Rabu, 09 Juli 2025

Yesaya 1-39 12


 ok serta kubu-kubu tinggi, yang 

dengannya ia berharap untuk menjamin keamanan dirinya, 

dan dari sanalah mereka bermaksud mengganggu umat 

Allah. Namun, tembok-tembok itu akan ditumbangkan-Nya 

dan dirubuhkan-Nya, dan dicampakkan-Nya ke tanah dan 

debu. Dengan demikian, orang-orang yang mengandalkan 

tembok-tembok itu tidak akan terlindung lagi. Tidak ada 

benteng yang tidak mampu dihancurkan oleh Yang Maha-

kuasa. Tidak juga ada kubu tinggi tak terjangkau, karena 

tangan Tuhan sanggup menjangkau dan merobohkannya. 

Penghancuran Moab ini merupakan perlambang dari keme-

nangan Kristus atas maut (ay. 8), dari dilucuti-Nya pemerin-

tah-pemerintah dan penguasa-penguasa melalui salib-Nya 

(Kol. 2:15), dari dirobohkannya kubu-kubu Iblis melalui pem-

beritaan Injil-Nya (2Kor. 10:4), serta pemerintahan-Nya yang 

ditegakkan sampai semua lawan-Nya dibuat menjadi tumpu-

an kaki-Nya (Mzm. 110:1). 

 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL  26  

asal ini merupakan sebuah nyanyian sukacita yang kudus dan 

puji-pujian, yang di dalamnya dirayakan perkara-perkara besar 

yang sudah dikerjakan Allah bagi umat-Nya, dalam pasal sebelum-

nya, dengan melawan musuh-musuh-Nya dan musuh-musuh mere-

ka. Nyanyian ini disiapkan untuk dinyanyikan saat nubuat mengenai 

perbuatan Allah itu digenapi. Sebab, kita harus maju menghadap 

Allah dengan ucapan-ucapan syartikel  r kita saat Ia sedang mendatangi 

kita dengan rahmat-rahmat-Nya. Nah, umat Allah di sini diajar,  

I. Untuk bersorak-sorai di dalam keselamatan dan keamanan 

yang kudus yang dialami baik oleh jemaat secara umum mau-

pun tiap-tiap anggotanya secara khusus, di bawah perlindung-

an ilahi (ay. 1-4).  

II. Untuk bersorak-sorai di atas semua kekuatan yang menen-

tang (ay. 5-6).  

III. Untuk berjalan dengan Allah, dan menantikan Dia di masa-

masa terburuk dan tergelap (ay. 7-9).  

IV. Untuk meratapi kebodohan orang-orang yang tidak mengin-

dahkan tindakan pemeliharaan Allah, entah yang berupa belas 

kasihan ataupun penderitaan (ay. 10-11).  

V. Untuk mendorong diri mereka sendiri, dan satu sama lain, 

dengan harapan-harapan bahwa Allah akan terus berbuat 

baik kepada mereka (ay. 12, 14), dan untuk mengajak mere-

ka supaya terus melayani-Nya (ay. 13).  

VI. Untuk mengingat kembali pemeliharaan-pemeliharaan yang 

penuh kebaikan dari Allah terhadap mereka saat mereka ada 

dalam keadaan terpuruk dan tertekan, dan perilaku mereka 

di bawah pemeliharaan-pemeliharaan itu (ay. 15-18).  


 450

VII. Untuk bersukacita dalam pengharapan akan pembebasan 

yang penuh kejayaan, yang bagi mereka akan menjadi se-

perti kebangkitan dari kematian (ay. 19), dan untuk berse-

rah dalam pengharapan akan pembebasan itu (ay. 20-21). 

Dan semuanya ini ditulis untuk menopang dan membantu 

iman dan harapan umat Allah di sepanjang zaman, bahkan 

bagi mereka yang hidup di akhir zaman.  

Berkat-berkat Injil 

(26:1-4) 

1 Pada waktu itu nyanyian ini akan dinyanyikan di tanah Yehuda: “Pada kita 

ada kota yang kuat, untuk keselamatan kita TUHAN telah memasang tembok 

dan benteng. 2 Bukalah pintu-pintu gerbang, supaya masuk bangsa yang 

benar dan yang tetap setia! 3 Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai 

sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya. 4 Percayalah kepada TUHAN 

selama-lamanya, sebab TUHAN ALLAH yaitu   gunung batu yang kekal.  

Kepada nubuat-nubuat tentang anugerah Injil, sangatlah pantas di-

imbuhkan sebuah nyanyian, yang di dalamnya kita dapat memberi-

kan kemuliaan kepada Allah dan mengambil bagi diri kita sendiri 

penghiburan dari anugerah itu: Pada waktu itu, waktu Injil, yaitu 

saat yang diperlambangkan oleh hari kemenangan dan kelegaan yang 

dialami oleh jemaat Perjanjian Lama (ada kemungkinan nubuat ini 

merujuk terutama pada beberapa kemenangan dan kelegaan yang 

dialami jemaat Injil), nyanyian ini akan dinyanyikan. Akan ada orang-

orang yang menyanyikannya, dan ada alasan serta hati untuk 

menyanyikannya. Nyanyian itu akan dinyanyikan di tanah Yehuda, 

yang merupakan perlambang dari jemaat Injil, sebab perjanjian Injil 

dikatakan dibuat dengan kaum Yehuda (Ibr. 8:8). Hal-hal yang penuh 

kejayaan dikatakan di sini tentang jemaat Allah.  

I. Bahwa jemaat itu dibentengi dengan kuat terhadap orang-orang 

yang jahat (ay. 1): Pada kita ada kota yang kuat. Kota itu didirikan 

dengan piagam perjanjian kekal, yang pantas untuk diterima 

semua orang yang dibebaskan oleh piagam itu, supaya di dalamnya 

mereka dapat bekerja dan mendapat penghiburan. Kota itu kuat, 

seperti Yerusalem dahulu, sewaktu ia masih menjadi kota yang 

bersambung rapat, dan memiliki Allah sendiri sebagai tembok ber-

api yang mengelilinginya, begitu kuatnya sehingga tidak akan ada 

yang percaya bahwa musuh-musuh dapat masuk ke dalam gapura-

Kitab Yesaya 26:1-4 

 451 

gapura Yerusalem (Rat. 4:12). Jemaat yaitu   kota yang kuat, sebab 

ia memiliki tembok dan benteng, atau kubu pertahanan, dan itu 

ditetapkan oleh Allah sendiri. Sebab Dia, dalam janji-Nya, telah me-

netapkan keselamatan itu sendiri sebagai pertahanannya. Orang-

orang yang dirancang untuk menerima keselamatan akan menda-

pati keselamatan itu sebagai perlindungan mereka (1Ptr. 1:4).  

II. Bahwa jemaat Allah itu diperlengkapi secara berlimpah dengan 

orang-orang yang baik, dan mereka menjadi benteng-benteng bagi-

nya. Sebab penduduk Yerusalem, jika berlaku seperti seharusnya, 

yaitu   kekuatannya (Za. 12:5). Di sini gerbang-gerbang diperintah-

kan untuk dibuka, supaya masuk bangsa yang benar dan yang 

tetap setia (ay. 2). Mereka sudah dibuang dan diusir karena keja-

hatan di masa-masa lalu, tetapi sekarang hartikel  m-hartikel  m yang 

dibuat melawan mereka dicabut, dan mereka mendapat kebebasan 

untuk masuk lagi. Atau, ada tindakan umum untuk menerima 

semua orang benar sebagai warga negara, dari bangsa apa pun 

mereka berasal, dengan mendorong mereka untuk datang dan ting-

gal di Yerusalem. Apabila Allah sudah melakukan perkara-perkara 

besar bagi suatu tempat atau bangsa, Ia berharap bahwa dengan 

begitu mereka harus memberikan balasan yang sesuai dengan ke-

untungan yang mereka terima. Mereka harus berbaik hati terhadap 

umat-Nya, dan membawa umat-Nya di bawah perlindungan mereka 

dan ke dalam pangkuan mereka. Perhatikanlah,  

1.  Merupakan sifat orang benar bahwa mereka tetap memegang 

kebenaran-kebenaran Allah. Dan keyakinan yang teguh akan 

kebenaran-kebenaran itu akan membawa dampak yang ber-

kuasa untuk mengatur seluruh perilaku. Kaidah-kaidah baik 

yang tertanam di dalam kepala akan menghasilkan tekad-tekad 

baik di dalam hati dan perbuatan-perbuatan baik di dalam 

hidup.  

2.  Merupakan kepentingan suatu negeri untuk mendartikel  ng orang-

orang baik seperti itu, dan mengajak mereka supaya mau ting-

gal di negeri, sebab mereka membawa berkat bersama mereka.  

III. Bahwa semua orang yang merupakan bagian dari jemaat Allah 

akan aman dan tenteram, dan merasakan keamanan yang kudus 

serta ketenangan pikiran dalam keyakinan bahwa Allah berkenan 

pada mereka.  


 452

1.  Apa yang dijanjikan dalam hal ini (ay. 3): Kaujagai dia dengan 

damai sejahtera, dengan damai yang sempurna, damai ba-

tiniah, damai lahiriah, damai dengan Allah, damai dengan hati 

nurani, damai di setiap saat dan dalam semua peristiwa. 

Damai sejahtera ini akan Dia berikan kepada, dan akan tetap 

dimiliki oleh, orang yang hatinya teguh, sebab kepada Allah ia 

percaya. Merupakan sifat setiap orang baik bahwa ia percaya 

kepada Allah, bahwa ia menempatkan dirinya di bawah bim-

bingan dan pemerintahan-Nya, dan bergantung pada-Nya bah-

wa akan sangat menguntungkan baginya untuk berbuat demi-

kian. Orang-orang yang percaya kepada Allah harus meman-

cangkan pikiran mereka kepada-Nya, harus percaya kepada-

Nya setiap saat, dalam semua peristiwa, harus berpegang 

pada-Nya dengan teguh dan setia, dengan kepuasan sepenuh-

nya di dalam Dia. Orang-orang yang berbuat demikian akan 

senantiasa dipelihara Allah dalam damai sejahtera, dan damai 

sejahtera itu akan menjaga mereka. Ketika terdengar berita-

berita buruk, orang yang hatinya tetap dan penuh kepercayaan 

kepada TUHAN (Mzm. 112:7) akan dengan tenang menghadapi 

apa yang terjadi, dan tidak terganggu oleh kekhawatiran-ke-

khawatiran yang menakutkan yang timbul darinya.  

2.  Apa yang diperintahkan dalam hal ini (ay. 4): “Marilah kita 

membuat diri kita tenang dengan percaya kepada TUHAN sela-

ma-lamanya. Karena Allah sudah menjanjikan damai sejahtera 

bagi orang-orang yang hatinya teguh di dalam Dia, maka ja-

nganlah kita kehilangan manfaat dari janji itu, tetapi taruhlah 

keyakinan sepenuhnya di dalam Dia. Percayalah kepada Dia 

selama-lamanya, di segala waktu, di saat kamu tidak tahu sia-

pa lagi yang harus dipercaya. Percaya kepada Dia untuk men-

dapat damai sejahtera itu, bagian itu, yang akan ada untuk 

selama-lamanya.” Apa saja yang kita percayakan kepada du-

nia, itu hanya berlangsung sesaat: semua yang kita harapkan 

darinya terbatas dalam batasan-batasan waktu. Tetapi apa 

yang kita percayakan kepada Allah akan bertahan selama kita 

ada. Sebab di dalam TUHAN ALLAH, Yehovah, di dalam Dia 

yang sudah ada, yang ada, dan yang akan datang, ada batu 

karang yang sudah berabad-abad lamanya, sebuah fondasi 

yang teguh dan langgeng yang di atasnya iman dan pengha-

rapan dapat dibangun. Dan rumah yang dibangun di atas batu

Kitab Yesaya 26:5-11 

 453 

 karang itu akan tetap berdiri di tengah badai. Orang-orang 

yang percaya kepada Allah tidak hanya akan mendapati di 

dalam Dia, tetapi juga menerima dari Dia, kekuatan yang 

kekal, kekuatan yang akan membawa mereka ke hidup yang 

kekal, kepada kehidupan penuh berkat yang berlangsung se-

lama-lamanya itu. Oleh sebab itu, hendaklah mereka percaya 

kepada Dia untuk selama-lamanya, dan jangan pernah men-

campakkan atau mengubah keyakinan mereka. 

Kebaikan dan Keadilan Allah 

(26:5-11) 

5 Sebab Ia sudah menundukkan penduduk tempat tinggi; kota yang berben-

teng telah direndahkan-Nya, direndahkan-Nya sampai ke tanah dan dicam-

pakkan-Nya sampai ke debu. 6 Kaki orang-orang sengsara, telapak kaki 

orang-orang lemah akan menginjak-injaknya.” 7 Jejak orang benar yaitu   

lurus, sebab Engkau yang merintis jalan lurus baginya. 8 Ya TUHAN, kami 

juga menanti-nantikan saatnya Engkau menjalankan penghakiman; kesuka-

an kami ialah menyebut nama-Mu dan mengingat Engkau. 9 Dengan segenap 

jiwa aku merindukan Engkau pada waktu malam, juga dengan sepenuh hati 

aku mencari Engkau pada waktu pagi; sebab apabila Engkau datang meng-

hakimi bumi, maka penduduk dunia akan belajar apa yang benar. 10 

Seandainya orang fasik dikasihani, ia tidak akan belajar apa yang benar; ia 

akan berbuat curang di negeri di mana hartikel  m berlaku, dan tidak akan meli-

hat kemuliaan TUHAN. 11 Ya TUHAN, tangan-Mu dinaikkan, tetapi mereka 

tidak melihatnya. Biarlah mereka melihat kecemburuan-Mu karena umat-Mu 

dan biarlah mereka mendapat malu! Biarlah api yang memusnahkan lawan-

Mu memakan mereka habis!   

Di sini sang nabi lebih jauh mendorong kita untuk percaya kepada 

Tuhan selama-lamanya, dan untuk terus menantikan Dia. Sebab, 

I.   Ia akan membuat jiwa-jiwa rendah hati yang percaya kepada-Nya 

bersorak-sorak atas musuh-musuh mereka yang congkak (ay. 5-

6). Orang yang meninggikan diri akan direndahkan: Sebab Ia 

sudah menundukkan penduduk tempat tinggi. Dan di dalam hal 

mereka berlaku congkak, di situ Ia mengatasi mereka dan akan 

mengatasi mereka. Bahkan Babel sendiri, kota yang tinggi itu, 

atau Niniwe, dirubuhkan-Nya (25:12). Ia sanggup melakukannya, 

sekalipun kota itu dibentengi dengan begitu baik. Ia sudah sering 

melakukannya. Ia akan melakukannya, sebab Ia menentang orang 

congkak. yaitu   kemuliaan-Nya untuk melakukan itu, sebab Ia 

membuktikan diri-Nya sebagai Allah dengan mengamat-amati se-

tiap orang yang congkak dan merendahkan dia (Ayb. 40:6). Akan 


 454

tetapi, sebaliknya, orang-orang yang merendahkan diri akan di-

tinggikan. Sebab telapak kaki orang-orang lemah akan menginjak-

injak kota-kota yang tinggi (ay. 6). Ia tidak berkata, pasukan-pa-

sukan yang hebat akan menginjak-injak kota-kota itu. Sebalik-

nya, apabila Allah berkehendak, bahkan telapak kaki orang-orang 

lemah pun akan melakukannya (Mal. 4:3). Kamu akan menginjak-

injak orang-orang fasik. Marilah dekat, taruhlah kakimu ke atas 

tengkuk raja-raja ini. Lihat Mazmur 147:6; Roma 16:20. 

II.  Ia mengamati-amati jejak umat-Nya dan bersuka di dalamnya (ay. 

7): Jejak orang benar itu rata (demikian ayat itu dapat dibaca): 

sudah menjadi upaya dan kepedulian mereka senantiasa untuk 

berjalan dengan Allah di jalan yang rata dan mulus di jalan 

kepatuhan dan perilaku yang kudus. Kakiku berdiri di tanah yang 

rata, berjalan di jalan yang rata (Mzm. 26:12). Dan merupakan 

kebahagiaan mereka bahwa Allah memudahkan dan meratakan 

jalan di depan mereka: Sebab Engkau yang merintis jalan lurus 

(atau jalan rata) bagi orang benar, dengan mencegah atau me-

nyingkirkan hal-hal yang akan menjadi batu sandungan bagi 

mereka, sehingga tidak ada yang akan mengganggu mereka (Mzm. 

119:165). Allah merintis jalan itu (demikian kita membacanya). Ia 

mempertimbangkannya, dan akan memberi mereka anugerah 

yang mencartikel  pi, untuk membantu mereka mengatasi semua 

kesulitan yang mungkin mereka jumpai di jalan. Demikianlah, 

dengan orang lurus Allah akan menunjukkan diri-Nya lurus.  

III. Sudah menjadi kewajiban kita, dan akan menjadi penghiburan 

bagi kita, untuk menanti-nantikan Allah, dan menjaga kerinduan 

yang kudus terhadap Dia di masa-masa yang paling gelap dan 

paling mengecilkan hati (ay. 8-9). Inilah yang selalu dilakukan 

umat Allah, bahkan sekalipun Allah sedang mengernyitkan dahi-

Nya terhadap mereka, yaitu 

1.  Terus-menerus bergantung kepada-Nya: “Ya TUHAN, kami juga 

masih menanti-nantikan saatnya Engkau menjalankan pengha-

kiman. Setelah Engkau membetulkan kesalahan kami, kami 

tidak pernah mencari tangan lain selain tangan-Mu untuk 

membebaskan kami,” seperti mata seorang hamba hanya me-

mandang kepada tangan tuannya, sampai ia mengasihaninya 

(Mzm. 123:2). Kita tidak bisa berseru meminta keadilan dari 

Kitab Yesaya 26:5-11 

 455 

Allah, selain memohon belas kasihan-Nya saja. Sekalipun peng-

hakiman-penghakiman Allah berlanjut untuk waktu yang lama, 

sekalipun itu yaitu   jalan penghakiman (demikian yang diarti-

kan dari kata itu), tetap saja kita tidak boleh lelah, tetapi harus 

terus menunggu.  

2.  Secara kudus merindukan Dia. Masalah-masalah kita, betapa-

pun menyiksanya, jangan sampai membuat kita tidak senang 

dengan agama kita, atau membuat kita berpaling dari Allah. 

Sebaliknya, tetap saja kesukaan kita haruslah menyebut nama-

Nya dan mengingat Dia. Dan di malam hari, di malam penderi-

taan yang paling gelap dan paling panjang, dengan segenap 

jiwa kita harus merindukan Dia.  

(1) Kepedulian kita yang besar haruslah bagi nama Allah, dan 

keinginan kita yang sungguh-sungguh haruslah supaya 

nama-Nya dimuliakan, apa pun yang terjadi pada kita dan 

nama kita. Inilah yang harus kita nantikan dan doakan. 

“Bapa, muliakanlah nama-Mu, maka puaslah hati kami.”  

(2) Yang harus menjadi penghiburan kita yaitu   mengingat 

nama itu, mengingat segala sesuatu yang dengannya Allah 

telah menyatakan diri-Nya. Ingatan terhadap Allah harus-

lah menjadi penopang dan kesukaan kita yang besar. Dan 

meskipun adakalanya kita tidak mengingat Dia, kerinduan 

kita haruslah tetap tertuju pada ingatan terhadap Dia, dan 

kita harus bersusah payah dengan segenap hati kita untuk 

selalu mengingat Dia dalam pikiran kita.  

(3) Segala kerinduan kita akan Allah haruslah timbul dari da-

lam, sungguh-sungguh, dan tulus. Dengan segenap jiwa 

kita harus menginginkan Dia, dengan segenap jiwa kita ha-

rus merindukan Dia (Mzm. 42:2), dan dengan roh di dalam 

diri kita, dengan segenap akal budi yang terdalam, kita 

harus mencari Dia. Tidak ada guna agama kita, apa pun 

yang kita akui dengan mulut, jika kita tidak menjalaninya 

dengan sepenuh hati.  

(4) Bahkan di malam penderitaan yang paling gelap, keingin-

an-keinginan hati kita haruslah tertuju pada Allah, sebagai 

surya dan perisai kita. Sebab, dengan cara apa pun Allah 

berurusan dengan kita, kita tidak boleh berpikiran buruk 

tentang Dia, atau kasih kita menjadi dingin terhadap-Nya.  


 456

(5) Jika keinginan-keinginan hati kita memang tertuju pada 

Allah, maka kita harus membuktikannya dengan mencari 

Dia, dan mencari Dia pagi-pagi, seperti orang yang sung-

guh-sungguh ingin menemukan Dia, dan merasa sangat 

takut kehilangan Dia. Orang yang ingin mencari Allah dan 

menemukan Dia harus mencari pagi-pagi, dan mencari-Nya 

dengan sungguh-sungguh. Meskipun kita datang pagi-pagi 

sekali, kita akan mendapati Dia siap menerima kita.  

IV. Inilah rancangan Allah yang penuh anugerah, dalam menyatakan 

penghakiman-penghakiman-Nya, untuk membawa manusia men-

cari Dia dan melayani-Nya: Apabila Engkau datang menghakimi 

bumi, memorak-porandakan semuanya, maka kami mempunyai 

alasan untuk berharap bahwa bukan hanya umat Allah yang 

mengakui Dia, melainkan juga bahkan penduduk dunia, akan 

belajar apa yang benar. Kesalahan-kesalahan mereka akan dilu-

ruskan dan kehidupan mereka akan diperbarui. Mereka akan 

dihantar untuk mengakui kebenaran Allah dalam menghartikel  m 

mereka, akan bertobat dari ketidakbenaran mereka dalam menyu-

lutkan murka Allah, dan dengan demikian dibawa untuk berjalan 

di jalan-jalan yang benar. Mereka akan melakukan hal ini. Mak-

sudnya, penghakiman-penghakiman dirancang untuk membawa 

mereka pada hal ini. Mereka memiliki kecenderungan alami untuk 

menghasilkan dampak ini, dan walaupun banyak orang tetap 

keras kepala, namun bahkan sebagian dari penduduk dunia akan 

mendapat manfaat dari hajaran ini, dan akan belajar apa yang 

benar. Pasti mereka akan belajar. Terlalu bodoh jika mereka tidak 

belajar. Perhatikanlah, maksud dari penderitaan yaitu   untuk 

mengajar kita tentang apa yang benar. Jadi, berbahagialah orang 

yang dihajar Allah, dan yang diajari-Nya dengan cara demikian 

(Mzm. 94:12). Discite justitiam, moniti, et non temnere divos – Hen-

daklah teguran ini mengajar kamu menumbuhkan kebenaran, dan 

tidak lagi merendahkan para dewa – Virgil. 

V.  Sungguh fasik orang-orang yang tidak mau dijamah melalui cara-

cara yang dipakai Allah, yang berguna untuk menundukkan dan 

memperbarui mereka. Memang sungguh perlu bagi Allah untuk 

berurusan dengan mereka secara keras melalui penghakiman-peng-

hakiman-Nya, yang akan berhasil merendahkan orang-orang yang 

Kitab Yesaya 26:5-11 

 457 

tidak mau merendahkan diri kalau tidak diperlakukan demikian. 

Amatilah,  

1. Bagaimana orang-orang berdosa hidup bertentangan dengan 

Allah, dan menolak mengikuti sarana-sarana yang dipakai 

untuk memperbarui mereka, dan menolak memenuhi apa yang 

diniatkan dari sarana-sarana itu (ay. 10).  

(1) Mereka dikasihani. Mereka menerima banyak rahmat dari 

Allah. Ia membuat matahari-Nya bersinar dan hujan-Nya 

turun ke atas mereka. Bahkan, Ia membuat mereka berha-

sil, dan ke dalam tangan mereka Ia memberi dengan ber-

limpah. Mereka terhindar dari banyak hantaman pengha-

kiman Allah, sementara sebagian yang lain yang tidak lebih 

fasik dari mereka sudah dibinasakan. Dalam beberapa hal 

tertentu, mereka tampak mendapat perkenanan yang luar 

biasa melebihi tetangga-tetangga mereka, dan maksud dari 

semuanya ini yaitu   supaya mereka dimenangkan untuk 

mengasihi dan melayani Allah yang sedemikian berkenan 

pada mereka. Namun semua itu sia-sia: Mereka tidak mau 

belajar apa yang benar, tidak mau dibuat bertobat oleh ke-

baikan Allah, dan oleh karena itu sudah seharusnya Allah 

melemparkan penghakiman-penghakiman-Nya ke bumi, un-

tuk mengadakan perhitungan dengan manusia atas semua 

belas kasihan yang sudah disalahgunakan mereka.  

(2) Mereka tinggal di negeri di mana hartikel  m berlaku, di mana 

agama dianut dan mempunyai nama baik, di mana firman 

Allah diberitakan, dan di mana ada banyak teladan baik 

ditunjukkan kepada mereka, yaitu di tanah yang rata, di 

mana tidak ada begitu banyak batu sandungan seperti di 

tempat-tempat lain. Juga, di negeri tempat membetulkan 

kesalahan, di mana perbuatan tercela dan kecemaran tidak 

disetujui dan dihartikel  m. Namun di sana mereka akan ber-

buat curang, dan terus berjalan di jalan-jalan mereka yang 

jahat. Orang-orang yang berbuat fasik berbuat curang baik 

terhadap Allah maupun manusia, dan juga terhadap jiwa 

mereka sendiri. Dan mereka yang tidak mau berbalik ke 

jalan yang benar melalui keadilan yang dijalankan bangsa-

nya, silakan menantikan datangnya penghakiman-pengha-

kiman Allah atas mereka. Mereka tidak dapat berharap 


 458

mendapat suatu tempat di dunia nanti di tanah yang pe-

nuh berkat, jika sekarang mereka tidak mengikuti hartikel  m-

hartikel  m dan kebiasaan, atau memanfaatkan hak-hak isti-

mewa dan keuntungan-keuntungan, dari negeri di mana 

hartikel  m berlaku. Dan mengapa mereka tidak akan menda-

pat tempat di sana? Karena mereka tidak mau melihat ke-

muliaan TUHAN, tidak mau percaya, tidak mau mempertim-

bangkan, betapa Dia yaitu   Allah yang agung dan dahsyat, 

yang hartikel  m-hartikel  m dan keadilan-Nya terus saja mereka 

remehkan. Keagungan Allah tampak dalam semua tindak 

pemeliharaan-Nya yang Dia berikan dari zaman ke zaman. 

Tetapi mereka tidak mengindahkannya, dan karena itu 

tidak berusaha memenuhi tujuan-tujuan dari semua peme-

liharaan-Nya itu. Sekalipun kita menerima belas kasihan 

Tuhan, kita harus tetap memandang pada kemuliaan Tu-

han dan kebaikan-Nya.  

(3) Allah mengacungkan tangan-Nya untuk memberi mereka 

peringatan, supaya mereka, dengan bertobat dan berdoa, 

berdamai dengan Dia. Tetapi mereka tidak memperhatikan 

hal itu, tidak menyadari bahwa Allah sedang murka ter-

hadap mereka, atau sedang maju melawan mereka: Mereka 

tidak mau melihat, dan tidak ada orang yang begitu buta 

seperti mereka yang tidak mau melihat. Mereka menutup 

mata terhadap apa yang paling jelas meyakinkan mereka 

akan kebersalahan mereka dan murka Allah. Mereka meng-

anggap sebagai kebetulan, atau takdir yang menimpa semua 

orang, sesuatu yang jelas-jelas merupakan teguran ilahi. 

Dan begitu buta orang yang tidak mengindahkan tanda-tan-

da kehancuran mereka sendiri yang mengancam, tetapi yang 

berseru damai, damai, pada diri mereka sendiri, padahal 

Allah yang benar sedang berperang melawan mereka.  

2. Bagaimana Allah pada akhirnya akan menjadi terlalu keras 

bagi mereka. Sebab apabila Ia menghakimi, Ia akan menang: 

Mereka tidak mau melihat, tetapi mereka akan melihat, akan 

dibuat melihat, entah mereka mau atau tidak, bahwa Allah se-

dang murka terhadap mereka. Orang-orang yang tidak percaya 

kepada Tuhan, para pencemooh, dan mereka yang merasa 

aman-aman saja, akan segera merasakan apa yang sekarang 

tidak mau mereka percayai, bahwa ngeri benar, kalau jatuh ke 

Kitab Yesaya 26:5-11 

 459 

dalam tangan Allah yang hidup. Mereka tidak mau melihat 

jahatnya dosa, khususnya dosa membenci dan menganiaya 

umat Allah. Tetapi mereka akan melihat, melalui tanda-tanda 

ketidakberkenanan Allah terhadap mereka karena perbuatan 

itu, dan pembebasan-pembebasan yang dilakukan Allah dalam 

membela perkara umat-Nya, bahwa apa yang dilakukan terha-

dap umat-Nya Ia anggap sebagai dilakukan terhadap diri-Nya 

sendiri, dan Ia akan mengadakan perhitungan untuk itu. Me-

reka akan melihat bahwa mereka sudah melakukan kesalahan 

yang sangat besar terhadap umat Allah, dan karena itu akan 

malu dengan permusuhan dan iri hati mereka terhadap umat 

Allah, dan perlakuan mereka yang buruk terhadap orang-

orang yang sepantasnya diperlakukan dengan lebih baik itu. 

Perhatikanlah, orang-orang yang memiliki niat jahat terhadap 

umat Allah mempunyai alasan untuk malu dengan hal itu, 

sebab hal tersebut begitu janggal dan tidak masuk akal. Dan, 

cepat atau lambat, mereka akan malu dengannya, dan ingatan 

akan hal itu akan memenuhi mereka dengan kebingungan. Se-

bagian orang membacanya, mereka akan melihat dan merasa 

malu dengan semangat umat itu, dengan semangat yang akan 

ditunjukkan Allah bagi umat-Nya. Ketika mereka sudah tahu 

betapa Allah cemburu bagi kehormatan dan kesejahteraan 

umat-Nya, mereka akan tersipu-sipu ketika memikirkan bah-

wa mereka bisa saja menjadi anggota dari umat itu, tetapi 

mereka tidak mau. Oleh sebab itu, hartikel  man yang menimpa 

mereka yaitu   bahwa, karena mereka sudah mengabaikan ke-

bahagiaan sahabat-sahabat Allah, maka api yang memusnahkan 

lawan-Nya akan memakan mereka habis, yaitu api yang diper-

siapkan bagi musuh-musuh-Nya dan yang dengannya mereka 

akan dimakan habis, api yang dirancang untuk Iblis dan malai-

kat-malaikatnya. Perhatikanlah, mereka yang menjadi musuh-

musuh umat Allah, dan iri hati terhadap mereka, dipandang 

Allah sebagai musuh-musuh-Nya, dan dia akan berurusan 

dengan mereka sebagai musuh.  


 460

Kebaikan Allah bagi Israel; Israel Diluruskan  

dari Dosa; Harapan-harapan Jemaat 

(26:12-19) 

12 Ya TUHAN, Engkau akan menyediakan damai sejahtera bagi kami, sebab 

segala sesuatu yang kami kerjakan, Engkaulah yang melakukannya bagi 

kami. 13 Ya TUHAN, Allah kami, tuan-tuan lain pernah berkuasa atas kami, 

tetapi hanya nama-Mu saja kami masyhurkan. 14 Mereka sudah mati, tidak 

akan hidup pula, sudah menjadi arwah, tidak akan bangkit pula; sesungguh-

nya, Engkau telah menghartikel  m dan memunahkan mereka, dan meniadakan 

segala ingatan kepada mereka. 15 Ya TUHAN, Engkau telah membuat bangsa 

ini bertambah-tambah, ya, membuat bertambah-tambah umat kemuliaan-

Mu; Engkau telah sangat memperluas negerinya. 16 Ya TUHAN, dalam kese-

sakan mereka mencari Engkau; ketika hajaran-Mu menimpa mereka, mereka 

mengeluh dalam doa. 17 Seperti perempuan yang mengandung yang sudah 

dekat waktunya untuk melahirkan, menggeliat sakit, mengerang karena sakit 

beranak, demikianlah tadinya keadaan kami di hadapan-Mu, ya TUHAN: 18 

Kami mengandung, kami menggeliat sakit, tetapi seakan-akan kami melahir-

kan angin: kami tidak dapat mengadakan keselamatan di bumi, dan tiada 

lahir penduduk dunia. 19 Ya, TUHAN, orang-orang-Mu yang mati akan hidup 

pula, mayat-mayat mereka akan bangkit pula. Hai orang-orang yang sudah 

dikubur di dalam tanah bangkitlah dan bersorak-sorai! Sebab embun TUHAN 

ialah embun terang, dan bumi akan melahirkan arwah kembali.  

Dalam ayat-ayat ini sang nabi melihat ke belakang pada apa yang 

sudah dilakukan Allah terhadap umat-Nya, baik yang berupa belas 

kasihan maupun penghakiman, dan bernyanyi kepada Allah tentang 

keduanya. Kemudian ia menatap ke depan pada apa yang dia harap-

kan untuk dilakukan Allah bagi mereka. Amatilah, 

I.  Tinjauannya ke masa lalu bercampur-baur dengan renungan-re-

nungannya. Ketika ia melihat ke belakang pada keadaan jemaat, 

ia mendapati,   

1.  Bahwa Allah dalam banyak hal sudah sangat bermurah hati 

terhadap mereka dan sudah melakukan perkara-perkara besar 

bagi mereka.  

(1) Secara umum (ay. 12): Segala sesuatu yang kami kerjakan, 

Engkaulah yang melakukannya di dalam kami atau bagi 

kami. Apa pun pekerjaan baik yang kita kerjakan, itu ter-

jadi berkat suatu pekerjaan baik yang dikerjakan anugerah 

Allah dalam diri kita. Dialah yang menempatkan pikiran-

pikiran dan perasaan-perasaan yang baik ke dalam hati 

kita, kapan saja itu terjadi. Dan Dialah yang mengerjakan 

di dalam kita baik kemauan maupun pekerjaan menurut 

kerelaan-Nya. Acti, agimus – Dengan digerakkan, kami ber-

Kitab Yesaya 26:12-19 

 461 

tindak. Dan jika kebaikan apa saja ditunjukkan kepada 

kita, atau urusan-urusan kita menjadi lancar dan berhasil, 

Allah-lah yang mengerjakannya bagi kita. Setiap makhluk, 

setiap pekerjaan, yang dengan cara apa saja dapat meng-

hibur kita, dijadikan demikian oleh-Nya. Dan adakalanya Ia 

membuat suatu hal bekerja bagi kita, padahal tampaknya 

hal itu bekerja melawan kita.  

(2)  Secara khusus (ay. 15): “Ya TUHAN, Engkau telah membuat 

bangsa ini bertambah-tambah, sehingga apa yang tadinya 

sedikit sudah menjadi seribu (di Mesir mereka beranak-

cucu secara luar biasa, dan setelah itu di Kanaan, sehingga 

mereka memenuhi negeri itu). Dan dalam hal ini Engkau 

dimuliakan,” sebab rakyat yang banyak yaitu   kehormatan 

bagi raja, dan di dalamnya Allah dimuliakan sebagai Dia 

yang setia terhadap perjanjian-Nya dengan Abraham, bah-

wa Ia akan membuat Abraham menjadi bapa dari banyak 

bangsa. Perhatikanlah, bangsa Allah yaitu   bangsa yang 

bertumbuh, dan merupakan kemuliaan Allah bahwa hal itu 

demikian. Oleh sebab itu pertumbuhan jemaat, bangsa 

yang kudus itu, haruslah membuat kita bersukacita karena 

hal itu merupakan pertumbuhan orang-orang yang pekerja-

annya ingin memuliakan Allah di dunia ini.  

2.  Bahwa kendati demikian Ia menekan mereka di bawah tegur-

an-teguran-Nya.  

(1) Adakalanya bangsa-bangsa sekitar menindas mereka dan 

berlaku lalim terhadap mereka (ay. 13): “Ya TUHAN, Allah 

kami, Engkau yang satu-satunya mempunyai hak untuk 

memerintah kami, dan kami yaitu   rakyat dan hamba-

hamba-Mu, kepada-Mu kami mengadu (sebab ke mana lagi 

kami harus mengadukan keluhan-keluhan kami?), bahwa 

tuan-tuan lain pernah berkuasa atas kami.” Bukan hanya 

pada zaman hakim-hakim, melainkan juga sesudah itu, 

Allah sering kali menjual mereka ke tangan musuh-musuh 

mereka, atau lebih tepatnya, karena kejahatan-kejahatan 

mereka, mereka menjual diri sendiri (52:3-5). Ketika mereka 

ceroboh dalam melayani Allah, Allah membiarkan musuh-

musuh mereka berkuasa atas mereka, supaya mereka tahu 

membedakan antara mengabdi kepada-Nya dan mengabdi 


 462

kepada kerajaan-kerajaan duniawi. Itu dapat dipahami se-

bagai pengakuan dosa, bahwa mereka telah mengabdi ke-

pada ilah-ilah lain, dan tunduk kepada hartikel  m dan kebia-

saan takhayul dari tetangga-tetangga mereka, yang mela-

luinya tuan-tuan lain selain Allah berkuasa atas mereka 

(sebab mereka menyebut berhala-berhala mereka baal-

baal, tuan-tuan). Tetapi sekarang mereka berjanji bahwa 

hal itu tidak akan terjadi lagi: “Mulai dari sekarang hanya 

nama-Mu saja kami masyhurkan. Kami akan menyembah 

Engkau saja, dan hanya dengan cara yang telah Engkau 

tetapkan dan tentukan.” Hal yang sama juga bisa menjadi 

renungan kita yang disertai pertobatan: Tuan-tuan lain, 

selain Allah, pernah berkuasa atas kita. Setiap hawa nafsu 

pernah menjadi tuan atas kita, dan kita sudah ditawan 

olehnya. Dan sudah cartikel  p lama, bahkan terlalu lama, kita 

berbuat salah seperti itu baik terhadap Allah maupun diri 

kita sendiri. Oleh sebab itu, hal yang sama juga harus 

menjadi tekad kita yang saleh, bahwa mulai dari sekarang 

hanya nama Allah yang akan kita masyhurkan dan hanya 

oleh Dia, bahwa kita akan tetap dekat dengan Allah dan 

dengan kewajiban kita, dan tidak akan pernah meninggal-

kannya.  

(2) Adakalanya mereka dibawa sebagai tawanan di depan mu-

suh-musuh mereka (ay. 15): “Bangsa yang pada awalnya 

Engkau buat bertumbuh dan berakar, sekarang sudah Eng-

kau buat berkurang, dan tercabut, dan diusir ke segala pen-

juru bumi (KJV), terhalau ke ujung langit,” seperti yang dian-

cam dalam Ulangan 30:4; 28:64. Tetapi cermatilah, di antara 

pernyataan mengenai pertumbuhan dan pengusiran mereka, 

dikatakan, Engkau dimuliakan (KJV). Sebab, penghakiman-

penghakiman yang ditimpakan Allah atas umat-Nya karena 

dosa-dosa mereka yaitu   demi kehormatan-Nya, serta juga 

demi menyatakan belas kasihan-Nya kepada mereka dalam 

melaksanakan janji-Nya.  

(3) Sang nabi ingat bahwa ketika mereka ditindas dan ditawan 

seperti itu, mereka berseru kepada Allah, yang merupakan 

bukti baik bahwa mereka tidak sepenuhnya meninggalkan 

Dia atau sepenuhnya ditinggalkan oleh-Nya, dan bahwa ada 

maksud-maksud yang penuh belas kasihan dalam pengha-

Kitab Yesaya 26:12-19 

 463 

kiman-penghakiman yang tengah menimpa mereka (ay. 16): 

Ya TUHAN, dalam kesesakan mereka mencari Engkau. Ini 

biasa terjadi dengan bangsa Israel, seperti yang sering kita 

temukan dalam kisah Hakim-hakim. Ketika tuan-tuan lain 

berkuasa atas mereka, mereka merendahkan diri dan ber-

kata: “TUHANlah yang benar!” (2Taw. 12:6). Lihatlah di sini,  

[1] Kebutuhan kita akan penderitaan. Penderitaan itu pen-

ting untuk menggerakkan doa. Ketika dikatakan, dalam 

kesesakan mereka mencari Engkau, tersirat bahwa dalam 

masa damai dan kemakmuran, mereka menjadi orang 

asing bagi Allah, menjaga jarak dari Dia, dan jarang da-

tang mendekat kepada-Nya, seolah-olah, ketika dunia 

tersenyum kepada mereka, mereka tidak membutuhkan 

perkenanan-perkenanan-Nya.  

[2] Manfaat yang sering kita peroleh dari penderitaan. Pen-

deritaan membawa kita kepada Allah, menggugah kita 

untuk menjalankan kewajiban kita, dan menunjukkan 

kepada kita kebergantungan kita pada-Nya. Orang-orang 

yang sebelumnya jarang memandang kepada Allah kini 

mengunjungi-Nya. Mereka jadi sering datang, jadi bersa-

habat, dan mau dekat-dekat dengan-Nya. Sebelumnya, 

doa keluar setetes demi setetes, tetapi sekarang mereka 

mengeluh dalam doa (KJV: mereka mencurahkan doa). Doa 

sekarang keluar seperti air dari mata air, bukan seperti 

dari penyulingan. Mereka mencurahkan pembicaraan 

rahasia, demikianlah dalam tafsiran yang agak luas. 

Berdoa yaitu   berbicara kepada Allah, tetapi itu pem-

bicaraan yang rahasia. Sebab doa yaitu   bahasa hati, 

sebab kalau tidak, itu bukan doa. Penderitaan mem-

bawa kita kepada doa yang rahasia, yang di dalamnya 

kita bisa lebih bebas dan terperinci dalam apa yang kita 

sampaikan kepada-Nya daripada yang dapat kita lakukan 

di depan umum. Dalam penderitaan, orang akan mencari 

Allah pagi-pagi, padahal sebelumnya mereka mencari Dia 

dengan berlambat-lambat (Hos. 5:15, KJV). Penderitaan 

akan membuat orang bersemangat dan lancar dalam ber-

doa. “Mereka mencurahkan doa, seperti minuman persem-

bahan dicurahkan, ketika hajaran-Mu menimpa mereka.” 

Tetapi ada ketakutan, apabila hajaran itu sudah berlalu 


 464

dari mereka, mereka secara perlahan-lahan akan kembali 

kepada hidup mereka yang ceroboh pada waktu dulu, 

seperti yang sudah sering mereka lakukan. 

(4)  Sang nabi mengeluh bahwa perjuangan-perjuangan mereka 

untuk kebebasan mereka sendiri sudah sangat menyakit-

kan dan berbahaya, tetapi mereka belum juga berhasil (ay. 

17-18).  

[1] Mereka mengalami sakit beranak yang mereka takutkan: 

“Kami sudah seperti perempuan yang hendak melahir-

kan, yang mengerang karena sakit beranak. Dengan 

kecemasan dan upaya yang sangat besar kami sudah 

berusaha menolong diri kami sendiri, tetapi masalah-

masalah kami bertambah dengan upaya-upaya itu.” 

Seperti ketika Musa datang untuk membebaskan Israel, 

jumlah batu batanya ditambah dua kali lipat. Doa-doa 

mereka digugah oleh nyerinya penderitaan mereka, dan 

jeritannya menjadi kuat dan nyaring seperti teriakan 

seorang perempuan yang sakit bersalin. Demikianlah 

tadinya keadaan kami di hadapan-Mu, ya TUHAN! Ada-

lah suatu penghiburan dan kepuasan bagi mereka, 

dalam kesusahan mereka, bahwa Allah mengarahkan 

pandangan mata-Nya kepada mereka, bahwa semua 

penderitaan mereka terlihat oleh pandangan-Nya. Ia 

tidak asing bagi rasa sakit mereka atau doa-doa mere-

ka. Tuhan, Engkau mengetahui segala keinginanku, dan 

keluhku pun tidak tersembunyi bagi-Mu (Mzm. 38:10). 

Setiap kali mereka datang menghadap Tuhan dengan 

keluhan dan permohonan mereka, mereka merasa kesa-

kitan seperti perempuan yang hendak bersalin.  

[2] Mereka masih belum mencapai keberhasilan yang mere-

ka inginkan dan harapkan: “Kami mengandung. Kami 

sudah mempunyai harapan besar akan melahirkan de-

ngan cepat dan berbahagia, sudah menyimpan harap-

an-harapan besar, dan ketika kami kesakitan, kami 

menghibur diri dengan ini, bahwa kelahiran yang meng-

gembirakan akan membuat kami lupa akan penderitaan 

kami (Yoh. 16:21). Tetapi sungguh malang, kami seakan-

akan melahirkan angin. Ternyata kandungan itu palsu. 

Kitab Yesaya 26:12-19 

 465 

Harapan-harapan kami dikecewakan, penderitaan-pen-

deritaan kami lebih mirip sakit menjelang ajal daripada 

sakit bersalin. Kami mengalami keguguran dan kering 

susu. Semua upaya kami ternyata gagal: Selamat pun 

tiada berlaku atas negeri, selamat bagi diri kami sendiri 

atau bagi sahabat-sahabat dan sekutu-sekutu kami. 

Sebaliknya, kami malah sudah membuat keadaan kami 

sendiri dan keadaan mereka menjadi lebih buruk. Dan 

tak seorang isi dunia pun, yang dengannya kami sudah 

berselisih, jatuh di hadapan kami, entah itu berupa ke-

kuasaan atau harapan-harapan mereka. Sebaliknya, 

mereka masih tinggi dan angkuh seperti sebelum-sebe-

lumnya.” Perhatikanlah, kepentingan yang benar bisa 

saja dibela dengan gigih baik melalui doa maupun usa-

ha, baik kepada Allah maupun manusia, namun untuk 

beberapa waktu lamanya perkara itu dibiarkan tertutup 

kabut, dan tujuannya tidak tercapai. 

II. Masa depan dan harapan-harapan sang nabi sangat menyenang-

kan. Secara umum, “Engkau akan menyediakan damai sejahtera 

bagi kami (ay. 12), yaitu semua yang baik yang diperlukan dari 

keadaan kami.” Apa saja damai sejahtera yang dimiliki jemaat, 

atau yang diharapkannya, itu disediakan oleh Allah. Dan kita 

dapat menghibur diri dengan hal ini, bahwa apa pun masalah 

yang untuk sementara waktu ditetapkan bagi umat Allah, damai 

sejahtera pasti pada akhirnya akan ditetapkan bagi mereka. Se-

bab pada orang yang suka damai akan ada masa depan. Dan jika 

Allah melalui Roh-Nya mengerjakan segala pekerjaan kita dalam 

diri kita, Ia akan menetapkan damai sejahtera bagi kita (sebab 

pekerjaan kebenaran yaitu   damai sejahtera). Damai itu damai 

yang sesungguhnya dan langgeng, yang tidak dapat diberikan 

atau diambil oleh dunia, damai yang disediakan Allah. Sebab, bagi 

orang-orang yang memilikinya, damai sejahtera itu tidak akan 

berubah seperti ketetapan siang dan malam. Terlebih lagi, berda-

sarkan apa yang sudah diperbuat Allah bagi kita, kita dapat men-

dorong diri kita sendiri untuk berharap bahwa Ia masih akan 

berbuat baik lagi kepada kita. “Keinginan orang-orang yang tertin-

das telah Kaudengarkan, dan karena itu akan Kaudengarkan 

(Mzm. 10:17). Dan apabila damai sejahtera ini ditetapkan bagi 


 466

kami, maka hanya nama-Mu saja kami masyhurkan (ay. 13). Kami 

akan memberikan kemuliaan kepada-Mu saja atas damai sejah-

tera itu, bukan kepada yang lain, dan kami akan bergantung pada 

anugerah-Mu saja untuk memampukan kami melakukannya.” 

Kita tidak dapat memuji nama Allah kecuali dengan kekuatan-

Nya. Dalam hal ini ada dua hal khusus, yang dengan pengharap-

an akan kedua hal itu sang nabi menghibur jemaat di sini:  

1. Kehancuran musuh-musuhnya secara menakjubkan (ay. 14): 

Mereka sudah mati, tuan-tuan lain yang pernah berkuasa atas 

kami itu. Kuasa mereka hancur tanpa dapat dipulihkan lagi. 

Mereka betul-betul binasa dan padam: dan mereka tidak akan 

hidup pula, tidak akan pernah bisa mengangkat kepala lagi. 

Karena sudah menjadi arwah, mereka tidak akan bangkit pula. 

Sebaliknya, seperti Haman, ketika mereka sudah mulai jatuh 

di hadapan keturunan orang-orang Yahudi, mereka akan teng-

gelam seperti batu. Karena mereka dihartikel  m untuk mengalami 

kehancuran akhir ini, maka, sesuai hartikel  man itu, Allah sen-

diri mendatangi mereka di dalam murka, sebagai Hakim yang 

adil, dan membinasakan baik manusia sendiri (Ia memunah-

kan mereka) maupun ingatan kepada mereka: mereka dan 

nama-nama mereka terkubur bersama-sama di dalam debu. Ia 

telah menghapuskan segala peringatan akan mereka itu. Mere-

ka entah terlupakan atau disebutkan dengan kebencian. Per-

hatikanlah, kepentingan yang dipertahankan melawan Allah 

dan kerajaan-Nya di antara manusia, meskipun bisa berhasil 

untuk sementara waktu, pasti akan tenggelam pada akhirnya, 

dan semua orang yang mengikutinya akan binasa bersamanya. 

Ahli-ahli Yahudi, yang membandingkan hal ini dengan ayat 19, 

menyimpulkan bahwa kebangkitan orang mati hanya terjadi 

pada orang-orang Yahudi, dan bahwa orang dari bangsa-bang-

sa lain tidak akan bangkit. Tetapi kita lebih tahu. Kita tahu 

bahwa semua orang mati akan mendengar suara Anak Allah, 

dan bahwa hal ini berbicara tentang kehancuran akhir mu-

suh-musuh Kristus, yang merupakan kematian kedua.  

2. Kebangkitan yang mengejutkan dari sahabat-sahabat jemaat 

(ay. 19). Meskipun jemaat tidak diberi sukacita dengan kelahir-

an seorang anak, yang untuk itu ia menggeliat sakit, tetapi 

seakan-akan ia melahirkan angin (ay. 18), namun kekecewaan 

itu akan diimbangi dengan cara yang sepadan: orang-orang-Mu 

Kitab Yesaya 26:12-19 

 467 

yang mati akan hidup pula. Mereka yang dianggap sudah mati, 

yang telah menerima hartikel  man mati dalam diri mereka sen-

diri, yang dibuang seolah-olah memang sudah mati, akan 

muncul lagi dalam kekuatan mereka yang terdahulu. Suatu 

roh hidup dari Allah akan masuk ke dalam saksi-saksi yang 

dibunuh, dan mereka akan bernubuat lagi (Why. 11:11). Tu-

lang-tulang yang kering akan hidup, dan menjadi suatu tentara 

yang sangat besar (Yeh. 37:10). Bersama dengan jasadku me-

reka akan bangkit. Jika kita percaya akan kebangkitan orang 

mati, kebangkitan jasad kita pada akhir zaman, seperti yang 

dipercayai Ayub, dan sang nabi di sini, itu akan membantu 

kita untuk percaya akan janji dipulihkannya kemilau dan ke-

kuatan jemaat di dunia ini. Apabila waktu Allah sudah datang, 

betapapun rendahnya jemaat sudah jatuh, mereka akan bang-

kit, bahkan Yerusalem, kota Allah, yang kini terbaring seperti 

mayat, seperti bangkai yang dirubungi elang-elang yang da-

tang berkumpul. Allah masih mengakuinya sebagai milik-Nya, 

demikian pula dengan sang nabi. Tetapi ia akan bangkit, akan 

dibangun kembali, dan berkembang lagi. Oleh sebab itu, hen-

daklah sisa-sisa penduduknya yang miskin, muram, dan 

murung, yang berdiam seperti di dalam debu, bangkit dan ber-

sorak-sorai. Sebab mereka akan melihat Yerusalem, kota per-

temuan raya mereka, menjadi tempat kediaman yang aman lagi 

(33:20). Embun perkenanan Allah akan menjadi baginya seper-

ti embun malam bagi tumbuh-tumbuhan yang sudah terpang-

gang panas matahari sepanjang hari, yang akan menghidup-

kan dan menyegarkan mereka kembali. Dan seperti embun-

embun di musim semi, yang menyirami bumi, dan membuat 

tumbuh-tumbuhan yang terkubur di dalamnya bertumbuh 

dan berpucuk, demikianlah mereka akan berkembang lagi, 

dan bumi akan melahirkan arwah kembali, seperti ia melahir-

kan tumbuh-tumbuhan dari akar-akarnya. Bumi, yang di da-

lamnya mereka tampak hilang lenyap, akan berperan bagi 

kehidupan mereka kembali. Ketika jemaat dan kepentingan-

kepentingannya dipulihkan, baik embun dari langit di atas 

maupun tanah-tanah gemuk di bumi tidak akan ketinggalan 

melakukan bagian mereka dalam pemulihan itu. Nah, nubuat 

ini (seperti penglihatan Yehezkiel, yang merupakan pandangan 

atas nubuat ini) dapat dengan tepat dicocokkan dengan,  


 468

(1) Kebangkitan rohani orang-orang yang sudah mati di dalam 

dosa, oleh kuasa Injil dan anugerah Kristus. Demikianlah 

Dr. Lightfoot menerapkannya (Hor. Hebr. in John 12.24). 

“Bangsa-bangsa bukan Yahudi akan hidup. Dengan tubuh-

Ku mereka akan bangkit, yaitu mereka akan dipanggil 

mengikuti kebangkitan Kristus, akan bangkit bersama-

sama dengan Dia, dan duduk dengan-Nya di tempat-tempat 

sorgawi. Bahkan, mereka akan bangkit menjadi tubuh-Ku 

(kata Dr. Lighfoot). Mereka akan menjadi tubuh mistis Kris-

tus, dan akan bangkit sebagai bagian dari Dia.”  

(2) Kebangkitan terakhir, ketika orang-orang kudus yang sudah 

mati akan hidup, dan bangkit bersama jasad Kristus. Sebab 

Ia bangkit sebagai yang sulung, dan orang-orang percaya 

akan bangkit berdasarkan persatuan mereka dengan Dia 

dan persekutuan mereka dalam kebangkitan-Nya. 

Tempat Perlindungan yang Teguh 

(26:20-21) 

20 Mari bangsaku, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintumu sesudah 

engkau masuk, bersembunyilah barang sesaat lamanya, sampai amarah itu 

berlalu. 21 Sebab sesungguhnya, TUHAN mau keluar dari tempat-Nya untuk 

menghartikel  m penduduk bumi karena kesalahannya, dan bumi tidak lagi 

menyembunyikan darah yang tertumpah di atasnya, tidak lagi menutupi 

orang-orang yang mati terbunuh di sana.   

Kedua ayat ini tidak dianggap sebagai bagian dari nyanyian yang 

mengisi semua bagian lainnya dari pasal ini, melainkan mengawali 

suatu pokok baru, dan lebih sebagai pengantar bagi pasal berikutnya 

daripada sebagai penutup dari pasal ini. Sementara, dalam nyanyian 

sebelumnya, umat Allah berbicara kepada Dia dan mengeluhkan pen-

deritaan-penderitaan mereka, di sini Ia memberikan jawaban terha-

dap keluhan-keluhan mereka, yang di dalamnya, 

I.  Ia mengajak mereka untuk masuk ke dalam kamar mereka (ay. 

20): “Mari bangsaku, datanglah kepada-Ku, ikutlah Aku” (Ia tidak 

memanggil mereka ke mana-mana selain ke tempat di mana Ia 

sendiri akan menemani mereka). “Biarlah badai yang menyerak-

kan orang lain justru membawa kamu lebih dekat bersama-sama. 

Mari, masuklah ke dalam kamarmu. Jangan tinggal di luar, su-

Kitab Yesaya 26:20-21 

 469 

paya kamu tidak terperangkap dalam badai, seperti orang-orang 

Mesir terperangkap dalam hujan es” (Kel. 9:21).  

1. “Marilah masuk ke kamar khusus. Masuklah ke kamarmu sen-

diri, dan jangan lagi terus berbaur dengan anak-anak Babel. 

Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu” 

(2Kor. 6:17; Why. 18:4). Jika Allah sudah memisahkan orang-

orang yang saleh bagi diri-Nya, mereka harus memisahkan diri 

mereka sendiri.  

2. “Marilah masuk ke kamar perlindungan, yang di dalamnya, ka-

rena kerahasiaan atau kekuatannya, kamu dapat aman di 

masa-masa terburuk.” Sebutan-sebutan bagi sifat Allah yaitu   

rahasia di dalam kemah-Nya (Mzm. 27:5, KJV). Nama-Nya ada-

lah menara yang kuat, yang ke dalamnya kita dapat berlari 

untuk mencari tempat perlindungan (Ams. 18:10). Kita harus 

dengan setia mencari jalan ke dalam kamar-kamar ini, dan 

menyembunyikan diri di sana. Maksudnya, dengan keamanan 

yang kudus dan ketenangan pikiran, kita harus menempatkan 

diri di bawah perlindungan ilahi. Marilah masuk, seperti Nuh 

masuk ke dalam bahtera, sebab ia menutup pintu-pintu sesu-

dah ia masuk. Ketika bahaya-bahaya mengancam, baiklah bagi 

kita untuk undur, dan bersembunyi, seperti yang dilakukan 

Elia di tepi sungai Kerit.  

3.  Ke dalam kamar ibadah. “Masuklah ke dalam kamarmu, dan 

tutuplah pintu (Mat. 6:6). Menyendirilah dengan Allah: Masuk-

lah ke dalam kamarmu, selidikilah dirimu, dan bercakap-ca-

kaplah dengan hatimu sendiri, berdoa, dan rendahkan hatimu 

di hadapan Allah.” Pekerjaan ini harus dilakukan pada saat-

saat susah dan bahaya. Seperti itulah kita harus bersembunyi, 

yaitu kita datang kepada Allah supaya Ia menyembunyikan 

kita, dan Ia akan menyembunyikan kita entah di bawah langit 

atau di dalam sorga. Orang-orang Israel harus tetap berada di 

dalam rumah ketika malaikat pembinasa datang membunuh 

anak-anak sulung Mesir, sebab kalau tidak, darah pada tiang-

tiang pintu tidak akan membuat mereka aman. Demikian pula 

yang harus dilakukan Rahab dan keluarganya, ketika Yerikho 

sedang diruntuhkan. Orang yang paling aman yaitu   yang 

paling tidak terlihat. Qui bene latuit, benevixit – Siapa mencari 

tempat persembunyian yang layak, ia hidup dengan baik. 


 470

II. Allah meyakinkan mereka bahwa masalah akan selesai dalam 

waktu yang sangat singkat, bahwa mereka tidak akan lama ada 

dalam ketakutan atau bahaya apa saja: “Bersembunyilah barang 

sesaat lamanya, bagian waktu terkecil yang dapat kita bayang-

kan, seperti atom dari benda. Bahkan, jika kita bisa membayang-

kan satu saat lebih singkat daripada saat lain, itu bukan banyak 

saat melainkan hanya sesaat, dan ditambah pula dengan peng-

andaian, seolah-olah hanya untuk sesaat, lebih singkat daripada 

yang kamu pikirkan. Apabila bahaya atau ketakutan sudah ber-

lalu, kamu seperti tidak merasakan apa-apa. Kamu akan ter-

heran-heran betapa cepatnya semua itu berlalu. Kamu tidak perlu 

berbaring lama-lama dalam kurungan, berlama-lama dalam per-

sembunyian. Kemarahan akan segera berlalu, yaitu kemarahan 

musuh-musuh terhadapmu, kekuatan dan amukan mereka yang 

kejam, yang memaksamu melarikan diri. Jika orang fasik menda-

pat kekuasaan, orang menyembunyikan diri. Hal ini akan segera 

berakhir. Allah akan membinasakan mereka, akan mematahkan 

kekuasaan mereka, menggagalkan tujuan-tujuan mereka, dan 

menemukan jalan untuk memberi kelegaan kepadamu.” Ketika 

Athanasius (theolog Yunani abad ketiga – pen.) dibuang dari Alek-

sandria oleh dekrit Julian, kaisar Romawi, dan sahabat-sahabat-

nya sangat meratapi hal itu, ia meminta mereka untuk bergem-

bira. Nubecula est quæ cito pertransibit – Ini hanya segumpal awan 

kecil, yang akan segera tertiup pergi. Kamu akan beroleh kesusah-

an selama sepuluh hari. Itu saja (Why. 2:10). Hal ini memampu-

kan umat Allah yang menderita bisa menganggap ringan pende-

ritaan-penderitaan mereka, bahwa itu hanyalah untuk sesaat. 

III. Allah meyakinkan mereka bahwa Dia akan membuat perhitungan 

dengan musuh-musuh mereka atas semua kejahatan yang sudah 

mereka lakukan terhadap umat Allah dengan pedang, entah pe-

dang perang atau pedang penganiayaan (ay. 21). Tuhan akan 

menghartikel  m mereka atas darah yang telah mereka tumpahkan. 

Berikut ini ada, 

1.  Penghakiman yang ditetapkan, dan jalannya penghakiman itu 

diberitahukan: TUHAN mau keluar dari tempat-Nya untuk meng-

hartikel  m penduduk bumi karena kesalahannya, karena mereka 

menyusahkan semua orang di sekeliling mereka. Ada kejahatan 

yang amat besar di antara para penduduk bumi. Tetapi walau-

Kitab Yesaya 26:20-21 

 471 

pun mereka semua bergabung di dalamnya, sekalipun banyak 

tangan yang bergandengan untuk melanjutkannya, kejahatan 

mereka itu tidak akan bebas dari hartikel  man. Selain hartikel  man 

kekal yang akan dialami orang fasik di dunia lain nanti, sering 

kali ada hartikel  man-hartikel  man yang luar biasa berupa kekejam-

an, penindasan, dan penganiayaan di dunia ini. Apabila kema-

rahan manusia sudah berlalu, dan mereka sudah melakukan 

hal-hal jahat, maka biarlah mereka menantikan kemarahan 

Allah, sebab Ia melihat bahwa harinya sudah dekat (Mzm. 

37:13). Allah keluar dari tempat-Nya untuk menghartikel  m. Ia me-

nunjukkan diri-Nya secara luar biasa dari sorga, yaitu cakra-

wala kekuasaan-Nya, dari tempat kudus, yaitu tempat kediam-

an anugerah-Nya. Ia telah bangkit dari tempat kediaman-Nya 

yang kudus, di mana sebelumnya Ia tampak menyembunyikan 

diri. Dan sekarang Ia akan melakukan sesuatu yang besar, 

buah dari putusan-putusan-Nya yang bijak, adil, dan rahasia, 

seperti seorang penguasa yang bangkit untuk duduk di kursi 

kekuasaan atau maju ke medan pertempuran (Za. 2:13). Seba-

gian orang mengamati bahwa tempat Allah yaitu   pada tutup 

pendamaian. Di sanalah Ia senang tinggal. Apabila Ia menghu-

kum, Ia keluar dari tempat-Nya, sebab Ia tidak berkenan pada 

kematian orang-orang berdosa.  

2.  Para penjahat yang dinyatakan bersalah dengan bukti jelas 

yang diketahui semua orang: Bumi tidak lagi menyembunyikan 

darah yang tertumpah di atasnya. Darah yang tak bersalah, 

darah orang-orang kudus dan para martir, yang telah ditum-

pahkan di atas bumi seperti air, dan telah meresap ke dalam-

nya, disembunyikan dan ditutupi olehnya, akan dibukakan, 

dan akan diperhitungkan. Sebab Allah akan mencari tahu ten-

tang hal itu, dan akan membuat orang-orang yang menum-

pahkan darah untuk meminumnya, sebab orang-orang kudus 

itu berharga. Pembunuh-pembunuh rahasia, dan kefasikan-

kefasikan lain yang tersembunyi, akan disingkapkan, cepat 

atau lambat. Dan orang-orang yang dibunuh, yang sudah lama 

ditutupi bumi, tidak akan ditutupinya lagi, karena mereka 

akan dikeluarkan sebagai bukti melawan para pembunuh. 

Suara darah Habel berteriak dari tanah (Kej. 4:10-11; Ayb. 

20:27). Dosa-dosa yang tampaknya terkubur dan terlupakan 

akan diingatkan, dan disebut lagi, ketika datang hari perhi-


 472

tungan itu. Oleh sebab itu, hendaklah umat Allah menunggu 

sejenak dengan sabar, sebab lihatlah Sang Hakim berdiri di 

depan pintu. 

 

 

PASAL  27  

Di dalam pasal ini, sang nabi melanjutkan untuk menunjukkan, 

I.   Hal-hal besar apa yang akan dilakukan Allah bagi jemaat dan 

umat-Nya, yang tidak lama lagi akan digenapi melalui pembe-

basan Yerusalem dari Sanherib serta penghancuran pasukan 

Asyur. Namun, hal ini diutarakan secara umum saja, untuk 

menguatkan hati jemaat di zaman-zaman berikutnya, karena 

melihat bahwa kekuasaan musuh-musuh jemaat masih mera-

jalela. 

1.  Bahwa para penindas yang angkuh harus dihadapi (ay. 1). 

2.  Bahwa jemaat harus dipelihara, sebagai kebun anggur 

Allah (ay. 2-3). 

3.  Bahwa Allah akan berdamai dengan umat-Nya, apabila 

mereka kembali kepada-Nya (ay. 4-5).  

4. Bahwa Ia akan melipatgandakan dan memperbanyak jum-

lah mereka (ay. 6). 

5. Bahwa penderitaan mereka akan diubahkan (ay. 7), direda-

kan dan dilunakkan (ay. 8), serta dikuduskan (ay. 9). 

6.  Bahwa meskipun jemaat tampak disia-siakan dan terpencil 

untuk sementara waktu (ay. 10-11), mereka akan dipulih-

kan, dan para anggotanya yang tercerai-berai akan diper-

satukan kembali (ay. 12-13). Semua ini mengacu pada 

kasih karunia Injil serta janji-janji Allah dan pemeliharaan-

Nya atas jemaat Kristen, serta semua orang yang termasuk 

di dalamnya. 


 474

Kebinasaan Para Penganiaya; 

Hak Istimewa Orang-orang Kudus 

(27:1-6) 

1 Pada waktu itu TUHAN akan melaksanakan hartikel  man dengan pedang-Nya 

yang keras, besar dan kuat atas Lewiatan, ular yang meluncur, atas Lewiat-

an, ular yang melingkar, dan Ia akan membunuh ular naga yang di laut. 2 

Pada waktu itu akan dikatakan: “Bernyanyilah tentang kebun anggur yang 

elok! 3 Aku, TUHAN, penjaganya; setiap saat Aku menyiraminya. Supaya 

jangan orang mengganggunya, siang malam Aku menjaganya; 4 kehangatan 

murka tiada pada-Ku. Sekiranya tampak kepada-Ku puteri malu dan rum-

put, Aku akan bertindak memeranginya dan akan membakarnya sekaligus, 5 

kecuali kalau mereka mencari perlindungan kepada-Ku dan mencari damai 

dengan Aku, ya mencari damai dengan Aku!” 6 Pada hari-hari yang akan 

datang, Yakub akan berakar, Israel akan berkembang dan bertunas dan 

memenuhi muka bumi dengan hasilnya. 

Di sini sang nabi sedang bernyanyi tentang penghartikel  man dan rahmat, 

I.  Tentang penghartikel  man atas musuh-musuh jemaat Allah (ay. 1), 

yakni penindasan kepada mereka yang menindas kamu (2Tes. 

1:6). Ketika Tuhan keluar dari tempat-Nya untuk menghartikel  m 

penduduk bumi (26:21), Ia pasti akan menghartikel  m Lewiatan, ular 

naga yang di laut, setiap penguasa lalim yang berbuat semena-

mena dengan angkuh, yang mendatangkan ketakutan dan yang, 

seperti Lewiatan, begitu kejam hingga orang yang nekat pun 

takkan berani membangkitkan marahnya, hatinya keras seperti 

batu, dan bila ia bangkit, maka semua yang berkuasa menjadi gen-

tar (Ayb. 41:1, 15-16). Jemaat punya banyak musuh, namun pada 

umumnya ada orang tertentu yang lebih mengerikan dibanding 

yang lain. Begitulah halnya Sanherib pada masanya, dan Nebukad-

nezar serta juga Antiokhus. Sama halnya dengan Firaun sebelum 

itu, yang disebut Lewiatan dan sang naga (51:9; Mzm. 74:13-14; 

Yeh. 29:3). Jemaat Perjanjian Baru juga menghadapi lewiatan-

lewiatan. Kita membaca perihal naga merah padam yang besar yang 

siap menelannya (Why. 12:3). Di sini kekuatan-kekuatan pengania-

ya yang berbahaya itu dibandingkan dengan sang lewiatan karena 

tindak-tanduk dan serangannya yang besar, kuat dan dahsyat di 

dunia. Mereka dibandingkan dengan naga karena angkara murka 

dan keganasan mereka. Juga dibandingkan dengan ular, ular 

yang meluncur, karena strateginya yang menusuk tajam, gerak-

annya yang gesit, dan yang begitu berhasil memagut kepala mu-

suh, langsung saja akan segera melilit seluruh tubuhnya. Mereka 

bagaikan balok-balok melintang, berdiri tegak merintangi jalan 

Kitab Yesaya 27:1-6 

 475 

semua orang di sekitar mereka dan menghalang-halangi mereka. 

Mereka seperti ular yang melingkar, licik dan sulit ditebak, gigih, 

dan jahat. Raja-raja besar dan perkasa, jika mereka melawan 

umat Allah, dianggap sebagai naga dan ular oleh Allah, sebagai 

tulah bagi umat manusia. Pada waktunya nanti Tuhan akan 

menghartikel  m mereka. Mereka terlampau sulit dihadapi dan diatasi 

oleh manusia. Karena itu, Allah yang besarlah yang akan mena-

ngani sendiri masalah ini. Ia memiliki pedang yang keras, besar 

dan kuat, untuk melaksanakan penghartikel  man atas mereka, 

ketika kedurjanaan mereka sudah genap dan waktunya sudah 

tiba. Tuhan dengan pedang-Nya yang keras, besar, dan kuat, akan 

menghartikel  m penjahat yang sulit diatasi dan semena-mena ini, dan 

hartikel  mannya yaitu   hartikel  man mati: Ia akan membunuh ular 

naga yang di laut, sebab upah dosanya yaitu   maut. Hal ini 

seperti membantai binatang buas, yang tidak saja akan mencegah 

dia melakukan kejahatan lebih lanjut, tetapi juga merupakan 

hartikel  man yang adil atas celaka yang telah didatangkannya, seper-

ti halnya menghartikel  m mati pengkhianat atau pemberontak. Allah 

memiliki pedang kuat untuk melakukan hal ini, berbagai peng-

hakiman yang mampu merendahkan mereka yang paling angkuh 

serta mematahkan musuh-musuh-Nya yang paling kuat. Ia akan 

melakukan ini pada waktu hari penghartikel  man itu tiba: Pada hari 

itu Ia akan menghartikel  m, dan harinya sudah dekat (Mzm. 37:13). 

Hal ini mengarah pada kemenangan-kemenangan rohani yang di-

peroleh Yesus Tuhan kita atas kuasa-kuasa kegelapan. Ia tidak 

saja melucuti, menghancurkan dan melemparkan penguasa dunia 

ke luar, tetapi juga dengan pedang-Nya yang kuat, kuasa kemati-

an-Nya, dan pemberitaan Injil-Nya, Ia benar-benar akan memus-

nahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut, si Lewiatan yang 

perkasa itu, si ular tua itu, si ular naga. Ia akan dibelenggu agar 

tidak dapat menyesatkan bangsa-bangsa, dan itulah penghartikel  m-

an atas dirinya (Why. 20:2-3). Dan pada akhirnya, ia akan dilem-

parkan ke dalam lautan api (Why. 20:10), karena menyesatkan 

bangsa-bangsa.  

II.  Tentang belas kasihan kepada jemaat. Pada hari yang sama ketika 

Allah menghartikel  m sang Lewiatan, hendaklah jemaat dan semua 

sahabatnya tenang dan bergembira. Hendaklah mereka yang 

mengiringinya bernyanyi untuk menghiburnya, bernyanyi untuk 


 476

menenteramkannya dengan jaminan-jaminan ini. Biarlah nyanyi-

an ini dilantunkan di dalam semua perhimpunannya, 

1. Bahwa ia merupakan kebun anggur Allah, yang berada di da-

lam pemeliharaan-Nya yang khusus (ay. 2-3). Di mata Allah, 

jemaat bagaikan kebun anggur yang elok. Dunia bagaikan pa-

dang gurun tidak berharga yang sia-sia. Sebaliknya, jemaat 

dikelilingi tembok seperti kebun anggur, sebuah tempat yang 

istimewa dan berharga, yang dipelihara dengan sangat cermat 

dan susah payah. Dari situlah buah-buah anggur yang sangat 

berharga dikumpulkan, dan dengan demikian menghormati 

Allah serta manusia. Jemaat bagaikan kebun anggur elok, yang 

menghasilkan buah-buah anggur pilihan terbaik, yang menyi-

ratkan pembaruan jemaat, yang sekarang menghasilkan buah-

buah baik bagi Allah, padahal sebelumnya ia hanya meng-

hasilkan buah bagi diri sendiri, atau mengeluarkan buah ang-

gur yang asam (5:4). Sekarang Allah memelihara, 

(1) Keamanan kebun anggur ini: Aku, TUHAN, penjaganya. Ia 

mengatakan hal ini seperti sedang bermegah bahwa Ialah 

yang sedang dan selama ini telah menjadi penjaga Israel. 

Orang-orang yang menghasilkan buah bagi Allah selalu dan 

akan selalu berada di bawah perlindungan-Nya. Ia menga-

takan ini untuk meyakinkan kita bahwa demikianlah yang 

akan terjadi: Aku, TUHAN, yang mampu melakukan semua 

hal, tidak dapat berdusta ataupun menipu, dan Aku sung-

guh menjadi penjaganya. Supaya jangan orang menggang-

gunya, siang malam Aku menjaganya. Kebun anggur Allah 

di dunia ini sangat rentan dilukai. Banyak yang hendak 

menyakitinya, menginjak-injaknya, dan menggerogotinya 

(Mzm. 80:14). Namun, Allah tidak akan membiarkan derita 

atau celaka besar menimpanya. Sebaliknya, Ia akan men-

datangkan kebaikan dari dalam semua keadaan itu. Ia 

akan senantiasa menjaganya siang dan malam serta mele-

paskannya, sebab musuh tanpa henti membuat rancangan 

dan upaya untuk melawannya. Siang dan malam mereka 

mencari kesempatan untuk mendatangkan celaka ke atas-

nya. Allah akan menjaganya pada malam yang sarat pen-

deritaan dan penganiayaan, serta pada siang hari yang 

penuh kedamaian dan kesejahteraan yang sebenarnya me-

Kitab Yesaya 27:1-6 

 477 

nyimpan godaan yang tidak kalah berbahayanya. Umat 

Allah akan dipelihara, tidak saja dari penyakit sampar yang 

berjalan di dalam gelap, tetapi juga dari penyakit menular 

yang mengamuk di waktu petang (Mzm. 91:6). Kebun ang-

gur ini akan dipagari dengan rapat. 

(2) Kesuburan kebun anggur ini: Setiap saat Aku menyirami-

nya, namun tidak sampai meluap. Embun kasih karunia 

dan berkat Allah yang hening serta senyap akan terus tu-

run ke atasnya supaya menghasilkan banyak buah. Kita 

senantiasa membutuhkan siraman kasih karunia Ilahi 

yang tiada henti, sebab apabila siraman itu dihentikan, 

maka kita akan layu dan tidak berarti sama sekali. Allah 

menyirami kebun anggur-Nya melalui pelayanan firman 

para pelayan-Nya, yakni para nabi dengan pengajaran me-

reka yang turun bagaikan embun. Paulus menanam, Apo-

los menyiram, tetapi Allah sendirilah yang menumbuhkan. 

Tanpa Dia, sia-sialah sang pengawal berjaga-jaga dan pe-

tani menyiram.  

2.  Bahwa meskipun Ia terkadang menentang umat-Nya, namun 

pada waktu mereka patuh, Ia akan kembali berdamai dengan 

mereka (ay. 4-5). Kehangatan murka tiada pada-Nya terhadap 

kebun anggur-Nya. Meskipun Ia menjumpai banyak hal di 

dalamnya yang menyakitkan hati-Nya, Ia tidak mencari kesem-

patan untuk menentangnya ataupun teramat menunjukkan 

kesalahannya. Memang benar bahwa jika Ia menemukan onak 

serta duri dan bukannya tanaman anggur di dalamnya, dan 

mereka melawan-Nya (seperti halnya kebun anggur yang bu-

kan milik-Nya tentulah melawan Dia), maka Ia akan mengin-

jak-injak dan membakar mereka. Sebaliknya, “Jika Aku murka 

terhadap umat-Ku, mereka tahu apa yang harus mereka per-

buat. Biarlah mereka merendahkan diri dan berdoa, mencari 

wajah-Ku, dan dengan demikian mencari perlindungan kepada-

Ku dengan kerinduan mendalam untuk berdamai dengan-Ku. 

Aku akan segera berdamai dengan mereka, dan semuanya akan 

menjadi baik.” Allah melihat dosa umat-Nya dan tidak menyu-

kainya. Namun, ketika mereka bertobat, Ia menghentikan mur-

ka-Nya. Hal ini dapat ditafsirkan sebagai ringkasan pengajaran 

Injil, yang dengannya jemaat akan disirami setiap saat. 


 478

(1) Di sini tampak adanya perselisihan di antara Allah dan ma-

nusia, sebab ada pertempuran yang dilakukan, dan perda-

maian yang dibuat. Ini merupakan perselisihan lama, sejak 

dosa pertama kali masuk ke dunia. Di pihak Allah, ini per-

selisihan yang benar, sedangkan di pihak manusia, ini 

perselisihan yang tidak patut. 

(2) Di sini diberikan ajakan penuh rahmat kepada kita untuk 

menyelesaikan perselisihan ini dan membereskan perbeda-

an-perbedaan yang ada: “Biarlah orang yang ingin berda-

mai dengan Allah mencari perlindungan kepada-Nya, dari 

lengan-Nya yang kuat, yang dilayangkan-Nya kepada orang 

berdosa untuk membinasakannya. Biarlah ia menangkis 

partikel  lan itu melalui doa permohonan. Biarlah ia bergumul 

dengan-Ku seperti yang dilakukan Yakub, sambil bertekad 

tidak melepaskan-Ku sebelum mendapat berkat, maka ia 

akan menjadi Israel – seorang raja bersama Allah.” Kasih 

setia atau belas kasih yang mengampuni merupakan ke-

kuatan Tuhan kita, jadi biarlah ia berlindung padanya. 

Kristus yaitu   tangan kekuasaan TUHAN (53:1). Kristus 

yang disalibkan yaitu   kekuatan Allah (1Kor. 1:24). Biarlah 

ia dengan iman yang hidup mencari perlindungan kepada-

Nya, seperti orang yang hendak tenggelam berpegangan 

pada dahan kayu, tali, atau papan yang bisa dijangkaunya, 

atau seperti orang berdosa berpegangan pada tanduk-tan-

duk mezbah dan percaya bahwa tidak ada nama lain yang 

dapat menyelamatkannya serta memperdamaikan dirinya.  

(3) Di sini terdapat tiga alasan yang diuntai menjadi satu 

kesatuan untuk mendorong kita untuk melakukannya. 

[1] Waktu dan peluang diberikan kepada kita untuk mela-

kukannya. Sebab kehangatan murka tiada pada-Ku. Ia 

tidak mencurahkan murka-Nya kepada kita seperti 

orang-orang besar menumpahkannya kepada bawahan 

mereka, yakni ketika yang satu melakukan kesalahan 

dan yang lain menjadi murka. Orang-orang yang sedang 

murka tidak akan mengambil waktu untuk membuat 

pertimbangan. Yang ada pada mereka hanya kata dan 

hantaman. Orang-orang pemberang sangat lekas marah 

dan keras kepala ketika sedang marah. Hal kecil mam-

pu menyulut amarah mereka, dan tidak ada satu hal 

Kitab Yesaya 27:1-6 

 479 

kecil pun yang dapat menenangkan mereka. Tetapi ti-

dak demikian halnya dengan Allah. Ia mempertimbang-

kan keadaan kita, lambat untuk marah, dan tidak men-

curahkan murka-Nya ataupun mencaci tanpa henti.  

[2] Sia-sia saja mencoba menentang Dia. Apabila kita ber-

keras hendak berbantah-bantah dengan-Nya dan me-

nyangka berada di pihak yang benar, maka ini sama 

saja dengan meletakkan onak duri di depan api yang 

berkobar-kobar, yang bukannya memadamkan kobar-

annya, malah membuatnya semakin menyala-nyala. 

Kita bukanlah lawan yang seimbang bagi Yang Maha-

kuasa. Celakalah orang yang berbantah dengan Pem-

bentuknya! Ia tidak mengenal kekuatan murka-Nya. 

[3] Inilah satu-satunya jalan, jalan yang pasti, menuju per-

damaian: “Biarlah ia mengambil jalan untuk berdamai 

dengan-Ku, dan ia akan mencari damai dengan Aku. De-

ngan demikian, kebaikan, semua kebaikan, akan datang 

menghampirinya.” Allah bersedia diperdamaikan dengan 

kita asalkan kita mau diperdamaikan dengan-Nya. 

3.  Bahwa jemaat Allah di dunia akan berkembang dan akhirnya 

menjadi tubuh yang luar biasa (ay. 6): Di kemudian hari 

(menurut tafsiran sebagian orang), pada hari-hari yang akan 

datang, ketika semua malapetaka ini sudah berlalu, atau pada 

masa Injil, pada zaman akhir, Yakub akan berakar, berakar 

lebih dalam daripada sebelumnya. Sebab jemaat Injil akan 

menjadi lebih kartikel  h daripada jemaat Yahudi sebelumnya, dan 

akan menyebar lebih jauh. Atau, mereka yang berasal dari 

Yakub yang kembali dari pembuangan, atau (seperti yang kita 

baca) mereka yang berasal dari Yakub akan berakar pula ke 

bawah dan menghasilkan buah ke atas (37:31). Mereka akan 

dikartikel  hkan dalam keadaan makmur, dan setelah itu mereka 

akan berkembang dan bertunas, dan memiliki harapan pertam-

bahan jiwa yang luar biasa. Dan demikianlah yang akan ter-

bukti, sebab mereka akan memenuhi muka bumi dengan hasil-

nya. Banyak yang akan dibawa bergabung ke dalam jemaat, 

dan jumlah orang percaya baru akan sangat banyak. Beberapa 

dari antara mereka berasal dari bangsa-bangsa sekitar dan 

akan menjadi kemuliaan dan pujian bagi Allah Israel. Dan me-

reka yang bertobat itu akan menghasilkan buah-buah kebe-


 480

naran. Pemberitaan Injil berbuah dan berkembang di seluruh 

dunia (Kol. 1:6), yakni buah yang tetap (Yoh. 15:16). 

Perbaikan dan Kasih Sayang 

(27:7-13) 

7 Apakah TUHAN memusnahkan umat-Nya seperti Ia memusnahkan orang 

yang memusnahkan mereka? Atau apakah Ia membunuh umat-Nya seperti Ia 

membunuh orang yang membunuh mereka? 8 Dengan menghalau dan de-

ngan mengusir mereka Engkau telah melawan mereka. Ia telah menyisihkan 

mereka dengan angin-Nya yang keras di waktu angin timur. 9 Maka beginilah 

akan dihapuskan kesalahan Yakub dan inilah buahnya kalau ia menjauhkan 

dosanya: ia akan membuat segala batu mezbah seperti batu-batu kapur yang 

dipecah-pecahkan, sehingga tiada lagi tiang-tiang berhala dan pedupaan-

pedupaan yang tinggal berdiri. 10 Sebab kota yang berkubu itu terpencil, 

suatu tempat kediaman yang dikosongkan dan ditinggalkan seperti padang 

gurun; anak lembu akan makan rumput dan berbaring di situ menghabiskan 

dahan-dahan pohon. 11 Apabila ranting-rantingnya sudah kering, maka akan 

dipatahkan; perempuan-perempuan akan datang dan menyalakannya. Sebab 

inilah suatu bangsa yang tidak berakal budi, itulah sebabnya dia tidak 

disayangi oleh Dia yang menjadikannya dan tidak dikasihi oleh Dia yang 

membentuknya. 12 Maka pada waktu itu TUHAN akan mengirik mulai dari 

sungai Efrat sampai sungai Mesir, dan kamu ini akan dikumpulkan satu 

demi satu, hai orang Israel! 13 Pada waktu itu sangkakala besar akan ditiup, 

dan akan datang mereka yang hilang di tanah Asyur serta mereka yang 

terbuang ke tanah Mesir untuk sujud menyembah kepada TUHAN di gunung 

yang kudus, di Yerusalem. 

Di sini sang nabi kembali bernyanyi tentang belas kasihan dan peng-

hakiman, bukan seperti sebelum ini, tentang penghakiman atas mu-

suh dan belas kasihan terhadap jemaat, melainkan tentang pengha-

kiman atas jemaat dan belas kasihan yang bercampur dengan peng-

hakiman. 

I. Di sini, penghakiman bahkan mengancam Yakub dan Israel. Me-

reka akan berkembang dan bertunas (ay. 6), tetapi, 

1. Beberapa dari antara mereka juga akan dimusnahkan dan di-

bunuh (ay. 7). Jika Allah mendapati kesalahan di antara mere-

ka, Ia akan menempatkan mereka di bawah tanda kegusaran-

Nya atas hal tersebut. Penghakiman akan dimulai di rumah 

Allah, dan mereka yang dikenal Allah di antara semua keluar-

ga di bumi akan pertama-tama dihartikel  m oleh-Nya. 

2. Yerusalem, kota yang berkubu itu akan terpencil (ay. 10-11). 

“Allah sudah mencoba berbagai cara demi pembaruan mereka, 

yang ternyata tidak membawa hasil bagi banyak orang. Oleh

Kitab Yesaya 27:7-13 

 481 

karena itu Ia akan membiarkan tanah mereka menjadi tandus 

selama beberapa waktu,” yang digenapi ketika Yerusalem 

dihancurkan orang-orang Asyur. Demikianlah tempat kediam-

an mereka dikosongkan untuk waktu yang lama. Jika peng-

hakiman ringan tidak berhasil, Allah akan menjatuhkan peng-

hakiman yang lebih berat lagi, sebab ketika Ia menghakimi, Ia 

akan menang. Yerusalem pernah menjadi kota yang berkubu, 

lebih banyak karena kasih karunia dan pemeliharaan ilahi 

daripada karena keahlian manusia atau alam. Namun, ketika 

Allah dibuat gusar sehingga menarik diri, maka perlindungan 

kota itu pun berlalu darinya, dan kota itu pun menjadi seperti 

padang gurun. “Di taman-taman Yerusalem yang asri, ternak 

akan merumput serta berbaring, dan tidak akan ada suatu 

pun yang akan mengganggu atau menghalau mereka. Di sana 

mereka akan bersenang-senang serta mendekam, dan mereka 

akan memakan ranting-ranting muda pohon buah,” yang 

kesemuanya ini mungkin menandakan lebih lanjut bahwa 

orang-orang dapat menjadi mangsa empuk bagi musuh mere-

ka. “Apabila ranting-rantingnya sudah kering sementara masih 

melekat pada batang pohon, diterpa angin dan udara dingin 

serta tidak dipangkas, maka ranting-ranting itu akan dipatah-

kan untuk dijadikan kayu bakar. Perempuan-perempuan dan 

anak-anak akan datang dan menyalakannya. Akan terjadi 

penghancuran sehabis-habisnya, sebab semua pohon-pohon 

itu akan dimusnahkan.” Dan inilah gambaran menyedihkan 

tentang keadaan kebun anggur (ay. 2), ketika yang dihasilkan-

nya ialah buah anggur yang asam (5:2). Dan sepertinya Juru-

selamat kita mengacu kepada hal ini ketika Ia berkata bahwa 

ranting-ranting pokok anggur yang tidak tinggal di dalam Dia, 

akan dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemu-

dian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu 

dibakar (Yoh. 15:6), yang dengan cara tertentu tergenapi pada 

diri orang-orang Yahudi yang tidak percaya. Hal yang digam-

barkan dalam perumpamaan tadi dijelaskan di dalam perkata-

an berikut, Sebab inilah suatu bangsa yang tidak berakal budi, 

biadab dan gemar bermabuk-mabukan, serta tidak memiliki 

pengetahuan tentang Allah, tidak menyukai atau menikmati 

hal-hal ilahi, bagaikan ranting yang tidak mempunyai sari di 

dalamnya. Inilah dasar dari semua dosa yang membuat Allah 


 482

membiarkan mereka terpencil, mula-mula akibat penyembah-

an berhala mereka, dan kemudian karena ketidaksetiaan me-

reka. Orang-orang fasik, tak peduli seberapa cerdas dan licin-

nya mereka di dalam hal-hal lain, sedikit pun tidak memiliki 

pengertian sama sekali. Ketidaktahuan mereka akibat kedegil-

an hati mereka, bukan saja tidak dapat digunakan sebagai 

dalih mereka, malahan akan menjadi dasar bagi penghartikel  m-

an mereka. Oleh sebab itu, Dia yang menjadikan mereka, yang 

memberi mereka keberadaan di dunia ini, tidak akan menya-

yangi mereka ataupun menyelamatkan mereka dari keruntuh-

an yang mereka datangkan atas diri sendiri, dan Dia yang 

membentuk mereka menjadi sebuah bangsa, yang membentuk 

mereka bagi diri-Nya sendiri untuk menyatakan pujian-Nya, 

karena Ia melihat mereka tidak memenuhi tujuan pembentuk-

an mereka sebagai bangsa, dan tidak suka dibentuk kembali 

atau diperbarui, maka Ia tidak akan mengasihani mereka. De-

ngan begitu, mereka pun binasa, sebab apabila Ia yang men-

jadikan kita melalui kuasa-Nya tidak membuat kita bahagia di 

dalam perkenan-Nya, maka lebih baiklah bila kita tidak per-

nah dijadikan. Orang berdosa menghibur diri dengan berharap 

bisa terbebas dari hartikel  man. Setidaknya mereka berharap 

tidak dihartikel  m berat seperti apa yang disampaikan para pela-

yan Tuhan kepada mereka, yakni bahwa karena Allah penuh 

belas kasihan dan karena Ia yaitu   Pencipta mereka. Namun, 

di sini bisa kita lihat betapa lemah dan tidak memadainya 

dalih seperti itu nanti. Jika mereka tidak memiliki pengertian, 

maka Ia yang menjadikan mereka dan tidak membenci apa 

pun yang telah dijadikan-Nya, dan yang berbelas kasihan ter-

hadap mereka yang memahami kepentingan mereka sehingga 

memohon belas kasihan dari-Nya, Ia tetap tidak akan berbelas 

kasihan kepada para pendosa ini dan tidak akan mengasihi 

mereka. 

II.  Di sini terdapat belas kasihan yang besar yang dipadukan dengan 

penghakiman itu. Sebab, terdapat orang-orang baik yang berbaur 

dengan mereka yang cemar dan bobrok akhlaknya, yaitu suatu 

sisa, menurut pilihan kasih karunia, yang disayangi Allah dan ke-

pada siapa Ia akan menyatakan kasih-Nya. Janji-janji ini seperti-

nya menunjuk kepada semua malapetaka yang menimpa jemaat, 

Kitab Yesaya 27:7-13 

 483 

dan untuk semua itu Allah akan menyediakan pertolongan beri-

kut ini. 

1.  Walaupun mereka akan dihajar dan dibunuh, namun tingkat 

maupun caranya tidak akan seperti apa yang dialami musuh 

mereka saat dihantam dan dibunuh (ay. 7). Allah telah memus-

nahkan Yakub, dan ia dibunuh. Banyak dari antara orang-

orang bijaksana di antara umat itu akan membuat banyak 

orang mengerti, tetapi untuk beberapa waktu lamanya mereka 

akan jatuh oleh karena pedang dan api (Dan. 11:33). Namun, 

hal ini tidak akan sama dengan cara orang-orang yang dimus-

nahkan dan dibunuh, 

(1) Yang sebelum itu memusnahkan mereka, yang dipakai 

Allah sebagai gada murka-Nya dan tongkat di tangan-Nya 

demi memperbaiki umat-Nya. Dengan tongkat itu Ia meng-

hajar untuk memperbaiki umat-Nya, tetapi akan tiba gilir-

an orang-orang itu akan diperhitungkan juga atas perbuat-

an mereka itu: Si anak diselamatkan, tetapi tongkat itu 

akan dibakar. 

(2) Yang di kemudian hari akan dibunuh oleh-Nya, ketika Ia akan 

berkuasa dan membalas mereka sesuai perilaku mereka sen-

diri, atau dibunuh demi kepentingan-Nya ketika membela 

perkara-Nya. Di sini umat dan musuh Allah digambarkan, 

[1] Sedang saling menentang. Demikianlah yang terjadi 

dengan keturunan perempuan dan keturunan ular itu 

dahulu, sekarang, dan pada masa mendatang. Di dalam 

pertandingan ini telah jatuh korban di kedua sisi. Allah 

menggunakan orang-orang fasik, tidak saja untuk me-

musnahkan, tetapi juga untuk membunuh umat-Nya, 

sebab mereka yaitu   pedang-Nya (Mzm. 17:13). Namun, 

ketika cawan kedahsyatan datang untuk diletakkan di 

tangan mereka, hal yang menimpa mereka akan jauh 

lebih dahsyat daripada yang pernah terjadi pada umat 

Allah di tengah masa kesukaran mereka yang paling 

besar. Keturunan perempuan hanya remuk tumit-Nya, 

tetapi kepala ular itu hancur lebur. Perhatikanlah, mes-

kipun umat Allah yang dianiaya kalah besar dan sangat 

menderita untuk sementara waktu, namun pada akhir-

nya nanti orang-orang yang menindas mereka terbukti 


 484

akan mengalami kekalahan dan penderitaan lebih be-

sar, baik di sini maupun nanti di dunia akan datang, 

sebab Allah akan membalas mereka dua kali lipat ganda 

(Why. 18:6). 

[2] Sedang sama-sama mengalami malapetaka pada masa 

kini. Mereka sama-sama dimusnahkan dan dibunuh 

oleh tangan Allah, sebab nasib orang sama: baik orang 

yang benar maupun orang yang fasik. Namun, apakah 

Yakub dimusnahkan seperti musuh-musuhnya? Tidak, 

sama sekali tidak. Harta miliknya sekadar diubahkan 

menjadi sesuatu yang lain. Perhatikanlah, seperti apa 

pun pandangan kita, sebenarnya terdapat perbedaan 

sangat besar di antara penderitaan dan kematian orang-

orang benar dengan penderitaan serta kematian orang-

orang fasik.  

2.  Meskipun Allah berselisih dengan umat-Nya, hal ini dilakukan 

dalam batas tertentu. Penderitaan mereka akan dikurangi, 

diringankan, serta disesuaikan dengan kekuatan mereka, dan 

bukan dengan apa yang mereka lakukan (ay. 8). Dia akan ber-

urusan dengan segala penderitaan mereka seperti tabib bijak-

sana memberikan obat kepada para pasiennya, dalam takaran 

tepat untuk setiap jenis, atau mengatur jumlah darah yang 

harus dikeluarkan ketika ada pembuluh darah yang dibuka. 

Demikianlah Allah mengatur kesukaran yang dialami umat-

Nya, dan tidak membiarkan mereka dicobai melampaui kekuat-

an mereka (1Kor. 10:13). Ia menakar penderitaan mereka 

sedikit demi sedikit, supaya mereka tidak ditekan melampaui 

batas, sebab Ia mengetahui keadaan mereka dan membetul-

kan melalui penghakiman tanpa mengobarkan murka-Nya. 

Ketika penderitaan mendera, ketika Ia mendatangkan dan 

menugaskannya, maka Ia sedang melawan dalam batas terten-

tu, tidak dengan kekuatan penuh. Ketika mulai membetulkan, 

Ia mempertimbangkan apa yang dapat kita tanggung. Dan ke-

tika Ia melanjutkan perselisihan-Nya, yakni saat bertiup angin-

Nya yang keras di waktu angin timur, yang tidak saja kencang 

dan menderu, tetapi juga menerjang serta berbahaya, Ia mena-

han angin kencang-Nya, menghentikan, dan membatasinya. Ia 

tidak membiarkan angin itu bertiup sekencang yang dikhawa-

tirkan. Ketika menampi gandum-Nya, Ia melakukannya pada 

Kitab Yesaya 27:7-13 

 485 

waktu angin berembus lembut sehingga hanya sekamnya yang 

tertiup, bukan bulir gandumnya. Segala angin ada di bawah 

perintah-Nya dan setiap penderitaan di bawah kendali-Nya. 

Sampai di sini boleh engkau datang, jangan lewat. Janganlah 

kita berputus asa ketika keadaan menjadi teramat buruk. 

Meskipun angin bertiup kencang dan menerjang, Allah dapat 

berkata kepadanya, Diam! Tenanglah! 

3. Meskipun Allah mendatangkan penderitaan bagi mereka, Ia 

akan membuat penderitaan itu mendatangkan kebaikan bagi 

jiwa mereka. Ia memperbaiki mereka seperti seorang ayah 

menghajar anaknya demi mengusir kebodohan yang ada di hati 

mereka (ay. 9): Maka beginilah akan dihapuskan kesalahan 

Yakub. Inilah tujuan penderitaan itu. Hal ini digunakan seba-

gai sarana yang tepat, dan melalui kasih karunia Allah yang 

bekerja bersamanya, penderitaan itu akan membawa akibat 

penuh berkat. Hal ini dapat memadamkan kebiasaan berbuat 

dosa. Melalui cara ini, pencemaran jiwa akan dibersihkan. Hal 

ini akan memisahkan mereka dari kebiasaan berbuat dosa: 

inilah buahnya, inilah yang dimaksudkan Allah, hanya inilah 

kerugian yang mereka alami, kalau ia menjauhkan dosanya. 

Tidak ada kebaikan lebih besar bagi mereka, meskipun untuk 

itu mereka harus menderita. Oleh sebab penderitaan itu telah 

dikurangi dan diringankan, serta angin kencang diredakan, 

kita boleh menyimpulkan bahwa Ia bertujuan memperbarui 

dan tidak menghancurkan mereka. Oleh sebab Ia bersikap 

lembut terhadap kita dengan cara itu, maka kita pun harus 

berusaha memenuhi tujuan-Nya mendatangkan penderitaan 

bagi kita. Dosa tertentu yang membuat penderitaan itu dimak-

sudkan guna menyadarkan mereka yaitu   dosa penyembahan 

berhala, dosa yang paling mudah menggoda dan anehnya 

bahkan membuat mereka ketagihan. Efraim bersekutu dengan 

berhala-berhala. Namun, melalui pembuangan di Babel, mere-

ka tidak saja terlepas dari dosa tersebut, tetapi juga dibuat 

menentangnya. Efraim akan berkata, apakah lagi sangkut 

paut-Ku dengan berhala-berhala? Yakub telah dibebaskan dari 

dosanya, dosa yang sangat digemarinya, ketika ia membuat 

segala batu mezbah, yakni mezbah berhalanya yang sangat di-

puja dan dikeramatkan olehnya, seperti batu-batu kapur yang 

dipecah-pecahkan. Ia tidak saja merasa jijik kepadanya dan 


 486

menganggapnya tidak lebih dari batu kapur, tetapi juga me-

nyimpan amarah terhadapnya. Dengan dendam yang kudus, ia 

menghancurkannya semudah memecah-mecahkan batu ka-

pur. Tiada lagi tiang-tiang berhala dan pedupaan-pedupaan 

yang tinggal berdiri di hadapan si petobat ini. Semuanya akan 

dirobohkan dan tidak akan pernah ditegakkan kembali. Ini 

sesuai dengan hartikel  m tentang penghancuran dan pemusnah-

an semua tugu penyembahan berhala (Ul. 7:5). Dan sesuai 

dengan janji ini, sejak pembuangan di Babel, tidak ada bangsa 

di dunia yang memiliki keengganan yang berurat akar terha-

dap berhala dan penyembahan berhala seperti pada bangsa 

Yahudi. Perhatikanlah, tujuan penderitaan yaitu   untuk memi-

sahkan kita dari dosa, terutama perbuatan jahat kita. Kemudian 

ternyata bahwa penderitaan itu telah membawa kebaikan bagi 

kita asalkan kita menjauhi kesempatan untuk berbuat dosa dan 

menggunakan semua peringatan yang berguna untuk mencegah 

kita berbuat dosa kembali dan juga tergoda olehnya (Mzm. 

119:67). 

4. Walaupun Yerusalem akan menjadi sunyi dan ditinggalkan sela-

ma beberapa waktu, akan tiba harinya ketika teman-temannya 

yang tersebar akan kembali kepadanya lagi dari semua negeri 

tempat mereka tercerai-berai (ay. 12-13). Meskipun bangsa itu 

ditinggalkan sebagai umat yang tidak berakal budi, namun 

mereka yang benar-benar merupakan anak-anak Israel akan 

dikumpulkan kembali, bagaikan kawanan domba yang dicerai-

beraikan para gembala diperhitungkan lagi (Yeh. 34:10-19). 

Sekarang amatilah orang-orang Israel yang tercerai-berai ini, 

(1) Dari mana mereka akan dikumpulkan: TUHAN akan mengi-

rik mereka bagaikan merontokkan buah dari pohon, atau 

melepaskan biji jagung dari tongkolnya. Ia akan menemu-

kan dan memisahkan mereka dari antara orang-orang yang 

tinggal bersama mereka, dengan siapa mereka sepertinya 

bergabung, mulai dari sungai Efrat di sebelah timur laut 

sampai sungai Nil di Mesir, yang terletak di sebelah barat 

daya. Merekalah yang digiring ke negeri Asyur dan dibuang 

di negeri musuh mereka, tempat mereka menunggu ajal 

karena kekurangan bahan-bahan kebutuhan, dan hampir 

putus asa menanti pembebasan. Mereka merupakan orang-

orang yang terbuang ke tanah Mesir, ke mana banyak dari 

Kitab Yesaya 27:7-13 

 487 

orang-orang yang tertinggal itu pergi sesudah pembuangan 

ke Babel, melawan perintah khusus Allah (Yer. 43:6-7). Di 

sanalah mereka hidup sebagai orang buangan. Allah ber-

belas kasihan kepada mereka semua dan bersedia menun-

jukkan bahwa meskipun menjadi orang buangan, mereka 

tidak dibuang. 

(2) Dengan cara apa mereka akan dibawa kembali: “Kamu ini 

akan dikumpulkan satu demi satu, bukan dalam jumlah 

besar dan bukan pula dalam rombongan yang menerobos 

paksa, melainkan dengan diam, seakan-akan secara sem-

bunyi-sembunyi, kemudian masuk, mula-mula hanya se-

orang, lalu disusul yang lain.” Hal ini menyiratkan bahwa 

sisa yang diselamatkan hanya sedikit saja, dan mereka 

diselamatkan dengan susah payah seolah-olah melintasi 

api sehingga nyaris tidak terselamatkan. Mereka tidak akan 

datang sebagai teman, tetapi Allah akan mengguncangkan 

roh setiap orang. 

(3) Dengan sarana apa mereka akan dikumpulkan: sangkakala 

besar akan ditiup, dan setelah itu akan datang mereka. 

Maklumat raja Koresh perihal kebebasan bagi para tawan-

an yaitu   dengan menggunakan sangkakala besar ini, yang 

membangunkan orang Yahudi yang terlelap dalam perbu-

dakan mereka supaya bertindak. Ini seperti membunyikan 

sangkakala pada tahun Yobel yang mengumumkan tahun 

pembebasan. Hal ini dapat diterapkan baik kepada pem-

beritaan Injil, yang menghimpun orang berdosa ke dalam 

kasih karunia Allah, seperti orang-orang buangan yang 

hampir binasa (mereka yang berada di tempat jauh akan 

dibawa mendekat, dan Injil memberitakan tahun rahmat 

Tuhan), maupun kepada sangkakala penghulu malaikat 

pada akhir zaman. Melalui bunyi sangkakala itu, orang-

orang kudus akan dikumpulkan menuju kemuliaan Allah, 

yakni mereka yang tadinya terbaring seperti orang buangan 

di dalam kubur mereka. 

(4) Untuk tujuan apa mereka akan dikumpulkan: untuk sujud 

menyembah kepada TUHAN di gunung yang kudus, di Yeru-

salem. Ketika orang-orang buangan itu berkumpul lagi dan 

kembali ke negeri mereka sendiri, hal terutama yang mere-

ka jaga dan perhatikan yaitu   menyembah Allah. Bait Suci 


 488

telah hancur, namun mereka masih memiliki gunung yang 

kudus, yakni tempat mezbah berada (Kej. 13:4). Kebebasan 

menyembah Allah merupakan kebebasan yang paling ber-

harga dan didambakan. Setelah mengalami pengekangan 

serta pencerai-beraian, kebebasan memasuki rumah-Nya 

sudah seharusnya lebih kita sambut baik dibanding kebe-

basan memasuki rumah kita sendiri. Orang-orang yang 

dikumpulkan pada waktu sangkakala Injil berbunyi, dibawa 

masuk ke dalam penyembahan terhadap Allah dan ditam-

bahkan ke dalam bilangan jemaat. Sangkakala besa