(2) Kehancuran itu sendiri, yang diperberat oleh jerih payah yang
sudah mereka berikan untuk memperbaiki negeri mereka dan
untuk menjadikannya lebih permai lagi.
[1] Lihatlah negeri itu pada masa menabur, semuanya tampak
seperti taman dan kebun anggur. Negeri yang permai itu
dipenuhi lagi dengan tanaman-tanaman yang permai, yang
terbaik dari yang ditumbuhkannya. Bahkan, begitu baik
dan penasaran para penduduknya sehingga, tidak puas
dengan tanaman-tanaman itu, mereka pergi ke semua
negeri tetangga untuk mencari cangkokan luar negeri, yang
semakin berharga lagi karena itu cangkokan asing, tidak
biasa, susah didapat, dan mahal harganya, meskipun
mungkin mereka sendiri memiliki tanaman-tanaman itu
yang tidak kalah bagus dengannya. Ini yaitu contoh dari
kesombongan dan keangkuhan mereka, dan (kesalahan
yang menghancurkan itu) keinginan mereka untuk menjadi
seperti bangsa-bangsa lain. Gandum, madu, dan minyak
yaitu bahan keperluan pokok mereka (Yeh. 27:17). Na-
mun, tidak puas dengan semua ini, mereka merasa harus
memiliki bunga-bunga dan tanaman-tanaman hijau dengan
nama-nama yang asing yang didatangkan dari bangsa-
bangsa lain, dan selain itu banyak perawatan dan jerih pa-
yah harus dihabiskan untuk menyediakan tanah yang
subur supaya tanaman-tanaman ini bertumbuh. Tanah ha-
rus diolah, dan harus ditutupi dengan plastik untuk melin-
dunginya, dan di pagi-pagi para petani harus bangun un-
tuk membuat benihnya bertumbuh, supaya dapat meng-
ungguli tanaman-tanaman tetangga mereka. Hiasan-hiasan
alam tidak boleh dipandang rendah sepenuhnya, tetapi
Kitab Yesaya 17:9-11
327
juga bodoh jika kita terlalu menyenanginya, dan memberi-
kan lebih banyak waktu, biaya, dan tenaga untuk meng-
urusnya lebih daripada yang layak diberikan, seperti yang
dilakukan banyak orang. Tetapi contoh ini di sini tampak
diberikan secara umum untuk menggambarkan ketekunan
mereka yang besar dalam mengolah tanah mereka, dan apa
yang mereka harapkan darinya sesuai dengan ketekunan
mereka itu. Mereka tidak ragu bahwa tanaman-tanaman
mereka akan bertumbuh dan berbunga. Akan tetapi,
[2] Lihatlah tanah yang sama itu pada waktu panen, semua-
nya seperti padang belantara, tempat yang suram dan me-
nyedihkan, bahkan bagi mereka yang melihatnya, apalagi
bagi para pemiliknya. Sebab panen akan segera lenyap,
semuanya menjadi kacau, pada hari kesakitan dan hari
penderitaan yang sangat payah. Sebelumnya panen biasa-
nya merupakan waktu untuk bersukacita, untuk bernyanyi
dan bersorak sorai (16:10). Tetapi panen kali ini dimakan
habis orang yang lapar (Ayb. 5:5), yang membuatnya men-
jadi hari kesakitan, terlebih lagi karena tanaman-tanaman
itu permai dan mahal (ay. 10), dan harapan-harapan mere-
ka melambung tinggi sepadan dengan itu. Adakalanya
panen menjadi hari kesakitan, jika hasilnya sedikit dan
cuacanya tidak mendartikel ng. Namun biarpun begitu ada
harapan bahwa panen berikutnya akan lebih baik. Tetapi
panen kali ini akan menjadi hari kepedihan tanpa harapan,
sebab mereka tidak hanya akan melihat hasil-hasil tahun
ini dibawa pergi, tetapi juga kepemilikan atas tanah itu ber-
ubah, dan para penakluk akan menjadi tuan atasnya. Da-
lam tafsiran yang agak luas dikatakan, panen akan dipindah-
kan (ke negeri atau perkemahan musuh [Ul. 28:33]) pada
hari pembagian warisan (ketika kamu menyangka akan me-
warisinya), dan akan ada penderitaan yang mematikan. Ini
merupakan alasan yang baik mengapa kita tidak boleh
menimbun harta kita dalam hal-hal yang dapat dirampas
dengan begitu cepat dari kita, melainkan dalam bagian yang
baik itu, yang tidak akan pernah diambil dari kita.
328
Hartikel man bagi Aram dan Israel
(17:12-14)
12 Wahai! Ributnya banyak bangsa-bangsa, mereka ribut seperti ombak laut
menderu! Gaduhnya sartikel -sartikel bangsa, mereka gaduh seperti gaduhnya air
yang hebat! 13 Sartikel -sartikel bangsa gaduh seperti gaduhnya air yang besar;
tetapi TUHAN menghardiknya, sehingga mereka lari jauh-jauh, terburu-buru
seperti sekam di tempat penumbukan dihembus angin, dan seperti dedak
ditiup puting beliung. 14 Menjelang waktu senja, sesungguhnya ada kedah-
syatan! Sebelum hari pagi, mereka sudah tidak ada lagi! Itulah bagian orang-
orang yang merampoki kita, dan itulah yang ditentukan bagi orang-orang
yang merampasi kita.
Ayat-ayat ini membacakan hartikel man bagi mereka yang merusak dan
merampok umat Allah. Jika orang Asyur dan Israel menyerang dan
menjarah Yehuda, jika pasukan Asyur menawan umat Allah dan
memorak-porandakan negeri mereka, maka hendaklah mereka tahu
bahwa kehancuran akan menjadi bagian dan jatah mereka. Mereka
digambarkan di sini,
1. Sedang bersorak kemenangan atas umat Allah. Mereka meng-
andalkan jumlah mereka. Pasukan Asyur terdiri atas berbagai
bangsa: mereka datang dari banyak bangsa-bangsa (ay. 12), dan
karena alasan itu mereka berharap akan mewujudkan kepenting-
an mereka. Mereka sangat bising, seperti ombak laut menderu.
Mereka omong besar, menggertak, dan mengancam, untuk mena-
kut-nakuti umat Allah supaya tidak melawan mereka, dan semua
sekutu umat Allah supaya tidak mengirimkan bantuan kepada
mereka. Sanherib dan juru minuman agung, dalam pidato-pidato
dan surat-surat mereka, mengeluarkan suara gaduh untuk mem-
buat ngeri Hizkia dan rakyatnya. Bangsa-bangsa yang mengikuti
mereka gaduh seperti gaduhnya air yang hebat, dan mereka
semua orang-orang perkasa, yang mengancam untuk melindas
siapa saja yang ada di hadapan mereka dan membawa pergi apa
saja yang menghalang-halangi mereka. Sungai-sungai telah meng-
angkat suaranya, sungai-sungai mengangkat bunyi hempasannya.
Seperti itulah keributan bangsa-bangsa, dan orang-orang kafir,
ketika mereka rusuh (Mzm. 2:1; 93:3).
2. Mereka dikalahkan dan disoraki oleh penghakiman-penghakiman
Allah. Mereka menyangka akan berhasil dengan kebisingan mere-
ka. Tetapi celakalah mereka (ay. 12), karena Ia, yaitu Allah, akan
menghardik mereka, Ia yang tidak dianggap mereka, yang tidak
mereka pedulikan, dan tidak mereka hormati. Ia akan menegor
Kitab Yesaya 17:12-14
329
mereka dengan tangan yang tak terlihat, dan mereka akan lari
jauh-jauh. Sanherib dan juru minuman agung, dan sisa-sisa pa-
sukan mereka, akan lari tunggang langgang ketakutan, dan akan
dikejar-kejar oleh kengerian mereka sendiri, seperti sekam di
tempat penumbukan terbang dihembus angin, dan seperti dedak
ditiup puting beliung, seperti tanaman berduri (demikian dalam
tafsiran yang agak luas). Mereka menjadikan diri mereka seperti
sekam dibawa angin (Mzm. 35:5) dan kemudian Malaikat TUHAN
(seperti dikatakan selanjutnya dalam kitab Mazmur itu), malaikat
yang sama yang sudah membunuh banyak orang dari mereka,
akan mengejar sisanya. Allah akan membuat mereka seperti
dedak yang beterbangan, atau benda yang bergulung-gulung, lalu
mengejar mereka dengan badai-Nya, dan mengejutkan mereka
dengan puting beliung-Nya (Mzm. 83:14, 16). Perhatikanlah, Allah
dapat membuat ciut nyali musuh-musuh jemaat-Nya ketika mere-
ka sedang merasa sangat berani dan percaya diri, dan mencerai-
beraikan mereka saat mereka tampak bersatu padu. Hal ini akan
dilakukan secara tiba-tiba (ay. 14): Menjelang waktu senja mereka
sangat menyusahkan, dan mengancam akan menimbulkan masa-
lah bagi umat Allah. Tetapi sebelum hari pagi, mereka sudah tidak
ada lagi. Pada waktu tidur mereka akan dibuat terlelap (Mzm.
76:6-7). Pada malam harilah sang malaikat menghancurkan
pasukan Asyur. Allah dalam sekejap saja dapat menghancurkan
kekuatan musuh-musuh jemaat-Nya, sekalipun kekuatan mereka
itu tampak sangat tangguh. Dan ini ditulis untuk membesarkan
hati umat Allah di segala zaman, ketika mereka mendapati bahwa
mereka bukanlah lawan yang sepadan bagi musuh-musuh mere-
ka. Sebab itulah bagian orang-orang yang merampoki kita, yaitu
mereka sendiri akan dirampok. Allah akan membela kepentingan
jemaat-Nya, dan mereka yang ikut campur hanya akan menyakiti
diri mereka sendiri.
PASAL 18
pa pun itu negeri yang dimaksud di sini dengan “negeri denging-
an sayap,” di sini ada malapetaka yang dinyatakan terhadapnya,
sebab Allah, demi umat-Nya, berseteru dengannya.
I. Mereka mengancam umat Allah (ay. 1-2).
II. Semua negeri tetangga dipanggil untuk mengamati apa yang
akan menjadi kesudahan perkara ini (ay. 3).
III. Meskipun Allah untuk sementara waktu tampak tidak peduli
terhadap penderitaan umat-Nya, Ia pada akhirnya akan tam-
pil melawan musuh-musuh mereka dan akan membinasakan
mereka secara luar biasa (ay. 4-6).
IV. Hal ini akan membawa kemuliaan yang sangat besar bagi
Allah (ay. 7).
Penghakiman-penghakiman Dinyatakan
(18:1-7)
1 Wahai! Negeri dengingan sayap di seberang sungai-sungai Etiopia, 2 yang
mengirim duta-duta melalui laut dalam perahu-perahu pandan mengarungi
permukaan air! Pergilah, hai utusan-utusan yang tangkas, kepada bangsa
yang jangkung dan berkulit mengkilap, kepada kaum yang ditakuti dekat dan
jauh, yakni bangsa yang berkekuatan ulet dan lalim, yang negerinya dilintasi
sungai-sungai! 3 Hai semua penduduk dunia, hai orang-orang yang mendiami
bumi! Apabila panji-panji dinaikkan di gunung-gunung, lihatlah; apabila
sangkakala ditiup, dengarlah! 4 Sebab beginilah firman TUHAN kepadaku:
“Aku akan menjenguk dari tempat kediaman-Ku dengan tidak bergerak,
seperti hawa panas yang mendidih waktu panas terik, seperti kabut embun
di panas musim menuai.” 5 Sebab sebelum musim buah, apabila waktu ber-
bunga sudah berakhir, dan gugusan putik menjadi buah anggur yang hendak
masak, maka TUHAN akan mengerat ranting-rantingnya dengan pisau pe-
mangkas, dan menyisihkan carang-carangnya dengan memancungnya. 6 Se-
muanya itu akan ditinggalkan bertumpuk-tumpuk bagi burung-burung buas
di pegunungan, dan bagi binatang-binatang di hutan. Pada musim panas
burung-burung buas akan bermukim di situ dan segala binatang hutan pada
A
332
musim dingin. 7 Pada waktu itu juga persembahan akan disampaikan kepada
TUHAN semesta alam dari kaum yang jangkung dan berkulit mengkilap, dan
dari kaum yang ditakuti dekat dan jauh, yakni bangsa yang berkekuatan ulet
dan lalim, yang negerinya dilintasi sungai-sungai, ke tempat nama TUHAN
semesta alam, yaitu gunung Sion.
Para penafsir betul-betul bingung di mana bisa menemukan negeri
yang terdapat di seberang sungai-sungai Kush ini. Sebagian orang
berpendapat itu Mesir, sebuah negeri bahari dan penuh dengan
sungai-sungai, negeri yang membujuk Israel untuk bergantung pada
mereka, namun ternyata hanya bambu yang patah terkulai. Tetapi
ada keberatan yang kuat terhadap pendapat ini, di mana dalam pasal
berikut negeri ini dibedakan dengan judul ucapan ilahi terhadap
Mesir. Ada juga yang berpendapat itu negeri Etiopia, dan membaca-
nya, yang terletak di dekat, atau di sekitar, sungai-sungai Etiopia.
Bukan Etiopia yang di Afrika, yang terletak di sebelah selatan Mesir,
melainkan yang kita sebut sebagai Arabia, yang terletak di sebelah
timur Kanaan, yang rajanya pada waktu itu yaitu Tirhaka. Ia
berniat melindungi orang-orang Yahudi, seolah-olah, di bawah de-
ngingan sayapnya, dengan mengalihkan perhatian raja Asyur secara
besar-besaran, ketika ia menggencarkan serangan ke negeri raja
Asyur, pada waktu raja Asyur menyerang Yerusalem (2Raj. 19:9).
Tetapi walaupun melalui duta-dutanya ia menantang raja Asyur, dan
mendorong orang-orang Yahudi untuk bergantung padanya, Allah
melalui sang nabi merendahkan dia, dan tidak mau maju bersama-
nya. Ia boleh saja mengambil jalannya sendiri, tetapi Allah akan
mengambil jalan lain untuk melindungi Yerusalem, sementara Ia
membiarkan upaya Tirhaka gagal dan pasukan Arabnya hancur.
Sebab pasukan Asyur akan menjadi hadiah atau korban bagi Tuhan
semesta alam, dan bagi tempat nama-Nya, melalui tangan malaikat,
dan bukan melalui tangan Tirhaka raja Etiopia (ay. 7). Ini yaitu
tafsiran yang sangat mungkin dari pasal ini. Tetapi dari petunjuk Dr.
Lightfoot, dalam karyanya Harmony of the Old Testament (Keselaras-
an Perjanjian Lama), saya cenderung memahami pasal ini sebagai
nubuat melawan Asyur, dan dengan demikian merupakan kelanjutan
dari nubuat dalam tiga ayat terakhir dari pasal sebelumnya, yang ka-
rena itu dengannya pasal ini harus digabungkan. Pasal sebelumnya
berbicara melawan pasukan Asyur yang sedang masuk menyerbu
Yehuda, sedangkan pasal ini berbicara melawan negeri Asyur itu
sendiri, yang terletak di seberang sungai-sungai Arabia, yaitu sungai
Efrat dan sungai Tigris, yang berbatasan dengan Padang Gurun
Kitab Yesaya 18:1-7
333
Arabia. Dengan menyebutnya negeri dengingan sayap, sang nabi tam-
pak merujuk pada apa yang sudah dikatakannya sendiri tentangnya
(8:8), bahwa sayap-sayapnya yang dikembangkan akan menutup se-
antero negerimu, ya Imanuel! Sang nabi mungkin saja menggambar-
kan orang Asyur dengan ungkapan-ungkapan yang gelap seperti itu,
dengan tidak menyebut nama mereka secara langsung, untuk alasan
yang sama seperti ketika Rasul Paulus, dalam nubuatnya, berbicara
tentang kekaisaran Romawi dengan menggunakan perkataan lain
yang sama maknanya: sekarang masih ada yang menahan (2Tes.
2:7). Berikut ini,
I. Upaya yang dilakukan oleh negeri ini (negeri apa pun itu) atas
bangsa yang jangkung dan berkulit mengkilap (ay. 2, KJV: bangsa
yang terserak dan terkuliti). Utusan-utusan yang tangkas dikirim
melalui jalan laut untuk menyatakan perang melawan mereka,
sebagai bangsa yang ditandai oleh Pemeliharaan ilahi, dan dihu-
kum (KJV) untuk diinjak-injak. Entah ini merujuk pada orang
Etiopia yang berperang melawan orang Asyur, atau orang Asyur
melawan orang Yehuda, hal itu mengajar kita,
1. Bahwa kaum yang ditakuti dekat dan jauh (KJV: kaum yang
ditakuti sejak dari awal), yang telah memperoleh nama dan
berpengaruh luar biasa besar, bisa saja akan terserak dan ter-
kuliti, dan bahkan akan dirusakkan oleh sungai-sungai mere-
ka sendiri, yang seharusnya memperkaya baik petani maupun
pedagang. Bangsa-bangsa yang dulu tangguh, dan yang sudah
membuat semuanya gentar terhadap mereka, bisa saja karena
suatu petaka yang terjadi membuat mereka langsung menjadi
hina dina dan menjadi mangsa yang empuk bagi bangsa-
bangsa sekitar yang mencela mereka.
2. Penguasa-penguasa dan negara-negara yang gencar ingin
memperbesar wilayah mereka akan selalu saja membuat alas-
an-alasan tertentu untuk berseteru dengan orang-orang yang
negerinya sedang mereka incar. “Bangsa itulah yang sudah
membuat kita takut, jadi kita harus membalas dendam ter-
hadap mereka. Bangsa itu sekarang terserak dan terkuliti, di-
hartikel m dan diinjak-injak, dan karena itu akan menjadi mang-
sa yang empuk bagi kita.” Mungkin negeri itu tidak dibuat
menjadi begitu rendah seperti yang mereka gambarkan. Umat
Allah diinjak-injak sebagai bangsa yang terserak dan terkuliti.
334
Tetapi siapa pun yang berpikir akan menelan mereka, akan
mendapati bahwa mereka masih menakutkan seperti sejak
dari awal. Mereka terlempar ke bawah, tetapi tidak ditinggal-
kan, tidak hancur.
II. Tanda bahaya yang diperdengarkan kepada bangsa-bangsa seki-
tar, yang dengannya mereka dipanggil untuk memperhatikan apa
yang hendak diperbuat Allah (ay. 3). Orang Etiopia dan orang
Asyur sudah berunding dan membuat rencana masak-masak.
Mereka menjanjikan banyak hal darinya bagi diri mereka sendiri,
dan dalam melaksanakannya, mereka mengirimkan duta-duta
dan utusan-utusan mereka dari satu tempat ke tempat lain.
Tetapi marilah sekarang kita mencari tahu apa yang dikatakan
Allah yang akbar terhadap semuanya ini.
1. Ia menaikkan panji-panji di gunung-gunung, meniup sangka-
kala, yang dengannya Ia menyatakan perang melawan musuh-
musuh jemaat-Nya, dan memanggil semua sahabat dan pe-
merhati jemaat untuk mendartikel ng jemaat itu (ay. 3). Ia mem-
berikan pengumuman bahwa Ia hendak melakukan suatu
pekerjaan yang besar, sebagai TUHAN semesta alam.
2. Seluruh dunia diperintahkan untuk memperhatikannya. Semua
penduduk bumi harus melihat panji-panji itu dan mendengar-
kan sangkakala itu, harus mengamati gerak-gerik pemeliharaan
ilahi dan memperhatikan petunjuk-petunjuk kehendak ilahi.
Biarlah semua orang berbaris di bawah panji Allah, berdiri di
pihak-Nya, dan mendengarkan sangkakala firman-Nya, yang
tidak memberikan suara yang samar-samar.
III. Kepastian yang diberikan Allah kepada nabi-Nya, yang oleh sang
nabi harus diberikan kepada umat-Nya, bahwa meskipun Allah
untuk sementara waktu mungkin tampak duduk-duduk saja se-
perti pengamat yang tidak peduli, namun Ia pasti dan pada waktu
yang tepat akan muncul untuk menghibur umat-Nya dan menga-
caukan musuh-musuh-Nya dan musuh-musuh mereka (ay. 4):
Beginilah firman TUHAN kepadaku. Manusia boleh mengeluarkan
perkatannya, tetapi Allah juga punya perkataan-Nya. Dan, sama
seperti kita bisa yakin bahwa firman-Nya akan tetap, demikian
pula Ia sering kali membisikkan firman itu ke telinga hamba-
hamba-Nya, para nabi. Ketika Ia berkata, Aku akan berdiam, bu-
Kitab Yesaya 18:1-7
335
kan berarti seolah-olah Ia sudah lelah memerintah dunia, atau
seakan-akan Ia butuh atau ingin undur darinya sejenak dan ber-
istirahat. Sebaliknya, itu berarti bahwa Allah yang akbar itu sung-
guh sempurna menikmati diri-Nya sendiri tanpa merasa tergang-
gu di tengah-tengah semua pergolakan dan perubahan dunia ini
(Tuhan bahkan duduk di atas sungai-sungai yang meluap tanpa
tergoyahkan. Sang Hikmat Kekal selalu tenang). Dan meskipun Ia
bagi umat-Nya mungkin kadang-kadang tampak seolah-olah tidak
memberikan perhatian yang diinginkan terhadap apa yang terjadi
di dunia bawah sini (mereka tergoda untuk berpikir bahwa Ia se-
perti orang yang tidur, atau seperti orang yang bingung [Mzm.
44:24; Yer. 14:9]), namun Ia tahu betul apa yang sedang dilaku-
kan manusia dan apa yang akan dilakukan-Nya sendiri.
1. Ia akan memelihara umat-Nya, dan menjadi tempat berlindung
bagi mereka. Ia akan memperhatikan tempat kediaman-Nya.
Mata dan hati-Nya terpatri, dan akan terus terpatri, pada
tempat kediaman-Nya itu untuk selama-lamanya. Sion yaitu
tempat kediaman-Nya untuk selama-lamanya, di mana Ia akan
berdiam. Ia akan merawatnya (demikian sebagian orang mem-
bacanya). Ia akan menghadapkan cahaya wajah-Nya kepada-
nya, akan mempertimbangkan apa yang harus dilakukan ber-
kenaan dengannya, dan pasti akan melakukan segala sesuatu
yang terbaik baginya. Ia akan memberikan penghiburan dan
penyegaran yang Dia sediakan bagi umat-Nya sesuai dengan
kegentingan perkara-perkara mereka. Oleh sebab itulah segala
penghiburan dan penyegaran itu akan diterima umat-Nya,
sebab datang tepat pada waktunya.
(1) Seperti udara panas cerah setelah hujan (demikian dalam taf-
siran yang agak luas), yang sangat menghidupkan dan me-
nyenangkan, dan membuat tumbuhan-tumbuhan berbunga.
(2) Seperti embun dan kabut embun di panas musim menuai,
yang sangat dinanti-nantikan, embun bagi tanah dan ka-
but bagi para pekerja. Perhatikanlah, pada Allah ada tem-
pat untuk berlindung dan menyegarkan diri bagi umat-Nya
dalam segala cuaca, dan pada Dia ada senjata-senjata yang
melindungi mereka dari segala ketidaknyamanan dari se-
tiap perubahan. Apakah cuacanya dingin? Dalam kebaik-
an-Nya ada yang akan menghangatkan mereka. Apakah
336
cuacanya panas? Dalam kebaikan-Nya ada yang akan men-
dinginkan mereka. Orang-orang besar memiliki rumah sen-
diri untuk musim dingin dan musim panas (Am. 3:15).
Tetapi orang-orang yang merasa betah berada bersama
Allah memiliki kedua-duanya dalam diri-Nya.
2. Ia akan mengadakan perhitungan dengan musuh-musuh-Nya
dan musuh-musuh mereka (ay. 5-6). Ketika pasukan Asyur
menjanjikan diri mereka sendiri dengan tuaian yang berlimpah
dalam merebut Yerusalem dan menjarah kota yang kaya itu,
ketika rancangan itu sudah berbunga, sebelum buah-buah
terkumpul, sewaktu buah anggur permusuhan mereka terha-
dap Hizkia dan rakyatnya masak menjadi gugusan putik, dan
rancangan mereka siap dilaksanakan, Allah akan menghan-
curkan pasukan itu dengan mudah. Ia akan menghancurkan-
nya seperti petani mengerat ranting-ranting pohon anggur
dengan pisau pemangkas, atau karena anggur belum masak
dan tidak bermanfaat untuk apa pun, dan tidak bisa diper-
baiki, petani itu menyisihkan carang-carangnya dengan me-
mancungnya. Ini tampak menunjuk pada kejatuhan pasukan
Asyur oleh malaikat pembinasa, ketika mayat-mayat tentara
berserakan seperti cabang-cabang dan ranting-ranting pohon
anggur liar, yang sudah dipotong-potong oleh petani. Semua-
nya itu akan ditinggalkan bertumpuk-tumpuk bagi burung-burung
buas di pegunungan, dan bagi binatang-binatang di hutan, untuk
mereka mangsa, baik di musim dingin maupun musim panas.
Sebab seperti halnya umat Allah dilindungi sepanjang musim
dalam setahun, baik di musim dingin maupun musim panas
(ay. 4), demikian pula musuh-musuh mereka sepanjang musim
rentan terancam bahaya. Burung-burung dan binatang-bina-
tang pemangsa akan mengancam mereka baik di musim panas
maupun musim dingin, sampai mereka hancur sepenuhnya.
IV. Persembahan pujian yang akan dibawa kepada Allah karena se-
muanya ini (ay. 7): Pada waktu itu juga, ketika hal ini sudah ter-
laksana, persembahan akan disampaikan kepada TUHAN semesta
alam.
1. Sebagian orang memahami hal ini sebagai pertobatan orang-
orang Etiopia di akhir zaman dan beriman kepada Kristus,
Kitab Yesaya 18:1-7
337
yang tentangnya kita mempunyai contoh dan permulaannya
dalam peristiwa Filipus membaptis sida-sida dari Etiopia (Kis.
8:27, dst.). Mereka yang dulunya yaitu bangsa yang terserak
dan terkuliti, yang dihartikel m dan diinjak-injak (ay. 2, KJV), akan
menjadi persembahan bagi Tuhan. Dan, meskipun mereka
tampak tidak berguna dan tidak berharga, mereka akan men-
jadi persembahan yang berkenan kepada Dia yang mengha-
kimi manusia dari ketulusan iman dan kasih mereka, dan
bukan dari kemegahan dan kemakmuran lahiriahnya. Oleh
karena itulah Injil disampaikan kepada bangsa-bangsa lain,
supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah
sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya (Rm. 15:16).
Sudah dinubuatkan (Mzm. 68:32) bahwa Etiopia bersegera
mengulurkan tangannya kepada Allah.
2. Sebagian yang lain memahaminya sebagai hasil jarahan pa-
sukan Sanherib, yang darinya, seperti biasanya, persembahan-
persembahan dibawa kepada TUHAN semesta alam (Bil. 31:50).
Persembahan itu yaitu persembahan dari sebuah bangsa
yang terserak dan terkuliti.
(1) Persembahan itu dimenangkan dari pasukan Asyur, yang
sekarang keadaannya merosot seperti keadaan Yehuda
yang mereka gambarkan dengan mencemooh (ay. 1). Mere-
ka yang secara semena-mena menginjak-injak orang lain
akan diinjak-injak juga seperti itu.
(2) Persembahan itu dipersembahkan oleh umat Allah, yang di-
sebut, secara menghina, sebagai bangsa yang jangkung dan
berkulit mengkilap (KJV: bangsa yang terserak dan terkuliti).
Allah akan memberikan kehormatan kepada umat-Nya, mes-
kipun manusia memberikan penghinaan kepada mereka.
Terakhir, cermatilah, persembahan yang disampaikan ke-
pada Tuhan semesta alam haruslah dibawa ke tempat nama
TUHAN semesta alam. Apa yang dipersembahkan kepada
Allah haruslah dipersembahkan dengan cara yang sudah
ditentukan-Nya. Kita harus memastikan bahwa kita datang
kepada-Nya, dan percaya Dia akan menjumpai kita, di tem-
pat Ia menuliskan nama-Nya.
PASAL 19
ama seperti Asyur yaitu tongkat yang menghancurkan bagi
Yehuda, yang dengannya ia dipartikel l, demikian pula Mesir yaitu
buluh yang patah, yang olehnya ia teperdaya. Oleh karena itulah
Allah berselisih dengan mereka berdua. Sebelumnya kita sudah
membaca tentang hartikel man yang menimpa orang Asyur. Sekarang di
sini kita mendapati ucapan ilahi terhadap Mesir, sebuah nubuat
tentang bangsa itu,
I. Bahwa bangsa itu akan sangat diperlemah dan direndahkan,
dan akan menjadi tercela di antara bangsa-bangsa sebagai-
mana sekarang ia besar. Hal itu terjadi sebagai dampak dari
penghakiman-penghakiman yang akan dijatuhkan Allah atas
mereka (ay. 1-17).
II. Bahwa pada akhirnya agama Allah yang kudus akan dibawa
ke Mesir, dan ditegakkan di sana, sebagian oleh orang-orang
Yahudi yang akan melarikan diri ke sana untuk berlindung,
tetapi secara lebih penuh oleh para pemberita Injil Kristus,
yang melalui pelayanan mereka jemaat-jemaat akan ditanam
di Mesir pada zaman Mesias (ay. 18-25). Hal ini akan meng-
imbangi secara berlimpah semua bencana yang diancamkan
di sini.
Hartikel man bagi Mesir
(19:1-17)
1 Ucapan ilahi terhadap Mesir. Lihat, TUHAN mengendarai awan yang cepat
dan datang ke Mesir, maka berhala-berhala Mesir gemetar di hadapan-Nya,
dan hati orang Mesir, merana hancur dalam diri mereka. 2 Aku akan mengge-
rakkan orang Mesir melawan orang Mesir, supaya mereka berperang, setiap
orang melawan saudaranya, dan setiap orang melawan temannya, kota
S
340
melawan kota, kerajaan melawan kerajaan; 3 semangat orang Mesir menjadi
hilang, dan rancangannya akan Kukacaukan; maka mereka akan meminta
petunjuk kepada berhala-berhala dan kepada tukang-tukang jampi, kepada
arwah dan kepada roh-roh peramal. 4 Aku akan menyerahkan orang Mesir ke
dalam tangan seorang tuan yang kejam, dan seorang raja yang bengis akan
memerintah mereka; demikianlah firman Tuhan, TUHAN semesta alam. 5 Air
dari sungai Nil akan habis, dan sungai itu akan menjadi tohor dan kering, 6
sehingga terusan-terusan akan berbau busuk, dan anak-anak sungai Nil
akan menjadi dangkal dan tohor, gelagah dan teberau akan mati rebah. 7
Rumput di tepi sungai Nil dan seluruh tanah pesemaian pada sungai Nil
akan menjadi kering ditiup angin dan tidak ada lagi. 8 Para nelayan akan
mengaduh dan berkabung, yaitu semua orang yang memancing di sungai Nil;
semua orang yang menjala di situ akan merana juga. 9 Orang-orang yang
mengolah lenan akan mendapat malu, demikian juga tukang-tukang tenun
kain putih. 10 Mereka yang menenun akan remuk hatinya, segala pekerja
upahan akan bersedih hati. 11 Para pembesar Zoan yaitu orang-orang bodoh
belaka; para penasihat Firaun yang paling bijaksana memberi nasihat yang
dungu. Bagaimanakah kamu dapat berkata kepada Firaun: “Aku ini anak
orang-orang bijaksana, anak raja-raja zaman purbakala?” 12 Di manakah
orang-orang bijaksanamu? Biarlah mereka mengumumkan kepadamu serta
memberitahukan apa yang diputuskan TUHAN semesta alam tentang Mesir.
13 Para pembesar Zoan bertindak tolol, para pembesar Memfis sudah teper-
daya; para pemuka sartikel -sartikel mereka telah memusingkan Mesir. 14 TUHAN
telah mencurahkan di antara mereka suatu roh kekacauan, dan mereka
memusingkan Mesir dalam segala usahanya, sehingga seperti seorang mabuk
yang pusing waktu muntah-muntah. 15 Dan tidak ada usaha Mesir yang akan
berhasil yang dilakukan oleh pemimpin dan pengikut, oleh pemuka dan
orang biasa. 16 Pada waktu itu orang-orang Mesir akan seperti orang-orang
perempuan; mereka akan gemetar dan terkejut terhadap tangan TUHAN
semesta alam yang diacungkan-Nya kepada mereka. 17 Maka tanah Yehuda
akan menimbulkan kegemparan di antara orang Mesir, dan siapa pun yang
teringat kepadanya akan terkejut mendengar keputusan TUHAN semesta
alam yang diambil-Nya mengenai mereka.
Meskipun negeri Mesir dulu pernah menjadi rumah perbudakan bagi
umat Allah, di mana mereka diperintah dengan keras selama itu, na-
mun di antara orang-orang Yahudi yang tidak percaya masih saja
banyak tertinggal kecenderungan hati nenek moyang mereka, yang
berkata, baiklah kita mengangkat seorang pemimpin, lalu pulang ke
Mesir. Pada setiap kesempatan mereka berharap pada Mesir untuk
mendapat pertolongan (30:2), dan ke sanalah mereka lari ketika ke-
adaan di negeri mereka menjadi luar biasa buruk, dengan tidak me-
matuhi perintah Allah yang jelas (Yer. 43:7). Juru minuman agung
mencela Hizkia dengan hal ini (36:6). Selama mereka tetap bersekutu
dengan Mesir, dan persekutuan mereka itu kuat, mereka tidak takut
akan penghakiman-penghakiman Allah. Sebab mereka bergantung
pada Mesir untuk melindungi mereka dari penghakiman-penghakim-
an itu. Tidak pula mereka bergantung pada kuasa Allah ketika mere-
ka sedang berada dalam kesusahan. Sebaliknya, Mesirlah yang
Kitab Yesaya 19:1-17
341
menjadi andalan mereka. Untuk mencegah semua kejahatan ini, Mesir
harus dipermalukan, dan banyak cara yang akan dipakai Allah, seperti
yang diberitahukan-Nya di sini kepada mereka, untuk mempermalu-
kan Mesir.
I. Dewa-dewa Mesir akan tampak bagi orang Yahudi dalam keadaan
mereka yang sebenarnya dan yang memang selalu begitu adanya,
yaitu bahwa mereka betul-betul tidak mampu menolong orang
Yahudi (ay. 1). “TUHAN mengendarai awan yang cepat dan datang
ke Mesir. Seperti seorang hakim yang duduk di kursi untuk meng-
adili dan menghartikel m para penjahat, atau seperti seorang jen-
deral maju ke medan pertempuran bersama pasukannya untuk
menumpas para pemberontak, demikian pula Allah akan men-
datangi Mesir dengan penghakiman-penghakiman-Nya. Dan apa-
bila datang, pasti Ia akan menang.“ Dalam semua ucapan ilahi
terhadap Mesir ini tidak disebutkan adanya musuh asing mana
pun yang menyerang mereka. Sebaliknya, Allah sendiri akan
datang melawan mereka, dan memunculkan penyebab-penyebab
kehancuran mereka dari antara mereka sendiri. Ia datang di atas
awan, mengatasi jangkauan perlawanan atau pertentangan. Ia
datang dengan bersegera dalam awan yang cepat, sebab pengha-
kiman atas mereka tidak tinggal berlama-lama apabila waktunya
sudah tiba. Ia mengendarai di atas sayap angin, dengan keagung-
an yang jauh mengungguli kemegahan dan semarak terhebat se-
kalipun dari raja-raja dunia. Ia menjadikan awan-awan sebagai
kendaraan-Nya (Mzm. 18:10; 104:3). Apabila Ia datang, berhala-
berhala Mesir gemetar, gemetar di hadapan-Nya, dan mungkin
dibuat jatuh seperti Dagon di depan tabut TUHAN. Isis, Osiris,
dan Apis, berhala-berhala Mesir yang ternama itu, karena dida-
pati tidak mampu menolong para penyembah mereka, tidak akan
diakui dan akan mereka tolak. Penyembahan berhala berurat akar
lebih dalam di Mesir daripada di negeri-negeri lain mana pun,
bahkan melebihi penyembahan-penyembahan berhala yang paling
tidak masuk akal di mana saja. Namun sekarang berhala-berhala
itu akan gemetar dan orang-orang Mesir akan malu dengan mere-
ka. Ketika Tuhan membawa orang Israel keluar dari Mesir, Ia
menjatuhkan hartikel man-hartikel man kepada para allah Mesir (Bil.
33:4). Jadi tidak heran jika, ketika Ia datang, para allah Mesir
mulai gemetar. Orang-orang Mesir akan meminta petunjuk kepada
342
berhala-berhala, ketika mereka sudah kehabisan akal, dan meminta
nasihat kepada tukang-tukang jampi dan roh-roh peramal (ay. 3),
tetapi semuanya sia-sia. Mereka melihat bahwa, kendati dengan itu
semua, kehancuran mereka akan segera datang menghampiri
mereka.
II. Pasukan Mesir, yang sudah termasyhur karena keberanian mere-
ka, akan merasa sangat berputus asa dan berkecil hati. Selama
itu, tidak ada kerajaan di dunia ini yang mempunyai cara lebih
baik dalam mempertahankan tentaranya untuk tetap mengabdi
selain orang-orang Mesir. Tetapi sekarang pahlawan-pahlawan
mereka, yang biasanya tersohor dengan keberanian mereka, akan
dinyatakan sebagai pengecut: Hati orang Mesir akan merana han-
cur dalam diri mereka, seperti lilin di depan api (ay. 1). Semangat
orang Mesir menjadi hilang (ay. 3). Tidak akan ada keinginan hati
maupun tekad untuk berdiri membela negeri mereka, kebebasan
mereka, dan harta milik mereka. Sebaliknya, dengan jinak dan me-
malukan mereka akan menyerahkan diri kepada pihak penyerbu
dan penindas. Orang Mesir akan menjadi seperti orang-orang perem-
puan (ay. 16). Mereka akan dibuat ketakutan dan kebingungan
oleh tanda bahaya terkecil sekalipun. Bahkan orang-orang yang
tinggal di jantung negeri itu, persis di bagian tengahnya, yang oleh
sebab itu yang paling jauh dari bahaya, akan dipenuhi ketakutan
seperti orang-orang yang berada di garis depan. Janganlah orang-
orang yang gagah berani merasa sombong atau aman, sebab Allah
dapat dengan mudah mematahkan semangat para pemimpin (Mzm.
76:13) dan menyebabkan mereka kehilangan akal (Ayb. 12:24).
III. Orang-orang Mesir akan terlibat dalam berbagai macam perseli-
sihan dan pertikaian tanpa akhir di antara mereka sendiri. Tidak
perlu membawa kekuatan asing kepada mereka untuk menghan-
curkan mereka, sebab mereka sendiri akan saling menghancur-
kan (ay. 2): Aku akan menggerakkan orang Mesir melawan orang
Mesir. Karena perpecahan dan permusuhan ini merupakan dosa
mereka, maka Allah bukanlah penyebabnya, itu datang dari hawa
nafsu manusia. Tetapi Allah, sebagai Hakim, membiarkannya ter-
jadi sebagai hartikel man bagi mereka, dan melalui perbedaan-per-
bedaan mereka yang menghancurkan, Ia menegur mereka sebagai
hartikel man atas persepakatan-persepakatan mereka yang penuh
Kitab Yesaya 19:1-17
343
dosa. Bukannya membantu satu sama lain, dan masing-masing
bertindak di tempatnya demi kebaikan bersama, sebaliknya, mere-
ka akan berperang, setiap orang melawan saudaranya, dan setiap
orang melawan temannya, yang seharusnya ia kasihi seperti diri-
nya sendiri. Kota melawan kota, kerajaan melawan kerajaan.
Mesir pada saat itu dibagi-bagi menjadi dua belas provinsi, atau
dinasti. Tetapi Psamtik, gubernur salah satu provinsi itu, dengan
mengadu domba satu provinsi dengan provinsi lain, pada akhir-
nya menjadikan dirinya tuan atas mereka semua. Kerajaan yang
terpecah-pecah melawan dirinya sendiri seperti itu akan segera
dibawa pada kehancuran. En quo discordiâ cives perduxit miseros!
– Oh betapa besar kemalangan yang menimpa sebuah bangsa
karena perselisihan di antara mereka sendiri! Bangsa akan dibawa
pada kemalangan ini oleh roh kekacauan, roh pertentangan, yang
bisa dicampur oleh Tuhan, seperti minuman keras yang dibuat
dari beberapa bahan, untuk orang-orang Mesir (ay. 14). Satu pihak
akan mendartikel ng satu hal melulu karena alasan bahwa pihak lain
tidak setuju dengan hal itu. Itulah roh kekacauan yang, jika ber-
campur dengan rencana-rencana orang banyak, cenderung lang-
sung menghancurkan kepentingan-kepentingan orang banyak itu.
IV. Pemerintahan mereka akan hancur semuanya, dan berubah men-
jadi kebodohan. Apabila Allah menghancurkan sebuah bangsa, Ia
akan mengacaukan rancangannya (ay. 3), dengan memunahkan
hikmat dari para pembesar negeri (Ayb. 12:20), atau dengan mem-
pertentangkan mereka satu dengan yang lain (seperti Husai dan
Ahitofel), atau juga dengan pemeliharaan-Nya Ia mematahkan
rancangan-rancangan mereka sekalipun itu sudah tampak tersu-
sun dengan baik. Sehingga para pembesar Zoan yaitu orang-
orang bodoh belaka: mereka memperbodoh satu sama lain, setiap
orang memperlihatkan kebodohannya sendiri, dan Pemeliharaan
ilahi memperbodoh mereka semua (ay. 11). Firaun memiliki pena-
sihat-penasihatnya yang bijaksana. Mesir terkenal dengan orang-
orang seperti itu. Tetapi para penasihat Firaun yang paling bijak-
sana memberi nasihat yang dungu. Mereka sudah kehilangan se-
gala ramalan mereka. Orang akan berpikir mereka sudah menjadi
tolol, dan tidak lagi mempunyai akal sehat. Maka dari itu, jangan-
lah orang memegahkan hikmatnya sendiri, atau bergantung pada-
nya, atau pada hikmat orang-orang di sekitarnya. Sebab Dia yang
344
memberikan pengertian bisa saja, jika Ia berkehendak, mengam-
bilnya kembali. Dan hikmat itu kemungkinan besar akan diambil
dari orang-orang yang memegahkan kebijaksanaan mereka, seper-
ti yang dilakukan oleh para penasihat Firaun di sini. Hikmat itu
juga akan diambil dari orang-orang yang memuji-muji diri sendiri
supaya dapat menduduki jabatan-jabatan penting di tengah ma-
syarakat, dengan cara memegahkan diri bahwa pemikiran mereka
penuh hikmat (“Aku ini anak orang-orang bijaksana, anak dari
Allah yang empunya kebijaksanaan, anak dari kebijaksanaan itu
sendiri,” kata seseorang. “Bapakku yaitu seorang penasihat pri-
badi terkemuka yang pada zamannya terkenal dengan kebijak-
sanaannya”), atau, ia berasal dari keturunan yang penuh marta-
bat dari keluarga pada masa lampau: “Aku yaitu ,” kata yang
lain, “anak raja-raja zaman purbakala.” Para bangsawan Mesir sa-
ngat memegahkan keturunan mereka di masa lampau, dengan
membuat catatan-catatan yang luar biasa tentang para penguasa
yang silih berganti selama lebih dari 10.000 tahun. Kecenderung-
an hati ini banyak menjangkiti mereka di sekitar waktu itu, seper-
ti yang tampak dari tulisan Herodotus. Yang biasa mereka megah-
kan yaitu bahwa Mesir itu usianya beberapa ribu tahun lebih
tua daripada bangsa lain mana pun. “Akan tetapi, di manakah
orang-orang bijaksanamu? (ay. 12). Cobalah mereka sekarang me-
nunjukkan kebijaksanaan mereka dengan meramalkan kehancur-
an apa yang akan menimpa bangsa mereka, dan mencegahnya,
kalau bisa. Cobalah mereka dengan segenap kemampuan mereka
mengetahui apa yang diputuskan TUHAN semesta alam tentang
Mesir, dan mempersenjatai diri mereka sesuai dengan itu. Wah,
begitu jauh kemampuan mereka untuk dapat melakukan hal ini,
sampai-sampai mereka sendiri justru melakukan berbagai hal
yang mengakibatkan kehancuran Mesir, dan mempercepatnya (ay.
13). Para pembesar Memfis tidak hanya tertipu oleh diri mereka
sendiri, mereka malah telah memusingkan Mesir, dengan membuat
raja-raja mereka memerintah secara sewenang-wenang” (yang de-
ngan itu mereka sendiri maupun rakyat mereka akan segera bi-
nasa). “Penguasa-penguasa Mesir sendiri, yang merupakan peno-
pang dan batu penjuru sartikel -sartikel Mesir, justru melakukan per-
buatan yang melemahkan Mesir.” Sungguh menyedihkan bagi
sebuah bangsa apabila orang-orang yang bertugas melindungi
mereka justru membantu mempercepat kehancuran mereka, dan
Kitab Yesaya 19:1-17
345
apabila tabib-tabib negeri justru yang menjadi penyakit ganas itu
sendiri bagi bangsa itu. Sangatlah memilukan juga apabila per-
kara-perkara yang menyangkut ketenteraman masyarakat begitu
jauh tersembunyi dari mata orang-orang yang dipercayai untuk
menangani rencana-rencana masyarakat umum, sehingga dalam
segala hal mereka membuat kesalahan besar dan mengambil
langkah-langkah yang keliru. Demikianlah yang terjadi di sini (ay.
14): Mereka memusingkan Mesir dalam segala usahanya. Setiap
langkah yang mereka tempuh yaitu langkah yang salah. Mereka
selalu keliru memahami tujuan atau sarananya, dan rancangan-
rancangan mereka semuanya goyah dan tidak pasti, seperti orang
mabuk yang muntah-muntah dan berjalan bergontai-gontai dan
tidak keruan bicaranya, tidak tahu apa yang dia katakan atau ke
mana ia pergi. Lihatlah betapa beralasan bagi kita untuk mendoa-
kan penasihat-penasihat tinggi dan abdi-abdi negara kita, yang me-
rupakan penopang dan berkat besar bagi negeri jika Allah memberi
mereka roh hikmat, tetapi justru sebaliknya jika Ia menyembunyi-
kan pengertian dari hati mereka.
V. Tongkat pemerintahan akan berubah menjadi ular kelaliman dan
penindasan (ay. 4): “Aku akan menyerahkan orang Mesir ke dalam
tangan seorang tuan yang kejam, bukan seorang asing, melainkan
salah seorang dari mereka sendiri, seorang yang akan memerintah
atas mereka dengan hak keturunan, tetapi yang akan menjadi
raja yang bengis dan memerintah mereka dengan keras.” Entah
kedua belas penguasa lalim yang menggantikan Seton, atau lebih
tepatnya Psamtik yang memulihkan kerajaan Mesir lagi, sebab
sang nabi berbicara tentang seorang tuan yang kejam. Nah, per-
lakuan biadab yang diberikan tuan-tuan Mesir kepada Israel ke-
punyaan Allah pada waktu dulu diingat untuk melawan mereka,
dan mereka dibalas dengan senjata mereka sendiri melalui Firaun
lain. Sangat menyedihkan bagi sebuah bangsa apabila kekuasa-
an-kekuasaan yang seharusnya membangun justru menghancur-
kan, dan apabila seperti ini tingkah rajanya, mereka dihancurkan
oleh orang-orang yang olehnya mereka seharusnya diperintah, se-
perti yang digambarkan dalam 1 Samuel 8:11 (in terrorem – untuk
menakut-nakuti orang).
346
VI. Mesir terkenal dengan sungai Nilnya, yang merupakan kekayaan,
kekuatan, dan keindahannya, dan yang mereka berhalakan. Nah,
di sini diancam bahwa air dari sungai Nil akan habis, dan sungai
itu akan menjadi tohor dan kering (ay. 5). Alam dalam hal ini tidak
akan menyokong mereka seperti yang sudah-sudah. Mesir tidak
pernah disirami air hujan dari langit (Za. 14:18, KJV), dan karena
itu kesuburan negeri mereka bergantung sepenuhnya pada
luapan sungai mereka. Oleh karena itu, jika sungai itu menjadi
kering, tanah mereka yang subur akan segera berubah menjadi
tandus dan panen-panen mereka akan berhenti: Seluruh tanah
pesemaian pada sungai Nil sudah pasti akan menjadi kering, akan
ditiup angin dan tidak ada lagi (ay. 7). Jika rumput di tepi sungai
Nil, persis di mulut sungai, menjadi layu, apalagi gandumnya, yang
terletak di tempat yang lebih jauh dari sungai, tetapi mendapatkan
air darinya. Namun ini belum semuanya. Mengeringnya sungai
mereka merupakan kehancuran,
1. Dari benteng-benteng mereka, sebab sungai itu yaitu sungai
pertahanan (ay. 6, KJV), yang membuat negeri itu sulit ditem-
bus oleh musuh. Sungai yang dalam yaitu garis pertahanan
yang kuat, dan paling sulit ditembus. Firaun dikatakan seba-
gai buaya yang besar, yang berbaring di tengah anak-anak
sungainya, dan yang dijaga oleh anak-anak sungai itu, dengan
menantang semua yang ada di sekitarnya (Yeh. 29:3). Tetapi
anak-anak sungai ini akan menjadi dangkal dan tohor, bukan
karena musuh, seperti Sanherib yang dengan telapak kakinya
mengeringkan segala sungai di Mesir (37:25), dan seperti Koresh,
yang menyergap Babel dengan mengalirkan sungai Efrat ke ba-
nyak anak sungai, melainkan melalui pemeliharaan Allah, yang
adakalanya mengubah pancaran-pancaran air menjadi tanah
gersang (Mzm. 107:33).
2. Musnahnya ikan mereka, yang di Mesir merupakan makanan
pokok mereka, lihat saja ingatan hina yang dipikirkan bani
Israel (Bil. 11:5): Kita teringat kepada ikan yang kita makan di
Mesir dengan tidak bayar apa-apa. Mengeringnya anak-anak
sungai akan mematikan ikan-ikan (Mzm. 105:29), dan dengan
demikian akan menghancurkan orang-orang yang pekerjaannya
(1) Menangkap ikan, entah dengan memancing atau menjala
(ay. 8). Mereka akan mengaduh dan berkabung, sebab usa-
Kitab Yesaya 19:1-17
347
ha mereka sudah berakhir. Tidak ada hal lain yang diratapi
oleh anak-anak dunia ini dengan sepenuh hati selain kehi-
langan apa yang dulu mereka kerjakan untuk mendapat
uang. Ploratur lachrymis amissa pecunia veris – Benar-benar
tulus air mata yang tumpah karena kehilangan uang.
(2) Memelihara ikan, supaya siap apabila dibutuhkan. Ada
orang-orang yang pekerjaannya membuat pintu air dan
kolam ikan (ay. 10, KJV). Tetapi mereka akan remuk hatinya
dan akan bersedih hati (KJV: apa yang ingin mereka tuju
dalam hal itu akan digagalkan). Usaha mereka akan gagal,
entah karena kekurangan air untuk mengisi kolam mereka
atau karena kekurangan ikan untuk mengisi air mereka.
Allah dapat menemukan cara-cara untuk membuat sebuah
negeri kehilangan apa yang bahkan menjadi bahan keperlu-
an pokoknya. Orang-orang Mesir sendiri mungkin ingat akan
ikan yang dulu mereka makan dengan tidak bayar apa-apa,
tetapi yang sekarang tidak dapat mereka miliki karena tidak
ada uang. Dan apa yang semakin memperberat hilangnya
keuntungan-keuntungan melalui sungai ini yaitu bahwa
itu terjadi karena perbuatan mereka sendiri (ay. 6): Terus-
an-terusan akan berbau busuk (KJV: Mereka akan menjauh-
kan sungai-sungai itu). Raja-raja dan para pembesar mere-
ka, untuk memuaskan angan-angan mereka sendiri, akan
mengalirkan air dari sungai utama ke rumah-rumah dan
tanah-tanah mereka sendiri yang jauh. Mereka lebih meng-
utamakan kenyamanan pribadi sendiri daripada kepenting-
an umum, dan dengan demikian secara perlahan-lahan ke-
kuatan sungai itu terasa melemah. Demikianlah banyak
orang pada akhirnya sangat merugikan diri sendiri melebihi
yang mereka pikirkan, yaitu mereka
[1] Yang berlagak lebih bijaksana daripada alam, dan berla-
gak ingin melakukan apa yang lebih baik bagi diri mere-
ka sendiri daripada yang sudah dilakukan alam.
[2] Yang mengutamakan kepentingan mereka sendiri lebih
daripada kebaikan bersama. Orang-orang seperti itu bo-
leh mencoba memuaskan diri sendiri, tetapi pasti tidak
bisa merasa puas, apabila demi mengejar kepentingan
sendiri mereka ikut andil dalam mendatangkan mala-
petaka bersama, yang mereka sendiri, pada akhirnya,
348
tidak bisa terhindar untuk ikut berbagi di dalamnya.
Herodotus memberi tahu kita bahwa Firaun Nekho (yang
memerintah tidak lama setelah ini), sewaktu berencana
membuat jalan raya melalui air dari Nilus ke Laut Merah,
mempekerjakan sejumlah besar orang untuk membuat
parit atau saluran untuk tujuan itu. Dalam usaha terse-
but ia membuat sungai itu rusak, kehilangan 120.000
rakyatnya, dan meninggalkan pekerjaan itu tanpa terse-
lesaikan.
VII. Mesir terkenal sebagai penghasil kain, tetapi perdagangan itu
akan hancur. Pedagang-pedagang Salomo berdagang kain tenun
dengan Mesir (1Raj. 10:28, KJV). Negeri mereka menghasilkan
lenan terbaik dan tangan terbaik untuk mengerjakannya. Tetapi
orang-orang yang mengolah lenan akan mendapat malu (ay. 9),
entah karena kekurangan lenan untuk dikerjakan atau karena
kekurangan permintaan terhadap apa yang sudah mereka kerja-
kan, atau kesempatan untuk menjualnya ke luar negeri. Merosot-
nya perdagangan melemahkan dan menguras habis sebuah bang-
sa, dan secara perlahan-lahan membawanya pada kehancuran.
Perdagangan Mesir pasti tenggelam, sebab (ay. 15) tidak ada
usaha apa-apa yang dapat dikerjakan Mesir. Dan apabila tidak
ada apa-apa untuk dikerjakan, tidak ada apa-apa yang akan di-
hasilkan. Usaha akan terhenti di mana-mana, tidak ada peker-
jaan yang akan berhasil dilakukan oleh pemimpin dan pengikut,
oleh pemuka dan orang biasa. Tidak ada apa-apa yang dapat
dikerjakan oleh kalangan tinggi atau rendah, lemah atau kuat.
Tidak ada rezeki (Za. 8:10). Perhatikanlah, berkembangnya se-
buah kerajaan banyak bergantung pada ketekunan rakyatnya.
Segala sesuatu baru kemungkinan akan berjalan dengan baik
apabila semua tangan bekerja, apabila pemimpin dan pemuka
tidak merasa hina untuk bekerja, dan pekerjaan-pekerjaan yang
dilakukan pengikut dan orang biasa tidak direndahkan. Tetapi
apabila kaum terpelajar menganggur, pedagang-pedagang besar
tidak memiliki persediaan, dan pedagang kerajinan tidak mem-
punyai apa-apa untuk dikerjakan, maka kemiskinan pun menim-
pa sebuah bangsa seperti seorang penyerbu dan seperti orang
yang bersenjata.
Kitab Yesaya 19:1-17
349
VIII. Kecemasan akan melanda semua orang Mesir. Mereka akan
gemetar dan terkejut (ay. 16), dan itu akan menjadi bukti bagi
terjadinya kemerosotan yang ada di mana-mana maupun sarana
dan pertanda dari kehancuran yang sepenuh-penuhnya. Ada
dua hal yang akan membuat mereka ketakutan seperti ini:
1. Apa yang mereka dengar dari tanah Yehuda, yang akan menim-
bulkan kegemparan di antara orang Mesir (ay. 17). Apabila
mereka mendengar tentang kerusakan-kerusakan yang dibuat
di Yehuda oleh pasukan Sanherib, maka mengingat dekatnya
tempat itu maupun persekutuan yang erat di antara mereka
dan Yehuda, maka mereka akan menyimpulkan bahwa pasti-
lah mereka akan menjadi giliran berikut untuk dimangsa oleh
pasukan yang berjaya itu. Ketika rumah tetangga mereka
terbakar, mereka tidak bisa tidak pasti melihat rumah mereka
sendiri terancam bahaya. Oleh karena itu, setiap orang Mesir
yang menyebut nama Yehuda akan merasa ketakutan sen-
diri, karena harus bersiap-siap menerima cawan pahit yang
akan segera ditaruh ke dalam tangannya.
2. Apa yang mereka saksikan di negeri mereka sendiri. Mereka
akan terkejut (ay. 16) terhadap tangan TUHAN semesta alam,
dan (ay. 17) akan terkejut mendengar keputusan TUHAN se-
mesta alam. Dari acungan tangan-Nya mereka akan menyim-
pulkan bahwa Ia sudah mengambil keputusan melawan Mesir
dan juga Yehuda. Karena jika penghakiman dimulai di rumah
Allah, di manakah akan berakhirnya? Sebab jikalau orang
berbuat demikian dengan kayu hidup, apakah yang akan
terjadi dengan kayu kering? Lihatlah di sini,
(1) Betapa Allah dengan mudah dapat membuat orang men-
jadi kengerian bagi diri mereka sendiri, yaitu mereka yang
tidak hanya merasa aman tetapi juga yang sudah menjadi
kengerian bagi semua orang di sekitar mereka. Hanya
dengan mengacungkan tangan-Nya atas mereka, atau me-
letakkannya pada sebagian dari tetangga-tetangga mereka,
maka hati yang paling berani pun akan segera gemetar.
(2) Betapa baik dan pantas bagi kita untuk takut terhadap
Allah apabila Ia baru mengacungkan tangan-Nya atas kita,
dan untuk merendahkan diri di bawah tangan-Nya yang
kuat apabila tangan-Nya baru mengancam kita, terutama
350
apabila kita melihat putusan-Nya ditetapkan melawan kita.
Sebab siapa yang dapat mengubah putusan-Nya?
Janji-janji kepada Mesir
(19:18-25)
18 Pada waktu itu akan ada lima kota di tanah Mesir yang berbicara bahasa
Kanaan dan yang bersumpah demi TUHAN semesta alam. Satu di antaranya
akan disebutkan Ir-Heres. 19 Pada waktu itu akan ada mezbah bagi TUHAN di
tengah-tengah tanah Mesir dan tugu peringatan bagi TUHAN pada perbatas-
annya. 20 Itu akan menjadi tanda kesaksian bagi TUHAN semesta alam di
tanah Mesir: apabila mereka berseru kepada TUHAN oleh karena orang-orang
penindas, maka Ia akan mengirim seorang juruselamat kepada mereka, yang
akan berjuang dan akan melepaskan mereka. 21 TUHAN akan menyatakan
diri kepada orang Mesir, dan orang Mesir akan mengenal TUHAN pada waktu
itu; mereka akan beribadah dengan korban sembelihan dan korban sajian,
dan mereka akan bernazar kepada TUHAN serta membayar nazar itu. 22
TUHAN akan menghajar orang Mesir, akan menghajar dan menyembuhkan;
dan mereka akan berbalik kepada TUHAN dan Ia akan mengabulkan doa
mereka serta menyembuhkan mereka. 23 Pada waktu itu akan ada jalan raya
dari Mesir ke Asyur, sehingga orang Asyur dapat masuk ke Mesir dan orang
Mesir ke Asyur, dan Mesir akan beribadah bersama-sama Asyur. 24 Pada
waktu itu Israel akan menjadi yang ketiga di samping Mesir dan di samping
Asyur, suatu berkat di atas bumi, 25 yang diberkati oleh TUHAN semesta
alam dengan berfirman: “Diberkatilah Mesir, umat-Ku, dan Asyur, buatan
tangan-Ku, dan Israel, milik pusaka-Ku.”
Dari balik awan-awan yang tebal dan menakutkan dari nubuat sebe-
lumnya, menyingsinglah surya penghiburan di sini, dan itu yaitu
surya kebajikan. Masih saja Allah menyimpan belas kasihan bagi
Mesir, dan Dia akan menunjukkannya, bukan dengan menghidupkan
kembali usaha dagang mereka dan mengisi lagi sungai mereka,
melainkan terlebih dengan membawa agama yang benar ke tengah-
tengah mereka, dengan memanggil mereka untuk menyembah satu-
satunya Allah yang hidup dan benar, dan menerima mereka di dalam
penyembahan itu. Berkat-berkat anugerah ini jauh lebih berharga
daripada semua berkat alam yang dengannya Mesir diperkaya. Kita
tidak mengetahui peristiwa apa saja yang telah terjadi yang bisa
dianggap telah menggenapi secara penuh nubuat ini selain daripada
pertobatan Mesir pada iman kepada Kristus, melalui pemberitaan
(seperti yang dianggap demikian) oleh Markus sang penulis Injil, dan
didirikannya banyak jemaat Kristen di sana, yang tumbuh subur
selama berabad-abad. Banyak nubuat dari kitab ini menunjuk pada
zaman Mesias. Jadi bisa saja nubuat ini juga demikian bukan? Bu-
kan hal yang tidak biasa untuk membicarakan anugerah-anugerah
Kitab Yesaya 19:18-25
351
dan ketetapan-ketetapan Injil di dalam bahasa ketetapan-ketetapan
Perjanjian Lama. Dan, dalam nubuat-nubuat ini, kata-kata itu, pada
waktu itu, mungkin tidak selalu merujuk pada apa yang terjadi persis
sebelumnya, tetapi memiliki arti khusus yang menunjuk pada hari
yang sudah begitu lama ditetapkan, dan begitu sering dibicarakan,
ketika cahaya pagi yang menyingsing dari atas akan mengunjungi
dunia yang gelap ini. Namun bukan tidak mungkin (seperti yang
diduga sebagian orang) bahwa nubuat ini digenapi secara sebagian
ketika orang-orang Yahudi yang melarikan diri dari negeri mereka itu
berlindung di Mesir, sewaktu Sanherib menyerbu negeri mereka.
Ketika itu mereka membawa serta agama mereka ke sana, dan
karena tergugah untuk hidup bersungguh-sungguh oleh masalah-
masalah yang sedang menimpa mereka, mereka mengakui agama
mereka di sana secara terang-terangan dan berapi-api, dan ikut
berperan dalam membawa banyak orang Mesir untuk memeluknya.
Ini merupakan pertanda dan contoh dari panen jiwa-jiwa yang lebih
berlimpah yang akan dikumpulkan kepada Allah melalui pemberitaan
Injil Kristus. Yosefus (sejarawan Yahudi yang hidup antara abad
keempat dan kesebelas – pen.) memang memberi tahu kita bahwa
Onias, anak imam besar Onias, yang hidup sebagai orang buangan di
Aleksandria, Mesir, mendapat izin dari Ptolemeus Filometer, raja
Mesir kala itu, dan Cleopatra ratunya, untuk membangun sebuah
bait suci bagi Allah Israel, seperti yang ada di Yerusalem, di Bubastis,
Mesir. Ia mengaku mendapat mandat untuk melakukannya dari
nubuat dalam Yesaya ini, bahwa akan ada mezbah bagi TUHAN di
tengah-tengah tanah Mesir. Dan ibadah kepada Allah, demikian tegas
Yosefus, terus berlanjut di sana selama sekitar 333 tahun, sebelum
bait suci itu ditutup oleh Paulinus segera setelah penghancuran
Yerusalem oleh bangsa Romawi, lihat Antiq. 13.62-79, dan Jewish
War (Perang Yahudi) 7.426-436. Akan tetapi, bait suci tersebut
dipandang oleh orang-orang Yahudi yang saleh sebagai suatu hal
yang sangat tidak patut, dan suatu penghinaan terhadap bait Allah di
Yerusalem, sehingga kita tidak bisa menganggap bahwa nubuat ini
digenapi di dalam peristiwa itu.
Cermatilah bagaimana pertobatan Mesir digambarkan di sini.
I. Mereka akan berbicara bahasa Kanaan, bahasa suci, bahasa Kitab
Suci. Mereka tidak hanya akan memahaminya, tetapi juga meng-
gunakannya (ay. 18). Mereka akan memperkenalkan bahasa itu di
352
antara mereka, dan mereka akan bebas bercakap-cakap dengan
umat Allah, dan bukan, seperti yang dulu biasa mereka lakukan,
melalui seorang juru bahasa (Kej. 42:23). Perhatikanlah, anugerah
yang mempertobatkan, dengan mengubah hati, mengubah baha-
sa. Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. Lima kota di
Mesir akan berbicara bahasa ini. Begitu banyak orang Yahudi
yang akan datang untuk tinggal di Mesir, dan mereka akan ber-
anak cucu begitu banyak di sana, sehingga dalam waktu sebentar
saja mereka akan memenuhi lima kota, salah satunya yaitu Ir-
Heres, atau kota matahari, Heliopolis, di mana matahari disem-
bah, kota yang paling terkenal keburukannya dari semua kota
Mesir karena penyembahan berhala. Bahkan di sana akan ada
pembaruan yang menakjubkan, mereka akan berbicara bahasa
Kanaan. Atau itu dapat dipandang seperti ini, sebagaimana kita
mengartikannya – bahwa untuk setiap lima kota yang akan me-
meluk agama Allah, akan ada satu kota (bagian keenam dari kota-
kota Mesir) yang menolaknya, dan kota itu akan disebut kota
kehancuran (KJV), karena ia menolak jalan-jalan keselamatan.
II. Mereka akan bersumpah kepada Tuhan semesta alam, tidak ha-
nya bersumpah demi Dia, dengan memberi-Nya kehormatan da-
lam berseru kepada-Nya, seperti yang dilakukan semua bangsa
kepada para dewa yang mereka sembah, tetapi juga mereka de-
ngan sumpah yang khidmat dan nazar akan mengabdikan diri
mereka bagi kehormatan-Nya dan mengikat diri untuk melayani-
Nya. Mereka akan bersumpah untuk melekat kepada-Nya dengan
kesungguhan hati, dan akan menyembah-Nya, bukan sekali-sekali,
melainkan terus-menerus. Mereka akan bersumpah setia kepada-
Nya sebagai Raja mereka, kepada Kristus, yang kepada-Nya semua
penghakiman diserahkan.
III. Mereka akan mengadakan ibadah umum kepada Allah di negeri
mereka (ay. 19): Akan ada mezbah bagi TUHAN di tengah-tengah
tanah Mesir, mezbah di mana mereka akan beribadah dengan kor-
ban sembelihan dan korban sajian (ay. 21). Oleh karena itu, iba-
dah itu harus dipahami secara rohani. Kristus, sang Mezbah
agung, yang menguduskan setiap pemberian, akan diakui di sana,
dan korban-korban Injili berupa doa dan pujian akan dipersem-
bahkan. Sebab menurut hartikel m Musa tidak boleh ada mezbah
Kitab Yesaya 19:18-25
353
korban selain di Yerusalem. Dalam Kristus Yesus semua pem-
bedaan di antara bangsa-bangsa dihapuskan. Dengan demikian,
suatu mezbah rohani, suatu jemaat Injili, di tengah-tengah negeri
Mesir pun akan berkenan bagi Allah sama seperti yang ada di
tengah-tengah negeri Israel. Dan korban-korban rohani berupa
iman dan kasih, dan hati yang bertobat, pada pemandangan Allah
itu lebih baik dari pada sapi jantan, dari pada lembu jantan.
IV. Akan tampak wajah agama pada bangsa itu, dan pengakuan ber-
agama akan diungkapkan secara terang-terangan, yang akan terli-
hat oleh semua orang yang datang ke tengah-tengah mereka.
Bukan hanya di jantung negeri itu, melainkan juga bahkan pada
perbatasannya, akan ada tugu peringatan, atau tugu-tugu peri-
ngatan yang bertuliskan, bagi Yehovah, bagi kehormatan-Nya,
seperti sebelumnya sudah ada tugu-tugu seperti itu yang didiri-
kan untuk menghormati dewa-dewa palsu. Segera setelah orang
asing masuk ke perbatasan Mesir, ia dapat mengetahui Allah apa
yang mereka sembah. Orang-orang yang melayani Allah tidak
boleh malu mengakui Dia, tetapi harus menjadi yang terdepan
dalam melakukan apa saja yang bisa memberikan tanda kesaksi-
an bagi Tuhan semesta alam. Bahkan di negeri Mesir Ia mempu-
nyai sebagian orang yang setia menyembah-Nya, yang memegah-
kan hubungan mereka dengan-Nya, dan yang menjadikan nama-
Nya sebagai menara atau benteng yang kuat di perbatasan negeri
mereka, yang dengannya pantai-pantai mereka dibentengi dari
semua penyerang.
V. Karena dilanda kesusahan, mereka akan mencari Allah, dan Ia
akan ditemukan oleh mereka. Dan itu akan menjadi tanda kesak-
sian bagi TUHAN semesta alam bahwa Ia yaitu Allah yang
mendengarkan doa, dan kepada-Nyalah datang semua yang hidup
(ay. 20). Lihat Mazmur 65:3. Ketika mereka berseru kepada Allah
oleh karena penindas-penindas mereka, yaitu tuan-tuan kejam
yang akan memerintah mereka (ay. 4), Ia akan mengabulkan doa
mereka (ay. 22), kendati Ia sudah berkata kepada umat-Nya
Israel, yang sudah memilih sendiri untuk mempunyai raja seperti
itu, bahwa mereka akan berteriak karena raja mereka yang mere-
ka pilih itu, tetapi Dia tidak akan menjawab mereka (1Sam. 8:18).
354
VI. Mereka akan mendapat kepentingan di dalam Sang Penebus yang
agung. Ketika mereka hidup di bawah penindasan tuan-tuan yang
kejam, mungkin Allah di suatu waktu membangkitkan bagi mereka
para pembebas yang perkasa, seperti yang dilakukan-Nya untuk
Israel pada zaman hakim-hakim. Dan melalui mereka, meskipun Ia
sudah memartikel l negeri itu, Ia menyembuhkannya lagi. Kemudian,
setelah mereka kembali kepada Allah di jalan kewajiban, Ia kem-
bali kepada mereka di jalan belas kasihan, dan memperbaiki retak-
retak di negara mereka yang sudah goyah. Sebab orang-orang
Mesir yang bertobat akan sama-sama berkenan pada Allah seperti
orang-orang Niniwe yang bertobat. Tetapi semua pembebasan yang
dilakukan bagi mereka ini, seperti pembebasan-pembebasan bagi
Israel, hanyalah merupakan perlambang dari keselamatan Injili.
Tidak diragukan lagi bahwa Yesus Kristuslah Juruselamat yang
akan berjuang yang dibicarakan di sini, yang kabar baik tentang-
Nya akan dikirimkan Allah kepada orang-orang Mesir, dan yang
melalui-Nya Ia akan melepaskan mereka dari tangan semua musuh
mereka, supaya mereka dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut
(Luk. 1:74-75). Yesus Kristus membebaskan bangsa-bangsa bukan
Yahudi dari perhambaan terhadap berhala-berhala yang bisu, dan
Ia sendiri betul-betul mendapatkan mereka melalui tebusan dan
juga memberitakan kebebasan bagi para tawanan.
VII. Pengetahuan tentang Allah akan meraja di antara mereka (ay. 21).
1. Mereka akan mendapat sarana pengetahuan. Selama berabad-
abad Allah terkenal hanya di Yehuda, sebab hanya di sana
ditemukan sabda-sabda hidup. Tetapi sekarang TUHAN, dan
nama serta kehendak-Nya, akan dinyatakan kepada orang
Mesir. Mungkin ini secara sebagian merujuk pada penerjemah-
an Perjanjian Lama dari bahasa Ibrani ke dalam bahasa Yu-
nani oleh ketujuh puluh ahli itu (Septuaginta – pen.), yang
dilakukan di Aleksandria, Mesir, oleh perintah Ptolemeus, raja
Mesir. Itu pertama kalinya Kitab Suci diterjemahkan ke dalam
suatu bahasa lain. Melalui bantuan ini (setelah kerajaan
Yunani memperkenalkan bahasa mereka ke negeri itu) Tuhan
menyatakan diri kepada orang Mesir, dan memang itu merupa-
kan pertanda dan sarana yang membahagiakan bagi dikenal-
nya Tuhan lebih lanjut.
Kitab Yesaya 19:18-25
355
2. Mereka akan diberi anugerah untuk memanfaatkan sarana-
sarana itu. Dijanjikan bahwa tidak hanya Tuhan akan dikenal
orang Mesir, tetapi juga bahwa orang Mesir akan mengenal
TUHAN. Mereka akan menerima dan menyambut terang yang
diberikan kepada mereka, dan akan menyerahkan diri pada
kuasanya. Tuhan memang dikenal bangsa kita, namun saya
takut ada banyak orang dari bangsa kita yang tidak mengenal
Tuhan. Tetapi janji dari perjanjian baru yaitu bahwa semua
akan mengenal Tuhan, dari yang kecil sampai kepada yang
besar, dan janji itu pasti untuk semua keturunan. Dampak
dari pengenalan akan Allah ini yaitu bahwa mereka akan ber-
nazar kepada TUHAN serta membayar nazar itu. Sebab kalau
orang tidak mengenal Allah dengan benar, dia tidak akan mau
menyerahkan diri di bawah kewajiban-kewajiban yang meng-
ikatnya kepada Tuhan, atau ia tidak akan menjalankan kewa-
jiban-kewajiban itu dengan baik.
VIII. Mereka akan masuk ke dalam persekutuan orang-orang kudus.
Karena sudah bersatu dengan Tuhan, mereka akan ditambahkan
ke dalam jemaat, dan bergabung bersama semua orang kudus.
1. Semua permusuhan akan dihancurkan. Sudah ada pertikai-
an-pertikaian mematikan yang berlangsung lama di antara
Mesir dan Asyur di kala itu. Mereka sering kali berperang
satu dengan yang lain, tetapi sekarang akan ada jalan raya
dari Mesir ke Asyur (ay. 23), perhubungan yang membahagia-
kan akan dibereskan di antara kedua bangsa itu. Mereka
akan berdagang satu dengan yang lain, dan segala sesuatu
yang terjadi di antara mereka akan dibereskan. Orang Mesir
akan beribadah (akan menyembah Allah yang benar) ber-
sama-sama Asyur, dan karena itu orang-orang Asyur akan
datang ke Mesir dan orang-orang Mesir ke Asyur. Perhatikan-
lah, sudah sepatutnya orang-orang yang bersekutu dengan
Allah yang sama, melalui Pengantara yang sama, menjaga
perhubungan yang serasi satu dengan yang lain. Mengingat
kita bertemu di takhta anugerah yang sama, dan melayani
satu sama lain dalam pekerjaan agama yang sama, seharus-
nya itu mengakhiri segala permusuhan yang memanas, dan
merajut hati kita satu sama lain dalam kasih yang kudus.
356
2. Bangsa-bangsa bukan Yahudi tidak hanya akan bersekutu
satu sama lain dalam kawanan Injil di bawah Kristus Sang
Gembala agung, tetapi juga mereka semua akan bersatu
dengan orang-orang Yahudi. Ketika Mesir dan Asyur menjadi
rekan dalam melayani Allah, Israel akan menjadi yang ketiga
di samping mereka (ay. 24). Mereka akan menjadi tali tiga
lembar yang tak mudah diputuskan. Hartikel m keupacaraan,
yang sudah lama menjadi dinding pemisah antara orang-orang
Yahudi dan orang-orang bukan Yahudi, akan diruntuhkan,
lalu mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.
Dengan bersatu seperti itu, mereka akan menjadi suatu berkat
di atas bumi, yang diberkati oleh TUHAN semesta alam (ay. 24-
25).
(1) Israel akan menjadi berkat bagi mereka semua, karena Is-
raellah yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya
sebagai manusia, dan Israellah yang merupakan cabang-
cabang alami dari pohon zaitun yang baik, yang pada
awalnya mendapat bagian dalam akar pohon yang penuh
getah, sedangkan bangsa-bangsa bukan Yahudi hanya
dicangkokkan di antara mereka (Rm. 11:17). Israel terletak
di antara Mesir dan Asyur, dan Israel menjadi berkat bagi
mereka berdua dengan mempertemukan mereka di dalam
firman Tuhan yang keluar dari Yerusalem itu, dan dari
jemaat yang pertama kali didirikan di tanah Israel itu. Qui
conveniunt in aliquo tertio inter se conveniunt – Orang-orang
yang bertemu di dalam pihak ketiga sudah bertemu satu
sama lain. Israel yaitu pihak ketiga itu yang di dalamnya
Mesir dan Asyur bersepakat, dan karena itu ia menjadi
berkat. Sebab orang-orang yang berperan dalam memper-
satukan pihak-pihak yang berselisih sungguh menjadi
berkat yang nyata dan besar bagi angkatan mereka.
(2) Mereka semua akan menjadi berkat bagi dunia: demikian
pula dengan jemaat Kristen, yang terdiri atas orang-orang
Yahudi dan orang-orang bukan Yahudi. Jemaat Kristen
yaitu keindahan, kekayaan, dan penopang dunia.
(3) Mereka semua akan diberkati Tuhan.
[1] Mereka semua akan diakui oleh Dia sebagai kepunya-
an-Nya. Meskipun Mesir sebelumnya yaitu rumah per-
Kitab Yesaya 19:18-25
357
budakan bagi umat Allah, dan Asyur sudah menyerang
mereka secara tidak adil, semuanya itu sekarang akan
dimaafkan dan dilupakan, dan mereka akan disambut
Allah seperti halnya Israel. Mereka semua sama-sama
merupakan umat-Nya yang Dia bawa di bawah perlin-
dungan-Nya. Mereka dibentuk oleh Dia, sebab mereka
yaitu buatan tangan-Nya. Bukan hanya sebagai se-
buah umat, melainkan juga sebagai umat-Nya. Mereka
dibentuk untuk Dia, sebab mereka yaitu milik pusa-
ka-Nya, berharga di mata-Nya, dan kesayangan-Nya,
dan dari mereka Ia mendapat kehormatan dari dunia
bawah ini.
[2] Mereka secara bersama-sama akan diakui oleh Dia se-
bagai sama-sama kepunyaan-Nya, sebagai milik-Nya
bersama. Mereka semua akan berbagi dalam berkat
yang satu dan sama. Perhatikanlah, orang-orang yang
dipersatukan dalam kasih dan berkat Allah haruslah,
karena alasan itu, bersatu seorang dengan yang lain di
dalam kasih.
PASAL 20
asal ini yaitu nubuatan tentang penggiringan orang banyak,
baik orang Mesir maupun orang Etiopia ke dalam penawanan
oleh raja Asyur. Dalam pasal ini kita temukan,
I. Tanda yang dengannya peristiwa ini dinubuatkan. Tanda ter-
sebut yaitu sang nabi bepergian selama beberapa waktu de-
ngan bertelanjang kaki dan nyaris telanjang, layaknya se-
orang tawanan yang malang (ay. 1-2).
II. Penjelasan mengenai tanda tersebut, dengan penerapannya
terhadap Mesir dan Etiopia (ay. 3-5).
III. Pelajaran yang harus diambil oleh umat Allah dari nubuatan
ini, yaitu untuk tidak pernah mengandalkan kekuatan manu-
sia, karena mereka akan teperdaya olehnya (ay. 6).
Ancaman terhadap Mesir
(20:1-6)
1 Pada tahun ketika panglima yang dikirim oleh Sargon, raja Asyur, tiba di
Asdod lalu memerangi dan merebutnya, 2 pada waktu itu berfirmanlah TUHAN
melalui Yesaya bin Amos. Firman-Nya: “Pergilah dan bukalah kain kabung
dari pinggangmu dan tanggalkanlah kasut dari kakimu,” lalu iapun berbuat
demikian, maka berjalanlah ia telanjang dan tidak berkasut. 3 Berfirmanlah
TUHAN: “Seperti hamba-Ku Yesaya berjalan telanjang dan tidak berkasut tiga
tahun lamanya sebagai tanda dan alamat terhadap Mesir dan terhadap
Etiopia, 4 demikianlah raja Asyur akan menggiring orang Mesir sebagai ta-
wanan dan orang Etiopia sebagai buangan, tua dan muda, telanjang dan
tidak berkasut dengan pantatnya kelihatan, suatu penghinaan bagi Mesir. 5
Maka orang akan terkejut dan malu karena Etiopia, pokok pengharapan me-
reka, dan karena Mesir, kebanggaan mereka. 6 Dan penduduk tanah pesisir
ini akan berkata pada waktu itu: Lihat, beginilah nasib orang-orang yang
kami harapkan, kepada siapa kami melarikan diri minta pertolongan supaya
diselamatkan dari raja Asyur. Bagaimana mungkin kami terluput?”
P
360
Di sini Allah, sebagai Raja atas bangsa-bangsa, membawa bencana
yang menyakitkan atas Mesir dan Etiopia, tetapi, sebagai Raja atas
orang-orang kudus, mendatangkan hal yang baik bagi umat-Nya dari
peristiwa itu. Perhatikanlah,
I. Tanggal nubuat ini. Nubuat ini terjadi pada tahun ketika Asdod,
kota yang kuat dari orang Filistin (tetapi beberapa orang berpikir
bahwa belakangan kota itu direbut kembali dari mereka oleh
Hizkia, ketika ia mengalahkan orang Filistin sampai ke Gaza
[2Raj. 18:8]), dikepung dan direbut oleh tentara Asyur. Tidak jelas
pada tahun ke berapa dari pemerintahan Hizkia, namun peristiwa
itu begitu dahsyatnya sehingga orang yang hidup pada masa nu-
buat itu dikeluarkan dapat menentukan tahun yang pasti kapan
peristiwa tersebut terjadi. Orang yang saat itu menjadi raja Asyur
yaitu Sargon, yang oleh sebagian orang disamakan dengan
Sanherib. Sementara sebagian orang lagi berpikir bahwa ia yaitu
pendahulu langsungnya, dan menggantikan Salmaneser. Sedang-
kan yang menjadi panglima tentara Asyur dalam penyerbuan itu
yaitu seorang jenderal, atau panglima tertinggi, yang yaitu
salah satu perwira dari Sanherib, yang diutusnya untuk menan-
tang Hizkia, bersama dengan juru minuman agung (2Raj. 18:17).
II. Yesaya dijadikan sebagai tanda, dengan pakaiannya yang tidak
biasanya ketika ia berjalan berkeliling negeri. Ia telah menjadi
tanda bagi bangsanya sendiri atas masa-masa suram yang telah
melanda dan yang sedang datang atas mereka, dengan kain
kabung yang dipakainya selama beberapa waktu, yang dibuatnya
menjadi baju, dan menjadi ikat pinggangnya. Beberapa orang
berpikir bahwa ia menempatkan dirinya dalam kebiasaan orang
yang berkabung atas peristiwa penawanan sepuluh sartikel . Yang
lain lagi berpikir bahwa kain kabung itu yaitu apa yang biasa-
nya ia kenakan sebagai seorang nabi, untuk menunjukkan dirinya
telah mati bagi dunia, dan supaya ia dapat belajar untuk mengha-
dapi kekerasan. Pakaian yang halus lebih cocok bagi mereka yang
melayani di istana raja (Mat. 11:8) daripada orang-orang yang
pergi melayani sebagai utusan Allah. Elia mengenakan pakaian
bulu (2Raj. 1:8), dan Yohanes Pembaptis (Mat. 3:4) serta mereka
yang berpura-pura sebagai nabi mendartikel ng penampilan mereka
dengan mengenakan jubah berbulu (Za. 13:4). Tetapi Yesaya men-
Kitab Yesaya 20:1-6
361
dapat perintah yang diberikan kepadanya untuk membuka kain
kabung dari pinggangnya, bukan untuk menggantikannya dengan
pakaian yang lebih baik, tetapi untuk tidak mengenakan pakaian
atas apa pun, yaitu tanpa mantel, jubah, atau kain penutup,
tetapi hanya dengan apa yang ada padanya, yang bisa kita duga
mungkin hanya kaos, rompi, dan bagian dalam. Dan ia harus
menanggalkan kasutnya, dan berjalan bertelanjang kaki, sehingga
jika dibandingkan dengan pakaian orang lain, dan dengan apa
yang biasanya ia kenakan, dapat dikatakan bahwa ia berjalan
telanjang. Ini sungguh sebuah penderitaan yang besar bagi sang
nabi. Ini yaitu cela atas harga dirinya, dan akan membuat
dirinya bisa dihina dan diejek orang. Anak-anak di jalanan akan
mengolok-olok dia, dan mereka yang mencari-cari kesempatan
melawan dia akan berkata, “Nabi yaitu seorang pandir, orang
yang penuh roh yaitu orang gila!” (Hos. 9:7). Juga, berjalan
seperti itu bisa akan merugikan kesehatannya. Ia terancam ma-
suk angin, yang bisa membuatnya menderita demam, dan mem-
bahayakan nyawanya. Tetapi Allah memerintahkan dia untuk
melakukannya, supaya ia bisa menunjukkan bukti ketaatannya
kepada Allah dalam menjalankan perintah yang paling sulit. Juga,
dengan demikian, ia akan mempermalukan ketidaktaatan bangsa-
nya yang tidak bisa menjalankan ajaran-ajaran yang paling mu-
dah dan masuk akal sekalipun. Ketika kita berada di jalan kewa-
jiban ibadah kita, kita dapat memercayakan kepada Allah baik itu
kehormatan kita maupun keselamatan kita. Hati umat itu sangat-
lah bebal, dan tidak akan terpengaruh hanya dengan apa yang
mereka dengar, tetapi harus diajar dengan menggunakan tanda-
tanda, dan oleh karena itu Yesaya harus melakukan hal ini untuk
membangun mereka. Jika pakaian tersebut memalukan, tetapi
rancangannya mulia, maka seorang nabi Tuhan tidak perlu malu
karenanya.
III. Penjelasan akan tanda ini (ay. 3-4). Tanda itu dimaksudkan un-
tuk memberitahukan bahwa orang Mesir dan orang Etiopia akan
digiring sebagai tawanan oleh raja Asyur, dan dengan demikian
dilucuti, atau mengenakan pakaian yang robek dan compang-
camping, seperti Yesaya. Allah memanggilnya hamba-Ku Yesaya,
karena dalam hal ini khususnya ia telah membuktikan dirinya
sebagai hamba Allah yang rela, setia, dan taat. Dan karena
362
penampilannya yang mungkin membuatnya ditertawakan orang
lain, Allah dimuliakan di dalam dirinya. Taat lebih baik dari pada
korban persembahan. Taat menyenangkan Allah dan lebih me-
muliakan Dia, dan akan lebih dipuji oleh-Nya. Dikatakan bahwa
Yesaya harus berjalan telanjang dan tidak berkasut tiga tahun
lamanya, kapan pun di masa itu ia tampil sebagai seorang nabi.
Namun sebagian orang mengacu masa tiga tahun tersebut, bukan
kepada tandanya, tetapi kepada hal yang dinyatakannya, yaitu Ia
berjalan telanjang dan tidak berkasut. Ada tanda titik dalam
bahasa aslinya, yang maksudnya asalkan ia melakukannya sekali
saja, itu cartikel p untuk memberikan kesempatan kepada semua
orang untuk bertanya apa artinya ia melakukan hal itu. Atau,
sebagaimana yang dipikirkan oleh beberapa orang, ia melakukan-
nya selama tiga hari, satu hari untuk satu tahun, dan ini yaitu
untuk tanda dan alamat tiga tahun, sebagai tanda bahwa hal itu
harus dilakukan tiga tahun sesudahnya atau harus dilaksanakan
selama tiga tahun. Tiga penyerangan berturut-turut akan dilaku-
kan oleh tentara Asyur, dalam menjarah orang Mesir dan orang
Etiopia, dan membawa mereka sebagai tawanan dengan cara yang
biadab ini, bukan hanya para prajurit yang diambil dari medan
pertempuran, tetapi semua penduduk, tua dan muda. Dan peris-
tiwa itu akan menjadi pemandangan yang sangat memilukan, ter-
amat pilu sampai orang yang tidak punya hati lembut sekalipun
bisa merasa iba melihat mereka, betapa orang-orang yang dahulu-
nya berpakaian layak kini ditelanjangi, dan hampir tidak mem-
punyai sepotong kain rombeng sekalipun untuk menutupi kete-
lanjangan mereka. Keadaan mereka selama dalam tawanan secara
khusus diperhatikan di sini, dan dinubuatkan, untuk lebih meng-
gugah hati orang-orang yang menjadi sasaran nubuatan ini.
Teristimewa penawanan ini dikatakan sebagai penghinaan bagi
Mesir (ay. 4), karena bangsa Mesir yaitu orang-orang yang som-
bong, dan oleh karenanya ketika mereka jatuh dalam aib, keja-
tuhan itu menjadi lebih memalukan bagi mereka. Dan semakin
tinggi mereka mengangkat dirinya, semakin dalamlah kejatuhan
mereka, baik di mata mereka sendiri maupun di mata orang lain.
IV. Manfaat dan penerapan dari pasal ini ay. (5-6).
1. Semua pihak yang mempunyai ketergantungan ataupun hu-
bungan dengan Mesir dan Etiopia, kini harus merasa malu
Kitab Yesaya 20:1-6
363
akan mereka, dan takut untuk berurusan dengan mereka. Ne-
geri-negeri yang terancam akan diduduki oleh bangsa Asyur
itu berharap bahwa Tirhaka, raja Etiopia, dengan sejumlah be-
sar pasukannya, akan menghentikan laju pasukan Asyur yang
perkasa itu, dan menjadi tembok penghalang bagi negeri-
negeri tetangganya. Dan dengan lebih meyakinkan lagi mereka
bermegah bahwa Mesir, sebuah kerajaan yang begitu terkenal
dengan kebijakan dan keberaniannya, akan mengatasi masa-
lah mereka, akan memaksa Asyur untuk menghentikan penge-
pungan terhadap Asdod dan lari lintang pukang. Namun bu-
kannya memperoleh itu semua, malah sebaliknya, dengan
mencoba menentang raja Asyur, mereka justru membahaya-
kan diri sendiri dan menjadikan negeri mereka sebagai mangsa
baginya. Sebagai akibatnya semua negeri-negeri itu menderita
malu, bahwa mereka pernah menjanjikan keuntungan bagi
diri mereka sendiri dari dua negeri yang lemah dan pengecut
seperti itu. Dan mereka sekarang malah lebih ketakutan lagi
dari sebelumnya karena kebesaran raja Asyur yang semakin
berkembang, yang di hadapannya Mesir dan Etiopia terbukti
hanyalah bagaikan puteri malu dan rumput yang hendak dita-
ruh untuk memadamkan api yang menghanguskan, yang ma-
lah justru membuatnya membakar lebih hebat. Perhatikanlah,
mereka yang menjadikan makhluk apapun sebagai pengharap-
an dan kemuliaan mereka, dan dengan begitu menggantikan
tempat Allah, cepat atau lambat akan menjadi malu karena-
nya, dan kekecewaan mereka terhadapnya justru akan me-
nambah ketakutan mereka (lihat Yeh. 29:6-7).
2. Bangsa Yahudi teristimewa perlu diinsafkan akan kebodohan
mereka dalam bersandar pada tongkat bambu yang patah ter-
kulai, dan bahwa mereka hanya akan dibuat putus asa saja
kalau mengharapkan pertolongan dari bambu patah seperti itu
(ay. 6): Penduduk tanah pesisir ini (tanah Yehuda, terletak di
dekat laut, meskipun tidak dikelilingi oleh laut), dari negeri ini
(demikian tafsiran luasnya), setiap orang saat itu menjadi ter-
buka matanya, dan berkata, “Lihat, beginilah nasib orang-
orang yang kami harapkan, begitu sia-sia, begitu bodoh, dan
inilah yang akan terjadi. Kami telah melarikan diri minta per-
tolongan kepada bangsa Mesir dan Etiopia, dan telah berharap
kepada mereka untuk diselamatkan dari raja Asyur. Tetapi, se-
364
karang ketika mereka telah patah terkulai, bagaimana mung-
kin kami terluput, kami yang tidak mampu membawa pasukan
yang besar ke medan pertempuran seperti mereka?” Perhati-
kanlah,
(1) Mereka yang menaruh kepercayaan pada manusia akan
kecewa, dan akan dipermalukan karena kepercayaan mere-
ka itu. Karena sia-sialah penyelamatan dari manusia, dan
sia-sialah keselamatan yang diharapkan dari bukit-bukit
atau tempat-tempat tinggi di pegunungan.
(2) Kekecewaan karena menaruh kepercayaan kepada manusia
itu, bukannya membuat kita semakin putus asa seperti
yang terjadi di sini (bagaimana mungkin kami terluput?),
tetapi seharusnya membawa kita mendekat kepada Allah.
Karena jika kita melarikan diri kepada-Nya minta perto-
longan, pengharapan kita tidak akan dikecewakan.
PASAL 2 1
alam pasal ini kita dapati sebuah nubuat mengenai datangnya
saat-saat yang menyedihkan dan beban-beban berat,
I. Ke atas Kerajaan Babel, yang di sini disebut dengan “padang
gurun di tepi laut,” bahwa ia akan dimusnahkan oleh orang
Madai dan Persia dengan suatu kehancuran yang mengeri-
kan, dan umat Allah akan mengalami keuntungan dari peris-
tiwa ini (ay. 1-10).
II. Ke atas negeri Duma atau Idumea (ay. 11-12).
III. Ke atas Arabia, atau Kedar, yang kemusnahannya sudah sa-
ngat dekat (ay. 13-17).
Negeri-negeri ini dan bangsa-bangsa lainnya yang punya banyak
kaitan dengan raja-raja dan orang Israel, tidak bisa tidak harus ikut
disebut oleh nabi-nabi Israel. Urusan-urusan luar negeri harus turut
diperhatikan juga seperti halnya segala urusan dalam negeri, dan
kabar berita dari luar negeri harus diikuti dan dipelajari seperti
halnya dengan yang ada di dalam negeri sendiri.
Kehancuran Babel
(21:1-10)
1 Ucapan ilahi terhadap “padang gurun di tepi laut.” Seperti puting beliung
mendesing lewat di Tanah Negeb, demikianlah datangnya dari padang gurun,
dari negeri yang dahsyat.2 Suatu penglihatan yang kejam telah diberitakan
kepadaku: “Penggarong menggarong, perusak merusak! Majulah, hai Elam,
kepunglah, hai Madai! Aku hentikan semua keluh yang ditimbulkannya.” 3
Sebab itu pinggangku amat sakit, sakit mulas menimpa aku seperti sakit
mulas perempuan yang melahirkan; aku terbungkuk-bungkuk, tidak men-
dengar lagi, aku terkejut, tidak melihat lagi. 4 Hatiku gelisah, kekejutan meli-
puti aku, malam hari yang selalu kurindukan itu sekarang menggentarkan
aku. 5 Orang sibuk menyajikan hidangan, mengatur tempat-tempat duduk,
makan, minum.... Tiba-tiba kedengaran: “Hai para panglima! Siaplah tempur,
D
366
minyakilah perisai!” 6 Sebab beginilah firman Tuhan kepadaku: “Pergilah,
tempatkanlah seorang peninjau, apa yang dilihatnya haruslah diberitahukan-
nya. 7 Apabila dilihatnya pasukan, pasang-pasangan orang berkuda, pasukan
keledai, pasukan unta, maka haruslah diperhatikannya sungguh-sungguh,
dengan penuh perhatian.” 8 Kemudian berserulah orang yang melihat itu: “Di
tempat peninjauan, ya tuanku, aku berdiri senantiasa sehari suntuk, dan di
tempat pengawalanku aku terpancang setiap malam.” 9 Lihat, itu sudah
datang sepasukan orang, pasang-pasangan orang berkuda! Lalu berserulah
ia, katanya: “Sudah jatuh, sudah jatuh Babel, dan segala patung berhalanya
telah diremukkan dan bertaburan di tanah.”10 Hai bangsaku yang telah
dipijak-pijak dan diinjak-injak! Apa yang kudengar dari TUHAN semesta
alam, Allah Israel, telah kuberitahukan kepadamu.
Sebelumnya kita sudah dapati satu ucapan ilahi terhadap Babel (ps.
13). Di sini kita temukan satu nubuat lain lagi tentang kejatuhannya.
Allah melihat pantas untuk memengaruhi pikiran umat-Nya supaya
percaya dengan peristiwa ini baris demi baris, sebab Babel terkadang
berpura-pura menjadi sahabat bagi mereka (seperti dalam ps. 39:1).
Itu sebabnya Allah mengingatkan mereka di sini untuk tidak percaya
dengan persahabatan yang seperti itu, yang adakalanya justru sebe-
narnya merupakan musuh bagi mereka. Dan sekaligus Allah juga
mengingatkan mereka untuk tidak takut dengan permusuhan itu.
Kerajaan Babel sedang ditandai untuk hancur, dan semua orang
yang percaya kepada nabi-nabi Allah dapat melihat dengan mata
rohani ini betapa Babel sedang goyah, dapat melihat bahwa ia sedang
runtuh, sekalipun dengan mata jasmani mereka melihat ia sedang
mekar dan duduk sebagai seorang ratu. Babel disebut di sini sebagai
padang gurun di tepi laut, sebab negerinya datar, penuh dengan
danau-danau, seperti laut-laut kecil, dan dialiri dengan melimpah
oleh kali-kali kecil dari sungai Efrat. Babel belakangan mulai menjadi
terkenal, setelah untuk beberapa waktu kalah unggul dari Niniwe
ketika kerajaan itu ada di tangan Asyur. Dalam waktu yang sebentar
saja ia menjadi nyonya dari semua kerajaan lain. Namun, sebelum ia
mencapai puncak kejayaannnya dalam masa raja Nebukadnezar,
Allah melalui Nabi Yesaya ini menubuatkan dengan jelas-jelas menge-
nai keruntuhannya, berkali-kali, supaya umat-Nya tidak usah gentar
dengan kebangkitannya kala itu, ataupun merasa putus asa tidak
akan mendapat kelepasan ketika menjadi tawanannya (Ayb. 5:3;
Mzm. 37:35-36). Beberapa orang berpendapat bahwa Babel disebut di
sini dengan padang karena, walaupun sekarang ia yaitu sebuah
kota yang dipadati penghuni, dahulunya merupakan sebuah padang
gurun. Karena itulah kehancuran Babel begitu sering dinubuatkan
oleh sang nabi Injil ini, karena kehancurannya merupakan perlam-
Kitab Yesaya 21:1-10
367
bang dari kehancuran manusia berdosa, musuh besar jemaat Perjan-
jian Baru, yang dinubuatkan dalam Kitab Wahyu dalam banyak ung-
kapan yang dipinjam dari nubuat-nubuat Yesaya ini. Karena itu pula
nubuat-nubuat Yesaya harus dibaca dan dipelajari oleh siapa saja
yang ingin memahami nubuat dalam Kitab Wahyu. Di sini kita baca,
I. Penyerbuan dan serangan dahsyat yang akan dilancarkan orang
Madai dan Persia terhadap Babel (ay. 1-2). Mereka akan datang
dari padang gurun, dari negeri yang dahsyat. Bagian utara Madai
dan Persia, tempat para prajurit mereka terutama dilatih dengan
keras, merupakan wilayah-wilayah tandus dan bergunung-gu-
nung, mengerikan bagi orang-orang asing yang hendak melewati-
nya, dan menghasilkan prajurit-prajurit yang sangat perkasa dan
menakutkan. Elam (yaitu Persia) dipanggil untuk naik menyerbu
Babel, dan bersama pasukan Madai, mengepungnya. Ketika Allah
sudah bekerja seperti ini, maka sekalipun itu di padang gurun, di
negeri yang menyeramkan sekalipun, Dia akan menemukan alat-
alat yang sesuai untuk digunakan-Nya. Pasukan ini datang seper-
ti puting beliung dari negeri yang dahsyat, begitu tiba-tiba, begitu
kuat, begitu mengerikan, dengan suara riuh yang hebat, dan
mengempaskan apa saja yang menghadang jalan mereka. Seperti
yang biasanya terjadi dalam perkara seperti ini, beberapa orang
akan membelot ke musuh: penggarong menggarong, perusak me-
rusak. Para sejarawan menceritakan bagaimana Gadatas dan
Gobryas, dua pejabat tinggi raja Babel membelot ke Koresh, raja
Persia, dan karena mengenal dengan baik semua jalan-jalan kota,
mereka memimpin suatu regu pasukan langsung ke istana Babel,
di mana raja Belsyazar dibunuh. Begitulah, dengan batuan peng-
garong menggarong, perusak merusak. Sebagian orang membaca-
nya demikian: Akan ada seorang penipu dari si penipu itu, yaitu
Babel, dan seorang perusak dari si perusak itu, atau yang bisa di-
gabungkan menjadi, si penggarong akan digarong, dan si perusak
akan dirusak, seperti dalam Yesaya 33:1. Orang Persia akan mem-
balas orang Babel dengan perbuatan mereka sendiri. Mereka yang
dengan tipuan dan kekerasan, kecurangan dan pencurian, perang
yang curang dan perjanjian palsu, memangsa tetangga, akan
mengalami nasib serupa, dan dengan cara-cara yang sama akan
dimangsa sendiri oleh orang lain.
368
II. Berbagai kesan berbeda yang diungkapkan mengenai orang-orang
yang ada kaitanny