Rabu, 09 Juli 2025

Yesaya 1-39 9


 (2) Kehancuran itu sendiri, yang diperberat oleh jerih payah yang 

sudah mereka berikan untuk memperbaiki negeri mereka dan 

untuk menjadikannya lebih permai lagi. 

[1] Lihatlah negeri itu pada masa menabur, semuanya tampak 

seperti taman dan kebun anggur. Negeri yang permai itu 

dipenuhi lagi dengan tanaman-tanaman yang permai, yang 

terbaik dari yang ditumbuhkannya. Bahkan, begitu baik 

dan penasaran para penduduknya sehingga, tidak puas 

dengan tanaman-tanaman itu, mereka pergi ke semua 

negeri tetangga untuk mencari cangkokan luar negeri, yang 

semakin berharga lagi karena itu cangkokan asing, tidak 

biasa, susah didapat, dan mahal harganya, meskipun 

mungkin mereka sendiri memiliki tanaman-tanaman itu 

yang tidak kalah bagus dengannya. Ini yaitu   contoh dari 

kesombongan dan keangkuhan mereka, dan (kesalahan 

yang menghancurkan itu) keinginan mereka untuk menjadi 

seperti bangsa-bangsa lain. Gandum, madu, dan minyak 

yaitu   bahan keperluan pokok mereka (Yeh. 27:17). Na-

mun, tidak puas dengan semua ini, mereka merasa harus 

memiliki bunga-bunga dan tanaman-tanaman hijau dengan 

nama-nama yang asing yang didatangkan dari bangsa-

bangsa lain, dan selain itu banyak perawatan dan jerih pa-

yah harus dihabiskan untuk menyediakan tanah yang 

subur supaya tanaman-tanaman ini bertumbuh. Tanah ha-

rus diolah, dan harus ditutupi dengan plastik untuk melin-

dunginya, dan di pagi-pagi para petani harus bangun un-

tuk membuat benihnya bertumbuh, supaya dapat meng-

ungguli tanaman-tanaman tetangga mereka. Hiasan-hiasan 

alam tidak boleh dipandang rendah sepenuhnya, tetapi 

Kitab Yesaya 17:9-11 

 327 

juga bodoh jika kita terlalu menyenanginya, dan memberi-

kan lebih banyak waktu, biaya, dan tenaga untuk meng-

urusnya lebih daripada yang layak diberikan, seperti yang 

dilakukan banyak orang. Tetapi contoh ini di sini tampak 

diberikan secara umum untuk menggambarkan ketekunan 

mereka yang besar dalam mengolah tanah mereka, dan apa 

yang mereka harapkan darinya sesuai dengan ketekunan 

mereka itu. Mereka tidak ragu bahwa tanaman-tanaman 

mereka akan bertumbuh dan berbunga. Akan tetapi, 

[2]  Lihatlah tanah yang sama itu pada waktu panen, semua-

nya seperti padang belantara, tempat yang suram dan me-

nyedihkan, bahkan bagi mereka yang melihatnya, apalagi 

bagi para pemiliknya. Sebab panen akan segera lenyap, 

semuanya menjadi kacau, pada hari kesakitan dan hari 

penderitaan yang sangat payah. Sebelumnya panen biasa-

nya merupakan waktu untuk bersukacita, untuk bernyanyi 

dan bersorak sorai (16:10). Tetapi panen kali ini dimakan 

habis orang yang lapar (Ayb. 5:5), yang membuatnya men-

jadi hari kesakitan, terlebih lagi karena tanaman-tanaman 

itu permai dan mahal (ay. 10), dan harapan-harapan mere-

ka melambung tinggi sepadan dengan itu. Adakalanya 

panen menjadi hari kesakitan, jika hasilnya sedikit dan 

cuacanya tidak mendartikel  ng. Namun biarpun begitu ada 

harapan bahwa panen berikutnya akan lebih baik. Tetapi 

panen kali ini akan menjadi hari kepedihan tanpa harapan, 

sebab mereka tidak hanya akan melihat hasil-hasil tahun 

ini dibawa pergi, tetapi juga kepemilikan atas tanah itu ber-

ubah, dan para penakluk akan menjadi tuan atasnya. Da-

lam tafsiran yang agak luas dikatakan, panen akan dipindah-

kan (ke negeri atau perkemahan musuh [Ul. 28:33]) pada 

hari pembagian warisan (ketika kamu menyangka akan me-

warisinya), dan akan ada penderitaan yang mematikan. Ini 

merupakan alasan yang baik mengapa kita tidak boleh 

menimbun harta kita dalam hal-hal yang dapat dirampas 

dengan begitu cepat dari kita, melainkan dalam bagian yang 

baik itu, yang tidak akan pernah diambil dari kita. 


 328

Hartikel  man bagi Aram dan Israel 

(17:12-14) 

12 Wahai! Ributnya banyak bangsa-bangsa, mereka ribut seperti ombak laut 

menderu! Gaduhnya sartikel  -sartikel   bangsa, mereka gaduh seperti gaduhnya air 

yang hebat! 13 Sartikel  -sartikel   bangsa gaduh seperti gaduhnya air yang besar; 

tetapi TUHAN menghardiknya, sehingga mereka lari jauh-jauh, terburu-buru 

seperti sekam di tempat penumbukan dihembus angin, dan seperti dedak 

ditiup puting beliung. 14 Menjelang waktu senja, sesungguhnya ada kedah-

syatan! Sebelum hari pagi, mereka sudah tidak ada lagi! Itulah bagian orang-

orang yang merampoki kita, dan itulah yang ditentukan bagi orang-orang 

yang merampasi kita. 

Ayat-ayat ini membacakan hartikel  man bagi mereka yang merusak dan 

merampok umat Allah. Jika orang Asyur dan Israel menyerang dan 

menjarah Yehuda, jika pasukan Asyur menawan umat Allah dan 

memorak-porandakan negeri mereka, maka hendaklah mereka tahu 

bahwa kehancuran akan menjadi bagian dan jatah mereka. Mereka 

digambarkan di sini,  

1. Sedang bersorak kemenangan atas umat Allah. Mereka meng-

andalkan jumlah mereka. Pasukan Asyur terdiri atas berbagai 

bangsa: mereka datang dari banyak bangsa-bangsa (ay. 12), dan 

karena alasan itu mereka berharap akan mewujudkan kepenting-

an mereka. Mereka sangat bising, seperti ombak laut menderu. 

Mereka omong besar, menggertak, dan mengancam, untuk mena-

kut-nakuti umat Allah supaya tidak melawan mereka, dan semua 

sekutu umat Allah supaya tidak mengirimkan bantuan kepada 

mereka. Sanherib dan juru minuman agung, dalam pidato-pidato 

dan surat-surat mereka, mengeluarkan suara gaduh untuk mem-

buat ngeri Hizkia dan rakyatnya. Bangsa-bangsa yang mengikuti 

mereka gaduh seperti gaduhnya air yang hebat, dan mereka 

semua orang-orang perkasa, yang mengancam untuk melindas 

siapa saja yang ada di hadapan mereka dan membawa pergi apa 

saja yang menghalang-halangi mereka. Sungai-sungai telah meng-

angkat suaranya, sungai-sungai mengangkat bunyi hempasannya. 

Seperti itulah keributan bangsa-bangsa, dan orang-orang kafir, 

ketika mereka rusuh (Mzm. 2:1; 93:3).  

2.  Mereka dikalahkan dan disoraki oleh penghakiman-penghakiman 

Allah. Mereka menyangka akan berhasil dengan kebisingan mere-

ka. Tetapi celakalah mereka (ay. 12), karena Ia, yaitu Allah, akan 

menghardik mereka, Ia yang tidak dianggap mereka, yang tidak 

mereka pedulikan, dan tidak mereka hormati. Ia akan menegor

Kitab Yesaya 17:12-14 

 329 

 mereka dengan tangan yang tak terlihat, dan mereka akan lari 

jauh-jauh. Sanherib dan juru minuman agung, dan sisa-sisa pa-

sukan mereka, akan lari tunggang langgang ketakutan, dan akan 

dikejar-kejar oleh kengerian mereka sendiri, seperti sekam di 

tempat penumbukan terbang dihembus angin, dan seperti dedak 

ditiup puting beliung, seperti tanaman berduri (demikian dalam 

tafsiran yang agak luas). Mereka menjadikan diri mereka seperti 

sekam dibawa angin (Mzm. 35:5) dan kemudian Malaikat TUHAN 

(seperti dikatakan selanjutnya dalam kitab Mazmur itu), malaikat 

yang sama yang sudah membunuh banyak orang dari mereka, 

akan mengejar sisanya. Allah akan membuat mereka seperti 

dedak yang beterbangan, atau benda yang bergulung-gulung, lalu 

mengejar mereka dengan badai-Nya, dan mengejutkan mereka 

dengan puting beliung-Nya (Mzm. 83:14, 16). Perhatikanlah, Allah 

dapat membuat ciut nyali musuh-musuh jemaat-Nya ketika mere-

ka sedang merasa sangat berani dan percaya diri, dan mencerai-

beraikan mereka saat mereka tampak bersatu padu. Hal ini akan 

dilakukan secara tiba-tiba (ay. 14): Menjelang waktu senja mereka 

sangat menyusahkan, dan mengancam akan menimbulkan masa-

lah bagi umat Allah. Tetapi sebelum hari pagi, mereka sudah tidak 

ada lagi. Pada waktu tidur mereka akan dibuat terlelap (Mzm. 

76:6-7). Pada malam harilah sang malaikat menghancurkan 

pasukan Asyur. Allah dalam sekejap saja dapat menghancurkan 

kekuatan musuh-musuh jemaat-Nya, sekalipun kekuatan mereka 

itu tampak sangat tangguh. Dan ini ditulis untuk membesarkan 

hati umat Allah di segala zaman, ketika mereka mendapati bahwa 

mereka bukanlah lawan yang sepadan bagi musuh-musuh mere-

ka. Sebab itulah bagian orang-orang yang merampoki kita, yaitu 

mereka sendiri akan dirampok. Allah akan membela kepentingan 

jemaat-Nya, dan mereka yang ikut campur hanya akan menyakiti 

diri mereka sendiri. 

 

 

 

 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL 18  

pa pun itu negeri yang dimaksud di sini dengan “negeri denging-

an sayap,” di sini ada malapetaka yang dinyatakan terhadapnya, 

sebab Allah, demi umat-Nya, berseteru dengannya.  

I. Mereka mengancam umat Allah (ay. 1-2).  

II. Semua negeri tetangga dipanggil untuk mengamati apa yang 

akan menjadi kesudahan perkara ini (ay. 3).  

III. Meskipun Allah untuk sementara waktu tampak tidak peduli 

terhadap penderitaan umat-Nya, Ia pada akhirnya akan tam-

pil melawan musuh-musuh mereka dan akan membinasakan 

mereka secara luar biasa (ay. 4-6).  

IV. Hal ini akan membawa kemuliaan yang sangat besar bagi 

Allah (ay. 7).  

Penghakiman-penghakiman Dinyatakan 

(18:1-7) 

1 Wahai! Negeri dengingan sayap di seberang sungai-sungai Etiopia, 2 yang 

mengirim duta-duta melalui laut dalam perahu-perahu pandan mengarungi 

permukaan air! Pergilah, hai utusan-utusan yang tangkas, kepada bangsa 

yang jangkung dan berkulit mengkilap, kepada kaum yang ditakuti dekat dan 

jauh, yakni bangsa yang berkekuatan ulet dan lalim, yang negerinya dilintasi 

sungai-sungai! 3 Hai semua penduduk dunia, hai orang-orang yang mendiami 

bumi! Apabila panji-panji dinaikkan di gunung-gunung, lihatlah; apabila 

sangkakala ditiup, dengarlah! 4 Sebab beginilah firman TUHAN kepadaku: 

“Aku akan menjenguk dari tempat kediaman-Ku dengan tidak bergerak, 

seperti hawa panas yang mendidih waktu panas terik, seperti kabut embun 

di panas musim menuai.” 5 Sebab sebelum musim buah, apabila waktu ber-

bunga sudah berakhir, dan gugusan putik menjadi buah anggur yang hendak 

masak, maka TUHAN akan mengerat ranting-rantingnya dengan pisau pe-

mangkas, dan menyisihkan carang-carangnya dengan memancungnya. 6 Se-

muanya itu akan ditinggalkan bertumpuk-tumpuk bagi burung-burung buas 

di pegunungan, dan bagi binatang-binatang di hutan. Pada musim panas 

burung-burung buas akan bermukim di situ dan segala binatang hutan pada 


 332

musim dingin. 7 Pada waktu itu juga persembahan akan disampaikan kepada 

TUHAN semesta alam dari kaum yang jangkung dan berkulit mengkilap, dan 

dari kaum yang ditakuti dekat dan jauh, yakni bangsa yang berkekuatan ulet 

dan lalim, yang negerinya dilintasi sungai-sungai, ke tempat nama TUHAN 

semesta alam, yaitu gunung Sion.  

Para penafsir betul-betul bingung di mana bisa menemukan negeri 

yang terdapat di seberang sungai-sungai Kush ini. Sebagian orang 

berpendapat itu Mesir, sebuah negeri bahari dan penuh dengan 

sungai-sungai, negeri yang membujuk Israel untuk bergantung pada 

mereka, namun ternyata hanya bambu yang patah terkulai. Tetapi 

ada keberatan yang kuat terhadap pendapat ini, di mana dalam pasal 

berikut negeri ini dibedakan dengan judul ucapan ilahi terhadap 

Mesir. Ada juga yang berpendapat itu negeri Etiopia, dan membaca-

nya, yang terletak di dekat, atau di sekitar, sungai-sungai Etiopia. 

Bukan Etiopia yang di Afrika, yang terletak di sebelah selatan Mesir, 

melainkan yang kita sebut sebagai Arabia, yang terletak di sebelah 

timur Kanaan, yang rajanya pada waktu itu yaitu   Tirhaka. Ia 

berniat melindungi orang-orang Yahudi, seolah-olah, di bawah de-

ngingan sayapnya, dengan mengalihkan perhatian raja Asyur secara 

besar-besaran, ketika ia menggencarkan serangan ke negeri raja 

Asyur, pada waktu raja Asyur menyerang Yerusalem (2Raj. 19:9). 

Tetapi walaupun melalui duta-dutanya ia menantang raja Asyur, dan 

mendorong orang-orang Yahudi untuk bergantung padanya, Allah 

melalui sang nabi merendahkan dia, dan tidak mau maju bersama-

nya. Ia boleh saja mengambil jalannya sendiri, tetapi Allah akan 

mengambil jalan lain untuk melindungi Yerusalem, sementara Ia 

membiarkan upaya Tirhaka gagal dan pasukan Arabnya hancur. 

Sebab pasukan Asyur akan menjadi hadiah atau korban bagi Tuhan 

semesta alam, dan bagi tempat nama-Nya, melalui tangan malaikat, 

dan bukan melalui tangan Tirhaka raja Etiopia (ay. 7). Ini yaitu   

tafsiran yang sangat mungkin dari pasal ini. Tetapi dari petunjuk Dr. 

Lightfoot, dalam karyanya Harmony of the Old Testament (Keselaras-

an Perjanjian Lama), saya cenderung memahami pasal ini sebagai 

nubuat melawan Asyur, dan dengan demikian merupakan kelanjutan 

dari nubuat dalam tiga ayat terakhir dari pasal sebelumnya, yang ka-

rena itu dengannya pasal ini harus digabungkan. Pasal sebelumnya 

berbicara melawan pasukan Asyur yang sedang masuk menyerbu 

Yehuda, sedangkan pasal ini berbicara melawan negeri Asyur itu 

sendiri, yang terletak di seberang sungai-sungai Arabia, yaitu sungai 

Efrat dan sungai Tigris, yang berbatasan dengan Padang Gurun 

Kitab Yesaya 18:1-7 

 333 

Arabia. Dengan menyebutnya negeri dengingan sayap, sang nabi tam-

pak merujuk pada apa yang sudah dikatakannya sendiri tentangnya 

(8:8), bahwa sayap-sayapnya yang dikembangkan akan menutup se-

antero negerimu, ya Imanuel! Sang nabi mungkin saja menggambar-

kan orang Asyur dengan ungkapan-ungkapan yang gelap seperti itu, 

dengan tidak menyebut nama mereka secara langsung, untuk alasan 

yang sama seperti ketika Rasul Paulus, dalam nubuatnya, berbicara 

tentang kekaisaran Romawi dengan menggunakan perkataan lain 

yang sama maknanya: sekarang masih ada yang menahan (2Tes. 

2:7). Berikut ini, 

I.   Upaya yang dilakukan oleh negeri ini (negeri apa pun itu) atas 

bangsa yang jangkung dan berkulit mengkilap (ay. 2, KJV: bangsa 

yang terserak dan terkuliti). Utusan-utusan yang tangkas dikirim 

melalui jalan laut untuk menyatakan perang melawan mereka, 

sebagai bangsa yang ditandai oleh Pemeliharaan ilahi, dan dihu-

kum (KJV) untuk diinjak-injak. Entah ini merujuk pada orang 

Etiopia yang berperang melawan orang Asyur, atau orang Asyur 

melawan orang Yehuda, hal itu mengajar kita,  

1.  Bahwa kaum yang ditakuti dekat dan jauh (KJV: kaum yang 

ditakuti sejak dari awal), yang telah memperoleh nama dan 

berpengaruh luar biasa besar, bisa saja akan terserak dan ter-

kuliti, dan bahkan akan dirusakkan oleh sungai-sungai mere-

ka sendiri, yang seharusnya memperkaya baik petani maupun 

pedagang. Bangsa-bangsa yang dulu tangguh, dan yang sudah 

membuat semuanya gentar terhadap mereka, bisa saja karena 

suatu petaka yang terjadi membuat mereka langsung menjadi 

hina dina dan menjadi mangsa yang empuk bagi bangsa-

bangsa sekitar yang mencela mereka.  

2. Penguasa-penguasa dan negara-negara yang gencar ingin 

memperbesar wilayah mereka akan selalu saja membuat alas-

an-alasan tertentu untuk berseteru dengan orang-orang yang 

negerinya sedang mereka incar. “Bangsa itulah yang sudah 

membuat kita takut, jadi kita harus membalas dendam ter-

hadap mereka. Bangsa itu sekarang terserak dan terkuliti, di-

hartikel  m dan diinjak-injak, dan karena itu akan menjadi mang-

sa yang empuk bagi kita.” Mungkin negeri itu tidak dibuat 

menjadi begitu rendah seperti yang mereka gambarkan. Umat 

Allah diinjak-injak sebagai bangsa yang terserak dan terkuliti. 


 334

Tetapi siapa pun yang berpikir akan menelan mereka, akan 

mendapati bahwa mereka masih menakutkan seperti sejak 

dari awal. Mereka terlempar ke bawah, tetapi tidak ditinggal-

kan, tidak hancur. 

II. Tanda bahaya yang diperdengarkan kepada bangsa-bangsa seki-

tar, yang dengannya mereka dipanggil untuk memperhatikan apa 

yang hendak diperbuat Allah (ay. 3). Orang Etiopia dan orang 

Asyur sudah berunding dan membuat rencana masak-masak. 

Mereka menjanjikan banyak hal darinya bagi diri mereka sendiri, 

dan dalam melaksanakannya, mereka mengirimkan duta-duta 

dan utusan-utusan mereka dari satu tempat ke tempat lain. 

Tetapi marilah sekarang kita mencari tahu apa yang dikatakan 

Allah yang akbar terhadap semuanya ini.  

1.  Ia menaikkan panji-panji di gunung-gunung, meniup sangka-

kala, yang dengannya Ia menyatakan perang melawan musuh-

musuh jemaat-Nya, dan memanggil semua sahabat dan pe-

merhati jemaat untuk mendartikel  ng jemaat itu (ay. 3). Ia mem-

berikan pengumuman bahwa Ia hendak melakukan suatu 

pekerjaan yang besar, sebagai TUHAN semesta alam.  

2. Seluruh dunia diperintahkan untuk memperhatikannya. Semua 

penduduk bumi harus melihat panji-panji itu dan mendengar-

kan sangkakala itu, harus mengamati gerak-gerik pemeliharaan 

ilahi dan memperhatikan petunjuk-petunjuk kehendak ilahi. 

Biarlah semua orang berbaris di bawah panji Allah, berdiri di 

pihak-Nya, dan mendengarkan sangkakala firman-Nya, yang 

tidak memberikan suara yang samar-samar. 

III. Kepastian yang diberikan Allah kepada nabi-Nya, yang oleh sang 

nabi harus diberikan kepada umat-Nya, bahwa meskipun Allah 

untuk sementara waktu mungkin tampak duduk-duduk saja se-

perti pengamat yang tidak peduli, namun Ia pasti dan pada waktu 

yang tepat akan muncul untuk menghibur umat-Nya dan menga-

caukan musuh-musuh-Nya dan musuh-musuh mereka (ay. 4): 

Beginilah firman TUHAN kepadaku. Manusia boleh mengeluarkan 

perkatannya, tetapi Allah juga punya perkataan-Nya. Dan, sama 

seperti kita bisa yakin bahwa firman-Nya akan tetap, demikian 

pula Ia sering kali membisikkan firman itu ke telinga hamba-

hamba-Nya, para nabi. Ketika Ia berkata, Aku akan berdiam, bu-

Kitab Yesaya 18:1-7 

 335 

kan berarti seolah-olah Ia sudah lelah memerintah dunia, atau 

seakan-akan Ia butuh atau ingin undur darinya sejenak dan ber-

istirahat. Sebaliknya, itu berarti bahwa Allah yang akbar itu sung-

guh sempurna menikmati diri-Nya sendiri tanpa merasa tergang-

gu di tengah-tengah semua pergolakan dan perubahan dunia ini 

(Tuhan bahkan duduk di atas sungai-sungai yang meluap tanpa 

tergoyahkan. Sang Hikmat Kekal selalu tenang). Dan meskipun Ia 

bagi umat-Nya mungkin kadang-kadang tampak seolah-olah tidak 

memberikan perhatian yang diinginkan terhadap apa yang terjadi 

di dunia bawah sini (mereka tergoda untuk berpikir bahwa Ia se-

perti orang yang tidur, atau seperti orang yang bingung [Mzm. 

44:24; Yer. 14:9]), namun Ia tahu betul apa yang sedang dilaku-

kan manusia dan apa yang akan dilakukan-Nya sendiri.  

1.  Ia akan memelihara umat-Nya, dan menjadi tempat berlindung 

bagi mereka. Ia akan memperhatikan tempat kediaman-Nya. 

Mata dan hati-Nya terpatri, dan akan terus terpatri, pada 

tempat kediaman-Nya itu untuk selama-lamanya. Sion yaitu   

tempat kediaman-Nya untuk selama-lamanya, di mana Ia akan 

berdiam. Ia akan merawatnya (demikian sebagian orang mem-

bacanya). Ia akan menghadapkan cahaya wajah-Nya kepada-

nya, akan mempertimbangkan apa yang harus dilakukan ber-

kenaan dengannya, dan pasti akan melakukan segala sesuatu 

yang terbaik baginya. Ia akan memberikan penghiburan dan 

penyegaran yang Dia sediakan bagi umat-Nya sesuai dengan 

kegentingan perkara-perkara mereka. Oleh sebab itulah segala 

penghiburan dan penyegaran itu akan diterima umat-Nya, 

sebab datang tepat pada waktunya.  

(1) Seperti udara panas cerah setelah hujan (demikian dalam taf-

siran yang agak luas), yang sangat menghidupkan dan me-

nyenangkan, dan membuat tumbuhan-tumbuhan berbunga.  

(2) Seperti embun dan kabut embun di panas musim menuai, 

yang sangat dinanti-nantikan, embun bagi tanah dan ka-

but bagi para pekerja. Perhatikanlah, pada Allah ada tem-

pat untuk berlindung dan menyegarkan diri bagi umat-Nya 

dalam segala cuaca, dan pada Dia ada senjata-senjata yang 

melindungi mereka dari segala ketidaknyamanan dari se-

tiap perubahan. Apakah cuacanya dingin? Dalam kebaik-

an-Nya ada yang akan menghangatkan mereka. Apakah 


 336

cuacanya panas? Dalam kebaikan-Nya ada yang akan men-

dinginkan mereka. Orang-orang besar memiliki rumah sen-

diri untuk musim dingin dan musim panas (Am. 3:15). 

Tetapi orang-orang yang merasa betah berada bersama 

Allah memiliki kedua-duanya dalam diri-Nya.  

2.  Ia akan mengadakan perhitungan dengan musuh-musuh-Nya 

dan musuh-musuh mereka (ay. 5-6). Ketika pasukan Asyur 

menjanjikan diri mereka sendiri dengan tuaian yang berlimpah 

dalam merebut Yerusalem dan menjarah kota yang kaya itu, 

ketika rancangan itu sudah berbunga, sebelum buah-buah 

terkumpul, sewaktu buah anggur permusuhan mereka terha-

dap Hizkia dan rakyatnya masak menjadi gugusan putik, dan 

rancangan mereka siap dilaksanakan, Allah akan menghan-

curkan pasukan itu dengan mudah. Ia akan menghancurkan-

nya seperti petani mengerat ranting-ranting pohon anggur 

dengan pisau pemangkas, atau karena anggur belum masak 

dan tidak bermanfaat untuk apa pun, dan tidak bisa diper-

baiki, petani itu menyisihkan carang-carangnya dengan me-

mancungnya. Ini tampak menunjuk pada kejatuhan pasukan 

Asyur oleh malaikat pembinasa, ketika mayat-mayat tentara 

berserakan seperti cabang-cabang dan ranting-ranting pohon 

anggur liar, yang sudah dipotong-potong oleh petani. Semua-

nya itu akan ditinggalkan bertumpuk-tumpuk bagi burung-burung 

buas di pegunungan, dan bagi binatang-binatang di hutan, untuk 

mereka mangsa, baik di musim dingin maupun musim panas. 

Sebab seperti halnya umat Allah dilindungi sepanjang musim 

dalam setahun, baik di musim dingin maupun musim panas 

(ay. 4), demikian pula musuh-musuh mereka sepanjang musim 

rentan terancam bahaya. Burung-burung dan binatang-bina-

tang pemangsa akan mengancam mereka baik di musim panas 

maupun musim dingin, sampai mereka hancur sepenuhnya. 

IV. Persembahan pujian yang akan dibawa kepada Allah karena se-

muanya ini (ay. 7): Pada waktu itu juga, ketika hal ini sudah ter-

laksana, persembahan akan disampaikan kepada TUHAN semesta 

alam.  

1. Sebagian orang memahami hal ini sebagai pertobatan orang-

orang Etiopia di akhir zaman dan beriman kepada Kristus, 

Kitab Yesaya 18:1-7 

 337 

yang tentangnya kita mempunyai contoh dan permulaannya 

dalam peristiwa Filipus membaptis sida-sida dari Etiopia (Kis. 

8:27, dst.). Mereka yang dulunya yaitu   bangsa yang terserak 

dan terkuliti, yang dihartikel  m dan diinjak-injak (ay. 2, KJV), akan 

menjadi persembahan bagi Tuhan. Dan, meskipun mereka 

tampak tidak berguna dan tidak berharga, mereka akan men-

jadi persembahan yang berkenan kepada Dia yang mengha-

kimi manusia dari ketulusan iman dan kasih mereka, dan 

bukan dari kemegahan dan kemakmuran lahiriahnya. Oleh 

karena itulah Injil disampaikan kepada bangsa-bangsa lain, 

supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah 

sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya (Rm. 15:16). 

Sudah dinubuatkan (Mzm. 68:32) bahwa Etiopia bersegera 

mengulurkan tangannya kepada Allah.  

2. Sebagian yang lain memahaminya sebagai hasil jarahan pa-

sukan Sanherib, yang darinya, seperti biasanya, persembahan-

persembahan dibawa kepada TUHAN semesta alam (Bil. 31:50). 

Persembahan itu yaitu   persembahan dari sebuah bangsa 

yang terserak dan terkuliti.  

(1) Persembahan itu dimenangkan dari pasukan Asyur, yang 

sekarang keadaannya merosot seperti keadaan Yehuda 

yang mereka gambarkan dengan mencemooh (ay. 1). Mere-

ka yang secara semena-mena menginjak-injak orang lain 

akan diinjak-injak juga seperti itu.  

(2) Persembahan itu dipersembahkan oleh umat Allah, yang di-

sebut, secara menghina, sebagai bangsa yang jangkung dan 

berkulit mengkilap (KJV: bangsa yang terserak dan terkuliti). 

Allah akan memberikan kehormatan kepada umat-Nya, mes-

kipun manusia memberikan penghinaan kepada mereka. 

Terakhir, cermatilah, persembahan yang disampaikan ke-

pada Tuhan semesta alam haruslah dibawa ke tempat nama 

TUHAN semesta alam. Apa yang dipersembahkan kepada 

Allah haruslah dipersembahkan dengan cara yang sudah 

ditentukan-Nya. Kita harus memastikan bahwa kita datang 

kepada-Nya, dan percaya Dia akan menjumpai kita, di tem-

pat Ia menuliskan nama-Nya. 

 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL 19  

ama seperti Asyur yaitu   tongkat yang menghancurkan bagi 

Yehuda, yang dengannya ia dipartikel  l, demikian pula Mesir yaitu   

buluh yang patah, yang olehnya ia teperdaya. Oleh karena itulah 

Allah berselisih dengan mereka berdua. Sebelumnya kita sudah 

membaca tentang hartikel  man yang menimpa orang Asyur. Sekarang di 

sini kita mendapati ucapan ilahi terhadap Mesir, sebuah nubuat 

tentang bangsa itu,  

I. Bahwa bangsa itu akan sangat diperlemah dan direndahkan, 

dan akan menjadi tercela di antara bangsa-bangsa sebagai-

mana sekarang ia besar. Hal itu terjadi sebagai dampak dari 

penghakiman-penghakiman yang akan dijatuhkan Allah atas 

mereka (ay. 1-17).  

II. Bahwa pada akhirnya agama Allah yang kudus akan dibawa 

ke Mesir, dan ditegakkan di sana, sebagian oleh orang-orang 

Yahudi yang akan melarikan diri ke sana untuk berlindung, 

tetapi secara lebih penuh oleh para pemberita Injil Kristus, 

yang melalui pelayanan mereka jemaat-jemaat akan ditanam 

di Mesir pada zaman Mesias (ay. 18-25). Hal ini akan meng-

imbangi secara berlimpah semua bencana yang diancamkan 

di sini. 

Hartikel  man bagi Mesir 

(19:1-17) 

1 Ucapan ilahi terhadap Mesir. Lihat, TUHAN mengendarai awan yang cepat 

dan datang ke Mesir, maka berhala-berhala Mesir gemetar di hadapan-Nya, 

dan hati orang Mesir, merana hancur dalam diri mereka. 2 Aku akan mengge-

rakkan orang Mesir melawan orang Mesir, supaya mereka berperang, setiap 

orang melawan saudaranya, dan setiap orang melawan temannya, kota 


 340

melawan kota, kerajaan melawan kerajaan; 3 semangat orang Mesir menjadi 

hilang, dan rancangannya akan Kukacaukan; maka mereka akan meminta 

petunjuk kepada berhala-berhala dan kepada tukang-tukang jampi, kepada 

arwah dan kepada roh-roh peramal. 4 Aku akan menyerahkan orang Mesir ke 

dalam tangan seorang tuan yang kejam, dan seorang raja yang bengis akan 

memerintah mereka; demikianlah firman Tuhan, TUHAN semesta alam. 5 Air 

dari sungai Nil akan habis, dan sungai itu akan menjadi tohor dan kering, 6 

sehingga terusan-terusan akan berbau busuk, dan anak-anak sungai Nil 

akan menjadi dangkal dan tohor, gelagah dan teberau akan mati rebah. 7 

Rumput di tepi sungai Nil dan seluruh tanah pesemaian pada sungai Nil 

akan menjadi kering ditiup angin dan tidak ada lagi. 8 Para nelayan akan 

mengaduh dan berkabung, yaitu semua orang yang memancing di sungai Nil; 

semua orang yang menjala di situ akan merana juga. 9 Orang-orang yang 

mengolah lenan akan mendapat malu, demikian juga tukang-tukang tenun 

kain putih. 10 Mereka yang menenun akan remuk hatinya, segala pekerja 

upahan akan bersedih hati. 11 Para pembesar Zoan yaitu   orang-orang bodoh 

belaka; para penasihat Firaun yang paling bijaksana memberi nasihat yang 

dungu. Bagaimanakah kamu dapat berkata kepada Firaun: “Aku ini anak 

orang-orang bijaksana, anak raja-raja zaman purbakala?” 12 Di manakah 

orang-orang bijaksanamu? Biarlah mereka mengumumkan kepadamu serta 

memberitahukan apa yang diputuskan TUHAN semesta alam tentang Mesir. 

13 Para pembesar Zoan bertindak tolol, para pembesar Memfis sudah teper-

daya; para pemuka sartikel  -sartikel   mereka telah memusingkan Mesir. 14 TUHAN 

telah mencurahkan di antara mereka suatu roh kekacauan, dan mereka 

memusingkan Mesir dalam segala usahanya, sehingga seperti seorang mabuk 

yang pusing waktu muntah-muntah. 15 Dan tidak ada usaha Mesir yang akan 

berhasil yang dilakukan oleh pemimpin dan pengikut, oleh pemuka dan 

orang biasa. 16 Pada waktu itu orang-orang Mesir akan seperti orang-orang 

perempuan; mereka akan gemetar dan terkejut terhadap tangan TUHAN 

semesta alam yang diacungkan-Nya kepada mereka. 17 Maka tanah Yehuda 

akan menimbulkan kegemparan di antara orang Mesir, dan siapa pun yang 

teringat kepadanya akan terkejut mendengar keputusan TUHAN semesta 

alam yang diambil-Nya mengenai mereka. 

Meskipun negeri Mesir dulu pernah menjadi rumah perbudakan bagi 

umat Allah, di mana mereka diperintah dengan keras selama itu, na-

mun di antara orang-orang Yahudi yang tidak percaya masih saja 

banyak tertinggal kecenderungan hati nenek moyang mereka, yang 

berkata, baiklah kita mengangkat seorang pemimpin, lalu pulang ke 

Mesir. Pada setiap kesempatan mereka berharap pada Mesir untuk 

mendapat pertolongan (30:2), dan ke sanalah mereka lari ketika ke-

adaan di negeri mereka menjadi luar biasa buruk, dengan tidak me-

matuhi perintah Allah yang jelas (Yer. 43:7). Juru minuman agung 

mencela Hizkia dengan hal ini (36:6). Selama mereka tetap bersekutu 

dengan Mesir, dan persekutuan mereka itu kuat, mereka tidak takut 

akan penghakiman-penghakiman Allah. Sebab mereka bergantung 

pada Mesir untuk melindungi mereka dari penghakiman-penghakim-

an itu. Tidak pula mereka bergantung pada kuasa Allah ketika mere-

ka sedang berada dalam kesusahan. Sebaliknya, Mesirlah yang 

Kitab Yesaya 19:1-17 

 341 

menjadi andalan mereka. Untuk mencegah semua kejahatan ini, Mesir 

harus dipermalukan, dan banyak cara yang akan dipakai Allah, seperti 

yang diberitahukan-Nya di sini kepada mereka, untuk mempermalu-

kan Mesir. 

I.   Dewa-dewa Mesir akan tampak bagi orang Yahudi dalam keadaan 

mereka yang sebenarnya dan yang memang selalu begitu adanya, 

yaitu bahwa mereka betul-betul tidak mampu menolong orang 

Yahudi (ay. 1). “TUHAN mengendarai awan yang cepat dan datang 

ke Mesir. Seperti seorang hakim yang duduk di kursi untuk meng-

adili dan menghartikel  m para penjahat, atau seperti seorang jen-

deral maju ke medan pertempuran bersama pasukannya untuk 

menumpas para pemberontak, demikian pula Allah akan men-

datangi Mesir dengan penghakiman-penghakiman-Nya. Dan apa-

bila datang, pasti Ia akan menang.“ Dalam semua ucapan ilahi 

terhadap Mesir ini tidak disebutkan adanya musuh asing mana 

pun yang menyerang mereka. Sebaliknya, Allah sendiri akan 

datang melawan mereka, dan memunculkan penyebab-penyebab 

kehancuran mereka dari antara mereka sendiri. Ia datang di atas 

awan, mengatasi jangkauan perlawanan atau pertentangan. Ia 

datang dengan bersegera dalam awan yang cepat, sebab pengha-

kiman atas mereka tidak tinggal berlama-lama apabila waktunya 

sudah tiba. Ia mengendarai di atas sayap angin, dengan keagung-

an yang jauh mengungguli kemegahan dan semarak terhebat se-

kalipun dari raja-raja dunia. Ia menjadikan awan-awan sebagai 

kendaraan-Nya (Mzm. 18:10; 104:3). Apabila Ia datang, berhala-

berhala Mesir gemetar, gemetar di hadapan-Nya, dan mungkin 

dibuat jatuh seperti Dagon di depan tabut TUHAN. Isis, Osiris, 

dan Apis, berhala-berhala Mesir yang ternama itu, karena dida-

pati tidak mampu menolong para penyembah mereka, tidak akan 

diakui dan akan mereka tolak. Penyembahan berhala berurat akar 

lebih dalam di Mesir daripada di negeri-negeri lain mana pun, 

bahkan melebihi penyembahan-penyembahan berhala yang paling 

tidak masuk akal di mana saja. Namun sekarang berhala-berhala 

itu akan gemetar dan orang-orang Mesir akan malu dengan mere-

ka. Ketika Tuhan membawa orang Israel keluar dari Mesir, Ia 

menjatuhkan hartikel  man-hartikel  man kepada para allah Mesir (Bil. 

33:4). Jadi tidak heran jika, ketika Ia datang, para allah Mesir 

mulai gemetar. Orang-orang Mesir akan meminta petunjuk kepada 


 342

berhala-berhala, ketika mereka sudah kehabisan akal, dan meminta 

nasihat kepada tukang-tukang jampi dan roh-roh peramal (ay. 3), 

tetapi semuanya sia-sia. Mereka melihat bahwa, kendati dengan itu 

semua, kehancuran mereka akan segera datang menghampiri 

mereka. 

II. Pasukan Mesir, yang sudah termasyhur karena keberanian mere-

ka, akan merasa sangat berputus asa dan berkecil hati. Selama 

itu, tidak ada kerajaan di dunia ini yang mempunyai cara lebih 

baik dalam mempertahankan tentaranya untuk tetap mengabdi 

selain orang-orang Mesir. Tetapi sekarang pahlawan-pahlawan 

mereka, yang biasanya tersohor dengan keberanian mereka, akan 

dinyatakan sebagai pengecut: Hati orang Mesir akan merana han-

cur dalam diri mereka, seperti lilin di depan api (ay. 1). Semangat 

orang Mesir menjadi hilang (ay. 3). Tidak akan ada keinginan hati 

maupun tekad untuk berdiri membela negeri mereka, kebebasan 

mereka, dan harta milik mereka. Sebaliknya, dengan jinak dan me-

malukan mereka akan menyerahkan diri kepada pihak penyerbu 

dan penindas. Orang Mesir akan menjadi seperti orang-orang perem-

puan (ay. 16). Mereka akan dibuat ketakutan dan kebingungan 

oleh tanda bahaya terkecil sekalipun. Bahkan orang-orang yang 

tinggal di jantung negeri itu, persis di bagian tengahnya, yang oleh 

sebab itu yang paling jauh dari bahaya, akan dipenuhi ketakutan 

seperti orang-orang yang berada di garis depan. Janganlah orang-

orang yang gagah berani merasa sombong atau aman, sebab Allah 

dapat dengan mudah mematahkan semangat para pemimpin (Mzm. 

76:13) dan menyebabkan mereka kehilangan akal (Ayb. 12:24). 

III. Orang-orang Mesir akan terlibat dalam berbagai macam perseli-

sihan dan pertikaian tanpa akhir di antara mereka sendiri. Tidak 

perlu membawa kekuatan asing kepada mereka untuk menghan-

curkan mereka, sebab mereka sendiri akan saling menghancur-

kan (ay. 2): Aku akan menggerakkan orang Mesir melawan orang 

Mesir. Karena perpecahan dan permusuhan ini merupakan dosa 

mereka, maka Allah bukanlah penyebabnya, itu datang dari hawa 

nafsu manusia. Tetapi Allah, sebagai Hakim, membiarkannya ter-

jadi sebagai hartikel  man bagi mereka, dan melalui perbedaan-per-

bedaan mereka yang menghancurkan, Ia menegur mereka sebagai 

hartikel  man atas persepakatan-persepakatan mereka yang penuh 

Kitab Yesaya 19:1-17 

 343 

dosa. Bukannya membantu satu sama lain, dan masing-masing 

bertindak di tempatnya demi kebaikan bersama, sebaliknya, mere-

ka akan berperang, setiap orang melawan saudaranya, dan setiap 

orang melawan temannya, yang seharusnya ia kasihi seperti diri-

nya sendiri. Kota melawan kota, kerajaan melawan kerajaan. 

Mesir pada saat itu dibagi-bagi menjadi dua belas provinsi, atau 

dinasti. Tetapi Psamtik, gubernur salah satu provinsi itu, dengan 

mengadu domba satu provinsi dengan provinsi lain, pada akhir-

nya menjadikan dirinya tuan atas mereka semua. Kerajaan yang 

terpecah-pecah melawan dirinya sendiri seperti itu akan segera 

dibawa pada kehancuran. En quo discordiâ cives perduxit miseros! 

– Oh betapa besar kemalangan yang menimpa sebuah bangsa 

karena perselisihan di antara mereka sendiri! Bangsa akan dibawa 

pada kemalangan ini oleh roh kekacauan, roh pertentangan, yang 

bisa dicampur oleh Tuhan, seperti minuman keras yang dibuat 

dari beberapa bahan, untuk orang-orang Mesir (ay. 14). Satu pihak 

akan mendartikel  ng satu hal melulu karena alasan bahwa pihak lain 

tidak setuju dengan hal itu. Itulah roh kekacauan yang, jika ber-

campur dengan rencana-rencana orang banyak, cenderung lang-

sung menghancurkan kepentingan-kepentingan orang banyak itu. 

IV. Pemerintahan mereka akan hancur semuanya, dan berubah men-

jadi kebodohan. Apabila Allah menghancurkan sebuah bangsa, Ia 

akan mengacaukan rancangannya (ay. 3), dengan memunahkan 

hikmat dari para pembesar negeri (Ayb. 12:20), atau dengan mem-

pertentangkan mereka satu dengan yang lain (seperti Husai dan 

Ahitofel), atau juga dengan pemeliharaan-Nya Ia mematahkan 

rancangan-rancangan mereka sekalipun itu sudah tampak tersu-

sun dengan baik. Sehingga para pembesar Zoan yaitu   orang-

orang bodoh belaka: mereka memperbodoh satu sama lain, setiap 

orang memperlihatkan kebodohannya sendiri, dan Pemeliharaan 

ilahi memperbodoh mereka semua (ay. 11). Firaun memiliki pena-

sihat-penasihatnya yang bijaksana. Mesir terkenal dengan orang-

orang seperti itu. Tetapi para penasihat Firaun yang paling bijak-

sana memberi nasihat yang dungu. Mereka sudah kehilangan se-

gala ramalan mereka. Orang akan berpikir mereka sudah menjadi 

tolol, dan tidak lagi mempunyai akal sehat. Maka dari itu, jangan-

lah orang memegahkan hikmatnya sendiri, atau bergantung pada-

nya, atau pada hikmat orang-orang di sekitarnya. Sebab Dia yang 


 344

memberikan pengertian bisa saja, jika Ia berkehendak, mengam-

bilnya kembali. Dan hikmat itu kemungkinan besar akan diambil 

dari orang-orang yang memegahkan kebijaksanaan mereka, seper-

ti yang dilakukan oleh para penasihat Firaun di sini. Hikmat itu 

juga akan diambil dari orang-orang yang memuji-muji diri sendiri 

supaya dapat menduduki jabatan-jabatan penting di tengah ma-

syarakat, dengan cara memegahkan diri bahwa pemikiran mereka 

penuh hikmat (“Aku ini anak orang-orang bijaksana, anak dari 

Allah yang empunya kebijaksanaan, anak dari kebijaksanaan itu 

sendiri,” kata seseorang. “Bapakku yaitu   seorang penasihat pri-

badi terkemuka yang pada zamannya terkenal dengan kebijak-

sanaannya”), atau, ia berasal dari keturunan yang penuh marta-

bat dari keluarga pada masa lampau: “Aku yaitu  ,” kata yang 

lain, “anak raja-raja zaman purbakala.” Para bangsawan Mesir sa-

ngat memegahkan keturunan mereka di masa lampau, dengan 

membuat catatan-catatan yang luar biasa tentang para penguasa 

yang silih berganti selama lebih dari 10.000 tahun. Kecenderung-

an hati ini banyak menjangkiti mereka di sekitar waktu itu, seper-

ti yang tampak dari tulisan Herodotus. Yang biasa mereka megah-

kan yaitu   bahwa Mesir itu usianya beberapa ribu tahun lebih 

tua daripada bangsa lain mana pun. “Akan tetapi, di manakah 

orang-orang bijaksanamu? (ay. 12). Cobalah mereka sekarang me-

nunjukkan kebijaksanaan mereka dengan meramalkan kehancur-

an apa yang akan menimpa bangsa mereka, dan mencegahnya, 

kalau bisa. Cobalah mereka dengan segenap kemampuan mereka 

mengetahui apa yang diputuskan TUHAN semesta alam tentang 

Mesir, dan mempersenjatai diri mereka sesuai dengan itu. Wah, 

begitu jauh kemampuan mereka untuk dapat melakukan hal ini, 

sampai-sampai mereka sendiri justru melakukan berbagai hal 

yang mengakibatkan kehancuran Mesir, dan mempercepatnya (ay. 

13). Para pembesar Memfis tidak hanya tertipu oleh diri mereka 

sendiri, mereka malah telah memusingkan Mesir, dengan membuat 

raja-raja mereka memerintah secara sewenang-wenang” (yang de-

ngan itu mereka sendiri maupun rakyat mereka akan segera bi-

nasa). “Penguasa-penguasa Mesir sendiri, yang merupakan peno-

pang dan batu penjuru sartikel  -sartikel   Mesir, justru melakukan per-

buatan yang melemahkan Mesir.” Sungguh menyedihkan bagi 

sebuah bangsa apabila orang-orang yang bertugas melindungi 

mereka justru membantu mempercepat kehancuran mereka, dan 

Kitab Yesaya 19:1-17 

 345 

apabila tabib-tabib negeri justru yang menjadi penyakit ganas itu 

sendiri bagi bangsa itu. Sangatlah memilukan juga apabila per-

kara-perkara yang menyangkut ketenteraman masyarakat begitu 

jauh tersembunyi dari mata orang-orang yang dipercayai untuk 

menangani rencana-rencana masyarakat umum, sehingga dalam 

segala hal mereka membuat kesalahan besar dan mengambil 

langkah-langkah yang keliru. Demikianlah yang terjadi di sini (ay. 

14): Mereka memusingkan Mesir dalam segala usahanya. Setiap 

langkah yang mereka tempuh yaitu   langkah yang salah. Mereka 

selalu keliru memahami tujuan atau sarananya, dan rancangan-

rancangan mereka semuanya goyah dan tidak pasti, seperti orang 

mabuk yang muntah-muntah dan berjalan bergontai-gontai dan 

tidak keruan bicaranya, tidak tahu apa yang dia katakan atau ke 

mana ia pergi. Lihatlah betapa beralasan bagi kita untuk mendoa-

kan penasihat-penasihat tinggi dan abdi-abdi negara kita, yang me-

rupakan penopang dan berkat besar bagi negeri jika Allah memberi 

mereka roh hikmat, tetapi justru sebaliknya jika Ia menyembunyi-

kan pengertian dari hati mereka. 

V.   Tongkat pemerintahan akan berubah menjadi ular kelaliman dan 

penindasan (ay. 4): “Aku akan menyerahkan orang Mesir ke dalam 

tangan seorang tuan yang kejam, bukan seorang asing, melainkan 

salah seorang dari mereka sendiri, seorang yang akan memerintah 

atas mereka dengan hak keturunan, tetapi yang akan menjadi 

raja yang bengis dan memerintah mereka dengan keras.” Entah 

kedua belas penguasa lalim yang menggantikan Seton, atau lebih 

tepatnya Psamtik yang memulihkan kerajaan Mesir lagi, sebab 

sang nabi berbicara tentang seorang tuan yang kejam. Nah, per-

lakuan biadab yang diberikan tuan-tuan Mesir kepada Israel ke-

punyaan Allah pada waktu dulu diingat untuk melawan mereka, 

dan mereka dibalas dengan senjata mereka sendiri melalui Firaun 

lain. Sangat menyedihkan bagi sebuah bangsa apabila kekuasa-

an-kekuasaan yang seharusnya membangun justru menghancur-

kan, dan apabila seperti ini tingkah rajanya, mereka dihancurkan 

oleh orang-orang yang olehnya mereka seharusnya diperintah, se-

perti yang digambarkan dalam 1 Samuel 8:11 (in terrorem – untuk 

menakut-nakuti orang). 


 346

VI. Mesir terkenal dengan sungai Nilnya, yang merupakan kekayaan, 

kekuatan, dan keindahannya, dan yang mereka berhalakan. Nah, 

di sini diancam bahwa air dari sungai Nil akan habis, dan sungai 

itu akan menjadi tohor dan kering (ay. 5). Alam dalam hal ini tidak 

akan menyokong mereka seperti yang sudah-sudah. Mesir tidak 

pernah disirami air hujan dari langit (Za. 14:18, KJV), dan karena 

itu kesuburan negeri mereka bergantung sepenuhnya pada 

luapan sungai mereka. Oleh karena itu, jika sungai itu menjadi 

kering, tanah mereka yang subur akan segera berubah menjadi 

tandus dan panen-panen mereka akan berhenti: Seluruh tanah 

pesemaian pada sungai Nil sudah pasti akan menjadi kering, akan 

ditiup angin dan tidak ada lagi (ay. 7). Jika rumput di tepi sungai 

Nil, persis di mulut sungai, menjadi layu, apalagi gandumnya, yang 

terletak di tempat yang lebih jauh dari sungai, tetapi mendapatkan 

air darinya. Namun ini belum semuanya. Mengeringnya sungai 

mereka merupakan kehancuran,  

1.  Dari benteng-benteng mereka, sebab sungai itu yaitu   sungai 

pertahanan (ay. 6, KJV), yang membuat negeri itu sulit ditem-

bus oleh musuh. Sungai yang dalam yaitu   garis pertahanan 

yang kuat, dan paling sulit ditembus. Firaun dikatakan seba-

gai buaya yang besar, yang berbaring di tengah anak-anak 

sungainya, dan yang dijaga oleh anak-anak sungai itu, dengan 

menantang semua yang ada di sekitarnya (Yeh. 29:3). Tetapi 

anak-anak sungai ini akan menjadi dangkal dan tohor, bukan 

karena musuh, seperti Sanherib yang dengan telapak kakinya 

mengeringkan segala sungai di Mesir (37:25), dan seperti Koresh, 

yang menyergap Babel dengan mengalirkan sungai Efrat ke ba-

nyak anak sungai, melainkan melalui pemeliharaan Allah, yang 

adakalanya mengubah pancaran-pancaran air menjadi tanah 

gersang (Mzm. 107:33).  

2.  Musnahnya ikan mereka, yang di Mesir merupakan makanan 

pokok mereka, lihat saja ingatan hina yang dipikirkan bani 

Israel (Bil. 11:5): Kita teringat kepada ikan yang kita makan di 

Mesir dengan tidak bayar apa-apa. Mengeringnya anak-anak 

sungai akan mematikan ikan-ikan (Mzm. 105:29), dan dengan 

demikian akan menghancurkan orang-orang yang pekerjaannya  

(1) Menangkap ikan, entah dengan memancing atau menjala 

(ay. 8). Mereka akan mengaduh dan berkabung, sebab usa-

Kitab Yesaya 19:1-17 

 347 

ha mereka sudah berakhir. Tidak ada hal lain yang diratapi 

oleh anak-anak dunia ini dengan sepenuh hati selain kehi-

langan apa yang dulu mereka kerjakan untuk mendapat 

uang. Ploratur lachrymis amissa pecunia veris – Benar-benar 

tulus air mata yang tumpah karena kehilangan uang.  

(2) Memelihara ikan, supaya siap apabila dibutuhkan. Ada 

orang-orang yang pekerjaannya membuat pintu air dan 

kolam ikan (ay. 10, KJV). Tetapi mereka akan remuk hatinya 

dan akan bersedih hati (KJV: apa yang ingin mereka tuju 

dalam hal itu akan digagalkan). Usaha mereka akan gagal, 

entah karena kekurangan air untuk mengisi kolam mereka 

atau karena kekurangan ikan untuk mengisi air mereka. 

Allah dapat menemukan cara-cara untuk membuat sebuah 

negeri kehilangan apa yang bahkan menjadi bahan keperlu-

an pokoknya. Orang-orang Mesir sendiri mungkin ingat akan 

ikan yang dulu mereka makan dengan tidak bayar apa-apa, 

tetapi yang sekarang tidak dapat mereka miliki karena tidak 

ada uang. Dan apa yang semakin memperberat hilangnya 

keuntungan-keuntungan melalui sungai ini yaitu   bahwa 

itu terjadi karena perbuatan mereka sendiri (ay. 6): Terus-

an-terusan akan berbau busuk (KJV: Mereka akan menjauh-

kan sungai-sungai itu). Raja-raja dan para pembesar mere-

ka, untuk memuaskan angan-angan mereka sendiri, akan 

mengalirkan air dari sungai utama ke rumah-rumah dan 

tanah-tanah mereka sendiri yang jauh. Mereka lebih meng-

utamakan kenyamanan pribadi sendiri daripada kepenting-

an umum, dan dengan demikian secara perlahan-lahan ke-

kuatan sungai itu terasa melemah. Demikianlah banyak 

orang pada akhirnya sangat merugikan diri sendiri melebihi 

yang mereka pikirkan, yaitu mereka  

[1] Yang berlagak lebih bijaksana daripada alam, dan berla-

gak ingin melakukan apa yang lebih baik bagi diri mere-

ka sendiri daripada yang sudah dilakukan alam.  

[2] Yang mengutamakan kepentingan mereka sendiri lebih 

daripada kebaikan bersama. Orang-orang seperti itu bo-

leh mencoba memuaskan diri sendiri, tetapi pasti tidak 

bisa merasa puas, apabila demi mengejar kepentingan 

sendiri mereka ikut andil dalam mendatangkan mala-

petaka bersama, yang mereka sendiri, pada akhirnya, 


 348

tidak bisa terhindar untuk ikut berbagi di dalamnya. 

Herodotus memberi tahu kita bahwa Firaun Nekho (yang 

memerintah tidak lama setelah ini), sewaktu berencana 

membuat jalan raya melalui air dari Nilus ke Laut Merah, 

mempekerjakan sejumlah besar orang untuk membuat 

parit atau saluran untuk tujuan itu. Dalam usaha terse-

but ia membuat sungai itu rusak, kehilangan 120.000 

rakyatnya, dan meninggalkan pekerjaan itu tanpa terse-

lesaikan. 

VII. Mesir terkenal sebagai penghasil kain, tetapi perdagangan itu 

akan hancur. Pedagang-pedagang Salomo berdagang kain tenun 

dengan Mesir (1Raj. 10:28, KJV). Negeri mereka menghasilkan 

lenan terbaik dan tangan terbaik untuk mengerjakannya. Tetapi 

orang-orang yang mengolah lenan akan mendapat malu (ay. 9), 

entah karena kekurangan lenan untuk dikerjakan atau karena 

kekurangan permintaan terhadap apa yang sudah mereka kerja-

kan, atau kesempatan untuk menjualnya ke luar negeri. Merosot-

nya perdagangan melemahkan dan menguras habis sebuah bang-

sa, dan secara perlahan-lahan membawanya pada kehancuran. 

Perdagangan Mesir pasti tenggelam, sebab (ay. 15) tidak ada 

usaha apa-apa yang dapat dikerjakan Mesir. Dan apabila tidak 

ada apa-apa untuk dikerjakan, tidak ada apa-apa yang akan di-

hasilkan. Usaha akan terhenti di mana-mana, tidak ada peker-

jaan yang akan berhasil dilakukan oleh pemimpin dan pengikut, 

oleh pemuka dan orang biasa. Tidak ada apa-apa yang dapat 

dikerjakan oleh kalangan tinggi atau rendah, lemah atau kuat. 

Tidak ada rezeki (Za. 8:10). Perhatikanlah, berkembangnya se-

buah kerajaan banyak bergantung pada ketekunan rakyatnya. 

Segala sesuatu baru kemungkinan akan berjalan dengan baik 

apabila semua tangan bekerja, apabila pemimpin dan pemuka 

tidak merasa hina untuk bekerja, dan pekerjaan-pekerjaan yang 

dilakukan pengikut dan orang biasa tidak direndahkan. Tetapi 

apabila kaum terpelajar menganggur, pedagang-pedagang besar 

tidak memiliki persediaan, dan pedagang kerajinan tidak mem-

punyai apa-apa untuk dikerjakan, maka kemiskinan pun menim-

pa sebuah bangsa seperti seorang penyerbu dan seperti orang 

yang bersenjata. 

Kitab Yesaya 19:1-17 

 349 

VIII. Kecemasan akan melanda semua orang Mesir. Mereka akan 

gemetar dan terkejut (ay. 16), dan itu akan menjadi bukti bagi 

terjadinya kemerosotan yang ada di mana-mana maupun sarana 

dan pertanda dari kehancuran yang sepenuh-penuhnya. Ada 

dua hal yang akan membuat mereka ketakutan seperti ini:  

1. Apa yang mereka dengar dari tanah Yehuda, yang akan menim-

bulkan kegemparan di antara orang Mesir (ay. 17). Apabila 

mereka mendengar tentang kerusakan-kerusakan yang dibuat 

di Yehuda oleh pasukan Sanherib, maka mengingat dekatnya 

tempat itu maupun persekutuan yang erat di antara mereka 

dan Yehuda, maka mereka akan menyimpulkan bahwa pasti-

lah mereka akan menjadi giliran berikut untuk dimangsa oleh 

pasukan yang berjaya itu. Ketika rumah tetangga mereka 

terbakar, mereka tidak bisa tidak pasti melihat rumah mereka 

sendiri terancam bahaya. Oleh karena itu, setiap orang Mesir 

yang menyebut nama Yehuda akan merasa ketakutan sen-

diri, karena harus bersiap-siap menerima cawan pahit yang 

akan segera ditaruh ke dalam tangannya.  

2. Apa yang mereka saksikan di negeri mereka sendiri. Mereka 

akan terkejut (ay. 16) terhadap tangan TUHAN semesta alam, 

dan (ay. 17) akan terkejut mendengar keputusan TUHAN se-

mesta alam. Dari acungan tangan-Nya mereka akan menyim-

pulkan bahwa Ia sudah mengambil keputusan melawan Mesir 

dan juga Yehuda. Karena jika penghakiman dimulai di rumah 

Allah, di manakah akan berakhirnya? Sebab jikalau orang 

berbuat demikian dengan kayu hidup, apakah yang akan 

terjadi dengan kayu kering? Lihatlah di sini,  

(1)  Betapa Allah dengan mudah dapat membuat orang men-

jadi kengerian bagi diri mereka sendiri, yaitu mereka yang 

tidak hanya merasa aman tetapi juga yang sudah menjadi 

kengerian bagi semua orang di sekitar mereka. Hanya 

dengan mengacungkan tangan-Nya atas mereka, atau me-

letakkannya pada sebagian dari tetangga-tetangga mereka, 

maka hati yang paling berani pun akan segera gemetar.  

(2) Betapa baik dan pantas bagi kita untuk takut terhadap 

Allah apabila Ia baru mengacungkan tangan-Nya atas kita, 

dan untuk merendahkan diri di bawah tangan-Nya yang 

kuat apabila tangan-Nya baru mengancam kita, terutama 


 350

apabila kita melihat putusan-Nya ditetapkan melawan kita. 

Sebab siapa yang dapat mengubah putusan-Nya? 

Janji-janji kepada Mesir 

(19:18-25) 

18 Pada waktu itu akan ada lima kota di tanah Mesir yang berbicara bahasa 

Kanaan dan yang bersumpah demi TUHAN semesta alam. Satu di antaranya 

akan disebutkan Ir-Heres. 19 Pada waktu itu akan ada mezbah bagi TUHAN di 

tengah-tengah tanah Mesir dan tugu peringatan bagi TUHAN pada perbatas-

annya. 20 Itu akan menjadi tanda kesaksian bagi TUHAN semesta alam di 

tanah Mesir: apabila mereka berseru kepada TUHAN oleh karena orang-orang 

penindas, maka Ia akan mengirim seorang juruselamat kepada mereka, yang 

akan berjuang dan akan melepaskan mereka. 21 TUHAN akan menyatakan 

diri kepada orang Mesir, dan orang Mesir akan mengenal TUHAN pada waktu 

itu; mereka akan beribadah dengan korban sembelihan dan korban sajian, 

dan mereka akan bernazar kepada TUHAN serta membayar nazar itu. 22 

TUHAN akan menghajar orang Mesir, akan menghajar dan menyembuhkan; 

dan mereka akan berbalik kepada TUHAN dan Ia akan mengabulkan doa 

mereka serta menyembuhkan mereka. 23 Pada waktu itu akan ada jalan raya 

dari Mesir ke Asyur, sehingga orang Asyur dapat masuk ke Mesir dan orang 

Mesir ke Asyur, dan Mesir akan beribadah bersama-sama Asyur. 24 Pada 

waktu itu Israel akan menjadi yang ketiga di samping Mesir dan di samping 

Asyur, suatu berkat di atas bumi, 25 yang diberkati oleh TUHAN semesta 

alam dengan berfirman: “Diberkatilah Mesir, umat-Ku, dan Asyur, buatan 

tangan-Ku, dan Israel, milik pusaka-Ku.” 

Dari balik awan-awan yang tebal dan menakutkan dari nubuat sebe-

lumnya, menyingsinglah surya penghiburan di sini, dan itu yaitu   

surya kebajikan. Masih saja Allah menyimpan belas kasihan bagi 

Mesir, dan Dia akan menunjukkannya, bukan dengan menghidupkan 

kembali usaha dagang mereka dan mengisi lagi sungai mereka, 

melainkan terlebih dengan membawa agama yang benar ke tengah-

tengah mereka, dengan memanggil mereka untuk menyembah satu-

satunya Allah yang hidup dan benar, dan menerima mereka di dalam 

penyembahan itu. Berkat-berkat anugerah ini jauh lebih berharga 

daripada semua berkat alam yang dengannya Mesir diperkaya. Kita 

tidak mengetahui peristiwa apa saja yang telah terjadi yang bisa 

dianggap telah menggenapi secara penuh nubuat ini selain daripada 

pertobatan Mesir pada iman kepada Kristus, melalui pemberitaan 

(seperti yang dianggap demikian) oleh Markus sang penulis Injil, dan 

didirikannya banyak jemaat Kristen di sana, yang tumbuh subur 

selama berabad-abad. Banyak nubuat dari kitab ini menunjuk pada 

zaman Mesias. Jadi bisa saja nubuat ini juga demikian bukan? Bu-

kan hal yang tidak biasa untuk membicarakan anugerah-anugerah

Kitab Yesaya 19:18-25 

 351 

dan ketetapan-ketetapan Injil di dalam bahasa ketetapan-ketetapan 

Perjanjian Lama. Dan, dalam nubuat-nubuat ini, kata-kata itu, pada 

waktu itu, mungkin tidak selalu merujuk pada apa yang terjadi persis 

sebelumnya, tetapi memiliki arti khusus yang menunjuk pada hari 

yang sudah begitu lama ditetapkan, dan begitu sering dibicarakan, 

ketika cahaya pagi yang menyingsing dari atas akan mengunjungi 

dunia yang gelap ini. Namun bukan tidak mungkin (seperti yang 

diduga sebagian orang) bahwa nubuat ini digenapi secara sebagian 

ketika orang-orang Yahudi yang melarikan diri dari negeri mereka itu 

berlindung di Mesir, sewaktu Sanherib menyerbu negeri mereka. 

Ketika itu mereka membawa serta agama mereka ke sana, dan 

karena tergugah untuk hidup bersungguh-sungguh oleh masalah-

masalah yang sedang menimpa mereka, mereka mengakui agama 

mereka di sana secara terang-terangan dan berapi-api, dan ikut 

berperan dalam membawa banyak orang Mesir untuk memeluknya. 

Ini merupakan pertanda dan contoh dari panen jiwa-jiwa yang lebih 

berlimpah yang akan dikumpulkan kepada Allah melalui pemberitaan 

Injil Kristus. Yosefus (sejarawan Yahudi yang hidup antara abad 

keempat dan kesebelas – pen.) memang memberi tahu kita bahwa 

Onias, anak imam besar Onias, yang hidup sebagai orang buangan di 

Aleksandria, Mesir, mendapat izin dari Ptolemeus Filometer, raja 

Mesir kala itu, dan Cleopatra ratunya, untuk membangun sebuah 

bait suci bagi Allah Israel, seperti yang ada di Yerusalem, di Bubastis, 

Mesir. Ia mengaku mendapat mandat untuk melakukannya dari 

nubuat dalam Yesaya ini, bahwa akan ada mezbah bagi TUHAN di 

tengah-tengah tanah Mesir. Dan ibadah kepada Allah, demikian tegas 

Yosefus, terus berlanjut di sana selama sekitar 333 tahun, sebelum 

bait suci itu ditutup oleh Paulinus segera setelah penghancuran 

Yerusalem oleh bangsa Romawi, lihat Antiq. 13.62-79, dan Jewish 

War (Perang Yahudi) 7.426-436. Akan tetapi, bait suci tersebut 

dipandang oleh orang-orang Yahudi yang saleh sebagai suatu hal 

yang sangat tidak patut, dan suatu penghinaan terhadap bait Allah di 

Yerusalem, sehingga kita tidak bisa menganggap bahwa nubuat ini 

digenapi di dalam peristiwa itu. 

Cermatilah bagaimana pertobatan Mesir digambarkan di sini. 

I.    Mereka akan berbicara bahasa Kanaan, bahasa suci, bahasa Kitab 

Suci. Mereka tidak hanya akan memahaminya, tetapi juga meng-

gunakannya (ay. 18). Mereka akan memperkenalkan bahasa itu di 


 352

antara mereka, dan mereka akan bebas bercakap-cakap dengan 

umat Allah, dan bukan, seperti yang dulu biasa mereka lakukan, 

melalui seorang juru bahasa (Kej. 42:23). Perhatikanlah, anugerah 

yang mempertobatkan, dengan mengubah hati, mengubah baha-

sa. Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. Lima kota di 

Mesir akan berbicara bahasa ini. Begitu banyak orang Yahudi 

yang akan datang untuk tinggal di Mesir, dan mereka akan ber-

anak cucu begitu banyak di sana, sehingga dalam waktu sebentar 

saja mereka akan memenuhi lima kota, salah satunya yaitu   Ir-

Heres, atau kota matahari, Heliopolis, di mana matahari disem-

bah, kota yang paling terkenal keburukannya dari semua kota 

Mesir karena penyembahan berhala. Bahkan di sana akan ada 

pembaruan yang menakjubkan, mereka akan berbicara bahasa 

Kanaan. Atau itu dapat dipandang seperti ini, sebagaimana kita 

mengartikannya – bahwa untuk setiap lima kota yang akan me-

meluk agama Allah, akan ada satu kota (bagian keenam dari kota-

kota Mesir) yang menolaknya, dan kota itu akan disebut kota 

kehancuran (KJV), karena ia menolak jalan-jalan keselamatan. 

II.  Mereka akan bersumpah kepada Tuhan semesta alam, tidak ha-

nya bersumpah demi Dia, dengan memberi-Nya kehormatan da-

lam berseru kepada-Nya, seperti yang dilakukan semua bangsa 

kepada para dewa yang mereka sembah, tetapi juga mereka de-

ngan sumpah yang khidmat dan nazar akan mengabdikan diri 

mereka bagi kehormatan-Nya dan mengikat diri untuk melayani-

Nya. Mereka akan bersumpah untuk melekat kepada-Nya dengan 

kesungguhan hati, dan akan menyembah-Nya, bukan sekali-sekali, 

melainkan terus-menerus. Mereka akan bersumpah setia kepada-

Nya sebagai Raja mereka, kepada Kristus, yang kepada-Nya semua 

penghakiman diserahkan. 

III. Mereka akan mengadakan ibadah umum kepada Allah di negeri 

mereka (ay. 19): Akan ada mezbah bagi TUHAN di tengah-tengah 

tanah Mesir, mezbah di mana mereka akan beribadah dengan kor-

ban sembelihan dan korban sajian (ay. 21). Oleh karena itu, iba-

dah itu harus dipahami secara rohani. Kristus, sang Mezbah 

agung, yang menguduskan setiap pemberian, akan diakui di sana, 

dan korban-korban Injili berupa doa dan pujian akan dipersem-

bahkan. Sebab menurut hartikel  m Musa tidak boleh ada mezbah 

Kitab Yesaya 19:18-25 

 353 

korban selain di Yerusalem. Dalam Kristus Yesus semua pem-

bedaan di antara bangsa-bangsa dihapuskan. Dengan demikian, 

suatu mezbah rohani, suatu jemaat Injili, di tengah-tengah negeri 

Mesir pun akan berkenan bagi Allah sama seperti yang ada di 

tengah-tengah negeri Israel. Dan korban-korban rohani berupa 

iman dan kasih, dan hati yang bertobat, pada pemandangan Allah 

itu lebih baik dari pada sapi jantan, dari pada lembu jantan. 

IV. Akan tampak wajah agama pada bangsa itu, dan pengakuan ber-

agama akan diungkapkan secara terang-terangan, yang akan terli-

hat oleh semua orang yang datang ke tengah-tengah mereka. 

Bukan hanya di jantung negeri itu, melainkan juga bahkan pada 

perbatasannya, akan ada tugu peringatan, atau tugu-tugu peri-

ngatan yang bertuliskan, bagi Yehovah, bagi kehormatan-Nya, 

seperti sebelumnya sudah ada tugu-tugu seperti itu yang didiri-

kan untuk menghormati dewa-dewa palsu. Segera setelah orang 

asing masuk ke perbatasan Mesir, ia dapat mengetahui Allah apa 

yang mereka sembah. Orang-orang yang melayani Allah tidak 

boleh malu mengakui Dia, tetapi harus menjadi yang terdepan 

dalam melakukan apa saja yang bisa memberikan tanda kesaksi-

an bagi Tuhan semesta alam. Bahkan di negeri Mesir Ia mempu-

nyai sebagian orang yang setia menyembah-Nya, yang memegah-

kan hubungan mereka dengan-Nya, dan yang menjadikan nama-

Nya sebagai menara atau benteng yang kuat di perbatasan negeri 

mereka, yang dengannya pantai-pantai mereka dibentengi dari 

semua penyerang. 

V.  Karena dilanda kesusahan, mereka akan mencari Allah, dan Ia 

akan ditemukan oleh mereka. Dan itu akan menjadi tanda kesak-

sian bagi TUHAN semesta alam bahwa Ia yaitu   Allah yang 

mendengarkan doa, dan kepada-Nyalah datang semua yang hidup 

(ay. 20). Lihat Mazmur 65:3. Ketika mereka berseru kepada Allah 

oleh karena penindas-penindas mereka, yaitu tuan-tuan kejam 

yang akan memerintah mereka (ay. 4), Ia akan mengabulkan doa 

mereka (ay. 22), kendati Ia sudah berkata kepada umat-Nya 

Israel, yang sudah memilih sendiri untuk mempunyai raja seperti 

itu, bahwa mereka akan berteriak karena raja mereka yang mere-

ka pilih itu, tetapi Dia tidak akan menjawab mereka (1Sam. 8:18). 


 354

VI. Mereka akan mendapat kepentingan di dalam Sang Penebus yang 

agung. Ketika mereka hidup di bawah penindasan tuan-tuan yang 

kejam, mungkin Allah di suatu waktu membangkitkan bagi mereka 

para pembebas yang perkasa, seperti yang dilakukan-Nya untuk 

Israel pada zaman hakim-hakim. Dan melalui mereka, meskipun Ia 

sudah memartikel  l negeri itu, Ia menyembuhkannya lagi. Kemudian, 

setelah mereka kembali kepada Allah di jalan kewajiban, Ia kem-

bali kepada mereka di jalan belas kasihan, dan memperbaiki retak-

retak di negara mereka yang sudah goyah. Sebab orang-orang 

Mesir yang bertobat akan sama-sama berkenan pada Allah seperti 

orang-orang Niniwe yang bertobat. Tetapi semua pembebasan yang 

dilakukan bagi mereka ini, seperti pembebasan-pembebasan bagi 

Israel, hanyalah merupakan perlambang dari keselamatan Injili. 

Tidak diragukan lagi bahwa Yesus Kristuslah Juruselamat yang 

akan berjuang yang dibicarakan di sini, yang kabar baik tentang-

Nya akan dikirimkan Allah kepada orang-orang Mesir, dan yang 

melalui-Nya Ia akan melepaskan mereka dari tangan semua musuh 

mereka, supaya mereka dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut 

(Luk. 1:74-75). Yesus Kristus membebaskan bangsa-bangsa bukan 

Yahudi dari perhambaan terhadap berhala-berhala yang bisu, dan 

Ia sendiri betul-betul mendapatkan mereka melalui tebusan dan 

juga memberitakan kebebasan bagi para tawanan. 

VII. Pengetahuan tentang Allah akan meraja di antara mereka (ay. 21).  

1.  Mereka akan mendapat sarana pengetahuan. Selama berabad-

abad Allah terkenal hanya di Yehuda, sebab hanya di sana 

ditemukan sabda-sabda hidup. Tetapi sekarang TUHAN, dan 

nama serta kehendak-Nya, akan dinyatakan kepada orang 

Mesir. Mungkin ini secara sebagian merujuk pada penerjemah-

an Perjanjian Lama dari bahasa Ibrani ke dalam bahasa Yu-

nani oleh ketujuh puluh ahli itu (Septuaginta – pen.), yang 

dilakukan di Aleksandria, Mesir, oleh perintah Ptolemeus, raja 

Mesir. Itu pertama kalinya Kitab Suci diterjemahkan ke dalam 

suatu bahasa lain. Melalui bantuan ini (setelah kerajaan 

Yunani memperkenalkan bahasa mereka ke negeri itu) Tuhan 

menyatakan diri kepada orang Mesir, dan memang itu merupa-

kan pertanda dan sarana yang membahagiakan bagi dikenal-

nya Tuhan lebih lanjut.  

Kitab Yesaya 19:18-25 

 355 

2.  Mereka akan diberi anugerah untuk memanfaatkan sarana-

sarana itu. Dijanjikan bahwa tidak hanya Tuhan akan dikenal 

orang Mesir, tetapi juga bahwa orang Mesir akan mengenal 

TUHAN. Mereka akan menerima dan menyambut terang yang 

diberikan kepada mereka, dan akan menyerahkan diri pada 

kuasanya. Tuhan memang dikenal bangsa kita, namun saya 

takut ada banyak orang dari bangsa kita yang tidak mengenal 

Tuhan. Tetapi janji dari perjanjian baru yaitu   bahwa semua 

akan mengenal Tuhan, dari yang kecil sampai kepada yang 

besar, dan janji itu pasti untuk semua keturunan. Dampak 

dari pengenalan akan Allah ini yaitu   bahwa mereka akan ber-

nazar kepada TUHAN serta membayar nazar itu. Sebab kalau 

orang tidak mengenal Allah dengan benar, dia tidak akan mau 

menyerahkan diri di bawah kewajiban-kewajiban yang meng-

ikatnya kepada Tuhan, atau ia tidak akan menjalankan kewa-

jiban-kewajiban itu dengan baik. 

VIII. Mereka akan masuk ke dalam persekutuan orang-orang kudus. 

Karena sudah bersatu dengan Tuhan, mereka akan ditambahkan 

ke dalam jemaat, dan bergabung bersama semua orang kudus. 

1.  Semua permusuhan akan dihancurkan. Sudah ada pertikai-

an-pertikaian mematikan yang berlangsung lama di antara 

Mesir dan Asyur di kala itu. Mereka sering kali berperang 

satu dengan yang lain, tetapi sekarang akan ada jalan raya 

dari Mesir ke Asyur (ay. 23), perhubungan yang membahagia-

kan akan dibereskan di antara kedua bangsa itu. Mereka 

akan berdagang satu dengan yang lain, dan segala sesuatu 

yang terjadi di antara mereka akan dibereskan. Orang Mesir 

akan beribadah (akan menyembah Allah yang benar) ber-

sama-sama Asyur, dan karena itu orang-orang Asyur akan 

datang ke Mesir dan orang-orang Mesir ke Asyur. Perhatikan-

lah, sudah sepatutnya orang-orang yang bersekutu dengan 

Allah yang sama, melalui Pengantara yang sama, menjaga 

perhubungan yang serasi satu dengan yang lain. Mengingat 

kita bertemu di takhta anugerah yang sama, dan melayani 

satu sama lain dalam pekerjaan agama yang sama, seharus-

nya itu mengakhiri segala permusuhan yang memanas, dan 

merajut hati kita satu sama lain dalam kasih yang kudus.  


 356

2.  Bangsa-bangsa bukan Yahudi tidak hanya akan bersekutu 

satu sama lain dalam kawanan Injil di bawah Kristus Sang 

Gembala agung, tetapi juga mereka semua akan bersatu 

dengan orang-orang Yahudi. Ketika Mesir dan Asyur menjadi 

rekan dalam melayani Allah, Israel akan menjadi yang ketiga 

di samping mereka (ay. 24). Mereka akan menjadi tali tiga 

lembar yang tak mudah diputuskan. Hartikel  m keupacaraan, 

yang sudah lama menjadi dinding pemisah antara orang-orang 

Yahudi dan orang-orang bukan Yahudi, akan diruntuhkan, 

lalu mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala. 

Dengan bersatu seperti itu, mereka akan menjadi suatu berkat 

di atas bumi, yang diberkati oleh TUHAN semesta alam (ay. 24-

25).  

(1) Israel akan menjadi berkat bagi mereka semua, karena Is-

raellah yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya 

sebagai manusia, dan Israellah yang merupakan cabang-

cabang alami dari pohon zaitun yang baik, yang pada 

awalnya mendapat bagian dalam akar pohon yang penuh 

getah, sedangkan bangsa-bangsa bukan Yahudi hanya 

dicangkokkan di antara mereka (Rm. 11:17). Israel terletak 

di antara Mesir dan Asyur, dan Israel menjadi berkat bagi 

mereka berdua dengan mempertemukan mereka di dalam 

firman Tuhan yang keluar dari Yerusalem itu, dan dari 

jemaat yang pertama kali didirikan di tanah Israel itu. Qui 

conveniunt in aliquo tertio inter se conveniunt – Orang-orang 

yang bertemu di dalam pihak ketiga sudah bertemu satu 

sama lain. Israel yaitu   pihak ketiga itu yang di dalamnya 

Mesir dan Asyur bersepakat, dan karena itu ia menjadi 

berkat. Sebab orang-orang yang berperan dalam memper-

satukan pihak-pihak yang berselisih sungguh menjadi 

berkat yang nyata dan besar bagi angkatan mereka.  

(2) Mereka semua akan menjadi berkat bagi dunia: demikian 

pula dengan jemaat Kristen, yang terdiri atas orang-orang 

Yahudi dan orang-orang bukan Yahudi. Jemaat Kristen 

yaitu   keindahan, kekayaan, dan penopang dunia.  

(3)  Mereka semua akan diberkati Tuhan.  

[1] Mereka semua akan diakui oleh Dia sebagai kepunya-

an-Nya. Meskipun Mesir sebelumnya yaitu   rumah per-

Kitab Yesaya 19:18-25 

 357 

budakan bagi umat Allah, dan Asyur sudah menyerang 

mereka secara tidak adil, semuanya itu sekarang akan 

dimaafkan dan dilupakan, dan mereka akan disambut 

Allah seperti halnya Israel. Mereka semua sama-sama 

merupakan umat-Nya yang Dia bawa di bawah perlin-

dungan-Nya. Mereka dibentuk oleh Dia, sebab mereka 

yaitu   buatan tangan-Nya. Bukan hanya sebagai se-

buah umat, melainkan juga sebagai umat-Nya. Mereka 

dibentuk untuk Dia, sebab mereka yaitu   milik pusa-

ka-Nya, berharga di mata-Nya, dan kesayangan-Nya, 

dan dari mereka Ia mendapat kehormatan dari dunia 

bawah ini.  

[2] Mereka secara bersama-sama akan diakui oleh Dia se-

bagai sama-sama kepunyaan-Nya, sebagai milik-Nya 

bersama. Mereka semua akan berbagi dalam berkat 

yang satu dan sama. Perhatikanlah, orang-orang yang 

dipersatukan dalam kasih dan berkat Allah haruslah, 

karena alasan itu, bersatu seorang dengan yang lain di 

dalam kasih. 

 

 

 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL  20  

asal ini yaitu   nubuatan tentang penggiringan orang banyak, 

baik orang Mesir maupun orang Etiopia ke dalam penawanan 

oleh raja Asyur. Dalam pasal ini kita temukan, 

I. Tanda yang dengannya peristiwa ini dinubuatkan. Tanda ter-

sebut yaitu   sang nabi bepergian selama beberapa waktu de-

ngan bertelanjang kaki dan nyaris telanjang, layaknya se-

orang tawanan yang malang (ay. 1-2).  

II. Penjelasan mengenai tanda tersebut, dengan penerapannya 

terhadap Mesir dan Etiopia (ay. 3-5). 

III. Pelajaran yang harus diambil oleh umat Allah dari nubuatan 

ini, yaitu untuk tidak pernah mengandalkan kekuatan manu-

sia, karena mereka akan teperdaya olehnya (ay. 6).  

Ancaman terhadap Mesir 

(20:1-6) 

1 Pada tahun ketika panglima yang dikirim oleh Sargon, raja Asyur, tiba di 

Asdod lalu memerangi dan merebutnya, 2 pada waktu itu berfirmanlah TUHAN 

melalui Yesaya bin Amos. Firman-Nya: “Pergilah dan bukalah kain kabung 

dari pinggangmu dan tanggalkanlah kasut dari kakimu,” lalu iapun berbuat 

demikian, maka berjalanlah ia telanjang dan tidak berkasut. 3 Berfirmanlah 

TUHAN: “Seperti hamba-Ku Yesaya berjalan telanjang dan tidak berkasut tiga 

tahun lamanya sebagai tanda dan alamat terhadap Mesir dan terhadap 

Etiopia, 4 demikianlah raja Asyur akan menggiring orang Mesir sebagai ta-

wanan dan orang Etiopia sebagai buangan, tua dan muda, telanjang dan 

tidak berkasut dengan pantatnya kelihatan, suatu penghinaan bagi Mesir. 5 

Maka orang akan terkejut dan malu karena Etiopia, pokok pengharapan me-

reka, dan karena Mesir, kebanggaan mereka. 6 Dan penduduk tanah pesisir 

ini akan berkata pada waktu itu: Lihat, beginilah nasib orang-orang yang 

kami harapkan, kepada siapa kami melarikan diri minta pertolongan supaya 

diselamatkan dari raja Asyur. Bagaimana mungkin kami terluput?” 


 360

Di sini Allah, sebagai Raja atas bangsa-bangsa, membawa bencana 

yang menyakitkan atas Mesir dan Etiopia, tetapi, sebagai Raja atas 

orang-orang kudus, mendatangkan hal yang baik bagi umat-Nya dari 

peristiwa itu. Perhatikanlah,  

I.  Tanggal nubuat ini. Nubuat ini terjadi pada tahun ketika Asdod, 

kota yang kuat dari orang Filistin (tetapi beberapa orang berpikir 

bahwa belakangan kota itu direbut kembali dari mereka oleh 

Hizkia, ketika ia mengalahkan orang Filistin sampai ke Gaza 

[2Raj. 18:8]), dikepung dan direbut oleh tentara Asyur. Tidak jelas 

pada tahun ke berapa dari pemerintahan Hizkia, namun peristiwa 

itu begitu dahsyatnya sehingga orang yang hidup pada masa nu-

buat itu dikeluarkan dapat menentukan tahun yang pasti kapan 

peristiwa tersebut terjadi. Orang yang saat itu menjadi raja Asyur 

yaitu   Sargon, yang oleh sebagian orang disamakan dengan 

Sanherib. Sementara sebagian orang lagi berpikir bahwa ia yaitu   

pendahulu langsungnya, dan menggantikan Salmaneser. Sedang-

kan yang menjadi panglima tentara Asyur dalam penyerbuan itu 

yaitu   seorang jenderal, atau panglima tertinggi, yang yaitu   

salah satu perwira dari Sanherib, yang diutusnya untuk menan-

tang Hizkia, bersama dengan juru minuman agung (2Raj. 18:17). 

II.  Yesaya dijadikan sebagai tanda, dengan pakaiannya yang tidak 

biasanya ketika ia berjalan berkeliling negeri. Ia telah menjadi 

tanda bagi bangsanya sendiri atas masa-masa suram yang telah 

melanda dan yang sedang datang atas mereka, dengan kain 

kabung yang dipakainya selama beberapa waktu, yang dibuatnya 

menjadi baju, dan menjadi ikat pinggangnya. Beberapa orang 

berpikir bahwa ia menempatkan dirinya dalam kebiasaan orang 

yang berkabung atas peristiwa penawanan sepuluh sartikel  . Yang 

lain lagi berpikir bahwa kain kabung itu yaitu   apa yang biasa-

nya ia kenakan sebagai seorang nabi, untuk menunjukkan dirinya 

telah mati bagi dunia, dan supaya ia dapat belajar untuk mengha-

dapi kekerasan. Pakaian yang halus lebih cocok bagi mereka yang 

melayani di istana raja (Mat. 11:8) daripada orang-orang yang 

pergi melayani sebagai utusan Allah. Elia mengenakan pakaian 

bulu (2Raj. 1:8), dan Yohanes Pembaptis (Mat. 3:4) serta mereka 

yang berpura-pura sebagai nabi mendartikel  ng penampilan mereka 

dengan mengenakan jubah berbulu (Za. 13:4). Tetapi Yesaya men-

Kitab Yesaya 20:1-6 

 361 

dapat perintah yang diberikan kepadanya untuk membuka kain 

kabung dari pinggangnya, bukan untuk menggantikannya dengan 

pakaian yang lebih baik, tetapi untuk tidak mengenakan pakaian 

atas apa pun, yaitu tanpa mantel, jubah, atau kain penutup, 

tetapi hanya dengan apa yang ada padanya, yang bisa kita duga 

mungkin hanya kaos, rompi, dan bagian dalam. Dan ia harus 

menanggalkan kasutnya, dan berjalan bertelanjang kaki, sehingga 

jika dibandingkan dengan pakaian orang lain, dan dengan apa 

yang biasanya ia kenakan, dapat dikatakan bahwa ia berjalan 

telanjang. Ini sungguh sebuah penderitaan yang besar bagi sang 

nabi. Ini yaitu   cela atas harga dirinya, dan akan membuat 

dirinya bisa dihina dan diejek orang. Anak-anak di jalanan akan 

mengolok-olok dia, dan mereka yang mencari-cari kesempatan 

melawan dia akan berkata, “Nabi yaitu   seorang pandir, orang 

yang penuh roh yaitu   orang gila!” (Hos. 9:7). Juga, berjalan 

seperti itu bisa akan merugikan kesehatannya. Ia terancam ma-

suk angin, yang bisa membuatnya menderita demam, dan mem-

bahayakan nyawanya. Tetapi Allah memerintahkan dia untuk 

melakukannya, supaya ia bisa menunjukkan bukti ketaatannya 

kepada Allah dalam menjalankan perintah yang paling sulit. Juga, 

dengan demikian, ia akan mempermalukan ketidaktaatan bangsa-

nya yang tidak bisa menjalankan ajaran-ajaran yang paling mu-

dah dan masuk akal sekalipun. Ketika kita berada di jalan kewa-

jiban ibadah kita, kita dapat memercayakan kepada Allah baik itu 

kehormatan kita maupun keselamatan kita. Hati umat itu sangat-

lah bebal, dan tidak akan terpengaruh hanya dengan apa yang 

mereka dengar, tetapi harus diajar dengan menggunakan tanda-

tanda, dan oleh karena itu Yesaya harus melakukan hal ini untuk 

membangun mereka. Jika pakaian tersebut memalukan, tetapi 

rancangannya mulia, maka seorang nabi Tuhan tidak perlu malu 

karenanya. 

III.  Penjelasan akan tanda ini (ay. 3-4). Tanda itu dimaksudkan un-

tuk memberitahukan bahwa orang Mesir dan orang Etiopia akan 

digiring sebagai tawanan oleh raja Asyur, dan dengan demikian 

dilucuti, atau mengenakan pakaian yang robek dan compang-

camping, seperti Yesaya. Allah memanggilnya hamba-Ku Yesaya, 

karena dalam hal ini khususnya ia telah membuktikan dirinya 

sebagai hamba Allah yang rela, setia, dan taat. Dan karena 


 362

penampilannya yang mungkin membuatnya ditertawakan orang 

lain, Allah dimuliakan di dalam dirinya. Taat lebih baik dari pada 

korban persembahan. Taat menyenangkan Allah dan lebih me-

muliakan Dia, dan akan lebih dipuji oleh-Nya. Dikatakan bahwa 

Yesaya harus berjalan telanjang dan tidak berkasut tiga tahun 

lamanya, kapan pun di masa itu ia tampil sebagai seorang nabi. 

Namun sebagian orang mengacu masa tiga tahun tersebut, bukan 

kepada tandanya, tetapi kepada hal yang dinyatakannya, yaitu Ia 

berjalan telanjang dan tidak berkasut. Ada tanda titik dalam 

bahasa aslinya, yang maksudnya asalkan ia melakukannya sekali 

saja, itu cartikel  p untuk memberikan kesempatan kepada semua 

orang untuk bertanya apa artinya ia melakukan hal itu. Atau, 

sebagaimana yang dipikirkan oleh beberapa orang, ia melakukan-

nya selama tiga hari, satu hari untuk satu tahun, dan ini yaitu   

untuk tanda dan alamat tiga tahun, sebagai tanda bahwa hal itu 

harus dilakukan tiga tahun sesudahnya atau harus dilaksanakan 

selama tiga tahun. Tiga penyerangan berturut-turut akan dilaku-

kan oleh tentara Asyur, dalam menjarah orang Mesir dan orang 

Etiopia, dan membawa mereka sebagai tawanan dengan cara yang 

biadab ini, bukan hanya para prajurit yang diambil dari medan 

pertempuran, tetapi semua penduduk, tua dan muda. Dan peris-

tiwa itu akan menjadi pemandangan yang sangat memilukan, ter-

amat pilu sampai orang yang tidak punya hati lembut sekalipun 

bisa merasa iba melihat mereka, betapa orang-orang yang dahulu-

nya berpakaian layak kini ditelanjangi, dan hampir tidak mem-

punyai sepotong kain rombeng sekalipun untuk menutupi kete-

lanjangan mereka. Keadaan mereka selama dalam tawanan secara 

khusus diperhatikan di sini, dan dinubuatkan, untuk lebih meng-

gugah hati orang-orang yang menjadi sasaran nubuatan ini. 

Teristimewa penawanan ini dikatakan sebagai penghinaan bagi 

Mesir (ay. 4), karena bangsa Mesir yaitu   orang-orang yang som-

bong, dan oleh karenanya ketika mereka jatuh dalam aib, keja-

tuhan itu menjadi lebih memalukan bagi mereka. Dan semakin 

tinggi mereka mengangkat dirinya, semakin dalamlah kejatuhan 

mereka, baik di mata mereka sendiri maupun di mata orang lain.  

IV. Manfaat dan penerapan dari pasal ini ay. (5-6). 

1. Semua pihak yang mempunyai ketergantungan ataupun hu-

bungan dengan Mesir dan Etiopia, kini harus merasa malu 

Kitab Yesaya 20:1-6 

 363 

akan mereka, dan takut untuk berurusan dengan mereka. Ne-

geri-negeri yang terancam akan diduduki oleh bangsa Asyur 

itu berharap bahwa Tirhaka, raja Etiopia, dengan sejumlah be-

sar pasukannya, akan menghentikan laju pasukan Asyur yang 

perkasa itu, dan menjadi tembok penghalang bagi negeri-

negeri tetangganya. Dan dengan lebih meyakinkan lagi mereka 

bermegah bahwa Mesir, sebuah kerajaan yang begitu terkenal 

dengan kebijakan dan keberaniannya, akan mengatasi masa-

lah mereka, akan memaksa Asyur untuk menghentikan penge-

pungan terhadap Asdod dan lari lintang pukang. Namun bu-

kannya memperoleh itu semua, malah sebaliknya, dengan 

mencoba menentang raja Asyur, mereka justru membahaya-

kan diri sendiri dan menjadikan negeri mereka sebagai mangsa 

baginya. Sebagai akibatnya semua negeri-negeri itu menderita 

malu, bahwa mereka pernah menjanjikan keuntungan bagi 

diri mereka sendiri dari dua negeri yang lemah dan pengecut 

seperti itu. Dan mereka sekarang malah lebih ketakutan lagi 

dari sebelumnya karena kebesaran raja Asyur yang semakin 

berkembang, yang di hadapannya Mesir dan Etiopia terbukti 

hanyalah bagaikan puteri malu dan rumput yang hendak dita-

ruh untuk memadamkan api yang menghanguskan, yang ma-

lah justru membuatnya membakar lebih hebat. Perhatikanlah, 

mereka yang menjadikan makhluk apapun sebagai pengharap-

an dan kemuliaan mereka, dan dengan begitu menggantikan 

tempat Allah, cepat atau lambat akan menjadi malu karena-

nya, dan kekecewaan mereka terhadapnya justru akan me-

nambah ketakutan mereka (lihat Yeh. 29:6-7).  

2. Bangsa Yahudi teristimewa perlu diinsafkan akan kebodohan 

mereka dalam bersandar pada tongkat bambu yang patah ter-

kulai, dan bahwa mereka hanya akan dibuat putus asa saja 

kalau mengharapkan pertolongan dari bambu patah seperti itu 

(ay. 6): Penduduk tanah pesisir ini (tanah Yehuda, terletak di 

dekat laut, meskipun tidak dikelilingi oleh laut), dari negeri ini 

(demikian tafsiran luasnya), setiap orang saat itu menjadi ter-

buka matanya, dan berkata, “Lihat, beginilah nasib orang-

orang yang kami harapkan, begitu sia-sia, begitu bodoh, dan 

inilah yang akan terjadi. Kami telah melarikan diri minta per-

tolongan kepada bangsa Mesir dan Etiopia, dan telah berharap 

kepada mereka untuk diselamatkan dari raja Asyur. Tetapi, se-


 364

karang ketika mereka telah patah terkulai, bagaimana mung-

kin kami terluput, kami yang tidak mampu membawa pasukan 

yang besar ke medan pertempuran seperti mereka?” Perhati-

kanlah,  

(1) Mereka yang menaruh kepercayaan pada manusia akan 

kecewa, dan akan dipermalukan karena kepercayaan mere-

ka itu. Karena sia-sialah penyelamatan dari manusia, dan 

sia-sialah keselamatan yang diharapkan dari bukit-bukit 

atau tempat-tempat tinggi di pegunungan.  

(2) Kekecewaan karena menaruh kepercayaan kepada manusia 

itu, bukannya membuat kita semakin putus asa seperti 

yang terjadi di sini (bagaimana mungkin kami terluput?), 

tetapi seharusnya membawa kita mendekat kepada Allah. 

Karena jika kita melarikan diri kepada-Nya minta perto-

longan, pengharapan kita tidak akan dikecewakan. 

 

 

 

 

 

 

 

PASAL  2 1  

alam pasal ini kita dapati sebuah nubuat mengenai datangnya 

saat-saat yang menyedihkan dan beban-beban berat, 

I. Ke atas Kerajaan Babel, yang di sini disebut dengan “padang 

gurun di tepi laut,” bahwa ia akan dimusnahkan oleh orang 

Madai dan Persia dengan suatu kehancuran yang mengeri-

kan, dan umat Allah akan mengalami keuntungan dari peris-

tiwa ini (ay. 1-10). 

II. Ke atas negeri Duma atau Idumea (ay. 11-12). 

III. Ke atas Arabia, atau Kedar, yang kemusnahannya sudah sa-

ngat dekat (ay. 13-17).  

Negeri-negeri ini dan bangsa-bangsa lainnya yang punya banyak 

kaitan dengan raja-raja dan orang Israel, tidak bisa tidak harus ikut 

disebut oleh nabi-nabi Israel. Urusan-urusan luar negeri harus turut 

diperhatikan juga seperti halnya segala urusan dalam negeri, dan 

kabar berita dari luar negeri harus diikuti dan dipelajari seperti 

halnya dengan yang ada di dalam negeri sendiri. 

Kehancuran Babel  

(21:1-10) 

1 Ucapan ilahi terhadap “padang gurun di tepi laut.” Seperti puting beliung 

mendesing lewat di Tanah Negeb, demikianlah datangnya dari padang gurun, 

dari negeri yang dahsyat.2 Suatu penglihatan yang kejam telah diberitakan 

kepadaku: “Penggarong menggarong, perusak merusak! Majulah, hai Elam, 

kepunglah, hai Madai! Aku hentikan semua keluh yang ditimbulkannya.” 3 

Sebab itu pinggangku amat sakit, sakit mulas menimpa aku seperti sakit 

mulas perempuan yang melahirkan; aku terbungkuk-bungkuk, tidak men-

dengar lagi, aku terkejut, tidak melihat lagi. 4 Hatiku gelisah, kekejutan meli-

puti aku, malam hari yang selalu kurindukan itu sekarang menggentarkan 

aku. 5 Orang sibuk menyajikan hidangan, mengatur tempat-tempat duduk, 

makan, minum.... Tiba-tiba kedengaran: “Hai para panglima! Siaplah tempur, 


 366

minyakilah perisai!” 6 Sebab beginilah firman Tuhan kepadaku: “Pergilah, 

tempatkanlah seorang peninjau, apa yang dilihatnya haruslah diberitahukan-

nya. 7 Apabila dilihatnya pasukan, pasang-pasangan orang berkuda, pasukan 

keledai, pasukan unta, maka haruslah diperhatikannya sungguh-sungguh, 

dengan penuh perhatian.” 8 Kemudian berserulah orang yang melihat itu: “Di 

tempat peninjauan, ya tuanku, aku berdiri senantiasa sehari suntuk, dan di 

tempat pengawalanku aku terpancang setiap malam.” 9 Lihat, itu sudah 

datang sepasukan orang, pasang-pasangan orang berkuda! Lalu berserulah 

ia, katanya: “Sudah jatuh, sudah jatuh Babel, dan segala patung berhalanya 

telah diremukkan dan bertaburan di tanah.”10 Hai bangsaku yang telah 

dipijak-pijak dan diinjak-injak! Apa yang kudengar dari TUHAN semesta 

alam, Allah Israel, telah kuberitahukan kepadamu. 

Sebelumnya kita sudah dapati satu ucapan ilahi terhadap Babel (ps. 

13). Di sini kita temukan satu nubuat lain lagi tentang kejatuhannya. 

Allah melihat pantas untuk memengaruhi pikiran umat-Nya supaya 

percaya dengan peristiwa ini baris demi baris, sebab Babel terkadang 

berpura-pura menjadi sahabat bagi mereka (seperti dalam ps. 39:1). 

Itu sebabnya Allah mengingatkan mereka di sini untuk tidak percaya 

dengan persahabatan yang seperti itu, yang adakalanya justru sebe-

narnya merupakan musuh bagi mereka. Dan sekaligus Allah juga 

mengingatkan mereka untuk tidak takut dengan permusuhan itu. 

Kerajaan Babel sedang ditandai untuk hancur, dan semua orang 

yang percaya kepada nabi-nabi Allah dapat melihat dengan mata 

rohani ini betapa Babel sedang goyah, dapat melihat bahwa ia sedang 

runtuh, sekalipun dengan mata jasmani mereka melihat ia sedang 

mekar dan duduk sebagai seorang ratu. Babel disebut di sini sebagai 

padang gurun di tepi laut, sebab negerinya datar, penuh dengan 

danau-danau, seperti laut-laut kecil, dan dialiri dengan melimpah 

oleh kali-kali kecil dari sungai Efrat. Babel belakangan mulai menjadi 

terkenal, setelah untuk beberapa waktu kalah unggul dari Niniwe 

ketika kerajaan itu ada di tangan Asyur. Dalam waktu yang sebentar 

saja ia menjadi nyonya dari semua kerajaan lain. Namun, sebelum ia 

mencapai puncak kejayaannnya dalam masa raja Nebukadnezar, 

Allah melalui Nabi Yesaya ini menubuatkan dengan jelas-jelas menge-

nai keruntuhannya, berkali-kali, supaya umat-Nya tidak usah gentar 

dengan kebangkitannya kala itu, ataupun merasa putus asa tidak 

akan mendapat kelepasan ketika menjadi tawanannya (Ayb. 5:3; 

Mzm. 37:35-36). Beberapa orang berpendapat bahwa Babel disebut di 

sini dengan padang karena, walaupun sekarang ia yaitu   sebuah 

kota yang dipadati penghuni, dahulunya merupakan sebuah padang 

gurun. Karena itulah kehancuran Babel begitu sering dinubuatkan 

oleh sang nabi Injil ini, karena kehancurannya merupakan perlam-

Kitab Yesaya 21:1-10 

 367 

bang dari kehancuran manusia berdosa, musuh besar jemaat Perjan-

jian Baru, yang dinubuatkan dalam Kitab Wahyu dalam banyak ung-

kapan yang dipinjam dari nubuat-nubuat Yesaya ini. Karena itu pula 

nubuat-nubuat Yesaya harus dibaca dan dipelajari oleh siapa saja 

yang ingin memahami nubuat dalam Kitab Wahyu. Di sini kita baca, 

I. Penyerbuan dan serangan dahsyat yang akan dilancarkan orang 

Madai dan Persia terhadap Babel (ay. 1-2). Mereka akan datang 

dari padang gurun, dari negeri yang dahsyat. Bagian utara Madai 

dan Persia, tempat para prajurit mereka terutama dilatih dengan 

keras, merupakan wilayah-wilayah tandus dan bergunung-gu-

nung, mengerikan bagi orang-orang asing yang hendak melewati-

nya, dan menghasilkan prajurit-prajurit yang sangat perkasa dan 

menakutkan. Elam (yaitu Persia) dipanggil untuk naik menyerbu 

Babel, dan bersama pasukan Madai, mengepungnya. Ketika Allah 

sudah bekerja seperti ini, maka sekalipun itu di padang gurun, di 

negeri yang menyeramkan sekalipun, Dia akan menemukan alat-

alat yang sesuai untuk digunakan-Nya. Pasukan ini datang seper-

ti puting beliung dari negeri yang dahsyat, begitu tiba-tiba, begitu 

kuat, begitu mengerikan, dengan suara riuh yang hebat, dan 

mengempaskan apa saja yang menghadang jalan mereka. Seperti 

yang biasanya terjadi dalam perkara seperti ini, beberapa orang 

akan membelot ke musuh: penggarong menggarong, perusak me-

rusak. Para sejarawan menceritakan bagaimana Gadatas dan 

Gobryas, dua pejabat tinggi raja Babel membelot ke Koresh, raja 

Persia, dan karena mengenal dengan baik semua jalan-jalan kota, 

mereka memimpin suatu regu pasukan langsung ke istana Babel, 

di mana raja Belsyazar dibunuh. Begitulah, dengan batuan peng-

garong menggarong, perusak merusak. Sebagian orang membaca-

nya demikian: Akan ada seorang penipu dari si penipu itu, yaitu 

Babel, dan seorang perusak dari si perusak itu, atau yang bisa di-

gabungkan menjadi, si penggarong akan digarong, dan si perusak 

akan dirusak, seperti dalam Yesaya 33:1. Orang Persia akan mem-

balas orang Babel dengan perbuatan mereka sendiri. Mereka yang 

dengan tipuan dan kekerasan, kecurangan dan pencurian, perang 

yang curang dan perjanjian palsu, memangsa tetangga, akan 

mengalami nasib serupa, dan dengan cara-cara yang sama akan 

dimangsa sendiri oleh orang lain. 


 368

II. Berbagai kesan berbeda yang diungkapkan mengenai orang-orang 

yang ada kaitanny