ok serta kubu-kubu tinggi, yang
dengannya ia berharap untuk menjamin keamanan dirinya,
dan dari sanalah mereka bermaksud mengganggu umat
Allah. Namun, tembok-tembok itu akan ditumbangkan-Nya
dan dirubuhkan-Nya, dan dicampakkan-Nya ke tanah dan
debu. Dengan demikian, orang-orang yang mengandalkan
tembok-tembok itu tidak akan terlindung lagi. Tidak ada
benteng yang tidak mampu dihancurkan oleh Yang Maha-
kuasa. Tidak juga ada kubu tinggi tak terjangkau, karena
tangan Tuhan sanggup menjangkau dan merobohkannya.
Penghancuran Moab ini merupakan perlambang dari keme-
nangan Kristus atas maut (ay. 8), dari dilucuti-Nya pemerin-
tah-pemerintah dan penguasa-penguasa melalui salib-Nya
(Kol. 2:15), dari dirobohkannya kubu-kubu Iblis melalui pem-
beritaan Injil-Nya (2Kor. 10:4), serta pemerintahan-Nya yang
ditegakkan sampai semua lawan-Nya dibuat menjadi tumpu-
an kaki-Nya (Mzm. 110:1).
PASAL 26
asal ini merupakan sebuah nyanyian sukacita yang kudus dan
puji-pujian, yang di dalamnya dirayakan perkara-perkara besar
yang sudah dikerjakan Allah bagi umat-Nya, dalam pasal sebelum-
nya, dengan melawan musuh-musuh-Nya dan musuh-musuh mere-
ka. Nyanyian ini disiapkan untuk dinyanyikan saat nubuat mengenai
perbuatan Allah itu digenapi. Sebab, kita harus maju menghadap
Allah dengan ucapan-ucapan syartikel r kita saat Ia sedang mendatangi
kita dengan rahmat-rahmat-Nya. Nah, umat Allah di sini diajar,
I. Untuk bersorak-sorai di dalam keselamatan dan keamanan
yang kudus yang dialami baik oleh jemaat secara umum mau-
pun tiap-tiap anggotanya secara khusus, di bawah perlindung-
an ilahi (ay. 1-4).
II. Untuk bersorak-sorai di atas semua kekuatan yang menen-
tang (ay. 5-6).
III. Untuk berjalan dengan Allah, dan menantikan Dia di masa-
masa terburuk dan tergelap (ay. 7-9).
IV. Untuk meratapi kebodohan orang-orang yang tidak mengin-
dahkan tindakan pemeliharaan Allah, entah yang berupa belas
kasihan ataupun penderitaan (ay. 10-11).
V. Untuk mendorong diri mereka sendiri, dan satu sama lain,
dengan harapan-harapan bahwa Allah akan terus berbuat
baik kepada mereka (ay. 12, 14), dan untuk mengajak mere-
ka supaya terus melayani-Nya (ay. 13).
VI. Untuk mengingat kembali pemeliharaan-pemeliharaan yang
penuh kebaikan dari Allah terhadap mereka saat mereka ada
dalam keadaan terpuruk dan tertekan, dan perilaku mereka
di bawah pemeliharaan-pemeliharaan itu (ay. 15-18).
P
450
VII. Untuk bersukacita dalam pengharapan akan pembebasan
yang penuh kejayaan, yang bagi mereka akan menjadi se-
perti kebangkitan dari kematian (ay. 19), dan untuk berse-
rah dalam pengharapan akan pembebasan itu (ay. 20-21).
Dan semuanya ini ditulis untuk menopang dan membantu
iman dan harapan umat Allah di sepanjang zaman, bahkan
bagi mereka yang hidup di akhir zaman.
Berkat-berkat Injil
(26:1-4)
1 Pada waktu itu nyanyian ini akan dinyanyikan di tanah Yehuda: “Pada kita
ada kota yang kuat, untuk keselamatan kita TUHAN telah memasang tembok
dan benteng. 2 Bukalah pintu-pintu gerbang, supaya masuk bangsa yang
benar dan yang tetap setia! 3 Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai
sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya. 4 Percayalah kepada TUHAN
selama-lamanya, sebab TUHAN ALLAH yaitu gunung batu yang kekal.
Kepada nubuat-nubuat tentang anugerah Injil, sangatlah pantas di-
imbuhkan sebuah nyanyian, yang di dalamnya kita dapat memberi-
kan kemuliaan kepada Allah dan mengambil bagi diri kita sendiri
penghiburan dari anugerah itu: Pada waktu itu, waktu Injil, yaitu
saat yang diperlambangkan oleh hari kemenangan dan kelegaan yang
dialami oleh jemaat Perjanjian Lama (ada kemungkinan nubuat ini
merujuk terutama pada beberapa kemenangan dan kelegaan yang
dialami jemaat Injil), nyanyian ini akan dinyanyikan. Akan ada orang-
orang yang menyanyikannya, dan ada alasan serta hati untuk
menyanyikannya. Nyanyian itu akan dinyanyikan di tanah Yehuda,
yang merupakan perlambang dari jemaat Injil, sebab perjanjian Injil
dikatakan dibuat dengan kaum Yehuda (Ibr. 8:8). Hal-hal yang penuh
kejayaan dikatakan di sini tentang jemaat Allah.
I. Bahwa jemaat itu dibentengi dengan kuat terhadap orang-orang
yang jahat (ay. 1): Pada kita ada kota yang kuat. Kota itu didirikan
dengan piagam perjanjian kekal, yang pantas untuk diterima
semua orang yang dibebaskan oleh piagam itu, supaya di dalamnya
mereka dapat bekerja dan mendapat penghiburan. Kota itu kuat,
seperti Yerusalem dahulu, sewaktu ia masih menjadi kota yang
bersambung rapat, dan memiliki Allah sendiri sebagai tembok ber-
api yang mengelilinginya, begitu kuatnya sehingga tidak akan ada
yang percaya bahwa musuh-musuh dapat masuk ke dalam gapura-
Kitab Yesaya 26:1-4
451
gapura Yerusalem (Rat. 4:12). Jemaat yaitu kota yang kuat, sebab
ia memiliki tembok dan benteng, atau kubu pertahanan, dan itu
ditetapkan oleh Allah sendiri. Sebab Dia, dalam janji-Nya, telah me-
netapkan keselamatan itu sendiri sebagai pertahanannya. Orang-
orang yang dirancang untuk menerima keselamatan akan menda-
pati keselamatan itu sebagai perlindungan mereka (1Ptr. 1:4).
II. Bahwa jemaat Allah itu diperlengkapi secara berlimpah dengan
orang-orang yang baik, dan mereka menjadi benteng-benteng bagi-
nya. Sebab penduduk Yerusalem, jika berlaku seperti seharusnya,
yaitu kekuatannya (Za. 12:5). Di sini gerbang-gerbang diperintah-
kan untuk dibuka, supaya masuk bangsa yang benar dan yang
tetap setia (ay. 2). Mereka sudah dibuang dan diusir karena keja-
hatan di masa-masa lalu, tetapi sekarang hartikel m-hartikel m yang
dibuat melawan mereka dicabut, dan mereka mendapat kebebasan
untuk masuk lagi. Atau, ada tindakan umum untuk menerima
semua orang benar sebagai warga negara, dari bangsa apa pun
mereka berasal, dengan mendorong mereka untuk datang dan ting-
gal di Yerusalem. Apabila Allah sudah melakukan perkara-perkara
besar bagi suatu tempat atau bangsa, Ia berharap bahwa dengan
begitu mereka harus memberikan balasan yang sesuai dengan ke-
untungan yang mereka terima. Mereka harus berbaik hati terhadap
umat-Nya, dan membawa umat-Nya di bawah perlindungan mereka
dan ke dalam pangkuan mereka. Perhatikanlah,
1. Merupakan sifat orang benar bahwa mereka tetap memegang
kebenaran-kebenaran Allah. Dan keyakinan yang teguh akan
kebenaran-kebenaran itu akan membawa dampak yang ber-
kuasa untuk mengatur seluruh perilaku. Kaidah-kaidah baik
yang tertanam di dalam kepala akan menghasilkan tekad-tekad
baik di dalam hati dan perbuatan-perbuatan baik di dalam
hidup.
2. Merupakan kepentingan suatu negeri untuk mendartikel ng orang-
orang baik seperti itu, dan mengajak mereka supaya mau ting-
gal di negeri, sebab mereka membawa berkat bersama mereka.
III. Bahwa semua orang yang merupakan bagian dari jemaat Allah
akan aman dan tenteram, dan merasakan keamanan yang kudus
serta ketenangan pikiran dalam keyakinan bahwa Allah berkenan
pada mereka.
452
1. Apa yang dijanjikan dalam hal ini (ay. 3): Kaujagai dia dengan
damai sejahtera, dengan damai yang sempurna, damai ba-
tiniah, damai lahiriah, damai dengan Allah, damai dengan hati
nurani, damai di setiap saat dan dalam semua peristiwa.
Damai sejahtera ini akan Dia berikan kepada, dan akan tetap
dimiliki oleh, orang yang hatinya teguh, sebab kepada Allah ia
percaya. Merupakan sifat setiap orang baik bahwa ia percaya
kepada Allah, bahwa ia menempatkan dirinya di bawah bim-
bingan dan pemerintahan-Nya, dan bergantung pada-Nya bah-
wa akan sangat menguntungkan baginya untuk berbuat demi-
kian. Orang-orang yang percaya kepada Allah harus meman-
cangkan pikiran mereka kepada-Nya, harus percaya kepada-
Nya setiap saat, dalam semua peristiwa, harus berpegang
pada-Nya dengan teguh dan setia, dengan kepuasan sepenuh-
nya di dalam Dia. Orang-orang yang berbuat demikian akan
senantiasa dipelihara Allah dalam damai sejahtera, dan damai
sejahtera itu akan menjaga mereka. Ketika terdengar berita-
berita buruk, orang yang hatinya tetap dan penuh kepercayaan
kepada TUHAN (Mzm. 112:7) akan dengan tenang menghadapi
apa yang terjadi, dan tidak terganggu oleh kekhawatiran-ke-
khawatiran yang menakutkan yang timbul darinya.
2. Apa yang diperintahkan dalam hal ini (ay. 4): “Marilah kita
membuat diri kita tenang dengan percaya kepada TUHAN sela-
ma-lamanya. Karena Allah sudah menjanjikan damai sejahtera
bagi orang-orang yang hatinya teguh di dalam Dia, maka ja-
nganlah kita kehilangan manfaat dari janji itu, tetapi taruhlah
keyakinan sepenuhnya di dalam Dia. Percayalah kepada Dia
selama-lamanya, di segala waktu, di saat kamu tidak tahu sia-
pa lagi yang harus dipercaya. Percaya kepada Dia untuk men-
dapat damai sejahtera itu, bagian itu, yang akan ada untuk
selama-lamanya.” Apa saja yang kita percayakan kepada du-
nia, itu hanya berlangsung sesaat: semua yang kita harapkan
darinya terbatas dalam batasan-batasan waktu. Tetapi apa
yang kita percayakan kepada Allah akan bertahan selama kita
ada. Sebab di dalam TUHAN ALLAH, Yehovah, di dalam Dia
yang sudah ada, yang ada, dan yang akan datang, ada batu
karang yang sudah berabad-abad lamanya, sebuah fondasi
yang teguh dan langgeng yang di atasnya iman dan pengha-
rapan dapat dibangun. Dan rumah yang dibangun di atas batu
Kitab Yesaya 26:5-11
453
karang itu akan tetap berdiri di tengah badai. Orang-orang
yang percaya kepada Allah tidak hanya akan mendapati di
dalam Dia, tetapi juga menerima dari Dia, kekuatan yang
kekal, kekuatan yang akan membawa mereka ke hidup yang
kekal, kepada kehidupan penuh berkat yang berlangsung se-
lama-lamanya itu. Oleh sebab itu, hendaklah mereka percaya
kepada Dia untuk selama-lamanya, dan jangan pernah men-
campakkan atau mengubah keyakinan mereka.
Kebaikan dan Keadilan Allah
(26:5-11)
5 Sebab Ia sudah menundukkan penduduk tempat tinggi; kota yang berben-
teng telah direndahkan-Nya, direndahkan-Nya sampai ke tanah dan dicam-
pakkan-Nya sampai ke debu. 6 Kaki orang-orang sengsara, telapak kaki
orang-orang lemah akan menginjak-injaknya.” 7 Jejak orang benar yaitu
lurus, sebab Engkau yang merintis jalan lurus baginya. 8 Ya TUHAN, kami
juga menanti-nantikan saatnya Engkau menjalankan penghakiman; kesuka-
an kami ialah menyebut nama-Mu dan mengingat Engkau. 9 Dengan segenap
jiwa aku merindukan Engkau pada waktu malam, juga dengan sepenuh hati
aku mencari Engkau pada waktu pagi; sebab apabila Engkau datang meng-
hakimi bumi, maka penduduk dunia akan belajar apa yang benar. 10
Seandainya orang fasik dikasihani, ia tidak akan belajar apa yang benar; ia
akan berbuat curang di negeri di mana hartikel m berlaku, dan tidak akan meli-
hat kemuliaan TUHAN. 11 Ya TUHAN, tangan-Mu dinaikkan, tetapi mereka
tidak melihatnya. Biarlah mereka melihat kecemburuan-Mu karena umat-Mu
dan biarlah mereka mendapat malu! Biarlah api yang memusnahkan lawan-
Mu memakan mereka habis!
Di sini sang nabi lebih jauh mendorong kita untuk percaya kepada
Tuhan selama-lamanya, dan untuk terus menantikan Dia. Sebab,
I. Ia akan membuat jiwa-jiwa rendah hati yang percaya kepada-Nya
bersorak-sorak atas musuh-musuh mereka yang congkak (ay. 5-
6). Orang yang meninggikan diri akan direndahkan: Sebab Ia
sudah menundukkan penduduk tempat tinggi. Dan di dalam hal
mereka berlaku congkak, di situ Ia mengatasi mereka dan akan
mengatasi mereka. Bahkan Babel sendiri, kota yang tinggi itu,
atau Niniwe, dirubuhkan-Nya (25:12). Ia sanggup melakukannya,
sekalipun kota itu dibentengi dengan begitu baik. Ia sudah sering
melakukannya. Ia akan melakukannya, sebab Ia menentang orang
congkak. yaitu kemuliaan-Nya untuk melakukan itu, sebab Ia
membuktikan diri-Nya sebagai Allah dengan mengamat-amati se-
tiap orang yang congkak dan merendahkan dia (Ayb. 40:6). Akan
454
tetapi, sebaliknya, orang-orang yang merendahkan diri akan di-
tinggikan. Sebab telapak kaki orang-orang lemah akan menginjak-
injak kota-kota yang tinggi (ay. 6). Ia tidak berkata, pasukan-pa-
sukan yang hebat akan menginjak-injak kota-kota itu. Sebalik-
nya, apabila Allah berkehendak, bahkan telapak kaki orang-orang
lemah pun akan melakukannya (Mal. 4:3). Kamu akan menginjak-
injak orang-orang fasik. Marilah dekat, taruhlah kakimu ke atas
tengkuk raja-raja ini. Lihat Mazmur 147:6; Roma 16:20.
II. Ia mengamati-amati jejak umat-Nya dan bersuka di dalamnya (ay.
7): Jejak orang benar itu rata (demikian ayat itu dapat dibaca):
sudah menjadi upaya dan kepedulian mereka senantiasa untuk
berjalan dengan Allah di jalan yang rata dan mulus di jalan
kepatuhan dan perilaku yang kudus. Kakiku berdiri di tanah yang
rata, berjalan di jalan yang rata (Mzm. 26:12). Dan merupakan
kebahagiaan mereka bahwa Allah memudahkan dan meratakan
jalan di depan mereka: Sebab Engkau yang merintis jalan lurus
(atau jalan rata) bagi orang benar, dengan mencegah atau me-
nyingkirkan hal-hal yang akan menjadi batu sandungan bagi
mereka, sehingga tidak ada yang akan mengganggu mereka (Mzm.
119:165). Allah merintis jalan itu (demikian kita membacanya). Ia
mempertimbangkannya, dan akan memberi mereka anugerah
yang mencartikel pi, untuk membantu mereka mengatasi semua
kesulitan yang mungkin mereka jumpai di jalan. Demikianlah,
dengan orang lurus Allah akan menunjukkan diri-Nya lurus.
III. Sudah menjadi kewajiban kita, dan akan menjadi penghiburan
bagi kita, untuk menanti-nantikan Allah, dan menjaga kerinduan
yang kudus terhadap Dia di masa-masa yang paling gelap dan
paling mengecilkan hati (ay. 8-9). Inilah yang selalu dilakukan
umat Allah, bahkan sekalipun Allah sedang mengernyitkan dahi-
Nya terhadap mereka, yaitu
1. Terus-menerus bergantung kepada-Nya: “Ya TUHAN, kami juga
masih menanti-nantikan saatnya Engkau menjalankan pengha-
kiman. Setelah Engkau membetulkan kesalahan kami, kami
tidak pernah mencari tangan lain selain tangan-Mu untuk
membebaskan kami,” seperti mata seorang hamba hanya me-
mandang kepada tangan tuannya, sampai ia mengasihaninya
(Mzm. 123:2). Kita tidak bisa berseru meminta keadilan dari
Kitab Yesaya 26:5-11
455
Allah, selain memohon belas kasihan-Nya saja. Sekalipun peng-
hakiman-penghakiman Allah berlanjut untuk waktu yang lama,
sekalipun itu yaitu jalan penghakiman (demikian yang diarti-
kan dari kata itu), tetap saja kita tidak boleh lelah, tetapi harus
terus menunggu.
2. Secara kudus merindukan Dia. Masalah-masalah kita, betapa-
pun menyiksanya, jangan sampai membuat kita tidak senang
dengan agama kita, atau membuat kita berpaling dari Allah.
Sebaliknya, tetap saja kesukaan kita haruslah menyebut nama-
Nya dan mengingat Dia. Dan di malam hari, di malam penderi-
taan yang paling gelap dan paling panjang, dengan segenap
jiwa kita harus merindukan Dia.
(1) Kepedulian kita yang besar haruslah bagi nama Allah, dan
keinginan kita yang sungguh-sungguh haruslah supaya
nama-Nya dimuliakan, apa pun yang terjadi pada kita dan
nama kita. Inilah yang harus kita nantikan dan doakan.
“Bapa, muliakanlah nama-Mu, maka puaslah hati kami.”
(2) Yang harus menjadi penghiburan kita yaitu mengingat
nama itu, mengingat segala sesuatu yang dengannya Allah
telah menyatakan diri-Nya. Ingatan terhadap Allah harus-
lah menjadi penopang dan kesukaan kita yang besar. Dan
meskipun adakalanya kita tidak mengingat Dia, kerinduan
kita haruslah tetap tertuju pada ingatan terhadap Dia, dan
kita harus bersusah payah dengan segenap hati kita untuk
selalu mengingat Dia dalam pikiran kita.
(3) Segala kerinduan kita akan Allah haruslah timbul dari da-
lam, sungguh-sungguh, dan tulus. Dengan segenap jiwa
kita harus menginginkan Dia, dengan segenap jiwa kita ha-
rus merindukan Dia (Mzm. 42:2), dan dengan roh di dalam
diri kita, dengan segenap akal budi yang terdalam, kita
harus mencari Dia. Tidak ada guna agama kita, apa pun
yang kita akui dengan mulut, jika kita tidak menjalaninya
dengan sepenuh hati.
(4) Bahkan di malam penderitaan yang paling gelap, keingin-
an-keinginan hati kita haruslah tertuju pada Allah, sebagai
surya dan perisai kita. Sebab, dengan cara apa pun Allah
berurusan dengan kita, kita tidak boleh berpikiran buruk
tentang Dia, atau kasih kita menjadi dingin terhadap-Nya.
456
(5) Jika keinginan-keinginan hati kita memang tertuju pada
Allah, maka kita harus membuktikannya dengan mencari
Dia, dan mencari Dia pagi-pagi, seperti orang yang sung-
guh-sungguh ingin menemukan Dia, dan merasa sangat
takut kehilangan Dia. Orang yang ingin mencari Allah dan
menemukan Dia harus mencari pagi-pagi, dan mencari-Nya
dengan sungguh-sungguh. Meskipun kita datang pagi-pagi
sekali, kita akan mendapati Dia siap menerima kita.
IV. Inilah rancangan Allah yang penuh anugerah, dalam menyatakan
penghakiman-penghakiman-Nya, untuk membawa manusia men-
cari Dia dan melayani-Nya: Apabila Engkau datang menghakimi
bumi, memorak-porandakan semuanya, maka kami mempunyai
alasan untuk berharap bahwa bukan hanya umat Allah yang
mengakui Dia, melainkan juga bahkan penduduk dunia, akan
belajar apa yang benar. Kesalahan-kesalahan mereka akan dilu-
ruskan dan kehidupan mereka akan diperbarui. Mereka akan
dihantar untuk mengakui kebenaran Allah dalam menghartikel m
mereka, akan bertobat dari ketidakbenaran mereka dalam menyu-
lutkan murka Allah, dan dengan demikian dibawa untuk berjalan
di jalan-jalan yang benar. Mereka akan melakukan hal ini. Mak-
sudnya, penghakiman-penghakiman dirancang untuk membawa
mereka pada hal ini. Mereka memiliki kecenderungan alami untuk
menghasilkan dampak ini, dan walaupun banyak orang tetap
keras kepala, namun bahkan sebagian dari penduduk dunia akan
mendapat manfaat dari hajaran ini, dan akan belajar apa yang
benar. Pasti mereka akan belajar. Terlalu bodoh jika mereka tidak
belajar. Perhatikanlah, maksud dari penderitaan yaitu untuk
mengajar kita tentang apa yang benar. Jadi, berbahagialah orang
yang dihajar Allah, dan yang diajari-Nya dengan cara demikian
(Mzm. 94:12). Discite justitiam, moniti, et non temnere divos – Hen-
daklah teguran ini mengajar kamu menumbuhkan kebenaran, dan
tidak lagi merendahkan para dewa – Virgil.
V. Sungguh fasik orang-orang yang tidak mau dijamah melalui cara-
cara yang dipakai Allah, yang berguna untuk menundukkan dan
memperbarui mereka. Memang sungguh perlu bagi Allah untuk
berurusan dengan mereka secara keras melalui penghakiman-peng-
hakiman-Nya, yang akan berhasil merendahkan orang-orang yang
Kitab Yesaya 26:5-11
457
tidak mau merendahkan diri kalau tidak diperlakukan demikian.
Amatilah,
1. Bagaimana orang-orang berdosa hidup bertentangan dengan
Allah, dan menolak mengikuti sarana-sarana yang dipakai
untuk memperbarui mereka, dan menolak memenuhi apa yang
diniatkan dari sarana-sarana itu (ay. 10).
(1) Mereka dikasihani. Mereka menerima banyak rahmat dari
Allah. Ia membuat matahari-Nya bersinar dan hujan-Nya
turun ke atas mereka. Bahkan, Ia membuat mereka berha-
sil, dan ke dalam tangan mereka Ia memberi dengan ber-
limpah. Mereka terhindar dari banyak hantaman pengha-
kiman Allah, sementara sebagian yang lain yang tidak lebih
fasik dari mereka sudah dibinasakan. Dalam beberapa hal
tertentu, mereka tampak mendapat perkenanan yang luar
biasa melebihi tetangga-tetangga mereka, dan maksud dari
semuanya ini yaitu supaya mereka dimenangkan untuk
mengasihi dan melayani Allah yang sedemikian berkenan
pada mereka. Namun semua itu sia-sia: Mereka tidak mau
belajar apa yang benar, tidak mau dibuat bertobat oleh ke-
baikan Allah, dan oleh karena itu sudah seharusnya Allah
melemparkan penghakiman-penghakiman-Nya ke bumi, un-
tuk mengadakan perhitungan dengan manusia atas semua
belas kasihan yang sudah disalahgunakan mereka.
(2) Mereka tinggal di negeri di mana hartikel m berlaku, di mana
agama dianut dan mempunyai nama baik, di mana firman
Allah diberitakan, dan di mana ada banyak teladan baik
ditunjukkan kepada mereka, yaitu di tanah yang rata, di
mana tidak ada begitu banyak batu sandungan seperti di
tempat-tempat lain. Juga, di negeri tempat membetulkan
kesalahan, di mana perbuatan tercela dan kecemaran tidak
disetujui dan dihartikel m. Namun di sana mereka akan ber-
buat curang, dan terus berjalan di jalan-jalan mereka yang
jahat. Orang-orang yang berbuat fasik berbuat curang baik
terhadap Allah maupun manusia, dan juga terhadap jiwa
mereka sendiri. Dan mereka yang tidak mau berbalik ke
jalan yang benar melalui keadilan yang dijalankan bangsa-
nya, silakan menantikan datangnya penghakiman-pengha-
kiman Allah atas mereka. Mereka tidak dapat berharap
458
mendapat suatu tempat di dunia nanti di tanah yang pe-
nuh berkat, jika sekarang mereka tidak mengikuti hartikel m-
hartikel m dan kebiasaan, atau memanfaatkan hak-hak isti-
mewa dan keuntungan-keuntungan, dari negeri di mana
hartikel m berlaku. Dan mengapa mereka tidak akan menda-
pat tempat di sana? Karena mereka tidak mau melihat ke-
muliaan TUHAN, tidak mau percaya, tidak mau mempertim-
bangkan, betapa Dia yaitu Allah yang agung dan dahsyat,
yang hartikel m-hartikel m dan keadilan-Nya terus saja mereka
remehkan. Keagungan Allah tampak dalam semua tindak
pemeliharaan-Nya yang Dia berikan dari zaman ke zaman.
Tetapi mereka tidak mengindahkannya, dan karena itu
tidak berusaha memenuhi tujuan-tujuan dari semua peme-
liharaan-Nya itu. Sekalipun kita menerima belas kasihan
Tuhan, kita harus tetap memandang pada kemuliaan Tu-
han dan kebaikan-Nya.
(3) Allah mengacungkan tangan-Nya untuk memberi mereka
peringatan, supaya mereka, dengan bertobat dan berdoa,
berdamai dengan Dia. Tetapi mereka tidak memperhatikan
hal itu, tidak menyadari bahwa Allah sedang murka ter-
hadap mereka, atau sedang maju melawan mereka: Mereka
tidak mau melihat, dan tidak ada orang yang begitu buta
seperti mereka yang tidak mau melihat. Mereka menutup
mata terhadap apa yang paling jelas meyakinkan mereka
akan kebersalahan mereka dan murka Allah. Mereka meng-
anggap sebagai kebetulan, atau takdir yang menimpa semua
orang, sesuatu yang jelas-jelas merupakan teguran ilahi.
Dan begitu buta orang yang tidak mengindahkan tanda-tan-
da kehancuran mereka sendiri yang mengancam, tetapi yang
berseru damai, damai, pada diri mereka sendiri, padahal
Allah yang benar sedang berperang melawan mereka.
2. Bagaimana Allah pada akhirnya akan menjadi terlalu keras
bagi mereka. Sebab apabila Ia menghakimi, Ia akan menang:
Mereka tidak mau melihat, tetapi mereka akan melihat, akan
dibuat melihat, entah mereka mau atau tidak, bahwa Allah se-
dang murka terhadap mereka. Orang-orang yang tidak percaya
kepada Tuhan, para pencemooh, dan mereka yang merasa
aman-aman saja, akan segera merasakan apa yang sekarang
tidak mau mereka percayai, bahwa ngeri benar, kalau jatuh ke
Kitab Yesaya 26:5-11
459
dalam tangan Allah yang hidup. Mereka tidak mau melihat
jahatnya dosa, khususnya dosa membenci dan menganiaya
umat Allah. Tetapi mereka akan melihat, melalui tanda-tanda
ketidakberkenanan Allah terhadap mereka karena perbuatan
itu, dan pembebasan-pembebasan yang dilakukan Allah dalam
membela perkara umat-Nya, bahwa apa yang dilakukan terha-
dap umat-Nya Ia anggap sebagai dilakukan terhadap diri-Nya
sendiri, dan Ia akan mengadakan perhitungan untuk itu. Me-
reka akan melihat bahwa mereka sudah melakukan kesalahan
yang sangat besar terhadap umat Allah, dan karena itu akan
malu dengan permusuhan dan iri hati mereka terhadap umat
Allah, dan perlakuan mereka yang buruk terhadap orang-
orang yang sepantasnya diperlakukan dengan lebih baik itu.
Perhatikanlah, orang-orang yang memiliki niat jahat terhadap
umat Allah mempunyai alasan untuk malu dengan hal itu,
sebab hal tersebut begitu janggal dan tidak masuk akal. Dan,
cepat atau lambat, mereka akan malu dengannya, dan ingatan
akan hal itu akan memenuhi mereka dengan kebingungan. Se-
bagian orang membacanya, mereka akan melihat dan merasa
malu dengan semangat umat itu, dengan semangat yang akan
ditunjukkan Allah bagi umat-Nya. Ketika mereka sudah tahu
betapa Allah cemburu bagi kehormatan dan kesejahteraan
umat-Nya, mereka akan tersipu-sipu ketika memikirkan bah-
wa mereka bisa saja menjadi anggota dari umat itu, tetapi
mereka tidak mau. Oleh sebab itu, hartikel man yang menimpa
mereka yaitu bahwa, karena mereka sudah mengabaikan ke-
bahagiaan sahabat-sahabat Allah, maka api yang memusnahkan
lawan-Nya akan memakan mereka habis, yaitu api yang diper-
siapkan bagi musuh-musuh-Nya dan yang dengannya mereka
akan dimakan habis, api yang dirancang untuk Iblis dan malai-
kat-malaikatnya. Perhatikanlah, mereka yang menjadi musuh-
musuh umat Allah, dan iri hati terhadap mereka, dipandang
Allah sebagai musuh-musuh-Nya, dan dia akan berurusan
dengan mereka sebagai musuh.
460
Kebaikan Allah bagi Israel; Israel Diluruskan
dari Dosa; Harapan-harapan Jemaat
(26:12-19)
12 Ya TUHAN, Engkau akan menyediakan damai sejahtera bagi kami, sebab
segala sesuatu yang kami kerjakan, Engkaulah yang melakukannya bagi
kami. 13 Ya TUHAN, Allah kami, tuan-tuan lain pernah berkuasa atas kami,
tetapi hanya nama-Mu saja kami masyhurkan. 14 Mereka sudah mati, tidak
akan hidup pula, sudah menjadi arwah, tidak akan bangkit pula; sesungguh-
nya, Engkau telah menghartikel m dan memunahkan mereka, dan meniadakan
segala ingatan kepada mereka. 15 Ya TUHAN, Engkau telah membuat bangsa
ini bertambah-tambah, ya, membuat bertambah-tambah umat kemuliaan-
Mu; Engkau telah sangat memperluas negerinya. 16 Ya TUHAN, dalam kese-
sakan mereka mencari Engkau; ketika hajaran-Mu menimpa mereka, mereka
mengeluh dalam doa. 17 Seperti perempuan yang mengandung yang sudah
dekat waktunya untuk melahirkan, menggeliat sakit, mengerang karena sakit
beranak, demikianlah tadinya keadaan kami di hadapan-Mu, ya TUHAN: 18
Kami mengandung, kami menggeliat sakit, tetapi seakan-akan kami melahir-
kan angin: kami tidak dapat mengadakan keselamatan di bumi, dan tiada
lahir penduduk dunia. 19 Ya, TUHAN, orang-orang-Mu yang mati akan hidup
pula, mayat-mayat mereka akan bangkit pula. Hai orang-orang yang sudah
dikubur di dalam tanah bangkitlah dan bersorak-sorai! Sebab embun TUHAN
ialah embun terang, dan bumi akan melahirkan arwah kembali.
Dalam ayat-ayat ini sang nabi melihat ke belakang pada apa yang
sudah dilakukan Allah terhadap umat-Nya, baik yang berupa belas
kasihan maupun penghakiman, dan bernyanyi kepada Allah tentang
keduanya. Kemudian ia menatap ke depan pada apa yang dia harap-
kan untuk dilakukan Allah bagi mereka. Amatilah,
I. Tinjauannya ke masa lalu bercampur-baur dengan renungan-re-
nungannya. Ketika ia melihat ke belakang pada keadaan jemaat,
ia mendapati,
1. Bahwa Allah dalam banyak hal sudah sangat bermurah hati
terhadap mereka dan sudah melakukan perkara-perkara besar
bagi mereka.
(1) Secara umum (ay. 12): Segala sesuatu yang kami kerjakan,
Engkaulah yang melakukannya di dalam kami atau bagi
kami. Apa pun pekerjaan baik yang kita kerjakan, itu ter-
jadi berkat suatu pekerjaan baik yang dikerjakan anugerah
Allah dalam diri kita. Dialah yang menempatkan pikiran-
pikiran dan perasaan-perasaan yang baik ke dalam hati
kita, kapan saja itu terjadi. Dan Dialah yang mengerjakan
di dalam kita baik kemauan maupun pekerjaan menurut
kerelaan-Nya. Acti, agimus – Dengan digerakkan, kami ber-
Kitab Yesaya 26:12-19
461
tindak. Dan jika kebaikan apa saja ditunjukkan kepada
kita, atau urusan-urusan kita menjadi lancar dan berhasil,
Allah-lah yang mengerjakannya bagi kita. Setiap makhluk,
setiap pekerjaan, yang dengan cara apa saja dapat meng-
hibur kita, dijadikan demikian oleh-Nya. Dan adakalanya Ia
membuat suatu hal bekerja bagi kita, padahal tampaknya
hal itu bekerja melawan kita.
(2) Secara khusus (ay. 15): “Ya TUHAN, Engkau telah membuat
bangsa ini bertambah-tambah, sehingga apa yang tadinya
sedikit sudah menjadi seribu (di Mesir mereka beranak-
cucu secara luar biasa, dan setelah itu di Kanaan, sehingga
mereka memenuhi negeri itu). Dan dalam hal ini Engkau
dimuliakan,” sebab rakyat yang banyak yaitu kehormatan
bagi raja, dan di dalamnya Allah dimuliakan sebagai Dia
yang setia terhadap perjanjian-Nya dengan Abraham, bah-
wa Ia akan membuat Abraham menjadi bapa dari banyak
bangsa. Perhatikanlah, bangsa Allah yaitu bangsa yang
bertumbuh, dan merupakan kemuliaan Allah bahwa hal itu
demikian. Oleh sebab itu pertumbuhan jemaat, bangsa
yang kudus itu, haruslah membuat kita bersukacita karena
hal itu merupakan pertumbuhan orang-orang yang pekerja-
annya ingin memuliakan Allah di dunia ini.
2. Bahwa kendati demikian Ia menekan mereka di bawah tegur-
an-teguran-Nya.
(1) Adakalanya bangsa-bangsa sekitar menindas mereka dan
berlaku lalim terhadap mereka (ay. 13): “Ya TUHAN, Allah
kami, Engkau yang satu-satunya mempunyai hak untuk
memerintah kami, dan kami yaitu rakyat dan hamba-
hamba-Mu, kepada-Mu kami mengadu (sebab ke mana lagi
kami harus mengadukan keluhan-keluhan kami?), bahwa
tuan-tuan lain pernah berkuasa atas kami.” Bukan hanya
pada zaman hakim-hakim, melainkan juga sesudah itu,
Allah sering kali menjual mereka ke tangan musuh-musuh
mereka, atau lebih tepatnya, karena kejahatan-kejahatan
mereka, mereka menjual diri sendiri (52:3-5). Ketika mereka
ceroboh dalam melayani Allah, Allah membiarkan musuh-
musuh mereka berkuasa atas mereka, supaya mereka tahu
membedakan antara mengabdi kepada-Nya dan mengabdi
462
kepada kerajaan-kerajaan duniawi. Itu dapat dipahami se-
bagai pengakuan dosa, bahwa mereka telah mengabdi ke-
pada ilah-ilah lain, dan tunduk kepada hartikel m dan kebia-
saan takhayul dari tetangga-tetangga mereka, yang mela-
luinya tuan-tuan lain selain Allah berkuasa atas mereka
(sebab mereka menyebut berhala-berhala mereka baal-
baal, tuan-tuan). Tetapi sekarang mereka berjanji bahwa
hal itu tidak akan terjadi lagi: “Mulai dari sekarang hanya
nama-Mu saja kami masyhurkan. Kami akan menyembah
Engkau saja, dan hanya dengan cara yang telah Engkau
tetapkan dan tentukan.” Hal yang sama juga bisa menjadi
renungan kita yang disertai pertobatan: Tuan-tuan lain,
selain Allah, pernah berkuasa atas kita. Setiap hawa nafsu
pernah menjadi tuan atas kita, dan kita sudah ditawan
olehnya. Dan sudah cartikel p lama, bahkan terlalu lama, kita
berbuat salah seperti itu baik terhadap Allah maupun diri
kita sendiri. Oleh sebab itu, hal yang sama juga harus
menjadi tekad kita yang saleh, bahwa mulai dari sekarang
hanya nama Allah yang akan kita masyhurkan dan hanya
oleh Dia, bahwa kita akan tetap dekat dengan Allah dan
dengan kewajiban kita, dan tidak akan pernah meninggal-
kannya.
(2) Adakalanya mereka dibawa sebagai tawanan di depan mu-
suh-musuh mereka (ay. 15): “Bangsa yang pada awalnya
Engkau buat bertumbuh dan berakar, sekarang sudah Eng-
kau buat berkurang, dan tercabut, dan diusir ke segala pen-
juru bumi (KJV), terhalau ke ujung langit,” seperti yang dian-
cam dalam Ulangan 30:4; 28:64. Tetapi cermatilah, di antara
pernyataan mengenai pertumbuhan dan pengusiran mereka,
dikatakan, Engkau dimuliakan (KJV). Sebab, penghakiman-
penghakiman yang ditimpakan Allah atas umat-Nya karena
dosa-dosa mereka yaitu demi kehormatan-Nya, serta juga
demi menyatakan belas kasihan-Nya kepada mereka dalam
melaksanakan janji-Nya.
(3) Sang nabi ingat bahwa ketika mereka ditindas dan ditawan
seperti itu, mereka berseru kepada Allah, yang merupakan
bukti baik bahwa mereka tidak sepenuhnya meninggalkan
Dia atau sepenuhnya ditinggalkan oleh-Nya, dan bahwa ada
maksud-maksud yang penuh belas kasihan dalam pengha-
Kitab Yesaya 26:12-19
463
kiman-penghakiman yang tengah menimpa mereka (ay. 16):
Ya TUHAN, dalam kesesakan mereka mencari Engkau. Ini
biasa terjadi dengan bangsa Israel, seperti yang sering kita
temukan dalam kisah Hakim-hakim. Ketika tuan-tuan lain
berkuasa atas mereka, mereka merendahkan diri dan ber-
kata: “TUHANlah yang benar!” (2Taw. 12:6). Lihatlah di sini,
[1] Kebutuhan kita akan penderitaan. Penderitaan itu pen-
ting untuk menggerakkan doa. Ketika dikatakan, dalam
kesesakan mereka mencari Engkau, tersirat bahwa dalam
masa damai dan kemakmuran, mereka menjadi orang
asing bagi Allah, menjaga jarak dari Dia, dan jarang da-
tang mendekat kepada-Nya, seolah-olah, ketika dunia
tersenyum kepada mereka, mereka tidak membutuhkan
perkenanan-perkenanan-Nya.
[2] Manfaat yang sering kita peroleh dari penderitaan. Pen-
deritaan membawa kita kepada Allah, menggugah kita
untuk menjalankan kewajiban kita, dan menunjukkan
kepada kita kebergantungan kita pada-Nya. Orang-orang
yang sebelumnya jarang memandang kepada Allah kini
mengunjungi-Nya. Mereka jadi sering datang, jadi bersa-
habat, dan mau dekat-dekat dengan-Nya. Sebelumnya,
doa keluar setetes demi setetes, tetapi sekarang mereka
mengeluh dalam doa (KJV: mereka mencurahkan doa). Doa
sekarang keluar seperti air dari mata air, bukan seperti
dari penyulingan. Mereka mencurahkan pembicaraan
rahasia, demikianlah dalam tafsiran yang agak luas.
Berdoa yaitu berbicara kepada Allah, tetapi itu pem-
bicaraan yang rahasia. Sebab doa yaitu bahasa hati,
sebab kalau tidak, itu bukan doa. Penderitaan mem-
bawa kita kepada doa yang rahasia, yang di dalamnya
kita bisa lebih bebas dan terperinci dalam apa yang kita
sampaikan kepada-Nya daripada yang dapat kita lakukan
di depan umum. Dalam penderitaan, orang akan mencari
Allah pagi-pagi, padahal sebelumnya mereka mencari Dia
dengan berlambat-lambat (Hos. 5:15, KJV). Penderitaan
akan membuat orang bersemangat dan lancar dalam ber-
doa. “Mereka mencurahkan doa, seperti minuman persem-
bahan dicurahkan, ketika hajaran-Mu menimpa mereka.”
Tetapi ada ketakutan, apabila hajaran itu sudah berlalu
464
dari mereka, mereka secara perlahan-lahan akan kembali
kepada hidup mereka yang ceroboh pada waktu dulu,
seperti yang sudah sering mereka lakukan.
(4) Sang nabi mengeluh bahwa perjuangan-perjuangan mereka
untuk kebebasan mereka sendiri sudah sangat menyakit-
kan dan berbahaya, tetapi mereka belum juga berhasil (ay.
17-18).
[1] Mereka mengalami sakit beranak yang mereka takutkan:
“Kami sudah seperti perempuan yang hendak melahir-
kan, yang mengerang karena sakit beranak. Dengan
kecemasan dan upaya yang sangat besar kami sudah
berusaha menolong diri kami sendiri, tetapi masalah-
masalah kami bertambah dengan upaya-upaya itu.”
Seperti ketika Musa datang untuk membebaskan Israel,
jumlah batu batanya ditambah dua kali lipat. Doa-doa
mereka digugah oleh nyerinya penderitaan mereka, dan
jeritannya menjadi kuat dan nyaring seperti teriakan
seorang perempuan yang sakit bersalin. Demikianlah
tadinya keadaan kami di hadapan-Mu, ya TUHAN! Ada-
lah suatu penghiburan dan kepuasan bagi mereka,
dalam kesusahan mereka, bahwa Allah mengarahkan
pandangan mata-Nya kepada mereka, bahwa semua
penderitaan mereka terlihat oleh pandangan-Nya. Ia
tidak asing bagi rasa sakit mereka atau doa-doa mere-
ka. Tuhan, Engkau mengetahui segala keinginanku, dan
keluhku pun tidak tersembunyi bagi-Mu (Mzm. 38:10).
Setiap kali mereka datang menghadap Tuhan dengan
keluhan dan permohonan mereka, mereka merasa kesa-
kitan seperti perempuan yang hendak bersalin.
[2] Mereka masih belum mencapai keberhasilan yang mere-
ka inginkan dan harapkan: “Kami mengandung. Kami
sudah mempunyai harapan besar akan melahirkan de-
ngan cepat dan berbahagia, sudah menyimpan harap-
an-harapan besar, dan ketika kami kesakitan, kami
menghibur diri dengan ini, bahwa kelahiran yang meng-
gembirakan akan membuat kami lupa akan penderitaan
kami (Yoh. 16:21). Tetapi sungguh malang, kami seakan-
akan melahirkan angin. Ternyata kandungan itu palsu.
Kitab Yesaya 26:12-19
465
Harapan-harapan kami dikecewakan, penderitaan-pen-
deritaan kami lebih mirip sakit menjelang ajal daripada
sakit bersalin. Kami mengalami keguguran dan kering
susu. Semua upaya kami ternyata gagal: Selamat pun
tiada berlaku atas negeri, selamat bagi diri kami sendiri
atau bagi sahabat-sahabat dan sekutu-sekutu kami.
Sebaliknya, kami malah sudah membuat keadaan kami
sendiri dan keadaan mereka menjadi lebih buruk. Dan
tak seorang isi dunia pun, yang dengannya kami sudah
berselisih, jatuh di hadapan kami, entah itu berupa ke-
kuasaan atau harapan-harapan mereka. Sebaliknya,
mereka masih tinggi dan angkuh seperti sebelum-sebe-
lumnya.” Perhatikanlah, kepentingan yang benar bisa
saja dibela dengan gigih baik melalui doa maupun usa-
ha, baik kepada Allah maupun manusia, namun untuk
beberapa waktu lamanya perkara itu dibiarkan tertutup
kabut, dan tujuannya tidak tercapai.
II. Masa depan dan harapan-harapan sang nabi sangat menyenang-
kan. Secara umum, “Engkau akan menyediakan damai sejahtera
bagi kami (ay. 12), yaitu semua yang baik yang diperlukan dari
keadaan kami.” Apa saja damai sejahtera yang dimiliki jemaat,
atau yang diharapkannya, itu disediakan oleh Allah. Dan kita
dapat menghibur diri dengan hal ini, bahwa apa pun masalah
yang untuk sementara waktu ditetapkan bagi umat Allah, damai
sejahtera pasti pada akhirnya akan ditetapkan bagi mereka. Se-
bab pada orang yang suka damai akan ada masa depan. Dan jika
Allah melalui Roh-Nya mengerjakan segala pekerjaan kita dalam
diri kita, Ia akan menetapkan damai sejahtera bagi kita (sebab
pekerjaan kebenaran yaitu damai sejahtera). Damai itu damai
yang sesungguhnya dan langgeng, yang tidak dapat diberikan
atau diambil oleh dunia, damai yang disediakan Allah. Sebab, bagi
orang-orang yang memilikinya, damai sejahtera itu tidak akan
berubah seperti ketetapan siang dan malam. Terlebih lagi, berda-
sarkan apa yang sudah diperbuat Allah bagi kita, kita dapat men-
dorong diri kita sendiri untuk berharap bahwa Ia masih akan
berbuat baik lagi kepada kita. “Keinginan orang-orang yang tertin-
das telah Kaudengarkan, dan karena itu akan Kaudengarkan
(Mzm. 10:17). Dan apabila damai sejahtera ini ditetapkan bagi
466
kami, maka hanya nama-Mu saja kami masyhurkan (ay. 13). Kami
akan memberikan kemuliaan kepada-Mu saja atas damai sejah-
tera itu, bukan kepada yang lain, dan kami akan bergantung pada
anugerah-Mu saja untuk memampukan kami melakukannya.”
Kita tidak dapat memuji nama Allah kecuali dengan kekuatan-
Nya. Dalam hal ini ada dua hal khusus, yang dengan pengharap-
an akan kedua hal itu sang nabi menghibur jemaat di sini:
1. Kehancuran musuh-musuhnya secara menakjubkan (ay. 14):
Mereka sudah mati, tuan-tuan lain yang pernah berkuasa atas
kami itu. Kuasa mereka hancur tanpa dapat dipulihkan lagi.
Mereka betul-betul binasa dan padam: dan mereka tidak akan
hidup pula, tidak akan pernah bisa mengangkat kepala lagi.
Karena sudah menjadi arwah, mereka tidak akan bangkit pula.
Sebaliknya, seperti Haman, ketika mereka sudah mulai jatuh
di hadapan keturunan orang-orang Yahudi, mereka akan teng-
gelam seperti batu. Karena mereka dihartikel m untuk mengalami
kehancuran akhir ini, maka, sesuai hartikel man itu, Allah sen-
diri mendatangi mereka di dalam murka, sebagai Hakim yang
adil, dan membinasakan baik manusia sendiri (Ia memunah-
kan mereka) maupun ingatan kepada mereka: mereka dan
nama-nama mereka terkubur bersama-sama di dalam debu. Ia
telah menghapuskan segala peringatan akan mereka itu. Mere-
ka entah terlupakan atau disebutkan dengan kebencian. Per-
hatikanlah, kepentingan yang dipertahankan melawan Allah
dan kerajaan-Nya di antara manusia, meskipun bisa berhasil
untuk sementara waktu, pasti akan tenggelam pada akhirnya,
dan semua orang yang mengikutinya akan binasa bersamanya.
Ahli-ahli Yahudi, yang membandingkan hal ini dengan ayat 19,
menyimpulkan bahwa kebangkitan orang mati hanya terjadi
pada orang-orang Yahudi, dan bahwa orang dari bangsa-bang-
sa lain tidak akan bangkit. Tetapi kita lebih tahu. Kita tahu
bahwa semua orang mati akan mendengar suara Anak Allah,
dan bahwa hal ini berbicara tentang kehancuran akhir mu-
suh-musuh Kristus, yang merupakan kematian kedua.
2. Kebangkitan yang mengejutkan dari sahabat-sahabat jemaat
(ay. 19). Meskipun jemaat tidak diberi sukacita dengan kelahir-
an seorang anak, yang untuk itu ia menggeliat sakit, tetapi
seakan-akan ia melahirkan angin (ay. 18), namun kekecewaan
itu akan diimbangi dengan cara yang sepadan: orang-orang-Mu
Kitab Yesaya 26:12-19
467
yang mati akan hidup pula. Mereka yang dianggap sudah mati,
yang telah menerima hartikel man mati dalam diri mereka sen-
diri, yang dibuang seolah-olah memang sudah mati, akan
muncul lagi dalam kekuatan mereka yang terdahulu. Suatu
roh hidup dari Allah akan masuk ke dalam saksi-saksi yang
dibunuh, dan mereka akan bernubuat lagi (Why. 11:11). Tu-
lang-tulang yang kering akan hidup, dan menjadi suatu tentara
yang sangat besar (Yeh. 37:10). Bersama dengan jasadku me-
reka akan bangkit. Jika kita percaya akan kebangkitan orang
mati, kebangkitan jasad kita pada akhir zaman, seperti yang
dipercayai Ayub, dan sang nabi di sini, itu akan membantu
kita untuk percaya akan janji dipulihkannya kemilau dan ke-
kuatan jemaat di dunia ini. Apabila waktu Allah sudah datang,
betapapun rendahnya jemaat sudah jatuh, mereka akan bang-
kit, bahkan Yerusalem, kota Allah, yang kini terbaring seperti
mayat, seperti bangkai yang dirubungi elang-elang yang da-
tang berkumpul. Allah masih mengakuinya sebagai milik-Nya,
demikian pula dengan sang nabi. Tetapi ia akan bangkit, akan
dibangun kembali, dan berkembang lagi. Oleh sebab itu, hen-
daklah sisa-sisa penduduknya yang miskin, muram, dan
murung, yang berdiam seperti di dalam debu, bangkit dan ber-
sorak-sorai. Sebab mereka akan melihat Yerusalem, kota per-
temuan raya mereka, menjadi tempat kediaman yang aman lagi
(33:20). Embun perkenanan Allah akan menjadi baginya seper-
ti embun malam bagi tumbuh-tumbuhan yang sudah terpang-
gang panas matahari sepanjang hari, yang akan menghidup-
kan dan menyegarkan mereka kembali. Dan seperti embun-
embun di musim semi, yang menyirami bumi, dan membuat
tumbuh-tumbuhan yang terkubur di dalamnya bertumbuh
dan berpucuk, demikianlah mereka akan berkembang lagi,
dan bumi akan melahirkan arwah kembali, seperti ia melahir-
kan tumbuh-tumbuhan dari akar-akarnya. Bumi, yang di da-
lamnya mereka tampak hilang lenyap, akan berperan bagi
kehidupan mereka kembali. Ketika jemaat dan kepentingan-
kepentingannya dipulihkan, baik embun dari langit di atas
maupun tanah-tanah gemuk di bumi tidak akan ketinggalan
melakukan bagian mereka dalam pemulihan itu. Nah, nubuat
ini (seperti penglihatan Yehezkiel, yang merupakan pandangan
atas nubuat ini) dapat dengan tepat dicocokkan dengan,
468
(1) Kebangkitan rohani orang-orang yang sudah mati di dalam
dosa, oleh kuasa Injil dan anugerah Kristus. Demikianlah
Dr. Lightfoot menerapkannya (Hor. Hebr. in John 12.24).
“Bangsa-bangsa bukan Yahudi akan hidup. Dengan tubuh-
Ku mereka akan bangkit, yaitu mereka akan dipanggil
mengikuti kebangkitan Kristus, akan bangkit bersama-
sama dengan Dia, dan duduk dengan-Nya di tempat-tempat
sorgawi. Bahkan, mereka akan bangkit menjadi tubuh-Ku
(kata Dr. Lighfoot). Mereka akan menjadi tubuh mistis Kris-
tus, dan akan bangkit sebagai bagian dari Dia.”
(2) Kebangkitan terakhir, ketika orang-orang kudus yang sudah
mati akan hidup, dan bangkit bersama jasad Kristus. Sebab
Ia bangkit sebagai yang sulung, dan orang-orang percaya
akan bangkit berdasarkan persatuan mereka dengan Dia
dan persekutuan mereka dalam kebangkitan-Nya.
Tempat Perlindungan yang Teguh
(26:20-21)
20 Mari bangsaku, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintumu sesudah
engkau masuk, bersembunyilah barang sesaat lamanya, sampai amarah itu
berlalu. 21 Sebab sesungguhnya, TUHAN mau keluar dari tempat-Nya untuk
menghartikel m penduduk bumi karena kesalahannya, dan bumi tidak lagi
menyembunyikan darah yang tertumpah di atasnya, tidak lagi menutupi
orang-orang yang mati terbunuh di sana.
Kedua ayat ini tidak dianggap sebagai bagian dari nyanyian yang
mengisi semua bagian lainnya dari pasal ini, melainkan mengawali
suatu pokok baru, dan lebih sebagai pengantar bagi pasal berikutnya
daripada sebagai penutup dari pasal ini. Sementara, dalam nyanyian
sebelumnya, umat Allah berbicara kepada Dia dan mengeluhkan pen-
deritaan-penderitaan mereka, di sini Ia memberikan jawaban terha-
dap keluhan-keluhan mereka, yang di dalamnya,
I. Ia mengajak mereka untuk masuk ke dalam kamar mereka (ay.
20): “Mari bangsaku, datanglah kepada-Ku, ikutlah Aku” (Ia tidak
memanggil mereka ke mana-mana selain ke tempat di mana Ia
sendiri akan menemani mereka). “Biarlah badai yang menyerak-
kan orang lain justru membawa kamu lebih dekat bersama-sama.
Mari, masuklah ke dalam kamarmu. Jangan tinggal di luar, su-
Kitab Yesaya 26:20-21
469
paya kamu tidak terperangkap dalam badai, seperti orang-orang
Mesir terperangkap dalam hujan es” (Kel. 9:21).
1. “Marilah masuk ke kamar khusus. Masuklah ke kamarmu sen-
diri, dan jangan lagi terus berbaur dengan anak-anak Babel.
Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu”
(2Kor. 6:17; Why. 18:4). Jika Allah sudah memisahkan orang-
orang yang saleh bagi diri-Nya, mereka harus memisahkan diri
mereka sendiri.
2. “Marilah masuk ke kamar perlindungan, yang di dalamnya, ka-
rena kerahasiaan atau kekuatannya, kamu dapat aman di
masa-masa terburuk.” Sebutan-sebutan bagi sifat Allah yaitu
rahasia di dalam kemah-Nya (Mzm. 27:5, KJV). Nama-Nya ada-
lah menara yang kuat, yang ke dalamnya kita dapat berlari
untuk mencari tempat perlindungan (Ams. 18:10). Kita harus
dengan setia mencari jalan ke dalam kamar-kamar ini, dan
menyembunyikan diri di sana. Maksudnya, dengan keamanan
yang kudus dan ketenangan pikiran, kita harus menempatkan
diri di bawah perlindungan ilahi. Marilah masuk, seperti Nuh
masuk ke dalam bahtera, sebab ia menutup pintu-pintu sesu-
dah ia masuk. Ketika bahaya-bahaya mengancam, baiklah bagi
kita untuk undur, dan bersembunyi, seperti yang dilakukan
Elia di tepi sungai Kerit.
3. Ke dalam kamar ibadah. “Masuklah ke dalam kamarmu, dan
tutuplah pintu (Mat. 6:6). Menyendirilah dengan Allah: Masuk-
lah ke dalam kamarmu, selidikilah dirimu, dan bercakap-ca-
kaplah dengan hatimu sendiri, berdoa, dan rendahkan hatimu
di hadapan Allah.” Pekerjaan ini harus dilakukan pada saat-
saat susah dan bahaya. Seperti itulah kita harus bersembunyi,
yaitu kita datang kepada Allah supaya Ia menyembunyikan
kita, dan Ia akan menyembunyikan kita entah di bawah langit
atau di dalam sorga. Orang-orang Israel harus tetap berada di
dalam rumah ketika malaikat pembinasa datang membunuh
anak-anak sulung Mesir, sebab kalau tidak, darah pada tiang-
tiang pintu tidak akan membuat mereka aman. Demikian pula
yang harus dilakukan Rahab dan keluarganya, ketika Yerikho
sedang diruntuhkan. Orang yang paling aman yaitu yang
paling tidak terlihat. Qui bene latuit, benevixit – Siapa mencari
tempat persembunyian yang layak, ia hidup dengan baik.
470
II. Allah meyakinkan mereka bahwa masalah akan selesai dalam
waktu yang sangat singkat, bahwa mereka tidak akan lama ada
dalam ketakutan atau bahaya apa saja: “Bersembunyilah barang
sesaat lamanya, bagian waktu terkecil yang dapat kita bayang-
kan, seperti atom dari benda. Bahkan, jika kita bisa membayang-
kan satu saat lebih singkat daripada saat lain, itu bukan banyak
saat melainkan hanya sesaat, dan ditambah pula dengan peng-
andaian, seolah-olah hanya untuk sesaat, lebih singkat daripada
yang kamu pikirkan. Apabila bahaya atau ketakutan sudah ber-
lalu, kamu seperti tidak merasakan apa-apa. Kamu akan ter-
heran-heran betapa cepatnya semua itu berlalu. Kamu tidak perlu
berbaring lama-lama dalam kurungan, berlama-lama dalam per-
sembunyian. Kemarahan akan segera berlalu, yaitu kemarahan
musuh-musuh terhadapmu, kekuatan dan amukan mereka yang
kejam, yang memaksamu melarikan diri. Jika orang fasik menda-
pat kekuasaan, orang menyembunyikan diri. Hal ini akan segera
berakhir. Allah akan membinasakan mereka, akan mematahkan
kekuasaan mereka, menggagalkan tujuan-tujuan mereka, dan
menemukan jalan untuk memberi kelegaan kepadamu.” Ketika
Athanasius (theolog Yunani abad ketiga – pen.) dibuang dari Alek-
sandria oleh dekrit Julian, kaisar Romawi, dan sahabat-sahabat-
nya sangat meratapi hal itu, ia meminta mereka untuk bergem-
bira. Nubecula est quæ cito pertransibit – Ini hanya segumpal awan
kecil, yang akan segera tertiup pergi. Kamu akan beroleh kesusah-
an selama sepuluh hari. Itu saja (Why. 2:10). Hal ini memampu-
kan umat Allah yang menderita bisa menganggap ringan pende-
ritaan-penderitaan mereka, bahwa itu hanyalah untuk sesaat.
III. Allah meyakinkan mereka bahwa Dia akan membuat perhitungan
dengan musuh-musuh mereka atas semua kejahatan yang sudah
mereka lakukan terhadap umat Allah dengan pedang, entah pe-
dang perang atau pedang penganiayaan (ay. 21). Tuhan akan
menghartikel m mereka atas darah yang telah mereka tumpahkan.
Berikut ini ada,
1. Penghakiman yang ditetapkan, dan jalannya penghakiman itu
diberitahukan: TUHAN mau keluar dari tempat-Nya untuk meng-
hartikel m penduduk bumi karena kesalahannya, karena mereka
menyusahkan semua orang di sekeliling mereka. Ada kejahatan
yang amat besar di antara para penduduk bumi. Tetapi walau-
Kitab Yesaya 26:20-21
471
pun mereka semua bergabung di dalamnya, sekalipun banyak
tangan yang bergandengan untuk melanjutkannya, kejahatan
mereka itu tidak akan bebas dari hartikel man. Selain hartikel man
kekal yang akan dialami orang fasik di dunia lain nanti, sering
kali ada hartikel man-hartikel man yang luar biasa berupa kekejam-
an, penindasan, dan penganiayaan di dunia ini. Apabila kema-
rahan manusia sudah berlalu, dan mereka sudah melakukan
hal-hal jahat, maka biarlah mereka menantikan kemarahan
Allah, sebab Ia melihat bahwa harinya sudah dekat (Mzm.
37:13). Allah keluar dari tempat-Nya untuk menghartikel m. Ia me-
nunjukkan diri-Nya secara luar biasa dari sorga, yaitu cakra-
wala kekuasaan-Nya, dari tempat kudus, yaitu tempat kediam-
an anugerah-Nya. Ia telah bangkit dari tempat kediaman-Nya
yang kudus, di mana sebelumnya Ia tampak menyembunyikan
diri. Dan sekarang Ia akan melakukan sesuatu yang besar,
buah dari putusan-putusan-Nya yang bijak, adil, dan rahasia,
seperti seorang penguasa yang bangkit untuk duduk di kursi
kekuasaan atau maju ke medan pertempuran (Za. 2:13). Seba-
gian orang mengamati bahwa tempat Allah yaitu pada tutup
pendamaian. Di sanalah Ia senang tinggal. Apabila Ia menghu-
kum, Ia keluar dari tempat-Nya, sebab Ia tidak berkenan pada
kematian orang-orang berdosa.
2. Para penjahat yang dinyatakan bersalah dengan bukti jelas
yang diketahui semua orang: Bumi tidak lagi menyembunyikan
darah yang tertumpah di atasnya. Darah yang tak bersalah,
darah orang-orang kudus dan para martir, yang telah ditum-
pahkan di atas bumi seperti air, dan telah meresap ke dalam-
nya, disembunyikan dan ditutupi olehnya, akan dibukakan,
dan akan diperhitungkan. Sebab Allah akan mencari tahu ten-
tang hal itu, dan akan membuat orang-orang yang menum-
pahkan darah untuk meminumnya, sebab orang-orang kudus
itu berharga. Pembunuh-pembunuh rahasia, dan kefasikan-
kefasikan lain yang tersembunyi, akan disingkapkan, cepat
atau lambat. Dan orang-orang yang dibunuh, yang sudah lama
ditutupi bumi, tidak akan ditutupinya lagi, karena mereka
akan dikeluarkan sebagai bukti melawan para pembunuh.
Suara darah Habel berteriak dari tanah (Kej. 4:10-11; Ayb.
20:27). Dosa-dosa yang tampaknya terkubur dan terlupakan
akan diingatkan, dan disebut lagi, ketika datang hari perhi-
472
tungan itu. Oleh sebab itu, hendaklah umat Allah menunggu
sejenak dengan sabar, sebab lihatlah Sang Hakim berdiri di
depan pintu.
PASAL 27
Di dalam pasal ini, sang nabi melanjutkan untuk menunjukkan,
I. Hal-hal besar apa yang akan dilakukan Allah bagi jemaat dan
umat-Nya, yang tidak lama lagi akan digenapi melalui pembe-
basan Yerusalem dari Sanherib serta penghancuran pasukan
Asyur. Namun, hal ini diutarakan secara umum saja, untuk
menguatkan hati jemaat di zaman-zaman berikutnya, karena
melihat bahwa kekuasaan musuh-musuh jemaat masih mera-
jalela.
1. Bahwa para penindas yang angkuh harus dihadapi (ay. 1).
2. Bahwa jemaat harus dipelihara, sebagai kebun anggur
Allah (ay. 2-3).
3. Bahwa Allah akan berdamai dengan umat-Nya, apabila
mereka kembali kepada-Nya (ay. 4-5).
4. Bahwa Ia akan melipatgandakan dan memperbanyak jum-
lah mereka (ay. 6).
5. Bahwa penderitaan mereka akan diubahkan (ay. 7), direda-
kan dan dilunakkan (ay. 8), serta dikuduskan (ay. 9).
6. Bahwa meskipun jemaat tampak disia-siakan dan terpencil
untuk sementara waktu (ay. 10-11), mereka akan dipulih-
kan, dan para anggotanya yang tercerai-berai akan diper-
satukan kembali (ay. 12-13). Semua ini mengacu pada
kasih karunia Injil serta janji-janji Allah dan pemeliharaan-
Nya atas jemaat Kristen, serta semua orang yang termasuk
di dalamnya.
474
Kebinasaan Para Penganiaya;
Hak Istimewa Orang-orang Kudus
(27:1-6)
1 Pada waktu itu TUHAN akan melaksanakan hartikel man dengan pedang-Nya
yang keras, besar dan kuat atas Lewiatan, ular yang meluncur, atas Lewiat-
an, ular yang melingkar, dan Ia akan membunuh ular naga yang di laut. 2
Pada waktu itu akan dikatakan: “Bernyanyilah tentang kebun anggur yang
elok! 3 Aku, TUHAN, penjaganya; setiap saat Aku menyiraminya. Supaya
jangan orang mengganggunya, siang malam Aku menjaganya; 4 kehangatan
murka tiada pada-Ku. Sekiranya tampak kepada-Ku puteri malu dan rum-
put, Aku akan bertindak memeranginya dan akan membakarnya sekaligus, 5
kecuali kalau mereka mencari perlindungan kepada-Ku dan mencari damai
dengan Aku, ya mencari damai dengan Aku!” 6 Pada hari-hari yang akan
datang, Yakub akan berakar, Israel akan berkembang dan bertunas dan
memenuhi muka bumi dengan hasilnya.
Di sini sang nabi sedang bernyanyi tentang penghartikel man dan rahmat,
I. Tentang penghartikel man atas musuh-musuh jemaat Allah (ay. 1),
yakni penindasan kepada mereka yang menindas kamu (2Tes.
1:6). Ketika Tuhan keluar dari tempat-Nya untuk menghartikel m
penduduk bumi (26:21), Ia pasti akan menghartikel m Lewiatan, ular
naga yang di laut, setiap penguasa lalim yang berbuat semena-
mena dengan angkuh, yang mendatangkan ketakutan dan yang,
seperti Lewiatan, begitu kejam hingga orang yang nekat pun
takkan berani membangkitkan marahnya, hatinya keras seperti
batu, dan bila ia bangkit, maka semua yang berkuasa menjadi gen-
tar (Ayb. 41:1, 15-16). Jemaat punya banyak musuh, namun pada
umumnya ada orang tertentu yang lebih mengerikan dibanding
yang lain. Begitulah halnya Sanherib pada masanya, dan Nebukad-
nezar serta juga Antiokhus. Sama halnya dengan Firaun sebelum
itu, yang disebut Lewiatan dan sang naga (51:9; Mzm. 74:13-14;
Yeh. 29:3). Jemaat Perjanjian Baru juga menghadapi lewiatan-
lewiatan. Kita membaca perihal naga merah padam yang besar yang
siap menelannya (Why. 12:3). Di sini kekuatan-kekuatan pengania-
ya yang berbahaya itu dibandingkan dengan sang lewiatan karena
tindak-tanduk dan serangannya yang besar, kuat dan dahsyat di
dunia. Mereka dibandingkan dengan naga karena angkara murka
dan keganasan mereka. Juga dibandingkan dengan ular, ular
yang meluncur, karena strateginya yang menusuk tajam, gerak-
annya yang gesit, dan yang begitu berhasil memagut kepala mu-
suh, langsung saja akan segera melilit seluruh tubuhnya. Mereka
bagaikan balok-balok melintang, berdiri tegak merintangi jalan
Kitab Yesaya 27:1-6
475
semua orang di sekitar mereka dan menghalang-halangi mereka.
Mereka seperti ular yang melingkar, licik dan sulit ditebak, gigih,
dan jahat. Raja-raja besar dan perkasa, jika mereka melawan
umat Allah, dianggap sebagai naga dan ular oleh Allah, sebagai
tulah bagi umat manusia. Pada waktunya nanti Tuhan akan
menghartikel m mereka. Mereka terlampau sulit dihadapi dan diatasi
oleh manusia. Karena itu, Allah yang besarlah yang akan mena-
ngani sendiri masalah ini. Ia memiliki pedang yang keras, besar
dan kuat, untuk melaksanakan penghartikel man atas mereka,
ketika kedurjanaan mereka sudah genap dan waktunya sudah
tiba. Tuhan dengan pedang-Nya yang keras, besar, dan kuat, akan
menghartikel m penjahat yang sulit diatasi dan semena-mena ini, dan
hartikel mannya yaitu hartikel man mati: Ia akan membunuh ular
naga yang di laut, sebab upah dosanya yaitu maut. Hal ini
seperti membantai binatang buas, yang tidak saja akan mencegah
dia melakukan kejahatan lebih lanjut, tetapi juga merupakan
hartikel man yang adil atas celaka yang telah didatangkannya, seper-
ti halnya menghartikel m mati pengkhianat atau pemberontak. Allah
memiliki pedang kuat untuk melakukan hal ini, berbagai peng-
hakiman yang mampu merendahkan mereka yang paling angkuh
serta mematahkan musuh-musuh-Nya yang paling kuat. Ia akan
melakukan ini pada waktu hari penghartikel man itu tiba: Pada hari
itu Ia akan menghartikel m, dan harinya sudah dekat (Mzm. 37:13).
Hal ini mengarah pada kemenangan-kemenangan rohani yang di-
peroleh Yesus Tuhan kita atas kuasa-kuasa kegelapan. Ia tidak
saja melucuti, menghancurkan dan melemparkan penguasa dunia
ke luar, tetapi juga dengan pedang-Nya yang kuat, kuasa kemati-
an-Nya, dan pemberitaan Injil-Nya, Ia benar-benar akan memus-
nahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut, si Lewiatan yang
perkasa itu, si ular tua itu, si ular naga. Ia akan dibelenggu agar
tidak dapat menyesatkan bangsa-bangsa, dan itulah penghartikel m-
an atas dirinya (Why. 20:2-3). Dan pada akhirnya, ia akan dilem-
parkan ke dalam lautan api (Why. 20:10), karena menyesatkan
bangsa-bangsa.
II. Tentang belas kasihan kepada jemaat. Pada hari yang sama ketika
Allah menghartikel m sang Lewiatan, hendaklah jemaat dan semua
sahabatnya tenang dan bergembira. Hendaklah mereka yang
mengiringinya bernyanyi untuk menghiburnya, bernyanyi untuk
476
menenteramkannya dengan jaminan-jaminan ini. Biarlah nyanyi-
an ini dilantunkan di dalam semua perhimpunannya,
1. Bahwa ia merupakan kebun anggur Allah, yang berada di da-
lam pemeliharaan-Nya yang khusus (ay. 2-3). Di mata Allah,
jemaat bagaikan kebun anggur yang elok. Dunia bagaikan pa-
dang gurun tidak berharga yang sia-sia. Sebaliknya, jemaat
dikelilingi tembok seperti kebun anggur, sebuah tempat yang
istimewa dan berharga, yang dipelihara dengan sangat cermat
dan susah payah. Dari situlah buah-buah anggur yang sangat
berharga dikumpulkan, dan dengan demikian menghormati
Allah serta manusia. Jemaat bagaikan kebun anggur elok, yang
menghasilkan buah-buah anggur pilihan terbaik, yang menyi-
ratkan pembaruan jemaat, yang sekarang menghasilkan buah-
buah baik bagi Allah, padahal sebelumnya ia hanya meng-
hasilkan buah bagi diri sendiri, atau mengeluarkan buah ang-
gur yang asam (5:4). Sekarang Allah memelihara,
(1) Keamanan kebun anggur ini: Aku, TUHAN, penjaganya. Ia
mengatakan hal ini seperti sedang bermegah bahwa Ialah
yang sedang dan selama ini telah menjadi penjaga Israel.
Orang-orang yang menghasilkan buah bagi Allah selalu dan
akan selalu berada di bawah perlindungan-Nya. Ia menga-
takan ini untuk meyakinkan kita bahwa demikianlah yang
akan terjadi: Aku, TUHAN, yang mampu melakukan semua
hal, tidak dapat berdusta ataupun menipu, dan Aku sung-
guh menjadi penjaganya. Supaya jangan orang menggang-
gunya, siang malam Aku menjaganya. Kebun anggur Allah
di dunia ini sangat rentan dilukai. Banyak yang hendak
menyakitinya, menginjak-injaknya, dan menggerogotinya
(Mzm. 80:14). Namun, Allah tidak akan membiarkan derita
atau celaka besar menimpanya. Sebaliknya, Ia akan men-
datangkan kebaikan dari dalam semua keadaan itu. Ia
akan senantiasa menjaganya siang dan malam serta mele-
paskannya, sebab musuh tanpa henti membuat rancangan
dan upaya untuk melawannya. Siang dan malam mereka
mencari kesempatan untuk mendatangkan celaka ke atas-
nya. Allah akan menjaganya pada malam yang sarat pen-
deritaan dan penganiayaan, serta pada siang hari yang
penuh kedamaian dan kesejahteraan yang sebenarnya me-
Kitab Yesaya 27:1-6
477
nyimpan godaan yang tidak kalah berbahayanya. Umat
Allah akan dipelihara, tidak saja dari penyakit sampar yang
berjalan di dalam gelap, tetapi juga dari penyakit menular
yang mengamuk di waktu petang (Mzm. 91:6). Kebun ang-
gur ini akan dipagari dengan rapat.
(2) Kesuburan kebun anggur ini: Setiap saat Aku menyirami-
nya, namun tidak sampai meluap. Embun kasih karunia
dan berkat Allah yang hening serta senyap akan terus tu-
run ke atasnya supaya menghasilkan banyak buah. Kita
senantiasa membutuhkan siraman kasih karunia Ilahi
yang tiada henti, sebab apabila siraman itu dihentikan,
maka kita akan layu dan tidak berarti sama sekali. Allah
menyirami kebun anggur-Nya melalui pelayanan firman
para pelayan-Nya, yakni para nabi dengan pengajaran me-
reka yang turun bagaikan embun. Paulus menanam, Apo-
los menyiram, tetapi Allah sendirilah yang menumbuhkan.
Tanpa Dia, sia-sialah sang pengawal berjaga-jaga dan pe-
tani menyiram.
2. Bahwa meskipun Ia terkadang menentang umat-Nya, namun
pada waktu mereka patuh, Ia akan kembali berdamai dengan
mereka (ay. 4-5). Kehangatan murka tiada pada-Nya terhadap
kebun anggur-Nya. Meskipun Ia menjumpai banyak hal di
dalamnya yang menyakitkan hati-Nya, Ia tidak mencari kesem-
patan untuk menentangnya ataupun teramat menunjukkan
kesalahannya. Memang benar bahwa jika Ia menemukan onak
serta duri dan bukannya tanaman anggur di dalamnya, dan
mereka melawan-Nya (seperti halnya kebun anggur yang bu-
kan milik-Nya tentulah melawan Dia), maka Ia akan mengin-
jak-injak dan membakar mereka. Sebaliknya, “Jika Aku murka
terhadap umat-Ku, mereka tahu apa yang harus mereka per-
buat. Biarlah mereka merendahkan diri dan berdoa, mencari
wajah-Ku, dan dengan demikian mencari perlindungan kepada-
Ku dengan kerinduan mendalam untuk berdamai dengan-Ku.
Aku akan segera berdamai dengan mereka, dan semuanya akan
menjadi baik.” Allah melihat dosa umat-Nya dan tidak menyu-
kainya. Namun, ketika mereka bertobat, Ia menghentikan mur-
ka-Nya. Hal ini dapat ditafsirkan sebagai ringkasan pengajaran
Injil, yang dengannya jemaat akan disirami setiap saat.
478
(1) Di sini tampak adanya perselisihan di antara Allah dan ma-
nusia, sebab ada pertempuran yang dilakukan, dan perda-
maian yang dibuat. Ini merupakan perselisihan lama, sejak
dosa pertama kali masuk ke dunia. Di pihak Allah, ini per-
selisihan yang benar, sedangkan di pihak manusia, ini
perselisihan yang tidak patut.
(2) Di sini diberikan ajakan penuh rahmat kepada kita untuk
menyelesaikan perselisihan ini dan membereskan perbeda-
an-perbedaan yang ada: “Biarlah orang yang ingin berda-
mai dengan Allah mencari perlindungan kepada-Nya, dari
lengan-Nya yang kuat, yang dilayangkan-Nya kepada orang
berdosa untuk membinasakannya. Biarlah ia menangkis
partikel lan itu melalui doa permohonan. Biarlah ia bergumul
dengan-Ku seperti yang dilakukan Yakub, sambil bertekad
tidak melepaskan-Ku sebelum mendapat berkat, maka ia
akan menjadi Israel – seorang raja bersama Allah.” Kasih
setia atau belas kasih yang mengampuni merupakan ke-
kuatan Tuhan kita, jadi biarlah ia berlindung padanya.
Kristus yaitu tangan kekuasaan TUHAN (53:1). Kristus
yang disalibkan yaitu kekuatan Allah (1Kor. 1:24). Biarlah
ia dengan iman yang hidup mencari perlindungan kepada-
Nya, seperti orang yang hendak tenggelam berpegangan
pada dahan kayu, tali, atau papan yang bisa dijangkaunya,
atau seperti orang berdosa berpegangan pada tanduk-tan-
duk mezbah dan percaya bahwa tidak ada nama lain yang
dapat menyelamatkannya serta memperdamaikan dirinya.
(3) Di sini terdapat tiga alasan yang diuntai menjadi satu
kesatuan untuk mendorong kita untuk melakukannya.
[1] Waktu dan peluang diberikan kepada kita untuk mela-
kukannya. Sebab kehangatan murka tiada pada-Ku. Ia
tidak mencurahkan murka-Nya kepada kita seperti
orang-orang besar menumpahkannya kepada bawahan
mereka, yakni ketika yang satu melakukan kesalahan
dan yang lain menjadi murka. Orang-orang yang sedang
murka tidak akan mengambil waktu untuk membuat
pertimbangan. Yang ada pada mereka hanya kata dan
hantaman. Orang-orang pemberang sangat lekas marah
dan keras kepala ketika sedang marah. Hal kecil mam-
pu menyulut amarah mereka, dan tidak ada satu hal
Kitab Yesaya 27:1-6
479
kecil pun yang dapat menenangkan mereka. Tetapi ti-
dak demikian halnya dengan Allah. Ia mempertimbang-
kan keadaan kita, lambat untuk marah, dan tidak men-
curahkan murka-Nya ataupun mencaci tanpa henti.
[2] Sia-sia saja mencoba menentang Dia. Apabila kita ber-
keras hendak berbantah-bantah dengan-Nya dan me-
nyangka berada di pihak yang benar, maka ini sama
saja dengan meletakkan onak duri di depan api yang
berkobar-kobar, yang bukannya memadamkan kobar-
annya, malah membuatnya semakin menyala-nyala.
Kita bukanlah lawan yang seimbang bagi Yang Maha-
kuasa. Celakalah orang yang berbantah dengan Pem-
bentuknya! Ia tidak mengenal kekuatan murka-Nya.
[3] Inilah satu-satunya jalan, jalan yang pasti, menuju per-
damaian: “Biarlah ia mengambil jalan untuk berdamai
dengan-Ku, dan ia akan mencari damai dengan Aku. De-
ngan demikian, kebaikan, semua kebaikan, akan datang
menghampirinya.” Allah bersedia diperdamaikan dengan
kita asalkan kita mau diperdamaikan dengan-Nya.
3. Bahwa jemaat Allah di dunia akan berkembang dan akhirnya
menjadi tubuh yang luar biasa (ay. 6): Di kemudian hari
(menurut tafsiran sebagian orang), pada hari-hari yang akan
datang, ketika semua malapetaka ini sudah berlalu, atau pada
masa Injil, pada zaman akhir, Yakub akan berakar, berakar
lebih dalam daripada sebelumnya. Sebab jemaat Injil akan
menjadi lebih kartikel h daripada jemaat Yahudi sebelumnya, dan
akan menyebar lebih jauh. Atau, mereka yang berasal dari
Yakub yang kembali dari pembuangan, atau (seperti yang kita
baca) mereka yang berasal dari Yakub akan berakar pula ke
bawah dan menghasilkan buah ke atas (37:31). Mereka akan
dikartikel hkan dalam keadaan makmur, dan setelah itu mereka
akan berkembang dan bertunas, dan memiliki harapan pertam-
bahan jiwa yang luar biasa. Dan demikianlah yang akan ter-
bukti, sebab mereka akan memenuhi muka bumi dengan hasil-
nya. Banyak yang akan dibawa bergabung ke dalam jemaat,
dan jumlah orang percaya baru akan sangat banyak. Beberapa
dari antara mereka berasal dari bangsa-bangsa sekitar dan
akan menjadi kemuliaan dan pujian bagi Allah Israel. Dan me-
reka yang bertobat itu akan menghasilkan buah-buah kebe-
480
naran. Pemberitaan Injil berbuah dan berkembang di seluruh
dunia (Kol. 1:6), yakni buah yang tetap (Yoh. 15:16).
Perbaikan dan Kasih Sayang
(27:7-13)
7 Apakah TUHAN memusnahkan umat-Nya seperti Ia memusnahkan orang
yang memusnahkan mereka? Atau apakah Ia membunuh umat-Nya seperti Ia
membunuh orang yang membunuh mereka? 8 Dengan menghalau dan de-
ngan mengusir mereka Engkau telah melawan mereka. Ia telah menyisihkan
mereka dengan angin-Nya yang keras di waktu angin timur. 9 Maka beginilah
akan dihapuskan kesalahan Yakub dan inilah buahnya kalau ia menjauhkan
dosanya: ia akan membuat segala batu mezbah seperti batu-batu kapur yang
dipecah-pecahkan, sehingga tiada lagi tiang-tiang berhala dan pedupaan-
pedupaan yang tinggal berdiri. 10 Sebab kota yang berkubu itu terpencil,
suatu tempat kediaman yang dikosongkan dan ditinggalkan seperti padang
gurun; anak lembu akan makan rumput dan berbaring di situ menghabiskan
dahan-dahan pohon. 11 Apabila ranting-rantingnya sudah kering, maka akan
dipatahkan; perempuan-perempuan akan datang dan menyalakannya. Sebab
inilah suatu bangsa yang tidak berakal budi, itulah sebabnya dia tidak
disayangi oleh Dia yang menjadikannya dan tidak dikasihi oleh Dia yang
membentuknya. 12 Maka pada waktu itu TUHAN akan mengirik mulai dari
sungai Efrat sampai sungai Mesir, dan kamu ini akan dikumpulkan satu
demi satu, hai orang Israel! 13 Pada waktu itu sangkakala besar akan ditiup,
dan akan datang mereka yang hilang di tanah Asyur serta mereka yang
terbuang ke tanah Mesir untuk sujud menyembah kepada TUHAN di gunung
yang kudus, di Yerusalem.
Di sini sang nabi kembali bernyanyi tentang belas kasihan dan peng-
hakiman, bukan seperti sebelum ini, tentang penghakiman atas mu-
suh dan belas kasihan terhadap jemaat, melainkan tentang pengha-
kiman atas jemaat dan belas kasihan yang bercampur dengan peng-
hakiman.
I. Di sini, penghakiman bahkan mengancam Yakub dan Israel. Me-
reka akan berkembang dan bertunas (ay. 6), tetapi,
1. Beberapa dari antara mereka juga akan dimusnahkan dan di-
bunuh (ay. 7). Jika Allah mendapati kesalahan di antara mere-
ka, Ia akan menempatkan mereka di bawah tanda kegusaran-
Nya atas hal tersebut. Penghakiman akan dimulai di rumah
Allah, dan mereka yang dikenal Allah di antara semua keluar-
ga di bumi akan pertama-tama dihartikel m oleh-Nya.
2. Yerusalem, kota yang berkubu itu akan terpencil (ay. 10-11).
“Allah sudah mencoba berbagai cara demi pembaruan mereka,
yang ternyata tidak membawa hasil bagi banyak orang. Oleh
Kitab Yesaya 27:7-13
481
karena itu Ia akan membiarkan tanah mereka menjadi tandus
selama beberapa waktu,” yang digenapi ketika Yerusalem
dihancurkan orang-orang Asyur. Demikianlah tempat kediam-
an mereka dikosongkan untuk waktu yang lama. Jika peng-
hakiman ringan tidak berhasil, Allah akan menjatuhkan peng-
hakiman yang lebih berat lagi, sebab ketika Ia menghakimi, Ia
akan menang. Yerusalem pernah menjadi kota yang berkubu,
lebih banyak karena kasih karunia dan pemeliharaan ilahi
daripada karena keahlian manusia atau alam. Namun, ketika
Allah dibuat gusar sehingga menarik diri, maka perlindungan
kota itu pun berlalu darinya, dan kota itu pun menjadi seperti
padang gurun. “Di taman-taman Yerusalem yang asri, ternak
akan merumput serta berbaring, dan tidak akan ada suatu
pun yang akan mengganggu atau menghalau mereka. Di sana
mereka akan bersenang-senang serta mendekam, dan mereka
akan memakan ranting-ranting muda pohon buah,” yang
kesemuanya ini mungkin menandakan lebih lanjut bahwa
orang-orang dapat menjadi mangsa empuk bagi musuh mere-
ka. “Apabila ranting-rantingnya sudah kering sementara masih
melekat pada batang pohon, diterpa angin dan udara dingin
serta tidak dipangkas, maka ranting-ranting itu akan dipatah-
kan untuk dijadikan kayu bakar. Perempuan-perempuan dan
anak-anak akan datang dan menyalakannya. Akan terjadi
penghancuran sehabis-habisnya, sebab semua pohon-pohon
itu akan dimusnahkan.” Dan inilah gambaran menyedihkan
tentang keadaan kebun anggur (ay. 2), ketika yang dihasilkan-
nya ialah buah anggur yang asam (5:2). Dan sepertinya Juru-
selamat kita mengacu kepada hal ini ketika Ia berkata bahwa
ranting-ranting pokok anggur yang tidak tinggal di dalam Dia,
akan dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemu-
dian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu
dibakar (Yoh. 15:6), yang dengan cara tertentu tergenapi pada
diri orang-orang Yahudi yang tidak percaya. Hal yang digam-
barkan dalam perumpamaan tadi dijelaskan di dalam perkata-
an berikut, Sebab inilah suatu bangsa yang tidak berakal budi,
biadab dan gemar bermabuk-mabukan, serta tidak memiliki
pengetahuan tentang Allah, tidak menyukai atau menikmati
hal-hal ilahi, bagaikan ranting yang tidak mempunyai sari di
dalamnya. Inilah dasar dari semua dosa yang membuat Allah
482
membiarkan mereka terpencil, mula-mula akibat penyembah-
an berhala mereka, dan kemudian karena ketidaksetiaan me-
reka. Orang-orang fasik, tak peduli seberapa cerdas dan licin-
nya mereka di dalam hal-hal lain, sedikit pun tidak memiliki
pengertian sama sekali. Ketidaktahuan mereka akibat kedegil-
an hati mereka, bukan saja tidak dapat digunakan sebagai
dalih mereka, malahan akan menjadi dasar bagi penghartikel m-
an mereka. Oleh sebab itu, Dia yang menjadikan mereka, yang
memberi mereka keberadaan di dunia ini, tidak akan menya-
yangi mereka ataupun menyelamatkan mereka dari keruntuh-
an yang mereka datangkan atas diri sendiri, dan Dia yang
membentuk mereka menjadi sebuah bangsa, yang membentuk
mereka bagi diri-Nya sendiri untuk menyatakan pujian-Nya,
karena Ia melihat mereka tidak memenuhi tujuan pembentuk-
an mereka sebagai bangsa, dan tidak suka dibentuk kembali
atau diperbarui, maka Ia tidak akan mengasihani mereka. De-
ngan begitu, mereka pun binasa, sebab apabila Ia yang men-
jadikan kita melalui kuasa-Nya tidak membuat kita bahagia di
dalam perkenan-Nya, maka lebih baiklah bila kita tidak per-
nah dijadikan. Orang berdosa menghibur diri dengan berharap
bisa terbebas dari hartikel man. Setidaknya mereka berharap
tidak dihartikel m berat seperti apa yang disampaikan para pela-
yan Tuhan kepada mereka, yakni bahwa karena Allah penuh
belas kasihan dan karena Ia yaitu Pencipta mereka. Namun,
di sini bisa kita lihat betapa lemah dan tidak memadainya
dalih seperti itu nanti. Jika mereka tidak memiliki pengertian,
maka Ia yang menjadikan mereka dan tidak membenci apa
pun yang telah dijadikan-Nya, dan yang berbelas kasihan ter-
hadap mereka yang memahami kepentingan mereka sehingga
memohon belas kasihan dari-Nya, Ia tetap tidak akan berbelas
kasihan kepada para pendosa ini dan tidak akan mengasihi
mereka.
II. Di sini terdapat belas kasihan yang besar yang dipadukan dengan
penghakiman itu. Sebab, terdapat orang-orang baik yang berbaur
dengan mereka yang cemar dan bobrok akhlaknya, yaitu suatu
sisa, menurut pilihan kasih karunia, yang disayangi Allah dan ke-
pada siapa Ia akan menyatakan kasih-Nya. Janji-janji ini seperti-
nya menunjuk kepada semua malapetaka yang menimpa jemaat,
Kitab Yesaya 27:7-13
483
dan untuk semua itu Allah akan menyediakan pertolongan beri-
kut ini.
1. Walaupun mereka akan dihajar dan dibunuh, namun tingkat
maupun caranya tidak akan seperti apa yang dialami musuh
mereka saat dihantam dan dibunuh (ay. 7). Allah telah memus-
nahkan Yakub, dan ia dibunuh. Banyak dari antara orang-
orang bijaksana di antara umat itu akan membuat banyak
orang mengerti, tetapi untuk beberapa waktu lamanya mereka
akan jatuh oleh karena pedang dan api (Dan. 11:33). Namun,
hal ini tidak akan sama dengan cara orang-orang yang dimus-
nahkan dan dibunuh,
(1) Yang sebelum itu memusnahkan mereka, yang dipakai
Allah sebagai gada murka-Nya dan tongkat di tangan-Nya
demi memperbaiki umat-Nya. Dengan tongkat itu Ia meng-
hajar untuk memperbaiki umat-Nya, tetapi akan tiba gilir-
an orang-orang itu akan diperhitungkan juga atas perbuat-
an mereka itu: Si anak diselamatkan, tetapi tongkat itu
akan dibakar.
(2) Yang di kemudian hari akan dibunuh oleh-Nya, ketika Ia akan
berkuasa dan membalas mereka sesuai perilaku mereka sen-
diri, atau dibunuh demi kepentingan-Nya ketika membela
perkara-Nya. Di sini umat dan musuh Allah digambarkan,
[1] Sedang saling menentang. Demikianlah yang terjadi
dengan keturunan perempuan dan keturunan ular itu
dahulu, sekarang, dan pada masa mendatang. Di dalam
pertandingan ini telah jatuh korban di kedua sisi. Allah
menggunakan orang-orang fasik, tidak saja untuk me-
musnahkan, tetapi juga untuk membunuh umat-Nya,
sebab mereka yaitu pedang-Nya (Mzm. 17:13). Namun,
ketika cawan kedahsyatan datang untuk diletakkan di
tangan mereka, hal yang menimpa mereka akan jauh
lebih dahsyat daripada yang pernah terjadi pada umat
Allah di tengah masa kesukaran mereka yang paling
besar. Keturunan perempuan hanya remuk tumit-Nya,
tetapi kepala ular itu hancur lebur. Perhatikanlah, mes-
kipun umat Allah yang dianiaya kalah besar dan sangat
menderita untuk sementara waktu, namun pada akhir-
nya nanti orang-orang yang menindas mereka terbukti
484
akan mengalami kekalahan dan penderitaan lebih be-
sar, baik di sini maupun nanti di dunia akan datang,
sebab Allah akan membalas mereka dua kali lipat ganda
(Why. 18:6).
[2] Sedang sama-sama mengalami malapetaka pada masa
kini. Mereka sama-sama dimusnahkan dan dibunuh
oleh tangan Allah, sebab nasib orang sama: baik orang
yang benar maupun orang yang fasik. Namun, apakah
Yakub dimusnahkan seperti musuh-musuhnya? Tidak,
sama sekali tidak. Harta miliknya sekadar diubahkan
menjadi sesuatu yang lain. Perhatikanlah, seperti apa
pun pandangan kita, sebenarnya terdapat perbedaan
sangat besar di antara penderitaan dan kematian orang-
orang benar dengan penderitaan serta kematian orang-
orang fasik.
2. Meskipun Allah berselisih dengan umat-Nya, hal ini dilakukan
dalam batas tertentu. Penderitaan mereka akan dikurangi,
diringankan, serta disesuaikan dengan kekuatan mereka, dan
bukan dengan apa yang mereka lakukan (ay. 8). Dia akan ber-
urusan dengan segala penderitaan mereka seperti tabib bijak-
sana memberikan obat kepada para pasiennya, dalam takaran
tepat untuk setiap jenis, atau mengatur jumlah darah yang
harus dikeluarkan ketika ada pembuluh darah yang dibuka.
Demikianlah Allah mengatur kesukaran yang dialami umat-
Nya, dan tidak membiarkan mereka dicobai melampaui kekuat-
an mereka (1Kor. 10:13). Ia menakar penderitaan mereka
sedikit demi sedikit, supaya mereka tidak ditekan melampaui
batas, sebab Ia mengetahui keadaan mereka dan membetul-
kan melalui penghakiman tanpa mengobarkan murka-Nya.
Ketika penderitaan mendera, ketika Ia mendatangkan dan
menugaskannya, maka Ia sedang melawan dalam batas terten-
tu, tidak dengan kekuatan penuh. Ketika mulai membetulkan,
Ia mempertimbangkan apa yang dapat kita tanggung. Dan ke-
tika Ia melanjutkan perselisihan-Nya, yakni saat bertiup angin-
Nya yang keras di waktu angin timur, yang tidak saja kencang
dan menderu, tetapi juga menerjang serta berbahaya, Ia mena-
han angin kencang-Nya, menghentikan, dan membatasinya. Ia
tidak membiarkan angin itu bertiup sekencang yang dikhawa-
tirkan. Ketika menampi gandum-Nya, Ia melakukannya pada
Kitab Yesaya 27:7-13
485
waktu angin berembus lembut sehingga hanya sekamnya yang
tertiup, bukan bulir gandumnya. Segala angin ada di bawah
perintah-Nya dan setiap penderitaan di bawah kendali-Nya.
Sampai di sini boleh engkau datang, jangan lewat. Janganlah
kita berputus asa ketika keadaan menjadi teramat buruk.
Meskipun angin bertiup kencang dan menerjang, Allah dapat
berkata kepadanya, Diam! Tenanglah!
3. Meskipun Allah mendatangkan penderitaan bagi mereka, Ia
akan membuat penderitaan itu mendatangkan kebaikan bagi
jiwa mereka. Ia memperbaiki mereka seperti seorang ayah
menghajar anaknya demi mengusir kebodohan yang ada di hati
mereka (ay. 9): Maka beginilah akan dihapuskan kesalahan
Yakub. Inilah tujuan penderitaan itu. Hal ini digunakan seba-
gai sarana yang tepat, dan melalui kasih karunia Allah yang
bekerja bersamanya, penderitaan itu akan membawa akibat
penuh berkat. Hal ini dapat memadamkan kebiasaan berbuat
dosa. Melalui cara ini, pencemaran jiwa akan dibersihkan. Hal
ini akan memisahkan mereka dari kebiasaan berbuat dosa:
inilah buahnya, inilah yang dimaksudkan Allah, hanya inilah
kerugian yang mereka alami, kalau ia menjauhkan dosanya.
Tidak ada kebaikan lebih besar bagi mereka, meskipun untuk
itu mereka harus menderita. Oleh sebab penderitaan itu telah
dikurangi dan diringankan, serta angin kencang diredakan,
kita boleh menyimpulkan bahwa Ia bertujuan memperbarui
dan tidak menghancurkan mereka. Oleh sebab Ia bersikap
lembut terhadap kita dengan cara itu, maka kita pun harus
berusaha memenuhi tujuan-Nya mendatangkan penderitaan
bagi kita. Dosa tertentu yang membuat penderitaan itu dimak-
sudkan guna menyadarkan mereka yaitu dosa penyembahan
berhala, dosa yang paling mudah menggoda dan anehnya
bahkan membuat mereka ketagihan. Efraim bersekutu dengan
berhala-berhala. Namun, melalui pembuangan di Babel, mere-
ka tidak saja terlepas dari dosa tersebut, tetapi juga dibuat
menentangnya. Efraim akan berkata, apakah lagi sangkut
paut-Ku dengan berhala-berhala? Yakub telah dibebaskan dari
dosanya, dosa yang sangat digemarinya, ketika ia membuat
segala batu mezbah, yakni mezbah berhalanya yang sangat di-
puja dan dikeramatkan olehnya, seperti batu-batu kapur yang
dipecah-pecahkan. Ia tidak saja merasa jijik kepadanya dan
486
menganggapnya tidak lebih dari batu kapur, tetapi juga me-
nyimpan amarah terhadapnya. Dengan dendam yang kudus, ia
menghancurkannya semudah memecah-mecahkan batu ka-
pur. Tiada lagi tiang-tiang berhala dan pedupaan-pedupaan
yang tinggal berdiri di hadapan si petobat ini. Semuanya akan
dirobohkan dan tidak akan pernah ditegakkan kembali. Ini
sesuai dengan hartikel m tentang penghancuran dan pemusnah-
an semua tugu penyembahan berhala (Ul. 7:5). Dan sesuai
dengan janji ini, sejak pembuangan di Babel, tidak ada bangsa
di dunia yang memiliki keengganan yang berurat akar terha-
dap berhala dan penyembahan berhala seperti pada bangsa
Yahudi. Perhatikanlah, tujuan penderitaan yaitu untuk memi-
sahkan kita dari dosa, terutama perbuatan jahat kita. Kemudian
ternyata bahwa penderitaan itu telah membawa kebaikan bagi
kita asalkan kita menjauhi kesempatan untuk berbuat dosa dan
menggunakan semua peringatan yang berguna untuk mencegah
kita berbuat dosa kembali dan juga tergoda olehnya (Mzm.
119:67).
4. Walaupun Yerusalem akan menjadi sunyi dan ditinggalkan sela-
ma beberapa waktu, akan tiba harinya ketika teman-temannya
yang tersebar akan kembali kepadanya lagi dari semua negeri
tempat mereka tercerai-berai (ay. 12-13). Meskipun bangsa itu
ditinggalkan sebagai umat yang tidak berakal budi, namun
mereka yang benar-benar merupakan anak-anak Israel akan
dikumpulkan kembali, bagaikan kawanan domba yang dicerai-
beraikan para gembala diperhitungkan lagi (Yeh. 34:10-19).
Sekarang amatilah orang-orang Israel yang tercerai-berai ini,
(1) Dari mana mereka akan dikumpulkan: TUHAN akan mengi-
rik mereka bagaikan merontokkan buah dari pohon, atau
melepaskan biji jagung dari tongkolnya. Ia akan menemu-
kan dan memisahkan mereka dari antara orang-orang yang
tinggal bersama mereka, dengan siapa mereka sepertinya
bergabung, mulai dari sungai Efrat di sebelah timur laut
sampai sungai Nil di Mesir, yang terletak di sebelah barat
daya. Merekalah yang digiring ke negeri Asyur dan dibuang
di negeri musuh mereka, tempat mereka menunggu ajal
karena kekurangan bahan-bahan kebutuhan, dan hampir
putus asa menanti pembebasan. Mereka merupakan orang-
orang yang terbuang ke tanah Mesir, ke mana banyak dari
Kitab Yesaya 27:7-13
487
orang-orang yang tertinggal itu pergi sesudah pembuangan
ke Babel, melawan perintah khusus Allah (Yer. 43:6-7). Di
sanalah mereka hidup sebagai orang buangan. Allah ber-
belas kasihan kepada mereka semua dan bersedia menun-
jukkan bahwa meskipun menjadi orang buangan, mereka
tidak dibuang.
(2) Dengan cara apa mereka akan dibawa kembali: “Kamu ini
akan dikumpulkan satu demi satu, bukan dalam jumlah
besar dan bukan pula dalam rombongan yang menerobos
paksa, melainkan dengan diam, seakan-akan secara sem-
bunyi-sembunyi, kemudian masuk, mula-mula hanya se-
orang, lalu disusul yang lain.” Hal ini menyiratkan bahwa
sisa yang diselamatkan hanya sedikit saja, dan mereka
diselamatkan dengan susah payah seolah-olah melintasi
api sehingga nyaris tidak terselamatkan. Mereka tidak akan
datang sebagai teman, tetapi Allah akan mengguncangkan
roh setiap orang.
(3) Dengan sarana apa mereka akan dikumpulkan: sangkakala
besar akan ditiup, dan setelah itu akan datang mereka.
Maklumat raja Koresh perihal kebebasan bagi para tawan-
an yaitu dengan menggunakan sangkakala besar ini, yang
membangunkan orang Yahudi yang terlelap dalam perbu-
dakan mereka supaya bertindak. Ini seperti membunyikan
sangkakala pada tahun Yobel yang mengumumkan tahun
pembebasan. Hal ini dapat diterapkan baik kepada pem-
beritaan Injil, yang menghimpun orang berdosa ke dalam
kasih karunia Allah, seperti orang-orang buangan yang
hampir binasa (mereka yang berada di tempat jauh akan
dibawa mendekat, dan Injil memberitakan tahun rahmat
Tuhan), maupun kepada sangkakala penghulu malaikat
pada akhir zaman. Melalui bunyi sangkakala itu, orang-
orang kudus akan dikumpulkan menuju kemuliaan Allah,
yakni mereka yang tadinya terbaring seperti orang buangan
di dalam kubur mereka.
(4) Untuk tujuan apa mereka akan dikumpulkan: untuk sujud
menyembah kepada TUHAN di gunung yang kudus, di Yeru-
salem. Ketika orang-orang buangan itu berkumpul lagi dan
kembali ke negeri mereka sendiri, hal terutama yang mere-
ka jaga dan perhatikan yaitu menyembah Allah. Bait Suci
488
telah hancur, namun mereka masih memiliki gunung yang
kudus, yakni tempat mezbah berada (Kej. 13:4). Kebebasan
menyembah Allah merupakan kebebasan yang paling ber-
harga dan didambakan. Setelah mengalami pengekangan
serta pencerai-beraian, kebebasan memasuki rumah-Nya
sudah seharusnya lebih kita sambut baik dibanding kebe-
basan memasuki rumah kita sendiri. Orang-orang yang
dikumpulkan pada waktu sangkakala Injil berbunyi, dibawa
masuk ke dalam penyembahan terhadap Allah dan ditam-
bahkan ke dalam bilangan jemaat. Sangkakala besa