rta tidak akan pernah, berbuat
salah terhadap makhluk ciptaan-Nya yang mana pun
(ay. 9). TUHAN semesta alam, yang memiliki segala se-
suatu untuk dipergunakan-Nya dan tidak perlu mem-
beri pertanggungjawaban atas segala sesuatu, yang te-
lah memutuskannya. Hal itu akan dilaksanakan menu-
rut keputusan kehendak-Nya. Dan yang menjadi tuju-
an-Nya dalam melakukan hal ini yaitu untuk mema-
tahkan kesombongan, untuk mengotorinya, mencemari-
nya, dan mencampakkannya untuk diinjak-injak. Serta
juga untuk menghinakan segala yang permai dan meren-
dahkan semua orang mulia di bumi, supaya mereka
tidak memuja-muja diri sendiri dan dipuja-puja orang
lain seperti selama ini. Allah tidak mendatangkan se-
mua bencana ke atas Tirus itu untuk memperlihatkan
kedaulatan-Nya, bukan untuk pamer kuasa secara se-
rampangan dan semena-mena, melainkan untuk meng-
hartikel m orang-orang Tirus atas kesombongan mereka.
Pastilah ada banyak dosa lain yang bertakhta di antara
mereka, seperti penyembahan berhala, kenikmatan jas-
mani dan penindasan. Namun, dosa kesombongan dite-
kankan sebagai yang menjadi alasan utama perlawanan
Allah terhadap Tirus. Sebab, Allah menentang orang
sombong. Seluruh dunia mengamati dan terkejut de-
ngan kehancuran Tirus, dan di sini kita mempunyai
penjelasannya. Allah memberitahukan dunia apa yang
Dia maksudkan dengan kehancuran itu. Pertama, Ia
hendak menyakinkan manusia akan kesia-siaan dan
ketidakpastian segala kemuliaan duniawi, untuk me-
nunjukkan mereka betapa kemuliaan itu melayu, me-
mudar dan akan musnah, sekalipun tampaknya sangat
berharga dan penting. Sungguhlah baik jika orang di-
ajar dengan pelajaran ini, walaupun kehancuran men-
jadi harga luar biasa besar yang harus dibayar. Adakah
pengetahuan dan kekayaan, keagungan dan kuasa, ke-
pentingan dan pengaruh mereka atas segalanya di seke-
liling mereka menjadi kemuliaan mereka? Adakah ru-
mah-rumah mereka yang indah, segala perabot yang
Kitab Yesaya 23:1-14
409
mewah dan tampilan yang gemerlap merupakan kemu-
liaan mereka? Pandanglah kehancuran Tirus itu, and li-
hatlah semua kemuliaan ini dipatahkan, dikotori dan di-
kuburkan dalam debu. Orang-orang mulia di sorga akan
tetap mulia selama-lamanya, namun lihatlah orang-orang
hebat dari Tirus, sebagian melarikan diri ke dalam peng-
asingan, yang lainnya dipaksa menjadi tawanan, dan se-
muanya menjadi miskin. Dengan menyaksikan ini, kita
menjadi tahu bahwa orang-orang terhormat di bumi ini,
bahkan yang termulia sekalipun, tidak tahu betapa ce-
patnya mereka bisa dibuat menjadi hina. Kedua, Allah
bermaksud di sini untuk mencegah mereka menjadi
bangga dengan kemuliaan itu, besar kepala dan percaya
akan keberadaannya untuk selamanya. Kiranya kemus-
nahan Tirus menjadi peringatan bagi semua tempat dan
semua orang untuk berhati-hati dengan kesombongan.
Sebab, telah dikumandangkan ke seluruh dunia bahwa
siapa meninggikan diri akan direndahkan.
[2] Allah akan melaksanakannya, Ia memiliki segala kuasa
di tangan-Nya dan pasti berhasil melakukannya (ay.
11), TUHAN telah mengacungkan tangan-Nya terhadap
laut. Ia telah melakukannya banyak kali, lihat saja Laut
Teberau terbelah dan Firaun tenggelam di dalamnya. Ia
telah sering mengguncangkan kerajaan-kerajaan yang
paling aman, dan sekarang Ia sudah mengeluarkan pe-
rintah mengenai kota dagang ini, untuk menghancur-
kan semua kubu-kubu pertahanannya. Seperti halnya
kecantikannya tidak akan bisa membelanya, melainkan
dinodai, demikian pula kekuatannya tidak akan bisa
melindunginya, melainkan justru dipatahkan. Kalau
ada yang merasa heran bahwa sebuah kota yang sede-
mikian kuat dibentengi dan yang memiliki sedemikian
banyak sekutu seperti ini akan dimusnahkan seluruh-
nya, maka hendaklah mereka ketahui bahwa Tuhan se-
mesta alamlah yang telah mengeluarkan perintah untuk
menghancurkan kubu-kubu pertahanannya. Dan siapa-
kah yang dapat menentang segala perintah-Nya atau
menghalang-halangi pelaksanaannya?
410
(2) Orang Kasdim akan menjadi alat pembinasa (ay. 13): Lihat
negeri orang Kasdim, betapa mudahnya mereka dan negeri
mereka dihabiskan oleh orang Asyur. Walaupun tangan
mereka yang mendirikan negeri itu, dan mendirikan mena-
ra-menara pengepungan Babel dan mendirikan puri-puri-
nya, namun orang Asyur meratakannya menjadi puing-
puing. Karena itu, orang Tirus boleh belajar dari situ bah-
wa kalau orang Kasdim dahulu itu bisa ditaklukkan oleh
orang Asyur dengan begitu mudahnya, maka dengan mu-
dah pula Tirus akan dikalahkan oleh orang-orang Kasdim
yang sekarang. Babel dibangun oleh orang Asyur untuk
orang-orang yang berdiam di padang gurun. Bisa jadi yang
dimaksudkan di sini yaitu kapal-kapal (orang Asyur mem-
bangun Babel untuk kapal-kapal dan pelaut yang melintas
sungai-sungai besar Tigris dan Efrat ke laut Persia dan
India), juga orang-orang padang gurun, sebab Babel dise-
but dengan padang gurun di tepi laut (21:1). Demikianlah
Tirus dibangun di tepi laut untuk maksud yang serupa.
Tetapi, orang Asyur (kata Dr. Lightfoot) meruntuhkan Ba-
bel, belum lama berselang di zaman Hizkia, dan demikian
pula Tirus akan dihancurkan oleh Nebudkanezar. Jika kita
lihat baik-baik kejatuhan dan memudarnya orang lain,
maka hendaklah kita tidak bersikap terlalu percaya diri
seperti yang umumnya kita lakukan, bahwa kemakmuran
dan kejayaan kita akan terus berlangsung.
Pemulihan Tirus
(23:15-18)
15 Pada waktu itu Tirus akan dilupakan tujuh puluh tahun lamanya, sama
dengan umur seorang raja. Sesudah lewat tujuh puluh tahun, akan terjadi
kepada Tirus seperti terjadi kepada perempuan sundal dalam nyanyian ini: 16
“Ambillah kecapi, kelilingilah kota, hai sundal yang dilupakan! Petiklah baik-
baik, bernyanyilah banyak-banyak, supaya engkau diingat orang.” 17 Dan
sesudah lewat tujuh puluh tahun, TUHAN akan memperhatikan Tirus, se-
hingga ia kembali mendapat upah sundalnya, dan ia akan bersundal dengan
segala kerajaan yang ada di muka bumi. 18 Labanya dan upah sundalnya
akan kudus bagi TUHAN, tidak akan ditahan atau disimpan, tetapi dengan
labanya itu akan disediakan makanan yang cartikel p dan pakaian yang indah
bagi orang-orang yang diam di hadapan TUHAN.
Kitab Yesaya 23:15-18
411
Di sini kita baca,
I. Waktu berlangsungnya penghancuran Tirus ditetapkan, yang
tidak selamanya ada dalam keadaan hancur. Tirus akan dilupa-
kan tujuh puluh tahun lamanya (ay. 15). Begitu lamanya ia diabai-
kan dan terkubur tanpa dikenal. Ia dihancurkan oleh raja Nebu-
kadnezar hampir sama lamanya seperti Yerusalem, dan tergeletak
selama itu dalam puing-puing reruntuhannya. Lihatlah kebodoh-
an sang penakluk yang penuh nafsu membara itu. Saking kaya
dan kuatnya ia dalam menjadikan diri sebagai tuan atas Tirus
sampai semua penghuninya diusir keluar dan tidak ada lagi war-
ga yang tersisa bagi dia untuk mengisi dan menguatkan Tirus!
Sangat mengejutkan bila kita melihat betapa manusia bersenang-
senang dalam menghancurkan kota-kota dan membuat lenyaplah
ingatan kepadanya (Mzm. 9:7). Nebukadnezar berdiri menginjak
kesombongan Tirus dan melayani tujuan Allah dengan perbuatan-
nya itu. Namun, ia melakukannya dengan keangkuhan yang lebih
besar lagi, dan karena itu segera saja Allah merendahkan dia.
II. Sebuah nubuat akan pemulihan Tirus kembali kepada kejayaan-
nya: Sesudah lewat tujuh puluh tahun, sama dengan umur seorang
raja, atau sebuah dinasti atau keluarga dari raja-raja, yaitu Nebu-
kadnezar. Ketika umur raja atau keluarga raja itu berakhir, maka
kehancuran Tirus pun berakhir. Dan kita juga bisa beranggapan
bahwa raja Koresh pada saat yang sama juga melepaskan orang-
orang Yahudi and mendorong mereka untuk membangun kembali
Yerusalem, dan dia juga melepaskan orang Tirus dan mendorong
mereka untuk membangun kembali Tirus. Demikianlah kemak-
muran dan kemerosotan tempat-tempat serta orang per orang
memang yang satu dijadikan Allah seperti juga yang lainnya,
supaya dengan begitu kota-kota yang berjaya tidak merasa aman-
aman saja dan yang hancur lebur juga tidak selamanya berputus
asa. Jadi dinubuatkan,
1. Pemeliharaan Allah akan dialami lagi atas kota yang runtuh ini
(ay. 17): TUHAN akan memperhatikan Tirus (KJV: TUHAN akan
melawat Tirus) dengan belas kasihan. Sebab, walaupun ber-
bantah, tidak untuk selamanya Ia berbantah. Tidak dikatakan
bahwa kenalan-kenalan lamanya akan mengunjungi dia, tem-
pat-tempat yang telah ia besarkan dan kota-kota dagang yang
412
telah menjalin hubungan dengannya (mereka telah melupakan
dia). Sebaliknya, Tuhan akan melawat dia dengan tindakan tak
terduga. Tuhan akan menghentikan amarahnya terhadap dia,
dan segala sesuatu pun kembali mengalir seperti semula.
2. Bahwa Tirus akan berusaha lagi semampu dia untuk memu-
lihkan kembali usaha perdagangannya. Ia akan bernyanyi-
nyanyi seperti perempuan sundal, yang selama beberapa wak-
tu dihajar akibat persundalannya itu. Tetapi, ketika ia dibe-
baskan (begitu kuatnya kecenderungan terhadap kebobrokan),
ia akan menggunakan lagi seni menggodanya yang lama itu.
Orang-orang Tirus yang kembali dari penawanan dan yang
tinggal dengan roh yang dipulihkan, mereka akan mengadakan
rancangan untuk menegakkan usaha perdagangan, mendapat-
kan barang-barang pilihan terbaik, menjual dengan harga
yang murah kepada tetangga-tetangga mereka dan melayani
dengan setia para pelanggan. Seperti seorang sundal yang su-
dah terlupakan dan menjadi bahan pembicaraan lagi, ia mena-
warkan dirinya kepada pengunjung dengan bernyanyi dan
menari-nari, ambil kecapi, keliling kota, mungkin di malam
hari, sambil bersenandung, petik baik-baik, dan bernyanyi
banyak-banyak. Perbuatan bersenang-senang seperti ini tidak
ada salahnya dan boleh-boleh saja, asalkan dilakukan dengan
pantas, sederhana dan tidak berlebihan. Orang yang menilai
diri berharga oleh karena suatu kebajikan yang ada pada
dirinya hendaklah tidak berlebihan memuja diri atau bernafsu
supaya hebat luar biasa dalam kelebihannya itu, karena pada
masa dulu ada beberapa kelebihan diri dipakai oleh perem-
puan-perempuan sundal untuk menjerat laki-laki bodoh. Pada
waktu itu Tirus pelan-pelan akan menjadi pusat perdagangan
bagi bangsa-bangsa kembali. Ia kembali mendapat upah sun-
dalnya, karena hubungannya dengan bangsa-bangsa lain, dan
ia akan bersundal (yakni, ia akan mengadakan urusan-urusan
dagang, sebab sang nabi di sini memakai seorang sundal seba-
gai kiasan perbandingan) dengan segala kerajaan yang ada di
muka bumi yang dengan mereka ia telah mengadakan hubung-
an dagang sebelumnya ketika ia masih berjaya. Cinta akan
kekayaan dunia merupakan persundalan rohani, dan karena
itu orang-orang rakus disebut sebagai orang-orang yang tidak
Kitab Yesaya 23:15-18
413
setia (Yak. 4:4, KJV: para pezina), dan kerakusan yaitu pe-
nyembahan berhala rohani.
3. Bahwa, setelah memulihkan kembali usaha perdagangannya,
Tirus akan memanfaatkannya dengan lebih baik lagi daripada
waktu dulu. Dan kebaikan ini ia dapatkan melalui bencana
yang dialaminya (ay. 18): Labanya dan upah sundalnya akan
kudus bagi TUHAN. Usaha dagang Tirus dan semua keuntung-
annya akan diabdikan kepada Allah dan kehormatan-Nya serta
digunakan bagi pekerjaan-Nya. Usaha dan keuntungannya itu
tidak akan disimpan dan ditimbun seperti dahulu untuk
kesombongan dan untuk dartikel ngan terhadap keyakinan du-
niawinya. Sebaliknya, itu akan diulurkan untuk tindakan ka-
sih dan amal. Dari apa yang dapat mereka tabung dari nafkah
untuk mereka dan keluarga mereka akan disediakan makanan
yang cartikel p dan pakaian yang indah bagi orang-orang yang
diam di hadapan TUHAN, bagi para imam, hamba-hamba
Tuhan, yang melayani di bait-Nya di Yerusalem. Bukan supaya
mereka hidup dalam kegemerlapan dan keagungan, melainkan
supaya mereka dan keluarga mereka mempunyai makanan
yang cartikel p, tidak kekurangan makanan. Juga, supaya dengan
tindakan pemeliharaan yang kecil sekalipun para hamba Tu-
han itu bisa terjaga untuk tidak menyimpang dari pelayanan
mereka, dan supaya mereka mempunyai pakaian yang indah
(KJV: yang tahan lama), bukan yang mahal dan halus, tetapi
yang kuat dan tidak gampang rusak, pakaian untuk orang-
orang tua (demikian menurut sebagian orang), seolah-olah
para imam, walaupun masih muda, harus mengenakan pakai-
an yang sederhana dan bersih seperti yang biasanya dikena-
kan oleh orang-orang tua. Nah,
(1) Hal ini menunjukkan bahwa agama akan ditegakkan di
Tirus Baru, bahwa mereka akan mengenal Allah yang sejati
dan bersekutu dengan Israel milik Allah. Mungkin selama
menjadi rekan sesama tawanan dengan orang Yahudi (yang
ada bersama nabi-nabi mereka) di Babel, hati orang-orang
Tirus dibawa untuk bergabung dengan orang-orang Yahudi
dalam ibadah penyembahan mereka di Babel, dan mereka
dibuat berbalik dari ilah-ilah, seperti halnya orang Yahudi
saat itu juga disembuhkan dari perbuatan berhala mereka.
Dan saat mereka sudah menjadi orang percaya dan mene-
414
tap lagi di Tirus, mereka rela mengirimkan segala pemberi-
an dan persembahan kepada Bait Allah, dan pemberian ke-
pada para imam. Kita menemukan orang-orang Tirus ke-
mudian berdiam di tanah Yehuda (Neh. 13:16). Kota Tirus
dan Sidon lebih condong hatinya untuk beribadah kepada
Allah semasa zaman Kristus daripada kota-kota lainnya di
Israel. Sebab, seadainya Kristus datang di antara mereka,
sudah lama mereka bertobat dan berkabung (Mat. 11:21).
Dan kita juga mendapati orang-orang Kristen di Tirus (Kis.
21:3-4), dan bertahun-tahun kemudian agama Kristen
berkembang di sana. Beberapa rabi merujuk pada nubuat
tentang pertobatan Tirus ini sebagai hari-hari Mesias.
(2) Peristiwa ini menuntun orang-orang yang memiliki harta
benda supaya menggunakannya untuk melayani Allah dan
agama, dan untuk memandang bahwa yaitu sungguh
amat baik jika apa yang ditimbun yaitu apa yang dibagi-
kan. Baik laba yang didapat saudagar maupun upah yang
diperoleh pekerja semuanya akan diabdikan kepada Allah.
Baik barang dagangan (yaitu pekerjaan kita) dan upah
(pendapatan dari pekerjaan kita) harus kudus bagi TUHAN,
yang menunjuk kepada semboyan yang diukir pada jamang
atau perhiasan pada jubah Imam Besar (Kel. 39:30), dan
kepada perintah hartikel m untuk memisahkan perpuluhan
(Im. 27:30). Lihat janji seperti ini yang merujuk ke zaman
Injil (Za. 14:20-21). Pertama-tama kita harus menyerahkan
diri kita sendiri bagi kekudusan Tuhan atas segala yang
kita lakukan, miliki, peroleh, atau apa saja. Ketika kita
hidup dengan Allah dalam panggilan pribadi kita, dan me-
lakukan perbuatan-perbuatan umum dengan kudus, ketika
kita berlimpah dalam pekerjaan kasih dan amal, banyak
membantu orang miskin dan mendartikel ng pelayanan and
memajukan Injil, maka saat itulah laba dan upah kita
kudus bagi Tuhan, yaitu jika dengan tulus kita bermaksud
mendatangkan kemuliaan bagi Dia dalam melakukan se-
mua itu. Dan kekayaan kita janganlah disimpan dan ditim-
bun di bumi, melainkan di sorga, di pundi-pundi yang tidak
dapat menjadi tua (Luk. 12:33).
PASAL 24
mumnya disetujui bahwa di pasal ini dimulailah sebuah khot-
bah baru, yang berlanjut sampai akhir pasal 27. Dan di dalam-
nya sang nabi, menurut petunjuk-petunjuk yang telah dia terima,
dalam banyak janji yang berharga, sungguh “mengatakan kepada
orang benar, mereka akan berbahagia.” Dan, dalam banyak ancaman
yang menakutkan, dia mengatakan, “celakalah orang fasik, malape-
taka akan menimpanya” (3:10-11). Selanjutnya, janji dan ancaman
ini saling terjalin, sehingga dapat saling menjelaskan satu sama lain.
Pasal ini sebagian besar berisi ancaman. Dan sebagaimana pengha-
kiman-penghakiman yang diancamkan sangat menyakitkan dan
memilukan, demikian pula orang-orang yang diancam dengan peng-
hakiman-penghakiman itu pun sangat banyak. Ini bukanlah ucapan
ilahi yang menyatakan celaka atas suatu kota atau kerajaan tertentu,
seperti ucapan-ucapan ilahi sebelumnya, melainkan atas seluruh
bumi. Memang kata “bumi” di sini memiliki arti tanah, karena bagi
kita pada umumnya yang dimaksudkan dengan tanah kita yaitu
seluruh bumi ini. Namun di sini kata “bumi” diberi penjelasan tam-
bahan dengan kata lain yang tidak membatasi artinya hanya pada
tanah. Pada ayat 4, kata itu dijelaskan sebagai dunia. Karena itu kata
tersebut pasti mencakup setidaknya seluruh bangsa-bangsa.
1. Sebagian orang berpikir (dan sangat mungkin benar) bahwa
ini yaitu sebuah nubuat mengenai malapetaka besar yang
saat itu akan segera dibuat oleh Sanherib dan tentara Asyur-
nya terhadap banyak bangsa di bagian dunia itu.
2. Sebagian orang lain lagi menganggap itu menunjuk kepada
penghancuran serupa yang, sekitar 100 tahun setelah itu,
akan dibuat oleh Nebukadnezar dan bala tentaranya di ne-
geri-negeri yang sama, pergi dari satu kerajaan ke kerajaan
U
416
lain, bukan hanya untuk menaklukkan mereka, tetapi juga
untuk menghancurkan dan meluluhlantakkan mereka. Kare-
na, itulah cara yang dipakai bangsa-bangsa timur itu dalam
peperangan-peperangan mereka. Janji-janji yang dipadukan
dengan ancaman-ancaman dimaksudkan untuk mendartikel ng
dan menghibur umat Allah di tengah-tengah saat yang sa-
ngat membahayakan itu. Dan, karena di sini tidak ada nama
bangsa-bangsa tertentu oleh siapa atau kepada siapa peng-
hancuran itu akan dilakukan, maka saya hanya dapat meli-
hat bahwa hal itu menunjuk kepada kedua peristiwa yang
disebutkan tadi. Bahkan bukan hanya itu saja, Kitab Suci
memiliki banyak penggenapan, dan kita harus memberikan
cakupannya yang lengkap. Dan oleh karena itu saya cende-
rung berpikir bahwa, dari contoh-contoh itu dan contoh-
contoh serupa yang telah dia perhatikan secara khusus, di
sini sang nabi bermaksud untuk menyajikan secara umum
keadaan bahaya umat manusia, dan banyak kesengsaraan
yang dapat menimpa hidup manusia, terutama orang-orang
yang ikut serta dalam peperangan bangsa-bangsa. Sudah
pasti nabi-nabi diutus, bukan hanya untuk menubuatkan
peristiwa-peristiwa tertentu, melainkan untuk membentuk
pikiran manusia supaya memiliki kebajikan dan kesalehan.
Dan untuk tujuan itu nubuat-nubuat mereka ditulis dan di-
pelihara bahkan untuk kita pelajari, dan oleh karena itu
tidak boleh dianggap sebagai tafsiran pribadi. Keyakinan pe-
nuh akan kesia-siaan dunia dan akan ketidakmampuannya
untuk membuat kita bahagia bisa membawa kita kepada
Allah dan mengalihkan kesukaan-kesukaan kita kepada du-
nia yang lain, maka sang nabi di sini menunjukkan keresah-
an jiwa seperti apa yang pasti akan kita temui dalam hal-hal
duniawi ini. Dan karena itu, ia mengajak kita supaya jangan
mencari damai dalam hal-hal tersebut, ataupun menjanjikan
bagi diri kita sendiri kepuasan dalam hal apa saja selain
kesukaan dalam hadirat Allah. Dalam pasal ini kita men-
dapati,
I. Sebuah ancaman berupa penghakiman-penghakiman yang
menghancurkan terhadap dosa (ay. 1-12), yang disertai de-
Kitab Yesaya 24:1-12
417
ngan jaminan bahwa di tengah penghakiman-penghakiman
itu orang-orang baik akan dihibur (ay. 13-15).
II. Ancaman lebih jauh berupa penghancuran-penghancuran
yang serupa (ay. 16-22), yang disertai dengan sebuah jamin-
an bahwa di tengah semuanya itu Allah akan dimuliakan.
Kehancuran Umum Diberitahukan
(24:1-12)
1 Sesungguhnya, TUHAN akan menanduskan bumi dan akan menghancur-
kannya, akan membalikkan permukaannya, dan akan menyerakkan pendu-
duknya. 2 Maka seperti nasib rakyat demikianlah nasib imam, seperti nasib
hamba laki-laki demikianlah nasib tuannya, seperti nasib hamba perempuan
demikianlah nasib nyonyanya, seperti nasib pembeli demikianlah nasib
penjual, seperti nasib peminjam demikianlah nasib yang meminjamkan, se-
perti nasib orang yang berhutang demikianlah nasib orang yang berpiutang. 3
Bumi akan ditanduskan setandus-tandusnya, dan akan dijarah sehabis-
habisnya, sebab TUHANlah yang mengucapkan firman ini. 4 Bumi berkabung
dan layu, ya, dunia merana dan layu, langit dan bumi merana bersama. 5
Bumi cemar karena penduduknya, sebab mereka melanggar undang-undang,
mengubah ketetapan dan mengingkari perjanjian abadi. 6 Sebab itu sumpah
serapah akan memakan bumi, dan penduduknya akan mendapat hartikel man;
sebab itu penduduk bumi akan hangus lenyap, dan manusia akan tinggal
sedikit. 7 Air anggur tidak menggirangkan lagi, pohon anggur merana, dan
semua orang yang bersukahati mengeluh. 8 Kegirangan suara rebana sudah
berhenti, keramaian orang-orang yang beria-ria sudah diam, dan kegirangan
suara kecapi sudah berhenti. 9 Tiada lagi orang minum anggur dengan ber-
nyanyi, arak menjadi pahit bagi orang yang meminumnya. 10 Kota yang kacau
riuh sudah hancur, setiap rumah sudah tertutup, tidak dapat dimasuki. 11
Orang menjerit di jalan-jalan karena tiada anggur, segala sukacita sudah
lenyap, kegirangan bumi sudah hilang. 12 Yang terdapat dalam kota hanya
kerusakan, pintu gerbang telah didobrak dan runtuh.
Inilah pemandangan yang sangat suram dan sedih yang disajikan nu-
buat ini untuk kita lihat. Alihkan mata kita ke arah mana saja, segala
sesuatu tampak menyedihkan. Kehancuran yang diancamkan di sini
digambarkan dalam ungkapan-ungkapan yang sangat beraneka
ragam namun memiliki maksud yang sama, dan semuanya luar biasa
menggelisahkan.
I. Bumi dilucuti dari semua hiasannya dan tampak seolah-olah dile-
paskan dari dasarnya. Bumi dibuat tandus dan hancur (ay. 1),
seolah-olah mundur kembali kepada ketidakteraturannya yang
mula-mula, Tohu dan Bohu, tidak ada apa-apa kecuali ketidakter-
aturan dan kekosongan (Kej. 1:2), belum berbentuk dan kosong.
Memang benar bumi terkadang berarti tanah, dan demikianlah
418
kata yang sama yaitu eretz diterjemahkan di sini (ay. 3): Bumi
(KJV: Tanah) akan ditanduskan setandus-tandusnya, dan akan
dijarah sehabis-habisnya. Namun saya tidak mengerti mengapa di
situ, seperti pada ayat 1, tidak diterjemahkan menjadi bumi (se-
perti pada Alkitab LAI – pen.), karena yang paling umum, jika tidak
selalu, yaitu ketika kata itu menyiratkan satu tanah tertentu,
maka ada sesuatu yang disambungkan kepada kata itu, atau
setidaknya tidak jauh dari kata itu, misalnya tanah (atau bumi)
Mesir, atau Kanaan, atau tanah ini, atau tanah kita, atau tanah-
mu, atau sejenisnya. Ini memang bisa saja menunjuk kepada
suatu negeri tertentu, dan sebuah kata yang bermakna ganda
bisa saja digunakan untuk menyatakan maksud yang seperti itu.
Karena, baiklah bila kita menerapkan kepada diri kita sendiri,
atau kepada tanah kita sendiri, hal yang dikatakan oleh Kitab
Suci secara umum mengenai kesombongan dan kegelisahan jiwa
yang hanya memperhatikan semua hal di dunia bawah sini. Na-
mun tampaknya ini dimaksudkan untuk membicarakan sesuatu
yang sering terjadi pada banyak negeri, dan akan terjadi selama
dunia ada, dan yang bisa saja, kita tidak tahu seberapa cepat,
terjadi pada negeri kita sendiri, dan sesuatu yang merupakan sifat
umum dari semua hal yang duniawi. Hal-hal duniawi itu tidak
mengandung kenyamanan dan kepuasan yang tetap, karena satu
hal kecil saja bisa membuat hal-hal tersebut lenyap. Kita sering
melihat banyak keluarga, dan banyak sekali harta benda, ditan-
duskan setandus-tandusnya dan dijarah sehabis-habisnya, oleh
penghakiman yang satu atau yang lainnya, atau mungkin hanya
oleh kerusakan yang sedikit demi sedikit dan tidak disadari. Dosa
telah membalikkan permukaan bumi. Bumi telah menjadi sangat
berbeda bagi manusia daripada keadaannya dahulu ketika Allah
menjadikannya sebagai tempat tinggalnya. Dosa juga telah menye-
rakkan penduduknya. Pemberontakan di Babel yaitu penyebab
penyebaran di sana. Alangkah banyaknya cara penghuni baik
kota-kota maupun rumah-rumah pribadi tersebar jauh, sehingga
kerabat-kerabat dekat dan tetangga-tetangga lama sama sekali
tidak tahu kabar yang lain! Ayat 4 menunjuk kepada maksud
yang sama. Bumi berkabung dan layu, dan ini mengecewakan
orang-orang yang meletakkan kebahagiaannya di situ dan me-
naikkan harapan-harapannya tinggi-tinggi dari situ, dan tidak
bisa menggenapi apa yang telah mereka janjikan kepada diri
Kitab Yesaya 24:1-12
419
sendiri. Seluruh dunia merana dan layu, bergegas menuju kebina-
saan. Bumi, dalam keadaannya yang terbaik pun, seperti bunga,
yang layu di tangan orang-orang yang terlalu menyenangkan diri
mereka dengannya, dan meletakkannya di dada mereka. Dan,
sebagaimana bumi itu sendiri menjadi semakin tua, orang-orang
yang tinggal di situ pun lenyap. Manusia dengan tubuh yang
rapuh dan sakit-sakitan, sering kali muram, dan tertawan oleh
kesengsaraan (ay. 6). Ketika bumi layu, dan tidak sesubur sebe-
lumnya, maka orang-orang yang mendiaminya, yang menjadikan-
nya rumah mereka, dan tempat istirahat mereka, dan bagian me-
reka, menjadi lenyap. Sebaliknya, orang-orang yang dengan iman
tinggal di dalam Allah dapat bersukacita di dalam Dia, bahkan
ketika pohon sanobar tidak berbunga. Jika kita memandang jauh
ke sekitar, dan melihat wabah sampar dan panas demam menga-
muk di begitu banyak tempat, dan betapa banyak orang yang
tersapu oleh semua itu dalam waktu singkat, sehingga terkadang
orang-orang yang hidup hampir tidak cartikel p untuk menguburkan
orang-orang yang tewas, maka mungkin kita akan dapat mengerti
apa yang dimaksudkan oleh nabi Yesaya, ketika dia mengatakan,
penduduk bumi akan hangus lenyap, atau habis, sebagian karena
satu penyakit, yang lain karena penyakit lainnya, dan manusia
akan tinggal sedikit saja, jika dibandingkan dengan yang keadaan
sebelumnya. Perhatikanlah, dunia tempat kita tinggal yaitu
dunia yang penuh kekecewaan, lembah air mata, dan dunia yang
sekarat. Dan anak-anak manusia yang tinggal di dalamnya sing-
kat umurnya dan penuh kegelisahan.
II. Allah-lah yang menimpakan seluruh bencana ini ke atas bumi.
Tuhan yang menciptakan bumi, dan membuatnya subur dan
indah, untuk membantu dan memberi kenyamanan bagi manusia,
sekarang menanduskan bumi dan akan menghancurkannya (ay.
1), karena Pencipta-nya yaitu dan akan menjadi Hakim-nya. Dia
memiliki hak yang tidak terbantahkan untuk menetapkan hu-
kuman atasnya dan kuasa yang tidak dapat dilawan untuk me-
laksanakan hartikel man tersebut. TUHANlah yang mengucapkan
firman ini, dan Dia akan mengerjakannya (ay. 3). Kutuk-Nya-lah
yang telah memakan bumi (ay. 6), kutuk umum yang telah dibawa
oleh dosa ke atas tanah karena manusia (Kej. 3:17), dan semua
kutuk khusus yang disebabkan oleh keluarga-keluarga dan
420
negeri-negeri dan menimpa diri mereka sendiri oleh karena keja-
hatan-kejahatan mereka yang sangat banyak. Lihatlah kekuatan
kutuk Allah, bagaimana hal itu membuat seluruhnya tandus dan
semuanya hancur. Orang-orang yang Dia kutuk benar-benar ter-
kena kutuk.
III. Orang-orang dari segala kedudukan dan keadaan akan ikut
mengalami bencana ini (ay. 2): Seperti nasib rakyat demikianlah
nasib imam, dan seterusnya. Ini benar dalam banyak bencana
umum dalam kehidupan manusia. Semua orang takluk pada
penyakit-penyakit jasmani yang sama, kesedihan dalam pikiran,
kesengsaraan dalam hubungan-hubungan, dan semacam itu. Ada
satu peristiwa yang menimpa orang-orang dari lingkungan-ling-
kungan yang berbeda. Waktu dan kesempatan terjadi pada mere-
ka semua. Secara khusus ini benar dalam hal penghakiman yang
menghancurkan yang terkadang Allah timpakan kepada bangsa-
bangsa yang berdosa. Di saat Dia menghendaki, Dia dapat men-
jadikannya menimpa semua orang dan seluruh tempat, supaya
tidak ada seorang pun yang meloloskan diri atau terbebas dari
semua itu. Apakah manusia memiliki banyak ataupun sedikit,
mereka akan kehilangan semuanya. Orang-orang dengan kedu-
dukan yang lebih rendah menderita terlebih dahulu karena kela-
paran, tetapi yang berkedudukan lebih tinggi lebih dahulu di-
tawan, sementara orang-orang miskin di daerah itu ditinggalkan.
Semuanya akan sama saja,
1. Dengan yang tinggi dan yang rendah: Seperti nasib rakyat
demikianlah nasib imam, atau raja. Martabat para hakim dan
menteri, serta penghargaan dan penghormatan karena kedua-
nya, tidak akan menyelamatkan mereka. Para tua-tua tidak
dihormati (Rat. 5:12). Imam-imam sudah sama bejat dan sama
jahat dengan umat. Dan jika watak mereka tidak membantu
mencegah mereka melakukan dosa, bagaimana mereka dapat
berharap itu akan membantu mengamankan mereka dari
penghakiman? Dalam keduanya seperti nasib rakyat demikian-
lah nasib imam (Hos. 4:8-9).
2. Dengan yang terbelenggu dan yang merdeka: seperti nasib
hamba laki-laki demikianlah nasib tuannya, seperti nasib ham-
ba perempuan demikianlah nasib nyonyanya. Mereka semua
Kitab Yesaya 24:1-12
421
mengambil jalan yang jahat, dan oleh karena itu mereka se-
mua akan dibuat sengsara ketika bumi dihancurkan.
3. Dengan yang kaya dan yang miskin. Orang-orang yang memi-
liki persediaan uang, yang membeli, dan mengeluarkan uang
untuk mendapat keuntungan, tidak akan makan lebih ke-
nyang daripada orang-orang yang begitu jatuh miskin sehingga
terpaksa menjual tanah milik mereka dan mengumpulkan
uang dari situ. Ada penghakiman-penghakiman mendadak
pada hari besar penghakiman yang di dalamnya orang-orang
kaya dan miskin bertemu bersama-sama. Janganlah orang-
orang yang berkelebihan di dunia terlalu menjauhkan diri dari
orang-orang yang kurang daripada mereka, karena mereka
tidak tahu seberapa cepat mereka bisa saja ditempatkan
setara dengan mereka. Kota yang kuat bagi orang kaya ialah
hartanya menurut anggapannya, tetapi tidak selalu terbukti
demikian.
IV. Dosalah yang membawa bencana ini ke atas bumi. Bumi dibuat
tandus, dan layu, karena bumi itu cemar karena penduduknya
(ay. 5). Bumi itu dicemarkan oleh dosa manusia, dan oleh karena
itu dihancurkan oleh penghakiman-penghakiman Allah. Seperti
itulah sifat cemar dosa sehingga bumi itu sendiri menjadi cemar
karena penduduknya, dan dibuatnya menjadi tidak menyenang-
kan di mata Allah dan orang-orang benar. Lihat Imamat 18:25,
27-28. Darah, pada khususnya, mencemarkan negeri itu (Bil.
35:33). Bumi tidak pernah memuntahkan penduduknya sampai
ketika mereka pertama kali mencemarkannya dengan dosa-dosa
mereka. Mengapa, apa yang telah mereka lakukan?
1. Mereka telah melanggar hartikel m penciptaan mereka, tidak me-
menuhi tujuan dari penciptaan tersebut. Ikatan-ikatan hartikel m
alam telah diputuskan oleh mereka, dan mereka telah mele-
paskan diri dari ikatan-ikatan tanggung jawab mereka kepada
Allah semesta alam.
2. Mereka telah mengubah ketetapan agama yang diwahyukan,
yaitu orang-orang yang sudah mendapatkan manfaat darinya.
Mereka telah mengabaikan ketetapan-ketetapan (demikianlah
beberapa orang mengartikannya), dan tidak memiliki kesadar-
an untuk menjalankan ketetapan-ketetapan tersebut. Dengan
melakukan dosa, mereka telah mengabaikan hartikel m-hartikel m,
422
dan dengan melalaikan kewajiban, mereka tidak memedulikan
ketetapan.
3. Dalam hal ini mereka telah mengingkari perjanjian abadi, yang
merupakan sebuah ikatan yang kekal dan bagi yang meme-
liharanya akan menjadi sebuah berkat yang kekal. Inilah sikap
merendah yang indah dari Allah, bahwa Dia berkenan ber-
urusan dengan manusia melalui sebuah perjanjian (kovenan),
untuk kebaikan mereka, dan dengan demikian membuat mere-
ka harus melayani Dia. Bahkan orang-orang yang tidak menda-
patkan keuntungan dari kovenan Allah dengan Abraham pun
mendapatkan keuntungan dari kovenan-Nya dengan Nuh dan
anak-anaknya, yang disebut perjanjian yang kekal, perjanjian-
Nya dengan siang dan malam. Tetapi mereka tidak memperhati-
kan ajaran anak-anak Nuh, mereka tidak mengakui kebaikan
Allah pada siang dan malam, ataupun belajar mengembalikan
rasa syartikel r kepada-Nya. Dan dengan demikian mereka memu-
tuskan kovenan abadi dan menggagalkan rancangan-rancangan
dan maksud-maksudnya yang penuh kemurahan.
V. Penghakiman-penghakiman ini akan meruntuhkan kesombongan
manusia dan merusak kegembiraan mereka. Ketika bumi ditan-
duskan,
1. Hal itu sangat mempermalukan kesombongan manusia (ay. 4):
langit dan bumi merana bersama (KJV: orang-orang sombong di
bumi benar-benar merana). Ini karena mereka telah kehilangan
hal yang menopang kesombongan mereka, dan yang karena-
nya mereka membesar-besarkan diri sendiri. Mengenai orang-
orang yang telah mengangkat kepala tinggi-tinggi, Allah dapat
membuat mereka tertunduk malu.
2. Ini merupakan kabut besar bagi kegembiraan manusia. Hal ini
sangat diperinci dalam ayat 7-9: Semua orang yang bersuka-
hati mengeluh. Seperti itulah sifat kegembiraan yang duniawi,
hanya seperti bunyi duri terbakar di bawah kuali (Pkh. 7:6).
Tawa yang keras pada umumnya berakhir dalam keluh kesah.
Orang-orang yang menjadikan dunia sebagai kegembiraan
utama mereka tidak akan pernah dapat lebih bersukacita. Ke-
tika Allah mengirimkan penghakiman-Nya ke bumi, Dia me-
rancang dengan cara itu untuk membuat serius orang-orang
yang sepenuhnya kecanduan terhadap kesenangan-kesenang-
Kitab Yesaya 24:1-12
423
an mereka. Hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap.
Ketika bumi ditanduskan, keramaian orang-orang yang beria-
ria sudah diam. Kegembiraan duniawi yaitu sesuatu yang
gaduh, tetapi kegaduhannya akan segera berakhir, dan yang
menjadi akhirnya yaitu kedukaan. Dua hal digunakan untuk
membangkitkan dan menyatakan kegembiraan yang sia-sia,
dan di sini orang-orang yang riang gembira tersebut kehilang-
an keduanya:
(1) Minum minuman keras: Air anggur tidak menggirangkan
lagi. Air anggur itu menjadi asam karena tidak ada keinginan
untuk minum. Karena, betapapun cocoknya anggur itu bagi
orang yang susah hati (Ams. 31:6), namun tidak akan
menyenangkan hati ketika diminum dengan hati yang gem-
bira. Pohon anggur merana, dan memberikan harapan kecil
untuk anggur yang bermutu tinggi, dan oleh karena itu
orang yang bersukahati mengeluh, karena mereka tidak
mengenal kegembiraan yang lain selain yang berasal dari
kelimpahan gandum, dan anggur, dan minyak (Mzm. 4:8).
Dan, jika anda memusnahkan pohon anggurnya dan pohon
aranya, Anda akan menghentikan segala kegirangannya
(Hos. 2:10-11). Sekarang tiada lagi orang minum anggur
dengan bernyanyi dan dengan pekik sorak, seperti yang
biasa mereka lakukan, tetapi meminumnya dengan menge-
luh. Bukan hanya itu saja, arak menjadi pahit bagi orang
yang meminumnya, karena mereka tidak dapat tidak men-
campurkan air mata mereka ke dalamnya. Atau, karena
sakit, mereka telah kehilangan kepuasan darinya. Allah
memiliki banyak cara untuk membuat anggur dan minum-
an keras menjadi pahit bagi orang-orang yang mencin-
tainya dan yang paling tergila-gila dengannya. Penyakit
pada tubuh, kesedihan mendalam pada pikiran, kehancur-
an tanah milik atau negeri, akan membuat minuman keras
menjadi pahit dan segala cita rasa yang nikmat menjadi
hambar dan tawar.
(2) Musik: Kegirangan suara rebana sudah berhenti, juga kegi-
rangan suara kecapi, yang sebelumnya ada dalam perjamu-
an-perjamuan mereka (5:12). Tawanan-tawanan di Babel
menggantungkan kecapi-kecapi mereka di pohon-pohon
gandarusa. Singkat kata, segala sukacita sudah lenyap.
424
Tidak ada lagi pandangan menyenangkan yang terlihat,
ataupun kekuatan untuk memaksakan tersenyum. Segala
kegirangan bumi sudah hilang (ay. 11). Dan, jika itulah
kegirangan yang disebut Salomo sebagai kegilaan, maka itu
bukanlah suatu kehilangan yang besar.
VI. Kota-kota secara khusus akan merasakan kehancuran negeri ini
(ay. 10): Kota yang kacau riuh sudah rusak, sudah hancur (demi-
kianlah kita membacanya). Kota itu terbuka untuk diserang oleh
kekuatan-kekuatan yang menyerbu masuk, bukan hanya karena
rubuhnya tembok-tembok kota itu, melainkan juga karena keka-
cauan yang dialami para penduduknya. Setiap rumah sudah
tertutup, mungkin disebabkan oleh wabah, yang telah mengha-
nguskan atau melalap para penghuninya, sehingga manusia akan
tinggal sedikit (ay. 6). Rumah-rumah yang terjangkit biasanya
tertutup supaya tidak ada orang yang dapat masuk. Atau rumah-
rumah itu tertutup karena sudah ditinggalkan dan tidak berpeng-
huni. Orang menjerit karena tiada anggur, artinya karena kegagal-
an panen anggur, sehingga tidak mungkin ada anggur. Yang ter-
dapat dalam kota, dalam kota Yerusalem itu sendiri, yang tadinya
sangat banyak dikunjungi, akan menjadi tidak ada apa pun di
sana kecuali kerusakan. Rerumputan akan tumbuh di jalan-jalan,
dan pintu gerbang telah didobrak dan runtuh (ay. 12). Semua yang
biasanya keluar masuk melalui pintu gerbang dihantam, dan
seluruh kekuatan kota dihentikan. Alangkah cepatnya Allah dapat
membuat kota yang teratur menjadi kota yang kacau balau, dan
kemudian kota itu pun segera menjadi kota yang hancur!
Harapan pada Akhirnya
(24:13-15)
13 Sebab beginilah akan terjadi di atas bumi, di tengah-tengah bangsa-bang-
sa, yaitu seperti pada waktu orang menjolok buah zaitun, seperti pada waktu
pemetikan susulan, apabila panen buah anggur sudah berakhir. 14 Dengan
suara nyaring mereka bersorak-sorai, demi kemegahan TUHAN, mereka
memekik dari sebelah barat: 15 “Sebab itu permuliakanlah TUHAN di negeri-
negeri timur, nama TUHAN, Allah Israel, di tanah-tanah pesisir laut!”
Inilah belas kasihan yang diingat di tengah murka. Di Yehuda dan
Yerusalem, dan negeri-negeri tetangga, ketika mereka diserbu oleh
musuh, Sanherib atau Nebukadnezar, akan ada sekelompok kecil
Kitab Yesaya 24:13-15
425
sisa yang dipelihara dari kehancuran yang menimpa semua orang itu,
dan mereka akan menjadi sisa yang taat dan saleh. Dan cara inilah
yang biasanya Allah jalankan ketika penghakimannya melampaui
batas negeri. Dia tidak menghabisi seluruhnya (6:13). Atau kita boleh
memahaminya seperti ini: Walaupun sebagian besar umat manusia
telah hancur seluruh kegembiraannya karena pengosongan bumi,
dan karena penghancurannya, namun ada sejumlah kecil orang yang
lebih memahami kepentingan mereka, yang telah menimbun harta
mereka di sorga dan bukan dalam hal-hal di bawah sini, dan oleh ka-
rena itu dapat mempertahankan penghiburan dan sukacita mereka di
dalam Allah bahkan ketika bumi berkabung dan layu. Perhatikanlah,
I. Sejumlah kecil orang yang tersisa ini (ay. 13). Ketika segala sesua-
tu hancur, akan seperti pada waktu orang menjolok buah zaitun,
seperti pada waktu pemetikan susulan buah anggur, di sana-sini
akan ada orang yang lolos dari bencana umum itu (seperti Nuh
dan keluarganya ketika dunia lama tenggelam), yang akan dapat
duduk di atas timbunan reruntuhan barang-barang kesenangan
hidup jasmani, dan bahkan lalu bersukacita di dalam Tuhan
(Hab. 3:16-18). Ketika wajah semua orang menjadi pucat pasi,
mereka dapat mengangkat wajah mereka dengan sukacita (Luk.
21:26, 28). Orang-orang yang sedikit ini tersebar, dan berjauhan
satu dengan yang lain, seperti mengumpulkan sedikit sisa buah
dari pohon zaitun, dan buah-buah itu tertutup, tersembunyi di
balik daun-daun. Tuhan hanya mengenal orang-orang yang ada-
lah miliknya. Dunia tidak.
II. Ibadah besar orang-orang yang tersisa ini, yang lebih besar kare-
na mereka hampir saja tidak dapat lolos dari kehancuran besar
ini (ay. 14): Dengan suara nyaring mereka bersorak-sorai (KJV:
Mereka akan mengangkat suara mereka. Mereka akan bernyanyi).
1. Mereka akan bernyanyi karena bersukacita atas pembebasan
mereka. Ketika kegirangan orang-orang duniawi yang hanya
mengejar nafsu kedagingan berhenti, sukacita orang-orang ku-
dus terus menyala-nyala seperti biasa. Ketika orang yang ber-
sukahati mengeluh karena pohon anggur layu merana, orang
yang berhati lurus bernyanyi karena kovenan anugerah, sum-
ber penghiburan mereka, dan dasar pengharapan mereka,
tidak pernah gagal. Orang-orang yang bersukacita di dalam
426
Tuhan dapat bersukacita dalam kesengsaraan, dan dengan
iman dapat saja mengalami kemenangan sementara semua
orang di sekitar mereka menangis.
2. Mereka akan bernyanyi untuk memuliakan dan memuji Allah,
akan bernyanyi bukan hanya demi belas kasihan melainkan
juga demi kemegahan TUHAN. Lagu-lagu mereka luar biasa
dan sungguh-sungguh, dan dalam sukacita rohani mereka,
mereka memiliki rasa hormat yang sudah selayaknya diberi-
kan kepada kebesaran Allah, dan menjaga jarak dengan ren-
dah hati ketika mereka menghampiri Dia dengan puji-pujian
mereka. Kemegahan Tuhan, yang merupakan hal menakutkan
bagi orang-orang jahat, memperlengkapi orang-orang kudus
dengan lagu-lagu pujian. Mereka akan bernyanyi untuk ke-
agungan Tuhan, atau kemuliaan-Nya yang melebihi segalanya,
yang ditunjukkan baik dalam hartikel man-hartikel man-Nya maupun
dalam kasih setia-Nya. Karena, kita memang harus bernyanyi
dan bermazmur bagi-Nya tentang keagungan dan kemuliaan-Nya
(Mzm. 101:1). Orang-orang yang telah, atau sedang, melarikan
diri dari tanah negeri (yang sedang dikosongkan dan dihancur-
kan) ke laut dan kepulauan di laut, kemudian akan memekik.
Penyebaran mereka akan membantu menyebarkan pengenalan
akan Allah, dan mereka bahkan akan membuat pantai-pantai
yang jauh penuh dengan puji-pujian kepada-Nya. Sungguh
memberikan banyak kemuliaan bagi Allah jika orang-orang yang
takut akan Dia bersukacita di dalam Dia, dan memuji Dia,
bahkan pada saat-saat yang paling sedih.
III. Semangat kudus mereka untuk membangkitkan gairah orang lain
terhadap ibadah serupa (ay. 15). Mereka mendorong orang-orang
yang juga menderita seperti mereka untuk melakukan hal yang
sama.
1. Orang-orang yang ada di dalam api (KJV), di dalam tungku per-
apian penderitaan, api yang dengannya penduduk bumi akan
hangus lenyap (ay. 6). Atau di lembah-lembah, tempat-tempat
yang rendah, gelap, dan kotor.
2. Orang-orang yang di tanah-tanah pesisir laut, tempat mereka
dibuang, atau dipaksa melarikan diri mencari tempat perlin-
dungan, dan menyembunyikan diri mereka jauh-jauh dari se-
mua teman-teman mereka. Mereka telah menempuh api dan air
Kitab Yesaya 24:16-23
427
(Mzm. 66:12), namun dalam mengalami keduanya mereka me-
muliakan Tuhan, dan mengagungkan Dia sebagai TUHAN,
Allah Israel. Orang-orang yang karena anugerah dapat berme-
gah dalam kesengsaraan haruslah memegahkan Allah dalam
kesengsaraan, dan bersyartikel r kepada-Nya atas penghiburan-
penghiburan yang mereka terima, yang berlimpah-limpah se-
perti halnya penderitaan mereka pun berlimpah-limpah. Da-
lam setiap api, bahkan api yang terpanas, di setiap pesisir,
bahkan pesisir yang terjauh, kita harus memelihara pikiran-
pikiran baik kita mengenai Allah. Walaupun Dia membunuh
kita, kita tetap mempercayai Dia, dan, walaupun demi Dia kita
berada dalam bahaya maut sepanjang hari, namun tidak ada
satu pun dari hal ini yang mengubah pendirian kita. Dalam
situasi seperti itulah kita memuliakan Tuhan di dalam api.
Demikianlah yang terjadi dengan ketiga anak-anak dan para
martir yang bernyanyi dalam bahaya.
Harapan-harapan yang Membesarkan Hati;
Kemerosotan yang Sudah Dinubuatkan
(24:16-23)
16 Dari ujung bumi kami dengar nyanyian pujian: “Hormat bagi Yang Maha-
adil!” Tetapi aku berkata: “Kurus merana aku, kurus merana aku. Celakalah
aku! Sebab para penggarong menggarong, ya, terus-menerus mereka melaku-
kan penggarongannya!” 17 Hai penduduk bumi, kamu akan dikejutkan, akan
masuk pelubang dan jerat! 18 Maka yang lari karena bunyi yang mengejutkan
akan jatuh ke dalam pelubang, dan yang naik dari dalam pelubang akan ter-
tangkap dalam jerat. Sebab tingkap-tingkap di langit akan terbuka dan akan
bergoncang dasar-dasar bumi. 19 Bumi remuk redam, bumi hancur luluh
bumi goncang-gancing. 20 Bumi terhuyung-huyung sama sekali seperti orang
mabuk dan goyang seperti gubuk yang ditiup angin; dosa pemberontakannya
menimpa dia dengan sangat, ia rebah dan tidak akan bangkit-bangkit lagi. 21
Maka pada hari itu TUHAN akan menghartikel m tentara langit di langit dan
raja-raja bumi di atas bumi. 22 Mereka akan dikumpulkan bersama-sama,
seperti tahanan dimasukkan dalam liang; mereka akan dimasukkan dalam
penjara dan akan dihartikel m sesudah waktu yang lama. 23 Bulan purnama
akan tersipu-sipu, dan matahari terik akan mendapat malu, sebab TUHAN
semesta alam akan memerintah di gunung Sion dan di Yerusalem, dan Ia
akan menunjukkan kemuliaan-Nya di depan tua-tua umat-Nya.
Ayat-ayat ini, seperti ayat-ayat sebelumnya, dengan jelas menyatakan,
I. Penghiburan kepada orang-orang kudus. Mereka bisa saja dihalau
oleh bencana umum keluar dari tempat mereka tinggal, ke ujung
428
bumi, atau mungkin mereka dipaksa ke sana karena agama me-
reka. Namun di sana mereka bernyanyi, bukan berkeluh kesah.
Dari tempat itu kita mendengar lagu-lagu pujian, dan suatu peng-
hiburan bagi kita jika mendengarkan lagu-lagu itu, mendengar
orang-orang baik itu membawa agama mereka bahkan ke daerah-
daerah yang paling jauh, mendengar bahwa Allah mengunjungi
mereka di sana dan memberikan dorongan semangat untuk ber-
harap bahwa Dia akan mengumpulkan mereka dari sana (Ul.
30:4). Dan inilah nyanyian pujian mereka, “Hormat bagi Yang
Mahaadil!” Kata yang dipakai berbentuk tunggal, dan dapat meru-
juk kepada Allah yang adil, yang adil dalam segala hal yang telah
Dia timpakan ke atas kita. Ini artinya mempermuliakan Allah di da-
lam api. Atau artinya dapat saja “Lagu-lagu pujian ini mendatang-
kan kemuliaan atau keindahan bagi orang benar yang menyanyi-
kannya.” Kita memberikan kehormatan terbesar kepada diri kita
sendiri ketika kita mengabdikan diri kita untuk memuliakan dan
mengagungkan Allah. Ini dapat saja berkaitan dengan menyebar-
kan Injil ke seluruh bagian bumi, sejauh pulau-pulau kita, pada
zaman Mesias. Kabar menggembirakan menggema kembali dalam
lagu-lagu yang terdengar dari sana, dari gereja-gereja yang ditanam-
kan di sana. Juga kemuliaan untuk Allah yang adil, sesuai dengan
lagu para malaikat, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha-
tinggi,” dan kemuliaan bagi semua orang benar, karena pekerjaan
penebusan ditetapkan di hadapan dunia untuk kemuliaan kita.
II. Kengerian bagi orang-orang berdosa. Sang nabi, setelah memberi-
kan penghiburan bagi dirinya sendiri dan orang-orang lainnya,
dengan harapan ada sisa yang diselamatkan, kembali meratapi
kesengsaraan yang dia lihat menerobos masuk bagaikan sebuah
aliran air deras yang sangat besar mengalir ke bumi: Tetapi aku
berkata: “Kurus merana aku, kurus merana aku. Celakalah aku!
Berpikir mengenai hal itu saja sudah menggelisahkanku, dan
membuatku kurus” (ay. 16). Dia menubuatkan,
1. Menyebarnya dosa, sehingga kejahatan akan berlimpah-lim-
pah (ay. 16): Para penggarong menggarong. Hal ini sendiri ada-
lah sebuah penghakiman, dan itulah yang membangkitkan
amarah Allah untuk mendatangkan penghakiman-penghakim-
an lainnya.
Kitab Yesaya 24:16-23
429
(1) Manusia tidak tulus satu sama lain. Tidak ada kesetiaan
pada manusia, yang ada hanyalah ketidakjujuran di mana-
mana. Kebenaran, pengikat kudus masyarakat itu, telah
hilang, dan tidak ada apa pun kecuali pengkhianatan di
dalam urusan-urusan manusia. Lihat Yeremia 9:1-2.
(2) Mereka semuanya tidak tulus kepada Allah. Berkaitan de-
ngan Dia, dan kovenan mereka dengan Dia, anak-anak ma-
nusia semuanya pelaku yang tidak setia, dan telah berkhia-
nat dalam berurusan dengan Allah mereka, dengan me-
ninggalkan kesetiaan mereka kepada-Nya. Inilah asal mula,
dan inilah yang memperparah, dosa dunia. Dan ketika ma-
nusia tidak tulus kepada Allah mereka, bagaimana mereka
akan tulus satu sama lain?
2. Menyebarnya kemurkaan dan penghakiman karena dosa itu.
(1) Penduduk bumi akan dikejar dari waktu ke waktu, dari
tempat ke tempat, oleh kejahatan yang satu atau yang lain-
nya (ay. 17-18): Kamu akan dikejutkan, akan masuk pelu-
bang dan jerat! (dibuat takut oleh pelubang dan jerat). Ini
akan dialami mereka di mana pun mereka berada, karena
anak-anak manusia tidak tahu kejahatan apa yang bisa
saja tiba-tiba menjerat mereka (Pkh. 9:12). Ketiga kata ini
tampaknya dipilih demi sebuah permainan kata yang elok,
atau, sebagaimana kita sekarang menyebutnya dengan
maksud menghina sebagai sebuah rimba kata-kata: Pachad,
dan Pachath, dan Pach. Namun maksudnya jelas (ay. 18),
bahwa orang berdosa dikejar oleh malapetaka (Ams. 13:21),
bahwa kutuk akan menyusul orang yang tidak taat (Ul.
28:15), bahwa orang-orang yang aman karena telah lolos
dari satu penghakiman tidak tahu seberapa cepat peng-
hakiman lain dapat saja menangkap mereka. Apa yang nabi
ini ancamkan kepada seluruh penduduk bumi dengan sua-
tu penghakiman, menjadi bagian dari penghakiman Moab
(Yer. 48:43-44). Namun ini yaitu contoh umum dari ke-
adaan yang sangat berbahaya dalam hidup manusia, bah-
wa ketika kita mencoba menghindari satu kejahatan kita
jatuh ke dalam kejahatan yang lebih buruk, dan bahwa
akhir dari satu kesulitan sering kali merupakan awal dari
430
kesulitan yang lain. Karena itu, kita sangat tidak aman
ketika kita paling aman.
(2) Bumi itu sendiri akan tergoncang sampai hancur. Bumi
akan benar-benar demikian pada akhirnya, ketika segala
yang ada di atasnya akan hilang lenyap, dan secara kiasan
sering kali demikian sebelum masa itu. Tingkap-tingkap di
langit akan terbuka untuk menumpahkan kemurkaan,
seperti pada waktu air bah melanda dunia pada masa lam-
pau. Ia menghujani orang-orang fasik dengan arang (Mzm.
11:6, KJV: jerat atau jebakan). Dan karena terbelah segala
mata air samudra raya yang dahsyat, tentu saja akan ber-
goncang dasar-dasar bumi, kerangka alam terlepas dari tum-
puannya, dan semua kacau balau. Lihatlah betapa anggun-
nya hal ini diungkapkan (ay. 19-20): Bumi remuk redam,
bumi hancur luluh bumi goncang-gancing, keluar dari tem-
patnya. Allah akan menggoncangkan langit dan bumi (Hag.
2:6). Lihatlah kesengsaraan orang-orang yang menyimpan
harta mereka dalam hal-hal di bumi dan memperhatikan
hal-hal tersebut. Mereka mengandalkan apa yang akan
segera remuk redam dan hancur luluh. Bumi terhuyung-
huyung sama sekali seperti orang mabuk. Sangat goyah,
sangat tidak menentu seluruh gerakannya. Orang-orang
duniawi tinggal di dalamnya seperti dalam sebuah istana,
seperti dalam sebuah kastil, seperti dalam sebuah menara
yang tidak dapat ditaklukkan. Tetapi itu akan goyang
seperti gubuk yang ditiup angin, dengan sangat mudah,
dengan sangat tiba-tiba, dan dengan kerugian yang sangat
sedikit bagi sang tuan tanah yang agung. Pembongkaran
bumi hanya akan seperti pembongkaran sebuah gubuk, yang
ingin digusur oleh negara, karena hanya dihuni oleh para
pengemis, dan oleh karena itu tidak ada kepedulian untuk
membangunnya kembali. Gubuk itu akan rebah dan tidak
akan bangkit-bangkit lagi. Tetapi akan ada langit yang baru
dan bumi yang baru, yang di dalamnya hanya akan ada
kebenaran. Namun, apa itu yang menggoncangkan bumi
sedemikian rupa dan menenggelamkannya? Itu yaitu pe-
langgaran yang menekan dengan berat di atasnya. Perhati-
kanlah, dosa yaitu sebuah beban bagi seluruh ciptaan.
Itu yaitu sebuah beban yang berat, beban yang di bawah-
Kitab Yesaya 24:16-23
431
nya seluruh ciptaan merintih saat ini dan akan tenggelam
pada akhirnya. Dosa yaitu kehancuran negara-negara,
dan kerajaan-kerajaan, dan keluarga-keluarga. Mereka
jatuh karena berat tutup timah gantang itu (Za. 5:7-8).
(3) Allah akan mengadakan pertentangan khusus dengan raja-
raja dan orang-orang besar di bumi (ay. 21): Dia akan meng-
hartikel m tentara langit di langit. Pasukan-pasukan para raja di
hadapan Allah tidak lebih daripada sekumpulan orang-orang
biasa. Apalah yang dapat dilakukan satu pasukan orang-
orang besar dengan gabungan kekuatan mereka ketika
Yang Mahatinggi, Tuhan semesta alam, menentang mereka
sehingga merendahkan martabat mereka, dan mencerai-
beraikan pasukan mereka, dan menghancurkan persekong-
kolan mereka? Orang-orang besar, yang ada di tempat ting-
gi, yang sombong dengan kedudukan mereka yang tinggi
dan kebesaran mereka, yang menganggap diri mereka be-
gitu tinggi sehingga tidak dapat dijangkau oleh bahaya apa
pun, Allah akan membalas mereka atas segala kesombong-
an dan kekejaman mereka, yang dengan semua itu mereka
telah menindas dan menyakiti sesama mereka dan warga
mereka, dan sekarang semua perbuatan mereka itu akan
berbalik menimpa kepala mereka sendiri. Raja-raja bumi
sekarang akan dihakimi di atas bumi, untuk menunjukkan
bahwa sesungguhnya ada Allah yang menghakimi di bumi
dan akan membalas raja-raja yang paling sombong sesuai
dengan buah perbuatan mereka. Biarlah orang-orang yang
diinjak-injak oleh para pembesar bumi menghibur diri me-
reka dengan hal ini, bahwa walaupun mereka tidak dapat,
tidak berani, tidak boleh, melawan mereka, namun ada
Allah yang akan menuntut pertanggungjawaban mereka,
yang akan mengalahkan mereka di atas reruntuhan mere-
ka sendiri. Ini karena bumi yang mereka rajai tidak lebih
baik di mata Allah. Ini secara umum saja. Dinubuatkan
secara khusus (ay. 22) bahwa mereka akan dikumpulkan
bersama-sama, seperti tahanan, tahanan yang dinyatakan
bersalah dan dinyatakan hartikel mannya, dimasukkan dalam
liang, atau sel bawah tanah, dan di sana mereka akan di-
masukkan (KJV: dikurung) di dalam kurungan yang pengap.
Raja-raja dan para pembesar, yang bertindak sebebas-
432
bebasnya sesuka hati mereka sendiri, dan yang membang-
gakan diri dan bersuka dalam mengurung orang lain, seka-
rang mereka sendiri akan dikurung. Janganlah orang yang
merdeka merasa bangga dengan kemerdekaannya, seperti
orang kuat dengan kekuatannya, karena dia tidak tahu ke-
kangan-kekangan apa yang tersedia baginya. Sebab, mereka
juga akan dihartikel m sesudah waktu yang lama, melalui cara,
[1] Mereka akan dibalas dengan kemurkaan. Ini yaitu
kata yang sama, dalam bentuk lain, yang digunakan
pada ayat 21, TUHAN akan menghartikel m mereka. Mereka
akan disimpan sampai hari pelaksanaan hartikel man, se-
perti halnya para tahanan yang sudah dinyatakan hu-
kumannya, dan seperti malaikat-malaikat yang jatuh
dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sam-
pai penghakiman pada hari besar (Yud. 1:6). Biarlah ini
menjelaskan alasan penundaan-penundaan balas den-
dam ilahi. Hartikel man tidak dilaksanakan dengan segera,
karena hari pelaksanaan hartikel man belum tiba, dan
mungkin tidak akan datang sampai setelah waktu yang
lama. Tapi sudah pasti bahwa orang-orang jahat disim-
pan untuk hari kehancuran, dan oleh karena itu dilin-
dungi untuk sementara waktu, tetapi diselamatkan pada
(KJV: sampai) hari murka Allah (Ayb. 21:30). Oleh karena
itu janganlah kita menghakimi sedikit pun sebelum wak-
tunya.
[2] Mereka akan dibalas dengan belas kasihan, dan dike-
luarkan dari penjara, dan akan kembali memperoleh,
jika bukan martabat mereka, kebebasan mereka. Nebu-
kadnezar, dalam penaklukan-penaklukannya, menjadi-
kan banyak raja dan pangeran sebagai tawanannya,
dan mengurung mereka di dalam sel bawah tanah di
Babel, dan salah satu di antaranya, Yoyakin raja Ye-
huda. Namun setelah beberapa lama, ketika Nebukad-
nezar sudah meninggal, anaknya membalas mereka,
dan memberikan (sebagaimana tampaknya) kehidupan
kembali kepada mereka semua yang ditawan. Ini men-
jadi contoh kebaikan khusus sang raja kepada Yoyakin
bahwa dia memberikan kedudukan kepadanya lebih
tinggi dari pada kedudukan raja-raja yang bersama-
Kitab Yesaya 24:16-23
433
sama dengan dia (Yer. 52:32). Jika kita menerapkan hal
ini pada keadaan umum umat manusia, ini berarti se-
buah perubahan keadaan besar-besar yang terjadi de-
ngan tiba-tiba. Para petinggi dihartikel m, orang-orang
yang dihartikel m dibebaskan, setelah beberapa lama, se-
hingga tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat
aman walaupun keadaan mereka sangat makmur, dan
tidak akan ada seorang pun yang hidup tanpa harapan
walaupun keadaan mereka sangat menyedihkan.
3. Kemuliaan bagi Allah dalam semua hal ini (ay. 23). Ketika
semua hal ini terjadi, ketika musuh-musuh jemaat Allah yang
sombong direndahkan dan dijatuhkan,
(1) Maka akan tampak, tanpa dapat dipertentangkan, bahwa
Tuhan berkuasa. Ini selalu benar, namun tidak selalu jelas
seperti itu. Ketika raja-raja bumi dihartikel m karena kekejam-
an dan penindasan mereka, maka dikumandangkanlah dan
dibuktikanlah ke seluruh dunia bahwa Allah yaitu Raja di
atas segala raja, bahwa Dialah Raja di atas mereka, yang
kepada-Nya mereka bertanggung jawab. Juga, bahwa Dia
berkuasa sebagai TUHAN semesta alam, Tuhan atas segala
pasukan, atas pasukan mereka. Bahwa Dia memerintah di
gunung Sion dan di Yerusalem, di dalam jemaat-Nya, untuk
kehormatan dan kesejahteraannya, menurut janji-janji yang
menjadi dasar pendiriannya. Dia memerintah di dalam fir-
man dan ketetapan-ketetapan-Nya, bahwa Dia memerintah
di depan tua-tua umat-Nya, di depan semua orang-orang
kudus-Nya, terutama di depan hamba-hamba-Nya, penatua-
penatua jemaat-Nya, yang memperhatikan semua perwu-
judan kuasa dan pemeliharaan-Nya, dan, dalam seluruh
peristiwa-peristiwa ini, memperhatikan perbuatan tangan-
Nya. Tua-tua umat-Nya, murid-murid tua, orang-orang
Kristen yang sudah berpengalaman, yang sudah sering,
ketika mereka bingung, masuk ke tempat kudus Allah di
Sion dan Yerusalem, dan mengakrabkan diri mereka de-
ngan penyataan diri-Nya sendiri di sana, akan melihat lebih
banyak daripada yang lain mengenai kuasa dan kedaulatan
Allah dalam pekerjaan pemeliharaan-Nya.
434
(2) Maka akan tampak, tanpa dapat diperbandingkan, bahwa
Dia berkuasa sambil menunjukkan kemuliaan-Nya, dengan
begitu terang cemerlang dan berkilauan sehingga bulan pur-
nama akan tersipu-sipu, dan matahari terik akan mendapat
malu, seperti terang yang lebih kecil diredupkan dan dipa-
damkan oleh terang yang lebih besar. Orang-orang besar,
yang menganggap diri mereka memiliki kilau kemasyhuran
dan luas kedaulatan sama seperti matahari dan bulan, akan
dibuat menjadi malu ketika Allah muncul di atas mereka,
terlebih ketika Dia muncul menentang mereka. Lalu akan
dipenuhilah muka mereka dengan kehinaan, supaya mereka
mencari nama Allah. Bangsa-bangsa timur menyembah
matahari dan bulan, tetapi nanti ketika Allah muncul de-
ngan penuh kemuliaan untuk umat-Nya melawan musuh-
Nya dan musuh mereka, maka semua dewa-dewa palsu ini
akan dibuat menjadi malu bahwa mereka pernah menerima
penghormatan dari penyembah-penyembah mereka yang
tertipu itu. Kemuliaan Sang Pencipta secara tidak terhingga
jauh lebih cemerlang daripada kemuliaan makhluk-makh-
luk ciptaan yang paling cemerlang. Pada hari besar itu,
ketika Hakim langit dan bumi akan tampil bercahaya
dalam kemuliaan-Nya, matahari akan berubah oleh karena
kemilau-Nya yang melebihi segala sesuatu dan membuat-
nya menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah.
PASAL 25
esudah ancaman murka Allah di dalam pasal sebelum ini, di sini
kita dapati,
I. Puji syartikel r atas apa yang telah dilakukan Allah, yang dipan-
jatkan sang nabi atas nama jemaat kepada Allah, dan meng-
ajar kita untuk melakukan hal yang sama (ay. 1-5).
II. Janji-janji berharga perihal apa yang masih akan dilakukan
Allah bagi jemaat-Nya terutama di dalam kasih karunia Injil
(ay. 6-8).
III. Sorak-sorai jemaat di dalam Allah atas lawan-lawannya (ay.
9-12).
Pasal ini memandang jemaat dengan penuh sukacita, seperti pasal
sebelumnya memandang dunia dengan penuh kengerian.
Nyanyian Pujian
(25:1-5)
1 Ya TUHAN, Engkaulah Allahku; aku mau meninggikan Engkau, mau me-
nyanyikan syartikel r bagi nama-Mu; sebab dengan kesetiaan yang teguh Eng-
kau telah melaksanakan rancangan-Mu yang ajaib yang telah ada sejak
dahulu. 2 Sebab Engkau telah membuat kota itu menjadi timbunan batu, dan
kota yang berkubu itu menjadi reruntuhan; puri orang luar tidak lagi men-
jadi kota, dan tidak dibangunkan lagi untuk selama-lamanya. 3 Oleh karena
itu suatu bangsa yang kuat akan memuliakan Engkau; kota bangsa-bangsa
yang gagah akan takut kepada-Mu. 4 Sebab Engkau menjadi tempat pengung-
sian bagi orang lemah, tempat pengungsian bagi orang miskin dalam kesesak-
annya, perlindungan terhadap angin ribut, naungan terhadap panas terik,
sebab amarah orang-orang yang gagah sombong itu seperti angin ribut di mu-
sim dingin, 5 seperti panas terik di tempat kering. Kegaduhan orang-orang luar
Kaudiamkan; seperti panas terik ditiadakan oleh naungan awan, demikianlah
nyanyian orang-orang yang gagah sombong ditiadakan.
S
436
Di akhir pasal sebelum ini dikatakan bahwa TUHAN semesta alam
akan memerintah dan menunjukkan kemuliaan-Nya. Sekarang, sesuai
dengan ini, di sini sang nabi berbicara perihal kemuliaan semarak
kerajaan-Nya (Mzm. 145:12), dan memuliakan Dia atas kebesaran-
Nya itu. Meskipun nubuat ini mungkin saja telah digenapi melalui
penghancuran Babel dan pembebasan orang Yahudi dari penawanan
mereka di sana, sepertinya nubuat itu memandang jauh ke depan,
pada puji-pujian yang harus dipanjatkan kepada Allah oleh jemaat
Injil atas semua kemenangan Kristus atas musuh-musuh rohani kita,
serta penghiburan yang telah disediakan-Nya bagi semua orang
percaya. Di sini,
I. Sang nabi mengangkat hatinya sendiri untuk memuji Allah. Sebab,
mereka yang hendak menggerakkan orang lain haruslah meng-
gerakkan diri sendiri terlebih dahulu untuk memuji Allah (ay. 1):
“Ya TUHAN, Engkaulah Allahku, Allah yang ada di dalam perjanjian
denganku.” Ketika Allah sedang menghartikel m raja-raja bumi di
atas bumi, dan membuat mereka gemetar di hadapan-Nya, maka
seorang nabi miskin dapat datang kepada-Nya, dan dengan berani
serta rendah hati berkata, Ya TUHAN, Engkaulah Allahku, dan
oleh karena itu aku mau meninggikan Engkau, mau menyanyikan
syartikel r bagi nama-Mu. Mereka yang memiliki Tuhan sebagai Allah
mereka, wajib menyanyikan syartikel r bagi-Nya. Sebab, karena
itulah Ia menerima kita sebagai umat-Nya, supaya kita menjadi
umat, menjadi ternama, terpuji dan terhormat bagi-Nya (Yer. 13:11).
Dengan memuji Allah, kita juga meninggikan-Nya. Ini tidak berarti
bahwa kita mampu membuat-Nya lebih tinggi daripada diri-Nya
yang sekarang, tetapi kita harus menyatakan Dia kepada diri kita
dan orang lain bahwa Dia memang Yang Mahatinggi (Kel. 15:2).
II. Hatinya sangat senang karena ia tahu orang lain juga akan terge-
rak untuk memuji Allah (ay. 3). “Oleh karena itu, sebab Engkau
telah mengadakan pemusnahan di bumi melalui campur tangan-
Mu (Mzm. 46:9) dan membalas dengan adil atas musuh-Mu dan
musuh jemaat-Mu, oleh karena itu suatu bangsa yang kuat akan
memuliakan Engkau dengan serempak, dan kota (besar) bangsa-
bangsa yang gagah akan takut kepada-Mu.” Mereka ini boleh
diartikan sebagai,
Kitab Yesaya 25:1-5
437
1. Orang-orang yang selama ini menentang Allah dengan kuat
dan gagah. Mereka yang terus memusuhi kerajaan Allah, dan
melawan kepentingannya dengan segala kekuatan dan kekeji-
an. Orang-orang ini akan dipertobatkan, dan memuliakan
Allah dengan bergabung bersama umat-Nya dalam ibadah ke-
pada-Nya, atau setidaknya mereka diinsafkan sehingga meng-
aku bahwa mereka telah ditaklukkan. Orang-orang yang da-
hulu bersikap bengis terhadap yang Mahakuasa akan dipaksa
untuk gemetar di hadapan penghakiman Allah, dan sia-sia
saja berseru-seru kepada batu karang serta gunung-gunung
agar menyembunyikan mereka. Atau,
2. Orang-orang yang sekarang akan dibuat perkasa dan dahsyat
bagi Dia dan oleh Dia, meskipun sebelum itu mereka lemah
dan terinjak-injak. Allah akan tampil dengan sedemikian nyata-
nya bagi dan bersama dengan orang-orang yang takut kepada-
Nya dan memuliakan Dia, sehingga semua orang akan meng-
akui mereka sebagai umat yang kuat, dan terkagum-kagum
bercampur gentar terhadap mereka. Suatu ketika, banyak dari
antara rakyat negeri itu masuk Yahudi, karena mereka ditimpa
ketakutan kepada orang Yahudi (Est. 8:17), dan ketika itu
mereka yang mengenal Allahnya tetap kuat dan bertindak (Dan.
11:32). Untuk itulah mereka memuliakan Allah.
III. Sang nabi mengamati apa itu sebenarnya dan seharusnya yang
menjadi pokok puji-pujian ini. Kita semua harus meninggikan Allah
dan memuji-Nya, sebab,
1. Ia telah melakukan perkara-perkara ajaib, sesuai rancangan
dan kehendak-Nya sendiri (ay. 1). Kita meninggikan Allah de-
ngan mengagumi apa yang telah dilakukan-Nya sebagai sesua-
tu yang sungguh ajaib, bukti luar biasa tentang kuasa-Nya
yang melampaui apa yang mampu dilakukan semua makhluk,
serta bukti luar biasa tentang kebaikan-Nya yang jauh melam-
paui apa yang bisa diharapkan oleh kita, makhluk-makhluk
yang berdosa ini. Hal-hal ajaib ini, yang baru dan mengheran-
kan bagi kita, serta sama sekali tidak terpikirkan, yaitu se-
suai dengan rancangan-Nya yang ajaib yang telah ada sejak
dahulu, direncanakan oleh hikmat-Nya serta dirancang bagi ke-
muliaan-Nya sendiri dan penghiburan bagi umat-Nya. Semua
tindakan pemeliharaan-Nya atau campur tangan Allah sesuai
438
dengan rancangan-rancangan kekal-Nya (dan semua rancang-
an-Nya itu yaitu juga kesetiaan dan kebenaran). Semuanya
sesuai dengan sifat-sifat-Nya, cocok satu sama lain, dan pasti
digenapi pada waktunya.
2. Ia terutama telah merendahkan kesombongan dan mematah-
kan kuasa orang-orang perkasa dunia (ay. 2): “Engkau telah
membuat kota itu, banyak kota, menjadi timbunan puing. Ba-
nyak kota berkubu, yang menyangka telah dijaga baik secara
alami maupun dengan keahlian, serta oleh banyaknya dan ke-
beranian tentaranya, Engkau telah menjadikannya reruntuh-
an.” Kekuatan makhluk ciptaan apa gerangan yang mampu
bertahan melawan Yang Mahakuasa? “Banyak kota yang di-
bangun begitu mewah sehingga bisa disebut puri, dan begitu
sering dikunjungi orang-orang besar dari mana-mana sehingga
dapat disebut puri orang luar, telah Kaubuat sedemikian rupa
sehingga tidak lagi menjadi kota. Kota menjadi rata dengan
tanah, dan tidak satu pun batu tersusun di atas batu yang
lain, dan tidak akan pernah dibangun lagi.” Inilah yang telah
terjadi pada banyak kota di berbagai belahan dunia, terutama
di negeri kita sendiri. Kota-kota yang dahulu pernah berjaya,
telah runtuh dan lenyap, nyaris tidak diketahui lagi (kecuali
dari bejana atau uang logam yang digali dari tanah) tempatnya
berdiri. Betapa banyak kota-kota di Israel yang sejak lama
sudah menjadi timbunan dan reruntuhan! Melalui hal ini,
Allah mengajar kita bahwa di sini kita tidak mempunyai tempat
tinggal yang tetap dan oleh sebab itu harus mencari suatu
kota yang akan datang kelak yang tidak akan pernah runtuh
ataupun rusak.
3. Ia telah membebaskan dan menolong umat-Nya yang miskin
dan susah pada waktunya (ay. 4): Engkau menjadi tempat
pengungsian bagi orang lemah, tempat pengungsian bagi orang
miskin. Seperti halnya Allah melemahkan orang-orang kuat
yang sombong dan merasa aman, begitu pula Ia menguatkan
kaum lemah yang rendah hati dan bersungguh hati, serta ber-
sandar kepada-Nya. Bahkan lebih dari itu, Ia tidak saja mem-
buat mereka kuat, tetapi Ia sendirilah yang menjadi kekuatan
mereka. Sebab di dalam Dia mereka dapat menguatkan diri,
dan perkenan-Nyalah yang menguatkan hati mereka. Dialah
kekuatan bagi orang miskin dalam kesesakannya ketika mere-
Kitab Yesaya 25:1-5
439
ka membutuhkan kekuatan, dan ketika kesesakan mendorong
mereka kepada Allah. Selain itu, sama seperti Ia menguatkan
mereka untuk melawan kebusukan batiniah, demikian juga Ia
melindungi mereka dari serangan dari luar. Ia yaitu perlin-
dungan terhadap angin ribut, hujan angin ataupun hujan es,
serta naungan terhadap panas terik matahari musim panas
yang membakar. Allah merupakan perlindungan yang cartikel p
bagi umat-Nya pada segala cuaca, baik panas maupun dingin,
basah maupun kering. Perlengkapan senjata keadilan dapat
digunakan untuk menyerang ataupun untuk membela (2Kor.
6:7). Bahaya atau kesukaran apa pun yang dialami umat
Allah, pemeliharaan penuh akan diberikan supaya mereka
tidak mengalami celaka atau kerugian berat. Ketika bahaya
mengancam dan sangat menakutkan, Allah akan tampil bagi
keselamatan umat-Nya: ketika kehangatan amarah orang lalim
itu seperti air bah menempuh pagar batu (TL) yang menimbul-
kan suara gaduh, pagar batu itu tidak akan roboh. Umat Allah
sungguh malang, musuh-musuh mereka sangat lalim. Mereka
akan melakukan apa saja yang mengerikan. Amarah mereka
bagaikan terpaan angin ribut yang gemuruh, keras, dan dah-
syat. Namun, sama seperti angin, amarah mereka juga berada
di bawah kendali ilahi. Sebab Allah mengumpulkan angin
dalam genggam-Nya, dan Dia akan menjadi perlindungan bagi
umat-Nya sehingga mereka mampu bertahan terhadap gun-
cangan itu, dan tetap teguh, dan memelihara ketulusan hati
dan damai sejahtera mereka. Badai yang menerpa kapal mam-
pu menguncangnya ke sana kemari, tetapi angin yang mener-
pa dinding tidak akan mampu menggoyahkannya (Mzm. 76:11;
138:7).
4. Ia melindungi dan akan melindungi orang-orang yang memer-
cayakan diri kepada-Nya dari kesombongan para penindas
yang angkuh (ay. 5): Kegaduhan orang-orang luar akan atau
telah Kaudiamkan. Engkau akan meredakan dan membung-
kamnya, seperti panas terik ditiadakan dan diteduhkan oleh
naungan awan yang melintas. Nyanyian, atau juga lagu mau-
pun sorak sorai orang-orang yang gagah sombong ditiadakan,
dan mereka akan dibuat mengubah nada serta mengecilkan
suara mereka. Amatilah di sini,
440
(1) Para penindas umat Allah disebut orang-orang luar, sebab
mereka lupa bahwa orang-orang yang mereka tindas sama-
sama diciptakan dari darah seperti mereka. Mereka disebut
orang-orang yang gagah sombong, sebab memang itulah
yang lebih mereka sukai, daripada disebut orang ramah.
Mereka lebih suka ditakuti daripada dikasihi.
(2) Kesombongan mereka terhadap umat Allah sungguh gaduh
dan panas, namun hanya sebatas itu. Itu hanyalah kega-
duhan orang luar, yang menyangka bisa menyampaikan
maksud mereka dengan cara menakut-nakuti dan meng-
ganggu semua orang yang menghalang-halangi mereka,
juga dengan membual. Firaun, raja Mesir: tidak lebih dari-
pada tukang ribut (Yer. 46:17). Perilaku ini bagaikan panas
terik matahari yang membakar pada tengah hari, namun di
manakah panas itu ketika matahari sudah terbenam?
(3) Kegaduhan, panas, dan sorak sorai mereka akan direndah-
kan dan dibungkam, pada waktu harapan mereka dipa-
damkan dan semua kehormatan mereka terkubur debu.
Cabang-cabang orang-orang yang sombong, dan bahkan
yang paling tinggi sekalipun, akan dipatahkan, kemudian
dilempar ke dalam lobang kotoran.
(4) Ketika para pekerja di kebun anggur Allah dipanggil sewak-
tu-waktu untuk sehari suntuk bekerja berat dan menang-
gung panas terik matahari, Ia akan menemukan cara untuk
menyegarkan mereka kembali, seperti dengan naungan
awan, supaya mereka tidak ditekan melebihi batas.
Berkat-berkat Injil
(25:6-8)
6 TUHAN semesta alam akan menyediakan di gunung Sion ini bagi segala
bangsa-bangsa suatu perjamuan dengan masakan yang bergemuk, suatu
perjamuan dengan anggur yang tua benar, masakan yang bergemuk dan ber-
sumsum, anggur yang tua yang disaring endapannya. 7 Dan di atas gunung
ini TUHAN akan mengoyakkan kain perkabungan yang diselubungkan kepa-
da segala sartikel bangsa dan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa-
bangsa. 8 Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya; dan Tuhan ALLAH
akan menghapuskan air mata dari pada segala muka; dan aib umat-Nya
akan dijauhkan-Nya dari seluruh bumi, sebab TUHAN telah mengatakannya.
Jika kita beranggapan (seperti halnya banyak orang) bahwa ayat-ayat
ini mengacu kepada sukacita besar yang tentu terjadi di Sion dan
Kitab Yesaya 25:6-8
441
Yerusalem pada waktu pasukan Asyur dikalahkan oleh seorang ma-
laikat, atau ketika orang Yahudi dibebaskan dari penawanan di Ba-
bel, atau pada peristiwa pembebasan lain yang sama-sama menak-
jubkan, mau tidak mau kita juga harus memandang lebih jauh, yaitu
kepada kasih karunia Injil dan kemuliaan yang merupakan mahkota
serta penggenapan kasih karunia tersebut. Karena pada waktu ke-
bangkitan kita melalui Kristus-lah firman yang dituliskan di sini akan
genap. Pada waktu itu saja, dan sampai saat itu terjadi saja (jika kita
memercayai Rasul Paulus), barulah firman itu akan digenapi sepe-
nuhnya: Maut telah ditelan dalam kemenangan (1Kor. 15:54). Inilah
kunci bagi janji-janji lainnya yang di sini dikaitkan bersama-sama.
Demikianlah kita dapati di sini nubuat tentang keselamatan dan
kasih karunia yang dibawakan kepada kita oleh Yesus Kristus, yang
diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi (1Ptr. 1:10).
I. Bahwa kasih karunia Injil akan menjadi pesta agung bagi semua
orang. Bukan seperti pesta yang diselenggarakan oleh raja Ahasy-
weros, yang dimaksudkan sekadar untuk memamerkan kemegahan
yang empunya pesta (Est. 1:4). Pesta karunia Injil ini dimaksudkan
untuk memuaskan para tamu, dan oleh sebab itu, sementara se-
gala sesuatu di pesta Ahasyweros sana dimaksudkan untuk pamer,
segala sesuatu di pesta di sini dimaksudkan untuk hal yang sebe-
nar-benarnya. Segala persiapan yang dibuat di dalam Injil untuk
menyambut para petobat dan orang-orang yang berseru memohon
pertolongan Allah, sering kali dinyatakan di dalam Perjanjian Baru
dengan perumpamaan perjamuan (Mat. 22:1 dan seterusnya), yang
sepertinya dipinjam dari nubuat ini.
1. Allah sendirilah Tuan perjamuan ini, dan kita boleh yakin bah-
wa Ia mempersiapkannya sesuai Siapa diri-Nya, yang sudah
menjadi keharusan-Nya untuk memberi, dan bukan seperti
kita yang menerima. TUHAN semesta alam sendirilah yang
menyelenggarakan perjamuan ini.
2. Para tamu yang diundang yaitu segala bangsa-bangsa, baik
orang bukan Yahudi maupun orang Yahudi. Beritakanlah Injil
kepada segala makhluk. Tersedia cartikel p banyak makanan un-
tuk semua orang. Siapa pun yang mau, boleh datang dan
mengambil bagian dengan cuma-cuma, bahkan orang-orang
yang dikumpulkan di semua jalan dan lintasan.
442
3. Tempatnya yaitu di gunung Sion. Dari sanalah pemberitaan
Injil bermula: para pembawa berita harus mulai dari Yeru-
salem. Jemaat Injil yaitu Yerusalem yang di atas. Di sanalah
perjamuan ini diadakan, dan ke sanalah semua tamu yang
diundang harus pergi.
4. Hidangannya sangat mewah, dan segala sesuatu yang disajikan
itu bermutu terbaik. Ini yaitu suatu perjamuan, yang menan-
dakan kelimpahan dan keragaman. Ini merupakan perjamuan
tanpa henti bagi orang-orang percaya. Jika tidak demikian, itu
yaitu salah mereka sendiri. Ini merupakan perjamuan dengan
masakan yang bergemuk dan bersumsum. Begitu nikmat, begitu
bergizi, segala penghiburan Injil bagi semua orang yang berpesta
dengannya dan mencernanya. Anak yang hilang itu dijamu me-
riah dengan lembu gemuk. Daud menikmati persekutuannya
dengan Allah sehingga jiwanya dipuaskan bagaikan dengan
masakan yang bergemuk dan bersumsum. Ini juga merupakan
perjamuan dengan anggur yang tua yang disaring endapannya,
jenis anggur tua yang telah disimpan lama dan disaring endap-
annya, sehingga menjadi jernih dan murni. Terdapat sesuatu di
dalam Injil yang, seperti halnya anggur yang digunakan dengan
bijaksana, mampu menggirangkan hati dan mengangkat sema-
ngat, dan cocok bagi mereka yang sedang dirundung beban
berat karena menyadari dosa dan menyesalinya. Mereka dapat
meminumnya lalu melupakan kesengsaraan mereka (sebab
untuk itulah kegunaan anggur yang diminum dengan benar,
yaitu minuman keras bagi mereka yang membutuhkannya
[Ams. 31:5-6]). Mereka dapat bersuka ria karena tahu bahwa
dosa-dosa mereka telah diampuni, lalu bersemangat dalam
pekerjaan serta peperangan rohani mereka, bagaikan laki-laki
kuat yang disegarkan oleh anggur.
II. Bahwa dunia akan dibebaskan dari gelapnya ketidaktahuan dan
kekeliruan. Di tengah kabut kegelapan itu dunia sudah begitu
lama hilang terkubur (ay. 7): Dan di atas gunung ini TUHAN akan
mengoyakkan kain perkabungan (kain penutup wajah) yang me-
lingkupi semua bangsa (dengan selubung atau penutup mata)
sehingga mereka tidak bisa melihat jalan atau melakukan tugas
mereka, dan oleh karena itu berkeliaran tanpa henti. Wajah mere-
ka terbungkus seperti wajah orang terhartikel m atau orang mati.
Kitab Yesaya 25:6-8
443
Ada kain perkabungan yang diselubungkan kepada segala sartikel
bangsa, karena mereka semua duduk di dalam kegelapan. Tidak-
lah mengherankan apabila di antara orang-orang Yahudi sendiri,
ada selubung yang menutupi hati mereka (2Kor. 3:15). Namun,
kain selubung ini akan dihancurkan Tuhan dengan terang Injil-
Nya yang bersinar di dalam dunia, dan dengan kuasa Roh-Nya
yang membuka mata manusia supaya bisa menerimanya. Ia akan
membangkitkan mereka yang sudah lama mati dalam pelanggaran
dan dosa ke kehidupan rohani.
III. Maut akan dikalahkan, kuasanya dipatahkan, dan sifatnya di-
ubah: Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya (ay. 8).
1. Kristus sendiri, dalam kebangkitan-Nya, akan menang atas
maut, akan mematahkan ikatan belenggunya, dan membuang-
nya jauh-jauh. Kubur tampaknya menelan Dia, tetapi sebenar-
nya Dialah yang telah menelannya.
2. Kebahagiaan orang-orang kudus akan berada di luar jangkau-
an maut, dengan demikian mengakhiri semua kesenangan
dunia, membuatnya terasa pahit, dan menodai keindahannya.
3. Orang-orang percaya dapat menang atas maut dan meman-
dangnya sebagai musuh yang telah dikalahkan: Hai maut di
manakah kemenanganmu?
4. Saat mayat orang-orang kudus dibangkitkan pada hari besar itu
dan kefanaan mereka ditelan kehidupan, maka maut akan dite-
lan selamanya dalam kemenangan. Dan itulah musuh terakhir.
IV. Bahwa dukacita akan diakhiri, dan akan ada sukacita sempurna
tanpa akhir: Tuhan ALLAH akan menghapuskan air mata dari
pada segala muka. Orang-orang yang menangisi dosa mereka
akan dihibur dan hati nurani mereka akan menjadi tenteram. Di
dalam perjanjian kasih karunia akan disediakan semua yang cu-
kup untuk menggantikan semua dukacita yang dialami sekarang,
untuk menghapus air mata dan menyegarkan kita. Terutama me-
reka yang menderita karena Kristus akan menerima penghiburan
melimpah, sama seperti penderitaan mereka dulu juga berlimpah.
Di dalam sukacita sorga, dan tidak di tempat lain, akan genaplah
firman Tuhan yang tertulis seperti sebelumnya, sebab di sanalah
Allah akan menghapus segala air mata (Why. 7:17; 21:4). Dan
tidak akan ada lagi perkabungan, sebab maut tidak akan ada lagi.
444
Pengharapan akan hal ini sudah seharusnya menghapus air mata
kita yang bercucuran, semua ratap tangis yang menghambat kita
untuk menabur.
V. Bahwa semua kecaman yang dilontarkan ke atas agama dan para
pemeluknya yang sejati akan disingkirkan selamanya: aib umat-
Nya, yang sudah begitu lama mereka tanggung, fitnah dan peng-
gambaran yang keliru sehingga mencoreng muka mereka, serta
penghinaan dan kekejaman para penindas yang telah menginjak-
injak mereka, akan dijauhkan. Kebenaran mereka akan bersinar
seperti terang di hadapan seluruh dunia yang akan menyadari
bahwa mereka bukanlah orang-orang seperti yang dituduhkan
dengan cara yang sangat menyakitkan hati itu. Demikianlah kese-
lamatan akan dikerjakan bagi mereka dari semua ketidakadilan
yang mereka terima. Adakalanya, Allah mengerjakan bagi umat-
Nya sesuatu yang menghindarkan cemooh dari antara manusia.
Walaupun begitu, keselamatan itu akan terlaksana dengan sem-
purna pada hari besar itu, sebab TUHAN telah mengatakannya. Ia
mampu dan pasti akan mewujudkannya. Marilah kita dengan
sabar menanggung dukacita dan aib sekarang ini, serta meman-
faatkan keduanya, sebab tidak lama lagi keduanya akan dihapus-
kan.
Berkat-berkat Injil
(25:9-12)
9 Pada waktu itu orang akan berkata: “Sesungguhnya, inilah Allah kita, yang
kita nanti-nantikan, supaya kita diselamatkan. Inilah TUHAN yang kita nan-
ti-nantikan; marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita oleh karena kesela-
matan yang diadakan-Nya!” 10 Sebab tangan TUHAN akan melindungi gunung
ini, tetapi Moab akan diinjak-injak di tempatnya sendiri, sebagai jerami diinjak-
injak dalam lobang kotoran. 11 Apabila Moab mengembangkan tangannya di
dalamnya seperti cara perenang mengembangkannya untuk berenang, maka
TUHAN akan mematahkan kecongkakkan mereka dengan segala daya upaya
mereka. 12 Maka kubu-kubu tembokmu yang tinggi akan ditumbangkan-Nya
dan dirubuhkan-Nya, dan dicampakkan-Nya ke tanah dan debu.
Di sini terdapat,
I. Sambutan yang akan diberikan jemaat terhadap berkat-berkat
yang dijanjikan di dalam ayat-ayat sebelumnya (ay. 9): Pada wak-
tu itu orang akan berkata dengan sorak sorai dan sukacita kudus
Kitab Yesaya 25:9-12
445
penuh kerendahan hati, Sesungguhnya, inilah Allah kita, yang kita
nanti-nantikan! Demikianlah pembebasan jemaat dari penderitaan
panjang dan pedih itu akan dirayakan, bagaikan hidup kembali
dari antara orang mati. Dengan rasa sukacita yang mendalam dan
pujian seperti itulah orang-orang yang mencari Dia dan penebus-
an di Yerusalem akan menerima kabar kesukaan tentang Sang
Penebus. Dengan nyanyian kemenangan seperti inilah orang-
orang kudus yang telah dimuliakan akan masuk dan turut dalam
kebahagiaan tuan mereka.
1. Allah sendirilah yang harus menerima semua kemuliaan: “Se-
sungguhnya, inilah Allah kita, inilah TUHAN kita. Apa yang
terjadi ini yaitu perbuatan-Nya, yang sungguh mengagumkan
di mata kita. Di dalam hal inilah Ia bertindak seperti Siapa
diri-Nya sendiri, Ia memuliakan hikmat, kuasa, dan kebaikan-
Nya. Di dalam hal ini Ia bertindak bagi kita sebagai Allah kita,
Allah yang terikat perjanjian dengan kita, dan yang kita
layani.” Perhatikanlah, sorak-sorai kita jangan hanya berhenti
pada apa yang dilakukan dan diberikan Allah kepada kita,
tetapi harus melintasi semua itu menuju diri-Nya sendiri, yang
merupakan Sumber dan Pemberi semuanya itu: Inilah Allah
kita. Adakah bangsa di bumi ini yang memiliki Allah yang
dapat dipercayai seperti ini? Tidak, sebab gunung batu kita
bukanlah seperti gunung batu orang-orang itu. Tidak ada yang
seperti Allah Yerusalem.
2. Semakin lama diharap-harapkan, semakin hangat pula sam-
butan yang diberikan. “Inilah Dia yang telah kita nanti-nanti-
kan sambil bersandar kepada firman dan janji-Nya, serta de-
ngan keyakinan penuh bahwa Ia akan datang pada waktu
yang telah ditentukan nanti, dan oleh sebab itu kita bersedia
menantikan waktu-Nya. Dan sekarang kita mendapati bahwa
sungguh tidak sia-sia menantikan Dia, karena belas kasihan-
Nya akhirnya datang juga bersama ganti rugi berlimpah atas
penangguhan waktu itu.”
3. Ini merupakan sukacita yang tidak terkatakan: “Marilah kita
bersorak-sorak dan bersukacita oleh karena keselamatan yang
diadakan-Nya. Kita yang ikut menikmati manfaatnya akan
sepakat menaikkan syartikel r dengan penuh sukacita.”
4. Ini merupakan dorongan agar mengharapkan kelanjutan dan
penyempurnaan keselamatan-Nya ini: inilah Allah kita, yang
446
kita nanti-nantikan, supaya kita diselamatkan. Ia akan melan-
jutkan apa yang telah dimulai-Nya, sebab adapun Allah, Allah
kita, jalan-Nya sempurna.
II. Harapan mengenai berkat selanjutnya untuk menjamin serta
mengabadikan hal-hal berikut.
1. Kuasa Allah akan dijanjikan kepada mereka dan terus menjadi
bagian mereka: tangan TUHAN akan melindungi gunung ini (ay.
10). Jemaat dan umat Allah akan mendapatkan bukti-bukti
berkesinambungan perihal hadirat Allah yang menyertai dan
tinggal bersama mereka: tangan-Nya akan senantiasa berada
di atas mereka untuk melindungi dan menjaga mereka, serta
terus-menerus terulur kepada mereka guna memenuhi keper-
luan mereka. Gunung Sion merupakan tempat kediamannya
selamanya. Di sinilah Ia akan tinggal.
2. Kekuatan musuh-musuh mereka, yang melawan mereka, akan
dipatahkan. Di sini Moab menggambarkan semua lawan umat
Allah yang bersikap menjengkelkan terhadap mereka. Mereka
akan diinjak-injak atau diirik (karena pada waktu itulah mere-
ka mengirik gandum dengan cara menginjak-injaknya), lalu
akan dibuang bagaikan jerami diinjak-injak dalam lobang kotor-
an, karena tidak berguna lagi. Setelah tangan TUHAN melin-
dungi gunung ini, tangan itu tidak akan terkulai atau terlipat
lemah dan tidak berbuat apa-apa. Sebaliknya, Ia akan mengem-
bangkan tangannya di tengah umat-Nya, seperti cara perenang
mengembangkannya untuk berenang, yang menyiratkan bahwa
Ia akan menggunakan dan mengerahkan kuasa-Nya bagi mere-
ka dengan dahsyat – yang akan dilakukan-Nya bagi mereka dari
segala sisi – yang akan dengan mudah dilaksanakan-Nya meng-
hadapi perlawanan yang dilancarkan terhadap semua maksud-
Nya yang penuh rahmat bagi mereka, dan dengan demikian
mendorong lebih lanjut karya-Nya yang baik di antara mereka.
Demi kepentingan mereka, Ia akan senantiasa bekerja dengan
giat, sebab seperti itulah sikap seorang perenang. Terutama
sekali, dinubuatkan tentang apa yang akan dilakukan-Nya bagi
mereka.
(1) TUHAN akan mematahkan kecongkakan musuh-musuh me-
reka (dan Moab terkenal karena dosa kecongkakan mereka
Kitab Yesaya 25:9-12
447
[16:6]) dengan penghartikel man demi penghartikel man yang me-
rendahkan mereka, hingga merenggut semua apa yang me-
reka banggakan.
(2) Ia akan mematahkan segala daya upaya mereka, mengam-
bil semua yang mereka peroleh dengan cara merampas dan
menjarah. Ia akan mematahkan lengan mereka yang ter-
acung melawan Israel milik Allah. Ia akan mematahkan
kuasa mereka, dan membuat mereka tidak mampu berbuat
kejahatan.
(3) Ia akan merobohkan semua kubu tembok mereka (ay. 12).
Moab memiliki tembok-temb