Minggu, 29 Desember 2024

amsal 28

 


dua orang yang bijaksana dan baik, juga ber-

pendapat seperti itu, dan mereka tidak menilai diri sendiri atau-

pun orang lain melalui kecantikan. Kecantikan tidak membawa 

kepujian apa pun bagi Allah, dan juga tidak merupakan tanda 

pasti adanya hikmat dan kebaikan. Sebaliknya, kecantikan 

telah menipu banyak orang laki-laki yang memilih istri berda-

sarkan hal itu. Mungkin saja ada  jiwa yang cacat dan 

tidak murni di dalam tubuh yang menarik dan molek. Bahkan, 

banyak orang telah tergoda oleh kecantikan wanita  sam-

pai menghancurkan kebajikan, kehormatan, dan jiwa mereka 

yang sangat berharga itu. Kecantikan pada akhirnya akan 

pudar, dan oleh   sebab  itu disebut sia-sia dan bohong. Serangan 

penyakit mampu mengotori dan menodai kecantikan itu dalam 

waktu singkat. Kecelakaan mampu menghancurkan bunga ini 

saat  sedang mekar-mekarnya. Usia lanjut pasti akan mem-

buatnya layu, dan kematian serta kubur akan memakannya 

habis. namun  takut akan Allah yang bertakhta di hati merupa-

kan kecantikan jiwa, yang membuat mereka yang memilikinya 

memperoleh perkenanan Allah, dan di mata-Nya dipandang 

sangat bernilai. Kecantikan jiwa akan bertahan selamanya dan 

bahkan menghadapi maut itu sendiri, maut yang menghabis-

kan kemolekan tubuh namun  justru menyempurnakan kecan-

tikan jiwa. 

III. Kebahagiaan istri yang cakap. 

1. Ia memperoleh penghiburan dan kepuasan dari kebajikan pi-

kirannya sendiri (ay. 25): Pakaiannya yaitu  kekuatan dan 

kemuliaan yang membungkus dirinya. Artinya, ia menikmati 

diri sendiri serta penampilannya di hadapan dunia, dan de-

ngan demikian mendatangkan kepujian bagi dirinya sendiri. Ia 

menikmati kekuatan dan keteguhan pikiran, memiliki sema-

ngat untuk menanggung banyak beban serta kekecewaan yang 

bahkan harus dihadapi juga oleh orang-orang yang bijaksana 

dan kuat di dunia ini. Pertahanan dan kelakuan yang baik 

yaitu  pakaiannya. Ia menangani semua itu dengan hormat, 

dan ia senang melakukannya. Ia tertawa tentang hari depan. Ia 

akan mengenang dengan bahagia saat usianya lanjut, bahwa 

ia tidak bermalas-malasan atau tidak berguna di masa muda-

nya. Menjelang ajal, akan sungguh menyenangkan baginya 

untuk berpikir bahwa ia telah menjalani hidup untuk tujuan 

yang baik. Bahkan lebih dari itu, ia pun bergemar akan keke-

kalan yang kemudian. Ia akan memperoleh imbalan atas ke-

baikannya dengan sukacita berlimpah-limpah dan nikmat senan-

tiasa. 

2. Ia menjadi berkat bagi sanak keluarganya (ay. 28). 

(1) Anak-anaknya tumbuh dewasa di tempat tinggalnya, dan 

mereka menyebutnya berbahagia. Mereka memujinya, dan 

mereka sendiri merupakan penghargaan baginya, dan me-

reka siap memberikan penghargaan kepadanya. Mereka 

berdoa untuknya, dan bersyukur kepada Allah   sebab  me-

miliki ibu sebaik itu. Mereka berutang budi kepadanya, 

bagian dari hormat yang menurut Perintah Allah yang 

kelima harus mereka berikan kepada ayah dan ibu mereka. 

Ini merupakan kehormatan ganda yang memang layak bagi 

ayah dan ibu yang baik. 

(2) Suaminya merasa begitu bahagia dengan dia hingga dalam 

semua kesempatan ia berbicara baik tentang istrinya seba-

gai salah seorang wanita  terbaik. Sama sekali bukan-

lah hal yang tidak pantas bagi para suami dan istri untuk 

saling memuji. Sebaliknya, ini yaitu  contoh yang terpuji 

tentang kasih di antara suami dan istri. 

3. Ia menerima kata-kata pujian dari semua tetangganya seperti 

yang dialami Rut, sebab setiap orang dalam kota tahu, bahwa dia 

seorang wanita  baik-baik (Rut 3:11). Kebajikan akan dipuji

(Flp. 4:8). Seorang wanita  yang takut akan Tuhan akan 

menerima pujian dari Allah (Rm. 2:29) dan dari manusia juga.  

Di sini ditunjukkan, 

(1) Bahwa ia akan sangat dipuji (ay. 29): Banyak wanita telah 

berbuat baik. Sepertinya, wanita baik yaitu  seperti per-

mata yang berharga, namun  bukan permata langka seperti 

yang disebutkan di sini (ay. 10). Memang ada  banyak 

wanita yang baik, namun  tak seorang pun dapat disamakan 

dengan yang satu ini. Siapakah akan mendapatkannya? Ia 

lebih berharga dari pada permata. Perhatikanlah, orang-

orang yang baik sudah seharusnya bertujuan dan rindu 

untuk unggul dalam hal kebajikan. Banyak wanita lajang 

di rumah ayah mereka, telah berbuat baik, namun  seorang 

istri yang baik, jika  dia cakap, melebihi mereka semua. 

Ia berbuat lebih baik di tempatnya dibandingkan dengan 

yang bisa mereka lakukan di tempat mereka. Atau, seperti 

yang dijelaskan beberapa orang, seorang laki-laki tidak da-

pat mempunyai rumah yang dikelola dengan sangat baik 

oleh anak-anak wanita nya sebaik yang dikelola oleh 

istrinya yang cakap. 

(2) Bahwa tidak diragukan lagi ia pasti akan dipuji (ay. 31). 

Ada orang-orang yang mendapat pujian melebihi yang 

patut mereka terima, namun  orang-orang yang memuji istri 

yang cakap memberi kepadanya bagian dari hasil tangan-

nya. Mereka memberi kepadanya apa yang seharusnya me-

mang sangat pantas diterimanya. Jikalau tidak demikian, 

ia telah diperlakukan dengan tidak benar. Perhatikanlah, 

orang patut dipuji sesuai dengan hasil tangannya yang me-

mang layak dipuji. Pohon dikenali dari buahnya, dan oleh 

sebab itu, jika buahnya memang baik, maka pohon itu juga 

harus mendapatkan penghargaan yang baik. Jika anak-

anak dari ibu yang cakap itu patuh dan bersikap hormat 

terhadapnya dan berperilaku seperti seharusnya, mereka 

telah memberi kepadanya bagian dari hasil tangannya. Ia 

memetik keuntungan dari pemeliharaannya selama ini ter-

hadap mereka, dan menganggap dirinya telah menerima 

imbalan sepatutnya. Dengan demikian, anak-anak harus 

belajar membalas budi orang tua, dan ini berarti berbakti 

kepada kaum keluarganya sendiri (1Tim. 5:4). Sebaliknya, 

jika orang bersikap tidak adil, hal itu akan berbicara sen-

diri, perbuatannya memuji dia di pintu-pintu gerbang, de-

ngan terbuka di hadapan semua orang. 

[1] Istri yang cakap itu menyerahkan kepada perbuatan ta-

ngannya sendiri untuk memuji dia dan tidak mencari 

pujian dari manusia. Seorang wanita  yang suka se-

kali mendengar dirinya dipuji bukanlah wanita  yang 

benar-benar cakap. 

[2] Perbuatannya sendiri memuji dia. Jika semua sanak ke-

luarga dan tetangganya tetap diam, perbuatan-perbuat-

annya yang baik sendirilah yang akan memberikan puji-

an kepadanya. Para janda memberikan pujian tertinggi 

kepada Dorkas pada waktu mereka menunjukkan semua 

baju dan pakaian, yang dibuat Dorkas untuk kaum mis-

kin (Kis. 9:39). 

[3] Hal terkecil yang bisa diharapkan dari para tetangganya 

yaitu  bahwa mereka sebaiknya membiarkan perbuat-

annya memuji dia, dan tidak menghalang-halangi se-

mua perbuatannya itu. Orang-orang yang berbuat baik, 

biarlah mereka beroleh pujian dari padanya (Rm. 13:3). 

Janganlah kita dengan hati dengki mengatakan atau 

melakukan apa pun guna mengurangi pujian-pujian 

dari perbuatannya itu. Sebaliknya, kita seharusnya di-

pacu oleh semuanya itu untuk melakukan perbuatan 

baik itu dengan maksud yang kudus. Jangan sampai 

orang lain mendapat kesaksian buruk dari kita yang 

justru telah memperoleh kesaksian yang baik mengenai 

kebenaran itu sendiri. Demikianlah ditutup cermin bagi 

kaum wanita, yang ingin mereka buka untuk berdan-

dan. Jika mereka berbuat demikian, perhiasan mereka 

akan ditemukan dalam pujian, hormat, dan kemuliaan 

pada waktu Yesus Kristus datang kembali.   

 

 

dua puluh pasal dari Kitab Amsal (mulai pasal 10 sampai dengan 

pasal 29), yang setiap ayatnya kebanyakan terdiri atas kalimat-

kalimat utuh, tidak dapat dikelompokkan dalam judul-judul dan isi 

yang sesuai. Oleh sebab itu, berikut ini saya telah menggabungkan 

isi dari semua pasal ini, yang mungkin dapat berguna bagi mereka 

yang ingin melihat sekaligus apa saja yang dikatakan tentang setiap 

judul dalam pasal-pasal ini. Mungkin beberapa ayat tidak dikelom-

pokkan di bawah judul yang sama seperti yang akan dilakukan orang 

lain, namun  (saya berharap) kebanyakan dari ayat-ayat itu cukup 

sesuai untuk digolongkan di bawah judul-judul yang telah saya beri-

kan. 

 1. Tentang penghiburan atau dukacita yang diterima para orang-

tua   sebab  anak-anak mereka, sesuai dengan sikap mereka 

yang bijaksana atau bodoh, saleh atau fasik (10:1; 15:20; 

17:21, 25; 19:13, 26; 23:15-16, 24-25; 27:11; 29:3).  

 2. Tentang ketidakcukupan yang disediakan dunia dan kecu-

kupan yang disediakan agama untuk membuat kita bahagia 

(10:2-3; 11:4) serta pilihan yang oleh sebab itu harus diberi-

kan demi memperoleh manfaat kebajikan yang melebihi man-

faat yang disediakan dunia ini (15:16-17; 16:8, 16; 17:1; 19:1; 

28:6, 11). 

 3. Tentang sifat malas dan rajin (10:4, 26; 12:11, 24, 27; 13:4, 

23; 15:19; 16:26; 18:9; 19:15, 24; 20:4, 13; 21:5, 25-26; 22:13, 

29; 24:30-34; 26:13-16; 27:18, 23, 27; 28:19). Terutama ten-

tang meningkatkan atau mengabaikan peluang (6:6; 10:5). 

 4.  Kebahagiaan orang benar dan kesengsaraan orang fasik (10:6, 

9, 16, 24-25, 27-30; 11:3, 5-8, 18-21, 31; 12:2-3, 7, 13-14, 21, 

26, 28; 13:6, 9, 14-15, 21-22, 25; 14:11, 14, 19, 32; 15:6, 8-9, 

24, 26, 29; 20:7; 21:12, 15-16, 18, 21; 22:12; 28:10, 18; 29:6). 

 5. Tentang kehormatan dan aib (10:7; 12:8-9; 18:3; 26:1; 27:21) 

dan tentang kemuliaan sia-sia (25:14, 27; 27:2). 

 6. Tentang hikmat dari ketaatan dan kebodohan dari ketidak-

taatan (10:8, 17; 12:1, 15; 13:1, 13, 18; 15:5, 10, 12, 31-32; 

19:16; 28:4, 7, 9). 

 7. Tentang celaka dan manfaat (10:10, 23; 11:9-11, 23, 27; 12:5-

6, 12, 18, 20; 13:2; 14:22; 16:29, 30; 17:11; 21:10; 24:8; 26:23, 

27). 

 8. Pujian bagi percakapan yang bijaksana dan baik, serta kepe-

dihan dan aib yang disebabkan lidah yang tidak terkendali 


 682

(10:11, 13-14, 20-21, 31-32; 11:30; 14:3; 15: 2, 4, 7, 23, 28; 

16:20, 23-24; 17:7; 18:4, 7, 20-21; 20:15; 21:23; 23:9; 24:26; 

25:11). 

 9. Tentang kasih dan kebencian, pendamaian dan pertikaian 

(10:12; 15:17; 17:1, 9, 14, 19; 18:6, 17-19; 20:3; 25:8; 26:17, 

21; 29:9). 

10. Tentang orang kaya dan miskin (10:5, 22; 11:28; 13:7-8; 

14:20, 24; 18:11, 23; 19:1, 4, 7, 22; 22:2, 7; 28:6, 11; 29:13). 

11. Tentang dusta, kecurangan, dan penipuan, serta tentang 

kebenaran dan ketulusan (10:18; 12:17, 19, 22; 13:5; 17:4; 

20:14, 17; 26:18-19, 24-26, 28). 

12. Tentang fitnah (10:18; 16:27; 25:23). 

13. Tentang banyak bicara dan berdiam diri (10:19; 11:12; 12:23; 

13:3; 17:27-28; 29:11, 20). 

14. Tentang keadilan dan ketidakadilan (11:1; 13:16; 16:8, 11; 

17:15, 26; 18:5; 20:10, 23; 22:28; 23:10-11; 29:24). 

15. Tentang kesombongan dan kerendahan hati (11:2; 13:10; 

15:25, 33; 16:5, 18-19; 18:12; 21:4; 25:6-7; 28:25; 29:23). 

16. Tentang menghina dan menghargai orang lain (11:12; 14:21). 

17. Tentang penyebaran fitnah (11:13; 16:28; 18:8; 20:19; 26:20, 22). 

18. Tentang sikap tergesa-gesa dan pertimbangan yang masak 

(11:14; 15:22; 18:13; 19:2; 20:5, 18; 21:29; 22:3; 25:8-10). 

19. Tentang menanggung jaminan (11:15; 17:18; 20:16; 22:26-27; 

27:13). 

20. Tentang wanita -wanita  atau istri-istri yang baik dan 

buruk (11:16, 22; 12:4; 14:1; 18:22; 19:13-14; 21:9, 19; 

25:24; 27:15-16). 

21. Tentang sikap murah hati dan tidak mau mengampuni (11:17; 

12:10; 14:21; 19:17; 21:13). 

22. Tentang berbelas kasihan terhadap orang miskin, dan sikap 

tidak berbelas kasihan (11:24-26; 14:31; 17:5; 22:9, 16, 22-

23; 28:27; 29:7). 

23. Tentang ketamakan dan kepuasan (11:29; 15:16-17, 27; 23:4-5). 

24. Tentang amarah dan kelembutan hati  (12:16; 14:17, 29; 15:1, 

18; 16:32; 17:12, 26; 19:11, 19; 22:24-25; 25:15, 28; 26:21; 

29:22). 

25. Tentang kemurungan dan keceriaan (12:25; 14:10, 13; 15:13, 

15; 17:22; 18:14; 25:20, 25). 

26. Tentang harapan dan pengharapan (13:12, 19). 

Indeks Topik Kitab Amsal  

 683 

27. Tentang kebijaksanaan dan kebodohan (13:16; 14:8, 18, 33; 

15:14, 21; 16:21-22; 17:24; 18:2, 15; 24:3-7; 26:6-11; 28:5). 

28. Tentang pengkhianatan dan kesetiaan (13:17; 25:13, 19). 

29. Tentang teman yang baik dan bebal (13:20; 14:7; 28:7; 29:3). 

30. Tentang pendidikan anak-anak (13:24; 19:18; 20:11; 22:6, 15; 

23:12; 24:14; 29:15, 17). 

31. Tentang takut akan Tuhan (14:2, 26-27; 15:16, 33; 16:6; 19:23; 

22:4; 23:17-18). 

32. Tentang memberikan kesaksian yang benar dan palsu (14:5, 

25; 19:5, 9, 28; 21:28; 24:28; 25:18). 

33. Tentang pencemooh (14:6, 9; 21:24; 22:10; 24:9; 29:9). 

34. Tentang sikap terlalu mudah percaya dan sikap hati-hati 

(14:15-16; 27:12). 

35. Tentang raja-raja dan rakyat mereka (14:28, 34-35; 16:10, 12-

15; 19:6, 12; 20:2, 8, 26, 28; 22:11; 24:23-25; 28:2-3, 15-16; 

29:5, 12, 14, 26). 

36. Tentang rasa iri, terutama iri terhadap orang berdosa (14:30; 

23:17-18; 24:1-2, 19, 20; 27:4). 

37. Tentang kemahatahuan Allah dan pemeliharaan-Nya yang 

melingkupi alam semesta (15:3, 11; 16:1, 4, 9, 33; 17:3; 

19:21; 20:12, 24; 21:1, 30-31; 29:26).  

38. Tentang nama baik dan nama yang tercemar (15:30; 22:1). 

39. Tentang pendapat yang baik mengenai diri sendiri (14:12; 

16:2, 25; 20:6; 21:2; 26:12; 28:26). 

40. Tentang pengabdian kepada Allah dan ketergantungan ke-

pada-Nya (16:3; 18:10; 23:26; 27:1; 28:25; 29:25). 

41. Tentang kebahagiaan   sebab  perkenan Allah (16:7; 29:26). 

42. Tentang kegembiraan untuk memperoleh hikmat (16:16; 18:1; 

19:8, 20; 22:17-21; 23:15-16, 22-25; 24:13-14; 27:11).  

43. Peringatan terhadap godaan (16:17; 29:27). 

44. Tentang usia lanjut dan masa muda (16:31; 17:6; 20:29). 

45. Tentang pelayan (17:2; 19:10; 29:19, 21). 

46. Tentang suap (17:8, 23; 18:16; 21:14; 28:21). 

47. Tentang teguran dan perbaikan (17:10; 19:25, 29; 20:30; 

21:11; 25:12; 26:3; 27:5-6, 22; 28:23; 29:1). 

48. Tentang rasa tidak berterima kasih (17:13). 

49. Tentang persahabatan (17:17; 18:24; 27:9-10, 14, 17). 

50. Tentang kesenangan penuh hawa nafsu (21:17; 23:1-3, 6-8, 

19-21; 27:7). 


 684

51. Tentang bermabuk-mabukan (20:1; 23:23, 29-35). 

52. Tentang kerusakan kodrat seluruh umat manusia (20:9). 

53. Tentang sanjungan yang menjilat (20:19; 26:28; 28:23; 29:5). 

54. Tentang anak-anak yang tidak berbudi (20:20; 28:24). 

55. Tentang singkatnya hal yang diperoleh dengan cara salah 

(20:21; 21:6-7; 22:8; 28:8). 

56. Tentang pembalasan dendam (20:22; 24:17-18, 29). 

57. Tentang pencemaran (20:25). 

58. Tentang hati nurani (20:27; 27:19). 

59. Tentang pilihan menyangkut kewajiban moral melebihi yang 

menyangkut upacara lahiriah (15:8; 21:3, 27). 

60. Tentang sifat boros dan berfoya-foya (21:20). 

61. Tentang kemenangan dari hikmat dan kesalehan (21:22; 24:15-

16). 

62. Tentang sifat suka membangkang dan suka taat (22:5). 

63. Tentang kenajisan (22:14; 23:27-28). 

64. Tentang sikap tawar hati   sebab  penderitaan (24:10). 

65. Tentang menolong orang yang menderita (14:11-12). 

66. Tentang kesetiaan kepada pemerintah (24:21-22). 

67. Tentang mengampuni musuh (25:21-22). 

68. Tentang kutuk tanpa alasan (26:2). 

69. Tentang menjawab orang bebal (26:4-5). 

70. Tentang rasa tidak pasti dan tidak puas (27:8, 20). 

71. Tentang sikap pengecut dan pemberani (28:1). 

72. Tentang kepentingan rakyat dalam tabiat para pemimpin me-

reka (28:12, 28; 29:2, 16; 11:10-11). 

73. Tentang manfaat dari pertobatan dan rasa takut yang kudus 

(28:13-14). 

74. Tentang hukuman atas pembunuhan (28:17). 

75. Tentang keinginan untuk cepat kaya (28:20, 22). 

76. Tentang permusuhan orang fasik terhadap orang saleh (29:10, 27). 

77. Tentang pentingnya sarana anugerah (29:18).