Rabu, 09 Juli 2025

Yesaya 1-39 11


 rta tidak akan pernah, berbuat 

salah terhadap makhluk ciptaan-Nya yang mana pun 

(ay. 9). TUHAN semesta alam, yang memiliki segala se-

suatu untuk dipergunakan-Nya dan tidak perlu mem-

beri pertanggungjawaban atas segala sesuatu, yang te-

lah memutuskannya. Hal itu akan dilaksanakan menu-

rut keputusan kehendak-Nya. Dan yang menjadi tuju-

an-Nya dalam melakukan hal ini yaitu   untuk mema-

tahkan kesombongan, untuk mengotorinya, mencemari-

nya, dan mencampakkannya untuk diinjak-injak. Serta 

juga untuk menghinakan segala yang permai dan meren-

dahkan semua orang mulia di bumi, supaya mereka 

tidak memuja-muja diri sendiri dan dipuja-puja orang 

lain seperti selama ini. Allah tidak mendatangkan se-

mua bencana ke atas Tirus itu untuk memperlihatkan 

kedaulatan-Nya, bukan untuk pamer kuasa secara se-

rampangan dan semena-mena, melainkan untuk meng-

hartikel  m orang-orang Tirus atas kesombongan mereka. 

Pastilah ada banyak dosa lain yang bertakhta di antara 

mereka, seperti penyembahan berhala, kenikmatan jas-

mani dan penindasan. Namun, dosa kesombongan dite-

kankan sebagai yang menjadi alasan utama perlawanan 

Allah terhadap Tirus. Sebab, Allah menentang orang 

sombong. Seluruh dunia mengamati dan terkejut de-

ngan kehancuran Tirus, dan di sini kita mempunyai 

penjelasannya. Allah memberitahukan dunia apa yang 

Dia maksudkan dengan kehancuran itu. Pertama, Ia 

hendak menyakinkan manusia akan kesia-siaan dan 

ketidakpastian segala kemuliaan duniawi, untuk me-

nunjukkan mereka betapa kemuliaan itu melayu, me-

mudar dan akan musnah, sekalipun tampaknya sangat 

berharga dan penting. Sungguhlah baik jika orang di-

ajar dengan pelajaran ini, walaupun kehancuran men-

jadi harga luar biasa besar yang harus dibayar. Adakah 

pengetahuan dan kekayaan, keagungan dan kuasa, ke-

pentingan dan pengaruh mereka atas segalanya di seke-

liling mereka menjadi kemuliaan mereka? Adakah ru-

mah-rumah mereka yang indah, segala perabot yang 

Kitab Yesaya 23:1-14 

 409 

mewah dan tampilan yang gemerlap merupakan kemu-

liaan mereka? Pandanglah kehancuran Tirus itu, and li-

hatlah semua kemuliaan ini dipatahkan, dikotori dan di-

kuburkan dalam debu. Orang-orang mulia di sorga akan 

tetap mulia selama-lamanya, namun lihatlah orang-orang 

hebat dari Tirus, sebagian melarikan diri ke dalam peng-

asingan, yang lainnya dipaksa menjadi tawanan, dan se-

muanya menjadi miskin. Dengan menyaksikan ini, kita 

menjadi tahu bahwa orang-orang terhormat di bumi ini, 

bahkan yang termulia sekalipun, tidak tahu betapa ce-

patnya mereka bisa dibuat menjadi hina. Kedua, Allah 

bermaksud di sini untuk mencegah mereka menjadi 

bangga dengan kemuliaan itu, besar kepala dan percaya 

akan keberadaannya untuk selamanya. Kiranya kemus-

nahan Tirus menjadi peringatan bagi semua tempat dan 

semua orang untuk berhati-hati dengan kesombongan. 

Sebab, telah dikumandangkan ke seluruh dunia bahwa 

siapa meninggikan diri akan direndahkan. 

[2] Allah akan melaksanakannya, Ia memiliki segala kuasa 

di tangan-Nya dan pasti berhasil melakukannya (ay. 

11), TUHAN telah mengacungkan tangan-Nya terhadap 

laut. Ia telah melakukannya banyak kali, lihat saja Laut 

Teberau terbelah dan Firaun tenggelam di dalamnya. Ia 

telah sering mengguncangkan kerajaan-kerajaan yang 

paling aman, dan sekarang Ia sudah mengeluarkan pe-

rintah mengenai kota dagang ini, untuk menghancur-

kan semua kubu-kubu pertahanannya. Seperti halnya 

kecantikannya tidak akan bisa membelanya, melainkan 

dinodai, demikian pula kekuatannya tidak akan bisa 

melindunginya, melainkan justru dipatahkan. Kalau 

ada yang merasa heran bahwa sebuah kota yang sede-

mikian kuat dibentengi dan yang memiliki sedemikian 

banyak sekutu seperti ini akan dimusnahkan seluruh-

nya, maka hendaklah mereka ketahui bahwa Tuhan se-

mesta alamlah yang telah mengeluarkan perintah untuk 

menghancurkan kubu-kubu pertahanannya. Dan siapa-

kah yang dapat menentang segala perintah-Nya atau 

menghalang-halangi pelaksanaannya? 


 410

(2) Orang Kasdim akan menjadi alat pembinasa (ay. 13): Lihat 

negeri orang Kasdim, betapa mudahnya mereka dan negeri 

mereka dihabiskan oleh orang Asyur. Walaupun tangan 

mereka yang mendirikan negeri itu, dan mendirikan mena-

ra-menara pengepungan Babel dan mendirikan puri-puri-

nya, namun orang Asyur meratakannya menjadi puing-

puing. Karena itu, orang Tirus boleh belajar dari situ bah-

wa kalau orang Kasdim dahulu itu bisa ditaklukkan oleh 

orang Asyur dengan begitu mudahnya, maka dengan mu-

dah pula Tirus akan dikalahkan oleh orang-orang Kasdim 

yang sekarang. Babel dibangun oleh orang Asyur untuk 

orang-orang yang berdiam di padang gurun. Bisa jadi yang 

dimaksudkan di sini yaitu   kapal-kapal (orang Asyur mem-

bangun Babel untuk kapal-kapal dan pelaut yang melintas 

sungai-sungai besar Tigris dan Efrat ke laut Persia dan 

India), juga orang-orang padang gurun, sebab Babel dise-

but dengan  padang gurun di tepi laut (21:1). Demikianlah 

Tirus dibangun di tepi laut untuk maksud yang serupa. 

Tetapi, orang Asyur (kata Dr. Lightfoot) meruntuhkan Ba-

bel, belum lama berselang di zaman Hizkia, dan demikian 

pula Tirus akan dihancurkan oleh Nebudkanezar. Jika kita 

lihat baik-baik kejatuhan dan memudarnya orang lain, 

maka hendaklah kita tidak bersikap terlalu percaya diri 

seperti yang umumnya kita lakukan, bahwa kemakmuran 

dan kejayaan kita akan terus berlangsung. 

Pemulihan Tirus 

(23:15-18) 

15 Pada waktu itu Tirus akan dilupakan tujuh puluh tahun lamanya, sama 

dengan umur seorang raja. Sesudah lewat tujuh puluh tahun, akan terjadi 

kepada Tirus seperti terjadi kepada perempuan sundal dalam nyanyian ini: 16 

“Ambillah kecapi, kelilingilah kota, hai sundal yang dilupakan! Petiklah baik-

baik, bernyanyilah banyak-banyak, supaya engkau diingat orang.” 17 Dan 

sesudah lewat tujuh puluh tahun, TUHAN akan memperhatikan Tirus, se-

hingga ia kembali mendapat upah sundalnya, dan ia akan bersundal dengan 

segala kerajaan yang ada di muka bumi. 18 Labanya dan upah sundalnya 

akan kudus bagi TUHAN, tidak akan ditahan atau disimpan, tetapi dengan 

labanya itu akan disediakan makanan yang cartikel  p dan pakaian yang indah 

bagi orang-orang yang diam di hadapan TUHAN. 

 

Kitab Yesaya 23:15-18 

 411 

Di sini kita baca, 

I.  Waktu berlangsungnya penghancuran Tirus ditetapkan, yang 

tidak selamanya ada dalam keadaan hancur. Tirus akan dilupa-

kan tujuh puluh tahun lamanya (ay. 15). Begitu lamanya ia diabai-

kan dan terkubur tanpa dikenal. Ia dihancurkan oleh raja Nebu-

kadnezar hampir sama lamanya seperti Yerusalem, dan tergeletak 

selama itu dalam puing-puing reruntuhannya. Lihatlah kebodoh-

an sang penakluk yang penuh nafsu membara itu. Saking kaya 

dan kuatnya ia dalam menjadikan diri sebagai tuan atas Tirus 

sampai semua penghuninya diusir keluar dan tidak ada lagi war-

ga yang tersisa bagi dia untuk mengisi dan menguatkan Tirus! 

Sangat mengejutkan bila kita melihat betapa manusia bersenang-

senang dalam menghancurkan kota-kota dan membuat lenyaplah 

ingatan kepadanya (Mzm. 9:7). Nebukadnezar berdiri menginjak 

kesombongan Tirus dan melayani tujuan Allah dengan perbuatan-

nya itu. Namun, ia melakukannya dengan keangkuhan yang lebih 

besar lagi, dan karena itu segera saja Allah merendahkan dia. 

II. Sebuah nubuat akan pemulihan Tirus kembali kepada kejayaan-

nya: Sesudah lewat tujuh puluh tahun, sama dengan umur seorang 

raja, atau sebuah dinasti atau keluarga dari raja-raja, yaitu Nebu-

kadnezar. Ketika umur raja atau keluarga raja itu berakhir, maka 

kehancuran Tirus pun berakhir. Dan kita juga bisa beranggapan 

bahwa raja Koresh pada saat yang sama juga melepaskan orang-

orang Yahudi and mendorong mereka untuk membangun kembali 

Yerusalem, dan dia juga melepaskan orang Tirus dan mendorong 

mereka untuk membangun kembali Tirus. Demikianlah kemak-

muran dan kemerosotan tempat-tempat serta orang per orang 

memang yang satu dijadikan Allah seperti juga yang lainnya, 

supaya dengan begitu kota-kota yang berjaya tidak merasa aman-

aman saja dan yang hancur lebur juga tidak selamanya berputus 

asa. Jadi dinubuatkan, 

1.  Pemeliharaan Allah akan dialami lagi atas kota yang runtuh ini 

(ay. 17): TUHAN akan memperhatikan Tirus (KJV: TUHAN akan 

melawat Tirus) dengan belas kasihan. Sebab, walaupun ber-

bantah, tidak untuk selamanya Ia berbantah. Tidak dikatakan 

bahwa kenalan-kenalan lamanya akan mengunjungi dia, tem-

pat-tempat yang telah ia besarkan dan kota-kota dagang yang 


 412

telah menjalin hubungan dengannya (mereka telah melupakan 

dia). Sebaliknya, Tuhan akan melawat dia dengan tindakan tak 

terduga. Tuhan akan menghentikan amarahnya terhadap dia, 

dan segala sesuatu pun kembali mengalir seperti semula. 

2. Bahwa Tirus akan berusaha lagi semampu dia untuk memu-

lihkan kembali usaha perdagangannya. Ia akan bernyanyi-

nyanyi seperti perempuan sundal, yang selama beberapa wak-

tu dihajar akibat persundalannya itu. Tetapi, ketika ia dibe-

baskan (begitu kuatnya kecenderungan terhadap kebobrokan), 

ia akan menggunakan lagi seni menggodanya yang lama itu. 

Orang-orang Tirus yang kembali dari penawanan dan yang 

tinggal dengan roh yang dipulihkan, mereka akan mengadakan 

rancangan untuk menegakkan usaha perdagangan, mendapat-

kan barang-barang pilihan terbaik, menjual dengan harga 

yang murah kepada tetangga-tetangga mereka dan melayani 

dengan setia para pelanggan. Seperti seorang sundal yang su-

dah terlupakan dan menjadi bahan pembicaraan lagi, ia mena-

warkan dirinya kepada pengunjung dengan bernyanyi dan 

menari-nari, ambil kecapi, keliling kota, mungkin di malam 

hari, sambil bersenandung, petik baik-baik, dan bernyanyi 

banyak-banyak. Perbuatan bersenang-senang seperti ini tidak 

ada salahnya dan boleh-boleh saja, asalkan dilakukan dengan 

pantas, sederhana dan tidak berlebihan. Orang yang menilai 

diri berharga oleh karena suatu kebajikan yang ada pada 

dirinya hendaklah tidak berlebihan memuja diri atau bernafsu 

supaya hebat luar biasa dalam kelebihannya itu, karena pada 

masa dulu ada beberapa kelebihan diri dipakai oleh perem-

puan-perempuan sundal untuk menjerat laki-laki bodoh. Pada 

waktu itu Tirus pelan-pelan akan menjadi pusat perdagangan 

bagi bangsa-bangsa kembali. Ia kembali mendapat upah sun-

dalnya, karena hubungannya dengan bangsa-bangsa lain, dan 

ia akan bersundal (yakni, ia akan mengadakan urusan-urusan 

dagang, sebab sang nabi di sini memakai seorang sundal seba-

gai kiasan perbandingan) dengan segala kerajaan yang ada di 

muka bumi yang dengan mereka ia telah mengadakan hubung-

an dagang sebelumnya ketika ia masih berjaya. Cinta akan 

kekayaan dunia merupakan persundalan rohani, dan karena 

itu orang-orang rakus disebut sebagai orang-orang yang tidak 

Kitab Yesaya 23:15-18 

 413 

setia (Yak. 4:4, KJV: para pezina), dan kerakusan yaitu   pe-

nyembahan berhala rohani. 

3.  Bahwa, setelah memulihkan kembali usaha perdagangannya, 

Tirus akan memanfaatkannya dengan lebih baik lagi daripada 

waktu dulu. Dan kebaikan ini ia dapatkan melalui bencana 

yang dialaminya (ay. 18): Labanya dan upah sundalnya akan 

kudus bagi TUHAN. Usaha dagang Tirus dan semua keuntung-

annya akan diabdikan kepada Allah dan kehormatan-Nya serta 

digunakan bagi pekerjaan-Nya. Usaha dan keuntungannya itu 

tidak akan disimpan dan ditimbun seperti dahulu untuk 

kesombongan dan untuk dartikel  ngan terhadap keyakinan du-

niawinya. Sebaliknya, itu akan diulurkan untuk tindakan ka-

sih dan amal. Dari apa yang dapat mereka tabung dari nafkah 

untuk mereka dan keluarga mereka akan disediakan makanan 

yang cartikel  p dan pakaian yang indah bagi orang-orang yang 

diam di hadapan TUHAN, bagi para imam, hamba-hamba 

Tuhan, yang melayani di bait-Nya di Yerusalem. Bukan supaya 

mereka hidup dalam kegemerlapan dan keagungan, melainkan 

supaya mereka dan keluarga mereka mempunyai makanan 

yang cartikel  p, tidak kekurangan makanan. Juga, supaya dengan 

tindakan pemeliharaan yang kecil sekalipun para hamba Tu-

han itu bisa terjaga untuk tidak menyimpang dari pelayanan 

mereka, dan supaya mereka mempunyai pakaian yang indah 

(KJV: yang tahan lama), bukan yang mahal dan halus, tetapi 

yang kuat dan tidak gampang rusak, pakaian untuk orang-

orang tua (demikian menurut sebagian orang), seolah-olah 

para imam, walaupun masih muda, harus mengenakan pakai-

an yang sederhana dan bersih seperti yang biasanya dikena-

kan oleh orang-orang tua. Nah, 

(1) Hal ini menunjukkan bahwa agama akan ditegakkan di 

Tirus Baru, bahwa mereka akan mengenal Allah yang sejati 

dan bersekutu dengan Israel milik Allah. Mungkin selama 

menjadi rekan sesama tawanan dengan orang Yahudi (yang 

ada bersama nabi-nabi mereka) di Babel, hati orang-orang 

Tirus dibawa untuk bergabung dengan orang-orang Yahudi 

dalam ibadah penyembahan mereka di Babel, dan mereka 

dibuat berbalik dari ilah-ilah, seperti halnya orang Yahudi 

saat itu juga disembuhkan dari perbuatan berhala mereka. 

Dan saat mereka sudah menjadi orang percaya dan mene-


 414

tap lagi di Tirus, mereka rela mengirimkan segala pemberi-

an dan persembahan kepada Bait Allah, dan pemberian ke-

pada para imam. Kita menemukan orang-orang Tirus ke-

mudian berdiam di tanah Yehuda (Neh. 13:16). Kota Tirus 

dan Sidon lebih condong hatinya untuk beribadah kepada 

Allah semasa zaman Kristus daripada kota-kota lainnya di 

Israel. Sebab, seadainya Kristus datang di antara mereka, 

sudah lama mereka bertobat dan berkabung (Mat. 11:21). 

Dan kita juga mendapati orang-orang Kristen di Tirus (Kis. 

21:3-4), dan bertahun-tahun kemudian agama Kristen 

berkembang di sana. Beberapa rabi merujuk pada nubuat 

tentang pertobatan Tirus ini sebagai hari-hari Mesias.  

(2) Peristiwa ini menuntun orang-orang yang memiliki harta 

benda supaya menggunakannya untuk melayani Allah dan 

agama, dan untuk memandang bahwa yaitu   sungguh 

amat baik jika apa yang ditimbun yaitu   apa yang dibagi-

kan. Baik laba yang didapat saudagar maupun upah yang 

diperoleh pekerja semuanya akan diabdikan kepada Allah. 

Baik barang dagangan (yaitu pekerjaan kita) dan upah 

(pendapatan dari pekerjaan kita) harus kudus bagi TUHAN, 

yang menunjuk kepada semboyan yang diukir pada jamang 

atau perhiasan pada jubah Imam Besar (Kel. 39:30), dan 

kepada perintah hartikel  m untuk memisahkan perpuluhan 

(Im. 27:30). Lihat janji seperti ini yang merujuk ke zaman 

Injil (Za. 14:20-21). Pertama-tama kita harus menyerahkan 

diri kita sendiri bagi kekudusan Tuhan atas segala yang 

kita lakukan, miliki, peroleh, atau apa saja. Ketika kita 

hidup dengan Allah dalam panggilan pribadi kita, dan me-

lakukan perbuatan-perbuatan umum dengan kudus, ketika 

kita berlimpah dalam pekerjaan kasih dan amal, banyak 

membantu orang miskin dan mendartikel  ng pelayanan and 

memajukan Injil, maka saat itulah laba dan upah kita 

kudus bagi Tuhan, yaitu jika dengan tulus kita bermaksud 

mendatangkan kemuliaan bagi Dia dalam melakukan se-

mua itu. Dan kekayaan kita janganlah disimpan dan ditim-

bun di bumi, melainkan di sorga, di pundi-pundi yang tidak 

dapat menjadi tua (Luk. 12:33). 

 

PASAL  24  

mumnya disetujui bahwa di pasal ini dimulailah sebuah khot-

bah baru, yang berlanjut sampai akhir pasal 27. Dan di dalam-

nya sang nabi, menurut petunjuk-petunjuk yang telah dia terima, 

dalam banyak janji yang berharga, sungguh “mengatakan kepada 

orang benar, mereka akan berbahagia.” Dan, dalam banyak ancaman 

yang menakutkan, dia mengatakan, “celakalah orang fasik, malape-

taka akan menimpanya” (3:10-11). Selanjutnya, janji dan ancaman 

ini saling terjalin, sehingga dapat saling menjelaskan satu sama lain. 

Pasal ini sebagian besar berisi ancaman. Dan sebagaimana pengha-

kiman-penghakiman yang diancamkan sangat menyakitkan dan 

memilukan, demikian pula orang-orang yang diancam dengan peng-

hakiman-penghakiman itu pun sangat banyak. Ini bukanlah ucapan 

ilahi yang menyatakan celaka atas suatu kota atau kerajaan tertentu, 

seperti ucapan-ucapan ilahi sebelumnya, melainkan atas seluruh 

bumi. Memang kata “bumi” di sini memiliki arti tanah, karena bagi 

kita pada umumnya yang dimaksudkan dengan tanah kita yaitu   

seluruh bumi ini. Namun di sini kata “bumi” diberi penjelasan tam-

bahan dengan kata lain yang tidak membatasi artinya hanya pada 

tanah. Pada ayat 4, kata itu dijelaskan sebagai dunia. Karena itu kata 

tersebut pasti mencakup setidaknya seluruh bangsa-bangsa. 

1. Sebagian orang berpikir (dan sangat mungkin benar) bahwa 

ini yaitu   sebuah nubuat mengenai malapetaka besar yang 

saat itu akan segera dibuat oleh Sanherib dan tentara Asyur-

nya terhadap banyak bangsa di bagian dunia itu. 

2. Sebagian orang lain lagi menganggap itu menunjuk kepada 

penghancuran serupa yang, sekitar 100 tahun setelah itu, 

akan dibuat oleh Nebukadnezar dan bala tentaranya di ne-

geri-negeri yang sama, pergi dari satu kerajaan ke kerajaan 


 416

lain, bukan hanya untuk menaklukkan mereka, tetapi juga 

untuk menghancurkan dan meluluhlantakkan mereka. Kare-

na, itulah cara yang dipakai bangsa-bangsa timur itu dalam 

peperangan-peperangan mereka. Janji-janji yang dipadukan 

dengan ancaman-ancaman dimaksudkan untuk mendartikel  ng 

dan menghibur umat Allah di tengah-tengah saat yang sa-

ngat membahayakan itu. Dan, karena di sini tidak ada nama 

bangsa-bangsa tertentu oleh siapa atau kepada siapa peng-

hancuran itu akan dilakukan, maka saya hanya dapat meli-

hat bahwa hal itu menunjuk kepada kedua peristiwa yang 

disebutkan tadi. Bahkan bukan hanya itu saja, Kitab Suci 

memiliki banyak penggenapan, dan kita harus memberikan 

cakupannya yang lengkap. Dan oleh karena itu saya cende-

rung berpikir bahwa, dari contoh-contoh itu dan contoh-

contoh serupa yang telah dia perhatikan secara khusus, di 

sini sang nabi bermaksud untuk menyajikan secara umum 

keadaan bahaya umat manusia, dan banyak kesengsaraan 

yang dapat menimpa hidup manusia, terutama orang-orang 

yang ikut serta dalam peperangan bangsa-bangsa. Sudah 

pasti nabi-nabi diutus, bukan hanya untuk menubuatkan 

peristiwa-peristiwa tertentu, melainkan untuk membentuk 

pikiran manusia supaya memiliki kebajikan dan kesalehan. 

Dan untuk tujuan itu nubuat-nubuat mereka ditulis dan di-

pelihara bahkan untuk kita pelajari, dan oleh karena itu 

tidak boleh dianggap sebagai tafsiran pribadi. Keyakinan pe-

nuh akan kesia-siaan dunia dan akan ketidakmampuannya 

untuk membuat kita bahagia bisa membawa kita kepada 

Allah dan mengalihkan kesukaan-kesukaan kita kepada du-

nia yang lain, maka sang nabi di sini menunjukkan keresah-

an jiwa seperti apa yang pasti akan kita temui dalam hal-hal 

duniawi ini. Dan karena itu, ia mengajak kita supaya jangan 

mencari damai dalam hal-hal tersebut, ataupun menjanjikan 

bagi diri kita sendiri kepuasan dalam hal apa saja selain 

kesukaan dalam hadirat Allah. Dalam pasal ini kita men-

dapati, 

I. Sebuah ancaman berupa penghakiman-penghakiman yang 

menghancurkan terhadap dosa (ay. 1-12), yang disertai de-

Kitab Yesaya 24:1-12 

 417 

ngan jaminan bahwa di tengah penghakiman-penghakiman 

itu orang-orang baik akan dihibur (ay. 13-15). 

II. Ancaman lebih jauh berupa penghancuran-penghancuran 

yang serupa (ay. 16-22), yang disertai dengan sebuah jamin-

an bahwa di tengah semuanya itu Allah akan dimuliakan. 

Kehancuran Umum Diberitahukan 

(24:1-12) 

1 Sesungguhnya, TUHAN akan menanduskan bumi dan akan menghancur-

kannya, akan membalikkan permukaannya, dan akan menyerakkan pendu-

duknya. 2 Maka seperti nasib rakyat demikianlah nasib imam, seperti nasib 

hamba laki-laki demikianlah nasib tuannya, seperti nasib hamba perempuan 

demikianlah nasib nyonyanya, seperti nasib pembeli demikianlah nasib 

penjual, seperti nasib peminjam demikianlah nasib yang meminjamkan, se-

perti nasib orang yang berhutang demikianlah nasib orang yang berpiutang. 3 

Bumi akan ditanduskan setandus-tandusnya, dan akan dijarah sehabis-

habisnya, sebab TUHANlah yang mengucapkan firman ini. 4 Bumi berkabung 

dan layu, ya, dunia merana dan layu, langit dan bumi merana bersama. 5 

Bumi cemar karena penduduknya, sebab mereka melanggar undang-undang, 

mengubah ketetapan dan mengingkari perjanjian abadi. 6 Sebab itu sumpah 

serapah akan memakan bumi, dan penduduknya akan mendapat hartikel  man; 

sebab itu penduduk bumi akan hangus lenyap, dan manusia akan tinggal 

sedikit. 7 Air anggur tidak menggirangkan lagi, pohon anggur merana, dan 

semua orang yang bersukahati mengeluh. 8 Kegirangan suara rebana sudah 

berhenti, keramaian orang-orang yang beria-ria sudah diam, dan kegirangan 

suara kecapi sudah berhenti. 9 Tiada lagi orang minum anggur dengan ber-

nyanyi, arak menjadi pahit bagi orang yang meminumnya. 10 Kota yang kacau 

riuh sudah hancur, setiap rumah sudah tertutup, tidak dapat dimasuki. 11 

Orang menjerit di jalan-jalan karena tiada anggur, segala sukacita sudah 

lenyap, kegirangan bumi sudah hilang. 12 Yang terdapat dalam kota hanya 

kerusakan, pintu gerbang telah didobrak dan runtuh. 

Inilah pemandangan yang sangat suram dan sedih yang disajikan nu-

buat ini untuk kita lihat. Alihkan mata kita ke arah mana saja, segala 

sesuatu tampak menyedihkan. Kehancuran yang diancamkan di sini 

digambarkan dalam ungkapan-ungkapan yang sangat beraneka 

ragam namun memiliki maksud yang sama, dan semuanya luar biasa 

menggelisahkan. 

I. Bumi dilucuti dari semua hiasannya dan tampak seolah-olah dile-

paskan dari dasarnya. Bumi dibuat tandus dan hancur (ay. 1), 

seolah-olah mundur kembali kepada ketidakteraturannya yang 

mula-mula, Tohu dan Bohu, tidak ada apa-apa kecuali ketidakter-

aturan dan kekosongan (Kej. 1:2), belum berbentuk dan kosong. 

Memang benar bumi terkadang berarti tanah, dan demikianlah 


 418

kata yang sama yaitu eretz diterjemahkan di sini (ay. 3): Bumi 

(KJV: Tanah) akan ditanduskan setandus-tandusnya, dan akan 

dijarah sehabis-habisnya. Namun saya tidak mengerti mengapa di 

situ, seperti pada ayat 1, tidak diterjemahkan menjadi bumi (se-

perti pada Alkitab LAI – pen.), karena yang paling umum, jika tidak 

selalu, yaitu   ketika kata itu menyiratkan satu tanah tertentu, 

maka ada sesuatu yang disambungkan kepada kata itu, atau 

setidaknya tidak jauh dari kata itu, misalnya tanah (atau bumi) 

Mesir, atau Kanaan, atau tanah ini, atau tanah kita, atau tanah-

mu, atau sejenisnya. Ini memang bisa saja menunjuk kepada 

suatu negeri tertentu, dan sebuah kata yang bermakna ganda 

bisa saja digunakan untuk menyatakan maksud yang seperti itu. 

Karena, baiklah bila kita menerapkan kepada diri kita sendiri, 

atau kepada tanah kita sendiri, hal yang dikatakan oleh Kitab 

Suci secara umum mengenai kesombongan dan kegelisahan jiwa 

yang hanya memperhatikan semua hal di dunia bawah sini. Na-

mun tampaknya ini dimaksudkan untuk membicarakan sesuatu 

yang sering terjadi pada banyak negeri, dan akan terjadi selama 

dunia ada, dan yang bisa saja, kita tidak tahu seberapa cepat, 

terjadi pada negeri kita sendiri, dan sesuatu yang merupakan sifat 

umum dari semua hal yang duniawi. Hal-hal duniawi itu tidak 

mengandung kenyamanan dan kepuasan yang tetap, karena satu 

hal kecil saja bisa membuat hal-hal tersebut lenyap. Kita sering 

melihat banyak keluarga, dan banyak sekali harta benda, ditan-

duskan setandus-tandusnya dan dijarah sehabis-habisnya, oleh 

penghakiman yang satu atau yang lainnya, atau mungkin hanya 

oleh kerusakan yang sedikit demi sedikit dan tidak disadari. Dosa 

telah membalikkan permukaan bumi. Bumi telah menjadi sangat 

berbeda bagi manusia daripada keadaannya dahulu ketika Allah 

menjadikannya sebagai tempat tinggalnya. Dosa juga telah menye-

rakkan penduduknya. Pemberontakan di Babel yaitu   penyebab 

penyebaran di sana. Alangkah banyaknya cara penghuni baik 

kota-kota maupun rumah-rumah pribadi tersebar jauh, sehingga 

kerabat-kerabat dekat dan tetangga-tetangga lama sama sekali 

tidak tahu kabar yang lain! Ayat 4 menunjuk kepada maksud 

yang sama. Bumi berkabung dan layu, dan ini mengecewakan 

orang-orang yang meletakkan kebahagiaannya di situ dan me-

naikkan harapan-harapannya tinggi-tinggi dari situ, dan tidak 

bisa menggenapi apa yang telah mereka janjikan kepada diri 

Kitab Yesaya 24:1-12 

 419 

sendiri. Seluruh dunia merana dan layu, bergegas menuju kebina-

saan. Bumi, dalam keadaannya yang terbaik pun, seperti bunga, 

yang layu di tangan orang-orang yang terlalu menyenangkan diri 

mereka dengannya, dan meletakkannya di dada mereka. Dan, 

sebagaimana bumi itu sendiri menjadi semakin tua, orang-orang 

yang tinggal di situ pun lenyap. Manusia dengan tubuh yang 

rapuh dan sakit-sakitan, sering kali muram, dan tertawan oleh 

kesengsaraan (ay. 6). Ketika bumi layu, dan tidak sesubur sebe-

lumnya, maka orang-orang yang mendiaminya, yang menjadikan-

nya rumah mereka, dan tempat istirahat mereka, dan bagian me-

reka, menjadi lenyap. Sebaliknya, orang-orang yang dengan iman 

tinggal di dalam Allah dapat bersukacita di dalam Dia, bahkan 

ketika pohon sanobar tidak berbunga. Jika kita memandang jauh 

ke sekitar, dan melihat wabah sampar dan panas demam menga-

muk di begitu banyak tempat, dan betapa banyak orang yang 

tersapu oleh semua itu dalam waktu singkat, sehingga terkadang 

orang-orang yang hidup hampir tidak cartikel  p untuk menguburkan 

orang-orang yang tewas, maka mungkin kita akan dapat mengerti 

apa yang dimaksudkan oleh nabi Yesaya, ketika dia mengatakan, 

penduduk bumi akan hangus lenyap, atau habis, sebagian karena 

satu penyakit, yang lain karena penyakit lainnya, dan manusia 

akan tinggal sedikit saja, jika dibandingkan dengan yang keadaan 

sebelumnya. Perhatikanlah, dunia tempat kita tinggal yaitu   

dunia yang penuh kekecewaan, lembah air mata, dan dunia yang 

sekarat. Dan anak-anak manusia yang tinggal di dalamnya sing-

kat umurnya dan penuh kegelisahan.  

II. Allah-lah yang menimpakan seluruh bencana ini ke atas bumi. 

Tuhan yang menciptakan bumi, dan membuatnya subur dan 

indah, untuk membantu dan memberi kenyamanan bagi manusia, 

sekarang menanduskan bumi dan akan menghancurkannya (ay. 

1), karena Pencipta-nya yaitu   dan akan menjadi Hakim-nya. Dia 

memiliki hak yang tidak terbantahkan untuk menetapkan hu-

kuman atasnya dan kuasa yang tidak dapat dilawan untuk me-

laksanakan hartikel  man tersebut. TUHANlah yang mengucapkan 

firman ini, dan Dia akan mengerjakannya (ay. 3). Kutuk-Nya-lah 

yang telah memakan bumi (ay. 6), kutuk umum yang telah dibawa 

oleh dosa ke atas tanah karena manusia (Kej. 3:17), dan semua 

kutuk khusus yang disebabkan oleh keluarga-keluarga dan 


 420

negeri-negeri dan menimpa diri mereka sendiri oleh karena keja-

hatan-kejahatan mereka yang sangat banyak. Lihatlah kekuatan 

kutuk Allah, bagaimana hal itu membuat seluruhnya tandus dan 

semuanya hancur. Orang-orang yang Dia kutuk benar-benar ter-

kena kutuk. 

III. Orang-orang dari segala kedudukan dan keadaan akan ikut 

mengalami bencana ini (ay. 2): Seperti nasib rakyat demikianlah 

nasib imam, dan seterusnya. Ini benar dalam banyak bencana 

umum dalam kehidupan manusia. Semua orang takluk pada 

penyakit-penyakit jasmani yang sama, kesedihan dalam pikiran, 

kesengsaraan dalam hubungan-hubungan, dan semacam itu. Ada 

satu peristiwa yang menimpa orang-orang dari lingkungan-ling-

kungan yang berbeda. Waktu dan kesempatan terjadi pada mere-

ka semua. Secara khusus ini benar dalam hal penghakiman yang 

menghancurkan yang terkadang Allah timpakan kepada bangsa-

bangsa yang berdosa. Di saat Dia menghendaki, Dia dapat men-

jadikannya menimpa semua orang dan seluruh tempat, supaya 

tidak ada seorang pun yang meloloskan diri atau terbebas dari 

semua itu. Apakah manusia memiliki banyak ataupun sedikit, 

mereka akan kehilangan semuanya. Orang-orang dengan kedu-

dukan yang lebih rendah menderita terlebih dahulu karena kela-

paran, tetapi yang berkedudukan lebih tinggi lebih dahulu di-

tawan, sementara orang-orang miskin di daerah itu ditinggalkan. 

Semuanya akan sama saja, 

1. Dengan yang tinggi dan yang rendah: Seperti nasib rakyat 

demikianlah nasib imam, atau raja. Martabat para hakim dan 

menteri, serta penghargaan dan penghormatan karena kedua-

nya, tidak akan menyelamatkan mereka. Para tua-tua tidak 

dihormati (Rat. 5:12). Imam-imam sudah sama bejat dan sama 

jahat dengan umat. Dan jika watak mereka tidak membantu 

mencegah mereka melakukan dosa, bagaimana mereka dapat 

berharap itu akan membantu mengamankan mereka dari 

penghakiman? Dalam keduanya seperti nasib rakyat demikian-

lah nasib imam (Hos. 4:8-9). 

2. Dengan yang terbelenggu dan yang merdeka: seperti nasib 

hamba laki-laki demikianlah nasib tuannya, seperti nasib ham-

ba perempuan demikianlah nasib nyonyanya. Mereka semua 

Kitab Yesaya 24:1-12 

 421 

mengambil jalan yang jahat, dan oleh karena itu mereka se-

mua akan dibuat sengsara ketika bumi dihancurkan. 

3. Dengan yang kaya dan yang miskin. Orang-orang yang memi-

liki persediaan uang, yang membeli, dan mengeluarkan uang 

untuk mendapat keuntungan, tidak akan makan lebih ke-

nyang daripada orang-orang yang begitu jatuh miskin sehingga 

terpaksa menjual tanah milik mereka dan mengumpulkan 

uang dari situ. Ada penghakiman-penghakiman mendadak 

pada hari besar penghakiman yang di dalamnya orang-orang 

kaya dan miskin bertemu bersama-sama. Janganlah orang-

orang yang berkelebihan di dunia terlalu menjauhkan diri dari 

orang-orang yang kurang daripada mereka, karena mereka 

tidak tahu seberapa cepat mereka bisa saja ditempatkan 

setara dengan mereka. Kota yang kuat bagi orang kaya ialah 

hartanya menurut anggapannya, tetapi tidak selalu terbukti 

demikian. 

IV. Dosalah yang membawa bencana ini ke atas bumi. Bumi dibuat 

tandus, dan layu, karena bumi itu cemar karena penduduknya 

(ay. 5). Bumi itu dicemarkan oleh dosa manusia, dan oleh karena 

itu dihancurkan oleh penghakiman-penghakiman Allah. Seperti 

itulah sifat cemar dosa sehingga bumi itu sendiri menjadi cemar 

karena penduduknya, dan dibuatnya menjadi tidak menyenang-

kan di mata Allah dan orang-orang benar. Lihat Imamat 18:25, 

27-28. Darah, pada khususnya, mencemarkan negeri itu (Bil. 

35:33). Bumi tidak pernah memuntahkan penduduknya sampai 

ketika mereka pertama kali mencemarkannya dengan dosa-dosa 

mereka. Mengapa, apa yang telah mereka lakukan? 

1. Mereka telah melanggar hartikel  m penciptaan mereka, tidak me-

menuhi tujuan dari penciptaan tersebut. Ikatan-ikatan hartikel  m 

alam telah diputuskan oleh mereka, dan mereka telah mele-

paskan diri dari ikatan-ikatan tanggung jawab mereka kepada 

Allah semesta alam. 

2. Mereka telah mengubah ketetapan agama yang diwahyukan, 

yaitu orang-orang yang sudah mendapatkan manfaat darinya. 

Mereka telah mengabaikan ketetapan-ketetapan (demikianlah 

beberapa orang mengartikannya), dan tidak memiliki kesadar-

an untuk menjalankan ketetapan-ketetapan tersebut. Dengan 

melakukan dosa, mereka telah mengabaikan hartikel  m-hartikel  m, 


 422

dan dengan melalaikan kewajiban, mereka tidak memedulikan 

ketetapan. 

3. Dalam hal ini mereka telah mengingkari perjanjian abadi, yang 

merupakan sebuah ikatan yang kekal dan bagi yang meme-

liharanya akan menjadi sebuah berkat yang kekal. Inilah sikap 

merendah yang indah dari Allah, bahwa Dia berkenan ber-

urusan dengan manusia melalui sebuah perjanjian (kovenan), 

untuk kebaikan mereka, dan dengan demikian membuat mere-

ka harus melayani Dia. Bahkan orang-orang yang tidak menda-

patkan keuntungan dari kovenan Allah dengan Abraham pun 

mendapatkan keuntungan dari kovenan-Nya dengan Nuh dan 

anak-anaknya, yang disebut perjanjian yang kekal, perjanjian-

Nya dengan siang dan malam. Tetapi mereka tidak memperhati-

kan ajaran anak-anak Nuh, mereka tidak mengakui kebaikan 

Allah pada siang dan malam, ataupun belajar mengembalikan 

rasa syartikel  r kepada-Nya. Dan dengan demikian mereka memu-

tuskan kovenan abadi dan menggagalkan rancangan-rancangan 

dan maksud-maksudnya yang penuh kemurahan. 

V. Penghakiman-penghakiman ini akan meruntuhkan kesombongan 

manusia dan merusak kegembiraan mereka. Ketika bumi ditan-

duskan, 

1. Hal itu sangat mempermalukan kesombongan manusia (ay. 4): 

langit dan bumi merana bersama (KJV: orang-orang sombong di 

bumi benar-benar merana). Ini karena mereka telah kehilangan 

hal yang menopang kesombongan mereka, dan yang karena-

nya mereka membesar-besarkan diri sendiri. Mengenai orang-

orang yang telah mengangkat kepala tinggi-tinggi, Allah dapat 

membuat mereka tertunduk malu. 

2. Ini merupakan kabut besar bagi kegembiraan manusia. Hal ini 

sangat diperinci dalam ayat 7-9: Semua orang yang bersuka-

hati mengeluh. Seperti itulah sifat kegembiraan yang duniawi, 

hanya seperti bunyi duri terbakar di bawah kuali (Pkh. 7:6). 

Tawa yang keras pada umumnya berakhir dalam keluh kesah. 

Orang-orang yang menjadikan dunia sebagai kegembiraan 

utama mereka tidak akan pernah dapat lebih bersukacita. Ke-

tika Allah mengirimkan penghakiman-Nya ke bumi, Dia me-

rancang dengan cara itu untuk membuat serius orang-orang 

yang sepenuhnya kecanduan terhadap kesenangan-kesenang-

Kitab Yesaya 24:1-12 

 423 

an mereka. Hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap. 

Ketika bumi ditanduskan, keramaian orang-orang yang beria-

ria sudah diam. Kegembiraan duniawi yaitu   sesuatu yang 

gaduh, tetapi kegaduhannya akan segera berakhir, dan yang 

menjadi akhirnya yaitu   kedukaan. Dua hal digunakan untuk 

membangkitkan dan menyatakan kegembiraan yang sia-sia, 

dan di sini orang-orang yang riang gembira tersebut kehilang-

an keduanya: 

(1) Minum minuman keras: Air anggur tidak menggirangkan 

lagi. Air anggur itu menjadi asam karena tidak ada keinginan 

untuk minum. Karena, betapapun cocoknya anggur itu bagi 

orang yang susah hati (Ams. 31:6), namun tidak akan 

menyenangkan hati ketika diminum dengan hati yang gem-

bira. Pohon anggur merana, dan memberikan harapan kecil 

untuk anggur yang bermutu tinggi, dan oleh karena itu 

orang yang bersukahati mengeluh, karena mereka tidak 

mengenal kegembiraan yang lain selain yang berasal dari 

kelimpahan gandum, dan anggur, dan minyak (Mzm. 4:8). 

Dan, jika anda memusnahkan pohon anggurnya dan pohon 

aranya, Anda akan menghentikan segala kegirangannya 

(Hos. 2:10-11). Sekarang tiada lagi orang minum anggur 

dengan bernyanyi dan dengan pekik sorak, seperti yang 

biasa mereka lakukan, tetapi meminumnya dengan menge-

luh. Bukan hanya itu saja, arak menjadi pahit bagi orang 

yang meminumnya, karena mereka tidak dapat tidak men-

campurkan air mata mereka ke dalamnya. Atau, karena 

sakit, mereka telah kehilangan kepuasan darinya. Allah 

memiliki banyak cara untuk membuat anggur dan minum-

an keras menjadi pahit bagi orang-orang yang mencin-

tainya dan yang paling tergila-gila dengannya. Penyakit 

pada tubuh, kesedihan mendalam pada pikiran, kehancur-

an tanah milik atau negeri, akan membuat minuman keras 

menjadi pahit dan segala cita rasa yang nikmat menjadi 

hambar dan tawar. 

(2) Musik: Kegirangan suara rebana sudah berhenti, juga kegi-

rangan suara kecapi, yang sebelumnya ada dalam perjamu-

an-perjamuan mereka (5:12). Tawanan-tawanan di Babel 

menggantungkan kecapi-kecapi mereka di pohon-pohon 

gandarusa. Singkat kata, segala sukacita sudah lenyap. 


 424

Tidak ada lagi pandangan menyenangkan yang terlihat, 

ataupun kekuatan untuk memaksakan tersenyum. Segala 

kegirangan bumi sudah hilang (ay. 11). Dan, jika itulah 

kegirangan yang disebut Salomo sebagai kegilaan, maka itu 

bukanlah suatu kehilangan yang besar. 

VI. Kota-kota secara khusus akan merasakan kehancuran negeri ini    

(ay. 10): Kota yang kacau riuh sudah rusak, sudah hancur (demi-

kianlah kita membacanya). Kota itu terbuka untuk diserang oleh 

kekuatan-kekuatan yang menyerbu masuk, bukan hanya karena 

rubuhnya tembok-tembok kota itu, melainkan juga karena keka-

cauan yang dialami para penduduknya. Setiap rumah sudah 

tertutup, mungkin disebabkan oleh wabah, yang telah mengha-

nguskan atau melalap para penghuninya, sehingga manusia akan 

tinggal sedikit (ay. 6). Rumah-rumah yang terjangkit biasanya 

tertutup supaya tidak ada orang yang dapat masuk. Atau rumah-

rumah itu tertutup karena sudah ditinggalkan dan tidak berpeng-

huni. Orang menjerit karena tiada anggur, artinya karena kegagal-

an panen anggur, sehingga tidak mungkin ada anggur. Yang ter-

dapat dalam kota, dalam kota Yerusalem itu sendiri, yang tadinya 

sangat banyak dikunjungi, akan menjadi tidak ada apa pun di 

sana kecuali kerusakan. Rerumputan akan tumbuh di jalan-jalan, 

dan pintu gerbang telah didobrak dan runtuh (ay. 12). Semua yang 

biasanya keluar masuk melalui pintu gerbang dihantam, dan 

seluruh kekuatan kota dihentikan. Alangkah cepatnya Allah dapat 

membuat kota yang teratur menjadi kota yang kacau balau, dan 

kemudian kota itu pun segera menjadi kota yang hancur! 

Harapan pada Akhirnya 

(24:13-15) 

13 Sebab beginilah akan terjadi di atas bumi, di tengah-tengah bangsa-bang-

sa, yaitu seperti pada waktu orang menjolok buah zaitun, seperti pada waktu 

pemetikan susulan, apabila panen buah anggur sudah berakhir. 14 Dengan 

suara nyaring mereka bersorak-sorai, demi kemegahan TUHAN, mereka 

memekik dari sebelah barat: 15 “Sebab itu permuliakanlah TUHAN di negeri-

negeri timur, nama TUHAN, Allah Israel, di tanah-tanah pesisir laut!” 

Inilah belas kasihan yang diingat di tengah murka. Di Yehuda dan 

Yerusalem, dan negeri-negeri tetangga, ketika mereka diserbu oleh 

musuh, Sanherib atau Nebukadnezar, akan ada sekelompok kecil

Kitab Yesaya 24:13-15 

 425 

sisa yang dipelihara dari kehancuran yang menimpa semua orang itu, 

dan mereka akan menjadi sisa yang taat dan saleh. Dan cara inilah 

yang biasanya Allah jalankan ketika penghakimannya melampaui 

batas negeri. Dia tidak menghabisi seluruhnya (6:13). Atau kita boleh 

memahaminya seperti ini: Walaupun sebagian besar umat manusia 

telah hancur seluruh kegembiraannya karena pengosongan bumi, 

dan karena penghancurannya, namun ada sejumlah kecil orang yang 

lebih memahami kepentingan mereka, yang telah menimbun harta 

mereka di sorga dan bukan dalam hal-hal di bawah sini, dan oleh ka-

rena itu dapat mempertahankan penghiburan dan sukacita mereka di 

dalam Allah bahkan ketika bumi berkabung dan layu. Perhatikanlah,  

I. Sejumlah kecil orang yang tersisa ini (ay. 13). Ketika segala sesua-

tu hancur, akan seperti pada waktu orang menjolok buah zaitun, 

seperti pada waktu pemetikan susulan buah anggur, di sana-sini 

akan ada orang yang lolos dari bencana umum itu (seperti Nuh 

dan keluarganya ketika dunia lama tenggelam), yang akan dapat 

duduk di atas timbunan reruntuhan barang-barang kesenangan 

hidup jasmani, dan bahkan lalu bersukacita di dalam Tuhan 

(Hab. 3:16-18). Ketika wajah semua orang menjadi pucat pasi, 

mereka dapat mengangkat wajah mereka dengan sukacita (Luk. 

21:26, 28). Orang-orang yang sedikit ini tersebar, dan berjauhan 

satu dengan yang lain, seperti mengumpulkan sedikit sisa buah 

dari pohon zaitun, dan buah-buah itu tertutup, tersembunyi di 

balik daun-daun. Tuhan hanya mengenal orang-orang yang ada-

lah miliknya. Dunia tidak. 

II. Ibadah besar orang-orang yang tersisa ini, yang lebih besar kare-

na mereka hampir saja tidak dapat lolos dari kehancuran besar 

ini (ay. 14): Dengan suara nyaring mereka bersorak-sorai (KJV: 

Mereka akan mengangkat suara mereka. Mereka akan bernyanyi). 

1. Mereka akan bernyanyi karena bersukacita atas pembebasan 

mereka. Ketika kegirangan orang-orang duniawi yang hanya 

mengejar nafsu kedagingan berhenti, sukacita orang-orang ku-

dus terus menyala-nyala seperti biasa. Ketika orang yang ber-

sukahati mengeluh karena pohon anggur layu merana, orang 

yang berhati lurus bernyanyi karena kovenan anugerah, sum-

ber penghiburan mereka, dan dasar pengharapan mereka, 

tidak pernah gagal. Orang-orang yang bersukacita di dalam 


 426

Tuhan dapat bersukacita dalam kesengsaraan, dan dengan 

iman dapat saja mengalami kemenangan sementara semua 

orang di sekitar mereka menangis. 

2. Mereka akan bernyanyi untuk memuliakan dan memuji Allah, 

akan bernyanyi bukan hanya demi belas kasihan melainkan 

juga demi kemegahan TUHAN. Lagu-lagu mereka luar biasa 

dan sungguh-sungguh, dan dalam sukacita rohani mereka, 

mereka memiliki rasa hormat yang sudah selayaknya diberi-

kan kepada kebesaran Allah, dan menjaga jarak dengan ren-

dah hati ketika mereka menghampiri Dia dengan puji-pujian 

mereka. Kemegahan Tuhan, yang merupakan hal menakutkan 

bagi orang-orang jahat, memperlengkapi orang-orang kudus 

dengan lagu-lagu pujian. Mereka akan bernyanyi untuk ke-

agungan Tuhan, atau kemuliaan-Nya yang melebihi segalanya, 

yang ditunjukkan baik dalam hartikel  man-hartikel  man-Nya maupun 

dalam kasih setia-Nya. Karena, kita memang harus bernyanyi 

dan bermazmur bagi-Nya tentang keagungan dan kemuliaan-Nya 

(Mzm. 101:1). Orang-orang yang telah, atau sedang, melarikan 

diri dari tanah negeri (yang sedang dikosongkan dan dihancur-

kan) ke laut dan kepulauan di laut, kemudian akan memekik. 

Penyebaran mereka akan membantu menyebarkan pengenalan 

akan Allah, dan mereka bahkan akan membuat pantai-pantai 

yang jauh penuh dengan puji-pujian kepada-Nya. Sungguh 

memberikan banyak kemuliaan bagi Allah jika orang-orang yang 

takut akan Dia bersukacita di dalam Dia, dan memuji Dia, 

bahkan pada saat-saat yang paling sedih. 

III. Semangat kudus mereka untuk membangkitkan gairah orang lain 

terhadap ibadah serupa (ay. 15). Mereka mendorong orang-orang 

yang juga menderita seperti mereka untuk melakukan hal yang 

sama. 

1. Orang-orang yang ada di dalam api (KJV), di dalam tungku per-

apian penderitaan, api yang dengannya penduduk bumi akan 

hangus lenyap (ay. 6). Atau di lembah-lembah, tempat-tempat 

yang rendah, gelap, dan kotor. 

2. Orang-orang yang di tanah-tanah pesisir laut, tempat mereka 

dibuang, atau dipaksa melarikan diri mencari tempat perlin-

dungan, dan menyembunyikan diri mereka jauh-jauh dari se-

mua teman-teman mereka. Mereka telah menempuh api dan air 

Kitab Yesaya 24:16-23 

 427 

(Mzm. 66:12), namun dalam mengalami keduanya mereka me-

muliakan Tuhan, dan mengagungkan Dia sebagai TUHAN, 

Allah Israel. Orang-orang yang karena anugerah dapat berme-

gah dalam kesengsaraan haruslah memegahkan Allah dalam 

kesengsaraan, dan bersyartikel  r kepada-Nya atas penghiburan-

penghiburan yang mereka terima, yang berlimpah-limpah se-

perti halnya penderitaan mereka pun berlimpah-limpah. Da-

lam setiap api, bahkan api yang terpanas, di setiap pesisir, 

bahkan pesisir yang terjauh, kita harus memelihara pikiran-

pikiran baik kita mengenai Allah. Walaupun Dia membunuh 

kita, kita tetap mempercayai Dia, dan, walaupun demi Dia kita 

berada dalam bahaya maut sepanjang hari, namun tidak ada 

satu pun dari hal ini yang mengubah pendirian kita. Dalam 

situasi seperti itulah kita memuliakan Tuhan di dalam api. 

Demikianlah yang terjadi dengan ketiga anak-anak dan para 

martir yang bernyanyi dalam bahaya.  

Harapan-harapan yang Membesarkan Hati; 

Kemerosotan yang Sudah Dinubuatkan 

(24:16-23) 

16 Dari ujung bumi kami dengar nyanyian pujian: “Hormat bagi Yang Maha-

adil!” Tetapi aku berkata: “Kurus merana aku, kurus merana aku. Celakalah 

aku! Sebab para penggarong menggarong, ya, terus-menerus mereka melaku-

kan penggarongannya!” 17 Hai penduduk bumi, kamu akan dikejutkan, akan 

masuk pelubang dan jerat! 18 Maka yang lari karena bunyi yang mengejutkan 

akan jatuh ke dalam pelubang, dan yang naik dari dalam pelubang akan ter-

tangkap dalam jerat. Sebab tingkap-tingkap di langit akan terbuka dan akan 

bergoncang dasar-dasar bumi. 19 Bumi remuk redam, bumi hancur luluh 

bumi goncang-gancing. 20 Bumi terhuyung-huyung sama sekali seperti orang 

mabuk dan goyang seperti gubuk yang ditiup angin; dosa pemberontakannya 

menimpa dia dengan sangat, ia rebah dan tidak akan bangkit-bangkit lagi. 21 

Maka pada hari itu TUHAN akan menghartikel  m tentara langit di langit dan 

raja-raja bumi di atas bumi. 22 Mereka akan dikumpulkan bersama-sama, 

seperti tahanan dimasukkan dalam liang; mereka akan dimasukkan dalam 

penjara dan akan dihartikel  m sesudah waktu yang lama. 23 Bulan purnama 

akan tersipu-sipu, dan matahari terik akan mendapat malu, sebab TUHAN 

semesta alam akan memerintah di gunung Sion dan di Yerusalem, dan Ia 

akan menunjukkan kemuliaan-Nya di depan tua-tua umat-Nya. 

Ayat-ayat ini, seperti ayat-ayat sebelumnya, dengan jelas menyatakan, 

I. Penghiburan kepada orang-orang kudus. Mereka bisa saja dihalau 

oleh bencana umum keluar dari tempat mereka tinggal, ke ujung 


 428

bumi, atau mungkin mereka dipaksa ke sana karena agama me-

reka. Namun di sana mereka bernyanyi, bukan berkeluh kesah. 

Dari tempat itu kita mendengar lagu-lagu pujian, dan suatu peng-

hiburan bagi kita jika mendengarkan lagu-lagu itu, mendengar 

orang-orang baik itu membawa agama mereka bahkan ke daerah-

daerah yang paling jauh, mendengar bahwa Allah mengunjungi 

mereka di sana dan memberikan dorongan semangat untuk ber-

harap bahwa Dia akan mengumpulkan mereka dari sana (Ul. 

30:4). Dan inilah nyanyian pujian mereka, “Hormat bagi Yang 

Mahaadil!” Kata yang dipakai berbentuk tunggal, dan dapat meru-

juk kepada Allah yang adil, yang adil dalam segala hal yang telah 

Dia timpakan ke atas kita. Ini artinya mempermuliakan Allah di da-

lam api. Atau artinya dapat saja “Lagu-lagu pujian ini mendatang-

kan kemuliaan atau keindahan bagi orang benar yang menyanyi-

kannya.” Kita memberikan kehormatan terbesar kepada diri kita 

sendiri ketika kita mengabdikan diri kita untuk memuliakan dan 

mengagungkan Allah. Ini dapat saja berkaitan dengan menyebar-

kan Injil ke seluruh bagian bumi, sejauh pulau-pulau kita, pada 

zaman Mesias. Kabar menggembirakan menggema kembali dalam 

lagu-lagu yang terdengar dari sana, dari gereja-gereja yang ditanam-

kan di sana. Juga kemuliaan untuk Allah yang adil, sesuai dengan 

lagu para malaikat, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha-

tinggi,” dan kemuliaan bagi semua orang benar, karena pekerjaan 

penebusan ditetapkan di hadapan dunia untuk kemuliaan kita. 

II. Kengerian bagi orang-orang berdosa. Sang nabi, setelah memberi-

kan penghiburan bagi dirinya sendiri dan orang-orang lainnya, 

dengan harapan ada sisa yang diselamatkan, kembali meratapi 

kesengsaraan yang dia lihat menerobos masuk bagaikan sebuah 

aliran air deras yang sangat besar mengalir ke bumi: Tetapi aku 

berkata: “Kurus merana aku, kurus merana aku. Celakalah aku! 

Berpikir mengenai hal itu saja sudah menggelisahkanku, dan 

membuatku kurus” (ay. 16). Dia menubuatkan, 

1. Menyebarnya dosa, sehingga kejahatan akan berlimpah-lim-

pah (ay. 16): Para penggarong menggarong. Hal ini sendiri ada-

lah sebuah penghakiman, dan itulah yang membangkitkan 

amarah Allah untuk mendatangkan penghakiman-penghakim-

an lainnya. 

Kitab Yesaya 24:16-23 

 429 

(1) Manusia tidak tulus satu sama lain. Tidak ada kesetiaan 

pada manusia, yang ada hanyalah ketidakjujuran di mana-

mana. Kebenaran, pengikat kudus masyarakat itu, telah 

hilang, dan tidak ada apa pun kecuali pengkhianatan di 

dalam urusan-urusan manusia. Lihat Yeremia 9:1-2. 

(2) Mereka semuanya tidak tulus kepada Allah. Berkaitan de-

ngan Dia, dan kovenan mereka dengan Dia, anak-anak ma-

nusia semuanya pelaku yang tidak setia, dan telah berkhia-

nat dalam berurusan dengan Allah mereka, dengan me-

ninggalkan kesetiaan mereka kepada-Nya. Inilah asal mula, 

dan inilah yang memperparah, dosa dunia. Dan ketika ma-

nusia tidak tulus kepada Allah mereka, bagaimana mereka 

akan tulus satu sama lain? 

2. Menyebarnya kemurkaan dan penghakiman karena dosa itu. 

(1) Penduduk bumi akan dikejar dari waktu ke waktu, dari 

tempat ke tempat, oleh kejahatan yang satu atau yang lain-

nya (ay. 17-18): Kamu akan dikejutkan, akan masuk pelu-

bang dan jerat! (dibuat takut oleh pelubang dan jerat). Ini 

akan dialami mereka di mana pun mereka berada, karena 

anak-anak manusia tidak tahu kejahatan apa yang bisa 

saja tiba-tiba menjerat mereka (Pkh. 9:12). Ketiga kata ini 

tampaknya dipilih demi sebuah permainan kata yang elok, 

atau, sebagaimana kita sekarang menyebutnya dengan 

maksud menghina sebagai sebuah rimba kata-kata: Pachad, 

dan Pachath, dan Pach. Namun maksudnya jelas (ay. 18), 

bahwa orang berdosa dikejar oleh malapetaka (Ams. 13:21), 

bahwa kutuk akan menyusul orang yang tidak taat (Ul. 

28:15), bahwa orang-orang yang aman karena telah lolos 

dari satu penghakiman tidak tahu seberapa cepat peng-

hakiman lain dapat saja menangkap mereka. Apa yang nabi 

ini ancamkan kepada seluruh penduduk bumi dengan sua-

tu penghakiman, menjadi bagian dari penghakiman Moab 

(Yer. 48:43-44). Namun ini yaitu   contoh umum dari ke-

adaan yang sangat berbahaya dalam hidup manusia, bah-

wa ketika kita mencoba menghindari satu kejahatan kita 

jatuh ke dalam kejahatan yang lebih buruk, dan bahwa 

akhir dari satu kesulitan sering kali merupakan awal dari 


 430

kesulitan yang lain. Karena itu, kita sangat tidak aman 

ketika kita paling aman. 

(2) Bumi itu sendiri akan tergoncang sampai hancur. Bumi 

akan benar-benar demikian pada akhirnya, ketika segala 

yang ada di atasnya akan hilang lenyap, dan secara kiasan 

sering kali demikian sebelum masa itu. Tingkap-tingkap di 

langit akan terbuka untuk menumpahkan kemurkaan, 

seperti pada waktu air bah melanda dunia pada masa lam-

pau. Ia menghujani orang-orang fasik dengan arang (Mzm. 

11:6, KJV: jerat atau jebakan). Dan karena terbelah segala 

mata air samudra raya yang dahsyat, tentu saja akan ber-

goncang dasar-dasar bumi, kerangka alam terlepas dari tum-

puannya, dan semua kacau balau. Lihatlah betapa anggun-

nya hal ini diungkapkan (ay. 19-20): Bumi remuk redam, 

bumi hancur luluh bumi goncang-gancing, keluar dari tem-

patnya. Allah akan menggoncangkan langit dan bumi (Hag. 

2:6). Lihatlah kesengsaraan orang-orang yang menyimpan 

harta mereka dalam hal-hal di bumi dan memperhatikan 

hal-hal tersebut. Mereka mengandalkan apa yang akan 

segera remuk redam dan hancur luluh. Bumi terhuyung-

huyung sama sekali seperti orang mabuk. Sangat goyah, 

sangat tidak menentu seluruh gerakannya. Orang-orang 

duniawi tinggal di dalamnya seperti dalam sebuah istana, 

seperti dalam sebuah kastil, seperti dalam sebuah menara 

yang tidak dapat ditaklukkan. Tetapi itu akan goyang 

seperti gubuk yang ditiup angin, dengan sangat mudah, 

dengan sangat tiba-tiba, dan dengan kerugian yang sangat 

sedikit bagi sang tuan tanah yang agung. Pembongkaran 

bumi hanya akan seperti pembongkaran sebuah gubuk, yang 

ingin digusur oleh negara, karena hanya dihuni oleh para 

pengemis, dan oleh karena itu tidak ada kepedulian untuk 

membangunnya kembali. Gubuk itu akan rebah dan tidak 

akan bangkit-bangkit lagi. Tetapi akan ada langit yang baru 

dan bumi yang baru, yang di dalamnya hanya akan ada 

kebenaran. Namun, apa itu yang menggoncangkan bumi 

sedemikian rupa dan menenggelamkannya? Itu yaitu   pe-

langgaran yang menekan dengan berat di atasnya. Perhati-

kanlah, dosa yaitu   sebuah beban bagi seluruh ciptaan. 

Itu yaitu   sebuah beban yang berat, beban yang di bawah-

Kitab Yesaya 24:16-23 

 431 

nya seluruh ciptaan merintih saat ini dan akan tenggelam 

pada akhirnya. Dosa yaitu   kehancuran negara-negara, 

dan kerajaan-kerajaan, dan keluarga-keluarga. Mereka 

jatuh karena berat tutup timah gantang itu (Za. 5:7-8). 

(3) Allah akan mengadakan pertentangan khusus dengan raja-

raja dan orang-orang besar di bumi (ay. 21): Dia akan meng-

hartikel  m tentara langit di langit. Pasukan-pasukan para raja di 

hadapan Allah tidak lebih daripada sekumpulan orang-orang 

biasa. Apalah yang dapat dilakukan satu pasukan orang-

orang besar dengan gabungan kekuatan mereka ketika 

Yang Mahatinggi, Tuhan semesta alam, menentang mereka 

sehingga merendahkan martabat mereka, dan mencerai-

beraikan pasukan mereka, dan menghancurkan persekong-

kolan mereka? Orang-orang besar, yang ada di tempat ting-

gi, yang sombong dengan kedudukan mereka yang tinggi 

dan kebesaran mereka, yang menganggap diri mereka be-

gitu tinggi sehingga tidak dapat dijangkau oleh bahaya apa 

pun, Allah akan membalas mereka atas segala kesombong-

an dan kekejaman mereka, yang dengan semua itu mereka 

telah menindas dan menyakiti sesama mereka dan warga 

mereka, dan sekarang semua perbuatan mereka itu akan 

berbalik menimpa kepala mereka sendiri. Raja-raja bumi 

sekarang akan dihakimi di atas bumi, untuk menunjukkan 

bahwa sesungguhnya ada Allah yang menghakimi di bumi 

dan akan membalas raja-raja yang paling sombong sesuai 

dengan buah perbuatan mereka. Biarlah orang-orang yang 

diinjak-injak oleh para pembesar bumi menghibur diri me-

reka dengan hal ini, bahwa walaupun mereka tidak dapat, 

tidak berani, tidak boleh, melawan mereka, namun ada 

Allah yang akan menuntut pertanggungjawaban mereka, 

yang akan mengalahkan mereka di atas reruntuhan mere-

ka sendiri. Ini karena bumi yang mereka rajai tidak lebih 

baik di mata Allah. Ini secara umum saja. Dinubuatkan 

secara khusus (ay. 22) bahwa mereka akan dikumpulkan 

bersama-sama, seperti tahanan, tahanan yang dinyatakan 

bersalah dan dinyatakan hartikel  mannya, dimasukkan dalam 

liang, atau sel bawah tanah, dan di sana mereka akan di-

masukkan (KJV: dikurung) di dalam kurungan yang pengap. 

Raja-raja dan para pembesar, yang bertindak sebebas-


 432

bebasnya sesuka hati mereka sendiri, dan yang membang-

gakan diri dan bersuka dalam mengurung orang lain, seka-

rang mereka sendiri akan dikurung. Janganlah orang yang 

merdeka merasa bangga dengan kemerdekaannya, seperti 

orang kuat dengan kekuatannya, karena dia tidak tahu ke-

kangan-kekangan apa yang tersedia baginya. Sebab, mereka 

juga akan dihartikel  m sesudah waktu yang lama, melalui cara, 

[1] Mereka akan dibalas dengan kemurkaan. Ini yaitu   

kata yang sama, dalam bentuk lain, yang digunakan 

pada ayat 21, TUHAN akan menghartikel  m mereka. Mereka 

akan disimpan sampai hari pelaksanaan hartikel  man, se-

perti halnya para tahanan yang sudah dinyatakan hu-

kumannya, dan seperti malaikat-malaikat yang jatuh 

dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sam-

pai penghakiman pada hari besar (Yud. 1:6). Biarlah ini 

menjelaskan alasan penundaan-penundaan balas den-

dam ilahi. Hartikel  man tidak dilaksanakan dengan segera, 

karena hari pelaksanaan hartikel  man belum tiba, dan 

mungkin tidak akan datang sampai setelah waktu yang 

lama. Tapi sudah pasti bahwa orang-orang jahat disim-

pan untuk hari kehancuran, dan oleh karena itu dilin-

dungi untuk sementara waktu, tetapi diselamatkan pada 

(KJV: sampai) hari murka Allah (Ayb. 21:30). Oleh karena 

itu janganlah kita menghakimi sedikit pun sebelum wak-

tunya. 

[2] Mereka akan dibalas dengan belas kasihan, dan dike-

luarkan dari penjara, dan akan kembali memperoleh, 

jika bukan martabat mereka, kebebasan mereka. Nebu-

kadnezar, dalam penaklukan-penaklukannya, menjadi-

kan banyak raja dan pangeran sebagai tawanannya, 

dan mengurung mereka di dalam sel bawah tanah di 

Babel, dan salah satu di antaranya, Yoyakin raja Ye-

huda. Namun setelah beberapa lama, ketika Nebukad-

nezar sudah meninggal, anaknya membalas mereka, 

dan memberikan (sebagaimana tampaknya) kehidupan 

kembali kepada mereka semua yang ditawan. Ini men-

jadi contoh kebaikan khusus sang raja kepada Yoyakin 

bahwa dia memberikan kedudukan kepadanya lebih 

tinggi dari pada kedudukan raja-raja yang bersama-

Kitab Yesaya 24:16-23 

 433 

sama dengan dia (Yer. 52:32). Jika kita menerapkan hal 

ini pada keadaan umum umat manusia, ini berarti se-

buah perubahan keadaan besar-besar yang terjadi de-

ngan tiba-tiba. Para petinggi dihartikel  m, orang-orang 

yang dihartikel  m dibebaskan, setelah beberapa lama, se-

hingga tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat 

aman walaupun keadaan mereka sangat makmur, dan 

tidak akan ada seorang pun yang hidup tanpa harapan 

walaupun keadaan mereka sangat menyedihkan. 

3. Kemuliaan bagi Allah dalam semua hal ini (ay. 23). Ketika 

semua hal ini terjadi, ketika musuh-musuh jemaat Allah yang 

sombong direndahkan dan dijatuhkan, 

(1) Maka akan tampak, tanpa dapat dipertentangkan, bahwa 

Tuhan berkuasa. Ini selalu benar, namun tidak selalu jelas 

seperti itu. Ketika raja-raja bumi dihartikel  m karena kekejam-

an dan penindasan mereka, maka dikumandangkanlah dan 

dibuktikanlah ke seluruh dunia bahwa Allah yaitu   Raja di 

atas segala raja, bahwa Dialah Raja di atas mereka, yang 

kepada-Nya mereka bertanggung jawab. Juga, bahwa Dia 

berkuasa sebagai TUHAN semesta alam, Tuhan atas segala 

pasukan, atas pasukan mereka. Bahwa Dia memerintah di 

gunung Sion dan di Yerusalem, di dalam jemaat-Nya, untuk 

kehormatan dan kesejahteraannya, menurut janji-janji yang 

menjadi dasar pendiriannya. Dia memerintah di dalam fir-

man dan ketetapan-ketetapan-Nya, bahwa Dia memerintah 

di depan tua-tua umat-Nya, di depan semua orang-orang 

kudus-Nya, terutama di depan hamba-hamba-Nya, penatua-

penatua jemaat-Nya, yang memperhatikan semua perwu-

judan kuasa dan pemeliharaan-Nya, dan, dalam seluruh 

peristiwa-peristiwa ini, memperhatikan perbuatan tangan-

Nya. Tua-tua umat-Nya, murid-murid tua, orang-orang 

Kristen yang sudah berpengalaman, yang sudah sering, 

ketika mereka bingung, masuk ke tempat kudus Allah di 

Sion dan Yerusalem, dan mengakrabkan diri mereka de-

ngan penyataan diri-Nya sendiri di sana, akan melihat lebih 

banyak daripada yang lain mengenai kuasa dan kedaulatan 

Allah dalam pekerjaan pemeliharaan-Nya. 


 434

(2) Maka akan tampak, tanpa dapat diperbandingkan, bahwa 

Dia berkuasa sambil menunjukkan kemuliaan-Nya, dengan 

begitu terang cemerlang dan berkilauan sehingga bulan pur-

nama akan tersipu-sipu, dan matahari terik akan mendapat 

malu, seperti terang yang lebih kecil diredupkan dan dipa-

damkan oleh terang yang lebih besar. Orang-orang besar, 

yang menganggap diri mereka memiliki kilau kemasyhuran 

dan luas kedaulatan sama seperti matahari dan bulan, akan 

dibuat menjadi malu ketika Allah muncul di atas mereka, 

terlebih ketika Dia muncul menentang mereka. Lalu akan 

dipenuhilah muka mereka dengan kehinaan, supaya mereka 

mencari nama Allah. Bangsa-bangsa timur menyembah 

matahari dan bulan, tetapi nanti ketika Allah muncul de-

ngan penuh kemuliaan untuk umat-Nya melawan musuh-

Nya dan musuh mereka, maka semua dewa-dewa palsu ini 

akan dibuat menjadi malu bahwa mereka pernah menerima 

penghormatan dari penyembah-penyembah mereka yang 

tertipu itu. Kemuliaan Sang Pencipta secara tidak terhingga 

jauh lebih cemerlang daripada kemuliaan makhluk-makh-

luk ciptaan yang paling cemerlang. Pada hari besar itu, 

ketika Hakim langit dan bumi akan tampil bercahaya 

dalam kemuliaan-Nya, matahari akan berubah oleh karena 

kemilau-Nya yang melebihi segala sesuatu dan membuat-

nya menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PASAL  25  

esudah ancaman murka Allah di dalam pasal sebelum ini, di sini 

kita dapati, 

I.  Puji syartikel  r atas apa yang telah dilakukan Allah, yang dipan-

jatkan sang nabi atas nama jemaat kepada Allah, dan meng-

ajar kita untuk melakukan hal yang sama (ay. 1-5). 

II.  Janji-janji berharga perihal apa yang masih akan dilakukan 

Allah bagi jemaat-Nya terutama di dalam kasih karunia Injil 

(ay. 6-8). 

III. Sorak-sorai jemaat di dalam Allah atas lawan-lawannya (ay. 

9-12).  

Pasal ini memandang jemaat dengan penuh sukacita, seperti pasal 

sebelumnya memandang dunia dengan penuh kengerian. 

Nyanyian Pujian 

(25:1-5) 

1 Ya TUHAN, Engkaulah Allahku; aku mau meninggikan Engkau, mau me-

nyanyikan syartikel  r bagi nama-Mu; sebab dengan kesetiaan yang teguh Eng-

kau telah melaksanakan rancangan-Mu yang ajaib yang telah ada sejak 

dahulu. 2 Sebab Engkau telah membuat kota itu menjadi timbunan batu, dan 

kota yang berkubu itu menjadi reruntuhan; puri orang luar tidak lagi men-

jadi kota, dan tidak dibangunkan lagi untuk selama-lamanya. 3 Oleh karena 

itu suatu bangsa yang kuat akan memuliakan Engkau; kota bangsa-bangsa 

yang gagah akan takut kepada-Mu. 4 Sebab Engkau menjadi tempat pengung-

sian bagi orang lemah, tempat pengungsian bagi orang miskin dalam kesesak-

annya, perlindungan terhadap angin ribut, naungan terhadap panas terik, 

sebab amarah orang-orang yang gagah sombong itu seperti angin ribut di mu-

sim dingin, 5 seperti panas terik di tempat kering. Kegaduhan orang-orang luar 

Kaudiamkan; seperti panas terik ditiadakan oleh naungan awan, demikianlah 

nyanyian orang-orang yang gagah sombong ditiadakan. 


 436

Di akhir pasal sebelum ini dikatakan bahwa TUHAN semesta alam 

akan memerintah dan menunjukkan kemuliaan-Nya. Sekarang, sesuai 

dengan ini, di sini sang nabi berbicara perihal kemuliaan semarak 

kerajaan-Nya (Mzm. 145:12), dan memuliakan Dia atas kebesaran-

Nya itu. Meskipun nubuat ini mungkin saja telah digenapi melalui 

penghancuran Babel dan pembebasan orang Yahudi dari penawanan 

mereka di sana, sepertinya nubuat itu memandang jauh ke depan, 

pada puji-pujian yang harus dipanjatkan kepada Allah oleh jemaat 

Injil atas semua kemenangan Kristus atas musuh-musuh rohani kita, 

serta penghiburan yang telah disediakan-Nya bagi semua orang 

percaya. Di sini, 

I.  Sang nabi mengangkat hatinya sendiri untuk memuji Allah. Sebab, 

mereka yang hendak menggerakkan orang lain haruslah meng-

gerakkan diri sendiri terlebih dahulu untuk memuji Allah (ay. 1): 

“Ya TUHAN, Engkaulah Allahku, Allah yang ada di dalam perjanjian 

denganku.” Ketika Allah sedang menghartikel  m raja-raja bumi di 

atas bumi, dan membuat mereka gemetar di hadapan-Nya, maka 

seorang nabi miskin dapat datang kepada-Nya, dan dengan berani 

serta rendah hati berkata, Ya TUHAN, Engkaulah Allahku, dan 

oleh karena itu aku mau meninggikan Engkau, mau menyanyikan 

syartikel  r bagi nama-Mu. Mereka yang memiliki Tuhan sebagai Allah 

mereka, wajib menyanyikan syartikel  r bagi-Nya. Sebab, karena 

itulah Ia menerima kita sebagai umat-Nya, supaya kita menjadi 

umat, menjadi ternama, terpuji dan terhormat bagi-Nya (Yer. 13:11). 

Dengan memuji Allah, kita juga meninggikan-Nya. Ini tidak berarti 

bahwa kita mampu membuat-Nya lebih tinggi daripada diri-Nya 

yang sekarang, tetapi kita harus menyatakan Dia kepada diri kita 

dan orang lain bahwa Dia memang Yang Mahatinggi (Kel. 15:2). 

II. Hatinya sangat senang karena ia tahu orang lain juga akan terge-

rak untuk memuji Allah (ay. 3). “Oleh karena itu, sebab Engkau 

telah mengadakan pemusnahan di bumi melalui campur tangan-

Mu (Mzm. 46:9) dan membalas dengan adil atas musuh-Mu dan 

musuh jemaat-Mu, oleh karena itu suatu bangsa yang kuat akan 

memuliakan Engkau dengan serempak, dan kota (besar) bangsa-

bangsa yang gagah akan takut kepada-Mu.” Mereka ini boleh 

diartikan sebagai,  

Kitab Yesaya 25:1-5 

 437 

1.  Orang-orang yang selama ini menentang Allah dengan kuat 

dan gagah. Mereka yang terus memusuhi kerajaan Allah, dan 

melawan kepentingannya dengan segala kekuatan dan kekeji-

an. Orang-orang ini akan dipertobatkan, dan memuliakan 

Allah dengan bergabung bersama umat-Nya dalam ibadah ke-

pada-Nya, atau setidaknya mereka diinsafkan sehingga meng-

aku bahwa mereka telah ditaklukkan. Orang-orang yang da-

hulu bersikap bengis terhadap yang Mahakuasa akan dipaksa 

untuk gemetar di hadapan penghakiman Allah, dan sia-sia 

saja berseru-seru kepada batu karang serta gunung-gunung 

agar menyembunyikan mereka. Atau, 

2.  Orang-orang yang sekarang akan dibuat perkasa dan dahsyat 

bagi Dia dan oleh Dia, meskipun sebelum itu mereka lemah 

dan terinjak-injak. Allah akan tampil dengan sedemikian nyata-

nya bagi dan bersama dengan orang-orang yang takut kepada-

Nya dan memuliakan Dia, sehingga semua orang akan meng-

akui mereka sebagai umat yang kuat, dan terkagum-kagum 

bercampur gentar terhadap mereka. Suatu ketika, banyak dari 

antara rakyat negeri itu masuk Yahudi, karena mereka ditimpa 

ketakutan kepada orang Yahudi (Est. 8:17), dan ketika itu 

mereka yang mengenal Allahnya tetap kuat dan bertindak (Dan. 

11:32). Untuk itulah mereka memuliakan Allah. 

III. Sang nabi mengamati apa itu sebenarnya dan seharusnya yang 

menjadi pokok puji-pujian ini. Kita semua harus meninggikan Allah 

dan memuji-Nya, sebab, 

1.  Ia telah melakukan perkara-perkara ajaib, sesuai rancangan 

dan kehendak-Nya sendiri (ay. 1). Kita meninggikan Allah de-

ngan mengagumi apa yang telah dilakukan-Nya sebagai sesua-

tu yang sungguh ajaib, bukti luar biasa tentang kuasa-Nya 

yang melampaui apa yang mampu dilakukan semua makhluk, 

serta bukti luar biasa tentang kebaikan-Nya yang jauh melam-

paui apa yang bisa diharapkan oleh kita, makhluk-makhluk 

yang berdosa ini. Hal-hal ajaib ini, yang baru dan mengheran-

kan bagi kita, serta sama sekali tidak terpikirkan, yaitu   se-

suai dengan rancangan-Nya yang ajaib yang telah ada sejak 

dahulu, direncanakan oleh hikmat-Nya serta dirancang bagi ke-

muliaan-Nya sendiri dan penghiburan bagi umat-Nya. Semua 

tindakan pemeliharaan-Nya atau campur tangan Allah sesuai 


 438

dengan rancangan-rancangan kekal-Nya (dan semua rancang-

an-Nya itu yaitu   juga kesetiaan dan kebenaran). Semuanya 

sesuai dengan sifat-sifat-Nya, cocok satu sama lain, dan pasti 

digenapi pada waktunya. 

2. Ia terutama telah merendahkan kesombongan dan mematah-

kan kuasa orang-orang perkasa dunia (ay. 2): “Engkau telah 

membuat kota itu, banyak kota, menjadi timbunan puing. Ba-

nyak kota berkubu, yang menyangka telah dijaga baik secara 

alami maupun dengan keahlian, serta oleh banyaknya dan ke-

beranian tentaranya, Engkau telah menjadikannya reruntuh-

an.” Kekuatan makhluk ciptaan apa gerangan yang mampu 

bertahan melawan Yang Mahakuasa? “Banyak kota yang di-

bangun begitu mewah sehingga bisa disebut puri, dan begitu 

sering dikunjungi orang-orang besar dari mana-mana sehingga 

dapat disebut puri orang luar, telah Kaubuat sedemikian rupa 

sehingga tidak lagi menjadi kota. Kota menjadi rata dengan 

tanah, dan tidak satu pun batu tersusun di atas batu yang 

lain, dan tidak akan pernah dibangun lagi.” Inilah yang telah 

terjadi pada banyak kota di berbagai belahan dunia, terutama 

di negeri kita sendiri. Kota-kota yang dahulu pernah berjaya, 

telah runtuh dan lenyap, nyaris tidak diketahui lagi (kecuali 

dari bejana atau uang logam yang digali dari tanah) tempatnya 

berdiri. Betapa banyak kota-kota di Israel yang sejak lama 

sudah menjadi timbunan dan reruntuhan! Melalui hal ini, 

Allah mengajar kita bahwa di sini kita tidak mempunyai tempat 

tinggal yang tetap dan oleh sebab itu harus mencari suatu 

kota yang akan datang kelak yang tidak akan pernah runtuh 

ataupun rusak. 

3. Ia telah membebaskan dan menolong umat-Nya yang miskin 

dan susah pada waktunya (ay. 4): Engkau menjadi tempat 

pengungsian bagi orang lemah, tempat pengungsian bagi orang 

miskin. Seperti halnya Allah melemahkan orang-orang kuat 

yang sombong dan merasa aman, begitu pula Ia menguatkan 

kaum lemah yang rendah hati dan bersungguh hati, serta ber-

sandar kepada-Nya. Bahkan lebih dari itu, Ia tidak saja mem-

buat mereka kuat, tetapi Ia sendirilah yang menjadi kekuatan 

mereka. Sebab di dalam Dia mereka dapat menguatkan diri, 

dan perkenan-Nyalah yang menguatkan hati mereka. Dialah 

kekuatan bagi orang miskin dalam kesesakannya ketika mere-

Kitab Yesaya 25:1-5 

 439 

ka membutuhkan kekuatan, dan ketika kesesakan mendorong 

mereka kepada Allah. Selain itu, sama seperti Ia menguatkan 

mereka untuk melawan kebusukan batiniah, demikian juga Ia 

melindungi mereka dari serangan dari luar. Ia yaitu   perlin-

dungan terhadap angin ribut, hujan angin ataupun hujan es, 

serta naungan terhadap panas terik matahari musim panas 

yang membakar. Allah merupakan perlindungan yang cartikel  p 

bagi umat-Nya pada segala cuaca, baik panas maupun dingin, 

basah maupun kering. Perlengkapan senjata keadilan dapat 

digunakan untuk menyerang ataupun untuk membela (2Kor. 

6:7). Bahaya atau kesukaran apa pun yang dialami umat 

Allah, pemeliharaan penuh akan diberikan supaya mereka 

tidak mengalami celaka atau kerugian berat. Ketika bahaya 

mengancam dan sangat menakutkan, Allah akan tampil bagi 

keselamatan umat-Nya: ketika kehangatan amarah orang lalim 

itu seperti air bah menempuh pagar batu (TL) yang menimbul-

kan suara gaduh, pagar batu itu tidak akan roboh. Umat Allah 

sungguh malang, musuh-musuh mereka sangat lalim. Mereka 

akan melakukan apa saja yang mengerikan. Amarah mereka 

bagaikan terpaan angin ribut yang gemuruh, keras, dan dah-

syat. Namun, sama seperti angin, amarah mereka juga berada 

di bawah kendali ilahi. Sebab Allah mengumpulkan angin 

dalam genggam-Nya, dan Dia akan menjadi perlindungan bagi 

umat-Nya sehingga mereka mampu bertahan terhadap gun-

cangan itu, dan tetap teguh, dan memelihara ketulusan hati 

dan damai sejahtera mereka. Badai yang menerpa kapal mam-

pu menguncangnya ke sana kemari, tetapi angin yang mener-

pa dinding tidak akan mampu menggoyahkannya (Mzm. 76:11; 

138:7).  

4. Ia melindungi dan akan melindungi orang-orang yang memer-

cayakan diri kepada-Nya dari kesombongan para penindas 

yang angkuh (ay. 5): Kegaduhan orang-orang luar akan atau 

telah Kaudiamkan. Engkau akan meredakan dan membung-

kamnya, seperti panas terik ditiadakan dan diteduhkan oleh 

naungan awan yang melintas. Nyanyian, atau juga lagu mau-

pun sorak sorai orang-orang yang gagah sombong ditiadakan, 

dan mereka akan dibuat mengubah nada serta mengecilkan 

suara mereka. Amatilah di sini, 


 440

(1) Para penindas umat Allah disebut orang-orang luar, sebab 

mereka lupa bahwa orang-orang yang mereka tindas sama-

sama diciptakan dari darah seperti mereka. Mereka disebut 

orang-orang yang gagah sombong, sebab memang itulah 

yang lebih mereka sukai, daripada disebut orang ramah. 

Mereka lebih suka ditakuti daripada dikasihi. 

(2) Kesombongan mereka terhadap umat Allah sungguh gaduh 

dan panas, namun hanya sebatas itu. Itu hanyalah kega-

duhan orang luar, yang menyangka bisa menyampaikan 

maksud mereka dengan cara menakut-nakuti dan meng-

ganggu semua orang yang menghalang-halangi mereka, 

juga dengan membual. Firaun, raja Mesir: tidak lebih dari-

pada tukang ribut (Yer. 46:17). Perilaku ini bagaikan panas 

terik matahari yang membakar pada tengah hari, namun di 

manakah panas itu ketika matahari sudah terbenam? 

(3) Kegaduhan, panas, dan sorak sorai mereka akan direndah-

kan dan dibungkam, pada waktu harapan mereka dipa-

damkan dan semua kehormatan mereka terkubur debu. 

Cabang-cabang orang-orang yang sombong, dan bahkan 

yang paling tinggi sekalipun, akan dipatahkan, kemudian 

dilempar ke dalam lobang kotoran. 

(4) Ketika para pekerja di kebun anggur Allah dipanggil sewak-

tu-waktu untuk sehari suntuk bekerja berat dan menang-

gung panas terik matahari, Ia akan menemukan cara untuk 

menyegarkan mereka kembali, seperti dengan naungan 

awan, supaya mereka tidak ditekan melebihi batas. 

Berkat-berkat Injil 

(25:6-8) 

6 TUHAN semesta alam akan menyediakan di gunung Sion ini bagi segala 

bangsa-bangsa suatu perjamuan dengan masakan yang bergemuk, suatu 

perjamuan dengan anggur yang tua benar, masakan yang bergemuk dan ber-

sumsum, anggur yang tua yang disaring endapannya. 7 Dan di atas gunung 

ini TUHAN akan mengoyakkan kain perkabungan yang diselubungkan kepa-

da segala sartikel   bangsa dan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa-

bangsa. 8 Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya; dan Tuhan ALLAH 

akan menghapuskan air mata dari pada segala muka; dan aib umat-Nya 

akan dijauhkan-Nya dari seluruh bumi, sebab TUHAN telah mengatakannya. 

Jika kita beranggapan (seperti halnya banyak orang) bahwa ayat-ayat 

ini mengacu kepada sukacita besar yang tentu terjadi di Sion dan

Kitab Yesaya 25:6-8 

 441 

Yerusalem pada waktu pasukan Asyur dikalahkan oleh seorang ma-

laikat, atau ketika orang Yahudi dibebaskan dari penawanan di Ba-

bel, atau pada peristiwa pembebasan lain yang sama-sama menak-

jubkan, mau tidak mau kita juga harus memandang lebih jauh, yaitu 

kepada kasih karunia Injil dan kemuliaan yang merupakan mahkota 

serta penggenapan kasih karunia tersebut. Karena pada waktu ke-

bangkitan kita melalui Kristus-lah firman yang dituliskan di sini akan 

genap. Pada waktu itu saja, dan sampai saat itu terjadi saja (jika kita 

memercayai Rasul Paulus), barulah firman itu akan digenapi sepe-

nuhnya: Maut telah ditelan dalam kemenangan (1Kor. 15:54). Inilah 

kunci bagi janji-janji lainnya yang di sini dikaitkan bersama-sama. 

Demikianlah kita dapati di sini nubuat tentang keselamatan dan 

kasih karunia yang dibawakan kepada kita oleh Yesus Kristus, yang 

diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi (1Ptr. 1:10). 

I.  Bahwa kasih karunia Injil akan menjadi pesta agung bagi semua 

orang. Bukan seperti pesta yang diselenggarakan oleh raja Ahasy-

weros, yang dimaksudkan sekadar untuk memamerkan kemegahan 

yang empunya pesta (Est. 1:4). Pesta karunia Injil ini dimaksudkan 

untuk memuaskan para tamu, dan oleh sebab itu, sementara se-

gala sesuatu di pesta Ahasyweros sana dimaksudkan untuk pamer, 

segala sesuatu di pesta di sini dimaksudkan untuk hal yang sebe-

nar-benarnya. Segala persiapan yang dibuat di dalam Injil untuk 

menyambut para petobat dan orang-orang yang berseru memohon 

pertolongan Allah, sering kali dinyatakan di dalam Perjanjian Baru 

dengan perumpamaan perjamuan (Mat. 22:1 dan seterusnya), yang 

sepertinya dipinjam dari nubuat ini. 

1. Allah sendirilah Tuan perjamuan ini, dan kita boleh yakin bah-

wa Ia mempersiapkannya sesuai Siapa diri-Nya, yang sudah 

menjadi keharusan-Nya untuk memberi, dan bukan seperti 

kita yang menerima. TUHAN semesta alam sendirilah yang 

menyelenggarakan perjamuan ini. 

2. Para tamu yang diundang yaitu   segala bangsa-bangsa, baik 

orang bukan Yahudi maupun orang Yahudi. Beritakanlah Injil 

kepada segala makhluk. Tersedia cartikel  p banyak makanan un-

tuk semua orang. Siapa pun yang mau, boleh datang dan 

mengambil bagian dengan cuma-cuma, bahkan orang-orang 

yang dikumpulkan di semua jalan dan lintasan. 


 442

3. Tempatnya yaitu   di gunung Sion. Dari sanalah pemberitaan 

Injil bermula: para pembawa berita harus mulai dari Yeru-

salem. Jemaat Injil yaitu   Yerusalem yang di atas. Di sanalah 

perjamuan ini diadakan, dan ke sanalah semua tamu yang 

diundang harus pergi. 

4.  Hidangannya sangat mewah, dan segala sesuatu yang disajikan 

itu bermutu terbaik. Ini yaitu   suatu perjamuan, yang menan-

dakan kelimpahan dan keragaman. Ini merupakan perjamuan 

tanpa henti bagi orang-orang percaya. Jika tidak demikian, itu 

yaitu   salah mereka sendiri. Ini merupakan perjamuan dengan 

masakan yang bergemuk dan bersumsum. Begitu nikmat, begitu 

bergizi, segala penghiburan Injil bagi semua orang yang berpesta 

dengannya dan mencernanya. Anak yang hilang itu dijamu me-

riah dengan lembu gemuk. Daud menikmati persekutuannya 

dengan Allah sehingga jiwanya dipuaskan bagaikan dengan 

masakan yang bergemuk dan bersumsum. Ini juga merupakan 

perjamuan dengan anggur yang tua yang disaring endapannya, 

jenis anggur tua yang telah disimpan lama dan disaring endap-

annya, sehingga menjadi jernih dan murni. Terdapat sesuatu di 

dalam Injil yang, seperti halnya anggur yang digunakan dengan 

bijaksana, mampu menggirangkan hati dan mengangkat sema-

ngat, dan cocok bagi mereka yang sedang dirundung beban 

berat karena menyadari dosa dan menyesalinya. Mereka dapat 

meminumnya lalu melupakan kesengsaraan mereka (sebab 

untuk itulah kegunaan anggur yang diminum dengan benar, 

yaitu minuman keras bagi mereka yang membutuhkannya 

[Ams. 31:5-6]). Mereka dapat bersuka ria karena tahu bahwa 

dosa-dosa mereka telah diampuni, lalu bersemangat dalam 

pekerjaan serta peperangan rohani mereka, bagaikan laki-laki 

kuat yang disegarkan oleh anggur. 

II.  Bahwa dunia akan dibebaskan dari gelapnya ketidaktahuan dan 

kekeliruan. Di tengah kabut kegelapan itu dunia sudah begitu 

lama hilang terkubur (ay. 7): Dan di atas gunung ini TUHAN akan 

mengoyakkan kain perkabungan (kain penutup wajah) yang me-

lingkupi semua bangsa (dengan selubung atau penutup mata) 

sehingga mereka tidak bisa melihat jalan atau melakukan tugas 

mereka, dan oleh karena itu berkeliaran tanpa henti. Wajah mere-

ka terbungkus seperti wajah orang terhartikel  m atau orang mati. 

Kitab Yesaya 25:6-8 

 443 

Ada kain perkabungan yang diselubungkan kepada segala sartikel   

bangsa, karena mereka semua duduk di dalam kegelapan. Tidak-

lah mengherankan apabila di antara orang-orang Yahudi sendiri, 

ada selubung yang menutupi hati mereka (2Kor. 3:15). Namun, 

kain selubung ini akan dihancurkan Tuhan dengan terang Injil-

Nya yang bersinar di dalam dunia, dan dengan kuasa Roh-Nya 

yang membuka mata manusia supaya bisa menerimanya. Ia akan 

membangkitkan mereka yang sudah lama mati dalam pelanggaran 

dan dosa ke kehidupan rohani.  

III. Maut akan dikalahkan, kuasanya dipatahkan, dan sifatnya di-

ubah: Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya (ay. 8). 

1. Kristus sendiri, dalam kebangkitan-Nya, akan menang atas 

maut, akan mematahkan ikatan belenggunya, dan membuang-

nya jauh-jauh. Kubur tampaknya menelan Dia, tetapi sebenar-

nya Dialah yang telah menelannya. 

2. Kebahagiaan orang-orang kudus akan berada di luar jangkau-

an maut, dengan demikian mengakhiri semua kesenangan 

dunia, membuatnya terasa pahit, dan menodai keindahannya. 

3. Orang-orang percaya dapat menang atas maut dan meman-

dangnya sebagai musuh yang telah dikalahkan: Hai maut di 

manakah kemenanganmu? 

4.  Saat mayat orang-orang kudus dibangkitkan pada hari besar itu 

dan kefanaan mereka ditelan kehidupan, maka maut akan dite-

lan selamanya dalam kemenangan. Dan itulah musuh terakhir. 

IV. Bahwa dukacita akan diakhiri, dan akan ada sukacita sempurna 

tanpa akhir: Tuhan ALLAH akan menghapuskan air mata dari 

pada segala muka. Orang-orang yang menangisi dosa mereka 

akan dihibur dan hati nurani mereka akan menjadi tenteram. Di 

dalam perjanjian kasih karunia akan disediakan semua yang cu-

kup untuk menggantikan semua dukacita yang dialami sekarang, 

untuk menghapus air mata dan menyegarkan kita. Terutama me-

reka yang menderita karena Kristus akan menerima penghiburan 

melimpah, sama seperti penderitaan mereka dulu juga berlimpah. 

Di dalam sukacita sorga, dan tidak di tempat lain, akan genaplah 

firman Tuhan yang tertulis seperti sebelumnya, sebab di sanalah 

Allah akan menghapus segala air mata (Why. 7:17; 21:4). Dan 

tidak akan ada lagi perkabungan, sebab maut tidak akan ada lagi. 


 444

Pengharapan akan hal ini sudah seharusnya menghapus air mata 

kita yang bercucuran, semua ratap tangis yang menghambat kita 

untuk menabur.  

V. Bahwa semua kecaman yang dilontarkan ke atas agama dan para 

pemeluknya yang sejati akan disingkirkan selamanya: aib umat-

Nya, yang sudah begitu lama mereka tanggung, fitnah dan peng-

gambaran yang keliru sehingga mencoreng muka mereka, serta 

penghinaan dan kekejaman para penindas yang telah menginjak-

injak mereka, akan dijauhkan. Kebenaran mereka akan bersinar 

seperti terang di hadapan seluruh dunia yang akan menyadari 

bahwa mereka bukanlah orang-orang seperti yang dituduhkan 

dengan cara yang sangat menyakitkan hati itu. Demikianlah kese-

lamatan akan dikerjakan bagi mereka dari semua ketidakadilan 

yang mereka terima. Adakalanya, Allah mengerjakan bagi umat-

Nya sesuatu yang menghindarkan cemooh dari antara manusia. 

Walaupun begitu, keselamatan itu akan terlaksana dengan sem-

purna pada hari besar itu, sebab  TUHAN telah mengatakannya. Ia 

mampu dan pasti akan mewujudkannya. Marilah kita dengan 

sabar menanggung dukacita dan aib sekarang ini, serta meman-

faatkan keduanya, sebab tidak lama lagi keduanya akan dihapus-

kan. 

Berkat-berkat Injil 

(25:9-12) 

9 Pada waktu itu orang akan berkata: “Sesungguhnya, inilah Allah kita, yang 

kita nanti-nantikan, supaya kita diselamatkan. Inilah TUHAN yang kita nan-

ti-nantikan; marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita oleh karena kesela-

matan yang diadakan-Nya!” 10 Sebab tangan TUHAN akan melindungi gunung 

ini, tetapi Moab akan diinjak-injak di tempatnya sendiri, sebagai jerami diinjak-

injak dalam lobang kotoran. 11 Apabila Moab mengembangkan tangannya di 

dalamnya seperti cara perenang mengembangkannya untuk berenang, maka 

TUHAN akan mematahkan kecongkakkan mereka dengan segala daya upaya 

mereka. 12 Maka kubu-kubu tembokmu yang tinggi akan ditumbangkan-Nya 

dan dirubuhkan-Nya, dan dicampakkan-Nya ke tanah dan debu. 

Di sini terdapat, 

I. Sambutan yang akan diberikan jemaat terhadap berkat-berkat 

yang dijanjikan di dalam ayat-ayat sebelumnya (ay. 9): Pada wak-

tu itu orang akan berkata dengan sorak sorai dan sukacita kudus

Kitab Yesaya 25:9-12 

 445 

 penuh kerendahan hati, Sesungguhnya, inilah Allah kita, yang kita 

nanti-nantikan! Demikianlah pembebasan jemaat dari penderitaan 

panjang dan pedih itu akan dirayakan, bagaikan hidup kembali 

dari antara orang mati. Dengan rasa sukacita yang mendalam dan 

pujian seperti itulah orang-orang yang mencari Dia dan penebus-

an di Yerusalem akan menerima kabar kesukaan tentang Sang 

Penebus. Dengan nyanyian kemenangan seperti inilah orang-

orang kudus yang telah dimuliakan akan masuk dan turut dalam 

kebahagiaan tuan mereka. 

1. Allah sendirilah yang harus menerima semua kemuliaan: “Se-

sungguhnya, inilah Allah kita, inilah TUHAN kita. Apa yang 

terjadi ini yaitu   perbuatan-Nya, yang sungguh mengagumkan 

di mata kita. Di dalam hal inilah Ia bertindak seperti Siapa 

diri-Nya sendiri, Ia memuliakan hikmat, kuasa, dan kebaikan-

Nya. Di dalam hal ini Ia bertindak bagi kita sebagai Allah kita, 

Allah yang terikat perjanjian dengan kita, dan yang kita 

layani.” Perhatikanlah, sorak-sorai kita jangan hanya berhenti 

pada apa yang dilakukan dan diberikan Allah kepada kita, 

tetapi harus melintasi semua itu menuju diri-Nya sendiri, yang 

merupakan Sumber dan Pemberi semuanya itu: Inilah Allah 

kita. Adakah bangsa di bumi ini yang memiliki Allah yang 

dapat dipercayai seperti ini? Tidak, sebab gunung batu kita 

bukanlah seperti gunung batu orang-orang itu. Tidak ada yang 

seperti Allah Yerusalem. 

2. Semakin lama diharap-harapkan, semakin hangat pula sam-

butan yang diberikan. “Inilah Dia yang telah kita nanti-nanti-

kan sambil bersandar kepada firman dan janji-Nya, serta de-

ngan keyakinan penuh bahwa Ia akan datang pada waktu 

yang telah ditentukan nanti, dan oleh sebab itu kita bersedia 

menantikan waktu-Nya. Dan sekarang kita mendapati bahwa 

sungguh tidak sia-sia menantikan Dia, karena belas kasihan-

Nya akhirnya datang juga bersama ganti rugi berlimpah atas 

penangguhan waktu itu.” 

3. Ini merupakan sukacita yang tidak terkatakan: “Marilah kita 

bersorak-sorak dan bersukacita oleh karena keselamatan yang 

diadakan-Nya. Kita yang ikut menikmati manfaatnya akan 

sepakat menaikkan syartikel  r dengan penuh sukacita.” 

4.  Ini merupakan dorongan agar mengharapkan kelanjutan dan 

penyempurnaan keselamatan-Nya ini: inilah Allah kita, yang 


 446

kita nanti-nantikan, supaya kita diselamatkan. Ia akan melan-

jutkan apa yang telah dimulai-Nya, sebab adapun Allah, Allah 

kita, jalan-Nya sempurna. 

II. Harapan mengenai berkat selanjutnya untuk menjamin serta 

mengabadikan hal-hal berikut. 

1.  Kuasa Allah akan dijanjikan kepada mereka dan terus menjadi 

bagian mereka: tangan TUHAN akan melindungi gunung ini (ay. 

10). Jemaat dan umat Allah akan mendapatkan bukti-bukti 

berkesinambungan perihal hadirat Allah yang menyertai dan 

tinggal bersama mereka: tangan-Nya akan senantiasa berada 

di atas mereka untuk melindungi dan menjaga mereka, serta 

terus-menerus terulur kepada mereka guna memenuhi keper-

luan mereka. Gunung Sion merupakan tempat kediamannya 

selamanya. Di sinilah Ia akan tinggal. 

2.  Kekuatan musuh-musuh mereka, yang melawan mereka, akan 

dipatahkan. Di sini Moab menggambarkan semua lawan umat 

Allah yang bersikap menjengkelkan terhadap mereka. Mereka 

akan diinjak-injak atau diirik (karena pada waktu itulah mere-

ka mengirik gandum dengan cara menginjak-injaknya), lalu 

akan dibuang bagaikan jerami diinjak-injak dalam lobang kotor-

an, karena tidak berguna lagi. Setelah tangan TUHAN melin-

dungi gunung ini, tangan itu tidak akan terkulai atau terlipat 

lemah dan tidak berbuat apa-apa. Sebaliknya, Ia akan mengem-

bangkan tangannya di tengah umat-Nya, seperti cara perenang 

mengembangkannya untuk berenang, yang menyiratkan bahwa 

Ia akan menggunakan dan mengerahkan kuasa-Nya bagi mere-

ka dengan dahsyat – yang akan dilakukan-Nya bagi mereka dari 

segala sisi – yang akan dengan mudah dilaksanakan-Nya meng-

hadapi perlawanan yang dilancarkan terhadap semua maksud-

Nya yang penuh rahmat bagi mereka, dan dengan demikian 

mendorong lebih lanjut karya-Nya yang baik di antara mereka. 

Demi kepentingan mereka, Ia akan senantiasa bekerja dengan 

giat, sebab seperti itulah sikap seorang perenang. Terutama 

sekali, dinubuatkan tentang apa yang akan dilakukan-Nya bagi 

mereka. 

(1) TUHAN akan mematahkan kecongkakan musuh-musuh me-

reka (dan Moab terkenal karena dosa kecongkakan mereka 

Kitab Yesaya 25:9-12 

 447 

[16:6]) dengan penghartikel  man demi penghartikel  man yang me-

rendahkan mereka, hingga merenggut semua apa yang me-

reka banggakan. 

(2) Ia akan mematahkan segala daya upaya mereka, mengam-

bil semua yang mereka peroleh dengan cara merampas dan 

menjarah. Ia akan mematahkan lengan mereka yang ter-

acung melawan Israel milik Allah. Ia akan mematahkan 

kuasa mereka, dan membuat mereka tidak mampu berbuat 

kejahatan. 

(3) Ia akan merobohkan semua kubu tembok mereka (ay. 12). 

Moab memiliki tembok-temb