Rabu, 09 Juli 2025

Yesaya 1-39 8


 alim dan mengerikan akan senang bahwa mereka 

terbebas darinya (ay. 7-8). Karena sekarang dia sudah 

tiada, segenap bumi sudah aman dan tenteram, sebab dia 

yaitu   pengacau besar bagi kedamaian. Sekarang mereka 

semua bergembira dengan sorak-sorai, sebab bila orang 

fasik binasa, gemuruhlah sorak-sorai (Ams. 11:10). Pohon-

pohon sanobar dan pohon-pohon aras di Libanon sekarang 

merasa bahwa mereka sudah aman. Tidak ada lagi bahaya 

mereka akan ditebang, untuk membuka jalan bagi pasuk-

annya yang luas atau untuk memperlengkapi dia dengan 

kayu-kayu. Para raja dan pembesar di sekitar mereka, yang 

dibandingkan dengan pohon sanobar dan pohon aras (Za. 

11:2), sekarang bisa bernafas lega, dan tidak lagi takut 


 284

hak-hak mereka akan dirampas, sebab martil seluruh bumi 

itu telah remuk redam dan hancur luluh (Yer. 50:23), yang 

yaitu   juga kapak yang memegahkan diri terhadap orang 

yang memakainya itu (10:15). 

(2) Arwah-arwah orang mati akan menyambut dia, terutama 

mereka yang sudah dengan biadab ia hantarkan cepat-

cepat ke sana (ay. 9-10): “Dunia orang mati yang di bawah 

gemetar untuk menyongsong kedatanganmu, dan untuk 

menyambut kedatanganmu di tempat mereka yang gelap 

dan mengerikan.” Semua bekas pemimpin di bumi, yang 

ketika masih hidup dibuat segan terhadapnya dan tidak 

berani mendekat kepadanya dan harus bangkit dari takhta 

mereka untuk menyerahkan diri mereka kepadanya, akan 

mengatai-ngatai dia atas hal itu ketika ia masuk ke dalam 

dunia orang mati. Mereka akan pergi menyongsongnya, se-

perti yang biasa mereka lakukan ketika ia di depan umum 

memasuki kota-kota yang telah ditundukkannya. Dengan 

pawai seperti itu ia akan disambut ke tempat-tempat yang 

mengerikan itu, untuk membuat celaan dan siksaannya 

lebih berat baginya. Sambil mengolok-olok, mereka akan 

bangkit dari takhta dan singgasana mereka di sana, dan 

bertanya kepadanya apakah dia mau duduk di atas takhta 

dan singgasana mereka, seperti yang biasa ia lakukan 

terhadap takhta dan singgasana mereka di bumi. Kebi-

ngungan yang akan ia alami akan mereka jadikan bahan 

lelucon: “Engkau juga telah menjadi lemah seperti kami? 

Siapa yang akan menyangkanya? Engkau sendiri tidak me-

nyangka hal itu akan pernah terjadi ketika engkau berlaku 

keras dalam segala hal kepada kami. Engkau yang menye-

jajarkan dirimu di antara para dewa yang abadi, bukankah 

engkau menemui nasibmu di antara kami manusia-manu-

sia yang malang dan fana? Di manakah kemegahanmu 

sekarang, dan di manakah kegembiraanmu? Wah, engkau 

sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar (ay. 

11-12). Raja Babel bersinar terang seterang bintang fajar, 

dan berkhayal bahwa ke mana saja ia pergi, ia membawa 

terang siang hari bersamanya. Betulkah raja yang 

sedemikian tersohor seperti itu sudah jatuh, bintang yang 

seperti itu menjadi segumpal tanah? Apakah ada orang 

Kitab Yesaya 14:4-23 

 285 

pernah jatuh dari kehormatan dan kekuasaan yang sede-

mikian tinggi ke dalam lobang celaan dan kesengsaraan 

seperti itu?” Hal ini biasa disinggung (dan itu hanya sebuah 

singgungan) untuk menggambarkan kejatuhan para malai-

kat, yang bagaikan bintang-bintang fajar (Ayb. 38:7). Tetapi 

betapa mereka sudah jatuh! Engkau sudah dipecahkan dan 

jatuh ke bumi, dan rata dengannya, hai yang mengalahkan 

bangsa-bangsa! Allah akan mengadakan perhitungan de-

ngan orang-orang yang merampas hak-hak dan meng-

ganggu ketenangan umat manusia, sebab Dia yaitu   Raja 

atas segala bangsa dan juga atas orang-orang kudus. Nah, 

sambutan terhadap raja Babel ke dalam dunia orang mati 

ini, yang digambarkan di sini, pasti merupakan sesuatu 

yang lebih daripada sekadar khayalan, dan dimaksudkan 

untuk mengajarkan kebenaran-kebenaran yang teguh ini:  

[1] Bahwa ada alam yang tak terlihat, alam roh-roh, yang 

ke sana jiwa-jiwa manusia berpindah pada saat kemati-

an, dan yang di dalamnya mereka berada dan bertindak 

dalam keadaan yang terpisah dari tubuh.  

[2] Bahwa jiwa-jiwa yang terpisah mengenal dan berhu-

bungan satu sama lain, meskipun kita tidak mempu-

nyai hubungan dengan mereka: perumpamaan tentang 

orang kaya dan Lazarus menyiratkan hal ini.  

[3] Bahwa maut dan neraka akan benar-benar menjadi maut 

dan neraka bagi orang-orang yang tanpa dikuduskan 

jatuh dari puncak kemegahan-kemegahan dunia ini dan 

kepenuhan kenikmatan-kenikmatannya. Anak, ingatlah 

(Luk. 16:25). 

(3) Orang-orang yang berdiri menonton akan terperangah me-

lihat kejatuhannya. Ketika ia diturunkan ke dalam dunia 

orang mati, ke tempat yang paling dalam di liang kubur, dan 

berdiam di situ, orang-orang yang melihat dia akan memper-

hatikan dan mengamat-amati dia (ay. 15-16). Mereka hampir-

hampir tidak akan mempercayai mata mereka sendiri. “Tidak 

pernah maut membawa perubahan yang begitu besar bagi 

siapa saja seperti bagi dirinya. Mungkinkah seseorang, yang 

beberapa jam sebelumnya tampak begitu besar, begitu me-

nyenangkan, berdandan dan dilayani dengan begitu megah-


 286

nya, sekarang tampak begitu mengerikan, begitu hina, dan 

berbaring sedemikian telanjang dan terabaikan? Inikah dia 

yang telah membuat bumi gemetar, dan yang telah membuat 

kerajaan-kerajaan bergoncang? Siapa yang dapat mengira 

bahwa dia bisa sampai seperti ini?” (Mzm. 82:7).  

5.  Di sini ada kesimpulan yang diambil dari semuanya ini (ay. 

20): Anak cucu orang yang berbuat jahat tidak akan disebut-

sebut untuk selama-lamanya. Para penguasa dari kerajaan 

Babel semuanya yaitu   anak cucu orang yang berbuat jahat, 

para penindas umat Allah, dan karena itu kepada mereka di-

berikan aib yang melekat ini. Mereka tidak akan disebut-sebut 

untuk selama-lamanya (demikian sebagian orang membaca-

nya). Mereka boleh tampak hebat untuk sementara waktu, 

tetapi semua kemegahan mereka hanya akan membuat celaan 

mereka semakin memalukan pada akhirnya. Tidak ada pujian 

di jalan yang penuh dosa. 

II.  Kehancuran sepenuhnya dari keluarga kerajaan dinubuatkan di 

sini, bersama dengan kehancuran ibu kota kerajaan.  

1. Keluarga kerajaan akan dimusnahkan sepenuhnya. Bangsa 

Madai dan Persia, yang akan dipekerjakan dalam pekerjaan 

yang menghancurkan ini, diperintahkan, setelah mereka mem-

bunuh Belsyazar, untuk mendirikan bagi anak-anaknya tempat 

pembantaian (ay. 21) dan untuk tidak menyayangkan mereka. 

Anak-anak kecil Babel harus dipecahkan pada bukit batu (Mzm. 

137:9). Perintah-perintah ini terdengar sangat keras, akan tetapi,  

(1) Mereka harus menderita oleh karena kesalahan nenek mo-

yang mereka, yang sering kali ditimpakan kepada anak-

anak mereka, untuk menunjukkan betapa Allah membenci 

dosa dan tidak berkenan padanya, dan untuk mencegah 

orang-orang untuk berbuat dosa, yang merupakan tujuan 

dari hartikel  man. Nebukadnezar sudah menyembelih anak-

anak Zedekia (Yer. 52:10), dan untuk kejahatannya itu, 

keturunannya akan membayar harga yang sama.  

(2) Mereka harus dilenyapkan sekarang, supaya mereka tidak 

bangun dan menduduki bumi dan melakukan kejahatan 

pada masa hidup mereka sebanyak yang sudah dilakukan 

nenek moyang mereka pada masanya – supaya mereka 

Kitab Yesaya 14:4-23 

 287 

tidak meresahkan dunia dengan mendirikan kota-kota un-

tuk mendartikel  ng kelaliman mereka (yang merupakan kebi-

jakan Nimrod [Kej. 10:10-11]), seperti yang sudah dilaku-

kan oleh nenek moyang mereka dengan menghancurkan 

kota-kota. Firaun menindas orang Israel di Mesir dengan 

menyuruh mereka mendirikan kota-kota (Kel. 1:11). Peme-

liharaan Allah mengutamakan kesejahteraan bangsa-bang-

sa lebih daripada yang kita sadari dengan melenyapkan 

sebagian orang yang, seandainya mereka masih hidup, 

akan melakukan kejahatan. Sudah sewajarnya para musuh 

membinasakan anak-anak: Karena Aku akan bangkit mela-

wan mereka, demikianlah firman TUHAN semesta alam (ay. 

22). Dan jika Allah menyingkapkan sebagai pikiran-Nya, 

bahwa Ia ingin suatu hal terlaksana, maka sama seperti 

tak seorang pun dapat menghalanginya, demikian pula tak 

seorang pun perlu segan-segan untuk meneruskannya. 

Babel mungkin bangga dengan banyaknya anggota keluar-

ga kerajaannya, tetapi Allah sudah menentukan untuk me-

lenyapkan nama Babel dan sisanya, sehingga tak seorang 

pun dibiarkan tersisa, untuk membinasakan baik anak-

anak maupun cucu-cucu sang raja. Tetapi kita yakin bah-

wa Ia tidak pernah, dan tidak akan pernah, berbuat salah 

terhadap siapa saja dari makhluk ciptaan-Nya.  

2.  Kota kerajaan ini akan dihancurkan dan ditinggalkan (ay. 23). 

Kota itu akan menjadi milik burung-burung yang menakutkan 

yang terbang sendiri, tetapi khususnya landak, yang dengan-

nya bergabung burung undan dan burung hantu (34:11). 

Demikian pula kehancuran menyeluruh dari Babel Perjanjian 

Baru digambarkan (Why. 18:2). Kota itu telah menjadi tempat 

bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci. Babel 

sudah hancur berantakan, sehingga ketika ia ditinggalkan, 

dan tidak ada yang merawat untuk mengeringkan tanahnya, 

maka ia segera menjadi air rawa-rawa, genangan-genangan air 

yang berbau busuk, yang tidak sehat dan juga tidak menye-

nangkan: demikianlah Allah akan menyapu bersih dan memu-

nahkan kota itu. Apabila suatu bangsa tidak memiliki apa-apa 

selain debu dan kotoran, dan tidak mau dibersihkan dengan 

pembaruan, apa yang dapat mereka harapkan selain disapu 

bersih dari muka bumi dengan kepunahan? 


 288

Hartikel  man yang Menimpa Bangsa Asyur 

dan Bangsa Filistin 

(14:24-32) 

24 TUHAN semesta alam telah bersumpah, firman-Nya: “Sesungguhnya seper-

ti yang Kumaksud, demikianlah akan terjadi, dan seperti yang Kurancang, 

demikianlah akan terlaksana: 25 Aku akan membinasakan orang Asyur dalam 

negeri-Ku dan menginjak-injak mereka di atas gunung-Ku; kuk yang diletak-

kan mereka atas umat-Ku akan terbuang dan demikian juga beban yang 

ditimpakan mereka atas bahunya.” 26 Itulah rancangan yang telah dibuat 

mengenai seluruh bumi, dan itulah tangan yang teracung terhadap segala 

bangsa. 27 TUHAN semesta alam telah merancang, siapakah yang dapat 

menggagalkannya? Tangan-Nya telah teracung, siapakah yang dapat mem-

buatnya ditarik kembali? 28 Dalam tahun matinya raja Ahas datanglah ucap-

an ilahi ini: 29 Janganlah bersukaria, hai segenap Filistea, karena walaupun 

gada orang yang memartikel  l engkau sudah patah, tetapi dari keturunan ular 

itu akan keluar ular beludak, dan anaknya akan menjadi ular naga terbang. 

30 Yang paling hina dari umat-Ku akan mendapat makanan dan orang-orang 

miskin akan diam dengan tenteram, tetapi keturunanmu akan Kumatikan 

dengan kelaparan, dan sisa-sisamu akan Kubunuh. 31 Merataplah, hai pintu 

gerbang! Berteriaklah, hai kota! Gemetarlah, hai segenap Filistea! Sebab di 

sebelah utara sudah mengepul asap perang, dan barisan musuh maju tanpa 

ada yang mundur. 32 Dan apakah jawab yang akan diberi kepada utusan-

utusan bangsa itu? “TUHAN yang meletakkan dasar Sion, dan di sanalah 

orang-orang yang sengsara dari umat-Nya mendapat perlindungan.”  

Kehancuran kerajaan Babel dan Kasdim yaitu   suatu peristiwa yang 

masih sangat jauh. Kerajaan itu belum naik ke puncak yang begitu 

tinggi ketika kejatuhannya dinubuatkan di sini: hampir 200 tahun 

berselang sejak nubuat tentang kejatuhan Babel ini sampai pada 

waktu penggenapannya. Nah, bangsa yang kepadanya Yesaya bernu-

buat mungkin bertanya, “Apa urusan kami dengan hal ini, atau apa-

kah keadaan kami akan lebih baik karenanya, dan adakah jaminan 

bagi kami untuk itu?” Terhadap kedua pertanyaan itu ia menjawab 

dalam ayat-ayat ini, melalui nubuat tentang kehancuran baik bangsa 

Asyur maupun bangsa Filistin, musuh-musuh yang pada saat itu 

menyerbu mereka. Dalam waktu dekat, mereka akan menjadi saksi-

saksi mata dari kehancuran itu dan mendapat keuntungan darinya. 

Hal ini akan menjadi penghiburan bagi mereka untuk saat ini, dan 

sebagai jaminan akan pembebasan di masa depan, untuk meneguh-

kan iman keturunan mereka. Allah itu sama bagi umat-nya, hari ini, 

kemarin, dan nanti. Dan untuk selama-lamanya Ia akan tetap sama 

seperti sebelumnya dan sekarang. Di sini ada, 

I. Jaminan yang diberikan tentang kehancuran bangsa Asyur (ay. 

25): Aku akan membinasakan orang Asyur dalam negeri-Ku. San-

Kitab Yesaya 14:24-32 

 289 

herib membawa pasukan yang sangat tangguh ke tanah Yehuda, 

tetapi di sana Allah menghancurkannya, menghabisi semua 

pasukan besarnya dengan pedang seorang malaikat pembinasa. 

Perhatikanlah, siapa yang salah menyerang tanah Allah akan 

mendapati bahwa mereka sendirilah yang akan menanggung ba-

hayanya: dan siapa yang dengan kaki tidak suci menginjak-injak 

gunung-gunung-Nya yang kudus akan diinjak-injak sendiri di 

sana. Allah turun tangan untuk melakukan hal ini sendiri, karena 

umat-Nya tidak memiliki kekuatan melawan pasukan besar yang 

datang menyerang mereka: “Aku akan membinasakan orang Asyur. 

Biar Aku sendiri saja yang melakukannya, Aku yang mempunyai 

malaikat-malaikat, pasukan-pasukan malaikat, yang dapat 

Kuperintah.” Nah, hancurnya kekuatan bangsa Asyur berarti 

patahnya kuk dari leher umat Allah: Beban yang ditimpakan-Nya 

atas bahu mereka akan terbuang, beban untuk memecah-mecah 

pasukan besar itu dan membayar upeti. Itulah sebabnya bangsa 

Asyur harus dihancurkan, supaya Yehuda dan Yerusalem bisa 

tenang. Hendaklah mereka yang menjadikan diri mereka kuk dan 

beban bagi umat Allah sadar apa yang harus siap-siap mereka 

hadapi. Nah,  

1.  Nubuat ini disahkan dan diteguhkan di sini dengan sumpah 

(ay. 24): TUHAN semesta alam telah bersumpah, supaya Ia 

dapat menunjukkan kepastian putusan-Nya, dan supaya 

umat-Nya mendapat dorongan yang kuat (Ibr. 6:17-18). Apa 

yang dikatakan di sini tentang niat khusus ini berlaku untuk 

semua tujuan Allah: Seperti yang Kumaksud, demikianlah 

akan terjadi, sebab Ia tidak pernah berubah – siapa dapat 

menghalangi Dia? Juga tidak pernah Ia terpaksa memberikan 

putusan-putusan baru, atau harus mengambil langkah-

langkah baru, seperti yang sering kali terjadi pada manusia, 

ketika terjadi hal-hal yang di luar dugaan. Hendaklah mereka 

yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah menghibur diri 

dengan hal ini, bahwa, seperti yang dirancang Allah, demikian-

lah akan terlaksana, dan pada hal tersebut keteguhan mereka 

bergantung.  

2.  Hancurnya kekuatan bangsa Asyur dijadikan contoh tentang 

apa yang akan dilakukan Allah dengan semua kekuatan bang-

sa-bangsa yang terlibat perang melawan Dia dan jemaat-Nya 

(ay. 26): Itulah rancangan yang telah dibuat mengenai seluruh 


 290

bumi (seluruh dunia, demikian menurut Septuaginta), semua 

penduduk bumi (demikian menurut Alkitab bahasa Aram). 

Bukan hanya rancangan mengenai kerajaan Asyur (yang pada 

saat itu dianggap sebagai seluruh dunia dalam arti tertentu, 

seperti halnya kekaisaran Romawi setelah itu [Luk. 2:1], dan 

dengannya banyak bangsa yang sebelumnya bergantung pada-

nya kemudian jatuh), melainkan juga mengenai semua negara 

dan penguasa yang pada saat kapan saja akan menyerang ne-

geri-Nya, gunung-gunung-Nya. Nasib bangsa Asyur akan men-

jadi nasib mereka. Mereka akan segera mendapati bahwa ikut 

campur mereka akan membahayakan diri mereka sendiri. Ye-

rusalem akan, seperti halnya dulu bagi bangsa Asyur, menjadi 

batu untuk diangkat bagi segala bangsa. Siapa yang mengang-

katnya pastilah mendapat luka parah (Za. 12:3, 6). Tangan kua-

sa dan keadilan yang sama yang sekarang teracung melawan 

bangsa Asyur karena menyerang umat Allah akan teracung 

terhadap segala bangsa yang berbuat hal yang sama. Masih 

berlaku, dan akan tetap demikian, bahwa terkutuklah orang 

yang mengutuk Allah Israel (Bil. 24:9). Allah akan menjadi 

musuh bagi musuh-musuh umat-Nya (Kel. 23:22).  

3.  Segala kuasa di bumi ditantang untuk mengubah putusan 

Allah (ay. 27): “TUHAN semesta alam telah merancang untuk 

mematahkan kuk bangsa Asyur, dan setiap tongkat orang fasik 

yang menekan orang benar. Dan siapakah yang dapat mengga-

galkannya? Siapa yang dapat membujuk-Nya untuk menarik-

nya kembali, atau mencari pembelaan untuk menghindar dari 

putusan Allah? Tangan-Nya terulur untuk melaksanakan tu-

juan ini. Siapakah yang cartikel  p berkuasa untuk dapat mem-

buatnya ditarik kembali, atau untuk menghentikan jalan-jalan 

penghakiman-Nya?” 

II. Diberikan juga jaminan akan kehancuran bangsa Filistin dan 

kekuatan mereka. Beban ini, nubuat ini, yang menimpa mereka 

seperti beban, untuk menenggelamkan keadaan mereka, datang 

dalam tahun matinya raja Ahas, yang merupakan tahun pertama 

pemerintahan Hizkia (ay. 28). Ketika seorang raja yang baik da-

tang menggantikan raja yang buruk, maka dikirimlah pesan yang 

dapat diterima ini ke tengah-tengah mereka. Apabila kita memper-

Kitab Yesaya 14:24-32 

 291 

barui diri, maka barulah, dan tidak sebelum itu, kita dapat me-

nantikan kabar baik dari sorga. Sekarang di sini kita mendapati,  

1.  Sebuah teguran kepada orang-orang Filistin karena bersorak 

atas kematian Raja Uzia. Ia sudah menjadi seperti ular bagi 

mereka (ay. 29), sudah menggigit mereka, sudah mematok me-

reka, sudah merendahkan mereka sampai ke bawah (2Taw. 

26:6). Ia berperang melawan orang-orang Filistin dan membong-

kar tembok mereka, lalu mendirikan kota-kota. Tetapi ketika 

Uzia meninggal, atau lebih tepatnya turun takhta, hal itu di-

beritahukan dengan sukacita di Gat dan diberitakan di jalan-

jalan Askelon. Tidak manusiawi bersukacita seperti itu atas 

kejatuhan sesama kita. Tetapi janganlah mereka merasa 

aman. Karena meskipun waktu Uzia meninggal mereka meng-

adakan pembalasan kepada Ahas, dan menduduki banyak 

kota Yehuda (2Taw. 28:18), tetapi dari keturunan Uzia akan 

keluar ular beludak, seorang musuh yang lebih tangguh dari 

Uzia, yaitu Hizkia, yang buah pemerintahannya akan menjadi 

bagi mereka ular naga terbang, karena ia akan menyergap 

mereka dengan luar biasa cepat dan geram: kita mendapati dia 

berbuat demikian. Dialah yang mengalahkan orang Filistin sam-

pai ke Gaza (2Raj. 18:8). Perhatikanlah, jika Allah menying-

kirkan satu alat yang berguna di tengah-tengah kebergunaan-

nya, Ia dapat, dan akan, membangkitkan alat-alat lain untuk 

melanjutkan dan menuntaskan pekerjaan yang sama yang 

mereka kerjakan dan belum terselesaikan.  

2. Sebuah nubuat tentang kehancuran orang-orang Filistin aki-

bat kelaparan dan perang.  

(1) Akibat kelaparan (ay. 30). “Ketika umat Allah, yang dihan-

cur-luluhkan, disusahkan, dan dimiskinkan oleh orang 

Filistin, akan menikmati kelimpahan lagi,” dan yang paling 

hina dari kaum miskin mereka akan mendapat makanan 

(yang paling miskin di antara mereka akan mendapat cu-

kup makanan), maka berkenaan dengan orang-orang Filis-

tin, Allah akan mematikan keturunan mereka dengan kela-

paran. Apa yang merupakan kekuatan mereka, dan yang 

dengannya mereka menyangka sudah teguh seteguh pohon 

oleh akarnya, akan dibuat kelaparan dan kering secara per-

lahan-lahan, seperti orang yang mati kelaparan. Demikian-


 292

lah Ia akan membunuh sisa-sisa mereka: mereka yang lu-

put dari satu kehancuran hanya dipersiapkan untuk ke-

hancuran lain. Dan, apabila hanya tinggal sedikit yang ter-

sisa, yang sedikit itu pun pada akhirnya akan dilenyapkan, 

sebab Allah akan menghabiskan sehabis-habisnya.  

(2) Akibat perang. Ketika orang-orang miskin dari umat Allah 

diam dengan tenteram, tidak takut akan bahaya-bahaya 

perang, tetapi bersuka dalam nyanyian-nyanyian damai, 

pada saat itu juga setiap gerbang dan setiap kota orang-

orang Filistin akan meratap dan berteriak (ay. 31), dan 

akan terjadi kehancuran sepenuhnya pada negeri mereka. 

Karena dari Yudea, yang terletak di sebelah utara orang-

orang Filistin, sudah mengepul asap (yaitu sepasukan yang 

sangat besar yang menyerbu dengan menimbulkan banyak 

debu beterbangan, asap yang akan menjadi petunjuk bah-

wa api yang menghanguskan sudah dekat), dan barisan 

musuh maju tanpa ada satu pun yang mundur. Tak seorang 

pun akan berkeluyuran atau menghilang ketika mereka 

harus berperang. Sebaliknya, mereka semua akan menjadi 

kekar dan bersatu dalam menyerang musuh bersama, ke-

tika tiba waktu yang ditentukan untuk melakukannya. Tak 

seorang pun akan menolak untuk melayani negeri, seperti, 

pada masa Debora, Ruben tinggal duduk di antara kan-

dang-kandang dan Asyer duduk di tepi pantai laut (Hak. 

5:16-17). Ketika Allah mempunyai pekerjaan untuk dila-

kukan, Ia secara ajaib akan mengaruniai dan mencondong-

kan hati orang untuk melakukan pekerjaan itu. 

III. Manfaat baik yang harus dipetik dari semua peristiwa ini untuk 

mendorong umat Allah (ay. 32): Dan apakah jawab yang akan 

diberi kepada utusan-utusan bangsa itu?  

1. Ini menyiratkan,  

(1) Bahwa perkara-perkara besar yang dilakukan Allah bagi 

umat-Nya yaitu  , dan tidak bisa tidak, diperhatikan oleh 

tetangga-tetangga mereka. Orang-orang di antara bangsa 

kafir mengatakan sesuatu tentang mereka (Mzm. 126:2).  

(2) Bahwa utusan-utusan akan dikirim untuk mencari tahu 

tentang mereka. Yakub dan Israel telah lama menjadi se-

Kitab Yesaya 14:24-32 

 293 

buah bangsa yang dibedakan dari semua yang lain dan 

dimuliakan dengan perkenanan-perkenanan yang istimewa. 

Oleh karena itu, sebagian orang karena niat baik, sebagian 

yang lain karena niat jahat, dan semuanya karena penasa-

ran, ingin mencari tahu tentang mereka.  

(3) Bahwa sudah menjadi kepedulian kita untuk selalu siap 

memberikan pertanggungjawaban tentang pengharapan 

yang kita miliki dalam tindakan pemeliharaan Allah, dan 

juga dalam anugerah-Nya, dalam menjawab setiap orang 

yang menanyakannya, dengan lemah lembut dan hormat 

(1Ptr. 3:15). Dan untuk itu kita tidak perlu mencari jauh-

jauh selain memakai kebenaran-kebenaran suci yang ada 

dalam firman Allah saja untuk memberi jawaban itu. Sebab 

Allah, dalam segala sesuatu yang diperbuat-Nya, sedang 

menggenapi Kitab Suci.  

(4) Perkara-perkara yang Allah buat dengan umat-Nya akan 

tampak dengan mulia jelas dan nyata, sehingga siapa saja, 

setiap orang, akan mampu memberikan pertanggungjawab-

an tentangnya kepada orang-orang yang menanyakannya. 

Sekarang,  

2.  Jawaban yang harus diberikan kepada para utusan bangsa-

bangsa yaitu  ,  

(1) Bahwa Allah tetap dan akan menjadi sahabat yang setia 

bagi jemaat dan umat-Nya, dan akan mengamankan serta 

memajukan kepentingan-kepentingan mereka. Katakan ke-

pada mereka bahwa TUHAN meletakkan dasar Sion. Ini 

memberikan penjelasan baik tentang pekerjaan yang dila-

kukan maupun alasannya. Apa yang sedang dilakukan 

Allah di dunia, dan apa yang sedang dirancangkan-Nya da-

lam semua pergolakan negara dan kerajaan, dalam kehan-

curan sebagian bangsa dan bangkitnya sebagian yang lain? 

Dia, dalam semuanya ini, sedang mendirikan Sion. Ia se-

dang memenuhi tujuan-Nya untuk mengutamakan kepen-

tingan-kepentingan jemaat-Nya. Dan apa yang dituju-Nya 

pasti akan Dia capai. Para utusan bangsa-bangsa, ketika 

diutus untuk menanyakan tentang keberhasilan-keberha-

silan Hizkia melawan orang-orang Filistin, berharap untuk 

mengetahui cara-cara, rancangan, dan seni berperang se-


 294

perti apa yang dipakainya sehingga ia berhasil mencapai 

tujuannya. Tetapi mereka diberi tahu bahwa keberhasilan-

keberhasilan ini bukan karena apa saja yang bersifat se-

perti itu, melainkan karena kepedulian yang diberikan 

Allah kepada jemaat-Nya dan kepentingan yang Dia miliki 

di dalamnya. Tuhan telah mendirikan Sion, dan karena itu 

orang-orang Filistin harus jatuh.  

(2) Bahwa jemaat-Nya telah dan akan bergantung kepada-Nya: 

Di sanalah orang-orang yang sengsara dari umat-Nya men-

dapat perlindungan, umat-Nya yang sengsara yang bela-

kangan ini sudah sangat direndahkan, dan bahkan yang 

paling sengsara dari antara bangsa-bangsa. Ya mereka ini, 

lebih daripada yang lain, sebab tak ada siapa-siapa lagi 

yang bisa mereka andalkan (Zef. 3:12-13). Orang miskin me-

nerima kabar baik (Mat. 11:5). Mereka akan percaya pada 

hal ini, pada kebenaran agung ini, bahwa Tuhan telah 

mendirikan Sion. Pada hal inilah mereka akan membangun 

harapan-harapan mereka, dan bukan pada tangan manu-

sia. Hal ini haruslah memberi kita kepuasan yang berlim-

pah dalam perkara-perkara umum, bahwa apa pun yang 

terjadi dengan orang-orang, pihak, dan kepentingan-kepen-

tingan tertentu, jemaat Allah, karena memiliki Allah sendiri 

sebagai pendirinya dan Kristus Sang Batu Karang sebagai 

dasarnya, tidak bisa tidak pasti berdiri teguh. Orang-orang 

yang sengsara dari umat-Nya akan membawa diri mereka 

sendiri kepada dasar tersebut (demikian sebagian orang 

membacanya), akan menggabungkan diri dengan jemaat-

Nya dan ikut bekerja bagi kepentingan-kepentingan jemaat-

Nya. Mereka akan sependapat dengan Allah dalam ran-

cangan-rancangan-Nya untuk menegakkan umat-Nya, dan 

mereka pada akhirnya akan menjalankan rencana yang 

sama, dan membuat semua kekhawatiran dan rancangan 

kecil mereka mengalah padanya. Orang-orang yang me-

mandang umat Allah sebagai umat mereka harus bersedia 

menerima nasib seperti mereka dan berbagi nasib bersama 

mereka. Hendaklah para utusan bangsa-bangsa tahu bahwa 

orang-orang Israel yang miskin, yang berharap pada Allah, 

karena mereka memiliki landasan, seperti Sion, di gunung-

gunung yang kudus (Mzm. 87:1), maka mereka itu seperti 

Kitab Yesaya 14:24-32 

 295 

Sion, yang tidak goyang, tetapi tetap untuk selama-lamanya 

(Mzm. 125:1). Oleh karena itu mereka tidak akan takut apa 

yang dapat dilakukan manusia terhadap mereka. 

 

 

 

 

 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL 1 5  

asal ini, dan pasal berikutnya, yaitu   ucapan ilahi tentang Moab, 

yakni sebuah nubuat tentang kehancuran besar yang akan me-

nimpa negeri itu, yang berbatasan dengan tanah Israel, dan yang se-

ring kali mengganggu dan meresahkannya. Penghancuran ini terjadi 

walaupun orang Moab yaitu   keturunan Lot, kerabat dan kawan 

Abraham, dan lagi pula bangsa Israel, oleh ketetapan Allah, sudah 

sempat menyayangkan mereka ketika Israel bisa saja dengan mudah 

dan sepatutnya membinasakan mereka bersama bangsa-bangsa di 

sekitar mereka. Dalam pasal ini kita mendapati,  

I. Ratapan keras dari orang-orang Moab, dan dari sang nabi 

sendiri untuk mereka (ay. 1-5).  

II. Bencana-bencana besar yang menimbulkan ratapan itu dan 

membenarkannya (ay. 6-9). 

Ucapan Ilahi tentang Moab 

(15:1-5) 

1 Ucapan ilahi tentang Moab. Sungguh, dalam suatu malam Ar-Moab sudah 

dirusakkan, dibinasakan; sungguh, dalam suatu malam Kir-Moab sudah di-

rusakkan, dibinasakan! 2 Puteri Dibon naik ke bukit-bukit pengorbanan un-

tuk menangis; Moab meratap karena Nebo dan karena Medeba. Di situ se-

mua orang menggundul kepalanya dan memotong janggutnya sebagai tanda 

berkabung. 3 Di jalan-jalan orang berlilitkan kain kabung, di atas sotoh dan 

di tanah-tanah lapang sekaliannya meratap, sedang air mata bercucuran. 4 

Hesybon dan Eleale meraung-raung, suara mereka kedengaran sampai ke 

Yahas. Sebab itu orang-orang bersenjata di Moab berseru-seru, jiwanya pun 

gemetar. 5 Aku berteriak karena Moab, pengungsi-pengungsi sudah sampai 

ke Zoar, ke Eglat-Selisia. Sungguh, orang mendaki pendakian Luhit sambil 

menangis; dan di jalan ke Horonaim orang berteriak karena ditimpa bencana. 

Negeri Moab kecil saja artikel  rannya, tetapi sangat subur. Negeri itu 

berbatasan dengan tanah milik Ruben di seberang sungai Yordan dan 


 298

di Laut Mati. Naomi tinggal sementara di sana ketika terjadi kelapar-

an di Kanaan. Ini yaitu   negeri yang (dinubuatkan di sini) akan diru-

sakkan dan diobrak-abrik secara menyedihkan, tetapi tidak sampai 

dihancurkan, sebab kita mendapati nubuat lain tentang kehancuran-

nya (Yer. 48), yang digenapi oleh Nebukadnezar. Nubuat di sini akan 

digenapi dalam tiga tahun (16:14), dan karena itu digenapi dalam 

kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan di negeri itu oleh pasukan 

Asyur, yang selama bertahun-tahun memorak-porandakan bagian-

bagian negeri itu, dan memperkaya diri mereka dengan jarahan dan 

rampasan. Hal itu dilakukan entah oleh pasukan Salmaneser, kira-

kira pada waktu Samaria direbut, dalam tahun keempat pemerin-

tahan Hizkia (yang paling mungkin), atau oleh pasukan Sanherib, 

yang sepuluh tahun kemudian menyerang Yehuda. Kita tidak dapat 

berpikiran bahwa sang nabi pergi ke tengah-tengah orang Moab un-

tuk memberitakan kabar ini kepada mereka. Sebaliknya, ia menyam-

paikannya kepada bangsanya sendiri,  

1. Untuk menunjukkan kepada mereka bahwa, meskipun pengha-

kiman dimulai di rumah Allah, itu tidak akan berakhir di sana. 

Bahwa ada pemeliharaan ilahi yang mengatur dunia dan semua 

bangsa di dalamnya. Dan juga bahwa terhadap Allah Israel para 

penyembah dewa-dewa palsu harus bertanggung jawab, dan 

dapat terkena hartikel  man-hartikel  man-Nya.  

2.  Untuk memberi mereka bukti tentang kepedulian Allah terhadap 

mereka dan kecemburuan-Nya bagi mereka, dan untuk meyakin-

kan mereka bahwa Allah yaitu   musuh bagi musuh-musuh mere-

ka. Sebab demikianlah orang Moab sering kali bermusuhan terha-

dap mereka.  

3.  Bahwa penggenapan nubuat ini dalam waktu yang sebentar lagi 

(dalam waktu tiga tahun) dapat memberi peneguhan bagi mandat 

sang nabi dan kebenaran dari semua nubuatnya yang lain, dan 

dapat mendorong umat beriman untuk mengandalkan nubuat-

nubuat itu. 

 Sekarang mengenai Moab di sini dinubuatkan,  

I.   Bahwa kota-kota utama mereka akan dikejutkan dan direbut da-

lam satu malam oleh musuh, mungkin karena penduduknya, 

seperti orang-orang Lais, sudah terbuai dalam kenyamanan dan 

kemewahan, dan diam dengan rasa aman (ay. 1): Oleh karena 

Kitab Yesaya 15:1-5 

 299 

itulah akan ada penderitaan yang besar, sebab dalam suatu 

malam Ar-Moab dan Kir-Moab sudah dirusakkan, dua kota utama 

dari kerajaan itu. Dalam suatu malam ketika mereka direbut, atau 

dirampas, Moab dibinasakan. Penyergapan terhadap mereka mem-

buat seluruh negeri itu tak terlindungi, dan membuat semua keka-

yaannya menjadi mangsa yang empuk bagi pasukan yang berjaya 

itu. Perhatikanlah,  

1. Perubahan secara besar-besaran dan sangat suram dapat ter-

jadi dalam waktu yang sangat singkat. Di sini ada dua kota yang 

terampas dalam satu malam, meskipun malam yaitu   waktu 

yang tenang. Oleh sebab itu, marilah kita berbaring seperti 

orang yang tidak tahu apa yang akan terjadi pada waktu malam.  

2.  Sama seperti pedesaan memberi makan perkotaan, demikian 

pula perkotaan melindungi pedesaan, dan yang satu tidak da-

pat berkata kepada yang lain, aku tidak membutuhkan engkau. 

II.  Bahwa orang Moab, yang dengan demikian dibuat kebingungan 

bukan kepalang, akan meminta bantuan kepada berhala-berhala 

mereka, dan mencucurkan air mata mereka di hadapan berhala-

berhala itu (ay. 2): Ia (yaitu Moab, terutama raja Moab) telah naik 

ke Bajit (KJV) (atau lebih tepatnya ke kuil atau bukit pengorbanan 

Kamos), dan Dibon. Penduduk Dibon naik ke bukit-bukit pengor-

banan, di mana mereka menyembah berhala-berhala mereka, un-

tuk mencurahkan keluhan-keluhan mereka di sana. Perhatikan-

lah, sudah sepatutnya sebuah bangsa yang sedang mengalami ke-

susahan mencari Allah mereka. Jadi tidakkah kita akan berjalan 

demi nama TUHAN Allah kita, dan berseru kepada-Nya di masa 

sulit, yang di hadapan-Nya kita tidak akan mencucurkan air mata 

sia-sia tak berguna seperti yang mereka cucurkan di hadapan 

dewa-dewa mereka? 

III. Bahwa akan terdengar suara kesedihan di seluruh negeri. Hal itu 

digambarkan di sini secara elok dan sangat menyentuh perasaan. 

Moab akan menjadi lembah air mata – bagian kecil dari peta du-

nia (ay. 2). Orang Moab akan meratapi hilangnya Nebo dan Mede-

ba, dua kota besar yang ada kemungkinan dijarah dan dibakar. 

Karena begitu sedihnya mereka akan menjambaki rambut mereka 

dengan sedemikian rupa sehingga semua orang menggundul ke-

palanya dan memotong janggutnya, sesuai dengan kebiasaan 


 300

berkabung di zaman dan di negeri-negeri itu. Ketika mereka pergi 

ke luar negeri, jauh kiranya bagi mereka untuk ingin tampil elok. 

Sebaliknya, di jalan-jalan orang berlilitkan kain kabung (ay. 3), dan 

mungkin terpaksa menggunakan pakaian yang buruk itu, sebab 

musuh telah melucuti mereka, dan menggeledah rumah-rumah 

mereka, dan tidak menyisakan pakaian bagi mereka. Ketika mere-

ka pulang, bukannya sibuk bekerja, mereka akan naik ke atas 

sotoh rumah mereka yang beratap datar, dan di sana mereka 

akan mencucurkan air mata, bahkan mereka akan meratap, ber-

seru-seru kepada dewa-dewa mereka. Orang yang seruannya ke-

pada Allah tidak keluar dari hatinya, hanya meratap di pembaring-

an mereka (Hos. 7:14; Am. 8:3). Mereka akan turun dengan mena-

ngis (demikian dalam tafsiran yang agak luas). Mereka akan turun 

dari tempat-tempat tinggi mereka dan atap-atap rumah mereka 

dengan menangis seperti halnya ketika mereka naik. Doa kepada 

Allah yang benar akan melegakan hati (1Sam. 1:18), tetapi doa ke-

pada dewa-dewa palsu tidak. Di sini disebutkan berbagai tempat 

yang akan penuh dengan ratapan (ay. 4), dan hanya ada rasa lega 

yang menyedihkan saja saat bertemu dengan sedemikian banyak 

teman sependeritaan, seperkabungan. Bagi jiwa yang peduli de-

ngan orang banyak, penderitaan justru semakin bertambah de-

ngan socios habuisse doloris – memiliki teman yang sama-sama 

tertimpa musibah. 

IV. Bahwa keberanian pasukan mereka akan mengecewakan mereka. 

Meskipun mereka sudah terdidik sebagai prajurit, dan bersenjata 

lengkap, mereka akan berseru-seru dan menjerit ketakutan, dan 

tiap-tiap orang dari mereka jiwanya gemetar, meskipun sudah 

menjadi ciri khas kehidupan prajurit bahwa mereka senang 

dengan bahaya (ay. 4). Lihatlah betapa dengan mudah Allah dapat 

membuat gentar orang-orang yang paling gagah berani, dan melu-

cuti sebuah bangsa dari keuntungan memiliki orang-orang yang 

kepadanya bangsa itu amat bergantung dalam hal kekuatan dan 

pertahanan. Orang Moab di mana-mana akan sedemikian hanyut 

oleh penderitaan sehingga kehidupan itu sendiri akan menjadi 

beban bagi mereka. Allah dapat dengan mudah membuat orang 

yang paling senang dengan hidup menjadi lelah dengannya. 

Kitab Yesaya 15:1-5 

 301 

V. Bahwa tangisan karena bencana-bencana ini akan membuat se-

dih semua tempat yang berdekatan di negeri itu (ay. 5). 

1. Sang nabi sendiri merasa sangat terenyuh jiwanya karena 

nubuat akan hal itu: “Aku berteriak karena Moab. Meskipun 

merupakan musuh-musuh Israel, mereka yaitu   sesama 

makhluk, berkedudukan sama dengan kita, dan karena itu 

kita harus berduka melihat mereka berada dalam kesulitan 

seperti itu, terlebih lagi karena kita tidak tahu kapan giliran 

kita untuk minum dari cangkir yang sama yang membuat 

gemetar itu.” Perhatikanlah, sudah sepatutnya hamba-hamba 

Allah berjiwa lembut, tidak menginginkan hari yang celaka, te-

tapi menjadi seperti Guru mereka, yang menangisi Yerusalem 

bahkan pada saat Ia menyerahkannya pada kehancuran, dan 

seperti Allah mereka, yang tidak menginginkan kematian orang-

orang berdosa.  

2.  Semua kota di sekitarnya akan menggaungkan ratapan-ratap-

an Moab. Pengungsi-pengungsi, yang mengambil jalan terbaik 

untuk melarikan diri demi keselamatan mereka sendiri, akan 

membawa tangisan itu ke Zoar. Ke kota itulah nenek moyang 

mereka Lot berlari untuk mencari perlindungan dari api 

Sodom, dan kota itu diluputkan dari api karena dia. Mereka 

akan menimbulkan suara bising dengan tangisan mereka 

seperti seekor lembu betina yang berumur tiga tahun ketika ia 

menguak mencari anaknya, seperti dalam 1 Samuel 6:12. Me-

reka akan naik ke bukit Luhit (seperti Daud mendaki Bukit 

Zaitun, dengan langkah-langkah yang gontai dan bersimbah 

air mata [2Sam. 15:30]), dan di jalan ke Horonaim (tempat per-

hentian bercabang dua), jalan yang menuju ke dua tempat di 

Bet-Horon, hulu dan hilir, yang kita baca dalam Yosua 16:3, 5. 

Ke sanalah tangisan mereka akan dibawa, di sanalah tangisan 

itu akan diperdengarkan, bahkan dari jarak yang jauh itu: 

Orang berteriak karena ditimpa bencana. Akan ada teriakan, 

seperti, “Kebakaran, kebakaran! Kita semua binasa.” Kesedih-

an yaitu   hal yang menular, demikian pula dengan ketakutan, 

dan itu wajar, karena masalah akan menyebar, dan apabila 

sudah mulai, siapa yang tahu di mana akan berhenti?  


 302

Ucapan Ilahi tentang Moab 

(15:6-9) 

6 Sungguh, air di Nimrim menjadi kering dan tandus dan rumput sudah ke-

ring, rumput muda sudah habis, tidak ada lagi tumbuh-tumbuhan hijau. 7 

Sebab itu segala harta yang mereka tumpuk dan segala yang mereka simpan 

mereka bawa ke seberang sungai Haarabim. 8 Sungguh, teriak itu akan kede-

ngaran di seluruh daerah Moab, ratapnya terdengar sampai ke Eglaim, bah-

kan sampai ke Beer-Elim. 9 Sungguh, air Dibon telah penuh dengan darah, 

tetapi yang menimpa Dibon akan Kutambah lagi, yaitu singa akan menerkam 

orang-orang yang terluput dari Moab dan yang tersisa di tanah itu. 

Di sini sang nabi lebih jauh menggambarkan ratapan-ratapan yang 

menyedihkan dan memilukan yang akan terdengar di seluruh negeri 

Moab ketika ia menjadi mangsa pasukan Asyur. “Pada saat ini, teriak 

itu akan kedengaran di seluruh daerah Moab” (ay. 8). Setiap penjuru 

negeri sudah menerima tanda bahaya, dan menjadi kacau-balau 

karenanya. Teriak itu telah mencapai Eglaim, sebuah kota di salah 

satu ujung negeri itu, dan ke Beer-Elim, sebuah kota yang jauh di 

ujung lain. Apabila dosa sudah merajalela, dan semua manusia 

sudah rusak jalannya, apa yang bisa diharapkan selain kehancuran 

untuk semuanya? Dua hal dibicarakan di sini sebagai penyebab dari 

ratapan ini: 

I.   Air di Nimrim menjadi kering (ay. 6), maksudnya negeri itu dijarah 

dan dimiskinkan, dan semua harta kekayaannya disapu bersih 

oleh pasukan yang berjaya itu. Kelaparan biasanya merupakan 

dampak yang menyedihkan dari perang. Lihatlah ladang-ladang 

yang dulu disirami air dengan baik, padang-padang rumput yang 

subur yang memberikan harapan-harapan yang menyenangkan, 

dan hasil-hasil yang lebih menyenangkan lagi. Sekarang semua-

nya sudah habis, atau dibawa musuh untuk memberi makan ter-

nak mereka, dan sisanya diinjak-injak sampai menjadi debu oleh 

kuda-kuda mereka. Jika ada pasukan yang berkemah di ladang-

ladang hijau, maka kehijauannya akan segera hilang. Lihatlah 

rumah-rumah, itu juga dirampas (ay. 7): Segala harta kekayaan 

yang mereka tumpuk dengan banyak keahlian dan ketekunan, 

dan yang mereka simpan dengan sangat hati-hati dan yakin, akan 

mereka bawa ke seberang sungai Haarabim. Entah para pemilik-

nya akan membawanya ke sana untuk menyembunyikannya, atau 

musuh-musuh akan membawanya ke sana untuk membungkus-

Kitab Yesaya 15:6-9 

 303 

nya dan mengirimkannya, mungkin lewat jalur air, ke negeri me-

reka sendiri. Perhatikanlah,  

1. Orang yang mendambakan kelimpahan dunia ini, dan selalu 

ingin menimbun apa yang sudah mereka peroleh, sedikit 

memikirkan apa yang dapat terjadi dengan harta mereka, dan 

betapa dalam waktu singkat saja semua harta itu bisa saja  

diambil dari mereka. Harta yang melimpah, karena menggoda 

para perampok, membahayakan pemiliknya. Dan orang yang 

bergantung padanya untuk melindungi mereka sering kali 

mendapati bahwa harta itu hanya mengkhianati mereka.  

2. Pada masa susah, harta kekayaan yang besar sering kali men-

jadi beban besar, dan hanya menambah kecemasan si pemilik 

atau kekuatan para musuh. Cantabit vacuus coram latrone 

viator – Pelancong yang tak berduit akan merasa senang, ketika 

didatangi perampok, karena ia tidak mempunyai apa-apa. 

II.  Air Dibon telah penuh dengan darah (ay. 9), maksudnya, pendu-

duk negeri itu tewas dalam jumlah besar, sehingga perairan yang 

di dekat perkotaan, entah sungai atau kolam, berubah warna ka-

rena darah manusia, yang ditumpahkan secara tidak manusiawi 

seperti air. Dibon berarti berdarah. Tempat itu akan sesuai dengan 

namanya. Mungkin itu yaitu   tempat di negeri Moab di mana air 

tampak bagi orang Moab seperti darah (2Raj. 3:22-23), yang 

menyebabkan kejatuhan mereka. Tetapi sekarang, firman Allah, 

yang menimpa Dibon akan Kutambah lagi, lebih banyak darah 

daripada yang sudah ditumpahkan, atau yang dianggap pernah 

dilihat, ketika itu. Aku akan memberikan tambahan lagi pada 

Dibon (begitulah kata yang dipakai), tulah-tulah tambahan. Aku 

masih mempunyai penghakiman-penghakiman lagi yang tersedia 

bagi mereka. Sekalipun semuanya ini terjadi, murka-Nya belum 

surut. Apabila Ia menghakimi, Ia akan berhasil. Dan pada gulung-

an kutuk itu akan ditambahkan banyak perkataan seperti itu (Yer. 

36:32). Lihatlah di sini apa yang lebih jahat yang akan ditimpakan 

kepada Dibon, kepada Moab, yang sekarang akan dibuat menjadi 

tanah darah. Sebagian orang melarikan diri, dan luput, sebagian 

yang lain duduk diam, dan terlewati, dan menjadi orang-orang 

tersisa di negeri itu. Tetapi kepada keduanya Allah akan mem-

bawa singa-singa, binatang pemangsa (yang dianggap sebagai 

salah satu dari empat hartikel  man Allah [Yeh 14:21]), dan singa-


 304

singa ini akan menerkam mereka yang sudah luput dari pedang 

musuh. Orang yang tidak mau bertobat dan terus hidup di dalam 

dosa, apabila terluput dari satu hartikel  man, hanya disimpan untuk 

hartikel  man lain. 

PASAL 16  

asal ini melanjutkan dan mengakhiri ucapan ilahi terhadap Moab. 

Di dalamnya, 

I. Sang nabi memberikan nasihat yang baik kepada orang-orang 

Moab, supaya memperbaiki yang salah di antara mereka, dan 

secara khusus supaya berbaik hati kepada umat Allah, seba-

gai cara yang paling tepat untuk mencegah penghakiman 

yang diancamkan sebelumnya (ay. 1-5). 

II. Karena khawatir mereka tidak akan mau menerima nasihat 

ini (mereka sangat angkuh), dia melanjutkan dengan menu-

buatkan kehancuran negeri mereka yang sangat mengenas-

kan, dan kekacauan yang akan mereka alami, dan hal ini 

terjadi dalam waktu tiga tahun (ay. 6-14). 

Nasihat-nasihat untuk Moab 

(16:1-5) 

1 Mereka mengirim anak domba kepada pemerintah negeri, dari Sela melalui 

padang gurun ke gunung puteri Sion. 2 Seperti burung yang lari terbang, dan 

isi sarang yang diusir, demikianlah anak-anak perempuan Moab di tempat-

tempat penyeberangan sungai Arnon. 3 “Berilah nasihat, pertahankanlah 

hak, jadilah naungan yang teduh di waktu rembang tengah hari; sembunyi-

kanlah orang-orang yang terbuang, janganlah khianati orang-orang pelarian! 

4 Biarkanlah orang-orang yang terbuang dari Moab menumpang padamu, 

jadilah tempat persembunyian baginya terhadap si pembinasa! Apabila peng-

gagahan sudah berakhir, pembinasaan sudah lewat dan orang lalim sudah 

habis lenyap dari negeri, 5 maka suatu takhta akan ditegakkan dalam kasih 

setia dan di atasnya, dalam kemah Daud, akan duduk senantiasa seorang 

hakim yang menegakkan keadilan, dan yang segera melakukan kebenaran.” 

Allah telah menunjukkan bahwa Dia tidak senang dengan kehancur-

an orang-orang berdosa, dengan cara memberi tahu mereka hal yang 


 306

dapat mereka lakukan untuk mencegah kehancuran itu. Itulah yang 

Dia lakukan di sini kepada Moab. 

I. Dia menasihati mereka supaya berbuat sepantasnya terhadap 

keturunan Daud, dan membayar upeti yang sebelumnya telah 

mereka janjikan akan bayar kepada raja-raja keturunannya (ay. 

1): Mereka mengirim anak domba kepada pemerintah negeri. Daud 

mengharuskan orang Moab membayar upeti kepadanya (2Sam. 

8:2). Mereka takluk kepada Daud dan harus mempersembahkan 

upeti. Setelah itu mereka membayar upeti mereka kepada raja-

raja Israel (2Raj. 3:4), dan membayarnya dalam bentuk domba-

domba. Sekarang sang nabi menuntut mereka membayarkannya 

kepada Hizkia. Biarlah itu dikumpulkan dan ditarik dari seluruh 

bagian negeri, dari Sela, sebuah kota perbatasan Moab di satu 

sisi, melalui padang gurun, sebuah batas kerajaan di sisi lain, dan 

biarlah itu dikirim, ke tempat seharusnya itu dikirim, ke gunung 

puteri Sion, kota Daud. Sebagian orang mengartikannya sebagai 

sebuah nasihat supaya mengirim seekor domba sebagai persem-

bahan kepada Allah, pemerintah bumi (demikianlah bagian itu 

dapat diartikan), Tuhan atas seluruh bumi, pemerintah seluruh 

daratan, daratan Moab dan juga daratan Israel, “Kirimkanlah itu 

ke bait yang dibangun di gunung Sion.” Dan dengan artian ini 

sebagian orang berpikir hal tersebut dikatakan dengan maksud 

sebaliknya, untuk mencela orang-orang Moab karena mereka 

dengan bodohnya menunda-nunda bertobat dan berdamai dengan 

Allah. “Sekarang kamu dengan senang hati ingin mengirim seekor 

domba ke gunung Sion, untuk menjadikan Allah Israel sekutumu, 

tetapi sudah terlambat. Ketetapan sudah dikeluarkan, kebinasaan 

sudah ditetapkan, dan anak-anak perempuan Moab akan diusir 

seperti burung yang lari terbang (ay. 2). Saya cenderung mengarti-

kannya sebagai nasihat yang baik yang diberikan dengan sung-

guh-sungguh, seperti nasihat Daniel untuk Nebukadnezar ketika 

dia menubuatkan kehancurannya (Dan. 4:27). Lepaskanlah diri 

tuanku dari pada dosa dengan melakukan keadilan, dengan demi-

kian kebahagiaan tuanku akan dilanjutkan. Dan ini dapat diterap-

kan pada kewajiban besar Injil untuk tunduk kepada Kristus, se-

bagai penguasa negeri, dan penguasa kita. “Kirimkanlah kepada-

Nya anak domba, yang terbaik yang kamu miliki, dirimu sendiri 

sebagai suatu persembahan yang hidup. Ketika kamu datang 

Kitab Yesaya 16:1-5 

 307 

kepada Allah, sang penguasa besar, datanglah dalam nama sang 

Anak Domba, Anak Domba Allah. Karena jika tidak maka akan 

terjadi” (KJV; demikianlah kita dapat mengartikannya) “bahwa, 

seperti burung yang lari terbang, demikianlah anak-anak perem-

puan Moab. Jika kamu tidak mau membayar sewamu, yaitu 

upetimu yang sepantasnya kepada raja Yehuda, kamu akan diusir 

keluar dari rumahmu. Anak-anak perempuan Moab (desa-desa 

pedalaman, atau perempuan-perempuan dari negerimu) akan ke-

bingungan di sekitar tempat-tempat penyeberangan sungai Arnon, 

berusaha melewati jalan itu untuk lari ke daerah lain, seperti 

burung yang lari terbang, dan isi sarang yang diusir sebelum pan-

dai terbang.” Orang-orang yang tidak mau tunduk kepada Kristus, 

atau dikumpulkan di bawah naungan sayap-Nya, akan menjadi 

seperti burung yang lari terbang, dan isi sarang yang diusir, yang 

akan langsung diterkam oleh burung pemangsa atau akan me-

ngembara dengan tidak henti-hentinya dalam ketakutan terus-

menerus. Orang-orang yang tidak mau tunduk untuk takut kepada 

Allah akan dibuat tunduk untuk takut akan segala hal lainnya. 

II. Dia menasihati mereka supaya baik kepada keturunan Israel (ay. 

3): “Terimalah nasihat, adakanlah suatu pertemuan, dan berun-

dinglah di antara kamu apa yang pantas untuk dilakukan pada 

titik waktu yang genting saat ini. Dengan demikian kamu akan me-

nemukan jalan terbaik untuk melaksanakan penghakiman, mem-

balikkan semua ketetapan tidak adil yang sudah kamu buat, yang 

dengannya kamu telah mendatangkan penderitaan bagi umat Allah. 

Dan sebagai tanda pertobatanmu terhadap mereka, pelajarilah 

sekarang cara membantu mereka, dan ini akan lebih diterima Allah 

daripada segala korban bakaran dan persembahan.” 

1. Sang nabi melihat semacam badai menimpa umat Allah, mung-

kin orang-orang baik dari sepuluh sartikel  , atau dari dua setengah 

sartikel   di seberang sungai Yordan, yang tanahnya berbatasan 

dengan tanah Moab, dan yang, dengan pemeliharaan penuh 

belas kasihan dari Allah, lolos dari kegeraman pasukan Asyur. 

Nyawa mereka telah diserahkan untuk dimangsa, dan disisih-

kan untuk waktu yang lebih baik, tetapi dipindahkan ke tempat 

yang sangat jauh demi keselamatan diri mereka. Bahaya dan 

kesulitan yang mereka alami seperti panas yang menyengat 

pada tengah hari. Wajah pengganggu sangat galak terhadap 


 308

mereka, dan penindas dan pemeras siap menelan mereka sete-

lah merampas semua yang mereka miliki. 

2. Dia sudah memberitahukan terlebih dahulu suatu tempat 

perlindungan bagi mereka di tanah Moab, ketika tanah mereka 

sendiri menjadi terlalu sulit bagi mereka. Penghakiman ini ha-

rus mereka laksanakan. Oleh karena itu mereka harus mela-

kukannya dengan bijaksana untuk diri mereka sendiri, dan 

oleh karena itu mereka harus memperlakukan umat Allah de-

ngan baik. Jika mereka sendiri mau tetap tinggal di kediaman 

mereka, maka biarlah mereka sekarang membuka pintu mere-

ka bagi anggota-anggota jemaat Allah yang dalam kesukaran 

dan tercerai-berai, dan jadilah bagi mereka seperti naungan 

yang teduh bagi orang-orang yang sehari suntuk bekerja berat 

dan menanggung panas terik matahari. Janganlah mereka 

menyingkapkan orang-orang yang melarikan diri dan bersem-

bunyi di antara mereka, atau menyerahkan mereka kepada 

pemburu-pemburu yang mencari mereka. “Janganlah khianati 

orang-orang pelarian, ataupun menyerahkan mereka” (seperti 

yang dilakukan orang-orang Edom [Ob. 1:13-14]), “tetapi sem-

bunyikanlah orang-orang yang terbuang.” Inilah perbuatan 

baik yang dengannya iman Rahab dibenarkan, dan terbukti 

tulus (Ibr. 11:31). “Bukan itu saja, jangan hanya menyembu-

nyikan mereka pada satu waktu saja, tetapi, jika ada kesem-

patan, biarkan mereka menjadi warga negeri: Biarkanlah 

orang-orang yang terbuang dari Moab menumpang padamu (ay. 

4, KJV: Biarkanlah orang-orang-Ku yang terbuang itu menum-

pang padamu, Moab). Sediakanlah tempat penginapan untuk 

mereka dan jadilah tempat persembunyian bagi mereka. Biar-

kanlah mereka mendapatkan perlindungan dari pemerintah, 

walaupun mereka hanya orang miskin, dan kemungkinan 

besar akan menjadi beban bagimu.” Perhatikanlah, 

(1) Sering kali bahkan rombongan orang-orang dari bangsa Is-

rael pun sungguh-sungguh menjadi orang-orang buangan, 

diusir keluar dari rumah dan tempat perlindungan karena 

penganiayaan atau perang (Ibr. 11:37). 

(2) Allah mengakui mereka sebagai milik-Nya ketika manusia 

menolak dan memungkiri mereka. Mereka yaitu   orang-

orang yang terbuang, tetapi mereka yaitu   orang-orang-Ku 

yang terbuang. Tuhan mengenal orang-orang milik-Nya di 

Kitab Yesaya 16:1-5 

 309 

mana pun Dia menemukan mereka, bahkan di tempat di 

mana tidak ada seorang pun yang mengenal mereka. 

(3) Allah akan menyediakan tempat peristirahatan dan perlin-

dungan bagi orang-orang-Nya yang terbuang, karena wa-

laupun mereka dianiaya, tetapi mereka tidak ditinggalkan. 

Dia sendiri akan menjadi tempat kediaman mereka jika 

mereka tidak memiliki yang lainnya, dan di dalam Dia 

mereka bagaikan di rumah sendiri. 

(4) Allah mampu, jika Dia berkenan, membangkitkan sekutu-

sekutu bagi umat-Nya bahkan di antara bangsa Moab, keti-

ka mereka tidak dapat menemukan satu pun di seluruh 

tanah Israel yang dapat dan berani melindungi mereka. 

Bumi sering menolong perempuan itu (Why. 12:16).  

(5) Barangsiapa berharap akan menemukan pertolongan keti-

ka mereka dalam kesulitan, mereka sendiri harus menun-

jukkan kemurahan hati kepada orang-orang yang sedang 

dalam kesulitan. Dan pelayanan yang dilakukan untuk 

orang-orang buangan Allah sudah pasti akan mendapatkan 

imbalannya melalui satu dan lain cara. 

3. Sang nabi meyakinkan mereka tentang kasih setia yang Allah 

sediakan bagi umat-Nya. 

(1) Bahwa mereka tidak akan lama membutuhkan kebaikan 

bangsa Moab, atau menyusahkan mereka, karena pengga-

gahan sudah hampir berakhir, dan pembinasaan sudah 

lewat. Umat Allah tidak akan lama menjadi orang-orang 

terbuang. Mereka akan beroleh kesusahan selama sepuluh 

hari (Why. 2:10), dan hanya itu saja. Pembinasa tidak akan 

pernah berhenti merusak jika dia bisa bebas sesuka hati. 

Sebaliknya, Allah menahan dia. Sampai di sini boleh eng-

kau datang,  jangan lewat. 

(2) Bahwa mereka akan, segera, mampu membalas kebaikan 

bangsa Moab (ay. 5): “Walaupun takhta sepuluh sartikel   jatuh 

dan terguling, namun takhta Daud akan ditegakkan dalam 

kasih setia, dengan kasih setia yang mereka terima dari 

Allah dan kasih setia yang mereka tunjukkan kepada orang 

lain. Dan dengan cara yang sama takhtamu akan ditegak-

kan jika kamu mau.” Orang-orang besar akan tertarik un-

tuk berbuat baik kepada umat Allah jika saja mereka mau 


 310

memperhatikan, sebagaimana yang dapat mereka lakukan 

dengan mudah, betapa sering sikap seperti itu membawa 

berkat Allah kepada kerajaan-kerajaan dan keluarga-ke-

luarga. “Jadikanlah Hizkia temanmu, dan engkau akan 

memperoleh bagianmu, oleh karena anugerah Allah yang 

ada pada dirinya dan kehadiran Allah bersamanya. Dia 

akan duduk di atas takhta dalam kebenaran, dan pada saat 

itu dia benar-benar duduk dalam kehormatan, dan duduk 

dengan teguh. Lalu dia akan duduk sebagai hakim, dan 

lalu akan menjadi pelindung bagi orang-orang yang telah 

memberikan perlindungan kepada umat Allah.” Dan lihat-

lah pribadi seorang hakim yang baik di dalam dirinya.  

[1] Dia akan menegakkan keadilan. Artinya, dia akan men-

cari kesempatan-kesempatan untuk melakukan yang 

benar kepada orang-orang yang diperlakukan tidak adil, 

dan akan menghartikel  m orang yang membahayakan me-

reka bahkan sebelum mereka mengeluhkannya. Atau 

dia akan menyelidiki dengan tekun setiap kasus yang 

dibawa ke hadapannya, supaya dia dapat menemukan 

letak kebenaran. 

[2] Dia akan segera melakukan kebenaran, dan tidak me-

nunda-nunda melaksanakan keadilan. Dia juga tidak 

membuat orang-orang lama menunggu ketika mereka 

mengajukan permohonan kepadanya supaya menangani 

hal-hal yang mereka keluhkan. Walaupun dia menegak-

kan keadilan, dan melakukannya dengan hati-hati, 

namun dia tidak menahan laju aliran keadilan dengan 

alasan hati-hati. Biarlah orang-orang Moab meneladani 

ini, sehingga mereka boleh yakin bahwa negeri mereka 

akan tegak berdiri. 

Keangkuhan Moab; Ancaman terhadap Moab; 

Kehancuran Moab 

(16:6-14) 

6 Kami telah mendengar tentang keangkuhan Moab, alangkah angkuhnya 

dia, tentang kecongkakannya, keangkuhannya dan kegemasannya, dan ten-

tang cakap anginnya yang tidak benar. 7 Sebab itu biarlah orang Moab mera-

tap, seorang karena yang lain, biarlah sekaliannya meratap. Mengingat kue 

kismis Kir-Hareset biarlah mereka mengaduh dan hancur luluh sama sekali!

Kitab Yesaya 16:6-14 

 311 

8 Sebab kebun-kebun Hesybon dan pohon anggur Sibma telah merana; para 

penguasa bangsa-bangsa telah memotong pohon-pohon anggurnya yang 

terbaik, yang dahulu meluas sampai ke Yaezer dan merambat ke padang 

gurun; ranting-rantingnya berserak sampai ke seberang laut. 9 Sebab itu aku 

turut menangis dengan Yaezer karena pohon anggur Sibma; aku mau mem-

basahi engkau dengan air mataku, hai Hesybon dan Eleale, sebab pada mu-

sim kemarau tepat waktu panen musuhmu menyerbu dengan pekik pertem-

puran. 10 Telah lenyap sukaria dan sorak-sorak dari kebun buah-buahan; 

telah menghilang dari kebun-kebun anggur tempik sorak dan sorak-sorai; 

tiada pengirik anggur di tempat pemerasan, pekik mereka sudah berhenti. 11 

Oleh karena itu, seperti kecapi mendengking, begitulah hatiku menjerit 

melihat keadaan Moab, dan batinku tergerak melihat keadaan Kir-Heres. 12 

Maka sekalipun Moab pergi beribadah dan bersusah payah di atas bukit 

pengorbanan dan masuk ke tempat kudusnya untuk berdoa, ia tidak akan 

mencapai apa-apa. 13 Itulah firman yang diucapkan TUHAN tentang Moab 

pada waktu yang lalu. 14 Maka sekarang TUHAN berfirman: “Dalam tiga 

tahun, menurut masa kerja prajurit upahan, maka kemuliaan Moab, serta 

dengan keramaiannya yang besar, akan menjadi kehinaan, dan orang yang 

tertinggal akan sangat sedikit dan tiada berkuasa.” 

Di sini kita mendapati, 

I. Dosa-dosa yang dituduhkan kepada Moab (ay. 6). Sang nabi 

tampaknya menahan dirinya untuk berusaha memberikan nasi-

hat yang baik kepada orang-orang Moab, karena menyimpulkan 

bahwa mereka tidak akan mau menerima nasihat yang dia beri-

kan kepada mereka. Dia sudah memberi tahu mereka tentang 

tugas mereka (entah mereka mau mendengarkan atau entah 

mereka mau mengelak), tetapi sudah kehilangan harapan untuk 

dapat memberikan pengaruh baik apa pun kepada mereka. Dia 

ingin memulihkan mereka, tetapi mereka tidak mau dipulihkan. 

Barangsiapa tidak mau diberi nasihat, ia tidak dapat ditolong. 

Dosa mereka yaitu  , 

1. Keangkuhan. Inilah yang paling ditekankan, karena mungkin 

ada lebih banyak jiwa berharga yang hancur karena keang-

kuhan daripada karena satu nafsu apa pun. Orang-orang 

Moab terkenal buruk karena ini: “Kami telah mendengar dari 

banyak sumber tentang keangkuhan Moab. Inilah yang mem-

buat semua tetangga mereka berteriak bahwa mereka memalu-

kan. Alangkah angkuhnya dia. Segenap bangsa itu demikian, 

dengan melupakan betapa rendahnya asal usul mereka dan 

cap kekejian yang diberikan kepada mereka oleh hartikel  m Allah 

yang melarang orang Moab masuk jemaah TUHAN sampai 

selama-lamanya (Ul. 23:3). Kita telah mendengar tentang ke-

congkakannya dan keangkuhannya. Ini bukanlah kecaman 


 312

yang kurang pertimbangan dan kaku dari satu dua orang 

mengenai mereka, melainkan sifat yang akan dikatakan semua 

orang yang mengenal mereka tentang mereka. Mereka yaitu   

orang-orang yang angkuh, dan oleh karena itu mereka tidak 

akan mau menerima nasihat yang baik bila diberikan kepada 

mereka. Mereka menganggap diri mereka terlalu bijaksana un-

tuk dinasihati, oleh karena itu mereka tidak akan mau mene-

ladani Hizkia untuk berlaku adil dan mencintai belas kasihan. 

Mereka mencemooh tentang menjadikan dia teladan mereka, 

karena mereka menganggap diri mereka mampu mengajar dia. 

Mereka angkuh, dan oleh karena itu tidak akan mau tunduk 

kepada Allah sendiri ataupun memperhatikan peringatan-

peringatan yang Dia berikan kepada mereka. Kata orang fasik 

itu dengan batang hidungnya ke atas: “Allah tidak akan menun-

tut! Tidak ada Allah!” Mereka angkuh, dan oleh karena itu 

tidak akan menjamu dan melindungi orang-orang Allah yang 

terbuang. Mereka memandang hina jika berurusan dengan 

orang-orang buangan itu.” Tetapi bukan hanya ini saja:  

2. “Kami telah mendengar tentang kegemasannya (KJV: kemurka-

annya) juga (karena orang-orang yang sangat angkuh biasanya 

sangat bernafsu), khususnya murkanya terhadap umat Allah, 

yang karenanya lebih suka dia aniaya daripada lindungi. 

3. Dengan cakap anginnya dia mendapatkan penghargaan untuk 

keangkuhan dan nafsunya. Tetapi cakap anginnya tidak benar. 

Dia tidak akan berhasil dengan rancangan-rancangannya yang 

diwarnai keangkuhan dan kemarahan seperti yang dia harap-

kan.” Sebagian orang mengartikannya demikian: Kecongkakan-

nya, keangkuhannya, dan kegemasannya, lebih besar daripada 

kekuatannya. “Kami tahu, jika kami berharap pada belas ka-

sihannya, kami tidak akan mendapatkan belas kasihan darinya, 

tetapi dia tidak memiliki kekuatan yang setara dengan kebenci-

annya. Keangkuhannya mendatangkan kehancuran kepadanya, 

karena keangkuhan yaitu   permulaan kehancuran, dan dia 

tidak memiliki kekuatan untuk mencegahnya.” 

II. Kesedihan yang diancamkan kepada Moab (ay. 7): Sebab itu biar-

lah orang Moab meratap, seorang karena yang lain. Seluruh warga 

akan sangat meratapi kehancuran negeri mereka. Mereka akan 

mengeluh satu sama lain: Sekaliannya meratap dalam keputus-

Kitab Yesaya 16:6-14 

 313 

asaan, dan tidak seorang pun mengerti penyebabnya atau me-

miliki hasrat untuk memberi dorongan semangat kepada kawan-

nya. Perhatikanlah, 

1. Penyebab kesedihan ini. 

(1) Kehancuran kota-kota mereka: Mengingat kue kismis Kir-

Hareset biarlah mereka mengaduh (KJV: Karena fondasi-

fondasi Kir-Hareset mereka akan mengaduh). Kota yang 

besar dan kuat itu, yang pernah bertahan melawan 

kekuatan yang sangat besar (2Raj. 3:25), sekarang akan 

dijadikan rata dengan tanah, dengan dibakar atau diluluh-

lantakkan, dan fondasi-fondasinya akan hancur luluh, ru-

sak dan remuk (demikianlah yang disiratkan kata terse-

but). Mereka akan mengaduh ketika melihat kota-kota me-

reka yang sangat indah menjadi timbunan-timbunan re-

runtuhan. 

(2) Ketandusan negeri mereka. Moab terkenal karena ladang-

ladang dan kebun-kebun anggur mereka, tetapi semua itu 

akan dihancurkan oleh bala tentara yang menyerbu (ay. 8, 

10). Lihatlah, 

[1] Betapa subur dan menyenangkannya negeri yang mere-

ka miliki, seperti taman Tuhan (Kej. 13:10). Negeri itu 

ditanami dengan tanaman anggur pilihan yang mutu-

nya sangat baik, dengan pohon-pohon anggurnya yang 

terbaik, yang mencapai Yaezer, sebuah kota sartikel   Gad. 

Ranting-ranting pohon anggur mereka yang subur me-

rambat, dan membelit-belit sepanjang jangkauan penye-

barannya, bahkan sampai ke padang gurun Moab. Ada 

kebun-kebun anggur di sana. Bahkan bukan hanya itu 

saja, ranting-rantingnya berserak, dan sampai ke laut, 

Laut Mati. Anggur terbaik tumbuh pada pagar tanaman 

mereka. 

[2] Betapa gembira dan senangnya mereka karena itu. Ber-

kali-kali mereka bersorak karena buah-buah musim 

kemarau mereka, dan karena panen mereka (KJV), seper-

ti yang terkadang dilakukan oleh orang-orang pedesaan 

bersama kita ketika mereka telah memetik semua jagung 

mereka. Mereka bersukaria dan bersorak-sorak di ladang-

ladang dan kebun-kebun anggur mereka, tempik sorak 


 314

dan sorak-sorai di pengirikan anggur mereka. Tidak ada 

disebutkan mengenai mereka memuji Allah karena kelim-

pahan mereka, dan memuliakan Dia karenanya. Kalau 

saja mereka menjadikan itu sebagai alasan bagi mereka 

untuk mengucap syartikel  r, mereka bisa saja masih memi-

likinya sebagai makanan dan bahan bakar nafsu mereka. 

Oleh karena itu lihatlah, 

[3] Bagaimana mereka akan dilucuti dari segalanya. “La-

dang-ladang akan merana, semua buah-buahnya di-

bawa pergi atau diinjak-injak. Pohon-pohon anggur itu 

sekarang tidak dapat memperkaya pemiliknya seperti 

sebelumnya, dan oleh karena itu merana. Bala tentara, 

yang di sini disebut sebagai para penguasa bangsa-

bangsa, akan memotong semua tanaman, walaupun 

tanaman-tanaman itu yaitu   pohon-pohon anggur yang 

terbaik, yang terbaik yang dapat ditemui. Sekarang 

sorak-sorai kegembiraan karena buah-buah musim pa-

nas telah sirna, dan berubah menjadi jeritan karena 

kehilangan semua itu. Sukacita karena panen telah 

berakhir, tidak ada lagi nyanyian, tidak ada lagi sorak-

sorai, karena pengirikan tidak memiliki anggur. Mereka 

tidak memiliki apa yang pernah mereka miliki yang 

membuat mereka bersukacita, juga tidak memiliki sifat 

untuk bersukacita. Kehancuran negeri mereka telah 

merusak kegembiraan mereka.” Perhatikanlah, pertama, 

Allah dapat dengan mudah mengubah lagu orang-orang 

yang paling kecanduan dengan kegembiraan dan kese-

nangan, dapat segera mengubah tawa mereka menjadi 

perkabungan dan sukacita mereka menjadi beban be-

rat. Kedua, sukacita di dalam Allah, jauh lebih baik 

daripada kegembiraan karena panen, berdasarkan per-

timbangan ini, bahwa hal tersebut tidak dapat dirampas 

dari kita (Mzm. 4:7-8). Hancurkanlah tanaman-tanaman 

anggur dan pohon-pohon ara, dan engkau akan mem-

buat seluruh kegembiraan hati yang duniawi berakhir 

(Hos. 2:10-11). Tetapi jiwa yang mulia dapat bersukacita 

di dalam Tuhan sebagai Allah yang memberinya kesela-

matan bahkan ketika pohon ara tidak berbunga dan 

tidak ada buah pada pohon anggur (Hab. 3:17-18). Oleh 

Kitab Yesaya 16:6-14 

 315 

karena itu di dalam Tuhan marilah kita senantiasa ber-

sukacita dengan sorak sorai yang kudus, dan dalam 

hal-hal lain marilah kita senantiasa bersukacita dengan 

gemetar yang kudus, bersukacita seolah-olah kita tidak 

bersukacita. 

2. Kebersamaan sang nabi dengan mereka dalam kesedihan ini: 

“Aku turut menangis dengan Yaezer, dan pohon anggur Sibma, 

dan memandang dengan prihatin dan sangat kasihan terhadap 

kehancuran sebuah negeri yang begitu menyenangkan. Aku 

mau membasahi engkau dengan air mataku, hai Hesybon, dan 

mencampurnya dengan air matamu.” Bahkan (ay. 11), tam-

paknya ini merupakan kesedihan batiniah: Seperti kecapi men-

dengking, begitulah hatiku menjerit melihat keadaan Moab. Hal 

itu mengesankan baginya sehingga dia merasakan batinnya 

bergetar, seperti getaran senar-senar harpa ketika dimainkan. 

Sungguh sudah sepantasnya bagi nabi-nabi Allah untuk me-

rasakan sendiri kesedihan. Sang nabi agung juga merasakan 

seperti itu. Segala penderitaan dunia ini, dan juga penderitaan 

gereja, seharusnya menjadi penderitaan bagi kita. Lihatlah 

Yesaya 15:5. 

III. Pada bagian penutup pasal ini kita mendapati, 

1. Ketidakmampuan allah-allah Moab, alah-allah palsu, untuk 

membantu mereka (ay. 12). “Moab akan segera bersusah pa-

yah di atas bukit pengorbanan. Dia akan membuang-buang 

semangat dan kekuatannya dengan sia-sia untuk berdoa 

kepada berhala-berhalanya. Mereka tidak dapat menolong dia, 

dan dia akan menjadi yakin bahwa mereka tidak mampu.” 

Tampak bahwa tidak ada gunanya mengharapkan pertolongan 

dari bukit-bukit pengorbanan di bumi. Pertolongan itu harus 

datang dari tempat yang lebih tinggi daripada bukit-bukit. 

Manusia pada umumnya sangat bodoh sehingga mereka tidak 

mau percaya, sampai mereka dipaksa melihat kesia-siaan ber-

hala-berhala dan semua kebergantungan pada manusia. Mere-

ka tidak akan mau meninggalkan hal-hal tersebut sampai 

mereka dibuat kelelahan karenanya. Tetapi, ketika Moab lelah 

karena bukit-bukit pengorbanannya, dia tidak mau pergi ke 

tempat kudus Allah, seperti yang seharusnya dia lakukan, 


 316

melainkan ke tempat kudusnya sendiri, ke kuil Kamos, dewa 

utama Moab (demikianlah pemahaman pada umumnya). Dan 

dia akan berdoa di sana dengan tiada gunanya, untuk keada-

an dan kepuasannya sendiri, sama seperti ketika dia berdoa di 

bukit-bukit pengorbanannya. Karena, apa pun penghormatan 

yang diberikan para penyembah berhala kepada berhala-ber-

hala mereka, mereka sama sekali tidak membuat berhala-ber-

hala itu lebih mampu menolong mereka dengan cara itu. 

Biarpun mereka itu dii majorum gentium – allah-allah golongan 

lebih tinggi, atau minorum – allah-allah golongan lebih rendah, 

mereka serupa dengan makhluk-makhluk khayalan manusia 

dan karya tangan manusia. Mungkin bisa juga berarti bahwa 

mereka datang ke tempat kudus Allah. Ketika mereka men-

dapati bahwa mereka tidak bisa mendapatkan pertolongan dari 

bukit-bukit pengorbanan mereka sendiri, sebagian dari mereka 

datang ke Bait Allah di Yerusalem, untuk berdoa di sana, tetapi 

sia-sia. Allah dengan adil akan mengirim mereka kembali ke-

pada para allah yang telah mereka pilih (Hak. 10:14). 

2. Kemampuan Allah Israel, satu-satunya Allah sejati, untuk 

menggenapi hal yang telah Dia katakan melawan mereka. 

(1) Hal itu sendiri sudah lama sejak ditetapkan (ay. 13): Itulah 

firman, itulah hal, yang diucapkan TUHAN tentang Moab 

pada waktu yang lalu ketika dia mulai menjadi begitu 

sombong, dan kurang ajar, dan kejam terhadap umat Allah. 

Negeri itu sudah sejak lama dikutuk akan hancur. Inilah 

yang cartikel  p memberikan kepastian mengenai hal tersebut, 

bahwa itulah firman yang diucapkan TUHAN. Dan, seperti 

halnya Dia tidak akan pernah menarik kembali apa yang 

sudah diucapkan-Nya, demikian pula segala kekuatan dari 

neraka dan bumi tidak dapat membantahnya, atau merin-

tangi pelaksanaannya. 

(2) Sekarang diberitahukan kapan hal itu akan dilaksanakan. 

Waktunya sudah ditetapkan sebelumnya dalam kehendak 

Allah, namun sekarang hal tersebut disingkapkan: Itulah 

firman yang diucapkan TUHAN bahwa hal itu akan terjadi 

dalam tiga tahun (ay. 14). Engkau tidak perlu mengetahui, 

atau bernafsu untuk mengetahui, masa dan waktu, lebih 

jauh dari yang Allah anggap sesuai untuk diberitahukan, 

dan sejauh yang Dia perbolehkan kita untuk mengetahui-

Kitab Yesaya 16:6-14 

 317 

nya dan harus memperhatikannya. Lihatlah bagaimana 

Allah memberitahukan isi pikiran-Nya sedikit demi sedikit. 

Terang wahyu ilahi bersinar lebih dan lebih lagi, dan demi-

kian pula terang anugerah ilahi dalam hati. Perhatikanlah, 

[1] Hartikel  man yang diberikan kepada Moab: Kemuliaan 

Moab akan menjadi kehinaan, artinya, kemuliaannya itu 

akan menjadi hina, ketika segala hal yang mereka bang-

gakan menjadi lenyap. Seperti itulah kemuliaan dari du-

nia ini, sangat pudar dan tidak pasti, dikagumi sesaat, 

tetapi lalu segera dianggap rendah. Oleh karena itu 

biarlah apa yang akan segera menjadi hina di mata 

orang lain selalu hina di mata kita jika dibandingkan 

dengan kemuliaan yang melebihi segala-galanya. Kemu-

liaan Moab yaitu   bahwa negeri mereka sangat padat 

penduduknya dan angkatan perang mereka pemberani. 

Tetapi di mana kemuliaannya ketika semua orang yang 

sangat banyak itu dengan cara tertentu tersapu bersih, 

sebagian oleh satu penghartikel  man dan sebagian lagi oleh 

penghartikel  man lainnya, dan sedikit sisa yang tertinggal 

akan sangat sedikit dan tiada berkuasa, tidak sanggup 

menahan kesedihan mereka sendiri, apalagi bangkit 

dan menang melawan penghinaan musuh-musuh mere-

ka? Oleh karena itu janganlah yang kuat bermegah da-

lam kekuatannya dan yang banyak dalam jumlahnya.  

[2] Waktu yang ditetapkan untuk pelaksanaan hartikel  man 

ini: Dalam tiga tahun, menurut masa kerja prajurit upah-

an, yaitu, tepat pada akhir tiga tahun tersebut, karena 

seorang hamba yang diupah untuk jangka waktu ter-

tentu mencatat hingga pada rincian hari. Biarlah Moab 

mengetahui bahwa kehancurannya sudah sangat dekat, 

dan karena itu mempersiapkan diri. Peringatan yang adil 

sudah diberikan, dan dengan itu diberikan juga kesem-

patan untuk bertobat, yang mana jika mereka mem-

perbaiki diri, seperti yang dilakukan Niniwe, kita punya 

alasan untuk berpikir bahwa hartikel  man yang diancamkan 

akan dapat dicegah. 

 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL 17  

ram dan Efraim bersekutu melawan Yehuda (7:1-2), dan begitu 

eratnya mereka bertaut dalam segala perencanaan mereka, 

hingga pasal ini, meskipun berjudul “ucapan ilahi terhadap Damsyik” 

(yang merupakan kota utama Aram), turut membacakan hartikel  man 

bagi Israel juga.  

I. Kehancuran kota-kota yang kuat baik di Aram maupun di 

Israel dinubuatkan di sini (ay. 1-5 dan ay. 9-11).  

II. Di tengah-tengah penghakiman, belas kasihan diingat bagi 

Israel, dan diberikan janji yang penuh anugerah bahwa suatu 

umat sisa akan dijaga dari bencana-bencana itu dan akan 

menjadi baik karenanya (ay. 6-8).  

III. Kejatuhan pasukan Asyur di hadapan Yerusalem ditunjuk-

kan (ay. 12-14). Berdasarkan urutan waktu, pasal ini seha-

rusnya ditempatkan setelah pasal 9, sebab kehancuran Dam-

syik, yang dinubuatkan di sini, terjadi pada masa pemerin-

tahan Ahas (2Raj. 16:9). 

Hartikel  man bagi Aram dan Israel 

(17:1-5) 

1 Ucapan ilahi terhadap Damsyik. Sesungguhnya, Damsyik tidak akan tetap 

sebagai kota, nanti menjadi suatu timbunan reruntuhan; 2 kampung-kam-

pungnya akan ditinggalkan selama-lamanya dan menjadi tempat bagi kawan-

an-kawanan ternak, yang berbaring dengan tidak diganggu oleh siapa pun. 3 

Kubu-kubu akan hilang dari Efraim dan kuasa kerajaan akan lenyap dari 

Damsyik, juga sisa-sisa Aram, semuanya akan lenyap sama seperti kemulia-

an orang Israel, demikianlah firman TUHAN semesta alam. 4 Maka pada 

waktu itu kemuliaan Yakub akan berkurang, dan kemakmurannya akan 

susut; 5 keadaannya seperti gandum yang digenggam orang untuk dituai dan 

tangannya memetik bulir-bulir; atau seperti bulir-bulir yang dipungut orang 

di lembah orang Refaim.  


 320

Di sini kita mendapati ucapan ilahi terhadap Damsyik. Alkitab bahasa 

Aram membacanya demikian, beban cawan kutukan yang harus 

diminum oleh Damsyik. Dan, karena kesepuluh sartikel   Israel bersekutu 

dengan Damsyik, maka mereka juga harus ikut bersulang untuk 

minum bersama Damsyik dalam cawan kegentaran yang akan bergilir.  

1.  Damsyik sendiri, kota utama Aram, harus dihancurkan. Rumah-

rumahnya, ada kemungkinan, akan dibakar. Atau paling tidak 

dinding-dindingnya, gerbang-gerbangnya, dan benteng-bentengnya 

akan diruntuhkan, dan para penduduknya dibawa pergi menjadi 

tawanan. Sehingga kini Damsyik tidak akan tetap sebagai kota, dan 

direndahkan bukan hanya sebagai desa, melainkan sampai menjadi 

timbunan reruntuhan (ay. 1). Pekerjaan yang merusak seperti inilah 

yang dibuat dosa terhadap kota-kota.  

2.  Kampung-kampung akan ditinggalkan oleh penduduknya, karena 

ditakut-takuti atau diusir oleh para penyerbu: Kampung-kam-

pungnya (KJV: kota-kota Aroër, sebutan untuk sebuah wilayah di 

Aram) akan ditinggalkan (ay. 2). Yang ditaklukkan tidak berani 

tinggal di dalamnya, dan para penakluk tidak mempunyai alasan 

untuk berdiam di situ. Mereka juga tidak merebutnya karena ke-

kurangan, melainkan karena kekejaman yang tanpa alasan. Se-

hingga tempat-tempat yang seharusnya didiami manusia menjadi 

tempat bagi kawanan-kawanan ternak untuk berbaring, yang boleh 

mereka lakukan, tanpa ada yang mengganggu atau mengusir me-

reka. Rumah-rumah megah diubah menjadi kandang-kandang 

domba. Sungguh aneh bahwa para penakluk besar membanggakan 

diri karena menjadi musuh bersama bagi umat manusia. Akan 

tetapi, betapapun tidak benarnya mereka, Allah itu benar dalam 

menyebabkan kota-kota itu memuntahkan para penduduknya, 

yang dengan kefasikan mereka telah membuat diri mereka kotor. 

Lebih baik kawanan-kawanan ternak berbaring di sana daripada 

mereka mengayomi orang-orang yang secara terang-terangan mem-

berontak terhadap Allah dan kebajikan.  

3.  Benteng-bentang Israel, kerajaan sepuluh sartikel  , akan menemui 

kehancuran: Kubu-kubu akan hilang dari Efraim (ay. 3), dari 

Samaria, dan dari semua yang lain. Mereka telah bergabung de-

ngan Aram dalam menyerang Yehuda secara biadab. Sekarang, 

mereka yang sudah ikut ambil bagian dalam dosa harus ikut 

ambil bagian juga dalam kehancuran, dan itu adil. Ketika kubu-

kubu akan hilang dari Efraim, yang karenanya Israel akan menjadi 

Kitab Yesaya 17:1-5 

 321 

lemah, maka kerajaan akan hilang dari Damsyik, yang karenanya 

Aram akan dihancurkan. Orang-orang Aram yaitu   pemimpin 

utama dalam persepakatan melawan Yehuda itu, dan karena itu 

mereka dihartikel  m pertama-tama dan paling pedih. Dan, karena 

mereka memegahkan persekutuan mereka dengan Israel, maka 

karena sekarang Israel menjadi lemah, mereka dicela dengan apa 

yang sudah mereka megahkan itu: “Sisa-sisa Aram akan lenyap 

sama seperti kemuliaan orang Israel. Sedikit sisa dari orang-orang 

Aram itu akan hidup dalam keadaan yang hina dina seperti orang 

Israel, dan kemuliaan Israel tidak akan memberikan kelegaan 

atau membawa nama baik bagi mereka.” Persekutuan-persekutu-

an yang berdosa tidak akan memberikan kekuatan, atau peno-

pang, bagi pihak-pihak yang bersekutu, apabila penghakiman-

penghakiman Allah datang menimpa mereka. Lihatlah di sini 

bagaimana kemuliaan Yakub ketika Allah berseteru dengannya, 

dan betapa sedikit alasan bagi Aram untuk memegahkan diri 

karena menyerupai kemuliaan Yakub.  

(1)  Kemuliaan itu terbuang seperti orang yang tidak makan (ay. 

4). Kemuliaan Yakub yaitu   jumlah mereka, bahwa mereka 

banyaknya seperti pasir di laut. Tetapi kemuliaan ini akan 

berkurang, ketika banyak orang terbunuh, dan sedikit yang 

tersisa. Lalu kemakmuran mereka, yang merupakan kebangga-

an dan perlindungan mereka, akan susut, dan tubuh bangsa 

itu akan menjadi rangka, kurus kering tinggal tulang berbung-

kus kulit. Israel mati karena penyakit yang berlarut-larut. 

Kerajaan sepuluh sartikel   lambat-laun menjadi hancur lebur. 

Allah bagi mereka menjadi seperti ngengat (Hos. 5:12). Seperti 

itulah semua kemuliaan dunia ini: kemuliaan itu cepat layu, 

dan akan berkurang. Tetapi ada kemuliaan kekal yang mele-

bihi segala-galanya dan jauh lebih besar yang dipersiapkan 

untuk keturunan rohani Yakub, yang tidak akan tunduk pada 

kerusakan seperti itu, yaitu kemakmuran rumah Allah, yang 

tidak akan susut.  

(2) Semua kemuliaan itu dikumpulkan dan dibawa pergi oleh 

pasukan Asyur, seperti gandum yang diambil dari ladang oleh 

petani (ay. 5). Gandum yaitu   kemuliaan ladang-ladang (Mzm. 

65:14). Akan tetapi, apabila gandum sudah dituai dan tiada, di 

manakah kemuliaannya? Bangsa itu, karena dosa-dosa mere-

ka, telah menjadikan diri mereka matang untuk kehancuran, 


 322

dan kemuliaan mereka pun akan dipatahkan dan dibawa pergi 

dengan sama cepatnya, sama adilnya, dan sama-sama tak 

terelakkannya seperti gandum diambil dari ladang oleh petani. 

Di sini penghakiman-penghakiman Allah dibandingkan dengan 

perbuatan mengayunkan sabit ketika sudah tiba saatnya untuk 

menuai (Why. 14:15). Seperti para petani yang bekerja dengan 

telaten di lembah Refaim, di mana gandumnya luar biasa 

banyak, dan kalau bisa tidak mau menyisakan satu bulir pun, 

demikian pula pasukan yang berjaya itu tidak mau kehilangan 

apa saja yang dapat diambil tangan mereka. 

Hartikel  man bagi Aram dan Israel 

(17:6-8) 

6 Dari padanya akan tertinggal sisa untuk pemetikan susulan seperti pada 

waktu orang menjolok buah zaitun, tertinggal satu dua di sebelah pucuknya 

dan beberapa di dahan-dahannya, demikianlah firman TUHAN, Allah Israel. 7 

Pada waktu itu manusia akan memandang kepada Dia yang menjadikannya, 

dan matanya akan melihat kepada Yang Mahakudus, Allah Israel; 8 ia tidak 

akan memandang kepada mezbah-mezbah buatan tangannya sendiri, dan 

tidak akan melihat kepada yang dikerjakan oleh tangannya, yakni tiang-tiang 

berhala dan pedupaan-pedupaan.  

Belas kasihan disimpan di sini, terselip di tengah-tengah penghakim-

an, bagi umat tersisa yang akan luput dari kehancuran yang menim-

pa seluruh kerajaan sepuluh sartikel   Israel. Meskipun bangsa Asyur 

berusaha sedapat mungkin supaya tidak ada orang yang terlepas dari 

jaring mereka, namun orang yang rendah hati di negeri disembunyi-

kan pada hari murka Tuhan. Nyawa mereka terselamatkan dari si 

pemangsa, dan mereka menjadi terhibur bisa lari berlindung di tanah 

Yehuda, di mana mereka bisa bebas datang ke pelataran rumah 

Allah.  

1.  Mereka hanya akan menjadi umat sisa yang kecil, sangat sedikit, 

yang akan ditandai untuk dijaga (ay. 6): Dari padanya akan 

tertinggal sisa untuk pemetikan susulan. Sebagai bangsa, mereka 

dibawa ke dalam pembuangan, tetapi di sana sini ada satu orang 

yang tertinggal, mungkin satu orang tetap di tempat tidur ketika 

yang lain dibawa (Luk. 17:34). Penghakiman-penghakiman yang 

paling merusak di dunia ini masih kurang jika dibandingkan 

dengan penghakiman terakhir, yang akan terjadi di seluruh dunia 

dan tak seorang pun akan luput darinya. Pada masa-masa terjadi-

Kitab Yesaya 17:6-8 

 323 

nya bencana terbesar, ada sebagian orang yang dijaga aman, se-

perti halnya dalam masa-masa kemerosotan terbesar, ada sebagi-

an orang yang tetap murni. Tetapi sedikitnya jumlah orang yang 

terluput mengandaikan ditawannya bagian yang jauh lebih besar. 

Mereka yang disisakan hanyalah seperti sisa-sisa dari pohon 

zaitun ketika sudah dijolok dengan hati-hati oleh pemiliknya. Jika 

tertinggal satu dua di sebelah pucuknya dan beberapa di dahan-

dahannya (yang berada di luar jangkauan orang yang menjolok-

nya), maka itu saja. Seperti itulah umat sisa yang tinggal menurut 

pilihan kasih karunia, sangat sedikit jika dibandingkan dengan 

banyaknya orang yang terus berjalan di jalan yang lebar.  

2.  Mereka akan menjadi umat sisa yang dikuduskan (ay. 7-8). Sedi-

kit orang yang dijaga ini yaitu   orang-orang yang, karena melihat 

penghakiman yang sudah dekat, telah bertobat dari dosa-dosa 

mereka dan memperbarui hidup mereka, dan karena itu seperti 

puntung yang ditarik dari api. Atau mereka yaitu   orang-orang 

yang karena sudah meloloskan diri, dan menjadi pengungsi di 

negeri-negeri asing, merasa tergugah untuk kembali kepada Allah, 

sebagian karena merasakan belas kasihan istimewa yang sudah 

membuat mereka terbebas, dan sebagian lagi karena kesusahan-

kesusahan yang masih menimpa mereka.  

(1) Mereka akan melihat kepada Pencipta mereka, akan menanya-

kan, di mana Allah, yang membuat aku, dan yang memberi 

nyanyian pujian di waktu malam, di waktu malam penderitaan 

seperti ini? (Ayb. 35:10-11). Mereka akan mengakui tangan-

Nya dalam semua peristiwa yang menyangkut mereka, baik 

yang penuh belas kasihan maupun yang menghajar mereka, 

dan akan menyerahkan diri pada tangan-Nya. Mereka akan 

memberikan kemuliaan yang layak didapat oleh nama-Nya, 

dan tergugah sebagaimana mestinya oleh pemeliharaan-peme-

liharaan-Nya. Mereka akan mengharapkan kelegaan dan perto-

longan dari Dia dan bergantung pada-Nya untuk menolong 

mereka. Mata mereka akan melihat kepada-Nya dengan penuh 

hormat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada 

tangan tuannya (Mzm. 123:2). Perhatikanlah, sudah menjadi 

kewajiban kita untuk melihat kepada Allah setiap saat dengan 

hormat, untuk senantiasa mengarahkan pandangan kita ke-

pada-Nya, baik sebagai Pencipta kita (sebagai Pencipta keber-

adaan kita dan sebagai Allah atas alam) maupun sebagai Yang 


 324

Mahakudus, Allah Israel, Allah yang mengikat perjanjian de-

ngan kita dan Allah yang memberikan anugerah. Terlebih lagi, 

apabila kita sedang menderita, mata kita haruslah tertuju 

pada Tuhan, untuk mengeluarkan kaki kita dari jaring (Mzm. 

25:15). Untuk membawa kita pada hal ini merupakan maksud 

dari pemeliharaan-Nya, sebab Dia yaitu   Pencipta kita, dan 

kita yaitu   karya anugerah-Nya, dan karena Dia yaitu   Yang 

Mahakudus, Allah Israel.  

(2) Mereka akan menjauhkan pandangan dari berhala-berhala me-

reka, makhluk-makhluk ciptaan khayalan mereka sendiri, tidak 

akan lagi menyembah mereka, mencari mereka, dan mengha-

rapkan pertolongan dari mereka. Karena entah hanya Allah sen-

diri yang akan dianggap, atau Ia tidak akan memandang diri-

Nya dianggap sama sekali. Orang yang memandang kepada 

Penciptanya tidak boleh memandang kepada mezbah-mezbah 

buatan tangannya sendiri, tetapi harus menyangkal mereka 

dan melemparkan mereka, tidak boleh terus memberi penghor-

matan sedikit pun terhadap apa yang dikerjakan oleh tangan-

nya, tetapi harus menghancurkannya berkeping-keping, mes-

kipun itu pekerjaan tangan mereka sendiri – tiang-tiang ber-

hala dan pedupaan-pedupaan. Kata itu berarti gambar-gambar 

yang dibuat untuk menghormati matahari dan yang melalui-

nya ia disembah, sebuah penyembahan berhala yang paling 

kuno dan paling mungkin (Ul. 4:19; Ayb. 31:26). Beralasan 

bagi kita untuk menganggap penderitaan-penderitaan yang 

memisahkan kita dari dosa-dosa kita sebagai penderitaan-pen-

deritaan yang membahagiakan. Dan dengan keyakinan-keya-

kinan yang masuk akal akan sia-sianya dunia ini, berhala yang 

besar itu, kita harus mendinginkan perasaan-perasaan dan me-

nurunkan pengharapan-pengharapan kita terhadapnya. 

Hartikel  man bagi Aram dan Israel 

(17:9-11) 

9 Pada waktu itu kota-kotamu akan ditinggalkan seperti kota-kota orang Hewi 

dan orang Amori yang mereka tinggalkan karena orang Israel, sehingga men-

jadi sunyi sepi. 10 Sebab engkau telah melupakan Allah yang menyelamatkan 

engkau, dan tidak mengingat gunung batu kekuatanmu. Sebab itu sekalipun 

engkau membuat taman yang permai dan menanaminya dengan cangkokan 

luar negeri, 11 sekalipun pada hari menanamnya engkau membuatnya tum-

buh subur, dan pada pagi mencangkokkannya engkau membuatnya ber-

Kitab Yesaya 17:9-11 

 325 

bunga, namun panen akan segera lenyap pada hari kesakitan dan hari pen-

deritaan yang sangat payah. 

Di sini sang nabi kembali menubuatkan kehancuran-kehancuran ter-

kutuk yang akan ditimpakan atas tanah Israel oleh pasukan Asyur.  

1.  Bahwa kota-kota Israel akan ditinggalkan. Bahkan kota-kota yang 

kuat, yang seharusnya melindungi negeri, tidak akan sanggup 

melindungi diri mereka sendiri: Mereka akan ditinggalkan seperti 

kota-kota orang Hewi dan orang Amori. Mereka akan ditinggalkan 

seperti dahan dan batang (KJV) dari pohon yang sudah tua, yang 

sudah membusuk, ditinggalkan oleh daun-daunnya, dan muncul 

ke atas sendirian, gundul, kering, dan mati. Demikianlah kota-

kota mereka yang kuat akan tampak setelah para penduduknya 

meninggalkannya dan pasukan musuh yang berjaya menjarah 

dan merusaknya (ay. 9). Mereka akan menjadi seperti kota-kota 

(demikian dapat ditambahkan) yang ditinggalkan orang Kanaan, 

penduduk lama di negeri itu, karena orang Israel, ketika Allah 

dengan tangan yang teracung membawa mereka masuk ke sana, 

untuk menduduki negeri yang baik itu, kota-kota yang tidak 

mereka bangun. Seperti halnya orang Kanaan pada waktu itu lari 

dari hadapan orang Israel, demikian pula Israel sekarang lari dari 

hadapan orang Asyur. Dan dalam hal ini firman Allah digenapi, 

bahwa jika mereka melakukan kenajisan-kenajisan yang sama, 

maka negeri itu akan memuntahkan mereka, seperti telah dimun-

tahkannya bangsa yang sebelum mereka (Im. 18:28). Dan bahwa 

seperti halnya, sewaktu Allah ada di pihak mereka, satu orang 

dari mereka mengejar seribu, demikian pula, ketika mereka men-

jadikan Dia musuh mereka, seribu orang dari mereka akan lari 

melihat ancaman satu orang. Sehingga di kota-kota akan ada 

kerusakan, sesuai dengan ancaman-ancaman hartikel  m Taurat (Im. 

26:31; Ul. 28:51).  

2.  Bahwa negeri itu akan porak-poranda (ay. 10-11). Amatilah di sini,  

(1) Dosa yang telah menimbulkan murka Allah untuk membawa 

kehancuran yang sedemikian besar atas negeri yang permai 

itu. Itu terjadi karena kesalahan penduduk yang berdiam di 

dalamnya. “Sebab engkau telah melupakan Allah yang me-

nyelamatkan engkau dan semua keselamatan besar yang telah 

dikerjakan-Nya untuk engkau. Sebab engkau telah melupakan 

kebergantunganmu pada-Nya dan kewajiban-kewajiban-Mu 


 326

terhadapnya, dan tidak mengingat gunung batu kekuatanmu, 

yang bukan saja merupakan batu karang yang kuat itu sen-

diri, melainkan juga yang berkali-kali telah menjadi kekuatan-

mu, sebab kalau tidak, kamu sudah lama tenggelam dan han-

cur.” Perhatikanlah, Allah yang menyelamatkan kita yaitu   

gunung batu kekuatan kita. Dan perbuatan kita yang melupa-

kan dan tidak mengingat Dia yaitu   dasar dari semua dosa. 

Sebab kami telah memilih jalan yang sesat, dan telah melupa-

kan TUHAN, Allah kami, dan dengan demikian kami mem-

binasakan diri kami sendiri.