alim dan mengerikan akan senang bahwa mereka
terbebas darinya (ay. 7-8). Karena sekarang dia sudah
tiada, segenap bumi sudah aman dan tenteram, sebab dia
yaitu pengacau besar bagi kedamaian. Sekarang mereka
semua bergembira dengan sorak-sorai, sebab bila orang
fasik binasa, gemuruhlah sorak-sorai (Ams. 11:10). Pohon-
pohon sanobar dan pohon-pohon aras di Libanon sekarang
merasa bahwa mereka sudah aman. Tidak ada lagi bahaya
mereka akan ditebang, untuk membuka jalan bagi pasuk-
annya yang luas atau untuk memperlengkapi dia dengan
kayu-kayu. Para raja dan pembesar di sekitar mereka, yang
dibandingkan dengan pohon sanobar dan pohon aras (Za.
11:2), sekarang bisa bernafas lega, dan tidak lagi takut
284
hak-hak mereka akan dirampas, sebab martil seluruh bumi
itu telah remuk redam dan hancur luluh (Yer. 50:23), yang
yaitu juga kapak yang memegahkan diri terhadap orang
yang memakainya itu (10:15).
(2) Arwah-arwah orang mati akan menyambut dia, terutama
mereka yang sudah dengan biadab ia hantarkan cepat-
cepat ke sana (ay. 9-10): “Dunia orang mati yang di bawah
gemetar untuk menyongsong kedatanganmu, dan untuk
menyambut kedatanganmu di tempat mereka yang gelap
dan mengerikan.” Semua bekas pemimpin di bumi, yang
ketika masih hidup dibuat segan terhadapnya dan tidak
berani mendekat kepadanya dan harus bangkit dari takhta
mereka untuk menyerahkan diri mereka kepadanya, akan
mengatai-ngatai dia atas hal itu ketika ia masuk ke dalam
dunia orang mati. Mereka akan pergi menyongsongnya, se-
perti yang biasa mereka lakukan ketika ia di depan umum
memasuki kota-kota yang telah ditundukkannya. Dengan
pawai seperti itu ia akan disambut ke tempat-tempat yang
mengerikan itu, untuk membuat celaan dan siksaannya
lebih berat baginya. Sambil mengolok-olok, mereka akan
bangkit dari takhta dan singgasana mereka di sana, dan
bertanya kepadanya apakah dia mau duduk di atas takhta
dan singgasana mereka, seperti yang biasa ia lakukan
terhadap takhta dan singgasana mereka di bumi. Kebi-
ngungan yang akan ia alami akan mereka jadikan bahan
lelucon: “Engkau juga telah menjadi lemah seperti kami?
Siapa yang akan menyangkanya? Engkau sendiri tidak me-
nyangka hal itu akan pernah terjadi ketika engkau berlaku
keras dalam segala hal kepada kami. Engkau yang menye-
jajarkan dirimu di antara para dewa yang abadi, bukankah
engkau menemui nasibmu di antara kami manusia-manu-
sia yang malang dan fana? Di manakah kemegahanmu
sekarang, dan di manakah kegembiraanmu? Wah, engkau
sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar (ay.
11-12). Raja Babel bersinar terang seterang bintang fajar,
dan berkhayal bahwa ke mana saja ia pergi, ia membawa
terang siang hari bersamanya. Betulkah raja yang
sedemikian tersohor seperti itu sudah jatuh, bintang yang
seperti itu menjadi segumpal tanah? Apakah ada orang
Kitab Yesaya 14:4-23
285
pernah jatuh dari kehormatan dan kekuasaan yang sede-
mikian tinggi ke dalam lobang celaan dan kesengsaraan
seperti itu?” Hal ini biasa disinggung (dan itu hanya sebuah
singgungan) untuk menggambarkan kejatuhan para malai-
kat, yang bagaikan bintang-bintang fajar (Ayb. 38:7). Tetapi
betapa mereka sudah jatuh! Engkau sudah dipecahkan dan
jatuh ke bumi, dan rata dengannya, hai yang mengalahkan
bangsa-bangsa! Allah akan mengadakan perhitungan de-
ngan orang-orang yang merampas hak-hak dan meng-
ganggu ketenangan umat manusia, sebab Dia yaitu Raja
atas segala bangsa dan juga atas orang-orang kudus. Nah,
sambutan terhadap raja Babel ke dalam dunia orang mati
ini, yang digambarkan di sini, pasti merupakan sesuatu
yang lebih daripada sekadar khayalan, dan dimaksudkan
untuk mengajarkan kebenaran-kebenaran yang teguh ini:
[1] Bahwa ada alam yang tak terlihat, alam roh-roh, yang
ke sana jiwa-jiwa manusia berpindah pada saat kemati-
an, dan yang di dalamnya mereka berada dan bertindak
dalam keadaan yang terpisah dari tubuh.
[2] Bahwa jiwa-jiwa yang terpisah mengenal dan berhu-
bungan satu sama lain, meskipun kita tidak mempu-
nyai hubungan dengan mereka: perumpamaan tentang
orang kaya dan Lazarus menyiratkan hal ini.
[3] Bahwa maut dan neraka akan benar-benar menjadi maut
dan neraka bagi orang-orang yang tanpa dikuduskan
jatuh dari puncak kemegahan-kemegahan dunia ini dan
kepenuhan kenikmatan-kenikmatannya. Anak, ingatlah
(Luk. 16:25).
(3) Orang-orang yang berdiri menonton akan terperangah me-
lihat kejatuhannya. Ketika ia diturunkan ke dalam dunia
orang mati, ke tempat yang paling dalam di liang kubur, dan
berdiam di situ, orang-orang yang melihat dia akan memper-
hatikan dan mengamat-amati dia (ay. 15-16). Mereka hampir-
hampir tidak akan mempercayai mata mereka sendiri. “Tidak
pernah maut membawa perubahan yang begitu besar bagi
siapa saja seperti bagi dirinya. Mungkinkah seseorang, yang
beberapa jam sebelumnya tampak begitu besar, begitu me-
nyenangkan, berdandan dan dilayani dengan begitu megah-
286
nya, sekarang tampak begitu mengerikan, begitu hina, dan
berbaring sedemikian telanjang dan terabaikan? Inikah dia
yang telah membuat bumi gemetar, dan yang telah membuat
kerajaan-kerajaan bergoncang? Siapa yang dapat mengira
bahwa dia bisa sampai seperti ini?” (Mzm. 82:7).
5. Di sini ada kesimpulan yang diambil dari semuanya ini (ay.
20): Anak cucu orang yang berbuat jahat tidak akan disebut-
sebut untuk selama-lamanya. Para penguasa dari kerajaan
Babel semuanya yaitu anak cucu orang yang berbuat jahat,
para penindas umat Allah, dan karena itu kepada mereka di-
berikan aib yang melekat ini. Mereka tidak akan disebut-sebut
untuk selama-lamanya (demikian sebagian orang membaca-
nya). Mereka boleh tampak hebat untuk sementara waktu,
tetapi semua kemegahan mereka hanya akan membuat celaan
mereka semakin memalukan pada akhirnya. Tidak ada pujian
di jalan yang penuh dosa.
II. Kehancuran sepenuhnya dari keluarga kerajaan dinubuatkan di
sini, bersama dengan kehancuran ibu kota kerajaan.
1. Keluarga kerajaan akan dimusnahkan sepenuhnya. Bangsa
Madai dan Persia, yang akan dipekerjakan dalam pekerjaan
yang menghancurkan ini, diperintahkan, setelah mereka mem-
bunuh Belsyazar, untuk mendirikan bagi anak-anaknya tempat
pembantaian (ay. 21) dan untuk tidak menyayangkan mereka.
Anak-anak kecil Babel harus dipecahkan pada bukit batu (Mzm.
137:9). Perintah-perintah ini terdengar sangat keras, akan tetapi,
(1) Mereka harus menderita oleh karena kesalahan nenek mo-
yang mereka, yang sering kali ditimpakan kepada anak-
anak mereka, untuk menunjukkan betapa Allah membenci
dosa dan tidak berkenan padanya, dan untuk mencegah
orang-orang untuk berbuat dosa, yang merupakan tujuan
dari hartikel man. Nebukadnezar sudah menyembelih anak-
anak Zedekia (Yer. 52:10), dan untuk kejahatannya itu,
keturunannya akan membayar harga yang sama.
(2) Mereka harus dilenyapkan sekarang, supaya mereka tidak
bangun dan menduduki bumi dan melakukan kejahatan
pada masa hidup mereka sebanyak yang sudah dilakukan
nenek moyang mereka pada masanya – supaya mereka
Kitab Yesaya 14:4-23
287
tidak meresahkan dunia dengan mendirikan kota-kota un-
tuk mendartikel ng kelaliman mereka (yang merupakan kebi-
jakan Nimrod [Kej. 10:10-11]), seperti yang sudah dilaku-
kan oleh nenek moyang mereka dengan menghancurkan
kota-kota. Firaun menindas orang Israel di Mesir dengan
menyuruh mereka mendirikan kota-kota (Kel. 1:11). Peme-
liharaan Allah mengutamakan kesejahteraan bangsa-bang-
sa lebih daripada yang kita sadari dengan melenyapkan
sebagian orang yang, seandainya mereka masih hidup,
akan melakukan kejahatan. Sudah sewajarnya para musuh
membinasakan anak-anak: Karena Aku akan bangkit mela-
wan mereka, demikianlah firman TUHAN semesta alam (ay.
22). Dan jika Allah menyingkapkan sebagai pikiran-Nya,
bahwa Ia ingin suatu hal terlaksana, maka sama seperti
tak seorang pun dapat menghalanginya, demikian pula tak
seorang pun perlu segan-segan untuk meneruskannya.
Babel mungkin bangga dengan banyaknya anggota keluar-
ga kerajaannya, tetapi Allah sudah menentukan untuk me-
lenyapkan nama Babel dan sisanya, sehingga tak seorang
pun dibiarkan tersisa, untuk membinasakan baik anak-
anak maupun cucu-cucu sang raja. Tetapi kita yakin bah-
wa Ia tidak pernah, dan tidak akan pernah, berbuat salah
terhadap siapa saja dari makhluk ciptaan-Nya.
2. Kota kerajaan ini akan dihancurkan dan ditinggalkan (ay. 23).
Kota itu akan menjadi milik burung-burung yang menakutkan
yang terbang sendiri, tetapi khususnya landak, yang dengan-
nya bergabung burung undan dan burung hantu (34:11).
Demikian pula kehancuran menyeluruh dari Babel Perjanjian
Baru digambarkan (Why. 18:2). Kota itu telah menjadi tempat
bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci. Babel
sudah hancur berantakan, sehingga ketika ia ditinggalkan,
dan tidak ada yang merawat untuk mengeringkan tanahnya,
maka ia segera menjadi air rawa-rawa, genangan-genangan air
yang berbau busuk, yang tidak sehat dan juga tidak menye-
nangkan: demikianlah Allah akan menyapu bersih dan memu-
nahkan kota itu. Apabila suatu bangsa tidak memiliki apa-apa
selain debu dan kotoran, dan tidak mau dibersihkan dengan
pembaruan, apa yang dapat mereka harapkan selain disapu
bersih dari muka bumi dengan kepunahan?
288
Hartikel man yang Menimpa Bangsa Asyur
dan Bangsa Filistin
(14:24-32)
24 TUHAN semesta alam telah bersumpah, firman-Nya: “Sesungguhnya seper-
ti yang Kumaksud, demikianlah akan terjadi, dan seperti yang Kurancang,
demikianlah akan terlaksana: 25 Aku akan membinasakan orang Asyur dalam
negeri-Ku dan menginjak-injak mereka di atas gunung-Ku; kuk yang diletak-
kan mereka atas umat-Ku akan terbuang dan demikian juga beban yang
ditimpakan mereka atas bahunya.” 26 Itulah rancangan yang telah dibuat
mengenai seluruh bumi, dan itulah tangan yang teracung terhadap segala
bangsa. 27 TUHAN semesta alam telah merancang, siapakah yang dapat
menggagalkannya? Tangan-Nya telah teracung, siapakah yang dapat mem-
buatnya ditarik kembali? 28 Dalam tahun matinya raja Ahas datanglah ucap-
an ilahi ini: 29 Janganlah bersukaria, hai segenap Filistea, karena walaupun
gada orang yang memartikel l engkau sudah patah, tetapi dari keturunan ular
itu akan keluar ular beludak, dan anaknya akan menjadi ular naga terbang.
30 Yang paling hina dari umat-Ku akan mendapat makanan dan orang-orang
miskin akan diam dengan tenteram, tetapi keturunanmu akan Kumatikan
dengan kelaparan, dan sisa-sisamu akan Kubunuh. 31 Merataplah, hai pintu
gerbang! Berteriaklah, hai kota! Gemetarlah, hai segenap Filistea! Sebab di
sebelah utara sudah mengepul asap perang, dan barisan musuh maju tanpa
ada yang mundur. 32 Dan apakah jawab yang akan diberi kepada utusan-
utusan bangsa itu? “TUHAN yang meletakkan dasar Sion, dan di sanalah
orang-orang yang sengsara dari umat-Nya mendapat perlindungan.”
Kehancuran kerajaan Babel dan Kasdim yaitu suatu peristiwa yang
masih sangat jauh. Kerajaan itu belum naik ke puncak yang begitu
tinggi ketika kejatuhannya dinubuatkan di sini: hampir 200 tahun
berselang sejak nubuat tentang kejatuhan Babel ini sampai pada
waktu penggenapannya. Nah, bangsa yang kepadanya Yesaya bernu-
buat mungkin bertanya, “Apa urusan kami dengan hal ini, atau apa-
kah keadaan kami akan lebih baik karenanya, dan adakah jaminan
bagi kami untuk itu?” Terhadap kedua pertanyaan itu ia menjawab
dalam ayat-ayat ini, melalui nubuat tentang kehancuran baik bangsa
Asyur maupun bangsa Filistin, musuh-musuh yang pada saat itu
menyerbu mereka. Dalam waktu dekat, mereka akan menjadi saksi-
saksi mata dari kehancuran itu dan mendapat keuntungan darinya.
Hal ini akan menjadi penghiburan bagi mereka untuk saat ini, dan
sebagai jaminan akan pembebasan di masa depan, untuk meneguh-
kan iman keturunan mereka. Allah itu sama bagi umat-nya, hari ini,
kemarin, dan nanti. Dan untuk selama-lamanya Ia akan tetap sama
seperti sebelumnya dan sekarang. Di sini ada,
I. Jaminan yang diberikan tentang kehancuran bangsa Asyur (ay.
25): Aku akan membinasakan orang Asyur dalam negeri-Ku. San-
Kitab Yesaya 14:24-32
289
herib membawa pasukan yang sangat tangguh ke tanah Yehuda,
tetapi di sana Allah menghancurkannya, menghabisi semua
pasukan besarnya dengan pedang seorang malaikat pembinasa.
Perhatikanlah, siapa yang salah menyerang tanah Allah akan
mendapati bahwa mereka sendirilah yang akan menanggung ba-
hayanya: dan siapa yang dengan kaki tidak suci menginjak-injak
gunung-gunung-Nya yang kudus akan diinjak-injak sendiri di
sana. Allah turun tangan untuk melakukan hal ini sendiri, karena
umat-Nya tidak memiliki kekuatan melawan pasukan besar yang
datang menyerang mereka: “Aku akan membinasakan orang Asyur.
Biar Aku sendiri saja yang melakukannya, Aku yang mempunyai
malaikat-malaikat, pasukan-pasukan malaikat, yang dapat
Kuperintah.” Nah, hancurnya kekuatan bangsa Asyur berarti
patahnya kuk dari leher umat Allah: Beban yang ditimpakan-Nya
atas bahu mereka akan terbuang, beban untuk memecah-mecah
pasukan besar itu dan membayar upeti. Itulah sebabnya bangsa
Asyur harus dihancurkan, supaya Yehuda dan Yerusalem bisa
tenang. Hendaklah mereka yang menjadikan diri mereka kuk dan
beban bagi umat Allah sadar apa yang harus siap-siap mereka
hadapi. Nah,
1. Nubuat ini disahkan dan diteguhkan di sini dengan sumpah
(ay. 24): TUHAN semesta alam telah bersumpah, supaya Ia
dapat menunjukkan kepastian putusan-Nya, dan supaya
umat-Nya mendapat dorongan yang kuat (Ibr. 6:17-18). Apa
yang dikatakan di sini tentang niat khusus ini berlaku untuk
semua tujuan Allah: Seperti yang Kumaksud, demikianlah
akan terjadi, sebab Ia tidak pernah berubah – siapa dapat
menghalangi Dia? Juga tidak pernah Ia terpaksa memberikan
putusan-putusan baru, atau harus mengambil langkah-
langkah baru, seperti yang sering kali terjadi pada manusia,
ketika terjadi hal-hal yang di luar dugaan. Hendaklah mereka
yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah menghibur diri
dengan hal ini, bahwa, seperti yang dirancang Allah, demikian-
lah akan terlaksana, dan pada hal tersebut keteguhan mereka
bergantung.
2. Hancurnya kekuatan bangsa Asyur dijadikan contoh tentang
apa yang akan dilakukan Allah dengan semua kekuatan bang-
sa-bangsa yang terlibat perang melawan Dia dan jemaat-Nya
(ay. 26): Itulah rancangan yang telah dibuat mengenai seluruh
290
bumi (seluruh dunia, demikian menurut Septuaginta), semua
penduduk bumi (demikian menurut Alkitab bahasa Aram).
Bukan hanya rancangan mengenai kerajaan Asyur (yang pada
saat itu dianggap sebagai seluruh dunia dalam arti tertentu,
seperti halnya kekaisaran Romawi setelah itu [Luk. 2:1], dan
dengannya banyak bangsa yang sebelumnya bergantung pada-
nya kemudian jatuh), melainkan juga mengenai semua negara
dan penguasa yang pada saat kapan saja akan menyerang ne-
geri-Nya, gunung-gunung-Nya. Nasib bangsa Asyur akan men-
jadi nasib mereka. Mereka akan segera mendapati bahwa ikut
campur mereka akan membahayakan diri mereka sendiri. Ye-
rusalem akan, seperti halnya dulu bagi bangsa Asyur, menjadi
batu untuk diangkat bagi segala bangsa. Siapa yang mengang-
katnya pastilah mendapat luka parah (Za. 12:3, 6). Tangan kua-
sa dan keadilan yang sama yang sekarang teracung melawan
bangsa Asyur karena menyerang umat Allah akan teracung
terhadap segala bangsa yang berbuat hal yang sama. Masih
berlaku, dan akan tetap demikian, bahwa terkutuklah orang
yang mengutuk Allah Israel (Bil. 24:9). Allah akan menjadi
musuh bagi musuh-musuh umat-Nya (Kel. 23:22).
3. Segala kuasa di bumi ditantang untuk mengubah putusan
Allah (ay. 27): “TUHAN semesta alam telah merancang untuk
mematahkan kuk bangsa Asyur, dan setiap tongkat orang fasik
yang menekan orang benar. Dan siapakah yang dapat mengga-
galkannya? Siapa yang dapat membujuk-Nya untuk menarik-
nya kembali, atau mencari pembelaan untuk menghindar dari
putusan Allah? Tangan-Nya terulur untuk melaksanakan tu-
juan ini. Siapakah yang cartikel p berkuasa untuk dapat mem-
buatnya ditarik kembali, atau untuk menghentikan jalan-jalan
penghakiman-Nya?”
II. Diberikan juga jaminan akan kehancuran bangsa Filistin dan
kekuatan mereka. Beban ini, nubuat ini, yang menimpa mereka
seperti beban, untuk menenggelamkan keadaan mereka, datang
dalam tahun matinya raja Ahas, yang merupakan tahun pertama
pemerintahan Hizkia (ay. 28). Ketika seorang raja yang baik da-
tang menggantikan raja yang buruk, maka dikirimlah pesan yang
dapat diterima ini ke tengah-tengah mereka. Apabila kita memper-
Kitab Yesaya 14:24-32
291
barui diri, maka barulah, dan tidak sebelum itu, kita dapat me-
nantikan kabar baik dari sorga. Sekarang di sini kita mendapati,
1. Sebuah teguran kepada orang-orang Filistin karena bersorak
atas kematian Raja Uzia. Ia sudah menjadi seperti ular bagi
mereka (ay. 29), sudah menggigit mereka, sudah mematok me-
reka, sudah merendahkan mereka sampai ke bawah (2Taw.
26:6). Ia berperang melawan orang-orang Filistin dan membong-
kar tembok mereka, lalu mendirikan kota-kota. Tetapi ketika
Uzia meninggal, atau lebih tepatnya turun takhta, hal itu di-
beritahukan dengan sukacita di Gat dan diberitakan di jalan-
jalan Askelon. Tidak manusiawi bersukacita seperti itu atas
kejatuhan sesama kita. Tetapi janganlah mereka merasa
aman. Karena meskipun waktu Uzia meninggal mereka meng-
adakan pembalasan kepada Ahas, dan menduduki banyak
kota Yehuda (2Taw. 28:18), tetapi dari keturunan Uzia akan
keluar ular beludak, seorang musuh yang lebih tangguh dari
Uzia, yaitu Hizkia, yang buah pemerintahannya akan menjadi
bagi mereka ular naga terbang, karena ia akan menyergap
mereka dengan luar biasa cepat dan geram: kita mendapati dia
berbuat demikian. Dialah yang mengalahkan orang Filistin sam-
pai ke Gaza (2Raj. 18:8). Perhatikanlah, jika Allah menying-
kirkan satu alat yang berguna di tengah-tengah kebergunaan-
nya, Ia dapat, dan akan, membangkitkan alat-alat lain untuk
melanjutkan dan menuntaskan pekerjaan yang sama yang
mereka kerjakan dan belum terselesaikan.
2. Sebuah nubuat tentang kehancuran orang-orang Filistin aki-
bat kelaparan dan perang.
(1) Akibat kelaparan (ay. 30). “Ketika umat Allah, yang dihan-
cur-luluhkan, disusahkan, dan dimiskinkan oleh orang
Filistin, akan menikmati kelimpahan lagi,” dan yang paling
hina dari kaum miskin mereka akan mendapat makanan
(yang paling miskin di antara mereka akan mendapat cu-
kup makanan), maka berkenaan dengan orang-orang Filis-
tin, Allah akan mematikan keturunan mereka dengan kela-
paran. Apa yang merupakan kekuatan mereka, dan yang
dengannya mereka menyangka sudah teguh seteguh pohon
oleh akarnya, akan dibuat kelaparan dan kering secara per-
lahan-lahan, seperti orang yang mati kelaparan. Demikian-
292
lah Ia akan membunuh sisa-sisa mereka: mereka yang lu-
put dari satu kehancuran hanya dipersiapkan untuk ke-
hancuran lain. Dan, apabila hanya tinggal sedikit yang ter-
sisa, yang sedikit itu pun pada akhirnya akan dilenyapkan,
sebab Allah akan menghabiskan sehabis-habisnya.
(2) Akibat perang. Ketika orang-orang miskin dari umat Allah
diam dengan tenteram, tidak takut akan bahaya-bahaya
perang, tetapi bersuka dalam nyanyian-nyanyian damai,
pada saat itu juga setiap gerbang dan setiap kota orang-
orang Filistin akan meratap dan berteriak (ay. 31), dan
akan terjadi kehancuran sepenuhnya pada negeri mereka.
Karena dari Yudea, yang terletak di sebelah utara orang-
orang Filistin, sudah mengepul asap (yaitu sepasukan yang
sangat besar yang menyerbu dengan menimbulkan banyak
debu beterbangan, asap yang akan menjadi petunjuk bah-
wa api yang menghanguskan sudah dekat), dan barisan
musuh maju tanpa ada satu pun yang mundur. Tak seorang
pun akan berkeluyuran atau menghilang ketika mereka
harus berperang. Sebaliknya, mereka semua akan menjadi
kekar dan bersatu dalam menyerang musuh bersama, ke-
tika tiba waktu yang ditentukan untuk melakukannya. Tak
seorang pun akan menolak untuk melayani negeri, seperti,
pada masa Debora, Ruben tinggal duduk di antara kan-
dang-kandang dan Asyer duduk di tepi pantai laut (Hak.
5:16-17). Ketika Allah mempunyai pekerjaan untuk dila-
kukan, Ia secara ajaib akan mengaruniai dan mencondong-
kan hati orang untuk melakukan pekerjaan itu.
III. Manfaat baik yang harus dipetik dari semua peristiwa ini untuk
mendorong umat Allah (ay. 32): Dan apakah jawab yang akan
diberi kepada utusan-utusan bangsa itu?
1. Ini menyiratkan,
(1) Bahwa perkara-perkara besar yang dilakukan Allah bagi
umat-Nya yaitu , dan tidak bisa tidak, diperhatikan oleh
tetangga-tetangga mereka. Orang-orang di antara bangsa
kafir mengatakan sesuatu tentang mereka (Mzm. 126:2).
(2) Bahwa utusan-utusan akan dikirim untuk mencari tahu
tentang mereka. Yakub dan Israel telah lama menjadi se-
Kitab Yesaya 14:24-32
293
buah bangsa yang dibedakan dari semua yang lain dan
dimuliakan dengan perkenanan-perkenanan yang istimewa.
Oleh karena itu, sebagian orang karena niat baik, sebagian
yang lain karena niat jahat, dan semuanya karena penasa-
ran, ingin mencari tahu tentang mereka.
(3) Bahwa sudah menjadi kepedulian kita untuk selalu siap
memberikan pertanggungjawaban tentang pengharapan
yang kita miliki dalam tindakan pemeliharaan Allah, dan
juga dalam anugerah-Nya, dalam menjawab setiap orang
yang menanyakannya, dengan lemah lembut dan hormat
(1Ptr. 3:15). Dan untuk itu kita tidak perlu mencari jauh-
jauh selain memakai kebenaran-kebenaran suci yang ada
dalam firman Allah saja untuk memberi jawaban itu. Sebab
Allah, dalam segala sesuatu yang diperbuat-Nya, sedang
menggenapi Kitab Suci.
(4) Perkara-perkara yang Allah buat dengan umat-Nya akan
tampak dengan mulia jelas dan nyata, sehingga siapa saja,
setiap orang, akan mampu memberikan pertanggungjawab-
an tentangnya kepada orang-orang yang menanyakannya.
Sekarang,
2. Jawaban yang harus diberikan kepada para utusan bangsa-
bangsa yaitu ,
(1) Bahwa Allah tetap dan akan menjadi sahabat yang setia
bagi jemaat dan umat-Nya, dan akan mengamankan serta
memajukan kepentingan-kepentingan mereka. Katakan ke-
pada mereka bahwa TUHAN meletakkan dasar Sion. Ini
memberikan penjelasan baik tentang pekerjaan yang dila-
kukan maupun alasannya. Apa yang sedang dilakukan
Allah di dunia, dan apa yang sedang dirancangkan-Nya da-
lam semua pergolakan negara dan kerajaan, dalam kehan-
curan sebagian bangsa dan bangkitnya sebagian yang lain?
Dia, dalam semuanya ini, sedang mendirikan Sion. Ia se-
dang memenuhi tujuan-Nya untuk mengutamakan kepen-
tingan-kepentingan jemaat-Nya. Dan apa yang dituju-Nya
pasti akan Dia capai. Para utusan bangsa-bangsa, ketika
diutus untuk menanyakan tentang keberhasilan-keberha-
silan Hizkia melawan orang-orang Filistin, berharap untuk
mengetahui cara-cara, rancangan, dan seni berperang se-
294
perti apa yang dipakainya sehingga ia berhasil mencapai
tujuannya. Tetapi mereka diberi tahu bahwa keberhasilan-
keberhasilan ini bukan karena apa saja yang bersifat se-
perti itu, melainkan karena kepedulian yang diberikan
Allah kepada jemaat-Nya dan kepentingan yang Dia miliki
di dalamnya. Tuhan telah mendirikan Sion, dan karena itu
orang-orang Filistin harus jatuh.
(2) Bahwa jemaat-Nya telah dan akan bergantung kepada-Nya:
Di sanalah orang-orang yang sengsara dari umat-Nya men-
dapat perlindungan, umat-Nya yang sengsara yang bela-
kangan ini sudah sangat direndahkan, dan bahkan yang
paling sengsara dari antara bangsa-bangsa. Ya mereka ini,
lebih daripada yang lain, sebab tak ada siapa-siapa lagi
yang bisa mereka andalkan (Zef. 3:12-13). Orang miskin me-
nerima kabar baik (Mat. 11:5). Mereka akan percaya pada
hal ini, pada kebenaran agung ini, bahwa Tuhan telah
mendirikan Sion. Pada hal inilah mereka akan membangun
harapan-harapan mereka, dan bukan pada tangan manu-
sia. Hal ini haruslah memberi kita kepuasan yang berlim-
pah dalam perkara-perkara umum, bahwa apa pun yang
terjadi dengan orang-orang, pihak, dan kepentingan-kepen-
tingan tertentu, jemaat Allah, karena memiliki Allah sendiri
sebagai pendirinya dan Kristus Sang Batu Karang sebagai
dasarnya, tidak bisa tidak pasti berdiri teguh. Orang-orang
yang sengsara dari umat-Nya akan membawa diri mereka
sendiri kepada dasar tersebut (demikian sebagian orang
membacanya), akan menggabungkan diri dengan jemaat-
Nya dan ikut bekerja bagi kepentingan-kepentingan jemaat-
Nya. Mereka akan sependapat dengan Allah dalam ran-
cangan-rancangan-Nya untuk menegakkan umat-Nya, dan
mereka pada akhirnya akan menjalankan rencana yang
sama, dan membuat semua kekhawatiran dan rancangan
kecil mereka mengalah padanya. Orang-orang yang me-
mandang umat Allah sebagai umat mereka harus bersedia
menerima nasib seperti mereka dan berbagi nasib bersama
mereka. Hendaklah para utusan bangsa-bangsa tahu bahwa
orang-orang Israel yang miskin, yang berharap pada Allah,
karena mereka memiliki landasan, seperti Sion, di gunung-
gunung yang kudus (Mzm. 87:1), maka mereka itu seperti
Kitab Yesaya 14:24-32
295
Sion, yang tidak goyang, tetapi tetap untuk selama-lamanya
(Mzm. 125:1). Oleh karena itu mereka tidak akan takut apa
yang dapat dilakukan manusia terhadap mereka.
PASAL 1 5
asal ini, dan pasal berikutnya, yaitu ucapan ilahi tentang Moab,
yakni sebuah nubuat tentang kehancuran besar yang akan me-
nimpa negeri itu, yang berbatasan dengan tanah Israel, dan yang se-
ring kali mengganggu dan meresahkannya. Penghancuran ini terjadi
walaupun orang Moab yaitu keturunan Lot, kerabat dan kawan
Abraham, dan lagi pula bangsa Israel, oleh ketetapan Allah, sudah
sempat menyayangkan mereka ketika Israel bisa saja dengan mudah
dan sepatutnya membinasakan mereka bersama bangsa-bangsa di
sekitar mereka. Dalam pasal ini kita mendapati,
I. Ratapan keras dari orang-orang Moab, dan dari sang nabi
sendiri untuk mereka (ay. 1-5).
II. Bencana-bencana besar yang menimbulkan ratapan itu dan
membenarkannya (ay. 6-9).
Ucapan Ilahi tentang Moab
(15:1-5)
1 Ucapan ilahi tentang Moab. Sungguh, dalam suatu malam Ar-Moab sudah
dirusakkan, dibinasakan; sungguh, dalam suatu malam Kir-Moab sudah di-
rusakkan, dibinasakan! 2 Puteri Dibon naik ke bukit-bukit pengorbanan un-
tuk menangis; Moab meratap karena Nebo dan karena Medeba. Di situ se-
mua orang menggundul kepalanya dan memotong janggutnya sebagai tanda
berkabung. 3 Di jalan-jalan orang berlilitkan kain kabung, di atas sotoh dan
di tanah-tanah lapang sekaliannya meratap, sedang air mata bercucuran. 4
Hesybon dan Eleale meraung-raung, suara mereka kedengaran sampai ke
Yahas. Sebab itu orang-orang bersenjata di Moab berseru-seru, jiwanya pun
gemetar. 5 Aku berteriak karena Moab, pengungsi-pengungsi sudah sampai
ke Zoar, ke Eglat-Selisia. Sungguh, orang mendaki pendakian Luhit sambil
menangis; dan di jalan ke Horonaim orang berteriak karena ditimpa bencana.
Negeri Moab kecil saja artikel rannya, tetapi sangat subur. Negeri itu
berbatasan dengan tanah milik Ruben di seberang sungai Yordan dan
P
298
di Laut Mati. Naomi tinggal sementara di sana ketika terjadi kelapar-
an di Kanaan. Ini yaitu negeri yang (dinubuatkan di sini) akan diru-
sakkan dan diobrak-abrik secara menyedihkan, tetapi tidak sampai
dihancurkan, sebab kita mendapati nubuat lain tentang kehancuran-
nya (Yer. 48), yang digenapi oleh Nebukadnezar. Nubuat di sini akan
digenapi dalam tiga tahun (16:14), dan karena itu digenapi dalam
kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan di negeri itu oleh pasukan
Asyur, yang selama bertahun-tahun memorak-porandakan bagian-
bagian negeri itu, dan memperkaya diri mereka dengan jarahan dan
rampasan. Hal itu dilakukan entah oleh pasukan Salmaneser, kira-
kira pada waktu Samaria direbut, dalam tahun keempat pemerin-
tahan Hizkia (yang paling mungkin), atau oleh pasukan Sanherib,
yang sepuluh tahun kemudian menyerang Yehuda. Kita tidak dapat
berpikiran bahwa sang nabi pergi ke tengah-tengah orang Moab un-
tuk memberitakan kabar ini kepada mereka. Sebaliknya, ia menyam-
paikannya kepada bangsanya sendiri,
1. Untuk menunjukkan kepada mereka bahwa, meskipun pengha-
kiman dimulai di rumah Allah, itu tidak akan berakhir di sana.
Bahwa ada pemeliharaan ilahi yang mengatur dunia dan semua
bangsa di dalamnya. Dan juga bahwa terhadap Allah Israel para
penyembah dewa-dewa palsu harus bertanggung jawab, dan
dapat terkena hartikel man-hartikel man-Nya.
2. Untuk memberi mereka bukti tentang kepedulian Allah terhadap
mereka dan kecemburuan-Nya bagi mereka, dan untuk meyakin-
kan mereka bahwa Allah yaitu musuh bagi musuh-musuh mere-
ka. Sebab demikianlah orang Moab sering kali bermusuhan terha-
dap mereka.
3. Bahwa penggenapan nubuat ini dalam waktu yang sebentar lagi
(dalam waktu tiga tahun) dapat memberi peneguhan bagi mandat
sang nabi dan kebenaran dari semua nubuatnya yang lain, dan
dapat mendorong umat beriman untuk mengandalkan nubuat-
nubuat itu.
Sekarang mengenai Moab di sini dinubuatkan,
I. Bahwa kota-kota utama mereka akan dikejutkan dan direbut da-
lam satu malam oleh musuh, mungkin karena penduduknya,
seperti orang-orang Lais, sudah terbuai dalam kenyamanan dan
kemewahan, dan diam dengan rasa aman (ay. 1): Oleh karena
Kitab Yesaya 15:1-5
299
itulah akan ada penderitaan yang besar, sebab dalam suatu
malam Ar-Moab dan Kir-Moab sudah dirusakkan, dua kota utama
dari kerajaan itu. Dalam suatu malam ketika mereka direbut, atau
dirampas, Moab dibinasakan. Penyergapan terhadap mereka mem-
buat seluruh negeri itu tak terlindungi, dan membuat semua keka-
yaannya menjadi mangsa yang empuk bagi pasukan yang berjaya
itu. Perhatikanlah,
1. Perubahan secara besar-besaran dan sangat suram dapat ter-
jadi dalam waktu yang sangat singkat. Di sini ada dua kota yang
terampas dalam satu malam, meskipun malam yaitu waktu
yang tenang. Oleh sebab itu, marilah kita berbaring seperti
orang yang tidak tahu apa yang akan terjadi pada waktu malam.
2. Sama seperti pedesaan memberi makan perkotaan, demikian
pula perkotaan melindungi pedesaan, dan yang satu tidak da-
pat berkata kepada yang lain, aku tidak membutuhkan engkau.
II. Bahwa orang Moab, yang dengan demikian dibuat kebingungan
bukan kepalang, akan meminta bantuan kepada berhala-berhala
mereka, dan mencucurkan air mata mereka di hadapan berhala-
berhala itu (ay. 2): Ia (yaitu Moab, terutama raja Moab) telah naik
ke Bajit (KJV) (atau lebih tepatnya ke kuil atau bukit pengorbanan
Kamos), dan Dibon. Penduduk Dibon naik ke bukit-bukit pengor-
banan, di mana mereka menyembah berhala-berhala mereka, un-
tuk mencurahkan keluhan-keluhan mereka di sana. Perhatikan-
lah, sudah sepatutnya sebuah bangsa yang sedang mengalami ke-
susahan mencari Allah mereka. Jadi tidakkah kita akan berjalan
demi nama TUHAN Allah kita, dan berseru kepada-Nya di masa
sulit, yang di hadapan-Nya kita tidak akan mencucurkan air mata
sia-sia tak berguna seperti yang mereka cucurkan di hadapan
dewa-dewa mereka?
III. Bahwa akan terdengar suara kesedihan di seluruh negeri. Hal itu
digambarkan di sini secara elok dan sangat menyentuh perasaan.
Moab akan menjadi lembah air mata – bagian kecil dari peta du-
nia (ay. 2). Orang Moab akan meratapi hilangnya Nebo dan Mede-
ba, dua kota besar yang ada kemungkinan dijarah dan dibakar.
Karena begitu sedihnya mereka akan menjambaki rambut mereka
dengan sedemikian rupa sehingga semua orang menggundul ke-
palanya dan memotong janggutnya, sesuai dengan kebiasaan
300
berkabung di zaman dan di negeri-negeri itu. Ketika mereka pergi
ke luar negeri, jauh kiranya bagi mereka untuk ingin tampil elok.
Sebaliknya, di jalan-jalan orang berlilitkan kain kabung (ay. 3), dan
mungkin terpaksa menggunakan pakaian yang buruk itu, sebab
musuh telah melucuti mereka, dan menggeledah rumah-rumah
mereka, dan tidak menyisakan pakaian bagi mereka. Ketika mere-
ka pulang, bukannya sibuk bekerja, mereka akan naik ke atas
sotoh rumah mereka yang beratap datar, dan di sana mereka
akan mencucurkan air mata, bahkan mereka akan meratap, ber-
seru-seru kepada dewa-dewa mereka. Orang yang seruannya ke-
pada Allah tidak keluar dari hatinya, hanya meratap di pembaring-
an mereka (Hos. 7:14; Am. 8:3). Mereka akan turun dengan mena-
ngis (demikian dalam tafsiran yang agak luas). Mereka akan turun
dari tempat-tempat tinggi mereka dan atap-atap rumah mereka
dengan menangis seperti halnya ketika mereka naik. Doa kepada
Allah yang benar akan melegakan hati (1Sam. 1:18), tetapi doa ke-
pada dewa-dewa palsu tidak. Di sini disebutkan berbagai tempat
yang akan penuh dengan ratapan (ay. 4), dan hanya ada rasa lega
yang menyedihkan saja saat bertemu dengan sedemikian banyak
teman sependeritaan, seperkabungan. Bagi jiwa yang peduli de-
ngan orang banyak, penderitaan justru semakin bertambah de-
ngan socios habuisse doloris – memiliki teman yang sama-sama
tertimpa musibah.
IV. Bahwa keberanian pasukan mereka akan mengecewakan mereka.
Meskipun mereka sudah terdidik sebagai prajurit, dan bersenjata
lengkap, mereka akan berseru-seru dan menjerit ketakutan, dan
tiap-tiap orang dari mereka jiwanya gemetar, meskipun sudah
menjadi ciri khas kehidupan prajurit bahwa mereka senang
dengan bahaya (ay. 4). Lihatlah betapa dengan mudah Allah dapat
membuat gentar orang-orang yang paling gagah berani, dan melu-
cuti sebuah bangsa dari keuntungan memiliki orang-orang yang
kepadanya bangsa itu amat bergantung dalam hal kekuatan dan
pertahanan. Orang Moab di mana-mana akan sedemikian hanyut
oleh penderitaan sehingga kehidupan itu sendiri akan menjadi
beban bagi mereka. Allah dapat dengan mudah membuat orang
yang paling senang dengan hidup menjadi lelah dengannya.
Kitab Yesaya 15:1-5
301
V. Bahwa tangisan karena bencana-bencana ini akan membuat se-
dih semua tempat yang berdekatan di negeri itu (ay. 5).
1. Sang nabi sendiri merasa sangat terenyuh jiwanya karena
nubuat akan hal itu: “Aku berteriak karena Moab. Meskipun
merupakan musuh-musuh Israel, mereka yaitu sesama
makhluk, berkedudukan sama dengan kita, dan karena itu
kita harus berduka melihat mereka berada dalam kesulitan
seperti itu, terlebih lagi karena kita tidak tahu kapan giliran
kita untuk minum dari cangkir yang sama yang membuat
gemetar itu.” Perhatikanlah, sudah sepatutnya hamba-hamba
Allah berjiwa lembut, tidak menginginkan hari yang celaka, te-
tapi menjadi seperti Guru mereka, yang menangisi Yerusalem
bahkan pada saat Ia menyerahkannya pada kehancuran, dan
seperti Allah mereka, yang tidak menginginkan kematian orang-
orang berdosa.
2. Semua kota di sekitarnya akan menggaungkan ratapan-ratap-
an Moab. Pengungsi-pengungsi, yang mengambil jalan terbaik
untuk melarikan diri demi keselamatan mereka sendiri, akan
membawa tangisan itu ke Zoar. Ke kota itulah nenek moyang
mereka Lot berlari untuk mencari perlindungan dari api
Sodom, dan kota itu diluputkan dari api karena dia. Mereka
akan menimbulkan suara bising dengan tangisan mereka
seperti seekor lembu betina yang berumur tiga tahun ketika ia
menguak mencari anaknya, seperti dalam 1 Samuel 6:12. Me-
reka akan naik ke bukit Luhit (seperti Daud mendaki Bukit
Zaitun, dengan langkah-langkah yang gontai dan bersimbah
air mata [2Sam. 15:30]), dan di jalan ke Horonaim (tempat per-
hentian bercabang dua), jalan yang menuju ke dua tempat di
Bet-Horon, hulu dan hilir, yang kita baca dalam Yosua 16:3, 5.
Ke sanalah tangisan mereka akan dibawa, di sanalah tangisan
itu akan diperdengarkan, bahkan dari jarak yang jauh itu:
Orang berteriak karena ditimpa bencana. Akan ada teriakan,
seperti, “Kebakaran, kebakaran! Kita semua binasa.” Kesedih-
an yaitu hal yang menular, demikian pula dengan ketakutan,
dan itu wajar, karena masalah akan menyebar, dan apabila
sudah mulai, siapa yang tahu di mana akan berhenti?
302
Ucapan Ilahi tentang Moab
(15:6-9)
6 Sungguh, air di Nimrim menjadi kering dan tandus dan rumput sudah ke-
ring, rumput muda sudah habis, tidak ada lagi tumbuh-tumbuhan hijau. 7
Sebab itu segala harta yang mereka tumpuk dan segala yang mereka simpan
mereka bawa ke seberang sungai Haarabim. 8 Sungguh, teriak itu akan kede-
ngaran di seluruh daerah Moab, ratapnya terdengar sampai ke Eglaim, bah-
kan sampai ke Beer-Elim. 9 Sungguh, air Dibon telah penuh dengan darah,
tetapi yang menimpa Dibon akan Kutambah lagi, yaitu singa akan menerkam
orang-orang yang terluput dari Moab dan yang tersisa di tanah itu.
Di sini sang nabi lebih jauh menggambarkan ratapan-ratapan yang
menyedihkan dan memilukan yang akan terdengar di seluruh negeri
Moab ketika ia menjadi mangsa pasukan Asyur. “Pada saat ini, teriak
itu akan kedengaran di seluruh daerah Moab” (ay. 8). Setiap penjuru
negeri sudah menerima tanda bahaya, dan menjadi kacau-balau
karenanya. Teriak itu telah mencapai Eglaim, sebuah kota di salah
satu ujung negeri itu, dan ke Beer-Elim, sebuah kota yang jauh di
ujung lain. Apabila dosa sudah merajalela, dan semua manusia
sudah rusak jalannya, apa yang bisa diharapkan selain kehancuran
untuk semuanya? Dua hal dibicarakan di sini sebagai penyebab dari
ratapan ini:
I. Air di Nimrim menjadi kering (ay. 6), maksudnya negeri itu dijarah
dan dimiskinkan, dan semua harta kekayaannya disapu bersih
oleh pasukan yang berjaya itu. Kelaparan biasanya merupakan
dampak yang menyedihkan dari perang. Lihatlah ladang-ladang
yang dulu disirami air dengan baik, padang-padang rumput yang
subur yang memberikan harapan-harapan yang menyenangkan,
dan hasil-hasil yang lebih menyenangkan lagi. Sekarang semua-
nya sudah habis, atau dibawa musuh untuk memberi makan ter-
nak mereka, dan sisanya diinjak-injak sampai menjadi debu oleh
kuda-kuda mereka. Jika ada pasukan yang berkemah di ladang-
ladang hijau, maka kehijauannya akan segera hilang. Lihatlah
rumah-rumah, itu juga dirampas (ay. 7): Segala harta kekayaan
yang mereka tumpuk dengan banyak keahlian dan ketekunan,
dan yang mereka simpan dengan sangat hati-hati dan yakin, akan
mereka bawa ke seberang sungai Haarabim. Entah para pemilik-
nya akan membawanya ke sana untuk menyembunyikannya, atau
musuh-musuh akan membawanya ke sana untuk membungkus-
Kitab Yesaya 15:6-9
303
nya dan mengirimkannya, mungkin lewat jalur air, ke negeri me-
reka sendiri. Perhatikanlah,
1. Orang yang mendambakan kelimpahan dunia ini, dan selalu
ingin menimbun apa yang sudah mereka peroleh, sedikit
memikirkan apa yang dapat terjadi dengan harta mereka, dan
betapa dalam waktu singkat saja semua harta itu bisa saja
diambil dari mereka. Harta yang melimpah, karena menggoda
para perampok, membahayakan pemiliknya. Dan orang yang
bergantung padanya untuk melindungi mereka sering kali
mendapati bahwa harta itu hanya mengkhianati mereka.
2. Pada masa susah, harta kekayaan yang besar sering kali men-
jadi beban besar, dan hanya menambah kecemasan si pemilik
atau kekuatan para musuh. Cantabit vacuus coram latrone
viator – Pelancong yang tak berduit akan merasa senang, ketika
didatangi perampok, karena ia tidak mempunyai apa-apa.
II. Air Dibon telah penuh dengan darah (ay. 9), maksudnya, pendu-
duk negeri itu tewas dalam jumlah besar, sehingga perairan yang
di dekat perkotaan, entah sungai atau kolam, berubah warna ka-
rena darah manusia, yang ditumpahkan secara tidak manusiawi
seperti air. Dibon berarti berdarah. Tempat itu akan sesuai dengan
namanya. Mungkin itu yaitu tempat di negeri Moab di mana air
tampak bagi orang Moab seperti darah (2Raj. 3:22-23), yang
menyebabkan kejatuhan mereka. Tetapi sekarang, firman Allah,
yang menimpa Dibon akan Kutambah lagi, lebih banyak darah
daripada yang sudah ditumpahkan, atau yang dianggap pernah
dilihat, ketika itu. Aku akan memberikan tambahan lagi pada
Dibon (begitulah kata yang dipakai), tulah-tulah tambahan. Aku
masih mempunyai penghakiman-penghakiman lagi yang tersedia
bagi mereka. Sekalipun semuanya ini terjadi, murka-Nya belum
surut. Apabila Ia menghakimi, Ia akan berhasil. Dan pada gulung-
an kutuk itu akan ditambahkan banyak perkataan seperti itu (Yer.
36:32). Lihatlah di sini apa yang lebih jahat yang akan ditimpakan
kepada Dibon, kepada Moab, yang sekarang akan dibuat menjadi
tanah darah. Sebagian orang melarikan diri, dan luput, sebagian
yang lain duduk diam, dan terlewati, dan menjadi orang-orang
tersisa di negeri itu. Tetapi kepada keduanya Allah akan mem-
bawa singa-singa, binatang pemangsa (yang dianggap sebagai
salah satu dari empat hartikel man Allah [Yeh 14:21]), dan singa-
304
singa ini akan menerkam mereka yang sudah luput dari pedang
musuh. Orang yang tidak mau bertobat dan terus hidup di dalam
dosa, apabila terluput dari satu hartikel man, hanya disimpan untuk
hartikel man lain.
PASAL 16
asal ini melanjutkan dan mengakhiri ucapan ilahi terhadap Moab.
Di dalamnya,
I. Sang nabi memberikan nasihat yang baik kepada orang-orang
Moab, supaya memperbaiki yang salah di antara mereka, dan
secara khusus supaya berbaik hati kepada umat Allah, seba-
gai cara yang paling tepat untuk mencegah penghakiman
yang diancamkan sebelumnya (ay. 1-5).
II. Karena khawatir mereka tidak akan mau menerima nasihat
ini (mereka sangat angkuh), dia melanjutkan dengan menu-
buatkan kehancuran negeri mereka yang sangat mengenas-
kan, dan kekacauan yang akan mereka alami, dan hal ini
terjadi dalam waktu tiga tahun (ay. 6-14).
Nasihat-nasihat untuk Moab
(16:1-5)
1 Mereka mengirim anak domba kepada pemerintah negeri, dari Sela melalui
padang gurun ke gunung puteri Sion. 2 Seperti burung yang lari terbang, dan
isi sarang yang diusir, demikianlah anak-anak perempuan Moab di tempat-
tempat penyeberangan sungai Arnon. 3 “Berilah nasihat, pertahankanlah
hak, jadilah naungan yang teduh di waktu rembang tengah hari; sembunyi-
kanlah orang-orang yang terbuang, janganlah khianati orang-orang pelarian!
4 Biarkanlah orang-orang yang terbuang dari Moab menumpang padamu,
jadilah tempat persembunyian baginya terhadap si pembinasa! Apabila peng-
gagahan sudah berakhir, pembinasaan sudah lewat dan orang lalim sudah
habis lenyap dari negeri, 5 maka suatu takhta akan ditegakkan dalam kasih
setia dan di atasnya, dalam kemah Daud, akan duduk senantiasa seorang
hakim yang menegakkan keadilan, dan yang segera melakukan kebenaran.”
Allah telah menunjukkan bahwa Dia tidak senang dengan kehancur-
an orang-orang berdosa, dengan cara memberi tahu mereka hal yang
P
306
dapat mereka lakukan untuk mencegah kehancuran itu. Itulah yang
Dia lakukan di sini kepada Moab.
I. Dia menasihati mereka supaya berbuat sepantasnya terhadap
keturunan Daud, dan membayar upeti yang sebelumnya telah
mereka janjikan akan bayar kepada raja-raja keturunannya (ay.
1): Mereka mengirim anak domba kepada pemerintah negeri. Daud
mengharuskan orang Moab membayar upeti kepadanya (2Sam.
8:2). Mereka takluk kepada Daud dan harus mempersembahkan
upeti. Setelah itu mereka membayar upeti mereka kepada raja-
raja Israel (2Raj. 3:4), dan membayarnya dalam bentuk domba-
domba. Sekarang sang nabi menuntut mereka membayarkannya
kepada Hizkia. Biarlah itu dikumpulkan dan ditarik dari seluruh
bagian negeri, dari Sela, sebuah kota perbatasan Moab di satu
sisi, melalui padang gurun, sebuah batas kerajaan di sisi lain, dan
biarlah itu dikirim, ke tempat seharusnya itu dikirim, ke gunung
puteri Sion, kota Daud. Sebagian orang mengartikannya sebagai
sebuah nasihat supaya mengirim seekor domba sebagai persem-
bahan kepada Allah, pemerintah bumi (demikianlah bagian itu
dapat diartikan), Tuhan atas seluruh bumi, pemerintah seluruh
daratan, daratan Moab dan juga daratan Israel, “Kirimkanlah itu
ke bait yang dibangun di gunung Sion.” Dan dengan artian ini
sebagian orang berpikir hal tersebut dikatakan dengan maksud
sebaliknya, untuk mencela orang-orang Moab karena mereka
dengan bodohnya menunda-nunda bertobat dan berdamai dengan
Allah. “Sekarang kamu dengan senang hati ingin mengirim seekor
domba ke gunung Sion, untuk menjadikan Allah Israel sekutumu,
tetapi sudah terlambat. Ketetapan sudah dikeluarkan, kebinasaan
sudah ditetapkan, dan anak-anak perempuan Moab akan diusir
seperti burung yang lari terbang (ay. 2). Saya cenderung mengarti-
kannya sebagai nasihat yang baik yang diberikan dengan sung-
guh-sungguh, seperti nasihat Daniel untuk Nebukadnezar ketika
dia menubuatkan kehancurannya (Dan. 4:27). Lepaskanlah diri
tuanku dari pada dosa dengan melakukan keadilan, dengan demi-
kian kebahagiaan tuanku akan dilanjutkan. Dan ini dapat diterap-
kan pada kewajiban besar Injil untuk tunduk kepada Kristus, se-
bagai penguasa negeri, dan penguasa kita. “Kirimkanlah kepada-
Nya anak domba, yang terbaik yang kamu miliki, dirimu sendiri
sebagai suatu persembahan yang hidup. Ketika kamu datang
Kitab Yesaya 16:1-5
307
kepada Allah, sang penguasa besar, datanglah dalam nama sang
Anak Domba, Anak Domba Allah. Karena jika tidak maka akan
terjadi” (KJV; demikianlah kita dapat mengartikannya) “bahwa,
seperti burung yang lari terbang, demikianlah anak-anak perem-
puan Moab. Jika kamu tidak mau membayar sewamu, yaitu
upetimu yang sepantasnya kepada raja Yehuda, kamu akan diusir
keluar dari rumahmu. Anak-anak perempuan Moab (desa-desa
pedalaman, atau perempuan-perempuan dari negerimu) akan ke-
bingungan di sekitar tempat-tempat penyeberangan sungai Arnon,
berusaha melewati jalan itu untuk lari ke daerah lain, seperti
burung yang lari terbang, dan isi sarang yang diusir sebelum pan-
dai terbang.” Orang-orang yang tidak mau tunduk kepada Kristus,
atau dikumpulkan di bawah naungan sayap-Nya, akan menjadi
seperti burung yang lari terbang, dan isi sarang yang diusir, yang
akan langsung diterkam oleh burung pemangsa atau akan me-
ngembara dengan tidak henti-hentinya dalam ketakutan terus-
menerus. Orang-orang yang tidak mau tunduk untuk takut kepada
Allah akan dibuat tunduk untuk takut akan segala hal lainnya.
II. Dia menasihati mereka supaya baik kepada keturunan Israel (ay.
3): “Terimalah nasihat, adakanlah suatu pertemuan, dan berun-
dinglah di antara kamu apa yang pantas untuk dilakukan pada
titik waktu yang genting saat ini. Dengan demikian kamu akan me-
nemukan jalan terbaik untuk melaksanakan penghakiman, mem-
balikkan semua ketetapan tidak adil yang sudah kamu buat, yang
dengannya kamu telah mendatangkan penderitaan bagi umat Allah.
Dan sebagai tanda pertobatanmu terhadap mereka, pelajarilah
sekarang cara membantu mereka, dan ini akan lebih diterima Allah
daripada segala korban bakaran dan persembahan.”
1. Sang nabi melihat semacam badai menimpa umat Allah, mung-
kin orang-orang baik dari sepuluh sartikel , atau dari dua setengah
sartikel di seberang sungai Yordan, yang tanahnya berbatasan
dengan tanah Moab, dan yang, dengan pemeliharaan penuh
belas kasihan dari Allah, lolos dari kegeraman pasukan Asyur.
Nyawa mereka telah diserahkan untuk dimangsa, dan disisih-
kan untuk waktu yang lebih baik, tetapi dipindahkan ke tempat
yang sangat jauh demi keselamatan diri mereka. Bahaya dan
kesulitan yang mereka alami seperti panas yang menyengat
pada tengah hari. Wajah pengganggu sangat galak terhadap
308
mereka, dan penindas dan pemeras siap menelan mereka sete-
lah merampas semua yang mereka miliki.
2. Dia sudah memberitahukan terlebih dahulu suatu tempat
perlindungan bagi mereka di tanah Moab, ketika tanah mereka
sendiri menjadi terlalu sulit bagi mereka. Penghakiman ini ha-
rus mereka laksanakan. Oleh karena itu mereka harus mela-
kukannya dengan bijaksana untuk diri mereka sendiri, dan
oleh karena itu mereka harus memperlakukan umat Allah de-
ngan baik. Jika mereka sendiri mau tetap tinggal di kediaman
mereka, maka biarlah mereka sekarang membuka pintu mere-
ka bagi anggota-anggota jemaat Allah yang dalam kesukaran
dan tercerai-berai, dan jadilah bagi mereka seperti naungan
yang teduh bagi orang-orang yang sehari suntuk bekerja berat
dan menanggung panas terik matahari. Janganlah mereka
menyingkapkan orang-orang yang melarikan diri dan bersem-
bunyi di antara mereka, atau menyerahkan mereka kepada
pemburu-pemburu yang mencari mereka. “Janganlah khianati
orang-orang pelarian, ataupun menyerahkan mereka” (seperti
yang dilakukan orang-orang Edom [Ob. 1:13-14]), “tetapi sem-
bunyikanlah orang-orang yang terbuang.” Inilah perbuatan
baik yang dengannya iman Rahab dibenarkan, dan terbukti
tulus (Ibr. 11:31). “Bukan itu saja, jangan hanya menyembu-
nyikan mereka pada satu waktu saja, tetapi, jika ada kesem-
patan, biarkan mereka menjadi warga negeri: Biarkanlah
orang-orang yang terbuang dari Moab menumpang padamu (ay.
4, KJV: Biarkanlah orang-orang-Ku yang terbuang itu menum-
pang padamu, Moab). Sediakanlah tempat penginapan untuk
mereka dan jadilah tempat persembunyian bagi mereka. Biar-
kanlah mereka mendapatkan perlindungan dari pemerintah,
walaupun mereka hanya orang miskin, dan kemungkinan
besar akan menjadi beban bagimu.” Perhatikanlah,
(1) Sering kali bahkan rombongan orang-orang dari bangsa Is-
rael pun sungguh-sungguh menjadi orang-orang buangan,
diusir keluar dari rumah dan tempat perlindungan karena
penganiayaan atau perang (Ibr. 11:37).
(2) Allah mengakui mereka sebagai milik-Nya ketika manusia
menolak dan memungkiri mereka. Mereka yaitu orang-
orang yang terbuang, tetapi mereka yaitu orang-orang-Ku
yang terbuang. Tuhan mengenal orang-orang milik-Nya di
Kitab Yesaya 16:1-5
309
mana pun Dia menemukan mereka, bahkan di tempat di
mana tidak ada seorang pun yang mengenal mereka.
(3) Allah akan menyediakan tempat peristirahatan dan perlin-
dungan bagi orang-orang-Nya yang terbuang, karena wa-
laupun mereka dianiaya, tetapi mereka tidak ditinggalkan.
Dia sendiri akan menjadi tempat kediaman mereka jika
mereka tidak memiliki yang lainnya, dan di dalam Dia
mereka bagaikan di rumah sendiri.
(4) Allah mampu, jika Dia berkenan, membangkitkan sekutu-
sekutu bagi umat-Nya bahkan di antara bangsa Moab, keti-
ka mereka tidak dapat menemukan satu pun di seluruh
tanah Israel yang dapat dan berani melindungi mereka.
Bumi sering menolong perempuan itu (Why. 12:16).
(5) Barangsiapa berharap akan menemukan pertolongan keti-
ka mereka dalam kesulitan, mereka sendiri harus menun-
jukkan kemurahan hati kepada orang-orang yang sedang
dalam kesulitan. Dan pelayanan yang dilakukan untuk
orang-orang buangan Allah sudah pasti akan mendapatkan
imbalannya melalui satu dan lain cara.
3. Sang nabi meyakinkan mereka tentang kasih setia yang Allah
sediakan bagi umat-Nya.
(1) Bahwa mereka tidak akan lama membutuhkan kebaikan
bangsa Moab, atau menyusahkan mereka, karena pengga-
gahan sudah hampir berakhir, dan pembinasaan sudah
lewat. Umat Allah tidak akan lama menjadi orang-orang
terbuang. Mereka akan beroleh kesusahan selama sepuluh
hari (Why. 2:10), dan hanya itu saja. Pembinasa tidak akan
pernah berhenti merusak jika dia bisa bebas sesuka hati.
Sebaliknya, Allah menahan dia. Sampai di sini boleh eng-
kau datang, jangan lewat.
(2) Bahwa mereka akan, segera, mampu membalas kebaikan
bangsa Moab (ay. 5): “Walaupun takhta sepuluh sartikel jatuh
dan terguling, namun takhta Daud akan ditegakkan dalam
kasih setia, dengan kasih setia yang mereka terima dari
Allah dan kasih setia yang mereka tunjukkan kepada orang
lain. Dan dengan cara yang sama takhtamu akan ditegak-
kan jika kamu mau.” Orang-orang besar akan tertarik un-
tuk berbuat baik kepada umat Allah jika saja mereka mau
310
memperhatikan, sebagaimana yang dapat mereka lakukan
dengan mudah, betapa sering sikap seperti itu membawa
berkat Allah kepada kerajaan-kerajaan dan keluarga-ke-
luarga. “Jadikanlah Hizkia temanmu, dan engkau akan
memperoleh bagianmu, oleh karena anugerah Allah yang
ada pada dirinya dan kehadiran Allah bersamanya. Dia
akan duduk di atas takhta dalam kebenaran, dan pada saat
itu dia benar-benar duduk dalam kehormatan, dan duduk
dengan teguh. Lalu dia akan duduk sebagai hakim, dan
lalu akan menjadi pelindung bagi orang-orang yang telah
memberikan perlindungan kepada umat Allah.” Dan lihat-
lah pribadi seorang hakim yang baik di dalam dirinya.
[1] Dia akan menegakkan keadilan. Artinya, dia akan men-
cari kesempatan-kesempatan untuk melakukan yang
benar kepada orang-orang yang diperlakukan tidak adil,
dan akan menghartikel m orang yang membahayakan me-
reka bahkan sebelum mereka mengeluhkannya. Atau
dia akan menyelidiki dengan tekun setiap kasus yang
dibawa ke hadapannya, supaya dia dapat menemukan
letak kebenaran.
[2] Dia akan segera melakukan kebenaran, dan tidak me-
nunda-nunda melaksanakan keadilan. Dia juga tidak
membuat orang-orang lama menunggu ketika mereka
mengajukan permohonan kepadanya supaya menangani
hal-hal yang mereka keluhkan. Walaupun dia menegak-
kan keadilan, dan melakukannya dengan hati-hati,
namun dia tidak menahan laju aliran keadilan dengan
alasan hati-hati. Biarlah orang-orang Moab meneladani
ini, sehingga mereka boleh yakin bahwa negeri mereka
akan tegak berdiri.
Keangkuhan Moab; Ancaman terhadap Moab;
Kehancuran Moab
(16:6-14)
6 Kami telah mendengar tentang keangkuhan Moab, alangkah angkuhnya
dia, tentang kecongkakannya, keangkuhannya dan kegemasannya, dan ten-
tang cakap anginnya yang tidak benar. 7 Sebab itu biarlah orang Moab mera-
tap, seorang karena yang lain, biarlah sekaliannya meratap. Mengingat kue
kismis Kir-Hareset biarlah mereka mengaduh dan hancur luluh sama sekali!
Kitab Yesaya 16:6-14
311
8 Sebab kebun-kebun Hesybon dan pohon anggur Sibma telah merana; para
penguasa bangsa-bangsa telah memotong pohon-pohon anggurnya yang
terbaik, yang dahulu meluas sampai ke Yaezer dan merambat ke padang
gurun; ranting-rantingnya berserak sampai ke seberang laut. 9 Sebab itu aku
turut menangis dengan Yaezer karena pohon anggur Sibma; aku mau mem-
basahi engkau dengan air mataku, hai Hesybon dan Eleale, sebab pada mu-
sim kemarau tepat waktu panen musuhmu menyerbu dengan pekik pertem-
puran. 10 Telah lenyap sukaria dan sorak-sorak dari kebun buah-buahan;
telah menghilang dari kebun-kebun anggur tempik sorak dan sorak-sorai;
tiada pengirik anggur di tempat pemerasan, pekik mereka sudah berhenti. 11
Oleh karena itu, seperti kecapi mendengking, begitulah hatiku menjerit
melihat keadaan Moab, dan batinku tergerak melihat keadaan Kir-Heres. 12
Maka sekalipun Moab pergi beribadah dan bersusah payah di atas bukit
pengorbanan dan masuk ke tempat kudusnya untuk berdoa, ia tidak akan
mencapai apa-apa. 13 Itulah firman yang diucapkan TUHAN tentang Moab
pada waktu yang lalu. 14 Maka sekarang TUHAN berfirman: “Dalam tiga
tahun, menurut masa kerja prajurit upahan, maka kemuliaan Moab, serta
dengan keramaiannya yang besar, akan menjadi kehinaan, dan orang yang
tertinggal akan sangat sedikit dan tiada berkuasa.”
Di sini kita mendapati,
I. Dosa-dosa yang dituduhkan kepada Moab (ay. 6). Sang nabi
tampaknya menahan dirinya untuk berusaha memberikan nasi-
hat yang baik kepada orang-orang Moab, karena menyimpulkan
bahwa mereka tidak akan mau menerima nasihat yang dia beri-
kan kepada mereka. Dia sudah memberi tahu mereka tentang
tugas mereka (entah mereka mau mendengarkan atau entah
mereka mau mengelak), tetapi sudah kehilangan harapan untuk
dapat memberikan pengaruh baik apa pun kepada mereka. Dia
ingin memulihkan mereka, tetapi mereka tidak mau dipulihkan.
Barangsiapa tidak mau diberi nasihat, ia tidak dapat ditolong.
Dosa mereka yaitu ,
1. Keangkuhan. Inilah yang paling ditekankan, karena mungkin
ada lebih banyak jiwa berharga yang hancur karena keang-
kuhan daripada karena satu nafsu apa pun. Orang-orang
Moab terkenal buruk karena ini: “Kami telah mendengar dari
banyak sumber tentang keangkuhan Moab. Inilah yang mem-
buat semua tetangga mereka berteriak bahwa mereka memalu-
kan. Alangkah angkuhnya dia. Segenap bangsa itu demikian,
dengan melupakan betapa rendahnya asal usul mereka dan
cap kekejian yang diberikan kepada mereka oleh hartikel m Allah
yang melarang orang Moab masuk jemaah TUHAN sampai
selama-lamanya (Ul. 23:3). Kita telah mendengar tentang ke-
congkakannya dan keangkuhannya. Ini bukanlah kecaman
312
yang kurang pertimbangan dan kaku dari satu dua orang
mengenai mereka, melainkan sifat yang akan dikatakan semua
orang yang mengenal mereka tentang mereka. Mereka yaitu
orang-orang yang angkuh, dan oleh karena itu mereka tidak
akan mau menerima nasihat yang baik bila diberikan kepada
mereka. Mereka menganggap diri mereka terlalu bijaksana un-
tuk dinasihati, oleh karena itu mereka tidak akan mau mene-
ladani Hizkia untuk berlaku adil dan mencintai belas kasihan.
Mereka mencemooh tentang menjadikan dia teladan mereka,
karena mereka menganggap diri mereka mampu mengajar dia.
Mereka angkuh, dan oleh karena itu tidak akan mau tunduk
kepada Allah sendiri ataupun memperhatikan peringatan-
peringatan yang Dia berikan kepada mereka. Kata orang fasik
itu dengan batang hidungnya ke atas: “Allah tidak akan menun-
tut! Tidak ada Allah!” Mereka angkuh, dan oleh karena itu
tidak akan menjamu dan melindungi orang-orang Allah yang
terbuang. Mereka memandang hina jika berurusan dengan
orang-orang buangan itu.” Tetapi bukan hanya ini saja:
2. “Kami telah mendengar tentang kegemasannya (KJV: kemurka-
annya) juga (karena orang-orang yang sangat angkuh biasanya
sangat bernafsu), khususnya murkanya terhadap umat Allah,
yang karenanya lebih suka dia aniaya daripada lindungi.
3. Dengan cakap anginnya dia mendapatkan penghargaan untuk
keangkuhan dan nafsunya. Tetapi cakap anginnya tidak benar.
Dia tidak akan berhasil dengan rancangan-rancangannya yang
diwarnai keangkuhan dan kemarahan seperti yang dia harap-
kan.” Sebagian orang mengartikannya demikian: Kecongkakan-
nya, keangkuhannya, dan kegemasannya, lebih besar daripada
kekuatannya. “Kami tahu, jika kami berharap pada belas ka-
sihannya, kami tidak akan mendapatkan belas kasihan darinya,
tetapi dia tidak memiliki kekuatan yang setara dengan kebenci-
annya. Keangkuhannya mendatangkan kehancuran kepadanya,
karena keangkuhan yaitu permulaan kehancuran, dan dia
tidak memiliki kekuatan untuk mencegahnya.”
II. Kesedihan yang diancamkan kepada Moab (ay. 7): Sebab itu biar-
lah orang Moab meratap, seorang karena yang lain. Seluruh warga
akan sangat meratapi kehancuran negeri mereka. Mereka akan
mengeluh satu sama lain: Sekaliannya meratap dalam keputus-
Kitab Yesaya 16:6-14
313
asaan, dan tidak seorang pun mengerti penyebabnya atau me-
miliki hasrat untuk memberi dorongan semangat kepada kawan-
nya. Perhatikanlah,
1. Penyebab kesedihan ini.
(1) Kehancuran kota-kota mereka: Mengingat kue kismis Kir-
Hareset biarlah mereka mengaduh (KJV: Karena fondasi-
fondasi Kir-Hareset mereka akan mengaduh). Kota yang
besar dan kuat itu, yang pernah bertahan melawan
kekuatan yang sangat besar (2Raj. 3:25), sekarang akan
dijadikan rata dengan tanah, dengan dibakar atau diluluh-
lantakkan, dan fondasi-fondasinya akan hancur luluh, ru-
sak dan remuk (demikianlah yang disiratkan kata terse-
but). Mereka akan mengaduh ketika melihat kota-kota me-
reka yang sangat indah menjadi timbunan-timbunan re-
runtuhan.
(2) Ketandusan negeri mereka. Moab terkenal karena ladang-
ladang dan kebun-kebun anggur mereka, tetapi semua itu
akan dihancurkan oleh bala tentara yang menyerbu (ay. 8,
10). Lihatlah,
[1] Betapa subur dan menyenangkannya negeri yang mere-
ka miliki, seperti taman Tuhan (Kej. 13:10). Negeri itu
ditanami dengan tanaman anggur pilihan yang mutu-
nya sangat baik, dengan pohon-pohon anggurnya yang
terbaik, yang mencapai Yaezer, sebuah kota sartikel Gad.
Ranting-ranting pohon anggur mereka yang subur me-
rambat, dan membelit-belit sepanjang jangkauan penye-
barannya, bahkan sampai ke padang gurun Moab. Ada
kebun-kebun anggur di sana. Bahkan bukan hanya itu
saja, ranting-rantingnya berserak, dan sampai ke laut,
Laut Mati. Anggur terbaik tumbuh pada pagar tanaman
mereka.
[2] Betapa gembira dan senangnya mereka karena itu. Ber-
kali-kali mereka bersorak karena buah-buah musim
kemarau mereka, dan karena panen mereka (KJV), seper-
ti yang terkadang dilakukan oleh orang-orang pedesaan
bersama kita ketika mereka telah memetik semua jagung
mereka. Mereka bersukaria dan bersorak-sorak di ladang-
ladang dan kebun-kebun anggur mereka, tempik sorak
314
dan sorak-sorai di pengirikan anggur mereka. Tidak ada
disebutkan mengenai mereka memuji Allah karena kelim-
pahan mereka, dan memuliakan Dia karenanya. Kalau
saja mereka menjadikan itu sebagai alasan bagi mereka
untuk mengucap syartikel r, mereka bisa saja masih memi-
likinya sebagai makanan dan bahan bakar nafsu mereka.
Oleh karena itu lihatlah,
[3] Bagaimana mereka akan dilucuti dari segalanya. “La-
dang-ladang akan merana, semua buah-buahnya di-
bawa pergi atau diinjak-injak. Pohon-pohon anggur itu
sekarang tidak dapat memperkaya pemiliknya seperti
sebelumnya, dan oleh karena itu merana. Bala tentara,
yang di sini disebut sebagai para penguasa bangsa-
bangsa, akan memotong semua tanaman, walaupun
tanaman-tanaman itu yaitu pohon-pohon anggur yang
terbaik, yang terbaik yang dapat ditemui. Sekarang
sorak-sorai kegembiraan karena buah-buah musim pa-
nas telah sirna, dan berubah menjadi jeritan karena
kehilangan semua itu. Sukacita karena panen telah
berakhir, tidak ada lagi nyanyian, tidak ada lagi sorak-
sorai, karena pengirikan tidak memiliki anggur. Mereka
tidak memiliki apa yang pernah mereka miliki yang
membuat mereka bersukacita, juga tidak memiliki sifat
untuk bersukacita. Kehancuran negeri mereka telah
merusak kegembiraan mereka.” Perhatikanlah, pertama,
Allah dapat dengan mudah mengubah lagu orang-orang
yang paling kecanduan dengan kegembiraan dan kese-
nangan, dapat segera mengubah tawa mereka menjadi
perkabungan dan sukacita mereka menjadi beban be-
rat. Kedua, sukacita di dalam Allah, jauh lebih baik
daripada kegembiraan karena panen, berdasarkan per-
timbangan ini, bahwa hal tersebut tidak dapat dirampas
dari kita (Mzm. 4:7-8). Hancurkanlah tanaman-tanaman
anggur dan pohon-pohon ara, dan engkau akan mem-
buat seluruh kegembiraan hati yang duniawi berakhir
(Hos. 2:10-11). Tetapi jiwa yang mulia dapat bersukacita
di dalam Tuhan sebagai Allah yang memberinya kesela-
matan bahkan ketika pohon ara tidak berbunga dan
tidak ada buah pada pohon anggur (Hab. 3:17-18). Oleh
Kitab Yesaya 16:6-14
315
karena itu di dalam Tuhan marilah kita senantiasa ber-
sukacita dengan sorak sorai yang kudus, dan dalam
hal-hal lain marilah kita senantiasa bersukacita dengan
gemetar yang kudus, bersukacita seolah-olah kita tidak
bersukacita.
2. Kebersamaan sang nabi dengan mereka dalam kesedihan ini:
“Aku turut menangis dengan Yaezer, dan pohon anggur Sibma,
dan memandang dengan prihatin dan sangat kasihan terhadap
kehancuran sebuah negeri yang begitu menyenangkan. Aku
mau membasahi engkau dengan air mataku, hai Hesybon, dan
mencampurnya dengan air matamu.” Bahkan (ay. 11), tam-
paknya ini merupakan kesedihan batiniah: Seperti kecapi men-
dengking, begitulah hatiku menjerit melihat keadaan Moab. Hal
itu mengesankan baginya sehingga dia merasakan batinnya
bergetar, seperti getaran senar-senar harpa ketika dimainkan.
Sungguh sudah sepantasnya bagi nabi-nabi Allah untuk me-
rasakan sendiri kesedihan. Sang nabi agung juga merasakan
seperti itu. Segala penderitaan dunia ini, dan juga penderitaan
gereja, seharusnya menjadi penderitaan bagi kita. Lihatlah
Yesaya 15:5.
III. Pada bagian penutup pasal ini kita mendapati,
1. Ketidakmampuan allah-allah Moab, alah-allah palsu, untuk
membantu mereka (ay. 12). “Moab akan segera bersusah pa-
yah di atas bukit pengorbanan. Dia akan membuang-buang
semangat dan kekuatannya dengan sia-sia untuk berdoa
kepada berhala-berhalanya. Mereka tidak dapat menolong dia,
dan dia akan menjadi yakin bahwa mereka tidak mampu.”
Tampak bahwa tidak ada gunanya mengharapkan pertolongan
dari bukit-bukit pengorbanan di bumi. Pertolongan itu harus
datang dari tempat yang lebih tinggi daripada bukit-bukit.
Manusia pada umumnya sangat bodoh sehingga mereka tidak
mau percaya, sampai mereka dipaksa melihat kesia-siaan ber-
hala-berhala dan semua kebergantungan pada manusia. Mere-
ka tidak akan mau meninggalkan hal-hal tersebut sampai
mereka dibuat kelelahan karenanya. Tetapi, ketika Moab lelah
karena bukit-bukit pengorbanannya, dia tidak mau pergi ke
tempat kudus Allah, seperti yang seharusnya dia lakukan,
316
melainkan ke tempat kudusnya sendiri, ke kuil Kamos, dewa
utama Moab (demikianlah pemahaman pada umumnya). Dan
dia akan berdoa di sana dengan tiada gunanya, untuk keada-
an dan kepuasannya sendiri, sama seperti ketika dia berdoa di
bukit-bukit pengorbanannya. Karena, apa pun penghormatan
yang diberikan para penyembah berhala kepada berhala-ber-
hala mereka, mereka sama sekali tidak membuat berhala-ber-
hala itu lebih mampu menolong mereka dengan cara itu.
Biarpun mereka itu dii majorum gentium – allah-allah golongan
lebih tinggi, atau minorum – allah-allah golongan lebih rendah,
mereka serupa dengan makhluk-makhluk khayalan manusia
dan karya tangan manusia. Mungkin bisa juga berarti bahwa
mereka datang ke tempat kudus Allah. Ketika mereka men-
dapati bahwa mereka tidak bisa mendapatkan pertolongan dari
bukit-bukit pengorbanan mereka sendiri, sebagian dari mereka
datang ke Bait Allah di Yerusalem, untuk berdoa di sana, tetapi
sia-sia. Allah dengan adil akan mengirim mereka kembali ke-
pada para allah yang telah mereka pilih (Hak. 10:14).
2. Kemampuan Allah Israel, satu-satunya Allah sejati, untuk
menggenapi hal yang telah Dia katakan melawan mereka.
(1) Hal itu sendiri sudah lama sejak ditetapkan (ay. 13): Itulah
firman, itulah hal, yang diucapkan TUHAN tentang Moab
pada waktu yang lalu ketika dia mulai menjadi begitu
sombong, dan kurang ajar, dan kejam terhadap umat Allah.
Negeri itu sudah sejak lama dikutuk akan hancur. Inilah
yang cartikel p memberikan kepastian mengenai hal tersebut,
bahwa itulah firman yang diucapkan TUHAN. Dan, seperti
halnya Dia tidak akan pernah menarik kembali apa yang
sudah diucapkan-Nya, demikian pula segala kekuatan dari
neraka dan bumi tidak dapat membantahnya, atau merin-
tangi pelaksanaannya.
(2) Sekarang diberitahukan kapan hal itu akan dilaksanakan.
Waktunya sudah ditetapkan sebelumnya dalam kehendak
Allah, namun sekarang hal tersebut disingkapkan: Itulah
firman yang diucapkan TUHAN bahwa hal itu akan terjadi
dalam tiga tahun (ay. 14). Engkau tidak perlu mengetahui,
atau bernafsu untuk mengetahui, masa dan waktu, lebih
jauh dari yang Allah anggap sesuai untuk diberitahukan,
dan sejauh yang Dia perbolehkan kita untuk mengetahui-
Kitab Yesaya 16:6-14
317
nya dan harus memperhatikannya. Lihatlah bagaimana
Allah memberitahukan isi pikiran-Nya sedikit demi sedikit.
Terang wahyu ilahi bersinar lebih dan lebih lagi, dan demi-
kian pula terang anugerah ilahi dalam hati. Perhatikanlah,
[1] Hartikel man yang diberikan kepada Moab: Kemuliaan
Moab akan menjadi kehinaan, artinya, kemuliaannya itu
akan menjadi hina, ketika segala hal yang mereka bang-
gakan menjadi lenyap. Seperti itulah kemuliaan dari du-
nia ini, sangat pudar dan tidak pasti, dikagumi sesaat,
tetapi lalu segera dianggap rendah. Oleh karena itu
biarlah apa yang akan segera menjadi hina di mata
orang lain selalu hina di mata kita jika dibandingkan
dengan kemuliaan yang melebihi segala-galanya. Kemu-
liaan Moab yaitu bahwa negeri mereka sangat padat
penduduknya dan angkatan perang mereka pemberani.
Tetapi di mana kemuliaannya ketika semua orang yang
sangat banyak itu dengan cara tertentu tersapu bersih,
sebagian oleh satu penghartikel man dan sebagian lagi oleh
penghartikel man lainnya, dan sedikit sisa yang tertinggal
akan sangat sedikit dan tiada berkuasa, tidak sanggup
menahan kesedihan mereka sendiri, apalagi bangkit
dan menang melawan penghinaan musuh-musuh mere-
ka? Oleh karena itu janganlah yang kuat bermegah da-
lam kekuatannya dan yang banyak dalam jumlahnya.
[2] Waktu yang ditetapkan untuk pelaksanaan hartikel man
ini: Dalam tiga tahun, menurut masa kerja prajurit upah-
an, yaitu, tepat pada akhir tiga tahun tersebut, karena
seorang hamba yang diupah untuk jangka waktu ter-
tentu mencatat hingga pada rincian hari. Biarlah Moab
mengetahui bahwa kehancurannya sudah sangat dekat,
dan karena itu mempersiapkan diri. Peringatan yang adil
sudah diberikan, dan dengan itu diberikan juga kesem-
patan untuk bertobat, yang mana jika mereka mem-
perbaiki diri, seperti yang dilakukan Niniwe, kita punya
alasan untuk berpikir bahwa hartikel man yang diancamkan
akan dapat dicegah.
PASAL 17
ram dan Efraim bersekutu melawan Yehuda (7:1-2), dan begitu
eratnya mereka bertaut dalam segala perencanaan mereka,
hingga pasal ini, meskipun berjudul “ucapan ilahi terhadap Damsyik”
(yang merupakan kota utama Aram), turut membacakan hartikel man
bagi Israel juga.
I. Kehancuran kota-kota yang kuat baik di Aram maupun di
Israel dinubuatkan di sini (ay. 1-5 dan ay. 9-11).
II. Di tengah-tengah penghakiman, belas kasihan diingat bagi
Israel, dan diberikan janji yang penuh anugerah bahwa suatu
umat sisa akan dijaga dari bencana-bencana itu dan akan
menjadi baik karenanya (ay. 6-8).
III. Kejatuhan pasukan Asyur di hadapan Yerusalem ditunjuk-
kan (ay. 12-14). Berdasarkan urutan waktu, pasal ini seha-
rusnya ditempatkan setelah pasal 9, sebab kehancuran Dam-
syik, yang dinubuatkan di sini, terjadi pada masa pemerin-
tahan Ahas (2Raj. 16:9).
Hartikel man bagi Aram dan Israel
(17:1-5)
1 Ucapan ilahi terhadap Damsyik. Sesungguhnya, Damsyik tidak akan tetap
sebagai kota, nanti menjadi suatu timbunan reruntuhan; 2 kampung-kam-
pungnya akan ditinggalkan selama-lamanya dan menjadi tempat bagi kawan-
an-kawanan ternak, yang berbaring dengan tidak diganggu oleh siapa pun. 3
Kubu-kubu akan hilang dari Efraim dan kuasa kerajaan akan lenyap dari
Damsyik, juga sisa-sisa Aram, semuanya akan lenyap sama seperti kemulia-
an orang Israel, demikianlah firman TUHAN semesta alam. 4 Maka pada
waktu itu kemuliaan Yakub akan berkurang, dan kemakmurannya akan
susut; 5 keadaannya seperti gandum yang digenggam orang untuk dituai dan
tangannya memetik bulir-bulir; atau seperti bulir-bulir yang dipungut orang
di lembah orang Refaim.
A
320
Di sini kita mendapati ucapan ilahi terhadap Damsyik. Alkitab bahasa
Aram membacanya demikian, beban cawan kutukan yang harus
diminum oleh Damsyik. Dan, karena kesepuluh sartikel Israel bersekutu
dengan Damsyik, maka mereka juga harus ikut bersulang untuk
minum bersama Damsyik dalam cawan kegentaran yang akan bergilir.
1. Damsyik sendiri, kota utama Aram, harus dihancurkan. Rumah-
rumahnya, ada kemungkinan, akan dibakar. Atau paling tidak
dinding-dindingnya, gerbang-gerbangnya, dan benteng-bentengnya
akan diruntuhkan, dan para penduduknya dibawa pergi menjadi
tawanan. Sehingga kini Damsyik tidak akan tetap sebagai kota, dan
direndahkan bukan hanya sebagai desa, melainkan sampai menjadi
timbunan reruntuhan (ay. 1). Pekerjaan yang merusak seperti inilah
yang dibuat dosa terhadap kota-kota.
2. Kampung-kampung akan ditinggalkan oleh penduduknya, karena
ditakut-takuti atau diusir oleh para penyerbu: Kampung-kam-
pungnya (KJV: kota-kota Aroër, sebutan untuk sebuah wilayah di
Aram) akan ditinggalkan (ay. 2). Yang ditaklukkan tidak berani
tinggal di dalamnya, dan para penakluk tidak mempunyai alasan
untuk berdiam di situ. Mereka juga tidak merebutnya karena ke-
kurangan, melainkan karena kekejaman yang tanpa alasan. Se-
hingga tempat-tempat yang seharusnya didiami manusia menjadi
tempat bagi kawanan-kawanan ternak untuk berbaring, yang boleh
mereka lakukan, tanpa ada yang mengganggu atau mengusir me-
reka. Rumah-rumah megah diubah menjadi kandang-kandang
domba. Sungguh aneh bahwa para penakluk besar membanggakan
diri karena menjadi musuh bersama bagi umat manusia. Akan
tetapi, betapapun tidak benarnya mereka, Allah itu benar dalam
menyebabkan kota-kota itu memuntahkan para penduduknya,
yang dengan kefasikan mereka telah membuat diri mereka kotor.
Lebih baik kawanan-kawanan ternak berbaring di sana daripada
mereka mengayomi orang-orang yang secara terang-terangan mem-
berontak terhadap Allah dan kebajikan.
3. Benteng-bentang Israel, kerajaan sepuluh sartikel , akan menemui
kehancuran: Kubu-kubu akan hilang dari Efraim (ay. 3), dari
Samaria, dan dari semua yang lain. Mereka telah bergabung de-
ngan Aram dalam menyerang Yehuda secara biadab. Sekarang,
mereka yang sudah ikut ambil bagian dalam dosa harus ikut
ambil bagian juga dalam kehancuran, dan itu adil. Ketika kubu-
kubu akan hilang dari Efraim, yang karenanya Israel akan menjadi
Kitab Yesaya 17:1-5
321
lemah, maka kerajaan akan hilang dari Damsyik, yang karenanya
Aram akan dihancurkan. Orang-orang Aram yaitu pemimpin
utama dalam persepakatan melawan Yehuda itu, dan karena itu
mereka dihartikel m pertama-tama dan paling pedih. Dan, karena
mereka memegahkan persekutuan mereka dengan Israel, maka
karena sekarang Israel menjadi lemah, mereka dicela dengan apa
yang sudah mereka megahkan itu: “Sisa-sisa Aram akan lenyap
sama seperti kemuliaan orang Israel. Sedikit sisa dari orang-orang
Aram itu akan hidup dalam keadaan yang hina dina seperti orang
Israel, dan kemuliaan Israel tidak akan memberikan kelegaan
atau membawa nama baik bagi mereka.” Persekutuan-persekutu-
an yang berdosa tidak akan memberikan kekuatan, atau peno-
pang, bagi pihak-pihak yang bersekutu, apabila penghakiman-
penghakiman Allah datang menimpa mereka. Lihatlah di sini
bagaimana kemuliaan Yakub ketika Allah berseteru dengannya,
dan betapa sedikit alasan bagi Aram untuk memegahkan diri
karena menyerupai kemuliaan Yakub.
(1) Kemuliaan itu terbuang seperti orang yang tidak makan (ay.
4). Kemuliaan Yakub yaitu jumlah mereka, bahwa mereka
banyaknya seperti pasir di laut. Tetapi kemuliaan ini akan
berkurang, ketika banyak orang terbunuh, dan sedikit yang
tersisa. Lalu kemakmuran mereka, yang merupakan kebangga-
an dan perlindungan mereka, akan susut, dan tubuh bangsa
itu akan menjadi rangka, kurus kering tinggal tulang berbung-
kus kulit. Israel mati karena penyakit yang berlarut-larut.
Kerajaan sepuluh sartikel lambat-laun menjadi hancur lebur.
Allah bagi mereka menjadi seperti ngengat (Hos. 5:12). Seperti
itulah semua kemuliaan dunia ini: kemuliaan itu cepat layu,
dan akan berkurang. Tetapi ada kemuliaan kekal yang mele-
bihi segala-galanya dan jauh lebih besar yang dipersiapkan
untuk keturunan rohani Yakub, yang tidak akan tunduk pada
kerusakan seperti itu, yaitu kemakmuran rumah Allah, yang
tidak akan susut.
(2) Semua kemuliaan itu dikumpulkan dan dibawa pergi oleh
pasukan Asyur, seperti gandum yang diambil dari ladang oleh
petani (ay. 5). Gandum yaitu kemuliaan ladang-ladang (Mzm.
65:14). Akan tetapi, apabila gandum sudah dituai dan tiada, di
manakah kemuliaannya? Bangsa itu, karena dosa-dosa mere-
ka, telah menjadikan diri mereka matang untuk kehancuran,
322
dan kemuliaan mereka pun akan dipatahkan dan dibawa pergi
dengan sama cepatnya, sama adilnya, dan sama-sama tak
terelakkannya seperti gandum diambil dari ladang oleh petani.
Di sini penghakiman-penghakiman Allah dibandingkan dengan
perbuatan mengayunkan sabit ketika sudah tiba saatnya untuk
menuai (Why. 14:15). Seperti para petani yang bekerja dengan
telaten di lembah Refaim, di mana gandumnya luar biasa
banyak, dan kalau bisa tidak mau menyisakan satu bulir pun,
demikian pula pasukan yang berjaya itu tidak mau kehilangan
apa saja yang dapat diambil tangan mereka.
Hartikel man bagi Aram dan Israel
(17:6-8)
6 Dari padanya akan tertinggal sisa untuk pemetikan susulan seperti pada
waktu orang menjolok buah zaitun, tertinggal satu dua di sebelah pucuknya
dan beberapa di dahan-dahannya, demikianlah firman TUHAN, Allah Israel. 7
Pada waktu itu manusia akan memandang kepada Dia yang menjadikannya,
dan matanya akan melihat kepada Yang Mahakudus, Allah Israel; 8 ia tidak
akan memandang kepada mezbah-mezbah buatan tangannya sendiri, dan
tidak akan melihat kepada yang dikerjakan oleh tangannya, yakni tiang-tiang
berhala dan pedupaan-pedupaan.
Belas kasihan disimpan di sini, terselip di tengah-tengah penghakim-
an, bagi umat tersisa yang akan luput dari kehancuran yang menim-
pa seluruh kerajaan sepuluh sartikel Israel. Meskipun bangsa Asyur
berusaha sedapat mungkin supaya tidak ada orang yang terlepas dari
jaring mereka, namun orang yang rendah hati di negeri disembunyi-
kan pada hari murka Tuhan. Nyawa mereka terselamatkan dari si
pemangsa, dan mereka menjadi terhibur bisa lari berlindung di tanah
Yehuda, di mana mereka bisa bebas datang ke pelataran rumah
Allah.
1. Mereka hanya akan menjadi umat sisa yang kecil, sangat sedikit,
yang akan ditandai untuk dijaga (ay. 6): Dari padanya akan
tertinggal sisa untuk pemetikan susulan. Sebagai bangsa, mereka
dibawa ke dalam pembuangan, tetapi di sana sini ada satu orang
yang tertinggal, mungkin satu orang tetap di tempat tidur ketika
yang lain dibawa (Luk. 17:34). Penghakiman-penghakiman yang
paling merusak di dunia ini masih kurang jika dibandingkan
dengan penghakiman terakhir, yang akan terjadi di seluruh dunia
dan tak seorang pun akan luput darinya. Pada masa-masa terjadi-
Kitab Yesaya 17:6-8
323
nya bencana terbesar, ada sebagian orang yang dijaga aman, se-
perti halnya dalam masa-masa kemerosotan terbesar, ada sebagi-
an orang yang tetap murni. Tetapi sedikitnya jumlah orang yang
terluput mengandaikan ditawannya bagian yang jauh lebih besar.
Mereka yang disisakan hanyalah seperti sisa-sisa dari pohon
zaitun ketika sudah dijolok dengan hati-hati oleh pemiliknya. Jika
tertinggal satu dua di sebelah pucuknya dan beberapa di dahan-
dahannya (yang berada di luar jangkauan orang yang menjolok-
nya), maka itu saja. Seperti itulah umat sisa yang tinggal menurut
pilihan kasih karunia, sangat sedikit jika dibandingkan dengan
banyaknya orang yang terus berjalan di jalan yang lebar.
2. Mereka akan menjadi umat sisa yang dikuduskan (ay. 7-8). Sedi-
kit orang yang dijaga ini yaitu orang-orang yang, karena melihat
penghakiman yang sudah dekat, telah bertobat dari dosa-dosa
mereka dan memperbarui hidup mereka, dan karena itu seperti
puntung yang ditarik dari api. Atau mereka yaitu orang-orang
yang karena sudah meloloskan diri, dan menjadi pengungsi di
negeri-negeri asing, merasa tergugah untuk kembali kepada Allah,
sebagian karena merasakan belas kasihan istimewa yang sudah
membuat mereka terbebas, dan sebagian lagi karena kesusahan-
kesusahan yang masih menimpa mereka.
(1) Mereka akan melihat kepada Pencipta mereka, akan menanya-
kan, di mana Allah, yang membuat aku, dan yang memberi
nyanyian pujian di waktu malam, di waktu malam penderitaan
seperti ini? (Ayb. 35:10-11). Mereka akan mengakui tangan-
Nya dalam semua peristiwa yang menyangkut mereka, baik
yang penuh belas kasihan maupun yang menghajar mereka,
dan akan menyerahkan diri pada tangan-Nya. Mereka akan
memberikan kemuliaan yang layak didapat oleh nama-Nya,
dan tergugah sebagaimana mestinya oleh pemeliharaan-peme-
liharaan-Nya. Mereka akan mengharapkan kelegaan dan perto-
longan dari Dia dan bergantung pada-Nya untuk menolong
mereka. Mata mereka akan melihat kepada-Nya dengan penuh
hormat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada
tangan tuannya (Mzm. 123:2). Perhatikanlah, sudah menjadi
kewajiban kita untuk melihat kepada Allah setiap saat dengan
hormat, untuk senantiasa mengarahkan pandangan kita ke-
pada-Nya, baik sebagai Pencipta kita (sebagai Pencipta keber-
adaan kita dan sebagai Allah atas alam) maupun sebagai Yang
324
Mahakudus, Allah Israel, Allah yang mengikat perjanjian de-
ngan kita dan Allah yang memberikan anugerah. Terlebih lagi,
apabila kita sedang menderita, mata kita haruslah tertuju
pada Tuhan, untuk mengeluarkan kaki kita dari jaring (Mzm.
25:15). Untuk membawa kita pada hal ini merupakan maksud
dari pemeliharaan-Nya, sebab Dia yaitu Pencipta kita, dan
kita yaitu karya anugerah-Nya, dan karena Dia yaitu Yang
Mahakudus, Allah Israel.
(2) Mereka akan menjauhkan pandangan dari berhala-berhala me-
reka, makhluk-makhluk ciptaan khayalan mereka sendiri, tidak
akan lagi menyembah mereka, mencari mereka, dan mengha-
rapkan pertolongan dari mereka. Karena entah hanya Allah sen-
diri yang akan dianggap, atau Ia tidak akan memandang diri-
Nya dianggap sama sekali. Orang yang memandang kepada
Penciptanya tidak boleh memandang kepada mezbah-mezbah
buatan tangannya sendiri, tetapi harus menyangkal mereka
dan melemparkan mereka, tidak boleh terus memberi penghor-
matan sedikit pun terhadap apa yang dikerjakan oleh tangan-
nya, tetapi harus menghancurkannya berkeping-keping, mes-
kipun itu pekerjaan tangan mereka sendiri – tiang-tiang ber-
hala dan pedupaan-pedupaan. Kata itu berarti gambar-gambar
yang dibuat untuk menghormati matahari dan yang melalui-
nya ia disembah, sebuah penyembahan berhala yang paling
kuno dan paling mungkin (Ul. 4:19; Ayb. 31:26). Beralasan
bagi kita untuk menganggap penderitaan-penderitaan yang
memisahkan kita dari dosa-dosa kita sebagai penderitaan-pen-
deritaan yang membahagiakan. Dan dengan keyakinan-keya-
kinan yang masuk akal akan sia-sianya dunia ini, berhala yang
besar itu, kita harus mendinginkan perasaan-perasaan dan me-
nurunkan pengharapan-pengharapan kita terhadapnya.
Hartikel man bagi Aram dan Israel
(17:9-11)
9 Pada waktu itu kota-kotamu akan ditinggalkan seperti kota-kota orang Hewi
dan orang Amori yang mereka tinggalkan karena orang Israel, sehingga men-
jadi sunyi sepi. 10 Sebab engkau telah melupakan Allah yang menyelamatkan
engkau, dan tidak mengingat gunung batu kekuatanmu. Sebab itu sekalipun
engkau membuat taman yang permai dan menanaminya dengan cangkokan
luar negeri, 11 sekalipun pada hari menanamnya engkau membuatnya tum-
buh subur, dan pada pagi mencangkokkannya engkau membuatnya ber-
Kitab Yesaya 17:9-11
325
bunga, namun panen akan segera lenyap pada hari kesakitan dan hari pen-
deritaan yang sangat payah.
Di sini sang nabi kembali menubuatkan kehancuran-kehancuran ter-
kutuk yang akan ditimpakan atas tanah Israel oleh pasukan Asyur.
1. Bahwa kota-kota Israel akan ditinggalkan. Bahkan kota-kota yang
kuat, yang seharusnya melindungi negeri, tidak akan sanggup
melindungi diri mereka sendiri: Mereka akan ditinggalkan seperti
kota-kota orang Hewi dan orang Amori. Mereka akan ditinggalkan
seperti dahan dan batang (KJV) dari pohon yang sudah tua, yang
sudah membusuk, ditinggalkan oleh daun-daunnya, dan muncul
ke atas sendirian, gundul, kering, dan mati. Demikianlah kota-
kota mereka yang kuat akan tampak setelah para penduduknya
meninggalkannya dan pasukan musuh yang berjaya menjarah
dan merusaknya (ay. 9). Mereka akan menjadi seperti kota-kota
(demikian dapat ditambahkan) yang ditinggalkan orang Kanaan,
penduduk lama di negeri itu, karena orang Israel, ketika Allah
dengan tangan yang teracung membawa mereka masuk ke sana,
untuk menduduki negeri yang baik itu, kota-kota yang tidak
mereka bangun. Seperti halnya orang Kanaan pada waktu itu lari
dari hadapan orang Israel, demikian pula Israel sekarang lari dari
hadapan orang Asyur. Dan dalam hal ini firman Allah digenapi,
bahwa jika mereka melakukan kenajisan-kenajisan yang sama,
maka negeri itu akan memuntahkan mereka, seperti telah dimun-
tahkannya bangsa yang sebelum mereka (Im. 18:28). Dan bahwa
seperti halnya, sewaktu Allah ada di pihak mereka, satu orang
dari mereka mengejar seribu, demikian pula, ketika mereka men-
jadikan Dia musuh mereka, seribu orang dari mereka akan lari
melihat ancaman satu orang. Sehingga di kota-kota akan ada
kerusakan, sesuai dengan ancaman-ancaman hartikel m Taurat (Im.
26:31; Ul. 28:51).
2. Bahwa negeri itu akan porak-poranda (ay. 10-11). Amatilah di sini,
(1) Dosa yang telah menimbulkan murka Allah untuk membawa
kehancuran yang sedemikian besar atas negeri yang permai
itu. Itu terjadi karena kesalahan penduduk yang berdiam di
dalamnya. “Sebab engkau telah melupakan Allah yang me-
nyelamatkan engkau dan semua keselamatan besar yang telah
dikerjakan-Nya untuk engkau. Sebab engkau telah melupakan
kebergantunganmu pada-Nya dan kewajiban-kewajiban-Mu
326
terhadapnya, dan tidak mengingat gunung batu kekuatanmu,
yang bukan saja merupakan batu karang yang kuat itu sen-
diri, melainkan juga yang berkali-kali telah menjadi kekuatan-
mu, sebab kalau tidak, kamu sudah lama tenggelam dan han-
cur.” Perhatikanlah, Allah yang menyelamatkan kita yaitu
gunung batu kekuatan kita. Dan perbuatan kita yang melupa-
kan dan tidak mengingat Dia yaitu dasar dari semua dosa.
Sebab kami telah memilih jalan yang sesat, dan telah melupa-
kan TUHAN, Allah kami, dan dengan demikian kami mem-
binasakan diri kami sendiri.