dua orang yang bijaksana dan baik, juga ber-
pendapat seperti itu, dan mereka tidak menilai diri sendiri atau-
pun orang lain melalui kecantikan. Kecantikan tidak membawa
kepujian apa pun bagi Allah, dan juga tidak merupakan tanda
pasti adanya hikmat dan kebaikan. Sebaliknya, kecantikan
telah menipu banyak orang laki-laki yang memilih istri berda-
sarkan hal itu. Mungkin saja ada jiwa yang cacat dan
tidak murni di dalam tubuh yang menarik dan molek. Bahkan,
banyak orang telah tergoda oleh kecantikan wanita sam-
pai menghancurkan kebajikan, kehormatan, dan jiwa mereka
yang sangat berharga itu. Kecantikan pada akhirnya akan
pudar, dan oleh sebab itu disebut sia-sia dan bohong. Serangan
penyakit mampu mengotori dan menodai kecantikan itu dalam
waktu singkat. Kecelakaan mampu menghancurkan bunga ini
saat sedang mekar-mekarnya. Usia lanjut pasti akan mem-
buatnya layu, dan kematian serta kubur akan memakannya
habis. namun takut akan Allah yang bertakhta di hati merupa-
kan kecantikan jiwa, yang membuat mereka yang memilikinya
memperoleh perkenanan Allah, dan di mata-Nya dipandang
sangat bernilai. Kecantikan jiwa akan bertahan selamanya dan
bahkan menghadapi maut itu sendiri, maut yang menghabis-
kan kemolekan tubuh namun justru menyempurnakan kecan-
tikan jiwa.
III. Kebahagiaan istri yang cakap.
1. Ia memperoleh penghiburan dan kepuasan dari kebajikan pi-
kirannya sendiri (ay. 25): Pakaiannya yaitu kekuatan dan
kemuliaan yang membungkus dirinya. Artinya, ia menikmati
diri sendiri serta penampilannya di hadapan dunia, dan de-
ngan demikian mendatangkan kepujian bagi dirinya sendiri. Ia
menikmati kekuatan dan keteguhan pikiran, memiliki sema-
ngat untuk menanggung banyak beban serta kekecewaan yang
bahkan harus dihadapi juga oleh orang-orang yang bijaksana
dan kuat di dunia ini. Pertahanan dan kelakuan yang baik
yaitu pakaiannya. Ia menangani semua itu dengan hormat,
dan ia senang melakukannya. Ia tertawa tentang hari depan. Ia
akan mengenang dengan bahagia saat usianya lanjut, bahwa
ia tidak bermalas-malasan atau tidak berguna di masa muda-
nya. Menjelang ajal, akan sungguh menyenangkan baginya
untuk berpikir bahwa ia telah menjalani hidup untuk tujuan
yang baik. Bahkan lebih dari itu, ia pun bergemar akan keke-
kalan yang kemudian. Ia akan memperoleh imbalan atas ke-
baikannya dengan sukacita berlimpah-limpah dan nikmat senan-
tiasa.
2. Ia menjadi berkat bagi sanak keluarganya (ay. 28).
(1) Anak-anaknya tumbuh dewasa di tempat tinggalnya, dan
mereka menyebutnya berbahagia. Mereka memujinya, dan
mereka sendiri merupakan penghargaan baginya, dan me-
reka siap memberikan penghargaan kepadanya. Mereka
berdoa untuknya, dan bersyukur kepada Allah sebab me-
miliki ibu sebaik itu. Mereka berutang budi kepadanya,
bagian dari hormat yang menurut Perintah Allah yang
kelima harus mereka berikan kepada ayah dan ibu mereka.
Ini merupakan kehormatan ganda yang memang layak bagi
ayah dan ibu yang baik.
(2) Suaminya merasa begitu bahagia dengan dia hingga dalam
semua kesempatan ia berbicara baik tentang istrinya seba-
gai salah seorang wanita terbaik. Sama sekali bukan-
lah hal yang tidak pantas bagi para suami dan istri untuk
saling memuji. Sebaliknya, ini yaitu contoh yang terpuji
tentang kasih di antara suami dan istri.
3. Ia menerima kata-kata pujian dari semua tetangganya seperti
yang dialami Rut, sebab setiap orang dalam kota tahu, bahwa dia
seorang wanita baik-baik (Rut 3:11). Kebajikan akan dipuji
(Flp. 4:8). Seorang wanita yang takut akan Tuhan akan
menerima pujian dari Allah (Rm. 2:29) dan dari manusia juga.
Di sini ditunjukkan,
(1) Bahwa ia akan sangat dipuji (ay. 29): Banyak wanita telah
berbuat baik. Sepertinya, wanita baik yaitu seperti per-
mata yang berharga, namun bukan permata langka seperti
yang disebutkan di sini (ay. 10). Memang ada banyak
wanita yang baik, namun tak seorang pun dapat disamakan
dengan yang satu ini. Siapakah akan mendapatkannya? Ia
lebih berharga dari pada permata. Perhatikanlah, orang-
orang yang baik sudah seharusnya bertujuan dan rindu
untuk unggul dalam hal kebajikan. Banyak wanita lajang
di rumah ayah mereka, telah berbuat baik, namun seorang
istri yang baik, jika dia cakap, melebihi mereka semua.
Ia berbuat lebih baik di tempatnya dibandingkan dengan
yang bisa mereka lakukan di tempat mereka. Atau, seperti
yang dijelaskan beberapa orang, seorang laki-laki tidak da-
pat mempunyai rumah yang dikelola dengan sangat baik
oleh anak-anak wanita nya sebaik yang dikelola oleh
istrinya yang cakap.
(2) Bahwa tidak diragukan lagi ia pasti akan dipuji (ay. 31).
Ada orang-orang yang mendapat pujian melebihi yang
patut mereka terima, namun orang-orang yang memuji istri
yang cakap memberi kepadanya bagian dari hasil tangan-
nya. Mereka memberi kepadanya apa yang seharusnya me-
mang sangat pantas diterimanya. Jikalau tidak demikian,
ia telah diperlakukan dengan tidak benar. Perhatikanlah,
orang patut dipuji sesuai dengan hasil tangannya yang me-
mang layak dipuji. Pohon dikenali dari buahnya, dan oleh
sebab itu, jika buahnya memang baik, maka pohon itu juga
harus mendapatkan penghargaan yang baik. Jika anak-
anak dari ibu yang cakap itu patuh dan bersikap hormat
terhadapnya dan berperilaku seperti seharusnya, mereka
telah memberi kepadanya bagian dari hasil tangannya. Ia
memetik keuntungan dari pemeliharaannya selama ini ter-
hadap mereka, dan menganggap dirinya telah menerima
imbalan sepatutnya. Dengan demikian, anak-anak harus
belajar membalas budi orang tua, dan ini berarti berbakti
kepada kaum keluarganya sendiri (1Tim. 5:4). Sebaliknya,
jika orang bersikap tidak adil, hal itu akan berbicara sen-
diri, perbuatannya memuji dia di pintu-pintu gerbang, de-
ngan terbuka di hadapan semua orang.
[1] Istri yang cakap itu menyerahkan kepada perbuatan ta-
ngannya sendiri untuk memuji dia dan tidak mencari
pujian dari manusia. Seorang wanita yang suka se-
kali mendengar dirinya dipuji bukanlah wanita yang
benar-benar cakap.
[2] Perbuatannya sendiri memuji dia. Jika semua sanak ke-
luarga dan tetangganya tetap diam, perbuatan-perbuat-
annya yang baik sendirilah yang akan memberikan puji-
an kepadanya. Para janda memberikan pujian tertinggi
kepada Dorkas pada waktu mereka menunjukkan semua
baju dan pakaian, yang dibuat Dorkas untuk kaum mis-
kin (Kis. 9:39).
[3] Hal terkecil yang bisa diharapkan dari para tetangganya
yaitu bahwa mereka sebaiknya membiarkan perbuat-
annya memuji dia, dan tidak menghalang-halangi se-
mua perbuatannya itu. Orang-orang yang berbuat baik,
biarlah mereka beroleh pujian dari padanya (Rm. 13:3).
Janganlah kita dengan hati dengki mengatakan atau
melakukan apa pun guna mengurangi pujian-pujian
dari perbuatannya itu. Sebaliknya, kita seharusnya di-
pacu oleh semuanya itu untuk melakukan perbuatan
baik itu dengan maksud yang kudus. Jangan sampai
orang lain mendapat kesaksian buruk dari kita yang
justru telah memperoleh kesaksian yang baik mengenai
kebenaran itu sendiri. Demikianlah ditutup cermin bagi
kaum wanita, yang ingin mereka buka untuk berdan-
dan. Jika mereka berbuat demikian, perhiasan mereka
akan ditemukan dalam pujian, hormat, dan kemuliaan
pada waktu Yesus Kristus datang kembali.
dua puluh pasal dari Kitab Amsal (mulai pasal 10 sampai dengan
pasal 29), yang setiap ayatnya kebanyakan terdiri atas kalimat-
kalimat utuh, tidak dapat dikelompokkan dalam judul-judul dan isi
yang sesuai. Oleh sebab itu, berikut ini saya telah menggabungkan
isi dari semua pasal ini, yang mungkin dapat berguna bagi mereka
yang ingin melihat sekaligus apa saja yang dikatakan tentang setiap
judul dalam pasal-pasal ini. Mungkin beberapa ayat tidak dikelom-
pokkan di bawah judul yang sama seperti yang akan dilakukan orang
lain, namun (saya berharap) kebanyakan dari ayat-ayat itu cukup
sesuai untuk digolongkan di bawah judul-judul yang telah saya beri-
kan.
1. Tentang penghiburan atau dukacita yang diterima para orang-
tua sebab anak-anak mereka, sesuai dengan sikap mereka
yang bijaksana atau bodoh, saleh atau fasik (10:1; 15:20;
17:21, 25; 19:13, 26; 23:15-16, 24-25; 27:11; 29:3).
2. Tentang ketidakcukupan yang disediakan dunia dan kecu-
kupan yang disediakan agama untuk membuat kita bahagia
(10:2-3; 11:4) serta pilihan yang oleh sebab itu harus diberi-
kan demi memperoleh manfaat kebajikan yang melebihi man-
faat yang disediakan dunia ini (15:16-17; 16:8, 16; 17:1; 19:1;
28:6, 11).
3. Tentang sifat malas dan rajin (10:4, 26; 12:11, 24, 27; 13:4,
23; 15:19; 16:26; 18:9; 19:15, 24; 20:4, 13; 21:5, 25-26; 22:13,
29; 24:30-34; 26:13-16; 27:18, 23, 27; 28:19). Terutama ten-
tang meningkatkan atau mengabaikan peluang (6:6; 10:5).
4. Kebahagiaan orang benar dan kesengsaraan orang fasik (10:6,
9, 16, 24-25, 27-30; 11:3, 5-8, 18-21, 31; 12:2-3, 7, 13-14, 21,
26, 28; 13:6, 9, 14-15, 21-22, 25; 14:11, 14, 19, 32; 15:6, 8-9,
24, 26, 29; 20:7; 21:12, 15-16, 18, 21; 22:12; 28:10, 18; 29:6).
5. Tentang kehormatan dan aib (10:7; 12:8-9; 18:3; 26:1; 27:21)
dan tentang kemuliaan sia-sia (25:14, 27; 27:2).
6. Tentang hikmat dari ketaatan dan kebodohan dari ketidak-
taatan (10:8, 17; 12:1, 15; 13:1, 13, 18; 15:5, 10, 12, 31-32;
19:16; 28:4, 7, 9).
7. Tentang celaka dan manfaat (10:10, 23; 11:9-11, 23, 27; 12:5-
6, 12, 18, 20; 13:2; 14:22; 16:29, 30; 17:11; 21:10; 24:8; 26:23,
27).
8. Pujian bagi percakapan yang bijaksana dan baik, serta kepe-
dihan dan aib yang disebabkan lidah yang tidak terkendali
D
682
(10:11, 13-14, 20-21, 31-32; 11:30; 14:3; 15: 2, 4, 7, 23, 28;
16:20, 23-24; 17:7; 18:4, 7, 20-21; 20:15; 21:23; 23:9; 24:26;
25:11).
9. Tentang kasih dan kebencian, pendamaian dan pertikaian
(10:12; 15:17; 17:1, 9, 14, 19; 18:6, 17-19; 20:3; 25:8; 26:17,
21; 29:9).
10. Tentang orang kaya dan miskin (10:5, 22; 11:28; 13:7-8;
14:20, 24; 18:11, 23; 19:1, 4, 7, 22; 22:2, 7; 28:6, 11; 29:13).
11. Tentang dusta, kecurangan, dan penipuan, serta tentang
kebenaran dan ketulusan (10:18; 12:17, 19, 22; 13:5; 17:4;
20:14, 17; 26:18-19, 24-26, 28).
12. Tentang fitnah (10:18; 16:27; 25:23).
13. Tentang banyak bicara dan berdiam diri (10:19; 11:12; 12:23;
13:3; 17:27-28; 29:11, 20).
14. Tentang keadilan dan ketidakadilan (11:1; 13:16; 16:8, 11;
17:15, 26; 18:5; 20:10, 23; 22:28; 23:10-11; 29:24).
15. Tentang kesombongan dan kerendahan hati (11:2; 13:10;
15:25, 33; 16:5, 18-19; 18:12; 21:4; 25:6-7; 28:25; 29:23).
16. Tentang menghina dan menghargai orang lain (11:12; 14:21).
17. Tentang penyebaran fitnah (11:13; 16:28; 18:8; 20:19; 26:20, 22).
18. Tentang sikap tergesa-gesa dan pertimbangan yang masak
(11:14; 15:22; 18:13; 19:2; 20:5, 18; 21:29; 22:3; 25:8-10).
19. Tentang menanggung jaminan (11:15; 17:18; 20:16; 22:26-27;
27:13).
20. Tentang wanita -wanita atau istri-istri yang baik dan
buruk (11:16, 22; 12:4; 14:1; 18:22; 19:13-14; 21:9, 19;
25:24; 27:15-16).
21. Tentang sikap murah hati dan tidak mau mengampuni (11:17;
12:10; 14:21; 19:17; 21:13).
22. Tentang berbelas kasihan terhadap orang miskin, dan sikap
tidak berbelas kasihan (11:24-26; 14:31; 17:5; 22:9, 16, 22-
23; 28:27; 29:7).
23. Tentang ketamakan dan kepuasan (11:29; 15:16-17, 27; 23:4-5).
24. Tentang amarah dan kelembutan hati (12:16; 14:17, 29; 15:1,
18; 16:32; 17:12, 26; 19:11, 19; 22:24-25; 25:15, 28; 26:21;
29:22).
25. Tentang kemurungan dan keceriaan (12:25; 14:10, 13; 15:13,
15; 17:22; 18:14; 25:20, 25).
26. Tentang harapan dan pengharapan (13:12, 19).
Indeks Topik Kitab Amsal
683
27. Tentang kebijaksanaan dan kebodohan (13:16; 14:8, 18, 33;
15:14, 21; 16:21-22; 17:24; 18:2, 15; 24:3-7; 26:6-11; 28:5).
28. Tentang pengkhianatan dan kesetiaan (13:17; 25:13, 19).
29. Tentang teman yang baik dan bebal (13:20; 14:7; 28:7; 29:3).
30. Tentang pendidikan anak-anak (13:24; 19:18; 20:11; 22:6, 15;
23:12; 24:14; 29:15, 17).
31. Tentang takut akan Tuhan (14:2, 26-27; 15:16, 33; 16:6; 19:23;
22:4; 23:17-18).
32. Tentang memberikan kesaksian yang benar dan palsu (14:5,
25; 19:5, 9, 28; 21:28; 24:28; 25:18).
33. Tentang pencemooh (14:6, 9; 21:24; 22:10; 24:9; 29:9).
34. Tentang sikap terlalu mudah percaya dan sikap hati-hati
(14:15-16; 27:12).
35. Tentang raja-raja dan rakyat mereka (14:28, 34-35; 16:10, 12-
15; 19:6, 12; 20:2, 8, 26, 28; 22:11; 24:23-25; 28:2-3, 15-16;
29:5, 12, 14, 26).
36. Tentang rasa iri, terutama iri terhadap orang berdosa (14:30;
23:17-18; 24:1-2, 19, 20; 27:4).
37. Tentang kemahatahuan Allah dan pemeliharaan-Nya yang
melingkupi alam semesta (15:3, 11; 16:1, 4, 9, 33; 17:3;
19:21; 20:12, 24; 21:1, 30-31; 29:26).
38. Tentang nama baik dan nama yang tercemar (15:30; 22:1).
39. Tentang pendapat yang baik mengenai diri sendiri (14:12;
16:2, 25; 20:6; 21:2; 26:12; 28:26).
40. Tentang pengabdian kepada Allah dan ketergantungan ke-
pada-Nya (16:3; 18:10; 23:26; 27:1; 28:25; 29:25).
41. Tentang kebahagiaan sebab perkenan Allah (16:7; 29:26).
42. Tentang kegembiraan untuk memperoleh hikmat (16:16; 18:1;
19:8, 20; 22:17-21; 23:15-16, 22-25; 24:13-14; 27:11).
43. Peringatan terhadap godaan (16:17; 29:27).
44. Tentang usia lanjut dan masa muda (16:31; 17:6; 20:29).
45. Tentang pelayan (17:2; 19:10; 29:19, 21).
46. Tentang suap (17:8, 23; 18:16; 21:14; 28:21).
47. Tentang teguran dan perbaikan (17:10; 19:25, 29; 20:30;
21:11; 25:12; 26:3; 27:5-6, 22; 28:23; 29:1).
48. Tentang rasa tidak berterima kasih (17:13).
49. Tentang persahabatan (17:17; 18:24; 27:9-10, 14, 17).
50. Tentang kesenangan penuh hawa nafsu (21:17; 23:1-3, 6-8,
19-21; 27:7).
684
51. Tentang bermabuk-mabukan (20:1; 23:23, 29-35).
52. Tentang kerusakan kodrat seluruh umat manusia (20:9).
53. Tentang sanjungan yang menjilat (20:19; 26:28; 28:23; 29:5).
54. Tentang anak-anak yang tidak berbudi (20:20; 28:24).
55. Tentang singkatnya hal yang diperoleh dengan cara salah
(20:21; 21:6-7; 22:8; 28:8).
56. Tentang pembalasan dendam (20:22; 24:17-18, 29).
57. Tentang pencemaran (20:25).
58. Tentang hati nurani (20:27; 27:19).
59. Tentang pilihan menyangkut kewajiban moral melebihi yang
menyangkut upacara lahiriah (15:8; 21:3, 27).
60. Tentang sifat boros dan berfoya-foya (21:20).
61. Tentang kemenangan dari hikmat dan kesalehan (21:22; 24:15-
16).
62. Tentang sifat suka membangkang dan suka taat (22:5).
63. Tentang kenajisan (22:14; 23:27-28).
64. Tentang sikap tawar hati sebab penderitaan (24:10).
65. Tentang menolong orang yang menderita (14:11-12).
66. Tentang kesetiaan kepada pemerintah (24:21-22).
67. Tentang mengampuni musuh (25:21-22).
68. Tentang kutuk tanpa alasan (26:2).
69. Tentang menjawab orang bebal (26:4-5).
70. Tentang rasa tidak pasti dan tidak puas (27:8, 20).
71. Tentang sikap pengecut dan pemberani (28:1).
72. Tentang kepentingan rakyat dalam tabiat para pemimpin me-
reka (28:12, 28; 29:2, 16; 11:10-11).
73. Tentang manfaat dari pertobatan dan rasa takut yang kudus
(28:13-14).
74. Tentang hukuman atas pembunuhan (28:17).
75. Tentang keinginan untuk cepat kaya (28:20, 22).
76. Tentang permusuhan orang fasik terhadap orang saleh (29:10, 27).
77. Tentang pentingnya sarana anugerah (29:18).