asikan mereka
sendiri sekarang menghajar mereka, dan kemurtadan-kemurtadan
mereka menegur mereka. Kebodohan mereka telah membuat dosa
dan maut masuk ke dalam dunia. Dan sekarang mereka dibuat su-
sah olehnya, sebab , melalui dosa dan maut itu, mereka kehilangan
kedua anak mereka pada satu hari juga (27:45). jika orangtua
dibuat berduka oleh kefasikan anak-anak mereka, mereka harus
memanfaatkan kesempatan ini untuk meratapi kebobrokan sifat yang
diturunkan dari mereka sendiri, yang merupakan akar kepahitan.
namun di sini kita mendapati apa yang membawa kelegaan bagi
orangtua kita yang pertama dalam penderitaan mereka.
I. Tuhan mengizinkan mereka untuk melihat dibangunnya kembali
keluarga mereka, yang dengan parah telah digoncang dan dibuat
lemah oleh peristiwa yang menyedihkan itu. Sebab,
1. Mereka melihat anak mereka, anak yang lain sebagai ganti
Habel (ay. 25). Lihatlah kebaikan dan kelembutan Tuhan ter-
hadap umat-Nya, dalam cara-Nya berurusan dengan mereka
melalui pemeliharaan-Nya. jika Ia mengambil satu peng-
hiburan dari mereka, Ia memberi mereka penghiburan lain
sebagai gantinya, yang bisa saja ternyata merupakan berkat
yang lebih besar bagi mereka dibandingkan apa yang sebelumnya
mereka anggap sebagai gantungan hidup mereka. Anak yang
lain ini yaitu dia yang di atasnya jemaat akan dibangun dan
Kitab Kejadian 4:25-26
151
dilanggengkan, dan dia datang sebagai ganti Habel, sebab per-
gantian para pengaku iman merupakan kebangunan para
martir, dan seolah-olah menjadi kebangkitan para saksi Tuhan
yang telah dibunuh. Demikianlah kita dibaptis bagi orang mati
(1Kor. 15:29), yakni, kita, melalui baptisan, diperbolehkan ma-
suk ke dalam jemaat, bagi atau sebagai ganti orang-orang
yang, sebab kematian, terutama yang mati syahid, dipindah-
kan darinya. Dan kita mengisi tempat yang mereka tinggalkan.
Mereka yang membunuh hamba-hamba Tuhan berharap bahwa
dengan berbuat demikian mereka akan menghabiskan orang-
orang kudus milik Yang Mahatinggi. namun , mereka akan ter-
tipu. Kristus akan tetap melihat keturunan-Nya. Tuhan bisa saja
mengangkat anak-anak bagi-Nya dari batu-batu, dan menjadi-
kan darah para martir sebagai benih jemaat, yang negerinya,
kita yakin, tidak akan pernah terhilang sebab ketiadaan ahli
waris. Anak ini, melalui roh nubuat, mereka namai Set (artinya,
tetap, menetap, atau ditempatkan), sebab dalam keturunannya
umat manusia akan terus berlanjut sampai akhir zaman, dan
darinya Mesias akan diturunkan. Bila Kain, si pemimpin ke-
murtadan, dijadikan pengembara, maka Set, yang darinya
jemaat yang benar akan muncul, yaitu orang yang menetap.
Hanya di dalam Kristus dan jemaat-Nya sajalah terdapat satu-
satunya kediaman yang sejati.
2. Mereka melihat cucu mereka (ay. 26). Lahirlah seorang anak
laki-laki bagi Set juga yang bernama Enos, nama umum untuk
semua umat manusia, yang menunjukkan kelemahan, kera-
puhan, dan kesengsaraan keadaan manusia. Orang-orang yang
paling baik sifatnya teramat peka akan hal-hal ini, baik dalam
diri mereka sendiri maupun dalam diri anak-anak mereka. Kita
tidak akan pernah betul-betul menetap, namun harus meng-
ingatkan diri kita sendiri bahwa kita ini rapuh.
II. Tuhan mengizinkan mereka untuk melihat hidupnya kembali aga-
ma dalam keluarga mereka: Waktu itulah orang mulai memanggil
nama TUHAN (ay. 26). Orang bisa saja punya kesempatan untuk
bisa melihat anak-anak dari anak-anaknya sendiri, namun itu
tidaklah cukup untuk membuatnya benar-benar terhibur jikalau
ia pun tidak sampai melihat damai atas Israel dan orang-orang
yang diturunkan darinya berjalan di dalam kebenaran. Tidak dira-
152
gukan lagi bahwa nama Tuhan sudah dipanggil-panggil sebelum-
nya, namun sekarang,
1. Para penyembah Tuhan mulai menggugah diri mereka sendiri
untuk berbuat lebih banyak dalam hal agama dibandingkan yang
sudah mereka perbuat sebelumnya. Mungkin tidak lebih dari-
pada yang sudah dilakukan pada awal mulanya, namun lebih
dibandingkan apa yang sudah dilakukan belakangan ini, semenjak
agama ditinggalkan Kain. Sekarang manusia mulai menyem-
bah Tuhan , bukan hanya di dalam kamar-kamar dan keluarga-
keluarga mereka sendiri, melainkan juga di dalam perkumpul-
an-perkumpulan ibadah jemaat bersama secara khidmat. Atau
sekarang ada pembaharuan yang begitu besar dalam agama
sehingga seolah-olah suatu permulaan yang baru sedang mu-
lai. Waktu itu mungkin bukan merujuk pada kelahiran Enos,
melainkan pada keseluruhan cerita sebelumnya: waktu itu, me-
lalui hati nurani yang bekerja secara alami, manusia melihat da-
lam diri Kain dan Lamekh dampak-dampak yang menyedihkan
dari dosa. saat itu mereka melihat penghakiman-penghakim-
an Tuhan atas dosa dan orang-orang berdosa. Waktu itu mereka
begitu hidup dan giat dalam beragama. Semakin buruk orang
lain, semakin baik kita seharusnya, dan semakin gigih.
2. Para penyembah Tuhan mulai membedakan diri mereka sendiri.
Dalam keterangan tersirat dikatakan bahwa waktu itu manusia
mulai disebut dengan nama Tuhan, atau menyebut diri mereka
sendiri dengan nama Tuhan. Oleh sebab sekarang Kain dan
orang-orang yang sudah meninggalkan agama mendirikan se-
buah kota, dan mulai menyatakan diri tidak mau hidup saleh
dan menjauhi agama, dan menyebut diri mereka sebagai anak-
anak manusia, maka orang-orang yang setia pada Tuhan mulai
menyatakan diri sebagai milik-Nya dan menyembah-Nya, dan
menyebut diri mereka sebagai anak-anak Tuhan . Sekarang di-
mulailah pembedaan antara para pengaku iman dan orang-
orang cemar, yang sudah dipertahankan sejak saat itu, dan
akan terus demikian selama dunia masih berada.
PASAL 5
asal ini yaitu satu-satunya sejarah asli yang masih ada tentang
masa awal dunia dari mulai penciptaan sampai air bah, yang
meliputi (sesuai dengan kebenaran teks Ibrani) 1656 tahun, seperti
yang dengan mudah bisa dihitung berdasarkan umur-umur bapa-
bapa leluhur, sebelum mereka memperanakkan seorang anak yang
melalui dia garis keturunan sampai pada Nuh. Ini yaitu salah satu
dari apa yang disebut Rasul Paulus sebagai silsilah yang tiada pu-
tus-putusnya (1Tim. 1:4), sebab Kristus, yang merupakan akhir dari
hukum Perjanjian Lama, juga merupakan akhir dari silsilah-silsilah
Perjanjian Lama. Kepada-Nya-lah mereka memandang, dan di dalam
Dialah mereka berpusat. Silsilah yang dicatat di sini disisipkan secara
singkat dalam asal-usul Juruselamat kita (Luk. 3:36-38), dan sangat
berguna untuk menunjukkan bahwa Kristus yaitu keturunan
perempuan yang dijanjikan itu. Di sini kita mendapati penceritaan,
I. Tentang Adam (ay. 1-5).
II. Set (ay. 6-8).
III. Enos (ay. 9-11).
IV. Kenan (ay. 12-14).
V. Mahalaleel (ay. 15-17).
VI. Yared (ay. 18-20).
VII. Henokh (ay. 21-24).
VIII. Metusalah (ay. 25-27).
IX. Lamekh dan Nuh anaknya (ay. 28-32).
Seluruh Kitab Suci, sebab diilhamkan Tuhan , bermanfaat, mes-
kipun tidak semuanya sama besar manfaatnya.
P
154
Silsilah-silsilah
(5:1-5)
1 Inilah daftar keturunan Adam. Pada waktu manusia itu diciptakan oleh
Tuhan , dibuat-Nyalah dia menurut rupa Tuhan ; 2 laki-laki dan perempuan
diciptakan-Nya mereka. Ia memberkati mereka dan memberi nama Ma-
nusia kepada mereka, pada waktu mereka diciptakan. 3 sesudah Adam hidup
seratus tiga puluh tahun, ia memperanakkan seorang laki-laki menurut rupa
dan gambarnya, lalu memberi nama Set kepadanya. 4 Umur Adam, sesudah
memperanakkan Set, delapan ratus tahun, dan ia memperanakkan anak-
anak lelaki dan perempuan. 5 Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tiga
puluh tahun, lalu ia mati.
Kata-kata pertama dari pasal ini merupakan judul atau inti dari
seluruh pasal: ini yaitu kitab tentang keturunan Adam (KJV). Ini ada-
lah daftar atau katalog tentang anak cucu Adam, bukan semuanya,
melainkan hanya tunas yang kudus yang keluar dari tunggulnya (Yes.
6:13), dan yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai
manusia (Rm. 9:5). Di sini terdapat nama-nama, umur, dan kematian
orang-orang yang merupakan para penerus dari Adam yang pertama
di dalam pemeliharaan janji Tuhan , dan nenek moyang dari Adam
kedua. Silsilah itu dimulai dengan Adam sendiri. Inilah,
I. Penciptaannya (ay. 1-2), yang di dalamnya kita mendapati secara
ringkas pengulangan dari apa yang sebelumnya diceritakan secara
panjang lebar tentang penciptaan manusia. Ini yaitu hal yang
harus sering-sering kita dengar dan harus kita kenali dengan cer-
mat. Amatilah di sini,
1. Bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan . Manusia tidak dicipta-
kan oleh dirinya sendiri, oleh sebab itu ia tidak boleh menjadi
tuan atas dirinya sendiri. Sebaliknya, Pencipta keberadaannya
haruslah menjadi pengarah bagi gerakan-gerakannya, dan
pusat dari semua gerakannya itu.
2. Bahwa ada suatu hari saat Tuhan menciptakan manusia. Ma-
nusia bukanlah dari kekekalan, melainkan dari masa lampau.
Ia bukanlah anak sulung, melainkan anak bungsu dari ciptaan.
3. Bahwa Tuhan menciptakan dia menurut rupa-Nya sendiri, benar
dan kudus, dan oleh sebab itu, tidak diragukan lagi, berbaha-
gia. Hakikat manusia lebih menyerupai hakikat ilahi dibanding-
kan dengan hakikat makhluk mana pun di dunia bawah ini.
4. Bahwa Tuhan menciptakan mereka laki-laki dan perempuan
(ay. 2), baik untuk menghibur satu sama lain maupun untuk
Kitab Kejadian 5:1-5
155
menjaga dan mengembangbiakkan jenis mereka. Adam dan
Hawa diciptakan langsung oleh tangan Tuhan , kedua-duanya
diciptakan menurut rupa Tuhan . Dan oleh sebab itu di antara
kedua jenis kelamin tersebut tidak ada jurang dan ketidak-
setaraan yang lebar sebagaimana yang dibayangkan oleh seba-
gian orang.
5. Bahwa Tuhan memberkati mereka. Sudah biasa bagi orangtua
untuk memberkati anak-anak mereka. Demikian pula bagi
Tuhan , Bapa bagi semuanya, untuk memberkati anak-anak-
Nya. namun orangtua di dunia hanya bisa memohonkan berkat,
sedangkan hak istimewa Tuhan lah untuk memerintahkannya.
Ini terutama merujuk pada berkat perkembangbiakan, namun
tanpa mengecualikan berkat-berkat lain.
6. Bahwa Ia memberi nama Manusia (KJV: Adam pen.)
kepada mereka. Adam berarti bumi, bumi merah. Nah,
(1) Tuhan -lah yang memberinya nama ini. Adam sendiri sebe-
lumnya sudah memberi nama kepada semua makhluk
lain, namun ia tidak boleh memilih namanya sendiri, supaya
jangan ia mengambil suatu gelar yang megah dan muluk-
muluk. Sebaliknya, Tuhan memberinya sebuah nama yang
akan terus-menerus mengingatkan dia akan kehinaan asal
usulnya, dan mewajibkan dia untuk memandang gunung
batu yang dari padanya ia terpahat, dan lobang penggalian
batu yang dari padanya ia tergali (Yes. 51:1). Hanya ada
sedikit saja alasan untuk bermegah bagi orang yang ber-
kerabat begitu dekat dengan debu.
(2) Ia memberi nama ini baik kepada laki-laki maupun ke-
pada perempuan. sebab pada mulanya mereka satu me-
nurut kodrat, dan sesudah itu satu melalui perkawinan,
maka pantaslah bila mereka mempunyai nama yang sama,
sebagai pertanda akan kesatuan mereka. Si perempuan
berasal dari bumi, sama seperti si laki-laki.
II. Kelahiran Set anaknya (ay. 3). Ia lahir saat Adam berumur sera-
tus tiga puluh tahun, dan mungkin pembunuhan Habel terjadi
tidak lama sebelumnya. Adam memperanakkan banyak anak laki-
laki dan anak perempuan lain, selain Kain dan Habel, sebelum
ini. namun tentang mereka tidak disebutkan apa-apa, sebab yang
harus disebutkan dengan terhormat hanyalah nama dia yang
156
menurunkan Kristus dan jemaat. namun apa yang paling bisa
diamati di sini berkenaan dengan Set yaitu bahwa Adam mem-
peranakkannya menurut rupa dan gambarnya. Adam diciptakan
menurut gambar Tuhan . namun , saat ia jatuh dan menjadi rusak,
ia memperanakkan seorang anak menurut gambarnya sendiri,
berdosa dan cemar, rapuh, fana, dan sengsara seperti dirinya sen-
diri. Bukan hanya manusia seperti dirinya sendiri, terdiri dari
tubuh dan jiwa, melainkan juga pendosa seperti dirinya sendiri,
bersalah dan menjijikkan, merosot dan rusak. Bahkan seorang
yang berkenan di hati Tuhan sekalipun mengakui dirinya dikan-
dung dan diperanakkan dalam dosa (Mzm. 51:7). Inilah rupa
Adam sendiri, kebalikan dari rupa ilahi yang di dalamnya Adam
diciptakan. namun , sebab ia sendiri kehilangan rupa itu, ia tidak
dapat meneruskannya kepada keturunannya. Perhatikanlah, anu-
gerah tidak mengalir di dalam darah, lain halnya dengan kerusak-
an. Seorang pendosa memperanakkan orang berdosa, namun se-
orang kudus tidak memperanakkan orang kudus.
III. Umur dan kematiannya. Ia hidup, secara keseluruhan, selama
sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia mati, sesuai dengan hu-
kuman yang sudah dijatuhkan atasnya, engkau akan kembali
menjadi debu. Meskipun ia tidak mati pada hari ia makan buah
terlarang, namun pada hari itu juga ia menjadi fana. Pada saat itu
ia mulai mati. Seluruh hidupnya sesudah itu hanyalah penang-
guhan waktu, hidup yang sudah terhilang dan terkutuk. Bahkan,
hidup itu terkikis dan menuju pada kematian: ia bukan saja se-
perti penjahat yang dihukum, melainkan juga seperti orang yang
sudah disalibkan, yang mati secara perlahan-lahan dan bertahap.
Lima Bapa Leluhur Sebelum Air Bah
(5:6-20)
6 sesudah Set hidup seratus lima tahun, ia memperanakkan Enos. 7 Dan Set
masih hidup delapan ratus tujuh tahun, sesudah ia memperanakkan Enos,
dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. 8 Jadi Set men-
capai umur sembilan ratus dua belas tahun, lalu ia mati. 9 sesudah Enos
hidup sembilan puluh tahun, ia memperanakkan Kenan. 10 Dan Enos masih
hidup delapan ratus lima belas tahun, sesudah ia memperanakkan Kenan,
dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. 11 Jadi Enos men-
capai umur sembilan ratus lima tahun, lalu ia mati. 12 sesudah Kenan hidup
tujuh puluh tahun, ia memperanakkan Mahalaleel. 13 Dan Kenan masih
hidup delapan ratus empat puluh tahun, sesudah ia memperanakkan Maha-
laleel, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. 14 Jadi
Kitab Kejadian 5:6-20
157
Kenan mencapai umur sembilan ratus sepuluh tahun, lalu ia mati. 15 sesudah
Mahalaleel hidup enam puluh lima tahun, ia memperanakkan Yared. 16 Dan
Mahalaleel masih hidup delapan ratus tiga puluh tahun, sesudah ia memper-
anakkan Yared, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. 17
Jadi Mahalaleel mencapai umur delapan ratus sembilan puluh lima tahun,
lalu ia mati. 18 sesudah Yared hidup seratus enam puluh dua tahun, ia mem-
peranakkan Henokh. 19 Dan Yared masih hidup delapan ratus tahun, sesudah
ia memperanakkan Henokh, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan
perempuan. 20 Jadi Yared mencapai umur sembilan ratus enam puluh dua
tahun, lalu ia mati.
Di sini kita mendapati segala hal yang dipandang Roh Kudus pantas
untuk dicatat berkenaan dengan lima bapa leluhur sebelum air bah,
Set, Enos, Kenan, Mahalaleel, dan Yared. Tidak ada yang bisa diamati
secara khusus berkenaan dengan mereka, meskipun kita mempunyai
alasan untuk beranggapan bahwa mereka yaitu orang-orang yang
termasyhur, baik akan kebijaksanaan maupun kesalehan mereka, di
zaman mereka: namun secara umum,
I. Amatilah bagaimana keturunan mereka dicatat secara panjang
lebar dan jelas. Perihal ini, sangka orang, bisa saja disampaikan
dalam kata-kata yang lebih sedikit. namun sudah pasti bahwa
tidak ada satu pun kata yang sia-sia dalam kitab-kitab Tuhan ,
sekalipun ada dalam kitab-kitab manusia. Perihal ini dipaparkan
sedemikian jelas,
1. Untuk membuatnya mudah dan dapat dimengerti oleh orang
yang memiliki kemampuan paling rendah. jika kita diberi
tahu berapa umur mereka saat mempunyai anak ini, dan
berapa tahun mereka hidup sesudahnya, maka dengan sedikit
kecakapan berhitung saja kita sudah bisa memastikan berapa
tahun mereka hidup secara keseluruhan. Namun Roh Kudus
tetap menuliskan jumlah totalnya, demi orang-orang yang
bahkan tidak mempunyai kecakapan sekecil ini.
2. Untuk menunjukkan kesenangan Tuhan pada nama-nama
umat-Nya. Kita sudah mendapati keturunan Kain disebutkan
dengan tergesa-gesa (4:18), namun penjelasan tentang keturun-
an kudus ini diperluas, dan diceritakan secara panjang lebar,
bukan hanya dalam angka-angka. Kita diberi tahu berapa
lama hidupnya orang-orang yang hidup dalam takut akan
Tuhan , dan kapan matinya orang-orang yang mati dalam perke-
nanan-Nya. namun untuk orang lain, hal itu tidak menjadi
158
masalah. Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat,
namun nama orang fasik menjadi busuk.
II. Kehidupan mereka dihitung menurut hari (ay. 8, KJV): Hari-hari
Set secara keseluruhan, dan dengan demikian hari-hari semua
yang lain, yang menunjukkan singkatnya hidup manusia pada
umurnya yang paling panjang, dan cepatnya perputaran waktu-
waktu kita di bumi. Jika mereka menghitung menurut hari,
tentulah kita harus menghitung menurut jam, atau lebih tepatnya
menjadikan doa ini sebagai doa yang sering-sering kita ucapkan
(Mzm. 90:12), ajarlah kami menghitung hari-hari kami.
III. Mengenai masing-masing dari mereka, kecuali Henokh, dikata-
kan, lalu ia mati. Dengan dihitungnya tahun-tahun hidup mereka,
tersirat bahwa hidup mereka, sesudah tahun-tahun itu selesai
dihitung, telah sampai pada kesudahannya. Meskipun demikian,
masih saja ditegaskan, lalu ia mati, untuk menunjukkan bahwa
kematian menjemput semua manusia tanpa kecuali, dan bahwa
baik bagi kita khususnya untuk mengamati dan memanfaatkan
kematian orang lain untuk membangun diri kita sendiri. Orang itu
kuat dan sehat, namun ia mati. Orang itu besar dan kaya, namun
ia mati. Orang itu bijak dan cerdik, namun ia mati. Orang itu
sangat baik, dan mungkin sangat berguna, namun ia mati, dan
seterusnya.
IV. Apa yang terutama dapat diamati yaitu bahwa mereka semua
hidup sangat lama. Tak seorang pun dari mereka mati sebelum
melihat perputaran waktu selama hampir delapan ratus tahun,
dan sebagian dari mereka hidup jauh lebih lama, sangat lama
bagi jiwa yang kekal untuk ditawan di dalam pondok tanah liat.
Bagi mereka, kehidupan di dunia ini pasti bukanlah sebuah be-
ban yang begitu berat seperti pada umumnya sekarang, sebab
kalau tidak, mereka pasti sudah kelelahan dengannya. Saat itu
kehidupan yang akan datang belum diwahyukan dengan begitu
jelas seperti yang kita alami sekarang di bawah Injil, sebab kalau
tidak, mereka pasti sudah tidak sabar untuk berpindah ke sana.
Jadi, bagi para bapa leluhur yang saleh, umur panjang yaitu
berkat, dan membuat mereka menjadi berkat.
Kitab Kejadian 5:6-20
159
1. Umur mereka yang panjang di zaman-zaman awal dunia itu
bisa jadi disebabkan oleh beberapa penyebab alami. Sangatlah
mungkin bahwa bumi lebih subur, bahwa hasil-hasilnya lebih
menguatkan, bahwa udaranya lebih menyehatkan, dan bahwa
pengaruh-pengaruh dari benda-benda angkasa lebih tidak ber-
bahaya sebelum air bah dibandingkan sesudahnya. Meskipun ma-
nusia diusir dari Firdaus, bumi sendiri pada waktu itu masih
menyerupai Firdaus, yaitu sebuah taman jika dibandingkan
dengan keadaannya sekarang yang menjadi padang gurun.
Juga, sebagian orang berpikir bahwa pengetahuan mereka
yang besar tentang makhluk-makhluk, dan tentang kegunaan-
nya baik untuk makanan maupun obat-obatan, bersamaan
dengan kebiasaan mereka yang tidak bermabuk-mabukan dan
makan secukupnya, banyak berpengaruh pada umur mereka
yang panjang. namun , kita tidak mendapati bahwa orang yang
bermabuk-mabukan, seperti banyak dari mereka (Luk. 17:27),
berumur pendek seperti para pemabuk pada umumnya seka-
rang.
2. Umur panjang mereka itu terutama harus dikembalikan ke-
pada kuasa dan pemeliharaan Tuhan . Ia memperpanjang hidup
mereka, baik untuk mengisi bumi secara lebih cepat maupun
untuk menjaga pengetahuan tentang Tuhan dan agama secara
lebih berhasil, pada waktu itu, saat tidak ada tulisan, dan
tradisi lisan merupakan saluran penyampaiannya. Semua
bapa leluhur di sini, kecuali Nuh, dilahirkan sebelum Adam
mati. Dengan begitu, dari dia mereka dapat menerima penje-
lasan yang utuh dan memuaskan tentang penciptaan, Firdaus,
kejatuhan, janji Tuhan , dan perintah-perintah ilahi yang me-
nyangkut ibadah dan kehidupan agama: dan, jika ada kesa-
lahan yang timbul, mereka bisa langsung bertanya kepadanya
selagi ia hidup, seperti kepada seorang bijak, untuk melurus-
kannya, dan sesudah kematiannya kepada Metusalah, dan
orang-orang lain, yang sudah bercakap-cakap dengannya. Demi-
kianlah, begitu besarnya perhatian Tuhan Yang Mahakuasa un-
tuk menjaga di dalam jemaat-Nya pengetahuan tentang kehen-
dak-Nya dan tentang kemurnian penyembahan terhadap-Nya.
160
Pengangkatan Henokh
(5:21-24)
21 sesudah Henokh hidup enam puluh lima tahun, ia memperanakkan Metu-
salah. 22 Dan Henokh hidup bergaul dengan Tuhan selama tiga ratus tahun
lagi, sesudah ia memperanakkan Metusalah, dan ia memperanakkan anak-
anak lelaki dan perempuan. 23 Jadi Henokh mencapai umur tiga ratus enam
puluh lima tahun. 24 Dan Henokh hidup bergaul dengan Tuhan , lalu ia tidak
ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Tuhan .
Cerita-cerita di sini terus mengalir selama tujuh keturunan tanpa ada
suatu apa pun yang luar biasa, atau suatu selingan, selain nama-
nama dan angka-angka. namun pada akhirnya datanglah seseorang
yang tidak boleh dilewatkan begitu saja, yang harus diberi perhatian
khusus, dan dia yaitu Henokh, keturunan ketujuh dari Adam:
semua yang lain, boleh kita duga, hidup menurut kebajikan, namun ia
mengungguli mereka semua, dan merupakan bintang yang paling
cemerlang di zaman para bapa leluhur. Yang dicatat tentang dia ha-
nyalah sedikit. Namun demikian, yang sedikit ini sudah cukup untuk
membuat namanya besar, lebih besar dibandingkan nama Henokh yang
lain itu, yang memiliki sebuah kota yang diberi nama sesuai nama-
nya. Inilah dua hal berkenaan dengan dia:
I. Perilaku hidupnya yang mulia di dunia ini, yang dibicarakan seba-
nyak dua kali: Henokh hidup bergaul dengan Tuhan sesudah ia mem-
peranakkan Metusalah (ay. 22), dan lagi, Henokh hidup bergaul
dengan Tuhan (ay. 24). Amatilah,
1. Sifat agamanya, dan maksud serta tujuan dari perilaku hidup-
nya: ia hidup bergaul dengan Tuhan , yang menandakan,
(1) Agama yang benar. Apa itu kesalehan, selain dari hidup
bergaul dengan Tuhan ? Orang yang tidak saleh dan cemar
yaitu tanpa Tuhan di dunia, mereka berjalan bertentangan
dengan Dia: namun orang saleh berjalan bersama Tuhan ,
yang berarti pendamaian dengan Tuhan , sebab dua orang
tidak bisa berjalan bersama-sama jika mereka belum ber-
janji (Am. 3:3), dan yang mencakup semua bagian serta
contoh dari sebuah hidup yang saleh, benar, dan tenang.
Berjalan bersama Tuhan berarti selalu menempatkan Dia di
depan kita, dan bertindak seperti orang-orang yang selalu
diawasi-Nya. Itu berarti hidup bersekutu dengan Tuhan baik
dalam ketetapan-ketetapan maupun pemeliharaan-peme-
Kitab Kejadian 5:21-24
161
liharaan ilahi. Itu berarti menjadikan firman Tuhan sebagai
peraturan kita dan kemuliaan-Nya sebagai tujuan kita
dalam segala perbuatan kita. Itu berarti kita harus senan-
tiasa peduli dan berusaha dalam segala sesuatu untuk me-
nyenangkan Tuhan , dan dalam hal apa pun tidak melanggar
perintah-Nya. Itu berarti patuh kepada kehendak-Nya, setu-
ju dengan rancangan-rancangan-Nya, dan menjadi pekerja
bersama-sama dengan Dia. Itu berarti menjadi penurut-penu-
rut Tuhan , seperti anak-anak yang kekasih.
(2) Agama yang unggul. Ia sepenuhnya mati terhadap dunia
ini, dan tidak hanya berjalan mengikuti Tuhan , seperti yang
dilakukan semua orang baik, namun juga berjalan bersama-
sama dengan Tuhan , seolah-olah ia sudah berada di sorga.
Ia hidup di atas rata-rata, bukan saja melebihi orang-orang
lain, namun juga orang-orang kudus lain. Ia bukan hanya
bersikap baik dalam masa-masa yang buruk, namun juga
terbaik dalam masa-masa yang baik.
(3) Kegigihan dalam memajukan agama di tengah-tengah orang
lain. Melaksanakan jabatan imam disebut hidup di hadapan
Tuhan (1Sam. 2:30-35), dan lihat Zakharia 3:7. Henokh, tam-
paknya, yaitu seorang imam Tuhan yang mahatinggi, dan
seperti Nuh, yang juga dikatakan bergaul dengan Tuhan , ia
yaitu seorang pemberita kebenaran, dan menubuatkan
kedatangan Kristus untuk kali kedua. Sesungguhnya Tuhan
datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya (Yud. 1:14). Nah,
Roh Kudus bukan berkata Henokh hidup, namun Henokh
bergaul dengan Tuhan . Sebab hidup orang baik yaitu ber-
gaul dengan Tuhan . Ini merupakan,
[1] Urusan hidup Henokh, kepedulian dan pekerjaannya
selalu . Sementara orang lain hidup bagi diri mere-
ka sendiri dan bagi dunia, ia hidup bagi Tuhan .
[2] Itu merupakan sukacita dan penopang hidupnya. Bagi-
nya, bersekutu dengan Tuhan lebih baik dibandingkan hidup
itu sendiri. Bagiku hidup yaitu Kristus (Flp. 1:21).
2. Tahun hidup beragamanya. Dikatakan bahwa (ay. 21), sesudah
Henokh hidup enam puluh lima tahun, ia memperanakkan
Metusalah. namun (ay. 22) Henokh hidup bergaul dengan Tuhan
sesudah ia memperanakkan Metusalah, yang menunjukkan
162
bahwa ia belum mulai terkenal sebagai orang saleh sampai
sekitar pada waktu itu. Pada awalnya ia hidup seperti orang-
orang lainnya. Orang-orang kudus yang besar sampai pada
keunggulan mereka secara bertahap.
3. Kelangsungan hidup beragamanya: ia bergaul dengan Tuhan se-
lama tiga ratus tahun, selama ia terus ada di dunia ini. Orang
munafik tidak akan selalu berdoa. namun orang yang betul-be-
tul kudus, yang bertindak berdasarkan suatu asas, dan mem-
buat agama sebagai pilihannya, akan bertekun sampai pada
akhirnya, dan bergaul dengan Tuhan selagi ia hidup, seperti
orang yang berharap untuk hidup selama-lamanya bersama
dengan Dia (Mzm. 104:33).
II. Dipindahkannya dia secara mulia ke dunia yang lebih baik. Kare-
na ia tidak hidup seperti orang lain, maka ia pun tidak mati
seperti orang lain (ay. 24): Lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah
diangkat oleh Tuhan . Yakni, seperti yang dijelaskan dalam Ibrani
11:5, Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan
ia tidak ditemukan, sebab Tuhan telah mengangkatnya. Amatilah,
1. Kapan ia diangkat seperti itu.
(1) Dalam tahun hidupnya. Itu terjadi saat ia baru hidup
selama tiga ratus enam puluh lima tahun (jumlah genap
dalam tahun), yaitu, menurut panjangnya umur manusia
pada waktu itu, saat usianya paruh baya. Sebab tak se-
orang pun dari bapa-bapa leluhur sebelum air bah yang
hidupnya tidak melebihi dua kali lipat dari umur itu. namun
mengapa Tuhan mengambilnya begitu cepat? Tentu saja,
sebab dunia, yang sekarang sudah menjadi rusak, tidak
layak baginya, atau sebab ia begitu jauh mengatasi dunia,
dan begitu lelah dengannya, sehingga ingin cepat-cepat
berpindah darinya, atau sebab pekerjaannya sudah sele-
sai, dan selesai dengan lebih cepat sebab ia mengerjakan-
nya dengan begitu tekun. Perhatikanlah, Tuhan sering kali
mengambil paling cepat orang-orang yang paling dikasihi-
Nya, dan waktu yang terhilang dari mereka di bumi akan
diperoleh di sorga, bagi keuntungan mereka yang tak ter-
utarakan.
Kitab Kejadian 5:21-24
163
(2) Menurut waktu dunia. Itu terjadi saat semua bapa lelu-
hur yang disebutkan dalam pasal ini masih hidup, kecuali
Adam, yang mati lima puluh tujuh tahun sebelumnya, dan
Nuh, yang dilahirkan enam puluh sembilan tahun sesu-
dahnya. Kedua orang itu diberi peneguhan-peneguhan
yang nyata akan iman mereka dengan cara-cara lain, namun
kepada semua orang lain, yang menjadi atau mungkin
menjadi saksi-saksi dari pengangkatan Henokh, hal itu
menjadi dorongan nyata bagi iman dan pengharapan mere-
ka berkenaan dengan kehidupan yang akan datang.
2. Bagaimana pengangkatannya diungkapkan: Lalu ia tidak ada
lagi, sebab ia telah diangkat oleh Tuhan .
(1) Ia tidak ada lagi di dunia ini. Itu bukanlah akhir dari ke-
beradaannya, melainkan dari keberadaannya di sini: ia
tidak ditemukan, demikian Rasul Paulus menjelaskannya
berdasarkan Septuaginta. Tidak ditemukan oleh teman-te-
mannya, yang mencarinya seperti rombongan nabi mencari
Elia (2Raj. 2:17). Tidak ditemukan oleh musuh-musuhnya,
yang, menurut sebagian orang, sedang mengejar-ngejarnya,
untuk membunuh dia dalam kegeraman mereka terhadap-
nya sebab kesalehannya yang tersohor. Tampak dari nu-
buatannya bahwa pada waktu itu ada banyak orang ber-
dosa yang tidak saleh, yang berkata-kata nista, dan mung-
kin berbuat nista juga, terhadap umat Tuhan (Yud. 1:15).
Namun, Tuhan menyembunyikan Henokh dari mereka, bu-
kan di bawah sorga, melainkan di dalam sorga.
(2) Tuhan mengangkat tubuh dan jiwanya bagi diri-Nya sendiri
di taman sorga Firdaus, melalui pelayanan para malaikat,
seperti sesudahnya Ia mengangkat Elia. Ia diubah, seperti
orang-orang kudus didapati hidup nanti pada kedatangan
Kristus untuk kali kedua. Bilamana orang baik meninggal,
Tuhan mengambilnya, menjemputnya dari sini, dan mene-
rimanya bagi diri-Nya sendiri. Berkenaan dengan Henokh,
Rasul Paulus menambahkan bahwa sebelum ia terangkat,
ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Tuhan ,
dan ini yaitu laporan baik yang diperolehnya. Perhatikan-
lah,
164
[1] Berjalan bersama Tuhan membuat Tuhan senang.
[2] Kita tidak dapat berjalan bersama Tuhan untuk menye-
nangkan-Nya kecuali dengan iman.
[3] Tuhan sendiri akan memberi kehormatan kepada
orang-orang yang dengan iman berjalan bersama-Nya
untuk menyenangkan-Nya. Ia akan mengakui mereka
sekarang, dan bersaksi bagi mereka di hadapan para
malaikat dan manusia pada hari penghakiman agung.
Orang-orang yang tidak mempunyai kesaksian ini sebe-
lum pengangkatan, akan mendapatinya sesudah itu.
[4] Orang-orang yang perilaku hidupnya di dunia benar-
benar kudus akan mendapati perpindahan mereka dari
dunia benar-benar membahagiakan. Pengangkatan He-
nokh bukan hanya merupakan suatu bukti dari iman
akan adanya kehidupan yang akan datang, dan akan
kemungkinan keberadaan tubuh dalam keadaan mulia
di kehidupan itu, melainkan juga suatu dorongan bagi
pengharapan semua orang yang berjalan bersama Tuhan
bahwa mereka akan selama-lamanya berada bersama-
sama dengan Dia: kesalehan yang gemilang akan dimah-
kotai dengan kehormatan-kehormatan yang gemilang.
Masa Hidup Metusalah
(5:25-27)
25 sesudah Metusalah hidup seratus delapan puluh tujuh tahun, ia mem-
peranakkan Lamekh. 26 Dan Metusalah masih hidup tujuh ratus delapan pu-
luh dua tahun, sesudah ia memperanakkan Lamekh, dan ia memperanakkan
anak-anak lelaki dan perempuan. 27 Jadi Metusalah mencapai umur sembilan
ratus enam puluh sembilan tahun, lalu ia mati.
Mengenai Metusalah amatilah,
1. Arti dari namanya, yang menurut sebagian orang bersifat nubuat-
an, sebab Henokh, bapaknya, yaitu seorang nabi. Metusalah
berarti, ia mati, atau ada anak panah, atau, pengiriman, maksud-
nya, pengiriman air bah, yang datang tepat pada tahun Metusalah
meninggal. Jika memang namanya dimaksudkan dan dijelaskan
demikian, maka itu merupakan peringatan yang baik bagi dunia
yang ceroboh, jauh sebelum penghakiman datang. Namun, bagai-
manapun juga, hal ini dapat diamati, bahwa orang yang pernah
hidup paling lama membawa kematian dalam namanya, agar ia
Kitab Kejadian 5:28-32
165
diperingatkan akan kedatangan maut yang pasti, meskipun se-
cara perlahan-lahan.
2. Umurnya: ia hidup sembilan ratus enam puluh sembilan tahun,
yang paling lama dari yang kita baca tentang kehidupan manusia
mana pun di bumi. Meskipun begitu, ia mati juga. Yang hidup
paling lama harus mati juga pada akhirnya. Usia muda atau usia
tua tidak akan membebaskan kita dari perang itu, sebab itulah
akhir dari semua manusia: tak seorang pun dapat menantang
hidup dengan hak untuk tinggal lama, atau membela diri mela-
wan maut yang datang menyergap. Umumnya dianggap bahwa
Metusalah mati tidak lama sebelum air bah. Penulis-penulis Ya-
hudi berkata, tujuh hari sebelumnya, dengan merujuk pada
pasal 7:10, dan bahwa ia diangkat dari kejahatan yang akan
datang, dengan berdasarkan dugaan ini, yang diterima secara
umum, bahwa semua bapa leluhur yang disebutkan dalam pasal
ini yaitu orang-orang kudus dan baik. Saya sendiri enggan me-
nawarkan dugaan apa saja yang bertentangan dengannya. Namun
saya tidak melihat bahwa kekudusan dan kebaikan mereka dapat
disimpulkan berdasarkan disebutkannya nama-nama mereka di
sini di antara nenek moyang Kristus, seperti halnya bahwa semua
raja Yehuda itu kudus dan baik, sebab nama-nama mereka dise-
butkan dalam silsilah-Nya, sementara banyak dari mereka, kita
yakin, justru berperilaku sebaliknya. Dan, jika ini dipertanyakan,
maka bisa disarankan sebagai suatu kemungkinan bahwa Metu-
salah sendiri tenggelam bersama semua yang lain di dunia. Sebab
sudah pasti bahwa ia mati pada tahun itu.
Kisah mengenai Nuh
(5:28-32)
28 sesudah Lamekh hidup seratus delapan puluh dua tahun, ia memperanak-
kan seorang anak laki-laki, 29 dan memberi nama Nuh kepadanya, katanya:
Anak ini akan memberi kepada kita penghiburan dalam pekerjaan kita yang
penuh susah payah di tanah yang telah terkutuk oleh TUHAN. 30 Dan
Lamekh masih hidup lima ratus sembilan puluh lima tahun, sesudah ia mem-
peranakkan Nuh, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
31 Jadi Lamekh mencapai umur tujuh ratus tujuh puluh tujuh tahun, lalu ia
mati. 32 sesudah Nuh berumur lima ratus tahun, ia memperanakkan Sem,
Ham dan Yafet.
Di sini kita mendapati untuk pertama kalinya Nuh disebut, yang banyak
tentangnya akan kita baca dalam pasal-pasal selanjutnya. Amatilah,
166
I. Namanya, beserta alasan untuk itu. Nuh berarti istirahat. Orang-
tuanya memberi dia nama itu, dengan harapan agar dia menjadi
berkat yang lebih dari biasa bagi angkatannya. Anak ini akan mem-
beri kepada kita penghiburan dalam pekerjaan kita yang penuh
susah payah di tanah yang telah terkutuk oleh TUHAN. Inilah,
1. Keluhan Lamekh akan kehidupan manusia yang penuh ben-
cana. Dengan masuknya dosa, dan diwariskannya kutuk kare-
na dosa, keadaan kita telah menjadi sangat sengsara. Seluruh
hidup kita dihabiskan dengan bekerja, dan waktu kita dipe-
nuhi dengan susah payah yang tiada henti. sebab Tuhan telah
mengutuk tanah, maka hanya sebanyak itulah yang bisa dila-
kukan sebagian orang, dengan segenap perhatian dan susah
payah, untuk mendapatkan penghidupan yang keras darinya.
Ia berbicara seperti orang yang lelah dengan urusan hidup ini,
dan kesal bahwa begitu banyak pikiran dan waktu yang ber-
harga hanya dipakai habis untuk menopang tubuh ini, padahal
itu bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang jauh lebih baik.
2. Pengharapan-pengharapannya yang menghibur akan datang-
nya suatu kelegaan dengan kelahiran anak ini: Anak ini akan
memberi kepada kita penghiburan, yang menandakkan bukan
hanya keinginan dan harapan yang pada umumnya dimiliki
orangtua terhadap anak-anak mereka (bahwa, jika mereka
dewasa, anak-anak akan menjadi penghiburan-penghiburan
bagi mereka dan penolong-penolong dalam usaha mereka,
meskipun yang sering kali terjadi yaitu sebaliknya), melain-
kan juga suatu pemahaman dan pengharapan akan sesuatu
yang lebih. Sangatlah mungkin bahwa ada beberapa nubuatan
sebelumnya tentang dia, sebagai seseorang yang secara me-
nakjubkan berguna bagi angkatannya. sebab itu orangtuanya
memahami demikian dan menyimpulkan bahwa dialah ketu-
runan yang dijanjikan itu, Sang Mesias yang akan datang. Dan
itu menunjukkan bahwa kepentingan kovenan di dalam Kris-
tus sebagai milik kita, dan harapan yang dilandasi keyakinan
akan kedatangan-Nya, melengkapi kita dengan penghiburan-
penghiburan yang paling baik dan paling pasti. Hal itu benar
baik dalam kaitannya dengan murka dan kutuk Tuhan yang
pantas kita terima maupun dengan kerja keras dan susah pa-
yah dalam hidup sekarang ini, yang sering kali kita keluhkan.
Kitab Kejadian 5:28-32
167
Apakah Kristus menjadi milik kita? Apakah sorga menjadi
milik kita? Anak ini akan memberi kepada kita penghiburan.
II. Anak-anaknya, Sem, Ham, dan Yafet. Anak-anak ini diperanak-
kan Nuh (yang tertua dari ketiganya) saat ia berumur lima ratus
tahun. Tampaknya Yafet yaitu yang tertua (10:21), namun Sem
disebutkan pertama kali sebab kepadanya kovenan akan diwaris-
kan, seperti yang tampak pada pasal 9:26, dimana Tuhan disebut
TUHAN, Tuhan Sem. Kepadanyalah, ada kemungkinan, hak kesu-
lungan diberikan, dan darinyalah, sudah pasti, akan diturunkan
baik Kristus sebagai Kepala maupun jemaat sebagai tubuh. Oleh
sebab itu ia disebut Sem, yang berarti nama, sebab dalam ketu-
runannya nama Tuhan akan selalu tinggal, sampai akan datang
dari benihnya Dia yang nama-Nya mengatasi segala nama. Se-
hingga dengan menempatkan Sem pertama-tama, maka itu ber-
arti Kristus ditempatkan sebagai yang pertama, sebab dalam se-
gala hal Dialah yang harus diutamakan.
PASAL 6
ekaman paling menakjubkan yang kita miliki tentang dunia lama
yaitu kehancurannya yang menyeluruh oleh air bah. Kisah
tentang ini dimulai dalam pasal ini, yang di dalamnya kita mendapati,
I. Kejahatan yang melimpah dalam dunia yang fasik itu (ay. 1-
5, 11-12).
II. Kebencian yang adil dari Tuhan yang benar terhadap keja-
hatan yang melimpah itu, dan tekad-Nya yang kudus untuk
menghukumnya (ay. 6-7).
III. Kasih karunia Tuhan yang istimewa terhadap Nuh hamba-Nya.
1. Dalam sifat yang digambarkan tentangnya (ay. 8-10).
2. Dalam penyampaian maksud Tuhan kepadanya (ay. 13-17).
3. Dalam petunjuk-petunjuk yang diberikan Tuhan kepada-
nya untuk membuat bahtera demi keamanannya sendiri
(ay. 14-16).
4. Dalam dipekerjakannya dia untuk memelihara kelangsung-
an semua makhluk lainnya (ay. 18-21). Dan yang terakhir,
dalam kepatuhan Nuh terhadap perintah-perintah yang
diberikan kepadanya (ay. 22).
Dan perkara mengenai dunia lama ini ditulis sebagai peringatan
bagi kita, yang kini tengah menyongsong datangnya kesudahan dari
dunia baru.
Kerusakan Dunia
(6:1-2)
1 saat manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan
bagi mereka lahir anak-anak perempuan, 2 maka anak-anak Tuhan melihat,
bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka meng-
R
170
ambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai
mereka.
Demi kemuliaan keadilan Tuhan , dan demi memperingatkan dunia
yang fasik, maka sebelum diceritakan sejarah tentang kehancuran
dunia lama, kita mendapati gambaran penuh tentang kemerosotan
dunia lama itu, kemurtadannya dari Tuhan , dan pemberontakannya
melawan Dia. Penghancuran terhadap dunia lama itu merupakan se-
buah tindakan yang bukan berdasar pada kedaulatan mutlak, me-
lainkan pada tuntutan keadilan, untuk mempertahankan kehormat-
an pemerintahan Tuhan . Sekarang di sini kita mendapati gambaran
tentang dua hal yang mengakibatkan timbulnya kefasikan dalam
dunia lama itu:
1. Bertambah banyaknya umat manusia: Manusia itu mulai ber-
tambah banyak jumlahnya di muka bumi. Ini merupakan hasil dari
berkat itu (1:28), namun kerusakan manusia menyalahgunakan
dan menyelewengkan berkat ini sedemikian rupa sehingga berkat
itu berubah menjadi kutuk. Demikianlah dosa memanfaatkan
belas kasihan Tuhan untuk berbuat dosa yang semakin besar. Jika
orang fasik bertambah, bertambahlah pula pelanggaran (Ams.
26:16). Semakin banyak orang berdosa, semakin besarlah dosa-
nya, dan banyaknya para pelanggar hukum membuat orang
semakin berani. Penyakit-penyakit menular paling merusak di
kota-kota yang padat penduduk, dan dosa yaitu penyakit kusta
yang menyebar. Demikian pulalah dalam jemaat Perjanjian Baru,
saat jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut
(Kis. 6:1). Juga, kita membaca tentang sebuah bangsa yang makin
bertambah, namun tidak membawa sukacita yang makin besar
(Yes. 9:2, KJV). Keluarga-keluarga besar perlu diatur dengan baik,
sebab kalau tidak, mereka akan menjadi keluarga-keluarga yang
fasik.
2. Perkawinan-perkawinan campur (ay. 2): Anak-anak Tuhan (mak-
sudnya, orang-orang beragama, yang dipanggil dengan nama
Tuhan, dan dipanggil untuk menyerukan nama itu), mengambil
isteri dari antara anak-anak perempuan manusia, maksudnya,
orang-orang yang cemar, dan orang-orang yang asing bagi Tuhan
dan kesalehan. Keturunan Set tidak menjaga diri mereka, seperti
yang seharusnya mereka lakukan, baik untuk memelihara kemur-
nian mereka sendiri maupun dalam kebencian terhadap kemur-
Kitab Kejadian 6:3
171
tadan. Mereka bercampur baur dengan keturunan Kain yang di-
kucilkan: Mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perem-
puan itu, siapa saja yang disukai mereka. namun apa yang salah
dalam perkawinan-perkawinan ini?
(1) Mereka hanya memilih dengan mata mereka: Mereka melihat
bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, dan
itu saja yang mereka lihat.
(2) Mereka mengikuti pilihan yang dibuat oleh perasaan-perasaan
mereka sendiri yang sudah rusak: mereka mengambil siapa
saja yang disukai mereka, tanpa nasihat dan pertimbangan.
namun ,
(3) Apa yang ternyata membawa dampak buruk bagi mereka itu
yaitu bahwa mereka memperisteri perempuan-perempuan
asing, dan menjadi pasangan yang tidak seimbang dengan
orang-orang yang tak percaya (2Kor. 6:14). Hal ini dilarang
bagi umat Israel (Ul. 7:3-4). Hal itu menjadi penyebab yang
amat disayangkan dari kemurtadan Salomo (1Raj. 11:1-4), dan
membawa dampak buruk bagi orang-orang Yahudi sesudah
mereka kembali dari Babel (Ezr. 9:1-2).
Perhatikanlah, orang-orang beragama, bila menikah atau meni-
kahkan anak-anak mereka, haruslah sadar bahwa mereka harus
memperhatikan batas-batas pengakuan iman mereka. Orang jahat
lebih cepat merusakkan orang baik dibandingkan orang baik memper-
barui orang jahat. Orang-orang yang mengaku sebagai anak-anak
Tuhan tidak boleh menikah tanpa restu-Nya, yang tidak mereka
dapatkan jika mereka mengikat tali pernikahan dengan musuh-
musuh-Nya.
Ancaman Tuhan untuk Menarik Roh-Nya
(6:3)
3 Berfirmanlah TUHAN: Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam
manusia, sebab manusia itu yaitu daging, namun umurnya akan seratus
dua puluh tahun saja.
Pernyataan ini diberikan di sini sebagai pertanda murka Tuhan terha-
dap mereka yang mengawini perempuan-perempuan asing. Ia meng-
ancam akan menarik Roh-Nya dari mereka, yang sudah mereka buat
berduka dengan perkawinan-perkawinan seperti itu, padahal hati
nurani mereka bertentangan dengan itu. Hawa-hawa nafsu kedaging-
172
an sering kali dihukum dengan penghakiman-penghakiman rohani,
yang paling pedih dibandingkan semua penghakiman. Atau ini juga meru-
pakan akibat lain dari kefasikan dunia lama yang sangat hebat itu,
yaitu bahwa Roh Tuhan, sebab dibuat murka oleh penolakan mere-
ka terhadap pekerjaan-pekerjaan-Nya, tidak lagi bergulat dengan me-
reka, dan tak lama kemudian agama seluruhnya terhilang dari antara
mereka. Hal ini sudah diperingatkan-Nya kepada mereka sebelum-
nya, agar mereka jangan lagi membuat murka Roh Kudus-Nya, namun
agar dengan doa-doa mereka Roh Kudus-Nya dapat tinggal bersama-
sama dengan mereka. Amatilah dalam ayat ini,
I. Tekad Tuhan untuk tidak selalu tinggal bersama-sama melalui
Roh-Nya dengan manusia. Pada waktu itu Roh bergulat melalui
pemberitaan Nuh (1Ptr. 3:19-20) dan melalui teguran-teguran di
dalam batin, namun itu sia-sia saja pada kebanyakan orang. Oleh
sebab itu, firman Tuhan , Ia tidak akan selama-lamanya tinggal di
dalam manusia (KJV: Ia tidak akan selama-lamanya bergulat de-
ngan manusia pen.). Perhatikanlah,
1. Roh yang terberkati itu bergulat dengan orang-orang berdosa,
dengan menginsafkan dan memperingatkan hati nurani, untuk
membuat mereka berbalik dari dosa kepada Tuhan .
2. Jika Roh itu ditolak, dipadamkan, dan dilawan, maka meski-
pun Ia lama bergulat, tidak akan selama-lamanya Ia bergulat
(Hos. 4:17).
3. Sungguh sedang menuju kehancuran dengan cepat orang-
orang yang ditinggalkan oleh Roh anugerah untuk bergulat.
II. Alasan untuk tekad ini: sebab manusia itu yaitu daging, mak-
sudnya, sudah rusak tanpa bisa disembuhkan lagi, dan dipenuhi
oleh hawa nafsu badaniah, sehingga bergulat dengannya tidak
akan menghasilkan apa-apa. Dapatkah orang Etiopia mengganti
kulitnya? Manusia itu, maksudnya, semua manusia, baik yang
satu maupun yang lain, mereka semua sudah tenggelam ke dalam
lumpur kedagingan. Perhatikanlah,
1. Sifat yang sudah rusaklah, dan kecenderungan jiwa terhadap ke-
dagingan, yang melawan pergulatan-pergulatan Roh dan mem-
buatnya tidak berhasil.
2. jika seorang pendosa sudah lama melekat pada kepenting-
Kitab Kejadian 6:4-5
173
an itu, dan berpihak pada kedagingan melawan Roh, maka
sudah sewajarnya Roh menarik pekerjaan-Nya, dan tidak lagi
bergulat. Tidak ada orang yang kehilangan pergulatan-per-
gulatan Roh kecuali mereka terlebih dahulu menyangkalinya.
III. Penangguhan waktu diberikan, kendati demikian: namun umurnya
akan seratus dua puluh tahun saja. Selama itu saja Aku akan
menunda penghakiman yang pantas mereka dapatkan, dan mem-
beri mereka kesempatan untuk mencegah penghakiman itu de-
ngan pertobatan dan pembaruan diri mereka. Keadilan berkata,
tebanglah mereka, namun belas kasihan menengahi, Tuan, biarkan-
lah mereka tumbuh tahun ini lagi. Dan sejauh ini belas kasihan
berhasil, bahwa penangguhan didapatkan selama enam kali dua
puluh tahun lagi. Perhatikanlah, waktu untuk kesabaran dan pe-
nahanan diri Tuhan terhadap orang-orang berdosa yang membang-
kitkan amarah-Nya kadang-kadang lama, namun selalu terbatas:
penangguhan waktu bukanlah pengampunan. Meskipun Tuhan
bersabar diri sangat lama, tidak selama-lamanya Ia menahan diri.
Kejahatan Manusia Besar di Bumi
(6:4-5)
4 Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu se-
sudahnya, saat anak-anak Tuhan menghampiri anak-anak perempuan ma-
nusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah
orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang
kenamaan. 5 saat dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi
dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan
semata-mata,
Di sini kita mendapati penjelasan lebih jauh tentang kerusakan dunia
lama itu. saat anak-anak Tuhan sudah berpasang-pasangan dengan
anak-anak perempuan manusia, sekalipun itu membuat Tuhan sangat
murka, Ia tidak langsung membinasakan mereka, namun menunggu
untuk melihat apa yang akan menjadi buah dari perkawinan-
perkawinan ini, dan pihak mana yang akan diserupai oleh anak-anak
mereka. Dan ternyata (seperti yang lazim terjadi), mereka menyerupai
pihak yang buruk. Inilah,
I. Godaan yang mendorong mereka untuk menindas dan melakukan
kekerasan. Mereka yaitu orang-orang raksasa, dan mereka orang-
orang yang kenamaan. Mereka menjadi terlalu tangguh bagi semua
174
orang di sekeliling mereka, dan menguasai apa saja yang ada di
depan mereka,
1. Dengan tubuh mereka yang besar-besar, seperti orang-orang
Enak (Bil. 13:33).
2. Dengan nama mereka yang besar, seperti raja-raja Asyur (Yes.
37:11).
Kedua hal ini menjadikan mereka sebagai orang-orang kuat
yang ditakuti di tengah-tengah dunia orang-orang hidup. Dan,
dengan dipersenjatai seperti itu, mereka dengan berani menghina
hak-hak sesama mereka dan menginjak-injak segala sesuatu yang
adil dan suci. Perhatikanlah, orang-orang yang mempunyai ke-
kuasaan begitu besar atas orang lain sehingga sanggup menindas
mereka, jarang mempunyai kekuasaan yang begitu besar atas diri
mereka sendiri untuk tidak menindas diri mereka sendiri. Kekuat-
an yang besar yaitu jerat yang amat besar bagi banyak orang.
Keturunan yang sudah merosot ini meremehkan kehormatan yang
sudah didapat oleh nenek moyang mereka melalui kebajikan dan
agama, dan mendatangkan nama besar bagi diri mereka sendiri
melalui apa yang akan selama-lamanya menghancurkan nama
baik mereka.
II. Dakwaan yang diperlihatkan dan dibuktikan melawan mereka (ay.
5). Bukti yang ditunjukkan tidak dapat disanggah. Tuhan melihat-
nya, di samping seribu saksi lain. Tuhan melihat semua kefasikan
yang ada di antara anak-anak manusia. Kefasikan itu tidak bisa
disembunyikan dari Dia sekarang, dan jika mereka tidak bertobat
darinya, kefasikan itu tidak akan disembunyikan oleh-Nya seben-
tar lagi. Sekarang, apa yang diperhatikan Tuhan ?
1. Ia mengamati sungai-sungai dosa yang mengalir di sepanjang
hidup manusia dan luas serta dalamnya sungai-sungai itu: Ia
melihat bahwa kejahatan manusia besar di bumi. Cermatilah
hubungan dari hal ini dengan apa yang terjadi sebelumnya:
para penindas itu yaitu orang-orang yang gagah perkasa dan
orang-orang yang kenamaan. Dan, kemudian, TUHAN melihat
bahwa kejahatan manusia besar. Perhatikanlah, kefasikan ma-
nusia sungguh besar jika pendosa-pendosa terbesar yaitu
orang-orang kenamaan di antara mereka. Sungguh buruk jika
orang-orang jahat tetap dihormati walaupun mereka fasik;
Kitab Kejadian 6:4-5
175
bahkan mereka dihormati sebab kefasikan mereka, dan orang-
orang bejat pun ditinggikan. Jadi, kefasikan itu besar jika
orang-orang besar berbuat fasik. Kefasikan mereka besar,
yakni berlimpah-limpah dosa dilakukan di mana-mana oleh
segala macam orang. Dan dosa seperti itu pada hakikatnya
amat menjijikkan, keji, dan membangkitkan murka. Dosa itu
dilakukan dengan berani, dengan menentang sorga, dan orang-
orang yang memegang kuasa untuk mengendalikan atau meng-
hukumnya tidak memperhatikannya. Hal itu dilihat Tuhan .
Perhatikanlah, semua dosa dari para pendosa diketahui oleh
Tuhan Sang Hakim. Orang-orang yang paling mengenal dunia,
sekalipun mereka melihat banyak kefasikan di dalamnya,
mereka hanya melihat sedikit dibandingkan yang sebenarnya.
namun Tuhan melihat semuanya, dan memberi penghakiman
yang benar berkenaan dengan kefasikan itu, betapapun besar-
nya kefasikan itu, dan Ia tidak bisa tertipu dalam penghakim-
an-Nya.
2. Ia mengamati sumber dosa yang terdapat di dalam hati manu-
sia. Siapa saja bisa melihat bahwa kejahatan manusia besar,
sebab mereka menyatakan bahwa dosa mereka seperti Sodom.
namun mata Tuhan memandang lebih jauh: Ia melihat bahwa
segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan
semata-mata sebuah pemandangan yang menyedihkan, dan
sangat menyakitkan mata Tuhan yang suci! Ini yaitu akar
kepahitan, sumber air yang sudah tercemar: segala kekerasan
dan penindasan, segala kemewahan dan kebejatan yang ada di
dunia, timbul dari sifat yang sudah rusak. Keinginan mem-
buahi semuanya itu (Yak. 1:15). Lihat Matius 15:19.
(1) Hati itu hampa. Hati itu licik dan sudah membatu dalam
kefasikan. Asas-asasnya rusak, dan kebiasaan-kebiasaan
serta kecondongan-kecondongannya jahat.
(2) Demikianlah segala isi pikiran. Pikiran kadang-kadang dili-
hat sebagai penghakiman atau pendapat yang sudah tetap,
dan penghakiman atau pendapat ini disuap, dibuat berat
sebelah, dan diselewengkan. Kadang-kadang pikiran me-
nandakan bekerjanya angan-angan, dan pekerjaan ini se-
lalu sia-sia atau keji, dan menjalin sarang laba-laba atau
menetaskan telur monster.
(3) Demikian jugalah dengan khayalan dari isi pikiran, yaitu,
176
rancangan-rancangan dan tujuan-tujuannya fasik. Mereka
tidak melakukan kejahatan semata-mata sebab ceroboh,
seperti orang-orang yang berjalan semaunya, tanpa mem-
perhatikan apa yang mereka lakukan. Sebaliknya, mereka
melakukan kejahatan secara sengaja dan direncanakan,
merancang cara bagaimana berbuat jahat. Sungguh buruk.
Sebab yang ada hanyalah kejahatan, kejahatan terus-me-
nerus, dan begitulah semua khayalan manusia. Tidak ada
kebaikan yang dapat ditemukan di antara mereka, bahkan,
tidak pada saat kapan pun: sungai dosa itu penuh, meng-
alir deras, dan terus-menerus. Dan Tuhan melihatnya. Lihat
Mazmur 14:1-3.
Manusia Diancam dengan Kehancuran
(6:6-7)
6 maka menyesTuhan TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi,
dan hal itu memilukan hati-Nya. 7 Berfirmanlah TUHAN: Aku akan mengha-
puskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia
maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara,
sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka.
Inilah,
I. Kebencian Tuhan terhadap kefasikan manusia. Ia tidak melihatnya
sebagai penonton yang tidak peduli, namun sebagai pihak yang ter-
luka dan terhina olehnya. Ia melihatnya seperti Bapa yang lembut
melihat kebodohan dan kekerasan hati anak-Nya yang memberon-
tak dan tidak patuh, yang tidak hanya membuat-Nya murka,
namun juga berduka, dan membuat-Nya berharap bahwa Ia tidak
pernah punya anak. Ungkapan yang digunakan di sini sangat
aneh: Maka menyesTuhan TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan
manusia di bumi, bahwa Ia telah menjadikan makhluk yang mem-
punyai kekuatan dan kemampuan yang mulia seperti itu, dan
menempatkannya di atas bumi ini, yang sengaja dibangun dan
diperlengkapi-Nya untuk menjadi tempat kediaman yang menye-
nangkan dan nyaman baginya. Dan hal itu memilukan hati-Nya.
Ini yaitu ungkapan-ungkapan yang mengikuti cara-cara manu-
sia, dan tidak boleh dipahami sedemikan rupa sampai menghina
kehormatan Tuhan yang tidak pernah berubah atau yang penuh
kebahagiaan.
Kitab Kejadian 6:6-7
177
1. Bahasa ini tidak menyiratkan adanya hasrat atau kegelisahan
apa pun di dalam Tuhan (tidak ada satu pun yang bisa menim-
bulkan gangguan dalam Sang Akal Budi Kekal), namun bahasa
itu mengungkapkan murka-Nya yang adil dan kudus melawan
dosa dan para pendosa, melawan dosa sebagai sesuatu yang
menjijikkan bagi kekudusan-Nya, dan melawan para pendosa
sebagai orang-orang yang melanggar keadilan-Nya. Ia tertekan
oleh dosa-dosa makhluk-Nya (Am. 2:13, KJV), dibuat susah
(Yes. 43:24), hancur (Yeh. 6:9, KJV), jemu (Mzm. 95:10), dan di
sini pilu, seperti halnya dengan manusia jika mereka
diperlakukan secara tidak adil dan dimanfaatkan oleh orang-
orang yang sudah mereka perlakukan dengan baik, dan oleh
sebab itu menyesal telah berbuat baik, dan berharap tidak
pernah mengemban ular di dada mereka, yang sekarang men-
desis di depan wajah mereka dan menyengat mereka sampai
ke hati. Bukankah Tuhan sedemikian membenci dosa? Dan
tidakkah kita membencinya? Apakah dosa kita membuat hati-
Nya pilu? Dan tidakkah hati kita dibuat pilu dan tertusuk
sebab nya? Oh, semoga saja pertimbangan ini merendahkan
hati kita dan mempermalukan diri kita, dan membuat kita
memandang Dia yang hati-Nya sudah kita buat pilu seperti
itu, dan berduka sebab nya! (Za. 12:10).
2. Bahasa itu tidak menyiratkan perubahan apa pun dalam pikir-
an Tuhan . Sebab Ia tidak pernah berubah siapa dapat meng-
halangi Dia? Pada-Nya tidak ada perubahan. namun bahasa itu
mengungkapkan perubahan di dalam cara-Nya. sesudah Tuhan
menjadikan manusia dengan benar, Ia berhenti bekerja untuk
beristirahat (Kel. 31:17), dan cara-Nya berkenaan dengan ma-
nusia sedemikian rupa sehingga menunjukkan bahwa Ia ber-
kenan pada pekerjaan tangan-Nya sendiri. namun , sebab ma-
nusia sekarang sudah murtad, Ia tidak bisa berbuat yang se-
baliknya selain menunjukkan bahwa Ia murka. Jadi, per-
ubahan itu terjadi pada manusia, bukan pada Tuhan . Tuhan me-
nyesal bahwa Ia telah menjadikan manusia. namun kita tidak
pernah mendapati Dia menyesal bahwa Ia telah menebus ma-
nusia (meskipun penebusan yaitu pekerjaan yang jauh lebih
mahal), sebab anugerah yang khusus dan manjur diberikan
untuk menjamin keberhasilan dari tujuan-tujuan penebusan
178
yang agung. sebab itu, dengan demikian kasih karunia dan
panggilan itu tidak disesali (Rm. 11:29).
II. Keputusan Tuhan untuk menghancurkan manusia sebab kefasik-
annya (ay. 7). Amatilah,
1. saat Tuhan menyesal bahwa Ia telah menjadikan manusia, Ia
bertekad untuk menghancurkan manusia. Demikianlah orang
yang benar-benar bertobat dari dosa akan bertekad, dalam ke-
kuatan anugerah Tuhan , untuk mematikan dosa dan menghan-
curkannya, dan dengan demikian untuk tidak melakukan
kembali kesalahan yang sudah mereka perbuat. Kita hanya
mengolok-olok Tuhan jika berkata bahwa kita menyesal atas
dosa kita, dan bahwa dosa itu membuat hati kita pilu, namun
kita terus terlibat di dalamnya. Sia-sia saja kita mengaku ada-
nya perubahan dalam pikiran kita, jika kita tidak membukti-
kannya dengan perubahan dalam cara kita.
2. Ia bertekad untuk menghancurkan manusia. Kata-kata aslinya
sangat penting: Aku akan menghapuskan manusia dari bumi
(begitu menurut sebagian orang), seperti kotoran atau noda di-
hapuskan dari suatu tempat supaya menjadi bersih, dan di-
buang ke tempat sampah, tempat yang pantas untuknya. Lihat
2 Raja-raja 21:13. Orang yang menjadi noda di tempat tinggal
mereka sudah sewajarnya dihapuskan oleh penghakiman-peng-
hakiman Tuhan . Aku akan menghilangkan manusia dari bumi
(begitu menurut sebagian yang lain), seperti halnya kalimat-kali-
mat yang tidak membuat senang penulisnya dihilangkan dari
buku, atau seperti nama seorang warga dihilangkan dari daftar
penduduk, jika ia sudah mati atau dicabut hak pilihnya.
3. Ia berbicara tentang manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya sen-
diri, sekalipun Ia bertekad untuk menghancurkannya: Manusia
yang telah Kuciptakan. Meskipun Aku telah menciptakan dia,
ini sekali-kali tidak akan meluputkannya (Yes. 27:11). Dia tidak
diselamatkan oleh Dia yang menjadikannya. Jika Dia yang ada-
lah Pencipta kita tidak menjadi Penguasa kita, maka Dia akan
menjadi Pembinasa kita. Atau, sebab Aku telah menciptakan
dia, dan dia sudah berlaku begitu tidak taat dan tidak tahu ber-
terima kasih kepada Penciptanya, maka Aku akan menghancur-
kannya: orang-orang yang tidak memenuhi tujuan hidup me-
reka berarti mencabut hak mereka untuk hidup.
Kitab Kejadian 6:8-10
179
4. Bahkan binatang-binatang akan dilibatkan dalam penghan-
curan ini. Hewan, binatang-binatang melata, dan burung-
burung di udara. Semua ini dijadikan untuk manusia, dan oleh
sebab itu harus dihancurkan bersama-sama dengan manusia.
sebab selanjutnya dikatakan: sebab Aku menyesal, bahwa
Aku telah menjadikan mereka. sebab tujuan dari penciptaan
mereka juga sudah dikacaukan. Mereka dijadikan supaya
manusia bisa melayani dan menghormati Tuhan dengan mere-
ka. Dan mereka dihancurkan sebab manusia telah melayani
hawa nafsunya dengan binatang-binatang itu, dan menunduk-
kan diri sendiri kepada kesia-siaan.
5. Tuhan mengambil keputusan bulat berkenaan dengan manusia
ini sesudah Roh-Nya lama bergulat dengannya secara sia-sia.
Tak seorang pun dihancurkan oleh keadilan Tuhan kecuali me-
reka yang benci untuk diperbaharui oleh anugerah Tuhan .
Riwayat Nuh
(6:8-10)
8 namun Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN. 9 Inilah riwayat Nuh:
Nuh yaitu seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang seza-
mannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Tuhan . 10 Nuh memperanakkan
tiga orang laki-laki: Sem, Ham dan Yafet.
Di sini kita mendapati Nuh dibedakan dari semua yang lain di dunia,
dan tanda kehormatan khusus diberikan kepadanya.
1. Walaupun Tuhan murka dengan semua yang lain di dunia, Ia
berkenan kepada Nuh: namun Nuh mendapat kasih karunia di
mata TUHAN (ay. 8). Hal ini membenarkan keadilan Tuhan dalam
murka-Nya terhadap dunia, dan menunjukkan bahwa Ia sudah
secara ketat memeriksa sifat setiap orang yang ada di dalamnya
sebelum menyatakan seluruhnya rusak. Sebab, dengan adanya
satu orang baik, Ia menemukannya, dan tersenyum kepadanya.
Itu juga mengagungkan anugerah-Nya terhadap Nuh, bahwa ia
dijadikan sebagai bejana bagi belas kasihan Tuhan , sementara
semua umat manusia yang lain telah menjadi angkatan yang
dimurkai-Nya. Begitulah, karunia-karunia yang istimewa membawa
serta kewajiban-kewajiban yang besar secara khusus. Mungkin
Nuh tidak berkenan di mata manusia. Mereka membenci dan
menganiaya dia, sebab baik dengan hidup maupun pemberitaan-
180
nya ia menghukum dunia. namun ia mendapat kasih karunia di
mata TUHAN, dan ini pun sudah cukup untuk memberi nya
kehormatan dan penghiburan. Tuhan membuat catatan lebih
banyak tentang Nuh dibandingkan tentang semua yang lain di dunia,
dan ini membuatnya lebih besar dan benar-benar lebih terhormat
dibandingkan semua orang raksasa yang ada pada masa itu, yang
menjadi orang-orang gagah perkasa dan orang-orang kenamaan.
Biarlah hal ini menjadi puncak dari ambisi kita, yaitu untuk
mendapat kasih karunia di mata TUHAN. Dalam hal ini marilah
kita bekerja, supaya, baik kita diam di dalam tubuh ini maupun
diam di luarnya, kita boleh berkenan kepada-Nya (2Kor. 5:9).
Orang yang sangat dikenan yaitu orang yang dikenan oleh Tuhan .
2. Walaupun semua yang lain di dunia rusak dan fasik, Nuh tetap
mempertahankan kelurusannya: Inilah riwayat Nuh (inilah gam-
baran yang harus kita berikan tentangnya), Nuh yaitu seorang
yang benar (ay. 9). Sifat Nuh ini digambarkan di sini entah,
(1) Sebagai alasan dari perkenanan Tuhan terhadapnya. Kesaleh-
annya yang istimewa sehingga dia memenuhi syarat untuk
menerima satu-satunya pertanda dari kasih setia Tuhan . Orang
yang ingin mendapat kasih karunia di mata Tuhan harus
menjadi seperti Nuh dan berbuat seperti Nuh. Tuhan mengasihi
orang-orang yang mengasihi-Nya: atau,
(2) Sebagai buah dari perkenanan Tuhan terhadapnya. Kehendak
baik Tuhan terhadapnyalah yang membuahkan pekerjaan baik
ini di dalam dirinya. Ia seorang yang sangat baik, namun ia
tidak lebih baik dibandingkan yang dijadikan bagi dirinya oleh anu-
gerah Tuhan (1Kor. 15:10). Sekarang amatilah sifatnya.
[1] Ia seorang yang benar, yakni, dibenarkan di hadapan Tuhan
melalui iman akan keturunan yang dijanjikan. Sebab ia
ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan iman-
nya (Ibr. 11:7). Ia dikuduskan, dan dalam dirinya ditanam-
kan asas-asas serta kecenderungan-kecenderungan yang
benar. Dan ia benar dalam perilakunya, seorang yang de-
ngan sepenuh hati nurani melakukan semua kewajiban-
nya, yaitu kewajiban kepada Tuhan yang memang pantas
Tuhan dapatkan, dan kewajiban kepada manusia. Perhati-
kanlah, tidak seorang pun kecuali orang yang benar-benar
jujur yang bisa berkenan kepada Tuhan . Perilaku hidup
Kitab Kejadian 6:11-12
181
yang mau menyenangkan Tuhan haruslah diatur oleh ketu-
lusan dan kemurnian dari Tuhan , dan bukan oleh hikmat
duniawi (2Kor. 1:12). Kadang-kadang Tuhan memilih yang
bodoh dari dunia, namun tidak pernah Ia memilih yang
curang darinya.
[2] Ia tidak bercela, bukan dengan kesempurnaan yang tanpa
dosa, melainkan dengan kesempurnaan ketulusan. Dan
baiklah bagi kita bahwa oleh kovenan anugerah, berdasar-
kan kebenaran Kristus, ketulusan diterima sebagai kesem-
purnaan Injil kita.
[3] Ia hidup bergaul dengan Tuhan , seperti yang sudah diper-
buat Henokh sebelum dia. Ia bukan saja jujur, melainkan
juga saleh. Ia bergaul, maksudnya, ia bertindak bersama-
sama dengan Tuhan , sebagai orang yang selalu berada di
bawah pengawasan-Nya. Ia hidup bersekutu dengan Tuhan .
yaitu kepeduliannya yang terus-menerus untuk menun-
dukkan dirinya pada kehendak Tuhan , untuk menyenang-
kan-Nya, dan membuat dirinya layak bagi-Nya. Perhatikan-
lah, Tuhan melihat ke bawah dengan mata yang berkenan
pada orang-orang yang dengan tulus melihat-Nya ke atas
dengan mata iman. namun ,
[4] Apa yang memahkotai sifatnya yaitu bahwa demikianlah
ia, dan demikianlah yang diperbuatnya, di antara orang-
orang sezamannya, di masa yang rusak dan merosot itu,
yang ke dalamnya ia ditempatkan. Mudah untuk beragama
jika agama sedang digemari. namun yaitu bukti dari
iman dan tekad yang kuat untuk berenang melawan arus
menuju sorga, dan untuk tampil bagi Tuhan saat tidak ada
seorang pun yang tampil bagi-Nya: demikianlah yang diper-
buat Nuh, dan hal itu dicatat, bagi kehormatannya yang
abadi.
Kerusakan Dunia
(6:11-12)
11 Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Tuhan dan penuh dengan kekeras-
an. 12 Tuhan menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua ma-
nusia menjalankan hidup yang rusak di bumi.
Kefasikan dari angkatan itu di sini dibicarakan lagi, entah sebagai
pertentangan terhadap kesalehan Nuh, bahwa ia benar dan tidak
182
bercela, sementara semua dunia menjadi rusak, atau sebagai pene-
gasan lagi atas kebenaran tekad Tuhan untuk menghancurkan dunia,
yang akan disampaikan-Nya sekarang kepada Nuh hamba-Nya.
1. Segala macam dosa ditemukan di antara mereka, sebab dikatakan
(ay. 11) bahwa bumi,
(1) Telah rusak di hadapan Tuhan , yaitu, rusak dalam perkara-per-
kara yang menyangkut penyembahan terhadap Tuhan . Entah
mereka memiliki ilah-ilah lain selain Dia, atau mereka me-
nyembah Dia melalui patung-patung, atau mereka rusak dan
fasik dalam kebencian dan penghinaan terhadap Tuhan , dengan
berbuat lancang dan menantang Dia di hadapan wajah-Nya.
(2) Bumi juga penuh dengan kekerasan dan ketidakadilan terha-
dap manusia. Tidak ada pemerintahan yang tertib atau teratur
pada waktu itu. Tidak ada orang yang merasa aman dalam
memiliki apa yang dimilikinya sekalipun haknya jelas dan tak
dapat diganggu gugat, bahkan atas nyawa yang tidak bersalah
sekalipun. Tidak ada yang lain selain pembunuhan, pemerkosa-
an, dan penjarahan. Perhatikanlah, kefasikan, seperti halnya
merupakan aib dari sifat manusia, juga merupakan kehancuran
dari masyarakat manusia. Lenyapkan saja hati nurani dan rasa
takut akan Tuhan , maka manusia akan menjadi binatang dan
setan bagi sesamanya, seperti ikan-ikan di laut, di mana yang
lebih besar memangsa yang lebih kecil. Dosa memenuhi bumi
dengan kekerasan, dan dengan demikian mengubah dunia
menjadi padang liar, menjadi gelanggang sabung ayam.
2. Bukti-buktinya tak dapat disangkal. Sebab Tuhan menilik bumi itu,
dan Ia sendiri menjadi saksi mata atas kerusakan yang ada di
dalamnya, atas apa yang sudah dikatakan sebelumnya (ay. 5).
Sang Hakim yang adil dalam segala penghakiman-Nya bertindak
berdasarkan kepastian dari kemahatahuan-Nya yang tidak bisa
keliru (Mzm. 33:13).
3. Apa yang paling memberatkan masalahnya yaitu menyebarnya
penyakit yang menular itu ke mana-mana: Semua manusia men-
jalankan hidup yang rusak. Bukan hanya bangsa-bangsa atau
kota-kota tertentu yang fasik, melainkan semua umat manusia di
seluruh dunia. Tak ada seorang pun yang berbuat baik, tidak ada,
tak seorang pun kecuali Nuh. Perhatikanlah, jika kefasikan
sudah menjadi umum dan merajalela, maka kehancuran tidaklah
Kitab Kejadian 6:13-21
183
jauh. jika ada umat sisa yang berdoa di dalam sebuah bangsa,
untuk mengosongkan ukuran kejahatan yang terus terisi, maka
penghakiman-penghakiman dapat dijauhkan untuk waktu yang
lama. namun jika semua tangan bekerja untuk merobohkan
pagar-pagar dengan dosa, dan tak seorang pun berdiri di tengah-
tengah untuk menutupi celah yang ditinggalkan, maka apa lagi
yang dapat diharapkan selain genangan murka?
Nubuat mengenai Air Bah
(6:13-21)
13 Berfirmanlah Tuhan kepada Nuh: Aku telah memutuskan untuk meng-
akhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan
oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan
bumi. 14 Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus
kaubuat berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari
dalam. 15 Beginilah engkau harus membuat bahtera itu: tiga ratus hasta pan-
jangnya, lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya. 16 Buat-
lah atap pada bahtera itu dan selesaikanlah bahtera itu sampai sehasta dari
atas, dan pasanglah pintunya pada lambungnya; buatlah bahtera itu ber-
tingkat bawah, tengah dan atas. 17 Sebab sesungguhnya Aku akan menda-
tangkan air bah meliputi bumi untuk memusnahkan segala yang hidup dan
bernyawa di kolong langit; segala yang ada di bumi akan mati binasa. 18
namun dengan engkau Aku akan mengadakan perjanjian-Ku, dan engkau
akan masuk ke dalam bahtera itu: engkau bersama-sama dengan anak-anak-
mu dan isterimu dan isteri anak-anakmu. 19 Dan dari segala yang hidup, dari
segala makhluk, dari semuanya haruslah engkau bawa satu pasang ke dalam
bahtera itu, supaya terpelihara hidupnya bersama-sama dengan engkau;
jantan dan betina harus kaubawa. 20 Dari segala jenis burung dan dari segala
jenis hewan, dari segala jenis binatang melata di muka bumi, dari semuanya
itu harus datang satu pasang kepadamu, supaya terpelihara hidupnya. 21
Dan engkau, bawalah bagimu segala apa yang dapat dimakan; kumpulkanlah
itu padamu untuk menjadi makanan bagimu dan bagi mereka.
Sungguh tampak di sini bahwa Nuh mendapat kasih karunia di mata
TUHAN. Perkenanan Tuhan padanya dengan jelas ditunjukkan dalam
apa yang dikatakan-Nya tentang dia (ay. 8-10). Dalam ayat-ayat itu
namanya disebutkan sebanyak lima kali dalam lima kalimat, padahal
satu kali saja sudah cukup untuk membuat pengertiannya jelas,
seolah-olah Roh Kudus senang mengabadikan kenangan akan dia.
namun hal itu jauh lebih tampak dalam apa yang dikatakan Tuhan
kepadanya dalam ayat-ayat ini, yaitu informasi-informasi dan perin-
tah-perintah yang diberikan di sini kepadanya.
I. Tuhan di sini menjadikan Nuh sebagai orang yang diajak-Nya
berunding, dengan menyampaikan kepadanya maksud-Nya untuk
184
menghancurkan dunia yang fasik ini dengan air. Sama seperti
sesudahnya Ia memberi tahu Abraham apa yang bertekad dilaku-
kan-Nya berkenaan dengan Sodom (18:17, Apakah Aku akan me-
nyembunyikan kepada Abraham?), demikian pula di sini Apakah
Aku akan menyembunyikan kepada Nuh apa yang hendak
Kulakukan, dengan menimbang bahwa ia akan menjadi bangsa
yang besar? Perhatikanlah, TUHAN bergaul karib dengan orang
yang takut akan Dia (Mzm. 25:14, KJV: Rahasia TUHAN ada pada
orang-orang yang takut akan Dia pen.). Rahasia-Nya ada pada
hamba-hamba-Nya, para nabi (Am. 3:7), melalui roh pewahyuan,
dengan memberi tahu mereka secara khusus tentang maksud-
maksud-Nya. Rahasia-Nya ada pada semua orang percaya melalui
roh hikmat dan iman, yang memampukan mereka untuk mema-
hami dan menerapkan pernyataan-pernyataan umum yang ter-
tulis dan peringatan-peringatan yang diberikan di situ. Nah,
1. Tuhan memberi tahu Nuh, secara umum, bahwa Ia akan meng-
hancurkan dunia (ay. 13): Aku telah memutuskan untuk meng-
akhiri hidup segala makhluk. Maksudnya, kehancuran dunia
yang fasik ini sudah ditetapkan dan diputuskan. Kesudahan-
nya sudah tiba (KJV), yaitu, kesudahannya pasti akan datang,
dan datang dengan cepat. Nuh, ada kemungkinan, dalam mem-
beritakan hal ini kepada tetangga-tetangganya, telah mem-
peringatkan mereka secara umum akan murka Tuhan yang akan
mereka timpakan ke atas diri mereka sendiri dengan kefasikan
mereka. Melalui pernyataan Nuh kepada mereka, Tuhan ber-
usaha memberi pernyataan murka-Nya secara khusus, supaya
Nuh bisa mencoba apakah cara ini akan berhasil terhadap
orang-orang itu. Dari sini amatilah,
(1) Bahwa Tuhan menguatkan perkataan hamba-hamba-Nya (Yes.
44:26).
(2) Bahwa siapa yang mempunyai, dan memanfaatkan apa
yang dipunyainya demi kebaikan orang lain, kepadanya
akan diberi lebih, akan diberi perintah-perintah yang lebih
lengkap.
2. Tuhan memberi tahu dia, secara khusus, bahwa Ia akan meng-
hancurkan dunia dengan air bah: Sebab sesungguhnya Aku
akan mendatangkan air bah meliputi bumi (ay. 17). Tuhan bisa
saja menghancurkan seluruh umat manusia dengan pedang
Kitab Kejadian 6:13-21
185
seorang malaikat, pedang bernyala-nyala yang terhunus ke
sana kemari, sebagaimana Ia membinasakan semua anak
sulung di Mesir dan kemah bangsa Asyur. Kalau Tuhan mema-
kai cara ini, maka yang diperlukan hanyalah memberi
tanda khusus pada Nuh dan keluarganya agar mereka terlin-
dungi. Namun, Tuhan memilih untuk melakukannya melalui air
bah, yang akan menenggelamkan dunia. Alasan-alasannya,
kita bisa yakin, yaitu bijak dan adil, meskipun tidak kita
ketahui. Tuhan mempunyai banyak anak panah dalam tabung-
Nya, dan Ia bisa membidikkan mana saja yang disukai-Nya:
seperti halnya Ia memilih tongkat untuk mengoreksi anak-
anak-Nya, demikian pula Ia memilih pedang untuk memangkas
musuh-musuh-Nya. Amatilah cara pengungkapannya: Aku, ya
Aku, akan mendatangkan air bah (KJV). Aku yang mempunyai
kuasa tak terbatas, dan oleh sebab itu dapat melakukannya,
yang mempunyai keadilan tak terbatas, dan oleh sebab itu akan
melakukannya.
(1) Hal ini menunjukkan kepastian dari penghakiman itu: Aku,
ya Aku, akan melakukannya. Apa yang dikerjakan Tuhan sen-
diri tidak bisa tidak pasti akan terlaksana dengan berhasil.
Lihat Ayub 11:10.
(2) Hal ini menunjukkan kuasa penghakiman itu untuk men-
datangkan kemuliaan Tuhan dan kehormatan keadilan-Nya.
Demikianlah Ia akan diagungkan dan ditinggikan di bumi,
dan seluruh dunia akan tahu bahwa Dialah Tuhan pem-
balas. Tampak bagi saya bahwa ungkapan di sini agak se-
rupa dengan ungkapan dalam Yesaya 1:24, Ha, Aku akan
melampiaskan dendam-Ku kepada para lawan-Ku.
II. Tuhan di sini menjadikan Nuh sebagai orang yang dengannya Ia
mengikat perjanjian-Nya, satu lagi ungkapan dalam bahasa Ibrani
yang berarti teman (ay. 18): namun dengan engkau Aku akan meng-
adakan perjanjian-Ku.
1. Kovenan pemeliharaan ilahi, bahwa peredaran alam akan te-
rus berlanjut sampai akhir waktu, kendati dengan gangguan
yang akan diakibatkan oleh air bah. Janji ini secara langsung
dibuat untuk Nuh dan anak-anaknya (9:8, dst.). Mereka ada-
lah orang-orang yang diberi kuasa atas semua ciptaan di bagi-
186
an bumi ini, dan dengan begitu kehormatan besar diberikan
kepada dia dan keluarganya.
2. Kovenan anugerah, bahwa Tuhan akan menjadi baginya Tuhan ,
dan dari keturunannya Tuhan akan mengambil bagi diri-Nya
sendiri suatu umat. Perhatikanlah,
(1) jika Tuhan mengadakan kovenan, Ia menetapkannya, Ia
membuatnya pasti, Ia membuatnya baik. Kovenan-Nya ada-
lah kovenan-kovenan yang kekal.
(2) Dalam kovenan anugerah ada imbalan bagi setiap pelayan-
an yang dilakukan, dan ada sumber serta dasar dari segala
karunia yang istimewa. Kita tidak perlu menginginkan apa-
apa lagi, entah untuk mengejar apa yang hilang dari kita
untuk Tuhan atau untuk mengejar kebahagiaan bagi kita di
dalam Tuhan , selain untuk memastikan bahwa kovenan-Nya
ditetapkan dengan kita.
III. Tuhan di sini menjadikan Nuh sebagai tugu peringatan atas belas
kasihan yang menyelamatkan, dengan menempatkan dia di jalan
sedemikian rupa sehingga ia dapat mengamankan dirinya dari air
bah yang akan menerjang, agar ia tidak binasa bersama semua
yang lain di dunia: Aku akan memusnahkan mereka, firman Tuhan ,
bersama-sama dengan bumi (ay. 13). namun buatlah bagimu se-
buah bahtera. Aku akan menjagamu supaya tetap hidup. Perhati-
kanlah, kesalehan seutuhnya akan dibalas dengan keselamatan-
keselamatan yang istimewa, yang pasti akan datang secara
khusus. Hal ini akan banyak menambah kehormatan dan kebaha-
giaan pada orang-orang kudus yang sudah dimuliakan, bahwa
mereka akan diselamatkan saat sebagian besar dunia dibiarkan
binasa. Sekarang,
1. Tuhan memerintahkan Nuh untuk membuat bahtera (ay. 14-16).
Bahtera ini seperti badan kapal, yang tidak cocok untuk dipa-
kai berlayar di atas air (tidak ada kesempatan untuk itu, sebab
tidak ada pantai untuk berlabuh), namun untuk mengapung di
atas air, menunggu sampai air itu surut. Tuhan bisa saja meng-
amankan Nuh dengan pelayanan para malaikat, tanpa mem-
buatnya sendiri melakukan pekerjaan, susah payah, atau
urusan apa pun. Sebaliknya, Ia memilih untuk mempekerja-
kannya dalam membuat sesuatu yang akan menjadi sarana
Kitab Kejadian 6:13-21
187
untuk melindunginya, baik untuk menguji iman dan ketaatan-
nya maupun untuk mengajar kita bahwa tak seorang pun
akan diselamatkan oleh Kristus kecuali orang-orang yang me-
ngerjakan keselamatan mereka. Kita tidak dapat melakukan-
nya tanpa Tuhan , dan Ia tidak akan melakukannya tanpa kita.
Baik pemeliharaan Tuhan maupun anugerah Tuhan mengakui
serta memahkotai usaha-usaha yang dikerjakan dengan taat
dan tekun. Tuhan memberi tahu dia perintah-perintah yang sa-
ngat rinci tentang pembuatan bahtera ini, yang tidak bisa
tidak pasti disesuaikan secara menakjubkan dengan maksud
pembuatannya, sebab Hikmat Kekal sendirilah yang menjadi
perancangnya.
(1) Bahtera itu harus dibuat dari kayu gofir. Nuh, tidak diragu-
kan lagi, mengetahui jenis kayu apa itu, meskipun kita
sekarang tidak mengetahuinya, entah kayu aras, atau kayu
saru, atau kayu lain.
(2) Ia harus membuat tiga tingkat di dalam bahtera itu.
(3) Ia harus membaginya ke dalam kamar-kamar, dengan se-
kat-sekat, tempat-tempat yang disesuaikan untuk sejumlah
jenis makhluk, sehingga tidak satu kamar pun yang tidak
terisi.
(4) Ukuran-ukuran yang tepat diberitahukan kepadanya, agar ia
membuat bahtera itu seimbang, dan mempunyai cukup
ruang di dalamnya untuk memenuhi tujuan pembuatannya,
dan tidak lebih dari itu. Perhatikanlah, orang-orang yang
bekerja bagi Tuhan harus menerima ukuran-ukuran mereka
dari Dia, dan dengan teliti mengikutinya. Perhatikanlah,
secara lebih jauh lagi, bahwa Dia yang menentukan tempat
kediaman kita pantas menetapkan batas-batasnya.
(5) Ia harus menutupnya dengan pakal dari luar dan dari da-
lam. Dari luar, untuk melindunginya dari hujan, dan men-
cegah air agar tidak merembes ke dalam. Dari dalam, untuk
menghilangkan bau binatang-binatang selama tertutup.
Amatilah, Tuhan tidak memerintahkan Nuh untuk mengecat
bahtera itu, namun untuk menutupnya dengan pakal. Jika
Tuhan memberi kita tempat kediaman yang aman, hangat,
dan menyehatkan, maka kita wajib bersyukur, meskipun
tempat itu tidak megah atau bagus.
188
(6) Ia harus membuat jendela kecil yang menghadap ke atas,
untuk membiarkan cahaya masuk, dan (menurut sebagian
orang) agar melalui jendela itu ia bisa melihat kehancuran-
kehancuran yang akan ditimpakan ke atas bumi.
(7) Ia harus membuat pintu di sampingnya, untuk masuk dan
keluar.
2. Tuhan berjanji kepada Nuh bahwa dia dan keluarganya akan
dijaga untuk tetap hidup di dalam bahtera (ay. 18): Engkau
akan masuk ke dalam bahtera itu. Perhatikanlah, jika kita
melakukan sesuatu dalam ketaatan kepada Tuhan , maka kita
sendiri yang akan mendapatkan penghiburan dan keuntung-
annya. Jikalau engkau bijak, kebijakanmu itu bagimu sendiri.
Dan bukan hanya dia sendiri yang diselamatkan di dalam bah-
tera itu, melainkan juga anak-anaknya dan isterinya dan isteri
anak-anaknya. Amatilah,
(1) Kepedulian orangtua yang baik. Mereka tidak hanya meng-
khawatirkan keselamatan mereka sendiri, melainkan juga
keselamatan keluarga-keluarga mereka, dan terutama
anak-anak mereka.
(2) Kebahagiaan anak-anak yang mempunyai orangtua yang
saleh. Kesalehan orangtua mereka sering kali mendatang-
kan keselamatan sementara bagi mereka, seperti yang ter-
jadi di sini. Dan kesalehan itu membuat mereka melangkah
lebih maju di jalan keselamatan kekal, jika mereka meman-
faatkan keuntungannya.
IV. Tuhan di sini menjadikan Nuh sebagai berkat besar bagi dunia, dan
dalam hal ini membuat dia sebagai pelambang utama dari Mesias,
meskipun bukan Sang Mesias itu sendiri, sebagaimana yang
diharapkan orangtuanya (5:29).
1. Tuhan menjadikan dia sebagai pembawa kabar bagi angkatan
itu. Sebagai penjaga, ia menerima firman dari mulut Tuhan ,
agar ia dapat memberi peringatan kepada mereka (Yeh.
3:17). Demikianlah, sementara Tuhan tetap menanti dengan
sabar, melalui Roh-Nya di dalam diri Nuh, Nuh memberitakan
kabar kepada dunia lama, yang, saat Petrus menuliskan ini,
merupakan roh-roh yang di dalam penjara (1Ptr. 3:18-20). Dan
dalam hal ini Nuh yaitu pelambang Kristus, bahwa dia, di
Kitab Kejadian 6:13-21
189
negeri dan di zaman di mana semua manusia menjalankan
hidup yang rusak, berjalan berkeliling memberitakan pertobat-
an dan memperingatkan manusia akan air bah murka yang
akan datang.
2. Tuhan menjadikannya penyelamat bagi makhluk-makhluk yang
lebih rendah, untuk menjaga kelangsungan sejumlah jenis
dari mereka supaya tidak binasa dan terhilang dalam air bah
(ay. 19-21). Ini merupakan kehormatan besar yang diberikan
kepadanya, bahwa bukan saja di dalam dia bangsa manusia
tetap dilangsungkan, dan bahwa d