k kita mengenal Allah yang
pengasih, semakin kita akan diubah ke dalam gambar yang sama,
dan semakin kita baik terhadap semua orang yang menyandang
gambar-Nya. Bumi akan penuh dengan pengenalan akan Allah
seperti lautan penuh dengan air – begitu luas dan lebar pengenal-
an ini, begitu jauh ia akan menyebar – begitu dalam dan sampai
pada intinya pengetahuan ini, dan begitu lama ia akan berlang-
sung. Pengenalan akan Allah yang akan diperoleh melalui Injil
Kristus jauh lebih besar daripada yang dapat diperoleh melalui
hartikel m Musa. Dan, kalau dulu hanya di Yehuda Allah dikenal,
Kitab Yesaya 11:10-16
243
sekarang semua akan mengenal Dia (Ibr. 8:11). Sebaliknya, apa
yang secara keliru disebut pengetahuan akan menabur perselisih-
an di antara manusia. Pengetahuan yang benar akan Allah mene-
gakkan perdamaian.
Kemajuan Kerajaan Mesias
(11:10-16)
10 Maka pada waktu itu taruk dari pangkal Isai akan berdiri sebagai panji-
panji bagi bangsa-bangsa; dia akan dicari oleh sartikel -sartikel bangsa dan tempat
kediamannya akan menjadi mulia. 11 Pada waktu itu Tuhan akan mengang-
kat pula tangan-Nya untuk menebus sisa-sisa umat-Nya yang tertinggal di
Asyur dan di Mesir, di Patros, di Etiopia dan di Elam, di Sinear, di Hamat dan
di pulau-pulau di laut. 12 Ia akan menaikkan suatu panji-panji bagi bangsa-
bangsa, akan mengumpulkan orang-orang Israel yang terbuang, dan akan
menghimpunkan orang-orang Yehuda yang terserak dari keempat penjuru
bumi. 13 Kecemburuan Efraim akan berlalu, dan yang menyesakkan Yehuda
akan lenyap. Efraim tidak akan cemburu lagi kepada Yehuda, dan Yehuda
tidak akan menyesakkan Efraim lagi. 14 Tetapi mereka akan terbang ke barat,
ke atas lereng gunung Filistin, bersama-sama mereka akan menjarah bani
Timur; mereka akan merampas Edom dan Moab, dan orang Amon akan
patuh kepada mereka. 15 TUHAN akan mengeringkan teluk Mesir dengan
nafas-Nya yang menghanguskan, serta mengacungkan tangan-Nya terhadap
sungai Efrat dan memartikel lnya pecah menjadi tujuh batang air, sehingga
orang dapat melaluinya dengan berkasut. 16 Maka akan ada jalan raya bagi
sisa-sisa umat-Nya yang tertinggal di Asyur, seperti yang telah ada untuk
Israel dahulu, pada waktu mereka keluar dari tanah Mesir.
Kita mendapati di sini nubuat lebih jauh tentang perluasan dan ke-
majuan kerajaan Mesias, yang dinyatakan melalui keadaan kerajaan
Yehuda pada hari-hari terakhir pemerintahan Hizkia, setelah keka-
lahan Sanherib. Kerajaan ini bertumbuh pesat pada masa itu dan
menjadi bayangan dan perlambang bagi kerajaan Mesias.
I. Nubuat ini digenapi sebagian ketika perkara-perkara besar yang
dilakukan Allah untuk Hizkia dan rakyatnya terbukti sebagai
sebuah panji, yang mengundang bangsa-bangsa di sekitar datang
kepada mereka untuk menanyakan tentang tanda ajaib yang telah
terjadi di negeri. Untuk tugas itulah duta-duta dari raja Babel
datang. Kepada mereka bangsa-bangsa akan datang. Dan Yeru-
salem, tempat perhentian atau kediaman orang-orang Yahudi,
menjadi mulia ketika itu (ay. 10). Sebelumnya banyak dari orang-
orang Israel yang merupakan rakyat kerajaan sepuluh sartikel , sete-
lah kehancuran kerajaan itu oleh raja Asyur, terpaksa melarikan
diri untuk mencari tempat perlindungan ke semua negeri di seki-
244
tar, dan ke beberapa negeri yang sangat jauh, bahkan ke pulau-
pulau di laut. Lalu pada masa Hizkiah itu mereka didorong untuk
kembali ke negeri mereka sendiri dan menyerahkan diri di bawah
perlindungan dan pemerintahan raja Yehuda. Terlebih lagi karena
oleh pasukan Asyurlah negeri mereka hancur sementara kerajaan
Yehuda tidak mengalami kekalahan itu. Hal ini dikatakan sebagai
kembalinya mereka untuk kedua kalinya (ay. 11), sebuah contoh
dari kuasa dan kebaikan Allah, dan suatu hal yang menghidup-
kan mereka kembali, seperti pembebasan mereka yang pertama
kali dari Mesir. Maka orang-orang Israel yang terbuang akan di-
kumpulkan, dan dibawa pulang. Juga orang-orang Yehuda yang
terbuang, yang ketika pasukan Asyur datang mendekat, melari-
kan diri demi keselamatan mereka sendiri. Maka perseteruan
lama antara Efraim dan Yehuda akan dilupakan, dan mereka
akan bersatu melawan orang-orang Filistin dan musuh-musuh
bersama mereka yang lain (ay. 13-14). Perhatikanlah, mereka
yang sudah berbagi satu sama lain di dalam penderitaan dan
belas kasihan, bahaya dan pelepasan, haruslah dengan memper-
timbangkan hal itu bersatu demi keselamatan dan perlindungan
mereka bersama. Dan mungkin akan baik bagi jemaat apabila
Efraim dan Yehuda bersatu melawan orang-orang Filistin. Maka,
apa pun kesulitan-kesulitan yang mungkin menghadang bagi
kembalinya mereka yang tersebar, Tuhan akan menemukan satu
atau lain cara untuk menyingkirkannya, seperti ketika membawa
Israel keluar dari Mesir Ia mengeringkan Laut Teberau dan sungai
Yordan (ay. 15). Ia akan menuntun mereka ke tanah Kanaan
melewati rintangan-rintangan yang tampak tak teratasi, dengan
melewati padang gurun yang luas dan menderu (ay. 16). Hal yang
serupa akan Dia lakukan untuk kedua kali ini, atau hal yang
setara dengan itu. Apabila sudah tiba waktunya bagi Allah untuk
membebaskan umat-Nya, maka gunung-gunung perlawanan akan
menjadi rata di hadapan-Nya. Oleh sebab itu, janganlah kita ber-
putus asa apabila kepentingan-kepentingan jemaat tampak sangat
merosot. Allah dapat segera mengubah hari-hari yang kelabu men-
jadi mulia.
II. Nubuat ini merujuk lebih jauh ke depan ke zaman Mesias dan
masuknya bangsa-bangsa bukan Yahudi ke dalam kerajaan-Nya.
Sebab pada kedua hal inilah Rasul Paulus menerapkan ayat 10,
Kitab Yesaya 11:10-16
245
yang dilanjutkan dengan ayat-ayat berikutnya. Roma 15:12, taruk
dari pangkal Isai akan terbit, dan Ia akan bangkit untuk memerin-
tah bangsa-bangsa, dan kepada-Nyalah bangsa-bangsa akan me-
naruh harapan. Itu yaitu kunci untuk nubuat ini, yang berbicara
tentang Kristus sebagai pangkal Isai, atau taruk yang tumbuh dari
pangkalnya (ay. 1), taruk yang tumbuh dari tanah kering (53:2).
Dia yaitu tunas Daud (Why. 5:5), tunas dan keturunan Daud
(Why. 22:16).
1. Ia akan berdiri, atau ditegakkan, sebagai panji-panji bagi bang-
sa-bangsa. Ketika disalibkan, Ia ditinggikan dari bumi, supaya
sebagai panji menara, Ia dapat menarik mata dan hati semua
orang untuk datang kepada-Nya (Yoh. 12:32). Ia ditegakkan
sebagai panji dalam pemberitaan Injil kekal, yang di dalamnya
hamba-hamba Tuhan, sebagai para pembawa panji, memper-
lihatkan panji kasih-Nya, untuk memikat kita kepada-Nya
(Kid. 1:4), dan panji kebenaran-Nya, yang di bawahnya kita da-
pat ikut berbaris, untuk ikut serta dalam perang suci melawan
dosa dan Iblis. Kristus yaitu panji yang kepadanya anak-
anak Allah yang tercerai-berai dikumpulkan dan dipersatukan
(Yoh. 11:52), dan di dalam Dia mereka bertemu sebagai pusat
dari kesatuan mereka.
2. Dia akan dicari oleh sartikel -sartikel bangsa. Kita membaca tentang
orang-orang Yunani yang berbuat demikian (Yoh. 12:21, kami
ingin bertemu dengan Yesus), dan pada kesempatan itu Kristus
berbicara tentang ditinggikannya Dia, untuk menarik semua
orang datang kepada-Nya. Rasul Paulus, mengambil dari Sep-
tuaginta (atau mungkin Septuaginta mengambil dari Rasul Pau-
lus, dalam terbitan-terbitan setelah Kristus) membacanya demi-
kian (Rm. 15:12), kepada-Nyalah bangsa-bangsa akan menaruh
harapan. Mereka akan mencari Dia dan bergantung pada-Nya.
3. Tempat kediaman-Nya akan menjadi mulia. Sebagian orang
memahami hal ini sebagai kematian Kristus (kemenangan-
kemenangan salib bahkan membuat kematian menjadi mulia).
Sebagian yang lain memahaminya tentang kenaikan-Nya, keti-
ka Ia duduk untuk berdiam di sebelah kanan Allah. Atau lebih
tepatnya yang dimaksudkan yaitu jemaat Injil, Gunung Sion
itu, yang tentangnya Kristus berkata, inilah tempat perhentian-
Ku, dan di situ Ia berdiam. Jemaat ini, meskipun direndahkan
246
oleh dunia, tetapi karena memiliki keindahan kekudusan,
benar-benar mulia, takhta kemuliaan yang luhur (Yer. 17:12).
4. Baik orang-orang Yahudi maupun orang-orang bukan Yahudi
akan dikumpulkan kepada-Nya (ay. 11). Orang-orang yang ter-
sisa dari keduanya, sisa yang sedikit jika dibandingkan dengan
keseluruhan, yang akan dipulihkan seolah-olah dengan me-
lewati kesusahan dan bahaya besar. Seperti sebelumnya Allah
telah meluputkan umat-Nya, dan mengumpulkan mereka dari
segala penjuru negeri ke mana mereka terserak (Mzm. 106:47;
Yer. 16:15-16), demikian pula Ia akan melakukannya untuk
kali kedua, dengan cara lain, melalui Roh anugerah dengan
firman dengan penuh kuasa. Ia akan mengangkat tangan-Nya
untuk melakukan itu. Ia akan mengerahkan kuasa-Nya, tangan
kekuasaan TUHAN akan dinyatakan untuk melakukannya.
(1) Akan ada orang-orang Yahudi tersisa yang berkumpul:
Orang-orang Israel yang terbuang dan orang-orang Yehuda
yang terserak (ay. 12), yang banyak di antaranya, pada
waktu mereka dibawa kepada Kristus, yaitu orang-orang
Yahudi yang tersebar, kedua belas sartikel di perantauan
(Yak. 1:1; 1Ptr. 1:1), akan berbondong-bondong datang ke-
pada Kristus. Mungkin ada lebih banyak dari orang-orang
Yahudi yang tersebar yang dibawa ke dalam jemaat, menu-
rut artikel rannya, jika dibandingkan dengan mereka yang
menetap di negeri mereka sendiri.
(2) Banyak dari bangsa-bangsa, bangsa-bangsa bukan Yahudi,
akan dibawa masuk dengan ditinggikannya panji itu. Yakub
menubuatkan tentang Silo, bahwa kepadanya akan takluk
bangsa-bangsa (KJV: kepadanya akan berkumpul bangsa-
bangsa). Mereka yang dulunya orang asing dan pendatang
akan dibawa mendekat. Orang-orang Yahudi cemburu ter-
hadap Kristus yang pergi kepada orang-orang yang tersebar
di antara bangsa-bangsa lain, dan cemburu terhadap Dia
yang mengajar bangsa-bangsa lain (Yoh. 7:35).
5. Akan ada perpaduan diri yang membahagiakan antara Yehuda
dan Efraim, dan keduanya akan aman dari musuh-musuh me-
reka dan akan berkuasa atas musuh-musuh itu (ay. 13-14).
Persatuan antara Yehuda dan Israel pada waktu itu yaitu ba-
yangan dan perlambang dari bersatunya orang-orang Yahudi
Kitab Yesaya 11:10-16
247
dan bukan Yahudi, yang sudah begitu lama berselisih dalam
jemaat Injil. Kaum Yehuda akan pergi kepada kaum Israel (Yer.
3:18) dan menjadi satu bangsa (Yeh. 37:22). Jadi orang-orang
Yahudi dan bukan Yahudi yaitu dua yang dijadikan satu
manusia baru (Ef. 2:15), dan karena sudah berdamai satu
dengan yang lain, mereka yang memusuhi keduanya akan di-
lenyapkan. Sebab mereka akan terbang ke barat, ke atas lereng
gunung Filistin, sepeti elang menyerang mangsanya, akan men-
jarah orang-orang di sisi barat mereka, dan kemudian akan me-
lebarkan sayap penaklukan-penaklukan mereka ke arah timur
atas orang-orang Edom, Moab, dan Amon. Injil Kristus akan ber-
hasil di segala penjuru, dan sebagian orang dari semua bangsa
akan menjadi patuh pada iman Injil.
6. Segala sesuatu yang dapat menghambat kemajuan dan keber-
hasilan Injil akan disingkirkan. Seperti ketika membawa orang
Israel keluar dari Mesir Allah mengeringkan Laut Teberau dan
Sungai Yordan di hadapan mereka (63:11-12), dan setelah itu
ketika membawa orang-orang Yahudi keluar dari Babel Ia mem-
persiapkan jalan bagi mereka (62:10), demikian pula ketika
orang-orang Yahudi dan bukan Yahudi dibawa bersama-sama
ke dalam jemaat Injil semua hambatan akan disingkirkan (ay.
15-16). Kesulitan-kesulitan yang tampaknya tidak teratasi akan
dilalui secara mengherankan, orang-orang buta akan dipimpin di
jalan yang tidak mereka kenal. Lihat pasal 42:15-16 dan 43:19-
20. Para petobat akan dibawa di atas kereta dan di atas usungan
(66:20). Sebagian orang berpendapat bahwa ini berbicara tentang
masuknya banyak orang lagi ke dalam jemaat, yang ditunjukkan
dalam nubuat yang samar-samar tentang mengeringnya Sungai
Efrat itu, supaya jalan bagi raja-raja dari timur dipersiapkan
(Why. 16:12), yang tampak merujuk pada nubuat ini. Perhati-
kanlah, apabila sudah tiba waktunya bagi Allah untuk membawa
pulang bangsa-bangsa, atau orang-orang tertentu, kepada diri-
Nya sendiri, maka anugerah ilahi akan menang mengatasi segala
perlawanan. Di hadapan Tuhan laut akan lari dan Sungai Yor-
dan akan undur. Dan orang-orang yang mengarahkan wajah
mereka ke sorga akan mendapati bahwa tidak ada kesulitan-
kesulitan yang menghadang di tengah jalan seperti yang mereka
sangkakan sebab ada jalan raya ke sana (35:8).
PASAL 12
eselamatan yang dijanjikan dalam pasal sebelumnya dibanding-
kan dengan keselamatan Israel “pada waktu ia keluar dari tanah
Mesir,” demikianlah pasal itu berakhir. Nah, sama seperti Musa dan
bani Israel pada waktu itu menyanyikan sebuah lagu pujian bagi
kemuliaan Allah (Kel. 15:1), demikian pula yang akan dilakukan
umat Allah pada hari ketika taruk dari pangkal Isai berdiri sebagai
panji bagi bangsa-bangsa dan menjadi dambaan dan sukacita segala
bangsa. Pada hari itu,
I. Setiap orang percaya akan menyanyikan sebuah lagu pujian
bagi kepentingannya sendiri dalam keselamatan itu (ay. 1, 3).
“Engkau akan berkata, Tuhan, aku akan memuji-muji Eng-
kau.” Pekerjaan mengucap syartikel r akan menjadi pekerjaan
tiap orang.
II. Banyak orang akan bergabung bersama-sama dalam memuji
Allah atas keuntungan bersama yang dihasilkan dari kesela-
matan ini (ay. 4-6): “Kamu akan berkata, terpujilah Engkau
Tuhan.” Pekerjaan mengucap syartikel r akan menjadi pekerjaan
bersama dalam kumpulan jemaat. Dan pujian-pujian terha-
dap Allah akan dinyanyikan di depan umum dalam kumpul-
an jemaat orang benar.
Kidung Pujian
(12:1-3)
1 Pada waktu itu engkau akan berkata: “Aku mau bersyartikel r kepada-Mu, ya
TUHAN, karena sungguhpun Engkau telah murka terhadap aku: tetapi mur-
ka-Mu telah surut dan Engkau menghibur aku. 2 Sungguh, Allah itu kesela-
matanku; aku percaya dengan tidak gementar, sebab TUHAN ALLAH itu
K
250
kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku.” 3 Maka kamu
akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan.
Ini yaitu bagian awal dari lagu pujian yang dipersiapkan untuk
dipakai oleh jemaat, oleh jemaat Yahudi ketika Allah mengerjakan
pelepasan-pelepasan besar bagi mereka, dan oleh jemaat Kristen
ketika kerajaan Mesias didirikan di dunia kendati dengan perlawanan
dari kuasa-kuasa kegelapan: Pada waktu itu engkau akan berkata:
Aku mau bersyartikel r kepada-Mu, ya TUHAN. Jemaat yang terpencar,
karena dipersatukan di dalam satu tubuh, sebagai satu orang,
dengan satu pikiran dan satu mulut, akan memuji Allah seperti itu,
Allah yang yaitu satu dan nama-Nya satu. Pada waktu itu, ketika
Tuhan melakukan perkara-perkara besar ini bagimu, engkau akan
berkata: Aku mau bersyartikel r kepada-Mu, ya TUHAN. Maksudnya,
I. “Engkau akan mempunyai alasan untuk berkata demikian.” Janji
itu pasti, dan berkat-berkat yang terkandung di dalamnya sangat
kaya, dan apabila diberikan, akan memperlengkapi jemaat dengan
berlimpah hal untuk bersukacita, dan kemudian dengan berlim-
pah hal untuk mengucap syartikel r. Nubuat-nubuat Perjanjian
Lama tentang zaman Injil sering kali diungkapkan dengan suka-
cita dan pujian yang akan ditimbulkan ketika itu. Sebab keun-
tungan-keuntungan yang tak ternilai yang kita nikmati melalui
Yesus Kristus menuntut ucapan-ucapan syartikel r yang setinggi-
tingginya dan seluas-luasnya.
II. “Engkau akan mempunyai hati untuk berkata demikian.” Semua
karunia yang lain yang diberikan Allah kepada umat-Nya akan
dimahkotai dengan hal ini. Ia akan memberi mereka anugerah
untuk mengembalikan semua kemuliaan dari karunia-karunia itu
kepada-Nya, dan untuk berbicara tentangnya dalam segala ke-
sempatan dengan rasa syartikel r yang mendatangkan pujian bagi-
Nya. Engkau akan berkata, yaitu, engkau harus berkata demikian.
Pada waktu itu, ketika banyak orang dibawa pulang kepada Yesus
Kristus dan berduyun-duyun mendatangi-Nya seperti burung-
burung merpati terbang ke kandang mereka, bukannya iri hati
terhadap perkenanan mereka yang diterima oleh Kristus, seperti
orang-orang Yahudi iri terhadap perkenanan yang ditunjukkan
kepada bangsa-bangsa lain, engkau akan berkata: Aku mau ber-
syartikel r kepada-Mu, ya TUHAN. Perhatikanlah, kita harus bersuka-
Kitab Yesaya 12:1-3
251
cita, dan mengucap syartikel r, atas anugerah Allah kepada orang
lain dan juga kepada diri kita sendiri.
1. Orang-orang percaya di sini diajar untuk bersyartikel r kepada
Allah atas menjauhnya murka-Nya dari mereka, dan kembali-
nya perkenanan-Nya kepada mereka (ay. 1): Aku mau bersyu-
kur kepada-Mu, ya TUHAN, karena sungguhpun Engkau telah
murka terhadap aku. Perhatikanlah, bahkan kernyit dahi Allah
sekalipun tidak boleh membuat suara kita sumbang untuk
memuji Dia. Meskipun Ia murka terhadap kita, meskipun Ia
membunuh kita, kita harus menaruh kepercayaan kita ke-
pada-Nya, dan mengucap syartikel r kepada-Nya. Allah sering kali
mempunyai alasan yang tepat untuk murka terhadap kita,
tetapi kita tidak pernah mempunyai alasan apa-apa untuk
marah terhadap-Nya, atau membicarakan hal-hal lain selain
yang baik tentang Dia. Bahkan sekalipun Ia menyalahkan kita,
kita harus memuji Dia. Engkau telah murka terhadap kami,
tetapi murka-Mu telah surut. Perhatikanlah,
(1) Adakalanya Allah murka terhadap umat-Nya sendiri, dan
buah-buah dari murka-Nya memang terlihat. Dan mereka
harus memperhatikan ini, supaya mereka merendahkan
diri di bawah tangan-Nya yang kuat.
(2) Meskipun Allah bisa saja untuk sementara waktu murka
terhadap umat-Nya, namun murka-Nya pada akhirnya akan
surut. Murka-Nya hanya berlangsung sesaat, dan bukan
untuk selama-lamanya Ia hendak berbantah. Oleh Yesus
Kristus, sang Taruk dari pangkal Isai, murka Allah terhadap
umat manusia menjadi surut, sebab Dia yaitu damai se-
jahtera kita.
(3) Orang-orang yang sudah diperdamaikan dengan Allah akan
dihibur-Nya. Bahkan surutnya murka-Nya merupakan peng-
hiburan bagi mereka. Namun itu belum seberapa: mereka
yang hidup dalam damai sejahtera dengan Allah dapat ber-
megah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah
(Rm. 5:1-2). Bahkan, adakalanya Allah membawa umat-Nya
ke padang gurun, supaya di sana Ia dapat berbicara mene-
nangkan hati mereka (Hos. 2:13).
252
(4) Surutnya murka Allah, dan kembalinya penghiburan-peng-
hiburan-Nya kepada kita, haruslah menjadi pokok puji-
pujian kita yang penuh sukacita dan syartikel r.
2. Mereka diajar untuk berkemenangan dalam Allah dan kepen-
tingan mereka di dalam Dia (ay. 2): “Lihatlah (KJV), dan heran-
lah. Allah itu keselamatanku. Bukan hanya Juruselamatku,
yang oleh-Nya aku diselamatkan, melainkan juga keselamat-
anku, yang di dalam Dia aku selamat. Aku bergantung pada-
Nya sebagai keselamatanku, sebab aku telah mendapati-Nya
demikian. Ia akan mendapat kemuliaan dari semua keselamat-
an yang telah dikerjakan untukku, dan hanya dari Dia aku
akan mengharapkan keselamatan-keselamatan yang kuperlu-
kan lebih jauh, dan bukan dari bukit-bukit dan gunung-gu-
nung. Jika Allah yaitu keselamatanku, jika Ia mengerjakan
keselamatan kekalku, maka aku akan percaya kepada-Nya un-
tuk mempersiapkanku bagi keselamatan kekal itu, dan men-
jagaku untuk sampai padanya. Aku akan mempercayakan
kepada-Nya semua masalah duniawiku, tanpa ragu bahwa Ia
akan membuat semuanya bekerja demi kebaikanku. Aku akan
yakin, yaitu aku akan selalu berpikiran tenang.” Perhatikan-
lah, orang-orang yang memiliki Allah sebagai keselamatan
mereka dapat menikmati diri mereka dengan rasa aman yang
kudus dan pikiran yang tenteram. Hendaklah iman kepada
Allah sebagai keselamatan kita sungguh,
(1) Meredam ketakutan-ketakutan kita. Kita harus percaya de-
ngan tidak gementar, dengan tidak takut bahwa Allah yang
kita percayai akan mengecewakan kita. Tidak, tidak ada
bahaya seperti itu. Dengan tidak takut terhadap makhluk
apa saja, seberapa tangguh dan begitu mengancamnya me-
reka itu. Perhatikanlah, iman kepada Allah yaitu penawar
yang mujarab melawan ketakutan-ketakutan yang mere-
sahkan dan menyiksa.
(2) Menopang harapan-harapan kita. Bukankah Tuhan Yeho-
vah yaitu keselamatan kita? Maka Ia akan menjadi ke-
kuatan dan mazmur kita. Ada pekerjaan yang harus kita
lakukan dan godaan-godaan yang harus kita tolak, dan kita
dapat bergantung pada-Nya untuk memampukan kita
melakukan keduanya, untuk menguatkan dan meneguhkan
Kitab Yesaya 12:1-3
253
kita oleh Roh-Nya di dalam batin kita, sebab Dia yaitu
kekuatan kita. Anugerah-Nya yaitu kekuatan kita, dan
anugerah itu akan cartikel p bagi kita. Ada banyak permasa-
lahan yang harus kita lalui, dan kita harus bersiap-siap
menghadapi kesedihan-kesedihan dalam lembah air mata.
Kita dapat bergantung pada-Nya untuk menghibur kita
dalam segala penderitaan, sebab Dia yaitu mazmur kita.
Ia memberikan nyanyian-nyanyian di malam hari. Jika kita
menjadikan Allah sebagai kekuatan kita, dan menaruh
pengharapan kita kepada-Nya, maka Ia akan menjadi ke-
kuatan kita. Jika kita menjadikan-Nya sebagai mazmur
kita, dan menggantungkan penghiburan kita pada-Nya,
maka Ia akan menjadi mazmur kita. Banyak orang Kristen
yang baik memiliki Allah sebagai kekuatan mereka, namun
mereka tidak memiliki-Nya sebagai mazmur mereka. Mere-
ka berjalan di dalam kegelapan: tetapi terang ditunjukkan
kepada mereka. Orang yang memiliki Allah sebagai kekuat-
an mereka harus menjadikan Dia sebagai mazmur mereka,
yaitu memberi-Nya kemuliaan untuk itu (lihat Mzm. 68:36)
dan mengambil bagi diri mereka sendiri penghiburan dari-
nya, sebab Ia akan menjadi keselamatan mereka. Cermati-
lah gelar yang diberikan di sini kepada Allah: Yah, Yehovah
(TB: TUHAN ALLAH). Yah yaitu singkatan dari Yehovah,
dan keduanya menandakan kekekalan-Nya dan ketidak-
berubahan-Nya, yang merupakan penghiburan besar bagi
orang-orang yang bergantung pada-Nya sebagai kekuatan
dan mazmur mereka. Sebagian orang memandang bahwa
Yah menandakan Anak Allah yang menjadi manusia. Ia
yaitu Yehovah, dan kita dapat bermegah di dalam Dia
sebagai kekuatan, mazmur, dan keselamatan kita.
3. Mereka harus mengambil penghiburan bagi diri mereka sendiri
dari kasih Allah dan dari semua tanda kasih itu (ay. 3): “Maka,
karena Tuhan Yehovah yaitu kekuatan dan mazmurmu, dan
akan menjadi keselamatanmu, maka kamu akan menimba air
dengan kegirangan.” Perhatikanlah, jaminan-jaminan yang te-
lah diberikan Allah kepada kita akan kasih-Nya, dan peng-
alaman-pengalaman yang telah kita miliki akan manfaat dan
penghiburan dari anugerah-Nya, haruslah sangat mendorong
iman kita kepada-Nya dan apa yang kita harapkan dari-Nya:
254
“Dari mata air keselamatan di dalam Allah, yang merupakan
sumber dari semua kebaikan bagi umat-Nya, kamu akan me-
nimba air dengan kegirangan. Perkenanan Allah akan mengalir
kepadamu, dan kamu akan mendapatkan penghiburan dari-
nya dan memanfaatkan buah-buah yang terberkati darinya.”
Perhatikanlah,
(1) Janji-janji Allah yang disingkapkan, disahkan, dan diberi-
kan kepada kita, di dalam ketetapan-ketetapan-Nya, yaitu
mata air keselamatan. Mata air Juruselamat (demikian se-
bagian orang membacanya), sebab di dalamnya Jurusela-
mat dan keselamatan diberitahukan kepada kita dan dise-
rahkan bagi kita.
(2) Sudah menjadi tugas kita, dengan iman, untuk menimba
dari mata air ini, untuk mengambil bagi diri kita sendiri ke-
untungan dan penghiburan yang tersimpan bak harta bagi
kita di dalamnya, seperti orang yang mengakui bahwa se-
mua mata air kita yang segar ada di sana, dan semua
sungai kita yang segar mengalir dari sana (Mzm. 87:7).
(3) Air harus ditimba dari mata air keselamatan dengan kese-
nangan dan kepuasan yang amat besar. Sudah menjadi
kehendak Allah supaya kita bersukacita di hadapan-Nya
dan bersukacita di dalam Dia (Ul. 26:11), bersuka di rumah
doa-Nya (Yes. 56:7), dan menjalankan perayaan-perayaan-
Nya dengan gembira (Kis. 2:46).
Kidung Pujian
(12:4-6)
4 Pada waktu itu kamu akan berkata: “Bersyartikel rlah kepada TUHAN, panggil-
lah nama-Nya, beritahukanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa,
masyhurkanlah, bahwa nama-Nya tinggi luhur! 5 Bermazmurlah bagi TUHAN,
sebab perbuatan-Nya mulia; baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi!
6 Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab Yang Maha-
kudus, Allah Israel, agung di tengah-tengahmu!”
Ini yaitu bagian kedua dari nyanyian Injil ini, dan tujuannya sama
dengan bagian sebelumnya. Di sana orang-orang percaya menggugah
diri mereka sendiri untuk memuji Allah, sementara di sini mereka
mengundang dan mendorong satu sama lain untuk melakukannya,
dan berusaha menyebarkan pujian bagi-Nya dan menarik orang lain
untuk bergabung bersama-sama mereka di dalamnya. Cermatilah,
Kitab Yesaya 12:4-6
255
I. Siapa yang di sini dipanggil untuk memuji Allah, yaitu penduduk
Sion dan Yerusalem, yang secara istimewa sudah dilindungi Allah
dari serangan Sanherib (ay. 6). Mereka yang telah menerima per-
kenanan-perkenanan istimewa dari Allah harus paling terdepan
dan bersemangat dalam memuji Dia. Jemaat Injil yaitu Sion.
Kristus yaitu Raja Sion. Mereka yang mempunyai tempat dan
nama di dalam jemaat haruslah berusaha menyebarkan pengenal-
an akan Kristus dan membawa banyak orang kepada-Nya. Hai pen-
duduk Sion. Kata “penduduk” di sini mengandung arti kaum perem-
puan. Hendaklah kaum yang lemah menjadi kuat di dalam Tuhan,
maka dari mulut mereka pujian akan disempurnakan.
II. Bagaimana mereka harus memuji Tuhan.
1. Dengan doa: Panggillah nama-Nya. Seperti halnya mengucap
syartikel r atas rahmat yang telah diterima sebelumnya yaitu
cara yang patut untuk memohon rahmat berikutnya, demikian
pula memohon rahmat berikutnya akan diterima dengan pe-
nuh anugerah sebagai pengakuan yang penuh syartikel r akan
rahmat-rahmat yang sudah kita terima. Dalam memanggil
nama Allah, kita memberikan kepada-Nya kemuliaan yang la-
yak bagi nama-Nya sebagai pemberi yang berkuasa dan murah
hati.
2. Dengan memberitakan dan menulis. Kita tidak saja harus ber-
bicara kepada Allah, tetapi juga berbicara kepada orang lain
tentang Dia, tidak hanya memanggil nama-Nya, tetapi juga
(seperti dalam tafsiran yang agak luas) menyatakan nama-Nya.
Biarlah orang lain mengetahui dari kita sesuatu yang lebih
tentang Allah daripada yang mereka ketahui sebelumnya, dan
mengetahui perkara-perkara yang dengannya Ia telah menya-
takan diri-Nya. Beritahukanlah perbuatan-Nya, nasihat-nasi-
hat-Nya (demikian sebagian orang membacanya). Pekerjaan
penebusan yaitu sesuai dengan maksud dan kehendak-Nya,
dan di dalam pekerjaan itu serta pekerjaan-pekerjaan menak-
jubkan lain yang telah dilakukan-Nya kita harus memperhati-
kan apa maksud-Nya untuk kita (Mzm. 40:6). Beritahukanlah
ini di antara bangsa-bangsa, di antara bangsa-bangsa kafir,
supaya mereka dibawa ke dalam persekutuan dengan Israel
dan Allah Israel. Ketika para rasul memberitakan Injil ke se-
mua bangsa, mulai dari Yerusalem, maka nas Kitab Suci ini
256
pun digenapi, bahwa perbuatan-Nya akan diberitahukan di
antara bangsa-bangsa, dan bahwa apa yang telah dilakukan-
Nya akan diketahui di seluruh bumi.
3. Dengan kegembiraan yang kudus dan sukacita yang meluap-
luap: “Berserulah dan bersorak-sorailah. Sambutlah Injil dalam
dirimu sendiri dan beritakanlah itu kepada orang lain dengan
sorak-sorai dan seruan-seruan yang lantang, seperti orang
yang menyerukan nyanyian kemenangan (Kel. 32:18) atau
yang bersorak untuk penobatan raja” (Bil. 23:21).
III. Untuk apa mereka harus memuji Tuhan.
1. Karena Dia telah memuliakan diri-Nya sendiri. Ingatlah sendiri
akan hal itu, dan masyhurkanlah itu kepada orang lain, bah-
wa nama-Nya tinggi luhur, nama-Nya menjadi semakin terso-
hor dan menonjol. Dalam hal ini setiap orang baik akan ber-
gembira.
2. Karena Dia telah meninggikan umat-Nya: perbuatan-Nya mulia
bagi mereka, yang membuat mereka tampak besar dan hebat.
3. Karena Dia sekarang, dan akan menjadi, besar di antara mere-
ka: Agunglah Yang Mahakudus, sebab Dia mulia dalam keku-
dusan. Ia agung, karena kudus. Kebaikan yang sejati yaitu
kebesaran yang sejati. Dia agung sebagai Yang Mahakudus,
Allah Israel, dan di tengah-tengah mereka, dipuji oleh mereka
(Mzm. 76:2), menyatakan diri-Nya di antara mereka, dan tam-
pil dengan mulia bagi mereka. Suatu kehormatan dan kebaha-
giaan bangsa Israel bahwa Allah yang mengikat perjanjian de-
ngan mereka, dan yang ada di tengah-tengah mereka, yaitu
agung secara tak terhingga.
PASAL 1 3
ampai sejauh ini, nubuat-nubuat dalam kitab ini hanya terkait
dengan Yehuda dan Israel saja, terutama Yerusalem. Akan tetapi,
kini sang nabi mulai meluaskan pandangannya dan membaca mala-
petaka bagi beragam negeri dan kerajaan sekitar, sebab Raja orang-
orang kudus juga yaitu Raja dari bangsa-bangsa dan berkuasa atas
perkara anak-anak manusia, bukan hanya perkara anak-anak-Nya
sendiri. Akan tetapi, bangsa-bangsa yang terkait dengan nubuat-
nubuat ini yaitu bangsa-bangsa yang dengan cara tertentu bergaul
dan berhubungan dengan umat Allah, yang berlaku baik atau tidak
baik terhadap Israel, dan sesuai dengan itulah Allah akan berurusan
dengan mereka, yaitu entah dengan perkenanan ataukah murka.
Sebab, bagian TUHAN ialah umat-Nya, dan mata-Nya tertuju kepada
mereka ketika Ia menjalankan tindakan pemeliharaan-Nya terkait de-
ngan orang-orang di sekeliling mereka (Ul. 32:8-9). Ancaman-ancam-
an yang kita dapati di sini melawan Babel, Moab, Damsyik, Mesir,
Tirus, dan sebagainya, dimaksudkan sebagai penghiburan bagi orang-
orang di Israel yang takut akan Allah tetapi ditekan dan ditindas oleh
tetangga-tetangga mereka yang berkuasa itu, dan sebagai peringatan
bagi orang-orang fasik di antara mereka. Jika demikian kerasnya
Allah akan membalaskan dosa orang-orang yang tidak mengenal-Nya
dan tidak mengakui nama-Nya, betapa lebih kerasnya Dia akan mem-
perlakukan orang-orang yang dipanggil dengan nama-Nya tetapi
masih saja hidup dalam pemberontakan terhadap-Nya! Dan mungkin
ditujukannya beberapa nubuat tertentu kepada bangsa-bangsa seki-
tar dapat mengundang beberapa di antaranya untuk membaca Kitab
Suci umat Yahudi, sehingga mereka dapat dibawa ke dalam agama
bangsa Yahudi tersebut. Pasal ini, dan juga pasal yang mengikutinya,
berisi sabda Allah terhadap Babel dan rajanya, yang pada saat itu
S
258
tidak begitu dikenal oleh Israel, tetapi yang seiring dengan berjalan-
nya waktu akan menjadi musuh besar mereka lebih daripada musuh-
musuh mereka sebelumnya, yang karenanya akan dibalaskan Allah
pada akhirnya. Dalam pasal ini kita mendapati,
I. Pengumpulan pasukan-pasukan yang hendak dikerahkan
untuk melawan Babel (ay. 1-5).
II. Penumpahan darah mengerikan yang akan dilakukan oleh
pasukan-pasukan itu di Babel (ay. 6-18).
III. Kehancuran dan kebinasaan Babel yang menjadi akhir se-
mua itu (ay. 19-22).
Malapetaka Babel
(13:1-5)
1 Ucapan ilahi terhadap Babel yang dinyatakan kepada Yesaya bin Amos. 2
Naikkanlah panji-panji di atas gunung yang gundul, berserulah terhadap
mereka dengan suara nyaring; lambaikanlah tangan supaya mereka masuk
ke pintu-pintu gerbang para bangsawan! 3 Aku ini telah memerintahkan
orang-orang yang Kartikel duskan, telah memanggil orang-orang perkasa-Ku un-
tuk melaksanakan hartikel man murka-Ku, orang-orang-Ku yang beria-ria dan
bangga. 4 Ada suara keramaian di atas gunung-gunung, seperti suara kum-
pulan orang yang besar jumlahnya! Suara kegaduhan dari kerajaan-kerajaan,
dari bangsa-bangsa yang berkumpul! TUHAN semesta alam sedang memerik-
sa pasukan perang 5 Mereka datang dari negeri yang jauh, ya dari ujung
langit, yaitu TUHAN serta yang melaksanakan amarah-Nya untuk merusak-
kan seluruh bumi.
Judul umum kitab ini ialah Penglihatan Yesaya bin Amos (1:1). Di
sini kita mendapati hal-hal yang dilihat Yesaya, yang diperlihatkan
dalam pikirannya dengan sama jelas dan sepenuhnya seolah-olah dia
melihatnya dengan mata jasmaninya sendiri. Akan tetapi, judul
khusus khotbah ini yaitu ucapan ilahi terhadap Babel.
1. Ucapan itu merupakan beban, suatu pelajaran yang harus mere-
ka belajar darinya (begitulah yang diartikan beberapa orang),
tetapi mereka enggan belajar darinya, dan karenanya ucapan itu
akan menjadi sebuah beban bagi ingatan mereka, atau tanggung-
an yang akan memberatkan dan membenamkan mereka. Orang-
orang yang tidak bersedia menjadikan firman Allah sebagai tem-
pat peristirahatan mereka (28:12; Yer. 6:16) akan mendapatinya
dijadikan beban bagi mereka.
2. Ucapan itu merupakan beban bagi Babel, yang pada saat itu me-
rupakan bagian dari kerajaan Asyur (dengan Niniwe sebagai pusat
Kitab Yesaya 13:1-5
259
kotanya), tetapi tidak lama kemudian memberontak terhadapnya
dan menjadi kerajaan yang berdiri sendiri, yang juga sangat dig-
daya, semasa Raja Nebukadnezar. Mengenai Nebukadnezar ini
sang nabi kemudian menubuatkan ditawannya bangsa Yahudi di
Babel (39:6). Di sini dia menubuatkan mengenai ganjaran yang
akan dilayangkan Allah kepada Babel karena kejahatan yang me-
reka lakukan terhadap umat-Nya. Dalam ayat-ayat di atas sebuah
seruan untuk berkumpul dilayangkan kepada bangsa-bangsa
kuat dan suka berperang, untuk Allah pakai sebagai alat penum-
pahan amarah-Nya untuk menghancurkan Babel. Dia kemudian
menamakan mereka (ay. 17) orang Madai, yang bersama-sama de-
ngan bangsa Persia, di bawah pemerintahan Darius dan Koresh,
mendatangkan kehancuran bagi kerajaan Babel.
I. Tempat yang akan ditimpa petaka kehancuran yaitu kerajaan
Babel, yang di sini dinamakan pintu-pintu gerbang para bangsa-
wan (ay. 2), karena banyaknya rumah-rumah kediaman bangsa-
wan di dalamnya, indah dan berperabot mewah, yang akan meng-
undang kedatangan musuh yang berharap mendapatkan barang-
barang jarahan berharga. Pintu-pintu gerbang para bangsawan itu
kokoh dan dijaga ketat, tetapi tetap tidak akan sanggup memben-
dung orang-orang yang datang untuk melaksanakan penghartikel m-
an Allah. Di hadapan kekuatan dan murka-Nya, istana-istana
menjadi tidak lebih dari sekadar pondok belaka. Bukan hanya
pintu-pintu gerbang para bangsawan itu saja, seluruh bumi juga
turut dihancurkan (ay. 5), sebab meskipun para bangsawanlah
yang memimpin penganiayaan dan penindasan terhadap umat
Allah, seluruh negeri menyepakati tindakan mereka itu.
II. Di sini, orang-orang yang dipanggil untuk meluluhlantakkan Ba-
bel disebut,
1. Orang-orang yang dikuduskan Tuhan (ay. 3), dirancangkan un-
tuk melakukan pelayanan ini dan dipisahkan untuk itu oleh
tujuan dan pemeliharaan Allah. Mereka dibebaskan dari ran-
cangan-rancangan lain supaya benar-benar mengerahkan diri
untuk pelayanan itu. Dengan demikian mereka dilayakkan un-
tuk memenuhi syarat bagi panggilan mereka, sebab jika Allah
memakai manusia untuk melakukan suatu pekerjaan, Dia
juga akan memperlengkapi mereka untuk itu. Ini juga berarti
260
bahwa Allah memaksudkan pelayanan ini sebagai sebuah pe-
perangan suci, meskipun maksud mereka tidaklah demikian.
Mereka hanyalah berencana untuk memperluas kekuasaan
mereka, tetapi Allah merancangkannya sebagai pembebasan
bagi umat-Nya dan sebagai perlambangan dari kehancuran
Babel Perjanjian Baru. Koresh, orang yang terutama terlibat
dalam perkara ini, layak disebut sebagai yang dikuduskan,
sebab dia diurapi oleh Allah (45:1) dan merupakan perlambang
dari Dia yang akan datang. Semua prajurit, terutama yang ber-
juang demi peperangan Tuhan, haruslah orang-orang yang di-
kuduskan dalam artian yang paling tegas, tetapi mengheran-
kan bahwa orang-orang yang menentukan nyawa para prajurit
itu dalam tangan mereka malah lancang bersikap cemar.
2. Mereka disebut sebagai orang-orang perkasa Allah, sebab ke-
kuatan mereka berasal dari Allah dan kini harus dipakai un-
tuk-Nya. Mengenai Koresh dikatakan bahwa dalam penugasan
ini, Allah memegang tangan kanannya (45:1). Orang-orang yang
dikuduskan Allah yaitu orang-orang perkasa-Nya. Mereka
yang dipanggil Allah, dibuat-Nya layak, dan mereka yang diku-
duskan-Nya, dikuatkan-Nya di dalam roh.
3. Mereka dikatakan beria-ria dalam kemuliaan-Nya, yakni mela-
yani kemuliaan-Nya dan tujuan-tujuan kemuliaan-Nya itu de-
ngan riang gembira. Meskipun Koresh tidak mengenal Allah
dan tidak benar-benar merencanakan kemuliaan bagi-Nya da-
lam perbuatannya, Allah tetap memakainya sebagai hamba-
Nya (45:4, Aku memanggil engkau dengan namamu, sebagai
hamba-Ku, sekalipun engkau tidak mengenal Aku), dan dia
beria-ria dalam kemenangan-kemenangan yang dipakai Allah
untuk meninggikan nama-Nya.
4. Jumlah mereka amat banyak, suatu keramaian, kumpulan orang
yang besar jumlahnya, bangsa-bangsa (ay. 4), bukan orang-
orang kasar dan liar, melainkan pasukan-pasukan yang terlatih
dan teratur, yang biasanya berasal dari kerajaan-kerajaan yang
tertata dengan baik. Allah yang agung memiliki pasukan yang
siap menjalankan perintah-Nya.
5. Mereka berasal dari tempat yang jauh: Mereka datang dari ne-
geri yang jauh, ya dari ujung langit. Negeri Asyur yang luas ter-
letak di antara Babel dan Persia. Allah justru dapat membuat
orang-orang yang berasal dari tempat yang sangat jauh, dan
Kitab Yesaya 13:1-5
261
karena itu tidak begitu ditakuti, menjadi bencana dan mala-
petaka bagi musuh-musuh-Nya.
III. Panggilan yang diberikan kepada mereka amatlah ampuh, mereka
langsung patuh, dan kemunculan mereka amat dahsyat: Panji-
panji dinaikkan di atas gunung yang gundul (ay. 2). Panji-panji
Allah sudah terpancang, sebuah bendera perseteruan sudah
dikibarkan untuk menantang Babel. Bendera itu dipasang tinggi-
tinggi, sehingga semua orang bisa melihatnya. Siapa pun yang
bersedia boleh datang dan bergabung di bawahnya, dan mereka
akan langsung diambil menjadi bagian dari pekerjaan Allah.
Orang-orang yang sedang mencari-cari sukarelawan harus ber-
seru dengan suara nyaring untuk mengumumkan, untuk mengga-
lakkan para serdadu supaya berdatangan. Mereka harus melam-
baikan tangan, untuk memanggil orang-orang yang masih jauh
dan untuk menyemangati yang sudah bergabung. Dan mereka
tidak akan sia-sia melakukan semua itu. Allah sudah memerin-
tahkan dan memanggil orang-orang yang sudah dirancangkan
untuk dipakai-Nya (ay. 3) dan kuasa menyertai panggilan dan
perintah-Nya, yang tidak mungkin ditampik. Dia yang memampu-
kan manusia untuk melayani-Nya juga dapat membuat mereka
rela melakukannya, jika itu memang keinginan-Nya. Tuhan se-
mesta alam-lah yang sedang memeriksa pasukan perang (ay. 4).
Dia mengerakkan mereka, menyatukan mereka, mengatur mere-
ka, menelaah mereka, menghitung jumlah mereka dengan tepat
dalam daftar-Nya, dan memastikan mereka semua berada di
posisi masing-masing, serta memberikan perintah yang mereka
perlukan. Perhatikanlah, seluruh pasukan perang ada di bawah
perintah Tuhan semesta alam. Dan yang membuat mereka benar-
benar perkasa dan menakutkan ialah bahwa saat mereka datang
untuk melawan Babel, Tuhan juga datang dan membawa mereka
bersama-Nya sebagai senjata untuk melaksanakan amarah-Nya
(ay. 5). Perhatikanlah, penguasa-penguasa dan pasukan-pasukan
yang tangguh hanyalah sekadar alat saja di tangan Allah, senjata
yang hendak dipakai-Nya untuk melakukan pekerjaan-Nya, dan
murka-Nyalah yang mempersenjatai mereka dan membuat mere-
ka berhasil.
262
Malapetaka Babel
(13:6-18)
6 Merataplah sebab hari TUHAN sudah dekat, datangnya sebagai pemusnah-
an dari Yang Mahakuasa. 7 Sebab itu semua tangan akan menjadi lemah lesu,
setiap hati manusia akan menjadi tawar, 8 dan mereka akan terkejut. Sakit
mulas dan sakit beranak akan menyerang mereka, mereka akan menggeliat
kesakitan seperti perempuan yang melahirkan. Mereka akan berpandang-
pandangan dengan tercengang-cengang, muka mereka seperti orang yang
demam. 9 Sungguh, hari TUHAN datang dengan kebengisan, dengan gemas
dan dengan murka yang menyala-nyala, untuk membuat bumi menjadi sunyi
sepi dan untuk memunahkan dari padanya orang-orang yang berdosa. 10
Sebab bintang-bintang dan gugusan-gugusannya di langit tidak akan me-
mancarkan cahayanya; matahari akan menjadi gelap pada waktu terbit, dan
bulan tidak akan memancarkan sinarnya. 11 Kepada dunia akan Kubalaskan
kejahatannya, dan kepada orang-orang fasik kesalahan mereka; kesombong-
an orang-orang pemberani akan Kuhentikan, dan kecongkakan orang-orang
yang gagah akan Kupatahkan. 12 Aku akan membuat orang lebih jarang dari
pada emas tua, dan manusia lebih jarang dari pada emas Ofir. 13 Sebab itu
Aku akan membuat langit gemetar, dan bumipun akan bergoncang dari
tempatnya, pada waktu amarah TUHAN semesta alam, dan pada hari murka-
Nya yang menyala-nyala. 14 Seperti kijang yang dikejar-kejar dan seperti dom-
ba yang tidak digembalakan, demikianlah mereka akan berpaling, masing-
masing kepada bangsanya, dan melarikan diri, masing-masing ke negerinya.
15 Setiap orang yang didapati akan ditikam, dan setiap orang yang tertangkap
akan rebah mati oleh pedang. 16 Bayi-bayi mereka akan diremukkan di depan
mata mereka, rumah-rumah mereka akan dirampoki, dan isteri-isteri mereka
akan ditiduri. 17 Lihat, Aku menggerakkan orang Madai melawan mereka,
orang-orang yang tidak menghiraukan perak dan tidak suka kepada emas. 18
Panah-panah mereka akan menembus orang-orang muda; mereka tidak akan
sayang kepada buah kandungan, dan mereka tidak menaruh kasihan kepada
anak-anak.
Di sini kita mendapati gambaran yang begitu hidup dan tegas menge-
nai kekacauan besar dan kehancuran yang akan menimpa Babel saat
orang-orang Madai dan Persia turun ke sana. Orang-orang yang seka-
rang aman dan nyaman diimbau untuk meratap dan mengeluarkan
raungan sedih, sebab,
I. Allah hendak muncul dalam murka-Nya melawan mereka, dan
menakutkan sekali jatuh ke dalam tangan-Nya: Hari Tuhan sudah
dekat (ay. 6), hari penghakiman, saat Allah akan bertindak seba-
gai pembalas dendam yang adil bagi umat-Nya sendiri dan per-
kara kaum-Nya yang teraniaya. Dan ada orang-orang yang memi-
liki alasan untuk gemetar saat hari itu datang. Hari Tuhan datang
(ay. 9). Sekarang manusia menikmati hari-hari mereka dan me-
nyangka akan selamanya begitu, tetapi Allah menertawakan mere-
ka, sebab Dia melihat bahwa harinya sudah dekat (Mzm. 37:13).
Kemarahan bukanlah sifat Allah, tetapi hari pembalasan-Nya
Kitab Yesaya 13:6-18
263
terhadap Babel dikatakan penuh dengan kebengisan, dengan
gemas dan dengan murka yang menyala-nyala. Allah akan
menindak mereka dengan keras karena kekejaman yang me-
reka lakukan terhadap umat Allah. Terhadap yang menentang,
terhadap yang kejam, dia akan menentang mereka, bertindak
kejam, dan memberikan darah kepada orang yang haus darah
untuk minum.
II. Hati mereka akan menjadi tawar, dan mereka tidak akan lagi me-
miliki keberanian maupun penghiburan. Mereka tidak akan mam-
pu menahan penghakiman yang akan menimpa atau menang-
gungnya, tidak sanggup melawan musuh ataupun menyokong diri
mereka sendiri (ay. 7-8). Orang-orang yang bersikap sombong,
congkak, dan gagah (ay. 11) semasa keadaan aman, akan menjadi
lemas dan panik saat kesulitan mendera: semua tangan akan
menjadi lemah lesu dan tak mampu mengangkat senjata, dan se-
tiap hati manusia akan menjadi tawar, sehingga mereka akan
pasrah saja untuk mati karena ketakutan. Sengatan rasa takut
mereka akan seperti rasa sakit seorang perempuan yang sedang
melahirkan, dan mereka akan berpandang-pandangan dengan
tercengang-cengang. Saat mereka takut, mereka juga akan saling
menularkan rasa takut satu dengan yang lainnya. Mereka akan
tercengang-cengang menyaksikan orang-orang yang dulunya amat
tangguh dan berani menjadi gemetaran. Atau, mereka akan
tercengang dan berpandang-pandangan seperti orang-orang yang
sedang kebingungan (Kej. 42:1). Muka mereka seperti orang yang
demam, pucat seperti kena demam, karena begitu takutnya (begi-
tulah penafsiran beberapa orang), atau merah seperti halnya rupa
api, tersipu karena kepengecutan mereka. Atau wajah mereka
akan seperti wajah yang terbakar api, atau seperti wajah orang-
orang yang bekerja di dekat api, rupa mereka lebih hitam dari
pada jelaga, atau seperti kirbat yang diasapi (Mzm. 119:83)
III. Seluruh penghiburan dan harapan akan raib bagi mereka (ay. 10).
Bintang-bintang dan gugusan-gugusannya di langit tidak akan
memancarkan cahayanya, melainkan terselubung awan dan men-
dung. Matahari akan menjadi gelap pada waktu terbit, terbit de-
ngan benderang, namun lenyap lagi, tanda jelas mengenai cuaca
yang buruk. Mereka akan seperti orang-orang yang putus harap-
264
an saat terombang-ambing di laut, ketika matahari ataupun bin-
tang-bintang tidak kelihatan (Kis. 27:20). Keadaan itu akan sama
menakutkannya bagi mereka seperti bagi bumi saat seluruh ben-
da-benda langit berubah menjadi kegelapan, mirip dengan hari
penghakiman, saat matahari akan menjadi kegelapan. Jadi keada-
an langit yang tidak menentu merupakan tanda ketidaksenangan
Allah di sorga. Saat kegelapan melingkupi bumi, keadaannya tidak
begitu menakutkan jika segala hal di atas tetap cerah. Tetapi, jika
kita bahkan tidak mendapatkan penghiburan dari sana, dari mana
lagi datangnya penghiburan kita?
IV. Allah akan melawat mereka karena kesalahan mereka, dan semua
ini dimaksudkan sebagai penghartikel man atas dosa, terutama dosa
kecongkakan (ay. 11). Ini serupa dengan mencampurkan tetum-
buhan pahit dan empedu ke dalam kesukaran dan kesengsaraan,
1. Bahwa dosa kini harus mendapatkan penghartikel mannya. Mes-
kipun Babel yaitu sebuah dunia kecil, tetapi karena kejahat-
annya, dunia itu tidak akan luput dari penghartikel man. Dosa
membawa kehancuran kepada dunia orang fasik, dan saat
kerajaan-kerajaan di bumi ini saling berselisih satu sama lain-
nya, itu yaitu buah dari pertentangan Allah dengan mereka.
2. Bahwa kecongkakan kini harus mengalami kejatuhan: kecong-
kakan orang-orang yang gagah kini harus dipatahkan, ter-
utama kecongkakan Nebukadnezar dan putranya Belsyazar,
yang dalam kesombongan mereka, telah menindas dan berlaku
keji terhadap umat Allah. Keangkuhan merendahkan orang.
V. Akan ada pembantaian besar-besaran sampai-sampai menjadikan
manusia begitu langka (ay. 12): Aku akan membuat orang lebih
jarang dari pada emas tua. Kalian tidak akan bisa memiliki se-
orang pun untuk dipekerjakan dalam urusan negeri, tidak ada
seorang pun untuk didaftarkan dalam pasukan, tidak ada seorang
lelaki pun untuk dijodohkan dengan anak perempuanmu, untuk
membangun sebuah keluarga, bahkan seandainya kalian rela
membayar demi menemukan seorang saja. Pasukan dari bangsa-
bangsa sekitar tidak mau disewa untuk melayani raja Babel, se-
bab mereka melihat segala hal menentang dia. Negara-negara
yang padat akan segera lengang karena perang. Dan Allah dapat
segera membuat kerajaan yang tadinya disukai dan dikagumi,
Kitab Yesaya 13:6-18
265
menjadi ditakuti dan dijauhi oleh semuanya, layaknya sebuah ba-
ngunan yang hendak roboh, atau kapal yang hendak tenggelam.
VI. Akan ada kekacauan dan kegentaran hebat, begitu kacau-balau-
nya keadaan mereka sampai-sampai langit bagaikan gemetar oleh
gemuruh-gemuruh yang menakutkan dan bumi pun akan bergon-
cang oleh gempa-gempa yang tidak kalah menakutkannya. Se-
muanya akan menjadi puing dan reruntuhan pada hari amarah
Tuhan semesta alam (ay. 13). Kegentaran seperti itulah yang men-
cengkeram semangat mereka, sehingga Babel yang tadinya seperti
singa yang mengaum-ngaum dan beruang yang murka, akan
menjadi seperti kijang yang dikejar-kejar dan seperti domba yang
tidak digembalakan (ay. 14). Pasukan prajurit yang mereka giring
ke medan perang, yang terdiri dari kumpulan-kumpulan beragam
bangsa (sebagaimana layaknya pasukan yang besar), akan sebe-
gitu tawar hatinya karena pemahaman mereka sendiri dan begitu
tercerai-berainya oleh pedang musuh mereka sampai-sampai me-
reka akan berpaling, masing-masing kepada bangsanya, masing-
masing akan membelot demi keselamatannya sendiri. Semua orang
yang gagah perkasa kehilangan kekuatannya (Mzm. 76:6) dan meng-
ambil langkah seribu.
VII. Akan ada pemandangan berdarah dan kengerian, seperti yang
biasanya terjadi saat pedang dihunus. Tidaklah mengherankan
jika setiap orang berusaha melarikan diri, sebab sang penakluk
tidak akan memberi ampun, tetapi akan melibas semuanya de-
ngan pedang, dan bukan hanya begitu terhadap orang-orang
yang bersenjata saja, seperti yang biasanya dilakukan para
penjagal yang terkejam (ay. 15): Setiap orang yang didapati hidup
akan ditikam, segera setelah dia terbukti sebagai orang Babel.
Malahan, oleh karena pedang tersebut akan melahapnya dan
juga melahap yang lainnya, setiap orang yang tertangkap akan
rebah mati oleh pedang. Semua orang dari bangsa-bangsa lain
yang bersekutu dengan mereka akan ditumpas bersama-sama
dengan mereka. Memang berbaur dalam pergaulan buruk dan
membantu orang-orang yang hendak dihancurkan Allah itu
yaitu perbuatan yang berbahaya. Orang-orang yang bergabung
dengan Babel harus bersiap ditimpa malapetakanya juga (Why.
18:4). Dan karena hartikel m alam yang paling sakral dan hartikel m
266
kemanusiaan juga dibungkam oleh gejolak perang (meskipun
keduanya tidak bisa ditiadakan), para penakluk, dengan cara
mereka yang paling keji, akan meremukkan bayi-bayi dan meni-
duri istri-istri mereka. Jusque datum sceleri – kejahatan akan me-
rajalela (ay. 16). Begitulah mereka sudah memperlakukan umat
Allah (Rat. 5:11), dan kini mereka akan diganjar dengan balasan
yang setimpal (Why. 13:10). Sudah dinubuatkan sebelumnya
(Mzm. 137:9) bahwa anak-anak Babel akan dipecahkan pada bu-
kit batu. Sekeji dan sejahat apa pun orang-orang yang melakukan
itu, Allah bersikap adil dengan memastikan hal serupa ditim-
pakan, dan ditimpakan di depan mata mereka, untuk mendatang-
kan kengerian dan ketakutan bagi mereka. Adil juga jika rumah-
rumah yang sudah mereka jejali dengan barang-barang rampasan
dari Israel akan dirampoki dan dijarah. Apa yang diperoleh dengan
kekerasan biasanya akan lenyap dengan cara yang sama.
VIII. Musuh yang akan dikirimkan Allah untuk melawan mereka
tidak akan bisa terbendung, mungkin karena mereka termakan
oleh hasutan atau karena mereka memiliki kebencian yang luar
biasa terhadap Babel. Atau, dengan cara apa pun yang bisa
dipakai untuk menimpakan semua ini, Allah sendirilah yang
akan menggerakkan orang Madai untuk berlaku sekejam itu
terhadap orang-orang Babel. Dia tidak hanya akan melaksana-
kan tujuan-tujuan-Nya sendiri melalui kesigapan dan rancangan
mereka, tetapi juga akan menaruh hal-hal itu dalam hati mereka
untuk melakukan penyerangan ini terhadap Babel, dan mengge-
rakkan mereka untuk melangsungkannya dengan angkara yang
menyala-nyala. Allah bukanlah pencipta dosa, tetapi Dia tidak
akan mengizinkan dosa jika tidak tahu bagaimana mendatang-
kan kemuliaan bagi-Nya dari balik semua itu. Orang-orang Madai
ini, bersama-sama dengan bangsa Persia, akan menuntaskan
tugas tersebut, sebab,
1. Mereka tidak akan menerima suap (ay. 17). Manusia rela
memberikan segala yang mereka punya demi mempertahan-
kan nyawa mereka, tetapi orang-orang Madai ini tidak menghi-
raukan perak. Mereka hanya haus akan darah saja, bukan
emas. Di hadapan mereka, harta tidaklah mempan menjadi
ganti tebusan nyawa.
Kitab Yesaya 13:19-22
267
2. Mereka tidak akan menaruh belas kasihan (ay. 18), tidak ter-
hadap orang-orang muda yang sedang merekah di usia belia.
Mereka akan menembaki orang-orang muda itu dengan pa-
nah, yang lalu menembus mereka. Tidak juga ada belas ka-
sihan terhadap kanak-kanak yang masih polos. Mereka tidak
akan sayang kepada buah kandungan, atau menaruh kasihan
kepada anak-anak, yang tangisan dan ketakutannya disang-
ka orang akan ampuh untuk membuat mata yang sekeras
pualam pun berlinang, dan meluluhkan hati yang berang.
Ambillah jeda sejenak di sini dan renungkanlah,
(1) Bahwa manusia bisa sekejam dan sekeji itu, dan sama
sekali tidak memiliki belas kasihan. Di dalamnya, lihatlah
betapa sifat manusia sudah menjadi bobrok dan merosot.
(2) Bahwa Allah yang memiliki belas kasihan yang tidak ter-
batas pun bersabar menahannya, bahkan menjadikannya
sarana untuk melangsungkan keadilan-Nya, yang menun-
jukkan bahwa meskipun Dia pengampun, Dia juga yaitu
Allah yang membalaskan dendam.
(3) Bahwa bayi-bayi kecil, yang tidak bersalah atas dosa apa
pun, harus teraniaya seperti itu, yang menunjukkan ada-
nya dosa mula-mula yang merampas kehidupan segera
setelah kehidupan itu baru saja dimulai.
Malapetaka Babel
(13:19-22)
19 Dan Babel, yang permai di antara kerajaan-kerajaan, perhiasan orang Kas-
dim yang megah, akan sama seperti Sodom dan Gomora pada waktu Allah
menunggangbalikkannya: 20 tidak ada penduduk untuk seterusnya, dan tidak
ada penghuni turun-temurun; orang Arab tidak akan berkemah di sana, dan
gembala-gembala tidak akan membiarkan hewannya berbaring di sana; 21
tetapi yang akan berbaring di sana ialah binatang gurun, dan rumah-rumah
mereka akan penuh dengan burung hantu; burung-burung unta akan diam
di sana, dan jin-jin akan melompat-lompat; 22 anjing-anjing hutan akan me-
nyalak di dalam puri-purinya, dan serigala-serigala di dalam istana-istana
kesenangan. Waktunya akan datang segera, dan usianya tidak akan diper-
panjang.
Di sini, malapetaka dan kehancuran besar yang sudah dinubuatkan
akan terjadi lewat orang-orang Madai dan Persia itu dituntaskan
dengan kehancuran terakhirnya.
268
1. Dikatakan bahwa Babel yaitu kota yang mulia. Kota permai di
antara kerajaan-kerajaan, perhiasan orang Kasdim yang megah.
Babel merupakan kepala yang dari emas itu (Dan. 2:37-38), di-
namakan ratu atas kerajaan-kerajaan (47:5), negeri pujian seluruh
bumi (Yer. 51:41), seperti kijang yang menyenangkan (begitulah
arti kata aslinya), tetapi nantinya akan menjadi seperti seekor
kijang yang dikejar-kejar (ay. 14). Bangsa Kasdim bermegah dalam
keindahan dan kekayaan kota mereka yang ramai itu.
2. Sudah dinubuatkan bahwa Babel akan dihancurkan seluruhnya,
bagaikan Sodom dan Gomora, tidak dengan cara yang begitu
ajaib, ataupun begitu tiba-tiba, tetapi sama dahsyatnya itu, mes-
kipun berlangsung sedikit demi sedikit. Dan kehancuran yang
akan menimpa mereka akan serupa dengan yang menimpa Sodom,
yaitu saat mereka merasa aman, saat sedang makan dan minum
(Luk. 17:28-29). Babel diduduki saat Belsyazar sedang berpesta-
pora. Dan meskipun Koresh dan Darius tidak merobohkannya, te-
tapi kota itu diganyang dan lambat laun berubah menjadi puing-
puing saja. Di sini dinubuatkan (ay. 20) tidak ada penduduk untuk
seterusnya. Di zaman Adrianus tidak ada yang tersisa kecuali
temboknya. Dan jika tentang Niniwe, kota agung itu, dikatakan
bahwa saat kota itu ditinggalkan dan menjadi kosong, masih ada
kawanan ternak yang berbaring di tengah-tengahnya, mengenai
Babel di sini dikatakan bahwa orang Arab, yang yaitu gembala-
gembala, tidak akan membiarkan hewannya berbaring di sana.
Negeri itu akan menjadi demikian tandusnya sampai-sampai tidak
ada lagi padang rumput di sana. Tidak, bukan untuk domba. Ma-
lah, tempat itu menjadi sarang binatang gurun, yang menyukai
kesunyian. Rumah-rumah Babel, di mana para putra dan putri-
nya dulu beria-ria, akan penuh dengan burung hantu, burung-
burung unta dan jin-jin, yang juga ketakutan dan menyepi ke sana,
tempat yang cocok buat mereka, dan sudah menakut-nakuti
semua orang yang tadinya ada di tempat itu. Para ahli sejarah
mengatakan bahwa semua ini benar-benar tergenapi tepat seperti
yang dikatakan. Benjamin Bar-Jona, dalam karyanya Itinerary,
berbicara tentang Babel seperti ini: “Inilah Babel yang lebarnya
dulu mencapai empat puluh delapan kilometer. Kerajaan itu kini
sudah hancur. Masih ada puing-puing sisa istana Nebukadnezar
yang bisa dilihat, tetapi anak-anak manusia tidak berani masuk
ke sana, karena takut terhadap ular dan kalajengking yang me-
Kitab Yesaya 13:19-22
269
nguasai tempat itu.” Hendaknya jangan ada seorang pun yang
membanggakan istana-istana yang megah, sebab mereka tidak
bisa menjamin tempat-tempat itu tidak akan menjadi lebih buruk
dari sekadar pondok. Juga biarlah tidak ada seorang pun yang
menyangka rumah mereka akan ada untuk selama-lamanya (Mzm.
49:11), padahal mungkin tidak akan ada yang tersisa sedikit pun
selain dari puing-puing dan celaan mengenainya.
3. Ditegaskan bahwa kehancuran ini akan menimpa sebentar lagi
(ay. 22): Waktunya akan datang segera. Nubuat mengenai kehan-
curan Babel ini dimaksudkan sebagai dartikel ngan dan penghiburan
bagi umat Allah saat mereka ditawan di sana dan ditindas dengan
berat. Dan penggenapannya baru terjadi sekitar hampir 200 ta-
hun setelah nubuat itu diucapkan. Akan tetapi, hal itu memang
terjadi sesuai dengan waktu yang telah diperhitungkan mengenai-
nya. Saat umat Israel mengerang di bawah kuk berat perbudakan
Babel, terduduk menangis di tepian sungai-sungai Babel, dan
dicela dengan lagu-lagu Sion, saat penindas mereka yang ganas
itu begitu angkuh dan congkaknya (ay. 11), biarlah mereka tahu,
supaya mereka terhibur, bahwa hari kejatuhan Babel akan datang
segera, dan hari-hari kemakmurannya tidak akan diperpanjang
seperti sebelumnya. Saat Allah sudah mulai bertindak terhadap-
nya, Dia pun akan menuntaskannya. Demikianlah dikatakan
mengenai kehancuran Babel Perjanjian Baru, yang dilambangkan
oleh Babel sebelumnya, dalam satu jam saja sudah berlangsung
penghakimannya.
PASAL 14
Dalam pasal ini,
I. Beban lebih berat ditambahkan lagi kepada Babel, cartikel p un-
tuk menenggelamkannya seperti batu kilangan.
1. Kepentingan Israellah yang harus dibela dalam perseteru-
an dengan Babel ini (ay. 1-3).
2. Raja Babel, untuk saat ini, akan direndahkan dan ditak-
lukkan secara luar biasa (ay. 4-20).
3. Seluruh sartikel bangsa Babel akan dilenyapkan dan dimus-
nahkan (ay. 21-23).
II. Penegasan terhadap nubuat tentang kehancuran Babel, yang
merupakan suatu hal yang masih jauh, diberikan di sini da-
lam nubuat tentang hancurnya pasukan Asyur yang menye-
rang negeri itu, yang terjadi tidak lama setelah itu (ay. 24-27).
III. Keberhasilan Hizkia melawan orang-orang Filistin dinubuat-
kan di sini, dan keuntungan-keuntungan yang akan diper-
oleh rakyatnya dengan keberhasilan itu (ay. 28-32).
Janji-janji kepada Israel
(14:1-3)
1 Sebab TUHAN akan menyayangi Yakub dan akan memilih Israel sekali lagi
dan akan membiarkan mereka tinggal di tanah mereka, maka orang asing akan
menggabungkan diri kepada mereka dan akan berpadu dengan kaum ketu-
runan Yakub. 2 Bangsa-bangsa lain akan mengantar Israel pulang ke tempat-
nya, lalu kaum Israel akan memiliki bangsa-bangsa itu di tanah TUHAN sebagai
hamba-hamba lelaki dan hamba-hamba perempuan. Demikianlah mereka akan
menawan orang-orang yang menawan mereka dan akan berkuasa atas para
penindas mereka. 3 Maka pada hari TUHAN mengakhiri kesakitan dan kegeli-
sahanmu dan kerja paksa yang berat yang dipaksakan kepadamu,
272
Diberikan sebagai alasan di sini mengapa Babel harus digulingkan
dan dihancurkan, sebab Allah menyediakan belas kasihan bagi umat-
Nya, dan karena itu,
1. Luka-luka yang digoreskan kepada mereka harus diperhitungkan
dan dibalaskan kepada para penganiaya mereka. Belas kasihan
bagi Yakub akan menjadi murka dan kehancuran bagi musuh-
musuh bebuyutan Yakub, seperti Babel.
2. Kuk penindasan yang sudah lama diletakkan Babel pada leher
mereka harus dipatahkan, dan mereka harus dibebaskan. Untuk
itu, kehancuran Babel yaitu hal yang diperlukan seperti halnya
kehancuran Mesir dan Firaun supaya mereka dibebaskan dari
rumah perbudakan itu. Nubuat yang sama itu merupakan janji
bagi umat Allah dan ancaman bagi musuh-musuh mereka, seperti
halnya pemeliharaan ilahi yang sama mempunyai sisi terang
terhadap Israel dan sisi hitam atau gelap terhadap orang-orang
Mesir. Amatilah,
I. Dasar bagi perkenanan-perkenanan terhadap Yakub dan Israel
ini, yaitu kebaikan Allah terhadap mereka dan pilihan yang sudah
dibuat-Nya atas mereka (ay. 1): “TUHAN akan menyayangi Yakub,
keturunan Yakub yang sekarang menjadi tawanan di Babel. Ia
akan menunjukkan bahwa Ia menyayangi mereka dan menyedia-
kan belas kasihan bagi mereka, dan bahwa tidak untuk selama-
lamanya Ia hendak berbantah dengan mereka. Sebaliknya Ia akan
memilih mereka sekali lagi, akan kembali lagi kepada mereka.
Meskipun untuk sementara waktu Ia tampak menyangkal dan
menolak mereka, Ia akan menunjukkan bahwa mereka yaitu
umat pilihan-Nya dan bahwa pemilihan itu tetap berlaku.“ Bagai-
manapun tampaknya bagi kita, kasih setia Allah tidak lenyap,
tidak pula janji-Nya akan batal (Mzm. 77:9).
II. Perkenanan-perkenanan khusus yang dirancangkan-Nya bagi mereka.
1. Ia akan membawa mereka kembali ke tanah air mereka: TU-
HAN akan membiarkan mereka tinggal di tanah mereka, yang
darinya mereka sudah terusir. Berdiam di tanah suci, di tanah
perjanjian, yaitu buah dari belas kasihan Allah, belas kasih-
an yang istimewa.
Kitab Yesaya 14:1-3
273
2. Banyak orang akan memeluk agama mereka yang kudus, dan
akan kembali bersama-sama mereka, terdorong untuk berbuat
demikian oleh tanda-tanda nyata dari hadirat Allah yang
berkenan bersama mereka, bekerjanya anugerah Allah dalam
diri mereka, dan pemeliharaan-Nya terhadap mereka: Orang
asing akan menggabungkan diri kepada mereka, sambil ber-
kata, “Kami mau pergi menyertai kamu, sebab telah kami de-
ngar, bahwa Allah menyertai kamu!” (Zak. 8:23). Kehormatan
dan kekuatan Israel bertambah besar ketika orang-orang asing
bergabung dengan mereka, dan ke dalam jemaat ditambahkan
banyak orang dari luar (Kis. 2:47). Janganlah anak-anak je-
maat malu terhadap orang asing, tetapi terimalah mereka yang
diterima Allah, dan akuilah mereka yang melekat pada kaum
keturunan Yakub.
3. Para petobat baru ini tidak hanya membawa pujian bagi ke-
pentingan bangsa Israel, tetapi juga sangat menolong dan ber-
guna bagi mereka ketika mereka kembali pulang: Bangsa-
bangsa lain yang di antaranya mereka hidup akan mengantar
mereka, merawat mereka, mengasihani mereka, dan akan
membawa mereka pulang ke tempat mereka – sebagai teman-
teman, yang enggan berpisah dengan kawan yang begitu baik –
sebagai hamba-hamba, yang bersedia melakukan semua pe-
kerjaan baik yang dapat mereka lakukan bagi bangsa Israel.
Umat Allah, di mana pun mereka terdampar, harus berusaha
mendapat tempat di masyarakat sekitar mereka, melalui se-
mua perilaku yang patut diteladani dan memenangkan hati,
dan membuat agama dipandang baik di mata mereka. Hal ini
digenapi dalam kembalinya para tawanan dari Babel, ketika
semua orang di sekitar mereka, sesuai dengan pernyataan
Koresh, ikut berperan ketika mereka pindah (Ezr. 1:4, 6). Bu-
kan seperti orang Mesir, karena mereka muak dengan orang
Israel, tetapi karena mereka mengasihi orang Israel.
4. Orang Israel akan mendapat keuntungan dari pelayanan bang-
sa-bangsa asing itu apabila bangsa itu sudah kembali pulang,
sebab banyak orang memilih pergi bersama mereka dalam
keadaan paling hina, daripada tidak pergi bersama mereka:
Kaum Israel akan memiliki bangsa-bangsa itu di tanah TUHAN
sebagai hamba-hamba lelaki dan hamba-hamba perempuan.
Seperti halnya hartikel m-hartikel m tanah Israel mencegah tanah
274
itu menjadi neraka bagi hamba-hamba, asalkan mereka tidak
ditindas, demikian pula keuntungan-keuntungan dari tanah
itu menjadikannya seperti sorga bagi hamba-hamba yang se-
belumnya merupakan orang asing bagi perjanjian-perjanjian
ilahi. Sebab satu hartikel m saja akan berlaku untuk orang asli
dan untuk orang asing yang menetap di tengah-tengah kamu.
Mereka yang terdampar di tanah TUHAN, tanah terang, harus
memberi perhatian supaya hamba-hamba lelaki dan hamba-
hamba perempuan mereka dapat ikut merasakan keuntungan
dari tanah itu. Maka hamba-hamba itu akan mendapati bahwa
lebih baik dimiliki di tanah TUHAN daripada menjadi pemilik
di tanah lain.
5. Bangsa Israel akan menang atas musuh-musuh mereka, dan
orang-orang yang tidak mau berdamai dengan mereka akan
diturunkan dan direndahkan oleh mereka: Demikianlah mereka
akan menawan orang-orang yang menawan mereka dan akan
berkuasa atas para penindas mereka, di dalam kebajikan, bu-
kan untuk membalas dendam. Orang-orang Yahudi mungkin
membeli tawanan-tawanan Babel dari tangan bangsa Madai dan
Persia, dan menjadikan mereka budak. Atau ini mungkin men-
dapat penggenapannya dalam kemenangan-kemenangan mere-
ka atas musuh-musuh mereka pada zaman Makabe. Hal ini
dapat juga diterapkan pada keberhasilan Injil (ketika orang-
orang yang sebelumnya memberikan perlawanan besar terha-
dap Injil kemudian menjadi patuh padanya, seperti Paulus).
Itu juga dapat diterapkan pada kepentingan yang dimiliki
orang-orang percaya di dalam kemenangan-kemenangan Kris-
tus atas musuh-musuh rohani mereka, ketika Ia membawa
tawanan-tawanan. Atau hal itu dapat diterapkan pada kuasa
yang mereka peroleh atas kebobrokan-kebobrokan mereka
sendiri, dan pada pemerintahan yang akan dimiliki oleh orang
benar di hari yang baru (Mzm. 49:15, KJV).
6. Mereka akan melihat akhir yang membahagiakan dari semua
penderitaan mereka (ay. 3): TUHAN mengakhiri kesakitan dan
kegelisahanmu dan kerja paksa yang berat. Allah sendiri turun
tangan untuk mengerjakan sebuah perubahan yang terberkati,
(1) Dalam keadaan mereka. Kerja paksa mereka yang berat
akan berakhir. Hari-hari kesengsaraan mereka, meskipun
banyak, akan berakhir. Dan tongkat orang fasik, meskipun
Kitab Yesaya 14:4-23
275
terjulur dalam waktu yang lama, tidak akan selalu terjulur
kepada mereka.
(2) Dalam roh mereka. Kesakitan dan kegelisahan mereka akan
berakhir, yaitu beban yang mereka rasakan menimpa mere-
ka pada saat ini, dan ketakutan akan terjadinya hal yang
lebih buruk nanti. Kadang-kadang ketakutan membuat jiwa
bergejolak, sama seperti kesedihan, dan karena itu orang-
orang yang sudah dibebaskan Allah dari ketakutan dan
kesedihan pasti akan merasa sangat tenteram. Mereka yang
sudah dibebaskan dari belenggu dosa mendapatkan landas-
an bagi perhentian yang sesungguhnya dari kesakitan dan
kegelisahan.
Hartikel man bagi Raja Babel
(14:4-23)
4 maka engkau akan memperdengarkan ejekan ini tentang raja Babel, dan
berkata: “Wah, sudah berakhir si penindas sudah berakhir orang lalim! 5
TUHAN telah mematahkan tongkat orang-orang fasik, gada orang-orang yang
memerintah, 6 yang memartikel l bangsa-bangsa dengan gemas, dengan partikel lan
yang tidak putus-putusnya; yang menginjak-injak bangsa-bangsa dalam
murka dengan tiada henti-hentinya. 7 Segenap bumi sudah aman dan ten-
teram; orang bergembira dengan sorak-sorai. 8 Juga pohon-pohon sanobar
dan pohon-pohon aras di Libanon bersukacita karena kejatuhanmu, katanya:
‘Dari sejak engkau rebah terbaring, tidak ada lagi orang yang naik untuk
menebang kami!’ 9 Dunia orang mati yang di bawah gemetar untuk menyong-
song kedatanganmu, dijagakannya arwah-arwah bagimu, yaitu semua bekas
pemimpin di bumi; semua bekas raja bangsa-bangsa dibangunkannya dari
takhta mereka. 10 Sekaliannya mereka mulai berbicara dan berkata kepada-
mu: ‘Engkau juga telah menjadi lemah seperti kami, sudah menjadi sama
seperti kami!’ 11 Ke dunia orang mati sudah diturunkan kemegahanmu dan
bunyi gambus-gambusmu; ulat-ulat dibentangkan sebagai lapik tidurmu,
dan cacing-cacing sebagai selimutmu.” 12 “Wah, engkau sudah jatuh dari
langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh
ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! 13 Engkau yang tadinya
berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan
takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas
bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. 14 Aku hendak naik mengatasi
ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi! 15 Sebaliknya, ke
dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke tempat yang paling dalam di
liang kubur. 16 Orang-orang yang melihat engkau akan memperhatikan dan
mengamat-amati engkau, katanya: Inikah dia yang telah membuat bumi
gemetar, dan yang telah membuat kerajaan-kerajaan bergoncang, 17 yang
telah membuat dunia seperti padang gurun, dan menghancurkan kota-
kotanya, yang tidak melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke
rumah? 18 Semua bekas raja bangsa-bangsa berbaring dalam kemuliaan,
masing-masing dalam rumah kuburnya. 19 Tetapi engkau ini telah terlempar,
jauh dari kuburmu, seperti taruk yang jijik, ditutupi dengan mayat orang-
276
orang yang tertikam oleh pedang dan jatuh tercampak ke batu-batu liang
kubur seperti bangkai yang terinjak-injak. 20 Engkau tidak akan bersama-
sama dengan raja-raja itu di dalam kubur, sebab engkau telah merusak
negerimu dan membunuh rakyatmu. Anak cucu orang yang berbuat jahat
tidak akan disebut-sebut untuk selama-lamanya. 21 Dirikanlah bagi anak-
anaknya tempat pembantaian, oleh karena kesalahan nenek moyang mereka,
supaya mereka jangan bangun dan menduduki bumi dan memenuhi dunia
dengan kota-kota. 22 “Aku akan bangkit melawan mereka,” demikianlah fir-
man TUHAN semesta alam, “Aku akan melenyapkan nama Babel dan sisa-
nya, anak cucu dan anak cicitnya,” demikianlah firman TUHAN. 23 “Aku akan
membuat Babel menjadi milik landak dan menjadi air rawa-rawa, dan kota
itu akan Kusapu bersih dan Kupunahkan,” demikianlah firman TUHAN
semesta alam.
Raja-raja Babel, turun-temurun, yaitu musuh-musuh besar dan
para penindas umat Allah, dan karena itu kehancuran Babel, keja-
tuhan rajanya, dan kehancuran keluarganya, di sini diperhatikan dan
dirayakan secara khusus. Pada hari ketika Allah mengakhiri penderi-
taan bangsa Israel, mereka akan memperdengarkan ejekan ini tentang
raja Babel. Kita tidak boleh bersukacita ketika musuh kita jatuh,
sebagai musuh kita. Tetapi ketika Babel, musuh bersama bagi Allah
dan Israel-Nya, tenggelam, maka bersukacitalah atas dia, hai sorga,
dan kamu, hai orang-orang kudus, rasul-rasul dan nabi-nabi (Why.
18:20). Kerajaan Babel mengaku-ngaku sebagai kerajaan yang mut-
lak, berkuasa di mana-mana, dan langgeng, dan dalam pengakuan-
pengakuan ini, hendak menyaingi Yang Mahakuasa. Oleh sebab itu,
sangat wajar, bukan saja untuk merendahkannya, tetapi juga meng-
hinanya ketika ia jatuh. Dan bukan hanya raja terakhir, Belsyazar,
yang terbunuh pada malam ketika Babel diserbu (Dan. 5:30), yang di
sini disoraki, melainkan juga seluruh kerajaan, yang tenggelam di
dalam dia. Ini juga bukannya tanpa merujuk secara khusus pada
Nebukadnezar, yang semasa kekuasaannya kerajaan itu mencapai
puncaknya. Sekarang di sini,
I. Jatuhnya raja Babel dirayakan dengan sukacita. Dan sebuah gu-
bahan yang teramat menarik dan elok dipersiapkan di sini, bukan
untuk menghiasi kereta jenazah atau makamnya, melainkan
untuk membukakan ingatan akan dia dan memberikan cap yang
buruk kepadanya untuk selamanya. Gubahan itu memberi kita
gambaran tentang kehidupan dan kematian sang raja perkasa ini,
bagaimana ia turun ke dunia orang mati, meskipun sebelumnya ia
menjadi ketakutan terhadap pahlawan-pahlawan yang meliputi
Kitab Yesaya 14:4-23
277
dunia orang-orang hidup (Yeh. 32:27). Dalam perumpamaan ini
kita dapat mengamati,
1. Puncak kekayaan dan kekuasaan luar biasa yang dicapai oleh
sang raja dan kerajaan ini. Babel yaitu kota emas (ay. 4, KJV;
ini kata aslinya dalam bahasa Aram, yang menyiratkan bahwa
ia dulu biasa menyebut dirinya demikian). Begitu melimpah-
nya ia dalam kekayaan dan mengungguli kota-kota lain, seper-
ti emas mengungguli semua logam lain. Ia haus emas, atau
pemeras emas (demikian sebagian orang membacanya). Sebab
bagaimana orang memperoleh kekayaan bagi diri mereka sen-
diri selain dengan memerasnya dari orang lain? Yerusalem
Baru yaitu satu-satunya kota emas yang sebenarnya (Why.
21:18, 21). Raja Babel, karena memiliki kekayaan yang begitu
banyak dalam wilayah-wilayah kekuasaannya dan berkuasa
mutlak atasnya, menginjak-injak bangsa-bangsa (ay. 6) dengan
bantuan itu, memberi mereka hartikel m, membacakan hartikel m-
an-hartikel man yang akan menimpa mereka, dan sesuka hati
mengalahkan bangsa-bangsa (ay. 12), supaya mereka tidak
mampu maju melawannya. Pasukan-pasukan yang sedemikian
besar dan berjayalah yang dibawanya ke medan pertempuran,
sehingga ke arah mana pun ia memandang, ia membuat bumi
gemetar, dan kerajaan-kerajaan bergoncang (ay. 16). Semua
tetangganya takut kepadanya, dan dipaksa untuk tunduk ke-
padanya. Tak seorang pun dapat melakukan ini dengan ke-
kuatan pribadinya sendiri, tetapi dengan banyaknya orang
yang dapat dia perintah untuk bertindak. Para penguasa yang
sangat lalim, dengan membuat sebagian orang melakukan apa
yang mereka mau, membuat sebagian yang lain menderita
atas apa saja yang mereka inginkan. Betapa malangnya keada-
an umat manusia, yang dengan demikian tampak bersatu me-
lawan dirinya sendiri, hak-haknya dan kebebasannya sendiri,
yang tidak dapat dihancurkan kecuali dengan kekuatannya
sendiri!
2. Penyalahgunaan yang menyedihkan terhadap semua kekayaan
dan kekuasaan ini, yang atasnya raja Babel bersalah, dalam
dua hal:
(1) Penindasan dan kekejaman besar. Ia dikenal dengan nama
penindas (ay. 4). Ia memiliki gada orang-orang yang meme-
278
rintah (ay. 5), dapat memerintah semua pemimpin di seke-
lilingnya. Tetapi itu yaitu tongkat orang-orang fasik, tong-
kat yang dengannya ia menopang dirinya sendiri dalam
kefasikannya dan dengan fasik menghantam semua orang
di sekelilingnya. Ia memartikel l bangsa-bangsa, bukan dalam
keadilan, untuk memperbaiki dan memperbarui mereka,
melainkan dalam murka (ay. 6), untuk melampiaskan keben-
cian-kebencian dan kekesalannya sendiri. Dan itu dilakukan
dengan partikel lan yang tidak putus-putusnya, dengan menge-
jar mereka dengan pasukan-pasukannya, tanpa memberi
mereka waktu untuk beristirahat, untuk bernafas, untuk
mengadakan gencatan senjata. Ia memerintah bangsa-
bangsa, namun ia memerintah mereka dalam murka. Se-
gala sesuatu yang dia katakan dan lakukan, diperbuatnya
dalam amarah, sehingga dia yang memerintah semua orang
di sekelilingnya tidak dapat memerintah dirinya sendiri. Ia
telah membuat dunia seperti padang gurun, seolah-olah dia
berbangga karena sudah menjadi wabah bagi angkatannya
dan kutuk bagi umat manusia (ay. 17). Raja-raja besar
biasanya bermegah dalam mendirikan kota-kota, tetapi dia
bermegah dalam menghancurkannya. Lihat Mazmur 9:7.
Dua contoh khusus dari kelalimannya, yang lebih buruk
daripada yang lain, diberikan di sini:
[1] Bahwa ia berlaku keras terhadap para tawanannya (ay.
17): Ia tidak melepaskan orang-orangnya yang terku-
rung. Ia tidak membebaskan mereka untuk pulang ke ru-
mah (demikian dalam tafsiran yang agak luas). Ia tetap
mengurung mereka, dan tidak akan mengizinkan siapa
saja kembali ke negeri mereka sendiri. Hal ini merujuk
terutama kepada orang-orang Yahudi, dan itulah yang
memenuhi takaran kejahatan sang raja Babel, bahwa ia
telah menahan umat Allah di dalam tawanan dan tidak
mau membebaskan mereka sama sekali. Bahkan,
dengan mencemarkan perkakas-perkakas bait Allah di
Yerusalem, itu sama saja dengan berkata bahwa per-
kakas-perkakas itu tidak boleh digunakan lagi seperti
dulu (Dan. 5:3). Oleh karena itu, ia dengan cepat dan
adil diganti oleh orang yang tindakan pertamanya yaitu
Kitab Yesaya 14:4-23
279
membuka penjara para tahanan yang yaitu umat Allah
dan membawa pulang perkakas-perkakas bait suci.
[2] Bahwa ia menindas rakyatnya sendiri (ay. 20): Engkau
telah merusak negerimu dan membunuh rakyatmu. Apa
yang dia peroleh dengan hal itu, sementara kekayaan ne-
geri dan banyaknya rakyat yaitu kekuatan dan kehor-
matan sang raja, yang tidak akan memerintah dengan
begitu aman, begitu mulia, seperti apabila ia memerintah
di dalam hati dan perasaan rakyatnya? Tetapi para pe-
nguasa yang lalim mengorbankan kepentingan-kepen-
tingan rakyat demi hawa nafsu dan amarah mereka.
Allah akan mengadakan perhitungan dengan mereka
atas perlakuan mereka yang biadab terhadap orang-
orang yang berada di bawah kekuasaan mereka, yang
mereka pikir dapat mereka manfaatkan sesuka mereka.
(2) Kesombongan dan keangkuhan yang besar. Diberikan perha-
tian di sini tentang kemegahannya, kemewahan iring-iring-
annya (ay. 11). Ia ingin tampil semegah-megahnya. Tetapi itu
bukan yang terburuk. Watak pikirannya, dan tingginya pikir-
annya, itulah yang membuatnya matang untuk kehancuran
(ay. 13-14): Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu,
seperti Lusifer, Aku hendak naik ke langit. Inilah bahasa
kesombongannya, yang mungkin dipinjam dari bahasa para
malaikat yang jatuh, yang karena tidak puas dengan derajat
awal mereka, dengan tempat yang ditentukan untuk mereka,
ingin menyaingi Allah, dan menjadi bukan hanya lepas dari
Dia, tetapi juga setara dengan-Nya. Atau mungkin itu meru-
juk pada kisah Nebukadnezar, yang ketika ingin menjadi
lebih dari manusia, secara adil diubah menjadi seperti bina-
tang (Dan. 4:30). Raja Babel di sini menjanjikan dirinya sen-
diri,
[1] Bahwa dalam kemegahan dan kekuasaan ia akan me-
lampaui semua negeri tetangganya, dan akan mencapai
puncak kejayaan dan kebahagiaan duniawi, bahwa ia
akan menjadi besar dan berbahagia seperti yang dapat
diberikan dunia ini kepadanya. Itulah sorga bagi orang
yang berhati duniawi, dan ke situlah ia berharap akan
naik, dan berada tinggi jauh mengatasi orang-orang di
280
sekelilingnya seperti langit mengatasi bumi. Para raja
yaitu bintang-bintang Allah, yang memberikan sedikit
banyak terang bagi dunia yang gelap ini (Mat. 24:29).
Tetapi raja Babel mau meninggikan takhtanya meng-
atasi mereka semua.
[2] Bahwa ia secara khusus akan menghina Gunung Sion
Allah, yang tampaknya dibenci secara khusus oleh Bel-
syazar, dalam pesta pora dan kemabukannya yang ter-
akhir, ketika dia meminta dibawakan perkakas-perka-
kas dari bait suci di Yerusalem, untuk mencemarkan-
nya. Lihat Daniel 5:2. Dalam keinginan hati yang sama
ia berkata di sini, aku hendak duduk di atas bukit per-
temuan (itu kata yang sama yang dipakai untuk pertemu-
an-pertemuan kudus), jauh di sebelah utara, yang di situ
Gunung Sion dikatakan terletak (Mzm. 48:3). Mungkin
Belsyazar membayangkan melakukan suatu perjalanan
ke Yerusalem, untuk bersorak atas reruntuhannya, keti-
ka Allah membinasakan dia.
[3] Bahwa ia mau bersaing dengan Allah Israel, yang ten-
tang-Nya ia memang sudah mendengar hal-hal yang mu-
lia, bahwa Ia menempatkan kediaman-Nya mengatasi ke-
tinggian awan-awan. “Tetapi ke sana,” katanya, “Aku
akan naik, dan menjadi besar seperti Dia. Aku akan men-
jadi seperti Dia yang mereka sebut Yang Mahatinggi.”
Suatu keinginan yang penuh anugerah jika kita men-
dambakan menjadi seperti Yang Mahakudus, sebab Ia
telah berkata, kuduslah kamu, sebab Aku kudus. Tetapi
suatu keinginan yang berdosa untuk berusaha menjadi
seperti Yang Mahatinggi, sebab Ia telah berkata, barang-
siapa meninggikan diri, ia akan direndahkan. Dan Iblis
berhasil memperdaya orangtua kita yang pertama untuk
makan buah terlarang dengan menjanjikan mereka akan
menjadi seperti Allah.
[4] Bahwa ia sendiri akan didewakan setelah kematiannya,
seperti halnya beberapa pendiri pertama kerajaan Asyur,
dan bahkan bintang-bintang disebut dengan nama-nama
mereka. “Akan tetapi,” katanya, “Aku hendak mendirikan
takhtaku mengatasi mereka semua.” Seperti inilah kesom-
Kitab Yesaya 14:4-23
281
bongannya, yang merupakan suatu pertanda buruk yang
tidak dapat diragukan lagi akan kehancurannya.
3. Kehancuran menyeluruh yang akan menimpa dia. Sudah di-
nubuatkan,
(1) Bahwa kekayaan dan kekuasaannya akan dihancurkan,
dan akan ada akhir bagi kemegahan dan kesenangannya.
Sudah lama ia menjadi penindas, tetapi ia akan berhenti
sebagai penindas (ay. 4). Seandainya ia berhenti menjadi
penindas melalui pertobatan dan pembaruan hati yang
sejati, sesuai nasihat yang diberikan Daniel kepada Nebu-
kadnezar, maka itu mungkin akan memperpanjang hidup
dan ketenteramannya. Tetapi barangsiapa tidak mau ber-
henti berbuat dosa, akan dibuat berhenti oleh Allah. “Kota
emas, yang dianggap orang mungkin akan berlangsung se-
lamanya, sudah berakhir. Ada akhir bagi Babel itu. Tuhan,
Allah yang benar, telah mematahkan tongkat dari raja yang
fasik itu, mematahkannya di atas kepalanya, sebagai per-
tanda dilucutinya dia dari jabatannya. Allah telah mengam-
bil kekuasaannya dari dia, dan membuatnya tidak mampu
melakukan kejahatan lagi: Ia telah mematahkan tongkat-
tongkatnya. Sebab tongkat kekuasaan sekalipun yaitu
barang yang rapuh, cepat patah, dan sering kali sudah se-
pantasnya demikian.”
(2) Bahwa ia sendiri akan ditangkap: Dia dianiaya (ay. 6, KJV).
Tangan-tangan yang keras akan menyerang dia, dan tak
seorang pun yang mencegah. Sudah menjadi nasib yang
biasa menimpa para penguasa yang lalim, ketika mereka
jatuh ke dalam kekuatan musuh-musuh mereka, untuk
ditinggalkan oleh orang-orang yang menyanjung mereka,
yang mereka sangka sebagai teman-teman mereka. Kita
membaca tentang seorang musuh lain seperti ini, yang
tentangnya dinubuatkan bahwa ia akan menemui ajalnya
dan tidak ada seorang pun yang menolongnya (Dan. 11:45).
Demikian pula Kaisar Tiberius dan Nero melihat diri mere-
ka ditinggalkan.
(3) Bahwa ia akan dibunuh, dan turun ke tempat arwah-arwah
berkumpul, untuk tinggal di antara orang-orang mati, seperti
orang-orang yang mati dibunuh tidak diingat lagi (Mzm.
282
88:6). Ia akan menjadi lemah seperti orang mati, dan men-
jadi seperti mereka (ay. 10). Kemegahannya diturunkan ke
dunia orang mati (ay. 11), maksudnya kemegahan itu bina-
sa bersamanya. Kemegahan hidupnya tidak akan, seperti
pada umumnya, berakhir dalam pemakaman yang megah.
Kemuliaan yang sejati (yaitu anugerah yang sejati) akan
naik bersama jiwa ke sorga, tetapi kemegahan yang sia-sia
akan turun bersama raga ke dalam kubur: di sanalah akhir
dari kemegahannya. Bunyi gambus-gambusnya kini tak ter-
dengar lagi. Kematian yaitu perpisahan terhadap kese-
nangan, dan juga kemegahan dunia ini. Raja yang perkasa
ini, yang dulu terbiasa berbaring di tempat tidur yang ter-
buat dari bulu-bulu halus, menginjak permadani-perma-
dani yang mahal, ditutupi selimut dan tirai yang elok dan
indah, sekarang kepadanya ulat-ulat dibentangkan sebagai
lapik tidurnya, dan cacing-cacing sebagai selimutnya, ca-
cing-cacing yang tumbuh dari jasadnya sendiri yang mem-
busuk. Meskipun ia mengkhayalkan dirinya sebagai dewa,
ternyata dia hanya terbuat dari bahan yang sama seperti
orang lain. Ketika kita memanjakan dan menghiasi tubuh
kita, ada baiknya kita ingat bahwa tidak lama lagi tubuh
kita akan menjadi makanan cacing.
(4) Bahwa ia tidak akan mendapat kehormatan untuk dima-
kamkan, apalagi dimakamkan secara layak dan di pema-
kaman nenek moyangnya. Semua bekas raja bangsa-bang-
sa berbaring dalam kemuliaan (ay. 18), entah jasad-jasad
mereka sendiri diawetkan sedemikian rupa sehingga tidak
membusuk, seperti pada zaman dulu di antara orang-orang
Mesir, atau patung-patung mereka (seperti pada kita) didiri-
kan di atas makam-makam mereka. Demikianlah, seolah-
olah ingin menentang cela kematian, mereka berbaring
seolah-olah dalam kemuliaan yang lemah dan redup,
masing-masing dalam rumahnya, yaitu rumah kuburnya
(sebab kubur yaitu rumah yang ditentukan bagi semua
yang hidup), rumah tidur, di mana mereka yang sibuk dan
mengganggu akan berbaring dalam diam, dan yang susah
dan lelah beristirahat dengan tenang. Tetapi raja Babel ini
terlempar dan tidak ada kuburnya (ay. 19). Jasadnya dilem-
parkan, seperti bangkai binatang, ke dalam parit atau ke
Kitab Yesaya 14:4-23
283
dalam pembuangan sampah di depan, seperti taruk yang
jijik dari suatu tanaman yang beracun dan berbahaya, yang
tak akan disentuh oleh siapa pun. Atau seperti pakaian
para penjahat yang dihartikel m mati, dan oleh tangan keadil-
an tertikam oleh pedang, dan di atas mayatnya tumpukan-
tumpukan batu didirikan, atau mayat mereka dilemparkan
ke suatu tambang yang dalam di antara batu-batu liang
kubur. Bahkan, jasad raja Babel akan menjadi seperti
bangkai dari orang-orang yang gugur di medan pertempur-
an, yang terinjak-injak oleh kuda dan tentara dan menjadi
remuk redam. Dengan demikian, ia tidak akan bersama-
sama dengan raja-raja itu di dalam kubur (ay. 20). Tidak
mendapatkan penguburan yang layak yaitu aib, yang jika
terjadi demi kebenaran (seperti dalam Mzm. 79:2) dapat
membuat kita, seperti celaan-celaan lain yang serupa,
bersukacita atasnya (Mat. 5:12). Itulah nasib yang menim-
pa dua saksi Allah (Why. 11:9). Tetapi jika, seperti di sini,
tidak mendapat penguburan yang layak menjadi hartikel man
yang adil bagi kejahatan, maka hal tersebut mengisyarat-
kan bahwa kejahatan akan mengejar-ngejar orang-orang
berdosa yang tidak mau bertobat bahkan setelah mati se-
kalipun, yang sungguh buruk, dan bahwa mereka akan ba-
ngun untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal.
4. Keriuhan sorak-sorai menyambut kejatuhannya.
(1) Orang-orang yang berada di bawah seorang penguasa yang
sangat l