Selasa, 07 Januari 2025

Yosua Hakim Hakim Rut 16


 bersorak-sorak di atas orang yang sedang 

menderita, dan yang sepenuhnya berada dalam kekuasaan 

mereka seperti itu merupakan perbuatan yang biadab. namun  

Adoni-Bezek yaitu  seorang yang dikhususkan untuk ditum-

pas, dan seorang yang dengan cara serupa telah berbuat 

semena-mena kepada orang lain, yang mungkin terdengar ke 

telinga suku Yehuda. Yosefus berkata, “Mereka memotong 

tangan dan kakinya,” sebab  ia mungkin menduga bahwa tin-

Kitab Hakim-hakim 1:1-8 

 393 

dakan itu lebih mengakibatkan luka yang mematikan daripada 

sekadar memotong ibu jari tangan dan ibu jari kakinya. Akan 

namun , penghinaan yang ditimpakan suku Yehuda kepada 

Adoni-Bezek ini memaksanya mengakui kebenaran Allah (ay. 

7). Di sini amatilah, 

(1) Betapa hebatnya sosok Adoni-Bezek ini dulu, betapa per-

kasanya ia di medan perang, di mana balatentara musuh 

lari dari hadapannya, dan betapa agungnya ia di tempat 

kediamannya, di mana para raja ditempatkan bersama-

sama dengan anjing penjaga kambing dombanya. Sekalipun 

demikian, sekarang ia sendiri menjadi seorang tahanan, 

dan direndahkan sampai sedemikian hina dan tercela. 

Lihatlah betapa dunia ini sarat perubahan, dan betapa 

licinnya tempat-tempat yang tinggi di dalamnya. Janganlah 

orang-orang yang berada di tempat tertinggi merasa 

sombong, ataupun orang-orang yang terkuat merasa aman, 

sebab  mereka tidak tahu seberapa rendah mereka dapat 

jatuh sebelum ajal mereka tiba. 

(2) Betapa parahnya kehancuran-kehancuran yang telah di-

timbulkannya di antara negeri-negeri tetangganya. Adoni-

Bezek telah sepenuhnya menaklukkan tujuh puluh raja, 

dengan sedemikian rupa sehingga ia menjadikan mereka 

tahanannya. Pada waktu itu, orang yang menjadi pemimpin 

utama di suatu kota disebut seorang raja, dan tingginya 

gelar mereka hanya memperparah kehinaan mereka, dan 

mengobarkan kesombongan orang yang menjatuhkan peng-

hinaan atas mereka. Kita tidak dapat menduga bahwa 

Adoni-Bezek menjadikan ketujuh puluh dari para pemim-

pin kecil-kecilan ini sebagai budaknya dalam waktu ber-

samaan. namun  pada intinya, di dalam masa pemerintahan-

nya, ia telah menggulingkan dan melecehkan begitu ba-

nyak raja seperti itu, dan banyak di antaranya mungkin 

yaitu  para raja dari kota-kota yang sama yang telah 

menentang dia secara berturut-turut. Mereka telah diper-

lakukannya seperti itu untuk memuaskan khayalannya 

sendiri yang biadab dan sok berkuasa, dan untuk men-

datangkan kengerian bagi raja-raja lain. Tampaknya orang 

Kanaan telah dilemahkan oleh banyak perang saudara, 

yang memakan begitu banyak korban jiwa di antara mere-


 394

ka sendiri, sehingga ini sangat memudahkan mereka untuk 

ditaklukkan bangsa Israel. “Yehuda,” menurut Dr. Light-

foot, “dengan menaklukkan Adoni-Bezek, sesungguhnya 

telah menaklukkan tujuh puluh raja.” 

(3) Betapa Adoni-Bezek dengan adil diperlakukan sama seperti 

ia telah memperlakukan orang lain. Demikianlah Allah 

yang maha benar ada kalanya, di dalam penyelenggaraan-

Nya, membuat hukuman yang sesuai dengan dosanya, dan 

memperhatikan keseimbangan dalam penghakiman-peng-

hakiman-Nya. Sang perusak akan dirusak, dan sang peng-

garong akan digarong (Yes. 33:1). Dan jika orang tidak ber-

belas kasihan, maka tidak akan ada belas kasihan untuk 

mereka (Yak. 2:13 dan Why. 13:10; 18:6).  

(4) Betapa dengan jujur Adoni-Bezek mengakui kebenaran 

Allah dalam hal ini. Sesuai dengan yang kulakukan itu, 

demikianlah dibalaskan Allah kepadaku. Lihatlah kuasa 

hati nurani, saat   Allah menggugahnya melalui pengha-

kiman-penghakiman-Nya, bagaimana hati nurani meng-

ingatkan orang akan dosa, dan mengakui keadilan Allah. 

Adoni-Bezek, yang dalam kesombongannya telah menen-

tang Allah, sekarang tunduk kepada-Nya, dan mengingat 

raja-raja yang pernah berada di bawah mejanya dengan 

rasa sesal yang besar, sebesar rasa puas hatinya saat   ia 

menonton mereka di sana. Ia tampak mengakui bahwa ia 

diperlakukan dengan lebih baik daripada ia telah memper-

lakukan para tahanannya, sebab  meskipun orang Israel 

membuatnya cacat yaitu menurut hukum balas dendam, 

mata ganti mata, dan dengan begitu ibu jari ganti ibu jari, 

namun mereka tidak menempatkannya di bawah meja 

untuk diberi makan dari remah-remah makanan di sana. 

Sebab, walaupun membalas dendam bisa saja dipandang 

sebagai tindakan yang adil, namun menempatkan orang di 

bawah meja hanya menunjukkan kesombongan dan keang-

kuhan yang tidak patut dilakukan orang Israel. 

VI. Perhatian khusus diberikan tentang penaklukan Yerusalem (ay. 

8). Para penerjemah Alkitab kita (dalam bahasa Inggris – pen.) 

menilai bahwa peristiwa yang dibicarakan dalam ayat ini mengacu 

kepada apa telah diperbuat sebelumnya pada masa kepemim-

Kitab Hakim-hakim 1:9-20 

 395 

pinan Yosua, dan hanya dituliskan kembali di sini sebab  Adoni-

Bezek mati di sana. Oleh sebab itu, mereka membacanya sebagai 

berikut, “mereka telah berperang melawan Yerusalem,” dan menu-

liskan ayat ini sebagai sisipan. Akan namun , dalam bahasa aslinya, 

peristiwa tersebut dikatakan sebagai sesuatu yang terjadi pada 

saat ini, dan tampaknya inilah yang paling tepat sebab  dikatakan 

bahwa penaklukan itu dilakukan oleh bani Yehuda secara 

khusus, bukan oleh seluruh Israel secara umum, yang diperintah 

oleh Yosua. Yosua memang menaklukkan dan membunuh Adoni-

Zedek, raja Yerusalem (Yos. 10), namun  kita tidak membaca pada 

pasal tersebut bahwa Yosua merebut kota Yerusalem. Ada ke-

mungkinan, pada waktu Yosua sedang melancarkan usaha -usaha  

penaklukannya di tempat lain, Adoni-Bezek ini, seorang pemimpin 

di negeri tetangga, datang dan menduduki Yerusalem. sesudah  

Israel menaklukkan Adoni-Bezek di medan perang, kota itu pun 

jatuh ke tangan mereka. Mereka menumpas penduduknya, ke-

cuali orang-orang yang mundur ke dalam benteng pertahanan 

dan bertahan di sana sampai masa kepemimpinan Daud. Bani 

Yehuda memusnahkan kota itu dengan api, sebagai tanda kejijikan 

mereka terhadap penyembahan berhala yang sudah benar-benar 

menjangkiti kota itu. Namun ada kemungkinan bahwa mereka 

tidak memusnahkan Yerusalem sampai sehabis-habisnya, namun  

meninggalkan tempat-tempat kediaman yang nyaman untuk seba-

nyak mungkin orang yang harus mereka tempatkan untuk men-

dudukinya.  

Penaklukan-penaklukan Suku Yehuda  

(1:9-20) 

9 lalu  bani Yehuda maju berperang melawan orang Kanaan, yang diam 

di pegunungan, di Tanah Negeb dan di Daerah Bukit. 10 Lalu suku Yehuda 

bergerak menyerang orang Kanaan yang diam di Hebron – nama Hebron 

dahulu yaitu  Kiryat-Arba – dan memukul kalah Sesai, Ahiman dan Talmai. 

11 Dari sana mereka bergerak menyerang penduduk Debir. Nama Debir 

dahulu yaitu  Kiryat-Sefer. 12 Berkatalah Kaleb: “Siapa yang mengalahkan 

dan merebut Kiryat-Sefer, kepadanya akan kuberikan Akhsa, anakku, men-

jadi isterinya.” 13 Dan Otniel, anak Kenas adik Kaleb, merebut kota itu; lalu 

Kaleb memberikan Akhsa, anaknya, kepadanya menjadi isterinya. 14 saat   

perempuan itu tiba, dibujuknya suaminya untuk meminta sebidang ladang 

kepada ayahnya. Maka turunlah perempuan itu dari keledainya, lalu ber-

katalah Kaleb kepadanya: “Ada apa?” 15 Jawabnya kepadanya: “Berikanlah 

kepadaku suatu hadiah; telah kauberikan kepadaku tanah yang gersang, 

berikanlah juga kepadaku mata air.” Lalu Kaleb memberikan kepadanya 


 396

mata air yang di hulu dan mata air yang di hilir. 16 Keturunan Hobab, ipar 

Musa, orang Keni itu, maju bersama-sama dengan bani Yehuda dari kota 

pohon korma ke padang gurun Yehuda di Tanah Negeb dekat Arad; lalu 

mereka menetap di antara penduduk di sana. 17 Yehuda maju bersama-sama 

dengan Simeon, saudaranya itu, lalu mereka memukul kalah orang Kanaan, 

penduduk Zefat; mereka menumpas kota itu. Sebab itu kota itu dinamai 

Horma. 18 Selanjutnya suku Yehuda merebut Gaza dengan daerahnya, 

Askelon dengan daerahnya dan Ekron dengan daerahnya. 19 Dan TUHAN 

menyertai suku Yehuda, sehingga mereka menduduki pegunungan itu; namun  

mereka tidak dapat menghalau penduduk yang di lembah, sebab orang-orang 

ini memiliki  kereta-kereta besi. 20 Kepada Kaleb telah diberikan Hebron, 

seperti yang dikatakan Musa dahulu, dan dari sana telah dihalaukannya 

anak Enak yang tiga itu. 

Dalam perikop ini dikisahkan lebih lanjut mengenai usaha  penakluk-

an yang penuh kegemilangan dan keberhasilan itu, yang dibuat oleh 

suku Yehuda dan suku Simeon. 

1. Bagian undi milik Yehuda sudah cukup bersih dari orang Kanaan, 

namun belum seluruhnya. Orang Kanaan yang diam di pegunung-

an di sekeliling Yerusalem) memang berhasil dihalau (ay. 9, 19), 

namun  mereka yang diam di lembah tetap bertahan melawan 

Yehuda, sebab orang-orang ini memiliki  kereta-kereta besi, 

seperti yang telah kita baca (Yos. 17:16). Di sini bani Yehuda 

gagal, dan sebagai akibatnya mereka merusak pengaruh yang bisa 

saja mereka tularkan lewat teladan mereka sejauh ini kepada 

suku-suku yang lain, yang mengikuti mereka dalam tindakan 

pengecut ini, dan bukannya dalam semua tindakan mereka yang 

lain yang gagah berani. Orang Kanaan di lembah ini memiliki  

kereta-kereta besi, sehingga dianggap tidak aman untuk menye-

rang mereka. Akan namun , bukankah Israel memiliki  Allah di 

pihak mereka, yang kereta-kereta-Nya yaitu  beribu-ribu malaikat 

(Mzm. 68:18, KJV), yang di hadapan-Nya kereta-kereta besi ini 

hanyalah seperti jerami di hadapan api? Bukankah Allah dengan 

jelas telah berjanji melalui firman-Nya (ay. 2) untuk memberi 

Yehuda kemenangan atas orang Kanaan dalam peperangan ini, 

tanpa terkecuali atas orang-orang yang memiliki  kereta-kereta 

besi? Namun demikian, Yehuda membiarkan ketakutan mereka 

menang atas iman mereka. Mereka tidak dapat mempercayai Allah 

dalam keadaan yang sulit, dan sebab  itu tidak berani mengha-

dapi kereta-kereta besi itu, namun  dengan hinanya menarik mun-

dur pasukan mereka, padahal dengan satu serangan yang berani 

saja mereka dapat menuntaskan kemenangan-kemenangan mere-

Kitab Hakim-hakim 1:9-20 

 397 

ka. Tindakan ini terbukti membawa akibat yang merugikan. Da-

hulu mereka berlomba dengan baik, lalu apa yang menghalang-

halangi mereka? (Gal. 5:7). 

2. Kaleb dibuat menduduki Hebron. Walaupun kota itu diberikan 

kepadanya oleh Yosua sepuluh atau dua belas tahun sebelumnya 

menurut perhitungan Dr. Lightfoot, namun sebab  Kaleb berjuang 

demi kepentingan rakyat,supaya  suku-suku Israel mendapatkan 

kediaman mereka, yang lebih diutamakannya daripada kepenting-

an-kepentingan pribadinya, tampaknya baru pada saat inilah ia 

menjadikan dirinya sebagai penguasa kota itu. Betapa dengan 

puas hati orang baik ini melayani orang lain, sementara ia mem-

biarkan dirinya sendiri dilayani terakhir kali. Hanya ada sedikit 

orang yang sehati dan sepikir dengan Kaleb, sebab  semuanya 

mencari kepentingannya sendiri (Flp. 2:20-21). Namun sekarang, 

segenap orang Yehuda datang untuk membantu Kaleb menakluk-

kan Hebron (ay. 10), membinasakan anak-anak Enak, dan mem-

buatnya menduduki kota itu (ay. 20). Suku Yehuda telah mem-

berikan Hebron kepada Kaleb. Dan sekarang Kaleb, untuk mem-

balas budi baik orang-orang sesukunya, tidak sabar untuk 

menyaksikan Debir ditaklukkan dan diserahkan ke tangan orang 

Yehuda. Untuk mempercepat usaha ini, ia mengajukan anak 

perempuannya kepada siapa saja yang bersedia memimpin penge-

pungan ke tempat yang bernilai penting itu (ay. 11-12). Otniel 

dengan berani melaksanakannya, dan lalu  memenangkan 

kota itu beserta anak perempuan Kaleb (ay. 13), dan melalui 

pengaruh serta bujukan istrinya kepada Kaleb ayahnya, Otniel 

memperoleh milik warisan yang sangat baik bagi dirinya sendiri 

dan keluarganya (ay. 14-15). Kita sudah mendapati bacaan ini 

sebelumnya (Yos. 15:16-19), di mana kisah ini dijelaskan dan 

diuraikan dengan panjang lebar. 

3. Simeon merebut tanah orang Kanaan di daerah perbatasannya 

(ay. 17-18). Di daerah sebelah timur dari bagian undi milik 

Simeon, mereka memukul kalah orang Kanaan di Zefat, lalu 

menamai kota itu Horma – kebinasaan, dengan menambahkan 

kota ini kepada beberapa kota lain di dekatnya yang sudah dikhu-

suskan untuk dibinasakan, yang beberapa waktu lalu, dengan 

alasan yang masuk akal, diberi nama yang sama (Bil. 21:2-3). Hal 

ini mungkin merupakan penggenapan penuh dari nazar yang 

telah mereka buat, bahwa mereka akan membinasakan kota-kota 


 398

orang Kanaan di bagian selatan ini. Di bagian barat, mereka mere-

but Gaza, Askelon, dan Ekron, kota-kota orang Filistin. Mereka 

pada saat ini menduduki kota-kota tersebut, namun  sebab  mereka 

tidak membinasakan penduduknya, maka seiring berjalannya 

waktu, orang Filistin kembali menguasai kota-kota tersebut, dan 

terbukti menjadi musuh bebuyutan bangsa Israel milik Allah. 

Tidak ada hal baik yang mereka capai dengan melakukan pekerja-

an setengah-setengah. 

4. Orang Keni menetap di tengah-tengah suku Yehuda, dan mereka 

lebih memilih untuk menetap di sana daripada di antara suku-

suku lainnya sebab  Yehuda merupakan suku yang terkuat, dan 

di sana mereka berharap dapat hidup aman dan tenang (ay. 16). 

Orang Keni ini merupakan keturunan Yitro, yang entah pergi 

bersama-sama dengan Israel pada waktu Musa mengundang 

mereka (Bil. 10:29), atau menemui Israel kira-kira di tempat yang 

sama saat   Israel keluar dari perjalanan di padang gurun tiga 

puluh delapan tahun sesudah nya. Lalu mereka pergi bersama-

sama dengan bangsa Israel ke Kanaan, sebab  Musa telah berjanji 

kepada mereka bahwa mereka akan berbagi nasib dengan bangsa 

Israel (Bil. 10:32). Orang Keni ini pertama-tama tinggal di Kota 

Pohon Korma, yakni Yerikho, kota yang tidak akan pernah 

dibangun kembali, dan sebab nya lebih cocok bagi orang-orang 

yang diam di kemah-kemah dan tidak berpikiran untuk mendiri-

kan rumah. Akan namun , mereka lalu  pindah ke padang 

gurun Yehuda, entah sebab  mereka menyukai tempat itu, yang 

terpencil dan sunyi, atau sebab  mereka menyukai suku itu, yang 

mungkin secara khusus sudah berlaku baik kepada mereka. 

Namun demikian, kita menjumpai adanya kemah Yael, yang 

berasal dari kaum itu, jauh di utara di bagian undi suku Naftali, 

pada waktu Sisera berlindung di sana (4:17). Inilah bentuk rasa 

hormat yang ditunjukkan Israel kepada orang Keni, yakni dengan 

mengizinkan mereka tinggal di mana pun mereka suka, sebab  

mereka yaitu  kaum yang cinta damai, yang di mana pun mereka 

berada, berpuas hati dengan sedikit yang ada pada mereka. Orang 

yang tidak mengganggu siapa pun, tidak akan diganggu oleh siapa 

pun. Berbahagialah orang yang lemah lembut, sebab  dengan 

demikian mereka akan memiliki bumi. 

  

Kitab Hakim-hakim 1:21-36 

 399 

Orang Israel Berbaur dengan Orang Kanaan 

(1:21-36) 

21 namun  orang Yebus, penduduk kota Yerusalem, tidak dihalau oleh bani 

Benyamin, jadi orang Yebus itu masih diam bersama-sama dengan bani 

Benyamin di Yerusalem sampai sekarang. 22 Keturunan Yusuf juga maju me-

nyerang Betel, dan TUHAN menyertai mereka. 23 Keturunan Yusuf menyuruh 

orang mengintai Betel itu – nama kota itu dahulu yaitu  Lus.24 saat   

pengintai-pengintai itu melihat seorang keluar dari kota itu, maka berkatalah 

mereka kepadanya: “Tolong tunjukkan bagaimana kami dapat memasuki 

kota ini, maka kami akan memperlakukan engkau sebagai sahabat.” 25 Lalu 

ditunjukkannyalah kepada mereka bagaimana mereka dapat memasuki kota 

itu, dan mereka memukul kota itu dengan mata pedang, namun  orang itu 

dengan seluruh kaumnya dibiarkan mereka pergi. 26 Orang itu pergi ke negeri 

orang Het dan mendirikan di sana sebuah kota yang dinamainya Lus. 

Demikianlah nama kota itu sampai sekarang. 27 Suku Manasye tidak meng-

halau penduduk Bet-Sean dan penduduk segala anak kotanya, penduduk 

Taanakh dengan segala anak kotanya, penduduk Dor dengan segala anak 

kotanya, penduduk Yibleam dengan segala anak kotanya, dan penduduk 

Megido dengan segala anak kotanya, sebab orang Kanaan itu berkeras untuk 

tetap diam di negeri itu. 28 sesudah  orang Israel menjadi kuat, mereka mem-

buat orang Kanaan itu menjadi orang rodi dan tidak menghalau mereka sama 

sekali. 29 Suku Efraim pun tidak menghalau orang Kanaan yang diam di 

Gezer, sehingga orang Kanaan itu tetap diam di tengah-tengah mereka di 

Gezer. 30 Suku Zebulon tidak menghalau penduduk Kitron dan penduduk 

Nahalol, sehingga orang Kanaan itu tetap diam di tengah-tengah mereka, 

walaupun sebagai orang rodi. 31 Suku Asyer tidak menghalau penduduk Ako, 

penduduk Sidon serta Ahlab, Akhzib, Helba, Afek dan Rehob, 32 sehingga 

orang Asyer itu diam di tengah-tengah orang Kanaan, penduduk asli di negeri 

itu, sebab orang-orang itu tidak dihalaunya. 33 Suku Naftali tidak menghalau 

penduduk Bet-Semes dan penduduk Bet-Anat, sehingga mereka diam di 

tengah-tengah orang Kanaan, penduduk asli di negeri itu; namun  penduduk 

Bet-Semes dan Bet-Anat itu menjadi orang rodi bagi mereka. 34 Orang Amori 

mendesak bani Dan ke sebelah pegunungan dan tidak membiarkan mereka 

turun ke lembah, 35 dan orang Amori itu berkeras untuk tetap diam di Har-

Heres, di Ayalon dan di Saalbim, walaupun mereka mendapat tekanan berat 

dari keturunan Yusuf, sebab mereka menjadi orang rodi. 36 Daerah orang 

Amori itu mulai dari pendakian Akrabim, dari Sela, terus ke atas. 

Perikop ini mengisahkan kepada kita bagaimana suku-suku yang lain 

menghadapi orang-orang Kanaan yang masih tersisa. 

I. Suku Benyamin lalai menghalau orang Yebus keluar dari bagian 

kota Yerusalem yang jatuh ke dalam bagian undi mereka (ay. 21). 

Suku Yehuda, melalui perbuatan mereka, telah memberikan tela-

dan yang baik dan keuntungan-keuntungan yang luar biasa bagi 

suku Benyamin (ay. 9), namun  suku Benyamin tidak menindak-

lanjuti serangan suku Yehuda itu sebab  tidak adanya ketetapan 

hati.  


 400

II. Keturunan Yusuf, 

1. Hanya perlu sedikit berjuang untuk menduduki Betel (ay. 22). 

Kota itu disebutkan dalam milik pusaka suku Benyamin (Yos. 

18:22). Namun demikian, kota itu dikatakan dalam kitab ter-

sebut (Yos. 18:13) sebagai sebuah kota yang berada di per-

batasan milik pusaka suku Benyamin, dan tampaknya garis 

batasnya melintasi kota itu, sehingga hanya separuh kota itu 

menjadi milik suku Benyamin, dan separuhnya lagi menjadi 

milik suku Efraim. Dan mungkin perbuatan orang Efraim pada 

masa ini, yakni merebut Betel dari orang Kanaan, menjamin 

kota itu seluruhnya, atau setidaknya sebagian besar darinya, 

menjadi milik Efraim mulai saat itu. Sebab di lalu  hari 

kita mendapati kota itu berada di bawah kekuasaan sepuluh 

suku dan Benyamin tidak terhitung di antara mereka, dengan 

sedemikian rupa sehingga Yerobeam menegakkan salah satu 

anak lembu emas buatannya di sana. Dalam penjelasan ten-

tang serangan orang Efraim melawan Betel ini, cermatilah, 

(1) Bagian mereka dalam perkenanan ilahi: TUHAN menyertai 

mereka, dan akan menyertai suku-suku lainnya juga andai 

saja mereka mau berjuang dengan segenap tenaga. Alkitab 

terjemahan bahasa Aram membacanya di sini, seperti juga 

di banyak tempat lain, sebagai berikut, Firman Tuhan ada-

lah penolong mereka, yaitu Kristus sendiri, Panglima Bala-

tentara Tuhan, pada saat ini ini saat   mereka berjuang 

sendiri-sendiri, seperti juga saat   mereka semua berjuang 

sebagai satu bangsa. 

(2) Langkah-langkah bijaksana yang mereka ambil untuk me-

rebut kota itu. Mereka mengutus para pengintai untuk 

mengamat-amati bagian mana dari kota itu yang paling 

lemah, atau di mana tempat yang paling menguntungkan 

untuk diserang (ay. 23). Para pengintai ini memperoleh 

keterangan yang sangat berguna dari seseorang yang su-

dah ditakdirkan untuk mereka jumpai, yang menunjukkan 

kepada mereka suatu jalan pintas untuk masuk ke kota 

itu, yang sama sekali tidak dijaga sebab  jalan itu tidak 

banyak dikenal, sehingga tidak ada ancaman bahaya dari 

sana. Dan dalam hal ini, 

Kitab Hakim-hakim 1:21-36 

 401 

[1] Orang itu tidak boleh dipersalahkan sebab  memberi-

kan keterangan ini kepada para pengintai, jika  orang 

itu melakukannya dengan keyakinan bahwa Tuhan 

menyertai mereka, dan bahwa melalui pertolongannya-

lah negeri itu menjadi hak milik mereka. Sama halnya 

dengan Rahab yang menerima orang-orang yang diketa-

huinya merupakan musuh negerinya, namun  merupakan 

sahabat Allah. Serupa dengan ini, 

[2] Para pengintai yang memperlakukan orang itu sebagai 

sahabat, yang tidak hanya membiarkan dia dan keluar-

ganya tetap hidup, namun  juga memberinya kebebasan 

untuk pergi ke mana pun ia mau, juga tidak boleh 

dipersalahkan. Sebab kebaikan harus dibalas dengan 

kebaikan. Namun demikian, tampaknya orang itu tidak 

mau bergabung dengan orang Israel. Ia lebih merasa 

takut kepada mereka daripada mengasihi mereka, dan 

sebab nya ia pergi ke negeri orang Het, sementara 

orang Het sendiri tampaknya telah pergi ke Arab dan 

menetap di sana saat   Yosua menyerang negeri itu. 

Bersama merekalah orang itu memilih untuk tinggal, 

dan di tengah-tengah merekalah ia mendirikan sebuah 

kota, yang dapat kita duga merupakan sebuah kota 

kecil, seperti yang biasa didirikan oleh para pengusaha 

kebun. Dan ia melestarikan nama kuno kota asalnya 

dengan menamai kota ini Lus, yang berarti sebatang 

pohon badam, sebab  ia lebih menyukai nama ini diban-

dingkan dengan nama baru kota itu, yang mengandung 

nilai agama, yakni Betel – bait Allah. 

(3) Keberhasilan mereka. Para pengintai itu membawa atau 

mengirimkan keterangan yang telah mereka peroleh kepada 

pasukan keturunan Yusuf, yang lalu  memanfaatkan 

keuntungan-keuntungan ini, menyerang kota itu dengan 

tiba-tiba, dan memukul semua penduduknya dengan mata 

pedang (ay. 25). Akan namun , 

2. Di luar pencapaian ini, keturunan Yusuf tampaknya tidak 

berbuat sesuatu yang luar biasa. 

(1) Suku Manasye gagal menghalau orang Kanaan dari sejum-

lah kota yang sangat luas di dalam bagian undi mereka, 


 402

dan tidak melakukan usaha  apa pun untuk menghalau 

orang Kanaan itu (ay. 27). Sebaliknya, orang Kanaan, yang 

menduduki kota-kota itu, berkeras untuk tidak meninggal-

kannya. Mereka ingin tetap diam di negeri itu, dan Mana-

sye tidak cukup tegas untuk menghalau mereka, seakan-

akan Manasye tidak mau berurusan dengan mereka ke-

cuali mereka sendiri bersedia untuk mundur, sesuatu yang 

tidak dapat diharapkan akan mereka lakukan. Hanya sete-

lah orang Israel menjadi kuatlah suku Manasye mampu 

memperoleh bagian mereka, dan mereka mencukupi kebu-

tuhan mereka, baik melalui upeti-upeti yang dibayarkan 

orang Kanaan kepada mereka maupun melalui kerja rodi 

yang dilakukan orang Kanaan untuk mereka (ay. 28, 35). 

(2) Serupa dengan Manasye, Efraim, meskipun merupakan 

suku yang kuat, mengabaikan Gezer, suatu kota yang luas, 

dan membiarkan orang Kanaan tetap diam di tengah-tengah 

mereka (ay. 29). Menurut sebagian penafsir, perkataan ini 

menunjukkan bahwa Efraim membiarkan orang Kanaan 

tinggal dengan tenang, dan memperbolehkan mereka hidup 

layaknya orang-orang yang tidak ditaklukkan, bahkan 

tidak mewajibkan mereka membayar upeti. 

III. Suku Zebulon, mungkin sebab  cenderung melakukan perdagang-

an melalui laut, sebab memang dinubuatkan bahwa ia akan 

menjadi pangkalan kapal, lalai menaklukkan Kitron dan Nahalol 

(ay. 30), dan hanya menjadikan penduduknya sebagai orang rodi. 

IV. Suku Asyer berlaku lebih buruk daripada suku-suku lainnya (ay. 

31-32), tidak hanya dengan membiarkan lebih banyak kota 

daripada suku-suku lainnya untuk tetap dikuasai orang Kanaan, 

namun  juga dengan tunduk kepada orang Kanaan dan bukannya 

menjadikan orang Kanaan sebagai orang rodi bagi mereka. Sebab 

demikianlah yang tampak dari cara pengungkapannya, bahwa 

orang Asyer diam di tengah-tengah orang Kanaan, seakan-akan 

orang Kanaan lebih banyak jumlahnya dan lebih berkuasa, tetap 

ingin menjadi tuan atas negeri mereka, dan hanya atas seizin 

merekalah orang Israel dapat diam di tengah-tengah mereka. 

Kitab Hakim-hakim 1:21-36 

 403 

V. Suku Naftali juga membiarkan orang Kanaan diam di tengah-

tengah mereka (ay. 33), dan hanya secara perlahan-lahan mereka 

bisa menguasai orang Kanaan dengan begitu rupa, hingga dapat 

memungut upeti dari mereka. 

VI. Suku Dan sama sekali gagal dalam memperluas penaklukan me-

reka atas wilayah-wilayah yang menjadi bagian undi milik mereka, 

sehingga, sebab  takut maju melawan orang Amori, ia didesak 

oleh mereka ke pegunungan dan mendiami kota-kota di sana, 

namun  tidak berani turun ke lembah, di mana kereta-kereta besi 

kemungkinan berada (ay. 34). Bahkan, beberapa kota di pegu-

nungan pun turut dijagasupaya  tidak diduduki oleh suku Dan 

(ay. 35). Demikianlah milik pusaka suku Dan dipersempit, sehing-

ga mereka terpaksa memperbesar daerah mereka ke Lais, yang 

sangat jauh letaknya (18:1, dst.). Dalam berkat yang diucapkan 

Yakub, Yehuda dibandingkan dengan seekor singa, sementara 

Dan dibandingkan dengan seekor ular. Sekarang, perhatikan ba-

gaimana suku Yehuda dengan keberaniannya yang seperti singa 

mencapai keberhasilan dan kemenangan, namun  suku Dan dengan 

segala kelicinannya yang seperti ular tidak berhasil memperoleh 

daerah baginya. Tipu muslihat dan kelicikan tidak selalu men-

datangkan hasil-hasil luar biasa yang berlagak dijanjikannya. Apa 

yang gagal dilakukan oleh suku tampaknya, sebagian dilakukan 

untuknya oleh tetangganya, yakni orang Efraim. Mereka menjadi-

kan orang Amori sebagai orang rodi (ay. 35). 

Secara keseluruhan, tampak bahwa orang Israel pada umum-

nya sangat ceroboh dalam melaksanakan kewajiban maupun 

kepentingan mereka dalam perkara ini. Mereka tidak melakukan 

apa yang dapat mereka lakukan untuk menghalau orang Kanaan 

dan mendapatkan tempat bagi diri mereka sendiri. Lebih lanjut, 

1. Itu semua terjadi sebab  mereka malas dan pengecut. Mereka 

enggan berjuang keras untuk menuntaskan penaklukan-pe-

naklukan mereka. Seperti si pemalas, yang memimpikan ada 

singa di jalan, ada singa di lorong, mereka suka membayang-

kan kesulitan-kesulitan yang tidak dapat diatasi, dan mena-

kut-nakuti diri mereka sendiri dengan angin dan awan sehing-

ga mereka tidak mau menabur dan menuai.  

2. Itu semua terjadi sebab  mereka serakah. Tenaga serta uang 

orang Kanaan akan lebih menguntungkan bagi mereka (pikir 


 404

mereka) daripada darah orang Kanaan, sehingga mereka rela 

membiarkan orang Kanaan diam di tengah-tengah mereka, su-

paya mereka dapat memanfaatkan tenaga orang Kanaan terse-

but. 

3. Mereka tidak memiliki  rasa ngeri dan jijik terhadap penyem-

bahan berhala, yang seharusnya ada di dalam diri mereka. Me-

reka merasa iba untuk memukul orang Kanaan ini dengan mata 

pedang, meskipun takaran kejahatan orang Kanaan sudah 

penuh. Mereka menganggap bahwa tidak apa-apa membiarkan 

orang Kanaan hidup di tengah-tengah mereka, dan bahwa me-

reka tidak akan terancam bahaya oleh orang Kanaan itu.  

4. Hal yang sama yang mencegah bapa leluhur mereka masuk ke 

Kanaan empat puluh tahun lamanya, sekarang juga mencegah 

mereka untuk menduduki tanah Kanaan secara penuh, dan 

itu yaitu  ketidakpercayaan. Ketidakpercayaaan mereka akan 

kuasa dan janji Allah telah membuat mereka kehilangan ke-

untungan-keuntungan mereka, dan menyeret mereka kepada 

seribu rupa malapetaka.  

 

 

 

 

PASAL  2  

Dalam pasal ini kita mendapati,  

I. Sebuah pesan khusus yang dikirimkan Allah kepada Israel 

melalui seorang malaikat, dan kesan yang ditimbulkan oleh 

pesan itu atas diri mereka (ay. 1-5).  

II. Sebuah gambaran umum tentang negara Israel selama peme-

rintahan hakim-hakim, yang di dalamnya amatilah,  

1. Kesetiaan mereka kepada Allah selama Yosua dan para 

tua-tua hidup (ay. 6-10).  

2. Berpalingnya mereka sesudahnya kepada penyembahan 

berhala (ay. 11-13).  

3. Murka Allah terhadap mereka, dan penghakiman-pengha-

kiman Allah atas mereka sebab  penyembahan berhala 

itu (ay. 14-15).  

4. Belas kasihan Allah kepada mereka, yang ditunjukkan 

dengan membangkitkan para pembebas bagi mereka (ay. 

16-18).  

5. Kembalinya mereka kepada penyembahan berhala sesudah  

penghakiman itu selesai (ay. 17-19).  

6. Allah, di dalam murka, menghentikan sepenuhnya keber-

hasilan-keberhasilan mereka (ay. 20-23).  

Inilah isi, bukan hanya dari pasal ini, melainkan juga dari seluruh 

kitab ini. 

Seorang Malaikat Menegur Bangsa Israel  

(2:1-5) 

1 Lalu Malaikat TUHAN pergi dari Gilgal ke Bokhim dan berfirman: “Telah 

Kutuntun kamu keluar dari Mesir dan Kubawa ke negeri yang Kujanjikan 


 406

dengan bersumpah kepada nenek moyangmu, dan Aku telah berfirman: Aku 

tidak akan membatalkan perjanjian-Ku dengan kamu untuk selama-lama-

nya, 2 namun  janganlah kamu mengikat perjanjian dengan penduduk negeri 

ini; mezbah mereka haruslah kamu robohkan. namun  kamu tidak mendengar-

kan firman-Ku. Mengapa kamu perbuat demikian? 3 Lagi Aku telah berfir-

man: Aku tidak akan menghalau orang-orang itu dari depanmu, namun  mere-

ka akan menjadi musuhmu dan segala allah mereka akan menjadi jerat 

bagimu.” 4 sesudah  Malaikat TUHAN mengucapkan firman itu kepada seluruh 

Israel, menangislah bangsa itu dengan keras. 5 Maka tempat itu dinamai 

Bokhim. Lalu mereka mempersembahkan korban di sana kepada TUHAN. 

yaitu  hak istimewa Israel bahwa mereka memiliki  hukum yang 

bersifat umum yang dikirimkan kepada mereka dari sorga, sekali 

untuk selamanya, untuk mengarahkan mereka ke jalan kebahagiaan 

dan menjaga mereka tetap berada di dalamnya. Dan tidak hanya itu, 

mereka juga memiliki pesan-pesan khusus yang dikirimkan kepada 

mereka dari sorga, jika  itu diperlukan, untuk menyatakan kesa-

lahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang 

dalam kebenaran, jika  mereka menyimpang dari jalan tersebut. Di 

samping firman tertulis yang ada di hadapan mereka untuk dibaca, 

mereka sering mendengar perkataan dari belakang mereka: “Inilah 

jalan, berjalanlah mengikutinya” (Yes. 30:21). Di sini dimulailah jalan 

di mana Allah berurusan dengan mereka. jika  mereka tidak mau 

mendengarkan Musa, coba lihat apakah mereka mau mendengarkan 

para nabi. Dalam ayat-ayat ini kita mendapati sebuah khotbah yang 

sangat menggugah, yang disampaikan kepada mereka saat   mereka 

mulai dingin dalam kehidupan agama mereka. 

I.  Pengkhotbahnya yaitu  seorang Malaikat TUHAN (ay. 1), bukan 

seorang nabi, bukan Pinehas, seperti yang dipahami orang Yahudi 

dalam kesombongan mereka. Para pelayan Injil memang dise-

but malaikat jemaat, namun  nabi-nabi Perjanjian Lama tidak per-

nah disebut malaikat TUHAN. Maka tak diragukan lagi, ini yaitu  

seorang utusan yang berasal dari sorga. Para utusan yang luar 

biasa seperti itu kadang-kadang kita jumpai di dalam kitab ini 

dipakai untuk membangkitkan hakim-hakim yang membebaskan 

Israel, seperti Gideon dan Simson. Dan sekarang, untuk menun-

jukkan betapa beragamnya pekerjaan baik yang mereka lakukan 

untuk Israel milik Allah, di sini ada salah satunya yang diutus 

untuk berkhotbah kepada mereka, untuk mencegah mereka jatuh 

ke dalam dosa dan masalah. Utusan yang luar biasa ini dikirim 

untuk membuat pesan yang disampaikan, sekiranya mungkin, 

Kitab Hakim-hakim 2:1-5 

 407 

lebih diperhatikan, dan untuk memengaruhi pikiran suatu umat 

yang tampak tidak dapat dipengaruhi oleh apa pun kecuali oleh 

apa yang bisa disaksikan dan dirasakan indra jasmani. Cendekia-

wan Uskup Patrick secara tegas berpendapat bahwa ini bukanlah 

seorang malaikat ciptaan, melainkan Malaikat Perjanjian, Malai-

kat yang sama yang menampakkan diri kepada Yosua seba-

gai Panglima Balatentara TUHAN, yaitu Allah sendiri. Kristus sen-

diri, menurut Dr. Lightfoot. Siapakah selain Allah dan Kristus 

yang dapat berkata, telah Kutuntun kamu keluar dari Mesir? Yosua 

belum lama ini sudah memperingatkan mereka untuk berjaga-

jagasupaya  mereka tidak melibatkan diri dengan orang Kanaan, 

namun mereka tidak mengindahkan perkataan dari seorang yang 

sebentar lagi akan meninggal. Oleh sebab  itu, peringatan yang 

sama di sini disampaikan kepada mereka oleh Allah yang hidup 

itu sendiri, Anak Allah yang menampakkan diri sebagai seorang 

malaikat. Jika mereka mengabaikan para hamba-Nya, tentu mere-

ka akan menghormati Anak-Nya. Malaikat TUHAN ini dikatakan 

pergi dari Gilgal, mungkin tidak dengan berjalan kaki di atas 

bumi, namun  terbang dengan cepat, seperti malaikat Gabriel saat   

mendatangi Daniel, dengan melintasi cakrawala. Akan namun , 

entah berjalan kaki atau terbang, malaikat ini tampak datang dari 

Gilgal untuk suatu maksud tertentu. Gilgal telah lama menjadi 

markas mereka sesudah  mereka tiba di Kanaan. Banyak perkenan-

an luar biasa yang mereka terima dari Allah di sana, dan di sana 

pula perjanjian sunat diperbaharui (Mi. 6:5). Kesemuanya itu 

dimaksudkan untuk mengingatkan mereka akan kedatangan-Nya 

dari Gilgal. Dengan mengingat apa yang telah kita terima dan kita 

dengar, kita akan dipersiapkan untuk menerima peringatan untuk 

bepegang teguh (Why. 3:2-3). 

II. Orang-orang yang kepada mereka khotbah ini disampaikan ada-

lah seluruh Israel (ay. 4). Sebuah jemaat yang besar bagi seorang 

pengkhotbah yang besar! Mereka dikumpulkan entah untuk 

perang, di mana setiap suku mengutus tentaranya masing-masing 

untuk suatu serangan besar, atau lebih tepatnya untuk beriba-

dah. Dan jika demikian, tempat pertemuan mereka haruslah di 

Silo, di mana Kemah Suci berada, dan di sana mereka semua ha-

rus berkumpul tiga kali dalam setahun. jika  kita datang 

menghadap Allah dalam ibadah-ibadah yang sudah ditetapkan, 


 408

kita dapat berharap untuk mendengar dari Dia, dan menerima ka-

runia-karunia-Nya di pintu gerbang-Nya sendiri. Tempat itu dise-

but Bokhim (ay. 1), sebab tempat itu mendapatkan nama tersebut 

pada kesempatan ini. Seluruh Israel memerlukan teguran dan 

peringatan yang diberikan di sini, dan sebab nya khotbah itu 

disampaikan kepada mereka semua.  

III. Khotbahnya sendiri pendek, namun  sangat padat. Di sini Allah 

memberi tahu mereka dengan gamblang, 

1. Apa yang telah Ia perbuat bagi mereka (ay. 1). Ia telah mem-

bawa mereka keluar dari Mesir, sebuah negeri perbudakan 

dan kerja keras, ke dalam Kanaan, sebuah negeri perhentian, 

kebebasan, dan kelimpahan. Kesengsaraan-kesengsaraan di 

negeri Mesir berguna sebagai pembanding bagi kebahagiaan-

kebahagiaan di negeri Kanaan. Allah dalam hal ini telah 

bersikap baik kepada mereka, dan setia kepada sumpah yang 

telah diucapkan kepada para leluhur mereka. Ia telah mem-

berikan bukti-bukti kuasa-Nya yang begitu rupa hingga mere-

ka tidak dapat berdalih jika mereka tidak mempercayainya, 

dan dorongan-dorongan yang begitu rupa untuk melayani-Nya 

hingga mereka tidak dapat berdalih jika mereka meninggalkan 

pelayanan itu.  

2. Apa yang telah Ia janjikan kepada mereka: Aku telah berfir-

man, Aku tidak akan membatalkan perjanjian-Ku dengan kamu 

untuk selama-lamanya. Pada waktu Allah menerima mereka 

untuk menjadi umat kesayangan-Nya, hal itu tidak dilakukan 

dengan suatu rancangan untuk membuang mereka lagi, atau 

untuk menggantikan mereka dengan umat lain sesuka hati-

Nya. Hendaklah mereka setia saja kepada-Nya, maka mereka 

akan mendapati Dia tetap tidak berubah terhadap mereka. Ia 

memberi tahu mereka dengan jelas bahwa perjanjian yang di-

adakan-Nya dengan mereka tidak akan pernah putus, kecuali 

mereka sendiri yang memutuskannya.  

3. Apa saja yang diharapkan Allah dengan wajar dan masuk akal 

dari mereka (ay. 2). Bahwa sebab  sudah diikat ke dalam per-

janjian dengan Allah, maka mereka tidak boleh mengikat per-

janjian dengan orang Kanaan, yang merupakan musuh-Nya 

dan juga musuh mereka. Bahwa sebab  sudah mendirikan 

mezbah bagi Allah, maka mereka harus merobohkan mezbah-

Kitab Hakim-hakim 2:1-5 

 409 

mezbah orang Kanaan, sebab jika tidak, mezbah-mezbah itu 

akan menjadi godaan bagi mereka untuk mengikuti allah-allah 

orang Kanaan. Adakah hal lain yang lebih mudah yang dapat 

dituntut dari mereka?  

4. Bagaimana mereka justru dalam hal ini, yang paling dituntut 

Allah, tidak menaati Dia: “namun  kamu tidak mendengarkan 

firman-Ku dalam perkara yang begitu kecil seperti itu.” Dengan 

memandang rendah perjanjian mereka dengan Allah, dan per-

sekutuan mereka dengan satu sama lain dalam perjanjian ter-

sebut, mereka membuat ikatan persahabatan dengan orang 

Kanaan yang menyembah berhala dan yang diperintahkan 

untuk ditumpas, dan membiarkan mezbah-mezbah orang 

Kanaan tetap berdiri, sekalipun itu berdiri menandingi mezbah 

Allah. “Mengapa kamu perbuat demikian? Alasan apakah yang 

dapat engkau berikan untuk perbuatanmu yang serong ini di 

hadapan akal sehat? Dalih apa yang dapat engkau buat bagi 

dirimu sendiri, atau penjelasan apa yang dapat engkau tawar-

kan?” Orang-orang yang melepaskan persekutuan mereka de-

ngan Allah, dan mengambil bagian dalam perbuatan-perbuat-

an kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tidak tahu apa 

yang mereka perbuat sekarang, dan tidak akan dapat membela 

diri pada hari penghakiman yang sudah dekat.  

5. Bagaimana mereka harus bersiap untuk menderita lama-kela-

maan sebab  kebodohan mereka ini (ay. 3). Dengan membiar-

kan orang Kanaan hidup di antara mereka, hal itu akan,  

(1) Menghentikan kemenangan-kemenangan mereka: “Engkau 

tidak mau menghalau mereka,” firman Allah, “dan sebab -

nya Aku pun tidak mau.” Begitulah dosa mereka dijadikan 

sebagai hukuman mereka. Demikianlah orang-orang yang 

menuruti hawa nafsu dan kebobrokan mereka, yang seha-

rusnya mereka matikan, kehilangan anugerah Allah, dan 

anugerah itu dengan adil diambil dari mereka. Jika kita 

tidak mau melawan Iblis, kita tidak dapat berharap bahwa 

Allah akan menginjaknya di bawah kaki kita.  

(2) Dengan membiarkan orang Kanaan hidup di antara mere-

ka, hal itu akan melibatkan mereka ke dalam masalah 

terus-menerus. “Orang Kanaan akan menjadi duri di ping-

gangmu yang akan melukaimu, ke mana saja engkau ber-

paling, selalu mencelakakanmu dengan satu atau lain cara.” 


 410

Sungguh menipu diri sendiri orang-orang yang mengharap-

kan keuntungan dari persahabatan dengan mereka yang 

merupakan musuh-musuh bagi Allah.  

(3) Dengan membiarkan orang Kanaan hidup di antara mere-

ka, hal tersebut, yang paling buruk dari semuanya, akan 

memperhadapkan mereka kepada godaan terus-menerus 

dan menyeret mereka ke dalam dosa. “Allah-allah mereka” 

atau kekejian mereka, demikian dalam Alkitab terjemahan 

bahasa Aram, “akan menjadi jerat bagimu. Engkau akan 

mendapati dirimu sendiri terbelenggu dalam perasaan 

sayang kepada mereka, dan itu akan menjadi kehancuran-

mu,” demikian sebagian penafsir membacanya. Orang-

orang yang mendekati dosa sudah sewajarnya akan dibiar-

kan jatuh ke dalam dosa dan binasa di dalamnya. Allah 

sering kali menjadikan dosa manusia sebagai hukuman 

mereka. Duri dan perangkap ada di jalan orang yang serong 

hatinya, yang mau berjalan dengan menentang Allah.  

IV. Keberhasilan yang gemilang dari khotbah ini sangatlah luar 

biasa: Menangislah bangsa itu dengan keras (ay. 4).  

1.  Sang Malaikat telah memberi tahu mereka tentang dosa-dosa 

mereka, dan sebab nya mereka mengungkapkan kesedihan 

mereka seperti itu. Mereka mengangkat suara dalam pengaku-

an dosa, sambil meratapi kebodohan mereka sendiri dan sikap 

mereka yang tidak tahu berterima kasih. Dan mereka mena-

ngis, seperti orang-orang yang malu akan diri mereka sendiri 

dan juga marah terhadap diri mereka sendiri, sebab  mereka 

telah melakukan tindakan yang jelas-jelas bertentangan de-

ngan akal budi dan kepentingan mereka.  

2. Sang Malaikat telah mengancam mereka dengan penghakim-

an-penghakiman Allah, dan mereka mengungkapkan kengeri-

an mereka terhadapnya seperti itu. Mereka mengangkat suara 

dalam doa kepada Allah untuk memalingkan murka-Nya dari 

mereka, dan menangis sebab  ketakutan terhadap murka itu. 

Mereka melunak mendengar tanda bahaya ini, dan hati mere-

ka luluh serta gemetar sebab  firman ini, dan bukan tanpa 

sebab. Hal ini sungguh baik, dan merupakan tanda bahwa 

firman yang telah mereka dengar sekarang bekerja dalam diri 

mereka. Sungguh mengherankan bahwa orang-orang berdosa

Kitab Hakim-hakim 2:6-23 

 411 

 bisa membaca Alkitab dengan mata yang kering. Namun hal 

ini belumlah cukup. Mereka menangis, namun  kita tidak men-

dapati bahwa mereka diubahkan, bahwa mereka pulang dan 

menghancurkan semua sisa penyembahan berhala dan para 

penyembah berhala di antara mereka. Banyak orang luluh 

saat   mendengar firman, namun lalu  mengeras kembali 

sebelum mereka dibentuk menjadi baru. Meskipun demikian, 

tangisan seluruh bangsa ini,  

(1) Memberikan sebuah nama baru kepada tempat kejadian itu 

(ay. 5): mereka menyebutnya Bokhim, orang-orang yang me-

nangis, sebuah nama yang baik yang harus dipenuhi oleh 

kumpulan jemaat kita. Seandainya mereka tetap dekat 

dengan Allah dan kewajiban mereka, maka tidak akan ada 

suara lain selain nyanyian yang terdengar di dalam jemaat 

mereka. Namun oleh dosa dan kebodohan mereka, mereka 

telah menciptakan pekerjaan lain untuk diri mereka sen-

diri, dan sekarang tidak ada yang terdengar selain suara 

tangisan.  

(2) Tangisan seluruh bangsa itu membuat mereka mengada-

kan sebuah korban yang khidmat: Mereka mempersembah-

kan korban di sana kepada TUHAN, sesudah  mereka, seperti 

yang dapat diduga, bertemu di Silo, di mana mezbah Allah 

berada. Mereka mempersembahkan korban untuk mema-

lingkan murka Allah, untuk mendapatkan perkenanan-

Nya, dan sebagai tanda pengabdian diri mereka kepada-

Nya, dan kepada-Nya saja, dengan membuat suatu perjan-

jian melalui korban ini. sebab  penyakitnya ditangani de-

ngan tepat waktu seperti itu, dan obat yang diberikan be-

kerja dengan begitu baik, maka orang akan berharap bah-

wa kesembuhan akan terjadi. Akan namun , dari kisah selan-

jutnya tampak bahwa penyakit itu sudah berakar terlalu 

dalam untuk ditangisi.  

Penyembahan Berhala oleh Bangsa Israel 

(2:6-23) 

6 sesudah  Yosua melepas bangsa itu pergi, maka pergilah orang Israel itu, 

masing-masing ke milik pusakanya, untuk memiliki negeri itu. 7 Dan bangsa 

itu beribadah kepada TUHAN sepanjang zaman Yosua dan sepanjang zaman 


 412

para tua-tua yang hidup lebih lama dari pada Yosua, dan yang telah melihat 

segenap perbuatan yang besar, yang dilakukan TUHAN bagi orang Israel.  

8 Dan Yosua bin Nun, hamba TUHAN itu, mati pada umur seratus sepuluh 

tahun; 9 ia dikuburkan di daerah milik pusakanya di Timnat-Heres, di pegu-

nungan Efraim, di sebelah utara gunung Gaas. 10 sesudah  seluruh angkatan 

itu dikumpulkan kepada nenek moyangnya, bangkitlah sesudah mereka itu 

angkatan yang lain, yang tidak mengenal TUHAN ataupun perbuatan yang 

dilakukan-Nya bagi orang Israel. 11 Lalu orang Israel melakukan apa yang 

jahat di mata TUHAN dan mereka beribadah kepada para Baal. 12 Mereka 

meninggalkan TUHAN, Allah nenek moyang mereka yang telah membawa 

mereka keluar dari tanah Mesir, lalu mengikuti allah lain, dari antara allah 

bangsa-bangsa di sekeliling mereka, dan sujud menyembah kepadanya, se-

hingga mereka menyakiti hati TUHAN. 13 Demikianlah mereka meninggalkan 

TUHAN dan beribadah kepada Baal dan para Asytoret. 14 Maka bangkitlah 

murka TUHAN terhadap orang Israel. Ia menyerahkan mereka ke dalam 

tangan perampok dan menjual mereka kepada musuh di sekeliling mereka, 

sehingga mereka tidak sanggup lagi menghadapi musuh mereka. 15 Setiap 

kali mereka maju, tangan TUHAN melawan mereka dan mendatangkan 

malapetaka kepada mereka, sesuai dengan apa yang telah diperingatkan 

kepada mereka oleh TUHAN dengan sumpah, sehingga mereka sangat ter-

desak. 16 Maka TUHAN membangkitkan hakim-hakim, yang menyelamatkan 

mereka dari tangan perampok itu. 17 namun  juga para hakim itu tidak mereka 

hiraukan, sebab  mereka berzinah dengan mengikuti allah lain dan sujud 

menyembah kepadanya. Mereka segera menyimpang dari jalan yang ditem-

puh oleh nenek moyangnya yang mendengarkan perintah TUHAN; mereka 

melakukan yang tidak patut. 18 Setiap kali jika  TUHAN membangkitkan 

seorang hakim bagi mereka, maka TUHAN menyertai hakim itu dan menyela-

matkan mereka dari tangan musuh mereka selama hakim itu hidup; sebab 

TUHAN berbelas kasihan mendengar rintihan mereka sebab  orang-orang 

yang mendesak dan menindas mereka. 19 namun  jika  hakim itu mati, kem-

balilah mereka berlaku jahat, lebih jahat dari nenek moyang mereka, dengan 

mengikuti allah lain, beribadah kepadanya dan sujud menyembah kepada-

nya; dalam hal apa pun mereka tidak berhenti dengan perbuatan dan kelaku-

an mereka yang tegar itu. 20 jika  murka TUHAN bangkit terhadap orang 

Israel, berfirmanlah Ia: “sebab  bangsa ini melanggar perjanjian yang telah 

Kuperintahkan kepada nenek moyang mereka, dan tidak mendengarkan 

firman-Ku, 21 maka Aku pun tidak mau menghalau lagi dari depan mereka 

satu pun dari bangsa-bangsa yang ditinggalkan Yosua pada waktu matinya, 

22supaya  dengan perantaraan bangsa-bangsa itu Aku mencobai orang Israel, 

apakah mereka tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, seperti 

yang dilakukan oleh nenek moyang mereka, atau tidak.” 23 Demikianlah 

TUHAN membiarkan bangsa-bangsa itu tinggal dengan tidak segera meng-

halau mereka; mereka tidak diserahkan-Nya ke dalam tangan Yosua. 

Bagian awal dari perikop ini hanyalah pengulangan dari kisah yang 

telah kita dapati sebelumnya tentang sikap bangsa Israel yang baik 

selama pemerintahan Yosua, dan tentang kematian serta pengubur-

annya (Yos. 24:29-30). Kisah itu diselipkan lagi di sini hanya sebagai 

pendahuluan untuk kisah berikutnya, yang disajikan dalam pasal ini, 

tentang kemerosotan dan kemurtadan mereka. Sang Malaikat telah 

menubuatkan bahwa orang Kanaan dan berhala-berhala mereka 

akan menjadi jerat bagi Israel. Sekarang penulis kitab ini hendak me-

Kitab Hakim-hakim 2:6-23 

 413 

nunjukkan bahwa memang demikianlah adanya, dan,supaya  hal ini 

tampak lebih jelas, ia menengok ke belakang sebentar, dan memberi 

perhatian,  

1. Tentang berdiamnya bangsa Israel dengan bahagia di negeri Ka-

naan. Yosua, sesudah  membagi-bagikan tanah ini di antara mere-

ka, melepas mereka pergi untuk menduduki negeri itu dengan 

tenang dan nyaman (ay. 6): Ia melepas mereka pergi, bukan hanya 

setiap suku, melainkan juga masing-masing orang Israel ke milik 

pusakanya, tentu saja dengan memberi mereka berkatnya.  

2. Tentang ketekunan mereka di dalam iman dan rasa takut akan 

nama Allah yang kudus selama Yosua hidup (ay. 7). Sama seperti 

mereka pergi ke milik pusaka masing-masing dengan tekad yang 

baik untuk berpaut kepada Allah, demikian pula mereka tetap 

bertekun selama beberapa waktu dalam tekad yang baik ini, 

sepanjang mereka memiliki pemimpin-pemimpin yang baik yang 

memberi mereka teladan yang baik, ajaran-ajaran yang baik, dan 

menegur serta menahan kebobrokan-kebobrokan yang merangkak 

masuk ke tengah-tengah mereka. Dan sepanjang masih segar 

dalam ingatan mereka perkara-perkara besar yang telah diperbuat 

Allah bagi mereka saat   Ia membawa mereka masuk ke dalam 

Kanaan. Orang-orang yang telah menyaksikan keajaiban-keajaib-

an ini berpikiran begitu waras hingga mereka mempercayai mata 

mereka sendiri, dan begitu berakal budi hingga mereka melayani 

Allah yang telah menampakkan diri dengan begitu mulia bagi 

mereka. Namun angkatan berikutnya, oleh sebab  tidak melihat, 

maka tidak percaya.  

3. Tentang kematian dan penguburan Yosua, yang memberikan 

hantaman yang mematikan bagi pengaruh-pengaruh agama di 

kalangan umat (ay. 8-9). Namun, betapa mereka sadar akan ke-

wajiban-kewajiban mereka terhadap Yosua, sehingga mereka 

memberinya penghormatan pada waktu kematiannya, dan me-

nguburkannya di Timnat-Heres. Demikianlah tempat itu disebut di 

sini, bukan Timnat-Serah seperti dalam Kitab Yosua. Heres berarti 

matahari, yang lambangnya, menurut sebagian penafsir, didirikan 

pada makamnya, dan tempat itu dinamai demikian untuk menge-

nang berhentinya matahari atas perintahnya. Demikianlah yang 

dikatakan oleh sejumlah penulis Yahudi. namun  saya sangat mem-

pertanyakan apakah gambar matahari diperbolehkan untuk 

menghormati Yosua pada waktu itu, sebab mengingat kecende-


 414

rungan orang secara umum untuk menyembah matahari, ada 

bahaya hal tersebut akan diselewengkan untuk menjatuhkan ke-

hormatan Allah.  

4. Tentang bangkitnya angkatan baru (ay. 10). Seluruh angkatan 

yang lama dalam waktu beberapa tahun telah menjadi habis, 

semua ajaran dan teladan baik mereka telah mati dan terkubur 

bersama mereka. Lalu bangkitlah angkatan lain dari bangsa Israel 

yang tidak begitu paham tentang agama, dan tidak begitu peduli 

terhadapnya, sehingga kendati dengan semua keuntungan dari 

pengajaran yang telah mereka peroleh, ada benarnya orang ber-

kata bahwa mereka tidaklah mengenal Allah. Mereka tidak menge-

nal-Nya dengan benar, tidak mengenal-Nya sebagaimana Ia telah 

menyatakan diri-Nya, sebab jika tidak demikian, mereka tidak 

akan meninggalkan Dia. Mereka begitu sepenuhnya mengabdi 

kepada dunia, begitu sibuk dengan urusan dunia, atau begitu 

memanjakan daging dengan kesenangan dan kemewahan, sehing-

ga mereka tidak pernah memikirkan Allah yang benar dan agama-

Nya yang kudus. Dan mereka begitu mudah menyimpang kepada 

allah-allah palsu dan takhayul-takhayulnya yang menjijikkan.  

Demikianlah penulis kitab ini hendak memberi kita suatu 

gambaran umum tentang serangkaian peristiwa yang terjadi di 

Israel selama masa pemerintahan para hakim, peristiwa yang 

sama diulangi dalam urutan yang sama.  

I. Bangsa Israel meninggalkan Allah Israel, dan memberikan kepada 

allah-allah sampah dari bangsa Kanaan, penyembahan dan peng-

hormatan yang layak diberikan kepada Allah saja. Tertegunlah 

atas hal itu, hai langit, dan tercenganglah hai bumi! Pernahkah 

suatu bangsa, suatu bangsa yang seperti itu, yang telah dipelihara 

dengan begitu baik, yang telah diajar dengan begitu baik, menu-

karkan allahnya, Allah yang seperti itu, Allah yang kuasa-Nya tak 

terbatas, yang kemurnian-Nya tak ternodai, yang kebaikan-Nya 

tak pernah habis, dan yang sangat cemburu terhadap saingan? 

Mereka menukarkan Allah yang demikian dengan kayu dan batu 

yang tidak dapat melakukan kebaikan ataupun kejahatan (Yer. 

2:11-12). Tidak pernah ada contoh kebodohan, sikap tidak tahu 

terima kasih, dan kedurhakaan yang demikian. Amatilah bagai-

mana hal itu digambarkan di sini (ay. 11-13). Secara umum, me-

reka melakukan apa yang jahat, tidak ada yang lebih jahat dari-

Kitab Hakim-hakim 2:6-23 

 415 

pada hal itu, yaitu lebih menyulut murka Allah, atau lebih merugi-

kan diri mereka sendiri, dan itu dilakukan di mata TUHAN. Semua 

kejahatan ada di hadapan-Nya, namun  Ia memberi perhatian khusus 

pada dosa menyembah allah lain. Secara khusus,  

1. Mereka meninggalkan TUHAN (ay. 12, dan lagi ay. 13). Ini ada-

lah salah satu dari dua kejahatan besar yang menjadi kesalah-

an mereka (Yer. 2:13). Mereka telah bergabung dengan Tuhan 

dalam perjanjian, namun sekarang mereka meninggalkan Dia, 

seperti seorang istri tidak setia terhadap suaminya. ”Mereka 

meninggalkan ibadah kepada TUHAN,” demikian dalam Alkitab 

terjemahan bahasa Aram. Sebab orang-orang yang meninggal-

kan ibadah kepada Allah pada dasarnya meninggalkan Allah 

sendiri. Hal ini lebih diperparah sebab Ia yaitu  Allah nenek 

moyang mereka, jadi mereka lahir di rumah-Nya, dan sebab  

itu wajib melayani-Nya. Dan sebab Ia telah membawa mereka 

keluar dari tanah Mesir, Ia telah membuka ikatan-ikatan mere-

ka, dan sebab  itu mereka juga wajib melayani-Nya.  

2. saat   mereka meninggalkan satu-satunya Allah yang benar, 

mereka bukannya menjadi orang-orang yang tidak percaya 

akan adanya Tuhan, mereka juga bukan orang-orang bodoh 

yang berkata, tidak ada Allah. Sebaliknya, mereka mengikuti 

allah-allah lain. Masih tersisa begitu banyak kodrat yang mur-

ni dalam diri mereka hingga mereka mengakui adanya Allah, 

namun tampak begitu banyak kodrat yang bobrok dalam diri 

mereka hingga mereka memperbanyak allah, dan mau mene-

rima allah mana saja, dan mengikuti tata cara ibadah secara 

lahiriah, bukan kuasanya secara batiniah. Israel mendapat 

kehormatan untuk menjadi umat kesayangan, dan ditinggikan 

di atas semua bangsa lain, namun mereka begitu mendusta-

kan hak-hak istimewa mereka sendiri sehingga mereka senang 

dengan para allah dari bangsa-bangsa di sekeliling mereka. Baal 

and Asytoret, para dewa dan para dewi. Mereka beribadah 

kepada matahari dan bulan, Yupiter dan Yuno. Baalim ber-

arti tuhan-tuhan,  dan  Asytoret  berarti ilah-ilah yang terberkati,  

keduanya dalam bentuk jamak, sebab saat   mereka meninggal-

kan Yahweh, yang yaitu  satu, maka sebagai gantinya mereka 

memiliki banyak allah dan banyak tuhan, sebanyak yang ingin 

dibayangkan oleh daya khayal yang macam-macam. Apa saja 

yang mereka terima sebagai allah mereka, mereka melayaninya 


 416

dan sujud menyembah kepadanya, memberikan penghormatan 

kepadanya dan memohon perkenanan darinya.  

II. Allah Israel dengan ini tersulut murka, dan menyerahkan mereka 

ke dalam tangan para musuh mereka (ay. 14-15). Ia murka ter-

hadap mereka, sebab Ia yaitu  Allah yang cemburu dan menjaga 

kehormatan nama-Nya sendiri. Cara yang dipakai-Nya untuk 

menghukum mereka atas kemurtadan mereka yaitu  dengan 

menjadikan para penyiksa mereka, yang kepadanya mereka me-

nyerahkan diri, sebagai penggoda mereka. Mereka telah menjadi-

kan diri mereka hina dan sengsara dengan meninggalkan Allah, 

seperti halnya mereka akan menjadi besar dan bahagia seandai-

nya mereka tetap setia kepada-Nya.  

1. Timbangan kemenangan berbalik dan tidak lagi memberati 

mereka. Sesudah meninggalkan Allah, setiap kali mereka 

menghunus pedang di tangan, mereka pasti terpukul kalah 

sama seperti sebelumnya mereka pasti menang. Sebelumnya, 

para musuh mereka tidak dapat bertahan menghadapi mere-

ka, dan ke mana saja mereka pergi, tangan Tuhan berperang 

bagi mereka. saat   mereka menjadi dingin dalam kehidupan 

agama mereka, Allah menangguhkan perkenanan-Nya, meng-

hentikan kelanjutan dari keberhasilan-keberhasilan mereka, 

dan tidak mau menghalau musuh-musuh mereka lagi (ay. 3), 

hanya membiarkan mereka tetap bertahan saja. namun  seka-

rang, sesudah  mereka benar-benar membelot kepada penyem-

bahan berhala, perang itu berbalik langsung melawan mereka, 

dan mereka tidak sanggup lagi menghadapi musuh mere-

ka. Allah lebih suka memberikan keberhasilan kepada orang-

orang yang tidak pernah mengenal atau mengakui-Nya dari-

pada kepada orang-orang yang telah mengalami keduanya, 

namun  sekarang meninggalkan Dia. Ke mana saja mereka pergi, 

mereka dapat merasakan bahwa Allah sendiri telah berubah 

menjadi musuh mereka, dan berperang melawan mereka (Yes. 

63:10).  

2. Keseimbangan kekuatan tentu saja lalu  hilang dari me-

reka. Siapa saja yang mau, dapat menjarah mereka, siapa saja 

yang mau, dapat menindas mereka. Allah telah menjual mere-

ka ke tangan para musuh mereka. Tidak saja Ia menyerahkan 

mereka tanpa paksaan, seperti yang kita lakukan terhadap 

Kitab Hakim-hakim 2:6-23 

 417 

barang yang telah kita jual, namun  juga Ia melakukannya de-

ngan suatu pertimbangan yang berharga, yaitusupaya  Ia 

dapat menerima kehormatan sebagai Allah yang cemburu, 

yang tidak akan menyayangkan bahkan umat kesayangan-Nya 

sendiri jika  mereka sudah menyulut murka-Nya. Ia men-

jual mereka seperti orang-orang yang tidak sanggup membayar 

hutang (Mat. 18:25). Penderitaan-penderitaan mereka dijadi-

kan semacam sesuatu yang memperbaiki kemuliaan-Nya, se-

bab kemuliaan-Nya itu telah dicederai oleh kemurtadan mere-

ka. Amati