Minggu, 14 Desember 2025

doktrin roh kudus 10


 tekun 

dengan sehati dalam doa bersama-sama”, dan sesudah  10 hari Roh 

Kudus turun kepada mereka. Sebenarnya Alkitab berkata kata  kata  bahwa mereka 

hanya berdoa dan tidak berdoa memohon turunnya Roh Kudus. Sebelum 

kenaikan Tuhan, mereka diperintahkan untuk tetap tinggal di Yerusalem 

Bab 11: Kesalahpahaman Mengenai Baptisan Roh Kudus

338

dan “menantikan janji Bapa”, yaitu baptisan Roh Kudus, dan lalu  

mereka menunggu di kota suci. Tuhan telah berkata-kata  kepada mereka 

mengenai kedatangan janji Bapa, namun  tidak memerintahkan mereka 

untuk berdoa memohon turunnya Roh Kudus. Meskipun misalnya 

mereka tidak berdoa, mereka masih akan menerima Roh Kudus sebab  

Tuhan tidak akan mengingkari janji-Nya. Ia setia dan benar. Mereka 

cukup tinggal dan menunggu di Yerusalem untuk menerima janji Bapa 

yang akan segera datang.

Hari ini Roh Kudus telah turun: mengapa kita masih harus menunggu? 

Pada saat itu murid-murid bertekun dalam doa setiap hari, sehingga 

kita dapat melihat perubahan mereka sebab  mereka telah mengetahui 

akan kebangkitan dan kenaikan Tuhan Yesus, dan kekudusan mereka 

dari persekutuan dengan Tuhan dan kasih mereka satu sama lain. Tidak 

ada petunjuk mengenai mereka berdoa memohon Roh Kudus. Kita tidak 

boleh mencoba-coba membaca pengajaran-pengajaran tertentu dari 

Alkitab.

ende Hu (hal. 10)

Apa kata Alkitab?

Tuhan Yesus memberikan janji-janji berikut ini kepada murid-

murid-Nya mengenai Roh Kudus:

Ia akan bersama-sama dengan mereka selamanya, dan

tidak akan meninggalkan mereka sebagai anak yatim (Yoh. 

14:16-18).

Ia akan menuntun mereka kepada seluruh kebenaran, dan

menyatakan hal-hal yang akan datang kepada mereka (Yoh. 

16:13).

Ia akan mengajar mereka dengan apa yang mereka

ucapkan dan memberikan mereka kecakapan dan hikmat, 

sehingga bahkan musuh-musuh mereka tidak akan dapat 

membantahnya (Luk. 12:12; 21:15).

Ia akan mengenakan mereka dengan kuasa dari atas

sehingga mereka dapat mengabarkan injil ke ujung dunia 

(Luk. 24:49; Kis. 1:8).

Ia akan mengutus mereka keluar untuk mengabarkan kabar

baik dan memberikan mereka kuasa untuk mengampuni 

dosa (Yoh. 20:21-23; Luk. 4:18).

Untuk menerima janji ini, murid-murid harus menunggu di 

Yerusalem, tempat mereka akan segera menerima baptisan Roh Kudus 


339

(Luk. 24:49; Kis. 1:4-5). Murid-murid mengikuti perintah Tuhan 

dengan menanti selama sepuluh hari, dan selama itu mereka “bertekun 

dengan sehati dalam doa bersama-sama” (Kis. 1:14). [Alkitab Bahasa

Inggris: “continued with one accord in prayer and supplication”]. Kata

“permohonan” [supplication] menjadi penting: dalam penantian, mereka

memberitahukan permohonan mereka kepada Allah. Singkatnya, kita 

melihat para rasul melakukan tiga hal yang berhubungan: menunggu, 

berdoa, dan menaikkan permohonan. Tidak diragukan lagi apakah 

yang mereka minta: tujuan tunggal penantian mereka di Yerusalem 

yaitu  pencurahan Roh Kudus. Dengan demikian pendapat Hu yang 

berkata-kata  hal yang sebaliknya, yaitu  keliru.

Menunggu membutuhkan kesabaran; kesabaran yaitu  ekspresi 

iman; dan tanpa iman, kita tidak dapat menyenangkan Allah (Mat. 

21:22; Ibr. 11:6). Iman menguatkan kesabaran: semakin banyak iman 

yang dipunyai seseorang, semakin sabar ia menantikan Allah, sehingga 

ia dapat tetap setia hingga akhir. Kita melihat hal ini di dalam diri Daud 

saat  menantikan Allah dengan sabar, dan doanya didengar (Mzm. 

40:1).

Keyakinan Hu bahwa janji Roh Kudus dari Yesus akan tetap 

digenapi kepada para rasul tanpa perlu berdoa dan memohon 

tidak tepat. Ini sama saja dengan menyatakan bahwa sebab  Allah 

“menghendaki supaya semua orang diselamatkan” (1Tim. 2:4), maka 

Ia akan menyelamatkan umat manusia tanpa syarat dan tidak peduli 

usaha apakah yang ia lakukan. Namun kita perlu menyadari bahwa 

ayat ini menunjukkan bahwa, walaupun Allah mengharapkan semua 

orang diselamatkan, mereka juga mempunyai tanggungjawab untuk 

percaya kepada-Nya dan taat kepada-Nya. Begitu juga janji Allah untuk 

mencurahkan Roh Kudus barulah satu bagian dari sebuah persamaan: 

bagian lain dalam persamaan itu yaitu  tugas kita untuk menunggu, 

berdoa, dan memohon Roh Kudus dengan iman.

Kesalahpahaman 16

“Apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus 

kepada mereka yang meminta kepada-Nya” (Luk. 11:13). Pada ayat ini, 

Tuhan bukan sedang mengajarkan murid-murid-Nya untuk memohon 

Roh Kudus; Ia hanya menekankan kasih Bapa Surgawi yang sangat 

besar dan kesediaan-Nya untuk mendengar doa anak-anak-Nya. Bila 

Bab 11: Kesalahpahaman Mengenai Baptisan Roh Kudus

340

kita berdoa memohon berkat-berkat dari atas, Bapa Surgawi akan 

memberikannya kepada kita melalui Roh Kudus, sebab  saat  Roh 

Kudus diberikan kepada kita, berkat-berkat itu akan datang kepada 

kita. jika  kita membandingkan janji yang dicatat dalam Lukas 11:13 

dengan yang terdapat pada Matius 7:11, kita dapat melihat bahwa 

penafsiran kita tepat. Matius 7:11 berkata kata  kata , “apalagi Bapamu yang di 

sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta 

kepada-Nya”. Kedua ayat ini memberikan pengajaran yang sama: ayat 

di Matius menjanjikan hal-hal yang baik kepada mereka yang meminta 

kepada Bapa; ayat di kitab Lukas memuat janji untuk memberikan 

Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya. jika  kita 

menggabungkan dua ayat ini, kita mengetahui bahwa hal-hal yang 

baik diberikan kepada kita melalui Roh Kudus. sebab  itu Lukas pasal 

11 tidak mengajarkan orang-orang percaya bagaimana mendapatkan 

Roh Kudus; permohonan yang dimaksudkan bukanlah sebuah cara 

atau syarat untuk turunnya Roh Kudus. Beberapa orang mengacu 

pada Yohanes 4:10 saat  Tuhan berkata kata  kata  kepada perempuan Samaria, 

“Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang 

berkata kata  kata  kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta 

kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.”, mengira 

bahwa cara menerima Roh Kudus yaitu  dengan meminta. namun  di sini 

Tuhan hanya menunjukkan jika  perempuan itu mengenal Tuhan, ia 

akan meminta air hidup kepada-Nya. Dengan kata lain, meminta kepada 

Tuhan hanyalah cara untuk mengenalnya, bukan sebuah syarat untuk 

menerima air hidup.

ende Hu (hal. 11)

Apa kata Alkitab?

Lukas 11:11-13 mencatat Yesus berbicara mengenai reaksi alami 

seorang ayah duniawi yang mengasihi anaknya, dan memberikan hal-

hal baik kepadanya. Ia membandingkannya dengan kasih ilahi Allah: 

“jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada 

anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan 

Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” Inti dari pesan 

ini yaitu  kesediaan Allah untuk memberikan yang terbaik kepada 

anak-anak-Nya, saat mereka meminta kepadanya, yaitu Roh Kudus. 

Hu melewatkan bagian penting ini dengan berpendapat bahwa Yesus 

hanya sedang mengajarkan kasih Allah dan kesedian-Nya untuk 

menjawab doa anak-anak-Nya.

Terdapat hal yang bertolak belakang dalam pendapat Hu: “Bila 

kita berdoa memohon berkat-berkat dari atas, Bapa Surgawi akan 

memberikannya kepada kita melalui Roh Kudus, sebab  saat  Roh 

Kudus diberikan kepada kita, berkat-berkat itu akan datang kepada 


341

kita.” Sebelumnya, dalam bukunya di halaman 10, ia berkata kata  kata , “Hari ini 

Roh Kudus telah turun: mengapa kita masih harus menunggu?” Bila 

pendapat Hu ini benar, maka pengajarannya untuk “berdoa memohon 

berkat-berkat dari atas” bertolak belakang, sebab ia sudah berpendapat 

bahwa berkat-berkat datangnya dari Roh Kudus, yang diberikan pada 

saat seseorang menjadi percaya. Seperti banyak penulis-penulis 

Kristen, Hu percaya bahwa Roh Kudus turun satu kali dan untuk 

selamanya pada hari Pentakosta, dan orang-orang percaya sekarang 

menerima Roh Kudus pada saat mereka menerima Kristus.

Matius 7:11 dan Lukas 11:13 mencatat pengajaran Yesus yang sama. 

Mereka harus dibaca bersama-sama untuk memberikan pengertian 

Roh Kudus yang lebih jernih sebagai sesuatu yang patut dicari dan 

didapatkan. “Hal-hal yang baik” yang dikatakan Yesus dalam Matius 

7:11 yaitu  “Roh Kudus” dalam Lukas 11:13. Sangat disayangkan Hu 

melihatnya sebagai dua hal yang berbeda dengan berpendapat “jika  

kita menggabungkan dua ayat ini, kita mengetahui bahwa hal-hal yang 

baik diberikan kepada kita melalui Roh Kudus”.

Mengenai perkataan Yesus kepada perempuan Samaria: “Jikalau 

engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kata  kata  

kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-

Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup” (Yoh. 4:10), Hu 

berpendapat bahwa Yesus sekadar menjelaskan kepada perempuan 

itu bahwa ia tidak mengenal-Nya. Hu menambahkan bahwa tindakan 

meminta hanyalah sebuah cara untuk mengenal Yesus lebih baik, 

bukan sebuah syarat menerima Roh Kudus.

jika  kita memperhatikan apa yang dikatakan Alkitab, kita 

melihat beberapa kelemahan dalam pemikiran Hu. Alkitab berkata kata  kata :

Roh Kudus yaitu sebuah karunia yang mulia dari Allah

(Kis. 10:44-45; 11:15-17).

Roh Kudus diberikan oleh Tuhan Yesus (Yoh. 1:32-33).

Orang yang meminta Roh Kudus dari Tuhan akan diberikan

“air hidup” ini (Yoh. 7:37-39).

Perempuan Samaria itu pastilah sedang meminta air hidup. Ini 

sebab  begitu ia menyadari bahwa air hidup dapat melegakan rasa 

haus seseorang selamanya, ia berkata kata  kata  kepada Yesus, “Tuhan, berikanlah 

aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini 

untuk menimba air.” (Yoh. 4:15). Dari catatan Alkitab ini, kita dapat 

meresapi bahwa kita juga dapat memohon Roh Kudus, dan terlebih 

Bab 11: Kesalahpahaman Mengenai Baptisan Roh Kudus

342

lagi, mempunyai keyakinan bahwa Ia akan mengabulkan permohonan 

kita (Yoh. 4:10).

Kesalahpahaman 17

Di Kisah Para Rasul 8, Petrus dan Yohanes berdoa secara terpisah agar 

Roh Kudus turun kepada murid-murid Samaria; mereka tidak berkumpul 

bersama dalam sebuah kelompok untuk berdoa. saat  Roh Kudus 

turun kepada Kornelius dan keluarganya seperti dicatat dalam pasal 10, 

ini bukan disebab kan mereka menerima penumpangan tangan atau 

memohon secara perorangan, namun  sebab  mereka mendengar dan 

percaya dengan injil.

ende Hu (hal. 11-12)

Apa kata Alkitab?

saat  rasul-rasul di Yerusalem mendengar, bahwa tanah Samaria telah 

menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ. 

Setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu 

beroleh Roh Kudus. Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun 

di antara mereka, sebab  mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan 

Yesus. lalu  keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu 

mereka menerima Roh Kudus.

Kisah Para Rasul 8:14-17

Ayat ini menjelaskan bahwa Petrus dan Yohanes pergi secara 

khusus kepada orang-orang percaya di Samaria untuk menolong 

mereka berdoa memohon Roh Kudus. Dicatatkan bahwa saat  mereka 

menumpangkan tangan, Roh Kudus turun ke atas mereka. Tidaklah 

masuk akal jika  para rasul pergi ke Samaria untuk berdoa secara 

masing-masing. Mereka berdoa untuk, dan bersama, orang-orang 

percaya di Samaria agar menerima Roh Kudus.

Mengenai turunnya Roh Kudus kepada Kornelius dan keluarganya, 

ini yaitu  sebuah peristiwa penting yang menunjukkan pilihan Allah 

atas bangsa-bangsa bukan Yahudi (Kis. 11:8). Sebelumnya Allah telah 

memperlihatkan misi dan tujuan-Nya kepada Petrus melalui sebuah 

penglihatan dan mengutusnya untuk mengabarkan injil kepada 

keluarga Kornelius. Di tengah-tengah khotbah Petrus, Roh Kudus turun 

ke atas mereka, sehingga menyebabkan keheranan jemaat-jemaat dari 

bangsa Yahudi yang menemani Petrus. Petrus berkata kata  kata  kepada jemaat 


343

dari bangsa Yahudi, “Bolehkah orang mencegah untuk membaptis 

orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh 

Kudus sama seperti kita?” (Kis. 10:47). Ia lalu  membaptis 

keluarga Kornelius di dalam nama Tuhan Yesus (Kis. 10:23-48).

Ini yaitu  peristiwa yang penting, sebab  peristiwa ini bertujuan 

untuk mengakhiri segala pandangan dan ketentuan yang sebelumnya 

dipegang oleh orang-orang Yahudi mengenai bangsa-bangsa bukan 

Yahudi. Sekarang Petrus mengerti bahwa tidak ada orang yang dapat 

dianggap haram atau tidak tahir, dan dalam hal keselamatan, Allah 

tidak membeda-bedakan orang. Ia lalu  menjelaskan kejadian 

ini kepada sekelompok rasul-rasul yang kecewa di Yerusalem, yang 

lalu  akhirnya mengerti, memuliakan Allah dan mengakui bahwa 

“kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan 

yang memimpin kepada hidup” (Kis. 11:18).

Melalui kejadian ini Allah menginginkan agar gereja mengerti 

bahwa mereka yang tidak disunat (yaitu bangsa-bangsa bukan Yahudi) 

menjadi benar melalui iman di dalam Dia, dan Ia yaitu  Allah atas 

bangsa Yahudi, namun  juga Allah atas bangsa-bangsa lain (Rm. 3:29-

30). Allah menyingkapkan misteri yang sebelumnya tersembunyi 

sepanjang masa, bahwa bangsa-bangsa bukan Yahudi akan menjadi 

sesama ahli waris, anggota dari tubuh yang sama, dan mempunyai 

bagian dalam janji Kristus Yesus melalui injil (Ef. 3:3-6). Ia melakukan 

ini melalui berbagai tanda dan mujizat:

Melalui sebuah penglihatan Allah menyuruh Kornelius

untuk mengutus hamba-Nya ke Yope untuk mengundang 

Petrus untuk membagikan injil Kristus.

Allah memperlihatkan sebuah penglihatan kepada Petrus

agar tidak melihat bangsa-bangsa lain sebagai haram atau 

tidak tahir.

Allah mencurahkan Roh Kudus-Nya kepada Kornelius

sekeluarga saat mereka sedang mendengarkan injil, bahkan 

sebelum mereka menerima baptisan air.

sebab  itu, seperti yang dikatakan Hu, mereka menerima Roh 

Kudus “bukan disebab kan mereka menerima penumpangan tangan 

atau memohon secara perorangan, namun  sebab  mereka mendengar 

dan percaya dengan injil.” Namun, ini yaitu  peristiwa khusus dan tidak 

menunjukkan bahwa berdoa memohon Roh Kudus dan penumpangan 

tangan tidak diperlukan. Malah, contoh dan pengajaran yang dikandung 

dalam bagian lain di Alkitab menunjukkan kebalikannya.

Bab 11: Kesalahpahaman Mengenai Baptisan Roh Kudus

344

11.5 Kesimpulan

Kesimpulannya, Roh Kudus bekerja untuk menuntun orang 

percaya dalam mengerti kebenaran yang sepenuhnya (Yoh. 16:13) 

dan memperlengkapi mereka dengan kuasa dari tempat tinggi (Luk. 

24:49). Baptisan Roh Kudus yaitu  jaminan warisan surgawi kita (Ef. 

1:14).

Kita semua perlu memegang perintah Yesus dan pengajaran para 

rasul, untuk berdoa memohon baptisan Roh Kudus. Sudah saatnya kita 

bergerak menjauhi pengajaran-pengajaran yang salah seperti yang 

menyatakan bahwa orang-orang Kristen tidak perlu berdoa memohon 

Roh Kudus, sebab  Pentakosta tidak akan terulang, dan semua orang 

telah menerima Roh Kudus saat mereka percaya kepada Kristus.

Kiranya Allah mengilhamkan semua orang Kristen untuk 

menyadari perlunya mendapatkan baptisan Roh Kudus. Dan kiranya 

kita juga belajar dari ungkapan bijak beberapa penulis Kristen:

Oleh sebab  itu tidak berarti setiap orang percaya telah menerima 

baptisan ini [yaitu baptisan Roh Kudus]. Pemberian Allah yaitu  satu 

hal. Namun tindakan untuk menerimanya yaitu  hal yang berbeda.

A. J. Gordon (hal. 67)

Roh Allah tidak dapat memiliki orang-orang percaya di luar kemampuan 

mereka untuk menerima-Nya. Janji ini sedang menunggu; sekarang Roh 

berada dalam kepenuhan-Nya. Kemampuan kita untuk menerima perlu 

diperbesar. Janji itu ada di kaki tahta, di mana orang-orang percaya 

terus bersama-sama dalam pujian dan kasih dan doa.

A. Murray (hal. 152-153)

Yang terakhir, marilah kita kembali ke dalam pengajaran Alkitab 

sehingga kita dapat mengerti kebenaran apakah artinya dibaptis 

dengan Roh Kudus. Dengan begitu kita juga dapat menikmati berkat-

berkat yang berlimpah dalam Kristus Yesus.


345

Pertanyaan ulasan

Jelaskan mengapa kepercayaan berikut tidak alkitabiah:

1. Sejak hari Pentakosta dan seterusnya, orang telah menerima 

Roh Kudus saat mereka menerima Yesus Kristus sebagai 

Juruselamat (ref. Kis. 2:38; 11:15; Ef. 3:17; Yoh. 7:38-39).

2. Pentakosta tidak akan terulang sebab  Roh Kudus turun 

kepada gereja satu kali untuk selamanya (ref. 1Kor. 12:13).

3. Baptisan Roh Kudus yaitu  “peristiwa sejarah”, sementara 

kepenuhan Roh Kudus sekarang yaitu  pengalaman pribadi 

orang percaya.

4. Semua orang percaya telah menerima Roh Kudus secara 

simbolis pada hari Pentakosta. Mengajarkan orang untuk 

berdoa memohon Roh Kudus menambahkan pengalaman 

palsu ke dalam Kekristenan, dan merupakan tindakan 

melawan Allah.

5. Kita tidak dapat menemukan perintah untuk menerima 

baptisan Roh Kudus di dalam Alkitab, sebab  semua orang 

percaya telah mempunyai Roh Kudus.

6. Turunnya Roh Kudus yaitu  kejadian yang telah digenapi.

7. Baptisan Roh Kudus yaitu  sebuah pemberian; ini tidak 

didapatkan melalui doa.

8. Perintah untuk menunggu turunnya Roh Kudus tidak dapat 

dilakukan oleh orang-orang percaya pada masa sekarang; 

atau paling tidak, mereka harus menantikannya secara 

khusus di Yerusalem.

9. Murid-murid tidak mungkin sedang berdoa memohon 

Roh Kudus sesudah  kenaikan Yesus (ref. Kis. 1:14) sebab  

pencurahan itu yaitu  sebuah janji dan akan terjadi, bahkan 

tanpa perlu mereka memohonnya.

10. Orang-orang Samaria tidak berkumpul dengan para rasul 

untuk berdoa memohon Roh Kudus. sebab  itu orang-orang 

Kristen pada hari ini tidak perlu berkumpul untuk berdoa 

memohon Roh Kudus.

1 Erdman, Charles R., The Acts: An Exposition (Philadelphia: The Westminster Press, 

1966).

2 The Complete Word Study Dictionary: New Testament, ed. Zodhiates, S. (Tennessee: 

AMG International, 1992). G4592. 

Bab 11: Kesalahpahaman Mengenai Baptisan Roh Kudus

346

Bab 12

MeNeRIMA ROH KUDUS

12.1 Pendahuluan

Kitab Kisah Para Rasul memberikan catatan dramatis tentang 

pencurahan Roh Kudus yang pertama pada gereja mula-mula:

saat  tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu 

tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin 

keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan 

tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran 

dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka 

dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata kata  kata -kata dalam bahasa-

bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk 

berkata-kata nyaWaktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang 

saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. saat  turun bunyi itu, 

berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung sebab  mereka masing-

masing mendengar rasul-rasul itu berkata kata  kata -kata dalam bahasa mereka 

sendiri. Mereka semua tercengang-cengang dan heran…namun  orang 

lain menyindir: "Mereka sedang mabuk oleh anggur manis.”

Kisah Para Rasul 2:1-7, 13

lalu  Petrus dengan berani berdiri di hadapan kerumuman 

orang yang terheran-heran untuk menjelaskan kepada mereka bahwa 

apa yang sedang mereka lihat yaitu  penggenapan nubuat Nabi Yoel:

Akan terjadi pada hari-hari terakhir—demikianlah firman Allah—bahwa 

Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-

anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu 

akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua 

akan mendapat mimpi. Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan 

perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka 

akan bernubuat.

Kisah Para Rasul 2:17-18; ref Yoel 2:28-29


347

Selanjutnya Petrus menyatakan, “Sebab bagi kamulah janji itu dan 

bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak 

yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita” (Kis. 2:39).

Catatan Alkitab ini menjelaskan bahwa kedatangan Roh Kudus 

telah lama dinubuatkan, dan penggenapannya dimulai pada hari 

Pentakosta. Hari ini, janji ini berlaku untuk semua orang, sebab  

Paulus berkata kata  kata , “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, 

maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah 

dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu 

Roh”  (1Kor. 12:13).

Pada bab ini, kita akan melihat apa yang diajarkan Alkitab untuk 

memperoleh janji ini.

12.2 Menemukan Roh Kudus di gereja sejati

Dari catatan berbeda dalam Alkitab, kita mengetahui perlunya 

mendapatkan baptisan Roh Kudus, khususnya di gereja sejati Allah

12.2.1 Menanti di Yerusalem

Sebelum ia naik ke surga, Yesus memerintahkan murid-murid-

Nya, “Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. 

namun  kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi 

dengan kekuasaan dari tempat tinggi” (Luk. 24:49). “Ia melarang 

mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di 

situ menantikan janji Bapa, yang—demikian kata-Nya—"telah kamu 

dengar dari pada-Ku. Sebab Yohanes membaptis dengan air, namun  

tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus."” (Kis. 1:4-5). 

Yesus memerintahkan dengan sangat rinci agar mereka menunggu di 

Yerusalem, bukan di tempat lain. Murid-murid memegang perintah-

Nya dengan menantikan dan berdoa di sana. saat  hari Pentakosta 

tiba, janji itu digenapi (Kis. 1:12-15; 2:1-4).

Yerusalem yaitu  sebuah kiasan gereja sejati, yang didirikan oleh 

Roh Kudus. sesudah  hari Pentakosta, orang-orang percaya di gereja 

sejati menerima Roh Kudus di mana pun para rasul mengabarkan injil 

(Kis. 8:14-17; 10:44-46; 19:1-7). Ini menjadi penggenapan kata-kata 

Nabi Zakharia: “namun  bila mereka dari kaum-kaum di bumi tidak 

Bab 12: Menerima Roh Kudus

348

datang ke Yerusalem untuk sujud menyembah kepada Raja, TUHAN 

semesta alam, maka kepada mereka tidak akan turun hujan” (Zak. 

14:17). sebab  hujan melambangkan Roh Kudus, kita mengetahui 

bahwa nubuat ini membiacarakan tentang orang-orang berdatangan 

ke Yerusalem – yaitu gereja sejati – untuk menerima Roh Kudus.

Gereja para rasul yaitu  sungguh-sungguh milik Yesus Kristus 

sebab  gereja ini secara pribadi didirikan oleh Roh Kudus hujan 

awal dan disertai oleh Roh. sebab  itu Alkitab menyebutnya sebagai: 

bait Allah (1Kor. 3:16); tubuh Kristus (Ef. 1:23); jemaat Allah, tiang 

penopang dan dasar kebenaran (1Tim. 3:15); mempelai perempuan 

Anak Domba (Why. 21:2, 9-10). Gereja memegang kebenaran, jadi 

imannya didirikan di atas dasar para rasul, nabi dan Yesus Kristus 

(Ef. 2:19-20). Injil yang diberitakan para rasul disertai oleh kesaksian 

Roh Kudus melalui tanda dan mujizat, untuk memenangkan ketaatan 

bangsa-bangsa bukan Yahudi (Mrk. 16:20; Rm. 15:18; Kis. 3:12-16; Ibr. 

2:4).

12.2.2 Anugerah yang diberikan melalui para rasul

jika  kita membaca Kisah Para Rasul, kita melihat sebuah 

pola, yaitu saat  orang-orang yang menerima Roh Kudus, pertama-

tama bertemu dengan para rasul dari gereja sejati. Pertama, kita 

melihat orang-orang Samaria menerima injil melalui Filipus dan 

lalu  menerima Roh Kudus saat  Petrus dan Yohanes datang 

untuk menumpangkan tangan ke atas mereka (Kis. 8;14-17). Kedua, 

kita melihat Saulus dipanggil oleh Yesus dalam perjalannya ke 

Damaskus, namun  tidak segera menerima Roh Kudus. sesudah  Tuhan 

mengutus Ananias untuk menumpangkan tangan, barulah Saulus 

menerima karunia ini (Kis. 9:3-17). Ketiga, Kornelius. Seseorang yang 

saleh dan takut akan Allah dan melakukan pekerjaan-pekerjaan baik 

dan senantiasa berdoa. Ia tidak menerima Roh Kudus sampai saat  

Tuhan mengutus Petrus untuk memberitakan injil kepadanya dan 

keluarganya (Kis. 10:1-5, 44-46). Keempat, murid-murid di Efesus 

tidak menerima Roh Kudus saat mereka percaya (sebab  mereka baru 

mendapatkan baptisan Yohanes); sesudah  Paulus pergi kepada mereka 

dan membaptis ulang mereka dalam nama Yesus dan menumpangkan 

tangan, barulah mereka mendapatkan Roh Kudus (Kis. 19:1-7).

Contoh-contoh ini memperlihatkan bahwa pada masa hujan awal, 

orang-orang percaya menerima baptisan Roh Kudus saat  mereka 


349

berhubungan langsung dengan gereja melalui para rasul. Di masa hujan 

akhir sekarang, prinsip ini masih tetap berlaku. Mereka yang mencari 

baptisan Roh Kudus pertama-tama harus datang ke gereja sejati yang 

meneruskan pelayanan gereja mula-mula dan para rasul.

12.2.3 Mengenali gereja sejati di masa sekarang

Gereja sejati di masa sekarang, yaitu  gereja yang dirancang 

sesuai dengan gereja di masa para rasul. Alkitab mengacu gereja ini 

sebagai “gunung tempat rumah TUHAN [yang] akan berdiri tegak di

hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala 

bangsa akan berduyun-duyun ke sana,” (Yes. 2:2). Gereja ini yaitu  

Gereja Yesus Sejati, yang didirikan oleh Roh Kudus dan mempunyai 

penyertaan-Nya. Ia mengabarkan kebenaran dan mempunyai 

kesaksian dari tanda dan mujizat. Sejak pendiriannya di awal abad 

ke-20, kita melihat orang-orang percaya mengalami pencurahan Roh 

Kudus yang sama seperti 2000 tahun yang lalu. sebab  itu, siapa saja 

yang menginginkan baptisan Roh Kudus dapat datang dan mencari Dia 

di gereja ini.

Gereja Yesus Sejati telah bertahun-tahun melihat orang-orang yang 

berbeda datang melalui pintu gerbangnya sebab  penginjilan pribadi 

dan melalui penginjilan tertulis. Mendengar dan menerima injil yang 

sempurna, orang-orang telah menerima Roh Kudus yang dijanjikan. 

Sebaliknya, ada orang-orang Kristen dari denominasi-denominasi lain 

yang telah mendengar kehadiran dan pekerjaan Roh Kudus di Gereja 

Yesus Sejati, namun  belum menerima Roh Kudus sebab  keraguan 

mereka untuk datang ke gereja ini. Ada juga beberapa kejadian 

mengenai beberapa hamba Tuhan dari denominasi-denominasi 

berbeda yang awalnya menerima injil sejati yang dikabarkan gereja dan 

juga menerima baptisan Roh Kudus, namun  pada akhirnya kehilangan 

anugerah ini sebab  keraguan mereka untuk meninggalkan iman 

mereka yang lama dan kedudukan mereka sebelumnya agar dapat 

masuk ke dalam gereja.

12.3 Taat pada kebenaran

Sama seperti negara yang diperintah oleh seorang pemimpin, 

begitu juga kerajaan Allah – yaitu gereja-Nya – dipimpin oleh Allah. 

Bab 12: Menerima Roh Kudus

350

Ia yaitu  Raja kita, dan kita yaitu  umat-Nya (Ef. 2:19; Fil. 3:20). 

sebab  itu kita mempunyai tanggungjawab untuk menaati kehendak 

dan perintah-Nya. Alkitab menyatakan imbalan atas ketaatan kepada 

Allah: “Besarlah ketenteraman pada orang-orang yang mencintai 

Taurat-Mu, tidak ada batu sandungan bagi mereka” (Mzm. 119:165). 

“Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka 

damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan 

kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang 

laut yang tidak pernah berhenti” (Yes. 48:18).

12.3.1 Contoh-contoh ketaatan dan ketidaktaatan

Alkitab memperlihatkan banyak contoh orang-orang yang taat 

maupun tidak taat dengan kehendak Allah. Mereka menunjukkan 

kepada kita bahwa ketaatan dan ketidaktaatan memberi akibat yang 

berbeda kepada mereka yang terlibat, dan bahkan sampai kepada 

keturunan mereka.

Di antara mereka yang tidak taat yaitu  Adam, nenek moyang 

kita. Allah memberikan kepadanya hanya satu perintah: “namun  pohon 

pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan 

buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” 

(Kej. 2:17). Sayangnya Adam melanggar perintah ini sebab  ia tidak 

berhasil mengalahkan godaan. Akibatnya yaitu  kutukan yang harus 

ia tanggung dan diusir dari Taman Eden (Kej. 3:4-6; 16-19, 24). Lebih 

parah lagi, sejak saat itu dosa masuk ke dunia, dan umat manusia 

terbelenggu oleh dosa dan maut (Rm. 5:12). Maka kini menjadi perlu 

untuk menetralkan ketidaktaatan seseorang dengan ketaatan orang 

lain. Maka, Yesus Kristus, Adam yang terakhir, datang ke dunia untuk 

menyerahkan diri-Nya kepada kehendak Allah, hingga pada titik 

kematian di salib. Namun Allah membangkitkan-Nya, memuliakan-Nya, 

dan memberikan-Nya nama di atas segala nama. Melalui kematian-Nya, 

Yesus menghancurkan pekerjaan Iblis dengan mengalahkan maut dan 

memperlihatkan kehidupan kekal (1Kor. 15:45; Fil. 2:8-9; Ibr. 2:14; 

2Tim. 1:10).

Alkitab juga mencatat tentang Raja Saul, yang walaupun 

diperintahkan Allah untuk menghancurkan seluruh bangsa Amalek 

dan hewan ternak mereka, memutuskan untuk meluputkan hidup 

Raja Amalek dan merampas hewan ternak yang terbaik. saat  

Samuel lalu  menunjukkan kesalahannya, Saul bukan saja tidak 


351

bertobat, namun  berdebat bahwa ia merampas hewan ternak itu untuk 

dipersembahkan kepada Allah. Lalu Samuel menegurnya, “Apakah 

TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan 

sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, 

mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan 

lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan… sebab  engkau 

telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai 

raja.” (1Sam. 15:22-23).

Contoh orang yang belajar untuk taat yaitu  Naaman, pemimpin 

balatentara Aram dan orang yang terhormat yang menderita kusta. 

sesudah  mendengar tentang seorang nabi di negeri Israel, ia pergi 

mencari nabi itu. Elisa menyambutnya dengan menyampaikan pesan: 

“Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan 

pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir.”

Awalnya Naaman marah mendengar ini: “Bukankah Abana dan 

Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? 

Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?”

Namun hambanya membujuk dia dengan berkata kata  kata , “seandainya 

nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah bapak 

akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kata  kata  kepadamu: 

Mandilah dan engkau akan menjadi tahir.”

Maka Naaman menurut dan membenam dirinya tujuh kali di 

Sungai Yordan, seperti yang diperintahkan oleh Elisa. Ketaatannya 

menghasilkan berkat (2Raj. 5:1-14).

Contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa taat kepada Firman 

Allah yaitu  sebuah syarat dasar untuk menerima karunia Allah. Dan 

baptisan Roh Kudus tidak terkecuali.

12.3.2 Taat pada injil agar menerima Roh Kudus

Untuk menerima Roh Kudus, kita harus percaya kepada Yesus 

dan taat pada injil. Alkitab mencatat: “Pada mulanya yaitu  Firman; 

Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu yaitu  Allah.” 

(Yoh. 1:1). Ayat ini berkata-kata  bahwa Yesus Kristus yaitu  Firman 

yang menjadi manusia dan tinggal di antara umat manusia. Ia yaitu  

jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun dapat pergi kepada 

Bapa selain melalui Dia (Yoh. 1:14; 14:6).

Bab 12: Menerima Roh Kudus

352

Dari sejarah, kita mengetahui adanya beberapa orang yang 

seharusnya dapat menuruti Yesus, namun  tidak melakukannya. Di 

antaranya yaitu  sebagian besar orang-orang Yahudi, yang menolak 

Yesus dan menyalibkan Dia untuk menggenapi pengertian mereka 

akan Hukum Taurat (Yoh. 19:7). Juga Saulus, yang menganiaya gereja 

sebab  kesalehan yang keliru. Bahkan saat Yesus dibangkitkan, Roh 

Kudus dicurahkan, dan tanda mujizat diwujudkan untuk bersaksi 

tentang injil yang diberitakan para rasul (Mrk. 16:19-20; Kis. 2:1-5, 23-

33; 5:12-16), banyak orang Yahudi, termasuk Saulus, tetap berkeras 

hati menolak kebenaran.

Namun walaupun mendapatkan perlawanan, para rasul terus 

mengabarkan injil. Mereka menyatakan dengan berani, “Allah nenek 

moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada 

kayu salib dan kamu bunuh. Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah 

sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, 

supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa.” 

Mereka juga menambahkan, “Dan kami yaitu  saksi dari segala sesuatu 

itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang 

yang mentaati Dia.” (Kis. 5:32). Penting untuk diperhatikan, para rasul 

memakai  kata “taat” untuk menunjukkan sebuah syarat untuk 

menerima Roh Kudus.

Sayangnya sejarah seringkali terulang. Kitab Pengkhotbah 

berkata kata  kata : “Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah 

dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari” 

(Pkh. 1:9). Walaupun hari ini telah nyata bahwa Roh Kudus telah turun 

dari surga dan dibuktikan dengan berbahasa roh (Kis. 10:44-46), 

banyak denominasi membantah kebenaran alkitabiah ini. sebab  itu 

tampaknya sama seperti Iblis menipu Adam di Taman Eden, sekali lagi 

ia menipu orang-orang mengenai kebenaran Roh Kudus.

Maka kita harus kembali ke kata-kata kunci yang diucapkan para 

rasul: “Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang 

mentaati Dia”(Kis. 5:32). Ini menunjukkan bahwa saat  kita menerima 

dan taat kepada injil yang sepenuhnya, seperti yang diberitakan gereja 

sejati, Allah akan mencurahkan Roh Kudus kepada kita.


353

12.4 Memuji Tuhan dengan “Haleluya”

Tuhan Yesus berjanji kepada murid-murid-Nya, “Dan apa juga 

yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya 

Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu 

kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.” (Yoh. 14:13-14). 

Kata-kata ini mengajarkan kita bahwa kita harus memanggil nama 

Yesus saat  kita berdoa. sebab  itu jalan terbaik untuk memulai doa 

kita memohon Roh Kudus yaitu  dengan berkata kata  kata , “Dalam nama Tuhan 

Yesus, berdoa.”

Doa kita untuk memohon Roh Kudus harus dipenuhi dengan pujian 

kepada Allah, yang menganugerahkan karunia ini. Alkitab mengajarkan 

kita sebuah kata pujian yang dapat kita gunakan – “Haleluya”. Kata ini 

berasal dari bahasa Ibrani allelouia, yang berarti “Terpujilah Tuhan” 

(ref. Mzm. 104:35; Why. 19:1). Jadi sebuah doa yang sederhana dapat 

berisi: “” Haleluya, terpujilah Tuhan Yesus. Kiranya Engkau memenuhiku 

dengan Roh-Mu” atau sekadar, “Haleluya, terpujilah Tuhan Yesus.”

12.4.1 Penggunaan “Haleluya” dalam Alkitab

Kita banyak menjumpai kata “Haleluya” di kitab Mazmur, dan 

dapat dikelompokkan dalam tiga kategori: 1) Yang dimulai dengan 

“Haleluya” (Mzm. 111-112); 2) yang diakhiri dengan “Haleluya” (Mzm. 

104, 105, 115, 116 dan 117); 3) yang dimulai dan diakhiri dengan 

“Haleluya” (Mzm. 106, 113, 135, 146-150). Mazmur 113-118 disebut 

“Kelompok Mazmur Hallel”, yang berarti “Mazmur Pujian”. Mazmur 

146-150 dimulai dan diakhiri dengan “Haleluya” dan disebut “Mazmur 

Haleluya” oleh gereja masa awal.

Di dalam Perjanjian Baru, “Haleluya” muncul empat kali di kitab 

Wahyu: pasal 19, ayat 1, 3, 4, dan 6. Di tiga ayat pertama, “Haleluya” 

digunakan untuk memberikan pujian atas kemahakuasaan Allah atas 

kehancuran Babel dan dibalaskannya darah para martir. Di ayat ke-

empat, “Haleluya” digunakan untuk memuji Tuhan sebagai Raja yang 

berkuasa: “Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang 

banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, 

katanya: "Haleluya! sebab  Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah 

menjadi raja” (Why. 19:6). Ayat ini memberikan sebuah penggambaran 

Bab 12: Menerima Roh Kudus

354

yang tepat akan suara-suara doa yang dipanjatkan dalam bahasa roh di 

dalam gereja sejati.

12.4.2 memakai  “Haleluya” untuk doa yang efektif

Yesus mengajarkan kepada kita: “Dalam doamu itu janganlah 

kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. 

Mereka menyangka bahwa sebab  banyaknya kata-kata doanya akan 

dikabulkan” (Mat. 6:7). Kata “bertele-tele” berasal dari kata bahasa 

Yunani battologeo, yang berarti “mengulang-ulang dengan malas”1. 

Kata ini kemungkinan besar berasal dari ungkapan bahasa Aram, yang 

menunjukkan kesia-siaan dan kata-kata yang diulangi secara mekanis 

yang diucapkan dalam cara-cara doa penyembah berhala (bukan 

Yahudi).

Inti dalam masalah ini yaitu , doa yang efektif tidak didasarkan 

pada panjang doanya atau penggunaan pengulangan. Sebaliknya, doa 

yang efektif bergantung pada apakah kita berdoa dengan ketulusan 

dan kesungguhan. Mengetahui hal ini akan membantu kita untuk 

menyamakan dengan contoh dan pengajaran Alkitab mengenai cara 

berbeda dalam berdoa: memohon berulang kali, doa yang mendalam 

dan memuji Allah dengan “Haleluya”. Contohnya kita melihat Tuhan 

Yesus sendiri berdoa tiga kali di Taman Getsemani, berkata-kata  

kata yang sama berulang-ulang (Mat. 26:44), dan Ia menghabiskan 

semalaman untuk berdoa di gunung (Luk. 6:12). sebab  itu dalam hal 

doa, hati kita-lah kuncinya.

12.4.3 Menjawab kesalahpahaman

Ende Hu berbicara secara kritis mengenai gereja-gereja yang 

menganjurkan penggunaan “Haleluya” secara berulang-ulang dalam 

doa. Ia mengacu pada praktik yang dilakukan beberapa pendeta 

yang mengajarkan orang untuk menyebutkan kata ini berulang-

ulang dengan cepat dan terus-menerus dalam waktu yang lama, yang 

membuat diri mereka memasuki keadaan seperti kesurupan dan 

berbicara tidak menentu, atau bahkan menjadi kerasukan oleh roh 

jahat. Ia menyebutkan Matius 6:7 untuk mendukung pendapatnya, 

dan berkesimpulan: “Kita dapat melihat bahwa ini yaitu  sebuah 

kekeliruan, sebab  Tuhan Yesus telah memperingatkan murid-murid-


355

Nya, bahwa jika  mereka berdoa, mereka tidak boleh mengucapkan 

doa berulang-ulang seperti yang dilakukan orang-orang tidak bertuhan. 

sebab  itu gaya kharismatik dalam berbahasa roh tidak berasal dari 

Alkitab.”

Sayangnya Ende Hu memandang keliru mengenai berdoa 

memohon Roh Kudus. Ada beberapa hal yang perlu diluruskan:

Pertama, ia menyalahartikan maksud dari Matius 6:7 sebab  

alasan-alasan yang telah kita sebutkan di awal bagian ini. Memuji Allah 

dengan kata “Haleluya” berulang-ulang yaitu  hal yang baik, terutama 

saat  kita memohon Roh Kudus – selama kita melakukannya dengan 

hati yang tulus, dan bukan dengan jalan yang sia-sia seperti yang 

diungkapkan Hu.

Kedua, seseorang yang sungguh-sungguh menerima Roh Kudus, 

sadar sepenuhnya dan mengetahui apa yang terjadi di sekelilingnya. 

Pengalaman ini juga dapat dilihat dan didengar (Kis. 2:33; 8:17-19; 

10:44-46; 19:1-7). Kebalikan dari pendapat Hu, orang yang menerima 

Roh Kudus tidak memasuki keadaan seperti kesurupan.

Ketiga, kita perlu memahami bahwa berbahasa roh secara alami 

memang tidak dapat dimengerti, kecuali jika  Tuhan membukakan 

telinga kita. Alkitab menjelaskan: “Siapa yang berkata kata  kata -kata dengan 

bahasa roh, tidak berkata kata  kata -kata kepada manusia, namun  kepada Allah. 

Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia 

mengucapkan hal-hal yang rahasia” (1Kor. 14:2).

12.5 Baptisan Air

Baptisan air mempunyai khasiat mengampuni dosa (Kis. 3:8; 

22:16) dan memungkinkan seseorang mempunyai nurani yang baik 

kepada Allah (1Ptr. 3:21). Baptisan air juga merupakan bagian dari 

proses yang perlu kita lalui jika  kita mau menerima Roh Kudus.

12.5.1 Jalan keselamatan

saat  Roh Kudus turun pada hari Pentakosta, Petrus berkhotbah 

di hadapan orang-0rang Yahudi yang melihat kejadian itu. Ia bersaksi 

bahwa murid-murid telah menerima Roh Kudus yang dijanjikan oleh 

Bab 12: Menerima Roh Kudus

356

Yesus Kristus, yang telah mereka bunuh dan sekarang telah bangkit. 

sesudah  mendengar kata-katanya, hati mereka terasa pedih dan mereka 

bertanya kepada Petrus dan para rasul, “Apakah yang harus kami 

perbuat, saudara-saudara?” (Kis. 2:37). Petrus menjawab, “Bertobatlah 

dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam 

nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan 

menerima karunia Roh Kudus” (Kis. 2:38).

Jawaban Petrus menjelaskan jalan keselamatan – sebuah jalan yang 

diterangkan berulangkali dalam Kisah Para Rasul. Agar diselamatkan, 

kita harus melalui: pertobatan, baptisan air untuk menghapus dosa, 

dan baptisan Roh Kudus – biasanya berurutan, walaupun ada beberapa 

kasus khusus (seperti Saulus dan Kornelius, yang menerima baptisan 

Roh Kudus sebelum baptisan air). Maka baptisan air yaitu  syarat 

kunci bagi setiap orang yang ingin menerima baptisan Roh Kudus.

12.5.2 Hubungan antara baptisan air dan baptisan Roh Kudus

Baptisan air harus mempunyai kesaksian Roh Kudus agar darah 

Tuhan dapat hadir dalam air (Yoh. 19:34; 1Yoh. 5:6-8). Paulus menulis, 

“Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang 

Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi 

satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.” (1Kor. 12:13). 

Di ayat ini, Paulus menjelaskan dua hal yang terjadi berurutan. Pertama, 

ia membicarakan baptisan air: “Sebab dalam satu Roh kita semua… 

telah dibaptis menjadi satu tubuh”. Sakramen ini harus dilakukan 

oleh pembaptis yang telah menerima Roh Kudus, sebab  Roh Kudus-

lah yang mempunyai kuasa untuk mengampuni dosa (Yoh. 20:22-23). 

Kedua, Paulus menjelaskan mengenai baptisan Roh Kudus: “diberi 

minum dari satu Roh”. Roh Kudus yaitu  “air hidup” yang diberikan 

Tuhan Yesus kepada orang-orang percaya, sehingga mereka tidak 

lagi merasa haus. Air ini akan menjadi mata air di dalam hati mereka, 

mengalir kepada kehidupan kekal (Yoh. 4:14; 7:37-39).

Urutan ini sesuai dengan apa yang dijelaskan Petrus dalam 

khotbahnya di hari Pentakosta. Selanjutnya kita melihat hal ini 

digambarkan pada apa yang dialami orang-orang percaya di gereja para 

rasul. Namun ada beberapa pengecualian. Termasuk di antaranya yaitu  

Saulus yang dibaptis dengan Roh Kudus sebelum ia menerima baptisan 

air (Kis. 9:17). Di sini Yesus memperlihatkan bahwa Ia telah memilih 

Saulus untuk menyatakan nama-Nya kepada bangsa-bangsa bukan 


357

Yahudi, raja-raja dan bangsa Israel (Kis. 9:10-19). Kasus pengecualian 

lain yaitu  Kornelius dan keluarganya, yang juga menerima baptisan 

Roh Kudus sebelum menerima baptisan air. Sekali lagi ini terjadi untuk 

menunjukkan hikmat Allah, dan menunjukkan kepada orang-orang 

Kristen dari bangsa Yahudi bahwa karunia keselamatan-Nya sekarang 

juga diberikan kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi (Kis. 10:28, 44-48; 

11:1-4, 15-18).

Hari ini, di Gereja Yesus Sejati, kita juga melihat banyak contoh 

orang-orang yang menerima Roh Kudus sebelum mereka menerima 

baptisan air. Mereka yaitu  tanda karunia Allah kepada mereka yang 

mencari Dia dan gereja sejati-Nya. Pencurahan Roh Kudus menjadi 

saksi atas injil yang telah mereka terima dan menolong membangun 

iman mereka.

12.5.3 Cara baptisan air yang benar

saat  Paulus bertemu dengan beberapa murid di Efesus, ia 

bertanya, “Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, saat  kamu menjadi 

percaya?” (Kis. 19:2).

Mereka menjawab, “Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, 

bahwa ada Roh Kudus.”

Paulus heran dan bertanya-tanya apakah baptisan yang telah 

mereka terima, entah bagaimana, baptisan yang salah. Ini sebab  di 

masa hujan awal, orang yang telah menerima baptisan air juga akan 

menerima baptisan Roh Kudus. Tentu ada alasan yang masuk akal 

mengapa murid-murid di Efesus belum menerima Roh Kudus (ref. Kis. 

8:18-24). Jadi Paulus bertanya kepada mereka, “Kalau begitu dengan 

baptisan manakah kamu telah dibaptis?”

Jawab mereka: “Dengan baptisan Yohanes.”

Sekarang Paulus mengerti. Ia berkata kata  kata  kepada mereka, “Baptisan 

Yohanes yaitu  pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kata  kata  

kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang 

datang lalu  dari padanya, yaitu Yesus.”

Paulus lalu  membaptis mereka di dalam nama Yesus. Dan 

sesudah  menumpangkan tangan ke atas mereka, Roh Kudus turun 

kepada mereka, dan mereka mulai berkata kata  kata -kata dalam bahasa roh dan 

bernubuat (Kis. 19:1-7).

Bab 12: Menerima Roh Kudus

358

Catatan bersejarah ini memberitahukan kepada kita bahwa cara 

baptisan sangat penting: baptisan air harus dilakukan sesuai dengan 

petunjuk Tuhan Yesus dan para rasul. Bila tidak, dosa tidak dapat 

diampuni, dan Roh Kudus tidak akan diberikan.

Alkitab mengajarkan cara baptisan air yang benar kepada kita:

(i)  Dalam nama Yesus

 Baptisan air harus dilakukan di dalam nama Yesus (Kis. 

2:38; 8:16; 10:48; 19:5), sebab  selain dengan nama-Nya, 

tidak ada nama lain yang olehnya kita dapat diselamatkan 

(Kis. 4:12). Baptisan air di dalam nama Yesus mempunyai 

kuasa untuk menghapus dosa (Kis. 10:43; 22:16; 1Yoh. 

2:12).

(ii) Kepala tertunduk

 Makna baptisan air yaitu  dibaptis ke dalam kematian 

Tuhan (Rm. 6:3). sebab  itu kita harus menundukkan kepala 

untuk menunjukkan bahwa kita disatukan dengan Kristus 

dalam kematian-Nya (Rm. 6:5; Yoh. 19:30). Sikap ini juga 

menunjukkan penyesalan orang berdosa yang memohon 

pengampunan dari Allah (Ez. 9:6; Mzm. 38:4; 40:12; Luk. 

18:13-14).

(iii)  Diselam seluruhnya

 Saat baptisan, tubuh kita harus sepenuhnya diselamkan 

ke dalam air, untuk menandakan penguburan kita dengan 

Kristus (Rm. 6:3-4). Cara baptisan ini dicatat di dalam 

Alkitab, antara lain: baptisan Tuhan Yesus (Mat. 3:16); 

baptisan yang dilakukan Filipus kepada sida-sida Etiopia 

(Kis. 8:36-39); baptisan yang dilakukan Yohanes Pembaptis 

di Ainon, di tempat yang “banyak air” (Yoh. 3:23).

(iv)  Pembaptis yang memenuhi syarat

 Selain cara yang benar, baptisan air juga harus dilakukan 

oleh seseorang pembaptis yang memenuhi syarat. Ia 

haruslah: (a) telah menerima baptisan air yang benar, 

sesuai dengan Alkitab. Akan menjadi hal yang bertentangan 

jika  seseorang yang dosa-dosanya sendiri belum 

diampuni – dan ia sendiri belum ada di dalam Kristus – 

membaptis untuk penghapusan dosa orang lain; (b) telah 

menerima baptisan Roh Kudus, untuk menunjukkan bahwa 


359

ia diutus oleh Allah (Rm. 10:15; Yoh. 3:34; 20:21-22; Luk. 

4:18). Ini sebab  kuasa untuk mengampuni dosa terdapat 

dalam baptisan Roh Kudus (Yoh. 20:22-23).

12.5.4 Banyak gereja tidak membaptis dengan benar

Hari ini, sebagian besar gereja Kristen mengabaikan cara 

membaptis yang benar dan sesuai dengan Alkitab. Praktik-praktik 

umum di antaranya membaptis “di dalam nama Bapa, Anak dan Roh 

Kudus; dengan kepala menengadah; dengan percikan air; dan lain-lain. 

Semua cara baptisan ini tidak sesuai dengan Alkitab. Hal lainnya yaitu  

orang yang melakukan baptisan air tidak sepenuhnya memenuhi syarat 

seperti yang telah digariskan oleh Alkitab. Dengan demikian, tidak 

ada perbedaan antara baptisan-baptisan ini dengan baptisan Yohanes 

Pembaptis, yang hanya dimaksudkan untuk membimbing orang 

ke dalam pertobatan. sebab  alasan-alasan ini, baptisan-baptisan 

seperti itu tidak efektif dalam menghapus dosa, dan sebab  itu tidak 

memungkinkan orang menerima Roh Kudus.

12.6 Penumpangan tangan

Praktik “menumpangkan tangan” mempunyai makna penting di 

dalam Alkitab, baik di Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Ada 

saat-saat tertentu praktik ini selalu dilakukan:

12.6.1 Mempersembahkan korban

Hukum Perjanjian Lama menyatakan bahwa jika  bangsa 

Israel mempersembahkan korban bakaran, orang yang memberikan 

korban harus menumpangkan tangannya ke atas kepala binatang yang 

dikorbankan (Kel. 29:10-14; Im. 1:3-4). Tindakan ini yaitu  sebuah 

ungkapan kesatuan antara orang yang mempersembahkan korban 

dengan binatang yang dipersembahkan. Ini menandakan: a) dosa-

dosa orang yang mempersembahkan korban akan ditanggung oleh 

si binatang persembahan; b) Binatang itu akan mati menggantikan 

dirinya.

Bab 12: Menerima Roh Kudus

360

12.6.2 Pemberian berkat

Di dalam Alkitab, catatan pertama penumpangan tangan untuk 

tujuan memberkati berkaitan dengan Yakub. Ia menumpangkan 

tangannya untuk memberkati dua anak Yusuf, Efraim dan Manasye 

(Kej. 48:8-20). Di dalam Perjanjian Baru, kita melihat Yesus memberkati 

anak-anak (Mat. 19:13-15; Mrk. 10:13-16).

12.6.3 Menyembuhkan orang sakit

Sebelum Ia naik ke surga, Yesus berkata kata  kata  kepada murid-murid-

Nya, “Mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan 

orang itu akan sembuh” (Mrk. 16:18). Penumpangan tangan dapat 

menyembuhkan orang sakit, sebab  menyampaikan dua hal: kesatuan 

dan pemberkata kata  kata n. Penumpangan tangan membuat seorang hamba 

Tuhan menyampaikan kuasa kesembuhan kepada orang yang sakit, 

dan sekaligus memberkatinya. Catatan pelayanan Yesus di Perjanjian 

Baru memperlihatkan kepada kita bahwa Ia menyembuhkan banyak 

orang sakit dengan cara ini (Mrk. 6:5; 8:22-25; Luk. 4:40; 13:10-13). 

saat  Paulus terdampar di Pulau Malta, ia juga menyembuhkan ayah 

Publius, gubernur Pulau Malta yang sakit demam dan disentri, dengan 

penumpangan tangan (Kis. 28:7-8).

12.6.4 Membagikan karunia-karunia rohani

Penumpangan tangan juga mempunyai kuasa untuk membagikan 

karunia rohani. Musa menumpangkan tangan kepada penerusnya, 

Yosua, yang lalu  dipenuhi dengan hikmat dan karunia memimpin, 

sehingga ia dapat memimpin bangsa Israel (Ul. 34:9). Melalui 

pengilhaman nubuat, Paulus dan para penatua menumpangkan tangan 

mereka ke atas Timotius, sehingga ia menerima karunia-karunia rohani 

untuk tugas penginjilan (1Tim. 4:14; 2Tim. 1:6-7).


361

12.6.5 Sakramen

Penumpangan tangan juga dilihat sebagai sakramen (Ibr. 6:2). 

Alkitab mengajarkan kita untuk melakukannya dengan hikmat dan 

tidak sembarangan (1Tim. 5:22). Contoh-contoh dalam Alkitab antara 

lain:

(i)  Menahbiskan hamba Tuhan

 Dalam Perjanjian Lama, Musa meminta agar Allah 

menunjuk seseorang untuk mengepalai bangsa Israel agar 

mereka “jangan hendaknya seperti domba-domba yang 

tidak mempunyai gembala” (Bil. 27:17). Maka Allah berkata kata  kata  

kepada Musa, “Ambillah Yosua bin Nun, seorang yang 

penuh roh, letakkanlah tanganmu atasnya… dan berilah 

dia sebagian dari kewibawaanmu, supaya segenap umat 

Israel mendengarkan dia” (Bil. 27:18, 20). Musa melakukan 

seperti yang diperintahkan Allah dan menahbiskan Yosua 

di hadapan bangsa Israel melalui penumpangan tangan 

(Bil. 27:15-23).

 Di dalam Perjanjian Baru, saat  orang-orang Yahudi warga-

negara Yunani (Helenis) mengeluh sebab  orang-orang 

Yahudi sebab  para janda mereka diabaikan pada pelayanan 

sehari-hari, para rasul berkata-kata  kepada murid-murid 

untuk memilih tujuh orang yang terkenal baik, penuh Roh 

dan hikmat. Murid-murid melakukannya dan memilih 

mereka melalui penumpangan tangan (Kis. 6:1-6).

(ii) Mengutus pekerja

 Di dalam gereja para rasul, pertama-tama pekerja harus 

menerima penumpangan tangan sebelum diutus untuk 

mengabarkan injil. Kisah Para Rasul mencatat: “Pada 

suatu hari saat  mereka beribadah kepada Tuhan dan 

berpuasa, berkata kata  kata lah Roh Kudus: "Khususkanlah Barnabas 

dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan 

bagi mereka." Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan 

sesudah  meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka 

membiarkan keduanya pergi” (Kis. 13:2-3).

Bab 12: Menerima Roh Kudus

362

12.6.6 Berdoa memohon Roh Kudus

Di dalam baptisan Roh Kudus, penumpangan tangan juga 

merupakan hal yang penting. Alkitab berkata-kata , pada saat masa 

hujan awal, orang-orang percaya seringkali menerima Roh Kudus 

melalui doa dan penumpangan tangan. Kita melihat contoh-contoh 

dari:

(i) Orang-orang percaya di Samaria

 sesudah  Stefanus mati sebagai martir, gereja Yerusalem 

mengalami penganiayaan besar. Murid-murid terpencar di 

seluruh daerah Yudea dan Samaria. Pada masa inilah Filipus 

pergi ke Samaria untuk mengabarkan injil dengan berani, 

melakukan banyak tanda dan mujizat. saat  para rasul di 

Yerusalem mendengar bahwa orang-orang Samaria telah 

menerima injil Allah melalui Filipus, mereka mengutus 

Petrus dan Yohanes ke sana. saat  para rasul berdoa bagi 

mereka dan menumpangkan tangan ke atas orang-orang 

percaya di Samaria, dengan segera mereka menerima Roh 

Kudus (Kis. 8:1-17).

(ii) Saulus

 Pada awalnya, Saulus menentang injil dan menganiaya 

gereja (Fil. 3:6; ref. Yoh. 16:2-3). Ia mendapatkan surat dari 

imam besar yang memberinya wewenang untuk menangkap 

orang-orang Kristen di Damsyik dan membawa mereka ke 

Yerusalem. Di tengah jalan, Tuhan Yesus menampakkan 

diri kepadanya dan memilihnya untuk menjadi rasul bagi 

bangsa-bangsa bukan Yahudi. Di saat yang sama Yesus 

menampakkan diri kepada Ananias untuk pergi kepada 

Saulus. saat  Ananias menemukannya, ia menumpangkan 

tangan ke atas kepala Saulus dan berkata kata  kata , “Saulus, saudaraku, 

Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di 

jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, 

supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh 

Kudus” (Kis. 9:17). Pada saat itulah Saulus menerima Roh 

Kudus dan lalu  bangkit untuk dibaptis dengan air.

(iii) Murid-murid di Efesus

 saat  Paulus pergi ke Efesus, ia bertemu dengan murid-

murid yang hanya menerima baptisan Yohanes, dan belum 


363

menerima Roh Kudus. Segera Paulus membaptis ulang 

mereka di dalam nama Yesus dan menumpangkan tangan 

ke atas mereka. Roh Kudus dengan segera turun kepada 

mereka, dan mereka mulai berkata kata  kata -kata dalam bahasa roh 

dan bernubuat (Kis. 19:1-6).

Semua kejadian di atas memberitahukan kita bahwa orang-orang 

Kristen di masa awal seringkali menerima Roh Kudus melalui doa dan 

penumpangan tangan. Hari ini kita dapat melihat karunia yang sama 

di Gereja Yesus Sejati.

12.7 Miskin di hadapan Allah

Menerima Roh Kudus yaitu  syarat yang tak dapat dilewatkan 

untuk dapat masuk ke dalam kerajaan surga (Yoh. 3:5; Ef. 1:14). Tuhan 

Yesus mengajarkan kita mengenai sikap yang benar untuk mencari 

kerajaan ini: “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, 

sebab  merekalah yang empunya Kerajaan Sorga” (Mat. 5:3).

Miskin di hadapan Allah yaitu  bersikap rendah hati dan 

sepenuhnya mengosongkan diri kita, untuk memberikan ruang bagi 

Roh Kudus untuk memenuhi diri kita dan menuntun kehidupan kita. 

Patut kita perhatikan, seringkali anak-anaklah yang menerima Roh 

Kudus lebih mudah dan cepat. Ini sungguh mengingatkan kita akan 

pesan Tuhan: “Aku berkata kata  kata  kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak 

bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke 

dalam Kerajaan Sorga” (Mat. 18:3).

12.7.1 Gereja-gereja di Laodikia dan Smirna

Di dalam kitab Wahyu, kita melihat bahwa jemaat gereja di 

Laodikia menganggap diri mereka kaya dan tidak kekurangan apa-apa, 

tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya, “melarat, dan malang, 

miskin, buta dan telanjang” (Why. 3:17). Kata-kata ini menjelaskan 

keadaan beberapa gereja pada hari ini, yang: tidak mempunyai 

kebenaran, namun  mengira mereka mempunyainya – sebab  itu mereka 

miskin; tidak mempunyai Roh Kudus, namun  menyatakan bahwa 

mereka mempunyainya – buta; mengira diri mereka kudus, namun  

Bab 12: Menerima Roh Kudus

364

sebenarnya tidak – telanjang. Maka Tuhan berkata kata  kata  kepada mereka: 

“Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang 

yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk 

mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia 

bersama-sama dengan Aku” (Why. 3:20).

Berbeda dengan Gereja Laodikia, kita mengetahui keadaan 

gereja di Smirna saat  Tuhan berkata kata  kata , “Aku tahu kesusahanmu 

dan kemiskinanmu—namun engkau kaya” (Why. 2:9). Kita harus 

meneladani contoh gereja ini, miskin di hadapan Allah sehingga kita 

kaya di mata Allah.

12.7.2 Meninggalkan ajaran-ajaran yang tidak sesuai dengan 

kebenaran

Hari ini banyak orang Kristen mempermasalahkan bahasa 

roh, menyatakan bahwa baptisan Roh Kudus tidak harus disertai 

dengan bahasa roh. Ada juga orang-orang yang bersikeras bahwa 

orang menerima Roh Kudus saat ia menjadi percaya kepada Kristus. 

Yang lain menyatakan bahwa Roh Kudus telah masuk ke dalam hati 

setiap orang percaya sejak hari Pentakosta. Keyakinan-keyakinan ini 

menghalangi orang menerima Roh Kudus. Seperti sebuah perabot yang 

harus dikosongkan terlebih dahulu dari isinya yang lama sebelum diisi 

dengan yang baru, kita harus mengosongkan ajaran-ajaran Alkitab 

yang keliru sebelum Roh Kudus dapat memenuhi hati kita.

Dari catatan mengenai murid-murid di Efesus dalam Kisah 

Para Rasul 19, kita melihat contoh orang-orang yang merendahkan 

diri dengan mengesampingkan pengertian injil mereka yang tidak 

sempurna. Paulus bertanya kepada mereka tanpa basa-basi: “Sudahkah 

kamu menerima Roh Kudus, saat  kamu menjadi percaya?”

Mereka menjawab dengan terus terang, “Belum, bahkan kami 

belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus” (Kis. 19:2).

Maka Paulus menyadari mengapa mereka belum menerima Roh 

Kudus, yaitu  sebab  mereka hanya menerima baptisan pertobatan 

Yohanes. sebab  itu, dia membaptis mereka lagi di dalam nama Yesus 

(Kis. 19:3-5). 

Sebagian orang Kristen menentang bentuk baptisan ulang apa 

pun, sebab  berasalan bahwa sebab  baptisan air menandakan 


365

kematian, penguburan dan kebangkitan kita dengan Tuhan, kita 

hanya dapat dibaptis satu kali seumur hidup. Mereka tidak menyadari 

jika  baptisan itu tidak dilakukan sesuai dengan Alkitab, sakramen 

itu tidak dapat menghapus dosa-dosa kita, dan sama saja dengan tidak 

dibaptis sama sekali. Pentingnya baptisan air yang benar tampak jelas 

dari tindakan Paulus membaptis ulang orang-orang percaya di Efesus: 

saat  lalu  ia menumpangkan tangan ke atas mereka, mereka 

menerima Roh Kudus dan berbahasa roh (Kis. 19:6).

12.8 Kekudusan

Kekudusan yaitu  syarat penting lain untuk menerima Roh 

Kudus. Tuhan Yesus mengajarkan kita, “Berbahagialah orang yang suci 

hatinya, sebab  mereka akan melihat Allah” (Mat. 5:8). Allah itu kudus, 

dan tanpa kekudusan, orang tidak dapat melihat-Nya (1Ptr. 1:15-16; 

Ibr. 12:14) atau menerima karunia-Nya (Mzm. 73:1). Ia telah memilih 

kita dari antara bangsa-bangsa dan memisahkan kita untuk menjadi 

umat yang kudus. sebab  itu Ia mengharapkan kita dikuduskan dan 

suci (1Tes. 4:3-7).

Kita melihat Allah senantiasa menuntut kekudusan dari umat-

Nya, sebab  di masa Perjanjian Lama, Ia telah menetapkan agar bangsa 

Israel harus menjaga diri mereka tetap kudus dengan memegang 

ketetapan dan perintah-Nya (Im. 1:3-4; 11:44-47; Yer. 4:4; 9:25).

Alkitab mengajarkan kita: “Jagalah hatimu dengan segala 

kewaspadaan, sebab  dari situlah terpancar kehidupan” (Ams. 4:23). 

Allah memerintahkan umat pilihan-Nya di Perjanjian Lama untuk 

melakukan ini melalui tindakan sunat, memperingatkan bahwa 

mereka akan dihukum jika  tidak disunat (Yer. 4:4; 9:25). Di dalam 

Perjanjian Baru, sunat yang sejati tidak lagi berupa tindakan fisik yang 

ada di luar, namun  menjadi keadaan rohani yang berhubungan dengan 

hati kita (Rm. 2:27-29). Sayangnya orang-orang Farisi di masa Yesus 

mengabaikan hal ini dan menekankan kekudusan yang tampak dari 

luar saja, dan menelantarkan kekudusan hati mereka. Mereka lebih 

mementingkan upacara-upacara agama, seperti membasuh tangan 

sebelum makan, dan mengecam Yesus dan murid-murid-Nya yang 

makan tanpa mencuci tangannya. Yesus menegur sikap mereka yang 

salah dengan berkata kata  kata , “Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan 

bagian luar dari cawan dan pinggan, namun  bagian dalammu penuh 

rampasan dan kejahatan” (Luk. 11:39). Jadi kekudusan berasal dari 

Bab 12: Menerima Roh Kudus

366

hati yang murni; dan ini yaitu  tujuan sesungguhnya di balik segala 

hukum Allah.

Patut disebutkan bahwa mempunyai hati yang murni tidak selalu 

berarti kita harus mencapai tingkat kekudusan yang sempurna, atau 

benar-benar kudus. Namun ini yaitu  cara hidup, yang di dalamnya 

kita senantiasa berusaha untuk hidup kudus. Tersirat sebuah tuntutan 

di dalamnya agar kita bertobat dengan sepenuh hati jika  kita 

melakukan dosa. Kita semua manusia, dan tidak ada orang yang 

sempurna kecuali Allah (Mat. 19:17; Rm. 3:9-12). Jadi yang penting 

yaitu  mengejar kekudusan, dan segera bertobat saat  melakukan 

pelanggaran.

Kita dapat belajar dari banyak contoh di Alkitab. Ayub duduk 

dalam debu dan abu untuk bertobat dan akhirnya dapat melihat Allah 

dengan mata kepalanya sendiri, dan mendapat kesembuhan (Ayb. 

42:5-6, 10). Zakheus, seorang pemungut cukai, bertobat di hadapan 

Yesus, sehingga diampuni dan diselamatkan (Luk. 19:1-10). 

Allah murah hati dan baik. Ia mau menyertai mereka yang remuk 

dan rendah hati, dan yang memegang Firman-Nya (Mzm. 103:8-9; Yes. 

57:15; 66:2). Alkitab memberitahukan kepada kita bahwa pengorbanan 

yang Ia kehendaki yaitu  jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk 

(Mzm. 51:17). sebab  itu kita perlu terus-menerus memeriksa diri 

kita, meminta kepada Allah untuk menyelidiki hati kita, dan bertobat 

dari setiap kesalahan (Rat. 3:40; Mzm. 139:23-24).

Di masa Raja Salomo, Allah berjanji kepada bangsa Israel: 

“Berpalinglah kamu kepada teguranku! Sesungguhnya, aku hendak 

mencurahkan isi hatiku kepadamu” (Ams. 1:23). Hari ini, di masa hujan 

akhir, siapa saja yang mendengar teguran Allah dan berbalik kepada-

Nya, akan menerima karunia Roh Kudus. Kita harus terilhamkan 

oleh doa Daud: “Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-

Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! 

Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku 

dari dosaku… Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah 

batinku dengan roh yang teguh!” (Mzm. 51:1, 10)


367

12.9 Iman dan ketekunan

12.9.1 Iman

Allah menyukai orang yang beriman dan memberkati mereka 

dengan menjawab doa-doa mereka: “namun  tanpa iman tidak mungkin 

orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada 

Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi 

upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia” (Ibr. 11:6). 

Penulis Kitab Ibrani menjelaskan bahwa iman yaitu  “dasar dari 

segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang 

tidak kita lihat” (Ibr. 11:1). Yesus juga mengajarkan, “apa saja yang 

kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, 

maka hal itu akan diberikan kepadamu” (Mrk. 11:24).

12.9.2 Allah yang tidak kelihatan

Hari ini ada banyak orang sulit percaya kepada Allah, sebab  

mereka tidak dapat melihat-Nya. Alkitab memang mengajarkan: “Tidak 

seorangpun yang pernah melihat Allah” (Yoh. 1:18; ref. Yoh. 4:24). 

Namun manusia tidak dapat menyangkal keberadaan-Nya, seperti 

yang ditunjukkan Paulus: “Sebab apa yang tidak nampak dari pada-

Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak 

kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka 

tidak dapat berdalih” (Rm. 1:20). Percaya akan adanya Allah yaitu  

langkah pertama dalam perjalanan iman kita, dan dengan iman, jarak 

antara Allah dengan kita akan berkurang seiring berjalannya waktu.

Iman kita juga tumbuh jika  kita memegang erat pengajaran-

pengajaran Alkitab tentang kasih Allah yang tidak berkesudahan, 

kemahakuasaan-Nya, dan kesetiaan-Nya. Alkitab mengajarkan:

Allah itu kasih (1Yoh. 4:8). Bukti kasih-Nya yaitu

kedatangan-Nya sebagai manusia untuk menyerahkan 

nyawa-Nya demi kita, dan menyelamatkan kita dari maut 

dan masuk ke dalam kehidupan (Yoh. 3:16; Rm. 5:7-8). 

Dengan menyadari hal ini, kita dapat merasa yakin bahwa 

Ia tidak menahan hal apa pun juga untuk kita (Rm. 8:32).

Allah itu maha kuasa (Kej. 17:1) dan segala hal menjadi

mungkin melalui Dia (Mat. 19:26). Alkitab berkata kata  kata : “Oleh 

Bab 12: Menerima Roh Kudus

368

firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-

Nya segala tentaranya” (Mzm. 33:6). Jadi tidak ada hal yang 

mustahil Dia lakukan demi kita (Kej. 18:14).

Allah itu setia (Ul. 7:9). Bahkan saat kita tidak setia, Ia tetap

setia, sebab  Ia tidak dapat menyangkal diri-Nya sendiri 

(2Tim. 2:13). Allah berjanji melalui Yesus bahwa apa pun 

yang kita minta dengan iman, kita akan menerimanya (Mat. 

21: 22). Jadi kita harus percaya bahwa Ia akan menjawab 

doa-doa kita.

12.9.3 Orang-orang beriman

Dari Alkitab, kita mengetahui ada dua orang yang memperlihatkan 

iman yang luar biasa kepada Yesus. Pertama, ada seorang perempuan 

yang menderita pendarahan selama dua belas tahun. Ia mendekati Yesus 

dan menjamah jubah-Nya, percaya bahwa ia dapat sembuh dengan 

melakukannya. Perempuan itu tidak pergi dengan tangan hampa, 

sebab  pendarahannya langsung berhenti. Yesus berkata kata  kata  kepadanya, 

“Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan 

selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!” (Mrk. 5:34). Kedua, kita 

membaca tentang seorang pegawai istana yang anaknya sakit dan 

sekarat. Ia memohon kepada Yesus untuk pergi bersamanya. Pada saat 

yang genting itu, Yesus memutuskan untuk tidak menyertai dia, namun  

hanya berkata kata  kata , “Pergilah, anakmu hidup!” (Yoh. 4:50). Pegawai istana 

itu percaya dengan perkataan Yesus dan kembali ke rumahnya dengan 

iman. Berkat dicurahkan kepadanya, sebab  hambanya menemui dia 

di tengah jalan dan berkata-kata  bahwa anaknya telah sembuh.

12.9.4 Ajaran-ajaran palsu

Di masa para rasul, ada guru-guru palsu yang menyatakan bahwa 

kebangkitan yaitu  hal di masa lampau. Pengajaran mereka menyebar 

seperti virus yang menghancurkan iman banyak orang (2Tim. 2:17-18; 

1Kor. 15:12-22). Keadaan serupa dapat ditemukan dalam Kekristenan 

pada hari ini. Banyak pemimpin gereja menyatakan bahwa Pentakosta 

telah berlalu. Yang lain berpendapat bahwa Roh Kudus turun satu kali 

untuk selamanya di hari Pentakosta, dan sejak hari itu Ia terus menyertai 

orang-orang Kristen. Seperti ajaran-ajaran palsu di masa para rasul, 

ajaran-ajaran ini telah meresap ke dalam Kekristenan, mengacaukan 


369

iman  banyak orang dan menghalangi mereka mengalami baptisan Roh 

Kudus.

Kita perlu memahami bahwa hari Pentakosta yang asli memang 

telah menjadi bagian dalam sejarah, namun  Pentakosta-Pentakosta 

serupa bermunculan sejak hari itu sebab  Roh Kudus terus dicurahkan 

dengan penuh kuasa kepada umat percaya. Paulus berkata kata  kata , “Di dalam 

Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga 

oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu” (Gal. 3:14). 

Perkataannya memberitahukan bahwa Roh Kudus yang Allah janjikan 

pasti akan dicurahkan kepada semua orang yang mencari Dia dengan 

iman. Ini terlihat di masa hujan awal, dan terus terjadi di masa hujan 

akhir. Kita tidak boleh meragukan firman Allah.

12.9.5 Di mana kita harus berdoa?

Yesus mengajarkan: “namun  jika engkau berdoa, masuklah ke 

dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu 

yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang 

tersembunyi akan membalasnya kepadamu” (Mat. 6:6). Bila kita 

melihat ayat ini secara hurufiah, ini berarti kita harus mencari tempat 

yang tenang untuk berdoa – tempat kita dapat memusatkan perhatian 

dan tidak terganggu. Namun ini juga menandakan perlunya memasuki 

ruangan di dalam hati kita, tempat kita dapat berkomunikasi dengan 

Allah dengan tulus dan sungguh-sungguh.

Pergi ke tempat yang tenang untuk berdoa yaitu  kebiasaan 

yang baik. Namun keadaan hati kita juga penting. jika  seseorang 

tidak dapat memusatkan perhatian dan membiarkan pikirannya 

mengembara, ruangan paling sunyi sekalipun tidak akan berhasil 

membantu kita memanjatkan doa yang efektif. Sebaliknya, seseorang 

yang berdoa di tempat umum namun  melakukannya dengan sepenuh 

hati, dapat melakukan doa yang menyenangkan hati Allah. Yesus juga 

mengajarkan kita pentingnya ketulusan, dan memperingatkan agar 

tidak mencontoh orang-orang munafik yang senang berdoa dengan 

berdiri di dalam rumah ibadah dan di sudut jalan, agar mereka dapat 

dilihat orang lain (Mat. 6:5).

Yesus seringkali menyingkir dari kota dan kerumunan untuk 

berdoa di tempat-tempat yang tenang dan damai – kadang-kadang 

di gunung yang tinggi (Mat. 14:23; Luk. 6:12; 9:28) atau di padang 

Bab 12: Menerima Roh Kudus

370

belantara (Mat. 4:1-2; Mrk. 1:35; Luk. 5:16). Pada saat Ia berada di 

Taman Getsemani, Ia memisahkan Diri-Nya dari murid-murid-Nya 

untuk berdoa di kejauhan dan seorang diri (Mat. 26:36-40; Luk. 22:39-

41). namun  ini bukan satu-satunya cara-Nya berdoa – kita juga melihat 

dalam beberapa kesempatan, Yesus berdoa di hadapan banyak orang 

(Luk. 3:21; 11:1; Yoh. 11:41-43; 12:27-29). Ia juga memperlihatkan 

khasiat doa syafaat (Mat. 18:19-20) dan mengajarkan agar rumah-Nya 

harus menjadi “rumah doa bagi segala bangsa” (Mrk. 11:17).

Di masa gereja mula-mula, ada tempat-tempat yang biasa 

digunakan untuk berdoa (Kis. 10:9; 16:13) dan tempat-tempat lain 

yang dipilih oleh orang-orang percaya secara spontan (Kis. 21:5; 

27:35). Tidak mengherankan, Paulus mengajarkan kita untuk berdoa 

“di mana-mana” (1Tim. 2:8), menunjukkan bahwa tempat kita berdoa 

bukanlah hal yang penting, namun  yang penting yaitu  berdoa di dalam 

roh dan di dalam kebenaran (Yoh. 4:24).

12.9.6 Mencari Roh Kudus dengan segenap hati

Dalam Perjanjian Lama, Allah berbicara kepada umat-Nya yang 

ada dalam pembuangan di Babel melalui Nabi Yeremia: “Dan jika  

kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku 

akan mendengarkan kamu; jika  kamu mencari Aku, kamu akan 

menemukan Aku; jika  kamu menanyakan Aku dengan segenap 

hati” (Yer. 29:12-13). Kata-kata ini mengingatkan agar kita mencari 

Allah dengan sungguh-sungguh dan giat. Tanpa Roh Kudus, kita 

menjadi seperti orang-orang dalam pembuangan yang tidak mampu 

mengalahkan dosa, sebab  walaupun roh kita penurut, namun  tubuh 

kita lemah (Rm. 7:14-24; Mat. 26:41). Kita memberikan kuasa kepada 

kita yang melalui-Nya kita dibebaskan dari kuasa dosa dan maut (Rm. 

8:1-2, 13; Gal. 5:16). Kita dapat menemukan-Nya jika  kita berusaha 

keras memanggil-Nya dengan sepenuh hati.

12.10 Ketekunan dalam doa

Ketekunan yaitu  kunci keberhasilan doa. Di Kitab Roma, Paulus 

mendorong gereja untuk “bertekun[lah] dalam doa” (Rm. 12:12). Di

dalam Alkitab bahasa Inggris, Paulus memakai  kata kerja “continue 

– terus”, yang diterjemahkan dari bahasa Yunani proskartereo dan 


371

mempunyai beberapa arti, seperti “menantikan”, “menunggu di suatu 

tempat”, “meneruskan dengan setia bersama seseorang”, dan “dengan 

setia bergantung pada seseorang”2.

12.10.1 Contoh-contoh ketekunan

Ada banyak orang dari berbagai periode dalam sejarah yang 

menunjukkan sikap ketekunan di dalam doa dan sebab nya 

mendapatkan berkat. Mereka menjadi teladan-teladan yang baik untuk 

kita. Di antaranya yaitu :

(i)  Abraham

 saat  Abraham mendekati usia 100 tahun, ia menganggap 

dirinya sudah terlalu tua untuk menjadi ayah atas banyak 

bangsa, dan begitu juga istrinya telah terlalu tua untuk 

dapat melahirkan anak (Kej. 17:17). Namun ia percaya 

dengan janji Allah, menunggu dengan sabar dan tanpa ragu, 

hingga akhirnya ia menerimanya (Rm. 4:19-21; Ibr. 6:15).

(ii)  Yakub

 Saat ia kembali dari Haran, Yakub bergumul dengan Allah di 

Pniel sepanjang malam. Yakub tidak bersedia melepaskan-

Nya sampai Ia memberkatinya. Pada saat itu bukannya 

Allah tidak dapat menang – Allah sangat tersentuh dengan 

keteguhan Yakub sehingga Ia memilih untuk tidak menang, 

dan mengabulkan permintaan Yakub (Kej. 32:24-30).

(iii)  Elia

 Di masa pemerintahan Raja Ahab, terjadi kekeringan dan 

kelaparan di negeri Israel yang berlangsung selama tiga 

setengah tahun (Luk. 4:25). Elia pergi ke Gunung Karmel 

untuk berdoa memohon hujan, berlutut dan berdoa tujuh 

kali. Allah menjawab doanya: angin mulai berhembus, 

dan langit penuh dengan awan hujan yang lalu  

mencurahkan hujan ke atas bumi yang kering (1Raj. 18:41-

45; Yak. 5:17-18).

(iv)  Perempuan Kanaan

 Seorang perempuan Kanaan yang anaknya dirasuki setan 

datang ke hadapan Yesus untuk memohon pertolongan. 

Bab 12: Menerima Roh Kudus

372

Awalnya Yesus tidak berkata kata  kata  apa-apa. saat  Ia menjawab, 

Ia berkata kata  kata , “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang 

hilang dari umat Israel” (Mat. 15:24) dan juga menambahkan, 

“Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-

anak dan melemparkannya kepada anjing” (Mat. 15:26). 

Yesus menolak permohonannya sebanyak tiga kali, namun  

perempuan Kanaan ini tidak menyerah. Dengan rendah 

hati ia menjawab, “Benar Tuhan, namun anjing itu makan 

remah-remah yang jatuh dari meja tuannya” (Mat. 15:27). 

Yesus kagum dan memuji imannya, dan memulihkan 

anaknya.

(v)  Teman-teman orang lumpuh

 saat  Yesus sedang mengajar di sebuah rumah di 

Kapernaum, empat orang membawa orang lumpuh dan 

mencari Dia. Mereka tidak dapat mendekati Yesus sebab  

terhalang oleh kerumunan orang banyak, namun  mereka 

tidak menyerah. Kegigihan mereka terlihat saat mereka 

memanjat atap rumah untuk membuka jalan agar dapat 

menurunkan si orang lumpuh. Saat Yesus melihat iman 

mereka, Ia tergerak untuk mengampuni dosa-dosa si orang 

lumpuh dan menyembuhkannya (Mrk. 2:1-12).

(vi)  Gereja mula-mula

 Pada saat Raja Herodes menganiaya gereja mula-mula 

dengan sangat keras, ia memenjarakan Petrus dengan cara 

yang paling ketat, memerintahkan agar Petrus dibelenggu 

dengan rantai, dijaga oleh dua penjaga, dan empat pasukan 

di sisi lain pintu penjara. Gereja bersatu dalam doa 

memohon keselamatan Petrus. Allah menjawabnya dengan 

mengutus seorang malaikat untuk menyelamatkan Petrus 

(Kis. 12:4-19).

12.10.2 Janda yang tidak menyerah

Tuhan Yesus memberikan sebuah perumpamaan yang mendorong 

kita untuk berdoa dengan tekun dan tidak jemu-jemu, dan tidak pernah 

menyerah. Ia berkata kata  kata , "Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang 

tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun. Dan di kota 


373

itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata kata  kata : 

Belalah hakku terhadap lawanku. Beberapa waktu lamanya hakim itu 

menolak. namun  lalu  ia berkata kata  kata  dalam hatinya: Walaupun aku 

tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun, namun 

sebab  janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, 

supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku.” (Luk. 

18:1-5). Di sini Yesus menunjukkan bahwa hakim yang tidak adil dan 

lalim ini membenarkannya sebab  si janda tidak jemu-jemu terus 

meminta. Ia mengingatkan kepada kita bahwa Bapa kita surgawi yang 

baik dan berbelas kasihan, tentu akan menjawab doa anak-anak yang 

Ia kasihi, jika  mereka berdoa dengan tekun dan dengan iman.

12.10.3 Kehidupan doa Yesus

Selain mengajarkan kita berdoa, melalui teladan pribadi Yesus 

juga menunjukkan bagaimana hidup dengan penuh doa:

Ia berpuasa dan berdoa selama empat puluh hari dan

empat puluh malam untuk memohon kuasa dari atas, 

agar Ia dapat memenuhi tugas yang dipercayakan kepada-

Nya oleh Allah Bapa. Ia dipenuhi dengan Roh Kudus dan 

mendapatkan kuasa untuk menghadapi cobaan Iblis, dan 

memulai pelayanan-Nya (Luk. 4:1-15).

Ia sering berdoa semalaman untuk memohon kepada Bapa

untuk terus menolongnya dalam pelayanan-Nya (Mrk. 1:35; 

Mat. 14:23, 25; Luk. 6:12-13). sebab  itu Ia senantiasa 

dipenuhi dengan kuasa Roh Kudus, sehingga Ia dapat 

menyembuhkan orang-orang sakit dan mengusir setan 

(Mrk. 5:30; Luk. 5:17; 6:19; Kis. 10:38).

Di malam Ia akan ditangkap, Yesus berdoa tiga kali di Taman

Getsemani. Di saat genting itu, Ia sangat membutuhkan 

kekuatan dan kuasa dari Bapa surgawi untuk menjalankan 

rencana keselamatan di kayu salib. Walaupun malaikat-

malaikat datang untuk menguatkan-Nya, Ia terus 

berdoa, memohon kepada Allah dengan air mata. Alkitab 

menjelaskan bahwa keringat-Nya yang jatuh ke tanah 

yaitu  seperti tetesan darah. sebab  doa-Nya yang sangat 

tekun, Yesus dapat menghadapi maut di kayu salib dan 

akhirnya bangkit dalam kemuliaan (Mat. 26:36-44; Luk. 

22:41-44; Ibr. 5:7; Kis. 2:24).

Bab 12: Menerima Roh Kudus

374

12.10.4 Senantiasa berdoa memohon Roh Kudus

Ketekunan dalam doa sangat penting penting saat  kita memohon 

Roh Kudus, yang kita butuhkan untuk mendapatkan keselamatan. 

Yesus menceritakan dua perumpamaan menge