Selasa, 07 Januari 2025

Yosua Hakim Hakim Rut 14


  Mereka 

menyerahkan perselisihan itu kepada Allah segala allah, 

yang penghakiman-Nya, kita yakin, berlangsung secara 


 338

jujur. Sangat jujurnya, hingga orang yang bersalah pun me-

rasa ngeri terhadap penghakiman-Nya itu, dan yang benar 

bersukacita di dalamnya. “Seandainya kami membangun 

mezbah ini dengan maksud untuk memberontak atau ber-

buat tidak setia, untuk menentang mezbah Tuhan di Silo, 

untuk membuat golongan, atau untuk menegakkan allah 

baru atau penyembahan baru,” maka pasti, 

[1] “Dia mengetahuinya (ay. 22), sebab Ia mengetahui de-

ngan sempurna segala pikiran dan niat hati, dan khu-

susnya semua kecenderungan hati untuk menyembah 

berhala (Mzm. 44:21-22). Kecenderungan hati ini ter-

pampang nyata di hadapan-Nya. Kita percaya bahwa Ia 

mengetahuinya, dan kita tidak bisa menyembunyikan-

nya dari Dia dengan cara apa pun.” 

[2] “Biarlah TUHAN sendiri yang menuntut balas terhadap 

kami, seperti yang kami tahu akan Dia lakukan, sebab 

Dia yaitu  Allah yang cemburu.” Tidak ada hal lain 

selain hati nurani yang bersih, yang akan memohon 

keadilan ilahi untuk membalaskan pemberontakan, jika 

itu ada. Perhatikanlah, pertama, dalam segala sesuatu 

yang kita lakukan dalam agama, kita sangat berkepen-

tingan untuk membuktikan kepada Allah kelurusan 

hati kita di dalamnya, mengingat bahwa Ia mengenal 

hati. Kedua, saat   kita dikecam orang, sangat meng-

hibur jika kita, dengan keyakinan yang penuh keren-

dahan hati, mampu menyerukan kejujuran kita kepada 

Allah (lihat 1Kor. 4:3-4). 

2. Permintaan maaf yang bijaksana disampaikan kepada sau-

dara-saudara mereka: Patutlah orang Israel mengetahuinya 

juga. Walaupun sungguh ada bukti dan saksi yang nyata-

nyata mendukung kita, namun ada jawaban lain lagi yang 

harus kita berikan kepada saudara-saudara kita yang meragu-

kan kelurusan hati kita. Dan kita harus siap menjelaskannya 

dengan lemah lembut dan rasa hormat. Sekalipun kejujuran 

dan ketulusan kita diketahui oleh Allah, kita juga harus ber-

usaha memberitahukannya kepada orang lain melalui buah-

buahnya. Terutama kepada orang-orang yang, meskipun salah 

menilai kita, namun sebenarnya sungguh bermaksud untuk 

Kitab Yosua 22:21-29 

 339 

kemuliaan Allah, seperti yang dilakukan oleh kesepuluh suku 

di sini. 

3. Penyangkalan atau pengingkaran yang sungguh-sungguh akan 

adanya rancangan, yang atasnya mereka dicurigai bersalah. 

Dengan penyangkalan ini mereka menutup pembelaan mereka 

(ay. 29): “Jauhlah dari pada kami untuk memberontak terhadap 

TUHAN, seandainya kami mendirikan mezbah ini untuk korban 

bakaran. Tidak, jijik kami memikirkan perbuatan memberontak. 

Kami sangat menghargai dan menghormati mezbah Tuhan di 

Silo sama seperti suku-suku Israel yang lain, dan sama-sama 

bertekad teguh untuk setia kepadanya dan terus datang kepa-

danya. Kami sungguh peduli seperti kalian untuk murni me-

nyembah Allah saja dan menjaga kesatuan di dalam jemaat-

Nya. Jauhlah itu, jauhlah daripada pikiran kami, untuk ber-

paling dari mengikuti Allah.” 

II. Mereka menjelaskan sepenuhnya niat dan maksud mereka yang 

sebenarnya dalam membangun mezbah ini. Dan kita memiliki  

semua alasan untuk percaya bahwa itulah penjelasan yang 

sebenarnya dari rancangan mereka, dan tidak diajukan untuk 

meringankan kecurigaan orang di lalu  hari. Seperti halnya 

kita memiliki  alasan untuk berpikir bahwa orang-orang yang 

sama ini berniat sangat tulus saat   mengajukan permohonan 

untuk mendapat undi di seberang sungai Yordan, meskipun pada 

waktu itu juga mereka merasa tidak bahagia sebab  disalah-

pahami bahkan oleh Musa sendiri. Dalam pembelaan mereka, me-

reka menjelaskan bahwa pembangunan mezbah ini sama sekali 

bukan merupakan sebuah langkah untuk memisahkan diri dari 

saudara-saudara mereka, dan dari mezbah Tuhan di Silo. Sebalik-

nya, pembangunan mezbah itu sebenarnya dirancang sebagai 

ikrar dan penjaga persekutuan mereka dengan saudara-saudara 

mereka dan dengan mezbah Allah. Dan juga sebagai tanda dari 

tekad mereka untuk tetap beribadah kepada TUHAN di hadapan-

Nya (ay. 27), dan untuk terus melakukannya. 

1. Mereka memberikan penjelasan tentang ketakutan-ketakutan 

yang mereka rasakan, bahwa jangan-jangan, seiring berjalan-

nya waktu, keturunan mereka, sebab  tinggal di tempat yang 

begitu jauh dari mezbah, akan dipandang dan diperlakukan 

sebagai orang asing bagi seluruh rakyat Israel (ay. 24). Mereka 


 340

melakukannya sebab  takut akan hal ini, dan kata yang di-

gunakan menandakan kebingungan yang besar dan kecemas-

an pikiran yang sedang melanda mereka, sehingga mereka ha-

rus menenangkan diri dengan mengambil cara ini. Saat mere-

ka kembali ke rumah, dan kita dapat menduga bahwa hal itu 

tidak terpikir sebelumnya, sebab jika tidak demikian, mereka 

akan memberitahukan tujuan mereka kepada Yosua, sebagian 

dari mereka mulai membicarakan perkara ini. Yang lain mulai 

memahami persoalannya, dan mereka-reka satu sama lain 

gambaran suram yang mungkin akan terjadi di masa men-

datang. Mereka berpikir anak-anak mereka akan dipandang 

oleh suku-suku lain sebagai orang yang tidak berkepentingan 

dalam mezbah Allah dan korban-korban yang dipersembahkan 

di sana. Sekarang mereka memang diakui sebagai saudara, 

dan disambut di Kemah Suci seperti suku-suku yang lain. 

namun  bagaimana jika anak cucu mereka nanti sampai tidak 

diakui? sebab  masalah jarak, dan sungai Yordan yang men-

jadi penghalang, yang tidak mudah diseberangi setiap saat un-

tuk pulang pergi, mereka berpikir bahwa banyak dari mereka 

tidak bisa hadir, apalagi secara terus-menerus di tiga perayaan 

tahunan seperti suku-suku lain. Jika ini terjadi, mereka tidak 

dapat secara tetap mengambil hak-hak istimewa sebagai orang 

Israel. Dan hal ini mengakibatkan mereka akan dipandang 

sebagai anggota jemaat yang tidak penting, dan secara per-

lahan-lahan akan ditolak sebagai bukan anggota jemaat sama 

sekali: Demikianlah mungkin anak-anak kamu yang dalam 

kesombongan mereka akan cenderung memegang kendali atas 

hak-hak istimewa menyangkut mezbah, membuat anak-anak 

kami yang mungkin tidak akan begitu berhati-hati seperti yang 

seharusnya untuk memegang teguh hak-hak istimewa itu, 

berhenti dari pada takut akan TUHAN. Perhatikanlah,  

(1) Orang-orang yang terputus dari ibadah-ibadah dan segala 

ketetapan bersama kemungkinan akan kehilangan seluruh 

agama, dan secara perlahan-lahan akan berhenti merasa 

takut akan Tuhan. Meskipun bentuk lahiriah dari kesaleh-

an dan pengakuannya tetap dipelihara oleh banyak orang 

tanpa kehidupan dan kekuatannya, namun kehidupan dan 

kekuatan dari kesalehan itu tidak akan terpelihara untuk 

waktu yang lama tanpa bentuk lahiriah dan pengakuan-

Kitab Yosua 22:30-34 

 341 

nya. Jika sarana anugerah disingkirkan, maka anugerah 

pun tersingkir.  

(2) Orang-orang yang sudah merasakan penghiburan dan man-

faat dari ketetapan-ketetapan Allah, tidak bisa tidak pasti 

ingin memelihara dan meneruskannya kepada keturunan 

mereka. Dan mereka pasti ingin melakukan semua tindak-

an pencegahan sedapat mungkin,supaya  anak-anak mere-

ka tidak menjadi berhenti mengikuti Tuhan, atau dipandang 

sebagai tidak memiliki  bagian di dalam Tuhan. 

2. Rencana yang mereka miliki untuk mencegah masalah ini (ay. 

26-28). “Oleh sebab  itu, untuk menjamin kepentingan dalam 

mezbah Allah bagi orang-orang yang akan datang sesudah 

kami, dan untuk membuktikan hak mereka atasnya, kata 

kami: Biarlah kita mendirikan mezbah,supaya  mezbah itu men-

jadi saksi antara kami dan kamu.” Dengan begitu, dengan 

memiliki  mezbah tiruan yang dapat mereka pelihara, kira-

nya itu dapat menjadi bukti akan hak istimewa mereka terha-

dap mezbah yang asli. Setiap orang yang melihat mezbah ini, 

dan mengamati bahwa mezbah itu tidak pernah digunakan 

untuk korban dan persembahan, akan menanyakan apa arti-

nya. Dan jawaban ini akan diberikan untuk pertanyaan itu, 

bahwa mezbah itu dibangun oleh suku-suku yang terpisah itu, 

sebagai tanda dari persekutuan mereka dengan saudara-sau-

dara mereka, dan kepentingan mereka bersama dalam mezbah 

Tuhan. Kristus yaitu  mezbah agung yang menguduskan 

setiap persembahan. Bukti terbaik dari kepentingan kita di 

dalam Kristus yaitu  pola hidup Roh-Nya dalam hati kita, dan 

kepatuhan kita terhadap-Nya. Jika kita bisa menunjukkan 

bukti ini, maka itu akan menjadi kesaksian bagi kita bahwa 

kita memiliki  bagian pada TUHAN, dan menjadi tanda dari 

ketekunan kita dalam mengikuti-Nya. 

Mezbah Bani Ruben  

(22:30-34) 

30 sesudah  imam Pinehas dan para pemimpin umat serta para kepala kaum-

kaum orang Israel yang bersama-sama dengan dia, mendengar perkataan 

yang dikatakan oleh bani Ruben, bani Gad dan bani Manasye itu, maka 

mereka menganggap hal itu baik. 31 lalu  berkatalah imam Pinehas bin 

Eleazar kepada bani Ruben, bani Gad dan bani Manasye: “Sekarang tahulah 


 342

kami bahwa TUHAN ada di tengah-tengah kita, sebab tidaklah kamu berubah 

setia terhadap TUHAN. Dengan demikian kamu telah melepaskan orang 

Israel dari hukuman TUHAN.” 32 Sesudah itu imam Pinehas bin Eleazar serta 

para pemimpin itu meninggalkan bani Ruben dan bani Gad di tanah Gilead, 

pulang ke Kanaan kepada orang Israel, lalu disampaikanlah berita itu kepada 

mereka. 33 Hal itu dipandang baik oleh orang Israel, sehingga orang Israel 

memuji Allah dan tidak lagi berkata hendak maju memerangi mereka untuk 

memusnahkan negeri yang didiami bani Ruben dan bani Gad itu. 34 Dan bani 

Ruben dan bani Gad menamai mezbah itu: Saksi, sebab  inilah saksi antara 

kita, bahwa TUHAN itulah Allah. 

Kita mendapati dalam perikop ini akhir yang baik dari perselisihan 

ini. Seandainya tidak ada niat hati untuk berdamai pada kedua belah 

pihak, seperti halnya ada hati yang bersemangat untuk Allah pada 

mereka, maka perselisihan itu bisa jadi berdampak buruk. Sebab 

pertikaian-pertikaian tentang agama, sebab  tidak adanya hikmat dan 

kasih, sering kali terbukti sebagai yang paling ganas dan paling sulit 

untuk diatasi. namun  pihak-pihak yang berseteru ini, saat   perkara-

nya dinyatakan dan diperdebatkan dengan baik, begitu berbahagia 

hingga dapat memahami satu sama lain dengan sangat baik, dan 

dengan demikian perbedaan itu segera diselesaikan secara damai. 

I.  Para utusan itu luar biasa senang saat   suku-suku yang terpisah 

itu sudah memberikan pernyataan tentang ketidakbersalahan 

mereka dalam niat-niat mereka untuk membangun mezbah ini.  

1. Para utusan itu tidak mempertanyakan lagi kejujuran mereka 

dalam pernyataan itu, tidak berkata, “Kamu memberi tahu 

kami bahwa kamu tidak meniatkannya untuk korban dan per-

sembahan, namun  siapa yang dapat mempercayai kamu? 

Jaminan apa yang akan kamu berikan kepada kami bahwa 

mezbah itu tidak akan pernah digunakan seperti itu?” Tidak. 

Kasih percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, 

percaya dan mengharapkan yang terbaik, dan sangat tidak 

suka mendustai siapa saja.  

2. Para utusan itu tidak mencela mereka sebab  melakukan 

tindakan ini dengan tergesa-gesa dan tanpa meminta nasihat. 

Para utusan itu tidak berkata kepada mereka, “Seandainya 

benar kamu mau membangun mezbah dan memang berniat 

baik seperti itu, sepatutnyalah kamu menghormati Yosua dan 

Eleazar dengan meminta nasihat dari mereka. Atau setidak-

tidaknya kamu bisa memberitahukan hal itu kepada mereka, 

dan dengan begitu tidak perlu kami bersusah payah untuk 

Kitab Yosua 22:30-34 

 343 

mengirim para utusan ini.” namun  kurangnya pertimbangan 

dan sopan santun pada diri orang-orang yang, beralasan bagi 

kita untuk berpikir, berniat tulus, harus dimaafkan dan 

diabaikan.  

3. Jauh terlebih lagi para utusan itu tidak berusaha mencari-cari 

bukti untuk menguatkan tuduhan mereka, sebab mereka 

sudah memperlihatkannya sekali. namun  mereka senang bah-

wa kesalahan mereka diluruskan, dan sama sekali tidak malu 

mengakuinya. Orang yang hatinya sombong dan pemarah, 

saat   sudah memberikan teguran yang tidak adil terhadap 

saudara-saudara mereka, meskipun kepada mereka ditunjuk-

kan bukti yang begitu meyakinkan akan ketidakadilan teguran 

itu, akan tetap mempertahankannya, dan sama sekali tidak 

dapat diyakinkan untuk menariknya kembali. Para utusan ini 

tidak begitu berprasangka buruk. Penjelasan saudara-saudara 

mereka menyenangkan hati mereka (ay. 30). Mereka meman-

dang ketidakbersalahan saudara-saudara mereka sebagai tan-

da hadirat Allah (ay. 31). Terutama saat   mereka mendapati 

bahwa apa yang telah dilakukan sama sekali bukan merupa-

kan petunjuk bahwa saudara-saudara mereka menjadi sema-

kin dingin terhadap mezbah Allah. Justru sebaliknya, itu ada-

lah buah dari semangat mereka yang menyala-nyala terhadap 

mezbah Allah: Kamu telah melepaskan orang Israel dari hu-

kuman TUHAN, yaitu, “Kamu tidak, seperti yang kami takuti, 

menyerahkan orang Israel ke dalam tangan Tuhan, atau mem-

perhadapkan mereka pada penghakiman-penghakiman-Nya 

melalui pelanggaran yang kami cemburui.” 

II.  Jemaat dipuaskan secara berlimpah saat   para utusan mereka 

menyampaikan permintaan maaf saudara-saudara mereka kepada 

mereka, atas apa yang telah dilakukan saudara-saudara mereka. 

Tampaknya mereka tetap bersama-sama, setidak-tidaknya melalui 

wakil-wakil mereka, sampai mereka mendengar hasilnya (ay. 32). 

Dan saat   mereka memahami kebenaran dari perkara itu, 

mereka merasa senang (ay. 33), dan memuji Allah. Perhatikanlah, 

Sekalipun dikecam sebagai pemecah belah, keteguhan saudara-

saudara kita dalam agama, semangat mereka untuk menjaga 

kesalehan, dan memelihara kesatuan Roh dalam iman dan kasih, 

yaitu  hal-hal yang seharusnya menyenangkan hati kita. Patut-


 344

lah kita bersukacita dan bersyukur atas semuanya itu. Biarlah 

Allah mendapat kemuliaan darinya, dan biarlah kita mengambil 

penghiburan darinya. sebab  sudah merasa puas seperti itu, 

kesepuluh suku itu pun segera meletakkan senjata mereka. Sama 

sekali tidak terpikir oleh mereka untuk mengadakan perang mela-

wan saudara-saudara mereka itu. Bahkan, sepertinya mereka 

tidak sabar menunggu perayaan berikutnya untuk segera berjum-

pa dengan saudara-saudara mereka di Silo. 

III. Suku-suku yang terpisah itu merasa lega. Dan, sebab  mereka 

ingin memelihara gambaran mezbah Allah itu di antara mereka, 

meskipun mungkin tidak diperlukan lagi, namun Yosua dan para 

pemimpin menuruti kemauan mereka. Yosua dan para pemimpin 

tidak memberikan perintah untuk menghancurkan mezbah itu, 

meskipun ada banyak alasan untuk takut bahwa seiring berjalan-

nya waktu, mezbah itu akan menjadi penyebab terjadinya pe-

nyembahan berhala, seperti halnya ada banyak alasan untuk ber-

harap bahwa mezbah itu akan menjadi pelindung dari penyem-

bahan berhala. Demikianlah, yang kuat wajib menanggung kele-

mahan orang yang tidak kuat. Hanya saja mereka harus menjaga 

dengan sungguh, bahwa mezbah itu dimaksudkan tidak lebih 

sebagai tanda kesaksian persekutuan mereka dengan mezbah di 

Silo. Kesaksian ini dicatat sesuai dengan kebiasaan pada zaman 

itu, yaitu dengan memberi mezbah itu nama yang memiliki  arti 

seperti yang dimaksudkan (ay. 34). Mereka menyebutnya Ed, 

Saksi dari persekutuan mereka dengan mezbah di Silo, dan saksi 

dari hubungan mereka dengan Allah dan Israel, dan dari per-

setujuan mereka dengan suku-suku lain dalam iman bersama, 

bahwa Yehovah itulah Allah, Dia dan tidak ada yang lain. Mezbah 

itu yaitu  saksi untuk keturunan yang akan datang tentang ke-

pedulian mereka untuk meneruskan agama mereka secara murni 

dan utuh kepada keturunan mereka. Mezbah itu akan menjadi 

saksi melawan keturunan mereka jika mereka sampai meninggal-

kan Allah dan berhenti mengikuti-Nya. 

 

 

 

PASAL  23  

alam pasal ini dan pasal berikutnya, kita mendapati dua khot-

bah perpisahan, yang disampaikan oleh Yosua kepada umat 

Israel tidak lama sebelum kematiannya. Seandainya ia bermaksud 

untuk memuaskan rasa ingin tahu orang-orang pada zaman-zaman 

sesudahnya, ia akan lebih memilih mencatat bagaimana Israel mene-

tap di daerah-daerah yang baru mereka taklukkan, bagaimana per-

tanian mereka, para penghasil barang, perdagangan, kebiasaan-

kebiasaan, badan-badan peradilan, dan perkembangan pemerintahan 

mereka yang baru tumbuh, yang pastinya ingin diketahui orang. 

Akan namun , apa yang diniatkannya dalam catatan kitab ini yaitu  

meneruskan kepada keturunan yang akan datang kehidupan keaga-

maan dan kewajiban mereka terhadap Allah. Oleh sebab itu, dengan 

mengabaikan hal-hal yang biasanya menjadi pokok bahasan sejarah 

ini, Yosua di sini menyampaikan kepada pembacanya cara-cara yang 

dipakainya untuk meyakinkan Israel agar setia pada kovenan mereka 

dengan Allah mereka. Sebab hal ini dapat memberi pengaruh baik 

kepada angkatan-angkatan yang akan datang mengenai sebab 

akibatnya. Dalam pasal ini kita mendapati,  

I. Seluruh rakyat dipanggil berkumpul (ay. 1-2), mungkin un-

tuk mencari tahu tentang masalah-masalah bersama dari 

negeri mereka, dan untuk membereskan apa yang, sesudah  

percobaan selama beberapa tahun, sebab  diserahkan pada 

kebijaksanaan mereka sendiri, ternyata didapati tidak beker-

ja dengan baik.  

II. Khotbah Yosua kepada mereka pada pembukaan, atau mung-

kin pada penutupan, pertemuan itu. Mendengarkan khotbah 

Yosua yaitu  maksud utama dari kedatangan mereka ber-

sama-sama. Dalam khotbah ini,  


 346

1. Yosua mengingatkan mereka akan apa yang telah dilaku-

kan Allah untuk mereka (ay. 3-4, 9, 14), dan apa yang 

masih siap untuk dilakukan-Nya lebih jauh (ay. 5, 10).  

2. Yosua menasihati mereka untuk bertekun dalam kewajib-

an mereka kepada Allah dengan sungguh-sungguh dan 

sepenuh hati (ay. 6, 8, 11). 

III. Yosua memperingatkan mereka untuk berhati-hati dalam 

bergaul dengan tetangga-tetangga mereka yang penyembah 

berhala itu (ay. 7). 

IV. Yosua memberi mereka peringatan yang baik tentang dam-

pak-dampak mematikan darinya, jika mereka sampai mem-

berontak terhadap Allah dan berpaling kepada berhala-ber-

hala (ay. 12-13, 15-16). Dalam semuanya ini, Yosua menun-

jukkan dirinya bersemangat untuk Allahnya, dan cemburu 

kepada Israel dengan cemburu ilahi. 

Pesan Yosua kepada Israel 

(23:1-10) 

1 Lama sesudah  TUHAN mengaruniakan keamanan kepada orang Israel ke 

segala penjuru terhadap semua musuhnya, dan saat   Yosua telah tua dan 

lanjut umur, 2 dipanggilnya seluruh orang Israel, para tua-tuanya, para kepa-

lanya, para hakimnya dan para pengatur pasukannya dan berkata kepada 

mereka: “Aku telah tua dan sangat lanjut umur, 3 dan kamu ini telah melihat 

segala yang dilakukan TUHAN, Allahmu, kepada semua bangsa di sini demi 

kamu, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang telah berperang bagi kamu.  

4 Ingatlah, aku telah membagikan dengan membuang undi bangsa-bangsa 

yang masih tinggal ini kepada suku-sukumu menjadi milik pusakamu, seper-

ti juga semua bangsa yang telah kulenyapkan hari itu, mulai dari sungai 

Yordan sampai ke Laut Besar di sebelah matahari terbenam. 5 Dan TUHAN, 

Allahmu, Dialah yang akan mengusir dan menghalau mereka dari depanmu, 

sehingga kamu menduduki negeri mereka, seperti yang dijanjikan kepadamu 

oleh TUHAN, Allahmu. 6 Kuatkanlah benar-benar hatimu dalam memelihara 

dan melakukan segala yang tertulis dalam kitab hukum Musa,supaya  kamu 

jangan menyimpang ke kanan atau ke kiri, 7 dansupaya  kamu jangan 

bergaul dengan bangsa-bangsa yang masih tinggal di antaramu itu, serta 

mengakui nama allah mereka dan bersumpah demi nama itu, dan beribadah 

atau sujud menyembah kepada mereka. 8 namun  kamu harus berpaut pada 

TUHAN, Allahmu, seperti yang kamu lakukan sampai sekarang. 9 Bukankah 

TUHAN telah menghalau bangsa-bangsa yang besar dan kuat dari depanmu, 

dan akan kamu ini, seorang pun tidak ada yang tahan menghadapi kamu 

sampai sekarang. 10 Satu orang saja dari pada kamu dapat mengejar seribu 

orang, sebab TUHAN Allahmu, Dialah yang berperang bagi kamu, seperti 

yang dijanjikan-Nya kepadamu. 

Kitab Yosua 23:1-10 

 347 

Mengenai waktu disampaikannya maklumat Yosua ini, 

I. Tidak disebutkan sama sekali di mana tempat pertemuan seluruh 

rakyat ini diadakan. Sebagian penafsir berpendapat di Timnat-

Serah, kota Yosua sendiri, di mana ia tinggal, dan yang darinya, 

sebab  sudah tua, ia tidak bisa bepergian. namun  tidak tampak 

bahwa ia terlalu mementingkan keadaan dirinya sendiri. Oleh 

sebab itu, lebih besar kemungkinan bahwa pertemuan ini diada-

kan di Silo, tempat Kemah Pertemuan berada. Dan ke tempat itu 

pula, mungkin, semua laki-laki yang mampu, dapat naik ke sana 

untuk beribadah di hadapan Tuhan, pada salah satu dari tiga 

perayaan agung. Yosua memanfaatkan kesempatan tersebut 

untuk menyampaikan pesan ini kepada mereka. 

II.  Hanya disebutkan secara umum waktu terjadinya pertemuan ini. 

Yaitu, lama sesudah  TUHAN mengaruniakan keamanan kepada 

mereka, namun  tidak dikatakan berapa lama (ay. 1). Pertemuan itu 

terjadi,  

1. sesudah  sekian lama saat   Israel merasakan segala penghibur-

an dari kehidupan yang aman tenteram dan kepemilikan atas 

Kanaan, dan telah menikmati hasil-hasil dari negeri yang baik 

itu.  

2. sesudah  sekian lama saat   Yosua memiliki  waktu untuk 

mengamati di mana letak bahaya yang mengintai, yang akan 

merusak mereka, yaitu melalui keakraban mereka dengan 

orang-orang Kanaan yang masih tersisa. Oleh sebab itu, Yosua 

berhati-hati untuk mempersenjatai mereka melawan hal ini. 

III. Orang-orang yang kepada mereka Yosua menyampaikan khotbah 

ini: Kepada seluruh orang Israel, para tua-tuanya, dan seterusnya. 

Demikian ayat itu dapat dibaca (ay. 2). Mereka tidak bisa datang 

semuanya untuk mendengarkan khotbah itu, namun  Yosua me-

manggil semua penatua, yaitu dewan penasihat, yang di kemu-

dian hari membentuk Sanhedrin agung (mahkamah agama – 

pen.). Para kepala suku, yaitu para bangsawan dan pembesar dari 

negeri mereka masing-masing. Para hakim yang mengetahui 

hukum-hukum, yang mengadili para penjahat dan berbagai per-

kara, dan memberikan penghakiman atas mereka. Dan, terakhir, 

para petugas atau pelaksana, yang dipercayakan untuk melak-


 348

sanakan penghakiman-penghakiman itu. Semuanya ini dipanggil 

Yosua untuk berkumpul, dan kepada merekalah ia berbicara,  

1.supaya  mereka menyampaikan apa yang dikatakannya, atau 

setidak-tidaknya pengertian dan isi pokoknya, kepada orang-

orang yang ada di bawah pimpinan mereka di negeri mereka 

masing-masing. Dengan begitu, pesan ini dapat tersebar ke 

seluruh bangsa.  

2. sebab , jika mereka dapat diyakinkan untuk beribadah ke-

pada Allah dan berpaut pada-Nya, maka mereka, melalui pe-

ngaruh mereka atas rakyat biasa, akan menjaga rakyat tetap 

setia. Jika para pembesar yaitu  orang-orang baik, maka 

mereka akan membantu membuat banyak orang menjadi baik. 

IV. Keadaan Yosua saat   ia memberikan pesan ini kepada mereka: Ia 

telah tua dan lanjut umur (ay. 1), mungkin itu tahun terakhir 

hidupnya, dan ia hidup sampai usia 110 tahun (24:29). Dan ia 

sendiri memperhatikan hal itu, dalam kata-kata pembuka khot-

bahnya (ay. 2). saat   ia mulai tua, beberapa tahun yang lalu, 

Allah mengingatkan dia akan hal itu (13:1): Engkau telah tua. 

namun  sekarang Yosua sendiri begitu merasakan kelemahan-

kelemahan di usia tua, hingga tidak perlu diberi tahu lagi. Ia bisa 

mengungkapkannya sendiri: Aku telah tua dan sangat lanjut umur. 

Ia menyatakan hal ini,  

1. Sebagai alasan untuk meyakinkan dirinya sendirisupaya  

memberikan pesan ini kepada mereka. Oleh sebab  sudah tua, 

ia sadar hanya ada sedikit waktu saja bersama mereka, untuk 

memberi mereka nasihat dan petunjuk. Oleh sebab  itu, 

seperti yang dikatakan Petrus, selama ia belum menanggalkan 

kemah tubuhnya ini, ia akan memanfaatkan segala kesempat-

an untuk mengingatkan mereka akan kewajiban mereka (2Ptr. 

1:13). Sebab ia tahu, melalui kelemahan-kelemahan usia yang 

semakin bertambah, bahwa tidak lama lagi ia harus menang-

galkan kemah tubuhnya ini. Ia inginsupaya  sesudah  kepergian-

nya, mereka dapat terus hidup dengan baik seperti sekarang. 

saat   kita melihat kematian bergegas menghampiri kita, kita 

harus tergugah olehnya untuk melakukan pekerjaan hidup 

dengan segenap kekuatan kita. 

Kitab Yosua 23:1-10 

 349 

2. Sebagai alasan untuk meyakinkan merekasupaya  memper-

hatikan apa yang ia katakan. Ia sudah tua dan berpengala-

man, dan sebab  itu harus lebih didengar nasihatnya, sebab 

umur tidak berbohong. Ia sudah melayani mereka sampai usia 

tua, dan telah menghabiskan jiwa raganya demi kebaikan 

mereka, dan sebab  itu harus lebih dipandang oleh mereka. Ia 

sudah tua dan sebentar lagi tiada. Tidak lama lagi mereka 

tidak akan bisa lagi mendengarnya berkhotbah. Oleh sebab 

itu, biarlah mereka mencermati apa yang dia katakan seka-

rang, dan menyimpannya untuk waktu yang akan datang. 

V. Pesan Yosua itu sendiri, yang bertujuan untuk menggerakkan hati 

mereka sebisa mungkin, mereka dan keturunan sesudah mereka, 

untuk bertekun dalam iman dan ibadah penyembahan yang benar 

terhadap Allah Israel. 

1. Yosua mengingatkan mereka akan perkara-perkara besar yang 

telah dilakukan Allah untuk mereka selama pada masa hidup-

nya sekarang ini, selama masa pemerintahannya, sebab di sini 

ia tidak melihat lebih jauh ke belakang. Sebagai buktinya, ia 

menantang apa yang telah mereka saksikan sendiri (ay. 3): 

“Kamu ini telah melihat segala yang dilakukan TUHAN, Allah-

mu. Bukan apa yang sudah kulakukan, atau apa yang telah 

kamu lakukan (kita hanyalah alat-alat di tangan Allah), me-

lainkan apa yang telah dilakukan Allah sendiri melalui aku 

dan untuk kamu.”  

(1) Banyak bangsa yang besar dan kuat, sesuai dengan per-

kiraan pada zaman itu, dihalau dari negeri yang pada wak-

tu itu indah tiada tara di atas bumi, untuk memberi tempat 

bagi Israel. “Kamu telah melihat apa yang dilakukan-Nya 

kepada semua bangsa di sini, yang yaitu  makhluk-makh-

luk ciptaan-Nya, buatan tangan-Nya, dan yang bisa saja 

dijadikan-Nya makhluk-makhluk baru dan pantas untuk 

melayani-Nya. Namun, lihatlah kehancuran yang telah di-

perbuat-Nya terhadap mereka demi kamu (ay. 3). Bagaimana 

Ia telah menghalau mereka dari depanmu (ay. 9), seolah-olah 

mereka tidak ada apa-apanya di mata-Nya, meskipun mere-

ka besar dan kuat dibandingkan dengan kamu.”  


 350

(2) Mereka tidak hanya dihalau, namun  juga diinjak-injak di 

depan Israel. Mereka mungkin dihalau, namun  dikirim ke 

suatu negeri lain yang lebih miskin untuk memulai perke-

bunan di sana. Mungkin mereka dikirim ke padang gurun 

yang pernah dilalui Israel begitu lama, dan dengan begitu 

mereka hanya bertukar tempat dengan Israel. Meskipun 

mereka bertahan melawan Israel dengan sekuat tenaga, 

namun mereka ditundukkan di hadapan Israel. Hal ini 

membuat pendudukan atas negeri mereka jauh lebih mulia 

bagi Israel, dan merupakan contoh yang jauh lebih gemi-

lang akan kuasa dan kebaikan Allah Israel (ay. 3): “TUHAN, 

Allahmu, tidak hanya sudah menuntunmu, memberimu 

makan, dan menjagamu, namun  juga Ia telah berperang un-

tukmu sebagai pahlawan perang.” Dengan sebutan itulah 

Ia dikenal di antara mereka saat   Ia pertama kali mem-

bawa mereka keluar dari Mesir (Kel. 15:3). Begitu jelas dan 

mudahnya semua kemenangan mereka, selama peperangan 

yang panjang ini, hingga seorang pun tidak ada yang tahan 

menghadapi mereka (ay. 9). Yaitu, tidak ada yang dapat 

maju melawan mereka hingga membuat mereka ketakutan, 

menyulitkan mereka, atau menghentikan langkah maju 

tentara mereka yang jaya itu. Dalam setiap pertempuran, 

mereka menang, dan dalam setiap pengepungan, mereka 

merebut kota. Kekalahan mereka di hadapan raja Ai pada 

suatu kesempatan tidaklah besar, dan hanya berguna un-

tuk menunjukkan kepada mereka bagaimana hubungan 

mereka dengan Allah pada waktu itu. Akan namun , seandai-

nya kekalahan itu tidak terjadi, tidak pernah ada tentara 

yang dimahkotai dengan sederet keberhasilan yang terus-

menerus dan tidak terputus seperti tentara Israel dalam 

peperangan Kanaan.  

(3) Mereka tidak hanya sudah menaklukkan orang Kanaan, 

namun  juga menduduki negeri mereka sepenuhnya (ay. 4): 

“Aku telah membagikan dengan membuang undi bangsa-

bangsa ini kepadamu, baik bangsa-bangsa yang dilenyap-

kan maupun bangsa-bangsa yang masih tersisa. Bukan ha-

nyasupaya  kamu dapat merampas dan menjarah mereka, 

dan hidup dengan hati-hati di negeri mereka untuk semen-

tara waktu, namun  jugasupaya  negeri itu menjadi milik 

Kitab Yosua 23:1-10 

 351 

pusaka yang pasti dan abadi untuk suku-sukumu. Kamu 

tidak hanya memilikinya di bawah kakimu, melainkan juga 

di dalam tanganmu.”  

2. Yosua meyakinkan mereka akan kesiapan Allah untuk mene-

ruskan dan menuntaskan pekerjaan yang mulia ini pada wak-

tunya. Memang benar bahwa sebagian dari orang-orang Ka-

naan masih tersisa, dan di beberapa tempat mereka kuat dan 

berani. namun  ini tidak boleh mengecewakan harapan-harapan 

mereka. saat   Israel bertambah begitu banyak hingga dapat 

memenuhi kembali negeri ini, Allah akan mengusir orang Ka-

naan sampai tidak tersisa seorang pun, asalkan Israel mau 

terus berusaha dan melanjutkan perang melawan orang Ka-

naan dengan gigih (ay. 5): “TUHAN, Allahmu, akan menghalau 

mereka dari depanmu, sampai tidak terlihat lagi seorang 

Kanaan pun di negeri ini. Bahkan bagian negeri yang masih 

ada di tangan mereka akan kamu miliki.” Mungkin ada yang 

keberatan bahwa sebab  para prajurit dari sejumlah suku 

sudah tersebar ke negeri mereka masing-masing, dan pasukan 

sudah dibubarkan, maka akan sulit untuk mengumpulkan 

mereka bersama-sama saat   ada keperluan untuk melanjut-

kan kembali peperangan dengan orang-orang Kanaan yang 

tersisa. Untuk menanggapi keberatan ini, Yosua memberi tahu 

mereka bahwa mereka tidak perlu khawatir tentang jumlah 

pasukan mereka (ay. 10): Satu orang saja dari pada kamu da-

pat mengejar seribu orang, seperti yang dilakukan Yonatan 

(1Sam. 14:13). “Tiap-tiap suku dapat berjuang untuk dirinya 

sendiri, dan untuk mendapatkan kembali daerah yang menjadi 

undinya, tanpa takut berada dalam keadaan yang merugikan 

sebab  jumlah yang tidak seimbang. Sebab Tuhan Allahmu, 

yang memiliki  segala kuasa, baik untuk membesarkan hati 

maupun mengecilkan hati, dan yang memiliki semua makhluk 

yang siap diperintah-Nya, Dialah yang berperang bagi kamu. 

Berapa banyak orang yang dapat engkau samakan dengan Dia?” 

3. Yosua lalu  dengan sungguh-sungguh memerintahkan 

mereka untuk mematuhi kewajiban mereka, untuk terus maju 

dan bertekun di jalan-jalan Tuhan yang baik, yang telah mere-

ka jalani dengan begitu baik. Yosua menasihati mereka, 


 352

(1) Untuk benar-benar menguatkan hati (ay. 6): “Allah berpe-

rang untukmu melawan musuh-musuhmu, oleh sebab itu 

hendaklah kamu benar-benar menguatkan hati untuk-Nya. 

Pelihara dan laksanakanlah dengan teguh segala yang ter-

tulis dalam kitab hukum Musa.” Yosua menekankan kepada 

mereka tidak lebih daripada apa yang sudah mengikat me-

reka. “Peliharalah hukum Musa dengan hati-hati, laksana-

kanlah itu dengan tekun, dan perhatikan dengan tulus apa 

yang tertulis.” 

(2) Untuk sangat berhati-hati: “Berjaga-jagalahsupaya  jangan 

sampai kamu melewatkan hukum Musa, di sisi kanan 

ataupun di sisi kiri, sebab ada banyak kesalahan di kedua 

sisinya. Berjaga-jagalahsupaya  jangan sampai engkau 

mendurhaka dan mengabaikan ketetapan-ketetapan Allah, 

atau menambahkan hal-hal takhayul hasil khayalanmu 

sendiri.” Terutama, mereka harus berjaga-jaga terhadap 

segala sesuatu yang menuntun kepada penyembahan ber-

hala, dosa yang pertama-tama menarik hati mereka, dan 

yang paling menggoda hati mereka (ay. 7).  

[1] Mereka tidak boleh bergaul dengan para penyembah 

berhala, atau mengunjungi mereka, atau hadir dalam 

perayaan-perayaan atau acara-acara hiburan mereka. 

Sebab, mereka tidak boleh bergaul akrab dengan para 

penyembah berhala, atau membina hubungan apa pun 

dengan mereka, tanpa bahaya tertular.  

[2] Mereka tidak boleh menunjukkan penghormatan sedikit 

pun terhadap berhala apa saja, atau mengakui nama 

allah mereka. Sebaliknya, mereka harus berusaha me-

nguburkan ingatan akan berhala-berhala itu, hingga 

terlupakan untuk selama-lamanya,supaya  penyembah-

an terhadapnya tidak pernah dapat dihidupkan kem-

bali. “Biarlah nama allah-allah itu terlupakan. Pandang-

lah berhala-berhala sebagai barang-barang yang kotor 

dan menjijikkan, yang namanya tidak patut disebutkan 

tanpa kebencian dan kejijikan tak terkira.” Orang-orang 

Yahudi tidak boleh mengizinkan anak-anak mereka me-

nyebut nama daging babi, sebab itu haram,supaya  

jangan sampai nama itu menimbulkan keinginan dalam 

hati mereka. namun , jika mereka perlu membicarakan-

Kitab Yosua 23:1-10 

 353 

nya, mereka harus menyebutnya sebagai barang asing 

itu. Sangat disayangkan bahwa di antara orang-orang 

Kristen, nama dewa-dewa kafir begitu lazim digunakan, 

dan menjadi sedemikian akrab, terutama dalam berba-

gai drama dan puisi. Biarlah nama-nama yang sudah 

ditinggikan untuk menandingi Allah itu selama-lamanya 

dibenci dan lenyap.  

[3] Mereka tidak boleh mendukung orang lain dalam me-

nunjukkan penghormatan kepada berhala-berhala. Me-

reka bukan hanya tidak boleh bersumpah demi berhala-

berhala, namun  juga tidak boleh membuat orang lain me-

lakukannya. Ini artinya, mereka tidak boleh membuat 

kovenan apa pun dengan para penyembah berhala, 

sebab para penyembah berhala itu, untuk meneguhkan 

kovenan mereka, akan bersumpah demi berhala-berhala 

mereka. Jangan pernah orang Israel mengakui sumpah 

seperti itu.  

[4] Mereka harus berjaga-jaga terhadap peluang-peluang ter-

jadinya penyembahan berhala ini,supaya  jangan sampai 

mereka secara perlahan-lahan tiba pada langkah terting-

gi, yaitu beribadah kepada allah-allah palsu, dan sujud 

menyembah kepadanya, menentang apa yang tertulis 

dalam perintah kedua. 

(3) Untuk tetap teguh (ay. 8): Kamu harus berpaut pada TUHAN, 

Allahmu. Yaitu, “bersukalah di dalam Dia, bergantunglah 

pada-Nya, abdikanlah dirimu untuk kemuliaan-Nya, dan 

teruslah berbuat demikian sampai akhir, seperti yang kamu 

lakukan sampai sekarang, sejak kamu tiba di Kanaan.” Se-

bab, sebab  ingin mengatakan yang sebaik-baiknya tentang 

mereka, Yosua tidak melihat begitu jauh ke belakang sampai 

ke noda yang di Peor. Mungkin ada banyak hal yang salah di 

antara mereka, namun  mereka tidak meninggalkan Tuhan 

Allah mereka. Dan nasihatnya kepada merekasupaya  ber-

tekun sudah seharusnya dikuatkan dengan pujian yang 

menyenangkan hati mereka. “Pergi dan raihlah hasilnya, 

sebab Tuhan menyertai kamu selama kamu mengikuti-Nya.” 

Orang-orang yang memerintah harus memuji. Cara untuk 

membuat orang menjadi lebih baik yaitu  dengan mem-

bantu mereka menggunakan yang terbaik dari diri mereka. 


 354

“Engkau sudah berpaut pada Tuhan sampai hari ini. Oleh 

sebab  itu, teruslah berbuat demikian, sebab jika tidak, 

engkau akan kehilangan pujian dan upah atas apa yang 

telah engkau kerjakan. Kebenaranmu tidak akan diperhi-

tungkan kepadamu jika engkau berpaling darinya.” 

Pesan Yosua kepada Israel  

(23:11-16)  

1 Maka demi nyawamu, bertekunlah mengasihi TUHAN, Allahmu. 12 Sebab 

jika kamu berbalik dan berpaut kepada sisa bangsa-bangsa ini yang masih 

tinggal di antara kamu, kawin-mengawin dengan mereka serta bergaul de-

ngan mereka dan mereka dengan kamu, 13 maka ketahuilah dengan sesung-

guhnya, bahwa TUHAN, Allahmu, tidak akan menghalau lagi bangsa-bangsa 

itu dari depanmu. namun  mereka akan menjadi perangkap dan jerat bagimu, 

menjadi cambuk pada lambungmu dan duri di matamu, sampai kamu binasa 

dari tanah yang baik ini, yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN, 

Allahmu. 14 Maka sekarang, sebentar lagi aku akan menempuh jalan segala 

yang fana. Sebab itu insaflah dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu, 

bahwa satu pun dari segala yang baik yang telah dijanjikan kepadamu oleh 

TUHAN, Allahmu, tidak ada yang tidak dipenuhi. Semuanya telah digenapi 

bagimu. Tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi. 15 namun  seperti telah 

datang atas kamu segala yang baik, yang telah dijanjikan kepadamu oleh 

TUHAN, Allahmu, demikianlah TUHAN akan mendatangkan atas kamu segala 

yang tidak baik sampai Ia telah memusnahkan kamu dari tanah yang baik 

ini, yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, 16 jika  kamu me-

langkahi perjanjian, yang telah diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allah-

mu, dan pergi beribadah kepada allah lain dan sujud menyembah kepada 

mereka. Maka murka TUHAN akan bangkit terhadap kamu, sehingga kamu 

segera binasa dari negeri yang baik, yang telah diberikan-Nya kepadamu.” 

Dalam perikop ini,  

I. Yosua mengarahkan mereka tentang apa yang harus dilakukan, 

susaha  mereka bertekun dalam agama (ay. 11). Jika kita ingin 

berpaut pada Tuhan, dan tidak meninggalkan-Nya:  

1. Kita harus selalu berjaga-jaga, sebab banyak jiwa yang berhar-

ga tersesat dan binasa sebab  kecerobohan: “sebab  itu ber-

jaga-jagalah, berjaga-jagalah demi nyawamu, demi jiwamu 

(demikian kata yang digunakan),supaya  batin tetap bersih 

dari pencemaran-pencemaran dosa, dan bekerja giat untuk 

melayani Allah.” Allah telah memberi kita jiwa yang berharga 

dengan perintah ini, “Berjaga-jagalah demi jiwamu, peliharalah 

ia dengan setekun mungkin, dengan segala kewaspadaan.” 

 

Kitab Yosua 23:11-16 

 355 

2. Apa yang kita lakukan dalam agama, harus kita lakukan ber-

dasarkan dasar pegangan kasih, bukan sebab  paksaan atau 

rasa takut terhadap Allah seperti seorang budak, melainkan 

sebab  pilihan dan dengan kesukaan. “Kasihilah TUHAN, 

Allahmu, maka engkau tidak akan meninggalkan-Nya.” 

II. Yosua menegaskan kesetiaan Allah kepada mereka sebagai alasan 

mengapa mereka harus setia kepada-Nya (ay. 14): “Aku akan 

menempuh jalan segala yang fana, aku sudah tua dan segera mati.” 

Mati yaitu  pergi menempuh sebuah perjalanan, perjalanan yang 

jauh ke rumah kita. Ini yaitu  jalan segala yang fana, jalan yang 

harus ditempuh seluruh umat manusia, cepat atau lambat. Yosua 

sendiri, meskipun seorang yang hebat dan baik, dan yang bisa saja 

diluputkan dari hal yang menyakitkan, tidaklah terbebas dari nasib 

yang menimpa semua manusia ini. Ia memberi perhatian tentang 

hal ini di sinisupaya  mereka dapat memperhatikan perkataannya 

sebagai kata-kata terakhirnya, dan menanggapi sebagaimana mes-

tinya. Atau seperti ini: “Aku sedang menanti ajal, dan akan 

meninggalkan kamu. Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu. 

namun  jika kamu berpaut pada Tuhan, maka Ia tidak akan pernah 

meninggalkanmu.” Atau demikian, “sebab  sekarang aku sudah 

dekat dengan akhir hidupku, maka sudah sepantasnya aku melihat 

ke belakang ke tahun-tahun yang sudah berlalu. Dan, saat   

meninjau kembali, aku mendapati, dan kamu sendiri insaf dengan 

segenap hatimu dan segenap jiwamu, sepenuhnya diyakinkan 

dengan bukti yang sangat jelas, dan tertanam dalam dirimu” 

(pengetahuan yang memberi kita kebaikan bukanlah pengetahuan 

yang ada di kepala saja, melainkan juga yang ada di dalam hati dan 

jiwa, dan yang olehnya kita sudah sepatutnya tergerak). “Kamu 

tahu bahwa satu pun dari segala yang baik yang telah dijanjikan 

kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, tidak ada yang tidak dipenuhi” 

dan Ia menjanjikan begitu banyak hal (lihat Yos. 21:45). Allah telah 

menjanjikan kepada mereka kemenangan, ketenteraman, kelimpah-

an, Kemah Suci-Nya di antara mereka, dan lain-lain. Dan satu pun 

dari semua yang telah dijanjikan-Nya tidak ada yang tidak di-

penuhi. “Nah,” kata Yosua, “bukankah Allah sudah demikian setia 

kepadamu? Maka janganlah kamu ingkar terhadap-Nya.” Ini yaitu  

alasan yang dipakai sang rasulsupaya  kita bertekun (Ibr. 10:23), 

Ia, yang menjanjikannya, setia. 


 356

III. Yosua memberi mereka peringatan yang baik tentang dampak-

dampak mematikan dari kemurtadan (ay. 12-13, 15-16): “Jika 

kamu berbalik, maka ketahuilah bahwa itu pasti akan menjadi 

kehancuranmu.” Cermatilah, 

1. Bagaimana Yosua menggambarkan kemurtadan yang diperi-

ngatkannya kepada mereka. Langkah-langkah menuju kemur-

tadan yaitu  (ay. 12), bertambah akrab dengan para penyem-

bah berhala, yang dengan licik akan membujuk mereka, dan 

menyelinap masuk ke dalam hidup mereka, sebab sekarang 

orang Israel sudah menjadi penguasa negeri itu, untuk me-

menuhi tujuan mereka sendiri. Langkah selanjutnya yaitu  

kawin-mengawin dengan mereka. Orang Israel ditarik untuk 

berbuat demikian oleh tipu muslihat mereka, yang dengan 

senang hati ingin memberikan anak-anak mereka kepada 

orang-orang Israel yang kaya ini. Dan akibatnya yaitu  (ay. 

16) mereka beribadah kepada allah lain (yang diaku sebagai 

dewa-dewa kuno negeri itu) dan sujud menyembah kepadanya. 

Demikianlah, jalan dosa itu terjal ke bawah, dan orang-orang 

yang bersekutu dengan para pendosa tidak bisa terhindar dari 

bersekutu dengan dosa. Hal ini digambarkan Yosua,  

(1) Sebagai tindakan yang hina dan memalukan dalam me-

ninggalkan Allah. “Ini berarti berbalik dari apa yang sudah 

engkau mulai dengan begitu baik” (ay. 12).  

(2) Sebagai pelanggaran yang penuh pengkhianatan terhadap 

janji (ay. 16): “Ini berarti melangkahi perjanjian, yang telah 

diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, dan yang ke-

padanya engkau sendiri telah mengangkat tangan untuk ber-

janji.” Dosa-dosa lain yaitu  pelanggaran terhadap hukum 

yang diperintahkan Allah kepada mereka, namun  dosa ini 

yaitu  pelanggaran terhadap kovenan yang diperintahkan-

Nya kepada mereka. Dan dosa itu sama saja dengan pelang-

garan terhadap hubungan antara Allah dan mereka, dan 

membuat mereka kehilangan segala keuntungan dari kove-

nan itu. 

2. Bagaimana Yosua menggambarkan kehancuran yang diperi-

ngatkannya kepada mereka. Ia memberi tahu mereka, 

(1) Bahwa orang-orang Kanaan yang tersisa ini, jika orang 

Israel sampai melindungi mereka, menuruti kemauan me-

Kitab Yosua 23:11-16 

 357 

reka, dan bergabung untuk bersekutu dengan mereka, 

akan menjadi perangkap dan jerat bagi orang Israel. Orang 

Kanaan akan menarik mereka ke dalam dosa maupun ke 

dalam rayuan-rayuan yang bodoh, rancangan-rancangan 

yang tidak bermanfaat, dan segala macam hal yang menyu-

sahkan. Orang Kanaan akan menarik mereka bukan hanya 

pada penyembahan berhala, melainkan juga pada segala 

macam tindakan asusila, yang akan menjadi kehancuran 

bukan hanya dari kebajikan mereka, melainkan juga kebi-

jaksanaan dan akal sehat mereka, roh dan kehormatan me-

reka. Dan sesudah  memikat orang Israel melalui perbuatan-

perbuatan curang seperti itu ke dalam satu atau lain 

kejahatan, sehingga dapat memperoleh keuntungan atas 

mereka, maka pada saat itu orang Kanaan akan bertindak 

secara lebih terang-terangan, dan menjadi cambuk pada 

lambung mereka dan duri di mata mereka. Orang Kanaan 

mungkin akan membunuh atau menghalau ternak mereka, 

membakar atau mencuri gandum mereka, menggangu atau 

menjarah rumah mereka, dan sedapat mungkin menyusah-

kan mereka. Sebab, sekalipun mereka berpura-pura ingin 

berteman, seorang Kanaan, kecuali ia bertobat memeluk 

iman dan penyembahan terhadap Allah yang benar, di 

setiap zaman akan membenci nama orang Israel dan tidak 

suka melihat seorang Israel pun. Lihatlah bagaimana hu-

kuman itu akan dibuat melawan dosa itu sendiri, bahkan, 

bagaimana dosa itu sendiri akan menjadi hukumannya.  

(2) Bahwa murka Tuhan akan menyala terhadap mereka. Per-

sekutuan-persekutuan yang mereka adakan dengan orang 

Kanaan hanya akan memberikan kesempatan kepada para 

penyembah berhala itu untuk berbuat jahat kepada mere-

ka. Dan dengan begitu, mereka hanya akan memelihara 

ular dalam rumah mereka sendiri. namun  hal itu juga akan 

menggusarkan hati Allah hingga Ia menjadi musuh mereka, 

dan akan menyalakan api murka-Nya terhadap mereka.  

(3) Bahwa semua ancaman dari firman Allah akan digenapi, 

sama seperti janji dari firman Allah sudah digenapi, sebab 

Allah atas kebenaran kekal yaitu  setia, baik kepada an-

caman-ancaman-Nya maupun kepada janji-janji-Nya (ay. 

15): “Seperti telah datang atas kamu segala yang baik se-


 358

suai dengan janji, selama engkau tetap dekat dengan Allah, 

demikian pula segala yang jahat akan datang atas kamu 

sesuai dengan ancaman, jika kamu meninggalkan Dia.” 

Musa sudah menghadapkan kepada mereka keberuntungan 

dan kecelakaan. Mereka sudah mengalami keberuntungan, 

dan sekarang sedang menikmatinya, dan kecelakaan pasti 

akan datang jika mereka tidak taat. Sama seperti janji-janji 

Allah bukanlah sorga yang konyol, demikian pula ancam-

an-ancaman-Nya bukanlah hantu bohong-bohongan yang 

hanya menakut-nakuti saja. 

(4) Bahwa ketidaktaatan mereka akan berakhir dalam kehan-

curan jemaat dan bangsa mereka yang sehabis-habisnya, 

seperti yang sudah dinubuatkan Musa. Perkataan ini di-

sebutkan tiga kali di sini. Musuh-musuhmu akan menyu-

sahkan kamu sampai kamu binasa dari tanah yang baik ini 

(ay. 13). Dan lagi, “Allah akan menulahi kamu sampai Ia 

telah memusnahkan kamu dari tanah yang baik ini (ay. 15). 

Sorga dan bumi akan bergabung mencabut kamu sampai ke 

akar-akarnya, sehingga (ay. 16) kamu segera binasa dari 

negeri yang baik.” Kebinasaan mereka akan diperparah se-

bab negeri yang darinya mereka akan binasa yaitu  sebuah 

negeri yang baik, negeri yang telah diberikan Allah sendiri 

kepada mereka. Dan sebab  itu, Ia pasti akan melindungi 

mereka seandainya mereka, dengan kefasikan mereka, tidak 

membuat diri mereka sendiri terlempar darinya. Demikian-

lah kebaikan dari Kanaan sorgawi, dan dijadikannya Kanaan 

sorgawi sebagai pemberian yang cuma-cuma dan pasti oleh 

Allah, akan memperparah kesengsaraan orang-orang yang 

selama-lamanya tidak bisa masuk ke sana dan binasa dari-

nya. Tidak ada yang akan membuat mereka melihat betapa 

sengsaranya mereka, selain dengan kesadaran betapa baha-

gianya keadaan mereka sebenarnya. Demikianlah Yosua 

menghadapkan kepada mereka dampak-dampak yang me-

matikan dari kemurtadan mereka,supaya , dengan tahu apa 

artinya takut akan Tuhan, mereka dapat diyakinkan untuk 

tetap setia kepada Tuhan. 

 

PASAL  24  

asal ini mengakhiri riwayat hidup dan pemerintahan Yosua. Di 

dalamnya kita membaca, 

I. Perhatian dan usaha Yosua yang bersungguh-sungguh untuk 

meneguhkan iman dan ibadah penyembahan sejati bangsa 

Israel kepada Allah,supaya  sesudah kematiannya pun mere-

ka akan tetap bertekun di dalamnya. Untuk itu ia mengada-

kan pertemuan umum para pemimpin jemaat Israel (ay. 1), 

dan berperkara dengan mereka. 

1. Dengan cara berkisah, ia menuturkan perkara-perkara 

besar yang telah dilakukan Allah untuk mereka dan 

nenek moyang mereka (ay. 2-13). 

2. Dengan menyampaikan kewajiban kepada mereka, oleh 

sebab  semuanya itu, untuk melayani dan beribadah ke-

pada Allah (ay. 14).  

3. Dengan membuat perjanjian dengan mereka, di mana ia 

bertujuan untuk membawa mereka, 

(1) Untuk menjadikan hidup keagamaan mereka sebagai 

pilihan bebas. Dan mereka melakukannya, disertai de-

ngan alasan-alasan yang menyertai pilihan mereka (ay. 

15-18).  

(2) Untuk membuatnya menjadi pilihan mereka yang 

pasti, dan bulat hati memegang pilihan itu (ay. 19-24).  

4. Dengan mengikat kovenan dengan mereka (ay. 25-28). 

II. Kesudahan sejarah ini dengan,  

1. Kematian dan penguburan Yosua (ay. 29-30), dan kemu-

dian imam Eleazar (ay. 33). Penguburan tulang-tulang 

Yusuf ikut disebutkan juga (ay. 33). 


 360

2. Gambaran umum tentang kehidupan bangsa Israel pada 

masa itu (ay. 31). 

Ucapan Perpisahan Yosua kepada Bangsa Israel 

(24:1-14) 

1 lalu  Yosua mengumpulkan semua suku orang Israel di Sikhem. 

Dipanggilnya para tua-tua orang Israel, para kepalanya, para hakimnya dan 

para pengatur pasukannya, lalu mereka berdiri di hadapan Allah. 2 Berkata-

lah Yosua kepada seluruh bangsa itu: “Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: 

Dahulu kala di seberang sungai Efrat, di situlah diam nenek moyangmu, 

yakni Terah, ayah Abraham dan ayah Nahor, dan mereka beribadah kepada 

allah lain. 3 namun  Aku mengambil Abraham, bapamu itu, dari seberang 

sungai Efrat, dan menyuruh dia menjelajahi seluruh tanah Kanaan. Aku 

membuat banyak keturunannya dan memberikan Ishak kepadanya. 4 Kepada 

Ishak Kuberikan Yakub dan Esau. Kepada Esau Kuberikan pegunungan Seir 

menjadi miliknya, sedang Yakub serta anak-anaknya pergi ke Mesir. 5 Lalu 

Aku mengutus Musa serta Harun dan menulahi Mesir, seperti yang Kulaku-

kan di tengah-tengah mereka, lalu  Aku membawa kamu keluar.  

6 sesudah  Aku membawa nenek moyangmu keluar dari Mesir dan kamu 

sampai ke laut, lalu orang Mesir mengejar nenek moyangmu dengan kereta 

dan orang berkuda ke Laut Teberau. 7 Sebab itu berteriak-teriaklah mereka 

kepada TUHAN, maka diadakan-Nya gelap antara kamu dan orang Mesir itu 

dan didatangkan-Nya air laut atas mereka, sehingga mereka diliputi. Dan 

matamu sendiri telah melihat, apa yang Kulakukan terhadap Mesir. Sesudah 

itu lama kamu diam di padang gurun. 8 Aku membawa kamu ke negeri orang 

Amori yang diam di seberang sungai Yordan, dan saat   mereka berperang 

melawan kamu, mereka Kuserahkan ke dalam tanganmu, sehingga kamu 

menduduki negerinya, sedang mereka Kupunahkan dari depan kamu.  

9 saat   itu Balak bin Zipor, raja Moab, bangkit berperang melawan orang 

Israel. Disuruhnya memanggil Bileam bin Beor untuk mengutuki kamu.  

10 namun  Aku tidak mau mendengarkan Bileam, sehingga iapun memberkati 

kamu. Demikianlah Aku melepaskan kamu dari tangannya. 11 sesudah  kamu 

menyeberangi sungai Yordan dan sampai ke Yerikho, berperanglah melawan 

kamu warga-warga kota Yerikho, orang Amori, orang Feris, orang Kanaan, 

orang Het, orang Girgasi, orang Hewi dan orang Yebus, namun  mereka itu 

Kuserahkan ke dalam tanganmu. 12 lalu  Aku melepaskan tabuhan 

mendahului kamu dan binatang-binatang ini menghalau mereka dari depan-

mu, seperti kedua raja orang Amori itu. Sesungguhnya, bukan oleh pedang-

mu dan bukan pula oleh panahmu. 13 Demikianlah Kuberikan kepadamu 

negeri yang kamu peroleh tanpa bersusah-susah dan kota-kota yang tidak 

kamu dirikan, namun  kamulah yang diam di dalamnya; juga kebun-kebun 

anggur dan kebun-kebun zaitun yang tidak kamu tanami, kamulah yang 

makan hasilnya. 14 Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah 

kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya 

nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan 

beribadahlah kepada TUHAN. 

Yosua menyangka bahwa ia sudah mengucapkan perpisahan ter-

akhirnya dengan bangsa Israel dalam pertemuan khidmat itu, yang 

kita baca dalam pasal sebelumnya, saat   ia berkata, Sebentar lagi 

Kitab Yosua 24:1-14 

 361 

aku akan menempuh jalan segala yang fana. namun  dengan murah 

hati Allah memperpanjang umurnya lebih lama lagi daripada yang di-

sangkanya, dan memperbarui kekuatannya juga. Allah ingin memu-

lihkan dia demi kebaikan Israel. Ia tidak berkata, “Aku sudah ber-

pamitan dari mereka, jadi sudah selesai tugasnya.” namun  sebab  

sudah dikaruniai kesempatan yang lebih lama lagi, ia memanggil 

umat itu untuk berkumpul kembali,supaya  ia dapat mencoba apa 

lagi yang dapat ia lakukan untuk lebih mendekatkan mereka  mereka 

kepada Allah. Perhatikanlah,  

Kita tidak boleh beranggapan bahwa pekerjaan kita untuk Allah 

selesai sampai kehidupan kita berakhir. Seandainya Ia memper-

panjang hari-hari kita melampaui apa yang kita duga, kita harus 

menyimpulkan bahwa itu yaitu  sebab  Ia memiliki  beberapa 

tugas lagi untuk kita kerjakan.  

Orang-orang yang berkumpul itu sama seperti yang di pasal sebe-

lumnya, terdiri dari para tua-tua, para pemimpinnya, para hakim, 

para pengatur pasukan (ay. 1). namun  pertemuan kali ini agak lebih 

khidmat. 

I. Tempat yang ditunjuk untuk pertemuan itu yaitu  Sikhem. 

Bukan hanya sebab  letaknya lebih dekat dan nyaman bagi Yosua 

yang sudah menjadi lebih lemah dan kurang mampu bepergian 

jauh, namun  juga sebab  di tempat itulah dahulu Abraham men-

jadi wali amanat pertama yang menerima kovenan antara Allah 

dengan bangsa ini. Ini yaitu  tempat ia bermukim saat   datang 

ke Kanaan, dan di situlah Allah menampakkan diri kepadanya 

(Kej. 12:6-7). Tidak jauh dari situ pula berdiri tegak gunung 

Gerizim dan gunung Ebal, di mana bangsa ini memperbarui 

kovenan mereka dengan Allah pada kedatangan pertama mereka 

memasuki Kanaan (8:30). Dengan demikian, diharapkan tempat 

ini dapat mengingatkan mereka kembali akan semua janji yang 

telah diberikan kepada nenek moyang mereka, dan akan janji-

janji yang telah mereka sendiri ikrarkan kepada Allah.  

II. Dalam pertemuan ini, mereka tidak hanya hadir di hadapan 

Yosua, namun  juga di hadapan Allah, artinya, mereka datang ber-

sama-sama untuk beribadah dengan penuh kesungguhan, seperti 

layaknya memasuki hadirat Allah yang istimewa, dan dengan hati 

yang tertuju menantikan firman-Nya yang disampaikan kepada 


 362

mereka melalui Yosua. Mungkin pertemuan ini juga dimulai de-

ngan doa. Para penafsir menduga bahwa dalam kesempatan besar 

ini, Yosua memerintahkan kepada para imamsupaya  tabut Allah 

yang ada di Silo dibawa ke Sikhem, yang dikatakan jauhnya seki-

tar enam belas kilometer dari Silo. Di sanalah tabut itu ditempat-

kan di tengah pertemuan mereka, sehingga tempat itu disebut 

tempat kudus TUHAN (ay. 26). Pada masa itu, kehadiran tabut 

memang akan membawa suasana seperti itu. Semua ini mencipta-

kan suasana khidmat dan mendatangkan rasa hormat dan kagum 

terhadap Allah di antara orang-orang yang hadir. Kita sekarang 

tidak memiliki tanda kehadiran ilahi yang dapat dirasakan secara 

lahiriah seperti itu, namun  kita harus percaya bahwa di mana dua 

atau tiga orang berkumpul dalam nama Kristus, di situ Ia sung-

guh-sungguh hadir di tengah-tengah kita, sama seperti halnya 

Allah hadir di tempat tabut disemayamkan, dan kita benar-benar 

sungguh hadir di hadapan-Nya.  

III. Yosua berbicara kepada mereka dalam nama Allah, dan firman itu 

diterima sepenuhnya sebagai berasal dari Dia, dalam bahasa 

seorang nabi (ay. 2): “Beginilah firman TUHAN, Allah Mahabesar, 

Allah Israel, dan Allahmu dalam kovenan, yang sebab  itu wajib 

kamu dengar dan perhatikan baik-baik.”  

Perhatikanlah, firman Allah harus kita terima sebagai perkata-

an-Nya sendiri, sehingga siapa pun yang menjadi utusan yang 

membawakannya tidak boleh menambahkan kebesarannya sen-

diri kepadanya, begitu juga kekurangannya tidak dapat mengu-

rangi kebesaran firman itu. Khotbah Yosua terdiri atas pengajaran 

dan penerapannya. 

1. Bagian pengajaran berisikan sejarah perkara-perkara besar 

yang telah dilakukan Allah kepada umat-Nya, dan kepada ne-

nek moyang mereka sebelumnya. Melalui Yosua Allah menceri-

takan keajaiban-keajaiban masa dahulu kala: “Aku melakukan 

begini dan begitu.” Mereka harus mengetahui dan menyadari, 

tidak hanya hal ini dan hal-hal semacam itu sudah dilakukan, 

namun  juga menyadari bahwa Allah-lah yang mengerjakan 

semuanya itu. Hanya serangkaian keajaiban yang dicatat di 

sini, namun  mungkin masih banyak lagi hal-hal yang ditutur-

kan oleh Yosua, namun tidak dicacat di sinisupaya  singkat 

saja. Lihatlah apa yang dilakukan Allah,  

Kitab Yosua 24:1-14 

 363 

(1) Ia mengambil Abraham keluar dari Ur-Kasdim (ay. 2-3). 

Abraham dan nenek moyangnya telah menyembah allah-

allah lain di sana, sebab  meskipun negeri itu terkenal 

sebagai negeri ilmu pengetahuan, namun dari sanalah pe-

nyembahan berhala muncul, sebagaimana dugaan sebagi-

an orang. Di sana, dunia dengan