Rabu, 29 Januari 2025

samuel 7


 akan kepada orang-orang Yabesh-Gilead: Besok pada 

waktu panas teriknya matahari akan datang bagimu penyelamatan.” saat  

para utusan kembali dan memberitahukan hal itu kepada orang-orang 

Yabesh, bersukacitalah mereka. 10 Lalu orang-orang Yabesh itu berkata 

kepada Nahas: “Besok kami akan keluar menyerahkan diri kepadamu; maka 

bolehlah kamu lakukan terhadap kami apapun yang kamu pandang baik.” 11 

Keesokan harinya Saul membagi rakyat itu menjadi tiga pasukan. Mereka itu 

masuk ke tengah-tengah perkemahan musuh pada waktu kawal pagi dan 

memukul kalah orang-orang Amon sebelum hari panas; dan terserak-serak-

lah orang-orang yang lolos itu, sehingga di antara mereka tidak ada tinggal 

dua orang bersama-sama. 

Apa yang dikisahkan di sini sebagian besar memberikan kehormatan 

bagi Saul, dan memperlihatkan buah-buah sukacita yang dihasilkan 

oleh Roh Allah yang hinggap pada dirinya. Perhatikan di sini, 

I. Kerendahan hati Saul. Meski seorang raja yang diurapi dan di-

terima bangsanya, Saul tidak menganggap dirinya terlampau ting-

gi untuk mengurusi ternak-ternaknya, melainkan pergi sendiri 

untuk mengawasinya, dan kembali di malam hari bersama para 

bujangnya dari padang dengan berjalan di belakang lembunya (ay. 

5). Inilah bukti bahwa Saul tidak memegahkan diri dengan peng-

angkatannya ke tempat tinggi itu, seperti yang kerap diperbuat 

orang-orang yang diangkat dari keadaan yang hina. Rancangan 

Allah belum memberi kepada Saul tanggung jawab sebagai se-

orang raja, dan Saul memang juga menyerahkan semuanya itu 

kepada Samuel, sehingga, daripada menganggur, untuk saat ini, 

ia sibuk kembali mengurusi pekerjaan sehari-harinya di kam-

pung. Meskipun orang-orang dursila mungkin akan mencela Saul 

lebih lagi oleh sebab  tindakannya itu, namun orang-orang yang 


 208

cakap dan berhikmat, serta gemar bekerja, tidak akan pernah ber-

pikir buruk tentang Saul. Ia belum memperoleh penghasilan un-

tuk menunjang martabat rajanya, dan ia pun tidak ingin menjadi 

beban bagi rakyatnya, sehingga atas dasar ini, seperti halnya 

Paulus, ia berjerih dengan tangannya sendiri. Sebab, jika  ia 

mengabaikan urusan rumah tangganya, bagaimana caranya ia 

dapat menyokong hidup dirinya serta keluarganya sendiri? 

Salomo menjadikan hal ini sebagai alasan, mengapa manusia 

harus mengenal baik kawanan hewan yang mereka miliki, sebab  

mahkota tidak tetap turun-temurun (Ams. 27:23-24). Mahkota Saul 

memang tidak tetap turun-temurun. Maka dari itu, ia harus 

menyediakan sesuatu yang lebih pasti. 

II. Kepedulian Saul terhadap tetangganya. saat  menyaksikan mere-

ka menangis, ia bertanya, “Ada apa dengan orang-orang itu, se-

hingga mereka menangis? Coba katakan, supaya jika  itu 

disebabkan oleh suatu kemalangan yang dapat diatasi, aku mau 

membantu mereka, dan jika  itu merupakan sesuatu yang 

tidak dapat diatasi, aku mau menangis bersama mereka.” Pemim-

pin yang baik akan turut merasakan sakit saat  rakyatnya mera-

tap dalam tangis. 

III. Kegigihan Saul demi keamanan dan kehormatan Israel. Pada 

waktu ia mendengar penghinaan yang dilontarkan orang Amon, 

dan juga kesusahan sebuah kota, yang bagaikan seorang ibu di 

Israel, berkuasalah Roh Allah atas dia dan menaruh buah-buah 

pikir yang agung ke dalam pikirannya, dan menyala-nyalalah 

amarahnya dengan sangat (ay. 6). Saul murka atas penghinaan 

yang dilontarkan orang Amon, murka atas jiwa penduduk Yabesh-

Gilead yang rendah dan memalukan, murka sebab  mereka tidak 

lebih cepat memberitahunya tentang pengepungan oleh orang 

Amon dan kegentingan yang akan mereka alami. Ia murka 

menyaksikan tetangganya yang malah menangis, padahal lebih 

pantas bagi mereka untuk mempersiapkan diri berperang. Api 

yang kini menyala-nyala di dalam diri Saul yaitu  api yang berani 

dan luhur, yang pantas ia miliki sebagai orang berkedudukan 

tinggi. 

Kitab 1 Samuel 11:5-11 

 209 

IV. Kewenangan dan kuasa yang dipergunakan Saul dalam keadaan 

gawat ini. Saul segera membiarkan Israel untuk mengetahui, bah-

wa meskipun ia telah kembali kepada urusan rumah tangganya 

sendiri, ia tetap memedulikan rakyat dan tahu bagaimana cara-

nya memerintah orang ke medan perang. Sama seperti ia tahu 

bagaimana caranya mengendalikan ternak keluar dari padang (ay. 

5, 7). Ia mengirim sebuah pesan ke seluruh daerah Israel, untuk 

memperlihatkan jangkauan kekuasaannya yang melampaui suku-

nya sendiri, bahkan mencapai seluruh suku Israel, dan memerin-

tahkan semua tentara untuk dengan ini tampil serentak dengan 

mengangkat senjata di dalam kumpulan besar di Bezek. Perhati-

kan, 

1. Kesantunan Saul, dengan menyertakan Samuel di dalam ama-

nat itu bersama dirinya. Ia tidak mau melaksanakan tugas se-

bagai seorang raja tanpa terlebih dulu memberi penghormatan 

kepada seorang nabi. 

2. Kebaikan Saul di dalam menjatuhkan hukuman yang ringan 

kepada orang yang sekiranya akan melanggar perintahnya. 

Samuel memotong sepasang lembu menjadi potongan-potong-

an, kemudian mengirimkan potongan-potongan itu ke bebe-

rapa kota di Israel, disertai ancaman kepada orang yang seki-

ranya menolak untuk bertindak demi rakyat, bukan dengan 

mengatakan, “Orang itu akan diperlakukan juga demikian,” 

namun  dengan mengatakan, “Lembu-lembunya akan diperlaku-

kan juga demikian.” Allah telah memberi peringatan yang 

sama seperti ini sebagai suatu penghakiman yang dahsyat (Ul. 

28:31), Lembumu akan disembelih orang di depan matamu, 

namun  engkau tidak akan memakan dagingnya. Suatu perintah 

memang selayaknya dilaksanakan dengan turut disertai se-

jumlah hukuman, namun  hukuman Saul ini sama sekali tidak 

seberat hukuman yang diberikan untuk perintah yang sama 

yang diutarakan oleh seluruh jemaat Israel (Hak. 21:5). Saul 

hendak menunjukkan bahwa pemerintahannya lebih lembut 

dibandingkan pemerintahan sebelumnya. Dampak yang terjadi 

akibat pesan ini yaitu  pasukan perang, atau kelompok-

kelompok orang yang terlatih berperang, yang ada di tengah-

tengah bangsa Israel kemudian maju serentak. Dan ini terjadi 

sebab  Tuhan mendatangkan ketakutan kepada bangsa itu. 

Saul tidak bertindak untuk menjadikan bangsa Israel takut 


 210

akan dia, namun  mereka itu mematuhi perintahnya sebab  

dipengaruhi rasa takut akan Allah dan rasa hormat terhadap 

Allah yang telah menjadikan Saul raja mereka dan menjadikan 

diri mereka masing-masing anggota yang seorang terhadap 

yang lain. Perhatikanlah, agama serta rasa takut akan Allah 

akan menjadikan rakyat sebagai warga yang baik, tentara yang 

baik, dan sahabat yang baik demi kepentingan bersama di 

negeri. Orang yang takut akan Allah akan dengan penuh 

kesadaran menjalankan tanggung jawabnya kepada semua 

orang, khususnya kepada pemimpin mereka. 

V. Tindakan Saul yang bijaksana di dalam perkara besar ini (ay. 8). 

Ia menghitung jumlah orang yang datang memenuhi perintahnya 

agar ia tahu persis kekuatan yang dimilikinya serta tahu bagai-

mana membagi-bagi pasukannya dengan cara terbaik menurut 

jumlah mereka. Sungguh suatu kehormatan bagi para pemimpin 

saat  mereka tahu jumlah pasukan yang mereka miliki, namun  

sungguh suatu kehormatan bagi Raja segala raja saat  pasukan-

Nya tidaklah dapat dihitung (Ayb. 25:3). Dalam himpunan pasuk-

an besar ini, tampak bahwa Yehuda, meskipun dihitung tersen-

diri, tidak memperlihatkan jumlah yang istimewa, sebab  seperti 

halnya ia merupakan satu suku dari dua belas suku, jumlahnya 

hanya tiga puluh ribu orang, yaitu sepersebelas dari jumlah selu-

ruh pasukan yang ada, yang berjumlah tiga ratus tiga puluh ribu 

orang, walaupun pasukan itu dikumpulkan di Bezek yang berada 

di daerah suku itu sendiri. Suku Yehuda tidak lagi mempunyai 

jumlah, keberanian, atau kegigihan yang dahulu terkenal dimiliki 

suku ini. Alangkah hinanya suku Yehuda pada saat itu, sebelum 

nantinya tongkat pemerintahan dibawa masuk ke dalamnya di 

dalam diri Daud. 

VI. Iman dan kepercayaan diri Saul, dan sebagai dampak dari kedua-

nya, keberanian dan keteguhan hatinya di dalam upaya ini. Tam-

paknya, para utusan yang membawa kabar dari Yabesh-Gilead 

yaitu  orang-orang yang sama yang diutus Saul ke seluruh dae-

rah untuk menghimpun pasukan Israel, yang pasti akan melaku-

kan pekerjaannya itu dengan setia dan penuh kehati-hatian. Kini, 

Saul mengirim mereka kembali kepada orang-orang sekota mere-

ka dengan jaminan ini (yang kemungkinan diucapkan oleh Saul 

Kitab 1 Samuel 11:5-11 

 211 

dengan didukung oleh Samuel): “Besok, pada waktu seperti ini, 

sebelum pihak musuh dapat memperkirakan bahwa waktu tujuh 

harimu telah habis, akan datang bagimu penyelamatan (ay. 9). 

Bersiaplah mengerjakan bagianmu, dan kami tidak akan lalai me-

ngerjakan bagian kami sendiri. Keluarlah menghadapi pengepung-

mu, sementara kami akan mengepung mereka.” Saul tahu bahwa 

ia mempunyai dasar yang benar, panggilan yang jelas, dan Allah 

berada di pihaknya, sehingga ia tidak merasa ragu dirinya akan 

meraih keberhasilan. Ini merupakan kabar baik bagi orang-orang 

Gilead yang terkepung, yang mata kanannya sudah kering mene-

teskan air mata oleh sebab kesusahan hati mereka, yang sudah 

merasa gagal menemukan pertolongan dan gelisah membayang-

kan malapetaka yang akan menimpa keesokan harinya, yang 

akan melihat dengan mata kanan mereka untuk terakhir kalinya. 

Semakin genting keadaannya, semakin manislah keselamatan 

yang akan diterima. saat  mendengar kabar itu, mereka bersuka-

cita dan bersandar kepada jaminan yang diberikan kepada mere-

ka. Kemudian, mereka mengirim pesan kepada perkemahan orang 

Amon (ay. 10) untuk menyampaikan, bahwa esok hari, mereka 

akan siap menemui musuh mereka itu. Ini ditafsirkan orang 

Amon sebagai tanda, bahwa mereka begitu putus asa mengingin-

kan jalan keluar, sehingga orang Amon dibuat semakin merasa 

tenteram oleh sebab nya. Jika orang-orang Amon ini tidak merasa 

perlu untuk memperbaiki kesalahan mereka dengan mengirim 

para pengintai, maka salah mereka sendiri jika nantinya mereka 

dikejutkan oleh orang-orang Israel. Sebab, pihak yang terkepung 

tidak berkewajiban memberitahu pihak pengepung, bahwa mereka 

pasti akan mendapat bala bantuan. 

VII. Ketekunan dan ketelitian Saul dalam menjalankan upaya ini. 

Seandainya Saul dibesarkan untuk berperang sedari muda, dan 

telah memimpin bala tentara sesering dirinya menggembalakan 

ternak, maka ia akan bertindak di dalam perkara sepelik ini de-

ngan lebih cakap atau lebih tekun. saat  Roh Allah hinggap pada 

manusia, maka Roh itu akan membuat manusia menjadi terampil, 

sekalipun tanpa pengalaman. Pada saat ini, Saul memiliki bala 

tentara yang begitu besar, khususnya jika  dibandingkan de-

ngan masa kini, di bawah pimpinannya, dan perjalanan panjang 

di hadapannya, hampir sembilan puluh tujuh kilometer jauhnya, 


 212

serta sungai Yordan yang harus diseberanginya. Tidak ada pasuk-

an berkuda dalam bala tentaranya, semuanya pasukan pejalan 

kaki yang nanti akan dibagi menjadi tiga pasukan (ay. 11). Lebih 

lanjut, perhatikan, 

1. Dengan kesigapan yang luar biasa, Saul bergegas mendatangi 

musuhnya. Dalam waktu sehari semalam, ia tiba di medan 

laga, tempat nasibnya dan nasib bangsa Israel akan ditentu-

kan. Ia telah memberi janji dan tidak akan melanggarnya. 

Bahkan, ia bertindak lebih luhur daripada perkataannya itu, 

sebab  meskipun ia menjanjikan bahwa bantuan akan datang 

keesokan hari pada waktu panas teriknya matahari (ay. 9), ia 

ternyata membawanya sebelum siang hari, pada waktu kawal 

pagi (ay. 11). Siapa pun yang hendak ditolong Allah, ditolong-

Nyalah dia menjelang pagi (Mzm. 46:6). 

2. Dengan keberanian luar biasa, Saul bergegas menghajar mu-

suhnya. Pagi-pagi benar, saat  orang Amon masih tidur dan 

memimpikan kemenangan yang akan mereka peroleh pada 

hari itu atas penduduk kota Yabesh-Gilead yang sengsara itu, 

sebelum mereka menjadi awas, Saul tampil di tengah-tengah 

pasukan orang Amon, dan tentaranya, yang telah diaturnya 

untuk menyerbu orang Amon dalam tiga pasukan. Ia menge-

pung mereka dari segala sisi, sehingga mereka tidak punya 

keberanian dan juga waktu untuk mengatasi orang Israel. 

Terakhir, Untuk menyempurnakan kehormatan Saul, Allah 

menganugerahi segala upaya ini dengan keberhasilan. Yabesh-

Gilead berhasil diselamatkan, dan orang Amon berhasil sepe-

nuhnya dipukul mundur. Saul kini mempunyai hari itu di 

hadapannya untuk menyempurnakan kemenangannya, dan 

alangkah sempurnanya kemenangan itu, sampai-sampai orang 

Amon yang tersisa, sesudah  pembantaian besar-besaran itu, 

terserak sedemikian rupa sehingga di antara mereka tidak ada 

tinggal dua orang bersama-sama untuk menguatkan atau me-

nolong satu dan yang lain (ay. 11). Dapat kita duga, Saul 

semakin bergiat di dalam perkara ini, 

1. sebab  ada semacam persekutuan antara suku Benyamin 

dan kota Yabesh-Gilead. Kota itu pernah menolak berga-

bung dengan segenap orang Israel untuk menghancurkan 

Gibea, yang kemudian menerima penghukuman akibat

Kitab 1 Samuel 11:12-15 

 213 

 kejahatan mereka itu. Namun kini yang mungkin diingat 

hanyalah kebaikan penduduk kota tempat tinggal Saul, 

saat  Saul dari Gibea datang dengan segenap kesiapan 

dan keteguhan hati menyelamatkan kota Yabesh-Gilead. 

Akan namun , hubungan mereka tidak berhenti pada perkara 

ini saja, sebab  kepada dua pertiga orang Benyamin yang 

tetap hidup pada waktu itu, diberikanlah wanita  -pe-

rempuan dari kota Yabesh-Gilead sebagai istri-istri mereka 

(Hak. 21:14), sehingga dengan itu, kebanyakan para ibu di 

suku Benyamin merupakan putri-putri kota Yabesh-Gilead. 

Oleh sebab itu, Saul, sebagai seorang Benyamin, mengasihi 

kota itu dengan istimewa, dan kita mendapati bahwa kota 

itu pun membalas kebaikan Saul (31:11-12). 

2. sebab  serangan orang Amon inilah yang mendorong orang 

Israel untuk menghendaki seorang raja, demikian dikata-

kan Samuel (12:12), sehingga jika  Saul tidak mengerja-

kan bagiannya di dalam peperangan ini, maka ia akan me-

ngecewakan harapan rakyat Israel, dan untuk selamanya 

kehilangan rasa hormat mereka. 

Persembahan Korban bagi Allah 

(11:12-15) 

12 Lalu berkatalah bangsa itu kepada Samuel: “Siapakah yang telah berkata: 

Masakan Saul menjadi raja atas kita? Serahkanlah orang-orang itu, supaya 

kami membunuhnya.” 13 namun  kata Saul: “Pada hari ini seorangpun tidak 

boleh dibunuh, sebab pada hari ini TUHAN telah mewujudkan keselamatan 

kepada Israel.” 14 Dan Samuel berkata kepada bangsa itu: “Marilah kita pergi 

ke Gilgal dan membaharui jabatan raja di sana.” 15 Lalu pergilah seluruh 

bangsa itu ke Gilgal dan menjadikan Saul raja di sana di hadapan TUHAN di 

Gilgal, dan mereka mempersembahkan di sana korban keselamatan di 

hadapan TUHAN, dan bersukarialah di sana Saul dan semua orang Israel 

dengan sangat. 

Pada bagian ini, kita membaca tentang bagaimana kemenangan mu-

lia yang telah diperoleh Saul ini dipergunakan untuk kebaikan lebih 

lanjut, bukan dengan menyerang musuh, meski kita dapat menduga 

kuat bahwa penduduk Yabesh-Gilead, yang mata kanannya selamat 

sesudah  nyaris lenyap, dengan kemenangan itu kini beroleh kesempat-

an membalas dendam kepada orang Amon yang biadab itu dan men-

jadikan seteru mereka ini  tidak lagi berdaya. Kini, dendam 


 214

penduduk Yabesh-Gilead yang timbul oleh sebab  ancaman atas 

mata kanan mereka telah dibalaskan kepada orang Amon, seperti 

halnya dendam Simson yang timbul oleh sebab  kedua matanya telah 

dicungkil telah dibalaskan kepada orang Filistin (Hak. 16:28). Seba-

liknya, catatan yang tertulis di bagian ini mengisahkan tentang bagai-

mana kemenangan itu dipergunakan untuk kebaikan lebih lanjut di 

negeri mereka sendiri. 

I. Orang Israel mempergunakan kesempatan ini untuk menunjuk-

kan kegigihan mereka terhadap kehormatan Saul, dan kebencian 

mereka terhadap penghinaan yang ditimpakan kepadanya. Sa-

muel, tampaknya, turut hadir pada kesempatan itu. Meski tidak 

berada di tengah peperangan sebab  terlalu jauh baginya untuk 

berjalan, Samuel hadir untuk menemui mereka saat  mereka 

pulang dengan membawa kemenangan. Dan kepada Samuel-lah, 

sebagai hakim Israel, gagasan ini  disampaikan (sebab  me-

reka tahu Saul tidak akan mau menjadi hakim demi kepentingan-

nya sendiri), bahwa orang-orang dursila yang tidak menghendaki 

Saul memerintah atas mereka harus diserahkan dan dibunuh (ay. 

12). Keberuntungan, demikianlah disebutkan orang-orang bodoh, 

Saul semakin meyakinkan mereka untuk menegaskan dirinya se-

bagai raja, melampaui pemilihannya sebagai raja melalui undian 

atau melalui pengurapan Samuel atasnya. Mereka tidak punya 

cukup keberanian untuk menindak orang-orang yang menentang 

Saul pada saat Saul sendiri terlihat hina, namun  kini, saat  

kemenangannya menjadikan Saul terlihat agung, mereka tidak 

akan merasa puas hati sampai menyaksikan orang-orang yang 

menentang Saul dihukum mati. 

II. Saul mempergunakan kesempatan ini untuk lebih lanjut memper-

lihatkan belas kasihannya, sebab  tanpa menantikan jawaban 

Samuel, ia mengambil tindakan sendiri memadamkan gagasan itu 

(ay. 13): Pada hari ini seorangpun tidak boleh dibunuh, tidak, 

bahkan orang-orang jahat yang telah mencelanya. Dengan begitu, 

Saul mengembalikan semuanya kepada Allah, 

1. sebab  hari itu yaitu  hari sukacita dan kemenangan: “Pada 

hari ini Tuhan telah mewujudkan keselamatan kepada Israel, 

dan sebab  Allah telah begitu baik terhadap kita semua, maka 

janganlah kita berlaku tidak baik kepada satu dan yang lain. 

Kitab 1 Samuel 11:12-15 

 215 

Kini, sebab  Allah telah membuat hati seluruh orang Israel 

berbahagia, janganlah kita membuat hati beberapa orang 

Israel bersedih.” 

2. sebab  Saul berharap bahwa melalui apa yang terjadi pada 

hari ini, orang-orang yang menghinanya itu dapat berubah 

perangai menjadi lebih baik, dapat lebih merasa yakin bahwa 

orang ini, dengan pimpinan Allah, dapat menyelamatkan mere-

ka, dan dapat menghormati dirinya yang sebelumnya mereka 

hina. Dan, jika  mereka mau kembali, maka ia akan mene-

rima mereka tanpa sama sekali merasa terusik, dan dengan 

itu, tujuannya pun tercapai. Jika seorang musuh dapat dijadi-

kan kawan, itu akan lebih menguntungkan bagi kita daripada 

membunuhnya. Semua pemimpin yang berbudi baik akan 

mempertimbangkan kuasa yang mereka miliki sebagai sesuatu 

yang dipergunakan untuk membangun, bukan untuk merun-

tuhkan. 

III. Samuel mempergunakan kesempatan ini untuk menghimpun 

seluruh umat Israel bersama-sama di hadapan Tuhan di Gilgal 

(ay. 14-15). 

1. Agar mereka dapat memanjatkan puji syukur bersama-sama 

kepada Allah atas kemenangan yang baru diperoleh. Di sanalah 

mereka bersukaria dengan sangat, dan, agar Allah mendapat-

kan pujian atas apa yang menjadi penghiburan bagi mereka, 

mereka mempersembahkan di hadapan Tuhan, sebagai Sang 

Pemberi segala keberhasilan mereka, korban keselamatan. 

2. Agar mereka dapat meneguhkan Saul sebagai pemimpin Israel 

dengan cara yang lebih khidmat dari apa yang telah dilakukan 

sebelumnya, supaya semuanya menjadi pasti bagi Saul. 

Samuel menghendaki agar kerajaan Israel diperbaharui. Ia 

akan memperbaharui pengunduran dirinya, sementara umat 

Israel akan memperbaharui persetujuan mereka, sehingga de-

ngan berpegang kepada penunjukan Allah, atau lebih tepatnya 

dengan mematuhi penunjukan Allah itu, mereka menjadikan 

Saul raja atas mereka, dan dengan sadar dan penuh tanggung 

jawab tunduk kepadanya. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PASAL 12  

ita menutup pasal sebelumnya dengan pertemuan raya seluruh 

bangsa Israel. Dalam pasal ini kita membaca tentang khotbah 

Samuel kepada mereka saat  dia menyerahkan tampuk pemerintah-

an ke dalam tangan Saul. Pada kesempatan itu,  

I. Ia membersihkan diri dari semua kecurigaan atau tuduhan 

terhadap salah urus saat  pemerintahan berada di dalam 

tangannya (ay. 1-5).  

II. Ia mengingatkan mereka tentang hal-hal besar yang telah 

diperbuat Allah bagi mereka dan bagi nenek moyang mereka 

(ay. 6-13).  

III. Ia memperhadapkan mereka kebaikan dan kejahatan, berkat 

dan kutuk (ay. 14-15).  

IV. Ia menyadarkan mereka untuk memperhatikan apa yang 

telah dikatakannya kepada mereka, dengan memohon ke-

pada Allah untuk mengirimkan guruh dan hujan (ay. 16-19).  

V. Ia menguatkan mereka dengan harapan bahwa semuanya 

akan baik-baik saja (ay. 20-25). Ini yaitu  khotbah perpisah-

annya pada pertemuan agung dan khotbah penobatan Saul. 

Percakapan Samuel dengan Israel 

(12:1-5) 

1 Berkatalah Samuel kepada seluruh orang Israel: “Telah kudengarkan segala 

permintaanmu yang kamu sampaikan kepadaku, dan seorang raja telah 

kuangkat atasmu. 2 Maka sekarang raja itulah yang menjadi pemimpinmu; 

namun  aku ini telah menjadi tua dan beruban, dan bukankah anak-anakku 

laki-laki ada di antara kamu? Akulah yang menjadi pemimpinmu dari sejak 

mudaku sampai hari ini. 3 Di sini aku berdiri. Berikanlah kesaksian menen-

tang aku di hadapan TUHAN dan di hadapan orang yang diurapi-Nya: Lembu 

siapakah yang telah kuambil? Keledai siapakah yang telah kuambil? Siapa-


 218

kah yang telah kuperas? Siapakah yang telah kuperlakukan dengan kekeras-

an? Dari tangan siapakah telah kuterima sogok sehingga aku harus tutup 

mata? Aku akan mengembalikannya kepadamu.” 4 Jawab mereka: “Engkau 

tidak memeras kami dan engkau tidak memperlakukan kami dengan keke-

rasan dan engkau tidak menerima apa-apa dari tangan siapa pun.” 5 Lalu 

berkatalah ia kepada mereka: “TUHAN menjadi saksi kepada kamu, dan 

orang yang diurapi-Nya pun menjadi saksi pada hari ini, bahwa kamu tidak 

mendapat apa-apa dalam tanganku.” Jawab mereka: “Dia menjadi saksi.” 

Di sini kita membaca tentang,  

I. Samuel memberi gambaran kepada mereka tentang segala per-

ubahan besar yang terjadi belakangan ini, dan tentang keadaan 

pemerintahan mereka sekarang, untuk mempersiapkan mereka 

bagi apa yang akan dikatakannya lebih lanjut (ay. 1-2).  

1. Di pihaknya, Samuel telah menghabiskan hari-harinya untuk 

melayani mereka. Sejak dini hidupnya ia telah mulai melayani 

mereka dan terus berbuat demikian: “Akulah yang menjadi 

pemimpinmu (KJV: Aku telah berjalan di depanmu), sebagai 

pemandu untuk memandu engkau, sebagai seorang gembala 

yang memimpin kawanan dombanya (Mzm. 80:2), dari sejak 

mudaku sampai hari ini.” Segera sesudah ia diterangi oleh 

terang nubuatan, di hari-hari permulaannya, ia mulai menjadi 

suatu terang yang membara dan bersinar bagi Israel. “Dan kini 

hari-hari terbaikku telah habis: aku ini telah menjadi tua dan 

beruban.” Oleh sebab  itu, mereka semakin kasar untuk 

mengusirnya, namun  sebab  itu pula dia lebih bersikeras untuk 

mengundurkan diri, sesudah  mendapati beban pemerintahan 

yang berat di atas pundaknya yang membungkuk. Ia telah 

menjadi tua, maka lebih sanggup untuk menasihati mereka, 

dan mereka seharusnya lebih memperhatikan apa yang dikata-

kannya, sebab biarlah yang sudah lanjut usianya berbicara, 

dan yang sudah banyak jumlah tahunnya memaparkan hik-

mat. Dan seharusnya ada suatu penghormatan yang khusus 

sebab  usia lanjut, terutama kepada para pejabat dan pelayan 

yang lanjut usia. “Aku sudah tua, dan sebab  itu sepertinya 

tidak akan lama hidup, mungkin tidak punya kesempatan lagi 

untuk berbicara kepada kalian, maka perhatikanlah apa yang 

aku katakan ini.”  

2. Mengenai putra-putranya, “Bukankah” (katanya), “anak-anak-

ku laki-laki ada di antara kamu? Engkau boleh, jika mau, 

Kitab 1 Samuel 12:1-5 

 219 

memanggil mereka untuk memberi pertanggungjawaban atas 

suatu kesalahan yang telah mereka lakukan. Mereka ada 

padamu, dan, sebab  semua perubahan ini, tidak melarikan 

diri dari negerimu. Mereka sederajat denganmu, warga dari raja 

baru sama seperti engkau. Jika engkau dapat membuktikan 

mereka bersalah atas suatu kesalahan, engkau boleh mengadili 

mereka sekarang berdasar  ketentuan hukum, hukum 

mereka, dan wajibkan mereka untuk memberikan ganti rugi.”  

3. Mengenai raja baru mereka, Samuel telah memenuhi keingin-

an mereka dengan menyiapkan seorang raja atas mereka (ay. 

1): “Telah kudengarkan segala permintaanmu yang kamu 

sampaikan kepadaku, hanya ingin menyenangkan hatimu, jika 

mungkin, dan membuatmu nyaman, kendati harus menying-

kirkan diriku dan keluargaku. Dan kini maukah engkau men-

dengarkanku dan mengingat nasihatku?” Perubahan kini telah 

disempurnakan: “Raja itulah yang menjadi pemimpinmu” (ay. 

2). Ia tampil di hadapan umum, siap untuk melayanimu dalam 

urusan rakyat. Kini sebab  engkau telah membuat dirimu se-

perti bangsa-bangsa lain dalam pemerintahan bangsamu, dan 

telah menghapus pemerintahan ilahi, maka ingatlah jangan 

sampai engkau menjadikan dirimu seperti bangsa-bangsa lain 

di dalam hal agama dan dan menyingkirkan penyembahan 

kepada Allah. 

II. Dengan sungguh-sungguh Samuel membela dirinya, bahwa ia 

telah berlaku setia dan lurus dalam melaksanakan pemerintahan 

(ay. 3): Lembu siapakah yang telah kuambil? Amatilah, 

1. Rencananya dalam pembelaan ini. Dengan ini Samuel bermak-

sud,  

(1) Untuk meyakinkan mereka tentang bahaya yang mereka 

lakukan dalam menyisihkannya, saat  mereka tidak pu-

nya suatu kesalahan apa pun untuk dituduhkan kepada-

nya sebab  pemerintahannya tidak ada suatu kesalahan, 

malah terlalu murah, terlalu mudah, terlalu lunak. Ia juga 

mengingatkan mereka tentang bahaya yang telah mereka 

lakukan sendiri dengan menyingkirkan orang yang sama 

sekali tidak pernah sekalipun mengambil seekor lembu 

atau keledai dari mereka, dan menggantikan orang ini  


 220

dengan seorang penguasa lain yang justru akan mengambil 

dari mereka ladang dan kebun anggur, bahkan putra-putri 

mereka (8:11). Betapa berbedanya perilaku raja daripada 

Samuel.  

(2) Untuk menjaga nama baiknya sendiri. Orang-orang yang 

mendengar Samuel ditolak pasti mencurigai dia telah mela-

kukan sesuatu yang jahat, atau dia tidak pernah diperlaku-

kan dengan buruk. sebab  itu perlu bagi dia untuk mem-

buat pembelaan ini, agar tampak jelas untuk diingat bahwa 

bukan sebab  suatu kesalahan apa pun di dalam pemerin-

tahannya bahwa dia disingkirkan, melainkan untuk me-

muaskan selera orang-orang yang goyah, yang tidak dapat 

memiliki seorang pemimpin yang lebih baik untuk meme-

rintah mereka, yang hanya menginginkan seseorang yang 

lebih besar. Ada utang yang wajar dibayar oleh setiap orang 

untuk nama baiknya sendiri, terutama orang-orang yang 

memiliki jabatan pemerintahan, yaitu untuk menjaga nama 

baiknya dari kecurigaan yang tidak adil. Dengan cara itu 

kita dapat menyelesaikan tugas kita dengan hormat dan 

penuh sukacita.  

(3) Sama seperti dia berencana untuk meninggalkan nama 

baik, demikian pula dia berencana untuk meninggalkan 

suatu keteladanan yang baik kepada penggantinya. Kiranya 

orang menyalin sesuai dengan turunannya, supaya benar 

apa yang tertulis.  

(4) Ia bermaksud, pada akhir khotbahnya, untuk menegur 

umat itu, dan sebab nya dia mulai dengan membuktikan 

nama baiknya lebih dahulu. Sebab dia yang, dengan keya-

kinan, akan memberi tahu orang lain tentang dosanya, ha-

rus memastikan bahwa dirinya sendiri bersih.  

2. Dalam pembelaan itu sendiri amatilah, 

(1) Pembuktian Samuel atas kesalahan yang tidak pernah di-

perbuatnya.  

[1] Samuel tidak pernah, di bawah alasan apa pun, meng-

ambil yang bukan miliknya, lembu atau keledai. Tidak 

pernah mengambil ternak mereka untuk upah, denda 

atau ganti rugi kehilangan, atau menggunakan jasanya 

tanpa membayar.  

Kitab 1 Samuel 12:1-5 

 221 

[2] Ia tidak pernah menipu orang-orang yang dilayaninya 

atau memeras mereka yang berada di bawah wewenang-

nya.  

[3] Ia tidak pernah menerima suap untuk menyalahgunakan 

keadilan atau berat sebelah dalam mengadili sebab  lebih 

menyukai suatu pihak, yang bertentangan dengan hati 

nuraninya. 

(2) Samuel menantang orang-orang yang telah merendahkan-

nya untuk bersaksi tentang perilakunya: “Di sini aku ber-

diri. Berikanlah kesaksian menentang aku. Jika engkau 

punya sesuatu untuk mendakwa aku, lakukanlah itu di 

hadapan TUHAN dan di hadapan orang yang diurapi-Nya 

(KJV: di hadapan raja).” Ia menaruh hormat kepada Saul, 

dengan memberikan pertanggungjawaban dirinya di hadap-

annya jika melakukan suatu kesalahan. 

III. Dengan hormat Samuel dinyatakan tidak bersalah. Ia tidak ber-

harap rakyat memberi hormat kepadanya pada saat perpisahan, 

meskipun ia pantas untuk menerimanya. Oleh sebab nya ia tidak 

menyebut pelayanan baik yang telah dilakukannya bagi mereka, 

yang untuknya mereka seharusnya memberikan pujian, dan 

mengucapkan terima kasih atas nama seluruh bangsa. Semua 

yang diinginkannya hanyalah agar mereka berlaku adil kepada-

nya, dan agar mereka benar-benar mau mengakui (ay. 4), bahwa 

1. Ia tidak pernah menindas mereka selama pemerintahannya atau 

menyalahgunakan wewenangnya untuk melanggar mereka.  

2. Bahwa dia tidak membebani mereka: Dari tangan siapakah 

telah kuterima sogok untuk mendukung martabatmu. Seperti 

Nehemia, dia tidak menuntut pembagian yang menjadi hak 

bupati (Neh. 5:18). Bukan hanya selalu benar, namun  ia juga 

murah hati, perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku 

ingini dari siapa pun juga (Kis. 20:33). 

IV. Kesaksian ini memberikan kehormatan kepada kesetiaan dan 

kelurusan Samuel dalam memerintah, dan dicatat untuk meng-

hormatinya (ay. 5): “TUHAN menjadi saksi, yang menyelidiki hati, 

dan orang yang diurapi-Nya pun menjadi saksi, yang telah mela-

kukan berbagai tindakan nyata.” Dan umat setuju dengan hal 


 222

ini : “Dia menjadi saksi.” Perhatikanlah, kesaksian sesama 

kita, dan terutama kesaksian dari hati nurani kita, yang telah me-

lihat bahwa kita hidup dengan jujur, akan menjadi penghiburan 

kita saat  kita dihina dan dicemooh. Demetrius yaitu  seorang 

yang berbahagia, sebab  semua orang memberi kesaksian yang 

baik tentang dia (3Yoh. 1:12). 

Percakapan Samuel dengan Israel  

(12:6-15) 

6 Lalu berkatalah Samuel kepada bangsa itu: “TUHANlah saksi, yang meng-

angkat Musa dan Harun dan yang menuntun nenek moyangmu keluar dari 

tanah Mesir. 7 Maka sebab itu, berdirilah supaya aku bersama-sama dengan 

kamu berhakim di hadapan TUHAN mengenai segala perbuatan keselamatan 

TUHAN yang telah dikerjakan-Nya kepadamu dan kepada nenek moyangmu. 

8 saat  Yakub datang ke Mesir dan nenek moyangmu berseru-seru kepada 

TUHAN, maka TUHAN mengutus Musa dan Harun, yang membawa nenek 

moyangmu keluar dari Mesir, dan membiarkan mereka diam di tempat ini.  

9 namun  mereka melupakan TUHAN, Allah mereka, dan Ia menyerahkan 

mereka ke dalam tangan Sisera, panglima tentara di Hazor, dan ke dalam 

tangan orang Filistin dan raja Moab, yang berperang melawan mereka.  

10 Mereka berseru-seru kepada TUHAN, katanya: Kami telah berdosa, sebab 

kami telah meninggalkan TUHAN dan beribadah kepada para Baal dan para 

Asytoret; maka sekarang lepaskanlah kami dari tangan musuh kami, maka 

kami akan beribadah kepada-Mu. 11 Sesudah itu TUHAN mengutus Yerubaal, 

Barak, Yefta dan Samuel, dan melepaskan kamu dari tangan musuh di seke-

lilingmu, sehingga kamu diam dengan tenteram. 12 namun  saat  kamu melihat, 

bahwa Nahas, raja bani Amon, mendatangi kamu, maka kamu berkata kepada-

ku: Tidak, seorang raja harus memerintah kami, padahal TUHAN, Allahmu, 

yaitu  rajamu. 13 Maka sebab itu, lihat itu raja yang telah kamu pilih, yang 

kamu minta. Sesungguhnya TUHAN telah mengangkat raja atasmu, 14 asal saja 

kamu takut akan TUHAN, beribadah kepada-Nya, mendengarkan firman-Nya 

dan tidak menentang titah TUHAN, dan baik kamu, maupun raja yang akan 

memerintah kamu itu mengikuti TUHAN, Allahmu! 15 namun  jika kamu tidak 

mendengarkan firman TUHAN dan kamu menentang titah TUHAN, maka 

tangan TUHAN akan melawan kamu dan melawan rajamu. 

Samuel, sesudah  mengamankan nama baiknya, tidak memarahi umat 

itu atas ketidakramahan mereka kepadanya, melainkan lebih memi-

lih untuk mengarahkan mereka dan menjaga mereka untuk melaku-

kan kewajiban ibadah mereka. Dengan begitu, perubahan pemerin-

tahan tidak akan menimbulkan kerugian besar terhadap mereka. 

I. Ia mengingatkan mereka akan kebesaran kebaikan Allah kepada 

mereka dan kepada nenek moyang mereka, memberi mereka sua-

tu ringkasan tentang sejarah bangsa mereka, supaya dengan

Kitab 1 Samuel 12:6-15 

 223 

mengingat semua hal-hal besar yang telah Allah perbuat bagi 

mereka, mereka kiranya bertekun dalam mengasihi Dia dan mela-

yani Dia. “Marilah,” katanya (ay. 7), “berdirilah, berdirilah dengan 

sikap hormat saat  Allah berbicara kepadamu, berdirilah sebagai 

tanda perhatian dan ketenangan pikiran, dan biarlah aku beper-

kara, bernalar denganmu.” Agama itu mengandung penalaran di 

dalamnya (Yes. 1:18). Pekerjaan para pelayan yaitu  beperkara 

dengan umat, menjelaskan sebab dan akibat, tidak hanya untuk 

menegur dan menasihati, namun  juga untuk membujuk, menyata-

kan benar tidaknya penilaian manusia, supaya dapat memperoleh 

perkenan dan kasih sayang mereka. Kiranya pikiran memerintah 

manusia, dan mereka akan menjadi baik. Samuel menjelaskan 

mengapa segala tindakan Allah itu benar, yaitu, “berkat-berkat 

yang telah dianugerahkan kepadamu, dalam memenuhi janji-

janji-Nya, dan hukuman-hukuman yang telah ditimpakan-Nya ke 

atas kamu sebab  dosa-dosamu.” Kebaikan Allah disebut perbuat-

an-Nya yang adil (Hak. 5:11), sebab di dalam perbuatan-Nya Dia 

adil demi kehormatan-Nya sendiri. Samuel tidak hanya meng-

ingatkan mereka tentang apa yang telah Allah perbuat bagi 

mereka selama hari-hari hidup mereka, namun  juga tentang apa 

yang telah diperbuat-Nya di masa lalu, selama hari-hari hidup 

nenek moyang mereka, sebab zaman sekarang memperoleh berkat 

dari kebaikan Allah di masa lalu. Kita menduga bahwa khotbah-

nya jauh lebih panjang daripada yang dicatat di sini.  

1. Samuel mengingatkan mereka tentang pembebasan mereka 

keluar dari Mesir. Waktu masuk ke dalam rumah perbudakan 

ini , Yakub dan keluarganya sangat miskin dan kecil saja. 

saat  mereka tertindas mereka berteriak kepada Allah, yang 

kemudian mengutus Musa dan Harun, dari permulaan yang 

hina, untuk menjadi pembebas mereka, dan pendiri dari ne-

gara dan tempat tinggal mereka di Kanaan (ay. 6, 8).  

2. Samuel mengingatkan mereka tentang penderitaan dan mala-

petaka yang ditimbulkan oleh nenek moyang mereka sebab  

melupakan Allah dan melayani allah-allah lain (ay. 9). Mereka 

telah memperbudak diri sendiri, sebab mereka dijual sebagai 

penjahat dan tawanan ke dalam tangan para penjajah. Mereka 

membuang diri kepada kehancuran sebab  perang, dan bang-

sa-bangsa di sekitarnya melawan mereka.  


 224

3. Samuel mengingatkan mereka tentang pertobatan dan peren-

dahan diri nenek moyang mereka di hadapan Allah atas dosa 

penyembahan berhala: Katanya, kami telah berdosa (ay. 10). 

Janganlah kiranya mereka mencontoh dosa-dosa nenek mo-

yang mereka, untuk kesalahan yang telah mereka lakukan dan 

ingin mereka lepaskan berkali-kali. Pada masa kesengsaraan 

mereka telah mencari Allah dan berjanji untuk melayani Dia. 

Kiranya anak-anak mereka mengingat kebaikan ini  di 

sepanjang waktu supaya mereka dapat menemukan kebaikan 

di masa-masa yang tidak baik.  

4. Samuel mengingatkan mereka tentang pembebasan gemilang 

yang banyak kali telah Allah kerjakan bagi mereka, berbagai 

kemenangan yang telah dianugerahkan-Nya kepada mereka, 

dan menetapnya mereka dengan bahagia sesudah  hari-hari 

kesulitan dan kesusahan (ay. 11). Ia menyebut secara khusus 

beberapa dari para hakim mereka, Gideon dan Yefta, para 

penakluk agung di masanya. Di antara yang lain dia menyebut 

Barak, yang tidak kita baca lagi di mana pun: dia mungkin 

menjadi seorang yang ternama sebagai alat keselamatan bagi 

mereka, kendati tidak dicatat di dalam Kitab Hakim-hakim, 

seperti halnya Samgar, tentang siapa dikatakan bahwa dia 

menyelamatkan orang Israel, namun  bukan bahwa dia menjadi 

hakim atas mereka (Hak. 3:31). Mungkin Barak ini telah 

menjaga dan membebaskan mereka di satu pihak, bersamaan 

waktu saat  para hakim lain muncul dan bertindak bagi me-

reka di pihak lain. Sebagian orang menduga dia sama dengan 

Yair (demikian kata cendekiawan Mr. Poole), sedangkan penaf-

sir lain menduganya sama dengan Simson, yang dulu disebut 

Ben Dan, seorang putra Dan, dari suku ini , dan Roh 

TUHAN hinggap ke atasnya Be-Dan, di rumah Dan, di dalam 

perkemahan Dan. Samuel menyebut dirinya, bukan untuk 

memuji diri sendiri, namun  untuk kemuliaan Allah, yang telah 

menjadikannya sebagai alat untuk mengalahkan orang-orang 

Filistin.  

5. Akhirnya Samuel juga mengingatkan mereka akan kebaikan 

Allah belakangan ini kepada generasi sekarang, dengan meme-

nuhi keinginan mereka untuk diperintah oleh seorang raja, 

saat  mereka memohon kepada-Nya agar memberikan sese-

orang untuk menyelamatkan mereka dari tangan Nahas (ay. 

Kitab 1 Samuel 12:6-15 

 225 

12-13). Sekarang tampaknya inilah yang menjadi alasan meng-

apa mereka menginginkan seorang raja: Nahas telah meng-

ancam mereka. Mereka meminta Samuel untuk mencalonkan 

seorang jenderal. Ia memberi tahu mereka bahwa Allah yaitu  

panglima tertinggi mereka di dalam semua peperangan sehing-

ga mereka tidak membutuhkan orang lain, sebab  dengan 

kuasa-Nyalah Ia menopang mereka: TUHAN, Allahmu, yaitu  

rajamu. namun  mereka bersikeras dengan permintaan mereka 

itu, Tidak, seorang raja harus memerintah kami. “Dan seka-

rang,” kata Samuel, “engkau sekarang memiliki seorang raja, 

seorang raja yang kauinginkan. Biarlah hal itu membuatmu 

malu. namun  seorang raja yang dipilih oleh Allah, dan biarlah 

hal itu menjadi kemuliaan dan kehormatan bagi anugerah-

Nya.” Allah tidak membuang mereka, meski mereka telah 

membuang-Nya.  

II. Samuel menunjukkan kepada mereka bahwa mereka sekarang 

berperilaku baik, mereka dan raja mereka. namun , janganlah 

mereka berpikir bahwa sekarang mereka boleh memutuskan se-

gala kebergantungan kepada Allah, dan bahwa sekarang, dengan 

memiliki seorang raja pilihan mereka sendiri, maka nasib baik 

mereka, kata orang bodoh, ada dalam tangan mereka sendiri. 

Tidak, penghakiman atas mereka tetap datang dari TUHAN. 

Samuel memberi tahu mereka dengan jelas,  

1. Bahwa ketaatan mereka kepada Allah pasti akan menjadi 

kebahagiaan mereka (ay. 14). jika  mereka tidak berpaling 

dari Allah kepada berhala-berhala, atau memberontak mela-

wan Dia dengan melanggar hukum-hukum-Nya, melainkan 

tetap bertekun dalam persekutuan mereka dengan Dia, takut 

akan murka-Nya, melayani semua kepentingan-Nya, dan me-

naati kehendak-Nya, maka mereka dan raja mereka pasti akan 

berbahagia. Akan namun  amatilah bagaimana janji ini  

diungkapkan: Asal saja ... kamu, maupun raja yang akan me-

merintah kamu itu mengikuti TUHAN, Allahmu, yaitu,  

(1) “Kamu harus terus hidup di jalan kewajibanmu kepada 

Allah, yang akan menjadi kehormatan dan penghiburan-

mu.” Perhatikanlah, bagi mereka yang bersungguh-sung-

guh di dalam ibadah agama mereka, Allah akan memberi-


 226

kan anugerah ketekunan dalam kesungguhan mereka itu: 

mereka yang mengikuti Allah dengan setia akan dikuatkan 

secara rohani untuk terus mengikuti Dia. Amatilah, meng-

ikuti Allah yaitu  suatu pekerjaan yang memiliki upahnya 

tersendiri. Hal itu yaitu  perkara janji dan juga perintah.  

(2) “Engkau akan terus berada di bawah tuntunan dan perlin-

dungan ilahi:” Engkau akan mengikuti TUHAN, demikianlah 

tulisan di dalam bahasa aslinya, yaitu, “Ia akan berada di 

depanmu untuk memimpin dan mensejahterakan hidup-

mu, dan membuat jalanmu lurus. TUHAN beserta dengan 

kamu bilamana kamu beserta dengan Dia.” 

2. Bahwa ketidaktaatan mereka pasti akan menjadi kehancuran 

mereka (ay. 15): “Jika engkau memberontak, jangan berpikir 

bahwa dengan memiliki raja engkau akan aman dari hukuman 

Allah, dan bahwa dengan memiliki raja, engkau boleh sama 

seperti bangsa-bangsa lain, boleh berbuat dosa semudah-

mudahnya seperti mereka. Tidak, tangan TUHAN akan mela-

wan kamu dan melawan rajamu (KJV: tangan TUHAN akan me-

lawan engkau, seperti dulu melawan nenek moyangmu) saat  

mereka telah mendukakan Dia, di zaman para hakim.” Kita 

keliru jika kita berpikir bahwa kita dapat mengelak keadilan 

Allah dengan mengguncang kekuasaan-Nya. Jika Allah tidak 

memerintah atas kita, maka Dia akan menghukum kita.  

Samuel Memohon Guruh dan Hujan;  

Samuel Menguatkan dan Menghibur Israel  

(12:16-25) 

16 Sekarang tinggallah berdiri dan lihatlah perkara yang besar yang akan 

dilakukan TUHAN di depan matamu ini. 17 Bukankah sekarang musim me-

nuai gandum? Aku akan berseru kepada TUHAN, supaya Ia memberikan 

guruh dan hujan. Lihatlah dan sadarlah, bahwa besar kejahatan yang telah 

kamu lakukan itu di mata TUHAN dengan meminta raja bagimu.” 18 Lalu ber-

serulah Samuel kepada TUHAN, maka TUHAN memberikan pada hari itu 

guruh dan hujan, sehingga sangat takutlah seluruh bangsa itu kepada 

TUHAN dan kepada Samuel. 19 Berkatalah seluruh bangsa itu kepada Sa-

muel: “Berdoalah untuk hamba-hambamu ini kepada TUHAN, Allahmu, 

supaya jangan kami mati, sebab dengan meminta raja bagi kami, kami me-

nambah dosa kami dengan kejahatan ini.” 20 Dan berkatalah Samuel kepada 

bangsa itu: “Jangan takut; memang kamu telah melakukan segala kejahatan 

ini, namun  janganlah berhenti mengikuti TUHAN, melainkan beribadahlah 

kepada TUHAN dengan segenap hatimu. 21 Janganlah menyimpang untuk 

mengejar dewa kesia-siaan yang tidak berguna dan tidak dapat menolong

Kitab 1 Samuel 12:16-25 

 227 

sebab  semuanya itu yaitu  kesia-siaan belaka. 22 Sebab TUHAN tidak akan 

membuang umat-Nya, sebab nama-Nya yang besar. Bukankah TUHAN telah 

berkenan untuk membuat kamu menjadi umat-Nya? 23 Mengenai aku, jauh-

lah dari padaku untuk berdosa kepada TUHAN dengan berhenti mendoakan 

kamu; aku akan mengajarkan kepadamu jalan yang baik dan lurus. 24 Hanya 

takutlah akan TUHAN dan setialah beribadah kepada-Nya dengan segenap 

hatimu, sebab ketahuilah, betapa besarnya hal-hal yang dilakukan-Nya di 

antara kamu. 25 namun  jika kamu terus berbuat jahat, maka kamu akan 

dilenyapkan, baik kamu maupun rajamu itu.” 

Dua hal yang menjadi tujuan Samuel di sini: 

I. Untuk menginsafkan umat Israel dari dosa mereka dalam 

menginginkan seorang raja. Mereka sekarang bersukacita di ha-

dapan TUHAN bersama raja mereka  (11:15), dan mempersembah-

kan kepada Allah korban puji-pujian, yang mereka harapkan 

untuk diterima oleh Allah. Hal ini mungkin membuat mereka 

berpikir bahwa tidak ada masalah dalam meminta seorang raja, 

melainkan mereka akan baik-baik saja dengan hal ini . Oleh 

sebab  itu, Samuel di sini menyalahkan mereka berdosa dengan 

permintaan itu, sebagai kejahatan, besar kejahatan yang telah 

kamu lakukan itu di mata TUHAN. Perhatikanlah, kendati kita 

memperoleh kekayaan dan keberhasilan dengan cara dosa, 

janganlah kita berpikir sebab  telah mendapat perkenanan-Nya. 

Mereka memiliki seorang raja, dan jika mereka berperilaku baik, 

maka raja mereka dapat menjadi suatu berkat yang sangat besar 

bagi mereka, namun  Samuel mengajak mereka memahami dan 

melihat bahwa besar kejahatan mereka dalam meminta seorang 

raja. Janganlah kita berpikir sesuatu yang tidak disenangi Allah 

itu baik-baik saja, sekalipun tampaknya Ia tersenyum dengan hal 

itu. Amatilah, 

1. Ungkapan ketidaksenangan Allah terhadap permintaan mere-

ka akan seorang raja. saat  Samuel mengatakan permohon-

annya, Allah pun mengirimkan guruh dan hujan yang menak-

jubkan kepada mereka, pada suatu musim dalam tahun itu di 

negeri ini , dan hal seperti itu tidak pernah dilihat atau 

diketahui sebelumnya (ay. 16-18). Guruh dan hujan memiliki 

sebab alamiah dan terkadang dampak yang mengerikan. 

Namun Samuel memperlihatkan bahwa guruh dan hujan saat 

itu dirancangkan khusus oleh kuasa Allah yang berdaulat 

secara sengaja untuk menginsafkan mereka, bahwa mereka 

telah melakukan kejahatan yang sangat besar dalam meng-


 228

inginkan seorang raja. Tidak hanya oleh kemunculannya pada 

waktu yang tidak biasa, pada musim menuai gandum, dan 

terjadi di siang hari yang sangat cerah, saat  tidak ada tanda-

tanda yang terlihat mata akan datangnya guruh, namun  dengan 

pemberitahuan oleh Samuel terlebih dahulu. Seandainya 

datang guruh dan hujan pada waktu Samuel sedang berbicara 

dengan mereka, maka mungkin ia dapat menggunakannya 

untuk menyadarkan dan menginsafkan mereka, seperti halnya 

kita di dalam perkara yang serupa. Namun, supaya tampak 

jelas bahwa guruh dan hujan terjadi sebagai suatu mujizat, 

maka  

(1) Samuel mengatakannya kepada mereka terlebih dahulu 

(ay. 16-17): Sekarang tinggallah berdiri dan lihatlah perkara 

yang besar. Ia sebelumnya juga telah meminta mereka un-

tuk berdiri dan mendengar (ay. 7). namun , sebab  dia tidak 

melihat bahwa ajakannya itu memengaruhi mereka, betapa 

bodoh dan tertutupnya pikiran mereka, maka sekarang dia 

meminta mereka berdiri dan melihat. Jika apa yang dikata-

kannya dengan bunyi angin sepoi-sepoi basa (KJV: dengan 

suara yang lembut) tidak dapat mencapai hati mereka, atau 

pengajarannya hanya jatuh seperti embun, maka sekarang 

mereka akan mendengar Allah berbicara langsung kepada 

mereka dalam dentuman guruh dan hujan deras dari 

kekuatan-Nya. Samuel memohon hal ini sebagai tanda: 

“Aku akan berseru kepada TUHAN, supaya Ia memberikan 

guruh dan hujan, akan mengirimkannya sekarang juga, 

untuk meneguhkan perkataan hamba-Nya ini. Dan juga 

untuk membuat matamu melihat bahwa aku berkata sung-

guh-sungguh saat  aku memberi tahu kamu bahwa Allah 

sangat marah terhadap engkau, sebab  meminta seorang 

raja.” Dan kejadian ini  membuktikan bahwa Samuel 

sungguh benar-benar seorang nabi yang sejati. Tanda dan 

keajaiban sungguh terjadi.  

(2) Ia memohon hal itu kepada Allah. Samuel berseru kepada 

Allah, dan, dalam menjawab doanya, bahkan sementara dia 

sedang memohon, TUHAN memberikan pada hari itu guruh 

dan hujan. Dengan kejadian ini Samuel menjadikan jelas, 

tidak hanya betapa kuatnya pengaruh Allah atas bumi ini, 

sehingga Ia sanggup, dalam sekejap dan tiba-tiba, saat  

Kitab 1 Samuel 12:16-25 

 229 

tidak ada penyebab alamiah bekerja, menghasilkan guruh 

dan hujan yang mengerikan ini, membawanya keluar dari 

perbendaharaan-Nya (Mzm. 135:7), namun  juga betapa kuat-

nya kepentingan Samuel di sorga, sehingga TUHAN mau men-

dengarkan permohonan seorang manusia (Yos. 10:14) dan 

menjawabnya dalam persembunyian guntur (Mzm. 81:8). Sa-

muel, sang putra doa ini , masih tetap terkenal sebab  

keberhasilannya di dalam doa. Nah, melalui guruh dan hujan 

yang luar biasa yang dikirim pada kesempatan ini,  

[1] Allah menegaskan ketidaksenangan-Nya terhadap mere-

ka dengan cara yang sama yang telah ditunjukkan-Nya 

sebelumnya, dan juga dalam menjawab doa Samuel, 

dalam melawan orang-orang Filistin. TUHAN menggun-

tur dengan bunyi yang hebat (7:10). Sekarang saat  

Israel memberontak, dan mendukakan Roh Kudus-Nya, 

Ia berubah menjadi musuh mereka, dan berperang 

melawan mereka dengan senjata yang sama, yang telah 

digunakan-Nya belum lama ini saat  melawan para 

musuh mereka (Yes. 63:10).  

[2]  Allah menunjukkan kepada mereka kebodohan mereka 

dalam menginginkan seorang raja untuk menyelamat-

kan mereka, dan bukannya menginginkan Allah atau 

Samuel. Mereka bodoh dalam menjanjikan keselamatan 

bagi diri mereka sendiri dengan lebih bersandar pada 

tangan manusia daripada tangan Allah atau dari kuasa 

doa. Dapatkah raja mereka mengguntur dengan suara 

seperti Allah? (Ayb. 40:4, KJV). Dapatkah pemimpin 

mereka memerintahkan kekuatan demikian seperti yang 

dilakukan sang nabi dengan doa-doanya?  

[3] Allah menyatakan kepada mereka bahwa tidak peduli 

betapa tenang dan makmurnya keadaan mereka sesudah  

memiliki seorang raja, seperti cuaca di musim menuai 

gandum, namun, jika Allah mau, Ia sanggup dengan 

segera mengubah wajah langit mereka, dan menyiksa 

mereka dengan angin topan-Nya, seperti yang diucap-

kan pemazmur.  

2. Pengaruh yang ditimbulkan oleh kejadian ini pada umat. 

Kejadian ini  sangat mengejutkan mereka.  


 230

(1) Sangat takutlah seluruh bangsa itu kepada TUHAN dan 

kepada Samuel. Kendati saat  mereka memiliki seorang 

raja mereka siap berpikir hanya takut kepadanya saja, 

Allah membuat mereka tahu bahwa Ia lebih dahsyat (KJV: Ia 

sangat ditakuti ) dan para nabi-Nya juga demikian demi 

nama-Nya. Kini mereka bersukacita sebab  raja mereka, 

namun  Allah mengajar mereka untuk bersukacita dengan 

takut dan gentar.  

(2) Mereka mengakui dosa dan kebodohan mereka dalam meng-

inginkan seorang raja: kami menambah dosa kami dengan 

kejahatan ini (ay. 19). Sebagian orang tidak akan disadarkan 

akan dosa mereka hanya dengan cara yang lebih halus dari-

pada badai dan guruh. Samuel tidak mendapatkan pengaku-

an ini dari mereka sebelum perkaranya ditetapkan dan raja 

diteguhkan, supaya jangan sampai kelihatan seakan-akan 

dia yang merancangkan semuanya untuk menegakkan diri 

sendiri sebagai kepala pemerintahan dan bukannya untuk 

membawa mereka kepada pertobatan. Sekarang mereka 

membujuk diri mereka sendiri, sampai orang mendapati kesa-

lahan mereka dan membencinya (Mzm. 36:3).  

(3) Mereka sungguh-sungguh memohon doa Samuel (ay. 

19): “Berdoalah untuk hamba-hambamu ini kepada TUHAN, 

Allahmu, supaya jangan kami mati. Mereka telah menyadari 

bahaya yang akan menimpa mereka sebab  murka Allah, 

dan tidak dapat berharap bahwa Ia akan mendengarkan 

doa-doa mereka, dan sebab  itu mereka memohon dengan 

sangat supaya Samuel berdoa bagi mereka. Sekarang mere-

ka melihat, mereka sangat memerlukan dia, padahal bebe-

rapa waktu lalu mereka meremehkannya. Demikianlah, 

banyak yang tidak suka Kristus menjadi raja, namun  senang 

memohon-Nya untuk menjadi perantara bagi mereka, un-

tuk menyingkirkan murka Allah. Dan waktunya akan tiba 

saat  orang-orang yang telah mencemooh dan meremehkan 

mereka yang pendoa akan menghargai doa-doa mereka, dan 

memohon doa restu mereka. Mereka berkata, “Berdoalah 

kepada TUHAN, Allahmu. Kami tidak tahu bagaimana me-

manggil Dia menjadi milik kami, namun , jika engkau men-

dapat perhatian di mata-Nya, panjatkanlah doa bagi kami.”  

Kitab 1 Samuel 12:16-25 

 231 

II. Samuel bertujuan untuk meneguhkan bangsa Israel supaya tetap 

berpaut dalam agama kepercayaan mereka, dan mendorong mere-

ka untuk selamanya berpaut kepada TUHAN. Khotbah Samuel di 

sini sangat mirip dengan punya Yosua, dalam Yosua 23:1 dan 

24:1. 

1. Samuel tidak ingin bahwa kengerian dari TUHAN akan menim-

bulkan ketakutan mereka sehingga mereka menjauhkan diri 

dari Dia. Kengerian dari Allah dimaksudkan untuk menimbul-

kan ketakutan mereka kepada Dia sehingga mendekat diri ke-

pada Dia (ay. 20): “Jangan takut; memang kamu telah melaku-

kan segala kejahatan ini, dan kendati Allah murka kepadamu, 

namun  janganlah berhenti beribadah kepada-Nya, atau berhenti 

mengikuti TUHAN.” Jangan takut, yaitu, “jangan putus asa, 

jangan takut dengan tercengang, cuaca akan cerah sesudah 

badai. Jangan takut. Sebab, kendati Allah mengernyitkan dahi 

kepada umat-Nya, Dia tetap tidak akan meninggalkan mereka 

(ay. 22), sebab nama-Nya yang besar. Maka janganlah engkau 

meninggalkan Dia.” Setiap pelanggaran dalam kovenan, meski-

pun hal ini  tidak menyenangkan TUHAN, tidak akan 

membuang kita keluar dari kovenan, dan sebab nya janganlah 

hardikan Allah menjauhkan kita dari pengharapan kita akan 

belas kasih-Nya. Keteguhan pilihan untuk mengikuti Allah 

terjadi oleh tingkat kebebasan dalam memilih. sebab  itu kita 

dapat berharap Dia tidak akan meninggalkan umat-Nya, sebab 

TUHAN berkenan untuk membuat kamu menjadi umat-Nya. Se-

andainya Ia telah memilih engkau sebab  perbuatan baikmu, 

maka kita boleh takut Dia akan membuang kita sebab  per-

buatan kita yang jahat. namun , dengan memilih kita demi 

nama-Nya, maka demi nama-Nya pula Dia tidak akan mening-

galkan kita. 

2. Ia memperingatkan mereka terhadap penyembahan berhala: 

“Janganlah menyimpang  dari Allah dan dari menyembah Dia” 

(ay. 20-21). “Sebab jika engkau menyimpang dari Allah, ke-

pada siapa pun engkau berpaling, engkau akan mendapati hal 

itu sebagai hal yang sia-sia, yang tidak akan pernah dapat me-

menuhi harapanmu, melainkan akan dengan pasti menipu 

engkau jika  engkau menaruh percaya kepadanya. Itu ha-

nyalah buluh yang patah, sebuah kolam yang bocor.” Berhala 

tidak dapat memberi keuntungan kepada orang yang mencari-


 232

nya dalam kekurangan mereka, atau melepaskan mereka yang 

mencarinya di dalam kesulitan mereka, sebab semua berhala 

yaitu  kesia-siaan, dan bukan tidak ada apa-apanya seperti 

kelihatannya. Tidak ada, apa-apanya, berhala di dunia (1Kor. 

8:4). 

3. Samuel menghibur mereka dengan jaminan, bahwa Allah akan 

terus memperhatikan dan memelihara dan mereka (ay. 23). 

Mereka memohon Samuel berdoa untuk mereka (ay. 19). Ia 

dapat saja berkata, “Pergilah kepada Saul, raja yang telah eng-

kau ambil untuk menggantikanku,” dan mintalah dia untuk 

berdoa bagimu. Akan namun , sangat jauhlah dia dari memarahi 

mereka, sekalipun mereka tidak menghargainya. Malahan, dia 

menjanjikan kepada mereka jauh lebih besar daripada yang 

mereka minta.  

(1) Mereka memohon bantuan kepadanya. Ia berjanji melaku-

kannya sebagai kewajibannya dan sama sekali tidak ber-

pikir untuk mengabaikannya. Berdoalah!  katanya, jauhlah 

dari padaku untuk berdosa kepada TUHAN dengan berhenti 

mendoakan kamu. Perhatikanlah, yaitu  suatu dosa ke-

pada Allah untuk tidak berdoa bagi Israel milik Allah, 

terutama bagi orang-orang yang berada di bawah pelayan-

an kita: dan seorang yang baik takut berbuat salah dengan 

mengabaikan kewajibannya.  

(2) Mereka meminta dia untuk berdoa bagi mereka pada saat 

ini, untuk masalah ini, namun  dia berjanji untuk terus ber-

doa bagi mereka dan tidak akan berhenti selama dia hidup. 

Aturan kita yaitu  tetaplah berdoa. Kita berdosa jika kita 

tidak berdoa, dan secara khusus jika kita berhenti berdoa 

bagi jemaat.  

(3) Mereka memohon kepadanya untuk berdoa bagi mereka, 

namun  dia menjanjikan untuk melakukan lebih banyak bagi 

mereka, tidak hanya berdoa bagi mereka, namun  juga meng-

ajar mereka. Meskipun mereka tidak bersedia untuk ber-

ada di bawah pemerintahannya sebagai seorang hakim, dia 

tidak akan mengingkari kewajibannya sebagai seorang nabi 

untuk mengajari mereka. Mereka boleh yakin, bahwa tidak 

ada lain yang akan dia ajarkan selain jalan yang baik dan 

lurus. Dan jalan yang lurus itu pastilah jalan yang baik. 

Jalan kewajiban yaitu  jalan kesukaan dan keberkahan.  

Kitab 1 Samuel 12:16-25 

 233 

4. Samuel mengakhiri pembicaraannya dengan nasihat kepada 

mereka untuk bersungguh-sungguh dalam menjalankan iba-

dah dan hidup saleh (ay. 24-25). Keharusan besar yang dite-

kankan kepada kita di sini yaitu  untuk takut akan TUHAN. Ia 

berkata sebelumnya (ay. 20), “Jangan takut seperti seorang 

budak,” namun  di sini, “Takutlah akan TUHAN, dengan ketakut-

an sebab  kasih, sebab  mengasihi Tuhan.” Sebagai hasil dan 

bukti dari rasa takut kepada Tuhan, layanilah Dia dengan 

beribadah kepada-Nya dan hiduplah dalam kesalehan, dalam 

kebenaran dan ketulusan, dan bukan hanya supaya dilihat 

orang atau di bibir belaka, melainkan dengan hatimu, dengan 

segenap hatimu, bukan dengan berpura-pura atau dengan hati 

yang mendua. Dan dua alasan yang ditekankan yaitu :  

(1) Bahwa mereka terikat dalam perasaan syukur untuk ber-

ibadah kepada Allah, dengan mengingat betapa besarnya 

hal-hal yang dilakukan-Nya di antara mereka, untuk meng-

ikat mereka selamanya supaya beribadah kepada-Nya.  

(2) Bahwa mereka terikat dalam kepentingan untuk beribadah 

kepada Dia, dengan mengingat betapa hebatnya hal-hal 

yang akan dilakukan-Nya untuk melawan mereka jika 

mereka masih tetap melakukan hal-hal yang jahat: ”Kamu 

akan dilenyapkan oleh berbagai penghukuman Allah, baik 

kamu maupun rajamu itu yang engkau bangga-banggakan 

dan andalkan itu, namun  yang akan menjadi suatu berkat 

bagimu jika engkau tetap berpaut kepada Allah.” Jadi, se-

perti seorang penjaga menara yang setia, Ia telah memberi 

mereka peringatan, dan bahkan mengorbankan nyawa-Nya 

sendiri. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PASAL 1 3  

rang-orang Israel yang menginginkan seorang raja seperti 

semua bangsa lain berkhayal bahwa, saat  mereka memiliki-

nya, mereka akan terlihat sangat besar dan hebat. namun  dalam pasal 

ini kita mendapati hal itu malah terbukti sebaliknya. Selama Samuel 

bergabung dalam tugas dengan Saul, semuanya berjalan dengan baik 

(11:7). Akan namun , sebab  sekarang Saul mulai memerintah sendiri, 

semuanya mengalami kemerosotan, dan perkataan Samuel mulai 

tergenapi: “Kamu akan dilenyapkan, baik kamu maupun rajamu.” 

Sebab tidak pernah pemerintahan Israel melangkah lebih jauh me-

nuju kehancuran daripada dalam pasal ini.  

I. Saul tampak di sini sebagai raja yang sangat bodoh.  

1. Hilang akal dalam rancangan-rancangannya (ay. 1-3).  

2. Diserang oleh negeri-negeri tetangganya (ay. 4-5).  

3. Ditinggalkan oleh prajurit-prajuritnya (ay. 6-7).  

4. Gelisah jiwanya, dan mempersembahkan korban dalam 

kebingungan (ay. 8-10).  

5. Ditegur oleh Samuel (ay. 11-13).  

6. Ditolak oleh Allah sebagai raja (ay. 14).  

II. Rakyat mulai menjadi sangat sengsara.  

1. Tawar hati dan terserak (ay. 6-7).  

2. Berkurang jumlahnya (ay. 15-16).  

3. Dijarah (ay. 17-18).  

4. Dilucuti senjatanya (ay. 19-23).  

Semuanya ini mereka dapatkan sebab  mereka sudah menyingkirkan 

pemerintahan Allah, dan membuat diri mereka menjadi seperti bang-

sa-bangsa lain. Segala kemuliaan mereka meninggalkan mereka. 


 236

Orang Filistin Berperang Melawan Israel 

(13:1-7)  

1 Saul berumur sekian tahun saat  ia menjadi raja; dua tahun ia memerin-

tah atas Israel. 2 Saul memilih tiga ribu orang dari antara orang Israel; dua 

ribu orang ada bersama-sama dengan Saul di Mikhmas dan di pegunungan 

Betel, sedang seribu orang ada bersama-sama dengan Yonatan di Gibea 

Benyamin, namun  selebihnya dari rakyat itu disuruhnya pulang, masing-

masing ke kemahnya. 3 Yonatan memukul kalah pasukan pendudukan orang 

Filistin yang ada di Geba; dan hal itu terdengar oleh orang Filistin. sebab  itu 

Saul menyuruh meniup sangkakala di seluruh negeri, sebab pikirnya: 

“Biarlah orang Ibrani mendengarnya.” 4 Demikianlah seluruh orang Israel 

mendengar kabar, bahwa Saul telah memukul kalah pasukan pendudukan 

orang Filistin dan dengan demikian orang Israel dibenci oleh orang Filistin. 

Kemudian dikerahkanlah rakyat itu untuk mengikuti Saul ke Gilgal. 5 Ada-

pun orang Filistin telah berkumpul untuk berperang melawan orang Israel. 

Dengan tiga ribu kereta, enam ribu orang pasukan berkuda dan pasukan 

berjalan kaki sebanyak pasir di tepi laut mereka bergerak maju dan ber-

kemah di Mikhmas, di sebelah timur Bet-Awen. 6 saat  dilihat orang-orang 

Israel, bahwa mereka terjepit – sebab rakyat memang terdesak – maka larilah 

rakyat bersembunyi di gua, keluk batu, bukit batu, liang batu dan perigi;  

7 malah ada orang Ibrani yang menyeberangi arungan sungai Yordan menuju 

tanah Gad dan Gilead, sedang Saul masih di Gilgal dan seluruh rakyat 

mengikutinya dengan gemetar.  

Kita tidak diberi tahu dalam hal apa bangsa Israel berlaku salah 

kepada Allah, sehingga mereka kehilangan hadirat-Nya dan membuat 

tangan-Nya berbalik melawan mereka, seperti yang sudah diancam-

kan Samuel (12:15). namun  tidak diragukan lagi bahwa mereka me-

ninggalkan Allah, sebab kalau tidak, Ia tidak akan meninggalkan 

mereka, seperti yang tampak di sini. Sebab, 

I.   Saul sangat lemah dan tidak cakap dalam memerintah, dan tidak 

mengatur urusan-urusannya dengan bijaksana. Saul yaitu  anak 

yang berumur satu tahun, demikianlah kata-kata yang pertama 

dalam bahasa aslinya, sebuah ungkapan yang dalam pandangan 

kita menandakan tanggal pemerintahannya, namun  biasanya itu 

menandakan tanggal kelahiran seseorang. Oleh sebab  itu sebagi-

an penafsir memahaminya secara kiasan, yang maksudnya ia 

sama polos dan baiknya seperti anak yang berumur satu tahun. 

Demikian pula dalam terjemahan bahasa Aram: ia tanpa kesalah-

an, seperti seorang anak yang berumur satu tahun. Akan namun , 

jika kita memahaminya secara kiasan, pernyataan itu bisa juga 

menyiratkan bahwa ia tidak tahu apa-apa dan tidak bijak, dan 

tidak layak untuk mengurus pekerjaan sama seperti seorang anak 

yang berumur satu tahun. Dan rincian-rincian peristiwa selanjut-

Kitab 1 Samuel 13:1-7 

 237 

nya membuat pengertian ini lebih sesuai dengan tabiat Saul dari-

pada pengertian sebelumnya. namun  kita lebih memahaminya, 

seperti yang diartikan dalam terjemahan kita sendiri (KJV), Saul 

memerintah selama satu tahun, dan tidak ada suatu hal besar 

yang terjadi. Itu yaitu  tahun tanpa tindakan. namun  pada 

tahunnya yang kedua ia melakukan hal-hal berikut ini:  

1. Saul memilih sekelompok tiga ribu laki-laki, yang darinya ia 

sendiri memerintah dua ribu orang, dan Yonatan anaknya 

memerintah seribu orang (ay. 2). Selebihnya dari rakyat itu 

dibubarkannya ke kemah mereka masing-masing. Jika Saul 

meniatkan orang-orang ini hanya sebagai penjaga dirinya dan 

para pengiring kehormatannya, maka tidaklah bijak untuk 

mempunyai begitu banyak orang. Dan jika ia meniatkan mere-

ka sebagai tentara tetap, sebab  menyadari adanya bahaya 

dari orang Filistin, maka tidak bijak juga untuk mempunyai 

begitu sedikit orang. Dan mungkin keyakinan yang ditaruhnya 

pada sejumlah orang pilihan ini, dan dibubarkannya orang-

orang selebihnya dari pasukan yang pemberani itu, yang 

dengannya ia belum lama ini mengalahkan bani Amon (11:8-

11), dipandang sebagai penghinaan terhadap kerajaan. Hal itu 

juga menimbulkan kejijikan dalam diri semua orang, dan me-

rupakan alasan mengapa hanya begitu sedikit orang yang da-

tang memenuhi panggilannya saat  ia membutuhkan mereka. 

Raja yang hanya mengandalkan kelompok tertentu, melemah-

kan kepentingannya dalam seluruh rakyat.  

2. Saul memerintahkan Yonatan anaknya untuk mengejutkan 

dan menghancurkan pasukan pendudukan orang Filistin yang 

ada di dekatnya di Geba (ay. 3). Saya berharap tidak ada alas-

an untuk menduga bahwa ini merupakan suatu pelanggaran 

atau pengingkaran terhadap beberapa kesepakatan dengan 

orang Filistin, dan bahwa itu dilakukan secara curang atau 

khianat. Alasan saya menduganya yaitu  sebab  dikatakan 

bahwa, sebab  berbuat demikian, orang Israel dibenci. Atau, 

sesuai kata yang dipakai, orang Israel benar-benar berbau bu-

suk bagi orang Filistin (ay. 4), sebagai orang-orang yang tidak 

mempunyai kejujuran yang selazimnya, dan yang perkataan-

nya tidak dapat dipegang. Jika memang demikian, maka kita 

akan menyalahkan, bukan Yonatan yang melakukannya, me-

lainkan Saul, raja dan ayahnya, yang memerintahkan dia 


 238

untuk melakukannya, dan mungkin membuat dia tidak me-

ngetahui kebenaran dari perkara ini. Tidak ada yang membuat 

nama Israel dibenci oleh orang-orang luar selain penipuan dan 

ketidakjujuran dari orang-orang yang disebut dengan nama 

yang terpuji itu. Jika orang-orang yang mengaku beragama 

berbuat curang dan memperdaya, mengingkari kata-kata me-

reka dan mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepada 

mereka, maka agama menjadi jelek sebab nya, dan dibenci 

oleh orang Filistin. Siapa lagi yang dapat dipercaya kalau bu-

kan orang Israel, yang, seperti diharapkan, dalam dirinya tidak 

ada kepalsuan?  

3. sesudah  Saul membuat geram orang-orang Filistin seperti itu, 

pada saat itulah ia mulai mengerahkan pasukan-pasukan. 

namun  seandainya ia bertindak dengan bijak, ia pasti sudah 

melakukan itu sebelumnya. saat  orang Filistin mempunyai 

pasukan besar yang siap untuk menggempur Saul, untuk 

membalaskan kejahatan yang telah dilakukannya kepada me-

reka, pada saat itulah ia menyuruh meniup sangkakala di selu-

ruh negeri, di antara orang-orang yang tak acuh, kalau bukan 

tidak puas, sambil berkata, biarlah orang Ibrani mendengarnya 

(ay. 3). Dan dengan begitu, orang-orang sebanyak yang diang-

gap layak, datang kepada Saul dan mengikutinya ke Gilgal (ay. 

4). namun  sekarang sebagian besar rakyat, dapat kita duga, 

mundur. Entah sebab  tidak menyukai cara Saul memerintah 

atau takut pada kekuatan orang Filistin. Seandainya Saul me-

manggil mereka lebih awal, mereka pasti akan siap sedia un-

tuk menuruti perintahnya, seperti yang mereka lakukan saat  

ia maju melawan bani Amon. Kita sering kali mendapati bahwa 

sesudah kejadian barulah kita sadar bahwa kita bisa saja 

berbuat jauh lebih baik dan mencegah banyak kesusahan. 

II. Tidak pernah orang Filistin menunjukkan diri dalam sebuah ge-

rombolan yang begitu mengerikan seperti sekarang, sesudah  Saul 

menyulut amarah mereka. Kita dapat menduga bahwa mereka 

mendapatkan banyak bantuan dari sekutu-sekutu mereka. Sebab 

(ay. 5), selain enam ribu kuda, yang pada masa itu merupakan 

gerombolan yang besar, saat  kuda tidak begitu banyak diguna-

kan dalam perang seperti sekarang, mereka juga mempunyai se-

jumlah besar kereta, tiga puluh ribu semuanya. Sebagian besar 

Kitab 1 Samuel 13:1-7 

 239 

darinya, dapat kita duga, yaitu  pengangkut barang-barang ba-

waan dari tentara yang begitu besar, dan bukan kereta perang. 

namun  pasukan pejalan kaki mereka sebanyak pasir di tepi laut, 

begitu cemburunya mereka akan kehormatan bangsa mereka, dan 

begitu geramnya mereka akan kekejian orang Israel yang telah 

menghancurkan pasukan pendudukan mereka. Seandainya Saul 

meminta nasihat dari Allah sebelum ia menyulut amarah orang 

Filistin, maka bisa jadi ia dan bangsanya dapat menghadapi an-

caman ini dengan lebih baik. Inilah masalah yang sekarang mere-

ka datangkan atas diri mereka sendiri sebab  kebodohan mereka. 

III. Tidak pernah bangsa Israel begitu lemah hati, begitu pengecut, 

begitu sangat penakut, seperti sekarang. Sejumlah besar orang, 

ada kemungkinan, datang kepada Saul untuk mengikutinya ke 

Gilgal. Akan namun , sesudah  mendengar jumlah dan persiapan 

orang Filistin, nyali mereka menjadi ciut. Menurut sebagian 

penafsir, ini terjadi sebab  mereka tidak mendapati Samuel di 

sana bersama Saul. Orang-orang yang, pada beberapa waktu lalu, 

merasa bosan dengan Samuel, dan menginginkan seorang raja, 

sekarang tidak begitu bersukacita dengan raja mereka, kecuali 

mereka melihatnya dituntun oleh Samuel. Cepat atau lambat, 

manusia akan dibuat melihat bahwa Allah dan para nabi-Nya 

yaitu  sahabat-sahabat terbaik mereka. sebab  sekarang mereka 

melihat bahwa orang Filistin sedang berperang melawan mereka, 

dan Samuel tidak datang untuk membantu mereka, maka mereka 

tidak tahu harus berbuat apa. Orang akan mati ketakutan sebab  

kecemasan. Dan,  

1. Sebagian orang lari bersembunyi. Daripada menyerbu untuk 

menyongsong kematian di antara orang-orang Filistin, mereka 

lebih memilih mengubur diri hidup-hidup dalam gua-gua dan 

semak belukar (ay. 6). Lihatlah perbuatan apa yang dikerjakan 

oleh dosa. Dosa menghadapkan manusia pada bahaya, dan 

kemudian merampas keberanian mereka dan membuat mere-

ka berkecil hati. Satu orang saja, dengan iman, dapat berkata, 

aku tidak takut kepada sepuluh ribu orang (Mzm. 3:7). namun  

di sini beribu-ribu orang Israel yang sudah merosot jiwanya 

menjadi gemetar saat  gerombolan besar orang Filistin datang 

mendekat. Rasa bersalah membuat orang menjadi pengecut.  


 240

2. Sebagian yang lain melarikan diri (ay. 7): Mereka menyeberangi 

arungan sungai Yordan menuju tanah Gilead, sejauh-jauhnya 

dari bahaya, dan ke suatu tempat di mana mereka belum lama 

ini menang atas bani Amon. Di mana mereka sudah menang, 

di situ mereka berharap mendapat tempat bernaung.  

3. Orang-orang yang tinggal bersama Saul mengikutinya dengan 

gemetar, hanya menunggu untuk dilenyapkan. Tangan dan 

hati mereka menjadi sangat lemah, sebab  ditinggal oleh begi-

tu banyak orang dari pasukan-pasukan mereka. Dan mungkin 

Saul sendiri, meskipun mempunyai kehormatan yang begitu 

besar hingga tetap bertahan, tidak lagi punya sisa keberanian 

untuk menyemangati para prajuritnya yang gemetar. 

Saul Ditegur oleh Samuel;  

Hukuman Dijatuhkan atas Saul  

(13:8-14)  

8 Ia menunggu tujuh hari lamanya sampai waktu yang ditentukan Samuel. 

namun  saat  Samuel tidak datang ke Gilgal, mulailah rakyat itu berserak-

serak meninggalkan dia. 9 Sebab itu Saul berkata: “Bawalah kepadaku korban 

bakaran dan korban keselamatan itu.” Lalu ia mempersembahkan korban 

bakaran. 10 Baru saja ia habis mempersembahkan korban bakaran, maka tam-

paklah Samuel datang. Saul pergi menyongsongnya untuk memberi salam ke-

padanya. 11 namun  kata Samuel: “Apa yang telah kauperbuat?” Jawab Saul: 

“sebab  aku melihat rakyat itu berserak-serak meninggalkan aku dan engkau 

tidak datang pada waktu yang telah ditentukan, padahal orang Filistin telah 

berkumpul di Mikhmas, 12 maka pikirku: Sebentar lagi orang Filistin akan me-

nyerang aku di Gilgal, padahal aku belum memohonkan belas kasihan TUHAN; 

sebab itu aku memberanikan diri, lalu mempersembahkan korban bakaran.”  

13 Kata Samuel kepada Saul: “Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak meng-

ikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab 

sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-

lamanya. 14 namun  sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah me-

milih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia 

menjadi raja atas umat-Nya, sebab  engkau tidak mengikuti apa yang di-

perintahkan TUHAN kepadamu.” 

Dalam perikop ini diceritakan tentang,  

I. Pelanggaran Saul dalam mempersembahkan korban sebelum Sa-

muel datang. Samuel, saat  mengurapi Saul, sudah memerintah-

kan dia untuk menunggunya selama tujuh hari di Gilgal, dengan 

berjanji bahwa, pada akhir hari ketujuh, ia pasti akan datang ke-

padanya, baik untuk mempersembahkan korban baginya maupun 

untuk memberinya petunjuk tentang apa yang harus ia lakukan.

Kitab 1 Samuel 13:8-14 

 241 

 Perkataan Samuel ini kita dapati dalam pasal 10:8. Mungkin peri-

ntah itu, meskipun dimasukkan di sana, diberikan kepada Saul 

sesudahnya, atau diberikan kepadanya sebagai aturan umum yang 

harus dilaksanakan dalam setiap perkumpulan umum di Gilgal. 

Atau, yang paling besar kemungkinannya, meskipun tidak disebut-

kan lagi, perintah itu belakangan ini diulangi dengan merujuk 

pada kejadian khusus ini. Sebab jelas bahwa Saul sendiri mema-

haminya sebagai perintah dari Allah yang mengharuskannya un-

tuk menunggu sampai Samuel datang, sebab kalau tidak, ia tidak 

akan membuat begitu banyak alasan seperti yang ia lakukan un-

tuk tidak menunggu (ay. 11). Perintah ini dilanggar Saul. Ia me-

nunggu sampai hari ketujuh, namun tidak sabar untuk menung-

gu sampai hari ketujuh itu berakhir. Mungkin Saul mulai mencela 

Samuel sebab  mengingkari perkataannya sendiri, tidak acuh ter-

hadap negerinya, dan tidak menghormati rajanya. Dan Saul ber-

pikir bahwa lebih pantas Samuel menunggunya daripada ia me-

nunggu Samuel. Apa pun itu,  

1. Dengan lancang Saul memberanikan diri mempersembahkan 

korban tanpa Samuel. Dan tampaknya tidak ada yang salah 

dengan hal ini, bahwa ia melakukannya sendiri, meskipun ia 

bukan seorang imam ataupun nabi. Seolah-olah, sebab  ia 

yaitu  seorang raja, ia bisa berbuat apa saja, sebuah tindakan 

lancang yang dibayar mahal oleh Raja Uzia (2Taw. 26:16, dst.). 

2. Saul menetapkan hati untuk menyerang orang Filistin tanpa 

petunjuk-petunjuk Samuel, meskipun Samuel sudah berjanji 

untuk menunjukkan kepadanya apa yang harus ia lakukan. 

Betapa Saul merasa bisa mengerjakan segala-galanya sendiri, 

hingga ia berpikir bahwa tidak ada gunanya menunggu se-

orang nabi Tuhan, yang akan berdoa baginya ataupun menasi-

hatinya. Inilah pelanggaran Saul, dan apa yang memperparah-

nya yaitu ,  

(1) Bahwa sepanjang yang bisa disaksikan, Saul tidak mengi-

rim seorang utusan pun kepada Samuel, untuk mengeta-

hui pendapatnya, untuk menjelaskan perkara itu kepada-

nya, dan untuk menerima petunjuk-petunjuk baru darinya, 

meskipun ia mempunyai cukup banyak orang di sekeliling-

nya yang bisa berlari dengan cepat pada saat itu.  


 242

(2) Bahwa saat  Samuel datang, Saul tampak lebih membang-

gakan apa yang telah ia lakukan daripada bertobat darinya. 

Sebab, Saul pergi untuk memberi salam kepadanya, sebagai 

sesama saudara yang mempersembahkan korban, dan 

tampak senang dengan kesempatan yang dimilikinya untuk 

membiarkan Samuel tahu bahwa ia tidak membutuhkan 

Samuel, namun  bisa berbuat cukup baik tanpanya. Saul 

pergi untuk memberkati dia, demikian kata yang dipakai, 

seolah-olah sekarang ia menganggap dirinya sebagai se-

orang imam sepenuhnya, yang diberi kuasa untuk mem-

berkati dan juga mempersembahkan korban, padahal seha-

rusnya ialah yang perlu diberkati oleh Samuel.  

(3) Bahwa Saul menuduh Samuel telah mengingkari janji: 

Engkau tidak datang pada waktu yang telah ditentukan (ay. 

11). Dan sebab  itu jika ada yang salah, Samuel-lah yang 

harus disalahkan, sebab ia yaitu  pelayan Allah. Padahal 

Samuel benar-benar datang sesuai perkataannya, sebelum 

tujuh hari berakhir. Demikian pula pengejek-pengejek pada 

hari-hari zaman akhir berpikir bahwa janji kedatangan 

Kristus diingkari, sebab Ia tidak datang pada zaman mere-

ka, meskipun sudah pasti bahwa Ia akan datang pada wak-

tu yang ditetapkan.  

(4) Bahwa saat  Saul didakwa atas ketidaktaatan, ia mem-

benarkan dirinya dalam apa yang telah dilakukannya itu, 

dan sama sekali tidak memberikan tanda bahwa ia berto-

bat sebab nya. Bukan berbuat dosa yang menghancurkan 

manusia, melainkan berbuat dosa dan tidak bertobat, jatuh 

dan tidak bangkit lagi. Lihatlah alasan-alasan apa yang dia 

buat (ay. 11-12). Ia ingin supaya perbuatan tidak taat ini 

dijadikan,  

[1] Sebagai contoh dari kebijaksanaannya. Sebagian besar 

rakyat terserak darinya, dan ia tidak mempunyai jalan 

lain selain melakukan hal ini, untuk mempertahankan 

orang-orang yang masih tersisa bersamanya dan untuk 

mencegah mereka meninggalkannya juga. Jika Samuel 

mengabaikan kepentingan-kepentingan umum, Saul 

tidak, sangkanya.  

[2] Sebagai contoh dari kesalehannya. Ia ingin dianggap sa-

ngat bertakwa, dan sangat berhati-hati untuk tidak me-

Kitab 1 Samuel 13:8-14 

 243 

nyerang orang Filistin sebelum ia dengan doa dan kor-

ban persembahan menarik Allah pada pihaknya: “Orang 

Filistin,” katanya, “akan menyerang aku, sebelum aku 

memohonkan belas kasihan TUHAN, dan pada saat itu 

aku akan binasa. Masakan aku pergi berperang sebe-

lum memanjatkan doa-doaku?” Demikianlah ia menu-

tupi ketidakpatuhannya terhadap perintah Allah dengan 

dalih bahwa ia peduli akan perkenanan Allah. Orang-

orang munafik sangat menekankan tindakan-tindakan 

lahiriah dalam ibadah, dan dengan begitu berpikir bah-

wa mereka dapat berdalih atas pengabaian mereka ter-

hadap hal-hal yang yang terpenting dalam hukum 

Taurat. Dan sekalipun begitu, yang terakhir, Saul meng-

akui bahwa apa yang dilakukannya itu bertentangan 

dengan hati nuraninya: Aku memberanikan diri, lalu 

mempersembahkan korban bakaran, mungkin sambil 

bermegah bahwa ia telah mengesampingkan suara hati 

yang menyatakan dia bersalah dan berhasil mengatasi-

nya. Atau setidak-tidaknya ia berpikir bahwa alasan ini 

dapat meringankan kesalahannya. Ia tahu seharusnya 

tidak berbuat demikian, namun  terpaksa melakukannya 

juga. Orang bodoh! Ia berpikir bahwa Allah akan berke-

nan pada korban-korban yang dipersembahkan dengan 

cara yang langsung bertentangan dengan perintah-Nya 

yang umum maupun yang khusus. 

II. Hukuman dijatuhkan atas Saul sebab  pelanggaran ini. Samuel 

mendapati Saul berdiri di samping korban bakarannya. Akan te-

tapi, bukannya membawa jawaban damai, S