DOA yaitu sebuah permohonan yang berisikan pengharapan, permintaan
dan pujian kepada Hyang Widhi Wasa, kepada para dewa dan kepada para leluhur.
Doa itu isinya berbagai macam tergantung kontekstualnya dan ditujukan kepada
masing-masing yang kita inginkan. Kita selalu menghaturkan doa setiap hari, setiap
saat agar kita selalu dituntun oleh Hyang Widhi Wasa, para dewa dan para leluhur
dengan pengharapan hidup ini damai dan bahagia. Demikian juga doa yang
diucapkan akan menuntun agar perilaku kita berupa pikiran, perkataan dan
perbuatan selalu selaras dalam mewujudkan harmoni kehidupan.
Buku yang berisi kumpulan doa Agama Hindu yang diterbitkan ini mengambil
dari berbagai sumber kitab suci yang memuat ajaran-ajaran tentang kehidupan dan
pelaksanaan ritual keagamaan. Kita berharap buku kumpulan doa yang diterbitkan
dan dibagikan secara gratis terutama di kalangan krama istri ini dapat dijadikan
panduan dalam melaksanakan sradha bhakti keagamaan khususnya dalam Agama
Hindu. Demikian juga buku kumpulan doa ini diharapkan menjadi penuntun bagi
krama istri untuk ditularkan pada keluarga sebagai lingkungan yang terdekat untuk
selanjutnya ditularkan lagi pada lingkungan yang lebih luas. Mudah-mudahan
kehadiran buku ini bisa dijadikan sebagai media pembelajaran bagi masyarakat
tentang makna doa dan pentingnya untuk dilafalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Di samping berisi doa-doa yang dapat dilafalkan setiap hari, buku ini juga
berisi tentang pengakuan terhadap wanita dalam perspektif Hindu. Wanita Hindu
menurut kitab suci sangat dihormati dan diakui eksistensinya, terbukti sampai ada
ungkapan berdasarkan sastra suci yang menyebutkan : Dimana wanita dihormati, di
sanalah para dewa-dewa merasa senang, tetapi di mana mereka tidak dihormati,
tidak ada upacara suci apapun yang berpahala.
Pada akhirnya dengan telah diterbitkannya buku kumpulan doa ini kami
menyampaikan terimakasih kepada banyak pihak yang sudah membantu proses
menginventarisasi dan menggali pada sumber sastranya sampai pada penerbitan
buku ini. Memang untuk menyusun sebuah buku yang substansinya tentang doa
keagamaan harus terlebih dahulu mencari rujukan yang bersumber pada ajaran suci
dan dipadukan dengan implementasi di masyarakat.
iv
Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2019 tentang Desa Adat di Bali
meruSaNan imSlementaVi nyata Gari 9iVi Pembangunan Daerah Bali ³Nangun Sat
Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era
Baru”. Visi menuju Bali Era Baru diwujudkan dengan menata secara fundamental
dan komprehensif pembangunan Bali yang mencakup tiga aspek Utama : Alam
Bali, Krama Bali dan Kebudayaan Bali.
Sesuai dengan isi Perda dimaksud pada Pasal 43 menyebutkan : Desa
Adat memiliki Lembaga Adat yang salah satunya yaitu Pasikian Paiketan Krama
Istri Majelis Desa Adat Provinsi Bali yang disingkat dengan sebutan PAKIS BALI ;
dan Pasal 49 menyebutkan :
(1) Paiketan Krama Istri Desa Adat merupakan Organisasi Krama Istri Desa Adat;
(2) PAKIS BALI melaksanakan kegiatan yang mendukung kegiatan Desa Adat
dalam upaya Pemberdayaan kesejahteraan keluarga melalui Adat, Agama,
Tradisi, Seni dan Budaya serta Kearifan Lokal, Pendidikan dan Olah Raga,
Kesehatan, Ekonomi dan bidang lainnya
Di provinsi Bali berdasarkan Surat Keputusan MDA nomor 05/SK/MDA-P
Bali/IX/2020 tanggal 10 September 2020 tentang Penetapan Prajuru Pasikian
Paiketan Krama Istri Desa Adat Majelis Desa Adat Provinsi Bali Masa Bakti Tahun
2020 – 2025, dan telah dikukuhkan di Pura Samuhan Tiga pada tanggal 17
September 2020.
Sesuai dengan tugas dan kewajiban PAKIS BALI yaitu mendukung MDA
provinsi Bali dalam pemberdayaan peran serta krama istri Desa Adat. Pada tahun
pertama program kerja PAKIS MDA Bali dalam mendukung tercapainya Visi
menuju ³Bali Era Baru ” yaitu melalui penyusunan Buku Doa Dalam Agama
Hindu, untuk dapat menata Krama Bali melalui penyucian jiwa (atma kerthi),
sehingga dapat meningkatkan kualitas Krama Bali dan dapat menjaga kelestarian
BuGaya Bali VeVuai Gengan YiVi ³Nangun Sat Kerthi Loka Bali”
A. Pengertian Doa
Di dalam agama Hindu, doa yang disebut pula Mantra, Stawa, atau
Brahma merupakan bagian yang amat penting dalam menumbuhkan dan
2
memantapkan keyakinan kita terhadap adanya Hyang Widhi . Doa-doa ini
selalu disampaikan pada setiap kegiatan atau kejadian untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan tujuan kegiatan yang ingin dicapai. Hal
ini merupakan ciri khas dari tata kehidupan beragama menurut ajaran agama
Hindu.
Doa merupakan salah satu unsur keyakinan yang mempunyai
kedudukan yang teramat penting dan memiliki kegunaan serta manfaat yang
sangat besar terutama dalam pembinaan etika, moral, dan rohani. Oleh
karena itu, doa harus diyakini dan diucapkan atau disampaikan dengan
kesucian serta ketulusan hati kepada Hyang Widhi / Tuhan Yang Maha Esa,
sebagai puja dan puji guna tercapainya suatu tujuan yang diharapkan dalam
hidup ini.
Kitab Bhagawad Gita, Adhyaya III, Sloka 11, menyatakan sebagai
berikut:
Devan bhavayata ‘nena
te deva bhavayantuvah
parasparani bhavayantah
sreyah param avapsyatha
Artinya:
Dengan ini pujalah Dewata / Hyang Widhi , semoga Dewata
memberkahi engkau. Dengan penghormatan yang mulia itu, engkau
akan mencapai kebahagiaan yang tertinggi.
Kitab Bhagawad Gita, Adhyaya IX, Sloka 34, menyatakan sebagai
berikut:
Manmana bhava madbhakto
madyaji mam namaskuru
mam evai ‘shyasi yutvai’vam
atmanam matparayanah
Artinya:
Pusatkan pikiranmu kepada-Ku, bersujud kepada-Ku, bersembahlah
kepada-Ku. Dan setelah engkau mendisiplinkan jiwamu, Aku menjadi
tujuanmu yang tertinggi, maka engkau akan sampai kepada-Ku.
3
Kitab Bhagawad Gita, Adhyaya IX, Sloka 22, menyatakan sebagai
berikut:
A nanyas chintayanto mam
ye janah paryupasate
tesham nityabhiyuktanam
yogakshemam vahamy aham
Artinya:
Mereka yang hanya berdoa kepada-Ku, merenungkan Aku selalu,
kepada mereka yang akan Ku bawakan segala apa yang mereka tak
punya, dan akan Kulindungi segala yang mereka miliki.
Jadi pada prinsipnya doa itu hanya ditujukan kepada Hyang Widhi /
Tuhan Yang Maha Esa, karena beliau yaitu maha segala-galanya. Hyang
Widhi yaitu pencipta, pelindung, penguasa, pelebur segala yang ada di alam
semesta ini. Beliau yaitu saksi agung atas segala kegiatan dan kejadian
yang dilakukan oleh manusia di dunia.
Itulah sebabnya doa itu harus diucapkan kehadapan-Nya untuk
memohon berkat, sweca, paica, anugrah, dan karunia-Nya sehingga hidup
kita ini selamat dan bahagia.
B. Fungsi dan Tujuan Doa
Mengingat pentingnya melakukan doa setiap hari, untuk itu perlu juga
diketahui fungsi dan tujuan doa dalam kehidupan sehari-hari yaitu :
1. Sebagai pernyataan rasa angayu bagia (syukur-istilah pada agama lain)
atas anugrah Hyang Widhi yang telah menciptakan dunia dengan segala
isinya, termasuk segala sesuatu yang diperlukan bagi kehidupan umat
manusia dan semua mahluk.
2. Sebagai sadhana untuk memohon perlindungan dan keselamatan serta
agar selalu dijauhkan dari segala cobaan, rintangan, dan godaan hidup
yang ingin mengganggu kehidupan kita.
3. Dengan doa, kita memohon anugrah kehadapan Hyang Widhi berupa
kesucian lahir bathin, kesempurnaan moral dan rohani serta kebahagiaan
hidup di dunia dan suarga loka.
4
C. Cara Berdoa
Mengenai cara berdoa, ada beberapa cara dan pada dasarnya dapat
dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Doa yang dilakukan dengan pengucapan kata-kata suci atau mantram.
2. Doa yang dilakukan dengan bahasa simbol dalam bentuk upakara.
3. Doa yang dilakukan dengan menggunakan upakara dan mantram sekaligus
secara bersamaan, yang lazim disebut dengan “Yadnya Upakara”.
Khusus “Doa Dalam Agama Hindu” ini yaitu doa yang dengan
mengucapkan mantram sesuai dengan tujuannya masing-masing, tanpa
menggunakan sarana atau bahasa simbul. Sedangkan sikap berdoa,
dilakukan dengan sikap tangan “Amustikarana”, yang mengandung arti
filosofis yaitu sabda, bayu, idep (menunggalnya ucapan, tenaga, dan pikiran)
yang dapat menimbulkan magis (kekuatan spiritual) dari doa itu.
Di samping itu, doa yang dilakukan dengan manunggaling sabda,
bayu, idep (ucapan, tenaga, pikiran), berarti kita juga bersaksi terhadap
hakikat inti hidup yang sejati yang ada di dalam diri kita, yaitu sinar suci Hyang
Widhi yang merupakan jiwa bathin semua mahluk yang disebut Atman
( Jiwatman ), dengan harapan agar doa yang kita ucapkan dan sampaikan
dapat diterima-Nya dan berkenan melimpahkan anugrah-Nya.
E ko devah sarva bhutesu gudhah
sarva vyapi sarva bhutantaratna
karmadhyaksah sarva bhuta dhivasah
saksi ceta kevalo nirgunasca
(Upanisad)
Artinya:
Satu sinar suci Tuhan (Hyang Widhi) tersembunyi dalam setiap
mahluk, yang menghidupi dan merupakan jiwa bathin semua mahluk.
Raja dari semua perbuatan yang memancar sebagai saksi yang
hanya terdapat dalam pikiran.
D. Sikap Tangan Dalam Berdoa
1. Sembahyang kehadapan Sang Hyang Widhi.
Cakupan tangan diletakkan diatas dahi hingga ujung jari ada diatas ubun-
ubun.
5
2. Sembahyang kehadapan para dewa (dewata).
Ujung jari-jari tangan di atas, diantara kening.
3. Sembah kehadapan Pitra (roh) Leluhur.
Ujung jari-jari tangan, berada diujung hidung
4. Hormat/Salam kepada sesama manusia.
Tangan diulu hati, dengan ujung jari-jari tangan mengarah keatas.
5. Hormat kepada para Bhuta.
Tangan diulu hati, tetapi ujung jari-jari tangan mengarah kebawah.
HIMPUNAN DOA SEHARI-HARI
Yang dimaksud himpunan doa dalam buku ini yaitu doa sehari-hari yang
diucapkan dan disampaikan kehadapan Hyang Widhi yang dapat dilakukan oleh
setiap orang yang pelaksanaannya dilakukan di luar persembahyangan lainnya
yang dipimpin oleh pendeta.
Doa ini dimulai sejak bangun pagi, mandi pagi, sebelum dan sesudah
makan, bepergian atau meninggalkan rumah, melihat atau mendengarkan orang
sakit atau pula dalam keadaan sakit, mulai belajar, memulai pekerjaan,
sembahyang Tri Sandhya, hingga pada kegiatan kedinasan seperti; doa
pelantikan, pertemuan, dan sebagainya.
Tiap-tiap doa (mantram GiuFaSNan mulai Gengan Nata ³20” :iMaNVara 20
ini yaitu huruf atau suku kata suci dalam agama Hindu. Bahkan dikatakan
bahwa OM yaitu lambang dari semua ini, lambang dari semua waktu, lambang
dari alam semesta (bhurloka, bhuvahloka, dan svahloka ), sebagaimana
disebutkan dalam sloka-sloka berikut ini:
Aum ity aksaram idam sarvam,
tasyopavyakhayamam,
bhutam bhavad bhavisyad
iti sarvam aumkara eva
(Maduknya Upanisad 1)
Artinya:
AUM, suku kata ini yaitu semua ini. Keterangan tentang ini yaitu
demikian: semuanya, masa lalu, masa ini dan masa yang akan datang, ini
semuanya hanyalah suku kata AUM. dan apapun pula yang lain dari luar
tiga waktu itu, tiada lain hanya suku kata AUM saja.
A UM iti brahma, aum itidam srvam,
AUM ity etad anukrtir ha sma va
apyo sravayetyasravayanti,
AUM iti samani gayanti, AUM somiti sastrani samsati,
AUM ity adhvaryuh, prati garam pratigrnati,
AUM iti brahma prasauti, AUM ity agnihotram anujanati,
AUM iti brahmanah pravaksyan aha,
7
brahmopapnavaniti, brahmanaivopapnoti.
(Taittiriya Upanisad I.8.1)
Artinya:
AUM yaitu Brahma. AUM yaitu semua ini. AUM sesungguhnya ini
aGalah SerVetuMuan Dalam menguFaSNan ³laIalnya” mereNa
mengucapkan. Dengan AUM, mereka menyanyikan nyanyian saman.
Dengan AUM, OM, mereka mengucapkan doa-doa. Dengan AUM
pendeta mengucapkan puji-puji pengantar. Dengan AUM, seorang
Brahmana mulai menguFaSNan ³Vemoga Vaya VamSai SaGa Brahman”,
demikianlah karena ingin, iapun sampai pada Brahman.
Isana tu ma karo’bhud
a madhyam mordhvam eva ca ukaro’dhas ca
OM Karam iti tad viduh.
(Janansiddhanta 18.5)
Artinya:
Isana yaitu suara Ma, A ada di tengah-tengah, Ma dibagian atas, dan
suara U di bawah. Kesatuannya disebut suara AUM (menjadi OM).
Adapun beberapa jenis doa-doa yang dapat digunakan untuk kebutuhan
sehari-hari, maupun untuk kegiatan tertentu yang bersifat khusus, serta doa-doa
untuk kebutuhan wanita pada umumnya dihimpun dalam buku ini yaitu sebagai
berikut:
A. Doa Persembahyangan
1. Doa Panganjali
OM Suastiastu
Artinya:
Ya Hyang Widhi , Semoga semua dalam keadaan baik
2. Doa Mohon Bimbingan Rohani:
OM Asato ma sadgamaya
tamaso ma tyotir gamaya
mrtyor ma amrtam gamaya.
(Brh Ar.Up.XL.15)
8
Artinya:
Ya Hyang Widhi, bimbinglah kami dari yang tidak benar menuju
yang benar. Bimbinglah kami dari kegelapan pikiran menuju cahaya
(pengetahuan) yang terang. Bimbinglah kami dari kematian menuju
kehidupan yang abadi.
3. Doa Saat Melakukan Yadnya Sesa (Ngejot /Mesaiban ):
Yadnya sesa ini tergolong Nitya Yadnya atau yadnya yang
dilakukan setiap hari, biasanya dilakukan sebelum makan, dengan
menyisihkan atau menghaturkan nasi (beberapa butir nasi) yang
ditunjukkan kepada Sarwa Bhuta dengan tujuan agar kekuatan-kekuatan
yang bersifat negatif, tidak mengganggu kehidupan manusia.
Tempat melakukan Yadnya Sesa yaitu pada kompor, talenan, pisau
dan asahannya, tempat beras dan tempat air.
Adapun doanya sebagai berikut :
OM Sarva bhuta sukha
pretebhyah svaha
Artinya:
Ya Hyang Widhi , hamba berikan sedikit kepada sarwa Bhuta agar
tidak mengganggu.
4. Doa Untuk Kesucian Pribadi:
OM P avakanah Sarasvati, vajebhir vajinivati,
yajnam vastu dhiyavasuh.
(R.W.I.3.10)
Artinya:
Ya Hyang Widhi, Hyang Saraswati, Yang Maha Suci, Maha Agung,
mengaruniai kecerdasan sebagai anugrah-Mu. Terimalah
persembahan ini.
5. Puja Tri Sandhya:
Menurut Lontar Niti Sastra, umat Hindu diwajibkan melakukan
pemujaan terhadap Dewa Matahari sebagai sumber kekuatan alam
semesta, maka pemujaan tersebut dilakukan sejak awal terbitnya matahari,
9
hingga matahari akan terbenam. Tri Sandhya terdiri dari 2 kata, yaitu Tri
yang artinya tiga, dan Sandhya artinya hubungan waktu. Di alam ini kita
mengenal tiga hubungan waktu, yaitu pagi, siang, dan sore.
Maksud dari Tri Sandhya tersebut yaitu doa atau sembahyang yang
dilakukan oleh umat Hindu setiap pergantian hubungan waktu, yaitu pada
pagi hari dilakukan pukul 06.00, pada siang hari dilakukan pada pukul
12.00, dan pada sore hari dilakukan pada pukul 18.00.
Tata cara melakukan Puja Tri Sandhya terdiri dari 3 jenis yaitu:
a. Sebagai Puja, Umat Hindu dapat melakukan Puja Tri Sandhya secara
pribadi di Marajan masing-masing atau tempat suci lainnya setiap hari
sebelum melakukan kegiatan.
b. Sebagai rangkaian Kramaning Sembah, Umat Hindu dapat melakukan
Puja Tri Sandhya secara pribadi ketika melakukan persembahyangan di
suatu pura, atau secara berkelompok ketika melakukan kegiatan
upacara Yadnya.
c. Sebagai Ibadah, Umat Hindu dapat melakukan Puja Tri Sandhya secara
berkelompok atau bersama-sama dalam kegiatan seremonial sebagai
implementasi sradha bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa, seperti
yang dilakukan oleh siswa sebagai pendidikan kerohanian di sekolah.
Setiap tahapan Puja Tri Sandya di atas, diawali dengan beberapa
sikap dan mantra berikut:
a. Sikap badan (asana):
1) Duduk
• Bersila (Sila Asana) bagi laki-laki
• Bersimpuh (Bajra Asana) bagi Wanita
2) Berdiri (Pada Asana)
Yaitu sikap berdiri tegap, kedua kaki lurus dan kepala menghadap ke
depan.
3) Tangan Amustikarana
Yaitu sikap tangan kanan mengepal dibungkus oleh tangan kiri yang
masing-masing ibu jarinya bertemu, dan ujung-ujungnya mengarah
ke atas yang kemudian ditempatkan di depan hulu hati.
Setelah mengambil sikap, mengucapkan mantra:
10
OM P rasada sthiti sarira
Siva suci nirmala ya namah svaha
Artinya:
Ya Hyang Widhi, tubuh, fikiran dan jiwa hamba telah tenang
dan berada di tempat yang suci untuk memuja-Mu.
b. Mengatur pernafasan (Pranayama):
1) Menarik nafas, mengucapkan mantra
OM Ang namah
Artinya :
OM Kami memuja Tuhan dengan aksara Ang
2) Menahan nafas, mengucapkan mantra
OM Ung namah
Artinya :
OM Kami memuja Tuhan dengan aksara Ung
3) Menghembuskan nafas, mengucapkan mantra
OM Mang namah
Artinya :
OM Kami memuja Tuhan dengan aksara Mang
c. Membersihkan kedua tangan (Kara Sudana):
1) Membersihkan tangan Kanan dengan mantram :
OM Suddhamam Swaha
Artinya :
Ya Hyang Widhi, sucikanlah tangan kanan hamba dari segala
dosa dan kekotoran.
2) Membersihkan tangan Kiri dengan mantram :
OM A ti Suddha mam Swaha
Artinya :
Ya Hyang Widhi, sucikanlah tangan kiri hamba dari segala
dosa dan kekotoran.
Puja atau mantra Tri Sandhya terdiri dari enam bait, yang masing-
masing bait memiliki arti dan struktur sebagai berikut :
11
a. Bait I memuja keagungan Tuhan
b. Bait II menyatakan Tuhan itu Esa
c. Bait III menyatakan walaupun Tuhan itu Esa akan tetapi memiliki banyak
sebutan fungsi.
d. Bait IV si pemuja menyatakan diri serba kurang dibandingkan
kemahakuasaan Tuhan
e. Bait V menyatakan permohonan agar semua makluk terhindar dari
penderitaan.
f. Bait VI menyatakan permohonan maaf atas kekurangan, kelemahan,
kelalaian pikiran, perkataan dan perbuatan.
OM Bhùr bhuvah svah
tat savitur varenyam
bhargo devasya dhimahi
dhiyo yo nah pracodayà t
Artinya:
Ya Hyang Widhi, kami menyembah kecemerlangan dan
kemahamuliaan Hyang Widhi yang menguasai bumi, langit dan
sorga, semoga Hyang Widhi menganugrahkan kecerdasan dan
semangat pada pikiran kami.
OM Nà rà yana evedam sarvam
yad bhùtam yac ca bhavyam
niskalanko nirañjano nirvikalpo
nirà khyà tah suddo deva eko
Nà rà yano na dvitìyo’sti kascit
Artinya:
Ya Hyang Widhi, Nà rà yana yaitu semua ini apa yang telah ada
dan apa yang akan ada, bebas dari noda, bebas dari kotoran,
bebas dari perubahan tak dapat digambarkan,
sucilah dewa Nà rà yana, Ia hanya satu tidak ada yang kedua.
OM T vam sivah tvam Mahà devah
I svarah paramesvarah
Brahmà W isnusca R udrasca
purusah parikìrtitah
12
Artinya:
Ya Hyang Widhi, Engkau disebut Siwa yang menganugrahkan
kerahayuan, Hyang Widhi disebutkan dengan banyak nama
yaitu Mahadewa (dewata tertinggi), Iswara (mahakuasa),
Parameswara (sebagai maha raja diraja), Brahma (pencipta
alam semesta dan segala isinya), Visnu (pemelihara alam
semesta beserta isinya), Rudra (yang sangat menakutkan) dan
sebagai Purusa (kesadaran agung)
OM P à po’ham pà pakarmà ham
pà pà tmà pà pasambhavah
trà hi mà m pundarikà ksa
sabà hyà bhyà ntarah sucih
Artinya:
Ya Hyang Widhi, hamba ini penuh dosa, perbuatan hamba
penuh dosa, diri hamba ini penuh dosa, kelahiran hamba penuh
dosa, lindungilah hamba Hyang Widhi, sucikanlah jiwa dan raga
hamba.
OM Ksamasva mà m mahà deva
sarvaprà ni hitankara
mà m moca sarva pà pebyah
pà layasva sadà Siva
Artinya:
Ya Hyang Widhi, yang Maha Agung sebagai penguasa atas
segalanya, penguasa atas seluruh kehidupan yang ada di dunia
ini, ampunilah hamba, anugrahkan kesejahteraan kepada semua
makhluk. Bebaskanlah hamba dari segala dosa lindungilah
hamba dari segala mara bahaya.
OM Ksà ntavyah kà yiko dosah
ksà ntavyo và ciko mama
ksà ntavyo mà naso dosah
tat pramà dà t ksamasva mà m
OM Santih Santih Santih OM
13
Artinya:
Ya Hyang Widhi, ampunilah dosa yang dilakukan oleh badan
hamba, ampunilah dosa yang keluar melalui kata kata hamba,
ampunilah dosa pikiran hamba, ampunilah hamba dari kelalaian
hamba.
Ya Hyang Widhi anugrahkanlah kedamaian, kedamaian,
kedamaian selalu.
6. Puja Kramaning Sembah
Tahapan persiapan, yaitu duduk dan menyucikan diri.
a. Asana (Ketika Duduk)
OM P rasada sthiti sarira
Siva suci nirmala ya namah svaha
Artinya:
Ya Hyang Widhi, tubuh, fikiran dan jiwa hamba telah tenang dan
berada di tempat yang suci untuk memuja-Mu.
b. Pranayama (Mengatur Nafas)
OM A ng namah (menarik nafas)
OM U ng namah (menahan nafas)
OM Mang namah (mengeluarkan nafas)
Artinya:
Ya Hyang Widhi, sebagai Pencipta, Pemelihara, dan Pelebur
alam semesta hamba memuja Hyang Widhi, dengan mengatur
irama nafas.
c. Kara Sodhana (Menyucikan Tangan)
OM Soddha mam svaha
OM A ti soddha mam svaha
Artinya:
Ya Hyang Widhi, sucikanlah tangan kanan hamba dari segala
dosa dan kekotoran.
Ya Hyang Widhi, sucikanlah tangan kiri hamba dari segala dosa
dan kekotoran.
14
d. Menyucikan Dupa
OM Ang dupa dipastra ya namah
Artinya:
Ya Hyang Widhi sucikanlah dupa hamba yang berapi dan
wangi.
e. Menyucikan Bunga
OM Puspa danta ya namah
Artinya:
Ya Hyang Widhi sucikanlah bunga hamba.
Tahapan pamuspan atau sembah bhakti.
a. Sembah Puyung Kepada Hyang Widhi
OM A tma tattwatma suddhamam swaha
Artinya:
Ya Hyang Widhi, sebagai penguasa atas atma, sebagai sumber
dari segala atma, sucikanlah hakekat atma hamba.
b. Sembah Kepada Dewa Surya
OM A dityasya param jyoti,
Rakta teja namo’stute
Sweta pankaja madyasthe,
Bhaskaraya namo stute.
Artinya:
Ya Hyang Widhi sebagai pemilik cahaya yang terpancar ke
dunia, hamba memuja Hyang Widhi yang berwujud cahaya
kemerahan, terpancar menyinari setiap ruang yang ada di alam
semesta ini, hamba memujamu melalui pusat sinar yaitu
Matahari.
c. Sembah Kepada Bhatara Ista Dewata yang Malinggih di Parahyangan
OM Nama dewa adhisthanaya,
Sarwa wyapi waisiwaya,
15
Padmasana eka prastisthaya,
Ardhanareswaryai nama namah.
Artinya:
Ya Hyang Widhi, kepada Bhatara yang bersemayam pada
tempat yang tertinggi, kepada seluruh kekuatan alam yang dapat
hamba rasakan, Bhatara sebagai kekuatan alam yang menyatu
dan bersemayam pada Palinggih, dan hampa memuja kekuatan
Bhatara tersebut.
d. Sembah Mohon Anugrah
OM Anugraha manohara,
Dewadattanugrahakam,
A rcanam sarwa pujanam,
Namah sarwa nugrahakam,
Dewa dewi mahasiddhi
Yajnanga nirmalatmaka m
Laksmi siddhisca dirgayuh
Nirwigna sukha wrddhicsa
Artinya:
Ya Hyang Widhi, Maha Pemberi anugrah yang hamba butuhkan,
segala kebutuhan hamba yang direstui oleh para Dewata, segala
hal yang hamba persembahkan untuk menyenangkan hati para
Dewata, agar diberikan anugrah yang sesuai.
Kemahasidian Dewa dan Dewi, berwujud yadnya, pribadi suci,
kebahagiaan, kesempurnaan, panjang umur,kegembiraan,
kemajuan dan bebas dari rintangan.
e. Sembah Puyung Kehadapan Hyang Acintya
OM Dewa suksma pramacintya ya
Nama swaha.
OM Santih Santih Santih OM
16
Artinya:
Ya Hyang Widhi, sembah hamba kepada Hyang Sunia di alam
yang tak terfikirkan.
Oh Hyang Widhi semoga damai dihati, damai di Dunia, damai
selalu.
f. Matirtha dan Mabija
1) Diperciki tirta (3 kali)
a) OM Ang Brahma amrta ya namah,
b) OM Ung Wisnu ya namah,
c) OM Mang Iswara ya namah.
Artinya:
Ya Hyang Widhi dalam wujud Brahma, Ya Hyang Widhi
dalam wujud Wisnu, Ya Hyang Widhi dalam wujud Iswara,
Anugerahkanlah hamba kesucian lahir bathin.
2) Minum Tirtha (3 kali, dilakukan sesaat akan minum)
a) OM OM sarira ya namah,
b) OM OM sada Siwa ya namah,
c) OM OM Paramasiwa ya namah.
Artinya:
Ya Hyang Widhi sebagai Siwa, Sadha Siwa dan Parama
Siwa, Anugerahkanlah badan dan rohani hamba kesucian
lahir bathin.
3) Meraup Tirtha (3 kali)
a) OM OM Sarira purna ya namah,
b) Ang Ung Mang Gangga amrta ya namah,
c) Sarira suddha parama teja ya namah,
OM Ang ksama sampurna ya namah.
Artinya:
Ya Hyang Widhi, sempurnakanlah badan ini, Ya Hyang
Widhi sebagai perwujudan Gangga amertha,
17
anugerahkanlah diri kami kesucian, sinar yang maha suci,
yang maha sempurna.
4) Masekar
OM Kusuma Yudha Digjaya ya namah swaha.
Artinya:
Ya Hyang Widhi, semoga hamba selalu mendapat
keharuman dan kemenangan.
5) Doa Mebija
a) Dilekatkan pada lelata (dahi tengah):
OM Criyam bhawantu.
Artinya:
Ya Hyang Widhi, Semoga kebahagiaan meliputi hamba.
b) Dilekatkan pada pangkal tenggorokan:
OM Sukham bhawantu,
Artinya:
Ya Hyang Widhi, Semoga kesenangan selalu datang
kepada hamba.
c) Ditelan (tanpa dikunyah):
OM Purnam Bhawantu,
OM Ksama sampurna ya namah swaha
Artinya:
Ya Hyang Widhi, Semoga kesempunaan meliputi
hamba, dan semoga segalanya menjadi sempurna.
7. Doa Memuja Hyang Widhi untuk Kebahagiaan Jiwa :
OM Agni mandram purupriyam siram pavakasocisam
hrdmir mandremir imahe
(R.V.VIII.43.31)
Artinya:
Ya Hyang Widhi, kami memuja-Mu dengan hati yang berbahagia,
yang mencintai semua, bersinar, suci, menyucikan.
18
B. Doa Aktifitas rutin setiap hari
1. Doa Sebelum Tidur
OM Yajjagrato duram udaiti daivam
tad u suptasya tatha iv iti,
durangamam jyotisam jyotir ekam
tanme manah siva samkalpam astu.
(Y.V.XXXIV.1)
Artinya:
Ya Hyang Widhi, Engkau Nampak jauh dari orang yang tidur,
nampak jauh dari orang yang terjaga. Engkau sinar utama, yang
nampak jauh itu, semoga pikiran kami senantiasa mengarah
kepada Engkau, yang baik itu.
2. Doa Bangun Pagi:
OM U tedanim bhagavantah syamota
prapitva uta madhye ahnam,
utodita maghavanta suryasya vayam
devanam sumatau syama
(R. V. VII.41.4)
Artinya:
Ya Hyang Widhi Yang Maha Pemurah, jadikanlah kami selalu
bernasib baik pada pagi hari ini, menjelang tengah hari, apalagi
matahari tepat di tengah-tengah dan ketika bergerak seterusnya.
Semoga para Dewa berkenan menganugrahkan kasuwecan-Nya
kepada kami.
Dapat pula menggunakan doa (mantram) berikut ini :
OM Jagrasca Prabhata Kalasca Ya Namah Swaha
Artinya:
Ya Hyang Widhi , hamba memuja-Mu karena hamba telah bangun
pagi dalam keadaan selamat.
19
3. Doa Mencuci Muka:
OM Cam Camani Ya Namah Swaha,
OM Waktra Parisudaha Ya Namah Swaha
Artinya:
Ya Hyang Widhi , hamba memuja-Mu, semoga wajah hamba
menjadi bersih dan suci.
4. Doa Berkumur:
OM J ang jihwaya ya namah
Artinya:
Ya Hyang Widhi , semoga mulut hamba bersih
Dapat pula menggunakan doa (mantram) berikut ini :
OM Ang Waktra Parisudhamam Swaha
Artinya :
Ya Hyang Widhi , semoga mulut hamba dibersihkan.
5. Doa Menggosok Gigi:
OM Rahphat Astraya Namah,
OM Sri Dewi Bhatrimsa Yogini Namah
Artinya:
Ya Hyang Widhi , Hamba memuja Dewi Sri, Bhatari Yogini, semoga
gigi hamba menjadi bersih.
6. Doa Membersihkan Kaki:
OM Am Kham Khasolkhaya Iswaraya Namah Swaha
Artinya :
Ya Hyang Widhi , semoga kaki hamba menjadi bersih.
7. Doa Mandi:
OM I damapah pra vahata
yatkim ca duritam mayi,
yadvaham abhidudroha yadva
sepa utanrtam
(R. V. X.9.8)
20
Artinya:
Ya Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Pelebur), dosa apapun yang
terdapat pada diri kami, dan kejahatan apapun yang telah kami
lakukan, demikian pula kebohongan dan kata-kata keliru yang telah
kami ucapkan, semogalah dengan air yang disucikan ini
menjauhkan kami dari segala kesalahan tersebut.
Dapat pula menggunakan doa (mantram) berikut ini :
OM G angga amrthasudha mam svaha
OM Sarira parisudha mam svaha.
Artinya:
Ya Hyang Widhi , Engkau yaitu sumber kehidupan abadi nan suci,
semoga diri hamba menjadi bersih dan suci.
8. Doa Keramas:
OM G angga namurteya namah,
OM G ring Çiwagriwa yanamah
Artinya:
Ya Hyang Widhi , semoga air gangga ini menjadi amerta dan
membersihkan segala kekotoran kepala hamba
9. Doa Berpakaian:
OM Tam Mahadewaya Namah Swaha,
OM Bhusanam Sarirabhyo Parisudhamam Swaha
Artinya :
Ya Hyang Widhi dalam wujud Mahadewa Yang Maha Agung,
hamba bersujud kepada-Mu. Semoga pakaian yang hamba
kenakan menjadi bersih dan suci.
10. Doa Sebelum Makan:
OM Ang kang kasolkaya Isana ya namah,
svasti -svasti sarva deva bhuta sukha,
pradhana purusa sang yago ya namah.
21
Artinya:
Ya Hyang Widhi, yang bergelar Isana, hamba persembahkan
seluruh makanan ini kehadapan-Mu, semoga semua mahluk
berbahagia.
11. Doa Mulai Makan:
Om A nugraha amertadi sanjivani
ya namah svaha
Artinya:
Ya Hyang Widhi , semoga makanan ini menjadi penghidupan
hamba lahir bathin yang suci.
12. Doa Selesai Makan:
OM Dhirghahayur astu,
avighnam astu subham astu
OM Sriyam Bhavantu, sukham bavantu,
purnam bhavantu, ksama sampurna
ya namah svaha.
Artinya:
Ya Hyang Widhi , semoga makanan yang telah masuk ke badan
hamba memberi kekuatan, keselamatan, panjang umur, dan tak
kena halangan apapun. Demikian pula agar hamba mendapatkan
kebahagiaan dan suka cita dengan sempurna.
Dapat pula menggunakan doa (mantra) sebagai berikut:
Om A napate annasya
do dehyanmi vasya susminah,
Pra -pra dataram taris urjam
no dhehi dvipade catuspade
(Y. V. XI. 83)
Artinya:
Ya Hyang Widhi , Engkau penguasa makanan, anugrahkanlah
makanan ini memberikan kekuatan, menjauhkan dari penyakit.
22
Selajutnya bimbinglah kami, anugrahkanlah kekuatan kepada
mahluk berkaki empat dan dua.
C. Doa Belajar Dan Melakukan Pekerjaan
1. Doa Memulai Belajar:
OM Agne naya suptha raye asman
visvani deva vayunani vidvan,
yuyodhyasmaj juhuranam eno
bhuyistam te namauktim vidhema.
(R. V.I.189.1)
Artinya:
Ya Hyang Widhi (Hyang Agni), tunjukkanlah kepada kami jalan
yang benar untuk mencapai kesejahteraan, Hyang Widhi yang
mengetahui semua kewajiban, lenyapkanlah dosa kami yang
menyengsarakan kami. Kami memuja Engkau.
2. Doa Untuk Memohon Kecerdasan Pikiran:
OM Bhadram no api vataya
mano daksam uta kratum
adha te saravye andhaso vi vo made
ranan gavo na yavase vivaksaye
(R.V.25.1)
Artinya:
Ya Hyang Widhi, berilah kami pikiran yang baik dan bahagia.
Berilah kami pengetahuan dan keterampilan. Maka semoga
manusia dalam persahabatan-Mu merasa bahagia. Ya Hyang
Widhi, seperti sapi di padang rumput. Eangkau Yang Maha Agung.
Dapat pula menggunakan Doa (mantra) berikut ini :
OM Yat prayajnanam uta ceto dhrsti ca
yajjyotirantar amrtam prajasu
yasmanna rte vinycana karma kiyate
tanme manah sivasamkalyam astu.
(Y.W.34.2)
23
Artinya:
Ya Hyang Widhi, yang menjadi sumber pengetahuan utama, dan
merupakan kecerdasan serta kekuatan pikiran, yang merupakan
api yang tak kunjung padam pada makhluk hidup. Tanpa Engkau,
kami tidak mampu berbuat apa-apa, semoga pikiran kami selalu
mengarah kepada yang baik.
3. Doa Mohon Inspirasi:
Om P ra no Devi Sarasvati
vajebhir vajinivati dhinam avinyavantu
(R. V. VI. 61.4)
Artinya:
Ya Hyang Widhi, Hyang Saraswati Yang Maha Agung dan Kuasa,
Engkau sebagai sumber ilmu pengetahuan, semoga Engkau
memelihara kecerdasan kami, dengan memberikan inspirasi yang
berguna bagi diri hamba serta untuk mengabdi kepada keluarga
dan masyarakat.
4. Doa Mohon Kemampuan:
OM V acada agna’si vargo me dehi.
(Y.V.II.17)
Artinya:
Ya Hyang Widhi, Engakaulah yang memberikan kecemerlangan
pikiran, berilah kami kecemerlangan pikiran.
5. Doa Mohon Kejayaan Ilmu:
OM Ye stha manoryadjniyaste srinotama
yaddi deva imahe tad tadatana
jaitram kratun rayimad viravad yasas
tad devanan avo adya vrnimahe.
( R.W.36.10.)
24
Artinya:
Ya Hyang Widhi, yang sangat dicintai,dengarlah : berilah kami ya
Hyang Widhi, apa yang kami mohon; ilmu yang jaya, keharuman
karena harta dan pahlawan. Kami mendambakan kemurahan-Mu.
6. Doa Memulai Suatu Kegiatan:
OM A vighnam astu namo sidham
OM Sidhirastu tad astu svaha.
Artinya:
Ya Hyang Widhi , semoga atas perkenan-Mu tiada suatu halangan
bagi kami memulai pekerjaan (kegiatan) ini, semoga kegiatan ini
terlaksana dengan baik dan sukses.
Dapat pula menggunakan doa (mantram) berikut ini :
OM A bhayam mitrad, abhayam amitrad
abhayam jnatad ajnatad, abhayam puro yah,
abhayam naktam, abhayam divanah
sarva asa mama mitram bhavantu
(R. V. IX.15.6)
Artinya:
Ya Hyang Widhi , semoga hamba tidak takut kepada kawan dan
lawan, tidak takut kepada yang dikenal, tidak takut kepada yang
tidak dikenal, semoga malam dan siang hari kami tanpa takut,
semoga semua arah memberikan sahabat bagi kami.
7. Doa Selesai Melakukan Kegiatan
OM Deva suksma parama acintya ya namah svaha.
sarva karya prasidhantam
OM Shanti Shanti Shanti OM
Artinya:
Ya Hyang Widhi dalam wujud Parama Acintya yang Maha Gaib dan
Maha Karya, atas penghyangan maka pekerjaan ini telah selesai
dengan sukses. Semoga kami semua selalu mendapatkan
kedamaian.
25
D. Doa Perkawinan
1. Doa Ikatan Perkawinan:
OM Samany jantu visve devah, sam apo hrdayani nau
sam matarisva sam ghata, samudesti dadhatu nau
( R.W.85.17)
Artinya:
Ya Hyang Widhi, semoga Dewa dan Api, mempersatukan hati
kami. Semoga Matarishwa, Ghata, Deshtri, semuanya memadukan
kami.
2. Doa Perkawinan Yang Diucapkan Mempelai Wanita:
OM Dirghayur astu mepatir jivati saradah satam.
(A.W. XIV.2.71)
Artinya:
Ya Hyang Widhi, semoga suamiku dikaruniai umur panjang,
semoga ia hidup seratus tahun.
3. Doa Perkawinan Yang Diucapkan Mempelai Pria (laki -laki):
Samaham asmi rktvam dyaur aham prthivi tvam
(A.W.XIV.2.71)
Artinya:
Aku sebagai lagu (saman), engkau sebagai irama (rk). Aku langit,
engkau bumi.
4. Doa Sumpah Perkawinan:
Grmnami te saidbhagatvasa hastam
maya patya jaradastir yathasah
bhago aryama savita puramdhir.
mahyam tvadur garhapatyaya devah.
( R.W.X.85.36.)
Artinya:
Saya pegang tanganmu demi keberuntungan, semoga kiranya
engkau hidup lama bersama saya dalam hubungan suami dan istri.
Ya Hyang Widhi dalam wujud-Mu Dewa Bhaga, Ryama, Sawitar,
26
Purandi, Engkau menganugrahkan suami kepadaku sebagai
penuntun keluargaku, menganugrahkan istri kepadaku sebagai
pengatur rumahku.
5. Doa Untuk Keselamatan Penganten :
OM Sumangalir iyam vadhur, imam sameta pasyat,
saubhagyam asyai dattvaya, thastam vim paretana.
(R.V.X.85.33)
Artinya:
Ya Hyang Widhi, nampaknya keberuntungan kepada penganten ini.
Datanglah Engkau, rahmatilah, juga sekalian yang hadir. Semoga
dia sejahtera dan ketika kembali ke rumahnya.
6. Doa Perkawinan Yang Diucapkan Oleh Orang Lain:
OM I hemavindra sam nuda vakavakeva dampati.
Artinya:
Ya Hyang Widhi, persatukanlah kedua mempelai ini. Ya indra,
laksana chakrawaka dengan betinanya.
7. Doa Melahirkan
OM Brhatsumnah prasawita niwesano
jagatah sthaturub hayasya yo wasi
sano dewah sawita sarma yaccha twasme
ksayaya triwarutham amhasah
Artinya:
Ya Hyang Widhi yang maha pengasih, yang memberi kehidupan
pada alam dan menegakkannya. Ia mengatur yang bergerak
maupun yang tidak bergerak semoga ia memberi penghyanganNya
kepada kami untuk ketentraman hidup dengan kemampuan untuk
menghindari kekuatan yang jahat.
Setelah bayi lahir dan selesai dimandikan ayah bayi atau orang tua
yang dituakan yang hadir ditempat itu diminta untuk membisikkan mantram
27
Gayatri (Savitri mantram) masing-masing tiga kali dalam lobang telinga
kanan dan kiri dari bayi itu.
OM Bhur bhuvah svah
Tat savitur varenyam
Bhargo devasya dhimahi
Dhiyo yo nah pracodayat
OM Santih Santih Santih OM
E. Doa Kesehatan dan Kematian
1. Doa Memohon Kesehatan:
OM Vata a vatu bhesajam sambu Mayobhu no hrde,
pra na ayumsi tarisat.
(R.X.186.1)
Artinya:
Ya Hyang Widhi, semoga Hyang wahyu menghembuskan angin
sejuknya kepada kami. Hyang Wahyu yang memberikan kesehatan
dan kesejahteraan kepada kami. Semoga Ia memberikan umur
panjang kepada kami.
2. Doa Mohon Kesehatan, Kehidupan dan Sinar Budi:
OM Tanupa agne si tanyam me.
pahathagurda agne syayurman dehi
varcoda agne si varco me dehi.
agne yanme tanva unam aprna.
(Y.W.III.17 )
Artinya:
Ya Hyang Widhi, engkau yaitu pelindung badan kami; lindungilah
badan kami dari segala penyakit. Engkau memberikan umur
panjang, berikanlah kami umur panjang, kesehatan, dan kehidupan
yang layak. Engkau Maha Cemerlang; berikanlah kami
kecemerlangan budi, Ya Hyang Widhi. Apapun yang kurang pada
diri kami, segala yang hamba butuhkan bagi kehidupan hamba,
semoga Engkau memberikannya.
28
Dapat pula menggunakan doa (mantram) berikut ini :
OM Mayi vaco atho yaso, tho yajnasya yatpayah
tanmayi prajapatir, dividyam iva ddamhatu.
(A.W.VI.69.3)
Artinya:
Ya Hyang Widhi, semoga kami mempunyai pikiran yang terang dan
kemasyuran serta kekuatan seperti yang ada pada korban suci;
Semoga Hyang Widhi bersemayam dalam diri kami laksana sinar di
langit.
3. Doa Saat Mengunjungi Orang Sakit:
OM Sarva vighna s arva klesa,
sarva lara roga vinasa ya namah.
Artinya:
Ya Hyang widhi, semoga segala halangan, segala penyakit, segala
penderitaan dan gangguan binasa oleh-Mu.
4. Doa Mohon Kekuatan Bagi Semua :
OM Balam dhehitanusu no, balam indranattutsu nah
balam tokaya tanayaya jivase, tvam hi balada asi.
(R.W.III.53.18)
Artinya:
Ya Hyang Widhi, berilah kami kekuatan jasmani, kekuatan bagi
lembu yang membantu kami bekerja; kekuatan bagi keturunan
kami, anak cucu kami, sehingga mereka dapat hidup. Karena
Engkau (Hyang Widhi) yaitu sumber kekuatan.
5. Doa Mohon Panjang Umur (Ulang Tahun):
OM Taccaksur devahitam sukram uccarat
pasyema saradah satam jivema saradah satam.
(R.V.VIII.66.16)
Artinya:
Ya Hyang Widhi, Engkau Yang Maha Kuasa, semoga seratus
tahun kami selalu melihat mata yang bersinar sebagai ciptaan-Nya,
29
semoga hamba diberikan umur yang panjang untuk hidup dalam
seratus tahun (yang akan datang).
6. Doa PerlindunganTerhadap Kematian:
OM Ma no mahantam uta ma no arbhakam
ma na uksantam uta ma na uksitam
ma no vadhih pitaram mota mataram
ma nah priyas tanvo rudra rorisah.
(R.V.I.114.7)
Artinya:
Ya Hyang Widhi dalam wujud-Mu sebagau Dewa Rudra, janganlah
kami disakiti, yang besar (tua) maupun yang kecil (muda) diantara
kami. Janganlah menyakiti seorang ayah yang tangguh mencari
nafkah, atau seorang ibu yang bertanggung jawab merawat anak-
anaknya dalam lingkungan kami, dan janganlah menyakiti badan
yang kami cintai.
7. Doa Saat Melihat Atau Mendengar Orang Meninggal:
OM Svargantu, moksantu, sunyantu, murcantu,
OM Ksama sampurna ya namah svada h.
Artinya:
Ya Hyang Widhi, semogalah arwah almarhum mencapai sorga,
menunggal dengan-Mu, mencapai keheningan tanpa suka-duka.
Ampunilah ia, semoga sempurna atas Kemahakuasaan-Mu.
8. Doa untuk Orang Meninggal (yang disampaikan/ diucapkan saat bela
sungkawa):
OM V ayur anilam amrtam, athedam bhasmantam sariram
OM Krato smara, klie smara, krtam smara.
(Y.W.XL.15)
Artinya:
Ya Hyang Widhi, Penguasa hidup, pada saat kematian ini semoga ia
mengingat wijaksara suci OM, semoga ia mengingat Engkau Yang
30
Maha Kuasa dan kekal abadi. Ingat pula kepada karmanya.
Semoga ia mengetahui bahwa Atma yaitu abadi dan badan ini
akhirnya hancur menjadi abu.
F. Doa Untuk Ketentraman Batin
1. Doa Memohon Kebajikan:
OM V isvanin deva savitar duritani para suva,
yad bhadram tanna a suva.
(R. V. V.82.5)
Artinya:
Ya Hyang Widhi yang dipuja sebagai Dewa Savitar usirlah jauh-
jauh segala kekuatan jahat pada diri hamba. Berikanlah kami apa
yang terbaik untuk tetap berada pada diri hamba, jadikanlah hamba
sebagai manusia yang bijaksana dalam segala hal.
2. Doa Memohon Kebijaksanaan:
OM Indra kratum na a bhara pita putrebhyo yatha,
siksa no asmin puruhuta yamani jiva jyotir asimahi.
(R.V.VII.32.6)
Artinya:
Ya Hyang Widhi, anugrahilah kami kebijaksanaan seperti seorang
ayah yang memberikannya kepada anaknya. Tuntunlah kami ke
jalan itu. Semoga kami memperoleh penerangan dalam hidup ini.
3. Doa Menghilangkan Kegelisahan (Mohon Perlindungan)
OM Trayambhakam yajamahe
sugandhim pustivardhanam
urvarukam iva bandhanat
mrtyor muksiya mamrtat.
(R.V.VII.59.12)
Artinya:
Hamba memuja Hyang Widhi sebagai Hyang Rudra, hindarkanlah
kami dari keraguan ini. Bebaskanlah kami dari belenggu dosa dan
31
kegelisahan, bagaikan mentimun terlepas dari tangkainya,
sehingga kami dapat bersatu dengan-Mu.
4. Doa Menghilangkan Rasa Takut
OM OM Jaya jivad sarira raksan dadasi me,
OM Mjum sah vaosat mrityun jaya namah svaha.
Artinya:
Ya Hyang Widhi Yang Maha Jaya, yang mengatasi segala
kematian, kami memuja-Mu. Lindungilah kami dari mara bahaya.
5. Doa Ketika Merasakan Tanda-tanda Buruk
OM Wakratundaaya Hum
Artinya:
Ya Hyang Widhi, hindarkanlah hamba dari fikiran dan hal-hal yang
buruk dan menakutkan.
6. Doa Untuk Ketabahan Hidup:
OM Krdhi na udvarni carathaya jivase
Artinya:
Ya Hyang Widhi, semoga kami bisa tetap tegak dalam perjalanan
hidup kami.
7. Doa Memohon Kekuatan Mental atau Kesempurnaan Mental:
OM Bhadram karnebhih srnuyama deva
bhadram pasyemaksabhir yajatrah,
sthirair angais tustuvamsas tanubhir
vyasema devahitam yad ayuh
(R. V. I.89.8)
Artinya:
Ya Hyang Widhi, berilah hamba-Mu kekuatan dan kesempurnaan
mental, semoga kami mampu mendengar apa yang baik dan
melakukan apa yang mahasuci bagaikan perilaku para Dewata.
Mampu melihat yang baik, dan semoga kami diberikan jasmani
yang sehat dan kuat, semuanya dimohonkan dengan cara
32
mempersembahkan doa-doa pujian kepada-Mu, serta dapat
menikmati hidup yang engkau anugrahi dengan kepribadian dan
mental yang sempurna.
8. Doa Mohon Kebahagiaan dan Keberuntungan:
OM Sarve bhavantu sukhinah
sarve santu niramayah
sarve badrani pasyantu
ma kascid dukha bhag bhavet.
Artinya:
Ya Hyang Widhi, Engkau penguasa segalanya, semoga semuanya
memperoleh kebahagiaan, semoga semuanya dapat terbebas dari
penderitaan, semoga semuanya dapat memperoleh
keberuntungan, semoga tiada kedukaan.
9. Doa Pada Waktu Kesusahan:
OM Muso na sisra vyadanti maghyah
stotaram te sata krato
sakrt su no maghavatrindra
mrttaya’dhi piteva no bhava.
(R.V.33.3)
Artinya:
Seperti tikus mengerogoti benang-benang pemintal, kesusuhan
mengikis dalam badan kami yang mengucapkan pujian ini kepada-
Mu, Ya Hyang Widhi Yang Maha Kuasa, tunjukkanlah kasih
sayang-Mu kepada kami. Ya Hyang Widhi Yang Maha Pemurah,
kini engkau ibarat ayah kami.
10. Doa Mohon Kemuliaan dan Kebahagiaan :
Indre srestani dravitani dhehi
cittim daksasya subhaga tvam asme
posam rayonam aristhi tanunan
svadmanam vacah sudinatvam ahnam.
(R.W.II.21.6)
33
Artinya:
Ya Hyang Widhi, karuniailah kami kekayaan yang mulia; pikiran
yang baik, dan kemuliaan rohani, harta benda yang berlipat ganda,
kesehatan jasmani, suara yang merdu dan hari-hari yang cerah.
11. Doa Untuk Berdagang
OM Sridhana Dewika Ramya
Sarwa Rupawati Tatha
Sarwa Jnana Maniscaiwa
Sri Sridewi Namostute
Artinya:
Ya Hyang Widhi dalam kuasamu sebagai Sridhana, pemberi
kemakmuran, rejeki, dan harta benda, semua wujudmu sangat
mempesona. Semua pengetahuan berdagang berasal dari-Mu Sri
Dewi yang maha suci, hamba memujamu.
Dapat pula menggunakan doa (mantram) berikut ini :
OM A wiswani amrta saubhagani
Artinya:
Oh Hyang Widhi, Anugrahkanlah keberuntungan melimpah yang
membahagiakan kami
Dapat pula menggunakan doa (mantram) berikut ini :
OM Kuwera dewa ya namah swaha
Artinya:
Ya Hyang Widhi sebagai wujudmu dewa kuwera sebagai penguasa
kekayaan, hamba bersujud kepadamu.
12. Doa untuk Maju Menuju Kejayaan:
Preta jayata nara indro vah sarma yacchatu
Ugra vah santu bahavo’nadhrsya yathasatha
( R.W.X.103)
Artinya:
34
Majulah dan taklukkanlah, hai pahlawan. Semoga Hyang Widhi
melindungi engkau. Berjuanglah dengan gagah berani, sehingga
engkau tidak cedera.
13. Doa Mohon Kemenangan Dalam Perang (Pertandingan, Lomba):
OM Endra prksu kasu cinnrmnam
tanusu dhehi nah, satrajid ugra paumsyam.
(S.V.Purvarchika II.4.9)
Artinya:
Ya Hyang Widhi karuniailah kami kekuatan fisik dan mental dalam
setiap pertempuran (pertandingan atau perlombaan). Ya Hyang
Widhi Yang Maha Kuasa, karuniailah kami kemenangan selalu.
Dapat pula menggunakan doa (mantram) berikut ini:
OM Dhiya stma rathyah sadasah.
(R. V. IV. 19.24.11)
Artinya:
Ya Hyang Widhi, dengan pikiran yang lebih, semoga kami yang
dalam kereta perang (tempat pertandingan atau perlombaan)
memperoleh kemenangan.
14. Doa Memotong Hewan
a. Untuk upacara yadnya:
OM I se pasupatih pasunam
catur padamutu yo dwi padam
niskritah sa yajnayam bha metu rajas
posa yajna manam sacantam
Artinya:
Ya Hyang Widhi, Engkau penguasa atas hewan baik yang
berkaki empat maupun yang berkaki dua, atas berkenan dan
penghyangan-Mu, para pemotong hewan untuk kurban suci
ini, bersama orang yang telah berdana punia untuk yadnya ini
memperoleh kesejahteraan dan kebahagiaan.
35
b. Untuk menyembelih dan memasak:
OM Pasu Pasa Ya Vihmahe
Sira Cedaye Dimahi,
Tanno Jivah Pracodayat
Artinya;
Ya Hyang Widhi Wasa, Hamba Menyembelih Hewan Ini,
Semoga Jiwanya Menjadi Suci.
G. Doa Prosesi Acara Resmi
1. Doa Mengheningkan Cipta
OM Mata Bhumih Putro Aham Prthivyah
Artinya :
Ya Hyang Widhi, semoga tanah air kami selalu damai dan kami
selalu mencintai tanah air kami seperti para pendahulu kami.
2. Doa untuk Pembukaan Rapat/ sidang atau Seminar
OM Sam gacchadhvam sam vadadhavam
sam vo manamsi janatam
devo bhagam yatha purve, samjanana upasate
(R.W.X.191.2)
Samano mantrah samitih samani
samanam manah saha cittam esam
samanam mantram abhi mantraye vah
samanena vo havisa juhomi.
(R.W.X.191.3)
Samani va akutih samana hrd ayani vah
samanam astu vo mano, yatha vah susahasati.
(R.W.X.191.4)
Artinya:
Ya Hyang Widhi, semogalah pertemuan dan rapat ini mencapai
satu kesepakatan seperti halnya para dewa bersama-sama
menikmati persembahan.
36
Semoga tercapai tujuan bersama, kesepakatan bersama satu
dalam pikiran menuju satu tujuan.
Ya Hyang Widhi, Engkau canangkan satu tujuan, tujuan bersama
kami sekalian, kami adakan pemujaan dengan persembahan
bersama, agar tujuan kami satu, se-ia dan sekata.
3. Doa Acara Pelatihan
OM Purwe Jato Brahmano Brahmacari
Dharmam Wasanas Tapasodatistat
Tasmajjatam Brahmanam Brahma
Iyestham Dewasca Sarwe Amrttna Sakama
Artinya :
Ya Hyang Widhi, murid-Mu hadir di hadapan-Mu, Oh Brahman
yang berselimutkan kesaktian dan berdiri sebagai pertama. Hyang
Widhi, anugerahkanlah pengetahuan dan pikiran yang terang.
Brahman Yang Agung, setiap mahkluk hanya dapat bersinar berkat
cahaya-Mu yang senantiasa memancar.
4. Doa Untuk Menutup Suatu Pertemuan, Sidang dan berbagai kegiatan
OM Dyauh santir antariksam santih
prthiva santir apah santir
osadhayah santih vanaspatayah santir
visve devah santir Brahma santih
sarvam santih santir eva santih
sa ma santir edhi.
(Y.W.XXXVI.17)
Artinya:
Ya Hyang Widhi Yang Maha Kuasa, anugrahkanlah kedamaian di
langit, damai diangkasa, damai di bumi, damai di air, damai pada
tumbuh-tumbuhan, damai pada pepohonan, damai bagi para
Dewata, damailah Brahma, damailah alam semesta, semogalah
kedamaian senantiasa datang pada kami.
37
5. Doa Dalam Acara Pelantikan Pejabat:
OM A Brahman brahmano, brahmavarcasi jayatama
raster rajanyah sura, isavyo’tivyadhi maharatho
jayatam dogdhridhenurvodanad, vanasuh saptih
purandhiryosa jisnu rathestah, sabheyo yuvasya
jayamanasya viro jayatam, nikame -nikame nah parjanyo
varsatu phalavatyo, no osadhayah pacyantam
yogaksemo nah kalpatam
(Y.V.XXII.22)
Artinya:
Ya Hyang Widhi Yang Maha Kuasa, semogalah di negara ini lahir
orang-orang yang memiliki pengetahuan rohani yang baik.
Semoga pula lahir pemimpin-pemimpin yang perkasa, pandai
menggunakan kebijaksanaan seperti membuat keputusan, menjadi
pahlawan-pahlawan yang tangguh bagi masyarakat, bagaikan sapi-
sapi yang berjasa menghasilkan susu yang banyak, lembu-lembu
pembawa barang yang tangguh, dan kuda-kuda yang cepat.
Demikian pula lahir wanita-wanita yang sempurna dan bertanggung
jawab.
Pemuda-pemuda yang baik dan berguna bagi masyarakat, sedia
berkorban.
Semoga hujan turun memberi kemakmuran. Semoga pepohonan
berbuah lebat. Semoga usaha kami berhasil.
38
BAB III
SLOKA-SLOKA SUCI TENTANG
KEUTAMAAN WANITA
Keberadaan wanita dalam ajaran Agama Hindu terdapat dalam beberapa
kitab, yaitu:
1. Manawadharmasastra, Bab III, Sloka 26, sebagai berikut:
Striya tu Rocamanayam, Sarvwam tadrocate kulam,
Tasyam twarocammanayam, Sarwamewa na rokate
Artinya:
Jika sang istri selalu berwajah berseri-seri, seluruh rumah akan
kelihatan bercahaya, tetapi jika ia tidak berwajah demikian semuanya
akan kelihatan suram.
2. Manawadharmasastra, Bab II, Sloka 55, sebagai berikut:
Pitrbhir bhratrbhic Caitah patribhir dewaraistatha,
Pujya bhusayita wyacca Bahu kalyanmipsubhih.
Artinya :
Wanita harus dihormati dan disayangi oleh ayahnya, kakak-kakaknya,
suami dan ipar-iparnya yang menghendaki kesejahteraan sendiri
3. Manawadharmasastra, Bab III, Sloka 56, sebagai berikut:
Yatra naryastu pujyante Ramante tatra dewata,
Yatraitastu na pujiante Sarwastalah kriyah
Artinya :
Dimana wanita dihormati, disanalah para dewa-dewa merasa senang,
tetapi dimana mereka tidak dihormati, tidak ada upacara suci apapun
yang berpahala.
4. Manawadharmasastra, Bab IX, Sloka 33, sebagai berikut:
Ksetrabhuta smrtha nari Bijabhutah smrtah puman,
Ksetrabija sama yogat Sambhawah sarwadehinam.
39
Artinya :
Menurut kodrat wanita dinyatakan menghidupkan benih (bibit),
terjadinya jazad badaniah yang hidup terjadi karena hubungan antara
tanah dengan benih (bibit).
5. Manawadharmasastra, Bab IX, Sloka 96, sebagai berikut:
Prajanartha striyah srstah Samtnartham ca manawah
Tasmat sadharanu dharmah Crutau patnya sahadita.
Artinya :
Untuk menjadi Ibu wanita diciptatakan dan untuk menjadi Ayah laki-
laki diciptakan, karena itu upacara pawiwahan dalam kaagamaan
ditetapkan oleh veda untuk dilaksanakan oleh suami (pria) bersama
istri (wanita).
6. Manawadharmasastra, Bab IX, Sloka 130, sebagai berikut:
Yathaiwatma tatha putrah Putrena duhita soma,
Tasyamatmani tisthamtayam Kathamanyo dhanam haret.
Artinya :
Seorang anak sama dengan dirinya (orang tuanya) sebagaimana
seorang anak wanita sama dengan anak laki-laki, bagaimana mungkin
ahli waris lain memperoleh bagian harta warisan, sedangkan anak
wanita yang ditunjuk masih hidup.
7. Manawadharmasastra, Bab IX, Sloka 133, sebagai berikut:
Pautra daushitrayor loke Na wiceso’sti dharmatah,
Tayorhi mata pitarau Sambhutau tasya dehitah.
Artinya :
Tidak ada perbedaan antara anak laki-laki dengan anak wanita yang
diangkat statusnya, baik yang berhubungan dengan masalah duniawi
ataupun masalah kewajiban suci karena bagi ayah dan ibu mereka
keduanya lahir dari badan orang yang sama.
40
8. Manawadharmasastra, Bab IX, Sloka 139, sebagai berikut:
Pautra dauhitrayor loke Wiceso nopa padeyate
Dauhitro’pi hyamutrainam Samtarayoti pautrawat.
Artinya :
Antara cucu anak laki-laki dan cucu anak wanita yang ada di dunia ini
tidak ada perbedaan, karena cucu laki-laki dari anak wanita
menyelamatkannya (yang tidak punya turunan) di dunia yang akan
datang seperti cucu anak laki-laki.
BAB IV
KEDUDUKAN WANITA
DALAM AGAMA HINDU
A. Wanita Sebagai Gadis
Kedudukan wanita sebagai seorang gadis dijelaskan dalam beberapa
sloka, yaitu:
1. Reg Weda, Mandala 33, Sukta 19, sebagai berikut:
Adhah pasyasva ma -upari
Samtaram padakau hara
Artinya:
Wahai engkau wanita, ketika berjalan lihatlah ke arah bawah dan
jangan kearah atas, dan ketika engkau duduk atur kaki-kakimu
menutup.
2. Atharwa Weda, Mandala I, Sukta 27, Sloka 4, sebagai berikut:
Pretam padau prasphuratam Vahatam prnato grhan
Indrani -etu prathama-ajita amusita purah.
Artinya:
Wahai kedua kakiku, engkau sebagai senjata untuk membimbing
dan melawan laki-laki yang picik, dengan restu Dewa Indra akan
membimbing kami menjadi wanita yang tak terkalahkan dan
memberikan peringatan kepada kami.
3. Reg Weda, Mandala X, Sukta 27, Sloka 12, sebagai berikut:
Kiyati yosa maryato vadhuyoh,
Pariprita panyasa varyena
Bhadra vadhur bhavati yat supesah,
Svayam sa mitram vanute jane cit
Artinya:
Seorang gadis tertarik untuk menjadi wanita yang mulia, wanita
ingin menunjukkan kepada mereka (laki-laki) yang dianggapnya
memiliki kebaikan unggul dari yang lainnya dari beberapa orang
hendaknya mengawininya. Seorang gadis hendaknya menjadi
42
kekasih yang beruntung bagi suaminya, dan seorang gadis
mengharapkan seorang teman yang terpilih bagi dirinya di antara
pawai peminang (laki-laki) yang menyukainya.
4. Atharwa Weda, Mandala XIV, Sukta 1, Sloka 42, sebagai berikut:
As asana saumanasam, Prajam saubhagyam rayim
Patyur anuvrata bhutva, Sam nahyasva -amrtaya kam.
Artinya:
Wahai wanita bijak yang selalu menjaga diri dan merindukan
kebahagiaan hingga memiliki anak dan cucu, mendapatkan
keberuntungan dan kehidupan yang makmur, serahkanlah dan
percayakanlah semua itu pada laki-laki yang menjadi suamimu.
B. Wanita Sebagai Istri
Kedudukan wanita sebagai seorang Istri di dalam ajaran agama Hindu
yaitu suci dan harus di hormati. Peran wanita dalam kehidupan ini sangatlah
penting, perannya sebagai istri untuk suami dan ibu untuk putra-putrinya harus
melalui jalan Dharma atau sesuai ajaran Agama sehingga tercapailah
kemuliaan menuju moksa. Berikut dijelaskan beberapa Sloka, yaitu :
1. Reg Weda, Mandala X, Sukta 85, Sloka 33, sebagai berikut:
Sumangalir iyam vadhur Imam sameta pasyata
Saubhagyam asyai dattvaya -athastam vi paretana.
Artinya:
Mempelai wanita yang terpilih sangat beruntung. Mempelai pria
akan datang dan memegang tangan mempelai wanita, dan
memandanginya, serta membawanya pulang.
2. Reg Weda, Mandala III, Sukta 53, Sloka 4, sebagai berikut:
Jayed astam maghavan sedu yonih
Artinya:
Istri sebenarnya wujud dari rumah itu, yang merupakan dasar
kemakmuran keluarganya.
43
3. Reg Weda, Mandala X, Sukta 86, Sloka 9, sebagai berikut:
Aviram iva mam ayam, Sararur abhi manyate
Utaham asmi virini, Indra -patni marut-sakha.
Artinya:
Orang yang jahat ini memperlakukan kami sebagai wanita yang
tidak berdaya, tetapi kami berani dan ibu dari putra-putra yang
gagah berani seperti istri Dewa Indra dan sahabat para dewa
maruta.
4. Atharwa Weda, Mandala III, Sukta 30, Sloka 2, sebagai berikut:
Jaya patye madhumatim,
Vacam vadatu santivam
Artinya:
Seorang istri seharusnya berbicara kepada suaminya dengan
lembut dan budi pekertinya mulia.
5. Reg Weda, Mandala X, Sukta 85, Sloka 26, sebagai berikut:
Vasini tvam vidatham a vadasi
Artinya:
Wahai mempelai wanita, ketika mejadi ibu rumah tangga,
berbicaralah yang baik kepada suami dengan pola teoretis.
6. Atharwa Weda, Mandala XIV, Sukta 2, Sloka 27, sebagai berikut:
Syona bhava svarurebhyah
Syona patye grhebhyah
Syona-asyai sarvasyai vise
Syona pustaya-esam bhava.
Artinya:
Wahai engkau wanita, agar menjadi istri yang mulia bagi seluruh
keluarga suami, maka ramahlah dengan mertua, anggota keluarga
suamimu, dan para pelayan (pembantu). Semoga engkau
bermanfaat kepada semuanya.
44
7. Atharwa Weda, Mandala XIV, Sukta 2, Sloka 26, yaitu:
Sumangali pratarani grhanam
Suseva patye svasuraya sambhuh
Syona svasvai pra grhan viseman.
Artinya:
Wahai engkau istri mulia, masukilah rumah suamimu, hias rumah
suamimu dengan segala keindahan, lengkapi keluarga suamimu
hingga segala kesusahan dapat terselesaikan, tugas utamamu
yaitu melayani suamimu dengan baik, bertindaklah penuh kebaikan
kepada mertuamu.
8. Atharwa Weda, Mandala XIV, Sukta 2, Sloka 75, sebagai berikut:
Pra budhyasva subudha budhyamana
Dirghayutvaya satasaradaya.
Artinya:
Wahai istri mulia, semoga engkau tetap selalu waspada dan
berhati-hati untuk kehidupan seratus tahun.
9. Reg Weda, Mandala X, Sukta 85, Sloka 46, sebagai berikut:
Samrajni svarure bhavam
Samrajni svasrvam bhava
Nanandari samrajni bhava
Samrajni adhi devrsu.
Artinya:
Wahai engkau wanita wanita, jadilah nyonya rumah dan bimbinglah
saudari ipar dan saudara ipar.
10. Yayur Weda, Mandala XIV, Sukta 2, Sloka 22, sebagai berikut:
Yantri rad yantri -asi yamani, Dhruva -asi dharitri
Artinya:
Seorang istri yaitu orang yang pintar dalam hal mengawasi
keluarga, dia dapat mengatur yang lain-lain dan dia juga sendiri
menjalankan aturan-aturan dalam keluarga. Dia yaitu aset
keluarga yang menopang keluarga.
45
11. Reg Weda Mandala I Bab IV Sukta 90
Cataminnu Carado anti Dewa
Yatra maccakra jarasam tanunam
Putrasoyatra pitaro bhawanti
Mano Madhya ricisatayugantoh
Artinya :
Kami ingin hidup serratus tahun, O Tuhan sesudahnya badan kami
akan engkau musnahkan; sementara itu anak-anak kami akan
menggantikan kami jadi orang tua, janganlah kami dipanggil
ditengah jalan.
Catatan bahwa :
Hal tersebut diatas menegaskan seorang orang tua setidak-
tidaknya selalu mendoakan putra-putri (bersama menantunya) bisa
menjadi orangtua menggantikannya. Dalam Mahabharata
dicontohkan : Dewi Kunti sebagai seorang Ibu dan Mertua selalu
membimbing putra-putra dan Menantunya dalam suka dan duka
sepanjang hidupnya.
C. Wanita Sebagai Ibu
Seorang ibu dalam ajaran Hindu yaitu sosok yang sangat mulia dan
utama. Karena ibu sumber inspirasi, dapat diumpamakan sebagai arsiteknya
rumah tangga, maju mundurnya rumah tangga tergantung dengan peran dan
fungsi seorang ibu dapat dikatakan ibu sebagai barometer dalam keluarga.
Ibu yaitu ratu, dikatakan sebagai ratu rumah tangga karena ibu
memikul tanggung jawab yang sangat berat dan besar terhadap keberadaan
bahtera perkawinan/ rumah tangga. Semua kendali menjadi tanggung jawab
sang ibu. Apa lagi dengan kesetaraan gender, peran dan kedudukan wanita
sederajat dengan kaum laki-laki. Berikut penjelasan beberapa Sloka yaitu :
1. Yayur Weda, Mandala XIV, Sukta 2, Sloka 21, sebagai berikut:
Murdha-asi rad dhruva -asi
Dharuna dhatri-asi dharani
Ayuse tva varcase tva
Krsyai tva ksemaya tva.
46
Artinya:
Wahai wanita, engkaulah perintis, cemerlang, mantap, pendukung,
yang memberi makan dan menjalankan aturan-aturan seperti bumi.
Kami memiliki engkau di dalam keluarga untuk usia panjang,
kecemerlangan, kemakmuran / kesuburan pertanian dan
kesejahtraan.
2. Atharwa Weda, Mandala XIV, Sukta 2, Sloka 14, sebagai berikut:
Atmanvati -urvara nari -iyam agat,
Tasyam naro vapata bijam asyam.
Artinya:
Wahai mempelai pria, mempelai wanita yang ceria, cantik, percaya
diri dan subur ini telah datang kerumahmu, hendak kau hamili dia.
3. Reg Weda, Mandala X, Sukta 85, Sloka 43, sebagai berikut:
Virasup, devakama syona,
Sam no bha va dvipade
Sam catuspade
Artinya:
Mempelai wanita seharusnya melahirkan anak-anak yang gagah
berani, menyembah para dewa, ramah dan menyenangkan kepada
semua orang dan menjadi bintang-bintang keluarganya.
4. Reg Weda, Mandala X, Sukta 85, Sloka 27, sebagai berikut:
Iha priyam prajaya te samrdhyatam
Asmin grhe garhapatyaya jagrhi.
Artinya:
Wahai wanita yang mencapai kemuliaan, beruntunglah didalam
keluarga suamimu dengan melahirkan putra. Engkau harusnya
selalu tetap waspada untuk pelayanan dan keamanan keluarga itu.
5. Reg Weda, Mandala X, Sukta 159, Sloka 3, sebagai berikut:
Mama putrah satruhano
Atho me duhita virat
47
Utaham asmi sam jaya
Patyau me sloka uttamah.
Artinya:
Putra-putraku yaitu penghancur para musuh bahkan putri-putriku
yaitu simbol kecemerlangan. Aku senantiasa berjaya, aku punya
pengaruh yang besar pada suamiku.
D. Wanita Dalam Keagamaan
1. Yayur Weda, Mandala XIX, Sukta 2, Sloka 94, sebagai berikut:
Patni sukrtam bibharti.
Artinya:
Istri melakukan dan melaksanakan upacara-upacara keagamaan.
2. Atharwa Weda, Mandala XIV, Sukta 2, Sloka 20, sebagai berikut:
Adha sarasvatyai nari,
Pitrbhyas ca namas -kuru.
Artinya:
Wahai engkau wanita, engkau harusnya melaksanakan kebaktian,
memuja Saraswati yaitu dewi pengetahuan dan hormat kepada
orang tua keluargamu.
3. Atharwa Weda, Mandala XIV, Sukta 2, Sloka 24, sebagai berikut:
A roha carma-upa sida-agnim
Esa devo hanta raksamsi sarva.
Artinya:
Wahai istri yang mulia, duduklah diatas kulit rusa dan
laksanakanlah persembahan kepada Dewa Agni yang menghapus
semua jenis kekotoran atau polusi lingkungan.
Wanita Bali mesti mampu berkarma yang agung baik sebagai Gadis,
sebagai seorang Istri, sebagai seorang Ibu, kedudukan dalam Keagamaan dan
Masyarakat dan Negara, menentukan tegaknya hukum kebenaran (dharma)
dan adat istiadat (Dresta). Wanita sangat menentukan maju mundurnya
48
kehidupan keluarga, masyarakat dan negara bahkan sering dijadikan cermin
perkembangan keluarga, masyarakat dan negara.
Dengan demikian seorang Wanita hendaknya memperlihatkan
wajah yang berseri-seri sehingga keharmonisan dan kebahagian dalam
keluarga, masyarakat dan Negara terwujud, dengan demikian wanita akan
mampu mengantarkan dirinya menuju kemuliaan mencapai moksa
Murdha asi rad dhruva asi
Dharuna dhartri asi dharani
Ayusve tvavarcasetva
Krisyaitva ksemaya tva
(Yajurvedha XIV.21)
Artinya :
Wahai Wanita engkau yaitu perintis cemerlang tegaknya
Dharma, mantap, pendukung yang memberi makan dan
menjalankan keberlangsungan kehidupan. Kami memiliki
engkau di dalam keluarga untuk usia panjang, kecemerlangan,
kemakmuran, kebahagiaan dan kesejahtraan.