruh Injil
adalah sebuah rahasia, sampai diungkapkan oleh wahyu ilahi,
dan pekerjaan hamba-hamba Kristus adalah memberitakannya.
Perhatikanlah, Paulus memiliki penguasaan bahasa yang sangat
baik. Mereka memanggil dia Hermes, sebab dia adalah pembicara
utama (Kis. 14:12), namun walaupun demikian dia ingin agar te-
man-temannya meminta dari Allah karunia perkataan untuk dia.
Dia adalah seseorang yang sangat berani, dan sering membuat
Surat Efesus 6:19-24
249
dirinya menonjol sebab hal itu, namun dia ingin agar mereka
berdoa supaya Allah memberi dia keberanian. Dia tahu apa yang
harus dikatakan seperti orang lain mana pun, namun dia ingin
agar mereka berdoa untuk dia, supaya dia dapat berbicara seba-
gaimana seharusnya dia berbicara. Alasan yang menguatkan per-
mintaannya adalah bahwa untuk kepentingan Injil dia telah
menjadi utusan yang dipenjarakan (ay. 20). Dia dianiaya dan di-
penjarakan sebab memberitakan Injil. Namun, meskipun demi-
kian, dia melanjutkan misi sebagai utusan yang dipercayakan
kepadanya oleh Kristus, dan tetap memberitakannya. Amatilah,
1. Bukanlah hal baru bagi hamba-hamba Kristus jika mereka di-
penjarakan.
2. Sulit bagi mereka untuk berbicara dengan berani saat mere-
ka ada dalam keadaan demikian.
3. Hamba-hamba yang terbaik dan paling cemerlang memerlukan
dan dapat menerima keuntungan dari doa orang-orang Kristen
yang baik. Oleh sebab itu mereka sungguh-sungguh meminta su-
paya didoakan. sesudah meminta mereka untuk berdoa baginya,
II. Paulus meminta mereka menerima Tikhikus (ay. 21-22). Dia me-
ngirim Tikhikus dengan surat ini, supaya Tikhikus dapat memberi
tahu mereka apa yang sudah disampaikan kepada jemaat-jemaat
lain, yaitu, bagaimana keadaannya, dan apa yang dia lakukan,
bagaimana dia diperlakukan oleh orang-orang Romawi di penjara,
dan bagaimana dia bersikap dalam keadaannya saat ini. Hamba-
hamba yang baik menginginkan supaya teman-teman Kristen
mereka mengetahui keadaan mereka, supaya teman-teman itu
juga tahu keadaan teman-teman mereka, sebab dengan cara ini
mereka dapat saling membantu dengan lebih baik melalui doa-
doa. Dan supaya ia menghibur hatimu, dengan memberikan kabar
tentang penderitaan-penderitaannya, tentang penyebabnya, dan
tentang ketenangan pikiran dan perilakunya selama menderita.
Dengan demikian ia dapat mencegah mereka kehilangan sema-
ngat sebab kesengsaraannya, dan bahkan, ia bisa menyampai-
kan rasa sukacita dan syukur kepada mereka. Dia memberi tahu
mereka bahwa Tikhikus adalah saudara kita yang kekasih dan
pelayan yang setia di dalam Tuhan. Dia adalah seorang Kristen
yang tulus, dan sebab nya seorang saudara di dalam Kristus. Dia
adalah seorang pelayan yang setia dalam pekerjaan Kristus, dan
250
sangat dikasihi oleh Paulus. Ini membuat kasih Paulus untuk
orang-orang Kristen di Efesus ini lebih tampak lagi, yaitu bahwa
dia rela berpisah saat itu dengan seorang teman yang sangat
akrab dan dikasihinya untuk kepentingan mereka. Ia bersedia
melakukannya, padahal ia sangat senang dengan dan memerlu-
kan Tikhikus untuk menemaninya. Namun hamba Yesus Kristus
yang setia biasanya lebih mengutamakan kebaikan orang banyak
daripada kepentingan perorangan atau pribadi mereka sendiri.
III. Dia mengakhiri dengan keinginan-keinginan dan doa-doa yang
baik untuk mereka, dan bukan hanya untuk mereka saja, melain-
kan untuk semua saudara (ay. 23-24). Ucapan berkatnya yang
biasa adalah, Kasih karunia dan damai sejahtera, namun di sini
menjadi, Damai sejahtera dan kasih dengan iman. Damai sejah-
tera harus kita pahami sebagai segala macam perdamaian, yaitu
damai dengan Allah, damai dengan hati nurani, damai di antara
umat sendiri. Dan segala kemakmuran lahiriah tercakup dalam
kata tersebut. Seolah-olah dia mengatakan: Aku menginginkan
agar kebahagiaanmu terus berlanjut dan bertambah-tambah.
Dan kasih dengan iman. Ini menjelaskan sebagian dari apa yang
dia maksudkan dengan kasih karunia pada ayat selanjutnya. Bu-
kan hanya kasih karunia yang tersedia, atau kasih dan kemurah-
an hati Allah, melainkan kasih karunia yang mengalir, kasih
karunia Roh yang mengalir dari asas ilahi itu, iman dan kasih
termasuk semua yang lainnya. Kelanjutan dan pertambahan dari
hal-hal inilah yang dia inginkan bagi mereka, yang sudah dimulai
di dalam diri mereka. Selanjutnya, Dari Allah, Bapa, dan seterus-
nya. Segala kasih karunia dan berkat-berkat diperoleh orang-
orang kudus dari Allah, melalui jasa dan perantaraan Yesus Kris-
tus Tuhan kita. Ucapan berkat penutup ini lebih luas daripada
yang sebelumnya, sebab dalam ucapan tersebut dia berdoa un-
tuk semua orang percaya sejati di Efesus, dan di semua tempat
lain mana pun. Sifat sejati semua orang kudus adalah mengasihi
Tuhan kita Yesus Kristus. Kasih kita kepada Kristus tidak dapat
diterima, kecuali jika tulus. Sungguh, tidak ada kasih kepada
Kristus, betapapun manusia berpura-pura, jika tidak ada ketulus-
an. Ayat itu dapat dibaca sebagai: Kasih karunia menyertai semua
orang yang mengasihi Tuhan kita Yesus Kristus dalam ketidak-
binasaan (KJV: dalam ketulusan) (ay. 24). Orang-orang demikian
Surat Efesus 6:19-24
251
akan terus mengasihi Dia, tidak dirusakkan oleh segala macam
godaan apa pun. Kasihnya kepada Dia tidak dicemarkan oleh
hawa nafsu yang bertentangan, atau kasih kepada apa pun yang
tidak menyenangkan hati-Nya. Kasih karunia, yaitu, kemurahan
hati Allah, dan segala yang baik (rohani dan duniawi), yaitu hasil
dari kasih karunia, sedang dan akan menyertai semua orang yang
mengasihi Tuhan kita Yesus Kristus seperti itu. Dan keinginan
dan doa setiap orang yang mengasihi Kristus adalah, atau seha-
rusnya adalah, supaya semua kawan Kristennya dapat seperti itu.
Amin, terjadilah demikian.
T A F S I R A N M A T T H E W H E N R Y
Surat
Filipi
TAFSIRAN
SURAT FILIPI
ilipi adalah sebuah kota utama di kawasan barat Makedonia,
prōtē tēs meridos tēs Makedonias polis (Kis. 16:12). Nama kota ini
diambil dari nama Filipus, raja terkenal dari Makedonia, yang mem-
perbaiki dan memperindah kota itu, dan di kemudian hari dijadikan
sebagai salah satu wilayah jajahan Romawi. Tidak jauh dari kota ini
terletak Campi Philippici, tempat luar biasa yang menjadi terkenal
sebagai ajang pertempuran antara Julius Caesar dan Pompei Agung,
dan juga antara Agustus dan Antonius di satu pihak melawan
Cassius dan Brutus di pihak lain. Namun, bagi orang-orang Kristen,
kota itu menjadi kota yang paling istimewa sebab surat kerasulan
ini, yang ditulis oleh Rasul Paulus saat ia menjadi tahanan penjara
di kota Roma pada tahun 62 Masehi. Tampaknya Rasul Paulus
menaruh kebaikan hati yang khusus bagi jemaat di Filipi ini, di mana
ia sendiri telah menjadi alat dalam menanam benih-benih untuk
membangun jemaat. Walaupun ia harus memelihara semua jemaat,
menurut surat ini, namun ia memiliki kepedulian khusus, bagaikan
seorang bapa yang lemah lembut, bagi jemaat ini. Bagi orang-orang
yang kepada mereka Allah telah mengutus kita untuk melakukan
suatu pekerjaan baik, kita harus giat dan sepenuhnya terlibat dalam
mengusahakan yang lebih baik lagi. Rasul Paulus menganggap mere-
ka seperti anak-anaknya sendiri, dan sesudah memperanakkan mereka
melalui Injil itu, ia sangat ingin untuk mengasuh dan merawat mereka
dengan Injil yang sama pula.
F
256
I. Rasul Paulus telah dipanggil dengan cara yang luar biasa untuk
memberitakan Injil di Filipi (Kis. 16:9). saat itu ia mendapat
penglihatan pada waktu malam, ada seorang Makedonia berdiri di
situ dan berseru kepadanya, katanya: Menyeberanglah ke mari
dan tolonglah kami! Ia melihat bahwa Allah berjalan di hadapan-
nya, dan menjadi terdorong untuk menggunakan segala macam
sarana untuk melaksanakan pekerjaan baik yang telah dimulai di
antara mereka, serta membangun di atas dasar yang telah diletak-
kan.
II. Di Filipi Rasul Paulus harus menghadapi kesukaran yang luar
biasa. Ia disesah dan dilemparkan ke dalam penjara (Kis. 16:23-
24). Namun, ia tidak mengurangi kebaikannya kepada tempat itu
sebab kesukaran yang ia jumpai di sana. Kita tidak boleh me-
ngurangi kasih kita kepada sahabat-sahabat kita sebab perlaku-
an buruk yang ditimpakan oleh musuh kepada kita.
III. Pada mulanya jemaat di sana sangat kecil. Dimulai dengan Lidia
yang bertobat dan percaya, kemudian si kepala penjara, dan bebe-
rapa orang lagi. Walaupun demikian, hal itu tidak mengecilkan
hati sang rasul. Jika yang baik tidak dapat dilakukan terlebih da-
hulu, hal itu dapat dilakukan kemudian, dan pekerjaan terakhir
akan menjadi lebih berlimpah-limpah. Kita tidak boleh berkecil
hati melihat permulaan yang kecil.
IV. Tampaknya, dari banyak bagian di dalam surat kerasulan ini,
dapat dilihat bahwa jemaat Filipi bertumbuh menjadi jemaat yang
berhasil, dan khususnya para saudara di sana menjadi sangat
baik kepada Rasul Paulus. Ia telah menuai harta duniawi mereka,
dan mengembalikannya dengan harta rohani. Ia mengakui telah
menerima pemberian yang dikirimkan kepadanya (4:18), semen-
tara pada waktu itu tidak ada satu pun jemaat lain yang meng-
adakan pembicaraan mengenai memberi dan menerima (4:15). Di
dalam surat kerasulan ini ia memberikan kepada mereka upah
nabi dan rasul, yang jauh lebih berharga daripada beribu-ribu
emas dan perak.
PASAL 1
asul Paulus memulai pasal ini dengan pesan pembukaan dan
doa berkat (ay. 1-2). Ia mengucap syukur atas orang-orang kudus
di Filipi (ay. 3-6). Ia menyatakan kasih sayang dan kepeduliannya
yang besar atas kesejahteraan rohani mereka (ay. 7-8). Ia berdoa bagi
mereka (ay. 9-11). Kepeduliannya supaya mereka jangan sampai
merasa gusar atas penderitaannya (ay. 12-20). Kesiapannya untuk
mempermuliakan Kristus melalui kehidupan dan kematiannya (ay.
21-26), dan kemudian ia menutup pasal ini dengan nasihat ganda
supaya mereka tetap teguh (ay. 27-30).
Doa Berkat Kerasulan
(1:1-2)
1. Dari Paulus dan Timotius, hamba-hamba Kristus Yesus, kepada semua
orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi, dengan para penilik jemaat dan
diaken. 2 Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari
Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.
Di sini kita dapati kata pembukaan dan doa berkat. Amatilah,
I. Orang-orang yang menulis surat kerasulan ini, yaitu Paulus dan
Timotius. Walaupun Paulus sendiri yang memperoleh pewahyuan
ilahi, ia mengikutsertakan Timotius bersamanya, untuk menun-
jukkan kerendahan hatinya dan memberikan kehormatan kepada
Timotius. Mereka yang sudah berusia lanjut, kuat, dan terkenal,
harus menaruh rasa hormat serta mendukung nama baik orang-
orang yang lebih muda dan lebih lemah, serta yang kurang
dikenal. Hamba-hamba Kristus Yesus, tidak saja dalam hubungan
secara umum dengan Kristus sebagai murid-murid-Nya, namun
R
258
juga dalam pekerjaan pelayanan yang bersifat khusus, yaitu
sebagai seorang rasul dan pemberita Injil. Amatilah, kehormatan
tertinggi dari seorang rasul terbesar dan pelayan-pelayan Tuhan
yang paling terkenal adalah menjadi hamba-hamba Yesus Kristus.
Bukan menjadi tuan-tuan atas jemaat, melainkan menjadi
hamba-hamba Kristus. Amatilah,
II. Orang-orang yang menjadi tujuan surat itu.
1. Kepada semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi. Rasul
Paulus menyebutkan jemaat terlebih dahulu daripada para
pelayan jemaat, sebab para pelayan itu ada untuk kepentingan
jemaat, demi kemajuan dan manfaat rohaniah mereka. Bukan
jemaat untuk para pelayan gereja, untuk keagungan mereka,
kekuasaan mereka, dan kekayaan mereka. Bukan sebab kami
mau memerintahkan apa yang harus kamu percayai.... Sebalik-
nya, kami mau turut bekerja untuk sukacitamu (2Kor. 1:24).
Mereka ini bukan saja hamba-hamba Kristus, melainkan juga
hamba-hamba jemaat untuk kepentingan-Nya. Dan diri kami
sebagai hambamu sebab kehendak Yesus (2Kor. 4:5). Perhati-
kanlah, orang-orang Kristen di sini disebut sebagai orang-
orang kudus, dipisahkan untuk Allah, atau dikuduskan oleh
Roh-Nya, baik melalui pengakuan yang dapat disaksikan oleh
orang lain maupun melalui kekudusan mereka yang sebenar-
nya.