Rabu, 09 Juli 2025

Yesaya 1-39 7


 k kita mengenal Allah yang 

pengasih, semakin kita akan diubah ke dalam gambar yang sama, 

dan semakin kita baik terhadap semua orang yang menyandang 

gambar-Nya. Bumi akan penuh dengan pengenalan akan Allah 

seperti lautan penuh dengan air – begitu luas dan lebar pengenal-

an ini, begitu jauh ia akan menyebar – begitu dalam dan sampai 

pada intinya pengetahuan ini, dan begitu lama ia akan berlang-

sung. Pengenalan akan Allah yang akan diperoleh melalui Injil 

Kristus jauh lebih besar daripada yang dapat diperoleh melalui 

hartikel  m Musa. Dan, kalau dulu hanya di Yehuda Allah dikenal,

Kitab Yesaya 11:10-16 

 243 

 sekarang semua akan mengenal Dia (Ibr. 8:11). Sebaliknya, apa 

yang secara keliru disebut pengetahuan akan menabur perselisih-

an di antara manusia. Pengetahuan yang benar akan Allah mene-

gakkan perdamaian. 

Kemajuan Kerajaan Mesias 

(11:10-16) 

10 Maka pada waktu itu taruk dari pangkal Isai akan berdiri sebagai panji-

panji bagi bangsa-bangsa; dia akan dicari oleh sartikel  -sartikel   bangsa dan tempat 

kediamannya akan menjadi mulia. 11 Pada waktu itu Tuhan akan mengang-

kat pula tangan-Nya untuk menebus sisa-sisa umat-Nya yang tertinggal di 

Asyur dan di Mesir, di Patros, di Etiopia dan di Elam, di Sinear, di Hamat dan 

di pulau-pulau di laut. 12 Ia akan menaikkan suatu panji-panji bagi bangsa-

bangsa, akan mengumpulkan orang-orang Israel yang terbuang, dan akan 

menghimpunkan orang-orang Yehuda yang terserak dari keempat penjuru 

bumi. 13 Kecemburuan Efraim akan berlalu, dan yang menyesakkan Yehuda 

akan lenyap. Efraim tidak akan cemburu lagi kepada Yehuda, dan Yehuda 

tidak akan menyesakkan Efraim lagi. 14 Tetapi mereka akan terbang ke barat, 

ke atas lereng gunung Filistin, bersama-sama mereka akan menjarah bani 

Timur; mereka akan merampas Edom dan Moab, dan orang Amon akan 

patuh kepada mereka. 15 TUHAN akan mengeringkan teluk Mesir dengan 

nafas-Nya yang menghanguskan, serta mengacungkan tangan-Nya terhadap 

sungai Efrat dan memartikel  lnya pecah menjadi tujuh batang air, sehingga 

orang dapat melaluinya dengan berkasut. 16 Maka akan ada jalan raya bagi 

sisa-sisa umat-Nya yang tertinggal di Asyur, seperti yang telah ada untuk 

Israel dahulu, pada waktu mereka keluar dari tanah Mesir.      

Kita mendapati di sini nubuat lebih jauh tentang perluasan dan ke-

majuan kerajaan Mesias, yang dinyatakan melalui keadaan kerajaan 

Yehuda pada hari-hari terakhir pemerintahan Hizkia, setelah keka-

lahan Sanherib. Kerajaan ini bertumbuh pesat pada masa itu dan 

menjadi bayangan dan perlambang bagi kerajaan Mesias. 

I. Nubuat ini digenapi sebagian ketika perkara-perkara besar yang 

dilakukan Allah untuk Hizkia dan rakyatnya terbukti sebagai 

sebuah panji, yang mengundang bangsa-bangsa di sekitar datang 

kepada mereka untuk menanyakan tentang tanda ajaib yang telah 

terjadi di negeri. Untuk tugas itulah duta-duta dari raja Babel 

datang. Kepada mereka bangsa-bangsa akan datang. Dan Yeru-

salem, tempat perhentian atau kediaman orang-orang Yahudi, 

menjadi mulia ketika itu (ay. 10). Sebelumnya banyak dari orang-

orang Israel yang merupakan rakyat kerajaan sepuluh sartikel  , sete-

lah kehancuran kerajaan itu oleh raja Asyur, terpaksa melarikan 

diri untuk mencari tempat perlindungan ke semua negeri di seki-


 244

tar, dan ke beberapa negeri yang sangat jauh, bahkan ke pulau-

pulau di laut. Lalu pada masa Hizkiah itu mereka didorong untuk 

kembali ke negeri mereka sendiri dan menyerahkan diri di bawah 

perlindungan dan pemerintahan raja Yehuda. Terlebih lagi karena 

oleh pasukan Asyurlah negeri mereka hancur sementara kerajaan 

Yehuda tidak mengalami kekalahan itu. Hal ini dikatakan sebagai 

kembalinya mereka untuk kedua kalinya (ay. 11), sebuah contoh 

dari kuasa dan kebaikan Allah, dan suatu hal yang menghidup-

kan mereka kembali, seperti pembebasan mereka yang pertama 

kali dari Mesir. Maka orang-orang Israel yang terbuang akan di-

kumpulkan, dan dibawa pulang. Juga orang-orang Yehuda yang 

terbuang, yang ketika pasukan Asyur datang mendekat, melari-

kan diri demi keselamatan mereka sendiri. Maka perseteruan 

lama antara Efraim dan Yehuda akan dilupakan, dan mereka 

akan bersatu melawan orang-orang Filistin dan musuh-musuh 

bersama mereka yang lain (ay. 13-14). Perhatikanlah, mereka 

yang sudah berbagi satu sama lain di dalam penderitaan dan 

belas kasihan, bahaya dan pelepasan, haruslah dengan memper-

timbangkan hal itu bersatu demi keselamatan dan perlindungan 

mereka bersama. Dan mungkin akan baik bagi jemaat apabila 

Efraim dan Yehuda bersatu melawan orang-orang Filistin. Maka, 

apa pun kesulitan-kesulitan yang mungkin menghadang bagi 

kembalinya mereka yang tersebar, Tuhan akan menemukan satu 

atau lain cara untuk menyingkirkannya, seperti ketika membawa 

Israel keluar dari Mesir Ia mengeringkan Laut Teberau dan sungai 

Yordan (ay. 15). Ia akan menuntun mereka ke tanah Kanaan 

melewati rintangan-rintangan yang tampak tak teratasi, dengan 

melewati padang gurun yang luas dan menderu (ay. 16). Hal yang 

serupa akan Dia lakukan untuk kedua kali ini, atau hal yang 

setara dengan itu. Apabila sudah tiba waktunya bagi Allah untuk 

membebaskan umat-Nya, maka gunung-gunung perlawanan akan 

menjadi rata di hadapan-Nya. Oleh sebab itu, janganlah kita ber-

putus asa apabila kepentingan-kepentingan jemaat tampak sangat 

merosot. Allah dapat segera mengubah hari-hari yang kelabu men-

jadi mulia. 

II. Nubuat ini merujuk lebih jauh ke depan ke zaman Mesias dan 

masuknya bangsa-bangsa bukan Yahudi ke dalam kerajaan-Nya. 

Sebab pada kedua hal inilah Rasul Paulus menerapkan ayat 10, 

Kitab Yesaya 11:10-16 

 245 

yang dilanjutkan dengan ayat-ayat berikutnya. Roma 15:12, taruk 

dari pangkal Isai akan terbit, dan Ia akan bangkit untuk memerin-

tah bangsa-bangsa, dan kepada-Nyalah bangsa-bangsa akan me-

naruh harapan. Itu yaitu   kunci untuk nubuat ini, yang berbicara 

tentang Kristus sebagai pangkal Isai, atau taruk yang tumbuh dari 

pangkalnya (ay. 1), taruk yang tumbuh dari tanah kering (53:2). 

Dia yaitu   tunas Daud (Why. 5:5), tunas dan keturunan Daud 

(Why. 22:16).  

1. Ia akan berdiri, atau ditegakkan, sebagai panji-panji bagi bang-

sa-bangsa. Ketika disalibkan, Ia ditinggikan dari bumi, supaya 

sebagai panji menara, Ia dapat menarik mata dan hati semua 

orang untuk datang kepada-Nya (Yoh. 12:32). Ia ditegakkan 

sebagai panji dalam pemberitaan Injil kekal, yang di dalamnya 

hamba-hamba Tuhan, sebagai para pembawa panji, memper-

lihatkan panji kasih-Nya, untuk memikat kita kepada-Nya 

(Kid. 1:4), dan panji kebenaran-Nya, yang di bawahnya kita da-

pat ikut berbaris, untuk ikut serta dalam perang suci melawan 

dosa dan Iblis. Kristus yaitu   panji yang kepadanya anak-

anak Allah yang tercerai-berai dikumpulkan dan dipersatukan 

(Yoh. 11:52), dan di dalam Dia mereka bertemu sebagai pusat 

dari kesatuan mereka. 

2.  Dia akan dicari oleh sartikel  -sartikel   bangsa. Kita membaca tentang 

orang-orang Yunani yang berbuat demikian (Yoh. 12:21, kami 

ingin bertemu dengan Yesus), dan pada kesempatan itu Kristus 

berbicara tentang ditinggikannya Dia, untuk menarik semua 

orang datang kepada-Nya. Rasul Paulus, mengambil dari Sep-

tuaginta (atau mungkin Septuaginta mengambil dari Rasul Pau-

lus, dalam terbitan-terbitan setelah Kristus) membacanya demi-

kian (Rm. 15:12), kepada-Nyalah bangsa-bangsa akan menaruh 

harapan. Mereka akan mencari Dia dan bergantung pada-Nya.  

3. Tempat kediaman-Nya akan menjadi mulia. Sebagian orang 

memahami hal ini sebagai kematian Kristus (kemenangan-

kemenangan salib bahkan membuat kematian menjadi mulia). 

Sebagian yang lain memahaminya tentang kenaikan-Nya, keti-

ka Ia duduk untuk berdiam di sebelah kanan Allah. Atau lebih 

tepatnya yang dimaksudkan yaitu   jemaat Injil, Gunung Sion 

itu, yang tentangnya Kristus berkata, inilah tempat perhentian-

Ku, dan di situ Ia berdiam. Jemaat ini, meskipun direndahkan 


 246

oleh dunia, tetapi karena memiliki keindahan kekudusan, 

benar-benar mulia, takhta kemuliaan yang luhur (Yer. 17:12).  

4.  Baik orang-orang Yahudi maupun orang-orang bukan Yahudi 

akan dikumpulkan kepada-Nya (ay. 11). Orang-orang yang ter-

sisa dari keduanya, sisa yang sedikit jika dibandingkan dengan 

keseluruhan, yang akan dipulihkan seolah-olah dengan me-

lewati kesusahan dan bahaya besar. Seperti sebelumnya Allah 

telah meluputkan umat-Nya, dan mengumpulkan mereka dari 

segala penjuru negeri ke mana mereka terserak (Mzm. 106:47; 

Yer. 16:15-16), demikian pula Ia akan melakukannya untuk 

kali kedua, dengan cara lain, melalui Roh anugerah dengan 

firman dengan penuh kuasa. Ia akan mengangkat tangan-Nya 

untuk melakukan itu. Ia akan mengerahkan kuasa-Nya, tangan 

kekuasaan TUHAN akan dinyatakan untuk melakukannya. 

(1) Akan ada orang-orang Yahudi tersisa yang berkumpul: 

Orang-orang Israel yang terbuang dan orang-orang Yehuda 

yang terserak (ay. 12), yang banyak di antaranya, pada 

waktu mereka dibawa kepada Kristus, yaitu   orang-orang 

Yahudi yang tersebar, kedua belas sartikel   di perantauan 

(Yak. 1:1; 1Ptr. 1:1), akan berbondong-bondong datang ke-

pada Kristus. Mungkin ada lebih banyak dari orang-orang 

Yahudi yang tersebar yang dibawa ke dalam jemaat, menu-

rut artikel  rannya, jika dibandingkan dengan mereka yang 

menetap di negeri mereka sendiri.  

(2)  Banyak dari bangsa-bangsa, bangsa-bangsa bukan Yahudi, 

akan dibawa masuk dengan ditinggikannya panji itu. Yakub 

menubuatkan tentang Silo, bahwa kepadanya akan takluk 

bangsa-bangsa (KJV: kepadanya akan berkumpul bangsa-

bangsa). Mereka yang dulunya orang asing dan pendatang 

akan dibawa mendekat. Orang-orang Yahudi cemburu ter-

hadap Kristus yang pergi kepada orang-orang yang tersebar 

di antara bangsa-bangsa lain, dan cemburu terhadap Dia 

yang mengajar bangsa-bangsa lain (Yoh. 7:35).  

5.  Akan ada perpaduan diri yang membahagiakan antara Yehuda 

dan Efraim, dan keduanya akan aman dari musuh-musuh me-

reka dan akan berkuasa atas musuh-musuh itu (ay. 13-14). 

Persatuan antara Yehuda dan Israel pada waktu itu yaitu   ba-

yangan dan perlambang dari bersatunya orang-orang Yahudi 

Kitab Yesaya 11:10-16 

 247 

dan bukan Yahudi, yang sudah begitu lama berselisih dalam 

jemaat Injil. Kaum Yehuda akan pergi kepada kaum Israel (Yer. 

3:18) dan menjadi satu bangsa (Yeh. 37:22). Jadi orang-orang 

Yahudi dan bukan Yahudi yaitu   dua yang dijadikan satu 

manusia baru (Ef. 2:15), dan karena sudah berdamai satu 

dengan yang lain, mereka yang memusuhi keduanya akan di-

lenyapkan. Sebab mereka akan terbang ke barat, ke atas lereng 

gunung Filistin, sepeti elang menyerang mangsanya, akan men-

jarah orang-orang di sisi barat mereka, dan kemudian akan me-

lebarkan sayap penaklukan-penaklukan mereka ke arah timur 

atas orang-orang Edom, Moab, dan Amon. Injil Kristus akan ber-

hasil di segala penjuru, dan sebagian orang dari semua bangsa 

akan menjadi patuh pada iman Injil. 

6. Segala sesuatu yang dapat menghambat kemajuan dan keber-

hasilan Injil akan disingkirkan. Seperti ketika membawa orang 

Israel keluar dari Mesir Allah mengeringkan Laut Teberau dan 

Sungai Yordan di hadapan mereka (63:11-12), dan setelah itu 

ketika membawa orang-orang Yahudi keluar dari Babel Ia mem-

persiapkan jalan bagi mereka (62:10), demikian pula ketika 

orang-orang Yahudi dan bukan Yahudi dibawa bersama-sama 

ke dalam jemaat Injil semua hambatan akan disingkirkan (ay. 

15-16). Kesulitan-kesulitan yang tampaknya tidak teratasi akan 

dilalui secara mengherankan, orang-orang buta akan dipimpin di 

jalan yang tidak mereka kenal. Lihat pasal 42:15-16 dan 43:19-

20. Para petobat akan dibawa di atas kereta dan di atas usungan 

(66:20). Sebagian orang berpendapat bahwa ini berbicara tentang 

masuknya banyak orang lagi ke dalam jemaat, yang ditunjukkan 

dalam nubuat yang samar-samar tentang mengeringnya Sungai 

Efrat itu, supaya jalan bagi raja-raja dari timur dipersiapkan 

(Why. 16:12), yang tampak merujuk pada nubuat ini. Perhati-

kanlah, apabila sudah tiba waktunya bagi Allah untuk membawa 

pulang bangsa-bangsa, atau orang-orang tertentu, kepada diri-

Nya sendiri, maka anugerah ilahi akan menang mengatasi segala 

perlawanan. Di hadapan Tuhan laut akan lari dan Sungai Yor-

dan akan undur. Dan orang-orang yang mengarahkan wajah 

mereka ke sorga akan mendapati bahwa tidak ada kesulitan-

kesulitan yang menghadang di tengah jalan seperti yang mereka 

sangkakan sebab ada jalan raya ke sana (35:8). 

 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL 12  

eselamatan yang dijanjikan dalam pasal sebelumnya dibanding-

kan dengan keselamatan Israel “pada waktu ia keluar dari tanah 

Mesir,” demikianlah pasal itu berakhir. Nah, sama seperti Musa dan 

bani Israel pada waktu itu menyanyikan sebuah lagu pujian bagi 

kemuliaan Allah (Kel. 15:1), demikian pula yang akan dilakukan 

umat Allah pada hari ketika taruk dari pangkal Isai berdiri sebagai 

panji bagi bangsa-bangsa dan menjadi dambaan dan sukacita segala 

bangsa. Pada hari itu,  

I. Setiap orang percaya akan menyanyikan sebuah lagu pujian 

bagi kepentingannya sendiri dalam keselamatan itu (ay. 1, 3). 

“Engkau akan berkata, Tuhan, aku akan memuji-muji Eng-

kau.” Pekerjaan mengucap syartikel  r akan menjadi pekerjaan 

tiap orang.  

II. Banyak orang akan bergabung bersama-sama dalam memuji 

Allah atas keuntungan bersama yang dihasilkan dari kesela-

matan ini (ay. 4-6): “Kamu akan berkata, terpujilah Engkau 

Tuhan.” Pekerjaan mengucap syartikel  r akan menjadi pekerjaan 

bersama dalam kumpulan jemaat. Dan pujian-pujian terha-

dap Allah akan dinyanyikan di depan umum dalam kumpul-

an jemaat orang benar.  

Kidung Pujian 

(12:1-3) 

1 Pada waktu itu engkau akan berkata: “Aku mau bersyartikel  r kepada-Mu, ya 

TUHAN, karena sungguhpun Engkau telah murka terhadap aku: tetapi mur-

ka-Mu telah surut dan Engkau menghibur aku. 2 Sungguh, Allah itu kesela-

matanku; aku percaya dengan tidak gementar, sebab TUHAN ALLAH itu 


 250

kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku.” 3 Maka kamu 

akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan.   

Ini yaitu   bagian awal dari lagu pujian yang dipersiapkan untuk 

dipakai oleh jemaat, oleh jemaat Yahudi ketika Allah mengerjakan 

pelepasan-pelepasan besar bagi mereka, dan oleh jemaat Kristen 

ketika kerajaan Mesias didirikan di dunia kendati dengan perlawanan 

dari kuasa-kuasa kegelapan: Pada waktu itu engkau akan berkata: 

Aku mau bersyartikel  r kepada-Mu, ya TUHAN. Jemaat yang terpencar, 

karena dipersatukan di dalam satu tubuh, sebagai satu orang, 

dengan satu pikiran dan satu mulut, akan memuji Allah seperti itu, 

Allah yang yaitu   satu dan nama-Nya satu. Pada waktu itu, ketika 

Tuhan melakukan perkara-perkara besar ini bagimu, engkau akan 

berkata: Aku mau bersyartikel  r kepada-Mu, ya TUHAN. Maksudnya, 

I. “Engkau akan mempunyai alasan untuk berkata demikian.” Janji 

itu pasti, dan berkat-berkat yang terkandung di dalamnya sangat 

kaya, dan apabila diberikan, akan memperlengkapi jemaat dengan 

berlimpah hal untuk bersukacita, dan kemudian dengan berlim-

pah hal untuk mengucap syartikel  r. Nubuat-nubuat Perjanjian 

Lama tentang zaman Injil sering kali diungkapkan dengan suka-

cita dan pujian yang akan ditimbulkan ketika itu. Sebab keun-

tungan-keuntungan yang tak ternilai yang kita nikmati melalui 

Yesus Kristus menuntut ucapan-ucapan syartikel  r yang setinggi-

tingginya dan seluas-luasnya.  

II. “Engkau akan mempunyai hati untuk berkata demikian.” Semua 

karunia yang lain yang diberikan Allah kepada umat-Nya akan 

dimahkotai dengan hal ini. Ia akan memberi mereka anugerah 

untuk mengembalikan semua kemuliaan dari karunia-karunia itu 

kepada-Nya, dan untuk berbicara tentangnya dalam segala ke-

sempatan dengan rasa syartikel  r yang mendatangkan pujian bagi-

Nya. Engkau akan berkata, yaitu, engkau harus berkata demikian. 

Pada waktu itu, ketika banyak orang dibawa pulang kepada Yesus 

Kristus dan berduyun-duyun mendatangi-Nya seperti burung-

burung merpati terbang ke kandang mereka, bukannya iri hati 

terhadap perkenanan mereka yang diterima oleh Kristus, seperti 

orang-orang Yahudi iri terhadap perkenanan yang ditunjukkan 

kepada bangsa-bangsa lain, engkau akan berkata: Aku mau ber-

syartikel  r kepada-Mu, ya TUHAN. Perhatikanlah, kita harus bersuka-

Kitab Yesaya 12:1-3 

 251 

cita, dan mengucap syartikel  r, atas anugerah Allah kepada orang 

lain dan juga kepada diri kita sendiri.  

1.  Orang-orang percaya di sini diajar untuk bersyartikel  r kepada 

Allah atas menjauhnya murka-Nya dari mereka, dan kembali-

nya perkenanan-Nya kepada mereka (ay. 1): Aku mau bersyu-

kur kepada-Mu, ya TUHAN, karena sungguhpun Engkau telah 

murka terhadap aku. Perhatikanlah, bahkan kernyit dahi Allah 

sekalipun tidak boleh membuat suara kita sumbang untuk 

memuji Dia. Meskipun Ia murka terhadap kita, meskipun Ia 

membunuh kita, kita harus menaruh kepercayaan kita ke-

pada-Nya, dan mengucap syartikel  r kepada-Nya. Allah sering kali 

mempunyai alasan yang tepat untuk murka terhadap kita, 

tetapi kita tidak pernah mempunyai alasan apa-apa untuk 

marah terhadap-Nya, atau membicarakan hal-hal lain selain 

yang baik tentang Dia. Bahkan sekalipun Ia menyalahkan kita, 

kita harus memuji Dia. Engkau telah murka terhadap kami, 

tetapi murka-Mu telah surut. Perhatikanlah,  

(1) Adakalanya Allah murka terhadap umat-Nya sendiri, dan 

buah-buah dari murka-Nya memang terlihat. Dan mereka 

harus memperhatikan ini, supaya mereka merendahkan 

diri di bawah tangan-Nya yang kuat.  

(2) Meskipun Allah bisa saja untuk sementara waktu murka 

terhadap umat-Nya, namun murka-Nya pada akhirnya akan 

surut. Murka-Nya hanya berlangsung sesaat, dan bukan 

untuk selama-lamanya Ia hendak berbantah. Oleh Yesus 

Kristus, sang Taruk dari pangkal Isai, murka Allah terhadap 

umat manusia menjadi surut, sebab Dia yaitu   damai se-

jahtera kita.  

(3) Orang-orang yang sudah diperdamaikan dengan Allah akan 

dihibur-Nya. Bahkan surutnya murka-Nya merupakan peng-

hiburan bagi mereka. Namun itu belum seberapa: mereka 

yang hidup dalam damai sejahtera dengan Allah dapat ber-

megah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah 

(Rm. 5:1-2). Bahkan, adakalanya Allah membawa umat-Nya 

ke padang gurun, supaya di sana Ia dapat berbicara mene-

nangkan hati mereka (Hos. 2:13).  


 252

(4) Surutnya murka Allah, dan kembalinya penghiburan-peng-

hiburan-Nya kepada kita, haruslah menjadi pokok puji-

pujian kita yang penuh sukacita dan syartikel  r.  

2. Mereka diajar untuk berkemenangan dalam Allah dan kepen-

tingan mereka di dalam Dia (ay. 2): “Lihatlah (KJV), dan heran-

lah. Allah itu keselamatanku. Bukan hanya Juruselamatku, 

yang oleh-Nya aku diselamatkan, melainkan juga keselamat-

anku, yang di dalam Dia aku selamat. Aku bergantung pada-

Nya sebagai keselamatanku, sebab aku telah mendapati-Nya 

demikian. Ia akan mendapat kemuliaan dari semua keselamat-

an yang telah dikerjakan untukku, dan hanya dari Dia aku 

akan mengharapkan keselamatan-keselamatan yang kuperlu-

kan lebih jauh, dan bukan dari bukit-bukit dan gunung-gu-

nung. Jika Allah yaitu   keselamatanku, jika Ia mengerjakan 

keselamatan kekalku, maka aku akan percaya kepada-Nya un-

tuk mempersiapkanku bagi keselamatan kekal itu, dan men-

jagaku untuk sampai padanya. Aku akan mempercayakan 

kepada-Nya semua masalah duniawiku, tanpa ragu bahwa Ia 

akan membuat semuanya bekerja demi kebaikanku. Aku akan 

yakin, yaitu aku akan selalu berpikiran tenang.” Perhatikan-

lah, orang-orang yang memiliki Allah sebagai keselamatan 

mereka dapat menikmati diri mereka dengan rasa aman yang 

kudus dan pikiran yang tenteram. Hendaklah iman kepada 

Allah sebagai keselamatan kita sungguh,  

(1) Meredam ketakutan-ketakutan kita. Kita harus percaya de-

ngan tidak gementar, dengan tidak takut bahwa Allah yang 

kita percayai akan mengecewakan kita. Tidak, tidak ada 

bahaya seperti itu. Dengan tidak takut terhadap makhluk 

apa saja, seberapa tangguh dan begitu mengancamnya me-

reka itu. Perhatikanlah, iman kepada Allah yaitu   penawar 

yang mujarab melawan ketakutan-ketakutan yang mere-

sahkan dan menyiksa.  

(2) Menopang harapan-harapan kita. Bukankah Tuhan Yeho-

vah yaitu   keselamatan kita? Maka Ia akan menjadi ke-

kuatan dan mazmur kita. Ada pekerjaan yang harus kita 

lakukan dan godaan-godaan yang harus kita tolak, dan kita 

dapat bergantung pada-Nya untuk memampukan kita 

melakukan keduanya, untuk menguatkan dan meneguhkan 

Kitab Yesaya 12:1-3 

 253 

kita oleh Roh-Nya di dalam batin kita, sebab Dia yaitu   

kekuatan kita. Anugerah-Nya yaitu   kekuatan kita, dan 

anugerah itu akan cartikel  p bagi kita. Ada banyak permasa-

lahan yang harus kita lalui, dan kita harus bersiap-siap 

menghadapi kesedihan-kesedihan dalam lembah air mata. 

Kita dapat bergantung pada-Nya untuk menghibur kita 

dalam segala penderitaan, sebab Dia yaitu   mazmur kita. 

Ia memberikan nyanyian-nyanyian di malam hari. Jika kita 

menjadikan Allah sebagai kekuatan kita, dan menaruh 

pengharapan kita kepada-Nya, maka Ia akan menjadi ke-

kuatan kita. Jika kita menjadikan-Nya sebagai mazmur 

kita, dan menggantungkan penghiburan kita pada-Nya, 

maka Ia akan menjadi mazmur kita. Banyak orang Kristen 

yang baik memiliki Allah sebagai kekuatan mereka, namun 

mereka tidak memiliki-Nya sebagai mazmur mereka. Mere-

ka berjalan di dalam kegelapan: tetapi terang ditunjukkan 

kepada mereka. Orang yang memiliki Allah sebagai kekuat-

an mereka harus menjadikan Dia sebagai mazmur mereka, 

yaitu memberi-Nya kemuliaan untuk itu (lihat Mzm. 68:36) 

dan mengambil bagi diri mereka sendiri penghiburan dari-

nya, sebab Ia akan menjadi keselamatan mereka. Cermati-

lah gelar yang diberikan di sini kepada Allah: Yah, Yehovah 

(TB: TUHAN ALLAH). Yah yaitu   singkatan dari Yehovah, 

dan keduanya menandakan kekekalan-Nya dan ketidak-

berubahan-Nya, yang merupakan penghiburan besar bagi 

orang-orang yang bergantung pada-Nya sebagai kekuatan 

dan mazmur mereka. Sebagian orang memandang bahwa 

Yah menandakan Anak Allah yang menjadi manusia. Ia 

yaitu   Yehovah, dan kita dapat bermegah di dalam Dia 

sebagai kekuatan, mazmur, dan keselamatan kita.  

3.  Mereka harus mengambil penghiburan bagi diri mereka sendiri 

dari kasih Allah dan dari semua tanda kasih itu (ay. 3): “Maka, 

karena Tuhan Yehovah yaitu   kekuatan dan mazmurmu, dan 

akan menjadi keselamatanmu, maka kamu akan menimba air 

dengan kegirangan.” Perhatikanlah, jaminan-jaminan yang te-

lah diberikan Allah kepada kita akan kasih-Nya, dan peng-

alaman-pengalaman yang telah kita miliki akan manfaat dan 

penghiburan dari anugerah-Nya, haruslah sangat mendorong 

iman kita kepada-Nya dan apa yang kita harapkan dari-Nya: 


 254

“Dari mata air keselamatan di dalam Allah, yang merupakan 

sumber dari semua kebaikan bagi umat-Nya, kamu akan me-

nimba air dengan kegirangan. Perkenanan Allah akan mengalir 

kepadamu, dan kamu akan mendapatkan penghiburan dari-

nya dan memanfaatkan buah-buah yang terberkati darinya.” 

Perhatikanlah,  

(1) Janji-janji Allah yang disingkapkan, disahkan, dan diberi-

kan kepada kita, di dalam ketetapan-ketetapan-Nya, yaitu   

mata air keselamatan. Mata air Juruselamat (demikian se-

bagian orang membacanya), sebab di dalamnya Jurusela-

mat dan keselamatan diberitahukan kepada kita dan dise-

rahkan bagi kita. 

(2) Sudah menjadi tugas kita, dengan iman, untuk menimba 

dari mata air ini, untuk mengambil bagi diri kita sendiri ke-

untungan dan penghiburan yang tersimpan bak harta bagi 

kita di dalamnya, seperti orang yang mengakui bahwa se-

mua mata air kita yang segar ada di sana, dan semua 

sungai kita yang segar mengalir dari sana (Mzm. 87:7).  

(3) Air harus ditimba dari mata air keselamatan dengan kese-

nangan dan kepuasan yang amat besar. Sudah menjadi 

kehendak Allah supaya kita bersukacita di hadapan-Nya 

dan bersukacita di dalam Dia (Ul. 26:11), bersuka di rumah 

doa-Nya (Yes. 56:7), dan menjalankan perayaan-perayaan-

Nya dengan gembira (Kis. 2:46). 

Kidung Pujian 

(12:4-6) 

4 Pada waktu itu kamu akan berkata: “Bersyartikel  rlah kepada TUHAN, panggil-

lah nama-Nya, beritahukanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa, 

masyhurkanlah, bahwa nama-Nya tinggi luhur! 5 Bermazmurlah bagi TUHAN, 

sebab perbuatan-Nya mulia; baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi!  

6 Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab Yang Maha-

kudus, Allah Israel, agung di tengah-tengahmu!”   

Ini yaitu   bagian kedua dari nyanyian Injil ini, dan tujuannya sama 

dengan bagian sebelumnya. Di sana orang-orang percaya menggugah 

diri mereka sendiri untuk memuji Allah, sementara di sini mereka 

mengundang dan mendorong satu sama lain untuk melakukannya, 

dan berusaha menyebarkan pujian bagi-Nya dan menarik orang lain 

untuk bergabung bersama-sama mereka di dalamnya. Cermatilah,

Kitab Yesaya 12:4-6 

 255 

I.   Siapa yang di sini dipanggil untuk memuji Allah, yaitu penduduk 

Sion dan Yerusalem, yang secara istimewa sudah dilindungi Allah 

dari serangan Sanherib (ay. 6). Mereka yang telah menerima per-

kenanan-perkenanan istimewa dari Allah harus paling terdepan 

dan bersemangat dalam memuji Dia. Jemaat Injil yaitu   Sion. 

Kristus yaitu   Raja Sion. Mereka yang mempunyai tempat dan 

nama di dalam jemaat haruslah berusaha menyebarkan pengenal-

an akan Kristus dan membawa banyak orang kepada-Nya. Hai pen-

duduk Sion. Kata “penduduk” di sini mengandung arti kaum perem-

puan. Hendaklah kaum yang lemah menjadi kuat di dalam Tuhan, 

maka dari mulut mereka pujian akan disempurnakan. 

II.  Bagaimana mereka harus memuji Tuhan.  

1.  Dengan doa: Panggillah nama-Nya. Seperti halnya mengucap 

syartikel  r atas rahmat yang telah diterima sebelumnya yaitu   

cara yang patut untuk memohon rahmat berikutnya, demikian 

pula memohon rahmat berikutnya akan diterima dengan pe-

nuh anugerah sebagai pengakuan yang penuh syartikel  r akan 

rahmat-rahmat yang sudah kita terima. Dalam memanggil 

nama Allah, kita memberikan kepada-Nya kemuliaan yang la-

yak bagi nama-Nya sebagai pemberi yang berkuasa dan murah 

hati.  

2. Dengan memberitakan dan menulis. Kita tidak saja harus ber-

bicara kepada Allah, tetapi juga berbicara kepada orang lain 

tentang Dia, tidak hanya memanggil nama-Nya, tetapi juga 

(seperti dalam tafsiran yang agak luas) menyatakan nama-Nya. 

Biarlah orang lain mengetahui dari kita sesuatu yang lebih 

tentang Allah daripada yang mereka ketahui sebelumnya, dan 

mengetahui perkara-perkara yang dengannya Ia telah menya-

takan diri-Nya. Beritahukanlah perbuatan-Nya, nasihat-nasi-

hat-Nya (demikian sebagian orang membacanya). Pekerjaan 

penebusan yaitu   sesuai dengan maksud dan kehendak-Nya, 

dan di dalam pekerjaan itu serta pekerjaan-pekerjaan menak-

jubkan lain yang telah dilakukan-Nya kita harus memperhati-

kan apa maksud-Nya untuk kita (Mzm. 40:6). Beritahukanlah 

ini di antara bangsa-bangsa, di antara bangsa-bangsa kafir, 

supaya mereka dibawa ke dalam persekutuan dengan Israel 

dan Allah Israel. Ketika para rasul memberitakan Injil ke se-

mua bangsa, mulai dari Yerusalem, maka nas Kitab Suci ini 


 256

pun digenapi, bahwa perbuatan-Nya akan diberitahukan di 

antara bangsa-bangsa, dan bahwa apa yang telah dilakukan-

Nya akan diketahui di seluruh bumi.  

3.  Dengan kegembiraan yang kudus dan sukacita yang meluap-

luap: “Berserulah dan bersorak-sorailah. Sambutlah Injil dalam 

dirimu sendiri dan beritakanlah itu kepada orang lain dengan 

sorak-sorai dan seruan-seruan yang lantang, seperti orang 

yang menyerukan nyanyian kemenangan (Kel. 32:18) atau 

yang bersorak untuk penobatan raja” (Bil. 23:21). 

III. Untuk apa mereka harus memuji Tuhan.  

1.  Karena Dia telah memuliakan diri-Nya sendiri. Ingatlah sendiri 

akan hal itu, dan masyhurkanlah itu kepada orang lain, bah-

wa nama-Nya tinggi luhur, nama-Nya menjadi semakin terso-

hor dan menonjol. Dalam hal ini setiap orang baik akan ber-

gembira.  

2.  Karena Dia telah meninggikan umat-Nya: perbuatan-Nya mulia 

bagi mereka, yang membuat mereka tampak besar dan hebat.  

3. Karena Dia sekarang, dan akan menjadi, besar di antara mere-

ka: Agunglah Yang Mahakudus, sebab Dia mulia dalam keku-

dusan. Ia agung, karena kudus. Kebaikan yang sejati yaitu   

kebesaran yang sejati. Dia agung sebagai Yang Mahakudus, 

Allah Israel, dan di tengah-tengah mereka, dipuji oleh mereka 

(Mzm. 76:2), menyatakan diri-Nya di antara mereka, dan tam-

pil dengan mulia bagi mereka. Suatu kehormatan dan kebaha-

giaan bangsa Israel bahwa Allah yang mengikat perjanjian de-

ngan mereka, dan yang ada di tengah-tengah mereka, yaitu   

agung secara tak terhingga. 

 

 

 

PASAL 1 3  

ampai sejauh ini, nubuat-nubuat dalam kitab ini hanya terkait 

dengan Yehuda dan Israel saja, terutama Yerusalem. Akan tetapi, 

kini sang nabi mulai meluaskan pandangannya dan membaca mala-

petaka bagi beragam negeri dan kerajaan sekitar, sebab Raja orang-

orang kudus juga yaitu   Raja dari bangsa-bangsa dan berkuasa atas 

perkara anak-anak manusia, bukan hanya perkara anak-anak-Nya 

sendiri. Akan tetapi, bangsa-bangsa yang terkait dengan nubuat-

nubuat ini yaitu   bangsa-bangsa yang dengan cara tertentu bergaul 

dan berhubungan dengan umat Allah, yang berlaku baik atau tidak 

baik terhadap Israel, dan sesuai dengan itulah Allah akan berurusan 

dengan mereka, yaitu entah dengan perkenanan ataukah murka. 

Sebab, bagian TUHAN ialah umat-Nya, dan mata-Nya tertuju kepada 

mereka ketika Ia menjalankan tindakan pemeliharaan-Nya terkait de-

ngan orang-orang di sekeliling mereka (Ul. 32:8-9). Ancaman-ancam-

an yang kita dapati di sini melawan Babel, Moab, Damsyik, Mesir, 

Tirus, dan sebagainya, dimaksudkan sebagai penghiburan bagi orang-

orang di Israel yang takut akan Allah tetapi ditekan dan ditindas oleh 

tetangga-tetangga mereka yang berkuasa itu, dan sebagai peringatan 

bagi orang-orang fasik di antara mereka. Jika demikian kerasnya 

Allah akan membalaskan dosa orang-orang yang tidak mengenal-Nya 

dan tidak mengakui nama-Nya, betapa lebih kerasnya Dia akan mem-

perlakukan orang-orang yang dipanggil dengan nama-Nya tetapi 

masih saja hidup dalam pemberontakan terhadap-Nya! Dan mungkin 

ditujukannya beberapa nubuat tertentu kepada bangsa-bangsa seki-

tar dapat mengundang beberapa di antaranya untuk membaca Kitab 

Suci umat Yahudi, sehingga mereka dapat dibawa ke dalam agama 

bangsa Yahudi tersebut. Pasal ini, dan juga pasal yang mengikutinya, 

berisi sabda Allah terhadap Babel dan rajanya, yang pada saat itu 


 258

tidak begitu dikenal oleh Israel, tetapi yang seiring dengan berjalan-

nya waktu akan menjadi musuh besar mereka lebih daripada musuh-

musuh mereka sebelumnya, yang karenanya akan dibalaskan Allah 

pada akhirnya. Dalam pasal ini kita mendapati,    

I. Pengumpulan pasukan-pasukan yang hendak dikerahkan 

untuk melawan Babel (ay. 1-5).  

II. Penumpahan darah mengerikan yang akan dilakukan oleh 

pasukan-pasukan itu di Babel (ay. 6-18).  

III. Kehancuran dan kebinasaan Babel yang menjadi akhir se-

mua itu (ay. 19-22).   

Malapetaka Babel 

(13:1-5) 

1 Ucapan ilahi terhadap Babel yang dinyatakan kepada Yesaya bin Amos. 2 

Naikkanlah panji-panji di atas gunung yang gundul, berserulah terhadap 

mereka dengan suara nyaring; lambaikanlah tangan supaya mereka masuk 

ke pintu-pintu gerbang para bangsawan! 3 Aku ini telah memerintahkan 

orang-orang yang Kartikel  duskan, telah memanggil orang-orang perkasa-Ku un-

tuk melaksanakan hartikel  man murka-Ku, orang-orang-Ku yang beria-ria dan 

bangga. 4 Ada suara keramaian di atas gunung-gunung, seperti suara kum-

pulan orang yang besar jumlahnya! Suara kegaduhan dari kerajaan-kerajaan, 

dari bangsa-bangsa yang berkumpul! TUHAN semesta alam sedang memerik-

sa pasukan perang 5 Mereka datang dari negeri yang jauh, ya dari ujung 

langit, yaitu TUHAN serta yang melaksanakan amarah-Nya untuk merusak-

kan seluruh bumi. 

Judul umum kitab ini ialah Penglihatan Yesaya bin Amos (1:1). Di 

sini kita mendapati hal-hal yang dilihat Yesaya, yang diperlihatkan 

dalam pikirannya dengan sama jelas dan sepenuhnya seolah-olah dia 

melihatnya dengan mata jasmaninya sendiri. Akan tetapi, judul 

khusus khotbah ini yaitu   ucapan ilahi terhadap Babel.  

1.  Ucapan itu merupakan beban, suatu pelajaran yang harus mere-

ka belajar darinya (begitulah yang diartikan beberapa orang), 

tetapi mereka enggan belajar darinya, dan karenanya ucapan itu 

akan menjadi sebuah beban bagi ingatan mereka, atau tanggung-

an yang akan memberatkan dan membenamkan mereka. Orang-

orang yang tidak bersedia menjadikan firman Allah sebagai tem-

pat peristirahatan mereka (28:12; Yer. 6:16) akan mendapatinya 

dijadikan beban bagi mereka.  

2.  Ucapan itu merupakan beban bagi Babel, yang pada saat itu me-

rupakan bagian dari kerajaan Asyur (dengan Niniwe sebagai pusat 

Kitab Yesaya 13:1-5 

 259 

kotanya), tetapi tidak lama kemudian memberontak terhadapnya 

dan menjadi kerajaan yang berdiri sendiri, yang juga sangat dig-

daya, semasa Raja Nebukadnezar. Mengenai Nebukadnezar ini 

sang nabi kemudian menubuatkan ditawannya bangsa Yahudi di 

Babel (39:6). Di sini dia menubuatkan mengenai ganjaran yang 

akan dilayangkan Allah kepada Babel karena kejahatan yang me-

reka lakukan terhadap umat-Nya. Dalam ayat-ayat di atas sebuah 

seruan untuk berkumpul dilayangkan kepada bangsa-bangsa 

kuat dan suka berperang, untuk Allah pakai sebagai alat penum-

pahan amarah-Nya untuk menghancurkan Babel. Dia kemudian 

menamakan mereka (ay. 17) orang Madai, yang bersama-sama de-

ngan bangsa Persia, di bawah pemerintahan Darius dan Koresh, 

mendatangkan kehancuran bagi kerajaan Babel.   

I.  Tempat yang akan ditimpa petaka kehancuran yaitu   kerajaan 

Babel, yang di sini dinamakan pintu-pintu gerbang para bangsa-

wan (ay. 2), karena banyaknya rumah-rumah kediaman bangsa-

wan di dalamnya, indah dan berperabot mewah, yang akan meng-

undang kedatangan musuh yang berharap mendapatkan barang-

barang jarahan berharga. Pintu-pintu gerbang para bangsawan itu 

kokoh dan dijaga ketat, tetapi tetap tidak akan sanggup memben-

dung orang-orang yang datang untuk melaksanakan penghartikel  m-

an Allah. Di hadapan kekuatan dan murka-Nya, istana-istana 

menjadi tidak lebih dari sekadar pondok belaka. Bukan hanya 

pintu-pintu gerbang para bangsawan itu saja, seluruh bumi juga 

turut dihancurkan (ay. 5), sebab meskipun para bangsawanlah 

yang memimpin penganiayaan dan penindasan terhadap umat 

Allah, seluruh negeri menyepakati tindakan mereka itu.  

II.  Di sini, orang-orang yang dipanggil untuk meluluhlantakkan Ba-

bel disebut,  

1. Orang-orang yang dikuduskan Tuhan (ay. 3), dirancangkan un-

tuk melakukan pelayanan ini dan dipisahkan untuk itu oleh 

tujuan dan pemeliharaan Allah. Mereka dibebaskan dari ran-

cangan-rancangan lain supaya benar-benar mengerahkan diri 

untuk pelayanan itu. Dengan demikian mereka dilayakkan un-

tuk memenuhi syarat bagi panggilan mereka, sebab jika Allah 

memakai manusia untuk melakukan suatu pekerjaan, Dia 

juga akan memperlengkapi mereka untuk itu. Ini juga berarti 


 260

bahwa Allah memaksudkan pelayanan ini sebagai sebuah pe-

perangan suci, meskipun maksud mereka tidaklah demikian. 

Mereka hanyalah berencana untuk memperluas kekuasaan 

mereka, tetapi Allah merancangkannya sebagai pembebasan 

bagi umat-Nya dan sebagai perlambangan dari kehancuran 

Babel Perjanjian Baru. Koresh, orang yang terutama terlibat 

dalam perkara ini, layak disebut sebagai yang dikuduskan, 

sebab dia diurapi oleh Allah (45:1) dan merupakan perlambang 

dari Dia yang akan datang. Semua prajurit, terutama yang ber-

juang demi peperangan Tuhan, haruslah orang-orang yang di-

kuduskan dalam artian yang paling tegas, tetapi mengheran-

kan bahwa orang-orang yang menentukan nyawa para prajurit 

itu dalam tangan mereka malah lancang bersikap cemar. 

2. Mereka disebut sebagai orang-orang perkasa Allah, sebab ke-

kuatan mereka berasal dari Allah dan kini harus dipakai un-

tuk-Nya. Mengenai Koresh dikatakan bahwa dalam penugasan 

ini, Allah memegang tangan kanannya (45:1). Orang-orang yang 

dikuduskan Allah yaitu   orang-orang perkasa-Nya. Mereka 

yang dipanggil Allah, dibuat-Nya layak, dan mereka yang diku-

duskan-Nya, dikuatkan-Nya di dalam roh. 

3. Mereka dikatakan beria-ria dalam kemuliaan-Nya, yakni mela-

yani kemuliaan-Nya dan tujuan-tujuan kemuliaan-Nya itu de-

ngan riang gembira. Meskipun Koresh tidak mengenal Allah 

dan tidak benar-benar merencanakan kemuliaan bagi-Nya da-

lam perbuatannya, Allah tetap memakainya sebagai hamba-

Nya (45:4, Aku memanggil engkau dengan namamu, sebagai 

hamba-Ku, sekalipun engkau tidak mengenal Aku), dan dia 

beria-ria dalam kemenangan-kemenangan yang dipakai Allah 

untuk meninggikan nama-Nya. 

4. Jumlah mereka amat banyak, suatu keramaian, kumpulan orang 

yang besar jumlahnya, bangsa-bangsa (ay. 4), bukan orang-

orang kasar dan liar, melainkan pasukan-pasukan yang terlatih 

dan teratur, yang biasanya berasal dari kerajaan-kerajaan yang 

tertata dengan baik. Allah yang agung memiliki pasukan yang 

siap menjalankan perintah-Nya. 

5. Mereka berasal dari tempat yang jauh: Mereka datang dari ne-

geri yang jauh, ya dari ujung langit. Negeri Asyur yang luas ter-

letak di antara Babel dan Persia. Allah justru dapat membuat 

orang-orang yang berasal dari tempat yang sangat jauh, dan 

Kitab Yesaya 13:1-5 

 261 

karena itu tidak begitu ditakuti, menjadi bencana dan mala-

petaka bagi musuh-musuh-Nya.  

III. Panggilan yang diberikan kepada mereka amatlah ampuh, mereka 

langsung patuh, dan kemunculan mereka amat dahsyat: Panji-

panji dinaikkan di atas gunung yang gundul (ay. 2). Panji-panji 

Allah sudah terpancang, sebuah bendera perseteruan sudah 

dikibarkan untuk menantang Babel. Bendera itu dipasang tinggi-

tinggi, sehingga semua orang bisa melihatnya. Siapa pun yang 

bersedia boleh datang dan bergabung di bawahnya, dan mereka 

akan langsung diambil menjadi bagian dari pekerjaan Allah. 

Orang-orang yang sedang mencari-cari sukarelawan harus ber-

seru dengan suara nyaring untuk mengumumkan, untuk mengga-

lakkan para serdadu supaya berdatangan. Mereka harus melam-

baikan tangan, untuk memanggil orang-orang yang masih jauh 

dan untuk menyemangati yang sudah bergabung. Dan mereka 

tidak akan sia-sia melakukan semua itu. Allah sudah memerin-

tahkan dan memanggil orang-orang yang sudah dirancangkan 

untuk dipakai-Nya (ay. 3) dan kuasa menyertai panggilan dan 

perintah-Nya, yang tidak mungkin ditampik. Dia yang memampu-

kan manusia untuk melayani-Nya juga dapat membuat mereka 

rela melakukannya, jika itu memang keinginan-Nya. Tuhan se-

mesta alam-lah yang sedang memeriksa pasukan perang (ay. 4). 

Dia mengerakkan mereka, menyatukan mereka, mengatur mere-

ka, menelaah mereka, menghitung jumlah mereka dengan tepat 

dalam daftar-Nya, dan memastikan mereka semua berada di 

posisi masing-masing, serta memberikan perintah yang mereka 

perlukan. Perhatikanlah, seluruh pasukan perang ada di bawah 

perintah Tuhan semesta alam. Dan yang membuat mereka benar-

benar perkasa dan menakutkan ialah bahwa saat mereka datang 

untuk melawan Babel, Tuhan juga datang dan membawa mereka 

bersama-Nya sebagai senjata untuk melaksanakan amarah-Nya 

(ay. 5). Perhatikanlah, penguasa-penguasa dan pasukan-pasukan 

yang tangguh hanyalah sekadar alat saja di tangan Allah, senjata 

yang hendak dipakai-Nya untuk melakukan pekerjaan-Nya, dan 

murka-Nyalah yang mempersenjatai mereka dan membuat mere-

ka berhasil.  


 262

Malapetaka Babel 

(13:6-18) 

6 Merataplah sebab hari TUHAN sudah dekat, datangnya sebagai pemusnah-

an dari Yang Mahakuasa. 7 Sebab itu semua tangan akan menjadi lemah lesu, 

setiap hati manusia akan menjadi tawar, 8 dan mereka akan terkejut. Sakit 

mulas dan sakit beranak akan menyerang mereka, mereka akan menggeliat 

kesakitan seperti perempuan yang melahirkan. Mereka akan berpandang-

pandangan dengan tercengang-cengang, muka mereka seperti orang yang 

demam. 9 Sungguh, hari TUHAN datang dengan kebengisan, dengan gemas 

dan dengan murka yang menyala-nyala, untuk membuat bumi menjadi sunyi 

sepi dan untuk memunahkan dari padanya orang-orang yang berdosa. 10 

Sebab bintang-bintang dan gugusan-gugusannya di langit tidak akan me-

mancarkan cahayanya; matahari akan menjadi gelap pada waktu terbit, dan 

bulan tidak akan memancarkan sinarnya. 11 Kepada dunia akan Kubalaskan 

kejahatannya, dan kepada orang-orang fasik kesalahan mereka; kesombong-

an orang-orang pemberani akan Kuhentikan, dan kecongkakan orang-orang 

yang gagah akan Kupatahkan. 12 Aku akan membuat orang lebih jarang dari 

pada emas tua, dan manusia lebih jarang dari pada emas Ofir. 13 Sebab itu 

Aku akan membuat langit gemetar, dan bumipun akan bergoncang dari 

tempatnya, pada waktu amarah TUHAN semesta alam, dan pada hari murka-

Nya yang menyala-nyala. 14 Seperti kijang yang dikejar-kejar dan seperti dom-

ba yang tidak digembalakan, demikianlah mereka akan berpaling, masing-

masing kepada bangsanya, dan melarikan diri, masing-masing ke negerinya. 

15 Setiap orang yang didapati akan ditikam, dan setiap orang yang tertangkap 

akan rebah mati oleh pedang. 16 Bayi-bayi mereka akan diremukkan di depan 

mata mereka, rumah-rumah mereka akan dirampoki, dan isteri-isteri mereka 

akan ditiduri. 17 Lihat, Aku menggerakkan orang Madai melawan mereka, 

orang-orang yang tidak menghiraukan perak dan tidak suka kepada emas. 18 

Panah-panah mereka akan menembus orang-orang muda; mereka tidak akan 

sayang kepada buah kandungan, dan mereka tidak menaruh kasihan kepada 

anak-anak.  

Di sini kita mendapati gambaran yang begitu hidup dan tegas menge-

nai kekacauan besar dan kehancuran yang akan menimpa Babel saat 

orang-orang Madai dan Persia turun ke sana. Orang-orang yang seka-

rang aman dan nyaman diimbau untuk meratap dan mengeluarkan 

raungan sedih, sebab,  

I. Allah hendak muncul dalam murka-Nya melawan mereka, dan 

menakutkan sekali jatuh ke dalam tangan-Nya: Hari Tuhan sudah 

dekat (ay. 6), hari penghakiman, saat Allah akan bertindak seba-

gai pembalas dendam yang adil bagi umat-Nya sendiri dan per-

kara kaum-Nya yang teraniaya. Dan ada orang-orang yang memi-

liki alasan untuk gemetar saat hari itu datang. Hari Tuhan datang 

(ay. 9). Sekarang manusia menikmati hari-hari mereka dan me-

nyangka akan selamanya begitu, tetapi Allah menertawakan mere-

ka, sebab Dia melihat bahwa harinya sudah dekat (Mzm. 37:13). 

Kemarahan bukanlah sifat Allah, tetapi hari pembalasan-Nya

Kitab Yesaya 13:6-18 

 263 

terhadap Babel dikatakan penuh dengan kebengisan, dengan 

gemas dan dengan murka yang menyala-nyala. Allah akan 

menindak mereka dengan keras karena kekejaman yang me-

reka lakukan terhadap umat Allah. Terhadap yang menentang, 

terhadap yang kejam, dia akan menentang mereka, bertindak 

kejam, dan memberikan darah kepada orang yang haus darah 

untuk minum. 

II. Hati mereka akan menjadi tawar, dan mereka tidak akan lagi me-

miliki keberanian maupun penghiburan. Mereka tidak akan mam-

pu menahan penghakiman yang akan menimpa atau menang-

gungnya, tidak sanggup melawan musuh ataupun menyokong diri 

mereka sendiri (ay. 7-8). Orang-orang yang bersikap sombong, 

congkak, dan gagah (ay. 11) semasa keadaan aman, akan menjadi 

lemas dan panik saat kesulitan mendera: semua tangan akan 

menjadi lemah lesu dan tak mampu mengangkat senjata, dan se-

tiap hati manusia akan menjadi tawar, sehingga mereka akan 

pasrah saja untuk mati karena ketakutan. Sengatan rasa takut 

mereka akan seperti rasa sakit seorang perempuan yang sedang 

melahirkan, dan mereka akan berpandang-pandangan dengan 

tercengang-cengang. Saat mereka takut, mereka juga akan saling 

menularkan rasa takut satu dengan yang lainnya. Mereka akan 

tercengang-cengang menyaksikan orang-orang yang dulunya amat 

tangguh dan berani menjadi gemetaran. Atau, mereka akan 

tercengang dan berpandang-pandangan seperti orang-orang yang 

sedang kebingungan (Kej. 42:1). Muka mereka seperti orang yang 

demam, pucat seperti kena demam, karena begitu takutnya (begi-

tulah penafsiran beberapa orang), atau merah seperti halnya rupa 

api, tersipu karena kepengecutan mereka. Atau wajah mereka 

akan seperti wajah yang terbakar api, atau seperti wajah orang-

orang yang bekerja di dekat api, rupa mereka lebih hitam dari 

pada jelaga, atau seperti kirbat yang diasapi (Mzm. 119:83) 

III. Seluruh penghiburan dan harapan akan raib bagi mereka (ay. 10). 

Bintang-bintang dan gugusan-gugusannya di langit tidak akan 

memancarkan cahayanya, melainkan terselubung awan dan men-

dung. Matahari akan menjadi gelap pada waktu terbit, terbit de-

ngan benderang, namun lenyap lagi, tanda jelas mengenai cuaca 

yang buruk. Mereka akan seperti orang-orang yang putus harap-


 264

an saat terombang-ambing di laut, ketika matahari ataupun bin-

tang-bintang tidak kelihatan (Kis. 27:20). Keadaan itu akan sama 

menakutkannya bagi mereka seperti bagi bumi saat seluruh ben-

da-benda langit berubah menjadi kegelapan, mirip dengan hari 

penghakiman, saat matahari akan menjadi kegelapan. Jadi keada-

an langit yang tidak menentu merupakan tanda ketidaksenangan 

Allah di sorga. Saat kegelapan melingkupi bumi, keadaannya tidak 

begitu menakutkan jika segala hal di atas tetap cerah. Tetapi, jika 

kita bahkan tidak mendapatkan penghiburan dari sana, dari mana 

lagi datangnya penghiburan kita? 

IV. Allah akan melawat mereka karena kesalahan mereka, dan semua 

ini dimaksudkan sebagai penghartikel  man atas dosa, terutama dosa 

kecongkakan (ay. 11). Ini serupa dengan mencampurkan tetum-

buhan pahit dan empedu ke dalam kesukaran dan kesengsaraan,  

1. Bahwa dosa kini harus mendapatkan penghartikel  mannya. Mes-

kipun Babel yaitu   sebuah dunia kecil, tetapi karena kejahat-

annya, dunia itu tidak akan luput dari penghartikel  man. Dosa 

membawa kehancuran kepada dunia orang fasik, dan saat 

kerajaan-kerajaan di bumi ini saling berselisih satu sama lain-

nya, itu yaitu   buah dari pertentangan Allah dengan mereka.  

2. Bahwa kecongkakan kini harus mengalami kejatuhan: kecong-

kakan orang-orang yang gagah kini harus dipatahkan, ter-

utama kecongkakan Nebukadnezar dan putranya Belsyazar, 

yang dalam kesombongan mereka, telah menindas dan berlaku 

keji terhadap umat Allah. Keangkuhan merendahkan orang. 

V. Akan ada pembantaian besar-besaran sampai-sampai menjadikan 

manusia begitu langka (ay. 12): Aku akan membuat orang lebih 

jarang dari pada emas tua. Kalian tidak akan bisa memiliki se-

orang pun untuk dipekerjakan dalam urusan negeri, tidak ada 

seorang pun untuk didaftarkan dalam pasukan, tidak ada seorang 

lelaki pun untuk dijodohkan dengan anak perempuanmu, untuk 

membangun sebuah keluarga, bahkan seandainya kalian rela 

membayar demi menemukan seorang saja. Pasukan dari bangsa-

bangsa sekitar tidak mau disewa untuk melayani raja Babel, se-

bab mereka melihat segala hal menentang dia. Negara-negara 

yang padat akan segera lengang karena perang. Dan Allah dapat 

segera membuat kerajaan yang tadinya disukai dan dikagumi, 

Kitab Yesaya 13:6-18 

 265 

menjadi ditakuti dan dijauhi oleh semuanya, layaknya sebuah ba-

ngunan yang hendak roboh, atau kapal yang hendak tenggelam.  

VI. Akan ada kekacauan dan kegentaran hebat, begitu kacau-balau-

nya keadaan mereka sampai-sampai langit bagaikan gemetar oleh 

gemuruh-gemuruh yang menakutkan dan bumi pun akan bergon-

cang oleh gempa-gempa yang tidak kalah menakutkannya. Se-

muanya akan menjadi puing dan reruntuhan pada hari amarah 

Tuhan semesta alam (ay. 13). Kegentaran seperti itulah yang men-

cengkeram semangat mereka, sehingga Babel yang tadinya seperti 

singa yang mengaum-ngaum dan beruang yang murka, akan 

menjadi seperti kijang yang dikejar-kejar dan seperti domba yang 

tidak digembalakan (ay. 14). Pasukan prajurit yang mereka giring 

ke medan perang, yang terdiri dari kumpulan-kumpulan beragam 

bangsa (sebagaimana layaknya pasukan yang besar), akan sebe-

gitu tawar hatinya karena pemahaman mereka sendiri dan begitu 

tercerai-berainya oleh pedang musuh mereka sampai-sampai me-

reka akan berpaling, masing-masing kepada bangsanya, masing-

masing akan membelot demi keselamatannya sendiri. Semua orang 

yang gagah perkasa kehilangan kekuatannya (Mzm. 76:6) dan meng-

ambil langkah seribu.  

VII. Akan ada pemandangan berdarah dan kengerian, seperti yang 

biasanya terjadi saat pedang dihunus. Tidaklah mengherankan 

jika setiap orang berusaha melarikan diri, sebab sang penakluk 

tidak akan memberi ampun, tetapi akan melibas semuanya de-

ngan pedang, dan bukan hanya begitu terhadap orang-orang 

yang bersenjata saja, seperti yang biasanya dilakukan para 

penjagal yang terkejam (ay. 15): Setiap orang yang didapati hidup 

akan ditikam, segera setelah dia terbukti sebagai orang Babel. 

Malahan, oleh karena pedang tersebut akan melahapnya dan 

juga melahap yang lainnya, setiap orang yang tertangkap akan 

rebah mati oleh pedang. Semua orang dari bangsa-bangsa lain 

yang bersekutu dengan mereka akan ditumpas bersama-sama 

dengan mereka. Memang berbaur dalam pergaulan buruk dan 

membantu orang-orang yang hendak dihancurkan Allah itu 

yaitu   perbuatan yang berbahaya. Orang-orang yang bergabung 

dengan Babel harus bersiap ditimpa malapetakanya juga (Why. 

18:4). Dan karena hartikel  m alam yang paling sakral dan hartikel  m 


 266

kemanusiaan juga dibungkam oleh gejolak perang (meskipun 

keduanya tidak bisa ditiadakan), para penakluk, dengan cara 

mereka yang paling keji, akan meremukkan bayi-bayi dan meni-

duri istri-istri mereka. Jusque datum sceleri – kejahatan akan me-

rajalela (ay. 16). Begitulah mereka sudah memperlakukan umat 

Allah (Rat. 5:11), dan kini mereka akan diganjar dengan balasan 

yang setimpal (Why. 13:10). Sudah dinubuatkan sebelumnya 

(Mzm. 137:9) bahwa anak-anak Babel akan dipecahkan pada bu-

kit batu. Sekeji dan sejahat apa pun orang-orang yang melakukan 

itu, Allah bersikap adil dengan memastikan hal serupa ditim-

pakan, dan ditimpakan di depan mata mereka, untuk mendatang-

kan kengerian dan ketakutan bagi mereka. Adil juga jika rumah-

rumah yang sudah mereka jejali dengan barang-barang rampasan 

dari Israel akan dirampoki dan dijarah. Apa yang diperoleh dengan 

kekerasan biasanya akan lenyap dengan cara yang sama. 

VIII. Musuh yang akan dikirimkan Allah untuk melawan mereka 

tidak akan bisa terbendung, mungkin karena mereka termakan 

oleh hasutan atau karena mereka memiliki kebencian yang luar 

biasa terhadap Babel. Atau, dengan cara apa pun yang bisa 

dipakai untuk menimpakan semua ini, Allah sendirilah yang 

akan menggerakkan orang Madai untuk berlaku sekejam itu 

terhadap orang-orang Babel. Dia tidak hanya akan melaksana-

kan tujuan-tujuan-Nya sendiri melalui kesigapan dan rancangan 

mereka, tetapi juga akan menaruh hal-hal itu dalam hati mereka 

untuk melakukan penyerangan ini terhadap Babel, dan mengge-

rakkan mereka untuk melangsungkannya dengan angkara yang 

menyala-nyala. Allah bukanlah pencipta dosa, tetapi Dia tidak 

akan mengizinkan dosa jika tidak tahu bagaimana mendatang-

kan kemuliaan bagi-Nya dari balik semua itu. Orang-orang Madai 

ini, bersama-sama dengan bangsa Persia, akan menuntaskan 

tugas tersebut, sebab,  

1. Mereka tidak akan menerima suap (ay. 17). Manusia rela 

memberikan segala yang mereka punya demi mempertahan-

kan nyawa mereka, tetapi orang-orang Madai ini tidak menghi-

raukan perak. Mereka hanya haus akan darah saja, bukan 

emas. Di hadapan mereka, harta tidaklah mempan menjadi 

ganti tebusan nyawa. 

  

Kitab Yesaya 13:19-22 

 267 

2. Mereka tidak akan menaruh belas kasihan (ay. 18), tidak ter-

hadap orang-orang muda yang sedang merekah di usia belia. 

Mereka akan menembaki orang-orang muda itu dengan pa-

nah, yang lalu menembus mereka. Tidak juga ada belas ka-

sihan terhadap kanak-kanak yang masih polos. Mereka tidak 

akan sayang kepada buah kandungan, atau menaruh kasihan 

kepada anak-anak, yang tangisan dan ketakutannya disang-

ka orang akan ampuh untuk membuat mata yang sekeras 

pualam pun berlinang, dan meluluhkan hati yang berang. 

Ambillah jeda sejenak di sini dan renungkanlah,  

(1) Bahwa manusia bisa sekejam dan sekeji itu, dan sama 

sekali tidak memiliki belas kasihan. Di dalamnya, lihatlah 

betapa sifat manusia sudah menjadi bobrok dan merosot. 

(2) Bahwa Allah yang memiliki belas kasihan yang tidak ter-

batas pun bersabar menahannya, bahkan menjadikannya 

sarana untuk melangsungkan keadilan-Nya, yang menun-

jukkan bahwa meskipun Dia pengampun, Dia juga yaitu   

Allah yang membalaskan dendam. 

(3) Bahwa bayi-bayi kecil, yang tidak bersalah atas dosa apa 

pun, harus teraniaya seperti itu, yang menunjukkan ada-

nya dosa mula-mula yang merampas kehidupan segera 

setelah kehidupan itu baru saja dimulai.  

Malapetaka Babel 

(13:19-22)  

19 Dan Babel, yang permai di antara kerajaan-kerajaan, perhiasan orang Kas-

dim yang megah, akan sama seperti Sodom dan Gomora pada waktu Allah 

menunggangbalikkannya: 20 tidak ada penduduk untuk seterusnya, dan tidak 

ada penghuni turun-temurun; orang Arab tidak akan berkemah di sana, dan 

gembala-gembala tidak akan membiarkan hewannya berbaring di sana; 21 

tetapi yang akan berbaring di sana ialah binatang gurun, dan rumah-rumah 

mereka akan penuh dengan burung hantu; burung-burung unta akan diam 

di sana, dan jin-jin akan melompat-lompat; 22 anjing-anjing hutan akan me-

nyalak di dalam puri-purinya, dan serigala-serigala di dalam istana-istana 

kesenangan. Waktunya akan datang segera, dan usianya tidak akan diper-

panjang. 

Di sini, malapetaka dan kehancuran besar yang sudah dinubuatkan 

akan terjadi lewat orang-orang Madai dan Persia itu dituntaskan 

dengan kehancuran terakhirnya.  


 268

1.  Dikatakan bahwa Babel yaitu   kota yang mulia. Kota permai di 

antara kerajaan-kerajaan, perhiasan orang Kasdim yang megah. 

Babel merupakan kepala yang dari emas itu (Dan. 2:37-38), di-

namakan ratu atas kerajaan-kerajaan (47:5), negeri pujian seluruh 

bumi (Yer. 51:41), seperti kijang yang menyenangkan (begitulah 

arti kata aslinya), tetapi nantinya akan menjadi seperti seekor 

kijang yang dikejar-kejar (ay. 14). Bangsa Kasdim bermegah dalam 

keindahan dan kekayaan kota mereka yang ramai itu.  

2.  Sudah dinubuatkan bahwa Babel akan dihancurkan seluruhnya, 

bagaikan Sodom dan Gomora, tidak dengan cara yang begitu 

ajaib, ataupun begitu tiba-tiba, tetapi sama dahsyatnya itu, mes-

kipun berlangsung sedikit demi sedikit. Dan kehancuran yang 

akan menimpa mereka akan serupa dengan yang menimpa Sodom, 

yaitu saat mereka merasa aman, saat sedang makan dan minum 

(Luk. 17:28-29). Babel diduduki saat Belsyazar sedang berpesta-

pora. Dan meskipun Koresh dan Darius tidak merobohkannya, te-

tapi kota itu diganyang dan lambat laun berubah menjadi puing-

puing saja. Di sini dinubuatkan (ay. 20) tidak ada penduduk untuk 

seterusnya. Di zaman Adrianus tidak ada yang tersisa kecuali 

temboknya. Dan jika tentang Niniwe, kota agung itu, dikatakan 

bahwa saat kota itu ditinggalkan dan menjadi kosong, masih ada 

kawanan ternak yang berbaring di tengah-tengahnya, mengenai 

Babel di sini dikatakan bahwa orang Arab, yang yaitu   gembala-

gembala, tidak akan membiarkan hewannya berbaring di sana. 

Negeri itu akan menjadi demikian tandusnya sampai-sampai tidak 

ada lagi padang rumput di sana. Tidak, bukan untuk domba. Ma-

lah, tempat itu menjadi sarang binatang gurun, yang menyukai 

kesunyian. Rumah-rumah Babel, di mana para putra dan putri-

nya dulu beria-ria, akan penuh dengan burung hantu, burung-

burung unta dan jin-jin, yang juga ketakutan dan menyepi ke sana, 

tempat yang cocok buat mereka, dan sudah menakut-nakuti 

semua orang yang tadinya ada di tempat itu. Para ahli sejarah 

mengatakan bahwa semua ini benar-benar tergenapi tepat seperti 

yang dikatakan. Benjamin Bar-Jona, dalam karyanya Itinerary, 

berbicara tentang Babel seperti ini: “Inilah Babel yang lebarnya 

dulu mencapai empat puluh delapan kilometer. Kerajaan itu kini 

sudah hancur. Masih ada puing-puing sisa istana Nebukadnezar 

yang bisa dilihat, tetapi anak-anak manusia tidak berani masuk 

ke sana, karena takut terhadap ular dan kalajengking yang me-

Kitab Yesaya 13:19-22 

 269 

nguasai tempat itu.” Hendaknya jangan ada seorang pun yang 

membanggakan istana-istana yang megah, sebab mereka tidak 

bisa menjamin tempat-tempat itu tidak akan menjadi lebih buruk 

dari sekadar pondok. Juga biarlah tidak ada seorang pun yang 

menyangka rumah mereka akan ada untuk selama-lamanya (Mzm. 

49:11), padahal mungkin tidak akan ada yang tersisa sedikit pun 

selain dari puing-puing dan celaan mengenainya. 

3.  Ditegaskan bahwa kehancuran ini akan menimpa sebentar lagi 

(ay. 22): Waktunya akan datang segera. Nubuat mengenai kehan-

curan Babel ini dimaksudkan sebagai dartikel  ngan dan penghiburan 

bagi umat Allah saat mereka ditawan di sana dan ditindas dengan 

berat. Dan penggenapannya baru terjadi sekitar hampir 200 ta-

hun setelah nubuat itu diucapkan. Akan tetapi, hal itu memang 

terjadi sesuai dengan waktu yang telah diperhitungkan mengenai-

nya. Saat umat Israel mengerang di bawah kuk berat perbudakan 

Babel, terduduk menangis di tepian sungai-sungai Babel, dan 

dicela dengan lagu-lagu Sion, saat penindas mereka yang ganas 

itu begitu angkuh dan congkaknya (ay. 11), biarlah mereka tahu, 

supaya mereka terhibur, bahwa hari kejatuhan Babel akan datang 

segera, dan hari-hari kemakmurannya tidak akan diperpanjang 

seperti sebelumnya. Saat Allah sudah mulai bertindak terhadap-

nya, Dia pun akan menuntaskannya. Demikianlah dikatakan 

mengenai kehancuran Babel Perjanjian Baru, yang dilambangkan 

oleh Babel sebelumnya, dalam satu jam saja sudah berlangsung 

penghakimannya. 

 

 

 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL 14  

Dalam pasal ini,  

I.   Beban lebih berat ditambahkan lagi kepada Babel, cartikel  p un-

tuk menenggelamkannya seperti batu kilangan.  

1. Kepentingan Israellah yang harus dibela dalam perseteru-

an dengan Babel ini (ay. 1-3).  

2. Raja Babel, untuk saat ini, akan direndahkan dan ditak-

lukkan secara luar biasa (ay. 4-20).  

3. Seluruh sartikel   bangsa Babel akan dilenyapkan dan dimus-

nahkan (ay. 21-23).  

II. Penegasan terhadap nubuat tentang kehancuran Babel, yang 

merupakan suatu hal yang masih jauh, diberikan di sini da-

lam nubuat tentang hancurnya pasukan Asyur yang menye-

rang negeri itu, yang terjadi tidak lama setelah itu (ay. 24-27).  

III. Keberhasilan Hizkia melawan orang-orang Filistin dinubuat-

kan di sini, dan keuntungan-keuntungan yang akan diper-

oleh rakyatnya dengan keberhasilan itu (ay. 28-32). 

Janji-janji kepada Israel 

(14:1-3) 

1 Sebab TUHAN akan menyayangi Yakub dan akan memilih Israel sekali lagi 

dan akan membiarkan mereka tinggal di tanah mereka, maka orang asing akan 

menggabungkan diri kepada mereka dan akan berpadu dengan kaum ketu-

runan Yakub. 2 Bangsa-bangsa lain akan mengantar Israel pulang ke tempat-

nya, lalu kaum Israel akan memiliki bangsa-bangsa itu di tanah TUHAN sebagai 

hamba-hamba lelaki dan hamba-hamba perempuan. Demikianlah mereka akan 

menawan orang-orang yang menawan mereka dan akan berkuasa atas para 

penindas mereka. 3 Maka pada hari TUHAN mengakhiri kesakitan dan kegeli-

sahanmu dan kerja paksa yang berat yang dipaksakan kepadamu, 


 272

Diberikan sebagai alasan di sini mengapa Babel harus digulingkan 

dan dihancurkan, sebab Allah menyediakan belas kasihan bagi umat-

Nya, dan karena itu,  

1.  Luka-luka yang digoreskan kepada mereka harus diperhitungkan 

dan dibalaskan kepada para penganiaya mereka. Belas kasihan 

bagi Yakub akan menjadi murka dan kehancuran bagi musuh-

musuh bebuyutan Yakub, seperti Babel.  

2. Kuk penindasan yang sudah lama diletakkan Babel pada leher 

mereka harus dipatahkan, dan mereka harus dibebaskan. Untuk 

itu, kehancuran Babel yaitu   hal yang diperlukan seperti halnya 

kehancuran Mesir dan Firaun supaya mereka dibebaskan dari 

rumah perbudakan itu. Nubuat yang sama itu merupakan janji 

bagi umat Allah dan ancaman bagi musuh-musuh mereka, seperti 

halnya pemeliharaan ilahi yang sama mempunyai sisi terang 

terhadap Israel dan sisi hitam atau gelap terhadap orang-orang 

Mesir. Amatilah, 

I.   Dasar bagi perkenanan-perkenanan terhadap Yakub dan Israel 

ini, yaitu kebaikan Allah terhadap mereka dan pilihan yang sudah 

dibuat-Nya atas mereka (ay. 1): “TUHAN akan menyayangi Yakub, 

keturunan Yakub yang sekarang menjadi tawanan di Babel. Ia 

akan menunjukkan bahwa Ia menyayangi mereka dan menyedia-

kan belas kasihan bagi mereka, dan bahwa tidak untuk selama-

lamanya Ia hendak berbantah dengan mereka. Sebaliknya Ia akan 

memilih mereka sekali lagi, akan kembali lagi kepada mereka. 

Meskipun untuk sementara waktu Ia tampak menyangkal dan 

menolak mereka, Ia akan menunjukkan bahwa mereka yaitu   

umat pilihan-Nya dan bahwa pemilihan itu tetap berlaku.“ Bagai-

manapun tampaknya bagi kita, kasih setia Allah tidak lenyap, 

tidak pula janji-Nya akan batal (Mzm. 77:9). 

II. Perkenanan-perkenanan khusus yang dirancangkan-Nya bagi mereka.  

1.  Ia akan membawa mereka kembali ke tanah air mereka: TU-

HAN akan membiarkan mereka tinggal di tanah mereka, yang 

darinya mereka sudah terusir. Berdiam di tanah suci, di tanah 

perjanjian, yaitu   buah dari belas kasihan Allah, belas kasih-

an yang istimewa.  

Kitab Yesaya 14:1-3 

 273 

2.  Banyak orang akan memeluk agama mereka yang kudus, dan 

akan kembali bersama-sama mereka, terdorong untuk berbuat 

demikian oleh tanda-tanda nyata dari hadirat Allah yang 

berkenan bersama mereka, bekerjanya anugerah Allah dalam 

diri mereka, dan pemeliharaan-Nya terhadap mereka: Orang 

asing akan menggabungkan diri kepada mereka, sambil ber-

kata, “Kami mau pergi menyertai kamu, sebab telah kami de-

ngar, bahwa Allah menyertai kamu!” (Zak. 8:23). Kehormatan 

dan kekuatan Israel bertambah besar ketika orang-orang asing 

bergabung dengan mereka, dan ke dalam jemaat ditambahkan 

banyak orang dari luar (Kis. 2:47). Janganlah anak-anak je-

maat malu terhadap orang asing, tetapi terimalah mereka yang 

diterima Allah, dan akuilah mereka yang melekat pada kaum 

keturunan Yakub.  

3. Para petobat baru ini tidak hanya membawa pujian bagi ke-

pentingan bangsa Israel, tetapi juga sangat menolong dan ber-

guna bagi mereka ketika mereka kembali pulang: Bangsa-

bangsa lain yang di antaranya mereka hidup akan mengantar 

mereka, merawat mereka, mengasihani mereka, dan akan 

membawa mereka pulang ke tempat mereka – sebagai teman-

teman, yang enggan berpisah dengan kawan yang begitu baik – 

sebagai hamba-hamba, yang bersedia melakukan semua pe-

kerjaan baik yang dapat mereka lakukan bagi bangsa Israel. 

Umat Allah, di mana pun mereka terdampar, harus berusaha 

mendapat tempat di masyarakat sekitar mereka, melalui se-

mua perilaku yang patut diteladani dan memenangkan hati, 

dan membuat agama dipandang baik di mata mereka. Hal ini 

digenapi dalam kembalinya para tawanan dari Babel, ketika 

semua orang di sekitar mereka, sesuai dengan pernyataan 

Koresh, ikut berperan ketika mereka pindah (Ezr. 1:4, 6). Bu-

kan seperti orang Mesir, karena mereka muak dengan orang 

Israel, tetapi karena mereka mengasihi orang Israel.  

4. Orang Israel akan mendapat keuntungan dari pelayanan bang-

sa-bangsa asing itu apabila bangsa itu sudah kembali pulang, 

sebab banyak orang memilih pergi bersama mereka dalam 

keadaan paling hina, daripada tidak pergi bersama mereka: 

Kaum Israel akan memiliki bangsa-bangsa itu di tanah TUHAN 

sebagai hamba-hamba lelaki dan hamba-hamba perempuan. 

Seperti halnya hartikel  m-hartikel  m tanah Israel mencegah tanah 


 274

itu menjadi neraka bagi hamba-hamba, asalkan mereka tidak 

ditindas, demikian pula keuntungan-keuntungan dari tanah 

itu menjadikannya seperti sorga bagi hamba-hamba yang se-

belumnya merupakan orang asing bagi perjanjian-perjanjian 

ilahi. Sebab satu hartikel  m saja akan berlaku untuk orang asli 

dan untuk orang asing yang menetap di tengah-tengah kamu. 

Mereka yang terdampar di tanah TUHAN, tanah terang, harus 

memberi perhatian supaya hamba-hamba lelaki dan hamba-

hamba perempuan mereka dapat ikut merasakan keuntungan 

dari tanah itu. Maka hamba-hamba itu akan mendapati bahwa 

lebih baik dimiliki di tanah TUHAN daripada menjadi pemilik 

di tanah lain.  

5.  Bangsa Israel akan menang atas musuh-musuh mereka, dan 

orang-orang yang tidak mau berdamai dengan mereka akan 

diturunkan dan direndahkan oleh mereka: Demikianlah mereka 

akan menawan orang-orang yang menawan mereka dan akan 

berkuasa atas para penindas mereka, di dalam kebajikan, bu-

kan untuk membalas dendam. Orang-orang Yahudi mungkin 

membeli tawanan-tawanan Babel dari tangan bangsa Madai dan 

Persia, dan menjadikan mereka budak. Atau ini mungkin men-

dapat penggenapannya dalam kemenangan-kemenangan mere-

ka atas musuh-musuh mereka pada zaman Makabe. Hal ini 

dapat juga diterapkan pada keberhasilan Injil (ketika orang-

orang yang sebelumnya memberikan perlawanan besar terha-

dap Injil kemudian menjadi patuh padanya, seperti Paulus). 

Itu juga dapat diterapkan pada kepentingan yang dimiliki 

orang-orang percaya di dalam kemenangan-kemenangan Kris-

tus atas musuh-musuh rohani mereka, ketika Ia membawa 

tawanan-tawanan. Atau hal itu dapat diterapkan pada kuasa 

yang mereka peroleh atas kebobrokan-kebobrokan mereka 

sendiri, dan pada pemerintahan yang akan dimiliki oleh orang 

benar di hari yang baru (Mzm. 49:15, KJV).  

6.  Mereka akan melihat akhir yang membahagiakan dari semua 

penderitaan mereka (ay. 3): TUHAN mengakhiri kesakitan dan 

kegelisahanmu dan kerja paksa yang berat. Allah sendiri turun 

tangan untuk mengerjakan sebuah perubahan yang terberkati,  

(1) Dalam keadaan mereka. Kerja paksa mereka yang berat 

akan berakhir. Hari-hari kesengsaraan mereka, meskipun 

banyak, akan berakhir. Dan tongkat orang fasik, meskipun

Kitab Yesaya 14:4-23 

 275 

 terjulur dalam waktu yang lama, tidak akan selalu terjulur 

kepada mereka.  

(2) Dalam roh mereka. Kesakitan dan kegelisahan mereka akan 

berakhir, yaitu beban yang mereka rasakan menimpa mere-

ka pada saat ini, dan ketakutan akan terjadinya hal yang 

lebih buruk nanti. Kadang-kadang ketakutan membuat jiwa 

bergejolak, sama seperti kesedihan, dan karena itu orang-

orang yang sudah dibebaskan Allah dari ketakutan dan 

kesedihan pasti akan merasa sangat tenteram. Mereka yang 

sudah dibebaskan dari belenggu dosa mendapatkan landas-

an bagi perhentian yang sesungguhnya dari kesakitan dan 

kegelisahan. 

Hartikel  man bagi Raja Babel 

(14:4-23) 

4 maka engkau akan memperdengarkan ejekan ini tentang raja Babel, dan 

berkata: “Wah, sudah berakhir si penindas sudah berakhir orang lalim! 5 

TUHAN telah mematahkan tongkat orang-orang fasik, gada orang-orang yang 

memerintah, 6 yang memartikel  l bangsa-bangsa dengan gemas, dengan partikel  lan 

yang tidak putus-putusnya; yang menginjak-injak bangsa-bangsa dalam 

murka dengan tiada henti-hentinya. 7 Segenap bumi sudah aman dan ten-

teram; orang bergembira dengan sorak-sorai. 8 Juga pohon-pohon sanobar 

dan pohon-pohon aras di Libanon bersukacita karena kejatuhanmu, katanya: 

‘Dari sejak engkau rebah terbaring, tidak ada lagi orang yang naik untuk 

menebang kami!’ 9 Dunia orang mati yang di bawah gemetar untuk menyong-

song kedatanganmu, dijagakannya arwah-arwah bagimu, yaitu semua bekas 

pemimpin di bumi; semua bekas raja bangsa-bangsa dibangunkannya dari 

takhta mereka. 10 Sekaliannya mereka mulai berbicara dan berkata kepada-

mu: ‘Engkau juga telah menjadi lemah seperti kami, sudah menjadi sama 

seperti kami!’ 11 Ke dunia orang mati sudah diturunkan kemegahanmu dan 

bunyi gambus-gambusmu; ulat-ulat dibentangkan sebagai lapik tidurmu, 

dan cacing-cacing sebagai selimutmu.” 12 “Wah, engkau sudah jatuh dari 

langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh 

ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! 13 Engkau yang tadinya 

berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan 

takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas 

bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. 14 Aku hendak naik mengatasi 

ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi! 15 Sebaliknya, ke 

dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke tempat yang paling dalam di 

liang kubur. 16 Orang-orang yang melihat engkau akan memperhatikan dan 

mengamat-amati engkau, katanya: Inikah dia yang telah membuat bumi 

gemetar, dan yang telah membuat kerajaan-kerajaan bergoncang, 17 yang 

telah membuat dunia seperti padang gurun, dan menghancurkan kota-

kotanya, yang tidak melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke 

rumah? 18 Semua bekas raja bangsa-bangsa berbaring dalam kemuliaan, 

masing-masing dalam rumah kuburnya. 19 Tetapi engkau ini telah terlempar, 

jauh dari kuburmu, seperti taruk yang jijik, ditutupi dengan mayat orang-


 276

orang yang tertikam oleh pedang dan jatuh tercampak ke batu-batu liang 

kubur seperti bangkai yang terinjak-injak. 20 Engkau tidak akan bersama-

sama dengan raja-raja itu di dalam kubur, sebab engkau telah merusak 

negerimu dan membunuh rakyatmu. Anak cucu orang yang berbuat jahat 

tidak akan disebut-sebut untuk selama-lamanya. 21 Dirikanlah bagi anak-

anaknya tempat pembantaian, oleh karena kesalahan nenek moyang mereka, 

supaya mereka jangan bangun dan menduduki bumi dan memenuhi dunia 

dengan kota-kota. 22 “Aku akan bangkit melawan mereka,” demikianlah fir-

man TUHAN semesta alam, “Aku akan melenyapkan nama Babel dan sisa-

nya, anak cucu dan anak cicitnya,” demikianlah firman TUHAN. 23 “Aku akan 

membuat Babel menjadi milik landak dan menjadi air rawa-rawa, dan kota 

itu akan Kusapu bersih dan Kupunahkan,” demikianlah firman TUHAN 

semesta alam.  

Raja-raja Babel, turun-temurun, yaitu   musuh-musuh besar dan 

para penindas umat Allah, dan karena itu kehancuran Babel, keja-

tuhan rajanya, dan kehancuran keluarganya, di sini diperhatikan dan 

dirayakan secara khusus. Pada hari ketika Allah mengakhiri penderi-

taan bangsa Israel, mereka akan memperdengarkan ejekan ini tentang 

raja Babel. Kita tidak boleh bersukacita ketika musuh kita jatuh, 

sebagai musuh kita. Tetapi ketika Babel, musuh bersama bagi Allah 

dan Israel-Nya, tenggelam, maka bersukacitalah atas dia, hai sorga, 

dan kamu, hai orang-orang kudus, rasul-rasul dan nabi-nabi (Why. 

18:20). Kerajaan Babel mengaku-ngaku sebagai kerajaan yang mut-

lak, berkuasa di mana-mana, dan langgeng, dan dalam pengakuan-

pengakuan ini, hendak menyaingi Yang Mahakuasa. Oleh sebab itu, 

sangat wajar, bukan saja untuk merendahkannya, tetapi juga meng-

hinanya ketika ia jatuh. Dan bukan hanya raja terakhir, Belsyazar, 

yang terbunuh pada malam ketika Babel diserbu (Dan. 5:30), yang di 

sini disoraki, melainkan juga seluruh kerajaan, yang tenggelam di 

dalam dia. Ini juga bukannya tanpa merujuk secara khusus pada 

Nebukadnezar, yang semasa kekuasaannya kerajaan itu mencapai 

puncaknya. Sekarang di sini, 

I. Jatuhnya raja Babel dirayakan dengan sukacita. Dan sebuah gu-

bahan yang teramat menarik dan elok dipersiapkan di sini, bukan 

untuk menghiasi kereta jenazah atau makamnya, melainkan 

untuk membukakan ingatan akan dia dan memberikan cap yang 

buruk kepadanya untuk selamanya. Gubahan itu memberi kita 

gambaran tentang kehidupan dan kematian sang raja perkasa ini, 

bagaimana ia turun ke dunia orang mati, meskipun sebelumnya ia 

menjadi ketakutan terhadap pahlawan-pahlawan yang meliputi 

Kitab Yesaya 14:4-23 

 277 

dunia orang-orang hidup (Yeh. 32:27). Dalam perumpamaan ini 

kita dapat mengamati,  

1.  Puncak kekayaan dan kekuasaan luar biasa yang dicapai oleh 

sang raja dan kerajaan ini. Babel yaitu   kota emas (ay. 4, KJV; 

ini kata aslinya dalam bahasa Aram, yang menyiratkan bahwa 

ia dulu biasa menyebut dirinya demikian). Begitu melimpah-

nya ia dalam kekayaan dan mengungguli kota-kota lain, seper-

ti emas mengungguli semua logam lain. Ia haus emas, atau 

pemeras emas (demikian sebagian orang membacanya). Sebab 

bagaimana orang memperoleh kekayaan bagi diri mereka sen-

diri selain dengan memerasnya dari orang lain? Yerusalem 

Baru yaitu   satu-satunya kota emas yang sebenarnya (Why. 

21:18, 21). Raja Babel, karena memiliki kekayaan yang begitu 

banyak dalam wilayah-wilayah kekuasaannya dan berkuasa 

mutlak atasnya, menginjak-injak bangsa-bangsa (ay. 6) dengan 

bantuan itu, memberi mereka hartikel  m, membacakan hartikel  m-

an-hartikel  man yang akan menimpa mereka, dan sesuka hati 

mengalahkan bangsa-bangsa (ay. 12), supaya mereka tidak 

mampu maju melawannya. Pasukan-pasukan yang sedemikian 

besar dan berjayalah yang dibawanya ke medan pertempuran, 

sehingga ke arah mana pun ia memandang, ia membuat bumi 

gemetar, dan kerajaan-kerajaan bergoncang (ay. 16). Semua 

tetangganya takut kepadanya, dan dipaksa untuk tunduk ke-

padanya. Tak seorang pun dapat melakukan ini dengan ke-

kuatan pribadinya sendiri, tetapi dengan banyaknya orang 

yang dapat dia perintah untuk bertindak. Para penguasa yang 

sangat lalim, dengan membuat sebagian orang melakukan apa 

yang mereka mau, membuat sebagian yang lain menderita 

atas apa saja yang mereka inginkan. Betapa malangnya keada-

an umat manusia, yang dengan demikian tampak bersatu me-

lawan dirinya sendiri, hak-haknya dan kebebasannya sendiri, 

yang tidak dapat dihancurkan kecuali dengan kekuatannya 

sendiri!  

2.  Penyalahgunaan yang menyedihkan terhadap semua kekayaan 

dan kekuasaan ini, yang atasnya raja Babel bersalah, dalam 

dua hal: 

(1)  Penindasan dan kekejaman besar. Ia dikenal dengan nama 

penindas (ay. 4). Ia memiliki gada orang-orang yang meme-


 278

rintah (ay. 5), dapat memerintah semua pemimpin di seke-

lilingnya. Tetapi itu yaitu   tongkat orang-orang fasik, tong-

kat yang dengannya ia menopang dirinya sendiri dalam 

kefasikannya dan dengan fasik menghantam semua orang 

di sekelilingnya. Ia memartikel  l bangsa-bangsa, bukan dalam 

keadilan, untuk memperbaiki dan memperbarui mereka, 

melainkan dalam murka (ay. 6), untuk melampiaskan keben-

cian-kebencian dan kekesalannya sendiri. Dan itu dilakukan 

dengan partikel  lan yang tidak putus-putusnya, dengan menge-

jar mereka dengan pasukan-pasukannya, tanpa memberi 

mereka waktu untuk beristirahat, untuk bernafas, untuk 

mengadakan gencatan senjata. Ia memerintah bangsa-

bangsa, namun ia memerintah mereka dalam murka. Se-

gala sesuatu yang dia katakan dan lakukan, diperbuatnya 

dalam amarah, sehingga dia yang memerintah semua orang 

di sekelilingnya tidak dapat memerintah dirinya sendiri. Ia 

telah membuat dunia seperti padang gurun, seolah-olah dia 

berbangga karena sudah menjadi wabah bagi angkatannya 

dan kutuk bagi umat manusia (ay. 17). Raja-raja besar 

biasanya bermegah dalam mendirikan kota-kota, tetapi dia 

bermegah dalam menghancurkannya. Lihat Mazmur 9:7. 

Dua contoh khusus dari kelalimannya, yang lebih buruk 

daripada yang lain, diberikan di sini:  

[1] Bahwa ia berlaku keras terhadap para tawanannya (ay. 

17): Ia tidak melepaskan orang-orangnya yang terku-

rung. Ia tidak membebaskan mereka untuk pulang ke ru-

mah (demikian dalam tafsiran yang agak luas). Ia tetap 

mengurung mereka, dan tidak akan mengizinkan siapa 

saja kembali ke negeri mereka sendiri. Hal ini merujuk 

terutama kepada orang-orang Yahudi, dan itulah yang 

memenuhi takaran kejahatan sang raja Babel, bahwa ia 

telah menahan umat Allah di dalam tawanan dan tidak 

mau membebaskan mereka sama sekali. Bahkan, 

dengan mencemarkan perkakas-perkakas bait Allah di 

Yerusalem, itu sama saja dengan berkata bahwa per-

kakas-perkakas itu tidak boleh digunakan lagi seperti 

dulu (Dan. 5:3). Oleh karena itu, ia dengan cepat dan 

adil diganti oleh orang yang tindakan pertamanya yaitu   

Kitab Yesaya 14:4-23 

 279 

membuka penjara para tahanan yang yaitu   umat Allah 

dan membawa pulang perkakas-perkakas bait suci.  

[2] Bahwa ia menindas rakyatnya sendiri (ay. 20): Engkau 

telah merusak negerimu dan membunuh rakyatmu. Apa 

yang dia peroleh dengan hal itu, sementara kekayaan ne-

geri dan banyaknya rakyat yaitu   kekuatan dan kehor-

matan sang raja, yang tidak akan memerintah dengan 

begitu aman, begitu mulia, seperti apabila ia memerintah 

di dalam hati dan perasaan rakyatnya? Tetapi para pe-

nguasa yang lalim mengorbankan kepentingan-kepen-

tingan rakyat demi hawa nafsu dan amarah mereka. 

Allah akan mengadakan perhitungan dengan mereka 

atas perlakuan mereka yang biadab terhadap orang-

orang yang berada di bawah kekuasaan mereka, yang 

mereka pikir dapat mereka manfaatkan sesuka mereka. 

(2) Kesombongan dan keangkuhan yang besar. Diberikan perha-

tian di sini tentang kemegahannya, kemewahan iring-iring-

annya (ay. 11). Ia ingin tampil semegah-megahnya. Tetapi itu 

bukan yang terburuk. Watak pikirannya, dan tingginya pikir-

annya, itulah yang membuatnya matang untuk kehancuran 

(ay. 13-14): Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu, 

seperti Lusifer, Aku hendak naik ke langit. Inilah bahasa 

kesombongannya, yang mungkin dipinjam dari bahasa para 

malaikat yang jatuh, yang karena tidak puas dengan derajat 

awal mereka, dengan tempat yang ditentukan untuk mereka, 

ingin menyaingi Allah, dan menjadi bukan hanya lepas dari 

Dia, tetapi juga setara dengan-Nya. Atau mungkin itu meru-

juk pada kisah Nebukadnezar, yang ketika ingin menjadi 

lebih dari manusia, secara adil diubah menjadi seperti bina-

tang (Dan. 4:30). Raja Babel di sini menjanjikan dirinya sen-

diri,  

[1] Bahwa dalam kemegahan dan kekuasaan ia akan me-

lampaui semua negeri tetangganya, dan akan mencapai 

puncak kejayaan dan kebahagiaan duniawi, bahwa ia 

akan menjadi besar dan berbahagia seperti yang dapat 

diberikan dunia ini kepadanya. Itulah sorga bagi orang 

yang berhati duniawi, dan ke situlah ia berharap akan 

naik, dan berada tinggi jauh mengatasi orang-orang di 


 280

sekelilingnya seperti langit mengatasi bumi. Para raja 

yaitu   bintang-bintang Allah, yang memberikan sedikit 

banyak terang bagi dunia yang gelap ini (Mat. 24:29). 

Tetapi raja Babel mau meninggikan takhtanya meng-

atasi mereka semua.  

[2] Bahwa ia secara khusus akan menghina Gunung Sion 

Allah, yang tampaknya dibenci secara khusus oleh Bel-

syazar, dalam pesta pora dan kemabukannya yang ter-

akhir, ketika dia meminta dibawakan perkakas-perka-

kas dari bait suci di Yerusalem, untuk mencemarkan-

nya. Lihat Daniel 5:2. Dalam keinginan hati yang sama 

ia berkata di sini, aku hendak duduk di atas bukit per-

temuan (itu kata yang sama yang dipakai untuk pertemu-

an-pertemuan kudus), jauh di sebelah utara, yang di situ 

Gunung Sion dikatakan terletak (Mzm. 48:3). Mungkin 

Belsyazar membayangkan melakukan suatu perjalanan 

ke Yerusalem, untuk bersorak atas reruntuhannya, keti-

ka Allah membinasakan dia.  

[3] Bahwa ia mau bersaing dengan Allah Israel, yang ten-

tang-Nya ia memang sudah mendengar hal-hal yang mu-

lia, bahwa Ia menempatkan kediaman-Nya mengatasi ke-

tinggian awan-awan. “Tetapi ke sana,” katanya, “Aku 

akan naik, dan menjadi besar seperti Dia. Aku akan men-

jadi seperti Dia yang mereka sebut Yang Mahatinggi.” 

Suatu keinginan yang penuh anugerah jika kita men-

dambakan menjadi seperti Yang Mahakudus, sebab Ia 

telah berkata, kuduslah kamu, sebab Aku kudus. Tetapi 

suatu keinginan yang berdosa untuk berusaha menjadi 

seperti Yang Mahatinggi, sebab Ia telah berkata, barang-

siapa meninggikan diri, ia akan direndahkan. Dan Iblis 

berhasil memperdaya orangtua kita yang pertama untuk 

makan buah terlarang dengan menjanjikan mereka akan 

menjadi seperti Allah. 

[4] Bahwa ia sendiri akan didewakan setelah kematiannya, 

seperti halnya beberapa pendiri pertama kerajaan Asyur, 

dan bahkan bintang-bintang disebut dengan nama-nama 

mereka. “Akan tetapi,” katanya, “Aku hendak mendirikan 

takhtaku mengatasi mereka semua.” Seperti inilah kesom-

Kitab Yesaya 14:4-23 

 281 

bongannya, yang merupakan suatu pertanda buruk yang 

tidak dapat diragukan lagi akan kehancurannya.  

3. Kehancuran menyeluruh yang akan menimpa dia. Sudah di-

nubuatkan,  

(1) Bahwa kekayaan dan kekuasaannya akan dihancurkan, 

dan akan ada akhir bagi kemegahan dan kesenangannya. 

Sudah lama ia menjadi penindas, tetapi ia akan berhenti 

sebagai penindas (ay. 4). Seandainya ia berhenti menjadi 

penindas melalui pertobatan dan pembaruan hati yang 

sejati, sesuai nasihat yang diberikan Daniel kepada Nebu-

kadnezar, maka itu mungkin akan memperpanjang hidup 

dan ketenteramannya. Tetapi barangsiapa tidak mau ber-

henti berbuat dosa, akan dibuat berhenti oleh Allah. “Kota 

emas, yang dianggap orang mungkin akan berlangsung se-

lamanya, sudah berakhir. Ada akhir bagi Babel itu. Tuhan, 

Allah yang benar, telah mematahkan tongkat dari raja yang 

fasik itu, mematahkannya di atas kepalanya, sebagai per-

tanda dilucutinya dia dari jabatannya. Allah telah mengam-

bil kekuasaannya dari dia, dan membuatnya tidak mampu 

melakukan kejahatan lagi: Ia telah mematahkan tongkat-

tongkatnya. Sebab tongkat kekuasaan sekalipun yaitu   

barang yang rapuh, cepat patah, dan sering kali sudah se-

pantasnya demikian.” 

(2) Bahwa ia sendiri akan ditangkap: Dia dianiaya (ay. 6, KJV). 

Tangan-tangan yang keras akan menyerang dia, dan tak 

seorang pun yang mencegah. Sudah menjadi nasib yang 

biasa menimpa para penguasa yang lalim, ketika mereka 

jatuh ke dalam kekuatan musuh-musuh mereka, untuk 

ditinggalkan oleh orang-orang yang menyanjung mereka, 

yang mereka sangka sebagai teman-teman mereka. Kita 

membaca tentang seorang musuh lain seperti ini, yang 

tentangnya dinubuatkan bahwa ia akan menemui ajalnya 

dan tidak ada seorang pun yang menolongnya (Dan. 11:45). 

Demikian pula Kaisar Tiberius dan Nero melihat diri mere-

ka ditinggalkan.  

(3)  Bahwa ia akan dibunuh, dan turun ke tempat arwah-arwah 

berkumpul, untuk tinggal di antara orang-orang mati, seperti 

orang-orang yang mati dibunuh tidak diingat lagi (Mzm. 


 282

88:6). Ia akan menjadi lemah seperti orang mati, dan men-

jadi seperti mereka (ay. 10). Kemegahannya diturunkan ke 

dunia orang mati (ay. 11), maksudnya kemegahan itu bina-

sa bersamanya. Kemegahan hidupnya tidak akan, seperti 

pada umumnya, berakhir dalam pemakaman yang megah. 

Kemuliaan yang sejati (yaitu anugerah yang sejati) akan 

naik bersama jiwa ke sorga, tetapi kemegahan yang sia-sia 

akan turun bersama raga ke dalam kubur: di sanalah akhir 

dari kemegahannya. Bunyi gambus-gambusnya kini tak ter-

dengar lagi. Kematian yaitu   perpisahan terhadap kese-

nangan, dan juga kemegahan dunia ini. Raja yang perkasa 

ini, yang dulu terbiasa berbaring di tempat tidur yang ter-

buat dari bulu-bulu halus, menginjak permadani-perma-

dani yang mahal, ditutupi selimut dan tirai yang elok dan 

indah, sekarang kepadanya ulat-ulat dibentangkan sebagai 

lapik tidurnya, dan cacing-cacing sebagai selimutnya, ca-

cing-cacing yang tumbuh dari jasadnya sendiri yang mem-

busuk. Meskipun ia mengkhayalkan dirinya sebagai dewa, 

ternyata dia hanya terbuat dari bahan yang sama seperti 

orang lain. Ketika kita memanjakan dan menghiasi tubuh 

kita, ada baiknya kita ingat bahwa tidak lama lagi tubuh 

kita akan menjadi makanan cacing. 

(4) Bahwa ia tidak akan mendapat kehormatan untuk dima-

kamkan, apalagi dimakamkan secara layak dan di pema-

kaman nenek moyangnya. Semua bekas raja bangsa-bang-

sa berbaring dalam kemuliaan (ay. 18), entah jasad-jasad 

mereka sendiri diawetkan sedemikian rupa sehingga tidak 

membusuk, seperti pada zaman dulu di antara orang-orang 

Mesir, atau patung-patung mereka (seperti pada kita) didiri-

kan di atas makam-makam mereka. Demikianlah, seolah-

olah ingin menentang cela kematian, mereka berbaring 

seolah-olah dalam kemuliaan yang lemah dan redup, 

masing-masing dalam rumahnya, yaitu rumah kuburnya 

(sebab kubur yaitu   rumah yang ditentukan bagi semua 

yang hidup), rumah tidur, di mana mereka yang sibuk dan 

mengganggu akan berbaring dalam diam, dan yang susah 

dan lelah beristirahat dengan tenang. Tetapi raja Babel ini 

terlempar dan tidak ada kuburnya (ay. 19). Jasadnya dilem-

parkan, seperti bangkai binatang, ke dalam parit atau ke 

Kitab Yesaya 14:4-23 

 283 

dalam pembuangan sampah di depan, seperti taruk yang 

jijik dari suatu tanaman yang beracun dan berbahaya, yang 

tak akan disentuh oleh siapa pun. Atau seperti pakaian 

para penjahat yang dihartikel  m mati, dan oleh tangan keadil-

an tertikam oleh pedang, dan di atas mayatnya tumpukan-

tumpukan batu didirikan, atau mayat mereka dilemparkan 

ke suatu tambang yang dalam di antara batu-batu liang 

kubur. Bahkan, jasad raja Babel akan menjadi seperti 

bangkai dari orang-orang yang gugur di medan pertempur-

an, yang terinjak-injak oleh kuda dan tentara dan menjadi 

remuk redam. Dengan demikian, ia tidak akan bersama-

sama dengan raja-raja itu di dalam kubur (ay. 20). Tidak 

mendapatkan penguburan yang layak yaitu   aib, yang jika 

terjadi demi kebenaran (seperti dalam Mzm. 79:2) dapat 

membuat kita, seperti celaan-celaan lain yang serupa, 

bersukacita atasnya (Mat. 5:12). Itulah nasib yang menim-

pa dua saksi Allah (Why. 11:9). Tetapi jika, seperti di sini, 

tidak mendapat penguburan yang layak menjadi hartikel  man 

yang adil bagi kejahatan, maka hal tersebut mengisyarat-

kan bahwa kejahatan akan mengejar-ngejar orang-orang 

berdosa yang tidak mau bertobat bahkan setelah mati se-

kalipun, yang sungguh buruk, dan bahwa mereka akan ba-

ngun untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal.  

4. Keriuhan sorak-sorai menyambut kejatuhannya.  

(1)  Orang-orang yang berada di bawah seorang penguasa yang 

sangat l