Mereka
menyerahkan perselisihan itu kepada Allah segala allah,
yang penghakiman-Nya, kita yakin, berlangsung secara
338
jujur. Sangat jujurnya, hingga orang yang bersalah pun me-
rasa ngeri terhadap penghakiman-Nya itu, dan yang benar
bersukacita di dalamnya. “Seandainya kami membangun
mezbah ini dengan maksud untuk memberontak atau ber-
buat tidak setia, untuk menentang mezbah Tuhan di Silo,
untuk membuat golongan, atau untuk menegakkan allah
baru atau penyembahan baru,” maka pasti,
[1] “Dia mengetahuinya (ay. 22), sebab Ia mengetahui de-
ngan sempurna segala pikiran dan niat hati, dan khu-
susnya semua kecenderungan hati untuk menyembah
berhala (Mzm. 44:21-22). Kecenderungan hati ini ter-
pampang nyata di hadapan-Nya. Kita percaya bahwa Ia
mengetahuinya, dan kita tidak bisa menyembunyikan-
nya dari Dia dengan cara apa pun.”
[2] “Biarlah TUHAN sendiri yang menuntut balas terhadap
kami, seperti yang kami tahu akan Dia lakukan, sebab
Dia yaitu Allah yang cemburu.” Tidak ada hal lain
selain hati nurani yang bersih, yang akan memohon
keadilan ilahi untuk membalaskan pemberontakan, jika
itu ada. Perhatikanlah, pertama, dalam segala sesuatu
yang kita lakukan dalam agama, kita sangat berkepen-
tingan untuk membuktikan kepada Allah kelurusan
hati kita di dalamnya, mengingat bahwa Ia mengenal
hati. Kedua, saat kita dikecam orang, sangat meng-
hibur jika kita, dengan keyakinan yang penuh keren-
dahan hati, mampu menyerukan kejujuran kita kepada
Allah (lihat 1Kor. 4:3-4).
2. Permintaan maaf yang bijaksana disampaikan kepada sau-
dara-saudara mereka: Patutlah orang Israel mengetahuinya
juga. Walaupun sungguh ada bukti dan saksi yang nyata-
nyata mendukung kita, namun ada jawaban lain lagi yang
harus kita berikan kepada saudara-saudara kita yang meragu-
kan kelurusan hati kita. Dan kita harus siap menjelaskannya
dengan lemah lembut dan rasa hormat. Sekalipun kejujuran
dan ketulusan kita diketahui oleh Allah, kita juga harus ber-
usaha memberitahukannya kepada orang lain melalui buah-
buahnya. Terutama kepada orang-orang yang, meskipun salah
menilai kita, namun sebenarnya sungguh bermaksud untuk
Kitab Yosua 22:21-29
339
kemuliaan Allah, seperti yang dilakukan oleh kesepuluh suku
di sini.
3. Penyangkalan atau pengingkaran yang sungguh-sungguh akan
adanya rancangan, yang atasnya mereka dicurigai bersalah.
Dengan penyangkalan ini mereka menutup pembelaan mereka
(ay. 29): “Jauhlah dari pada kami untuk memberontak terhadap
TUHAN, seandainya kami mendirikan mezbah ini untuk korban
bakaran. Tidak, jijik kami memikirkan perbuatan memberontak.
Kami sangat menghargai dan menghormati mezbah Tuhan di
Silo sama seperti suku-suku Israel yang lain, dan sama-sama
bertekad teguh untuk setia kepadanya dan terus datang kepa-
danya. Kami sungguh peduli seperti kalian untuk murni me-
nyembah Allah saja dan menjaga kesatuan di dalam jemaat-
Nya. Jauhlah itu, jauhlah daripada pikiran kami, untuk ber-
paling dari mengikuti Allah.”
II. Mereka menjelaskan sepenuhnya niat dan maksud mereka yang
sebenarnya dalam membangun mezbah ini. Dan kita memiliki
semua alasan untuk percaya bahwa itulah penjelasan yang
sebenarnya dari rancangan mereka, dan tidak diajukan untuk
meringankan kecurigaan orang di lalu hari. Seperti halnya
kita memiliki alasan untuk berpikir bahwa orang-orang yang
sama ini berniat sangat tulus saat mengajukan permohonan
untuk mendapat undi di seberang sungai Yordan, meskipun pada
waktu itu juga mereka merasa tidak bahagia sebab disalah-
pahami bahkan oleh Musa sendiri. Dalam pembelaan mereka, me-
reka menjelaskan bahwa pembangunan mezbah ini sama sekali
bukan merupakan sebuah langkah untuk memisahkan diri dari
saudara-saudara mereka, dan dari mezbah Tuhan di Silo. Sebalik-
nya, pembangunan mezbah itu sebenarnya dirancang sebagai
ikrar dan penjaga persekutuan mereka dengan saudara-saudara
mereka dan dengan mezbah Allah. Dan juga sebagai tanda dari
tekad mereka untuk tetap beribadah kepada TUHAN di hadapan-
Nya (ay. 27), dan untuk terus melakukannya.
1. Mereka memberikan penjelasan tentang ketakutan-ketakutan
yang mereka rasakan, bahwa jangan-jangan, seiring berjalan-
nya waktu, keturunan mereka, sebab tinggal di tempat yang
begitu jauh dari mezbah, akan dipandang dan diperlakukan
sebagai orang asing bagi seluruh rakyat Israel (ay. 24). Mereka
340
melakukannya sebab takut akan hal ini, dan kata yang di-
gunakan menandakan kebingungan yang besar dan kecemas-
an pikiran yang sedang melanda mereka, sehingga mereka ha-
rus menenangkan diri dengan mengambil cara ini. Saat mere-
ka kembali ke rumah, dan kita dapat menduga bahwa hal itu
tidak terpikir sebelumnya, sebab jika tidak demikian, mereka
akan memberitahukan tujuan mereka kepada Yosua, sebagian
dari mereka mulai membicarakan perkara ini. Yang lain mulai
memahami persoalannya, dan mereka-reka satu sama lain
gambaran suram yang mungkin akan terjadi di masa men-
datang. Mereka berpikir anak-anak mereka akan dipandang
oleh suku-suku lain sebagai orang yang tidak berkepentingan
dalam mezbah Allah dan korban-korban yang dipersembahkan
di sana. Sekarang mereka memang diakui sebagai saudara,
dan disambut di Kemah Suci seperti suku-suku yang lain.
namun bagaimana jika anak cucu mereka nanti sampai tidak
diakui? sebab masalah jarak, dan sungai Yordan yang men-
jadi penghalang, yang tidak mudah diseberangi setiap saat un-
tuk pulang pergi, mereka berpikir bahwa banyak dari mereka
tidak bisa hadir, apalagi secara terus-menerus di tiga perayaan
tahunan seperti suku-suku lain. Jika ini terjadi, mereka tidak
dapat secara tetap mengambil hak-hak istimewa sebagai orang
Israel. Dan hal ini mengakibatkan mereka akan dipandang
sebagai anggota jemaat yang tidak penting, dan secara per-
lahan-lahan akan ditolak sebagai bukan anggota jemaat sama
sekali: Demikianlah mungkin anak-anak kamu yang dalam
kesombongan mereka akan cenderung memegang kendali atas
hak-hak istimewa menyangkut mezbah, membuat anak-anak
kami yang mungkin tidak akan begitu berhati-hati seperti yang
seharusnya untuk memegang teguh hak-hak istimewa itu,
berhenti dari pada takut akan TUHAN. Perhatikanlah,
(1) Orang-orang yang terputus dari ibadah-ibadah dan segala
ketetapan bersama kemungkinan akan kehilangan seluruh
agama, dan secara perlahan-lahan akan berhenti merasa
takut akan Tuhan. Meskipun bentuk lahiriah dari kesaleh-
an dan pengakuannya tetap dipelihara oleh banyak orang
tanpa kehidupan dan kekuatannya, namun kehidupan dan
kekuatan dari kesalehan itu tidak akan terpelihara untuk
waktu yang lama tanpa bentuk lahiriah dan pengakuan-
Kitab Yosua 22:30-34
341
nya. Jika sarana anugerah disingkirkan, maka anugerah
pun tersingkir.
(2) Orang-orang yang sudah merasakan penghiburan dan man-
faat dari ketetapan-ketetapan Allah, tidak bisa tidak pasti
ingin memelihara dan meneruskannya kepada keturunan
mereka. Dan mereka pasti ingin melakukan semua tindak-
an pencegahan sedapat mungkin,supaya anak-anak mere-
ka tidak menjadi berhenti mengikuti Tuhan, atau dipandang
sebagai tidak memiliki bagian di dalam Tuhan.
2. Rencana yang mereka miliki untuk mencegah masalah ini (ay.
26-28). “Oleh sebab itu, untuk menjamin kepentingan dalam
mezbah Allah bagi orang-orang yang akan datang sesudah
kami, dan untuk membuktikan hak mereka atasnya, kata
kami: Biarlah kita mendirikan mezbah,supaya mezbah itu men-
jadi saksi antara kami dan kamu.” Dengan begitu, dengan
memiliki mezbah tiruan yang dapat mereka pelihara, kira-
nya itu dapat menjadi bukti akan hak istimewa mereka terha-
dap mezbah yang asli. Setiap orang yang melihat mezbah ini,
dan mengamati bahwa mezbah itu tidak pernah digunakan
untuk korban dan persembahan, akan menanyakan apa arti-
nya. Dan jawaban ini akan diberikan untuk pertanyaan itu,
bahwa mezbah itu dibangun oleh suku-suku yang terpisah itu,
sebagai tanda dari persekutuan mereka dengan saudara-sau-
dara mereka, dan kepentingan mereka bersama dalam mezbah
Tuhan. Kristus yaitu mezbah agung yang menguduskan
setiap persembahan. Bukti terbaik dari kepentingan kita di
dalam Kristus yaitu pola hidup Roh-Nya dalam hati kita, dan
kepatuhan kita terhadap-Nya. Jika kita bisa menunjukkan
bukti ini, maka itu akan menjadi kesaksian bagi kita bahwa
kita memiliki bagian pada TUHAN, dan menjadi tanda dari
ketekunan kita dalam mengikuti-Nya.
Mezbah Bani Ruben
(22:30-34)
30 sesudah imam Pinehas dan para pemimpin umat serta para kepala kaum-
kaum orang Israel yang bersama-sama dengan dia, mendengar perkataan
yang dikatakan oleh bani Ruben, bani Gad dan bani Manasye itu, maka
mereka menganggap hal itu baik. 31 lalu berkatalah imam Pinehas bin
Eleazar kepada bani Ruben, bani Gad dan bani Manasye: “Sekarang tahulah
342
kami bahwa TUHAN ada di tengah-tengah kita, sebab tidaklah kamu berubah
setia terhadap TUHAN. Dengan demikian kamu telah melepaskan orang
Israel dari hukuman TUHAN.” 32 Sesudah itu imam Pinehas bin Eleazar serta
para pemimpin itu meninggalkan bani Ruben dan bani Gad di tanah Gilead,
pulang ke Kanaan kepada orang Israel, lalu disampaikanlah berita itu kepada
mereka. 33 Hal itu dipandang baik oleh orang Israel, sehingga orang Israel
memuji Allah dan tidak lagi berkata hendak maju memerangi mereka untuk
memusnahkan negeri yang didiami bani Ruben dan bani Gad itu. 34 Dan bani
Ruben dan bani Gad menamai mezbah itu: Saksi, sebab inilah saksi antara
kita, bahwa TUHAN itulah Allah.
Kita mendapati dalam perikop ini akhir yang baik dari perselisihan
ini. Seandainya tidak ada niat hati untuk berdamai pada kedua belah
pihak, seperti halnya ada hati yang bersemangat untuk Allah pada
mereka, maka perselisihan itu bisa jadi berdampak buruk. Sebab
pertikaian-pertikaian tentang agama, sebab tidak adanya hikmat dan
kasih, sering kali terbukti sebagai yang paling ganas dan paling sulit
untuk diatasi. namun pihak-pihak yang berseteru ini, saat perkara-
nya dinyatakan dan diperdebatkan dengan baik, begitu berbahagia
hingga dapat memahami satu sama lain dengan sangat baik, dan
dengan demikian perbedaan itu segera diselesaikan secara damai.
I. Para utusan itu luar biasa senang saat suku-suku yang terpisah
itu sudah memberikan pernyataan tentang ketidakbersalahan
mereka dalam niat-niat mereka untuk membangun mezbah ini.
1. Para utusan itu tidak mempertanyakan lagi kejujuran mereka
dalam pernyataan itu, tidak berkata, “Kamu memberi tahu
kami bahwa kamu tidak meniatkannya untuk korban dan per-
sembahan, namun siapa yang dapat mempercayai kamu?
Jaminan apa yang akan kamu berikan kepada kami bahwa
mezbah itu tidak akan pernah digunakan seperti itu?” Tidak.
Kasih percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu,
percaya dan mengharapkan yang terbaik, dan sangat tidak
suka mendustai siapa saja.
2. Para utusan itu tidak mencela mereka sebab melakukan
tindakan ini dengan tergesa-gesa dan tanpa meminta nasihat.
Para utusan itu tidak berkata kepada mereka, “Seandainya
benar kamu mau membangun mezbah dan memang berniat
baik seperti itu, sepatutnyalah kamu menghormati Yosua dan
Eleazar dengan meminta nasihat dari mereka. Atau setidak-
tidaknya kamu bisa memberitahukan hal itu kepada mereka,
dan dengan begitu tidak perlu kami bersusah payah untuk
Kitab Yosua 22:30-34
343
mengirim para utusan ini.” namun kurangnya pertimbangan
dan sopan santun pada diri orang-orang yang, beralasan bagi
kita untuk berpikir, berniat tulus, harus dimaafkan dan
diabaikan.
3. Jauh terlebih lagi para utusan itu tidak berusaha mencari-cari
bukti untuk menguatkan tuduhan mereka, sebab mereka
sudah memperlihatkannya sekali. namun mereka senang bah-
wa kesalahan mereka diluruskan, dan sama sekali tidak malu
mengakuinya. Orang yang hatinya sombong dan pemarah,
saat sudah memberikan teguran yang tidak adil terhadap
saudara-saudara mereka, meskipun kepada mereka ditunjuk-
kan bukti yang begitu meyakinkan akan ketidakadilan teguran
itu, akan tetap mempertahankannya, dan sama sekali tidak
dapat diyakinkan untuk menariknya kembali. Para utusan ini
tidak begitu berprasangka buruk. Penjelasan saudara-saudara
mereka menyenangkan hati mereka (ay. 30). Mereka meman-
dang ketidakbersalahan saudara-saudara mereka sebagai tan-
da hadirat Allah (ay. 31). Terutama saat mereka mendapati
bahwa apa yang telah dilakukan sama sekali bukan merupa-
kan petunjuk bahwa saudara-saudara mereka menjadi sema-
kin dingin terhadap mezbah Allah. Justru sebaliknya, itu ada-
lah buah dari semangat mereka yang menyala-nyala terhadap
mezbah Allah: Kamu telah melepaskan orang Israel dari hu-
kuman TUHAN, yaitu, “Kamu tidak, seperti yang kami takuti,
menyerahkan orang Israel ke dalam tangan Tuhan, atau mem-
perhadapkan mereka pada penghakiman-penghakiman-Nya
melalui pelanggaran yang kami cemburui.”
II. Jemaat dipuaskan secara berlimpah saat para utusan mereka
menyampaikan permintaan maaf saudara-saudara mereka kepada
mereka, atas apa yang telah dilakukan saudara-saudara mereka.
Tampaknya mereka tetap bersama-sama, setidak-tidaknya melalui
wakil-wakil mereka, sampai mereka mendengar hasilnya (ay. 32).
Dan saat mereka memahami kebenaran dari perkara itu,
mereka merasa senang (ay. 33), dan memuji Allah. Perhatikanlah,
Sekalipun dikecam sebagai pemecah belah, keteguhan saudara-
saudara kita dalam agama, semangat mereka untuk menjaga
kesalehan, dan memelihara kesatuan Roh dalam iman dan kasih,
yaitu hal-hal yang seharusnya menyenangkan hati kita. Patut-
344
lah kita bersukacita dan bersyukur atas semuanya itu. Biarlah
Allah mendapat kemuliaan darinya, dan biarlah kita mengambil
penghiburan darinya. sebab sudah merasa puas seperti itu,
kesepuluh suku itu pun segera meletakkan senjata mereka. Sama
sekali tidak terpikir oleh mereka untuk mengadakan perang mela-
wan saudara-saudara mereka itu. Bahkan, sepertinya mereka
tidak sabar menunggu perayaan berikutnya untuk segera berjum-
pa dengan saudara-saudara mereka di Silo.
III. Suku-suku yang terpisah itu merasa lega. Dan, sebab mereka
ingin memelihara gambaran mezbah Allah itu di antara mereka,
meskipun mungkin tidak diperlukan lagi, namun Yosua dan para
pemimpin menuruti kemauan mereka. Yosua dan para pemimpin
tidak memberikan perintah untuk menghancurkan mezbah itu,
meskipun ada banyak alasan untuk takut bahwa seiring berjalan-
nya waktu, mezbah itu akan menjadi penyebab terjadinya pe-
nyembahan berhala, seperti halnya ada banyak alasan untuk ber-
harap bahwa mezbah itu akan menjadi pelindung dari penyem-
bahan berhala. Demikianlah, yang kuat wajib menanggung kele-
mahan orang yang tidak kuat. Hanya saja mereka harus menjaga
dengan sungguh, bahwa mezbah itu dimaksudkan tidak lebih
sebagai tanda kesaksian persekutuan mereka dengan mezbah di
Silo. Kesaksian ini dicatat sesuai dengan kebiasaan pada zaman
itu, yaitu dengan memberi mezbah itu nama yang memiliki arti
seperti yang dimaksudkan (ay. 34). Mereka menyebutnya Ed,
Saksi dari persekutuan mereka dengan mezbah di Silo, dan saksi
dari hubungan mereka dengan Allah dan Israel, dan dari per-
setujuan mereka dengan suku-suku lain dalam iman bersama,
bahwa Yehovah itulah Allah, Dia dan tidak ada yang lain. Mezbah
itu yaitu saksi untuk keturunan yang akan datang tentang ke-
pedulian mereka untuk meneruskan agama mereka secara murni
dan utuh kepada keturunan mereka. Mezbah itu akan menjadi
saksi melawan keturunan mereka jika mereka sampai meninggal-
kan Allah dan berhenti mengikuti-Nya.
PASAL 23
alam pasal ini dan pasal berikutnya, kita mendapati dua khot-
bah perpisahan, yang disampaikan oleh Yosua kepada umat
Israel tidak lama sebelum kematiannya. Seandainya ia bermaksud
untuk memuaskan rasa ingin tahu orang-orang pada zaman-zaman
sesudahnya, ia akan lebih memilih mencatat bagaimana Israel mene-
tap di daerah-daerah yang baru mereka taklukkan, bagaimana per-
tanian mereka, para penghasil barang, perdagangan, kebiasaan-
kebiasaan, badan-badan peradilan, dan perkembangan pemerintahan
mereka yang baru tumbuh, yang pastinya ingin diketahui orang.
Akan namun , apa yang diniatkannya dalam catatan kitab ini yaitu
meneruskan kepada keturunan yang akan datang kehidupan keaga-
maan dan kewajiban mereka terhadap Allah. Oleh sebab itu, dengan
mengabaikan hal-hal yang biasanya menjadi pokok bahasan sejarah
ini, Yosua di sini menyampaikan kepada pembacanya cara-cara yang
dipakainya untuk meyakinkan Israel agar setia pada kovenan mereka
dengan Allah mereka. Sebab hal ini dapat memberi pengaruh baik
kepada angkatan-angkatan yang akan datang mengenai sebab
akibatnya. Dalam pasal ini kita mendapati,
I. Seluruh rakyat dipanggil berkumpul (ay. 1-2), mungkin un-
tuk mencari tahu tentang masalah-masalah bersama dari
negeri mereka, dan untuk membereskan apa yang, sesudah
percobaan selama beberapa tahun, sebab diserahkan pada
kebijaksanaan mereka sendiri, ternyata didapati tidak beker-
ja dengan baik.
II. Khotbah Yosua kepada mereka pada pembukaan, atau mung-
kin pada penutupan, pertemuan itu. Mendengarkan khotbah
Yosua yaitu maksud utama dari kedatangan mereka ber-
sama-sama. Dalam khotbah ini,
D
346
1. Yosua mengingatkan mereka akan apa yang telah dilaku-
kan Allah untuk mereka (ay. 3-4, 9, 14), dan apa yang
masih siap untuk dilakukan-Nya lebih jauh (ay. 5, 10).
2. Yosua menasihati mereka untuk bertekun dalam kewajib-
an mereka kepada Allah dengan sungguh-sungguh dan
sepenuh hati (ay. 6, 8, 11).
III. Yosua memperingatkan mereka untuk berhati-hati dalam
bergaul dengan tetangga-tetangga mereka yang penyembah
berhala itu (ay. 7).
IV. Yosua memberi mereka peringatan yang baik tentang dam-
pak-dampak mematikan darinya, jika mereka sampai mem-
berontak terhadap Allah dan berpaling kepada berhala-ber-
hala (ay. 12-13, 15-16). Dalam semuanya ini, Yosua menun-
jukkan dirinya bersemangat untuk Allahnya, dan cemburu
kepada Israel dengan cemburu ilahi.
Pesan Yosua kepada Israel
(23:1-10)
1 Lama sesudah TUHAN mengaruniakan keamanan kepada orang Israel ke
segala penjuru terhadap semua musuhnya, dan saat Yosua telah tua dan
lanjut umur, 2 dipanggilnya seluruh orang Israel, para tua-tuanya, para kepa-
lanya, para hakimnya dan para pengatur pasukannya dan berkata kepada
mereka: “Aku telah tua dan sangat lanjut umur, 3 dan kamu ini telah melihat
segala yang dilakukan TUHAN, Allahmu, kepada semua bangsa di sini demi
kamu, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang telah berperang bagi kamu.
4 Ingatlah, aku telah membagikan dengan membuang undi bangsa-bangsa
yang masih tinggal ini kepada suku-sukumu menjadi milik pusakamu, seper-
ti juga semua bangsa yang telah kulenyapkan hari itu, mulai dari sungai
Yordan sampai ke Laut Besar di sebelah matahari terbenam. 5 Dan TUHAN,
Allahmu, Dialah yang akan mengusir dan menghalau mereka dari depanmu,
sehingga kamu menduduki negeri mereka, seperti yang dijanjikan kepadamu
oleh TUHAN, Allahmu. 6 Kuatkanlah benar-benar hatimu dalam memelihara
dan melakukan segala yang tertulis dalam kitab hukum Musa,supaya kamu
jangan menyimpang ke kanan atau ke kiri, 7 dansupaya kamu jangan
bergaul dengan bangsa-bangsa yang masih tinggal di antaramu itu, serta
mengakui nama allah mereka dan bersumpah demi nama itu, dan beribadah
atau sujud menyembah kepada mereka. 8 namun kamu harus berpaut pada
TUHAN, Allahmu, seperti yang kamu lakukan sampai sekarang. 9 Bukankah
TUHAN telah menghalau bangsa-bangsa yang besar dan kuat dari depanmu,
dan akan kamu ini, seorang pun tidak ada yang tahan menghadapi kamu
sampai sekarang. 10 Satu orang saja dari pada kamu dapat mengejar seribu
orang, sebab TUHAN Allahmu, Dialah yang berperang bagi kamu, seperti
yang dijanjikan-Nya kepadamu.
Kitab Yosua 23:1-10
347
Mengenai waktu disampaikannya maklumat Yosua ini,
I. Tidak disebutkan sama sekali di mana tempat pertemuan seluruh
rakyat ini diadakan. Sebagian penafsir berpendapat di Timnat-
Serah, kota Yosua sendiri, di mana ia tinggal, dan yang darinya,
sebab sudah tua, ia tidak bisa bepergian. namun tidak tampak
bahwa ia terlalu mementingkan keadaan dirinya sendiri. Oleh
sebab itu, lebih besar kemungkinan bahwa pertemuan ini diada-
kan di Silo, tempat Kemah Pertemuan berada. Dan ke tempat itu
pula, mungkin, semua laki-laki yang mampu, dapat naik ke sana
untuk beribadah di hadapan Tuhan, pada salah satu dari tiga
perayaan agung. Yosua memanfaatkan kesempatan tersebut
untuk menyampaikan pesan ini kepada mereka.
II. Hanya disebutkan secara umum waktu terjadinya pertemuan ini.
Yaitu, lama sesudah TUHAN mengaruniakan keamanan kepada
mereka, namun tidak dikatakan berapa lama (ay. 1). Pertemuan itu
terjadi,
1. sesudah sekian lama saat Israel merasakan segala penghibur-
an dari kehidupan yang aman tenteram dan kepemilikan atas
Kanaan, dan telah menikmati hasil-hasil dari negeri yang baik
itu.
2. sesudah sekian lama saat Yosua memiliki waktu untuk
mengamati di mana letak bahaya yang mengintai, yang akan
merusak mereka, yaitu melalui keakraban mereka dengan
orang-orang Kanaan yang masih tersisa. Oleh sebab itu, Yosua
berhati-hati untuk mempersenjatai mereka melawan hal ini.
III. Orang-orang yang kepada mereka Yosua menyampaikan khotbah
ini: Kepada seluruh orang Israel, para tua-tuanya, dan seterusnya.
Demikian ayat itu dapat dibaca (ay. 2). Mereka tidak bisa datang
semuanya untuk mendengarkan khotbah itu, namun Yosua me-
manggil semua penatua, yaitu dewan penasihat, yang di kemu-
dian hari membentuk Sanhedrin agung (mahkamah agama –
pen.). Para kepala suku, yaitu para bangsawan dan pembesar dari
negeri mereka masing-masing. Para hakim yang mengetahui
hukum-hukum, yang mengadili para penjahat dan berbagai per-
kara, dan memberikan penghakiman atas mereka. Dan, terakhir,
para petugas atau pelaksana, yang dipercayakan untuk melak-
348
sanakan penghakiman-penghakiman itu. Semuanya ini dipanggil
Yosua untuk berkumpul, dan kepada merekalah ia berbicara,
1.supaya mereka menyampaikan apa yang dikatakannya, atau
setidak-tidaknya pengertian dan isi pokoknya, kepada orang-
orang yang ada di bawah pimpinan mereka di negeri mereka
masing-masing. Dengan begitu, pesan ini dapat tersebar ke
seluruh bangsa.
2. sebab , jika mereka dapat diyakinkan untuk beribadah ke-
pada Allah dan berpaut pada-Nya, maka mereka, melalui pe-
ngaruh mereka atas rakyat biasa, akan menjaga rakyat tetap
setia. Jika para pembesar yaitu orang-orang baik, maka
mereka akan membantu membuat banyak orang menjadi baik.
IV. Keadaan Yosua saat ia memberikan pesan ini kepada mereka: Ia
telah tua dan lanjut umur (ay. 1), mungkin itu tahun terakhir
hidupnya, dan ia hidup sampai usia 110 tahun (24:29). Dan ia
sendiri memperhatikan hal itu, dalam kata-kata pembuka khot-
bahnya (ay. 2). saat ia mulai tua, beberapa tahun yang lalu,
Allah mengingatkan dia akan hal itu (13:1): Engkau telah tua.
namun sekarang Yosua sendiri begitu merasakan kelemahan-
kelemahan di usia tua, hingga tidak perlu diberi tahu lagi. Ia bisa
mengungkapkannya sendiri: Aku telah tua dan sangat lanjut umur.
Ia menyatakan hal ini,
1. Sebagai alasan untuk meyakinkan dirinya sendirisupaya
memberikan pesan ini kepada mereka. Oleh sebab sudah tua,
ia sadar hanya ada sedikit waktu saja bersama mereka, untuk
memberi mereka nasihat dan petunjuk. Oleh sebab itu,
seperti yang dikatakan Petrus, selama ia belum menanggalkan
kemah tubuhnya ini, ia akan memanfaatkan segala kesempat-
an untuk mengingatkan mereka akan kewajiban mereka (2Ptr.
1:13). Sebab ia tahu, melalui kelemahan-kelemahan usia yang
semakin bertambah, bahwa tidak lama lagi ia harus menang-
galkan kemah tubuhnya ini. Ia inginsupaya sesudah kepergian-
nya, mereka dapat terus hidup dengan baik seperti sekarang.
saat kita melihat kematian bergegas menghampiri kita, kita
harus tergugah olehnya untuk melakukan pekerjaan hidup
dengan segenap kekuatan kita.
Kitab Yosua 23:1-10
349
2. Sebagai alasan untuk meyakinkan merekasupaya memper-
hatikan apa yang ia katakan. Ia sudah tua dan berpengala-
man, dan sebab itu harus lebih didengar nasihatnya, sebab
umur tidak berbohong. Ia sudah melayani mereka sampai usia
tua, dan telah menghabiskan jiwa raganya demi kebaikan
mereka, dan sebab itu harus lebih dipandang oleh mereka. Ia
sudah tua dan sebentar lagi tiada. Tidak lama lagi mereka
tidak akan bisa lagi mendengarnya berkhotbah. Oleh sebab
itu, biarlah mereka mencermati apa yang dia katakan seka-
rang, dan menyimpannya untuk waktu yang akan datang.
V. Pesan Yosua itu sendiri, yang bertujuan untuk menggerakkan hati
mereka sebisa mungkin, mereka dan keturunan sesudah mereka,
untuk bertekun dalam iman dan ibadah penyembahan yang benar
terhadap Allah Israel.
1. Yosua mengingatkan mereka akan perkara-perkara besar yang
telah dilakukan Allah untuk mereka selama pada masa hidup-
nya sekarang ini, selama masa pemerintahannya, sebab di sini
ia tidak melihat lebih jauh ke belakang. Sebagai buktinya, ia
menantang apa yang telah mereka saksikan sendiri (ay. 3):
“Kamu ini telah melihat segala yang dilakukan TUHAN, Allah-
mu. Bukan apa yang sudah kulakukan, atau apa yang telah
kamu lakukan (kita hanyalah alat-alat di tangan Allah), me-
lainkan apa yang telah dilakukan Allah sendiri melalui aku
dan untuk kamu.”
(1) Banyak bangsa yang besar dan kuat, sesuai dengan per-
kiraan pada zaman itu, dihalau dari negeri yang pada wak-
tu itu indah tiada tara di atas bumi, untuk memberi tempat
bagi Israel. “Kamu telah melihat apa yang dilakukan-Nya
kepada semua bangsa di sini, yang yaitu makhluk-makh-
luk ciptaan-Nya, buatan tangan-Nya, dan yang bisa saja
dijadikan-Nya makhluk-makhluk baru dan pantas untuk
melayani-Nya. Namun, lihatlah kehancuran yang telah di-
perbuat-Nya terhadap mereka demi kamu (ay. 3). Bagaimana
Ia telah menghalau mereka dari depanmu (ay. 9), seolah-olah
mereka tidak ada apa-apanya di mata-Nya, meskipun mere-
ka besar dan kuat dibandingkan dengan kamu.”
350
(2) Mereka tidak hanya dihalau, namun juga diinjak-injak di
depan Israel. Mereka mungkin dihalau, namun dikirim ke
suatu negeri lain yang lebih miskin untuk memulai perke-
bunan di sana. Mungkin mereka dikirim ke padang gurun
yang pernah dilalui Israel begitu lama, dan dengan begitu
mereka hanya bertukar tempat dengan Israel. Meskipun
mereka bertahan melawan Israel dengan sekuat tenaga,
namun mereka ditundukkan di hadapan Israel. Hal ini
membuat pendudukan atas negeri mereka jauh lebih mulia
bagi Israel, dan merupakan contoh yang jauh lebih gemi-
lang akan kuasa dan kebaikan Allah Israel (ay. 3): “TUHAN,
Allahmu, tidak hanya sudah menuntunmu, memberimu
makan, dan menjagamu, namun juga Ia telah berperang un-
tukmu sebagai pahlawan perang.” Dengan sebutan itulah
Ia dikenal di antara mereka saat Ia pertama kali mem-
bawa mereka keluar dari Mesir (Kel. 15:3). Begitu jelas dan
mudahnya semua kemenangan mereka, selama peperangan
yang panjang ini, hingga seorang pun tidak ada yang tahan
menghadapi mereka (ay. 9). Yaitu, tidak ada yang dapat
maju melawan mereka hingga membuat mereka ketakutan,
menyulitkan mereka, atau menghentikan langkah maju
tentara mereka yang jaya itu. Dalam setiap pertempuran,
mereka menang, dan dalam setiap pengepungan, mereka
merebut kota. Kekalahan mereka di hadapan raja Ai pada
suatu kesempatan tidaklah besar, dan hanya berguna un-
tuk menunjukkan kepada mereka bagaimana hubungan
mereka dengan Allah pada waktu itu. Akan namun , seandai-
nya kekalahan itu tidak terjadi, tidak pernah ada tentara
yang dimahkotai dengan sederet keberhasilan yang terus-
menerus dan tidak terputus seperti tentara Israel dalam
peperangan Kanaan.
(3) Mereka tidak hanya sudah menaklukkan orang Kanaan,
namun juga menduduki negeri mereka sepenuhnya (ay. 4):
“Aku telah membagikan dengan membuang undi bangsa-
bangsa ini kepadamu, baik bangsa-bangsa yang dilenyap-
kan maupun bangsa-bangsa yang masih tersisa. Bukan ha-
nyasupaya kamu dapat merampas dan menjarah mereka,
dan hidup dengan hati-hati di negeri mereka untuk semen-
tara waktu, namun jugasupaya negeri itu menjadi milik
Kitab Yosua 23:1-10
351
pusaka yang pasti dan abadi untuk suku-sukumu. Kamu
tidak hanya memilikinya di bawah kakimu, melainkan juga
di dalam tanganmu.”
2. Yosua meyakinkan mereka akan kesiapan Allah untuk mene-
ruskan dan menuntaskan pekerjaan yang mulia ini pada wak-
tunya. Memang benar bahwa sebagian dari orang-orang Ka-
naan masih tersisa, dan di beberapa tempat mereka kuat dan
berani. namun ini tidak boleh mengecewakan harapan-harapan
mereka. saat Israel bertambah begitu banyak hingga dapat
memenuhi kembali negeri ini, Allah akan mengusir orang Ka-
naan sampai tidak tersisa seorang pun, asalkan Israel mau
terus berusaha dan melanjutkan perang melawan orang Ka-
naan dengan gigih (ay. 5): “TUHAN, Allahmu, akan menghalau
mereka dari depanmu, sampai tidak terlihat lagi seorang
Kanaan pun di negeri ini. Bahkan bagian negeri yang masih
ada di tangan mereka akan kamu miliki.” Mungkin ada yang
keberatan bahwa sebab para prajurit dari sejumlah suku
sudah tersebar ke negeri mereka masing-masing, dan pasukan
sudah dibubarkan, maka akan sulit untuk mengumpulkan
mereka bersama-sama saat ada keperluan untuk melanjut-
kan kembali peperangan dengan orang-orang Kanaan yang
tersisa. Untuk menanggapi keberatan ini, Yosua memberi tahu
mereka bahwa mereka tidak perlu khawatir tentang jumlah
pasukan mereka (ay. 10): Satu orang saja dari pada kamu da-
pat mengejar seribu orang, seperti yang dilakukan Yonatan
(1Sam. 14:13). “Tiap-tiap suku dapat berjuang untuk dirinya
sendiri, dan untuk mendapatkan kembali daerah yang menjadi
undinya, tanpa takut berada dalam keadaan yang merugikan
sebab jumlah yang tidak seimbang. Sebab Tuhan Allahmu,
yang memiliki segala kuasa, baik untuk membesarkan hati
maupun mengecilkan hati, dan yang memiliki semua makhluk
yang siap diperintah-Nya, Dialah yang berperang bagi kamu.
Berapa banyak orang yang dapat engkau samakan dengan Dia?”
3. Yosua lalu dengan sungguh-sungguh memerintahkan
mereka untuk mematuhi kewajiban mereka, untuk terus maju
dan bertekun di jalan-jalan Tuhan yang baik, yang telah mere-
ka jalani dengan begitu baik. Yosua menasihati mereka,
352
(1) Untuk benar-benar menguatkan hati (ay. 6): “Allah berpe-
rang untukmu melawan musuh-musuhmu, oleh sebab itu
hendaklah kamu benar-benar menguatkan hati untuk-Nya.
Pelihara dan laksanakanlah dengan teguh segala yang ter-
tulis dalam kitab hukum Musa.” Yosua menekankan kepada
mereka tidak lebih daripada apa yang sudah mengikat me-
reka. “Peliharalah hukum Musa dengan hati-hati, laksana-
kanlah itu dengan tekun, dan perhatikan dengan tulus apa
yang tertulis.”
(2) Untuk sangat berhati-hati: “Berjaga-jagalahsupaya jangan
sampai kamu melewatkan hukum Musa, di sisi kanan
ataupun di sisi kiri, sebab ada banyak kesalahan di kedua
sisinya. Berjaga-jagalahsupaya jangan sampai engkau
mendurhaka dan mengabaikan ketetapan-ketetapan Allah,
atau menambahkan hal-hal takhayul hasil khayalanmu
sendiri.” Terutama, mereka harus berjaga-jaga terhadap
segala sesuatu yang menuntun kepada penyembahan ber-
hala, dosa yang pertama-tama menarik hati mereka, dan
yang paling menggoda hati mereka (ay. 7).
[1] Mereka tidak boleh bergaul dengan para penyembah
berhala, atau mengunjungi mereka, atau hadir dalam
perayaan-perayaan atau acara-acara hiburan mereka.
Sebab, mereka tidak boleh bergaul akrab dengan para
penyembah berhala, atau membina hubungan apa pun
dengan mereka, tanpa bahaya tertular.
[2] Mereka tidak boleh menunjukkan penghormatan sedikit
pun terhadap berhala apa saja, atau mengakui nama
allah mereka. Sebaliknya, mereka harus berusaha me-
nguburkan ingatan akan berhala-berhala itu, hingga
terlupakan untuk selama-lamanya,supaya penyembah-
an terhadapnya tidak pernah dapat dihidupkan kem-
bali. “Biarlah nama allah-allah itu terlupakan. Pandang-
lah berhala-berhala sebagai barang-barang yang kotor
dan menjijikkan, yang namanya tidak patut disebutkan
tanpa kebencian dan kejijikan tak terkira.” Orang-orang
Yahudi tidak boleh mengizinkan anak-anak mereka me-
nyebut nama daging babi, sebab itu haram,supaya
jangan sampai nama itu menimbulkan keinginan dalam
hati mereka. namun , jika mereka perlu membicarakan-
Kitab Yosua 23:1-10
353
nya, mereka harus menyebutnya sebagai barang asing
itu. Sangat disayangkan bahwa di antara orang-orang
Kristen, nama dewa-dewa kafir begitu lazim digunakan,
dan menjadi sedemikian akrab, terutama dalam berba-
gai drama dan puisi. Biarlah nama-nama yang sudah
ditinggikan untuk menandingi Allah itu selama-lamanya
dibenci dan lenyap.
[3] Mereka tidak boleh mendukung orang lain dalam me-
nunjukkan penghormatan kepada berhala-berhala. Me-
reka bukan hanya tidak boleh bersumpah demi berhala-
berhala, namun juga tidak boleh membuat orang lain me-
lakukannya. Ini artinya, mereka tidak boleh membuat
kovenan apa pun dengan para penyembah berhala,
sebab para penyembah berhala itu, untuk meneguhkan
kovenan mereka, akan bersumpah demi berhala-berhala
mereka. Jangan pernah orang Israel mengakui sumpah
seperti itu.
[4] Mereka harus berjaga-jaga terhadap peluang-peluang ter-
jadinya penyembahan berhala ini,supaya jangan sampai
mereka secara perlahan-lahan tiba pada langkah terting-
gi, yaitu beribadah kepada allah-allah palsu, dan sujud
menyembah kepadanya, menentang apa yang tertulis
dalam perintah kedua.
(3) Untuk tetap teguh (ay. 8): Kamu harus berpaut pada TUHAN,
Allahmu. Yaitu, “bersukalah di dalam Dia, bergantunglah
pada-Nya, abdikanlah dirimu untuk kemuliaan-Nya, dan
teruslah berbuat demikian sampai akhir, seperti yang kamu
lakukan sampai sekarang, sejak kamu tiba di Kanaan.” Se-
bab, sebab ingin mengatakan yang sebaik-baiknya tentang
mereka, Yosua tidak melihat begitu jauh ke belakang sampai
ke noda yang di Peor. Mungkin ada banyak hal yang salah di
antara mereka, namun mereka tidak meninggalkan Tuhan
Allah mereka. Dan nasihatnya kepada merekasupaya ber-
tekun sudah seharusnya dikuatkan dengan pujian yang
menyenangkan hati mereka. “Pergi dan raihlah hasilnya,
sebab Tuhan menyertai kamu selama kamu mengikuti-Nya.”
Orang-orang yang memerintah harus memuji. Cara untuk
membuat orang menjadi lebih baik yaitu dengan mem-
bantu mereka menggunakan yang terbaik dari diri mereka.
354
“Engkau sudah berpaut pada Tuhan sampai hari ini. Oleh
sebab itu, teruslah berbuat demikian, sebab jika tidak,
engkau akan kehilangan pujian dan upah atas apa yang
telah engkau kerjakan. Kebenaranmu tidak akan diperhi-
tungkan kepadamu jika engkau berpaling darinya.”
Pesan Yosua kepada Israel
(23:11-16)
1 Maka demi nyawamu, bertekunlah mengasihi TUHAN, Allahmu. 12 Sebab
jika kamu berbalik dan berpaut kepada sisa bangsa-bangsa ini yang masih
tinggal di antara kamu, kawin-mengawin dengan mereka serta bergaul de-
ngan mereka dan mereka dengan kamu, 13 maka ketahuilah dengan sesung-
guhnya, bahwa TUHAN, Allahmu, tidak akan menghalau lagi bangsa-bangsa
itu dari depanmu. namun mereka akan menjadi perangkap dan jerat bagimu,
menjadi cambuk pada lambungmu dan duri di matamu, sampai kamu binasa
dari tanah yang baik ini, yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN,
Allahmu. 14 Maka sekarang, sebentar lagi aku akan menempuh jalan segala
yang fana. Sebab itu insaflah dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu,
bahwa satu pun dari segala yang baik yang telah dijanjikan kepadamu oleh
TUHAN, Allahmu, tidak ada yang tidak dipenuhi. Semuanya telah digenapi
bagimu. Tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi. 15 namun seperti telah
datang atas kamu segala yang baik, yang telah dijanjikan kepadamu oleh
TUHAN, Allahmu, demikianlah TUHAN akan mendatangkan atas kamu segala
yang tidak baik sampai Ia telah memusnahkan kamu dari tanah yang baik
ini, yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, 16 jika kamu me-
langkahi perjanjian, yang telah diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allah-
mu, dan pergi beribadah kepada allah lain dan sujud menyembah kepada
mereka. Maka murka TUHAN akan bangkit terhadap kamu, sehingga kamu
segera binasa dari negeri yang baik, yang telah diberikan-Nya kepadamu.”
Dalam perikop ini,
I. Yosua mengarahkan mereka tentang apa yang harus dilakukan,
susaha mereka bertekun dalam agama (ay. 11). Jika kita ingin
berpaut pada Tuhan, dan tidak meninggalkan-Nya:
1. Kita harus selalu berjaga-jaga, sebab banyak jiwa yang berhar-
ga tersesat dan binasa sebab kecerobohan: “sebab itu ber-
jaga-jagalah, berjaga-jagalah demi nyawamu, demi jiwamu
(demikian kata yang digunakan),supaya batin tetap bersih
dari pencemaran-pencemaran dosa, dan bekerja giat untuk
melayani Allah.” Allah telah memberi kita jiwa yang berharga
dengan perintah ini, “Berjaga-jagalah demi jiwamu, peliharalah
ia dengan setekun mungkin, dengan segala kewaspadaan.”
Kitab Yosua 23:11-16
355
2. Apa yang kita lakukan dalam agama, harus kita lakukan ber-
dasarkan dasar pegangan kasih, bukan sebab paksaan atau
rasa takut terhadap Allah seperti seorang budak, melainkan
sebab pilihan dan dengan kesukaan. “Kasihilah TUHAN,
Allahmu, maka engkau tidak akan meninggalkan-Nya.”
II. Yosua menegaskan kesetiaan Allah kepada mereka sebagai alasan
mengapa mereka harus setia kepada-Nya (ay. 14): “Aku akan
menempuh jalan segala yang fana, aku sudah tua dan segera mati.”
Mati yaitu pergi menempuh sebuah perjalanan, perjalanan yang
jauh ke rumah kita. Ini yaitu jalan segala yang fana, jalan yang
harus ditempuh seluruh umat manusia, cepat atau lambat. Yosua
sendiri, meskipun seorang yang hebat dan baik, dan yang bisa saja
diluputkan dari hal yang menyakitkan, tidaklah terbebas dari nasib
yang menimpa semua manusia ini. Ia memberi perhatian tentang
hal ini di sinisupaya mereka dapat memperhatikan perkataannya
sebagai kata-kata terakhirnya, dan menanggapi sebagaimana mes-
tinya. Atau seperti ini: “Aku sedang menanti ajal, dan akan
meninggalkan kamu. Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu.
namun jika kamu berpaut pada Tuhan, maka Ia tidak akan pernah
meninggalkanmu.” Atau demikian, “sebab sekarang aku sudah
dekat dengan akhir hidupku, maka sudah sepantasnya aku melihat
ke belakang ke tahun-tahun yang sudah berlalu. Dan, saat
meninjau kembali, aku mendapati, dan kamu sendiri insaf dengan
segenap hatimu dan segenap jiwamu, sepenuhnya diyakinkan
dengan bukti yang sangat jelas, dan tertanam dalam dirimu”
(pengetahuan yang memberi kita kebaikan bukanlah pengetahuan
yang ada di kepala saja, melainkan juga yang ada di dalam hati dan
jiwa, dan yang olehnya kita sudah sepatutnya tergerak). “Kamu
tahu bahwa satu pun dari segala yang baik yang telah dijanjikan
kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, tidak ada yang tidak dipenuhi”
dan Ia menjanjikan begitu banyak hal (lihat Yos. 21:45). Allah telah
menjanjikan kepada mereka kemenangan, ketenteraman, kelimpah-
an, Kemah Suci-Nya di antara mereka, dan lain-lain. Dan satu pun
dari semua yang telah dijanjikan-Nya tidak ada yang tidak di-
penuhi. “Nah,” kata Yosua, “bukankah Allah sudah demikian setia
kepadamu? Maka janganlah kamu ingkar terhadap-Nya.” Ini yaitu
alasan yang dipakai sang rasulsupaya kita bertekun (Ibr. 10:23),
Ia, yang menjanjikannya, setia.
356
III. Yosua memberi mereka peringatan yang baik tentang dampak-
dampak mematikan dari kemurtadan (ay. 12-13, 15-16): “Jika
kamu berbalik, maka ketahuilah bahwa itu pasti akan menjadi
kehancuranmu.” Cermatilah,
1. Bagaimana Yosua menggambarkan kemurtadan yang diperi-
ngatkannya kepada mereka. Langkah-langkah menuju kemur-
tadan yaitu (ay. 12), bertambah akrab dengan para penyem-
bah berhala, yang dengan licik akan membujuk mereka, dan
menyelinap masuk ke dalam hidup mereka, sebab sekarang
orang Israel sudah menjadi penguasa negeri itu, untuk me-
menuhi tujuan mereka sendiri. Langkah selanjutnya yaitu
kawin-mengawin dengan mereka. Orang Israel ditarik untuk
berbuat demikian oleh tipu muslihat mereka, yang dengan
senang hati ingin memberikan anak-anak mereka kepada
orang-orang Israel yang kaya ini. Dan akibatnya yaitu (ay.
16) mereka beribadah kepada allah lain (yang diaku sebagai
dewa-dewa kuno negeri itu) dan sujud menyembah kepadanya.
Demikianlah, jalan dosa itu terjal ke bawah, dan orang-orang
yang bersekutu dengan para pendosa tidak bisa terhindar dari
bersekutu dengan dosa. Hal ini digambarkan Yosua,
(1) Sebagai tindakan yang hina dan memalukan dalam me-
ninggalkan Allah. “Ini berarti berbalik dari apa yang sudah
engkau mulai dengan begitu baik” (ay. 12).
(2) Sebagai pelanggaran yang penuh pengkhianatan terhadap
janji (ay. 16): “Ini berarti melangkahi perjanjian, yang telah
diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, dan yang ke-
padanya engkau sendiri telah mengangkat tangan untuk ber-
janji.” Dosa-dosa lain yaitu pelanggaran terhadap hukum
yang diperintahkan Allah kepada mereka, namun dosa ini
yaitu pelanggaran terhadap kovenan yang diperintahkan-
Nya kepada mereka. Dan dosa itu sama saja dengan pelang-
garan terhadap hubungan antara Allah dan mereka, dan
membuat mereka kehilangan segala keuntungan dari kove-
nan itu.
2. Bagaimana Yosua menggambarkan kehancuran yang diperi-
ngatkannya kepada mereka. Ia memberi tahu mereka,
(1) Bahwa orang-orang Kanaan yang tersisa ini, jika orang
Israel sampai melindungi mereka, menuruti kemauan me-
Kitab Yosua 23:11-16
357
reka, dan bergabung untuk bersekutu dengan mereka,
akan menjadi perangkap dan jerat bagi orang Israel. Orang
Kanaan akan menarik mereka ke dalam dosa maupun ke
dalam rayuan-rayuan yang bodoh, rancangan-rancangan
yang tidak bermanfaat, dan segala macam hal yang menyu-
sahkan. Orang Kanaan akan menarik mereka bukan hanya
pada penyembahan berhala, melainkan juga pada segala
macam tindakan asusila, yang akan menjadi kehancuran
bukan hanya dari kebajikan mereka, melainkan juga kebi-
jaksanaan dan akal sehat mereka, roh dan kehormatan me-
reka. Dan sesudah memikat orang Israel melalui perbuatan-
perbuatan curang seperti itu ke dalam satu atau lain
kejahatan, sehingga dapat memperoleh keuntungan atas
mereka, maka pada saat itu orang Kanaan akan bertindak
secara lebih terang-terangan, dan menjadi cambuk pada
lambung mereka dan duri di mata mereka. Orang Kanaan
mungkin akan membunuh atau menghalau ternak mereka,
membakar atau mencuri gandum mereka, menggangu atau
menjarah rumah mereka, dan sedapat mungkin menyusah-
kan mereka. Sebab, sekalipun mereka berpura-pura ingin
berteman, seorang Kanaan, kecuali ia bertobat memeluk
iman dan penyembahan terhadap Allah yang benar, di
setiap zaman akan membenci nama orang Israel dan tidak
suka melihat seorang Israel pun. Lihatlah bagaimana hu-
kuman itu akan dibuat melawan dosa itu sendiri, bahkan,
bagaimana dosa itu sendiri akan menjadi hukumannya.
(2) Bahwa murka Tuhan akan menyala terhadap mereka. Per-
sekutuan-persekutuan yang mereka adakan dengan orang
Kanaan hanya akan memberikan kesempatan kepada para
penyembah berhala itu untuk berbuat jahat kepada mere-
ka. Dan dengan begitu, mereka hanya akan memelihara
ular dalam rumah mereka sendiri. namun hal itu juga akan
menggusarkan hati Allah hingga Ia menjadi musuh mereka,
dan akan menyalakan api murka-Nya terhadap mereka.
(3) Bahwa semua ancaman dari firman Allah akan digenapi,
sama seperti janji dari firman Allah sudah digenapi, sebab
Allah atas kebenaran kekal yaitu setia, baik kepada an-
caman-ancaman-Nya maupun kepada janji-janji-Nya (ay.
15): “Seperti telah datang atas kamu segala yang baik se-
358
suai dengan janji, selama engkau tetap dekat dengan Allah,
demikian pula segala yang jahat akan datang atas kamu
sesuai dengan ancaman, jika kamu meninggalkan Dia.”
Musa sudah menghadapkan kepada mereka keberuntungan
dan kecelakaan. Mereka sudah mengalami keberuntungan,
dan sekarang sedang menikmatinya, dan kecelakaan pasti
akan datang jika mereka tidak taat. Sama seperti janji-janji
Allah bukanlah sorga yang konyol, demikian pula ancam-
an-ancaman-Nya bukanlah hantu bohong-bohongan yang
hanya menakut-nakuti saja.
(4) Bahwa ketidaktaatan mereka akan berakhir dalam kehan-
curan jemaat dan bangsa mereka yang sehabis-habisnya,
seperti yang sudah dinubuatkan Musa. Perkataan ini di-
sebutkan tiga kali di sini. Musuh-musuhmu akan menyu-
sahkan kamu sampai kamu binasa dari tanah yang baik ini
(ay. 13). Dan lagi, “Allah akan menulahi kamu sampai Ia
telah memusnahkan kamu dari tanah yang baik ini (ay. 15).
Sorga dan bumi akan bergabung mencabut kamu sampai ke
akar-akarnya, sehingga (ay. 16) kamu segera binasa dari
negeri yang baik.” Kebinasaan mereka akan diperparah se-
bab negeri yang darinya mereka akan binasa yaitu sebuah
negeri yang baik, negeri yang telah diberikan Allah sendiri
kepada mereka. Dan sebab itu, Ia pasti akan melindungi
mereka seandainya mereka, dengan kefasikan mereka, tidak
membuat diri mereka sendiri terlempar darinya. Demikian-
lah kebaikan dari Kanaan sorgawi, dan dijadikannya Kanaan
sorgawi sebagai pemberian yang cuma-cuma dan pasti oleh
Allah, akan memperparah kesengsaraan orang-orang yang
selama-lamanya tidak bisa masuk ke sana dan binasa dari-
nya. Tidak ada yang akan membuat mereka melihat betapa
sengsaranya mereka, selain dengan kesadaran betapa baha-
gianya keadaan mereka sebenarnya. Demikianlah Yosua
menghadapkan kepada mereka dampak-dampak yang me-
matikan dari kemurtadan mereka,supaya , dengan tahu apa
artinya takut akan Tuhan, mereka dapat diyakinkan untuk
tetap setia kepada Tuhan.
PASAL 24
asal ini mengakhiri riwayat hidup dan pemerintahan Yosua. Di
dalamnya kita membaca,
I. Perhatian dan usaha Yosua yang bersungguh-sungguh untuk
meneguhkan iman dan ibadah penyembahan sejati bangsa
Israel kepada Allah,supaya sesudah kematiannya pun mere-
ka akan tetap bertekun di dalamnya. Untuk itu ia mengada-
kan pertemuan umum para pemimpin jemaat Israel (ay. 1),
dan berperkara dengan mereka.
1. Dengan cara berkisah, ia menuturkan perkara-perkara
besar yang telah dilakukan Allah untuk mereka dan
nenek moyang mereka (ay. 2-13).
2. Dengan menyampaikan kewajiban kepada mereka, oleh
sebab semuanya itu, untuk melayani dan beribadah ke-
pada Allah (ay. 14).
3. Dengan membuat perjanjian dengan mereka, di mana ia
bertujuan untuk membawa mereka,
(1) Untuk menjadikan hidup keagamaan mereka sebagai
pilihan bebas. Dan mereka melakukannya, disertai de-
ngan alasan-alasan yang menyertai pilihan mereka (ay.
15-18).
(2) Untuk membuatnya menjadi pilihan mereka yang
pasti, dan bulat hati memegang pilihan itu (ay. 19-24).
4. Dengan mengikat kovenan dengan mereka (ay. 25-28).
II. Kesudahan sejarah ini dengan,
1. Kematian dan penguburan Yosua (ay. 29-30), dan kemu-
dian imam Eleazar (ay. 33). Penguburan tulang-tulang
Yusuf ikut disebutkan juga (ay. 33).
P
360
2. Gambaran umum tentang kehidupan bangsa Israel pada
masa itu (ay. 31).
Ucapan Perpisahan Yosua kepada Bangsa Israel
(24:1-14)
1 lalu Yosua mengumpulkan semua suku orang Israel di Sikhem.
Dipanggilnya para tua-tua orang Israel, para kepalanya, para hakimnya dan
para pengatur pasukannya, lalu mereka berdiri di hadapan Allah. 2 Berkata-
lah Yosua kepada seluruh bangsa itu: “Beginilah firman TUHAN, Allah Israel:
Dahulu kala di seberang sungai Efrat, di situlah diam nenek moyangmu,
yakni Terah, ayah Abraham dan ayah Nahor, dan mereka beribadah kepada
allah lain. 3 namun Aku mengambil Abraham, bapamu itu, dari seberang
sungai Efrat, dan menyuruh dia menjelajahi seluruh tanah Kanaan. Aku
membuat banyak keturunannya dan memberikan Ishak kepadanya. 4 Kepada
Ishak Kuberikan Yakub dan Esau. Kepada Esau Kuberikan pegunungan Seir
menjadi miliknya, sedang Yakub serta anak-anaknya pergi ke Mesir. 5 Lalu
Aku mengutus Musa serta Harun dan menulahi Mesir, seperti yang Kulaku-
kan di tengah-tengah mereka, lalu Aku membawa kamu keluar.
6 sesudah Aku membawa nenek moyangmu keluar dari Mesir dan kamu
sampai ke laut, lalu orang Mesir mengejar nenek moyangmu dengan kereta
dan orang berkuda ke Laut Teberau. 7 Sebab itu berteriak-teriaklah mereka
kepada TUHAN, maka diadakan-Nya gelap antara kamu dan orang Mesir itu
dan didatangkan-Nya air laut atas mereka, sehingga mereka diliputi. Dan
matamu sendiri telah melihat, apa yang Kulakukan terhadap Mesir. Sesudah
itu lama kamu diam di padang gurun. 8 Aku membawa kamu ke negeri orang
Amori yang diam di seberang sungai Yordan, dan saat mereka berperang
melawan kamu, mereka Kuserahkan ke dalam tanganmu, sehingga kamu
menduduki negerinya, sedang mereka Kupunahkan dari depan kamu.
9 saat itu Balak bin Zipor, raja Moab, bangkit berperang melawan orang
Israel. Disuruhnya memanggil Bileam bin Beor untuk mengutuki kamu.
10 namun Aku tidak mau mendengarkan Bileam, sehingga iapun memberkati
kamu. Demikianlah Aku melepaskan kamu dari tangannya. 11 sesudah kamu
menyeberangi sungai Yordan dan sampai ke Yerikho, berperanglah melawan
kamu warga-warga kota Yerikho, orang Amori, orang Feris, orang Kanaan,
orang Het, orang Girgasi, orang Hewi dan orang Yebus, namun mereka itu
Kuserahkan ke dalam tanganmu. 12 lalu Aku melepaskan tabuhan
mendahului kamu dan binatang-binatang ini menghalau mereka dari depan-
mu, seperti kedua raja orang Amori itu. Sesungguhnya, bukan oleh pedang-
mu dan bukan pula oleh panahmu. 13 Demikianlah Kuberikan kepadamu
negeri yang kamu peroleh tanpa bersusah-susah dan kota-kota yang tidak
kamu dirikan, namun kamulah yang diam di dalamnya; juga kebun-kebun
anggur dan kebun-kebun zaitun yang tidak kamu tanami, kamulah yang
makan hasilnya. 14 Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah
kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya
nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan
beribadahlah kepada TUHAN.
Yosua menyangka bahwa ia sudah mengucapkan perpisahan ter-
akhirnya dengan bangsa Israel dalam pertemuan khidmat itu, yang
kita baca dalam pasal sebelumnya, saat ia berkata, Sebentar lagi
Kitab Yosua 24:1-14
361
aku akan menempuh jalan segala yang fana. namun dengan murah
hati Allah memperpanjang umurnya lebih lama lagi daripada yang di-
sangkanya, dan memperbarui kekuatannya juga. Allah ingin memu-
lihkan dia demi kebaikan Israel. Ia tidak berkata, “Aku sudah ber-
pamitan dari mereka, jadi sudah selesai tugasnya.” namun sebab
sudah dikaruniai kesempatan yang lebih lama lagi, ia memanggil
umat itu untuk berkumpul kembali,supaya ia dapat mencoba apa
lagi yang dapat ia lakukan untuk lebih mendekatkan mereka mereka
kepada Allah. Perhatikanlah,
Kita tidak boleh beranggapan bahwa pekerjaan kita untuk Allah
selesai sampai kehidupan kita berakhir. Seandainya Ia memper-
panjang hari-hari kita melampaui apa yang kita duga, kita harus
menyimpulkan bahwa itu yaitu sebab Ia memiliki beberapa
tugas lagi untuk kita kerjakan.
Orang-orang yang berkumpul itu sama seperti yang di pasal sebe-
lumnya, terdiri dari para tua-tua, para pemimpinnya, para hakim,
para pengatur pasukan (ay. 1). namun pertemuan kali ini agak lebih
khidmat.
I. Tempat yang ditunjuk untuk pertemuan itu yaitu Sikhem.
Bukan hanya sebab letaknya lebih dekat dan nyaman bagi Yosua
yang sudah menjadi lebih lemah dan kurang mampu bepergian
jauh, namun juga sebab di tempat itulah dahulu Abraham men-
jadi wali amanat pertama yang menerima kovenan antara Allah
dengan bangsa ini. Ini yaitu tempat ia bermukim saat datang
ke Kanaan, dan di situlah Allah menampakkan diri kepadanya
(Kej. 12:6-7). Tidak jauh dari situ pula berdiri tegak gunung
Gerizim dan gunung Ebal, di mana bangsa ini memperbarui
kovenan mereka dengan Allah pada kedatangan pertama mereka
memasuki Kanaan (8:30). Dengan demikian, diharapkan tempat
ini dapat mengingatkan mereka kembali akan semua janji yang
telah diberikan kepada nenek moyang mereka, dan akan janji-
janji yang telah mereka sendiri ikrarkan kepada Allah.
II. Dalam pertemuan ini, mereka tidak hanya hadir di hadapan
Yosua, namun juga di hadapan Allah, artinya, mereka datang ber-
sama-sama untuk beribadah dengan penuh kesungguhan, seperti
layaknya memasuki hadirat Allah yang istimewa, dan dengan hati
yang tertuju menantikan firman-Nya yang disampaikan kepada
362
mereka melalui Yosua. Mungkin pertemuan ini juga dimulai de-
ngan doa. Para penafsir menduga bahwa dalam kesempatan besar
ini, Yosua memerintahkan kepada para imamsupaya tabut Allah
yang ada di Silo dibawa ke Sikhem, yang dikatakan jauhnya seki-
tar enam belas kilometer dari Silo. Di sanalah tabut itu ditempat-
kan di tengah pertemuan mereka, sehingga tempat itu disebut
tempat kudus TUHAN (ay. 26). Pada masa itu, kehadiran tabut
memang akan membawa suasana seperti itu. Semua ini mencipta-
kan suasana khidmat dan mendatangkan rasa hormat dan kagum
terhadap Allah di antara orang-orang yang hadir. Kita sekarang
tidak memiliki tanda kehadiran ilahi yang dapat dirasakan secara
lahiriah seperti itu, namun kita harus percaya bahwa di mana dua
atau tiga orang berkumpul dalam nama Kristus, di situ Ia sung-
guh-sungguh hadir di tengah-tengah kita, sama seperti halnya
Allah hadir di tempat tabut disemayamkan, dan kita benar-benar
sungguh hadir di hadapan-Nya.
III. Yosua berbicara kepada mereka dalam nama Allah, dan firman itu
diterima sepenuhnya sebagai berasal dari Dia, dalam bahasa
seorang nabi (ay. 2): “Beginilah firman TUHAN, Allah Mahabesar,
Allah Israel, dan Allahmu dalam kovenan, yang sebab itu wajib
kamu dengar dan perhatikan baik-baik.”
Perhatikanlah, firman Allah harus kita terima sebagai perkata-
an-Nya sendiri, sehingga siapa pun yang menjadi utusan yang
membawakannya tidak boleh menambahkan kebesarannya sen-
diri kepadanya, begitu juga kekurangannya tidak dapat mengu-
rangi kebesaran firman itu. Khotbah Yosua terdiri atas pengajaran
dan penerapannya.
1. Bagian pengajaran berisikan sejarah perkara-perkara besar
yang telah dilakukan Allah kepada umat-Nya, dan kepada ne-
nek moyang mereka sebelumnya. Melalui Yosua Allah menceri-
takan keajaiban-keajaiban masa dahulu kala: “Aku melakukan
begini dan begitu.” Mereka harus mengetahui dan menyadari,
tidak hanya hal ini dan hal-hal semacam itu sudah dilakukan,
namun juga menyadari bahwa Allah-lah yang mengerjakan
semuanya itu. Hanya serangkaian keajaiban yang dicatat di
sini, namun mungkin masih banyak lagi hal-hal yang ditutur-
kan oleh Yosua, namun tidak dicacat di sinisupaya singkat
saja. Lihatlah apa yang dilakukan Allah,
Kitab Yosua 24:1-14
363
(1) Ia mengambil Abraham keluar dari Ur-Kasdim (ay. 2-3).
Abraham dan nenek moyangnya telah menyembah allah-
allah lain di sana, sebab meskipun negeri itu terkenal
sebagai negeri ilmu pengetahuan, namun dari sanalah pe-
nyembahan berhala muncul, sebagaimana dugaan sebagi-
an orang. Di sana, dunia dengan