n-
jaga perbatasan seluruh negeri Kanaan di sisi yang berhadapan
260
dengan seteru bebuyutan mereka meski kedua ayah mereka me-
rupakan saudara kembar, yakni orang Edom. Oleh sebab itu,
Tuhan kita, yang berasal dari suku Yehuda, dan yang empunya
kerajaan itu, akan menghukumkan pegunungan Esau (Ob. 1:21).
3. Batas sebelah utara memisahkannya dengan bagian yang diundi-
kan kepada suku Benyamin. Pada perbatasan ini, disebutkan ten-
tang adanya batu Bohan bin Ruben (ay. 6). Bohan mungkin meru-
pakan kepala pasukan suku Ruben yang ternama yang menyebe-
rangi sungai Yordan, dan mati di perkemahan di Gilgal lalu
dikuburkan tidak jauh dari batu ini. Lembah Akhor terletak pula
di perbatasan ini (ay. 7) untuk mengingatkan orang-orang Yehuda
akan perkara yang didatangkan Akhan, salah seorang dari suku
mereka, kepada umat Israel,supaya mereka tidak menjadi terlalu
sombong oleh sebab pelayanan mereka. Perbatasan utara ini ber-
singgungan erat dengan Yerusalem (ay. 8), begitu eratnya sehing-
ga gunung Sion dan gunung Moria termasuk ke dalam bagian
yang diundikan kepada suku ini, meski sebagian besar kota Yeru-
salem termasuk di dalam bagian yang diundikan kepada suku
Benyamin.
4. Batas sebelah barat awalnya dekat dengan Laut Besar (ay. 12),
namun lalu bagian yang diundikan kepada suku Dan meng-
ambil sejumlah besar bagian yang diundikan kepada suku Ye-
huda di sisi ini, sebab undi ini hanya untuk menentukan antara
Yehuda dan Yusuf, siapa yang memiliki bagian utara dan siapa
yang memiliki bagian selatan, bukan untuk menentukan batas-
batas tetap di antara keduanya. Batas-batas milik pusaka suku
Yehuda ditetapkan. Meski suku Yehuda merupakan suku yang
kuat dan tangguh dalam berperang, serta sangat terpandang di
mata suku-suku lainnya, mereka tidak boleh dibiarkan bebas me-
nentukan pilihannya sendiri, bebas memperbesar kepemilikan me-
reka semau mereka, namun harus hidup sedemikian rupa sehingga
tetangga-tetangga mereka dapat hidup berdampingan bersama.
Mereka yang ditempatkan begitu tinggi tidak boleh memiliki
pikiran bahwa hanya mereka sendiri yang tinggal di dalam negeri.
Kitab Yosua 15:13-19
261
Milik Pusaka Kaleb
(15:13-19)
13 namun kepada Kaleb bin Yefune diberikan Yosua sebagian di tengah-tengah
bani Yehuda itu, yakni Kiryat-Arba, seperti yang dititahkan TUHAN kepada-
nya; Arba ialah bapa Enak. Itulah Hebron. 14 Dan Kaleb menghalau dari sana
ketiga orang Enak, yakni Sesai, Ahiman dan Talmai, anak-anak Enak. 15 Dari
sana ia maju menyerang penduduk Debir. Nama Debir itu dahulu ialah
Kiryat-Sefer. 16 Lalu berkatalah Kaleb: “Siapa yang menggempur Kiryat-Sefer
dan merebutnya, kepadanya akan kuberikan Akhsa, anakku, menjadi isteri-
nya.” 17 Dan Otniel, anak Kenas saudara Kaleb, merebut kota itu; lalu Kaleb
memberikan kepadanya Akhsa, anaknya, menjadi isterinya. 18 saat perem-
puan itu tiba, dibujuknya suaminya untuk meminta ladang kepada ayahnya.
Maka turunlah perempuan itu dari keledainya, lalu berkatalah Kaleb kepada-
nya: “Ada apa?” 19 Jawabnya: “Berikanlah kepadaku hadiah; telah kauberi-
kan kepadaku tanah yang gersang, berikanlah juga kepadaku mata air.” Lalu
diberikannyalah kepadanya mata air yang di hulu dan mata air yang di hilir.
Penulis kitab ini tampaknya bersukacita dengan setiap kesempatan
yang ada untuk menyebut tentang Kaleb dan memberi kehormatan
kepadanya, sebab ia telah memuliakan Allah dengan mengikuti-Nya
dengan sepenuh hati. Perhatikan,
I. Pemberian Yosua kepada Kaleb, berupa gunung Hebron sebagai
milik pusakanya, diulang kembali di sini (ay. 13), dan dikatakan
bahwa bagian itu diberikan kepadanya,
1. Seperti yang dititahkan TUHAN kepada Yosua. Meskipun di da-
lam permohonannya, Kaleb telah menyampaikan alasan yang
sangat kuat di balik itu, yaitu adanya janji, namun sebab Allah
telah memerintahkan Yosua untuk membagi-bagi tanah Ka-
naan menurut undi, maka Yosua pada kesempatan ini tidak
mau berbuat sebaliknya dan mengabulkan permintaan saha-
bat lamanya Kaleb, tanpa adanya perintah dari Allah, yang
petunjuk-Nya dalam perkara ini kemungkinan diminta oleh
Yosua. Di dalam setiap perkara yang meragukan, kita harus
mencari tahu pikiran Allah dan mengerjakan tanggung jawab
kita dengan setia.
2. Pemberian itu dikatakan merupakan satu bagian di tengah-
tengah bani Yehuda. Meski bagian itu diberikan kepada Kaleb
sebelum hasil undi suku Yehuda keluar, melalui campur
tangan Allah yang mengatur pengundian tersebut, bagian itu
ternyata terletak tepat di tengah-tengah suku Yehuda, yang
dengan penuh anugerah telah diberikan kepadanya agar ia
262
tidak terpisah dari saudara-saudaranya dan hidup dikelilingi
orang-orang dari suku lain.
II. sesudah Kaleb memperoleh pemberian ini, dikisahkan,
1. Bagaimana ia memperlihatkan keberaniannya dengan menak-
lukkan Hebron (ay. 14): Kaleb menghalau dari sana ketiga
orang Enak, yakni ia dan orang-orang yang dipilihnya untuk
menyertainya di dalam tugas ini. Hal ini dituliskan di sini un-
tuk memperlihatkan, bahwa keyakinan akan kemenangan da-
lam perkara ini yang sebelumnya telah diucapkan Kaleb, mela-
lui penyertaan Allah bersamanya (14:12), tidak mengelabui-
nya, malahan peristiwa ini menjawab pengharapannya. Kaleb
tidak dikatakan membinasakan para raksasa ini, melainkan ia
menghalau mereka dari sana. Ini menunjukkan bahwa mereka
undur diri saat Kaleb datang, dan lari dari hadapannya.
Kekuatan dan perawakan tubuh mereka tidak lantas menum-
buhkan keberanian dalam pikiran mereka, sehingga walaupun
paras mereka seperti singa, hati mereka seperti kelinci hutan
yang gemetar. Demikianlah Allah kerap kali mematahkan se-
mangat para pemimpin (Mzm. 76:13), menyebabkan para pe-
mimpin dunia kehilangan akal (Ayb. 12:24), dan mempermalu-
kan kepercayaan diri orang-orang yang sombong. Demikianlah
jika kita melawan Iblis, si singa yang mengaum-aum itu,
meskipun ia tidak jatuh, ia akan melarikan diri.
2. Bagaimana ia menguatkan semangat orang-orang di sekeliling-
nya untuk menaklukkan Debir (ay. 15, dst.). Meskipun Yosua
sudah menaklukkan Debir sebelumnya (10:39), namun orang
Kanaan tampaknya berhasil merebutnya kembali di tengah
ketiadaan pasukan Israel di sana, sehingga tempat itu harus
ditaklukkan untuk kedua kalinya. sesudah Kaleb selesai me-
naklukkan Hebron, yang diperbuatnya demi dirinya sendiri
dan demi kaumnya, maka untuk memperlihatkan kegigihan-
nya berjuang bagi kepentingan rakyat, seperti halnya bagi
kepentingannya sendiri, ia melanjutkan usaha penaklukannya
ke Debir, dan tidak akan menurunkan senjatanya sampai kota
yang hanya terletak sekitar enam belas kilometer ke arah
selatan dari Hebron itu juga berhasil direbutnya. Meskipun ia
tidak memiliki kepentingan khusus di dalam usaha ini, pe-
naklukan Debir akan membawa kebaikan bersama bagi suku-
Kitab Yosua 15:13-19
263
nya. Melalui kisah ini, marilah kita belajar untuk tidak men-
cari dan mengutamakan kepentingan diri sendiri, namun peduli
dan bergiat bagi kesejahteraan masyarakat di tempat kita
hidup. Kita tidak lahir demi diri kita sendiri, dan kita tidak
boleh hidup untuk diri kita sendiri.
(1) Nama kota ini mendapat perhatian khusus. Debir dahulu
disebut Kiryat-Sefer, artinya kota kitab, serta Kiryat-Sana
(ay. 49), yang oleh beberapa orang diterjemahkan sebagai
kota pengetahuan. Demikian disebut di dalam Septuaginta
sebagai polis grammaton, sementara lainnya berpendapat
bahwa kota itu dahulu merupakan universitas bagi orang
Kanaan, seperti halnya Atena di Yunani, tempat para pe-
muda mereka dididik. Mungkin juga kitab-kitab tarikh atau
catatan, atau barang-barang peninggalan sejarah bangsa
itu, disimpan di kota itu. Barangkali inilah yang membuat
Kaleb sangat berhasrat menjadikan Israel sebagai tuan atas
kota itu, yaitusupaya mereka dapat mengenal lebih dalam
ajaran-ajaran kuno orang Kanaan.
(2) Tawaran yang dibuat Kaleb, untuk memberikan putrinya
serta sejumlah tanah kepada siapa saja yang berhasil me-
rebut kota itu dan memimpin pasukan untuk menjalankan
tugas itu (ay. 16). Seperti itu pula Saul menjanjikan putri-
nya kepada siapa saja yang berhasil membunuh Goliat
(1Sam. 17:25). Keduanya tidak bermaksud memaksa putri
mereka menikahi orang yang tidak bisa dikasihinya, namun
keduanya meyakini ketaatan putri mereka, dan ketundukan
mereka terhadap kehendak ayah mereka, meski itu mungkin
berlawanan dengan keinginan hati mereka. Keluarga Kaleb
tidaklah terlampau terhormat atau kaya, namun mereka
hidup saleh. Ia yang mengikuti Tuhan dengan sepenuh hati
tak ayal lagi akan mengajari anak-anaknya untuk berbuat
hal serupa, sehingga putrinya pasti akan sangat didamba-
dambakan pemuda mana pun untuk dijadikan pasangan.
Kaleb, dengan membuat penawaran ini, bertujuan,
[1] Melayani negerinya dengan menaklukkan kota yang
bernilai penting itu. Dan,
[2] Menikahkan putrinya secara layak dengan seorang laki-
laki yang terpelajar, yang pasti sungguh tertarik kepada
264
kota kitab, dan seorang laki-laki yang tangguh dalam
berperang, yang kemungkinan besar akan berbakti ke-
pada negerinya dan berlaku pantas di dalam angkatan-
nya. jika Kaleb dapat menikahkan putrinya dengan
laki-laki seperti itu, ia akan memandang putrinya seba-
gai orang yang sungguh terberkati, tanpa mempertim-
bangkan apakah bagian undi milik suku laki-laki itu
lebih besar atau lebih kecil.
(3) Kota itu dengan gagah berani ditaklukkan Otniel, keponak-
an Kaleb, yang sosoknya mungkin muncul di benak Kaleb
pada waktu ia mengumumkan penawaran itu (ay. 17).
Otniel ini, yang dengan tindakannya membuat namanya
dikenal sejak ia muda, di lalu hari di usianya yang
lebih tua akan mendapat kehormatan menjadi penyelamat
serta hakim di Israel, orang pertama yang seorang diri
mengawasi segala perkara bangsa Israel sesudah Yosua mati.
Alangkah baiknya bagi orang-orang yang hendak berkarya
di dunia untuk mengawalinya dengan pekerjaan yang mulia
dan baik, agar dengan berbuat lebih di dalam pelayanan
pada waktu muda, mereka mendapat kehormatan sesudah
menjadi tua.
(4) lalu , dengan persetujuan seluruh pihak, Otniel meni-
kahi sepupunya, Akhsa, putri Kaleb. Otniel mungkin sudah
tertarik kepada Akhsa sebelumnya, sehingga ia berani
mempertaruhkan diri melaksanakan amanat ini demi men-
dapatkannya. Rasa cinta kepada negeri, hasrat besar untuk
mendapatkan kehormatan, dan keinginan memperoleh per-
kenanan para pemimpin umatnya, mungkin bukanlah yang
menggerakkan Otniel untuk menjalankan perbuatan besar
ini, namun kasihnya kepada Akhsalah yang menggerakkan-
nya. Ini membuatnya tidak bisa terima jikalau ada orang
lain yang mampu memenangkan perkenanan Akhsa selain
dirinya, dan ini mengobarkan semangatnya dengan nyala
api yang hebat. Demikianlah cinta kuat seperti maut, dan
kecemburuan kejam bagai kuburan.
(5) Oleh sebab sang penulis pada kesempatan ini sedang mem-
bahas mengenai pembagian tanah, ia menyajikan catatan
tentang bagian Akhsa, yang berada di tanah Kanaan, sebagai
sesuatu yang lebih berharga sebab dinikmati bersama ke-
Kitab Yosua 15:13-19
265
bajikan janji Allah, meskipun kita dapat menganggap
bahwa para penakluk Kanaan, yang memperoleh rampasan
dari begitu banyak kota yang kaya, juga berlimpah harta.
[1] Beberapa bagian tanah milik Akhsa diperolehnya seba-
gai pemberian sukarela Kaleb, yang diperbolehkan apa-
bila ia menikahi laki-laki dari suku dan kaumnya sen-
diri, seperti halnya para putri Zelafehad. Kaleb memberi
kepadanya tanah di bagian selatan (ay. 19, KJV). Me-
mang benar bahwa pemberian itu berupa tanah, namun
tanah di bagian selatan itu yaitu tanah yang kering
dan cenderung tandus.
[2] Akhsa mendapatkan lebih banyak lagi melalui permo-
honannya. Ia bisa saja meminta suaminya untuk me-
mohonkan ladang, mungkin suatu ladang tertentu, atau
padang, yang termasuk di dalam bagian undi Kaleb,
dan menggabungkan ladang atau padang itu dengan
tanah di bagian selatan yang telah diberikan Kaleb ke-
pada putrinya pada waktu ia menikah. Akhsa berang-
gapan bahwa suaminya memperoleh perkenanan yang
besar di mata ayahnya, yang tak ayal lagi sangat ber-
sukacita dengan pencapaian yang sungguh mulia dari
suaminya itu baru-baru ini, namun suaminya berpen-
dapat bahwa akan lebih tepat jika Akhsalah yang
mengajukan permohonan itu, dan bahwa kemungkinan-
nya untuk berhasil lebih besar. Demikian diperbuat
Akhsa, yang tunduk kepada keputusan suaminya itu
meski berlawanan dengan keinginannya sendiri, dan ia
pun melakukan usaha nya itu dengan perangai yang
luhur. Pertama, ia mempergunakan kesempatan yang
ada sewaktu ayahnya menghantarnya pulang ke rumah
suaminya, saat rasa puas hati ayahnya sebab telah
menyerahkan putrinya dengan sangat baik membuat-
nya berpikir bahwa tidak ada perbuatan yang terlampau
besar yang bersedia dilakukannya bagi putrinya itu.
Kedua, ia turun dari keledainya, sebagai tanda hormat
dan penghargaan kepada ayahnya, yang akan tetap
dihormatinya seperti pada waktu ia belum menikah. Ia
menangis atau berdesah sesudah turun dari keledainya,
demikian dituliskan di dalam Septuaginta dan Vulgata
266
Latin (Alkitab bahasa Latin – pen.). Ia mengungkapkan
kesedihan dan kekhawatirannya guna memberi ayahnya
kesempatan bertanya kepadanya perihal apa yang
diinginkannya. Ketiga, ia menyebutnya sebagai berkat
(ay. 19, KJV), sebab itu akan mempermudah hidupnya
di tempat tinggalnya. Dan ia yakin bahwa sebab tidak
hanya ia menikah dengan persetujuan ayahnya, namun
itu juga merupakan tanda kepatuhan terhadap perin-
tahnya, ayahnya itu tidak akan menolak memberinya
berkat. Keempat, ia hanya meminta air, yang tanpanya
tanah yang dimilikinya itu hanya memberinya sedikit
manfaat baik untuk pertanian maupun peternakan,
namun yang dimaksudkannya sesungguhnya yaitu
ladang yang di dalamnya terdapat mata air. Kerendahan
hati dan kewajaran Akhsa dalam keinginannya mem-
berinya keuntungan luar biasa. Tanah tanpa air yaitu
seperti pohon tanpa getah, atau tubuh hewan tanpa
darah. Oleh sebab itu, saat Allah mengumpulkan
segala air pada satu tempat, dengan hikmat dan anuge-
rah-Nya Ia meninggalkan sejumlah air di segala tempat,
agar tanah disuburkan demi kebaikan manusia (lihat
Mzm. 104:10, dst.) Pada akhirnya, Akhsa mendapatkan
apa yang diinginkannya saat ayahnya memberinya
apa yang dimohonkannya, dan mungkin bahkan lebih
dari itu, sebab diberikannyalah kepadanya mata air
yang di hulu dan mata air yang di hilir, yakni dua
dataran yang disebut demikian menurut mata air yang
ada di tengah-tengah mereka, seperti yang umumnya
kita kenal sebagai dataran tinggi dan dataran rendah.
Orang-orang yang memahami ayat ini sebagai ayat yang
berbicara mengenai satu dataran, yang diairi oleh hujan
yang turun dari langit serta mata air yang keluar dari
perut bumi, mengacu kepada kiasan yang kerap kita
pergunakan, yakni saat kita berdoa memohon berkat
rohani dan sorgawi bagi jiwa kita, yang merupakan
berkat dari mata air yang di hulu, serta berkat rohani
dan sorgawi bagi tubuh dan hidup kita, yang me-
rupakan berkat dari mata air yang di hilir.
Dari kisah ini, kita belajar,
Kitab Yosua 15:20-63
267
1. Bahwa perintah Allah yang kesepuluh tidaklah di-
langgar saat kita dengan rendah hati mengingin-
kan kenyamanan serta kemudahan hidup ini, asal-
kan kita peroleh dengan cara yang jujur dan layak.
2. Bahwa suami dan istri harus saling menasihati satu
sama lain, dan sama-sama sepakat, mengenai segala
sesuatu demi kebaikan keluarga mereka, dan mere-
ka harus lebih sepakat lagi saat memohon kepada
Bapa sorgawi berkat-berkat yang terbaik, yakni ber-
kat yang berasal dari mata air yang di hulu.
3. Bahwa orangtua tidak boleh memandang segala se-
suatu yang diberikan kepada anak-anak mereka
demi kebaikan mereka sebagai suatu kerugian, te-
tapi harus dengan sukarela menyediakan bagian me-
reka serta segala sesuatu yang menunjang hidup
mereka, khususnya saat mereka merupakan anak-
anak yang patuh. Kaleb memiliki beberapa anak
laki-laki (1Taw. 4:15), namun ia tetap memberi de-
ngan limpah kepada putrinya. Orang tua yang dengan
sungut-sungut enggan memberikan apa yang diperlu-
kan anak-anak mereka, padahal mudah bagi mereka
untuk berpisah dengan pemberian itu, sudah menjadi
lupa diri dan tidak ingat lagi hubungan mereka
dengan anak-anaknya.
Bagian yang Diundikan kepada Yehuda
(15:20-63)
20 Inilah milik pusaka suku bani Yehuda menurut kaum-kaum mereka. 21 Kota-
kota suku bani Yehuda yang paling ujung, dekat batas tanah Edom di Tanah
Negeb, ialah Kabzeel, Eder, Yagur, 22 Kina, Dimona, Adada, 23 Kedesh, Hazor,
Yitnan, 24 Zif, Telem, Bealot, 25 Hazor-Hadata, Keriot-Hezron, itulah Hazor;
26 Amam, Sema, Molada, 27 Hazar-Gada, Hesmon, Bet-Pelet, 28 Hazar-Sual,
Bersyeba dan segala anak kotanya, 29 Baala, Iyim, Ezem, 30 Eltolad, Kesil,
Horma, 31 Ziklag, Madmana, Sansana, 32 Lebaot, Silhim, Ain dan Rimon; selu-
ruhnya dua puluh sembilan kota dengan desa-desanya. 33 Di Daerah Bukit:
Esytaol, Zora, Asna, 34 Zanoah, En-Ganim, Tapuah, Enam, 35 Yarmut, Adulam,
Sokho, Azeka, 36 Saaraim, Aditaim, Gedera dan Gederotaim; empat belas kota
dengan desa-desanya. 37 Zenan, Hadasa, Migdal-Gad, 38 Dilean, Mizpa, Yokteel,
39 Lakhis, Bozkat, Eglon, 40 Kabon, Lahmas, Kitlis, 41 Gederot, Bet-Dagon,
Naama dan Makeda; enam belas kota dengan desa-desanya. 42 Libna, Eter,
Asan, 43 Yiftah, Asna, Nezib, 44 Kehila, Akhzib dan Maresa; sembilan kota de-
ngan desa-desanya. 45 Ekron dengan segala anak kota dan desanya. 46 Mulai
268
dari Ekron sampai ke laut, segala yang di sisi Asdod dan desa-desanya,
47 Asdod dengan segala anak kota dan desa-desanya, Gaza dengan segala
anak kota dan desa-desanya, sampai ke sungai tanah Mesir, Laut Besar dan
pantainya. 48 Lagi di Pegunungan: Samir, Yatir, Sokho, 49 Dana, Kiryat-Sana,
itulah Debir; 50 Anab, Estemo, Anim, 51 Gosyen, Holon dan Gilo; sebelas kota
dengan desa-desanya; 52 Arab, Duma, Esan, 53 Yanum, Bet-Tapuah, Afeka,
54 Humta, Kiryat-Arba, itulah Hebron, dan Zior; sembilan kota dengan desa-
desanya. 55 Maon, Karmel, Zif, Yuta, 56 Yizreel, Yokdeam, Zanoah, 57 Kain,
Gibea dan Timna; sepuluh kota dengan desa-desanya. 58 Halhul, Bet-Zur,
Gedor, 59 Maarat, Bet-Anot dan Eltekon; enam kota dengan desa-desanya.
60 Kiryat-Baal, itulah Kiryat-Yearim, dan Raba; dua kota dengan desa-
desanya. 61 Di padang gurun: Bet-Araba, Midin, Sekhakha, 62 Nibsan, Kota
Garam dan En-Gedi; enam kota dengan desa-desanya. 63 namun orang Yebus,
penduduk kota Yerusalem, tidak dapat dihalau oleh bani Yehuda. Jadi orang
Yebus itu masih tetap diam bersama-sama dengan bani Yehuda di Yerusalem
sampai sekarang.
Di sini disajikan daftar yang berisi kota-kota yang termasuk di dalam
bagian yang diundikan kepada suku Yehuda. Nama-nama kota itu
disebutkan satu per satu agar suku Yehuda mengetahui kepunyaan
mereka, lalu menjaga serta berpuas diri dengan kota-kota itu, dan
agar mereka tidak menghilangkan milik mereka itu baik melalui sifat
pengecut atau malas.
I. Nama kota-kota itu dituliskan di sini dan dihitung menurut
beberapa kelompok. Alasan di balik pengelompokan ini sejatinya
lebih baik dijelaskan oleh mereka yang hidup pada masa itu
daripada oleh kita yang hidup pada masa kini. Inilah,
1. Beberapa kota yang dikatakan sebagai kota-kota yang paling
ujung dekat batas tanah Edom (ay. 21-32). Meskipun ada
tertulis tiga puluh delapan nama, namun yang disebutkan ada
dua puluh sembilan kota (ay. 32), sebab sembilan kota lainnya
akan dialihkan kepada bagian yang diundikan kepada Simeon,
dan lalu dipandang sebagai milik mereka (19:2, dst.)
Dengan demikian, hanya kota-kota yang tetap menjadi milik
Yehudalah yang dihitung, meskipun nama-nama kota yang
lain turut dituliskan.
2. Kota-kota lainnya dikatakan berada di daerah bukit (ay. 33),
terhitung ada empat belas kota, namun ada lima belas nama
yang dituliskan. Kemungkinan Gedera dan Gederotaim meru-
pakan dua nama atau dua bagian dari satu kota yang sama.
3. Lalu ada tertulis enam belas nama kota tanpa keterangan di
awalnya (ay. 37-41), lalu sembilan kota lagi (ay. 42-44).
Kitab Yosua 15:20-63
269
4. lalu tiga kota Filistin, yakni Ekron, Asdod, dan Gaza (ay.
45-47).
5. Kota-kota di pegunungan, seluruhnya ada sebelas kota (ay. 48-
51), lalu sembilan kota (ay. 52-54), sepuluh kota (ay. 55-57),
enam kota (ay. 58-59), dua kota (ay. 60), dan enam kota di
padang gurun, yakni suatu daerah di negeri itu yang pen-
duduknya tidak sepadat di daerah lain.
II. Sekarang pada bagian ini,
1. Kita tidak menemukan Betlehem, yang nantinya akan menjadi
kota Daud dan dimuliakan oleh kelahiran Tuhan kita Yesus di
dalamnya. Akan namun , kota itu, yang terkecil di antara kaum-
kaum Yehuda (Mi. 5:1), kecuali bahwa derajatnya akan di-
tinggikan melalui peristiwa yang telah disebutkan sebelumnya,
pada saat ini sungguh sangatlah kecil sehingga tidak terhitung
di antara kota-kota, namun mungkin terhitung sebagai salah
satu desa yang namanya tidak disebutkan. Kristus datang un-
tuk memberi kemuliaan kepada tempat-tempat yang berkaitan
dengan-Nya, bukan untuk menerima kemuliaan dari tempat-
tempat itu.
2. Yerusalem dikatakan masih terus berada di tangan orang
Yebus (ay. 63), sebab mereka tidak dapat dihalau oleh bani
Yehuda, oleh sebab kelambanan, kebodohan, dan ketidakper-
cayaan mereka. Andaikata suku Yehuda berusaha menghalau
orang Yebus dengan semangat dan keteguhan hati, maka ber-
alasan bagi kita untuk berpendapat, bahwa Allah tidak akan
ragu untuk menganugerahkan keberhasilan kepada mereka.
Akan namun , mereka tidak mampu melakukannya sebab me-
reka memang tidak mau. Yerusalem di lalu hari akan
menjadi kota kudus, kota mulia, kota Sang Raja Mulia, per-
hiasan yang paling cemerlang di seluruh negeri Israel. Allah
telah merancangnya untuk menjadi seperti itu. Dengan demi-
kian, kenyataan bahwa mereka akan dijauhkan begitu lamanya
dari Yerusalem, dapat dipandang sebagai suatu hukuman yang
adil atas kelalaian mereka menaklukkan kota-kota lain yang
telah diserahkan Allah kepada mereka.
3. Di antara kota-kota suku Yehuda (seluruhnya ada 114 kota),
kita mendapati kota Libna, yang pada zaman Yoram membe-
rontak dan mungkin berdiri sendiri sebagai negeri yang bebas
270
(2Raj. 8:22), dan Lakhis, tempat dibunuhnya raja Amazia
(2Raj. 14:19), kota yang memimpin kepada penyembahan
berhala (Mi. 1:13), dan kota inilah permulaan dosa bagi puteri
Sion. Ada tertulis pula di sini Gilo, kota Ahitofel, dan Tekoa,
kota asal nabi Amos dan yang dekat dengan tempat Yosafat
meraih kemenangan yang luar biasa itu (2Taw. 20:20, dst.),
dan Maresa, tempat Asa menjadi pemenang. Banyak kota yang
menjadi kepunyaan suku ini muncul di dalam sejarah masa
sulit Daud. Adulam, Zif, Kehila, Maon, En-Gedi, Ziklag, yang
semuanya dituliskan sebagai milik suku ini, merupakan tem-
pat-tempat yang dekat mana Daud kerap mengembara, kare-
na, meskipun Saul terkadang menghalaunya keluar dari milik
pusaka Tuhan, Daud berusaha sebisa mungkin untuk tetap
dekat dengan milik pusaka Tuhan itu. Daud sering mengem-
bara di padang gurun Yehuda, dan pada tempat inilah Yoha-
nes Pembaptis mengajar, dan di sanalah berita tentang Kera-
jaan sorga berawal (Mat. 3:1). Kekayaan negeri ini tak ayal lagi
menjawab berkat Yakub atas suku ini, bahwa Yehuda akan
mencuci pakaiannya dengan anggur (Kej. 49:11). Dan, secara
umum, Yehuda, engkau akan dipuji, bukan dibenci, oleh
saudara-saudaramu.
PASAL 16
angat disayangkan bahwa pasal ini dan pasal berikutnya harus
dipisahkan, sebab keduanya memberi tahu kita tentang undian
bagi keturunan anak-anak Yusuf, yaitu suku Efraim dan suku
Manasye, yang, sesudah Yehuda, harus mendapatkan jabatan kehor-
matan, dan sebab nya memperoleh bagian yang pertama dan terbaik
di bagian utara Kanaan, seperti halnya Yehuda di bagian selatan.
Dalam pasal ini kita membaca tentang,
I. Sebuah gambaran umum tentang undian dua suku ini seka-
ligus (ay. 1-4).
II. Batas-batas undian untuk Efraim secara khusus (ay. 5-10).
Sedangkan untuk Manasye ada di dalam pasal berikutnya.
Undian bagi Keturunan Yusuf
(16:1-4)
1 lalu keluarlah undian bagi bani Yusuf. Batas mereka mulai dari su-
ngai Yordan dekat Yerikho, di sebelah timur mata-mata air Yerikho, melalui
padang gurun, yang naik dari Yerikho ke pegunungan, ke Betel, 2 keluar dari
Betel menuju ke Lus, terus ke daerah orang Arki, ke Atarot, 3 turun ke barat
ke daerah orang Yaflet, sampai daerah Bet-Horon Hilir dan selanjutnya
sampai Gezer dan berakhir di laut. 4 Demikianlah bani Yusuf, yakni suku
Manasye dan suku Efraim, menerima milik pusaka.
Kendati Yusuf yaitu salah satu dari anak-anak Yakub yang lebih
muda, namun dialah yang sulung melalui Rahel istri yang paling
dikasihinya. Selain itu, Yusuflah anak yang paling dikasihinya, dan
menjadi kebanggaan serta penopang terbesar bagi keluarganya, yang
memelihara seluruh keluarga dari kebinasaan di masa kelaparan.
Yusuf juga merupakan gembalanya Gunung Batu Israel. sebab itu-
lah keturunannya sangat didahulukan dalam undian. Bagian pusaka
S
272
mereka terletak tepat di pusat tanah Kanaan, yaitu terbentang dari
Yordan di sebelah timur (ay. 1) hingga ke laut, Lautan Mediterania, di
sebelah barat, sehingga mencakup seluruh luas Kanaan dari kedua
sisi. Dan tidak diragukan lagi, hasil tanahnya menjawab berkat-
berkat yang dinyatakan oleh Yakub dan Musa (Kej. 49:25-26, dan Ul.
33:13, dst.). Bagian-bagian yang diundikan bagi Efraim dan Manasye
tidak dijelaskan dengan rinci seperti bagian-bagian yang diundikan
bagi suku-suku yang lain. Di sini kita hanya diberi tahu tentang
batas-batas wilayah mereka, bukan kota-kota yang ada di dalamnya,
seperti yang dijelaskan mengenai kota-kota dari Yehuda dan dari
suku-suku yang lain. Tentang hal ini tidak ada alasan yang dapat
diberikan, kecuali kita hanya bisa menduga bahwa Yosua yang ada-
lah keturunan Yusuf sendiri diberi hak untuk membagikan di antara
mereka beberapa kota yang menjadi bagian undian mereka, dan
sebab itu tidak mengusulkan nama-nama kota kepada para pemim-
pin kedua suku itu untuk memilih. sebab itulah, nama-nama kota
dari kedua suku tersebut tidak disebutkan bersama-sama dengan
kota-kota lainnya dari suku-suku lain.
Milik Pusaka dari Keturunan Yusuf
(16:5-10)
5 Daerah bani Efraim menurut kaum-kaum mereka ialah demikian: batas
milik pusaka mereka ke timur ialah Atarot-Adar sampai Bet-Horon Hulu. 6 Ke
barat batas itu keluar di sebelah utara Mikhmetat; lalu batas itu
membelok ke timur ke Taanat-Silo, dan dari sana terus sampai ke sebelah
timur Yanoah, 7 turun dari Yanoah ke Atarot dan Naharat, menyinggung
daerah Yerikho dan keluar ke sungai Yordan. 8 Dari Tapuah batas itu terus
ke barat ke sungai Kana dan berakhir ke laut. Itulah milik pusaka suku bani
Efraim menurut kaum-kaum mereka. 9 Selanjutnya bagi bani Efraim ditentu-
kan kota-kota terpisah di tengah-tengah milik pusaka bani Manasye, segala
kota itu dengan desa-desanya. 10 namun orang Kanaan yang diam di Gezer
tidaklah dihalau mereka. Jadi orang Kanaan itu masih tetap tinggal di
tengah-tengah suku Efraim sampai sekarang, namun menjadi budak rodi.
Di sini,
1. Batas undian bagi Efraim dirinci lagi, yaitu di bagian selatan mu-
lai dari suku Benyamin dan Dan, yang terletak di antara bagian
Efraim dan Yehuda, serta di bagian utara dimulai dari kepunyaan
Manasye. Untuk bagian timur dan barat, bagian Efraim memben-
tang dari Yordan ke laut besar. Cendekiawan yang menginginkan
ketepatan dalam menarik garis berdasar petunjuk di sini akan
Kitab Yosua 16:5-10
273
kebingungan, sebab penjelasan yang ada singkat dan rumit.
Laporan dari orang-orang di zaman sekarang yang menjelajahi
negeri ini juga tidak mampu menjelaskan kerumitannya, sebab
besar perbedaannya sekarang dengan dulu. Tidak hanya kota-
kotanya telah musnah hingga sama sekali tidak ada tanda atau
jejak yang tertinggal, anak-anak sungai pun sampai mengering,
sungai-sungai telah berubah arusnya, dan bahkan gunung runtuh
berantakan, dan gunung batu bergeser dari tempatnya (Ayb.
14:18). Kalau tidak ada gambaran yang pasti mengenai batas dae-
rah Efraim, saya rasa tidak ada guna juga untuk menyebutnya.
Namun demikian, tidak diragukan lagi bahwa pada waktu dulu
gambaran batas tanah tersebut dapat dimengerti dengan baik,
sehingga maksud utama dari pencatatan sejarah ini telah terpe-
nuhi dengan baik, yaitu untuk menunjukkan tanda-tanda batas
daerah, yang tidak boleh dihapus oleh keturunan suku-suku itu.
2. Ada disebutkan beberapa kota-kota yang letaknya terpisah, yaitu
tidak terletak di dalam batas-batas wilayah Efraim, setidaknya
jika ditarik garis lurus, melainkan terletak di dalam undian
Manasye (ay. 9), selanjutnya bagi bani Efraim ditentukan kota-kota
terpisah di tengah-tengah milik pusaka bani Manasye, segala kota
itu dengan desa-desanya. Ini membuktikan bahwa suku Manasye
bersedia membiarkan bagian-bagian tanah itu bagi Efraim yang
membutuhkannya, dan diharapkan bahwa tidak akan ada per-
tengkaran yang timbul sebab percampuran dua suku ini. Kedua-
nya sama-sama anak-anak Yusuf dan harus mengasihi sebagai
saudara. Hal ini memang terbukti, saat kita melihat berkat yang
diucapkan Musa dalam Ulangan 33:17 terpenuhi. saat suku-
suku Israel dihitung di dataran Moab, jumlah orang Manasye
lebih unggul dari orang Efraim, sebab jumlah Manasye yaitu
52.000 orang, sedangkan jumlah Efraim 32.000 (Bil. 26:34, 37).
Namun saat mereka sudah menetap dengan nyaman di Kanaan,
roda berputar kembali, dan berkat Musa itu pun tergenapi (Ul.
33:17): Itulah orang Efraim yang puluhan ribu, dan itulah orang
Manasye yang ribuan). Keluarga-keluarga dan kerajaan-kerajaan
berkurang dan bertambah, bertambah dan berkurang kembali,
seperti yang dikehendaki Allah.
3. Sebuah kenangan kurang baik diberikan kepada suku Efraim,
bahwa mereka tidak menghalau orang-orang Kanaan dari Gezer
(ay. 10), sebab kecerobohan atau kepengecutan, sebab kurang-
274
nya iman akan janji Allah bahwa Ia akan memberi mereka keber-
hasilan jika mereka berusaha keras, atau kurangnya kegigihan
untuk menaati perintah Allah yang mewajibkan mereka meng-
halau orang-orang Kanaan sama sekali, dan tidak berdamai
dengan mereka. Kendati mereka berharap untuk memenuhi perin-
tah Allah itu dengan mewajibkan kerja paksa dan membayar upeti
bagi orang-orang Kanaan itu, namun menurut Calvin, hal ini
justru membuat perkara bertambah buruk, sebab hal itu menun-
jukkan bahwa mereka membiarkan diri berlaku tamak dengan
mencari untung dari kerja paksa orang-orang Kanaan itu. Selain
itu, dengan berurusan dengan orang-orang itu, mereka berada da-
lam bahaya tertular perbuatan penyembahan berhala. Akan te-
tapi, beberapa penafsir berpendapat, bahwa orang-orang Kanaan
itu diharuskan oleh suku Efraim untuk meninggalkan ilah-ilah
mereka dan untuk menaati tujuh hukum dari anak-anak Nuh.
Dan saya juga berpikir demikian, namun kita juga menemukan di
dalam lanjutan cerita bahwa orang-orang Israel sangat jauh dari
mengekang orang lain untuk melakukan penyembahan berhala
sehingga mereka sendiri pun segera terjatuh ke dalamnya. Ba-
nyak tempat terkenal terdapat di dalam undian suku Efraim ini,
kendati tidak disebutkan di sini. Misalnya ada Rama, kota Samuel
(yang dalam Perjanjian Baru disebut Arimatea, tempat asal Yusuf
yang mengurus kuburan Juruselamat kita), dan Silo, tempat Ke-
mah Pertemuan pertama kali didirikan. Juga ada Tirza, ibu kota
kerajaan Yerobeam dan para penerusnya. Pohon korma Debora,
tempat ia biasa duduk dibawahnya untuk melakukan tugas se-
orang hakim, juga terletak dalam bagian daerah suku ini. Samaria
juga ada dalam bagian wilayah suku ini, yang dibangun oleh Omri
sesudah pembakaran istana kerajaan Tirza, dan lama menjadi ibu
kota kerajaan dari sepuluh suku. Tidak jauh dari Tirza ada
Sikhem dan pegunungan Ebal serta Gerizim, dan Sikhar, dekat
dengan sumur Yakub, di mana Kristus bercakap-cakap dengan
perempuan Samaria. Kita membaca banyak tentang pegunungan
Efraim di dalam kisah Hakim-Hakim dan tentang kota yang
disebut Efraim, yang mungkin juga termasuk bagian dari suku ini.
Mungkin ini kota Efraim tempat Kristus mengundurkan diri (Yoh.
11:54). Seluruh kerajaan dari sepuluh suku, di dalam kitab nabi-
nabi, khususnya di dalam Hosea, sering disebut Efraim.
PASAL 17
uku Manasye yang separuh lagi berada di giliran berikutnya un-
tuk mendapatkan milik pusakanya. Di sini kita melihat,
I. Kaum-kaum suku itu yang akan dibagi-bagi (ay. 1-6).
II. Negeri yang menjadi bagian mereka (ay. 7-13).
III. Permintaan bersama dua suku keturunan Yusuf, agar bagian
undian mereka diperbesar, dan jawaban Yosua atas permin-
taan itu (ay. 14-18).
Milik Pusaka dari Keturunan Yusuf
(17:1-6)
1 Bagian undian yang ditentukan bagi suku Manasye, sebab dialah anak
sulung Yusuf, ialah demikian: Kepada Makhir, anak sulung Manasye, bapa
Gilead, telah diberikan Gilead dan Basan, sebab ia seorang tentara. 2 Jadi
bagian itulah yang ditentukan bagi anak-anak Manasye yang lain, menurut
kaum-kaum mereka, yakni bagi bani Abiezer, bani Helek, bani Asriel, bani
Sekhem, bani Hefer dan bani Semida; itulah keturunan yang laki-laki dari
Manasye bin Yusuf, menurut kaum-kaum mereka. 3 namun Zelafehad bin
Hefer bin Gilead bin Makhir bin Manasye tidak memiliki anak laki-laki,
namun hanya anak perempuan. Inilah nama anak-anaknya itu: Mahla, Noa,
Hogla, Milka dan Tirza. 4 Mereka datang menghadap imam Eleazar, dan
menghadap Yosua bin Nun, serta para pemimpin, dan berkata: “TUHAN telah
memerintahkan kepada Musa untuk memberikan milik pusaka kepada kami
di tengah-tengah saudara-saudara kami.” Sebab itu diberikannya kepada
mereka, milik pusaka di tengah-tengah saudara-saudara ayah mereka, sesuai
dengan titah TUHAN. 5 Demikianlah kepada suku Manasye jatuh sepuluh
bidang tanah, selain dari tanah Gilead dan Basan yang di seberang Yordan,
6 sebab anak-anak perempuan Manasye telah menerima milik pusaka di
tengah-tengah anak-anaknya lelaki, sedang tanah Gilead ditentukan bagi
anak-anak lelaki Manasye yang lain.
Suku Manasye sendiri hanyalah setengah dari suku Yusuf, namun
masih dibagi dan dibagi lagi.
S
276
1. Suku Manasye dibagi menjadi dua bagian, satu bagian sudah me-
netap di seberang sungai Yordan, terdiri dari orang-orang keturun-
an Makhir (ay. 1). Makhir ini lahir bagi Manasye di Mesir. Di sana-
lah ia memperlihatkan dirinya sebagai seorang prajurit perang,
mungkin dalam pertarungan antara orang Efraim dan orang Gat
(1Taw. 7:21). Sifatnya yang suka berperang ini menurun kepada
keturunannya, dan sebab itulah Musa memberikan kepada me-
reka Gilead dan Basan, di seberang sungai Yordan, seperti yang
dijelaskan sebelumnya (13:31). Di sini dikatakan bahwa undian
diundikan bagi suku Manasye, sebab dialah anak sulung Yusuf.
Uskup Patrick berpendapat bahwa ayat ini seharusnya diter-
jemahkan, meskipun dialah anak sulung Yusuf, maka maksudnya
menjadi jelas, bahwa undian kedua diundikan untuk Manasye,
sebab, sekalipun dialah anak yang sulung, namun Yakub lebih
memilih Efraim di atas dia. Lihatlah nama-nama kepala puak
kaum yang menetap di seberang sungai Yordan (1Taw. 5:24).
2. Bagian yang di sebelah sini sungai Yordan dibagi lagi menjadi sepu-
luh kaum (ay. 5). Ada enam orang anak laki-laki Gilead disebutkan
di sini (ay. 2), yang juga disebutkan dalam Bilangan 26:30-32,
hanya saja orang yang di Kitab Bilangan disebut bernama Iezer, di
sini dipanggil Abiezer. Lima dari anak-anak laki-laki ini masing-
masing mendapatkan bagiannya. Yang keenam, Hefer, terputus
garis keturunan laki-lakinya pada anak laki-lakinya Zelafehad,
yang hanya meninggalkan anak-anak perempuan, ada lima orang,
yang sering kali kita baca ceritanya, dan kelima anak perempuan
ini masing-masing mendapatkan satu bagian. Namun mungkin,
sebab tuntutan mereka berdasar bagian Hefer, maka lima
bagian mereka setara dengan satu bagian kelima anak laki-laki
itu. Atau, jika Hefer memiliki anak laki-laki lain selain Zelafehad,
yang menjadi penerus nama kaum keluarganya, keturunan mere-
ka menikah dengan anak-anak perempuan Zelafehad, kakak laki-
laki mereka, sehingga mereka berhak untuk mengambil bagian ini
untuk mereka (lihat Bil. 36:12). Di sini diceritakan,
(1) Permintaan yang dibuat oleh anak-anak perempuan Zelafehad,
didasarkan atas perintah yang diberikan Allah kepada Musa
mengenai mereka (ay. 4). Mereka sendiri, waktu masih muda,
membawa perkara mereka ke hadapan Musa, dan mendapat
pengabulan berupa milik pusaka bersama dengan saudara
laki-laki mereka. Sekarang mereka tidak akan mau kehilangan
Kitab Yosua 17:7-13
277
perwujudan janji tersebut hanya sebab mereka tidak ber-
bicara dengan Yosua, namun dengan selayaknya mengajukan
sendiri permintaan mereka, seperti kelihatannya, bahwa bu-
kan suami-suami mereka yang mengajukannya bagi mereka.
(2) Penetapan bagian anak-anak perempuan Zelafehad sesuai
dengan permintaan mereka. Yosua tahu betul perintah Allah
mengenai perkara mereka, dan tidak keberatan dengan ber-
kata bahwa mereka tidak ikut berperang dalam perang Kanaan
maka tidak ada alasan bagi mereka untuk mendapat bagian
dalam harta milik Kanaan. Sebaliknya, Yosua segera memberi-
kannya kepada mereka milik pusaka di tengah-tengah saudara-
saudara ayah mereka. Kini mereka menuai keuntungan dari
kegigihan mereka akan hal-hal yang kudus serta perkiraan
mereka yang bijaksana mengenai perkara ini. Demikianlah,
orang-orang yang di padang gurun dunia ini berusaha memas-
tikan ada tempat bagi mereka dalam milik pusaka orang-orang
kudus di dalam terang pastilah akan mendapat penghiburan-
nya di dunia yang lain itu, sementara mereka yang mengabai-
kannya sekarang akan kehilangan milik pusakanya selama-
nya.
Milik Pusaka dari Keturunan Yusuf
(17:7-13)
7 Jadi batas daerah Manasye ialah dari Asyer ke Mikhmetat yang di sebelah
timur Sikhem; lalu batas itu terus ke selatan ke daerah penduduk En-
Tapuah. 8 Tanah Tapuah yaitu kepunyaan suku Manasye, namun kota
Tapuah, dekat batas daerah Manasye, yaitu kepunyaan bani Efraim;
9 lalu batas itu turun ke sungai Kana, ke sebelah selatan sungai itu.
Kota-kota di sana yaitu kepunyaan suku Efraim, sekalipun di tengah-
tengah kota-kota suku Manasye. Selanjutnya batas daerah Manasye itu lewat
dari sebelah utara sungai itu dan berakhir ke laut: 10 Ke selatan daerah itu
kepunyaan suku Efraim dan ke utara kepunyaan suku Manasye. Batasnya
ialah laut; di sebelah utara batas daerah itu menyinggung daerah Asyer, di
sebelah timur menyinggung daerah Isakhar. 11 namun di daerah Isakhar dan
Asyer ada juga kepunyaan suku Manasye, yakni Bet-Sean dengan segala
anak kotanya, Yibleam dengan segala anak kotanya, penduduk Dor dengan
segala anak kotanya, penduduk En-Dor dengan segala anak kotanya, pen-
duduk Taanakh dengan segala anak kotanya, dan penduduk Megido dengan
segala anak kotanya, yakni ketiga daerah bukit itu. 12 namun bani Manasye
tidak dapat menduduki kota-kota itu, sebab orang Kanaan berhasil untuk
tetap diam di negeri itu. 13 Berkatalah bani Yusuf kepada Yosua, demikian:
“Mengapa engkau memberikan kepadaku hanya satu bagian undian dan satu
bidang tanah saja menjadi milik pusaka, padahal aku ini bangsa yang
banyak jumlahnya, sebab TUHAN sampai sekarang memberkati aku?”
278
Di sini kita membaca penjelasan singkat mengenai bagian undian
yang diperoleh setengah suku ini. Bagian mereka mulai dari Yordan
di sebelah timur sampai ke Laut Besar di sebelah barat. Di sebelah
selatan, bagian mereka terbentang bersebelahan dengan Efraim,
namun di utara berbatasan dengan Asyer dan Isakhar. Asyer terletak
di barat laut, dan Isakhar di timur laut. Begitulah tampaknya makna
ayat 10 (KJV: Ke arah selatan daerah itu milik Efraim, dan ke arah
utara daerah itu milik Manasye). Keduanya bertemu di Asyer pada
sebelah utara, dan di Isakhar pada sebelah timur, bahwa keduanya,
yaitu, Manasye dan Efraim, yang menurut hubungan, membentuk
suku Yusuf, bertemu di Asyer pada sebelah utara dan di Isakhar
pada sebelah timur, sebab daerah Efraim sendiri tidak mencapai dae-
rah suku-suku itu. Ada beberapa hal yang terutama menjadi perhati-
an mengenai bagian undian ini:
1. Ada sangat banyak persinggungan antara daerah suku ini dengan
daerah suku Efraim. Kota Tapuah milik Efraim, namun daerah ping-
giran yang berdekatan dengannya milik Manasye (ay. 8). Begitu
pula, ada banyak kota-kota Efraim yang terletak di dalam perbatas-
an Manasye (ay. 9), seperti yang dijelaskan sebelumnya (16:9).
2. Bahwa Manasye pun memiliki kota-kota dan sambungan-sam-
bungannya di daerah-daerah suku Isakhar dan Asyer (ay. 11).
Demikianlah Allah mengaturnya, bahwa meskipun setiap suku
memiliki milik pusakanya yang khusus, yang tidak bisa dipisah-
kan dari mereka, namun mereka tetap harus berbaur satu sama
lain, agar tetap terjaga saling tegur sapa di antara suku-suku itu,
dan agar ada kesempatan untuk melakukan kebaikan satu sama
lain, seperti yang selayaknya bagi mereka yang, meskipun ber-
beda-beda suku, namun satu bangsa Israel, dan diharuskan untuk
saling mengasihi sebagai saudara.
3. Bahwa mereka membiarkan orang Kanaan hidup di tengah-tengah
mereka, bertentangan dengan perintah Allah, untuk melayani
kepentingan mereka sendiri dengan memperalat mereka, sebab
orang Manasye membuat orang Kanaan itu menjadi orang rodi (ay.
12-13). Orang Efraim telah melakukan hal yang sama (16:10), dan
dari merekalah mungkin orang Manasye meniru perbuatan itu, dan
menjadikan contoh Efraim sebagai dalih untuk membenarkan diri.
Orang yang paling luar biasa dari suku ini di masa itu yaitu
Gideon, yang perbuatan gagah perkasanya dilakukan di dalam
daerah ini. Gideon berasal dari kaum Abiezer. Kaisarea terdapat di
Kitab Yosua 17:14-18
279
daerah ini, dan begitu juga Antipatris, yang terkenal di masa-
masa selanjutnya dalam sejarah bangsa Yahudi.
Milik Pusaka dari Keturunan Yusuf
(17:14-18)
14 Berkatalah bani Yusuf kepada Yosua, demikian: “Mengapa engkau mem-
berikan kepadaku hanya satu bagian undian dan satu bidang tanah saja
menjadi milik pusaka, padahal aku ini bangsa yang banyak jumlahnya,
sebab TUHAN sampai sekarang memberkati aku?” 15 Jawab Yosua kepada
mereka: “Kalau engkau bangsa yang banyak jumlahnya, pergilah ke hutan
dan bukalah tanah bagimu di sana di negeri orang Feris dan orang Refaim,
jika pegunungan Efraim terlalu sesak bagimu.” 16 lalu berkatalah bani
Yusuf: “Pegunungan itu tidak cukup bagi kami, dan semua orang Kanaan
yang diam di dataran itu memiliki kereta besi, baik yang diam di Bet-Sean
dengan segala anak kotanya maupun yang diam di lembah Yizreel.” 17 Lalu
berkatalah Yosua kepada keturunan Yusuf, kepada suku Efraim dan suku
Manasye: “Engkau ini bangsa yang banyak jumlahnya dan memiliki
kekuatan yang besar; tidak hanya satu bagian undian ditentukan bagimu,
18 namun pegunungan itu akan ditentukan bagimu juga, dan sebab tanah itu
hutan, haruslah kamu membukanya; kamu akan memilikinya sampai ke-
pada ujung-ujungnya, sebab kamu akan menghalau orang Kanaan itu,
sekalipun mereka memiliki kereta besi dan sekalipun mereka kuat.”
Di sini diceritakan,
I. Keturunan Yusuf berbantah mengenai bagian yang diundikan
kepada mereka. Kalau saja mereka memiliki alasan yang masuk
akal untuk berbantah, maka wajar saja bila kita berpikir Yosua
pasti akan mendengarkan mereka, dengan menambah milik pu-
saka mereka, atau mengubahnya, yang tampaknya tidak dilaku-
kan Yosua. Mungkin saja, sebab Yosua sendiri berasal dari suku
Efraim, mereka berharap bahwa mereka akan diistimewakan, dan
tidak akan terlalu dibatasi secara ketat dalam penetapan bagian
mereka seperti suku-suku lainnya. Namun, Yosua membuat me-
reka mengerti bahwa dalam melaksanakan tugasnya, sebagai
pelayan masyarakat, ia tidak menganggap sukunya lebih tinggi
daripada suku mana pun juga. Sebaliknya, Yosua melayani de-
ngan adil, tanpa pilih kasih. Dengan berbuat demikian, Yosua
memberi teladan yang sangat baik bagi semua orang yang meme-
gang jabatan pemerintahan. Sebenarnya sangat banyak bagian
yang disediakan bagi mereka, sebanyak, seperti yang kelihatan di
sini, yang dapat mereka kelola. Namun, mereka masih berkata
dengan nada meremehkan, bahwa hanya satu bagian undian,
280
seolah-olah bagian yang ditetapkan untuk kedua suku itu ham-
pir-hampir tidak cukup untuk satu suku. Perkataan orang-orang
yang suka mengeluh (Yud. 1:16) itu mempsimoiroi, orang-orang
yang suka menyalahkan bagian undiannya:
1. Bahwa mereka bangsa yang sangat besar, sebab berkat Allah
atas mereka (ay. 14): Aku ini bangsa yang banyak jumlahnya,
sebab TUHAN memberkati aku. Wajar bila kita berharap
bahwa Dia yang memberikan mulut juga akan memberikan
daging untuk dimakan. “Aku ini bangsa yang banyak jumlah-
nya, dan dengan bagian undian yang sekecil itu tidak akan
punya cukup ruang untuk bertumbuh.” Namun amatilah,
sekalipun mereka berbicara dengan penuh rasa syukur akan
pertambahan mereka saat ini, mereka tidak merasa yakin
akan kelanjutan pertambahan itu. “Tuhan telah memberkati
aku sampai sekarang, namun untuk masa mendatang Ia akan
melihat apa yang sesuai saja untukku.” Ketidakpastian akan
apa yang mungkin terjadi nanti tidak boleh membuat kita
tidak bersyukur akan apa yang telah dan sedang dilakukan-
Nya dalam kebaikan bagi kita.
2. Bahwa bagian yang baik dari negeri itu yang kini masuk dalam
bagian undian mereka masih ada di tangan orang Kanaan, dan
bahwa orang Kanaan itu musuh yang sangat tangguh, yang
membawa kereta besi ke medan perang (ay. 16). Kereta besi
mereka itu bersabit panjang yang diikatkan di kedua sisi, atau
gandar, yang membuat kerusakan besar pada semua yang
dilandanya, memangkasnya seperti gandum. Mereka bersike-
ras, bahwa meskipun mereka diberi bagian undian yang baik,
namun bagian itu ada di tangan yang jahat, dan mereka tidak
akan dapat memperolehnya. Jadi mereka berharap agar bagi-
an mereka ada di negeri yang lebih, yang tidak dijaga kuat
seperti daerah ini.
II. usaha Yosua untuk membuat mereka mau menerima bagian un-
dian mereka. Yosua mengakui bahwa mereka yaitu bangsa yang
banyak jumlahnya, dan sebab terdiri dari dua suku, mereka
layak mendapat lebih dari satu bagian undian (ay. 17). Akan
namun , Yosua menegaskan kepada mereka bahwa bagian yang di-
tetapkan menjadi bagian mereka itu cukup untuk dua suku, ka-
lau saja mereka mau bekerja dan berjuang. Mereka menginginkan
Kitab Yosua 17:14-18
281
bagian undian yang membuat mereka dapat memanjakan diri
dengan kemudahan dan kemewahan. “Tidak,” kata Yosua, “kamu
tidak boleh mengharapkan hal yang demikian. Dengan berpeluh
engkau akan mencari makananmu yaitu kalimat yang berlaku
bahkan di Kanaan sendiri.” Yosua menempelak mereka dengan
perkataan mereka sendiri, bahwa mereka yaitu bangsa yang
banyak jumlahnya. “Jika memang benar demikian, maka semakin
mampu engkau membantu dirimu sendiri, dan semakin sedikit
alasan untuk mengharapkan bantuan orang lain. Jika engkau
memiliki banyak mulut yang harus diberi makan, maka engkau
memiliki tangan dua kali banyaknya yang dapat digunakan untuk
bekerja. Bekerjalah mencari nafkah, lalu makan.”
1. Yosua menyuruh mereka untuk bekerja lebih giat lagi (ay. 15):
“Pergilah ke hutan, yang berada di dalam batas bagian mereka
sendiri, dan manfaatkanlah semua tangan yang ada untuk
memotong pohon, membebaskan lahan yang kasar, dan men-
jadikannya, dengan keahlian dan kerja keras, tanah yang baik
dan gembur.” Perhatikanlah, banyak orang, yang mengingin-
kan lebih banyak harta milik, tidak menggarap dan tidak me-
lakukan yang terbaik dengan yang mereka miliki. Mereka
hanya berharap seandainya mereka diberi lebih banyak keahli-
an, namun tidak mau berbuat sesuatu dengan keahlian yang
sudah dipercayakan kepada mereka. Kemiskinan yang menim-
pa kebanyakan orang disebabkan oleh kemalasan mereka sen-
diri. Kalau saja mereka mau menggarap, mereka tidak perlu
meminta-minta.
2. Yosua menyuruh mereka untuk lebih berjuang lagi (ay. 17-18),
waktu mereka bersikeras bahwa mereka tidak dapat mema-
suki hutan yang disebut Yosua itu. Alasannya, sebab di
dataran antara daerah mereka dan hutan itu ada orang
Kanaan, dan mereka tidak berani menentang orang Kanaan itu
untuk berperang. “Jangan sekali-kali takut menghadapi mere-
ka,” kata Yosua, “kamu memiliki Allah di pihakmu, dan kamu
akan menghalau orang Kanaan itu, kalau saja kamu berusaha
dengan sungguh-sungguh, sekalipun mereka memiliki kere-
ta besi.” Kita membatasi diri kita sendiri saat kita meman-
dang kesulitan yang sedang menghadang jalan pertumbuhan
kita lebih besar daripada yang sebenarnya. Apakah yang tidak
dapat diatasi oleh iman dan tekad yang kudus?
PASAL 18
Dalam pasal ini kita mendapati,
I. Didirikannya Kemah Pertemuan di Silo (ay. 1).
II. Digugahnya semangat tujuh suku yang belum menempati dae-
rah mereka untuk mengurus undi yang mereka dapat. Mereka
diberitahukan cara untuk melakukannya oleh Yosua (ay. 2-7).
III. Dibagikannya negeri itu menjadi tujuh bagian, oleh orang-orang
tertentu yang dipekerjakan untuk keperluan itu (ay. 8-9).
IV. Ditetapkannya tujuh bagian ini untuk tujuh suku yang
belum mendapat bagian melalui undi (ay. 10).
V. Undi yang didapat suku Benyamin secara khusus, termasuk
batas-batasnya (ay. 11-20). Dan kota-kota yang tercakup di
dalamnya (ay. 21-28). Enam suku yang lain akan kita dapati
mendapat bagian yang baik dalam pasal selanjutnya.
Kemah Pertemuan di Silo
(18:1)
1 Maka berkumpullah segenap umat Israel di Silo, lalu mereka menempatkan
Kemah Pertemuan di sana, sebab negeri itu telah takluk kepada mereka.
Di tengah-tengah cerita tentang pembagian negeri ini, terselip gam-
baran tentang pendirian Kemah Pertemuan, yang hingga saat itu
terus ada di tempatnya yang lama di tengah-tengah perkemahan
mereka. namun sekarang, tiga dari empat pasukan yang dulu menge-
lilingi perkemahan itu di padang gurun sudah bubar dan berkurang.
Pasukan Yehuda, Efraim, dan Ruben pindah ke daerah kepunyaan
mereka masing-masing, dan hanya pasukan Dan yang tetap utuh.
Oleh sebab itu, sudah saatnya untuk berpikir memindahkan Kemah
284
Pertemuan itu sendiri ke sebuah kota. Sudah berkali-kali para imam
dan orang-orang Lewi membongkarnya, membawanya, dan mendiri-
kannya kembali di padang gurun, sesuai dengan petunjuk-petunjuk
yang diberikan kepada mereka (Bil. 4:5, dst.). namun sekarang mereka
harus melakukannya untuk selama-lamanya, dan patoknya tidak
boleh dicabut untuk seterusnya, dan semua talinya tidak akan putus
(Yes. 33:20). Amatilah,
I. Tempat ke mana Kemah Pertemuan dipindahkan, dan didirikan.
Tempat itu yaitu Silo, sebuah kota di daerah kepunyaan Efraim,
namun letaknya dekat dengan daerah kepunyaan Benyamin. Tidak
diragukan lagi, Allah sendiri dengan satu atau lain cara benar-
benar mengarahkan mereka ke tempat ini, sebab Ia telah berjanji
untuk memilih tempat di mana Ia akan membuat nama-Nya diam
(Ul. 12:11). Besar kemungkinan bahwa Allah memberitahukan
pikiran-Nya dalam perkara ini melalui keputusan Urim. Tempat
ini ditetapkan,
1. Sebab terletak di jantung negeri, lebih dekat ke pusat daripada
Yerusalem, dan sebab itu lebih nyaman untuk pertemuan
seluruh Israel dari segenap penjuru negeri. Kemah Pertemuan
dulu ada di tengah-tengah perkemahan mereka di padang
gurun, dan sebab itu sekarang harus ada di tengah-tengah
bangsa mereka, sebagai sesuatu yang menguduskan keselu-
ruhannya, dan merupakan kemuliaan di tengah-tengah mereka
(lihat Mzm. 46:6).
2. Sebab tempat itu ada dalam daerah kepunyaan suku yang dari-
nya Yosua berasal, yang sekarang menjadi hakim ketua me-
reka. Dan akan memberikan kehormatan maupun kemudahan
bagi Yosua, serta keuntungan bagi negeri itu, jika Kemah Per-
temuan itu ada di dekat Yosua. Peraturan bagi Israel dan kursi-
kursi pengadilan akan berjalan dengan baik jika dipadukan
bersama-sama (Mzm. 122:4-5).
3. Sebagian penafsir berpendapat bahwa nama tempat itu me-
ngandung maksud tertentu, sebab Silo yaitu nama yang
dengannya Mesias dikenal dalam nubuatan Yakub saat sedang
sekarat (Kej. 49:10, KJV). Nubuatan itu, tidak diragukan lagi,
dikenal baik di antara orang-orang Yahudi. Pendirian Kemah
Pertemuan di Silo memberi mereka sebuah petunjuk bahwa di
Silo yang dibicarakan Yakub itu, semua ketetapan dari tempat
Kitab Yosua 18:1
285
kudus duniawi ini akan mendapatkan penggenapannya dalam
kemah yang lebih besar dan lebih sempurna (Ibr. 9:1, 11). Dr.
Lightfoot berpendapat bahwa itulah mengapa tempat di mana
Kemah Pertemuan itu didirikan disebut Silo, yaitu sebab ada
damai sejahtera di negeri itu pada saat itu. Seperti sesudahnya
pondok Allah ada di Salem, yang juga berarti kedamaian.
II. Cara yang khidmat dalam mendirikan Kemah Pertemuan itu:
Segenap umat berkumpul untuk menghadiri upacara itu, untuk
memberikan penghormatan kepada tabut Allah, sebagai tanda
akan hadirat-Nya, dan untuk menyambutnya di tempat kediam-
annya. Setiap orang Israel berkepentingan di dalamnya, dan kare-
na itu semuanya mengungkapkan rasa sukacita dan kepuasan
mereka dalam kesempatan ini (lihat 2Sam. 6:15). Ada kemungkin-
an bahwa suku-suku yang masih berkemah saat Kemah Per-
temuan itu dipindahkan ke Silo, membongkar kemah mereka di
Gilgal, lalu memasang kemah mereka di sekitar Silo. Sebab setiap
orang Israel sejati pasti berkeinginan untuk menetap di mana
kemah Allah menetap. Disebutkan, pada kesempatan ini, bahwa
negeri Kanaan sudah tunduk di hadapan mereka, untuk menyi-
ratkan bahwa di negeri itu, paling tidak di sekelilingnya, sebab
sudah ditaklukkan sepenuhnya, tidak dijumpai lagi perlawanan.
Tidak pula ada kekhawatiran akan bahaya apa pun. sebab itu,
bagi mereka, sekaranglah saatnya untuk membuat pengakuan
yang penuh syukur atas kebaikan Allah kepada mereka dalam
serangkaian keberhasilan yang terus-menerus, yang dengannya Ia
telah memberkati mereka. Suatu pertanda yang baik bahwa mere-
ka akan tinggal dengan nyaman di Kanaan, saat perhatian me-
reka yang pertama yaitu memastikan bahwa tabut Allah ditem-
patkan dengan baik segera sesudah mereka mendapat tempat yang
aman dan siap untuknya. Tabut itu terus berada di sini selama
sekitar 300 tahun, sampai dosa-dosa keluarga Eli membuat tabut
itu diambil dari mereka sebab kesalahan mereka sendiri. Akibat-
nya mereka kehilangan tabut itu, dan Silo pun hancur. Dan re-
runtuhannya lama sesudah itu dijadikan sebagai peringatan bagi
Yerusalem. Pergi, dan lihatlah apa yang telah Kulakukan kepada
Silo (Yer. 7:12; Mzm. 78:60).
286
Yosua Menegur Suku-suku yang
Belum Menempati Daerah Mereka
(18:2-10)
2 Pada waktu itu masih tinggal tujuh suku di antara orang Israel, yang belum
mendapat bagian milik pusaka. 3 Sebab itu berkatalah Yosua kepada orang
Israel: “Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi men-
duduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nen