Selasa, 11 Februari 2025

Kejadian 5


 asikan mereka 

sendiri sekarang menghajar mereka, dan kemurtadan-kemurtadan 

mereka menegur mereka. Kebodohan mereka telah membuat dosa 

dan maut masuk ke dalam dunia. Dan sekarang mereka dibuat su-

sah olehnya, sebab , melalui dosa dan maut itu, mereka kehilangan 

kedua anak mereka pada satu hari juga (27:45). jika  orangtua 

dibuat berduka oleh kefasikan anak-anak mereka, mereka harus 

memanfaatkan kesempatan ini untuk meratapi kebobrokan sifat yang 

diturunkan dari mereka sendiri, yang merupakan akar kepahitan. 

namun  di sini kita mendapati apa yang membawa kelegaan bagi 

orangtua kita yang pertama dalam penderitaan mereka.  

I.  Tuhan  mengizinkan mereka untuk melihat dibangunnya kembali 

keluarga mereka, yang dengan parah telah digoncang dan dibuat 

lemah oleh peristiwa yang menyedihkan itu. Sebab,  

1.  Mereka melihat anak mereka, anak yang lain sebagai ganti 

Habel (ay. 25). Lihatlah kebaikan dan kelembutan Tuhan  ter-

hadap umat-Nya, dalam cara-Nya berurusan dengan mereka 

melalui pemeliharaan-Nya. jika  Ia mengambil satu peng-

hiburan dari mereka, Ia memberi mereka penghiburan lain 

sebagai gantinya, yang bisa saja ternyata merupakan berkat 

yang lebih besar bagi mereka dibandingkan apa yang sebelumnya 

mereka anggap sebagai gantungan hidup mereka. Anak yang 

lain ini yaitu  dia yang di atasnya jemaat akan dibangun dan

Kitab Kejadian 4:25-26 

 151 

  dilanggengkan, dan dia datang sebagai ganti Habel, sebab per-

gantian para pengaku iman merupakan kebangunan para 

martir, dan seolah-olah menjadi kebangkitan para saksi Tuhan  

yang telah dibunuh. Demikianlah kita dibaptis bagi orang mati 

(1Kor. 15:29), yakni, kita, melalui baptisan, diperbolehkan ma-

suk ke dalam jemaat, bagi atau sebagai ganti orang-orang 

yang, sebab  kematian, terutama yang mati syahid, dipindah-

kan darinya. Dan kita mengisi tempat yang mereka tinggalkan. 

Mereka yang membunuh hamba-hamba Tuhan  berharap bahwa 

dengan berbuat demikian mereka akan menghabiskan orang-

orang kudus milik Yang Mahatinggi. namun , mereka akan ter-

tipu. Kristus akan tetap melihat keturunan-Nya. Tuhan  bisa saja 

mengangkat anak-anak bagi-Nya dari batu-batu, dan menjadi-

kan darah para martir sebagai benih jemaat, yang negerinya, 

kita yakin, tidak akan pernah terhilang sebab  ketiadaan ahli 

waris. Anak ini, melalui roh nubuat, mereka namai Set (artinya, 

tetap, menetap, atau ditempatkan), sebab  dalam keturunannya 

umat manusia akan terus berlanjut sampai akhir zaman, dan 

darinya Mesias akan diturunkan. Bila Kain, si pemimpin ke-

murtadan, dijadikan pengembara, maka Set, yang darinya 

jemaat yang benar akan muncul, yaitu  orang yang menetap. 

Hanya di dalam Kristus dan jemaat-Nya sajalah terdapat satu-

satunya kediaman yang sejati. 

2.  Mereka melihat cucu mereka (ay. 26). Lahirlah seorang anak 

laki-laki bagi Set juga yang bernama Enos, nama umum untuk 

semua umat manusia, yang menunjukkan kelemahan, kera-

puhan, dan kesengsaraan keadaan manusia. Orang-orang yang 

paling baik sifatnya teramat peka akan hal-hal ini, baik dalam 

diri mereka sendiri maupun dalam diri anak-anak mereka. Kita 

tidak akan pernah betul-betul menetap, namun  harus meng-

ingatkan diri kita sendiri bahwa kita ini rapuh. 

II.  Tuhan  mengizinkan mereka untuk melihat hidupnya kembali aga-

ma dalam keluarga mereka: Waktu itulah orang mulai memanggil 

nama TUHAN (ay. 26). Orang bisa saja punya kesempatan untuk 

bisa melihat anak-anak dari anak-anaknya sendiri, namun itu 

tidaklah cukup untuk membuatnya benar-benar terhibur jikalau 

ia pun tidak sampai melihat damai atas Israel dan orang-orang 

yang diturunkan darinya berjalan di dalam kebenaran. Tidak dira-


 152

gukan lagi bahwa nama Tuhan  sudah dipanggil-panggil sebelum-

nya, namun  sekarang,  

1.  Para penyembah Tuhan  mulai menggugah diri mereka sendiri 

untuk berbuat lebih banyak dalam hal agama dibandingkan yang 

sudah mereka perbuat sebelumnya. Mungkin tidak lebih dari-

pada yang sudah dilakukan pada awal mulanya, namun  lebih 

dibandingkan apa yang sudah dilakukan belakangan ini, semenjak 

agama ditinggalkan Kain. Sekarang manusia mulai menyem-

bah Tuhan , bukan hanya di dalam kamar-kamar dan keluarga-

keluarga mereka sendiri, melainkan juga di dalam perkumpul-

an-perkumpulan ibadah jemaat bersama secara khidmat. Atau 

sekarang ada pembaharuan yang begitu besar dalam agama 

sehingga seolah-olah suatu permulaan yang baru sedang mu-

lai. Waktu itu mungkin bukan merujuk pada kelahiran Enos, 

melainkan pada keseluruhan cerita sebelumnya: waktu itu, me-

lalui hati nurani yang bekerja secara alami, manusia melihat da-

lam diri Kain dan Lamekh dampak-dampak yang menyedihkan 

dari dosa. saat  itu mereka melihat penghakiman-penghakim-

an Tuhan  atas dosa dan orang-orang berdosa. Waktu itu mereka 

begitu hidup dan giat dalam beragama. Semakin buruk orang 

lain, semakin baik kita seharusnya, dan semakin gigih.  

2.  Para penyembah Tuhan  mulai membedakan diri mereka sendiri. 

Dalam keterangan tersirat dikatakan bahwa waktu itu manusia 

mulai disebut dengan nama Tuhan, atau menyebut diri mereka 

sendiri dengan nama Tuhan. Oleh sebab  sekarang Kain dan 

orang-orang yang sudah meninggalkan agama mendirikan se-

buah kota, dan mulai menyatakan diri tidak mau hidup saleh 

dan menjauhi agama, dan menyebut diri mereka sebagai anak-

anak manusia, maka orang-orang yang setia pada Tuhan  mulai 

menyatakan diri sebagai milik-Nya dan menyembah-Nya, dan 

menyebut diri mereka sebagai anak-anak Tuhan . Sekarang di-

mulailah pembedaan antara para pengaku iman dan orang-

orang cemar, yang sudah dipertahankan sejak saat itu, dan 

akan terus demikian selama dunia masih berada. 

 

PASAL  5   

asal ini yaitu  satu-satunya sejarah asli yang masih ada tentang 

masa awal dunia dari mulai penciptaan sampai air bah, yang 

meliputi (sesuai dengan kebenaran teks Ibrani) 1656 tahun, seperti 

yang dengan mudah bisa dihitung berdasarkan umur-umur bapa-

bapa leluhur, sebelum mereka memperanakkan seorang anak yang 

melalui dia garis keturunan sampai pada Nuh. Ini yaitu  salah satu 

dari apa yang disebut Rasul Paulus sebagai  silsilah yang tiada pu-

tus-putusnya” (1Tim. 1:4), sebab Kristus, yang merupakan akhir dari 

hukum Perjanjian Lama, juga merupakan akhir dari silsilah-silsilah 

Perjanjian Lama. Kepada-Nya-lah mereka memandang, dan di dalam 

Dialah mereka berpusat. Silsilah yang dicatat di sini disisipkan secara 

singkat dalam asal-usul Juruselamat kita (Luk. 3:36-38), dan sangat 

berguna untuk menunjukkan bahwa Kristus yaitu   keturunan 

perempuan” yang dijanjikan itu. Di sini kita mendapati penceritaan,  

I.    Tentang Adam (ay. 1-5).  

II.   Set (ay. 6-8).  

III.  Enos (ay. 9-11).  

IV.   Kenan (ay. 12-14).  

V.    Mahalaleel (ay. 15-17).  

VI.   Yared (ay. 18-20).  

VII.  Henokh (ay. 21-24).  

VIII. Metusalah (ay. 25-27).  

IX.   Lamekh dan Nuh anaknya (ay. 28-32).  

Seluruh Kitab Suci, sebab  diilhamkan Tuhan , bermanfaat, mes-

kipun tidak semuanya sama besar manfaatnya.  


 154

Silsilah-silsilah  

(5:1-5) 

1 Inilah daftar keturunan Adam. Pada waktu manusia itu diciptakan oleh 

Tuhan , dibuat-Nyalah dia menurut rupa Tuhan ; 2 laki-laki dan perempuan 

diciptakan-Nya mereka. Ia memberkati mereka dan memberi  nama  Ma-

nusia” kepada mereka, pada waktu mereka diciptakan. 3 sesudah  Adam hidup 

seratus tiga puluh tahun, ia memperanakkan seorang laki-laki menurut rupa 

dan gambarnya, lalu memberi nama Set kepadanya. 4 Umur Adam, sesudah  

memperanakkan Set, delapan ratus tahun, dan ia memperanakkan anak-

anak lelaki dan perempuan. 5 Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tiga 

puluh tahun, lalu ia mati. 

Kata-kata pertama dari pasal ini merupakan judul atau inti dari 

seluruh pasal: ini yaitu  kitab tentang keturunan Adam (KJV). Ini ada-

lah daftar atau katalog tentang anak cucu Adam, bukan semuanya, 

melainkan hanya tunas yang kudus yang keluar dari tunggulnya (Yes. 

6:13), dan yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai 

manusia (Rm. 9:5). Di sini terdapat nama-nama, umur, dan kematian 

orang-orang yang merupakan para penerus dari Adam yang pertama 

di dalam pemeliharaan janji Tuhan , dan nenek moyang dari Adam 

kedua. Silsilah itu dimulai dengan Adam sendiri. Inilah,   

I.  Penciptaannya (ay. 1-2), yang di dalamnya kita mendapati secara 

ringkas pengulangan dari apa yang sebelumnya diceritakan secara 

panjang lebar tentang penciptaan manusia. Ini yaitu  hal yang 

harus sering-sering kita dengar dan harus kita kenali dengan cer-

mat. Amatilah di sini,  

1.  Bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan . Manusia tidak dicipta-

kan oleh dirinya sendiri, oleh sebab itu ia tidak boleh menjadi 

tuan atas dirinya sendiri. Sebaliknya, Pencipta keberadaannya 

haruslah menjadi pengarah bagi gerakan-gerakannya, dan 

pusat dari semua gerakannya itu.  

2.  Bahwa ada suatu hari saat  Tuhan  menciptakan manusia. Ma-

nusia bukanlah dari kekekalan, melainkan dari masa lampau. 

Ia bukanlah anak sulung, melainkan anak bungsu dari ciptaan.  

3.  Bahwa Tuhan  menciptakan dia menurut rupa-Nya sendiri, benar 

dan kudus, dan oleh sebab itu, tidak diragukan lagi, berbaha-

gia. Hakikat manusia lebih menyerupai hakikat ilahi dibanding-

kan dengan hakikat makhluk mana pun di dunia bawah ini.  

4.  Bahwa Tuhan  menciptakan mereka laki-laki dan perempuan 

(ay. 2), baik untuk menghibur satu sama lain maupun untuk 

Kitab Kejadian 5:1-5 

 155 

menjaga dan mengembangbiakkan jenis mereka. Adam dan 

Hawa diciptakan langsung oleh tangan Tuhan , kedua-duanya 

diciptakan menurut rupa Tuhan . Dan oleh sebab itu di antara 

kedua jenis kelamin tersebut tidak ada jurang dan ketidak-

setaraan yang lebar sebagaimana yang dibayangkan oleh seba-

gian orang.  

5.  Bahwa Tuhan  memberkati mereka. Sudah biasa bagi orangtua 

untuk memberkati anak-anak mereka. Demikian pula bagi 

Tuhan , Bapa bagi semuanya, untuk memberkati anak-anak-

Nya. namun  orangtua di dunia hanya bisa memohonkan berkat, 

sedangkan hak istimewa Tuhan lah untuk memerintahkannya. 

Ini terutama merujuk pada berkat perkembangbiakan, namun 

tanpa mengecualikan berkat-berkat lain.  

6.  Bahwa Ia memberi  nama  Manusia” (KJV:  Adam” – pen.) 

kepada mereka. Adam berarti bumi, bumi merah. Nah,  

(1) Tuhan -lah yang memberinya nama ini. Adam sendiri sebe-

lumnya sudah memberi  nama kepada semua makhluk 

lain, namun  ia tidak boleh memilih namanya sendiri, supaya 

jangan ia mengambil suatu gelar yang megah dan muluk-

muluk. Sebaliknya, Tuhan  memberinya sebuah nama yang 

akan terus-menerus mengingatkan dia akan kehinaan asal 

usulnya, dan mewajibkan dia untuk memandang gunung 

batu yang dari padanya ia terpahat, dan lobang penggalian 

batu yang dari padanya ia tergali (Yes. 51:1). Hanya ada 

sedikit saja alasan untuk bermegah bagi orang yang ber-

kerabat begitu dekat dengan debu.  

(2) Ia memberi  nama ini baik kepada laki-laki maupun ke-

pada perempuan. sebab  pada mulanya mereka satu me-

nurut kodrat, dan sesudah  itu satu melalui perkawinan, 

maka pantaslah bila mereka mempunyai nama yang sama, 

sebagai pertanda akan kesatuan mereka. Si perempuan 

berasal dari bumi, sama seperti si laki-laki.  

II. Kelahiran Set anaknya (ay. 3). Ia lahir saat  Adam berumur sera-

tus tiga puluh tahun, dan mungkin pembunuhan Habel terjadi 

tidak lama sebelumnya. Adam memperanakkan banyak anak laki-

laki dan anak perempuan lain, selain Kain dan Habel, sebelum 

ini. namun  tentang mereka tidak disebutkan apa-apa, sebab yang 

harus disebutkan dengan terhormat hanyalah nama dia yang 


 156

menurunkan Kristus dan jemaat. namun  apa yang paling bisa 

diamati di sini berkenaan dengan Set yaitu  bahwa Adam mem-

peranakkannya menurut rupa dan gambarnya. Adam diciptakan 

menurut gambar Tuhan . namun , saat  ia jatuh dan menjadi rusak, 

ia memperanakkan seorang anak menurut gambarnya sendiri, 

berdosa dan cemar, rapuh, fana, dan sengsara seperti dirinya sen-

diri. Bukan hanya manusia seperti dirinya sendiri, terdiri dari 

tubuh dan jiwa, melainkan juga pendosa seperti dirinya sendiri, 

bersalah dan menjijikkan, merosot dan rusak. Bahkan seorang 

yang berkenan di hati Tuhan  sekalipun mengakui dirinya dikan-

dung dan diperanakkan dalam dosa (Mzm. 51:7). Inilah rupa 

Adam sendiri, kebalikan dari rupa ilahi yang di dalamnya Adam 

diciptakan. namun , sebab  ia sendiri kehilangan rupa itu, ia tidak 

dapat meneruskannya kepada keturunannya. Perhatikanlah, anu-

gerah tidak mengalir di dalam darah, lain halnya dengan kerusak-

an. Seorang pendosa memperanakkan orang berdosa, namun  se-

orang kudus tidak memperanakkan orang kudus. 

III. Umur dan kematiannya. Ia hidup, secara keseluruhan, selama 

sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia mati, sesuai dengan hu-

kuman yang sudah dijatuhkan atasnya, engkau akan kembali 

menjadi debu. Meskipun ia tidak mati pada hari ia makan buah 

terlarang, namun pada hari itu juga ia menjadi fana. Pada saat itu 

ia mulai mati. Seluruh hidupnya sesudah itu hanyalah penang-

guhan waktu, hidup yang sudah terhilang dan terkutuk. Bahkan, 

hidup itu terkikis dan menuju pada kematian: ia bukan saja se-

perti penjahat yang dihukum, melainkan juga seperti orang yang 

sudah disalibkan, yang mati secara perlahan-lahan dan bertahap.  

Lima Bapa Leluhur Sebelum Air Bah 

(5:6-20) 

6 sesudah  Set hidup seratus lima tahun, ia memperanakkan Enos. 7 Dan Set 

masih hidup delapan ratus tujuh tahun, sesudah  ia memperanakkan Enos, 

dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. 8 Jadi Set men-

capai umur sembilan ratus dua belas tahun, lalu ia mati. 9 sesudah  Enos 

hidup sembilan puluh tahun, ia memperanakkan Kenan. 10 Dan Enos masih 

hidup delapan ratus lima belas tahun, sesudah  ia memperanakkan Kenan, 

dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. 11 Jadi Enos men-

capai umur sembilan ratus lima tahun, lalu ia mati. 12 sesudah  Kenan hidup 

tujuh puluh tahun, ia memperanakkan Mahalaleel. 13 Dan Kenan masih 

hidup delapan ratus empat puluh tahun, sesudah  ia memperanakkan Maha-

laleel, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. 14 Jadi 

Kitab Kejadian 5:6-20 

 157 

Kenan mencapai umur sembilan ratus sepuluh tahun, lalu ia mati. 15 sesudah  

Mahalaleel hidup enam puluh lima tahun, ia memperanakkan Yared. 16 Dan 

Mahalaleel masih hidup delapan ratus tiga puluh tahun, sesudah  ia memper-

anakkan Yared, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. 17 

Jadi Mahalaleel mencapai umur delapan ratus sembilan puluh lima tahun, 

lalu ia mati. 18 sesudah  Yared hidup seratus enam puluh dua tahun, ia mem-

peranakkan Henokh. 19 Dan Yared masih hidup delapan ratus tahun, sesudah  

ia memperanakkan Henokh, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan 

perempuan. 20 Jadi Yared mencapai umur sembilan ratus enam puluh dua 

tahun, lalu ia mati.  

Di sini kita mendapati segala hal yang dipandang Roh Kudus pantas 

untuk dicatat berkenaan dengan lima bapa leluhur sebelum air bah, 

Set, Enos, Kenan, Mahalaleel, dan Yared. Tidak ada yang bisa diamati 

secara khusus berkenaan dengan mereka, meskipun kita mempunyai 

alasan untuk beranggapan bahwa mereka yaitu  orang-orang yang 

termasyhur, baik akan kebijaksanaan maupun kesalehan mereka, di 

zaman mereka: namun  secara umum,   

I.  Amatilah bagaimana keturunan mereka dicatat secara panjang 

lebar dan jelas. Perihal ini, sangka orang, bisa saja disampaikan 

dalam kata-kata yang lebih sedikit. namun  sudah pasti bahwa 

tidak ada satu pun kata yang sia-sia dalam kitab-kitab Tuhan , 

sekalipun ada dalam kitab-kitab manusia. Perihal ini dipaparkan 

sedemikian jelas,  

1.  Untuk membuatnya mudah dan dapat dimengerti oleh orang 

yang memiliki kemampuan paling rendah. jika  kita diberi 

tahu berapa umur mereka saat  mempunyai anak ini, dan 

berapa tahun mereka hidup sesudahnya, maka dengan sedikit 

kecakapan berhitung saja kita sudah bisa memastikan berapa 

tahun mereka hidup secara keseluruhan. Namun Roh Kudus 

tetap menuliskan jumlah totalnya, demi orang-orang yang 

bahkan tidak mempunyai kecakapan sekecil ini.  

2. Untuk menunjukkan kesenangan Tuhan  pada nama-nama 

umat-Nya. Kita sudah mendapati keturunan Kain disebutkan 

dengan tergesa-gesa (4:18), namun  penjelasan tentang keturun-

an kudus ini diperluas, dan diceritakan secara panjang lebar, 

bukan hanya dalam angka-angka. Kita diberi tahu berapa 

lama hidupnya orang-orang yang hidup dalam takut akan 

Tuhan , dan kapan matinya orang-orang yang mati dalam perke-

nanan-Nya. namun  untuk orang lain, hal itu tidak menjadi 


 158

masalah. Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, 

namun  nama orang fasik menjadi busuk.  

II.  Kehidupan mereka dihitung menurut hari (ay. 8, KJV): Hari-hari 

Set secara keseluruhan, dan dengan demikian hari-hari semua 

yang lain, yang menunjukkan singkatnya hidup manusia pada 

umurnya yang paling panjang, dan cepatnya perputaran waktu-

waktu kita di bumi. Jika mereka menghitung menurut hari, 

tentulah kita harus menghitung menurut jam, atau lebih tepatnya 

menjadikan doa ini sebagai doa yang sering-sering kita ucapkan 

(Mzm. 90:12), ajarlah kami menghitung hari-hari kami.  

III. Mengenai masing-masing dari mereka, kecuali Henokh, dikata-

kan, lalu ia mati. Dengan dihitungnya tahun-tahun hidup mereka, 

tersirat bahwa hidup mereka, sesudah  tahun-tahun itu selesai 

dihitung, telah sampai pada kesudahannya. Meskipun demikian, 

masih saja ditegaskan, lalu ia mati, untuk menunjukkan bahwa 

kematian menjemput semua manusia tanpa kecuali, dan bahwa 

baik bagi kita khususnya untuk mengamati dan memanfaatkan 

kematian orang lain untuk membangun diri kita sendiri. Orang itu 

kuat dan sehat, namun ia mati. Orang itu besar dan kaya, namun 

ia mati. Orang itu bijak dan cerdik, namun ia mati. Orang itu 

sangat baik, dan mungkin sangat berguna, namun ia mati, dan 

seterusnya.   

IV. Apa yang terutama dapat diamati yaitu  bahwa mereka semua 

hidup sangat lama. Tak seorang pun dari mereka mati sebelum 

melihat perputaran waktu selama hampir delapan ratus tahun, 

dan sebagian dari mereka hidup jauh lebih lama, sangat lama 

bagi jiwa yang kekal untuk ditawan di dalam pondok tanah liat. 

Bagi mereka, kehidupan di dunia ini pasti bukanlah sebuah be-

ban yang begitu berat seperti pada umumnya sekarang, sebab 

kalau tidak, mereka pasti sudah kelelahan dengannya. Saat itu 

kehidupan yang akan datang belum diwahyukan dengan begitu 

jelas seperti yang kita alami sekarang di bawah Injil, sebab kalau 

tidak, mereka pasti sudah tidak sabar untuk berpindah ke sana. 

Jadi, bagi para bapa leluhur yang saleh, umur panjang yaitu  

berkat, dan membuat mereka menjadi berkat.  

Kitab Kejadian 5:6-20 

 159 

1.  Umur mereka yang panjang di zaman-zaman awal dunia itu 

bisa jadi disebabkan oleh beberapa penyebab alami. Sangatlah 

mungkin bahwa bumi lebih subur, bahwa hasil-hasilnya lebih 

menguatkan, bahwa udaranya lebih menyehatkan, dan bahwa 

pengaruh-pengaruh dari benda-benda angkasa lebih tidak ber-

bahaya sebelum air bah dibandingkan sesudahnya. Meskipun ma-

nusia diusir dari Firdaus, bumi sendiri pada waktu itu masih 

menyerupai Firdaus, yaitu sebuah taman jika dibandingkan 

dengan keadaannya sekarang yang menjadi padang gurun. 

Juga, sebagian orang berpikir bahwa pengetahuan mereka 

yang besar tentang makhluk-makhluk, dan tentang kegunaan-

nya baik untuk makanan maupun obat-obatan, bersamaan 

dengan kebiasaan mereka yang tidak bermabuk-mabukan dan 

makan secukupnya, banyak berpengaruh pada umur mereka 

yang panjang. namun , kita tidak mendapati bahwa orang yang 

bermabuk-mabukan, seperti banyak dari mereka (Luk. 17:27), 

berumur pendek seperti para pemabuk pada umumnya seka-

rang.  

2.  Umur panjang mereka itu terutama harus dikembalikan ke-

pada kuasa dan pemeliharaan Tuhan . Ia memperpanjang hidup 

mereka, baik untuk mengisi bumi secara lebih cepat maupun 

untuk menjaga pengetahuan tentang Tuhan  dan agama secara 

lebih berhasil, pada waktu itu, saat  tidak ada tulisan, dan 

tradisi lisan merupakan saluran penyampaiannya. Semua 

bapa leluhur di sini, kecuali Nuh, dilahirkan sebelum Adam 

mati. Dengan begitu, dari dia mereka dapat menerima penje-

lasan yang utuh dan memuaskan tentang penciptaan, Firdaus, 

kejatuhan, janji Tuhan , dan perintah-perintah ilahi yang me-

nyangkut ibadah dan kehidupan agama: dan, jika ada kesa-

lahan yang timbul, mereka bisa langsung bertanya kepadanya 

selagi ia hidup, seperti kepada seorang bijak, untuk melurus-

kannya, dan sesudah  kematiannya kepada Metusalah, dan 

orang-orang lain, yang sudah bercakap-cakap dengannya. Demi-

kianlah, begitu besarnya perhatian Tuhan  Yang Mahakuasa un-

tuk menjaga di dalam jemaat-Nya pengetahuan tentang kehen-

dak-Nya dan tentang kemurnian penyembahan terhadap-Nya.    


 160

Pengangkatan Henokh 

(5:21-24)  

21 sesudah  Henokh hidup enam puluh lima tahun, ia memperanakkan Metu-

salah. 22 Dan Henokh hidup bergaul dengan Tuhan  selama tiga ratus tahun 

lagi, sesudah  ia memperanakkan Metusalah, dan ia memperanakkan anak-

anak lelaki dan perempuan. 23 Jadi Henokh mencapai umur tiga ratus enam 

puluh lima tahun. 24 Dan Henokh hidup bergaul dengan Tuhan , lalu ia tidak 

ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Tuhan .  

Cerita-cerita di sini terus mengalir selama tujuh keturunan tanpa ada 

suatu apa pun yang luar biasa, atau suatu selingan, selain nama-

nama dan angka-angka. namun  pada akhirnya datanglah seseorang 

yang tidak boleh dilewatkan begitu saja, yang harus diberi perhatian 

khusus, dan dia yaitu  Henokh, keturunan ketujuh dari Adam: 

semua yang lain, boleh kita duga, hidup menurut kebajikan, namun  ia 

mengungguli mereka semua, dan merupakan bintang yang paling 

cemerlang di zaman para bapa leluhur. Yang dicatat tentang dia ha-

nyalah sedikit. Namun demikian, yang sedikit ini sudah cukup untuk 

membuat namanya besar, lebih besar dibandingkan nama Henokh yang 

lain itu, yang memiliki sebuah kota yang diberi nama sesuai nama-

nya. Inilah dua hal berkenaan dengan dia:   

I.  Perilaku hidupnya yang mulia di dunia ini, yang dibicarakan seba-

nyak dua kali: Henokh hidup bergaul dengan Tuhan  sesudah  ia mem-

peranakkan Metusalah (ay. 22), dan lagi, Henokh hidup bergaul 

dengan Tuhan  (ay. 24). Amatilah,  

1. Sifat agamanya, dan maksud serta tujuan dari perilaku hidup-

nya: ia hidup bergaul dengan Tuhan , yang menandakan,  

(1) Agama yang benar. Apa itu kesalehan, selain dari hidup 

bergaul dengan Tuhan ? Orang yang tidak saleh dan cemar 

yaitu  tanpa Tuhan  di dunia, mereka berjalan bertentangan 

dengan Dia: namun  orang saleh berjalan bersama Tuhan , 

yang berarti pendamaian dengan Tuhan , sebab dua orang 

tidak bisa berjalan bersama-sama jika mereka belum ber-

janji (Am. 3:3), dan yang mencakup semua bagian serta 

contoh dari sebuah hidup yang saleh, benar, dan tenang. 

Berjalan bersama Tuhan  berarti selalu menempatkan Dia di 

depan kita, dan bertindak seperti orang-orang yang selalu 

diawasi-Nya. Itu berarti hidup bersekutu dengan Tuhan  baik 

dalam ketetapan-ketetapan maupun pemeliharaan-peme-

Kitab Kejadian 5:21-24 

 161 

liharaan ilahi. Itu berarti menjadikan firman Tuhan  sebagai 

peraturan kita dan kemuliaan-Nya sebagai tujuan kita 

dalam segala perbuatan kita. Itu berarti kita harus senan-

tiasa peduli dan berusaha dalam segala sesuatu untuk me-

nyenangkan Tuhan , dan dalam hal apa pun tidak melanggar 

perintah-Nya. Itu berarti patuh kepada kehendak-Nya, setu-

ju dengan rancangan-rancangan-Nya, dan menjadi pekerja 

bersama-sama dengan Dia. Itu berarti menjadi penurut-penu-

rut Tuhan , seperti anak-anak yang kekasih.  

(2) Agama yang unggul. Ia sepenuhnya mati terhadap dunia 

ini, dan tidak hanya berjalan mengikuti Tuhan , seperti yang 

dilakukan semua orang baik, namun  juga berjalan bersama-

sama dengan Tuhan , seolah-olah ia sudah berada di sorga. 

Ia hidup di atas rata-rata, bukan saja melebihi orang-orang 

lain, namun  juga orang-orang kudus lain. Ia bukan hanya 

bersikap baik dalam masa-masa yang buruk, namun  juga 

terbaik dalam masa-masa yang baik.  

(3) Kegigihan dalam memajukan agama di tengah-tengah orang 

lain. Melaksanakan jabatan imam disebut hidup di hadapan 

Tuhan  (1Sam. 2:30-35), dan lihat Zakharia 3:7. Henokh, tam-

paknya, yaitu  seorang imam Tuhan  yang mahatinggi, dan 

seperti Nuh, yang juga dikatakan bergaul dengan Tuhan , ia 

yaitu  seorang pemberita kebenaran, dan menubuatkan 

kedatangan Kristus untuk kali kedua. Sesungguhnya Tuhan 

datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya (Yud. 1:14). Nah, 

Roh Kudus bukan berkata Henokh hidup, namun  Henokh 

bergaul dengan Tuhan . Sebab hidup orang baik yaitu  ber-

gaul dengan Tuhan . Ini merupakan,  

[1] Urusan hidup Henokh, kepedulian dan pekerjaannya 

selalu . Sementara orang lain hidup bagi diri mere-

ka sendiri dan bagi dunia, ia hidup bagi Tuhan .  

[2] Itu merupakan sukacita dan penopang hidupnya. Bagi-

nya, bersekutu dengan Tuhan  lebih baik dibandingkan hidup 

itu sendiri. Bagiku hidup yaitu  Kristus (Flp. 1:21). 

2.  Tahun hidup beragamanya. Dikatakan bahwa (ay. 21), sesudah  

Henokh hidup enam puluh lima tahun, ia memperanakkan 

Metusalah. namun  (ay. 22) Henokh hidup bergaul dengan Tuhan  

sesudah  ia memperanakkan Metusalah, yang menunjukkan 


 162

bahwa ia belum mulai terkenal sebagai orang saleh sampai 

sekitar pada waktu itu. Pada awalnya ia hidup seperti orang-

orang lainnya. Orang-orang kudus yang besar sampai pada 

keunggulan mereka secara bertahap.  

3. Kelangsungan hidup beragamanya: ia bergaul dengan Tuhan  se-

lama tiga ratus tahun, selama ia terus ada di dunia ini. Orang 

munafik tidak akan selalu berdoa. namun  orang yang betul-be-

tul kudus, yang bertindak berdasarkan suatu asas, dan mem-

buat agama sebagai pilihannya, akan bertekun sampai pada 

akhirnya, dan bergaul dengan Tuhan  selagi ia hidup, seperti 

orang yang berharap untuk hidup selama-lamanya bersama 

dengan Dia (Mzm. 104:33). 

II.  Dipindahkannya dia secara mulia ke dunia yang lebih baik. Kare-

na ia tidak hidup seperti orang lain, maka ia pun tidak mati 

seperti orang lain (ay. 24): Lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah 

diangkat oleh Tuhan . Yakni, seperti yang dijelaskan dalam Ibrani 

11:5, Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan 

ia tidak ditemukan, sebab  Tuhan  telah mengangkatnya. Amatilah, 

1. Kapan ia diangkat seperti itu.  

(1) Dalam tahun hidupnya. Itu terjadi saat  ia baru hidup 

selama tiga ratus enam puluh lima tahun (jumlah genap 

dalam tahun), yaitu, menurut panjangnya umur manusia 

pada waktu itu, saat  usianya paruh baya. Sebab tak se-

orang pun dari bapa-bapa leluhur sebelum air bah yang 

hidupnya tidak melebihi dua kali lipat dari umur itu. namun  

mengapa Tuhan  mengambilnya begitu cepat? Tentu saja, 

sebab  dunia, yang sekarang sudah menjadi rusak, tidak 

layak baginya, atau sebab  ia begitu jauh mengatasi dunia, 

dan begitu lelah dengannya, sehingga ingin cepat-cepat 

berpindah darinya, atau sebab  pekerjaannya sudah sele-

sai, dan selesai dengan lebih cepat sebab  ia mengerjakan-

nya dengan begitu tekun. Perhatikanlah, Tuhan  sering kali 

mengambil paling cepat orang-orang yang paling dikasihi-

Nya, dan waktu yang terhilang dari mereka di bumi akan 

diperoleh di sorga, bagi keuntungan mereka yang tak ter-

utarakan.  

Kitab Kejadian 5:21-24 

 163 

(2) Menurut waktu dunia. Itu terjadi saat  semua bapa lelu-

hur yang disebutkan dalam pasal ini masih hidup, kecuali 

Adam, yang mati lima puluh tujuh tahun sebelumnya, dan 

Nuh, yang dilahirkan enam puluh sembilan tahun sesu-

dahnya. Kedua orang itu diberi peneguhan-peneguhan 

yang nyata akan iman mereka dengan cara-cara lain, namun  

kepada semua orang lain, yang menjadi atau mungkin 

menjadi saksi-saksi dari pengangkatan Henokh, hal itu 

menjadi dorongan nyata bagi iman dan pengharapan mere-

ka berkenaan dengan kehidupan yang akan datang. 

2.  Bagaimana pengangkatannya diungkapkan: Lalu ia tidak ada 

lagi, sebab ia telah diangkat oleh Tuhan .  

(1) Ia tidak ada lagi di dunia ini. Itu bukanlah akhir dari ke-

beradaannya, melainkan dari keberadaannya di sini: ia 

tidak ditemukan, demikian Rasul Paulus menjelaskannya 

berdasarkan Septuaginta. Tidak ditemukan oleh teman-te-

mannya, yang mencarinya seperti rombongan nabi mencari 

Elia (2Raj. 2:17). Tidak ditemukan oleh musuh-musuhnya, 

yang, menurut sebagian orang, sedang mengejar-ngejarnya, 

untuk membunuh dia dalam kegeraman mereka terhadap-

nya sebab  kesalehannya yang tersohor. Tampak dari nu-

buatannya bahwa pada waktu itu ada banyak orang ber-

dosa yang tidak saleh, yang berkata-kata nista, dan mung-

kin berbuat nista juga, terhadap umat Tuhan  (Yud. 1:15). 

Namun, Tuhan  menyembunyikan Henokh dari mereka, bu-

kan di bawah sorga, melainkan di dalam sorga.  

(2) Tuhan  mengangkat tubuh dan jiwanya bagi diri-Nya sendiri 

di taman sorga Firdaus, melalui pelayanan para malaikat, 

seperti sesudahnya Ia mengangkat Elia. Ia diubah, seperti 

orang-orang kudus didapati hidup nanti pada kedatangan 

Kristus untuk kali kedua. Bilamana orang baik meninggal, 

Tuhan  mengambilnya, menjemputnya dari sini, dan mene-

rimanya bagi diri-Nya sendiri. Berkenaan dengan Henokh, 

Rasul Paulus menambahkan bahwa sebelum ia terangkat, 

ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Tuhan , 

dan ini yaitu  laporan baik yang diperolehnya. Perhatikan-

lah, 


 164

[1] Berjalan bersama Tuhan  membuat Tuhan  senang. 

[2] Kita tidak dapat berjalan bersama Tuhan  untuk menye-

nangkan-Nya kecuali dengan iman.  

[3] Tuhan  sendiri akan memberi  kehormatan kepada 

orang-orang yang dengan iman berjalan bersama-Nya 

untuk menyenangkan-Nya. Ia akan mengakui mereka 

sekarang, dan bersaksi bagi mereka di hadapan para 

malaikat dan manusia pada hari penghakiman agung. 

Orang-orang yang tidak mempunyai kesaksian ini sebe-

lum pengangkatan, akan mendapatinya sesudah  itu. 

[4] Orang-orang yang perilaku hidupnya di dunia benar-

benar kudus akan mendapati perpindahan mereka dari 

dunia benar-benar membahagiakan. Pengangkatan He-

nokh bukan hanya merupakan suatu bukti dari iman 

akan adanya kehidupan yang akan datang, dan akan 

kemungkinan keberadaan tubuh dalam keadaan mulia 

di kehidupan itu, melainkan juga suatu dorongan bagi 

pengharapan semua orang yang berjalan bersama Tuhan  

bahwa mereka akan selama-lamanya berada bersama-

sama dengan Dia: kesalehan yang gemilang akan dimah-

kotai dengan kehormatan-kehormatan yang gemilang. 

Masa Hidup Metusalah 

(5:25-27) 

25 sesudah  Metusalah hidup seratus delapan puluh tujuh tahun, ia mem-

peranakkan Lamekh. 26 Dan Metusalah masih hidup tujuh ratus delapan pu-

luh dua tahun, sesudah  ia memperanakkan Lamekh, dan ia memperanakkan 

anak-anak lelaki dan perempuan. 27 Jadi Metusalah mencapai umur sembilan 

ratus enam puluh sembilan tahun, lalu ia mati.  

Mengenai Metusalah amatilah,  

1. Arti dari namanya, yang menurut sebagian orang bersifat nubuat-

an, sebab  Henokh, bapaknya, yaitu  seorang nabi. Metusalah 

berarti, ia mati, atau ada anak panah, atau, pengiriman, maksud-

nya, pengiriman air bah, yang datang tepat pada tahun Metusalah 

meninggal. Jika memang namanya dimaksudkan dan dijelaskan 

demikian, maka itu merupakan peringatan yang baik bagi dunia 

yang ceroboh, jauh sebelum penghakiman datang. Namun, bagai-

manapun juga, hal ini dapat diamati, bahwa orang yang pernah 

hidup paling lama membawa kematian dalam namanya, agar ia

Kitab Kejadian 5:28-32 

 165 

  diperingatkan akan kedatangan maut yang pasti, meskipun se-

cara perlahan-lahan.  

2.  Umurnya: ia hidup sembilan ratus enam puluh sembilan tahun, 

yang paling lama dari yang kita baca tentang kehidupan manusia 

mana pun di bumi. Meskipun begitu, ia mati juga. Yang hidup 

paling lama harus mati juga pada akhirnya. Usia muda atau usia 

tua tidak akan membebaskan kita dari perang itu, sebab itulah 

akhir dari semua manusia: tak seorang pun dapat menantang 

hidup dengan hak untuk tinggal lama, atau membela diri mela-

wan maut yang datang menyergap. Umumnya dianggap bahwa 

Metusalah mati tidak lama sebelum air bah. Penulis-penulis Ya-

hudi berkata,  tujuh hari sebelumnya,” dengan merujuk pada 

pasal 7:10, dan bahwa ia diangkat dari kejahatan yang akan 

datang, dengan berdasarkan dugaan ini, yang diterima secara 

umum, bahwa semua bapa leluhur yang disebutkan dalam pasal 

ini yaitu  orang-orang kudus dan baik. Saya sendiri enggan me-

nawarkan dugaan apa saja yang bertentangan dengannya. Namun 

saya tidak melihat bahwa kekudusan dan kebaikan mereka dapat 

disimpulkan berdasarkan disebutkannya nama-nama mereka di 

sini di antara nenek moyang Kristus, seperti halnya bahwa semua 

raja Yehuda itu kudus dan baik, sebab nama-nama mereka dise-

butkan dalam silsilah-Nya, sementara banyak dari mereka, kita 

yakin, justru berperilaku sebaliknya. Dan, jika ini dipertanyakan, 

maka bisa disarankan sebagai suatu kemungkinan bahwa Metu-

salah sendiri tenggelam bersama semua yang lain di dunia. Sebab 

sudah pasti bahwa ia mati pada tahun itu.   

Kisah mengenai Nuh  

(5:28-32)  

28 sesudah  Lamekh hidup seratus delapan puluh dua tahun, ia memperanak-

kan seorang anak laki-laki, 29 dan memberi nama Nuh kepadanya, katanya: 

 Anak ini akan memberi kepada kita penghiburan dalam pekerjaan kita yang 

penuh susah payah di tanah yang telah terkutuk oleh TUHAN.” 30 Dan 

Lamekh masih hidup lima ratus sembilan puluh lima tahun, sesudah  ia mem-

peranakkan Nuh, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. 

31 Jadi Lamekh mencapai umur tujuh ratus tujuh puluh tujuh tahun, lalu ia 

mati. 32 sesudah  Nuh berumur lima ratus tahun, ia memperanakkan Sem, 

Ham dan Yafet.  

Di sini kita mendapati untuk pertama kalinya Nuh disebut, yang banyak 

tentangnya akan kita baca dalam pasal-pasal selanjutnya. Amatilah,   


 166

I. Namanya, beserta alasan untuk itu. Nuh berarti istirahat. Orang-

tuanya memberi dia nama itu, dengan harapan agar dia menjadi 

berkat yang lebih dari biasa bagi angkatannya. Anak ini akan mem-

beri kepada kita penghiburan dalam pekerjaan kita yang penuh 

susah payah di tanah yang telah terkutuk oleh TUHAN. Inilah,  

1. Keluhan Lamekh akan kehidupan manusia yang penuh ben-

cana. Dengan masuknya dosa, dan diwariskannya kutuk kare-

na dosa, keadaan kita telah menjadi sangat sengsara. Seluruh 

hidup kita dihabiskan dengan bekerja, dan waktu kita dipe-

nuhi dengan susah payah yang tiada henti. sebab  Tuhan  telah 

mengutuk tanah, maka hanya sebanyak itulah yang bisa dila-

kukan sebagian orang, dengan segenap perhatian dan susah 

payah, untuk mendapatkan penghidupan yang keras darinya. 

Ia berbicara seperti orang yang lelah dengan urusan hidup ini, 

dan kesal bahwa begitu banyak pikiran dan waktu yang ber-

harga hanya dipakai habis untuk menopang tubuh ini, padahal 

itu bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang jauh lebih baik.  

2. Pengharapan-pengharapannya yang menghibur akan datang-

nya suatu kelegaan dengan kelahiran anak ini: Anak ini akan 

memberi kepada kita penghiburan, yang menandakkan bukan 

hanya keinginan dan harapan yang pada umumnya dimiliki 

orangtua terhadap anak-anak mereka (bahwa, jika  mereka 

dewasa, anak-anak akan menjadi penghiburan-penghiburan 

bagi mereka dan penolong-penolong dalam usaha mereka, 

meskipun yang sering kali terjadi yaitu  sebaliknya), melain-

kan juga suatu pemahaman dan pengharapan akan sesuatu 

yang lebih. Sangatlah mungkin bahwa ada beberapa nubuatan 

sebelumnya tentang dia, sebagai seseorang yang secara me-

nakjubkan berguna bagi angkatannya. sebab  itu orangtuanya 

memahami demikian dan menyimpulkan bahwa dialah ketu-

runan yang dijanjikan itu, Sang Mesias yang akan datang. Dan 

itu menunjukkan bahwa kepentingan kovenan di dalam Kris-

tus sebagai milik kita, dan harapan yang dilandasi keyakinan 

akan kedatangan-Nya, melengkapi kita dengan penghiburan-

penghiburan yang paling baik dan paling pasti. Hal itu benar 

baik dalam kaitannya dengan murka dan kutuk Tuhan  yang 

pantas kita terima maupun dengan kerja keras dan susah pa-

yah dalam hidup sekarang ini, yang sering kali kita keluhkan.

Kitab Kejadian 5:28-32 

 167 

 Apakah Kristus menjadi milik kita? Apakah sorga menjadi 

milik kita? Anak ini akan memberi kepada kita penghiburan.” 

II.  Anak-anaknya, Sem, Ham, dan Yafet. Anak-anak ini diperanak-

kan Nuh (yang tertua dari ketiganya) saat  ia berumur lima ratus 

tahun. Tampaknya Yafet yaitu  yang tertua (10:21), namun  Sem 

disebutkan pertama kali sebab  kepadanya kovenan akan diwaris-

kan, seperti yang tampak pada pasal 9:26, dimana Tuhan  disebut 

TUHAN, Tuhan  Sem. Kepadanyalah, ada kemungkinan, hak kesu-

lungan diberikan, dan darinyalah, sudah pasti, akan diturunkan 

baik Kristus sebagai Kepala maupun jemaat sebagai tubuh. Oleh 

sebab itu ia disebut Sem, yang berarti nama, sebab  dalam ketu-

runannya nama Tuhan  akan selalu tinggal, sampai akan datang 

dari benihnya Dia yang nama-Nya mengatasi segala nama. Se-

hingga dengan menempatkan Sem pertama-tama, maka itu ber-

arti Kristus ditempatkan sebagai yang pertama, sebab dalam se-

gala hal Dialah yang harus diutamakan. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PASAL  6   

ekaman paling menakjubkan yang kita miliki tentang dunia lama 

yaitu  kehancurannya yang menyeluruh oleh air bah. Kisah 

tentang ini dimulai dalam pasal ini, yang di dalamnya kita mendapati,  

I.  Kejahatan yang melimpah dalam dunia yang fasik itu (ay. 1-

5, 11-12). 

II. Kebencian yang adil dari Tuhan  yang benar terhadap keja-

hatan yang melimpah itu, dan tekad-Nya yang kudus untuk 

menghukumnya (ay. 6-7).  

III. Kasih karunia Tuhan  yang istimewa terhadap Nuh hamba-Nya.  

1.  Dalam sifat yang digambarkan tentangnya (ay. 8-10).  

2.  Dalam penyampaian maksud Tuhan  kepadanya (ay. 13-17).  

3.  Dalam petunjuk-petunjuk yang diberikan Tuhan  kepada-

nya untuk membuat bahtera demi keamanannya sendiri 

(ay. 14-16).  

4. Dalam dipekerjakannya dia untuk memelihara kelangsung-

an semua makhluk lainnya (ay. 18-21). Dan yang terakhir, 

dalam kepatuhan Nuh terhadap perintah-perintah yang 

diberikan kepadanya (ay. 22).  

Dan perkara mengenai dunia lama ini ditulis sebagai peringatan 

bagi kita, yang kini tengah menyongsong datangnya kesudahan dari 

dunia baru. 

Kerusakan Dunia 

(6:1-2)  

1 saat  manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan 

bagi mereka lahir anak-anak perempuan, 2 maka anak-anak Tuhan  melihat, 

bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka meng-


 170

ambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai 

mereka.  

Demi kemuliaan keadilan Tuhan , dan demi memperingatkan dunia 

yang fasik, maka sebelum diceritakan sejarah tentang kehancuran 

dunia lama, kita mendapati gambaran penuh tentang kemerosotan 

dunia lama itu, kemurtadannya dari Tuhan , dan pemberontakannya 

melawan Dia. Penghancuran terhadap dunia lama itu merupakan se-

buah tindakan yang bukan berdasar pada kedaulatan mutlak, me-

lainkan pada tuntutan keadilan, untuk mempertahankan kehormat-

an pemerintahan Tuhan . Sekarang di sini kita mendapati gambaran 

tentang dua hal yang mengakibatkan timbulnya kefasikan dalam 

dunia lama itu:  

1. Bertambah banyaknya umat manusia: Manusia itu mulai ber-

tambah banyak jumlahnya di muka bumi. Ini merupakan hasil dari 

berkat itu (1:28), namun kerusakan manusia menyalahgunakan 

dan menyelewengkan berkat ini sedemikian rupa sehingga berkat 

itu berubah menjadi kutuk. Demikianlah dosa memanfaatkan 

belas kasihan Tuhan  untuk berbuat dosa yang semakin besar. Jika 

orang fasik bertambah, bertambahlah pula pelanggaran (Ams. 

26:16). Semakin banyak orang berdosa, semakin besarlah dosa-

nya, dan banyaknya para pelanggar hukum membuat orang 

semakin berani. Penyakit-penyakit menular paling merusak di 

kota-kota yang padat penduduk, dan dosa yaitu  penyakit kusta 

yang menyebar. Demikian pulalah dalam jemaat Perjanjian Baru, 

saat  jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut 

(Kis. 6:1). Juga, kita membaca tentang sebuah bangsa yang makin 

bertambah, namun tidak membawa sukacita yang makin besar 

(Yes. 9:2, KJV). Keluarga-keluarga besar perlu diatur dengan baik, 

sebab kalau tidak, mereka akan menjadi keluarga-keluarga yang 

fasik.  

2. Perkawinan-perkawinan campur (ay. 2): Anak-anak Tuhan  (mak-

sudnya, orang-orang beragama, yang dipanggil dengan nama 

Tuhan, dan dipanggil untuk menyerukan nama itu), mengambil 

isteri dari antara anak-anak perempuan manusia, maksudnya, 

orang-orang yang cemar, dan orang-orang yang asing bagi Tuhan  

dan kesalehan. Keturunan Set tidak menjaga diri mereka, seperti 

yang seharusnya mereka lakukan, baik untuk memelihara kemur-

nian mereka sendiri maupun dalam kebencian terhadap kemur-

Kitab Kejadian 6:3 

 171 

tadan. Mereka bercampur baur dengan keturunan Kain yang di-

kucilkan: Mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perem-

puan itu, siapa saja yang disukai mereka. namun  apa yang salah 

dalam perkawinan-perkawinan ini?  

(1) Mereka hanya memilih dengan mata mereka: Mereka melihat 

bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, dan 

itu saja yang mereka lihat.  

(2) Mereka mengikuti pilihan yang dibuat oleh perasaan-perasaan 

mereka sendiri yang sudah rusak: mereka mengambil siapa 

saja yang disukai mereka, tanpa nasihat dan pertimbangan. 

namun ,  

(3) Apa yang ternyata membawa dampak buruk bagi mereka itu 

yaitu  bahwa mereka memperisteri perempuan-perempuan 

asing, dan menjadi pasangan yang tidak seimbang dengan 

orang-orang yang tak percaya (2Kor. 6:14). Hal ini dilarang 

bagi umat Israel (Ul. 7:3-4). Hal itu menjadi penyebab yang 

amat disayangkan dari kemurtadan Salomo (1Raj. 11:1-4), dan 

membawa dampak buruk bagi orang-orang Yahudi sesudah  

mereka kembali dari Babel (Ezr. 9:1-2).  

Perhatikanlah, orang-orang beragama, bila menikah atau meni-

kahkan anak-anak mereka, haruslah sadar bahwa mereka harus 

memperhatikan batas-batas pengakuan iman mereka. Orang jahat 

lebih cepat merusakkan orang baik dibandingkan orang baik memper-

barui orang jahat. Orang-orang yang mengaku sebagai anak-anak 

Tuhan  tidak boleh menikah tanpa restu-Nya, yang tidak mereka 

dapatkan jika mereka mengikat tali pernikahan dengan musuh-

musuh-Nya.      

Ancaman Tuhan  untuk Menarik Roh-Nya 

(6:3) 

3 Berfirmanlah TUHAN:  Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam 

manusia, sebab  manusia itu yaitu  daging, namun  umurnya akan seratus 

dua puluh tahun saja.” 

Pernyataan ini diberikan di sini sebagai pertanda murka Tuhan  terha-

dap mereka yang mengawini perempuan-perempuan asing. Ia meng-

ancam akan menarik Roh-Nya dari mereka, yang sudah mereka buat 

berduka dengan perkawinan-perkawinan seperti itu, padahal hati 

nurani mereka bertentangan dengan itu. Hawa-hawa nafsu kedaging-


 172

an sering kali dihukum dengan penghakiman-penghakiman rohani, 

yang paling pedih dibandingkan semua penghakiman. Atau ini juga meru-

pakan akibat lain dari kefasikan dunia lama yang sangat hebat itu, 

yaitu bahwa Roh Tuhan, sebab  dibuat murka oleh penolakan mere-

ka terhadap pekerjaan-pekerjaan-Nya, tidak lagi bergulat dengan me-

reka, dan tak lama kemudian agama seluruhnya terhilang dari antara 

mereka. Hal ini sudah diperingatkan-Nya kepada mereka sebelum-

nya, agar mereka jangan lagi membuat murka Roh Kudus-Nya, namun  

agar dengan doa-doa mereka Roh Kudus-Nya dapat tinggal bersama-

sama dengan mereka. Amatilah dalam ayat ini,    

I.   Tekad Tuhan  untuk tidak selalu tinggal bersama-sama melalui 

Roh-Nya dengan manusia. Pada waktu itu Roh bergulat melalui 

pemberitaan Nuh (1Ptr. 3:19-20) dan melalui teguran-teguran di 

dalam batin, namun  itu sia-sia saja pada kebanyakan orang. Oleh 

sebab itu, firman Tuhan , Ia tidak akan selama-lamanya tinggal di 

dalam manusia (KJV: Ia tidak akan selama-lamanya bergulat de-

ngan manusia – pen.). Perhatikanlah,  

1.  Roh yang terberkati itu bergulat dengan orang-orang berdosa, 

dengan menginsafkan dan memperingatkan hati nurani, untuk 

membuat mereka berbalik dari dosa kepada Tuhan .  

2. Jika Roh itu ditolak, dipadamkan, dan dilawan, maka meski-

pun Ia lama bergulat, tidak akan selama-lamanya Ia bergulat 

(Hos. 4:17).  

3. Sungguh sedang menuju kehancuran dengan cepat orang-

orang yang ditinggalkan oleh Roh anugerah untuk bergulat. 

II. Alasan untuk tekad ini: sebab  manusia itu yaitu  daging, mak-

sudnya, sudah rusak tanpa bisa disembuhkan lagi, dan dipenuhi 

oleh hawa nafsu badaniah, sehingga bergulat dengannya tidak 

akan menghasilkan apa-apa. Dapatkah orang Etiopia mengganti 

kulitnya? Manusia itu, maksudnya, semua manusia, baik yang 

satu maupun yang lain, mereka semua sudah tenggelam ke dalam 

lumpur kedagingan. Perhatikanlah,  

1.  Sifat yang sudah rusaklah, dan kecenderungan jiwa terhadap ke-

dagingan, yang melawan pergulatan-pergulatan Roh dan mem-

buatnya tidak berhasil.  

2. jika  seorang pendosa sudah lama melekat pada kepenting-

Kitab Kejadian 6:4-5 

 173 

an itu, dan berpihak pada kedagingan melawan Roh, maka 

sudah sewajarnya Roh menarik pekerjaan-Nya, dan tidak lagi 

bergulat. Tidak ada orang yang kehilangan pergulatan-per-

gulatan Roh kecuali mereka terlebih dahulu menyangkalinya.  

III. Penangguhan waktu diberikan, kendati demikian: namun  umurnya 

akan seratus dua puluh tahun saja. Selama itu saja Aku akan 

menunda penghakiman yang pantas mereka dapatkan, dan mem-

beri mereka kesempatan untuk mencegah penghakiman itu de-

ngan pertobatan dan pembaruan diri mereka. Keadilan berkata, 

tebanglah mereka, namun  belas kasihan menengahi, Tuan, biarkan-

lah mereka tumbuh tahun ini lagi. Dan sejauh ini belas kasihan 

berhasil, bahwa penangguhan didapatkan selama enam kali dua 

puluh tahun lagi. Perhatikanlah, waktu untuk kesabaran dan pe-

nahanan diri Tuhan  terhadap orang-orang berdosa yang membang-

kitkan amarah-Nya kadang-kadang lama, namun  selalu terbatas: 

penangguhan waktu bukanlah pengampunan. Meskipun Tuhan  

bersabar diri sangat lama, tidak selama-lamanya Ia menahan diri. 

Kejahatan Manusia Besar di Bumi 

(6:4-5) 

4 Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu se-

sudahnya, saat  anak-anak Tuhan  menghampiri anak-anak perempuan ma-

nusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah 

orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang 

kenamaan. 5 saat  dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi 

dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan 

semata-mata,  

Di sini kita mendapati penjelasan lebih jauh tentang kerusakan dunia 

lama itu. saat  anak-anak Tuhan  sudah berpasang-pasangan dengan 

anak-anak perempuan manusia, sekalipun itu membuat Tuhan  sangat 

murka, Ia tidak langsung membinasakan mereka, namun  menunggu 

untuk melihat apa yang akan menjadi buah dari perkawinan-

perkawinan ini, dan pihak mana yang akan diserupai oleh anak-anak 

mereka. Dan ternyata (seperti yang lazim terjadi), mereka menyerupai 

pihak yang buruk. Inilah,   

I.   Godaan yang mendorong mereka untuk menindas dan melakukan 

kekerasan. Mereka yaitu  orang-orang raksasa, dan mereka orang-

orang yang kenamaan. Mereka menjadi terlalu tangguh bagi semua 


 174

orang di sekeliling mereka, dan menguasai apa saja yang ada di 

depan mereka,  

1.  Dengan tubuh mereka yang besar-besar, seperti orang-orang 

Enak (Bil. 13:33).  

2.  Dengan nama mereka yang besar, seperti raja-raja Asyur (Yes. 

37:11).  

Kedua hal ini menjadikan mereka sebagai orang-orang kuat 

yang ditakuti di tengah-tengah dunia orang-orang hidup. Dan, 

dengan dipersenjatai seperti itu, mereka dengan berani menghina 

hak-hak sesama mereka dan menginjak-injak segala sesuatu yang 

adil dan suci. Perhatikanlah, orang-orang yang mempunyai ke-

kuasaan begitu besar atas orang lain sehingga sanggup menindas 

mereka, jarang mempunyai kekuasaan yang begitu besar atas diri 

mereka sendiri untuk tidak menindas diri mereka sendiri. Kekuat-

an yang besar yaitu  jerat yang amat besar bagi banyak orang. 

Keturunan yang sudah merosot ini meremehkan kehormatan yang 

sudah didapat oleh nenek moyang mereka melalui kebajikan dan 

agama, dan mendatangkan nama besar bagi diri mereka sendiri 

melalui apa yang akan selama-lamanya menghancurkan nama 

baik mereka.  

II.  Dakwaan yang diperlihatkan dan dibuktikan melawan mereka (ay. 

5). Bukti yang ditunjukkan tidak dapat disanggah. Tuhan  melihat-

nya, di samping seribu saksi lain. Tuhan  melihat semua kefasikan 

yang ada di antara anak-anak manusia. Kefasikan itu tidak bisa 

disembunyikan dari Dia sekarang, dan jika mereka tidak bertobat 

darinya, kefasikan itu tidak akan disembunyikan oleh-Nya seben-

tar lagi. Sekarang, apa yang diperhatikan Tuhan ?  

1.  Ia mengamati sungai-sungai dosa yang mengalir di sepanjang 

hidup manusia dan luas serta dalamnya sungai-sungai itu: Ia 

melihat bahwa kejahatan manusia besar di bumi. Cermatilah 

hubungan dari hal ini dengan apa yang terjadi sebelumnya: 

para penindas itu yaitu  orang-orang yang gagah perkasa dan 

orang-orang yang kenamaan. Dan, kemudian, TUHAN melihat 

bahwa kejahatan manusia besar. Perhatikanlah, kefasikan ma-

nusia sungguh besar jika pendosa-pendosa terbesar yaitu  

orang-orang kenamaan di antara mereka. Sungguh buruk jika 

orang-orang jahat tetap dihormati walaupun mereka fasik; 

Kitab Kejadian 6:4-5 

 175 

bahkan mereka dihormati sebab  kefasikan mereka, dan orang-

orang bejat pun ditinggikan. Jadi, kefasikan itu besar jika  

orang-orang besar berbuat fasik. Kefasikan mereka besar, 

yakni berlimpah-limpah dosa dilakukan di mana-mana oleh 

segala macam orang. Dan dosa seperti itu pada hakikatnya 

amat menjijikkan, keji, dan membangkitkan murka. Dosa itu 

dilakukan dengan berani, dengan menentang sorga, dan orang-

orang yang memegang kuasa untuk mengendalikan atau meng-

hukumnya tidak memperhatikannya. Hal itu dilihat Tuhan . 

Perhatikanlah, semua dosa dari para pendosa diketahui oleh 

Tuhan  Sang Hakim. Orang-orang yang paling mengenal dunia, 

sekalipun mereka melihat banyak kefasikan di dalamnya, 

mereka hanya melihat sedikit dibandingkan yang sebenarnya. 

namun  Tuhan  melihat semuanya, dan memberi  penghakiman 

yang benar berkenaan dengan kefasikan itu, betapapun besar-

nya kefasikan itu, dan Ia tidak bisa tertipu dalam penghakim-

an-Nya.  

2. Ia mengamati sumber dosa yang terdapat di dalam hati manu-

sia. Siapa saja bisa melihat bahwa kejahatan manusia besar, 

sebab mereka menyatakan bahwa dosa mereka seperti Sodom. 

namun  mata Tuhan  memandang lebih jauh: Ia melihat bahwa 

segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan 

semata-mata – sebuah pemandangan yang menyedihkan, dan 

sangat menyakitkan mata Tuhan  yang suci! Ini yaitu  akar 

kepahitan, sumber air yang sudah tercemar: segala kekerasan 

dan penindasan, segala kemewahan dan kebejatan yang ada di 

dunia, timbul dari sifat yang sudah rusak. Keinginan mem-

buahi semuanya itu (Yak. 1:15). Lihat Matius 15:19.  

(1) Hati itu hampa. Hati itu licik dan sudah membatu dalam 

kefasikan. Asas-asasnya rusak, dan kebiasaan-kebiasaan 

serta kecondongan-kecondongannya jahat.  

(2) Demikianlah segala isi pikiran. Pikiran kadang-kadang dili-

hat sebagai penghakiman atau pendapat yang sudah tetap, 

dan penghakiman atau pendapat ini disuap, dibuat berat 

sebelah, dan diselewengkan. Kadang-kadang pikiran me-

nandakan bekerjanya angan-angan, dan pekerjaan ini se-

lalu sia-sia atau keji, dan menjalin sarang laba-laba atau 

menetaskan telur monster.  

(3) Demikian jugalah dengan khayalan dari isi pikiran, yaitu, 


 176

rancangan-rancangan dan tujuan-tujuannya fasik. Mereka 

tidak melakukan kejahatan semata-mata sebab  ceroboh, 

seperti orang-orang yang berjalan semaunya, tanpa mem-

perhatikan apa yang mereka lakukan. Sebaliknya, mereka 

melakukan kejahatan secara sengaja dan direncanakan, 

merancang cara bagaimana berbuat jahat. Sungguh buruk. 

Sebab yang ada hanyalah kejahatan, kejahatan terus-me-

nerus, dan begitulah semua khayalan manusia. Tidak ada 

kebaikan yang dapat ditemukan di antara mereka, bahkan, 

tidak pada saat kapan pun: sungai dosa itu penuh, meng-

alir deras, dan terus-menerus. Dan Tuhan  melihatnya. Lihat 

Mazmur 14:1-3. 

Manusia Diancam dengan Kehancuran  

(6:6-7) 

6 maka menyesTuhan  TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, 

dan hal itu memilukan hati-Nya. 7 Berfirmanlah TUHAN:  Aku akan mengha-

puskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia 

maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, 

sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka.  

Inilah,  

I.   Kebencian Tuhan  terhadap kefasikan manusia. Ia tidak melihatnya 

sebagai penonton yang tidak peduli, namun  sebagai pihak yang ter-

luka dan terhina olehnya. Ia melihatnya seperti Bapa yang lembut 

melihat kebodohan dan kekerasan hati anak-Nya yang memberon-

tak dan tidak patuh, yang tidak hanya membuat-Nya murka, 

namun  juga berduka, dan membuat-Nya berharap bahwa Ia tidak 

pernah punya anak. Ungkapan yang digunakan di sini sangat 

aneh: Maka menyesTuhan  TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan 

manusia di bumi, bahwa Ia telah menjadikan makhluk yang mem-

punyai kekuatan dan kemampuan yang mulia seperti itu, dan 

menempatkannya di atas bumi ini, yang sengaja dibangun dan 

diperlengkapi-Nya untuk menjadi tempat kediaman yang menye-

nangkan dan nyaman baginya. Dan hal itu memilukan hati-Nya. 

Ini yaitu  ungkapan-ungkapan yang mengikuti cara-cara manu-

sia, dan tidak boleh dipahami sedemikan rupa sampai menghina 

kehormatan Tuhan  yang tidak pernah berubah atau yang penuh 

kebahagiaan. 

Kitab Kejadian 6:6-7 

 177 

1.  Bahasa ini tidak menyiratkan adanya hasrat atau kegelisahan 

apa pun di dalam Tuhan  (tidak ada satu pun yang bisa menim-

bulkan gangguan dalam Sang Akal Budi Kekal), namun  bahasa 

itu mengungkapkan murka-Nya yang adil dan kudus melawan 

dosa dan para pendosa, melawan dosa sebagai sesuatu yang 

menjijikkan bagi kekudusan-Nya, dan melawan para pendosa 

sebagai orang-orang yang melanggar keadilan-Nya. Ia tertekan 

oleh dosa-dosa makhluk-Nya (Am. 2:13, KJV), dibuat susah 

(Yes. 43:24), hancur (Yeh. 6:9, KJV), jemu (Mzm. 95:10), dan di 

sini pilu, seperti halnya dengan manusia jika  mereka 

diperlakukan secara tidak adil dan dimanfaatkan oleh orang-

orang yang sudah mereka perlakukan dengan baik, dan oleh 

sebab itu menyesal telah berbuat baik, dan berharap tidak 

pernah mengemban ular di dada mereka, yang sekarang men-

desis di depan wajah mereka dan menyengat mereka sampai 

ke hati. Bukankah Tuhan  sedemikian membenci dosa? Dan 

tidakkah kita membencinya? Apakah dosa kita membuat hati-

Nya pilu? Dan tidakkah hati kita dibuat pilu dan tertusuk 

sebab nya? Oh, semoga saja pertimbangan ini merendahkan 

hati kita dan mempermalukan diri kita, dan membuat kita 

memandang Dia yang hati-Nya sudah kita buat pilu seperti 

itu, dan berduka sebab nya! (Za. 12:10).  

2. Bahasa itu tidak menyiratkan perubahan apa pun dalam pikir-

an Tuhan . Sebab Ia tidak pernah berubah – siapa dapat meng-

halangi Dia? Pada-Nya tidak ada perubahan. namun  bahasa itu 

mengungkapkan perubahan di dalam cara-Nya. sesudah  Tuhan  

menjadikan manusia dengan benar, Ia berhenti bekerja untuk 

beristirahat (Kel. 31:17), dan cara-Nya berkenaan dengan ma-

nusia sedemikian rupa sehingga menunjukkan bahwa Ia ber-

kenan pada pekerjaan tangan-Nya sendiri. namun , sebab  ma-

nusia sekarang sudah murtad, Ia tidak bisa berbuat yang se-

baliknya selain menunjukkan bahwa Ia murka. Jadi, per-

ubahan itu terjadi pada manusia, bukan pada Tuhan . Tuhan  me-

nyesal bahwa Ia telah menjadikan manusia. namun  kita tidak 

pernah mendapati Dia menyesal bahwa Ia telah menebus ma-

nusia (meskipun penebusan yaitu  pekerjaan yang jauh lebih 

mahal), sebab  anugerah yang khusus dan manjur diberikan 

untuk menjamin keberhasilan dari tujuan-tujuan penebusan 


 178

yang agung. sebab  itu, dengan demikian kasih karunia dan 

panggilan itu tidak disesali (Rm. 11:29).   

II. Keputusan Tuhan  untuk menghancurkan manusia sebab  kefasik-

annya (ay. 7). Amatilah,  

1.  saat  Tuhan  menyesal bahwa Ia telah menjadikan manusia, Ia 

bertekad untuk menghancurkan manusia. Demikianlah orang 

yang benar-benar bertobat dari dosa akan bertekad, dalam ke-

kuatan anugerah Tuhan , untuk mematikan dosa dan menghan-

curkannya, dan dengan demikian untuk tidak melakukan 

kembali kesalahan yang sudah mereka perbuat. Kita hanya 

mengolok-olok Tuhan  jika berkata bahwa kita menyesal atas 

dosa kita, dan bahwa dosa itu membuat hati kita pilu, namun  

kita terus terlibat di dalamnya. Sia-sia saja kita mengaku ada-

nya perubahan dalam pikiran kita, jika kita tidak membukti-

kannya dengan perubahan dalam cara kita.  

2.  Ia bertekad untuk menghancurkan manusia. Kata-kata aslinya 

sangat penting: Aku akan menghapuskan manusia dari bumi 

(begitu menurut sebagian orang), seperti kotoran atau noda di-

hapuskan dari suatu tempat supaya menjadi bersih, dan di-

buang ke tempat sampah, tempat yang pantas untuknya. Lihat 

2 Raja-raja 21:13. Orang yang menjadi noda di tempat tinggal 

mereka sudah sewajarnya dihapuskan oleh penghakiman-peng-

hakiman Tuhan . Aku akan menghilangkan manusia dari bumi 

(begitu menurut sebagian yang lain), seperti halnya kalimat-kali-

mat yang tidak membuat senang penulisnya dihilangkan dari 

buku, atau seperti nama seorang warga dihilangkan dari daftar 

penduduk, jika  ia sudah mati atau dicabut hak pilihnya.  

3.  Ia berbicara tentang manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya sen-

diri, sekalipun Ia bertekad untuk menghancurkannya: Manusia 

yang telah Kuciptakan.  Meskipun Aku telah menciptakan dia, 

ini sekali-kali tidak akan meluputkannya” (Yes. 27:11). Dia tidak 

diselamatkan oleh Dia yang menjadikannya. Jika Dia yang ada-

lah Pencipta kita tidak menjadi Penguasa kita, maka Dia akan 

menjadi Pembinasa kita. Atau,  sebab  Aku telah menciptakan 

dia, dan dia sudah berlaku begitu tidak taat dan tidak tahu ber-

terima kasih kepada Penciptanya, maka Aku akan menghancur-

kannya:” orang-orang yang tidak memenuhi tujuan hidup me-

reka berarti mencabut hak mereka untuk hidup. 

Kitab Kejadian 6:8-10 

 179 

4. Bahkan binatang-binatang akan dilibatkan dalam penghan-

curan ini. Hewan, binatang-binatang melata, dan burung-

burung di udara. Semua ini dijadikan untuk manusia, dan oleh 

sebab itu harus dihancurkan bersama-sama dengan manusia. 

sebab  selanjutnya dikatakan: sebab Aku menyesal, bahwa 

Aku telah menjadikan mereka. sebab  tujuan dari penciptaan 

mereka juga sudah dikacaukan. Mereka dijadikan supaya 

manusia bisa melayani dan menghormati Tuhan  dengan mere-

ka. Dan mereka dihancurkan sebab  manusia telah melayani 

hawa nafsunya dengan binatang-binatang itu, dan menunduk-

kan diri sendiri kepada kesia-siaan.  

5.  Tuhan  mengambil keputusan bulat berkenaan dengan manusia 

ini sesudah  Roh-Nya lama bergulat dengannya secara sia-sia. 

Tak seorang pun dihancurkan oleh keadilan Tuhan  kecuali me-

reka yang benci untuk diperbaharui oleh anugerah Tuhan .  

Riwayat Nuh 

(6:8-10) 

8 namun  Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN. 9 Inilah riwayat Nuh:

Nuh yaitu  seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang seza-

mannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Tuhan . 10 Nuh memperanakkan 

tiga orang laki-laki: Sem, Ham dan Yafet.  

Di sini kita mendapati Nuh dibedakan dari semua yang lain di dunia, 

dan tanda kehormatan khusus diberikan kepadanya.  

1.  Walaupun Tuhan  murka dengan semua yang lain di dunia, Ia 

berkenan kepada Nuh: namun  Nuh mendapat kasih karunia di 

mata TUHAN (ay. 8). Hal ini membenarkan keadilan Tuhan  dalam 

murka-Nya terhadap dunia, dan menunjukkan bahwa Ia sudah 

secara ketat memeriksa sifat setiap orang yang ada di dalamnya 

sebelum menyatakan seluruhnya rusak. Sebab, dengan adanya 

satu orang baik, Ia menemukannya, dan tersenyum kepadanya. 

Itu juga mengagungkan anugerah-Nya terhadap Nuh, bahwa ia 

dijadikan sebagai bejana bagi belas kasihan Tuhan , sementara 

semua umat manusia yang lain telah menjadi angkatan yang 

dimurkai-Nya. Begitulah, karunia-karunia yang istimewa membawa 

serta kewajiban-kewajiban yang besar secara khusus. Mungkin 

Nuh tidak berkenan di mata manusia. Mereka membenci dan 

menganiaya dia, sebab  baik dengan hidup maupun pemberitaan-


 180

nya ia menghukum dunia. namun  ia mendapat kasih karunia di 

mata TUHAN, dan ini pun sudah cukup untuk memberi nya 

kehormatan dan penghiburan. Tuhan  membuat catatan lebih 

banyak tentang Nuh dibandingkan tentang semua yang lain di dunia, 

dan ini membuatnya lebih besar dan benar-benar lebih terhormat 

dibandingkan semua orang raksasa yang ada pada masa itu, yang 

menjadi orang-orang gagah perkasa dan orang-orang kenamaan. 

Biarlah hal ini menjadi puncak dari ambisi kita, yaitu untuk 

mendapat kasih karunia di mata TUHAN. Dalam hal ini marilah 

kita bekerja, supaya, baik kita diam di dalam tubuh ini maupun 

diam di luarnya, kita boleh berkenan kepada-Nya (2Kor. 5:9). 

Orang yang sangat dikenan yaitu  orang yang dikenan oleh Tuhan .  

2.  Walaupun semua yang lain di dunia rusak dan fasik, Nuh tetap 

mempertahankan kelurusannya: Inilah riwayat Nuh (inilah gam-

baran yang harus kita berikan tentangnya), Nuh yaitu  seorang 

yang benar (ay. 9). Sifat Nuh ini digambarkan di sini entah,  

(1) Sebagai alasan dari perkenanan Tuhan  terhadapnya. Kesaleh-

annya yang istimewa sehingga dia memenuhi syarat untuk 

menerima satu-satunya pertanda dari kasih setia Tuhan . Orang 

yang ingin mendapat kasih karunia di mata Tuhan harus 

menjadi seperti Nuh dan berbuat seperti Nuh. Tuhan  mengasihi 

orang-orang yang mengasihi-Nya: atau, 

(2)  Sebagai buah dari perkenanan Tuhan  terhadapnya. Kehendak 

baik Tuhan  terhadapnyalah yang membuahkan pekerjaan baik 

ini di dalam dirinya. Ia seorang yang sangat baik, namun  ia 

tidak lebih baik dibandingkan yang dijadikan bagi dirinya oleh anu-

gerah Tuhan  (1Kor. 15:10). Sekarang amatilah sifatnya. 

[1] Ia seorang yang benar, yakni, dibenarkan di hadapan Tuhan  

melalui iman akan keturunan yang dijanjikan. Sebab ia 

ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan iman-

nya (Ibr. 11:7). Ia dikuduskan, dan dalam dirinya ditanam-

kan asas-asas serta kecenderungan-kecenderungan yang 

benar. Dan ia benar dalam perilakunya, seorang yang de-

ngan sepenuh hati nurani melakukan semua kewajiban-

nya, yaitu kewajiban kepada Tuhan  yang memang pantas 

Tuhan  dapatkan, dan kewajiban kepada manusia. Perhati-

kanlah, tidak seorang pun kecuali orang yang benar-benar 

jujur yang bisa berkenan kepada Tuhan . Perilaku hidup

Kitab Kejadian 6:11-12 

 181 

 yang mau menyenangkan Tuhan  haruslah diatur oleh ketu-

lusan dan kemurnian dari Tuhan , dan bukan oleh hikmat 

duniawi (2Kor. 1:12). Kadang-kadang Tuhan  memilih yang 

bodoh dari dunia, namun  tidak pernah Ia memilih yang 

curang darinya.  

[2] Ia tidak bercela, bukan dengan kesempurnaan yang tanpa 

dosa, melainkan dengan kesempurnaan ketulusan. Dan 

baiklah bagi kita bahwa oleh kovenan anugerah, berdasar-

kan kebenaran Kristus, ketulusan diterima sebagai kesem-

purnaan Injil kita.  

[3] Ia hidup bergaul dengan Tuhan , seperti yang sudah diper-

buat Henokh sebelum dia. Ia bukan saja jujur, melainkan 

juga saleh. Ia bergaul, maksudnya, ia bertindak bersama-

sama dengan Tuhan , sebagai orang yang selalu berada di 

bawah pengawasan-Nya. Ia hidup bersekutu dengan Tuhan . 

yaitu  kepeduliannya yang terus-menerus untuk menun-

dukkan dirinya pada kehendak Tuhan , untuk menyenang-

kan-Nya, dan membuat dirinya layak bagi-Nya. Perhatikan-

lah, Tuhan  melihat ke bawah dengan mata yang berkenan 

pada orang-orang yang dengan tulus melihat-Nya ke atas 

dengan mata iman. namun ,  

[4] Apa yang memahkotai sifatnya yaitu  bahwa demikianlah 

ia, dan demikianlah yang diperbuatnya, di antara orang-

orang sezamannya, di masa yang rusak dan merosot itu, 

yang ke dalamnya ia ditempatkan. Mudah untuk beragama 

jika  agama sedang digemari. namun  yaitu  bukti dari 

iman dan tekad yang kuat untuk berenang melawan arus 

menuju sorga, dan untuk tampil bagi Tuhan  saat  tidak ada 

seorang pun yang tampil bagi-Nya: demikianlah yang diper-

buat Nuh, dan hal itu dicatat, bagi kehormatannya yang 

abadi. 

Kerusakan Dunia  

(6:11-12)  

11 Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Tuhan  dan penuh dengan kekeras-

an. 12 Tuhan  menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua ma-

nusia menjalankan hidup yang rusak di bumi. 

Kefasikan dari angkatan itu di sini dibicarakan lagi, entah sebagai 

pertentangan terhadap kesalehan Nuh, bahwa ia benar dan tidak 


 182

bercela, sementara semua dunia menjadi rusak, atau sebagai pene-

gasan lagi atas kebenaran tekad Tuhan  untuk menghancurkan dunia, 

yang akan disampaikan-Nya sekarang kepada Nuh hamba-Nya.  

1.  Segala macam dosa ditemukan di antara mereka, sebab dikatakan 

(ay. 11) bahwa bumi,  

(1) Telah rusak di hadapan Tuhan , yaitu, rusak dalam perkara-per-

kara yang menyangkut penyembahan terhadap Tuhan . Entah 

mereka memiliki ilah-ilah lain selain Dia, atau mereka me-

nyembah Dia melalui patung-patung, atau mereka rusak dan 

fasik dalam kebencian dan penghinaan terhadap Tuhan , dengan 

berbuat lancang dan menantang Dia di hadapan wajah-Nya. 

(2) Bumi juga penuh dengan kekerasan dan ketidakadilan terha-

dap manusia. Tidak ada pemerintahan yang tertib atau teratur 

pada waktu itu. Tidak ada orang yang merasa aman dalam 

memiliki apa yang dimilikinya sekalipun haknya jelas dan tak 

dapat diganggu gugat, bahkan atas nyawa yang tidak bersalah 

sekalipun. Tidak ada yang lain selain pembunuhan, pemerkosa-

an, dan penjarahan. Perhatikanlah, kefasikan, seperti halnya 

merupakan aib dari sifat manusia, juga merupakan kehancuran 

dari masyarakat manusia. Lenyapkan saja hati nurani dan rasa 

takut akan Tuhan , maka manusia akan menjadi binatang dan 

setan bagi sesamanya, seperti ikan-ikan di laut, di mana yang 

lebih besar memangsa yang lebih kecil. Dosa memenuhi bumi 

dengan kekerasan, dan dengan demikian mengubah dunia 

menjadi padang liar, menjadi gelanggang sabung ayam.  

2.  Bukti-buktinya tak dapat disangkal. Sebab Tuhan  menilik bumi itu, 

dan Ia sendiri menjadi saksi mata atas kerusakan yang ada di 

dalamnya, atas apa yang sudah dikatakan sebelumnya (ay. 5). 

Sang Hakim yang adil dalam segala penghakiman-Nya bertindak 

berdasarkan kepastian dari kemahatahuan-Nya yang tidak bisa 

keliru (Mzm. 33:13).  

3.  Apa yang paling memberatkan masalahnya yaitu  menyebarnya 

penyakit yang menular itu ke mana-mana: Semua manusia men-

jalankan hidup yang rusak. Bukan hanya bangsa-bangsa atau 

kota-kota tertentu yang fasik, melainkan semua umat manusia di 

seluruh dunia. Tak ada seorang pun yang berbuat baik, tidak ada, 

tak seorang pun kecuali Nuh. Perhatikanlah, jika  kefasikan 

sudah menjadi umum dan merajalela, maka kehancuran tidaklah

Kitab Kejadian 6:13-21 

 183 

 jauh. jika  ada umat sisa yang berdoa di dalam sebuah bangsa, 

untuk mengosongkan ukuran kejahatan yang terus terisi, maka 

penghakiman-penghakiman dapat dijauhkan untuk waktu yang 

lama. namun  jika  semua tangan bekerja untuk merobohkan 

pagar-pagar dengan dosa, dan tak seorang pun berdiri di tengah-

tengah untuk menutupi celah yang ditinggalkan, maka apa lagi 

yang dapat diharapkan selain genangan murka?  

Nubuat mengenai Air Bah 

(6:13-21)  

13 Berfirmanlah Tuhan  kepada Nuh:  Aku telah memutuskan untuk meng-

akhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan 

oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan 

bumi. 14 Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus 

kaubuat berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari 

dalam. 15 Beginilah engkau harus membuat bahtera itu: tiga ratus hasta pan-

jangnya, lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya. 16 Buat-

lah atap pada bahtera itu dan selesaikanlah bahtera itu sampai sehasta dari 

atas, dan pasanglah pintunya pada lambungnya; buatlah bahtera itu ber-

tingkat bawah, tengah dan atas. 17 Sebab sesungguhnya Aku akan menda-

tangkan air bah meliputi bumi untuk memusnahkan segala yang hidup dan 

bernyawa di kolong langit; segala yang ada di bumi akan mati binasa. 18 

namun  dengan engkau Aku akan mengadakan perjanjian-Ku, dan engkau 

akan masuk ke dalam bahtera itu: engkau bersama-sama dengan anak-anak-

mu dan isterimu dan isteri anak-anakmu. 19 Dan dari segala yang hidup, dari 

segala makhluk, dari semuanya haruslah engkau bawa satu pasang ke dalam 

bahtera itu, supaya terpelihara hidupnya bersama-sama dengan engkau; 

jantan dan betina harus kaubawa. 20 Dari segala jenis burung dan dari segala 

jenis hewan, dari segala jenis binatang melata di muka bumi, dari semuanya 

itu harus datang satu pasang kepadamu, supaya terpelihara hidupnya. 21 

Dan engkau, bawalah bagimu segala apa yang dapat dimakan; kumpulkanlah 

itu padamu untuk menjadi makanan bagimu dan bagi mereka.  

Sungguh tampak di sini bahwa Nuh mendapat kasih karunia di mata 

TUHAN. Perkenanan Tuhan  padanya dengan jelas ditunjukkan dalam 

apa yang dikatakan-Nya tentang dia (ay. 8-10). Dalam ayat-ayat itu 

namanya disebutkan sebanyak lima kali dalam lima kalimat, padahal 

satu kali saja sudah cukup untuk membuat pengertiannya jelas, 

seolah-olah Roh Kudus senang mengabadikan kenangan akan dia. 

namun  hal itu jauh lebih tampak dalam apa yang dikatakan Tuhan  

kepadanya dalam ayat-ayat ini, yaitu informasi-informasi dan perin-

tah-perintah yang diberikan di sini kepadanya.    

I.  Tuhan  di sini menjadikan Nuh sebagai orang yang diajak-Nya 

berunding, dengan menyampaikan kepadanya maksud-Nya untuk 


 184

menghancurkan dunia yang fasik ini dengan air. Sama seperti 

sesudahnya Ia memberi tahu Abraham apa yang bertekad dilaku-

kan-Nya berkenaan dengan Sodom (18:17, Apakah Aku akan me-

nyembunyikan kepada Abraham?), demikian pula di sini  Apakah 

Aku akan menyembunyikan kepada Nuh apa yang hendak 

Kulakukan, dengan menimbang bahwa ia akan menjadi bangsa 

yang besar?” Perhatikanlah, TUHAN bergaul karib dengan orang 

yang takut akan Dia (Mzm. 25:14, KJV:  Rahasia TUHAN ada pada 

orang-orang yang takut akan Dia” – pen.). Rahasia-Nya ada pada 

hamba-hamba-Nya, para nabi (Am. 3:7), melalui roh pewahyuan, 

dengan memberi tahu mereka secara khusus tentang maksud-

maksud-Nya. Rahasia-Nya ada pada semua orang percaya melalui 

roh hikmat dan iman, yang memampukan mereka untuk mema-

hami dan menerapkan pernyataan-pernyataan umum yang ter-

tulis dan peringatan-peringatan yang diberikan di situ. Nah, 

1. Tuhan  memberi tahu Nuh, secara umum, bahwa Ia akan meng-

hancurkan dunia (ay. 13): Aku telah memutuskan untuk meng-

akhiri hidup segala makhluk. Maksudnya, kehancuran dunia 

yang fasik ini sudah ditetapkan dan diputuskan. Kesudahan-

nya sudah tiba (KJV), yaitu, kesudahannya pasti akan datang, 

dan datang dengan cepat. Nuh, ada kemungkinan, dalam mem-

beritakan hal ini kepada tetangga-tetangganya, telah mem-

peringatkan mereka secara umum akan murka Tuhan  yang akan 

mereka timpakan ke atas diri mereka sendiri dengan kefasikan 

mereka. Melalui pernyataan Nuh kepada mereka, Tuhan  ber-

usaha memberi pernyataan murka-Nya secara khusus, supaya 

Nuh bisa mencoba apakah cara ini akan berhasil terhadap 

orang-orang itu. Dari sini amatilah,  

(1) Bahwa Tuhan  menguatkan perkataan hamba-hamba-Nya (Yes. 

44:26).  

(2) Bahwa siapa yang mempunyai, dan memanfaatkan apa 

yang dipunyainya demi kebaikan orang lain, kepadanya 

akan diberi lebih, akan diberi perintah-perintah yang lebih 

lengkap. 

2. Tuhan  memberi tahu dia, secara khusus, bahwa Ia akan meng-

hancurkan dunia dengan air bah: Sebab sesungguhnya Aku 

akan mendatangkan air bah meliputi bumi (ay. 17). Tuhan  bisa 

saja menghancurkan seluruh umat manusia dengan pedang 

Kitab Kejadian 6:13-21 

 185 

seorang malaikat, pedang bernyala-nyala yang terhunus ke 

sana kemari, sebagaimana Ia membinasakan semua anak 

sulung di Mesir dan kemah bangsa Asyur. Kalau Tuhan  mema-

kai cara ini, maka yang diperlukan hanyalah memberi  

tanda khusus pada Nuh dan keluarganya agar mereka terlin-

dungi. Namun, Tuhan  memilih untuk melakukannya melalui air 

bah, yang akan menenggelamkan dunia. Alasan-alasannya, 

kita bisa yakin, yaitu  bijak dan adil, meskipun tidak kita 

ketahui. Tuhan  mempunyai banyak anak panah dalam tabung-

Nya, dan Ia bisa membidikkan mana saja yang disukai-Nya: 

seperti halnya Ia memilih tongkat untuk mengoreksi anak-

anak-Nya, demikian pula Ia memilih pedang untuk memangkas 

musuh-musuh-Nya. Amatilah cara pengungkapannya:  Aku, ya 

Aku, akan mendatangkan air bah (KJV). Aku yang mempunyai 

kuasa tak terbatas, dan oleh sebab itu dapat melakukannya, 

yang mempunyai keadilan tak terbatas, dan oleh sebab itu akan 

melakukannya.”  

(1) Hal ini menunjukkan kepastian dari penghakiman itu: Aku, 

ya Aku, akan melakukannya. Apa yang dikerjakan Tuhan  sen-

diri tidak bisa tidak pasti akan terlaksana dengan berhasil. 

Lihat Ayub 11:10. 

(2) Hal ini menunjukkan kuasa penghakiman itu untuk men-

datangkan kemuliaan Tuhan  dan kehormatan keadilan-Nya. 

Demikianlah Ia akan diagungkan dan ditinggikan di bumi, 

dan seluruh dunia akan tahu bahwa Dialah Tuhan  pem-

balas. Tampak bagi saya bahwa ungkapan di sini agak se-

rupa dengan ungkapan dalam Yesaya 1:24,  Ha, Aku akan 

melampiaskan dendam-Ku kepada para lawan-Ku.” 

II.  Tuhan  di sini menjadikan Nuh sebagai orang yang dengannya Ia 

mengikat perjanjian-Nya, satu lagi ungkapan dalam bahasa Ibrani 

yang berarti teman (ay. 18): namun  dengan engkau Aku akan meng-

adakan perjanjian-Ku.  

1.  Kovenan pemeliharaan ilahi, bahwa peredaran alam akan te-

rus berlanjut sampai akhir waktu, kendati dengan gangguan 

yang akan diakibatkan oleh air bah. Janji ini secara langsung 

dibuat untuk Nuh dan anak-anaknya (9:8, dst.). Mereka ada-

lah orang-orang yang diberi kuasa atas semua ciptaan di bagi-


 186

an bumi ini, dan dengan begitu kehormatan besar diberikan 

kepada dia dan keluarganya.  

2.  Kovenan anugerah, bahwa Tuhan  akan menjadi baginya Tuhan , 

dan dari keturunannya Tuhan  akan mengambil bagi diri-Nya 

sendiri suatu umat. Perhatikanlah,  

(1) jika  Tuhan  mengadakan kovenan, Ia menetapkannya, Ia 

membuatnya pasti, Ia membuatnya baik. Kovenan-Nya ada-

lah kovenan-kovenan yang kekal.  

(2) Dalam kovenan anugerah ada imbalan bagi setiap pelayan-

an yang dilakukan, dan ada sumber serta dasar dari segala 

karunia yang istimewa. Kita tidak perlu menginginkan apa-

apa lagi, entah untuk mengejar apa yang hilang dari kita 

untuk Tuhan  atau untuk mengejar kebahagiaan bagi kita di 

dalam Tuhan , selain untuk memastikan bahwa kovenan-Nya 

ditetapkan dengan kita.  

III. Tuhan  di sini menjadikan Nuh sebagai tugu peringatan atas belas 

kasihan yang menyelamatkan, dengan menempatkan dia di jalan 

sedemikian rupa sehingga ia dapat mengamankan dirinya dari air 

bah yang akan menerjang, agar ia tidak binasa bersama semua 

yang lain di dunia: Aku akan memusnahkan mereka, firman Tuhan , 

bersama-sama dengan bumi (ay. 13).  namun  buatlah bagimu se-

buah bahtera. Aku akan menjagamu supaya tetap hidup.” Perhati-

kanlah, kesalehan seutuhnya akan dibalas dengan keselamatan-

keselamatan yang istimewa, yang pasti akan datang secara 

khusus. Hal ini akan banyak menambah kehormatan dan kebaha-

giaan pada orang-orang kudus yang sudah dimuliakan, bahwa 

mereka akan diselamatkan saat  sebagian besar dunia dibiarkan 

binasa. Sekarang,  

1. Tuhan  memerintahkan Nuh untuk membuat bahtera (ay. 14-16). 

Bahtera ini seperti badan kapal, yang tidak cocok untuk dipa-

kai berlayar di atas air (tidak ada kesempatan untuk itu, sebab 

tidak ada pantai untuk berlabuh), namun  untuk mengapung di 

atas air, menunggu sampai air itu surut. Tuhan  bisa saja meng-

amankan Nuh dengan pelayanan para malaikat, tanpa mem-

buatnya sendiri melakukan pekerjaan, susah payah, atau 

urusan apa pun. Sebaliknya, Ia memilih untuk mempekerja-

kannya dalam membuat sesuatu yang akan menjadi sarana 

Kitab Kejadian 6:13-21 

 187 

untuk melindunginya, baik untuk menguji iman dan ketaatan-

nya maupun untuk mengajar kita bahwa tak seorang pun 

akan diselamatkan oleh Kristus kecuali orang-orang yang me-

ngerjakan keselamatan mereka. Kita tidak dapat melakukan-

nya tanpa Tuhan , dan Ia tidak akan melakukannya tanpa kita. 

Baik pemeliharaan Tuhan  maupun anugerah Tuhan  mengakui 

serta memahkotai usaha-usaha yang dikerjakan dengan taat 

dan tekun. Tuhan  memberi tahu dia perintah-perintah yang sa-

ngat rinci tentang pembuatan bahtera ini, yang tidak bisa 

tidak pasti disesuaikan secara menakjubkan dengan maksud 

pembuatannya, sebab Hikmat Kekal sendirilah yang menjadi 

perancangnya.  

(1) Bahtera itu harus dibuat dari kayu gofir. Nuh, tidak diragu-

kan lagi, mengetahui jenis kayu apa itu, meskipun kita 

sekarang tidak mengetahuinya, entah kayu aras, atau kayu 

saru, atau kayu lain.  

(2)  Ia harus membuat tiga tingkat di dalam bahtera itu.  

(3) Ia harus membaginya ke dalam kamar-kamar, dengan se-

kat-sekat, tempat-tempat yang disesuaikan untuk sejumlah 

jenis makhluk, sehingga tidak satu kamar pun yang tidak 

terisi.  

(4) Ukuran-ukuran yang tepat diberitahukan kepadanya, agar ia 

membuat bahtera itu seimbang, dan mempunyai cukup 

ruang di dalamnya untuk memenuhi tujuan pembuatannya, 

dan tidak lebih dari itu. Perhatikanlah, orang-orang yang 

bekerja bagi Tuhan  harus menerima ukuran-ukuran mereka 

dari Dia, dan dengan teliti mengikutinya. Perhatikanlah, 

secara lebih jauh lagi, bahwa Dia yang menentukan tempat 

kediaman kita pantas menetapkan batas-batasnya.  

(5) Ia harus menutupnya dengan pakal dari luar dan dari da-

lam. Dari luar, untuk melindunginya dari hujan, dan men-

cegah air agar tidak merembes ke dalam. Dari dalam, untuk 

menghilangkan bau binatang-binatang selama tertutup. 

Amatilah, Tuhan  tidak memerintahkan Nuh untuk mengecat 

bahtera itu, namun  untuk menutupnya dengan pakal. Jika 

Tuhan  memberi kita tempat kediaman yang aman, hangat, 

dan menyehatkan, maka kita wajib bersyukur, meskipun 

tempat itu tidak megah atau bagus.  


 188

(6) Ia harus membuat jendela kecil yang menghadap ke atas, 

untuk membiarkan cahaya masuk, dan (menurut sebagian 

orang) agar melalui jendela itu ia bisa melihat kehancuran-

kehancuran yang akan ditimpakan ke atas bumi.  

(7) Ia harus membuat pintu di sampingnya, untuk masuk dan 

keluar. 

2. Tuhan  berjanji kepada Nuh bahwa dia dan keluarganya akan 

dijaga untuk tetap hidup di dalam bahtera (ay. 18): Engkau 

akan masuk ke dalam bahtera itu. Perhatikanlah, jika kita 

melakukan sesuatu dalam ketaatan kepada Tuhan , maka kita 

sendiri yang akan mendapatkan penghiburan dan keuntung-

annya. Jikalau engkau bijak, kebijakanmu itu bagimu sendiri. 

Dan bukan hanya dia sendiri yang diselamatkan di dalam bah-

tera itu, melainkan juga anak-anaknya dan isterinya dan isteri 

anak-anaknya. Amatilah,  

(1) Kepedulian orangtua yang baik. Mereka tidak hanya meng-

khawatirkan keselamatan mereka sendiri, melainkan juga 

keselamatan keluarga-keluarga mereka, dan terutama 

anak-anak mereka.  

(2) Kebahagiaan anak-anak yang mempunyai orangtua yang 

saleh. Kesalehan orangtua mereka sering kali mendatang-

kan keselamatan sementara bagi mereka, seperti yang ter-

jadi di sini. Dan kesalehan itu membuat mereka melangkah 

lebih maju di jalan keselamatan kekal, jika mereka meman-

faatkan keuntungannya. 

IV. Tuhan  di sini menjadikan Nuh sebagai berkat besar bagi dunia, dan 

dalam hal ini membuat dia sebagai pelambang utama dari Mesias, 

meskipun bukan Sang Mesias itu sendiri, sebagaimana yang 

diharapkan orangtuanya (5:29). 

1.  Tuhan  menjadikan dia sebagai pembawa kabar bagi angkatan 

itu. Sebagai penjaga, ia menerima firman dari mulut Tuhan , 

agar ia dapat memberi  peringatan kepada mereka (Yeh. 

3:17). Demikianlah, sementara Tuhan  tetap menanti dengan 

sabar, melalui Roh-Nya di dalam diri Nuh, Nuh memberitakan 

kabar kepada dunia lama, yang, saat  Petrus menuliskan ini, 

merupakan roh-roh yang di dalam penjara (1Ptr. 3:18-20). Dan 

dalam hal ini Nuh yaitu  pelambang Kristus, bahwa dia, di 

Kitab Kejadian 6:13-21 

 189 

negeri dan di zaman di mana semua manusia menjalankan 

hidup yang rusak, berjalan berkeliling memberitakan pertobat-

an dan memperingatkan manusia akan air bah murka yang 

akan datang.  

2.  Tuhan  menjadikannya penyelamat bagi makhluk-makhluk yang 

lebih rendah, untuk menjaga kelangsungan sejumlah jenis 

dari mereka supaya tidak binasa dan terhilang dalam air bah 

(ay. 19-21). Ini merupakan kehormatan besar yang diberikan 

kepadanya, bahwa bukan saja di dalam dia bangsa manusia 

tetap dilangsungkan, dan bahwa d